Baguslah kalau kita sendiri menghargai kekayaan dan sejarah alam serta budaya 
Indonesia, semoga makin meluas ketertarikan masyarakat kita kepada alam dan 
budayanya sendiri.

Cincin Api (ring of fire) sebenarnya julukan buat semua jalur gunungapi yang 
memagari Cekungan Samudera Pasifik, mulai dari selatan di tepi-tepi barat 
Chile-Peru, Amerika Tengah, California, Canada sebelah barat, Alaska sebelah 
selatan, menyeberang ke Asia melalui jembatan daratan Aleut, memasuki batas 
timur Eropa-Asia melalui Kuril, lalu Jepang, menghunjam ke selatan melalui 
Mariana, lalu menyusuri tepi utara Papua New Guinea dan gugusan kepulauan 
mikronesia, lalu berakhir di selatan kembali melalui Tonga, Kermadec dan 
akhirnya Selandia Baru. Istilah lain buat Cincin Api ini adalah Andesitic Line, 
mengingat hampir semua komposisi gunungapinya andesitik karena hasil subduksi 
lempeng samudera Pasifik menunjam ke semua lempeng-lempeng benua atau samudera 
yang mengelilinginya. Sebuah teori kontroversial pernah dikemukakan oleh para 
ahli kosmologi, bahwa Bulan kita adalah massa Bumi yang tercabut dari Cekungan 
Samudera Pasifik, dan Cincin Api adalah sisa
 paling luar bekas luka cabutan itu.

Bagaimana dengan gunung-gunungapi di Indonesia dari Sumatra-Jawa-Nusa 
Tenggara-Banda-Halmahera dan Sulawesi Utara?  Banyak literatur menggolongkannya 
juga sebagai jalur Cincin Api, Ring of Fire. Tetapi gunung2api Indonesia tidak 
duduk di “proper ring of fire”. Posisi Indonesia justru unik dan sangat menarik 
sebab ia duduk di junction, sambungan, jalur-jalur gunungapi di dunia, dan 
kemudian membuat jalur sendiri. Gunung-gunungapi di Sumatra-Jawa-Nusa 
Tenggara-Banda adalah jalur paling akhir “Jalur Alpide”, yang memanjang dari 
tepi barat Atlantik ke Laut Tengah ke Iran ke Himalaya, menghunjam ke selatan 
melalui Burma dan masuk ke Sumatra lalu membusur melalui Jawa-Nusa Tenggara dan 
Laut Banda. 

Adakah gunung2api aktif di sini, tentu saja ada, tetapi umumnya pada masa lalu 
dan sekarang telah mati. Ingat saja gunungapi di Pulau Thera, Santorini yang 
memunahkan kebudayaan Creta pada abad2 sebelum Masehi (dari mana legenda 
Atlantis berasal), atau ingat juga Vesuvius yang memunahkan kota Pompeii dan 
Herculaneum pada AD 79, yang lalu pada AD 1815 punya padananannya masih di 
Jalur Alpide, yaitu “Pompeii of the East” Tambora 1815. Bila gunung2 api lain 
di Jalur Alpina sudah berhenti aktif,  di Indonesia justru aktif terus karena 
lempeng samudera Hindia masih menunjam di bawahnya. Kemudian, jalur baru dibuat 
pula di Indonesia, Jalur Halmahera dan Sulawesi Utara, hasil double subduction 
ke sisi barat dan timur yang tak ada duanya di dunia.

Di Indonesialah bertemu jalur-jalur gunuapi dunia, Cincin Api Pasifik dan 
Cincin Api Alpina. Dan statusnya aktif !  Benar-benar kita seperti  duduk di 
dua ‘tungku’ mantel Bumi yang luar biasa aktif dalam kejapan skala waktu 
geologi. Maka, tiga ranking VEI (volcanic explosivity index) tertinggi di dunia 
pun dipegang oleh tiga gunungapi Indonesia: Toba 74.000 tyl (VEI 8)yang membuat 
populasi manusia tinggal 20 % saja, Tambora 1815 M (VEI 7) yang meniadakan 
musim panas setahun berikutnya di belahan dunia utara, dan Krakatau 1883 (VEI 
6) yang teriakannya paling dahsyat di Bumi. Lalu jangan lupakan Merapi , 
gunungapi teraktif di dunia, a decade volcano; yang ikut mempengaruh jalannya 
sejarah kebudayaan di Jawa .

Salam,
Awang

--- Pada Sen, 19/9/11, Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com> menulis:


Dari: Rovicky Dwi Putrohari <rovi...@gmail.com>
Judul: Re: [iagi-net-l] Ekspedisi Cincin Api - Kompas
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 19 September, 2011, 7:41 AM


Dapat dibaca disini :

http://nasional.kompas.com/read/2011/09/16/18584012/Berdebar.Nobar.Ekspedisi.Cincin.Api

TERKAIT:


Mencintai Cincin Api, Mencintai Indonesia
Kita Hidup di Daerah Bencana
Sejarah Berhenti di Kebun Kopi
LIVE Report: Peluncuran Ekspedisi Cincin Api
Jalur Ekspedisi Cincin Api "Kompas"
RDP


2011/9/19 Shofiyuddin <shofiyud...@gmail.com>


Sabtu kemarin iseng iseng beli koran Kompas ... dan waw ... saya dibuatnya 
surprise sekali dimana harian ini mengulas perjalanan Ekspedisi Cincin Api yang 
dimulai dari Gunung Tambora di Nusa Tenggara Sana. Ekspedisi akan dilanjutkan 
ke banyak gunung api lainnya seperti Toba di Sumatra dsb. 


Ini adalah ekspedisi gabungan yang melibatkan ilmu volkanologi, geologi dan 
arkeologi. Gunung Tambora dijadikan sebagai titik awal ekspedisi. Cukup 
mencengangkan ternyata gunung yang satu ini diperkirakan meletus pada April 
1815. Kedahsyatan letusannya sanggup mengubah iklim di sebagai belahan dunia 
dan diperkirakan berada 1 tingkat di bawah letusan super Toba di Sumatra. Saya 
belum pernah mendengar ini sebelumnya. Diameter kaldera sepanjang 7 km 
barangkali bisa bercerita kehebatan letusannya dan penemuan sisa sisa 
gelontoran awan panas membumi hanguskan desa desa di sekitarnya. Diperkirakan 
dua kerajaan terkubur hidup hidup karena letusan ini dibuktikan dengan penemuan 
mayat mayat yang terbakar hangus.


Tulisan lengkap bisa liat langsung di Kompas edisi sabtu kemarin.


Saya tidak tahu apakah ada rekan rekan IAGI yang terlibat ekspedisi ini.  


Maaf tidak bermaksud promosi, tapi tulisan itu bagus sekali. Dulu harian ini 
juga melakukan ekspedisi menelusuri sisa sisa kerajaan Majapahit, yang menurut 
saya luar biasa. Jadi inget novelnya nya Majapahit karangan LKH terbitan 
Gramedia. 




Shofi
 


 


-- 
"Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !"




--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah Joint Convention Makassar (JCM), HAGI-IAGI, Sulawesi, 26-29
September 2011
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke