RE: [iagi-net-l] airborne gravity workshop

2003-03-13 Terurut Topik Darman, Herman H BSP-TSX/4
Siapa yang bisa kasih rekomendasi untuk Fugro / CArson?
Thanks,

Herman

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 13 March 2003 15:28
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] airborne gravity workshop



Nah, kalau alamat Fugro, saya tahu. Mungkin bisa ngontak pak Agus Wiryawan
(geotechnical manager/technical advisor) di imil:
[EMAIL PROTECTED] (sempat kenalan pas IPA luncheon talk
beberapa bulan lalu). Kantornya di bilangan Tebet.

Salam,
Syaiful



   

Musakti, Oki 

[EMAIL PROTECTED]   To: [EMAIL PROTECTED]   
  
antos.com   cc:   

 Subject: RE: [iagi-net-l]  airborne 
gravity workshop  
03/13/03 01:15 

PM 

Please respond 

to iagi-net

   

   





Dulu Arco pernah pakai Carson untuk di kepala burung tapi tidak sampai
prospect level.
Ada juga anak perusahaannya Fugro (Fugro LCT ??)
Email sama webnya lupa mestinya bisa dicari via google.

Oki

-Original Message-
From: Allo, Paulus T [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, 13 March 2003 16:08
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] airborne gravity workshop

mungkin bisa dgn Sander (Sander Geophysics Limited),
email: [EMAIL PROTECTED]


--
pta
(bukan salesnya Sander)

 -Original Message-
 From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, March 13, 2003 12:23 PM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: RE: [iagi-net-l] airborne gravity workshop


 Saya cari company yang bisa bikin aerogravity/mag survey
 untuk level prospect. Ada yang bisa kasih saran / rekomendasi?

 Herman

-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-


-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-






-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



RE: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification

2003-03-13 Terurut Topik Wirawan, Gde
Nimbrung nich,
Boleh MDT boleh DST, tapi liat dulu permeabilitynya. Pake MDT kalau
permeabilitynya kurang bagus ya...?podo wae tetap possible akhirnya.
Permeability bagus pake MDT pump out selama-lamanya sampe abis tuh fluid di
transisi zone---saya rasa bisa dianggap proven.Kalo memang DM mintanya
hasil DST yakumpeni harus lakukan DST, atau UUD?

big


-Original Message-
From: Bambang Murti [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 13 Maret 2003 14:48
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification


Betul mas Ferdi, cuma kalau menurut DM itu ndak cukup.
Mungkin sebagai gambaran-nya:
Mas Ferdi punya satu botol Coke, lalu di kocok-kocok, terus di flare, nah,
bzzt ... kan keluar tuh CO-2nya, cuma sekejap saja kan ? Setelah itu
kan ndak ada apa-apanya lagi kan? Nah, concern-nya DM itu kira-kira begitu.

MDT dan sejenisnya memang bisa mengindikasikan adanya hidrokarbon, baik dari
sampling maupun OFA maupun interpretasi gradien tekanannya. Kalau mengingat
lamanya drawdown untuk mengambil sampel dan depth of investigationnya (kan
masih di flushed zone juga tuh nozzle-nya), maka efek Coke tersebut sangat
mungkin terjadi. Jadi, kalau tool tersebut dapat mengambil katakanlah 1
liter hidrokarbon dalam jangka waktu 1 menit, bukan berarti lantas
deliverability-nya = 60 x 24 =1,440 l per hari. Kembali ke definisi reserve,
diharapkan deliverability dari reservoir tersebut dapat terjadi dalam waktu
yang lama, bukan yang bz lalu habis. Lantas kalau ada test DST atau
lebih baik lagi production test, ini akan memberikan tingkat konfidensi yang
lebih tinggi dalam meng-assign kualitas reservenya...tuh ada buktinya...
Lha kalau dikembangkan lebih lanjut, financial institution akan
memegang/percaya pada ucapan si lembaga sertifikasi tadi...buntut-buntutnya
UUD juga... Itu saja. 

-Original Message-
From: kartiko samodro [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 13 Maret 2003 14:19
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification



MDT kan juga small  DST ...?
 Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote:'tul Cak Inul...ehh, sorry...Cak
Ipul.. Resrves adalah cadangan dalam konteks kemampuan reservoir untuk
mengalirkan isinya ke permukaan. Seingatku DM juga mensyaratkan adanya DST,
untuk mengetahui deliverability dari reservoir tsb, baru kemudian
meng-assign kelasnya (P1, P2, P3). Sepertinya aku juga pernah denger ada
salah satu KPS yang rajin melakukan RFT/MDT dan memiliki keyakinan tinggi
kalau reservoir ybs bisa men-deliver hidrokarbon, cuma DM agak enggan
untuk memberi sertifikat cadangan seperti yang mereka harapkan (lebih
pesimis)...ya gara gara ndak ada DST-nya itu tadi. Barangkalai temen-temen
yang pernah main di Makassar Strait bisa nambahin... BSM -Original
Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 13 Maret 2003 7:34
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification



Kang Syafri, setahu saya, kalau sudah mulai dikomersilkan maka
sertifikasinya dilakukan oleh suatu badan sertifikasi tertentu, biasanya
adalah DM (DeGolyer  MacNaughton) yg berkantor di Dallas. Tampaknya DST
adalah suatu keharusan utk sertifikasi ini. Kalau hanya RFT atau MDT saja yg
dilakukan pada suatu 'field' (via sumur2nya) maka kurang/tidak dipercaya.
Meskipun ada pula yg cukup dg RFT/MDT, tetapi di 'field' dekatnya sudah
dilakukan DST. Rasanya nggak ada sertifikasi oleh DM yg tanpa 'reservoir
test' tsb.

Saya yakin ada teman2 lain yg lebih tahu ttg hal ini. Semoga mau menambah
info yg lebih sip.

Salam,
Syaiful





[EMAIL PROTECTED]

nooc.co.id To: [EMAIL PROTECTED]

cc:

03/12/03 04:02 Subject: [iagi-net-l] Help on
Gas reserves sertification 
PM

Please respond

to iagi-net











Dear netters,

Mohon sharing informasi terhadap subject diatas.
Jika suatu gas field sudah confirmed mengandung cadangan/akumulasi gas
tertentu melalui pengeboran explorasi dan delineasi (cuttings dan logs),
apakah ada pengaruh reservoir test (RFT/DST/MDT) terhadap tingkatan kategori
sertifikasi reserves gas tersebut?. Misalnya kalau hanya berdasarkan
geological interpretation maka status gas reserves tsb hanya bisa disebut
possible gas reserves, sedangkan kalau hanya melalui petrophysical
evaluation setelah pengeboran sumur (explorasi/delineasi) statusnya akan
menjadi probable reseves sedangkan jika ada reservoir test (RFT/DST/MDT)
maka status gas reserves tersebut akan menjadi proven reserves. Apakah
demikian, atau ada hal lain yang menentukan klasifikasi gas reserves tsb?.
Mohon pencerahan.

