Akibat takut berbeda. (Re: [Re: bahasa daerah... itu BS!!!!])
Saya cuma punya perasaan saja, kalau semua yang diceritakan itu (perpecahan de-es-be) adalah akibat kita semua takut berbeda. Being different is natural. Look around you, tidak ada sesuatupun yang sama bukan? Jadi kalau demikian, adalah menentang alam namanya kalau ada usaha-usaha untuk menyamakan segala sesuatu di muka bumi ini. Lihat apa yang sudah diperbuat Suharto dengan menganggap semua suku di Indonesia dapat menerima budaya jawa, dia telah menyalakan api dalam gunungan sekam Indonesia. Tidak ada salahnya kita berbeda, karena dengan berbeda itulah kita menunjukkan identiti kita? Toh, tidak ada kewajiban bagi kita untuk sederajat semuanya. Silahkan anda jadi orang Kristen, silahkan jadi orang Islam, silahkan jadi orang Jawa, silahkan jadi orang Irian, silahkan menganggap diri lebih pintar, silahkan anda masuk ke golongan orang elit, silahkan anda tinggal di tepi kali. Tapi jangan coba-coba anda memaksa saya menerima bahwa anda lebih hebat dari saya. Cukuplah kita masing-masing menganggap diri kita yang paling baik tanpa harus memaksa orang lain mengakuinya. Oleh karena perbedaan itu memang ada, marilah kita buka wacana federalime untuk indonesia. (Bukan salah saya kalau anda jadi bingung kok nyambungnya ke mari. Ini semua salah anda karena tidak bisa mengerti, tak iye :) ) ~~~ Disclaimer: "Spelling should be pensioned off... It terrorises human beings from birth." (Gabriel Garcia Marquez) On Sun, 5 Dec 1999 11:30:06Rizal Az wrote: mba' Juni, terima kasih sekali atas dukungannya...:). dan terima kasih pula sudah memperjelas duduk perkara dan asal-usul timbulnya persoalan ini. Ma'af mba' e-mail sifat bukan menjawab, tapi lebih ke asal -usul mengapa saya menulis ini 'in the first place". Mungkin relevan mungkin tidak, boleh dibaca, boleh tidak...:)). Alasan pertama saya menulis seperti itu adalah saya dilahirkan dari orang tua yang punya perbedaan suku (1 Jawa, 1 Sunda). Walaupun, sama2 dari jawa, kakak saya bisa "anti-jawa", dia maunya dibilang "Sunda", ngomong Sunda mau, ngomong Jawa engga' mau. Walaupun tidak berat sifatnya, tapi perpecahan ini terjadi di dalam core dari society itu sendiri, yaitu: kelurga. Saya yakin, seyakin yakinnya bahwa situasi seperti ini banyak dialami oleh orang2 yang mempunyai orang tua beda suku. Alasan yang kedua, saya tidak bisa bahasa daerah, dan tidak mau belajar bahasa daerah (karena alasan pertama tersebut). Sekarang di tempat saya tinggal, beberapa dari teman2 saya berbahasa daerah. Walaupun mereka semua adalah teman2 baik saya, dan saya sangat menghormati mereka dan begitu juga sebaliknya. Di saat mereka ngomong bahasa daerah, di saat itu juga, mereka secara tidak langsung membuat saya merasa "tersingkir". Perasaan seperti lama-kelamaan akan dapat berubah menjadi kebencian. Sekali lagi ini yang mengakibatkan perpecahan di dalam bangsa Indonesia sendiri. Alasan saya yang ketiga, menyangkutkan ras/suku dengan geografis, ini juga salah satu sumber utama perpecahan bangsa kita. Tidak hanya dengan melayu, tapi juga dengan orang cina, mereka sendiri terpecah2, cina jawa, terlebih cina2 yang berasal, mulai dari daerah Jawa Tengah terus ke Timur, mereka lebih suka ngumpul sama cina jawa (karena bisa ngomong jawa, lebih halus, dan lebih sesuai dengan perasaan mereka), cina jakarta (merasa anak metropolitan) ngumpul sama cina jakarta (ngomong tionghoa, kiblat: HongKong), mereka sendiri merasa kurang senang dengan cina medan, yang menurut mereka perusak nama cina di Indonesia, akibatnya, cina medan ngumpul sendiri. Tidak ada seorang yang menyadari hal2 tersebut karena masing2 punya 1 common enemy, yang melayu terhadap cina, yang cina terhadap melayu-nya. Populasi cina yang menjadi minoritas di Indonesia, membuat mereka terlihat lebih bersatu kebanding saudara2 melayunya. Ini yang membuat perasaan "anti-cina" atau "anti-melayu", tapi apakah ini bisa disalahkan? jelas tidak, karena perasaan tersebut tidak dimulai dari perasaan anti ras, tapi sifatnya lebih ke kedaerahan. Di agama pun juga begitu, munculnya gereja jawa, gereja batak, gereja daerah2 lainnya. Secara langsung, maupun tidak langsung, mengkontribusi ke perasaan sukuisme yang tinggi, dan menyebabkan perpecahan bangsa. Kemampuan kita, untuk merubah udara menjadi bermacam2 suara dengan vocal cord kita, adalah pemberian Tuhan yang sangat berharga kepada kita. Ini adalah salah satu step awal di evolusi manusia, yang membedakan manusia dengan binatang. Bahasa ini pulalah yang telah mengantarkan manusia keluar dari gua2, dan memulai peradaban. Berdasarkan ini saya melihat bahwa bahwa bahasa adalah pengikat suatu bangsa atau community, dan itu yang harus kita semua sadari.Bahwa bahasa Indonesia, adalah bahasa nasional, bahasa pengikat seluruh warganegara Indonesia. Sudah menjadi kewajiban kita semua untuk menjunjung tinggi bahasa nasional kita. Seperti orang2 Islam, Yahudi atau Hindu yang menjunjung tinggi dan memilih bahasa arab, Hebrew, atau Sansekerta (respectively)
TNIku penjual senjata....
Bukan salah tentera kalau dia jual senjata. Bukan salah tentera kalau dia menganggap Aceh adalah musuh. Sebab yang salah itu adalah au ah, gelap. ~~~ Tim Advokasi Kasus Ambon: - Aparat Terlibat Penjualan Senjata Reporter: Hestiana Dharmastuti detikcom - Jakarta, Tim advokasi penyelesaian kasus Ambon (Tapak Ambon) menuduh aparat keamanan secara langsung menciptakan suasana tegang dan terlibat jual beli senjata serta amunisi di Ambon. Perihal ini terungkap dalam jumpa pers di kantor PBHI, jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Selasa (7/12/1999). Tapak Ambon adalah tim(http://www.detik.com/politik/199912/1999127-144348.html) ~~~ Munir Soal Aceh: Ada Data Sangkal Info Jenderal Reporter: Hestiana Dharmastuti detikcom - Jakarta, Koordinator Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan), Munir SH, mengaku menemukan sejumlah dokumen yang bisa dijadikan penyangkal keterangan para jenderal tentang Aceh di depan DPR. "Dokumen itu menunjukkan memang ada daerah operasi militer di Aceh dan... (http://www.detik.com/politik/199912/1999127-141732.html) Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com
Re: Nulis Puisi ah.. (2)
Dear Daeng Ida, Senang sekali saya dapat membaca puisi-puisi anda lagi disini, apalagi dalam beberapa hari terakhir ini ada 'kecamuk' di forum@, dan puisi2 tsb. memanggil saya untuk mengomentarinya (baca: bukan membalasnya lagi dengan puisi). Kesedihan kehilangan seorang 'sahabat' pada puisi 1 memang terasa sakit dan sangat wajar apabila dari 'inner side' kita menginginkan kehadiran 'sahabat' yang persis sama dengan yang lama. But, is it possible? Menarik membaca puisi anda yang ke 2, karena itu merupakan 'improvisasi' dari keadaan di tanah air saat ini, dan ajakan anda untuk membangun jembatan lagi sangat ideal, dan saya yakin, uluran tangan akan hadir selama yang mengajak itu tidak merusak tatanan yang sudah ada. Semoga, saya masih tetap menjadi salah satu 'sahabat' anda tsb. yang tetap dapat membuat anda tersenyum bagaikan nyanyi dedaunan jagung di kota anda, dan saya sambut uluran tangan anda untuk membangun jembatan yang terputus itu...ehem..apakah itu jembatan di persimpangan highway 23 dan 38...;-) salam hangat selalu, - M Dharma Datubara [EMAIL PROTECTED] "PEACE: It's A Beautiful Sight To See"
Re: Berita Ngawur (Bila' dua Bill di KTM WTO Seattle
Mas Syamil, saya jelas sudah dengar Microsoft dipecah. Cuma usaha pengakuisisian perusahaan yg berhubungan dengan penguasaan informasi masih jalan terus tuh. Hotmail aja sudah jadi milik MSN. Semua perusahaan kecil yg bagus dan berpotensi sudah dibeli dengan gampang oleh sang raksasa. Basically, Bill Gates sekarang telah mampu menjadi seseorang yg menjadi musuh James Bond di film-film 007 itu. Untuk menghancurkan suatu negara tertentu saat ini sudah banyak sekali cara alternatif. Seperti penghancuran Sovyet melalui Saudi dengan oversupply minyak (antara lain), atau yg sekarang populer adalah IMF yg telah menjadi polisi dunia yg berhak menyuruh negara tertentu untuk nungging, untuk meloncat, tanpa banyak cingcong akan dituruti tuh. Apa Mas Syamil punya komentar mengenai komentar Camdensus bahwa IMF yg ngerjain Suharto? Padahal Suharto sendiri dulu juga bilang bahwa kekuatan asing yg menggusurnya, bukan mahasiswa. Apa ada yg mau bilang Mahathir hanya seorang paranoid? Yah, kenapa AS membuat aturan monopoli apa hanya melihat dari segi ekonomi? APa hanya agar perusahaan lain hidup? AS sangat sadar dengan potensi pengusaha yg dapat mempunyai kemampuan lebih besar dari presiden AS sendiri. Untuk itulah perusahaan yg terlalu besar juga perlu dipotong. Pertemuan WTO memang basically adalah pemasungan negara-negara berkembang. Semua dirayu untuk masuk dengan berbagai bujuk rayu dan ancaman tersembunyi. Contohnya adalah regulasi dunia informasi haman Suharto mau lengser. Kala itu hanya Indonesia yg dengan sukarela setuju dengan usulan AS karena tangan kita sudah ditelikung dengan perjanjian lainnya. Bentuk-bentuk ini adalah sekedar bentuk lain dari tindakan pengecut oleh Pizarro yg membunuh ribuan Inca dengan modal 600 orang Spanish dengan cara mengajak berdamai, habis itu setelah datang dengan persenjataan secukupnya lalu dihabisi. Sangat mirip dengan penawanan Diponegoro oleh Kompeni. Atau penawanan Hasanuddin oleh binatang yg sama. Atau ratusan chief suku Indian. Point saya, tidak perlu bermusuhan dengan dunia barat, tetapi kita harus sadar sepenuhnya dengan siapa sebenaranya kita melakukan deal itu. Dengan kesadaran kita, maka kita juga harus mampu ikut bermain cantik dalam perpolitikan ekonomi itu. Bukan lalu bersikap, wah, kita mesti tahu bahwa IMF memang mau menolong kita, misalnya. Well, kelihatannya sederhana, tapi nyatanya ada saja yg ngira begitu tuh. Makanya saya kadang merasa heran bin ajaib. Jeffrey Anjasmara ' From: "A. Syamil" [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Berita Ngawur (Bila' dua Bill di KTM WTO Seattle Date: Mon, 6 Dec 1999 16:21:36 -0500 Salam Permias, Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] memforward berita dari Bisnis Indonesia yang melalui siyasah@ ke Permias@: Bisnis Indonesia Edisi : 05-DEC-1999 Ide 'gila' dua Bill di KTM WTO Seattle Oleh