nah, ini pendapat yg lumayan bijak..

Saya kira ada yg perlu disosialisasikan para Dokter kepada khalayak
yaitu dgn metode atau sistematika apa atau dgn akunting yg bagaimana
seorang Dokter menetapkan tarif? 

Berdasar sistem Islam, hanya 2,5% yg boleh diambil keuntungan dari
sebuah produk maupun jasa.. sebaliknya Berdasar sistem kapitalist,
yaitu berdasar mekanisme pasar dimana produk yg paling dibutuhkan,
harganya akan melejit naik sesuai hukum permintaan penawaran..Apa
nilai begini yg dianut Dokter-dokter saya? 

Saya kira dokter saya juga perlu menetapkan sebuah anutan atau pedoman
umum ttg penetapan tarif.... 

Dunia perdagangan saja telah  punya penetapan tarif import eksport,
termasuk pajak rendah, discount, dan keringanan-keringan atau insentif...

Semestinya para Dokter juga haruslah punya semacam
keringanan-keringanan bagi pasien yg ditangani, jangan ,main pukul
rata... Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) juga semestinya sudah harus
mengeluarkan pedoman ambang batas atau nilai uang maksimal bagi sebuah
tindakan medik bagi pasien-pasien... Sementara dunia farmasi dituntut
oleh pemerintah menetapkan nilai maksimal sebuah produk Obat, kenapa
para Dokter-dokter saya dan institusinya tidak melakukannya?

Ini yg saya protes dan dampaknya lumayan dahsyat bagi pasien tak mampu
dan butuh obat yaitu pemiskinan secara ekonomi.. tidak mungkin seorang
pasien perlu kekelurahan dulu ngurus surat miskin supaya dapat
keringanan setiap mau berobat, atau susah payah ngurus Askes dan
jamsostek bagi buruh dan pekerja... 

Saya kira kalau biaya berobat bisa ditekan rendah , maka Sumber daya
manusia Kita akan lebih baik yaitu kemampuan daya belinya meningkat
dan Ekonomi bergerak berlanjut keperbaikan kesejahteraan umum secara
massal..

Ada tiga indikator yaitu : satu : Pendidikan murah, Kesehatan baik dan
Daya beli...

kalau kesehatan mahal dan berat bagi sebagian bangsa ini, maka akan
berimbas pada daya belinya termasuk kemampuan ekonominya untuk
mendapat pendidikan baik akan lemah dan terbatas..

Saya bukannya menghina Dokter-dokter saya, tetapi saya memberikan
perspektif lain... Penilaian bukan hanya datang dari diri sendiri atau
rekan seprofesi tetapi juga dari konsumen dan stakeholder yaitu
Masyarakat awam...


