RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-30 Terurut Topik Fajar Wahyu, Wisaksono (Istech)
Malahan minta testing pointnya ditambah-tambahin ya Mas Ferdi. Biar
lamaan di rignya.  Ha...ha...

FW
 

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 5:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

ala...la...

coba kalau tiap ke rig buat  witness mdt  , dapat 100-200 dolar perday
pasti baik reservoir enginner, geologist, operation geologist, wellsite
geologist, petrophysicts pasti berebutan jadi witness :-))

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+---
| |   farulian panggabean |
| |   farulian_panggabean|
| |   @yahoo.com |
| |   |
| |   28/04/2006 04:51 PM |
| |   Please respond to   |
| |   iagi-net|
| |   |
|-+---
 
---
--|
  |
|
  |   To:   iagi-net@iagi.or.id
|
  |   cc:
|
  |   Subject:  RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
|
 
---
--|




ha,,ha,,,ha,,,

  kalimat Ops Geo atau Wellsite Geo kan manusia juga membuat saya
tertawa,,,

  Tapi saya setuju sekali dengan Reservoar Geo/Eng yang seharusnya
berada di Rig site unit saat Pressure Test job,,,
  Soalnya mereka yang benar2 berkepentingan dengan data tersebut,,,



Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Setuju Mas Ferdi,

Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman
saya di tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah
pada saat kita drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang
menentukan dimana saja pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil
sampel fluid, jenis toolnya apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan
Mas Ferdi sebutkan dibawah.

Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang
pretest job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini
bukan berarti Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik,
tapi ya dikembalikan sajalah ke fungsi yang seharusnya.

Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya
Seriues), perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang
berikutnya.

Terimakasih Sharing Info-nya Mas.

Salam - Riky


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

man teman..

mungkin saya bisa sharing .
kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise...
saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior
Operation
Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan
menentukan suatu point untuk di test..
1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid
analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya
rendah serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir
depletion...intinya dari segi operation dan cost...
2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status
dan pressure data 3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log
berdasarkan run#1 (biasanya triple combo)

setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final
decision untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset
untuk important reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis..

kalo disini...tergantung fieldnya ada beberapa field yg tidak
membutuhkan lagi pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid
status itu sendiri dan juga probability nya rendah karena kebanyakan
shaly sand dan kecenderungan yg tight formation...dll... jadi yg dicoba
pressure test saja...

dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan
fieldnya sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg
actual..

Mudah2an bermanfaat...

Ferdi R.
-Consultant OPG-




Innaka, Riky

.com cc:
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
28/04/2006 03:14
PM
Please respond to
iagi-net






Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC
dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data
acquisition related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi
minim atau tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang
punya reservoir

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-30 Terurut Topik Romdoni
Her, pernah baca note dibawah,
Apalagi saat ini, dimana banyak field engineer baru yang sudah incharge.
Shg banyak diantaranya yang hanya bisa operate the tool.
Intinya : Harus WSG juga kali yach.

DISCLAIMER:

- Log just presents the aquired data output and has no responsibility on
any kind of interpretation based on this data.

- The responsibility of all the data analysis shown above lays on
wellsite Client representetive

Salam
romdoni
-Original Message-
From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 3:26 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

MDT acqusition sudah pasti HARUS dilakukan oleh Wireline Field
Engineer :-)


- Original Message 
From: Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, 28 April, 2006 3:14:21 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC
dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data
acquisition related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi
minim atau tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang
punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist
atau Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.



 

  Arief Budiman

  [EMAIL PROTECTED] To:
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id  
  a.com   cc:

   Subject: RE: [iagi-net-l]
Pressure data QC and  
  28/04/2006 12:05 Interpretation

  PM

  Please respond

  to iagi-net

 

 




Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari
test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa
kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.
Kalau kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure
gradien yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg
cepat per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa
yang saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water.
Pernah mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag
ada, oil colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau
resistivity sensor curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil
colourationnya rendah terus padahal sudah memompa sekian puluh liter
dalam sekian puluh menit (dalam barangkali invasinya ya)? * *Biasanya
lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal buat
GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu
diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest
gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk
reservoir yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi
di reservoir seperti
 ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
oleh permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.* *tapi sekarang giliran saya yang
bertanya : adakah yang pernah

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-29 Terurut Topik Bambang Gumilar
Wah... diskusinya sudah berkembang lebih luas sampai ke aspek politis, Ops. 
Geo. vs Petrophysicist. Biar tidak bias, saya kembali ke email pertama dari Mas 
Syofi dan menambahkan beberapa hal teknis saja.
   
  1. QC pada saat akuisisi data:
  Sebaiknya diawasi langsung oleh Ops. Geo atau Petrophysicist. Pastikan tool 
sudah stabilized sebelum pengukuran dilakukan. Stabilisasi biasanya dilakukan 
di dekat casing shoe selama 20 - 30 menit. Jika sumurnya dalam, stabilisasi 
dapat dilakukan lagi di dekat titik pertama. 
   
  Kriteria stabil yang punya arti fisis adalah dengan pendekatan persamaan 
diferensial, dP/dt, perubahan Tekanan terhadap perubahan waktu. Minta Logging 
Engineer (Schlumberger/Halliburton/Atlas/etc.) untuk menampilkannya di layar 
monitor di logging unit.
   
  * dP/dt  0.05 psi/mnt adalah 'default value' untuk pengukuran yang akurat.
  * 0.05 dP/dt 0.1 psi/mnt adalah harga kompromi jika 'differential sticking' 
dan 'stuck tool' menjadi isu.
   
  Hal yang sama diterapkan juga untuk pengukuran hidrostatik pra, pasca dan 
saat pengambilan tekanan/samping.
   
  2. Data tekanan yang tidak segaris dengan gradien-nya:
  Tipikal kelebihan kita para 'ahli kaji bumi' (geologist) adalah menjelaskan 
sesuatu dengan jelas sering dengan sangat jelas sekali tapi sukar 
mengkuantifikasikannya. Sebelum berargumen banyak tentang interpretasi apakah 
ada 'depletion', jenis fluida dan 'non connected sands', saya cenderung melihat 
datanya dulu.
   
  Data tekanan diambil dalam waktu dan alat yang berbeda. Seperti yang 
diungkapkan Mas Syaiful, tool vintages bisa menimbulkan perbedaan ini. Coba mas 
Syofi lihat satuan yang dipakai dalam setiap data RFT/MDT. Apakah data tersebut 
menggunakan satuan yang sama, psia atau psig?
   
  Perbedaan dua unit tersebut  (absolute dan gauge) sekitar 1 atm atau ~ 14.69 
psi. Gauge lebih tinggi 1 atm daripada Absolute. Silahkan lihat di Google apa 
psia dan psig itu atau klik http://en.wikipedia.org/wiki/Pressure
   
  Wassalam,
  -bg
   
  
Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Barangkali ada yang mau share tentang QC pressure data dari RFT/MDT sebelum
kita melakukan interpretasi seperti penarikan fluid gradien dan penentuan
batas fluida (GWC/GOC/OWC). Untuk QC, selama ini saya paling banyak
menggunakan data mobility, lebih tinggi harganya, validitas data semakin
bagus, semakin rendah (semakin tighter formation) akan semakin tinggi
ketidakpastiannya. Adakah faktor laen yang berpengaruh?

Yang kedua, kalo kita melakukan pre-test data tidak top down, adakah koreksi
yang harus dilakukan? misal pengambilan pre-test secara acak dan bottom to
top? adakah equation yang memperhatikan efek histerisis?

Untuk melakukan interpretasi seperti penentuan gradien, saya juga
membandingkannya dengan data dari OFA/LFA dan PO sample. Kalo yang keluar
adalah HC, saya berkeyakinan data itu valid dan bagus, adakah pitfall untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini? Nah kalao yang keluar itu filtrate, adakah
cara yang harus dilakukan untuk mengetahui jenis HC atau formation fluid
nya?

Untuk interpretasi lanjut, seringkali kita menemukan zona zona gas atau oil
yang tidak terletak dalam satu garis (different pressure regime), apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?

Pitfall apa sajakah yang diperlukan untuk interpretasi pre-test ini.

Maaf kebanyakan nanya, soale lagi dikejar deadline ...
thanks sebelumnya? kalo ada paper atau reference, bolehlah kirim lewat japri



--
Salam hangat

Shofi



-
How low will we go? Check out Yahoo! Messenger’s low  PC-to-Phone call rates.

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik simonkurniawan

MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang
punya reservoir) langsung di rigsite unit,
sedangkan Wellsite Geologist atau Operation Geologist hanya menemani untuk
QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.




   
  Arief Budiman 
   
  [EMAIL PROTECTED] To:  
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id  
  a.com   cc:  
   
   Subject: RE: [iagi-net-l] 
Pressure data QC and  
  28/04/2006 12:05 Interpretation   
   
  PM
   
  Please respond
   
  to iagi-net   
   

   

   



Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari
test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa
kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau
kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure
gradien yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg
cepat per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? *
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal
buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu
diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest
gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk
reservoir
yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir
seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.*
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin
juga
data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
in-comunication dalam masa produksi ?*

Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis,
untuk
apa di gradient
lagi yah mas?
*gradient tetap diperlukan karena: *
*1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA *
*2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak*
*malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation
Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA
dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Innaka, Riky
Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari 
kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related 
dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya 
reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau 
Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.




   
  Arief Budiman 
   
  [EMAIL PROTECTED] To:  
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id  
  a.com   cc:  
   
   Subject: RE: [iagi-net-l] 
Pressure data QC and  
  28/04/2006 12:05 Interpretation   
   
  PM
   
  Please respond
   
  to iagi-net   
   

   

   



Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test 
sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa kemudian 
saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau kita 
samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien 
yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada 
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat 
per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang saya 
alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan konfirmasi 
apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah mengalami P/O 
(pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil colouration ada 
tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor curve-nya bergerak 
(artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus padahal sudah memompa 
sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam barangkali invasinya ya)? * 
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal buat 
GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti 
dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, 
karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest gradient, log 
character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk mengetahui apa 
fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir yang tipis (low 
PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir seperti ini pula 
yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh 
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang tidak 
segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in communication, 
tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in communication, they're 
maybe in communication in geology-time but not necessarily in production time.* 
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami 
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests ternyata 
ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga data

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Arief Budiman
Seharusnya begitu, namun ada koreksi Petrophysict bukan meng-QC tapi
meng-guide reservoir engineer untuk picking point untuk test atau sampling

QCnya diserahkan saja pada Reservoir engineer on board.

Wellsite/Ops Geologist pulang untuk membuat final field report dan siap2
untuk next well

 
 
A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Innaka, Riky [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 2:14 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC
dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition
related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau
tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang
punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau
Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.



 

  Arief Budiman

  [EMAIL PROTECTED] To:
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id  
  a.com   cc:

   Subject: RE: [iagi-net-l]
Pressure data QC and  
  28/04/2006 12:05 Interpretation

  PM

  Please respond

  to iagi-net

 

 




Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari
test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa
kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau
kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure
gradien yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg
cepat per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? * *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal
(semuanya biasanya kritikal buat GG...he5x) dilihat dari potential
volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang
setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA
digabung dengan pretest gradient, log character memberikan data yang sudah
sangat cukup untuk mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya.
Nah, untuk reservoir yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very
handy tapi di reservoir seperti ini pula yang paling sering terjadi
ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.* *tapi sekarang giliran saya yang bertanya :
adakah yang pernah mengalami zona-zona yang diinterpretasi
not-incommunication dari data pretests ternyata ketika diproduksi dan
diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga data dari sumur-sumur produksi
berikutnya, ternyata menjadi in-comunication dalam masa produksi ?*

Mas Romdoni wrote : Just curious

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Paulus Tangke Allo
trus geophysicist-nya ngapain dong? :)

--pta


On 28/04/06, Arief Budiman [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Seharusnya begitu, namun ada koreksi Petrophysict bukan meng-QC tapi
 meng-guide reservoir engineer untuk picking point untuk test atau sampling

 QCnya diserahkan saja pada Reservoir engineer on board.

 Wellsite/Ops Geologist pulang untuk membuat final field report dan siap2
 untuk next well

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Ferdi . RIZAL
man teman..

mungkin saya bisa sharing .
kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise...
saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior Operation
Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan menentukan
suatu point untuk di test..
1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid
analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya rendah
serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir
depletion...intinya dari segi operation dan cost...
2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status dan
pressure data
3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log berdasarkan run#1
(biasanya triple combo)

setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final
decision untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset untuk
important reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis..

kalo disini...tergantung fieldnya  ada beberapa field yg tidak membutuhkan
lagi pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid status itu
sendiri dan juga probability nya rendah karena kebanyakan shaly sand dan
kecenderungan yg tight formation...dll... jadi yg dicoba pressure test
saja...

dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan fieldnya
sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg actual..

Mudah2an bermanfaat...

Ferdi R.
-Consultant OPG-



   
  Innaka, Riky   
  [EMAIL PROTECTED]To:   iagi-net@iagi.or.id
  .comcc: 
   Subject:  RE: [iagi-net-l] 
Pressure data QC and Interpretation
  28/04/2006 03:14 
  PM   
  Please respond to
  iagi-net 
   
   




Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC
dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition
related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau
tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang
punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist
atau Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.




  Arief Budiman

  [EMAIL PROTECTED] To:
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id
  a.com   cc:

   Subject: RE: [iagi-net-l]
Pressure data QC and
  28/04/2006 12:05 Interpretation

  PM

  Please respond

  to iagi-net






Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari
test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa
kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau
kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure
gradien yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg
cepat per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Herry Maulana
MDT acqusition sudah pasti HARUS dilakukan oleh Wireline Field Engineer :-)


- Original Message 
From: Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, 28 April, 2006 3:14:21 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari 
kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related 
dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya 
reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau 
Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.




   
  Arief Budiman 
   
  [EMAIL PROTECTED] To:  
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id  
  a.com   cc:  
   
   Subject: RE: [iagi-net-l] 
Pressure data QC and  
  28/04/2006 12:05 Interpretation   
   
  PM
   
  Please respond
   
  to iagi-net   
   

   

   



Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test 
sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa kemudian 
saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau kita 
samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien 
yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada 
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat 
per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang saya 
alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan konfirmasi 
apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah mengalami P/O 
(pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil colouration ada 
tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor curve-nya bergerak 
(artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus padahal sudah memompa 
sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam barangkali invasinya ya)? * 
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal buat 
GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti 
dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, 
karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest gradient, log 
character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk mengetahui apa 
fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir yang tipis (low 
PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir seperti
 ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh 
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang tidak 
segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in communication, 
tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in communication, they're 
maybe in communication in geology

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Arief Budiman
Lho bukannya roughneck?
Mulai kapan berubah?

:) juga ah

 
 
A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 3:26 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

MDT acqusition sudah pasti HARUS dilakukan oleh Wireline Field Engineer
:-)


- Original Message 
From: Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, 28 April, 2006 3:14:21 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC
dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition
related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau
tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang
punya reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau
Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.



 

  Arief Budiman

  [EMAIL PROTECTED] To:
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id  
  a.com   cc:

   Subject: RE: [iagi-net-l]
Pressure data QC and  
  28/04/2006 12:05 Interpretation

  PM

  Please respond

  to iagi-net

 

 




Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari
test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa
kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau
kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure
gradien yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg
cepat per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? * *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal
(semuanya biasanya kritikal buat GG...he5x) dilihat dari potential
volumenya, setelah OFA/LFA lalu diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang
setiap LFA/OFA tidak bisa dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA
digabung dengan pretest gradient, log character memberikan data yang sudah
sangat cukup untuk mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya.
Nah, untuk reservoir yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very
handy tapi di reservoir seperti
 ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.* *tapi sekarang giliran saya yang bertanya :
adakah yang pernah mengalami zona-zona yang diinterpretasi
not-incommunication dari data pretests ternyata ketika diproduksi dan
diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga data dari sumur-sumur produksi
berikutnya, ternyata menjadi in-comunication dalam masa

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Innaka, Riky
Setuju Mas Ferdi,

Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman saya di 
tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah pada saat kita 
drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang menentukan dimana saja 
pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil sampel fluid, jenis toolnya 
apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan Mas Ferdi sebutkan dibawah.

Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang pretest 
job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini bukan berarti 
Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik, tapi ya dikembalikan 
sajalah ke fungsi yang seharusnya. 

Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya Seriues), 
perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang berikutnya.

Terimakasih Sharing Info-nya Mas.

Salam - Riky


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

man teman..

mungkin saya bisa sharing .
kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise...
saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior Operation
Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan menentukan 
suatu point untuk di test..
1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid 
analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya rendah 
serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir depletion...intinya 
dari segi operation dan cost...
2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status dan 
pressure data 3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log berdasarkan 
run#1 (biasanya triple combo)

setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final decision 
untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset untuk important 
reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis..

kalo disini...tergantung fieldnya  ada beberapa field yg tidak membutuhkan lagi 
pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid status itu sendiri dan 
juga probability nya rendah karena kebanyakan shaly sand dan kecenderungan yg 
tight formation...dll... jadi yg dicoba pressure test saja...

dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan fieldnya 
sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg actual..

Mudah2an bermanfaat...

Ferdi R.
-Consultant OPG-




   
  Innaka, Riky
   
  [EMAIL PROTECTED]To:   iagi-net@iagi.or.id 

  .comcc:  
   
   Subject:  RE: [iagi-net-l] 
Pressure data QC and Interpretation  
  28/04/2006 03:14  
   
  PM
   
  Please respond to 
   
  iagi-net  
   

   

   




Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari 
kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related 
dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya 
reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau 
Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.




  Arief Budiman

  [EMAIL PROTECTED] To:
'iagi-net@iagi.or.id' iagi-net@iagi.or.id
  a.com   cc

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik farulian panggabean
ha,,ha,,,ha,,,
   
  kalimat Ops Geo atau Wellsite Geo kan manusia juga membuat saya tertawa,,,
   
  Tapi saya setuju sekali dengan Reservoar Geo/Eng yang seharusnya berada di 
Rig site unit saat Pressure Test job,,,
  Soalnya mereka yang benar2 berkepentingan dengan data tersebut,,,
   
  

Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Setuju Mas Ferdi,

Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman saya di 
tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah pada saat kita 
drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang menentukan dimana saja 
pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil sampel fluid, jenis toolnya 
apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan Mas Ferdi sebutkan dibawah.

Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang pretest 
job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini bukan berarti 
Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik, tapi ya dikembalikan 
sajalah ke fungsi yang seharusnya. 

Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya Seriues), 
perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang berikutnya.

Terimakasih Sharing Info-nya Mas.

Salam - Riky


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

man teman..

mungkin saya bisa sharing .
kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise...
saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior Operation
Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan menentukan 
suatu point untuk di test..
1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid 
analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya rendah 
serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir depletion...intinya 
dari segi operation dan cost...
2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status dan 
pressure data 3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log berdasarkan 
run#1 (biasanya triple combo)

setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final decision 
untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset untuk important 
reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis..

kalo disini...tergantung fieldnya ada beberapa field yg tidak membutuhkan lagi 
pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid status itu sendiri dan 
juga probability nya rendah karena kebanyakan shaly sand dan kecenderungan yg 
tight formation...dll... jadi yg dicoba pressure test saja...

dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan fieldnya 
sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg actual..

Mudah2an bermanfaat...

Ferdi R.
-Consultant OPG-




Innaka, Riky 

.com cc: 
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation 
28/04/2006 03:14 
PM 
Please respond to 
iagi-net 






Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC dari 
kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition related 
dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang punya 
reservoir) langsung di rigsite unit, sedangkan Wellsite Geologist atau 
Operation Geologist hanya menemani untuk QC prosedur  mekanik.
Terutama untuk Development Field.




Arief Budiman

'iagi-net@iagi.or.id' 
a.com cc:

Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and
28/04/2006 12:05 Interpretation

PM

Please respond

to iagi-net






Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari test 
sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur). Nahwa kemudian 
saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya. Kalau kita 
samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure gradien 
yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama),
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda),
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada 
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg cepat 
per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column




A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone : (021) 350 2150 ext.1782
Mobile  : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
ala...la...

coba kalau tiap ke rig buat  witness mdt  , dapat 100-200 dolar perday
pasti baik reservoir enginner, geologist, operation geologist, wellsite
geologist, petrophysicts pasti berebutan jadi witness :-))

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+---
| |   farulian panggabean |
| |   farulian_panggabean|
| |   @yahoo.com |
| |   |
| |   28/04/2006 04:51 PM |
| |   Please respond to   |
| |   iagi-net|
| |   |
|-+---
  
-|
  | 
|
  |   To:   iagi-net@iagi.or.id 
|
  |   cc:   
|
  |   Subject:  RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
|
  
-|




ha,,ha,,,ha,,,

  kalimat Ops Geo atau Wellsite Geo kan manusia juga membuat saya
tertawa,,,

  Tapi saya setuju sekali dengan Reservoar Geo/Eng yang seharusnya berada
di Rig site unit saat Pressure Test job,,,
  Soalnya mereka yang benar2 berkepentingan dengan data tersebut,,,



Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Setuju Mas Ferdi,

Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman saya
di tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah pada saat
kita drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang menentukan dimana
saja pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil sampel fluid, jenis
toolnya apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan Mas Ferdi sebutkan
dibawah.

Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang
pretest job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini bukan
berarti Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik, tapi ya
dikembalikan sajalah ke fungsi yang seharusnya.

Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya
Seriues), perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang
berikutnya.

Terimakasih Sharing Info-nya Mas.

Salam - Riky


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

man teman..

mungkin saya bisa sharing .
kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise...
saat di kantor pengambilan keputusan dilakukan oleh SOG (Senior Operation
Geologist) dan sebelum job tersebut dilakukan ada 3 team yg akan menentukan
suatu point untuk di test..
1.SOG -- Dengan mempertimbangkan logging job cost (Pretest dan fluid
analysis), efisiensi, pengalaman2 untuk reservoir2 yg probabilitynya rendah
serta kemungkinan2 akan terjadinya stuck di depan reservoir
depletion...intinya dari segi operation dan cost...
2. Asset team - dengan data korelasi sumur2 samping untuk fluid status dan
pressure data 3. Petrophysics -- membuat rush petrophysical log
berdasarkan run#1 (biasanya triple combo)

setelah mereka mengadakan diskusi...maka SOG yg akan memberikan final
decision untuk penentuan point tersebut termasuk request2 dari Asset untuk
important reservoir baik yg pressure test maupun fluid analysis..

kalo disini...tergantung fieldnya ada beberapa field yg tidak membutuhkan
lagi pressure gradientnya dikarenakan sudah mengetahui fluid status itu
sendiri dan juga probability nya rendah karena kebanyakan shaly sand dan
kecenderungan yg tight formation...dll... jadi yg dicoba pressure test
saja...

dan ada juga field lain yg membutuhkan fluid analysis dikarenakan fieldnya
sudah mature dan adanya EOR jadi pingin memastikan fluid yg actual..

