Tulisan S. Suroso ini sudah mulai saya jawab. Saya mengajukan beberapa 
pertanyaan yang sampai sekarang tidak mendapat jawaban. Dan saya juga minta 
supaya dia menjelaskan dan membuktikan digunakannya penghisapan dalam 
pembangunan sosialisme dibenarkan oleh Marxisme-Leninisme dan FMTT.  S. Suroso 
membisu. Oleh karena itu terhenti diskusinya. Jadi seperti Chan juga, S. Suroso 
melewatkan begitu saja pertanyaan-pertanyaan yang merupakan elemen penting 
dalam diskusi dan perdebatan. Kalau pertanyaan tidak pernah dijawab, dibiarkan 
saja, bagaimana mau maju dalam pendiskusian?????

From: wuting...@sina.com 
Sent: Monday, March 28, 2016 8:23 AM

Suar Suroso:

LENIN TENTANG KAPITALISME NEGARA

Sdri Tatiana menulis bahwa Suar Suroso dkk telah meninggalkan 
prinsip-prinsipdasar Marxisme karena mendukung pembangunan sosialisme berciri 
Tiongkok, yangdianggapnya pembangunan sosialisme dengan menggunakan 
penghisapan.. Pikiran iniadalah keliru dan menyesatkan. Pandangan-pandangan 
saya mendukung Teori DengXiaoping mengenai pembangunan sosialisme di Tiongkok 
dipaparklan dengan jelasdalam berbagai tulisan, terutama dalam buku PIKIR ITU 
PELITA HATI, IlmuBerfikir Mengubah Dunia, Dari Marxisme Sampai Teori Deng 
Xiaoping, terbitanULTIMUS, 2015, 404 halaman. Antara lain dipaparkan 
mengenai..Kapitalisme Negaradi Bawah Diktatur Proletariat

Tatiana: Kenapa tidak dijelaskan dimana pikiran saya itu keliru dan 
menyesatkan?Anda sendiri pernah menulis (dulu ketika saya masih jadi anggota 
milis Gelora)bahwa pembangunan sosialisme memerlukan penghisapan. Dan anda 
sendiri jugapernah bertanya apa salahnya sih penghisapan? Itulah salah satu 
sebab sayabilang Anda sudah meninggalkan prinsip dasar Marxisme.

Tolong tunjukkan  teoriMarxis-Leninis dan Fikiran Mao  dimanapenghisapan 
manusia atas manusia digunakan untuk mendorong pembangunanSosialisme.

Jelas penghisapan tidak dapat dihilangkan seperti orang membalik tangan.Dalam 
tahap revolusi borjuis demokratis (atau dinamakan juga revolusi nasional 
demokratis, atau revolusi borjuistipe baru) di mana bornas merupakan sekutu, 
tujuan revolusi adalah mendirikankediktaturan demokrasi rakyat.  Isi pokokdalam 
tahap ini adalah revolusi agraria. Dalam periode ini sudah tentu 
masihditoleransi penghisapan yang dilakukan kaum bornas, tapi dibuat 
undang-undangyang melindungi buruh. Bornas tidak bisa menghisap seenak perutnya 
sendiri.Kapitalis birokrat , komprador dan tuan tanah yang didukung imperialism 
adalahmusuh pokok dalam periode ini.

Antara revolusi borjuis demokratis dan revolusi sosialis tidak adatembok yang 
memisahkan. Kedua tahap itu berkesinambungan. Dan jaminan untukbisa dimulai 
revolusi/pembangunan sosialis adalah pimpinan kelas buruh melaluipartai 
pelopornya. Kontradiksi pokok dalam tahap revolusi borjuis demokratistidak sama 
dengan kontradiksi pokok dalam revolusi/pembangunan sosialis. 

Dalam pembangunan sosialisme, kontradiksi pokok adalah dengan kaum borjuasi. 
Dalam tahap inilahdilakukan reform perburuhan yang berangsur-angsur akan 
melenyapkan penghisapan.Diperlukan, antara lain,  mekanisme  atau reform untuk 
menghilangkan watak barangdagangan dari tenaga kerja, sehingga tenaga kerja 
tidak lagi objek untuk dijualdan dibeli. Itulah yang dikerjakan Mao setelah 
selesai revolusi agrarian.  

Coba anda jawab dulu pertanyaan saya sebagai berikut.

Bagaimana anda mengkategorisasi tahap yang sekarang sedang dilalui olehTkk? 
Tahap revolusi nasional demokratis, atau tahap pembangunan Sosialisme atauapa? 
Apa kontradiksi pokoknya? Siapa kawan dan musuh revolusi sekarang, kalaumemang 
di Tkk ada revolusi sekarang.