Yosef Ardi Tak heran bila pada 1 Desember, Gates bahkan mengumumkan rencana Microsoft mengakuisisi negara Amerika Serikat. "Ini langkah yang logis dan positif bagi semua orang," ujar Gates usai bertemu Clinton di Gedung Putih. Tawaran Gates itu ternyata disambut positif Clinton dengan menyatakan bersedia menjadi wakil presiden di bawah Microsoft yang bertugas mengelola negara AS. Untuk itu kabarnya Clinton akan menerima gaji 10 kali lipat dari gaji yang sekarang diterimanya sebagai presiden AS yaitu US$200.000 per tahun. Tentu saja pertemuan kedua Bill dengan rencana gila itu mencerminkan betapa keduanya memiliki agenda yang sama di Seattle. Tetapi berbagai temuan mutakhir lahir dari gagasan yang dianggap gila? Berita lawak tersebut memang sudah terdengar lama. Cuman saya enggak ngerti kenapa wartawan profesional dari Bisnis Indonesia bisa mempercayai berita itu? Dalam perkara pemerintah Amerika vs. Microsoft (karena praktek monopoli Microsoft), Amerika dinyatakan sebagai pemenang oleh US District Judge Thomas P. Jackson. Keputusan akhir yang akan dikenakan ke Microsoft sedang dipelajari. Beberapa kemungkinannya adalah: - Horizontal breakup - Vertical breakup - A Windows auction - Open Source licencing - Close supervision Departemen Kehakiman US dulu juga menentang ketika Microsoft hendak mengakusisi perusahaan "Intuit." Tidak mudah bagi Microsoft untuk mengakusisi perusahaan lain... apalagi mengakusisi negara.:) Bill Clintonpun juga bukan lagi president Amerika di masa mendatang, karena pembatasan masa jabatan. Saya bisa menulis lebih panjang lagi .. cuman ngapain ya? :) Jabat erat, Ahmad Syamil Toledo, OH __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: 'PERMIAS' Faransyah
Sungguh aneh kalau bikin pernyataan tentang Permias, tapi milis Permias@ sendiri tidak dikasih beritanya. Kalau milis Forum@ hendak dijadikan kartel yang tidak mengindahkan kepentingan Permias@ secara luas, maka keberadaan Forum@ harus ditiadakan saja. Tidak ada gunanya. Kalau Forum hendak mengatas-namakan Permias, kita-kita kok tidak dikasih terusan dari Ketua Permias kami sih? Bila Forum@ hanya digunakan untuk kepentingan segelintir pengurus Permias@, bagaimana kalau Forum@ dibubarkan saja deh...hehe...:) Saya meminta pertanggungjawaban Saudara Okkie Senobroto selaku salah seorang yg menangani milis Permias@ dan Forum@ untuk menjelaskan masalah ini ke milis Permias@. Apa pernyataan yg sudah dikeluarkan, dan ke mana saja. Bukankah sangat luar biasa kalau pernyataan Permias kok milis Permias@ nggak dapat forward-nya? Kok kayak Baramuli sih? Jeffrey Anjasmara - From: Helson Siagian [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: 'PERMIAS' Faransyah Date: Tue, 7 Dec 1999 00:18:31 -0600 Priyo...kabar saya baik. Yang juga jadi masalah adalah detik.com juga menulis: "Maka kami yang membawahi kurang lebih 1,500 mahasiswa Indonesia di AS ingin menyatakan pemikiran kami tentang keadaan yang sedang terjadi di tanah air kita,"kata Faransyah. Padahal saya kan lagi cuti sebagai anggota PERMIAS DC, sehingga BAWAHANnya Faran kan hanya 1499 orang (BANYAK JUGA YA...) Pertanyaan saya, apakah sekian belas ratus orang yang tidak ikut menyetujui surat pernyataan itu justeru yang secara ramE-ramE bikin protes ke detik.com atas kekeliruannya? Helson SIAGIAN On Mon, 6 Dec 1999, Priyo Pujiwasono wrote: Halo Bang Helson apa kabarnya nih? Saya kok yakin justru tidak...:) soalnya pihak Detik.Com lah yang salah kutip. Soalnya jelas2 rekan Farogansyah..ehhh..Faransyah hanya cuma menyebut nama Permias-DC, Chicago, dan Houston, dan yang lain-lain sebagai individu saja. Karena memang tiga perwakilan Permias itulah yang sudah menyatakan mendukung. Anyway, saya kok agak gelisah kita2 disini malah ribut2 dengan "birokrasinya" melulu. Salah sedikit mbok ya dimaafkan, gitu lho...:). Toh sudah tidak mengatasnamakan seluruh Permias. Bagaimana kalau kita diskusi soal "ISINYA" saja. Kira-kira ada yang keberatan dengan point-pointnya? Salam Jiwi..:) Priyo Pujiwasono --- Helson Siagian [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya yakin banyak PERMIAS yang mengharapkan agar Faransyah meminta detik.com untuk meralat penonjolan kata Permias di bagian atas berita. Helson SIAGIAN On Mon, 6 Dec 1999, Marianus DATUBARA wrote: Salam PERMIAS untuk rekan Sugiono, Mungkin anda sudah membaca berita Detik yang diteruskan oleh mas Cortino dan mungkin juga anda sudah membaca email yang baru saya kirimkan membalas surat rekan Aranggi ("Sekedar Koreksi Kecil") dan saya yakin, andapun setuju bahwa nama PERMIAS telah 'dimodifikasi' sedemikian rupa, sehingga saran rekan Hedi dan didukung oleh rekan Aranggi (keduanya tercantum dalam penandatangan surat tsb.) untuk dihapuskannya kata2 PERMIAS dari surat pernyataan tsb, tidak digubris sama sekali oleh rekan Faransyah. Saya pikir, kejadian ini sudah cukup jelas bagi kita (at least bagi kita berdua), bagaimana arogan dan pongahnya tindakan rekan Faransyah tsb. Dan tentu saja, saya ingin menunggu tulisan rekan Hedi dan rekan Aranggi atas kejadian ini. Bagaimana sikap anda berdua? Btw, khusus untuk daeng Ida, sejak kapan anda pindah ke Cleveland, OH. Kok nggak bilang2 sich atau daeng Ida sendiri tidak tahu kalau daeng Ida sudah 'dipindahkan' ke Cleveland. It's scary duh...;-) Salam hangat dari Pantai Selatan Florida, M. Dharma Datubara __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Monopoli (Re: Berita Ngawur (Bila' dua Bill di KTM WTO Seattle
Salam Permias, Jeffrey: Mas Syamil, saya jelas sudah dengar Microsoft dipecah. Cuma usaha pengakuisisian perusahaan yg berhubungan dengan penguasaan informasi masih jalan terus tuh. Hotmail aja sudah jadi milik MSN. Semua perusahaan kecil yg bagus dan berpotensi sudah dibeli dengan gampang oleh sang raksasa. Terima kasih atas tanggapannya. Saya hanya akan memberikan keterangan tambahan. U.S. Department of Justice menyetujui akusisi Microsoft terhadap Hotmail (free email service) ataupun ke perusahaannya karena tidak menganggapnya sebagai aksi monopoli atau oligopoli. Hotmail banyak saingannya dalam usaha sejenis (free email service). Lain halnya dengan kasus Intuit yang saya tulis sebelumnya. Intuit menjual software untuk masalah keuangan. Microsoft sendiri sudah punya software sejenis yaitu Microsoft Money. Kedua software tersebut adalah 'dominant players' untuk software 'personal finance'. Pemilikan kedua software oleh Microsoft dianggap monopoli oleh U.S. Department of Justice. Karena itu U.S. Justice Department menentang akusisi Microsoft ke Intuit. Jabat erat, Ahmad Syamil Toledo, OH Basically, Bill Gates sekarang telah mampu menjadi seseorang yg menjadi musuh James Bond di film-film 007 itu. Untuk menghancurkan suatu negara tertentu saat ini sudah banyak sekali cara alternatif. Seperti penghancuran Sovyet melalui Saudi dengan oversupply minyak (antara lain), atau yg sekarang populer adalah IMF yg telah menjadi polisi dunia yg berhak menyuruh negara tertentu untuk nungging, untuk meloncat, tanpa banyak cingcong akan dituruti tuh. Apa Mas Syamil punya komentar mengenai komentar Camdensus bahwa IMF yg ngerjain Suharto? Padahal Suharto sendiri dulu juga bilang bahwa kekuatan asing yg menggusurnya, bukan mahasiswa. Apa ada yg mau bilang Mahathir hanya seorang paranoid? Yah, kenapa AS membuat aturan monopoli apa hanya melihat dari segi ekonomi? APa hanya agar perusahaan lain hidup? AS sangat sadar dengan potensi pengusaha yg dapat mempunyai kemampuan lebih besar dari presiden AS sendiri. Untuk itulah perusahaan yg terlalu besar juga perlu dipotong. Pertemuan WTO memang basically adalah pemasungan negara-negara berkembang. Semua dirayu untuk masuk dengan berbagai bujuk rayu dan ancaman tersembunyi. Contohnya adalah regulasi dunia informasi haman Suharto mau lengser. Kala itu hanya Indonesia yg dengan sukarela setuju dengan usulan AS karena tangan kita sudah ditelikung dengan perjanjian lainnya. Bentuk-bentuk ini adalah sekedar bentuk lain dari tindakan pengecut oleh Pizarro yg membunuh ribuan Inca dengan modal 600 orang Spanish dengan cara mengajak berdamai, habis itu setelah datang dengan persenjataan secukupnya lalu dihabisi. Sangat mirip dengan penawanan Diponegoro oleh Kompeni. Atau penawanan Hasanuddin oleh binatang yg sama. Atau ratusan chief suku Indian. Point saya, tidak perlu bermusuhan dengan dunia barat, tetapi kita harus sadar sepenuhnya dengan siapa sebenaranya kita melakukan deal itu. Dengan kesadaran kita, maka kita juga harus mampu ikut bermain cantik dalam perpolitikan ekonomi itu. Bukan lalu bersikap, wah, kita mesti tahu bahwa IMF memang mau menolong kita, misalnya. Well, kelihatannya sederhana, tapi nyatanya ada saja yg ngira begitu tuh. Makanya saya kadang merasa heran bin ajaib. Jeffrey Anjasmara ' From: "A. Syamil" [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Berita Ngawur (Bila' dua Bill di KTM WTO Seattle Date: Mon, 6 Dec 1999 16:21:36 -0500 Salam Permias, Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] memforward berita dari Bisnis Indonesia yang melalui siyasah@ ke Permias@: Bisnis Indonesia Edisi : 05-DEC-1999 Ide 'gila' dua Bill di KTM WTO Seattle Oleh Yosef Ardi Tak heran bila pada 1 Desember, Gates bahkan mengumumkan rencana Microsoft mengakuisisi negara Amerika Serikat. "Ini langkah yang logis dan positif bagi semua orang," ujar Gates usai bertemu Clinton di Gedung Putih. Tawaran Gates itu ternyata disambut positif Clinton dengan menyatakan bersedia menjadi wakil presiden di bawah Microsoft yang bertugas mengelola negara AS. Untuk itu kabarnya Clinton akan menerima gaji 10 kali lipat dari gaji yang sekarang diterimanya sebagai presiden AS yaitu US$200.000 per tahun. Tentu saja pertemuan kedua Bill dengan rencana gila itu mencerminkan betapa keduanya memiliki agenda yang sama di Seattle. Tetapi berbagai temuan mutakhir lahir dari gagasan yang dianggap gila? Berita lawak tersebut memang sudah terdengar lama. Cuman saya enggak ngerti kenapa wartawan profesional dari Bisnis Indonesia bisa mempercayai berita itu? Dalam perkara pemerintah Amerika vs. Microsoft (karena praktek monopoli Microsoft), Amerika dinyatakan sebagai pemenang oleh US District Judge Thomas P. Jackson. Keputusan akhir yang akan dikenakan ke Microsoft sedang dipelajari.
