Re: Bls: Bls: [R@ntau-Net] Efek perubahan desa manjadi nagari.

2015-10-01 Terurut Topik Maturidi Donsan
 Sanak dipalanta n.a.h



Menarik membicarakan UU No. 6  tahun 2014  mengenai desa karena ini juga
urusan uang.



Saya ingin mengundang Andri Satria Masri (ASM untuk ikut bicara disini, ASM
adalah Humas salah satu Pemda , tentu dekat dengan kantor Gubenur Sumbar.



Inginn saya tanyakan ke ASM, apakah sudah ada Perda dari  Gubenur untuk
mengantisipasi UU Desa yang ramai kita bicarakan ini.



Kusus untuk yang menyangkut uang, agar Sumbar tak rugi dan kehilangan
berbagai yang dikawatirkan dan wibawa pusat juga tak hilang maka Pemda
Sumbar bisa  bikin Perda :



1. Jorong atau yang setingkat,  disetarakan dengan desa (bukan dijadikan)
karena  sejak tahun 1983 sampai Otda, jorong ini selama hampir 30 tahun
sudah dijadikan desa. Sekarang nagari juga terdiri dari beberapa jorong
atau setingkatnya.

2. Nagari disetarakan dengan kelurahan (bukan dijadikan).

3. Keberadaan nagari tetap diakui sebagai simpulnya/ pusat adat.

4. Adat yang berlaku dinagri (masing-masing) tetap diakui



Dengan mensetarakan jorong dengan desa,  angka 3.544 setara desa dan 406
kelurahan itu akan muncul kembali.



Kecuali Mendagri tak mau menerima Perda yang diusulkan itu, sama saja
dengan pemerintah Orba, yang tak memilih partai pemerintah daerahnya tak
dibangun.



Sebenarnya dari 1803 sesuai dengan postingan Mank Ngah, Nagari dari masa ke
masa tak berubah, yang berubah-ubah hanya perwakilan penguasa di Nagari.
Yang melaksanakan kegiatan di nagari tetap saja Malin, Penghulu, Manti
dan  Dubalang
(orang yang empat jinih).



Jadi kalau masalah pitih dengan disetarakan jorong dengan Desa (seperti
pernah  pada masa orba maka kedudukan nagari tetap, berapa desa tahun 1983
itu akan tecakup semua.



Namun kita dengarlah dari ASM atau kawan yang lain mungkin sudah ada Perda
mengantisipasi UU Desa ini.



Saya yakin Pemda Sumbar tentu juga tidak akan mau rugi.



Wass,



Maturidi

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: Bls: Bls: [R@ntau-Net] Efek perubahan desa manjadi nagari.

2015-10-01 Terurut Topik Andri Satria Masri
Yth Pak Maturidi, sejauh informasi yg andri dapatkan, Perda No. 2 tahun
2007 tentang Nagari belum direvisi menindaklanjuti UU Desa.

Kebetulan sekali pak Maturidi, besok di kantor Bupati Padang Pariaman
kedatangan Komisi XI DPR RI beserta Kemenkeu, Kemendagri dan Kementerian
Desa PDT Transmigrasi dlm rangka Sosialisasi Kebijakan Dana Desa. Andri
akan share informasi yg mengemuka di dalam sosialisasi itu nanti di sini.

Untuk sementara, tulisan Buya Masoed Abidin berikut setidaknya dapat
menjawab pertanyaan pertanyaan yg berkembang di threat ini.
http://masoedabidin.com/?p%3D1539=gz7qohyn=id-ID=7=1=151=1443698809=APONPFmrM_XyU5-LlrqIjTM30RocfD_MfQ

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: Bls: Bls: [R@ntau-Net] Efek perubahan desa manjadi nagari.

