Re: [Baraya_Sunda] Re: Perkedel BONDON Euy!

2008-06-07 Terurut Topik mh
kang rh, cenah mah kieu:

Nah, untuk malam hari, bisa juga mencoba "perkedel bondon" yang kini
menjadi primadona wisata kuliner Bandung. Letaknya di Jln. Kebonjati,
masuk emplasemen stasiun lama Bandung. Disebut perkedel bondon, karena
warungnya baru buka pukul 21.00 WIB, persis seperti para bondon
(wanita nakal) yang biasa beroperasi malam hari.

salam,
mh

On Sat, Jun 7, 2008 at 10:39 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Malam Hari Nikmati Perkedel Bondon
>>
>
> Ari kecap bondon naon hartina di dieu Kang nya? Baheula mah kecap
> bondon teh singgetan tina 'boneka donto', hartina awewe anu gampang
> dibawa ulin. Sarua kitu hartina jeung nu eta Kang MH? Sugan apal? ;))
>
> Perkedel bondon=perkedel anu gampang dibawa ulin? ;)) R
>
>
> 
>


[Baraya_Sunda] Fwd: Perkedel BONDON Euy!

2008-06-07 Terurut Topik mh
-- Forwarded message --
From: oman abdurahman <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sun, Jun 8, 2008 at 8:41 AM
Subject: Re: [Urang Sunda] Perkedel BONDON Euy!
To: [EMAIL PROTECTED]


Mh, abdi tos lami kaasup anu mikaresep (penggemar) warung Bu Haji
Usman. Muhun, namin warung nasi anu ngical perkedel bondon
teh-sakumaha dina spanduk anu ngajengjreng nutupan bagean hareup
warung - "Warung Nasi Ibu Haji Usman". Tapi, kasebut penggemar teh teu
maceuh teuing, kitu wae lah mun pareng mulang ti Jakarta kana
karetaapi, rada bisa dipastikeun, salawasna sok sindang heula ka eta
warung.

Saleresna eta warung buka ti isuk-isuk keneh, sakumaha ilaharna warung
sangu. Ngan, perkedel bondon-na memang dipidangkeunana teh ngaharib ka
tengah peuting, henteu ti isuk keneh. Mindeng pisan si kuring
nyaksian, mun pareng ka eta warung jam 10-an peuting, antrian anu rek
meuli perkedel teh geus kasampak. Padahal piperkedeleunana mah karek
ditutuan. Nya da puguh leutik warung teh, ukur kl 2 m x 5 meter jeung
dapur-dapurna, kalayan kabeh bagean rohangan nembrak ka nu balanja
atawa anu lalr liwat.

Lian ti perkedel, meh sadaya katuangan di eta warung pelem. Hal ieu,
ceuk kuring, lian ti samarana jempolan, oge cara masakna anu
tradisional. Muhun, sadaya masakan di warung Bu Haji teh dipasakna
make seuneu tina areng, lain tina minyak tanah atawa gas. Mangga
raosan geura, boh sayur lodehna, boh sambel tarasina, atawa pais
hayamna, pedo kacida (hehehe, punten sanes iklan).

manAR



2008/6/7 mh <[EMAIL PROTECTED]>:
> Malam Hari Nikmati Perkedel Bondon
>
>
> Perkedel bondon
>
> Nah, untuk malam hari, bisa juga mencoba "perkedel bondon" yang kini
> menjadi primadona wisata kuliner Bandung. Letaknya di Jln. Kebonjati,
> masuk emplasemen stasiun lama Bandung. Disebut perkedel bondon, karena
> warungnya baru buka pukul 21.00 WIB, persis seperti para bondon
> (wanita nakal) yang biasa beroperasi malam hari.
>
> Biasanya, warung perkedel bondon yang menawarkan menu standar terdiri
> dari lauk ayam, gepuk, tahu, dan tempe itu, akan "diserbu" pengunjung
> menjelang tengah malam. Jadi, jangan heran jika telat datang, Anda
> akan berada dalam satu antrean panjang. Untuk menikmati perkedel
> bondon yang dicocol dengan sambel terasi, pembeli tak perlu merogoh
> kocek terlalu dalam. Dijamin sangat murah.
>
>
> citation:
> http://newspaper.pikiran-rakyat.co.id/prprint.php?mib=beritadetail&kd_sup=1&id=16680
>
>



Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
Yahoo! Groups Links





[Baraya_Sunda] Raden Haji KABAYAN

2008-06-06 Terurut Topik mh
Rd. H. Kusmayatna Kusumadinata Asal Muasal Nama Ibing

SIAPA tidak mengenal Kang Ibing? Salah satu ikon Jawa Barat yang
memiliki nama lengkap Rd. H. Kusmayatna Kusumadinata ini lama malang
melintang di berbagai bidang mulai yang seuri lewat lawakannya hingga
seurieus melalui kegiatannya berdakwah menyebarkan amar makruf nahi
mungkar.

Tapi tahukah Anda dari mana nama Ibing muncul? "Banyak yang salah
kaprah dengan nama saya. Sering orang menulis Ibing Kusmayatna.
Padahal, kalau mau mencantumkan nama Ibing yang cukup Mang atau Kang
Ibing. Kalau mau Kusmayatna ya jangan disatukan dengan nama Ibing.
Kusmayatna itu pemberian orang tua dan Ibing itu nama landihan,"
ujarnya serius ketika berkunjung ke Kantor Redaksi "PR", Jumat (6/6).

Bahkan saking seriusnya dengan masalah nama ini, Kang Ibing mengaku
suka kesal kalau ada undangan untuk dirinya namun tertulis Ibing
Kusmayatna. "Eta teh salah, salah gede. Matak naon tatanya heula
ngarah bener termasuk wartawan oge," ujarnya.

Mengenai asal muasal nama Ibing ternyata muncul sekitar tahun 1975.
"Ketika itu saya akan membintangi film Kabayan. Karena kalau
dicantumkan nama Kusmayatna dinilai terlalu panjang, akhirnya dicari
nama singkat yang mudah diingat," ujarnya.

Melalui pencarian, akhirnya muncul nama Ibing. "Nama ini merupakan
perpaduan nama idola saya saat itu yakni Bing Slamet. Namun sebagai
orang sunda tentu namanya pun harus nyunda. Maka lahirlah nama Ibing.
Namun ini tidak ada sangkut paut dengan ngibing (menari-red).

Hal serius lain yang saat ini menjadi perhatian Kang Ibing adalah
Pilkada Kota Bandung. "lamun hayang bener serahkeun ka ahlina, "
ujarnya. (Dedy Suhaeri/"PR") ***


[Baraya_Sunda] Perkedel BONDON Euy!

2008-06-06 Terurut Topik mh
Malam Hari Nikmati Perkedel Bondon

BAGI penyuka makan di tengah malam, perkedel "bondon" menjadi
salah satu alternatif pilihan dengan menu favorit perkedel yang
dimasak menggunakan peralatan tradisional di kawasan Stasiun lama,
Kota Bandung.* DUDI SUGANDI/"PR"

 Untuk yang memburu gado-gado, cobalah ke Jln. Raden Patah dekat
Unpad. Makan gado-gado di tempat ini, dijamin kenyang! Kalau Anda
pesan satu porsi saja, takarannya bisa untuk 2-3 orang. Kalau memang
gado-gado ini ingin berkesan di lidah, kosongkan dulu perut Anda, baru
pesan. Tapi, jika Anda sedang ingin kudapan yang garing dan pedas,
datang ke Jln. Burangrang. Di situ ada warung Batagor Riri. Pesan 2-3
biji saja, Anda sudah tidak perlu mencari nasi lagi. Selain sedap,
sama-sama mengenyangkan!

Kudapan berbahan tahu dicampur gilingan ikan ini, dapat Anda temui
pula di Jln. Jln. Purnawarman (dekat pintu keluar tempat parkir
Gramedia), Jln. Cibadak (depan toko buku Merauke), Simpang Dago, Jln.
Bungsu, dan Jln. Pasirkaliki sebelum stopan Pajajaran. Yang ramai sih
di Simpang Dago, maklum di situ kawasan mahasiswa. Tapi sayang, rada
susah parkir!

Bagi penyuka sate, bisa dicicipi beragam jenis, mulai dari sate ayam
Blora di Jln. Pasirkaliki, sate ayam Jln. Maulana Yusuf (seberang
gereja), sate kambing Karjan Jln. Pasirkaliki, sate Hudori di seberang
Stasiun Hall, atau sate kambing Jln. Balonggede.

Untuk kawasan Bandung selatan, Anda bisa mencoba sate Cilampeni yang
kahot. (terkenal) Lokasinya bila dari arah Kopo-Soekarno Hatta menuju
Soreang, berdekatan dengan lapangan Sulaeman. Sate Cilampeni terkenal
karena bahan dasarnya kambing muda yang empuk.

Nah, apalagi? Jika Anda kebetulan sedang berada di Bandung pada siang
hari dan saatnya makan siang, Anda bisa memilih tempat dengan menu
pilihan yang beraneka ragam itu. Anda siap goyang lidah? Carilah
tempatnya, paling cuma keluar uang Rp 25.000,00, sudah ditambah es
teh.

Petis sayur Pa Haji

Bagi yang menyukai petis, bisa datang ke Jln. Puteri. Di sana, kita
bisa menikmati petis sayur Pak Haji. Bagi yang sudah lama mengenalnya,
biasa menyebut petis sayur Toko Hejo, karena letaknya di samping kanan
Toko Hejo, toko kelontong yang semua catnya berwarna hejo (hijau).

"Sejak 1921, saat pertamakali kakek saya berdagang di sini, orang
lebih mengenal dengan sebutan petis jalan Puteri karena lokasi
mangkalnya di belokan jalan Puteri. Tapi, belakangan setelah almarhum
kakek saya naik haji, orang mengenalnya dengan sebutan petis sayur Pa
Haji, sampai sekarang," ujar Azhiem, generasi ketiga penerus "Petis
Sayur Pa Haji".

Petis sayur yang memiliki kekhasan rasa bumbu petisnya yang berbeda
dengan petis pada umumnya tersebut, dirintis Alm. H. Ali Sahali, sejak
1921. Kelebihan petis sayur Pa Haji, terletak pada bumbu petisnya.
Umumnya petis sayur, untuk menambah rasa gurih diberi bumbu kacang
maupun bumbu penyedap lainnya. "Kelezatan dari petis kami hanya pada
bumbu petisnya saja, yang dipesan secara khusus," ujar Azhiem.

Bumbu petis yang kembali diolah dicampur air untuk kemudian disiramkan
ke potongan lontong yang kemudian diberi toge rebus dan daun seledri.
Kekhasan lainnya adalah kerupuk mi yang ditaburkan dan tahu yang
digoreng matang.

Untuk harga, satu porsi standar petis sayur Pa Haji dihargai Rp
8.000,00, sementara yang spesial Rp 10.000,00. "Bahkan, kami
menyediakan porsi dua dengan harga Rp 12.000, 00 karena banyak
pengunjung yang sering merasa porsi biasa masih kurang," ujar Azhiem.

Petis sayur Pa Haji, sejak dulu hingga kini mulai buka sejak pukul
7.30 WIB hingga 16.00 WIB. "Tapi, biasanya jam 12 juga sudah habis,
apalagi kalau Sabtu atau Minggu, bisa habis sebelum jam 12 siang,"
ujar Azhiem. Jadi, kalau tidak mau kehabisan, datang sebelum jam 12.00
WIB.

Perkedel bondon

Nah, untuk malam hari, bisa juga mencoba "perkedel bondon" yang kini
menjadi primadona wisata kuliner Bandung. Letaknya di Jln. Kebonjati,
masuk emplasemen stasiun lama Bandung. Disebut perkedel bondon, karena
warungnya baru buka pukul 21.00 WIB, persis seperti para bondon
(wanita nakal) yang biasa beroperasi malam hari.

Biasanya, warung perkedel bondon yang menawarkan menu standar terdiri
dari lauk ayam, gepuk, tahu, dan tempe itu, akan "diserbu" pengunjung
menjelang tengah malam. Jadi, jangan heran jika telat datang, Anda
akan berada dalam satu antrean panjang. Untuk menikmati perkedel
bondon yang dicocol dengan sambel terasi, pembeli tak perlu merogoh
kocek terlalu dalam. Dijamin sangat murah.

Makan malam di Bandung juga identik dengan warung Ceu Mar, yang
terletak di kawasan Cikapundung. Warung tersebut mulai beroperasi
20.00 WIB hingga subuh. Atau bisa juga mencicipi menu di warung Nasi
Kalong di Jln. R.E. Martadinata (Riau). Tentu saja, masih banyak titik
atau lokasi makan yang bisa dicoba, sambil hangout menikmati udara
malam Parijs van Java. (Ella Y.P./Eriyanti N.D./Retno H.Y./"PR")***

citation: 
http://newspaper.pikiran-rakyat.co.id/prprint.php?mib=beritadetail&kd_sup=1&id=16680


Re: [Baraya_Sunda] Re: dialog (antar) agama?

2008-06-06 Terurut Topik mh
kang rh, hehehe, nyerengeh heula.
eta perkara pakean, mani awas euy ari nu 'ditiron' pakean arab mah.
lain kang cing ilikan badan sakujur urang, eta nu dipake pakean teh
naha 'asli' sunda? atawa niron oge? ari pakean nu 'asli' sunda nu
kumaha kang?

salam,
mh

On Fri, Jun 6, 2008 at 7:02 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> nuhun Teh D,
>
> Sigana kuring na nu kurang jelas nerangkeunana.
>
> Kieu.
> Aya kanyataan di urang yen Arab teh Islam jeung Islam teh Arab. Sok
> bae tingali ayeuna, papakean Arab pan jadi idola!;)) Lian ti kitu,
> bangsa urang oge mani daek dihucuhkeun ku etnik Arab. Mun teu salah
> mah pan gegedug na FPI ge (turunan) Arab lin? Sakola na Arab, kiblat
> na Arab. Loba bangsa urang milu ngiblat kana budaya Arab. Nu pro FPI
> Arab ge teu saeutik. Ieu obrolan kuring teh moal salah generalisasi!
> Kaayaan nu kieu ku kuring disimpulkeun yen manusa RI teh Arab-minded.
> Dituyun ku 'habib'=Arab ngahucuhkeun kekerasan dina sisi FPI mah.
>
> Tah, aya warta... Raja Arab ngadak2 ngajak dialog!
>
> Ceuk kuring kamari, tinimbang nuturkeun 'habib' (Arab blasteran mah!),
> mendingan nuturkeun Raja Arab nu ngajak dialog he he he Nu ngajak
> heuheurasan ULAH dituturkeun! :)))
>
> baktos,
>
> Rahman
>
> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, richadiana kartakusuma
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Kang Rahman
>> naha kedah kdah nurutan ARAB beneran?
>> kumaha ieu teh. Pan urang teh urang Indonesia, masing leres ge
> Islam? asa teu kdah jadi urang Arab atawa nurutan bener2 jadi orang Arab.
>>
>> --- On Thu, 6/5/08, Rahman [EMAIL PROTECTED] wrote:
>> From: Rahman [EMAIL PROTECTED]
>> Subject: [Baraya_Sunda] Re: dialog (antar) agama?
>> To: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
>> Date: Thursday, June 5, 2008, 5:01 PM
>>
>>
>> Kumaha atuh bet kieu di urang mah? Lain sok resep nyonto urang Arab?
>>
>> Turutan atuh tah Arab beneran, tong nurutan aaraban nu aya di RI!:((( R
>>


[Baraya_Sunda] Re: [Urang Sunda] B U R A Y O T

2008-06-03 Terurut Topik mh
teh roro, apal teu, kunanon eta kueh jadi nga-burayot?
eta teh kieu geura: bahana, adonana mah persis sami sareh kue
mang-ali, oge cuhcur. sanggeus adonan dicitak diemple-emple, belewer
dialungkeun kana minyak panas, memeh asak dicolok ku colokan awi atawa
colokan sate. tah nalika colokan awi diangkat kaluhur, gulawing eta
kueh nu masih panas teh ngagulawing, cenah katarik ku gravitasi atawa
magnet bumi, tapi tungtungna nyangked dina colokan tea, nu matak
jadina nga-burayot. hehehe.

salam,
mh

On Wed, Jun 4, 2008 at 12:03 PM, Roro Rohmah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Leres, MH
>
> Ni "lung leng" ngabandungan milis teh…
>
> ning mairan nu ieu ah…
>
> nu hampang jeung nu lucu (baca : yang ringan dan yang lucu)… heheh.
>
>
>
> Emut basa HBH di Jatinangor (baca meh gaya : Jatinenjer hihih…) 2007 kamari.
> Waktos bade amitan, pendak sareng Kang Deni Suwarja nu buit Garut tea,
> nyayandak keresek bari nawiskeun,"Bade Burayot?".
>
>
>
> Walah? (tarang rada kerung jeung hayang seuri) Katuangan naon eta teh? (bari
> panangan mah ngarongkong kana lebet keresek).  Aeh, geuning wangunna di hiji
> sisi peyot, di hiji sisi deui semu buleud? Ah, panginten kaimpleng ku baraya
> ge, kumaha ari nu ngaburayot? Contona, orok dina aisan pan sok ngaburayot?
> Kaemut ku abdi mah, jigana waktos ngadamelna dibuleud-buleud, digoreng
> janten malalendung. Tos tiis meotan, tah, janten weh jiga ngaburayot.
>
>
>
> Diraosan… mmm… asa-asa apal rasa kieu teh… tapi naon nya? Ali Agrem!
> Emut ka uwa abdi di lembur sok pirajeunan ngadamel Ali Agrem. Wangunna jiga
> donat mini tapi teuas da didamel tina beas.  Raos, amis pelem… komo
> ngaleueutna disarengan ku ci enteh haneut… nu cur roth…
>
>
>
> Katuangan tradisional murah meriah sapertos kieu kedah dimumule, da wayah
> kiwari mah kawon ku katuangan bule sabangsaning donat, berger, setik srrd nu
> matak ngondang pipanyakiteun pangpangnamah panyakit Kanker alias Kantong
> Kering tea…heheh.
>
>
>
> salam,
>
> ro2.
>
>>>> [EMAIL PROTECTED] 06/03/08 05:25PM >>>
> Baraya, apal kana "burayot"? atawa sok nga-burayot. Hehehe
> Ieu aya artikel, pikeun reureuh sakeudeung, nu keur rame padungdeng
> rupa-rupa kajadian di lembur.
>
> salam,
> mh
>



http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda


[Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Baraya_Sunda] Re: B U R A Y O T

2008-06-03 Terurut Topik mh
On Tue, Jun 3, 2008 at 7:15 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>
>> Pertanyaannya, "kueh burayot" juga berubah bentuk menjadi "kueh ali
>> agrem" dan "kueh cuhcur", lantas kenapa kita tidak bisa memproduksi
>> budaya kendati hanya sekadar dari hasil silang budaya? Apabila
>
> Nuhun Kang MH,
>
> Enya lah, istirohat heula serieus na. Make selingan kueh burayot! ;))
> Barang prak maca artikel na, kuring rada kerung oge euy, mikiran nu
> kumaha kueh burayot teh. Sihoreng teh sabangsa cuhcur jeung keuh ali
> geuning? Istilah nu eta mah apal oge, da resep kana cuhcur mah! Inget
> baheula, pun nini ti indung sok nitah mangjieunkeun mun kuring
> kaparengan ngalanto ka nini! ;))
>
> Terus terang, kuring teu apal kana istilah kueh burayot teh. Ieu
> istilah teh di pake di wewengkon Garut Kang? Di wewengkon Sukabumi mah
> nu aya teh cuhcur jeung kueh ali geuning.
>

Enya, kabeneran di wewengkon lembur uing, Leles, Leuwigoong. Bahanna
mah sarua jeung Cuhcur, ngan bentukna beda, nu ieu mah "ngaburayot",
mirip kantong si aki. hehehe.

salam,
mh


[Baraya_Sunda] M A L A B A R

2008-06-03 Terurut Topik mh
Gunung Malabar, Melebar ke Semua Arah

GUNUNG Malabar yang membentengi bagian selatan Kota Bandung. Jauh
sebelum bangsa Eropa datang di Tatar Sunda, nama Malabar sudah dikenal
dan diabadikan sebagai nama kerajaan.* HARRY SURJANA/"PR"

Bila pandangan diarahkan ke selatan Kota Bandung, akan terlihat gunung
yang membentengi cekungan ini dari sisi selatan. Karena wujudnya yang
mengagumkan, Gunung Malabar mempunyai arti yang sangat strategis dalam
kehidupan masyarakat, baik estetika, religi, sosial, maupun ekonomi.

Hawa yang dingin dengan limpahan hujan yang cukup, lereng gunung ini
memberikan keberkahan yang luar biasa. Setiap bagian dari lerengnya
menyajikan kesempatan pada berbagai tanaman untuk tumbuh subur.

Keberlimpahan alam ini dimanfaatkan dengan baik oleh penjajah Belanda
untuk membuka perkebunan teh di lereng-lerengnya. Karena
pengelolaannya dilakukan dengan kesungguhan hati dan pengetahuan,
hasilnya pun sangat menggembirakan.

Selimut halimun membungkus permadani hijau pucuk-pucuk teh yang
terhampar berbukit-bukit. Perkebunan teh tumbuh subur di lereng Gunung
Malabar, berkembang pesat di tangan Karel Albert Bosscha (15 Méi 1865
- 26 November 1928), pengusaha dermawan yang kematiannya ditangisi
banyak orang. Hatinya sebening embun pagi yang bergelantungan di
halusnya pucuk-pucuk teh. Kenangan akan Bosscha abadi, kebaikannya
terasa hadir bersama dinginnya halimun putih yang melayang-layang di
perkebunan.

Kualitas teh dari perkebunan ini sangat istimewa sehingga nama Malabar
yang menempel pada nama perkebunan itu semakin termasyhur ke seantero
jagat.

Nama Malabar yang menempel pada nama Perkebunan Teh Malabar semakin
dikenal di dunia dengan dibuatnya film dokumenter oleh Andre de la
Varre yang berjudul "The Story of Tea" tahun 1937, berselang 9 tahun
setelah K.A. Bosscha wafat. Film bisu hitam putih yang asli dibuat
pada film 35 mm. Ini menceritakan tentang proses pabrikasi teh, mulai
dari kebun, para pemetik teh di kebun, pekerja di pabrik, prosesnya,
hingga pengiriman ke pelabuhan dan pengapalannya dari pelabuhan
Cirebon untuk menuju kota-kota dunia.

Film ini diakhiri dengan gambaran laut yang luas, di atas dek kapal
terdapat kursi-kusi santai yang di mejanya terdapat cangkir-cangkir
berisi air teh.

**

Nama Malabar bertambah terkenal ketika radio komunikasi Malabar
memancar dari lembah kompleks Gunung Malabar, memperlancar komunikasi
antara penjajah dan negara jajahannya di Hindia Belanda.

Namun, sesungguhnya jauh sebelum bangsa Eropa datang di Tatar Sunda,
nama Malabar sudah dikenal dan diabadikan dalam nama kerajaan.
Kerajaan Malabar (abad IV-V M) adalah satu di antara 46 kerajaan
wilayah di bawah Kerajaan Tarumanagara, seperti yang tercantum dalam
pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara, yang merupakan prosiding
seminar yang dipimpin oleh Pangeran Wangsakerta dari Keraton Cirebon
tahun 1677 M.

Di mana lokasi bekas kerajaan Malabar itu? Ini pekerjaan rumah yang
belum pernah dijawab. Tampaknya untuk berhipotesis di mana lokasi
bekas Kerajaan Malabar pun kita tak mampu.

Nama Malabar sudah sangat terkenal pada saat itu, boleh jadi di
puncak-puncaknya ada tempat-tempat yang disucikan sehingga seorang
Bujangga Manik, rahib Kerajaan Sunda pada abad ke-15 sudah sangat
mengenali gunung ini. Bujangga Manik menulis gunung ini dengan sebutan
Bukit Malabar, seperti yang ditulisnya dalam perjalanan sucinya
mengelilingi Pulau Jawa dan Pulau Bali.

"….Sadari aing ti inya,
cunduk ka Mandala Beutung,
ngalalar ka Mulah Beunghar,
landeuheun ka Tigal Luar,
ka tukang Bukit Malabar,
ka gédéng Bukit Bajogé…."

Lalu, apa arti kata malabar yang sangat termasyhur melewati rentangan
zaman? Kata malabar sesungguhnya tidak biasa terdengar dalam ucapan
bahasa Sunda sehingga orang selalu menghubungkan kata ini dengan nama
tempat yang ada di India.

Namun, Jonathan Rigg. (1862) berpendapat lain. Bisa jadi malabar
berasal dari kata labar-lébér atau lébér-labar, yang berarti meluber,
melebar ke semua arah. Penambahan awalan ma, yang sekarang menjadi
tidak produktif dipergunakan dalam bahasa Sunda, namun dalam bahasa
Sunda lama hal itu sudah biasa sehingga menjadi kata yang
menggambarkan keadaan atau peristiwa yang terjadi, dan menjadi enak
diucapkan. Seperti kata lébér menjadi malébér, labar menjadi malabar,
rieus - marieus, seuseup - manyeusep, dan lain-lain.

Tampaknya, penamaan itu erat kaitannya dengan geomorfologi, bentuk
muka bumi gunung ini yang besar, yang lereng-lerengnya meluber,
melebar ke semua arah. Letusannya pada masa prasejarah, laharnya
meluber mengisi lembah-lembah hingga jauh ke utara mengisi bagian
tengah dari Cekungan Bandung. Pastilah saat letusan dahsyat terakhir
itu pun, manusia Bandung belum menghuni tempat ini.

Gunung yang berada pada garis lintang 7.13°S-7°8`0"S dan garis bujur
107.65°E-107°39`0"E ini menjulang setinggi 2.321 m dpl, tidak
digolongkan ke dalam gunung api aktif karena gunung ini tidak
diketahui letusannya dan sudah lama padam, atau sedang beristirahat
menghimpun kembali energinya un

[Baraya_Sunda] B U R A Y O T

2008-06-03 Terurut Topik mh
Baraya, apal kana "burayot"? atawa sok nga-burayot. Hehehe
Ieu aya artikel, pikeun reureuh sakeudeung, nu keur rame padungdeng
rupa-rupa kajadian di lembur.

salam,
mh
===
"Kueh Burayot" dan Silang Budaya

PULUHAN daerah yang tersebar di Tatar Sunda, pasti memiliki makanan
kecil khas yang jadi primadona. Bahkan penanda eksistensi suatu
daerah. Di Garut kita akan kenal dengan "dodol", Bandung dengan
peuyeum-nya, Karawang dengan Wajit, Sumedang dengan Tahu, dan pelbagai
makanan khas daerah lainnya di Jawa Barat.

Namun, di tengah popularitas kuliner di setiap daerah itu, ternyata
ada juga makanan kecil yang namanya jarang kita dengar. Posisinya
terpinggir bagaikan pasar tradisional yang tak berkutik dikalahkan
kemegahan mall, super market, dan pasar modern. Ya, kuliner Sunda itu
adalah "kueh burayot".

Kueh ini terpinggir di tengah hiruk pikuk masyarakat modern karena
dipandang sebagai makanan kecil yang tak punya daya jual tinggi.
Bahkan terkesan kampungan atau tidak prestisius. Padahal, kueh amis
yang bentuknya seperti sesuatu yang menggantung ini berasal dari
warisan karuhun. Dari namanya saja berbau kesundaan, yaitu "burayot".

Kendati agak sedikit pornografis, karena terasa tidak enak didengar,
"kueh burayot" untuk konteks masyarakat kampung, tentunya masih jadi
kuliner yang murah-meriah dan gampang dibuat. Hanya berbekal gula
kawung, tepung beras, minyak goreng, dan sedikit santan; warga kampung
sudah bisa mengolah, menghidangkan dan menyantapnya rame-rame.

Apalagi jika dinikmati ketika panas – baru dijait tina katel – pasti
nikmatnya tak kepalang. Emmh..!cudem kata Uwak Kepoh, ketika ia
mengiklankan produk Sozzis di salah satu stasiun Radio. Mungkin, yang
paling menghargai setiap rasa (dari pelbagai kebudayaan) dalam anatomi
tubuh kita, adalah lidah.

Sebab, satu lidah bisa mengonsumsi aneka macam bahan dan rasa kuliner
dalam satu waktu. Disinyalir juga bahwa dalam produk kuliner khas
daerah, tidak menggunakan satu bahan dalam setiap komposisinya.
Misalnya, komposisi "kueh burayot" sangat beragam dan itu mengajarkan
untuk selalu mengapresiasi keragaman.

Jika ditelisik secara filosofis, mungkin keragaman dalam setiap
komposisi kuliner etnik Sunda, akan memberi acuan perilaku pada
masyarakat. Sayangnya, dalam kajian antropologi, kita jarang meneliti
asal-usul nama etno-kuliner, dan kaitannya dengan produksi budaya,
sehingga muncul konotasi bahwa persilangan budaya hanya bisa terjadi
di ranah kesenian.

Padahal, asal-mula kehadiran kuliner di setiap daerah tidak terlepas
dari pengaruh budaya luar etnik, atau bisa juga merupakan pengetahuan
asli warga. Denis Lombard, seorang penggagas silang budaya mungkin
tidak melihat bahwa kuliner etnis di Jawa – khususnya di tatar Sunda –
sangat representatif dijadikan sebagai indikator telah terjadinya
persilangan budaya. Sebab, etno-kuliner bisa menentukan identitas
kebudayaan masyarakat lokal, termasuk Sunda; dan boleh jadi akan
memengaruhi kebudayaan para pendatang.

Menilik komposisi dan nama "kueh burayot", umpamanya, saya yakin bahwa
kuliner khas Jawa Barat ini – yang masih ditemukan di kampung - adalah
produk asli urang Sunda. Bahkan, seiring perkembangan zaman, kueh ini
bertransformasi menjadi kueh ali agrem dan kueh cuhcur; pertanda bahwa
secara kultural setiap pemikiran manusia mengikuti arus ruang dan
waktu. Tidak rigid, tidak kikuk, dan tidak stagnan.

Pertanyaannya, "kueh burayot" juga berubah bentuk menjadi "kueh ali
agrem" dan "kueh cuhcur", lantas kenapa kita tidak bisa memproduksi
budaya kendati hanya sekadar dari hasil silang budaya? Apabila mengaku
berbudaya, wajib rasanya kalau kita berguru pada lidah, yang tidak
pilih kasih atas segala macam rasa: manis, asam, asin; rame rasanya.
Bukan hanya itu, rasa pedas juga acap kali kita temukan dalam kuliner
Sunda; misalnya Sambel Cibiuk!

Jadi, mulai saat ini, kita sepatutnya melestarikan kuliner khas tatar
Sunda, yang sedang bergelut dengan globalisasi kuliner dari luar sana.
Sebab, tidak bisa tidak, lidah kita adalah lidah urang Sunda, yang
sejatinya mencicipi sekali saja kenikmatan manisnya "kueh burayot".
Minimalnya sebulan sekali; atau setahun sekali tatkala hari Lebaran
tiba.

Tentu saja kita pun tak pernah membenci pluralitas rasa pada setiap
kuliner dari daerah manapun kan? Nah, jika kita menghargai perbedaan
yang pasti terjadi pada realitas sosial kemasyarakatan; itu pertanda
bahwa kita telah menyerap ilmu lidah yang tak pernah pulah-pilih rasa.
Persilangan budaya pun akan mewujud ke dalam bentuk yang estetik dan
nikmat dicicipi. Bukan malah mengagung-agungkan kuliner dari luar
negeri saja.

Karena itu, sekarang saatnya kita membebaskan diri dari pengaruh
asing, dimulai dari kolonialisasi lidah bangsa luar. Tapi, bukan
berarti harus menutup diri dari pertukaran rasa setiap kuliner dari
pelbagai keberbedaan budaya. Sebab, ke depan (mungkin saja) akan ada
"kueh

[Baraya_Sunda] Gunung MAGNET

2008-05-30 Terurut Topik mh
Gunung Magnet Bisa Menarik Bus

GUNUNG Magnet mampu menarik kendaraan ke titik tertentu. Kawasan
tersebut merupakan salah satu keajaiban alam di Madinah, Arab Saudi.*
DEDE SUDRAJAT/"PR"

SETIAP jemaah umrah atau haji tentu akan penasaran untuk melihat
keajaiban Gunung (Jabal) Magnet. Lokasi yang mengandung magnet
berkuatan besar itu terletak sekitar 30 kilometer di luar Kota
Madinah, Arab Saudi. Kekuatan magnet itu begitu besar sehingga mampu
menarik bus yang berpenumpang.

Tarikan magnet mulai terasa ketika bus melewati beberapa gunung batu
yang terlihat gersang. Laju bus mulai melambat walaupun jalan tidak
menanjak. Suara mesin bus semakin terdengar menderu-deru ketika
kendaraan itu pas berada di atas jalan yang ditandai garis putih.
Sopir terlihat menginjak pedal gas dalam-dalam.

"Lihat Pak, sopir sudah menginjak penuh pedal gas, tetapi mobil tetap
berjalan lambat karena tertarik magnet yang sangat kuat," kata Abdul
Ghani, pemandu jemaah umroh dari Khalifah Tour.

Sopir mulai menghentikan bus. Ia lalu menetralkan gigi persneling.
Secara perlahan bus bergerak mundur walaupun jalan tidak menurun.
Karena melaju mundur, sopir tidak lama membiarkan busnya terus melaju.
Sopir lalu memasukkan lagi gigi persneling dan bus pun melaju meskipun
lambat. Semakin jauh dari jalan yang ditandai garis putih, laju bus
kian kencang karena tidak lagi tertarik magnet. Setelah tiba di
bundaran, sopir membalikkan laju bus dan kembali ke arah Kota Madinah.

Di tempat yang ditandai garis putih, sopir kembali menghentikan
busnya. Ia memberi tahu kepada seluruh jemaah bahwa ia menetralkan
gigi persneling. Bus mulai bergerak maju walaupun sopir tidak
memacunya. Laju bus semakin lama semakin kencang dan spidometernya
menunjukkan kendaraan itu melaju sampai 120 km per jam.

Kecepatan itu diperoleh bus tanpa mendapat bantuan mesin karena gigi
berada pada posisi netral. Laju bus tanpa gigi persneling itu
berlangsung sepanjang empat kilometer. Di jalan sepanjang empat km itu
bus tertarik magnet. Setelah melewati empat kilometer, sopir bus harus
memasukkan gigi persneling karena pengaruh magnet sudah melemah.

"Kawasan ini semula akan dijadikan bandara. Namun, ketika sedang
dilakukan pembangunan jalan, alat-alat berat yang akan digunakan dalam
pembangunan bandara tidak mampu melewati kawasan itu sehingga
pemerintah Arab Saudi membatalkan rencana pembangunan itu," kata Abdul
Ghani.

Kawasan wisata

Pemerintah Arab Saudi, menurut Abdul Ghani, lalu menjadikan kawasan
itu sebagai tempat wisata andalan yang mampu menyedot jutaan jemaah
dan wisatawan dari mancanegara. "Setiap hari lokasi ini selalu
dikunjungi jemaah atau wisatawan yang ingin melihat keajaiban alam.
Yang berkunjung ke sini bukan hanya warga asing, warga negara Saudi
sendiri pun banyak yang sengaja berwisata ke Jabal Magnet," katanya.

Kawasan Jabal Magnet bukan tempat wisata yang sejuk dan nyaman.
Lokasinya dikelilingi gunung-gunung batu yang tinggi. Di kanan-kiri
jalan terlihat hamparan tanah-tanah gersang yang mengering karena
sangat jarang diguyuri hujan.

Magnet yang berkekuatan besar itu sampai sekarang masih misteri. Belum
ada penelitian yang dapat menerangkan secara pasti fenomena alam
tersebut. Pemerintah Arab Saudi juga kemungkinan enggan mengungkap
rahasia Jabal Magnet itu dan sengaja membiarkan kawasan itu sebagai
suatu lokasi yang menimbulkan penasaran warga dunia.

Kawasan itu kemungkinan akan tetap dipelihara sebagai tabir yang akan
mengundang rasa penasaran setiap wisawatan, jemaah haji dan umroh yang
mengunjungi tanah suci. Jadi, jika Anda berkunjung ke Arab Saudi
jangan sampai melewatkan keajaiban Jabal Magnet. (Dede
Sudrajat/"PR")***

Citation: http://pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=24458


[Baraya_Sunda] Tuan Hola

2008-05-30 Terurut Topik mh
K.F. Holle dan Buku Sunda

PENERBITAN buku cetak berbahasa Sunda tidak lepas dari peran orang
Belanda. Salah seorang di antaranya adalah K.F. Holle (1829-1896). Ia
bahkan dianggap sebagai orang Belanda pertama yang mengusahakan
penerbitan buku-buku Sunda. Demikian yang saya baca dari Semangat
Baru: Kolonialisme, Budaya Cetak, Kesastraan Sunda abad ke-19
(Mikihiro Moriyama, 2005). Tetapi orang Sunda lebih terbiasa
menyebutnya sebagai Tuan Hola saja. Tuan Belanda ini lahir di
Amsterdam pada 1829. Pada 1845 ia dibawa orang tuanya ke Hindia
Belanda.