Terima kasih
Syafri



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : 

Re: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification

2003-03-13 Terurut Topik RUSDIANTO Djoko
Pada prinsipnya  certifikasi adalah sebagai jaminan (bank garantie) yang 
diperlukan oleh buyer untuk mendapatkan loan dari bank. Certifikasi yang 
diakui oleh bank tentunya harus dikeluarkan oleh badan international yang 
diakui word wide, seperti DM tadi. Tiap oil company pasti melakukan cross 
check dan control terhadap proses perhitungan (dan klasifikasi) reserves 
yang dilakukan oleh certifikator.
Tentang klasifikasi itu sendiri, apa yang dikemukakan oleh pak Syafri 
secara garis besar/prinsip sudah benar, walaupuin masih banyak parameter 
lainnya, antara lain disamping hasil test (apakah  DST atau hanya RFT/MDT, 
conclusive or not), juga status/posisi fluid contact nya, apakah known 
GOC/GWC/OWC atau LPO,LPG,HPW dsb...untuk menentukan HC column-nya akan 
menentukan clasifikasi either 1P, 2P atau 3P reserves. Biasanya angka 
certifikasi hanya untuk yang 1P dan 2P saja karena kedua angka itu yang 
bisa diterima oleh bank sebagai jaminan. Yang masih possible tentunya 
masih harus dibuktikan dulu kebenaranya oleh si-empunya lapangan.
Semoga ada manfaatnya
Salam,
Djoko Rusdianto




[EMAIL PROTECTED]
13/03/2003 07:34 AM
Please respond to iagi-net

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification



Kang Syafri, setahu saya, kalau sudah mulai dikomersilkan maka
sertifikasinya dilakukan oleh suatu badan sertifikasi tertentu, biasanya
adalah DM (DeGolyer  MacNaughton) yg berkantor di Dallas. Tampaknya DST
adalah suatu keharusan utk sertifikasi ini. Kalau hanya RFT atau MDT saja
yg dilakukan pada suatu 'field' (via sumur2nya) maka kurang/tidak
dipercaya. Meskipun ada pula yg cukup dg RFT/MDT, tetapi di 'field'
dekatnya sudah dilakukan DST. Rasanya nggak ada sertifikasi oleh DM yg
tanpa 'reservoir test' tsb.

Saya yakin ada teman2 lain yg lebih tahu ttg hal ini. Semoga mau menambah
info yg lebih sip.

Salam,
Syaiful



  
[EMAIL PROTECTED]   
nooc.co.idTo: [EMAIL PROTECTED]  
 
  cc:   
03/12/03 04:02Subject: [iagi-net-l] Help 
on Gas reserves sertification 
PM  
Please respond   
to iagi-net  
  
  






Dear netters,

Mohon sharing informasi terhadap subject diatas.
Jika suatu gas field sudah confirmed mengandung cadangan/akumulasi gas
tertentu
melalui pengeboran explorasi dan delineasi (cuttings dan logs), apakah ada
pengaruh reservoir test (RFT/DST/MDT) terhadap tingkatan kategori
sertifikasi
reserves gas tersebut?. Misalnya kalau hanya berdasarkan geological
interpretation maka status gas reserves tsb hanya bisa disebut possible 
gas
reserves, sedangkan kalau hanya melalui petrophysical evaluation setelah
pengeboran sumur (explorasi/delineasi) statusnya akan menjadi probable
reseves
sedangkan jika ada reservoir test (RFT/DST/MDT) maka status gas reserves
tersebut akan menjadi proven reserves. Apakah demikian, atau ada hal lain
yang
menentukan klasifikasi gas reserves tsb?.
Mohon pencerahan.

Terima kasih
Syafri



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-






-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan 
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-





Re: [iagi-net-l] Sertifikasi mining

2003-03-13 Terurut Topik Sukmandaru Prihatmoko
Di mining, laporan-laporan perlu disertifikasi (lebih tepatnya ditulis oleh
certified person) untuk kepentingan cari pinjaman di bank atau untuk laporan
di bursa. Lebih krusial lagi kalau laporannya sudah menyebut reserve (juga
resource) suatu deposit.

Di Indonesia certified person (kadang disebut juga competent person) untuk
mining dapat sertifikatnya dari luar negeri. Soalnya belum ada lembaga
Indonesia yang bisa kasih ini (mudah-mudahan nanti IAGI yang pertama - untuk
mining geologist???). Kendalanya lagi, tidak banyak mining coys yang cari
fund di bank atau bursa Indonesia, jadi kebutuhan akan certified person di
bidang ini juga gak perlu-perlu amat. Kita lihat saja saja
perkembangannya

Untuk produk mining...Ni, Cu, Au saya gak begitu paham
kawan-kawan yang langsung terjun di sektor hilir barangkali bisa kasih
info-nya..

Salam - SP

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 3:26 PM
Subject: [iagi-net-l] Sertifikasi mining -- was RE: [iagi-net-l] Help on
Gas reserves sertification


 Apakah di pertambangan juga dikenal sertifikasi ?
 Apakah pembeli juga meminta hal itu, seperti utk gas utk menjamin
 kelangsungan pasokan/deliverability, atau dijual di spot market ?
 Trus siapa yg melakukan/memberikan sertifikat? apakah Deptan juga minta
 sertifikat cadangan juga ?

 lamsalam

 rdp




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan Magnet III

2003-03-13 Terurut Topik Sukmandaru Prihatmoko
Agar IAGI gak berlepotan minyak melulu seperti sentilan bung RDP (padahal
gak ada salahnya lho dengan minyak..), ini aku postingkan masukan
seorang pengusaha kecil (?) tambang batubara (geologist juga) mengenai aspek
praktis bisnis pertambangan batubara di era otoda yang disampaikan melalui
salah seorang kawan di PP IAGI.
(1) Positip: Disentralisasi dirasakan banyak memberi kemudahan bagi
pengusaha tambang batubara nasional di daerah, yang tentu saja berimplikasi
pada efisiensi investasi
(2) Negatifnya: pandangan para birokrat di Jakarta yang masih diskriminatif
terhadap pengusaha lokal. Padahal berdasarkan pengalamannya dengan jumlah
karyawan 40 - 100 orang, perusahaannya jauh lebih efisien dibandingkan
perusahaan multinasional di sebelah KP-nya yang memiliki 1000an orang
karyawan. Dan yang paling 'menggusar'kan adalah, royalty yang hanya 13 %
('padahal menurutnya keuntungan mereka bisa 100 - 150 %, apalagi mereka
ekspor'). Jual batubara US $ 25 - 26 / ton, sementara biaya produksi paling
top US$ 12.

Secara eksplisit ybs minta IAGI untuk melakukan advokasi tentang hal ini
(penghapusan diskriminasi perlakuan 'oknum birokrat' thd pengusaha tambang
batubara nasional, sekaligus untuk penciptaan iklim usaha yang kondusif --
akses perbankan).

Saya sudah menanggapi hal ini terutama masalah pendapatan negara yang tidak
hanya dari royalty seperti tax dan restribusi lainnya yang jumlahnya bisa di
atas 50% (mestinya beliau ini tahu masalah ini ya..).

Salam - SP
RDP.aku gak tahu banyak ttg magnet, mungkin kawan lain bisa kasih
input..


- Original Message -
From: PUTROHARI Rovicky [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 9:50 AM
Subject: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan Magnet
III


 Sebagai geologist aku kok ngga tahu ya .. mineral bahan magnet itu apa
 saja sih ? selain magnetit tentunya ...
 ada yang tahu ...logam apa saja yg bisa jadi -- Potensi Sumber Daya Alam
 di Indonesia untuk Bahan Magnet dari segi geologi tentunya, mineralnya,
 batuannya, asosiasinya dan terbentuknya.

 Ah, Dimas nDaru dan temen-temen di mining mustinya lebih tahu,
 mohon pencerahan doonk !!

 lumayan kan biar IAGI ngga belepotan minyak mlulu ... !!

 rdp




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Sertifikasi mining

2003-03-13 Terurut Topik fotunadid
Info saja Pak sukmamdaru, Pak Rovicky - iagi netters

Dalam dunia mining sama kasusnya.
Segala sesuatu butuh jaminan, apalagi menyangkut nilai investasi yang tidak
sedikit.
Namun benar kata Kang sukmandaru bahwa kita orang mining nasional kurang
bisa berbuat banyak akan hal ini. 
Karena bagi yang sudah berproduksi seperti kami setiap akhir tahun harus
melaporkan reserve / resources updated ke bursa / maupun pemegang saham.
Mereka butuh key person atau orang bersertifikat yang dikeluarkan oleh
negara mereka sendiri sesuai standart yang mereka terapkan. Kita orang
nasional akan masuk dalam daftar penjamin lapangan, penghitung, geologist,
berdasar skills dan tanggunggugat yang kita punyai. Namun untuk the final
sign tetep key person tersebut. Dan itu lumrah seandainya kita yang
punya uang.

