Cak Yayang, mein brur,.. Sangat menarik statementnya dimana LUSI adalah mud volcano dari mud diapirsm yang pada awalnya dipicu oleh underground blowout-UGBO .
kita perlu mendefinisikan apa yang dimaksud dengan UGBO yang disebabkan oleh pemboran; dan, bagaimana tekanan dalam sumur, lalu, proses terjadi fractures dan breach sampai kepermukaan. 1. Pertama, harus adanya 'uncontrolled kick', suatu kick besar yang tidak bisa diatasi. 2. Adanya tekanan tinggi yang melebihi fracture pressure dilapisan yang terlemah, lazimnya di casing shoe terdalam, sehingga tercipta fracture didalam sumur. 3. Adanya 'drive mechanism' yang besar sehingga fluida mengalir kedalam sumur dari lapisan yang bertekanan tinggi dan berlanjut pada proses pemecahan batuan disumur tersebut. Jadi sumur menjadi bagian dari proses. Jadi jika terjadi UGBO yang mengakibatkan liquefaction seperti yang cak Yayang usulkan, seharusnya juga melibatkan sumur itu sendiri dan harus bisa dan mudah terdeteksi disumur. 4. Adanya 'sustained propagation pressure', tekanan tinggi yang bisa meneruskan fractures kepermukaan 'breach' dan tetap menahan fracture agar tetap terbuka. Eg. Kalau melakukan frac job musti ada propantnya supaya tetap terbuka. Jika dipicu dan berhubungan dengan sumur, maka saat terjadi mudflow harusnya sumur ikut terpengaruh. Self propulsion yang berasal dari UGBO disumur yang diusulkan cak Yayang seharusnya juga berdampak pada sumur tersebut. Bukti yang kita kumpulkan tidak menunjang kriteria diatas, sehingga kami simpulkan tidak terjadi UGBO disumur, meskipun diawal-awal kita semua langsung menuding sumur tanpa bukti yang cukup. Sebagai contoh, kick yang terjadi sehari sesudah adanya loss bersamaan dengan gempa, sudah terkontrol dan mati dalam waktu 40 menit, lalu BOP sudah dibuka dalam waktu ~3 jam. Sumur benar2 telah mati dan bisa melakukan sirkulasi, artinya tidak ada lagi high pressure didalam sumur maupun sumbatan didalam sumur. Analisa tekanan dalam sumur menujukkan bahwa tekanan pada casing shoe adalah sebesar 2710 psi yang mana masih dibawah kekuatan batuan (3053 psi LOT). Sebaliknya sumur dituding terjadi UGBO dan fracturing karena drill pipe pressure turun dan berakhir drastis dengan terjadinya breach ke permukaan. Rupanya claim tersebut hanya didasari oleh satu data yaitu drill pipe pressure data saja (Davies/Lusiaga di Cape Town). Namun kalau kita bandingkan turunnya drillpipe pressure tersebut dengan enam data2 yang lain, ceritanya akan beda. Turunnya drillpipe pressure secara drastis tersebut disebabkan oleh dilakukannya bleed-off pressure pada drill pipe sebelum dipompakan soaking fluid. Drill string merupakan closed-loop system, jika ada penurunan pressure tidak berarti sumurnya bocor. Kalau bocor tidak mungkin ada pressure sewaktu dipompakan soaking fluid. Kalau ban mobil kita kempes, sobek kena paku, meskipun kita pompa tidak akan ada pressure. Ada Enam data termasuk mud logger RTD ('black box') yang antara lain menunjukan tank volume yang konstan, tidak adanya loss disumur dll yang tidak menunjang claim ini. Bukti2 lain yang menunjukkan bahwa sumur dalam keadaan tidak bocor bisa dibaca di paper Elsevier, yang link sudah saya kirimkan. Soal adanya retakan di rig site dengan arah SW / NE dari lubang semburan pertama, melewati piperack mengarah ke lubang semburan kedua dan ketiga (diseberang jalan tol). Jika disebabkan oleh lumpur bertekanan tinggi dari bawah permukaan, seharusnya akan keluar juga lumpur dari rekahan yang menciptakan rekahan tersebut. Padahal, dari crack/rekahan tersebut tidak keluar apa2. Sebagai catatan, didalam sumur sudah tidak ada tekanan tinggi, BOP dalam keadaan terbuka. Fakta lain, apabila suatu UGBO sudah pecah sampai kepermukaan (breach), sudah terjadi pressure release maka sudah tidak ada lagi 'sustained propagation pressure', yang bisa memecahkan dan membuat