Chan yang sepikiran dengan anda pernah bilang bahwa sekarang Tkk sedangberada 
dalam tahap di mana kapitalis harus dirangkul, dibiarkanberkembang,  bukan 
dipukul ataudieliminasi. Dengan secara tidak langsung sebetulnya Chan ingin 
mengatakanbahwa sekarang Tkk sedang berada dalam tahap Revolusi nasional 
demokratisdimana bornas merupakan sekutu kaum proletar. Saya Tanya Chan: kalau 
begituDeng memundurkan Revolusi Tkk? Mundur ke tahap pertama yang sudah 
ditempuh dandiselesaikan oleh rakyat tiongkok dibawah pimpinan PKT dan Mao. 
Tapi sepertibiasa, Chan tidak bisa memberi argumentasi , tidak bisa menjawab 
pertanyaanyang kongkrit. Karena dia bisanya hanya bicara secara umum dan garis 
besar,secara abstrak. 

Karena kalau dia konsekwen dengan pernyataannya sendiri, bahwa sekarangtahap di 
Tkk adalah tahap nasional demokratis di mana bornas-kapitalisdibiarkan 
berkembang, maka musuh revolusi nas.dem adalah imperialisme ,kapitalis birokrat 
dan komprador. Adakah itu dijalankan sekarang di Tkk? Bagaimanasikap Tkk 
sekarang terhadap imperialism? Kapitalis birokrat dan kompradorsekarang justru 
tumbuh dengan senang!

Kalau dulu ketika tahap rev. nas-dem dipimpin Mao, jelas musuhnya 
adalahImperialisme yang menopang pemerintah reaksioner KMT yang mewakili 
kepentingantuan tanah, Kapitalis birokrat dan kapitalis komprador.  

Kalau anda juga berpikiran begitu, coba dibantu si Chan itu untukmenjawab 
pertanyaan saya: ltahap apa revolusi yang dilakukan rakyat Tkk dibawahpimpinan 
PKT dari tahun 1921 sampai pembebasan dan pembentukan RRT tahun 1949?

Saya tahu anda menulis  buku-bukudi mana anda membela Teori Deng Xiaoping. Saya 
sudah jawab dan bahas pikirananda yang memuja Tkk kapitalis dan teorinya Deng , 
beberapa tahun yang lalu dimilis gelora tapi tidak pernah anda balas. Satu 
kalipun tidak! Yang andakerjakan adalah menghujat saya di belakang dengan 
mengatakan bahwa sayamengunyah-ngunyah tulisannya Pao Yu ching. Ah, mengenai 
Pao Yu ching, sayajuga  memberi reaksi. Tapi anda tetapbungkam. 

 Saya bahas kembali pikiranrevisionis anda dalam buku saya “Alternatif”. Satu 
bab khusus saya dedikasikanuntuk membahas pikiran anda yang sangat menipu dan 
menyesatkan. Anda jugapernah bilang bahwa pimpinan PKI yang mendukung RBKP dan 
Mao adalah salahkarena tidak mendapat informasi yang benar. Saya juga jawab 
pernyataan anda itudengan argumentasi dan fakta “Alternatif”.

Ini adalah pertama kalinya anda memberi reaksi. Ada juga kemajuan!!!Tapi tetap 
anda tidak menjelaskan dimana kekeliruan pikiran saya yangmenyesatkan itu.

Belum selesai jawaban saya. Karena keterbatasan waktu, tolong dijawabdulu 
pertanyaan kongkrit saya yang diatas.

  

    On Thursday, September 22, 2016 4:20 PM, Chan CT <sa...@netvigator.com> 
wrote:
 

