RE: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Hehehehe seneng nih yeah kalau ane bikin salah. Tetapi ane sadar dan menerima kalau bikin salah, dan minta maaf. Ente pernah endak begitu?! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, September 14, 2017 5:32 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: RE: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Beliau-nya itu lagi kesurupan, ha ha ha ha. ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <ilmesengero@... <mailto:ilmesengero@...> > wrote : Saya tidak pernah membicara NEP!
RE: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Sori banget, salah tulis seharusnya lusi bukan sunny. Jadi selengkapnya begini: Sunny (saya ralat seharusnya Lusi): Sementara itu menurut catatan diskusi ini, bung yang tidak memberikan jawaban atas dua pertanyaan saya ttg perlunya syarat-syarat untuk melaksanakan suatu kebijakan perekonomian hingga bisa dinilai sebagai NEP, lih.(1) dibawah, dan sekaligus pertanyaan saya, lih.(2) ttg sistim perekonomian di Indonesia sekarang ini, yang berbunyi: (1) Karena untuk melaksanakan NEP ada syarat-syarat tertentu dan yang utama sistim kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi berada di tangan klas buruh. Di Indonesia bagaimana? (2) Apa di Indonesia sistim kekuasaan kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi sudah berada di tangan klas buruh? Nesare: Pertama: bung bilang saya belum menjelaskan 2 pertanyaan ini? Sudah saya komentari dan memang tidak mendetail krn bukan itu konteksnya. Bagi saya konteks penekanan bung itu adalah NEP tidak sama dengan kapitalisme. Bagi saya ini salah. Jelas NEP menerapkan prinsip kapitalisme. Komentar saya sudah saya tulis dengan jelas: “Ngapain dikasih syarat? Wong syaratnya sudah ada waktu itu memang buruh sdh menang dan kaum penghisap sdh kalah.” Oh jadi NEP itu bukan menerapkan prinsip2 kapitalisme? Lah kalau bukan, kenapa Trotsky menentang Lenin? Malahan Stalin membubarkan NEP setelah menang. Nesare "...,tetapi kalau bung mau mengatakan bahwa NEP tidak sama dengan kapitalisme ya tetap salah." Lusi: Sekali lagi di sini bung lebih pinter dari Lenin. Wong Lenin sudah menetapkan kondisi sistimnya, yaitu kekuasaan klas proletariat dlm masyarakat untuk melaksanakan NEP ciptaan dia itu. Nesare: kan sudah saya komentari kondisi sistimnya sudah ada: “proletar sudah menang dan kaum penghisap sudah kalah”. Dari mana bung bisa mengultimatum saya lebih pinter dari Lenin? Saya katakan Lenin menerapkan prinsip kapitalisme dengan NEP nya. Bung bilang bukan krn “kondisi dan syarat2nya”, sedangkan kondisi dan syarat2nya sudah terpenuhi oleh Lenin. Kenapa Trotsky tidak setuju dan Stalin menganulir/membatalkan NEP setelah dia menang? Nesare: Sekarang bung berargumen lagi bahwa ada 2 fakultas: ekonomi sosialisme dan ekonomi kapitalisme. Mau dipisah gimanapun, gak akan bisa merubah arti ekonomi nya sendiri dari aplikasinya ke ideologi kapitalisme dana tau sosialisme. Betul bung bisa berargumen bahwa NEP masuk ekonomi sosialisme. Saya setuju ini. Penjelasannya seperti diatas. Lusi: Bung salah menafsirkan kalimat saya. Itu tidak ada hubungannya dengan arti kata fakultas seperti yang bung tulis itu. Istilah "ekonomi sosialisme dan ekonomi kapitalisme" dlm kalimat saya itu menyangkut msl kapitel atau bab-bab dalam kurikulum ilmu pengetahuan ekonomi yang dikuliahkan, sedangkan istilah fakultas itu punya arti pembagian susunan admininstratif dalam suatu universitas sesuai kejuruannya. Nesare: apanya yang salah? Saya tidak mempersoalkan fakultas itu adalah department. Baca dan cerna baik2 tulisan saya. Mau ekonomi sosialisme, ekonomi kapitalisme, ekonomi kerakyatan, ekonomi komunis, ekonomi trump, ekonomi Habibie, ekonomi merkel, ekonomi Syariah, ekonomi klasik, ekonomi apapun tidak akan dapat memisahkan dan lari dari arti ilmu ekonomi itu sendiri. ekonominya mah tetap mau diterapkan bagaimanapun! Kenapa bung beranggapan bahwa ekonomi sosialisme itu beda dengan ekonomi kapitalisme karena bung melihatnya dari ideologi. Ya jelas memang berbeda tetapi perbedaannya adalah penerapannya. Bukan ilmu ekonominya itu sendiri. ilmu ekonominya tetap sama. Mau diterapkan dimana dan dalam kondisi apapun ya teori2 ekonominya tetap sama. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, September 14, 2017 4:37 PM To: Gelora 45 <GELORA45@yahoogroups.com> Subject: RE: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Saya tidak pernah membicara NEP!
Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Bung Sunny yb. Kalau bung baca jawaban Nesare thd pendapat saya, dia seenaknya saja menuliskan nama bung yang mestinya itu nama saya (pertanyaan saya pada dia), karena diskusi msl tema tsb berlangusng antara dia dengan saya. Supaya jelas sangkut-pautnya, berikut saya kutipkan email-Nesare yg saya maksud; Subject: RE: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Date: Thu, 14 Sep 2017 07:43:12 -0400 << Sunny:[harusnya Lusi:] Sementara itu menurut catatan diskusi ini, bung yang tidak memberikan jawaban atas dua pertanyaan saya ttg perlunya syarat-syarat untuk melaksanakan suatu kebijakan perekonomian hingga bisa dinilai sebagai NEP, lih.(1) dibawah, dan sekaligus pertanyaan saya, lih.(2) ttg sistim perekonomian di Indonesia sekarang ini, yang berbunyi: (1) Karena untuk melaksanakan NEP ada syarat-syarat tertentu dan yang utama sistim kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi berada di tangan klas buruh. Di Indonesia bagaimana? (2) Apa di Indonesia sistim kekuasaan kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi sudah berada di tangan klas buruh? >>. Tapi diskusi dengan dia itu saya hentikan, termasuk atas tanggapan dia yang menuliskan nama bung itu, karena ternyata antara yang dipersoalkan dengan jawabannya apalagi metode menanggapinya makin berbeda dan masalah yang ditanggapinya makin jauh persoalannya disamping sering tidak nyambung. Maaf kalau membuat bung serba tanda tanya. Saya menilai dia sudah mulai senile. Salam. Lusi.- Am Thu, 14 Sep 2017 22:36:34 +0200 schrieb "Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>: > Saya tidak pernah membicara NEP!
RE: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Beliau-nya itu lagi kesurupan, ha ha ha ha. ---In GELORA45@yahoogroups.com,wrote : Saya tidak pernah membicara NEP!
RE: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Sunny: Sementara itu menurut catatan diskusi ini, bung yang tidak memberikan jawaban atas dua pertanyaan saya ttg perlunya syarat-syarat untuk melaksanakan suatu kebijakan perekonomian hingga bisa dinilai sebagai NEP, lih.(1) dibawah, dan sekaligus pertanyaan saya, lih.(2) ttg sistim perekonomian di Indonesia sekarang ini, yang berbunyi: (1) Karena untuk melaksanakan NEP ada syarat-syarat tertentu dan yang utama sistim kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi berada di tangan klas buruh. Di Indonesia bagaimana? (2) Apa di Indonesia sistim kekuasaan kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi sudah berada di tangan klas buruh? Nesare: Pertama: bung bilang saya belum menjelaskan 2 pertanyaan ini? Sudah saya komentari dan memang tidak mendetail krn bukan itu konteksnya. Bagi saya konteks penekanan bung itu adalah NEP tidak sama dengan kapitalisme. Bagi saya ini salah. Jelas NEP menerapkan prinsip kapitalisme. Komentar saya sudah saya tulis dengan jelas: “Ngapain dikasih syarat? Wong syaratnya sudah ada waktu itu memang buruh sdh menang dan kaum penghisap sdh kalah.” Oh jadi NEP itu bukan menerapkan prinsip2 kapitalisme? Lah kalau bukan, kenapa Trotsky menentang Lenin? Malahan Stalin membubarkan NEP setelah menang. Nesare "...,tetapi kalau bung mau mengatakan bahwa NEP tidak sama dengan kapitalisme ya tetap salah." Lusi: Sekali lagi di sini bung lebih pinter dari Lenin. Wong Lenin sudah menetapkan kondisi sistimnya, yaitu kekuasaan klas proletariat dlm masyarakat untuk melaksanakan NEP ciptaan dia itu. Nesare: kan sudah saya komentari kondisi sistimnya sudah ada: “proletar sudah menang dan kaum penghisap sudah kalah”. Dari mana bung bisa mengultimatum saya lebih pinter dari Lenin? Saya katakan Lenin menerapkan prinsip kapitalisme dengan NEP nya. Bung bilang bukan krn “kondisi dan syarat2nya”, sedangkan kondisi dan syarat2nya sudah terpenuhi oleh Lenin. Kenapa Trotsky tidak setuju dan Stalin menganulir/membatalkan NEP setelah dia menang? Nesare: Sekarang bung berargumen lagi bahwa ada 2 fakultas: ekonomi sosialisme dan ekonomi kapitalisme. Mau dipisah gimanapun, gak akan bisa merubah arti ekonomi nya sendiri dari aplikasinya ke ideologi kapitalisme dana tau sosialisme. Betul bung bisa berargumen bahwa NEP masuk ekonomi sosialisme. Saya setuju ini. Penjelasannya seperti diatas. Lusi: Bung salah menafsirkan kalimat saya. Itu tidak ada hubungannya dengan arti kata fakultas seperti yang bung tulis itu. Istilah "ekonomi sosialisme dan ekonomi kapitalisme" dlm kalimat saya itu menyangkut msl kapitel atau bab-bab dalam kurikulum ilmu pengetahuan ekonomi yang dikuliahkan, sedangkan istilah fakultas itu punya arti pembagian susunan admininstratif dalam suatu universitas sesuai kejuruannya. Nesare: apanya yang salah? Saya tidak mempersoalkan fakultas itu adalah department. Baca dan cerna baik2 tulisan saya. Mau ekonomi sosialisme, ekonomi kapitalisme, ekonomi kerakyatan, ekonomi komunis, ekonomi trump, ekonomi Habibie, ekonomi merkel, ekonomi Syariah, ekonomi klasik, ekonomi apapun tidak akan dapat memisahkan dan lari dari arti ilmu ekonomi itu sendiri. ekonominya mah tetap mau diterapkan bagaimanapun! Kenapa bung beranggapan bahwa ekonomi sosialisme itu beda dengan ekonomi kapitalisme karena bung melihatnya dari ideologi. Ya jelas memang berbeda tetapi perbedaannya adalah penerapannya. Bukan ilmu ekonominya itu sendiri. ilmu ekonominya tetap sama. Mau diterapkan dimana dan dalam kondisi apapun ya teori2 ekonominya tetap sama. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Wednesday, September 13, 2017 9:09 AM To: nesa...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>; Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com>; GELORA45@yahoogroups.com; nasional-l...@yahoogroups.com Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Nesare: > Bung jangan mengultimatum saya lebih mengerti NEP drpd lenin! > Bukan begitu kalau mau berdiskusi dengan baik. Lusi: Bagi saya penilaian bung ini nggak soal. Karena ukuran apa yang baik atau tidak baik thd suatu pandangan, bagi kita masing-masing tidak harus sama. Tergantung pengetahuan yang dimiliki dan bahkan kalau ilmu sosial termasuk pendirian dan sikap seseorang terhadap masalah yang dipersoalkan. Sementara itu menurut catatan diskusi ini, bung yang tidak memberikan jawaban atas dua pertanyaan saya ttg perlunya syarat-syarat untuk melaksanakan suatu kebijakan perekonomian hingga bisa dinilai sebagai NEP, lih.(1) dibawah, dan sekaligus pertanyaan saya, lih.(2) ttg sistim perekonomian di Indonesia sekarang ini, yang berbunyi: (1) Karena untuk melaksanakan NEP ada syarat-syarat tertentu dan yang utama sistim kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi berada di tangan klas buruh. Di Ind
Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
a. > Nesare > "...,tetapi kalau bung mau mengatakan bahwa NEP tidak sama dengan > kapitalisme ya tetap salah." Lusi: Sekali lagi di sini bung lebih pinter dari Lenin. Wong Lenin sudah menetapkan kondisi sistimnya, yaitu kekuasaan klas proletariat dlm masyarakat untuk melaksanakan NEP ciptaan dia itu. Artinya kepemilikan alat-alat produksi itu bukan lagi dikuasai oleh si kapitalis. Tindakan fundamental penegakan kediktaturan klas proletar ini punya arti, bahwa nilai-lebih yang dihasilkan dlm proses produksi bukan lagi milik si kapitalis sesuai dengan sistim hubungan produksi baru yang bersifat sosialis, sudah ditentukan menjadi milik sosial dan titik beratnya diatur untuk kepentingan sosial, bukan lagi untuk melancarkan sistim penghisapan manusia atas manusia demi mendapatkan keuntungan. Nah ini sudah masalah pendirian klas. Tapi bung tetap ngèyèl. Yah silahkan saja. Karena itu saya mengambil keputusan soal ini cukup sekian saja berdiskusi dng bung. Lusi.- > > > From: Lusi GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] > Sent: Thursday, September 7, 2017 4:57 PM > To: nesa...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> > Cc: GELORA45@yahoogroups.com; nasional-l...@yahoogroups.com; Tatiana > Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com> Subject: Re: Trs: [GELORA45] > Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi > oleh bung Karno. > > > Menurut kurikulum politik ekonomi marxis yang termasuk wajib diajarkan > di setiap universitas, ada dua kategori disiplin keilmuan Ekonomi > Marxis: Ilmu Ekonomi Politik Kapitalisme dan Ilmu Ekonomi Politik > Sosialisme. Adapun NEP itu termasuk dalam kategori disiplin Ilmu > Ekonomi Politik Sosialisme. Menjadi langkah awal untuk memutar roda > pembangunan ekonomi sosialisme dibawah syarat-syarat kekuasaan > politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat > produksi berada di tangan klas buruh. > > Tidak ada yang melarang bung menafsirkannya seperti yang bung tulis di > bawah itu. Mengapa? Kan Bung Nesare lebih mengerti tentang NEP > dibandingkan dengan penciptanya sendiri, seorang marxis bernama Lenin. > > Nah tentang NEP ini cukup demikian saja timbrungan saya. > > Lusi.- > > Am Thu, 7 Sep 2017 11:45:07 -0400 > schrieb "nesa...@yahoo.com [GELORA45] > <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com > <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >: > > > Argument bung itu kan syarat2nya NEP?! > > > > Lenin menjalankan kapitalisme tidak? Jawabannya jelas iya. Jelas > > sekali progression menuju state capitalism didalam workers’ state. > > Itu adalah system ekonomi yg mencakup free market dan kapitalisme > > walaupun harus ikut state control. > > Ngapain dikasih syarat? Wong syaratnya sudah ada waktu itu > > memang buruh sdh menang dan kaum penghisap sdh kalah. > > Oh kalau bukan sosialisme, gak boleh menerapkan NEP? > > Atau maksudnya negara kapitalisme gak boleh menerapkan NEP krn NEP > > milik negara sosialisme? > > Macem2 saja argumennya. > > Nesare > > > > > > > > From: Lusi GELORA45@yahoogroups.com > > <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] > > Sent: Thursday, September 7, 2017 11:01 AM To: nesa...@yahoo.com > > Subject: Re: Trs: [GELORA45] > > Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi > > nasionalisasi oleh bung Karno. > > > > Nimbrung sedikit atas diskusi tanggapan Nesare versus Tatiana soal > > NEP. > > > > Kutipan mulai, > > > > Nesare: > > > > > > Saya bilang lenin saja menerapkan NEP walaupun dia anti > > > kapitalisme itu karena kalau negara lagi susah apalagi berkaitan > > > dengan duit, cara apapun akan dipakai pemimpinnya. Ini yang > > > dilakukan lenin dalam menanggungi masalah ekonomi rusia waktu itu > > > yg lagi kesusahan. > > > > > > Pendapat dan tindakan itu hal yang berbeda dan bisa berlainan. > > > Pendapat Lenin sosialis tetapi tindakan nya NEP. > > > Begitu juga bung Karno sosialis tetapi tindakannya bikin UU PMA > > > 1958. > > > Dah ngerti?! > > > . . . . . > > > Nesare > > > > Kutipan selesai. > > > > > > Lusi: > > > > Arti dan nuansa NEP itu bukan kapitalisme seperti banyak sangkaan > > orang. Misalnya pendapat bung diatas: "Saya bilang lenin saja > > menerapkan NEP walaupun dia anti kapitalisme itu . . .)". > > > > Karena untuk melaksanakan NEP ada syarat-syarat tertentu dan yang > > utama sistim kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan > > semua alat-alat produks
Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Pada Minggu, 10 September 2017 5:10, "'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> menulis: Hanya orang BODOH yang bisa mengatakan orang yang berbuat SALAH adalah BODOH! Setiap orang didunia ini, betapapun pintar dan genial nya, sebagai manusia biasa, tetap bisa saja berbuat KESALAHAN! Tapi, kesalahan apapun yang dilakukan TIDAK HARUS menegasi dan menyangkal kegeniusan dan kebesaran jiwa pimpinan macam Lenin, Stalin dan Ketua Mao, ...! Lenin dan Stalin dengan segala kesalahan yang dilakukan TETAP adalah Pemimpin BESAR Rakyat Sovyet, begitu juga Ketua Mao dengan segala kesalahan yang terjadi TETAP adalah Pemimpin BESAR Rakyat Tiongkok! Sebaliknya, orang-orang yang berhasil melihat kesalahan orang lain setelah melewati praktek yang terjadi, TIDAK MESTI lebih pintar dan lebih genial dari Lenin, Stalin dan Ketua Mao, ...! Hanya orang-orang BODOH yang TIDAK BISA gunakan otak sendiri, ... bisanya hanya mendewakan Lenin-Stalin-Mao dengan mudah menuduh orang-orang yang BERBEDA dengan dirinya dan berani mengkritik, adalah REMO, PENGHIANAT, RENEGAT, ... From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Sunday, September 10, 2017 12:06 AMTo: Lusi D. ; nesa...@yahoo.com [GELORA45] Cc: Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Inilah pencerminan orang yang bicara ttg NEP tapi memisahkannya dari situasi kongkrit Rusia ketika itu. Dia tahunya dan berpegang pada " Lenin menerapkan kapitalisme negara.. ". Dus kenapa Jokowi tidak boleh menerapkan kapitalisme negara??? Emangnya NEP milik Lenin atau milik Soviet saja? Seperti Chan juga yang ambil alasan "Lenin juga menerapkan "kapitalisme negara" , dus Deng xiao ping benar!! Deng bukan remo, tapi justru "penyelamat" Tkk dengan melahirkan "perkembangan dan pertumbuhan dua digit". Jadi tidak bisa diharapkan mereka akan mau menganalisa dan meninjau lebih dalam apa arti dan dampak dari adanya "kediktaturan proletariat", adanya sebuah partai proletar, dan adanya seorang pemimpin seperti Lenin. Buat mereka mah Lenin tidak berarti apa-apa, wong Chan juga menganggapnya goblok karena terburu-buru menghantam kaum kapitalis..sama gobloknya dengan Mao yang juga terburu-buru masuk dalam revolusi dan pembangunan sosialis!!! Makanya dibetulin oleh Deng!!! Pakai penghisapan, tidak apa-apa, tapi tetap sosialisme, hanya harus diembel-embeli "kepribadian/ciri Tkk"!!! Seperti dulu ketika perdebatan tentang NEP, tak satupun yang mau tahu atau berkomentar tentang kata-kata pembimbing Lenin untuk NEP (tiga tahap NEP, memperkuat aliansi buruh dan tani, tujuan NEP adalah membangun dasar ekonomi sosialis, Rusia dengan NEP akan menghasilkan Rusia sosialis). Dan orang lupa bahwa dalam NEP konsesi diberikan kepada pengusaha kecil dan menengah, dan tani kaya. Sama sekali tidak ada tuan tanah besar, konglomerat , kabir dan KAPITALIS KOMPRADOR seperti di Indonesia sekarang Masuknya modal asing juga sangat kecil sekali. Logis!! Siapa yang mau menanam modal di negeri yang sedang membangun sosialisme!!??? Dan jangan lupa blokade ekonomi tetap berjalan. Semua keadaan ini buat mereka adalah hal-hal yang remeh temeh!!!Tidak penting! Pokoknya NEP bisa juga diterapkan oleh Jokowi ! (tahu nggak nanti jawabnya: siapa yang bilang Jokowi menerapkan NEP?? Padahal, walaupun tidak dibilang dengan kata-kata begitu, tapi kan orang ngerti maksudnya). Begitulah bung Lusi, komentar saya. On Thursday, September 7, 2017 10:57 PM, Lusi D. <lus...@rantar.de> wrote: Menurut kurikulum politik ekonomi marxis yang termasuk wajib diajarkan di setiap universitas, ada dua kategori disiplin keilmuan Ekonomi Marxis: Ilmu Ekonomi Politik Kapitalisme dan Ilmu Ekonomi Politik Sosialisme. Adapun NEP itu termasuk dalam kategori disiplin Ilmu Ekonomi Politik Sosialisme. Menjadi langkah awal untuk memutar roda pembangunan ekonomi sosialisme dibawah syarat-syarat kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi berada di tangan klas buruh. Tidak ada yang melarang bung menafsirkannya seperti yang bung tulis di bawah itu. Mengapa? Kan Bung Nesare lebih mengerti tentang NEP dibandingkan dengan penciptanya sendiri, seorang marxis bernama Lenin. Nah tentang NEP ini cukup demikian saja timbrungan saya. Lusi.- Am Thu, 7 Sep 2017 11:45:07 -0400 schrieb "nesa...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>: > Argument bung itu kan syarat2nya NEP?! > > Lenin menjalankan kapitalisme tidak? Jawabannya jelas iya. Jelas > sekali progression menuju state capitalism didalam workers’ state. > Itu adalah system ekonomi yg mencakup free market dan kapitalisme > walaupun harus ikut state control. > > > > Ngapain dikasih syarat? Wong syaratnya sudah ada waktu itu yaitu > me
Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Inilah pencerminan orang yang bicara ttg NEP tapi memisahkannya dari situasi kongkrit Rusia ketika itu. Dia tahunya dan berpegang pada " Lenin menerapkan kapitalisme negara.. ". Dus kenapa Jokowi tidak boleh menerapkan kapitalisme negara??? Emangnya NEP milik Lenin atau milik Soviet saja? Seperti Chan juga yang ambil alasan "Lenin juga menerapkan "kapitalisme negara" , dus Deng xiao ping benar!! Deng bukan remo, tapi justru "penyelamat" Tkk dengan melahirkan "perkembangan dan pertumbuhan dua digit". Jadi tidak bisa diharapkan mereka akan mau menganalisa dan meninjau lebih dalam apa arti dan dampak dari adanya "kediktaturan proletariat", adanya sebuah partai proletar, dan adanya seorang pemimpin seperti Lenin. Buat mereka mah Lenin tidak berarti apa-apa, wong Chan juga menganggapnya goblok karena terburu-buru menghantam kaum kapitalis..sama gobloknya dengan Mao yang juga terburu-buru masuk dalam revolusi dan pembangunan sosialis!!! Makanya dibetulin oleh Deng!!! Pakai penghisapan, tidak apa-apa, tapi tetap sosialisme, hanya harus diembel-embeli "kepribadian/ciri Tkk"!!! Seperti dulu ketika perdebatan tentang NEP, tak satupun yang mau tahu atau berkomentar tentang kata-kata pembimbing Lenin untuk NEP (tiga tahap NEP, memperkuat aliansi buruh dan tani, tujuan NEP adalah membangun dasar ekonomi sosialis, Rusia dengan NEP akan menghasilkan Rusia sosialis). Dan orang lupa bahwa dalam NEP konsesi diberikan kepada pengusaha kecil dan menengah, dan tani kaya. Sama sekali tidak ada tuan tanah besar, konglomerat , kabir dan KAPITALIS KOMPRADOR seperti di Indonesia sekarang Masuknya modal asing juga sangat kecil sekali. Logis!! Siapa yang mau menanam modal di negeri yang sedang membangun sosialisme!!??? Dan jangan lupa blokade ekonomi tetap berjalan. Semua keadaan ini buat mereka adalah hal-hal yang remeh temeh!!! Tidak penting! Pokoknya NEP bisa juga diterapkan oleh Jokowi ! (tahu nggak nanti jawabnya: siapa yang bilang Jokowi menerapkan NEP?? Padahal, walaupun tidak dibilang dengan kata-kata begitu, tapi kan orang ngerti maksudnya). Begitulah bung Lusi, komentar saya. On Thursday, September 7, 2017 10:57 PM, Lusi D. <lus...@rantar.de> wrote: Menurut kurikulum politik ekonomi marxis yang termasuk wajib diajarkan di setiap universitas, ada dua kategori disiplin keilmuan Ekonomi Marxis: Ilmu Ekonomi Politik Kapitalisme dan Ilmu Ekonomi Politik Sosialisme. Adapun NEP itu termasuk dalam kategori disiplin Ilmu Ekonomi Politik Sosialisme. Menjadi langkah awal untuk memutar roda pembangunan ekonomi sosialisme dibawah syarat-syarat kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi berada di tangan klas buruh. Tidak ada yang melarang bung menafsirkannya seperti yang bung tulis di bawah itu. Mengapa? Kan Bung Nesare lebih mengerti tentang NEP dibandingkan dengan penciptanya sendiri, seorang marxis bernama Lenin. Nah tentang NEP ini cukup demikian saja timbrungan saya. Lusi.- Am Thu, 7 Sep 2017 11:45:07 -0400 schrieb "nesa...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>: > Argument bung itu kan syarat2nya NEP?! > > Lenin menjalankan kapitalisme tidak? Jawabannya jelas iya. Jelas > sekali progression menuju state capitalism didalam workers’ state. > Itu adalah system ekonomi yg mencakup free market dan kapitalisme > walaupun harus ikut state control. > > > > Ngapain dikasih syarat? Wong syaratnya sudah ada waktu itu yaitu > memang buruh sdh menang dan kaum penghisap sdh kalah. > > Oh kalau bukan sosialisme, gak boleh menerapkan NEP? > > Atau maksudnya negara kapitalisme gak boleh menerapkan NEP krn NEP > milik negara sosialisme? > > > > Macem2 saja argumennya. > > > > Nesare > > > > From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] > Sent: Thursday, September 7, 2017 11:01 AM > To: nesa...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> > Cc: GELORA45@yahoogroups.com; nasional-l...@yahoogroups.com > Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar > dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. > > > > > > Am Thu, 7 Sep 2017 09:44:27 -0400 > schrieb "nesa...@yahoo.com [GELORA45] > <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com > <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >: > > Nimbrung sedikit atas diskusi tanggapan Nesare versus Tatiana soal > NEP. > > Kutipan mulai, > > Nesare: > > > > Saya bilang lenin saja menerapkan NEP walaupun dia anti kapitalisme > > itu karena kalau negara lagi susah apalagi berkaitan dengan duit, > > cara apapun akan dipakai pemimpinnya. Ini yang dilakukan lenin dalam > > menanggungi masalah ekonomi rusia waktu itu yg lagi kesusahan. > > &
Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Tampilkan pesan asli Pada Sabtu, 9 September 2017 5:41, "kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> menulis: Selain cadangan, memangnya berapa banyak aset perusahaan pertambangan?Cadangan biji2 logam yang ada di bumi sana, kalau Free Port pergi, ya tetap milik Indonesia.Aset perusahaan pertambangan : gedung2, mesin2 , alat2 pengangkutan, installasi pengolahanwaste, galangan kapal dan installasinya, tunnel yang dibangun dll. Apakah kalau PTFI angkat kaki pemerintah harus "membeli" aset PTFI? Darimana datangnya klausul seperti itu? Apakah tidak bisa menawarkan "membeli" dengan harga terjangkau/layak atau PTFI sendiri yang harus memindahkan aset tsb dari area pertambangan?Tergantung bagaimana tertulis perjanjiannya. Kalau tidak ya, peraturan yang umum berlaku. Di negeri Belanda, kalau orang sewa rumah, kalau berhenti sewa, harus mengembalikan keadaan rumah seperti sebelumnya. jadi kalau dia pasang tegel, tegelnya harus dilepas kembali, kecuali kalau penyewa baru mau menerimanya. Lha ini, ada perundingan, ada penyewa baru yang mau Kasih sedikit kerugian, ada juga yang sengaja mempersuli penghuni lama, diajak eker2an, supaya ganti ruginya rendah. Ada juga yang selesai baik2. Tetapi penyewa baru, kalau dia pergi, harus melepas tegel itu, kecuali kalau penyewa berikutnya mau menerima.Kalau mau baik2an menyelesaikan kasus Free Port andaikan tidak mau beri perpanjangan kontrak, ya Free Port boleh angkat apa2 yang bisa dibawa. Yang tertinggal bisa dihitung, apa masih ada harganya kalau dilihat dari penyusutan harga yang ada di tata bukunya. Tetapi tidak tahu, apa mau begitu, atau harus diputus oleh arbitrase internasional.Tetapi tidak memperpanjang kontrak, bisa bertahun tahun dapat investor baru yang berani masuk . Bertahun tahun nganggur, dan pegawai harus dibayar berat sekali. Dari menghasilkan untuk pemerintah, pemerintah justru harus keluar uang banyak. Investor baru bisa2 justru minta fasilitas bebas pajak beberapa tahun, karena harus investasi banyak memasang mesin2 baru ? Berarti pemerintah kehilangan penghasilan. Kalau dinasionalisasi bisa menimbulkan probleem lama sekali di bidang hukum. Investor2 yang mau masuk jadi ketakutan, membatalkan niatnya.Bisa saja nasionalisasi terjadi, kalau ada pemerintahan baru, yang berani sekali dengan beleid lain.Hanya kalau ekonomi membaik, dapat dukungan rakyat. Kalau memburuk, ya maunya digulingkan.Mungkin ada pendapat lain ? 2017-09-08 16:29 GMT+02:00 Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>: Selain cadangan, memangnya berapa banyak aset perusahaan pertambangan?Apakah kalau PTFI angkat kaki pemerintah harus "membeli" aset PTFI? Darimana datangnya klausul seperti itu? Apakah tidak bisa menawarkan "membeli" dengan harga terjangkau/layak atau PTFI sendiri yang harus memindahkan aset tsb dari area pertambangan?Freeport sudah beroperasi sejak penghujung 60-an, memangnya seberapa tinggi teknologi waktu itu sehingga sampai sekarang masih belum sanggup juga. On Friday, September 8, 2017 5:21 AM, Chan CT <sa...@netvigator.com> wrote: Lho, ... siapa yang mencampur adukkan selesainya KK dengan nasionalisasi? Yang menjadi masalah operasi pertambangan emas yg segede itu, tidak baik berhenti operasi dalam waktu lama! Jadi, sebelum selesai KK Freeport ditahun 2021, sudah ada kesimpulan bagaimana kelanjutannya, Kalau tidak ada kesepakatan, PTFI harus angkat-kaki sedang RI belum mampu ambil oper, tidak punya dana cukup untuk “membeli” aset PTFI, belum ada kemampuan teknologi dan manajemen, ... untuk meneruskan operasi. Jadi, tuntutan “nasionalisasi” PTFI tidak masuk akal bisa dilaksanakan, belum lagi dilihat dari sudut kekuatan pendukung AS didalam Pemerintah Jokowi sekarang ini, ... bagaimana mungkin melaksanakan nasionalisasi??? Lalu, harus undang modal-asing lain? Ada negara yg mau dan apa bisa memberi keuntungan lebih besar pada RI? From: Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Friday, September 8, 2017 1:29 AMTo: Yahoogroups Subject: Re: AW: AW: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Kelihatannya bung Chan berpendapat kalau Kontrak Karya th 2021 tidak diperpanjang itu merupakan nasionalisasi, saya rasa itu merupakan pengertian yang salah kaprah. Nasionalisasi itu kalau pemerintah mengambil alih kepemilikan PT Freeport Indonesia dari Freeport McMoran, sedang kalau kontrak tidak diperpanjang PTFI tetap milik Freeport McMoran tidak diambil alih sama sekali. Tidak memperpanjang kontrak ya tidak memperpanjang kontrak titik, jangan dicampur adukkan dengan nasionalisasi. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote : Aacchh, ... ternyata bung TIDAK mengerti bagaimana bisa mewujudkan CITA-CITA menjadi KENYATAAN, tidak bisa menemukan dan menentukan apa kiranya yang bisa d
RE: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Bung jangan mengultimatum saya lebih mengerti NEP drpd lenin! Bukan begitu kalau mau berdiskusi dengan baik. Pertama bung bilang NEP bukan kapitalisme. Saya bantah dan katakan salah krn: Lenin sendiri bilang itu adalah state capitalism. Mau state mau private tetap saja capitalism. State maupun private tidak merubah capitalism nya. Jelas NEP itu adalah arus balik yg temporer dari extreme policy sentralisasi dan doktrin sosialisme. NEP ini merubah sector pertanian, retail dan industry kecil dimiliki swasta artinya ada private ownership dimana industry berat, banking, foreign trade tetap dikontrol oleh pusat. Dalam NEP, petani diperbolehkan mengelola tanahnya sendiri dan bayar pajak ke state. Pengusaha usaha kecil dan manager2nya dikenal sbg NEP men. Bukharin supporter NEP tetapi Trotsky menolak dan stalin netral. Tetapi ketika stalin menang NEP dihapus. Sekarang bung berargumen lagi bahwa ada 2 fakultas: ekonomi sosialisme dan ekonomi kapitalisme. Mau dipisah gimanapun, gak akan bisa merubah arti ekonomi nya sendiri dari aplikasinya ke ideologi kapitalisme dana tau sosialisme. Betul bung bisa berargumen bahwa NEP masuk ekonomi sosialisme. Saya setuju ini. tetapi kalau bung mau mengatakan bahwa NEP tidak sama dengan kapitalisme ya tetap salah. Penjelasannya seperti diatas. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, September 7, 2017 4:57 PM To: nesa...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> Cc: GELORA45@yahoogroups.com; nasional-l...@yahoogroups.com; Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com> Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Menurut kurikulum politik ekonomi marxis yang termasuk wajib diajarkan di setiap universitas, ada dua kategori disiplin keilmuan Ekonomi Marxis: Ilmu Ekonomi Politik Kapitalisme dan Ilmu Ekonomi Politik Sosialisme. Adapun NEP itu termasuk dalam kategori disiplin Ilmu Ekonomi Politik Sosialisme. Menjadi langkah awal untuk memutar roda pembangunan ekonomi sosialisme dibawah syarat-syarat kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi berada di tangan klas buruh. Tidak ada yang melarang bung menafsirkannya seperti yang bung tulis di bawah itu. Mengapa? Kan Bung Nesare lebih mengerti tentang NEP dibandingkan dengan penciptanya sendiri, seorang marxis bernama Lenin. Nah tentang NEP ini cukup demikian saja timbrungan saya. Lusi.- Am Thu, 7 Sep 2017 11:45:07 -0400 schrieb "nesa...@yahoo.com [GELORA45] <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >: > Argument bung itu kan syarat2nya NEP?! > > Lenin menjalankan kapitalisme tidak? Jawabannya jelas iya. Jelas > sekali progression menuju state capitalism didalam workers’ state. > Itu adalah system ekonomi yg mencakup free market dan kapitalisme > walaupun harus ikut state control. > > > > Ngapain dikasih syarat? Wong syaratnya sudah ada waktu itu yaitu > memang buruh sdh menang dan kaum penghisap sdh kalah. > > Oh kalau bukan sosialisme, gak boleh menerapkan NEP? > > Atau maksudnya negara kapitalisme gak boleh menerapkan NEP krn NEP > milik negara sosialisme? > > > > Macem2 saja argumennya. > > > > Nesare > > > > From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] > Sent: Thursday, September 7, 2017 11:01 AM > To: nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45] > <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > > Cc: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> ; > nasional-l...@yahoogroups.com <mailto:nasional-l...@yahoogroups.com> > Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar > dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. > > > > > > Am Thu, 7 Sep 2017 09:44:27 -0400 > schrieb "nesa...@yahoo.com [GELORA45] > <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]%0b%3e%20%3cmailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]%3e%20> > > <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com > <mailto:GELORA45@yahoogroups.com%0b> > <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >: > > Nimbrung sedikit atas diskusi tanggapan Nesare versus Tatiana soal > NEP. > > Kutipan mulai, > > Nesare: > > > > Saya bilang lenin saja menerapkan NEP walaupun dia anti kapitalisme > > itu karena kalau negara lagi susah apalagi berkaitan dengan duit, > > cara apapun akan dipakai pemimpinnya. Ini yang dilakukan lenin dalam > > menanggungi masalah ekonomi rusia waktu itu yg lagi kesusahan. > > > > Pendapat dan tindakan itu hal yang berbeda dan bisa berlainan. >
Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Menurut kurikulum politik ekonomi marxis yang termasuk wajib diajarkan di setiap universitas, ada dua kategori disiplin keilmuan Ekonomi Marxis: Ilmu Ekonomi Politik Kapitalisme dan Ilmu Ekonomi Politik Sosialisme. Adapun NEP itu termasuk dalam kategori disiplin Ilmu Ekonomi Politik Sosialisme. Menjadi langkah awal untuk memutar roda pembangunan ekonomi sosialisme dibawah syarat-syarat kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi berada di tangan klas buruh. Tidak ada yang melarang bung menafsirkannya seperti yang bung tulis di bawah itu. Mengapa? Kan Bung Nesare lebih mengerti tentang NEP dibandingkan dengan penciptanya sendiri, seorang marxis bernama Lenin. Nah tentang NEP ini cukup demikian saja timbrungan saya. Lusi.- Am Thu, 7 Sep 2017 11:45:07 -0400 schrieb "nesa...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>: > Argument bung itu kan syarat2nya NEP?! > > Lenin menjalankan kapitalisme tidak? Jawabannya jelas iya. Jelas > sekali progression menuju state capitalism didalam workers’ state. > Itu adalah system ekonomi yg mencakup free market dan kapitalisme > walaupun harus ikut state control. > > > > Ngapain dikasih syarat? Wong syaratnya sudah ada waktu itu yaitu > memang buruh sdh menang dan kaum penghisap sdh kalah. > > Oh kalau bukan sosialisme, gak boleh menerapkan NEP? > > Atau maksudnya negara kapitalisme gak boleh menerapkan NEP krn NEP > milik negara sosialisme? > > > > Macem2 saja argumennya. > > > > Nesare > > > > From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] > Sent: Thursday, September 7, 2017 11:01 AM > To: nesa...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> > Cc: GELORA45@yahoogroups.com; nasional-l...@yahoogroups.com > Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar > dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. > > > > > > Am Thu, 7 Sep 2017 09:44:27 -0400 > schrieb "nesa...@yahoo.com [GELORA45] > <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com > <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >: > > Nimbrung sedikit atas diskusi tanggapan Nesare versus Tatiana soal > NEP. > > Kutipan mulai, > > Nesare: > > > > Saya bilang lenin saja menerapkan NEP walaupun dia anti kapitalisme > > itu karena kalau negara lagi susah apalagi berkaitan dengan duit, > > cara apapun akan dipakai pemimpinnya. Ini yang dilakukan lenin dalam > > menanggungi masalah ekonomi rusia waktu itu yg lagi kesusahan. > > > > Pendapat dan tindakan itu hal yang berbeda dan bisa berlainan. > > Pendapat Lenin sosialis tetapi tindakan nya NEP. > > Begitu juga bung Karno sosialis tetapi tindakannya bikin UU PMA > > 1958. > > > > Dah ngerti?! > > . . . . . > > > > Nesare > > Kutipan selesai. > > Lusi: > > Arti dan nuansa NEP itu bukan kapitalisme seperti banyak sangkaan > orang. Misalnya pendapat bung diatas: "Saya bilang lenin saja > menerapkan NEP walaupun dia anti kapitalisme itu . . .)". > > Karena untuk melaksanakan NEP ada syarat-syarat tertentu dan yang > utama sistim kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan > semua alat-alat produksi berada di tangan klas buruh. > Apa di Indonesia sistim kekuasaan kaum penghisap sudah ditumbangkan > dan semua alat-alat produksi sudah berada di tangan klas buruh? > Berikut saya kutipkan ulasan Lenin mengenai pelaksanaan NEP. > > Bhs Jeman, Lenin: > Man betrachte aber, wie sich die Sache jetzt geändert hat, da ja die > Staatsmacht bereits in den Händen der Arbeiterklasse liegt, da die > politische Macht der Ausbeuter gestürzt ist und alle Produktionsmittel > (mit Ausnahme derer, die der Arbeiterstaat freiwillig, zeitweilig und > bedingt den Ausbeutern als Konzession überläßt) sich in den Händen der > Arbeiterklasse befinden. > 6. Januar 1923. > > Terjemahan Bhs Indonesia, Lenin: > Tetapi orang memandang sebagaimana persoalannya sekarang yang telah > berubah, oleh karena ya kekuasaan negara sudah berada di tangan klas > buruh, karena kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan > semua alat-alat produksi (dengan perkecualian bagi mereka yang > menyerahkannya pada negara secara sukarela, untuk sementara dan dengan > syarat pada kaum penghisap sebagai konsesi) berada di tangan klas > buruh. > 6 Januari 1923. > > (Lih. Kumpulan Karya Lenin bhs Jerman: Lenin Werke, Dietz Verlag > Berlin, 1973, Band 33, Seite 461) > > Lusi.- > > > > > > > > > > Jadi jangan bilang saya bodoh dan buta krn saya gak mau baca seluruh > > karya lenin yg berkaitan dgn NEP dan
RE: AW: AW: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Lucu bener orang ini koq nulis chan bilang nasionalisasi = kontrak karya 2021 tidak diperpanjang. Wong nasionalisasi itu pendapatnya roeslan yg mau nasionalisasi gratis. Bung chan mah gak setuju nasionalisasi. Begitu juga saya tidak percaya ada nasionalisasi dijaman sekarang ini. Chavez saja gak nasionalisasi gratis. Itu kan diotak ente dan ente ulang2 bahwa nasionalisasi harus begini begitu dari beli saham s/d kontrak karya. Ngaco aja. Moso’ orang mau nasionalisasi harus nunggu waktu? Weleh weleh….pengin ketawa tapi gak lucu alias goblok! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, September 7, 2017 1:30 PM To: Yahoogroups <gelora45@yahoogroups.com> Subject: Re: AW: AW: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Kelihatannya bung Chan berpendapat kalau Kontrak Karya th 2021 tidak diperpanjang itu merupakan nasionalisasi, saya rasa itu merupakan pengertian yang salah kaprah. Nasionalisasi itu kalau pemerintah mengambil alih kepemilikan PT Freeport Indonesia dari Freeport McMoran, sedang kalau kontrak tidak diperpanjang PTFI tetap milik Freeport McMoran tidak diambil alih sama sekali. Tidak memperpanjang kontrak ya tidak memperpanjang kontrak titik, jangan dicampur adukkan dengan nasionalisasi. ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <SADAR@... <mailto:SADAR@...> > wrote : Aacchh, ... ternyata bung TIDAK mengerti bagaimana bisa mewujudkan CITA-CITA menjadi KENYATAAN, tidak bisa menemukan dan menentukan apa kiranya yang bisa dicapai dengan memenangkan perjuangan setahap demi setahap sesuai KEMAMPUAN kekuatan sekarang, ... sekarang belum bisa tidak berarti sudah lepaskan saja cita-cita perjuangan, sekalipun baru dicapai 10-30% saja! yaa, ... majulah selangkah demi selangkah dahulu, ... Ketua Mao pun berani menentukan lebih dahulu mundur meninggalkan daerah basis untuk mencapai kemenangan yang lebih besar kemudian! Dan, TIDAK ADA yang bisa menuduh Ketua menyerah dan meninggalkan cita-cita perjuangannya! Dari mana kekuatan bung bisa menuntut NASIONALISASI Freeport selesai KK, tahun 2021? Bukankah bung sudah mengakui pemerintah Jokowi yang sekarang ini bukan Pemerintah Rakyat dalam arti sesungguhnya? Tidakkah bung bisa melihat disekitar Jokowi masih begitu kuat kekuatan ORBA, jenderal-jenderal pendukung AS masih begitu kuat, bisa dan mungkinkah tuntutan nasionalisasi itu dimenangkan? Menuntut 51% saham nya saja sudah begitu sulitnya bisa disetujui, ... malah ada pejabat tinggi yang minta bagian saham, papa minta saham dsb. nya, ... Salam, ChanCT From: Roeslan Sent: Thursday, September 7, 2017 9:17 PM To: 'Chan CT' ; GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> ; 'Tatiana Lukman' ; nasional-l...@yahoogroups.com <mailto:nasional-l...@yahoogroups.com> ; temu_er...@yahoogroups.com <mailto:temu_er...@yahoogroups.com> Subject: AW: AW: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. REFLEKSI: Tulisan bung dibawah ini saya tanggapi sebagai tulisan yang 100 % anti Pancasial 1 Juni 1945, dan UUD 45 naskah aseli, yang ditulis 72 tahun yang lalu. Tulisan bung jelas menolak cita-cita revolusi Agustus 1945. Yaitu pembebasan, kemerdekaan sejati, emansipasi, dan berdikari dalam suatu NKRI. Ini semua telah bung tentang dengan alasan bahwa kehendak seperti itu adalah kehendak yang ditulis ½ abad yang lalu, jadi harus ditinggalkan,karena kita sekarang ini sudah berada pada zaman Globalisasi pasar bebas, yang mengabdi pada ideologi Neoliberalisme. Tapi ironinya bung tidak konsekwen dalam berpikir, ini tercermin bahwa jiwa bung samapai detik ini, yang masih ngotot menggunakan nama milis yang bung kelola dengan nama GELORA 45, yang atinya besedia melanjutkan cita-cita Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, seperti yang sudah saya kemukakan diatas. Bukanlah nama Gelora 45 itu adalah mengandung cita-cita untuk melanjutkan Revolusi Indonesaia sampai selesai? Ini menurut Bung Karno. MENGAPA BUNG TETAP NGOTOT MENGGUNAKAN GELORA 45. Lalu apa maksud Bung menggunakan nama itu, kalu bukan untuk menipu rakyat Indonesia??? Harus difahami bahwa Gelora 45 bukan berarti gelora yang tunduk pada kaum penjajah!! Model lama atau baru; Tapi gelora 45 berarti semangat anti penjajahan, dan semanagt berjuang demi pembebasan Rakyat Indonesia di tanah air Indonesia!!! Oleh karena itu saya nasehatkan hendaknya Bung mengagnti saja nama GELORA 45, dengan nama GELORA NEOLIBERALISME ABAD KE XXI. Jika bung tetap ngotot mempertahankan nama GELORA 45, maka disitu terkandung maksud bahwa bung secara sadar telah berusaha melakukan penipuan terhadap seluruh Rakyat Indonesaia, dengan menggunakan nama GELORA 45 untuk menentang cita-cita Revolusi Indonesua. Betapa tidak karena dalam tulisan
Re: AW: AW: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Kelihatannya bung Chan berpendapat kalau Kontrak Karya th 2021 tidak diperpanjang itu merupakan nasionalisasi, saya rasa itu merupakan pengertian yang salah kaprah. Nasionalisasi itu kalau pemerintah mengambil alih kepemilikan PT Freeport Indonesia dari Freeport McMoran, sedang kalau kontrak tidak diperpanjang PTFI tetap milik Freeport McMoran tidak diambil alih sama sekali. Tidak memperpanjang kontrak ya tidak memperpanjang kontrak titik, jangan dicampur adukkan dengan nasionalisasi. ---In GELORA45@yahoogroups.com, <SADAR@...> wrote : Aacchh, ... ternyata bung TIDAK mengerti bagaimana bisa mewujudkan CITA-CITA menjadi KENYATAAN, tidak bisa menemukan dan menentukan apa kiranya yang bisa dicapai dengan memenangkan perjuangan setahap demi setahap sesuai KEMAMPUAN kekuatan sekarang, ... sekarang belum bisa tidak berarti sudah lepaskan saja cita-cita perjuangan, sekalipun baru dicapai 10-30% saja! yaa, ... majulah selangkah demi selangkah dahulu, ... Ketua Mao pun berani menentukan lebih dahulu mundur meninggalkan daerah basis untuk mencapai kemenangan yang lebih besar kemudian! Dan, TIDAK ADA yang bisa menuduh Ketua menyerah dan meninggalkan cita-cita perjuangannya! Dari mana kekuatan bung bisa menuntut NASIONALISASI Freeport selesai KK, tahun 2021? Bukankah bung sudah mengakui pemerintah Jokowi yang sekarang ini bukan Pemerintah Rakyat dalam arti sesungguhnya? Tidakkah bung bisa melihat disekitar Jokowi masih begitu kuat kekuatan ORBA, jenderal-jenderal pendukung AS masih begitu kuat, bisa dan mungkinkah tuntutan nasionalisasi itu dimenangkan? Menuntut 51% saham nya saja sudah begitu sulitnya bisa disetujui, ... malah ada pejabat tinggi yang minta bagian saham, papa minta saham dsb. nya, ... Salam,ChanCT From: RoeslanSent: Thursday, September 7, 2017 9:17 PMTo: 'Chan CT' ; GELORA45@yahoogroups.com ; 'Tatiana Lukman' ; nasional-l...@yahoogroups.com ; temu_eropa@yahoogroups.comSubject: AW: AW: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. REFLEKSI: Tulisan bung dibawah ini saya tanggapi sebagai tulisan yang 100 % anti Pancasial 1 Juni 1945, dan UUD 45 naskah aseli, yang ditulis 72 tahun yang lalu. Tulisan bung jelas menolak cita-cita revolusi Agustus 1945. Yaitu pembebasan, kemerdekaan sejati, emansipasi, dan berdikari dalam suatu NKRI. Ini semua telah bung tentang dengan alasan bahwa kehendak seperti itu adalah kehendak yang ditulis ½ abad yang lalu, jadi harus ditinggalkan,karena kita sekarang ini sudah berada pada zaman Globalisasi pasar bebas, yang mengabdi pada ideologi Neoliberalisme. Tapi ironinya bung tidak konsekwen dalam berpikir, ini tercermin bahwa jiwa bung samapai detik ini, yang masih ngotot menggunakan nama milis yang bung kelola dengan nama GELORA 45, yang atinya besedia melanjutkan cita-cita Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, seperti yang sudah saya kemukakan diatas. Bukanlah nama Gelora 45 itu adalah mengandung cita-cita untuk melanjutkan Revolusi Indonesaia sampai selesai? Ini menurut Bung Karno. MENGAPA BUNG TETAP NGOTOT MENGGUNAKAN GELORA 45. Lalu apa maksud Bung menggunakan nama itu, kalu bukan untuk menipu rakyat Indonesia??? Harus difahami bahwa Gelora 45 bukan berarti gelora yang tunduk pada kaum penjajah!! Model lama atau baru; Tapi gelora 45 berarti semangat anti penjajahan, dan semanagt berjuang demi pembebasan Rakyat Indonesia di tanah air Indonesia!!! Oleh karena itu saya nasehatkan hendaknya Bung mengagnti saja nama GELORA 45, dengan nama GELORA NEOLIBERALISME ABAD KE XXI. Jika bung tetap ngotot mempertahankan nama GELORA 45, maka disitu terkandung maksud bahwa bung secara sadar telah berusaha melakukan penipuan terhadap seluruh Rakyat Indonesaia, dengan menggunakan nama GELORA 45 untuk menentang cita-cita Revolusi Indonesua. Betapa tidak karena dalam tulisan bung, bung menghendaki agar supaya rakyat Indonesia membuang cita-cita Revolusi Indonesaia yang digerakkan oleh Bung Karno 72 tahun yang lalu, yang bung nilai sebagai khayalan yang harus ditinggalkan. Saya yakin bahwa Rakyat Indoinesia masih tetap berkehendak untuk melakukan pesan Bung karno, yang mengatakan Lanjutkan revoluis Indonesioa sampai selesai. Apa yang ditulis oleh Tatiana yang saya dukung, adalah merupakan tulisan yang menuruti cita-cita revolusi Agustus 1945, sesuai dengan pesan Bong Karno, Sang Proklamator dan Presiden pertama NKRI. Bung sutuju boleh tidak juga boleh, yang tidak boleh adalah mencatut mana Gelora 45 untuk menipu Rakyat Inbdonesia. Jangan merintangai Perjuangan rakyat Indonesia dalam usahanya untuk terus berjuang melanjutkan cita-cita revolusi Indonesia, yang diawali oleh perang kemerdekaan 1945-1949. Saya siap untuk meninggalkan milis ini, yang menggunakan nama Gelora 45, yang secara haketat hendak membrangus suara rakyat Indonesia yang hendak melanjutkan pesan Bung Karno, yaitu melanjutkan Revolusi sampai selesai. Jika bung merasa terusik oleh t
RE: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Argument bung itu kan syarat2nya NEP?! Lenin menjalankan kapitalisme tidak? Jawabannya jelas iya. Jelas sekali progression menuju state capitalism didalam workers’ state. Itu adalah system ekonomi yg mencakup free market dan kapitalisme walaupun harus ikut state control. Ngapain dikasih syarat? Wong syaratnya sudah ada waktu itu yaitu memang buruh sdh menang dan kaum penghisap sdh kalah. Oh kalau bukan sosialisme, gak boleh menerapkan NEP? Atau maksudnya negara kapitalisme gak boleh menerapkan NEP krn NEP milik negara sosialisme? Macem2 saja argumennya. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Thursday, September 7, 2017 11:01 AM To: nesa...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com> Cc: GELORA45@yahoogroups.com; nasional-l...@yahoogroups.com Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Am Thu, 7 Sep 2017 09:44:27 -0400 schrieb "nesa...@yahoo.com [GELORA45] <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >: Nimbrung sedikit atas diskusi tanggapan Nesare versus Tatiana soal NEP. Kutipan mulai, Nesare: > > Saya bilang lenin saja menerapkan NEP walaupun dia anti kapitalisme > itu karena kalau negara lagi susah apalagi berkaitan dengan duit, > cara apapun akan dipakai pemimpinnya. Ini yang dilakukan lenin dalam > menanggungi masalah ekonomi rusia waktu itu yg lagi kesusahan. > > Pendapat dan tindakan itu hal yang berbeda dan bisa berlainan. > Pendapat Lenin sosialis tetapi tindakan nya NEP. > Begitu juga bung Karno sosialis tetapi tindakannya bikin UU PMA 1958. > > Dah ngerti?! > . . . . . > > Nesare Kutipan selesai. Lusi: Arti dan nuansa NEP itu bukan kapitalisme seperti banyak sangkaan orang. Misalnya pendapat bung diatas: "Saya bilang lenin saja menerapkan NEP walaupun dia anti kapitalisme itu . . .)". Karena untuk melaksanakan NEP ada syarat-syarat tertentu dan yang utama sistim kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi berada di tangan klas buruh. Apa di Indonesia sistim kekuasaan kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi sudah beradas di tangan klas buruh? Berikut saya kutipkan ulasan Lenin mengenai pelaksanaan NEP. Bhs Jeman, Lenin: Man betrachte aber, wie sich die Sache jetzt geändert hat, da ja die Staatsmacht bereits in den Händen der Arbeiterklasse liegt, da die politische Macht der Ausbeuter gestürzt ist und alle Produktionsmittel (mit Ausnahme derer, die der Arbeiterstaat freiwillig, zeitweilig und bedingt den Ausbeutern als Konzession überläßt) sich in den Händen der Arbeiterklasse befinden. 6. Januar 1923. Terjemahan Bhs Indonesia, Lenin: Tetapi orang memandang sebagaimana persoalannya sekarang yang telah berubah, oleh karena ya kekuasaan negara sudah berada di tangan klas buruh, karena kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi (dengan perkecualian bagi mereka yang menyerahkannya pada negara secara sukarela, untuk sementara dan dengan syarat pada kaum penghisap sebagai konsesi) berada di tangan klas buruh. 6 Januari 1923. (Lih. Kumpulan Karya Lenin bhs Jerman: Lenin Werke, Dietz Verlag Berlin, 1973, Band 33, Seite 461) Lusi.- > > > > Jadi jangan bilang saya bodoh dan buta krn saya gak mau baca seluruh > karya lenin yg berkaitan dgn NEP dan saya menghubungkan NEP dan > freeport! Emangnya baca seluruh ide lenin ttg NEP bisa apa? > kelihatannya bung sudah baca semuanya ya? Tolong kasih tahu isi dan > pesannya apa? Saya jelas sdh bilang: lenin menerapkan NEP krn > kesulitan menggerakkan ekonomi rusia! Tolong jabarkan dimana > pentingnya membaca seluruh ide lenin ttg NEP ini?! > > > > Bung juga menulis bahwa bung Karno juga mengartikan penanaman modal > asing sama dengan imperialisme. Saya tanya kalau bung Karno menang > dengan asumsi semua yg dikirim sekolah keluar negeri sudah pintar2, > baik2 dan siap utk menjalankan RI, apakah bung Karno tidak akan > melakukan PMA kenegara asing nantinya? > > > > Jelas sekali bung gak ngerti arti “go to hell with your aid” dan > “bung Karno bukan anti investasi asing”. > > Makanya bung menulis: bung Karno bilang PMA = imperialism hanya utk > mendukung pendapat bung bahwa bung Karno tidak akan > menasionalisasikan freeport krn bung Karno tidak akan kasih PMA masuk > Indonesia. > > > > Sudah tahu belum kesalahan berpikirnya bung? Itu terletak diakhir > kalimat diatas yaitu: walaupun bung Karno anti imperialism, bung > Karno tidak anti investasi asing. Begitu juga bung Karno tidak bodoh > utk tidak akan melakukan PMA dinegara asing kalau RI sudah siap > dibangun oleh bangsanya sendiri. Yg bung Karno tekankan itu adalah > kese
Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Am Thu, 7 Sep 2017 09:44:27 -0400 schrieb "nesa...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>: Nimbrung sedikit atas diskusi tanggapan Nesare versus Tatiana soal NEP. Kutipan mulai, Nesare: > > Saya bilang lenin saja menerapkan NEP walaupun dia anti kapitalisme > itu karena kalau negara lagi susah apalagi berkaitan dengan duit, > cara apapun akan dipakai pemimpinnya. Ini yang dilakukan lenin dalam > menanggungi masalah ekonomi rusia waktu itu yg lagi kesusahan. > > Pendapat dan tindakan itu hal yang berbeda dan bisa berlainan. > Pendapat Lenin sosialis tetapi tindakan nya NEP. > Begitu juga bung Karno sosialis tetapi tindakannya bikin UU PMA 1958. > > Dah ngerti?! > . . . . . > > Nesare Kutipan selesai. Lusi: Arti dan nuansa NEP itu bukan kapitalisme seperti banyak sangkaan orang. Misalnya pendapat bung diatas: "Saya bilang lenin saja menerapkan NEP walaupun dia anti kapitalisme itu . . .)". Karena untuk melaksanakan NEP ada syarat-syarat tertentu dan yang utama sistim kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi berada di tangan klas buruh. Apa di Indonesia sistim kekuasaan kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi sudah beradas di tangan klas buruh? Berikut saya kutipkan ulasan Lenin mengenai pelaksanaan NEP. Bhs Jeman, Lenin: Man betrachte aber, wie sich die Sache jetzt geändert hat, da ja die Staatsmacht bereits in den Händen der Arbeiterklasse liegt, da die politische Macht der Ausbeuter gestürzt ist und alle Produktionsmittel (mit Ausnahme derer, die der Arbeiterstaat freiwillig, zeitweilig und bedingt den Ausbeutern als Konzession überläßt) sich in den Händen der Arbeiterklasse befinden. 6. Januar 1923. Terjemahan Bhs Indonesia, Lenin: Tetapi orang memandang sebagaimana persoalannya sekarang yang telah berubah, oleh karena ya kekuasaan negara sudah berada di tangan klas buruh, karena kekuasaan politik kaum penghisap sudah ditumbangkan dan semua alat-alat produksi (dengan perkecualian bagi mereka yang menyerahkannya pada negara secara sukarela, untuk sementara dan dengan syarat pada kaum penghisap sebagai konsesi) berada di tangan klas buruh. 6 Januari 1923. (Lih. Kumpulan Karya Lenin bhs Jerman: Lenin Werke, Dietz Verlag Berlin, 1973, Band 33, Seite 461) Lusi.- > > > > Jadi jangan bilang saya bodoh dan buta krn saya gak mau baca seluruh > karya lenin yg berkaitan dgn NEP dan saya menghubungkan NEP dan > freeport! Emangnya baca seluruh ide lenin ttg NEP bisa apa? > kelihatannya bung sudah baca semuanya ya? Tolong kasih tahu isi dan > pesannya apa? Saya jelas sdh bilang: lenin menerapkan NEP krn > kesulitan menggerakkan ekonomi rusia! Tolong jabarkan dimana > pentingnya membaca seluruh ide lenin ttg NEP ini?! > > > > Bung juga menulis bahwa bung Karno juga mengartikan penanaman modal > asing sama dengan imperialisme. Saya tanya kalau bung Karno menang > dengan asumsi semua yg dikirim sekolah keluar negeri sudah pintar2, > baik2 dan siap utk menjalankan RI, apakah bung Karno tidak akan > melakukan PMA kenegara asing nantinya? > > > > Jelas sekali bung gak ngerti arti “go to hell with your aid” dan > “bung Karno bukan anti investasi asing”. > > Makanya bung menulis: bung Karno bilang PMA = imperialism hanya utk > mendukung pendapat bung bahwa bung Karno tidak akan > menasionalisasikan freeport krn bung Karno tidak akan kasih PMA masuk > Indonesia. > > > > Sudah tahu belum kesalahan berpikirnya bung? Itu terletak diakhir > kalimat diatas yaitu: walaupun bung Karno anti imperialism, bung > Karno tidak anti investasi asing. Begitu juga bung Karno tidak bodoh > utk tidak akan melakukan PMA dinegara asing kalau RI sudah siap > dibangun oleh bangsanya sendiri. Yg bung Karno tekankan itu adalah > kesejahteraan rakyat. Siapkan diri sendiri lalu kelola sumber daya yg > ada utk mencapai tujuan bersama itu. Ini pesan umumnya. Bukannya > nasionalisasi dan PMA. > > > > Nesare > > > > > > From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] > Sent: Wednesday, September 6, 2017 2:57 PM > To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com; Tatiana Lukman > <jetaimemuc...@yahoo.com> Cc: DISKUSI FORUM HLD > <diskusifo...@googlegroups.com>; Yahoogroups > <temu_er...@yahoogroups.com> Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia > (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung > Karno. > > > > > > Jangan bicara soal NEP kalau tidak bersedia mempelajari seluruh karya > Lenin yang berkaitan dengan NEP. Benar-benar sangat bodoh dan > kebutaan luar biasa akan sejarah, membandingkan NEP dengtan > eksplotasi Freeport yang sedang menjadi tema. Dulu sudah pernah > terjadi perdebatan te
RE: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Siapa yang menghubungkan NEP dgn freeport? Coba ikuti diskusinya, baca dgn teliti dan jangan marah2 dan mau goblok2in saya. Bung bilang kalau bung Karno dan PKI menang, tidak akan ada nasionalisasi. Saya bilang ini salah. UU PMA sudah ada 1958. Ini bung Karno dan PKI lagi diatas tampuk pemerintahan! Dah ngerti konteksnya? Saya bilang lenin saja menerapkan NEP walaupun dia anti kapitalisme itu karena kalau negara lagi susah apalagi berkaitan dengan duit, cara apapun akan dipakai pemimpinnya. Ini yang dilakukan lenin dalam menanggungi masalah ekonomi rusia waktu itu yg lagi kesusahan. Pendapat dan tindakan itu hal yang berbeda dan bisa berlainan. Pendapat Lenin sosialis tetapi tindakan nya NEP. Begitu juga bung Karno sosialis tetapi tindakannya bikin UU PMA 1958. Dah ngerti?! Jadi jangan bilang saya bodoh dan buta krn saya gak mau baca seluruh karya lenin yg berkaitan dgn NEP dan saya menghubungkan NEP dan freeport! Emangnya baca seluruh ide lenin ttg NEP bisa apa? kelihatannya bung sudah baca semuanya ya? Tolong kasih tahu isi dan pesannya apa? Saya jelas sdh bilang: lenin menerapkan NEP krn kesulitan menggerakkan ekonomi rusia! Tolong jabarkan dimana pentingnya membaca seluruh ide lenin ttg NEP ini?! Bung juga menulis bahwa bung Karno juga mengartikan penanaman modal asing sama dengan imperialisme. Saya tanya kalau bung Karno menang dengan asumsi semua yg dikirim sekolah keluar negeri sudah pintar2, baik2 dan siap utk menjalankan RI, apakah bung Karno tidak akan melakukan PMA kenegara asing nantinya? Jelas sekali bung gak ngerti arti “go to hell with your aid” dan “bung Karno bukan anti investasi asing”. Makanya bung menulis: bung Karno bilang PMA = imperialism hanya utk mendukung pendapat bung bahwa bung Karno tidak akan menasionalisasikan freeport krn bung Karno tidak akan kasih PMA masuk Indonesia. Sudah tahu belum kesalahan berpikirnya bung? Itu terletak diakhir kalimat diatas yaitu: walaupun bung Karno anti imperialism, bung Karno tidak anti investasi asing. Begitu juga bung Karno tidak bodoh utk tidak akan melakukan PMA dinegara asing kalau RI sudah siap dibangun oleh bangsanya sendiri. Yg bung Karno tekankan itu adalah kesejahteraan rakyat. Siapkan diri sendiri lalu kelola sumber daya yg ada utk mencapai tujuan bersama itu. Ini pesan umumnya. Bukannya nasionalisasi dan PMA. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Wednesday, September 6, 2017 2:57 PM To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com; Tatiana Lukman <jetaimemuc...@yahoo.com> Cc: DISKUSI FORUM HLD <diskusifo...@googlegroups.com>; Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com> Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Jangan bicara soal NEP kalau tidak bersedia mempelajari seluruh karya Lenin yang berkaitan dengan NEP. Benar-benar sangat bodoh dan kebutaan luar biasa akan sejarah, membandingkan NEP dengtan eksplotasi Freeport yang sedang menjadi tema. Dulu sudah pernah terjadi perdebatan tentang NEP yang digunakan oleh remo Chan untuk membela restorasi kapitalisnya Deng dengan satu-satunya argumenatasi pendapatnya pemimpin remo Jepang!! Chan juga tidak bersedia mempelajari karya Lenin yang berkaitan dengan NEP, karena sudah tentu merasa dirinya pintar dan sudah cukup tahu hanya dengan baca tulisannya remo Jepang. Argumentasi saya yang membedakan NEP dengan reform kapitalis Deng SAMA SEKALI tidak mendapat bantahan dari Chan. Seperti biasa, dia diamkan argumentasi itu, dan dia masukkan masalah lain... Begitulah debat kusir remo Chan. On Wednesday, September 6, 2017 8:40 PM, "Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com <mailto:jetaimemuc...@yahoo.com> [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote: Inilah pendapat fraksi PKI di DPR pada tahun 1957. Perjuangan nasional kita melawan imperialisme Belanda pada hakekatnya adalah perjuangan melawan modal Belanda. Jika rakyat Indonesia pertama-tama berjuang untuk merebut kekuasaan politik, dari tangan Belanda, maka hal ini tidak lain karena kekuasaan politik yang didirikan oleh Belanda di Indonesia adalah justru untuk melindungi dan menjamin keamanan modal Belanda di dalam memeras tenaga rakyat dan kekayaan alam Indonesia. Oleh karena itu melawan kolonialisme atau imperialisme adalah sama dengan melawan modal asing. Imperialisme adalah identik dengan penanaman modal asing atau ekspor modal.Pengertian yang semacam ini tidak hanya dimiliki oleh kaum buruh Komunis. Bung Karno dalam tulisannja “ Mentjapai Indonesia Merdeka ” menyatakan: “Sejak adanya opendeur-politiek di dalam tahun 1905, maka modal yang boleh masuk ke Indonesia dan mencari rezeki di Indonesia bukanlah lagi modal Betanda saja, tetapi juga modal Inggeris, juga modal Amerika, juga modal Jepang, juga modal Jerman, juga modal Per