Re: Berita Ngawur (Bila' dua Bill di KTM WTO Seattle
M. Anjasmara, Perkenankan saya memberi sedikit kritik. Mas Syamil, saya jelas sudah dengar Microsoft dipecah. Cuma usaha pengakuisisian perusahaan yg berhubungan dengan penguasaan informasi masih jalan terus tuh. Hotmail aja sudah jadi milik MSN. Semua perusahaan kecil yg bagus dan berpotensi sudah dibeli dengan gampang oleh sang raksasa. Hotmail dibeli Microsoft sebelum keputusan anti-trust. Namun, walaupun hakim sudah menyatakan bahwa Microsoft adalah sebuah 'trust', tapi keputusan untuk memecahnya belum keluar. In fact, pengadilan justru sekarang sedang mempertimbangkan untuk menyelesaikan masalah ini melalui moderator, jadi tak melalui jalur legal yang konventional. Jadi sampai sekarang Microsoft secara de-facto belum dipecah. Pemecahan Microsoft sendiri kalaupun dilakukan akan cukup menggoncang stock market sehingga pemerintah US untuk hal ini sangat berhati-hati. Basically, Bill Gates sekarang telah mampu menjadi seseorang yg menjadi musuh James Bond di film-film 007 itu. Untuk menghancurkan suatu negara tertentu saat ini sudah banyak sekali cara alternatif. Seperti penghancuran Sovyet melalui Saudi dengan oversupply minyak (antara lain), Selama saya mempelajari sejarah kehancuran USSR, saya tak pernah menemukan teori ini. Kebanyakan para ahli berpendapat kehancuran USSR adalah akibat stagnasi (Gregory Sunni), ineffisiensi (David Remnick), atau karena memang sejak dulu sistem komunisme memang sudah 'ditakdirkan' untuk hancur karena memang komunisme tidak mungkin bisa dilaksanakan (Martin Malia). (Yang di dalam kurung adalah teoris tentang USSR). atau yg sekarang populer adalah IMF yg telah menjadi polisi dunia yg berhak menyuruh negara tertentu untuk nungging, untuk meloncat, tanpa banyak cingcong akan dituruti tuh. Apa Mas Syamil punya komentar mengenai komentar Camdensus bahwa IMF yg ngerjain Suharto? Padahal Suharto sendiri dulu juga bilang bahwa kekuatan asing yg menggusurnya, bukan mahasiswa. Apa ada yg mau bilang Mahathir hanya seorang paranoid? Bagaimana kalau teori ini: M. Suharto tak mau mundur. Tapi ketika dia mau membentuk kabinet baru, dan ternyata menteri-menteri semua memilih bekerja dibawah M. Habibie, dia mengamuk, tapi juga sadar bahwa 'the game is up' dan mengundurkan diri. Yah, kenapa AS membuat aturan monopoli apa hanya melihat dari segi ekonomi? APa hanya agar perusahaan lain hidup? AS sangat sadar dengan potensi pengusaha yg dapat mempunyai kemampuan lebih besar dari presiden AS sendiri. Untuk itulah perusahaan yg terlalu besar juga perlu dipotong. Dalam political science, hal ini memang banyak diperdebatkan, apakah satu perusahaan bisa memiliki power setinggi pemerintah dan akhirnya bisa mendongkel pemerintah sendiri. Contohnya saja waktu penggusuran presiden Chile tahun 1970-an yang diduga didalangi salah satu perusahaan multinasional di US. Tapi kebanyakan konsensusnya justru menytakan bahwa perusahaan tetap tak bisa mengalahkan pemerintah. Walaupun satu perusahaan sudah terlalu besar, tapi kalau pemerintah memutuskan untuk menutup perusahaan itu, perusahan itu sendiri tak punya kekuasaan untuk menentang pemerintah. Anti-Trust itu pada dasarnya adalah usaha pemerintah untuk menyeimbangkan 'playing level' di bisnis dan memperjuangkan kompetisi yang akan terus memberikan kreativitas dan menjaga agar konsumen tak dimonopoli dan akhirnya membayar harga yang mahal dan service yang ineficient. Pertemuan WTO memang basically adalah pemasungan negara-negara berkembang. Semua dirayu untuk masuk dengan berbagai bujuk rayu dan ancaman tersembunyi. Hal ini masih diperdebatkan karena conflict of interest di US sendiri memang tinggi. Tapi tariff sendiri dipertanyakan efektivitasnya sebetulnya. Mungkin ekonomist di Permias bisa berkomentar lebih jauh? Anyway, hanya segini komentar saya. Saya minta maaf kalau ada yang menyinggung. Terima kasih. BTW: sudah selesai buku 'Kisah Tiga Negara'nya? :-) YS
No Subject
Ternyata email saya disampaikan ke milis Huaren. Bagus itu, jadi bahan omongan bahwa orang melayu disebut sebagai orang pemalas, tidak berkemampuan, mudah disogok, tidak punya life, tidak punya motivasi juga dapat terungkap dengan jelas. Jelas pandangan seperti ini tidak ada pada semua orang keturunan China, tetapi penyakit ini diidap oleh sebagian besar keturunan China. Masalahnya anti diskriminasi harus didasari oleh perasaan setaraf. Kalau yang satu merasa lebih tinggi, lebih civilized, lalu apa yang disebut diskriminasi itu? Sebagai bangsa pengembara, suatu state yang lemah jelas akan lebih menguntungkan. Untuk itulah orang-orang seperti Mardika Wisesa dan juga Christianto Wibisono sangat gencar melancarkan apa yang saya sebut divide et impera. Mari kita lihat pendapat Mardhika lagi: Bang Amien, bagaimana janji Federalisme nya, Gus mana referendum yang dijanjikan sebelum menjadi presiden, Irian kapan merdekanya??? Bersatu bukan berarti teguh, bercerai berai bukan berarti runtuh Mardhika Wisesa Nah, memang yang diharapkan adalah bercerai berai, yang diharapkan adalah agar Irian merdeka. Mengapa? Semua mempunyai motif ekonomi. Kalau berhasil jadi negara baru, siapa yang berpeluang ke sana? Yang terjadi selama ini adalah usaha eksploitasi pada kelompok yg lebih rendah taraf berpikirnya, kemampuan bersaing ekonominya, dll. Tak heran ungkapan diskriminasi paling sering disuarakan karena membahayakan kepentingan kelompok tertentu. Ingat, kapan mengucapkan, siapa yg mengucapkan mempunyai dampak yg sangat berbeda. Jeffrey Anjasmara --- From: "leonardi Cyan" [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] CC: [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 04 Dec 1999 21:46:29 CST From: "rendra" [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 2 Dec 1999 23:15:23 -0800 Dengan Hormat: Ini sungguh menggugah hati saya, tadinya memang agak panas juga membaca tulisan Sdr. Anjasmara, tapi mungkin ada benarnya. Mungkin ini saatnya bagi orang2 keturunan menyadari bahwa mereka tidak welcome di indonesia, karena orang2 dangkal dan rendah seperti Sdr. Anjasmara ini menurut saya lebih dari 90% orang keturunan melayu, bukan pribumi juga, karena jelas dari sejarah pribumi indoneisa itu masih keturunan China juga!!. Kalau orang2 keturunan China di Indonesia masih mau tinggal di Indonesia a itu tadi resikonya tidak welcome. Mungkin bukan hanya racial saja seperti Sdr. Anjasmara sebutkan, maklum dia kan, itu tadi yg saya bilang dangkal otaknya (ingat yg pintar seperti Professor Doctor Ing Diplom BJ Habibie saja masih "dangkal", menyatakan Chna masih tertinggal 20 Tahun di aviation ketimbang Indonesia dengan CN250, dimana China sudah mengorbitkan kendaraan ruang angkasanya..lo kan?..) Juga saya yakin seorang Anjasmara tidak tahu bahwa Chinese dan Agyptian mempunyai kebudayaan tertinggi di dunia, dan melayu adalah keturunannya yg paling buncit dan belum civilized apalagi seorang ..siapa?? Anjasmara(H), kembali soal rasial tadi. Sebagian rakyat indonesia masih belum bertumbuh secara pendidikan moral mental tadi dengan sendirinya mudah di"pakai" oleh orang "dangkal" yang malas tetapi mempunyai kelicikan, "greed" kedengkian besar, sehingga tidak bisa berhasil dalam hdup terlebih dalam bidang ekonomi. Maka kekurangan "will" tersebut diadaptasikan sebagai kedengkian, iri, dalam kadar yg lebih tinggi yg dinamakan rasialis tersebut tadi. Seperti saya selalu bilang bahwa orang2 keturunan Chinese yang masih suka di indonesia itu ada tiga golongan. Satu golongan Crazy, Stupid, and Poor. Yg kaya karena kolusi, tentu masih mengharap bisa "menggarap" para melayu yg mereka pikir bodoh dan tidak punya will tadi. Ngapain susah2 di LN kerja, disini melayu2 itu gua sogok aja mau berbuat apa saja. Mau plesir, wah yg katanya berpenduduk muslim terbesar, eh ternyata mempunyai perpelacuran terbesar juga? So much for "haram". Kedua yg stupid, ya seperti Kwik yg menteri itu (sekaligus membuktikan bahwa melayu tidak ngerti ekonomi, maka KKG yg keturunan di"jadiin" mentri. Stupid karena mereka2 ini tidak punya "life", tidak mempunyai motivasi hidup, mereka ingin menjadi "somebody else" dengan numpang negara orang, pengorbanannya dicemooh oleh kedua belah pihak, makanya "stupid". Golongan poor, ya ini yg paling kasihan. Orang seperti Sdr. Anjasmara ini tentunya ingusnya masih meler, leho'an orang bandung bilang. Tidak usah jauh2 lihat di Kalimantan, pontianak, Di Jakarta saja banyak sekali golongan Chinese yg sungguh2 miskin, lihat saja di pecinan juga di gang2 roxy, banyak sekali, mereka membaur, memakai sumur yg sama, dsb. Apa Sdr. Anjasmara tahu? Apa dia juga tahu kalau petani jeruk di Pontianak juga golongan ini, juga penarik becak, supir angkutan umum, dsb?. Berpendek cerita, berkali kali, saya berkata, orang2 seperti Anjasmara ini typical orang keturunan melayu malas, dengki, iri, mungkin tidak rasialis (kalo terima duit dari China), yg jelas orang jenis ini telah "lahir dari lumpur, dan lumpur itu sudah tumbuh di otaknya" alhasil
Interfet telah dua kali masuk ke NTT lagi
Interfet Aussie masuk lagi ke NTT SUARA PEMBARUAN DAILY Pelanggaran Interfet Masuki NTT Dibahas Kupang, 7 Desember Masalah pelanggaran wilayah oleh anggota pasukan multinasional Interfet (International Forces in East Timor) ke wilayah NTT sebanyak dua kali selama bulan November 1999 (Pembaruan, 4/12), turut dibahas dalam pertemuan antara Gubernur Pieter Alexander Tallo SH dan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Kiki Syahnakri serta Panglima Interfet Mayjen Peter Cosgrove di Atambua, NTT, Selasa (7/12). Gubernur, yang ditanya Pembaruan sebelum pertemuan, Senin (6/12) malam di Kupang, dengan tegas menyatakan, apa pun alasannya, pelanggaran yang dilakukan anggota Interfet dengan dua kali memasuki wilayah Kecamatan Amfoang Utara di pesisir pantai utara Timor Barat, tidak bisa diterima. Sebab, secara sengaja/tidak disengaja, Interfet telah melakukan pelanggaran dengan memasuki wilayah kedaulatan NKRI. "Itu sama sekali tak dapat dibenarkan. Sehingga, sangat pantas jika Pemda Tk I NTT maupun Pemda Kabupaten Kupang menyampaikan protes keras. Sebab bisa saja pelanggaran wilayah serupa terulang lagi di waktu-waktu mendatang," tandas Gubernur Tallo. Sedang Bupati Kupang Drs Ibrahim Agustinus Medah yang secara terpisah juga dikonfirmasikan Pembaruan, Senin malam, mengutip laporan tertulis Camat Amfoang Utara Agustinus Orageru dari Naikliu, memaparkan pelanggaran wilayah yang kedua kali di bulan November lalu itu dilakukan tiga anggota pasukan Interfet. Masing-masing bernama Letkol Victor, Mayor Ayola, Orance Hanbeylolan. Termasuk seorang petugas wanita UNHCR, Catherina Hamoy. Anggota pasukan Interfet maupun petugas UNHCR itu masuk hingga menjangkau kawasan OEpoli desa Netemnanu Utara, yang berjarak beberapa kilometer dari perbatasan kecamatan Amfoang Utara kabupaten Kupang dengan kecamatan Sitrana kabupaten Ambeno wilayah Timtim. Tanpa diketahui maksud maupun tujuannya. Bupati juga mengatakan, sepanjang wilayah garis batas antara Sitrana Ambeno dan Amfoang Utara Kabupaten Kupang, pihak Interfet membangun sedikitnya lima pos penjagaan perbatasan. Setiap pos penjagaan perbatasan itu rata-rata dijaga 10 personel Interfet. Diakui, saat ini di wilayah Kecamatan Amfoang Utara belum dibangun pos penjagaan perbatasan sebagaimana yang dibangun pasukan Interfet. Yang ada hanyalah beberapa petugas keamanan terdiri atas anggota Polri maupun TNI-AD dari Mapolsek dan Makoramil Naikliu. Dandim Letkol (Inf) Wilmar Aritonang maupun Kapolres Letkol (Pol) Agus Kusnadi beberapa waktu lalu telah menyatakan mendukung upaya Pemda Kabupaten Kupang menempatkan sejumlah aparat keamanan TNI-AD/Polri di perbatasan antara Amfoang Utara dan Sitrana. (071) __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Indonesia Generals To Avoid Charges
