Re: Mulai unjuk gigi

1999-12-01 Terurut Topik Muhammad Nahar

Cuma itu yang bisa dia lakukan ya?
Saya bukannya terus tersenyum, tapi terus meringis. Kasihan bangsa Indonesia yang 
konon bangsa yang besar ini, punya wakil presiden satu kok ya seperti ini?


On Wed, 1 Dec 1999 06:50:57Suhendri wrote:
Ibu MS mulai menunjukkan kemampuannya.
Diawali dengan kecaman beliau terhadap .pembuatan KTP :-)

Soe :-)
(tersenyum terus nich)

===

Megawati Kecam Birokrasi Urusan KTP

Jakarta, Kompas
Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri mengecam rumitnya birokrasi urusan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sejak dulu hingga sekarang belum juga bisa
diatasi. "Itu adalah keluhan yang klasik sekali, dari tahun ke tahun tidak
pernah berbeda," kata Wapres dalam sambutan di luar teks, pada Hari Ulang
Tahun ke-28 Korps Pegawai Negeri RI (Korpri) di Istana Negara, Jakarta,
Senin (29/11).

Megawati juga mengritik penggalian jalan yang tidak terkoordinasi.
"Mula-mula diadakan penggalian untuk kabel telepon. Setelah dirapikan,
digali lagi untuk untuk pipa air. Kemudian, digali lagi untuk listrik," kata
Wapres.

Menurut dia, hal itu menurut informasi yang didapatkan karena anggaran yang
turun untuk penggalian-penggalian itu tidak sama. Karena itu, Megawati
menekankan perlunya koordinasi antarinstansi.

Megawati juga minta agar anggota Korpri dalam pelayanannya kepada masyarakat
tidak bergumam marah kalau mendengar keluhan dari masyarakat. "Kita tidak
boleh ngomel, kita harus membuka mata, membuka telinga, tetapi tutup mulut,"
ujar Wapres.

Hari Sabtu (20/11) Megawati mendengar langsung keluhan Ny Maryam, seorang
ibu dari Kalideres, tentang sulitnya mengurus KTP. Dalam acara pertemuan
Komunitas Rakyat Miskin Kota se-Jabotabek yang dipimpin Wardah Hafidz itu,
Ny Maryam mengatakan, ia tidak bisa mendapatkan KTP karena membutuhkan biaya
cukup tinggi. Ibu itu merasakan birokrasi urusan KTP sebagai penindasan
terhadap rakyat kecil. Ketika itu, hadir Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.



Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com



Re: Amien harus mengundurkan diri!

1999-12-01 Terurut Topik Muhammad Nahar

Saya bingung dengan si mas yang satu ini. Kenapa membela TNI sampai membabi buta 
begitu ya? Padahal cuma dia lho yang berlaku seperti itu (paling tidak yang sudah ikut 
tukar pendapat di sini).

Nggak percaya. nih buktinya kalau orang-orang pada melihat miring TNI :

-

(http://www.kompas.com/kompas-cetak/9912/01/berita-terbaru/5635.html)

..
Serbu masuk
 Sebelum rapat Pansus DPR dimulai, ruang Pansus 
diserbu sejumlah
 massa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Generasi 
Muda
 Indonesia Timur (FK GMIT). Selagi sejumlah anggota 
Pansus
 menunggu rapat dimulai, beberapa anggota FK GMIT 
berteriak-teriak,
 bahkan ada di antaranya menggebrak meja.

 "Jangan hanya membentuk Pansus DPR untuk urusan Aceh, 
Maluku
 dan Indonesia Timur juga memerlukan perhatian. Berapa 
ratus rakyat
 Maluku yang terbunuh? Ini semua akibat ulah militer," 
teriak seorang
 anggota FK GMIT.

 Sebelumnya, kelompok massa ini berunjuk rasa di depan
 Sekretariat Komisi I DPR. Tetapi karena tidak ada 
agenda sidang
 bagi Komisi I, maka kedatangan mereka yang mendadak 
tidak dapat
 dilayani.

 Aisyah Amini, anggota Komisi I, akhirnya memberi 
penjelasan, yang
 kemudian dapat memuaskan kelompok massa yang mengaku
 berasal dari 13 propinsi Indonesia Timur ini.

--

Sekarang dia mulai menunjukkan permusuhan dengan Amin secara membabi buta juga. 
Alasannya simple, Amin Rais dianggap mencoba "meruntuhkan keutuhan bangsa" karena 
telah dengan suka hati mendatangi negeri-negeri yang sedang "memberontak", sementara 
orang yang berhak untuk itu saja tidak melakukan apa-apa (pst... Itu lho ibu MS kita 
itu)



On Mon, 29 Nov 1999 08:56:18   Jeffrey Anjasmara wrote:
Sejauh ini saya masih percaya dengan Amien Rais. Rumor-rumor tentang Amien
Rais selalu saya golongkan tidak benar. Sepak terjang Amien yang terlalu
gemar bermanuver tidak pernah saya besar-besarkan. Cuman kelihatannya sikap
saya kok jadi makin berubah.

Apakah Amien sedang membangun kekuatan melawan Gus Dur? Apakah jabatan Ketua
MPR masih belum cukup? Mengapa ketua MPR melaksanakan pekerjaan Ketua DPR?
Dalam pandangan saya, Amien kok tidak berhenti-berhentinya bermanuver
politik pasti ada apa-apanya. 'Federasi' yang menjadi modal jualan kampanye
dan kurang bersambut ternyata disadarinya saat ini laku keras. Amien
kelihatannya sedang berusaha mengambil kredit dari situasi saat ini.

Amien adalah Ketua MPR dan menandatangani gerakan-gerakan yang menginginkan
kemerdekaan seperti kelompok Papua Barat tidak dapat diaku sebagai bagian
dari kegiatan pribadi. Di dalam image masyarakat Indonesia, Amien adalah
Ketua MPR period. Kalau Amien terlalu sering mengekspos dirinya, yang
dilihat adalah ketua MPR. Dengan demikian kalau Amien lebih senang jualan
obat dalam bermanuver, sebaiknya Amien meletakkan jabatan sebagai Ketua MPR.
Langkah Hamzah Haz perlu ditiru oleh Amien bila memang Amien merasa diri
satria. Jangan bersembunyi dengan kedok pribadi bila sekujur badannya tetap
terlihat sebagai Ketua MPR.

Amien, resignation is the only option for you!


Jeffrey Anjasmara

--
Senin, 29 November 1999, 19:30 WIB

Amien Rais Tidak akan Gubris Peringatan

Jakarta, Antara

Ketua MPR Dr Amien Rais menegaskan dirinya tidak akan menggubris protes
keras Fraksi PDI-P yang memperingatkan dirinya yang terlalu banyak
membicarakan tentang sistem negara federasi.

Ketika mengawali pidatonya di depan ratusan pengunjuk rasa mahasiswa Papua
Barat (Irianjaya) se-Jawa dan Bali di Gedung MPR Jakarta, Senin, Amien
mengatakan satu pekan lalu dalam rapat BP MPR, oleh anggota Fraksi tersebut,
dirinya bahkan diminta mundur dari jabatan Ketua MPR.

Alasan anggota fraksi itu, katanya, karena dirinya dinilai tidak mengikuti
Tata Tertib MPR yang menyebutkan Ketua MPR tidak boleh membuat pernyataan
politik di luar ijin dari pimpinan MPR lainnya.

"Tetapi saya tidak akan menggubris ketentuan seperti itu, karena
saya juga warga negara Indonesia, selain Ketua MPR saya juga
anggota DPR," ujarnya.

Karena itu, katanya, dirinya juga punya hak untuk berbicara apa saja selama
bertanggung jawab dan tidak asal bunyi saja. Atas dasar itu pula, Amien Rais
bersedia menandatangani pernyataan sikap mahasiswa Papua Barat se-Jawa dan
Bali yang menuntut pengakuan kedaulatan negara Papua Barat. Selain itu,
Amien juga berjanji akan membawa masalah tersebut ke Badan Pekerja MPR untuk
dibahas.

Namun, ia mengatakan kesediaannya menandatangani pernyataan sikap tersebut
adalah atas nama 

Artikel Hasil Diskusi di IDS

1999-12-01 Terurut Topik Nasrullah Idris



Title: REFORMASI SAINS MATEMATIKA TEKNOLOGI










INDONESIA BISA KALAHKAN TEKNOLOGI
BARAT? 
A
Oleh : Nasrullah
Idris 

AHarus
kita akui, krisis ekonomi yang menimpa Indonesia tidak
terlepas dari ketergantungan kita pada bangsa Barat di
bidang teknologi. Rentetan momentum sejarah bangsa kita
telah membuat skrenario demikian. 
ADalam
sebuah diskusi (Indonesia Studies Development) yang
diikuti oleh para pakar Indonesia dari berbagai bidang
ilmu, saya mengajukan konsep yang boleh dikatakan
melambung, yang selanjutnya menimbulkan perdebatan, yaitu
: 
AApakah
Indonesia bisa mengalahkan reputasi teknologi Barat
(Amerika/Eropa)? Langsung saya jawab saat itu juga :
Bisa. Menurut saya kepada mereka, untuk
mengwujudkannya diperlukan sejumlah syarat. 
A1.
Hilangkan mitos, seolah-olah Indonesia tidak akan mampu
melakukannya. Karena secara ilmiah, tidak ada tanda-tanda
suatu negara harus selalu di bawah negara lain di bidang
tersebut. 
A2.
Mempelajari hal hal yang bertalian dengan teknologi
dengan semangat merah-putih. Meskipun tampaknya sepele,
tetapi justru bisa merupakan semangat besar untuk
mengolah otak, yang selanjutnya mencari apa-apa dari
teknologi yang belum pernah ditemukan oleh bangsa Barat.
Sementara setiap mempelajari teknologi akan terdorong
untuk memberikan kehormatan bangsa, yang gilirannya
meningkatkan citra peradaban bangsa kita dalam perjalanan
sejarah ummat manusia. 
A3. Adanya
kesadaran bahwa produk monumental, sebagaimana yang
pernah ditemukan Johann Guttenberg, Thomas Alva Edison,
dan Graham Bell, tidak seberapa banyak ketimbang yang
belum ditemukan. Singkatnya, buang jauh-jauh kesan,
seakan-akan untuk mencapainya sudah tertentu, sehingga
tidak perlu bersusah payah untuk mencarinya. 
A4.
Memantau segala bentuk opini yang bisa mematahkan
semangat bangsa Indonesia untuk hal tersebut, terutama
yang dibentuk para mantan negara kolonialisme. 
PERINTIS  KOMPETITIF Seterusnya
saya presentasikan pula, untuk memberikan kehormatan
bangsa melalui teknologi terdapat dua jalur, yaitu jalur
reformasi dan jalur kompetitif. 
AContoh
jalur kompetitif kita anggaplah IPTN, meskipun
keberadaannya terus menimbulkan polemik dalam beberapa
tahun terakhir ini. 
AUntuk
jalur perintis saya belum tahu. Yang jelas ini bisa
memberi peluang sangat banyak mengingat sifatnya yang
eksternalisasi. 
AOkelah
saya berikan sedikuit ilustrasinya : 
ATaroklah
pelajar Indonesia di Barat belajar MARTABAK TELOR 
GORENG TAHU. Kalau bangsa kita ingin disebut sebagai
perintis di bidang teknologi, maka ketika mereka kembali
ke tanah air jangan hanya membuat industri MARTABAK
TELOR maupun GORENG TAHU. Juga
bagaimana mendirikan industri MARTABAK TAHU.
Karena kalau hendak berkompetitif tentang kedua makanan
pertama itu jelas kita akan kalah. Soalnya ketika mereka
pulang ke tanah air, Barat sudah menemukan resep baru
untuk memberi nilai tambah MARTABAK TELOR
maupun TAHU GORENG. Jelas resep itu tidak
akan diberikan kepada pelajar kita. Mungkin mereka akan
berkata, Enaknya minta. Emangnya loe akan berbakti
untuk negara gua? Ya begitulah kira-kira kalau
dilarikan ke bahasa prokem. 
AJadi mau
tidak mau ya membuat pebrik MARTABAK TAHU
kemudian dieskpor. Termasuk ke negara di mana pelajar
kita menimba ilmu. Sehingga selain terhindar dari
persaingan untuk kurun waktu tertentu, identitas bangsa
sedikit-banyak akan terangkat. 
AGambaran
ini akan benar-benar terasa ketika perdagangan bebas
mulai berlaku secara global. 
ASalah
seorang peserta, DP (pakar komunikasi dari Jakarta)
mempertanyakan, Siapa yang bermurah hati untuk
bertindak memfasilitasinya
A 
AYa ...
itu tergantung, berapa besar gerakan pengembangan
teknologi. Di sini pemerintah sangat berperan. Buktinya :
GERAKAN MENANAM CABAI, sebagaimana yang
diberlakukan pada tahun 1996. Hasilnya tampak sekali.
Cabai menjadi jenuh Bisakah itu dijadikan cermin untuk
kemudian membuat gerakan pengembangan
teknologi? 
ASemua
kita setuju, bahwa diantara 200 juta rakyat Indonesia,
tentu banyak yang genius. Demikian potongan
komentar MM(pakar Kimia dari Swis. 
AYa betul.
Hanya di antaranya 

Suara Pembaruan: Jasa Tanah Rencong Bagi Indonesia (khusus utk Anjasmara)

1999-12-01 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Semoga anda bisa menghargai jasa-jasa para pejuang aceh ini yang dulu tetap
setia walau Indonesia masih berumur sejagung, masih miskin, tanpa ibukota,
diduduki oleh para serdadu NICA belanda, BELUM PUNYA ABRI (Tolong kasih tahu
kepada para atase-atase militer terutama di Washington D.C., Tindakan TNI
sangat memalukan, terutama TNI-AD. Sebagai seorang pelajar Indonesia di
Amerika, sungguh memalukan mempunyai Angkatan Bersenjata yang tahunya hanya
berhadapan dengan mahasiswa, orang sipil tak berdosa)

Garuda Indonesia dimodalin dengan Emas Aceh
Duta-duta besar pertama Indonesia pun dimodalin oleh Orang Aceh
Bahkan cikal bakal TNI pun dimulai dari Bumi Aceh, mulai dari pesawat sampai
kapal laut.

Mardhika Wisesa

Jasa Tanah Rencong bagi Indonesia
Oleh T.H.M. Syahrul Azwar

Kunjungan Presiden Pertama RI, Bung Karno, ke Aceh, telah menyentuh hati
nurani rakyatAceh, untuk mendukung dalam menegakkan, mempertahankan, dan
mengamankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bung Karno dalam pertemuan yang
berlangsung pada 17 Juni 1948, dihadiri ratusan ribu rakyat, melimpah di jalan
raya di depan Markas Divisi di Bireuen , antara lain mengatakan:
‘’... Saya ingin bertemu muka dengan rakyat Aceh yang selalu menjadi
kenanganku. Bagi seluruh rakyat Indonesia, rakyat Aceh cukup dikenal, bahkan
oleh seluruh dunia, sebagai rakyat yang tidak mau dijajah Belanda. Rakyat Aceh
yang telah mengalahkan beberapa bagian tentara Belanda; Rakyat Aceh yang telah
mengadakan perjuangan mati-matian, bertempur, menolak, dan menahan
imperialisme Belanda masuk ke daerah Aceh, sehingga karenanya Aceh menjadi
‘daerah modal’ Republik Indonesia ... Rakyat Aceh menjadi inspirasi untuk
mengobarkan semangat Bangsa Indonesia ... Saya mengetahui bahwa rakyat Aceh
adalah pahlawan. Rakyat Aceh adalah contoh perjuangan kemerdekaan seluruh
rakyat Indonesia, seluruh rakyat menjadi obor perjuangan rakyat Indonesia
...’’
Kegigihan perjuangan rakyat Aceh dalam mempertahankan kedaulatan negara
Indonesia pada umumnya dan wilayah Aceh pada khususnya, membuat kawasan ini
menjadi daerah yang utuh, tidak diduduki Belanda pada masa Perang Kemerdekaan
1945-1949.
Kegigihan perjuangan rakyat Aceh menggugah hati Presiden Pertama RI, Bung
Karno, hingga beliau menyebutkan Aceh sebagai ‘’Daerah Modal’’ bagi perjuangan
bangsa Indonesia ketika hampir seluruh wilayah Indonesia kembali dikuasai
Belanda.
Hanya sedikit yang mengetahui tercatat dalam sejarah, setelah Proklamasi
dikumandangkan Soekarno-Hatta di Jakarta, Keresidenan Aceh adalah yang pertama
berani dan sanggup mengibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh wilayah Aceh
dari tingkat keresidenan sampai ke tingkat desa. Pada saat itu Jepang masih
berkuasa penuh, dan Belanda bersama sekutunya mulai menguasai Sabang.
Tanah Rencong itu termasuk lebih dulu dari daerah lain. Dalam waktu hanya
sepuluh hari setelah Proklamasi, tepatnya pada 27 Agustus 1945, para perwira
eks Giyugun di Koetaradja (sekarang Banda Aceh) mendirikan API (Angkatan
Pemuda Indonesia), yang menjadi cikal bakal Angkatan Perang Indonesia.
Kemudian namanya diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), lalu Tentara
Republik Indonesia (TRI) dan terakhir menjadi Tentara Nasional Indonesia
(TNI).
Keberhasilan mendirikan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Tanah Rencong ini
diakui oleh Jenderal Besar AH Nasution, mantan Menko Hankam/Kasad (dalam buku:
AH Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan, jilid I, hal 444):
‘’... Aceh adalah daerah di Sumatra yang paling sempurna melaksanakan
Proklamasi 17 Agustus 1945 berkat ketegasan pimpinan Teuku Nyak Arief dan
kawan-kawan dan semangat kemerdekaan rakyat yang eksplosif yang pada tiap
kesempatan meledak untuk merebut kemerdekaan kembali. Adalah aneh nampaknya,
justru daerah yang paling jauh dari pusat, yang dapat berbuat demikian, yakni
yang jauh dari pimpinan dan yang kurang sekali menerima instruksi-instruksi.
Justru hal yang demikian membuktikan proklamasi sudah kehendak seluruh rakyat
dan bukan bikinan Soekarno-Hatta dan Panitia Persiapannya saja. Mereka hanya
menyalurkan. Di Aceh ini jauh lebih maju dan lebih konsekuen daripada di
Jakarta sendiri tempat pemimpin Soekarno-Hatta.’’
Wilayah Indonesia
Aceh kemudian berhasil berperan menjadi ‘’daerah modal’’ bagi bangsa Indonesia
untuk melanjutkan perjuangan, ketika hampir seluruh wilayah Indonesia kembali
dikuasai Belanda.  Dengan cara ‘’barter’’, keperluan perlengkapan tentara dan
pemerintah RI diselundupkan ke Aceh dari Penang dan Thailand, antara lain
senjata, amunisi, obat-obatan dan lain-lainnya. 
Selain itu, Aceh juga membiayai kegiatan duta-duta dan perwakilan RI di luar
negeri dan perwakilan di PBB pada masa Perang Kemerdekaan. Di samping
membiayai misi perjalanan Menteri Muda Luar Negeri RI, H Agus Salim ke Timur
Tengah, dan mengikuti Konferensi Asia di New Delhi, Aceh juga membiayai
pemerintah pusat di Yogyakarta ketika dalam keadaan vakum.
Bantuan lain dari daerah Serambi Mekkah dalam usaha dapat mempertahankan
kemerdekaan kita adalah dua pesawat jenis dakota dari 

Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore

1999-12-01 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Puluhan pengusaha Indonesia yang pindah ke Singapura kedapatan menjadi
warganegara Singapura, sejak terjadinya kerusuhan pada Mei 1998, kata Kepala
bidang Konsuler KBRI Singapura, Ghazali. 
"Setiap bulan puluhan pengusaha kita yang umumnya WNI keturunan pindah
kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura," katanya di Singapura, Rabu. 
Dikatakan, WNI keturunan tersebut mulanya datang ke negara jiran itu untuk
mengungsi akibat kerusuhan di dalam negeri, namun setelah bekerja, mereka
menjadi WN Singapura. 
Menurut dia, para pengusaha itu umumnya berasal dari Jawa dan Kepulauan Riau.
Alasan menjadi WN Singapura umumnya karena ikatan perkawinan. 
Ia mengungkapkan, 40 sampai 50 orang WN Indonesia yang tinggal di negara pulau
itu mengakui telah menjadi warga Singapura. 
Katanya, pihaknya tidak bisa melarang karena itu hak masyarakat, tetapi
menyayangkan warga keturunan yang beralih kewarganegaraan kemudian membuka
usaha di Singapura. 
"Yang kita takutkan, bukan orang, tetapi kapitalnya sebab orang Singapura yang
untung," katanya. 
Dalam penilaiannya, modal yang dilarikan pengusaha ke Singapura itu dinilai
merugikan Indonesia, ditambah para warga keturunan itu tidak kembali lagi ke
Indonesia.

Koment:  Kasihan saya melihat sikap pejabat yang memberikan komentar ini,
rupanya orang-orang cina ini hanya dinilai dari duitnya, bukan dari
kemanusiannya. Rasaiin Indonesia Bangkrut total, sukurin nama Indonesia rusak
di mata dunia karena semua kerusuhan dan kehilangan Timor-timur, semoga
peristiwa di Aceh dan West Papua menambah tinta merah Indonesia di mata dunia,
sehingga mereka tahu kalau Indonesia memang bangsa yang tidak tahu diri.

(Mentalmentalkasihan , mental kampung semuamental norak)


Mardhika Wisesa


Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore

1999-12-01 Terurut Topik Eko Budiharto

 Koment:  Kasihan saya melihat sikap pejabat yang memberikan komentar ini,
 rupanya orang-orang cina ini hanya dinilai dari duitnya, bukan dari
 kemanusiannya. Rasaiin Indonesia Bangkrut total, sukurin nama Indonesia rusak
 di mata dunia karena semua kerusuhan dan kehilangan Timor-timur, semoga
 peristiwa di Aceh dan West Papua menambah tinta merah Indonesia di mata dunia,
 sehingga mereka tahu kalau Indonesia memang bangsa yang tidak tahu diri.

 (Mentalmentalkasihan , mental kampung semuamental norak)
Thanks for the comment. Tapi setahu saya nggak semua pejabat yang begitu,
memang benar most of them like that. Aku bukannya mau belain pejabat.
Dan satu lagi,
please forget about what everything has been happened in the past.
Indonesia nggak bakalan punah dari bumi, meskipun kehilangan Timor Timut
plus telah rusak dari mata dunia.
Dan malah sebaliknya kita yang belajar di US harus cepet-cepet kelarin
studynya dan pulang balik ke Indonesia and restore Indonesia. Dan nggak
itu juga, kalau kita nggak pulang ke Indonesia segera, gimana
generasi-generasi di bawah kita yang nggak bisa sekolah. Mereka itu
tanggung jawab mereka.




Eko Budiharto
613 Woodbridge Drive
Bloomington, IN 47408
http://php.indiana.edu/~ebudihar (personal)
email:[EMAIL PROTECTED]
Phone #. 812-330-9740
Phone #./Fax #. 812-330-9174
HP #. 812-327-7330



Mardhika-Eko(1)[Re: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore]

1999-12-01 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Eko Budiharto wrote: 
Thanks for the comment. Tapi setahu saya nggak semua pejabat yang begitu,
memang benar most of them like that. Aku bukannya mau belain pejabat.
Dan satu lagi,
please forget about what everything has been happened in the past.
Indonesia nggak bakalan punah dari bumi, meskipun kehilangan Timor Timut
plus telah rusak dari mata dunia.
Dan malah sebaliknya kita yang belajar di US harus cepet-cepet kelarin
studynya dan pulang balik ke Indonesia and restore Indonesia. Dan nggak
itu juga, kalau kita nggak pulang ke Indonesia segera, gimana
generasi-generasi di bawah kita yang nggak bisa sekolah. Mereka itu
tanggung jawab mereka.

Mardhika Wisesa membalas:  
Saya tidak merasa menuliskan komentar saya hanya untuk diterima kasihkan.
Namun bukannya saya menolak. Memang tidak semuanya pejabat seperti itu, namun
mayoritas pejabat-pejabat memang seperti itu kan? Nah...mental-mental bejat
seperti inilah yang saya tidak setuju untuk memimpin badan-badan pemerintah,
wong semua warga negara baik yang pri dan non-pri pada membayar pajak untuk
menggaji ini orang kok. 

Indonesia tidak bakalan punah? Tergantung kebinatangan Indonesia sendiri
menurut saya secara pribadi. Kalau terus-terusan liar seperti sekarang ini,
mungkin akan ditembak. Penembak itu bisa dari disintegrasi yang sekarang ini
sedang mengancam didepan mata kita. 

Menurut saya, Indonesia saat ini sedang dihukum oleh yang diatas. Dan memang
hukuman ini sangat setimpal sekali menurut saya, dan semoga bertambah lagi.

Nah...sekarang anda tinggal berterima kasihlah kepada para biang kerok yang
membuat anda-anda semua merana (atau kalau anda-anda yang ternyata biang
keroknya, RASAIIN dan SUKURIN, terima balasannya)

Bagi yang pulang, Indonesia bukanlah ladangnya para Koruptor, para Nepotitor,
dan sang kolusi lagi. Mungkin Bapak-bapak anda adalah koruptor, Nepotitor, dan
Kolutor, namun jaman mereka sudah berakhir, generasi kita-kita yang akhirnya
kan menumbangkan senior-senior ini.
Bagi anak-anak menteri, jenderal, duta besar, etc...tobatkan ayah-ayah anda
ituingatkan mereka akan kemalangan dahsyat yang sekarang sedang menimpa
para miskin.

Mardhika Wisesa 


Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1



Re: Amien harus mengundurkan diri!

1999-12-01 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Waduh mas, kalau saya lagi mencela TNI mah nggak kurang membabi butanya
dengan urusan lainnya. Paling tidak jelas jauh lebih 'berani' dengan anda yg
boro-boro berani ngritik. Hanya saja kita mesti lihat duduk persoalannya
dong. Seperti persoalan Ambon misalnya. Penyelesaian tidak dapat dilakukan
dengan sekedar menyambangi kota Ambon. Wah, kalau urusan konflik dapat
diselesaikan dengan sekedar berkunjung sih enak sekali.

Setiap persoalan yang sudah berlangsung akut seperti Ambon harus
diselesaikan dengan dua cara sekaligus. Cara sipil harus tetap nomor satu.
Kalau tidak dapat diselesaikan, maka pemerintahan sipil mengirim polisi atau
tentara untuk mengamankan dan mendamaikan. Dengan demikian polisi dan
tentara juga tidak salah tingkah.

Saat ini, ibarat kita punya rumah diacak-acak maling. Kita punya anjing
herder, tetapi anjing herdernya boro-boro boleh unjuk hidung, tetapi malah
dikandangin. Kandangnya ditutup rapat, dipaku, lalu dimasukin gudang. Jelas
saja rumahnya makin acak-acakan.

Cara yang betul adalah pemerintah memanggil (atau menangkap juga boleh)
pimpinan kelompok yang bertikai. Dudukkan masalah dengan jelas. Kasih
konsekuensi kalau kalian masih bertikai, maka hukumnya adalah masuk penjara
atau ditembak mati. Ini penting karena pertikaian mereka membawa korban
orang-orang yg tak mampu membela diri. Jangan sampai pertikaian para gombal
yg rayahan kekuasaan ini membawa korban manusia tak berdosa (a.l. yg lagi
jalan sendiri diculik dan dibunuh, yg tinggal di atas membakari rumah yg ada
di bawah, tawuran tak tahu malu kayak anak ABG di Jakarta, dll.)

Yang terjadi sekarang ini adalah pemerintahan sipil Gus Dur terlalu lemah
dan takut menanggung konsekuensi dari kebijakan yg tegas. Harusnya Gus Dur
memerintahkan polisi untuk 'shoot to kill' setiap orang yang membakari,
membunuhi tetangga, termasuk oknum polisi/tentara yg ikut terbawa emosi SARA
itu. Kalau pemerintahan sipil cuma menunggu dan mengulur waktu saja, jelas
personil TNI dan polisi tidak dapat berbuat apa-apa. Melerai malah jadi
sasaran tembak. Bertindak tegas dibilang melanggar HAM. Nah, kapan coba
urusan Ambon selesai? Okay, anda bilang saya membabi buta membela TNI,
silakan rumuskan penyelesaian versi anda.

Sekarang ini terlalu banyak organisasi ini itu yang dengan gampang
menjatuhkan kesalahan ke militer. Ambon bunuh-bunuhan disebabkan militer
misalnya. Ini dapat kesimpulan dari mana? Apa motivasinya? Sekarang begini
deh. Kalau anda jadi presiden sipil, kan tinggal kirim pasukan pengamanan
baik polisi atau tentara. Kasih wewenang yang cukup. Sementara itu sipil
juga harus tetap memegang tanggung jawab. Beres tho? Lalu apa wewenang itu?
Ya menyelesaikan pertikaian kalau perlu dengan tangan besi agar mereka
terpaksa ngendon di rumah lalu mencelupkan kepalanya ke air. Deklarasikan
saja bahwa tidak perduli islam atau kristen kalau membakar mengeroyok akan
disapu habis. Mereka juga akan mikir.

Mungkin perlu dikasih contoh penindakan tegas. Kalau ada yg protes lalu
menyerang polres langsung masukkan sekalian ke sel. Kalau harus 500 orang
masuk sel, ya masukkan saja. 1000 orang ya masukkan semuanya. Daripada bikin
kisruh. Mau berapa ratus lagi yang mati gara-gara janggo-janggo kesiangan
ini? Nah, yang terpenting pemerintah juga jangan lepas tangan. Nanti giliran
nggak enaknya dibilang salah TNI lagi. Ini kan namanya mau enaknya doang.

Nah, setelah pentolan perusuh di-sel-kan, baru orang mau mikir. Nanti kan
secara perlahan law and order dapat pulih. Tidak perlu si Gus Dur ke Ambon.
Apalagi si MS yg tidak punya kapasitas. Masak tiap kali ada pertikaian
presiden mesti berkunjung. Lama-lama anak singkong di kampung pada berantem
rebutan mangga dapat nyolong di kebunnya wak haji juga memerlukan kunjungan
Gus Dur.

Tahu nggak sih, apa yang ada sekarang ini selalu dipolitisir orang para
politisi atau calon politisi kesiangan. Targetnya yang paling mudah saat ini
jelas TNI. Nanti kalau Gus Dur dianggap terlalu lama bertindak nanti kan
targetnya beralih ke Gus Dur. Mau taruhan?

Kesan lain yang saya tangkap dari orang-orang adalah militer sengaja bikin
rusuh agar dapat tempat lagi di posisi politik. Ini kan pandangan para
pandir. Kalau mau posisi politik mereka cukup kudeta. Siapa yang bisa
menghalangi? Anda, mahasiswa, IMF? Huh. Militer adalah alat negara. Jadi
seharusnya pemerintah menggunakan alat itu dengan semestinya. Kalau jaman
Suharto memang lain. Militer jadi majikan, alat, objek, sekaligus. Jaman Gus
Dur mestinya gampang dong menggunakan alat itu. Kalau sekedar menghindar
dari militer agar tidak gantian diperalat militer sih gampang dong. Kalau
nggak bisa biar saya saja jadi presiden atau gimana? Hehehe:) Buat saya,
Ambon harusnya dapat diselesaikan dengan cepat. Ini beda dengan Aceh.

Nah, kenapa saya mempertanyakan Amien? Jelas Amien memang berlaku tidak
semestinya. Dia berkunjung dengan kapasitas pribadi, padahal Amien juga
sanggup menandatangi deklarasi ini itu selaku pribadi dan juga kadang selaku
ketua MPR. Ini kan nggak 

Re: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore

1999-12-01 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Makanya kalau begitu mending orang cina diusirin saja dari Indonesia
termasuk anda. Terlalu banyak ambil keuntungan dari policy eknonomi
Indonesia di masa lalu. Terlalu banyak komplain. Paling pintar mengambil
keuntungan dari kolusi. Paling banyak membuat hutang luar negeri swasta yang
kemudian harus ditanggung pemerintah. Nah, yang tidak tahu diri itu siapa?
Jelas orang Cina dong! Emang dulu modalnya dari mana? Dari eyang Li Peng?

See, memang sebutan binatang ekonomi oleh bekas PM Sinagpura geblek itu
sudah tepat. Giliran satu orang saja yg mati terbunuh saja gegernya minta
ampun. Sudah deh tuduhan rasis kemana-mana. Tapi giliran bikin pan-cina
bersatu tidak merasa sedang melakukan praktek rasisme. Semua saluran ekonomi
buat pengusaha non-cina ditutup sehingga tidak bisa berkembang. Giliran ada
usaha koperasi untuk memberdayakan rakyat lalu ribut protes diskriminasi.
Siapa yang diskriminasi sih?

Hahaha..:) Memang melayu itu mental kampung. Persis ucapan anda yang
selalu muncul di dalam percakapan orang-orang Cina di Indonesia. Oranbg
melayu kan yg suka ngrusak telpon umum ya? Memang melayu goblok, sudah
dikampung-kampungin masih saja mau berbaik-baik dengan cina-cina sok modern
dan anasionalis kayak Mardika ini.

Huh, ada-ada saja.:) Coba aja tunggu, entar kan Mardika bilang kalau
saya yang rasis. Dasar rasis!

'
From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore
Date: Wed, 1 Dec 1999 09:33:12 EST

Puluhan pengusaha Indonesia yang pindah ke Singapura kedapatan menjadi
warganegara Singapura, sejak terjadinya kerusuhan pada Mei 1998, kata
Kepala
bidang Konsuler KBRI Singapura, Ghazali.
"Setiap bulan puluhan pengusaha kita yang umumnya WNI keturunan pindah
kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura," katanya di Singapura,
Rabu.
Dikatakan, WNI keturunan tersebut mulanya datang ke negara jiran itu untuk
mengungsi akibat kerusuhan di dalam negeri, namun setelah bekerja, mereka
menjadi WN Singapura.
Menurut dia, para pengusaha itu umumnya berasal dari Jawa dan Kepulauan
Riau.
Alasan menjadi WN Singapura umumnya karena ikatan perkawinan.
Ia mengungkapkan, 40 sampai 50 orang WN Indonesia yang tinggal di negara
pulau
itu mengakui telah menjadi warga Singapura.
Katanya, pihaknya tidak bisa melarang karena itu hak masyarakat, tetapi
menyayangkan warga keturunan yang beralih kewarganegaraan kemudian membuka
usaha di Singapura.
"Yang kita takutkan, bukan orang, tetapi kapitalnya sebab orang Singapura
yang
untung," katanya.
Dalam penilaiannya, modal yang dilarikan pengusaha ke Singapura itu dinilai
merugikan Indonesia, ditambah para warga keturunan itu tidak kembali lagi
ke
Indonesia.

Koment:  Kasihan saya melihat sikap pejabat yang memberikan komentar ini,
rupanya orang-orang cina ini hanya dinilai dari duitnya, bukan dari
kemanusiannya. Rasaiin Indonesia Bangkrut total, sukurin nama Indonesia
rusak
di mata dunia karena semua kerusuhan dan kehilangan Timor-timur, semoga
peristiwa di Aceh dan West Papua menambah tinta merah Indonesia di mata
dunia,
sehingga mereka tahu kalau Indonesia memang bangsa yang tidak tahu diri.

(Mentalmentalkasihan , mental kampung semuamental norak)


Mardhika Wisesa


Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [Re: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore]

1999-12-01 Terurut Topik Rizal Az

H racism... hot, favorite topic of all time...:)).
   Kalau menurut saya, baguslah pengusaha2 WNI-keturunan itu pada pergi, bukan
karena rasis atau gimana, tapi karena orang2 seperti mereka itu engga' banyak
gunanya. Mereka2 itu adalah parasit yang akan merugikan  Indonesia dimasa
datang. Mereka tidak punya rasa nasionalisme, cinta terhadap bangsa.
Sebenarnya ini yang saya harapkan... bangsat2 seperti inilah yang merusak
citra orang cina di Indonesia. Biarlah mereka pergi, biar bangsa Indonesia
bisa melihat mana warganya yang setia, mana yang tidak, regardless of color or
any other physical difference. 
   Uang bisa dicari, sekarang kita tinggal catat saja nama2 mereka supaya
mereka tidak bisa lagi mendapatkan WNI-nya kembali, thus usaha2 mereka di
Indonesia bisa kita "beslah" karena sekarang statusnya bukan PMA. Seandainya
sudah, pajak dan segala peraturan2 PMA, bisa kita impose ke perusahaan2 mereka
sehingga mereka tidak "berkutik"...:).
   
   "Tidak semua cina jahat, tidak semua melayu baik.
Tidak semua kristen jahat, tidak semua Islam baik."

Buat saya itu saja yang harus kita pegang, supaya kita bisa hidup
berdampingan, bahu-membahu membangun negara kita tercinta.
 
Kalau semua sudah pulang ke tanah air, jangan cuma ilmu akademis saja yang
dibawa, tapi juga ilmu tentang kehidupan dan bersocial, sehingga kita tidak
terjerumus ke lembah SARA yang nista dan hina itu. 
   Kalau anda merasa mulai rada2 racist, ingat2 bagaimana cara2 kita hidup  di
Luar Negri, dimana SARA itu tidak ada, cina melayu, islam, kristen, budha,
semua hidup berdampingan secara damai.

ichal.

Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Makanya kalau begitu mending orang cina diusirin saja dari Indonesia
termasuk anda. Terlalu banyak ambil keuntungan dari policy eknonomi
Indonesia di masa lalu. Terlalu banyak komplain. Paling pintar mengambil
keuntungan dari kolusi. Paling banyak membuat hutang luar negeri swasta yang
kemudian harus ditanggung pemerintah. Nah, yang tidak tahu diri itu siapa?
Jelas orang Cina dong! Emang dulu modalnya dari mana? Dari eyang Li Peng?

See, memang sebutan binatang ekonomi oleh bekas PM Sinagpura geblek itu
sudah tepat. Giliran satu orang saja yg mati terbunuh saja gegernya minta
ampun. Sudah deh tuduhan rasis kemana-mana. Tapi giliran bikin pan-cina
bersatu tidak merasa sedang melakukan praktek rasisme. Semua saluran ekonomi
buat pengusaha non-cina ditutup sehingga tidak bisa berkembang. Giliran ada
usaha koperasi untuk memberdayakan rakyat lalu ribut protes diskriminasi.
Siapa yang diskriminasi sih?

Hahaha..:) Memang melayu itu mental kampung. Persis ucapan anda yang
selalu muncul di dalam percakapan orang-orang Cina di Indonesia. Oranbg
melayu kan yg suka ngrusak telpon umum ya? Memang melayu goblok, sudah
dikampung-kampungin masih saja mau berbaik-baik dengan cina-cina sok modern
dan anasionalis kayak Mardika ini.

Huh, ada-ada saja.:) Coba aja tunggu, entar kan Mardika bilang kalau
saya yang rasis. Dasar rasis!

'
From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore
Date: Wed, 1 Dec 1999 09:33:12 EST

Puluhan pengusaha Indonesia yang pindah ke Singapura kedapatan menjadi
warganegara Singapura, sejak terjadinya kerusuhan pada Mei 1998, kata
Kepala
bidang Konsuler KBRI Singapura, Ghazali.
"Setiap bulan puluhan pengusaha kita yang umumnya WNI keturunan pindah
kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura," katanya di Singapura,
Rabu.
Dikatakan, WNI keturunan tersebut mulanya datang ke negara jiran itu untuk
mengungsi akibat kerusuhan di dalam negeri, namun setelah bekerja, mereka
menjadi WN Singapura.
Menurut dia, para pengusaha itu umumnya berasal dari Jawa dan Kepulauan
Riau.
Alasan menjadi WN Singapura umumnya karena ikatan perkawinan.
Ia mengungkapkan, 40 sampai 50 orang WN Indonesia yang tinggal di negara
pulau
itu mengakui telah menjadi warga Singapura.
Katanya, pihaknya tidak bisa melarang karena itu hak masyarakat, tetapi
menyayangkan warga keturunan yang beralih kewarganegaraan kemudian membuka
usaha di Singapura.
"Yang kita takutkan, bukan orang, tetapi kapitalnya sebab orang Singapura
yang
untung," katanya.
Dalam penilaiannya, modal yang dilarikan pengusaha ke Singapura itu dinilai
merugikan Indonesia, ditambah para warga keturunan itu tidak kembali lagi
ke
Indonesia.

Koment:  Kasihan saya melihat sikap pejabat yang memberikan komentar ini,
rupanya orang-orang cina ini hanya dinilai dari duitnya, bukan dari
kemanusiannya. Rasaiin Indonesia Bangkrut total, sukurin nama Indonesia
rusak
di mata dunia karena semua kerusuhan dan kehilangan Timor-timur, semoga
peristiwa di Aceh dan West Papua menambah tinta merah Indonesia di mata
dunia,
sehingga mereka tahu kalau Indonesia memang bangsa yang tidak tahu diri.

(Mentalmentalkasihan , mental kampung semuamental norak)


Mardhika Wisesa


aksi anti WTO

1999-12-01 Terurut Topik priadi




Seattle Rusuh, Darurat Sipil Diberlakukan
SEATTLE - Ribuan demonstran bentrok sengit dengan polisi Rabu kemarin 
(Selasa waktu setempat) di Seattle, AS. Para pengunjuk rasa menentang sidang 
World Trade Organisation (WTO) di kota itu. 
Wali Kota Seattle Paul Schell terpaksa memberlakukan UU darurat sipil dan jam 
malam di kawasan pusat kota. Para aktivis antiperdagangan bentrok dengan polisi 
yang berusaha mengamankan pusat kota.
Situasi demonstrasi itu bagai aksi-aksi protes keras pada 1960-an dan 
1970-an, saat masyarakat AS gencar menyuarakan gerakan antiperang dan penegakan 
hak sipil.
Pasukan polisi mengerahkan kekuatan penuh, menggunakan gas air mata dan 
peluru karet. Unit penembak tepat juga dikerahkan untuk membubarkan para 
demonstran di jalan-jalan.
Pengunjuk rasa memblokade jalan menuju gedung pertemuan tempat sidang WTO 
digelar. Dengan bertopeng atau masker, mereka memecahi jendela-jendela toko, 
membakar tempat-tempat sampah, dan melemparkan kaleng gas air mata ke arah 
polisi.
Di Westin Hotel, tempat Perwakilan Dagang AS Charlene Barshefsky dan mitranya 
dari Jepang menginap, para tamu diminta tidak keluar kamar, karena dikhawatirkan 
demonstran menyerbu ke dalam hotel.
Namun seolah-olah tak terpengaruh aksi demonstrasi, para menteri dari 135 
negara anggota WTO tetap melanjutkan agenda pertemuan mereka dan berpidato 
panjang lebar soal visi tentang sistem perdagangan global.
Wali Kota Paul Schell menyatakan akan memberlakukan jam malam mulai pukul 
19.00 sampai fajar di kawasan pusat kota. Polisi langsung mengamankan seluruh 
kota agar aksi demonstrasi tidak meluas.
Hak Pekerja
Gubernur Negara Bagian Washington, Gary Locke, meminta Pasukan 
Nasional Khusus Pengendalian Massa didatangkan dan memerintah mereka terjun ke 
Seattle untuk membantu pasukan polisi setempat yang sudah siaga lebih dulu di 
lokasi kejadian.
Polisi terlibat bentrok sepanjang hari dengan para aktivis antiperdagangan. 
Sekitar 16.000 anggota serikat pekerja menggelar pawai damai untuk menyuarakan 
tuntutan mereka, agar hak-hak pekerja diakui dan dimasukkan sebagai bagian dalam 
setiap perjanjian dagang di masa depan.
''Saya tidak percaya WTO mewakili pekerja,'' kata Donnie Gili (29), pekerja 
dari Tacoma, yang ikut demo. ''Dalam upaya mereka mewujudkan ekonomi global, 
mereka makin menurunkan standar hidup setiap orang. Cuma soal waktu, ketika 
mereka meninggalkan kami.''
Para aktivis melantunkan slogan ''Whose world? Our world. Whose streets? 
Out streets? (Dunia siapa? Dunia kami. Jalanan siapa? Jalanan kami).'' 
Spanduk-spanduk menentang WTO dibentangkan di berbagai sudut kota.
Mereka menuduh WTO hanya memperkaya pengusaha besar dengan mengorbankan 
lingkungan, lapangan kerja, dan masyarakat. Ketua WTO Mike Moore, dengan suara 
bergetar penuh emosi, membela mati-matian keberadaan organisasi itu.
Dia menyatakan para demonstran yang menuntut pembubaran organisasi itu 
sesungguhnya sedang bertindak melawan rakyat miskin dan negara-negara sedang 
berkembang.
''Kepada mereka yang berpendapat kami seharusnya berhenti saja, saya katakan, 
katakan itu kepada rakyat miskin, kepada kaum marjinal di seluruh dunia yang 
berharap kepada kami untuk membantu mereka,'' kata Moore, mantan PM Selandia 
Baru.(rtr-gn-52g) 


(Mardhika-Jeffrey)Re: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore]

1999-12-01 Terurut Topik Mardhika Wisesa

Jeff, biarkanlah anggota-anggota milis yang menilai:: Anda bukan Tuhan kan,
Nabi pun bukan. Tulisan seperti ini yang dapat dikirim ke milis-milis aceh dan
papua, supaya dapat terlihat kalau orang-orang Indonesia masih didominasi oleh
anda-anda ini. 

Bang Amien, bagaimana janji Federalisme nya, Gus mana referendum yang
dijanjikan sebelum menjadi presiden, Irian kapan merdekanya??? 

Bersatu bukan berarti teguh, bercerai berai bukan berarti runtuh 

Mardhika Wisesa 

Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Makanya kalau begitu mending orang cina diusirin saja dari Indonesia
termasuk anda. Terlalu banyak ambil keuntungan dari policy eknonomi
Indonesia di masa lalu. Terlalu banyak komplain. Paling pintar mengambil
keuntungan dari kolusi. Paling banyak membuat hutang luar negeri swasta yang
kemudian harus ditanggung pemerintah. Nah, yang tidak tahu diri itu siapa?
Jelas orang Cina dong! Emang dulu modalnya dari mana? Dari eyang Li Peng?

See, memang sebutan binatang ekonomi oleh bekas PM Sinagpura geblek itu
sudah tepat. Giliran satu orang saja yg mati terbunuh saja gegernya minta
ampun. Sudah deh tuduhan rasis kemana-mana. Tapi giliran bikin pan-cina
bersatu tidak merasa sedang melakukan praktek rasisme. Semua saluran ekonomi
buat pengusaha non-cina ditutup sehingga tidak bisa berkembang. Giliran ada
usaha koperasi untuk memberdayakan rakyat lalu ribut protes diskriminasi.
Siapa yang diskriminasi sih?

Hahaha..:) Memang melayu itu mental kampung. Persis ucapan anda yang
selalu muncul di dalam percakapan orang-orang Cina di Indonesia. Oranbg
melayu kan yg suka ngrusak telpon umum ya? Memang melayu goblok, sudah
dikampung-kampungin masih saja mau berbaik-baik dengan cina-cina sok modern
dan anasionalis kayak Mardika ini.

Huh, ada-ada saja.:) Coba aja tunggu, entar kan Mardika bilang kalau
saya yang rasis. Dasar rasis!



Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1