Mudah2an bermanfaat...

Ferdi R.
-Consultant OPG-




Innaka, Riky

.com cc:
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
28/04/2006 03:14
PM
Please respond to
iagi-net






Tidak setuju (boleh nggak ya?)

MDT acquisition itu idealnya dilakukan oleh Reservoir Engineer dan di QC
dari kantor oleh Petrophysicist. InsyaAllah semua masalah data acquisition
related dengan pre-calibration tool dan acquisition itu jadi minim atau
tidak ada.

Nah Operation atau Wellsite Geologist bisa siap-siap untuk next well.


-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 28, 2006 2:02 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


MDT aquisition idealnya dilakukan oleh Asset / Reservoir Geologist (yang

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Shofiyuddin
Sekedar bagi pengalaman saja, terkadang ops and petrophysicist berbeda
pendapat. Sebagai contoh dapat saya sebutkan disini

Case 1
Design wireline program

- PEX
- MDT
- DSI-FMI
- Dsb dsb ..

Saya cuma bilang ke mereka lebih baik MDT dilakukan setelah DSI-FMI karena
kita akan punya waktu yang cukup. Ini terjadi lho! Si doi langsung angkat
... setuju!

Case 2
Ada lagi yang naro sekala 10 - 20 untuk caliper padahal lobangnya  17.5.
Saya usul ke dia supaya skalanya diganti menjadi 15-25 supaya kalo ada
washed out hole masih dibaca dengan enak tanpa adanya wrapping  si doi
ngotot  ini diputusin ama bos! ini terjadi juga lho ... wah ngalah deh
sama yang kayak ginian .

Case 3
Mau run dual combo dan saya lihat tidak ada bow spring di netron  sementara
posisi density tool mendekati MSFL dan cukup jauh dari neutron  si doi
tenang aja . saya yang sewot, akhirnya bilang ke bos supaya ditambah bow
spring, bos langsung action, si doi tetep adem ayem ... kayaknya nothing
happen aza ...

Case 4
Si doi memutuskan berhenti drilling karena resistivity drop dari 10 menjadi
1, sementara total gas masih cukup tinggi dan ada perubahan dari gak ada oil
show menjadi ada oil show, mereka ambil mdt dan memutuskan bahwa zona
tersebut air.
Setelah diteliti satu persatu, akhirnya ketemu bahwa dari mdt point,
semuanya menunjukkan minyak (mobility ok, diatas 50 md). Setelah debit debat
sana, ternyata si doi bilang bahwa gradient yang dibuat hanya melalui satu
titik saja dan dibuat saja berdasarkan asumsi 0.44 psi/ft  setelah
ditelusuri dia bilang lesson and learnt dari sumur sebelah . saya cuma
bilang ke doi ... kamu udah ngubur potensi oil leg seratus meter! 
management binung! .. operation geologist mesam mesem  mungkin bener
mungkin juga salah, namanya juga manusia  ... he he ...

Case 5
Pernah suatu kali si doi mau cancel sidewall core (percussion) dan team
masih mau run, datanglah ramai ramai diskusi, saya bilang ke doi  kenapa
ente mau cancel, eh gak nyangka si doi bilang ... itu kpi saya, sebab kalo
stuk, saya yang disalahin, kpi drop 
akhirnya saya nunjukin statistik wireline operation selama 60 jam terakhir
dan coba convin si doi ... eh ladalah ... oke, sekarang di run  akhirnya
sukses lho, nothing happen

Case 6
Perjalanan ke afrika untuk lihat lihat mudlogging dan wireline kontraktor
disana. Si doi udah dua minggu disana sebelum saya dan qc semuanya
(wireline) and bilang ama big bos  gak ada isu dan masalah bos ... oke
oke aja  seminggu kemudian saya datang ke site, dua hari nyempetin lihat
wireline unit . dan bilang ama bos . bos bos . urgent urgent,
harus segera bertindak karena mereka gak punya ini gak punya itu  eh si
bos ngerojer  dan bilang kepada saya  kenapa si doi bilang gak ada
masalah? .

Case 7
... wah doi marah nanti nih .
Maaf, tidak bermaksud bahwa ops itu tahu semuanya tapi kadangkala opininya
bisa dipake juga ... gitu lho ..

Sekarang saya lagi review mdt data yang diinterpretasikan oleh si doi water
.. hmmm  kalo dilihat dari mudlog dan wirelinenya kayaknya ada
potensi gas dan light oil ...hmmm . di sumur sebelahnya, bos
si doi berusaha ngencel log mdt di zona yang dianggap air dan tight 
akhirnya setelah bibir agak dower, team bilang ... oke run saja dan see what
happen  akhirnya bisa ngambil gas di zona yang disangka air dan tim
ngetes ... he he ... keluar 120 bopd! . si doi bilang : bener khan? (gak
tahu yang bener si doi atau yang laennya).

see you next week ... disini besok senin libur . aku cerita doi yang
disini ya, bukan di negeri tercinta! kalo disono doinya pasti gut .. gut lah
...



On 4/28/06, Innaka, Riky [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Setuju Mas Ferdi,

 Ya tiap perusahaan punya corporate culture sendiri-sendiri. Pengalaman
 saya di tempat bernaung yang dulu, penentuan pre-test pointnya malah pada
 saat kita drilling, dan cukup hanya Ops.Geo dan Ops.Eng yang menentukan
 dimana saja pre-test point, berapa banyak, apakah perlu ambil sampel fluid,
 jenis toolnya apa, dll, dengan mempertimbangkan semua yan Mas Ferdi sebutkan
 dibawah.

 Point saya di email sebelumnya, yang lebih punya deep knowledge tentang
 pretest job itu adalah Operation Engineer dan Petrophysicist. Hal ini bukan
 berarti Ops.Geo atau Wellsite Geo tidak punya knowledge yang baik, tapi ya
 dikembalikan sajalah ke fungsi yang seharusnya.

 Lagipula Ops.Geo atau Wellsite.Geo kan manusia juga (Seperti lagunya
 Seriues), perlu istirahat untuk fokus ke Well atau pekerjaan yang
 berikutnya.

 Terimakasih Sharing Info-nya Mas.

 Salam - Riky


 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, April 28, 2006 3:01 PM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

 man teman..

 mungkin saya bisa sharing .
 kalo disini kita ada memo untuk pretest supervise...
 saat di kantor pengambilan keputusan

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-28 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
saya juga mu share sedikit...
ini pengalaman disini di carigali,  untuk bisa meng claim reserve, tidak cukup 
dengan OFA dan pressure plot, walaupun ini appraisal well.  minyak/gas nya 
harus diangkat ke atas dan di lihat.
saya pernah dapat problem seperti ini, dan yang disalahkan adalah saya karena 
menurut RCT(reserve committe team) prosedur nya sudah jelas.  padahal pada 
waktu drilling saya sudah mengemis-ngemis untuk pake uang budget sisa untuk 
ambil sample di zone tsb. (budget sisa karena  program DST di tolak).
 
fbs


- Original Message 
From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56:02 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? *
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal
buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu
diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest
gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir
yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir
seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.*
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga
data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
in-comunication dalam masa produksi ?*

Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk
apa di gradient
lagi yah mas?
*gradient tetap diperlukan karena: *
*1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA *
*2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak*
*malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation
Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA
dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona tertentu
saja). *
*Kalau reservoirnya tebal-tebal dan punya PP yang bagus, mestinya pretest
gradient itu reliable lho.*

*salam,*
*tony (tadi pagi satu LRT kita kayanya, Mas Shofi)
*
On 4/27/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak shofi, sekedar sharing pengalaman.
 Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis nya
 (bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya).  Sewaktu di oil
 company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs
 derivative time(excel macro), biasanya dilakukan di lapangan. Kalau
 grafiknya cembung kebawah berarti data tersebut valid.  Tetapi saat ini
 setahu saya tidak digunakan lagi.

 Betul pak shofi, mobility bisa dijadikan acuan awal untuk memvalidasi
 PT.
 Dan pada umumya, secara statistic PT yang mempunyai mobility less than 1
 dpt diinterpretasikan sebagai tight or super charge. (tumb of rule nya
 salah satu wireline service company).  Kecuali kita pakai XPT yang
 applicable untuk very low mobility.

 Untuk pretest top-down or btm-top, sebenarnya tidak ada perbedaan yang
 significant, Tapi effect yang berpengaruh dlm kedua strategy PT tersebut
 hanyalah kestabilan temperature dalam tool yang dapat mempengaruhi
 pembacaan Quartz gauge nya yang tentu saja berpengaruh dalam keakuratan
 PT valuenya.
 Jadi konsekuensinya, Kalau kita btm-top, karena RIH cepat, maka kita
 butuh waktu yang lebih lama di bottom (sebelum PT#1) agar temperature di
 gauge sudah stabil sebelum melakukan PT.

 Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk apa di gradient
 lagi yah mas?
 Bukankah gradient nya dilakukan untuk mengetahui fluidnya yang sudah
 diketahui dari LFA nya.  Karena pressure gradient sangat banyak
 keterbatasannya.

 Sekian

 -Original Message-
 From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, April

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-27 Terurut Topik tony soelistyo
*Mas Ferdi,*
apa berarti patahannya memang tidak sealing...? *karena pressure
gradient-nya beda maka lalu diinterpretasikan sealing (at least di antara 2
reservoir yang kita bandingkan tersebut
*dan apa memang pada awalnya terdapat perbedaan pressure antar compartement
dari patahan tersebut sebelum diproduksi...? *ya perbedaan (berdasarakan
pengukuran MDT tool) ini yang menjadi dasar interpretasi bahwa patahan
tersebut sealing*
atau mungkinsetelah diplot dengan density hc yang berbeda jadi 
berkomunikasi ? *yang ini menurut saya sudah dicerminkan dalam plot
gradient tersebut..ketika density hcnya beda ya (makanya gradient gas punya
range, minyak dan air juga begitu, bukan ?) akan berbeda pula plot
pressure-nya (i.e tidak membuat 2 reservoir tersebut pada 1 gradient atau 2
gradient yang sinambung, gas dan minyak misalnya). Bisa saja terjadi 2 atau
lebih reservoir yang menunjukkan pressure gradient yang segaris, nah disini
lalu mesti dilihat hubungan letak/posisi antara ke 2/lebih reservoir
tersebut. Geologically, is it likely or unlikely for them to be
in-communication ? or is it just coincidence (relates to density HC or other
factor) ?
*
*disclaimer : semua skenario diatas adalah skenario pra produksi (i.e virgin
pressure)..jadi, setuju dengan Mas Hanif, buat pasca produksi ceritanya
tidak sesederhana ilustrasi diatas.
*
salam,
tony

On 4/27/06, [EMAIL PROTECTED] 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Tony
 apa berarti patahannya memang tidak sealing...?
 dan apa memang pada awalnya terdapat perbedaan pressure antar compartement
 dari patahan tersebut sebelum diproduksi...?
 atau mungkin karena menggunakan gradien yang  juga dipengaruhi oleh
 density
 hc yang kita masukkan , sehingga untuk density hc tertentu kita bilang
 tidak komunikasi  dan
 setelah diplot dengan density hc yang berbeda jadi  berkomunikasi

 Regards

 Kartiko-Samodro
 Telp : 3852



 |-+
 | |   tony soelistyo |
 | |   [EMAIL PROTECTED]|
 | |   ail.com |
 | ||
 | |   27/04/2006 01:49 |
 | |   PM   |
 | |   Please respond to|
 | |   iagi-net |
 | ||
 |-+

 -|
 |
 |
 |   To:   iagi-net@iagi.or.id
 |
 |
 cc:
 |
 |   Subject:  Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and
 Interpretation|

 -|




 setuju Nengah...satu kemungkinan yang lain adalah apabila
 dipisahkan/terpisahkan oleh patahan dimana sealing capacity patahan
 tersebut
 bisa ditembus akibat produksi di salah satu sisi patahan. Aku tahu-nya
 di
 lapangan yang dimiliki Murphy di Malaysia sini, perilakunya sepertinya
 menunjukkan kemungkinan yang kusebutkan di atas. I was wondering is there
 any other examples ?
 p.s: how's aussie ?

 setuju juga buat Mas Simon di point no. 5

 On 4/27/06, I Nengah Nuada [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Mas Tony,
  Secara teori mungkin saja terjadi karena setiap shale mempunyai sealing
  capacity tertentu. Misalnya, ada shale yang tetap sealing kalo perbedaan
  pressure reservoir yang berdekatan 20 psi (misal), tapi begitu salah
 satu
  reservoir diproduksi (dalam hal ini reservoir dengan formation pressure
  lebih kecil) maka perbedaan tekanan formasi antara kedua reservoir tsb
  semakin besar yang membuat shale menjadi leaking yang pada akhirnya juga
  menurunkan tekanan reservoir yang satunya. Sekedar pemikiran.
 
  Salam,
  INN
 
  On 4/27/06, tony soelistyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   ha5x..betul juga...tapi kalau yang geology-related..not cement-related
  ada
   tidak ?
  
  
   On 4/27/06, Herry Maulana [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah
  mengalami
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data
 pretests
ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan
  mungkin
juga
data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
in-comunication dalam masa produksi ?*
   
Ada, tapi behind pipe communication due to commingled production...
:-)
   
- Original Message 
From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, 27 April, 2006 9:56:02 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
   
   
*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa
   yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-27 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
Mas Tony..

Untuk faults tentu agak berbeda saat kita mengkorelasikan suatu reservoir :
mis kita punya reservoir A dan B di hanging wall dan reservoir A dan B di
footwallnya.
tidak selalu bahwa reservoir A di hanging wall  connected dengan reservoir
A di footwall , tapi karena displacement justru sebenarnya reservoir A
connected dengan B.
Kalau migrasi terjadi setelah displacement , maka reservoir A di hanging
wallnya bisa mempunyai gradienHC  yang berbeda dengan reservoir A di
footwallnya , tapi malah sama
dengan reservoir B di footwallnya.
justru itu selain dari gradien pressure , akan lebih menyakinkan kalau kita
bandingkan jenic hcnya , apakah memang reservoir yang kita anggap
connected tersebut memiliki
jenis hc yang sama atau tidak, tentunya dari data sebelum diproduksi.
kalau memang awalnya berbeda jenis hcnya dan kemudian setelah diproduksi
ternyata ada pengaruhnya terhadap pressure di sisi lain dari faults yang
selevel dengan reservoir itu
ya mungkin bisa kita katakan ada pengaruh produksi terhadap faults
tersebut...tapi kalau awalnya jenis hcnya sama ya agak sulit mengatakan
bahwa awalnya disconnected.

Mungkin rekan lain ada yang menambahkan atau mengkoreksi


Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+
| |   tony soelistyo |
| |   [EMAIL PROTECTED]|
| |   ail.com |
| ||
| |   27/04/2006 04:05 |
| |   PM   |
| |   Please respond to|
| |   iagi-net |
| ||
|-+
  
-|
  | 
|
  |   To:   iagi-net@iagi.or.id 
|
  |   cc:   
|
  |   Subject:  Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
|
  
-|




*Mas Ferdi,*
apa berarti patahannya memang tidak sealing...? *karena pressure
gradient-nya beda maka lalu diinterpretasikan sealing (at least di antara 2
reservoir yang kita bandingkan tersebut
*dan apa memang pada awalnya terdapat perbedaan pressure antar compartement
dari patahan tersebut sebelum diproduksi...? *ya perbedaan (berdasarakan
pengukuran MDT tool) ini yang menjadi dasar interpretasi bahwa patahan
tersebut sealing*
atau mungkinsetelah diplot dengan density hc yang berbeda jadi 
berkomunikasi ? *yang ini menurut saya sudah dicerminkan dalam plot
gradient tersebut..ketika density hcnya beda ya (makanya gradient gas punya
range, minyak dan air juga begitu, bukan ?) akan berbeda pula plot
pressure-nya (i.e tidak membuat 2 reservoir tersebut pada 1 gradient atau 2
gradient yang sinambung, gas dan minyak misalnya). Bisa saja terjadi 2 atau
lebih reservoir yang menunjukkan pressure gradient yang segaris, nah disini
lalu mesti dilihat hubungan letak/posisi antara ke 2/lebih reservoir
tersebut. Geologically, is it likely or unlikely for them to be
in-communication ? or is it just coincidence (relates to density HC or
other
factor) ?
*
*disclaimer : semua skenario diatas adalah skenario pra produksi (i.e
virgin
pressure)..jadi, setuju dengan Mas Hanif, buat pasca produksi ceritanya
tidak sesederhana ilustrasi diatas.
*
salam,
tony

On 4/27/06, [EMAIL PROTECTED] 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Tony
 apa berarti patahannya memang tidak sealing...?
 dan apa memang pada awalnya terdapat perbedaan pressure antar
compartement
 dari patahan tersebut sebelum diproduksi...?
 atau mungkin karena menggunakan gradien yang  juga dipengaruhi oleh
 density
 hc yang kita masukkan , sehingga untuk density hc tertentu kita bilang
 tidak komunikasi  dan
 setelah diplot dengan density hc yang berbeda jadi  berkomunikasi

 Regards

 Kartiko-Samodro
 Telp : 3852



 |-+
 | |   tony soelistyo |
 | |   [EMAIL PROTECTED]|
 | |   ail.com |
 | ||
 | |   27/04/2006 01:49 |
 | |   PM   |
 | |   Please respond to|
 | |   iagi-net |
 | ||
 |-+


-|

 |
 |
 |   To:   iagi-net@iagi.or.id
 |
 |
 cc:
 |
 |   Subject:  Re: [iagi-net-l] Pressure data QC

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-27 Terurut Topik tony soelistyo
setuju, Fer..makanya saya tidak menyebutkan reservoir yang sama..saya
menyebutkan 2 reservoir atau lebih yang kita bandingkan, bukan ?..I didn't
say sand A to sand A (though it's still possible if the displacement is less
than the thickness of the sand A in both sides of the fault):-)


On 4/27/06, [EMAIL PROTECTED] 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Tony..

 Untuk faults tentu agak berbeda saat kita mengkorelasikan suatu reservoir
 :
 mis kita punya reservoir A dan B di hanging wall dan reservoir A dan B di
 footwallnya.
 tidak selalu bahwa reservoir A di hanging wall  connected dengan reservoir
 A di footwall , tapi karena displacement justru sebenarnya reservoir A
 connected dengan B.
 Kalau migrasi terjadi setelah displacement , maka reservoir A di hanging
 wallnya bisa mempunyai gradienHC  yang berbeda dengan reservoir A di
 footwallnya , tapi malah sama
 dengan reservoir B di footwallnya.
 justru itu selain dari gradien pressure , akan lebih menyakinkan kalau
 kita
 bandingkan jenic hcnya , apakah memang reservoir yang kita anggap
 connected tersebut memiliki
 jenis hc yang sama atau tidak, tentunya dari data sebelum diproduksi.
 kalau memang awalnya berbeda jenis hcnya dan kemudian setelah diproduksi
 ternyata ada pengaruhnya terhadap pressure di sisi lain dari faults yang
 selevel dengan reservoir itu
 ya mungkin bisa kita katakan ada pengaruh produksi terhadap faults
 tersebut...tapi kalau awalnya jenis hcnya sama ya agak sulit mengatakan
 bahwa awalnya disconnected.

 Mungkin rekan lain ada yang menambahkan atau mengkoreksi


 Regards

 Kartiko-Samodro
 Telp : 3852



 |-+
 | |   tony soelistyo |
 | |   [EMAIL PROTECTED]|
 | |   ail.com |
 | ||
 | |   27/04/2006 04:05 |
 | |   PM   |
 | |   Please respond to|
 | |   iagi-net |
 | ||
 |-+

 -|
 |
 |
 |   To:   iagi-net@iagi.or.id
 |
 |
 cc:
 |
 |   Subject:  Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and
 Interpretation|

 -|




 *Mas Ferdi,*
 apa berarti patahannya memang tidak sealing...? *karena pressure
 gradient-nya beda maka lalu diinterpretasikan sealing (at least di antara
 2
 reservoir yang kita bandingkan tersebut
 *dan apa memang pada awalnya terdapat perbedaan pressure antar
 compartement
 dari patahan tersebut sebelum diproduksi...? *ya perbedaan (berdasarakan
 pengukuran MDT tool) ini yang menjadi dasar interpretasi bahwa patahan
 tersebut sealing*
 atau mungkinsetelah diplot dengan density hc yang berbeda jadi 
 berkomunikasi ? *yang ini menurut saya sudah dicerminkan dalam plot
 gradient tersebut..ketika density hcnya beda ya (makanya gradient gas
 punya
 range, minyak dan air juga begitu, bukan ?) akan berbeda pula plot
 pressure-nya (i.e tidak membuat 2 reservoir tersebut pada 1 gradient atau
 2
 gradient yang sinambung, gas dan minyak misalnya). Bisa saja terjadi 2
 atau
 lebih reservoir yang menunjukkan pressure gradient yang segaris, nah
 disini
 lalu mesti dilihat hubungan letak/posisi antara ke 2/lebih reservoir
 tersebut. Geologically, is it likely or unlikely for them to be
 in-communication ? or is it just coincidence (relates to density HC or
 other
 factor) ?
 *
 *disclaimer : semua skenario diatas adalah skenario pra produksi (i.e
 virgin
 pressure)..jadi, setuju dengan Mas Hanif, buat pasca produksi ceritanya
 tidak sesederhana ilustrasi diatas.
 *
 salam,
 tony

 On 4/27/06, [EMAIL PROTECTED] 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Mas Tony
  apa berarti patahannya memang tidak sealing...?
  dan apa memang pada awalnya terdapat perbedaan pressure antar
 compartement
  dari patahan tersebut sebelum diproduksi...?
  atau mungkin karena menggunakan gradien yang  juga dipengaruhi oleh
  density
  hc yang kita masukkan , sehingga untuk density hc tertentu kita bilang
  tidak komunikasi  dan
  setelah diplot dengan density hc yang berbeda jadi  berkomunikasi
 
  Regards
 
  Kartiko-Samodro
  Telp : 3852
 
 
 
  |-+
  | |   tony soelistyo |
  | |   [EMAIL PROTECTED]|
  | |   ail.com |
  | ||
  | |   27/04/2006 01:49 |
  | |   PM   |
  | |   Please respond to|
  | |   iagi-net

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-27 Terurut Topik Arief Budiman
Pak Shofi,

Untuk QC MDT pressure data bisa dilakukan sbb :
1) Lihat build-up curvenya, build-up yg cepat lebih meyakinkan validitasnya
(berhubungan dengan mobilitas), maaf di meja saya tidak ada pressure
chartnya jadi gak bisa kasih tau berapa psi/sc yg dianggap cepat itu
2) Nilai mobilitinya, lebih dari 1 umumnya valid. 
3) Waktu yg pendek untuk mencapai kestabilan pressure juga lebih meyakinkan
validitasnya, yg pasti kalau pressure naik terus secara perlahan dan
mendekati mud pressure artinya supercharge.  Tapi kalau pressure naik cepat
dan stabil pada nilai tinggi artinya high formation pressure
4) Hati2 pada pressure test bottom-up, karena menstabilkan temperatur ke
arah yg lebih rendah relatif membutuhkan waktu lebih lama dari sebaliknya.
Bandingkan Mud Pressure before dg after test untuk mengetahui apakah
temperatur alat sudah stabil.
5) Benar, kalau dari LFA sudah menunjukkan formation fluid, yg pasti tidak
terjadi supercharge
6) Kalau LFA menunjukkan (100%) mud filtrate, maka kita tidak bisa
mengetahui formation fluidnya
7) Kalau Pressure datanya valid, maka kalau 2 reservoir dengan komposisi
fluid yg sama memiliki pressure regime yg berbeda maka keduanya terpisah
oleh permeability barrier.  Hati2 dg komposisi fluid yg berbeda secara
vertikal, karena keduanya bisa memiliki pressure regime yg berbeda walaupun
connected.  Pressure regime diketahui dengan unit pressure dalam equivalent
density

Semoga bermanfaat.

