Re: trick terakhir pak Harto
Nope, mari kita melihat dari sisi kemanusiaan saja lah. Penjahat saja, kalau sudah sekarat kebanyakan mau bertobat. Suharto ini bisa jadi orangnya greedy, atau bisa juga keturunannya yang greedy. Tapi kalau mau melihat hasil kerjanya berantakan, sejelek-jeleknya pekerjaan ini, saya tidak melihat kemungkinan itu. Dari sisi kesehatan, sudah sakit-sakitan kok mau-maunya berkuasa kembali. Kalau mau berkuasa, kemarin kan bisa saja nekat untuk tidak mau lengser. Kalau saya sih memandang Habibie ingin lepas dari masalah yang ditimbulkan Suharto. Saat itu kan Habibie sudah bisa berkehendak sendiri. Suharto sendiri tidak berani memisahkan Ambeno (biarpun penduduknya mau begitu) lalu digabungkan dengan Timbar.Dia bilang menunggu internasional mau menerimanya. Taktik mengulur waktu agar dunia internasional akhirnya 'menyerah', dan akhirnya 'mengakui' banyak dipakai negara lain yg punya masalah. Kalau kita lihat Habibie memang orangnya spontaneous. Sikap ini agak berbahaya untuk seorang negarawan. Faktor emosi masih ada, makanya tanpa babibu langsung memberi opsi ngawur. Faktor pengalaman yg masih minim juga berpengaruh sih. Belum lagi keinginan meraih nama baik di dunia internasional. Terus terang saya agak takut Gus Dur juga masih mengidap sindrom serupa. Kita bisa lihat ketergagapan politik Gus Dur waktu mau bertemu Anwar dan Auk San. Kalau ramalan anda tentang mempersatukan kembali wilayah yg memberontak, saya punya pandangan sama. Cuma bukan Suharto, tetapi militer. Saya sudah bilang kemarin kalau sampai hancur-hancuran, TNI tidak akan terima. Memangnya ngapain Wiranto, Yudhoyono, dan Agum tidak mau melepas jabatan ketentaraan ngapain coba? Mereka tahu kalau Indonesia sangat 'fragile' saat ini. TNI juga tidak mau melepas mereka karena masih butuh figure pemimpin yg sudah lumayan punya nama. Sekali wilayah-wilayah pada berontak, TNI tidak akan perduli lagi dengan hukuman sosial dan ekonomi dari dunia barat. TNI juga akan mendapat dukungan moril dari sebagian besar masyarakat yg menyadari keruntuhan ini. Hasil akhirnya, reformasi tiada arti lagi. Militer akan berkuasa kembali. Ini persis mirip dengan kasus Pakistan. Kalau kondisi keruntuhan terjadi, dengan berat hati saya masuk barisan orang-orang di belakang militer. Menyedihkan memang, tapi saya tidak mau melihat RI seperti nasib negara-negara bekas Sovyet yg semuanya menjadi lebih miskin dari jaman sebelumnya di bawah USSR (Ini sudah diukur oleh badan independen internasional lho). Ngomong-ngomong apa ada yg tahu tanggung jawab kalangan kapitalis terhadap ekspansinya ke Sovyet? Kalau kita runtuh, banyak wanita-wanita Indonesia ke luar negeri, seperti ke Malaysia, Singapur, Jepang, dan Australia. Untuk apa? Melacur! Persis seperti kejadian di eks Sovyet. Buat para hidung belang, silakan kunjungi negara-negara di sekitar eks sovyet. With 25 bucks you can stay the night with a young blonde beutiful exotic girl. Fresh dari rusia. Jeffrey Anjasmara '--- From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: trick terakhir pak Harto Date: Wed, 10 Nov 1999 17:53:11 PST Dia dibisikan ke Habibie, supaya ngelepas Tim-Tim, karena dia yakin nanti semua provinsi "bermasalah" juga akan melakukan hal yang sama. Dimasa pemerintahan Gus dur Aceh, Ir-Ja, Sulawesi, Ambon bergejolak. Setelah Aceh bubar (dimasa kepemimpinan Gus Dur), pemerintahan Indonesia di kembalikan lagi ke tempat semula, yakni kembali kebangkuan pakde 'To yang gagah perkasa, dia akan menumpas segala jenis pemberontakan dan kembali mempersatukan Indonesia yang tercinta... Inilah kira2 ramalan guehe...he...he... Ichal __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Aceh merdeka ! ... Re: trick terakhir pak Harto
