Tidak perlu dikirim ke saya.

Saya cukup mengerti jalan pikiran bung dan juga jalan pikiran chan. 
Sekurang2nya saya punya persepsi terhadap bung berdua dari tulisan2nya.

 

Sederhana bagi saya, saya beranggapan chan adalah kapitalis. Begitu juga saya 
dan mungkin bung. Kenapa saya bilang bung mungkin adalah kapitalis juga karena 
ketika bung masih mengandalkan capital dalam kehidupan sehari2 bung, bung telah 
menjadi seorang kapitalis dalam arti umumnya. Saya katakan “mungkin” karena 
saya tidak mengenal kehidupan bung. Siapa tahu bung hidup dihutan dan serba 
mandiri dan tidak pernah berhubungan dengan capital.

 

Bagi saya marx, lenin, stalin, mao, castro dll itu semuanya adalah kapitalis. 
Ketika sosialis dan komunis terbentuk dan dilabelkan kemereka2 ini, itu bukan 
berarti mereka bukan kapitalis. Mereka kapitalis lalu mereduksi dan 
mempermasalahkan kesalahan2 kapitalis. Solusinya adalah gerakan sosialisme dan 
komunisme. Bagi saya sederhana sekali ada pergerakan dari capital ke non 
capital tetapi gerakan ini tidak dapat menghilangkan artinya capital itu 
sendiri. TIDAK BISA!

 

Saya mencoba menulis berulang2 kali dengan menyinggung omongannya rizal ramli 
yang mengatakan “orang malu mengatakan dirinya kapitalis dan siapa yang bukan 
kapitalis”. Saya mencoba menyampaikan bahwa semua orang itu adalah kapitalis. 
Begitu juga saya ingin mengatakan semua orang itu juga adalah sosialis walaupun 
saya belum pernah mengkoinkan istilah ini dalam tulisan2 saya.

 

Jadi baik kapitalisme maupun sosialisme itu bagi saya adalah nyata dan ada 
serta tidak bisa dipisah2kan. Tidak ada kapitalisme sejati atau sosialisme 
sejati. Yang ada adalah percampuran/interaksi antara keduanya.

 

Penghisapan itu bisa terjadi baik di sosialisme maupun kapitalisme. Yang 
menghisap dan yang dihisap itu adalah orangnya. Kalau bung masih yakin bahwa 
manusia itu berdosa dan tidak sempurna, niscaya bung harus dan akan menerima 
bahwa disosialisme pun akan harus ada dan bisa terjadi adanya penghisapan. Ini 
saja asumsinya. Kalau bung berpendapat manusia itu bisa sempurna, saya bisa 
mengerti kalau bung ingin meniadakan penghisapan ini tidak ada di sosialisme.

 

Akhir kata: saya pro kapitalis, pro konglomerat, pro konglomerasi, anti 
penghisapan begitu juga saya pro sosialis, pro labor union, pro kelestarian 
lingkungan dll. Yang saya inginkan dan idam2kan bahwa rakyat Indonesia itu 
sejahtera dan makmur. Saya tidak pernah bermimpi bahwa akan hilang penghisapan 
dibumi Indonesia utk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran ini walaupun saya 
bermimpi utk melihat hilangnya penghisapan ini. Jelas sekali dalam hidup saya 
yang masih bergejolak bertarung antara menerima penghisapan itu dan atau tidak 
menerima penghisapan itu. Tetapi saya terlalu kecil untuk mengetahuinya. Yang 
saya bisa ketahui adalah keinginan saya utk melihat kesejahteraan dan 
kemakmuran bangsa Indonesia diluar kekuasaan saya untuk menghapus penghisapan 
itu sendiri.

 

Salam,

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Sunday, January 29, 2017 7:09 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com
Subject: Re: [GELORA45] Pertumbuhan tidak Kurangi Kemiskinan

 

  

Jangan melupakan semua tulisan dan perdebatan saya dengan Chan. Kalau anda baca 
semuanya sejak lebih dari tiga tahun, jelas Chan pro-kapitalisme, 
pro-konglomerat, pro-penghisapan manusia atas manusia. Di sini tidak akan dan 
memang tidak perlu saya ulangi alasan dan argumentasi saya. Kalau anda mau, 
bisa saya kirimkan semua perdebatan itu langsung kepada anda. Saya masih 
menyimpan beberapa.