 Sehubungan dengan “Lenin dan Ekonomi Pasar” ini, tempo hari Suar Suroso juga 
pernah mengulas Lenin Tentang Kapitalisme Negara, sangat baik sebagai tambahan 
pengertian teori untuk dipikirkan lebih lanjut, ... Lalu, siapa sebetulnya yang 
REMO? Kalau ternyata Stalin setelah 5 tahun Lenin meninggal, yang mencabut 
keputusan Lenin menggunakan ekonomi pasar membangun ekonomi sosialis! Sedang 
Deng justru yang meneruskan dan berlakukan kembali keputusan Lenin, memadukan 
ekonomi sosialis dan ekonomi pasar! Yang PASTI Lenin dan Deng yang lebih BENAR! 
Salam,ChanCT * * * * * Suar Suroso: LENIN TENTANG KAPITALISME NEGARA Sdri 
Tatiana menulis bahwa Suar Suroso dkk telah meninggalkan prinsip-prinsip dasar 
Marxisme karena mendukung pembangunan sosialisme berciri Tiongkok, yang 
dianggapnya pembangunan sosialisme dengan menggunakan penghisapan.. Pikiran ini 
adalah keliru dan menyesatkan. Pandangan-pandangan saya mendukung Teori Deng 
Xiaoping mengenai pembangunan sosialisme di Tiongkok dipaparklan dengan jelas 
dalam berbagai tulisan, terutama dalam buku PIKIR ITU PELITA HATI, Ilmu 
Berfikir Mengubah Dunia, Dari Marxisme Sampai Teori Deng Xiaoping, terbitan 
ULTIMUS, 2015, 404 halaman. Antara lain dipaparkan mengenai..Kapitalisme Negara 
di Bawah Diktatur Proletariat PADA saat Tiongkok mulai menggalakkan program 
reformasi dan politik terbuka di bawah pimpinan Deng Xiaoping, berlangsung 
politik memberi konsesi pada kapitalisme dengan mengundang masuk capital asing, 
maka bermunculan suara yang menyatakan Tiongkok sudah merevisi Marxisme, PKT 
sudah menjadi partai revisionis. Sesungguhnya, pemberian konsesi pada 
kapitalisme di bawah syarat diktatur proletariat adalah ajaran Lenin. Sesudah 
terbentuknya URSS dan kian terkonsolidasinya diktatur proletariat di Uni 
Sovyet, dalam berbagai kesempatan, Lenin telah memaparkan masalah teori 
kapitalisme negara. Pada masa peralihan ke sosialisme, walaupun sudah berdiri 
diktatur proletariat, kapitalisme belumlah terbasmi, bahkan diperlukan demi 
kepentingan pembangunan sosialisme. Diktatur proletariat melindungi kapitalisme 
ini berupa kapitalisme negara. Lenin yang tangguh membela dan menegakkan 
diktatur proletariat mengajarkan bahwa untuk jangka panjang masa peralihan 
menuju sosialisme di mana berlangsungnya diktatur proletariat, maka berlaku 
kapitalisme negara. Dikemukakan bahwa “sosialisme berarti penghapusan 
klas‐klas. Diktatur proletariat berusaha dengan semua kemampuannya untuk 
menghapuskan klas‐klas. Tetapi klas‐klas tidak bisa dihapuskan sekaligus. Dan 
klas‐klas ada dan serta akan ada selama masa diktatur proletariat. Bila 
klas‐klas lenyap, diktatur akan menjadi tidak perlu. Tanpa diktatur 
proletariat, klas‐klas tidak akan lenyap. Klas-klas tetap ada, tetapi selama 
masa diktatur proletariat, tiap klas mengalami perubahan, dan hubungan-hubungan 
antara klas-klas berubah pula. Perjuangan klas tidak lenyap di bawah diktatur 
proletariat, perjuangan klas itu hanya mengambil bermacam-macam bentuk.”*) 
Dalam laporan kepada Kongres ke-III Komintern 5 Juli 1921 mengenai Taktik 
Partai Komunis Rusia, Lenin memaparkan bahwa “kapitalisme negara dalam 
masyarakat di mana kekuasaan berada di tangan kapital, dan kapitalisme negara 
di bawah negara proletar adalah dua pengertian yang berbeda. Di bawah negara 
kapitalis, kapitalisme negara itu berarti bahwa ia diakui dan diawasi oleh 
negara demi kepentingan borjuasi melawan proletariat. Di bawah negara proletar 
juga demikian, ia mengabdi pada klas pekerja dengan tujuan melawan semua 
sisa-sisa borjuasi yang masih kuat. Dengan sendirinya, harus dipahami, bahwa 
kita harus menghadapi dan memberi konsesi pada borjuasi yang banyak akal, pada 
kapital asing. Tanpa denasionalisasi, kita memberikan sedikit bahan baku, 
hutan, sumber minyak kepada kapital asing, supaya kita memperoleh hasil 
produksi industrinya, mesin-mesin, dan lain-lain; dengan demikian kita 
membangun industri kita sendiri.” **) “Negara proletar, tanpa mengubah 
hakikatnya, bisa memperbolehkan perdagangan bebas, dan membiarkan perkembangan 
kapitalisme hanya sampai batas-batas dan hanya di bawah syarat-syarat 
pengaturan negara (pengawasan, kontrol, bentuk-bentuk penentuan, 
pengaturan-pengaturan, dan sebagainya), perdagangan swasta dan kapitalisme 
usaha swasta. Berhasilnya pengaturan yang demikian, tergantung tidak hanya pada 
kekuasaan negara, tetapi lebih besar lagi tergantung pada tingkat kematangan 