Saya pribadi sih, ingin agar wilayah Indonesia tercinta terus bersatu. Tapi saya rasa kita juga tidak bisa melihat masalah memisahkan diri provinsi-provinsi Indo dari satu pihak aja. Kita (termasuk saya) bersyukur bisa dibesarkan di Jakarta/Jawa di masa ORBA, dan untuk sebagian dari kita bisa belajar di luar negri. Banyangin apa yang di rasakan rakyat Tim-tim, Aceh, Ambon, Irja, dll dimasa Orba. Dibunuh, kakek-ayah-anak-buyut dimasukin penjara, provinsi tidak di bangun, cari makan susah. Mau jadi tentara nggak bisa karena asal provinsi (inget teman di Jakarta yang asal aceh+tim-tim, nggak bisa jadi tamtama TNI AL dan POLRI karena masalah asal provinsi :( ) Basic HAM sudah hampir tidak ada. Terlepas akan kemungkinan "trick $$uharto" (yang anda-anda masih nebak-nebak), terlepas akan hasutan orang-orang lain (yang mungkin dari hati emang ingin membantu wilayah tsb, atau tidak) yang ingin provinsi-provinsi tsb melepaskan diri, biasanya "cry for freedom" dari rakyat suatu wilayah, saya rasa, secara normal dikarenakan perasaan terinjak-injak (kasarnya terjajah) dan kebutuhan basic sudah terampas dari force diluar wilayah tsb. (Kalo pelajaran sejarah US saya nggak salah, Texas secara suka-rela bergabungdengan US dikarenakan practise-practise di US yang bisa memajukan Texas di masa datang). Kita bisa bilang ini masalahnya ORBA. Saya merasa, provinsi Aceh terutama, merasa bahwa mereka tidak percaya dengan pemerintahan GusDur+Megawati yang sekarang. Walaupun ini bukan ORBA lagi. Saya pribadi yang bukan orang Aceh merasakan hal yang sama. Menurut saya, seharusnya GusDur+Megawati harus menunjukan bahwa mereka komitted untuk memajukan daerah yang sangat tertindas masa ORBA. Cara yang paling cepat dilakukan, saya rasa, adalah membawa kepengadilan orang-orang yang terlibat. Ini akan menunjukan GusDur+Mega care akan provinsi tsb. Bayangin, sampe sekarang aja $$uharto (biang keladi segala masalah) belum disentuh sama sekali. Jangangkan Jendral-jendral yang bertanggung jawab akan nyawa ratusan orang di daerah tsb. Orang-orang seperti ini musti diadili, bukan karena perasaan dendam, tapi ketegasan dan juga memberi contoh yang baik. Salah satu cara yang lain, ya ... perbaikan economy dan HAM wilayah tsb. Tapi ini perlu memakan waktu lama, sedangkan masalahnya cukup mendesak. Jadi ya ... masalah perlepasan wilayah Indo ini, saya rasa, tidak semudah apa yang kita pikir. Kalo kita memaksakan agar Aceh tetap ikut Indo, dan kenyataannya rakyat Aceh nggak mau. Lho .. kita bisa jadi memaksakan kehendak (kasarnya : penjajah). Saya rasa fair kalo rakyat Aceh meminta janji "concrete" dan pelaksanaan yang nyata dari pemerintah Jakarta, kalo mereka rela terus bergabung dengan Indo. Nggak janji seperti yang di bacotin $-$abibie. igg On Thu, 11 Nov 1999, Arya Indrathama wrote: Jeffrey Anjasmara betul tuh... eh kalau saya sih orang yang menurut saya betul saya bilang betul, kalau menurut saya salah..ya saya argue. Tapi coba lah kita lihat...di mailing list ini saja. Saya yakin sekali kalau ada penulis, entah itu mahasiswa atau kaum pekerja yang malah lebih menyukai pemecahan Indonesia "at all cost"!! Dalihnya macam macam...dengan dalih kemanusiaan, hak