Semoga ke depan kita bisa lebih berbenah diri dengan sertifikasi ini.
Dengan asumsi kita commit memegang standart kualifikasi yang ada, bukannya
obral sertifikat tanpa kejelasan skill dan wawasannya.

salam,
didik f 


-Original Message-
From: Sukmandaru Prihatmoko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 7:11 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi mining 


Di mining, laporan-laporan perlu disertifikasi (lebih tepatnya ditulis oleh
certified person) untuk kepentingan cari pinjaman di bank atau untuk laporan
di bursa. Lebih krusial lagi kalau laporannya sudah menyebut reserve (juga
resource) suatu deposit.

Di Indonesia certified person (kadang disebut juga competent person) untuk
mining dapat sertifikatnya dari luar negeri. Soalnya belum ada lembaga
Indonesia yang bisa kasih ini (mudah-mudahan nanti IAGI yang pertama - untuk
mining geologist???). Kendalanya lagi, tidak banyak mining coys yang cari
fund di bank atau bursa Indonesia, jadi kebutuhan akan certified person di
bidang ini juga gak perlu-perlu amat. Kita lihat saja saja
perkembangannya

Untuk produk mining...Ni, Cu, Au saya gak begitu paham
kawan-kawan yang langsung terjun di sektor hilir barangkali bisa kasih
info-nya..

Salam - SP

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 3:26 PM
Subject: [iagi-net-l] Sertifikasi mining -- was RE: [iagi-net-l] Help on
Gas reserves sertification


 Apakah di pertambangan juga dikenal sertifikasi ?
 Apakah pembeli juga meminta hal itu, seperti utk gas utk menjamin
 kelangsungan pasokan/deliverability, atau dijual di spot market ?
 Trus siapa yg melakukan/memberikan sertifikat? apakah Deptan juga minta
 sertifikat cadangan juga ?

 lamsalam

 rdp




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-








[iagi-net-l] Fw: [HAGI-Network] close spacing airborne gravity

2003-03-13 Terurut Topik M.Untung
Saya teruskan (forward) tulisan kecil ini yang saya kirimkan ke HAGI-net.
Saya ambil dari Leading Edge Vol 22 No.2, Februari 2003. Ada beberapa orang
menanyakan di milis ini apa bisa merekomendasi untuk Fugro atau Carson.
Saya kurang mengerti pertanyaan ini. Apa maksudnya? Tetapi barangkali kalau
membaca arikel  di Leading Edge ini, anda dapat gambaran tentang airborne
gravity. Saya siap berdiskusi dengan anda-anda kalau memang diperlukan.
Tentang Workshop di Cibinong (Bakosurtanal) sebenarnya isinya biasa-biasa
saja. Tetapi pembicara banyak membawa kasus. Saya hadir sampai selesai. Saya
lihat ada rekan-rekan muda hadir juga. Entah dari IAGI atau dari HAGI saya
tidak tahu. Sekian.
M. Untung

- Original Message -
From: M.Untung [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, March 10, 2003 2:28 PM
Subject: [HAGI-Network] close spacing airborne gravity


Sdr-sdr anggota milis HAGI,
Di Leading Edge vol.22, No. 2, February 2003, hal. 136 ada artikel pendek
berjudul: Advantages of close spacing in airborne gravimetric survey. Hanya
2 halaman termasuk ilustrasi. Selang lintasan antara 50 m sampai 1 km.
Secara singkat keuntungan ialah sebagai berikut:
1. Bisingan lebih rendah (lower noise levels) pada data. Kisi-kisi gayaberat
(gravity grids) tertapis menjadi bisingan rata-rata pada lintasan
disampingnya (seperti halnya stacking dalam sismik). Jumlah data lebih
banyak pada suatu area.
2. Koreksi medan lebih baik. DEM (digital elevation model) kebanyakan tidak
akurat. Model lapangan (terrain models) diperoleh dengan mengurangi radar
altimeter pesawat (aircraft) dari ketinggian terbang pesawat dari ketinggian
GPS.
3. Penafsiran data lebih baik dan lebih meyakinkan, karena memisahkan signal
dengan gelombang panjang. Jadi tidak ada yang hilang baik yang gelombang
pendek dan panjang.
4. Kontrol lebih berkualitas, yaitu lebih mudah meindentifikasi
masalah-masalah pada waktu pengolahan.
Keempat butir tersebut adalah garis besar keuntungan selang terbang rapat.
Untuk jelasnya baca artikel tersebut dan kembangkan untuk bahan riset HAGI.
Pak Manurung dari KGN, tolong ini teruskan ke anggota KGN juga kepada Pak
Bambang Sapto. Terimakasih. Kalau tidak memiliki artikel ini bisa saya
fotokopikan.
Wassalam,
M. Untung



-- http://mailhost.rz.uni-karlsruhe.de/warc/hagi.html --


-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] airborne gravity workshop

2003-03-13 Terurut Topik M.Untung
Saya kira Fugro atau Carson bisa. Asal diterangkan: untuk apa,
spesifikasinya bagaimana, kondisi daerah bagaimana (datar, berbukit-bukit).
Kalau terbangnya wide spacing akan didapat basin configuration. Jadi
direkomendasikan terbang  dengan close spacing antara 50 m sampa1 km. Baru
saja saya fordwardkan ke iagi-net tulisan tentang airborne gravity dengan
close spacing Tolong baca. Saya ambil dari Leading Edge Vol. 22. No.2,
Feb. 2003. Cari artikel ini yang asli. Kalau anda memerlukan dapat saya
copykan.
M. Untung
- Original Message -
From: Darman, Herman H BSP-TSX/4 [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 12:23 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] airborne gravity workshop


 Saya cari company yang bisa bikin aerogravity/mag survey untuk level
prospect. Ada yang bisa kasih saran / rekomendasi?

 Herman

 -Original Message-
 From: Darman, Herman H BSP-TSX/4
 Sent: 28 February 2003 11:40
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: RE: [iagi-net-l] airborne gravity workshop


 Ada yang datang untuk workshop ini?
 Summary please?

 Herman

 -Original Message-
 From: Franciscus B Sinartio [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: 18 February 2003 17:35
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [iagi-net-l] airborne gravity workshop


 ada yang nitipin pengumuman/undangan ini, silahkan
 hubungi langsung kalau berminat.

 fbs

 
 WORKSHOP AIRBORNE GRAVITY
 APLIKASI PEMETAAN GEOID DAN EKSPLORASI MINYAK DAN
 MINERAL

 Cibinong, 25 Februari 2003

 Oleh :
 Dr Rene Forsberg*
  National Survey and Cadastre (KMS)
  Denmark

 * Pembicara adalah pakar Internasional di bidang
 Airborne Gravity untuk
 aplikasi geoid dan eksplorasi geofisik di laut dan di
 darat.

 Beberapa proyek yang telah dikerjakan adalah :
 Airborne Gravity di Greenland untuk ekplorasi dan
 hitungan geoid;
 Airborne
 Gravity di Malaysia untuk hitungan geoid; Airborne
 Gravity di
 Scandinavia;
 The Airborne Geoid MApping System for Coastal
 Oceanography (AGMASCO)
 project, Azores 1997 ; Barents Sea 1999; Baltic Sea
 1999; Great Barrier
 Reef
 1999; Crete 2001; Greenland 1998 - 2001. Hasil-hasil
 ini akan
 dipresentasikan dalam workshop sehari oleh pembicara.
 Tanya jawab dan
 diskusi juga disediakan untuk memberikan penjelasan
 yang lebih lengkap
 kepada peserta.