proletariat dan massa pekerja pada umumnya, juga pada tingkatan kebudayaan dan 
sebagainya. Lebih‐lebih lagi, tentu saja, berhasilnya pengaturan yang demikian 
berlawanan dengan kepentingan klas pekerja dan kapital. Oleh karena itu salah 
satu tugas utama serikat buruh adalah dari sekarang secara menyeluruh dan 
dengan segala jalan membela kepentingan klas proletar dan berjuang melawan 
kapital.” ***). Dalam laporan politik CC PKR(B) ke Kongres XI, 27 Maret 1922, 
Lenin mengemukakan, “Mengenai kapitalisme negara, saya berpikir, bahwa pada 
umumnya persuratkabaran kita, juga partai kita, membikin kesalahan yang 
demikian, yaitu kita menyerang kaum intelektual, yang bermuara pada 
liberalisme, mencari kearifan untuk bagaimana memahami kapitalisme negara, 
dengan berpaling pada buku-buku lama. Di sana ditulis sepenuhnya bahwa mengenai 
kapitalisme negara yang terdapat di bawah kapitalisme, dan tidak satu buku pun 
yang menulis mengenai kapitalisme negara yang terdapat di bawah komunisme. 
Bahkan Marx pun belum sempat menulis satu kata juga mengenai hal ini dan beliau 
sudah berpulang, tanpa meninggalkan satu titik catatan serta petunjuk yang 
berupa sangkalan. Oleh karena itu, sekarang kita sendiri berhadapan dengan hal 
ini dan merangkak keluar dari masalah ini. Danjika ditemukan pada pikiran 
persuratkabaran kita mengenai masalah kapitalisme negara, sebagaimana yang saya 
berusaha mengungkapkannya dalam laporan ini, jelas tampak pandangan dari segi 
yang lain. Kapitalisme negara, dalam semua literatur ekonomi—itu adalah 
kapitalisme, yang terdapat dalam masyarakat kapitalis, ketika kekuasaan negara 
secara langsung tunduk kepada perusahaan kapitalis tertentu. Sedangkan pada 
kita, negara adalah negara proletariat, memberlakukan hukum proletariat; pada 
proletariat terdapat semua keunggulan politik, dan lewat proletariat terdapat 
kaum tani. Oleh karena itu, kapitalisme negara pada kita adalah masalah yang 
sama sekali lain. Supaya halnya tidak jadi demikian, maka haruslah dipahami 
yang  pokok, yaitu kapitalisme negara dalam bentuk demikian, sebagaimana yang 
ada pada kita, tidak ada dalam teori mana pun, tidak ada dalam literatur mana 
pun, tidak diungkap semata-mata karena alasan yang sederhana, bahwa semua 
biasanya, sehubungan dengan kata-kata yang demikian, adalah dihubungkan pada 
kekuasaan borjuasi dalam masyarakat kapitalis. Sedangkan pada kita, masyarakat 
sudah meluncur turun dari rel kapitalis, tapi rel baru belumlah ada, sedangkan 
yang memimpin negara bukanlah borjuasi, tetapi proletariat. Kita tak ingin 
mengetahui, bahwa yang kita maksud dengan ‘negara’ itu adalah kita, adalah 
proletariat, adalah pelopor klas pekerja. Kapitalisme negara, adalah 
kapitalisme, yang dapat kita batasi, yang batas-batasnya dapat kita tentukan, 
kapitalisme negara itu berhubungan dengan negara, dan negara itu adalah klas 
pekerja, itu adalah bagian dari pekerja yang maju, pelopor itu adalah kita. 
Kapitalisme negara itu adalah kapitalisme yang kita harus menetapkannya dalam 
kerangka yang tertentu yang sampai sekarang kita belum mampu mendirikannya. Ya, 
itulah masalahnya. Dan kini sudah tergantung pada kita, bagaimana jadinya 
kapitalisme negara itu. Kekuasaan politik yang ada pada kita adalah cukup, 
sungguh‐sungguh cukup.” ****)  Dengan demikian, Lenin mengajarkan bahwa di 
bawah kekuasaan diktatur proletariat, dapat membolehkan berlangsungnya 
kapitalisme negara yang dikendalikan oleh negara. Maka di Tiongkok 
berlangsunglah kegiatan mengundang kapital asing untuk melakukan investasi, 
kerja sama ekonomi dengan negara kapitalis, menjalankan perdagangan bebas 
dengan negara kapitalis, sampai‐sampai menggunakan pasar sebagai pengungkit 
ekonomi untuk meningkatkan produksi. Ini jelas-jemelas bukan merevisi Marxisme, 
tetapi manerapkan ajaran Lenin sesuai dengan syarat-syarat objektif Tiongkok. 
Kapitalisme negara di bawah diktatur proletariat telah menjadi salah satu 
faktor yang menyebabkan perekonomian Tiongkok maju pesat menakjubkan, hingga 
negeri yang terbelakang dan miskin di pertengahan abad ke‐20, pada awal abad 
ke‐21 menjadi negara besar kedua di bidang ekonomi, mengungguli Jepang dan 
berada di bawah Amerika Serikat.  Keterangan: *). W.I.Lenin:Ekonomi dan Politik 
Selama Masa Diktatur Proletariat, Pustaka Ketjil Marxis, delapan belas, Jajasan 
Pembaruan  Jakarta, 1958.**) V.I.Lenin: O Gosudarsvennom Kapitalizme 
