Assalamualaikum ww.
Kalau bicara mengenai masalah buku tentang obat
tradisional di indonesia memang sudah banyak yang diterbitkan. Cakupannya pun
tidak terbatas hanya pada 160 jenis tumbuhan saja. Sampai saat ini telah
tercatat lebih dari 2000 jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat
tradisional oleh berbagai suku di indonesia. Penulisnyapun memiliki latar
belakang pendidikan yang beragam. Lalu apakah kita akan patah semangat melihat
kenyataan tersebut?
Saya kira ngak begitu Cysca.....dr. Setiawan
Dalimarta juga telah nulis tentang tumbuhan obat, Begitu juga dengan yang
katanya Prof. Hembing. Ada juga cabe puyang dari jawa yg di karang oleh Rajak
Mangunkusumo, atau yang di terbitkan oleh Depkes yang memuat ratusan spesies
tumbuhan obat. Tapi menurut saya semua itu belum memiliki nilai ilmiah yang
memadai. dr. Setiawan Dalimarta memiliki latar belakang pendidikan kedokteran
Barat yang prinsipnya tidak mau menggunakan obat2an yang belum lewat clinical
trial, cuman dia jeli melihat pangsa pasar. Prof. Hembing, ga ada yang tau di
mana institusi formal tempat dia memperoleh gelar tersebut, dan dia ga berani
bicara dalam forum science formal. Sehingga kalangan scientis di negeri kita
menganggap beliau adalah "sinshe" yang berfikiran maju.
Sampai tahun 2001 yang lalu, belum ada saya temukan
buku tentang pengobatan tradisional suku manapun di indonesia yang mengungkap
kandungan kimia-nya, berikut uji farmakologi yang telah dilakukan pada
tumbuhan tersebut. Kalaupun ada literatur tentang itu, namun belum berbentuk
sebuah buku, informasinya masih cerai berai semuanya, sehingga susah untuk
melacaknya dalam waktu singkat.
Nah di sinilah saya melihat peluang tersebut. Kita
akan coba menampilkan berbagai ragam tumbuhan dalam pengobatan tradisional
suku minangkabau lai dari yang lainnya. Dulu saya pernah menulis cukup detil
tentang berbagai jenis tumbuhan obat yang ada di indonesia ini, komplit dengan
kandungan kimia dan uji farmakologinya. Dan draf tulisan tersebut rencananya
akan di terbitkan oleh LSM sidowayah yang berkantor di Depok. Namun karena
saya tidak punya waktu lagi untuk menyempurnakan tulisan tersebut, sehingganya
saya tinggal begitu saja di sana dan saya dengar berita belakangan akhirnya
tulisan tersebut di terbitkan dalam bentuk artikel lepas, tercerai berai
semuanya. Dan sampai sekarang saya tidak pernah melihat tulisan
tersebut.
Nah kalau memang tulisan tersebut tercerai berai
(ini sedang saya mintakan konfirmasi ke LSM Sidowayah tersebut), kita bisa
susun kembali dan di padukan dengan analisis kedokteran formal (gimana Pak
Dokter, setujua khan) dan disesuaikan dengan jenis tumbuhan dalam ramuan
pengobatan tradisional minangkabau, mudah2an bisa bermanfaat untuk kita
semuanya. Cuman yang belum banyak saya tahu adalah ramuan apa aja yang biasa
di gunakan di kampung kita.
wassalam
and
----- Original
Message -----
Sent: Friday, September 05,
2003 12:37 PM
Subject: Re: [RantauNet.Com]
pengobatan tradisional minangkabau
Berarti buku tersebut tidak spesifik dari Sumbar.
Jadi masih terbuka peluang untuk menerbitkannya khusus SDA dari
Ranah Minang...
Be optimistic dong !!! ide nya bagus kok.
Kamus Bhs Indo dan kamus Bhs Inggris aja bermacam2 merek kok masih
laku padahal isinya 'podo wae'...
Begitu juga buku tentang Gusdur, Soekarno, reformasi, dll, semuanya
rame2 nulis, ampe pusing kita mau pilih yg mana, toh laku juga tuh...
Apalagi kalau kita bisa membuat tampilan dan nilai informasi
yg lebih tinggi, pasti lebih oke. Dan yg nggak kalah penting
: 'label' (maksudnya publisher)...
Info SDA kayak gini nggak bakal habis digali, sebab Tuhan ngasih macem2
SDA ke manusia yg manusia itu sendiri belum mampu mengkaji
semuanya sampe hari ini dan bahkan besok.
Salah satu contoh ya ASI seperti Om Zul bilang itu, dokter hari
gini baru nyaranin untuk dikonsumsi karena baik untuk blah blah blah, ya kan
?
ps : jangan pernah matahin semangat seseorang untuk berkreasi, tapi
jika kreasinya itu menurut kita kurang tepat atau nggak efisien, lebih baik
kita beritahu alternatifnya. Lebih baik begini dan begitu. (Tokh kita sendiri belum tentu punya kemampuan untuk melakukan hal yg
setidaknya sama dengan mereka.)
Dengan begitu orang nggak akan takut untuk berkreasi, karena
kreatifitas adalah hidup yg sesungguhnya.
(aduh, kok jadi nyinyir ? )