[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua
nah apa hubungannya dengan Indonesia? Kalau google itu kita ibaratkan Indonesia, apa yang terjadi dengan IPTN dan Megaproject ini seperti excite. excite focus ke big hit. sementara google focus ke long tail. Kita berusaha untuk focus ke big hit. Ide2 mega project, ide2 tentang infosys, wipro, microsoft research centre. semua itu big hit. multi billion dollar business. sementara kita lupa bahwa kita punya long tail. kita gak focus untuk monetize long tail. PakCik, kenapa infosys dan wipro tidak dikategorikan sebagai monetize long tail? Di Jepang, kalau ke supermarket, umumnya(?) udang dari Indonesia. saya pernah ke toko baju, liat harganya di atas 10 ribu yen (di atas 1 juta rupiah), eh ternyata made in Indonesia. Di Indonesia paling gak sampe 100 ribu. kalau penggemar kopi, ada 3 kopi yang aku temukan dari Indonesia, gak tau benar apa nggak. 1. toraja 2. sumatra mandaling. 3. god mountain (maksudnya pulau dewata??). garment indonesia udah kelaut sekarang, udah kegiles sama china. Dulu komplein indonesia cuman jadi tukat jahit aja, tapi sekarang dapet order tukang jahit aja udah susah banget. Udang? Sudah banyak penyakitnya dan dapet tuntutan dumping dari luar. Kopi dan Teh? Itu hasil eksporan dari PTP semua. btw, imho java coffe is overratted, starbucks enak kopinya karena fresh roasted, grinding and WATER, btw, starbucks is also overratted ;p TAPI, gak harus juga. selain mikirkan gimana nambah devisa, kita juga bisa mikirkan gimana mengurangi devisa yang keluar. misalnya, office di ganti sama openoffice. atau apalah. artinya memenuhi kebutuhan dalam negri, daripada kasih duit ke microsoft, oracle, sap, dan lain2. Bukannya ngak mau mengurangi devisa tapi Microsoft, Oracle SAP punya pasarnya sendiri2. Dan pasarnya mereka itu ngak masalah sama duit tapi lebih concern sama Business Continuity and Sustainable. Kalau kita datang ke mereka terus ngasih tau, dengan make produk X bapak akan hemat 1 Mill USD tapi reputasi dan security job bapak juga terancam. Mereka mau main aman semua dan ngikutin best-practice yang ada. tentang mimpi bikin rocket, kalau caraku sih gini. kalau mau bikin rocket, suruh orang2 itu bikin layangan dulu. simpan mimpi bikin rocket itu jadi hidden agenda. bikin mereka compete bikin layangan yang bagus. oneday, they will create rocket for you. Gini Pak Cik, yang berusaha dikasih tau sama om carlos adalah buat rocket itu kaga susah2 banget dan kita sebetulnya bisa kok tinggal usaha kita dan termasuk juga keberuntungan ;) Jadi pemerintah itu harusnya seperti ebay dan google. harus bikin yang kecil2 itu gampang berbisnis. bisa dengan bikin telpon jadi komoditi, jadi nol harganya. atau bikin internet jadi nol harganya. atau bikin alat pembayaran yang aman. atau apalah. Kenapa coba harus pemerintah? semakin dikit pemerintah intervensi, semakin bagus market terbentuk ;) Back on topic again, Stem Cell Researchnya Om James Riyadi saya sebetulnya ngak ada masalah. Apakah bakalan berhasil dengan duit segepoknya dan orang seperti Yohanes Surya yg mimpin? Terus terang saya pesimis tapi yang perlu diperhatikan adalah Trickle-down Effectnya. Seperti Pak BR kasih contoh dengan Lockhead dan IPTN. Tapi kalau duit pemerintah yang dipakai seperti negara singapore dan malaysia sisihkan dari APBN tiap tahunnya, saya baru tidak setuju. Busung lapar aja masih dimana2 :) --alex
[teknologia] Re: Bisnis outsourcing dan bisnis open-source-related ,sebuah perbandingan
Muhamad Carlos Patriawan wrote: Kebanyakan yg *bisa* IT dan *bisa* bahasa inggris sudah keluar negri Ahh yang bener :-))) Berdasarkan data statistik hasil hitung-hitung sendiri,justru sebagian besar masih di dalam negeri lho. hehehe, tapi itupun ada argumennya 'om ;) Hidup ini kan pilihan dan siapa bilang tinggal di luar negri itu enak? Mending di Indonesia, ada pembantu, istri+anak2 deket, ortu dan saudara2 deket. Ngapain di luar negri, nyari makan yg cocok sama lidah susah, house work sendiri, ketemu istri+anak kl cuti aja, ortu kl sakit uring2an dll. Seperti kata orang bijak, ngak semua bisa kebeli sama uang ;p Intinya mereka disitu karena milih disitu dan mereka sudah berada di comfort zone ;) Dan harus om carlos akuilah, untuk menjadi seorang carlos sekarang ini kan penuh dengan perjuangan dan pengorbanan juga. (mungkin juga ditambah dengan tetes