Apakah itu, - kapitalisme yang menaik, dan kapitalisme jang menurun?
Bagaimana keterangan-keterangan itu kalimat jang berbunji bahwa
fasisme adalah politiknja dan sepak terdjangnja kapitalisme jang
menurun?
Diambil dari "Fasisme adalah politiknja dan sepak terdjangnja
kapitalisme jang menurun"
Logika sederhana saja pak.
Selama masih banyak mata uang yang beredar berdasarkan kedaulatan negara
penerbit, maka nasib pengguna mata uang itu ditanggung bersama, utamanya sesama
warga negara penerbit mata uang tersebut. Menipisnya cadangan devisa RI yang
nanggung seluruh pengguna mata uang ru
Sebetulnya apa yang disampaikan P Nazar tidak berlebihan. China menerapkan
dagang untung kecil jumlah banyak akan besar juga nantinya.
China juga tidak perduli bahwa barang dimaksud bisa dijual berlipat kali di
luar China karena yang diperlukan adalah sen demi sen yang dikalikan dengan
item da
pola China.
Salam
'
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Rachmad M" wrote:
>
> Sebetulnya apa yang disampaikan P Nazar tidak berlebihan. China menerapkan
> dagang untung kecil jumlah banyak akan besar juga nantinya.
>
> China juga tidak perduli bah
"Sebenarnya yang menjadi pertanyaan penting yang saya lihat belum dibicarakan
adalah, apakah impor/ekspor bebas lebih baik dibandingkan
impor/ekspor yg dibatasi?"
Tentu saja eksport import bebas jauh lebih baik. Ibarat sebuah rumah tangga,
tentu akan lebih bahagia jika di pasar tersedia banyak m
Didalam perubahan angka kurs tukar sebenarnya ada banyak korban meskipun ada
juga sedikit spekulan yang diuntungkan. Beberapa bulan yang lalu rupiah masih
dikisaran 9.000 saya beli Canon Kit 450D DSLR seharga 6,3 juta untuk anak saya,
namun hari ini ketika dolar ada dikisaran 12.000 harganya 7,7
Tentu saja saya tidak dalam posisi mengeluh karena barang itu sudah terbeli.
Penghasilan dolar pengeluaran rupiah, inipun sudah terjadi pada istri saya yang
bergerak di oil & gas. Tentunya tulisan disini bukan dalam artian hanya fokus
pada kemampuan keluarga sendiri untuk bermanufer di tengah go
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero
wrote:
>
> At 01:10 PM 3/27/2009, you wrote:
>
> >Tentu saja saya tidak dalam posisi mengeluh karena barang itu sudah terbeli.
>
>
> Kalau sudah terbeli, berarti tinggal dimanfaatkan saja sebaik-baiknya.
>
> Kebahagiaan tidak ter
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, arianro pantun daud
wrote:
>
> Kalau depresiasinya rupiahnya sehat sebenarnya cukup banyak yang diuntungkan
> tidak hanya spekulan, petanipun mendapat keuntungan dari hal ini. Dengan
> turunnya nilai mata uang maka tentu ada komoditas kita yang mempu
Coba pak dipisahkan antara bagus untuk orang-perorang dengan bagus untuk kita
semua sebagai anak bangsa.
Untuk pengusaha eksportir memang menjadi bagus karena tadinya dari jumlah
barang yang sama cuma dapat 9 M rupiah, sekarang dengan kurs baru dapat 12 M
rupiah.
Tapi perlu diingat bahwa selis
Eksport terpacu menjadi tanda tanya, sebab pasar yang dibanjiri produk cendrung
akan membuat harga turun. Ini sudah hukum alamnya begitu. Jadi tetap saja bahwa
kestabilan mata uang menjadi hal yang utama.
"Siapapun yang pegang US$ itu sebenarnya tidak masalah, mau BI atau pengusaha
yang menyimp
Saya maklum kalau ini membuat bingung pak Amitz, hal ini karena pak Amitz tidak
memodelkan negara sementara saya mencoba mendekatinya dengan model yang saya
yakini kebenarannya yakni pengelolaan keuangan negara sebenarnya tak ubah
dengan pengelolaan keuangan keluarga.
Ada hala-hal yang besifat
Seperti apa yang saya tuliskan terdahulu bahwa mengelola keuangan keluarga juga
banyak ragamnya. Ada keluarga yang sederhana hanya mengandalkan gaji bulanan,
ada juga keluarga yang tidak lagi bekerja untuk uang tapi bagaimana uang
bekerja untuk dirinya.