–Gosudarstvennyy Kapitalizm V Period Perekhoda K Sotzializmu – Tentang 
Kapitalisme Negara Dalam Periode Peralihan Menuju Sosialisme, Gosudarsvennoye 
Izdatyelstvo Politiceskoy Literfaturhi, Balai Penerbitan Negara Literatur 
Politik, Moskwa 1957, h.136.***) Ibid. hal. 167****)Ibid. hal. 168-169   From: 
mailto:GELORA45@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 22, 2016 9:17 PMTo: 
Lusi D. ; GELORA45@yahoogroups.com Cc: Tatiana Lukman ; 
temu_er...@yahoogroups.com ; GELORA_In ; Daeng ; Mitri ; Mang Broto ; Roeslan ; 
Rachmat Hadi-Soetjipto ; Ronggo A. ; Lingkar Sitompul ; Jonathan Goeij ; Hsin 
Hui Lin ; Wuting301 ; Marsiswo Dirgantoro Subject: Re: [GELORA45] Lenin dan 
Ekonomi Pasar ==> Program Anti KKN dan Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1)   
Ada baiknya kalau bung baca saja sendiri bagaimana ketua PK Jepang, Fuwa 
Tetsuro itu 
menjelaskan:http://www.gelora45.com/activity/LeninDanEkonomiPasar.pdf  
-----原始郵件----- From: Lusi D. Sent: Thursday, September 22, 2016 5:08 PM To: 
Chan CT ; GELORA45@yahoogroups.com Cc: Tatiana Lukman ; 
temu_er...@yahoogroups.com ; GELORA_In ; Daeng ; Mitri ; Mang Broto ; Roeslan ; 
Rachmat Hadi-Soetjipto ; Ronggo A. ; Lingkar Sitompul ; Jonathan Goeij ; Hsin 
Hui Lin ; Wuting301 ; Marsiswo Dirgantoro Subject: Re: [GELORA45] Re: 
[temu_eropa] Re: Program Anti KKN dan Demaoisasi Harus Berjalan Bareng (1)  
Ikut nimbrung sedikit. Bung Chan bisa menjelaskan lebih lanjut pengertian 
"memadukan ekonomisosialis dan ekonomi-pasar itu"? Hakekatnya apa yang 
dikatakan ekonomisosialis dan apa yang dimaksudkan dengan ekonomi pasar, 
sesuaipengertian yang bung terima dari penjelasan Fuwa Tetsuro itu?  Saya kutip 
alinea yang saya maksud sbb.: "> Satu-satunya andalan saya pernyataan ketua PK 
Jepang? Hehehee, ...> Tapi, anda tidak mampu membantah kenyataan yang diajukan 
Fuwa> Tetsuro, bahwa Lenin lah orang komunis pertama didunia ini yang> meneliti 
hubungan ekonomi sosialis dan ekonomi pasar! Yang pasti Fuwa> Tetsuro, 
sekalipun anda tuduh REMO, tidak memfitnah bahwa Lenin telah> membuat 
kesimpulan keharusan memadukan ekonomi sosialis dan> ekonomi-pasar itu!"? 
SalamLusi.-     Am Thu, 22 Sep 2016 16:26:48 +0800schrieb "Chan CT" 
<sa...@netvigator.com>: > Hahahaa, ... rupanya saya sedang berhadapan dengan 
seorang radikalis> yang udah gak ketolongan lagi! Bagaikan binatang jalang 
meraung-raung> dalam sekarat, gunakan berbagai jurus menyerang PKT dan 
berusaha> membusukkan dengan segala berita/tulisan tanpa peduli lagi darimana> 
sumbernya! Sungguh heibat penyataan, peduli amat dari Falungong,> pokoknya bisa 
digunakan untuk menyerang dan menjelekkan PKT! > > Tanpa disadari lagi, dimana 
PENDIRIAN anda kalau begitu? Atau memang> begitu ekstrimnya anda jadi tidak 
lagi peduli ternyata sejalan dengan> Falungong, begundanya AS itu untuk 
menghujat PKT? Sampai-sampai> begitu senangnya seperti mendapatkan “SENJATA” 
ampuh menembak saya> sampai KO, tidak berkutik lagi? Padahal saya tetap saja 
duduk tenang> dibelakang meja computer, lari pun tidak. Hehehee, ...> > Begitu 
PERCAYAnya apa yang dinyatakan Falungong “deMaoisasi” seperti> itulah kenyataan 
yang ada. Padahal itu FITNAH yang sama sekali tidak> berdasar! Tanpa berani 
melihat KESALAHAN dari praktek nyata yang> telah terjadi, ... bahwa Lenin, 
Stalin dan Mao betapapun genius yang> harus kita akui, tetap adalah MANUSIA 
normal saja yang bisa berbuat> KESALAHAN! Bukan DEWA-DEWA yang tidak mungkin 
berbuat kesalahan. Dan,> pada saat mengkritik kesalahan tertentu, jangan 
diangkat menjadi> menegasi semua ajarannya bahkan menjadi anti Lenin, anti Mao! 
> > Satu-satunya andalan saya pernyataan ketua PK Jepang? Hehehee, ...> Tapi, 
anda tidak mampu membantah kenyataan yang diajukan Fuwa> Tetsuro, bahwa Lenin 
lah orang komunis pertama didunia ini yang> meneliti hubungan ekonomi sosialis 
dan ekonomi pasar! Yang pasti Fuwa> Tetsuro, sekalipun anda tuduh REMO, tidak 
memfitnah bahwa Lenin telah> membuat kesimpulan keharusan memadukan ekonomi 
sosialis dan> ekonomi-pasar itu!> > Tapi ngomong-ngomong, ... mbak Tatiana, 
sekarang ini didunia hanya> Korea Utara saja yang tidak REMO, ya? Lalu 
bagaimana melihat video> kehebatan Kim Jung Un dikerumuni perempuan-perempuan 
Korea begitu,> bagaimana perasaan anda sebagai perempuan melihat video itu???> 
Begitukah seorang Marxis sesungguhnya didunia ini? Kalau begitu,> biarlah saya 