2015-10-01 Terurut Topik Andri Satria Masri
*Pandangan Mengenai UU No.6/2014 tentang Desa dan Kaitannya dengan Nagari*

POSTED ON MARCH 30, 2015  BY ADMIN


Berikut kami sampaikan bulir-bulir pemikiran kami tentang Pandangan
Mengenai UU no.6/2014 tentang Desa dan kaitannya dengan Nagari di Sumatera
Barat:

Bahwa dalam UU no.6 tahun 2014 tentang desa terdapat 2 (dua) jenis desa,
yaitu Desa dan Desa Adat, sesuai pasal 6.Desa dan Desa Adat mempunyai
karakteristik yang berbeda satu sama lainnya, sesuai penjelasan umum di
angka 4Dalam menentukan penyelenggaraan pemerintahan terdepan ditetapkan
Desa Adat, maka Pemerintah Provinsi (Sumatera Barat) atau Kota/Kabupaten
diminta memilih antara desa atau desa adat, sesuai penjelasan pasal 6.Kalau
pilihan penyelenggaran pemerintahan terdepan ditetapkan Desa Adat, maka
Pemerintah Provinsi di haruskan membuat Peraturan Daerah (Perda), sesuai
pasal 109.Nagari merupakan kesatuan masyarakat hukum adat, bersifat
geneologis matrilinial dan historis dengan filsafat adat salingka
nagari.Maka, dari pengertian tersebut ini, Nagari dikategorikan sebagai
Desa Adat, dan ini adalah suatu keistimewaan yang sudah diakui oleh
Konstitusi NKRI.Dalam membuat Perda tentang Nagari (bukan Perda tentang
Pemerintahan Nagari) perlu memperhatikan Bab XIII, ketentuan khusus Desa
Adat dengan pasal pasalnya disamping pasal lainnya dalam Undang Undang
nomor 6 tahun 2014 ini sesuai panduan pasal 111.



Maka saran yang perlu diperhatikan dalam konsep pembuatan Perda tentang
Nagari harus lebih ditekankan kepada filosofis ;

Nagari adalah Kesatuan Masyarakat Hukum Adat bersifat geneologis
matrilinial dan historis, memiliki batas-batas wilayah tertentu yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat serta mempunyai hak asal usul tradisional sesuai dengan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistim pemerintahan
Kegara Kesatuan Republik Indonesia.Pemerintahan Nagari adalah
penyelenggaran urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistim pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pemerintahan
Nagari terdiri dari Pemerintah Nagari dan Kerapatan Nagari sebagai lembaga
musyawarah di Nagari.Pemerintah Nagari adalah Wali Nagari dibantu oleh
Perangkat Nagari sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Nagari.Kerapatan
Nagari (atau dengan sebutan Badan Musyawaran Nagari atau sebutan lainnya)
adalah lembaga permusyawaratan yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk nagari (dan atau anak nagari)
berdasarkan keterwakilan wilayah (jorong, korong, kampung, dusun dan
lainnya) dan/atau suku yang ditetapkan secara demokratis (di dalam Nagari
di Minangkabau disebutkan myusyawarah mufakat).Kerapatan Adat Nagari atau
yang selanjutnya disingkat KAN merupakan lembaga adat yang telah ada dan
diwarisi turun temurun sejak semula ada nagari yang berfungsi untuk
melestarikan adat istiadat dan sebagai lembaga perdamaian sengketa adat
dari masyarakat hukum adat di nagari yang beranggotakan dari perwakilan
suku dalam nagari atau yang disebut ninik mamak dan pengulu
adat.Kelembagaan Nagari terdiri dari ;Wali NagariPerangkat NagariKerapatan
NagariKerapatan Adat NagariLembaga lembaga kemasyarakatan sesuai kebutuhan
Nagari



Dengan demikian di dalam Nagari ada dua badan atau lembaga ;

Lembaga Pemerintahan Nagari yang terdiri dari Wali Nagari, Perangkat Nagari
dan Kerapatan nagari)Lembaga masyarakat Adat di Nagari yang terdiri dari
Kerapatan Adat nagari dan Lembaga Masyarakat lainnya seperti Tungku Tigo
Sajaranbgan Tali Tigo Sapilin sesuai Adat Salingka Nagari yang diakui.
Pada 1 Okt 2015 19.12, "Andri Satria Masri"  menulis:

> Yth Pak Maturidi, sejauh informasi yg andri dapatkan, Perda No. 2 tahun
> 2007 tentang Nagari belum direvisi menindaklanjuti UU Desa.
>
> Kebetulan sekali pak Maturidi, besok di kantor Bupati Padang Pariaman
> kedatangan Komisi XI DPR RI beserta Kemenkeu, Kemendagri dan Kementerian
> Desa PDT Transmigrasi dlm rangka Sosialisasi Kebijakan Dana Desa. Andri
> akan share informasi yg mengemuka di dalam sosialisasi itu nanti di sini.
>
> Untuk sementara, tulisan Buya Masoed Abidin berikut setidaknya dapat
> menjawab pertanyaan pertanyaan yg berkembang di threat ini.
>
> http://masoedabidin.com/?p%3D1539=gz7qohyn=id-ID=7=1=151=1443698809=APONPFmrM_XyU5-LlrqIjTM30RocfD_MfQ
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh 