Holle termasuk seorang autodidak dan berpikir pragmatis. Dalam hal
ini, ia menjadikan perkebunannya semacam perkebunan eksperimental. Ia
meneliti berbagai segi pertanian seperti pemanfaatan lahan kering
untuk menanam sayur-sayuran, serta cara pengembangbiakan ikan di
kolam-kolam kecil.

Selain itu, ia menerapkan idealismenya untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat miskin di sekitar perkebunannya. Untuk itu, dia
mengajari cara untuk meningkatkan metode penanaman padi.

Tetapi setelah berkeliling untuk mengampanyekan maksudnya, ternyata
sangat sulit dan memakan waktu. Dengan demikian, dia sadar bahwa cara
yang paling efisien untuk menggapai maksudnya adalah dengan mengajari
masyarakat agar bisa membaca.

Ternyata, ia bisa menyebarkan idenya melalui pamflet-pamflet dalam
bahasa Sunda. Sebelumnya, sejak diangkat jadi juru tulis pemerintah
pada 1846, ia tertarik untuk belajar bahasa Sunda serta meneliti
unak-anik budaya Sunda. Dan dia sadar betul betapa pentingnya dapat
berbicara dalam bahasa Sunda layaknya seorang Sunda.

Projek buku Sunda

Oleh karena itulah, ia berusaha membangkitkan kembali bahasa Sunda
sebagai bahasa yang menjadi ciri kebudayaan Sunda. Ia pun mendorong
penggunaan kembali bahasa Sunda sebagai bahasa tulis. Hasilnya dapat
dilihat dari keterlibatannya dalam penerbitan buku-buku Sunda pada
paruh kedua abad ke-19.

Mula-mula ia menerbitkan buku Tjarita Koera-Koera djeung Monjet
(1851). Buku yang ditulis bersama saudaranya, Adriaan Holle ini
membawa pengaruh pada pendidikan masyarakat Sunda.

Pada 1861 Pemerintah menugaskan K.F. Holle untuk menyusun buku-buku
bacaan serta pelajaran bahasa Sunda. Untuk menggarap projek itu,
pemerintah mengeluarkan biaya sebesar f. 1.200.

Untuk melaksanakan tugas ini, Holle dibantu oleh R.H. Moehamad Moesa
beserta para penulis dari lingkungan Holle. Terutama yang tinggal di
sekitar distrik Limbangan. Di antaranya Moesa sendiri berasal dari
Limbangan, Adi Widjaja patih limbangan, dan Brata Widjaja mantan patih
Galuh, Kabupaten Sukapura.

Hasil projek ini, seluruhnya berjumlah 13 judul buku. Tetapi sebagian
besar buku-buku bacaan itu disusun oleh Moesa. Di antara buku-buku
hasil pekerjaan itu, sebagaimana yang dapat dilihat dari buku-buku
teks yang digunakan di sekolah desa di Bandung pada 1863, di
antaranya: Katrangan tina Perkawis Mijara Laoek Tjai (Moehamad Oemar),
Wawatjan Djaka Miskin (Wira Tanoe Baija), Wawatjan Woelang Poetra (Adi
Widjaja), Wawatjan Woelang Krama (Moehamad Moesa), dan Wawatjan Radja
Darma (Danoe Koesoema).

Usaha Holle tak terhenti. Buktinya, selama dasawarsa 1860-an Holle
telah mengawasi tak kurang dari 23 judul buku berbahasa Sunda untuk
sekolah yang diterbitkan oleh pemerintah.

Sampai 1880-an Holle masih berperan dalam produksi buku-buku bahasa
Sunda yang ditulis oleh penulis Sunda. Pekerjaannya baru berakhir pada
1895. Pada tahun itulah ia terakhir mengedit buku Sunda, yaitu Mitra
noe Tani (selanjutnya disingkat MnT).

"Mitra noe Tani"

Melalui buku seri inilah Holle memperbaiki sistem pertanian orang
Sunda. MnT adalah buku yang terdiri dari tulisan-tulisan seputar
pertanian yang ditulis dalam bahasa Sunda. Untuk keterangannya, saya
timba dari Lampiran 1: Senarai Buku-buku Berbahasa Sunda Sebelum 1908
(Moriyama, 2005: 283).

Dari situ diperoleh keterangan: seri ini terbit antara tahun
1874-1899. Penerbitannya tak beraturan. Ada yang setahun dua kali,
tetapi ada juga yang berjarak dua tahun sekali. Juga ada yang setahun
sekali.

Seluruh seri Mnt diterbitkan oleh Landsdrukkerij, penerbit milik
pemerintah kolonial Hindia Belanda. Penerbit ini bertempat di
Weltevreden, atau Menteng sekarang. Khusus buku-buku Sunda, penerbit
ini telah mencetaknya sejak 1853. Dan biasa pula disebut "Kantor
Tjitak Kandjeng Goepernemen".

Dari jilid pertama hingga seri ketujuh, MnT dicetak dengan memakai
huruf cacarakan Jawa. Sementara huruf Latin mulai dipakai dari seri
delapan sampai seri terakhir, jilid 14.

Adapun para penulisnya datang dari beberapa kalangan. Ada pejabat
bangsa Belanda, yang tentu saja telah disundakan oleh penulis lokal.
Begitu pun dengan para penulis pribumi, baik dari kalangan menak Jawa
maupun Sunda. Untuk penyuntingannya, sejak seri pertama hingga jilid
12, MnT diedit oleh K.F. Holle. Karena Holle meninggal pada 1896.
Selanjutnya (dua seri terakhir) MnT diedit oleh H. de Bie, guru pada
Gymnasium Willem III.

Tetapi semuanya mesti berakhir pada 1896. Karena pada tahun itulah
Holle mening

Re: [Baraya_Sunda] Re: Transfortasi IRIT BBM

2008-05-30 Terurut Topik mh
hehehe, aya oge nu made in amrik:

http://www.americanbamboo.org/GeneralInfoPages/BambooBicycle.html
http://www.bamboobike.org/Home.html
http://www.calfeedesign.com/bamboo.htm

geuning di batur mah aya kumpulanana nu resep awi teh kang euy. jeung
deui geuning riset paguron luhur ge, bisa nya ngotektak awi.

salam,
mh

On Fri, May 30, 2008 at 9:04 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>>
>> Hiji hal! Awi loba di urang na atuh barang hol aya sapedah awi...
>> Made in Amrik! Urang kabeh kudu era euy... !!:(((
>>
>
> Beu... naha bet ujug2 teu pupuguh mamawa ngaran Amrik ieu teh? :(( R
>
>
> 
>
> http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
> http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
> [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


[Baraya_Sunda] Transfortasi IRIT BBM

2008-05-30 Terurut Topik mh
Baraya, pikeun nyanghareupan BBM mahal, tah ieu aya arttikel, pikeun
nyieun alat transfortasi irit BBM, bahanna tina awi.

Pikeun baraya di milis Baraya Sunda, toong we alamatna, da
dipeungpeukan, moderatorna kang RH embung cape cenah. Hehehe.

http://www.bmeres.com/bambooframe.htm

salam
mh

=

Bamboo MTB Frame (June 2004)

This is my second home-made frame. This time I used bamboo rods
connected with carbon composite joints.

My Bamboo Frame


I have seen many amazing constructions made of bamboo and I always
wondered, why such light, strong, stiff and elastic material is not
widespread used for building of bicycle frames. Since I finished my
carbon frame, I was thinking about using bamboo for my second frame.
Later on, I found an article describing a bamboo frame Craig Calfee
built for himself a few years ago. At that moment I was fully
determined to build it too.
My Bamboo Frame


The most difficult part of building the frame was to find quality
bamboo rods. It took me much more time than the building itself. I
visited several dealers in near surroundings and I tried to find
appropriate rods of the necessary diameters from huge amount of
bamboo. Finally I found a few rods I wanted, but frankly said, next
time I build such a frame, I'll rather grow my own bamboo or fly to
Asia for it. The rods for the top tube, down tube and seat tube are
some Chinese species of bamboo; I was not very satisfied with the
quality of the surface, which was rather scratched (maybe it was from
some downfallen scaffolding) and there were also a few woodworm holes
in it (what if such beetles later devoured my frame?). The rods I
selected for the seat and chain stay are some other species from
Malaysia. I found also the appropriate thick-walled rods of another
species for the seat stay. During breaking tests of these bamboo rods
I found out that when I filled the inside with the polyurethane foam
(which added only few gram of weight), the rigidity increased mainly
of the rods for the seat and chain stay, which are the most critical
parts of this frame.

My Bamboo Frame


The frame building itself was quite quick. I used the frame jig I made
for my previous carbon frame. Bamboo rods were fitted in miter joints
together with duralumin tubes (bottom bracket shell, head and short
seat tube) and bonded with epoxy. The junctions in the rear part of
the frame I made from polyurethane and the following laminating
process of the joints with epoxy resin and woven carbon cloth was
practically the same as for the carbon frame. Duralumin cable stops
and brake bosses were made with water jet cutting and bonded to the
carbon joints and secured with small screws. Finally the entire
surface was covered with clear epoxy varnish.

The overall weight is 1860 g (4.1 lbs). It's a little bit heavier, but
I expected it. I made also one piece of my carbon saddle with the
bamboo post, which was in the upper part (in the place of connecting
with the adjustable saddle support) strengthened with the carbon
composite.
My Bamboo Frame


In this picture you can see the bamboo frame together with the bamboo
post and the carbon saddle.


My Bamboo Bike


And here you can see my bamboo bike - the overall weight is 10.7 kg (23.6 lbs).


Update July 2005: Riding impressions - after one year

When I built this bamboo frame, I was interested in how would it
differ from my carbon frame. Above all I expected that thanks to the
unique properties of bamboo, as a natural composite, the frame would
be more able to absorb road shocks and the ride would be more
comfortable.

Now, after one year, I can write that the bamboo frame fulfilled all
my expectations. The frame is excellent and still okay. Compared with
the carbon frame it really does dampen vibrations better and the ride
is more comfortable. I haven't had the feelings that the rear triangle
would be very flexible, but to specify the flexibilty I would like to
make the frame deflection test to compare the bamboo and carbon frame
with other MTB frames, like Damon Rinard did for road frames (Frame
Deflection Test).

I must admit there was just one thing I had to repair. I found after
one ride in May that the aluminum brake bosses at the seat stay, which
were bonded to the carbon rings and secured with screws, became
slightly loose. I think I underdesigned this part. So, instead I made
brand new carbon composite brake bosses, which now should withstand
stress during braking. And besides, just to be sure I installed the
carbon composite brakebooster that I made in the past to relieve the
bamboo rods of the seat stay of stress. You can see the repaired brake
bosses in the picture.

Repaired brake bosses

The connections of the bamboo rods with the carbon joints are still
rigid without any problems. I know I can expect the bamboo to shrink
or split sooner or later, but I hope that thanks to the used method of
securing the mutual connection between the bamboo rods and carbon
joints it should not loo

Re: [Baraya_Sunda] Re: "Kasangsaraan" Monyet ...

2008-05-28 Terurut Topik mh
mun teu salah mah eksperimen konsumsi obat ka monyet teh tahapan pang
akhirna, saencan dipake ka jelema. aya balad tukang biologi, cenah
tahapan konsumsi obat anyar teh, mimiti ka beurit, mun mateih terus ka
marmot/kelenci. nu matak aye istilah kelinci percobaan, saterusna ka
monyet tea.

salam,
mh

On Thu, May 29, 2008 at 12:31 PM, waluya2006 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>  richadiana kartakusuma <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> kejem pisan, ngan hayang terang bae...ari Abah ngalunhgkeun ieu
>> contona apanan nu urang pemasokna, deungeun nu ngalakonanana...rek
>> naros teh naha di urang oge kitu, Abah?
>
> Ke urang taroskeun ka Kang Kumi ...hehehehe, pan padamel Eykman
> Institute. Nu jelas di urang mah biasana beurit bodas duka monyet mah.
> Ngalungkeun perkara ieu teh Ambu, eta atuda di millis sabeulah, loba
> nu nolak kekepehan kana teori evolusi (malah aya nu nyebut Atheis
> sagala) bari teu sadar lamun maranehna gering teh ngadahar ubar, nu
> sabenerna samemehna dipake ka manusa teh, eta ubar teh dicobaan heula
> ka sato. Pan hiji bukti yen saleresna sato jeung manusa teh "deukeut"
> sacara fisik mah, nu ngabedakeunana teh AKAL-BUDI!
>
> Baktos,
> WALUYA
>
>
> 
>
> http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
> http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
> [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


[Baraya_Sunda] Raja Nepal Turun Tahta Euy!

2008-05-28 Terurut Topik mh
Raja Nepal Menjadi Orang Biasa

Laporan koresponden Lucia de Vries
28-05-2008

Di Nepal, ribuan orang turun ke jalan, merayakan lengsernya baginda
raja. Raja Gyanendra harus meninggalkan istana. Ini berarti
berakhirnya monarki yang sudah berusia 240 tahun. Nepal akan menjadi
sebuah republik.

Raja Nepal lengser, sesuatu yang sulit dibayangkan. Sri Baginda
Gyanendra tampaknya tak akan bisa diganggu gugat. Pada upacara
penobatannya, tahun 2001, rakyat mencibirnya sebagai pembunuh. Dan
ketika ia menyatakan diri penguasa mutlak tahun 2004, rakyat malah
mengelu-elukannya. Namun akibat pemberontakan massal tahun 2006,
Gyanendra terpaksa bertekuk lutut.

Desas-desus
Sudah berbulan-bulan lamanya, Kathmandu, ibukota Nepal, dilanda
desas-desus. Nepal akan menjadi republik dan pemimpin gerakan Maois
akan menjadi perdana menteri. Tapi selama itu, raja menolak
meninggalkan istana. Ia konon bersekongkol dengan kalangan Hindu
ortodoks, yang ingin menyelamatkan keluarga kerajaan. Kabarnya,
Gyanendra memberi uang kepada kelompok-kelompok bersenjata, memicu
kekerasan etnik, terutama di Nepal Selatan.

Dikabarkan pula sang raja berencana meninggalkan istana dan pindah ke
rumah peristirahatan di Prancis. Tidak, demikian desas-desus lain,
sang raja tidak akan hengkang ke Prancis, melainkan ke India. Di sana
orang masih mengelu-elukannya sebagai 'satu-satunya raja Hindu dunia'.
Tidak, ia akan tetap tinggal di Nepal, dan kembali bekerja sebagai
usahawan.

Tapi juga banyak dibuat lelucon. "Kenapa istana tidak kita jadikan
museum saja, dengan Gyanendra sebagai patung lilin hidup di belakang
meja tulisnya," tulis surat kabar Nepali Times. Alasan utama keresahan
ini, adalah sikap raja yang tampaknya tidak merasa terusik. Pekan lalu
ia masih mengunjungi sebuah pura dan menyerahkan lima ekor hewan untuk
dikorbankan. Organisasi pelindung hewan seperti Animal Nepal langsung
protes. Sudah sejak dulu keluarga kerajaan dikenal suka menyembelih
kurban secara kejam, bahkan biasa mereka lakukan di depan umum.

Kebanyakan orang Nepal lega. Kendati menurut penelitian terbaru hampir
50% rakyat ingin mempertahankan monarki, tapi mereka tidak suka Raja
Gyanendra, apalagi putranya, Paras yang bertingkah polah seperti
seorang playboy. Selain itu rakyat juga takut pada makin meningkatnya
konflik.

Tragedi
Hari ini, di ibukota Nepal, puluhan ribu anggota Maois merayakan
republik baru. Selama 240 tahun kekuasaan dinasti Shah, keluarga
kerajaan tidak takut menggunakan kekerasan. Tahun 2001 istana dilanda
tragedi. Raja Birendra yang disayangi rakyat dibunuh bersama 10 orang
anggota keluarganya. Menurut pernyataan resmi, pangeran mahkota
Dipendra dengan senapan mesin membunuh keluarganya, dan kemudian juga
menembak diri sendiri. Keluarga Gyanendra, yang adalah kakak Birendra,
satu-satunya yang selamat pertumpahan darah. Rakyat cepat mengambil
kesimpulan: pertumpahan darah didalangi Gyanendra. Kendati demikian,
pekan itu juga, ia dinobatkan sebagai raja.

Tahun 2004, Federasi Hindu Sedunia, menobatkan Gyanendra sebagai
'satu-satunya raja Hindu dunia'. Dalam kesempatan itu, Presiden
Federasi, Ashok Singhal menyatakan: "Adalah tugas 900 juta umat Hindu
dunia, untuk melindungi sang raja Hindu itu. Tuhan menciptakannya
untuk melindungi agama kita." Tahun 2004, Gyanendra menyatakan diri
penguasa mutlak. Pada awalnya ia masih disambut gembira, karena
diharapkan sri Baginda Raja akan bisa mengakhiri konflik
berkepanjangan antara pemberontak Maois dan pemerintah. Setelah itu,
Gyanendra kehilangan kepercayaan rakyat.

Di masa lampau, raja Nepal masih dipuji sebagai reinkarnasi Dewa
Vishnu. Kini majelis konstitusi beranggotakan 601 orang akan
memproklamasikan Nepal sebagai republik. "Ini adalah hari bersejarah.
Rakyat Nepal telah 50 tahun memperjuangkan penghapusan monarki," kata
pemimpin Maois, Prachanda. Seperti semua orang lain, Gyanendra pun
harus membayar rekening gas, air dan listrik. Selain itu ia juga harus
menyerahkan sebagian kekayaannya kepada dinas pajak.

Nepal Lama vs Nepal Baru
Pekan-pekan belakangan, pada pelbagai situs web berlangsung diskusi
seru. "Raja adalah satu-satunya patriot. Kalau ia lengser, kaum Maois
akan menjual negara kepada India," tulis salah satu peserta diskusi.
"Ya ampun, masih adakah orang yang menulis tentang Gyanendra? Tuhan
memberkati kaum Maois yang menjatuhkannya!" tulis seorang lainnya.
Penulis lainnya tidak sependapat: "Hidup Raja! Ke nerakalah kau
Prachanda! Setiap warga Nepal mendambakan Nepal yang indah dengan Raja
dan Ratunya. Mereka yang menyebut diri pemimpin itu dipengaruhi orang
luar. Mereka telah menerima uang dari kekuatan asing untuk menjual
tanahnya kepada mereka." Ini ditanggapi dengan: "Setiap orang yang
menyerukan 'Hidup Raja' harus dikirim ke kamp pendidikan kembali.
Hidup Mao."

Diskusi ini mencerminkan kontras antara 'Nepal Lama' dan 'Nepal Baru',
seperti pernah diangkat dalam slogan kampanye pemilu partai Maois.
Rasa hormat kaum Hindu tradisional kepada keluarga kerajaan Nepal,
sama besar seperti populari

Re: [Baraya_Sunda] Re: GELUT SUNDA Euy!

2008-05-28 Terurut Topik mh
On Thu, May 29, 2008 at 3:25 AM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>
>> Senjata
>>
>> Persenjataan yang digunakan dalam perang pada zaman itu pada umumnya
>> sudah berupa senjata dari logam, apakah itu tombak ataupun pedang.
>> Peninggalan senjata yang ditemukan di beberapa tempat di Jawa Barat,
>> masih dapat dilihat di Museum Nasional di Jakarta (Lihat Dr. N.J.
>> Krom, Laporan Kepurbakalaan Jawa Barat 1914). Sementara itu, kendaraan
>> yang digunakan saat bertempur pada umumnya adalah kuda.
>>
>
>
> Nuhun Kang MH,
>
> Tah... tah..., ieu bisa dijadikeun bukti yen Sunda MEMANG boga
> otoritas sarupa jeung nagara. Asumsi kuring yen pusat pamarentahan
> raja SUnda euweuh, bisa dipotong ku ieu 'bukti'.
>
> Argumen kuring siga kieu.
>
> Mun aya strategi perang, hartina aya organisasi mesin perang mangruoa
> tangtara. Ari tangtara biasana dijieun ku hiji organisasi sarupa
> nagara. Tangtara bisana dipake jang bela diri, atawa jang ngarurug
> musuh saluareun wilayah na.
>
> Mun ningali ieu pembagian pasukan tea, sigana mah kaitung moderen oge.
> Sabab tiap unsur boga tugas anu spesifik anu kaitung strategis.
>
> Sigana kudu diriksa deui bukti2 sejen anu nguatan ieu teori. Mun aya
> dokumen strategi militer jaman harita... genah meureun! :))
>
> Aya kapanasaran maca alinea terahir.
>
> 1. Ari pakarang kujang teu kasabit. Jang naon pakarang kujang dipake
> na nya? Naha kujang teh LAIN pakarang jang gelut kitu? Sugan aya nu apal?
>

Tah, enya nya, boa kujang pakarang anyar, asana nu sok kasabit mah
sabangsa tumbak. Ngan kamari uing panggih jeung hiji kolot, manehna
ngadongeng kieu: cenah manehna kadatangan semah nu ngajak ngobrol,
terus eta semah tumanya, kecap naon nu bisa dipilih, supaya upama
ngadenge eta kecap nu ngadenge baris boga bayangan ka tatar sunda.
jawabna cenah: KUJANG.

> 2. Ari kuda, eta teh iraha asup ka Tatar SUnda? Atawa memang kuda teh
> kaasup hewan anu nyampak di Tatar SUnda? Iraha kuda bisa dipiara na?
> Sugan aya ahli biologi anu bisa nerangkeun?

Tah nu ieu mah, ari nu kapanggih ku uing, harita tahun 70-an aya
tatangga lembur, manehna jadi bandar kuda. eta kuda didatangkeun di
daearah wetan, bima, nusa tanggara. hehehe.

Tapi ketang mun ngadengekeun dongeng kolot, cenah
buyut-bao-janggawareng kuring, harita sok naek kuda, malah aya oge
buyut awewe nu sok naek kuda teh. jadi mun kitu, memang kuda ilahar
jadi tutumpakan karuhun. Ngan kunaon kabehdieunakeun kurang populer
naek kuda teh

salam,
mh


[Baraya_Sunda] Wisata GELO Euy!

2008-05-28 Terurut Topik mh
Usai Dinas, Mabuk di India
Dokumenter tentang ulah tentara Israel

Nicolien den Boer

27-05-2008

flippingout.guy.300x.jpgSetiap tahun, setelah selesai dinas militer,
30 ribu pemuda Israel bertolak ke India untuk gila-gilaan mengkonsumsi
narkoba. Selama dua tahun, sutradara Yoav Shamir mengikuti kelompok
anak muda ini dan membuat dokumenter tentang ulah mereka.

Film berjudul Flipping Out (lepas kontrol) terutama menarik karena
Shamir berhasil merekam deretan anak muda Israel, yang semuanya, tanpa
kecuali, mabuk narkoba, dari mabuk biasa hingga mabuk parah. Ditanya
bagaimana ia berhasil melakukannya, Shamir melucu 'kami hanya memberi
mereka narkoba saja' dan 'jadwal mereka toh tidak padat'.

Kegiatan sehari-hari bekas militer di India sebagai berikut: mengisap
ganja sambil sarapan, biasanya disusul jenis obat bius yang lebih
berat seperti kokain, xtc, lsd atau ketamine, yakni narkoba pesta yang
juga dipakai sebagai obat bius. Ini dilakukan selama berbulan-bulan,
kadang-kadang juga bertahun-tahun. Setiap tahun, gaya hidup seperti
ini menghancurkan beberapa ribu anak. Mereka misalnya mengalami
gangguan jiwa. Dalam bahasa sehari-hari Israel, ini juga disebut
Flipping Out (lepas kontrol).

Suasana murung
Kendati kelompok anak muda ini, setelah selesai dinas militer, secara
massal bertolak ke India untuk berpesta-pora, film dokumenter Shamir
tidak bernuansa meriah. Yang menarik justru suasana murung,
pesta-pesta gelap dan hotel-hotel suram yang digambarkan Shamir.

Sutradara Israel, yang baru-baru ini berkunjung ke Amsterdam dalam
rangka mempromosikan dokumenternya, tidak banyak melihat kegembiraan
antara para anak muda.

flipping.out.regisseur.300x.jpg
 Yoav Shamir
Yoav Shamir: "Kebanyakan dari mereka hanya mengkonsumsi jumlah besar
narkoba. Di sana saya tidak banyak menemukan orang bahagia."

Di Belanda, Yoav Shamir mulai dikenal dengan dokumenter berjudul
Checkpoint, yang memaparkan dampak pemeriksaan serta pelbagai tindakan
Israel terhadap kehidupan sehari-hari di Jalur Gaza dan Tepi Barat
Sungai Yordan.

Dengan dokumenter ini, Shamir memperoleh banyak penghargaan
internasional, di antaranya Penghargaan Joris Ivens, empat tahun lalu
pada Festival Film Dokumenter di Amsterdam.

Tanda tanya besar
Dalam dokumenter terbarunya, Shamir kembali memilih untuk tidak
memberikan komentar eksplisit. Akibatnya, satu pertanyaan tidak
terjawab: Mengapa semua anak muda Israel di India selama
berbulan-bulan lepas kendali? Apa yang diincar di sana? Tampaknya ada
hubungan antara dinas militer dan penggunaan narkoba secara
berlebih-lebihan. Shamir menyatakan tidak ingin menyampaikan pesan
dengan filmnya ini. 'Saya hanya ingin menceritakan sebuah kisah yang
indah. Kalau orang memetik pelajaran darinya, baguslah.'

Dan dari para pemuda yang diwawancarai oleh sutradara, penonton juga
tidak menjadi lebih banyak tahu. Para mantan anggota militer itu
berupaya mati-matian menghilangkan atribut kemiliterannya: Rambut
pendek dan seragam militer diganti dengan rambut panjang, janggut
tebal dan pakaian hipis.

Namun selanjutnya mereka semua tampak sangat puas dengan masa dinas
militer dan memuji rasa persahabatan dalam tentara. Seorang mantan
militer muda Israel menggambarkan bahwa ia merasa 'memiliki kekuasaan'
dengan berada di India bersama banyak rekan-rekannya. Ia sama sekali
tidak merenungkan kembali perbuatannya. Satu-satunya renungan datang
dari mantan tentara yang menyatakan orang India mirip orang Palestina:
Mengapa demikian, sama sekali tidak jelas.

flipping.300x.jpgMerenungkan
Menurut Shamir, dinas militer yang singkat tidak memungkinkan mereka
melemparkan sikap kritis terhadap militer. Sutradara itu bahkan
setelah menyelesaikan dinas militernya juga pergi ke India dan baru
merenungkan tingkah lakunya bertahun-tahun sesudah itu. Ia mengatakan
di Amsterdam:

"Saya ingat pada usia 19 tahun, melakukan patroli di Yerusalem Timur
dan menahan seorang Palestina. Ketika itu kami berpikir menyelamatkan
negara kami, karena kami zionis. Namun setelah beberapa saat, kami
berpendapat bahwa itu bukanlah suatu hal yang positif untuk masa depan
sebuah negara."

Kendati Shamir sebelumnya mengatakan tidak ingin menyampaikan pesan,
namun dalam dokumenternya ternyata ia menyelipkan pula adanya hubungan
antara apa yang terjadi di India dan pengalaman setelah menjalani
dinas militer. Di antara wawancara dan gambar orang-orang yang lepas
kontrol, ia juga menyelipkan film amatir tentang aksi militer di
wilayah pendudukan. Kemungkinan sang sutradara berhati-hati untuk
menjelaskan maksud film tersebut, karena ia berharap dokumenter itu
juga akan diputar di Israel. Namun sampai saat ini upaya itu masih
gagal.

Shamir juga secara terbuka bereaksi atas pertanyaan lain. Ketika
ditanya apakah ia misalnya ketika melakukan perjalanan keliling India
juga menggunakan narkoba, ia menjawab: semua orang menggunakan obat
bius, jika mereka menjawab lain maka itu artinya bohong. Dan ketika
ditanya apakah sekarang di usia tiga puluhan berhasil

Re: [Baraya_Sunda] [OOT]Info Sehat: 5 Mitos Menyesatkan Soal Makanan

2008-05-28 Terurut Topik mh
2008/5/28 richadiana kartakusuma <[EMAIL PROTECTED]>:
> hatur nuhun adang OOT (OOT teh di Banjarmasin mah aya hartosna...geura 
> taroskeun ka Abah Mh alias Abah Harja..api ulah reuwas nya) heheheh
>

Ah si Ambu mah, aya-aya wae. OOT di luhur mah maksadna  "Out Of
Topic", biasa dianggo upama artikel nu dikirim eusina di luar
"mainstream" topik diskusi.

nuhun,
mh

> puguh ieu si abdi...beuki kolot beuki dayut...ngan henteu


[Baraya_Sunda] PENDEKAR SASTRA SUNDA Euy!

2008-05-27 Terurut Topik mh
SASTRA SUNDA
Enam Belas Tokoh Sastra Sunda Berpengaruh

Sejauh dapat dilacak, buku atau penelitian tentang tokoh sastra Sunda
yang telah diusahakan masih bisa dihitung jari. Sekadar contoh,
penelitian Tini Kartini dkk. yang berjudul Biografi dan Karya
Sastrawan Sunda Masa 1945-1965 (1978), Yuhana dengan Sastrawan Sunda
(1979), Daéng Kanduruan Ardiwinata, Sastrawan Sunda (1979), dan
Biografi dan Karya Pujangga Haji Hasan Mustapa (1985). Juga Ajip
Rosidi dengan Haji Hasan Mustapa jeung Karya-karyana (1989). Adapun
yang paling mutakhir adalah Ensiklopedi Sunda (2000) dan Apa Siapa
Orang Sunda (2003) yang keduanya karya Ajip Rosidi dkk.

Dari dokumen yang sedikit itulah, untuk sementara dapat dibentangkan
kiprah beberapa tokoh sastra Sunda. Menurut pengamatan saya,
sedikitnya ada 16 tokoh yang berpengaruh dalam sastra Sunda yang
mewakili zaman dan genre karya yang dihasilkannya. Adapun pemilihan
dan penempatan urutan tokoh diniati hanya mengenalkan saja, tidak
untuk menilai, apalagi mengesampingkan tokoh lain. Pertimbangannya pun
didasarkan pada popularitas dan dominasi hasil karya yang besar
pengaruhnya dalam jagat sastra Sunda.

Tokoh pertama dan kedua adalah P. H. H. Mustapa (1852-1930) dan Muh.
Musa (1822-1886). Keduanya tokoh sastra Sunda terbesar pada zaman
kolonial yang banyak menulis dangding dan wawacan. Sekitar tahun
1900-an, misalnya, P.H.H. Mustapa sempat menulis lebih dari 10.000
bait dangding yang kualitas literernya dianggap bermutu tinggi. Selain
itu ia pun banyak menulis anekdot dan prosa. Namun kebesarannya baru
disebut-sebut pada tahun 1950-an oleh Ajip Rosidi, yang selanjutnya
memicu para peneliti untuk mendalaminya. Tahun 1965 P. H. H. Mustapa
mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat dan pada tahun 1977
Presiden RI memberikan Anugerah Seni kepadanya sebagai sastrawan
daerah Sunda.

Sedangkan Muh. Musa (1822-1886) adalah pelopor sastrawan Sunda pada
paruh kedua abad 19. Karya-karyanya dalam bentuk wawacan (11 judul)
dan prosa (33 judul), baik asli maupun terjemahan, banyak diterbitkan
pemerintah kolonial pada waktu itu. Wawacan "Panji Wulung", merupakan
salah satu karyanya yang cukup populer di masyarakat Sunda. Berkat
jasa dan hubungannya yang baik dengan pemerintah kolonial, Muh. Musa
sempat memperoleh medali emas. Muh. Musa pun banyak mengusahakan buku
bacaan berbahasa Sunda. Menurut catatan Moriyama (2005), Muh. Musa
sedikitnya menerbitkan 14 judul buku yang dicetak pada zaman
pemerintah kolonial.

Tokoh ketiga dan keempat adalah D.K. Ardiwinata (1866-1947) dan
Yuhana. Keduanya tokoh sastra Sunda pada zaman Balai Pustaka yang
banyak menulis novel. Baruang ka nu Ngarora (1914) adalah novel
pertama berbahasa Sunda yang ditulis oleh D.K. Ardiwinata. Selain itu
ia pun menulis dongeng dan banyak menyadur karya-karya pengarang
dunia.

Pemikirannya yang terpenting adalah bahwa orang Sunda harus banyak
menulis prosa ketimbang puisi (dangding) yang sering kali merusak
bahasa karena hendak memenuhi aturan pupuh. Adapun Yuhana (nama
aslinya Achmad Bassach) adalah pengarang novel Sunda yang
karya-karyanya setia diterbitkan oleh penerbit swasta. Tidak tercatat
satu pun novelnya yang diterbitkan Balai Pustaka. Novel populernya
yang pertama adalah Carios Eulis Acih (1923). Novel tersebut menuai
sukses besar pada waktu itu dan sempat dibuat film. Setelah itu keluar
novelnya yang lain, seperti Neng Yaya (1923), Agan Permas (1926), dan
yang paling terkenal Rasiah nu Goréng Patut (1928) atau lebih dikenal
dengan Karnadi Anémer Bangkong karena tokoh utamanya bernama Karnadi.

Novel ini dikarang bersama dengan Sukria serta pernah dibuat film. Hal
yang membuat Yuhana dapat digolongkan sebagai pembaru sastra Sunda
karena karya-karyanya dapat hidup di luar bayang-bayang Balai Pustaka.
Meski berbeda gaya dalam berkarya, keduanya berpengaruh dalam sastra
Sunda, terutama dalam penulisan novel.

Tokoh kelima dan keenam adalah GS dan Tini Kartini (lahir
1933-sekarang). Menurut M.A. Salmun, GS bernama lengkap G.
Sastradiredja. Namun menurut R. Éro Bratakusumah, GS bernama lengkap
G. Soewandakoesoemah. GS adalah pelopor penulisan cerpen berbahasa
Sunda. Dogdog Pangréwong (1930) adalah kumpulan cerpennya yang pertama
dalam bahasa Sunda dan merupakan kumpulan cerpen yang pertama terbit
di Indonesia. Isinya delapan cerpen bernada humor yang dialog
antartokohnya terasa hidup.

Selain menulis cerpen, GS pun menulis karangan lepas dalam majalah
Parahiangan. Adapun Tini Kartini dapat disebutkan sebagai pengarang
wanita cukup kuat dalam cerpen Sunda. Kumpulan cerpennya yang pertama
terbit ialah Jurig!, Paméran, dan Nyi Karsih. Selain itu Tini Kartini
banyak melakukan penelitian tentang sastra dan sastrawan Sunda.
Meskipun keduanya berbeda zaman, namun dalam hal kepengarangannya,
baik GS maupun Tini Kartini termasuk tokoh berpengaruh dalam sastra
Sunda, terutama dalam penulisan cerpen.

Tokoh ketujuh dan kedelapan adalah Kis Ws (1922-1995) dan Sayudi
(1932-2000). Keduanya pelopor dan pembaru dalam penulisan sajak Sunda.

[Baraya_Sunda] GELUT SUNDA Euy!

2008-05-27 Terurut Topik mh
Dua Puluh Strategi Perang Sunda Abad Ke-16

BAGAIMANA strategi orang Sunda dulu berperang, belum banyak dibahas.
Naskah Sanghyang Siksakandang Karesian hanya menyebutkan nama-nama
strategi perang yang diterapkan paling tidak sampai abad ke-16.

Dalam Sanghyang Siksakandang Karesian disebutkan, "Bila ingin tahu
tentang perilaku perang, seperti makarabihwa, katrabihwa, lisangbihwa,
singhabihwa, garudabihwa, cakrabihwa, sucimuka, brajapanjara,
asumaliput, meraksimpir, gagaksangkur, luwakmaturut, kidangsumeka,
babahbuhaya, ngalinggamanik, lemahmrewasa, adipati, prebusakti,
pakeprajurit, tapaksawetrik, tanyalah panglima perang." (Saleh
Danasasmita, dkk., 1987).

Tulisan ini mencoba mendeskripsikan strategi perang dimaksud.
Mudah-mudahan bisa jadi bahan kajian yang lebih mendalam untuk
berbagai pemanfaatan.

1. Makarabihwa. Cara mengalahkan musuh dengan tidak berperang.
Mengalahkan musuh dari dalam musuh itu sendiri, dengan menggunakan
kekuatan pengaruh. Praktik merusak kekuatan musuh dari dalam agar
merasa kalah sebelum berperang.

2. Katrabihwa. Posisi prajurit saat menyerang musuh, ada yang
ditempatkan di atas, biasanya dengan menggunakan senjata panah, dan
prajurit yang di bawah, biasanya menggunakan tombak dan berkuda.

3. Lisangbihwa. Sebelum perang dimulai, Panglima Perang/Hulu Jurit
mengumpulkan pasukan tempurnya agar seluruh prajurit berteguh hati
menjadi pasukan yang berani dan bersemangat berperang untuk
mengalahkan musuh walaupun kekuatan lebih kecil.

4. Singhabihwa. Mengalahkan pertahanan musuh dengan cara menyusup.
Para penyusup merupakan tim kecil yang jumlahnya hanya lima orang,
terdiri atas ahli perang, ahli strategi, dan ahli memengaruhi musuh.
Musuh terpengaruh oleh strategi yang kita lancarkan sehingga pada
tahap ini musuh hancur oleh pikirannya sendiri. Waktunya sangat lama.