 
 
A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 27, 2006 6:45 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Shofiyuddin
Subject: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

Barangkali ada yang mau share tentang QC pressure data dari RFT/MDT sebelum
kita melakukan interpretasi seperti penarikan fluid gradien dan penentuan
batas fluida (GWC/GOC/OWC). Untuk QC, selama ini saya paling banyak
menggunakan data mobility, lebih tinggi harganya, validitas data semakin
bagus, semakin rendah (semakin tighter formation) akan semakin tinggi
ketidakpastiannya. Adakah faktor laen yang berpengaruh?

Yang kedua, kalo kita melakukan pre-test data tidak top down, adakah koreksi
yang harus dilakukan? misal pengambilan pre-test secara acak dan bottom to
top? adakah equation yang memperhatikan efek histerisis?

Untuk melakukan interpretasi seperti penentuan gradien, saya juga
membandingkannya dengan data dari OFA/LFA dan PO sample. Kalo yang keluar
adalah HC, saya berkeyakinan data itu valid dan bagus, adakah pitfall untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini? Nah kalao yang keluar itu filtrate, adakah
cara yang harus dilakukan untuk mengetahui jenis HC atau formation fluid
nya?

Untuk interpretasi lanjut, seringkali kita menemukan zona zona gas atau oil
yang tidak terletak dalam satu garis (different pressure regime), apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?

Pitfall apa sajakah yang diperlukan untuk interpretasi pre-test ini.

Maaf kebanyakan nanya, soale lagi dikejar deadline ...
thanks sebelumnya? kalo ada paper atau reference, bolehlah kirim lewat japri



--
Salam hangat

Shofi

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-27 Terurut Topik Arief Budiman
Pressure gradient bisa digunakan antara lain untuk :
1) penentuan fluid contact dari beberapa reservoir secara vertikal
2) pressure regime pada fluid type yg sama, pada kedalaman yg sama dari
lokasi yg secara lateral berbeda
3) pada reservoir yg cukup tebal, untuk mengetahui ada tidaknya perubahan
komposisi fluid dan fluid contact




 
 
A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Romdoni [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:05 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

Pak shofi, sekedar sharing pengalaman.
Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis nya
(bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya).  Sewaktu di oil
company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs
derivative time(excel macro), biasanya dilakukan di lapangan. Kalau
grafiknya cembung kebawah berarti data tersebut valid.  Tetapi saat ini
setahu saya tidak digunakan lagi.

Betul pak shofi, mobility bisa dijadikan acuan awal untuk memvalidasi
PT.
Dan pada umumya, secara statistic PT yang mempunyai mobility less than 1
dpt diinterpretasikan sebagai tight or super charge. (tumb of rule nya
salah satu wireline service company).  Kecuali kita pakai XPT yang
applicable untuk very low mobility.

Untuk pretest top-down or btm-top, sebenarnya tidak ada perbedaan yang
significant, Tapi effect yang berpengaruh dlm kedua strategy PT tersebut
hanyalah kestabilan temperature dalam tool yang dapat mempengaruhi
pembacaan Quartz gauge nya yang tentu saja berpengaruh dalam keakuratan
PT valuenya. 
Jadi konsekuensinya, Kalau kita btm-top, karena RIH cepat, maka kita
butuh waktu yang lebih lama di bottom (sebelum PT#1) agar temperature di
gauge sudah stabil sebelum melakukan PT.

Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk apa di gradient
lagi yah mas?
Bukankah gradient nya dilakukan untuk mengetahui fluidnya yang sudah
diketahui dari LFA nya.  Karena pressure gradient sangat banyak
keterbatasannya.

Sekian 

-Original Message-
From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 27, 2006 6:45 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Shofiyuddin
Subject: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

Barangkali ada yang mau share tentang QC pressure data dari RFT/MDT
sebelum
kita melakukan interpretasi seperti penarikan fluid gradien dan
penentuan
batas fluida (GWC/GOC/OWC). Untuk QC, selama ini saya paling banyak
menggunakan data mobility, lebih tinggi harganya, validitas data semakin
bagus, semakin rendah (semakin tighter formation) akan semakin tinggi
ketidakpastiannya. Adakah faktor laen yang berpengaruh?

Yang kedua, kalo kita melakukan pre-test data tidak top down, adakah
koreksi
yang harus dilakukan? misal pengambilan pre-test secara acak dan bottom
to
top? adakah equation yang memperhatikan efek histerisis?

Untuk melakukan interpretasi seperti penentuan gradien, saya juga
membandingkannya dengan data dari OFA/LFA dan PO sample. Kalo yang
keluar
adalah HC, saya berkeyakinan data itu valid dan bagus, adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini? Nah kalao yang keluar itu filtrate,
adakah
cara yang harus dilakukan untuk mengetahui jenis HC atau formation fluid
nya?

Untuk interpretasi lanjut, seringkali kita menemukan zona zona gas atau
oil
yang tidak terletak dalam satu garis (different pressure regime), apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?

Pitfall apa sajakah yang diperlukan untuk interpretasi pre-test ini.

Maaf kebanyakan nanya, soale lagi dikejar deadline ...
thanks sebelumnya? kalo ada paper atau reference, bolehlah kirim lewat
japri



--
Salam hangat

Shofi

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-27 Terurut Topik Arief Budiman
Mas Tony,
1) yg harus dilakukan adalah bahwa flushing flowline terhadap fluid dari
test sebelumnya benar2 bersih (=seluruh flow line terisi lumpur).  Nahwa
kemudian saat LFA ada berbagai jenis fluid, ya memang itu faktanya.  Kalau
kita samplingpun kita kadang mendapatkan multi fluid di dalamnya.  

2) Untuk reservoir dari satu sumur yg terpisah secara vertikal, presure
gradien yg berbeda bisa :
- tidak berkomunikasi (bila fluid compositionnya sama), 
- berkomunikasi (bila fluid compositionnya berbeda), 
- berkomunikasi dan komposisinya sama tapi kedua reservoir tersebut pada
pressure transition zone (ada perubahan formation pressure regimenya yg
cepat per satuan interval kedalaman)

3) benar, pressure gradient bisa untuk mengukur ketebalan HC column


 
 
A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? *
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal
buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu
diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest
gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir
yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir
seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.*
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga
data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
in-comunication dalam masa produksi ?*

Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk
apa di gradient
lagi yah mas?
*gradient tetap diperlukan karena: *
*1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA *
*2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak*
*malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation
Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA
dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona tertentu
saja). *
*Kalau reservoirnya tebal-tebal dan punya PP yang bagus, mestinya pretest
gradient itu reliable lho.*

*salam,*
*tony (tadi pagi satu LRT kita kayanya, Mas Shofi)
*
On 4/27/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak shofi, sekedar sharing pengalaman.
 Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis nya
 (bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya).  Sewaktu di oil
 company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs
 derivative time(excel macro), biasanya dilakukan di lapangan. Kalau
 grafiknya cembung kebawah berarti data tersebut valid.  Tetapi saat ini
 setahu saya tidak digunakan lagi.

 Betul pak shofi, mobility bisa dijadikan acuan awal untuk memvalidasi
 PT.
 Dan pada umumya, secara statistic PT yang mempunyai mobility less than 1
 dpt diinterpretasikan sebagai tight or super charge. (tumb of rule nya
 salah satu wireline service company).  Kecuali kita pakai XPT yang
 applicable untuk very low mobility.

 Untuk pretest top-down or btm-top, sebenarnya tidak ada perbedaan yang
 significant, Tapi effect yang berpengaruh dlm kedua strategy PT tersebut
 hanyalah kestabilan temperature dalam tool yang dapat mempengaruhi
 pembacaan Quartz gauge nya yang tentu saja berpengaruh dalam keakuratan
 PT valuenya.
 Jadi konsekuensinya, Kalau kita btm-top, karena RIH cepat, maka kita
 butuh waktu yang lebih lama di bottom (sebelum PT#1) agar temperature di
 gauge sudah

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-27 Terurut Topik Arief Budiman
Untuk reservoir yg tipis2, pressure gradient valid untuk fluid type analysis
sepanjang reservoir2 itu berada dalam pressure regime yg sama.

Sebaliknya, Bila kita yakin fluid typenya sama, maka pressure gradient dapat
digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan formation pressure regime

Yg repot kalau data pressure dari reservoir berbeda, tidak tau fluid
compositionnya, tidak tau pula apakah formation pressure regime dari
reservoir2 itu sama atau tidak

 
 
A R I E F   B U D I M A N
Pertamina - Eksplorasi Sumatra
Phone: (021) 350 2150 ext.1782
Mobile   : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63


-Original Message-
From: Romdoni [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 27, 2006 9:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

Betul mas tony, Saya setuju.  Pressure gradient reliable untuk sand
tebal dan punya PP yang bagus.  Tapi sayangnya, kita bermain di sand2
yang tipis2.  Untuk mendapat 1 data saja sulit, apalagi 2 atau 3 data di
satu sand body. 

Waktu itu kita punya sand yang ckp tebal, kemudian dilakukan Pressure
gradient dan menunjukkan water zone, tapi ujung2nya tetap diminta utk di
Fluid analysis (dan confirm water).

-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa
yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water.
Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada,
oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity
sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah
terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? *
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya
kritikal
buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu
diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest
gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk
reservoir
yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di
reservoir
seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.*
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin
juga
data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
in-comunication dalam masa produksi ?*

Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis,
untuk
apa di gradient
lagi yah mas?
*gradient tetap diperlukan karena: *
*1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA *
*2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak*
*malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation
Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA
dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona tertentu
saja). *
*Kalau reservoirnya tebal-tebal dan punya PP yang bagus, mestinya
pretest
gradient itu reliable lho.*

*salam,*
*tony (tadi pagi satu LRT kita kayanya, Mas Shofi)
*
On 4/27/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak shofi, sekedar sharing pengalaman.
 Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis nya
 (bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya).  Sewaktu di oil
 company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs
 derivative time(excel macro), biasanya dilakukan di lapangan. Kalau
 grafiknya cembung kebawah berarti data tersebut valid.  Tetapi saat
ini
 setahu saya tidak digunakan lagi.

