Re: Buku Untuk Segala Umat Beragama

1999-01-17 Terurut Topik Ramadhan Pohan

Salam!
Saya setuju dengan bung INDI. Terus terang, saya sudah beberapa kali tamat
membaca buku itu-- tetapi selalu saja ketagihan. Barangkali karena buku itu
merupakan kumpulan artikel-- mencakup persoalan sosial, politik dan keagamaan
Indonesia dan dunia juga lah.

Dari kacamata akademis, penulis buku itu-- Dr Alwi Shihab-- sudah diakui di
kalangan ilmuwan agama-agama di Amerika-- terutama sekali non-Muslim. Dari
segi karakter pribadi-- Dr Alwi Shihab memang sesuai dengan "judul bukunya".
Orangnya tidak ngotot terhadap pendapat; tidak main mutlak-mutlakan.

Alwi berteman baik dengan kalangan skolar non-muslim atau pun teolog Katolik,
Hindu,  Yahudi dll-- seperti Prof Ashok, Prof Leonard Swidler, dll  Nama
Swidler ini bisa dijumpai juga di buku Alwi tadi.

Kebetulan bulan lalu, saya, Dr Alwi, Prof Ashok, Prof Swidler bertemu di
Philadelphia dan berdiskusi. Saat itu saya kebetulan menjadi tamu Dr Alwi
Shihab.

Saya di situ berbicara dengan orang-orang yang senafas dengan gagasan
"inklusif" yang didengungkan Dr Alwi.

Bayangkan, jika Indonesia dan dunia didominasi oleh pandangan-pandangan
seperti yang diyakini Dr Alwi dkk nya di atas.

Salam!
ramadhan pohan



mohon maaf lahir batin

1999-01-17 Terurut Topik deddy priadi




Teman-teman.
dengan kalimat yang sederhana 
ini saya mohon maaf 
setulus-tulusnya apabila ada 
perkataan maupun tulisan
saya yang tidak berkenan di hati 
teman-teman.

selamat Hari raya Idul fitri bagi teman-teman 
muslim.
semoga Tuhan YME menerima ibadah 
kita
dan tetap melimpahkan rahmatnya ke bangsa 

Indonesia...Amin


Selamat Hari Raya Idul Fitri 1419H

1999-01-17 Terurut Topik Andrew G Pattiwael

Kepada Rekan-rekan Permias yang merayakan Hari Raya Idul Fitri,
Saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1419H
Minal Aidin Walfaidin
Semoga Tuhan selalu melindungi dan memberkati rekan-rekan semua.
Mohon dimaafkan jikalau ada perkataan dan perbuatan saya yang
telah menyakiti rekan-rekan semua.
Teriring salam dan doa,

Andrew Pattiwael



Re: Buku Untuk Segala Umat Beragama

1999-01-17 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

setuju...setuju...tanpa mengerti ajaran orang lain bisa mengakibatkan
rasa curiga yang berlebihan ataupun rasa permusuhan.
Lebih baik lagi jika kita mengembangkan diri untuk mengenal kawan-kawan
kita yang Hindu, Kong Hu Tju, ataupun Aliran kepercayaan.
Tentu saja banyak diantara kita yang tidak akan pernah mengerti kelompok
atheisme, sama seperti mereka, para atheis tidak pernah mengerti kita,
umat beragama.
Hal ini bukan saya maksudkan untuk mencampuradukan ajaran agama,
melainkan untuk mengetahui apakah ada ajaran agama lain yang mengajarkan
hal-hal yang tidak baik atau hal-hal tercela (dengan batasan norma
umum).
Kalau memang ajaran agama kita semua sudah baik, kemudian tetap ada
kekacauan, bukankah kita sendiri yang menyelewengkan ajaran agama demi
harta, kuasa dan nama.
peace.

Indi Soemardjan wrote:

 Kepada Seluruh Rekan/Kawan;

 Beberapa bulan yang lalu, seorang sahabat saya bernama samaran
 "Gopar" yang bertempat tinggal di Jakarta telah dengan berbaik hati
 membelikan saya sebuah buku berjudul "Islam Inklusif: Menuju Sikap
 Terbuka Dalam Beragama" karya Dr. Alwi Shihab. Pada awalnya, sebelum
 saya memulai membaca buku ini timbul keraguan dalam diri saya. Saya
 sempat bertanya kepada saya sendiri: Apakah Islam Inkslusif itu? Apakah
 ini hanya salah satu buku propaganda Islam yang tersebar di pelosok
 dunia?

 Anehnya, setelah saya mulai membaca buku tersebut, saya menjadi
 hanyut dalam berbagai cerita Dr. Alwi Shihab yang "sangat miskin bias"
 itu. Maksud saya, beliau dengan cara sederhana namun seksama telah
 memilih kosa kata dan skenario yang tepat untuk bisa kita pahami dengan
 mudah. Teknik beliau dalam membawakan ide-ide mengenai "eksklusivisme",
 "inklusivisme", "pluralisme" dan "transformatif" sulit ditandingi oleh
 seorang awam. Meskipun beliau adalah seorang "World Class Scholar",
 beliau memilih untuk menggunakan bahasa yang sederhana (non-akademis).
 Dengan bukunya, Dr. Alwi telah berhasil memperkenalkan cara berdialog
 antaragama yang berkonsekuensi pemerkayaan bagi setiap pelakunya.

 Berikut ini adalah cuplikan dari halaman 93:

 "...Baik Muslim maupun Kristen berkewajiban secara intelektual dan moral
 untuk menegakkan pandangan agama mereka masing-masing. Melibatkan diri
 dengan keyakinan orang lain berarti memahami dan mempelajari keyakinan
 ini. Dialog tidak lebih dari sebuah pendidikan dalam pengertiannya yang
 paling luas dan paling mulia. Jika kita bukan seorang fanatik,
 konsekuensi dialog tak lain adalah pemerkayaan bagi setiap pelakunya.
 Ringkasnya, bagi Islam dan Kristen, dialog merupakan esensi dari kedua
 agama dan ajang untuk menunjukkan kesatuan akhir mereka sebagai agama
 Tuhan, agama yang dibawa oleh patriarkh Ibrahim 'alaihissalam."

 Bagi seluruh rekan-rekan di Internet, saudara-saudara dan
 kawan-kawan yang berada di Indonesia, saya berkeinginan untuk mengajak
 Anda semua untuk membaca buku ini. Harapan saya adalah untuk
 meningkatkan rasa tenggang rasa dan tepa selira di antara kita semua
 yang sedang mengalami cobaan hebat di tengah krisis yang ada di negara
 kita (terutama mengenai konflik antaragama).

 Judul: Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama
 Pengarang:Dr. Alwi Shihab
 ISBN: 979-433-147-3

 Buku ini adalah buku untuk rakyat dan saya yakin semua WNI pasti
 bisa memahami ide-ide yang beliau tawarkan.

 Sebagai penutup, saya mohon bantuan Anda semua untuk menyebarluaskan
 minat membaca, terutama kepada seluruh pelajar di Indonesia.

 Salam damai,

 --
 Indi

 Visit my world: http://pagina.de/indradi



Re: Kalau mau membantu, membantu saja tidak usah mendikte,

1999-01-17 Terurut Topik bRidWaN

Bung Blucer,
Ya tentu saja tidak semua. Hanya tokohnya saja,
atau yang mempunyai 'pengaruh' selama masa Orba.
Penyakit menularnya itu yang ngga tahan, seperti :
Arogan, sok kuasa, sok pinter sendiri, KKN dll.

Bukan tugas utama yang didahulukan, malah
kepentingan boss, atau kepentingan lainnya yang
diutamakan. Termasuk kepentingan pribadi tentunya.
Akibatnya ya bisa dibayangkan.

Mengenai Pak Bustanil, beliau dianggap dekat
dengan Pak Harto dibanding Oom Liem.

Salam,
bRidWaN



At 18:35 16/01/99 -0500, Blucer Rajagukguk wrote:
 Apakah bung Ridwan menganggap semua petugas Bulog
 itu 'orang-orang lama' atau hanya Rahadi Ramelan
 yang orang lama?
 Ngomong-ngomong boss Bulog, Bustanil Arifin, yang
 cukup terkenal dekat dengan Oom Liem kemana yach?
 Lucunya kedua-duanya tidak pernah muncul dan diributkan.
 Akhir-akhir ini hanya 'orang-orang lama' seperti Bob Hasan,
 Tommy, Gelael ataupun boss Bulog yang baru, Bedu Amang
 yang agak disentil.
 peace.


bRidWaN wrote:

 Rekan Rekan yang budiman,
 Inilah salah satu bentuk penyakit "ORANG ORANG LAMA".
 Penyakit seperti ini sudah terkontaminasi dan boleh
 dibilang masuk dalam kategori "Menular" !.

 Oleh sebab itu saya selalu menyarankan, agar Orang Orang
 Lama jangan diajak ke Gerbong yang baru !

 Salam,
 BRIDWAN

 At 11:20 14/01/99 +0100, Tengku Zainil Isman wrote:

  "Kalau mau membantu, membantu saja tidak usah mendikte,"
  Itu kata-kata petugas Bulog Indonesia, sewaktu Jepang kecewa
  terhadap bantuan beras kualitas satu mereka hanya disimpan
  di gudang Dolog dengan jumlah puluhan ribu ton. Hanya dengan
  alasan untuk menjaga harga pasar. Dan juga menjadi alasan
  Rahadi Ramelan bahwa jumlah mesin sosoh masih sangat sedikit.
  Dan juga alasan sebagai kendali pasar dengan cara menyimpan
  beras beras sampai rusak pada tingkat tertentu lalu dijual
  dengan harga lebih murah. Ini merupakan skandal yang sangat
  memalukan. Dan bagi rekan-rekan yang mengumpulkan dana bantuan
  kepada Indonesia sudah selayaknya disalurkan melalui NGO atau
  LSM yang sesuai dengan masing-masing tugasnya. Pelajaran ini
  sebenarnya sudah sering terjadi. Terjadi pada setiap bantuan
  yang diberikan kepada Indonesia pada masa Orde Baru dan malahan
  pada masa krisis sekarang ini. Penghisap-penghisap darah ini
  rupanya tidak hanya menghisap darah. Bahkan tahi pun kering
  mereka hisap.(ice)





Re: BREAKING NEWS!!!!

1999-01-17 Terurut Topik bRidWaN

Terima kasih rekan Blucer. Pertanyaan anda
sudah terjawab dalam komunikasi dengan bung
Hadeer sebelum ini.
Mengenai siapa yang bisa masuk gerbong baru,
saya rasa kita simpel-kan saja permasalahannya.

Menurut anda apakah Pak Harmoko dan Pak Abdul
Gafur bisa masuk kedalam gerbong yang baru ?
Kalau menurut anda bisa, ya artinya bisa.
Itu saja.
Hanya saja kalau menurut saya, TIDAK BISA !!!

Ada juga tokoh lama dari Partai yang baru yang
ingin muncul kepermukaan dengan "Objective" tertentu.
Padahal kita semua tahu sepak terjang person-nya
atau kelompok-nya dalam masa Orde baru dulu.

Jadi semuanya kita kembalikan kediri kita masing2,
apakah tokoh tersebut layak diajak atau tidak...:)

Salam,
bRidWaN

At 18:29 16/01/99 -0500, Blucer Rajagukguk wrote:
 Kalau boleh tanya:
 Batasan 'orang-orang lama' itu yang mana?
 Jika ada 'orang-orang lama' tentunya ada 'orang-orang baru'.
 Pertanyaan:
 apakah tidak ada yang aneh dan lucu dari 'orang-orang baru'.
 Tentunya jawabannya tidak ada kalau ternyata 'orang-orang baru'
 ini belum muncul.
 Menurut bung Ridwan, siapa yang harus masuk ke gerbong baru?
 Apakah dalam suasana reformasi atau transformasi ini, yang
 perlu diprioritaskan orangnya atau kelompoknya atau sistemnya
 atau sosial kontrolnya?
 Terimakasih.
 peace.


bRidWaN wrote:

 Daeng Ida,
 Begitulah perjalanan 'ORANG-ORANG LAMA' !!
 Masih banyak yang aneh dan lucu dari kelompok
 'ORANG ORANG LAMA'.

 Tetapi, izinkanlah mereka diberi kesempatan
 untuk memperbaiki diri dan kembali kejalan yang
 benar.:)

 Hanya dengan segala hormat saya menghimbau sejak
 bulan Mei yang lalu, agar Orang Orang Lama tidak
 diajak bergabung dalam gerbong yang baru. Berbahaya !