azasi manusia, kemiskinan dan ketidakadilan, orang orang macem yang saya sebut diatas ini demen banget yang namanya kemerdekaan. Dan kalau di mailing list ini ada satu saja orangnya, bagaimana jumlah mereka yang ada di real world? berapa jumlah mereka yang ada di Indonesia... Berapa jumlah mereka yang ada di Aceh, di Sulawesi dan di propinsi lainnya? Orang orang ini sebenarnya cuma demen hura huranya saja. Dalam artian senang ikut terlibat dalam romantika kemerdekaan suatu golongan dengan ikut menghasut, penyusupan kedalam demonstrasi massa dan penyebaran flyer dsb...biar nanti kalau tua bisa cerita sama cucu nya kalau dia ikut berjuang memerdekakan Aceh atau Sul-sel atau Timor misalnya.. Padahal setelah propinsi propinsi itu merdeka, apa mereka lantas peduli? Saya taruh duit saya buat tarohan...ngga bakalan mereka ini peduli!! Palingan mereka mereka ini pergi berlibur sambil makan duit hasil dari LSM LSM luar negeri. Saya ngomong gini ngga fitnah loh...bukti buktinya banyak di luar sana, dan kalau ngga salah beberapa koran Indonesia juga pernah memberitakan hal ini sewaktu era Habibie dan referendum Timor timur. Jadi kalau Ichal dan Jeffrey sependapat dengan keutuhan Indonesia, siap siap saja hadapi orang orang ini yang notabene orang Indonesia sendiri juga. Anda para netter ngga percaya pendapat saya? silahkan baca email email disini, cermati dan anda akan tau sendiri siapa para "so-called" pejuang kemerdekaan dan hak azasi manusia itu. Orang orang tersebut sangat saya benci. Kenapa? tau kalau Indonesia itu bermasalah, bukannya menyelesaikan masalah tapi malah menimbulkan masalah. Kalau peduli dengan Aceh, ya pergi dong ke Aceh dan bantu rakyat sana mencapai kemakmuran dan keadilan. ( dan ingat! ini bukan pekerjaan sehari dua hari...butuh
Re: [Re: trick terakhir pak Harto]
Well, ini khan namanya juga spekulasi asbun...:). Gue juga engga' tau kalau kalau begitu atau engga' (walaupun dalam hati tetap curiga, jangan2 Habibie di "trick" sama pak Harto, di suggest untuk melepas Tim-Tim). Who knows?? Tapi kalau demi menjaga keutuhan negara kita supaya, jangan sampai nanti kita pulang yang namanya Indonesia itu tinggal pulau Jawa aja. Saya juga akan berada dibelakang TNI 100%, bahkan kalau negara memanggil saya, saya akan angkat senjata!. Itu commitment saya untuk Indonesia!!. Biar orang kate, gue nasionalisme buta kek, dll. Masih mending daripada jadi ungratefull citizen !!!. Gue percaya sepenuh-penuhnya kalau Negara yang hebat itu terbuat dari warganegara yang cinta dan care kepada negaranya. Contoh: US, Inggris, German (waktu masih dibawah Hitler), Jepang, China, Australia, dll. Jadi buat saudara2ku yang ingin merdeka... dengan senang hati ku persilahkan saudara2ku untuk ke KBRI, KONJEN, dan Instansi2 Pemerintah yang terdekat, unutk menyerahkan passport dan tanda2 diri lainnya, dan keluar dari Indonesia... daaagghhh IChal Jeffrey Anjasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Nope, mari kita melihat dari sisi kemanusiaan saja lah. Penjahat saja, kalau sudah sekarat kebanyakan mau bertobat. Suharto ini bisa jadi orangnya greedy, atau bisa juga keturunannya yang greedy. Tapi kalau mau melihat hasil kerjanya berantakan, sejelek-jeleknya pekerjaan ini, saya tidak melihat kemungkinan itu. Dari sisi kesehatan, sudah sakit-sakitan kok mau-maunya berkuasa kembali. Kalau mau berkuasa, kemarin kan bisa saja nekat untuk tidak mau lengser. Kalau saya sih memandang Habibie ingin lepas dari masalah yang ditimbulkan Suharto. Saat itu kan Habibie sudah bisa berkehendak sendiri. Suharto sendiri tidak berani memisahkan Ambeno (biarpun penduduknya mau begitu) lalu digabungkan dengan Timbar.Dia bilang menunggu internasional mau menerimanya. Taktik mengulur waktu agar dunia internasional akhirnya 'menyerah', dan akhirnya 'mengakui' banyak dipakai negara lain yg punya masalah. Kalau kita lihat Habibie memang orangnya spontaneous. Sikap ini agak berbahaya untuk seorang negarawan. Faktor emosi masih ada, makanya tanpa babibu langsung memberi opsi ngawur. Faktor pengalaman yg masih minim juga berpengaruh sih. Belum lagi keinginan meraih nama baik di dunia internasional. Terus terang saya agak takut Gus Dur juga masih mengidap sindrom serupa. Kita bisa lihat ketergagapan politik Gus Dur waktu mau bertemu Anwar dan Auk San. Kalau ramalan anda tentang mempersatukan kembali wilayah yg memberontak, saya punya pandangan sama. Cuma bukan Suharto, tetapi militer. Saya sudah bilang kemarin kalau sampai hancur-hancuran, TNI tidak akan terima. Memangnya ngapain Wiranto, Yudhoyono, dan Agum tidak mau melepas jabatan ketentaraan ngapain coba? Mereka tahu kalau Indonesia sangat 'fragile' saat ini. TNI juga tidak mau melepas mereka karena masih butuh figure pemimpin yg sudah lumayan punya nama. Sekali wilayah-wilayah pada berontak, TNI tidak akan perduli lagi dengan hukuman sosial dan ekonomi dari dunia barat. TNI juga akan mendapat dukungan moril dari sebagian besar masyarakat yg menyadari keruntuhan ini. Hasil akhirnya, reformasi tiada arti lagi. Militer akan berkuasa kembali. Ini persis mirip dengan kasus Pakistan. Kalau kondisi keruntuhan terjadi, dengan berat hati saya masuk barisan orang-orang di belakang militer. Menyedihkan memang, tapi saya tidak mau melihat RI seperti nasib negara-negara bekas Sovyet yg semuanya menjadi lebih miskin dari jaman sebelumnya di bawah USSR (Ini sudah diukur oleh badan independen internasional lho). Ngomong-ngomong apa ada yg tahu tanggung jawab kalangan kapitalis terhadap ekspansinya ke Sovyet? Kalau kita runtuh, banyak wanita-wanita Indonesia ke luar negeri, seperti ke Malaysia, Singapur, Jepang, dan Australia. Untuk apa? Melacur! Persis seperti kejadian di eks Sovyet. Buat para hidung belang, silakan kunjungi negara-negara di sekitar eks sovyet. With 25 bucks you can stay the night with a young blonde beutiful exotic girl. Fresh dari rusia. Jeffrey Anjasmara '--- From: Rizal Az [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Indonesian Students in the US [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: trick terakhir pak Harto Date: Wed, 10 Nov 1999 17:53:11 PST Dia dibisikan ke Habibie, supaya ngelepas Tim-Tim, karena dia yakin nanti semua provinsi "bermasalah" juga akan melakukan hal yang sama. Dimasa pemerintahan Gus dur Aceh, Ir-Ja, Sulawesi, Ambon bergejolak. Setelah Aceh bubar (dimasa kepemimpinan Gus Dur), pemerintahan Indonesia di kembalikan lagi ke tempat semula, yakni kembali kebangkuan pakde 'To yang gagah perkasa, dia akan menumpas segala jenis pemberontakan dan kembali mempersatukan Indonesia yang tercinta... Inilah kira2 ramalan guehe...he...he... Ichal __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Re: Aceh merdeka ! ... Re: trick terakhir pak Harto
Banyangin apa yang di rasakan rakyat Tim-tim, Aceh, Ambon, Irja, dll dimasa Orba. Dibunuh, kakek-ayah-anak-buyut dimasukin penjara, provinsi tidak di bangun, cari makan susah. Mau jadi tentara nggak bisa karena asal provinsi (inget teman di Jakarta yang asal aceh+tim-tim, nggak bisa jadi tamtama TNI AL dan POLRI karena masalah asal provinsi :( ) Basic HAM sudah hampir tidak ada. Provinsi nggak dibangun? Hmm? Kurang imbang sih iya, kalau tidak dibangun berarti kita buta. Mau jadi tentara nggak bisa? Lalu batalion 754 and 755 di Timtim itu orang Aussie? Fachrul Razi orang Batak? Mungkin teman anda itu yang tidak masuk spek. Jangan main generalisasi. Adik saya badan tegap, mata bagus, gigi bagus tapi gara-gara punya urat nonjol di kaki (apa itu namanya?) juga gagal masuk. Inilah sentimen kedaerahan yg sering dibawa kalau gagal masuk kompetisi. Terlepas akan kemungkinan "trick $$uharto" (yang anda-anda masih nebak-nebak), terlepas akan hasutan orang-orang lain (yang mungkin dari hati emang ingin membantu wilayah tsb, atau tidak) yang ingin provinsi-provinsi tsb melepaskan diri, biasanya "cry for freedom" dari rakyat suatu wilayah, saya rasa, secara normal dikarenakan perasaan terinjak-injak (kasarnya terjajah) dan kebutuhan basic sudah terampas dari force diluar wilayah tsb. (Kalo pelajaran sejarah US saya nggak salah, Texas secara suka-rela bergabungdengan US dikarenakan practise-practise di US yang bisa memajukan Texas di masa datang). Siapa bilang Texas masuk secara sukarela? Begini mas, para settlers datang seperti air bah dari wilayah timur (dan didatangkan dari Eropa). Mereka ada yang datang secara baik-baik dengan membeli tanah orang Meksiko dan ada juga yang main lempar patok di tanah orang Indian. Setelah jumlahnya banyak mereka merasa kuat, dan menolak pemerintahan Meksiko (a.n. Spanish), lalu karena tidak merasa kuat mempertahankan diri dari Meksiko lalu meminta tolong ke Washington, dengan sekaligus menyatukan diri ke AS. Pertanyaannya apa mereka berhak? Orang Indian dan orang Meksiko dibunuh dan diusiri dari tanah mereka. Siapa yg sukarela? Silakan lihat film Hollywood tentang new frontier bagaimana praktek itu dilakukan. Harus yg pasca 1980 yg mampu menunjukkan kejadian sebenarnya. Bukan model film benteng Alamo jaman 1960 yg banyak bohongnya. AS saat ini cukup terbuka membeberkan fakta karena Texas sudah aman dalam genggaman. Di lain pihak Meksiko terlalu lemah untuk menuntut balik Texas dan California. Anda pikir kalau Meksiko negara kuat apa nggak mempermasalahkan kedua state ini? Dari cerita anda, berarti AS juga tidak jujur dalam memberikan sejarah Texas ke para pelajarnya. Kita bisa bilang ini masalahnya ORBA. Saya merasa, provinsi Aceh terutama, merasa bahwa mereka tidak percaya dengan pemerintahan GusDur+Megawati yang sekarang. Walaupun ini bukan ORBA lagi. Saya pribadi yang bukan orang Aceh merasakan hal yang sama. Menurut saya, seharusnya GusDur+Megawati harus menunjukan bahwa mereka komitted untuk memajukan daerah yang sangat tertindas masa ORBA. Cara yang paling cepat dilakukan, saya rasa, adalah membawa kepengadilan orang-orang yang terlibat. Ini akan menunjukan GusDur+Mega care akan provinsi tsb. Bayangin, sampe sekarang aja $$uharto (biang keladi segala masalah) belum disentuh sama sekali. Jangangkan Jendral-jendral yang bertanggung jawab akan nyawa ratusan orang di daerah tsb. Orang-orang seperti ini musti diadili, bukan karena perasaan dendam, tapi ketegasan dan juga memberi contoh yang baik. Salah satu cara yang lain, ya ... perbaikan economy dan HAM wilayah tsb. Tapi ini perlu memakan waktu