[iagi-net-l] JOKE - Bls: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Abah, pak Avi gak marah-marah kok, cuman 'marah dikit (nyentil :), maksud beliau barangkali sekedar untuk mengingatkan yg suka aneh-aneh (bukan begitu khan pak Avi? ;), kalau pinjem bahasa pak ketum hanya mewanti-wanti (alarm, for early warning system :) Nice joke Abah :D, syaratnya sangat menantang adrenalin lho, boleh juga tuch dimasukan di 'AD/ART' IAGI-net (hehehe just jokes juga, piiis :) salam damai, aminb npa: 3323 Dari: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Dikirim: Kamis, 9 Februari 2012 13:58 Judul: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Avi Jangan marah marah dong , mungkin Cak Amin mau niru si Abah hahahahaha, ada syaratnya lho , yaitu aktif di Pengurus IAGI selama minimal 25 tahun dan pernah jadi Ketua Umum , hahahahaha . Don't meintion it , just a joke joke and joke si Abah From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, February 8, 2012 8:56 PM Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Sent: Wed, Feb 8, 2012 10:44:21 AM saya rasa ketika sitiran-sitirannya sudah mengarah kenabian dan kitab suci menjadikan science atau scientific approach menjadi kabur. atau malah boleh disebut psudo sciece. walaupun saya juga beragama namun agaknya kurang tepat kalau menyatakan bahwa agama mengandung data science (walau dalam arti refrensi). namun saya juga meyakini bahwa kebenaran hakiki bukanlah hanya kebenaran science. science memang tidak atau belum mampu menjelaskan semua fenomena, tetapi menggabungkan science dan agama bukan (seringkali tidak) menjadikan kebenaran yang lebih tinggi (lebih benar). rdp On 2/8/12, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id wrote: Sekali lagi mohon dicermati antara Isi Kitab-2 Suci dan Dokumen-2 Science. Yang satu untuk kehidupan Rohani, yang satunya untuk kepentingan Fisik (duniawi). Tentu saja ada bagian-2 yang overlapping di sana. Sebagai scientist saya sulit sekali menerima dengan akal sehat saya bahwa ada Nabi Adam (cikal bakal seluruh umat manusia), apalagi untuk menelusuri kapan N Adam hidup (bila memang demikian). Tetapi sebagai manusia rohani saya menerima Kitab-2 Suci itu, termasuk N Adam dan nabi-2 lainnya, untuk membimbing Roh saya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Itupun kalau kita percaya adanya Roh. Salam, YSY From: Muhammad Razi [mailto:mufar...@gmail.com] Sent: Wednesday, February 08, 2012 2:11 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY kalo di runut kejadiannya (gabungan ceritanya milis iagi dan bukunya NatGeo - concise history of the World - Neil Kagan) 76,000 BCE - Toba erupsion 72,000 BCE - arrival modern humans in southeast asia 60,000 BCE - modern humans reach New guinea and Australia; first sign of human burial found in Australia 40,000 BCE - Modern humans arrive at Europe; living along side with Neanderthal 28,000 BCE - Neanderthal extintc in Spain; Solomon island settled 16,000 BCE - Humans cross the Bering strait to Alaska. Native Americans are likely present. 14,000 - 8,000 BCE
Re: [iagi-net-l] JOKE - Bls: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Miss you pak Yanto, kayaknya aku udah mau ikutan Explorationist lagi ni Can Amin piis Thanks Avi 2012/2/9 Amin Bunyamin amin...@yahoo.com Abah, pak Avi gak marah-marah kok, cuman 'marah dikit (nyentil :), maksud beliau barangkali sekedar untuk mengingatkan yg suka aneh-aneh (bukan begitu khan pak Avi? ;), kalau pinjem bahasa pak ketum hanya mewanti-wanti (alarm, for early warning system :) Nice joke Abah :D, syaratnya sangat menantang adrenalin lho, boleh juga tuch dimasukan di 'AD/ART' IAGI-net (hehehe just jokes juga, piiis :) salam damai, aminb npa: 3323 -- *Dari:* Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com *Kepada:* iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id *Dikirim:* Kamis, 9 Februari 2012 13:58 *Judul:* Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Avi Jangan marah marah dong , mungkin Cak Amin mau niru si Abah hahahahaha, ada syaratnya lho , yaitu aktif di Pengurus IAGI selama minimal 25 tahun dan pernah jadi Ketua Umum , hahahahaha . Don't meintion it , just a joke joke and joke si Abah -- *From:* rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Wednesday, February 8, 2012 8:56 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * a-b amin...@yahoo.com *Date: *Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b -- *From: * ecep suryana ec...@yahoo.com *Date: *Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 -0800 (PST) *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit -- * From: * Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; * To: * iagi-net@iagi.or.id; * Subject: * Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY * Sent: * Wed, Feb 8, 2012 10:44:21 AM saya rasa ketika sitiran-sitirannya sudah mengarah kenabian dan kitab suci menjadikan science atau scientific approach menjadi kabur. atau malah boleh disebut psudo sciece. walaupun saya juga beragama namun agaknya kurang tepat kalau menyatakan bahwa agama mengandung data science (walau dalam arti refrensi). namun saya juga meyakini bahwa kebenaran hakiki bukanlah hanya kebenaran science. science memang tidak atau belum mampu menjelaskan semua fenomena, tetapi menggabungkan science dan agama bukan (seringkali tidak) menjadikan kebenaran yang lebih tinggi (lebih benar). rdp On 2/8/12, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id wrote: Sekali lagi mohon dicermati antara Isi Kitab-2 Suci dan Dokumen-2 Science. Yang satu untuk kehidupan Rohani, yang satunya untuk kepentingan Fisik (duniawi). Tentu saja ada bagian-2 yang overlapping di sana. Sebagai scientist saya sulit sekali menerima dengan akal sehat saya bahwa ada Nabi Adam (cikal bakal seluruh umat manusia), apalagi untuk menelusuri kapan N Adam hidup (bila memang demikian). Tetapi sebagai manusia rohani saya menerima Kitab-2 Suci itu, termasuk N Adam dan nabi-2 lainnya, untuk membimbing Roh saya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Itupun kalau kita percaya adanya Roh. Salam, YSY From: Muhammad Razi [mailto:mufar...@gmail.com] Sent: Wednesday, February 08, 2012 2:11 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY kalo di runut kejadiannya (gabungan ceritanya milis iagi dan bukunya NatGeo - concise history of the World - Neil Kagan) 76,000 BCE - Toba erupsion 72,000 BCE - arrival modern humans in southeast asia 60,000 BCE - modern humans reach New guinea and Australia; first sign of human burial found in Australia 40,000 BCE - Modern
RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Ungkapan yang sangat indah, saya setuju sekali. Tetapi masalahnya apa arti ungkapan itu. Bagi saya pribadi, bila manusia menguasai iptek dan tidak dibimbing rohaninya, yang terjadi adalah kekacauan. Bila kita menguasai kaidah agama tanpa memperhatikan kemajuan iptek, ya akan ditertawakan orang. Tapi jangan sekali- kali mencampur- adukkan kaidah agama dengan kaidah iptek secara membabi buta, akan kacau. Contoh nyata: kalau saya memberi soal ujian di disiplin ilmu saya pada mhs saya (baik S-1, S-2, maupun S-3), lalu ada yang menjawab: Itu adalah kehendak Tuhan, saya pasti akan menyalahkan jawaban itu, artinya tidak lulus. Lalu apakah saya akan masuk neraka karena tidak meluluskan mhs tsb? He..he.. YSY From: ecep suryana [mailto:ec...@yahoo.com] Sent: Wednesday, February 08, 2012 6:07 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit _ From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Sent: Wed, Feb 8, 2012 10:44:21 AM saya rasa ketika sitiran-sitirannya sudah mengarah kenabian dan kitab suci menjadikan science atau scientific approach menjadi kabur. atau malah boleh disebut psudo sciece. walaupun saya juga beragama namun agaknya kurang tepat kalau menyatakan bahwa agama mengandung data science (walau dalam arti refrensi). namun saya juga meyakini bahwa kebenaran hakiki bukanlah hanya kebenaran science. science memang tidak atau belum mampu menjelaskan semua fenomena, tetapi menggabungkan science dan agama bukan (seringkali tidak) menjadikan kebenaran yang lebih tinggi (lebih benar). rdp On 2/8/12, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id javascript:return wrote: Sekali lagi mohon dicermati antara Isi Kitab-2 Suci dan Dokumen-2 Science. Yang satu untuk kehidupan Rohani, yang satunya untuk kepentingan Fisik (duniawi). Tentu saja ada bagian-2 yang overlapping di sana. Sebagai scientist saya sulit sekali menerima dengan akal sehat saya bahwa ada Nabi Adam (cikal bakal seluruh umat manusia), apalagi untuk menelusuri kapan N Adam hidup (bila memang demikian). Tetapi sebagai manusia rohani saya menerima Kitab-2 Suci itu, termasuk N Adam dan nabi-2 lainnya, untuk membimbing Roh saya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Itupun kalau kita percaya adanya Roh. Salam, YSY From: Muhammad Razi [mailto:mufar...@gmail.com javascript:return ] Sent: Wednesday, February 08, 2012 2:11 AM To: iagi-net@iagi.or.id javascript:return Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY kalo di runut kejadiannya (gabungan ceritanya milis iagi dan bukunya NatGeo - concise history of the World - Neil Kagan) 76,000 BCE - Toba erupsion 72,000 BCE - arrival modern humans in southeast asia 60,000 BCE - modern humans reach New guinea and Australia; first sign of human burial found in Australia 40,000 BCE - Modern humans arrive at Europe; living along side with Neanderthal 28,000 BCE - Neanderthal extintc in Spain; Solomon island settled 16,000 BCE - Humans cross the Bering strait to Alaska. Native Americans are likely present. 14,000 - 8,000 BCE - chatastrophic events (???); Humans arrived in South America 12,000 - 8,000 BCE - start of ceramic arts in Japan 11,500 BCE - Clovis culture (paleo-indian) begins in North America's great plains 11,000 BCE - Human reach Chile 11,000 BCE - Cultivation on wild rye in euphrates Syria 10,000 BCE - first sign of agriculture in China and Mediteran 7250 BCE - Catal huyuk in Anatolia reached population of 6000 7000 BCE - Farming tribes spreads from Anatolia into Greece 5400 BCE - Bandkeramik culture develops in Europe 4000 - 2000 BCE - ? (some literature listed the forming of modern deserts) 2100 BCE - Ibrahim era in Ur katastropi di rentang 14,000 - 8000 BCE sepertinya banyak pendukungnya, tapi jika dibilang induk peradaban pertanian dan peternakan berasal dari nusantara kok agak meragukan ya? China, mediterania dan middle east sudah mengklaim nya terlebih dahulu ?? (dengan waktu yg hampir bersamaan, 1 BCE) Ditinjau dari sisi agama Islam, berandai-andai hadits riwayat Hakim ttg umur umat terdahulu adalah shahih maka, jarak Ibrahim ke Nuh hanya 1000 tahun; artinya kemungkinan ada satu even katastropik lagi yg terjadi di kisaran tahun 4000-3000 BCE yg menyebabkan terjadinya human dispersal jilid terakhir sebelum masa modern (yg diawali tahun 3000 BCE) yang lebih menarik lagi, jarak Nuh ke Adam dituliskan hanya 1000 tahun juga .., apa mungkin homo sapiens itu
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
saya rasa ketika sitiran-sitirannya sudah mengarah kenabian dan kitab suci menjadikan science atau scientific approach menjadi kabur. atau malah boleh disebut psudo sciece. walaupun saya juga beragama namun agaknya kurang tepat kalau menyatakan bahwa agama mengandung data science (walau dalam arti refrensi). namun saya juga meyakini bahwa kebenaran hakiki bukanlah hanya kebenaran science. science memang tidak atau belum mampu menjelaskan semua fenomena, tetapi menggabungkan science dan agama bukan (seringkali tidak) menjadikan kebenaran yang lebih tinggi (lebih benar). rdp On 2/8/12, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id wrote: Sekali lagi mohon dicermati antara Isi Kitab-2 Suci dan Dokumen-2 Science. Yang satu untuk kehidupan Rohani, yang satunya untuk kepentingan Fisik (duniawi). Tentu saja ada bagian-2 yang overlapping di sana. Sebagai scientist saya sulit sekali menerima dengan akal sehat saya bahwa ada Nabi Adam (cikal bakal seluruh umat manusia), apalagi untuk menelusuri kapan N Adam hidup (bila memang demikian). Tetapi sebagai manusia rohani saya menerima Kitab-2 Suci itu, termasuk N Adam dan nabi-2 lainnya, untuk membimbing Roh saya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Itupun kalau kita percaya adanya Roh. Salam, YSY From: Muhammad Razi [mailto:mufar...@gmail.com] Sent: Wednesday, February 08, 2012 2:11 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY kalo di runut kejadiannya (gabungan ceritanya milis iagi dan bukunya NatGeo - concise history of the World - Neil Kagan) 76,000 BCE - Toba erupsion 72,000 BCE - arrival modern humans in southeast asia 60,000 BCE - modern humans reach New guinea and Australia; first sign of human burial found in Australia 40,000 BCE - Modern humans arrive at Europe; living along side with Neanderthal 28,000 BCE - Neanderthal extintc in Spain; Solomon island settled 16,000 BCE - Humans cross the Bering strait to Alaska. Native Americans are likely present. 14,000 - 8,000 BCE - chatastrophic events (???); Humans arrived in South America 12,000 - 8,000 BCE - start of ceramic arts in Japan 11,500 BCE - Clovis culture (paleo-indian) begins in North America's great plains 11,000 BCE - Human reach Chile 11,000 BCE - Cultivation on wild rye in euphrates Syria 10,000 BCE - first sign of agriculture in China and Mediteran 7250 BCE - Catal huyuk in Anatolia reached population of 6000 7000 BCE - Farming tribes spreads from Anatolia into Greece 5400 BCE - Bandkeramik culture develops in Europe 4000 - 2000 BCE - ? (some literature listed the forming of modern deserts) 2100 BCE - Ibrahim era in Ur katastropi di rentang 14,000 - 8000 BCE sepertinya banyak pendukungnya, tapi jika dibilang induk peradaban pertanian dan peternakan berasal dari nusantara kok agak meragukan ya? China, mediterania dan middle east sudah mengklaim nya terlebih dahulu ?? (dengan waktu yg hampir bersamaan, 1 BCE) Ditinjau dari sisi agama Islam, berandai-andai hadits riwayat Hakim ttg umur umat terdahulu adalah shahih maka, jarak Ibrahim ke Nuh hanya 1000 tahun; artinya kemungkinan ada satu even katastropik lagi yg terjadi di kisaran tahun 4000-3000 BCE yg menyebabkan terjadinya human dispersal jilid terakhir sebelum masa modern (yg diawali tahun 3000 BCE) yang lebih menarik lagi, jarak Nuh ke Adam dituliskan hanya 1000 tahun juga .., apa mungkin homo sapiens itu sebenarnya hanya dimulai sejak 4000 BCE? lalu siapa manusia yang hidup sebelum 4000 BCE neanderthal semua? atau homo sapiens jenis lain?? udah ah, kebanyakan berandai-andai salam Razi 2012/2/4 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Mang Okim dan Rekan-rekan IAGI yang baik, Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda. Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu tgl 2 Februari kemarin. Saya juga hadir ketika rombongan Pak Gumilar dan Mang Oppenheimer bertemu dan berbincang-bincang dengan Presiden SBY. Oppenheimer adalah seorang dokter spesialisasi di bidang genetika. Obyek utama dari riset beliau adalah DNA manusia dari berbagai pelosok Indonesia, Asia, Afrika, dll. Saya sangat kagum dengan kemampuan dari riset DNA ini, meskipun terusterang belum mengerti sepenuhnya. Yang jelas, dari DNA manusia yang hidup di satu wilayah kita bisa merekonstruksi evolusi perkembangan DNA tersebut sampai sampai puluhan ribu tahun ke belakang dengan ketelitian yang mengagumkan (meskipun tentu saja tidak seakurat radiometric dating untuk time histories-nya). Nah berdasarkan riset DNA, manusia Indonesia yang hidup sekarang dapat diketahui bahwa nenek moyang nya sudah di Nusantara sejak 60.000 tahun lalu. Ini sangat menarik, karena kemungkinannya adalah permulaan masa re-populasi manusia setelah Letusan Katastropik Toba! Dari meneliti DNA ini pula Openheimer
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
hehehe, jadi inget cerita seorang teman ketika pertama kali kuliah di kampus luar indonesia, sang dosen hari pertama wanti wanti : God has no place within this wall terlepas dari percaya atau tidak dengan berita agama (apapun), time gap di kisaran 4000-2000 BCE cukup menarik utk di teliti lebih lanjut. dibanyak literature memang disebutkan juga adanya banjir besar Mesopotamia (circa 3200 BCE), tapi apakah ini hanya banjir lokal saja ataukah bersifat global sampai daratan far-east (sundaland), mungkin jawabannya ada di gunung Padang ? menurut saya sih sepertinya akan cukup sulit juga untuk menghindari link ke agama karena catatan sejarah yg paling runut sejak 3000 BCE adalah berupa catatan agama. tapi ya manut saja deh dengan pak Ketum. salam Razi 2012/2/8 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com saya rasa ketika sitiran-sitirannya sudah mengarah kenabian dan kitab suci menjadikan science atau scientific approach menjadi kabur. atau malah boleh disebut psudo sciece. walaupun saya juga beragama namun agaknya kurang tepat kalau menyatakan bahwa agama mengandung data science (walau dalam arti refrensi). namun saya juga meyakini bahwa kebenaran hakiki bukanlah hanya kebenaran science. science memang tidak atau belum mampu menjelaskan semua fenomena, tetapi menggabungkan science dan agama bukan (seringkali tidak) menjadikan kebenaran yang lebih tinggi (lebih benar). rdp On 2/8/12, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id wrote: Sekali lagi mohon dicermati antara Isi Kitab-2 Suci dan Dokumen-2 Science. Yang satu untuk kehidupan Rohani, yang satunya untuk kepentingan Fisik (duniawi). Tentu saja ada bagian-2 yang overlapping di sana. Sebagai scientist saya sulit sekali menerima dengan akal sehat saya bahwa ada Nabi Adam (cikal bakal seluruh umat manusia), apalagi untuk menelusuri kapan N Adam hidup (bila memang demikian). Tetapi sebagai manusia rohani saya menerima Kitab-2 Suci itu, termasuk N Adam dan nabi-2 lainnya, untuk membimbing Roh saya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Itupun kalau kita percaya adanya Roh. Salam, YSY From: Muhammad Razi [mailto:mufar...@gmail.com] Sent: Wednesday, February 08, 2012 2:11 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY kalo di runut kejadiannya (gabungan ceritanya milis iagi dan bukunya NatGeo - concise history of the World - Neil Kagan) 76,000 BCE - Toba erupsion 72,000 BCE - arrival modern humans in southeast asia 60,000 BCE - modern humans reach New guinea and Australia; first sign of human burial found in Australia 40,000 BCE - Modern humans arrive at Europe; living along side with Neanderthal 28,000 BCE - Neanderthal extintc in Spain; Solomon island settled 16,000 BCE - Humans cross the Bering strait to Alaska. Native Americans are likely present. 14,000 - 8,000 BCE - chatastrophic events (???); Humans arrived in South America 12,000 - 8,000 BCE - start of ceramic arts in Japan 11,500 BCE - Clovis culture (paleo-indian) begins in North America's great plains 11,000 BCE - Human reach Chile 11,000 BCE - Cultivation on wild rye in euphrates Syria 10,000 BCE - first sign of agriculture in China and Mediteran 7250 BCE - Catal huyuk in Anatolia reached population of 6000 7000 BCE - Farming tribes spreads from Anatolia into Greece 5400 BCE - Bandkeramik culture develops in Europe 4000 - 2000 BCE - ? (some literature listed the forming of modern deserts) 2100 BCE - Ibrahim era in Ur katastropi di rentang 14,000 - 8000 BCE sepertinya banyak pendukungnya, tapi jika dibilang induk peradaban pertanian dan peternakan berasal dari nusantara kok agak meragukan ya? China, mediterania dan middle east sudah mengklaim nya terlebih dahulu ?? (dengan waktu yg hampir bersamaan, 1 BCE) Ditinjau dari sisi agama Islam, berandai-andai hadits riwayat Hakim ttg umur umat terdahulu adalah shahih maka, jarak Ibrahim ke Nuh hanya 1000 tahun; artinya kemungkinan ada satu even katastropik lagi yg terjadi di kisaran tahun 4000-3000 BCE yg menyebabkan terjadinya human dispersal jilid terakhir sebelum masa modern (yg diawali tahun 3000 BCE) yang lebih menarik lagi, jarak Nuh ke Adam dituliskan hanya 1000 tahun juga .., apa mungkin homo sapiens itu sebenarnya hanya dimulai sejak 4000 BCE? lalu siapa manusia yang hidup sebelum 4000 BCE neanderthal semua? atau homo sapiens jenis lain?? udah ah, kebanyakan berandai-andai salam Razi 2012/2/4 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Mang Okim dan Rekan-rekan IAGI yang baik, Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda. Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu tgl 2 Februari kemarin. Saya juga hadir ketika rombongan Pak
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Kalau menurut saya sebaeknya urusan Agama dipisah dari keilmuan umum. Krn Agama itu sendiri2 dan itu urusannya personal dan Agama ga bisa selalu pake logika malah sebagian besar pake faith Sedangkan ilmu pada umumnya harus logis dan logis berdasarkan resarch empiris Mohon maap pak Asep kalo saya bersebrangan dg anda Suwun Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b -Original Message- From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b -Original Message- From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Kata kunci proporsional harusnya sdh cukup bagus utk jadi penengah. Agama adalah hak personal, terserah dia mau menjadikan agama integrated to his life or not. Saya pikir itu hak dasar hidup Silakan dikembalikan ke aturan milis saja ttg boleh tidaknya menyitir referensi agama Salam Razi -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 13:56:42 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b -Original Message- From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Terus terang aja, sejak aku gabung milist IAgI net masih bertanya tanya (mungkin yg lain ada juga), sebenarnya a-b itu siapakah gerangan priyayinya. Kalau dilihat nomr IAGI nya mungkin usia dsktr 49 an Maaf kalau tak berkenan Rahardjo S No. Anggota : 0848 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 13:56:42 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b -Original Message- From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Kl aturannya gak boleh ya wis ra opo2 ikut ketum. 3323 thxrgd, a-b -Original Message- From: mufar...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 14:03:45 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kata kunci proporsional harusnya sdh cukup bagus utk jadi penengah. Agama adalah hak personal, terserah dia mau menjadikan agama integrated to his life or not. Saya pikir itu hak dasar hidup Silakan dikembalikan ke aturan milis saja ttg boleh tidaknya menyitir referensi agama Salam Razi -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 13:56:42 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b -Original Message- From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Pak raharjo s dan rekan2 iagi ysh, Mhn maaf jika penyingkatan nama sy membuat sebagian bertanya-tanya (dan mungkin merasa tdk nyaman). Utk itu perkenalkan, nama: amin bunyamin, disingkat aminb (a-b) sbg nama pena (biar agak unik pake sedikit kode aritmatik :). Priyayinya:) geologist 'lurus' asli garut, sekarang sedang bertugas mencari2 migas di cekungan sumatera utara. Utk alasan privasi, usia msh rahasia perusahaan :). Bagi yg msh penasaran silahkan lewat japri atau dapat melihat di database anggota iagi dg no anggota: 04016053323 (mudah2an msh tercatat :). Semoga semua berkenan, sy ikut menyimak dan sesekali berdiskusi di milis iaginet (sebisa mungkin sy akan ikut aturan main :). Trmksh aminb No anggota: 3323 thxrgd, a-b -Original Message- From: rahardjo...@yahoo.co.id Date: Wed, 8 Feb 2012 14:15:42 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Terus terang aja, sejak aku gabung milist IAgI net masih bertanya tanya (mungkin yg lain ada juga), sebenarnya a-b itu siapakah gerangan priyayinya. Kalau dilihat nomr IAGI nya mungkin usia dsktr 49 an Maaf kalau tak berkenan Rahardjo S No. Anggota : 0848 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 13:56:42 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b -Original Message- From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Mbok anda itu pake nama Amin aja or AminB kan lebih keren masak a-b Kan ga perlu anomim la wong kita ini semua bolo dewe lan sedulur cak Amin Suwun Avi NPA0666 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 16:35:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak raharjo s dan rekan2 iagi ysh, Mhn maaf jika penyingkatan nama sy membuat sebagian bertanya-tanya (dan mungkin merasa tdk nyaman). Utk itu perkenalkan, nama: amin bunyamin, disingkat aminb (a-b) sbg nama pena (biar agak unik pake sedikit kode aritmatik :). Priyayinya:) geologist 'lurus' asli garut, sekarang sedang bertugas mencari2 migas di cekungan sumatera utara. Utk alasan privasi, usia msh rahasia perusahaan :). Bagi yg msh penasaran silahkan lewat japri atau dapat melihat di database anggota iagi dg no anggota: 04016053323 (mudah2an msh tercatat :). Semoga semua berkenan, sy ikut menyimak dan sesekali berdiskusi di milis iaginet (sebisa mungkin sy akan ikut aturan main :). Trmksh aminb No anggota: 3323 thxrgd, a-b -Original Message- From: rahardjo...@yahoo.co.id Date: Wed, 8 Feb 2012 14:15:42 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Terus terang aja, sejak aku gabung milist IAgI net masih bertanya tanya (mungkin yg lain ada juga), sebenarnya a-b itu siapakah gerangan priyayinya. Kalau dilihat nomr IAGI nya mungkin usia dsktr 49 an Maaf kalau tak berkenan Rahardjo S No. Anggota : 0848 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 13:56:42 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b -Original Message- From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Matur nuwun mas Amin atas infonya Salam Rahardjo Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 16:35:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak raharjo s dan rekan2 iagi ysh, Mhn maaf jika penyingkatan nama sy membuat sebagian bertanya-tanya (dan mungkin merasa tdk nyaman). Utk itu perkenalkan, nama: amin bunyamin, disingkat aminb (a-b) sbg nama pena (biar agak unik pake sedikit kode aritmatik :). Priyayinya:) geologist 'lurus' asli garut, sekarang sedang bertugas mencari2 migas di cekungan sumatera utara. Utk alasan privasi, usia msh rahasia perusahaan :). Bagi yg msh penasaran silahkan lewat japri atau dapat melihat di database anggota iagi dg no anggota: 04016053323 (mudah2an msh tercatat :). Semoga semua berkenan, sy ikut menyimak dan sesekali berdiskusi di milis iaginet (sebisa mungkin sy akan ikut aturan main :). Trmksh aminb No anggota: 3323 thxrgd, a-b -Original Message- From: rahardjo...@yahoo.co.id Date: Wed, 8 Feb 2012 14:15:42 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Terus terang aja, sejak aku gabung milist IAgI net masih bertanya tanya (mungkin yg lain ada juga), sebenarnya a-b itu siapakah gerangan priyayinya. Kalau dilihat nomr IAGI nya mungkin usia dsktr 49 an Maaf kalau tak berkenan Rahardjo S No. Anggota : 0848 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 13:56:42 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b -Original Message- From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
saya pribadi setuju dengan bapake avianto agama dan science adalah dua hal yang berbeda dan berseberangan, itu menurut pendapat saya, so mari kitalihat fenomena Piramida Gn.Sadahurip dri science saja gitu loh bapake dan Ibune Makasih JCS 2012/2/9 rakhmadi.avia...@gmail.com ** Mbok anda itu pake nama Amin aja or AminB kan lebih keren masak a-b Kan ga perlu anomim la wong kita ini semua bolo dewe lan sedulur cak Amin Suwun Avi NPA0666 Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * a-b amin...@yahoo.com *Date: *Wed, 8 Feb 2012 16:35:20 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak raharjo s dan rekan2 iagi ysh, Mhn maaf jika penyingkatan nama sy membuat sebagian bertanya-tanya (dan mungkin merasa tdk nyaman). Utk itu perkenalkan, nama: amin bunyamin, disingkat aminb (a-b) sbg nama pena (biar agak unik pake sedikit kode aritmatik :). Priyayinya:) geologist 'lurus' asli garut, sekarang sedang bertugas mencari2 migas di cekungan sumatera utara. Utk alasan privasi, usia msh rahasia perusahaan :). Bagi yg msh penasaran silahkan lewat japri atau dapat melihat di database anggota iagi dg no anggota: 04016053323(mudah2an msh tercatat :). Semoga semua berkenan, sy ikut menyimak dan sesekali berdiskusi di milis iaginet (sebisa mungkin sy akan ikut aturan main :). Trmksh aminb No anggota: 3323 thxrgd, a-b -- *From: * rahardjo...@yahoo.co.id *Date: *Wed, 8 Feb 2012 14:15:42 + *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Terus terang aja, sejak aku gabung milist IAgI net masih bertanya tanya (mungkin yg lain ada juga), sebenarnya a-b itu siapakah gerangan priyayinya. Kalau dilihat nomr IAGI nya mungkin usia dsktr 49 an Maaf kalau tak berkenan Rahardjo S No. Anggota : 0848 Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * rakhmadi.avia...@gmail.com *Date: *Wed, 8 Feb 2012 13:56:42 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * a-b amin...@yahoo.com *Date: *Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b -- *From: * ecep suryana ec...@yahoo.com *Date: *Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 -0800 (PST) *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit -- * From: * Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; * To: * iagi-net@iagi.or.id; * Subject: * Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY * Sent: * Wed, Feb 8, 2012 10:44:21 AM saya rasa ketika sitiran-sitirannya sudah mengarah kenabian dan kitab suci menjadikan science atau scientific approach menjadi kabur. atau malah boleh disebut psudo sciece. walaupun saya juga beragama namun agaknya kurang tepat kalau menyatakan bahwa agama mengandung data science (walau dalam arti refrensi). namun saya juga meyakini bahwa kebenaran hakiki bukanlah hanya kebenaran science. science memang tidak atau belum mampu menjelaskan semua fenomena, tetapi menggabungkan science dan agama bukan (seringkali tidak) menjadikan kebenaran yang lebih tinggi (lebih benar). rdp On 2/8/12, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id wrote: Sekali lagi mohon dicermati antara Isi Kitab-2 Suci dan Dokumen-2 Science. Yang satu untuk kehidupan Rohani, yang satunya untuk kepentingan Fisik (duniawi). Tentu saja ada bagian-2 yang overlapping di sana. Sebagai scientist saya
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Mas Razi Mas Amin dkk lain Saya ini terbuka dengan segala interpretasi dan mode atau method. Saya hanya mewanti-wanti saja bahwa kebenaran sains dan kebenaran agama serta kebenaran klenik itu tidak teppat atau seringkali malah menjerumuskan dalam mengungkap kebenaran. Sains memiliki protokol sendiri dalam mengungkap kebenaran sains. Melalui scientific methods. Agama juga sama. Memiliki tatacaranya sendiri dalam menyatakan kebenaran fakrualnya. Demikian juga klenik maupun mitos. Seringkali juga hope atau harapan dapat menyimpangkan protokol scientific method. Keinginan utk meningkatkan kebanggaan pada bangsa ini adalah tujuan mulia. Namun tanpa kehati-hatian dalam 'ketaatan' scientific method sering menjadikan sisi sainsnya terdistorsi. Monggo saja menggunakan ayat kitab maupun mitos. Saya juga beberapa kali melakukannya. Tapi aku ga dapat ngeklaim bahwa aku telah menjalankan scientific method dengan 'taat azas' Silahkan dilanjut. Forum milist tidak harus sains ansich Salam Rdp On Wednesday, February 8, 2012, a-b amin...@yahoo.com wrote: Kl aturannya gak boleh ya wis ra opo2 ikut ketum. 3323 thxrgd, a-b From: mufar...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 14:03:45 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kata kunci proporsional harusnya sdh cukup bagus utk jadi penengah. Agama adalah hak personal, terserah dia mau menjadikan agama integrated to his life or not. Saya pikir itu hak dasar hidup Silakan dikembalikan ke aturan milis saja ttg boleh tidaknya menyitir referensi agama Salam Razi From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 13:56:42 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
[iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Mas Razi Mas Amin dkk lain Saya ini terbuka dengan segala interpretasi dan mode atau method. Saya hanya mewanti-wanti saja bahwa kebenaran sains dan kebenaran agama serta kebenaran klenik itu tidak teppat atau seringkali malah menjerumuskan dalam mengungkap kebenaran. Sains memiliki protokol sendiri dalam mengungkap kebenaran sains. Melalui scientific methods. Agama juga sama. Memiliki tatacaranya sendiri dalam menyatakan kebenaran fakrualnya. Demikian juga klenik maupun mitos. Seringkali juga hope atau harapan dapat menyimpangkan protokol scientific method. Keinginan utk meningkatkan kebanggaan pada bangsa ini adalah tujuan mulia. Namun tanpa kehati-hatian dalam 'ketaatan' scientific method sering menjadikan sisi sainsnya terdistorsi. Monggo saja menggunakan ayat On Wednesday, February 8, 2012, a-b amin...@yahoo.com wrote: Kl aturannya gak boleh ya wis ra opo2 ikut ketum. 3323 thxrgd, a-b From: mufar...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 14:03:45 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kata kunci proporsional harusnya sdh cukup bagus utk jadi penengah. Agama adalah hak personal, terserah dia mau menjadikan agama integrated to his life or not. Saya pikir itu hak dasar hidup Silakan dikembalikan ke aturan milis saja ttg boleh tidaknya menyitir referensi agama Salam Razi From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 13:56:42 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
[iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Mas Razi Mas Amin dkk lain Saya ini terbuka dengan segala interpretasi dan mode atau method. Saya hanya mewanti-wanti saja bahwa kebenaran sains dan kebenaran agama serta kebenaran klenik itu tidak teppat atau seringkali malah menjerumuskan dalam mengungkap kebenaran. Sains memiliki protokol sendiri dalam mengungkap kebenaran sains. Melalui scientific methods. Agama juga sama. Memiliki tatacaranya sendiri dalam menyatakan kebenaran fakrualnya. Demikian juga klenik maupun mitos. Seringkali juga hope atau harapan dapat menyimpangkan protokol scientific method. Keinginan utk meningkatkan kebanggaan pada bangsa ini adalah tujuan mulia. Namun tanpa kehati-hatian dalam 'ketaatan' scientific method sering menjadikan sisi sainsnya terdistorsi. Monggo saja menggunakan ayat On Wednesday, February 8, 2012, a-b amin...@yahoo.com wrote: Kl aturannya gak boleh ya wis ra opo2 ikut ketum. 3323 thxrgd, a-b From: mufar...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 14:03:45 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kata kunci proporsional harusnya sdh cukup bagus utk jadi penengah. Agama adalah hak personal, terserah dia mau menjadikan agama integrated to his life or not. Saya pikir itu hak dasar hidup Silakan dikembalikan ke aturan milis saja ttg boleh tidaknya menyitir referensi agama Salam Razi From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 13:56:42 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Noted pakdhe, Di agama sendiri kita harus membiasakan berfikir ilmiah, berpendapat harus dengan referensi dan justikasi yg jelas. Berbeda dgn klenik, mitos atawa urban legend yg tidak punya referensi kuat dan tertulis. Saya pribadi berpendapat, di akhirnya kebenaran science dan agama akan menyatu juga. Kalo ada klik antara keduanya, ya salah satu berarti salah atau belum optimum kebenarannya Salam Razi -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Thu, 9 Feb 2012 13:09:04 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Mas Razi Mas Amin dkk lain Saya ini terbuka dengan segala interpretasi dan mode atau method. Saya hanya mewanti-wanti saja bahwa kebenaran sains dan kebenaran agama serta kebenaran klenik itu tidak teppat atau seringkali malah menjerumuskan dalam mengungkap kebenaran. Sains memiliki protokol sendiri dalam mengungkap kebenaran sains. Melalui scientific methods. Agama juga sama. Memiliki tatacaranya sendiri dalam menyatakan kebenaran fakrualnya. Demikian juga klenik maupun mitos. Seringkali juga hope atau harapan dapat menyimpangkan protokol scientific method. Keinginan utk meningkatkan kebanggaan pada bangsa ini adalah tujuan mulia. Namun tanpa kehati-hatian dalam 'ketaatan' scientific method sering menjadikan sisi sainsnya terdistorsi. Monggo saja menggunakan ayat On Wednesday, February 8, 2012, a-b amin...@yahoo.com wrote: Kl aturannya gak boleh ya wis ra opo2 ikut ketum. 3323 thxrgd, a-b From: mufar...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 14:03:45 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kata kunci proporsional harusnya sdh cukup bagus utk jadi penengah. Agama adalah hak personal, terserah dia mau menjadikan agama integrated to his life or not. Saya pikir itu hak dasar hidup Silakan dikembalikan ke aturan milis saja ttg boleh tidaknya menyitir referensi agama Salam Razi From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 13:56:42 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Avi Jangan marah marah dong , mungkin Cak Amin mau niru si Abah hahahahaha, ada syaratnya lho , yaitu aktif di Pengurus IAGI selama minimal 25 tahun dan pernah jadi Ketua Umum , hahahahaha . Don't meintion it , just a joke joke and joke si Abah From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, February 8, 2012 8:56 PM Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Kok mas a-b mbulet ya lha sampeyan punya nama bagus kok mung malah jadi a-b doang toh cak Agama itu faith sedangkan science tidak jadi tetep ga gathuk Salam Avianto Powered by Telkomsel BlackBerry® From: a-b amin...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 12:17:20 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pakdhe rovicky dan rekan2 iagi yg bijaksana, Sy pikir agama adalah 'ruh' (spirit) atau stidakny inspirasi bagi science(bukan aspirasi) dan bagi kecenderungan manusia utk mencari terus kebenaran (bukan pembenaran). Sy kira dalam takaran yg 'wajar' (tdk utk hakimi apalagi utk 'menindas' yg beda pendapat) dan proporsional, 'interaksi' science dan agama tdklah jd masalah. Sciene pun tdk selamanya bebas nilai, karena dalam kebebasan bepikirpun perlu kejujuran. WaLlahu'alam. 3323 thxrgd, a-b From: ecep suryana ec...@yahoo.com Date: Wed, 8 Feb 2012 03:06:45 -0800 (PST) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak rovicky,ada ungkapanIlmu tanpa agama buta,agama tanpa ilmu lumpuh Sy selalu yakin kalau ilmu adalah tuntutan yg harus dieksplorasi untuk mencari kaidah kebenaran agama...oleh karena itu ilmu tanpa batas dan akan terus berkembang seiring tuntutan permintaan akan pembuktian/hipotesa... Wslkm ES Sent from Yahoo! Mail on Android BelekBeurit From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Sent: Wed, Feb 8, 2012 10:44:21 AM saya rasa ketika sitiran-sitirannya sudah mengarah kenabian dan kitab suci menjadikan science atau scientific approach menjadi kabur. atau malah boleh disebut psudo sciece. walaupun saya juga beragama namun agaknya kurang tepat kalau menyatakan bahwa agama mengandung data science (walau dalam arti refrensi). namun saya juga meyakini bahwa kebenaran hakiki bukanlah hanya kebenaran science. science memang tidak atau belum mampu menjelaskan semua fenomena, tetapi menggabungkan science dan agama bukan (seringkali tidak) menjadikan kebenaran yang lebih tinggi (lebih benar). rdp On 2/8/12, Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id wrote: Sekali lagi mohon dicermati antara Isi Kitab-2 Suci dan Dokumen-2 Science. Yang satu untuk kehidupan Rohani, yang satunya untuk kepentingan Fisik (duniawi). Tentu saja ada bagian-2 yang overlapping di sana. Sebagai scientist saya sulit sekali menerima dengan akal sehat saya bahwa ada Nabi Adam (cikal bakal seluruh umat manusia), apalagi untuk menelusuri kapan N Adam hidup (bila memang demikian). Tetapi sebagai manusia rohani saya menerima Kitab-2 Suci itu, termasuk N Adam dan nabi-2 lainnya, untuk membimbing Roh saya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Itupun kalau kita percaya adanya Roh. Salam, YSY From: Muhammad Razi [mailto:mufar...@gmail.com] Sent: Wednesday, February 08, 2012 2:11 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY kalo di runut kejadiannya (gabungan ceritanya milis iagi dan bukunya NatGeo - concise history of the World - Neil Kagan) 76,000 BCE - Toba erupsion 72,000 BCE - arrival modern humans in southeast asia 60,000 BCE - modern humans reach New guinea and Australia; first sign of human burial found in Australia 40,000 BCE - Modern humans arrive at Europe; living along side with Neanderthal 28,000 BCE - Neanderthal extintc in Spain; Solomon island settled 16,000 BCE - Humans cross the Bering strait to Alaska. Native Americans are likely present. 14,000 - 8,000 BCE - chatastrophic events (???); Humans arrived in South America 12,000 - 8,000 BCE - start of ceramic arts in Japan 11,500 BCE - Clovis culture (paleo-indian) begins in North America's great plains 11,000 BCE - Human reach Chile 11,000 BCE - Cultivation on wild rye in euphrates Syria 10,000 BCE - first sign of agriculture in China and Mediteran 7250 BCE - Catal huyuk in Anatolia reached population of 6000 7000 BCE - Farming tribes spreads from Anatolia into Greece 5400 BCE - Bandkeramik culture develops in Europe 4000 - 2000 BCE - ? (some literature listed the forming of modern deserts) 2100 BCE - Ibrahim era in Ur katastropi di rentang
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Kelihatannya dibahas juga Sadahurip di Sarasehan Peradaban dan Katastrofik Purba Selasa ini, entah seru entah tidak, tetapi usul saya di milist ini beberapa waktu yg lalu utk dibor saja (mungkin juga usul pemboran itu sdh ada yg mengusulkan terlebih dulu) kelihatannya diterima, cuman terlalu banyak sampai 4, padahal 1 saja cukup. Namun jika piramid (maaf), bangunan tua itu tdk diketemukan, core samplesnya tetap bermanfaat dapat dianalisa petrografi dan petrokimia, isotope dsb digunakan disertasi doktor mengenai bagaimana terjadinya bentuk2 volkanik seperti kerucut piramid ini. The 150 million rupiah doktor! Namun saya masih penasaran sebetulnya bagaimana gambaran penampang geolistrik secara detail sehingga ditafsirkan adanya piramid (uup's) bangunan di dalamnya serta dihubungkan dg katastropik purba? Di Blog yg dirujuk mengenai hal ini gambarnya sangat kecil dan tidak jelas. RPK --Original Message-- To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Sent: Feb 6, 2012 16:29 Tapi apakah ada disebut keruntuhan itu yg disebabkan bencana? --Original Message-- From: o - musakti To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Sent: Feb 6, 2012 15:54 Pak Koesoema, Jarred Diamond dalam bukunya 'Collapse, how societies choose to fail or succeed' menguraikan beberapa sebab keruntuhan suatu masyarakat ('budaya' ?) dimana kerusakan lingkungan, overpopulasi dan perubahan iklim adalah penyebab utamanya. Kehilangan mitra dagang serta perang, yang diistilahkan sebagai 'hostile neighbor' juga dimasukkan sebagai sebab kepunahan suatu society, tetapi dalam banyak kasus akar dari perang adalah 3 hal yang pertama disebutkan. Contoh yang diberikan Diamond dimana lingkungan menjadi faktor penting dalam collapse of society antara lain hapusnya masyarakat puak Norse dari Greenland, suku pre indian anazazi di amerika, masyarakat asli pulau paskah (easter island, padahal budaya mereka mampu membuat patung2 batu raksasa yang masih berdiri sampai sekarang) dan seperti yang sudah pak Koesoema jelaskan, masyarakat Maya di Amerika Tengah. CAPING : Dalam bukulainnya yangtak kalah menarik 'guns, germ and steel' Diamond membahas bagaimana budaya Eurasia bisa mendominasi dunia modern. Salah satu argumennya adalah kondisi geografis Eurasia yang memanjang dari timur ke barat tanpa disekat oleh major natural barrier ( laut, gurun luas, gunung yang terlalu tinggi dll) ) lebih kondusif untuk maju dibanding masyarakat yang tumbuh di bentang alam yang berarah utara-selatan. Hal ini karena dengan rentang garis lintang (berkaitan dengan iklim ) yang terbatas penyebaran manusia, teknologi, perdagangan dan pangannya bisa lebih mudah. Gandum, sapi dan kuda serta teknologi pertanian bisa dengan mudah berpindah dari iraq ke turkey, spanyol atau iran namun jagung dan llama tidak semudah itu bergerak dari mexico ke kanada karena iklimnya yang drastik berbeda. Hasilnya, masyarakat eurasia mendapatkan headstart dalam persaingan global dengan masyarakat dibelahan dunia lain At least sampai datangnya GFC yang membuat eropa mesti minta bantuan ke China dan Brazil...he he he... From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Sent: Mon, Feb 6, 2012 2:57:09 AM Pak Sudjatmiko dan Pak Danny: Dalam ilmu budaya itu dibedakan antara pengertian Peradaban (Civilization) dan Budaya (Culture). Pengertian budaya/culture, seperti Budaya Pacitan, diartikan sebagai komunitas yang masih primitif, tetapi sudah melakukan cocok tanam selain berburu, dan para anggotanya belum terorganisir dalam bidang keahlian (petani, pedagang, pengrajin dsb), dan juga belum ada agama yang terorganisir. Keberadaan budaya ini ditafsirkan dari artefact-2 yang ditinggalkan, berupa alat pertanian/perburuan. Peradaban/civilization, seperti Peradaban Maya, merupakan komunitas yang lebih maju lagi dengan adanya sistim pemerintahan dengan hierarchy-nya, dan masyarakatnya yang terorganisier dalam perbagai keahlian, termasuk tentara, dan juga sudah ada agama atau pemujaan yang terorganisir, biasanya dalam bentuk kuil atau temple. Peradaban dapat dikenali bukan saja dari artefact saja tetapi juga dari adanya bangunan, candi (antara lain 'piramida', tatakota, istana jalan rumah penduduk dsb. Dengan diketemukan adanya aftefact, walaupun dari logam, belum tentu disitu ada Peradaban, walaupun dalam iklim tropis mungkin bangunan-bagunannya bisa saja terbentuk dari kayu. Dari tulisan Pak Danny, kelihatannya Neo-catastrophism ini sudah ditarik ke arah yang extreme, di mana setiap unconformity dianggap catastrophy. Memang tidak semua catastrophy bersifat global, banyak juga yang bersifat lokal. Contoh the Spokane Megaflood di barat laut Amerika Serikat. Karena saresehan ini berjudul: MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
dengarbaru-baru ini ada larangan ke beberapa Negara di Eropa karena iklim di sana sangat ekstrim - banyak orang meninggal...). Saya bercanda bahwa:kalau saya adalah bangsa yang paling adikuasa di Dunia waktu itu maka sudah dipastikan wilayah Indonesia khususnya lembah Laut Jawa yang akan saya diami (kalau perlu saya taklukan dulu penduduk aslinya) - Oppenheimer tertawa, lalu bilang: Benar, tentu saja; Saya yakin bahwa manusia Nusantara Purba mendiami wilayah dataran rendah tersebut sebelum digenangi air. Lalu teman di sebelah langsung nyeletuk iseng: Jadi Pak Oppenheimer percaya bahwa Atlantis itu di Indonesia. Ini jawaban Oppenheimer: Hmm, saya selalu berusaha menghindari nama itu (bukannya tidak percaya) karena setiap saya bilang Atlantis orang-orang langsung memalingkan muka. Katanya sambil mesem-mesem. Kemudian teman di sebelah saya nyeletuk lagi: Sudah dengar tentang Piramid Sadahurip? Apakah Pak Oppenheimer percaya Piramid itu ada? (dalam hati saya: waduhh konyol juga nih teman...kaya pertanyaan wartawan aja J). Jawaban Oppenheimer, seperti yang saya duga: Hmm, yeahh, that's interesting, but forgive me that I always be skeptical to hear such things until I know the facts. Teman itu terlihat agak kecewa, tapi saya bisikan : Jawaban dia justru bagus, artinya dia peneliti beneran; kalau dia bilang percaya saya malah akan kecewa. Kemudian saya cerita bahwa kami menemukan hard facts yang menakjubkan di Gunung Padang - yang dikenal sebagai Situs Megalitikum. Saya cerita sedikit - dan Oppenheimer kelihatannya sangat tertarik, dia bilang ingin sekali berdiskusi tentang masalah scientific findings detil di Gunung Padang. Dia bilang kalau punya waktu ingin berkunjung ke sana. Oppenheimer sebetulnay berencana datang pada acara tgl 7 Februari, tapi minta maaf tidak bisa karena harus segera ke Bali untuk persiapan acara Seminar Kebudayaan di Sanur yang diadakan oleh UI. Kemudian Oppenheimer bilang bahwa tentu saja akan sangat mengagumkan apabila kita dapat menemukan artefak berupa sebuah Monumen/bangunan purba yang megah, meskipun demikian dia tidak riset kearah sana karena terlalu susah katanya (dalam hati saya:tentu saja, ente kan dokter... ). Yang saya cari adalah domestikasi/peralatan-peralatan sederhana untuk pertanian dan peternakan karena ini gampang ditemukan dimana-mana. Untuk bikin monumen yang megah-megah pasti butuh makan kan Kata Oppenheimer sambil senyum. Nah, hasil penelitian Oppenheimer ini dahsyat, diantaranya adalah sbb: 1. Bahwa binatang ternak ayan, babi, dan kambing (kalo tidak salah) adalah berasal dari Nusantara. Bangsa nusantara sudah berternak ini sejak SEBELUM 10.000 tahun lalu! Oppenheimer menemukan bukti bahwa sekitar 8000 tahun lalu hewan-hewan ternak ini sudah dibawa oleh para pelaut Nusantara ke Pulau Bismarck dan pulau-pulau lainnya di Pacific. Kemudian juga tentunya hewan-hewan ternak ini menyebar ke Asia juga. 2. Induk peradaban teknologi pertanian juga dari Nusantara (lebih dari 10.000 tahun lalu) 3. Teknologi pelayaran di dunia ini asal-muasalnya juga dari Nusantara. Menurut Oppenheimer, yang mendorong bangsa Nusantara dipaksa mengembangkan teknologi pelayaran ini adalah peristiwa banjir besar dari 14.8000 sampai 8000 tahun lalu tersebut. Nah, bagi saya konklusi Oppenheimer bahwa di Zaman Pra Sejarah Indonesia adalah pusat peradaban dari teknologi pertanian, perikanan, dan pelayaran sudah lebih dari cukup. Itu adalah basis utama untuk membangun peradaban adijaya pada masa itu...apapun namanya...sebut sajalah Kerajaan Inohong Sunda Purba...he he he. Masa Dokter Oppenheimer kita paksa juga untuk ngerti masalah gunung dan piramida (mending kalo ditemenin Cici Piramida), lebih-lebih lagi disuruh nyilem ke dasar laut seperti candaannya Pak Sby .. Kasian dong bo, udah tua lagi...tega amat... Ta Iya J. Catatan: Dalam acara temu-muka dengan RI-1, Pak SBY hanya tanya apakah dia (Oppenheimer) ada niat untuk melanjutkan penelitian di Indonesia, dan kalo iya kenapa engga ditelliti aja tuh Laut jawa yang dia duga sebagai pusat peradaban purba-nya. Si Oppenheimer tentu saja kelabakan - klemar-klemer dan jawabnya muter-muter ga jelas... Akhirnya Pak SBY ngomong sambil nyengir: Don't worry, I know your background is a medical doctor. J Wassalam DHN From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] Sent: Saturday, February 04, 2012 4:11 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Rekan-rekan IAGI yang budiman, Di tengah riuhnya berita dan diskusi tentang Piramida Gunung Sadahurip , kemaren dulu 2 Februari 2012 , Pak Stephen Oppenheimer, penulis buku Eden in The East , diberitakan berkunjung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor beliau, didampingi Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri. Mang Okim membaca beritanya dari koran Pikiran Rakyat dan Kompas Online. Berbeda dengan berita yang santer
RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Uraian Pak Koesoema yang sangat menarik mengingatkan saya kembali tentang prinsip dasar dalam mainstream geology. Ada sudut pandang yang berbeda dari ilmu geologi yang mempelajari gempa dan bencana alam dengan mainstream ini. Perbedaan ini utamanya ada pada skala waktunya. Mainstream cerita tentang sejarah geologi selama jutaan-puluhan juta tahun sedangkan geologi bencana fokusnya kepada sejarah geologi selama tahunan, ratusan, puluhan ribu sampai ratusan ribu tahun. Paleoseismology umumnya hanya meneliti stratigrafi sampai ribuan tahun, jarang sampai lebih tua dari 10.000 (Holocene). Seorang mainstream geology melihat fault offsets 100 meter dianggap sebagai bagian kecil dari pergerakan tektonik yang jauh lebih besar selama jutaan tahun, sedangkan earthquake geology mengartikan 100 meter offsets tersebut setara dengan kejadian 5 kali bencana besar gempa yang berkekuatan 9 SR (Mw 9)! Ilmu tektonik melihat sebuah bangunan (tektonik) besar yang berdiri di atas suatu ketidakselaran dengan bumi tempatnya berdiri sedangkan earthquake geology focus kepada elemen-elemen yang membangun bangunan tersebut (bata-bata, pintu, jendela)yang dibatasi oleh ketidakselarasan yang lebih kecil (earthquakes are tectonic bricks to mountains). Ahli tektonik melihat proses uplift (permanent deformations) yang perlahan-lahan (uniformitarianisms) pada accretionary prisms - subduction zone sehingga membentuk fore-arc ridges seperti Kep. Mentawai selama jutaan-puluhan juta tahun; sedangkan earthquake geology melihat earthquake/megathrust cycles akibat proses elastic deformation yang membuat outer-arc ridge bergerak-gerak seperti yo-yo dalam skala ratusan-ribuan tahun. Mainstream melihat Unconformity-Catastrophic yang besar seperti Cretaceous-Tertiary (C-T) boundary yang diakibatkan tumbukan meteor yang jatuh di Chixulub, Mexico. C-T Unconformity membatasi berakhirnya zaman dinosaurus dan mulainya dominasi species mamalia dst... sampai munculnya Homo Sapiens/manusia. sedangkan geologi bencana focus kepada proses catastrophic yang terjadi pada masa dominasi Homo Sapiens ini. Dalam skala waktu ini, kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung Krakatau 1883 dan gempa-tsunami besar seperti di Aceh tahun 2004 ini bukan catastrophic dan tidak meninggalkan jejak unconformity geology dalam pandangan mainstream, tapi terlihat sebagai disrupted stratigraphy yang dapat membatasi dua masa kehidupan yang berbeda di atas dan bawahnya. Wass. DHN -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, February 05, 2012 1:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih yang prinsip yang mendasar (fundamental prinsiple) baru yaitu kembalinya Catastrophism Principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori Malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang Archeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan karena adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global. Sebagaimana diketahui ilmu geologi modern dinyatakan setelah munculnya Prinsip Uniformitarianism dari James Hutton yang melawan prinsip Malapetaka, yang terutama meng-invoke adanya suatu bencana (global) untuk perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi, khususnya kepunahan massal yang pada waktu itu diketahui dari penelitian fossil, adanya urut-urutan lapisan yang masing-masing mengandung susunan (assemblage) fossil tertentu dibandingkan dengan urutan lapisan yang di atas maupun di bawahnya, yang oleh Cuvier disebabkan terjadi malapetaka global setiap kalinya (kalau tidak salah dinyatakan ada 13 kali bencana global). Prinsip ini secara telak dikalahkan dengan prinsip uniformitarianism, di mana proses2 di bumi berjalan seragam, kepunahan massal masih dapat diterangkan dengan evolusi yang dipercepat (tentu sangat diperkuat dengan ajaran Darwin). Juga gejala-gejala besar seperti Grand Canyon, Pegunungan Himalaya, dsb tidak perlu dijelaskan dengan suatu event yang katastropik, cukup dengan proses-2 yang berlangsung sekarang yang sangat perlahan-perlahan tetapi berilah waktu jutaan, bahkan ratusan juta tahun maka gejala geologi yang maha besar itu akan terwujud. Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb. Namun prinsip katastrophism mulai muncul kembali dengan hasil temuan Alvarez ayah-anak (Alvarez Sr adalah nuclear physicist, Alvarez Jr. Geologist) di tahun 80-an, yang menemukan adanya peningkatan kadar isotop Irridium yang luar biasa pada batas Kapur-Tersier yang kemudian disebutnya KT-boundary pada Gubio Shale di Itali. Gejala ini
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Saya dapat memahami, namun masih belum bisa melihat bagaimana hubungannya dengan peradaban. Jelas sekali bencana (katastropi?) sangat 'disrupt' kehidupan manusia, tapi sampai di mana hubungannya dg peradaban manusia sebagai mana didengungkan dalam Sarasehan? RPK Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 09:05:53 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Uraian Pak Koesoema yang sangat menarik mengingatkan saya kembali tentang prinsip dasar dalam mainstream geology. Ada sudut pandang yang berbeda dari ilmu geologi yang mempelajari gempa dan bencana alam dengan mainstream ini. Perbedaan ini utamanya ada pada skala waktunya. Mainstream cerita tentang sejarah geologi selama jutaan-puluhan juta tahun sedangkan geologi bencana fokusnya kepada sejarah geologi selama tahunan, ratusan, puluhan ribu sampai ratusan ribu tahun. Paleoseismology umumnya hanya meneliti stratigrafi sampai ribuan tahun, jarang sampai lebih tua dari 10.000 (Holocene). Seorang mainstream geology melihat fault offsets 100 meter dianggap sebagai bagian kecil dari pergerakan tektonik yang jauh lebih besar selama jutaan tahun, sedangkan earthquake geology mengartikan 100 meter offsets tersebut setara dengan kejadian 5 kali bencana besar gempa yang berkekuatan 9 SR (Mw 9)! Ilmu tektonik melihat sebuah bangunan (tektonik) besar yang berdiri di atas suatu ketidakselaran dengan bumi tempatnya berdiri sedangkan earthquake geology focus kepada elemen-elemen yang membangun bangunan tersebut (bata-bata, pintu, jendela)yang dibatasi oleh ketidakselarasan yang lebih kecil (earthquakes are tectonic bricks to mountains). Ahli tektonik melihat proses uplift (permanent deformations) yang perlahan-lahan (uniformitarianisms) pada accretionary prisms - subduction zone sehingga membentuk fore-arc ridges seperti Kep. Mentawai selama jutaan-puluhan juta tahun; sedangkan earthquake geology melihat earthquake/megathrust cycles akibat proses elastic deformation yang membuat outer-arc ridge bergerak-gerak seperti yo-yo dalam skala ratusan-ribuan tahun. Mainstream melihat Unconformity-Catastrophic yang besar seperti Cretaceous-Tertiary (C-T) boundary yang diakibatkan tumbukan meteor yang jatuh di Chixulub, Mexico. C-T Unconformity membatasi berakhirnya zaman dinosaurus dan mulainya dominasi species mamalia dst... sampai munculnya Homo Sapiens/manusia. sedangkan geologi bencana focus kepada proses catastrophic yang terjadi pada masa dominasi Homo Sapiens ini. Dalam skala waktu ini, kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung Krakatau 1883 dan gempa-tsunami besar seperti di Aceh tahun 2004 ini bukan catastrophic dan tidak meninggalkan jejak unconformity geology dalam pandangan mainstream, tapi terlihat sebagai disrupted stratigraphy yang dapat membatasi dua masa kehidupan yang berbeda di atas dan bawahnya. Wass. DHN -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, February 05, 2012 1:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih yang prinsip yang mendasar (fundamental prinsiple) baru yaitu kembalinya Catastrophism Principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori Malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang Archeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan karena adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global. Sebagaimana diketahui ilmu geologi modern dinyatakan setelah munculnya Prinsip Uniformitarianism dari James Hutton yang melawan prinsip Malapetaka, yang terutama meng-invoke adanya suatu bencana (global) untuk perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi, khususnya kepunahan massal yang pada waktu itu diketahui dari penelitian fossil, adanya urut-urutan lapisan yang masing-masing mengandung susunan (assemblage) fossil tertentu dibandingkan dengan urutan lapisan yang di atas maupun di bawahnya, yang oleh Cuvier disebabkan terjadi malapetaka global setiap kalinya (kalau tidak salah dinyatakan ada 13 kali bencana global). Prinsip ini secara telak dikalahkan dengan prinsip uniformitarianism, di mana proses2 di bumi berjalan seragam, kepunahan massal masih dapat diterangkan dengan evolusi yang dipercepat (tentu sangat diperkuat dengan ajaran Darwin). Juga gejala-gejala besar seperti Grand Canyon, Pegunungan Himalaya, dsb tidak perlu dijelaskan dengan suatu event yang katastropik, cukup dengan proses-2 yang berlangsung sekarang yang sangat perlahan-perlahan tetapi berilah waktu jutaan, bahkan ratusan juta tahun maka gejala geologi yang maha besar itu akan terwujud. Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi
RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Terimakasih atas uraian dan dukungannya Pak. Motivasi saya, selain rasanya sulit menerima data ilmiah(yang ada) yang diyakini oleh dunia bahwa dari mulai kemunculan Homo Sapiens (150.000-200.000 tahun lalu) sampai 10.000 tahun lalu tidak pernah ada peradaban, juga tertantang oleh Info Absolut dari Al-Quran bahwa dahulu kala ada Kaum-kaum yang dimusnahkan, seperti Kaum Ad, Tsamud, dan Nuh, oleh bencana alam (seperti di Firman-kan: mereka dibenamkan dalam bumi, bumi-nya dibalikan atau kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan oleh banjir besar - yang tersisa hanyalah yang naik ke 'perahu'). Nah, saya menafsirkan kaum/ummat ini sebagai peradaban. Dilihat dari sejarah nabi-nabi 25 (yang belum ketahuan kronologi waktunya itu - meskipun tafsiran tidak jelas sih banyak) pun rasanya tidak masuk akal kalau manusia tidak pernah mencapai peradaban tinggi sejak Nabi Adam. Masa iya peradaban canggih hanya dicapai oleh Ummat setelah Musa, Isa dan Muhammad saja. Nabi Isa menandai permulaan Masehi, Nabi Muhammad dari 600-an Masehi. Nabi Musa kapan ya? (apakah Kaum di masa Musa ini yang buat Piramid Mesir?), Nabi Sulaiman kapan? Dalam AlQur'an dikatakan bahwa Sulaiman dikarunia kekuatan (= IpTek?) yang sangat tinggi yang TIDAK akan pernah dikalahkan oleh ummat-ummat setelahnya! Nabi Nuh, kapan? Setelah Nuh dunia di-repopulasi oleh manusia yang selamat di Kapal; Nabi Idris kapan? (waktu jaman Nabi Idris dikatakan jelas oleh AlQur'an bahwa manusia sudah tidak tinggal di-gua2 tapi di bangunan tembok). Tentu akan 'sesuatu banget' kalau kita dapat menemukan (sebagian) jawabannya di bumi Nusantara ini. Wass. DHN -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Monday, February 06, 2012 9:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak Sudjatmiko dan Pak Danny: Dalam ilmu budaya itu dibedakan antara pengertian Peradaban (Civilization) dan Budaya (Culture). Pengertian budaya/culture, seperti Budaya Pacitan, diartikan sebagai komunitas yang masih primitif, tetapi sudah melakukan cocok tanam selain berburu, dan para anggotanya belum terorganisir dalam bidang keahlian (petani, pedagang, pengrajin dsb), dan juga belum ada agama yang terorganisir. Keberadaan budaya ini ditafsirkan dari artefact-2 yang ditinggalkan, berupa alat pertanian/perburuan. Peradaban/civilization, seperti Peradaban Maya, merupakan komunitas yang lebih maju lagi dengan adanya sistim pemerintahan dengan hierarchy-nya, dan masyarakatnya yang terorganisier dalam perbagai keahlian, termasuk tentara, dan juga sudah ada agama atau pemujaan yang terorganisir, biasanya dalam bentuk kuil atau temple. Peradaban dapat dikenali bukan saja dari artefact saja tetapi juga dari adanya bangunan, candi (antara lain 'piramida', tatakota, istana jalan rumah penduduk dsb. Dengan diketemukan adanya aftefact, walaupun dari logam, belum tentu disitu ada Peradaban, walaupun dalam iklim tropis mungkin bangunan-bagunannya bisa saja terbentuk dari kayu. Dari tulisan Pak Danny, kelihatannya Neo-catastrophism ini sudah ditarik ke arah yang extreme, di mana setiap unconformity dianggap catastrophy. Memang tidak semua catastrophy bersifat global, banyak juga yang bersifat lokal. Contoh the Spokane Megaflood di barat laut Amerika Serikat. Karena saresehan ini berjudul: MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL yang jadi topik adalah Peradaban, bukan sekedar budaya/culture, dan tentu dalam hubungan dengan bencana purba. Tentu ini sudah masuk ranah arkeologi/sejarah, di mana saya kurang paham. Seingat saya tidak ada peradaban kuno yang menghilang karena disebabkan suatu bencana: Kebudayaan Mesir, Kebudayaan Yunani Lama, Kebudayaan Romawi, Kebudayaan Aztec, Kebudayaan Inca, hampir semua menghilang atau ditinggalkan karena kalah perang atau ditaklukan oleh pihak lain. Kecuali mungkin Peradaban Maya dan Angkor Wat, yang mungkin menghilang disebabkan kekeringan yang luar biasa, atau perubahan iklim yang luar biasa yang bisa juga disebut bencana. Dilain pihak ada kota2 yang musnah dilanda bencana letusan gunung api seperti Pompeii (tidak memusnahkan peradaban Roma), dan katanya ada 2 kerajaan di Sumbawa yang hilang/musnah waktu Tambora meletus di tahun 1815. Juga tentu juga kerajaan2 di Jawa banyak contoh. Tapi ini nyaris dapat disebut hilangnya suatu peradaban, karena suatu kerajaan dapat saja musnah tetapi peradabannya dapat dilanjutkan oleh kerajaan lainnya. Tentu satu-satunya peradaban yang musnah karena tenggelam adalah Atlantis yang legendaris itu, dan inipun masih belum terbukti. Musnah dan berakhirnya suatu peradaban oleh bencana belum terrekam dalam sejarah dunia, juga suatu tsunami atau gempa yang telah menghapus kerajaan bahkan peradaban di muka bumi. Mungkin Pak Danny dan kawan2 akan menemukan ini di Indonesia. Silahkan, selamat meneliti! Wassalam RPK - Original Message
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Saya Anda terpengaruh oleh adanya Atlantis di Sundaland, yg memang logisnya ada di daerah tropis, karena 10 ribu th yl adalah zaman es, juga didukung oleh teori dari 0ppenheimer mengenai asal usur pertanian. Namun akhir peradaban ini tdk perlu karena bencana, sea level rise saja cukup. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 10:40:50 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Terimakasih atas uraian dan dukungannya Pak. Motivasi saya, selain rasanya sulit menerima data ilmiah(yang ada) yang diyakini oleh dunia bahwa dari mulai kemunculan Homo Sapiens (150.000-200.000 tahun lalu) sampai 10.000 tahun lalu tidak pernah ada peradaban, juga tertantang oleh Info Absolut dari Al-Quran bahwa dahulu kala ada Kaum-kaum yang dimusnahkan, seperti Kaum Ad, Tsamud, dan Nuh, oleh bencana alam (seperti di Firman-kan: mereka dibenamkan dalam bumi, bumi-nya dibalikan atau kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan oleh banjir besar - yang tersisa hanyalah yang naik ke 'perahu'). Nah, saya menafsirkan kaum/ummat ini sebagai peradaban. Dilihat dari sejarah nabi-nabi 25 (yang belum ketahuan kronologi waktunya itu - meskipun tafsiran tidak jelas sih banyak) pun rasanya tidak masuk akal kalau manusia tidak pernah mencapai peradaban tinggi sejak Nabi Adam. Masa iya peradaban canggih hanya dicapai oleh Ummat setelah Musa, Isa dan Muhammad saja. Nabi Isa menandai permulaan Masehi, Nabi Muhammad dari 600-an Masehi. Nabi Musa kapan ya? (apakah Kaum di masa Musa ini yang buat Piramid Mesir?), Nabi Sulaiman kapan? Dalam AlQur'an dikatakan bahwa Sulaiman dikarunia kekuatan (= IpTek?) yang sangat tinggi yang TIDAK akan pernah dikalahkan oleh ummat-ummat setelahnya! Nabi Nuh, kapan? Setelah Nuh dunia di-repopulasi oleh manusia yang selamat di Kapal; Nabi Idris kapan? (waktu jaman Nabi Idris dikatakan jelas oleh AlQur'an bahwa manusia sudah tidak tinggal di-gua2 tapi di bangunan tembok). Tentu akan 'sesuatu banget' kalau kita dapat menemukan (sebagian) jawabannya di bumi Nusantara ini. Wass. DHN -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Monday, February 06, 2012 9:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak Sudjatmiko dan Pak Danny: Dalam ilmu budaya itu dibedakan antara pengertian Peradaban (Civilization) dan Budaya (Culture). Pengertian budaya/culture, seperti Budaya Pacitan, diartikan sebagai komunitas yang masih primitif, tetapi sudah melakukan cocok tanam selain berburu, dan para anggotanya belum terorganisir dalam bidang keahlian (petani, pedagang, pengrajin dsb), dan juga belum ada agama yang terorganisir. Keberadaan budaya ini ditafsirkan dari artefact-2 yang ditinggalkan, berupa alat pertanian/perburuan. Peradaban/civilization, seperti Peradaban Maya, merupakan komunitas yang lebih maju lagi dengan adanya sistim pemerintahan dengan hierarchy-nya, dan masyarakatnya yang terorganisier dalam perbagai keahlian, termasuk tentara, dan juga sudah ada agama atau pemujaan yang terorganisir, biasanya dalam bentuk kuil atau temple. Peradaban dapat dikenali bukan saja dari artefact saja tetapi juga dari adanya bangunan, candi (antara lain 'piramida', tatakota, istana jalan rumah penduduk dsb. Dengan diketemukan adanya aftefact, walaupun dari logam, belum tentu disitu ada Peradaban, walaupun dalam iklim tropis mungkin bangunan-bagunannya bisa saja terbentuk dari kayu. Dari tulisan Pak Danny, kelihatannya Neo-catastrophism ini sudah ditarik ke arah yang extreme, di mana setiap unconformity dianggap catastrophy. Memang tidak semua catastrophy bersifat global, banyak juga yang bersifat lokal. Contoh the Spokane Megaflood di barat laut Amerika Serikat. Karena saresehan ini berjudul: MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL yang jadi topik adalah Peradaban, bukan sekedar budaya/culture, dan tentu dalam hubungan dengan bencana purba. Tentu ini sudah masuk ranah arkeologi/sejarah, di mana saya kurang paham. Seingat saya tidak ada peradaban kuno yang menghilang karena disebabkan suatu bencana: Kebudayaan Mesir, Kebudayaan Yunani Lama, Kebudayaan Romawi, Kebudayaan Aztec, Kebudayaan Inca, hampir semua menghilang atau ditinggalkan karena kalah perang atau ditaklukan oleh pihak lain. Kecuali mungkin Peradaban Maya dan Angkor Wat, yang mungkin menghilang disebabkan kekeringan yang luar biasa, atau perubahan iklim yang luar biasa yang bisa juga disebut bencana. Dilain pihak ada kota2 yang musnah dilanda bencana letusan gunung api seperti Pompeii (tidak memusnahkan peradaban Roma), dan katanya ada 2 kerajaan di Sumbawa yang hilang/musnah waktu Tambora meletus di tahun 1815. Juga tentu juga kerajaan2 di Jawa banyak contoh. Tapi ini nyaris dapat disebut
RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Dari penggalian arkeologis di Timur Tengah, exodus Nabi Musa terjadi sekitar abad 11 SM. N Nuh belum diketahui temuan bukti arkeologisnya. Kalo 2500 Th SM Mesir sudah begitu tinggi peradabannya, Bangsa Yahudi (cikal bakal Agama Ibrahim: Yahudi, Kristen, Islam) masih mengembara dan tinggal di tenda- tenda, ini sedikit lebih maju daripada tinggal di gua-2, paling tidak sampai abad 11 SM. Salam, YSY -Original Message- From: koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Wednesday, February 08, 2012 11:06 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Saya Anda terpengaruh oleh adanya Atlantis di Sundaland, yg memang logisnya ada di daerah tropis, karena 10 ribu th yl adalah zaman es, juga didukung oleh teori dari 0ppenheimer mengenai asal usur pertanian. Namun akhir peradaban ini tdk perlu karena bencana, sea level rise saja cukup. Powered by Telkomsel BlackBerryR -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 10:40:50 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Terimakasih atas uraian dan dukungannya Pak. Motivasi saya, selain rasanya sulit menerima data ilmiah(yang ada) yang diyakini oleh dunia bahwa dari mulai kemunculan Homo Sapiens (150.000-200.000 tahun lalu) sampai 10.000 tahun lalu tidak pernah ada peradaban, juga tertantang oleh Info Absolut dari Al-Quran bahwa dahulu kala ada Kaum-kaum yang dimusnahkan, seperti Kaum Ad, Tsamud, dan Nuh, oleh bencana alam (seperti di Firman-kan: mereka dibenamkan dalam bumi, bumi-nya dibalikan atau kaum Nabi Nuh yang ditenggelamkan oleh banjir besar - yang tersisa hanyalah yang naik ke 'perahu'). Nah, saya menafsirkan kaum/ummat ini sebagai peradaban. Dilihat dari sejarah nabi-nabi 25 (yang belum ketahuan kronologi waktunya itu - meskipun tafsiran tidak jelas sih banyak) pun rasanya tidak masuk akal kalau manusia tidak pernah mencapai peradaban tinggi sejak Nabi Adam. Masa iya peradaban canggih hanya dicapai oleh Ummat setelah Musa, Isa dan Muhammad saja. Nabi Isa menandai permulaan Masehi, Nabi Muhammad dari 600-an Masehi. Nabi Musa kapan ya? (apakah Kaum di masa Musa ini yang buat Piramid Mesir?), Nabi Sulaiman kapan? Dalam AlQur'an dikatakan bahwa Sulaiman dikarunia kekuatan (= IpTek?) yang sangat tinggi yang TIDAK akan pernah dikalahkan oleh ummat-ummat setelahnya! Nabi Nuh, kapan? Setelah Nuh dunia di-repopulasi oleh manusia yang selamat di Kapal; Nabi Idris kapan? (waktu jaman Nabi Idris dikatakan jelas oleh AlQur'an bahwa manusia sudah tidak tinggal di-gua2 tapi di bangunan tembok). Tentu akan 'sesuatu banget' kalau kita dapat menemukan (sebagian) jawabannya di bumi Nusantara ini. Wass. DHN -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Monday, February 06, 2012 9:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak Sudjatmiko dan Pak Danny: Dalam ilmu budaya itu dibedakan antara pengertian Peradaban (Civilization) dan Budaya (Culture). Pengertian budaya/culture, seperti Budaya Pacitan, diartikan sebagai komunitas yang masih primitif, tetapi sudah melakukan cocok tanam selain berburu, dan para anggotanya belum terorganisir dalam bidang keahlian (petani, pedagang, pengrajin dsb), dan juga belum ada agama yang terorganisir. Keberadaan budaya ini ditafsirkan dari artefact-2 yang ditinggalkan, berupa alat pertanian/perburuan. Peradaban/civilization, seperti Peradaban Maya, merupakan komunitas yang lebih maju lagi dengan adanya sistim pemerintahan dengan hierarchy-nya, dan masyarakatnya yang terorganisier dalam perbagai keahlian, termasuk tentara, dan juga sudah ada agama atau pemujaan yang terorganisir, biasanya dalam bentuk kuil atau temple. Peradaban dapat dikenali bukan saja dari artefact saja tetapi juga dari adanya bangunan, candi (antara lain 'piramida', tatakota, istana jalan rumah penduduk dsb. Dengan diketemukan adanya aftefact, walaupun dari logam, belum tentu disitu ada Peradaban, walaupun dalam iklim tropis mungkin bangunan-bagunannya bisa saja terbentuk dari kayu. Dari tulisan Pak Danny, kelihatannya Neo-catastrophism ini sudah ditarik ke arah yang extreme, di mana setiap unconformity dianggap catastrophy. Memang tidak semua catastrophy bersifat global, banyak juga yang bersifat lokal. Contoh the Spokane Megaflood di barat laut Amerika Serikat. Karena saresehan ini berjudul: MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL yang jadi topik adalah Peradaban, bukan sekedar budaya/culture, dan tentu dalam hubungan dengan bencana purba. Tentu ini sudah masuk ranah arkeologi/sejarah, di mana saya kurang paham. Seingat saya tidak ada peradaban kuno yang menghilang karena disebabkan suatu bencana: Kebudayaan Mesir, Kebudayaan Yunani Lama
RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Sekali lagi mohon dicermati antara Isi Kitab-2 Suci dan Dokumen-2 Science. Yang satu untuk kehidupan Rohani, yang satunya untuk kepentingan Fisik (duniawi). Tentu saja ada bagian-2 yang overlapping di sana. Sebagai scientist saya sulit sekali menerima dengan akal sehat saya bahwa ada Nabi Adam (cikal bakal seluruh umat manusia), apalagi untuk menelusuri kapan N Adam hidup (bila memang demikian). Tetapi sebagai manusia rohani saya menerima Kitab-2 Suci itu, termasuk N Adam dan nabi-2 lainnya, untuk membimbing Roh saya dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Itupun kalau kita percaya adanya Roh. Salam, YSY From: Muhammad Razi [mailto:mufar...@gmail.com] Sent: Wednesday, February 08, 2012 2:11 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY kalo di runut kejadiannya (gabungan ceritanya milis iagi dan bukunya NatGeo - concise history of the World - Neil Kagan) 76,000 BCE - Toba erupsion 72,000 BCE - arrival modern humans in southeast asia 60,000 BCE - modern humans reach New guinea and Australia; first sign of human burial found in Australia 40,000 BCE - Modern humans arrive at Europe; living along side with Neanderthal 28,000 BCE - Neanderthal extintc in Spain; Solomon island settled 16,000 BCE - Humans cross the Bering strait to Alaska. Native Americans are likely present. 14,000 - 8,000 BCE - chatastrophic events (???); Humans arrived in South America 12,000 - 8,000 BCE - start of ceramic arts in Japan 11,500 BCE - Clovis culture (paleo-indian) begins in North America's great plains 11,000 BCE - Human reach Chile 11,000 BCE - Cultivation on wild rye in euphrates Syria 10,000 BCE - first sign of agriculture in China and Mediteran 7250 BCE - Catal huyuk in Anatolia reached population of 6000 7000 BCE - Farming tribes spreads from Anatolia into Greece 5400 BCE - Bandkeramik culture develops in Europe 4000 - 2000 BCE - ? (some literature listed the forming of modern deserts) 2100 BCE - Ibrahim era in Ur katastropi di rentang 14,000 - 8000 BCE sepertinya banyak pendukungnya, tapi jika dibilang induk peradaban pertanian dan peternakan berasal dari nusantara kok agak meragukan ya? China, mediterania dan middle east sudah mengklaim nya terlebih dahulu ?? (dengan waktu yg hampir bersamaan, 1 BCE) Ditinjau dari sisi agama Islam, berandai-andai hadits riwayat Hakim ttg umur umat terdahulu adalah shahih maka, jarak Ibrahim ke Nuh hanya 1000 tahun; artinya kemungkinan ada satu even katastropik lagi yg terjadi di kisaran tahun 4000-3000 BCE yg menyebabkan terjadinya human dispersal jilid terakhir sebelum masa modern (yg diawali tahun 3000 BCE) yang lebih menarik lagi, jarak Nuh ke Adam dituliskan hanya 1000 tahun juga .., apa mungkin homo sapiens itu sebenarnya hanya dimulai sejak 4000 BCE? lalu siapa manusia yang hidup sebelum 4000 BCE neanderthal semua? atau homo sapiens jenis lain?? udah ah, kebanyakan berandai-andai salam Razi 2012/2/4 Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Mang Okim dan Rekan-rekan IAGI yang baik, Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda. Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu tgl 2 Februari kemarin. Saya juga hadir ketika rombongan Pak Gumilar dan Mang Oppenheimer bertemu dan berbincang-bincang dengan Presiden SBY. Oppenheimer adalah seorang dokter spesialisasi di bidang genetika. Obyek utama dari riset beliau adalah DNA manusia dari berbagai pelosok Indonesia, Asia, Afrika, dll. Saya sangat kagum dengan kemampuan dari riset DNA ini, meskipun terusterang belum mengerti sepenuhnya. Yang jelas, dari DNA manusia yang hidup di satu wilayah kita bisa merekonstruksi evolusi perkembangan DNA tersebut sampai sampai puluhan ribu tahun ke belakang dengan ketelitian yang mengagumkan (meskipun tentu saja tidak seakurat radiometric dating untuk time histories-nya). Nah berdasarkan riset DNA, manusia Indonesia yang hidup sekarang dapat diketahui bahwa nenek moyang nya sudah di Nusantara sejak 60.000 tahun lalu. Ini sangat menarik, karena kemungkinannya adalah permulaan masa re-populasi manusia setelah Letusan Katastropik Toba! Dari meneliti DNA ini pula Openheimer dapat memetakan pergerakan populasi manusia purba. Yang membuat saya excited adalah hasil pemetaan DNA yang menunjukan adanya penyebaran populasi tiba-tiba dari manusia (human dispersions) sebagai respon terhadap bencana banjir besar (kenaikan airlaut yang sangat cepat atau tiba-tiba) sebanyak tiga kali yaitu dalam perioda 15.000 sampai dengan 8.000 tahun lalu (seperti yang pernah saya uraikan di email ke Pak Koesoema). Alhamdulillah, saya juga dapat Info baru dari Oppenheimer bahwa diduga kuat terjadi banjir katastropik purba sekitar 8000 tahun lalu (6000 SM) ditandai oleh human dispersal tsb . Jadi banjir katastropik ini tidak hanya terjadi pada sekitar 14.800 tahun lalu dan 12.000-an tahun lalu
RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Tidak perlu dipertentangkan antara dua teori, baik uniformitarism maupun catastrophic. Dua- duanya bisa saling melengkapi, perbedaannya hanya pada Rate of Process: high rate menimbulkan katastrofi, Low Rate mengakibatkan Uniformitarisme.Tinggal menerapkannya pada kasus per kasus, tak iyo? Salam, YSY -Original Message- From: koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Wednesday, February 08, 2012 9:45 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Saya dapat memahami, namun masih belum bisa melihat bagaimana hubungannya dengan peradaban. Jelas sekali bencana (katastropi?) sangat 'disrupt' kehidupan manusia, tapi sampai di mana hubungannya dg peradaban manusia sebagai mana didengungkan dalam Sarasehan? RPK Powered by Telkomsel BlackBerryR -Original Message- From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com Date: Wed, 8 Feb 2012 09:05:53 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Uraian Pak Koesoema yang sangat menarik mengingatkan saya kembali tentang prinsip dasar dalam mainstream geology. Ada sudut pandang yang berbeda dari ilmu geologi yang mempelajari gempa dan bencana alam dengan mainstream ini. Perbedaan ini utamanya ada pada skala waktunya. Mainstream cerita tentang sejarah geologi selama jutaan-puluhan juta tahun sedangkan geologi bencana fokusnya kepada sejarah geologi selama tahunan, ratusan, puluhan ribu sampai ratusan ribu tahun. Paleoseismology umumnya hanya meneliti stratigrafi sampai ribuan tahun, jarang sampai lebih tua dari 10.000 (Holocene). Seorang mainstream geology melihat fault offsets 100 meter dianggap sebagai bagian kecil dari pergerakan tektonik yang jauh lebih besar selama jutaan tahun, sedangkan earthquake geology mengartikan 100 meter offsets tersebut setara dengan kejadian 5 kali bencana besar gempa yang berkekuatan 9 SR (Mw 9)! Ilmu tektonik melihat sebuah bangunan (tektonik) besar yang berdiri di atas suatu ketidakselaran dengan bumi tempatnya berdiri sedangkan earthquake geology focus kepada elemen-elemen yang membangun bangunan tersebut (bata-bata, pintu, jendela)yang dibatasi oleh ketidakselarasan yang lebih kecil (earthquakes are tectonic bricks to mountains). Ahli tektonik melihat proses uplift (permanent deformations) yang perlahan-lahan (uniformitarianisms) pada accretionary prisms - subduction zone sehingga membentuk fore-arc ridges seperti Kep. Mentawai selama jutaan-puluhan juta tahun; sedangkan earthquake geology melihat earthquake/megathrust cycles akibat proses elastic deformation yang membuat outer-arc ridge bergerak-gerak seperti yo-yo dalam skala ratusan-ribuan tahun. Mainstream melihat Unconformity-Catastrophic yang besar seperti Cretaceous-Tertiary (C-T) boundary yang diakibatkan tumbukan meteor yang jatuh di Chixulub, Mexico. C-T Unconformity membatasi berakhirnya zaman dinosaurus dan mulainya dominasi species mamalia dst... sampai munculnya Homo Sapiens/manusia. sedangkan geologi bencana focus kepada proses catastrophic yang terjadi pada masa dominasi Homo Sapiens ini. Dalam skala waktu ini, kejadian bencana katastropik seperti letusan gunung Krakatau 1883 dan gempa-tsunami besar seperti di Aceh tahun 2004 ini bukan catastrophic dan tidak meninggalkan jejak unconformity geology dalam pandangan mainstream, tapi terlihat sebagai disrupted stratigraphy yang dapat membatasi dua masa kehidupan yang berbeda di atas dan bawahnya. Wass. DHN -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, February 05, 2012 1:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih yang prinsip yang mendasar (fundamental prinsiple) baru yaitu kembalinya Catastrophism Principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori Malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang Archeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan karena adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global. Sebagaimana diketahui ilmu geologi modern dinyatakan setelah munculnya Prinsip Uniformitarianism dari James Hutton yang melawan prinsip Malapetaka, yang terutama meng-invoke adanya suatu bencana (global) untuk perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi, khususnya kepunahan massal yang pada waktu itu diketahui dari penelitian fossil, adanya urut-urutan lapisan yang masing-masing mengandung susunan (assemblage) fossil tertentu dibandingkan dengan urutan lapisan yang di atas maupun di bawahnya, yang oleh Cuvier disebabkan terjadi malapetaka global setiap kalinya (kalau tidak salah dinyatakan ada 13 kali bencana global). Prinsip ini secara telak dikalahkan dengan prinsip uniformitarianism, di mana proses2 di bumi berjalan seragam, kepunahan massal masih dapat diterangkan dengan evolusi yang dipercepat
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Seingat saya tidak disebut Pak. Cuma bencana lingkungan, overpopulasi, deforestasi, overfishing dan seperti yang Pak Koesoema bilang, penyakit menular. InshaAllah nanti saya baca2 lagi. Meletusnya gunung vesuvius menyapu kota Pompeii. Tapi kekaisaran Roma toh masih berdiri. Tsunami meluluh lantakkan Banyak kota, tapi DI Aceh apalagi Indonesia dengan budayanya masih jaya. Letusan krakatau dan tambora yang menelan korban ratusan ribu jiwa ( combined) di abad 19 juga tidak menyebabkan mundurnya VOC dari nusantara. Jaci rasanya saya sependapat dengan pak Koesoema bahwa manusia dan budayanya cukup resilient dan tidak gampang punah.kecuali mungkin kalau kita sebagai species memilih untuk menghancurkan sendiri
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Setuju mas Ipul Thanks pak Koesoema Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: mohammadsyai...@gmail.com Date: Sun, 5 Feb 2012 14:51:24 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Rasa2nya plong membaca penuturan guru besar kita ini. Runut, jelas, dan logis sekali. Terimakasih, pak Koesoema. Salam, Syaiful Sent from my deep hart On Feb 5, 2012, at 1:54 PM, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id wrote: Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih yang prinsip yang mendasar (fundamental prinsiple) baru yaitu kembalinya Catastrophism Principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori Malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang Archeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan karena adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global. Sebagaimana diketahui ilmu geologi modern dinyatakan setelah munculnya Prinsip Uniformitarianism dari James Hutton yang melawan prinsip Malapetaka, yang terutama meng-invoke adanya suatu bencana (global) untuk perubahan-perubahan yang terjadi di muka bumi, khususnya kepunahan massal yang pada waktu itu diketahui dari penelitian fossil, adanya urut-urutan lapisan yang masing-masing mengandung susunan (assemblage) fossil tertentu dibandingkan dengan urutan lapisan yang di atas maupun di bawahnya, yang oleh Cuvier disebabkan terjadi malapetaka global setiap kalinya (kalau tidak salah dinyatakan ada 13 kali bencana global). Prinsip ini secara telak dikalahkan dengan prinsip uniformitarianism, di mana proses2 di bumi berjalan seragam, kepunahan massal masih dapat diterangkan dengan evolusi yang dipercepat (tentu sangat diperkuat dengan ajaran Darwin). Juga gejala-gejala besar seperti Grand Canyon, Pegunungan Himalaya, dsb tidak perlu dijelaskan dengan suatu event yang katastropik, cukup dengan proses-2 yang berlangsung sekarang yang sangat perlahan-perlahan tetapi berilah waktu jutaan, bahkan ratusan juta tahun maka gejala geologi yang maha besar itu akan terwujud. Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb. Namun prinsip katastrophism mulai muncul kembali dengan hasil temuan Alvarez ayah-anak (Alvarez Sr adalah nuclear physicist, Alvarez Jr. Geologist) di tahun 80-an, yang menemukan adanya peningkatan kadar isotop Irridium yang luar biasa pada batas Kapur-Tersier yang kemudian disebutnya KT-boundary pada Gubio Shale di Itali. Gejala ini dijelaskan dengan adanya benturan meteor di selatan Teluk Mexico, dan menjadi sangat populer untuk menjelaskan punahnya dinosaurus. Bukti-bukti untuk ini banyak ditemukan dalam bentuknya jelaga, shocked quartz dan banyak lagi. Selain itu para ahli mulai mencari kawah2 meteor lainnya yang banyak diketemukan. Punahnya fauna Paleozoic di jelaskan pula dengan benturan asteroid, sehingga terjadi bencana jenis ini harus diakui sebagai proses geologi yang lumrah. Nah mulai lah kembali prinsip malapetaka ini atau disebut Neo-Catastrophism. Selain benturan asteroid sekrang juga keberadaan supervolcanic eruption mulai disadari yang dapat merubah iklim dunia dengan nuclear winternya dan kepunahan kehidupan massal, dan mulai dikenalnya konsep supervolcano yang tidak berbentuk kerucut, seperti Toba Supervolcano, Yellowstone Supervolcano. Juga keberadaan flood-basalt seperti Deccan Trap, Siberian Trap, Columbia Plateau, sekarang ini ditafsirkan sebagai suatu letupan yang dahsyat yang mengeluarkan abu dan gas-gas CO2 dan belerang dan menjadi malapetaka untuk seluruh dunia. Saluran televisi seperti National Geographic, Discover Channel, BBC Knowledge, History sangat rajin menayangkan masalah malapetaka global ini. Silahkan simak di Indovision atau Cable Vision. Namun 'mainstream geology kelihatannya belum terlalu terpengaruhi dengan fakta-fakta ini dan masih mempertahankan Uniformitarianism. Paling tidak merevisinya dengan apa yang disebut Punctuated Uniformitarianism (proses-proses geologi berjalan seperti biasa, tetapi diwarnai dengan terjadinya katastrofi pada waktu-waktu tertentu). Apakah prinsip ini sekarang sudah diajarkan pada matakuliah Geologi Dasar Gl 101 atau Geologi Sejarah, saya tidak tahu. Sebagaimana dijelaskan di atas Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, bahkan dalam membahas
[iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
ditemukan dalam bentuknya jelaga, shocked quartz dan banyak lagi. Selain itu para ahli mulai mencari kawah2 meteor lainnya yang banyak diketemukan. Punahnya fauna Paleozoic di jelaskan pula dengan benturan asteroid, sehingga terjadi bencana jenis ini harus diakui sebagai proses geologi yang lumrah. Nah mulai lah kembali prinsip malapetaka ini atau disebut Neo-Catastrophism. Selain benturan asteroid sekrang juga keberadaan supervolcanic eruption mulai disadari yang dapat merubah iklim dunia dengan nuclear winternya dan kepunahan kehidupan massal, dan mulai dikenalnya konsep supervolcano yang tidak berbentuk kerucut, seperti Toba Supervolcano, Yellowstone Supervolcano. Juga keberadaan flood-basalt seperti Deccan Trap, Siberian Trap, Columbia Plateau, sekarang ini ditafsirkan sebagai suatu letupan yang dahsyat yang mengeluarkan abu dan gas-gas CO2 dan belerang dan menjadi malapetaka untuk seluruh dunia. Saluran televisi seperti National Geographic, Discover Channel, BBC Knowledge, History sangat rajin menayangkan masalah malapetaka global ini. Silahkan simak di Indovision atau Cable Vision. Namun 'mainstream geology kelihatannya belum terlalu terpengaruhi dengan fakta-fakta ini dan masih mempertahankan Uniformitarianism. Paling tidak merevisinya dengan apa yang disebut Punctuated Uniformitarianism (proses-proses geologi berjalan seperti biasa, tetapi diwarnai dengan terjadinya katastrofi pada waktu-waktu tertentu). Apakah prinsip ini sekarang sudah diajarkan pada matakuliah Geologi Dasar Gl 101 atau Geologi Sejarah, saya tidak tahu. Sebagaimana dijelaskan di atas Prinsip uniformitarianism ini menjadi prinsip utama dalam ilmu geologi modern bahkan masih dianut, khususnya dalam industri minyak. Dalam presentasi mengenai geologi sejarah mengenai suatu cekungan minyak bumi tidak pernah disinggung terjadinya bencana untuk menjelaskan unconformities, bahkan dalam membahas dari Kapur ke Tersier sekalipun dsb. Saya baru sadar dari penjelasan Pak Danny Hilman, bahwa Prinsip Neo-Catastrophism ini sekarang juga kelihatannya diterapkan dibidang arkeologi, bahwa suatu peradaban itu berakhir oleh karena suatu bencana, meskipun bencana yang bersifat lokal, seperti Peradaban Maya dengan piramide-nya berakhir karena bencana perubahan iklim yang dahsyat, atau peradaban Borobudur dengan letusan Merapi. Makanya research-nya Pak Andang dan Pak Danny ini giat mencari bukti-bukti adanya peristiwa bencana purba, seperti tsunami, gempa bumi, ledakan gunung api dan mencoba menghubungkan dengan peradaban dalam bentuk piramide atau bangunan megalithik. Maka tidak aneh kalau bergabung dengan team Katastrophic Purba dan keterkaitannya dengan piramid Mudah-mudahan hal pencerahan ini adalah seusai dengan yang dimaksud Pak Danny dan Pak Andang. RPK - Original Message - From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 04, 2012 9:33 PM Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Mang Okim dan Rekan-rekan IAGI yang baik, Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda. Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu tgl 2 Februari kemarin. Saya juga hadir ketika rombongan Pak Gumilar dan Mang Oppenheimer bertemu dan berbincang-bincang dengan Presiden SBY. Oppenheimer adalah seorang dokter spesialisasi di bidang genetika. Obyek utama dari riset beliau adalah DNA manusia dari berbagai pelosok Indonesia, Asia, Afrika, dll. Saya sangat kagum dengan kemampuan dari riset DNA ini, meskipun terusterang belum mengerti sepenuhnya. Yang jelas, dari DNA manusia yang hidup di satu wilayah kita bisa merekonstruksi evolusi perkembangan DNA tersebut sampai sampai puluhan ribu tahun ke belakang dengan ketelitian yang mengagumkan (meskipun tentu saja tidak seakurat radiometric dating untuk time histories-nya). Nah berdasarkan riset DNA, manusia Indonesia yang hidup sekarang dapat diketahui bahwa nenek moyang nya sudah di Nusantara sejak 60.000 tahun lalu. Ini sangat menarik, karena kemungkinannya adalah permulaan masa re-populasi manusia setelah Letusan Katastropik Toba! Dari meneliti DNA ini pula Openheimer dapat memetakan pergerakan populasi manusia purba. Yang membuat saya excited adalah hasil pemetaan DNA yang menunjukan adanya penyebaran populasi tiba-tiba dari manusia (human dispersions) sebagai respon terhadap bencana banjir besar (kenaikan airlaut yang sangat cepat atau tiba-tiba) sebanyak tiga kali yaitu dalam perioda 15.000 sampai dengan 8.000 tahun lalu (seperti yang pernah saya uraikan di email ke Pak Koesoema). Alhamdulillah, saya juga dapat Info baru dari Oppenheimer bahwa diduga kuat terjadi banjir katastropik purba sekitar 8000 tahun lalu (6000 SM) ditandai oleh human dispersal tsb . Jadi banjir katastropik ini tidak hanya terjadi pada sekitar 14.800 tahun lalu dan 12.000-an tahun lalu saja seperti yang saya pahami sebelumnya
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Pak Sudjatmiko dan Pak Danny: Dalam ilmu budaya itu dibedakan antara pengertian Peradaban (Civilization) dan Budaya (Culture). Pengertian budaya/culture, seperti Budaya Pacitan, diartikan sebagai komunitas yang masih primitif, tetapi sudah melakukan cocok tanam selain berburu, dan para anggotanya belum terorganisir dalam bidang keahlian (petani, pedagang, pengrajin dsb), dan juga belum ada agama yang terorganisir. Keberadaan budaya ini ditafsirkan dari artefact-2 yang ditinggalkan, berupa alat pertanian/perburuan. Peradaban/civilization, seperti Peradaban Maya, merupakan komunitas yang lebih maju lagi dengan adanya sistim pemerintahan dengan hierarchy-nya, dan masyarakatnya yang terorganisier dalam perbagai keahlian, termasuk tentara, dan juga sudah ada agama atau pemujaan yang terorganisir, biasanya dalam bentuk kuil atau temple. Peradaban dapat dikenali bukan saja dari artefact saja tetapi juga dari adanya bangunan, candi (antara lain 'piramida', tatakota, istana jalan rumah penduduk dsb. Dengan diketemukan adanya aftefact, walaupun dari logam, belum tentu disitu ada Peradaban, walaupun dalam iklim tropis mungkin bangunan-bagunannya bisa saja terbentuk dari kayu. Dari tulisan Pak Danny, kelihatannya Neo-catastrophism ini sudah ditarik ke arah yang extreme, di mana setiap unconformity dianggap catastrophy. Memang tidak semua catastrophy bersifat global, banyak juga yang bersifat lokal. Contoh the Spokane Megaflood di barat laut Amerika Serikat. Karena saresehan ini berjudul: MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL yang jadi topik adalah Peradaban, bukan sekedar budaya/culture, dan tentu dalam hubungan dengan bencana purba. Tentu ini sudah masuk ranah arkeologi/sejarah, di mana saya kurang paham. Seingat saya tidak ada peradaban kuno yang menghilang karena disebabkan suatu bencana: Kebudayaan Mesir, Kebudayaan Yunani Lama, Kebudayaan Romawi, Kebudayaan Aztec, Kebudayaan Inca, hampir semua menghilang atau ditinggalkan karena kalah perang atau ditaklukan oleh pihak lain. Kecuali mungkin Peradaban Maya dan Angkor Wat, yang mungkin menghilang disebabkan kekeringan yang luar biasa, atau perubahan iklim yang luar biasa yang bisa juga disebut bencana. Dilain pihak ada kota2 yang musnah dilanda bencana letusan gunung api seperti Pompeii (tidak memusnahkan peradaban Roma), dan katanya ada 2 kerajaan di Sumbawa yang hilang/musnah waktu Tambora meletus di tahun 1815. Juga tentu juga kerajaan2 di Jawa banyak contoh. Tapi ini nyaris dapat disebut hilangnya suatu peradaban, karena suatu kerajaan dapat saja musnah tetapi peradabannya dapat dilanjutkan oleh kerajaan lainnya. Tentu satu-satunya peradaban yang musnah karena tenggelam adalah Atlantis yang legendaris itu, dan inipun masih belum terbukti. Musnah dan berakhirnya suatu peradaban oleh bencana belum terrekam dalam sejarah dunia, juga suatu tsunami atau gempa yang telah menghapus kerajaan bahkan peradaban di muka bumi. Mungkin Pak Danny dan kawan2 akan menemukan ini di Indonesia. Silahkan, selamat meneliti! Wassalam RPK - Original Message - From: Sujatmiko m...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Sadono Irana sadonoin...@hotmail.com; GUNARDI sf.guna...@ymail.com; Feni Kertikasyari kertikasy...@yahoo.com; Iman Santoso titansp...@ymail.com; mira buana sparkly_...@yahoo.com Sent: Sunday, February 05, 2012 11:25 PM Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Yth. Pak Danny, Pak Koesoemadinata, dan rekan-rekan IAGI yang budiman, Pencerahan dari Pak Danny dan Pak Koesoemadinata hari ini sangat luar biasa, mengingatkan mang Okim akan masa-masa duduk di bangku kuliah sekitar 50 tahunan yang lalu . Mang Okim jadinya sangat bersyukur karena melontarkan masalah Piramida Sadahurip ke ranah publik sehingga walaupun telah membikin beberapa pihak terganggu tetapi akhirnya kita bisa mengerti tentang persoalan yang sebenarnya. Sepengetahuan mang Okim, sejak awal, pak Danny memang tidak pernah menyatakan tentang adanya piramida di perut G. Sadahurip ataupun di G. Lalakon, bahkan meragukannya. Yang menyatakan hal itu adalah Tim Turangga Seta dan Tim Bencana Katastropik Purba. Sangat menarik Prinsip Neo-Catastrophism yang diuraikan oleh Pak Koesoemadinata, yang dihubungkan dengan kegiatan eksplorasi yang sedang gencar dilakukan oleh Pak Danny dan Pak Andang / Tim BKP. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa yang diburu bangunan piramida budaya, sementara menurut para ahli arkeologi, budaya piramida beneran, bukan punden berundak, tidak pernah tercatat di nusantara. Mang Okim sangat gembira atas pernyataan Mang Stephen Oppenheimer bahwa di zaman prasejarah, Indonesia adalah pusat peradaban dalam teknologi pertanian, sehingga yang harus dicari adalah peralatan-peralatan sederhana untuk pertanian, karena ini gampang ditemukan dimana-mana . Indonesia memang pusat peradaban Nah, sehubungan dengan
RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Pak kabarnya waktu gunung Toba meletus bukan cuma 'budaya' yang hilang tapi juga makhluknya ... 'Budaya' waktu itu mungkin budayanya para Neanderthal dan sedikit manusia modern ya ... kan katanya gunung tsb meletus 76000 tahun yll ... kan katanya lagi makanya dna manusia modern punya kemiripan yang kuat karena semua manusia modern yang sekarang ini berasal dari segelintir yang tidak musnah jaman g toba meletus itu -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Monday, February 06, 2012 10:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak Sudjatmiko dan Pak Danny: Dalam ilmu budaya itu dibedakan antara pengertian Peradaban (Civilization) dan Budaya (Culture). Pengertian budaya/culture, seperti Budaya Pacitan, diartikan sebagai komunitas yang masih primitif, tetapi sudah melakukan cocok tanam selain berburu, dan para anggotanya belum terorganisir dalam bidang keahlian (petani, pedagang, pengrajin dsb), dan juga belum ada agama yang terorganisir. Keberadaan budaya ini ditafsirkan dari artefact-2 yang ditinggalkan, berupa alat pertanian/perburuan. Peradaban/civilization, seperti Peradaban Maya, merupakan komunitas yang lebih maju lagi dengan adanya sistim pemerintahan dengan hierarchy-nya, dan masyarakatnya yang terorganisier dalam perbagai keahlian, termasuk tentara, dan juga sudah ada agama atau pemujaan yang terorganisir, biasanya dalam bentuk kuil atau temple. Peradaban dapat dikenali bukan saja dari artefact saja tetapi juga dari adanya bangunan, candi (antara lain 'piramida', tatakota, istana jalan rumah penduduk dsb. Dengan diketemukan adanya aftefact, walaupun dari logam, belum tentu disitu ada Peradaban, walaupun dalam iklim tropis mungkin bangunan-bagunannya bisa saja terbentuk dari kayu. Dari tulisan Pak Danny, kelihatannya Neo-catastrophism ini sudah ditarik ke arah yang extreme, di mana setiap unconformity dianggap catastrophy. Memang tidak semua catastrophy bersifat global, banyak juga yang bersifat lokal. Contoh the Spokane Megaflood di barat laut Amerika Serikat. Karena saresehan ini berjudul: MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL yang jadi topik adalah Peradaban, bukan sekedar budaya/culture, dan tentu dalam hubungan dengan bencana purba. Tentu ini sudah masuk ranah arkeologi/sejarah, di mana saya kurang paham. Seingat saya tidak ada peradaban kuno yang menghilang karena disebabkan suatu bencana: Kebudayaan Mesir, Kebudayaan Yunani Lama, Kebudayaan Romawi, Kebudayaan Aztec, Kebudayaan Inca, hampir semua menghilang atau ditinggalkan karena kalah perang atau ditaklukan oleh pihak lain. Kecuali mungkin Peradaban Maya dan Angkor Wat, yang mungkin menghilang disebabkan kekeringan yang luar biasa, atau perubahan iklim yang luar biasa yang bisa juga disebut bencana. Dilain pihak ada kota2 yang musnah dilanda bencana letusan gunung api seperti Pompeii (tidak memusnahkan peradaban Roma), dan katanya ada 2 kerajaan di Sumbawa yang hilang/musnah waktu Tambora meletus di tahun 1815. Juga tentu juga kerajaan2 di Jawa banyak contoh. Tapi ini nyaris dapat disebut hilangnya suatu peradaban, karena suatu kerajaan dapat saja musnah tetapi peradabannya dapat dilanjutkan oleh kerajaan lainnya. Tentu satu-satunya peradaban yang musnah karena tenggelam adalah Atlantis yang legendaris itu, dan inipun masih belum terbukti. Musnah dan berakhirnya suatu peradaban oleh bencana belum terrekam dalam sejarah dunia, juga suatu tsunami atau gempa yang telah menghapus kerajaan bahkan peradaban di muka bumi. Mungkin Pak Danny dan kawan2 akan menemukan ini di Indonesia. Silahkan, selamat meneliti! Wassalam RPK - Original Message - From: Sujatmiko m...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Sadono Irana sadonoin...@hotmail.com; GUNARDI sf.guna...@ymail.com; Feni Kertikasyari kertikasy...@yahoo.com; Iman Santoso titansp...@ymail.com; mira buana sparkly_...@yahoo.com Sent: Sunday, February 05, 2012 11:25 PM Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Yth. Pak Danny, Pak Koesoemadinata, dan rekan-rekan IAGI yang budiman, Pencerahan dari Pak Danny dan Pak Koesoemadinata hari ini sangat luar biasa, mengingatkan mang Okim akan masa-masa duduk di bangku kuliah sekitar 50 tahunan yang lalu . Mang Okim jadinya sangat bersyukur karena melontarkan masalah Piramida Sadahurip ke ranah publik sehingga walaupun telah membikin beberapa pihak terganggu tetapi akhirnya kita bisa mengerti tentang persoalan yang sebenarnya. Sepengetahuan mang Okim, sejak awal, pak Danny memang tidak pernah menyatakan tentang adanya piramida di perut G. Sadahurip ataupun di G. Lalakon, bahkan meragukannya. Yang menyatakan hal itu adalah Tim Turangga Seta dan Tim Bencana Katastropik Purba. Sangat menarik Prinsip Neo-Catastrophism yang diuraikan oleh Pak Koesoemadinata, yang dihubungkan dengan kegiatan eksplorasi
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Bukan saja makhluk manusia yg musnah, juga makhluk hidup lainnya. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yuriza NOOR yuriza.n...@total.com Date: Mon, 6 Feb 2012 11:12:40 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak kabarnya waktu gunung Toba meletus bukan cuma 'budaya' yang hilang tapi juga makhluknya ... 'Budaya' waktu itu mungkin budayanya para Neanderthal dan sedikit manusia modern ya ... kan katanya gunung tsb meletus 76000 tahun yll ... kan katanya lagi makanya dna manusia modern punya kemiripan yang kuat karena semua manusia modern yang sekarang ini berasal dari segelintir yang tidak musnah jaman g toba meletus itu -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Monday, February 06, 2012 10:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Pak Sudjatmiko dan Pak Danny: Dalam ilmu budaya itu dibedakan antara pengertian Peradaban (Civilization) dan Budaya (Culture). Pengertian budaya/culture, seperti Budaya Pacitan, diartikan sebagai komunitas yang masih primitif, tetapi sudah melakukan cocok tanam selain berburu, dan para anggotanya belum terorganisir dalam bidang keahlian (petani, pedagang, pengrajin dsb), dan juga belum ada agama yang terorganisir. Keberadaan budaya ini ditafsirkan dari artefact-2 yang ditinggalkan, berupa alat pertanian/perburuan. Peradaban/civilization, seperti Peradaban Maya, merupakan komunitas yang lebih maju lagi dengan adanya sistim pemerintahan dengan hierarchy-nya, dan masyarakatnya yang terorganisier dalam perbagai keahlian, termasuk tentara, dan juga sudah ada agama atau pemujaan yang terorganisir, biasanya dalam bentuk kuil atau temple. Peradaban dapat dikenali bukan saja dari artefact saja tetapi juga dari adanya bangunan, candi (antara lain 'piramida', tatakota, istana jalan rumah penduduk dsb. Dengan diketemukan adanya aftefact, walaupun dari logam, belum tentu disitu ada Peradaban, walaupun dalam iklim tropis mungkin bangunan-bagunannya bisa saja terbentuk dari kayu. Dari tulisan Pak Danny, kelihatannya Neo-catastrophism ini sudah ditarik ke arah yang extreme, di mana setiap unconformity dianggap catastrophy. Memang tidak semua catastrophy bersifat global, banyak juga yang bersifat lokal. Contoh the Spokane Megaflood di barat laut Amerika Serikat. Karena saresehan ini berjudul: MENGUAK TABIR PERADABAN DAN BENCANA KATASTROPIK PURBA DI NUSANTARA UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER DAN KETAHANAN NASIONAL yang jadi topik adalah Peradaban, bukan sekedar budaya/culture, dan tentu dalam hubungan dengan bencana purba. Tentu ini sudah masuk ranah arkeologi/sejarah, di mana saya kurang paham. Seingat saya tidak ada peradaban kuno yang menghilang karena disebabkan suatu bencana: Kebudayaan Mesir, Kebudayaan Yunani Lama, Kebudayaan Romawi, Kebudayaan Aztec, Kebudayaan Inca, hampir semua menghilang atau ditinggalkan karena kalah perang atau ditaklukan oleh pihak lain. Kecuali mungkin Peradaban Maya dan Angkor Wat, yang mungkin menghilang disebabkan kekeringan yang luar biasa, atau perubahan iklim yang luar biasa yang bisa juga disebut bencana. Dilain pihak ada kota2 yang musnah dilanda bencana letusan gunung api seperti Pompeii (tidak memusnahkan peradaban Roma), dan katanya ada 2 kerajaan di Sumbawa yang hilang/musnah waktu Tambora meletus di tahun 1815. Juga tentu juga kerajaan2 di Jawa banyak contoh. Tapi ini nyaris dapat disebut hilangnya suatu peradaban, karena suatu kerajaan dapat saja musnah tetapi peradabannya dapat dilanjutkan oleh kerajaan lainnya. Tentu satu-satunya peradaban yang musnah karena tenggelam adalah Atlantis yang legendaris itu, dan inipun masih belum terbukti. Musnah dan berakhirnya suatu peradaban oleh bencana belum terrekam dalam sejarah dunia, juga suatu tsunami atau gempa yang telah menghapus kerajaan bahkan peradaban di muka bumi. Mungkin Pak Danny dan kawan2 akan menemukan ini di Indonesia. Silahkan, selamat meneliti! Wassalam RPK - Original Message - From: Sujatmiko m...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Sadono Irana sadonoin...@hotmail.com; GUNARDI sf.guna...@ymail.com; Feni Kertikasyari kertikasy...@yahoo.com; Iman Santoso titansp...@ymail.com; mira buana sparkly_...@yahoo.com Sent: Sunday, February 05, 2012 11:25 PM Subject: Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Yth. Pak Danny, Pak Koesoemadinata, dan rekan-rekan IAGI yang budiman, Pencerahan dari Pak Danny dan Pak Koesoemadinata hari ini sangat luar biasa, mengingatkan mang Okim akan masa-masa duduk di bangku kuliah sekitar 50 tahunan yang lalu . Mang Okim jadinya sangat bersyukur karena melontarkan masalah Piramida Sadahurip ke ranah publik sehingga walaupun telah membikin beberapa pihak terganggu tetapi akhirnya kita bisa mengerti tentang persoalan yang sebenarnya. Sepengetahuan mang Okim, sejak awal, pak
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Pak Koesoema, Jarred Diamond dalam bukunya #39;Collapse, how societies choose to fail or succeed#39; menguraikan beberapa sebab keruntuhan suatu masyarakat (#39;budaya#39; ?) dimana kerusakan lingkungan, overpopulasi dan perubahan iklim adalah penyebab utamanya. Kehilangan mitra dagang serta perang, yang diistilahkan sebagai #39;hostile neighbor#39; juga dimasukkan sebagai sebab kepunahan suatu society, tetapi dalam banyak kasus akar dari perang adalah 3 hal yang pertama disebutkan. Contoh yang diberikan Diamond dimana lingkungan menjadi faktor penting dalam collapse of society antara lain hapusnya masyarakat puak Norse dari Greenland, suku pre indian anazazi di amerika, masyarakat asli pulau paskah (easter island, padahal budaya mereka mampu membuat patung2 batu raksasa yang masih berdiri sampai sekarang) dan seperti yang sudah pak Koesoema jelaskan, masyarakat Maya di Amerika Tengah. CAPING : Dalam bukulainnya yangtak kalah menarik #39;guns, germ and steel#39; Diamond membahas bagaimana budaya Eurasia bisa mendominasi dunia modern. Salah satu argumennya adalah kondisi geografis Eurasia yang memanjang dari timur ke barat tanpa disekat oleh major natural barrier ( laut, gurun luas, gunung yang terlalu tinggi dll) ) lebih kondusif untuk maju dibanding masyarakat yang tumbuh di bentang alam yang berarah utara-selatan. Hal ini karena dengan rentang garis lintang (berkaitan dengan iklim ) yang terbatas penyebaran manusia, teknologi, perdagangan dan pangannya bisa lebih mudah. Gandum, sapi dan kuda serta teknologi pertanian bisa dengan mudah berpindah dari iraq ke turkey, spanyol atau iran namun jagung dan llama tidak semudah itu bergerak dari mexico ke kanada karena iklimnya yang drastik berbeda. Hasilnya, masyarakat eurasia mendapatkan headstart dalam persaingan global dengan masyarakat dibelahan dunia lain At least sampai datangnya GFC yang membuat eropa mesti minta bantuan ke China dan Brazil...he he he...
[iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Rekan-rekan IAGI yang budiman, Di tengah riuhnya berita dan diskusi tentang Piramida Gunung Sadahurip , kemaren dulu 2 Februari 2012 , Pak Stephen Oppenheimer, penulis buku Eden in The East , diberitakan berkunjung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor beliau, didampingi Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri. Mang Okim membaca beritanya dari koran Pikiran Rakyat dan Kompas Online. Berbeda dengan berita yang santer ditiupkan selama ini bahwa Pak Stephen Oppenheimer mendukung hipotesis piramida untuk G. Sadahurip di Garut, ternyata ketika didesak oleh wartawan tentang hal itu, beliau menjawab dengan enteng : Saya belum bisa memastikan apakah G.Sadahurip di Garut itu piramida atau bukan - - - Soalnya saya belum melihatnya secara langsung ! Beliau juga mengaku tidak pernah menemukan bukti bahwa kawasan Indonesia pada zaman dahulu kala adalah Benua Atlantis yang hilang - - - - nah lho, pada hal bukti itulah yang sedang marak dicari oleh banyak orang, baik lewat peralatan super canggih , penggalian, trenching, pemboran , dll, ataupun lewat wangsit dari leluhur - - - demi menggali kejayaan bangsa kita di zaman baheula ! Hal lain yang membuat mang Okim bertanya-tanya adalah pernyataan Presiden SBY yang disampaikan melalui Mendikbud M.Nuh yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut sbb : Presiden mengusulkan penelitian lanjutan tentang tesis Benua Sunda yang terletak di Indonesia sebagai asal muasal bangsa-bangsa lain di Asia. Jika terbukti, tesis Benua Sunda dapat membangkitkan semangat bagi kebangkitan bangsa Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya. Pertanyaan mang Okim : Apakah karena nenek moyang kita di zaman dahulu kala merupakan cikal bakal bangsa-bangsa lain di Asia, semangat kita kemudian akan bangkit ? Bukankah kita memiliki begitu banyak tinggalan prasejarah yang hebat-hebat yang dibiarkan tak terurus seperti antara lain 500-800 an Menhir Megalitik di Nagari Mahat , Payakumbuh, yang setiap Menhirnya merupakan tanda kubur dari tokoh nenek moyang terkemuka pada zaman itu ? Mengapa kita harus mencari piramida dalam perut gunung yang oleh embahnya ahli gunung api dinyatakan sebagai gunung api purba ? Barangkali kalau yang memberikan pernyataan tersebut bukan Prof. Riset Dr. Sutikno Bronto atau Drs. Luitfi Yondri M.Hum. dan apalagi mang Okim, tetapi Stephen Oppenheimer - - - mungkin ceritanya akan lain - - - ta' iya ! Semoga bermanfaat, Salam cinta geologi , Mang Okim attachment: winmail.dat PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Oppenheimer sejak akhir 2010 pada suatu kongres di Bogor telah berubah pikirannya mengenai Sundaland sebagai pusat kebudayaan tertua atau Atlantis, dia lebih cenderung Taiwan sebagai pusat pertanian pertama, dan menyebar ke Indonesia. Oppenheimer pada waktu itu sudah tdk berbicara lagi mengenai Atlantis. Hanya saja moderatornya pada waktu mengatakan dia sebagai pendukung keberadaan Atlantis di Sundaland, padahal dia tdk bicara demikian sama sekali tetapi mengenai sejarah pnyebaran budaya pertanian. Aneh juga kalau sekarang dia diminta pendapatnya mengenai piramid. Dia itu pada dasarnya seorang dokter, di Papua, kemudian memperdalam genetika tanaman dan hewan ternak serta penyebaran. Pada mulanya memang dia berkesimpulan pusatnya itu berasal dari Sundaland, kemudian orang mengaitkannya dg Atlantis. Saya pernah berbicara langsung dg beliau di Kongre itu. RPK Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Sujatmiko m...@cbn.net.id Date: Sat, 4 Feb 2012 16:10:45 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Rekan-rekan IAGI yang budiman, Di tengah riuhnya berita dan diskusi tentang Piramida Gunung Sadahurip , kemaren dulu 2 Februari 2012 , Pak Stephen Oppenheimer, penulis buku Eden in The East , diberitakan berkunjung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor beliau, didampingi Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri. Mang Okim membaca beritanya dari koran Pikiran Rakyat dan Kompas Online. Berbeda dengan berita yang santer ditiupkan selama ini bahwa Pak Stephen Oppenheimer mendukung hipotesis piramida untuk G. Sadahurip di Garut, ternyata ketika didesak oleh wartawan tentang hal itu, beliau menjawab dengan enteng : Saya belum bisa memastikan apakah G.Sadahurip di Garut itu piramida atau bukan - - - Soalnya saya belum melihatnya secara langsung ! Beliau juga mengaku tidak pernah menemukan bukti bahwa kawasan Indonesia pada zaman dahulu kala adalah Benua Atlantis yang hilang - - - - nah lho, pada hal bukti itulah yang sedang marak dicari oleh banyak orang, baik lewat peralatan super canggih , penggalian, trenching, pemboran , dll, ataupun lewat wangsit dari leluhur - - - demi menggali kejayaan bangsa kita di zaman baheula ! Hal lain yang membuat mang Okim bertanya-tanya adalah pernyataan Presiden SBY yang disampaikan melalui Mendikbud M.Nuh yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut sbb : Presiden mengusulkan penelitian lanjutan tentang tesis Benua Sunda yang terletak di Indonesia sebagai asal muasal bangsa-bangsa lain di Asia. Jika terbukti, tesis Benua Sunda dapat membangkitkan semangat bagi kebangkitan bangsa Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya. Pertanyaan mang Okim : Apakah karena nenek moyang kita di zaman dahulu kala merupakan cikal bakal bangsa-bangsa lain di Asia, semangat kita kemudian akan bangkit ? Bukankah kita memiliki begitu banyak tinggalan prasejarah yang hebat-hebat yang dibiarkan tak terurus seperti antara lain 500-800 an Menhir Megalitik di Nagari Mahat , Payakumbuh, yang setiap Menhirnya merupakan tanda kubur dari tokoh nenek moyang terkemuka pada zaman itu ? Mengapa kita harus mencari piramida dalam perut gunung yang oleh embahnya ahli gunung api dinyatakan sebagai gunung api purba ? Barangkali kalau yang memberikan pernyataan tersebut bukan Prof. Riset Dr. Sutikno Bronto atau Drs. Luitfi Yondri M.Hum. dan apalagi mang Okim, tetapi Stephen Oppenheimer - - - mungkin ceritanya akan lain - - - ta' iya ! Semoga bermanfaat, Salam cinta geologi , Mang Okim
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY mungkin membawa berkah
Man Okim dan Rekan rekan Ndak usah khawatir degan permintaan pak SBY Kita ambil hikmahnya saja Lah ,... apa itu ? Yaitu kalau presiden 2 yang lalu belum tertarik pada ilmu geologi , maka Presiden SBY mulai tertarik bahkan mulai terjun pada ilmu geologi kan !! Mudah mudahan ini membawa pengaruh positip , umpamanya Beliau bertanya Apakah IAGI saudah punya Kantor yang repersentatip ? Haaah , masih nebeng , wah kalau begitu pak Jero Wacik tolong disusun biaya untuk bikin kantor IAGI Kan sip.. si Abah From: Sujatmiko m...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 4, 2012 4:10 PM Subject: [iagi- net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Rekan-rekan IAGI yang budiman, Di tengah riuhnya berita dan diskusi tentang Piramida Gunung Sadahurip , kemaren dulu 2 Februari 2012 , Pak Stephen Oppenheimer, penulis buku Eden in The East , diberitakan berkunjung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor beliau, didampingi Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri. Mang Okim membaca beritanya dari koran Pikiran Rakyat dan Kompas Online. Berbeda dengan berita yang santer ditiupkan selama ini bahwa Pak Stephen Oppenheimer mendukung hipotesis piramida untuk G. Sadahurip di Garut, ternyata ketika didesak oleh wartawan tentang hal itu, beliau menjawab dengan enteng : Saya belum bisa memastikan apakah G.Sadahurip di Garut itu piramida atau bukan - - - Soalnya saya belum melihatnya secara langsung ! Beliau juga mengaku tidak pernah menemukan bukti bahwa kawasan Indonesia pada zaman dahulu kala adalah Benua Atlantis yang hilang - - - - nah lho, pada hal bukti itulah yang sedang marak dicari oleh banyak orang, baik lewat peralatan super canggih , penggalian, trenching, pemboran , dll, ataupun lewat wangsit dari leluhur - - - demi menggali kejayaan bangsa kita di zaman baheula ! Hal lain yang membuat mang Okim bertanya-tanya adalah pernyataan Presiden SBY yang disampaikan melalui Mendikbud M.Nuh yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut sbb : Presiden mengusulkan penelitian lanjutan tentang tesis Benua Sunda yang terletak di Indonesia sebagai asal muasal bangsa-bangsa lain di Asia. Jika terbukti, tesis Benua Sunda dapat membangkitkan semangat bagi kebangkitan bangsa Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya. Pertanyaan mang Okim : Apakah karena nenek moyang kita di zaman dahulu kala merupakan cikal bakal bangsa-bangsa lain di Asia, semangat kita kemudian akan bangkit ? Bukankah kita memiliki begitu banyak tinggalan prasejarah yang hebat-hebat yang dibiarkan tak terurus seperti antara lain 500-800 an Menhir Megalitik di Nagari Mahat , Payakumbuh, yang setiap Menhirnya merupakan tanda kubur dari tokoh nenek moyang terkemuka pada zaman itu ? Mengapa kita harus mencari piramida dalam perut gunung yang oleh embahnya ahli gunung api dinyatakan sebagai gunung api purba ? Barangkali kalau yang memberikan pernyataan tersebut bukan Prof. Riset Dr. Sutikno Bronto atau Drs. Luitfi Yondri M.Hum. dan apalagi mang Okim, tetapi Stephen Oppenheimer - - - mungkin ceritanya akan lain - - - ta' iya ! Semoga bermanfaat, Salam cinta geologi , Mang Okim PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY mungkin membawa berkah