 Salam,
 BRIDWAN

 At 12:06 15/01/99 PST, Notrida Mandica wrote:
 Dear Permias and readers,
 
 Baru saja para ex gembong GOLKAR mendirikan partai: "Partai Keadilan dan
 Persatuan."  Para ex GOLKAR, misalnya Try Sutrisno, Edi Sudrajat, Hayono
 Isman, etc akhirnya menyatakan diri sebagai pendiri 'partai.'
 Menarik! Mereka sepertinya melupakan 'arti' partai yang mereka pernah
 agung-agungkan.  Pada zaman Suharto dan rekan-rekan,  partai adalah kata
 yang menakutkan.  Orang-orang yang berafiliasi dengan partai dituduh
 sebagai 'political animal.'  Bahkan dalam penjelasan UUD 45 dinyatakan
 bahwa Indonesia memiliki dua partai dan satu golongan.
 Ingat,  gembong GOLKAR menghindari referensi 'partai.'
 
 Saat ini,  ex gembong GOLKAR berdiri dan mendirikan "Partai Keadilan dan
 Persatuan."  Nampaknya mereka tidak phobi lagi dengan kata 'partai' dan
 tidak phobi lagi dengan kata 'politik.' Dan akan memperjuangkan
 'keadilan' dan 'persatuan' menilik dari nama yang mereka gunakan.
 
 Dalam pandangan saya, orang-orang yang mengklaim diri dalam partai ini
 adalah orang-orang mengalami depresi politik. Mungkin nama yang tepat
 untuk partai ini adalah:  "Penerima Korupsi dan Pungli" atau
 "Partai orang Kecewa dan Plin-Plan."
 
 
 Smile ever after,
 salam dari DeKalb
 
 
 ida
 
 --
 Partai Keadilan dan Kesatuan Dideklarasikan
 Golkar Dapat Ancaman Serius
 
 Jakarta,Kompas
 Golongan Karya (Golkar) bakal mendapatkan ancaman serius
 dalam pemilihan umum (pemilu) mendatang dengan berdirinya
 Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) yang dideklarasikan di
 Jakarta, Jumat(15/1). Partai yang didirikan tokoh-tokoh
 terkemuka Golkar dan purnawirawan ABRI itu diketuai oleh
 Jenderal TNI (Purn) Edi Sudradjat dengan Sekretaris
 Jenderal Hayono Isman. Dalam Musyawarah Nasional Golkar
 .deleted..





Pak Harto berlebaran di Solo ?

1999-01-17 Terurut Topik bRidWaN

Teman,
Lucu juga membaca pernyataan dibawah: "Kita harus
menghormati sesama warga negara, apalagi bekas
Presiden".
Masih ingat kita bagaimana eks Presiden Soekarno
diperlakukan oleh rezim Orba. Mengapa? Karena Bung
Karno 'dianggap' bersalah dan diturunkan.
Bagaimana dengan Pak Harto sendiri ??

Selamat Idul Fitri 1419 H.
Salam,
bRidWaN

===

Tidak Ada Pengamanan Khusus Buat Soeharto

JAKARTA (Waspada): Meski mantan presiden Soeharto sampai saat
ini masih belum meminta izin atau memberitahu aparat keamanan
untuk datang ke Solo bersama 150 anggota keluarga Cendana,
Polda Jawa Tengah tidak akan melarangnya datang.

Namun demikian Kapolda Jawa Tengah Mayjen Nurfaizi mengingatkan
pihaknya tidak akan menyiapkan pengamanan khusus bagi Soeharto
dan keluarganya. Bahkan menurutnya, pengamanannya hanya dengan
kekuatan yang ada saja.

"Itu rutin saja," kata Nurfaizi menjawab pertanyaan Merdeka
di Semarang Jumat [15/1].

Sementara itu KSAD Jenderal Subagyo Hadisiswoyo berkaitan
dengan masalah ini mengingatkan, pada prinsipnya 'kita harus
menghormati setiap warganegara.'

"Apalagi sebagai bekas presiden," kata KSAD seusai melantik
Brigjen Bibit Waluyo sebagai Pangdam IV/Diponegoro,
menggantikan Mayjen Tyasno Sudarto.

Seperti diketahui, Soeharto dan 150 anggota keluarga Cendana
akan melaksanakan shalat Ied dan berlebaran di Solo. Selain
itu, mereka juga akan memperingati 1.000 hari meninggalnya
Ny. Tien Soeharto Kamis [21/1].

Menurut rencana shalat Ied akan dilakukan di Masjid Al Fadjar
yang berada di Kalitan. Bahkan masyarakat sekitar Kalitan
sudah banyak yang mengajukan permintaan untuk bisa
bersilaturrahmi dengan jenderal besar itu.

Melanjutkan keterangannya, Nurfaizi mengatakan, dirinya
meminta masyarakat untuk saling menghormati. Apalagi nanti
yang menjalankan ibadah adalah bekas presiden dalam rangka
hari raya Idul Fitri.

Ketika disinggung apakah pihaknya sudah diberitahu tentang
rencana kedatangan Soeharto, Kapolda Jateng ini mengatakan,
pihaknya tidak tahu menahu.

Aparat kepolisian belum diberitahu. Tapi kalaupun rencana
itu benar ada, pengamanannya rutin saja. Kan juga ada
pengamanan dari masyarakat. Jadi itu bukan tanggung jawab
polisi saja," kata Nurfaizi. (Mdk)



Re: Hanya ada satu cara

1999-01-17 Terurut Topik Lutfi M.
Title: RE: Hanya ada satu cara





Menarik juga menganalisa etimologi (?) bahasa.
Spt. misalnya asal-usul kata yg. dituliskan di bawah ini:


LANSEKAP (aslinya lanscape) RIL ISTAT, KOMPLEK (asilnya complex), KOMPUTER, KALKULATOR -bhs. Inggris
MAKSUD (aslinya MAKSHUD), JAWAB, BILA, SAH (aslinya SHAH), ISTILAH (aslinya ISHTILAH), UMUM -b. arab
SEPATU -b. spanyol (aslinya ZAPATO)


--
From:  Indi Soemardjan[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
Sent:  15 Januari 1999 9:12
Subject:  Re: Hanya ada satu cara


Indra Adrisudiro wrote:


 IA: Sejak kapan maksud jadi maxud yah ?


 :-)


Indi 'njawap:


-sejak Real Estate menjadi Ril Estat (seharusnya cukup dengan Komplek
Perumahan)


-sejak Mall menjadi Mal (sebaiknya cukup disebut dengan Alun-alun atau
tempat berkumpul)


-sejak Computer/Calculator menjadi Komputer/Kalkulator (alangkah baiknya
bila disebut sebagai Penghitung)


-sejak Zapato (bahasa Spanyol?) menjadi Sepatu (seharusnya cukup dengan
Kasut)


-sejak Management menjadi Manajemen, dll. dll.




Disamping itu ada juga satu hal yang cukup kreatif:


Bowling disebut denga Boling yang merupakan singkatan dari Bola
Gelinding.



BTW,
siapa sih orang yang mensahkan istilah2 diatas? pendapat umum kah?



pis.


INDI





Re: Kalau mau membantu, membantu saja tidak usah mendikte,

1999-01-17 Terurut Topik Blucer Rajagukguk

bRidWaN wrote:

 Bung Blucer,
 Ya tentu saja tidak semua. Hanya tokohnya saja,
 atau yang mempunyai 'pengaruh' selama masa Orba.
 Penyakit menularnya itu yang ngga tahan, seperti :
 Arogan, sok kuasa, sok pinter sendiri, KKN dll.
bw: Lho memang tokoh-tokohnya saja yang korupsinya kelas kakap? Bung
Ridwan pasti pernah denger kasus rebutan hartanya 'kepala keuangannya'
Ibnu Soetowo. Yang lucu saat itu berlawanan dengan maunya bung Ridwan:
yang ini yang diributkan cukup bawahannya saja; tokohnya tidak perlu :)

 Bukan tugas utama yang didahulukan, malah
 kepentingan boss, atau kepentingan lainnya yang
 diutamakan. Termasuk kepentingan pribadi tentunya.
 Akibatnya ya bisa dibayangkan.
bw: tugas utama?? persepsi bisa macam-macam. apakah tugas utama itu
tujuan organisasi?, apakah tujuan unit kerja?, apakah yang tertera dalam
job description?, apakah tujuan hidup?, apakah mau langsung ikut membuat
rakyat sejahtera?, atau yang mana yang disebut "tugas utama"?

 Mengenai Pak Bustanil, beliau dianggap dekat
 dengan Pak Harto dibanding Oom Liem.
bw: tentu saja.
Bogasari tempat berleha-leha,
gandum dan terigu jadi mainan
Kata orang Oom Liem bendaharanya Soeharto
Apa benar, aku tak tahu.

peace.

 Salam,
 bRidWaN

 At 18:35 16/01/99 -0500, Blucer Rajagukguk wrote:
  Apakah bung Ridwan menganggap semua petugas Bulog
  itu 'orang-orang lama' atau hanya Rahadi Ramelan
  yang orang lama?
  Ngomong-ngomong boss Bulog, Bustanil Arifin, yang
  cukup terkenal dekat dengan Oom Liem kemana yach?
  Lucunya kedua-duanya tidak pernah muncul dan diributkan.
  Akhir-akhir ini hanya 'orang-orang lama' seperti Bob Hasan,
  Tommy, Gelael ataupun boss Bulog yang baru, Bedu Amang
  yang agak disentil.
  peace.

 bRidWaN wrote:
 
  Rekan Rekan yang budiman,
  Inilah salah satu bentuk penyakit "ORANG ORANG LAMA".
  Penyakit seperti ini sudah terkontaminasi dan boleh
  dibilang masuk dalam kategori "Menular" !.
 
  Oleh sebab itu saya selalu menyarankan, agar Orang Orang
  Lama jangan diajak ke Gerbong yang baru !
 
  Salam,
  BRIDWAN
 
  At 11:20 14/01/99 +0100, Tengku Zainil Isman wrote:
 
   "Kalau mau membantu, membantu saja tidak usah mendikte,"
   Itu kata-kata petugas Bulog Indonesia, sewaktu Jepang kecewa
   terhadap bantuan beras kualitas satu mereka hanya disimpan
   di gudang Dolog dengan jumlah puluhan ribu ton. Hanya dengan
   alasan untuk menjaga harga pasar. Dan juga menjadi alasan
   Rahadi Ramelan bahwa jumlah mesin sosoh masih sangat sedikit.
   Dan juga alasan sebagai kendali pasar dengan cara menyimpan
   beras beras sampai rusak pada tingkat tertentu lalu dijual
   dengan harga lebih murah. Ini merupakan skandal yang sangat
   memalukan. Dan bagi rekan-rekan yang mengumpulkan dana bantuan
   kepada Indonesia sudah selayaknya disalurkan melalui NGO atau
   LSM yang sesuai dengan masing-masing tugasnya. Pelajaran ini
   sebenarnya sudah sering terjadi. Terjadi pada setiap bantuan
   yang diberikan kepada Indonesia pada masa Orde Baru dan malahan
   pada masa krisis sekarang ini. Penghisap-penghisap darah ini
   rupanya tidak hanya menghisap darah. Bahkan tahi pun kering
   mereka hisap.(ice)
 
 



bahasa berkembang

1999-01-17 Terurut Topik Johnson Chandra


 mana nama negara orang juga diganti-ganti.
 France...jadi Perancis darimana lagi ?


loh..bahasa tuh di mana mana berkembang dan dilokalkan.
sejak kapan Indonesia jadi Indonesien (bhs Jerman) ?
sejak kapan Singapura jadi Singapore ?
sejak kapan Nihon jadi Japan ?
sejak kapan USA jadi etats unis (bhs perancis) ??

kurang kerjaan ??
hmm...normal lagi...
cuma di Indonesia memang terlalu norak sih.
maksudnya baik, tapi seperti biasa salah kaprah.

juga tentang pemakaian bahasa Indonesia di bidang ilmiah.
Saya sangat menyayangkan sekali bahwa literatur ilmiah
dalam bahasa Indonesia sangat sedikit sekali.
dan terjemahan juga sedikit dan kadang kadang bingung bacanya.
sebab terjemahannya kurang sreg.
bisa dibayangkan tidak, kalau sampai sekarang, literatur ilmiah
harus dalam bahasa latin semua, seperti abad pertengahan ??
Saya rasa kemajuan teknologi di dunia barat tidak akan semaju
sekarang ini.
Bisa dibayangkan juga tidak, bila kita dengan sengaja tidak mau
mengembangkan bahasa kita ?
Mungkin jadinya seperti bahasa Latin, yang dulu dipakai di seluruh Eropa,
dan sekarang menjadi bahasa mati.

salam Reformasi (juga dari asing, syalam dan Reformation)
he.he..

