Re: Buku Untuk Segala Umat Beragama
Salam! Saya setuju dengan bung INDI. Terus terang, saya sudah beberapa kali tamat membaca buku itu-- tetapi selalu saja ketagihan. Barangkali karena buku itu merupakan kumpulan artikel-- mencakup persoalan sosial, politik dan keagamaan Indonesia dan dunia juga lah. Dari kacamata akademis, penulis buku itu-- Dr Alwi Shihab-- sudah diakui di kalangan ilmuwan agama-agama di Amerika-- terutama sekali non-Muslim. Dari segi karakter pribadi-- Dr Alwi Shihab memang sesuai dengan "judul bukunya". Orangnya tidak ngotot terhadap pendapat; tidak main mutlak-mutlakan. Alwi berteman baik dengan kalangan skolar non-muslim atau pun teolog Katolik, Hindu, Yahudi dll-- seperti Prof Ashok, Prof Leonard Swidler, dll Nama Swidler ini bisa dijumpai juga di buku Alwi tadi. Kebetulan bulan lalu, saya, Dr Alwi, Prof Ashok, Prof Swidler bertemu di Philadelphia dan berdiskusi. Saat itu saya kebetulan menjadi tamu Dr Alwi Shihab. Saya di situ berbicara dengan orang-orang yang senafas dengan gagasan "inklusif" yang didengungkan Dr Alwi. Bayangkan, jika Indonesia dan dunia didominasi oleh pandangan-pandangan seperti yang diyakini Dr Alwi dkk nya di atas. Salam! ramadhan pohan
mohon maaf lahir batin
Teman-teman. dengan kalimat yang sederhana ini saya mohon maaf setulus-tulusnya apabila ada perkataan maupun tulisan saya yang tidak berkenan di hati teman-teman. selamat Hari raya Idul fitri bagi teman-teman muslim. semoga Tuhan YME menerima ibadah kita dan tetap melimpahkan rahmatnya ke bangsa Indonesia...Amin
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1419H
Kepada Rekan-rekan Permias yang merayakan Hari Raya Idul Fitri, Saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1419H Minal Aidin Walfaidin Semoga Tuhan selalu melindungi dan memberkati rekan-rekan semua. Mohon dimaafkan jikalau ada perkataan dan perbuatan saya yang telah menyakiti rekan-rekan semua. Teriring salam dan doa, Andrew Pattiwael
Re: Buku Untuk Segala Umat Beragama
setuju...setuju...tanpa mengerti ajaran orang lain bisa mengakibatkan rasa curiga yang berlebihan ataupun rasa permusuhan. Lebih baik lagi jika kita mengembangkan diri untuk mengenal kawan-kawan kita yang Hindu, Kong Hu Tju, ataupun Aliran kepercayaan. Tentu saja banyak diantara kita yang tidak akan pernah mengerti kelompok atheisme, sama seperti mereka, para atheis tidak pernah mengerti kita, umat beragama. Hal ini bukan saya maksudkan untuk mencampuradukan ajaran agama, melainkan untuk mengetahui apakah ada ajaran agama lain yang mengajarkan hal-hal yang tidak baik atau hal-hal tercela (dengan batasan norma umum). Kalau memang ajaran agama kita semua sudah baik, kemudian tetap ada kekacauan, bukankah kita sendiri yang menyelewengkan ajaran agama demi harta, kuasa dan nama. peace. Indi Soemardjan wrote: Kepada Seluruh Rekan/Kawan; Beberapa bulan yang lalu, seorang sahabat saya bernama samaran "Gopar" yang bertempat tinggal di Jakarta telah dengan berbaik hati membelikan saya sebuah buku berjudul "Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama" karya Dr. Alwi Shihab. Pada awalnya, sebelum saya memulai membaca buku ini timbul keraguan dalam diri saya. Saya sempat bertanya kepada saya sendiri: Apakah Islam Inkslusif itu? Apakah ini hanya salah satu buku propaganda Islam yang tersebar di pelosok dunia? Anehnya, setelah saya mulai membaca buku tersebut, saya menjadi hanyut dalam berbagai cerita Dr. Alwi Shihab yang "sangat miskin bias" itu. Maksud saya, beliau dengan cara sederhana namun seksama telah memilih kosa kata dan skenario yang tepat untuk bisa kita pahami dengan mudah. Teknik beliau dalam membawakan ide-ide mengenai "eksklusivisme", "inklusivisme", "pluralisme" dan "transformatif" sulit ditandingi oleh seorang awam. Meskipun beliau adalah seorang "World Class Scholar", beliau memilih untuk menggunakan bahasa yang sederhana (non-akademis). Dengan bukunya, Dr. Alwi telah berhasil memperkenalkan cara berdialog antaragama yang berkonsekuensi pemerkayaan bagi setiap pelakunya. Berikut ini adalah cuplikan dari halaman 93: "...Baik Muslim maupun Kristen berkewajiban secara intelektual dan moral untuk menegakkan pandangan agama mereka masing-masing. Melibatkan diri dengan keyakinan orang lain berarti memahami dan mempelajari keyakinan ini. Dialog tidak lebih dari sebuah pendidikan dalam pengertiannya yang paling luas dan paling mulia. Jika kita bukan seorang fanatik, konsekuensi dialog tak lain adalah pemerkayaan bagi setiap pelakunya. Ringkasnya, bagi Islam dan Kristen, dialog merupakan esensi dari kedua agama dan ajang untuk menunjukkan kesatuan akhir mereka sebagai agama Tuhan, agama yang dibawa oleh patriarkh Ibrahim 'alaihissalam." Bagi seluruh rekan-rekan di Internet, saudara-saudara dan kawan-kawan yang berada di Indonesia, saya berkeinginan untuk mengajak Anda semua untuk membaca buku ini. Harapan saya adalah untuk meningkatkan rasa tenggang rasa dan tepa selira di antara kita semua yang sedang mengalami cobaan hebat di tengah krisis yang ada di negara kita (terutama mengenai konflik antaragama). Judul: Islam Inklusif: Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama Pengarang:Dr. Alwi Shihab ISBN: 979-433-147-3 Buku ini adalah buku untuk rakyat dan saya yakin semua WNI pasti bisa memahami ide-ide yang beliau tawarkan. Sebagai penutup, saya mohon bantuan Anda semua untuk menyebarluaskan minat membaca, terutama kepada seluruh pelajar di Indonesia. Salam damai, -- Indi Visit my world: http://pagina.de/indradi
Re: Kalau mau membantu, membantu saja tidak usah mendikte,
Bung Blucer, Ya tentu saja tidak semua. Hanya tokohnya saja, atau yang mempunyai 'pengaruh' selama masa Orba. Penyakit menularnya itu yang ngga tahan, seperti : Arogan, sok kuasa, sok pinter sendiri, KKN dll. Bukan tugas utama yang didahulukan, malah kepentingan boss, atau kepentingan lainnya yang diutamakan. Termasuk kepentingan pribadi tentunya. Akibatnya ya bisa dibayangkan. Mengenai Pak Bustanil, beliau dianggap dekat dengan Pak Harto dibanding Oom Liem. Salam, bRidWaN At 18:35 16/01/99 -0500, Blucer Rajagukguk wrote: Apakah bung Ridwan menganggap semua petugas Bulog itu 'orang-orang lama' atau hanya Rahadi Ramelan yang orang lama? Ngomong-ngomong boss Bulog, Bustanil Arifin, yang cukup terkenal dekat dengan Oom Liem kemana yach? Lucunya kedua-duanya tidak pernah muncul dan diributkan. Akhir-akhir ini hanya 'orang-orang lama' seperti Bob Hasan, Tommy, Gelael ataupun boss Bulog yang baru, Bedu Amang yang agak disentil. peace. bRidWaN wrote: Rekan Rekan yang budiman, Inilah salah satu bentuk penyakit "ORANG ORANG LAMA". Penyakit seperti ini sudah terkontaminasi dan boleh dibilang masuk dalam kategori "Menular" !. Oleh sebab itu saya selalu menyarankan, agar Orang Orang Lama jangan diajak ke Gerbong yang baru ! Salam, BRIDWAN At 11:20 14/01/99 +0100, Tengku Zainil Isman wrote: "Kalau mau membantu, membantu saja tidak usah mendikte," Itu kata-kata petugas Bulog Indonesia, sewaktu Jepang kecewa terhadap bantuan beras kualitas satu mereka hanya disimpan di gudang Dolog dengan jumlah puluhan ribu ton. Hanya dengan alasan untuk menjaga harga pasar. Dan juga menjadi alasan Rahadi Ramelan bahwa jumlah mesin sosoh masih sangat sedikit. Dan juga alasan sebagai kendali pasar dengan cara menyimpan beras beras sampai rusak pada tingkat tertentu lalu dijual dengan harga lebih murah. Ini merupakan skandal yang sangat memalukan. Dan bagi rekan-rekan yang mengumpulkan dana bantuan kepada Indonesia sudah selayaknya disalurkan melalui NGO atau LSM yang sesuai dengan masing-masing tugasnya. Pelajaran ini sebenarnya sudah sering terjadi. Terjadi pada setiap bantuan yang diberikan kepada Indonesia pada masa Orde Baru dan malahan pada masa krisis sekarang ini. Penghisap-penghisap darah ini rupanya tidak hanya menghisap darah. Bahkan tahi pun kering mereka hisap.(ice)
Re: BREAKING NEWS!!!!
Terima kasih rekan Blucer. Pertanyaan anda sudah terjawab dalam komunikasi dengan bung Hadeer sebelum ini. Mengenai siapa yang bisa masuk gerbong baru, saya rasa kita simpel-kan saja permasalahannya. Menurut anda apakah Pak Harmoko dan Pak Abdul Gafur bisa masuk kedalam gerbong yang baru ? Kalau menurut anda bisa, ya artinya bisa. Itu saja. Hanya saja kalau menurut saya, TIDAK BISA !!! Ada juga tokoh lama dari Partai yang baru yang ingin muncul kepermukaan dengan "Objective" tertentu. Padahal kita semua tahu sepak terjang person-nya atau kelompok-nya dalam masa Orde baru dulu. Jadi semuanya kita kembalikan kediri kita masing2, apakah tokoh tersebut layak diajak atau tidak...:) Salam, bRidWaN At 18:29 16/01/99 -0500, Blucer Rajagukguk wrote: Kalau boleh tanya: Batasan 'orang-orang lama' itu yang mana? Jika ada 'orang-orang lama' tentunya ada 'orang-orang baru'. Pertanyaan: apakah tidak ada yang aneh dan lucu dari 'orang-orang baru'. Tentunya jawabannya tidak ada kalau ternyata 'orang-orang baru' ini belum muncul. Menurut bung Ridwan, siapa yang harus masuk ke gerbong baru? Apakah dalam suasana reformasi atau transformasi ini, yang perlu diprioritaskan orangnya atau kelompoknya atau sistemnya atau sosial kontrolnya? Terimakasih. peace. bRidWaN wrote: Daeng Ida, Begitulah perjalanan 'ORANG-ORANG LAMA' !! Masih banyak yang aneh dan lucu dari kelompok 'ORANG ORANG LAMA'. Tetapi, izinkanlah mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dan kembali kejalan yang benar.:) Hanya dengan segala hormat saya menghimbau sejak bulan Mei yang lalu, agar Orang Orang Lama tidak diajak bergabung dalam gerbong yang baru. Berbahaya ! Salam, BRIDWAN At 12:06 15/01/99 PST, Notrida Mandica wrote: Dear Permias and readers, Baru saja para ex gembong GOLKAR mendirikan partai: "Partai Keadilan dan Persatuan." Para ex GOLKAR, misalnya Try Sutrisno, Edi Sudrajat, Hayono Isman, etc akhirnya menyatakan diri sebagai pendiri 'partai.' Menarik! Mereka sepertinya melupakan 'arti' partai yang mereka pernah agung-agungkan. Pada zaman Suharto dan rekan-rekan, partai adalah kata yang menakutkan. Orang-orang yang berafiliasi dengan partai dituduh sebagai 'political animal.' Bahkan dalam penjelasan UUD 45 dinyatakan bahwa Indonesia memiliki dua partai dan satu golongan. Ingat, gembong GOLKAR menghindari referensi 'partai.' Saat ini, ex gembong GOLKAR berdiri dan mendirikan "Partai Keadilan dan Persatuan." Nampaknya mereka tidak phobi lagi dengan kata 'partai' dan tidak phobi lagi dengan kata 'politik.' Dan akan memperjuangkan 'keadilan' dan 'persatuan' menilik dari nama yang mereka gunakan. Dalam pandangan saya, orang-orang yang mengklaim diri dalam partai ini adalah orang-orang mengalami depresi politik. Mungkin nama yang tepat untuk partai ini adalah: "Penerima Korupsi dan Pungli" atau "Partai orang Kecewa dan Plin-Plan." Smile ever after, salam dari DeKalb ida -- Partai Keadilan dan Kesatuan Dideklarasikan Golkar Dapat Ancaman Serius Jakarta,Kompas Golongan Karya (Golkar) bakal mendapatkan ancaman serius dalam pemilihan umum (pemilu) mendatang dengan berdirinya Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) yang dideklarasikan di Jakarta, Jumat(15/1). Partai yang didirikan tokoh-tokoh terkemuka Golkar dan purnawirawan ABRI itu diketuai oleh Jenderal TNI (Purn) Edi Sudradjat dengan Sekretaris Jenderal Hayono Isman. Dalam Musyawarah Nasional Golkar .deleted..