On Saturday, February 4, 2012, Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com wrote: Man Okim dan Rekan rekan Ndak usah khawatir degan permintaan pak SBY Kita ambil hikmahnya saja Lah ,... apa itu ? Yaitu kalau presiden 2 yang lalu belum tertarik pada ilmu geologi , maka Presiden SBY mulai tertarik bahkan mulai terjun pada ilmu geologi kan !! Mudah mudahan ini membawa pengaruh positip , umpamanya Beliau bertanya Apakah IAGI saudah punya Kantor yang repersentatip ? Haaah , masih nebeng , wah kalau begitu pak Jero Wacik tolong disusun biaya untuk bikin kantor IAGI Kan sip.. si Abah Abah, sewaktu saya dinner satu meja bareng pak beye di KL tahun 2005. Saya mendongeng tentang tsunami dan juga kiprah geologist di malaysia. http://rovicky.wordpress.com/2005/12/15/dinner-dengan-pak-sby-bag1/ http://rovicky.wordpress.com/2005/12/20/dinner-dengan-pak-sby-bag2/ Waktu itu beliau mendengarkan cukup antusias. Macem macam yg ditanyakan. Tetapi terutama kiprah profesi ini. Ktika ndongeng tsunami saya bilang kalau tews itu mungkin merepotkan kita karena tidak mampu menyelamatkan masyarakat disitu, karena waktu tiba setelah gempanya sangat cepat. Tapi beliau berargumen bahwa itu perlu juga ubtuk menyelamatkan bangsa lain yg ada diseberang lautan. Ya saya kira beliau benar. Dan bener juga akhirnya beliau mendapat anugerah champion for disaster preparadness. Sekilas saja pengalaman ngobrol langsung dengan pak beye Btw, mudah mudahan nanti IAGI bisa ngundang beliau utk membuka PIT IAGI. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
sederhana untuk pertanian dan peternakan karena ini gampang ditemukan dimana-mana. Untuk bikin monumen yang megah-megah pasti butuh makan kan Kata Oppenheimer sambil senyum. Nah, hasil penelitian Oppenheimer ini dahsyat, diantaranya adalah sbb: 1. Bahwa binatang ternak ayan, babi, dan kambing (kalo tidak salah) adalah berasal dari Nusantara. Bangsa nusantara sudah berternak ini sejak SEBELUM 10.000 tahun lalu! Oppenheimer menemukan bukti bahwa sekitar 8000 tahun lalu hewan-hewan ternak ini sudah dibawa oleh para pelaut Nusantara ke Pulau Bismarck dan pulau-pulau lainnya di Pacific. Kemudian juga tentunya hewan-hewan ternak ini menyebar ke Asia juga. 2. Induk peradaban teknologi pertanian juga dari Nusantara (lebih dari 10.000 tahun lalu) 3. Teknologi pelayaran di dunia ini asal-muasalnya juga dari Nusantara. Menurut Oppenheimer, yang mendorong bangsa Nusantara dipaksa mengembangkan teknologi pelayaran ini adalah peristiwa banjir besar dari 14.8000 sampai 8000 tahun lalu tersebut. Nah, bagi saya konklusi Oppenheimer bahwa di Zaman Pra Sejarah Indonesia adalah pusat peradaban dari teknologi pertanian, perikanan, dan pelayaran sudah lebih dari cukup. Itu adalah basis utama untuk membangun peradaban adijaya pada masa itu...apapun namanya...sebut sajalah Kerajaan Inohong Sunda Purba...he he he. Masa Dokter Oppenheimer kita paksa juga untuk ngerti masalah gunung dan piramida (mending kalo ditemenin Cici Piramida), lebih-lebih lagi disuruh nyilem ke dasar laut seperti candaannya Pak Sby .. Kasian dong bo, udah tua lagi...tega amat... Ta Iya J. Catatan: Dalam acara temu-muka dengan RI-1, Pak SBY hanya tanya apakah dia (Oppenheimer) ada niat untuk melanjutkan penelitian di Indonesia, dan kalo iya kenapa engga ditelliti aja tuh Laut jawa yang dia duga sebagai pusat peradaban purba-nya. Si Oppenheimer tentu saja kelabakan - klemar-klemer dan jawabnya muter-muter ga jelas... Akhirnya Pak SBY ngomong sambil nyengir: Don't worry, I know your background is a medical doctor. J Wassalam DHN From: Sujatmiko [mailto:m...@cbn.net.id] Sent: Saturday, February 04, 2012 4:11 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Rekan-rekan IAGI yang budiman, Di tengah riuhnya berita dan diskusi tentang Piramida Gunung Sadahurip , kemaren dulu 2 Februari 2012 , Pak Stephen Oppenheimer, penulis buku Eden in The East , diberitakan berkunjung ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kantor beliau, didampingi Rektor UI Gumilar Rusliwa Sumantri. Mang Okim membaca beritanya dari koran Pikiran Rakyat dan Kompas Online. Berbeda dengan berita yang santer ditiupkan selama ini bahwa Pak Stephen Oppenheimer mendukung hipotesis piramida untuk G. Sadahurip di Garut, ternyata ketika didesak oleh wartawan tentang hal itu, beliau menjawab dengan enteng : Saya belum bisa memastikan apakah G.Sadahurip di Garut itu piramida atau bukan - - - Soalnya saya belum melihatnya secara langsung ! Beliau juga mengaku tidak pernah menemukan bukti bahwa kawasan Indonesia pada zaman dahulu kala adalah Benua Atlantis yang hilang - - - - nah lho, pada hal bukti itulah yang sedang marak dicari oleh banyak orang, baik lewat peralatan super canggih , penggalian, trenching, pemboran , dll, ataupun lewat wangsit dari leluhur - - - demi menggali kejayaan bangsa kita di zaman baheula ! Hal lain yang membuat mang Okim bertanya-tanya adalah pernyataan Presiden SBY yang disampaikan melalui Mendikbud M.Nuh yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut sbb : Presiden mengusulkan penelitian lanjutan tentang tesis Benua Sunda yang terletak di Indonesia sebagai asal muasal bangsa-bangsa lain di Asia. Jika terbukti, tesis Benua Sunda dapat membangkitkan semangat bagi kebangkitan bangsa Indonesia pada khususnya dan Asia Tenggara pada umumnya. Pertanyaan mang Okim : Apakah karena nenek moyang kita di zaman dahulu kala merupakan cikal bakal bangsa-bangsa lain di Asia, semangat kita kemudian akan bangkit ? Bukankah kita memiliki begitu banyak tinggalan prasejarah yang hebat-hebat yang dibiarkan tak terurus seperti antara lain 500-800 an Menhir Megalitik di Nagari Mahat , Payakumbuh, yang setiap Menhirnya merupakan tanda kubur dari tokoh nenek moyang terkemuka pada zaman itu ? Mengapa kita harus mencari piramida dalam perut gunung yang oleh embahnya ahli gunung api dinyatakan sebagai gunung api purba ? Barangkali kalau yang memberikan pernyataan tersebut bukan Prof. Riset Dr. Sutikno Bronto atau Drs. Luitfi Yondri M.Hum. dan apalagi mang Okim, tetapi Stephen Oppenheimer - - - mungkin ceritanya akan lain - - - ta' iya ! Semoga bermanfaat, Salam cinta geologi , Mang Okim attachment: winmail.dat PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
Kalau baca paragraf terahirnya kang Hilman, kelihatannya pak beye itu sudah mengerti dan santai-santai saja soal pembuktian kebudayaan agung bangsa Indonesia dimasa lampau. jangan-jangan yang berlebay-lebay itu adalah para punggawanya, ingin unjuk prestasi meskipun dibudang yang jauh dari portfolionya.
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
menghubungkan dengan peradaban dalam bentuk piramide atau bangunan megalithik. Maka tidak aneh kalau bergabung dengan team Katastrophic Purba dan keterkaitannya dengan piramid Mudah-mudahan hal pencerahan ini adalah seusai dengan yang dimaksud Pak Danny dan Pak Andang. RPK - Original Message - From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 04, 2012 9:33 PM Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Mang Okim dan Rekan-rekan IAGI yang baik, Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda. Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu tgl 2 Februari kemarin. Saya juga hadir ketika rombongan Pak Gumilar dan Mang Oppenheimer bertemu dan berbincang-bincang dengan Presiden SBY. Oppenheimer adalah seorang dokter spesialisasi di bidang genetika. Obyek utama dari riset beliau adalah DNA manusia dari berbagai pelosok Indonesia, Asia, Afrika, dll. Saya sangat kagum dengan kemampuan dari riset DNA ini, meskipun terusterang belum mengerti sepenuhnya. Yang jelas, dari DNA manusia yang hidup di satu wilayah kita bisa merekonstruksi evolusi perkembangan DNA tersebut sampai sampai puluhan ribu tahun ke belakang dengan ketelitian yang mengagumkan (meskipun tentu saja tidak seakurat radiometric dating untuk time histories-nya). Nah berdasarkan riset DNA, manusia Indonesia yang hidup sekarang dapat diketahui bahwa nenek moyang nya sudah di Nusantara sejak 60.000 tahun lalu. Ini sangat menarik, karena kemungkinannya adalah permulaan masa re-populasi manusia setelah Letusan Katastropik Toba! Dari meneliti DNA ini pula Openheimer dapat memetakan pergerakan populasi manusia purba. Yang membuat saya excited adalah hasil pemetaan DNA yang menunjukan adanya penyebaran populasi tiba-tiba dari manusia (human dispersions) sebagai respon terhadap bencana banjir besar (kenaikan airlaut yang sangat cepat atau tiba-tiba) sebanyak tiga kali yaitu dalam perioda 15.000 sampai dengan 8.000 tahun lalu (seperti yang pernah saya uraikan di email ke Pak Koesoema). Alhamdulillah, saya juga dapat Info baru dari Oppenheimer bahwa diduga kuat terjadi banjir katastropik purba sekitar 8000 tahun lalu (6000 SM) ditandai oleh human dispersal tsb . Jadi banjir katastropik ini tidak hanya terjadi pada sekitar 14.800 tahun lalu dan 12.000-an tahun lalu saja seperti yang saya pahami sebelumnya. Ngomong-ngomong soal penggenangan daratan Sunda sejak 20.000 s/d 8000 tahun lalu itu, Openheimer bilang bahwa dia terpaksa ngomong bak geologist untuk bukunya tsb, dan dengan rendah hati minta maaf kalau salah-salah katanya (sambil tersenyum). Kemudian kita ngobrol tentang betapa indah permainya lembah Laut Jawa pada waktu masa sebelum tergenang laut, yaitu sebuah dataran padang rumput yang sangat luas dialiri oleh sungai yang sangat besar yang berhulu ke Pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan sekarang, juga dikelilingi oleh hutan tropis, dan gunung-gunung api... benar-benar Eden in the East. Ingat juga bahwa pada jaman dingin diantara 20.000 s/d 10.000 tahun lalu iklim masih ekstrim - dan wilayah yang paling tidak ekstrim adaah di dekat khatulistiwa (Saya dengarbaru-baru ini ada larangan ke beberapa Negara di Eropa karena iklim di sana sangat ekstrim - banyak orang meninggal...). Saya bercanda bahwa:kalau saya adalah bangsa yang paling adikuasa di Dunia waktu itu maka sudah dipastikan wilayah Indonesia khususnya lembah Laut Jawa yang akan saya diami (kalau perlu saya taklukan dulu penduduk aslinya) - Oppenheimer tertawa, lalu bilang: Benar, tentu saja; Saya yakin bahwa manusia Nusantara Purba mendiami wilayah dataran rendah tersebut sebelum digenangi air. Lalu teman di sebelah langsung nyeletuk iseng: Jadi Pak Oppenheimer percaya bahwa Atlantis itu di Indonesia. Ini jawaban Oppenheimer: Hmm, saya selalu berusaha menghindari nama itu (bukannya tidak percaya) karena setiap saya bilang Atlantis orang-orang langsung memalingkan muka. Katanya sambil mesem-mesem. Kemudian teman di sebelah saya nyeletuk lagi: Sudah dengar tentang Piramid Sadahurip? Apakah Pak Oppenheimer percaya Piramid itu ada? (dalam hati saya: waduhh konyol juga nih teman...kaya pertanyaan wartawan aja J). Jawaban Oppenheimer, seperti yang saya duga: Hmm, yeahh, that's interesting, but forgive me that I always be skeptical to hear such things until I know the facts. Teman itu terlihat agak kecewa, tapi saya bisikan : Jawaban dia justru bagus, artinya dia peneliti beneran; kalau dia bilang percaya saya malah akan kecewa. Kemudian saya cerita bahwa kami menemukan hard facts yang menakjubkan di Gunung Padang - yang dikenal sebagai Situs Megalitikum. Saya cerita sedikit - dan Oppenheimer kelihatannya sangat tertarik, dia bilang ingin sekali berdiskusi tentang masalah scientific findings detil di Gunung Padang. Dia bilang kalau punya waktu ingin berkunjung ke sana. Oppenheimer
Re: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY
dengan piramide-nya berakhir karena bencana perubahan iklim yang dahsyat, atau peradaban Borobudur dengan letusan Merapi. Makanya research-nya Pak Andang dan Pak Danny ini giat mencari bukti-bukti adanya peristiwa bencana purba, seperti tsunami, gempa bumi, ledakan gunung api dan mencoba menghubungkan dengan peradaban dalam bentuk piramide atau bangunan megalithik. Maka tidak aneh kalau bergabung dengan team Katastrophic Purba dan keterkaitannya dengan piramid Mudah-mudahan hal pencerahan ini adalah seusai dengan yang dimaksud Pak Danny dan Pak Andang. RPK - Original Message - From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 04, 2012 9:33 PM Subject: RE: [iagi-net-l] KUNJUNGAN STEPHEN OPPENHEIMER KE PR5ESIDEN SBY Mang Okim dan Rekan-rekan IAGI yang baik, Perkenankan saya menguraikan ini dari sudut yang berbeda. Kebetulan saya berkesempatan berdiskusi panjang lebar sampai 1 jam lebih dengan Mang Stephen Oppenheimer itu waktu tgl 2 Februari kemarin. Saya juga hadir ketika rombongan Pak Gumilar dan Mang Oppenheimer bertemu dan berbincang-bincang dengan Presiden SBY. Oppenheimer adalah seorang dokter spesialisasi di bidang genetika. Obyek utama dari riset beliau adalah DNA manusia dari berbagai pelosok Indonesia, Asia, Afrika, dll. Saya sangat kagum dengan kemampuan dari riset DNA ini, meskipun terusterang belum mengerti sepenuhnya. Yang jelas, dari DNA manusia yang hidup di satu wilayah kita bisa merekonstruksi evolusi perkembangan DNA tersebut sampai sampai puluhan ribu tahun ke belakang dengan ketelitian yang mengagumkan (meskipun tentu saja tidak seakurat radiometric dating untuk time histories-nya). Nah berdasarkan riset DNA, manusia Indonesia yang hidup sekarang dapat diketahui bahwa nenek moyang nya sudah di Nusantara sejak 60.000 tahun lalu. Ini sangat menarik, karena kemungkinannya adalah permulaan masa re-populasi manusia setelah Letusan Katastropik Toba! Dari meneliti DNA ini pula Openheimer dapat memetakan pergerakan populasi manusia purba. Yang membuat saya excited adalah hasil pemetaan DNA yang menunjukan adanya penyebaran populasi tiba-tiba dari manusia (human dispersions) sebagai respon terhadap bencana banjir besar (kenaikan airlaut yang sangat cepat atau tiba-tiba) sebanyak tiga kali yaitu dalam perioda 15.000 sampai dengan 8.000 tahun lalu (seperti yang pernah saya uraikan di email ke Pak Koesoema). Alhamdulillah, saya juga dapat Info baru dari Oppenheimer bahwa diduga kuat terjadi banjir katastropik purba sekitar 8000 tahun lalu (6000 SM) ditandai oleh human dispersal tsb . Jadi banjir katastropik ini tidak hanya terjadi pada sekitar 14.800 tahun lalu dan 12.000-an tahun lalu saja seperti yang saya pahami sebelumnya. Ngomong-ngomong soal penggenangan daratan Sunda sejak 20.000 s/d 8000 tahun lalu itu, Openheimer bilang bahwa dia terpaksa ngomong bak geologist untuk bukunya tsb, dan dengan rendah hati minta maaf kalau salah-salah katanya (sambil tersenyum). Kemudian kita ngobrol tentang betapa indah permainya lembah Laut Jawa pada waktu masa sebelum tergenang laut, yaitu sebuah dataran padang rumput yang sangat luas dialiri oleh sungai yang sangat besar yang berhulu ke Pulau Sumatra, Jawa dan Kalimantan sekarang, juga dikelilingi oleh hutan tropis, dan gunung-gunung api... benar-benar Eden in the East. Ingat juga bahwa pada jaman dingin diantara 20.000 s/d 10.000 tahun lalu iklim masih ekstrim - dan wilayah yang paling tidak ekstrim adaah di dekat khatulistiwa (Saya dengarbaru-baru ini ada larangan ke beberapa Negara di Eropa karena iklim di sana sangat ekstrim - banyak orang meninggal...). Saya bercanda bahwa:kalau saya adalah bangsa yang paling adikuasa di Dunia waktu itu maka sudah dipastikan wilayah Indonesia khususnya lembah Laut Jawa yang akan saya diami (kalau perlu saya taklukan dulu penduduk aslinya) - Oppenheimer tertawa, lalu bilang: Benar, tentu saja; Saya yakin bahwa manusia Nusantara Purba mendiami wilayah dataran rendah tersebut sebelum digenangi air. Lalu teman di sebelah langsung nyeletuk iseng: Jadi Pak Oppenheimer percaya bahwa Atlantis itu di Indonesia. Ini jawaban Oppenheimer: Hmm, saya selalu berusaha menghindari nama itu (bukannya tidak percaya) karena setiap saya bilang Atlantis orang-orang langsung memalingkan muka. Katanya sambil mesem-mesem. Kemudian teman di sebelah saya nyeletuk lagi: Sudah dengar tentang Piramid Sadahurip? Apakah Pak Oppenheimer percaya Piramid itu ada? (dalam hati saya: waduhh konyol juga nih teman...kaya pertanyaan wartawan aja J). Jawaban Oppenheimer, seperti yang saya duga: Hmm, yeahh, that's interesting, but forgive me that I always be skeptical to hear such things until I know the facts. Teman itu terlihat agak kecewa, tapi saya bisikan : Jawaban dia justru bagus, artinya dia peneliti beneran; kalau dia bilang percaya saya malah akan kecewa. Kemudian saya