lama, sedangkan masalahnya cukup mendesak. Betul memakan waktu. Pertanyaannya anda berpikir mereka harus menunggu waktu tersebut, atau simply memisahkan diri? Apa rentetan akibat dari pemisahan diri ke wilayah lain? Ingat mas, faktor emosi dan faktor pengetahuan juga bermain di sini. Jadi ya ... masalah perlepasan wilayah Indo ini, saya rasa, tidak semudah apa yang kita pikir. Kalo kita memaksakan agar Aceh tetap ikut Indo, dan kenyataannya rakyat Aceh nggak mau. Lho .. kita bisa jadi memaksakan kehendak (kasarnya : penjajah). Saya rasa fair kalo rakyat Aceh meminta janji "concrete" dan pelaksanaan yang nyata dari pemerintah Jakarta, kalo mereka rela terus bergabung dengan Indo. Nggak janji seperti yang di bacotin $-$abibie. Memang sulit juga dengan waktu 1.5 tahun, dan harus mempersiapkan Pemilu dan Timtim dalam waktu bersamaan. Masalahnya apa isi dari 'janji' itu? Otonomi atau referendum, atau penegakan HAM? Masalah HAM kan sudah dicoba ditangani dengan menunjuk orang Aceh sendiri sebagai menteri HAM. Itu kan salah satu komitmen kuat untuk penyelesaian Aceh? Kurang apa coba? Coba sebut negara mana yg punya menteri HAM? Harusnya masyarakat Aceh harus menunggu tindakan Saad. Memang saya menyesalkan Gus Dur yg malah melawat ke ASEAN dulu. Kalau ke AS saya maklumi deh. Mau bagaimana lagi kalau matanya kayak mata burung hantu? Tapi kalau AGAM masih memaksakan kehendak, pemerintah
Re: Aceh merdeka ! ... Re: trick terakhir pak Harto
On Thu, 11 Nov 1999, Jeffrey Anjasmara wrote: Banyangin apa yang di rasakan rakyat Tim-tim, Aceh, Ambon, Irja, dll dimasa Orba. Dibunuh, kakek-ayah-anak-buyut dimasukin penjara, provinsi tidak di bangun, cari makan susah. Mau jadi tentara nggak bisa karena asal provinsi (inget teman di Jakarta yang asal aceh+tim-tim, nggak bisa jadi tamtama TNI AL dan POLRI karena masalah asal provinsi :( ) Basic HAM sudah hampir tidak ada. Provinsi nggak dibangun? Hmm? Kurang imbang sih iya, kalau tidak dibangun berarti kita buta. Mau jadi tentara nggak bisa? Lalu batalion 754 and 755 di Timtim itu orang Aussie? Fachrul Razi orang Batak? Mungkin teman anda itu yang tidak masuk spek. Jangan main generalisasi. Adik saya badan tegap, mata bagus, gigi bagus tapi gara-gara punya urat nonjol di kaki (apa itu namanya?) juga gagal masuk. Inilah sentimen kedaerahan yg sering dibawa kalau gagal masuk kompetisi. Ya .. kalo coba masuk AKABRI, mungkin deh. Orang mereka coba masuk tamtama doang. Mengenai tentara di Tim-Tim, anda tau nggak orang-orang pribumi Tim-tim jadi apa di tentara? Ada nggak yang jadi pentolan (ie. pangkat tinggi) di 754 atau 755? Ya ... emangnya ABRI ORDE BARU nggak mikir apa, bikin seluruhnya orang luar TIM-TIM yang jadi tentara di Tim-tim? Nanti akan jelas sekali kalo mereka sepertinya menjajah. Ya ... diterima dong sebagian rakyat tim-tim jadi tentara disana. Tapi saya suspect sih pangkatnya cuman kopral, sersan atau paling banter letnan. Mengenai sentimen daerah. Lho kok komplain dari mereka dibilang semuanya sentimen kedaerahan? Nggak juga. Mungkin sebagian emang iri, atau mungkin juga emang bener. Kita tau dari mana. Terutama kita bukan dari daerah tsb. Musti diingat, diskriminasi kedaerahan dan ras dijaman ORBA bukan mengada-ada. Kalau kamu nggak sempat ngerasain, bersyukur deh. Ini saya kasih satu contoh lagi (kalo tidak keberatan). Sewaktu pemilihan (screening exam) akhir tamatan SMA untuk dibeasiswain BPPT ke luar negri untuk program S1, 4 (first year) mahasiswa FKUI terpilih secara akademik. Hanya 2 dikirim. 