Pak Harto berlebaran di Solo ?
Teman, Lucu juga membaca pernyataan dibawah: "Kita harus menghormati sesama warga negara, apalagi bekas Presiden". Masih ingat kita bagaimana eks Presiden Soekarno diperlakukan oleh rezim Orba. Mengapa? Karena Bung Karno 'dianggap' bersalah dan diturunkan. Bagaimana dengan Pak Harto sendiri ?? Selamat Idul Fitri 1419 H. Salam, bRidWaN === Tidak Ada Pengamanan Khusus Buat Soeharto JAKARTA (Waspada): Meski mantan presiden Soeharto sampai saat ini masih belum meminta izin atau memberitahu aparat keamanan untuk datang ke Solo bersama 150 anggota keluarga Cendana, Polda Jawa Tengah tidak akan melarangnya datang. Namun demikian Kapolda Jawa Tengah Mayjen Nurfaizi mengingatkan pihaknya tidak akan menyiapkan pengamanan khusus bagi Soeharto dan keluarganya. Bahkan menurutnya, pengamanannya hanya dengan kekuatan yang ada saja. "Itu rutin saja," kata Nurfaizi menjawab pertanyaan Merdeka di Semarang Jumat [15/1]. Sementara itu KSAD Jenderal Subagyo Hadisiswoyo berkaitan dengan masalah ini mengingatkan, pada prinsipnya 'kita harus menghormati setiap warganegara.' "Apalagi sebagai bekas presiden," kata KSAD seusai melantik Brigjen Bibit Waluyo sebagai Pangdam IV/Diponegoro, menggantikan Mayjen Tyasno Sudarto. Seperti diketahui, Soeharto dan 150 anggota keluarga Cendana akan melaksanakan shalat Ied dan berlebaran di Solo. Selain itu, mereka juga akan memperingati 1.000 hari meninggalnya Ny. Tien Soeharto Kamis [21/1]. Menurut rencana shalat Ied akan dilakukan di Masjid Al Fadjar yang berada di Kalitan. Bahkan masyarakat sekitar Kalitan sudah banyak yang mengajukan permintaan untuk bisa bersilaturrahmi dengan jenderal besar itu. Melanjutkan keterangannya, Nurfaizi mengatakan, dirinya meminta masyarakat untuk saling menghormati. Apalagi nanti yang menjalankan ibadah adalah bekas presiden dalam rangka hari raya Idul Fitri. Ketika disinggung apakah pihaknya sudah diberitahu tentang rencana kedatangan Soeharto, Kapolda Jateng ini mengatakan, pihaknya tidak tahu menahu. Aparat kepolisian belum diberitahu. Tapi kalaupun rencana itu benar ada, pengamanannya rutin saja. Kan juga ada pengamanan dari masyarakat. Jadi itu bukan tanggung jawab polisi saja," kata Nurfaizi. (Mdk)
Re: Hanya ada satu cara
Title: RE: Hanya ada satu cara Menarik juga menganalisa etimologi (?) bahasa. Spt. misalnya asal-usul kata yg. dituliskan di bawah ini: LANSEKAP (aslinya lanscape) RIL ISTAT, KOMPLEK (asilnya complex), KOMPUTER, KALKULATOR -bhs. Inggris MAKSUD (aslinya MAKSHUD), JAWAB, BILA, SAH (aslinya SHAH), ISTILAH (aslinya ISHTILAH), UMUM -b. arab SEPATU -b. spanyol (aslinya ZAPATO) -- From: Indi Soemardjan[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 15 Januari 1999 9:12 Subject: Re: Hanya ada satu cara Indra Adrisudiro wrote: IA: Sejak kapan maksud jadi maxud yah ? :-) Indi 'njawap: -sejak Real Estate menjadi Ril Estat (seharusnya cukup dengan Komplek Perumahan) -sejak Mall menjadi Mal (sebaiknya cukup disebut dengan Alun-alun atau tempat berkumpul) -sejak Computer/Calculator menjadi Komputer/Kalkulator (alangkah baiknya bila disebut sebagai Penghitung) -sejak Zapato (bahasa Spanyol?) menjadi Sepatu (seharusnya cukup dengan Kasut) -sejak Management menjadi Manajemen, dll. dll. Disamping itu ada juga satu hal yang cukup kreatif: Bowling disebut denga Boling yang merupakan singkatan dari Bola Gelinding. BTW, siapa sih orang yang mensahkan istilah2 diatas? pendapat umum kah? pis. INDI
Re: Kalau mau membantu, membantu saja tidak usah mendikte,
bRidWaN wrote: Bung Blucer, Ya tentu saja tidak semua. Hanya tokohnya saja, atau yang mempunyai 'pengaruh' selama masa Orba. Penyakit menularnya itu yang ngga tahan, seperti : Arogan, sok kuasa, sok pinter sendiri, KKN dll. bw: Lho memang tokoh-tokohnya saja yang korupsinya kelas kakap? Bung Ridwan pasti pernah denger kasus rebutan hartanya 'kepala keuangannya' Ibnu Soetowo. Yang lucu saat itu berlawanan dengan maunya bung Ridwan: yang ini yang diributkan cukup bawahannya saja; tokohnya tidak perlu :) Bukan tugas utama yang didahulukan, malah kepentingan boss, atau kepentingan lainnya yang diutamakan. Termasuk kepentingan pribadi tentunya. Akibatnya ya bisa dibayangkan. bw: tugas utama?? persepsi bisa macam-macam. apakah tugas utama itu tujuan organisasi?, apakah tujuan unit kerja?, apakah yang tertera dalam job description?, apakah tujuan hidup?, apakah mau langsung ikut membuat rakyat sejahtera?, atau yang mana yang disebut "tugas utama"? Mengenai Pak Bustanil, beliau dianggap dekat dengan Pak Harto dibanding Oom Liem. bw: tentu saja. Bogasari tempat berleha-leha, gandum dan terigu jadi mainan Kata orang Oom Liem bendaharanya Soeharto Apa benar, aku tak tahu. peace. Salam, bRidWaN At 18:35 16/01/99 -0500, Blucer Rajagukguk wrote: Apakah bung Ridwan menganggap semua petugas Bulog itu 'orang-orang lama' atau hanya Rahadi Ramelan yang orang lama? Ngomong-ngomong boss Bulog, Bustanil Arifin, yang cukup terkenal dekat dengan Oom Liem kemana yach? Lucunya kedua-duanya tidak pernah muncul dan diributkan. Akhir-akhir ini hanya 'orang-orang lama' seperti Bob Hasan, Tommy, Gelael ataupun boss Bulog yang baru, Bedu Amang yang agak disentil. peace. bRidWaN wrote: Rekan Rekan yang budiman, Inilah salah satu bentuk penyakit "ORANG ORANG LAMA". Penyakit seperti ini sudah terkontaminasi dan boleh dibilang masuk dalam kategori "Menular" !. Oleh sebab itu saya selalu menyarankan, agar Orang Orang Lama jangan diajak ke Gerbong yang baru ! Salam, BRIDWAN At 11:20 14/01/99 +0100, Tengku Zainil Isman wrote: "Kalau mau membantu, membantu saja tidak usah mendikte," Itu kata-kata petugas Bulog Indonesia, sewaktu Jepang kecewa terhadap bantuan beras kualitas satu mereka hanya disimpan di gudang Dolog dengan jumlah puluhan ribu ton. Hanya dengan alasan untuk menjaga harga pasar. Dan juga menjadi alasan Rahadi Ramelan bahwa jumlah mesin sosoh masih sangat sedikit. Dan juga alasan sebagai kendali pasar dengan cara menyimpan beras beras sampai rusak pada tingkat tertentu lalu dijual dengan harga lebih murah. Ini merupakan skandal yang sangat memalukan. Dan bagi rekan-rekan yang mengumpulkan dana bantuan kepada Indonesia sudah selayaknya disalurkan melalui NGO atau LSM yang sesuai dengan masing-masing tugasnya. Pelajaran ini sebenarnya sudah sering terjadi. Terjadi pada setiap bantuan yang diberikan kepada Indonesia pada masa Orde Baru dan malahan pada masa krisis sekarang ini. Penghisap-penghisap darah ini rupanya tidak hanya menghisap darah. Bahkan tahi pun kering mereka hisap.(ice)
bahasa berkembang
mana nama negara orang juga diganti-ganti. France...jadi Perancis darimana lagi ? loh..bahasa tuh di mana mana berkembang dan dilokalkan. sejak kapan Indonesia jadi Indonesien (bhs Jerman) ? sejak kapan Singapura jadi Singapore ? sejak kapan Nihon jadi Japan ? sejak kapan USA jadi etats unis (bhs perancis) ?? kurang kerjaan ?? hmm...normal lagi... cuma di Indonesia memang terlalu norak sih. maksudnya baik, tapi seperti biasa salah kaprah. juga tentang pemakaian bahasa Indonesia di bidang ilmiah. Saya sangat menyayangkan sekali bahwa literatur ilmiah dalam bahasa Indonesia sangat sedikit sekali. dan terjemahan juga sedikit dan kadang kadang bingung bacanya. sebab terjemahannya kurang sreg. bisa dibayangkan tidak, kalau sampai sekarang, literatur ilmiah harus dalam bahasa latin semua, seperti abad pertengahan ?? Saya rasa kemajuan teknologi di dunia barat tidak akan semaju sekarang ini. Bisa dibayangkan juga tidak, bila kita dengan sengaja tidak mau mengembangkan bahasa kita ? Mungkin jadinya seperti bahasa Latin, yang dulu dipakai di seluruh Eropa, dan sekarang menjadi bahasa mati. salam Reformasi (juga dari asing, syalam dan Reformation) he.he.. Johnson Chandra
Golkar minta maaf
Dear Permias dan Readers : Minggu siang ini dalam semangat Ramadhan dan Idul Fitri, Golkar (baca Golkar Baru) minta maaf ke rakyat karena masih ada amanat yang tidak dijalankan selama mereka memimpin... ehmmmsaya maafkan.meskipun saya juga pernah mencaci dan menghujat mereka...:-) smile...