Sang





--- In dokter@yahoogroups.com, aris winandar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sejawat,
>    
>   Menyimak dan mendalami permasalahan yang diangkat patutlah
pendapat pribadi dari 
>   the_sangkakala@ yahoo.com, dikatagorikan belum memahami Profesi
Kedokteran berkaitan erat dengan keadaan kesehatan masyarakat luas dan
tanggung jawab terhadap Bangsa dan Negara ini.
>   Karena belum memahami maka pendapat Pribadi tersebut sangat
intuitif dan tidak mempunyai nilai kemaknaan minimal lebih dari 60%,
dan sebaliknya sebagai kalangan yang lebih tahu harus bertanggung
jawab memberikan Pencerahan agar kita tidak mendapatkan Fitnah
dikemudian hari.
>    
>   Silahkan sahabatku Sang, jika ada friksi pendapat diantara kita
untuk dibicarakan agar nantinya diharapkan dapat menghasilkan Sikap
dan Kesan baru terhadap Profesi dokter dengan baik dan benar ditengah
Masyarakat.
>    
>   Salam
>   Aris Winandar
>   
> 
> diah taman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>           Setuju 100%.
> 
> pak nawir, Jinju
> 
> Russel spt <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> Dear All,
> 
> mohon tidak lagi menanggapi issue subjektif dan provokatif dari yang
menamakan diri Sang.
> 
> Mohon moderator untuk memblokir massages dari orang tersebut agar
anggota milis tidak terjebak pada perdebatan yang tidak konstruktif.
> 
> banyak pertanyaan dari orang lain yang perlu bantuan dan dijawab
teman sejawat sekalian dan lebih bermanfaat.
> 
> russel. s
> 
> Sang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya kira yg pantas disorot adalah pribadi per pribadi... pada
> dasarnya profesi Dokter itu mulia yaitu meringankan dan menyembuhkan
> derita orang-orang yg lagi terserang penyakit..
> 
> Tapi yg disorot adalah imbal jasa yg diminta oleh banyak dokter-dokter
> kita yg nyata-nyata berorientasi komersial, bukan berpaham sosial...
> 
> Saya kira kalau begini terus, dokter telah berlaku sebagai penghisap
> daya ekonomi orang-orang yg lagi terkena musibah penyakit dan
> memperlemah nilai ekonomi orang tersebut tersebab tarif yg mencekik
> lehernya dan membkin dia terduduk memikirkan biaya yg harus
> dikeluarkannya hanya untuk mendapatkan kesembuhan diri...
> 
> Saya perlu tekankan, penyakit adalah sebuah kemalangan, jangan lagi
> ditambah kemalangan itu dgn himpitan biaya hidup yg tak tertanggung
> oleh si pasien.. lihat-lihat dulu dgn siapa si dokter berhadapan,
> mungkin pakaiannya necis atau dia berkendaraan pribadi,tetapi bukan
> berarti dia punya uang berlebih untuk bikin dokter-dokter kita bisa
> makin kaya dan makin kaya.. itu artinya memperkaya diri ditengah
> penderitaan orang.. tidak ada bedanya dgn lintah darat!
> 
> Sang
> 
> --- In dokter@yahoogroups.com, aris winandar <aris_winandar@> wrote:
> >
> > Dear all,
> > 
> > Ini hanya urun rembuk aja.
> > Agar tidak ada miss understanding diantara kita yang dimaksud
> dokter disini adalah Profesinya atau Individunya Si Dokter tersebut ?.
> > 
> > PROFESI Kedokteran (dokter / dokter gigi) termasuk profesi yang
> sudah berusia tua, yaitu sejak dikumandangkannya Sumpah Hippocrates
> yang terkenal. Profesi ini tetap dipandang sebagai profesi mulia
> karena sumpah, sifat dan fungsinya yang memberi pelayanan di bidang
> kesehatan secara menyeluruh sejak masa pembuahan. 
> > Pelayanan Kesehatan secara menyeluruh artinya meliputi usaha-usaha
> pencegahan (profilaktif), pengobatan (kuratif), pemulihan
> (rehabilitatif) dan peningkatan kesehatan (promotif). 
> > 
> > Dengan perangkat keilmuan dan ketrampilannya, profesi Kedokteran
> juga mempunyai karakteristik yang khas dalam bentuk pembenaran yang
> diberikan oleh hukum untuk melakukan intervensi (tindakan) medis
> terhadap tubuh manusia. Intervensi medis terhadap tubuh menusia yang
> dilakukan oleh bukan tenaga medis dapat digolongkan sebagai tindak
> pidana, semuanya diatur dalam KODEKI = Kode Etik Kedokteran.
> > 
> > Jadi Para pelayan Kesehatan punya etika tersendiri, kalau ada
> tindakan medis dari seorang dokter yang ternyata dinilai sebagai
> malpraktik, lanjutnya, pihak IDI tak bisa langsung mengatakan bahwa
> itu malpraktik. Harus ada penyelidikan dulu secara profesi apakah
> memang langkah tersebut melanggar dan malpraktik atau justru
> dibenarkan berdasarkan medis. ''Jadi, bukannya kami membela dokter