dibilang remo saja, ketimbang dibilang Marxis modelnya> kayak Kim Jung Un itu! 
Hahahaa, ...> > Salam,> ChanCT> > > > From: mailto:GELORA45@yahoogroups.com > 
Sent: Wednesday, September 21, 2016 10:07 PM> To: temu_er...@yahoogroups.com ; 
GELORA_In > Cc: Daeng ; Mitri ; Mang Broto ; Roeslan ; Rachmat Hadi-Soetjipto 
;> Ronggo A. ; Lusi.D ; Lingkar Sitompul ; Jonathan Goeij ; Hsin Hui> Lin ; 
Wuting301 ; Marsiswo Dirgantoro Subject: [GELORA45] Re:> [temu_eropa] Re: 
Program Anti KKN dan Demaoisasi Harus Berjalan> Bareng (1)> >   > > 
Ha....ha....ha.. Udah kepojok, KO, nggak berkutik,  picek lagi dan> terus 
ngotot berpikir pakai dengkul!!!Falungong kek, falingging kek,> emangnya gue 
pikirin!! Yang jelas "demaoisasi" tidak ada hubungannya> dengan falunggong atau 
falingging...."demaoisasi" adalah  bukti dari> pengkhianatan terhadap Mao dan 
Fikirannya yang selalu anda coba> sembunyikan!!!! Ah, ini mah cuma bukti yang 
sangat kecil sekali yang> menguatkan seluruh argumentasi yang saya ajukan sejak 
perdebatan yang> dimulai tiga tahun yang lalu. Bukti ilmiah sudah diberikan 
oleh> penelitian /research para profesor dan sejarawan seperti Wertheim,> Pao 
yuching, Mo Bogao, Dong Pinghan, Maurice Meisner, Ming Qili, W.> Huttington, 
Hongsheng Jiang, Joseph Ball, Joel Andreas, dan oleh MAO> TSEDONG sendiri yang 
sudah sejak awal mengingatkan akan BAHAYA> restorasi kapitalis oleh kaum 
revisionis yang dikepalai oleh> ¨¨Chrushchov Tiongkok yang tidur di samping 
kita¨¨¨¨!!! Itulah canang> yang dikeluarkan Mao ketika RBKP. Bagi Chan, semua 
para peneliti yang> saya sebut di atas adalah orang-orang penganggur dan hanya> 
iseng-iseng saja bikin research!!! Oooo, jelas wong Chan itu seorang> genius 
yang sudah bikin teori baru untuk mengukur negeri yang gimana> yang bisa 
dibilang SOSIALIS !!! TAK PEDULI APA MODE OF> PRODUCTIONNYA!!!Sedangkan 
referensi ( sampai sekarang SATU-SATUNYA> referensi) yang digunakan Chan adalah 
kata-katanya pemimpin Partai> Komunis  Jepang revisionis!!!! Ha...ha...ya nggak 
heran apa yang ada> dikepalanya orang-orang REMO, sejak Berstein sampai 
Khrustjov, Liu> shaoqi,  Deng, dan murid kerdilnya Chan!!!!> > > > On 
Wednesday, September 21, 2016 3:37 PM, "'Chan CT'> sa...@netvigator.com 
[temu_eropa]" <temu_er...@yahoogroups.com> wrote:> > > > >   > Inilah 
orang-orang penganggur yang keisengan menggunakan tulisan> kelompok Falungong 
sebagai dasar pemikiran untuk menyerang PKT!> > > From: Tatiana Lukman > Sent: 
Wednesday, September 21, 2016 8:06 PM> To: yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD > 
Cc: Daeng ; Mitri ; Mang Broto ; Marsiswo Dirgantoro ; Roeslan ;> Rachmat 
Hadi-Soetjipto ; Ronggo A. ; Lusi.D ; Lingkar Sitompul ;> Jonathan Goeij ; Hsin 
Hui Lin ; Chan CT ; Wuting301 Subject: Program> Anti KKN dan Demaoisasi Harus 
Berjalan Bareng (1)> > Kalau baru sekarang orang sadar akan adanya 
"demaoisasi", orang itu> kesiangan bangunnya!!! Ingat tuh hasil penelitian dan 
kesimpulan> prof. Wertheim yang  sejak Deng xiaoping naik panggung sudah 
bilang> PKT "pura-pura mendukung Fikiran Mao Tsedong". Pernyataan siapa yang> 
sesuai dengan kenyataan? Pernyataannya  Chan atau prof. Wertheim?> Boleh terus 
melempar dan mengobral segala macam ejekan dan julukan> peyoratif kepada saya. 
Tidak masalah!Kenyataan akan terus membelejeti> orang-orang seperti Chan 
sebagai pengkhianat usaha sosialisme dan> renegat!!! Jangan membelokkan tema ke 
Falonggong. Itu bukan tema> perdebatan saya. Tema perdebatan saya dengan Chan 
adalah masalah PKT> yang sudah lama mengkhianati FMTT dan membongkar struktur 
sosialisme> dan kepalsuan pemakaian kata "sosialisme dengan ciri Tkk" untuk> 
menutupi KAPITALISME BRUTAL yang telah melahirkan elit Tkk yang hidup> dalam 
kemewahan yang sangat memuakkan dan ratusan juta buruh dan tani> dan rakyat 
jelata yang menderita penghisapan dan penindasan para> kabir dan komprador yang 
merangkap anggota dan kader PKT.> > > Program Anti KKN dan Demaoisasi Harus 
Berjalan Bareng (1)> By Erabaru ->   > 17/09/2016>  Isi pidato Wang Qangjiang, 
kepala Biro Riset Pembangunan Partai pada> Akademi Partai Pusat PKT, menyangkal 
Marxisme dan menyangkal ajaran> Mao Zedong, menandakan teori Marxisme dan 
pemikiran Mao Zedong yang> sejalan dengan PKT telah ditinggalkan oleh para 
akademisi partai,> ideologi komunis pun telah usang. (internet) 9 September 
2016, adalah> peringatan 40 tahun meninggalnya sang diktator PKT Mao Zedong. 