Re: Golkar minta maaf
siapa bilang mereka minta maaf. retorika murahan! ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi. oke maskalo golkar sudah minta maaf apa konsekuensi hukumnya? kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi? bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini? bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik? saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara sampai adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk segala penyelewengan selama ini.setelah itu barulah golkar boleh ikut pemilu lagi! saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar punya itikad baik nggak... bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan rekayasa di sisi lain.. kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...terus seakan-akan nggak ada urusan lagi... kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada tanggung jawab hukumnya lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab.keterlaluan! salam deddy priadi -Ursprüngliche Nachricht- Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED] An: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Datum: Sonntag, 17. Januar 1999 13:07 Betreff: Golkar minta maaf Dear Permias dan Readers : Minggu siang ini dalam semangat Ramadhan dan Idul Fitri, Golkar (baca Golkar Baru) minta maaf ke rakyat karena masih ada amanat yang tidak dijalankan selama mereka memimpin... ehmmmsaya maafkan.meskipun saya juga pernah mencaci dan menghujat mereka...:-) smile...
Re: Golkar minta maaf
Yah...bisa saja kita bilang...harus ada hukumannya atas segala ini dan itu... Tapi saya sich ngeliat nya ke depan...yang sudah terjadi ya sudahjangan di ulangi...masih banyak kerjaan di depan mata... Kalau mau adil seadil - adilnya.mulai dari diri saya sendiri sampai ke Presiden harus di hukum :-) Tidak ada satu orang pun bersih di Negara ini. :-) Kita semua bagian dari sistem yang rusak Smile deddy priadi wrote: siapa bilang mereka minta maaf. retorika murahan! ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi. oke maskalo golkar sudah minta maaf apa konsekuensi hukumnya? kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi? bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini? bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik? saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara sampai adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk segala penyelewengan selama ini.setelah itu barulah golkar boleh ikut pemilu lagi! saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar punya itikad baik nggak... bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan rekayasa di sisi lain.. kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...terus seakan-akan nggak ada urusan lagi... kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada tanggung jawab hukumnya lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab.keterlaluan! salam deddy priadi -Ursprüngliche Nachricht- Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED] An: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Datum: Sonntag, 17. Januar 1999 13:07 Betreff: Golkar minta maaf Dear Permias dan Readers : Minggu siang ini dalam semangat Ramadhan dan Idul Fitri, Golkar (baca Golkar Baru) minta maaf ke rakyat karena masih ada amanat yang tidak dijalankan selama mereka memimpin... ehmmmsaya maafkan.meskipun saya juga pernah mencaci dan menghujat mereka...:-) smile...
Re: Golkar minta maaf
Dengan hormat, Sebagai orang yang termasuk 'tidak suka' dengan Golkar, saya heran melihat perkembangan akhir- akhir ini. Seperti kita main 'gocekan' sewaktu kita masih anak-anak dahulu. Golkar minta maaf ?? Boleh-boleh saja. Tapi mengapa baru sekarang, disaat posisi-nya mulai terasa agak sulit ? Seperti tulisan saya di bulan May 1998 lalu, siapa yang harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi selama 32 tahun ? Pak Harto sendiri ? Ini bukan masalah 'balas dendam', tetapi sebagai negarawan atau politikus, seharusnya mereka tahu diri sedikit. Tidak mudah menghapus sejarah ! Semoga mereka betul-betul menghayati permintaan maaf mereka yang datang dari hati sanubari yang paling dalam. Marilah kita sama-sama memikirkan bagaimana menyelamatkan keadaan yang sudah kadung semrawut ini. Tetapi..., tidak usahlah melalui jalur politik lagi. Rakyat sudah muak ! Masih ada jalur lainnya, seperti kegiatan sosial. Salam, bRidWaN At 13:35 17/01/99 +0100, deddy priadi wrote: siapa bilang mereka minta maaf. retorika murahan! ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi. oke maskalo golkar sudah minta maaf apa konsekuensi hukumnya? kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi? bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini? bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik? saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara sampai adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk segala penyelewengan selama ini.setelah itu barulah golkar boleh ikut pemilu lagi! saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar punya itikad baik nggak... bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan rekayasa di sisi lain.. kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf... terus seakan-akan nggak ada urusan lagi... kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada tanggung jawab hukumnya lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab. keterlaluan! salam deddy priadi -Ursprüngliche Nachricht- Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED] An: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Datum: Sonntag, 17. Januar 1999 13:07 Betreff: Golkar minta maaf Dear Permias dan Readers : Minggu siang ini dalam semangat Ramadhan dan Idul Fitri, Golkar (baca Golkar Baru) minta maaf ke rakyat karena masih ada amanat yang tidak dijalankan selama mereka memimpin... ehmmmsaya maafkan.meskipun saya juga pernah mencaci dan menghujat mereka...:-) smile...
Kenaikan Tarif Telepon Bercermin pada Cangkang Ketupat
Rekan-Rekan Yth --- Marketing cangkang ketupat pada setiap menjelang lebaran hendaknya dijadikan cermin, bagaimana sebuah teknologi yang merakyat, dalam artian, bisa dipahami secara "detail-tuntas-integratif", membuat produsen alias penganyam tidak bisa menetapkan harganya semau gue. Mereka sadar bahwa yang pandai memproduksi cangkang ketupat bukan hanya mereka, juga para konsumen. Sehingga kalau mereka bersikap arogan dalam penetapan harganya justru bisa menjadi bumerang terhadap omset penjualannya. Dalam kaitan dengan rentetan kenaikan jasa/barang berlatar belakang teknologi serta menyangkut kepentingan umum di Indonesia, seperti tarif telepon, masalah cangkang ketupat bisa dijadikan sarana cermin dan bahan renungan. Saya rasa banyak dari rekan-rekan di sini bisa memberikan uraiannya lebih lanjut. Silakan ! Salam, Nasrullah Idris
Re: Golkar minta maaf
...:)...hehe..."yang sudah lalu biarlah berlalu" ini sebetulnya kata yang bijak..tapi sering banget disalahgunakan utk menghindari tanggung jawab...:) anda mau ngajak diskusi ttg cara menegakkan hukum? atau maunya semua konsensus? itu hak pribadi anda tapi begini bung... saya ingat suatu zitat yang mengatakan bahwa demokrasi tumbuh dan berkembang di mana terjadi suatu "iklim konflik" yang sehatdan kontinyu! nhaabuat saya hukum itu pembatas sekaligus aturan main yang terpenting dalam alam demokrasi selain etika kalau anda merasa bahwa anda masih punya tanggung jawab hukum (seperti yang anda tulis) yaa...itu harus diselesaikan. Tapi khusus masalah golkar...ini nggak main-main bung!.ini nggak sekedar kasus nyolong ayam! (saya kira nggak usah diuraikan lagi) begitu bung...sekali lagi saya muak dengan penggunaan kata-kata indah yang intinya cuman menghindari tanggung jawab salam hangat dari hannover deddy priadi -Ursprüngliche Nachricht- Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED] An: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Datum: Sonntag, 17. Januar 1999 14:00 Betreff: Re: Golkar minta maaf Yah...bisa saja kita bilang...harus ada hukumannya atas segala ini dan itu... Tapi saya sich ngeliat nya ke depan...yang sudah terjadi ya sudahjangan di ulangi...masih banyak kerjaan di depan mata... Kalau mau adil seadil - adilnya.mulai dari diri saya sendiri sampai ke Presiden harus di hukum :-) Tidak ada satu orang pun bersih di Negara ini. :-) Kita semua bagian dari sistem yang rusak Smile deddy priadi wrote: siapa bilang mereka minta maaf. retorika murahan! ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi. oke maskalo golkar sudah minta maaf apa konsekuensi hukumnya? kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi? bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini? bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik? saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara sampai adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk segala penyelewengan selama ini.setelah itu barulah golkar boleh ikut pemilu lagi! saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar punya itikad baik nggak... bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan rekayasa di sisi lain.. kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...terus seakan-akan nggak ada urusan lagi... kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada tanggung jawab hukumnya lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab.keterlaluan! salam deddy priadi -Ursprüngliche Nachricht- Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED] An: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Datum: Sonntag, 17. Januar 1999 13:07 Betreff: Golkar minta maaf Dear Permias dan Readers : Minggu siang ini dalam semangat Ramadhan dan Idul Fitri, Golkar (baca Golkar Baru) minta maaf ke rakyat karena masih ada amanat yang tidak dijalankan selama mereka memimpin... ehmmmsaya maafkan.meskipun saya juga pernah mencaci dan menghujat mereka...:-) smile...
Re: Golkar minta maaf
Saya cuma orang biasa...tanggung jawab saya cuma baru (mampu) sebatas lingkungan saya... Saya belum bisa mengejar orang lain untuk menegakkan hukum... Kalau merasa mampu untuk menegakkan hukum terhadap Golkarmonggo Mas :-) after you (right behind you Sir...) ...Saya dukung dari belakang :-) Smile deddy priadi wrote: ...:)...hehe..."yang sudah lalu biarlah berlalu" ini sebetulnya kata yang bijak..tapi sering banget disalahgunakan utk menghindari tanggung jawab...:) anda mau ngajak diskusi ttg cara menegakkan hukum? atau maunya semua konsensus? itu hak pribadi anda tapi begini bung... saya ingat suatu zitat yang mengatakan bahwa demokrasi tumbuh dan berkembang di mana terjadi suatu "iklim konflik" yang sehatdan kontinyu! nhaabuat saya hukum itu pembatas sekaligus aturan main yang terpenting dalam alam demokrasi selain etika kalau anda merasa bahwa anda masih punya tanggung jawab hukum (seperti yang anda tulis) yaa...itu harus diselesaikan. Tapi khusus masalah golkar...ini nggak main-main bung!.ini nggak sekedar kasus nyolong ayam! (saya kira nggak usah diuraikan lagi) begitu bung...sekali lagi saya muak dengan penggunaan kata-kata indah yang intinya cuman menghindari tanggung jawab salam hangat dari hannover deddy priadi
bukan maaf yang penting : Golkar minta maaf
Kalau merasa mampu untuk menegakkan hukum terhadap Golkarmonggo Mas :-) after you (right behind you Sir...) ...Saya dukung dari belakang :-) Golkar minta maaf ?? bagus tetapi ada yang lebih penting lagi. Apakah dengan minta maaf, persoalan selama puluhan tahun selesai ? Bahkan orang yang nyolong ayampun dihukum !!! Orang/kelompok yang nyolong duit negara tetapi tidak ?? Di sini peran kita. Bila ada orang yang minta maaf, lalu kita telan mentah-mentah, dan melupakan apa yang sudah puluhan tahun terjadi, untuk apa gunanya ada sejarah ? Seorang kriminal bila diteriakin "eiii...awas...kriminal !!!" maka kriminal itu akan berpikir 2 kali untuk melakukannya lagi. tetapi bila kriminal itu berkata "maaf...mas...atas yang dulu dulu" lalu kita pun tidak awas lagi, yahenak dong kriminalnya. besok nyolong lagi, tinggal minta maaf lagi, lusa nyolong lagi, lusa minta maaf lagi, dan seterusnya. Di sini bukan masalah apakah kita mampu atau tidak untuk menegakkan hukum. Ini masalah KONTROL sosial politis !! dan itu HAK sekaligus KEWAJIBAN kita sebagai warga negara !!! Apa gunanya Golkar minta maaf kalau masih tetap seperti dulu ??? Apakah kita ingin sejarah berulang kembali ? apakah kita ingin setelah 33 tahun, kita keluar dari mulut buaya, masuk ke mulut harimau ??? Pertanyaan berikut tidak ada hubungannya dengan Golkar. Apakah Permias sudah ada rencana untuk Pemilu mendatang ini ? Atau sedang merencanakan yang lain ? Bagaimana dengan usul PPI Jerman selama ini untuk mengadakan kerja sama antar-benua ?? Saya rasa itu lebih berguna daripada mendiskusikan soal kucing. Bukannya saya tidak cinta kucing...=).. Johnson Chandra
Re: Golkar minta maaf
Memaafkan orang lain (apalagi yang kita nggak bisa "ngejarnya") adalah cara paling mudah untuk "berdamai" dengan diri sendiri... Biar kita nya nggak jadi stess dan gila... :-) Smile again... Hadeer wrote: Saya cuma orang biasa...tanggung jawab saya cuma baru (mampu) sebatas lingkungan saya... Saya belum bisa mengejar orang lain untuk menegakkan hukum... Kalau merasa mampu untuk menegakkan hukum terhadap Golkarmonggo Mas :-) after you (right behind you Sir...) ...Saya dukung dari belakang :-) Smile deddy priadi wrote: ...:)...hehe..."yang sudah lalu biarlah berlalu" ini sebetulnya kata yang bijak..tapi sering banget disalahgunakan utk menghindari tanggung jawab...:) anda mau ngajak diskusi ttg cara menegakkan hukum? atau maunya semua konsensus? itu hak pribadi anda tapi begini bung... saya ingat suatu zitat yang mengatakan bahwa demokrasi tumbuh dan berkembang di mana terjadi suatu "iklim konflik" yang sehatdan kontinyu! nhaabuat saya hukum itu pembatas sekaligus aturan main yang terpenting dalam alam demokrasi selain etika kalau anda merasa bahwa anda masih punya tanggung jawab hukum (seperti yang anda tulis) yaa...itu harus diselesaikan. Tapi khusus masalah golkar...ini nggak main-main bung!.ini nggak sekedar kasus nyolong ayam! (saya kira nggak usah diuraikan lagi) begitu bung...sekali lagi saya muak dengan penggunaan kata-kata indah yang intinya cuman menghindari tanggung jawab salam hangat dari hannover deddy priadi
Re: bukan maaf yang penting : Golkar minta maaf
Apakah Permias sudah ada rencana untuk Pemilu mendatang ini ? Atau sedang merencanakan yang lain ? Bagaimana dengan usul PPI Jerman selama ini untuk mengadakan kerja sama antar-benua ?? Nggak sabar mau lihat kontribusi LANGSUNG ke rakyat Indonesia he...hehe... Saya rasa itu lebih berguna daripada mendiskusikan soal kucing. Bukannya saya tidak cinta kucing...=).. Ha...ha.ha...ha. :-) Cat Lover Smile
Re: PRESIDEN PEREMPUAN
At 11:20 PM 1/15/99 -0600, Indi Soemardjan wrote: PRESIDEN PEREMPUAN Siapa dan bagaimana presiden Indonesia? "Presiden RI Pertama, penakluk perempuan. Presiden RI ke dua, takut perempuan. Presiden RI ke Tiga, gayanya seperti perempuan. Presiden RI ke Empat, perempuan beneran..." *** -- Indi Visit my world: http://pagina.de/indradi Indi, I like that, it is time to let the country be lead by WOMEN. Hidup Kaum wanita Indonesia !!!. Salam, Elias Moning _ Nothing is too simple to be disregarded Nothing is too complicated as such a seeking mind can not aquire http://www-unix.oit.umass.edu/~emoning
Negara Hukum (was: Re: Golkar minta maaf)
Saya jadi ingat kata-kata dari kebanyakan para Petinggi jamannya Orde Baru masalah Hukum. Mereka selalu bilang Negara kita adalah Negara Hukum ! Tidak ada yang kebal Hukum ! hehehehe...*tersenyum*:) Nah, penyakit Orang-Orang Lama seperti ini yang bisa menularkan kepada Petinggi yang saat ini tengah menikmati kekuasaannya. Sekarang kita boleh bertanya lagi: "Apakah Benar Negara Kita Adalah Negara Hukum, Dimana Tidak Ada Satupun Orang yang Kebal Hukum ?". Salam, bRidWaN At 19:53 17/01/99 +0700, Hadeer wrote: |Yah...bisa saja kita bilang...harus ada hukumannya |atas segala ini dan itu... | |Tapi saya sich ngeliat nya ke depan...yang sudah |terjadi ya sudahjangan di ulangi...masih banyak |kerjaan di depan mata... | |Kalau mau adil seadil - adilnya.mulai dari diri |saya sendiri sampai ke Presiden harus di hukum :-) |Tidak ada satu orang pun bersih di Negara ini. :-) |Kita semua bagian dari sistem yang rusak | |Smile deddy priadi wrote: siapa bilang mereka minta maaf. retorika murahan! ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi. oke maskalo golkar sudah minta maaf apa konsekuensi hukumnya? kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi? bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini? bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik? saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara sampai adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk segala penyelewengan selama ini. setelah itu barulah golkar boleh ikut pemilu lagi! saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar punya itikad baik nggak... bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan rekayasa di sisi lain.. kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...terus seakan-akan nggak ada urusan lagi... kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada tanggung jawab hukumnya lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab. keterlaluan! salam deddy priadi -Ursprüngliche Nachricht- Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED] Datum: Sonntag, 17. Januar 1999 13:07 Dear Permias dan Readers : Minggu siang ini dalam semangat Ramadhan dan Idul Fitri, Golkar (baca Golkar Baru) minta maaf ke rakyat karena masih ada amanat yang tidak dijalankan selama mereka memimpin... ehmmmsaya maafkan.meskipun saya juga pernah mencaci dan menghujat mereka...:-) smile...
Re: Negara Hukum (was: Re: Golkar minta maaf)
Saudara sekalaian: Kita sudah tahu persis apa jawaban dari pertanyaan Bung Bridwan apakah negara kita negara hukum. Secara singkat bahwa negara kita adalah negara hukum, karena memang punya perangkat hukum (KUHP dan hukum perdata), tetapiselain penegakkan hukumnya sangat loyo, juga hukum-hukumnya banyak yang sudah usang peninggalan kolonial Belanda. Jadi misalnya hukum telah di praktekkan, contohnya si remaja pembunuh 6 anggota keluarga telah divonis 7 tahun. Wah satu nyawa cuman dihargai setahun lebih. Sekarang umurnya baru 17 tahun, 7 tahun kemudian 24 tahun. Sedang kuat-kuatnyanya dia keluarkalau membunuh lagi siapa yang tanggungjawab? Ngembat ayam tetangga saja masuk bui 1--2 bulan. Selain itu, nampaknya orang-orang kita juga sangat takut dengan proses hukum; mati-matian berusaha untuk tidak urusan dengan hukum. Sebab interogasi/pemeriksaan polisinya saja terdengar begitu menyeramkan. Belum lagi siapa nanti yang membayar seluruh biayanya? Belum lagi keraguan atas keadilan hakimnya (apakah tidak di suap oleh yang lebih kuat ekonominya, atau ada campur tangan penguasa?). Dan yang tak kalah pentingnya adlah sifat kita yang "cinta damai". kalau ada kejadian, lalu kita bilang damai sajalah, tak perlu diperkarakan, tidak perlu kaku-kaku, damai saja. Saya sendiri belum pernah kena perkara sehingga harus terlibat langsung dalam proses persidangan dan juga belum pernah nonton sidang. Tapi nampaknya, dari nonton acara TV atau dengar dari orang lain, prosesnya beda dengan yang di Amerika Serikat, yang ada juri dan juri adalah yang menentukan putusan persidangan. Dan di AS, juri dipilih dari masyarakat setelah memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Juri yang di pilih dari masyarakat ini sebenarnya secara langsung adlah bentuk dari pendidikan hukum secara aktif bagi masyarakat. Tak heran bila orang Amerika begitu sadar hukum. Di Indonesia kejahatan massal saja hukumnya tidak jelas. Dan orang belajar dnegan cepat memanfaatkan kelemahan itu. Mau buat kerusuhankerjain ramai-ramai, sampai bunuh guru ngaji juga ramai-ramai. karena ramai-ramai, kalau ada beberapa yang ditangkap, maka ronmbongan itu menuntut kantor polisi untuk membebaskan. Kalau tuntutan tidak dipenuhi dmaka aksi yang l;ebih hebat akan terjadi. Nah polisi kan tidak bisa menembakin semua orang itu, sebab bila demikian maka ini akan menjadi isu pelanggaran HAM yang serius yaitu pembunuhan masyarakat sipil oleh aparat. Nah nampaknya memang rumit sekali hukum dan penegakannya serta kesadaran hukum di Indonesia. kalau mau memperbaiki, entah harus dari mana. Namun kesulitan ini hendaknya bukan jadi halangan untuk memperbaiki hukum di Indonesia. Mungkin teman-taman yang punya latar belakang pendidikan hukum bisa memberikan pendapatnya. Salam, Panut Wirata ---bRidWaN [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya jadi ingat kata-kata dari kebanyakan para Petinggi jamannya Orde Baru masalah Hukum. Mereka selalu bilang Negara kita adalah Negara Hukum ! Tidak ada yang kebal Hukum ! hehehehe...*tersenyum*:) Nah, penyakit Orang-Orang Lama seperti ini yang bisa menularkan kepada Petinggi yang saat ini tengah menikmati kekuasaannya. Sekarang kita boleh bertanya lagi: "Apakah Benar Negara Kita Adalah Negara Hukum, Dimana Tidak Ada Satupun Orang yang Kebal Hukum ?". Salam, bRidWaN At 19:53 17/01/99 +0700, Hadeer wrote: |Yah...bisa saja kita bilang...harus ada hukumannya |atas segala ini dan itu... | |Tapi saya sich ngeliat nya ke depan...yang sudah |terjadi ya sudahjangan di ulangi...masih banyak |kerjaan di depan mata... | |Kalau mau adil seadil - adilnya.mulai dari diri |saya sendiri sampai ke Presiden harus di hukum :-) |Tidak ada satu orang pun bersih di Negara ini. :-) |Kita semua bagian dari sistem yang rusak | |Smile deddy priadi wrote: siapa bilang mereka minta maaf. retorika murahan! ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi. oke maskalo golkar sudah minta maaf apa konsekuensi hukumnya? kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi? bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini? bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik? saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara sampai adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk segala penyelewengan selama ini. setelah itu barulah golkar boleh ikut pemilu lagi! saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar punya itikad baik nggak... bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan rekayasa di sisi lain.. kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...terus seakan-akan nggak ada urusan lagi... kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada tanggung jawab hukumnya lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab. keterlaluan! salam deddy priadi -Ursprüngliche Nachricht- Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED] Datum: Sonntag, 17.