5. Garudabihwa. Memusatkan kekuatan pasukan pada posisi yang tersebar
di beberapa titik penting yang telah ditentukan untuk pertempuran.
Kekuatan di setiap titik jumlahnya 20 orang. Dengan simbol-simbol
khusus, prajurit yang tersebar itu akan menyerang secara berbarengan
dan sekaligus, kemudian menyebar kembali untuk mempersiapkan
penyerangan berikutnya.

6. Cakrabihwa. Menyusupkan beberapa orang prajurit ke benteng
pertahanan musuh dengan cara rahasia dengan tujuan utama untuk
menyusupkan persenjataan yang kelak akan digunakan oleh pasukan saat
bertempur. Mereka harus prajurit yang sangat terlatih dan mengetahui
medan, serta mengetahui cara-cara penyusupan.

7. Sucimuka. Upaya pembersihan musuh setelah perang usai sebab
biasanya masih ada musuh yang berdiam di persembunyian. Para prajurit
harus mengetahui daerah-daerah yang pantas digunakan sebagai tempat
berlindung dan menjadi persembunyian musuh yang sudah tercerai-berai.
Prajurit harus mengetahui jalan-jalan yang dijadikan tempat untuk
meloloskan diri. Pembersihan ini sangat penting agar musuh tidak
menghimpun kekuatannya kembali.

8. Brajapanjara. Mendidik beberapa orang musuh agar bekerja untuk
pihak kita. Setelah dianggap tidak membahayakan, mereka dilepas
kembali ke daerahnya untuk dijadikan mata-mata. Orang itulah yang akan
mengirimkan informasi mengenai kekuatan musuh, seperti jenis dan
jumlah senjata yang mereka miliki, dan strategi perang apa yang akan
digunakan. Harus sangat hati-hati saat mendidiknya.

9. Asumaliput. Setiap prajurit harus mengetahui tempat berlindung atau
bersembunyi serta tidak akan diketahui musuh, seperti di dalam gua,
tetapi harus pandai melihat situasi.

10. Meraksimpir. Cara berperang ketika prajurit berada di daerah yang
lebih rendah, sedangkan musuh berada di daerah yang lebih tinggi. Bila
posisinya demikian, pasukan dipersenjatai dengan tombak dan berkuda.

11. Gagaksangkur. Cara berperang ketika prajurit berada di daerah yang
lebih tinggi, sedangkan musuh berada di bawah. Cara mengalahkan musuh
dari atas, seperti cara meloncat atau menghadang.

12. Luwakmaturut. Gerakan untuk memburu musuh yang kabur dari lapangan
pertempuran. Prajurit harus tahu cara pengejaran yang paling cepat di
berbagai medan yang berbeda. Pengejaran musuh harus sampai di tempat
persembunyiannya, apakah di air, atau yang lari ke dalam hutan.

13. Kudangsumeka. Cara menggunakan pedang yang lebih kecil. Bila
menyusup ke daerah musuh, prajurit harus mengetahui cara-cara
menyembunyikan pedang/senjata itu agar tidak diketahui musuh.

14. Babahbuhaya. Cara menghimpun kekuatan prajurit pada saat pasukan
tertekan dan terjepit musuh, seperti cara/upaya memulihkan mental,
semangat, dan kekuatan prajurit. Dilatihkan ke mana harus berlari,
jangan sampai berlari ke daerah kekuatan musuh. Cara bagaimana bila
saat berlari ada musuh di depan, atau musuh yang terus mengejar, serta
cara bagaimana memilih tempat perlindungan. Bila terlihat aman,
prajurit merundingkan upaya penyelamatan dan merencanakan penyerangan
balik.

15. Ngalinggamanik. Prajurit yang sudah terlatih dipersenjatai dengan
senjata rahasia, atau senjata keramat kerajaan, seperti tombak.
Prajurit dilatih untuk

Re: [Baraya_Sunda] Re: sajarah Sunda, nu mana?

2008-05-25 Terurut Topik mh
ari /banteuang/ teh naon ambu?
asa seueur kecap nu tungtungna /ang/ teh: longkewang, honcewang,
sumoreang, kojengkang, aya pakaitna kitu sareng /banteuang/

nuhun,
mh

On Sun, May 25, 2008 at 2:54 PM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> hiiihh banteuang nya
> oongan bae bari ngabayankeun nya moal terang
> kadieu.kang Rahman...ka lembur
>
> --- Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>>
>> >
>> > Nu teu kaharti teh...Piraku euweuh sesa2 na acan?
>> Atuh, paling henteu
>> > fondasi na we? Paling henteu bisa direkonstruksi
>> deui... kumaha MEGAH
>> > na eta istana teh?
>> >
>>
>> Nyambung deui, rek nguseupan reaksi baraya sejen na.
>> Ari kangaran
>> diskusi mah pan kudu barempug lin? Mun kuring
>> ngacapruk sorangan...
>> atuh LAIN diskusi, tapi ceuceuleuweungan... he he
>> he
>>
>> Dina diskusi kudu aya nu satuju... atawa teu satuju
>> kana topik nu
>> diajukeun. Sabisa2 kudu OBYEKTIF. Hartina dina
>> nempokeun
>> ka(teu)satujuan kana hiji topik ulah ngan ukur
>> nganteur karesep,
>> kanyaah, kaagul, pihormat jlte. Sikep obyektif kudu
>> ditempokeun ku
>> (adu) argumen perkara topik na (obyek) na wungkul,
>> bari dikuatan ku
>> argumen jeung bukti2 FISIK (mun aya), atawa runtutan
>> logika.
>>
>> Nu subyektif? Merekedeweng make argumen anu teu
>> kaharti ku akal.
>> Kamungkinan nu aya jalan na ditutupan!
>>
>> Obyektif? Nempo hiji masalah ti kajauhan, make
>> intrumen logika jeung
>> dijujut SAKABEH kamungkinan nu aya. Oge, unsur emosi
>> jeung parasaan
>> KUDU dieliminer.
>>
>> Balik kana bukti paninggalan karajaan SUnda nu
>> disebut di luhur.
>> Aya hiji deui ganjelan anu rada teu kaharti.
>>
>> Nempo paninggalan budaya2 sejen. Sok rada katempo
>> unsur planologi na.
>> Anu kangaranan istana mah biasana sok jadi puseur
>> 'perkotaan'. Ari
>> kota kasundaan pernah aya kitu? Nepi ka ayeuna can
>> kapanggih bukti na.
>> Atawa MEMANG urang SUnda harita teu cicing di kota.
>> DIna harti karuhun
>> urang teu boga struktur masyarakat kota?
>>
>> Nempo kota2 nu aya di Jakul (Jabar) ayeuna,
>> KABEH...enya kabeh buatan
>> Walanda!!! Kota Banten jeung Cirebon heubeul bisa
>> oge jadi buktin
>> planologi Sunda, ngan eta mah kabehdieukeun lin?
>>
>> Enya kitu? Teuing... sigana kudu ditalungtik deui.
>> Enya henteu na yen
>> masyarakat Sunda LAIN masyarakat perkotaan.
>>
>> baktos,
>>
>> Rahman
>>
>>
>
>
>
>
>
> 
>
> http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
> http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
> [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


[Baraya_Sunda] Re: Mikawanoh Bah Ali Sadikin

2008-05-20 Terurut Topik mh
In Memoriam Ali Sadikin
Rendra: Tak Ada Pemimpin Politik Seperti Bang Ali

Rabu, 21 Mei 2008 | 12:54 WIB

Laporan Wartawan Kompas R. Adhi Kusumaputra

JAKARTA, KOMPAS - Seniman WS Rendra hadir di antara pelayat yang akan
mengantarkan jenazah Ali Sadikin hingga ke liang lahat. Rendra
mengenang masa lalunya dengan Bang Ali, sekitar tahun 1974-1975.

"Tak ada pemimpin politik seperti Bang Ali. Beliau memberikan tempat
untuk seniman dan budayawan intelektual baik anggaran dana maupun
sarananya yaitu Gelanggang Remaja dan Taman Ismail Marzuki. Berbagai
organisasi kesenian diberi keleluasaan untuk berkembang seperti
Akademi Jakarta, Ikatan Kesenian Jakarta, dan Dewan Kesenian Jakarta,"
kata Rendra dalam percakapan dengan Kompas di TPU Tanah Kusir, Rabu.

Menurut Rendra, selain dukungan dana dan penyediaan sarana, Bang Ali
juga tidak melakukan intervensi. "Inilah yang paling berkesan bagi
saya," kata Rendra. Sebab, katanya, Gubernur DKI Jakata lainnya
memberikan bantuan dana tapi melakukan intervensi. Rendra juga
menambahkan, ketika dia akan ditangkap Ali Moertopo semasa rezim
Soeharto, yang membelanya adalah Bang Ali.

"Saya juga kaget ketika suatu hari Bang Ali muncul di rumah saya yang
sederhana di Yogya. Bang Ali bilang kok rumah saya kecil dan sumpek.
Lalu beliau memberi bantuan. Meskipun saya tolak, beliau tetap
memberikannya. Bang Ali bilang saya sudah membantu membuat TIM
didatangi banyak orang," kenang Rendra.

Itulah kenangan Rendra, yang meskipun sudah berlalu 35 tahun yang
lalu, kenangannya bersama Bang Ali masih ada dalam benaknya.


[Baraya_Sunda] Re: Mikawanoh Bah Ali Sadikin

2008-05-20 Terurut Topik mh
Hendardi: Bang Ali Mau Akui Kekeliruannya

Selasa, 20 Mei 2008 | 21:11 WIB

JAKARTA, SELASA - Sosok Ali Sadikin bagi Hendardi selama berkecimpung
di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) antara tahun
1986-1996, meninggalkan kesan yang sangat mendalam. Bagaimana tidak,
kisruh di YLBHI yang berujung ramai-ramai eksodus yang didalamnya
termasuk Hendardi, ternyata belakangan "disesali" Ali Sadikin, bahwa
tindakan Hendardi Cs ternyata benar, yang semula dikira para
"pembangkang".

"Beliau itu orang hebat, mau mengaku keliru kepada yang muda
sekalipun," ujar Hendardi kepada Persda Network, Selasa (20/5) ketika
diminta mengenang almarhum Ali Sadikin, yang meninggal di Singapura.

Hendardi yang kini mendirikan Setara Institute dan duduk sebagai Ketua
Badan Pengurus itu, mengaku, berinteraksi pertama kali dengan mantan
Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, sejak di LBH Bandung pada tahun
1985. Kala itu, Hendardi ikut membantu advokasi hukum terhadap mantan
Pangdam Siliwangi Letjen HR Dharsono, yang juga anggota Petisi 50.

Setelah itu interaksinya berlanjut di Jakarta, ketika Ali Sadikin
menjadi anggota Dewan Penyantun YLBHI pada tahun 1986 hingga 1996.
Namun, karena sesuatu hal, kisruh terjadi di kepengurusan TLBHI, di
mana Hendardi termasuk salah satu direktur di YLBHI. Mereka berselisih
pandang dengan Ali Sadikin. Akhirnya, eksodus besar-besaran
meninggalkan YLBHI pun tak terelakkan.

Kemudian Hendardi dan beberapa orang jebolan YLBHI mendirikan Pusat
Bantuan Hukum Indonesia (PBHI). PBHI dalam kiprahnya melakukan
advokasi hukum terutama kepada rakyat kecil dan orang-orang tertindas,
ternyata juga dipantau Ali Sadikin.

Pada suatu waktu, ujar Hendardi, lewat sekretarisnya Ali Sadikin
mengundangnya ke Jl Borobudur, Jakarta Pusat, tidak jauh dari kantor
YLBHI. "Disitu saya dipuji Bang Ali dan minta maaf atas perlakuan yang
diterima saat bentrok di YLBHI. Bang Ali memuji PBHI yang katanya
berhasil dalam memberi bantuan hukum kepada rakyat kecil," ujar
Hendardi mengenang.

Dalam bincang-bincang itu, Ali Sadikin mengakui kekeliruannya waktu
itu. Ternyata setelah sepeninggalan Hendardi Cs, YLBHI bukannya lebih
baik ternyata selalu kisruh dan melihat PBHI bisa sukses. "Ya, saya
bisa memaklumi Bang Ali, karena waktu itu beliau hanya mendengar
sepihak dari Buyung (Adnan Buyung Nasution-Red)," ujarnya.

Dari peristiwa tersebut, Hendardi salut dengan Bang Ali dan
menyebutnya sebagai orang hebat dan besar serta jenderal yang sangat
dihormati siapapun. Dan, yang terutama dia fair dan kepada yang lebih
muda mau mengakui kekeliruannya.

"Akhirnya, interaksi saya pun berlanjut, beliau meminta saya
membantunya di Petisi 50 bersama kawan-kawannya. Lama kemudian, saya
baru bertemu dengan beliau terakhir pada HUT Bang Ali ke-80, sekitar
dua tahun lalu di Hotel Nikko, dan kesehatan Bang Ali waktu itu sudah
jauh menurun karena usia," ujar Hendardi. Selamat jalan Bang Ali.
(Persda Network/js)


[Baraya_Sunda] Mikawanoh Bah Ali Sadikin

2008-05-20 Terurut Topik mh
kulantaran uing mah urang lembur, terus terang we teu pati apal ka bah
Ali Sadikin teh. meunang beja anjeuna tos tilar dunya, inna lillahi wa
inna ilaihi raji'un. cenah bah Ali teh salah sahiji tokoh US nu pantes
dipikareueus. keur nyacapkeun ka panasaran, saha ari bah Ali teh,
urang ngorehan beja ti balarea.

salam,
mh
=
Habibie Sedih Kehilangan Ali Sadikin

Kompas. Selasa, 20 Mei 2008 | 22:33 WIB

JAKARTA, SELASA - Mantan Presiden BJ Habibie menumpahkan kesedihan
hati yang mendalam atas meninggalnya mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali
Sadikin. "Saya sedih. Kita kehilangan seorang tokoh nasional yang
pejuang," kata Habibie usai mengikuti peringatan seabad kebangkitan
nasional di Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (20/5) malam.

Di mata Habibie, Ali Sadikin merupakan seorang tokoh nasional yang
mempunyai peran sangat penting dalam pembaharuan kota Jakarta sebagai
Ibu Kota Negara. "Beliau berjasa. Dan beliau selalu mementingkan
kepentingan rakyat," ujarnya.

Masih dalam kesempatan yang sama, anggota Dewan Pertimbangan Presiden
(Watimpres) Emil Salim juga kaget atas meninggalnya tokoh Jakarta, Ali
Sadikin. "Sewaktu acara saya mendapat kabar soal itu," jelasnya.

Emil mengatakan, Ali Sadikin merupakan seorang yang mesti mendapat
penghargaan atas jerih payahnya mengelola Jakarta.

"Saya kira beliau patut dihargai. Beliau meletakkan landasan bagi
pembangunan Jakarta dengan rencana jangka panjang pada 1975-2000. Saya
kira beliau patut dikenang sebagai Bapak Jakarta modern, dan Jakarta
maju," ungkapnya seraya menyayangkan perubahan rencana Jangka Panjang
Ali Sadikin yang mulai memudar setelah tahun 2000.

"Sejak 2000 sudah berubah lagi rencana jangka panjangnya. Misalnya
komplek Senayan yang akan dijadikan lokasi olahraga hijau. Itu adalah
pikiran kreasi beliau," tandasnya.

Sementara itu, Adnan Buyung Nasution, pengacara sekaligus pendiri
lembaga bantuan hukum (LBH) meminta LBH di seluruh Indonesia
mengibarkan bendera setengah tiang sebagai tanda bela sungkawa atas
meninggalnya Mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

"Dia pemimpin berkarakter, mengayomi dan membela rakyat kecil, dan
berwatak berani ambil risiko," katanya. (Persda Network/Ade Mayasanto)


Re: [Baraya_Sunda] Re: SURAK IBRA Euy!

2008-05-20 Terurut Topik mh
Teang we di padepokan Giri Harja, Desa Jelekong, Ciparay.

(mh)
On Tue, May 20, 2008 at 3:32 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
>
> >
> > aya kang euy, ulin ka bandung kidul, aya padepokan wayang golek, jiga
> > padepokan saung angklung ujo. sok geura mawa rombongan bule  ti wasenar.
> > hayang lalajo  wayang, indit ka bandung kidul, hayang noong
> angklung, indit
> > ka pada suka. lamun hayang surak ibra ka garut kang euy.
> >
>
> Bener eta teh Kang? Di Bdg kidul beulah mana? Boga situs na teu?
> Halah... panasaran euy! ;))
>
> Tapi keukeuh... kurang euy Kang! Piraku ngan aya hiji padepokan wayang
> sa Jawa Kulon?
>
> Usul kuring mah tiap kacamatan (da badag wilayah kacamatan ge!)
> KUDU boga gedong kasenian, anu sacara berkala (tuing naon BS na, poho
> deui!) mintonkeun kasenian daerah na nu has tea.
>
> Konsep saung Angklung Mang Ujo bisa diconto! Pan katempo sukses lin?
>
> baktos,
>
> Rahman
>
>
> 
>
> http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
> http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
> [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Baraya_Sunda] Re: SURAK IBRA Euy!

2008-05-20 Terurut Topik mh
On Tue, May 20, 2008 at 2:54 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
>
> >
> > "Dengan demikian, kesenian ini selain bisa dijual sebagai bagian dari
> > wisata, juga bisa dikenal lebih jauh oleh masyarakat luas," ujarnya. *
> > (B.81)***
>
> Mudah2an ulah ngan saukur omong wungkul! Urang bandungan... aya
> bukuran moal ieu omongan teh nya? ;))
>
> Memeh dijual ka batur, apresiasi seni bangsa urang kudu dironjatkeun
> heula. Bet beda jeung di nagara batur, di batur mah pagawe seni teh
> sok dianggap kelompok elit jeung intelek. Sigana mah, di urang ge
> kitu. Ngan lebah kahirupanana sok katingali ripuh nu kangaranan
> seniman mah.
>
> Mun enya rek ngadorong seni tradisional urang, paling henteu KUDU aya
> gedong kasenian di tiap kacamatan! Atuh... mun teu mampuh nyieun
> gedong, paling henteu aya sarana jang manggung na.
>
> Kieu contona. Mun kuring (anggap we turis!), indit ka Jawa Kulon...
> terus hayang nongtong wayang golek, cik... kudu indit ka mana? Aya
> pertunjukan maneuh wayang?


aya kang euy, ulin ka bandung kidul, aya padepokan wayang golek, jiga
padepokan saung angklung ujo. sok geura mawa rombongan bule  ti wasenar.
hayang lalajo  wayang, indit ka bandung kidul, hayang noong angklung, indit
ka pada suka. lamun hayang surak ibra ka garut kang euy.

salam,
mh

>
>
> Atawa kudu ka mana mun kuring hayang nempo pertunjukan sare tibra
> eh... surak ibra?
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



[Baraya_Sunda] SURAK IBRA Euy!

2008-05-19 Terurut Topik mh
19/05/2008*15 Kesenian Ditargetkan Mendapat Sertifikat HaKI*

*CINUNUK, (GM).-*
Pada September mendatang, ditargetkan, 15 kesenian tradisional Jabar bisa
mendapat sertifikat hak kekayaan intelektual dari Dirjen HaKI. Hal itu
ditegaskan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar, Drs. H. Budhyana
kepada wartawan di sela-sela festival benjang se-Jabar di kampung seni dan
wisata Manglayang, Cinunuk, Kab. Bandung, Sabtu (17/5).

Dikatakan, untuk sementara kesenian tradisional yang didaftarkan ke Dirjen
HaKI ini adalah kesenian yang sudah populer, seperti angklung, jaipongan,
surak ibra, tari topeng, tari merak, serta benjang. "Saya sudah membentuk
Tim 15 yang saat ini tengah melakukan identifikasi terhadap 15 kesenian
tradisional tersebut," ujarnya.

Menurutnya, pendaftaran HaKI bagi kesenian tradisional Jabar ini sangat
penting, agar ke depan kesenian tradisional Jabar tidak dicaplok atau ditiru
negara lain. Selain itu untuk menonjolkan identitas bangsa di hadapan bangsa
lain.

"Selama ini banyak kesenian tradisional asal Indonesia yang dicaplok atau
diakui negara lain, karena kesenian tersebut belum didaftarkan ke Dirjen
HaKI," paparnya.

Diharapkan setelah mendapat sertifikat HaKI, kesenian tradisional asal
Indonesia, khususnya asal Jabar, bisa dihargai dan dihormati bangsa lain.
Selain itu, sertifikat HaKI ini pun untuk menunjukkan kepada negara lain,
bahwa bangsa Indonesia pun sangat menghargai dan melindungi kesenian
tradisionalnya.

"Banyak kesenian tradisional Indonesia yang dijadikan komoditas oleh bangsa
lain, namun mereka tidak memberikan insentif kepada bangsa Indonesia,"
ujarnya.

*Jadi ikon*

Khusus untuk seni benjang, ungkap Budhyana, selain akan mendapat sertifikat
HaKI, kesenian ini harus menjadi ikon wisata Kab. Bandung, khususnya untuk
bagian timur. Pasalnya, seni benjang ini sangat unik dan hanya berkembang di
wilayah Bandung Timur.

"Di daerah lain, kesenian ini tidak berkembang. Paling hanya di daerah
perbatasan Kab. Bandung - Garut, Sumedang maupun Subang," ujarnya.

Karenanya Budhyana pun meminta para seniman benjang di kawasan Bandung Timur
agar benjang bisa dikemas lebih baik sehingga menjadi ikon dan bisa
dipasarkan melalui Asosiasi Perjalanan Wisata (Asita), baik Kab. Bandung
maupun Jabar. "Seni benjang mempunyai prospek yang jelas untuk bisa dijual
sebagai bagian dari pariwisata," katanya.

Hal senada diungkapkan anggota DPRD Kab. Bandung, Deni Rukanda. Akan lebih
baik jika seni benjang masuk ke dalam Asita Kab. Bandung maupun Jabar.

"Dengan demikian, kesenian ini selain bisa dijual sebagai bagian dari
wisata, juga bisa dikenal lebih jauh oleh masyarakat luas," ujarnya. *
(B.81)***


citation:
http://www.klik-galamedia.com/20080519/kolomlengkap.php?kolomkode=20080519015231


[Non-text portions of this message have been removed]



[Baraya_Sunda] Beusi Ayat Pangeran

2008-05-17 Terurut Topik mh
 Beusi Ayat Gusti

Dilebetkeun 14-05-2008 12:41
Kategori: Éséy 

Ku *Irfan Anshory*

*"Jeung Kami lungsurkeun beusi, dina éta téh aya kakuatan rongkah jeung
rupa-rupa mangpaat pikeun manusa."*

* *

(Al-Qur'an, Surah Al-Hadid 25)

  AYEUNA urang nyawala ngeunaan logam. Duka naon kecap asli Sunda atawa
Malayu pikeun nyebutkeun logam téh, boa-boa teu aya, da kecap "logam" mah
dicandak ku karuhun urang tina basa Arab, lugham, nu kecap dasarna, laghama
("ngali"), sabab sakabéh logam téh meunang ngali tina jero bumi. Tah, aya
hiji Surah dina Al-Qur'an nu nganggo nami logam, nyaéta Surah Al-Hadid,
hartina "beusi". Nu matak luyu pisan masigit dina kompléks Krakatau Steel di
Cilegon (Banten) dingaranan Masjid Al-Hadid.

 Dina Surah Al-Hadid ayat 25, Allah ngadawuh: wa anzalnaa l-hadiid. Sanajan
kecap anzal téh hartina "ngalungsurkeun", réréana jurutapsir Al-Qur'an rada
hésé narjamahkeun anzal dina ieu ayat. Ari margina, nu seueur disebatkan ku
Gusti nganggo kecap anzal mah biasana "cai" (anzalnaa l-maa') atanapi
"kitab" (anzalnaa l-kitaab). Tah, ayeuna beusi. Lamun ditarjamahkeun "Jeung
Kami lungsurkeun beusi", kumaha nétélakeunana beusi lungsur téh. Asa tacan
mendak aya beusi ragrag ti luhur. Apan beusi téh hasil kokoréh manusa tina
jero taneuh.

 Abdullah Yusuf Ali, dina tapsirna The Holy Qur'an, narjamahkeunana "And We
sent down iron", bari aya catetan suku: sent down, in the sense of revealed
to man the use of certain things. Jadi, ceuk Yusuf Ali, nu dilungsurkeun téh
lain beusina tapi kagunaanana. Ari tarjamahan Qur'an ti Departemén Agama
Républik Indonésia unina kieu: "Dan Kami ciptakan besi". Teu wani
narjamahkeun jeung kalimah nu bener: "Dan Kami turunkan besi".

 Dawuhan Allah ngeunaan beusi nu diwahyukeun dina abad ka-7 kakara kaguar
hartina ku para élmuwan dina abad ka-20! Kakara ayeuna para élmuwan nyaraho
yén beusi di bumi horéng mémang lungsur ti langit, sabab beusi téh
diyugakeunana baheula dina béntang-béntang ngalangkungan prosés
nukléosintésis. Basa éta béntang-béntang paéh (carem) ku sabab geus béak
bahan bakar hidrogén, éta beusi (tur unsur-unsur nu séjén) diawurkeun ka
rohang angkasa.

 [image: lg-irfan-beusi-01.jpg]Tatasurya urang, kaasup planét Bumi, diwangun
tina awan gas tur partikel lebu sésa-sésa béntang nu jadi raket ku sabab
rotasi. Unsur panglobana nu ngeusi ieu bumi nyaéta beusi nu lungsur ti
langit! Nu mawi disebatkeun husus ku Gusti Anu Maha Suci. Bumi urang nu
beuratna 6 x 1021 ton kawangun ku 35% beusi (Fe), 26% oksigén (O), 13%
silikon (Si), 10% magnésieum (Mg), 4% nikel (Ni), tur sésana unsur-unsur nu
séjén.

 Bumi urang boga raramo (radius; jari-jari) 6378 km. Lapisan pangluhurna
nyaéta "kulit bumi" (earth's crust) nu ipis, jerona ukur 25-90 km di
wewengkon daratan tur 6-11 km di wewengkon sagara. Ari di lapisan kulit bumi
mah beusi (Fe) téh ngan nomer opat panglobana sabada oksigén (O), silikon
(Si) jeung aluminieum (Al). Handapeun kulit bumi aya lapisan "simbut bumi"
(earth's mantle), tuluy panghandapna aya lapisan "puseur bumi" (earth's
core) nu raramona 3470 km. Tah, puseur bumi téh kawangun ku 90% beusi (Fe),
sésana nikel (Ni) tur walirang (S).

 Naon fungsina beusi di puseur bumi? Hal ieu ditétélakeun ku Gusti dina
kalimah salajengna, Al-Hadid 25 kénéh: fiihi ba'sun syadiid ("dina éta téh
aya kakuatan rongkah"). Beusi di puseur bumi téh nimbulkeun kakuatan rongkah
mangrupa médan magnét jeung kenyangan gravitasi. Apan urang nyaksian kumaha
"satia"na jarum magnét nunjuk ka kalér jeung ka kidul, teu bisa
dipungkal-péngkolkeun. Ku sabab kenyangan gravitasi nu pas pisan gedéna,
nyaéta 9,78 m/s2 dina beungeut bumi, urang bisa leumpang kalawan salsé.
Kacipta lamun kadar beusi di puseur bumi saeutik, manusa lulumpatan jiga
bangkong!

 Kalimah salajengna dina Al-Hadid 25: wa manaafi`u li n-naas ("jeung
rupa-rupa mangpaat pikeun manusa"). Mangpaat nu kudu disebutkeun pangheulana
nyaéta beusi téh salah sahiji unsur nu ngawangun hémoglobin, protéin dina
getih nu fungsina nyimpai oksigén nu diseuseup ku urang tina wiati
(atmosfér). Basa oksigén asup ka bayah urang, éta oksigén geuwat ditéwak ku
beusi nu aya dina hémoglobin, tuluy diwalatrakeun ku getih ka sakabéh
sél-sél dina waruga urang pikeun métabolismeu. Tétéla pisan, geuningan ku
sabab beusi urang ditangtayungan terus hirup ku Gusti téh!

 Lamun dina waruga ion beusi (Fe2+) ukur saeutik, tangtu baé saeutik ogé
hémoglobin nu nyampak dina getih, atuh transpor oksigén dina waruga bakal
kaganggu. Ieu nu ngaranna iron-deficiency anemia atawa panyawat "kurang
darah" téa. Nu matak urang kudu sering ngadahar daun sampeu atawa bayem nu
beunghar kana ion beusi.

 Mangpaat beusi dina kahirupan balaréa geus dipikamafhum ku urang. Beusi téh
logam nu pangpunjulna dina sajarah umat manusa, wangkid ti jaman peradaban
Mésopotamia purba tepi ka jaman modéren. Taya logam séjén nu jumlah
pamakéanana ngaleuwihan beusi. Komo dina abad sains jeung téknologi ayeuna,
beusi téh bahan pikeun gedong (saku

Re: [Baraya_Sunda] Re: perkara batuk eh... batik!

2008-05-17 Terurut Topik mh
On Sat, May 17, 2008 at 5:09 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > enya loba pisan pitapakna perkara artistik mah kang euy. salian ti
> angklung,
> > pan aya deuih batik. geuning unggal wewengkon boga kelir batik
> > sewang-sewangan.
> >
>
> Tah enya bener Kang MH,
>
> Seni batik teh mungkin hiji2 na karya seni urang anu otentik? Tina
> segi desain jeung teknik mah onjoy pisan lebah babatukan eh...
> babatikan mah. Bangsa sejen oge loba nu nurutan.
>
> Urang NL nyieun industri batik (mending sebut we industri babatikan!)
> anu kawilang badag. Hasil na? Dipasarkeun di Afrika!!! Urang Afrika
> raresepeun pisan kana motif batik made in NL. Ceuk beja mah, mas kawin
> urang Afrika tanpa batik dianggap teu sah! :)))
>
> Anu dipikahanjakal teh, ku bangsa urang sorangan seni batik dianggap
> teu boga ajen! Sok tempo bae fakta na, industri batik siga keur
> sakarat. Kudu na mah urang ngarasa reueus kana batik teh. Tapi bet
> siga pahare2 geuning? Pangsa pasar pakean batik ngan ukur keur kolot?
> Ari budak ngora, kumaha apresiasi na kana batik nya? Botak...
> mikiranana euy? ;))
>

kang RH, ari ceuk uing mah masalahna bangsa urang teh: loba kreasi, ngan teu
pati bisaeun dagang,  kang euy. ninggali di lembur tatangga mah, proses
ngabatik teh dijadikeun pintonan keur turis kang euy. turis raresesepeun
ninggali kumaha carana ngabatik, malah manehna bisa nyobaan sorangan. bisaan
euy batur mah, produksi batik teh disinergikeun jeung program wisata.

salam,
mh


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Baraya_Sunda] Re: KOHKOL Euy!

2008-05-17 Terurut Topik mh
enya loba pisan pitapakna perkara artistik mah kang euy. salian ti angklung,
pan aya deuih batik. geuning unggal wewengkon boga kelir batik
sewang-sewangan.

perkara beja angklung diaku ku urang malaya, kuring teu pati apal kuamaha
jujutanana, jeung geus nepi kamana. ngan mun noongan di internet, memang aya
di sababaraha wewengkon nu boga group angklung di sakolaan.

salam,
mh

On Sat, May 17, 2008 at 2:22 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Angklung Daeng Sutigna, Setiola, dan Diksafoon
> >
> > Seabad lampau, tepatnya 13 Mei 1908, Daeng Sutigna lahir di Ciamis.
>
> Nuhun postinganana Kang MH,
>
> Ieu ge bisa dijadikeun bukti kaartistikan bangsa urang? Atawa ieu mah
> leuwih nyambung jeung 'teknik'?
>
> Hiji hal, sacara teknik ieu upaya teh teu pati luar biasa, sabab
> sakadar nunjukkeun HASIL modifikasi tina nu tradisional jadi moderen.
> Dina harti TEU nyiptakeun intrumen anyar. Tapi sacara ideu, kacida
> JEMPOL na.
>
> Ngan ceuk beja urang Malaya ngaku2 angklung jadi milik Malaya cenah?
> Kumaha bejana perkara ieu masalah di beulah dinya Kang MH?
>
> Ketah istilah kuring tradisional vs moderen di luhur rada teu
> eucreug. Anu pentatonis teh tradisional? Anu diatonis=moderen kitu?;))
>
> Bener teu nya? Teuing ah asal disada ieu mah! he he he...
>
> baktos,
>
> Rahman
>
>
>
> 
>
> http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
> http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
> [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]



[Baraya_Sunda] KOHKOL Euy!

2008-05-16 Terurut Topik mh
Angklung Daeng Sutigna, Setiola, dan Diksafoon

Seabad lampau, tepatnya 13 Mei 1908, Daeng Sutigna lahir di Ciamis. Sekitar
30 tahun kemudian namanya terkenal karena gagasannya yang orisinal yakni
mengubah angklung tradisional yang pentatonik menjadi diatonik. Waditra
angklung yang pada masa itu identik dengan pengamen, telah dia angkat
harkatnya menjadi alat musik yang diterima di dunia.

Dari Kabupaten Kuningan tempat Daeng bekerja sebagai guru, suara angklungnya
yang membawakan lagu-lagu nasional maupun Barat dari pop sampai klasik,
mulai menggema hingga ke corong radio NIROM (Nederlandsch Indische Radio
Omroep Maatschappij) dan VORL (Vereeniging voor Oostersche Radio Luisteraar)
Bandung. Dalam buku biografinya Mengangkat Derajat Angklung yang ditulis
Endang Tatang Sumarsomo bersama Erna Garnasih (putri kedua Pak Daeng)
dikatakan bahwa pada tahun 1940 Pak Daeng bersama rombongannya sempat tampil
di Schouwburg Pasar Baru Batavia, sebuah gedung kesenian bergengsi pada masa
itu. Sejak itulah nama "Angklung Pak Daeng" tersebar ke seluruh dunia dan
Daeng Sutigna segera beroleh julukan "Bapak Angklung".

Di samping angklung Pak Daeng, di tahun 1950-an telah muncul pula dua orang
yang punya gagasan untuk memodernkan musik angklung, yakni Bapak Aspawi dan
Max Emil Diks. Aspawi Setiamiharja, demikian nama lengkapnya, sebenarnya
bukan pemusik. Dia hanya seorang guru kerajinan tangan yang sama-sama
mengajar dengan Pak Daeng di sekolah yang sama. Sejak tahun 1937 kedua orang
ini punya hubungan akrab dalam hal musik angklung modern. Kalau Pak Daeng
menggarap bidang musiknya maka Aspawi mengerjakan soal yang berhubungan
dengan teknisnya.

Pada masa itulah timbul gagasan Aspawi untuk memodernkan angklung. Boleh
jadi dengan pertimbangan bahwa angklung Pak Daeng dalam memainkannya
melibatkan banyak orang maka Aspawi di saat itu mulai berpikir lebih
praktis. Dirancanglah sebuah alat musik mirip piano yang di dalamnya
terdapat seperangkat waditra angklung. Seperti halnya piano, alat musik ini
pun hanya memerlukan seorang pemain.

Pada tahun 1957, alat ini berhasil dirampungkan dan diberi nama Noklung
(piano-angklung). Pak Daeng, dengan penuh perhatian, menyambut hasil karya
sahabatnya ini, bahkan dia mengusulkan agar nama Noklung diubah menjadi
Setiola, yang nama penciptanya dilibatkan. Hanya dalam waktu beberapa bulan,
Aspawi telah menghasilkan dua buah Setiola yang masing-masing bernada
pentatonik dan diatonik. Kemudian bagaimana cara membuat Setiola telah dia
ajarkan pula di sekolah tempat dia mengajar.

Sementara itu, di Bandung, dalam waktu yang sama seorang WNI keturunan
Belanda, Max Emil Diks juga telah merancang sebuah alat musik piano
angklung. Berbeda dengan Pak Aspawi, profesi Diks adalah ahli mereparasi
barang-barang elektronik dan berbakat musik. Dia bisa memainkan beberapa
waditra musik. Pada masa itu dia adalah pemimpin dari sebuah band remaja
"The Hot Jumpers".

Seperti halnya Aspawi, gagasan Diks untuk memianokan angklung juga
berlandaskan alasan yang sama. Konon pada suatu malam, Diks yang rumahnya
tak jauh dari tempat tinggal Pak Daeng, sedang duduk di ruang depan sambil
menikmati suara angklung Pak Daeng ketika melatih anak buahnya. Di saat
itulah, sementara perhatiannya dipusatkan kepada lagu "Sarinande" yang
sedang dimainkan rombongan tersebut, pikirannya menilai betapa repotnya
memainkan angklung ala Pak Daeng yang memerlukan puluhan pemain. Sejak
itulah dia terus memikirkan bagaimana caranya memasukkan seperangkat
angklung ke dalam sebuah piano yang bisa dimainkan oleh seorang pemusik.
Dengan kerja kerasnya, dalam waktu dua pekan terciptalah sebuah alat musik
mirip piano. Untuk menggerakkannya dia pergunakan elektro motor berkekuatan
1/12 PK dan seperangkat angklung yang dia beli dari Pak Daeng. Dalam piano
berukuran 3 x 1 meter ini terdapat 41 not (3 setengah oktaf) sehingga bisa
memainkan berbagai jenis lagu, dari pop sampai klasik seperti ciptaan
Strauss dan Beethoven. Dan, akhirnya dia memberi nama hasil ciptaannya
Diksafoon (Diks adalah namanya sendiri, foon artinya suara).