2 (satu keturunan cina + ambon) tidak terpilih untuk dikirim ke luar negri. Bukan mereka bodoh! Waktu graduation FKUI, mereka termasuk the best graduates from FKUI. Apakah mereka salah kalo bilang ini diskriminasi. Tidak dikasi peluang maju? Terlepas akan kemungkinan "trick $$uharto" (yang anda-anda masih nebak-nebak), terlepas akan hasutan orang-orang lain (yang mungkin dari hati emang ingin membantu wilayah tsb, atau tidak) yang ingin provinsi-provinsi tsb melepaskan diri, biasanya "cry for freedom" dari rakyat suatu wilayah, saya rasa, secara normal dikarenakan perasaan terinjak-injak (kasarnya terjajah) dan kebutuhan basic sudah terampas dari force diluar wilayah tsb. (Kalo pelajaran sejarah US saya nggak salah, Texas secara suka-rela bergabungdengan US dikarenakan practise-practise di US yang bisa memajukan Texas di masa datang). Siapa bilang Texas masuk secara sukarela? Begini mas, para settlers datang seperti air bah dari wilayah timur (dan didatangkan dari Eropa). Mereka ada yang datang secara baik-baik dengan membeli tanah orang Meksiko dan ada juga yang main lempar patok di tanah orang Indian. Setelah jumlahnya banyak mereka merasa kuat, dan menolak pemerintahan Meksiko (a.n. Spanish), lalu karena tidak merasa kuat mempertahankan diri dari Meksiko lalu meminta tolong ke Washington, dengan sekaligus menyatukan diri ke AS. Pertanyaannya apa mereka berhak? Orang Indian dan orang Meksiko dibunuh dan diusiri dari tanah mereka. Siapa yg sukarela? Silakan lihat film Hollywood tentang new frontier bagaimana praktek itu dilakukan. Harus yg pasca 1980 yg mampu menunjukkan kejadian sebenarnya. Bukan model film benteng Alamo jaman 1960 yg banyak bohongnya. AS saat ini cukup terbuka membeberkan fakta karena Texas sudah aman dalam genggaman. Di lain pihak Meksiko terlalu lemah untuk menuntut balik Texas dan California. Anda pikir kalau Meksiko negara kuat apa nggak mempermasalahkan kedua state ini? Dari cerita anda, berarti AS juga tidak jujur dalam memberikan sejarah Texas ke para pelajarnya. Ya .. saya bilang saya pengetahuan sejarah saya masih karatan. Bukan berarti apa yang ada untarakan diatas akurat. Musti di check kebenarannya. Tapi ini diluar point yang saya ingin utarakan. Kita bisa bilang ini masalahnya ORBA. Saya merasa, provinsi Aceh terutama, merasa bahwa mereka tidak percaya dengan pemerintahan GusDur+Megawati yang sekarang. Walaupun ini bukan ORBA lagi. Saya pribadi yang bukan orang Aceh merasakan hal yang sama. Menurut saya, seharusnya GusDur+Megawati harus menunjukan bahwa mereka komitted untuk memajukan daerah yang sangat tertindas masa ORBA. Cara yang paling cepat dilakukan, saya rasa, adalah membawa kepengadilan orang-orang yang terlibat. Ini akan menunjukan GusDur+Mega care akan provinsi tsb. Bayangin, sampe sekarang aja $$uharto (biang keladi segala masalah) belum disentuh sama sekali. Jangangkan Jendral-jendral yang
Re: Aceh merdeka ! ... Re: trick terakhir pak Harto
Ya .. kalo coba masuk AKABRI, mungkin deh. Orang mereka coba masuk tamtama doang. Mengenai tentara di Tim-Tim, anda tau nggak orang-orang pribumi Tim-tim jadi apa di tentara? Ada nggak yang jadi pentolan (ie. pangkat tinggi) di 754 atau 755? Ya ... emangnya ABRI ORDE BARU nggak mikir apa, bikin seluruhnya orang luar TIM-TIM yang jadi tentara di Tim-tim? Sama saja, masuk tamtama juga tidak gampang mas. Yang ingin masuk berjibun. Kalau mau modal ingin lalu harus masuk, jumlah tentara kita bisa mencapai 30 juta. Mas, batalyon dipimpin oleh letkol. Di bawah letkol cuma beberapa kapten, baru banyak yg lain. Bisa saja direkrut lebih banyak lagi. Masalahnya jumlah tentara juga dihitung oleh LSM dan Aussie. Sewaktu pemilihan (screening exam) akhir tamatan SMA untuk dibeasiswain BPPT ke luar negri untuk program S1, 4 (first year) mahasiswa FKUI terpilih secara akademik. Hanya 2 dikirim. 2 (satu keturunan cina + ambon) tidak terpilih untuk dikirim ke luar negri. Bukan mereka bodoh! Waktu graduation FKUI, mereka termasuk the best graduates from FKUI. Apakah mereka salah kalo bilang ini diskriminasi. Tidak dikasi peluang maju? Gile bener, FKUI diterima 2 orang out of 4 orang masih kurang? Gile bener itu 50 persen? Emang mau diterima berapa orang? Semuanya? Di tempat saya yang mendaftar 20 orang yang diterima 1 orang. Akademiknya jelas bagus, itu kalau mau dibandingkan dengan sekedar mahasiswa FKUI saja sih. Look around man:) Lho kita nggak bisa memandang remeh AGAM. Kita tidak tahu pasti apakah AGAM dapat support dari seluruh rakyat Aceh? Kalo rakyat Aceh nggak setuju dengan AGAM, kok kita nggak mendengar kecaman dari rakyat Aceh terhadap AGAM? Saya hanya menebak-nebak aja. Ini pertanyaan yang fair, saya rasa. Kita sudah punya contoh kok. Fretilin! Dulu dianggap group membabi-buta, ini-itu, dll. Nggak punya support dari rakyat Tim-tim lah. Nah referendum membuktikan, ide meereka secara tidak langsung di support hampir seluruh rakyat Tim-tim. Lho, emang terjadi pergeseran pandangan masyarakatnya kok. Tapi lihat dong di koran Waspada, bagaimana mahasiswa berusaha mengklaim bahwa gerakan mereka murni di luar AGAM. Menunjuk mentri HAM dari aceh? Do you think that is enough? Of course not. Yang penting kan komitmen. Lalu apa yang nggak enough? Mau presidennya dari Aceh? Coba apa ukuran enough dan nggak enough-nya? Enough-nya sudah saya tebak yaitu memberikan referendum kan? Dalam suasana panas begini, tidak usah referendum juga sudah ketahuan hasilnya. Ini mah nggak konkrete. Ini cuman coba cari simpati. Kalo kita terus "hard-headed" memaksakan bersatunya Aceh. Justru akan jadi bumerang dan we will loose Aceh. Kita musti melihat ke akarnya. Point utama, walaupun kita force yang besar dibanding Aceh + saya rasa kita sebagian besar menginginkan persatuan Indonesia kita, kita musti peka terhadap perasaan dan pengalaman pahit saudara-saudara kita yang telah sedemikian tahun terinjak-injak. Jangan sepertinya kita memaksakan kehendak, asal enaknya kita aja. Gitu. Justru itu, komitmen sudah dibuat, lalu mengapa pula minta referendum? Ini yang hardheaded siapa? Siapa pula yg memaksakan kehendak? Siapa yang mau main enak pada saat Indonesia lagi susah seperti saat ini? JA __ Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
trick terakhir pak Harto
Dia dibisikan ke Habibie, supaya ngelepas Tim-Tim, karena dia yakin nanti semua provinsi "bermasalah" juga akan melakukan hal yang sama. Dimasa pemerintahan Gus dur Aceh, Ir-Ja, Sulawesi, Ambon bergejolak. Setelah Aceh bubar (dimasa kepemimpinan Gus Dur), pemerintahan Indonesia di kembalikan lagi ke tempat semula, yakni kembali kebangkuan pakde 'To yang gagah perkasa, dia akan menumpas segala jenis pemberontakan dan kembali mempersatukan Indonesia yang tercinta... Inilah kira2 ramalan guehe...he...he... Ichal Get your own FREE, personal Netscape WebMail account today at http://webmail.netscape.com.