air mata ;p) Asli kalau bahasa inggris masalahnya sih anak2 luluan LIA sudah ratusan ribu banyaknya di Jakarta :)) Kalau yang mau lebih jago ambil dari fakultas sastra :)) haha, tadinya saya juga mikir bakalan ada argumen disini. Tapi ada masalah di availability. Kalau saya buka centre di Indonesia untuk requirement bisa IT berbahasa inggris, mungkin lamaran yang datang ada sekitar 100. Tapi kalau saya buka centre di Malaysia dengan requirement yang sama, lamaran yang datang ada sekitar 500. Gunanya kita lebih banyak option dan misalnya butuh orang lagi juga lebih gampang dapetnya. Dan lagipula kan harga itu tergantung supply + demand ;) Mudah2an ada yg punya ide brilian gimana ngebuat bahasa inggris menjadi bahasa kedua setelah bahasa indonesia. Setelah itu baru kita ngomong bahasa mandarin dan spanish ;) Pertanyaannya mungkin sudah dijawab sama pengajar2 di LIA atau orang2 di British Library di Jl Sudirman dengan apa yang mereka lakukan. masih kurang massive om effectnya. Kudu ada trobosan lagi nih. Kayanya gara2 orang dulu juga sih yah, orang inggrislah diusir2 ;) *this is a joke, don't kill me* --alex
[teknologia] Re: term privacy blog saya
Arif Hidayat wrote: mungkin OOT: Bisa dibayangkan kalau tidak ada disclaimer/EULA semacam ini.. Bill Gates/Microsoft akan sudah bangkrut dari dulu :). eksistensi EULA ini menunjukkan kalau pasar software masih milik produsen.. mereka bebas menentukan semua mulai dari spesifikasi, harga, term pemakaian, dll. Konsumen cuma bisa terima, kalau tidak setuju ya jangan beli, masih banyak pembeli lain Bukan bermaksud untuk membela om BG atau MS, tapi kenapa tidak dibalik aja argumennya. Kalau saya ngak setuju sama EULA MS Office, masih ada kok product office lainnya seperti Open Office. Begitu juga dengan produk2 MS lainnya. Beginilah, coba bandingkan support dan licensing option MS dengan vendor2 besar lainnya. Kalau sudah, coba kasih tau saya yang paling responsive dan fleksibel ;) btw, kalau mau diadu sama Redhat juga ngak papa ;p --alex
[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua
ahutapea wrote: nah apa hubungannya dengan Indonesia? Kalau google itu kita ibaratkan Indonesia, apa yang terjadi dengan IPTN dan Megaproject ini seperti excite. excite focus ke big hit. sementara google focus ke long tail. Kita berusaha untuk focus ke big hit. Ide2 mega project, ide2 tentang infosys, wipro, microsoft research centre. semua itu big hit. multi billion dollar business. sementara kita lupa bahwa kita punya long tail. kita gak focus untuk monetize long tail. PakCik, kenapa infosys dan wipro tidak dikategorikan sebagai monetize long tail? Sip,orang HCL angkat bicara. Gitu dong,kita punya pengalaman dimana2,tinggal bagaimana saling membantu untuk satu tujuan. Masalah infosys mending baca dulu lah riwayat hidupnya Infosys dan Wipro,saya tadi ngakak waktu denger infosys cs ini 'mega projek'. Bisnis outsourcing ini bisnis hampir pasti untung Bro (walau bagaimanapun,beda dengan bisnis *tech yang extra-spekulatif seperti Biotech dan NanoTech), margin profitnya tinggi karena ***gak perlu bikin produk dari awal***; keyword yg mereka pakai BPO,customization,integrasi dan SDM yang OK(bukan expert).Kalau yang mau lowtech,bisa kembangkan call center,modalnya hanya VoIP dan SDM yang oke dalam berbahasa inggris. Masalah kenapa persh macam Infosys gak berkembang di Indonesia: 1. kontak 2. kontak 3. kontak ... Pak Hutapea sudah ungkapkan beberapa kali. Di Jepang, kalau ke supermarket, umumnya(?) udang dari Indonesia. saya pernah ke toko baju, liat harganya di atas 10 ribu yen (di atas 1 juta rupiah), eh ternyata made in Indonesia. Di Indonesia paling gak sampe 100 ribu. kalau penggemar kopi, ada 3 kopi yang aku temukan dari Indonesia, gak tau benar apa nggak. 1. toraja 2. sumatra mandaling. 3. god mountain (maksudnya pulau dewata??). garment indonesia udah kelaut sekarang, udah kegiles sama china. Dulu komplein indonesia cuman jadi tukat jahit aja, tapi sekarang dapet order tukang jahit aja udah susah banget. Udang? Sudah banyak penyakitnya dan dapet tuntutan dumping dari luar. Kopi dan Teh? Itu hasil eksporan dari PTP semua. btw, imho java coffe is overratted, starbucks enak kopinya karena fresh roasted, grinding and WATER, btw, starbucks is also overratted ;p Begini saja deh kawan2: 1. Apakah anda masih membayangkan Indonesia tahun 2005 adalah sama dengan Indonesia tahun 1985 dimana SDA termasuk minyak gak bakal abis-abis ? Wake up,Indonesia yang bisa hidup 100% dari mengandalkan SDA dan manufakturing sektor is OVER. Sudah dari tahun 2004 kita net oil importir.Atau mau nunggu ada proyek proyek tipuan yg bisa menjajikan harapan semu seperti Busang-BreX lagi ?? Apakah ada jalan selain mengandalkan SDA ? YA ADA, yaitu melalui pendayagunaan SDM Indonesia **yang pintar-pintar** seperti Pakcik dan Pak Hutapea. 