Re: AW: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Mengapa sudah hidup diusia lanjut, banyak makan asam-garam berpuluh tahun, ... masih saja HIDUP dalam MIMPI!!! Bisanya hyanya meratapi KEKALAHAN dihajar habis oleh Suharto, ... tidak berhasil menemukan solusi jalan keluar terbaik untuk melangkah kedepan. Seandai-seandainya yang kalian ajukan itu SUDAH TIDAK akan terjadi, kecuali kalian bisa memutar balik jalannya sejarah. KENYATAAN yg harus dihadapi bagaimana KESALAHAN FATAL yg dilakukan Suharto dengan menggadaikan Freeport pada AS itu, yang sudah berlangsung lebih 1/2 abad ini! Dari Indonesia yang mutlak sangat dirugikan, bisa berubah lebih baik sekalipun dianggap masih terlalu sedikit. Dipikirkanlah solusi yang terbaik sesuai KONDISI RI sekarang ini, jangan pula menghayal-hayal indah dengan tuntutan kebablasan menuntut “NASIONALISASI” Freeport yg TIDAK REALIS itu! From: Roeslan roesla...@googlemail.com [GELORA45] Sent: Thursday, September 7, 2017 4:34 AM To: GELORA45@yahoogroups.com ; 'Tatiana Lukman' Subject: AW: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Betul apa yang ditulis Tatiana: saya kutip ………. Pasti tidak akan perlu menasionalisasi Freeport, karena pertama=tama tidak akan diijinkan baik oleh PKI maupun BK eksplotasi Freeport seperti yang dijalankan Suharto!!. (kutipan selesai ). Dalam konteks ini sikap Bung Karno membatasi eksploitasi sumber daya alam oleh asing. Bung Karno mengatakan ``Kita simpan di tanah sampai insinyur kita mampu menggarap sendiri`` ( Kwik Kian Gie: Kebijakan Ekonomi Politik dan Hilangnya Nalar. halaman 184) Referensi lain, bagian pledoi Bung Hatta di pengadilan Scheveningen 1932. Dalam sidang. majelis hakim mempertanyakan apakah bangsa Indonesia mampu mengurus diri sendiri di alam merdeka yang dikehendaki oleh Bung Hatta bersama mahasiswa Indonesia yang bergabung dalan Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda. Bung Hatta mengatakan ``Saya lebih suka melihat Nusantara tenggelam di laut dari pada dijajah Tuan-tuan`` Majelis hakim memvonis Bung Hatta bebas murni,Tapi di Nederlands-Indie (Hindia.Belanda) dengan alasan yang sama,tiga tahun sebelumnya, Bung Karno dibuang dan di penjara. Haruskah kita berjiwa terjajah sampai sekarang? Kwik Kian Gie: Kebijakan Ekonomi Politik dan Hilangnya Nalar. halaman 184). Roeslan. Von: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Gesendet: Mittwoch, 6. September 2017 19:31 An: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com Cc: Yahoogroups; DISKUSI FORUM HLD Betreff: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. SEANDAINYA tidak ada kudeta Suharto dan BK tetap jadi presiden, maka PKI tentu akan masih terus hidup!! Pasti tidak akan perlu menasionalisasi Freeport, karena pertama=tama tidak akan diijinkan baik oleh PKI maupun BK eksplotasi Freeport seperti yang dijalankan Suharto!! KArena tidak akan pernah diijinkan kelahiran PMA yang mengeruk kekayaan alam kita oleh pemodal asing dengan mengabaikan kepentingan rakyat , lingkungan dan kedaulatan rakyat! On Tuesday, September 5, 2017 2:02 PM, "mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]; <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Betul setuju dengan komentar bung ini. Ini dulu. Jamannya masih perang krn RI masih dirongrong. Revolusi masih berjalan. Kalau sekarang gimana? Kalau sekarang presiden RI itu adalah bung Karno. Apakah bung berpendapat bung Karno akan menasionalisasi semua perusahaan asing yg ada termasuk freeport hasil dagangan Orba/soeharto? Pendapat saya: bung Karno tidak akan menasionalisasikan perusahaan2 asing itu. Dia tidak sebodoh itu. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, September 5, 2017 4:22 AM To: diskusifo...@googlegroups.com; Yahoo! Inc. <perhimpunanpersaudar...@yahoogroups.com>; Jaringan Kerja Indonesia <jaringan-kerja-indone...@googlegroups.com>; Gelora 45 <gelora45@yahoogroups.com>; Sastra Pembebasan <sastra-pembeba...@yahoogroups.com>; Yahoo! Inc. <nasional-l...@yahoogroups.com>; Yahoo! Inc. <wahana-n...@yahoogroups.com> Cc: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; Rachmat Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de>; Daeng <menakjin...@t-online.de>; Gol <gogo...@gmail.com>; Harry Singgih <harrysing...@gmail.com>; Mitri <scorpio200...@yahoo.de>; Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com>; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com>; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com>; in...@ozemail.com.au; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com>; Oman Romana <oromana0...@gmail.com> Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Siapa yang suruh Suharto bayar Belanda ganti rugi nasionalisasi yang dilakukan pemerintahan Sukarno?? Kan itu karena Suharto antek imperialis, maka dia mau saja disuruh bayar. S
AW: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Betul apa yang ditulis Tatiana: saya kutip ………. Pasti tidak akan perlu menasionalisasi Freeport, karena pertama=tama tidak akan diijinkan baik oleh PKI maupun BK eksplotasi Freeport seperti yang dijalankan Suharto!!. (kutipan selesai ). Dalam konteks ini sikap Bung Karno membatasi eksploitasi sumber daya alam oleh asing. Bung Karno mengatakan ``Kita simpan di tanah sampai insinyur kita mampu menggarap sendiri`` ( Kwik Kian Gie: Kebijakan Ekonomi Politik dan Hilangnya Nalar. halaman 184) Referensi lain, bagian pledoi Bung Hatta di pengadilan Scheveningen 1932. Dalam sidang. majelis hakim mempertanyakan apakah bangsa Indonesia mampu mengurus diri sendiri di alam merdeka yang dikehendaki oleh Bung Hatta bersama mahasiswa Indonesia yang bergabung dalan Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda. Bung Hatta mengatakan ``Saya lebih suka melihat Nusantara tenggelam di laut dari pada dijajah Tuan-tuan`` Majelis hakim memvonis Bung Hatta bebas murni,Tapi di Nederlands-Indie (Hindia.Belanda) dengan alasan yang sama,tiga tahun sebelumnya, Bung Karno dibuang dan di penjara. Haruskah kita berjiwa terjajah sampai sekarang? Kwik Kian Gie: Kebijakan Ekonomi Politik dan Hilangnya Nalar. halaman 184). Roeslan. Von: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Gesendet: Mittwoch, 6. September 2017 19:31 An: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com Cc: Yahoogroups; DISKUSI FORUM HLD Betreff: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. SEANDAINYA tidak ada kudeta Suharto dan BK tetap jadi presiden, maka PKI tentu akan masih terus hidup!! Pasti tidak akan perlu menasionalisasi Freeport, karena pertama=tama tidak akan diijinkan baik oleh PKI maupun BK eksplotasi Freeport seperti yang dijalankan Suharto!! KArena tidak akan pernah diijinkan kelahiran PMA yang mengeruk kekayaan alam kita oleh pemodal asing dengan mengabaikan kepentingan rakyat , lingkungan dan kedaulatan rakyat! On Tuesday, September 5, 2017 2:02 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45] <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Betul setuju dengan komentar bung ini. Ini dulu. Jamannya masih perang krn RI masih dirongrong. Revolusi masih berjalan. Kalau sekarang gimana? Kalau sekarang presiden RI itu adalah bung Karno. Apakah bung berpendapat bung Karno akan menasionalisasi semua perusahaan asing yg ada termasuk freeport hasil dagangan Orba/soeharto? Pendapat saya: bung Karno tidak akan menasionalisasikan perusahaan2 asing itu. Dia tidak sebodoh itu. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, September 5, 2017 4:22 AM To: diskusifo...@googlegroups.com; Yahoo! Inc. <perhimpunanpersaudar...@yahoogroups.com>; Jaringan Kerja Indonesia <jaringan-kerja-indone...@googlegroups.com>; Gelora 45 <gelora45@yahoogroups.com>; Sastra Pembebasan <sastra-pembeba...@yahoogroups.com>; Yahoo! Inc. <nasional-l...@yahoogroups.com>; Yahoo! Inc. <wahana-n...@yahoogroups.com> Cc: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; Rachmat Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de>; Daeng <menakjin...@t-online.de>; Gol <gogo...@gmail.com>; Harry Singgih <harrysing...@gmail.com>; Mitri <scorpio200...@yahoo.de>; Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com>; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com>; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com>; in...@ozemail.com.au; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com>; Oman Romana <oromana0...@gmail.com> Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Siapa yang suruh Suharto bayar Belanda ganti rugi nasionalisasi yang dilakukan pemerintahan Sukarno?? Kan itu karena Suharto antek imperialis, maka dia mau saja disuruh bayar. Sama seperti perusahaan dan pemilik hotel AS di Kuba yang menuntut supaya Kuba bayar nasionalisasi yang dilakukan ketika Revolusi menang. Selama Kuba tidak mau jadi antek AS, tidak akan ada pembayaran apa-apa!! KMB dibatalkan BK, juga karena menganggap isinya sangat tidak adil dan sangat pro Belanda... Antara lain, masak Indonesia harus bertanggung jawab dan bayar hutang-hutangnya Belanda!! Seandainya BK mau jadi antek imperialis dan kaum pemodal asing seperti pemerintahan sejak Suharto sampai sekarang, tidak ada alasan kaum imperialis untuk menjatuhkan Sukarno...PMA seperti yang dijalankan Suharto dan rezim boneka tanpa Suharto sampai sekarang bukanlah PMA yang diinginkan BK PMA yang sekarang dipraktekkan adalah PMA yang diinginkan PSI dan MASYUMI!!! Itu jelas dalam perdebatan di DPR ...Dan jelas BK anti penghisapan dan menginginkan Sosialisme... Justru sekarang banyak orang yang mempreteli BK dari karakter anti nekolimnya!!! On Tuesday, September 5, 2017 6:56 AM, 'Chalik Hamid' via forumdi
Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