Re: Negara Hukum (was: Re: Golkar minta maaf)
Saudara sekalian: Kita sudah tahu persis apa jawaban dari pertanyaan Bung Bridwan apakah negara kita negara hukum. Secara singkat bahwa negara kita adalah negara hukum, karena memang punya perangkat hukum (KUHP dan hukum perdata), tetapiselain penegakkan hukumnya sangat loyo, juga hukum-hukumnya banyak yang sudah usang peninggalan kolonial Belanda. Jadi misalnya hukum telah di praktekkan, contohnya si remaja pembunuh 6 anggota keluarga telah divonis 7 tahun. Wah satu nyawa cuman dihargai setahun lebih. Sekarang umurnya baru 17 tahun, 7 tahun kemudian 24 tahun. Sedang kuat-kuatnyanya dia keluarkalau membunuh lagi siapa yang tanggungjawab? Ngembat ayam tetangga saja masuk bui 1--2 bulan. Selain itu, nampaknya orang-orang kita juga sangat takut dengan proses hukum; mati-matian berusaha untuk tidak urusan dengan hukum. Sebab interogasi/pemeriksaan polisinya saja terdengar begitu menyeramkan. Belum lagi siapa nanti yang membayar seluruh biayanya? Belum lagi keraguan atas keadilan hakimnya (apakah tidak di suap oleh yang lebih kuat ekonominya, atau ada campur tangan penguasa?). Dan yang tak kalah pentingnya adlah sifat kita yang "cinta damai". kalau ada kejadian, lalu kita bilang damai sajalah, tak perlu diperkarakan, tidak perlu kaku-kaku, damai saja. Saya sendiri belum pernah kena perkara sehingga harus terlibat langsung dalam proses persidangan dan juga belum pernah nonton sidang. Tapi nampaknya, dari nonton acara TV atau dengar dari orang lain, prosesnya beda dengan yang di Amerika Serikat, yang ada juri dan juri adalah yang menentukan putusan persidangan. Dan di AS, juri dipilih dari masyarakat setelah memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Juri yang di pilih dari masyarakat ini sebenarnya secara langsung adlah bentuk dari pendidikan hukum secara aktif bagi masyarakat. Tak heran bila orang Amerika begitu sadar hukum. Di Indonesia kejahatan massal saja hukumnya tidak jelas. Dan orang belajar dnegan cepat memanfaatkan kelemahan itu. Mau buat kerusuhankerjain ramai-ramai, sampai bunuh guru ngaji juga ramai-ramai. karena ramai-ramai, kalau ada beberapa yang ditangkap, maka ronmbongan itu menuntut kantor polisi untuk membebaskan. Kalau tuntutan tidak dipenuhi dmaka aksi yang l;ebih hebat akan terjadi. Nah polisi kan tidak bisa menembakin semua orang itu, sebab bila demikian maka ini akan menjadi isu pelanggaran HAM yang serius yaitu pembunuhan masyarakat sipil oleh aparat. Nah nampaknya memang rumit sekali hukum dan penegakannya serta kesadaran hukum di Indonesia. kalau mau memperbaiki, entah harus dari mana. Namun kesulitan ini hendaknya bukan jadi halangan untuk memperbaiki hukum di Indonesia. Mungkin teman-taman yang punya latar belakang pendidikan hukum bisa memberikan pendapatnya. Salam, Panut Wirata ---bRidWaN [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya jadi ingat kata-kata dari kebanyakan para Petinggi jamannya Orde Baru masalah Hukum. Mereka selalu bilang Negara kita adalah Negara Hukum ! Tidak ada yang kebal Hukum ! hehehehe...*tersenyum*:) Nah, penyakit Orang-Orang Lama seperti ini yang bisa menularkan kepada Petinggi yang saat ini tengah menikmati kekuasaannya. Sekarang kita boleh bertanya lagi: "Apakah Benar Negara Kita Adalah Negara Hukum, Dimana Tidak Ada Satupun Orang yang Kebal Hukum ?". Salam, bRidWaN At 19:53 17/01/99 +0700, Hadeer wrote: |Yah...bisa saja kita bilang...harus ada hukumannya |atas segala ini dan itu... | |Tapi saya sich ngeliat nya ke depan...yang sudah |terjadi ya sudahjangan di ulangi...masih banyak |kerjaan di depan mata... | |Kalau mau adil seadil - adilnya.mulai dari diri |saya sendiri sampai ke Presiden harus di hukum :-) |Tidak ada satu orang pun bersih di Negara ini. :-) |Kita semua bagian dari sistem yang rusak | |Smile deddy priadi wrote: siapa bilang mereka minta maaf. retorika murahan! ntar si Akbar itu pasti bilang itu pendapat pribadi lagi. oke maskalo golkar sudah minta maaf apa konsekuensi hukumnya? kita ingat bagaimana pemilu selama ini dicurangi? bagaimana kebijakan-kebijakan $oeharto di-Amini? bagaimana dengan intimidasi?..penurunan moral berpolitik? saya usulkan golkar DILARANG ikut pemilu sementara sampai adanya kejelasan dan tanggung jawab golkar untuk segala penyelewengan selama ini. setelah itu barulah golkar boleh ikut pemilu lagi! saya rasa ini penting untuk membuktikan apakah golkar punya itikad baik nggak... bukan cuma ngomong manis di satu sisi tapi tetap melakukan rekayasa di sisi lain.. kok ya kayaknya ringan gitu udah minta maaf...terus seakan-akan nggak ada urusan lagi... kalo kita mau konsekuen dengan rechtstaat...yaa harus ada tanggung jawab hukumnya lha ini kok benar-benar nggak ada tanggung jawab. keterlaluan! salam deddy priadi -Ursprüngliche Nachricht- Von: Hadeer [EMAIL PROTECTED] Datum: Sonntag, 17.
AGAM: kelompok kafir yg fasis adalah pelaku ethnic cleansing
Dari koran Waspada kemarin (dan masih belum diganti saat ini) diperlihatkan bagaimana seorang dari kelompok kafir AGAM menggenggam senapan otomatis. Si penggenggam senapan mengawasi pengungsi hasil taktik ethnic cleansing mereka terhadap kelompok pendatang, khususnya dari suku Jawa. Setelah muncul amaran dari Panglima Perang AGAM yang fasis beberapa hari yang lalu, hari ini AGAM hendak mengganti/meralat ucapannya. Dalam amaran terdahulu, kaum pendatang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kaum pendatang dari Jawa yang harus meninggalkan Aceh, kaum pendatang dari mana saja yang menikah dengan orang Aceh sehingga boleh tinggal, dan kaum pendatang dari wilayah Sumatera yang juga harus keluar dari Aceh untuk mendirikan negara sendiri. Saya tidak jelas bagaimana dengan pendatang dari wilayah di luar Jawa dan Sumatera. Mungkin dikelompok sebagai kambing sehingga tidak perlu keluar dari Aceh? Atau dikelompokkan sebagai orang Jawa sebagaimana sering dilakukan terhadap kaum pendatang di Timtim. Hari ini AGAM sang fasis berusaha meralat ucapannya bahwa AGAM tidak memusuhi suku Jawa, tetapi memusuhi pemerintahan Jawa. Suatu ralat yang jelas dibuat-buat dan menggelikan. Ludah yang sudah keluar dari mulut tidak dapat ditelan kembali. Seorang muslim tidak akan pernah mengkafirkan muslim lainnya, dan bahkan tidak akan mengkafirkan non-muslim yang tidak mengancam umat Islam. Dalam kehidupan di Amerika Serikat sendiri antar muslim selalu diawali dengan brother atau sister untuk memanggilnya. Umat muslim di AS juga selalu tolong menolong. Memberi makanan buat muslim yang lainpun menjadi budaya yg menonjol. Tidak perduli kulitnya hitam yg misal datang dari Sudan, putih yg dari Turki, atau yg coklat dari Malaysia dan Indonesia, semua akan saling memeluk bila berjumpa. Kelompok kafir AGAM yang dilatih oleh Libya bukannya menerima kaum pendatang, malahan mengusiri para pendatang yang hanyalah para petani teraniaya di kampung sendiri. Kaum petani yg dijarah tanahnya oleh pemerintahan yang lalu. Bukannya mereka dilindungi, tetapi malah ancaman, pukulan, siksaan, dan pembunuhan yang ternyata berlangsung di lingkungan wilayah transmigrasi. Kelompok kafir AGAM selalu mempunyai alasan untuk membela diri. Pembunuhan besar-besaran terhadap kaum pendatang dikatakan sebagai korban ABRI yang membunuhi para Cuwak untuk menutup mulut mereka. Suatu alasan yg menggelikan dan demikian bodoh. Isu yang ditiupkan ini mirip sekali dengan isu pembunuhan para pimpinan milisi di timtim oleh TNI. Saya sangat curiga jangan-jangan AGAM dilatih oleh LSM-LSM itu untuk berpropaganda. Tindak pengusiran pendatang oleh kelompok kafir AGAM mempunyai modus operandi yang berkebalikan dengan pendudukan daratan AS oleh kaum kulit putih. Bila kaum kulit putih membunuhi dan mengusir orang Meksiko dan Indian lalu membuat pernyataan bahwa mereka pemilik sah wilayah tersebut, maka Kafir dan fasis AGAM mengusiri dan membunuh kaum pendatang agar menang dalam referendum nanti. Tindakan AGAM ini mirip sekali dengan kelakuan busuk Serbia di Bosnia. Untuk itu, pembentukan milisi untuk mempertahankan diri terhadap keganasan AGAM sangat diperlukan. Sudah cukup dipukuli dan dibunuhi. Saatnya sudah datang untuk membela diri. Memerangi AGAM yang membunuhi muslim lainnya hukumnya adalah wajib. Memerangi AGAM adalah memerangi kebatilan dan kemungkaran. Hanya ada satu jawaban untuk AGAM yaitu perang sabil. Jeffrey Anjasmara - BELAWAN (Waspada): Komplek penampungan sementara (Transito) Departemen Transmigrasi Sumatera Utara di Medan Labuhan penuh sesak hingga tak mampu menampung ribuan warga transmigrasi asal Aceh . Menurut pantauan Waspada di lokasi transito, Kamis (18/11) melihat warga transmigrasi mengungsi dari Aceh membludak hingga ke kaki lima bangunan. Membludaknya lokasi transito karena warga transmigrasi dari berbagai daerah lokasi trans di Aceh terus berdatangan meminta perlindungan. Kondisi warga transmigrasi terlihat menyedihkan, anak-anak mulai kekurangan gizi karena makanan mereka miliki mulai menipis. Sementara bantuan makanan dari Departemen Transmigrasi sangat minim. Warga transmigrasi kondisinya sangat memprihatinkan adalah warga trans pola PIR menempati areal SP VI di Desa Petee, Aceh Barat. Sesuai program transmigrasi pola PIR, setiap KK diberikan areal bercocok tanam 0,5 hektar. PIR masih dalam pembenahan oleh Inti. Mereka terpaksa meninggalkan lokasi transmigrasi karena keselamatan terancam, bahkan puluhan rumah warga transmigrasi dibakar kelompok tak dikenal. Kondisi di lokasi transmigrasi di Patee menurut warga trans sangat mencekam. Warga Trans menempati bangunan Transito tiba di lokasi tersebut dua bulan lalu . Sementara warga transmigrasi pola PIR tiba di lokasi transito Medan Labuhan Senin (15/11). Jumlah mereka seluruhnya mencapai 40 KK dengan jumlah jiwa sekirat 400 orang lebih. Kondisi mereka sangat memprihatinkan dan hanya mengharapkan makanan dari bantuan pengurus kompleks transmigrasi. Mereka tetap bertahan di lokasi
Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh
Tidak ada bukti bahwa ada pengusiran kaum pendatang oleh TNI. Tidak di Timtim atau di Ambon. Apalagi pengusiran pendatang di Lampung, atau Tanjung Priok dan Semanggi. Taktik pengalihan kesalahan kepada TNI adalah taktik murahan AGAM yang diberikan oleh LSM-LSM eks Timor. Sama persis dengan tuduhan pemaksaan 250.000 pengungsi oleh TNI ke Timbar, atau pembunuhan masal yang dituduhkan oleh LSM dan Aussie yang tidak pernah memberikan bukti. Semua hanya rekayasa kebohongan LSM. Saat ini rekayasa dilakukan oleh AGAM dibantu oleh LSM-LSM. Nanti setelah kaum pendatang itu jauh dari Aceh maka jawaban jujur dari mereka akan keluar. Bebas dari ancaman kelompok AGAM yg menyusup ke Medan tempo hari. Silakan dibaca lagi berita Waspada kemarin bagaimana seorang pria AGAM berusaha meluruskan jawaban polos dari pengungsi bahwa yang mengancam mereka adalah orang-orang bersenjata tak dikenal. Itu adalah bukti bahwa terjadi praktek pengalihan kesalahan oleh AGAM kepada TNI. Apakah anda sebagai orang Aceh sedang berusaha menarik simpati dan mengungkit sentimen Semanggi? Fakta berbicara kawan.:) Jeffrey Anjasmara '-- From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh Date: Fri, 19 Nov 1999 16:47:12 +0800 Satu hal yang sangat jelas terjadi di Aceh adalah bahwa di sana sedang bermain provokator-provokator yang tidak rela rakyat hidup damai. Anehnya, rakyat Aceh percaya bahwa para provokator tersebut adalah tentera-tentera kebanggaan rakat Indonesia, yang kita panggil dengan nama ABRI atau TNI itu, atau orang-orang suruhan mereka. Mereka percaya yang membakar sekolah adalah ABRI/TNI, yang memeras rakyat adalah ABRI/TNI, dan yang mengusir warga non Aceh adalah ABRI/TNI juga. Ini juga yang terjadi di Timor Timur, Ambon, Lampung, Tj. Priok, Semanggi, dsb. Lucunya, hal yang sedemikian jelas itu tidak mau kita lihat karena chauvinism kita sehingga kita membutakan mata, memekakkkan telinga, dan menutup pintu hati kita untuk mengakui hal tersebut. Upss Nggak benar, ya? Soalnya kita kan percaya hal tersebut berlaku pada kasus Semanggi dan "daerah-daerah sekitarnya" kan? On Thu, 18 Nov 1999 16:34:39 . Brawijaya wrote: - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 16, 1999 03:13 PM Subject: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh Diam dihadapan kebiadaban yang sedang berlangsung di Aceh sekarang di Aceh adalah kemunafikan! Kebiadaban itu bernama ethnic cleansing: pengusiran orang-orang yang bukan orang Aceh asli dari tanah Aceh. Atau orang Aceh yang tidak sama pendiriannya dengan orang-orang Aceh yang menginginkan kemerdekaan Aceh! Dan ini terjadi dihadapan mata kita. Hingga hari ini saya belum mendengar banyak orang yang dengan lantang menyalahkan ethnic cleansing ini. Juga para aktivis HAM di Indonesia tidak banyak yang buka mulut! Ini adalah kesalahan! Agar jangan kita lupa: yang sedang mulai berlangsung di Aceh sekarang adalah Bosnia dan Kosovo - tapi pelakunya bukan orang Nasrani tapi fundementalisme Islam dan rasialis Aceh. Aktivis LSM yang selama ini memasaalahkan pelanggaran hak-hak azasi manusia yang dilakukan sedadu Indonesia tapi diam dihadapan kebiadaban ini adalah orang-orang munafik. Jufiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo = __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
US Embassy Visa Operations
Date: Wed, 17 Nov 1999 11:34:51 -0500 Reply-To: "Indonesian Development Studies -- http://web.syr.edu/~suisa/ids/" [EMAIL PROTECTED] Sender: "Indonesian Development Studies -- http://web.syr.edu/~suisa/ids/" [EMAIL PROTECTED] From: Ketty Rosenfeld [EMAIL PROTECTED] Subject: US Embassy Visa Operations To: [EMAIL PROTECTED] Tolong disebar luaskan. Terima kasih sebelumnya. Subject: US Embassy Visa Operations Date: Wed, 17 Nov 1999 15:15:37 +0700 From: "American Chamber of Commerce" [EMAIL PROTECTED] To: "AmCham Warden System"[EMAIL PROTECTED] The "Millennium Bug," or Y2K problem, will have unpredictable consequences and could lead to disruptions of basic services in some areas. In order to be better prepared to assist American citizens if problems arise, the Department of State has directed that visa operations be limited until January 17, 2000. The visa sections at the US Embassy in Jakarta and Consulate General in Surabaya will be closed from December 31 to January 17. The US Consular Agency in Bali does not process visas. Applicants planning to travel to the United States during that period are encouraged to obtain their visas as soon as possible. This is particularly important for Indonesian students who need to return to school by mid-January. The Embassy will be open to provide services for US citizens throughout this period. -- Ketty Munaf Rosenfeld [EMAIL PROTECTED] Visit http://www.idsmedia.com/mall "Online Mall E-Commerce Center"
Re: Ethnic cleansing di Aceh
Tidak ada satu resep cespleng yang dalam sekali tepuk mampu mengurai masalah Aceh yang kompleks ini. Saya percaya solusi yang dibutuhkanpun harus merupakan paket menyeluruh sebagai jawaban dari problem-problem yang ada. 1. Jelas bahwa TNI selama ini (terutama dalam periode DOM) telah melakukan pelanggaran HAM dalam suatu skala yang sangat mengerikan. Oleh karena itu pemberlakuan darurat militer untuk saat ini adalah langkah mundur dan kontra produktif dalam penyelesaian masalah. Hal ini harus ditentang. 2.Dari berbagai sumber informasi ternyata terdapat beberapa pihak dengan berbagai kepentingan yang juga bertanggung jawab terhadap berlarut-larutnya teror terhadap masyarakat Aceh maupun pendatang. Justru pemerintah Indonesia harus mampu mengungkap kelompok kelompok, yang dari aksi-aksinya, tidak mungkin dilakukan masyarakat biasa. Baik dari pihak "luar" atau ops-ops intelejen yang lepas kontrol. 3.Memenuhi tuntutan keadilan bagi rakyat aceh. Adili $oeharto, benny, try dll karena dosa dosa mereka thd rakyat aceh. Juga harus diambil langkah antisipasi dan tegas apabila ternyata masih ada beberapa orang maupun institusi resmi (?!) di Jakarta yang masih "bermain" di Aceh. 4. Sosialisasi ide-ide otonomi daerah atau federalisme beserta semua ekses yang mungkin akan timbul setelahnya. Juga perimbangan keuangan pusat-daerah dalam kerangka desentralisasi. 5.Apresiasi yang lebih tinggi terhadap latar belakang budaya maupun sejarah Aceh. Juga perhatian khusus terhadap pengembangan SDMnya. Semua langkah-langkah ini mendesak untuk segera dilakukan (terutama point tiga) mengingat temperatur konflik sudah sedemikian tinggi dan masing-masing pihak semakin siap untuk memainkan "kartu kekerasan" dengan masing-masing argumennya. BTW...bung Jeffrey..pernyataan anda ttg LSM kok sering tendensius yaa..;-) tapi PERMIAS list harus bersukur punya penulis yang produktif dan mempunyai opini yang jelas seperti bung Jeffrey ini. salam hangat deddy priadi - Original Message - From: Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, November 19, 1999 3:26 PM Subject: Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh Tidak ada bukti bahwa ada pengusiran kaum pendatang oleh TNI. Tidak di Timtim atau di Ambon. Apalagi pengusiran pendatang di Lampung, atau Tanjung Priok dan Semanggi. Taktik pengalihan kesalahan kepada TNI adalah taktik murahan AGAM yang diberikan oleh LSM-LSM eks Timor. Sama persis dengan tuduhan pemaksaan 250.000 pengungsi oleh TNI ke Timbar, atau pembunuhan masal yang dituduhkan oleh LSM dan Aussie yang tidak pernah memberikan bukti. Semua hanya rekayasa kebohongan LSM. Saat ini rekayasa dilakukan oleh AGAM dibantu oleh LSM-LSM. Nanti setelah kaum pendatang itu jauh dari Aceh maka jawaban jujur dari mereka akan keluar. Bebas dari ancaman kelompok AGAM yg menyusup ke Medan tempo hari. Silakan dibaca lagi berita Waspada kemarin bagaimana seorang pria AGAM berusaha meluruskan jawaban polos dari pengungsi bahwa yang mengancam mereka adalah orang-orang bersenjata tak dikenal. Itu adalah bukti bahwa terjadi praktek pengalihan kesalahan oleh AGAM kepada TNI. Apakah anda sebagai orang Aceh sedang berusaha menarik simpati dan mengungkit sentimen Semanggi? Fakta berbicara kawan.:) Jeffrey Anjasmara '-- From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh Date: Fri, 19 Nov 1999 16:47:12 +0800 Satu hal yang sangat jelas terjadi di Aceh adalah bahwa di sana sedang bermain provokator-provokator yang tidak rela rakyat hidup damai. Anehnya, rakyat Aceh percaya bahwa para provokator tersebut adalah tentera-tentera kebanggaan rakat Indonesia, yang kita panggil dengan nama ABRI atau TNI itu, atau orang-orang suruhan mereka. Mereka percaya yang membakar sekolah adalah ABRI/TNI, yang memeras rakyat adalah ABRI/TNI, dan yang mengusir warga non Aceh adalah ABRI/TNI juga. Ini juga yang terjadi di Timor Timur, Ambon, Lampung, Tj. Priok, Semanggi, dsb. Lucunya, hal yang sedemikian jelas itu tidak mau kita lihat karena chauvinism kita sehingga kita membutakan mata, memekakkkan telinga, dan menutup pintu hati kita untuk mengakui hal tersebut. Upss Nggak benar, ya? Soalnya kita kan percaya hal tersebut berlaku pada kasus Semanggi dan "daerah-daerah sekitarnya" kan? On Thu, 18 Nov 1999 16:34:39 . Brawijaya wrote: - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 16, 1999 03:13 PM Subject: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh Diam dihadapan kebiadaban yang sedang berlangsung di Aceh sekarang di Aceh adalah kemunafikan!
Re: [Re: Ethnic cleansing di Aceh]
Seharusnya kita cari tuh orang2 yang asli dari Aceh tembak langsung Amrik. Kita tanya apa yang sebenarnya terjadi di Aceh. Dengan begitu forum ini bisa lebih productive untuk menyumbang pikiran kita untuk pemerintah. Karena gue ngerasa ngeroyokin Muhammad Nahar (termasuk gue..:)). Kaya'nya kurang fair juga. Masak diseluruh Amerika engga' bisa sih ngedapatin 1 orang Aceh, yang asli Aceh, dan ngerti soal Aceh. Engga' ada yah moderator yang bisa ngurusin ini???. Karena terus terang gue sangat...sangat interested dengan "apa sih yang dimauin rakyat Aceh?". Dan gue juga pingin tau apa sebenarnya yang terjadi. Koran buat gue itu sangat2 bias, dan kaya'nya kok beritanya kurang detail gitu. Karena kita2 engga' ada yang mau kejadian Tim2 terulang lagi. Gimana kalau anda2 yang pro-kemerdekaan Aceh (Mr. M.Nahar), segera ngumpulin teman2nya, suruh konek ke Permias@, dan kita bikin forum... Sorry nih bukannya maksud ngelangkahin siapa2, cuma pingin liat sesuatu yang kongkrit gitu + kalau seandainya dari sini kita dapatkan jalan tengah, mungkin bisa membantu (mungkin...). Toh kita2 juga yang akan memimpin bangsa, coba aja kita main role-playing game sekali2...:)). Untuk Dedi, engga' bisa dielaborate lebih banyak?. Apa ini, kemelut, yang sebenarnya dialami oleh rakyat Aceh? 1. Seberapa mengerikannya sih pembantaian itu? 2. Yang ini... mungkin hanya Tuhan yang tahu. 3. Yang ini prosesnya lama, problemnya udah sampai di leher, yang ada kalau ngurusin ginian (apalagi bawa Moerdani ke meja hijau), Acehnya udah kelaut 4. Ini udah dibahas mba' Ida and YS. 5. Ini yang susah, dan memang ini yang mereka mau? Ngurusin Soeharto, apalagi Benny Moerdani, itu sama aja kita membubarkan negara kita. Karena proses yang akan berlangsung sangat lama untuk mengadili kajahatan yang sudah berlangsung sangat lama. By the time kita mau mulai mengadili, yang ada rakyatnya udah pada diriin negara baru, karena engga' sabar, dan karena menurut rakyat biasa, pemerintah bertele2. Ngurusin hartanya Soeharto ada engga' kelar2, ngurusin kejahatan "perang" lagi + include Jendral2 yang boleh dibilang "untouchable" lagi. Problem2 yang ada diatas adalah problem yang "orang Jawa" pikir, itu problem yang dirasakan rakyat Aceh sekarang. Seandainya itu pun benar,a da engga' garansi dari pihak Aceh, kalau pemerintah melakukan apa yang mereka tuntut. Aceh engga' akan pisah? kalau ada mungkin lebih enak jalannya, tapi kalau engga'? udah cape2, hasilnya percuma... Reaksi gue (sebagai orang awam) terhadap GAM itu adalah, mereka egoist, oppurtunis, ular, mereka engga' peduli barang seujung rambutpun tentang perjuangan mahasiswa. Buktinya: 1. Dengan mengklaim untuk pisah (merdeka menurut mereka), secara engga' langsung mereka mengencingi perjuangan mahasiswa2 yang berjuang menurunkan ORBA, untuk menaikan kesejahteraan bangsa. 2. Dengan ngasih ancaman bahwa GD akan diusir begitu tiba diAceh, ngasih liat kalau mereka mempunyai "agenda" sendiri, dan kemungkinan GD datang kesana akan merusak "rencana" mereka. 3. Dengan mengusir rakyat yang bukan Aceh, itu usaha memurnikan suku, yang kalau kita perangi, juga tidak akan dikecam oleh negara2 lain. Ini adalah bangsa Aria, in the earlier form. Jangan samapi Hitler muncul lagi. 4. Dengan berbagai kecurangan mereka bilang pertama kali kalau mereka tidak mau merdeka, tapi sekarang mereka ingin merdeka. Mereka membikin pernyataan anti-jawa, sekarang mereka bilang anti-pemerintah yang berada di jawa. Apa kita bisa percaya dengan orang2 seperti ini?, siapa yang ada dibalik GAM ini? yang pasti ada seorang juru bicara yang memperhatikan reaksi masyarakat, dan mereka2 ini yang jadi penasihat2 GAM, supaya bisa dilihat oleh dunia International, kalau mereka itu tertindas oleh RI (lewat TNI). Tapi sayang GAM, bukan Fretilin, yang cukup pintar dan sabar. Ini yang membuat mereka tidak terlalu mendapat banyak simpati, baik dari dalam maupun dari luar + mereka islam dan bukan daerah jajahan...:)). Gue rasa banyak yang sependapat dengan gue, dan kalau di adakan referndum nasional, mereka akan kalah total (tapi sebelum referendum, sebaiknya diadakan survey nasional dahulu...:)). Bagi orang2 Aceh yang pro Aceh merdeka, ada tanggapan engga'? Is it true?... Is it not? ... who knows???... .-Ichal-. priadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Tidak ada satu resep cespleng yang dalam sekali tepuk mampu mengurai masalah Aceh yang kompleks ini. Saya percaya solusi yang dibutuhkanpun harus merupakan paket menyeluruh sebagai jawaban dari problem-problem yang ada. 1. Jelas bahwa TNI selama ini (terutama dalam periode DOM) telah melakukan pelanggaran HAM dalam suatu skala yang sangat mengerikan. Oleh karena itu pemberlakuan darurat militer untuk saat ini adalah langkah mundur dan kontra produktif dalam penyelesaian masalah. Hal ini harus ditentang. 2.Dari berbagai sumber informasi ternyata terdapat beberapa pihak dengan berbagai kepentingan yang juga bertanggung jawab terhadap berlarut-larutnya teror terhadap masyarakat Aceh maupun
AGAM: Pangabnya berganti jurus
AGAM dengan pemandu acaranya yaitu Tengku Abdullah Syaffi berganti taktik. Sekarang ini sibuk meralat bahwa amaran yang disebarkan beberapa hari yang lalu adalah ulah provokator. Jadi amaran yang mana yang betul? Jadi kalau amaran berisi ancaman bila tidak menaikkan bendera GAM masih betul atau tidak? Bagaimana pula dengan amaran untuk memakai hijab dulu itu? Benar atau tidak? Kenapa jalur ke kepala desa seluruh Acehnya kok bisa sama? Bagaimana mungkin dua pihak yang berbeda dapat mendistribusikan amaran dengan sama-sama efektif sampai ke pelosok-pelosok? Aduh tengku-tengku:) anda gelarnya tengku tapi lidahnya seperti lidah ular. Satu hal lagi, amaran itu selain disebarkan lewat hardcopy juga dinyatakan secara langsung oleh Panglima AGAM kepada harian Waspada dan radio suara pemberontak itu. Hayo, mungkir? Kalau mau hitung-hitungan, apa untungnya provokator menyebarkan amaran itu? Biar ada alasan TNI masuk? Hohoho tidak muncul alasan satupun dari keluarnya para transmigran miskin itu. Apa lagi? Biar muncul ketidakstabilan di Aceh? Hohohosekarang juga sudah tidak stabil! Tidak ada lagi alasan kan? Mau berkelit apa lagi? Eksodus bukan kegiatan yang terus menerus. Setelah Aceh sudah bersih dari orang non-Aceh, maka kegiatan eksodus juga akan selesai. Berapa keuntungan oleh provokator (tegasnya provokator TNI) dari usaha berimbas tinggi di masa depan ini dibandingkan dengan pemanfaatan waktu geger eksodus yang singkat itu? Hanya tentara bodoh yang tidak dapat melihat kerugian yg lebih besar dari eksodus itu bagi tentara. Keuntungan dari eksodus sepenuhnya didapat oleh AGAM dan mahasiswa Unsyiah yg mulai membuka cadar makarnya itu. AGAM tentu saja akan leluasa merampoki harta para pengungsi yang tidak sempat dibawa, sebagaimana mereka telah merampok, menculik dengan tebusan yang selama ini telah dipraktekkan. Kelakuan ini sama dengan Falintil yang merampoki kekayaan para pedagang asal Sulsel di Timtim itu. Setelah mengancam akan menyerang instalasi militer tanggal 4 Desember nanti, AGAM-pun berganti kedok setelah melihat perkembangan yang tidak menguntungkan. Jadi waktu menteri-menteri itu ke sana lalu diancam untuk mengambil tindakan dengan deadline sebelum 4 Desember itu apa gunanya dong? Jadi kemarin ceritanya bluffing? Bluffing atau mengancam? Itu beda dong Tengku!!! Barusan ada yg nanya mengapa saya tendensius thd LSM. Sekarang begini saja deh, apa yang sudah dilakukan oleh ETAN dan kecoak lainnya untuk membantu pengungsi Timtim yang ribuan itu? Ada enggak? Jelas tidak perduli lagi karena tujuannya memang hanya untuk mencari keramaian dan uang LN saja. Apa yang sudah dilakukan LSM terhadap pengungsi Aceh korban ethnic cleansing itu? NONE, ZIP, ZERO, NIL!!! Tentu mereka lebih suka untuk brainwashing mahasiswa dan warga di sana. Itu karena job description dari penyandang dananya sudah seperti itu. Penyandang dana bule tidak menyuruh mereka untuk jadi petugas saweran uang, dan dewan penyantun bule ini juga tidak berkehendak jadi santa klaus. Sekarang begini, coba sebutkan satu saja LSM di Timtim yang bergerak untuk menolong pengungsi. Ada enggak? Semua punya agenda POLITIK. Tidak ada urusan dengan faktor KEMANUSIAAN. Jeffrey Anjasmara ANTARA/Azhari DI ATAS KAPAL - Ratusan penduduk Aceh sampai Jumat (19/11) pagi masih terus berupaya meninggalkan provinsi itu dengan menggunakan sarana angkutan yang ada setelah situasi keamanan di daerah ini tidak menentu. Salah satu sarana angkutan yang pakai untuk mengungsi adalah menggunakan KMP ''Sangiang'' di Pelabuhan Malahayati, Aceh Besar, Rabu (17/11). Banda Aceh, 19 November Pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Syahkuala (Unsyiah) Banda Aceh, Kamis (18/11) secara terpisah mengeluarkan pernyataan yang isinya sama-sama menegaskan bahwa isu yang menyebabkan eksodusnya warga non-Aceh dari provinsi ini merupakan ulah provokator yang sengaja melakukan upaya adu domba untuk mendiskreditkan masyarakat Serambi Mekkah itu. Sementara itu dari berbagai daerah dilaporkan para pengungsi dari Aceh sudah tiba di Jawa, Sumatra dan Sulawesi dengan kondisi yang memprihatinkan. Tgk Abdullah Syafi'i, Panglima Angkatan GAM Aceh dalam pernyataan menegaskan, agar Bangsa Aceh tidak memusuhi suku-suku lain. ''Mereka rakyat sipil, baik Jawa, Batak, Minang, Sunda, Makassar dan lain-lain adalah saudara kita Bangsa Aceh. Mereka harus kita lindungi dan sayangi sebagaimana kita menyayangi diri kita sendiri. Kita hanya memusuhi penjajah yang dzalim,'' katanya. Ditegaskan, GAM berjihad sesuai dengan syariat Islam dan peraturan- peraturan hukum internasional yang disahkan PBB. Antara lain Aceh sebagai bangsa beradab tidak memusuhi suku lain, tidak melanggar HAM, tidak merampas hartanya, tidak mengusir mereka dan tidak melecehkan perempuan. ''Kecuali mereka memusuhi perjuangan kita,'' katanya. Dalam surat pernyataan yang ditulis dalam bahasa Aceh, Abdullah Syafi'i juga menyatakan tentang peringatan hari ulang
Tahun 1999 ----- Tahun Tragedi Intelektual
Tahun 1999 bisa juga dianggap sebagai tahun tragedi intelektual. Ini ditandai dengan banyaknya komentar, kritikan, atau tanggapan pada pengaku intelektual bukan berdasarkan pada substansi "pemikiran", tetapi latar belakang "pemikir". Dengan kata lain, mereka bukannya membicarakan masalah "pemikiran", tetapi justru "pemikir". Di banyak mailing juga masing-masing sedikit-banyak terdapat juga gejala demikian. Salam, Nasrullah Idris
Akur.