December 7, 1999 Indonesia Generals To Avoid Charges Filed at 11:03 a.m. EDT By The Associated Press JAKARTA, Indonesia (AP) -- Indonesia's top generals will escape prosecution for murders, torture, rapes and other atrocities committed by their troops during more than three decades of authoritarian rule, the defense minister said today. Juwono Sudarsono, Indonesia's first civilian defense minister in nearly half a century, also warned that the military could seize control of the world's fourth most populous nation, perhaps within months, if newfound democracy does not take hold across the sprawling archipelago. ``We can't go up into the high ranks as they were just carrying out state policy,'' he said. Sudarsono said the first trial of soldiers charged with atrocities in the strife-torn Aceh province would start within a week. He said only five cases would be brought before a joint military-civil court, despite claims by state investigators that the military committed about 4,000 separate incidents of human rights abuses during a 10-year campaign to suppress Aceh's separatist insurgency. ``Only five cases would be enough to make the Aceh people believe there is justice,'' Sudarsono declared. Guerrillas in Aceh have waged a bitter, decade-long war against Indonesian rule in which at least 5,000 people have died. Secessionist sentiments and demands for an independence referendum have increased dramatically since East Timor broke away from Indonesia in October. Indonesian soldiers and police went on a rampage in Aceh today after an unidentified assailant killed a policeman and wounded another, witnesses said. The two officers were stabbed while shopping in Peureulak, a district town about 25 miles west of Langsa, the capital of East Aceh, said Nurmi M. Ali, a student volunteer helping refugees at a mosque in the town. One policemen died instantly and the other was hospitalized, he said. A police spokesman, Maj. Said Hussein, confirmed the stabbings. Soldiers and policemen who arrived on the scene after the stabbing rounded up all men at a mosque, Nurmi said. They beat them and shot randomly at shops and passing cars, he said. Reports of Indonesian troops committing numerous atrocities have fueled secessionist demands. The Acehnese also accuse the central government in Jakarta of shortchanging the province of its fair share of the revenues from the lucrative oil and gas industry. Many analysts believe that if Aceh breaks away, other disaffected regions and islands in the far-flung archipelago could follow. While Indonesia's new reformist government appears unwilling to take on the powerful military directly, the United Nations is considering establishing a war crimes tribunal to try top generals for atrocities in East Timor. The half-island territory was ravaged by Indonesian troops and their militia proxies after the people voted overwhelmingly to secede from Indonesia in a U.N.-sponsored referendum in August. Sudarsono said he met Monday with Sonia Picado, head of the U.N. human rights inquiry in East Timor. The panel will present its findings to Secretary-General Kofi Annan, who must decide whether the scale of atrocities warrants the creation of a war crimes tribunal similar to those for Rwanda and the former Yugoslavia. ``I leave it to them to decide on the degree of culpability for alleged human rights abuses before, during and after the referendum,'' he said. Since seizing power after crushing what it claimed was a communist coup in 1965, the Indonesian military has been a law unto itself and critics of the army were often imprisoned or killed. Historians estimate that as many as 500,000 people died in an anti-Communist purge in the late 1960s. During the 32-year reign of former President Suharto -- himself a five-star general -- several Indonesian provinces were run as virtual military fiefdoms and the army employed mass repression to control local populations. In another development, Indonesia's attorney general has reopened an investigation into allegations that Suharto had illegally amassed a fortune for himself and his family. Even so, new President Wahid has promised to pardon Suharto for any wrongdoing. Sudarsono said the government would try to reduce, but would not be able to eliminate, corruption within the military, which operates hundreds of commercial businesses to bankroll its activities without government oversight. ``We cannot get rid of corruption,'' he said. Sudarsono told a business conference that while there was talk of democracy at a national level, military representatives remained the highest and unquestioned authority in hundreds of thousands of villages across Indonesia. He said civilian leaders must try to encourage democracy to take hold at a grassroots level or ``sooner or later the military will come back in full force and take over from civilian control,'' Sudarsono warned. He said this could happen ``within months or years.'' He also
Permias@ dan Forum@
Salam PERMIAS, Bung Jeffrey yang baik, Semoga penjelasan saya dibawah dapat mengklarifikasi beberapa hal, terutama menyangkut PERMIAS List, Forum@, fungsi dan kegunaannya bagi kita semua. PERMIAS Listserv ([EMAIL PROTECTED]) has nothing to do with official statements of the PERMIAS. Mailing list ini telah diberikan kepada 'publik' untuk digunakan sebagai sarana bertukar pikiran, bukan hanya bagi para mahasiswa Indonesia yang berada di Amerika Serikat, tapi juga kepada siapa saja yang tertarik untuk berdiskusi disini (silahkan lihat www.permias.org/milis.phtml). Mailing list ini dimaintain oleh rekan-rekan dari PERMIAS Syracuse, dimana mereka secara sukarela (dan bergiliran, tentunya ya Mbak Steph ? :-) ) melakukan tugas administratif dari sebuah mailing list. Mailing list ini saat ini beranggotakan kurang lebih sekitar 500 orang. Mohon konfirmasi jumlah anggota kalau ada yang sempat membaca reply dari listserv engine-nya. Forum@ sendiri, terbentuk karena pada waktu itu dirasakan PERMIAS tidak mempunyai sebuah wadah diskusi sendiri (independen), dimana sebagai organisasi, PERMIAS dapat mendiskusikan segala kepentingannya tanpa pengaruh orang luar yang tidak ada sangkut pautnya dengan organisasi. Mailing list ini dibentuk pada bulan Mei 1998 yang lalu sebagai sarana dimana PERMIAS kita dapat secara independen (dan tanpa campur tangan pihak luar) menggodok dan sempat mengeluarkan sebuah statement resmi mengenai kejadian yang sedang terjadi pada saat itu di Indonesia (silahkan lihat di www.permias.org). Forum@ beranggotakan para pengurus PERMIAS diberbagai tempat di Amerika dan saat ini ada lebih dari 60 PERMIAS yang tergabung didalam mailing list ini. Untuk berlangganan, anda haruslah menjadi salah seorang pengurus PERMIAS di tempat anda, atau, silahkan mendapatkan rekomendasi dari ketua PERMIAS anda dan request tersebut dapat dikirimkan ke [EMAIL PROTECTED], dengan subject: (un)subscribe forum@. Mengenai hal bahwa anda tidak mendapatkan informasi mengenai statement ini dari ketua PERMIAS anda, saya lihat itu bukan tanggung jawab saya sebagai administrator mailing list ini (forum@), tapi lebih ke tanggung jawab ketua PERMIAS anda dalam mendistribusikan informasi yang ada ke para anggotanya. Mungkin pertanyaannya: Sudahkan ketua PERMIAS anda berlangganan forum@ ? Kalau sudah, bagaimana keaktifannya dalam mendistribusikan informasi resmi PERMIAS yang kita bahas didalam forum@ kepada anggotanya ? Aspirasi anda sebagai anggota PERMIAS dapat anda salurkan kepada pengurus PERMIAS anda, dimana mereka akan mewakili PERMIAS anda didalam penyampaian asirasi dalam skala yang lebih besar di forum@. Semoga membantu dan salam, -- [EMAIL PROTECTED] http://www.nawala.com On Tue, 7 Dec 1999, Jeffrey Anjasmara wrote: Sungguh aneh kalau bikin pernyataan tentang Permias, tapi milis Permias@ sendiri tidak dikasih beritanya. Kalau milis Forum@ hendak dijadikan kartel yang tidak mengindahkan kepentingan Permias@ secara luas, maka keberadaan Forum@ harus ditiadakan saja. Tidak ada gunanya. Kalau Forum hendak mengatas-namakan Permias, kita-kita kok tidak dikasih terusan dari Ketua Permias kami sih? Bila Forum@ hanya digunakan untuk kepentingan segelintir pengurus Permias@, bagaimana kalau Forum@ dibubarkan saja deh...hehe...:) Saya meminta pertanggungjawaban Saudara Okkie Senobroto selaku salah seorang yg menangani milis Permias@ dan Forum@ untuk menjelaskan masalah ini ke milis Permias@. Apa pernyataan yg sudah dikeluarkan, dan ke mana saja. Bukankah sangat luar biasa kalau pernyataan Permias kok milis Permias@ nggak dapat forward-nya? Kok kayak Baramuli sih? Jeffrey Anjasmara - From: Helson Siagian [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: 'PERMIAS' Faransyah Date: Tue, 7 Dec 1999 00:18:31 -0600 Priyo...kabar saya baik. Yang juga jadi masalah adalah detik.com juga menulis: "Maka kami yang membawahi kurang lebih 1,500 mahasiswa Indonesia di AS ingin menyatakan pemikiran kami tentang keadaan yang sedang terjadi di tanah air kita,"kata Faransyah. Padahal saya kan lagi cuti sebagai anggota PERMIAS DC, sehingga BAWAHANnya Faran kan hanya 1499 orang (BANYAK JUGA YA...) Pertanyaan saya, apakah sekian belas ratus orang yang tidak ikut menyetujui surat pernyataan itu justeru yang secara ramE-ramE bikin protes ke detik.com atas kekeliruannya? Helson SIAGIAN On Mon, 6 Dec 1999, Priyo Pujiwasono wrote: Halo Bang Helson apa kabarnya nih? Saya kok yakin justru tidak...:) soalnya pihak Detik.Com lah yang salah kutip. Soalnya jelas2 rekan Farogansyah..ehhh..Faransyah hanya cuma menyebut nama Permias-DC, Chicago, dan Houston, dan yang lain-lain sebagai individu saja. Karena memang tiga perwakilan Permias itulah yang sudah menyatakan mendukung. Anyway, saya kok agak gelisah kita2 disini malah ribut2 dengan "birokrasinya" melulu.
No Subject
setelah saya lihat2, jeffrey ini kok benci sekali sama keturunan cina yah ? hmm tebak2 buah manggis : "jeffrey adalah keturunan cina yang nggak suka kalau keturunan cina berbaur dengan yang lain" heheh... bener nggak jef ? saya paling geli liat kata2 'divide et impera' di sini hihihi yang ngadu domba itu sapa ? satu lagi tebakan saya : "umur jeffrey sekitar 19 tahun, remaja yang masih belum matang, tapi hobby politik" yah, baguslah... ada juga remaja indonesia yang pandai omong seperti jeffrey ini, saya dukung deh, hanya mungkin milis permias harus lebih membimbing supaya adik2 seperti jeffrey ini tidak salah langkah jadi bagi yang sudah dewasa (tidak hanya usia tapi lebih penting adalah pikiran), mari kita bimbing adik jeffrey supaya pikirannya cepat matang, jangan terus ikut terpancing dan jadi ikut2an 'childish' seperti dia dan terjebak untuk perang (s/a/r/a -- pick your choice) dan membuat indonesia tak kunjung bersatu. kalau tebakan kedua saya di atas salah, ya mohon dimaafkan, tapi tolong jef : "GROW UP !" e r juni At 11:03 AM 12/7/99 -0500, you wrote: Sebagai bangsa pengembara, suatu state yang lemah jelas akan lebih menguntungkan. Untuk itulah orang-orang seperti Mardika Wisesa dan juga Christianto Wibisono sangat gencar melancarkan apa yang saya sebut divide et impera. Mari kita lihat pendapat Mardhika lagi: Nah, memang yang diharapkan adalah bercerai berai, yang diharapkan adalah agar Irian merdeka. Mengapa? Semua mempunyai motif ekonomi. Kalau berhasil jadi negara baru, siapa yang berpeluang ke sana? Yang terjadi selama ini adalah usaha eksploitasi pada kelompok yg lebih rendah taraf berpikirnya, kemampuan bersaing ekonominya, dll. Tak heran ungkapan diskriminasi paling sering disuarakan karena membahayakan kepentingan kelompok tertentu. Ingat, kapan mengucapkan, siapa yg mengucapkan mempunyai dampak yg sangat berbeda. Jeffrey Anjasmara
No Subject
Bagaimana kalau begini: 1. Tebak-tebak buah mangga "jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka ngomongin orang melayu" 2. Tebak-tebakan buah kedondong "jeffrey keturunan cina yg benci dengan pengusaha keturunan cina yg suka menerapkan gaji standar" 3. Tebak-tebakan buah apel "jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka melarang anaknya nikah dengan melayu" 4. Tebak-tebakan buah kiwi "jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka tidak mau bertoleransi dengan masyarakat sekitar yg sedang susah, dan maksa untuk pesta dansa dansi. Yang protes kalau dilarang dengan alasan melanggar hak azasi dan membatasi kebudayaan leluhur" Mbak Juni sara, masih ratusan jenis buah lainnya. Diakui atau tidak, itulah kenyataan di masyarakat cina di Indonesia. Jadi jangan hanya senang menggugat dan menghujat dengan berbagai masalah kemasyarakatan. Silakan lihat batok kepala sendiri apakah masih ada unsur rasis dalam kepala anda atau tidak. Si Rendra kemarin kan kelihatan kalau masih sangat rasis. Apa mau membantah bahwa masih terlalu banyak keturunan cina yg berlaku seperti rendra? Wake up mbak Juni sara:) Pembauran harus didasari oleh kesetaraan. Kalau tidak maka pembauran hanya dilakukan untuk mengeksploitasi masyarakat melayu. Pembauran juga tidak dapat dilakukan dengan memasang tembok tinggi di kawasan rumahnya. Pembauran tidak dapat dilakukan dengan cara menguasai usaha partai besar, dan tidak adil dalam mendistribusikan ke retailer berdasarkan sipit tidaknya mata. Kalau ini bisa dihilangkan, nah, barulah keturunan cina dapat dikatakan berbaur dengan yg melayu. Kalau tidak, itulah bukti bahwa yg cina yg diskriminasi kepada yg melayu. Gitu kan? Satu lagi, siapa yg nggak ingin Indonesia bersatu? Bukannya si Mardhika yg bilang bercerai berai bukan berarti runtuh? Dimana-mana kalau sudah bercerai berai ya runtuh. Kok aneh. Masih ada postingnya tuh:) Lho kok anda potong sih? Wah, curang. Jeffrey Anjasmara NB: Masak umur 19 tahun dibilang remaja belum matang? Umur segitu sih remaja ketuaan. Kan batas remaja itu 17 tahun. Lagi pula umur 19 tahun sih sudah ada yg punya anak 3 tuh. From: E R Juni [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 7 Dec 1999 13:16:46 -0600 setelah saya lihat2, jeffrey ini kok benci sekali sama keturunan cina yah ? hmm tebak2 buah manggis : "jeffrey adalah keturunan cina yang nggak suka kalau keturunan cina berbaur dengan yang lain" heheh... bener nggak jef ? saya paling geli liat kata2 'divide et impera' di sini hihihi yang ngadu domba itu sapa ? satu lagi tebakan saya : "umur jeffrey sekitar 19 tahun, remaja yang masih belum matang, tapi hobby politik" yah, baguslah... ada juga remaja indonesia yang pandai omong seperti jeffrey ini, saya dukung deh, hanya mungkin milis permias harus lebih membimbing supaya adik2 seperti jeffrey ini tidak salah langkah jadi bagi yang sudah dewasa (tidak hanya usia tapi lebih penting adalah pikiran), mari kita bimbing adik jeffrey supaya pikirannya cepat matang, jangan terus ikut terpancing dan jadi ikut2an 'childish' seperti dia dan terjebak untuk perang (s/a/r/a -- pick your choice) dan membuat indonesia tak kunjung bersatu. kalau tebakan kedua saya di atas salah, ya mohon dimaafkan, tapi tolong jef : "GROW UP !" e r juni At 11:03 AM 12/7/99 -0500, you wrote: Sebagai bangsa pengembara, suatu state yang lemah jelas akan lebih menguntungkan. Untuk itulah orang-orang seperti Mardika Wisesa dan juga Christianto Wibisono sangat gencar melancarkan apa yang saya sebut divide et impera. Mari kita lihat pendapat Mardhika lagi: Nah, memang yang diharapkan adalah bercerai berai, yang diharapkan adalah agar Irian merdeka. Mengapa? Semua mempunyai motif ekonomi. Kalau berhasil jadi negara baru, siapa yang berpeluang ke sana? Yang terjadi selama ini adalah usaha eksploitasi pada kelompok yg lebih rendah taraf berpikirnya, kemampuan bersaing ekonominya, dll. Tak heran ungkapan diskriminasi paling sering disuarakan karena membahayakan kepentingan kelompok tertentu. Ingat, kapan mengucapkan, siapa yg mengucapkan mempunyai dampak yg sangat berbeda. Jeffrey Anjasmara __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Awal Bulan Ramadhan : Kamis, 9 Desember 1999
Panitia Bulan Ramadhan 1420 H Washington, D.C. dan Sekitarnya Washington, D.C. 7 Desember 1999 Assm. Wr. Wb. Pemberitahuan Islamic Center Washington, D.C. pada Jam : 3:50 p.m. (Selasa, 7 Desember 1999), Bulan Ramadhan 1420 H, Insya Allah, jatuh pada Kamis, 9 Desember 1999. Wassm. Wr. Wb. Akhmad Helmi
No Subject
SARA lagi SARA lagi. GROW UP deh semuanya, milis ini kan bukan DPR eh taman kanak-kanak. From: Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 7 Dec 1999 15:19:03 EST Bagaimana kalau begini: 1. Tebak-tebak buah mangga "jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka ngomongin orang melayu" 2. Tebak-tebakan buah kedondong "jeffrey keturunan cina yg benci dengan pengusaha keturunan cina yg suka menerapkan gaji standar" 3. Tebak-tebakan buah apel "jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka melarang anaknya nikah dengan melayu" 4. Tebak-tebakan buah kiwi "jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka tidak mau bertoleransi dengan masyarakat sekitar yg sedang susah, dan maksa untuk pesta dansa dansi. Yang protes kalau dilarang dengan alasan melanggar hak azasi dan membatasi kebudayaan leluhur" Mbak Juni sara, masih ratusan jenis buah lainnya. Diakui atau tidak, itulah kenyataan di masyarakat cina di Indonesia. Jadi jangan hanya senang menggugat dan menghujat dengan berbagai masalah kemasyarakatan. Silakan lihat batok kepala sendiri apakah masih ada unsur rasis dalam kepala anda atau tidak. Si Rendra kemarin kan kelihatan kalau masih sangat rasis. Apa mau membantah bahwa masih terlalu banyak keturunan cina yg berlaku seperti rendra? Wake up mbak Juni sara:) Pembauran harus didasari oleh kesetaraan. Kalau tidak maka pembauran hanya dilakukan untuk mengeksploitasi masyarakat melayu. Pembauran juga tidak dapat dilakukan dengan memasang tembok tinggi di kawasan rumahnya. Pembauran tidak dapat dilakukan dengan cara menguasai usaha partai besar, dan tidak adil dalam mendistribusikan ke retailer berdasarkan sipit tidaknya mata. Kalau ini bisa dihilangkan, nah, barulah keturunan cina dapat dikatakan berbaur dengan yg melayu. Kalau tidak, itulah bukti bahwa yg cina yg diskriminasi kepada yg melayu. Gitu kan? Satu lagi, siapa yg nggak ingin Indonesia bersatu? Bukannya si Mardhika yg bilang bercerai berai bukan berarti runtuh? Dimana-mana kalau sudah bercerai berai ya runtuh. Kok aneh. Masih ada postingnya tuh:) Lho kok anda potong sih? Wah, curang. Jeffrey Anjasmara NB: Masak umur 19 tahun dibilang remaja belum matang? Umur segitu sih remaja ketuaan. Kan batas remaja itu 17 tahun. Lagi pula umur 19 tahun sih sudah ada yg punya anak 3 tuh. From: E R Juni [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 7 Dec 1999 13:16:46 -0600 setelah saya lihat2, jeffrey ini kok benci sekali sama keturunan cina yah ? hmm tebak2 buah manggis : "jeffrey adalah keturunan cina yang nggak suka kalau keturunan cina berbaur dengan yang lain" heheh... bener nggak jef ? saya paling geli liat kata2 'divide et impera' di sini hihihi yang ngadu domba itu sapa ? satu lagi tebakan saya : "umur jeffrey sekitar 19 tahun, remaja yang masih belum matang, tapi hobby politik" yah, baguslah... ada juga remaja indonesia yang pandai omong seperti jeffrey ini, saya dukung deh, hanya mungkin milis permias harus lebih membimbing supaya adik2 seperti jeffrey ini tidak salah langkah jadi bagi yang sudah dewasa (tidak hanya usia tapi lebih penting adalah pikiran), mari kita bimbing adik jeffrey supaya pikirannya cepat matang, jangan terus ikut terpancing dan jadi ikut2an 'childish' seperti dia dan terjebak untuk perang (s/a/r/a -- pick your choice) dan membuat indonesia tak kunjung bersatu. kalau tebakan kedua saya di atas salah, ya mohon dimaafkan, tapi tolong jef : "GROW UP !" e r juni At 11:03 AM 12/7/99 -0500, you wrote: Sebagai bangsa pengembara, suatu state yang lemah jelas akan lebih menguntungkan. Untuk itulah orang-orang seperti Mardika Wisesa dan juga Christianto Wibisono sangat gencar melancarkan apa yang saya sebut divide et impera. Mari kita lihat pendapat Mardhika lagi: Nah, memang yang diharapkan adalah bercerai berai, yang diharapkan adalah agar Irian merdeka. Mengapa? Semua mempunyai motif ekonomi. Kalau berhasil jadi negara baru, siapa yang berpeluang ke sana? Yang terjadi selama ini adalah usaha eksploitasi pada kelompok yg lebih rendah taraf berpikirnya, kemampuan bersaing ekonominya, dll. Tak heran ungkapan diskriminasi paling sering disuarakan karena membahayakan kepentingan kelompok tertentu. Ingat, kapan mengucapkan, siapa yg mengucapkan mempunyai dampak yg sangat berbeda. Jeffrey Anjasmara __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: [Akibat takut berbeda. (Re: [Re: bahasa daerah... itu BS!!!!])]
Mas coba tolong dibaca lagi, kali ini jangan pakai emosi, tenangkan pikiran dan hati...:)). Yang didiskusiin disini ada bahasa daerah, itu perbedaan yang menurut saya harus di hapuskan, atau setidak2nya di kurangi peranannya di kehidupan sehari-hari. Sebaiknya bahasa daerah itu hanya dibatasi untuk upacara2 atau acara2 daerah saja. Sekali lagi: bahasa daerah menghambat persatuan Indonesia, dengan alasan2 yang sudah saya kasih tau di e-mail sebelumnya. Saya dan, saya yakin mas Juni juga, tidak ada keinginan untuk menyamakan suku bangsa, apalagi memaksakan budaya/adat istiadat suatu suku ke tempat lain. Kita sadar bahwa adat istiadat daerah adalah merupakan heritage kita, yang tidak mungkin (dan kita juga tidak mau) di hapuskan begitu saja. Niat saya untuk menyadarkan semua orang bahwa WALAUPUN... kita berbeda tapi kita punya sesuatu yang sama. Dan sesuatu yang sama itu harus kita besarkan didalam hati kita. Suku itu lebih kecil daripada negara, sudah sepantasnya bahasa negara ditempatkan di atas bahasa suku, simple khan???. Perbedaan, pada level tertentu itu sangat bagus, tapi lewat dari itu adalah RACUN dalam tubuh kita. Itu yang sudah terjadi di tubuh orang2 Indonesia. Generalisasi dan asumsi2 yang mas Juni sebutkan diemail sebelumnya, adalah indikasi bahwa masyarakat Indonesia itu adalah masyarakat yang rasialis. Sebenarnya pikiran anda itu berada di right track, bedanya perbedaan yang anda bicarakan itu adalah perbedaan dalam skala normal, yang mas Juni dan saya bicarakan adalah perbedaan SARA, dimana menurut saya bahasa daerah itu adalah bibit dari adanya SARA di Indonesia. Lihat case2 di Indonesia, orang madura dan dayak, saling membunuh, ambon, dll. Bisa gitu anda bicara: "Oleh karena perbedaan itu memang ada, marilah kita buka wacana federalisme untuk indonesia"... Selama kita masih berpegang teguh terhadap kesukuan kita sendiri, tidak sadar, kalau kita berada dibawah 1 payung: Indonesia, dimana bahasa yang harus kita junjung tinggi adalah bahasa Indonesia, ide negara Federasi yang anda idam2kan itu, adalah isapan jempol belaka. Dengan masih tingginya semangat sukuisme di Indonesia, bukan negara federasi yang kita dapat, tapi negara2 kecil yang akan bersaing satu sama lainnya, yang nantinya akan menuju ke perpecahan dan peperangan. Ichal Muhammad Nahar [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya cuma punya perasaan saja, kalau semua yang diceritakan itu (perpecahan de-es-be) adalah akibat kita semua takut berbeda. Being different is natural. Look around you, tidak ada sesuatupun yang sama bukan? Jadi kalau demikian, adalah menentang alam namanya kalau ada usaha-usaha untuk menyamakan segala sesuatu di muka bumi ini. Lihat apa yang sudah diperbuat Suharto dengan menganggap semua suku di Indonesia dapat menerima budaya jawa, dia telah menyalakan api dalam gunungan sekam Indonesia. Tidak ada salahnya kita berbeda, karena dengan berbeda itulah kita menunjukkan identiti kita? Toh, tidak ada kewajiban bagi kita untuk sederajat semuanya. Silahkan anda jadi orang Kristen, silahkan jadi orang Islam, silahkan jadi orang Jawa, silahkan jadi orang Irian, silahkan menganggap diri lebih pintar, silahkan anda masuk ke golongan orang elit, silahkan anda tinggal di tepi kali. Tapi jangan coba-coba anda memaksa saya menerima bahwa anda lebih hebat dari saya. Cukuplah kita masing-masing menganggap diri kita yang paling baik tanpa harus memaksa orang lain mengakuinya. Oleh karena perbedaan itu memang ada, marilah kita buka wacana federalime untuk indonesia. (Bukan salah saya kalau anda jadi bingung kok nyambungnya ke mari. Ini semua salah anda karena tidak bisa mengerti, tak iye :) ) ~~~ Disclaimer: "Spelling should be pensioned off... It terrorises human beings from birth." (Gabriel Garcia Marquez) On Sun, 5 Dec 1999 11:30:06Rizal Az wrote: mba' Juni, terima kasih sekali atas dukungannya...:). dan terima kasih pula sudah memperjelas duduk perkara dan asal-usul timbulnya persoalan ini. Ma'af mba' e-mail sifat bukan menjawab, tapi lebih ke asal -usul mengapa saya menulis ini 'in the first place". Mungkin relevan mungkin tidak, boleh dibaca, boleh tidak...:)). Alasan pertama saya menulis seperti itu adalah saya dilahirkan dari orang tua yang punya perbedaan suku (1 Jawa, 1 Sunda). Walaupun, sama2 dari jawa, kakak saya bisa "anti-jawa", dia maunya dibilang "Sunda", ngomong Sunda mau, ngomong Jawa engga' mau. Walaupun tidak berat sifatnya, tapi perpecahan ini terjadi di dalam core dari society itu sendiri, yaitu: kelurga. Saya yakin, seyakin yakinnya bahwa situasi seperti ini banyak dialami oleh orang2 yang mempunyai orang tua beda suku. Alasan yang kedua, saya tidak bisa bahasa daerah, dan tidak mau belajar bahasa daerah (karena alasan pertama tersebut). Sekarang di tempat saya tinggal, beberapa dari teman2 saya berbahasa daerah. Walaupun mereka semua adalah teman2 baik saya, dan saya sangat menghormati mereka dan begitu juga sebaliknya. Di saat mereka ngomong bahasa
No Subject
