Re: Mulai unjuk gigi
Cuma itu yang bisa dia lakukan ya? Saya bukannya terus tersenyum, tapi terus meringis. Kasihan bangsa Indonesia yang konon bangsa yang besar ini, punya wakil presiden satu kok ya seperti ini? On Wed, 1 Dec 1999 06:50:57Suhendri wrote: Ibu MS mulai menunjukkan kemampuannya. Diawali dengan kecaman beliau terhadap .pembuatan KTP :-) Soe :-) (tersenyum terus nich) === Megawati Kecam Birokrasi Urusan KTP Jakarta, Kompas Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri mengecam rumitnya birokrasi urusan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sejak dulu hingga sekarang belum juga bisa diatasi. "Itu adalah keluhan yang klasik sekali, dari tahun ke tahun tidak pernah berbeda," kata Wapres dalam sambutan di luar teks, pada Hari Ulang Tahun ke-28 Korps Pegawai Negeri RI (Korpri) di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/11). Megawati juga mengritik penggalian jalan yang tidak terkoordinasi. "Mula-mula diadakan penggalian untuk kabel telepon. Setelah dirapikan, digali lagi untuk untuk pipa air. Kemudian, digali lagi untuk listrik," kata Wapres. Menurut dia, hal itu menurut informasi yang didapatkan karena anggaran yang turun untuk penggalian-penggalian itu tidak sama. Karena itu, Megawati menekankan perlunya koordinasi antarinstansi. Megawati juga minta agar anggota Korpri dalam pelayanannya kepada masyarakat tidak bergumam marah kalau mendengar keluhan dari masyarakat. "Kita tidak boleh ngomel, kita harus membuka mata, membuka telinga, tetapi tutup mulut," ujar Wapres. Hari Sabtu (20/11) Megawati mendengar langsung keluhan Ny Maryam, seorang ibu dari Kalideres, tentang sulitnya mengurus KTP. Dalam acara pertemuan Komunitas Rakyat Miskin Kota se-Jabotabek yang dipimpin Wardah Hafidz itu, Ny Maryam mengatakan, ia tidak bisa mendapatkan KTP karena membutuhkan biaya cukup tinggi. Ibu itu merasakan birokrasi urusan KTP sebagai penindasan terhadap rakyat kecil. Ketika itu, hadir Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso. Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com
Re: Amien harus mengundurkan diri!
Saya bingung dengan si mas yang satu ini. Kenapa membela TNI sampai membabi buta begitu ya? Padahal cuma dia lho yang berlaku seperti itu (paling tidak yang sudah ikut tukar pendapat di sini). Nggak percaya. nih buktinya kalau orang-orang pada melihat miring TNI : - (http://www.kompas.com/kompas-cetak/9912/01/berita-terbaru/5635.html) .. Serbu masuk Sebelum rapat Pansus DPR dimulai, ruang Pansus diserbu sejumlah massa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Generasi Muda Indonesia Timur (FK GMIT). Selagi sejumlah anggota Pansus menunggu rapat dimulai, beberapa anggota FK GMIT berteriak-teriak, bahkan ada di antaranya menggebrak meja. "Jangan hanya membentuk Pansus DPR untuk urusan Aceh, Maluku dan Indonesia Timur juga memerlukan perhatian. Berapa ratus rakyat Maluku yang terbunuh? Ini semua akibat ulah militer," teriak seorang anggota FK GMIT. Sebelumnya, kelompok massa ini berunjuk rasa di depan Sekretariat Komisi I DPR. Tetapi karena tidak ada agenda sidang bagi Komisi I, maka kedatangan mereka yang mendadak tidak dapat dilayani. Aisyah Amini, anggota Komisi I, akhirnya memberi penjelasan, yang kemudian dapat memuaskan kelompok massa yang mengaku berasal dari 13 propinsi Indonesia Timur ini. -- Sekarang dia mulai menunjukkan permusuhan dengan Amin secara membabi buta juga. Alasannya simple, Amin Rais dianggap mencoba "meruntuhkan keutuhan bangsa" karena telah dengan suka hati mendatangi negeri-negeri yang sedang "memberontak", sementara orang yang berhak untuk itu saja tidak melakukan apa-apa (pst... Itu lho ibu MS kita itu) On Mon, 29 Nov 1999 08:56:18 Jeffrey Anjasmara wrote: Sejauh ini saya masih percaya dengan Amien Rais. Rumor-rumor tentang Amien Rais selalu saya golongkan tidak benar. Sepak terjang Amien yang terlalu gemar bermanuver tidak pernah saya besar-besarkan. Cuman kelihatannya sikap saya kok jadi makin berubah. Apakah Amien sedang membangun kekuatan melawan Gus Dur? Apakah jabatan Ketua MPR masih belum cukup? Mengapa ketua MPR melaksanakan pekerjaan Ketua DPR? Dalam pandangan saya, Amien kok tidak berhenti-berhentinya bermanuver politik pasti ada apa-apanya. 'Federasi' yang menjadi modal jualan kampanye dan kurang bersambut ternyata disadarinya saat ini laku keras. Amien kelihatannya sedang berusaha mengambil kredit dari situasi saat ini. Amien adalah Ketua MPR dan menandatangani gerakan-gerakan yang menginginkan kemerdekaan seperti kelompok Papua Barat tidak dapat diaku sebagai bagian dari kegiatan pribadi. Di dalam image masyarakat Indonesia, Amien adalah Ketua MPR period. Kalau Amien terlalu sering mengekspos dirinya, yang dilihat adalah ketua MPR. Dengan demikian kalau Amien lebih senang jualan obat dalam bermanuver, sebaiknya Amien meletakkan jabatan sebagai Ketua MPR. Langkah Hamzah Haz perlu ditiru oleh Amien bila memang Amien merasa diri satria. Jangan bersembunyi dengan kedok pribadi bila sekujur badannya tetap terlihat sebagai Ketua MPR. Amien, resignation is the only option for you! Jeffrey Anjasmara -- Senin, 29 November 1999, 19:30 WIB Amien Rais Tidak akan Gubris Peringatan Jakarta, Antara Ketua MPR Dr Amien Rais menegaskan dirinya tidak akan menggubris protes keras Fraksi PDI-P yang