Johnson Chandra



Golkar minta maaf

1999-01-17 Terurut Topik Hadeer

Dear Permias dan Readers :

Minggu siang ini dalam semangat Ramadhan dan Idul Fitri, Golkar (baca
Golkar Baru) minta maaf ke rakyat karena masih ada amanat yang tidak
dijalankan selama mereka memimpin...

ehmmmsaya maafkan.meskipun saya juga pernah mencaci dan
menghujat mereka...:-)

smile...



Re: Golkar minta maaf

1999-01-17 Terurut Topik deddy priadi

siapa bilang mereka minta maaf.
retorika murahan!
ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi.
oke maskalo golkar sudah minta maaf
apa konsekuensi hukumnya?
kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi?
bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini?
bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik?


saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara sampai adanya kejelasan
dan tanggung jawab golkar untuk segala penyelewengan
selama ini.setelah itu barulah golkar boleh ikut pemilu lagi!
saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar punya itikad baik
nggak...
bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan rekayasa
di sisi lain..

kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...terus seakan-akan
nggak ada urusan lagi...
kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada tanggung jawab
hukumnya
lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab.keterlaluan!


salam

deddy priadi



-Ursprüngliche Nachricht-
Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED]
An: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Datum: Sonntag, 17. Januar 1999 13:07
Betreff: Golkar minta maaf


Dear Permias dan Readers :

Minggu siang ini dalam semangat Ramadhan dan Idul Fitri, Golkar (baca
Golkar Baru) minta maaf ke rakyat karena masih ada amanat yang tidak
dijalankan selama mereka memimpin...

ehmmmsaya maafkan.meskipun saya juga pernah mencaci dan
menghujat mereka...:-)

smile...




Re: Golkar minta maaf

1999-01-17 Terurut Topik Hadeer

Yah...bisa saja kita bilang...harus ada hukumannya atas segala ini dan
itu...

Tapi saya sich ngeliat nya ke depan...yang sudah terjadi ya
sudahjangan di ulangi...masih banyak kerjaan di depan mata...

Kalau mau adil seadil - adilnya.mulai dari diri saya sendiri sampai
ke Presiden harus di hukum :-) Tidak ada satu orang pun bersih di
Negara ini. :-) Kita semua bagian dari sistem yang rusak

Smile


deddy priadi wrote:

 siapa bilang mereka minta maaf.
 retorika murahan!
 ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi.
 oke maskalo golkar sudah minta maaf
 apa konsekuensi hukumnya?
 kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi?
 bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini?
 bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik?

 saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara sampai adanya
 kejelasan
 dan tanggung jawab golkar untuk segala penyelewengan
 selama ini.setelah itu barulah golkar boleh ikut pemilu lagi!
 saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar punya itikad
 baik
 nggak...
 bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan rekayasa
 di sisi lain..

 kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...terus seakan-akan
 nggak ada urusan lagi...
 kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada tanggung
 jawab
 hukumnya
 lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab.keterlaluan!

 salam

 deddy priadi

 -Ursprüngliche Nachricht-
 Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED]
 An: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 Datum: Sonntag, 17. Januar 1999 13:07
 Betreff: Golkar minta maaf

 Dear Permias dan Readers :
 
 Minggu siang ini dalam semangat Ramadhan dan Idul Fitri, Golkar (baca

 Golkar Baru) minta maaf ke rakyat karena masih ada amanat yang tidak
 dijalankan selama mereka memimpin...
 
 ehmmmsaya maafkan.meskipun saya juga pernah mencaci dan
 menghujat mereka...:-)
 
 smile...
 



Re: Golkar minta maaf

1999-01-17 Terurut Topik bRidWaN

Dengan hormat,
Sebagai orang yang termasuk 'tidak suka' dengan 
Golkar, saya heran melihat perkembangan akhir-
akhir ini. Seperti kita main 'gocekan' sewaktu
kita masih anak-anak dahulu.

Golkar minta maaf ??  Boleh-boleh saja.
Tapi mengapa baru sekarang, disaat posisi-nya 
mulai terasa agak sulit ?

Seperti tulisan saya di bulan May 1998 lalu, 
siapa yang harus bertanggung jawab atas semua 
yang terjadi selama 32 tahun ? Pak Harto sendiri ?

Ini bukan masalah 'balas dendam', tetapi sebagai
negarawan atau politikus, seharusnya mereka tahu
diri sedikit. Tidak mudah menghapus sejarah !

Semoga mereka betul-betul menghayati permintaan
maaf mereka yang datang dari hati sanubari yang
paling dalam. Marilah kita sama-sama memikirkan
bagaimana menyelamatkan keadaan yang sudah kadung
semrawut ini. Tetapi..., tidak usahlah melalui
jalur politik lagi. Rakyat sudah muak !
Masih ada jalur lainnya, seperti kegiatan sosial.

Salam,
bRidWaN 


 At 13:35 17/01/99 +0100, deddy priadi wrote:
  siapa bilang mereka minta maaf.
  retorika murahan!
  ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi.
  oke maskalo golkar sudah minta maaf
  apa konsekuensi hukumnya?
  kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi?
  bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini?
  bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik?
 
  saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara sampai 
  adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk segala 
  penyelewengan selama ini.setelah itu barulah golkar boleh 
  ikut pemilu lagi!
  saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar 
  punya itikad baik nggak...
  bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan 
  rekayasa di sisi lain..
 
  kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...
  terus seakan-akan nggak ada urusan lagi...
  kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus 
  ada tanggung jawab hukumnya
  lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab.
  keterlaluan!
 
  salam
  deddy priadi


  -Ursprüngliche Nachricht-
  Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED]
  An: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
  Datum: Sonntag, 17. Januar 1999 13:07
  Betreff: Golkar minta maaf
 
  Dear Permias dan Readers :
 
  Minggu siang ini dalam semangat Ramadhan dan Idul Fitri, 
  Golkar (baca Golkar Baru) minta maaf ke rakyat karena 
  masih ada amanat yang tidak dijalankan selama mereka 
  memimpin...
 
  ehmmmsaya maafkan.meskipun saya juga pernah 
  mencaci dan menghujat mereka...:-)
 
  smile...



Kenaikan Tarif Telepon Bercermin pada Cangkang Ketupat

1999-01-17 Terurut Topik Nasrullah Idris

Rekan-Rekan Yth
---

Marketing cangkang ketupat pada setiap menjelang lebaran hendaknya dijadikan
cermin, bagaimana sebuah teknologi yang merakyat, dalam artian, bisa dipahami
secara "detail-tuntas-integratif", membuat produsen alias penganyam tidak
bisa menetapkan harganya semau gue. Mereka sadar bahwa yang pandai
memproduksi cangkang ketupat bukan hanya mereka, juga para konsumen. Sehingga
kalau mereka bersikap arogan dalam penetapan harganya justru bisa menjadi
bumerang terhadap omset penjualannya.
Dalam kaitan dengan rentetan kenaikan jasa/barang berlatar belakang
teknologi serta menyangkut kepentingan umum di Indonesia, seperti tarif
telepon, masalah cangkang ketupat bisa dijadikan sarana cermin dan bahan
renungan.
Saya rasa banyak dari rekan-rekan di sini bisa memberikan uraiannya lebih
lanjut. Silakan !

Salam,

Nasrullah Idris




Re: Golkar minta maaf

1999-01-17 Terurut Topik deddy priadi

...:)...hehe..."yang sudah lalu biarlah berlalu"
ini sebetulnya kata yang bijak..tapi sering
banget disalahgunakan utk menghindari tanggung jawab...:)


anda mau ngajak diskusi ttg cara menegakkan hukum?
atau maunya semua konsensus?
itu hak pribadi anda
tapi begini bung...
saya ingat suatu zitat yang mengatakan bahwa
demokrasi tumbuh dan berkembang di mana
terjadi suatu "iklim konflik" yang sehatdan
kontinyu!

nhaabuat saya hukum itu pembatas sekaligus
aturan main yang terpenting dalam alam demokrasi
selain etika 
kalau anda merasa bahwa anda masih punya
tanggung jawab hukum (seperti yang anda tulis)
yaa...itu harus diselesaikan.
Tapi khusus masalah golkar...ini nggak main-main
bung!.ini nggak sekedar kasus nyolong ayam!
(saya kira  nggak usah diuraikan lagi)

begitu bung...sekali lagi saya muak dengan
penggunaan kata-kata indah yang intinya
cuman menghindari tanggung jawab


salam hangat dari hannover

deddy priadi


-Ursprüngliche Nachricht-
Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED]
An: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Datum: Sonntag, 17. Januar 1999 14:00
Betreff: Re: Golkar minta maaf


Yah...bisa saja kita bilang...harus ada hukumannya atas segala ini dan
itu...

Tapi saya sich ngeliat nya ke depan...yang sudah terjadi ya
sudahjangan di ulangi...masih banyak kerjaan di depan mata...

Kalau mau adil seadil - adilnya.mulai dari diri saya sendiri sampai
ke Presiden harus di hukum :-) Tidak ada satu orang pun bersih di
Negara ini. :-) Kita semua bagian dari sistem yang rusak

Smile


deddy priadi wrote:

 siapa bilang mereka minta maaf.
 retorika murahan!
 ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi.
 oke maskalo golkar sudah minta maaf
 apa konsekuensi hukumnya?
 kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi?
 bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini?
 bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik?

 saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara sampai adanya
 kejelasan
 dan tanggung jawab golkar untuk segala penyelewengan
 selama ini.setelah itu barulah golkar boleh ikut pemilu lagi!
 saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar punya itikad
 baik
 nggak...
 bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan rekayasa
 di sisi lain..

 kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...terus seakan-akan
 nggak ada urusan lagi...
 kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada tanggung
 jawab
 hukumnya
 lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab.keterlaluan!

 salam

 deddy priadi

 -Ursprüngliche Nachricht-
 Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED]
 An: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
 Datum: Sonntag, 17. Januar 1999 13:07
 Betreff: Golkar minta maaf

 Dear Permias dan Readers :
 
 Minggu siang ini dalam semangat Ramadhan dan Idul Fitri, Golkar (baca

 Golkar Baru) minta maaf ke rakyat karena masih ada amanat yang tidak
 dijalankan selama mereka memimpin...
 
 ehmmmsaya maafkan.meskipun saya juga pernah mencaci dan
 menghujat mereka...:-)
 
 smile...
 




Re: Golkar minta maaf

1999-01-17 Terurut Topik Hadeer

Saya cuma orang biasa...tanggung jawab saya cuma baru (mampu) sebatas
lingkungan saya...

Saya belum bisa  mengejar orang lain untuk menegakkan hukum...

Kalau merasa mampu untuk menegakkan hukum terhadap Golkarmonggo
Mas :-) after you  (right behind you Sir...) ...Saya dukung
dari belakang :-)


Smile


deddy priadi wrote:

 ...:)...hehe..."yang sudah lalu biarlah berlalu"
 ini sebetulnya kata yang bijak..tapi sering
 banget disalahgunakan utk menghindari tanggung jawab...:)

 anda mau ngajak diskusi ttg cara menegakkan hukum?
 atau maunya semua konsensus?
 itu hak pribadi anda
 tapi begini bung...
 saya ingat suatu zitat yang mengatakan bahwa
 demokrasi tumbuh dan berkembang di mana
 terjadi suatu "iklim konflik" yang sehatdan
 kontinyu!

 nhaabuat saya hukum itu pembatas sekaligus
 aturan main yang terpenting dalam alam demokrasi
 selain etika 
 kalau anda merasa bahwa anda masih punya
 tanggung jawab hukum (seperti yang anda tulis)
 yaa...itu harus diselesaikan.
 Tapi khusus masalah golkar...ini nggak main-main
 bung!.ini nggak sekedar kasus nyolong ayam!
 (saya kira  nggak usah diuraikan lagi)

 begitu bung...sekali lagi saya muak dengan
 penggunaan kata-kata indah yang intinya
 cuman menghindari tanggung jawab

 salam hangat dari hannover

 deddy priadi




bukan maaf yang penting : Golkar minta maaf

1999-01-17 Terurut Topik Johnson Chandra

 Kalau merasa mampu untuk menegakkan hukum terhadap Golkarmonggo
 Mas :-) after you  (right behind you Sir...) ...Saya dukung
 dari belakang :-)


Golkar minta maaf ??
bagus
tetapi ada yang lebih penting lagi.
Apakah dengan minta maaf, persoalan selama puluhan tahun selesai ?
Bahkan orang yang nyolong ayampun dihukum !!!
Orang/kelompok yang nyolong duit negara tetapi tidak ??

