Saya stabilo saja pernyataan Anda di bawah.

  --- SADAR@... wrote:
    Yang membuka pintu PBB masuk bagi RRT dan mendepak keluar Taiwan tentu saja 
bukan perubahan SIKAP AS! Yang ironis, justru saat itu ketua PBB dipegang Adam 
Malik, sedang Soeharto juga masih TETAP BERKERAS menentang RRT masuk PBB, 
sebagaimana politik AS ketika itu! Saya tidak tahu bagaimana Adam Malik ketika 
berperan, sehingga dalam hitungan suara, yg menyetujui usul Albania menerima 
RRT menjadi perwakilan Tiongkok satu-satunya di PBB bisa dimenangkan, .... Itu 
terjadi di bulan Sept. 1971! Jadi, keberhasilan perjuangan Albania dan 
negara-negara yang mendukung RRT merupakan perwakilan TIongkok yang sah, bukan 
AS. Tidak ada masalah kunjungan Nixon ke Beijing utk UPAH kepada ketua Mao. 
Perubahan sikap AS dari usaha mencekik mati bayi RRT yg baru lahir 1 Oktober 
1949 itu dengan politik blokade sejagad yg dijalan sejak tahun 1950 baru 
terjebol ya ditahun 1971, setelah melihat kenyataan bukan saja ekonomi RRT 
tetap maju dengan BERDIKARI, tapi juga PERTAHANAN Tiongkok maju lebih dahsyat, 
dengan keberhasilan meledakkan bom-Atom pertama di tahun 1964, lalu menembak 
jatuh pesawat pengintai U2 yg selama itu menjadi kebanggaan AS dan, ... ditahun 
1971, dimasa berkobar RBKP sedang sampai puncak kerusuhannya, diramalkan banyak 
ekonom barat, ekonomi RRT sudah berada ditepi jurang keruntuhannya, RRT justru 
BERHASIL meluncurkan Satelite-I dengan mengkumandangkan lagu Dong Fang Hong (= 
Merah Diufuk Timur), lalu diikuti dengan diterima masuknya RRT di PBB, ....! 
Politik blokade sejagade yg dijalan AS terhadap RRT jelas GAGAL-TOTAL! Inilah 
yg MEMAKSA Nixon terbang ke Beijing untuk merubah bentuk perjuangannya, dari 
konfrontasi dengan RRT menjadi perjuangan secara DAMAI setelah bersalaman 
dengan Ketua Mao! Tentu perjuangan secara DAMAI tidak bisa diartikan kolaborasi 
dan TUNDUK pada imperialisme! Tentu saja TIDAK! Lha jelas sampai sekarang 
perjuangan dibidang ekonomi antara RRT-AS makin SENGIT, juga dibidang senjata 
pertahanan, teknologi, ... dan tentu juga dibidang politik, akhirnya memaksa 
AS, setelah Trump naik panggung, tidak segan-segan jalan politik 
proteksionisme, untuk melindungi dan mendahulukan AS kembali jaya dan jadi 
super-power yg menentukan dunia. Menjadikan RRT sebagai ancaman terberat, 
bahkan menuduh RRT sedang jalankan imperialisme di Amerika-Latin, untuk 
menghadang pengaruh RRT yg sudah mulai masuk ke Amerika-Latin itu. Hehehee, ... 
Salam,ChanCT 
From: ajeg
Yang berobah itu justru AS, dari mati-matian mendukung Taiwan 
di PBB jadi menggelar karpet merah untuk RRC. Jadi, kunjungan 
Nixon ke Beijing tahun 1972 untuk minta upah kepada Mao karena 
merasa berjasa telah mendepak Taiwan dari PBB dan mempersilakan 
RRC menjadi anggota PBB sejak 1971. 

Sebelumnya, AS terus menolak RRC menjadi anggota PBB, dan itu 
menjadi salahsatu alasan Indonesi a keluar dari PBB 1965. Jadi, 
memang sangat jelas dan sangat-sangat gamblang AS adalah dalangG30S untuk 
mengubur kesetiakawanan RI terhadap RRC di PBB.
--- SADAR@... wrote: Ini nenek dalam tempurung sudah TIDAK WARAS! Memangnya 
siapa yang berilusi terhadap IMPERIALISME apalagi mengatakan sifat imperialisme 
berubah??? Yang berubah itu bentuk kontradiksi dan perjuangan melawan 
imperialisme sesuai dengan berubahan sikap imperialisme itu sendiri, ... dn 
INGAT perubahan itu justru dijalankan saat Ketua Mao masih HIDUP, dan bisa 
menemui pres. Nixon untuk BERSALAMAN! Jangan memelintir pendapat orang yang 
berbeda apalagi dengan main FITNAH!
From: Tatiana Lukman
Ilusi terhadap Imperialisme membuat rakyat tidak mungkin mempertahankan 
kebebasan dalam politik dan berdikari dalam ekonomi. Kalau sebuah negeri 
berilusi terhadap imperialisme maka kedaulatannya akan dilanggar dan hancurlah 
negeri itu. Iran dan Libia merupakan contoh yang tragis. Pengalaman sejarah dan 
kebenaran menunjukkan bahwa ilusi terhadap imperialisme berarti mati!! Ilusi 
tentang Imperialisme adalah virus yang mematikan. Siapa yang berilusi akan 
perubahan dalam watak Imperialisme??? Kaum revisionis modern Soviet dengan 
dedengkotnya Khrustjov adalah yang dengan terang-terangan menyebar ilusi 
tentang perubahan sifat imperialisme sehingga dihimbaunya kaum revolusione r 
untuk berkoexistensi secara damai dengan imperialisme dan antek-anteknya. 
Sekarang siapa yang mewarisi ilusi itu?? Dengan terang-terangan si Chan 
mengatakan sifat imperialisme berubah!!! 
Illusion about Imperialism Is Deadly Virus by Son So Yon

  
Illusion about imperialism makes it impossible to maintain independence in 
politics and self-sustenance in economy.

If a country is obsessed by illusion about imperialism, its sovereignty is 
violated and flouted and it won't escape from doom.

The tragic situation in Iraq and Libya clearly proved this.

Today, the imperialists' strong-arm policy is facing the fate of doom.

Creating such illusion is no more than last-ditch efforts of the imperialists 
to realize their ambition to dominate the world.

If one fails to discern this and harbors such illusion, one will cook one's own 
goose as well as help the imperialists prolo ng their remaining days.

The countries aspiring after independence should keep strict vigilance over and 
root out the slightest illusion about imperialism and adhere to the Juche 
character and national character.

It is the lesson of history and the truth that illusion about imperialism 
precisely means death.


 
   

Kirim email ke