memperingatkan dirinya yang terlalu banyak membicarakan tentang sistem negara federasi. Ketika mengawali pidatonya di depan ratusan pengunjuk rasa mahasiswa Papua Barat (Irianjaya) se-Jawa dan Bali di Gedung MPR Jakarta, Senin, Amien mengatakan satu pekan lalu dalam rapat BP MPR, oleh anggota Fraksi tersebut, dirinya bahkan diminta mundur dari jabatan Ketua MPR. Alasan anggota fraksi itu, katanya, karena dirinya dinilai tidak mengikuti Tata Tertib MPR yang menyebutkan Ketua MPR tidak boleh membuat pernyataan politik di luar ijin dari pimpinan MPR lainnya. "Tetapi saya tidak akan menggubris ketentuan seperti itu, karena saya juga warga negara Indonesia, selain Ketua MPR saya juga anggota DPR," ujarnya. Karena itu, katanya, dirinya juga punya hak untuk berbicara apa saja selama bertanggung jawab dan tidak asal bunyi saja. Atas dasar itu pula, Amien Rais bersedia menandatangani pernyataan sikap mahasiswa Papua Barat se-Jawa dan Bali yang menuntut pengakuan kedaulatan negara Papua Barat. Selain itu, Amien juga berjanji akan membawa masalah tersebut ke Badan Pekerja MPR untuk dibahas. Namun, ia mengatakan kesediaannya menandatangani pernyataan sikap tersebut adalah atas nama
Artikel Hasil Diskusi di IDS
Title: REFORMASI SAINS MATEMATIKA TEKNOLOGI INDONESIA BISA KALAHKAN TEKNOLOGI BARAT? A Oleh : Nasrullah Idris AHarus kita akui, krisis ekonomi yang menimpa Indonesia tidak terlepas dari ketergantungan kita pada bangsa Barat di bidang teknologi. Rentetan momentum sejarah bangsa kita telah membuat skrenario demikian. ADalam sebuah diskusi (Indonesia Studies Development) yang diikuti oleh para pakar Indonesia dari berbagai bidang ilmu, saya mengajukan konsep yang boleh dikatakan melambung, yang selanjutnya menimbulkan perdebatan, yaitu : AApakah Indonesia bisa mengalahkan reputasi teknologi Barat (Amerika/Eropa)? Langsung saya jawab saat itu juga : Bisa. Menurut saya kepada mereka, untuk mengwujudkannya diperlukan sejumlah syarat. A1. Hilangkan mitos, seolah-olah Indonesia tidak akan mampu melakukannya. Karena secara ilmiah, tidak ada tanda-tanda suatu negara harus selalu di bawah negara lain di bidang tersebut. A2. Mempelajari hal hal yang bertalian dengan teknologi dengan semangat merah-putih. Meskipun tampaknya sepele, tetapi justru bisa merupakan semangat besar untuk mengolah otak, yang selanjutnya mencari apa-apa dari teknologi yang belum pernah ditemukan oleh bangsa Barat. Sementara setiap mempelajari teknologi akan terdorong untuk memberikan kehormatan bangsa, yang gilirannya meningkatkan citra peradaban bangsa kita dalam perjalanan sejarah ummat manusia. A3. Adanya kesadaran bahwa produk monumental, sebagaimana yang pernah ditemukan Johann Guttenberg, Thomas Alva Edison, dan Graham Bell, tidak seberapa banyak ketimbang yang belum ditemukan. Singkatnya, buang jauh-jauh kesan, seakan-akan untuk mencapainya sudah tertentu, sehingga tidak perlu bersusah payah untuk mencarinya. A4. Memantau segala bentuk opini yang bisa mematahkan semangat bangsa Indonesia untuk hal tersebut, terutama yang dibentuk para mantan negara kolonialisme. PERINTIS KOMPETITIF Seterusnya saya presentasikan pula, untuk memberikan kehormatan bangsa melalui teknologi terdapat dua jalur, yaitu jalur reformasi dan jalur kompetitif. AContoh jalur kompetitif kita anggaplah IPTN, meskipun keberadaannya terus menimbulkan polemik dalam beberapa tahun terakhir ini. AUntuk jalur perintis saya belum tahu. Yang jelas ini bisa memberi peluang sangat banyak mengingat sifatnya yang eksternalisasi. AOkelah saya berikan sedikuit ilustrasinya : ATaroklah pelajar Indonesia di Barat belajar MARTABAK TELOR GORENG TAHU. Kalau bangsa kita ingin disebut sebagai perintis di bidang teknologi, maka ketika mereka kembali ke tanah air jangan hanya membuat industri MARTABAK TELOR maupun GORENG TAHU. Juga bagaimana mendirikan industri MARTABAK TAHU. Karena kalau hendak berkompetitif tentang kedua makanan pertama itu jelas kita akan kalah. Soalnya ketika mereka pulang ke tanah air, Barat sudah menemukan resep baru untuk memberi nilai tambah MARTABAK TELOR maupun TAHU GORENG. Jelas resep itu tidak akan diberikan kepada pelajar kita. Mungkin mereka akan berkata, Enaknya minta. Emangnya loe akan berbakti untuk negara gua? Ya begitulah kira-kira kalau dilarikan ke bahasa prokem. AJadi mau tidak mau ya membuat pebrik MARTABAK TAHU kemudian dieskpor. Termasuk ke negara di mana pelajar kita menimba ilmu. Sehingga selain terhindar dari persaingan untuk kurun waktu tertentu, identitas bangsa sedikit-banyak akan terangkat. AGambaran ini akan benar-benar terasa ketika perdagangan bebas mulai berlaku secara global. ASalah seorang peserta, DP (pakar komunikasi dari Jakarta) mempertanyakan, Siapa yang bermurah hati untuk bertindak memfasilitasinya A AYa ... itu tergantung, berapa besar gerakan pengembangan teknologi. Di sini pemerintah sangat berperan. Buktinya : GERAKAN MENANAM CABAI, sebagaimana yang diberlakukan pada tahun 1996. Hasilnya tampak sekali. Cabai menjadi jenuh Bisakah itu dijadikan cermin untuk kemudian membuat gerakan pengembangan teknologi? ASemua kita setuju, bahwa diantara 200 juta rakyat Indonesia, tentu banyak yang genius. Demikian potongan komentar MM(pakar Kimia dari Swis. AYa betul. Hanya di antaranya
Suara Pembaruan: Jasa Tanah Rencong Bagi Indonesia (khusus utk Anjasmara)
Semoga anda bisa menghargai jasa-jasa para pejuang aceh ini yang dulu tetap setia walau Indonesia masih berumur sejagung, masih miskin, tanpa ibukota, diduduki oleh para serdadu NICA belanda, BELUM PUNYA ABRI (Tolong kasih tahu kepada para atase-atase militer terutama di Washington D.C., Tindakan TNI sangat memalukan, terutama TNI-AD. Sebagai seorang pelajar Indonesia di Amerika, sungguh memalukan mempunyai Angkatan Bersenjata yang tahunya hanya berhadapan dengan mahasiswa, orang sipil tak berdosa) Garuda Indonesia dimodalin dengan Emas Aceh Duta-duta besar pertama Indonesia pun dimodalin oleh Orang Aceh Bahkan cikal bakal TNI pun dimulai dari Bumi Aceh, mulai dari pesawat sampai kapal laut. Mardhika Wisesa Jasa Tanah Rencong bagi Indonesia Oleh T.H.M. Syahrul Azwar Kunjungan Presiden Pertama RI, Bung Karno, ke Aceh, telah menyentuh hati nurani rakyatAceh, untuk mendukung dalam menegakkan, mempertahankan, dan mengamankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bung Karno dalam pertemuan yang berlangsung pada 17 Juni 1948, dihadiri ratusan ribu rakyat, melimpah di jalan raya di depan Markas Divisi di Bireuen , antara lain mengatakan: ... Saya ingin bertemu muka dengan rakyat Aceh yang selalu menjadi kenanganku. Bagi seluruh rakyat Indonesia, rakyat Aceh cukup dikenal, bahkan oleh seluruh dunia, sebagai rakyat yang tidak mau dijajah Belanda. Rakyat Aceh yang telah mengalahkan beberapa bagian tentara Belanda; Rakyat Aceh yang telah mengadakan perjuangan mati-matian, bertempur, menolak, dan menahan imperialisme Belanda masuk ke daerah Aceh, sehingga karenanya Aceh menjadi daerah modal Republik Indonesia ... Rakyat Aceh menjadi inspirasi untuk mengobarkan semangat Bangsa Indonesia ... Saya mengetahui bahwa rakyat Aceh adalah pahlawan. Rakyat Aceh adalah contoh perjuangan kemerdekaan seluruh rakyat Indonesia, seluruh rakyat menjadi obor perjuangan rakyat Indonesia ... Kegigihan perjuangan rakyat Aceh dalam mempertahankan kedaulatan negara Indonesia pada umumnya dan wilayah Aceh pada khususnya, membuat kawasan ini menjadi daerah yang utuh, tidak diduduki Belanda pada masa Perang Kemerdekaan 1945-1949. Kegigihan perjuangan rakyat Aceh menggugah hati Presiden Pertama RI, Bung Karno, hingga beliau menyebutkan Aceh sebagai Daerah Modal bagi perjuangan bangsa Indonesia ketika hampir seluruh wilayah Indonesia kembali dikuasai Belanda. Hanya sedikit yang mengetahui tercatat dalam sejarah, setelah Proklamasi dikumandangkan Soekarno-Hatta di Jakarta, Keresidenan Aceh adalah yang pertama berani dan sanggup mengibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh wilayah Aceh dari tingkat keresidenan sampai ke tingkat desa. Pada saat itu Jepang masih berkuasa penuh, dan Belanda bersama sekutunya mulai menguasai Sabang. Tanah Rencong itu termasuk lebih dulu dari daerah lain. Dalam waktu hanya sepuluh hari setelah Proklamasi, tepatnya pada 27 Agustus 1945, para perwira eks Giyugun di Koetaradja (sekarang Banda Aceh) mendirikan API (Angkatan Pemuda Indonesia), yang menjadi cikal bakal Angkatan Perang Indonesia. Kemudian namanya diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), lalu Tentara Republik Indonesia (TRI) dan terakhir menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI). Keberhasilan mendirikan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Tanah Rencong ini diakui oleh Jenderal Besar AH Nasution, mantan Menko Hankam/Kasad (dalam buku: AH Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan, jilid I, hal 444): ... Aceh adalah daerah di Sumatra yang paling sempurna melaksanakan Proklamasi 17 Agustus 1945 berkat ketegasan pimpinan Teuku Nyak Arief dan kawan-kawan dan semangat kemerdekaan rakyat yang eksplosif yang pada tiap kesempatan meledak untuk merebut kemerdekaan kembali. Adalah aneh nampaknya, justru daerah yang paling jauh dari pusat, yang dapat berbuat demikian, yakni yang jauh dari pimpinan dan yang kurang sekali menerima instruksi-instruksi. Justru hal yang demikian membuktikan proklamasi sudah kehendak seluruh rakyat dan bukan bikinan Soekarno-Hatta dan Panitia Persiapannya saja. Mereka hanya menyalurkan. Di Aceh ini jauh lebih maju dan lebih konsekuen daripada di Jakarta sendiri tempat pemimpin Soekarno-Hatta. Wilayah Indonesia Aceh kemudian berhasil berperan menjadi daerah modal bagi bangsa Indonesia untuk melanjutkan perjuangan, ketika hampir seluruh wilayah Indonesia kembali dikuasai Belanda. Dengan cara barter, keperluan perlengkapan tentara dan pemerintah RI diselundupkan ke Aceh dari Penang dan Thailand, antara lain senjata, amunisi, obat-obatan dan lain-lainnya. Selain itu, Aceh juga membiayai kegiatan duta-duta dan perwakilan RI di luar negeri dan perwakilan di PBB pada masa Perang Kemerdekaan. Di samping membiayai misi perjalanan Menteri Muda Luar Negeri RI, H Agus Salim ke Timur Tengah, dan mengikuti Konferensi Asia di New Delhi, Aceh juga membiayai pemerintah pusat di Yogyakarta ketika dalam keadaan vakum. Bantuan lain dari daerah Serambi Mekkah dalam usaha dapat mempertahankan kemerdekaan kita adalah dua pesawat jenis dakota dari
Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore
Puluhan pengusaha Indonesia yang pindah ke Singapura kedapatan menjadi warganegara Singapura, sejak terjadinya kerusuhan pada Mei 1998, kata Kepala bidang Konsuler KBRI Singapura, Ghazali. "Setiap bulan puluhan pengusaha kita yang umumnya WNI keturunan pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura," katanya di Singapura, Rabu. Dikatakan, WNI keturunan tersebut mulanya datang ke negara jiran itu untuk mengungsi akibat kerusuhan di dalam negeri, namun setelah bekerja, mereka menjadi WN Singapura. Menurut dia, para pengusaha itu umumnya berasal dari Jawa dan Kepulauan Riau. Alasan menjadi WN Singapura umumnya karena ikatan perkawinan. Ia mengungkapkan, 40 sampai 50 orang WN Indonesia yang tinggal di negara pulau itu mengakui telah menjadi warga Singapura. Katanya, pihaknya tidak bisa melarang karena itu hak masyarakat, tetapi menyayangkan warga keturunan yang beralih kewarganegaraan kemudian membuka usaha di Singapura. "Yang kita takutkan, bukan orang, tetapi kapitalnya sebab orang Singapura yang untung," katanya. Dalam penilaiannya, modal yang dilarikan pengusaha ke Singapura itu dinilai merugikan Indonesia, ditambah para warga keturunan itu tidak kembali lagi ke Indonesia. Koment: Kasihan saya melihat sikap pejabat yang memberikan komentar ini, rupanya orang-orang cina ini hanya dinilai dari duitnya, bukan dari kemanusiannya. Rasaiin Indonesia Bangkrut total, sukurin nama Indonesia rusak di mata dunia karena semua kerusuhan dan kehilangan Timor-timur, semoga peristiwa di Aceh dan West Papua menambah tinta merah Indonesia di mata dunia, sehingga mereka tahu kalau Indonesia memang bangsa yang tidak tahu diri. (Mentalmentalkasihan , mental kampung semuamental norak) Mardhika Wisesa Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore
Koment: Kasihan saya melihat sikap pejabat yang memberikan komentar ini, rupanya orang-orang cina ini hanya dinilai dari duitnya, bukan dari kemanusiannya. Rasaiin Indonesia Bangkrut total, sukurin nama Indonesia rusak di mata dunia karena semua kerusuhan dan kehilangan Timor-timur, semoga peristiwa di Aceh dan West Papua menambah tinta merah Indonesia di mata dunia, sehingga mereka tahu kalau Indonesia memang bangsa yang tidak tahu diri. (Mentalmentalkasihan , mental kampung semuamental norak) Thanks for the comment. Tapi setahu saya nggak semua pejabat yang begitu, memang benar most of them like that. Aku bukannya mau belain pejabat. Dan satu lagi, please forget about what everything has been happened in the past. Indonesia nggak bakalan punah dari bumi, meskipun kehilangan Timor Timut plus telah rusak dari mata dunia. Dan malah sebaliknya kita yang belajar di US harus cepet-cepet kelarin studynya dan pulang balik ke Indonesia and restore Indonesia. Dan nggak itu juga, kalau kita nggak pulang ke Indonesia segera, gimana generasi-generasi di bawah kita yang nggak bisa sekolah. Mereka itu tanggung jawab mereka. Eko Budiharto 613 Woodbridge Drive Bloomington, IN 47408 http://php.indiana.edu/~ebudihar (personal) email:[EMAIL PROTECTED] Phone #. 812-330-9740 Phone #./Fax #. 812-330-9174 HP #. 812-327-7330
Mardhika-Eko(1)[Re: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore]
Eko Budiharto wrote: Thanks for the comment. Tapi setahu saya nggak semua pejabat yang begitu, memang benar most of them like that. Aku bukannya mau belain pejabat. Dan satu lagi, please forget about what everything has been happened in the past. Indonesia nggak bakalan punah dari bumi, meskipun kehilangan Timor Timut plus telah rusak dari mata dunia. Dan malah sebaliknya kita yang belajar di US harus cepet-cepet kelarin studynya dan pulang balik ke Indonesia and restore Indonesia. Dan nggak itu juga, kalau kita nggak pulang ke Indonesia segera, gimana generasi-generasi di bawah kita yang nggak bisa sekolah. Mereka itu tanggung jawab mereka. Mardhika Wisesa membalas: Saya tidak merasa menuliskan komentar saya hanya untuk diterima kasihkan. Namun bukannya saya menolak. Memang tidak semuanya pejabat seperti itu, namun mayoritas pejabat-pejabat memang seperti itu kan? Nah...mental-mental bejat seperti inilah yang saya tidak setuju untuk memimpin badan-badan pemerintah, wong semua warga negara baik yang pri dan non-pri pada membayar pajak untuk menggaji ini orang kok. Indonesia tidak bakalan punah? Tergantung kebinatangan Indonesia sendiri menurut saya secara pribadi. Kalau terus-terusan liar seperti sekarang ini, mungkin akan ditembak. Penembak itu bisa dari disintegrasi yang sekarang ini sedang mengancam didepan mata kita. Menurut saya, Indonesia saat ini sedang dihukum oleh yang diatas. Dan memang hukuman ini sangat setimpal sekali menurut saya, dan semoga bertambah lagi. Nah...sekarang anda tinggal berterima kasihlah kepada para biang kerok yang membuat anda-anda semua merana (atau kalau anda-anda yang ternyata biang keroknya, RASAIIN dan SUKURIN, terima balasannya) Bagi yang pulang, Indonesia bukanlah ladangnya para Koruptor, para Nepotitor, dan sang kolusi lagi. Mungkin Bapak-bapak anda adalah koruptor, Nepotitor, dan Kolutor, namun jaman mereka sudah berakhir, generasi kita-kita yang akhirnya kan menumbangkan senior-senior ini. Bagi anak-anak menteri, jenderal, duta besar, etc...tobatkan ayah-ayah anda ituingatkan mereka akan kemalangan dahsyat yang sekarang sedang menimpa para miskin. Mardhika Wisesa Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1
Re: Amien harus mengundurkan diri!
Waduh mas, kalau saya lagi mencela TNI mah nggak kurang membabi butanya dengan urusan lainnya. Paling tidak jelas jauh lebih 'berani' dengan anda yg boro-boro berani ngritik. Hanya saja kita mesti lihat duduk persoalannya dong. Seperti persoalan Ambon misalnya. Penyelesaian tidak dapat dilakukan dengan sekedar menyambangi kota Ambon. Wah, kalau urusan konflik dapat diselesaikan dengan sekedar berkunjung sih enak sekali. Setiap persoalan yang sudah berlangsung akut seperti Ambon harus diselesaikan dengan dua cara sekaligus. Cara sipil harus tetap nomor satu. Kalau tidak dapat diselesaikan, maka pemerintahan sipil mengirim polisi atau tentara untuk mengamankan dan mendamaikan. Dengan demikian polisi dan tentara juga tidak salah tingkah. Saat ini, ibarat kita punya rumah diacak-acak maling. Kita punya anjing herder, tetapi anjing herdernya boro-boro boleh unjuk hidung, tetapi malah dikandangin. Kandangnya ditutup rapat, dipaku, lalu dimasukin gudang. Jelas saja rumahnya makin acak-acakan. Cara yang betul adalah pemerintah memanggil (atau menangkap juga boleh) pimpinan kelompok yang bertikai. Dudukkan masalah dengan jelas. Kasih konsekuensi kalau kalian masih bertikai, maka hukumnya adalah masuk penjara atau ditembak mati. Ini penting karena pertikaian mereka membawa korban orang-orang yg tak mampu membela diri. Jangan sampai pertikaian para gombal yg rayahan kekuasaan ini membawa korban manusia tak berdosa (a.l. yg lagi jalan sendiri diculik dan dibunuh, yg tinggal di atas membakari rumah yg ada di bawah, tawuran tak tahu malu kayak anak ABG di Jakarta, dll.) Yang terjadi sekarang ini adalah pemerintahan sipil Gus Dur terlalu lemah dan takut menanggung konsekuensi dari kebijakan yg tegas. Harusnya Gus Dur memerintahkan polisi untuk 'shoot to kill' setiap orang yang membakari, membunuhi tetangga, termasuk oknum polisi/tentara yg ikut terbawa emosi SARA itu. Kalau pemerintahan sipil cuma menunggu dan mengulur waktu saja, jelas personil TNI dan polisi tidak dapat berbuat apa-apa. Melerai malah jadi sasaran tembak. Bertindak tegas dibilang melanggar HAM. Nah, kapan coba urusan Ambon selesai? Okay, anda bilang saya membabi buta membela TNI, silakan rumuskan penyelesaian versi anda. Sekarang ini terlalu banyak organisasi ini itu yang dengan gampang menjatuhkan kesalahan ke militer. Ambon bunuh-bunuhan disebabkan militer misalnya. Ini dapat kesimpulan dari mana? Apa motivasinya? Sekarang begini deh. Kalau anda jadi presiden sipil, kan tinggal kirim pasukan pengamanan baik polisi atau tentara. Kasih wewenang yang cukup. Sementara itu sipil juga harus tetap memegang tanggung jawab. Beres tho? Lalu apa wewenang itu? Ya menyelesaikan pertikaian kalau perlu dengan tangan besi agar mereka terpaksa ngendon di rumah lalu mencelupkan kepalanya ke air. Deklarasikan saja bahwa tidak perduli islam atau kristen kalau membakar mengeroyok akan disapu habis. Mereka juga akan mikir. Mungkin perlu dikasih contoh penindakan tegas. Kalau ada yg protes lalu menyerang polres langsung masukkan sekalian ke sel. Kalau harus 500 orang masuk sel, ya masukkan saja. 1000 orang ya masukkan semuanya. Daripada bikin kisruh. Mau berapa ratus lagi yang mati gara-gara janggo-janggo kesiangan ini? Nah, yang terpenting pemerintah juga jangan lepas tangan. Nanti giliran nggak enaknya dibilang salah TNI lagi. Ini kan namanya mau enaknya doang. Nah, setelah pentolan perusuh di-sel-kan, baru orang mau mikir. Nanti kan secara perlahan law and order dapat pulih. Tidak perlu si Gus Dur ke Ambon. Apalagi si MS yg tidak punya kapasitas. Masak tiap kali ada pertikaian presiden mesti berkunjung. Lama-lama anak singkong di kampung pada berantem rebutan mangga dapat nyolong di kebunnya wak haji juga memerlukan kunjungan Gus Dur. Tahu nggak sih, apa yang ada sekarang ini selalu dipolitisir orang para politisi atau calon politisi kesiangan. Targetnya yang paling mudah saat ini jelas TNI. Nanti kalau Gus Dur dianggap terlalu lama bertindak nanti kan targetnya beralih ke Gus Dur. Mau taruhan? Kesan lain yang saya tangkap dari orang-orang adalah militer sengaja bikin rusuh agar dapat tempat lagi di posisi politik. Ini kan pandangan para pandir. Kalau mau posisi politik mereka cukup kudeta. Siapa yang bisa menghalangi? Anda, mahasiswa, IMF? Huh. Militer adalah alat negara. Jadi seharusnya pemerintah menggunakan alat itu dengan semestinya. Kalau jaman Suharto memang lain. Militer jadi majikan, alat, objek, sekaligus. Jaman Gus Dur mestinya gampang dong menggunakan alat itu. Kalau sekedar menghindar dari militer agar tidak gantian diperalat militer sih gampang dong. Kalau nggak bisa biar saya saja jadi presiden atau gimana? Hehehe:) Buat saya, Ambon harusnya dapat diselesaikan dengan cepat. Ini beda dengan Aceh. Nah, kenapa saya mempertanyakan Amien? Jelas Amien memang berlaku tidak semestinya. Dia berkunjung dengan kapasitas pribadi, padahal Amien juga sanggup menandatangi deklarasi ini itu selaku pribadi dan juga kadang selaku ketua MPR. Ini kan nggak
Re: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore
Makanya kalau begitu mending orang cina diusirin saja dari Indonesia termasuk anda. Terlalu banyak ambil keuntungan dari policy eknonomi Indonesia di masa lalu. Terlalu banyak komplain. Paling pintar mengambil keuntungan dari kolusi. Paling banyak membuat hutang luar negeri swasta yang kemudian harus ditanggung pemerintah. Nah, yang tidak tahu diri itu siapa? Jelas orang Cina dong! Emang dulu modalnya dari mana? Dari eyang Li Peng? See, memang sebutan binatang ekonomi oleh bekas PM Sinagpura geblek itu sudah tepat. Giliran satu orang saja yg mati terbunuh saja gegernya minta ampun. Sudah deh tuduhan rasis kemana-mana. Tapi giliran bikin pan-cina bersatu tidak merasa sedang melakukan praktek rasisme. Semua saluran ekonomi buat pengusaha non-cina ditutup sehingga tidak bisa berkembang. Giliran ada usaha koperasi untuk memberdayakan rakyat lalu ribut protes diskriminasi. Siapa yang diskriminasi sih? Hahaha..:) Memang melayu itu mental kampung. Persis ucapan anda yang selalu muncul di dalam percakapan orang-orang Cina di Indonesia. Oranbg melayu kan yg suka ngrusak telpon umum ya? Memang melayu goblok, sudah dikampung-kampungin masih saja mau berbaik-baik dengan cina-cina sok modern dan anasionalis kayak Mardika ini. Huh, ada-ada saja.:) Coba aja tunggu, entar kan Mardika bilang kalau saya yang rasis. Dasar rasis! ' From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore Date: Wed, 1 Dec 1999 09:33:12 EST Puluhan pengusaha Indonesia yang pindah ke Singapura kedapatan menjadi warganegara Singapura, sejak terjadinya kerusuhan pada Mei 1998, kata Kepala bidang Konsuler KBRI Singapura, Ghazali. "Setiap bulan puluhan pengusaha kita yang umumnya WNI keturunan pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura," katanya di Singapura, Rabu. Dikatakan, WNI keturunan tersebut mulanya datang ke negara jiran itu untuk mengungsi akibat kerusuhan di dalam negeri, namun setelah bekerja, mereka menjadi WN Singapura. Menurut dia, para pengusaha itu umumnya berasal dari Jawa dan Kepulauan Riau. Alasan menjadi WN Singapura umumnya karena ikatan perkawinan. Ia mengungkapkan, 40 sampai 50 orang WN Indonesia yang tinggal di negara pulau itu mengakui telah menjadi warga Singapura. Katanya, pihaknya tidak bisa melarang karena itu hak masyarakat, tetapi menyayangkan warga keturunan yang beralih kewarganegaraan kemudian membuka usaha di Singapura. "Yang kita takutkan, bukan orang, tetapi kapitalnya sebab orang Singapura yang untung," katanya. Dalam penilaiannya, modal yang dilarikan pengusaha ke Singapura itu dinilai merugikan Indonesia, ditambah para warga keturunan itu tidak kembali lagi ke Indonesia. Koment: Kasihan saya melihat sikap pejabat yang memberikan komentar ini, rupanya orang-orang cina ini hanya dinilai dari duitnya, bukan dari kemanusiannya. Rasaiin Indonesia Bangkrut total, sukurin nama Indonesia rusak di mata dunia karena semua kerusuhan dan kehilangan Timor-timur, semoga peristiwa di Aceh dan West Papua menambah tinta merah Indonesia di mata dunia, sehingga mereka tahu kalau Indonesia memang bangsa yang tidak tahu diri. (Mentalmentalkasihan , mental kampung semuamental norak) Mardhika Wisesa Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1 __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Re: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore]
H racism... hot, favorite topic of all time...:)). Kalau menurut saya, baguslah pengusaha2 WNI-keturunan itu pada pergi, bukan karena rasis atau gimana, tapi karena orang2 seperti mereka itu engga' banyak gunanya. Mereka2 itu adalah parasit yang akan merugikan Indonesia dimasa datang. Mereka tidak punya rasa nasionalisme, cinta terhadap bangsa. Sebenarnya ini yang saya harapkan... bangsat2 seperti inilah yang merusak citra orang cina di Indonesia. Biarlah mereka pergi, biar bangsa Indonesia bisa melihat mana warganya yang setia, mana yang tidak, regardless of color or any other physical difference. Uang bisa dicari, sekarang kita tinggal catat saja nama2 mereka supaya mereka tidak bisa lagi mendapatkan WNI-nya kembali, thus usaha2 mereka di Indonesia bisa kita "beslah" karena sekarang statusnya bukan PMA. Seandainya sudah, pajak dan segala peraturan2 PMA, bisa kita impose ke perusahaan2 mereka sehingga mereka tidak "berkutik"...:). "Tidak semua cina jahat, tidak semua melayu baik. Tidak semua kristen jahat, tidak semua Islam baik." Buat saya itu saja yang harus kita pegang, supaya kita bisa hidup berdampingan, bahu-membahu membangun negara kita tercinta. Kalau semua sudah pulang ke tanah air, jangan cuma ilmu akademis saja yang dibawa, tapi juga ilmu tentang kehidupan dan bersocial, sehingga kita tidak terjerumus ke lembah SARA yang nista dan hina itu. Kalau anda merasa mulai rada2 racist, ingat2 bagaimana cara2 kita hidup di Luar Negri, dimana SARA itu tidak ada, cina melayu, islam, kristen, budha, semua hidup berdampingan secara damai. ichal. Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Makanya kalau begitu mending orang cina diusirin saja dari Indonesia termasuk anda. Terlalu banyak ambil keuntungan dari policy eknonomi Indonesia di masa lalu. Terlalu banyak komplain. Paling pintar mengambil keuntungan dari kolusi. Paling banyak membuat hutang luar negeri swasta yang kemudian harus ditanggung pemerintah. Nah, yang tidak tahu diri itu siapa? Jelas orang Cina dong! Emang dulu modalnya dari mana? Dari eyang Li Peng? See, memang sebutan binatang ekonomi oleh bekas PM Sinagpura geblek itu sudah tepat. Giliran satu orang saja yg mati terbunuh saja gegernya minta ampun. Sudah deh tuduhan rasis kemana-mana. Tapi giliran bikin pan-cina bersatu tidak merasa sedang melakukan praktek rasisme. Semua saluran ekonomi buat pengusaha non-cina ditutup sehingga tidak bisa berkembang. Giliran ada usaha koperasi untuk memberdayakan rakyat lalu ribut protes diskriminasi. Siapa yang diskriminasi sih? Hahaha..:) Memang melayu itu mental kampung. Persis ucapan anda yang selalu muncul di dalam percakapan orang-orang Cina di Indonesia. Oranbg melayu kan yg suka ngrusak telpon umum ya? Memang melayu goblok, sudah dikampung-kampungin masih saja mau berbaik-baik dengan cina-cina sok modern dan anasionalis kayak Mardika ini. Huh, ada-ada saja.:) Coba aja tunggu, entar kan Mardika bilang kalau saya yang rasis. Dasar rasis! ' From: Mardhika Wisesa [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore Date: Wed, 1 Dec 1999 09:33:12 EST Puluhan pengusaha Indonesia yang pindah ke Singapura kedapatan menjadi warganegara Singapura, sejak terjadinya kerusuhan pada Mei 1998, kata Kepala bidang Konsuler KBRI Singapura, Ghazali. "Setiap bulan puluhan pengusaha kita yang umumnya WNI keturunan pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura," katanya di Singapura, Rabu. Dikatakan, WNI keturunan tersebut mulanya datang ke negara jiran itu untuk mengungsi akibat kerusuhan di dalam negeri, namun setelah bekerja, mereka menjadi WN Singapura. Menurut dia, para pengusaha itu umumnya berasal dari Jawa dan Kepulauan Riau. Alasan menjadi WN Singapura umumnya karena ikatan perkawinan. Ia mengungkapkan, 40 sampai 50 orang WN Indonesia yang tinggal di negara pulau itu mengakui telah menjadi warga Singapura. Katanya, pihaknya tidak bisa melarang karena itu hak masyarakat, tetapi menyayangkan warga keturunan yang beralih kewarganegaraan kemudian membuka usaha di Singapura. "Yang kita takutkan, bukan orang, tetapi kapitalnya sebab orang Singapura yang untung," katanya. Dalam penilaiannya, modal yang dilarikan pengusaha ke Singapura itu dinilai merugikan Indonesia, ditambah para warga keturunan itu tidak kembali lagi ke Indonesia. Koment: Kasihan saya melihat sikap pejabat yang memberikan komentar ini, rupanya orang-orang cina ini hanya dinilai dari duitnya, bukan dari kemanusiannya. Rasaiin Indonesia Bangkrut total, sukurin nama Indonesia rusak di mata dunia karena semua kerusuhan dan kehilangan Timor-timur, semoga peristiwa di Aceh dan West Papua menambah tinta merah Indonesia di mata dunia, sehingga mereka tahu kalau Indonesia memang bangsa yang tidak tahu diri. (Mentalmentalkasihan , mental kampung semuamental norak) Mardhika Wisesa
aksi anti WTO
Seattle Rusuh, Darurat Sipil Diberlakukan SEATTLE - Ribuan demonstran bentrok sengit dengan polisi Rabu kemarin (Selasa waktu setempat) di Seattle, AS. Para pengunjuk rasa menentang sidang World Trade Organisation (WTO) di kota itu. Wali Kota Seattle Paul Schell terpaksa memberlakukan UU darurat sipil dan jam malam di kawasan pusat kota. Para aktivis antiperdagangan bentrok dengan polisi yang berusaha mengamankan pusat kota. Situasi demonstrasi itu bagai aksi-aksi protes keras pada 1960-an dan 1970-an, saat masyarakat AS gencar menyuarakan gerakan antiperang dan penegakan hak sipil. Pasukan polisi mengerahkan kekuatan penuh, menggunakan gas air mata dan peluru karet. Unit penembak tepat juga dikerahkan untuk membubarkan para demonstran di jalan-jalan. Pengunjuk rasa memblokade jalan menuju gedung pertemuan tempat sidang WTO digelar. Dengan bertopeng atau masker, mereka memecahi jendela-jendela toko, membakar tempat-tempat sampah, dan melemparkan kaleng gas air mata ke arah polisi. Di Westin Hotel, tempat Perwakilan Dagang AS Charlene Barshefsky dan mitranya dari Jepang menginap, para tamu diminta tidak keluar kamar, karena dikhawatirkan demonstran menyerbu ke dalam hotel. Namun seolah-olah tak terpengaruh aksi demonstrasi, para menteri dari 135 negara anggota WTO tetap melanjutkan agenda pertemuan mereka dan berpidato panjang lebar soal visi tentang sistem perdagangan global. Wali Kota Paul Schell menyatakan akan memberlakukan jam malam mulai pukul 19.00 sampai fajar di kawasan pusat kota. Polisi langsung mengamankan seluruh kota agar aksi demonstrasi tidak meluas. Hak Pekerja Gubernur Negara Bagian Washington, Gary Locke, meminta Pasukan Nasional Khusus Pengendalian Massa didatangkan dan memerintah mereka terjun ke Seattle untuk membantu pasukan polisi setempat yang sudah siaga lebih dulu di lokasi kejadian. Polisi terlibat bentrok sepanjang hari dengan para aktivis antiperdagangan. Sekitar 16.000 anggota serikat pekerja menggelar pawai damai untuk menyuarakan tuntutan mereka, agar hak-hak pekerja diakui dan dimasukkan sebagai bagian dalam setiap perjanjian dagang di masa depan. ''Saya tidak percaya WTO mewakili pekerja,'' kata Donnie Gili (29), pekerja dari Tacoma, yang ikut demo. ''Dalam upaya mereka mewujudkan ekonomi global, mereka makin menurunkan standar hidup setiap orang. Cuma soal waktu, ketika mereka meninggalkan kami.'' Para aktivis melantunkan slogan ''Whose world? Our world. Whose streets? Out streets? (Dunia siapa? Dunia kami. Jalanan siapa? Jalanan kami).'' Spanduk-spanduk menentang WTO dibentangkan di berbagai sudut kota. Mereka menuduh WTO hanya memperkaya pengusaha besar dengan mengorbankan lingkungan, lapangan kerja, dan masyarakat. Ketua WTO Mike Moore, dengan suara bergetar penuh emosi, membela mati-matian keberadaan organisasi itu. Dia menyatakan para demonstran yang menuntut pembubaran organisasi itu sesungguhnya sedang bertindak melawan rakyat miskin dan negara-negara sedang berkembang. ''Kepada mereka yang berpendapat kami seharusnya berhenti saja, saya katakan, katakan itu kepada rakyat miskin, kepada kaum marjinal di seluruh dunia yang berharap kepada kami untuk membantu mereka,'' kata Moore, mantan PM Selandia Baru.(rtr-gn-52g)
(Mardhika-Jeffrey)Re: Puluhan Pengusaha Indonesia Jadi WN Singapore]
Jeff, biarkanlah anggota-anggota milis yang menilai:: Anda bukan Tuhan kan, Nabi pun bukan. Tulisan seperti ini yang dapat dikirim ke milis-milis aceh dan papua, supaya dapat terlihat kalau orang-orang Indonesia masih didominasi oleh anda-anda ini. Bang Amien, bagaimana janji Federalisme nya, Gus mana referendum yang dijanjikan sebelum menjadi presiden, Irian kapan merdekanya??? Bersatu bukan berarti teguh, bercerai berai bukan berarti runtuh Mardhika Wisesa Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Makanya kalau begitu mending orang cina diusirin saja dari Indonesia termasuk anda. Terlalu banyak ambil keuntungan dari policy eknonomi Indonesia di masa lalu. Terlalu banyak komplain. Paling pintar mengambil keuntungan dari kolusi. Paling banyak membuat hutang luar negeri swasta yang kemudian harus ditanggung pemerintah. Nah, yang tidak tahu diri itu siapa? Jelas orang Cina dong! Emang dulu modalnya dari mana? Dari eyang Li Peng? See, memang sebutan binatang ekonomi oleh bekas PM Sinagpura geblek itu sudah tepat. Giliran satu orang saja yg mati terbunuh saja gegernya minta ampun. Sudah deh tuduhan rasis kemana-mana. Tapi giliran bikin pan-cina bersatu tidak merasa sedang melakukan praktek rasisme. Semua saluran ekonomi buat pengusaha non-cina ditutup sehingga tidak bisa berkembang. Giliran ada usaha koperasi untuk memberdayakan rakyat lalu ribut protes diskriminasi. Siapa yang diskriminasi sih? Hahaha..:) Memang melayu itu mental kampung. Persis ucapan anda yang selalu muncul di dalam percakapan orang-orang Cina di Indonesia. Oranbg melayu kan yg suka ngrusak telpon umum ya? Memang melayu goblok, sudah dikampung-kampungin masih saja mau berbaik-baik dengan cina-cina sok modern dan anasionalis kayak Mardika ini. Huh, ada-ada saja.:) Coba aja tunggu, entar kan Mardika bilang kalau saya yang rasis. Dasar rasis! Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1