Para> pengikut Mao (faksi ekstrem kiri dari Partai Komunis> Tiongkok/PKT-red.) 
sebelumnya sudah melakukan persiapan membuat suatu> pergerakan pada peringatan 
40 tahun meninggalnya Mao, untuk melawan> aksi pemberantasan korupsi “memukul 
macan” yang dilancarkan oleh> pemerintahan Xi Jinping dalam rangka meringkus 
Jiang. Akan tetapi,> serangkaian kegiatan peringatan oleh pengikut Mao di dalam 
negeri> dihentikan oleh pihak kepolisian, dan diberi peringatan. Pemerintah> 
Beijing tidak mau melihat pemberitaan apa pun terkait Mao, bahkan> kegiatan 
terkait di luar negeri pun dilarang. Selain itu, media massa> ofisial PKT 
serempak membisu soal pemberitaan terkait topik Mao.> Untuk itu agenda Xi 
Jinping memilih hari yang sama dengan hari> wafatnya Mao, melakukan inspeksi 
besar-besaran di sekolah> almamaternya yakni Akademi 81 dan menyampaikan pidato 
penting di> sekolah tersebut. Ini membuat para fans Mao sangat terpukul,> 
serangkaian fenomena ini menjelaskan, gerakan demaoisasi oleh> pemerintahan Xi 
Jinping yang tadinya hanya di balik layar kini sudah> bergeser menjadi di depan 
panggung. Menilik kembali dari awal> menjabatnya Xi Jinping sebagai pemimpin 
tertinggi sejak Kongres> Nasional PKT ke-18, orientasi yang ditempuh adalah 
menggulingkan> Jiang bersamaan dengan itu menghapus pengaruh Mao (de-maoisasi). 
Dan> fenomena lain yang muncul adalah, setiap kali aksi anti-korupsi> “memukul 
harimau” yang digalakkan Xi dan Wang (Wang Qishan, tangan> kanan Xi Jinping 
dalam pemberantasan KKN) telah mencapai tahap> krusial, kubu Jiang dan para 
pengikut Mao selalu berusaha menghalangi> upaya pemerintah Xi. Kubu Jiang juga 
berusaha mengacau, menjegal> berbagai upaya reformasi yang diterapkan Xi dan Li 
(PM Li Keqiang)> atau merusak dan mengacaukan tatanan hukum pada pemerintahan 
Xi dan> Wang, atau menyerang dan menghambat aksi pemberantasan korupsi> 
“memukul harimau” untuk menggulingkan Jiang. Baik kubu Jiang maupun> pengikut 
Mao dengan berani nekad mengusung arwah Mao untuk melawan> pemerintahan Xi 
Jinping, karena Mao Zedong adalah leluhur PKT, adalah> asal muasal 
kediktatoran, korupsi, dan kekacauan. Mao Zedong semasa> hidup, menerapkan 
teori ekstrim kiri seperti “revolusi”, dan> “Perjuangan Kelas (konflik antar 
kelas)” serta serangkaian metode> ekstrim untuk menutupi ambisi pribadinya demi 
menjadi kaisar turun> temurun. “Revolusi Kebudayaan” yang dilakukan Mao di masa 
itu, adalah> menggalang massa muda mudi yang lugu untuk menggulingkan pihak> 
berkuasa yang berhaluan paham kapitalis, dan bersumpah melindungi> kelangsungan 
Dinasti Merah”, yang realitanya guna menutupi segala> kejahatan yang dilakukan 
Mao akan terungkap (seperti programnya> Lompatan Besar ke Depan yang gagal 
total dan menimbulkan bencana> kelaparan terparah dalam sejarah, Red.) jika Mao 
kehilangan> kekuasaannya dan dijadikan penjahat sejarah. Kondisi Jiang Zemin 
dan> para anteknya sekarang, persis seperti posisi Mao pada saat itu, maka> itu 
arwah Mao pun diusung, untuk membuat kekacauan, menjegal, bahkan> mereka tidak 
segan-segan melakukan aksi teror dan upaya pembunuhan> serta kudeta untuk 
merebut kekuasaan tertinggi dari Xi Jinping, agar> kejahatan Jiang Zemin 
berikut para pengikutnya tidak terungkap. Mao> Zedong adalah politisi yang 
paling berambisi dalam sejarah PKT, juga> seorang diktator besar, dan sumber 
segala korupsi dan kebobrokan.> Teori ekstrim kirinya beserta perilaku tidak 
berperikemanusiaannya,> telah menjadi pedoman bagi pengikutnya yakni Jiang 
Zemin, menjadi> cadar, sekaligus jimat dan tameng bagi Jiang Zemin. Jadi, 
hanya> dengan pemberantasan korupsi “memukul harimau” dan menggulingkan> Jiang 
tanpa melenyapkan pengaruh Mao, tidak akan sempurna, tidak akan> tuntas, juga 
tidak mungkin bisa mewujudkan Impian Tiongkok (yang> digagas Xi) dan 
kebangkitan kebangsaan Tiongkok. Itu sebabnya pada> Januari tahun ini, sebuah 
patung Mao Zedong setinggi 36 meter di> provinsi Henan yang belum genap sehari 
dirampungkan pengerjaannya,> sudah diperintahkan untuk dibongkar. Ini mungkin 
menjelaskan> intensitas pemerintahan Xi Jinping. (Ran Shazhou/sud/whs)> > > > > 
#yiv8637741455 #yiv8637741455 -- #yiv8637741455ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455ygrp-mkp #yiv8637741455hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-mkp #yiv8637741455ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-mkp .yiv8637741455ad 