 LATAR BELAKANG
 * Airborne Gravity dengan ketelitian 1 mgal dapat
 bermanfaat untuk cara
 cepat akusisi data bukan hanya di darat  tetapi juga
 di laut.
 * Komite Gayaberat Nasional (KGN) dalam
 pertemuan Desember 2002
 menyarankanperlunya akuisisi data gaya berat
 dengan menggunakan
 wahana
 pesawat .
 * Tingginya kebutuhan pengguna akan geoid teliti untuk
 keperluan
 penetapan
 tinggi dengan GPS.
 * Distribusi data gayaberat yang masih belum merata di
 berbagai wilayah
 nasional Indonesia sehingga tidak cukup untuk dapat
 dipakai dalam
 kegiatan
 eksplorasi dan penentuan goid teliti Indonesia.
 * Survei terestris dengan menggunakan alat ukur
 gravimeter tradisional
 seperti Lacoste Romberg memiliki keterbatasan dalam
 kecepatan akusisi
 data
 oleh faktor kesulitan transportasi antar titik,
 kemungkinan perlu
 land
 clearing.

 MAKSUD DAN TUJUAN
 * Memperkenalkan kepada instansi pemerintah dan
 kalangan eksplorasi
 minyak
 dan sumber daya mineral tentang teknologi airborne
 gravity sebagai
 teknologi
 alternatif dalam akuisi data gayaberat yang lebih
 cepat, ekonomis dan
 ketelitian yang dapat diandalkan.
 * Membuka peluang penerapan teknologi airborne gravity
 untuk pemetaan
 geoid
 Indonesia yang memungkinkan dapat dilakukannya
 pengukuran tinggi teliti
 dengan GPS.
 * Mendorong minat perusahaan eksplorasi minyak dan
 mineral untuk
 melaksanakan survei gayaberat diberbagai daerah di
 Indonesia dan
 diharapkan
 data tersebut dapat memberikan kontribusi untuk
 hitungan geoid teliti
 Indonesia.


 SASARAN
 * Para Peneliti  profesional di bidang eksplorasi
 geofisik dan
 geodesi.
 * Eksekutif dan pengambil keputusan teknologi akusisi
 data gayaberat
 dari
 kalangan industri minyak, gas, mineral dan survei
 pemetaan.
 * Para Dosen dan Mahasiswa


 BENTUK ACARA
 Workshop, Demo dan Diskusi

 PESERTA
   Bakosurtanal, Instansi Penelitian Pemerintah,
 Perusahaan Survei,
 Perminyakan, Pertambangan, Geologi, Konsultan serta
 kalangan perguruan
 tinggi,  dan Mahasiswa dll.

 WAKTU  DAN TEMPAT
 Hari/tanggal : Selasa 25  Februari 2003
 Waktu : 09. 00 -  Selesai
 Tempat : Gedung  Auditorium  Bakosurtanal
 Jl.Raya Jakarta - Bogor km
 46,
 Cibinong  , Bogor

 PENDAFTARAN
 Tempat terbatas, pendaftaran pada tanggal 13 sd 24
 Februari 2003, baik
 melalui telepon maupun datang dan mengisi formulir
 yang telah
 disediakan
 pada leaflet ini dan dikirim kepada :

 PANITIA PENYELENGGARA
 WORSHOP AIRBORNE GRAVITY :

 Bidang Medan Gayaberat dan Pasang Surut
 Pusat  Geodesi dan Geodinamika.
 BAKOSURTANAL
 Up: Supriyadi  Ruddy M Sorongan
 Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Cibinong-Bogor 16911
 Telp. 021. 87907730, 

Re: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification

2003-03-13 Terurut Topik Koesoema
Pada hakekatnya perusahaan sertifikasi seperti DMN itu sangat konservatif
dalam menghitung cadangan.  Mereka hanya menggunakan data di mana gasnya
dapat diamati betul-betul keluar dan diukur. Falsafah mereka adalah jika
cadangan yang mereka sertifikasi itu  dalam kenyataannya ternyata kurang
daripada yang mereka sertifikasikan, mereka terancam di-claim/ dituntut di
pengadilan. Tetapi jika reserves yang mereka sertifikasikan itu ternyata
lebih besar daripada yang disertifikasikan, tidak ada client yang akan
menuntut ganti rugi.
Jadi mereka cari aman.

- Original Message -
From: RUSDIANTO Djoko [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 4:38 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification


 Pada prinsipnya  certifikasi adalah sebagai jaminan (bank garantie) yang
 diperlukan oleh buyer untuk mendapatkan loan dari bank. Certifikasi yang
 diakui oleh bank tentunya harus dikeluarkan oleh badan international yang
 diakui word wide, seperti DM tadi. Tiap oil company pasti melakukan cross
 check dan control terhadap proses perhitungan (dan klasifikasi) reserves
 yang dilakukan oleh certifikator.
 Tentang klasifikasi itu sendiri, apa yang dikemukakan oleh pak Syafri
 secara garis besar/prinsip sudah benar, walaupuin masih banyak parameter
 lainnya, antara lain disamping hasil test (apakah  DST atau hanya RFT/MDT,
 conclusive or not), juga status/posisi fluid contact nya, apakah known
 GOC/GWC/OWC atau LPO,LPG,HPW dsb...untuk menentukan HC column-nya akan
 menentukan clasifikasi either 1P, 2P atau 3P reserves. Biasanya angka
 certifikasi hanya untuk yang 1P dan 2P saja karena kedua angka itu yang
 bisa diterima oleh bank sebagai jaminan. Yang masih possible tentunya
 masih harus dibuktikan dulu kebenaranya oleh si-empunya lapangan.
 Semoga ada manfaatnya
 Salam,
 Djoko Rusdianto




 [EMAIL PROTECTED]
 13/03/2003 07:34 AM
 Please respond to iagi-net


 To: [EMAIL PROTECTED]
 cc: [EMAIL PROTECTED]
 Subject:Re: [iagi-net-l] Help on Gas reserves
sertification



 Kang Syafri, setahu saya, kalau sudah mulai dikomersilkan maka
 sertifikasinya dilakukan oleh suatu badan sertifikasi tertentu, biasanya
 adalah DM (DeGolyer  MacNaughton) yg berkantor di Dallas. Tampaknya DST
 adalah suatu keharusan utk sertifikasi ini. Kalau hanya RFT atau MDT saja
 yg dilakukan pada suatu 'field' (via sumur2nya) maka kurang/tidak
 dipercaya. Meskipun ada pula yg cukup dg RFT/MDT, tetapi di 'field'
 dekatnya sudah dilakukan DST. Rasanya nggak ada sertifikasi oleh DM yg
 tanpa 'reservoir test' tsb.

 Saya yakin ada teman2 lain yg lebih tahu ttg hal ini. Semoga mau menambah
 info yg lebih sip.

 Salam,
 Syaiful




 [EMAIL PROTECTED]
 nooc.co.idTo: [EMAIL PROTECTED]

   cc:
 03/12/03 04:02Subject: [iagi-net-l] Help
 on Gas reserves sertification
 PM
 Please respond
 to iagi-net








 Dear netters,

 Mohon sharing informasi terhadap subject diatas.
 Jika suatu gas field sudah confirmed mengandung cadangan/akumulasi gas
 tertentu
 melalui pengeboran explorasi dan delineasi (cuttings dan logs), apakah ada
 pengaruh reservoir test (RFT/DST/MDT) terhadap tingkatan kategori
 sertifikasi
 reserves gas tersebut?. Misalnya kalau hanya berdasarkan geological
 interpretation maka status gas reserves tsb hanya bisa disebut possible
 gas
 reserves, sedangkan kalau hanya melalui petrophysical evaluation setelah
 pengeboran sumur (explorasi/delineasi) statusnya akan menjadi probable
 reseves
 sedangkan jika ada reservoir test (RFT/DST/MDT) maka status gas reserves
 tersebut akan menjadi proven reserves. Apakah demikian, atau ada hal lain
 yang
 menentukan klasifikasi gas reserves tsb?.
 Mohon pencerahan.

 Terima kasih
 Syafri



 -
 To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

 Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
 -http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
 [EMAIL PROTECTED]),
 Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
 -






 -
 To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: 

RE: [iagi-net-l] Gulf's heritage Warim for sale

2003-03-13 Terurut Topik Istadi, Bambang P
Sekedar memberi gambaran atas pertanyaan RDP dan Cak Noor.  

tapi mungkin juga karena iklim investasi di sini semakin nggak jelas
sajakemarin secara terbatas beredar email tentang betapa 'rusaknya'
para birokrat migas kita... 