Ikrar Nusa Bhakti, saya juga baru dengar namanya, bilang kalau sebenarnya ABRI/TNI adalah "bukan agent of national integration, but agent of nation disintegration. Sebab, mereka pemicu gerakan disintegrasi di Indonesia by product". (http://www.detik.com/berita/199911/19991119-1836.htm) No komen deh. Tapi akhirnya ada juga yang "besar" yang bicara sesuai dengan hati nuraninya. Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com
Dari teman...
On Fri, 19 Nov 1999 10:19:34 Rizal Az wrote: Seharusnya kita cari tuh orang2 yang asli dari Aceh tembak langsung Amrik. Kita tanya apa yang sebenarnya terjadi di Aceh. Dengan begitu forum ini bisa lebih productive untuk menyumbang pikiran kita untuk pemerintah. Karena gue ngerasa ngeroyokin Muhammad Nahar (termasuk gue..:)). Kaya'nya kurang fair juga. It's ok to me. Saya enjoy kok beda pendapat dengan semuanya di sini (I even laugh at they who speak merely based on their emotions. Padahal katanya kan intelektual. Saya kadang-kadang juga' sih). Ini saya berikan situs-situs internet yang suka me-reveal keburukan TNI di Aceh(I got these from my friends) 1. Harian Waspada, www.waspada.com 2. Harian Serambi Indonesia, www.indomedia.com/serambi 3. Aceh Homepage, www.aceh.org 4. Aceh Tears, mypage.goplay.com/Acheh That's all I think. Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com
Warning.!! Mereka telah bersatu.
Wah, kelihatannya mereka sudah bersatu sekarang. It's could be dangerous to the Chauvinists. Apakah in berarti mereka bakal memberontak terhadap kekuasaan pusat (Jakarta dan Jawa)? Enjoy the article. == FORMAT NEGARA KESATUAN SUDAH TAK MEMADAI FORMAT NEGARA BARU DIPUTUSKAN JUM'AT MALAM PEKAN BARU, Radio Nikoya-FM (Jum'at 19/11). Terbentuknya pemerintahan baru dibawah kepemimpinan Gus Dur dan Megawati, ternyata tidak membuat rakyat menjadi puas, berbagai macam tuntutan di keluarkan rakyat dari berbagai daerah di Sumatera, hal ini disebabkan adanya persoalan ketidakadilan yang terjadi selama ini, hal itu diungkap mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi Se-Sumatera yang mengikuti Kongres II Mahasiswa Se-Sumatera . Reporter Winnie, Radio Clapita-FM dari Kota Pekan Baru-Riau melaporkan: Mengutip apa yang dituturkan oleh Syafrizal Helmi, Presiden Mahasiswa Universitas Sumatra Utara, "Kita di Sumatera mempunyai kekayaan alam yang sangat besar, tapi di eksploitasi oleh pusat, pusat tidak memberikan kembali hasil hasil daerah, artinya kita dibiarkan miskin sementara pusat terus bertumbuh, jadi ada persoalan ketidak adilan, ada persoalan ketidak seimbangan dalam ekonomi, hal ini terakumulasi dalam ketidak puasan". Hal senada juga diungkapkan oleh Nizar Afandi, Presiden Mahasiswa Universitas Lampung, ia mengatakan, Ada proses yang tersistematis dan terstruktural selama berpuluh tahun, ada proses pemiskinan secara struktural dan ada proses pelemahan disetiap sektor masyarakat diwilayah luar Jawa dan Jakarta . Untuk mengatasi semua ini Masyarakat Sumatera haruslah bersatu dan meninggalkan sikap nasionalis Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), untuk kemudian mencari format bentuk negara lain seperti yang diungkap Nizar Afandi, kepada Radio Clapita-FM, "Ada sebuah keharusan sejarah, yang harus dimunculkan dikalangan masyarakat Sumatera yang namanya Nasionalis Indonesia dalam wadah Negara Kesatuan sudah tidak lagi memadai, sehingga memang kita harus memikirkan satu bentuk format negara yang relatif itu menurut pandangan kita lebih memadai, ketimbang format negara persatuan sekarang ini". katanya. Kongres II Mahasiswa Se-Sumatera yang berlangsung di Kampus Universitas Islam Riau (UIR), Marpoyan, Pekanbaru, Riau, sampai hari Jum at (19/11), belum menghasilkan keputusan tentang kesepakatan kongres yang dihadiri oleh 250 delegasi dari propinsi Aceh, Sumsel, Sumut, Sumbar, Jambi, Lampung, Bengkulu, dan propinsi Riau. Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan dari berbagai pihak, karena sesuai dengan agenda acara yang disusun oleh Panitia Pelaksana Kongres tersebut, hari Jum'at adalah hari penetapan keputusan tentang perubahan format negara baru dan keputusan untuk "Deklarasi Marpoyan" yang didalamnya mencakup pandangan-pandangan dari 250 delegasi mahasiswa Sumatera ini. Dan ternyata, hari ini mereka masih mengadakan sidang komisi (terdiri dari lima komisi) yang seharusnya sudah selesai pada hari Kamis lalu. Wakil Panitia Pengarah Kongres II Mahasiswa Se-Sumatera, Nelson dan Gamal Nasruddin, kepada Radio Clapita-FM, mengatakan, "hasil kesepakatan tersebut akan terlaksana Jum'at malam atau paling lambat Sabtu pagi, kami harus sudah mencapai kata sepakat. Dan hasil kesepakatan kongres ini akan disampaikan ke pemerintah pusat. Rekomendasi mahasiswa Se-Sumatra ini selain akan disosialisasikan di tiap propinsi, presiden K.H. Abdurrahman Wahid juga akan disurati secepatnya". Gamal menambahkan, "kita juga akan membentuk Jaringan Komunikasi Mahasiswa Sumatera guna untuk melancarkan komunikasi yang efektif antar daerah di Sumatera terhadap perkembangan yang terjadi". (Winnie). Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com
Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh
On Fri, 19 Nov 1999 09:26:43 Jeffrey Anjasmara wrote: Tidak ada bukti bahwa ada pengusiran kaum pendatang oleh TNI. Tidak di Timtim atau di Ambon. Apalagi pengusiran pendatang di Lampung, atau Tanjung Priok dan Semanggi. In some other ways Sir, yes. maksud saya ABRI/TNI lah yang membuat kegaduhan-kegaduhan tersebut. Ngapain atuh harus pakai ngusir-ngusir orang segala kalau cara lain bisa dipakai mah? Kalau bisa pakai milisi buat nembaki mereka, untuk apa orang Timtim diusir? Ntar mereka juag ngungsi sendiri. Untuk apa ngusir orang-orang Priok kalau orang sekampung itu bisa dibantai habis? Untuk apa ngusir Muslim Ambon, kalau ada ummat lain yang melakukannya? Untuk apa ngusir mahasiswa, toh mereka nggak jadi sampai ngumpul di Monas tempo hari kok. Intinya tuan. Bukan ngusir nya, tapi TNI/ABRI adalah dalang yang bermain dibelakang semua itu. Taktik pengalihan kesalahan kepada TNI adalah taktik murahan AGAM yang diberikan oleh LSM-LSM eks Timor. Sama persis dengan tuduhan pemaksaan 250.000 pengungsi oleh TNI ke Timbar, atau pembunuhan masal yang dituduhkan oleh LSM dan Aussie yang tidak pernah memberikan bukti. Semua hanya rekayasa kebohongan LSM. Saat ini rekayasa dilakukan oleh AGAM dibantu oleh LSM-LSM. LSM mana nih ceritanya? Kalau dari luar Aceh, apa untung mereka? Uang dari negara asing? Ngapain capek-capek buat keruh di Aceh, toh masih banyak daerah yang lebih dekat dengan mereka? Mana nyawa lebih nggak terjamin lagi. Lagi pula negara mana yang mau Aceh pisah dari Indonesia? Amerika? Malaysia? Yang mana satu tuan? Ehmmm... .LSM dari Aceh sendiri? Bisa jadi. But why are you so afrraid of them? Apakah anda sebagai orang Aceh sedang berusaha menarik simpati dan mengungkit sentimen Semanggi? Fakta berbicara kawan.:) Jeffrey Anjasmara Kenapa seseorang harus jadi orang Aceh untuk mengatakan yang benar tentang Aceh? Haruskah saya jadi orang Ambon dulu baru saya boleh bicara tentang mereka? Pikiran Anda sama dengan pikiran Ibu Mega ya? Eh, tapi katanya Ibu Mega sudah diangkat jadi warga kehormatan Ambon, lho? So, kenapa masih keep quite aja tentang kasus itu sih Bu? About the fact, Sir. Please show me that. '-- From: Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [siyasah] Fw: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh Date: Fri, 19 Nov 1999 16:47:12 +0800 Satu hal yang sangat jelas terjadi di Aceh adalah bahwa di sana sedang bermain provokator-provokator yang tidak rela rakyat hidup damai. Anehnya, rakyat Aceh percaya bahwa para provokator tersebut adalah tentera-tentera kebanggaan rakat Indonesia, yang kita panggil dengan nama ABRI atau TNI itu, atau orang-orang suruhan mereka. Mereka percaya yang membakar sekolah adalah ABRI/TNI, yang memeras rakyat adalah ABRI/TNI, dan yang mengusir warga non Aceh adalah ABRI/TNI juga. Ini juga yang terjadi di Timor Timur, Ambon, Lampung, Tj. Priok, Semanggi, dsb. Lucunya, hal yang sedemikian jelas itu tidak mau kita lihat karena chauvinism kita sehingga kita membutakan mata, memekakkkan telinga, dan menutup pintu hati kita untuk mengakui hal tersebut. Upss Nggak benar, ya? Soalnya kita kan percaya hal tersebut berlaku pada kasus Semanggi dan "daerah-daerah sekitarnya" kan? On Thu, 18 Nov 1999 16:34:39 . Brawijaya wrote: - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 16, 1999 03:13 PM Subject: [proletar] Ethnic cleansing di Aceh Diam dihadapan kebiadaban yang sedang berlangsung di Aceh sekarang di Aceh adalah kemunafikan! Kebiadaban itu bernama ethnic cleansing: pengusiran orang-orang yang bukan orang Aceh asli dari tanah Aceh. Atau orang Aceh yang tidak sama pendiriannya dengan orang-orang Aceh yang menginginkan kemerdekaan Aceh! Dan ini terjadi dihadapan mata kita. Hingga hari ini saya belum mendengar banyak orang yang dengan lantang menyalahkan ethnic cleansing ini. Juga para aktivis HAM di Indonesia tidak banyak yang buka mulut! Ini adalah kesalahan! Agar jangan kita lupa: yang sedang mulai berlangsung di Aceh sekarang adalah Bosnia dan Kosovo - tapi pelakunya bukan orang Nasrani tapi fundementalisme Islam dan rasialis Aceh. Aktivis LSM yang selama ini memasaalahkan pelanggaran hak-hak azasi manusia yang dilakukan sedadu Indonesia tapi diam dihadapan kebiadaban ini adalah orang-orang munafik. Jufiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo = __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at