Re: trick terakhir pak Harto

1999-11-11 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Nope, mari kita melihat dari sisi kemanusiaan saja lah.
Penjahat saja, kalau sudah sekarat kebanyakan mau bertobat.
Suharto ini bisa jadi orangnya greedy, atau bisa juga keturunannya yang
greedy. Tapi kalau mau melihat hasil kerjanya berantakan, sejelek-jeleknya
pekerjaan ini, saya tidak melihat kemungkinan itu.

Dari sisi kesehatan, sudah sakit-sakitan kok mau-maunya berkuasa kembali.
Kalau mau berkuasa, kemarin kan bisa saja nekat untuk tidak mau lengser.

Kalau saya sih memandang Habibie ingin lepas dari masalah yang ditimbulkan
Suharto. Saat itu kan Habibie sudah bisa berkehendak sendiri. Suharto
sendiri tidak berani memisahkan Ambeno (biarpun penduduknya mau begitu) lalu
digabungkan dengan Timbar.Dia bilang menunggu internasional mau menerimanya.
Taktik mengulur waktu agar dunia internasional akhirnya 'menyerah', dan
akhirnya 'mengakui' banyak dipakai negara lain yg punya masalah.

Kalau kita lihat Habibie memang orangnya spontaneous. Sikap ini agak
berbahaya untuk seorang negarawan. Faktor emosi masih ada, makanya tanpa
babibu langsung memberi opsi ngawur. Faktor pengalaman yg masih minim juga
berpengaruh sih. Belum lagi keinginan meraih nama baik di dunia
internasional. Terus terang saya agak takut Gus Dur juga masih mengidap
sindrom serupa. Kita bisa lihat ketergagapan politik Gus Dur waktu mau
bertemu Anwar dan Auk San.

Kalau ramalan anda tentang mempersatukan kembali wilayah yg memberontak,
saya punya pandangan sama. Cuma bukan Suharto, tetapi militer. Saya sudah
bilang kemarin kalau sampai hancur-hancuran, TNI tidak akan terima.
Memangnya ngapain Wiranto, Yudhoyono, dan Agum tidak mau melepas jabatan
ketentaraan ngapain coba? Mereka tahu kalau Indonesia sangat 'fragile' saat
ini. TNI juga tidak mau melepas mereka karena masih butuh figure pemimpin yg
sudah lumayan punya nama. Sekali wilayah-wilayah pada berontak, TNI tidak
akan perduli lagi dengan hukuman sosial dan ekonomi dari dunia barat. TNI
juga akan mendapat dukungan moril dari sebagian besar masyarakat yg
menyadari keruntuhan ini. Hasil akhirnya, reformasi tiada arti lagi. Militer
akan berkuasa kembali. Ini persis mirip dengan kasus Pakistan.

Kalau kondisi keruntuhan terjadi, dengan berat hati saya masuk barisan
orang-orang di belakang militer. Menyedihkan memang, tapi saya tidak mau
melihat RI seperti nasib negara-negara bekas Sovyet yg semuanya menjadi
lebih miskin dari jaman sebelumnya di bawah USSR (Ini sudah diukur oleh
badan independen internasional lho). Ngomong-ngomong apa ada yg tahu
tanggung jawab kalangan kapitalis terhadap ekspansinya ke Sovyet?

Kalau kita runtuh, banyak wanita-wanita Indonesia ke luar negeri, seperti ke
Malaysia, Singapur, Jepang, dan Australia. Untuk apa? Melacur! Persis
seperti kejadian di eks Sovyet. Buat para hidung belang, silakan kunjungi
negara-negara di sekitar eks sovyet. With 25 bucks you can stay the night
with a young blonde beutiful exotic girl. Fresh dari rusia.


Jeffrey Anjasmara

'---
From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: trick terakhir pak Harto
Date: Wed, 10 Nov 1999 17:53:11 PST

Dia dibisikan ke Habibie, supaya ngelepas Tim-Tim, karena dia yakin nanti
semua provinsi "bermasalah" juga akan melakukan hal yang sama. Dimasa
pemerintahan Gus dur Aceh, Ir-Ja, Sulawesi, Ambon bergejolak.
Setelah Aceh bubar (dimasa kepemimpinan Gus Dur), pemerintahan Indonesia di
kembalikan lagi ke tempat semula, yakni kembali kebangkuan pakde 'To yang
gagah perkasa, dia akan menumpas segala jenis pemberontakan dan kembali
mempersatukan Indonesia yang tercinta...

Inilah kira2 ramalan guehe...he...he...

Ichal


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Aceh merdeka ! ... Re: trick terakhir pak Harto

1999-11-11 Terurut Topik Igg Adiwijaya

Saya pribadi sih, ingin agar wilayah Indonesia tercinta terus bersatu.
Tapi saya rasa kita juga tidak bisa melihat masalah memisahkan diri
provinsi-provinsi Indo dari satu pihak aja.
Kita (termasuk saya) bersyukur bisa dibesarkan di Jakarta/Jawa di masa
ORBA, dan untuk sebagian dari kita bisa belajar di luar negri.

Banyangin apa yang di rasakan rakyat Tim-tim, Aceh, Ambon, Irja, dll
dimasa Orba. Dibunuh, kakek-ayah-anak-buyut dimasukin penjara, provinsi
tidak di bangun, cari makan susah. Mau jadi tentara nggak bisa karena
asal provinsi (inget teman di Jakarta yang asal aceh+tim-tim, nggak bisa
jadi tamtama TNI AL dan POLRI karena masalah asal provinsi :( )
Basic HAM sudah hampir tidak ada.

Terlepas akan kemungkinan "trick $$uharto" (yang anda-anda masih
nebak-nebak), terlepas akan hasutan orang-orang lain (yang mungkin
dari hati emang ingin membantu wilayah tsb, atau tidak) yang ingin
provinsi-provinsi tsb melepaskan diri,
biasanya "cry for freedom" dari rakyat suatu wilayah, saya rasa,
secara normal dikarenakan perasaan terinjak-injak (kasarnya terjajah)
dan kebutuhan basic sudah terampas dari force diluar wilayah tsb.
(Kalo pelajaran sejarah US saya nggak salah, Texas secara suka-rela
bergabungdengan US dikarenakan practise-practise di US yang bisa
memajukan Texas di masa datang).

Kita bisa bilang ini masalahnya ORBA. Saya merasa, provinsi Aceh
terutama, merasa bahwa mereka tidak percaya dengan pemerintahan
GusDur+Megawati yang sekarang. Walaupun ini bukan ORBA lagi.
Saya pribadi yang bukan orang Aceh merasakan hal yang sama.
Menurut saya, seharusnya GusDur+Megawati harus menunjukan bahwa
mereka komitted untuk memajukan daerah yang sangat tertindas masa
ORBA. Cara yang paling cepat dilakukan, saya rasa, adalah membawa
kepengadilan orang-orang yang terlibat. Ini akan menunjukan GusDur+Mega
care akan provinsi tsb.
Bayangin, sampe sekarang aja $$uharto (biang keladi segala masalah)
belum disentuh sama sekali. Jangangkan Jendral-jendral yang bertanggung
jawab akan nyawa ratusan orang di daerah tsb. Orang-orang seperti ini
musti diadili, bukan karena perasaan dendam, tapi ketegasan dan juga
memberi contoh yang baik.
Salah satu cara yang lain, ya ... perbaikan economy dan HAM wilayah tsb.
Tapi ini perlu memakan waktu lama, sedangkan masalahnya cukup mendesak.

Jadi ya ... masalah perlepasan wilayah Indo ini, saya rasa, tidak
semudah apa yang kita pikir. Kalo kita memaksakan agar Aceh tetap
ikut Indo, dan kenyataannya rakyat Aceh nggak mau. Lho .. kita
bisa jadi memaksakan kehendak (kasarnya : penjajah). Saya rasa fair
kalo rakyat Aceh meminta janji "concrete" dan pelaksanaan yang nyata
dari pemerintah Jakarta, kalo mereka rela terus bergabung dengan Indo.
Nggak janji seperti yang di bacotin $-$abibie.

igg



On Thu, 11 Nov 1999, Arya Indrathama wrote:

 Jeffrey Anjasmara betul tuh...

 eh kalau saya sih orang yang menurut saya betul saya bilang betul, kalau
 menurut saya salah..ya saya argue.

 Tapi coba lah kita lihat...di mailing list ini saja. Saya yakin sekali kalau
 ada penulis, entah itu mahasiswa atau kaum pekerja yang malah lebih menyukai
 pemecahan Indonesia "at all cost"!!