Disisi lain tentunya yg perlu dilihat ... apakah hanya yg di
Indonesia yg dijual assetnya  Kenapa Indonesia ? ini yg mungkin akan
lebih berarti buat kita (aku kan wong Indonesia :).

Seluruh portfolio global di-evaluasi, dan dimasukkan dalam berbagai
klasifikasi.  Yang jelas rasionalisasi aset tidak saja dilakukan di
Indonesia.  Yang tidak masuk dalam kriteria2 tertentu akan dilepas,
bahkan keberadaan di 49 negara saat ini akan dikurangi secara
bertahap,.. gosipnya akan menjadi sekitar 30-20-an.  Yang jelas Indonsia
masih dianggap aset penting.  Jual ini itu supaya punya uang untuk bayar
utang dan nantinya untuk beli aset2 lain yang dianggap lebih memenuhi
kriteria2 tertentu tadi, termaksud belanja di Indonesia.

Disisi lain, saya setuju dengan harapan Hendra: kesempatan (lagi) buat
pertamina untuk bener-2 terlibat dalam bisnis hulu di negara sendiri. 

Kalau Pertamina ikut2an beli2 aset yang dilepas KPS2 tertentu, mungkin
hanya akan men generate cash flow untuk jangka waktu tertentu, tapi
belum tentu meng create value.  Padahal mungkin Pertamina punya data
yang paling lengkap untuk terjun di bisnis explorasi, karena seluruh KPS
musti menyerahkan seluruh hasil studinya semasa BPPKA dulu.  Jika
Pertamina mendapatkan penemuan, mungkin asing akan berlomba untuk ikut
berpartisipasi dengan membayar harga premium.  Ini yang pernah saya
posting sebagai belajar dari Cina, tentang beberapa block offshore di
Pearl River Mouth yang ber-tahun2 ngga laku, tapi berbagai perusahaan
asing berebut setelah CNOOC mendapatkan discovery.
wass. 

Bambang Istadi
ConocoPhillips Inc.
+1-281-293-3763




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan Magnet III

2003-03-13 Terurut Topik Pranoto, Imanuel W
Pak Ndaru, maaf bukan mengenai magnet.
Menanggapi pernyataan kawan kita itu tentunya harus berhati-hati. Beberapa kenyataan 
di tempat saya bekerja mungkin bisa memberikan tambahan kejelasan mengenai praktek 
bisnis pertambangan batubara di era otoda:
1. Desentralisasi memang memberikan kemudahan bagi semua pengusaha (bukan hanya 
pengusaha nasional), terutama mengenai perizinan yg tidak harus ke pusat (dlm hal ini 
cukup ke propinsi atau pemkab/kota sesuai dgn locus drpd otoda). Namun hal ini 
mensyaratkan sdm pemda yg berkualitas spt pengetahuan geologi, pemahaman yg 
komprehensif thd pengelolaan sda, manajemen lingkungan dan implikasinya thdp strategi 
pembangunan daerah. Sayangnya, tdk semua daerah sdh memiliki itu, shg izin2 dlm bentuk 
KP, SIPD dll mudah sekali dikeluarkan dan cenderung belum terkelola sesuai dgn 
peruntukannya.
2. Saya tdk tahu pandangan birokrat di Jkt thdp pengusaha lokal, namun yg namanya 
efisiensi tentu bukan hanya menyangkut jumlah orang tapi juga jumlah produksi 
(material yg dipindahkan, resource yg dikeluarkan, enhanced process, recovery, dll). 
Maksudnya, jika jumlah total karyawan 40-100 namun produksi batubara cuma 500 ribu 
ton/tahun tentu sgt tdk efisien dibanding dgn perusahaan yg mempekerjakan 1000 org 
tapi berproduksi 11-16 juta ton/tahun. Belum lagi kalau menyangkut enhanced process 
(preparasi: washing, crushing, de-ashing, dll) dimana jml labor hrs ditingkatkan utk 
memperbaiki recovery shg sda milik rakyat ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. 
Skrg menyangkut kontribusi tdhp negara sbg pemilik sda, perusahaan batubara besar 
umumnya adl pemegang PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara) yg 
wajib menyerahkan royalti kepada pemerintah sesuai dgn value dari batubara (rank, 
type, market value, dll). Benar seperti yg dikatakan Pak Ndaru, selain royalti, ada 
pajak2 lain yg harus dibayarkan baik ke pusat maupun pemda dan yg paling signifikan 
besarnya adalah corporate tax (pajak atas keuntungan perusahaan).

Semoga bisa menambahkan.

Salam, Noel

-Original Message-
From: Sukmandaru Prihatmoko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 3:40 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan
Magnet III


Agar IAGI gak berlepotan minyak melulu seperti sentilan bung RDP (padahal
gak ada salahnya lho dengan minyak..), ini aku postingkan masukan
seorang pengusaha kecil (?) tambang batubara (geologist juga) mengenai aspek
praktis bisnis pertambangan batubara di era otoda yang disampaikan melalui
salah seorang kawan di PP IAGI.
(1) Positip: Disentralisasi dirasakan banyak memberi kemudahan bagi
pengusaha tambang batubara nasional di daerah, yang tentu saja berimplikasi
pada efisiensi investasi
(2) Negatifnya: pandangan para birokrat di Jakarta yang masih diskriminatif
terhadap pengusaha lokal. Padahal berdasarkan pengalamannya dengan jumlah
karyawan 40 - 100 orang, perusahaannya jauh lebih efisien dibandingkan
perusahaan multinasional di sebelah KP-nya yang memiliki 1000an orang
karyawan. Dan yang paling 'menggusar'kan adalah, royalty yang hanya 13 %
('padahal menurutnya keuntungan mereka bisa 100 - 150 %, apalagi mereka
ekspor'). Jual batubara US $ 25 - 26 / ton, sementara biaya produksi paling
top US$ 12.

Secara eksplisit ybs minta IAGI untuk melakukan advokasi tentang hal ini
(penghapusan diskriminasi perlakuan 'oknum birokrat' thd pengusaha tambang
batubara nasional, sekaligus untuk penciptaan iklim usaha yang kondusif --
akses perbankan).

Saya sudah menanggapi hal ini terutama masalah pendapatan negara yang tidak
hanya dari royalty seperti tax dan restribusi lainnya yang jumlahnya bisa di
atas 50% (mestinya beliau ini tahu masalah ini ya..).

Salam - SP
RDP.aku gak tahu banyak ttg magnet, mungkin kawan lain bisa kasih
input..


- Original Message -
From: PUTROHARI Rovicky [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 9:50 AM
Subject: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan Magnet
III


 Sebagai geologist aku kok ngga tahu ya .. mineral bahan magnet itu apa
 saja sih ? selain magnetit tentunya ...
 ada yang tahu ...logam apa saja yg bisa jadi -- Potensi Sumber Daya Alam
 di Indonesia untuk Bahan Magnet dari segi geologi tentunya, mineralnya,
 batuannya, asosiasinya dan terbentuknya.

 Ah, Dimas nDaru dan temen-temen di mining mustinya lebih tahu,
 mohon pencerahan doonk !!

 lumayan kan biar IAGI ngga belepotan minyak mlulu ... !!

 rdp




-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang 

Re: RE: [iagi-net-l] Sertifikasi mining

2003-03-13 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Untuk batubara sebagai penyuplai sumber enegy, apakah juga memerlukan sertifikat untuk 
menjaga kelanggengan supply. Seperti Gas (LNG) sering diminati sertifikat oleh pembeli 
gas (bukan pembeli konsesi), maksudku bukan hanya untuk keperluan listing, saham 
(stock) ataupun pinjam uang di bank ?