Di sini peran kita.
Bila ada orang yang minta maaf, lalu kita telan mentah-mentah,
dan melupakan apa yang sudah puluhan tahun terjadi,
untuk apa gunanya ada sejarah ?
Seorang kriminal bila diteriakin "eiii...awas...kriminal !!!"
maka kriminal itu akan berpikir 2 kali untuk melakukannya lagi.
tetapi bila kriminal itu berkata "maaf...mas...atas yang dulu dulu"
lalu kita pun tidak awas lagi,
yahenak dong kriminalnya.

besok nyolong lagi,
tinggal minta maaf lagi,
lusa nyolong lagi,
lusa minta maaf lagi,
dan seterusnya.

Di sini bukan masalah apakah kita mampu atau tidak untuk menegakkan  hukum.

Ini masalah KONTROL sosial politis !!

dan itu HAK sekaligus KEWAJIBAN kita sebagai warga negara !!!

Apa gunanya Golkar minta maaf kalau masih tetap seperti dulu ???

Apakah kita ingin sejarah berulang kembali ?

apakah kita ingin setelah 33 tahun, kita keluar dari mulut buaya,
masuk ke mulut harimau ???

Pertanyaan berikut tidak ada hubungannya dengan Golkar.
Apakah Permias sudah ada rencana untuk Pemilu mendatang ini ?
Atau sedang merencanakan yang lain ?

Bagaimana dengan usul PPI Jerman selama ini untuk mengadakan
kerja sama antar-benua ??

Saya rasa itu lebih berguna daripada mendiskusikan soal kucing.
Bukannya saya tidak cinta kucing...=)..

Johnson Chandra



Re: Golkar minta maaf

1999-01-17 Terurut Topik Hadeer

Memaafkan orang lain (apalagi yang kita nggak bisa "ngejarnya") adalah
cara paling mudah untuk "berdamai" dengan diri sendiri...

Biar kita nya nggak jadi stess dan gila... :-)

Smile again...

Hadeer wrote:

 Saya cuma orang biasa...tanggung jawab saya cuma baru (mampu) sebatas
 lingkungan saya...

 Saya belum bisa  mengejar orang lain untuk menegakkan hukum...

 Kalau merasa mampu untuk menegakkan hukum terhadap Golkarmonggo
 Mas :-) after you  (right behind you Sir...) ...Saya
 dukung
 dari belakang :-)

 Smile

 deddy priadi wrote:

  ...:)...hehe..."yang sudah lalu biarlah berlalu"
  ini sebetulnya kata yang bijak..tapi sering
  banget disalahgunakan utk menghindari tanggung jawab...:)
 
  anda mau ngajak diskusi ttg cara menegakkan hukum?
  atau maunya semua konsensus?
  itu hak pribadi anda
  tapi begini bung...
  saya ingat suatu zitat yang mengatakan bahwa
  demokrasi tumbuh dan berkembang di mana
  terjadi suatu "iklim konflik" yang sehatdan
  kontinyu!
 
  nhaabuat saya hukum itu pembatas sekaligus
  aturan main yang terpenting dalam alam demokrasi
  selain etika 
  kalau anda merasa bahwa anda masih punya
  tanggung jawab hukum (seperti yang anda tulis)
  yaa...itu harus diselesaikan.
  Tapi khusus masalah golkar...ini nggak main-main
  bung!.ini nggak sekedar kasus nyolong ayam!
  (saya kira  nggak usah diuraikan lagi)
 
  begitu bung...sekali lagi saya muak dengan
  penggunaan kata-kata indah yang intinya
  cuman menghindari tanggung jawab
 
  salam hangat dari hannover
 
  deddy priadi
 



Re: bukan maaf yang penting : Golkar minta maaf

1999-01-17 Terurut Topik Hadeer

 Apakah Permias sudah ada rencana untuk Pemilu mendatang ini ?
 Atau sedang merencanakan yang lain ?

 Bagaimana dengan usul PPI Jerman selama ini untuk mengadakan
 kerja sama antar-benua ??

Nggak sabar mau lihat kontribusi LANGSUNG ke rakyat Indonesia
he...hehe...

 Saya rasa itu lebih berguna daripada mendiskusikan soal kucing.
 Bukannya saya tidak cinta kucing...=)..

Ha...ha.ha...ha. :-)

Cat Lover Smile



Re: PRESIDEN PEREMPUAN

1999-01-17 Terurut Topik Elias Moning

At 11:20 PM 1/15/99 -0600, Indi Soemardjan wrote:
PRESIDEN PEREMPUAN

 Siapa dan bagaimana presiden Indonesia?

"Presiden RI Pertama, penakluk perempuan. Presiden RI ke dua,
takut perempuan. Presiden RI ke Tiga, gayanya seperti perempuan.
Presiden RI ke Empat, perempuan beneran..." ***

--
Indi

Visit my world: http://pagina.de/indradi


Indi,
I like that, it is time to let the country be lead by WOMEN.  Hidup Kaum
wanita Indonesia !!!.

Salam,
Elias Moning
_
Nothing is too simple to be disregarded
Nothing is too complicated as such a seeking mind can not aquire
http://www-unix.oit.umass.edu/~emoning



Negara Hukum (was: Re: Golkar minta maaf)

1999-01-17 Terurut Topik bRidWaN

Saya jadi ingat kata-kata dari kebanyakan
para Petinggi jamannya Orde Baru masalah Hukum.
Mereka selalu bilang Negara kita adalah
Negara Hukum ! Tidak ada yang kebal Hukum !
hehehehe...*tersenyum*:)

Nah, penyakit Orang-Orang Lama seperti ini 
yang bisa menularkan kepada Petinggi yang saat 
ini tengah menikmati kekuasaannya.

Sekarang kita boleh bertanya lagi: "Apakah Benar
Negara Kita Adalah Negara Hukum, Dimana Tidak
Ada Satupun Orang yang Kebal Hukum ?".

Salam,
bRidWaN

At 19:53 17/01/99 +0700, Hadeer wrote:
|Yah...bisa saja kita bilang...harus ada hukumannya 
|atas segala ini dan itu...
|
|Tapi saya sich ngeliat nya ke depan...yang sudah 
|terjadi ya sudahjangan di ulangi...masih banyak 
|kerjaan di depan mata...
|
|Kalau mau adil seadil - adilnya.mulai dari diri 
|saya sendiri sampai ke Presiden harus di hukum :-) 
|Tidak ada satu orang pun bersih di Negara ini. :-) 
|Kita semua bagian dari sistem yang rusak
|
|Smile

 deddy priadi wrote:
 
  siapa bilang mereka minta maaf.
  retorika murahan!
  ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi.
  oke maskalo golkar sudah minta maaf
  apa konsekuensi hukumnya?
  kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi?
  bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini?
  bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik?
 
  saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara 
  sampai adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk 
  segala penyelewengan selama ini. setelah itu barulah golkar 
  boleh ikut pemilu lagi!
  saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar 
  punya itikad baik nggak...
  bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan 
  rekayasa di sisi lain..
 
  kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...terus 
  seakan-akan nggak ada urusan lagi...
  kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada 
  tanggung jawab hukumnya
  lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab.
  keterlaluan!
 
  salam
  deddy priadi

   -Ursprüngliche Nachricht-
   Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED]
   Datum: Sonntag, 17. Januar 1999 13:07
  
   Dear Permias dan Readers :
   
   Minggu siang ini dalam semangat Ramadhan dan Idul Fitri, 
   Golkar (baca Golkar Baru) minta maaf ke rakyat karena 
   masih ada amanat yang tidak dijalankan selama mereka 
   memimpin...
   
   ehmmmsaya maafkan.meskipun saya juga pernah 
   mencaci dan menghujat mereka...:-)
   
   smile...



Re: Negara Hukum (was: Re: Golkar minta maaf)

1999-01-17 Terurut Topik Panut Wirata

Saudara sekalaian:
 Kita sudah tahu persis apa jawaban dari pertanyaan Bung Bridwan
apakah negara kita negara hukum.  Secara singkat bahwa negara kita
adalah negara hukum, karena memang punya perangkat hukum (KUHP dan
hukum perdata), tetapiselain penegakkan hukumnya sangat loyo, juga
hukum-hukumnya banyak yang sudah usang peninggalan kolonial Belanda.
Jadi misalnya hukum telah di praktekkan, contohnya si remaja pembunuh
6 anggota keluarga telah divonis 7 tahun.  Wah satu nyawa cuman
dihargai setahun lebih.  Sekarang umurnya baru 17 tahun, 7 tahun
kemudian 24 tahun.  Sedang kuat-kuatnyanya dia keluarkalau
membunuh lagi siapa yang tanggungjawab?  Ngembat ayam tetangga saja
masuk bui 1--2 bulan.
  Selain itu, nampaknya orang-orang kita juga sangat takut dengan
proses hukum; mati-matian berusaha untuk tidak urusan dengan hukum.
Sebab interogasi/pemeriksaan polisinya saja terdengar begitu
menyeramkan.  Belum lagi siapa nanti yang membayar seluruh biayanya?
Belum lagi keraguan atas keadilan hakimnya (apakah tidak di suap oleh
yang lebih kuat ekonominya, atau ada campur tangan penguasa?).
 Dan yang tak kalah pentingnya adlah sifat kita yang "cinta
damai".  kalau ada kejadian, lalu kita bilang damai sajalah, tak perlu
diperkarakan, tidak perlu kaku-kaku, damai saja.
 Saya sendiri belum pernah kena perkara sehingga harus terlibat
langsung dalam proses persidangan dan juga belum pernah nonton sidang.
 Tapi nampaknya, dari nonton acara TV atau dengar dari orang lain,
prosesnya beda dengan yang di Amerika Serikat, yang ada juri dan juri
adalah yang menentukan putusan persidangan.  Dan di AS, juri dipilih
dari masyarakat setelah memenuhi kriteria-kriteria tertentu.  Juri
yang di pilih dari masyarakat ini sebenarnya secara langsung adlah
bentuk dari pendidikan hukum secara aktif bagi masyarakat.  Tak heran
bila orang Amerika begitu sadar hukum.
 Di Indonesia kejahatan massal saja hukumnya tidak jelas.  Dan
orang belajar dnegan cepat memanfaatkan kelemahan itu.  Mau buat
kerusuhankerjain ramai-ramai, sampai bunuh guru ngaji juga
ramai-ramai.   karena ramai-ramai, kalau ada beberapa yang ditangkap,
maka ronmbongan itu menuntut kantor polisi untuk membebaskan.  Kalau
tuntutan tidak dipenuhi dmaka aksi yang l;ebih hebat akan terjadi.
Nah polisi kan tidak bisa menembakin semua orang itu, sebab bila
demikian maka ini akan menjadi isu pelanggaran HAM yang serius yaitu
pembunuhan masyarakat sipil oleh aparat.
 Nah nampaknya memang rumit sekali hukum dan penegakannya serta
kesadaran hukum di Indonesia.  kalau mau memperbaiki, entah harus dari
mana.   Namun kesulitan ini hendaknya bukan jadi halangan untuk
memperbaiki hukum di Indonesia. Mungkin teman-taman yang punya latar
belakang pendidikan hukum bisa memberikan pendapatnya.

Salam,
Panut Wirata





---bRidWaN [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya jadi ingat kata-kata dari kebanyakan
 para Petinggi jamannya Orde Baru masalah Hukum.
 Mereka selalu bilang Negara kita adalah
 Negara Hukum ! Tidak ada yang kebal Hukum !
 hehehehe...*tersenyum*:)

 Nah, penyakit Orang-Orang Lama seperti ini
 yang bisa menularkan kepada Petinggi yang saat
 ini tengah menikmati kekuasaannya.