Pun demikian semua tidak bisa menghilang
r yang
semua ini kalau dikerjakan anggota keluarga ya nggak bayar. Siapa yang harus
pegang uang, mau masing-masing mau orang tua ya boleh saja selama kebutuhan
yang harus didapat dari luar keluarga dapat dipenuhi :-)
Salam
RM
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Ra
Dengan pengelolaan yang salah memang seberapa besarpun kekayaan alam negeri
kita akan habis terkuras dalam bentuk bagi hasil, bayar bunga pinjaman, bayar
royalty dan sebagainya yang semua ini tidak dalam bentuk barang import yang
memang jelas terlihat dan terhitung nilainya. Belum lagi masalah
Uang hanyalah penghantar terciptanya barang dan jasa. Dengan kata lain uang
tidak bisa habis, yang habis adalah barang atau jasa yang menyertai saat uang
ditransaksikan :-)
Jadi biarkanlah uang berputar ketangan-tangan yang menyumbangkan barang atau
jasa seperti tukang spanduk, tukang bunga, su
Ibu-Ibu disana untuk membantu kita,
mudah-2an mereka ingat sama kita,
Hanya pendapat tidak untuk publikasi dan menyudutkan pihak tertentu.
Salam,
Winarto Sugondo
2009/9/30 Rachmad M
>
>
> Uang hanyalah penghantar terciptanya barang dan jasa. Dengan kata lain uang
> tidak bisa habi
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero
wrote:
>
> At 11:06 AM 10/2/2009, you wrote:
>
...
>
> Nah bagaimana dengan Indonesia dengan
> pengadilannya yang sedemikian bobrok - di mana
> kontrak antara konsumen dan produsen tidak
> dihormati? Apakah itu kapitalism
Wah, di Komunis seperti Cina, hukum juga harus ditegakkan kalau tidak ya gak
bisa tuh cina begitu maju. Hanya saja titik beratnya mungkin kepada moral.
Pelaku korupsi dihukum berat bahkan dihukum mati. Sementara jiplak menjiplak
mungkin belum jadi prioritas hukum yang ketat :-)
Salam
RM
--- O
Selama suatu negara masih punya mata uang sendiri-sendiri, maka nilai mata uang
itu menjadi tanggungan bersama seluruh pengguna mata uang tersebut khususnya
penduduk negeri dimana mata uang tersebut diterbitkan.
Suatu negeri bisa memenuhi kebutuhan rakyatnya akan barang-barang import hanya
jika
Sistem ekonomi yang comot-sana comot-sini gak mungkin diterapkan secara efektif
dan efesien. Ekonomi Pasar Bebas dan Ekonomi Pasar Sosial yang sama-sama
menganut Ekonomi Pasar saja sudah beda jauh didalam implementasinya.
Indonesia kalau dari UUD nya sih menganut ekonomi pasar sosial seperti di
Korupsi di Indonesia adalah akibat kegagalan pemerintah dalam mempertahankan
nilai rupiah terhadap inflasi dan devaluasi. Oleh karenanya semua pihak
kehilangan pengharapan bahwa bertambahnya pendidikan, pengalaman dan jabatan
akan dibarengi oleh bertambahnya pendapatan/kesejahteraan. Oleh karena
> Subject: Re: Budaya Korupsi Re: [Keuangan] Inti Sari Diskusi...
>
> Saya bukan orang di pemerintahan, tapi saya kira tidak fair apabila kita
> hanya menyalahkan pemerintah ketika ada tindak korupsi. Ada korupsi terjadi
> karena adanya kesempatan yang kita ciptakan dan kesempat
>
> Andi MF Avandy
> Sent from my BlackBerry® smartphone
>
> -Original Message-
> From: "Rachmad M"
> Date: Sun, 04 Oct 2009 13:19:19
> To:
> Subject: Budaya Korupsi Re: [Keuangan] Inti Sari Diskusi...
>
> Coba dipikir lagi deh :-)
>
>
jg berkaitan dgn ekonomi secara mikro n makro..
>
> Lanjutkan kang...
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> Teruuusss...!