Sepertinya karena sertifikat dikeluarkan utk dipegang perseorangan, maka hal ini 
impaknya cukup bagus, ketimbang dikeluarkan oleh sebuah badan/institusi swasta 
sekalipun (seperti DMG di minyak). Sepertinya cara ini yang mendorong banyaknya 
geologist di mining yg berprofesi sebagai konsultan lepas (certified consultant 
geologist).

Adakah geologist Indonesia yg sudah mempunyai sertifikat/kualifikasi utk menjadi 
accessor ?

rdp 

Sebagai tambahan Pak, contohnya kalo mau listing di Australian dan New Zealand Stock 
Exchanges (ASX, NZSX), sesuai dgn JORC (Joint Ore Reserve Committe) Code yg mereka 
pakai, jika coy ingin mendeclare resource - reservenya di dlm profile (bukan sebagai 
attachment oleh pihak ke-3) maka competent person yg membuatnya, selain memiliki 
local geology knowledge  bla bla bla ..., juga hrs memiliki keanggotaan di The 
Australian Institute of Mining and Metalurgy (AUSIMM) dan/atau The Australian 
Institute of Geoscientist (mungkin suatu saat cukup anggota IAGI dan/atau PERHAPI 
...).
Di pertambangan batubara, market (terutama customer yang besar dan jangka kontrak 
pembeliannya panjang) juga mensyaratkan pelaporan marketable reserve yg dapat 
dipertanggungjawabkan disamping tentunya mine site visit oleh pihak mereka.
Semoga membantu.

Salam, Noel


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 4:40 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Sertifikasi mining 


Info saja Pak sukmamdaru, Pak Rovicky - iagi netters

Dalam dunia mining sama kasusnya.
Segala sesuatu butuh jaminan, apalagi menyangkut nilai investasi yang tidak
sedikit.
Namun benar kata Kang sukmandaru bahwa kita orang mining nasional kurang
bisa berbuat banyak akan hal ini. 
Karena bagi yang sudah berproduksi seperti kami setiap akhir tahun harus
melaporkan reserve / resources updated ke bursa / maupun pemegang saham.
Mereka butuh key person atau orang bersertifikat yang dikeluarkan oleh
negara mereka sendiri sesuai standart yang mereka terapkan. Kita orang
nasional akan masuk dalam daftar penjamin lapangan, penghitung, geologist,
berdasar skills dan tanggunggugat yang kita punyai. Namun untuk the final
sign tetep key person tersebut. Dan itu lumrah seandainya kita yang
punya uang.

Semoga ke depan kita bisa lebih berbenah diri dengan sertifikasi ini.
Dengan asumsi kita commit memegang standart kualifikasi yang ada, bukannya
obral sertifikat tanpa kejelasan skill dan wawasannya.

salam,
didik f 


-Original Message-
From: Sukmandaru Prihatmoko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 7:11 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi mining 


Di mining, laporan-laporan perlu disertifikasi (lebih tepatnya ditulis oleh
certified person) untuk kepentingan cari pinjaman di bank atau untuk laporan
di bursa. Lebih krusial lagi kalau laporannya sudah menyebut reserve (juga
resource) suatu deposit.

Di Indonesia certified person (kadang disebut juga competent person) untuk
mining dapat sertifikatnya dari luar negeri. Soalnya belum ada lembaga
Indonesia yang bisa kasih ini (mudah-mudahan nanti IAGI yang pertama - untuk
mining geologist???). Kendalanya lagi, tidak banyak mining coys yang cari
fund di bank atau bursa Indonesia, jadi kebutuhan akan certified person di
bidang ini juga gak perlu-perlu amat. Kita lihat saja saja
perkembangannya

Untuk produk mining...Ni, Cu, Au saya gak begitu paham
kawan-kawan yang langsung terjun di sektor hilir barangkali bisa kasih
info-nya..

Salam - SP

- Original Message -
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]



 Apakah di pertambangan juga dikenal sertifikasi ?
 Apakah pembeli juga meminta hal itu, seperti utk gas utk menjamin
 kelangsungan pasokan/deliverability, atau dijual di spot market ?
 Trus siapa yg melakukan/memberikan sertifikat? apakah Deptan juga minta
 sertifikat cadangan juga ?

 lamsalam

 rdp



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

RE: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan Magnet III

2003-03-13 Terurut Topik Parlaungan (RTI)
Sedikit meluruskan tulisan Pak Pranoto pada kalimat-kalimat terakhir:
Dalam konsep kita Negara adalah yang menguasai sumber daya alam
sedangkan pemiliknya adalah bangsa Indonesia?. Kemudian tentang royalti
(atau bagian pemerintah dari produksi batubara) dalam PKP2B adalah
ditetapkan 13,5% dari produksi tidak tergantung kualitasnya. 

Beban pajak-pajak memang cukup besar, antara lain PPh badan yang
mengikuti peraturan pada saat kontrak ditandatangani (misalnya tarif PPh
badan PT. KPC setelah tahun ke 10 adalah 45% dari laba sebelum pajak),
ditambah kewajiban2 lain misalnya Landrent, retribusi daerah
(penerangan, air, PKB, BBnKB, dll),dll. 

Salam,
Laung



-Original Message-
From: Pranoto, Imanuel W [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, March 14, 2003 7:27 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan
Magnet III

Pak Ndaru, maaf bukan mengenai magnet.
Menanggapi pernyataan kawan kita itu tentunya harus berhati-hati.
Beberapa kenyataan di tempat saya bekerja mungkin bisa memberikan
tambahan kejelasan mengenai praktek bisnis pertambangan batubara di era
otoda:
1. Desentralisasi memang memberikan kemudahan bagi semua pengusaha
(bukan hanya pengusaha nasional), terutama mengenai perizinan yg tidak
harus ke pusat (dlm hal ini cukup ke propinsi atau pemkab/kota sesuai
dgn locus drpd otoda). Namun hal ini mensyaratkan sdm pemda yg
berkualitas spt pengetahuan geologi, pemahaman yg komprehensif thd
pengelolaan sda, manajemen lingkungan dan implikasinya thdp strategi
pembangunan daerah. Sayangnya, tdk semua daerah sdh memiliki itu, shg
izin2 dlm bentuk KP, SIPD dll mudah sekali dikeluarkan dan cenderung
belum terkelola sesuai dgn peruntukannya.
2. Saya tdk tahu pandangan birokrat di Jkt thdp pengusaha lokal, namun
yg namanya efisiensi tentu bukan hanya menyangkut jumlah orang tapi juga
jumlah produksi (material yg dipindahkan, resource yg dikeluarkan,
enhanced process, recovery, dll). Maksudnya, jika jumlah total karyawan
40-100 namun produksi batubara cuma 500 ribu ton/tahun tentu sgt tdk
efisien dibanding dgn perusahaan yg mempekerjakan 1000 org tapi
berproduksi 11-16 juta ton/tahun. Belum lagi kalau menyangkut enhanced
process (preparasi: washing, crushing, de-ashing, dll) dimana jml labor
hrs ditingkatkan utk memperbaiki recovery shg sda milik rakyat ini dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin. 
Skrg menyangkut kontribusi tdhp negara sbg pemilik sda, perusahaan
batubara besar umumnya adl pemegang PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara) yg wajib menyerahkan royalti kepada pemerintah
sesuai dgn value dari batubara (rank, type, market value, dll). Benar
seperti yg dikatakan Pak Ndaru, selain royalti, ada pajak2 lain yg harus
dibayarkan baik ke pusat maupun pemda dan yg paling signifikan besarnya
adalah corporate tax (pajak atas keuntungan perusahaan).

Semoga bisa menambahkan.