surprisingly, i'm beginning to like you jef... :-) tajam, mengigit, dan kelihatannya asal seruduk, tapi saya bisa melihat bahwa kamu udah merencanakan setiap kata baik2... heheh... my replies are inline : At 03:19 PM 12/7/99 -0500, you wrote: Bagaimana kalau begini: 1. Tebak-tebak buah mangga "jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka ngomongin orang melayu" bagaimana dengan 'orang melayu' yang suka ngomongin 'keturunan cina' ? 2. Tebak-tebakan buah kedondong "jeffrey keturunan cina yg benci dengan pengusaha keturunan cina yg suka menerapkan gaji standar" bagaimana dengan 'pengusaha melayu' ? 3. Tebak-tebakan buah apel "jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka melarang anaknya nikah dengan melayu" bagaimana dengan : "orang melayu yang melarang anaknya nikah dengan keturunan cina" ? "orang sunda yang melarang anaknya nikah dengan orang padang " ? "orang jawa yang melarang anaknya nikah dengan orang ambon" ? gosh... kita bener2 udah terkotak2 kelihatannya... 4. Tebak-tebakan buah kiwi "jeffrey keturunan cina yg benci dengan keturunan cina yg suka tidak mau bertoleransi dengan masyarakat sekitar yg sedang susah, dan maksa untuk pesta dansa dansi. Yang protes kalau dilarang dengan alasan melanggar hak azasi dan membatasi kebudayaan leluhur" melayu nggak ada yang pesta2 ? dansa dansi ? semua melayu penuh toleransi ? jef, you have to open your eyes some more jangan lihat apa yang kepingin kamu lihat aja dong... tapi melihat nomor2 1-4 di atas, komentar saya secara umum adalah : GOOD !! now you're right ! kok bisa tiba2 jadi bener ? :-) tapi pancingan saya kena tepat pada sasarannya.. ha-ha.. gotcha there... kalau ini yang kamu sebut2 dari awal, kan nggak perlu saya sampe 'mancing' dengan tebak2 buah manggis kan ? -lol- coba baca lagi email2 kamu sejak awal perihal 'keturunan cina' ini saya tidak lihat bahwa arahnya seperti nomor 1,2,3,4 di atas... lalu kenapa kalau tujuannya memang seperti itu ngomongnya lain ? :-D (saya bener2 tersenyum lebar nih...) Mbak Juni sara, masih ratusan jenis buah lainnya. Diakui atau tidak, itulah whoops, sorry dipotong dikit, ini salah satu tanda 'ketajaman' lidah jeffrey, dia berusaha menyentil bahwa saya sara, padahal dari posting saya di topik yang lain tentunya justru bisa lihat bahwa itu yang paling benci (kok posting yang itu malah nggak dikomentari jef ?), eeh... sekalian dia menyentil juga masalah 'krisis gender' saya yang sejak awal di milis ini memang entah kenapa diragukan orang (mau mancing emosi ?) well... sorry to disappoint you jef, tapi nggak kena tuh selain nggak suka diskriminasi sara, saya juga nggak suka diskriminasi gender, jadi nggak penting buat saya orang tahu saya ini pria atau wanita hanya untuk menginterpretasikan pendapat saya, yang penting pendapat saya keluar dari kepala saya... ([EMAIL PROTECTED]) , bukan dari [EMAIL PROTECTED]/mailcity.com ... dll.. heheh nggak kena jef pancingannya... :-) kenyataan di masyarakat cina di Indonesia. Jadi jangan hanya senang menggugat dan menghujat dengan berbagai masalah kemasyarakatan. Silakan lihat batok kepala sendiri apakah masih ada unsur rasis dalam kepala anda atau tidak. Si Rendra kemarin kan kelihatan kalau masih sangat rasis. Apa mau membantah bahwa masih terlalu banyak keturunan cina yg berlaku seperti rendra? ini saya setuju... tapi salah satu pihak harus start kan ? saya sih punya pendapat bahwa untuk menggalang persatuan itu kita harus lupakan yang lama dan mulai dengan yang baru masalah hukuman sudah-lah.. biar di akhirat saja nanti, karena kalau belum2 kita harus mikir dengan dendam, kapan mulai bersatunya ? ini sama saja dengan masalah ayam dan telur jadi kalau memang (the so called) pembauran mau dijalankan, yang ngerasa sebagai yang lebih mature ngalah duluan-lah terserah siapa, tapi buktikan bahwa memang itu yang kita inginkan... oh ya, di batok kepala saya memang masih ada rasis (dan segala unsur sara lainnya), maklum didikan orang tua sejak kecil, tapi pelan2 saya berusaha hilangkan kok... hey, there is always a start for everything dan saya tidak malu untuk mengakui bahwa di benak saya memang masih ada hal2 sara yang mengganggu kadang2... yang lain ada yang berani ngaku ? (heran, gua udah nanya beberapa kali nggak pernah ada yang jawab... ini memang nggak perduli apa bener2 takut semua sih ?) Wake up mbak Juni sara:) Pembauran harus didasari oleh kesetaraan. Kalau tidak maka pembauran hanya dilakukan untuk mengeksploitasi masyarakat melayu. ups, tunggu dulu kamu seolah2 mengatakan bahwa 'pembauran' itu hanya terkait dengan 'melayu' dan 'non melayu'. apakah tidak ada 'non melayu' lain selain 'keturunan cina' ? bagaimana dengan bangsa indonesia lain seperti 'keturunan arab' ? 'orang irian' ? mereka bukan 'melayu' lho... sementara kita tau sendiri tanah irian sudah dieksploitasi sekian puluh tahun oleh orde baru (ini tolong jangan dibawa ke detail karena saya sendiri juga nggak paham
No Subject
At 01:58 PM 12/7/99 -0700, you wrote: SARA lagi SARA lagi. GROW UP deh semuanya, milis ini kan bukan DPR eh taman kanak-kanak. ada yang salah dengan berusaha menghilangkan sara dalam pikiran kita dan berusaha berpikir bahwa setiap manusia itu sama ? dan berhenti men'judge' seseorang karena identitas 'sara'-nya dan melihat kepribadiannya ? apakah sara itu hanya boleh didiskusikan di 'kalangan' sendiri ? dalam 'tone' menjelek2kan kalangan lain ? apakah ini childish ? hey, [EMAIL PROTECTED] , tolong dijawab deh ! e r juni
surat PERTANYAAN permias (was: surat PERNYATAAN permias)
Salam Permias, Aduh, kasihan banget nih Permias. Nulis surat "pernyataan" kok malah berubah malah menjadi surat "pertanyaan":-). Saya kira perubahan ini penyebabnya ada 3. Pertama, those people who oppose the letter cannot differentiate antara isi surat Permias and isi article di Detik.com. Akibatnya: kalo mereka tidak setuju dengan article yah silahkan protes ke Detik.com dan jangan surat Permias (Faran, Ida, Priyo) yang "dicela" terus. Secondly, ada banyak orang yang tidak setuju karena mereka "merasa" surat tsb tidak "mewakili" Permias se US. Yang saya heran, kok mereka berargument berdasarkan "perasaan". Maksud saya, how the hell do they know kalo surat itu tidak mewakili Permias se US Do they have any proof, data, number or whatever??? Saya kira surat tersebut mewakili Permias se US karena sudah ditanda tangani oleh majority cabang2 Permias di US. Lagi pula, kalo kita mau buat surat peryataan and to please everyone at the same time, forget it, it ain't gonna work:-) Ketiga, saya heran kok mereka yang tidak setuju dengan surat ini mebuat surat ini menjadi a very big deal. Apakah ini memang part of our culture? They criticize Permias for what they do and what they are, tapi mereka (opponents sutar ini) sendiri hanya sedikit (atau nggak ada sama sekali) memberikan contribution untuk Permias. Finally, semestinya surat itu di tulis dalam huruf Braille biar Gus Dur bisa baca karena kalo tidak, palingan yang baca juga Megawati:-) Wassalam Ali Simplido P.S. I support the oppressed, silent, and innocent Acehnese 100%, and I respect all their decisions 100%. __ Do You Yahoo!? Thousands of Stores. Millions of Products. All in one place. Yahoo! Shopping: http://shopping.yahoo.com
Re: Who is Arwah Perwira Alengka ?
Buat Bung Rizal, sama sama , saya juga minta maaf. Untuk Bung Jeffry, thanks atas komentarnya ttg Arwah Perwira Alengka. Untuk yang penasaran ttg si Arwah ini, saya dapat info dikit menurut "Pandita" bahwa kemungkinan Arwah ini adalah juru bicaranya geng Wiranto. Selamat membaca dari Apakabar. Nasrul - Kolom Pandita: NGELMU BADAI DI ERA BARU. Wuaahhh new dawn of a new era. Presiden Gusdur benar2 pilihan terbaik diantara semua pilihan Indonesia. Dikala post-era-Blawur, jaman ajur ajrut2an, ekonomi tak terpeduli. Maka seorang maestro elmu-galibet, atawa kian-koen-thay-lo-ie, yaitu peluk-lembut-kau-katut -- gebrak-keras-kau -njeprat. Sangat diperlukan, sangat diperlukan. Biarpun kiai picek ini juga njelehi dalam banyak hal, kepala batu ngeyelan, suka nyelonong maling sendiri (kecil2an !), tetapi bak denbei romo manyar almarhum, verily he is still our best. Penyakit jowo kudu diobati wong jowo pula. Kian-koen-thay-lo-ie (KKTLI), yaitu peluk-lembut-kau-katut -- gebrak-keras-kau-njeprat, itu , tak bisa dikuasai orang lain. Kalaupun kangmas (opo dimas yo, lali aku !) dasamuka soe nguasain KKTLI level 6, si gusdur udah level toejoeh. Kelemahan utama dari ngelmu ini yaitu : saguru-sailmu aja padha nganggu ! Sesama sopir dilarang saling mendahului sesama kroni harap tahu diri ! Tapi yang levelnya rendahan ya pasti tidak bisa nyilakani soehengnya, walau karep. Jadi si mbah picek ini rada2 immun sama uwap jahat dasamuka yang sampai detik ini bikin rabun semua orang melek itu. Refot keduwa adalah sang sengkun rahwana selain ng elmu mejig (=bahasa slang untuk magic) juga ngelmu kathon atawa ngelmu Jagad Besar itoe. Gagal nyirep, biso mbedil pake steyr. Ngelmu wadag ini sang soeheng kalah jao ! banser-banseran nya itu memang masih level banser = ban serep ! Kalo ngga mble dos tenanan gak kanggo blas ! Kanggone juga pas2an nulungi bos thok ! Verily, di kalangan elite Indo yang luwar biasa sempit en cupet itu, gek kepriben ngelmu, madhang bae akeh sing kurang ! (=kurang mangas!). Jadi sakali lagi, mari kita surak dengen adanya si gusdur. Ho.kkkhh Cokop.. cokop. Berikutnya yang bisa ngalangi si gus adalah : penguasa yang-kang (po maneh ki ? ya Jagad Besar itu!). Si gus dengan segala KKTLI-7 nya akan kesulitan ngunthal wong sing yang-kang nya masih kegedean cekaknya ya si setan militeris wiranto itoe ! Gegendug pengecut ini biso dadi sunkuan ! ngotot ngejre terus dengan kekuatan wadag-bawu nya : otot militeris !. Percis sekali seperti tulisan2 perwira-apa pi-ar wiranto itu (ontong tuh dia nulis lagi kemaren ! jadi ada a glimpse of the mechanics of the inner logic of the deranged! rada2 cetho buat orang awam bagaimana proses kegilaan bisa terbentuk : ngodor soal kuwat sopo wis ngalah koq aku blas gak nyambung khan ? the sybill of our militerist!) Harus diakui siapapun tapinya, bahwa kekuatan Jagad Besar atas Hukum Kejadian , yaitu wong dibedil modiar punya bedil ada ontong itu berlaku keras. Ke-ontong-an berbedil ini bisa dileverage ke-mana2 , nodong pengecut, nodong pedagang njaluk duwit, no dong kiri nodong kanan, umpetan wong 2 pengecut dibalik seragam njilati wong sugih lan kuwasa. Nah, KKTLI walo level 7 bisa monthang-manthing-ken daripada para lawan, tetep meng-unthal (bayangkan bangkong mangan kinjeng!) militer tetep daripada seret, kalo marika membedil. Kalo tra-membedil, pastilah utheg cethek para militeris ini kena sambhet kian-koen yang peluk-lembut-kau-kathut itu. Slametnya wir ini kemaren adalah kecilakaan donya buat Indonesia. Wir tetep mencoba ngelmu mbulet, walo masih super cethek dia ! Kayata Timor timur (hik..hiks.. ancurnya suatu bangsa korban eksperimen sial!). Pergeberan edian dari militeris di timtim s ekarang segera akan terbuka lebar. Sayangnya para belis kemanusiaan ini akan lolos lagi, dengan berubahnya isue. Dulu beberapa bulan lalu banyak orang (wartawan) nggembor2 seolah timtim itu kesalahan bersama, sekarang kita tahu persis pembantaian satu arah militeris ini, sayang sudah bukan urusan kita. Soal Aceh juga. Para bajingan militeris, bukan cuma wiranto, tapi wiranto bertanggung jawab penuh. Akan terbuka jelas, semuanya kejahatan manusiawi. Nah, kalao wir itu KKTLI nya nol, ngegabung dengan yang ada KKTLI nya, bukan dimas rahwana pribadi, tetapi cendana incorporated .. itu baru rada manjur.. PARA SETAN Jelas tulisan diatas menyatakan para setan militeris masih hidup segar. Betoel. Tapi regenerasi setan militeris dengan amblasso nya kumis edian feisal en goro2nya, bikin setan2 ini kurang koheren. Bener wahai generasi-muda setan-militeris jangan pracoyo sama woir !! Level kekuatan - therefore ability for per-mbajingan-nya mrosot lah. Bukan berarti dosanya mrosot mind you ! Gimana setan lain ? Eh, regenerasi Setan-srigala-bawu paling yahud, sekarang gegendhug syaiton adalan amien-raies !! weleh-weleh wolak-waliking jaman kenopo raies biso mrosot beginin jaoh yo ?! ballada kere dadi (ampir) ratu. Tapi kere siji ki rak gawat , rek ! Bacot-e
Re: []
Kalau saya bilang sih keluarin aja semuanya... biar kita semua tau apa yang ada di pikiran anak2 disini, soalnya toh pikiran kaya' gini, secara engga' langsung, me-refleksi ke pikiran orang2 Indonesia secara keseluruhan. Sabar, jangan bosen, karena kalau bosen ujung2nya apatis, engga' peduli dan engga' mau tau. Kalau udah gini susah, mendingan bikin analisa untuk diri kita sendiri, abis itu sebarin lagi kesini, biar bisa dibahas lagi. Ichal Andika Abimanyu [EMAIL PROTECTED] wrote: SARA lagi SARA lagi. GROW UP deh semuanya, milis ini kan bukan DPR eh taman kanak-kanak. Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.
Mendesak GD atau Wiranto ?