> karena profesinya sama. Tidak, itu tak benar,'' Karena itu, pria yang
> bermotto ''bekerja dan berdoa'' itu berharap agar sistem kesehatan
> semakin dipahami masyarakat luas dan juga melibatkan pemberdayaan
> masyarakat di dalamnya. Maka, ia menilai perlu ada perubahan pandangan
> dari paradigma sakit ke sehat di masyarakat dan pemerintah. 
> > 
> > PENDAPAT PRIBADI : Di Indonesia yang katanya masih menganut
> budaya timur (kecuali gaya hidup cosmo yg wowww, tentunya) memang
> berkembang semacam `apa2 gak enak`. Termasuk di dalamnya, gak enak
> ngomong, gak enak menuntut dll,
> > budaya gak enak ini membuat posisi dokter-pasien jadi rumit. Apalagi
> > dalam kasus profesi dokter, memang betul yg berkembang dalam kepala
> > kita, dokter itu profesi mulia dan cenderung social. Wong nolong orang
> > sakit kok bicarain uang/tarif dulu... Kejam sekali..
> > 
> > Sudut pandang itu kalau kita mau ubah sebagai, dokter itu ya profesi,
> > sama seperti profesi2 yg lain. Tidak akan muncul kata `kejam sekali`.
> > Hal itulah yang mungkin sudah telanjur berkembang dan di anut. Kita
> > sebagai masyarakat pengguna jasa dokter suka lupa untuk menghormati
> > profesi dokter selain menuntut jasanya yang harus selalu prima. Lupa
> > bahwa untuk mencapai profesi itu, sama seperti profesi lainnya harus
> > menempuh jalan yang menghabiskan banyak biaya, waktu, tenaga dan
> > pikiran. Lupa bahwa dokter juga perlu makan dan menghidupi
keluarganya.
> > Nah, yang paling fatal, lupa kalau dokter itu bukan Tuhan yang selalu
> > dituntut harus menyelamatkan jiwa orang dari kematian. 
> > 
> > Menurut saya pribadi (tidak memaksa ya), dokter itu tidak memiliki
tugas
> > untuk menyelamatkan jiwa seseorang dari kematian (kebanyakan teman
> > dokter yang saya temui punya anggapan bahwa salah satu tugasnya adl
> > menyelamatkan jiwa orang). Menurut saya (maaf ya, ini sekedar
opini saya
> > yang terbatas pengetahuannya) seperti ajaran agama yang saya anut,
Ajal
> > seseorang itu sudah ditentukan oleh Tuhan. Jika IA menghendaki
seseorang
> > meninggal umur sekian, ya orang itu akan meninggal pada umur tersebut
> > dengan cara/jalan apapun. Nah, tugas dokter adalah menyembuhkan sakit
> > jika memang itu belum jalan kematiannya, dan membantu pasien untuk
> > melewati rasa sakitnya dengan senyaman mungkin (menggunakan ilmu
> > pengetahuan dan keahliannya untuk mengurangi derita si sakit) pada
saat
> > orang menjemput ajal. 
> > 
> > Jadi, bagi saya tidak ada alasan untuk menuntut dokter karena gagal
> > menyelamatkan jiwa seseorang dari kematian, tidak ada seorang pun yang
> > dapat mengelakkannya. Tapi boleh menuntut dokter untuk bekerja lebih
> > teliti dan sesuai prosedur yang benar dalam memberikan pelayanannya.
> > Boleh menuntut dokter, kalau jelas2 dia teledor sehingga
memperburuk dan
> > menambah derita pasien ATAU minta bayaran tinggi, kembalikan ke
> Mekanisme pasar atau jalin Komunikasi yang baik dan benar.
> > 
> > Kalau kita bicara soal dokter sebagai profesi, tugas para pasien untuk
> > menghormatinya dan tugas dokter untuk memberikan layanan yang
> > berkualitas. 
> > 
> > Mengenai layanan yang berkualitas, memang ada banyak sekali faktor
> yang
> > membuat layanan menjadi tidak berkualitas. Tapi terlepas dari semua
> > kendala itu, saya harap dokters semua tetap punya semangat untuk
> > senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam
> keadaan
> > sesulit apapun. Jadi, mari kita masyarakat pengguna jasa dokter
> belajar
> > untuk menghormati profesi dokter. Dan silakan dokters semua belajar
> > untuk meningkatkan kualitas pelayanan, jangan bosan2 untuk saling
> > mengedukasi. Kalau ada kritikan dan keluhan, anggap sebagai masukan
> > positif dan curhat sebagai gerbang untuk membangun jembatan hubungan
> > yang lebih positif...
> > 
> > *WARNING : uraian di atas tidak berlaku bagi Para dokter yang
> dengan sengaja memanfaatkan ilmu pengetahuan dan keahliannya untuk
> mencapai tujuan tertentu atau materi semata dengan cara-cara negatif
> yang tidak
> > dibenarkan, seperti mengindahkan prosedur dan kode etik yang
> berlaku. :)
> > 
> > ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
> > 
> > zul efendi <perintisfk@> wrote:
> > sedikit komentar, jika anda punya saudara atau tetangga
> seorang dokter, coba tanya ke dia, gimana sih dokter itu, sesoreang