2. Apakah anda membayangkan dunia tahun 2005 sama seperti dunia tahun 1990 dimana cuman Amerika Serikat saja yang maju dan bisa berkembang dalam hal teknologi (yg nantinya memberi efek besar di bidang ekonomi ? Wake up,masa dominasi tunggal AS di bidang teknologi is almost over.AS resmi jadi net-technologi-importir sejak 2003.Kemaren baru muncul bill sebagai jawaban masalah ini yang intinya merekomendasikan pembentukan Silicon silicon valle baru di luar california. Ternyata permasalahan orang AS non california sama dengan permasalahan di negara lain :)) Balik lagi,Negara yang tadinya kurang diperhatikan(developing country) bahkan oleh pemth Indonesia sekarang sudah unjuk gigi,diam diam mereka berhasil melakukan transfer teknologi dari AS ke negaranya (melalui expatnya) dan kemudian berhasil memajukan negaranya (yang bisa diukur dari GDP,kestabilan mata uang,trade surplus) melalui sektor hitek. Masalahnya sekarang,karena kemajuan negara2 lain tersebut (new equilabrium) ini menyebabkan menaiknya kelas menengah dan kelas kaya di negara mereka yang mengakibatkan DEMAND negara negara tersebut meningkat secara double. Efeknya ? Tingginya minyak dunia,natural gas, dan macam2 yang secara langsung dan tidak langsung harus dibayar mahal oleh orang Indonesia yang sudah jadi pengimport. Ini bukan trend sesaat lho tapi bakal terus2an begini. tentang mimpi bikin rocket, kalau caraku sih gini. kalau mau bikin rocket, suruh orang2 itu bikin layangan dulu. simpan mimpi bikin rocket itu jadi hidden agenda. bikin mereka compete bikin layangan yang bagus. oneday, they will create rocket for you. Gini Pak Cik, yang berusaha dikasih tau sama om carlos adalah buat rocket itu kaga susah2 banget dan kita sebetulnya bisa kok tinggal usaha kita dan termasuk juga keberuntungan ;) Jadi pemerintah itu harusnya seperti ebay dan google. harus bikin yang kecil2 itu gampang berbisnis. bisa dengan bikin telpon jadi komoditi, jadi nol harganya. atau bikin internet jadi nol harganya. atau bikin alat pembayaran yang aman. atau apalah. Kenapa coba harus pemerintah? semakin dikit pemerintah intervensi, semakin bagus market terbentuk ;)
[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua
On 12/26/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Sip,orang HCL angkat bicara. Gitu dong,kita punya pengalamandimana2,tinggal bagaimana saling membantu untuk satu tujuan.Masalah infosys mending baca dulu lah riwayat hidupnya Infosys danWipro,saya tadi ngakakwaktu denger infosys cs ini 'mega projek'. Bisnis outsourcing inibisnis hampir pasti untung Bro (walaubagaimanapun,beda dengan bisnis *tech yang extra-spekulatif sepertiBiotech dan NanoTech), margin profitnya tinggi karena ***gak perlubikin produk dari awal***; keyword yg mereka pakai BPO,customization,integrasi danSDM yang OK(bukan expert).Kalau yangmau lowtech,bisa kembangkan call center,modalnya hanya VoIP dan SDMyang oke dalam berbahasa inggris.Masalah kenapa persh macam Infosys gak berkembang di Indonesia: 1. kontak2. kontak 3. kontak ... Pak Hutapea sudah ungkapkan beberapa kali.hehehe ok. saya dukunglah . tinggal eksekusi nih. seperti kata pak Budi, kerja, kerja, kerja .. :) saya ini protes mulu. -- PakcikUnder Construction
[teknologia] Re: Bisnis outsourcing dan bisnis open-source-related ,sebuah perbandingan
ahutapea wrote: Muhamad Carlos Patriawan wrote: Kebanyakan yg *bisa* IT dan *bisa* bahasa inggris sudah keluar negri Ahh yang bener :-))) Berdasarkan data statistik hasil hitung-hitung sendiri,justru sebagian besar masih di dalam negeri lho. hehehe, tapi itupun ada argumennya 'om ;) Hidup ini kan pilihan dan siapa bilang tinggal di luar negri itu enak? Mending di Indonesia, ada pembantu, istri+anak2 deket, ortu dan saudara2 deket. Ngapain di luar negri, nyari makan yg cocok sama lidah susah, house work sendiri, ketemu istri+anak kl cuti aja, ortu kl sakit uring2an dll. Seperti kata orang bijak, ngak semua bisa kebeli sama uang ;p Intinya mereka disitu karena milih disitu dan mereka sudah berada di comfort zone ;) Tapi sekarang saya lihat sejak krismon ada perubahan terutama untuk anak anak muda-nya yang sadar dengan kondisi asli bangsa Indonesia sejak jaman Orba. Jadi argumentasi diatas pas digunakan untuk generasi2 tua saja :) Skrg mah setahu saya orang pada menjerit,cabe jadi 30,000 sekilo,nasi padang dari 5,000 jadi 15,000 sebungkus,diukur dari Purchasing power harga2 segitu gak masuk akal lagi,pengangguran 40%,gaji gak naik2 sementara inflasi double digits. Where's the 'comfort zone' Sir ? The comfort zone is gone since 1995 :) Asli kalau bahasa inggris masalahnya sih anak2 luluan LIA sudah ratusan ribu banyaknya di Jakarta :)) Kalau yang mau lebih jago ambil dari fakultas sastra :)) haha, tadinya saya juga mikir bakalan ada argumen disini. Tapi ada masalah di availability. Kalau saya buka centre di Indonesia untuk requirement bisa IT berbahasa inggris, mungkin lamaran yang datang ada sekitar 100. Tapi kalau saya buka centre di Malaysia dengan requirement yang sama, lamaran yang datang ada sekitar 500. Gunanya kita lebih banyak option dan misalnya butuh orang lagi juga lebih gampang dapetnya. Dan lagipula kan harga itu tergantung supply + demand ;) Iya walaupun benar tapi kalau argumentasinya begini terus mah namanya persh Indonesia gak bakal punya motivasi untuk bersaing secara global :) Memang namanya kita terlambat dan salah jalan berdekade-dekade,ya mau gimana lagi selain hit resistance tersebut ? memang itu tantanganya koq. Kalau logiknya saya pakai untuk Vietnam,mungkin vietnam yg sekarang masih sama seperti vietnam tahun 1975 alias sudah menyerah dulu sebelum berbuat :)) Mudah2an ada yg punya ide brilian gimana ngebuat bahasa inggris menjadi bahasa kedua setelah bahasa indonesia. Setelah itu baru kita ngomong bahasa mandarin dan spanish ;) Pertanyaannya mungkin sudah dijawab sama pengajar2 di LIA atau orang2 di British Library di Jl Sudirman dengan apa yang mereka lakukan. masih kurang massive om effectnya. Kudu ada trobosan lagi nih. Kayanya gara2 orang dulu juga sih yah, orang inggrislah diusir2 ;) *this is a joke, don't kill me* yang ini saya setuju. Carlos
[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua
On 12/26/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: ps: lockheed (pembuat pesawat terbang) dulu menjadi salah satucikal bakal teknologi di California (silicon valley).banyak anak-anak startup yang kalau dirunut berasal darikeluarga yang kerja di lockheed. lockheed menjadi buffer dari SDM. IPTN = lockheed??? what a coincidence.(ataukah tanpa sadar kita mengikuti jejak SV?)pak Budi punya analisa kenapa IPTN gak menghasilkan startup seperti kasus lockhead? -- PakcikUnder Construction
[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua
Pakcik wrote: On 12/26/05, ahutapea [EMAIL PROTECTED] wrote: nah apa hubungannya dengan Indonesia? Kalau google itu kita ibaratkan Indonesia, apa yang terjadi dengan IPTN dan Megaproject ini seperti excite. excite focus ke big hit. sementara google focus ke long tail. Kita berusaha untuk focus ke big hit. Ide2 mega project, ide2 tentang infosys, wipro, microsoft research centre. semua itu big hit. multi billion dollar business. sementara kita lupa bahwa kita punya long tail. kita gak focus untuk monetize long tail. PakCik, kenapa infosys dan wipro tidak dikategorikan sebagai monetize long tail? oh, gak tau juga. karna saya takut kali sama hitung2an di thread lain, sekian sekian billon dollar. :) tapi bisa aja bikin infosys versi long tail. Pertanyaan yang sebaiknya ditanyakan: kenapa koq perushaan India yang bajaynya aja gak punya pintu tapi punya industri IT seharga 40 billion dan jauh melebihi persh yang bikin produk ? Emangnya sekejab infosys itu bikin duit 40 bilion ?? Itu dong yang dipelajari. Saya yakin kalau bapak bapak melihat bagaimana situasi ekonomi waktu yang bikin infosys atau org2 India yang top itu masih dalam tahap 'belajar'/sekolah,akan merasa malu,karena hidupnya serba kekurangan (gua bisa bilang karena sempat lihat sendiri),Indonesia jauh lebih makmur (pada saat org2 itu masih muda,sekitar 1970an). Di Jepang, kalau ke supermarket, umumnya(?) udang dari Indonesia. saya pernah ke toko baju, liat harganya di atas 10 ribu yen (di atas 1 juta rupiah), eh ternyata made in Indonesia. Di Indonesia paling gak sampe 100 ribu. kalau penggemar kopi, ada 3 kopi yang aku temukan dari Indonesia, gak tau benar apa nggak. 1. toraja 2. sumatra mandaling. 3. god mountain (maksudnya pulau dewata??). garment indonesia udah kelaut sekarang, udah kegiles sama china. Dulu komplein indonesia cuman jadi tukat jahit aja, tapi sekarang dapet order tukang jahit aja udah susah banget. Udang? Sudah banyak penyakitnya dan dapet tuntutan dumping dari luar. Kopi dan Teh? Itu hasil eksporan dari PTP semua. btw, imho java coffe is overratted, starbucks enak kopinya karena fresh roasted, grinding and WATER, btw, starbucks is also overratted ;p so? mau disuruh migrasi ke IT semua? kemarin2 di kompas, pengangguran di Indonesia 40 juta. trus petani berapa. trus tukang jahit berapa? trus kemarin2 di detik. jumlah developer di Indonesia 60 ribu orang. dan untuk memenuhi kebutuhan indonesia aja mungkin belum cukup. bandingkan dengan india. mereka punya 1 juta orang developer. itu angka2nya. Memang ini kesalahan 10 dekade yang harus dirubah. Ada cara jangka panjang dan jangka pendek untuk merubah dan ***akselarasi situasi tersebut. Silahkan baca buku Flight Capital,disitu digambarkan prgram2 pemth China,India,Irlandia,Singapore sejak 10-20 tahun yang lalu untuk mengejar ketertinggalan mereka. Carlos
[teknologia] Fwd: [FLP] OOT: Seribu buku untuk Tuna Netra
Sepertinyaini aplikasi TTS dari pak Ary Akhmad Arman kemaren. Ada yang mau membantu? -- Forwarded message --From: soe*** [EMAIL PROTECTED]Date: Dec 26, 2005 3:27 PM Subject: [FLP] OOT: Seribu buku untuk Tuna NetraTo: [EMAIL PROTECTED]PERNAHKAH TERPIKIR BAGAIMANA TUNANETRA BACA BUKU DAN DI MANA BELINYA? TAK SATUPUN TOKO BUKU DAN PERPUSTAKAAN UMUM MENYEDIAKANNYA.YAYASAN MITRA NETRA canangkan:SERIBU BUKU UNTUK TUNANETRABuku akan dibuat dalam bentuk E-BOOK (buku elektronik).Tunanetra membaca dengan bantuan KOMPUTER BICARA. Anda bisa mengetik di MS WORD?Mari Bergabung Menjadi RELAWAN…!!!Caranya MUDAH:Tentukan buku pilihan anda dari daftar yang tersedia. (Anda juga dapat mengusulkan judul lain) Isi formulir pendaftaran relawan Ketik ulang buku dalam dokumen MS Word Kirimkan soft copy hasil ketikan Anda melalui e-mail atau pos ke: Yayasan Mitra Netra.Jl Gunung Balong II No. 58 Lebak Bulus III Jakarta Selatan 12440E-mail: [EMAIL PROTECTED] / [EMAIL PROTECTED] / [EMAIL PROTECTED] (Untuk keperluan pengeditan dan pemformatan, kami akan sangat berterima kasih bila anda juga bersedia mengirimkan hard copy-nya)MARI BERBAGI PADA SESAMA….deleted -- I am nobody, nobody is perfecthttp://hericz.net
[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua
Budi Rahardjo wrote: On 12/26/05, Pakcik [EMAIL PROTECTED] wrote: pak Budi punya analisa kenapa IPTN gak menghasilkan startup seperti kasus lockhead? Ok. Disclaimer: ini analisa dari seorang analis amatiran :) Kenapa IPTN kurang berhasil? Mismanagement! - SDM yang masuk ke IPTN kurang selektif - Etos kerja (sisi soft skill) tidak muncul (dan tidak dikembangkan?) Walhasil, orang yang rajin dan yang hanya baca koran gajinya sama. ... Maaf Pak Budi,tapi itu dari sisi internal saja dan 'mismanagement' itu masih satu hal kecil saja. Walau bagaimanapun industri 'aircraft maker' setahu saya very-high risk,modalnya sangat tinggi dengan return probabilitasnya untungnya masih sangat gambling (karena terlalu banyak faktor non-teknis untuk konfirmasi penjualan). Artinya cukup spekulatif.Boeing sendiri saya dengern layoff mulu dan mulai kalah bersaing dengan Airbus.Skrg industri pesawat terbang di sebagian negara besar sedang jatuh karena harga minyak dan persh kurangi bisnis travel karena sudah ada teknologi IT untuk menggantikannya. (hehehe hidup IT :) ) Yang saya pikir Indonesia kudu bikin adalah industri bisnis hitek yang low-mid risk,modalnya biasa saja,bisa menyerap SDM IT Indonesia yg pinter2 sehingga brain drain ke LN bisa distop dan tentu saja: harus pasti untung (meskpun apa sih yang pasti ? tapi kan ada probabilitas). Pak Budi dulu sudah sempat menyinggung 'software customization' ,nah sudah ketemu tuh salah satu jawabanya apa.Selanjutnya, industriawan besar seperti M Riady dkk itu adalah mencarikan kontak dengan calon investor atau calon buyer dari luar untuk pengusaha lokal IT,jadi ada sinergi sehat antara pengusaha UKM dan pengusaha kelas kakap. Kembali ke hal Indonesia RD,bagusnya industri ini muncul dengan mengikuti pola yang ada di Malaysia yaitu **tidak menciptakan produk langsung**, tapi ikut dalam manufaktur/contract manufactur/small scale RD seperti di Malaysia dan integrasi /customization/outsourcing produk seperti di India. Carlos