>
> -Original Message-
> From: "Rachmad M"
> Date: Fri, 02 Oct 2009 23:38:21
> To:
> Subject:
Kita punya budaya Gotong Royong. Gotong Royong adalah transaksi barang atau
jasa yang tidak diukur dengan uang. Dia biasa diukur dengan berbagai macam
simbol seperti dituakan dalam masyarakat, dihargai atau mendapat upeti hasil
bumi.
Masalahnya, masyarakat ini menjadi terdiskriminasi ketika ber
Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang
dipakai dalam pertukaran antardivisional untuk mencatat pendapatan
divisi penjual (selling division) dan biaya divisi pembeli (buying division).
Tujuan utama dari transfer pricing adalah mengevaluasi dan mengukur
kinerja perusahaa
Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib
> Pajak berada
> di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
> c. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis
> keturunan
> lurus dan/atau ke samping satu derajat.
>
>
Kita tidak melangkah kemana-mana dan kita puas jadi bangsa tempe sekelas TKI.
Karena ternyata sebagian besar begitu apatis terhadap konsep-konsep hidup
bernegara. Dan merasa puas dan berhasil jika mampu membawa dirinya sendiri
lepas dari jerat-jerat kemiskinan :-)
Salam
RM
--- In AhliKeuangan
Seandainya pemimpin kita tidak mengamalkan Pancasila maka :
1. Tidak Berketuhanan Yang Maha Esa
2. Tidak berkemanusiaan, tidak Adil Dan tidak Beradab
3. Tidak mempersatuan Indonesia
4. Tidak memikirkan rakyat, tidak memimpin dengan hikmat dantidak
Kebijaksanaan, tidak mau musyawarah dan tidak m
Wah aneh juga kalau bensin dijadikan ukuran.
Ada beberapa mobil yang saya miliki. Yang mengsyaratkan pakai oktan tinggi ya
saya isi pertamax sementara yang tidak ya pakai premium. Kalau dibalik-balik
atau terpaksa pakai pertamax karena gak mau subsidi juga aneh atau sebaliknya
mobil yang harusn
Sudah diuji berkali-kali, ternyata kendaraan yang cocok pakai premium ya diisi
premium dan yang cocok pakai pertamax diisi pertamax yang solar ya diisi solar.
Jadi bukan sekedar gaya-gayaan. Lagi pula ngapain mempersulit diri kalau
bepergian luar kota yang sulit ada pertamax ngotot bawa mobil ya
Kalau sudah basi, kita ganti dong dengan misalnya 'amanah'. Seperti dah banyak
terlontar, kita butuh pemimpin yang 'amanah' dan kata ini seperti kata sapu
jagad yang bisa mengganti Pancasila.
Masalahnya amanah ini sebetulnya bias. Seorang teroris juga menganggap
tidakannya amanah karena dia pu
-obok
lagi
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, mr_...@... wrote:
>
> Yg basi P4 nya
>
> Baca lagi tulisan sy mas, kalo masih ngga ngerti ngopi dulu.
>
> Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
>
> -Original Message-
>
Sebetulnya sebuah kebijakan selalu mempunyai banyak sisi. Ada pihak yang
diuntungkan, ada pula pihak yang dirugikan. Oleh karenanya sebuah kebijakan
tidak dapat diungkit seperti halnya Pansus Century.
Tempat yang paling cocok untuk mempertanggung jawabkan sebuah kebijakan adalah
Sidang Umum ata
gotot melakukan investigasi.
>
> Yang ngaco adalah jika Pansus sudah berubah jadi ajang "dagelan", dagang
> sapi, tidak jelas juntrungannya, dan semua orang berusaha jadi pahlawan
> kesiangan...
>
> Itu yang harus kita kontrol bersama..
>
> Salam
> YS
>
&g
diketahui sebuah kebijakan
> > ternyata korup? Jelas apa yg dilakukan KPK adalah mengadili praktik masa
> > lalu, bahkan di masa Megawati sekali pun, jadi apa yang salah dg Pansus
> > ini, toh terciumnya indikasi juga baru di kemudian hari?
> >
> > pras
>
> > Dari: Rachmad M
>
nak kecil sekolah dasar mengatakan "Orang sakit
> mengobati orang sakit" Hm....semoga tidak menjadi Negara
> ecek-ecek/odong-odong/abal-abal. :-)
>
> Salam
> Nazar
> On.Tbo-Jbi
>
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Rachmad M" wrote:
>
pertanggungjawab kan
> tugasnya, itu betul, tapi pastilah dlm tataran kebijakan, bukan pada detail.