Untuk permias yang latah mendesak desak Gus Dur dan dulunya kayaknya latah sowan ke $uharto. Kalau saya sih lebih baik mendesak Wiranto untuk mengundurkan diri dari Menkopolkam daripada ngeributin GusDur. Sejak dari Pangab sampai Menkopolkam kok tidak becus si Wiranto ini. Sekarang mestinya kita minta bukti dari Wiranto apa saja prestasinya. semuanya negative khan ? mulai Aceh, Tim-tim, Ambon, kasus kasus penculikan dan penembakan dst. Konsekuensi mendesak desak GusDur dibanding mendesak Wiranto dalam hal keamanan sebaiknya dipikirkan lebih matang. Kalau GusDur didesak terus dan sampai jatuh ataupun di kudeta sama militer apakah itu yang Permias inginkan ? Masih mending DPR dianggap seperti taman kanak-kanak, at least berkonotasi tidak berpengetahuan tapi asal ngomong dan rebutan mainan, tapi mungkin masih polos seperti anak-anak. Paling tidak DPR tidak sejahat Wiranto yang diam diam selalu siap membantai Gus Dur, ataupun Wiranto cari jurus selamat sekarang ini apalagi setelah digertak si Cohen. Cobalah perhatikan... __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
No Subject
__ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: surat PERTANYAAN permias
From: Ali Simplido [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: surat PERTANYAAN permias (was: surat PERNYATAAN permias) Date: Tue, 7 Dec 1999 15:26:12 -0800 Salam Permias, Aduh, kasihan banget nih Permias. Nulis surat "pernyataan" kok malah berubah malah menjadi surat "pertanyaan":-). Saya kira perubahan ini penyebabnya ada 3. Pertama, those people who oppose the letter cannot differentiate antara isi surat Permias and isi article di Detik.com. Akibatnya: kalo mereka tidak setuju dengan article yah silahkan protes ke Detik.com dan jangan surat Permias (Faran, Ida, Priyo) yang "dicela" terus. Tidak apalah ketua permias dicela, khan latihan sebelum menjadi mentri ataupun pemimpin Indonesia nanti. kalau jadi ketua permias aja tidak tahan cela, tau tau jadi mentri hasil KKN lagi/dagang jangkrik/dagang bakso dsb...gimana ? kalau tidak tahan cela bisa bisa jadi $uharto kedua atau Firaun, akan makin banyak yang merana. Secondly, ada banyak orang yang tidak setuju karena mereka "merasa" surat tsb tidak "mewakili" Permias se US. Yang saya heran, kok mereka berargument berdasarkan "perasaan". Maksud saya, how the hell do they know kalo surat itu tidak mewakili Permias se US Do they have any proof, data, number or whatever??? Saya kira surat tersebut mewakili Permias se US karena sudah ditanda tangani oleh majority Dari mana anda bisa bilang majority ? Buktinya belum ada. cuma permias DC, permias Chicago dan permias antah berantah...kok sudah dibilang majority ? Total permias khan lebih dari jumlah states di US, ada permias kota, ada permias sekolahan ada yang ngaku permias-nya state. Wake up boy ? use your finger to calculate how many ketua permias signed the statement ? only 3 ? according to detik. I do not know the truth, so give us more facts. cabang2 Permias di US. Lagi pula, kalo kita mau buat surat peryataan and to please everyone at the same time, forget it, it ain't gonna work:-) Ini anda ada betulnya, tidak mungkin mengajak semua cabang cabang pemias, tapi ketua permias tsb saya yakin mengerti bahwa mereka belum merasa sebagai majority..,coba tanya lagi misalnya ke Bung Akhmad Siregar...dll Yah begitulah kita harus selalu siap siap menjadi korban para wartawan yang hobi /latah cari sensasi. Nah untuk itu solusinya atau saran saya kepada ketua permias supaya selalu atau lebih sering menekankan bahwa pernyataan politik dsbnya nanti itu hanya mewakili daerah lingkupnya. Kalau tidak, siap siap aja deh "digebuk" permias lainnya. Gua aja ingin "maigeri" kalau mereka mampir ke state gue dan kalau sampai masih ngotot ngaku sebagai majority. Ketiga, saya heran kok mereka yang tidak setuju dengan surat ini mebuat surat ini menjadi a very big deal. Semua bisa big deal atau small deal tergantung effect ke masing masing dan tingkat nalar. anda juga tidak boleh maksa. bagi $uharto kedungombo tidak big deal kok protes, tapi bagi rakyat gimana ? Apakah ini memang part of our culture? Lho kok nyalahin yang tidak pada tempatnya ? semua culture memang gitu kok ? emangnya culture mana sih yang tidak pernah ada ribut. Apa orang amerika tidak suka debat utk hal kecil kecil? They criticize Permias for what they do and what they are, tapi mereka (opponents sutar ini) sendiri hanya sedikit (atau nggak ada sama sekali) memberikan contribution untuk Permias. Untuk apa kontribusi ke Permias kalau ke tempat lain lebih cocok buat individu tsb. memang beginilah hidup. Survival of the fittest happend so many times. Ada yang asal ngomong, ada yang niat baik ada yang jahat. makanya kalau jadi pemimpin harus lebih siap lagi menghadapinya dengan bijaksana. kalau ingin jadi diktator boleh juga, tapi pasti akan ada "boomerang" effect. gitu aja. Kritikan buat ketua permias juga jangan langsung anda anggap ingin menjatuhkan. selalu ingat mungkin ada emas di ujung cemeti... Finally, semestinya surat itu di tulis dalam huruf Braille biar Gus Dur bisa baca karena kalo tidak, palingan yang baca juga Megawati:-) Ini humor atau serius ? Wassalam Ali Simplido P.S. I support the oppressed, silent, and innocent Acehnese 100%, and I respect all their decisions 100%. Dalam dunia politik Tidak se-simple itu bung Simplido...! Nasrul __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
PERMIAS-ACEH-MALLARANGENG-GUS DUR
Salam, Dari pro-kon Surat 3 Permias (Jadi 4 setelah Portland menyatakan bergabung, red), ada yang mengaitkannya dengan gagasan Andi "Anto" Alifian Mallarangeng PhD. Kebetulan saya masih punya catatan dikit soal itu-- di antara segudang ide dari pakar jempolan yang masih langka di Indonesia ini. Berita ini ada di koran JP edisi Sabtu lalu, bukan Online. Mudah-mudahan ini bisa menjadi "penambah catatan anggota Permias DC", yang dalam diskusi benar-benar mendapat pencerahan bagus dari Mallarangeng. Memodifikasi gaya Okki, barangkali ada yang bisa dimari. salam, "penyimak pinggiran" Persoalan Pokok Bukan Bentuk Negara //Referendum, Sentimen Kemerdekaan Aceh 80-90%// Andi Mallarangeng Di Depan Permias DC Washington DC, JP.- APABILA opsi merdeka masuk dalam referendum di Aceh, akan memberi peluang lepasnya Aceh dari bagian integral RI. Pada gilirannya akan diikuti daerah-daerah lain RI yang kaya-kaya untuk menuntut referendum dan opsi merdeka dan selanjutnya lepas dari Indonesia. Walaupun demikian, emosi yang menguat soal bentuk negara kesatuan dan federasi yang ramai dibicarakan sekarang sesungguhnya bukan persoalan dasar. Pelbagai kekeliruan berpikir yang terjadi sekarang pada gilirannya membuat tujuan reformasi menjadi melenceng. Wartawan pinggiran di Washington DC melaporkan tadi malam, pemikiran di atas tersimpul dari Dr Andi Alifian Mallarangeng dalam diskusi Permias (Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS) Washington DC kemarin. Dalam diskusi di ruang serba guna KBRI Washington DC yang dipandu Ketua Permias Faransyah Jaya tersebut Dr Andi Mallarangeng banyak memberikan ulasan kritis menyangkut wacana perpolitikan Indonesia mutakhir. Dr Andi Mallarangeng mengatakan bagi orang Aceh referendum pada dasarnya adalah merdeka. ''Karena referendum itu, bagi orang Aceh, opsinya tetap bersama RI atau merdeka. Kalau kita lihat, emosi orang Aceh terhadap referendum ini sangat besar sekali,''katanya, mengutip jumlah lebih sejuta orang yang turun ke jalan di Aceh beberapa waktu lalu. Menurut Mallarangeng, mereka yang turun ke jalan itu hampir semua merupakan pemilih terdaftar. ''Kalau dilihat juga, yang mewakili sentimen di Aceh, tentang kemerdekaan itu bisa sampai 80-90%. Kalau diadakan referendum saat ini misalnya, itu 80-90% orang Aceh menuntut merdeka. Jadi lebih tinggi daripada prosentase Timtim 78% itu,''timpalnya, dengan catatan referendum itu hanya untuk orang Aceh yang ada di Aceh. Kalau persoalan Aceh tidak ditangani dengan baik, tambah pakar yang juga anggota Komite Pemilu (KPU) ini, itu bisa menjadi efek domino terhadap seluruh daerah di Nusantara. Sehingga kalau diadakan referendum, dan ada opsi merdeka, Aceh pun bakal lepas. ''Maka, buat saya, yang lain pasti akan lepas juga. Riau, Irja, Kaltim dan yang kaya-kaya minta merdeka, dan Sulawesi yang tidak kaya juga pasti meminta merdeka. Ada juga daerah-daerah yang tidak kaya seperti NTT,NTB, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Bengkulu, Jambi yang tidak punya minyak dan tidak kaya,''ungkap Mallarangeng sambil menyebut pelbagai daerah lainnya. Kesemua persoalan dan ledakan emosi merdeka dan tuntutan perubahan bentuk negara Indonesia, bagi doktor ilmu politik dari Northern Illinois University (1997) DeKalb, Illinois, AS ini, cukup memprihatinkan. ''Banyak yang mengalami kekeliruan logika. Mereka mengerti bahwa persoalan kita adalah pemerintah otoriter, sentralisme kekuasaan, tapi kemudian menganggap solusinya adalah perubahan bentuk negara,''ujarnya. Perubahan itu, jelas dia, apakah tentang bentuk negara dalam arti merdeka sendiri-sendiri, seperti di Aceh atau tuntutan lain seperti di Riau, Sulawesi dll. Atau ada juga yang lalu ingin membentuk negara menjadi federasi. Menurut Dr Andi Mallarangeng, tuntutan tersebut menjurus salah kaprah. Sentralisasi kekuasaan era Soeharto, militerisme, pemupukan kekuasaan di tangan Soeharto, pelanggaran HAM maupun pelbagai akibat kekuasaan yang otoriter dulu, termasuk ketertinggalan daerah-daerah luar Jawa, memang cukup mengenaskan. Namun kambing hitamnya, seharusnya bukan karena Negara Kesatuan. ''Kesalahan kita bukan bentuk negara yang salah, tetapi pada bentuk rezimnya yang keliru. Karena itu jawabannya adalah demokratisasi. Karena mengubah bentuk negara dari Kesatuan ke Federasi, tidak ada artinya kalau tidak ada demokratisasi di situ. Ini kekeliruan,''tegasnya. Ketua Jurusan dan pengajar Institut Ilmu Pemerintahan (IIP), Jakarta ini kemudian melakukan analisis komparatif negara kesatuan dan negara federasi di perlbagai negara. Maksudnya, supaya bangsa Indonesia dapat memberi pemaknaan yang baik. ''Negara Federal seperti AS bisa berhasil. Tapi kan ada juga negara federal seperti Uni Soviet dan Yugoslavia juga ambruk. Ada juga negara kesatuan, seperti Indonesia. Tetapi ada juga negara Kesatuan yang berhasil seperti Perancis, di mana konsentrasi kekuasaannya justru berada di daerah,''paparnya. Lantas? ''Jadi, apa bedanya negara federasi dengan negara kesatuan? Secara operasional, tidak ada lagi bedanya.
Fwd: AKSI SATU JUTA TANDA TANGAN PEREMPUAN
Barangkali ada yang tertarik. salam, penyimak pinggiran ### Begin forwarded message: PEREMPUAN UNTUK PERDAMAIAN DAN KEADILAN d/a Komseni, Jalan Mampang Prapatan raya no.55 Jakarta, 12760 Tel. (62-21)79191121 ; Fax: (62-21) 7972339, 5736873, 7222377 e-mail: [EMAIL PROTECTED] AKSI SATU JUTA TANDA TANGAN PEREMPUAN untuk mendukung dan menegaskan tuntutan perdamaian dan keadilan bagi perempuan, yaitu partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan tentang masa depan Aceh. Tuntutan ini akan ditujukan kepada para stakeholders utama dalam menentukan masa depan Aceh, sebelum tgl. 22 Desember y.a.d Kami yang bertanda tangan dibawah ini menganggap mutlak adanya suara perempuan di setiap meja perundingan. Kalau anda setuju, mohon kirimkan persetujuan anda ke e-mail: [EMAIL PROTECTED] atau fax no.(62-21) 7972339, 5736873, 7222377 Latar Belakang Perempuan dan rakyat Aceh sampai detik ini masih saja harus mengalami dan menyaksikan penyiksaan, pembunuhan, pemaksaan kehendak, teror dan bentuk kekerasan lain meskipun pemerintahan baru sudah terbentuk dan daerah opersai militer sudah tidak diberlakukan lagi. Rakyat perempuan Aceh adalah separuh lebih jumlah populasi Aceh. Namun belum diikutsertakan dalam negosiasi politik dan proses pengambilan keputusan mengenai masa depan Aceh. Masa depan Aceh yang damai dan adil hanya bisa tercapai melalui proses tanpa kekerasan dengan melibatkan semua pihak. Pengalaman internasional menunjukkan bahwa perempuan adalah negosiator yang ampuh. Oleh karena itu, kami mengajak semua perempuan Indonesia untuk turut berpartisipasi dan memberikan dukungan agar suara perempuan untuk aceh damai bisa didengar. Jakarta, 6 Desember 1999 1. Debra Yatim 2. Mayling Oey 3. Chusnul Mar'iyah 4. Rita Kolibonso 5. Tini Hadad 6. Saparinah Sadli 7. Carla Bianpoen 8. Titi Soentoro 9. Muktiah Mashud 10. Hermandari Kartowisastro 11.Geumala Yatim 12.Avi Mahaningtyas 13.Myra Diarsi 14.Liang 15.Amel 16.Herawati Diah 17.Smita Notosusanto Accurate impartial advice on everything from laptops to tablesaws. http://clickhere.egroups.com/click/1701 -- Talk to your group with your own voice! -- http://www.egroups.com/VoiceChatPage?listName=fisipm=1
Re: PERMIAS-ACEH-MALLARANGENG-GUS DUR