Penemuan waditra musik Setiola dan Diksafoon sesungguhnya merupakan sebuah
kejutan dalam dunia musik Indonesia masa itu. Pada akhir tahun 1950-an,
kedua alat musik ini sempat dipopulerkan lewat media massa dan demonstrasi
yang diselenggarakan untuk umum, sekalipun dalam kalangan terbatas. Akan
tetapi, upaya ini kurang memperoleh perhatian dari masyarakat maupun
pemerintah. Kehadirannya seolah-olah tidak populer dan akhirnya menghilang
begitu saja. Diks sempat mencoba membuat Diksafoon berukuran mini dan
mengajukannya ke pemerintah untuk memperoleh perlindungan lewat
undang-undang hak cipta. Bagaimana hasilnya juga tidak diperoleh
keterangan.***

Haryadi Suadi
Pengajar di FSRD ITB, pengamat sejarah musik.

http://pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=22818


[Non-text portions of this message have been removed]



[Baraya_Sunda] Info Jumaah: Puluhan Buku Islam (deui)

2008-05-15 Terurut Topik mh
Baraya, utamana nu resep maca jeung aya waktu, ieu aya kumpulan buku
elektronik perkara kaislaman. Mangga toong di situs dihandap, pilih
kategori Islam. Dina situs ieu salian buku kaislaman, oga aya buku
perkara agama sejen.

url: http://revelation-online.blogspot.com/

TIPS: ngarah lancar downloadna, pilih server FileFactory.

salam,
mh


Re: [Baraya_Sunda] Re: mind set Indon?

2008-05-15 Terurut Topik mh
hehehe, teuing atuh kang, nanya ka saha nya. sok atuh toong hiji-hiji
tah nu diberendelkeun teh, naon kira-kira rasionalna? (mh)

On Thu, May 15, 2008 at 5:16 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>>
>> Kitu sigana mah anu katoong ku kuring. Bisa jadi Kang Mochtar ge make
>> metoda sejen. Teuing... teu apal. Leuwih hade kudu ditanyakeun ka
>> jinis na sigana mah. ;))
>>
>
> Poho deui... Pan Kang Mochtar na ge geus meot! Kudu nanya ka saha
> nya?:(( R
>
>
> 
>
> http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
> http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
> [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


Re: [Baraya_Sunda] Re: mind set Indon?

2008-05-15 Terurut Topik mh
kang cing KOREHAN, kumaha cenah carana eta kang mochtar nimukeun
karakter bangsa urang teh.

salam,
mh

On Thu, May 15, 2008 at 3:00 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Cikan urang adurenyomkeun. Enya henteu ieu kekecapan Kang Mochtar teh.
> Urang teangan bukti aya atawa enya henteu na ciri2 bangsa urang tea.
>
> Mun wani kitu ge he he he R
>
> Wilujeng kokoreh!:))
>
>
>
> * Ciri pertama manusia Indonesia munafik.
>
> * Ciri kedua, enggan bertanggung jawab.
>
> * Ciri ketiga, feodal.
>
> * Ciri keempat, masih percaya takhayul.
>
> * Ciri kelima, artistik.
>
> * Ciri keenam, punya watak yang lemah.
>


Re: [Baraya_Sunda] Fwd: BBM naik dikibuli ?

2008-05-15 Terurut Topik mh
pangesto, sehat Ambu, aya we noong nuju diajar mapatkeun "jampe simpe", hehehe.

salam,
mh

2008/5/15 richadiana kartakusuma <[EMAIL PROTECTED]>:
> eta ABAH, na kamana waee...nyileungleum teh mana lami2 teuing kumaha 
> damang...nuun
>
> mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote: -- 
> Forwarded message --
>  Dedi Turmudi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Punten para wargi, artikelna dina bahasa Indonesia
>  Wilujeng ngaos, pamugi aya manfaatna...
>
>  HARGA BBM NAIK, APAKAH RAKYAT DIKIBULI?
>
>  Tulisan
>  Kwik Kian Gie di bawah ini membeirkan gambaran bahwa Pemerintah
>  sebenarnya tidak rugi akibat naiknya harga BBM di pasar dunia. Aku suka
>  argumennya, karena pake angka yang jelas. Ternyata selama ini kita
>  dikibuli abis. Aku baru tahu masalah perminyakan dari baca tulisan si
>  Akang Kwik. Silakah di baca..
>
>  Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang.
>  Uangnya Dilarikan Kemana?
>  Jumat, 11 April 08
>  http://www.koraninternet.com/ web/index. php?pilih= lihat&id=3760
>
>  Dengan melonjaknya
>  harga minyak mentah di pasaran dunia sampai di atas US$ 100 per barrel, DPR 
> dan
>  Pemerintah menyepakati mengubah pos subsidi BBM dengan jumlah Rp. 153 
> trilyun.
>  Artinya Pemerintah sudah mendapat persetujuan DPR mengeluarkan uang tunai
>  sebesar Rp. 153 trilyun tersebut untuk dipakai sebagai subsidi dari kerugian
>  Pertamina qq. Pemerintah. Jadi akan ada uang yang dikeluarkan?
>
>  Saya sudah
>  sangat bosan mengemukakan pendapat saya bahwa kata "subsidi BBM" itu tidak 
> sama
>  dengan adanya uang tunai yang dikeluarkan. Maka kalau DPR memperbolehkan
>  Pemerintah mengeluarkan uang sampai jumlah yang begitu besarnya, uangnya
>  dilarikan ke mana?
>
>  Dengan asumsi-asumsi untuk mendapat pengertian yang
>  jelas, atas dasar asumsi-asumsi, pengertian subsidi adalah sebagai
>  berikut.
>
>  Harga minyak mentah US$ 100 per barrel.
>  Karena 1 barrel = 159
>  liter, maka harga minyak mentah per liter US $ 100 : 159 = US$ 0,63. Kalau 
> kita
>  ambil US$ 1 = Rp. 10.000, harga minyak mentah menjadi Rp. 6.300 per
>  liter.
>
>  Untuk memproses minyak mentah sampai menjadi bensin premium kita
>  anggap dibutuhkan biaya sebesar US$ 10 per barrel atau Rp. 630 per liter. 
> Kalau
>  ini ditambahkan, harga pokok bensin premium per liternya sama dengan
>  Rp. 6.300 +
>  Rp. 630 = Rp. 6.930. Dijualnya dengan harga Rp. 4.500. Maka rugi Rp. 2.430 
> per
>  liternya. Jadi perlu subsidi.
>
>  Alur pikir ini benar. Yang tidak benar
>  ialah bahwa minyak mentah yang ada di bawah perut bumi Indonesia yang 
> miliknya
>  bangsa Indonesia dianggap harus dibeli dengan harga di pasaran dunia yang US$
>  100 per barrel. Padahal tidak. Buat minyak mentah yang ada di dalam
>  perut bumi Indonesia , Pemerintah dan Pertamina kan tidak perlu
>  membelinya? Memang ada yang
>  menjadi milik perusahaan minyak asing dalam rangka kontrak bagi hasil. Tetapi
>  buat yang menjadi hak bangsa Indonesia , minyak mentah itu tidak perlu 
> dibayar.
>  Tidak perlu ada uang tunai yang harus dikeluarkan. Sebaliknya, Pemerintah
>  kelebihan uang tunai.
>
>  Memang konsumsi lebih besar dari produksi sehingga
>  kekurangannya harus diimpor dengan harga di pasar internasional yang
>  mahal, yang
>  dalam tulisan ini dianggap saja US$ 100 per barrel.
>
>  Data yang
>  selengkapnya dan sebenarnya sangat sulit atau bahkan tidak mungkin diperoleh.
>  Maka sekedar untuk mempertanyakan apakah memang ada uang yang harus 
> dikeluarkan
>  untuk subsidi atau tidak, saya membuat perhitungan seperti Tabel
>  terlampir.
>
>  Nah kalau perhitungan ini benar, ke mana kelebihan yang Rp. 35
>  trilyun ini, dan ke mana uang yang masih akan dikeluarkan untuk apa yang
>  dinamakan subsidi sebesar Rp. 153 trilyun itu?
>
>  Seperti terlihat dalam
>  Tabel perhitungan, uangnya yang keluar tidak ada. Sebaliknya, yang
>  ada kelebihan
>  uang sebesar Rp. 35,31 trilyun.
>
>  PERHITUNGAN ARUS KELUAR MASUKNYA UANG
>  TUNAI TENTANG BBM (Harga minyak mentah 100 doll. AS)
>
>  DATA DAN
>  ASUMSI
>
>  Produksi : 1 juta barrel per hari
>
>  70 % dari produksi
>  menjadi BBM hak bangsa Indonesia Konsumsi 60 juta kiloliter per tahun Biaya
>  lifting, pengilangan dan pengangkutan US $ 10 per barrel
>  1 US $ = Rp.
>  10.000
>  Harga Minyak Mentah di pasar internasional Rp. US $ 100 per
>  barrel
>  1 barrel = 159 liter
>  Dasar perhitungan : Bensin Premium dengan
>  harga jual Rp. 4.500 per liter
>
>  PERHITUNGAN
>
>  Produksi dalam liter
>  per tahun : 70 % x (1,000.000 x 159 ) x 365 = 40,624,500,000 Konsumsi dalam
>  liter per tahun 60,000,000,000 Kekur

[Baraya_Sunda] Fwd: BBM naik dikibuli ?

2008-05-14 Terurut Topik mh
-- Forwarded message --
Dedi Turmudi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Punten para wargi, artikelna dina bahasa Indonesia
 Wilujeng ngaos, pamugi aya manfaatna...

 HARGA BBM NAIK, APAKAH RAKYAT DIKIBULI?

 Tulisan
 Kwik Kian Gie di bawah ini membeirkan gambaran bahwa Pemerintah
 sebenarnya tidak rugi akibat naiknya harga BBM di pasar dunia. Aku suka
 argumennya, karena pake angka yang jelas. Ternyata selama ini kita
 dikibuli abis. Aku baru tahu masalah perminyakan dari baca tulisan si
 Akang Kwik. Silakah di baca..

 Subsidi BBM Bukan Pengeluaran Uang.
 Uangnya Dilarikan Kemana?
 Jumat, 11 April 08
 http://www.koraninternet.com/ web/index. php?pilih= lihat&id=3760

 Dengan melonjaknya
 harga minyak mentah di pasaran dunia sampai di atas US$ 100 per barrel, DPR dan
 Pemerintah menyepakati mengubah pos subsidi BBM dengan jumlah Rp. 153 trilyun.
 Artinya Pemerintah sudah mendapat persetujuan DPR mengeluarkan uang tunai
 sebesar Rp. 153 trilyun tersebut untuk dipakai sebagai subsidi dari kerugian
 Pertamina qq. Pemerintah. Jadi akan ada uang yang dikeluarkan?

 Saya sudah
 sangat bosan mengemukakan pendapat saya bahwa kata "subsidi BBM" itu tidak sama
 dengan adanya uang tunai yang dikeluarkan. Maka kalau DPR memperbolehkan
 Pemerintah mengeluarkan uang sampai jumlah yang begitu besarnya, uangnya
 dilarikan ke mana?

 Dengan asumsi-asumsi untuk mendapat pengertian yang
 jelas, atas dasar asumsi-asumsi, pengertian subsidi adalah sebagai
 berikut.

 Harga minyak mentah US$ 100 per barrel.
 Karena 1 barrel = 159
 liter, maka harga minyak mentah per liter US $ 100 : 159 = US$ 0,63. Kalau kita
 ambil US$ 1 = Rp. 10.000, harga minyak mentah menjadi Rp. 6.300 per
 liter.

 Untuk memproses minyak mentah sampai menjadi bensin premium kita
 anggap dibutuhkan biaya sebesar US$ 10 per barrel atau Rp. 630 per liter. Kalau
 ini ditambahkan, harga pokok bensin premium per liternya sama dengan
Rp. 6.300 +
 Rp. 630 = Rp. 6.930. Dijualnya dengan harga Rp. 4.500. Maka rugi Rp. 2.430 per
 liternya. Jadi perlu subsidi.

 Alur pikir ini benar. Yang tidak benar
 ialah bahwa minyak mentah yang ada di bawah perut bumi Indonesia yang miliknya
 bangsa Indonesia dianggap harus dibeli dengan harga di pasaran dunia yang US$
 100 per barrel. Padahal tidak. Buat minyak mentah yang ada di dalam
perut bumi Indonesia , Pemerintah dan Pertamina kan tidak perlu
membelinya? Memang ada yang
 menjadi milik perusahaan minyak asing dalam rangka kontrak bagi hasil. Tetapi
 buat yang menjadi hak bangsa Indonesia , minyak mentah itu tidak perlu dibayar.
 Tidak perlu ada uang tunai yang harus dikeluarkan. Sebaliknya, Pemerintah
 kelebihan uang tunai.

 Memang konsumsi lebih besar dari produksi sehingga
 kekurangannya harus diimpor dengan harga di pasar internasional yang
mahal, yang
 dalam tulisan ini dianggap saja US$ 100 per barrel.

 Data yang
 selengkapnya dan sebenarnya sangat sulit atau bahkan tidak mungkin diperoleh.
 Maka sekedar untuk mempertanyakan apakah memang ada uang yang harus dikeluarkan
 untuk subsidi atau tidak, saya membuat perhitungan seperti Tabel
 terlampir.

 Nah kalau perhitungan ini benar, ke mana kelebihan yang Rp. 35
 trilyun ini, dan ke mana uang yang masih akan dikeluarkan untuk apa yang
 dinamakan subsidi sebesar Rp. 153 trilyun itu?

 Seperti terlihat dalam
 Tabel perhitungan, uangnya yang keluar tidak ada. Sebaliknya, yang
ada kelebihan
 uang sebesar Rp. 35,31 trilyun.

 PERHITUNGAN ARUS KELUAR MASUKNYA UANG
 TUNAI TENTANG BBM (Harga minyak mentah 100 doll. AS)

 DATA DAN
 ASUMSI

 Produksi : 1 juta barrel per hari

 70 % dari produksi
 menjadi BBM hak bangsa Indonesia Konsumsi 60 juta kiloliter per tahun Biaya
 lifting, pengilangan dan pengangkutan US $ 10 per barrel
 1 US $ = Rp.
 10.000
 Harga Minyak Mentah di pasar internasional Rp. US $ 100 per
 barrel
 1 barrel = 159 liter
 Dasar perhitungan : Bensin Premium dengan
 harga jual Rp. 4.500 per liter

 PERHITUNGAN

 Produksi dalam liter
 per tahun : 70 % x (1,000.000 x 159 ) x 365 = 40,624,500,000 Konsumsi dalam
 liter per tahun 60,000,000,000 Kekurangan yang harus diimpor dalam liter per
 tahun 19,375,500,000 Rupiah yang harus dikeluarkan untuk impor ini (19,375,500,
 000 : 159) x 100 x 10.000 121,900,000, 000,000 Kelebihan uang dalam rupiah dari
 produksi dalam negeri 40,624,500,000 x Rp. 3.870 157,216,815, 000,000 Walaupun
 harus impor dengan harga US$ 100 per barrel Pemerintah masih kelebihan uang
 tunai sebesar 35,316,815,000, 000

 Perhitungan kelebihan penerimaan uang untuk setiap liter bensin
premium yang dijual, Harga Bensin Premium per liter
 (dalam rupiah) 4,500 Biaya lifting, pengilangan dan transportasi US $
10 per  barrel atau per liter :
 (10 x 10.000) : 159 = Rp. 630 (dibulatkan) 630
 Kelebihan uang per liter 3,870

 Oleh Kwik Kian Gie


[Baraya_Sunda] Fw: SALAKA edisi anu kadua (Mei 2008)

2008-05-10 Terurut Topik mh

Teh Nining, hatur nuhun kana informasina.

salam,
mh 

--- On Sat, 5/10/08, Nining Sariningsih <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Nining Sariningsih <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: SALAKA edisi anu kadua (Mei 2008)
To: "mh" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Saturday, May 10, 2008, 1:50 PM

Kalayan Hurmat,

Alhamdulillahirobbil Allamien, jisim abdi sareng rerencangan, parantos tiasa 
medalkeun Majalah Sasihan Basa Sunda SALAKA edisi anu kadua (Mei 2008). 
Nganggo alamat http://www.salaka.net.
Mugi janten uninga, oge timpah hatur nuhun, upami kersa ngalongok. Cag.

Rumpaka Salaka
http://www.salaka.net - Sunda sadu Santa Budi
"Imah pangancikan Raga, Basa pangancikan Rasa, Sunda pangancikan Kula."




  

Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ


[Baraya_Sunda] Ngabatik Euy!

2008-05-09 Terurut Topik mh
Batik Trusmi Potensi Bisnis dan Simbol Budaya

THE History of Java (1817) karya Sir Stamford Raffles, mengilhami
Fiona Kerlogue, seorang antropolog untuk mendirikan museum batik di
London, Inggris. "(Fiona) benar-benar teramat sangat mencintai seni
batik, sementara kita?" ujar Subekti, dengan nada tanya.

Subekti merasa usianya sudah tidak lagi muda dan sewaktu-waktu maut
akan menjemputnya. Namun, Subekti seakan belum rela meninggalkan dunia
manakala belum ada orang yang benar-benar dipercayainya untuk menjaga
batik peninggalan leluhurnya yang jumlahnya mencapai lebih dari 150
lembar dengan di antaranya ada yang berusia di atas 100 tahun.

"Semisal motif Banji dan Tokolan ini. Selain usianya yang sudah di
atas 100 tahun dan peninggalan Sultan Kasepuhan, juga sampai saat ini
belum ada yang mampu membuat seperti ini. Kalau saya sudah tiada,
siapa nanti yang akan menjaga dan merawatnya?" ujar Subekti, kembali
dengan nada tanya.

Kekhawatiran Subekti akan kepunahan batik trusmi peninggalan
leluhurnya diungkapkan berkali-kali kepada sejumlah pejabat dari
provinsi maupun daerah pada acara "Pesona Budaya Cirebon" yang digelar
Balai Taman Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat (3 s.d.
10 Mei) hari ini. Tidak hanya kepunahan, tetapi juga kekhawatiran akan
berpindahnya batik ke luar negeri yang peminatnya lebih banyak
dibandingkan dengan di dalam negeri.

Salah seorang di antaranya, Putri Alexandra, salah seorang anggota
keluarga Kerajaan Inggris. Tanpa malu-malu dia menyatakan kekagumannya
pada jenis kerajinan kain ini ketika mengunjungi anjungan Indonesia di
malam bazar amal yang digelar Kedutaan Indonesia di Inggris.

Kini, di lingkungan pebisnis, kerajinan batik juga memikat pengusaha
mancanegara. Pada 2004 saja, misalnya, salah seorang konglomerat
Jepang, Kageshima, telah menjalin kontrak bisnis untuk memasarkan
batik trusmi asal Plered, Cirebon.

Hal ini sudah barang tentu menunjukkan naiknya minat terhadap batik
trusmi dan membuka peluang bagi pengembangan sentra batik trusmi yang
dalam beberapa dasawarsa terakhir mengalami kelesuan akibat digerus
laju industri tekstil modern.

Dari Plered, Kageshima dikabarkan memesan beberapa jenis produk yang
telah ditentukan dari Jepang. Desainnya secara umum ditentukan dari
perusahaan raksasa itu. Hanya, corak batiknya diserahkan kepada
perajin Plered sendiri. Beberapa jenis produk yang dipesan ialah
futon, sejenis bed cover, obi (ikat pinggang), piyama, dan kimono.

Menurut Ny. Kurnia, pemilik galeri Batik Kurnia, kendala yang dihadapi
perajin maupun pengusaha batik trusmi adalah pasokan kain untuk
pengerjaan batik dari Pekalongan. Cirebon belum punya produsen kain
yang bisa memproduksi kain katun dan sutra dalam jumlah besar.
"Kendala ini membuat produsen sulit memenuhi pesanan dalam jumlah
besar," ujar Ny. Kurnia.

Kini, saat budaya membatik kembali diminati anak-anak muda, batik
trusmi tidak lagi menjadi semata tumpuan ekonomi warga. Melainkan,
menjadi simbol yang membawa harum nama Cirebon dan sekitarnya secara
internasional.

Ragam hias batik cirebon tidak terlepas dari sejarah pembauran
kepercayaan, seni, dan budaya yang dibawa etnis Cina dan agama Islam
maupun Hindu pada masa lampau. Sebelum abad ke-20, Cirebon yang
memiliki pelabuhan laut menjadi sebuah kota perdagangan hasil bumi
antarpulau yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai etnis serta
saudagar asal Cina maupun Timur Tengah.

Pertemuan antaretnis dan budaya melalui jalur perdagangan ini telah
memberi akses pengaruh terhadap corak seni budaya daerah Cirebon.
Bentuk binatang khayal berupa singa barong dan peksi naga liman
merupakan wujud perpaduan budaya Cina, Arab, dan Hindu, terlukis pula
pada ragam hias batik trusmi.

Kisah membatik Desa Trusmi berawal dari peranan Ki Gede Trusmi. Salah
seorang pengikut setia Sunan Gunung Jati ini mengajarkan seni membatik
sembari menyebarkan Islam. Sampai sekarang, makam Ki Gede masih
terawat baik, malahan setiap tahun dilakukan upacara cukup khidmat,
upacara Ganti Welit (atap rumput) dan Ganti Sirap setiap empat tahun.

Kini angin segar sedikit berembus, lewat batik trusmi yang kembali
diminati, seniman (batik) dan budayawan Cirebon sedikit berlega hati
akan terjaganya satu artefak Cirebon peninggalan Sunan Gunung Jati dan
istrinya Putri Ong Tien. (Retno HY/"PR") ***

citation: http://pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=21980


Re: [Baraya_Sunda] Prof. Quraish Shihab ngabagikeun Buku Gratis "Ayat-Ayat Fitna"

2008-05-09 Terurut Topik mh
kang cing japrikeun file attachmentna ka [EMAIL PROTECTED]

milis ieu mah teu bisa ngirim attachment

nuhun
mh

2008/5/9 s-pulse <[EMAIL PROTECTED]>:
>
>
>
> Quraish Shihab Membagikan Gratis 40 Ribu Buku Ayat Ayat Fitna
>
>
>  (Rafiqa Qurrata A - detikcom)
>
>  Sebuah buku berjudul "Ayat-Ayat Fitna, Sekelumit Keadaban Islam di Tengah 
> Purbasangka" diluncurkan. Buku itu karya Quraish Shihab dan tentu saja isinya 
> tidak mendeskreditkan Islam. Sebanyak 40 ribu buku tersebut dibagikan secara 
> gratis.
>
>  Quraish Shihab menjelaskan, Ayat Ayat Fitna berusaha meluruskan 
> kesalahpahaman dari ayat-ayat yang dipakai dalil untuk teror yang 
> menggambarkan umat islam itu kejam seperti yang dipakai oleh film Fitna.
>
>  "Jadi ada lima ayat Alquran yang digunakan untuk mendeskreditkan Islam. 
> Padahal isinya sangat bertolak belakang. Justru ajaran Islam ini 
> sangat-sangat damai dan mengajak umatnya untuk memiliki hubungan harmonis 
> dengan pemeluk agama apapun," kata Direktur Pusat Studi Al Quran itu.
>
>  Kenapa judulnya kok ayat-ayat fitna? "Ya karena ini berbicara tentang 
> ayat-ayat Alquran yang dijadikan bahan fitnah," jelas Quraish saat jumpa pers 
> di masjid Sunda Kelapa, Jakarta .
>
>  Buku setebal 98 halaman tersebut disebarkan serempak di enam lokasi di 
> Jakarta. Buku ini juga bisa didapatkan dalam versi e-book.
>
>  Quraish Shihab mempersilakan pihak manapun untuk menggandakan bukunya. Namun 
> ia mengingatkan agar buku tersebut tidak dijualbelikan. "Untuk apa diperjual 
> belikan? Kalau diberikan gratis untungnya lebih banyak daripada diperjual
>  belikan. Memang tertunda keuntungan itu tapi akan berlipat ganda di hari 
> kemudian," kata Quraish.
>  
> ==
>  (NB. Terlampir E-book "Ayat-Ayat Fitna" di Attachment)
>  --
>  Ramadhan
>
>
>
>
>
>
> -
> Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it 
> now.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
> 
>
> http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
> http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
> [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


[Baraya_Sunda] Info Jumaah: Ratusan Buku Kaislaman Haratis

2008-05-08 Terurut Topik mh
Baraya,
Utamana kanu resep jeun boga waktu keur maca, ieu aya bahan bacaan
ratusan buku perkara kaislaman haratis. Toong di dieu:

http://www.islamebook.com/

salam,
mh


[Baraya_Sunda] Jasa dan Cela Daendels

2008-05-05 Terurut Topik mh
Jasa dan Cela Daendels

Oleh Nina Herlina L.

Tanggal 5 Mei 1808, Gubernur Jendral Herman Willem Daendels sedang
naik kereta kuda melanjutkan perjalanan dari Buitenzorg (Bogor) menuju
Semarang dan akan terus ke Jawa bagian timur. Jalan yang dilaluinya
itu dahulu pernah dipakai Sultan Agung dari Mataram ketika menyerang
Batavia pada tahun 1628-1629. Sepanjang perjalanan Daendels berpikir,
bagaimana ia bisa mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris bila
kondisi jalannya buruk. Daendels yang memang suka membaca buku,
teringat Jalan Raya Pos yang dibuat pada masa imperium Romawi, yang
terkenal dengan nama Cursus Publicus (lembaga perposan waktu itu).
Kekaisaran Romawi membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan Roma
dengan kota-kota jajahannya yang meliputi hampir seluruh kawasan Eropa
Barat.

Rupanya kebijakan kekaisaran Romawi itu menginspirasi Daendels.
Sebagai langkah pertama, masih dalam perjalanan itu, Daendels
memutuskan untuk membangun Jalan Raya Pos antara
Buitenzorg-Karangsambung (Tomo sekarang) melalui Cipanas, Cianjur,
Bandung, Parakanmuncang, dan Sumedang.

Daendels memimpin daerah jajahan Nusantara ini selama tiga tahun
(1808-1811). Meski singkat, jejaknya tertanam erat di benak orang
Jawa. Orang Sunda menjulukinya "Jenderal Guntur" atau "Mas Galak".
Julukan terakhir ini diambil dari nama lengkapnya yaitu "Maarschaalk
H.W. Daendels". Orang Sunda rupanya kesulitan mengucapkan kata
maarschaalk sehingga kata tersebut mengalami verbastering menjadi "Mas
Galak". Perubahan pengucapan ini sesuai dengan asas kirata basa
(dikira-kira sugan nyata, yang berarti diperkirakan barangkali sesuai
kenyataan) karena Daendels dikenal sebagai orang yang kejam, galak.
Salah satu tindakan yang menyiratkan kekejamannya ini adalah pembuatan
Jalan Raya Pos (Grote Postweg) dari Anyer di Pulau Jawa bagian barat
hingga Panarukan di ujung timur Pulau Jawa, sepanjang kurang lebih
1000 km, yang memakan ribuan korban jiwa.

Pemerintahan Daendels dan Jalan Raya Pos itu, pada tahun 2008 ini
sudah berumur dua abad. Ada jarak waktu yang cukup untuk menilai
kembali apakah Daendels benar-benar jahat penuh cela, atau barangkali
ada sesuatu yang bisa dinilai sebagai jasa

Siapakah Daendels?

Daendels lahir pada tahun 1762 di Gelderland, Belanda, sebagai putra
seorang anggota pemerintah kota bernama Burchard Johan Daendels. Pada
tahun 1783 Daendels lulus dari sekolah hukum dengan gelar Meester in
de Rechten (Mr.). Kemudian ia aktif dalam gerakan politik lokal yang
disebut Kaum Patriot dan sangat terpengaruh oleh Revolusi Prancis.
Ketika Prusia menyerbu Belanda, ahli hukum ini ditunjuk menjadi
komandan sukarelawan untuk menghadapi musuh, tetapi pasukan ini
kocar-kacir menghadapi pasukan tentara profesional musuh. Selanjutnya,
Daendels menjadi pedagang senjata yang menyuplai senjata ke Prancis.
Di situlah ia mendapat kepercayaan dari para petinggi Prancis dan
kemudian membentuk Tentara Pembebasan Nasional, yang merupakan bagian
dari Tentara Revolusioner Prancis. Pada tahun 1795 Daendels kembali ke
Belanda sebagai Jenderal Tentara Prancis dan melakukan revolusi
pembebasan Belanda (untuk kemudian dijadikan bagian dari Prancis).
Pascarevolusi, Daendels hidup sebagai tuan tanah di Veluwe.

Pada tahun 1808, Raja Belanda yaitu Louis (Lodewijk) Napoleon, saudara
Kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte, meminta Daendels untuk
menyelamatkan Pulau Jawa dari serangan Inggris. Prancis saat itu
memang sudah mengalami berbagai kekalahan di beberapa medan tempur
melawan Persekutuan Eropa. Dengan semangat Revolusi Prancis "liberte,
egalite, fraternite" (kebebasan, persamaan, persaudaraan) Daendels
tiba di Anyer, Banten, pada tanggal 5 Januari 1808. Pada tanggal 14
Januari 1808, ia menggantikan Gubernur Jenderal A. H. Wiese, sebagai
pimpinan tertinggi di Hindia Belanda.

Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Pulau Jawa. Langkah pertama
yang dilakukannya adalah membangun Jalan Raya Pos. Untuk itu, Daendels
menyediakan dana yang dihitung antara 1-10 ringgit perak/m (bergantung
daerahnya). Selain itu, disediakan tenaga bantuan sejumlah 1100 orang
dari Jawa. Pembangunan jalan diawasi oleh Kolonel Lutzov, pimpinan
Zeni, dan dibantu 2 orang insinyur dan Komisi Negara. Tentu saja, dana
dan bantuan itu relatif kecil dan jauh dari cukup.

Pada pelaksanaannya, pembangunan jalan dibebankan kepada para bupati
yang daerahnya dilewati jalan tersebut dilakukan dengan tenaga kerja
rodi. Karena beratnya medan yang harus dihadapi, terutama di
Megamendung (Puncak)-Cianjur, Parakanmuncang Sumedang, juga karena
para kuli itu bekerja di tempat yang sangat jauh, banyak yang
kelelahan, kelaparan, dan juga mati karena penyakit malaria.
Diberitakan misalnya, ketika pembuatan jalan melalui Megamendung,
sekitar 500 pekerja dari Galuh (kemudian disebut Ciamis) tewas.

Ketika pembangunan melewati Sumedang (tepatnya Cadas Pangeran), banyak
pekerja tewas karena daerah itu berbatu (cadas) dan penuh nyamuk
malaria. Bupati Sumedang waktu itu Rd. Tmg A.A. Surianagara (yang
nantinya 

[Baraya_Sunda] Zanten Noong Oeking

2008-05-04 Terurut Topik mh
Seminar Panineungan Uking Sukri, STSI Bandung, 2 April 2005

Uking Sukri, seorang guru yang tahu batas kemampuannya,
dunia pamirig dan perkembangan Tembang Sunda Cianjuran

oleh Wim van Zanten, Universitas Leiden

Pengantar

Saya berterima kasih kepada panitia seminar 'Eksistensi pamirig dalam
pekembangan seni Tembang Sunda Cianjuran' ini untuk kesempatan
berbicara mengenai guru saya, yaitu Pa Uking Sukri, dan dunia pamirig.
Sebelumnya saya minta maaf untuk kekurangan saya dalam bahasa
Indonesia.

Dengan beberapa contoh saya akan menggambarkan peranan Pa Uking dalam
dunia Tembang Sunda Cianjuran; suatu peranan yang penting, menurut
saya. Jelas, itu disebabkan oleh keahlian Pa Uking dalam bidang
Tembang Sunda Cianjuran bersama kebetulan yang terikat dengan waktu
dan tempat kehidupannya. Akan tetapi, karakter Pa Uking Sukri juga
merupakan satu faktor yang penting.

Dalam judul ceramah ini, 'Uking Sukri, seorang guru yang tahu batas
kemampuannya', dicoba untuk mencerminkan suatu sifat Pa Uking yang
menonjol: pengetahuannya luas, tetapi dia tidak menjadi sombong. Pa
Uking mengerti dengan baik-baik keterbatasan pengetahuan sindiri. Dia
terus-menerus mencoba perbaikan seninya dan belajar yang baru. Uking
Sukri hidup untuk seninya, tidak untuk mencari uang besar atau status
tinggi. Uking Sukri bertapa di nagara. Dengan demikian dia menjadi
guru yang baik untuk kita semua. Pa Uking menghadapi orang lain secara
terbuka dan dia bersedia untuk memberi pengetahuannya kepada orang
lain. Dia mengetahui batas kemampuannya sendiri, seperti disebut dalam
judul ceramah ini. Sebenarnya, ini merupakan terjemahan dari perkataan
sastrawan Jerman, yaitu Goethe: 'In der Beschränkung zeigt sich der
Meister', orang yang tahu batas kemampuan sendiri membuktikan dia
betul-betul mengerti, yaitu menjadi guru untuk kita semua.

Dalam ceramah ini saya ingin menguraikan bagaimana kita bisa
mengembangkan Tembang Sunda Cianjuran dengan menggunakan contoh
seniman Uking Sukri. Dengan demikian saya akan menguraikan sedikit
mengenai hal seperti, misalnya:

1. Kalau ingin tahu mengenai struktur musikal dalam Cianjuran,
bicaralah pertama-tama dengan pemain kacapi indung;
2. Dokumentasi, khususnya dokumentasi rekaman musik Cianjuran yang
historis, perlu dipilihara, supaya arah perkembangan Cianjuran dapat
dipilih dengan baik-baik;
3. Tembang Sunda Cianjuran sudah diketahui dan digemari di luar
Indonesia dan dengan demikian sudah merupakan warisan dunia ini, bukan
warisan Sunda saja;
4. Suatu pasanggiri pamirig pada tingkat Jawa Barat yang
diselenggarakan setiap 2-3 tahun akan merangsang discours, atau
pertarungan wacana, dan dengan demikian merupakan kesempatan yang baik
untuk perkembangan Tembang Sunda Cianjuran.

Terlebih dahulu sebuah anekdot.

1. Pertemuan di jalan

Pada bulan Desember 1980 saya datang di Indonesia dari Belanda untuk
menyelesaikan cetakan buku yang berjudul 'Statistika untuk ilmu-ilmu
sosial' di Jakarta. Pada tiga minggu itu masih ada waktu beberapa hari
yang dimanfaatkan untuk persiapan penelitian S-3 mengenai Tembang
Sunda Cianjuran. Jadi, pada suatu hari saya berjalan di Bandung dekat
Jalan Mohamad Toha untuk mencari rumah Pa Dadang Sulaeman, almarhum.

Kemudian saya bertemu seorang yang bertanya apakah dia bisa membantu.
Saya menjelaskan bahwa rumah Pa Dadang Sulaeman dicari, dan jawaban
bapak itu: 'Saya tahu rumahnya dan kebetulan saya juga ingin bertemu
dengan Pa Dadang Sulaeman.' Sebenarnya, saya tidak percaya bapak itu
juga mau ke Dadang Sulaeman; saya menduga dia cuma senang berbicara
dengan seorang asing. Malahan, saya lebih curiga kalau dia mengatakan
bahwa dalam beberapa bulan (Pebruari 1981) dia mau ke negara saya,
Belanda. Siapa bapak ini? Pasti omong kosong! Tetapi, sebenarnya bapak
itu kelihatannya sungguh-sungguh dan pembicaraannya masuk akal. Jadi,
kemudian saya minta: 'Bapak, siapa namanya?' Jawabannya: 'Uking
Sukri'!
Pada waktu itu Uking Sukri sudah termasuk daftar orang yang dicari
dengan prioritas, jadi saya gembira sekali kami bertemu di jalan
secara kebetulan. Kemudian, pada bulan Pebruari 1981 Pa Uking datang
di Belanda dengan Burhan Sukarma dan Pa Dacep Eddi untuk pertunjukan
kacapi-suling di Den Haag dan tempat lain. Pa Uking sering
menceritakan, bahwa pada waktu itu mereka makan nasi dan sambal yang
betul di rumah saya!

Saya diundang untuk tinggal di rumah Pa Uking kalau penelitian Tembang
Sunda Cianjuran dimulai, yaitu pada bulan Juli 1981. Dengan senang
hati tawaran ini diterima saya dan dengan demikian Pa Uking menjadi
guru saya. Sejak waktu itu, kalau saya datang di Bandung, di
Ujungberung berada kamar tersedia untuk saya. Saya belajar kacapi
indung, berbicara mengenai struktur musikal dan sénggol mamaos, ikut
Pa Uking ke RRI dan berbicara banyak mengenai persoalan Cianjuran
secara lahir dan batin. Saya melihat Néngnéng Fitri belajar mamaos
pada umur 6-7 tahun, dan dalam disertasi saya ada sebuah foto di mana
Néng Fitri bernyani, diiringi oleh ayahnya pada kacapi indung.