 Sekarang kita boleh bertanya lagi: "Apakah Benar
 Negara Kita Adalah Negara Hukum, Dimana Tidak
 Ada Satupun Orang yang Kebal Hukum ?".

 Salam,
 bRidWaN

 At 19:53 17/01/99 +0700, Hadeer wrote:
 |Yah...bisa saja kita bilang...harus ada hukumannya
 |atas segala ini dan itu...
 |
 |Tapi saya sich ngeliat nya ke depan...yang sudah
 |terjadi ya sudahjangan di ulangi...masih banyak
 |kerjaan di depan mata...
 |
 |Kalau mau adil seadil - adilnya.mulai dari diri
 |saya sendiri sampai ke Presiden harus di hukum :-)
 |Tidak ada satu orang pun bersih di Negara ini. :-)
 |Kita semua bagian dari sistem yang rusak
 |
 |Smile

  deddy priadi wrote:
  
   siapa bilang mereka minta maaf.
   retorika murahan!
   ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi.
   oke maskalo golkar sudah minta maaf
   apa konsekuensi hukumnya?
   kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi?
   bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini?
   bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik?
  
   saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara
   sampai adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk
   segala penyelewengan selama ini. setelah itu barulah golkar
   boleh ikut pemilu lagi!
   saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar
   punya itikad baik nggak...
   bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan
   rekayasa di sisi lain..
  
   kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...terus
   seakan-akan nggak ada urusan lagi...
   kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada
   tanggung jawab hukumnya
   lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab.
   keterlaluan!
  
   salam
   deddy priadi

-Ursprüngliche Nachricht-
Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED]
Datum: Sonntag, 17. 

Re: Negara Hukum (was: Re: Golkar minta maaf)

1999-01-17 Terurut Topik Panut Wirata

Saudara sekalian:
 Kita sudah tahu persis apa jawaban dari pertanyaan Bung Bridwan
apakah negara kita negara hukum.  Secara singkat bahwa negara kita
adalah negara hukum, karena memang punya perangkat hukum (KUHP dan
hukum perdata), tetapiselain penegakkan hukumnya sangat loyo, juga
hukum-hukumnya banyak yang sudah usang peninggalan kolonial Belanda.
Jadi misalnya hukum telah di praktekkan, contohnya si remaja pembunuh
6 anggota keluarga telah divonis 7 tahun.  Wah satu nyawa cuman
dihargai setahun lebih.  Sekarang umurnya baru 17 tahun, 7 tahun
kemudian 24 tahun.  Sedang kuat-kuatnyanya dia keluarkalau
membunuh lagi siapa yang tanggungjawab?  Ngembat ayam tetangga saja
masuk bui 1--2 bulan.
  Selain itu, nampaknya orang-orang kita juga sangat takut dengan
proses hukum; mati-matian berusaha untuk tidak urusan dengan hukum.
Sebab interogasi/pemeriksaan polisinya saja terdengar begitu
menyeramkan.  Belum lagi siapa nanti yang membayar seluruh biayanya?
Belum lagi keraguan atas keadilan hakimnya (apakah tidak di suap oleh
yang lebih kuat ekonominya, atau ada campur tangan penguasa?).
 Dan yang tak kalah pentingnya adlah sifat kita yang "cinta
damai".  kalau ada kejadian, lalu kita bilang damai sajalah, tak perlu
diperkarakan, tidak perlu kaku-kaku, damai saja.
 Saya sendiri belum pernah kena perkara sehingga harus terlibat
langsung dalam proses persidangan dan juga belum pernah nonton sidang.
 Tapi nampaknya, dari nonton acara TV atau dengar dari orang lain,
prosesnya beda dengan yang di Amerika Serikat, yang ada juri dan juri
adalah yang menentukan putusan persidangan.  Dan di AS, juri dipilih
dari masyarakat setelah memenuhi kriteria-kriteria tertentu.  Juri
yang di pilih dari masyarakat ini sebenarnya secara langsung adlah
bentuk dari pendidikan hukum secara aktif bagi masyarakat.  Tak heran
bila orang Amerika begitu sadar hukum.
 Di Indonesia kejahatan massal saja hukumnya tidak jelas.  Dan
orang belajar dnegan cepat memanfaatkan kelemahan itu.  Mau buat
kerusuhankerjain ramai-ramai, sampai bunuh guru ngaji juga
ramai-ramai.   karena ramai-ramai, kalau ada beberapa yang ditangkap,
maka ronmbongan itu menuntut kantor polisi untuk membebaskan.  Kalau
tuntutan tidak dipenuhi dmaka aksi yang l;ebih hebat akan terjadi.
Nah polisi kan tidak bisa menembakin semua orang itu, sebab bila
demikian maka ini akan menjadi isu pelanggaran HAM yang serius yaitu
pembunuhan masyarakat sipil oleh aparat.
 Nah nampaknya memang rumit sekali hukum dan penegakannya serta
kesadaran hukum di Indonesia.  kalau mau memperbaiki, entah harus dari
mana.   Namun kesulitan ini hendaknya bukan jadi halangan untuk
memperbaiki hukum di Indonesia. Mungkin teman-taman yang punya latar
belakang pendidikan hukum bisa memberikan pendapatnya.

Salam,
Panut Wirata





---bRidWaN [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya jadi ingat kata-kata dari kebanyakan
 para Petinggi jamannya Orde Baru masalah Hukum.
 Mereka selalu bilang Negara kita adalah
 Negara Hukum ! Tidak ada yang kebal Hukum !
 hehehehe...*tersenyum*:)

 Nah, penyakit Orang-Orang Lama seperti ini
 yang bisa menularkan kepada Petinggi yang saat
 ini tengah menikmati kekuasaannya.

 Sekarang kita boleh bertanya lagi: "Apakah Benar
 Negara Kita Adalah Negara Hukum, Dimana Tidak
 Ada Satupun Orang yang Kebal Hukum ?".

 Salam,
 bRidWaN

 At 19:53 17/01/99 +0700, Hadeer wrote:
 |Yah...bisa saja kita bilang...harus ada hukumannya
 |atas segala ini dan itu...
 |
 |Tapi saya sich ngeliat nya ke depan...yang sudah
 |terjadi ya sudahjangan di ulangi...masih banyak
 |kerjaan di depan mata...
 |
 |Kalau mau adil seadil - adilnya.mulai dari diri
 |saya sendiri sampai ke Presiden harus di hukum :-)
 |Tidak ada satu orang pun bersih di Negara ini. :-)
 |Kita semua bagian dari sistem yang rusak
 |
 |Smile

  deddy priadi wrote:
  
   siapa bilang mereka minta maaf.
   retorika murahan!
   ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi.
   oke maskalo golkar sudah minta maaf
   apa konsekuensi hukumnya?
   kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi?
   bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini?
   bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik?
  
   saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara
   sampai adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk
   segala penyelewengan selama ini. setelah itu barulah golkar
   boleh ikut pemilu lagi!
   saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar
   punya itikad baik nggak...
   bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan
   rekayasa di sisi lain..
  
   kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...terus
   seakan-akan nggak ada urusan lagi...
   kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada
   tanggung jawab hukumnya
   lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab.
   keterlaluan!
  
   salam
   deddy priadi

-Ursprüngliche Nachricht-
Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED]
Datum: Sonntag, 17. 

AGAM: kelompok kafir yg fasis adalah pelaku ethnic cleansing

1999-01-17 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Dari koran Waspada kemarin (dan masih belum diganti saat ini) diperlihatkan
bagaimana seorang dari kelompok kafir AGAM menggenggam senapan otomatis. Si
penggenggam senapan mengawasi pengungsi hasil taktik ethnic cleansing mereka
terhadap kelompok pendatang, khususnya dari suku Jawa.

Setelah muncul amaran dari Panglima Perang AGAM yang fasis beberapa hari
yang lalu, hari ini AGAM hendak mengganti/meralat ucapannya. Dalam amaran
terdahulu, kaum pendatang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kaum pendatang
dari Jawa yang harus meninggalkan Aceh, kaum pendatang dari mana saja yang
menikah dengan orang Aceh sehingga boleh tinggal, dan kaum pendatang dari
wilayah Sumatera yang juga harus keluar dari Aceh untuk mendirikan negara
sendiri. Saya tidak jelas bagaimana dengan pendatang dari wilayah di luar
Jawa dan Sumatera. Mungkin dikelompok sebagai kambing sehingga tidak perlu
keluar dari Aceh? Atau dikelompokkan sebagai orang Jawa sebagaimana sering
dilakukan terhadap kaum pendatang di Timtim.

Hari ini AGAM sang fasis berusaha meralat ucapannya bahwa AGAM tidak
memusuhi suku Jawa, tetapi memusuhi pemerintahan Jawa. Suatu ralat yang
jelas dibuat-buat dan menggelikan. Ludah yang sudah keluar dari mulut tidak
dapat ditelan kembali.

Seorang muslim tidak akan pernah mengkafirkan muslim lainnya, dan bahkan
tidak akan mengkafirkan non-muslim yang tidak mengancam umat Islam. Dalam
kehidupan di Amerika Serikat sendiri antar muslim selalu diawali dengan
brother atau sister untuk memanggilnya. Umat muslim di AS juga selalu tolong
menolong. Memberi makanan buat muslim yang lainpun menjadi budaya yg
menonjol. Tidak perduli kulitnya hitam yg misal datang dari Sudan, putih yg
dari Turki, atau yg coklat dari Malaysia dan Indonesia, semua akan saling
memeluk bila berjumpa.

Kelompok kafir AGAM yang dilatih oleh Libya bukannya menerima kaum
pendatang, malahan mengusiri para pendatang yang hanyalah para petani
teraniaya di kampung sendiri. Kaum petani yg dijarah tanahnya oleh
pemerintahan yang lalu. Bukannya mereka dilindungi, tetapi malah ancaman,
pukulan, siksaan, dan pembunuhan yang ternyata berlangsung di lingkungan
wilayah transmigrasi.

Kelompok kafir AGAM selalu mempunyai alasan untuk membela diri. Pembunuhan
besar-besaran terhadap kaum pendatang dikatakan sebagai korban ABRI yang
membunuhi para Cuwak untuk menutup mulut mereka. Suatu alasan yg menggelikan
dan demikian bodoh. Isu yang ditiupkan ini mirip sekali dengan isu
pembunuhan para pimpinan milisi di timtim oleh TNI. Saya sangat curiga
jangan-jangan AGAM dilatih oleh LSM-LSM itu untuk berpropaganda.

Tindak pengusiran pendatang oleh kelompok kafir AGAM mempunyai modus
operandi yang berkebalikan dengan pendudukan daratan AS oleh kaum kulit
putih. Bila kaum kulit putih membunuhi dan mengusir orang Meksiko dan Indian
lalu membuat pernyataan bahwa mereka pemilik sah wilayah tersebut, maka
Kafir dan fasis AGAM mengusiri dan membunuh kaum pendatang agar menang dalam
referendum nanti. Tindakan AGAM ini mirip sekali dengan kelakuan busuk
Serbia di Bosnia.

Untuk itu, pembentukan milisi untuk mempertahankan diri terhadap keganasan
AGAM sangat diperlukan. Sudah cukup dipukuli dan dibunuhi. Saatnya sudah
datang untuk membela diri. Memerangi AGAM yang membunuhi muslim lainnya
hukumnya adalah wajib. Memerangi AGAM adalah memerangi kebatilan dan
kemungkaran. Hanya ada satu jawaban untuk AGAM yaitu perang sabil.


Jeffrey Anjasmara

-
BELAWAN (Waspada): Komplek penampungan sementara (Transito) Departemen
Transmigrasi Sumatera Utara di Medan Labuhan penuh sesak hingga tak mampu
menampung ribuan warga transmigrasi asal Aceh .

Menurut pantauan Waspada di lokasi transito, Kamis (18/11) melihat warga
transmigrasi mengungsi dari Aceh membludak hingga ke kaki lima bangunan.

Membludaknya lokasi transito karena warga transmigrasi dari berbagai daerah
lokasi trans di Aceh terus berdatangan meminta perlindungan.

Kondisi warga transmigrasi terlihat menyedihkan, anak-anak mulai kekurangan
gizi karena makanan mereka miliki mulai menipis. Sementara bantuan makanan
dari Departemen Transmigrasi sangat minim.

Warga transmigrasi kondisinya sangat memprihatinkan adalah warga trans pola
PIR menempati areal SP VI di Desa Petee, Aceh Barat.

