Oh sekarang lari dari “sri mulyani mengancam pengusaha” ke “legitimasi” ya?
Oh sudah sadar ya kalau salah? Kalau sudah sadar koq ditambah2 suruh sri mulyani ikut2an mba tutut utk show off? Dasar tukang nyinyir! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> Sent: Tuesday, September 4, 2018 12:44 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: Re: [GELORA45] Rupiah Melemah, Sri Mulyani Ancam Pengusaha yang Tahan Dolar Tahun 97-98 ada gerakan "aku cinta rupiah" yang dipelopori mbak Tutut (kalau nggak salah ingat) yg secara show-off kemudian para pejabat dan pengusaha besar menukar dolar ke rupiah, cuman waktu itu saya merasa lucu banget karena jumlah yg ditukar kok gak sepadan banget tapi ya namanya juga show-off agar diikuti rakyat banyak. Mungkin ya Ibu Sri Mulyani bisa memelopori dengan menukarkan dolar beliau ke rupiah, setidaknya sesuai dengan dolar yg dilaporkan sebagai harga kekayaan. Pertanyaan: Para pejabat menahan dolar itu termasuk legitimate atau tidak? ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <ajegilelu@... <mailto:ajegilelu@...> > wrote : Basa-basi tanpa isi. Kalau betul pinter sedunia mustinya kan si Sri ini lebih dulu merayu para pengusaha di pemerintahan. --- jonathangoeij@... wrote: pada waktu rupiah melemah tindakan logis seseorang ya tahan dolar atau mata uang lain yg kondisinya lebih baik dari rupiah, kenapa kok di-ancam2? --- SADAR@... wrote : Rupiah Melemah, Sri Mulyani Ancam Pengusaha yang Tahan Dolar Reporter: Ahmad Faiz Ibnu Sani Editor: Dewi Rina Cahyani Senin, 3 September 2018 20:06 WIB <https://statik.tempo.co/data/2018/08/13/id_725674/725674_720.jpg> Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbicara dengan petugas saat mengecek persiapan Asian Games 2018 di Terminal 3 Bandara Soekarno - Hatta, Tangerang, Senin, 13 Agustus 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah bergerak cepat seusai rupiah berada di level terendah sejak 1998. Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang siang tadi masih berada di Lombok, Nusa Tenggara Barat, bergegas ke Jakarta dan mengumpulkan para menterinya untuk rapat di Istana. Menteri Keuangan <https://www.tempo.co/tag/sri-mulyani> Sri Mulyani mengatakan pemerintah melalui forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan memantau detail perilaku pelaku pasar. "Kami akan bersama-sama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, lewat forum KSSK, akan meneliti dan memonitor secara detail tingkah laku pelaku pasar. Mana-mana transaksi yang legitimate demi memenuhi keperluan industrinya, atau tidak legitimate," katanya seusai rapat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 3 September 2018. Baca: <https://bisnis.tempo.co/read/1121655/gerindra-kritik-utang-pemerintah-begini-jawaban-sri-mulyani> Gerindra Kritik Utang Pemerintah, Begini Jawaban Sri Mulyani Pemerintah, kata Sri Mulyani, akan menindak tegas pihak-pihak yang membuat rupiah makin melemah. "Kalau tidak legitimate kami akan lakukan tindakan tegas agar tidak menimbulkan spekulasi atau sentimen negatif," ujarnya. Sri Mulyani menjelaskan yang dimaksud dengan tindakan legitimate itu adalah jika seorang pengusaha mengimpor bahan baku atau barang modal dan jelas apa bisnisnya. "Kalau kita mengimpor bahan baku, barang modal, dan memang bisnisnya ada, untuk bayar utang kembali. Memang ada kebutuhan yang legitimate, kalau tidak kan mereka lakukan sesuatu yang spekulatif," tuturnya. Menurut Sri Mulyani, pelemahan rupiah ini tidak lepas dari perekonomian global yang belum stabil. Terlebih belakangan ini Argentina tengah dilanda krisis yang diprediksi akan berdampak ke negara berkembang. Sri Mulyani menuturkan pemerintah tetap berkomitmen untuk memperkuat pondasi ekonomi dengan mendorong ekspor dan menekan impor. Selain itu, untuk di dalam negeri pemerintah bersama Bank Indonesia dan Otoritas jasa Keuangan terus mensinergikan koordinasi dari sisi informasi. Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menstabilkan kondisi ini akan saling dibagi di antara otoriras ini. "Sehingga kami bisa terus langsung lakukan penyesuaian kalau memang akan dilakukan," ujarnya. ADVERTISEMENT Ia menjelaskan saat ini fokus pemerintah tetap pada bagaimana cara mengurangi sentimen dari neraca pembayaran. "Selama ini yang disebut sebagai salah satu sumber sentimen dari perekonomian Indonesia adalah kondisi dari transaksi berjalan dan neraca perdagangan," ujarnya. Pemerintah, kata dia, sekarang sedang mengendalikan kebutuhan devisa lantaran menjadi aspek yang bisa dikontrol. Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian sedang mengidentifikasi 900 komoditas impor yang sebagian besar merupakan barang konsumsi. Baca: <https://bisnis.tempo.co/read/1122331/rupiah-tembus-rp-14-700-sri-mulyani-kami-akan-waspadai> Rupiah Tembus Rp 14.700, Sri Mulyani: Kami Akan Waspadai Selain itu, bagi Badan Usaha Milik Negara seperti Pertamina dan PLN, pemerintah akan melihat apa saja kebutuhan yang tidak bisa ditunda. "Kalau pun kebutuhan yang tidak bisa ditunda, bagaimana suplai dolar dilakukan tanpa mengubah sentimen market," ucap <https://bisnis.tempo.co/read/1123181/agustus-catat-deflasi-005-persen-begini-respons-sri-mulyani> Sri Mulyani.