Pertemuan di jalan ini

Re: [Baraya_Sunda] [Sharing] Kegagalan Terlaris di Dunia

2008-05-04 Terurut Topik mh
kurupuk bantat ge da pelem bah. coba geura pegat tukang kurupuk
kuriling, pangmilihkeun nu bantat-na, leuwih karasa ngegelna. hehehe.

salam,
mh

2008/5/4 H Surtiwa <[EMAIL PROTECTED]>:
> Conto diuang oge aya..nyaeta..Brownies..Bolu coklat bantat...gagal sabagey
>  bolu...tapi kulantaran "hoream" miceun nya diical wae nganngo nami
>  "brownies"...ngaran anu trendy..kulantaran warna na coklatpadahal mah
>  tetep wae bolu bantat...Meriam Bellina kungsi momulerkeun ieu di
>  JakartaUrang bandung leuwih kreatip deui..bosen bolu bantan
>  panggang...nyieun versi sejan..bolu bantan seupan...nya Amanda tea...laris
>  amis...ngantri di Kompleks margahayu...daftar jam 6 isuk2...bolu banta
>  seupan dicandak jam 1 siang(kinten2 taun 2006 an)...
>
>
>  On 03 May 2008 05:35:34 -0700, malwa <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  >   Bisnis yang dimulai dengan kegagalan bisa membawa kesuksesan yang tidak
>  > disangka-sangka. Seperti yang dialami oleh Clarence A. Crane, pebisnis
>  > permen coklat yang suatu ketika harus memutar otak karena omzet bisnisnya
>  > menurun setiap musim panas karena coklat menjadi mudah meleleh.
>  >
>  > Akhirnya Crane memutuskan untuk membuat dan menjual permen mint padat.
>  > Untuk mencetaknya, ia menyewa seorang pembuat pil lokal untuk membuat 
> permen
>  > mint menjadi padat. Karena kesalahan mesin, permen yang dihasilkan ternyata
>  > tidak berbentuk bundar padat seperti yang diinginkan, melainkan berlubang 
> di
>  > tengah seperti cincin.
>  >
>  > Melihat permen gagal itu, Crane tidak begitu saja langsung membuangnya. Ia
>  > malah menjual permen cincin itu dengan nama "Life Savers". Hasilnya?
>  > Produknya menjadi permen cincin pertama dan paling sukses di dunia.
>  >
>  > Sejak pertama kali muncul di tahun 1912 sampai tahun 1980, permen paling
>  > laris di dunia ini diperkirakan telah terjual sebanyak 30 milyar keping,
>  > yang bila dijejerkan panjangnya sama dengan rute bumi - bulan hingga 3 kali
>  >
>  > Baca juga:
>  > - Karyawan dan Ibu Rumah Tangga Ramai-ramai Beli ORI
>  > http://dexton.adexindo.com/artikel-rame2-beli-ori.html
>  > - Rahasia Pola Pikir Orang Kaya
>  > http://dexton.adexindo.com/artikel-rahasia-pola-pikir-orang-kaya.html
>  > - Tips Semangat Kerja Tanpa Stress
>  > http://www.dexton.adexindo.com/artikel-tips-semangat-kerja.html
>  >
>  > PS: Buat rekan-rekan yang mau sharing soal bisnis atau sekedar say hello,
>  > kontak langsung aja yaa ke [EMAIL PROTECTED]  atau
>
> > YM: ochafelix
>  >
>  > *Happy Reading*
>  > Rosa S. Rustam
>  > http://www.dexton.adexindo.com
>  > Ajang Sharing Komunitas Pebisnis Pemula
>  >
>  >
>  >
>
>
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>  
>
>  http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
>  http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
>  [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


[Baraya_Sunda] Re: Rosihan Noong Dede

2008-05-01 Terurut Topik mh
Pelajaran Demokrasi dari Jawa Barat

Oleh H. Nanat Fatah Natsir

Sekitar tahun 2000, saat saya menonton TV berdua bersama orang
Amerika, di layar kaca diberitakan gerakan Amien Rais "melengserkan"
Gus Dur dari kursi kepresidenan.

Tiba-tiba orang AS itu bertanya kepada saya. Pertanyaannya kurang
lebih, "Kenapa Pak Nat, belum lama Amien Rais mengampanyekan dan
paling depan mendukung Gus Dur agar menjadi presiden dan akhirnya Gus
Dur terpilih menjadi presiden, tetapi tiba-tiba selang beberapa bulan
justru dia sendiri yang menjadi sponsor paling depan agar Gus Dur
lengser dari presiden?"

Saya balik bertanya kepada dia, apakah di Amerika pernah terjadi
semacam itu? Dia jawab, tidak pernah. Pihak yang kalah pemilihan
biasanya langsung mengucapkan selamat kepada pemenang dan langsung ia
memberi dukungan sampai masa jabatan presiden berakhir. Kecuali, jika
ada masalah yang sangat prinsip, dukungan pada presiden itu dicabut.

Saya bertanya, kepada bisa begitu? Katanya, demokrasi di Amerika
memang sangat cerdas dan dewasa dan penuh dengan sportivitas karena
mereka sudah dibiasakan belajar sportif dari kecil. Mereka memberi
dukungan sepenuh hati kepada pemenang dan sebaliknya orang yang kalah
tidak dipermalukan, tetapi diposisikan sebagai sparring partner dalam
membangun negara secara demokratis.

Saya katakan kepada kawan dari Amerika itu, Indonesia ini masih dalam
masa transisi. Baru belajar demokrasi. Indonesia dulunya adalah
kumpulan kerajaan. Pernah belajar demokrasi liberal, demokrasi
terpimpin, dan terakhir, pada zaman Orde Baru, demokrasi Pancasila
yang lebih cenderung pelaksanaannya otoriter. Sementara itu, AS sudah
belajar demokrasi selama dua abad. Oleh karena itu, bangsa AS menjadi
negara demokrasi yang terbesar di dunia dan selalu menjadi rujukan
negara-negara lain dalam menerapkan demokrasi termasuk Indonesia.

Pemilihan Gubernur Jabar telah selesai dengan pemenangnya pasangan
Hade. Pilgub telah berjalan dengan lancar dan aman walaupun di
sana-sini pelaksanaannya belum sempurna. Bahkan dengan tingkat
partisipasi pemilih (67,3%) berarti yang tidak ikut pilgub 32,7%
walaupun alasannya bermacam-macam.

Sungguhpun demikian, masyarakat Jabar harus bersyukur telah
menyelenggarakan pilgub dengan sukses, dengan kurang lebih 27 juta
yang punya hak pilih dari jumlah penduduk 40 juta orang. Itu berarti
menjadi provinsi demokrasi terbesar di Indonesia yang merupakan bagian
provinsi dari negara demokrasi tiga besar di dunia setelah AS dan
India. Pilgub Jabar dapat dijadikan model pelaksanaan demokrasi yang
tertib, aman, dan demokratis. Padahal, dilihat dari jumlah penduduk
dan latar belakang sosial budaya yang heterogen, Pilgub Jabar sangat
rawan konflik.

Kita kagum kepada Agum Gumelar dan Danny Setiawan. Begitu Hade
diumumkan oleh KPU sebagai pemenangnya, mereka langsung mengucapkan
selamat dan mengakui kekalahan. Ini merupakan sikap yang sangat
terpuji dari seorang pemimpin yang dengan ketulusannya mengucapkan
selamat dan akan mendukung membangun Jabar.

Begitu juga bangga kepada pasangan Hade yang dengan rendah hati,
tulus, dan jujur bersilaturahmi kepada Danny Setiawan dan Agum Gumelar
seraya meminta dukungan dan bimbingan dalam rangka membangun Jabar.
Memang, tanda rendah hati Ahmad Heryawan telah ditunjukkan tatkala
berlangsung dialog interaktif cagub dan cawagub bersama rektor ITB,
Unpad, UPI, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan STPDN, Maret lalu.
Ketika itu acara mau dimulai. Akan tetapi, calon gubernur yang hadir
baru Ahmad Heryawan.

Karena yang hadir hanya Ahmad Heryawan, saya kemudian mengajak rektor
ITB untuk tidak melanjutkan acara dialog interaktif. Akan tetapi,
tiba-tiba Agum Gumelar datang. Agum menyampaikan permintaan maaf bahwa
beliau baru tahu acara ini karena ditelefon Ahmad Heryawan. Akhirnya,
Agum membatalkan acara untuk pergi ke Jakarta dan bisa hadir di acara
dialog interaktif dengan para rektor.

Dari peristiwa ini tampak kedekatan antarcalon. Tampaknya, perhelatan
demokrasi dalam Pilgub Jabar baru lalu dapat dijadikan model dan
contoh demokrasi yang kesatria dan dewasa oleh bangsa Indonesia. Baik
di tingkat nasional maupun regional, terutama menjelang pemilihan
anggota legislatif dan pilpres yang akan dilaksanakan pada tahun
depan.

Akhirnya, terjawablah pertanyaan kawan saya orang Amerika itu, bahwa
orang Indonesia itu ternyata bisa juga bersikap sportif dan dewasa
dalam berdemokrasi. Orang Indonesia tak perlu waktu dua abad seperti
bangsa Amerika.

Persoalannya sekarang, apakah ketulusikhlasan semua pemimpin-pemimpin
Jawa Barat itu akan berlanjut sehingga Jabar menjadi provinsi termaju
di Indonesia? Apakah kedewasaan dalam berdemokrasi yang baru saja
selesai akan berdampak positif terhadap kesejahteraan rakyat? Kita
tunggu saja perjalanan demokrasi di Jawa Barat. Kasihan berjuta rakyat
yang menunggu perubahan nasib dari kesengsaraan dan kemiskinan.
Wallahualam.***

Penulis, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung/Presidium ICMI Pusat.

citation:
http://pikiran-rakya

[Baraya_Sunda] Re: WAYANG

2008-04-29 Terurut Topik mh
Wayang
Ku Ajip Rosidi

Wayang téh kasenian anu sumebar di sakuliah Nusantara. Di Siam,
Malaysia, geus puguh di Indonésia mah méh di saban daérah aya kasenian
wayang sanajan béda-béda wangunna.

Di Jawa Barat aya wayang golék aya wayang kulit. Wayang golék jiga
bonéka, dijieunna tina kai, tilu diménsi. Ari wayang kulit, dijieunna
tina kulit munding, dua diménsi, nu dilalajoanana kalangkangna dina
layar. Cenah nya éta pisan sababna anu matak disebut wayang téh,
nyaéta bayang-bayang atawa kalangkang. Wayang golék mah lain
kalangkangna anu dilalajoan téh, tapi bungkeuleukanana. Wayang golék
aya dua rupa, wayang golék Purwa jeung wayang golék Cepak atawa wayang
golék Ménak. Wayang golék Purwa ngalalakonkeun carita nu dumasar kana
Ramayana jeung Mahabharata nu asalna ti India. Wayang golék Cepak
(disebut kitu sabab sirahna cepak atawa papak) ngalalakonkeun carita
legénda jeung mitologi nu aya di urang atawa carita da´wah Islam anu
asalna ti Persi nyaéta carita Ménak Amir Hamzah â€" nu matak sok
disebut wayang golék Ménak. Amir Hamzah téh ménak kaom Kurésy, pamanna
Rasulullah anu dina éta carita teu eureun-eureun naluk-nalukkeun
bangsa kapir Majusi anu dipinangsaraya ku mitohana sangkan merangan
ménak Amir, tapi kabéh gé kasoran sarta arasup Islam da Ménak Amir
salian ti sakti mandraguna dibantuan ku emangna nu digjaya nyaéta Umar
Maya.

Wayang kulit sumebarna di daerah Cirebon jeung Jakarta. Nu di daérah
Cirebon (kaasup Indramayu, Kuningan jeung Majalengka), ngagunakeun
basa Jawa Cirebon. Gamelanana Pélog, lalaguanana khas Cirebon atawa
Kaléran. Ari nu di Jakarta ngagunakeun basa Batawi, tapi gamelanana
Saléndro, lalaguanana Sunda, kawihna ogé basa Sunda. Ari wayang golék
Purwa sumebarna pangpangna di Priangan tapi tuluy sumebar di sakuliah
Jawa Barat, kaasup Jakarta. Gamelanana Saléndro, lagu jeung kawihna
Sunda. Dina taun 1950-an mah aya dalang wayang golék anu kakoncara di
Jakarta, jenenganana Dalang Entah. Ari wayang golék Cepak sumebarna di
daérah Indramayu jeung Cirebon. Gamelanana jiga gamelan wayang kulit
Cirebon, laras Pélog jeung lagu-lagu Kaléran.

Boh wayang golék boh wayang kulit, baheula mah dipintonkeunana téh di
nu hajat. Barudak dialajar lalajo wayang jeung karawitanana téh ari
diajak kondangan ku kolotna, atawa ari di lemburna aya nu nanggap
wayang. Tina lalajo, barudak terang malah apal kana tokoh-tokohna
jeung kana lalakon galurna, kitu deui kana lagu-lagu anu mirigna.
Terang jeung apal kana pancakaki antar tokoh wayang. Kana
jimat-jimatna, kana kalemahan-kalemahanana para tokohna. Jalma resep
lalajo wayang ku sabab pedaran dalang nu dianggap "ngudal piwulang" nu
bisa dijadikeun cecekelan dina jeroning hirup kumbuh. Aya mangsana
pamor dalang nyirorot ku sabab piwulangna henteu bisa méré cecekelan
pikeun nyanghareupan jaman anu barobah. Dalang ngan ukur jadi
propagandis program pamaréntah anu henteu dibayar. Nepi ka aya
mangsana dalang kaéléhkeun ku sindén, da jalma lalajo wayang lain ku
lantaran rék ngabandungan lalakon anu dipedar ku dalang, tapi rék
ngabandungan kawih nyi sindén. Dina mangsa harita sindén téh calikna
ogé dina méja saluhureun dalang. Mun rék lalajo wayang anu ditanyakeun
téh lain saha dalangna, tapi saha sindénna. Atuh da harita mah honor
sindén cara Upit Sarimanah jeung Titim Patimah jauh mela-melu
saluhureun biduan nasional cara Titiek Puspa. Titim jeung Upit geus
milang juta, Titiek Puspa mah masih kénéh puluh réwu.

Tapi jaman emas dalang jeung sindén téh geus liwat. Ayeuna nu harajat
tara nanggap wayang. Aya kénéh kétang sakapeung, tapi langka pisan. Di
Cirebon jeung Indramayu, ari aya nu nanggap wayang kulit diserbu ku
barudak ngora anu ménta sangkan jadi dangdutan. Dalang anu ngawula
kana kahayang anu lalajo, kapaksa nyumponan éta paménta. Nu keukeuh
hayang neruskeun kasenian warisan karuhunna, henteu aya nu nanggap.

Kaayaan wayang golék henteu (acan?) parna kitu. Munculna dalang Asép
Sunarya dianggap bisa ngahudangkeun minat anu ngarora kana wayang
golék. Asép némbongkeun diri yén bisa ngigelan kahayang jaman.
Rupa-rupa tarékah (trik) dijalankeun antarana ku ngagunakeun hasil
téknologi cara listrik jeung batré. Tapi tarékah kitu téh henteu bisa
lana, sabab nu lalajo kaburu boseneun, padahal dalang tacan manggihan
trik anu anyar. Sanajan kitu Asép masih matak resep ku sabab
kritik-kritikna anu seukeut tapi humoristis. Tapi éta ogé moal bisa
tuluy-tuluyan dipikaresep lamun dalang henteu imeut nuturkeun
kahirupan masyarakat.

Lamun henteu, baris kabawa palid ku rupa-rupa tarékah anu beuki
ngajauhkeun pintonanana tina wayang, da sakapeung mah geus lain golék
deui anu maraénna téh tapi dalangna ku anjeun jeung bodor lianna cara
anu sering kabandungan dina siaran telévisi.

Tangtu tarékah kitu téh dina raraga ngudag sangkan pintonan (télévisi)
téa rating-na angger luhur, hartina aya nu ngalalajoan. Tapi
terus-terusan ngigelan kahayang anu lalajo moal aya tungtungna, dina
harti pintonanana baris beuki jauh baé tina tradisi wayang.

Nu matak karasana ironis, dina waktu kaay

[Baraya_Sunda] Re: WAYANG

2008-04-29 Terurut Topik mh
Naha Rupa Wayang Teu Siga Jelema?
Ku Tatang Sumarsono

WAYANG ngalalakonkeun kahirupan manusa. Enya, kahirupan sapopoé. Hanas
aya bagian carita nu teu manjing di akal, éta mah ukur pangjangkep
reujeung papaésâ€"kawas kasuktan-kasaktén, alam kahiyangan, atawa
sasatoan bisaeun nyarita. Da ari dina jejerna mah, kitu deui
ajén-inajén anu dikandungna, éta téh sagemblengna meunang ngaludang
tina kahirupan urang.

Ngan anéhna, naon sababna bentuk wayang teu persis niron potongan
jalma? Sirahna gedé teuing, teu ngimbangan ukuran awakna. Kitu deui
leungeunna, paranjang jeung laleutik teuing. Keureutan beungeutna ogé,
jajauheun ti rupa urang. Aya anu irungna gedé, aya anu matana bolotot,
aya anu huntuna mudal ka luar, jeung sajabana.

Béda jeung di batur, lalakon anu sumberna tina kahirupan manusa téh,
ana dipagelarkeun ku bentuk bonéka, ilaharna niron rupa jeung proporsi
awak jelema. Malah aya anu ukuran gedé jeung jangkungna badan gé
disaruakeun jeung badan urang. Rupa jeung bentuk bonéka nu dipaké di
batur mah teu némbongkeun ayana unsur distorsi, sabab disarimbagkeun
jeung badaniah urang.

"Mun ditingal tina kasang tukang lahirna wayang di urang, éta téh
mémang dihaja sina kitu," cék Drs. H. Anang Permana (74 taun), dalang
kasepuhan ti Ujungberung nu kasohor tapis nyieun wayang.

Wayang jieunanana, aya nu dikoléksi di Jepang, Singapura, Inggris,
Walanda, jeung Amérika. Ieu Ketua Jurusan Padalangan di SMKI manten
téh kungsi dipentés pinton wewesén dina kagiatan Expo 1970, di Osaka,
Jepang.

Dina mangsa-mangsa munggaran asupna Islam ka urang, kitu cék Anang,
wayang téh dipaké média pikeun nyebarkeunana. Da´wahna para wali téh
apan dibungkus ku kasenian. Jigana mah lantaran diluyukeun jeung
kaayaan masarakat jaman harita. Jadi, lain dimimitian ku medar ayat
atawa mesék hadis, jajauheun mun bari ngacung-ngacung pakarang. Saréat
Islam téh diaworkeun jeung budaya nu dalit dina kahirupan sapopoé. Éta
waé geuning buktina, ajian Prabu

Darmakusumah alias Yudistira ogé, kalimusada, apan jadi kalimah sahadat.

Najan sina awor jeung budaya anu geus nyampak leuwih ti heula, tapi
aya babagian anu dibédakeun. Bisa jadi meureun pikeun nandeskeun yén
dina garapan wayang téh aya muatan anu sumberna tina ajaran Islam.

"Salah sawios di antawisna nya dina ngadamel bentukna téa," cék Anang.
"Dina paélmuan ngadamel wayang mah disebatna didéformasikeun éta téh."

Dina jaman para wali nyebarkeun Islam, di urang, anu geus leuwih ti
heula wanoh kana ajaran Hindu atawa Budha apan geus aya patung
reujeung arca, anu rupa reujeung bentukna ilahar nyonto ka jelema.
Mémang aya éta gé arca anu rada méngpar, upamana Ganésha anu sirahna
gajah. Tapi da ari dina karéréanana mah, sakumaha anu kapanggih di
musieum nasional, angger wé néplak postur jelema.

"Éta pangna bentuk wayang dibéntenkeun ti arca, anu tos dianggap jadi
banda luareun Islam. Bari jeung apan ari arca atanapi patung mah sok
dianggo sesembahan. Rupina, upami bentuk wayang niron arca mah, inggis
engkéna bilih disarembah, " pokna. Lian ti éta, dina ajaran Islam téh
apan aya papahaman yén teu meunang barangjieun anu nyarupaan mahluk
Gusti.

Katerangan Anang bieu pikeun leuwih nandeskeun alesan naon pangna
bentuk wayang teu dijelemakeun. Mémang kitu ti baheulana, ti keur
jaman wayang kulit kénéh, anu saterusna di Sunda lahir wayang golék.

"Ari pikeun Bapa mah, bentuk wayang didéformasikeun téh saleresna
langkung seueur disawang tina sisi éstétika. Upami wayang bentukna
kawas awak jalmi, bakal hésé dina nuju diigelkeunana. Cobi waé, apan
kélék wayang mah langab, teu rapet kawas urang. Upami teu sina langab,
bakal kawatesanan dina ngigelkeunana ogé," cék Anang.

*

UPAMA disalusur asal-muasalna, wayang golék anu ayeuna hirup di urang
téh apan bibitna mah ti Jawa, ngan di dieuna dirobah ku karancagé para
senimanna. Mimitina asup heula ka Cirebon, terus ka Priangan, balukar
tina lancarna patali marga, nyaéta ti saprak aya jalan raya pos
jieunan Daendels. Masih kénéh wayang kulit harita mah, basana gé basa
Jawa.

Naha ari urang Sunda baheula teu bogaeun kasenian wayang kitu, tepi ka
kudu nguyang ti Jawa?

Saenyana, lamun urang ngungkaban naskah Sanghiyang Siksa Kandang
Karesian (ditulis taun 1618 Maséhi), aya katerangan kieu:

Hayang nyaho di sakwéh ning carita ma: Damarjati, Sanghyang Bayu,
Jayaséna, Sédamana, Pu Jayakarma, Ramayana, Adiparwa, Korawa-sarma,
Bimasorga, Rangga Lawé, Boma, Sumana, Kala Purbaka, Jarini, Tantri;
sing sawatek carita ma mémén tanya.Hayang nyaho di pantun ma:
Langgalarang, Banyakcatra, Siliwangi, Haturwangi; prepantun tanya.

(Mun hayang nyaho sakabéh carita, kayaning: Damarjati, Sanghyang Bayu,
Jayaséna, Sédamana, Pu Jayakarma, Ramayana, Adiparwa, Korawasarma,
Bimasorga, Rangga Lawé, Boma, Sumana, Kala Purbaka, Jarini, Tantri,
nya sagala rupa carita pék tanya dalang. Lamun hayang nyaho ngeunaan
pantun, kayaning: Langgalarang, Banyakcatra, Siliwangi, Haturwangi;
pék tanya juru pantun.)

Jadi, cék éta naskah mah, urang Sunda ogé geuning bogaeun carita
wayang téh. 

Re: [Baraya_Sunda] Re: WAYANG

2008-04-29 Terurut Topik mh
Sainget kuring, sapanjang sok resep lalajo wayang, eusi carita wayang
golek, bisa disebut media da'wah Islam. Nu matak kuring teu ninggali
wayang pagedrug jeung papanganut agama Islam. Najan enya caritana
nginjeum ti India, tapi sisipan tokoh ponggawa kampung tumaritis, ku
dalang geus dijadikeun media keur nepikeun maksud tertentu, jiga media
da'wah islam, propaganda program pamarentah, jeung sajabana.

Perkara kiwari jarang nu nanggap wayang, ceuk kuring teu aya pataina
jeung urusan urang kulon tengah. Tapi nanggap wayang ayeuna bersaing
jeung kagiatan seni sejen, jiga nanggap orkes dangdut, music rock,
atawa layar tancap. Kulantaran kitu kasenian wayang kadeseh ku jenis
kasenian sejen, lain kulantaran diharamkeun ku kalangan Islam.

salam,
mh

On Tue, Apr 29, 2008 at 9:43 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > >
>  >
>  > Atuh ari keur ngocoblak madungdengkeun wayang teh, heug cekel heula
>  > topikna kang euy. Teori kadua leuwih kuat teh cing dipedar, kumaha tah
>  > dongengna. Ulah luar-leor wae ka nu lain-lain, ka kulon tengah sagala.
>  > Ceuk saha budaya kulon tengah nyadukeun wayang? Di lembur masih kenah
>  > aya nu nagnggap wayang, cankavejakeun dalang keur manggung aya nu
>  > ngudag-ngudag sagala. Aya buktina teu. Atawa ukur sentimen hungkul ka
>  > urang kulon tengah? Hehehe
>  >
>  >
>
>  Kang MH,
>
>  Asana mah topik na geus rengse? Nengan beja, ti mana asal muasalna
>  wayang lin? Rek disbut asli ti urang? OK Rek disebut ti Indihe
>  asal na... juga ararokeh? ;))
>
>  Ngaleor kana perkara pacaduan wayang tea, hanjakal bet kaalaman ku
>  kuring. Wayang disebut na harooommm. Teu Islami cenah! Da heueuh kitu
>  ketah he he he. Komo mun satuju jeung teori asal na ti Indihe mah,
>  lain ti Arab sakadang wayang teh.
>
>  Coba dipangecekeun, enya teu tah pangalama kuring teh kaalaman ku nu
>  sejen? Lian ti kitu, kunaon kasenian wayang jadi nyirorot siga
>  kayeuna? Dina harti, wayang tara (leuwih hade disebut... JARANG)
>  ditabeuh deui dina kariaan? Atawa beja anu nepi ka kuring teu akurat?
>
>  Kumaha tah Kang?
>
>  baktos,
>
>  Rahman
>
>
>
>
>
>  
>
>  http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
>  http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
>  [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


Re: [Baraya_Sunda] Re: WAYANG

2008-04-29 Terurut Topik mh
On Tue, Apr 29, 2008 at 8:43 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Satuju Kang!
>
>  Karuhun urang ge boga pokal nu teu kurang hade na. Unsur budaya luar
>  diulik jeung diadaptasi ku urang, jadi milik nu teu bisa dipisahkeun
>  deui tina kapribadian bangsa urang.
>
>  Hanjakal, ayeuna keur mahabu unsur budaya luar ti Kulon Tengah. Wayang
>  dianggap jadi pacaduan sagala!:(((
>
>  Kudu kumaha sikep urang ayeuna?
>

Atuh ari keur ngocoblak madungdengkeun wayang teh, heug cekel heula
topikna kang euy. Teori kadua leuwih kuat teh cing dipedar, kumaha tah
dongengna. Ulah luar-leor wae ka nu lain-lain, ka kulon tengah sagala.
Ceuk saha budaya kulon tengah nyadukeun wayang? Di lembur masih kenah
aya nu nagnggap wayang, cankavejakeun dalang keur manggung aya nu
ngudag-ngudag sagala. Aya buktina teu. Atawa ukur sentimen hungkul ka
urang kulon tengah? Hehehe

salam,
mh


Re: [Baraya_Sunda] Re: KOPI RAOS

2008-04-28 Terurut Topik mh
Walah, si Ambu ternyata euy tukang ngopi oge. Hehehe. Nuhun Ambu
resepna, urang cobian tah. Ninggalan buku lalakon petualang bule jaman
bihari, enya cenah Ambu, kopi ti lembur urang teh kawentar pisan.

salam,
mh

On Mon, Apr 28, 2008 at 9:56 PM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> kopi NUSANTARA mah pang raos2na
>  cobian ku nyalira, ulah ngantos disayagikeun wae ku Ambuna...sakali kali  
> DIOGO, da teu dosa Abah! ngaladenan Sang ISTRI mah...sami sareng nikreuh 
> napak SURGA...heheheheh
>
>  kopi tubruk  teh abdi mah resep buatan Riau (Malayu - KepRiau harita 
> disuguhan teras dibekelan ku Raja Zaenab nu di Pulau Penyengat > incu Raja 
> Ali Haji), carana sederhana teu kdah nganggo IPTEK, diwartosan ku anjeuna kieu
>
>  RESEP I (ti Pulau Penyengat)
>  1) siapkan MUG (bekong)
>  2) lebetkeun dua sendok makan kopi  = gula bodas 6 sendok makan pami resep 
> amis,  4 sendok makan pami amisna normal > tutup > ingkeun we heula
>  3) naheur cai dugi ka ngagolak bebelekbekan > alitan (api kecil)
>  4) cur kana bekong nu aya kopi + gula > sakedik weh asal caina aya kocek 
> dugi ka ngahiji gula + kopi (gulana lesap kana kopi) > tutup 5 minuten
>  5) kucurkeun cai asak herang nu tadi (api kecil) kana bekong
>  6) besarkan api > golakkeun > sagolakeun  weh
>  7) angkat dan tutup 5 menit  > mangga raosan
>
>  RESEP II (ti Pulau Lingga)
>  1) kopi sasendok makan + rhum sasendok campurkeun cairkeun ku susu kental 
> manis kinten2 amisna sakahoyong > tong digulaan
>  2) biasa wae teras > naheur cai dugi ka ngagolak bebelekbekan
>  3) cur kana kopi + susu + rhum nu adi tea, bari dikocek
>  4) eta teh pami sarapanrencangna bugis, otak2, nagasari...jjjrd sarupa 
> ning kueh basah weh...
>
>  Ieu teh basa abdi survei "SITUS2 KERAJAAN SRI VIJAYA"  di Kepulauan Riau > 
> ti awit BATAM  dugi ka NATUNA, masyarakatna resep ngopi jeungna boh kopina 
> boh ngolahna pinter...raos (ceuk abdi)  deuih...mani nyerebung subuh2 teh 
> melenghir seungit, mangka rorompokna teh panggung...bubuhan sisi cai
>
>  Mangga cobian, manawi cocog.
>
>  mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Hehehe, wah 
> simuing mah kopi lokal we Ambu. Sok pirajeunan ka balad
>   urang Sumatra upama mulang pesen kopi has daerahna. Tah rarasaan mah,
>   kopi Sidikalang Medan, nu karaos pelem teh. Ari kopi model starbuck
>   mah pait teuing Ambu lah.
>
>   salam,
>   mh
>
>   On Mon, Apr 28, 2008 at 6:40 AM, richadiana kartakusuma
>   <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   > Abah...upami ngopi, kopi nanahaon? abdi ge tukang ngopi...sok pirajeuneun 
> modifikasi
>   >
>   >
>   >
>   >
>   >  - Original Message 
>   >  From: mh <[EMAIL PROTECTED]>
>   >  To: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
>   >
>   > Sent: Monday, April 28, 2008 11:05:45 AM
>   >  Subject: Re: [Baraya_Sunda] Re: Image Sunda ~ Sikabayan ;))
>   >
>   >
>   >  Recent Activity
>   > *  3
>   >  New MembersVisit Your Group
>   >  Best of Y! Groups
>   >  Discover groups
>   >  that are the best
>   >  of their class.
>   >  Y! Messenger
>   >  Quick file sharing
>   >  Send up to 1GB of
>   >  files in an IM.
>   >  Yahoo! Groups
>   >  Join a program
>   >  to help you find
>   >  balance in your life.
>   >  .
>   >
>   >
>   >
>   >   __
>   >
>   > Be a better friend, newshound, and
>   >  know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
> http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
>   >
>   >  [Non-text portions of this message have been removed]
>   >
>   >
>   >
>   >
>   > 
>   >
>   >  http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
>   >  http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>   >
>   >
>   >  [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups 
> Links
>   >
>   >
>   >
>   >
>
>
>
>
>
>  -
>  Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it 
> now.
>
>  [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>  
>
>  http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
>  http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
>  [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


Re: [Baraya_Sunda] Rosihan Noong Dede

2008-04-28 Terurut Topik mh
wait and see, cenah Bah! bere kasempetan.

2008/4/28 H Surtiwa <[EMAIL PROTECTED]>:
> so wot gituh then ?
>
>
>
>  On 4/29/08, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  >   Latar Politik Dede Yusuf
>  >
>  > Oleh ROSIHAN ANWAR
>  >
>  > TERPILIHNYA Dede Yusuf sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat dalam Pilgub
>  > 13 April 2008 disambut dengan sukacita oleh kalangan masyarakat yang
>  > menginginkan perubahan di negeri kita.
>  >
>  > Dede Yusuf, usia 41 tahun, anggota DPR mewakili PAN, sebelumnya aktor
>  > laga dan sutradara film, diharapkan bersama Gubernur Ahmad Heryawan
>  > dari PKS memenuhi harapan orang banyak. Yaitu membuat kehidupan rakyat
>  > sehari-hari cukup nyaman, membuat harga sembako dan BBM terjangkau,
>  > membuat biaya pendidikan anak dan perawatan kesehatan tidak mahal,
>  > membuat keamanan dan ketertiban terpelihara baik, membuat suasana
>  > batin yang mendorong untuk rukun berdamai dengan sesama manusia, untuk
>  > bersikap ikhlas dan sabar, untuk tahu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
>  > Pencipta atas nikmat yang dianugerahkan-Nya.
>  >
>  > Wah, semua itu permintaan yang berat sekali. Apakah Dede bisa
>  > memenuhinya? Can he deliver? Adakah kemampuan dan kecerdasan pada
>  > dirinya mengingat pendidikan formalnya serbaterbatas? Dede bukan
>  > sarjana. Dia aktor film yang di negeri ini belum dianggap tergolong
>  > jajaran with the best and excellent minds, yang kebanyakan bersifat
>  > medioker. Artinya, sedang-sedang, cukup saja. Maka bisakah Dede
>  > berkinerja dengan baik? Can he perform?
>  >
>  > Saya belum bisa menjawab pertanyaan tadi. Hanya Sang Waktu yang bisa
>  > mengatakan. Akan tetapi saya bisa informasikan bahwa Dede Yusuf secara
>  > genetik berlatar belakang yang mungkin membantunya dan merupakan aset
>  > baginya dalam bertugas sebagai pejabat publik, yaitu latar belakang
>  > keluarga politisi.
>  >
>  > Tahun 1930
>  >
>  > Pada suatu malam sekitar tahun 1930, di Padang, saya dibawa oleh kakak
>  > atau Pa Gaek saya bernama Raden Mohamad Yusuf, mantan sep stasiun
>  > kereta api S.S. (Staats Spoorwegen) bertandang ke salah satu rumah di
>  > Tepi Bandar Olo. Pa Gaek mau mengunjungi Roestam Effendi, seorang guru
>  > sekolah dasar swasta HIS (Holland Inlandsche School) Adabiah yang
>  > sakit kakinya karena jatuh dari tangga. Ibunda Roestam Effendi
>  > berkeluarga dengan Pa Gaek. Sebagaimana Marah Roesli, pengarang novel
>  > Siti Nurbaya, adalah kemenakan Raden Mohamad Yusuf, begitu juga
>  > Roestam Effendi diperlakukannya sebagai kemenakan.
>  >
>  > Selain guru, Roestam Effendi aktif di lapangan sastra kreatif. Bila
>  > Muhammad Yamin pada akhir 1920-an bermadah dalam sajak Pulau Andalas
>  > (Sumatra) yang indah, Roestam menulis tonil "Bebasari". Keduanya
>  > mendukung Sumpah Pemuda.
>  >
>  > Roestam berangkat ke Negeri Belanda untuk melanjutkan pelajaran. Dia
>  > bergabung dengan Perhimpunan Indonesia yang ketuanya ialah mahasiswa
>  > ekonomi Mohammad Hatta dan sekretarisnya mahasiswa Sutan Sjahrir. Dia
>  > terlibat dalam kehidupan politik warga Belanda dan bergerak dalam
>  > lingkungan Partai Komunis Belanda CPN (Communistische Partij
>  > Nederland). Bersama mahasiswa kiri lain seperti Setiajit, Abdulmadjid
>  > dia melancarkan aksi menentang pimpinan Hatta. Akibatnya, Perhimpunan
>  > Indonesia terancam oleh bahaya pecah belah.
>  >
>  > Pada masa itu Hatta diisukan akan dicalonkan sebagai anggota Tweede
>  > Kamer atau parlemen Belanda oleh sebuah parpol Belanda. Akan tetapi,
>  > Hatta yang berjuang untuk Indonesia Merdeka menolak pencalonan.
>  > Tersiarnya berita itu membuat Ir. Soekarno di Bandung menulis dengan
>  > tajam dan mengritik Hatta. Timbul polemik. Setelah beberapa waktu
>  > heboh itu jadi reda.
>  >
>  > Dalam pada itu yang beritanya kurang tersebar di Hindia Belanda ialah
>  > Roestam Effendi dicalonkan oleh CPN, memang dalam pemilu, dan menjadi
>  > anggota Tweede Kamer. Roestam Effendi adalah inlander pertama yang
>  > menjadi anggota parlemen Belanda. Posisi ini tidak pernah diduduki
>  > oleh putra Indonesia lain mana pun. Dan siapa yang pernah mengalami
>  > secara fisik dan mental betapa jahatnya penjajahan di Hindia Belanda
>  > dapat memahami bahwa prestasi Roestam Effendi itu luar biasa. Sebagai
>  > anggota Tweede Kamer Roestam Effendi dengan lantang menyatakan
>  > mendukung Indonesia Merdeka.
>  >
>  > Tanggal 10 Mei 1940 Nederland diserang dan diduduki oleh Nazi Jerman.
>  > Roestam yang telah menikah dengan perempuan Be

[Baraya_Sunda] Rosihan Noong Dede

2008-04-28 Terurut Topik mh
Latar Politik Dede Yusuf

Oleh ROSIHAN ANWAR

TERPILIHNYA Dede Yusuf sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat dalam Pilgub
13 April 2008 disambut dengan sukacita oleh kalangan masyarakat yang
menginginkan perubahan di negeri kita.

