Re: Free speech ?
Iya dehh, Mas Moko, saya cuman pengen tau aja argumen atas opini anda, bukannya mau nglarang anda beropini. Saya bilang bahwa kalimat tersebut adalah rasis, itu opini saya. Saya tidak menilai orangnya (saya tidak kenal pribadi kok), tetapi saya menilai apa yang ditulis, apa arti kalimat itu buat saya. Itu pendapat saya pribadi, orang boleh setuju atau tidak, seperti saya tidak setuju opini anda bahwa "orang Amerika paling rasis" dari argumen seperti itu (you can do better than that). Jadi .. apanya yang yang "maksain" itu, I have my opinion (karena 'risih' dengan kalimat tersebut) dan saya yakin ada pula yang punya opini lain ... that's perfectly all right. Setiap pernyataan selalu mengundang opini orang lain, sejalan atau berlawanan. Bukan soal setuju atau tidak saja, tetapi argumen apa yang mendukung setuju atau tidak setuju nya itu. itu yang lebih penting lagi. Inilah esensi sebuah forum diskusi. Kalau nggak bisa menerima ya payah ... don't go to the kitchen if you can't stand the heat. Masalahnya adalah, apakah kita ini bisa 'accomodate" opini yang berbeda tersebut. Ini yang menunjukkan tingat 'demokrasi' satu bangsa, sebuah komunitas, atau dalam hal ini, kelompok kecil di mailing list ini. Iya dehh Mas Moko, kalo emang saya suka ngatur-ngatur. Saya cuman pengen tau aja argumen atas opini anda, tadinya saya kirain kuliah anda tentang rasisme engga ada hubungannya soalnya tetep aja engga menjawab pertanyaan saya kenapa koq "it is a racist's remark". Sangat menarik bahwa Bung Vincent yang begitu "kesal" pada Andrew yang katanya suka "ngatur-ngatur" itu, pada saat yang sama (tanpa sadar barangkali :-) suka ngatur-ngatur apa yang musti saya tulis, kapan sebaiknya tulisan itu ditayangkan. What an irony! Ini contoh klasik dari apa yang oleh teman bule yang 'paling rasis' itu disebut sebagai simptom "free speech for me but not for thee". Oh well Tadinya saya cuman pengen tau napa koq menurut Mas Moko tulisan Mas Jaya "is a racist's remark", dengan maksud mendiskusikan mengapa orang-orang tertentu menganggap tulisan2/perkataan2 tertentu adalah rasis. Bukannya untuk pamer siapa lebih tahu tentang rasisme, siapa bisa beri kuliah paling panjang, siapa bisa mengutip orang paling banyak, dan yang pasti bukan untuk menang kalah. Mohon maaf kalo anda merasa saya menghalangi anda beropini dan menghalangi anda memberi kuliah di permias mailing-list ini. Salam, Vincent Sitindjak Norman, OK
Sensitivity against prejudice
riend, already have a preconceived idea about Jaya (that he is a racist), therefore anything he says--that has even the slightest suggestion--will be racism to you. You already have prejudice against him, that's why you interpreted his writing the way you did. Just read it as it is--without prejudice, then you won't see any racism, apalagi Mas Jaya dah terangkan maksudnya dengan penggunaan kata 'tauke'. Salam, Vincent Sitindjak Norma, OK Orang Eropa sendiri juga pernah menarik pelajaran [pahit] dari sejarahnya (sekitar Perang Dunia II). Ketika Nazi/Hitler mulai menagkapi orang Yahudi, sebagian besar yang bukan Yahudi 'memalingkan muka', juga negara-negara tetangganya. "it doesn't cocern us ... they're only Jews", sampai akhirnya serdadu Nazi mulai menduduki rumah-rumah mereka (Polandia, Belanda, Perancis, dsb) dan juga menangkapi dan membunuhi mereka dalam kamp konsentrasi. Salah seorang korban yang meninggal di kamp konsentrasi Auschwitz adalah seorang pastor, Martin Niemoller. Dia menulis dalam catatannya, yang kemudian berhasil diselamatkan dan diselundupkan keluar: "In Germany they first came for the communists and I didn't speak up because I wasn't a communist. Then they came for the Jews, and I didn't speak up because I wasn't a Jew. Then they came for the trade unionists, and I didn't