Re: [R@ntau-Net] BANJIRNYA BURUH RRT/ CINA KE INDONESIA

2015-10-01 Terurut Topik Maturidi Donsan
Memang diakui tenaga kerja kita dibeberapa dilevel kulitasnya  masih
rendah..

Yang rendah inilah yang sekarang banyak menganggur, mereka perlu makan
untuk hidup.

Mestinya investor didatangkan  agar memberi kerja kepada penganggur yang
banyak itu, Entah kalau pemerintah berpikiran lain.

Maturidi

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: Bls: Bls: [R@ntau-Net] Efek perubahan desa manjadi nagari.

2015-10-01 Terurut Topik Maturidi Donsan
Tertarik dengan kalimat:


Berikut kami sampaikan bulir-bulir pemikiran kami tentang…



Kalau pilihan penyelenggaran pemerintahan terdepan ditetapkan Desa Adat,
maka…



Desa adat  ini menurut  Andri dan kawan-kawan, apakah Nagari atau Jorong?



Terima kasih sebelumnya Andri



Wass,



Maturidi

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: Bls: Bls: [R@ntau-Net] Efek perubahan desa manjadi nagari.

2015-10-01 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Tampaknyo, asa Saluak lai ka Tinggi,
Bialah Salapah kampih indak barisi.

Pantun Anak-anak saisuak:

Pandan den tu Pandan kau?
Pandan Den baduri-duri
Ayah den tu Ayah kau
Ayah den Basaluak Tinggi...

Kontrasnyo:

Dahulu Palakaik nan bapakai
Kini lah Bugih nan paguno
Dahulu Adaik nan Bapakai
Kini lah Pitih nan paguno

Solusi Pituah Dt. Parpatiah nan Sabatang:

"Takuik di Adat ka Tagiliang,
Turuikkan Putaran Roda!"

--  MakNgah
Sjamsir Sjarif

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Re: Asok pakek manjala ka Bukittinggi

2015-10-01 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Dari Harian Singgalang kito baco pulo:
BMKG: Udara Bukittinggi Sudah Tidak Sehat 

in Bukittinggi , 
Headline  2 menit ago 
[image: Kondisi kabut asap di Bukittiggi (gindo)] 


Kondisi kabut asap di Bukittiggi (gindo)

*PADANG –* Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) GAW 
Kototabang, Kabupaten Agam, mengatakan kualitas udara Kota Bukittinggi dan 
sekitarnya tidak sehat akibat kabut asap akibat pembakaran lahan dan hutan 
di Sumatera .

“Kabut asap yang menyelimuti udara Kota Bukttinggi dan sekitarnya semakin 
pekat dan mulai menimbulkan gangguan berbagai aktivitas dan kesehatan 
masyarakat,” kata Kepala Stasiun BMKG GAW Kototabang Edison, Kamis (1/10).

Berdasarkan pantauan BMKG tersebut pada Kamis (1/10) pukul 10.00 WIB, 
kategori Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sangat tidak sehat dengan 
PM10 mencapai 336 UG/m3.

“ISPU saat ini sangat tinggi, seharusnya untuk ISPU kategori sehat ialah 
dengan PM10 antara 1 sampai 50 UG/M3,” katanya.

Pemerintah diharapkan segera mengatasi kondisi ini sehingga tidak membuat 
warga semakin menderita.*(*/aci)*


On Tuesday, September 1, 2015 at 7:13:51 PM UTC-7, Sjamsir Sjarif wrote:
>
> Asok Taba sampai manjela ka daeah Bukittinggi.
> Baco:
>
>
> http://daerah.sindonews.com/read/1038115/174/kabut-asap-di-bukittinggi-makin-pekat-1440752924
>
> -- Makngah
> Sjamsir Sjarif
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Orang Keturunan Cina Banyak Yang Sukses? Tidak

2015-10-01 Terurut Topik muhammad syahreza
Assalamu'alaikum wr.wb.