> Bagaimana jika diketahui sebuah kebijakan ternyata korup? Jelas apa yg
> dilakukan KPK adalah mengadili praktik masa lalu, bahkan di masa Megawati
> sekali pun, jadi apa yang sa
Pak Prastowo,
Membangun Jembatan seperti Suramadu bukanlah masalah teknis, itu masalah
kebijakan. Ini menyangkut masalah uang yang sangat besar yang seharusnya bisa
di alokasikan untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Biasanya orang membangun
jembatan antar pulau itu dari pulau kecil yang padat
"Menurut anggota pansus dari Fraksi Hanura Akbar Faisal, keuntungan yang
diperoleh LPS dengan berinvestasi itu akan lebih menguntungkan jika dana
sebesar Rp6,76 triliun diinvestasikan di surat utang negara (SUN).
"Pada Desember 2009, Bank Century untung Rp300 miliar. Padahal, kalau
diinvestasi
a mengingat fungsinya bukan untuk itu. Bahwa sangat baik
> bila LPS bisa memperoleh laba dalam menjalankan fungsinya, tapi perlu diingat
> bahwa fungsinya bukan untuk meraup laba "setinggi-tingginya."
>
> -Pesan Asli-
> Dari: Rachmad M
> Terkirim: 19/01/2010 1
Pak Nazar yth,
Saya pikir sangat sayang jika kita berhenti pada praduga yang itu-itu saja
seperti BLBI tempo hari. Hal semacam ini muncul karena kurang paham sebagian
besar warga kita akan peran 'uang' dalam artian yang sebenarnya yakni sebagai
alat transaksi belaka. Sebagian besar masih meliha
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "nazarjb" wrote:
>
>.del
>
> Pertanyaan:
> - Benarkah bang century berdampak sistemik? Benar-benar krisis atau memang
> dicuri oleh pemiliknya. Persis seperti sengaja membakar bangunan yang sudah
> diasuransikan karena jumlah klaim asuran
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "?" wrote:
>
>
>
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Rejadado wrote:
> >
> > Seru nih..
> >
> > Knp kg pas pengumuman BI century kalah kliring, BEI suspen..
> >
> > Tidak kebayang nih..
> > Yaa paling cuma rush, banyak yg beli dollar
.
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "nazarjb" wrote:
>
> --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "Rachmad M" wrote:
>
> > Ada sedikit perbedaan disini. Yang dibantu bukan bank Century tapi para
> > nasabah yang sec
"Yang menjadi pertanyaan Pansus adalah dana bailout yang membengkak menjadi Rp
6,7 triliun, Rp 632 miliar yang diketahui Menkeu setelah dikucurkan LPS menjadi
Rp 6,7 triliun. Apa yang mempengaruhi hanya dalam beberapa hari," kata salah
satu saksi ahli yang dipanggil, Kwik Kian Gie dalam rapat Pa
Sudah lama gak baca postingan Bung Poltak, jadi kangen juga nih :-)
Banyak diributkan dalam pansus mengenai uang negara atau bukan dana lps.
Padahal menurut saya pribadi, semua uang rupiah yang beredar adalah uang milik
negara. Negaralah yang menerbitkan dan negara pula yang bisa menyatakan itu
Lebih pening lagi kalau dengerin mahasiswa yang demo. Disatu sisi bilang "SBY
turun karena telah mengucurkan dana bailout trilyunan rupiah". Masih mahasiswa
yang sama juga bilang "SBY turun karena membuat dana nasabah Century
terkatung-katung pembayarannya" . Yang dimaksud Antaboga padahal j
Saya pikir jumlah itu tergantung sikap nasabah penyimpan, sementara sikap
nasabah penyimpan tergantung issue yang dilemparkan. Jika BUMN, Yayasan BI, Kas
Partai yang nyimpan disana dianggap kriminal, maka otomatis mereka menarik
suluruh dananya yakni mencapai angka 4.08 Trilyun. Jumlah lainnya l
wrote:
>
> > Cuma MENGAKU-AKU jadi mahasiswa aja kali..
>
> >
>
>
>
> iya bener tu..
>
> udh bener belum mereka kuliahnya...
>
> yg paling gampang klo ujian mereka nyontek ga??
>
> nyontek saat ujian ato plagiat skripsi adalah benih2 penyel
gara termasuk DPR.