 Dalihnya macam macam...dengan dalih kemanusiaan, hak azasi manusia,
 kemiskinan dan ketidakadilan, orang orang macem yang saya sebut diatas ini
 demen banget yang namanya kemerdekaan. Dan kalau di mailing list ini ada satu
 saja orangnya, bagaimana jumlah mereka yang ada di real world? berapa jumlah
 mereka yang ada di Indonesia...
 Berapa jumlah mereka yang ada di Aceh, di Sulawesi dan di propinsi lainnya?

 Orang orang ini sebenarnya cuma demen hura huranya saja. Dalam artian senang
 ikut terlibat dalam romantika kemerdekaan suatu golongan dengan ikut
 menghasut, penyusupan kedalam demonstrasi massa dan penyebaran flyer
 dsb...biar nanti kalau tua bisa cerita sama cucu nya kalau dia ikut berjuang
 memerdekakan Aceh atau Sul-sel atau Timor misalnya..
 Padahal setelah propinsi propinsi itu merdeka, apa mereka lantas peduli?
 Saya taruh duit saya buat tarohan...ngga bakalan mereka ini peduli!!
 Palingan mereka mereka ini pergi berlibur sambil makan duit hasil dari LSM
 LSM luar negeri. Saya ngomong gini ngga fitnah loh...bukti buktinya banyak di
 luar sana, dan kalau ngga salah beberapa koran Indonesia juga pernah
 memberitakan hal ini sewaktu era Habibie dan referendum Timor timur.

 Jadi kalau Ichal dan Jeffrey sependapat dengan keutuhan Indonesia, siap siap
 saja hadapi orang orang ini yang notabene orang Indonesia sendiri juga. Anda
 para netter ngga percaya pendapat saya? silahkan baca email email disini,
 cermati dan anda akan tau sendiri siapa para "so-called" pejuang kemerdekaan
 dan hak azasi manusia itu.

 Orang orang tersebut sangat saya benci. Kenapa? tau kalau Indonesia itu
 bermasalah, bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menimbulkan masalah.
 Kalau peduli dengan Aceh, ya pergi dong ke Aceh dan bantu rakyat sana
 mencapai kemakmuran dan keadilan. ( dan ingat! ini bukan pekerjaan sehari dua
 hari...butuh 

Re: [Re: trick terakhir pak Harto]

1999-11-11 Terurut Topik Rizal Az

Well, ini khan namanya juga spekulasi asbun...:). Gue juga engga' tau kalau
kalau begitu atau engga' (walaupun dalam hati tetap curiga, jangan2 Habibie di
"trick" sama pak Harto, di suggest untuk melepas Tim-Tim). Who
knows??
Tapi kalau demi menjaga keutuhan negara kita supaya, jangan sampai nanti kita
pulang yang namanya Indonesia itu tinggal pulau Jawa aja. Saya juga akan
berada dibelakang TNI 100%, bahkan kalau negara memanggil saya, saya 
akan angkat senjata!.
Itu commitment saya untuk Indonesia!!. Biar orang kate, gue nasionalisme buta
kek, dll. Masih mending daripada jadi ungratefull citizen !!!. 

Gue percaya sepenuh-penuhnya kalau Negara yang hebat itu terbuat dari
warganegara yang cinta dan care kepada negaranya.
Contoh:
US,
Inggris,
German (waktu masih dibawah Hitler),
Jepang, 
China,
Australia,
dll.
 Jadi buat saudara2ku yang ingin merdeka... dengan senang hati ku persilahkan
saudara2ku untuk ke KBRI, KONJEN, dan Instansi2 Pemerintah yang terdekat,
unutk menyerahkan passport dan tanda2 diri lainnya, dan keluar dari
Indonesia...

daaagghhh
IChal

Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Nope, mari kita melihat dari sisi kemanusiaan saja lah.
Penjahat saja, kalau sudah sekarat kebanyakan mau bertobat.
Suharto ini bisa jadi orangnya greedy, atau bisa juga keturunannya yang
greedy. Tapi kalau mau melihat hasil kerjanya berantakan, sejelek-jeleknya
pekerjaan ini, saya tidak melihat kemungkinan itu.

Dari sisi kesehatan, sudah sakit-sakitan kok mau-maunya berkuasa kembali.
Kalau mau berkuasa, kemarin kan bisa saja nekat untuk tidak mau lengser.