speak up because I wasn't a trade unionist. Then they came for the Catholics, and I didn't speak up because I was a Protestant. Then they came for me - and by that time no one was left to speak up." In short, I believe that racisim is bad, evil and destroying the community. Anyone who still has a hope for living together in peace, sharing this beautiful planet should fight racism together. Fight against racism doesn't have to resort to violence. Words are oftern mightier than swords. Mahatma Gandhi --when asked how he was going to fight the mighty British Empire-- answered: "You have to make injustice [like racism] visible, exposed ... and be prepared to die like a soldier to do so". Moko/
Re: RASIALIS VS KEBANGSAAN
Mas Moko tulis: At 11:59 AM 5/11/1999, FNU Brawijaya wrote: |Lha KAMU belum jadi tauke lagunya sudah kayak |Donald Trump. Bisa bayar 3-20 juta mestinya kan |bisa bayarin tiket buat keluarga untuk keluar dari |Indonesia. Tauke kayak KAMU ini yang biasanya |jadi sasaran pertama tiap ada kerusuhan. Siapapun yang sedikit rasional dan mngerti situasi rasial di Indonesia mengerti apa maksud kalimat diatas, siapa yang dituju. The above phrase DOES send a clear message ... and the word is no longer neutral! It is a racist's remark. he..he..koq saya jadi binun sekarang... kalo "tauke" dikutipan diatas ditujukan ke orang cina, mungkin aja "it is a racist's remark". tapi "tauke" dikutipan diatas khan ditujukan ke orang batak (Patrick Simanjuntak), apa ini juga masuk dalem kategori "a racist's remark"? Tapi dari awal juga saya nangkepnya maksudnya Mas Jaya tuh si Patrick wong belon jadi boss koq lagunya dah kayak Donald Trump. "Tauke kayak KAMU" tuh khan maksudnya "orang-orang kaya kayak KAMU". "Orang-orang kaya kayak KAMU" tuh khan maksudnya orang-orang kaya yang kerna banyak duit terus cabut dari Indonesia. Orang-orang kaya yang seperti ini khan tidak otomatis harus orang cina. Jadi "racist's remark"nya dimana? Terus abis gitu, yang dikatain sama Mas Jaya khan orang batak, kalopun yang dikatain orang cina, koq yang pusing Andrew? Andrew khan neither batak nor cina. Emang di AKABRI diajarin supaya suka ngatur-ngatur orang laen, mangkanya ABRI sukanya ngatur orang laen. Saya baru tau kalo ternyata di Norwich juga diajarin yang sama dengan di AKABRI. Salam, Vincent Sitindjak Norman, OK
Re: RASIALIS VS KEBANGSAAN
he..he..he... saya lagi ditengah nggambar menggunakan software trial version yang tanggalnya dah lewat, jadinya tanggal di CMOS saya mundurin. Maklum dehh, berhubung bukan tauke, engga mampu beli softwarenya yang $2500 itu. Salam, Vincent Sitindjak Norman, OK - Original Message - From: Budi Haryanto [EMAIL PROTECTED] Sorry, topiknya tetep tapi isinya beda. Mas Vincent, saya terima postingnya kok tertanggal 11/3/98. Apa di OK memang masih tanggal itu sekarang? Salam, Budi
Re: RASIALIS VS KEBANGSAAN
- Original Message - From: Andrew G Pattiwael seperti yang sudah saya bilang, sepertinya memang susah diskusi antar tingkat yang lebih tinggi dan tingkatan yang agak rendah seperti saya ini. ya udah tau gitu koq terus aja bolak-balik, kaya ping-pong aja...
Tornado dan Norman, Oklahoma
Salam prihatin, Vincent dan adiknya bung Syamil, nyahut dong, biar kita tahu pada masih ok-ok aja... Salam, -- Okki Senobroto he..he..he... Okki lebih galak dari tornado nihh... Warga Indonesia di Norman yang sekitar 80-an baik-baik aja dan lagi sibuk menghadapi finals week (yang mahasiswa OU). Tornadonya cuman nyerempet pinggiran kota Norman yang engga banyak penduduknya. Kita cuman kebagian angin yang kuenceng banget, plus kebagian nonton awan gelap saling berbalap-balapan di langit yang ramai dengan halilintar. Terima kasih atas memperhatikannya... Salam, Vincent Sitindjak Norman, OK
Re: Tips : ETIKA BERKAMPANYE YANG BAIK !