{padding:0 0;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-mkp .yiv8637741455ad p 
{margin:0;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-mkp .yiv8637741455ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-sponsor 
#yiv8637741455ygrp-lc {font-family:arial;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455ygrp-sponsor #yiv8637741455ygrp-lc #yiv8637741455hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455ygrp-sponsor #yiv8637741455ygrp-lc .yiv8637741455ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv8637741455 #yiv8637741455actions 
{font-family:verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv8637741455
 #yiv8637741455activity span {font-weight:700;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv8637741455 #yiv8637741455activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv8637741455 #yiv8637741455activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv8637741455 #yiv8637741455activity span 
.yiv8637741455underline {text-decoration:underline;}#yiv8637741455 
.yiv8637741455attach 
{clear:both;display:table;font-family:arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv8637741455 .yiv8637741455attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv8637741455 .yiv8637741455attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv8637741455 .yiv8637741455attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv8637741455 .yiv8637741455attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv8637741455 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv8637741455 .yiv8637741455bold 
{font-family:arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv8637741455 
.yiv8637741455bold a {text-decoration:none;}#yiv8637741455 dd.yiv8637741455last 
p a {font-family:verdana;font-weight:700;}#yiv8637741455 dd.yiv8637741455last p 
span {margin-right:10px;font-family:verdana;font-weight:700;}#yiv8637741455 
dd.yiv8637741455last p span.yiv8637741455yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv8637741455 div.yiv8637741455attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv8637741455 div.yiv8637741455attach-table 
{width:400px;}#yiv8637741455 div.yiv8637741455file-title a, #yiv8637741455 
div.yiv8637741455file-title a:active, #yiv8637741455 
div.yiv8637741455file-title a:hover, #yiv8637741455 div.yiv8637741455file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv8637741455 div.yiv8637741455photo-title a, 
#yiv8637741455 div.yiv8637741455photo-title a:active, #yiv8637741455 
div.yiv8637741455photo-title a:hover, #yiv8637741455 
div.yiv8637741455photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv8637741455 
div#yiv8637741455ygrp-mlmsg #yiv8637741455ygrp-msg p a 
span.yiv8637741455yshortcuts 
{font-family:verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv8637741455 
.yiv8637741455green {color:#628c2a;}#yiv8637741455 .yiv8637741455msonormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv8637741455 o {font-size:0;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455photos div {float:left;width:72px;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv8637741455
 #yiv8637741455reco-category {font-size:77%;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455reco-desc {font-size:77%;}#yiv8637741455 .yiv8637741455replbq 
{margin:4px;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455ygrp-mlmsg select, #yiv8637741455 input, #yiv8637741455 textarea 
{font:99% arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455ygrp-mlmsg pre, #yiv8637741455 code {font:115% 
monospace;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-mlmsg #yiv8637741455logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-msg p a 
{font-family:verdana;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-msg 
p#yiv8637741455attach-count span {color:#1e66ae;font-weight:700;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455ygrp-reco #yiv8637741455reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-sponsor 
#yiv8637741455ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455ygrp-sponsor #yiv8637741455ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455ygrp-sponsor #yiv8637741455ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-text 
{font-family:georgia;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv8637741455 #yiv8637741455ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv8637741455 
#yiv8637741455ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv8637741455 

   

Kirim email ke