Dede Yusuf, usia 41 tahun, anggota DPR mewakili PAN, sebelumnya aktor
laga dan sutradara film, diharapkan bersama Gubernur Ahmad Heryawan
dari PKS memenuhi harapan orang banyak. Yaitu membuat kehidupan rakyat
sehari-hari cukup nyaman, membuat harga sembako dan BBM terjangkau,
membuat biaya pendidikan anak dan perawatan kesehatan tidak mahal,
membuat keamanan dan ketertiban terpelihara baik, membuat suasana
batin yang mendorong untuk rukun berdamai dengan sesama manusia, untuk
bersikap ikhlas dan sabar, untuk tahu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Pencipta atas nikmat yang dianugerahkan-Nya.

Wah, semua itu permintaan yang berat sekali. Apakah Dede bisa
memenuhinya? Can he deliver? Adakah kemampuan dan kecerdasan pada
dirinya mengingat pendidikan formalnya serbaterbatas? Dede bukan
sarjana. Dia aktor film yang di negeri ini belum dianggap tergolong
jajaran with the best and excellent minds, yang kebanyakan bersifat
medioker. Artinya, sedang-sedang, cukup saja. Maka bisakah Dede
berkinerja dengan baik? Can he perform?

Saya belum bisa menjawab pertanyaan tadi. Hanya Sang Waktu yang bisa
mengatakan. Akan tetapi saya bisa informasikan bahwa Dede Yusuf secara
genetik berlatar belakang yang mungkin membantunya dan merupakan aset
baginya dalam bertugas sebagai pejabat publik, yaitu latar belakang
keluarga politisi.

Tahun 1930

Pada suatu malam sekitar tahun 1930, di Padang, saya dibawa oleh kakak
atau Pa Gaek saya bernama Raden Mohamad Yusuf, mantan sep stasiun
kereta api S.S. (Staats Spoorwegen) bertandang ke salah satu rumah di
Tepi Bandar Olo. Pa Gaek mau mengunjungi Roestam Effendi, seorang guru
sekolah dasar swasta HIS (Holland Inlandsche School) Adabiah yang
sakit kakinya karena jatuh dari tangga. Ibunda Roestam Effendi
berkeluarga dengan Pa Gaek. Sebagaimana Marah Roesli, pengarang novel
Siti Nurbaya, adalah kemenakan Raden Mohamad Yusuf, begitu juga
Roestam Effendi diperlakukannya sebagai kemenakan.

Selain guru, Roestam Effendi aktif di lapangan sastra kreatif. Bila
Muhammad Yamin pada akhir 1920-an bermadah dalam sajak Pulau Andalas
(Sumatra) yang indah, Roestam menulis tonil "Bebasari". Keduanya
mendukung Sumpah Pemuda.

Roestam berangkat ke Negeri Belanda untuk melanjutkan pelajaran. Dia
bergabung dengan Perhimpunan Indonesia yang ketuanya ialah mahasiswa
ekonomi Mohammad Hatta dan sekretarisnya mahasiswa Sutan Sjahrir. Dia
terlibat dalam kehidupan politik warga Belanda dan bergerak dalam
lingkungan Partai Komunis Belanda CPN (Communistische Partij
Nederland). Bersama mahasiswa kiri lain seperti Setiajit, Abdulmadjid
dia melancarkan aksi menentang pimpinan Hatta. Akibatnya, Perhimpunan
Indonesia terancam oleh bahaya pecah belah.

Pada masa itu Hatta diisukan akan dicalonkan sebagai anggota Tweede
Kamer atau parlemen Belanda oleh sebuah parpol Belanda. Akan tetapi,
Hatta yang berjuang untuk Indonesia Merdeka menolak pencalonan.
Tersiarnya berita itu membuat Ir. Soekarno di Bandung menulis dengan
tajam dan mengritik Hatta. Timbul polemik. Setelah beberapa waktu
heboh itu jadi reda.

Dalam pada itu yang beritanya kurang tersebar di Hindia Belanda ialah
Roestam Effendi dicalonkan oleh CPN, memang dalam pemilu, dan menjadi
anggota Tweede Kamer. Roestam Effendi adalah inlander pertama yang
menjadi anggota parlemen Belanda. Posisi ini tidak pernah diduduki
oleh putra Indonesia lain mana pun. Dan siapa yang pernah mengalami
secara fisik dan mental betapa jahatnya penjajahan di Hindia Belanda
dapat memahami bahwa prestasi Roestam Effendi itu luar biasa. Sebagai
anggota Tweede Kamer Roestam Effendi dengan lantang menyatakan
mendukung Indonesia Merdeka.

Tanggal 10 Mei 1940 Nederland diserang dan diduduki oleh Nazi Jerman.
Roestam yang telah menikah dengan perempuan Belanda beruntung tidak
dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi oleh Jerman. Setelah proklamasi
kemerdekaan RI, pada akhir 1945 mulailah kembali pulang ke tanah air
para mahasiswa Indonesia yang sementara itu telah meraih gelar meester
in de rechten atau sarjana hukum. Tahun 1946 tibalah rombongan yang
membawa Dr. E.F.E. Douwes Dekker dan Roestam Effendi.

Douwes Dekker disambut mesra oleh Presiden Soekarno di Gedung Negara
di Yogyakarta. Pada tahun 1947 dia diangkat sebagai menteri negara.
Namanya diubah menjadi Dr. Danudirja Setiabudi.

Roestam Effendi tidak diberi sesuatu kedudukan dalam pemerintah RI.
Dia pergi bermukim di Solo. Walaupun dulu anggota Tweede Kamer
mewakili Partai Komunis Belanda, sekembalinya di tanah air dia tidak
bergabung dengan sayap kiri/FDR (Front Demokrasi Rakyat) yang setelah
kembalinya Musso ditransformasikan menjadi PKI atau Partai Komunis
Indonesia.

Dia memilih aktif dalam GRR (Gerakan Rakyat Revolusioner) yang juga
merupakan "rumah politik" Ibrahim Datuk Tan Malaka. Pemberontakan PKI
18 September 194

Re: [Baraya_Sunda] Re: Image Sunda ~ Sikabayan ;))

2008-04-28 Terurut Topik mh
Hehehe, wah simuing mah kopi lokal we Ambu. Sok pirajeunan ka balad
urang Sumatra upama mulang pesen kopi has daerahna. Tah rarasaan mah,
kopi Sidikalang Medan, nu karaos pelem teh. Ari kopi model starbuck
mah pait teuing Ambu lah.

salam,
mh

On Mon, Apr 28, 2008 at 6:40 AM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Abah...upami ngopi, kopi nanahaon? abdi ge tukang ngopi...sok pirajeuneun 
> modifikasi
>
>
>
>
>  - Original Message 
>  From: mh <[EMAIL PROTECTED]>
>  To: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
>
> Sent: Monday, April 28, 2008 11:05:45 AM
>  Subject: Re: [Baraya_Sunda] Re: Image Sunda ~ Sikabayan ;))
>
>
>  Recent Activity
> *  3
>  New MembersVisit Your Group
>  Best of Y! Groups
>  Discover groups
>  that are the best
>  of their class.
>  Y! Messenger
>  Quick file sharing
>  Send up to 1GB of
>  files in an IM.
>  Yahoo! Groups
>  Join a program
>  to help you find
>  balance in your life.
>  .
>
>
>
>   
> 
>
> Be a better friend, newshound, and
>  know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
> http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
>
>  [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
> 
>
>  http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
>  http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
>  [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


Re: [Baraya_Sunda] Re: MUNDINGLAYADIKUSUMAH

2008-04-28 Terurut Topik mh
On Sun, Apr 27, 2008 at 10:54 PM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Tah, saha nu CEREWED teh...raos nya nyuruput cikopi nu nyayagikeun Ambu 
> Hasan, Abah mah kantun mendeko...camperego...tah Abah istri teh kitu kajeun 
> cerewed ge GUMATI ka salaki...ceuk paribasa pakepuk ku damelan kantor, 
> pakepuk ku tugas, uih kantor nyimpan heula balanja, jol ka rorompok masak 
> ngurus budakkuma teu bade cerewed...piraku ngabejaan, mapagahan budak ku 
> "BALEM" nyahhh...hi teu puguh..kawas nu pireu...pan indung teh GURU 
> tembey barudakmemeh disakolakeun teh.
>

Hehehe, leres pisan Ambu, eta nu disaurkeun di luhur teh. Nu matak sim
uing ngacungkeun dua jempol, tah ka kaum wanoja. Terus terang we Ambu,
upama sim uing dipangumbaraan, ngadonjadi bujang lokal, hehehe,
pikeun ngurus badan sakujur wae oge mani pakepuk. Geura we, eta kameja
sareng lancingan digerus ku istrika teh sok ngadadak we,memeh miang ka
padepokan.

Kahartos pisan pedaran perkara /munding/-na. Upama diringkeskeun mah,
jigana kulantaran munding seueur pisan patalina jeung kahirupan
karuhun, kulantaran kitu eta kecap teh sering dipake ngaran jalma
jaman bihari.

Aya teu tokoh bihari nu ngranna dipakaitkeun jeung MAUNG? Geuing
kiwari mah aya "Maung Bandung"?

Salam,
mh


Re: [Baraya_Sunda] Re: Image Sunda ~ Sikabayan ;))

2008-04-27 Terurut Topik mh
Ambu ari Mundinglaya teh naon hartosna, cing ah dipedar. Eta geuning
tokok baheula mah milih ngaran teh sok dipakaitkeun jeung sasatoan,
aya /munding/, /kebo/, jeung sajabana. Tangtuna ge lain
/munding/+/per/+/laya/ nya?

Sok pedar ambu, sim uing campego hareupeun kompi, bari nyuruput cikopi. Hehehe.

Nuhun,
mh

On Fri, Apr 25, 2008 at 8:06 AM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Dunga abdi mah khusus kanggo sakumna URANG SUNDA, RAHAYU, WALUYA, NANJUNG, 
> NANJEUR, JAYA NING BUANA
>
>  Pesen ti Prabu Wangisutah oge "BHAGA NEKER BHAGA ANGGER; BHAGA NINCAK BHAGA 
> REMPAG"
>
>  Dina sagala pamaksadan ka nu pandeuri (nyaeta Urang Sunda saatos anjeuna) 
> kdah "BATI PEUREU TINGGAL NU ATIS TINA RASA"  heneu pamrih..istuning ku hate 
> beresih...
>
>  Aschev Schuraschev <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> Kntos sababaraha kali janten delegasi RI dina sababraha event di ASEAN sareng 
> APEC oge organisasi standar internasional. Mung masih kedah seueur diajar 
> abdi mah, seueur pisan kakirang. Neda pidu'ana wae ambu.
>
>
>   Baktos
>
>   - Original Message 
>   From: richadiana kartakusuma <[EMAIL PROTECTED]>
>   To: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
>   Sent: Friday, April 25, 2008 8:31:25 PM
>   Subject: Re: [Baraya_Sunda] Re: Image Sunda ~ Sikabayan ;))
>
>   So, it should be you the person that deserve seeing outside the box as well
>
>
>
>
>  [Non-text portions of this message have been removed]
>
>    _ _ _ _ _ _
>   Be a better friend, newshound, and
>   know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile. yahoo.com/ 
> ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ
>
>   [Non-text portions of this message have been removed]
>
>    - - ---
>   Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it 
> now.
>
>   [Non-text portions of this message have been removed]
>
>   __
>   Be a better friend, newshound, and
>   know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
> http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
>
>   [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
>
>  -
>  Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it 
> now.
>
>  [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
> 
>
>  http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
>  http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
>  [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


Re: [Baraya_Sunda] Re: Mundinglaya jeung Surawisesa

2008-04-27 Terurut Topik mh
>  1. PENGETAHUAN KEMAHIRAN WAYANG

Tah ieu perkara wayang, sim uing pernah nimu beja, upama teu salah mah
dina kalawarta Pusaka Sunda, cenah wayang jeung ngawayang asli buatan
karuhun urang, ngan carita wayang nu dipake kiwari cenah meunang
nginjeum ti India. Enya kitu eta teh? Ari jaman baheula, sugan aya
laratana jiga kumaha tah carita wayangna teh.

salam,
mh


On Sun, Apr 27, 2008 at 8:15 PM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> tah mecenghul geuning Abah Baplang tehheheheh..
>  kapribadian budaya bangsa nu 10 teh dikonsepkeun ku urang deungeun, 
> diluluguan ku H.G.Quaritch Wales (urang Inggris) "the sum of the cultural 
> characteristic which the vast majority of a people have in common as a result 
> of their experience in early life...or the very great and exceptional 
> capacity of the mind or imagination...or creative and intentive capacity"
>
>  teras diacu ku sabudeureun ahli2 budaya deungeun anu ngejebur ngahaja kana 
> orientalistik (d'etreme Orient) > dipageuhan ku Louis-Charles Damais (ieu 
> urang P'cis nu nikah ka urang Indonesia > kentel pisan kana budaya Nusantara 
> teh  langkung2 ti bangsa urang)
>
>  10 kepribadian asli Nusantara (sateuacan kaseundeuhan urang deungeun) teh 
> ieu (cultural identity):
>  1. PENGETAHUAN KEMAHIRAN WAYANG
>  2. PENGETAHUAN KEMAHIRAN GAMELAN
>  3. PENGETAHUAN KEMAHIRAN TEMBANG/METRUM
>  4. PENGETAHUAN KEMAHIRAN MEMBATIK
>  5. PENGETAHUAN KEMAHIRAN MENGERJAKAN LOGAM
>  6. PENGETAHUAN SISTEM MATA UANG
>  7. PENGETAHUAN KEMAHIRAN PELAYARAN (SISTEM NAVIGASI)
>  8. PENGETAHUAN KEMAHIRAN ASTRONOMI
>  9. PENGETAHUAN KEMAHIRAN IRIGASI
>  10. PENGETAHUAN SISTIM ORGANISASI SOSIAL
>
>  Waktos Cina & Hindu sumping nganjang teh bangsa urang mah tos pinter numawi 
> tara unjung - anjang ka batur ari teu peryogi2 teuing mah, ari deungeun 
> nganjang ka urang amargi 1) urang nusantara pinter 2) tanahna subur sumber 
> daya alam (hasil bumi) termasuk bungbu (rempah2), oge  parena seungit  tur 
> pulen, kalebet cara mengolah hasil laut diawetkeun ku cara digaringkeun 
> janten ikan asin, diawetkeun ku cara diasap, oge sarupaning bumbu nu nambih 
> sari pelem kana tuangeun nyaeta tarasi sareng petis...
>
>
>  mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote: On Sun, Apr 27, 
> 2008 at 4:04 AM, richadiana kartakusuma
>
>
>  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Wayang teh nyaeta salah sawios ciri asli budaya indung (10 kepribadian
>   budaya bangsa) sateuacan kaseundeuhan inovasi luar.
>
>   Cing Ambu, rada dipedar tah,naon wae nu 10 teh?
>


Re: [Baraya_Sunda] Re: sawarga RI?

2008-04-27 Terurut Topik mh
mun teu salah inget mah, /toloheor/ mah pakait jeung karesep ka
awewe,kang euy. ari /pinter kodek/ mah pakait jeung urusan materi.
jadi eta dua kecap,boga harti nu beda.

salam
mh

On Sun, Apr 27, 2008 at 2:40 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Teh D,
>
>  Ari nu toloheor nu kumaha nya? ;)) Enya oge sigana mah, toloheor mah
>  sinonim tina pinter kodek tea  he he he.
>
>  Tah lebah dinya mah 100% satuju. Eta berlaku oge keur Kang Asep! ;))R
>
>  --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, richadiana kartakusuma
>
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > "Toloheor" panginten, teu kaop ningal nu kinclong2ubin sugan
>  >
>  > Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kekecapan
>
>
> di handap, ngan berlaku keur kuring wungkul Teh M! ;))
>  >
>  >  Kang Asep mah pinter enyaan atuh. Kuring wungkul anu make 'kodek'mah!
>  >  Ngaku we lah he he he... R
>  >
>  >  --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, Maria Astati 
>  >  wrote:
>  >  >
>  >  > Hehehehe, hag siah.. eta lalaki Sunda disebut pinter kodek,
>  >  kumaha tah Kang Asep??
>  >  >
>  >  >   - Original Message -
>  >  >   From: Rahman
>  >  >   To: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
>  >  >   Sent: Friday, April 25, 2008 7:32 AM
>  >  >   Subject: [Baraya_Sunda] Re: sawarga RI?
>  >  >
>  >  >
>  >  >   >
>  >  >
>  >  >   Teh M,
>  >  >
>  >  >   Atuh puguh we kuring bisa ngarasa di sawarga. Kabeh geus
>  >  kacumponan Teh!
>  >  >
>  >  >   Pamajikan RI kuring ge aya... lain hiji deuih he he he... MAsih
>  keneh
>  >  >   boga jatah 3! ;)) Sunah eta teh cenah!
>  >  >
>  >  >   Sawarga keur bangsa batur mah... sarat na aya hiji: boga salaki
>  >  Sunda! ;))
>  >  >
>  >  >   Bageur, kasep, singer jeung pinter (kodek!) he he he
>  >  >
>  >  >   baktos,
>  >  >
>  >  >   Rahman
>  >  >
>  >  >
>  >  >
>  >  >
>  >  >
>  >  >
>  >  >
>  >  --
>  >  >
>  >  >
>  >  >   No virus found in this incoming message.
>  >  >   Checked by AVG.
>  >  >   Version: 7.5.524 / Virus Database: 269.23.4/1397 - Release Date:
>  >  2008-04-25 07:42
>  >  >
>  >  >
>  >  > [Non-text portions of this message have been removed]
>  >  >
>  >
>  >
>  >
>  >
>  >
>  >
>  > -
>  > Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.
>  Try it now.
>  >
>  > [Non-text portions of this message have been removed]
>  >
>
>
>
>  
>
>  http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
>  http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
>  [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


Re: [Baraya_Sunda] Re: Mundinglaya jeung Surawisesa

2008-04-27 Terurut Topik mh
On Sun, Apr 27, 2008 at 4:04 AM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Wayang teh nyaeta salah sawios ciri asli budaya indung (10 kepribadian
budaya bangsa) sateuacan kaseundeuhan inovasi luar.

Cing Ambu, rada dipedar tah,naon wae nu 10 teh?

salam,
mh


[Baraya_Sunda] NGOPI Euy!

2008-04-22 Terurut Topik mh
Baraya, utamana nu resep ngelegik cikopi, aya blog hade (lain aman,
lain da'i, hehehe) euy, nu ngocoblak urusan kopi.
Toong geura di dieu:

http://kopitips.com/

salam,
mh:


Re: [Baraya_Sunda] Naon arti kata "Kinayung jeung kinanti?"

2008-04-21 Terurut Topik mh
On Mon, Apr 21, 2008 at 11:43 AM, k4ng_deni <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sampurasun
>
>  Kamari ngobrol jeung babaturan manggih kata; kinayung, kinanti, pas
>  ditanya naon nya artina, uing ngan "nyengir" teu yaho ah..
>
>  Arti kinayung teh naon nya?
>  Kinanti oge naon?
>
>  Aya nu terang?
>
>  Punten ah, nyunkeun tulung yeuh panghartoskeun.
>
==

Tah ieu, aya conto pupuh nub rada gelo, hehehe, meunang nyutat ti blob baraya:

Pupuh

Ku Eka Priatna — 15 Aug 2006 @ 08:38 · Kategori Pangalaman

Mimitina mah pamajikan. Teu pupuguh ujug-ujug nanya, "Kang, ari pupuh
magatru teh nu siga kumaha tea, nya?"

Ti baheula, kuring mah teu apal-apal kana pupuh teh. Enya ari KSAD mah
hatam silung-silung ge. Ngan ari kudu ngahaleuangkeun pupuh nu 13 deui
mah taluk. Tong boroning ngahaleuang, dalah nyebutan ngaran-ngaran
pupuhna oge sok bari jeung beak dengkek.

Bapa kuring nu apal kana pupuh mah, nepi ka pasipatan unggal jenis
pupuh. Pan beda-beda cenah watek pupuh teh. Misalna bae pupuh pucung,
watekna teh sedih, nguyung. Beda deui jeung pupuh durma, ieu mah boga
watek nu ambek atawa sumanget. Jadi, lamun hayang ngagambarkeun
paripolah nu anggang ti gumbira, ulah make pupuh durma. Teu payus.

Kuring jadi inget deui jaman keur sakola di SMP, ku guru basa Sunda
dibere tugas nyieun pupuh kinanti. Pupuh kinanti teh kuduna
ngagambarkeun kanyaah. Tapi da keur latihan mah bebas we temana mah.
Nu penting surup jeung "rumusna". Pupuh kinanti teh diwangun ku genep
padalisan. Unggal padalisan miboga dalapan engang. Padalisan kahiji
ngalagu kana hurup u. Padalisan kadua boga lagu i. Padalisan kadua
laguna a. Jeung saterusna. Cindekna, guru wilangan jeung guru lagu
dina pupuh kinanti teh nyaeta 8u-8i-8a-8i-8a-8i.

Contona bae pupuh kinanti nu pangsohorna nu ngomongkeun kalong (lain,
lain ABG dugem).

budak leutik bisa ngapung (8u)
babaku ngapungna peuting (8i)
kalayang kakalayangan (8a)
neangan nu amis-amis (8i)
sarupaning bungbuahan (8a)
naon bae nu kapanggih (8i)

Tuh. Tetala nuturkeun rumus guru wilangan jeung guru lagu keur pupuh kinanti.

Hanjakal poho deui siga kumaha pupuh nu dijieun harita. Nu jelas mah
nyebutan ngaran-ngaran gunung di tatar Sunda. Hese nyieuna oge, meh
sapoe sapeuting. Ngan mun hayang babari mah, turutan we si Jajang,
babaturan sabangku. Manehna nyieun pupuh kinanti, dibere judul Siki
Nangka jeung Siki Kadu. Kieu.

siki nangka siki kadu
nangka siki kadu siki
siki kadu siki nangka
kadu siki nangka siki
siki siki kadu nangka
kadu siki nangka siki

Alah, babari pisan, nya?

citation: http://gerentes.blogsome.com/2006/08/15/pupuh/



http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda


[Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Baraya_Sunda] Naon arti kata "Kinayung jeung kinanti?"

2008-04-21 Terurut Topik mh
Kang, ceuk beja mah, kecap /kinanti/ teh asalna tina kecap basa Jawa
/kanti/ + sisipan /in/, nu hartina /balad/, /batur/, atawa /kanca/.
Aya baladna, jiga kecap /nganti/ nu hartina nungguan. Salian ti eta,
cenah aya pupuh nu disebut pupuh Kinanti, nu ngagambarkeun rasa nu
keur kesel nungguan, deudeupeun, atawa kanyaah.

Ari, /kinayung/, duka teuing tah tina kecap nanahaon. hehehe. Jigana
asalna tina kecap /layung/, robah sora jadi /kinayung/, pedah aya
baladna /lumayung/. Meureun keur ngagambarkeun kaayaan sareupna rek
burit, dimana cahaya layung murub mubyar.

Sugan eta ge.

salam,
mh


On Mon, Apr 21, 2008 at 11:43 AM, k4ng_deni <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sampurasun
>
>  Kamari ngobrol jeung babaturan manggih kata; kinayung, kinanti, pas
>  ditanya naon nya artina, uing ngan "nyengir" teu yaho ah..
>
>  Arti kinayung teh naon nya?
>  Kinanti oge naon?
>
>  Aya nu terang?
>
>  Punten ah, nyunkeun tulung yeuh panghartoskeun.
>
>
>  Baktos
>  Kang Deni
>  Web: http://www.deni-ds.com


Re: [Baraya_Sunda] Re: S U R I L I

2008-04-19 Terurut Topik mh
Hehehe, Ambu aya patarosan yeuh ti baraya, cing kumaha jawabna:

"Rhinoceros sondaicus desmaere kok diindonesiakeun janten Badak Jawa,
sanes Badak Sunda. Sonadaicus asal katana sunda, sanes?"

salam,
mh

On Sun, Apr 20, 2008 at 12:55 AM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Abah! nambihan ingon2 teh nya Sakadang Surili sapuratina, Sakadang Badak 
> saparakanca...cing Abah Maung sakadang Tigre...komo Siberian Tiger mah mani 
> gagah kitu "baplang" siga Abah...hehehheh
>
>  Si Abah mah milari "picatureun" pedah milis sepi...jadi weh peperenian 
> JUMANJI dikencar-kencarkeunnakumaha? hahahahaha
>
>
>
>  mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote: On Sat, Apr 19, 
> 2008 at 4:53 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   > --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   >
>   >  Teu jauh ti imah (kl. 20 menit make sapedah), aya museum anu disebut
>   >  naturalis:
>   >


Re: [Baraya_Sunda] Re: S U R I L I

2008-04-19 Terurut Topik mh
On Sat, Apr 19, 2008 at 4:53 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Teu jauh ti imah (kl. 20 menit make sapedah), aya museum anu disebut
>  naturalis:
>
>  
> http://www.naturalis.nl/asp/page.asp?alias=naturalis.en&view=naturalis.en&id=i000256&frameurl=http%3A%2F%2Fwww.naturalis.nl%2Fnaturalis.en%2Fnaturalis.en%2Fhome.html
>
>  Kabeneran keur aya pameran urusan permonyetan. Salah sahiji anu
>  dipamerkeun teh, kuring nempo oge surili. Ari surili bet beda jeung
>  lutung geuning. Dina bayangan kuring mah ieu sato teh badag. Sing
>  sumpah, can pernah nempo ieu sato di habitat na di TS.
>
>  Sigana mah, bayangan kuring kana surili, komo kana lutung mah, rada
>  paciweuh jeung imago dongeng Lutung make sarung eh... Kasarung
>  meureun? ;)) Sabab dina dongeng, pan sakadang lutung ge dimanusakeun.
>  Jadi kuring boga anggepan lutung sagede jelema meureun? he he he...
>
>  Lain, aya keneh teu di habitat leuweung urang ieu sasatoan teh?
>

Duka teuing tah, aya keneh kitu surili jeung, oa, jeung lutung di
leuweung urang. Kungsi meunang beja, leuweung Sancang ge geus pada
ngaruksak kang euy. Sainget uing, sekitar ahir taun 80-an, tatangkalan
di lembur uing mimiti digalaksak jelema teh. Utamana sangeus urang
lembur mimiti wawung jeung ragaji listrik, kabeneran pasukan tukan
ragaji listrik teh urang lembur uing deui. Tah ti saprak harita, kai
naon wae ditaluaran. Kulantaran kitu, tempat hirup dulur urang
sabangsa surili, oa jeung lutung teh kadeseh ku jelema, duka teuing
kalabur kamana.

salam,
mh


[Baraya_Sunda] Fwd: S U R I L I

2008-04-19 Terurut Topik mh
-- Forwarded message --
From:  <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sat, Apr 19, 2008 at 10:33 AM
Subject: Re: [Urang Sunda] S U R I L I
To: [EMAIL PROTECTED]

Rhinoceros sondaicus desmaere kok diindonesiakeun janten Badak Jawa,
sanes Badak Sunda. Sonadaicus asal katana sunda, sanes?


Re: [Baraya_Sunda] Re: DOKUMEN RAHASIA CIA TENTANG PENYERBUAN KE INDONESIA

2008-04-19 Terurut Topik mh
moal kitu, kulantaran kawijakan nu diterapkeun ku walanda di tanah
jajahan beda jeung di lemburna. kulantaran kitu walanda teu wanieun
nibankeun hukuman pati, sabab sieun ku hukum nu dipake di lemburna.
cing kang rh, ari di walanda hukuman pati pernah aya teu?

On Sat, Apr 19, 2008 at 6:42 PM,  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Nu kuring rada teu ngarti kana kalakuan walanda teh, maranehna leuwih resep 
> hukum buang tinimbang hukum pati. Para pamimpin nu ngalawan walanda lamun 
> beunang, tara dihukum pati, tapi dibuang.
>
>  Cik tah kunaon pangna kitu?
>
>
>
>  Waluya
>
>    Pesan asli 
>  Dari: mh <[EMAIL PROTECTED]>
>  Terkirim: 19 Apr 2008 9:44am +00:00
>  Ke:  
>  Perihal: Re: [Baraya_Sunda] Re: DOKUMEN RAHASIA CIA TENTANG PENYERBUAN KE 
> INDONESIA
>
>
>
>  On Sat, Apr 19, 2008 at 4:57 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  >  Bener, jadi seuri deui maca ieu dongeng.
>  >
>  >  He he he... Mun teu salah mah ieu dongeng teh pernah dipostingkeun oge
>  >  di dieu sawatara waktu ka tukang.
>  >
>  >  Mun Amrik nyerbu... sigana mah teu perlu make tangtara atawa operasi
>  >  CIA. Gampil SOGOK we pamingpin nagara urang. Ditanggung serah
>  >  bongkokan! :))) R
>  >
>
>  jigana jurus ieu oge nu dipake ku walanda baheula, keur urusan jeung
>  urang lembur teu kudu turun sorangan, cukup ku milih preman sasama
>  urang lembur. karekam dina dongeng obrolan kolot, cenah urang lembur
>  leuwih sieun ku walanda hideung tibatan walanda tulen. hehehe.
>
>  salam,
>  mh


Re: [Baraya_Sunda] Re: Image Sunda ~ Sikabayan ;))

2008-04-19 Terurut Topik mh
On Sat, Apr 19, 2008 at 5:02 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kang,
>
>  Reformasi naon na? Pan ieu teh salah sahiji mind set Sunda. Mind set
>  Sunda sacara kasar bisa ditempo ti dua sisi. Anu siga SI Kabayan...
>  resep kababayan. Aya oge anu super serius saperti sifat na Mundinglaya.
>
>  Ieu dua pasifatan Sunda ulah diapilainkeun, tapi kudu dikau ku urang
>  SUnda sabage aset anu hade. Ngan kalolobaanana ieu software teh sok
>  dipake pincang. Kuduna mah dipake rada saimbanag antara sikep Kabayan
>  jeung Mundinglaya. Heureuy jeung serieus kudu balans.
>
>  Sigana mah, kulantaran pasifatan urang TEU dipake balans, antuk na
>  ngan ukur bisa 'leumpang di tempat'?

di pusat olah-badan mah, ampir kabeh alat nu dipake teh, ukur keur
'jalan di tempat', teu kudu ngacir ngurilingan lapang maenbal tujuh
balikan, cukup ungkleuk-ungkleukan dina ban-muter, geuning hasilna
sarua luat-leet kesang. teuing nyambung teu nya, hehehe.

salam,
mh


Re: [Baraya_Sunda] Re: DOKUMEN RAHASIA CIA TENTANG PENYERBUAN KE INDONESIA

2008-04-19 Terurut Topik mh
On Sat, Apr 19, 2008 at 4:57 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Bener, jadi seuri deui maca ieu dongeng.
>
>  He he he... Mun teu salah mah ieu dongeng teh pernah dipostingkeun oge
>  di dieu sawatara waktu ka tukang.
>
>  Mun Amrik nyerbu... sigana mah teu perlu make tangtara atawa operasi
>  CIA. Gampil SOGOK we pamingpin nagara urang. Ditanggung serah
>  bongkokan! :))) R
>

jigana jurus ieu oge nu dipake ku walanda baheula, keur urusan jeung
urang lembur teu kudu turun sorangan, cukup ku milih preman sasama
urang lembur. karekam dina dongeng obrolan kolot, cenah urang lembur
leuwih sieun ku walanda hideung tibatan walanda tulen. hehehe.

salam,
mh


[Baraya_Sunda] S U R I L I

2008-04-18 Terurut Topik mh
Dinilai Mengandung Filosofis Suara Rakyat
SURILI, Maskot Baru Fauna Jabar

Para ahli lingkungan sepakat, maskot atau identitas flora (tumbuhan)
dan fauna (hewan) sangat penting dalam usaha-usaha pelestarian alam
dan lingkungan. "Simbol satwa dan tumbuhan memang menunjang sekali
dalam upaya konservasi," kata Prof. Dr. Hadi S. AliKodra, pakar
lingkungan dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Dia mengungkapkan hal itu saat menjadi pembicara pada Dialog Identitas
Fauna jawa Barat yang diselenggarakan Badan Pengendalian Lingkungan
Hidup Daerah (BPLHD) di Asia Africa Cultural Centre (AACC) Bandung,
beberapa waktu lalu. Dengan adanya sim­bol atau maskot, menurut AM
Kodra, masyarakat punya sesuatu yang harus dijaga dan dilestarikan
secara bersama. "ini akan men­dorong masyarakat berperan aktif menjaga
dan memelihara ke­kayaan alam di ling­kungan sekitarnya karena flora
atau fauna yang menjadi maskotnya me­rupakan bagian dan alam
lingkungan," ujarnya lagi.

Pada gilirannya, masyarakat pun akan menyadari bahwa dia juga tidak
bisa dipisahkan dengan alam. Pemerintah Provinsi Jabar pun menyadari
hal itu. Berdasarkan Keputusan Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat No.
001/5K 11 36-BLH/1 994 tentang Penetapan Identitas Flora dan Fauna
Provinsi Jawa Barat, ditetapkan maskot atau identitas flora dan fauna
Provinsi Jabar. lJntuk flora maskotnya adalah gandaria
(boueamacrophylla grill) dan untuk fauna badak Jawa (rhinoceros
sondaicus desmaere) yang hidup di Cagar Alam Ujungkulon. "Sehubungan
dengan terbentuknya Provinsi Banten, Jawa Barat tidak memiliki lagi
identitas fauna," kata Lex Laksamana, Kepala BPLHDJabar.

Lex menyebutkan Jawa Barat perlu menetapkan identitas baru fauna.
"Maskot floranya tetap gandaria, tidak diubah," ujarnya. Menurut Lex,
identitas fauna jabar ini diambil dari fauna khas Jawa Barat dan
menjadi kebanggaan masyarakat. "Identitas fauna hendaknya menjadi
sumber inspirasi dan pendorong bagi kita semua dalam menjaga,
memelihara serta meningkatkan kualitas alam dan lingkungan," kata Lex
lagi.

Guna menetapkan maskot fauna, BPLHD berkali-­kali melakukan dialog
dengan ahli ling­kungan, aktivis lingkungan, pers, tokoh masyarakat,
dan budayawan Sunda. "Kami tidak bisa memutuskan sendiri, tetapi harus
berdasar­kan kesepakatan bersama," lanjut Lex, hanya memfasi­litasi
dialog. "Apa den­titas fauna Jawa Barat sepenuhnya bergan­tung pada
hasil kese­pakatan."

Dalam menentu­kan maskot baru fauna Jawa Barat, dalam kacamata Hidayat
Suryalaga, budayawan Sunda yang juga beke­rja di Lembaga Kebuda­yaan
Universitas Pasun­dan (Unpas) Bandung, setidaknya ada tiga syarat yang
harus diperhatikan. Ketiga syarat itu berdasarkan kajian ilmiah,
kajian mitos, kepercayaan masyarakat tradi­sional, filosofi dan kajian
estetika. "Dalam kajian ilmiah, maskot fauna harus benar-benar hewan
yang ada di Jawa Barat dan masih hidup," tandasnya.

Setelah itu, kemudian dikaji dan segi mitos, kepercayaan tradisional
dan filosofinya. "Fauna yang dijadikan identitas harus mengandung
filosofis, bahkan filosofis tersebut idealnya berkaitan erat dengan
budaya masyarakat, dalam hal mi masyarakatiawa Barat," kata Hidayat.

Dia mencontohkan, maungsancang yang dimaknai sebagai kesetiaan
masyarakat terhadap pemimpinnya. "Contoh lain, jalak harupat yang
dimaknai sebagai kepandaian berbicara, luwes, indah, terampil, dan
bersahabat," kata Hidayat lagi.

Selain mengandung filosofls, lanjut dia, maskot atau ikon fauna pun
harus memenuhi syarat estetika. Fauna yang dijadikan maskot tidak
hanya harus indah dan enak dipandang, tetapi menimbulkan rasa sesuatu
bagi yang melihatnya. "Misalnya bangga, senang, gembira, bisa
memaknainya, bahkan menimbulkan perubahan kepada orang yang
melihatnya, estetis tidak selalu mesti indah," ujarnya.

Ketiga syarat itu, bagi Hidayat, harus dipenuhi dalam menentukan ikon
fauna jawa Barat. Dan beberapa pertemuan, dengan mempertimbangkan
syarat-syarat tadi dihasilkan tiga fauna yang menjadi nominasi
identitas fauna Jawa Barat. Tiga fauna tu adalah elang jawa (spizaetus
bartelsi), owa jawa (hylobates moloch), dan SURILI (presbytis comata).

Dan ketiga nominasi tersebut, yang dapat dianggap binatang khas Jawa
Barat adalah SURILI. Di luar Jabar, SURILI hanya terdapat di Gunung
Slamet. Elang jawa penyebarannya diseluruh pulau Jawa dan owa terdapat
di daerah Tawa Tengah. Berdasarkan hal itulah, dalam Dialog ldentitas
Fauna Jawa Barat, Selasa (23/9) lalu yang dihadiri ahli lingkungan,
aktifis lingkungan, budayawan Sunda, wakil perguruan tinggi, dan
lain-lain, disepakati maskot baru fauna Jawa Barata dalah SURILI.

Hidayat Suryalaga menyebutkan bahwa SURILI dapat dimaknai sebagai
suara atau pendapat rakyat. "Hal tu tergambar dalam cenita pantun
'Lutung Kasarung' ketika Guru Minda dan kahyangan diturunkan ditengah
hutan negara Pasin Batang Anu Girang, disambut sukacita oleh SURILI
sareuni," ujar Hidayat.