 Betul pak shofi, mobility bisa dijadikan acuan awal untuk memvalidasi
 PT.
 Dan pada umumya, secara statistic PT yang mempunyai mobility less than
1
 dpt diinterpretasikan sebagai tight or super charge. (tumb of rule nya
 salah satu wireline service company).  Kecuali kita pakai XPT yang
 applicable untuk very low mobility.

 Untuk pretest top-down or btm-top, sebenarnya tidak ada perbedaan yang
 significant, Tapi effect yang berpengaruh dlm kedua strategy PT
tersebut
 hanyalah

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-26 Terurut Topik mohammad syaiful
karena kebanyakan, saya jawab yg satu ini saja:
biasanya (dlm praktek), dg pengukuran menggunakan peralatan yg sama (artinya
satu kalibrasi saja), toleransi perbedaan/selisih adalah +/- 4psia. artinya,
kalau selisihnya segitu, ya masih bisa dianggap satu garis atau gradien yg
sama (in communication).

kalau pengambilan data (pengukuran) pada waktu berbeda (misalnya sekarang
dan sekian bulan/tahun lalu), apalagi dg menggunakan peralatan berbeda (dulu
rft, sekarang mdt, dll), hasilnya sulit utk diperbandingkan.

semoga bermanfaat.

salam,
syaiful


On 4/26/06, Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:


 ...
 Untuk interpretasi lanjut, seringkali kita menemukan zona zona gas atau
 oil
 yang tidak terletak dalam satu garis (different pressure regime), apakah
 kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan oleh
 permeability barrier and not communication with other sand body?
 

 --
 Salam hangat

 Shofi




--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]


RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-26 Terurut Topik Romdoni
Pak shofi, sekedar sharing pengalaman.
Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis nya
(bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya).  Sewaktu di oil
company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs
derivative time(excel macro), biasanya dilakukan di lapangan. Kalau
grafiknya cembung kebawah berarti data tersebut valid.  Tetapi saat ini
setahu saya tidak digunakan lagi.

Betul pak shofi, mobility bisa dijadikan acuan awal untuk memvalidasi
PT.
Dan pada umumya, secara statistic PT yang mempunyai mobility less than 1
dpt diinterpretasikan sebagai tight or super charge. (tumb of rule nya
salah satu wireline service company).  Kecuali kita pakai XPT yang
applicable untuk very low mobility.

Untuk pretest top-down or btm-top, sebenarnya tidak ada perbedaan yang
significant, Tapi effect yang berpengaruh dlm kedua strategy PT tersebut
hanyalah kestabilan temperature dalam tool yang dapat mempengaruhi
pembacaan Quartz gauge nya yang tentu saja berpengaruh dalam keakuratan
PT valuenya. 
Jadi konsekuensinya, Kalau kita btm-top, karena RIH cepat, maka kita
butuh waktu yang lebih lama di bottom (sebelum PT#1) agar temperature di
gauge sudah stabil sebelum melakukan PT.

Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk apa di gradient
lagi yah mas?
Bukankah gradient nya dilakukan untuk mengetahui fluidnya yang sudah
diketahui dari LFA nya.  Karena pressure gradient sangat banyak
keterbatasannya.

Sekian 

-Original Message-
From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 27, 2006 6:45 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Shofiyuddin
Subject: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

Barangkali ada yang mau share tentang QC pressure data dari RFT/MDT
sebelum
kita melakukan interpretasi seperti penarikan fluid gradien dan
penentuan
batas fluida (GWC/GOC/OWC). Untuk QC, selama ini saya paling banyak
menggunakan data mobility, lebih tinggi harganya, validitas data semakin
bagus, semakin rendah (semakin tighter formation) akan semakin tinggi
ketidakpastiannya. Adakah faktor laen yang berpengaruh?

Yang kedua, kalo kita melakukan pre-test data tidak top down, adakah
koreksi
yang harus dilakukan? misal pengambilan pre-test secara acak dan bottom
to
top? adakah equation yang memperhatikan efek histerisis?

Untuk melakukan interpretasi seperti penentuan gradien, saya juga
membandingkannya dengan data dari OFA/LFA dan PO sample. Kalo yang
keluar
adalah HC, saya berkeyakinan data itu valid dan bagus, adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini? Nah kalao yang keluar itu filtrate,
adakah
cara yang harus dilakukan untuk mengetahui jenis HC atau formation fluid
nya?

Untuk interpretasi lanjut, seringkali kita menemukan zona zona gas atau
oil
yang tidak terletak dalam satu garis (different pressure regime), apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?

Pitfall apa sajakah yang diperlukan untuk interpretasi pre-test ini.

Maaf kebanyakan nanya, soale lagi dikejar deadline ...
thanks sebelumnya? kalo ada paper atau reference, bolehlah kirim lewat
japri



--
Salam hangat

Shofi

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-26 Terurut Topik tony soelistyo
*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? *
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal
buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu
diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest
gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir
yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir
seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.*
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga
data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
in-comunication dalam masa produksi ?*

Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk
apa di gradient
lagi yah mas?
*gradient tetap diperlukan karena: *
*1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA *
*2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak*
*malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation
Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA
dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona tertentu
saja). *
*Kalau reservoirnya tebal-tebal dan punya PP yang bagus, mestinya pretest
gradient itu reliable lho.*

*salam,*
*tony (tadi pagi satu LRT kita kayanya, Mas Shofi)
*
On 4/27/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak shofi, sekedar sharing pengalaman.
 Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis nya
 (bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya).  Sewaktu di oil
 company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs
 derivative time(excel macro), biasanya dilakukan di lapangan. Kalau
 grafiknya cembung kebawah berarti data tersebut valid.  Tetapi saat ini
 setahu saya tidak digunakan lagi.

 Betul pak shofi, mobility bisa dijadikan acuan awal untuk memvalidasi
 PT.
 Dan pada umumya, secara statistic PT yang mempunyai mobility less than 1
 dpt diinterpretasikan sebagai tight or super charge. (tumb of rule nya
 salah satu wireline service company).  Kecuali kita pakai XPT yang
 applicable untuk very low mobility.

 Untuk pretest top-down or btm-top, sebenarnya tidak ada perbedaan yang
 significant, Tapi effect yang berpengaruh dlm kedua strategy PT tersebut
 hanyalah kestabilan temperature dalam tool yang dapat mempengaruhi
 pembacaan Quartz gauge nya yang tentu saja berpengaruh dalam keakuratan
 PT valuenya.
 Jadi konsekuensinya, Kalau kita btm-top, karena RIH cepat, maka kita
 butuh waktu yang lebih lama di bottom (sebelum PT#1) agar temperature di
 gauge sudah stabil sebelum melakukan PT.

 Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk apa di gradient
 lagi yah mas?
 Bukankah gradient nya dilakukan untuk mengetahui fluidnya yang sudah
 diketahui dari LFA nya.  Karena pressure gradient sangat banyak
 keterbatasannya.

 Sekian

 -Original Message-
 From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, April 27, 2006 6:45 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Shofiyuddin
 Subject: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

 Barangkali ada yang mau share tentang QC pressure data dari RFT/MDT
 sebelum
 kita melakukan interpretasi seperti penarikan fluid gradien dan
 penentuan
 batas fluida (GWC/GOC/OWC). Untuk QC, selama ini saya paling banyak
 menggunakan data mobility, lebih tinggi harganya, validitas data semakin
 bagus, semakin rendah (semakin tighter formation) akan semakin tinggi
 ketidakpastiannya. Adakah faktor laen yang berpengaruh?

 Yang kedua, kalo kita melakukan pre-test data tidak top down, adakah
 koreksi
 yang harus dilakukan? misal pengambilan pre-test secara acak dan bottom
 to
 top? adakah equation yang 

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-26 Terurut Topik mohammad syaiful
selain gradient plotting, apakah ada cara lain utk meyakinkan bahwa dua atau
lebih reservoir (atau sumur) dlm posisi 'in communication' atau tidak?

salam,
syaiful


On 4/26/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ...


Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk apa di gradient
lagi yah mas?
Bukankah gradient nya dilakukan untuk mengetahui fluidnya yang sudah
diketahui dari LFA nya.  Karena pressure gradient sangat banyak
keterbatasannya.


--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]


Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-26 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
Barangkali ada yang mau share tentang QC pressure data dari RFT/MDT
sebelum kita melakukan interpretasi seperti penarikan fluid gradien
dan penentuan batas fluida (GWC/GOC/OWC). Untuk QC, selama ini saya
paling banyak menggunakan data mobility, lebih tinggi harganya,
validitas data semakin bagus, semakin rendah (semakin tighter
formation) akan semakin tinggi ketidakpastiannya. Adakah faktor laen
yang berpengaruh?
-QC, menurut saya ada 2 faktor penting.
QC tool dan QC operation/technical.
*saya biasa melakukan cek apakah INITIAL dan FINAL hydrostatic
pressure dari tool pada saat melakukan PT tidak berbeda jauh (sekitar
max 20psia).
*apakah pressure yang dibaca benar2 FP, nah ini harus diambil saat
kurva benar2 sudah flat dan tidak ada lagi build up yg cukup
significant.
*tight formation pun sebenarnya bisa memberikan 'pesudo' pressure,
yang artinya nilainya ada, tetapi sebenarnya itu tidak valid disebut
sebagai FP.
*yang ingin dipastikan adalah, apakah benar saat kita melakukan PT di
depth let say 3003mLogger Depth, dan itu juga yang benar2 kita PT.
*intinya adalah cek INITIAL hp-cek apakah benar build up itu adalah
build up formation-cek apa benar pressure akhir layak disebut sebagai
FP-dan terakhir cek FINAL hp.

Yang kedua, kalo kita melakukan pre-test data tidak top down, adakah
koreksi yang harus dilakukan? misal pengambilan pre-test secara acak
dan bottom to top? adakah equation yang memperhatikan efek histerisis?
-menurut saya tidak pernah ada masalah dalam cara melakukan job, bisa
dari shallow ke deep bisa juga sebaliknya, yang penting kita yakin
yang kita PT adalah benar-benar reservoir yang kita inginkan.

Untuk melakukan interpretasi seperti penentuan gradien, saya juga
membandingkannya dengan data dari OFA/LFA dan PO sample. Kalo yang
keluar adalah HC, saya berkeyakinan data itu valid dan bagus, adakah
pitfall untuk interpretasi dari LFA/OFA ini? Nah kalao yang keluar itu
filtrate, adakah cara yang harus dilakukan untuk mengetahui jenis HC
atau formation fluid nya?
-kalau yang keluar adalah filtrate, jelas ini samasekali tidak bisa
mengarahkan kita ke keputusan determinasi HC. interpretasi gradien
sangat valid untuk mementukan apakah dalam 1 reservoir hanya ada 1
jenis fluida atau ada lebih dari 1 jenis fluida. untuk kasus filtrate,
yang perlu dimaksimalkan adalah flushing time dari formation. dgn
segala pertimbangan safety (avoid stuck), tugas kita adalah mem-flush
formation dgn semaximal mungkin, kalau dengan RDT yah kira2 minimal
3000cc lah.