Mas Mohamad yth, Saya engga pusingin koq, saya cuman nanyain apa saran anda tsb ngurusin parpol atau agama. Kalo mau disatukan urusan parpol dan urusan agama, ya monggo aja. Kalo Indonesia mau dibikin negara agama, juga monggo aja. Salam, Vincent Sitindjak Norman, OK - Original Message - Bung Vincent yg baik, Saya mencoba mengomentari tulisan anda dibawah ini. Vincent wrote: politik. Tapi ini engga ada hubungannya sama pertanyaan saya ke Mas Mohammad Rosadi. Judulnya aja udah Etika Kampanye "DALAM ISLAM", lha yang engga "DALAM ISLAM" khan engga perlu pusingin etika karangan Partai Keadilan ini. Anda benar.., yang nggak "DALAM ISLAM" memang nggak usah pusing. Makanya saya heran juga kenapa anda yg non-muslim kok malahan mau "berpusing-pusing" ria menanggapi etika kampanye yg baik dari PK ini..:-) Vincent wrote: Apalagi isi etika ini. Contohnya: di butir 6 dibilang: "Dalam kampanye juga tidak dibolehkan mengeluarkan kata-kata yang melukai harga diri dan martabat seseorang yang tidak dibolehkan Syari'at, ... " Bagi saya yang bukan "DALAM ISLAM", saya engga tau apa itu Syari'at, apalagi apa yang dibolehkan dan tidak dibolehkan oleh Syari'at. Kecuali emang maksudnya Partai Keadilan supaya yang engga "DALAM ISLAM" mempelajari tentang Islam. Mas Vincent.., postingan saya itu merupakan etika kampanye yang akan dilakukan oleh PK dalam Pemilu nanti. Karena PK partai Islam, ya tentu harus memakai syariat Islam.Anda saja yang terlalu berlebihan menerjemahkan etika kampanye tsb sebagai ajakan kepada non-muslim untuk mempelajari Islam. Masak cuma lantaran anda non-muslim dan tidak mengerti syariat, lantas anda berprasangka buruk seperti itu..? Vincent wrote: Semua butir-butir di etika ini emang anjuran perilaku yang baik--seperti jangan menghina, jangan berbohong. Engga perlu ditambahin ayat-ayat juga udah baik koq. Kalo mau kasi saran untuk etika berkampanye yang baik, kenapa mesti ditambahin ayat-ayat segala? Mas Vincent..., sabar dulu dong. Penambahan ayat-ayat al-quran dan hadits Rasulullah saw itu cuma menandakan bahwa PK sebagai partai Islam,berusaha menyelaraskan segala tindakannya dengan ajaran Islam, makanya selalu diambil beberapa ayat dan hadits sebagai DASAR dari setiap tindakan yang akan dilakukan(bukan cuma berdasarkan logika manusia semata). Intinya, PK cuma mau berusaha sekuat tenaga agar penggunaan "Islam' bukan cuma label partai belaka, tapi benar-benar dijadikan satu-satunya ACUAN dan DASAR dalam berbuat dan bertindak, sebagai BUKTI kepatuhan dan ibadah kepada Allah swt. Mas Vincent, Rasanya kurang tepat jika anda mengatakan etika berkampanye ini merupakan saran dari PK. Ini kan cuma sekedar pengumuman ttg etika berkampanye yg akan dilakukan oleh PK saat berkampanye nanti. Tidak ada keharusan bagi partai lain untuk mengikutinya. Namun menurut saya pribadi, tentu akan baik sekali jika partai-partai lain juga mengikuti POINT-POINT etika kampanye seperti PK ini agar tetap terjaga suasana tetib dan aman saat kampanye nanti.Jadi kalo keberatan dengan ayat-ayat yang mendasari etika kampanye tsb, ya nggak usah dibaca.., ikuti saja POINT-POINT nya yang dianggap baik. Ini juga kalo ada yang mau Vincent wrote: Koq saya merasa kehidupan berpolitik dan kehidupan beragama engga perlu disatukan. Itu sih terserah anda. Anda bebas berpendapat sesuka hati. Tapi tentu tidak ada keharusan bagi orang lain untuk mengikutinya kan..? Vincent wrote: Saya tidak mempertanyakan kebaikan/keburukan isi butir-butir etika berkampanye Partai Keadilan. Yang saya tanya tuh Partai Keadilan (melalui Mas Mohammad Rosadi) sedang mengkampanyekan organisasinya sebagai partai politik atau mengkampanyekan agama Islam? Yang mana-mana sihh terserah aja. Mangkanya saya tanya, maksudnya berkampanye untuk partai politik atau untuk agama Islam? Sekali lagi saya jawab.., ini cuma etika kampanye partai politik yang akan dilakukan oleh PK semata, BUKAN kampanye Agama.., dan TIDAK ADA keharusan bagi partai-partai lain untuk mengikutinya.., jadi ya nggak usah terlalu dipusingkan. Salam, Mohamad Rosadi Ngoten Mas Yumartono. Salam, Vincent Sitindjak Norman, OK
Re: Tips : ETIKA BERKAMPANYE YANG BAIK!