[teknologia] [OOT] Local Indonesia Woman in Mercury News frontpage (tsunami orphanage)
Gak ada hubunganya dengan IT tapi baguslah buat baca2 karena ini dimuat di front page SJ Mercury News,ini tentang seorang perempuan Indonesia di Silicon Valley yang 'punya akses dan kontak' dan dengan jiwa sosialnya,membangun proyek orphanage di Aceh.Kebetulan beliau berasal dari Aceh juga dan kehilangan family member waktu tsunami tahun kemaren. http://www.mercurynews.com/mld/mercurynews/news/13488585.htm
[teknologia] Re: Bisnis outsourcing dan bisnis open-source-related ,sebuah perbandingan
Asli kalau bahasa inggris masalahnya sih anak2 luluan LIA sudah ratusan ribu banyaknya di Jakarta :)) Kalau yang mau lebih jago ambil dari fakultas sastra :)) Memang iya :) Tapi pengalaman mengatakan bahwa kebanyakan anak sastra kurang ngeh dan kurang tertarik dengan komputer. Saya pernah jadi sys admin sebuah univ cukup besar. Kalau anak sastra/orang bahasa di persh hitek Silicon Valley,pekerjaanya biasanya adalah Technical Writer,itu lho yang menulis user guide/reference guide ( jangan heran makanya kalau user guide suka ngaco :-) he he ). Pertanyaannya mungkin sudah dijawab sama pengajar2 di LIA atau orang2 di British Library di Jl Sudirman dengan apa yang mereka lakukan. Ngga terjawab dengan begitu saja, karena hal itu tidak bersifat menyeluruh. Harusnya porsi pengajaran bahasa inggris lebih diperbanyak mulai dari sekolah dasar. Sepakat 69%,tapi bukanya pengajaran bahasa inggris tersebut sudah ada di sebagian sekolah mas James ? bahkan dari TK :) tapi kalau saya tidak salah ini baru dimulai di awal 1990 kan ? jadi mungkin impactnya belum kelihatan. Carlos
[teknologia] Re: Fair trade - was Re: [teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua
Harry Sufehmi wrote: On 12/26/2005 at 12:05 PM rofiq wrote: Long tail? saya yakin petani kopi banyak sekali di Indonesia, kalau pemerintah bisa mengatur trading mereka dengan importir luar, tentunya derajat hidup mereka bisa jauh lebih baik. Saya sempat berusaha untuk memperbaiki nasib para petani kopi di daerah Lampung. Masalah mereka ada beberapa, yaitu: 1. Menjual ke tengkulak, mereka mendapat harga yang tidak layak 2. Kemampuan me-manage uang; uang yang diterima di foya-foyakan beberapa hari, kemudian sampai panen berikutnya mereka hidup miskin kembali Tapi, ternyata dari mereka sendiri tidak mau merubah kebiasaannya ini. Ya, susah juga jadinya... :-) karena yang mau dirubah karakter, ada sih yang bisa berubah karakternya,tapi mungkin itu 1 dari 100 dan kemungkinan besar sudah tidak jadi petani lagi sekarang ;-) Dari pengalaman saya membaca riwayat hidup orang2 India yang sekarang top (dan kadang2 China),ternyata kebanyakan mereka berasal dari keluarga yang hidup susah dulunya (petani,nelayan,buruh atau pegawai negeri kecil),bedanya, orang tua mereka dulu selalu menanamkan prinsip berikut ke anak2nya Pendidikan nomor satu,sekolah yang bener,kalu mau hidup enak dan lepas dari kemiskinan harus belajar,belajar ilmu science dan matematika diutamakan Makanya,kalau mau membantu petani,lebih baik pendekatanya melalui beasiswa pendidikan ke anak-anak petani/nelayan tadi. Ini jangka panjangnya. Anyway hal ini sebenarnya sudah kami (ehem) lakukan 3 dekade dan impactnya sudah terlihat.Saya yakin banyak kawan lain yang juga sudah melakukan hal yang sama. Carlos
[teknologia] Re: term privacy blog saya
Arif Hidayat wrote: biasanya disclaimer seperti ini dipasang di forum-forum warez yang membahas serial number/software cracking. pake disclaimer seperti ini umumnya akan dianggap mencoreng diri sendiri. iya pak, lagipula itu bogus kok isinya (nggak ada peraturan semacam itu yg dibuat oleh bill clinton) kalo yang violation seperti itu ada undang-undangnya untuk anti-pornographi child abusing Jadi syarat untuk membuka web tersebut,sama adminya harus di logs,dan jika diketahui ada yang posting gambar2 tidak senonoh (dengan pelaku anak2) bisa ditrace dan ep-bi-ai turun tangan langsung. Sudah ada beberapa orang/poster di internet yang ditangkap karena hal ini.