Untuk interpretasi lanjut, seringkali kita menemukan zona zona gas
atau oil yang tidak terletak dalam satu garis (different pressure
regime), apakah kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas
tersebut dispisahkan oleh permeability barrier and not communication
with other sand body?
-absolutely!!

Pitfall apa sajakah yang diperlukan untuk interpretasi pre-test ini.
-kalau menurut saya harus yakin dulu, data kita valid atau tidak. itu
key point nya.

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-26 Terurut Topik Herry Maulana
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga
data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
in-comunication dalam masa produksi ?*

Ada, tapi behind pipe communication due to commingled production... 
:-)

- Original Message 
From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, 27 April, 2006 9:56:02 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? *
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal
buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu
diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest
gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk reservoir
yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir
seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.*
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin juga
data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
in-comunication dalam masa produksi ?*

Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk
apa di gradient
lagi yah mas?
*gradient tetap diperlukan karena: *
*1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA *
*2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak*
*malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation
Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA
dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona tertentu
saja). *
*Kalau reservoirnya tebal-tebal dan punya PP yang bagus, mestinya pretest
gradient itu reliable lho.*

*salam,*
*tony (tadi pagi satu LRT kita kayanya, Mas Shofi)
*
On 4/27/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak shofi, sekedar sharing pengalaman.
 Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis nya
 (bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya).  Sewaktu di oil
 company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs
 derivative time(excel macro), biasanya dilakukan di lapangan. Kalau
 grafiknya cembung kebawah berarti data tersebut valid.  Tetapi saat ini
 setahu saya tidak digunakan lagi.

 Betul pak shofi, mobility bisa dijadikan acuan awal untuk memvalidasi
 PT.
 Dan pada umumya, secara statistic PT yang mempunyai mobility less than 1
 dpt diinterpretasikan sebagai tight or super charge. (tumb of rule nya
 salah satu wireline service company).  Kecuali kita pakai XPT yang
 applicable untuk very low mobility.

 Untuk pretest top-down or btm-top, sebenarnya tidak ada perbedaan yang
 significant, Tapi effect yang berpengaruh dlm kedua strategy PT tersebut
 hanyalah kestabilan temperature dalam tool yang dapat mempengaruhi
 pembacaan Quartz gauge nya yang tentu saja berpengaruh dalam keakuratan
 PT valuenya.
 Jadi konsekuensinya, Kalau kita btm-top, karena RIH cepat, maka kita
 butuh waktu yang lebih lama di bottom (sebelum PT#1) agar temperature di
 gauge sudah stabil sebelum melakukan PT.

 Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk apa di gradient
 lagi yah mas?
 Bukankah gradient nya dilakukan untuk mengetahui fluidnya yang sudah
 diketahui dari LFA nya.  Karena pressure gradient sangat banyak
 keterbatasannya.

 Sekian

 -Original Message-
 From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, April 27, 2006 6:45 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Shofiyuddin
 Subject: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

 Barangkali ada yang

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-26 Terurut Topik tony soelistyo
ha5x..betul juga...tapi kalau yang geology-related..not cement-related ada
tidak ?

Mas Syaiful, sepanjang sebatas data dari formation-pressure-tester tool saya
belum tahu data lain untuk menyatakan zona satu terhadap yang lain in/not
communicated selain menggunakan pressure gradient. Ada data MDT lain yang
bisa dipergunakan kah ?


On 4/27/06, Herry Maulana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 *tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
 zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
 ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin
 juga
 data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
 in-comunication dalam masa produksi ?*

 Ada, tapi behind pipe communication due to commingled production...
 :-)

 - Original Message 
 From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED]
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Thursday, 27 April, 2006 9:56:02 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


 *Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
 saya alami.*
 **
 Mas Shofi wrote :adakah pitfall
 untuk
 interpretasi dari LFA/OFA ini?
 *ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
 konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
 mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
 colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity
 sensor
 curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah terus
 padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
 barangkali invasinya ya)? *
 *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya kritikal
 buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu
 diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
 dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest
 gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
 mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk
 reservoir
 yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di reservoir
 seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

 apakah
 kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
 oleh
 permeability barrier and not communication with other sand body?
 *menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
 tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
 communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
 communication, they're maybe in communication in geology-time but not
 necessarily in production time.*
 *tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
 zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
 ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin
 juga
 data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
 in-comunication dalam masa produksi ?*

 Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis,
 untuk
 apa di gradient
 lagi yah mas?
 *gradient tetap diperlukan karena: *
 *1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA *
 *2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak*
 *malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation
 Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA
 dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona tertentu
 saja). *
 *Kalau reservoirnya tebal-tebal dan punya PP yang bagus, mestinya pretest
 gradient itu reliable lho.*

 *salam,*
 *tony (tadi pagi satu LRT kita kayanya, Mas Shofi)
 *
 On 4/27/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Pak shofi, sekedar sharing pengalaman.
  Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis nya
  (bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya).  Sewaktu di oil
  company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs
  derivative time(excel macro), biasanya dilakukan di lapangan. Kalau
  grafiknya cembung kebawah berarti data tersebut valid.  Tetapi saat ini
  setahu saya tidak digunakan lagi.
 
  Betul pak shofi, mobility bisa dijadikan acuan awal untuk memvalidasi
  PT.
  Dan pada umumya, secara statistic PT yang mempunyai mobility less than 1
  dpt diinterpretasikan sebagai tight or super charge. (tumb of rule nya
  salah satu wireline service company).  Kecuali kita pakai XPT yang
  applicable untuk very low mobility.
 
  Untuk pretest top-down or btm-top, sebenarnya tidak ada perbedaan yang
  significant, Tapi effect yang berpengaruh dlm kedua strategy PT tersebut
  hanyalah kestabilan temperature dalam tool yang dapat mempengaruhi
  pembacaan Quartz gauge nya yang tentu saja berpengaruh dalam keakuratan
  PT valuenya.
  Jadi konsekuensinya, Kalau kita btm-top, karena RIH cepat, maka kita
  butuh waktu yang lebih lama di bottom (sebelum PT#1) agar temperature di
  gauge sudah stabil sebelum melakukan PT.
 
  Just

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-26 Terurut Topik Romdoni
Betul mas tony, Saya setuju.  Pressure gradient reliable untuk sand
tebal dan punya PP yang bagus.  Tapi sayangnya, kita bermain di sand2
yang tipis2.  Untuk mendapat 1 data saja sulit, apalagi 2 atau 3 data di
satu sand body. 

Waktu itu kita punya sand yang ckp tebal, kemudian dilakukan Pressure
gradient dan menunjukkan water zone, tapi ujung2nya tetap diminta utk di
Fluid analysis (dan confirm water).

-Original Message-
From: tony soelistyo [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 27, 2006 8:56 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa
yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water.
Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada,
oil
colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity
sensor
curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah
terus
padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
barangkali invasinya ya)? *
*Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya
kritikal
buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu
diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest
gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk
reservoir
yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di
reservoir
seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*

apakah
kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
oleh
permeability barrier and not communication with other sand body?
*menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
communication, they're maybe in communication in geology-time but not
necessarily in production time.*
*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin
juga
data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
in-comunication dalam masa produksi ?*

Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis,
untuk
apa di gradient
lagi yah mas?
*gradient tetap diperlukan karena: *
*1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA *
*2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak*
*malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation
Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA
dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona tertentu
saja). *
*Kalau reservoirnya tebal-tebal dan punya PP yang bagus, mestinya
pretest
gradient itu reliable lho.*

*salam,*
*tony (tadi pagi satu LRT kita kayanya, Mas Shofi)
*
On 4/27/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak shofi, sekedar sharing pengalaman.
 Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis nya
 (bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya).  Sewaktu di oil
 company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs
 derivative time(excel macro), biasanya dilakukan di lapangan. Kalau
 grafiknya cembung kebawah berarti data tersebut valid.  Tetapi saat
ini
 setahu saya tidak digunakan lagi.

 Betul pak shofi, mobility bisa dijadikan acuan awal untuk memvalidasi
 PT.
 Dan pada umumya, secara statistic PT yang mempunyai mobility less than
1
 dpt diinterpretasikan sebagai tight or super charge. (tumb of rule nya
 salah satu wireline service company).  Kecuali kita pakai XPT yang
 applicable untuk very low mobility.

 Untuk pretest top-down or btm-top, sebenarnya tidak ada perbedaan yang
 significant, Tapi effect yang berpengaruh dlm kedua strategy PT
tersebut
 hanyalah kestabilan temperature dalam tool yang dapat mempengaruhi
 pembacaan Quartz gauge nya yang tentu saja berpengaruh dalam
keakuratan
 PT valuenya.
 Jadi konsekuensinya, Kalau kita btm-top, karena RIH cepat, maka kita
 butuh waktu yang lebih lama di bottom (sebelum PT#1) agar temperature
di
 gauge sudah stabil sebelum melakukan PT.

 Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk apa di
gradient
 lagi yah mas?
 Bukankah gradient nya dilakukan untuk mengetahui fluidnya yang sudah
 diketahui dari LFA nya.  Karena pressure gradient sangat banyak
 keterbatasannya.

 Sekian

 -Original Message-
 From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, April 27, 2006 6:45 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Shofiyuddin
 Subject: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

RE: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-26 Terurut Topik Romdoni
Mas syaiful,
Bagaimana dengan analysis gas while drilling ? Kalau gas system di mud
logging system nya sudah menggunakan constant rate (reserval), kita
dapat melakukan analysis GWD ini, pada papernya disebutkan bhw dng GWD
ini dapat diketahui: lithological changes, porosity variations and
permeability barriers, Seal efficiency, Gas leakage, hydrocarbon
contacts, dll.

Saya sendiri belum pernah melakukan itu, saya masih dalam tahap tertarik
untuk menganalisis GWD dalam kaitannya untuk menentukan fluid type nya. 

Salam

-Original Message-
From: mohammad syaiful [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, April 27, 2006 9:06 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

selain gradient plotting, apakah ada cara lain utk meyakinkan bahwa dua
atau
lebih reservoir (atau sumur) dlm posisi 'in communication' atau tidak?

salam,
syaiful


On 4/26/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ...


Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis, untuk apa di gradient
lagi yah mas?
Bukankah gradient nya dilakukan untuk mengetahui fluidnya yang sudah
diketahui dari LFA nya.  Karena pressure gradient sangat banyak
keterbatasannya.


--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-26 Terurut Topik I Nengah Nuada
Mas Tony,
Secara teori mungkin saja terjadi karena setiap shale mempunyai sealing
capacity tertentu. Misalnya, ada shale yang tetap sealing kalo perbedaan
pressure reservoir yang berdekatan 20 psi (misal), tapi begitu salah satu
reservoir diproduksi (dalam hal ini reservoir dengan formation pressure
lebih kecil) maka perbedaan tekanan formasi antara kedua reservoir tsb
semakin besar yang membuat shale menjadi leaking yang pada akhirnya juga
menurunkan tekanan reservoir yang satunya. Sekedar pemikiran.

Salam,
INN

On 4/27/06, tony soelistyo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 ha5x..betul juga...tapi kalau yang geology-related..not cement-related ada
 tidak ?