Salam, Noel

-Original Message-
From: Sukmandaru Prihatmoko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 3:40 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan
Magnet III


Agar IAGI gak berlepotan minyak melulu seperti sentilan bung RDP
(padahal
gak ada salahnya lho dengan minyak..), ini aku postingkan masukan
seorang pengusaha kecil (?) tambang batubara (geologist juga) mengenai
aspek
praktis bisnis pertambangan batubara di era otoda yang disampaikan
melalui
salah seorang kawan di PP IAGI.
(1) Positip: Disentralisasi dirasakan banyak memberi kemudahan bagi
pengusaha tambang batubara nasional di daerah, yang tentu saja
berimplikasi
pada efisiensi investasi
(2) Negatifnya: pandangan para birokrat di Jakarta yang masih
diskriminatif
terhadap pengusaha lokal. Padahal berdasarkan pengalamannya dengan
jumlah
karyawan 40 - 100 orang, perusahaannya jauh lebih efisien dibandingkan
perusahaan multinasional di sebelah KP-nya yang memiliki 1000an orang
karyawan. Dan yang paling 'menggusar'kan adalah, royalty yang hanya 13 %
('padahal menurutnya keuntungan mereka bisa 100 - 150 %, apalagi mereka
ekspor'). Jual batubara US $ 25 - 26 / ton, sementara biaya produksi
paling
top US$ 12.

Secara eksplisit ybs minta IAGI untuk melakukan advokasi tentang hal ini
(penghapusan diskriminasi perlakuan 'oknum birokrat' thd pengusaha
tambang
batubara nasional, sekaligus untuk penciptaan iklim usaha yang kondusif
--
akses perbankan).

Saya sudah menanggapi hal ini terutama masalah pendapatan negara yang
tidak
hanya dari royalty seperti tax dan restribusi lainnya yang jumlahnya
bisa di
atas 50% (mestinya beliau ini tahu masalah ini ya..).

Salam - SP
RDP.aku gak tahu banyak ttg magnet, mungkin kawan lain bisa kasih
input..


- Original Message -
From: PUTROHARI Rovicky [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 9:50 AM
Subject: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan
Magnet
III


 Sebagai geologist aku kok ngga tahu ya .. mineral bahan 

RE: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan Magnet III

2003-03-13 Terurut Topik Pranoto, Imanuel W
Betul Pak, terima kasih. Agak tersesat dgn aturan negara tetangga. Untuk PT. Arutmin 
Indonesia juga 45% dari laba sebelum pajak (EBITDA).

Salam, Noel

-Original Message-
From: Parlaungan (RTI) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 4:49 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan
Magnet III


Sedikit meluruskan tulisan Pak Pranoto pada kalimat-kalimat terakhir:
Dalam konsep kita Negara adalah yang menguasai sumber daya alam
sedangkan pemiliknya adalah bangsa Indonesia?. Kemudian tentang royalti
(atau bagian pemerintah dari produksi batubara) dalam PKP2B adalah
ditetapkan 13,5% dari produksi tidak tergantung kualitasnya. 

Beban pajak-pajak memang cukup besar, antara lain PPh badan yang
mengikuti peraturan pada saat kontrak ditandatangani (misalnya tarif PPh
badan PT. KPC setelah tahun ke 10 adalah 45% dari laba sebelum pajak),
ditambah kewajiban2 lain misalnya Landrent, retribusi daerah
(penerangan, air, PKB, BBnKB, dll),dll. 

Salam,
Laung



-Original Message-
From: Pranoto, Imanuel W [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, March 14, 2003 7:27 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan
Magnet III

Pak Ndaru, maaf bukan mengenai magnet.
Menanggapi pernyataan kawan kita itu tentunya harus berhati-hati.
Beberapa kenyataan di tempat saya bekerja mungkin bisa memberikan
tambahan kejelasan mengenai praktek bisnis pertambangan batubara di era
otoda:
1. Desentralisasi memang memberikan kemudahan bagi semua pengusaha
(bukan hanya pengusaha nasional), terutama mengenai perizinan yg tidak
harus ke pusat (dlm hal ini cukup ke propinsi atau pemkab/kota sesuai
dgn locus drpd otoda). Namun hal ini mensyaratkan sdm pemda yg
berkualitas spt pengetahuan geologi, pemahaman yg komprehensif thd
pengelolaan sda, manajemen lingkungan dan implikasinya thdp strategi
pembangunan daerah. Sayangnya, tdk semua daerah sdh memiliki itu, shg
izin2 dlm bentuk KP, SIPD dll mudah sekali dikeluarkan dan cenderung
belum terkelola sesuai dgn peruntukannya.
2. Saya tdk tahu pandangan birokrat di Jkt thdp pengusaha lokal, namun
yg namanya efisiensi tentu bukan hanya menyangkut jumlah orang tapi juga
jumlah produksi (material yg dipindahkan, resource yg dikeluarkan,
enhanced process, recovery, dll). Maksudnya, jika jumlah total karyawan
40-100 namun produksi batubara cuma 500 ribu ton/tahun tentu sgt tdk
efisien dibanding dgn perusahaan yg mempekerjakan 1000 org tapi
berproduksi 11-16 juta ton/tahun. Belum lagi kalau menyangkut enhanced
process (preparasi: washing, crushing, de-ashing, dll) dimana jml labor
hrs ditingkatkan utk memperbaiki recovery shg sda milik rakyat ini dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin. 
Skrg menyangkut kontribusi tdhp negara sbg pemilik sda, perusahaan
batubara besar umumnya adl pemegang PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara) yg wajib menyerahkan royalti kepada pemerintah
sesuai dgn value dari batubara (rank, type, market value, dll). Benar
seperti yg dikatakan Pak Ndaru, selain royalti, ada pajak2 lain yg harus
dibayarkan baik ke pusat maupun pemda dan yg paling signifikan besarnya
adalah corporate tax (pajak atas keuntungan perusahaan).

Semoga bisa menambahkan.

Salam, Noel

-Original Message-
From: Sukmandaru Prihatmoko [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 13, 2003 3:40 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] [PHYSICS-UI] Edaran 01: Seminar Nasional Bahan
Magnet III


Agar IAGI gak berlepotan minyak melulu seperti sentilan bung RDP
(padahal
gak ada salahnya lho dengan minyak..), ini aku postingkan masukan
seorang pengusaha kecil (?) tambang batubara (geologist juga) mengenai
aspek
praktis bisnis pertambangan batubara di era otoda yang disampaikan
melalui
salah seorang kawan di PP IAGI.
(1) Positip: Disentralisasi dirasakan banyak memberi kemudahan bagi
pengusaha tambang batubara nasional di daerah, yang tentu saja
berimplikasi
pada efisiensi investasi
(2) Negatifnya: pandangan para birokrat di Jakarta yang masih
diskriminatif
terhadap pengusaha lokal. Padahal berdasarkan pengalamannya dengan
jumlah
karyawan 40 - 100 orang, perusahaannya jauh lebih efisien dibandingkan
perusahaan multinasional di sebelah KP-nya yang memiliki 1000an orang
karyawan. Dan yang paling 'menggusar'kan adalah, royalty yang hanya 13 %
('padahal menurutnya keuntungan mereka bisa 100 - 150 %, apalagi mereka
ekspor'). Jual batubara US $ 25 - 26 / ton, sementara biaya produksi
paling
top US$ 12.

Secara eksplisit ybs minta IAGI untuk melakukan advokasi tentang hal ini
(penghapusan diskriminasi perlakuan 'oknum birokrat' thd pengusaha
tambang
batubara nasional, sekaligus untuk penciptaan iklim usaha yang kondusif
--
akses perbankan).

Saya sudah menanggapi hal ini terutama masalah pendapatan negara yang
tidak
hanya dari royalty seperti tax dan restribusi lainnya yang jumlahnya
bisa di
atas 50% (mestinya beliau ini tahu masalah ini ya..).

RE: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification

2003-03-13 Terurut Topik RUSDIANTO Djoko
Komentar tentang RFT/MDT vs DST, kita harus mempertimbangkan kapan harus 
DST dan kapan cukup dengan RFT. Mungkin kami dulu yang termasuk rajin 
melakukan RFT di 2 fields kami di Mahakam delta area.
Mengingat DST jauh lebih mahal (apalagi kalau harus long test), tidak 
semua sumur explo/delinetion harus di DST. Untuk multi-layers reservoir, 
biasanya tiap (group of)  layer cukup diwakili 1 DST (untuk 
deliverability, dsb.. - kecuali untuk faulted area -- 
compartments/blocks), disumur-sumur lainnya untuk layer(s) yang identik 
cukup dengan RFT/MDT (yang jauh lebih murah) tidak hanya untuk sampling 
tapi sering-sering dengan pressure tests yang bisa untuk menentukan posisi 
fluid contact dari pressure gradientnya.  Tentu kita harus banyak diskusi 
dengan pihak sertifikator (DM) untuk mengoptimalkan strategy operational 
supaya bisa acceptable tapi masih dengan reasonable cost.