> bisa berkomentar seperti "sang" karena dia tidak tau sedikitpun
> tentang dokter, kalo pun tau, yang dia tau hanyalah yang enak2nya
> saja... saya kasian melihat dokter, perawat dan tenag kesehatan
> lainnya yang hanya punya kewajiban dan seperti tidak punya hak...
> mingkin kesenangan yang mereka peroleh hanya satu persen dari
> pengorbanan dan penderitaan yang harus dilaluinya... bahkan uang yang
> ia dapat kadang tak sempat dinikmatinya, waktu dan tenaganya
> dihabiskan untuk orang lain, dan tak jarang waktu untuk kelurag pun n
> yaris tidak ada.. bahkan buiat makan pun waktunya tersita... adakah
> profesi lain yang seperti ini ? tentara sekalipun ada shift2nya,
> diatur oleh pimpinannya. tapi dokter siapa yang ngatur ? mayarakat
> yang ngatur... masyarakt hanya bisa bepikir.. saya, keluarga saya,
> teman saya sakit, harus ditolong segera, dokter wajib menolong?
> > tidak
> > peduli apakah dokternya sanggup ato tidak... adakah profesi lain
> yang seperti ini.. wahai saudaraku,jangan melihat sesuatu hanya
> ddengan uang, belajarlah itu melihat sesuatu secara konprehensif,
> jauhkanlah diri dari mencari2 kesalahan orang lain. jika kita sibuk
> menacari2 kesalahan orang lain, ga akan maju-maju kita, kita akan
> tetap menjadi bangsa yang terbelakang ..... jika kita sibuk melihat
> kesalahan orang lain, juga bikn kita tambah stress, merugikan diri
> kita sendiri
> > 
> > Rajo Angek Garang
> > 
> > Master Writer <writefire@> wrote: Ikutan komentar ah...
> > 
> > Emang tuh dokter 'gila' juga kali ya minta bayaran sampe semahal
itu...
> > Masa sih?
> > Berapa contoh kasus yang anda miliki?
> > Coba bandingkan dengan jumlah dokter yang bekerja di daerah
> terpencil dengan
> > sukarela, dibayar dengan apa adanya, bahkan kadang ga dibayar...
> > Coba Anda bandingkan mulianya hati dokter-dokter yang bekerja di
> Instalasi
> > Gawat Darurat, yang bayarannya ga seberapa, jam kerja bisa lebih
dari 12
> > jam, bahkan ada yang sampe 24 jam, rela tidak tidur, rela menolong
orang
> > yang mabuk, berantem, orang yang tidak punya keluarga dan emngalami
> > kecelakaan, orang yang tidak mampu...
> > Dan kalau Anda mau bicara soal harga, ekonomi, duit, pengorbanan
> Anda dan
> > keluarga dan saudara, kakek nenek buyut cucu cicit dan lain-lain,
> BANDINGKAN
> > dengan DENDA UU Kesehatan buat dokter yang dipersalahkan atas
> tindakannya
> > (berapa milyar tuh dendanya? Kerja seumur hidup juga lom tentu bisa
> bayar,
> > padahal niatnya sih baik...)
> > 
> > Saya bukan dokter, jadi Anda tidak usah berpikir dokter selalu
> membela diri
> > dan sebagainya.
> > Saran saya buat Anda yang selalu berkeluh kesah tentang dokter :
> > 1. Jangan sakit
> > 2. Jangan kecelakaan
> > 3. Ga usah ke dokter kalo cuma bisa mengeluh doank, kasian dokternya
> > 4. Cari dokter yang sesuai dengan kemampuan Anda, ke PUSKESMAS aja (ga
> > percaya ya sama dokter PUSKESMAS? kasian deh lu... emangnya dokter
> Puskesmas
> > sama praktek dokter pribadi ilmunya beda? Ya NGGA lah..)
> > 5. JANGAN cuma NGOMONG DI MILIS DOANK, ngomong langsung donk sama
> > dokternya...
> > 
> > saya mohon maaf kepada moderator kalau ada hal-hal yang tidak
berkenan.
> > terima kasih.
> > 
> > On 10/6/06, Sang <the_sangkakala@> wrote:
> > >
> > > Sekedar ilustrasi tambahan s...
> > >
> > > Istri saya habis dikiret( curetase ) rahimnya tersebab keguguran..
> > > saat pulang dimintai biaya pembayaran sebesar 800ribu, dgn rincian
> > > untuk si dokter kandungan sebanyak 350 ribu hanya jasanya saja,
biaya
> > > kebidanan 150 ribu, dan sisanya biaya obat dan fasilitas rumah
> > > bersalin... saya kira si dokter betul-betul keterlaluan dgn tarif
> > > jasanya saja yg memakan waktu hanya seperempat jam proses kuretase..
> > > apa ini tidak melewati batas?
> > >
> > > Kemarin ada informasi biaya 300ribu biaya oleh seorang dokter
terhadap
> > > pasien ISPA panas tinggi.. biayanya sudah terhitung mempermiskin si
> > > pasien yg ternyata adalah seorang buruh.. apa ini tidak keterlaluan?
> > >
> > > Saya punya banyak kasus lain yg memperkuat asumsi saya bahwa Dokter
> > > dan pihak rumah sakit sepertinya tidak peduli dgn kesulitan ekonomi
> > > pasien yg ditangani.. bagi para dokter ini , uang adalah kiblat
utama
> > > dan ini pantas diberi ultimatum bahwa tindakan mereka dgn ekonomi