 

On Sunday, January 29, 2017 12:54 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
<mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote:

 

  

Masih tidak berubah!

Gayanya masih seperti yang dulu walaupun kadar maki2nya sudah berkurang karena 
disemprit sama moderator.

 

Gayanya: lari dari diskusi. 

Sudah jelas ente salah melabel bung chan kebakaran jenggot, mencap bung chan 
kapitalis sejati, mencap bung chan pro konglomerat dll. Tidak ada satupun 
tulisan ente yang mengakui kesalahan2 ini.

 

Sekarang lari ke: “masalah memotong tali kemiskinan”. Dengan pertanyaan ke bung 
chan “Apakah bung Chan mempunyai pandangan/ide?”, tujuan ente itu apa? 
Bertanya, berdiskusi atau apa?

 

Setiap pertanyaannya setelah dijawab, ente itu gak ada komentar dan gak 
berdiskusi. Ngeyelnya saja yang ada!

 

Coba belajar berdiskusi. Lari begini ini bukan berdiskusi!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Saturday, January 28, 2017 1:15 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> 
Subject: Re: [GELORA45] Pertumbuhan tidak Kurangi Kemiskinan

 

  

Selamat pagi Bung Chan, Selamat Hari Raya Imlek.

Terima kasih telah meluangkan waktu menuangkan pikiran, sebenarnya ingin 
menulis agak panjang lebar tetapi sayang ada beberapa acara pada hari ini. Saya 
tuangkan saja sebuah topik pembahasan diambil dari artikel awal.

 

Saya kutipkan yg diutarakan Sri Mulyani:

"Ini tidak mudah karena harus berlanjut dalam jangka menengah. Kalau kita lihat 
angka kemiskinan, yang harus diwaspadai adalah pertumbuhan kita tidak bisa 
mengurangi kemiskinan secara lebih cepat. Intervensinya bukan hanya melalui 
cash transfer, tapi juga memotong tali kemiskinan antargenerasi. Kalau keluarga 
miskin tidak bisa memberikan nutrisi anak mereka sejak di dalam perut sehingga 
anak tidak sehat, tidak punya akses kesehatan, tidak punya akses pendidikan, 
pasti anak mereka akan miskin dan cucu mereka juga demikian. Inilah kemiskinan 
antargenerasi."


Apakah bung Chan mempunyai pandangan/ide?



---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <SADAR@... 
<mailto:SADAR@..> > wrote :

Bung Goei, Selamat Pagi pertama kita memasuki Tahun Ayam-api! Mudah-mudahan 
ditahun AYAM ini dunia menjadi lebih damai dan sejahtera, sesuai dengan sifat 
ayam-api yang katanya lebih hangat bersahabat pada siapapun dan pandai mengais 
rejeki, ...! MAAAJUUUUU TERUUUS, ...!

 

Dari uraian bung dibawah ini saya bisa menyetujui jalan pikiran anda, bahwa 
segala hal memang tidak bisa dimutlakkan, relatif saja, termasuk kapitalisme 
dan sosialisme! Kedua isme yang bertentangan ini seringkali justru harus 
mengambil jalan tengahnya sesuai dengan KONDISI, kesadaran masyarakat yang 
dihadapi ketika itu, ... akan rusak kalau dijalankan secara mutlak, yang biasa 
orang menyataakan sebagai yang sejati, murni atau ASLI itu!

 

Contoh yang bung angkat sekolah gratis dari TK sampai Univ, semua ditanggung 
pemerintah. Bahwa Pemerintah hendaknya bisa menjamin dan menanggung setiap 
warganya untuk sekolah tentu betuuul! Begitu juga dengan masalah 
KESEHATAN/Pengobatan yang kenyataan sangat sulit dilaksanakan dengan terus 
makin melonjak tinggi biaya asuransi kesehatan membuat Pemerintah berteriak, .. 
Menurut saya, disini ada masalah KESADARAN masyarakat yang perlu diperhatikan, 
kenyataan tidak semua orang suka dan bisa belajar baik. Sementara orang memang 
lebih suka dengan GERAK jasmani daripada gerak otak, tidak suka belajar. Bagi 
mereka didorong saja masuk sekolah praktis untuk lebih cepat langsung bekerja 
sesuai kemampuannya. Dikasih sekolah-tinggi2 gratis ya percuma saja, ... hanya 
akan boros membuang tunjangan Pemerintah! Mestinya, TUNJANGAN hanya diberikan 
pada orang yang patut ditunjang, ...! Harus dijamin setiap warga bisa sekolah, 
... tidak mesti harus GRATIS. Bisa juga dibuat uang sekolah murah yang PASTI 
kebayar oleh warga berkemampuan rata-rata, jadi pemerintah hanya memberikan 
GRATIS pada warga berpenghasilan rendah, kasih saja batas maksimum penghasilan 
keluarga atau orang tua anak itu. Sedang untuk mendorong kesungguhan anak-anak 
lebih rajin belajar, berikan gratis penuh pada anak-anak BINTANG-PELAJAR 
disetiap Kabupaten dan Propinsi, setgiap tingkat klas ditahun itu!