Sesuai program transmigrasi pola PIR, setiap KK diberikan areal bercocok
tanam 0,5 hektar. PIR masih dalam pembenahan oleh Inti.

Mereka terpaksa meninggalkan lokasi transmigrasi karena keselamatan
terancam, bahkan puluhan rumah warga transmigrasi dibakar kelompok tak
dikenal.

Kondisi di lokasi transmigrasi di Patee menurut warga trans sangat mencekam.
Warga Trans menempati bangunan Transito tiba di lokasi tersebut dua bulan
lalu .

Sementara warga transmigrasi pola PIR tiba di lokasi transito Medan Labuhan
Senin (15/11). Jumlah mereka seluruhnya mencapai 40 KK dengan jumlah jiwa
sekirat 400 orang lebih.

Kondisi mereka sangat memprihatinkan dan hanya mengharapkan makanan dari
bantuan pengurus kompleks transmigrasi.

Mereka tetap bertahan di lokasi 

Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh

1999-01-17 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Tidak ada bukti bahwa ada pengusiran kaum pendatang oleh TNI. Tidak di
Timtim atau di Ambon. Apalagi pengusiran pendatang di Lampung, atau Tanjung
Priok dan Semanggi. Taktik pengalihan kesalahan kepada TNI adalah taktik
murahan AGAM yang diberikan oleh LSM-LSM eks Timor. Sama persis dengan
tuduhan pemaksaan 250.000 pengungsi oleh TNI ke Timbar, atau pembunuhan
masal yang dituduhkan oleh LSM dan Aussie yang tidak pernah memberikan
bukti. Semua hanya rekayasa kebohongan LSM. Saat ini rekayasa dilakukan oleh
AGAM dibantu oleh LSM-LSM.

Nanti setelah kaum pendatang itu jauh dari Aceh maka jawaban jujur dari
mereka akan keluar. Bebas dari ancaman kelompok AGAM yg menyusup ke Medan
tempo hari. Silakan dibaca lagi berita Waspada kemarin bagaimana seorang
pria AGAM berusaha meluruskan jawaban polos dari pengungsi bahwa yang
mengancam mereka adalah orang-orang bersenjata tak dikenal. Itu adalah bukti
bahwa terjadi praktek pengalihan kesalahan oleh AGAM kepada TNI.

Apakah anda sebagai orang Aceh sedang berusaha menarik simpati dan
mengungkit sentimen Semanggi? Fakta berbicara kawan.:)


Jeffrey Anjasmara

'--
From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh
Date: Fri, 19 Nov 1999 16:47:12 +0800

Satu hal yang sangat jelas terjadi di Aceh adalah bahwa di sana sedang
bermain provokator-provokator yang tidak rela rakyat hidup damai.

Anehnya, rakyat Aceh percaya bahwa para provokator tersebut adalah
tentera-tentera kebanggaan rakat Indonesia, yang kita panggil dengan nama
ABRI atau TNI itu, atau orang-orang suruhan mereka. Mereka percaya yang
membakar sekolah adalah ABRI/TNI, yang memeras rakyat adalah ABRI/TNI, dan
yang mengusir warga non Aceh adalah ABRI/TNI juga. Ini juga yang terjadi di
Timor Timur, Ambon, Lampung, Tj. Priok, Semanggi, dsb.

Lucunya, hal yang sedemikian jelas itu tidak mau kita lihat karena
chauvinism kita sehingga kita membutakan mata, memekakkkan telinga, dan
menutup pintu hati kita untuk mengakui hal tersebut.

Upss Nggak benar, ya? Soalnya kita kan percaya hal tersebut berlaku
pada kasus Semanggi dan "daerah-daerah sekitarnya" kan?



On Thu, 18 Nov 1999 16:34:39   . Brawijaya wrote:
 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
 Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, November 16, 1999 03:13 PM
 Subject: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh
 
 
 
 
 
  Diam dihadapan kebiadaban yang sedang berlangsung di Aceh sekarang
  di Aceh adalah kemunafikan!
 
  Kebiadaban itu bernama ethnic cleansing: pengusiran orang-orang
yang
  bukan orang Aceh asli dari tanah Aceh.
 
  Atau orang Aceh yang tidak sama pendiriannya dengan orang-orang
Aceh
  yang menginginkan kemerdekaan Aceh!
 
  Dan ini terjadi dihadapan mata kita.
 
  Hingga hari ini saya belum mendengar banyak orang yang dengan
  lantang menyalahkan ethnic cleansing ini.
 
  Juga para aktivis HAM di Indonesia tidak banyak yang buka mulut!
 
  Ini adalah kesalahan!
 
  Agar jangan kita lupa: yang sedang mulai berlangsung di Aceh
  sekarang adalah Bosnia dan Kosovo - tapi pelakunya bukan orang
  Nasrani tapi fundementalisme Islam dan rasialis Aceh.
 
  Aktivis LSM yang selama ini memasaalahkan pelanggaran hak-hak azasi
  manusia yang dilakukan sedadu Indonesia tapi diam dihadapan
  kebiadaban ini adalah orang-orang munafik.
 
 
  Jufiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
  =

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



US Embassy Visa Operations

1999-01-17 Terurut Topik _ _

Date: Wed, 17 Nov 1999 11:34:51 -0500
Reply-To: "Indonesian Development Studies --
  http://web.syr.edu/~suisa/ids/" [EMAIL PROTECTED]
Sender: "Indonesian Development Studies --
  http://web.syr.edu/~suisa/ids/" [EMAIL PROTECTED]
From: Ketty Rosenfeld [EMAIL PROTECTED]
Subject:  US Embassy Visa Operations
To: [EMAIL PROTECTED]

Tolong disebar luaskan. Terima kasih sebelumnya.

Subject:
US Embassy Visa Operations
   Date:
Wed, 17 Nov 1999 15:15:37 +0700
   From:
"American Chamber of Commerce" [EMAIL PROTECTED]
 To:
"AmCham Warden System"[EMAIL PROTECTED]

The "Millennium Bug," or Y2K problem, will have unpredictable
consequences and could lead to disruptions of basic services in
some areas.  In order to be better prepared to assist American
citizens if problems arise, the Department of State has directed
that visa operations be limited until January 17, 2000.  The visa
sections at the US Embassy in Jakarta and Consulate General in
Surabaya will be closed from December 31 to January 17. The US
Consular Agency in Bali does not process visas.  Applicants
planning to travel to the United States during that period are
encouraged to obtain their visas as soon as possible.  This is
particularly important for Indonesian students who need to return to
school by mid-January.

The Embassy will be open to provide services for US citizens
throughout this period.

--
Ketty Munaf Rosenfeld
[EMAIL PROTECTED]
Visit http://www.idsmedia.com/mall "Online Mall  E-Commerce Center"



Re: Ethnic cleansing di Aceh

1999-01-17 Terurut Topik priadi

 Tidak ada satu resep cespleng yang  dalam sekali tepuk mampu mengurai
masalah Aceh yang kompleks ini. Saya percaya solusi yang dibutuhkanpun harus
merupakan paket
menyeluruh sebagai jawaban dari problem-problem yang ada.

1. Jelas bahwa TNI selama ini (terutama dalam periode DOM) telah melakukan
pelanggaran HAM
dalam suatu skala yang sangat mengerikan. Oleh karena itu pemberlakuan
darurat militer untuk saat ini
adalah langkah mundur dan kontra produktif dalam penyelesaian masalah. Hal
ini harus ditentang.

2.Dari berbagai sumber informasi ternyata terdapat beberapa pihak dengan
berbagai kepentingan
yang juga bertanggung jawab  terhadap berlarut-larutnya teror terhadap
masyarakat Aceh maupun pendatang. Justru pemerintah Indonesia harus mampu
mengungkap kelompok kelompok, yang dari aksi-aksinya, tidak mungkin
dilakukan masyarakat biasa. Baik dari pihak "luar" atau ops-ops intelejen
yang lepas kontrol.

3.Memenuhi tuntutan keadilan bagi rakyat aceh. Adili $oeharto, benny, try
dll karena dosa dosa mereka thd rakyat aceh. Juga harus diambil langkah
antisipasi dan tegas apabila ternyata masih ada beberapa orang
maupun institusi resmi (?!) di Jakarta yang masih "bermain" di Aceh.

4. Sosialisasi  ide-ide otonomi daerah atau federalisme beserta semua ekses
yang mungkin akan timbul setelahnya. Juga perimbangan keuangan pusat-daerah
dalam kerangka desentralisasi.

5.Apresiasi yang lebih tinggi terhadap latar belakang budaya maupun sejarah
Aceh. Juga perhatian khusus
terhadap pengembangan SDMnya.

Semua langkah-langkah ini mendesak untuk segera dilakukan (terutama point
tiga) mengingat temperatur
konflik sudah sedemikian tinggi dan masing-masing pihak semakin siap untuk
memainkan "kartu kekerasan"
dengan masing-masing argumennya.
BTW...bung Jeffrey..pernyataan anda ttg LSM kok sering tendensius
yaa..;-)
tapi PERMIAS list harus bersukur punya penulis yang produktif dan mempunyai
opini yang jelas seperti bung
Jeffrey ini.

salam hangat

deddy priadi

- Original Message -
From: Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, November 19, 1999 3:26 PM
Subject: Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh


 Tidak ada bukti bahwa ada pengusiran kaum pendatang oleh TNI. Tidak di
 Timtim atau di Ambon. Apalagi pengusiran pendatang di Lampung, atau
Tanjung
 Priok dan Semanggi. Taktik pengalihan kesalahan kepada TNI adalah taktik
 murahan AGAM yang diberikan oleh LSM-LSM eks Timor. Sama persis dengan
 tuduhan pemaksaan 250.000 pengungsi oleh TNI ke Timbar, atau pembunuhan
 masal yang dituduhkan oleh LSM dan Aussie yang tidak pernah memberikan
 bukti. Semua hanya rekayasa kebohongan LSM. Saat ini rekayasa dilakukan
oleh
 AGAM dibantu oleh LSM-LSM.

 Nanti setelah kaum pendatang itu jauh dari Aceh maka jawaban jujur dari
 mereka akan keluar. Bebas dari ancaman kelompok AGAM yg menyusup ke Medan
 tempo hari. Silakan dibaca lagi berita Waspada kemarin bagaimana seorang
 pria AGAM berusaha meluruskan jawaban polos dari pengungsi bahwa yang
 mengancam mereka adalah orang-orang bersenjata tak dikenal. Itu adalah
bukti
 bahwa terjadi praktek pengalihan kesalahan oleh AGAM kepada TNI.

 Apakah anda sebagai orang Aceh sedang berusaha menarik simpati dan
 mengungkit sentimen Semanggi? Fakta berbicara kawan.:)


 Jeffrey Anjasmara

 '--
 From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh
 Date: Fri, 19 Nov 1999 16:47:12 +0800
 
 Satu hal yang sangat jelas terjadi di Aceh adalah bahwa di sana sedang
 bermain provokator-provokator yang tidak rela rakyat hidup damai.
 
 Anehnya, rakyat Aceh percaya bahwa para provokator tersebut adalah
 tentera-tentera kebanggaan rakat Indonesia, yang kita panggil dengan nama
 ABRI atau TNI itu, atau orang-orang suruhan mereka. Mereka percaya yang
 membakar sekolah adalah ABRI/TNI, yang memeras rakyat adalah ABRI/TNI,
dan
 yang mengusir warga non Aceh adalah ABRI/TNI juga. Ini juga yang terjadi
di
 Timor Timur, Ambon, Lampung, Tj. Priok, Semanggi, dsb.
 
 Lucunya, hal yang sedemikian jelas itu tidak mau kita lihat karena
 chauvinism kita sehingga kita membutakan mata, memekakkkan telinga, dan
 menutup pintu hati kita untuk mengakui hal tersebut.
 
 Upss Nggak benar, ya? Soalnya kita kan percaya hal tersebut berlaku
 pada kasus Semanggi dan "daerah-daerah sekitarnya" kan?
 
 
 
 On Thu, 18 Nov 1999 16:34:39   . Brawijaya wrote:
  - Original Message -
  From: [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
  Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
 [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Tuesday, November 16, 1999 03:13 PM
  Subject: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh
  
  
  
  
  
   Diam dihadapan kebiadaban yang sedang berlangsung di Aceh
sekarang
   di Aceh adalah kemunafikan!
 