- Original Message - Atau bung Vincent punya etika berkampanye yang lain ? Kemukakan dong disini, siapa tahu saya bisa mengambil pelajaran dari etika yang bung Vincent sampaikan. Gimana ? Gini: Berkampanye untuk parpol tuh kaya promosi jualan barang, engga perlu ada etika, yang perlu tuh ada peraturannya. Etika nantinya akan ditentukan oleh pemilih sendiri. Contohnya: dalam masa kampanye 92 Presiden Bush pernah bilang gini tentang Clinton dan Gore: "My dog Millie knows more about foreign policy than these two bozos." Udah dikatain lebih goblok dari anjing, ditambah lagi dikatain badut. Dalam peraturannya engga ada tuh larangan menghina (seperti yang dilakukan oleh Bush terhadap Clinton dan Gore), tapi etikanya yaa... nanti pemilih sendiri yang menilai. Di AS orang Amrik punya julukan untuk penjual toko mobil bekas: the lowest form of human being. Mereka kalo jual mobil bekas engga ada sopan-sopannya, kasar, dll, tapi ya selama engga melanggar hukum, kita engga bisa buat apa-apa kecuali cabut dari toko mobil bekas itu. Ini sihh cuman pendapat saya aja mengenai etika berkampanye untuk partai politik. Tapi ini engga ada hubungannya sama pertanyaan saya ke Mas Mohammad Rosadi. Judulnya aja udah Etika Kampanye "DALAM ISLAM", lha yang engga "DALAM ISLAM" khan engga perlu pusingin etika karangan Partai Keadilan ini. Apalagi isi etika ini. Contohnya: di butir 6 dibilang: "Dalam kampanye juga tidak dibolehkan mengeluarkan kata-kata yang melukai harga diri dan martabat seseorang yang tidak dibolehkan Syari'at, ... " Bagi saya yang bukan "DALAM ISLAM", saya engga tau apa itu Syari'at, apalagi apa yang dibolehkan dan tidak dibolehkan oleh Syari'at. Kecuali emang maksudnya Partai Keadilan supaya yang engga "DALAM ISLAM" mempelajari tentang Islam. Semua butir-butir di etika ini emang anjuran perilaku yang baik--seperti jangan menghina, jangan berbohong. Engga perlu ditambahin ayat-ayat juga udah baik koq. Kalo mau kasi saran untuk etika berkampanye yang baik, kenapa mesti ditambahin ayat-ayat segala? Koq saya merasa kehidupan berpolitik dan kehidupan beragama engga perlu disatukan. Saya tidak mempertanyakan kebaikan/keburukan isi butir-butir etika berkampanye Partai Keadilan. Yang saya tanya tuh Partai Keadilan (melalui Mas Mohammad Rosadi) sedang mengkampanyekan organisasinya sebagai partai politik atau mengkampanyekan agama Islam? Yang mana-mana sihh terserah aja. Mangkanya saya tanya, maksudnya berkampanye untuk partai politik atau untuk agama Islam? Ngoten Mas Yumartono. Salam, Vincent Sitindjak Norman, OK
Re: Fw: Kena Cekal?/Maaf
- Original Message - From: Ramadhan Pohan [EMAIL PROTECTED] Saya pun sempat mengirim e-mail pribadi ke administrator, yang pertama, tidak mendapat jawaban. Lalu kedua, dengan pakai 'dugaan teman'' tadi -- maka langsung dapat respon. E-mail pribadi itu terpaksa saya sampaikan karena rasa frustrasi saya mengalami kegagalan mengirim berulang-ulang selama dua hari. Dengan bertanya kepada administrator, saya berharap akan memperoleh penjelasan. Anda tidak mengirim e-mail pribadi anda ke administrator Permias@, tapi ke [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] adalah alamat e-mailnya para pengurus Permias website (www.permias.org). Sementara Permias@ yang ngurusin adalah rekan-rekan di Syracuse. Saya forward e-mail anda ke Permias@ supaya rekan-rekan pengurus Permias@ di Syracuse mengetahui kesulitan anda mengirim ke Permias@. Saya sendiri tidak hafal luar kepala alamat e-mail para pengurus Permias@ di Syracuse. Saya harus cari-cari dulu dari kumpulan e-mail2 saya, supaya cepet langsung aja saya terusin e-mail anda ke Permias@. Maaf kalo saya salah nerusin e-mail anda ke Permias@. Untuk rekan-rekan di Syracuse, mohon saya dikasihtau alamat e-mail administrator Permias@, biar bisa saya taruh di website Permias, biar yang ada kesulitan bisa ngirim langsung ke anda-anda. Salam, Vincent Sitindjak Norman, OK
Fw: Kena Cekal?
- Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 16, 1999 8:56 AM Subject: Kena Cekal? Sudah dua hari ini saya tidak bisa ngirim ke Permias@. Mungkin ada lebih 50 kali saya coba mengirim-- tapi sebanyak itu pula gagal terus. Dicoba lagi. Gagal lagi. Tapi, herannya, saya bisa menerima semua milis Permias.Listserve yang ada. Seorang teman menduga bahwa saya DICEKAL sehingga tidak boleh MENGIRIM. Hanya boleh MEMBACA. Jika ini benar-- saya menyayangkan sekali. Pencekalan, menurut saya, adalah tindakan yang paling barbar dalam peradaban politik untuk level apa pun. Terima kasih. salam, ramadhan pohan [EMAIL PROTECTED]
Fw: contact information requested
-Original Message- From: Jeannine Cuevas [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, April 13, 1999 5:24 PM Subject: contact information requested Hello I work at the University of San Francisco Center for the Pacific Rim. We are hosting Indonesian dissident writer Pramoedya Ananta Toer here on May 14, 1999. He will present a film and talk about his recent autobiography, The Mute's Soliloquy. I was wondering if it would be possible to get the addresses of all of the permias student groups in the San Francisco Bay Area so that we might inform them about this event. If you could send any contact information, I would be most grateful. Thanks and best wishes, Jeannine Cuevas Jeannine Cuevas Project Coordinator Kiriyama Pacific Rim Book Prize Mailing address: University of San Francisco (USF) Center for the Pacific Rim 2130 Fulton Street San Francisco, CA 94117-1080 USA Phone: 415/422-5984 (direct) Fax: 415/422-5933 email: [EMAIL PROTECTED] new website url!: http://www.usfca.edu/pac_rim/kiriyama
Re: huuueeeeekkkkkkkk.........
yaaa...yaaa...yaa..what everr... Salam, Vincent Sitindjak Norman, OK -Original Message- Hello Bang Sitindjak At first I thought you were the NOTHING soon I realized, you are perfectly the BUT salam, ida
huuueeeeekkkkkkkk.........
bbb... (glegek-en) hhuuukkhhh ... (gelegek-en lagi) cuuiiihhh.. (ngludah) juh...juhjuh...ju. (ngludah, ngludah, ngludah, ngludah lagi) sss. (ngentut tapi engga bersuara, angin doang, biasanya baunya minta ampun) hhhut. (ngentut bersuara, biasanya malah engga bau) kamu bilang gini saya bilang gitu sapa bilang kamu bilang gini sapa bilang saya bilang gitu wong kamu bilang gini koq wong saya bilang gitu koq kamu jagoan koq saya koq yang jagoan sapa bilang kamu lebih jago sapa bilang saya lebih jago kamu ngotot saya ngotot kamu bener saya bener kamu salah saya salah he..he..he.. lucu dehh kamu he..he..he.. sinis dehh saya mailing-list...oh...mailing-list permias...oh...permias indonesia...oh...indonesia Salam, Vincent Sitindjak Norman, OK