Diceritakan SURILI sareuni, tingguntayang, barungah mapag putra Sunan
Gunung Ambu anu Lungsur ka marcapada (SURILI kegirangan,
bergelantung

Re: [Baraya_Sunda] Re: Ongol-ongol

2008-04-18 Terurut Topik mh
tah kecap /tonggong/ mah enya sarua, sora /g/-na eces. sarua jeung
kecap /nonggeng/, sora /g/-na bedas. hehehe.

salam,
mh

On Fri, Apr 18, 2008 at 9:06 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > Panasaran ku entri kamus LBBS, perkara kecap /ongol-ongol/ atawa
>  > /onggol-onggol/. Uing nginget-nginget kana kamus denge, salila hirup
>  > di lembur, Garut kaler. Enya, asa can ngadenge eta kecap diucapkeun
>  > jadi ngabeledug /onggol-onggol/. Nu masih inget sarta 'karasa' nepi
>
>  Rek mailk nanya Kang MH,
>
>  Ari di Garut kaler, kecap 'tonggong' diucapkeun make beledug /g/ atawa
>  henteu?
>
>  Di SMI mah asa janga diucapkeun jadi 'tongong' teu make beledug. Sugan
>  aya varian sejen na di wewengkon nu lian na? R
>


Re: [Baraya_Sunda] "BreadTalk" Syubhat, Akhmadyah "Halal"?

2008-04-18 Terurut Topik mh
Aya tatarucingan:

1. barang naon nu dianggap 'haram' tapi dipikaresep?
2. barang naon nu dianggap 'halal' tapi dipikasieun?

salam,
mh

2008/4/18 richadiana kartakusuma <[EMAIL PROTECTED]>:
> Kunaon nya Abah! jelema teh bet ribut bae urusaneun nu teu uruseun...puguh 
> deui nu langkung bahaya mah ku nyalindung akon2 agama Islam nu jelas mah bade 
> ngadamel nagara anyar...seu-eur pan kumpulan2 nu teu resmi kieu... teh naha 
> teu nu ETA nu DITINDAKpuguh merangan KAMISKINAN ge taan 
> TUNTAS...hayoh...nyieun nu aneh2 maak pipaseaeun duduluranmukakeun luang  
> ka batur...apanan tiasa dimangpaatkeun  ku  urang luar//kondisi kieu teh
>  siga jaman sakadang WAlanda baheulaantar karajaan pupusuhan..manrehna 
> asup...asa mobok manggih gorowongtungtuna dulur silih paehan, Walanda nu 
> nanjeur
>
>  Araraneh wae
>
>  Waluya <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Roti 
> "BreadTalk" jeung Hoka-Hoka Bento cenah diragukeun kahalalanana, beda
>
>  deui jeung Akhmadyah cenah " Halal" saperti dibejakeun ku Suara Merdeka
>   Online (Koran ti Semarang) :
>


Re: [Baraya_Sunda] Re: Ongol-ongol

2008-04-17 Terurut Topik mh
Panasaran ku entri kamus LBBS, perkara kecap /ongol-ongol/ atawa
/onggol-onggol/. Uing nginget-nginget kana kamus denge, salila hirup
di lembur, Garut kaler. Enya, asa can ngadenge eta kecap diucapkeun
jadi ngabeledug /onggol-onggol/. Nu masih inget sarta 'karasa' nepi ka
kiwari teh, ucapanana /ongol-ongol/.

Cing, upama aya kasus jiga kieu, mana nu kudu dipercaya nya: kamus
atawa pangalaman empiris. Bisi wae ceuli kuring nu saliwang, atawa nu
nyieun kamus pabeulit curukna nalika ngetik eta entri.

Ngan wae, upama noong make jurus 'heula mana endog jeung hayam',
tangtu we kamus nu diborojolkeun ku basa lisan, lain sabalikna, basa
lisan nu diborojolkeun ku kamus.

salam,
mh

On Thu, Apr 17, 2008 at 5:52 AM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Nuhun Teh D,
>
>  Tapi entri dina kamus mah KUDU make dua /g/ na he he he. Entri
>  'Ongol2' mah teu aya! Lantaran panasaran, bisi enya salah...Bieu
>  diontrog dina kamus LBBS. ;))
>
>  Sok jajan ci'uk mah jaman keur di Sukabumi Teh. Sok aya tukang ci'uk
>  ngulampreng. Kadieunakeun sok manggihan tukang cireng. Ari 'cileuh'
>  sok dijarualan deuih tara nya?he he he
>
>  baktos,
>
>  Rahman
>
>
>
>  --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, richadiana kartakusuma
>
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > sanes "onggol-onggol" (teu ksah di-beledug2keun) nu hampang wae
>  "ongol-ongol" (not double "g")
>  >
>  > > ci'uk? moci kitu, asa nembean ngadangu ci'uk mah ...di lembur mana
>  waktos kang Rahman "olol leho"na teh...
>  >
>  > Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Aya hiji
>
>
> deui, jaman keur leutik sok dahar anu disebut "ci'uk"
>  >  (singgetan tina aci jeung suuk). Enya samacam onggol2 tina aci, make
>  >  saos kacang suuk.
>  >
>  >  Sigana mah eta teh baraya na ciwang nya Kang? ;)) R
>  >
>  >  --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, helmi matari
>  >   wrote:
>  >  >
>  >  > di lembur kuring mah nu asin teh disebut : Ciwang...(aci make
>  >  bawang) tapi ceuk babaturan kuring mah ngarana Kueh Lobak hehehehe
>  >  >
>  >  > salam,
>  >  > helmi matari suryanegara
>  >  >


Re: [Bulk] Re: [Baraya_Sunda] Kujang

2008-04-16 Terurut Topik mh
On Wed, Apr 16, 2008 at 6:17 PM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> abdi mah URANG LEMBUR< abah! popolah sagala ku sorangandiwarah ku pun 
> biang resep warisan ti pun nini, janten letah teh letah SUNDA,
>  mangsaning ngadamel ongol2 tina tipung kawung (ayeuna mah tina nanahaon 
> geuning..nu diicalan di toko2 kueh Cina...lah teu aruni pajah ongol2 cnah, 
> duka tipung nanahaon)
>
>  katuanan kuno Sunda mah, bangsaning jalabria, limpung, borondong ketan (nu 
> eusina enten = gula kalapa), wajit ketan (10 kalapana oge), bangkerok, 
> leupeut ketan-kacang, tangtang angin...
>

Beu eta si Ambu, teu kapalang ari ngabibita teh. Kang Rahman, Bah
Willy, Bah Iwa, yu urang nyaba ka Ciamis kang euy! Urang ngabedahkeun
balong, ngala bogo jeung kancra. Hehehe.

salam,
mh


Re: [Bulk] Re: [Baraya_Sunda] Kujang

2008-04-16 Terurut Topik mh
On Wed, Apr 16, 2008 at 5:48 PM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> hi...abdi tea atuh, palay kitu? nakumaha ngintunkeunana deuih...
>  amis abah...anging peucang mah...langkung raos ti sapi pedet (ceu abdi 
> ketah) aranglangka...tapi mun kenging sok kaagehan wae kakintun ti 
> lembur...kaalana tara kahaja biasana mah
>
>  oge lalaukan ranca - leuwi...bogo, paray, berenyit ...seug dipais dina 
> hawu... bungbuna oge kedah dibeuleuman heula sateuacan direndos 
> dihijikeun...seungit melenghir...matak tigurawil mitoha...hahahah..geura 
> Abah, mun waktosna bebesanan ngala ka urang Cisaga - Karangkamulyan...moal 
> teu bungkiang kunu aheng2...waas
>

Walah etah, pais paray jeung berenyit. Dipais-barikeun geura Ambu,
heug pinuh ku surawung. Hehehe.

salam,
mh


Re: Bls: [Baraya_Sunda] Re: Arab gundul?

2008-04-16 Terurut Topik mh
On Wed, Apr 16, 2008 at 1:40 AM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Nyaeta kitu...LIEUR SUGA DUNYA eh, BASA ARAB=BASA SAWARGa, atuh mun kitu mah 
> Urang Hindu, Urang Budha, Urang Sunda..jeung Urang-Urang Sarerea mun hoyong 
> ka Surga teh kdah ku basa Arab..ngahaja nyah? naha di Surga teh ti Malaikat 
> dugi ka malaikat teh...ngan tiasa basa Arab kitu...kanggo naon atuh dicipta 
> sajuta bangasa, sajuta ras, sajuta basa jeung sajuta budaya oge sajuta 
> indung...
>
>  Surga teh eta mah khusus ceuk ARAB
>  ceuk Buddha/Hindu = nirwana
>  ceuk Kristen EDEN = HEAVEN
>  ceuk Sunda = lebak Cawene = Kalanggengan
>

Asa inget kasauran sepuh di lembur, aya nu disebut: alam padang, poe
panjang, nagara tunjung sampurna. Ieu teh jigana keur ngagambarkeun
sawarga nya.

salam,
mh


Re: [Baraya_Sunda] Re: Kujang-> ikon Sunda?

2008-04-16 Terurut Topik mh
Kang, ceuk saha eta, yen keris teh cap Jawa? Cing kumaha laratanana.
Sakadar Info, kabeh raja Malayu, marake keris oge. Kitu deui, kungsi
maca aya Keris Tangguh Pajajaran.

salam,
mh

On Wed, Apr 16, 2008 at 12:55 AM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Ngarah jelas,
>
>  Kasangtukang kuring mikir siga nu ditulis dihandapa teh. Pan geuning
>  batur mah bisa kawentar ku pakarang:
>
>  Keris=Jawa
>  Samurai=Jepun
>  AK47=Rusia
>  M16=Amrik
>  Uzi=Israel
>
>  jlte he he he
>
>
>
>
>  --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, "Rahman" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > Leupas tina masalah nu keur neangan kujang. Sigana rada pantes oge mun
>  > pakarang kujang dijadikeun ikon budaya Sunda? Pantes teu kira2 na?
>  >
>  > Aya nu apal sarsilah ieu pakarang? Sok ah...burudulkeun sabangsa
>  > dongeng, fakta, literatur jlte... perkara kujang.
>  >
>  > baktos,
>  >
>  > Rahman
>  >
>
>
>
>  
>
>  http://groups.yahoo.com/group/baraya_sunda/
>  http://barayasunda.servertalk.in/index.php?mforum=barayasunda
>
>
>  [Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea]Yahoo! Groups Links
>
>
>
>


Re: [Bulk] Re: [Baraya_Sunda] Kujang

2008-04-16 Terurut Topik mh
On Wed, Apr 16, 2008 at 12:51 AM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> kaleresan yeuh, abdi butuh bedog kanggo di dapur...boh meula hayam, meri, 
> sapi oge peucangsatewu acan dipais, di tim atanapi dibeuleum. Enyaan yeuh 
> peryogi BEDOG
>


Ambu, eta masih aya peucang, meunang moro timana? Sugan we aya kerena. Hehehe.

salam,
mh


Re: [Baraya_Sunda] Re: Identitas Sunda?

2008-04-15 Terurut Topik mh
2008/4/15 Rahman <[EMAIL PROTECTED]>:
>
> Mun Kang Anwar Ibrahim sabage pamingpin oposisi bisa ngagulingkeun
> Kang Badawi, bisa ieu ge bisa dijadikeun bukti? R
>

Mun ninggali hasil pemilu Malaya kamari, cenah ieu minangka pemilu
pangpunjulna pikeun partei oposisi sapanjang sajarah Malaya. Partei
oposisi unggul di 5 negara bagian tina total 13 nagara bagian.
Saenyana mah jadi unggul di 7 nagara bagian, sabab di dua nagara
bagian kepala daerah nu ditunjuk ku pamarentah federal teu disatujuan
ku Raja. Numatak pamarentahan kiwari teu dominan teuing jiga jaman
Mahathir. Kamungkinan Anwar maju dina pilihan kahareup tambah gede,
jeung jigana teu perlu make 'gulang-guling' sagala. Toong geura di
Youtube, wawancara Anwar jeung TV Indonesia dina acara Kick Andy.

salam,
mh


[Baraya_Sunda] Radio jeug Baraya Kanekes

2008-04-15 Terurut Topik mh
Radio,Masyarakat Adat dan Dunia Luar

KBR68H

03-04-2008
  Kasepuhan Cipta Gelar dan radio


 *Kasepuhan Ciptagelar, Masyarakat Adat Banten Kidul yang berada di rimba
Gunung Halimun, Kampung Sukamulya, Desa Sirnaresmi, Cisolok, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat; selama ini terisolasi dari dengan dunia luar. Ini
mendorong Pemimpin adat Ugi Sugriwa Rakasiwi, memutar otak bagaimana caranya
Ciptagelar dapat terhubung dengan dunia luar, dengan adat tetap dipegang.
Dia membuat pemancar Radio yang menjadi media komunikasi dari adat kepada
warga. Seperti apa radio di tengah adat istiadat kesepuhan Ciptagelar yang
masih dipegang kuat? Suasana kampung Ciptagelar *


*[image: Badui120.jpg]*Kampung Ciptagelar berjarak lebih dari 100 km dari
Kota Sukabumi, Jawa Barat. Ke sana orang hanya bisa dengan sepeda motor atau
mobil jeep yang sudah dirancang khusus untuk medan sulit. Itu pun belum
sampai ke tujuan, karena masih perlu disambung jalan kaki sejauh tiga
kilometer.

Di Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, warga
hidup dengan aturan adat yang sangat mereka patuhi. Misalnya dalam membuat
rumah, mereka memakai atap ijuk, bukan genteng. Seorang warga, Jayadi,
menuturkan.

*Taat adat
*Jayadi: "*Saur sepuh kapungkur, tiang cagak hateu salak. (*Di sini itu
tidak menggunakan tembok, kenteng, seng, disesuaikan dengan adat di sini,*
red.)*"

Warga adat Kampung Ciptagelar tidak mau hidup di bawah genteng yang terbuat
dari tanah. Bagi mereka hanya orang mati yang berada di bawah tanah. Menurut
Jayadi, anggota baris koboi atau penghubung warga adat dengan warga luar,
adat di Kampung Ciptagelar juga diatur cara menanam padi.

Jayadi*:* "*Carana melak pare, abahkan pupuhuna. Sacanna abah nyibakkeun sri
kabumi. Jadi Incu putu anu seueur iue teu kenging mayunan Abah Anom
pimpinannya(C*aranya nanam padi, Abahkan pimpinannya. Sebelum Abah
menebarkan sri (padi) ke bumi, jadi cucu-buyut yang banyak ini tidak boleh
mendahului Abah Anom. Sama-sama, baru diikuti, bagaimana pun Abah Anom
adalah sesepuhnya,*red.)*"

Yang disebut Abah adalah Ugi Sugriwa Rakasiwi, Ketua Adat Kampung
Ciptagelar. Warga Kampung Ciptagelar seperti Hendi Suryana menilai, Ugi
Sugriwa adalah pemimpin yang bisa membawa perubahan, mengeluarkan warganya
dari ketinggalan dengan dunia luar.

Hendi Suryana: "Luar biasa pemberdayaan terhadap masyarakat, pertanian.
Sangat Bijaksana. Di Banten kidul ini cuma satu saja. Masyarakatnya sangat
patuh"

*Membawa perubahan
*Berbagai upaya pemberdayaan warga adat dilakukan. Di antaranya melalui
radio.

Oyon Ruhyat, salah satu penyiar Radio Suara Ciptagelar, menyapa warga
kasepuhan adat Ciptagelar, di tengah hujan rintik, udara yang makin dingin
dan hari yang makin larut. Suaranya memecah kesunyian malam kampung
Kasepuhan Ciptagelar.

Di lantai dua, berukuran 4 X 3 meter, ruang siaran radio sangat sederhana,
namun rapi. Meja panjang satu meter berada di pojok kanan ruangan, di atas
meja sebuah mixer, mikrofon yang berdiri kokoh, tape, VCD dan sebuah
komputer menyala, siap dengan urutan lagu yang akan diputar. Sebelah kiri
ruang itu digelar selembar tikar, untuk warga yang ingin melihat siaran
Radio Suara Cipta gelar.

Menurut Oyon, radio ini disambut baik warga Kasepuhan Ciptagelar. Kendati
daya pancar sangat terbatas, siaran mereka dapat memberikan wawasan dan
informasi kepada warga.

Oyon Ruhyat: "Radio ini sangat banyak memberikan manfaatnya, selain
memutarkan lagu untuk hiburan warga, radio ini juga bisa memberikan
informasi kepada warga"

Oyon mengaku belajar siaran otodidak sejak radionya resmi menjadi radio
siaran swasta niaga, dua tahun lampau. Radio ini hanya mengudara dari pukul
18.00 WIB sampai pukul 01.00 dini hari.

*Untuk kepentingan warga
*Ujang Sukardi, salah satu pengelola Radio Suara Ciptagelar mengatakan,
radio ini merupakan alat komunikasi dengan dunia luar dan hiburan warga.
Saat ini daya pancarnya baru 20 watt, dengan jangkauan 10 Kilometer. Radio
ini bisa berdiri antara lain berkat bantuan warga luar Kasepuhan adat Banten
Kidul.

Ujang Sukardi: "Sebenarnya radio ini didirikan untuk kepentingan warga, yang
mendapat bantuan dari warga luar Kasepuhan Adat. Kekuatannya hanya 20 watt.
Untuk kepentingan komunikasi dan informasi dari kasepuhan untuk warga di
sekitar, yang sifatnya untuk media hiburan yang masih bersifat tradisi. Yang
mengedepankan adat istiadat"

Karena keterbatasan daya listrik, radio mengudara dengan waktu terbatas
pula. Menurut Ujang, radionya hanya mengudara malam hari, karena kalau siang
warga banyak yang berada di ladang.

Ujang Sukardi: "Karena keterbatasan listrik jadi siarannya hanya malam saja.
Karena listriknya bukan dari PLN tapi dari turbin. Warga di sini juga banyak
yang bertani sehingga kalau siang informasinya tidak akan sampai kepada
warga"

Warga sangat merasakan manfaat radio. Hendi Suyana, salah satu warga Adat di
kampung Cisalimar, mengaku sejak ada radio warga tidak pernah k

[Baraya_Sunda] Mang Pandi Nyaba ka Jerman?

2008-04-15 Terurut Topik mh
Etika Eropa Mirip Etika di Zaman Umar bin Khattab Kesan-kesan pasangan
Khadijah-Andi Supandi di Jerman

bari muchtar

15-04-2008
  Dengankan wawancara dengan Khadijah dan Andi Supandi


 *Kalau orang pertama kali datang ke Eropa atau ke negara maju seperti
Jerman, biasanya kesannya sangat mendalam. Itulah yang dialami ibu Khadijah
dan suaminya Andi Supandi dari Cimahi. Menurut mereka, Jerman disiplin,
teratur dan rapi. Benarkah tidak ada cacatnya sama sekali? *

*Etika Islam
*Pasangan pensiunan ini datang ke Jerman untuk mengunjungi anak dan cucu
mereka di [image: khadijah250.jpg]Hamburg. Mereka berada di sana di musim
dingin, di seputar bulan November 2007 sampai dengan Februari 2008. Ibu
Khadijah menilai pemerintah di negara-negara Eropa seperti Jerman mirip
dengan pemerintahan di zaman khalifah Umar bin Khattab, yang mengayomi
rakyat kecil. "Yaitu sayang sama masyarakatnya. Kesejahteraan diperhatikan
oleh pemerintah, "katanya. Contoh lain orang Jerman disiplin dan suka antri.
Semua orang mengembalikan troli kalau selesai menggunakanya di super market.
Ini, menurut Ibu Khadijah, adalah etika Islam.

Orang Jerman juga ramah, karena mereka suka menyapa kalau ketemu di bis
misalnya. "Dia bilang *Guten morgen* (Selamat Pagi,red)," kata ibu Khadijah
meniru ucapan orang Jerman. Selain itu orang Jerman itu darmawan. Ini
terbukti antara lain dari kegiatan sekolah tempat cucunya belajar. Mereka
menggelar semacam bazar untuk mengumpulkan dana membantu orang miskin di
Afrika.

Kota Hamburg sangat bersih. Pada saat pemilihan umum, pemasangan pamflet
teratur. Orang tidak sembarangan membuang sampah. Saat merayakan tahun baru,
meski banyak orang memasang petasan, tapi semua berjalan aman dan lancar.
Memang ada yang terlalu banyak minum dan mabuk, tapi mereka tidak mengacau.
"Ada satu dua kayaknya yang nggak biasa minum kelihatan ada yang muntah.
Tapi nggak banyak. Cuma kelihatannya seorang, "tuturnya.

*Multikultural
*Menariknya orang yang berkumpul ramai-ramai di malam tahun baru itu terdiri
dari bermacam ras dan suku. Selain orang Jerman sendiri, banyak orang asing
terutama orang Turki dan juga orang Asia seperti dari Indonesia, dan juga
dari Afrika. "Mereka campur aja. Tapi akur-akur saja. Nggak ada kekerasan,
"tandasnya. Mereka saling ucapkan selamat tahun baru. "Happy New Year bilang
mereka ke kita, "katanya meniru.

Melihat kebersihan di Hamburg, ibu Khadijah gemes ingin menerapkan sistem
itu di Indonesia, terutama di Cimahi. Yang paling mengesakannya adalah
ketika turun salju. Selain itu mereka juga terharu dengan gedung parlemen,
yang mereka kunjungi. Berkunung ke *Rathaus *itu terasa biasa saja. Meski
harus membayar uang masuk dan ditemani pemandu, tapi orang bebas saja
berkeliling. Tidak ada rasa ngeri dan berjarak seperti kesan rakyat
Indonesia dengan Senayan. "Malah di Indonesia kami belum pernah datang ke
Senayan, " katanya merujuk gedung DPR dan MPR di Jakarta.

Polisi tidak mencolok seperti di negara-negara lain kayak di Indonesia.
Sistem kendaraan umum juga sangat rapi. Orang bisa membeli karcis yang
berlaku satu hari dan bisa ke mana-mana naik kendaraan umum di dalam kota.
Kendaraan umum berangkat dan tiba tepat waktu dan berhenti pada halte-halte
yang telah ditentukan. Jadwalnya bisa dicari di internet. Tempat dan waktu
naik dan turun kendaraan sudah jelas. "Jadi kita tidak perlu teriak
kiri-kiri, "ibu Khadijah bercerita.

Andi Supandi, suami ibu Khadijah, kagum dengan keterpaduan angkutan umum
baik di dalam kota maupun antar kota. Ia memuji toleransi penumpang dan
perlakuan terhadap penyandang cacad. Sistem asuransi Jerman juga dipujinya.
"Bila ada orang jatuh di depan rumah kita, pengobatannya harus ditanggung,
"katanya.

*Kebebasan beragama
*Di Hamburg ada Islamic Center dan banyak juga mesjid. Kesannya rumah-rumah
ibadah di Hamburg tidak menonjol. Gedung-gedung tidak berbeda dengan rumah
penduduk. Jerman menjamin kebebasan beragama. "Kita dalam melaksanakan
ibadah seperti sholat Jumat, bebas saja, "katanya.

Toko-toko di Hamburg aman-aman saja, meski barangnya dipajang di luar.
"Peminat itu langsung saja bisa mengambil (barang,red) dan langsung membayar
di dalam, "katanya. Para pedagang juga patuh aturan. "Tidak ada yang jual
asongan. Pedagang kaki lima nggak ada. Itu karena ada jaminan sosial"

Penganggur di Jerman diberi tunjangan. Meski demikian, tandas Andi, mereka
tidak malas. "Karena telah mendapat jaminan dan diawasi pemerintah, mereka
tidak main-main, "katanya.

Ditanya tentang kesan negatif, baik ibu Khadijah maupun pak Andi, tidak bisa
menyebutkannya secara kongkret. Tapi mereka merasa aneh melihat pergaulan
bebas orang Jerman, terutama para remajanya.


citation: http://www.ranesi.nl/tema/masyarakat/Pengalaman_Khadijah15042008


[Non-text portions of this message have been removed]



[Baraya_Sunda] t e s t

2008-04-14 Terurut Topik mh
t e s t


[Baraya_Sunda] HADE Unggul Euy?

2008-04-13 Terurut Topik mh
Hade Unggul Dalam "Quick Count"

BANDUNG, (PR).-
Hasil penghitungan cepat (quick count) Pemilihan Gubernur (Pilgub)
Jabar, Minggu (13/4), yang dilakukan sejumlah lembaga survei
menunjukkan, pasangan Ahmad Heryawan/Dede Yusuf (Hade) unggul dalam
pengumpulan suara.

Sementara penghitungan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar masih
jauh dari jumlah seharusnya. Sampai pukul 22.30 WIB, baru masuk
651.130 suara dari sekitar 27 juta pemilih. Untuk itu, KPU meminta
masyarakat untuk menunggu hasil penghitungan secara manual oleh KPU
hingga ditetapkan Selasa (22/4) atau Rabu (23/4) mendatang.

Tercatat, empat lembaga survei yang menggelar penghitungan cepat dalam
Pilgub Jabar yakni Lingkaran Survey Indonesia, Metro TV yang bekerja
sama dengan Lembaga Survei Indonesia, Kompas, dan Pusat Kajian
Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis). Hasil penghitungan
cepat mereka menunjukkan angka yang tak jauh berbeda yakni pasangan
Hade unggul dari pasangan Agum Gumelar-Nu'man Abdul Hakim (Aman) dan
Danny Setiawan-Iwan Ridwan Sulandjana (Da'i).

Meski baru melalui penghitungan cepat, kemenangan pasangan Hade
tersebut sudah mendapat ucapan selamat dari Ketua Umum DPP Partai
Golkar Jusuf Kalla yang juga Wakil Presiden RI.

Ucapan selamat dari Jusuf Kalla itu disampaikan kepada Presiden PKS
Tifatul Sembiring lewat SMS (Baca juga PKS Terima Ucapan Selamat JK,
hal. 14).

Harus bersinergi

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seusai
memberikan suaranya dalam Pilgub Jabar mengemukakan, siapa pun
pasangan yang memenangi pesta demokrasi di Jabar itu, tetap harus
bersinergi dengan pemerintah pusat.

"Kita berharap pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa
Barat ini berlangsung lancar, tertib, dan aman, sampai pelantikan
gubernur dan wakil gubernur terpilih nanti," kata SBY.

Menurut kepala negara, dalam kompetisi, kalah dan menang itu merupakan
hal biasa. Bagi yang menang, jangan menepuk dada, tetapi sebaliknya,
yang kalah juga harus mendukung yang menang. "Siapa pun yang menang,
dia harus bersinergi dengan Presiden," tuturnya.

SBY menambahkan, calon gubernur yang menang harus bertanggung jawab
kepada masyarakat Jawa Barat, baik yang memilih maupun yang tidak.
Sebagai gubernur, harus bertanggung jawab bagaimana caranya mengatasi
permasalahan yang muncul seperti masalah pangan akibat pengaruh
kondisi perekonomian dunia.

SBY dan Ibu Negara Ny. Ani Yudhoyono beserta keluarga memberikan suara
di TPS nomor 3, RT 01/02, di Gedung Sekolah Alam, Cikeas, Kab. Bogor.

Presiden dan istri, juga ditemani Edi Baskoro (putra mereka) dan
Annisa Pohan (menantu). Mereka tiba dengan mengemudikan bugie
(kendaraan untuk golf-red.) dari rumah SBY yang lokasinya tidak jauh
dari TPS tersebut. Kedatangan SBY disambut Bupati Bogor Agus Utara
Effendi, Sekretaris Daerah Pemkab Bogor, dan sejumlah pejabat teras
Pemkab Bogor, serta muspida di Pemkab Bogor.

Tunggu "real count"

Meski hasil quick count yang dilakukan beberapa lembaga survei
menyatakan pasangan Da'i kalah, tetapi kubu Da'i tetap akan menunggu
hasil real count yang dilakukan KPU Jabar. Hal itu dikemukakan Danny
dan Iwan, secara terpisah, di Bandung, petang kemarin. Terlebih lagi,
TPS yang dijadikan objek quick count itu diambil secara random.

Apalagi, Tim IT Da'i Centre masih menerima laporan perhitungan raihan
suara dari tim mereka di lapangan. Menurut Ketua Tim IT Abu Bakar,
hingga pukul 22.30 WIB kemarin, data yang mereka terima baru 500.000
suara. Dari jumlah tersebut, tercatat bahwa pasangan Da'i meraih 31%,
Aman 31%, sedangkan Hade 37%.

Sementara itu, suasana sepi menyelimuti rumah Danny di Jln. Anggrek
Bandung. Di luar rumah, tampak berkerumun sejumlah pengawal pribadi
(walpri) dan staf-stafnya, sambil membahas hasil penghitungan
sementara. Danny pun hingga malam kemarin, memilih tinggal di dalam
rumah. Namun, kira-kira pukul 21.00 WIB, dia keluar rumah tanpa
sepengetahuan wartawan.

Di TPS-nya masing-masing, pasangan Da`i menang telak atas dua pasang
rivalnya. Di TPS 1, RT 1 RW 1, Kel. Babakan Ciamis, Kec. Sumur
Bandung, Kota Bandung, tempat Danny Setiawan mencoblos bersama
keluarganya, pasangan Da`i mendapat 301 suara dari 453 pemilih, yang
menggunakan hak politiknya di TPS tersebut. Sedangkan pasangan Aman
meraih 114 suara, disusul pasangan Hade mendapat 33 suara, dan suara
tidak sah sebanyak 5 suara.

Sementara di TPS 8 Cikeas Kab. Bogor, tempat Iwan Sulandjana mencoblos
bersama keluarganya, pasangan Da`i mendapat 249 suara dari 462 DPT
yang ada. Sedangkan Aman mendapat 25 suara dan Hade 49 suara.
Sedangkan suara tidak sah sebanyak 18 suara.

LSI

"LSI mengucapkan selamat atas kemenangan Ahmad Heryawan dan Dede
Yusuf. Ini adalah kado istimewa bagi masyarakat Jawa Barat," kata
Widdi Aswindi, Direktur Pemenangan Lingkaran Survei Indonesia. Ia
didampingi oleh Direktur Riset Jaringan Isu Publik, Eka Kusmayadi,
dalam konferensi pers di Hotel Grand Preanger Bandung, kemarin.

Kemenangan Hade, menurut Widdi, disebabkan berbagai faktor. Ia
mengatakan, seming

Re: [Baraya_Sunda] Re: Identitas Sunda?

2008-04-12 Terurut Topik mh
2008/4/13 richadiana kartakusuma <[EMAIL PROTECTED]>:
> KR: Enya atuh, urang mimitian ku kuring, mitembeyan neangan identitas Sunda.
> Lain pedah nyaho ieu mah, sakadar eupan diskusikeuneun we. Mun kuring
> salah... gelepok we, pangbenerkeun... da kaci. Ongkoh ngaranna ge diskusi
> alias tukeur pikiran. Mun jalan pikiran kuring bengkok,urang papada
> lempengkeun we! ;))
>
>  Lah resep babasan teh..."all in War is Fair" diskusi dimamana ge sering
> kieu tapi cekap ung dina forum juga objektif...keluar dari forum mah nya
> biasa deui wae...fair as fresh air wae.. tatkala proses berlangsung pun
> "war" oge merenah samasekali tidak dibawa ke hati tetap objektif pada titik
> persoalan menuju kerangka pemikiran yang logis
>
>  KR: Dina budaya Sunda? Cobaan we ngadebat guru! Mun teu ditampiling nepi
>  ka jengker? he he he Sigana mah istilah guru, ratu wong atuo karo...
> wajib disembah... napel dina budaya urang?
>
>  Inilah produk hasil penjajahan, hasil perbudakan yang bertahun2 dialami
> pada masa Belanda tidak semua orang Indonesia bisa masuk sekolah dan yang
> bisa masuk sekolah benar2 yang terpilih...anehnya kesan yang diperoleh Kg
> Rahman ternyata NL egaliter = mugkin lebih dapat diartikan Liberal...
> sbgamana kenyataan pola pikir barat yang merupakan embrio YUNANI. Sebaliknya
> di negara bekas jajahannya malah terbentuk menjadi BIROKRATIS
> FEODALinilah inti persoalannya

Ambu, moal kitu sistem sosial nu diterapkeun ku Walanda di lemburna
(Nederland) patukang tonggong jeung sistem sosial nu diterapkeun di
tanah jajahanana (lembur urang). Di lemburna mah maranehna enya
egaliter, tapi di nagri jajahanana mah feodal pisan. Jigana enya, jiga
nudigambarkeun ku karakter tokoh Robinhood, apan di lemburna mah cenah
dewa penolong, ari di lembur batur mah apan cenah rampog ragot.

salam
mh


Re: [Baraya_Sunda] Re: Identitas Sunda?

2008-04-11 Terurut Topik mh
On Fri, Apr 11, 2008 at 5:47 AM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Enya atuh, urang mimitian ku kuring, mitembeyan neangan identitas
>  Sunda. Lain pedah nyaho ieu mah, sakadar eupan diskusikeuneun we. Mun
>  kuring salah... gelepok we, pangbenerkeun... da kaci. Ongkoh ngaran na
>  ge diskusi alias tukeur pikiran. Mun jalan pikiran kuring bengkok,
>  urang papada lempengkeun we! ;))
>
>  Urang dongengkeun heula masalah Walanda. enya bener Kang, wilayah
>  Walanda mah kira2 saparapat Jawa Kulon. Dikurilingan make sapedah ge
>  bisa! teu boga sumber daya alam. Tanah na lempeng teu renjul ku guung
>  siga urang.
>
>  Tapi ieu nagara sagede pelok teh bet bisa asup rengking sapuluh nagara
>  beunghar. Abad ka 16/17 mah malah kaasup salah sahiji anu ngawasa
>  dunya. VOC teh pan hiji2na usaha multinasional jaman harita. Sabada
>  perang dunya II, Walanda beak dengkak. Lian kaleungitan kolonina,
>  nagara na ancur2an dibom Jerman nepi ka rata.
>
>  Mun dicokot 1945 jadi start point sarua jeung urang. Naha NL (nu teu
>  boga nanaon sarta teu boga sumber daya alam)bisa maju deui, ari urang
>  henteu?
>
>  Bae ah rada ngalindur heula ge. Ngarah rada jelas acuanana.
>
>  Ayeuna urang bandingkeun antara budaya Sunda jeung NL. Kuring rek
>  nyokot hiji aspek heula, nyaeta relasi kakawasaan. Relasi antara bos
>  jeung bawahan.
>
>  Ceuk cenah mah... loba dongeng na, urang Sunda teh egaliter. Dina
>  harti relasi bos jeung bawahan kaitung teu nenggang teuing. Lebah dieu
>  kuring rada sangsi. Pola pikir Sunda TEU egaliter! Urang NL mah enya
>  egaliter.
>
>  Buktina? Relasi bos-bawahan, guru-murid, pamingpin-rahayat,
>  kolot-budak teu jomplang siga di urang. Bos, guru, bapa atawa indung
>  urang NL sok disebut ngaran hareup. Ieu teh jadi tanda yen hubungan
>  luhur-handap teu bisa dianggap jero.
>
>  Dina budaya Sunda? Cobaan we ngadebat guru! Mun teu ditampiling nepi
>  ka jengker? he he he Sigana mah istilah guru, ratu wong atuo
>  karo... wajib disembah... napel dina budaya urang?
>
>  Tong jauh2... sacara fisik ge katingali. Nunjuk ge make jempol lin?
>  hee he he
>
>  Ieu conto nempokeun yen urang NL TEU sopan? Aataw urang Sunda sopan
>  teuing? Ah, simpulkeun we ku sorangan...
>
>  Naon untung na tina sistem handap na jarak kakawasaan? Ceuk kuring mah
>  gede pisan untung na. Bawahan bisa langsung kontak jeung atasan. Mun
>  aya kritik ti bawahan... bisa langsung dibeledugkeun! Dina budaya
>  urang, rek ngiritik atasan mah kudu make strategi nu jitu, mun embung
>  dibadug mah! Antuk na... kritik teu nepi, bawahan na kalah ditalapung.
>

OK, upama relasi bawahan-atasan dianggap salah sahiji faktor nu
mangaruhan kana kamotekaran bangsa, cing urang toong di lembur sejen,
dimana relasi bawahan-atasan kira-kira jiga di lembur urang. Uing rek
noong make ngaliwatan kreasi budaya maranehna ti kajauhan, da can
pernah ninggali bungkeuleukna. Mun noong filem jepang jeung korea
(kabenaran di lembur urang jeung tatangga fielm jepang jeung korea teh
keur mahabu di unggal stasiun TV), kira-kira nu katempo ku uing,
relasi bawahan-atasan teh badis jiga di urang. Malah lain ngan ukur
nunjuk ku jempol, make poyongkod sagala. Ayeuna toong kamotekaran
maranehna, geuning teu eleh malah bisa disebut unggul dibandingkeun
jeung urang eropa oge. Numatak, jigana faktor relasi bawahan-atasan
make sistem poyongkod teu pati mangaruhan kana kamotekaran bangsa.
Jadi naon atuhnya, faktor koncina, nu bisa nganteurkeun urang eropa,
jepang jeung korea nepi ka siga kiwari. Cing sugan toong
sitematikanana Kang RH,jiga kumaha sistem atikan di Walanda, terus
bandingkeun jeung sistematikan di urang.

salam,
mh


Re: [Baraya_Sunda] Re: Identitas Sunda?