Re: [Re: Ethnic cleansing di Aceh]

1999-01-17 Terurut Topik Rizal Az

   Seharusnya kita cari tuh orang2 yang asli dari Aceh tembak langsung Amrik.
Kita tanya apa yang sebenarnya terjadi di Aceh. Dengan begitu forum ini bisa
lebih productive untuk menyumbang pikiran kita untuk pemerintah. Karena gue
ngerasa ngeroyokin Muhammad Nahar (termasuk gue..:)). Kaya'nya kurang fair
juga. Masak diseluruh Amerika engga' bisa sih ngedapatin 1 orang Aceh, yang
asli Aceh, dan ngerti soal Aceh.
Engga' ada yah moderator yang bisa ngurusin ini???. Karena terus terang gue
sangat...sangat interested dengan "apa sih yang dimauin rakyat Aceh?".
Dan gue juga pingin tau apa sebenarnya yang terjadi. Koran buat gue itu
sangat2 bias, dan kaya'nya kok beritanya kurang detail gitu.
Karena kita2 engga' ada yang mau kejadian Tim2 terulang lagi. Gimana kalau
anda2 yang pro-kemerdekaan Aceh (Mr. M.Nahar), segera ngumpulin teman2nya,
suruh konek ke Permias@, dan kita bikin forum...
Sorry nih bukannya maksud ngelangkahin siapa2, cuma pingin liat sesuatu yang
kongkrit gitu + kalau seandainya dari sini kita dapatkan jalan tengah, mungkin
bisa membantu (mungkin...). Toh kita2 juga yang akan memimpin bangsa, coba aja
kita main role-playing game sekali2...:)).

Untuk Dedi, engga' bisa dielaborate lebih banyak?. Apa ini, kemelut, yang
sebenarnya dialami oleh rakyat Aceh?

1. Seberapa mengerikannya sih pembantaian itu?
2. Yang ini... mungkin hanya Tuhan yang tahu.
3. Yang ini prosesnya lama, problemnya udah sampai di leher, yang ada kalau
ngurusin ginian (apalagi bawa Moerdani ke meja hijau), Acehnya udah
kelaut
4. Ini udah dibahas mba' Ida and YS.
5. Ini yang susah, dan memang ini yang mereka mau?


   Ngurusin Soeharto, apalagi Benny Moerdani, itu sama aja kita membubarkan
negara kita. Karena proses yang akan berlangsung sangat lama untuk mengadili
kajahatan yang sudah berlangsung sangat lama. By the time kita mau mulai
mengadili, yang ada rakyatnya udah pada diriin negara baru, karena engga'
sabar, dan karena menurut rakyat biasa, pemerintah bertele2.
Ngurusin hartanya Soeharto ada engga' kelar2, ngurusin kejahatan "perang" lagi
+ include Jendral2 yang boleh dibilang "untouchable" lagi.

Problem2 yang ada diatas adalah problem yang "orang Jawa" pikir, itu problem
yang dirasakan rakyat Aceh sekarang. Seandainya itu pun benar,a da engga'
garansi dari pihak Aceh, kalau pemerintah melakukan apa yang mereka tuntut.
Aceh engga' akan pisah? kalau ada mungkin lebih enak jalannya, tapi kalau
engga'? udah cape2, hasilnya percuma...

Reaksi gue (sebagai orang awam) terhadap GAM itu adalah, mereka egoist,
oppurtunis, ular, mereka engga' peduli barang seujung rambutpun tentang
perjuangan mahasiswa. Buktinya:
1. Dengan mengklaim untuk pisah (merdeka menurut mereka), secara engga'
langsung mereka mengencingi perjuangan mahasiswa2 yang berjuang menurunkan
ORBA, untuk menaikan kesejahteraan bangsa. 
2. Dengan ngasih ancaman bahwa GD akan diusir begitu tiba diAceh, ngasih liat
kalau mereka mempunyai "agenda" sendiri, dan kemungkinan GD datang kesana akan
merusak "rencana" mereka.
3. Dengan mengusir rakyat yang bukan Aceh, itu usaha memurnikan suku, yang
kalau kita perangi, juga tidak akan dikecam oleh negara2 lain. 
Ini adalah bangsa Aria, in the earlier form. Jangan samapi Hitler muncul
lagi.
4. Dengan berbagai kecurangan mereka bilang pertama kali kalau mereka tidak
mau merdeka, tapi sekarang mereka ingin merdeka. Mereka membikin pernyataan
anti-jawa, sekarang mereka bilang anti-pemerintah yang berada di jawa. Apa
kita bisa percaya dengan orang2 seperti ini?, siapa yang ada dibalik GAM ini?
yang pasti ada seorang juru bicara yang memperhatikan reaksi masyarakat, dan
mereka2 ini yang jadi penasihat2 GAM, supaya bisa dilihat oleh dunia
International, kalau mereka itu tertindas oleh RI (lewat TNI). Tapi sayang
GAM, bukan Fretilin, yang cukup pintar dan sabar. Ini yang membuat mereka
tidak terlalu mendapat banyak simpati, baik dari dalam maupun dari luar +
mereka islam dan bukan daerah jajahan...:)).

Gue rasa banyak yang sependapat dengan gue, dan kalau di adakan referndum
nasional, mereka akan kalah total (tapi sebelum referendum, sebaiknya diadakan
survey nasional dahulu...:)).

Bagi orang2 Aceh yang pro Aceh merdeka, ada tanggapan engga'?  
Is it true?...
Is it not? ...
who knows???...

.-Ichal-. 



priadi [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Tidak ada satu resep cespleng yang  dalam sekali tepuk mampu mengurai
masalah Aceh yang kompleks ini. Saya percaya solusi yang dibutuhkanpun harus
merupakan paket
menyeluruh sebagai jawaban dari problem-problem yang ada.

1. Jelas bahwa TNI selama ini (terutama dalam periode DOM) telah melakukan
pelanggaran HAM
dalam suatu skala yang sangat mengerikan. Oleh karena itu pemberlakuan
darurat militer untuk saat ini
adalah langkah mundur dan kontra produktif dalam penyelesaian masalah. Hal
ini harus ditentang.

2.Dari berbagai sumber informasi ternyata terdapat beberapa pihak dengan
berbagai kepentingan
yang juga bertanggung jawab  terhadap berlarut-larutnya teror terhadap
masyarakat Aceh maupun 

AGAM: Pangabnya berganti jurus

1999-01-17 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

AGAM dengan pemandu acaranya yaitu Tengku Abdullah Syaffi berganti taktik.
Sekarang ini sibuk meralat bahwa amaran yang disebarkan beberapa hari yang
lalu adalah ulah provokator. Jadi amaran yang mana yang betul? Jadi kalau
amaran berisi ancaman bila tidak menaikkan bendera GAM masih betul atau
tidak? Bagaimana pula dengan amaran untuk memakai hijab dulu itu? Benar atau
tidak?

Kenapa jalur ke kepala desa seluruh Acehnya kok bisa sama? Bagaimana mungkin
dua pihak yang berbeda dapat mendistribusikan amaran dengan sama-sama
efektif sampai ke pelosok-pelosok? Aduh tengku-tengku:) anda gelarnya
tengku tapi lidahnya seperti lidah ular.

Satu hal lagi, amaran itu selain disebarkan lewat hardcopy juga dinyatakan
secara langsung oleh Panglima AGAM kepada harian Waspada dan radio suara
pemberontak itu. Hayo, mungkir?

Kalau mau hitung-hitungan, apa untungnya provokator menyebarkan amaran itu?
Biar ada alasan TNI masuk? Hohoho tidak muncul alasan satupun dari
keluarnya para transmigran miskin itu.

Apa lagi? Biar muncul ketidakstabilan di Aceh? Hohohosekarang juga sudah
tidak stabil! Tidak ada lagi alasan kan? Mau berkelit apa lagi?

Eksodus bukan kegiatan yang terus menerus. Setelah Aceh sudah bersih dari
orang non-Aceh, maka kegiatan eksodus juga akan selesai. Berapa keuntungan
oleh provokator (tegasnya provokator TNI) dari usaha berimbas tinggi di masa
depan ini dibandingkan dengan pemanfaatan waktu geger eksodus yang singkat
itu? Hanya tentara bodoh yang tidak dapat melihat kerugian yg lebih besar
dari eksodus itu bagi tentara. Keuntungan dari eksodus sepenuhnya didapat
oleh AGAM dan mahasiswa Unsyiah yg mulai membuka cadar makarnya itu. AGAM
tentu saja akan leluasa merampoki harta para pengungsi yang tidak sempat
dibawa, sebagaimana mereka telah merampok, menculik dengan tebusan yang
selama ini telah dipraktekkan. Kelakuan ini sama dengan Falintil yang
merampoki kekayaan para pedagang asal Sulsel di Timtim itu.

Setelah mengancam akan menyerang instalasi militer tanggal 4 Desember nanti,
AGAM-pun berganti kedok setelah melihat perkembangan yang tidak
menguntungkan. Jadi waktu menteri-menteri itu ke sana lalu diancam untuk
mengambil tindakan dengan deadline sebelum 4 Desember itu apa gunanya dong?
Jadi kemarin ceritanya bluffing? Bluffing atau mengancam? Itu beda dong
Tengku!!!

Barusan ada yg nanya mengapa saya tendensius thd LSM. Sekarang begini saja
deh, apa yang sudah dilakukan oleh ETAN dan kecoak lainnya untuk membantu
pengungsi Timtim yang ribuan itu? Ada enggak? Jelas tidak perduli lagi
karena tujuannya memang hanya untuk mencari keramaian dan uang LN saja. Apa
yang sudah dilakukan LSM terhadap pengungsi Aceh korban ethnic cleansing
itu? NONE, ZIP, ZERO, NIL!!! Tentu mereka lebih suka untuk brainwashing
mahasiswa dan warga di sana. Itu karena job description dari penyandang
dananya sudah seperti itu. Penyandang dana bule tidak menyuruh mereka untuk
jadi petugas saweran uang, dan dewan penyantun bule ini juga tidak
berkehendak jadi santa klaus. Sekarang begini, coba sebutkan satu saja LSM
di Timtim yang bergerak untuk menolong pengungsi. Ada enggak? Semua punya
agenda POLITIK. Tidak ada urusan dengan faktor KEMANUSIAAN.


Jeffrey Anjasmara


ANTARA/Azhari

DI ATAS KAPAL -

Ratusan penduduk Aceh sampai Jumat (19/11) pagi masih terus berupaya
meninggalkan provinsi itu dengan menggunakan sarana angkutan yang ada
setelah situasi keamanan di daerah ini tidak menentu. Salah satu sarana
angkutan yang pakai untuk mengungsi adalah menggunakan KMP ''Sangiang'' di
Pelabuhan Malahayati, Aceh Besar, Rabu (17/11).

Banda Aceh, 19 November

Pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
Universitas Syahkuala (Unsyiah) Banda Aceh, Kamis (18/11) secara terpisah
mengeluarkan pernyataan yang isinya sama-sama menegaskan bahwa isu yang
menyebabkan eksodusnya warga non-Aceh dari provinsi ini merupakan ulah
provokator yang sengaja melakukan upaya adu domba untuk mendiskreditkan
masyarakat Serambi Mekkah itu.

Sementara itu dari berbagai daerah dilaporkan para pengungsi dari Aceh sudah
tiba di Jawa, Sumatra dan Sulawesi dengan kondisi yang memprihatinkan.

Tgk Abdullah Syafi'i, Panglima Angkatan GAM Aceh dalam pernyataan
menegaskan, agar Bangsa Aceh tidak memusuhi suku-suku lain. ''Mereka rakyat
sipil, baik Jawa, Batak, Minang, Sunda, Makassar dan lain-lain adalah
saudara kita Bangsa Aceh. Mereka harus kita lindungi dan sayangi sebagaimana
kita menyayangi diri kita sendiri. Kita hanya memusuhi penjajah yang
dzalim,'' katanya.

Ditegaskan, GAM berjihad sesuai dengan syariat Islam dan peraturan-
peraturan hukum internasional yang disahkan PBB. Antara lain Aceh sebagai
bangsa beradab tidak memusuhi suku lain, tidak melanggar HAM, tidak merampas
hartanya, tidak mengusir mereka dan tidak
melecehkan perempuan. ''Kecuali mereka memusuhi perjuangan kita,'' katanya.