Pak Andi Yth. Katakanlah memang yang salah dulunya itu adalah "orangnya" bukan sistemnya/bentuk negara. Nah oleh karena itu, menurut Anda, kita tidak perlu merubah bentuk negara kita. Toh, banyak lho negara yang menganut federasi akhirnya ambruk juga. Lantas, apakah dengan tidak merubah bentuk negara kita ada jaminan tidak akan terjadi lagi kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh "man power"-nya itu? Saya bicara masalah "peluang" di sini. Memang di dunia ini selalau akan ada bad and good guys. Tapi jika peluang dikecilkan, the bad guys tidak punya kesempatan untuk menunjukkan aksinya. Dengan demikian, yang hanya akan muncul adalah the good guys saja. Saya pikir inilah yang dimaksud oleh Pak Yusril dengan merubah sistem. Katanya kalau sistem sudah bagus, kambing sekalipun dijadikan pemimpin tatap akan baik. Sebaliknya kalau sistemnya bobrok, orang alim sekalipun akan tergoda untuk berbuat jahat. Kalau tidak salah saya pernah baca posting di milis ini tentang penelitian terhadap kejahatan dan peluang tersebut. Jadi, marilah sama-sama kita mendukung federalisme Indonesia for everybody's good. ~~~ Disclaimer: "Spelling should be pensioned off... It terrorises human beings from birth." (Gabriel Garcia Marquez) On Tue, 7 Dec 1999 20:22:41Ramadhan Pohan wrote: Salam, Dari pro-kon Surat 3 Permias (Jadi 4 setelah Portland menyatakan bergabung, red), ada yang mengaitkannya dengan gagasan Andi "Anto" Alifian Mallarangeng PhD. Kebetulan saya masih punya catatan dikit soal itu-- di antara segudang ide dari pakar jempolan yang masih langka di Indonesia ini. Berita ini ada di koran JP edisi Sabtu lalu, bukan Online. Mudah-mudahan ini bisa menjadi "penambah catatan anggota Permias DC", yang dalam diskusi benar-benar mendapat pencerahan bagus dari Mallarangeng. Memodifikasi gaya Okki, barangkali ada yang bisa dimari. salam, "penyimak pinggiran" Persoalan Pokok Bukan Bentuk Negara //Referendum, Sentimen Kemerdekaan Aceh 80-90%// Andi Mallarangeng Di Depan Permias DC Washington DC, JP.- APABILA opsi merdeka masuk dalam referendum di Aceh, akan memberi peluang lepasnya Aceh dari bagian integral RI. Pada gilirannya akan diikuti daerah-daerah lain RI yang kaya-kaya untuk menuntut referendum dan opsi merdeka dan selanjutnya lepas dari Indonesia. Walaupun demikian, emosi yang menguat soal bentuk negara kesatuan dan federasi yang ramai dibicarakan sekarang sesungguhnya bukan persoalan dasar. Pelbagai kekeliruan berpikir yang terjadi sekarang pada gilirannya membuat tujuan reformasi menjadi melenceng. Wartawan pinggiran di Washington DC melaporkan tadi malam, pemikiran di atas tersimpul dari Dr Andi Alifian Mallarangeng dalam diskusi Permias (Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS) Washington DC kemarin. Dalam diskusi di ruang serba guna KBRI Washington DC yang dipandu Ketua Permias Faransyah Jaya tersebut Dr Andi Mallarangeng banyak memberikan ulasan kritis menyangkut wacana perpolitikan Indonesia mutakhir. Dr Andi Mallarangeng mengatakan bagi orang Aceh referendum pada dasarnya adalah merdeka. ''Karena referendum itu, bagi orang Aceh, opsinya tetap bersama RI atau merdeka. Kalau kita lihat, emosi orang Aceh terhadap referendum ini sangat besar sekali,''katanya, mengutip jumlah lebih sejuta orang yang turun ke jalan di Aceh beberapa waktu lalu. Menurut Mallarangeng, mereka yang turun ke jalan itu hampir semua merupakan pemilih terdaftar. ''Kalau dilihat juga, yang mewakili sentimen di Aceh, tentang kemerdekaan itu bisa sampai 80-90%. Kalau diadakan referendum saat ini misalnya, itu 80-90% orang Aceh menuntut merdeka. Jadi lebih tinggi daripada prosentase Timtim 78% itu,''timpalnya, dengan catatan referendum itu hanya untuk orang Aceh yang ada di Aceh. Kalau persoalan Aceh tidak ditangani dengan baik, tambah pakar yang juga anggota Komite Pemilu (KPU) ini, itu bisa menjadi efek domino terhadap seluruh daerah di Nusantara. Sehingga kalau diadakan referendum, dan ada opsi merdeka, Aceh pun bakal lepas. ''Maka, buat saya, yang lain pasti akan lepas juga. Riau, Irja, Kaltim dan yang kaya-kaya minta merdeka, dan Sulawesi yang tidak kaya juga pasti meminta merdeka. Ada juga daerah-daerah yang tidak kaya seperti NTT,NTB, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Bengkulu, Jambi yang tidak punya minyak dan tidak kaya,''ungkap Mallarangeng sambil menyebut pelbagai daerah lainnya. Kesemua persoalan dan ledakan emosi merdeka dan tuntutan perubahan bentuk negara Indonesia, bagi doktor ilmu politik dari Northern Illinois University (1997) DeKalb, Illinois, AS ini, cukup memprihatinkan. ''Banyak yang mengalami kekeliruan logika. Mereka mengerti bahwa persoalan kita adalah pemerintah otoriter, sentralisme kekuasaan, tapi kemudian menganggap solusinya adalah perubahan bentuk negara,''ujarnya. Perubahan itu, jelas dia, apakah tentang bentuk negara dalam arti merdeka sendiri-sendiri, seperti di Aceh atau tuntutan lain seperti di Riau, Sulawesi dll. Atau ada juga yang lalu ingin membentuk negara menjadi
Re: surat PERTANYAAN permias (was: surat PERNYATAAN permias)
In a message dated 12/7/99 6:43:05 PM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Pertama, those people who oppose the letter cannot differentiate antara isi surat Permias and isi article di Detik.com. Akibatnya: kalo mereka tidak setuju dengan article yah silahkan protes ke Detik.com dan jangan surat Permias (Faran, Ida, Priyo) yang "dicela" terus. Irwan: Masalahnya, apakah memang surat tersebut adalah surat PERMIAS? Setiap mahasiswa Indonesia di AS bebas untuk berpendapat, beropini, dlsb. Tapi, bila sudah membawa nama PERMIAS, itu ada aturan mainnya bung. Ngga bisa sembarangan bawa2 nama PERMIAS. Secondly, ada banyak orang yang tidak setuju karena mereka "merasa" surat tsb tidak "mewakili" Permias se US. Yang saya heran, kok mereka berargument berdasarkan "perasaan". Maksud saya, how the hell do they know kalo surat itu tidak mewakili Permias se US Do they have any proof, data, number or whatever??? Saya kira surat tersebut mewakili Permias se US karena sudah ditanda tangani oleh majority cabang2 Permias di US. Lagi pula, kalo kita mau buat surat peryataan and to please everyone at the same time, forget it, it ain't gonna work:-) Irwan: Masalah ini didiskusikan di milis forum@. Dari data terakhir yg saya coba cek, ternyata Ketua Permias Houston menarik pernyataannya dan mengatakan bahwa dukungan yg dia berikan hanyalah dukungan/pendapat pribadi bukan mewakili Permias Cleveland. Di AS ada puluhan Permias yg mewakili daerah/kota nya. Nah, coba pikir deh apakah dukungan dari dua Permias saja (DC dan Chicago) dibilang cukup representatif mewakili PERMIAS sementara jumlah Permias yg menolak saya perhatikan lebih dari dua. Ketiga, saya heran kok mereka yang tidak setuju dengan surat ini mebuat surat ini menjadi a very big deal. Apakah ini memang part of our culture? They criticize Permias for what they do and what they are, tapi mereka (opponents sutar ini) sendiri hanya sedikit (atau nggak ada sama sekali) memberikan contribution untuk Permias. Irwan: Yang diprotes adalah membawa nama PERMIAS yg tidak sesuai dengan ketentuan yg ada. Tambahan, tidak bersuara atau pun diam bukan berarti tidak memberi kontribusi. Terkadang, tidak bersuara atau diam jauh lebih bagus ketimbang bersuara/bertindak yg malah bisa mengakibatkan hal negatif. Semoga rekan2 yg lain tahu permasalahan yg terjadi. catatan: Permias Cleveland sampai saat ini tidak terlibat dalam pembuat surat tersebut karenanya Permias Cleveland tidak dalam posisi mendukung atau pun menentang isi surat tersebut. Untuk mengklarifikasi kesalahan atas dimuatnya surat pernyataan yg menyebut nama Cleveland dimana nama pihak yg disebut tersebut bukan anggota Permias Cleveland atau pun mendapat mandat dari Permias Cleveland atau pun tinggal di Cleveland, karenanya Permias Cleveland akan mengambil tindakan aktif untuk membuat surat merespon surat tersebut. Saat ini sedang dalam proses dan menunggu persetujuan rekan2 anggota Permias Cleveland. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: PERMIAS-ACEH-MALLARANGENG-GUS DUR
In a message dated 12/7/99 8:23:30 PM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Dari pro-kon Surat 3 Permias (Jadi 4 setelah Portland menyatakan bergabung, red), Permias Houston sudah memberikan klarifikasi bahwa pernyataan yg diberikan dalam surat tsb adalah pendapat pribadi ketua permiasnya saja dan bukan Permias Houston. Karenanya hanya dua Permias saja yg mendukung dari puluhan Permias yg ada di AS. Khusus untuk Permias Portland, saya merasa kita perlu menunggu klarifikasi apakah pernyataan sdr Donald Saluling tersebut adalah pendapat pribadi ataukah pendapat Permias Portland karena memang pendapat pribadi tidak bisa dijadikan standar sebagai pendapat Permias. Yang saya herankan, kenapa koq Permias yg tidak setuju yg saya perhatikan jumlahnya lebih dari dua malah ngga disebut? Koq aneh ya, suara dukungan cuma dua bisa mengalahkan suara menolak yg lebih dari dua?;) jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Fwd: AKSI SATU JUTA TANDA TANGAN PEREMPUAN
Subject: [fisip] Fwd: [perempuan] AKSI SATU JUTA TANDA TANGAN PEREMPUAN Date: Tue, 07 Dec 1999 09:56:13 -0800 From: "Amanda Marahimin" [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Begin forwarded message: PEREMPUAN UNTUK PERDAMAIAN DAN KEADILAN d/a Komseni, Jalan Mampang Prapatan raya no.55 Jakarta, 12760 Tel. (62-21)79191121 ; Fax: (62-21) 7972339, 5736873, 7222377 e-mail: [EMAIL PROTECTED] AKSI SATU JUTA TANDA TANGAN PEREMPUAN untuk mendukung dan menegaskan tuntutan perdamaian dan keadilan bagi perempuan, yaitu partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan tentang masa depan Aceh. Tuntutan ini akan ditujukan kepada para stakeholders utama dalam menentukan masa depan Aceh, sebelum tgl. 22 Desember y.a.d Kami yang bertanda tangan dibawah ini menganggap mutlak adanya suara perempuan di setiap meja perundingan. Kalau anda setuju, mohon kirimkan persetujuan anda ke e-mail: [EMAIL PROTECTED] atau fax no.(62-21) 7972339, 5736873, 7222377 Latar Belakang Perempuan dan rakyat Aceh sampai detik ini masih saja harus mengalami dan menyaksikan penyiksaan, pembunuhan, pemaksaan kehendak, teror dan bentuk kekerasan lain meskipun pemerintahan baru sudah terbentuk dan daerah opersai militer sudah tidak diberlakukan lagi. Rakyat perempuan Aceh adalah separuh lebih jumlah populasi Aceh. Namun belum diikutsertakan dalam negosiasi politik dan proses pengambilan keputusan mengenai masa depan Aceh. Masa depan Aceh yang damai dan adil hanya bisa tercapai melalui proses tanpa kekerasan dengan melibatkan semua pihak. Pengalaman internasional menunjukkan bahwa perempuan adalah negosiator yang ampuh. Oleh karena itu, kami mengajak semua perempuan Indonesia untuk turut berpartisipasi dan memberikan dukungan agar suara perempuan untuk aceh damai bisa didengar. Jakarta, 6 Desember 1999 1. Debra Yatim 2. Mayling Oey 3. Chusnul Mar'iyah 4. Rita Kolibonso 5. Tini Hadad 6. Saparinah Sadli 7. Carla Bianpoen 8. Titi Soentoro 9. Muktiah Mashud 10. Hermandari Kartowisastro 11.Geumala Yatim 12.Avi Mahaningtyas 13.Myra Diarsi 14.Liang 15.Amel 16.Herawati Diah 17.Smita Notosusanto 18. Siti Fathimah Accurate impartial advice on everything from laptops to tablesaws. http://clickhere.egroups.com/click/1701 -- Talk to your group with your own voice! -- http://www.egroups.com/VoiceChatPage?listName=fisipm=1
Menarik klarifikasi
- Original Message - From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Dari data terakhir yg saya coba cek, ternyata Ketua Permias Houston menarik pernyataannya ^ dan mengatakan bahwa dukungan yg dia berikan hanyalah dukungan/pendapat pribadi bukan mewakili Permias Cleveland. - Original Message - From: Irwan Ariston Napitupulu [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, December 07, 1999 11:12 PM Subject: Re: PERMIAS-ACEH-MALLARANGENG-GUS DUR Permias Houston sudah memberikan klarifikasi bahwa ^ pernyataan yg diberikan dalam surat tsb adalah pendapat pribadi ketua permiasnya saja dan bukan Permias Houston. komentar : AFAIK : antara *menarik pernyataan* dengan *memberikan klarifikasi* mempunyai makna yang berbeda. dan akan mempunyai implikasi tanggung jawab yang [bisa jadi] berlainan jadi, mungkin salah satu pernyataan diatas bisa *ditarik* (atau *diklarifikasi* juga boleh) , biar jelas gitu :) mdaniar
Re: surat PERTANYAAN permias (was: surat PERNYATAAN permias)
In a message dated 12/7/99 11:08:39 PM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: Irwan: Masalah ini didiskusikan di milis forum@. Dari data terakhir yg saya coba cek, ternyata Ketua Permias Houston menarik pernyataannya dan mengatakan bahwa dukungan yg dia berikan hanyalah dukungan/pendapat pribadi bukan mewakili Permias Cleveland. Ralat, yg digaris bawahi seharusnya tertulis Permias Houston. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu
Re: Menarik klarifikasi
In a message dated 12/7/99 11:54:39 PM Eastern Standard Time, [EMAIL PROTECTED] writes: komentar : AFAIK : antara *menarik pernyataan* dengan *memberikan klarifikasi* mempunyai makna yang berbeda. dan akan mempunyai implikasi tanggung jawab yang [bisa jadi] berlainan jadi, mungkin salah satu pernyataan diatas bisa *ditarik* (atau *diklarifikasi* juga boleh) , biar jelas gitu :) mdaniar Irwan: Mungkin kejadian tepatnya, setelah keluar pernyataan tersebut, beberapa anggota Permias Houston mencoba melakukan klarifikasi apakah memang pendapat tersebut mewakili Permias Houston atau kah hanya pendapat pribadi. Setelah dicek ulang oleh mereka mungkin ditemukan bahwa ternyata hanya pendapat pribadi ketua permiasnya saja. Setelah menyadari kesalahan ini, ketua permiasnya bersikap responsif atas permintaan arus bawah yg akhirnya mencabut kembali pernyataan yg diberikan. Soal sangsi atau pun tanggung jawab, biarlah itu urusan Permias Houston terhadap ketuanya. jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu jabat erat, Irwan Ariston Napitupulu