Rancak untuak dijadikan kajian

*Penulis : Adji Subela, Wartawan Senior*

Kita sering silau oleh capaian ekonomi segelintir WNI keturunan Cina. Nama
mereka membikin merinding. Tapi bukan hanya di bidang ekonomi saja. Mereka
juga menonjol di bidang lain seperti olahraga, iptek, dll.

Di balik itu semua ada kerja keras tanpa lelah dan keuletan tinggi. Rudy
Hartono sampai sering menangis karena “dipaksa” berlatih tiap hari oleh
ayahnya. Nama lainnya masih banyak.

Tapi itu semua tidak menjadi wakil keturunan Cina di negeri ini. Cobalah
datang dan blusukan ke pedalaman Kalimantan Barat. Kita akan menjumpai
orang-orang yang sama-sama sengsara hidupnya dengan orang pribumi,
sama-sama tertekan, tinggal di tempat yang sangat tidak layak di pinggiran
atau di dalam hutan. Mereka keturunan Cina anak cucu dari kuli yang a.l.
didatangkan oleh Sultan Sambas untuk mendulang emas di Monterado. Di Kab.
Singkawang, dan Pontianak mereka hidup membaur, sama-sama menjalankan hak
dan kewajibannya sebagai warga negara. Mereka kerja bakti, ronda, dll sama
seperti warga lainnya. Baik di perkotaan maupun di perdesaan, masih banyak
yang hidup di bawah garis kemiskinan. Hanya segelintir yang berhasil dalam
bidang ekonomi.

Yang mengenaskan, sebagian orang keturunan Cina dari pedalaman Kalbar itu
begitu menderitanya hingga merelakan anaknya “dikawin kontrak” oleh
pria-pria petualang asal Hongkong dan Taiwan. Ada yang berhasil mengangkat
ekonomi keluarga di kampung, tapi tidak sedikit yang keliru memilih
pasangan dan berakhir tragis sebagai PSK. Mudah-mudahan sekarang tidak ada
lagi.

Tak usah jauh-jauh. Kalau kita ke Jakarta Kota, dan tidak cuma melihat mal
atau ruko-ruko tapi blusukan ke kampung di baliknya, kita melihat
pemandangan berbeda dari kesan kita oleh kebesaran nama Liem Sioe Liong,
Ciputra, Mochtar Riady, dll. Para kuli angkut, pendorong gerobak, pengemis,
padagang asongan sampai tukang copetnya pun, keturunan Cina. Mereka anak
turun orang Cina yang didatangkan oleh VOC untuk membangun Batavia. Banyak
orang Cina yang diculik lalu dijual sebagai budak di Batavia. Efek samping
dari imigrasi paksa itu, penduduk keturunan Cina semakin banyak dan
menimbulkan masalah baik bagi VOC maupun masyarakat lain termasuk Cina
sendiri (Heuken, 1997).

Memang diakui orang Cina adalah “economic animal” yang gigih sehingga
kemakmuran cepat diraih. Hal ini membawa iri pada penduduk Betawi lain
terutama orang Eropa selain Belanda sehingga muncul pembantaian 1740 hanya
karena masalah sepele (Ibid).

Mereka kemudian menyebar ke daerah pinggiran dan berasimilasi dengan
penduduk asli. Di bidang seni-budaya kita lihat pengaruh Cina di kesenian
Betawi seperti gambang kromong, cokek, dsb. Gambang kromong lalu diambil
alih utuh oleh anggota Volksraad Semarang karena daerah itu tak punya ciri
khas kesenian. Gambang kromong menjadi gambang Semarang sejak tahun 1930-an
(Jongkie Thio, 2007).

Di daerah sekitar tempat tinggal saya di Depok, Jabar, lebih menarik lagi.
Di pedalaman kampung di Sawangan, juga di Parung, Gunung Sindur, dan
sekitarnya, kita jumpai orang-orang yang hidup selayaknya penduduk asli
Sunda Bogor atau Betawi Depok, sebagai petani. Hidupnya pas-pasan, tenang,
seperti orang pribumi. Yang membedakan, rumah mereka umumnya memiliki
“tepekong” tempat abu leluhur. Waktu saya tanyakan kenapa tidak berdagang,
mereka umumnya menjawab tidak bisa. Mereka hanya petani atau pekebun saja.
Mereka tak mau disebut keturunan Cina, cukup “orang Bogor” begitu saja.
Kehidupan mereka tenang-tenang saja lalu mulai berubah rusak setelah
daerahnya dibangun kompleks perumahan yang kehidupannya eksklusif memisah
dari penduduk tempatan.