>
> Saya kira konstruksi hukumnya harus seperti ini, agar debat soal 'uang
> negara' kembali pd khitahnya, tidak dibelokkan ke urusan teknis belaka.
>
> salam,
>
> pras
>
>
>
>
>
> Dari:
? Bisa jadi hak swasta dan
> perorangan yang di serahkan/disumbangkan untuk kepentingan negara. Dan itu
> bisa berupa sistim sewa atau diserahkan/hibah secara penuh menjadi hak milik
> negara.
>
> Silahkan di sangkal jika dirasa ada yang tidak tepat.
>
> Salam
> Nazar
piah tersebut hanya akan
> menumpuk di rekening bank-bank, Berangkas, dan dompet saja. ya, uang itu
> hanya instrumen legal yang digunakan untuk terjadinya jual beli/pertukaran.
> Yang paling berperan tetap aktivitas bisnis (pasar barang & jasa).
>
> Salam
> Nazar
> On.Tb
Sedikit komentar bang Poltak,
Kalau saya punya uang 100 Milyar malam ini saya pindah tangankan ke
istri saya maka negara tidak akan mengalami kerugian apapun.
Jangankan ke istri saya dari rekening saya ke rekening bang Poltak di
Bank yang berbeda selama masih dalam yurisdiksi Indonesia negara j
Seperti dalam tulisan saya Negara dan Keluarga Sebangun , maka saya
akan memodelkan pengelolaan rupiah itu bagaimana sebenarnya. Marilah
rupiah yang kita pegang ini kita anggap saja sebagai kupon yang
digunakan oleh anbak-anak dalam suatu keluarga melakukan transaksi
internal. Sementara selur
Banyak pro dan kontra terhadap adanya program Bantuan Langsung Tunai
atau yang kita sebut sebagai BLT. Yang kontra biasanya dilandasi oleh
pemikiran bahwa hal ini akan membuat orang semakin malas bekerja. Ada
juga yang berpandangan bahwa BLT hanya akan diberikan dalam jumlah
yang lebih besar untuk
Bung Poltak ysh,
Saya terima keberatannya, pun demikian model ini mewakili kondisi
nyata dalam kehidupan bernegara. Saya rasa selama suatu negara masih
punya bank sentral serta bisa menerbitkan mata uang maka maka seluruh
resiko menggunakan mata uang tersebut menjadi tanggungan anak bangsa.
S
Sedikit pertanyaan untuk Bung Poltak yang pro pasar bebas :-)
Kalaulah kita pro pasar bebas, dengan membuat harga BBM mendekati harga
pasar internasional maka pertanyaan saya :
1. Mengapa Bulog melakukan operasi pasar jika harga beras naik ?
2. Kenapa Bulog tidak membeli beras petani dengan harg
Keterbatasan ruang di harian Kompas tentunya membuat tulisan KKG
hanya berupa esai-esai saja, padahal yang saya harapkan bagaimana ia
yang pernah menjabat sebagai Ketua Bappenas bisa menulis buku yang
lebih dari sekedar esai. Buku yang bisa melihat secara menyeluruh
arah kebijakkan serta impli
Rasanya Indonesia sudah salah sejak konsep. Dan kesalahan KKG tidak
membetulkan/mengajarkan konsepnya tapi melihat permasalahan yang
timbul akibat kesalahan konsep.
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "I. Imran"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Betul sekali. KKG dalam men
Sebulan yang lalu saya berkunjung ke Sinabang, dan nginep di losmen
Barokah. Saya banyak berbincang dengan pemilik losmen ini yang salah
satu putranya kena kangker otak dan di operasi di Malaysia. Menurut
beliau, kalau mau kerja sedikit saja didaerah itu enak benar. Makanan
nggak usah dirisauka
Rasanya kurang adil kalau kita langsung beri cap "underground
economy" apalagi dengan embel-embel penyelundupan. Kemampuan Medan
mengekspor Lobster, teri medan, kopi, sayur mayur tentu bukan produk
Medan. Itu adalah produk hinterlands dari Medan.
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoo
Bung Poltak ysh,
Saya pikir Indonesia gagal menjalankan amanat UUD 45 dan juga Dasar
Negara Pancasila yang bercorak sosial. Indonesia gagal menerapkan
Ekonomi Pasar Sosial ala jalan tengah yang banyak berkembang di
dataran Eropa. Ekomoni Pasar Sosial membutuhkan data Primer, Sekunder
dan Ters
dibutuhkan
> oleh masyarakat.
