Assalamu'alaikum wr. wb.
 
Sependapat dengan anda, rasanya nggak ada kalimat saya yang memburukkan Islam agama saya sendiri. Frase kalimat saya hanya berkaitan dengan sebagian orang yang memuja skriptual dan berakhir dengan semangat martir berlebihan lalu bunuh diri sambil membunuh orang yang tak berkaitan, itukan fakta yang tak terbantah. Justru karena Islam yang benar harus dikatakan benar dan yang salah dikatakan salah.
 
Salam
 
SBN 
 
 ----- Original Message -----
From: Irdam Syah
Sent: Tuesday, September 02, 2003 2:00 PM
Subject: RE: [RantauNet.Com] Renungan Minggu pagi

-----Original Message-----
From: SBN [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Walaikum salam wr. wb.
 
Lihat saja bumi tempat kita berpijak, tanyolah mak Lembang kapan timbulnya minyak yang jadi rebutan sekarang, apa pada masa sekunder atau tersier. Begitu pula kebudayaan manusia, semuanya mengalami paling tidak tigo fase. Fase mitologi seperti aborigin dan animisme, fase ontologi seperti zaman raja-raja feodal eropa, fase fungsional, sejak revolusi industri sampai milenium ketiga sekarang ini. Pada suatu bangsa ketiga fase sering bercampur karena ada sebagian masyarakatnya berubah lebih cepat dibanding yang lain. Kalau melihat sejarah, maka fase mitologi ini sangat mendominasi peradaban manusia sejak dari masa Neanderthal (mungkin zaman Adam dan Nuh) sampai ke Ibrahim. Kelengkapan yang dibawa Muhammad SAW justru pengentasan total dari mitologi dan ontologi bahkan langsung ke fungsional, karena itu Islam menjadi wacana yang sangat kuat pada waktu itu, seharusnya juga sekarang. Sayangnya sekarang ditutupi oleh pemujaan skriptual dan semangat marti yang berlebihan. Semangat martir sebenarnya punya akar dalam kebudayaan fase mitologi yaitu kemauan untuk berkurban atau mempersembahkan kurban untuk penguasa transendental, sekarang mentranfomasi jadi bom bunuh diri. 
 
Semangat martir akan tetap ada selamanya. Bukankah ada semboyan "bersedia berkorban demi membela kebenaran"... atau lebih sempit lagi "... demi membela kehormatan bangsa, negara dan
agama". Hanya yang perlu dipertanyakan adalah bentuk implementasinya, apakah seorang yang
beragama Islam otomatis dia berkorban demi Islam... apa bukan karena kelompoknya, bangsanya,
atau mungkin membalas sakit hati keluarganya. Siapa yang berhak memberi legalisasi bahwa dia
dapat mengatasnamakan seluruh komunitas Islam...
Jadi kalau pak SBN mau mendiskusikan ketidaksenangannya terhadap bom bunuh diri, tentukan
dulu konteksnya apa berhubungan dengan komunitas Islam seluruhnya atau kelompok sempalan
saja atau malah ambisi pribadi saja... Jangan langsung memburukkan Islam keseluruhan...
 
salam - tg
 
Kembali ke pertanyaan St Parpatiah,  yang namanya alam termasuk dunia ini semuanya berubah, yang pasti tidak berubah ialah Tuhan (silahkan pelajari Asmaul Husna). Kalau mengingkari perubahan alam artinya mengikuti syirik, karena yang tidak berubah itu hanyalah Allah SWT.
Kok Tan Parpatiah paralu bacaan, mungkin doens Evi Gamut bisa mambantu.
Salm
 
SBN 
----- Original Message -----

Kirim email ke