lobang semburan2 lainnya lagi. Sedangkan fakta menunjukkan bahwa lubang semburan kedua dan ketiga diseberang jalan tol terjadi 3 - 4 hari sesudah lubang semburan utama, sejajar dengan patahan Watukosek. Kita perkirakan retakan ini disebabkan oleh lateral movement. Mengenai pamer data dan perhitungan yang lebih dulu di paper dan milis, saya pikir sudah banyak orang yang berpendapat UGBO yang mengakibatkan LUSI, menciptakan public opini duluan, sedangkan kita baru merelease paper 3 tahun setelah semburan, dan bukan yang pertama pula. Begitu Cak,.. Numpang sekalian,.. pak moderator, Paulus my bro,.. kalau yang dimaksud tulisan saya yang menyinggung,.. mohon maaf, juga kepada rekan2 yang kurang berkenan,.. Wass. Bambang -----Original Message----- From: abachtiar_CBN [mailto:abacht...@cbn.net.id] Sent: Tuesday, March 09, 2010 5:23 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Paulus, maaf, aku juga mau ikutan nimbrung dalam diskusi, tetapi seperti umumnya kawan2 lain yang belum mendapatkan izin dari Lapindo, BPMigas, dan Ditjen Migas untuk melihat, memilih sendiri dan menggunakan data dr BJP-1, maka yang bisa kita lakukan hanya mendaur ulang data dan men-challenge interpretasi dr kawan2 yg punya kemewahan untuk memamerkan data dan perhitungan itu terlebih dulu di paper2 maupun di milis ini. Yang akan aku soroti adalah counter argumen dr broer BPI maupun mungkin dr 1 atau 2 kawan sebelumnya (mas Sunu kalau nggak salah), yang mempertentangkan secara ekstrim bahwa UGBO terus terjadi SAMPAI SEKARANG, dan itu tdk masuk akal karena itung2an rate, volume dan asal-usul fluidanya selalu gak match dg kondisi lobang dan petrofisika formasi yg bisa dihitung dr data2 mereka yg ada. Dari dulu saya selalu menawarkan analisis penyebab yg bukan menganggap in adalah UGBO abadi. UGBO terjadi pada waktu awal2 akibat loss dan kick, kemudian UGBO itu memicu ketidak stabilan lapisan MUD-DIAPIR di sekitar lobang bor yang tadinya waktu ditembus pada pemboran turun kondisinya aman-aman saja. Adalah liquifaction dari mud-diapir itulah yang terus menerus terjadi sampai sekarang membentuk MUD VOLCANO di permukaan. Jadi, sekarang sudah tdk ada UGBO itu. Yang ada adalah proses pembentukan mud-volcano yg dipicu oleh UGBO. Loss, kick, dan gain itu jelas2 ada dan terlaporkan dalam DDR yg pernah saya lihat (waduh, ... mudah2an gak ada yg iseng melaporkan aku ke migas krn ngliat data2 tsb, tapi aku juga punya dalih: waktu itu polisi yang nyuruh ngliat koq..). Dan yang saya tangkap dari keseluruhan argumen dalam paper2 yang berevolusi makin ke sini makin menunjukkan reluctancy kawan2 penulis itu untuk mengatakan adanya UGBO pada waktu mengatasi kick tsb. Adanya foto crack di rig-site yang memotong panjang sampai ke casing(pipe?) rack setelah penanganan kick, kemungkinan besar juga bisa dikaitkan dengan UGBO ini. Selain itu di DDR juga disebutkan adanya komunikasi antara lubang bor dengan lubang semburan pertama. Nah, jadi, point saya yang tanpa data otentik yg bisa dituliskan krn tdk ada ijin ini ingin menyodorkan sedikit pencerahan baik ke kawan2 penonton maupun terutama ke broer BPI, mas Sunu, maupun pihak2 terkait lainnya bahwa ada alternatif mekanisme penyebab lain yang lebih masuk akal dibandingkan dengan sekedar UGBO forever. LuSi adalah kelahiran mud-volcano dr mud diapirism yg dipicu oleh UGBO. Salam Yayang ----- Original Message ----- From: "Bambang P. Istadi" <bambang.ist...