>
> Semua negara modern dulu juga begitu. Kalau ada kemauan tentu
ekonomi
> gelap kita ini juga bisa masuk bergabung dengan yang resmi.
>
> Salam
>
> Hok An
>
>
>
> Poltak Hotradero schrieb:
>
> > At 12:11 PM 6/18/200
> &g
Rasanya pasar gelap ini ada banyak katagori.
1. Melalui jalur resmi tapi tidak tercatat sepenuhnya dengan proses
sogokan. Seperti kasus KPK di Bea Cukai baru-baru ini.
2.Sama sekali tidak terdaftar seperti pembalakkan liar, pencurian
ikan, penyelundupan pasir ke Singapore etc.
3. Anak perusahaan
nal yang gelap sangat besar, tidak
perlu
> ada hubungan dengan ekspor.
> Banyak sekali kegiatan ekonomi keluarga walaupun sudah cukup besar
yang
> tidak dilaporkan untuk menghindari birokrasi.
>
> Setahu saya PDB kita sudah sekitar US$450 miliar (US$ 2053/ kepala).
>
> Salam
&g
Bisa sarapan dipasar ? Kenapa tidak, berikut adalah pasar modern Bumi
Serpong Damai. Mungkin bisa memberikan harapan bahwa kedepan pasar-
pasar seperti ini perlu di perbanyak.
Album Pasar Modern http://rachmad.kuyasipil.net/?page_id=167
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, H
Bisa sarapan dipasar ? Kenapa tidak, berikut adalah pasar modern Bumi
Serpong Damai. Mungkin bisa memberikan harapan bahwa kedepan pasar-
pasar seperti ini perlu di perbanyak.
Album Pasar Modern http://rachmad.kuyasipil.net/?page_id=167
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, H
Polda Metro Tolak Laporan Pasien yang Diusir RSCM
"Laporan 22 keluarga pasien yang diusir dari Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) ditolak oleh Polda Metro Jaya. Alasannya, aksi
pengusiran yang dilakukan RSCM tidak mengandung unsur pidana."
Kondisi diatas adalah cermin kegagalan kita hidup ber
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Bali da Dave
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
del...
>
> Kembali lagi pada BIG PROBLEM Number ONE SUKU BUNGA PINJAMAN.
Anggaplah seluruh dunia ini cuma ada 2 peminjam, dan cuma satu bank.
Bank memberi pinjaman 100,000 rupiah pada masing-masing pe
Saya justru lebih menyederhanakannya lagi hanya satu dan kalau ada
sejuta juga gak apa-apa :-)
Kesalahan mendasar terletak pada asumsi bahwa uang itu lekat dengan
barang. Jika mata uang itu terbuat dari emas dan segala yang dijual
belikan adalah 'hanya' emas itu maka asumsi anda jadi benar.
Ma
Jika saya lihat grafik diatas, maka saya akan teringat lagi pada
tulisan Bung Karno tahun 1933. Ya tahun 1933 adalah 75 tahun yang
lalu. Dan jika si Bung jumpa saya, maka ia akan bilang, Hai koe RM,
bukankah kau bisa pakai komputer, koe bisa hitung itu berapa kita
punya ekspor dan berapa kita
Menanggapi renungan 17 agustusan saya, tiba-tiba JFK berusaha menemui
BK. maka terjadilah arahan JFK sebagai berikut :
Kemudian JFK datang ke Bung Karno. maaf bung, anda tidak bisa cuman
berpatokan dengan angka eksport-import. Anda juga harus perhatikan
Capital Account yang keluar masuk dimana akh
Pada dasarnya Indonesia ini adalah negara yang sangat kaya, hampir semua jenis
energi tersedia di negeri ini :-) Seharusnya pola penanganannya juga berbeda
sedikit dari negara lain yang apa-apanya serba terbatas.
Pada hakekatnya kesejahteraan negeri ini adalah kemampuan anak bangsa Indonesia
u
; Disektor tertentu sudah ada penyesuaian. Setahu saya upah anggota DPR
> dan DPD sudah cukup tinggi.
> Tetapi dibawah, terutama sektor pertanian rupanya belum.
