[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-04 Terurut Topik Ariya Hidayat

 Ada dua variabel
A = 9
B = 11
 Bagaimana cara mempertukarkan (swap) isi variabel itu?

Gampang sekali :-)

A = 11
B = 9

 Suprisingly, *BANYAK* yang tidak tahu!!!
 Kalau yang sering memprogram, langsung cepat (dan bahkan
 cenderung mempertanyakan mengapa hal tersebut ditanyakan
 karena demikian mudahnya).

Kalau A dan B adalah integer, swap tanpa variabel ekstra (plus penjelasannya):
http://ariya.pandu.org/articles/swap.htm

Hehehe perlu diganti pertanyaan stock seperti itu :-)

--
Ariya Hidayat

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-04 Terurut Topik Made Wiryana
On 8/4/06, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Ada dua variabelA = 9B = 11 Bagaimana cara mempertukarkan (swap) isi variabel itu?Gampang sekali :-)A = 11B = 9Bagaimana buat bahasa yang hanya memiliki single assignment buat variable-nya ?  Banyak bahasa functional atau bahasa di support verfiikasi formal memiliki fitur ini utk menghindari side effect
IMW

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html  -~--~~~~--~~--~--~---


[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-04 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 8/4/06, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Ada dua variabel
 A = 9
 B = 11
  Bagaimana cara mempertukarkan (swap) isi variabel itu?

 Gampang sekali :-)

 A = 11
 B = 9

he he he

Ternyata ada yang lebih kreatif (dalam artian tidak saya duga)

A = 9
B = 11

XA = 9
XB = 11
A = XB
B= BA

he he he. Ada juga yang agak sopan

A = 9
B = 11
XA = A
XB = B
A = XB
B = XA

iya ya, bisa pakai dua variabel temp. ha ha ha.
(saya mau tanya bisa pakai 3 nggak? ha ha ha. bukannya
berkurang, malah nambah. hi hi hi.)



 Kalau A dan B adalah integer, swap tanpa variabel ekstra (plus penjelasannya):
 http://ariya.pandu.org/articles/swap.htm

 Hehehe perlu diganti pertanyaan stock seperti itu :-)

Yup.

Itu pertanyaan selanjutnya kalau pertanyaan pertama dia lancar
(sangat cepat dalam menjawabnya). kalau pertanyaan pertama
saja sudah macet, ya nggak usah ke pertanyaan itu.

ps: ada yang lebih mudah, yaitu dengan + dan - saja :)
hayo gimana?
ariya kebanyakan mikir low level jadi pakai XOR segala.
hi hi hi.

-- budi

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-04 Terurut Topik Monang Setyawan

On 8/4/06, Ariya Hidayat [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Ada dua variabel
 A = 9
 B = 11
  Bagaimana cara mempertukarkan (swap) isi variabel itu?

 Gampang sekali :-)

 A = 11
 B = 9

Ato cukup sebaris kode LISP : (psetq a b b a)

Interviewee gak boleh pake macro yah :)


 Hehehe perlu diganti pertanyaan stock seperti itu :-)

 --
 Ariya Hidayat

 



-- 
Demi masa..

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-04 Terurut Topik Ariya Hidayat

 Ato cukup sebaris kode LISP : (psetq a b b a)

Atau versi low levelnya:
PUSH A
PUSH B
POP A
POP B

--
Ariya Hidayat

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-04 Terurut Topik Ariya Hidayat

 ps: ada yang lebih mudah, yaitu dengan + dan - saja :)
 hayo gimana?
 ariya kebanyakan mikir low level jadi pakai XOR segala.
 hi hi hi.

Sudah tentu saya ngertinya yang XOR itu setelah lewat ADD and SUB dulu :-)

Ada juga yang lebih gila lagi pakai FMUL dan FDIV (ketahuan belum
pernah mengalami 286 dan 386 yang FPU-nya nggak built-in), walaupun
bisa kena masalah overflow.

Sekalian beri bonus kalau jawabannya pakai (redundan, tapi tanda ketelitian!) :

(1) ada IF dulu: kalau A dan B nggak sama, baru di-swap :-)

(2) template (di C++), technically correct karena A dan B bisa saja
bukan primitif (alias objek).


--
Ariya Hidayat

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-04 Terurut Topik muhamad cpsmb tarigan

Adjie wrote:
 
  5. saya kadang2 di protes kandidat yg saya ingin masukin, dia protes,
  koq interviewernya annoying dan pertanyaannya ngeselin banget sich ?
  saya bilang memang itu sengaja, untuk melihat attitude dan behavior
  kandidat sewaktu nanti berhadapan dengan hal kritis terutama waktu
  berhadapan dengan customer.


 yaa ini kan untuk ngetest aja bagaimana karyawan dapa tahan dalam situasi
 stress atau kondisi yang tidak menyenangkan, semacam test EQ. and
 perusahaan ndak selalu mencari orang jenius atau bergelar Phd, yang di cari
 some one can work and getting things done.

 Saya setuju banget dengan pendapatnya Om Made, kalau team yang di cari ngga
 selalu harus pinter and jenius, tapi harus dapat bekerja dengan team dan
 juga bagus dalam berkomunikasi, karena untuk membuat seseorang jadi pinter
 bisa di lakukan  setelah dia di hire,

kalau dibahas lebih detail, ini sangat tergantung dengan job
requirementnya, untuk project requirement seperti new product/hw/sw
release memang butuh yg extra-sharp dan easy-to-work-with. Nah
challengennya memang disini dimana supply dengan tipikal orang orang
seperti ini sangat sedikit.

Sedangkan untuk project requirement yang hanya memerlukan sw/qa/hw
engineer untuk keperluan software atau hardware maintenance release
project, memang tidak diperlukan engineer yang extra-sharp, cukup yang
biasa biasa saja. Disini yang saya kadang2 lihat, untuk post seperti
ini sering di-isi oleh Ibu Ibu orang India .. he he he :))
jadi suaminya senior sw engineer dimana, istrinya kemudian yg
mengerjakan proyek software yg tipenya agak mudah.

( sebenarnya , bermula dari kebutuhan seperti inilah kemudian muncul
outsourcing ke India dst , karena job reqsnya gak susah susah amat dan
risknya kecil jika gagal )


 tapi yang paling penting untuk sukses dalam mencari pekerjaaan ada hal yang
 paling important, is network, because success is 90% networking 10%
 technical.

iya he he , tapi buat yang baru mulai kerja jangan sampai patah
semangat dengerin dogma seperti ini :)

-mcp


--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-04 Terurut Topik Adjie
 tapi yang paling penting untuk sukses dalam mencari pekerjaaan ada hal yang
 paling important, is network, because success is 90% networking 10% technical.iya he he , tapi buat yang baru mulai kerja jangan sampai patahsemangat dengerin dogma seperti ini :)
Carlos, ini bukan dogma tapi sudah realita, nah kalau kita ngga punya channel.. ( bisa temen kuliah, temen ngobrol di bubur kacang ijo, atau temen di milist) gimana bisa tahu ada lowongan atau ngga hehehe.
kan saya ngga bilang temen selalu kasih referensi, tapi temen bisa kasih informasi syukur2 mau ngasih referensi, kalau di Perushaan saya biasanya kalau mau hire ini cross check nya sampe kemana-mana. mungkin sama juga di tempat Carlos atau perusahaan-perusahan yang cukup besar.
tapi dengan adanya dunia nyata link spt Linked-in bisa membantu sebagai pintu awal, bukan begitu Pak ?rgdsAdjie

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html  -~--~~~~--~~--~--~---


[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-04 Terurut Topik muhamad cpsmb tarigan

Adjie wrote:
 
 
   tapi yang paling penting untuk sukses dalam mencari pekerjaaan ada hal
  yang
   paling important, is network, because success is 90% networking 10%
   technical.
 
  iya he he , tapi buat yang baru mulai kerja jangan sampai patah
  semangat dengerin dogma seperti ini :)




 Carlos, ini bukan dogma tapi sudah realita, nah kalau kita ngga punya
 channel.. ( bisa temen kuliah, temen ngobrol di bubur kacang ijo, atau temen
 di milist) gimana bisa tahu ada lowongan atau ngga hehehe.

sebentar sebentar, agaknya misunderstood lagi nich.

Memang yang bang adjie itu sebutkan sebuah realita, disini juga hiring
80 persen didasarkan atas rekomendasi.

Tetapi bukan berarti , untuk anak muda yang pintar,talented dan
motivasi tinggi tapi gak punya referensi dan channel lantas peluangnya
gak ada.
itu _salah_  jika memandang gak punya referensi lantas peluangnya zero.

Sering kali, justru yg bisa mengalahkan masalah referensi dsb, adalah
niat kita sendiri dan motivasi.



 kan saya ngga bilang temen selalu kasih referensi, tapi temen bisa kasih
 informasi syukur2 mau ngasih referensi, kalau di Perushaan saya biasanya
 kalau mau hire  ini  cross check nya sampe kemana-mana. mungkin sama
 juga di tempat Carlos atau perusahaan-perusahan yang cukup besar.


point saya sebenarnya agar anak anak muda yg baru masuk ke job market
gak patah semangat kalo gak ada channel/referensi.
Masalah anak muda pertama kali ke job market itu sebenarnya masalah
semua orang di dunia ini, gak cuman Indonesia, jadi *solvable*.

 tapi dengan adanya dunia nyata link spt Linked-in bisa membantu sebagai
 pintu awal, bukan begitu  Pak ?

ok saya straightforward saja, kalau ada michael gonzales out of
Brazil dan Untung Radityo dari Indonesia yang kebetulan interview di
group saya, kemudian secara hasil teknis:

- si michael gonzales hasil teknisnya C , motivasi C , good feedback
dari persh sebelumnya
- si Untung Radityo hasil teknis B dan motivasinya A, no feedback
karena baru datang dari Padang Sidempuan, Sumatra Utara.

saya akan masukin si Untung Radityo ke group saya. Oce .

=
Bottom line: Most of the time we're just looking who is the candidate
that has the most potential and motivation.
=

-mcp


--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-02 Terurut Topik muhamad cpsmb tarigan

Ariya Hidayat wrote:


 O ya, bagi yang sering menginterview: nama si kandidatnya di-Google dulu 
 nggak ?


kalo kami disini gak pernah google nama kandidatnya tapi kami melakukan
kontak referensi dengan kenalan di persh sebelumnya.

misalnya ariya datang dari pondikati networks pasti saya telpon temen
main saya di pondikati networks dan nanya ke mereka is he / she a good
guy , kalau dia jawab this guy is trouble maker boleh dipastikan
tidak ada panggilan face to face interview.

tapi kalo temen saya itu balesnya this guy is the best guy in planet
, kita mungkin sudah menyiapkan salary package buat dia bahkan sebelum
interview.

-mcp


--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-02 Terurut Topik Budi Rahardjo

On 8/3/06, muhamad cpsmb tarigan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 kalo kami disini gak pernah google nama kandidatnya tapi kami melakukan
 kontak referensi dengan kenalan di persh sebelumnya.

 misalnya ariya datang dari pondikati networks pasti saya telpon temen
 main saya di pondikati networks dan nanya ke mereka is he / she a good
 guy , kalau dia jawab this guy is trouble maker boleh dipastikan
 tidak ada panggilan face to face interview.

 tapi kalo temen saya itu balesnya this guy is the best guy in planet
 , kita mungkin sudah menyiapkan salary package buat dia bahkan sebelum
 interview.