 

Begitu juga dengan asuransi KESEHATAN, menurut saya, mengingat tingkat 
kesadaran masyarakat sekarang, kenyataan BELUM BISA dibuat semua gratis! Baik 
kesadaran dokternya maupun pasiennya belum semua bisa dibikin gratis semua! Si 
dokter sebagai manusia normal juga berkehendak bekerja main keras bisa 
mendapatkan penghasilan lebih besar, mereka akan mencari jalan bagaimana bisa 
dapatkan pasien lebih banyak dan memberi obat-obat dari pabrik yang kasih 
komisi, misalnya. Sebaliknya juga pasien adalah manusia normal juga yang belum 
bisa berpandangan bagaimana menjalankan pola hidup sehat agar tidak usah 
kedokter nelenin obat, banyak orang masih saja berpikiran “Nikmatilah hidup ini 
dengan makan enak!”, apalagi kalau sakit juga bisa dapatkan pengobatan gratis! 
Bahkan pasien yang sudah bayar asuransi kesehatan, dia bilang: “RUGI dong, 
sudah bayar asuransi mahal-mahal kalau tidak digunakan!” hehehee, ... Dengan 
kesadaran masyarakat masih begini, apa bisa pemerintah memberi tunjangan 
kesehatan yang akan tidak terus melonjak tinggi dan akan terus meningkat dengan 
kecepatan makin hebat? Bukankah akan lebih baik pemerintah MENJAMIN setiap 
warga yang sakit bisa mendapatkan pengobatan yang layak sebagai manusia! Jadi 
warga tidak mampu saja yang ditanggung Pemerintah,sedang bagi warga yang mampu 
ya disuruh BAYAR, bahkan kalau perlu bayar penuh! Sementara pemerintah terus 
berusaha keras meningkatkan kesadaran masyarakat untuk jalankan pola hidup 
sehat sebaik-baiknya!

 

Tapi, bung Goei, ... dalam diskusi masalah mengatasi kemiskinan ini, entah 
darimana bung bisa berkesan saya mengandalkan peran konglomerat, hanya karena 
mengangkat contoh Wang Jianlin itu? Bukankah saya selama ini menekankan usaha 
Pemerintah yg selama 30 tahun terakhir ini sudah BERHASIL mengentaskan lebih 
600 juta rakyatnya dari kemiskinan? Prestasi BESAR begitu tentu saja usaha 
PEMERINTAH, bagaimana bisa bersandar pada konglomerat? Nah, untuk menyelesaikan 
lebih 50 juta warga miskin yang tersisakan itu, saya bilang nampaknya 
pemerintah mendorong konglomerat untuk ikut serta mempercepat mengentaskan 
kemiskinan. Karena pemerintah sudah menargetkan lebih 50 juta warga miskin yang 
tersisa itu harus selesai ditahun 2020 yad. Dan, ... karena pemberitaan yang 
berjalan di Tiongkok itu tidak sebebas dibarat, pemberitaan ada konglomerat 
yang ikut aktif membantu mengatasi kemiskinan baru saja terbaca oleh saya, 
padahal spt. Wang Jianlin itu ternyata sudah berjalan 2014, lebih 2 tahun yl. 