[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua
On 12/27/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf Pak Budi,tapi itu dari sisi internal saja dan 'mismanagement' itu masih satu hal kecil saja. Tentu saja banyak masalah lain, seperti halnya di bisnis apa pun. Walau bagaimanapun industri 'aircraft maker' setahu saya very-high risk,modalnya sangat tinggi dengan return probabilitasnya untungnya masih sangat gambling (karena terlalu banyak faktor non-teknis untuk konfirmasi penjualan). Gampangannya, Indonesia ini kan negara kepulauan dan tersebar secara melebar. Jadi dia membutuhkan: - alat transportasi (kapal dan pesawat terbang) - alat komunikasi (telepon, Internet, dsb.) Kedua hal tersebut, mau tidak mau akan dibutuhkan oleh kita sendiri. Mengenai apa buat sendiri atau beli saja, itu terserah kita. Kalau memang kita mau beli, ya jangan marah-marah kalau impor ya. (Sekarang contohnya kita impor handphone dalam jumlah yang fantastis: jutaan!) Lantas ini semua dibayar pakai apa ya? (Think: devisa?) Pak Budi dulu sudah sempat menyinggung 'software customization' ,nah sudah ketemu tuh salah satu jawabanya apa. he he he. Software customization itu kurang keren sehingga dipandang sebelah mata. Sama dengan pabrik alat-alat elektronika (seperti setrikaan, atau toner) yang kata orang industri tukang jahit, hanya merakit, dsb. Banyak yang tidak sadar bahwa industri inilah yang menghasilkan devisa bagi Indonesia, yang membuat kita masih bisa hidup. Kalau kata mentor saya, IT? Buktikan dulu bahwa memang IT itu bisa menghasilkan devisa. Pekerjaan assembling lebih berjasa daripada IT. Kembali ke hal Indonesia RD,bagusnya industri ini muncul dengan mengikuti pola yang ada di Malaysia yaitu **tidak menciptakan produk langsung**, tapi ikut dalam manufaktur/contract manufactur/small scale RD seperti di Malaysia dan integrasi /customization/outsourcing produk seperti di India. Tapi ... Malaysia punya Proton :) -- budi
[teknologia] Re: Fwd: [FLP] OOT: Seribu buku untuk Tuna Netra
Bagaimana kalau ini dihubungkan dengan upaya Google (untuk melakukan scanning buku)? Dengan kata lain, disarankan agar Google melakukan scanning buku Bahasa Indonesia dulu saja. -- budi
[teknologia] Re: Diskusi Stem Cell Research di Indonesia Bagian ke dua
Budi Rahardjo wrote: On 12/27/05, Muhamad Carlos Patriawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf Pak Budi,tapi itu dari sisi internal saja dan 'mismanagement' itu masih satu hal kecil saja. Tentu saja banyak masalah lain, seperti halnya di bisnis apa pun. Hmmm,ini soal sektoral-kan,untuk ini kita mesti bener2 hati. Kalau dalam konteks 'aircraft maker' itu kan gak main-main.Pesawat jatuh sekali mungkin orang jadi enggan beli lagi (kecuali monopoli tentunya), beda kalau software,kalaupun ada bugsnya masih bisa ditunda bertahun-tahun :)) Walau bagaimanapun industri 'aircraft maker' setahu saya very-high risk,modalnya sangat tinggi dengan return probabilitasnya untungnya masih sangat gambling (karena terlalu banyak faktor non-teknis untuk konfirmasi penjualan). Gampangannya, Indonesia ini kan negara kepulauan dan tersebar secara melebar. Jadi dia membutuhkan: - alat transportasi (kapal dan pesawat terbang) - alat komunikasi (telepon, Internet, dsb.) Kalau telepon kan sudah diproduksi lokal. CMIIW :) Kedua hal tersebut, mau tidak mau akan dibutuhkan oleh kita sendiri. Mengenai apa buat sendiri atau beli saja, itu terserah kita. Kalau memang kita mau beli, ya jangan marah-marah kalau impor ya. (Sekarang contohnya kita impor handphone dalam jumlah yang fantastis: jutaan!) Apakah ada manufakturing plant handphone2 tersebut yang berada di Indonesia Pak ? Kalau tidak kenapa ini tidak dikejar ?? Nah ini termasuk mid-low-risk bisnis di level Indonesia dibanding bikin pesawat terbang. Lantas ini semua dibayar pakai apa ya? (Think: devisa?) Pak Budi dulu sudah sempat menyinggung 'software customization' ,nah sudah ketemu tuh salah satu jawabanya apa. he he he. Software customization itu kurang keren sehingga dipandang sebelah mata. Sama dengan pabrik alat-alat elektronika (seperti setrikaan, atau toner) yang kata orang industri tukang jahit, hanya merakit, dsb. Software customization ini kan luas sekali,mulai dari ASP dan bisa merambah ke oursourcing,consuling,CRM dan ERP. Itu kemaren Pak Samuel Franklyn berani klaim kalau 'barang' bikinanya sudah bisa seperti salesforce.com :)) Sayang banget kalau hal ini dilihat sebelah mata. Kembali ke hal Indonesia RD,bagusnya industri ini muncul dengan mengikuti pola yang ada di Malaysia yaitu **tidak menciptakan produk langsung**, tapi ikut dalam manufaktur/contract manufactur/small scale RD seperti di Malaysia dan integrasi /customization/outsourcing produk seperti di India. Tapi ... Malaysia punya Proton :) Oooo setuju Pak, yang penting value proposition dan risk factornya benar-benar dihitung. Istilahnya, biarin lah kita mengerjakan *tech (yang gak se-cool nanotech atau biotech,) yang penting risk factornya kecil dan menghasilkan devisa :-)) Carlos