di tempat saya juga persis seperti yang dilakukan oleh carlos.
referensi dari teman/network ini *lebih powerful*.

yang juga menjadi masukan (untuk kami) bukan hanya sekedar keahliannya,
akan tetapi attitudenya (misalnya malas, nerd tulen - dikasih komputer
internet dan rokok  produktif!, atau a**h*l*, cerewet, perfectionist, dll.)
ini perlu untuk menempatkan ybs. bakalan cocok dengan culture
dimana ybs berada atau tidak

-- budi

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-02 Terurut Topik Andriansahâ„¢

 O ya, bagi yang sering menginterview: nama si kandidatnya di-Google dulu 
 nggak ?


Maap gak ada hubungannya dengan interview, tapi kalo saya mau di
interview saya pasti akan cari perusahaan tersebut di google, kalo
ketemu berita yang tidak enak ttg perusahaan itu, pasti akan langsung
pikir2 untuk dateng ke interview itu.


-- 
Andriansah

andri.andriani.web.id

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Etika dalam membajak

2006-08-02 Terurut Topik muhamad cpsmb tarigan

Budi Rahardjo wrote:
 On 8/3/06, muhamad cpsmb tarigan [EMAIL PROTECTED] wrote:

  kalo kami disini gak pernah google nama kandidatnya tapi kami melakukan
  kontak referensi dengan kenalan di persh sebelumnya.
 
  misalnya ariya datang dari pondikati networks pasti saya telpon temen
  main saya di pondikati networks dan nanya ke mereka is he / she a good
  guy , kalau dia jawab this guy is trouble maker boleh dipastikan
  tidak ada panggilan face to face interview.
 
  tapi kalo temen saya itu balesnya this guy is the best guy in planet
  , kita mungkin sudah menyiapkan salary package buat dia bahkan sebelum
  interview.

 di tempat saya juga persis seperti yang dilakukan oleh carlos.
 referensi dari teman/network ini *lebih powerful*.

 yang juga menjadi masukan (untuk kami) bukan hanya sekedar keahliannya,
 akan tetapi attitudenya (misalnya malas, nerd tulen - dikasih komputer
 internet dan rokok  produktif!, atau a**h*l*, cerewet, perfectionist, dll.)
 ini perlu untuk menempatkan ybs. bakalan cocok dengan culture
 dimana ybs berada atau tidak

 -- budi

dalam HRD ada 4 matrix kategory performance employee :

1. Highly Competency -- High Motivation (Performing )
2. Highly Competency -- Low Motivation  (Holding )
3. Low Competency -- High Motivation (Learning)
4. Low Competency -- Low Motivation (Struggling).

Cara untuk mengetahui dimana level employee tersebut adalah dengan
memberikan sekitar 200 series of question, nanti dari situ ada
matrixnya berapa scorenya.

Nanti begitu sudah dapat employee ini termasuk kategori yg mana, akan
diberikan semacam how to untuk memecahkan masalahnya. Misalnya untuk
di kategory #1, employeenya diberikan promosi sebagai tech leads dsb,
dan untuk nomor 4 mungkin dibilangin you are at wrong time at wrong
position.

Yang sering kejadian juga --dan ini sangat tipikal untuk softwar/qa/hw
engineer-- , ada engineer yang sangat kompeten dan motivasi tinggi
begitu bekerja di software project yg isinya new release/full new
features , tapi langsung jebret motivasinya hilang sewaktu hanya
bekerja di software maintenance release project yg kerjanya hanya
fixing bugs.

kalau di valley sini ada dua alasan sw/qa engineer resign : 1.
proyeknya terlalu banyak (overload) dan 2. proyeknya terlalu sedikit
(overkill).

jadi emang bener harus pas banget mix and match antara kebutuhan
proyek dan attitude engineer.

-mcp


--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---