>
> 3. Sistem subsidi di Indonesia bocor dan boros, sebab barang2 bersubsidi
> akan diekspor/diselundupkan ke luar negeri
Rasanya memang ada yang salah dalam menilai 'uang' dibanyak benak politisi
kita. Uang adalah manifestasi dari suatu kumpulan kerja yang sedang atau telah
dilakukan. Semakin banyak barang/jasa yang dibuat dan dipergunakan oleh orang
lain maka semakin banyak juga uang yang terkumpul. Artinya bahwa
"Apakah dana yang diperlukan memang sampai 6,7 Triliun. Di sinilah letak
prinsip Akuntabilitas dan Terukur sebuah Kebijakan harus dikedepankan. Kalau
Pemerintah, KSSK, BI, atau LPS mampu menjawab pertanyaan tersebut, kasus akan
segera selesai."
Saya pikir untuk masalah simpanan (perbankan) ini
Emang ada larangan orang punya banyak nomer rekening ya ? Dan kalau tidak apa
juga dilarang rekeningya di pecah-pecah ?
Hal ini perlu diperjelas, mengingat Amirudin sepertinya juga mau dipolisikan
karena memecah rekeningnya mirip Budi Sampoerna.
Kemudian dalam perundangannya kan bukan dilihat p
"beruntung, ada Blessing in disguise."
Justru ini yang kelihatannya jadi rawan pak Pras :-)
Mereka hanya lihat skor saja yang sekarang 7:2. Selain itu membawa opini publik
kearah tidak menguntungkan. Kemenangan politis mereka adalah terciptanya
kondisi berupa hilangnya kepercayaan masyarakat dit
Kesalahan nasabah kok gak ada ? Padahal mereka ada yang hendak di'polisi'kan:-)
Salam
RM
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, "nazarjb" wrote:
>
> 1. Mengingat-ingat apa yang terlupakandst... :-)
> 2. Menimbang-nimbang dengangan dacing/neraca butut...dst... :-)
> Memutuskan:
>
>
DPR makin matang dan menunjukan keberaniannya ?
Saya pikir oke saja, cuma sebaiknya dibagi menjadi dua bagian. Kelompok yang
menyebut dirinya oposisi harus mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun untuk
mendapatkan keuntungan politis.
Namun jika berada dalam kelompok 'koalisi' seyoyanya menela
Pak Moderator yth,
Sedikit masukan saja, dengan mencantumkan [Millis AKI- stop smoking] pada
posting di milis, bagi pembaca milis melalui BB atau Hp jadi mengalami
kesulitan untuk langsung membaca Subject karena terlalu panjang :-)
Kalau bisa dipersingkat kata0katanya atau hanya pada periode
Kebiasaan menaikan harga kelihatannya perlu di tinjau ulang. Harga naik jika
tingkat inflasi tinggi atau mata uang rupiah nilainya melorot sih oke-oke saja.
Tapi jika kedua nilai tersebut dapat dikendalikan untuk apa naikin harga begitu
besar ? Toh tidak ada komponen harga yang berubah bukan ?
Agak mengherankan juga setelah hampir 15 tahun reformasi ternyata kita masih
berkutat tentang kenaikan harga utamanya produk-produk yang dihasilkan
Pemerintah melalui BUMN nya. Alasan yang digunakan juga masih itu-itu juga
yakni meningkatnya beban subsidi.
Dengan tingkat inflasi yang rendah ser
He,
Setahu saya kesejahteraan hanya akan terjadi jika manusia mampu saling bertukar
barang/jasa secara adil. Saling mengisi agar kekurangan dan kelebihan bisa
bisa saling mengisi di berbagai bidang kebutuhan umat manusia agar sejahtera.
Untuk melakukan ini cuma ada tiga cara :
1. Dengan g
"Cara termudah, matikan televisi. Biarlah para narsis dan eksibionis itu
beronani dengan hasrat megalomaniaknya sendiri. Diam-diam kita mengutuk, tapi
tetap menikmatinya. maka, mari matikan saja televisi, karena dibanding
manfaatnya, mudharatnya lebih banyak. "
Mas Pras,
Mematikan TV sih gamp
Kalau menurut saya tampilnya Rizal Ramli di Metro TV dengan tulisan-tulisan
disekitarnya seperti "Awas Uang Anda Dipotong" jelas merupakan politisasi
terhadap kebijakan Redenominasi.
Saya pikir Redenominasi gak akan menimbulkan banyak masalah selama dilakukan
dalam kurun waktu yang agak panjan
Saya pikir perlu tenggang waktu dimana uang lama dan uang baru tetap berlaku.
