Kecuali kalau KKN itu sendiri dijadikan salah satu dari parameter 
yang harus dimasukkan kedalam perhitungan politik dan ekonomi. 
Factor yang selama ini selalu diabaikan dalam teori politik dan 
ekonomi konvensional, makanya bukan suatu keanehan kalau 
setiap pembahasan2 yang dilakukan oleh scholars dengan 
memakai teori standard selalu berakhir dengan jalan tiada ujung.

Ditunggu calon pemenang nobel yang bisa meng-konsep teori yang 
practicable dilahan KKN. Bukankah suksesnya simulasi kalau 
sudah berujud di habitat yang sesungguhnya?

JD


> Bung Hanggono,
Banyak yang menangis tentang masa depan Indonesia, menurut 
saya akan melting down kayak USSR, mudah-mudahan tidak 
begitu berdarah-darah, kenapa Russia, Ukraina berhasil, mereka 
tamapaknya lebih cerdas dan mereka telah lama meninggalkan 
sikap mengharapkan tuhan menyelesaikan persoalan, sedang kita 
kkn terus.
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: ijp 
>   To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
>   Cc: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
>; [EMAIL PROTECTED] 
>   Sent: Thursday, December 27, 2001 5:36 PM
>   Subject: Re: [RantauNet] [indonesia_damai] Refleksi Akhir Tahun
> 
> 
>   Bug Hanggoro,
> 
>   Baru saja salah satu Tap MPR 2001 dalam Sidang Tahunan MPR menetapkan Visi 
>Indonesia Tahun 2020. Kalau visi itu yang bung harapkan, silakan dibaca, dicerna, 
>dipahami. Sudah beredar di toko-toko buku. Tanya saja "Ada Tap-tap MPR hasil ST Tahun 
>2001, nggak, Mbak/Mas?" Visi itu seakan membonceng 
yang dibuat Malaysia, lebih dri sepuluh tahun yang lalu. 
> 
>   Saya sendiri sudah mengedit/menulis sebuah buku "Skenario Masyarakat Sipil 
>Indonesia Tahun 2010", bukan visi, tetapi prediksi. 
> 
>   Tetapi, sebetulnya, visi itu ada di benak seluruh penduduk. Ada di benak 
>pengungsi, anak-anak terlantar, anak-anak sekolah, anak-anak kita. Ndak perlu melihat 
>ke dokumen sejarah, pasti malas deh membacanya. Karena visi itu menyangkut masa 
>depan, tanyakan kepada pemilik masa depan, anak-anak 
Ina.
> 
>   salam,
> 
>   ijp
>     
>     ----- Original Message ----- 
>     From: Hanggono A 
>     To: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
>[EMAIL PROTECTED] 
>     Cc: [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
>[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
>     Sent: Thursday, December 27, 2001 5:21 PM
>     Subject: Re: [indonesia_damai] Refleksi Akhir Tahun
> 
> 
>     Bung Indra,
>     saya dapat merasakan betapa gundahnya Anda sebagai
>     anak bangsa, tapi moga2 saya tidak salah mengambil
>     kesimpulan, bahwa terus terang di dalam tulisan
>     refleksi Anda ini, saya juga tidak menemukan "visi
>     yang tegas"
> 
>     Beberapa bulan lalu, saya membolak-balik UUD 45, baik
>     yang lama maupun yang sudah di amandemen (sampai2
>     takut buku satu salah ketik akhirnya saya beli buku
>     UUD 45 itu lagi dari penerbit yang berbeda)... lagi2
>     saya tidak menemukan "visi yang tegas" bangsa kita
>     ini?!?!?
> 
>     Kalau Anda atau anggota milis kurang yakin dengan
>     pendapat saya, cobalah buka UUD 45 kita, dan tanyakan:
>     "hendak menjadi negeri seperti apakah Indonesia ini di
>     tengah pergaulan global?"
> 
>     Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para pendiri
>     bangsa ini, terus terang saya tidak melihat adanya
>     visi yang tegas dan kuat agar Indonesia kelak menjadi
>     negeri yang (meminjam istilah presiden dalam Nuzulul
>     Qur'an di Istiqlal lalu) "mandiri dan berkarakter"
>     diantara bangsa2 dunia.
> 
>     Pernah suatu saat terbetik di hati saya untuk protes
>     kepada para budayawan dan guru bangsa yang pernah ada
>     di Indonesia untuk menagih "ajaran" yang bisa memberi
>     spirit dan pencerahan yang dapat dipakai oleh seluruh
>     komponen bangsa ini guna memajukan Indonesia. Tapi
>     protes itu batal saya lakukan ketika budayawan maupun
>     guru bangsa kita ternyata juga ikut terpuruk dalam
>     hiruk pikuk yang absurd. Maaf!
>     (kalau kurang percaya coba baca karya sastra paling
>     populer saat ini yang bahkan disanjung Pramoedya,
>     SAMAN, karya mbak Ayu Utami. Saya yakin, dengan konsep
>     novel itu, mbak Ayu Utami tidak mampu menjawab
>     pertanyaan saya, 'apakah beda antara tangan dengan
>     alat kelamin'. Tapi saya yakin, beliau mampu merasakan
>     bedanya).
> 
>     Absurd!
>     Sekali lagi, maaf!
> 
>     Kadang saya juga menunggu sebuah buku karya guru
>     bangsa kita yang tidak usah teralu tebal, tapi yang
>     cukup mengandung wejangan yang lumayang komrehensif
>     dan tidak loncat2.. tidak usah seperti karya Thomas
>     Paine yang berhasil memberi spirit dan karakter kepada
>     Thomas Jefferson sehingga membentuk karakter
>     demokratis bangsa Amerika, tapi sayang... hal itu juga
>     nggak muncul2...
> 
>     Akhirnya, entah karena putus asa atau sekedar
>     penyaluran hobby, saya dan kawan2 membuat sebuah lagu
>     dengan lirik seperti ini:
> 
>     NEGERIKU SURGAKU
>     (Jakarta, 26 Februari 2001)
> 
>     Kelam sepi malam merindukan keagungan
>     Negeri embun pagi smoga 'kan segera datang
>     Wahai air mata menjadilah pucuk ilalang
>     Sambut sinar mentari pancarkan kedamaian
> 
>     Indonesiaku
>     Negeriku
>     Surgaku
>     Sebar senyum manismu wahai bangsaku
>     Kikis kedengkian songsong kecerahan
>     Himpitan cobaan jadikan berlian
> 
>     Cahya bintang-bintang ajarkan keutamaan
>     Gelombang lautan ajarkan ketekunan
>     Badai dan bencana ajarkan kerendah-hatian
>     Rintik-rintik hujan ajarkan syukur Tuhan
> 
>     Indonesiaku
>     Negeriku
>     Surgaku
>     Kumbang-kumbang lantunkan nyanyian madu
>     Jabat erat dalam tarian rembulan
>     Sejuk nan menawan bagi yang ada
> 
> 
>     Hanggono
> 
> 
> 



RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email
Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Kirim email ke