 

Namun, saya pun memperhatikan, itulah arah perkembangan KESADARAN manusia yang 
menuntut kehidupan makin demokratis dan manusiawi terjadi secara wajar, ... 
dari tahun ke tahun, dari abad ke abad. Artinya perkembangan kesadaran manusia 
menghendaki kehidupan yang lebih demokratis dan manusiawi! Kehidupan masyarakat 
dijaman feodal jauh lebih demokratis dan manusiawi ketimbang jaman perbudakan, 
begitu juga kehidupan masyarakat kapitalis jauh lebih demokratis dan manusiawi 
ketimbang jaman feodal dan kehidupan jaman kapitalis sekarang juga jauh lebih 
demokratis dan manusiawi ketimbang jaman kapitalis 100 tahun yl. Umat manusia 
yang hidup didunia ini akan terjadi lebih saling memperhatikan, bisa memberi 
BANTUAN dan KASIH pada sesama manusia yang membutuhkan! Dan itu kenyataan yang 
akan terjadi, yang PASTI kesadaran umat manusia yang menuntut kehidupan 
demokratis dan manusiawi itu bukan monopoli komunis, sebagai manusia normal 
yang sehat, sekalipun kapitalis-kapitalis yang selama ini diberi label “Serakah 
dan KEJAM” itu juga akan muncul filantropis-filantropis, ... 

 

 

Salam,

ChanCT

 

 

 

From: Jonathan Goeij jonathangoeij@.. [GELORA45]

Sent: Saturday, January 28, 2017 1:12 AM

To: Yahoogroups

Subject: Re: [GELORA45] Pertumbuhan tidak Kurangi Kemiskinan

 

 

Ya namanya istilah kok mau diliteralkan, yg namanya kebakaran jenggot khan 
bukan benar2 berarti jenggotnya kebakaran, yg benar2 punya jenggot panjang juga 
seumur hidup jenggotnya nggak kebakaran tapi bukan berarti tidak pernah 
kebakaran jenggot. Saya cuman kasih contoh2 pemakaian kata kapitalis sejati 
se-hari2 dan umum bukan berarti pemakaian arti dalam berita itu bagi anda, juga 
nggak niru2 istilah lha waktu nulis masa mesti searching dulu kata2 apa yg mau 
dipakai ngapain juga. Hanya orang2 yg hidup di-awang2 dan narsis yg sensitive 
banget yg sebentar2 offended tersinggung nggak karu2an kebakaran jenggot 
mempermasalahkan kata2 yg sebenarnya umum saja..

 

Kapitalisme dan sosialisme dew asa ini memang sudah campur baur bahkan sudah 
sedemikian menyatunya sehingga orang seringkali tidak sadar atau tidak ngeh 
lagi, orang2 yg teriak2 anti kiri anti progressive menyatakan diri sebagai 
kapitalis sejati juga nggak ngeh kalau dirinya bisa baca tulis sekolah gratis 
itu ya hasil dari sosialisme. Ngobrol2 sama teman yg menyuarakan ketidak 
setujuan program college gratis yg diajukan demokrat, menurut beliau itu tidak 
ada artinya karena mereka yg niat sekolah biarpun bayar ya tetap sekolah, itu 
tergantung kemauan katanya sambil juga berdalih ada financial aid sambil kasih 
contoh dirinya yg dapat financial aid sehingga bisa sekolah tanpa bayar. Saya 
ketawa sambil bilang anda beruntung tinggal di California yg dikuasai demokrat 
dgn banyak program2 progressive, California memang menyediakan financial aid 
sampai tingkat college bagi mereka yg eligible, lha gimana dgn mereka yg 
tinggal diluar California di state2 yg tidak progressive, program college 
gratis itu khan buat semuanya se luruh US. Saya katakan saya juga dapat 
financial aid jadi ngerti betapa pentingnya dan sangat bermanfaat, ketiadaan 
biaya merupakan obstacle besar dan bisa jadi batu sandungan.

 

Sekarang ini kalau bicara ekonomi politik adalah sebagaimana keterlibatan atau 
peranan negara didalamnya, orang2 progressive lebih cenderung peranan negara yg 
tinggi/besar sedang orang2 kapitalis sejati lebih menyerahkan pada peran serta 
masyarakat sendiri dengan meminimalkan peranan negara.

 

Dalam diskusi pementasan kemiskinan ini saya katakan anda kapitalis sejati 
karena kecenderungan anda dalam mengandalkan peranan konglomerat atawa taipan 
seperti Wang Jianling misalnya. Tentu philantropis seperti ini sangat bagus 
sekali tetapi dalam hal ini biarpun sangat kaya sekali juga jangkauann ya 
terbatas tidak bisa menyeluruh.

 

 



Kirim email ke