Masyarakat diberi pilihan menerima uang lama atau uang baru.
Masalah baru timbul jika ternyata masih beredar uang dibawah 10 rupiahan
dimasyarakat karena 10 rupiah uang lama akan sama dengan 1 sen uang baru.
Selama it
Manfaat lain tentu saja dalam era globalisasi kita perlu alat-alat penghitung
otomatis yang tidak perlu banyak modifikasi. Misal Pompa Bensin, Ticketing MRT,
Mesin Minum otomatis etc.
Tanpa redenominasi, jika harga pertamax diatas 9.999 rupiah seluruh pompa
bensin perlu dimodifikasi karena digi
u, udh mulai panik, "duitnya mau dipotong" dan dlm benak
> > mereka akan terjadi seperti tahun2 dulu yg perna terjadi devaluasi..lama2
> > kasian masyarakat kita,hidup dalam "ketakutan" terus :'(
> >
> >
> > cmiiw..
> > Mohon penc
Begini, kalau 1 US $ = Rp. 1 akibatnya adalah gaji yang berlaku saat ini misal
10.000.000/bulan akan sama dengan 10.000.000 US $/perbulan. Tentu saja ini
tidak masuk akal dan akan membuat orang segan bekerja atau bekerja seadanya
kemudian menikmati barang import sajua yang harganya sangat murah
Sebaiknya inflasi kita golongkan agar kita tahu bagaimana menyelesaikannya.
1. Inflasi terbuka :
Kenaikan harga terjadi secara umum pada semua jenis barang pada umumnya. Hal
ini biasanya terjadi :
a. Kebijakan pemerintah menaikan harga/biaya komponen produksi seperti BBM,
Listril, Pajak
b. Melem
Sebetulnya sudah saya jelaskan pada email terdahulu. Baiklah saya ulang sedikit.
Tidak mudah menurunkan gaji/pendapatan seseorang dari 10.000.000 menjadi 10.000
akibat penguatan dari 1 US = Rp.9.000,- menjadi 1 US $ = 9,-.
Kenapa harus diturunkan ? Adalah sangat tidak wajar jika gaji yang tadin
Sebetulnya bagi negeri ini, penguatan atau pelemahan itu sama saja dampaknya,
Yang dibutuhkan adalah kestabilan mata uang. Misal seorang eksportir menjual 1
m3 kayu seharga 200 US $ setelah terjadi penguatan juga akan menerima 200 US$
/m3. Naik atau turun income bagi negeri ini tetap 200 US$/m3.
Memilih mata uang menjadi lemah adalah suatu kesalahan yang fatal. Yang benar
adalah terus dijaga pada nilainya dan kalau perlu diperkuat secara gradual
sampai yang namanya subsidi hilang dengan sendirinya. Setelah hilang subsidi
dan semua berada pada kesetimbangan baru, baru kita mikir memperta
mperkuat kemampuan produksi
> dalam negeri (dan konsumsi dalam negeri) lebih penting dari pada
> pen-subsidian konsumsi barang-barang IMPOR
>
> --- On Tue, 10/8/10, Rachmad M wrote:
>
> From: Rachmad M
> Subject: Re: [Keuangan] Menkeu Nilai Penguatan Rupiah Justru
rukan daya beli seolah lebih kuat (padahal daya produksi lokal lemah),
> mending di lemahkan supaya daya produksi lokal semakin kuat. Lapangan kerja
> makin besar dan artinya nanti konsumsi lokal juga semakin kuat.
>
> --- On Wed, 11/8/10, Rachmad M wrote:
>
> From: Rachmad M
>
langsung ekonomi berantakan. Banyak
> yang jadi pengangguran mendadak karena bisnis-bisnis yang berfokus impor
> tiba-tiba harus tutup.
>
> --- On Wed, 11/8/10, Rachmad M wrote:
>
> From: Rachmad M
> Subject: Re: [Keuangan] Menkeu Nilai Penguatan Rupiah Justru Merugikan
&g
Wah ya jangan gitu cara pandangnya. Beri argumentasi yang tepat sehingga kita
sepakat bahwa perlemahan mata uang rupiah yang notabene juga perlemahan daya
beli Rakyat Indonesia dapat diterima akal sehat.
Alias kita kontra terhadap peningkatan daya beli masyarakat dan sebagian kecil
meniknmati
1 - 100 dari 102 matches
Mail list logo