Dalam surat pernyataan yang ditulis dalam bahasa Aceh, Abdullah Syafi'i juga
menyatakan tentang peringatan hari ulang 

Tahun 1999 ----- Tahun Tragedi Intelektual

1999-01-17 Terurut Topik Nasrullah Idris

 Tahun 1999 bisa juga dianggap sebagai tahun tragedi intelektual. Ini
ditandai dengan banyaknya komentar, kritikan, atau tanggapan pada pengaku
intelektual bukan berdasarkan pada substansi "pemikiran", tetapi latar
belakang "pemikir". Dengan kata lain, mereka bukannya membicarakan masalah
"pemikiran", tetapi justru "pemikir".
Di banyak mailing juga masing-masing sedikit-banyak terdapat juga gejala
demikian.

Salam,



Nasrullah Idris



Akur.

1999-01-17 Terurut Topik Muhammad Nahar

Ikrar Nusa Bhakti, saya juga baru dengar namanya, bilang kalau sebenarnya ABRI/TNI 
adalah "bukan agent of national integration, but agent of nation disintegration. 
Sebab, mereka pemicu gerakan disintegrasi di Indonesia by product". 
(http://www.detik.com/berita/199911/19991119-1836.htm)

No komen deh. Tapi akhirnya ada juga yang "besar" yang bicara sesuai dengan hati 
nuraninya.



Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com



Dari teman...

1999-01-17 Terurut Topik Muhammad Nahar

On Fri, 19 Nov 1999 10:19:34   Rizal Az wrote:
   Seharusnya kita cari tuh orang2 yang asli dari Aceh tembak langsung Amrik.
Kita tanya apa yang sebenarnya terjadi di Aceh. Dengan begitu forum ini bisa
lebih productive untuk menyumbang pikiran kita untuk pemerintah. Karena gue
ngerasa ngeroyokin Muhammad Nahar (termasuk gue..:)). Kaya'nya kurang fair
juga.

It's ok to me. Saya enjoy kok beda pendapat dengan semuanya di sini (I even laugh at 
they who speak merely based on their emotions. Padahal katanya kan intelektual. Saya 
kadang-kadang juga' sih).

Ini saya berikan situs-situs internet yang suka me-reveal keburukan TNI di Aceh(I got 
these from my friends)

1. Harian Waspada, www.waspada.com
2. Harian Serambi Indonesia, www.indomedia.com/serambi
3. Aceh Homepage, www.aceh.org
4. Aceh Tears, mypage.goplay.com/Acheh

That's all I think.


Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com



Warning.!! Mereka telah bersatu.

1999-01-17 Terurut Topik Muhammad Nahar

Wah, kelihatannya mereka sudah bersatu sekarang. It's could be dangerous to the 
Chauvinists.

Apakah in berarti mereka bakal memberontak terhadap kekuasaan pusat (Jakarta dan Jawa)?

Enjoy the article.

==

FORMAT NEGARA KESATUAN SUDAH TAK MEMADAI
FORMAT NEGARA BARU DIPUTUSKAN JUM'AT MALAM


PEKAN BARU, Radio Nikoya-FM (Jum'at 19/11).
Terbentuknya pemerintahan baru dibawah kepemimpinan Gus Dur dan Megawati, ternyata 
tidak membuat rakyat menjadi puas, berbagai macam tuntutan di keluarkan rakyat dari 
berbagai daerah di Sumatera, hal ini disebabkan
adanya persoalan ketidakadilan yang terjadi selama ini, hal itu diungkap mahasiswa 
dari berbagai Perguruan Tinggi Se-Sumatera yang mengikuti Kongres II Mahasiswa 
Se-Sumatera .

Reporter Winnie, Radio Clapita-FM dari Kota Pekan Baru-Riau melaporkan:
Mengutip apa yang dituturkan oleh Syafrizal Helmi, Presiden Mahasiswa Universitas 
Sumatra Utara, "Kita di Sumatera mempunyai kekayaan alam
yang sangat besar, tapi di eksploitasi oleh pusat, pusat tidak memberikan kembali 
hasil hasil daerah, artinya kita dibiarkan miskin sementara pusat terus bertumbuh, 
jadi ada persoalan ketidak adilan, ada persoalan ketidak
seimbangan dalam ekonomi, hal ini terakumulasi dalam ketidak puasan".

Hal senada juga diungkapkan oleh Nizar Afandi, Presiden Mahasiswa Universitas Lampung, 
ia mengatakan,  Ada proses yang tersistematis dan
terstruktural selama berpuluh tahun, ada proses pemiskinan secara struktural dan ada 
proses pelemahan disetiap sektor masyarakat diwilayah luar Jawa dan Jakarta .

Untuk mengatasi semua ini Masyarakat Sumatera haruslah bersatu dan meninggalkan sikap 
nasionalis Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), untuk kemudian mencari format bentuk negara lain seperti yang diungkap Nizar
Afandi, kepada Radio Clapita-FM, "Ada sebuah keharusan sejarah, yang harus dimunculkan 
dikalangan masyarakat Sumatera yang namanya Nasionalis Indonesia dalam wadah Negara 
Kesatuan sudah tidak lagi memadai, sehingga memang kita harus memikirkan satu bentuk 
format negara yang  relatif itu menurut pandangan kita lebih memadai, ketimbang format 
negara persatuan
sekarang ini". katanya.

Kongres II Mahasiswa Se-Sumatera yang berlangsung di Kampus Universitas Islam Riau 
(UIR), Marpoyan, Pekanbaru, Riau, sampai hari Jum at (19/11), belum menghasilkan 
keputusan tentang kesepakatan kongres yang dihadiri
oleh 250 delegasi dari propinsi Aceh, Sumsel, Sumut, Sumbar, Jambi, Lampung, Bengkulu, 
dan propinsi Riau. Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan dari berbagai pihak, karena 
sesuai dengan agenda acara yang disusun oleh Panitia
Pelaksana Kongres tersebut, hari Jum'at adalah hari penetapan keputusan tentang 
perubahan format negara baru dan keputusan untuk "Deklarasi Marpoyan" yang didalamnya 
mencakup pandangan-pandangan dari 250 delegasi
mahasiswa Sumatera ini. Dan ternyata, hari ini mereka masih mengadakan sidang komisi 
(terdiri dari lima komisi) yang seharusnya sudah selesai
pada hari Kamis lalu.

Wakil Panitia Pengarah Kongres II Mahasiswa Se-Sumatera, Nelson dan Gamal Nasruddin, 
kepada Radio Clapita-FM, mengatakan, "hasil kesepakatan
tersebut akan terlaksana Jum'at malam atau paling lambat Sabtu pagi, kami harus sudah
mencapai kata sepakat. Dan hasil kesepakatan kongres ini akan disampaikan ke 
pemerintah pusat. Rekomendasi mahasiswa Se-Sumatra ini selain akan disosialisasikan di 
tiap propinsi, presiden K.H. Abdurrahman Wahid juga akan
disurati secepatnya". Gamal menambahkan, "kita juga akan membentuk Jaringan Komunikasi 
Mahasiswa Sumatera guna untuk melancarkan komunikasi yang efektif antar daerah di 
Sumatera terhadap perkembangan yang terjadi". (Winnie).



Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com



Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh

1999-01-17 Terurut Topik Muhammad Nahar

On Fri, 19 Nov 1999 09:26:43   Jeffrey Anjasmara wrote:
Tidak ada bukti bahwa ada pengusiran kaum pendatang oleh TNI. Tidak di
Timtim atau di Ambon. Apalagi pengusiran pendatang di Lampung, atau Tanjung
Priok dan Semanggi.

In some other ways Sir, yes. maksud saya ABRI/TNI lah yang membuat kegaduhan-kegaduhan 
tersebut. Ngapain atuh harus pakai ngusir-ngusir orang segala kalau cara lain bisa 
dipakai mah? Kalau bisa pakai milisi buat nembaki mereka, untuk apa orang Timtim 
diusir? Ntar mereka juag ngungsi sendiri. Untuk apa ngusir orang-orang Priok kalau 
orang sekampung itu bisa dibantai habis? Untuk apa ngusir Muslim Ambon, kalau ada 
ummat lain yang melakukannya? Untuk apa ngusir mahasiswa, toh mereka nggak jadi sampai 
ngumpul di Monas tempo hari kok.

Intinya tuan. Bukan ngusir nya, tapi TNI/ABRI adalah dalang yang bermain dibelakang 
semua itu.

Taktik pengalihan kesalahan kepada TNI adalah taktik
murahan AGAM yang diberikan oleh LSM-LSM eks Timor. Sama persis dengan
tuduhan pemaksaan 250.000 pengungsi oleh TNI ke Timbar, atau pembunuhan
masal yang dituduhkan oleh LSM dan Aussie yang tidak pernah memberikan
bukti. Semua hanya rekayasa kebohongan LSM. Saat ini rekayasa dilakukan oleh
AGAM dibantu oleh LSM-LSM.

LSM mana nih ceritanya? Kalau dari luar Aceh, apa untung mereka? Uang dari negara 
asing? Ngapain capek-capek buat keruh di Aceh, toh masih banyak daerah yang lebih 
dekat dengan mereka? Mana nyawa lebih nggak terjamin lagi. Lagi pula negara mana yang 
mau Aceh pisah dari Indonesia? Amerika? Malaysia? Yang mana satu tuan? Ehmmm... .LSM 
dari Aceh sendiri? Bisa jadi. But why are you so afrraid of them?


Apakah anda sebagai orang Aceh sedang berusaha menarik simpati dan
mengungkit sentimen Semanggi? Fakta berbicara kawan.:)


Jeffrey Anjasmara

Kenapa seseorang harus jadi orang Aceh untuk mengatakan yang benar tentang Aceh? 
Haruskah saya jadi orang Ambon dulu baru saya boleh bicara tentang mereka? Pikiran 
Anda sama dengan pikiran Ibu Mega ya? Eh, tapi katanya Ibu Mega sudah diangkat jadi 
warga kehormatan Ambon, lho? So, kenapa masih keep quite aja tentang kasus itu sih Bu?

About the fact, Sir. Please show me that.






'--
From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh
Date: Fri, 19 Nov 1999 16:47:12 +0800

Satu hal yang sangat jelas terjadi di Aceh adalah bahwa di sana sedang
bermain provokator-provokator yang tidak rela rakyat hidup damai.

Anehnya, rakyat Aceh percaya bahwa para provokator tersebut adalah
tentera-tentera kebanggaan rakat Indonesia, yang kita panggil dengan nama
ABRI atau TNI itu, atau orang-orang suruhan mereka. Mereka percaya yang
membakar sekolah adalah ABRI/TNI, yang memeras rakyat adalah ABRI/TNI, dan
yang mengusir warga non Aceh adalah ABRI/TNI juga. Ini juga yang terjadi di
Timor Timur, Ambon, Lampung, Tj. Priok, Semanggi, dsb.

Lucunya, hal yang sedemikian jelas itu tidak mau kita lihat karena
chauvinism kita sehingga kita membutakan mata, memekakkkan telinga, dan
menutup pintu hati kita untuk mengakui hal tersebut.

Upss Nggak benar, ya? Soalnya kita kan percaya hal tersebut berlaku
pada kasus Semanggi dan "daerah-daerah sekitarnya" kan?



On Thu, 18 Nov 1999 16:34:39   . Brawijaya wrote:
 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
 Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, November 16, 1999 03:13 PM
 Subject: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh
 
 
 
 
 
  Diam dihadapan kebiadaban yang sedang berlangsung di Aceh sekarang
  di Aceh adalah kemunafikan!
 
  Kebiadaban itu bernama ethnic cleansing: pengusiran orang-orang
yang
  bukan orang Aceh asli dari tanah Aceh.
 
  Atau orang Aceh yang tidak sama pendiriannya dengan orang-orang
Aceh
  yang menginginkan kemerdekaan Aceh!
 
  Dan ini terjadi dihadapan mata kita.
 
  Hingga hari ini saya belum mendengar banyak orang yang dengan
  lantang menyalahkan ethnic cleansing ini.
 
  Juga para aktivis HAM di Indonesia tidak banyak yang buka mulut!
 
  Ini adalah kesalahan!
 
  Agar jangan kita lupa: yang sedang mulai berlangsung di Aceh
  sekarang adalah Bosnia dan Kosovo - tapi pelakunya bukan orang
  Nasrani tapi fundementalisme Islam dan rasialis Aceh.
 
  Aktivis LSM yang selama ini memasaalahkan pelanggaran hak-hak azasi
  manusia yang dilakukan sedadu Indonesia tapi diam dihadapan
  kebiadaban ini adalah orang-orang munafik.
 
 
  Jufiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo
  =

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at