 On 4/27/06, Herry Maulana [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  *tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
  zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
  ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin
  juga
  data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
  in-comunication dalam masa produksi ?*
 
  Ada, tapi behind pipe communication due to commingled production...
  :-)
 
  - Original Message 
  From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED]
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Sent: Thursday, 27 April, 2006 9:56:02 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
 
 
  *Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa
 yang
  saya alami.*
  **
  Mas Shofi wrote :adakah pitfall
  untuk
  interpretasi dari LFA/OFA ini?
  *ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
  konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water.
 Pernah
  mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada,
 oil
  colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity
  sensor
  curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah
 terus
  padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit (dalam
  barangkali invasinya ya)? *
  *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya
 kritikal
  buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA lalu
  diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
  dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan pretest
  gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
  mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk
  reservoir
  yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di
 reservoir
  seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*
 
  apakah
  kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
  oleh
  permeability barrier and not communication with other sand body?
  *menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona yang
  tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
  communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
  communication, they're maybe in communication in geology-time but not
  necessarily in production time.*
  *tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
  zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
  ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin
  juga
  data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
  in-comunication dalam masa produksi ?*
 
  Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis,
  untuk
  apa di gradient
  lagi yah mas?
  *gradient tetap diperlukan karena: *
  *1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA *
  *2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak*
  *malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation
  Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA
  dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona tertentu
  saja). *
  *Kalau reservoirnya tebal-tebal dan punya PP yang bagus, mestinya
 pretest
  gradient itu reliable lho.*
 
  *salam,*
  *tony (tadi pagi satu LRT kita kayanya, Mas Shofi)
  *
  On 4/27/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Pak shofi, sekedar sharing pengalaman.
   Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis nya
   (bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya).  Sewaktu di oil
   company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs
   derivative time(excel macro), biasanya dilakukan di lapangan. Kalau
   grafiknya cembung kebawah berarti data tersebut valid.  Tetapi saat
 ini
   setahu saya tidak digunakan lagi.
  
   Betul pak shofi, mobility bisa dijadikan acuan awal untuk memvalidasi
   PT.
   Dan pada umumya, secara statistic PT yang mempunyai mobility less than
 1
   dpt diinterpretasikan sebagai tight or super charge. (tumb of rule nya
   salah satu wireline service company).  Kecuali kita pakai XPT yang
   applicable untuk very low mobility.
  
   Untuk pretest top-down or btm-top, sebenarnya tidak ada perbedaan yang

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-26 Terurut Topik simonkurniawan

Menambahkan saja,
1) Sering orang berpikir MDT mahal, tapi MDT jauh lebih murah daripada
production test, ataupun perforation yang gagal (dikira oil tapi yang
keluar air padahal sudah pasang packers, dll.), jadi usahakan MDT kita
conclusive, daripada high cost waktu production test / completion.

2) Menjawab Pak Romdoni ; Meski sudah disampling, tetap perlu pressure
gradient, karena datanya dipakai untuk estimated contact, estimated
closure, estimated representative salinity.

3) Pressure gradient juga perlu di water sand, jika dipercaya merupakan
aquifer suatu hydrocarbon di atasnya.

4) Setuju ; pressure gradient akan sangat ideal jika dilakukan di sand yang
tebal, tak ada Gamma Ray shale berak dan RHOB-NPHI cross-over nya menerus.
Tetapi tidak berarti sand yang tipis tidak bisa dilakukan, hanya saja tidak
sensitive lagi. Atau sand tipis dari beberapa multi layer, siapa tahu multi
layer tersebut in-communication.

5) Menjawab Mas Tony ; antar reservoirs Communication atau tidak, saat
original pressure versus setelah produksi, harus dilihat lebih dulu apakah
ada mekanikal problem (crossflow, tubing karatan, cement leaking, dll).
Kalau tidak ada baru dari segi geology ; reservoir communication tidak
hanya di hydrocarbonnya tapi bisa saja beda hydrocarbon closure tapi satu
water aquifer. Jadi seolah-olah beda reservoir, tapi setelah salah satu
diproduksi ternyata saling mempengaruhi pressure trend analysis-nya. Ini
banyak terjadi di Deltaic Development Field.

6) Perlu juga diketahui reservoir drive mekanismenya, apakah water drive
atau depletion drive. Karena selama produksi bisa saja terjadi repressurize
atau gas expanding.

Menjawab QC Pak Syaiful :
Menunggu Pressure test stabil cukup sampai 1 Psi saja,
tapi kalau Pressure gradient harus teliti sampai 3 decimals Psi dari Quartz
gauge.
Kunci suksesnya ada di Wellsite geologist, dimana dia harus mempunyai :
1) Persiapan sebelum MDT point#1
- 1a) estimated Psi sebelum MDT point#1 sampai 10 Psi terdekat, dan
- 1b) estimated pressure gradient sampai 2 decimal PSI/ft.
2) Saat melakukan MDT point#1
harus diukur sampai 3 decimal terakhir stabil di Quarzt gauge,
3) Persiapan sebelum MDT point#2
setelah melakukan MDT point#1 dia harus segera melakukan estimasi berapa
pressure MDT point#2 pakai estimated pressure gradient 1b) sampai 3 decimal
sebagai pedoman saat actual MDT point#2 diukur hingga stabil.
4) Demikian juga dia harus membuat estimasi MDT point#3 dengan memakai
actual MDT point#1 dan point#2, serta actual pressure gradient. Semua harus
dilakukan di logging unit langsung di lapangan.
Sehingga kalau terjadi garis yang tidak ideal dari 3 titik MDT tersebut,
dia bisa langsung melakukan MDT point#4 untuk konfirmasi data. Jika tidak
maka hasil Pressure Gradientnya menjadi inconclusive.




   
  Herry Maulana 
   
  [EMAIL PROTECTED] To:  iagi-net@iagi.or.id   
 
  hoo.com cc:  
   
   Subject: Re: [iagi-net-l] 
Pressure data QC and  
  27/04/2006 10:20 Interpretation   
   
  AM
   
  Please respond
   
  to iagi-net   
   

   

   



*tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah mengalami
zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan mungkin
juga
data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
in-comunication dalam masa produksi ?*

Ada, tapi behind pipe communication due to commingled production...
:-)

- Original Message 
From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, 27 April, 2006 9:56:02 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation


*Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa yang
saya alami.*
**
Mas Shofi wrote :adakah pitfall
untuk
interpretasi dari LFA/OFA ini?
*ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water. Pernah
mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada, oil
colouration ada tapi juga channel blue

Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation

2006-04-26 Terurut Topik tony soelistyo
setuju Nengah...satu kemungkinan yang lain adalah apabila
dipisahkan/terpisahkan oleh patahan dimana sealing capacity patahan tersebut
bisa ditembus akibat produksi di salah satu sisi patahan. Aku tahu-nya di
lapangan yang dimiliki Murphy di Malaysia sini, perilakunya sepertinya
menunjukkan kemungkinan yang kusebutkan di atas. I was wondering is there
any other examples ?
p.s: how's aussie ?

setuju juga buat Mas Simon di point no. 5

On 4/27/06, I Nengah Nuada [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Mas Tony,
 Secara teori mungkin saja terjadi karena setiap shale mempunyai sealing
 capacity tertentu. Misalnya, ada shale yang tetap sealing kalo perbedaan
 pressure reservoir yang berdekatan 20 psi (misal), tapi begitu salah satu
 reservoir diproduksi (dalam hal ini reservoir dengan formation pressure
 lebih kecil) maka perbedaan tekanan formasi antara kedua reservoir tsb
 semakin besar yang membuat shale menjadi leaking yang pada akhirnya juga
 menurunkan tekanan reservoir yang satunya. Sekedar pemikiran.

 Salam,
 INN

 On 4/27/06, tony soelistyo [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  ha5x..betul juga...tapi kalau yang geology-related..not cement-related
 ada
  tidak ?
 
 
  On 4/27/06, Herry Maulana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   *tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah
 mengalami
   zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
   ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan
 mungkin
   juga
   data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
   in-comunication dalam masa produksi ?*
  
   Ada, tapi behind pipe communication due to commingled production...
   :-)
  
   - Original Message 
   From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED]
   To: iagi-net@iagi.or.id
   Sent: Thursday, 27 April, 2006 9:56:02 AM
   Subject: Re: [iagi-net-l] Pressure data QC and Interpretation
  
  
   *Berikut beberapa point yang mungkin bisa bermanfaat berdasarkan apa
  yang
   saya alami.*
   **
   Mas Shofi wrote :adakah pitfall
   untuk
   interpretasi dari LFA/OFA ini?
   *ada, Mas. Data LFA/OFA itu seringkali juga tidak selalu memberikan
   konfirmasi apakah fluidanya gas atau oil atau filtrate atau water.
  Pernah
   mengalami P/O (pump out) lalu melihat LFA/OFA dan disana gas flag ada,
  oil
   colouration ada tapi juga channel blue (airnya) ada atau resistivity
   sensor
   curve-nya bergerak (artinya ada air)? Atau oil colourationnya rendah
  terus
   padahal sudah memompa sekian puluh liter dalam sekian puluh menit
 (dalam
   barangkali invasinya ya)? *
   *Biasanya lalu untuk reservoir yang kiritikal (semuanya biasanya
  kritikal
   buat GG...he5x) dilihat dari potential volumenya, setelah OFA/LFA
 lalu
   diikuti dengan sampling. Saya tidak bilang setiap LFA/OFA tidak bisa
   dipercaya lho, karena banyak kasus juga LFA/OFA digabung dengan
 pretest
   gradient, log character memberikan data yang sudah sangat cukup untuk
   mengetahui apa fulidanya dan berapa potential kolomnya. Nah, untuk
   reservoir
   yang tipis (low PP), disinilah LFA/OFA comes very handy tapi di
  reservoir
   seperti ini pula yang paling sering terjadi ambiguity...:-)*
  
   apakah
   kita bisa memberikan interpretasi bahwa zona gas tersebut dispisahkan
   oleh
   permeability barrier and not communication with other sand body?
   *menyambung komentarnya Mas Syaiful, rule of thumb saya : zona-zona
 yang
   tidak segaris (diluar batas toleransi +/- psia) sudah pasti not in
   communication, tapi bukan berarti zona yang segaris sudah pasti in
   communication, they're maybe in communication in geology-time but not
   necessarily in production time.*
   *tapi sekarang giliran saya yang bertanya : adakah yang pernah
 mengalami
   zona-zona yang diinterpretasi not-incommunication dari data pretests
   ternyata ketika diproduksi dan diambil pretest datanya lagi dan
 mungkin
   juga
   data dari sumur-sumur produksi berikutnya, ternyata menjadi
   in-comunication dalam masa produksi ?*
  
   Mas Romdoni wrote : Just curious, Kalau sudah ada data fluid analysis,
   untuk
   apa di gradient
   lagi yah mas?
   *gradient tetap diperlukan karena: *
   *1. kemungkinan terjadinya ambiguity dari analisa LFA/OFA *
   *2. dipergunakan untuk mengestimasi tinggi kolom HC dan juga kontak*
   *malah kalau pakai pakem alm. Unocal dalam explorasi (SX = Saturation
   Exploration), kalau bisa digradient-khan, seberapa kritikal LFA/OFA
   dilakukan di zona tersebut (i.e. LFA/OFA hanya pada zona-zona tertentu
   saja). *
   *Kalau reservoirnya tebal-tebal dan punya PP yang bagus, mestinya
  pretest
   gradient itu reliable lho.*
  
   *salam,*
   *tony (tadi pagi satu LRT kita kayanya, Mas Shofi)
   *
   On 4/27/06, Romdoni [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
Pak shofi, sekedar sharing pengalaman.
Untuk QC pressure, langkah awal, Kita bisa lihat dari PTA analysis
 nya
(bentuk build up, kestabilan atau repeatabilitynya).  Sewaktu di oil
company sebelumnya, saya menggunakan horner plot antara pressure vs