Kalau saya sih memandang Habibie ingin lepas dari masalah yang ditimbulkan
Suharto. Saat itu kan Habibie sudah bisa berkehendak sendiri. Suharto
sendiri tidak berani memisahkan Ambeno (biarpun penduduknya mau begitu) lalu
digabungkan dengan Timbar.Dia bilang menunggu internasional mau menerimanya.
Taktik mengulur waktu agar dunia internasional akhirnya 'menyerah', dan
akhirnya 'mengakui' banyak dipakai negara lain yg punya masalah.

Kalau kita lihat Habibie memang orangnya spontaneous. Sikap ini agak
berbahaya untuk seorang negarawan. Faktor emosi masih ada, makanya tanpa
babibu langsung memberi opsi ngawur. Faktor pengalaman yg masih minim juga
berpengaruh sih. Belum lagi keinginan meraih nama baik di dunia
internasional. Terus terang saya agak takut Gus Dur juga masih mengidap
sindrom serupa. Kita bisa lihat ketergagapan politik Gus Dur waktu mau
bertemu Anwar dan Auk San.

Kalau ramalan anda tentang mempersatukan kembali wilayah yg memberontak,
saya punya pandangan sama. Cuma bukan Suharto, tetapi militer. Saya sudah
bilang kemarin kalau sampai hancur-hancuran, TNI tidak akan terima.
Memangnya ngapain Wiranto, Yudhoyono, dan Agum tidak mau melepas jabatan
ketentaraan ngapain coba? Mereka tahu kalau Indonesia sangat 'fragile' saat
ini. TNI juga tidak mau melepas mereka karena masih butuh figure pemimpin yg
sudah lumayan punya nama. Sekali wilayah-wilayah pada berontak, TNI tidak
akan perduli lagi dengan hukuman sosial dan ekonomi dari dunia barat. TNI
juga akan mendapat dukungan moril dari sebagian besar masyarakat yg
menyadari keruntuhan ini. Hasil akhirnya, reformasi tiada arti lagi. Militer
akan berkuasa kembali. Ini persis mirip dengan kasus Pakistan.

Kalau kondisi keruntuhan terjadi, dengan berat hati saya masuk barisan
orang-orang di belakang militer. Menyedihkan memang, tapi saya tidak mau
melihat RI seperti nasib negara-negara bekas Sovyet yg semuanya menjadi
lebih miskin dari jaman sebelumnya di bawah USSR (Ini sudah diukur oleh
badan independen internasional lho). Ngomong-ngomong apa ada yg tahu
tanggung jawab kalangan kapitalis terhadap ekspansinya ke Sovyet?

Kalau kita runtuh, banyak wanita-wanita Indonesia ke luar negeri, seperti ke
Malaysia, Singapur, Jepang, dan Australia. Untuk apa? Melacur! Persis
seperti kejadian di eks Sovyet. Buat para hidung belang, silakan kunjungi
negara-negara di sekitar eks sovyet. With 25 bucks you can stay the night
with a young blonde beutiful exotic girl. Fresh dari rusia.


Jeffrey Anjasmara

'---
From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: trick terakhir pak Harto
Date: Wed, 10 Nov 1999 17:53:11 PST

Dia dibisikan ke Habibie, supaya ngelepas Tim-Tim, karena dia yakin nanti
semua provinsi "bermasalah" juga akan melakukan hal yang sama. Dimasa
pemerintahan Gus dur Aceh, Ir-Ja, Sulawesi, Ambon bergejolak.
Setelah Aceh bubar (dimasa kepemimpinan Gus Dur), pemerintahan Indonesia di
kembalikan lagi ke tempat semula, yakni kembali kebangkuan pakde 'To yang
gagah perkasa, dia akan menumpas segala jenis pemberontakan dan kembali
mempersatukan Indonesia yang tercinta...

Inilah kira2 ramalan guehe...he...he...

Ichal


__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



Re: Aceh merdeka ! ... Re: trick terakhir pak Harto

1999-11-11 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Banyangin apa yang di rasakan rakyat Tim-tim, Aceh, Ambon, Irja, dll
dimasa Orba. Dibunuh, kakek-ayah-anak-buyut dimasukin penjara, provinsi
tidak di bangun, cari makan susah. Mau jadi tentara nggak bisa karena
asal provinsi (inget teman di Jakarta yang asal aceh+tim-tim, nggak bisa
jadi tamtama TNI AL dan POLRI karena masalah asal provinsi :( )
Basic HAM sudah hampir tidak ada.

Provinsi nggak dibangun? Hmm? Kurang imbang sih iya, kalau tidak
dibangun berarti kita buta. Mau jadi tentara nggak bisa? Lalu batalion 754
and 755 di Timtim itu orang Aussie? Fachrul Razi orang Batak? Mungkin teman
anda itu yang tidak masuk spek. Jangan main generalisasi. Adik saya badan
tegap, mata bagus, gigi bagus tapi gara-gara punya urat nonjol di kaki (apa
itu namanya?) juga gagal masuk. Inilah sentimen kedaerahan yg sering dibawa
kalau gagal masuk kompetisi.

Terlepas akan kemungkinan "trick $$uharto" (yang anda-anda masih
nebak-nebak), terlepas akan hasutan orang-orang lain (yang mungkin
dari hati emang ingin membantu wilayah tsb, atau tidak) yang ingin
provinsi-provinsi tsb melepaskan diri,
biasanya "cry for freedom" dari rakyat suatu wilayah, saya rasa,
secara normal dikarenakan perasaan terinjak-injak (kasarnya terjajah)
dan kebutuhan basic sudah terampas dari force diluar wilayah tsb.
(Kalo pelajaran sejarah US saya nggak salah, Texas secara suka-rela
bergabungdengan US dikarenakan practise-practise di US yang bisa
memajukan Texas di masa datang).

Siapa bilang Texas masuk secara sukarela? Begini mas, para settlers datang
seperti air bah dari wilayah timur (dan didatangkan dari Eropa). Mereka ada
yang datang secara baik-baik dengan membeli tanah orang Meksiko dan ada juga
yang main lempar patok di tanah orang Indian. Setelah jumlahnya banyak
mereka merasa kuat, dan menolak pemerintahan Meksiko (a.n. Spanish), lalu
karena tidak merasa kuat mempertahankan diri dari Meksiko lalu meminta
tolong ke Washington, dengan sekaligus menyatukan diri ke AS. Pertanyaannya
apa mereka berhak? Orang Indian dan orang Meksiko dibunuh dan diusiri dari
tanah mereka. Siapa yg sukarela? Silakan lihat film Hollywood tentang new
frontier bagaimana praktek itu dilakukan. Harus yg pasca 1980 yg mampu
menunjukkan kejadian sebenarnya. Bukan model film benteng Alamo jaman 1960
yg banyak bohongnya. AS saat ini cukup terbuka membeberkan fakta karena
Texas sudah aman dalam genggaman. Di lain pihak Meksiko terlalu lemah untuk
menuntut balik Texas dan California. Anda pikir kalau Meksiko negara kuat
apa nggak mempermasalahkan kedua state ini? Dari cerita anda, berarti AS
juga tidak jujur dalam memberikan sejarah Texas ke para pelajarnya.

Kita bisa bilang ini masalahnya ORBA. Saya merasa, provinsi Aceh
terutama, merasa bahwa mereka tidak percaya dengan pemerintahan
GusDur+Megawati yang sekarang. Walaupun ini bukan ORBA lagi.
Saya pribadi yang bukan orang Aceh merasakan hal yang sama.
Menurut saya, seharusnya GusDur+Megawati harus menunjukan bahwa
mereka komitted untuk memajukan daerah yang sangat tertindas masa
ORBA. Cara yang paling cepat dilakukan, saya rasa, adalah membawa
kepengadilan orang-orang yang terlibat. Ini akan menunjukan GusDur+Mega
care akan provinsi tsb.
Bayangin, sampe sekarang aja $$uharto (biang keladi segala masalah)
belum disentuh sama sekali. Jangangkan Jendral-jendral yang bertanggung
jawab akan nyawa ratusan orang di daerah tsb. Orang-orang seperti ini
musti diadili, bukan karena perasaan dendam, tapi ketegasan dan juga
memberi contoh yang baik.
Salah satu cara yang lain, ya ... perbaikan economy dan HAM wilayah tsb.
Tapi ini perlu memakan waktu lama, sedangkan masalahnya cukup mendesak.

Betul memakan waktu. Pertanyaannya anda berpikir mereka harus menunggu waktu
tersebut, atau simply memisahkan diri? Apa rentetan akibat dari pemisahan
diri ke wilayah lain? Ingat mas, faktor emosi dan faktor pengetahuan juga
bermain di sini.