> > > biaya tinggi pantas diberi peringatan keras...
> > >
> > > Ini adalah homework bagi IDI dan Dep. Kesehatan dan introspeksi diri
> > > bagi para dokter keterlaluan ini...
> > >
> > > Sang
> > >
> > >
> > > --- In dokter@yahoogroups.com <dokter%40yahoogroups.com>, "Sang"
> > > <the_sangkakala@> wrote:
> > > >
> > > > Hmmm.. Ada diskusi hangat ttg apa afdol dokter laki-laki periksa
> > > > kandungan perempuan dan dokter perempuan melakukan sunat atas
> kelamin
> > > > laki-laki.. Tapi Daripada meributkan dokter perempuan periksa
> kelamin
> > > > panjang laki-laki atau dokter lelaki periksa lobang kemaluan
> > > > perempuan, mendingan kita ngurus kemiskinan ditilik dari aktivitas
> > > > dokter-dokter atas upaya penciptaan kemiskinan simultan
> berkelanjutan...
> > > >
> > > > Saya lihat ada indikasi dokter-dokter kita turut andil dalam
> > > > penciptaan kemiskinan massal.. Kerjaan dokter zaman sekarang
adalah
> > > > memperbesar kwantitas keuangan pribadi dan mempertipis keuangan
> > > > pasien-pasiennya..
> > > >
> > > > dokter bak seorang penyembuh sekaligus lintah darat.. pekerjaanya
> > > > rangkap dimana dia memandang pasiennya adalah kesempatan emas
dalam
> > > > memperkaya diri sendiri...
> > > >
> > > > kita juga sudah mengetahui bahwa dokter juga bekerja sama dgn
> industri
> > > > farmasi dimana si dokter yg memakai obat tertentu akan
mendapat fee
> > > > dan bonus... Ini artinya dokter berharap keuntungan ganda
yaitu dari
> > > > si pasien sekaligus dunia farmasi obat-obatan...
> > > >
> > > > Cara-cara begini sudah termasuk hal yg menjadikan banyak orang yg
> > > > mengalami sakit menjadi bertambah penyakitnya yaitu : PERTAMA:
sakit
> > > > yg diderita dan yg KEDUA: sakit kantong alias isi kantongnya jadi
> > > > berkurang jauh tersebab dioveralih oleh dokter-dokter kita ini yg
> > > > berlagak bak malaikat penolong tetapi sebetulnya adalah bekerja
> > > > menagguk diair keruh, mengambil keuntungan ditengah penderitaan
> > > > orang.. YG KETIGA SAKIT HATI: udah dokter dibayar mahal, ee
penyakit
> > > > tak kunjung sembuh, akhirnya jadi sakit hati pada itu dokter..
jadi
> > > > dokter-dokter neces kita ini memperkaya diri ditengah penderitaan
> > > > orang dan memanfaatkan penyakit dan penderitaan orang untuk
> memperkaya
> > > > diri pribadi..
> > > >
> > > > Ini saya kira perlu ditertibkan oleh dunia kedokteran kita
terkhusus
> > > > Departemen Kesehatan yg sekarang lagi dipromotori oleh Siti
Fadillah
> > > > Supari yg semok..
> > > >
> > > > Dokter-dokter ini perlu menegakkan kembali kode etik
kedokteran dan
> > > > menjadikan kesehatan adalah sebuah pelayanan sosial kemasyarakatan
> > > > bukan lagi upaya penggelembungan kekayaan pribadi..
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Sang
> > > >
> > > > Pengamat kemiskinan plus tukang teriak dimana-mana..
> > > >
> > >
> > > 
> > >
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > ---------------------------------
> > Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo!
> Small Business.
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > ---------------------------------
> > Want to be your own boss? Learn how on Yahoo! Small Business. 
> > 
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> 
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail.yahoo.com 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
> Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
>          
> 
> 
> 
> Every day is Ashura and every land is Kerbala
> Katakanlah: "Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah
yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia memberi makan dan tidak
diberi makan?". Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku
menjadi orang yang pertama sekali menyerah diri (kepada Allah), dan
jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik."
> (QS. 6:14)
> 
> 
> 
> 
> 
>                               
> ---------------------------------
> Want to be your own boss? Learn how on  Yahoo! Small Business. 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





Dapatkan informasi kesehatan gratis
Mailing List Dokter Indonesia
http://www.mldi.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/dokter/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/dokter/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke