Akibat takut berbeda. (Re: [Re: bahasa daerah... itu BS!!!!])

1999-12-07 Terurut Topik Muhammad Nahar

Saya cuma punya perasaan saja, kalau semua yang diceritakan itu (perpecahan de-es-be) 
adalah akibat kita semua takut berbeda. Being different is natural. Look around you, 
tidak ada sesuatupun yang sama bukan? Jadi kalau demikian, adalah menentang alam 
namanya kalau ada usaha-usaha untuk menyamakan segala sesuatu di muka bumi ini.

Lihat apa yang sudah diperbuat Suharto dengan menganggap semua suku di Indonesia dapat 
menerima budaya jawa, dia telah menyalakan api dalam gunungan sekam Indonesia.

Tidak ada salahnya kita berbeda, karena dengan berbeda itulah kita menunjukkan 
identiti kita? Toh, tidak ada kewajiban bagi kita untuk sederajat semuanya. Silahkan 
anda jadi orang Kristen, silahkan jadi orang Islam, silahkan jadi orang Jawa, silahkan 
jadi orang Irian, silahkan menganggap diri lebih pintar, silahkan anda masuk ke 
golongan orang elit, silahkan anda tinggal di tepi kali. Tapi jangan coba-coba anda 
memaksa saya menerima bahwa anda lebih hebat dari saya. Cukuplah kita masing-masing 
menganggap diri kita yang paling baik tanpa harus memaksa orang lain mengakuinya.

Oleh karena perbedaan itu memang ada, marilah kita buka wacana federalime untuk 
indonesia. (Bukan salah saya kalau anda jadi bingung kok nyambungnya ke mari. Ini 
semua salah anda karena tidak bisa mengerti, tak iye :) )


~~~
Disclaimer:
"Spelling should be pensioned off...
It terrorises human beings from birth."
(Gabriel Garcia Marquez)


On Sun, 5 Dec 1999 11:30:06Rizal Az wrote:
   mba' Juni, terima kasih sekali atas dukungannya...:). dan terima kasih pula
sudah memperjelas duduk perkara dan asal-usul timbulnya persoalan ini. Ma'af
mba' e-mail sifat bukan menjawab, tapi lebih ke asal -usul mengapa saya
menulis ini 'in the first place". Mungkin relevan mungkin tidak, boleh dibaca,
boleh tidak...:)).

   Alasan pertama saya menulis seperti itu adalah saya dilahirkan dari orang
tua yang punya perbedaan suku (1 Jawa, 1 Sunda). Walaupun, sama2 dari jawa,
kakak saya bisa "anti-jawa", dia maunya dibilang "Sunda", ngomong Sunda mau,
ngomong Jawa engga' mau. Walaupun tidak berat sifatnya, tapi perpecahan ini
terjadi di dalam core dari society itu sendiri, yaitu: kelurga. Saya yakin,
seyakin yakinnya bahwa situasi seperti ini banyak dialami oleh orang2 yang
mempunyai orang tua beda suku.
   Alasan yang kedua, saya tidak bisa bahasa daerah, dan tidak mau belajar
bahasa daerah (karena alasan pertama tersebut). Sekarang di tempat saya
tinggal, beberapa dari teman2 saya berbahasa daerah. Walaupun mereka semua
adalah teman2 baik saya, dan saya sangat menghormati mereka dan begitu juga
sebaliknya. Di saat mereka ngomong bahasa daerah, di saat itu juga, mereka
secara tidak langsung membuat saya merasa "tersingkir". Perasaan seperti
lama-kelamaan akan dapat berubah menjadi kebencian. Sekali lagi ini yang
mengakibatkan perpecahan di dalam bangsa Indonesia sendiri.
   Alasan saya yang ketiga, menyangkutkan ras/suku dengan geografis, ini juga
salah satu sumber utama perpecahan bangsa kita. Tidak hanya dengan melayu,
tapi juga dengan orang cina, mereka sendiri terpecah2, cina jawa, terlebih
cina2 yang berasal, mulai dari daerah Jawa Tengah terus ke Timur, mereka lebih
suka ngumpul sama cina jawa (karena bisa ngomong jawa, lebih halus, dan lebih
sesuai dengan perasaan mereka), cina jakarta (merasa anak metropolitan)
ngumpul sama cina jakarta (ngomong tionghoa, kiblat: HongKong), mereka sendiri
merasa kurang senang dengan cina medan, yang menurut mereka perusak nama cina
di Indonesia, akibatnya, cina medan ngumpul sendiri. Tidak ada seorang yang
menyadari hal2 tersebut karena masing2 punya 1 common enemy, yang melayu
terhadap cina, yang cina terhadap melayu-nya. Populasi cina yang menjadi
minoritas di Indonesia, membuat mereka terlihat lebih bersatu kebanding
saudara2 melayunya. Ini yang membuat perasaan "anti-cina" atau "anti-melayu",
tapi apakah ini bisa disalahkan? jelas tidak, karena perasaan tersebut tidak
dimulai dari perasaan anti ras, tapi sifatnya lebih ke kedaerahan. Di agama
pun juga begitu, munculnya gereja jawa, gereja batak, gereja daerah2 lainnya.
Secara langsung, maupun tidak langsung, mengkontribusi ke perasaan sukuisme
yang tinggi, dan menyebabkan perpecahan bangsa.

   Kemampuan kita, untuk merubah udara menjadi bermacam2 suara dengan vocal
cord kita, adalah pemberian Tuhan yang sangat berharga kepada kita. Ini adalah
salah satu step awal di evolusi manusia, yang membedakan manusia dengan
binatang. Bahasa ini pulalah yang telah mengantarkan manusia keluar dari gua2,
dan memulai peradaban.
  Berdasarkan ini saya melihat bahwa bahwa bahasa adalah pengikat suatu bangsa
atau community, dan itu yang harus kita semua sadari.Bahwa bahasa Indonesia,
adalah bahasa nasional, bahasa pengikat seluruh warganegara Indonesia. Sudah
menjadi kewajiban kita semua untuk menjunjung tinggi bahasa nasional kita.
Seperti orang2 Islam, Yahudi atau Hindu yang menjunjung tinggi dan memilih
bahasa arab, Hebrew, atau Sansekerta (respectively) 

TNIku penjual senjata....

1999-12-07 Terurut Topik Muhammad Nahar

Bukan salah tentera kalau dia jual senjata. Bukan salah tentera kalau dia menganggap 
Aceh adalah musuh. Sebab yang salah itu adalah au ah, gelap.

~~~

Tim Advokasi Kasus Ambon:
-
Aparat Terlibat Penjualan Senjata
Reporter: Hestiana Dharmastuti

detikcom - Jakarta, Tim advokasi penyelesaian kasus Ambon (Tapak Ambon) menuduh aparat 
keamanan secara langsung menciptakan suasana tegang dan terlibat jual beli senjata 
serta amunisi di Ambon. Perihal ini terungkap dalam jumpa pers di kantor PBHI, jalan 
Cikini Raya, Jakarta Pusat, Selasa (7/12/1999).

Tapak Ambon adalah tim(http://www.detik.com/politik/199912/1999127-144348.html)

~~~

Munir Soal Aceh:

Ada Data Sangkal Info Jenderal
Reporter: Hestiana Dharmastuti

detikcom - Jakarta, Koordinator Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak 
Kekerasan), Munir SH, mengaku menemukan sejumlah dokumen yang bisa dijadikan 
penyangkal keterangan para jenderal tentang Aceh di depan DPR.

"Dokumen itu menunjukkan memang ada daerah operasi militer di Aceh dan... 
(http://www.detik.com/politik/199912/1999127-141732.html)



Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com



Re: Nulis Puisi ah.. (2)

1999-12-07 Terurut Topik Marianus DATUBARA

Dear Daeng Ida,

Senang sekali saya dapat membaca puisi-puisi anda lagi disini, apalagi
dalam beberapa hari terakhir ini ada 'kecamuk' di forum@, dan puisi2 tsb.
memanggil saya untuk mengomentarinya (baca: bukan membalasnya lagi dengan
puisi).

Kesedihan kehilangan seorang 'sahabat' pada puisi 1 memang terasa sakit
dan sangat wajar apabila dari 'inner side' kita menginginkan kehadiran
'sahabat' yang persis sama dengan yang lama. But, is it possible?

Menarik membaca puisi anda yang ke 2, karena itu merupakan 'improvisasi'
dari keadaan di tanah air saat ini, dan ajakan anda untuk membangun
jembatan lagi sangat ideal, dan saya yakin, uluran tangan akan hadir
selama yang mengajak itu tidak merusak tatanan yang sudah ada.

Semoga, saya masih tetap menjadi salah satu 'sahabat' anda tsb. yang tetap
dapat membuat anda tersenyum bagaikan nyanyi dedaunan jagung di kota anda,
dan saya sambut uluran tangan anda untuk membangun jembatan yang terputus
itu...ehem..apakah itu jembatan di persimpangan highway 23 dan 38...;-)

salam hangat selalu,
-
M Dharma Datubara
[EMAIL PROTECTED]

"PEACE: It's A Beautiful Sight To See"



Re: Berita Ngawur (Bila' dua Bill di KTM WTO Seattle

1999-12-07 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Mas Syamil, saya jelas sudah dengar Microsoft dipecah.  Cuma usaha
pengakuisisian perusahaan yg berhubungan dengan penguasaan informasi masih
jalan terus tuh. Hotmail aja sudah jadi milik MSN. Semua perusahaan kecil yg
bagus dan berpotensi sudah dibeli dengan gampang oleh sang raksasa.

Basically, Bill Gates sekarang telah mampu menjadi seseorang yg menjadi
musuh James Bond di film-film 007 itu. Untuk menghancurkan suatu negara
tertentu saat ini sudah banyak sekali cara alternatif. Seperti penghancuran
Sovyet melalui Saudi dengan oversupply minyak (antara lain), atau yg
sekarang populer adalah IMF yg telah menjadi polisi dunia yg berhak menyuruh
negara tertentu untuk nungging, untuk meloncat, tanpa banyak cingcong akan
dituruti tuh. Apa Mas Syamil punya komentar mengenai komentar Camdensus
bahwa IMF yg ngerjain Suharto? Padahal Suharto sendiri dulu juga bilang
bahwa kekuatan asing yg menggusurnya, bukan mahasiswa. Apa ada yg mau bilang
Mahathir hanya seorang paranoid?

Yah, kenapa AS membuat aturan monopoli apa hanya melihat dari segi ekonomi?
APa hanya agar perusahaan lain hidup? AS sangat sadar dengan potensi
pengusaha yg dapat mempunyai kemampuan lebih besar dari presiden AS sendiri.
Untuk itulah perusahaan yg terlalu besar juga perlu dipotong.

Pertemuan WTO memang basically adalah pemasungan negara-negara berkembang.
Semua dirayu untuk masuk dengan berbagai bujuk rayu dan ancaman tersembunyi.
Contohnya adalah regulasi dunia informasi haman Suharto mau lengser. Kala
itu hanya Indonesia yg dengan sukarela setuju dengan usulan AS karena tangan
kita sudah ditelikung dengan perjanjian lainnya.

Bentuk-bentuk ini adalah sekedar bentuk lain dari tindakan pengecut oleh
Pizarro yg membunuh ribuan Inca dengan modal 600 orang Spanish dengan cara
mengajak berdamai, habis itu setelah datang dengan persenjataan secukupnya
lalu dihabisi. Sangat mirip dengan penawanan Diponegoro oleh Kompeni. Atau
penawanan Hasanuddin oleh binatang yg sama. Atau ratusan chief suku Indian.

Point saya, tidak perlu bermusuhan dengan dunia barat, tetapi kita harus
sadar sepenuhnya dengan siapa sebenaranya kita melakukan deal itu. Dengan
kesadaran kita, maka kita juga harus mampu ikut bermain cantik dalam
perpolitikan ekonomi itu. Bukan lalu bersikap, wah, kita mesti tahu bahwa
IMF memang mau menolong kita, misalnya. Well, kelihatannya sederhana, tapi
nyatanya ada saja yg ngira begitu tuh. Makanya saya kadang merasa heran bin
ajaib.


Jeffrey Anjasmara

'
From: "A. Syamil" [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Berita Ngawur (Bila' dua Bill di KTM WTO Seattle
Date: Mon, 6 Dec 1999 16:21:36 -0500

Salam Permias,

Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] memforward berita dari Bisnis
Indonesia yang melalui siyasah@ ke Permias@:

  Bisnis Indonesia Edisi : 05-DEC-1999
  
  Ide 'gila' dua Bill di KTM WTO Seattle
  Oleh Yosef Ardi

  Tak heran bila pada 1 Desember, Gates bahkan mengumumkan rencana
Microsoft
  mengakuisisi negara Amerika Serikat. "Ini langkah yang logis dan
positif
  bagi semua orang," ujar Gates usai bertemu Clinton di Gedung Putih.
  Tawaran Gates itu ternyata disambut positif Clinton dengan menyatakan
  bersedia menjadi wakil presiden di bawah Microsoft yang bertugas
mengelola
  negara AS.

  Untuk itu kabarnya Clinton akan menerima gaji 10 kali lipat dari gaji
yang
  sekarang diterimanya sebagai presiden AS yaitu US$200.000 per tahun.
Tentu
  saja pertemuan kedua Bill dengan rencana gila itu mencerminkan betapa
  keduanya memiliki agenda yang sama di Seattle. Tetapi berbagai temuan
  mutakhir lahir dari gagasan yang dianggap gila?

Berita lawak tersebut memang sudah terdengar lama. Cuman saya enggak ngerti
kenapa wartawan profesional dari Bisnis Indonesia bisa mempercayai berita
itu?

Dalam perkara pemerintah Amerika vs. Microsoft (karena praktek monopoli
Microsoft), Amerika dinyatakan sebagai pemenang oleh US District Judge
Thomas P. Jackson. Keputusan akhir yang akan dikenakan ke Microsoft sedang
dipelajari. Beberapa kemungkinannya adalah:

- Horizontal breakup
- Vertical breakup
- A Windows auction
- Open Source licencing
- Close supervision

Departemen Kehakiman US dulu juga menentang ketika Microsoft hendak
mengakusisi perusahaan "Intuit."  Tidak mudah bagi Microsoft untuk
mengakusisi perusahaan lain... apalagi mengakusisi negara.:)

Bill Clintonpun juga bukan lagi president Amerika di masa mendatang, karena
pembatasan masa jabatan.

Saya bisa menulis lebih panjang lagi .. cuman ngapain ya? :)


Jabat erat,


Ahmad Syamil
Toledo, OH

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: 'PERMIAS' Faransyah

1999-12-07 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Sungguh aneh kalau bikin pernyataan tentang Permias, tapi milis Permias@
sendiri tidak dikasih beritanya. Kalau milis Forum@ hendak dijadikan kartel
yang tidak mengindahkan kepentingan Permias@ secara luas, maka keberadaan
Forum@ harus ditiadakan saja. Tidak ada gunanya. Kalau Forum hendak
mengatas-namakan Permias, kita-kita kok tidak dikasih terusan dari Ketua
Permias kami sih?

Bila Forum@ hanya digunakan untuk kepentingan segelintir pengurus Permias@,
bagaimana kalau Forum@ dibubarkan saja deh...hehe...:)

Saya meminta pertanggungjawaban Saudara Okkie Senobroto selaku salah seorang
yg menangani milis Permias@ dan Forum@ untuk menjelaskan masalah ini ke
milis Permias@. Apa pernyataan yg sudah dikeluarkan, dan ke mana saja.
Bukankah sangat luar biasa kalau pernyataan Permias kok milis Permias@ nggak
dapat forward-nya? Kok kayak Baramuli sih?


Jeffrey Anjasmara

-
From: Helson Siagian [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: 'PERMIAS' Faransyah
Date: Tue, 7 Dec 1999 00:18:31 -0600

Priyo...kabar saya baik.

Yang juga jadi masalah adalah detik.com juga menulis:

"Maka kami yang membawahi kurang lebih 1,500 mahasiswa Indonesia di AS
ingin menyatakan pemikiran kami tentang keadaan yang sedang terjadi di
tanah air kita,"kata Faransyah.

Padahal saya kan lagi cuti sebagai anggota PERMIAS DC, sehingga BAWAHANnya
Faran kan hanya 1499 orang (BANYAK JUGA YA...)

Pertanyaan saya, apakah sekian belas ratus orang yang tidak ikut
menyetujui surat pernyataan itu justeru yang secara ramE-ramE bikin protes
ke detik.com atas kekeliruannya?


Helson SIAGIAN


On Mon, 6 Dec 1999, Priyo Pujiwasono wrote:

  Halo Bang Helson apa kabarnya nih?
  Saya kok yakin justru tidak...:)
  soalnya pihak Detik.Com lah yang salah kutip.
  Soalnya jelas2 rekan Farogansyah..ehhh..Faransyah
  hanya  cuma menyebut nama Permias-DC, Chicago, dan
  Houston, dan yang lain-lain sebagai individu saja.
  Karena memang tiga perwakilan Permias itulah yang
  sudah menyatakan mendukung.
  Anyway, saya kok agak gelisah kita2 disini malah
  ribut2 dengan "birokrasinya" melulu. Salah sedikit
  mbok ya dimaafkan, gitu lho...:). Toh sudah tidak
  mengatasnamakan seluruh Permias.
  Bagaimana kalau kita diskusi soal "ISINYA" saja.
  Kira-kira ada yang keberatan dengan point-pointnya?
 
  Salam Jiwi..:)
 
  Priyo Pujiwasono
 
  --- Helson Siagian [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Saya yakin banyak PERMIAS yang mengharapkan agar
   Faransyah meminta
   detik.com untuk meralat penonjolan kata Permias di
   bagian atas berita.
  
  
   Helson SIAGIAN
  
  
   On Mon, 6 Dec 1999, Marianus DATUBARA wrote:
  
   
Salam PERMIAS untuk rekan Sugiono,
   
Mungkin anda sudah membaca berita Detik yang
   diteruskan oleh mas Cortino
dan mungkin juga anda sudah membaca email yang
   baru saya kirimkan membalas
surat rekan Aranggi ("Sekedar Koreksi Kecil") dan
   saya yakin, andapun
setuju bahwa nama PERMIAS telah 'dimodifikasi'
   sedemikian rupa, sehingga
saran rekan Hedi dan didukung oleh rekan Aranggi
   (keduanya tercantum dalam
penandatangan surat tsb.) untuk dihapuskannya
   kata2 PERMIAS dari surat
pernyataan tsb, tidak digubris sama sekali oleh
   rekan Faransyah.
   
Saya pikir, kejadian ini sudah cukup jelas bagi
   kita (at least bagi kita
berdua), bagaimana arogan dan pongahnya tindakan
   rekan Faransyah tsb. Dan
tentu saja, saya ingin menunggu tulisan rekan Hedi
   dan rekan Aranggi atas
kejadian ini. Bagaimana sikap anda berdua?
   
Btw, khusus untuk daeng Ida, sejak kapan anda
   pindah ke Cleveland, OH. Kok
nggak bilang2 sich atau daeng Ida sendiri tidak
   tahu kalau daeng Ida sudah
'dipindahkan' ke Cleveland. It's scary duh...;-)
   
Salam hangat dari Pantai Selatan Florida,
M. Dharma Datubara
   

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Monopoli (Re: Berita Ngawur (Bila' dua Bill di KTM WTO Seattle

1999-12-07 Terurut Topik A. Syamil

Salam Permias,

Jeffrey:

 Mas Syamil, saya jelas sudah dengar Microsoft dipecah.  Cuma usaha
 pengakuisisian perusahaan yg berhubungan dengan penguasaan informasi masih
 jalan terus tuh. Hotmail aja sudah jadi milik MSN. Semua perusahaan kecil
yg
 bagus dan berpotensi sudah dibeli dengan gampang oleh sang raksasa.

Terima kasih atas tanggapannya. Saya hanya akan memberikan keterangan
tambahan.

U.S. Department of Justice menyetujui akusisi Microsoft terhadap Hotmail
(free email service) ataupun ke perusahaannya karena tidak menganggapnya
sebagai aksi monopoli atau oligopoli. Hotmail banyak saingannya dalam usaha
sejenis (free email service).

Lain halnya dengan kasus Intuit yang saya tulis sebelumnya. Intuit menjual
software untuk masalah keuangan. Microsoft sendiri sudah punya software
sejenis yaitu Microsoft Money. Kedua software tersebut adalah 'dominant
players' untuk software 'personal finance'. Pemilikan kedua software oleh
Microsoft dianggap monopoli oleh U.S. Department of Justice. Karena itu U.S.
Justice Department menentang akusisi Microsoft ke Intuit.


Jabat erat,


Ahmad Syamil
Toledo, OH









 Basically, Bill Gates sekarang telah mampu menjadi seseorang yg menjadi
 musuh James Bond di film-film 007 itu. Untuk menghancurkan suatu negara
 tertentu saat ini sudah banyak sekali cara alternatif. Seperti
penghancuran
 Sovyet melalui Saudi dengan oversupply minyak (antara lain), atau yg
 sekarang populer adalah IMF yg telah menjadi polisi dunia yg berhak
menyuruh
 negara tertentu untuk nungging, untuk meloncat, tanpa banyak cingcong akan
 dituruti tuh. Apa Mas Syamil punya komentar mengenai komentar Camdensus
 bahwa IMF yg ngerjain Suharto? Padahal Suharto sendiri dulu juga bilang
 bahwa kekuatan asing yg menggusurnya, bukan mahasiswa. Apa ada yg mau
bilang
 Mahathir hanya seorang paranoid?

 Yah, kenapa AS membuat aturan monopoli apa hanya melihat dari segi
ekonomi?
 APa hanya agar perusahaan lain hidup? AS sangat sadar dengan potensi
 pengusaha yg dapat mempunyai kemampuan lebih besar dari presiden AS
sendiri.
 Untuk itulah perusahaan yg terlalu besar juga perlu dipotong.

 Pertemuan WTO memang basically adalah pemasungan negara-negara berkembang.
 Semua dirayu untuk masuk dengan berbagai bujuk rayu dan ancaman
tersembunyi.
 Contohnya adalah regulasi dunia informasi haman Suharto mau lengser. Kala
 itu hanya Indonesia yg dengan sukarela setuju dengan usulan AS karena
tangan
 kita sudah ditelikung dengan perjanjian lainnya.

 Bentuk-bentuk ini adalah sekedar bentuk lain dari tindakan pengecut oleh
 Pizarro yg membunuh ribuan Inca dengan modal 600 orang Spanish dengan cara
 mengajak berdamai, habis itu setelah datang dengan persenjataan secukupnya
 lalu dihabisi. Sangat mirip dengan penawanan Diponegoro oleh Kompeni. Atau
 penawanan Hasanuddin oleh binatang yg sama. Atau ratusan chief suku
Indian.

 Point saya, tidak perlu bermusuhan dengan dunia barat, tetapi kita harus
 sadar sepenuhnya dengan siapa sebenaranya kita melakukan deal itu. Dengan
 kesadaran kita, maka kita juga harus mampu ikut bermain cantik dalam
 perpolitikan ekonomi itu. Bukan lalu bersikap, wah, kita mesti tahu bahwa
 IMF memang mau menolong kita, misalnya. Well, kelihatannya sederhana, tapi
 nyatanya ada saja yg ngira begitu tuh. Makanya saya kadang merasa heran
bin
 ajaib.


 Jeffrey Anjasmara

 '
 From: "A. Syamil" [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Berita Ngawur (Bila' dua Bill di KTM WTO Seattle
 Date: Mon, 6 Dec 1999 16:21:36 -0500
 
 Salam Permias,
 
 Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] memforward berita dari Bisnis
 Indonesia yang melalui siyasah@ ke Permias@:
 
   Bisnis Indonesia Edisi : 05-DEC-1999
   
   Ide 'gila' dua Bill di KTM WTO Seattle
   Oleh Yosef Ardi
 
   Tak heran bila pada 1 Desember, Gates bahkan mengumumkan rencana
 Microsoft
   mengakuisisi negara Amerika Serikat. "Ini langkah yang logis dan
 positif
   bagi semua orang," ujar Gates usai bertemu Clinton di Gedung Putih.
   Tawaran Gates itu ternyata disambut positif Clinton dengan menyatakan
   bersedia menjadi wakil presiden di bawah Microsoft yang bertugas
 mengelola
   negara AS.
 
   Untuk itu kabarnya Clinton akan menerima gaji 10 kali lipat dari gaji
 yang
   sekarang diterimanya sebagai presiden AS yaitu US$200.000 per tahun.
 Tentu
   saja pertemuan kedua Bill dengan rencana gila itu mencerminkan betapa
   keduanya memiliki agenda yang sama di Seattle. Tetapi berbagai temuan
   mutakhir lahir dari gagasan yang dianggap gila?
 
 Berita lawak tersebut memang sudah terdengar lama. Cuman saya enggak
ngerti
 kenapa wartawan profesional dari Bisnis Indonesia bisa mempercayai berita
 itu?
 
 Dalam perkara pemerintah Amerika vs. Microsoft (karena praktek monopoli
 Microsoft), Amerika dinyatakan sebagai pemenang oleh US District Judge
 Thomas P. Jackson. Keputusan akhir yang akan dikenakan ke Microsoft
sedang
 dipelajari. 

Re: Berita Ngawur (Bila' dua Bill di KTM WTO Seattle

1999-12-07 Terurut Topik Yohanes Sulaiman

M. Anjasmara,

Perkenankan saya memberi sedikit kritik.

Mas Syamil, saya jelas sudah dengar Microsoft dipecah.  Cuma usaha
pengakuisisian perusahaan yg berhubungan dengan penguasaan informasi masih
jalan terus tuh. Hotmail aja sudah jadi milik MSN. Semua perusahaan kecil yg
bagus dan berpotensi sudah dibeli dengan gampang oleh sang raksasa.

Hotmail dibeli Microsoft sebelum keputusan anti-trust.
Namun, walaupun hakim sudah menyatakan bahwa Microsoft adalah sebuah
'trust', tapi keputusan untuk memecahnya belum keluar. In fact, pengadilan
justru sekarang sedang mempertimbangkan untuk menyelesaikan masalah
ini melalui moderator, jadi tak melalui jalur legal yang konventional.
Jadi sampai sekarang Microsoft secara de-facto belum dipecah. Pemecahan
Microsoft sendiri kalaupun dilakukan akan cukup menggoncang stock market
sehingga pemerintah US untuk hal ini sangat berhati-hati.


Basically, Bill Gates sekarang telah mampu menjadi seseorang yg menjadi
musuh James Bond di film-film 007 itu. Untuk menghancurkan suatu negara
tertentu saat ini sudah banyak sekali cara alternatif. Seperti penghancuran
Sovyet melalui Saudi dengan oversupply minyak (antara lain),

Selama saya mempelajari sejarah kehancuran USSR, saya tak pernah menemukan
teori ini. Kebanyakan para ahli berpendapat kehancuran USSR adalah akibat
stagnasi (Gregory Sunni), ineffisiensi (David Remnick), atau karena memang
sejak dulu sistem komunisme memang sudah 'ditakdirkan' untuk hancur karena
memang komunisme tidak mungkin bisa dilaksanakan (Martin Malia).
(Yang di dalam kurung adalah teoris tentang USSR).



atau yg
sekarang populer adalah IMF yg telah menjadi polisi dunia yg berhak menyuruh
negara tertentu untuk nungging, untuk meloncat, tanpa banyak cingcong akan
dituruti tuh. Apa Mas Syamil punya komentar mengenai komentar Camdensus
bahwa IMF yg ngerjain Suharto? Padahal Suharto sendiri dulu juga bilang
bahwa kekuatan asing yg menggusurnya, bukan mahasiswa. Apa ada yg mau bilang
Mahathir hanya seorang paranoid?

Bagaimana kalau teori ini:
M. Suharto tak mau mundur. Tapi ketika dia mau membentuk kabinet baru, dan
ternyata
menteri-menteri semua memilih bekerja dibawah M. Habibie, dia mengamuk,
tapi juga
sadar bahwa 'the game is up' dan mengundurkan diri.


Yah, kenapa AS membuat aturan monopoli apa hanya melihat dari segi ekonomi?
APa hanya agar perusahaan lain hidup? AS sangat sadar dengan potensi
pengusaha yg dapat mempunyai kemampuan lebih besar dari presiden AS sendiri.
Untuk itulah perusahaan yg terlalu besar juga perlu dipotong.

Dalam political science, hal ini memang banyak diperdebatkan, apakah satu
perusahaan
bisa memiliki power setinggi pemerintah dan akhirnya bisa mendongkel
pemerintah sendiri.
Contohnya saja waktu penggusuran presiden Chile tahun 1970-an yang diduga
didalangi
salah satu perusahaan multinasional di US. Tapi kebanyakan konsensusnya justru
menytakan bahwa perusahaan tetap tak bisa mengalahkan pemerintah.
Walaupun satu perusahaan sudah terlalu besar, tapi kalau pemerintah memutuskan
untuk menutup perusahaan itu, perusahan itu sendiri tak punya kekuasaan untuk
menentang pemerintah. Anti-Trust itu pada dasarnya adalah usaha pemerintah
untuk menyeimbangkan 'playing level' di bisnis dan memperjuangkan kompetisi
yang
akan terus memberikan kreativitas dan menjaga agar konsumen tak dimonopoli dan
akhirnya membayar harga yang mahal dan service yang ineficient.



Pertemuan WTO memang basically adalah pemasungan negara-negara berkembang.
Semua dirayu untuk masuk dengan berbagai bujuk rayu dan ancaman tersembunyi.

Hal ini masih diperdebatkan karena conflict of interest di US sendiri
memang tinggi.
Tapi tariff sendiri dipertanyakan efektivitasnya sebetulnya. Mungkin
ekonomist di
Permias bisa berkomentar lebih jauh?


Anyway, hanya segini komentar saya. Saya minta maaf kalau ada yang
menyinggung.
Terima kasih. BTW: sudah selesai buku 'Kisah Tiga Negara'nya? :-)

YS



No Subject

1999-12-07 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Ternyata email saya disampaikan ke milis Huaren. Bagus itu, jadi bahan
omongan bahwa orang melayu disebut sebagai orang pemalas, tidak
berkemampuan, mudah disogok, tidak punya life, tidak punya motivasi juga
dapat terungkap dengan jelas.

Jelas pandangan seperti ini tidak ada pada semua orang keturunan China,
tetapi penyakit ini diidap oleh sebagian besar keturunan China. Masalahnya
anti diskriminasi harus didasari oleh perasaan setaraf. Kalau yang satu
merasa lebih tinggi, lebih civilized, lalu apa yang disebut diskriminasi
itu?

Sebagai bangsa pengembara, suatu state yang lemah jelas akan lebih
menguntungkan. Untuk itulah orang-orang seperti Mardika Wisesa dan juga
Christianto Wibisono sangat gencar melancarkan apa yang saya sebut divide et
impera. Mari kita lihat pendapat Mardhika lagi:

Bang Amien, bagaimana janji Federalisme nya, Gus mana referendum yang
dijanjikan sebelum menjadi presiden, Irian kapan merdekanya???

Bersatu bukan berarti teguh, bercerai berai bukan berarti runtuh

Mardhika Wisesa

Nah, memang yang diharapkan adalah bercerai berai, yang diharapkan adalah
agar Irian merdeka. Mengapa? Semua mempunyai motif ekonomi. Kalau berhasil
jadi negara baru, siapa yang berpeluang ke sana? Yang terjadi selama ini
adalah usaha eksploitasi pada kelompok yg lebih rendah taraf berpikirnya,
kemampuan bersaing ekonominya, dll. Tak heran ungkapan diskriminasi paling
sering disuarakan karena membahayakan kepentingan kelompok tertentu. Ingat,
kapan mengucapkan, siapa yg mengucapkan mempunyai dampak yg sangat berbeda.


Jeffrey Anjasmara

---
From: "leonardi Cyan" [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
CC: [EMAIL PROTECTED]
Date: Sat, 04 Dec 1999 21:46:29 CST

From: "rendra" [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Thu, 2 Dec 1999 23:15:23 -0800

Dengan Hormat:
Ini sungguh menggugah hati saya, tadinya memang agak panas juga membaca
tulisan Sdr. Anjasmara, tapi mungkin ada benarnya. Mungkin ini saatnya bagi
orang2 keturunan menyadari bahwa mereka tidak welcome di indonesia, karena
orang2 dangkal dan rendah seperti Sdr. Anjasmara ini menurut saya lebih
dari
90% orang keturunan melayu, bukan pribumi juga, karena jelas dari sejarah
pribumi indoneisa itu masih keturunan China juga!!. Kalau orang2 keturunan
China di Indonesia masih mau tinggal di Indonesia a itu tadi resikonya
tidak
welcome. Mungkin bukan hanya racial saja seperti Sdr. Anjasmara sebutkan,
maklum dia kan, itu tadi yg saya bilang dangkal otaknya (ingat yg pintar
seperti Professor Doctor Ing Diplom BJ Habibie saja masih "dangkal",
menyatakan Chna masih tertinggal 20 Tahun di aviation ketimbang Indonesia
dengan CN250, dimana China sudah mengorbitkan kendaraan ruang
angkasanya..lo
kan?..) Juga saya yakin seorang Anjasmara tidak tahu bahwa Chinese dan
Agyptian mempunyai kebudayaan tertinggi di dunia, dan melayu adalah
keturunannya yg paling buncit dan belum civilized
apalagi seorang ..siapa?? Anjasmara(H), kembali soal rasial tadi.
Sebagian rakyat indonesia masih belum bertumbuh secara pendidikan moral 
mental tadi dengan sendirinya mudah di"pakai" oleh orang "dangkal" yang
malas tetapi mempunyai kelicikan, "greed"  kedengkian besar, sehingga
tidak bisa berhasil dalam hdup terlebih dalam bidang ekonomi. Maka
kekurangan "will" tersebut diadaptasikan sebagai kedengkian, iri, dalam
kadar yg lebih tinggi yg dinamakan rasialis tersebut tadi. Seperti saya
selalu bilang bahwa orang2 keturunan Chinese yang masih suka di indonesia
itu ada tiga golongan. Satu golongan Crazy, Stupid, and Poor. Yg kaya
karena kolusi, tentu masih mengharap bisa "menggarap" para melayu yg mereka
pikir bodoh dan tidak punya will tadi. Ngapain susah2 di LN kerja, disini
melayu2
itu gua sogok aja mau berbuat apa saja. Mau plesir, wah yg katanya
berpenduduk muslim terbesar, eh ternyata mempunyai perpelacuran terbesar
juga? So much for "haram". Kedua yg stupid, ya seperti Kwik yg menteri itu
(sekaligus membuktikan bahwa melayu tidak ngerti ekonomi, maka KKG yg
keturunan di"jadiin" mentri. Stupid karena mereka2 ini tidak punya "life",
tidak mempunyai motivasi hidup, mereka ingin menjadi "somebody else" dengan
numpang negara orang, pengorbanannya dicemooh oleh kedua belah pihak,
makanya "stupid". Golongan poor, ya ini yg paling kasihan. Orang seperti
Sdr. Anjasmara ini tentunya ingusnya masih meler, leho'an orang bandung
bilang. Tidak usah jauh2 lihat di Kalimantan, pontianak, Di Jakarta saja
banyak sekali golongan Chinese yg sungguh2 miskin, lihat saja di pecinan
juga di gang2 roxy, banyak sekali, mereka membaur, memakai sumur yg sama,
dsb. Apa Sdr. Anjasmara tahu? Apa dia juga tahu kalau petani jeruk di
Pontianak juga
golongan ini, juga penarik becak, supir angkutan umum, dsb?.
Berpendek cerita, berkali kali, saya berkata, orang2 seperti Anjasmara ini
typical orang keturunan melayu malas, dengki, iri, mungkin tidak rasialis
(kalo terima duit dari China), yg jelas orang jenis ini telah "lahir dari
lumpur, dan lumpur itu sudah tumbuh di otaknya" alhasil 

Interfet telah dua kali masuk ke NTT lagi

1999-12-07 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Interfet Aussie masuk lagi ke NTT



SUARA PEMBARUAN DAILY


Pelanggaran Interfet Masuki NTT Dibahas

Kupang, 7 Desember

Masalah pelanggaran wilayah oleh anggota pasukan multinasional Interfet
(International Forces in East Timor) ke wilayah NTT sebanyak dua kali selama
bulan November 1999 (Pembaruan, 4/12), turut dibahas dalam pertemuan antara
Gubernur Pieter Alexander Tallo SH dan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Kiki
Syahnakri serta Panglima Interfet Mayjen Peter Cosgrove di Atambua, NTT,
Selasa (7/12).

Gubernur, yang ditanya Pembaruan sebelum pertemuan, Senin (6/12) malam di
Kupang, dengan tegas menyatakan, apa pun alasannya, pelanggaran yang
dilakukan anggota Interfet dengan dua kali memasuki wilayah Kecamatan
Amfoang Utara di pesisir pantai utara Timor Barat, tidak bisa diterima.

Sebab, secara sengaja/tidak disengaja, Interfet telah melakukan pelanggaran
dengan memasuki wilayah kedaulatan NKRI.

"Itu sama sekali tak dapat dibenarkan. Sehingga, sangat pantas jika Pemda Tk
I NTT maupun Pemda Kabupaten Kupang menyampaikan protes keras. Sebab bisa
saja pelanggaran wilayah serupa terulang lagi di waktu-waktu mendatang,"
tandas Gubernur Tallo.

Sedang Bupati Kupang Drs Ibrahim Agustinus Medah yang secara terpisah juga
dikonfirmasikan Pembaruan, Senin malam, mengutip laporan tertulis Camat
Amfoang Utara Agustinus Orageru dari Naikliu, memaparkan pelanggaran wilayah
yang kedua kali di bulan November lalu itu dilakukan tiga anggota pasukan
Interfet. Masing-masing bernama Letkol Victor, Mayor Ayola, Orance
Hanbeylolan. Termasuk seorang petugas
wanita UNHCR, Catherina Hamoy.

Anggota pasukan Interfet maupun petugas UNHCR itu masuk hingga menjangkau
kawasan OEpoli desa Netemnanu Utara, yang berjarak beberapa kilometer dari
perbatasan kecamatan Amfoang Utara kabupaten Kupang dengan kecamatan Sitrana
kabupaten Ambeno wilayah Timtim. Tanpa diketahui maksud maupun tujuannya.

Bupati juga mengatakan, sepanjang wilayah garis batas antara Sitrana Ambeno
dan Amfoang Utara Kabupaten Kupang, pihak Interfet membangun sedikitnya lima
pos penjagaan perbatasan. Setiap pos penjagaan perbatasan itu rata-rata
dijaga 10 personel Interfet.

Diakui, saat ini di wilayah Kecamatan Amfoang Utara belum dibangun pos
penjagaan perbatasan sebagaimana yang dibangun pasukan Interfet. Yang ada
hanyalah beberapa petugas keamanan terdiri atas anggota Polri maupun TNI-AD
dari Mapolsek dan Makoramil Naikliu. Dandim Letkol (Inf) Wilmar Aritonang
maupun Kapolres Letkol (Pol) Agus Kusnadi beberapa waktu lalu telah
menyatakan mendukung upaya Pemda Kabupaten Kupang menempatkan sejumlah
aparat keamanan TNI-AD/Polri di perbatasan antara
Amfoang Utara dan Sitrana. (071)

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Indonesia Generals To Avoid Charges

1999-12-07 Terurut Topik Yohanes Sulaiman

December 7, 1999


Indonesia Generals To Avoid Charges

Filed at 11:03 a.m. EDT

By The Associated Press

JAKARTA, Indonesia (AP) -- Indonesia's top generals will escape prosecution
for

murders, torture, rapes and other atrocities committed by their troops during
more
than three decades of authoritarian rule, the defense minister said today.

Juwono Sudarsono, Indonesia's first civilian defense minister in nearly half a
century,
also warned that the military could seize control of the world's fourth most
populous
nation, perhaps within months, if newfound democracy does not take hold
across
the sprawling archipelago.

``We can't go up into the high ranks as they were just carrying out state
policy,''
he said.

Sudarsono said the first trial of soldiers charged with atrocities in the
strife-torn Aceh
province would start within a week.

He said only five cases would be brought before a joint military-civil court,
despite
claims by state investigators that the military committed about 4,000
separate
incidents of human rights abuses during a 10-year campaign to suppress Aceh's
separatist insurgency.

``Only five cases would be enough to make the Aceh people believe there is
justice,''
Sudarsono declared.

Guerrillas in Aceh have waged a bitter, decade-long war against Indonesian
rule
in
which at least 5,000 people have died. Secessionist sentiments and demands for
an
independence referendum have increased dramatically since East Timor broke
away
from Indonesia in October.

Indonesian soldiers and police went on a rampage in Aceh today after an
unidentified
assailant killed a policeman and wounded another, witnesses said.

The two officers were stabbed while shopping in Peureulak, a district town
about
25 miles west of Langsa, the capital of East Aceh, said Nurmi M. Ali, a
student

volunteer helping refugees at a mosque in the town.

One policemen died instantly and the other was hospitalized, he said. A
police
spokesman, Maj. Said Hussein, confirmed the stabbings.

Soldiers and policemen who arrived on the scene after the stabbing rounded up
all men at a mosque, Nurmi said. They beat them and shot randomly at shops
and passing cars, he said.

Reports of Indonesian troops committing numerous atrocities have fueled
secessionist demands. The Acehnese also accuse the central government in
Jakarta of shortchanging the province of its fair share of the revenues from
the
lucrative oil and gas industry.

Many analysts believe that if Aceh breaks away, other disaffected regions and
islands in the far-flung archipelago could follow.

While Indonesia's new reformist government appears unwilling to take on the
powerful military directly, the United Nations is considering establishing a
war
crimes tribunal to try top generals for atrocities in East Timor.

The half-island territory was ravaged by Indonesian troops and their militia
proxies after the people voted overwhelmingly to secede from Indonesia in
a U.N.-sponsored referendum in August.

Sudarsono said he met Monday with Sonia Picado, head of the U.N.
human rights inquiry in East Timor. The panel will present its findings to
Secretary-General Kofi Annan, who must decide whether the scale of
atrocities warrants the creation of a war crimes tribunal similar to those
for Rwanda and the former Yugoslavia.

``I leave it to them to decide on the degree of culpability for alleged human
rights abuses before, during and after the referendum,'' he said.

Since seizing power after crushing what it claimed was a communist coup
in 1965, the Indonesian military has been a law unto itself and critics of
the
army were often imprisoned or killed.

Historians estimate that as many as 500,000 people died in an anti-Communist
purge in the late 1960s.

During the 32-year reign of former President Suharto -- himself a five-star
general --
several Indonesian provinces were run as virtual military fiefdoms and the
army

employed mass repression to control local populations.

In another development, Indonesia's attorney general has reopened an
investigation
into allegations that Suharto had illegally amassed a fortune for himself and
his
family.

Even so, new President Wahid has promised to pardon Suharto for any
wrongdoing.


Sudarsono said the government would try to reduce, but would not be able to
eliminate, corruption within the military, which operates hundreds of
commercial
businesses to bankroll its activities without government oversight.

``We cannot get rid of corruption,'' he said.

Sudarsono told a business conference that while there was talk of democracy
at
a national level, military representatives remained the highest and
unquestioned
authority in hundreds of thousands of villages across Indonesia.

He said civilian leaders must try to encourage democracy to take hold at
a grassroots level or ``sooner or later the military will come back in full
force
and take over from civilian control,'' Sudarsono warned.

He said this could happen ``within months or years.'' He also 

Permias@ dan Forum@

1999-12-07 Terurut Topik Okki Soebagio

Salam PERMIAS,

Bung Jeffrey yang baik,

Semoga penjelasan saya dibawah dapat mengklarifikasi beberapa hal,
terutama menyangkut PERMIAS List, Forum@, fungsi dan kegunaannya bagi kita
semua.

PERMIAS Listserv ([EMAIL PROTECTED]) has nothing to do with
official statements of the PERMIAS.  Mailing list ini telah diberikan
kepada 'publik' untuk digunakan sebagai sarana bertukar pikiran, bukan
hanya bagi para mahasiswa Indonesia yang berada di Amerika Serikat, tapi
juga kepada siapa saja yang tertarik untuk berdiskusi disini (silahkan
lihat www.permias.org/milis.phtml).  Mailing list ini dimaintain oleh
rekan-rekan dari PERMIAS Syracuse, dimana mereka secara sukarela (dan
bergiliran, tentunya ya Mbak Steph ? :-) ) melakukan tugas administratif
dari sebuah mailing list.  Mailing list ini saat ini beranggotakan kurang
lebih sekitar 500 orang.  Mohon konfirmasi jumlah anggota kalau ada yang
sempat membaca reply dari listserv engine-nya.

Forum@ sendiri, terbentuk karena pada waktu itu dirasakan PERMIAS tidak
mempunyai sebuah wadah diskusi sendiri (independen), dimana sebagai
organisasi, PERMIAS dapat mendiskusikan segala kepentingannya tanpa
pengaruh orang luar yang tidak ada sangkut pautnya dengan organisasi.
Mailing list ini dibentuk pada bulan Mei 1998 yang lalu sebagai sarana
dimana PERMIAS kita dapat secara independen (dan tanpa campur tangan pihak
luar) menggodok dan sempat mengeluarkan sebuah statement resmi mengenai
kejadian yang sedang terjadi pada saat itu di Indonesia (silahkan lihat di
www.permias.org).  Forum@ beranggotakan para pengurus PERMIAS diberbagai
tempat di Amerika dan saat ini ada lebih dari 60 PERMIAS yang tergabung
didalam mailing list ini.  Untuk berlangganan, anda haruslah menjadi salah
seorang pengurus PERMIAS di tempat anda, atau, silahkan mendapatkan
rekomendasi dari ketua PERMIAS anda dan request tersebut dapat dikirimkan
ke [EMAIL PROTECTED], dengan subject: (un)subscribe forum@.

Mengenai hal bahwa anda tidak mendapatkan informasi mengenai statement ini
dari ketua PERMIAS anda, saya lihat itu bukan tanggung jawab saya sebagai
administrator mailing list ini (forum@), tapi lebih ke tanggung jawab
ketua PERMIAS anda dalam mendistribusikan informasi yang ada ke para
anggotanya.  Mungkin pertanyaannya:  Sudahkan ketua PERMIAS anda
berlangganan forum@ ?  Kalau sudah, bagaimana keaktifannya dalam
mendistribusikan informasi resmi PERMIAS yang kita bahas didalam forum@
kepada anggotanya ?

Aspirasi anda sebagai anggota PERMIAS dapat anda salurkan kepada pengurus
PERMIAS anda, dimana mereka akan mewakili PERMIAS anda didalam penyampaian
asirasi dalam skala yang lebih besar di forum@.

Semoga membantu dan salam,
--
[EMAIL PROTECTED]
http://www.nawala.com


On Tue, 7 Dec 1999, Jeffrey Anjasmara wrote:

 Sungguh aneh kalau bikin pernyataan tentang Permias, tapi milis Permias@
 sendiri tidak dikasih beritanya. Kalau milis Forum@ hendak dijadikan kartel
 yang tidak mengindahkan kepentingan Permias@ secara luas, maka keberadaan
 Forum@ harus ditiadakan saja. Tidak ada gunanya. Kalau Forum hendak
 mengatas-namakan Permias, kita-kita kok tidak dikasih terusan dari Ketua
 Permias kami sih?

 Bila Forum@ hanya digunakan untuk kepentingan segelintir pengurus Permias@,
 bagaimana kalau Forum@ dibubarkan saja deh...hehe...:)

 Saya meminta pertanggungjawaban Saudara Okkie Senobroto selaku salah seorang
 yg menangani milis Permias@ dan Forum@ untuk menjelaskan masalah ini ke
 milis Permias@. Apa pernyataan yg sudah dikeluarkan, dan ke mana saja.
 Bukankah sangat luar biasa kalau pernyataan Permias kok milis Permias@ nggak
 dapat forward-nya? Kok kayak Baramuli sih?


 Jeffrey Anjasmara

 -
 From: Helson Siagian [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: 'PERMIAS' Faransyah
 Date: Tue, 7 Dec 1999 00:18:31 -0600
 
 Priyo...kabar saya baik.
 
 Yang juga jadi masalah adalah detik.com juga menulis:
 
 "Maka kami yang membawahi kurang lebih 1,500 mahasiswa Indonesia di AS
 ingin menyatakan pemikiran kami tentang keadaan yang sedang terjadi di
 tanah air kita,"kata Faransyah.
 
 Padahal saya kan lagi cuti sebagai anggota PERMIAS DC, sehingga BAWAHANnya
 Faran kan hanya 1499 orang (BANYAK JUGA YA...)
 
 Pertanyaan saya, apakah sekian belas ratus orang yang tidak ikut
 menyetujui surat pernyataan itu justeru yang secara ramE-ramE bikin protes
 ke detik.com atas kekeliruannya?
 
 
 Helson SIAGIAN
 
 
 On Mon, 6 Dec 1999, Priyo Pujiwasono wrote:
 
   Halo Bang Helson apa kabarnya nih?
   Saya kok yakin justru tidak...:)
   soalnya pihak Detik.Com lah yang salah kutip.
   Soalnya jelas2 rekan Farogansyah..ehhh..Faransyah
   hanya  cuma menyebut nama Permias-DC, Chicago, dan
   Houston, dan yang lain-lain sebagai individu saja.
   Karena memang tiga perwakilan Permias itulah yang
   sudah menyatakan mendukung.
   Anyway, saya kok agak gelisah kita2 disini malah
   ribut2 dengan "birokrasinya" melulu. 

No Subject

1999-12-07 Terurut Topik E R Juni

setelah saya lihat2, jeffrey ini kok benci sekali sama keturunan cina yah ?

hmm  tebak2 buah manggis :

"jeffrey adalah keturunan cina yang nggak suka kalau keturunan cina berbaur
dengan yang lain"

heheh... bener nggak jef ?

saya paling geli liat kata2 'divide et impera' di sini hihihi yang
ngadu domba itu sapa ?

satu lagi tebakan saya :

"umur jeffrey sekitar 19 tahun, remaja yang masih belum matang, tapi hobby
politik"

yah, baguslah... ada juga remaja indonesia yang pandai omong seperti
jeffrey ini, saya dukung deh, hanya mungkin milis permias harus lebih
membimbing supaya adik2 seperti jeffrey ini tidak salah langkah

jadi bagi yang sudah dewasa (tidak hanya usia tapi lebih penting adalah
pikiran), mari kita bimbing adik jeffrey supaya pikirannya cepat matang,
jangan terus ikut terpancing dan jadi ikut2an 'childish' seperti dia
dan terjebak untuk perang (s/a/r/a -- pick your choice) dan membuat
indonesia tak kunjung bersatu.

kalau tebakan kedua saya di atas salah, ya mohon dimaafkan,

tapi tolong jef : "GROW UP !"


e r juni

At 11:03 AM 12/7/99 -0500, you wrote:

Sebagai bangsa pengembara, suatu state yang lemah jelas akan lebih
menguntungkan. Untuk itulah orang-orang seperti Mardika Wisesa dan juga
Christianto Wibisono sangat gencar melancarkan apa yang saya sebut divide et
impera. Mari kita lihat pendapat Mardhika lagi:

Nah, memang yang diharapkan adalah bercerai berai, yang diharapkan adalah
agar Irian merdeka. Mengapa? Semua mempunyai motif ekonomi. Kalau berhasil
jadi negara baru, siapa yang berpeluang ke sana? Yang terjadi selama ini
adalah usaha eksploitasi pada kelompok yg lebih rendah taraf berpikirnya,
kemampuan bersaing ekonominya, dll. Tak heran ungkapan diskriminasi paling
sering disuarakan karena membahayakan kepentingan kelompok tertentu. Ingat,
kapan mengucapkan, siapa yg mengucapkan mempunyai dampak yg sangat berbeda.


Jeffrey Anjasmara



No Subject

1999-12-07 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Bagaimana kalau begini:

1. Tebak-tebak buah mangga
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka ngomongin
orang melayu"

2. Tebak-tebakan buah kedondong
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan pengusaha keturunan cina yg suka
menerapkan gaji standar"

3. Tebak-tebakan buah apel
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka melarang
anaknya nikah dengan melayu"

4. Tebak-tebakan buah kiwi
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka tidak mau
bertoleransi dengan masyarakat sekitar yg sedang susah, dan maksa untuk
pesta dansa dansi. Yang protes kalau dilarang dengan alasan melanggar hak
azasi dan membatasi kebudayaan leluhur"


Mbak Juni sara, masih ratusan jenis buah lainnya. Diakui atau tidak, itulah
kenyataan di masyarakat cina di Indonesia. Jadi jangan hanya senang
menggugat dan menghujat dengan berbagai masalah kemasyarakatan. Silakan
lihat batok kepala sendiri apakah masih ada unsur rasis dalam kepala anda
atau tidak. Si Rendra kemarin kan kelihatan kalau masih sangat rasis. Apa
mau membantah bahwa masih terlalu banyak keturunan cina yg berlaku seperti
rendra? Wake up mbak Juni sara:) Pembauran harus didasari oleh
kesetaraan. Kalau tidak maka pembauran hanya dilakukan untuk mengeksploitasi
masyarakat melayu. Pembauran juga tidak dapat dilakukan dengan memasang
tembok tinggi di kawasan rumahnya. Pembauran tidak dapat dilakukan dengan
cara menguasai usaha partai besar, dan tidak adil dalam mendistribusikan ke
retailer berdasarkan sipit tidaknya mata. Kalau ini bisa dihilangkan, nah,
barulah keturunan cina dapat dikatakan berbaur dengan yg melayu. Kalau
tidak, itulah bukti bahwa yg cina yg diskriminasi kepada yg melayu. Gitu
kan?

Satu lagi, siapa yg nggak ingin Indonesia bersatu? Bukannya si Mardhika yg
bilang bercerai berai bukan berarti runtuh? Dimana-mana kalau sudah bercerai
berai ya runtuh. Kok aneh. Masih ada postingnya tuh:) Lho kok anda
potong sih? Wah, curang.


Jeffrey Anjasmara

NB: Masak umur 19 tahun dibilang remaja belum matang? Umur segitu sih remaja
ketuaan. Kan batas remaja itu 17 tahun. Lagi pula umur 19 tahun sih sudah
ada yg punya anak 3 tuh.



From: E R Juni [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 7 Dec 1999 13:16:46 -0600

setelah saya lihat2, jeffrey ini kok benci sekali sama keturunan cina yah ?

hmm  tebak2 buah manggis :

"jeffrey adalah keturunan cina yang nggak suka kalau keturunan cina berbaur
dengan yang lain"

heheh... bener nggak jef ?

saya paling geli liat kata2 'divide et impera' di sini hihihi yang
ngadu domba itu sapa ?

satu lagi tebakan saya :

"umur jeffrey sekitar 19 tahun, remaja yang masih belum matang, tapi hobby
politik"

yah, baguslah... ada juga remaja indonesia yang pandai omong seperti
jeffrey ini, saya dukung deh, hanya mungkin milis permias harus lebih
membimbing supaya adik2 seperti jeffrey ini tidak salah langkah

jadi bagi yang sudah dewasa (tidak hanya usia tapi lebih penting adalah
pikiran), mari kita bimbing adik jeffrey supaya pikirannya cepat matang,
jangan terus ikut terpancing dan jadi ikut2an 'childish' seperti dia
dan terjebak untuk perang (s/a/r/a -- pick your choice) dan membuat
indonesia tak kunjung bersatu.

kalau tebakan kedua saya di atas salah, ya mohon dimaafkan,

tapi tolong jef : "GROW UP !"


e r juni

At 11:03 AM 12/7/99 -0500, you wrote:

Sebagai bangsa pengembara, suatu state yang lemah jelas akan lebih
menguntungkan. Untuk itulah orang-orang seperti Mardika Wisesa dan juga
Christianto Wibisono sangat gencar melancarkan apa yang saya sebut divide
et
impera. Mari kita lihat pendapat Mardhika lagi:

Nah, memang yang diharapkan adalah bercerai berai, yang diharapkan adalah
agar Irian merdeka. Mengapa? Semua mempunyai motif ekonomi. Kalau berhasil
jadi negara baru, siapa yang berpeluang ke sana? Yang terjadi selama ini
adalah usaha eksploitasi pada kelompok yg lebih rendah taraf berpikirnya,
kemampuan bersaing ekonominya, dll. Tak heran ungkapan diskriminasi paling
sering disuarakan karena membahayakan kepentingan kelompok tertentu.
Ingat,
kapan mengucapkan, siapa yg mengucapkan mempunyai dampak yg sangat
berbeda.


Jeffrey Anjasmara


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Awal Bulan Ramadhan : Kamis, 9 Desember 1999

1999-12-07 Terurut Topik Information Division

Panitia Bulan Ramadhan 1420 H
Washington, D.C. dan Sekitarnya

Washington, D.C. 7 Desember 1999

Assm. Wr. Wb.

Pemberitahuan Islamic Center Washington, D.C. pada Jam : 3:50 p.m. (Selasa, 7
Desember 1999), Bulan Ramadhan 1420 H, Insya Allah, jatuh pada Kamis, 9 Desember
1999.

Wassm. Wr. Wb.

Akhmad Helmi



No Subject

1999-12-07 Terurut Topik Andika Abimanyu

SARA lagi SARA lagi.
GROW UP deh semuanya, milis ini kan bukan DPR eh taman kanak-kanak.

From: Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 7 Dec 1999 15:19:03 EST

Bagaimana kalau begini:

1. Tebak-tebak buah mangga
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka ngomongin
orang melayu"

2. Tebak-tebakan buah kedondong
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan pengusaha keturunan cina yg suka
menerapkan gaji standar"

3. Tebak-tebakan buah apel
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka melarang
anaknya nikah dengan melayu"

4. Tebak-tebakan buah kiwi
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka tidak mau
bertoleransi dengan masyarakat sekitar yg sedang susah, dan maksa untuk
pesta dansa dansi. Yang protes kalau dilarang dengan alasan melanggar hak
azasi dan membatasi kebudayaan leluhur"


Mbak Juni sara, masih ratusan jenis buah lainnya. Diakui atau tidak, itulah
kenyataan di masyarakat cina di Indonesia. Jadi jangan hanya senang
menggugat dan menghujat dengan berbagai masalah kemasyarakatan. Silakan
lihat batok kepala sendiri apakah masih ada unsur rasis dalam kepala anda
atau tidak. Si Rendra kemarin kan kelihatan kalau masih sangat rasis. Apa
mau membantah bahwa masih terlalu banyak keturunan cina yg berlaku seperti
rendra? Wake up mbak Juni sara:) Pembauran harus didasari oleh
kesetaraan. Kalau tidak maka pembauran hanya dilakukan untuk
mengeksploitasi
masyarakat melayu. Pembauran juga tidak dapat dilakukan dengan memasang
tembok tinggi di kawasan rumahnya. Pembauran tidak dapat dilakukan dengan
cara menguasai usaha partai besar, dan tidak adil dalam mendistribusikan ke
retailer berdasarkan sipit tidaknya mata. Kalau ini bisa dihilangkan, nah,
barulah keturunan cina dapat dikatakan berbaur dengan yg melayu. Kalau
tidak, itulah bukti bahwa yg cina yg diskriminasi kepada yg melayu. Gitu
kan?

Satu lagi, siapa yg nggak ingin Indonesia bersatu? Bukannya si Mardhika yg
bilang bercerai berai bukan berarti runtuh? Dimana-mana kalau sudah
bercerai
berai ya runtuh. Kok aneh. Masih ada postingnya tuh:) Lho kok anda
potong sih? Wah, curang.


Jeffrey Anjasmara

NB: Masak umur 19 tahun dibilang remaja belum matang? Umur segitu sih
remaja
ketuaan. Kan batas remaja itu 17 tahun. Lagi pula umur 19 tahun sih sudah
ada yg punya anak 3 tuh.



From: E R Juni [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 7 Dec 1999 13:16:46 -0600

setelah saya lihat2, jeffrey ini kok benci sekali sama keturunan cina yah
?

hmm  tebak2 buah manggis :

"jeffrey adalah keturunan cina yang nggak suka kalau keturunan cina
berbaur
dengan yang lain"

heheh... bener nggak jef ?

saya paling geli liat kata2 'divide et impera' di sini hihihi yang
ngadu domba itu sapa ?

satu lagi tebakan saya :

"umur jeffrey sekitar 19 tahun, remaja yang masih belum matang, tapi hobby
politik"

yah, baguslah... ada juga remaja indonesia yang pandai omong seperti
jeffrey ini, saya dukung deh, hanya mungkin milis permias harus lebih
membimbing supaya adik2 seperti jeffrey ini tidak salah langkah

jadi bagi yang sudah dewasa (tidak hanya usia tapi lebih penting adalah
pikiran), mari kita bimbing adik jeffrey supaya pikirannya cepat matang,
jangan terus ikut terpancing dan jadi ikut2an 'childish' seperti dia
dan terjebak untuk perang (s/a/r/a -- pick your choice) dan membuat
indonesia tak kunjung bersatu.

kalau tebakan kedua saya di atas salah, ya mohon dimaafkan,

tapi tolong jef : "GROW UP !"


e r juni

At 11:03 AM 12/7/99 -0500, you wrote:

Sebagai bangsa pengembara, suatu state yang lemah jelas akan lebih
menguntungkan. Untuk itulah orang-orang seperti Mardika Wisesa dan juga
Christianto Wibisono sangat gencar melancarkan apa yang saya sebut divide
et
impera. Mari kita lihat pendapat Mardhika lagi:

Nah, memang yang diharapkan adalah bercerai berai, yang diharapkan adalah
agar Irian merdeka. Mengapa? Semua mempunyai motif ekonomi. Kalau
berhasil
jadi negara baru, siapa yang berpeluang ke sana? Yang terjadi selama ini
adalah usaha eksploitasi pada kelompok yg lebih rendah taraf berpikirnya,
kemampuan bersaing ekonominya, dll. Tak heran ungkapan diskriminasi
paling
sering disuarakan karena membahayakan kepentingan kelompok tertentu.
Ingat,
kapan mengucapkan, siapa yg mengucapkan mempunyai dampak yg sangat
berbeda.


Jeffrey Anjasmara


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: [Akibat takut berbeda. (Re: [Re: bahasa daerah... itu BS!!!!])]

1999-12-07 Terurut Topik Rizal Az

Mas coba tolong dibaca lagi, kali ini jangan pakai emosi, tenangkan
pikiran dan hati...:)). Yang didiskusiin disini ada bahasa daerah, itu
perbedaan yang menurut saya harus di hapuskan, atau setidak2nya di kurangi
peranannya di kehidupan sehari-hari. Sebaiknya bahasa daerah itu hanya
dibatasi untuk upacara2 atau acara2 daerah saja.

Sekali lagi: bahasa daerah menghambat persatuan Indonesia, dengan alasan2 yang
sudah saya kasih tau di e-mail sebelumnya.   

Saya dan, saya yakin mas Juni juga, tidak ada keinginan untuk menyamakan suku
bangsa, apalagi memaksakan budaya/adat istiadat suatu suku ke tempat lain.
Kita sadar bahwa adat istiadat daerah adalah merupakan heritage kita, yang
tidak mungkin (dan kita juga tidak mau) di hapuskan begitu saja. 
Niat saya untuk menyadarkan semua orang bahwa WALAUPUN... kita berbeda
tapi kita punya sesuatu yang sama. Dan sesuatu yang sama itu harus kita
besarkan didalam hati kita. Suku itu lebih kecil daripada negara, sudah
sepantasnya bahasa negara ditempatkan di atas bahasa suku, simple khan???.
  
Perbedaan, pada level tertentu itu sangat bagus, tapi lewat dari itu adalah
RACUN dalam tubuh kita. Itu yang sudah terjadi di tubuh orang2 Indonesia.
Generalisasi dan asumsi2 yang mas Juni sebutkan diemail sebelumnya, adalah
indikasi bahwa masyarakat Indonesia itu adalah masyarakat yang rasialis. 
 
 Sebenarnya pikiran anda itu berada di right track, bedanya perbedaan yang
anda bicarakan itu adalah perbedaan dalam skala normal, yang mas Juni dan saya
bicarakan adalah perbedaan SARA, dimana menurut saya bahasa daerah itu adalah
bibit dari adanya SARA di Indonesia. Lihat case2 di Indonesia, orang madura
dan dayak, saling membunuh, ambon, dll. Bisa gitu anda bicara: "Oleh karena
perbedaan itu memang ada, marilah kita buka wacana federalisme untuk
indonesia"...
   Selama kita masih berpegang teguh terhadap kesukuan kita sendiri, tidak
sadar, kalau kita berada dibawah 1 payung: Indonesia, dimana bahasa yang harus
kita junjung tinggi adalah bahasa Indonesia, ide negara Federasi yang anda
idam2kan itu, adalah isapan jempol belaka. Dengan masih tingginya semangat
sukuisme di Indonesia, bukan negara federasi yang kita dapat, tapi negara2
kecil yang akan bersaing satu sama lainnya, yang nantinya akan menuju ke
perpecahan dan peperangan.

Ichal




Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya cuma punya perasaan saja, kalau semua yang diceritakan itu (perpecahan
de-es-be) adalah akibat kita semua takut berbeda. Being different is natural.
Look around you, tidak ada sesuatupun yang sama bukan? Jadi kalau demikian,
adalah menentang alam namanya kalau ada usaha-usaha untuk menyamakan segala
sesuatu di muka bumi ini.

Lihat apa yang sudah diperbuat Suharto dengan menganggap semua suku di
Indonesia dapat menerima budaya jawa, dia telah menyalakan api dalam gunungan
sekam Indonesia.

Tidak ada salahnya kita berbeda, karena dengan berbeda itulah kita menunjukkan
identiti kita? Toh, tidak ada kewajiban bagi kita untuk sederajat semuanya.
Silahkan anda jadi orang Kristen, silahkan jadi orang Islam, silahkan jadi
orang Jawa, silahkan jadi orang Irian, silahkan menganggap diri lebih pintar,
silahkan anda masuk ke golongan orang elit, silahkan anda tinggal di tepi
kali. Tapi jangan coba-coba anda memaksa saya menerima bahwa anda lebih hebat
dari saya. Cukuplah kita masing-masing menganggap diri kita yang paling baik
tanpa harus memaksa orang lain mengakuinya.

Oleh karena perbedaan itu memang ada, marilah kita buka wacana federalime
untuk indonesia. (Bukan salah saya kalau anda jadi bingung kok nyambungnya ke
mari. Ini semua salah anda karena tidak bisa mengerti, tak iye :) )


~~~
Disclaimer:
"Spelling should be pensioned off...
It terrorises human beings from birth."
(Gabriel Garcia Marquez)


On Sun, 5 Dec 1999 11:30:06Rizal Az wrote:
   mba' Juni, terima kasih sekali atas dukungannya...:). dan terima kasih
pula
sudah memperjelas duduk perkara dan asal-usul timbulnya persoalan ini. Ma'af
mba' e-mail sifat bukan menjawab, tapi lebih ke asal -usul mengapa saya
menulis ini 'in the first place". Mungkin relevan mungkin tidak, boleh
dibaca,
boleh tidak...:)).

   Alasan pertama saya menulis seperti itu adalah saya dilahirkan dari orang
tua yang punya perbedaan suku (1 Jawa, 1 Sunda). Walaupun, sama2 dari jawa,
kakak saya bisa "anti-jawa", dia maunya dibilang "Sunda", ngomong Sunda mau,
ngomong Jawa engga' mau. Walaupun tidak berat sifatnya, tapi perpecahan ini
terjadi di dalam core dari society itu sendiri, yaitu: kelurga. Saya yakin,
seyakin yakinnya bahwa situasi seperti ini banyak dialami oleh orang2 yang
mempunyai orang tua beda suku.
   Alasan yang kedua, saya tidak bisa bahasa daerah, dan tidak mau belajar
bahasa daerah (karena alasan pertama tersebut). Sekarang di tempat saya
tinggal, beberapa dari teman2 saya berbahasa daerah. Walaupun mereka semua
adalah teman2 baik saya, dan saya sangat menghormati mereka dan begitu juga
sebaliknya. Di saat mereka ngomong bahasa 

No Subject

1999-12-07 Terurut Topik E R Juni

surprisingly, i'm beginning to like you jef...  :-)

tajam, mengigit, dan kelihatannya asal seruduk, tapi saya bisa melihat
bahwa kamu udah merencanakan setiap kata baik2... heheh...

my replies are inline :

At 03:19 PM 12/7/99 -0500, you wrote:
Bagaimana kalau begini:

1. Tebak-tebak buah mangga
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka ngomongin
orang melayu"

bagaimana dengan 'orang melayu' yang suka ngomongin 'keturunan cina' ?

2. Tebak-tebakan buah kedondong
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan pengusaha keturunan cina yg suka
menerapkan gaji standar"

bagaimana dengan 'pengusaha melayu' ?

3. Tebak-tebakan buah apel
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka melarang
anaknya nikah dengan melayu"

bagaimana dengan :
"orang melayu yang melarang anaknya nikah dengan keturunan cina" ?
"orang sunda yang melarang anaknya nikah dengan orang padang " ?
"orang jawa yang melarang anaknya nikah dengan orang ambon" ?

gosh... kita bener2 udah terkotak2 kelihatannya...

4. Tebak-tebakan buah kiwi
"jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka tidak mau
bertoleransi dengan masyarakat sekitar yg sedang susah, dan maksa untuk
pesta dansa dansi. Yang protes kalau dilarang dengan alasan melanggar hak
azasi dan membatasi kebudayaan leluhur"

melayu nggak ada yang pesta2 ? dansa dansi ? semua melayu penuh toleransi ?
jef, you have to open your eyes some more jangan lihat apa yang
kepingin kamu lihat aja dong...

tapi melihat nomor2 1-4 di atas, komentar saya secara umum adalah :

GOOD !! now you're right ! kok bisa tiba2 jadi bener ? :-)

tapi pancingan saya kena tepat pada sasarannya..  ha-ha.. gotcha there...

kalau ini yang kamu sebut2 dari awal, kan nggak perlu saya sampe 'mancing'
dengan tebak2 buah manggis kan ? -lol-
coba baca lagi email2 kamu sejak awal perihal 'keturunan cina' ini saya
tidak lihat bahwa arahnya seperti nomor 1,2,3,4 di atas... lalu kenapa
kalau tujuannya memang seperti itu ngomongnya lain ?

:-D (saya bener2 tersenyum lebar nih...)


Mbak Juni sara, masih ratusan jenis buah lainnya. Diakui atau tidak, itulah

whoops, sorry dipotong dikit, ini salah satu tanda 'ketajaman' lidah
jeffrey, dia berusaha menyentil bahwa saya sara, padahal dari posting saya
di topik yang lain tentunya justru bisa lihat bahwa itu yang paling benci
(kok posting yang itu malah nggak dikomentari jef ?), eeh... sekalian dia
menyentil juga masalah 'krisis gender' saya yang sejak awal di milis ini
memang entah kenapa diragukan orang (mau mancing emosi ?)

well... sorry to disappoint you jef, tapi nggak kena tuh selain nggak
suka diskriminasi sara, saya juga nggak suka diskriminasi gender, jadi
nggak penting buat saya orang tahu saya ini pria atau wanita hanya untuk
menginterpretasikan pendapat saya, yang penting pendapat saya keluar dari
kepala saya... ([EMAIL PROTECTED]) , bukan dari
[EMAIL PROTECTED]/mailcity.com ... dll..

heheh nggak kena jef pancingannya... :-)

kenyataan di masyarakat cina di Indonesia. Jadi jangan hanya senang
menggugat dan menghujat dengan berbagai masalah kemasyarakatan. Silakan
lihat batok kepala sendiri apakah masih ada unsur rasis dalam kepala anda
atau tidak. Si Rendra kemarin kan kelihatan kalau masih sangat rasis. Apa
mau membantah bahwa masih terlalu banyak keturunan cina yg berlaku seperti
rendra?

ini saya setuju... tapi salah satu pihak harus start kan ? saya sih punya
pendapat bahwa untuk menggalang persatuan itu kita harus lupakan yang lama
dan mulai dengan yang baru masalah hukuman sudah-lah.. biar di akhirat
saja nanti, karena kalau belum2 kita harus mikir dengan dendam, kapan mulai
bersatunya ? ini sama saja dengan masalah ayam dan telur jadi kalau
memang (the so called) pembauran mau dijalankan, yang ngerasa sebagai yang
lebih mature ngalah duluan-lah terserah siapa, tapi buktikan bahwa
memang itu yang kita inginkan...

oh ya, di batok kepala saya memang masih ada rasis (dan segala unsur sara
lainnya), maklum didikan orang tua sejak kecil, tapi pelan2 saya berusaha
hilangkan kok... hey, there is always a start for everything dan saya
tidak malu untuk mengakui bahwa di benak saya memang masih ada hal2 sara
yang mengganggu kadang2...

yang lain ada yang berani ngaku ?
(heran, gua udah nanya beberapa kali nggak pernah ada yang jawab... ini
memang nggak perduli apa bener2 takut semua sih ?)

Wake up mbak Juni sara:) Pembauran harus didasari oleh
kesetaraan. Kalau tidak maka pembauran hanya dilakukan untuk mengeksploitasi
masyarakat melayu.

ups, tunggu dulu kamu seolah2 mengatakan bahwa 'pembauran' itu hanya
terkait dengan 'melayu' dan 'non melayu'. apakah tidak ada 'non melayu'
lain selain 'keturunan cina' ? bagaimana dengan bangsa indonesia lain
seperti 'keturunan arab' ? 'orang irian' ? mereka bukan 'melayu' lho...
sementara kita tau sendiri tanah irian sudah dieksploitasi sekian puluh
tahun oleh orde baru (ini tolong jangan dibawa ke detail karena saya
sendiri juga nggak paham 

No Subject

1999-12-07 Terurut Topik E R Juni

At 01:58 PM 12/7/99 -0700, you wrote:
SARA lagi SARA lagi.
GROW UP deh semuanya, milis ini kan bukan DPR eh taman kanak-kanak.

ada yang salah dengan berusaha menghilangkan sara dalam pikiran kita dan
berusaha berpikir bahwa setiap manusia itu sama ?

dan berhenti men'judge' seseorang karena identitas 'sara'-nya dan melihat
kepribadiannya ?

apakah sara itu hanya boleh didiskusikan di 'kalangan' sendiri ? dalam
'tone' menjelek2kan kalangan lain ?

apakah ini childish ?

hey, [EMAIL PROTECTED] , tolong dijawab deh !


e r juni



surat PERTANYAAN permias (was: surat PERNYATAAN permias)

1999-12-07 Terurut Topik Ali Simplido

Salam Permias,

Aduh, kasihan banget nih Permias.  Nulis surat
"pernyataan" kok malah berubah malah menjadi surat
"pertanyaan":-).  Saya kira perubahan ini penyebabnya
ada 3.

Pertama, those people who oppose the letter cannot
differentiate antara isi surat Permias and isi article
di Detik.com.  Akibatnya: kalo mereka tidak setuju
dengan article yah silahkan protes ke Detik.com dan
jangan surat Permias (Faran, Ida, Priyo) yang "dicela"
terus.

Secondly, ada banyak orang yang tidak setuju karena
mereka "merasa" surat tsb tidak "mewakili" Permias se
US.  Yang saya heran, kok mereka berargument
berdasarkan "perasaan".  Maksud saya, how the hell do
they know kalo surat itu tidak mewakili Permias se
US Do they have any proof, data, number or
whatever??? Saya kira surat tersebut mewakili Permias
se US karena sudah ditanda tangani oleh majority
cabang2 Permias di US. Lagi pula, kalo kita mau buat
surat peryataan and to please everyone at the same
time, forget it, it ain't gonna work:-)

Ketiga, saya heran kok mereka yang tidak setuju dengan
surat ini mebuat surat ini menjadi a very big deal.
Apakah ini memang part of our culture? They criticize
Permias for what they do and what they are, tapi
mereka (opponents sutar ini) sendiri hanya sedikit
(atau nggak ada sama sekali) memberikan contribution
untuk Permias.

Finally, semestinya surat itu di tulis dalam huruf
Braille biar Gus Dur bisa baca karena kalo tidak,
palingan yang baca juga Megawati:-)

Wassalam

Ali Simplido

P.S.
I support the oppressed, silent, and innocent Acehnese
100%, and I respect all their decisions 100%.






__
Do You Yahoo!?
Thousands of Stores.  Millions of Products.  All in one place.
Yahoo! Shopping: http://shopping.yahoo.com



Re: Who is Arwah Perwira Alengka ?

1999-12-07 Terurut Topik Nasrul Indroyono

Buat Bung Rizal, sama sama , saya juga minta maaf.

Untuk Bung Jeffry, thanks atas komentarnya ttg
Arwah Perwira Alengka. Untuk yang penasaran ttg si Arwah ini,
saya dapat info dikit menurut "Pandita" bahwa kemungkinan
Arwah ini adalah juru bicaranya geng Wiranto.
Selamat membaca dari Apakabar.

Nasrul

-
Kolom Pandita:

NGELMU BADAI DI ERA BARU.


Wuaahhh new dawn of a new era.

Presiden Gusdur benar2 pilihan terbaik diantara semua pilihan Indonesia.
Dikala post-era-Blawur, jaman ajur ajrut2an, ekonomi tak terpeduli. Maka
seorang maestro elmu-galibet, atawa ‘kian-koen-thay-lo-ie’, yaitu
peluk-lembut-kau-katut -- gebrak-keras-kau -njeprat. Sangat diperlukan,
sangat diperlukan.

Biarpun kiai picek ini juga njelehi dalam banyak hal, kepala batu
ngeyelan, suka nyelonong maling sendiri (kecil2an !), tetapi bak denbei
romo manyar almarhum, verily he is still our best. Penyakit jowo kudu
diobati wong jowo pula. Kian-koen-thay-lo-ie (KKTLI), yaitu
peluk-lembut-kau-katut -- gebrak-keras-kau-njeprat, itu , tak bisa
dikuasai orang lain. Kalaupun kangmas (opo dimas yo, lali aku !) dasamuka
soe nguasain KKTLI level 6, si gusdur udah level toejoeh.

Kelemahan utama dari ngelmu ini yaitu : saguru-sailmu aja padha nganggu !
Sesama sopir dilarang saling mendahului sesama kroni harap tahu diri !
Tapi yang levelnya rendahan ya pasti tidak bisa nyilakani ‘soeheng’nya,
walau karep. Jadi si mbah picek ini rada2 immun sama uwap jahat dasamuka
yang sampai detik ini bikin rabun semua orang melek itu. Refot keduwa
adalah sang sengkun rahwana selain ng elmu mejig (=bahasa slang untuk
magic) juga ngelmu kathon atawa ngelmu Jagad Besar itoe. Gagal nyirep,
biso mbedil pake steyr. Ngelmu wadag ini sang soeheng kalah jao !
banser-banseran nya itu memang masih level banser = ban serep ! Kalo ngga
mble dos tenanan gak kanggo blas ! Kanggone juga pas2an nulungi bos thok !

Verily, di kalangan elite Indo yang luwar biasa sempit en cupet itu, gek
kepriben ngelmu, madhang bae akeh sing kurang ! (=kurang mangas!). Jadi
sakali lagi, mari kita surak dengen adanya si gusdur. Ho.kkkhh

Cokop.. cokop. Berikutnya yang bisa ngalangi si gus adalah : penguasa
yang-kang (po maneh ki ? ya Jagad Besar itu!). Si gus dengan segala
KKTLI-7 nya akan kesulitan ngunthal wong sing yang-kang nya masih kegedean
cekaknya ya si setan militeris wiranto itoe ! Gegendug pengecut ini
biso dadi sunkuan ! ngotot ngejre terus dengan kekuatan wadag-bawu nya :
otot militeris !. Percis sekali seperti tulisan2 perwira-apa pi-ar
wiranto itu (ontong tuh dia nulis lagi kemaren ! jadi ada a glimpse of the
mechanics of the inner logic of the deranged! rada2 cetho buat orang
awam bagaimana proses kegilaan bisa terbentuk : ngodor soal kuwat sopo
wis ngalah koq aku blas gak nyambung khan ? the sybill of our
militerist!)

Harus diakui siapapun tapinya, bahwa kekuatan Jagad Besar atas Hukum
Kejadian , yaitu wong dibedil modiar punya bedil ada ontong itu
berlaku keras. Ke-ontong-an berbedil ini bisa dileverage ke-mana2 ,
nodong pengecut, nodong pedagang njaluk duwit, no dong kiri nodong kanan,
umpetan wong 2 pengecut dibalik seragam njilati wong sugih lan kuwasa.

Nah, KKTLI walo level 7 bisa monthang-manthing-ken daripada para lawan,
tetep ‘meng-unthal’ (bayangkan bangkong mangan kinjeng!) militer tetep
daripada seret, kalo marika membedil. Kalo tra-membedil, pastilah utheg
cethek para militeris ini kena sambhet kian-koen yang
‘peluk-lembut-kau-kathut’ itu. Slametnya wir ini kemaren adalah
kecilakaan donya buat Indonesia. Wir tetep mencoba ngelmu mbulet, walo
masih super cethek dia ! Kayata Timor timur (hik..hiks.. ancurnya suatu
bangsa korban eksperimen sial!). Pergeberan edian dari militeris di
timtim s ekarang segera akan terbuka lebar. Sayangnya para belis
kemanusiaan ini akan lolos lagi, dengan berubahnya isue. Dulu beberapa
bulan lalu banyak orang (wartawan) nggembor2 seolah timtim itu ‘kesalahan
bersama’, sekarang kita tahu persis pembantaian satu arah militeris ini,
sayang ‘sudah bukan urusan kita’.

Soal Aceh juga. Para bajingan militeris, bukan cuma wiranto, tapi wiranto
bertanggung jawab penuh. Akan terbuka jelas, semuanya kejahatan
manusiawi.

Nah, kalao wir itu KKTLI nya nol, ngegabung dengan yang ada KKTLI nya,
bukan dimas rahwana pribadi, tetapi ‘cendana incorporated’ .. itu baru
rada manjur..

PARA SETAN Jelas tulisan diatas menyatakan para setan militeris masih
hidup segar. Betoel. Tapi ‘regenerasi’ setan militeris dengan amblasso
nya kumis edian feisal en goro2nya, bikin setan2 ini ‘kurang koheren’.
Bener wahai generasi-muda setan-militeris jangan pracoyo sama woir !!
Level kekuatan - therefore ability for per-mbajingan-nya mrosot lah. Bukan
berarti dosanya mrosot mind you !

Gimana setan lain ? Eh, regenerasi Setan-srigala-bawu paling yahud,
sekarang gegendhug syaiton adalan amien-raies !! weleh-weleh
wolak-waliking jaman kenopo raies biso mrosot beginin jaoh yo ?! ballada
kere dadi (ampir) ratu. Tapi kere siji ki rak gawat , rek ! Bacot-e

Re: []

1999-12-07 Terurut Topik Rizal Az

Kalau saya bilang sih keluarin aja semuanya... biar kita semua tau apa yang
ada di pikiran anak2 disini, soalnya toh pikiran kaya' gini, secara engga'
langsung, me-refleksi ke pikiran orang2 Indonesia secara keseluruhan.
Sabar, jangan bosen, karena kalau bosen ujung2nya apatis, engga' peduli dan
engga' mau tau. Kalau udah gini susah, mendingan bikin analisa untuk diri kita
sendiri, abis itu sebarin lagi kesini, biar bisa dibahas lagi.

Ichal

Andika Abimanyu [EMAIL PROTECTED] wrote:
SARA lagi SARA lagi.
GROW UP deh semuanya, milis ini kan bukan DPR eh taman kanak-kanak.




Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.



Mendesak GD atau Wiranto ?

1999-12-07 Terurut Topik Nasrul Indroyono

Untuk permias yang latah mendesak desak Gus Dur dan
dulunya kayaknya latah sowan ke $uharto.

Kalau saya sih lebih baik mendesak Wiranto untuk mengundurkan
diri dari Menkopolkam daripada ngeributin GusDur.
Sejak dari Pangab sampai Menkopolkam kok tidak becus si
Wiranto ini. Sekarang mestinya kita minta bukti dari Wiranto
apa saja prestasinya. semuanya negative khan ? mulai Aceh,
Tim-tim, Ambon, kasus kasus penculikan dan penembakan dst.

Konsekuensi mendesak desak GusDur  dibanding mendesak Wiranto
dalam hal keamanan sebaiknya dipikirkan lebih matang.
Kalau GusDur didesak terus dan sampai jatuh ataupun
di kudeta sama militer apakah itu yang Permias inginkan ?

Masih mending DPR dianggap seperti taman kanak-kanak, at least
berkonotasi tidak berpengetahuan tapi asal ngomong dan rebutan
mainan, tapi mungkin masih polos seperti anak-anak.
Paling tidak DPR tidak sejahat Wiranto yang diam diam
selalu siap membantai Gus Dur, ataupun Wiranto cari jurus selamat
sekarang ini apalagi setelah digertak si Cohen.
Cobalah perhatikan...


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



No Subject

1999-12-07 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: surat PERTANYAAN permias

1999-12-07 Terurut Topik Nasrul Indroyono

From: Ali Simplido [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: surat  PERTANYAAN permias (was: surat PERNYATAAN permias)
Date: Tue, 7 Dec 1999 15:26:12 -0800

Salam Permias,

Aduh, kasihan banget nih Permias.  Nulis surat
"pernyataan" kok malah berubah malah menjadi surat
"pertanyaan":-).  Saya kira perubahan ini penyebabnya
ada 3.

Pertama, those people who oppose the letter cannot
differentiate antara isi surat Permias and isi article
di Detik.com.  Akibatnya: kalo mereka tidak setuju
dengan article yah silahkan protes ke Detik.com dan
jangan surat Permias (Faran, Ida, Priyo) yang "dicela"
terus.


Tidak apalah ketua permias dicela, khan latihan sebelum
menjadi mentri ataupun pemimpin Indonesia nanti. kalau
jadi ketua permias aja tidak tahan cela, tau tau jadi mentri
hasil KKN lagi/dagang jangkrik/dagang bakso dsb...gimana ?

kalau tidak tahan cela bisa bisa jadi $uharto kedua atau Firaun,
akan makin banyak yang merana.

Secondly, ada banyak orang yang tidak setuju karena
mereka "merasa" surat tsb tidak "mewakili" Permias se
US.  Yang saya heran, kok mereka berargument
berdasarkan "perasaan".  Maksud saya, how the hell do
they know kalo surat itu tidak mewakili Permias se
US Do they have any proof, data, number or
whatever??? Saya kira surat tersebut mewakili Permias
se US karena sudah ditanda tangani oleh majority
 
Dari mana anda bisa bilang majority ?
Buktinya belum ada. cuma permias DC, permias Chicago
dan permias antah berantah...kok sudah dibilang majority ?
Total permias khan lebih dari jumlah states di US, ada permias
kota, ada permias sekolahan ada yang ngaku permias-nya state.
Wake up boy ? use your finger to calculate how many
ketua permias signed the statement ? only 3 ? according
to detik. I do not know the truth, so give us more facts.

cabang2 Permias di US. Lagi pula, kalo kita mau buat
surat peryataan and to please everyone at the same
time, forget it, it ain't gonna work:-)

Ini anda ada betulnya, tidak mungkin mengajak semua cabang cabang
pemias, tapi ketua permias tsb saya yakin mengerti bahwa
mereka belum merasa sebagai majority..,coba tanya lagi misalnya
ke Bung Akhmad Siregar...dll
Yah begitulah kita harus selalu siap siap menjadi korban
para wartawan yang hobi /latah cari sensasi.
Nah untuk itu solusinya atau saran saya kepada ketua permias
supaya selalu atau lebih sering menekankan bahwa pernyataan politik dsbnya
nanti itu hanya mewakili daerah lingkupnya.
Kalau tidak, siap siap aja deh "digebuk" permias lainnya.
Gua aja ingin "maigeri" kalau mereka mampir ke state gue dan
kalau sampai masih ngotot ngaku sebagai majority.

Ketiga, saya heran kok mereka yang tidak setuju dengan
surat ini mebuat surat ini menjadi a very big deal.

Semua bisa big deal atau small deal tergantung effect
ke masing masing dan tingkat nalar. anda juga tidak boleh maksa.
bagi $uharto kedungombo tidak big deal kok protes,
tapi bagi rakyat gimana ?

Apakah ini memang part of our culture?
Lho kok nyalahin yang tidak pada tempatnya ? semua culture
memang gitu kok ? emangnya culture mana sih yang tidak pernah
ada ribut. Apa orang amerika tidak suka debat utk hal kecil kecil?

They criticize Permias for what they do and what they are, tapi
mereka (opponents sutar ini) sendiri hanya sedikit
(atau nggak ada sama sekali) memberikan contribution
untuk Permias.

Untuk apa kontribusi ke Permias kalau ke tempat lain lebih
cocok buat individu tsb. memang beginilah hidup.
Survival of the fittest happend so many times.
Ada yang asal ngomong, ada yang niat baik ada yang jahat.
makanya kalau jadi pemimpin harus lebih siap lagi menghadapinya
dengan bijaksana. kalau ingin jadi diktator boleh juga,
tapi pasti akan ada "boomerang" effect. gitu aja.
Kritikan buat ketua permias juga jangan langsung anda anggap ingin
menjatuhkan. selalu ingat mungkin ada emas di ujung cemeti...


Finally, semestinya surat itu di tulis dalam huruf
Braille biar Gus Dur bisa baca karena kalo tidak,
palingan yang baca juga Megawati:-)

Ini humor atau serius ?


Wassalam

Ali Simplido

P.S.
I support the oppressed, silent, and innocent Acehnese
100%, and I respect all their decisions 100%.


Dalam dunia politik Tidak se-simple itu bung Simplido...!

Nasrul

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



PERMIAS-ACEH-MALLARANGENG-GUS DUR

1999-12-07 Terurut Topik Ramadhan Pohan

Salam,
Dari pro-kon Surat 3 Permias (Jadi 4 setelah Portland menyatakan bergabung,
red), ada yang mengaitkannya dengan gagasan Andi "Anto" Alifian Mallarangeng
PhD. Kebetulan saya masih punya catatan dikit soal itu-- di antara segudang
ide dari pakar jempolan yang masih langka di Indonesia ini. Berita ini ada di
koran JP edisi Sabtu lalu, bukan Online.
Mudah-mudahan ini bisa menjadi "penambah catatan anggota Permias DC", yang
dalam diskusi benar-benar mendapat pencerahan bagus dari Mallarangeng.
Memodifikasi  gaya Okki, barangkali ada yang bisa dimari.

salam,
"penyimak pinggiran"

Persoalan Pokok Bukan Bentuk Negara
//Referendum, Sentimen Kemerdekaan Aceh 80-90%//
Andi Mallarangeng Di Depan Permias DC
Washington DC, JP.-
APABILA opsi merdeka masuk dalam referendum di Aceh, akan memberi peluang
lepasnya Aceh dari bagian integral RI. Pada gilirannya akan diikuti
daerah-daerah lain RI yang kaya-kaya untuk menuntut referendum dan opsi
merdeka dan selanjutnya lepas dari Indonesia. Walaupun demikian, emosi yang
menguat soal bentuk negara kesatuan dan federasi yang ramai dibicarakan
sekarang sesungguhnya bukan persoalan dasar. Pelbagai kekeliruan berpikir
yang terjadi sekarang pada gilirannya membuat tujuan reformasi menjadi
melenceng.
Wartawan pinggiran  di Washington DC melaporkan tadi malam, pemikiran di atas
tersimpul dari Dr Andi Alifian Mallarangeng dalam diskusi Permias (Persatuan
Mahasiswa Indonesia di AS) Washington DC kemarin. Dalam diskusi di ruang
serba guna KBRI Washington DC yang dipandu Ketua Permias Faransyah Jaya
tersebut Dr Andi Mallarangeng banyak memberikan ulasan kritis menyangkut
wacana perpolitikan Indonesia mutakhir.
 Dr Andi Mallarangeng mengatakan bagi orang Aceh referendum pada dasarnya
adalah merdeka.
''Karena referendum itu, bagi orang Aceh, opsinya tetap bersama RI atau
merdeka. Kalau kita lihat, emosi orang Aceh terhadap referendum ini sangat
besar sekali,''katanya, mengutip jumlah lebih sejuta orang yang turun ke
jalan di Aceh beberapa waktu lalu.
Menurut Mallarangeng, mereka yang turun ke jalan itu hampir semua merupakan
pemilih terdaftar.
''Kalau dilihat juga, yang mewakili sentimen di Aceh, tentang kemerdekaan itu
bisa  sampai 80-90%. Kalau diadakan  referendum saat ini misalnya, itu 80-90%
orang Aceh menuntut merdeka. Jadi lebih tinggi daripada prosentase Timtim 78%
itu,''timpalnya, dengan  catatan  referendum itu hanya untuk orang Aceh yang
ada di Aceh.
 Kalau persoalan Aceh tidak ditangani dengan baik, tambah pakar yang juga
anggota Komite Pemilu (KPU) ini,  itu bisa menjadi  efek domino terhadap
seluruh daerah di Nusantara. Sehingga kalau diadakan referendum, dan ada opsi
merdeka, Aceh pun bakal lepas.
''Maka, buat saya, yang lain pasti akan lepas juga. Riau, Irja, Kaltim dan
yang kaya-kaya minta merdeka, dan Sulawesi yang tidak kaya juga pasti meminta
merdeka. Ada juga daerah-daerah yang tidak kaya seperti NTT,NTB,  Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Tengah, Bengkulu, Jambi yang tidak punya minyak dan tidak
kaya,''ungkap Mallarangeng sambil menyebut pelbagai daerah lainnya.
 Kesemua persoalan dan ledakan emosi merdeka dan tuntutan perubahan bentuk
negara Indonesia, bagi doktor ilmu politik dari Northern Illinois University
(1997) DeKalb, Illinois, AS  ini, cukup memprihatinkan.
''Banyak  yang mengalami kekeliruan logika. Mereka mengerti bahwa persoalan
kita adalah pemerintah otoriter, sentralisme kekuasaan, tapi kemudian
menganggap solusinya adalah perubahan bentuk negara,''ujarnya.
Perubahan itu, jelas dia, apakah tentang bentuk negara dalam arti merdeka
sendiri-sendiri, seperti di Aceh atau tuntutan lain seperti di Riau, Sulawesi
dll. Atau ada juga yang lalu ingin membentuk negara menjadi  federasi.
Menurut Dr Andi Mallarangeng, tuntutan tersebut menjurus salah kaprah.
Sentralisasi kekuasaan era Soeharto, militerisme, pemupukan kekuasaan di
tangan Soeharto, pelanggaran HAM maupun pelbagai akibat kekuasaan yang
otoriter dulu, termasuk ketertinggalan daerah-daerah luar Jawa, memang cukup
mengenaskan. Namun kambing hitamnya, seharusnya bukan karena Negara Kesatuan.
''Kesalahan kita bukan bentuk negara yang salah, tetapi pada bentuk rezimnya
yang keliru. Karena itu jawabannya adalah demokratisasi. Karena mengubah
bentuk negara dari Kesatuan ke Federasi, tidak ada artinya kalau tidak ada
demokratisasi di situ. Ini kekeliruan,''tegasnya.
Ketua Jurusan dan pengajar Institut Ilmu Pemerintahan (IIP), Jakarta ini
kemudian melakukan analisis komparatif negara kesatuan dan negara federasi di
perlbagai negara. Maksudnya, supaya bangsa Indonesia dapat memberi pemaknaan
yang baik.
''Negara Federal seperti AS bisa berhasil. Tapi kan ada juga negara federal
seperti Uni Soviet dan Yugoslavia juga ambruk. Ada juga negara kesatuan,
seperti Indonesia. Tetapi ada juga negara Kesatuan yang berhasil seperti
Perancis, di mana konsentrasi kekuasaannya justru berada di daerah,''paparnya.
Lantas?
''Jadi, apa bedanya negara federasi dengan negara kesatuan? Secara
operasional, tidak ada lagi bedanya. 

Fwd: AKSI SATU JUTA TANDA TANGAN PEREMPUAN

1999-12-07 Terurut Topik Ramadhan Pohan

Barangkali ada yang tertarik.

salam,
penyimak pinggiran
###








Begin forwarded message:

PEREMPUAN UNTUK PERDAMAIAN DAN KEADILAN
d/a Komseni, Jalan Mampang Prapatan raya no.55 Jakarta, 12760
Tel. (62-21)79191121 ; Fax: (62-21) 7972339, 5736873, 7222377
e-mail: [EMAIL PROTECTED]

AKSI SATU JUTA TANDA TANGAN PEREMPUAN
untuk mendukung dan menegaskan tuntutan perdamaian dan keadilan bagi
perempuan, yaitu partisipasi perempuan dalam proses pengambilan
keputusan
tentang masa depan Aceh.
Tuntutan ini akan ditujukan kepada para stakeholders utama dalam
menentukan
masa depan Aceh, sebelum tgl. 22 Desember y.a.d

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menganggap
mutlak adanya suara perempuan di setiap meja perundingan.

Kalau anda setuju, mohon kirimkan persetujuan anda ke
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
atau
fax no.(62-21) 7972339, 5736873, 7222377


Latar Belakang

Perempuan dan rakyat Aceh sampai detik ini masih saja harus mengalami
dan
menyaksikan penyiksaan, pembunuhan, pemaksaan kehendak, teror dan bentuk

kekerasan lain meskipun pemerintahan baru sudah terbentuk dan daerah
opersai
militer sudah tidak diberlakukan lagi.
Rakyat perempuan Aceh adalah separuh lebih jumlah populasi Aceh.

Namun belum diikutsertakan dalam negosiasi politik dan proses
pengambilan
keputusan mengenai masa depan Aceh.
Masa depan Aceh yang damai dan adil hanya bisa tercapai melalui
proses tanpa kekerasan dengan melibatkan semua pihak. Pengalaman
internasional menunjukkan bahwa perempuan adalah negosiator
yang ampuh.
Oleh karena itu, kami mengajak semua perempuan  Indonesia untuk
turut berpartisipasi dan memberikan  dukungan agar suara perempuan untuk

aceh damai bisa didengar.


Jakarta, 6 Desember 1999

1. Debra Yatim
2. Mayling Oey
3. Chusnul Mar'iyah
4. Rita Kolibonso
5. Tini Hadad
6. Saparinah Sadli
7. Carla Bianpoen
8. Titi Soentoro
9. Muktiah Mashud
10. Hermandari Kartowisastro
11.Geumala Yatim
12.Avi Mahaningtyas
13.Myra Diarsi
14.Liang
15.Amel
16.Herawati Diah
17.Smita Notosusanto






Accurate impartial advice on everything from laptops to tablesaws.
http://clickhere.egroups.com/click/1701



-- Talk to your group with your own voice!
-- http://www.egroups.com/VoiceChatPage?listName=fisipm=1







Re: PERMIAS-ACEH-MALLARANGENG-GUS DUR

1999-12-07 Terurut Topik Muhammad Nahar

Pak Andi Yth.
Katakanlah memang yang salah dulunya itu adalah "orangnya" bukan sistemnya/bentuk 
negara. Nah oleh karena itu, menurut Anda, kita tidak perlu merubah bentuk negara 
kita. Toh, banyak lho negara yang menganut federasi akhirnya ambruk juga.

Lantas, apakah dengan tidak merubah bentuk negara kita ada jaminan tidak akan terjadi 
lagi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh "man power"-nya itu? Saya bicara masalah 
"peluang" di sini.

Memang di dunia ini selalau akan ada bad and good guys. Tapi jika peluang dikecilkan, 
the bad guys tidak punya kesempatan untuk menunjukkan aksinya. Dengan demikian, yang 
hanya akan muncul adalah the good guys saja.

Saya pikir inilah yang dimaksud oleh Pak Yusril dengan merubah sistem. Katanya kalau 
sistem sudah bagus, kambing sekalipun dijadikan pemimpin tatap akan baik. Sebaliknya 
kalau sistemnya bobrok, orang alim sekalipun akan tergoda untuk berbuat jahat.

Kalau tidak salah saya pernah baca posting di milis ini tentang penelitian terhadap 
kejahatan dan peluang tersebut.

Jadi, marilah sama-sama kita mendukung federalisme Indonesia for everybody's good.

~~~
Disclaimer:
"Spelling should be pensioned off...
It terrorises human beings from birth."
(Gabriel Garcia Marquez)


On Tue, 7 Dec 1999 20:22:41Ramadhan Pohan wrote:
Salam,
Dari pro-kon Surat 3 Permias (Jadi 4 setelah Portland menyatakan bergabung,
red), ada yang mengaitkannya dengan gagasan Andi "Anto" Alifian Mallarangeng
PhD. Kebetulan saya masih punya catatan dikit soal itu-- di antara segudang
ide dari pakar jempolan yang masih langka di Indonesia ini. Berita ini ada di
koran JP edisi Sabtu lalu, bukan Online.
Mudah-mudahan ini bisa menjadi "penambah catatan anggota Permias DC", yang
dalam diskusi benar-benar mendapat pencerahan bagus dari Mallarangeng.
Memodifikasi  gaya Okki, barangkali ada yang bisa dimari.

salam,
"penyimak pinggiran"

Persoalan Pokok Bukan Bentuk Negara
//Referendum, Sentimen Kemerdekaan Aceh 80-90%//
Andi Mallarangeng Di Depan Permias DC
Washington DC, JP.-
APABILA opsi merdeka masuk dalam referendum di Aceh, akan memberi peluang
lepasnya Aceh dari bagian integral RI. Pada gilirannya akan diikuti
daerah-daerah lain RI yang kaya-kaya untuk menuntut referendum dan opsi
merdeka dan selanjutnya lepas dari Indonesia. Walaupun demikian, emosi yang
menguat soal bentuk negara kesatuan dan federasi yang ramai dibicarakan
sekarang sesungguhnya bukan persoalan dasar. Pelbagai kekeliruan berpikir
yang terjadi sekarang pada gilirannya membuat tujuan reformasi menjadi
melenceng.
Wartawan pinggiran  di Washington DC melaporkan tadi malam, pemikiran di atas
tersimpul dari Dr Andi Alifian Mallarangeng dalam diskusi Permias (Persatuan
Mahasiswa Indonesia di AS) Washington DC kemarin. Dalam diskusi di ruang
serba guna KBRI Washington DC yang dipandu Ketua Permias Faransyah Jaya
tersebut Dr Andi Mallarangeng banyak memberikan ulasan kritis menyangkut
wacana perpolitikan Indonesia mutakhir.
 Dr Andi Mallarangeng mengatakan bagi orang Aceh referendum pada dasarnya
adalah merdeka.
''Karena referendum itu, bagi orang Aceh, opsinya tetap bersama RI atau
merdeka. Kalau kita lihat, emosi orang Aceh terhadap referendum ini sangat
besar sekali,''katanya, mengutip jumlah lebih sejuta orang yang turun ke
jalan di Aceh beberapa waktu lalu.
Menurut Mallarangeng, mereka yang turun ke jalan itu hampir semua merupakan
pemilih terdaftar.
''Kalau dilihat juga, yang mewakili sentimen di Aceh, tentang kemerdekaan itu
bisa  sampai 80-90%. Kalau diadakan  referendum saat ini misalnya, itu 80-90%
orang Aceh menuntut merdeka. Jadi lebih tinggi daripada prosentase Timtim 78%
itu,''timpalnya, dengan  catatan  referendum itu hanya untuk orang Aceh yang
ada di Aceh.
 Kalau persoalan Aceh tidak ditangani dengan baik, tambah pakar yang juga
anggota Komite Pemilu (KPU) ini,  itu bisa menjadi  efek domino terhadap
seluruh daerah di Nusantara. Sehingga kalau diadakan referendum, dan ada opsi
merdeka, Aceh pun bakal lepas.
''Maka, buat saya, yang lain pasti akan lepas juga. Riau, Irja, Kaltim dan
yang kaya-kaya minta merdeka, dan Sulawesi yang tidak kaya juga pasti meminta
merdeka. Ada juga daerah-daerah yang tidak kaya seperti NTT,NTB,  Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Tengah, Bengkulu, Jambi yang tidak punya minyak dan tidak
kaya,''ungkap Mallarangeng sambil menyebut pelbagai daerah lainnya.
 Kesemua persoalan dan ledakan emosi merdeka dan tuntutan perubahan bentuk
negara Indonesia, bagi doktor ilmu politik dari Northern Illinois University
(1997) DeKalb, Illinois, AS  ini, cukup memprihatinkan.
''Banyak  yang mengalami kekeliruan logika. Mereka mengerti bahwa persoalan
kita adalah pemerintah otoriter, sentralisme kekuasaan, tapi kemudian
menganggap solusinya adalah perubahan bentuk negara,''ujarnya.
Perubahan itu, jelas dia, apakah tentang bentuk negara dalam arti merdeka
sendiri-sendiri, seperti di Aceh atau tuntutan lain seperti di Riau, Sulawesi
dll. Atau ada juga yang lalu ingin membentuk negara menjadi  

Re: surat PERTANYAAN permias (was: surat PERNYATAAN permias)

1999-12-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 12/7/99 6:43:05 PM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED]
writes:

 Pertama, those people who oppose the letter cannot
  differentiate antara isi surat Permias and isi article
  di Detik.com.  Akibatnya: kalo mereka tidak setuju
  dengan article yah silahkan protes ke Detik.com dan
  jangan surat Permias (Faran, Ida, Priyo) yang "dicela"
  terus.

Irwan:
Masalahnya, apakah memang surat tersebut adalah
surat PERMIAS?
Setiap mahasiswa Indonesia di AS bebas untuk berpendapat,
beropini, dlsb. Tapi, bila sudah membawa nama PERMIAS,
itu ada aturan mainnya bung. Ngga bisa sembarangan bawa2
nama PERMIAS.


  Secondly, ada banyak orang yang tidak setuju karena
  mereka "merasa" surat tsb tidak "mewakili" Permias se
  US.  Yang saya heran, kok mereka berargument
  berdasarkan "perasaan".  Maksud saya, how the hell do
  they know kalo surat itu tidak mewakili Permias se
  US Do they have any proof, data, number or
  whatever??? Saya kira surat tersebut mewakili Permias
  se US karena sudah ditanda tangani oleh majority
  cabang2 Permias di US. Lagi pula, kalo kita mau buat
  surat peryataan and to please everyone at the same
  time, forget it, it ain't gonna work:-)

Irwan:
Masalah ini didiskusikan di milis forum@.
Dari data terakhir yg saya coba cek, ternyata
Ketua Permias Houston menarik pernyataannya
dan mengatakan bahwa dukungan yg dia berikan
hanyalah dukungan/pendapat pribadi bukan mewakili
Permias Cleveland.
Di AS ada puluhan Permias yg mewakili daerah/kota nya.
Nah, coba pikir deh apakah dukungan dari dua Permias
saja (DC dan Chicago) dibilang cukup representatif
mewakili PERMIAS sementara jumlah Permias yg menolak
saya perhatikan lebih dari dua.


  Ketiga, saya heran kok mereka yang tidak setuju dengan
  surat ini mebuat surat ini menjadi a very big deal.
  Apakah ini memang part of our culture? They criticize
  Permias for what they do and what they are, tapi
  mereka (opponents sutar ini) sendiri hanya sedikit
  (atau nggak ada sama sekali) memberikan contribution
  untuk Permias.

Irwan:
Yang diprotes adalah membawa nama PERMIAS yg
tidak sesuai dengan ketentuan yg ada.
Tambahan, tidak bersuara atau pun diam bukan berarti
tidak memberi kontribusi. Terkadang, tidak bersuara
atau diam jauh lebih bagus ketimbang bersuara/bertindak
yg malah bisa mengakibatkan hal negatif.

Semoga rekan2 yg lain tahu permasalahan yg terjadi.

catatan:
Permias Cleveland sampai saat ini tidak terlibat dalam
pembuat surat tersebut karenanya Permias Cleveland
tidak dalam posisi mendukung atau pun menentang
isi surat tersebut.

Untuk mengklarifikasi kesalahan atas dimuatnya surat
pernyataan yg menyebut nama Cleveland dimana nama
pihak yg disebut tersebut bukan anggota Permias Cleveland
atau pun mendapat mandat dari Permias Cleveland atau pun
tinggal di Cleveland, karenanya Permias Cleveland akan
mengambil tindakan aktif untuk membuat surat merespon
surat tersebut. Saat ini sedang dalam proses dan menunggu
persetujuan rekan2 anggota Permias Cleveland.


jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: PERMIAS-ACEH-MALLARANGENG-GUS DUR

1999-12-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 12/7/99 8:23:30 PM Eastern Standard Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Dari pro-kon Surat 3 Permias (Jadi 4 setelah Portland menyatakan bergabung,
  red),

Permias Houston sudah memberikan klarifikasi bahwa
pernyataan yg diberikan dalam surat tsb adalah pendapat
pribadi ketua permiasnya saja dan bukan Permias Houston.
Karenanya hanya dua Permias saja yg mendukung dari puluhan
Permias yg ada di AS.
Khusus untuk Permias Portland, saya merasa kita perlu
menunggu klarifikasi apakah pernyataan sdr Donald Saluling
tersebut adalah pendapat pribadi ataukah pendapat Permias
Portland karena memang pendapat pribadi tidak bisa dijadikan
standar sebagai pendapat Permias.

Yang saya herankan, kenapa koq Permias yg tidak setuju
yg saya perhatikan jumlahnya lebih dari dua malah ngga disebut?
Koq aneh ya, suara dukungan cuma dua bisa mengalahkan
suara menolak yg lebih dari dua?;)

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Fwd: AKSI SATU JUTA TANDA TANGAN PEREMPUAN

1999-12-07 Terurut Topik Siti Fathimah

 Subject: [fisip] Fwd: [perempuan] AKSI SATU JUTA TANDA TANGAN PEREMPUAN
 Date: Tue, 07 Dec 1999 09:56:13 -0800
 From: "Amanda Marahimin" [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
  [EMAIL PROTECTED]

 Begin forwarded message:

 PEREMPUAN UNTUK PERDAMAIAN DAN KEADILAN
 d/a Komseni, Jalan Mampang Prapatan raya no.55 Jakarta, 12760
 Tel. (62-21)79191121 ; Fax: (62-21) 7972339, 5736873, 7222377
 e-mail: [EMAIL PROTECTED]

 AKSI SATU JUTA TANDA TANGAN PEREMPUAN
 untuk mendukung dan menegaskan tuntutan perdamaian dan keadilan bagi
 perempuan, yaitu partisipasi perempuan dalam proses pengambilan
 keputusan
 tentang masa depan Aceh.
 Tuntutan ini akan ditujukan kepada para stakeholders utama dalam
 menentukan
 masa depan Aceh, sebelum tgl. 22 Desember y.a.d

 Kami yang bertanda tangan dibawah ini menganggap
 mutlak adanya suara perempuan di setiap meja perundingan.

 Kalau anda setuju, mohon kirimkan persetujuan anda ke
 e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 atau
 fax no.(62-21) 7972339, 5736873, 7222377

 Latar Belakang

 Perempuan dan rakyat Aceh sampai detik ini masih saja harus mengalami
 dan
 menyaksikan penyiksaan, pembunuhan, pemaksaan kehendak, teror dan bentuk

 kekerasan lain meskipun pemerintahan baru sudah terbentuk dan daerah
 opersai
 militer sudah tidak diberlakukan lagi.
 Rakyat perempuan Aceh adalah separuh lebih jumlah populasi Aceh.

 Namun belum diikutsertakan dalam negosiasi politik dan proses
 pengambilan
 keputusan mengenai masa depan Aceh.
 Masa depan Aceh yang damai dan adil hanya bisa tercapai melalui
 proses tanpa kekerasan dengan melibatkan semua pihak. Pengalaman
 internasional menunjukkan bahwa perempuan adalah negosiator
 yang ampuh.
 Oleh karena itu, kami mengajak semua perempuan  Indonesia untuk
 turut berpartisipasi dan memberikan  dukungan agar suara perempuan untuk

 aceh damai bisa didengar.

 Jakarta, 6 Desember 1999

 1. Debra Yatim
 2. Mayling Oey
 3. Chusnul Mar'iyah
 4. Rita Kolibonso
 5. Tini Hadad
 6. Saparinah Sadli
 7. Carla Bianpoen
 8. Titi Soentoro
 9. Muktiah Mashud
 10. Hermandari Kartowisastro
 11.Geumala Yatim
 12.Avi Mahaningtyas
 13.Myra Diarsi
 14.Liang
 15.Amel
 16.Herawati Diah
 17.Smita Notosusanto
 18. Siti Fathimah
 
 Accurate impartial advice on everything from laptops to tablesaws.
 http://clickhere.egroups.com/click/1701

 -- Talk to your group with your own voice!
 -- http://www.egroups.com/VoiceChatPage?listName=fisipm=1



Menarik klarifikasi

1999-12-07 Terurut Topik Mohamad Daniar

- Original Message -
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]

 Dari data terakhir yg saya coba cek, ternyata
 Ketua Permias Houston menarik pernyataannya
^
 dan mengatakan bahwa dukungan yg dia berikan
 hanyalah dukungan/pendapat pribadi bukan mewakili
 Permias Cleveland.


- Original Message -
From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, December 07, 1999 11:12 PM
Subject: Re: PERMIAS-ACEH-MALLARANGENG-GUS DUR

 Permias Houston sudah memberikan klarifikasi bahwa
^
 pernyataan yg diberikan dalam surat tsb adalah pendapat
 pribadi ketua permiasnya saja dan bukan Permias Houston.


komentar :
AFAIK :
antara *menarik pernyataan* dengan *memberikan klarifikasi* mempunyai makna
yang berbeda.
dan akan mempunyai implikasi tanggung jawab yang [bisa jadi] berlainan
jadi,
mungkin salah satu pernyataan diatas bisa *ditarik* (atau *diklarifikasi*
juga boleh) , biar jelas gitu :)

mdaniar



Re: surat PERTANYAAN permias (was: surat PERNYATAAN permias)

1999-12-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 12/7/99 11:08:39 PM Eastern Standard Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 Irwan:
  Masalah ini didiskusikan di milis forum@.
  Dari data terakhir yg saya coba cek, ternyata
  Ketua Permias Houston menarik pernyataannya
  dan mengatakan bahwa dukungan yg dia berikan
  hanyalah dukungan/pendapat pribadi bukan mewakili
  Permias Cleveland.
   

Ralat, yg digaris bawahi seharusnya tertulis Permias Houston.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu



Re: Menarik klarifikasi

1999-12-07 Terurut Topik Irwan Ariston Napitupulu

In a message dated 12/7/99 11:54:39 PM Eastern Standard Time,
[EMAIL PROTECTED] writes:

 komentar :
  AFAIK :
  antara *menarik pernyataan* dengan *memberikan klarifikasi* mempunyai makna
  yang berbeda.
  dan akan mempunyai implikasi tanggung jawab yang [bisa jadi] berlainan
  jadi,
  mungkin salah satu pernyataan diatas bisa *ditarik* (atau *diklarifikasi*
  juga boleh) , biar jelas gitu :)

  mdaniar


Irwan:
Mungkin kejadian tepatnya, setelah keluar
pernyataan tersebut, beberapa anggota Permias Houston
mencoba melakukan klarifikasi apakah memang
pendapat tersebut mewakili Permias Houston atau
kah hanya pendapat pribadi. Setelah dicek ulang
oleh mereka mungkin ditemukan bahwa ternyata
hanya pendapat pribadi ketua permiasnya saja.
Setelah menyadari kesalahan ini, ketua permiasnya
bersikap responsif atas permintaan arus bawah
yg akhirnya mencabut kembali pernyataan yg diberikan.

Soal sangsi atau pun tanggung jawab, biarlah
itu urusan Permias Houston terhadap ketuanya.

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu

jabat erat,
Irwan Ariston Napitupulu