Jadi ya ... masalah perlepasan wilayah Indo ini, saya rasa, tidak
semudah apa yang kita pikir. Kalo kita memaksakan agar Aceh tetap
ikut Indo, dan kenyataannya rakyat Aceh nggak mau. Lho .. kita
bisa jadi memaksakan kehendak (kasarnya : penjajah). Saya rasa fair
kalo rakyat Aceh meminta janji "concrete" dan pelaksanaan yang nyata
dari pemerintah Jakarta, kalo mereka rela terus bergabung dengan Indo.
Nggak janji seperti yang di bacotin $-$abibie.

Memang sulit juga dengan waktu 1.5 tahun, dan harus mempersiapkan  Pemilu
dan Timtim dalam waktu bersamaan. Masalahnya apa isi dari 'janji' itu?
Otonomi atau referendum, atau penegakan HAM? Masalah HAM kan sudah dicoba
ditangani dengan menunjuk orang Aceh sendiri sebagai menteri HAM. Itu kan
salah satu komitmen kuat untuk penyelesaian Aceh? Kurang apa coba? Coba
sebut negara mana yg punya menteri HAM? Harusnya masyarakat Aceh harus
menunggu tindakan Saad. Memang saya menyesalkan Gus Dur yg malah melawat ke
ASEAN dulu. Kalau ke AS saya maklumi deh. Mau bagaimana lagi kalau matanya
kayak mata burung hantu? Tapi kalau AGAM masih memaksakan kehendak,
pemerintah 

Re: Aceh merdeka ! ... Re: trick terakhir pak Harto

1999-11-11 Terurut Topik Igg Adiwijaya

On Thu, 11 Nov 1999, Jeffrey Anjasmara wrote:

 Banyangin apa yang di rasakan rakyat Tim-tim, Aceh, Ambon, Irja, dll
 dimasa Orba. Dibunuh, kakek-ayah-anak-buyut dimasukin penjara, provinsi
 tidak di bangun, cari makan susah. Mau jadi tentara nggak bisa karena
 asal provinsi (inget teman di Jakarta yang asal aceh+tim-tim, nggak bisa
 jadi tamtama TNI AL dan POLRI karena masalah asal provinsi :( )
 Basic HAM sudah hampir tidak ada.

 Provinsi nggak dibangun? Hmm? Kurang imbang sih iya, kalau tidak
 dibangun berarti kita buta. Mau jadi tentara nggak bisa? Lalu batalion 754
 and 755 di Timtim itu orang Aussie? Fachrul Razi orang Batak? Mungkin teman
 anda itu yang tidak masuk spek. Jangan main generalisasi. Adik saya badan
 tegap, mata bagus, gigi bagus tapi gara-gara punya urat nonjol di kaki (apa
 itu namanya?) juga gagal masuk. Inilah sentimen kedaerahan yg sering dibawa
 kalau gagal masuk kompetisi.

Ya .. kalo coba masuk AKABRI, mungkin deh. Orang mereka coba masuk tamtama
doang. Mengenai tentara di Tim-Tim, anda tau nggak orang-orang pribumi
Tim-tim jadi apa di tentara? Ada nggak yang jadi pentolan (ie. pangkat
tinggi) di 754 atau 755? Ya ... emangnya ABRI ORDE BARU nggak mikir apa,
bikin seluruhnya orang luar TIM-TIM yang jadi tentara di Tim-tim? Nanti
akan jelas sekali kalo mereka sepertinya menjajah. Ya ... diterima dong
sebagian rakyat tim-tim jadi tentara disana. Tapi saya suspect sih
pangkatnya cuman kopral, sersan atau paling banter letnan.
Mengenai sentimen daerah. Lho kok
komplain dari mereka dibilang semuanya sentimen kedaerahan? Nggak juga.
Mungkin sebagian emang iri, atau mungkin juga emang bener. Kita tau dari
mana. Terutama kita bukan dari daerah tsb.
Musti diingat, diskriminasi kedaerahan dan ras dijaman ORBA bukan
mengada-ada. Kalau kamu nggak sempat ngerasain, bersyukur deh. Ini saya
kasih satu contoh lagi (kalo tidak keberatan). Sewaktu pemilihan
(screening exam) akhir tamatan SMA untuk dibeasiswain BPPT ke luar negri
untuk program S1, 4 (first year) mahasiswa FKUI terpilih secara akademik.
Hanya 2 dikirim. 2 (satu keturunan cina + ambon) tidak terpilih untuk
dikirim ke luar negri. Bukan mereka bodoh! Waktu graduation FKUI,
mereka termasuk the best graduates from FKUI. Apakah mereka salah kalo
bilang ini diskriminasi. Tidak dikasi peluang maju?

 Terlepas akan kemungkinan "trick $$uharto" (yang anda-anda masih
 nebak-nebak), terlepas akan hasutan orang-orang lain (yang mungkin
 dari hati emang ingin membantu wilayah tsb, atau tidak) yang ingin
 provinsi-provinsi tsb melepaskan diri,
 biasanya "cry for freedom" dari rakyat suatu wilayah, saya rasa,
 secara normal dikarenakan perasaan terinjak-injak (kasarnya terjajah)
 dan kebutuhan basic sudah terampas dari force diluar wilayah tsb.
 (Kalo pelajaran sejarah US saya nggak salah, Texas secara suka-rela
 bergabungdengan US dikarenakan practise-practise di US yang bisa
 memajukan Texas di masa datang).

 Siapa bilang Texas masuk secara sukarela? Begini mas, para settlers datang
 seperti air bah dari wilayah timur (dan didatangkan dari Eropa). Mereka ada
 yang datang secara baik-baik dengan membeli tanah orang Meksiko dan ada juga
 yang main lempar patok di tanah orang Indian. Setelah jumlahnya banyak
 mereka merasa kuat, dan menolak pemerintahan Meksiko (a.n. Spanish), lalu
 karena tidak merasa kuat mempertahankan diri dari Meksiko lalu meminta
 tolong ke Washington, dengan sekaligus menyatukan diri ke AS. Pertanyaannya
 apa mereka berhak? Orang Indian dan orang Meksiko dibunuh dan diusiri dari
 tanah mereka. Siapa yg sukarela? Silakan lihat film Hollywood tentang new
 frontier bagaimana praktek itu dilakukan. Harus yg pasca 1980 yg mampu
 menunjukkan kejadian sebenarnya. Bukan model film benteng Alamo jaman 1960
 yg banyak bohongnya. AS saat ini cukup terbuka membeberkan fakta karena
 Texas sudah aman dalam genggaman. Di lain pihak Meksiko terlalu lemah untuk
 menuntut balik Texas dan California. Anda pikir kalau Meksiko negara kuat
 apa nggak mempermasalahkan kedua state ini? Dari cerita anda, berarti AS
 juga tidak jujur dalam memberikan sejarah Texas ke para pelajarnya.

Ya .. saya bilang saya pengetahuan sejarah saya masih karatan. Bukan
berarti apa yang ada untarakan diatas akurat. Musti di check kebenarannya.
Tapi ini diluar point yang saya ingin utarakan.

 Kita bisa bilang ini masalahnya ORBA. Saya merasa, provinsi Aceh
 terutama, merasa bahwa mereka tidak percaya dengan pemerintahan
 GusDur+Megawati yang sekarang. Walaupun ini bukan ORBA lagi.
 Saya pribadi yang bukan orang Aceh merasakan hal yang sama.
 Menurut saya, seharusnya GusDur+Megawati harus menunjukan bahwa
 mereka komitted untuk memajukan daerah yang sangat tertindas masa
 ORBA. Cara yang paling cepat dilakukan, saya rasa, adalah membawa
 kepengadilan orang-orang yang terlibat. Ini akan menunjukan GusDur+Mega
 care akan provinsi tsb.
 Bayangin, sampe sekarang aja $$uharto (biang keladi segala masalah)
 belum disentuh sama sekali. Jangangkan Jendral-jendral yang 

Re: Aceh merdeka ! ... Re: trick terakhir pak Harto

1999-11-11 Terurut Topik Jeffrey Anjasmara

Ya .. kalo coba masuk AKABRI, mungkin deh. Orang mereka coba masuk tamtama
doang. Mengenai tentara di Tim-Tim, anda tau nggak orang-orang pribumi
Tim-tim jadi apa di tentara? Ada nggak yang jadi pentolan (ie. pangkat
tinggi) di 754 atau 755? Ya ... emangnya ABRI ORDE BARU nggak mikir apa,
bikin seluruhnya orang luar TIM-TIM yang jadi tentara di Tim-tim?
Sama saja, masuk tamtama juga tidak gampang mas. Yang ingin masuk berjibun.
Kalau mau modal ingin lalu harus masuk, jumlah tentara kita bisa mencapai 30
juta.

Mas, batalyon dipimpin oleh letkol. Di bawah letkol cuma beberapa kapten,
baru banyak yg lain. Bisa saja direkrut lebih banyak lagi. Masalahnya jumlah
tentara juga dihitung oleh LSM dan Aussie.

Sewaktu pemilihan
(screening exam) akhir tamatan SMA untuk dibeasiswain BPPT ke luar negri
untuk program S1, 4 (first year) mahasiswa FKUI terpilih secara akademik.
Hanya 2 dikirim. 2 (satu keturunan cina + ambon) tidak terpilih untuk
dikirim ke luar negri. Bukan mereka bodoh! Waktu graduation FKUI,
mereka termasuk the best graduates from FKUI. Apakah mereka salah kalo
bilang ini diskriminasi. Tidak dikasi peluang maju?

Gile bener, FKUI diterima 2 orang out of 4 orang masih kurang? Gile bener
itu 50 persen? Emang mau diterima berapa orang? Semuanya? Di tempat saya
yang mendaftar 20 orang yang diterima 1 orang. Akademiknya jelas bagus, itu
kalau mau dibandingkan dengan sekedar mahasiswa FKUI saja sih. Look around
man:)

Lho kita nggak bisa memandang remeh AGAM. Kita tidak tahu pasti apakah
AGAM dapat support dari seluruh rakyat Aceh? Kalo rakyat Aceh nggak setuju
dengan AGAM, kok kita nggak mendengar kecaman dari rakyat Aceh terhadap
AGAM? Saya hanya menebak-nebak aja. Ini pertanyaan yang fair, saya rasa.
Kita sudah punya contoh kok. Fretilin! Dulu dianggap group membabi-buta,
ini-itu, dll. Nggak punya support dari rakyat Tim-tim lah. Nah referendum
membuktikan, ide meereka secara tidak langsung di support hampir seluruh
rakyat Tim-tim.

Lho, emang terjadi pergeseran pandangan masyarakatnya kok. Tapi lihat dong
di koran Waspada, bagaimana mahasiswa berusaha mengklaim bahwa gerakan
mereka murni di luar AGAM.

Menunjuk mentri HAM dari aceh? Do you think that is enough? Of course not.

Yang penting kan komitmen. Lalu apa yang nggak enough? Mau presidennya dari
Aceh? Coba apa ukuran enough dan nggak enough-nya? Enough-nya sudah saya
tebak yaitu memberikan referendum kan? Dalam suasana panas begini, tidak
usah referendum juga sudah ketahuan hasilnya.

Ini mah nggak konkrete. Ini cuman coba cari simpati.
Kalo kita terus "hard-headed" memaksakan bersatunya Aceh. Justru akan
jadi bumerang dan we will loose Aceh. Kita musti melihat ke akarnya.

Point utama, walaupun kita force yang besar dibanding Aceh + saya rasa
kita sebagian besar menginginkan persatuan Indonesia kita, kita musti
peka terhadap perasaan dan pengalaman pahit saudara-saudara kita yang
telah sedemikian tahun terinjak-injak. Jangan sepertinya kita memaksakan
kehendak, asal enaknya kita aja. Gitu.

Justru itu, komitmen sudah dibuat, lalu mengapa pula minta referendum? Ini
yang hardheaded siapa? Siapa pula yg memaksakan kehendak? Siapa yang mau
main enak pada saat Indonesia lagi susah seperti saat ini?

JA

__
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com



trick terakhir pak Harto

1999-11-10 Terurut Topik Rizal Az

Dia dibisikan ke Habibie, supaya ngelepas Tim-Tim, karena dia yakin nanti
semua provinsi "bermasalah" juga akan melakukan hal yang sama. Dimasa
pemerintahan Gus dur Aceh, Ir-Ja, Sulawesi, Ambon bergejolak. 
Setelah Aceh bubar (dimasa kepemimpinan Gus Dur), pemerintahan Indonesia di
kembalikan lagi ke tempat semula, yakni kembali kebangkuan pakde 'To yang
gagah perkasa, dia akan menumpas segala jenis pemberontakan dan kembali
mempersatukan Indonesia yang tercinta...

Inilah kira2 ramalan guehe...he...he...

Ichal




Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at 
http://webmail.netscape.com.