[teknologia] Standar Kompetensi (SKKNI) Jaringan dan Sisadmin
Saat ini sedang dibahas Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang keahlian Jaringan dan Sistem Administrasi. Dalam waktu dekat, kemungkinan pada tanggal 18 Januari 2006, akan diadakan konvensi untuk membahas SKKNI ini. Draft dari SKKNI ini (meski bukan versi akhir) dapat diambil di http://budi.insan.co.id/docs.html Mohon masukan dari rekan-rekan sekalian. -- budi
[teknologia] Fwd: [Dosen ITB] ITB receives 155 million US$ IC Design CAD
-- Forwarded message -- From: Trio Adiono [EMAIL PROTECTED] Date: Nov 13, 2005 3:14 PM Subject: [Dosen ITB] ITB receives 155 million US$ IC Design CAD Kalau Intel investasi 230 million US$ di Malaysia, maka Synopsys Inc. USA memberi kepercayaan kepada ITB untuk menggunakan Sofware CAD untuk chip design dengan list price 155 million US$ (1.5 Trilyun Rupiah lebih). Sampai saat ini kami telah menghasilkan beberapa desain chip dengan menggunaan SW tersebut (MPEG Chip). Menurut kami hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi ITB untuk bisa memasuki class IC Designer yang ada di Silicon Valley dan memiliki kompetensi dalam Hitech. Untuk itu kami mengharapkan masukan dari rekan-rekan dosen, maupun ITB, untuk memberdayakan fasilitas yang ada ini (dalam bentuk program-program maupun investasi) sehingga didapat hasil yang optimal. Mungkin ada obsesi dan ide untuk menyaingi apa yang telah dibangun di Malaysia. Trio Adiono Elektro ITB ___
[teknologia] Re: Standar Kompetensi (SKKNI) Jaringan dan Sisadmin
On 12/27/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saat ini sedang dibahas Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia(SKKNI) bidang keahlian Jaringan dan Sistem Administrasi. Dalam waktudekat, kemungkinan pada tanggal 18 Januari 2006, akan diadakankonvensi untuk membahas SKKNI ini. Draft dari SKKNI ini (meski bukan versi akhir) dapat diambil dihttp://budi.insan.co.id/docs.html kok gak bisa diakses ya pak budi ?? missing link mungkin ?Maaf kalo cuman one liner ;)-- Best RegardsDidik Achmadihttp://achmadi.net
[teknologia] Re: Standar Kompetensi (SKKNI) Jaringan dan Sisadmin
On 12/27/05, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saat ini sedang dibahas Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang keahlian Jaringan dan Sistem Administrasi. Dalam waktu dekat, kemungkinan pada tanggal 18 Januari 2006, akan diadakan konvensi untuk membahas SKKNI ini. Draft dari SKKNI ini (meski bukan versi akhir) dapat diambil di http://budi.insan.co.id/docs.html waktu saya klik, muncul error: Not Found The requested URL /DRAF02-SKKNI-JARKOM-SISADMIN-03.pdf was not found on this server. lagipula, saya agak terkesima dengan hyperlink-nya, jarikan? seperti jarik orang jawa? :D -- I solemnly swear that I'm up to no good http://data.startrek.or.id http://kiozk.com
[teknologia] Re: Bisnis outsourcing dan bisnis open-source-related ,sebuah perbandingan
Maaf ada yang kelupaan, ini point untuk menghilangkan 'myth' yang salah tentang belajar-bekerja di luar,khususnya industri hitek (saya pikir Alex sudah tahu tuh :)) ) saudara2 deket. Ngapain di luar negri, nyari makan yg cocok sama lidah susah, house work sendiri, ketemu istri+anak kl cuti aja, ortu kl ketemu istri+anak kl cuti aja ? ah gak bener banget ini,malah justru kebalikannya dimana kita lebih sering spend time dengan keluarga. Ada beberapa hal a) office hours terutama di persh hitek sangat flexible b) jarak office-rumah/sekolah/grocery store/halal meat itu hitungan 10-15 menit c) tidak semua persh hitek mewajibkan 5 hari dalam seminggu masuk kantor,alias bisa kerja dari rumah kalau mau d) jarang macet e) jarang banget ada persh minta employeenya kerja weekend kecuali startup Tentunya beda persh beda aturan dan kadang2 harus kerja AOH tapi itu kalau sudah dekat milestone saja,overall family life di valley khususnya,jauh lebih baik dibanding di Jakarta(karena macet dan jarak rumah--kantor/sekolah yg terlalu jauh. Carlos
[teknologia] Re: Standar Kompetensi (SKKNI) Jaringan dan Sisadmin
On 12/27/05, didik achmadi [EMAIL PROTECTED] wrote: kok gak bisa diakses ya pak budi ?? missing link mungkin ? maap. tadi kurang kata docs di depannya. sekarang sudah diperbaiki. -- budi
[teknologia] Re: Fwd: [Dosen ITB] ITB receives 155 million US$ IC Design CAD
Kalau Intel investasi 230 million US$ di Malaysia, maka Synopsys Inc. USAmemberi kepercayaan kepada ITB untuk menggunakan Sofware CAD untuk chip design dengan list price 155 million US$ (1.5 Trilyun Rupiah lebih).Sampaisaat ini kami telah menghasilkan beberapa desain chip dengan menggunaan SWtersebut (MPEG Chip).Menurut kami hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi ITB untuk bisa memasuki class IC Designer yang ada di SiliconValley dan memiliki kompetensi dalam Hitech.Untuk itu kami mengharapkanmasukan dari rekan-rekan dosen, maupun ITB, untuk memberdayakan fasilitas yang ada ini (dalam bentuk program-program maupun investasi) sehinggadidapat hasil yang optimal.Kalau boleh tahu, itb menggunakan fabrikasi dari mana? seberapa sering tape out cycle nya?