Salam,
DR




kartiko samodro [EMAIL PROTECTED]
13/03/2003 02:18 PM
Please respond to iagi-net

 
To: [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:RE: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification



MDT kan juga small  DST ...?
 Bambang Murti [EMAIL PROTECTED] wrote:'tul Cak Inul...ehh, sorry...Cak 
Ipul..
Resrves adalah cadangan dalam konteks kemampuan reservoir untuk 
mengalirkan
isinya ke permukaan. Seingatku DM juga mensyaratkan adanya DST, untuk
mengetahui deliverability dari reservoir tsb, baru kemudian meng-assign
kelasnya (P1, P2, P3).
Sepertinya aku juga pernah denger ada salah satu KPS yang rajin 
melakukan
RFT/MDT dan memiliki keyakinan tinggi kalau reservoir ybs bisa men-deliver
hidrokarbon, cuma DM agak enggan untuk memberi sertifikat cadangan
seperti yang mereka harapkan (lebih pesimis)...ya gara gara ndak ada 
DST-nya
itu tadi.
Barangkalai temen-temen yang pernah main di Makassar Strait bisa
nambahin...
BSM
-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 13 Maret 2003 7:34
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Help on Gas reserves sertification



Kang Syafri, setahu saya, kalau sudah mulai dikomersilkan maka
sertifikasinya dilakukan oleh suatu badan sertifikasi tertentu, biasanya
adalah DM (DeGolyer  MacNaughton) yg berkantor di Dallas. Tampaknya DST
adalah suatu keharusan utk sertifikasi ini. Kalau hanya RFT atau MDT saja
yg dilakukan pada suatu 'field' (via sumur2nya) maka kurang/tidak
dipercaya. Meskipun ada pula yg cukup dg RFT/MDT, tetapi di 'field'
dekatnya sudah dilakukan DST. Rasanya nggak ada sertifikasi oleh DM yg
tanpa 'reservoir test' tsb.

Saya yakin ada teman2 lain yg lebih tahu ttg hal ini. Semoga mau menambah
info yg lebih sip.

Salam,
Syaiful





[EMAIL PROTECTED]

nooc.co.id To: [EMAIL PROTECTED]

cc:

03/12/03 04:02 Subject: [iagi-net-l] Help on
Gas reserves sertification 
PM

Please respond

to iagi-net











Dear netters,

Mohon sharing informasi terhadap subject diatas.
Jika suatu gas field sudah confirmed mengandung cadangan/akumulasi gas
tertentu
melalui pengeboran explorasi dan delineasi (cuttings dan logs), apakah ada
pengaruh reservoir test (RFT/DST/MDT) terhadap tingkatan kategori
sertifikasi
reserves gas tersebut?. Misalnya kalau hanya berdasarkan geological
interpretation maka status gas reserves tsb hanya bisa disebut possible 
gas
reserves, sedangkan kalau hanya melalui petrophysical evaluation setelah
pengeboran sumur (explorasi/delineasi) statusnya akan menjadi probable
reseves
sedangkan jika ada reservoir test (RFT/DST/MDT) maka status gas reserves
tersebut akan menjadi proven reserves. Apakah demikian, atau ada hal lain
yang
menentukan klasifikasi gas reserves tsb?.
Mohon pencerahan.

Terima kasih
Syafri



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])
-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]),
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-






-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

[iagi-net-l] mailing list geology yang aktif

2003-03-13 Terurut Topik kartiko samodro

Selain fogri dan iagi , ada enggak mailing list profesional yang berhubungan dengan 
geology yang cukup aktif (baik dalam dan luar negeri)
kalau ada bagaimana cara subscribenya?
Thanks
Ferdi



-
Do you Yahoo!?
Yahoo! Web Hosting - establish your business online

Re: [iagi-net-l] Mengutip dokumen on-line

2003-03-13 Terurut Topik wahyu budi
Rasanya cara mensitir dokumen on-line yang disarankan
dalam makalah tersebut tidak berlaku umum (baca: tidak
benar). 

Yang berlaku umum rasanya seperti berikut ini:
Lambert B. (2003). Micropaleontological investigations
in the modern Mahakam delta, East Kalimantan
(Indonesia).
http://imbi.uwc.ac.za/cg/CG2003_A02_BL/CG2003_A02_BL.pdf.
March, 14, 2003.

Setelah penulisan judul, dituliskan alamay URL dan
tanggal akses dilakukan.

WBS
 

--- PUTROHARI Rovicky
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Aku pikir ini sebuah paper bagus ... tambahan
 referensi buat para pecinta 
 paleontologi dan mahakam explorer, 
 Confidential ?? ah bukan ... paper ini sudah
 online sejak minggu lalu 
 ... masih anget ...:-D
 silahkan donlod kumplit dengan gambar berwarna : 

http://imbi.uwc.ac.za/cg/CG2003_A02_BL/CG2003_A02_BL.pdf
 atau
 http://imbi.uwc.ac.za/cg/CG2003_A02_BL/index.html 
 
  start quote ==
 PLATE 2
 Fig. 1: Pseudorotalia conoides (ORBIGNY) 1826
 Fig. 1a: umbilical view
 Fig. 1b: profile view
 Fig. 1c: spiral view
  ah jadi inget ngulik-ulik kutu air nih 
 
 yg menarik lainnya  cara mensitir dokumen online
 (kenapa tanpa url ya) 
 -- ada dibawah ...
 
 
 hef e nais whik en ..
 RDP
 masih mencari lowstand reservoir, nih ;-(
 
 
 ==
 
 Micropaleontological investigations in the modern
 Mahakam delta, East 
 Kalimantan (Indonesia)
 Bernard Lambert
 Total Fina Elf, DGEP/GSR/PN, Tour Coupole, 2 Place
 de Coupole, La Défense 
 6 - Cédex 4, 92078 Paris La Défense (France)
 [EMAIL PROTECTED]
 Manuscript online since March 8, 2003
 
 Abstract
  The Mahakam delta is a mixed, fluvial and wave
 dominated delta located in 
 the eastern part of the island of Borneo (the East
 Kalimantan province of 
 Indonesia). The distribution of benthic fauna in
 this delta system is 
 influenced by the combined or antagonistic action of
 three main 
 parameters: fluvial input of fresh water and
 sediment, tide, and a strong 
 regional north to south drift current. A model of
 the present-day faunal 
 distribution has been established taking into
 account the perturbations 
 induced by the tide and by the regional drift
 current. This model has been 
 extrapolated into the recent past through the study
 of shallow cores that 
 permit the reconstruction of late Holocene deltaic
 regression patterns. 
 
 Key Words
 Indonesia, Kalimantan, Mahakam Delta, fluvial input,
 tide, drift current, 
 benthonic Foraminifera, biofacies, distribution
 pattern. 
 
 Citation
 Lambert B. (2003).- Micropaleontological
 investigations in the modern 
 Mahakam delta, East Kalimantan (Indonesia).- Carnets
 de Géologie / 
 Notebooks on Geology, Maintenon, Article 2003/02
 (CG2003_A02_BL) 
 
 

-
 To unsubscribe, e-mail:
 [EMAIL PROTECTED]
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1:
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2:
 http://groups.yahoo.com/group/iagi
 
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan
 Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy
 Sunardi([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
 atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
 Dahlius([EMAIL PROTECTED])
 Komisi Database Geologi : Aria A.
 Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-
 


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! Web Hosting - establish your business online
http://webhosting.yahoo.com

-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-