2008-04-11 Terurut Topik mh
Sok atuh, mimitian bandingkeun pola mikir urang Sunda jeung Walanda
kang RH. Cing jiga kumaha? Kunaon nagara Walanda nu satalapok peucang,
bisa ngawasa lembur urang nepi ka ratusan taun. Naon tah kira-kira
kiat manehna. Aya conto, teuing nyambung teuing heunteu: di alembur
uing ay got nu dijieun jaman Walanda, nepi ka kiwari teu
regrog-regrod, di-martil kalahka ngaburinyay. Ari wangunan beunang
urang, sok aya beja di koran ambruk katebak angin. Cing kumaha tah
pola mikir urang Walanda nepi ka siga kitu kang euy?

salam,
mh

On Fri, Apr 11, 2008 at 12:03 AM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > Tiap bangsa jeung budaya PASTI boga pola sosoranganan. Makan pan beda
>  > antara Jawa jeung Sunda misalna; Sunda jeung batak; Sunda jeung Arab;
>  > Sunda jeung Prancis jlte. Ceuk cenah...beda budaya sarua jeung beda
>  > dina pola mikir. Pola mikir teh sarua jeung identitas kitu?
>  >
>  > Pola2 siga kieu teh aya. Ngan teu katempo sacara eksplisit.
>
>  Tinimbang jempling teu puguh, urang ngalieukan deui ieu topik. Geuning
>  euweuh nu noel2 acan? ;))
>
>  Keur segut nyusud identitas urang sorangan. Urang teruskeun diskusi na.
>
>  Naon atuh anu ngabedakeun antara budaya Sunda jeung nu sejen? Ari POLA
>  pikir Sunda teh nu kumaha jeung nu mana?
>
>  Aya metodeu anu paling gampil anu ku urang balarea bisa dipake.
>  Utamana keur urang Sunda anu cicing di saluareun budaya Sunda. Coba
>  babandingkeun, naon BEDA na antara sikep manusa budaya luar Sunda
>  jeung sikep urang Sunda? Kang Stw di Jepun misal na, cika naon bedana
>  sikep urang Jepun jeung Sunda anu kaciri. Kang MH di Malaya, Kang Deni
>  di Aceh, Kang GL di Bali, Kang Rusli anu di Balik Papan, anu di
>  Jakarta, anu di Yogya, anu di Kanada, anu Texas, anu di Prancis, anu
>  di Hawaai ... pokona mah nu di mana we lah.
>
>  Coba nyieun babandingan leuleutikan, nempo BEDA antara urang sabage
>  manusa Sunda jeung pola pikir budaya lokal masing2.
>
>  Susuganan bisa katempo pola na.
>
>  baktos,
>
>  Rahman


Re: [Baraya_Sunda] Re: neangan ikon budaya Sunda?

2008-04-08 Terurut Topik mh
On Tue, Apr 8, 2008 at 12:29 AM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > kang R, tibatan 'hese' neangan ikon, cing kaci teu mun nyieun ikon
>  > anyar? bisa teu nya nyieunna?
>  >
>
>  Nyaeta atuh Kang MH, kuring teh kokotetengan neangan taya lian
>  kulantaran kabita ku batur. Batur mah boga ikon itu boga ikon eta anu
>  bisa jadi bengkeutan budaya na.
>
>  Tong jauh2, tempo Bali. Anu paling basajan mah, Penari Bali nu geus
>  kakoncara ka janapria. Malah kuring ge pernah ngalaman, loba jelema
>  anu TEU nyaho Indonesia, tapi apalaeun ka Bali! Kumaha etah!
>  Bandingkeun jeung urang... Mun nanya batur naon ari Sunda? Ngabelekbek
>  teu nyarahoeun!
>
>  Nengan ikon budaya urang nu heubeul... euweuh, nu anyar... can aya.
>  Kudu kumaha atuh? Nyieun ikon anyar yu! ;))
>

Yeuh aya calon ikon Sunda, wisata kuliner di Bandung. Lamun Kang RH
mulang ka lembur, tong poho nyimpang ka Bandung, pasti geura bakal
kalinglap: ampil unggal juru loba tempat dahar khas masakan Sunda. Eta
jenis masakan nu baheula dijieun di imah urang lembur, ayeuna geus
saba kota, jeung laku deuih, bisa bersaing jeung dahareun fastfood.
Ngan masih aya ganjelan euy, upama jaringan masakan rumah makan Padang
mah, geus jadi ciri / ikon urang Minang. Jigana wae masakan khas
Sunda, karek sakuliwek Tatar Sunda, can nepi nerekab jiga rumah makan
Padang. Aya deui ganjelan sejenna, di rumah makan Sunda, lolobana
asana bosna babah, urang Sunda ukur dipake ngaranna. Tah eta we
pikiran, geura nyieun jaringan masakan Sunda di Wasenar, di Kanada, di
Jerman, jeng nu lianna, ngarah miluan nyieun ikon anyar kamotekaran
urang Sunda.

salam,
mh


Re: [Baraya_Sunda] Re: neangan ikon budaya Sunda?

2008-04-07 Terurut Topik mh
kang R, tibatan 'hese' neangan ikon, cing kaci teu mun nyieun ikon
anyar? bisa teu nya nyieunna?

salam,
mh

On Mon, Apr 7, 2008 at 8:10 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, "H Surtiwa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > Naha kedah artefak wae Kang R ? KUmaha mun hasil karya
>  >spesifik..sapertos
>  > design bumialat2 dapur...naon waeanu umumna sok teu golongkeun
>  > artefak..
>  >
>
>  Kang S,
>
>  Sigana mah teu kudu diterangkeun deui maksud kuring make istilah
>  artefak, da geus gamblang diterangkeun ku Teh D. Nuhun Teh D!
>
>  Justru eta pisan anu keur dipaluruh ku kuring teh. Naon atuh hiji
>  barang buatan urang Sunda (baheula OGE ayeuna) anu bisa dipake iming2
>  ka batur sabage TANDA budaya urang?
>
>  Conto anu gampil mah misalnan mah ikon budaya NL nu teu sapira.
>  Enya... kincir angin! Mun inget NL, inget kincir angin.
>
>  Tah lebah budaya SUnda, can kapanggih. Aya hiji anu kapikir ku
>  kuring wayang golek? Najan dongengna datang ti Indihe, pan wayang
>  golek mah geus diadaptasi ku SUnda lin? Bisa teu wayang golek jadi
>  ikon budaya Sunda?
>
>  Hiji ikon budaya KUDU nempokeun prestasi budaya. Wayang golek
>  nempokeun prestasi budaya urang teu kira2 na? Atawa aya teu picaloneun
>  ikon Sunda nu sejen?
>
>  baktos,
>
>  Rahman


Re: [Baraya_Sunda] asiik ada yang baru lagi..!

2008-04-07 Terurut Topik mh
teuing geus sabaraha kali, uing manggihan ieu email. motekar si akang
euy, email dikirim heula ka sorangan, terus diforwardkeun deui ku
sorangan.

2008/4/7 sukadipoto <[EMAIL PROTECTED]>:
>
>  info bagus neeh .. kalo tertarik jangan reply saya tapi langsung aja
>  email dibawah !
>
>  - Original Message -
>  From: ExposureDVD ([EMAIL PROTECTED])
>  Sent: Monday April 7, 2008 01:30 AM
>  Subject: DVD Fotografi 6 in 1 muraah !
>
>  Perdalam ilmu kungfu teknik fotografi dan olah digital anda diam-diam
>  dengan DVD fotografi 6 in 1 !
>
>  Terdiri atas 6 CD ilmu fotografi, olah digital, majalah dan image
>  gallery yang dikemas dalam 1 DVD. Isi paket ini diantaranya adalah
>  digital fotografi tutorial, tips n trick, mastering 350D, mastering
>  D70s, mastering photoshop CS3, Infra Red photography, Photoshop
>  tutorial dalam bentuk video (*.mpg), photography software, photoshop
>  plugin, registered version noise remover neatimage, noise ninja and
>  photoshop plugin for fotografer, gallery foto karya-karya fotografer
>  kelas dunia, ribuan free image gallery dengan resolusi tinggi ukuran
>  besar 300dpi, bundel majalah-majalah fotografi dunia edisi terakhir
>  2005-2008 juga termasuk bundel underwater photography magazine. Semua
>  file PDF buku/majalah di kemas dalam format berwarna dengan
>  gambar-gambar beresolusi tinggi sama dengan buku/majalah aslinya.
>
>  DVD ilmu pengetahuan fotografi digital yang sangat berharga ini sangat
>  cocok untuk hobbyst maupun proffesional photographer or graphic
>  designer. DVD ini pun cocok untuk dijadikan hadiah untuk teman ataupun
>  saudara.
>
>  untuk pemesanan hubungi
>
>  lady_photographer at artlover dot com
>
>  atau
>
>  dvdphotograph at telkom dot net
>
>  tolong forward email ini kepada teman anda yang menyukai fotografi dan
>  desain grafis. DVD kompilasi ini tidak ada di toko kerana merupakan
>  koleksi pribadi yang sangat berharga.
>
>  Sebagai salah satu langkah advertising untuk mendapat efek mulut ke
>  mulut, kami memberikan secara GRATIS DVD-Fotografi ini kepada anda.
>  Caranya yang harus Anda lakukan adalah memfoward pesan ini pada 40
>  orang teman. Setelah 2 minggu waktu pengiriman, anda akan menerima
>  DVD-Fotografi ini.
>
>  Hanya perlu di ingat untuk mengirimkan sebuah copy bcc pada:
>  dvdphotograph at telkom dot net ([EMAIL PROTECTED])
>
>  Hanya dengan cara ini kami tahu Anda telah memforward pesan ini.
>
>  Penawaran ini berakhir pada 28 April, 2008.
>
>  Kami ucapkan selamat kepada yang telah menerima paket hadiah ini pada
>  putaran yang sebelumnya.
>
>  salam,
>  Farrah Lee
>  http://exposuredvd.stormpages.com
>  [EMAIL PROTECTED]
>  35mm Summilux f/1.4 on M6
>
>  DVD List Content :
>  --
>  =
>  CD 01
>  =
>  50 Fast Digital Camera Techniques.pdf
>  80 Photoshop Secrets.pdf
>  A Short Course in Digital Photography.pdf
>  Adobe Photoshop CS In 10 Simple Steps or Less(2004).pdf
>  Adobe Photoshop CS Type Effects.pdf
>  Adobe Photoshop CS2 Photographer's Guide.pdf
>  Adobe Photoshop CS3 Revealed.pdf
>  Adobe Photoshop Elements 3 Solutions - The Art Of Digital Photography.pdf
>  Adobe.Photoshop_Every.Tool.Explained.pdf
>  Beginner's Guide to Black White Photography.pdf
>  Black and White Photography a basic manual .H. Horenstein.pdf
>
> Charles.River.Media.Digital.Character.Design.and.Painting.The.Photoshop.CS.Edition.eBook-LiB.chm
>  Click The No Nonsense Guide to Digital Cameras - McGraw Hill.pdf
>  close up photography.pdf
>  Commercial.Photoshop.Retouching.In.the.Studio.chm
>  Create Your Own Digital Photography.chm
>  DCW03-05 Drawing hands.pdf
>  Digital Photo Repair Using Photoshop.pdf
>  Digital Photography Acquisition and Processing Techiques.pdf
>  Digital Photography All in one desk reference For Dummies.pdf
>  Digital Photography And Imaging.pdf
>  Digital Photography Course-bowo.pdf
>  Digital Photography Pocket Guide.pdf
>  Digital retouching and compositing photographers guide (2003).chm
>  DOP2000 Digital Photography Workflow Handbook-2004.pdf
>  EBOOK - Digital Camera Volume 9 Issue 36 (2005-10-01) [MSK-SELLER].pdf
>  Element K~Exploring Digital Photography.pdf
>  Going Digital - A Guide to Digital Photography.pdf
>  Graphic Design Portfolio Builder Adobe Photoshop and Illustrator
>  Projects - Peachpit Press.chm
>  How To Do Everything with Your Digital Camera.pdf
>  MASTERING Digital Photography.chm
>  Mastering Digital Printing, 2nd Ed.pdf
>  Mastering Digital SLR photograpgy.pdf
>
> Muska.and.Lipman.Premier-Trade.Adobe.Photoshop.Revealed.Apr.2005.eBook-DDU.pdf
>  Nikon Guide to Digital Photography with the D70s Updated 2006-01-07.pdf
>  No Nonsense Guide to Digital Cameras.pdf
>  OReilly Digital Studio-Digital Photography Pocket Guide-bowo.pdf
>  Textbook of Digital Photography samples.pdf
>  [adobe photoshop Classroom In Th Book]
>  ps_cs_cib_01.pdf
>  ps_cs_cib_02.pdf
>  ps_cs_cib_03.pdf
>  ps_cs_cib_04.pdf
>  ps_cs_cib_05.pdf
>  ps_cs_cib_06.pdf
>  ps_cs_cib_07.pdf
>  ps_cs_cib_08.pdf

Re: [Baraya_Sunda] Re: neangan ikon budaya Sunda?

2008-04-06 Terurut Topik mh
Ambu, ari naskah, carita lisan asup kana kategori mana nya? artefak kitu?

nuhun,
mh

2008/4/6 richadiana kartakusuma <[EMAIL PROTECTED]>:
>
> Abah, ieu nu dipelajari sareng ku pangalaman nu katampi engggoning hurip
> hirup dina kancah arkeologi dugi ka ayeuna, data yang diteliti arkeologi teh
> aya
>  1) Artefak (artifact) teh segala sesuatu yang dibuat atau hasil karya
> manusia maka setiap artefak bersifat "mental template". Dengan kata lain
> semua benda hasil garapan, sebagian atau seluruhnya merupakan asil
> pengolahan sumber alam oleh tangan manusia
>
>  2) fitur (feature) = bukti yang tiak dapat dipindahkan tanpa merusak tanah
> dan tempat kedudukannya (matrix). Yang disebut fitur dapat berupa atau
> bentuk sederhana seperti lubang2 bekas tiang rumah, lantai tanah, jalan, dan
> lubang sampah, atau dapat pula yang berupa bangunan candi,pondasi rumah,
> saluran irigasi, dsb
>
>  3) ekofak(ecofact) = merupakan tanda2 dari unsur lingkungan alam ang
> berperan dalam kehidupan manusia, dapat berupa lingkungan abiota seperti
> tanah, air dan udara, dan lingkungan biota seperti manusia, hewan dan
> tumbuh2an
>
>  Semua data ini diteliti oleh arkoelogi dalam kegiatan penelitian dengan
> tujuan bina ulang kebudayaan, bina ulang cara2 hidup manusia, dan
> menjelaskan proses perubahan budaya sejak awal hingga kemasa kini
>
>  AMBU
>  H Surtiwa <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Naha kedah artefak wae Kang R ? KUmaha
> mun hasil karya spesifik..sapertos
>
>  design bumialat2 dapur...naon waeanu umumna sok teu golongkeun
>  artefak..
>
>  On 4/5/08, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > Urang tarik deui ka hareup ieu jejer, sabab ngarambah teuing ka mana
>  > mendi diskusi na kamari. Urang balikkeun deui kana topik asal.
>  >
>  > Anu disebut ikon budaya teh biasa na mah artefak budaya fisik anu BISA
>  > dipikaagul ku anu ngadukung eta budaya.
>  >
>  > Conto na? Lebah budaya Prancis misalna boga ikon budaya saperti menara
>  > Eiffel. Mun urang nempo eta menara... asosiasi urang langsung ka Prancis.
>  >
>  > Anu jadi panalek, naon atuh ikon budaya Sunda teh? Cikan aya artefak
>  > budaya naon anu ku urang bisa dipake jadi ikon budaya urang?
>  >
>  > Naon kira2 na kriteria2 anu kudu dipake jang nangtukeun ikon budaya
> Sunda?
>  >
>  > baktos,
>  >
>  > Rahman


Re: [Baraya_Sunda] Re: Identitas Sunda?

2008-04-05 Terurut Topik mh
On Sat, Apr 5, 2008 at 10:51 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > Sementara budayawan Prof. Jakob Sumardjo mengatakan, kita jangan
>  > menilai sesuatu dari luarnya saja. Pasalnya banyak orang Sunda yang
>  > luarnya bukan orang Sunda, tetapi mempunyai pola pikir masyarakat
>  > Sunda.
>  >
>
>  Tah, nyambung euy jeung diskusi anu make jejer 'neangan ikon budaya
>  Sunda' di ieu milis. Najan can nepi ka pamustungan oge, ngagantung
>  keneh euy... :)))
>
>  Anu jadi panalek kuring kana alinea di luhur. Aya nu nyaho kumaha
>  jungkiringan POLA PIKIR urang Sunda?
>
>  Anu kangaranan pola tea pan biasa na mah katempo gurat na. Cik, kuring
>  rek nalek. Naon kira2 na pola pikir urang Sunda teh? Naon ciri2 na
>  pola mikir urang Sunda tea? Urang obrolkeun sing tuntas
>

Enya nya kang euy, naha bisa kitu urang noong pola mikir hiji etnis,
kumaha carana nya? make "pattern recognition" kitu?

salam,
mh


[Baraya_Sunda] Identitas Sunda?

2008-04-04 Terurut Topik mh
04/04/2008
Identitas Masyarakat Sunda Sulit Diangkat Kembali

SETIABUDHI, (GM).-
Banyak identitas masyarakat Sunda yang hilang dan sulit diangkat
kembali kerena terlalu lama terpengaruh budaya Mataram dan bangsa
Barat. Demikian diungkapkan pakar sejarah Universitas Padjadjaran
(Unpad), Prof. Dr. Nina Lubis, usai menjadi pembicara seminar "Mencari
Estetika Sunda" di Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Jln. Dr.
Setiabudhi Bandung, Kamis (3/4).

Selain pengaruh budaya Mataram dan Barat, tambah Nina, pengaruh budaya
Islam pun sangat berperan dalam hilangnya identitas masyarakat Sunda.
"Walaupun tidak besar, pengaruh budaya Islam terlihat dari nama-nama
orang Sunda," ujarnya.

Nina pun mengungkapkan, pengaruh budaya Mataram dan budaya Barat lebih
besar dalam kehidupan masyarakat Sunda sehari-hari. Dicontohkan, dalam
tata cara berpakaian dan dan bentuk bangunan rumah. "Masyarakat Sunda
lebih senang mengenakan pakaian ala Barat daripada pakaian adat dalam
kehidupan sehari-hari," ujarnya.

Sedangkan dalam bentuk rumah, ungkap Nina, saat ini sangat sulit
menemukan bentuk rumah khas adat Sunda di Jabar, yang lebih
mengutamakan tiga unsur, yakni kolong, tengah, dan atap. Kebanyakan
bentuk rumah masyarakat Sunda sekarang ini, tambahnya, lebih meniru
bangunan masyarakat Barat. Padahal dalam kehidupan masyarakat Sunda,
tiga unsur dimaksud, mengandung makna tertentu.

"Kolong rumah lebih sering digunakan sebagai sirkulasi udara, bagian
tengah sebagai tempat berkumpul keluarga, dan atap untuk melindungi
bagian kolong dan tengah," paparnya.

Sedangkan budaya Mataram sangat besar pengaruhnya dalam penerapan dan
penggunanaan bahasa Sunda sebagai bahasa komunikasi sehari-hari.
Sebelumnya, bahasa Sunda sangat demokratis dan tidak mengenal
undak-usuk basa.

"Namun setelah masuknya budaya Mataram pada abad ke-15, bahasa Sunda
mengenal undak-usuk basa sampai sekarang," tambahnya.

Karena itu, Nina mengusulkan agar tujuh unsur yang diharapkan bisa
menggali kembali identitas dan etika masyarakat Sunda, kembali
digalakkan. Ketujuh unsur tersebut, yakni nama dan gelar, tempat
tinggal (rumah), etika dan bahasa, kehidupan keagamaan dan
kepercayaan, pusaka dan upacara sepanjang daur hidup manusia
(kelahiran, perkawinan, dan kematian), kesenian dan rekreasi, serta
kebiasaan makan.

"Selain ketujuh unsur tersebut, masih ada unsur lain yang bisa
menggali identitas Sunda, yaitu pendidikan, ilmu pengetahuan,
solidaritas, dan komunikasi," paparnya.

Sementara budayawan Prof. Jakob Sumardjo mengatakan, kita jangan
menilai sesuatu dari luarnya saja. Pasalnya banyak orang Sunda yang
luarnya bukan orang Sunda, tetapi mempunyai pola pikir masyarakat
Sunda.

"Kehidupan masyarakat di daerah Darmaraja, Kab. Sumedang tetap
menggunakan pola pikir masyarakat Sunda, sekalipun bentuk rumah dan
cara berpakaiannya mengikuti pola masyarakat Jawa," ujarnya. (B.81)**

Citation: 
http://www.klik-galamedia.com/20080404/kolomlengkap.php?kolomkode=20080404004814


[Baraya_Sunda] Re: [kisunda]Wikipedia (Asep-kumincir)

2008-04-03 Terurut Topik mh
Tah kitu Ambu, nuhun pisan. Hayu urang banjiran urang Sunda sarta
balarea, ngaliwatan jagatmaya, ku informasi nu lengkap sarta akurat
ngeunaan sarupaning nu pakait sareng kasundaan. Ngarah urang kitu deui
saha wae, teu ngacapruk wae, majar hese neangan sumber informasi
ngeunaan sajarah Tatar Sunda.

salam,
mh

On Thu, Apr 3, 2008 at 6:42 PM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Situs-Situs Arkeologi di Tatar Sunda - Parahiyangan(hingga tahun 1991)
> Kabupaten Kecamatan Desa Situs
>  Lebak* Cipanas Lebaksitu Gunungjulang Ciwongwongan
>  Leuwidamar Kanekes Cikeusik Sasaka Domas
>  Cipanas Lebakgedong Kosala
>  Bayah Citorek,Cibedug LebakCbedug Gn. Dangka Batu sirit
>  Bogor* Ciampea Ciampea Gn.Cibodas Gng Cibodas
>  Cianjur Campaka KaryamuktiCipangulaan Gunungpadang
>  Sukanagara Sukajembar Lemahdatar
>  Sukanagara Sukajembar Pasirgada
>  Sukabumi* Cisolok Sirnarasa Pangguyangan
>  Cisolok Cimajagirang Tugugede
>  Cisolok Salakdatar Salakdatar
>  Karawang Batujaya Segaran Segaran Segaran
>  Batujaya Talagajaya Talagajaya Talagajaya
>  Pedes Cibuaya Cibuaya
>  Sumedang Cimalaka Cibeureum Gunung Tampomas
>  Darmaraja Cipaku Astana Gede
>  Darmaraja Cipeueut Astana Cipeueut
>  Garut* Leles Pulo Cangkuang
>  Banyuresmi Cimareme Pr. Lulumpang
>  Tasikmalaya* Indihiang Sukamaju kdl Indihiang
>  Ciamis* Pangandaran Pangandaran Batu Kalde
>  Banjar Batulawang Kanduruan
>  Kalipucang Kalipucang Kalipucang
>  Pamarican Sukajaya Ronggeng
>  Cijeungjing K.kamulyan K. Kamulyan
>  Cikoneng Sukaresik Gunung Padang
>  Kawali Indrayasa Astana Gede
>  Kuningan Ciniru Cijemit Sukasari
>  Ciawigebang Susukan Susukan
>  Darma Sanghiyang Ciarca
>  Darma Sagarahiyang Hulu Lingga
>  Mandirancan Cibuntu Panyusupan
>  Bandung Rancaekek Bojongmenje Bojongmenje
>


Re: [Baraya_Sunda]Panca Pandawa Emban Bumi

2008-04-03 Terurut Topik mh
enya barina oge, ngaran mah hese dipatalikeunana jeung etnis atawa ras
jelema. di lembur uing boga balad, ngaranna andri harjawijaya, januar
iskandar, sutrisno, yanti. cing urang mana? urang sunda, jawa, bali,
batak?  lain barina oge, eta ngaran kabeh balad kuring babah jeung
amoy. aya deui pauline, jacky, jimmy, na ieu urang bule? lain deui
wae. eta batur ulin uing, aya babah, aya amoy, aya oge tamil. numatak,
numawi, purnnawarmman, mulawarmman, aswawarmman teu bisa kitu wae
disebut asli india. (mh)

On Thu, Apr 3, 2008 at 1:13 AM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ieu mah contoh pernyataan wae...
>  Kang Rahman Urang Sunda nikah ka Urang Espanola = apanan putrana adi Indo
> ah, mun ramana tetep WNI nya putra2na ge ngangken Indonesia meureun, kecuali
> pami ngalih WN...
>
>  Tapi upami bapana netepkeun netelakeun WNI nu ngumbara di NL, nya hiji
> mangsa "wareg ngumbara" seug wangsul weh ka lmah cai Indonesia...
>  leuheung upami raray indo teh..nganggo nami Indonesia...mun nami Espanola
> atanapi nami NLtah...eta marurangkalih identitasna kamana?
>
>  Apanan sami sareng Purnnawarmman...Mulawarmman...Aswawarmman.dst harita
> peah kebudayaan India sedng ng"tred" internasionalsiga USA ayeuna atawa
> Inggris..apana janten bahasa dunia (lingua franca), Prancis...Jerman janten
> bahasa filsafat ...apanan kitu jeeujeurna!
>
>  Naha kumaha kitu kapalay teh? ieu ge boa teu kabaca... boa kaliwat...ngkena
> teh "plok" bae luncat
>
>  AMBU
>
>  Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com,
> richadiana kartakusuma
>
>  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > hih bahasa ta mah...patalia sareng sistem TAnda. Semiologi - Semiotik
>  > nalungtik sisem sosial budaa ku fonetik tea
>  >
>  >
>
>  Nuhun Teh,
>
>  Nu ieu mah nyambung jeung urursan sistem tinulis Sunda, oge jeung
>  obrolan ngaran nu make -warman tea? ;)) R
>
>  http://en.wikipedia.org/wiki/Pallava
>
>
>
>
>
>  -
>  You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster
> Total Access, No Cost.
>
>  [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  


Re: [Baraya_Sunda]Panca Pandawa Emban Bumi

2008-04-02 Terurut Topik mh
Aya beja, aya sababaraha model aksara nu kungsi dipake ku karuhun:
diantarana hanacaraka sareng kaganga. Aksara numana nya Ambu?

Aya beja deui, naha enya ari hanacaraka teh hasil kreasi Ajisaka, saha
eta Ajisaka teh Ambu?

salam,
mh

On Wed, Apr 2, 2008 at 11:03 PM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> Aksara sareng basa Sunda Kuno, kaulaneun. mung si abdi "belegug" teu tiasa
> ngalebetkeun ka dieu bungkeuleukan aksarana, duka tah dang Kukum atanapi
> dang Asep...potretna mah aya. aya hiji deui prasasti Kebantenan mung
> naroskeun heula ka dang Kukum sareng dang Asep naha tos aya di
> Wikipedia,pami teu acan ku abdi bade di postingkeun
>
>  Baktos
>  AMBU
>
>  mh <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ambu, ari ieu prasasti teh ngangge
> aksara naon?
>
>
>  nuhun,
>  mh
>
>  On Wed, Apr 2, 2008 at 10:11 PM, richadiana kartakusuma
>  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > Prasasti Batu Tulis (Panca Pandawa Emban Bumi)
>  >
>  > 1. # # wang a pun ini sakakala prebu ratu purane pun. diwastu
>  >
>  > 2. diya dingaran prebuguru dewataprana diwastu diya dingaran sr
>  >
>  > 3. baduga maharaja ratu haji di pakwan pajajaran sri sang ratu de
>  >
>  > 4. wata pun ya nu nyusuk na pakwan diya anak rahiyang dewa nis-
>  >
>  > 5. kala sa(ng) sidamokta di gunatiga i(n)cu rahiyang niskala wastu
>  >
>  > 6. ka(n)cana sa(ng) sidamokta ka nusalara(ng) ya siya nu nyiyan sakaka-
>  >
>  > 7. la gugunungan ngabalay nyiyan samida nyiyan sanghiyang talaga
>  >
>  > 8. rena mahawijaya ya siya pun # # i saka panca panda-
>  >
>  > 9. wa e(m)ban bumi # #
>  >
>  > Dang Kukum, Dang Asep naha prasasyi ieu tos lebet Wikipedia?
>  >
>  > AMBU


Re: [Baraya_Sunda] Re:Sri Bma Punta Narayana Madhura Suradipati

2008-04-02 Terurut Topik mh
On Wed, Apr 2, 2008 at 10:48 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Meh sapoe jeput teu bisa login ka (n)Yahoo euy! Teuing Yahoo keur
>  ngambek, teuing diganjel... diheureuyan batur? ;))
>
>  Wah, eta mah atuh gosip kelas kakap Kang DH he he he. Mun tea mah enya
>  loba sumur ku emas. Piraku urang Sukabumi loba nu balangsak? :))
>
>  Kang W,
>
>  Anu kangaranan bangunan (komo mun rek disebut istana mah; rek kayu rek
>  batu) pan pasti make fondasi. Ari fondasi mah apan tina batu lin? Asa
>  pamohalan mun nepi ka beak dihuru ka fondasi2 na? ;))
>
>  Oke, mun tea mah barang2 sarupa emas jlte geus dirampog bebeakan...
>  Atuh meureun sabngsa coet2 bae mah aya sesana? Kecuali mun kacoet2
>  diringkid mah he he he. Harianeun tah urang Banten!
>

Kang RH, ceuk saha eta teh, yen barang-barang Pajajaran diringkid ku
urang Banten? Naha aya bukti otektikna kitu, bukti empirik, yen urang
Banten nu ngaringkidna? Meunang beja ti saha Kang?

salam,
mh


Re: [Baraya_Sunda]Panca Pandawa Emban Bumi

2008-04-02 Terurut Topik mh
Ambu, ari ieu prasasti teh ngangge aksara naon?

nuhun,
mh

On Wed, Apr 2, 2008 at 10:11 PM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Prasasti Batu Tulis (Panca Pandawa Emban Bumi)
>
>  1. # # wang a pun ini sakakala prebu ratu purane pun. diwastu
>
>  2. diya dingaran prebuguru dewataprana diwastu diya dingaran sr
>
>  3. baduga maharaja ratu haji di pakwan pajajaran sri sang ratu de
>
>  4. wata pun ya nu nyusuk na pakwan diya anak rahiyang dewa nis-
>
>  5. kala sa(ng) sidamokta di gunatiga i(n)cu rahiyang niskala wastu
>
>  6. ka(n)cana sa(ng) sidamokta ka nusalara(ng) ya siya nu nyiyan sakaka-
>
>  7. la gugunungan ngabalay nyiyan samida nyiyan sanghiyang talaga
>
>  8. rena mahawijaya ya siya pun # # i saka panca panda-
>
>  9. wa e(m)ban bumi # #
>
>  Dang Kukum, Dang Asep naha prasasyi ieu tos lebet Wikipedia?
>
>  AMBU
>
>  -
>  You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster
> Total Access, No Cost.
>
>  [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  


[Baraya_Sunda] Lowongan Gawe Euy - PROGRAMMER

2008-04-01 Terurut Topik mh
Baraya,
Sim uing katalatahan ku hiji pausahaan IT di Malaya, perlu PROGRAMMER,
utamana nu ngawasa WEB TECHNOLOGY.

Upama aya nu minat JAPRI ka uing, buruan nya!.

Salam,
mh


Re: [Baraya_Sunda] Re:Sri Bma Punta Narayana Madhura Suradipati

2008-03-31 Terurut Topik mh
On Mon, Mar 31, 2008 at 7:17 PM, Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Enya... tacan aya bukti empirik na. Ngan saukur teori anu can (bisa)
>  dibuktikeun. Kumaha mun dibuktikeun ku jalan nyususud DNA turunan
>  raja2 Jawa... terus dibandingkeun jeung turunan raja2 Sunda? ;))
>
Cing kang RH neangan sponsorna atuh, urang nguji DNA turunan raja Jawa
jeung Sunda. Aeh Kang, ari turunan raja Sunda saha nya? Araya keneh
kitu?

salam,
mh


Re: [Baraya_Sunda] Re: neangan ikon budaya Sunda?

2008-03-30 Terurut Topik mh
Hehehe, nuhun Ambu, puguh tos lami panasaran kana panta-panta ulikan ieu
tah, mendakan tina sababaraha artikel, diantarana artikel almarhum Bah Edi
Ekajati, tapi ngan ukr disebutkeun ngaranna, teu aya guaran naon maksudna.
Bejana aya tujuh tingkatan? Mangga lah diantos pisan.

salam,
mh

On 3/31/08, richadiana kartakusuma <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Euleuh...ning ngabatin...Abah teh..sanes pan Abah nu langkung
> terang..apanan BUNISORA tea Abah teh..naha?
>
> Jeung na deuih si Abah mah ari nyuhunkeun teh, pertanyaan singkat tapi
> eusina NGUKUP sabuku...hiiih teu kanrunyaeun ka nini2 nya...saleresna ari ti
> Bunisora na mah acan kapendak...tapi ti muridna dipraktekeunnyaeta alona
> nu diasuh ku anjeuna langsungdibuka banget ku peurih saatos kulawargi
> sa-kadaton pupus di BUBATkantun anjeuna nunggelis nya diasuh Pamana...
> ke nya urang ningal posting tinu sanesna...da lami ieu mah...ngke diwartosan
> nya ABAH BEDANG
>
> mh <[EMAIL PROTECTED] > wrote: On
> Sun, Mar 30, 2008 at 4:02 PM, richadiana kartakusuma
>
> <[EMAIL PROTECTED] >
> wrote:
> >
> > ari TILEM tea mung tiasa ku Bayu-Sabda-Hedap tea...ngahijina diri sareng
> > dirina ieu mah nya elmu Sunda tea...(Kang Yana tah uningaeun anjeuna tos
> > empati.. kana elmu ieu) "bati peureu tinggal nu atis tina rasa" mesekan
> > waruga dikasayan diangiran dugi ka bersih ...mencrang kana raraga
> > luar...janten bersih bathin sareng lahir sarimbag...teu kacangreud ku
> > babanda teu kacangreud ku panca-indriya (mata) blus ka tingkatan genep
> > (sad=6) > sadmata (elmuna Rahiyang Bunisora Suradipati= Batara Guru di
> > Jampang > guruning guru raja2 Sunda)...
> >
>
> Ambu, cing pangdongengkeun eta tah, tahapan "sadmata", "satmata" jeung
> sajabana, aya sabaraha tahapan eta teh? sareng naon karakteristik tiap
> tahapan?
>
> salam,
> mh
>
>
>
>
> -
> Like movies? Here's a limited-time offer: Blockbuster Total Access for one
> month at no cost.
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Baraya_Sunda] Ubar Weureu

2008-03-30 Terurut Topik mh
Ambu, cing dongengkeun atuh, elmu naon eta teh? Asa pernah aya carita
wayang nu judulna jiga kitu.

salam,
mh

On Sun, Mar 30, 2008 at 5:15 PM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Elmu Prabu Siliwangi "Sastrajendra Ayuningrat"
>
>  Rahman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com,
> richadiana kartakusuma
>  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  >
>  > make sieun WEUREU atuh, apanan tos WEUREU ieuh tadina ge
>  >
>
>  Teh,
>
>  Mun weureu sorangan mah, sigana moal kukumaha tah he he he. Da memamng
>  enya kitu. Ngan anu dipikasieun teh ... bisi ngaweureuan batur! ;)) R
>


Re: [Baraya_Sunda] Naskah di musium sumedang

2008-03-30 Terurut Topik mh
Ambu, Bah Willy, oge baraya sadayana. Numutkeun toongan sim uing mah,
eta naskah-naskah bulukan teh perlu geura-geura dialihrupakeun kana
wangun digital, bisi warugana kaburu beak dihakan rinyuh jeung "jurig"
hawa tropis. Perkara muka naon eusina, jigana bisa dikeureuyeuh ku
ahlina.

salam,
mh

On Sun, Mar 30, 2008 at 7:47 AM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Abah, ngarucanan teh saenyana nya ka sikuring yeuh...
>
>
>  [EMAIL PROTECTED] wrote:
>
>  -
>  Dikirim menggunakan telepon selular Sony Ericsson
>
>


Re: [Baraya_Sunda] Re: neangan ikon budaya Sunda?

2008-03-30 Terurut Topik mh
On Sun, Mar 30, 2008 at 4:02 PM, richadiana kartakusuma
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  ari TILEM tea mung tiasa ku Bayu-Sabda-Hedap tea...ngahijina diri sareng
> dirina ieu mah nya elmu Sunda tea...(Kang Yana tah uningaeun anjeuna tos
> empati.. kana elmu ieu) "bati peureu tinggal nu atis tina rasa" mesekan
> waruga dikasayan diangiran dugi ka bersih ...mencrang kana raraga
> luar...janten bersih bathin sareng lahir sarimbag...teu kacangreud ku
> babanda teu kacangreud ku panca-indriya (mata) blus ka tingkatan genep
> (sad=6) > sadmata (elmuna Rahiyang Bunisora Suradipati= Batara Guru di
> Jampang > guruning guru raja2 Sunda)...
>

Ambu, cing pangdongengkeun eta tah, tahapan "sadmata", "satmata" jeung
sajabana, aya sabaraha tahapan eta teh? sareng naon karakteristik tiap
tahapan?

salam,
mh


<    4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   >