Tahun 1987 saja berkenalan dengan seorang ibu pedagang di Pasar Pal Merah
keturunan Cina. Dia ikut suaminya orang Cina Jakarta berdagang. Tapi ibu
itu mengeluh tak betah tinggal di kota dan ingin balik ke kampungnya di
Parung karena di lahir dan besar di Parung sebagai anak petani. Tahun
berikutnya toko ditutup dan kabarnya dia sudah balik kampung.

Dua tahun lalu saya diminta menemani istri kawan yang antropolog mengadakan
penelitian orang Cina di Pondok Cina di Depok. Nama Pondok Cina diambil
dari tempat pemondokan pedagang Cina di kampung yang sekarang menjadi
kompleks UI. Tuan tanah, penguasa Depok di jaman Belanda yang sudah
“insyaf”, Cornelis Castelein, seorang Nasrani taat, memerdekakan budaknya,
menyerahkan tanahnya kepada mereka, melarang orang Cina bertempat tinggal
di kota Depok. Mereka hanya boleh berdagang pagi hari dan dilarang masuk ke
perkampungan. Semua itu tertulis dalam testamen yang menekankan karena
orang Cina membawa pengaruh buruk pada penduduk, suka main judi, membujuk
orang untuk berutang, dll (Wanhar, 2003).

Apa yang kami lihat di Pondok Cina tidak nampak kecinaannya. Orang
keturunan Cina di sana sejak dulu tak ada bedanya dengan penduduk asli
Betawi. Mereka menyebut dirinya “orang Depok Pondok Cina”. Sangat membaur
sulit membedakannya dengan penduduk asli. Banyak yang 

[R@ntau-Net] Orang Pribumi Lembek? Tidak!

2015-10-01 Terurut Topik muhammad syahreza
Assalamu'alaikum wr.wb.


Rancak untuak dijadikan Kajian

*Penulis : Adjie Subela, Wartawan Senior*

Kita masih sering melihat orang pribumi dengan kacamata “Belanda” dengan
stigma lemah, malas, jahat, dll. Tapi mari kita lihat saat ini, ya, SAAT
INI. Pandangan itu sudah tidak relevan lagi. Sudah semakin banyak orang
pribumi yang maju-maju dalam berbagai bidang termasuk ekonomi yang umumnya
jadi tolok ukur keberhasilan.

Siapa memungkiri keberhasilan pengusaha pribumi seperti Chairul Tanjung,
Hasyim Djojohadikusumo, Nurhadi Sukamdani, Sandiaga Uno, Rachmat Gobel,
keluarga Kalla, dan masih banyak lagi?

Baiklah mereka mungkin pengusaha “beruntung” karena mendapatkan akses
bisnis yang bagus. Tapi etos kerja orang pribumi kian meningkat, baik dari
pembawaan budaya lokal mereka maupun karena lingkungan dan dorongan pribadi
kuat. Banyak yang berhasil.

Saya punya kenalan orang cina pengusaha toko potret. Ia langganan kantor
kami. Pelayanannya hebat, selalu menuruti kemauan kita, berani rugi kalau
menyangkut pelayanan pelanggan. Lama kami tak ketemu. Setelah lima tahun
saya dapatkan tokonya maju sekali. Saya tanya kenapa orang cina banyak yang
berhasil. Jawabannya kena sekali: orang pribumi banyak yang lebih pintar,
tapi kekurangannya satu: TIDAK TEKUN. Kami orang cina hanya memiliki satu
kemampuan, satu bidang saja, tapi kami dalami dan di situ kami pertahankan
hidup atau mati, katanya.

Apakah orang pribumi kini MASIH TIDAK TEKUN? Perlu diamati secara baik.

- WARTEG. Mari kita perendah sudut pandang. Tahun 1972 ketika saya merantau
ke Jakarta, orang pribumi kehidupannya memprihatinkan. Tukang becak di
Jakarta umumnya orang Tegal, simbol kemiskinan akut. Kehadiran mereka
membutuhkan warung makan murah tapi mengenyangkan. Maka muncullah warung
tegal yang menyajikan nasi banyak,sayur labu seadanya, tempe goreng, kecap,
dll, murah mengenyangkan. Maka sebagai mahasiswa melarat saya akrab dengan
warteg dari tahun 1972 hingga di masa tua tahun 2000. Saya menyaksikan
keberhasilan, dan kemajuan mereka. Pada tahun 1972 itu pula hadir warung
Padang yang memiliki standar pelayanan baku dan maju. Warteg belajar pada
mereka dan kini, banyak pengusaha warteg yang sukses, kaya raya, anaknya
bersekolah tinggi. Warteg kini hadir di kota-kota besar.

- WARUNG PADANG. Siapa tak kenal warung masakan Minang yang terkenal
sebagai warung padang? Warung ini ada di hampir setiap kota di tanah air.
Mereka ulet bertahan bertahun-tahun sampai dagangannya diterima warga
daerah ybs. Kehidupannya makin baik. Pengusaha “warung padang” banyak yang
sukses, lihat saja jaringan restoran padang seperti Sederhana, Sinar Baru,
Natrabu, dan masih banyak lagi.

- BENGKEL BATAK. Di manapun orang Batak mampu hidup hanya bermodal mesin
kompresor, tambal ban. Mereka tahan menderita pada awalnya sampai punya
bengkel besar. Itu gambaran umum saja, pengusaha asal Batak juga sudah
banyak yang sukses.

- WARKOP KUNINGAN. Warung kopi, bubur kacang ijo, dan mie instan di
Jakarta, umumnya dijalankan orang dari Kuningan, Jabar. Warung mereka
kecil-kecil saja, menjangkau warga kebanyakan, tapi jaringannya banyak dan
kuat. Warung Kuningan juga sudah merambah ke kota lain dengan spesialisasi:
bubur kacang ijo, kopi, dan mie instan. Di Semarang, ada pengusaha asal
Kuningan sudah belasan tahun berjualan seperti itu, dan sukses, mengalahkan
“burjo” lokal.

- TUKANG KREDIT TASIK. Siapa yang mau mengingkari keuletan orang
Tasikmalaya, Jabar, dalam berusaha kredit skala kecil/kampung? Mereka
dengan rajin dan ulet mengumpulkan seribu dua ribu rupiah per hari. Saya
pernah kenal orang Magelang asal Tasik yang belasan tahun berusaha kredit
di sana. Lumayan sukses juga. Waktu saya masih di kampung, saya heran
dengan keulean orang Tasik yang merantau ke sana dengan mengumpulkan lima
hingga sepuluh rupiah per harinya.

- TOILET TASIK. Selain bidang kredit, banyak orang Tasik “terlibat bisnis
berbau busuk” yaitu toilet. Toilet di Jabodetabek, umumnya dikelola orang
Tasik, ketika orang lain menolak bisnis yang berbau tidak enak. Hasilnya?
Banyak yang sudah jadi boss dan jangan heran di kampungnya mereka punya
sedan mewah dan rumah bagus.

- BAKSO WONOGIRI. Bakso asal cina tapi brand-nya di Jabodetabek dipegang
orang asal Wonogiri. Mereka merembes ibukota dari pinggiran, berjualan
bakso pikulan. Mereka membawa keluarga mereka untuk mengembangkan usaha.
Kini, bakso wonogiri ada di kota-kota besar di Jawa, dan berkembang
berjualan mie ayam. Tak terhitung pengusaha bakso asal Wonogiri yang sukses
memiliki rumah mewah, dan mobil mewah seperti BMW, Baby Benz, dsb. di
kampung mereka.

- BIS WONOGIRI. Populasi orang Wonogiri yang banyak di Jakarta, memunculkan
kebutuhan angkutan untuk pulang kampung. Lalu muncullah belasan perusahaan
bis malam milik orang pribumi. Perusahaan bis Wonogiri itu kemudian
berkembang hingga ke daerah-daerah lainnya. Silakan datang ke Kecamatan
Baturetno, Wonogiri, lihat siapa yang menguasai perdagangan di sana.

- RONGSOKAN MADURA. Orang Madura amat ulet mampu