@energi-mp.com> To: <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Tuesday, March 09, 2010 4:45 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI Pak Natan, pak RDP,... Anggaplah 14ft yang samplenya belum sampai permukaan dan tidak bisa didiskripsi tersebut adalah porous carbonate, dan kita asumsikan sebagai exposure thickness,.. lalu kita masukkan beberapa parameter lainnya,.. Flow dimension : Well depth = 9297 ft Well radius = 0.51 ft (1/2 x 12-1/4") Radius of investigation = +50 ft (optimistic value) Fluid properties : Viscosity = 0.5 cp (water @ high temperature) Formation Volume Factor = 1 (water) Rock property : Permeability = 22.5 mDarcy (perkiraan dari sumur2 existing yang dianggap sebagai "high producer well" yang bisa memproduksikan 7000 barrel fluida per hari dari karbonat) System pressures : Reservoir static pressure = 7130 psi (equivalent 14.7 ppg). Bottom hole flowing pressure = 4026 psi (minimum value @ zero friction loss) Lalu coba hitung berapa banyak fluida yang bisa dihasilkan perhari? Anggap saja ini sumber airnya, sedangkan lumpurnya berasal dari Upper Kalibeng Formation diatasnya, karena nanno dan foram nya berkorelasi dengan yang yang keluar dari pusat semburan LUSI. Anggap saja komposisi air 70% pada awal2 semburan. Berapa rate air yang didapat dari formasi karbonat ini? Matching ngga dengan debit lumpur yang keluar selama hampir 4 tahun ini? Dulu debit lumpur hampir 1 juta barel per hari, sama dengan produksi minyak Indonesia. Perlu diingat saat re-entry BJP-1 mau melewati/mendorong/menarik "fish" disumur yang dianggap berproduksi 1 juta barel saja tidak bisa,... seharusnya diameter lubang sumur sudah sangat besar. Soal loss dan asumsi adanya kick,.. silahkan datang ke Lapindo dan periksa data2 drilling dan real time chart,.. soal perizinan BPMIGAS dan MIGAS, nanti saya bantu urus deh,.. gimana?? Makin asik niih diskusinya,.. Wass. Bambang -----Original Message----- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Tuesday, March 09, 2010 3:30 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Uneg-uneg..LUSI 2010/3/9 Nataniel Mangiwa <nataniel.mang...@gmail.com>: > Pak Nyoto..terimakasih untuk pencerahannya. Ternyata 14ft interval mulai > dari 9284, 9285, 9286, 9287, 9288, 9289, 9290, 9291, 9292, 9293, 9294, 9295, > 9296 dan 9297ft itu batuannya hanya 'imajinatif' toh. Ngapain ngeributin itu > Kujung atau bukan Kujung..lalu yakin itu masih VS..ternyata semua keyakinan > tsb hanya bermodalkan imajinasi..bukan data yah. Atau mungkin kalau sudah > 'senior/experienced banget' boleh yah yakin terhadap imajinasi? Menurut > saya, tidak ada 1 manusia pun yang tahu formasi di TD apa jika tidak ada > cutting/logging. Gimana dapet cutting ? kalau ada cuttingnya saya malah curiga itu cutting palsu ! Lah sesuai cerita Pak Bambang Istadi yang mendapati adanya gejala loss pada saat drilling. Jadi cutting terakhir ya bablas wes-ewes masuk ke formasi ikut-ikutan dengan lumpur pemborannya. Kalau toh ada sisanya pasti sudah ga akurat lagi sumbernya. Davies mengatakan Kick sedangnya Pak BI mengatakan loss. Konon menurut drilling engineer, setiap loss sering diikuti gain. Dan kalau gain ini tidak terkontrol menyebabkan kick (semburan balik). Nah perlu diselidiki apakah sumur mengalami kick atau tidak. Btw, apa sih definisi "well kick" ? rdp ------------------------------------------------------------------------ -------- ------------------------------------------------------------------------ -------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ------------------------------------------------------------------------ -------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 ------------------------------------------------------------------------ ----- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. --------------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------------------------------- PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... -------------------------------------------------------------------------------- Ayo siapkan diri....!!!!! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010 ----------------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. ---------------------------------------------------------------------