gkin tidak setuju dgn PMA tetapi nyoto belum tentu). Lenin saja menerapkan NEP ketika kesulitan ekonomi. Tidak bisa dianalisa sikap PKI bagaimana nantinya kalau bung Karno dan PKI masih tetap berkuasa terhadap PMA dan campur tangan asing. Tetapi kalau bung Karno jelas dia tidak anti PMA/investasi asing. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Wednesday, September 6, 2017 1:31 PM To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com Cc: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; DISKUSI FORUM HLD <diskusifo...@googlegroups.com> Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. SEANDAINYA tidak ada kudeta Suharto dan BK tetap jadi presiden, maka PKI tentu akan masih terus hidup!! Pasti tidak akan perlu menasionalisasi Freeport, karena pertama=tama tidak akan diijinkan baik oleh PKI maupun BK eksplotasi Freeport seperti yang dijalankan Suharto!! KArena tidak akan pernah diijinkan kelahiran PMA yang mengeruk kekayaan alam kita oleh pemodal asing dengan mengabaikan kepentingan rakyat , lingkungan dan kedaulatan rakyat! On Tuesday, September 5, 2017 2:02 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Betul setuju dengan komentar bung ini.Ini dulu. Jamannya masih perang krn RI masih dirongrong. Revolusi masih berjalan.Kalau sekarang gimana? Kalau sekarang presiden RI itu adalah bung Karno. Apakah bung berpendapat bung Karno akan menasionalisasi semua perusahaan asing yg ada termasuk freeport hasil dagangan Orba/soeharto? Pendapat saya: bung Karno tidak akan menasionalisasikan perusahaan2 asing itu. Dia tidak sebodoh itu. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, September 5, 2017 4:22 AM To: diskusifo...@googlegroups.com; Yahoo! Inc. <perhimpunanpersaudar...@yahoogroups.com>; Jaringan Kerja Indonesia <jaringan-kerja-indone...@googlegroups.com>; Gelora 45 <gelora45@yahoogroups.com>; Sastra Pembebasan <sastra-pembeba...@yahoogroups.com>; Yahoo! Inc. <nasional-l...@yahoogroups.com>; Yahoo! Inc. <wahana-n...@yahoogroups.com> Cc: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; Rachmat Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de>; Daeng <menakjin...@t-online.de>; Gol <gogo...@gmail.com>; Harry Singgih <harrysing...@gmail.com>; Mitri <scorpio200...@yahoo.de>; Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com>; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com>; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com>; in...@ozemail.com.au; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com>; Oman Romana <oromana0...@gmail.com> Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Siapa yang suruh Suharto bayar Belanda ganti rugi nasionalisasi yang dilakukan pemerintahan Sukarno?? Kan itu karena Suharto antek imperialis, maka dia mau saja disuruh bayar. Sama seperti perusahaan dan pemilik hotel AS di Kuba yang menuntut supaya Kuba bayar nasionalisasi yang dilakukan ketika Revolusi menang. Selama Kuba tidak mau jadi antek AS, tidak akan ada pembayaran apa-apa!! KMB dibatalkan BK, juga karena menganggap isinya sangat tidak adil dan sangat pro Belanda... Antara lain, masak Indonesia harus bertanggung jawab dan bayar hutang-hutangnya Belanda!! Seandainya BK mau jadi antek imperialis dan kaum pemodal asing seperti pemerintahan sejak Suharto sampai sekarang, tidak ada alasan kaum imperialis untuk menjatuhkan Sukarno...PMA seperti yang dijalankan Suharto dan rezim boneka tanpa Suharto sampai sekarang bukanlah PMA yang diinginkan BK PMA yang sekarang dipraktekkan adalah PMA yang diinginkan PSI dan MASYUMI!!! Itu jelas dalam perdebatan di DPR ...Dan jelas BK anti penghisapan dan menginginkan Sosialisme... Justru sekarang banyak orang yang mempreteli BK dari karakter anti nekolimnya!!! On Tuesday, September 5, 2017 6:56 AM, 'Chalik Hamid' via forumdiskusi <diskusifo...@googlegroups.com> wrote: Pada Selasa, 5 September 2017 6:19, "kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> menulis: Ini terkait dengan persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, yang memutuskan sebagai imbalan atas penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia (saat itu Republik Indonesia Serikat) pada 27 Desember 1949, Indonesia harus membayar utang kepada Belanda sebesar 4,5 milyar gulden –awalnya Belanda meminta 6,5 milyar gulden.Selain itu, untuk membangun kembali pascaperang, Belanda mendapatkan gelontoran dana, dalam bentuk hutang, dari program Marshall Plan AS antara tahun 1948-1951 sebesar US$1.128 juta. Sumbangan dari Marshall Plan dan Indonesia ini dikenal sebagai The Miracle of Holland (keajaiban Belanda).“Indie verloren, betekende niet ramspoed geboren (Hindia hilang, bukan berarti tiba bencana). Belanda masih bisa men
RE: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
UU PMA 78 tahun 1958 sudah ada dijaman Orla yg memerlukan modal asing utk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia serta memperbesar produksi nasional. Ini hasil kerja sama pemerintah dan DPR. Didalam UU PMA ini ada jelas terlihat bagaimana upaya dari pemerintah untuk melindungi kepentingan ekonomi rakyat dan melindungi dari ancaman pemodal asing pada sektor2 strategis. UU PMA 1958 diganti menjadi UU No. 16 tahun 1965. Dalam UU 1965 ini PMA dihentikan. Disini kelihatan sikap revolusioner bung Karno dgn Berdikari nya. Disini jelas bung Karno tidak anti PMA tetapi mendahulukan kedaulatan dan kepentingan rakyat. Saya yakin kalau rakyat sudah siap ya kran PMA dan atau kerja sama dengan pihak asing akan terjadi. Program mengirim mahasiswa/I keluar negeri dalam rangka ini: mempersiapkan sumber daya manusianya baru terus itu bekerja membangun negara. Bukannya bung Karno tidak mau kerja sama dgn asing atau anti PMA. Kalau PKI saya tidak tahu. Wong dalam PKI sendiri tidak selalu 1 suara (aidit mungkin tidak setuju dgn PMA tetapi nyoto belum tentu). Lenin saja menerapkan NEP ketika kesulitan ekonomi. Tidak bisa dianalisa sikap PKI bagaimana nantinya kalau bung Karno dan PKI masih tetap berkuasa terhadap PMA dan campur tangan asing. Tetapi kalau bung Karno jelas dia tidak anti PMA/investasi asing. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Wednesday, September 6, 2017 1:31 PM To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com Cc: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; DISKUSI FORUM HLD <diskusifo...@googlegroups.com> Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. SEANDAINYA tidak ada kudeta Suharto dan BK tetap jadi presiden, maka PKI tentu akan masih terus hidup!! Pasti tidak akan perlu menasionalisasi Freeport, karena pertama=tama tidak akan diijinkan baik oleh PKI maupun BK eksplotasi Freeport seperti yang dijalankan Suharto!! KArena tidak akan pernah diijinkan kelahiran PMA yang mengeruk kekayaan alam kita oleh pemodal asing dengan mengabaikan kepentingan rakyat , lingkungan dan kedaulatan rakyat! On Tuesday, September 5, 2017 2:02 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45] <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote: Betul setuju dengan komentar bung ini. Ini dulu. Jamannya masih perang krn RI masih dirongrong. Revolusi masih berjalan. Kalau sekarang gimana? Kalau sekarang presiden RI itu adalah bung Karno. Apakah bung berpendapat bung Karno akan menasionalisasi semua perusahaan asing yg ada termasuk freeport hasil dagangan Orba/soeharto? Pendapat saya: bung Karno tidak akan menasionalisasikan perusahaan2 asing itu. Dia tidak sebodoh itu. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, September 5, 2017 4:22 AM To: diskusifo...@googlegroups.com <mailto:diskusifo...@googlegroups.com> ; Yahoo! Inc. <perhimpunanpersaudar...@yahoogroups.com <mailto:perhimpunanpersaudar...@yahoogroups.com> >; Jaringan Kerja Indonesia <jaringan-kerja-indone...@googlegroups.com <mailto:jaringan-kerja-indone...@googlegroups.com> >; Gelora 45 <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> >; Sastra Pembebasan <sastra-pembeba...@yahoogroups.com <mailto:sastra-pembeba...@yahoogroups.com> >; Yahoo! Inc. <nasional-l...@yahoogroups.com <mailto:nasional-l...@yahoogroups.com> >; Yahoo! Inc. <wahana-n...@yahoogroups.com <mailto:wahana-n...@yahoogroups.com> > Cc: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com <mailto:temu_er...@yahoogroups.com> >; Rachmat Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de <mailto:nc-hadis...@netcologne.de> >; Daeng <menakjin...@t-online.de <mailto:menakjin...@t-online.de> >; Gol <gogo...@gmail.com <mailto:gogo...@gmail.com> >; Harry Singgih <harrysing...@gmail.com <mailto:harrysing...@gmail.com> >; Mitri <scorpio200...@yahoo.de <mailto:scorpio200...@yahoo.de> >; Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com <mailto:farida.ish...@gmail.com> >; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com <mailto:lingkarsitom...@gmail.com> >; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com <mailto:ronggo...@gmail.com> >; in...@ozemail.com.au <mailto:in...@ozemail.com.au> ; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com <mailto:billyguna...@rogers.com> >; Oman Romana <oromana0...@gmail.com <mailto:oromana0...@gmail.com> > Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Siapa yang suruh Suharto bayar Belanda ganti rugi nasionalisasi yang dilakukan pemerintahan Sukarno?? Kan itu karena Suha
Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
SEANDAINYA tidak ada kudeta Suharto dan BK tetap jadi presiden, maka PKI tentu akan masih terus hidup!! Pasti tidak akan perlu menasionalisasi Freeport, karena pertama=tama tidak akan diijinkan baik oleh PKI maupun BK eksplotasi Freeport seperti yang dijalankan Suharto!! KArena tidak akan pernah diijinkan kelahiran PMA yang mengeruk kekayaan alam kita oleh pemodal asing dengan mengabaikan kepentingan rakyat , lingkungan dan kedaulatan rakyat! On Tuesday, September 5, 2017 2:02 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Betul setuju dengan komentar bung ini.Ini dulu. Jamannya masih perang krn RI masih dirongrong. Revolusi masih berjalan.Kalau sekarang gimana? Kalau sekarang presiden RI itu adalah bung Karno. Apakah bung berpendapat bung Karno akan menasionalisasi semua perusahaan asing yg ada termasuk freeport hasil dagangan Orba/soeharto? Pendapat saya: bung Karno tidak akan menasionalisasikan perusahaan2 asing itu. Dia tidak sebodoh itu. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, September 5, 2017 4:22 AM To: diskusifo...@googlegroups.com; Yahoo! Inc. <perhimpunanpersaudar...@yahoogroups.com>; Jaringan Kerja Indonesia <jaringan-kerja-indone...@googlegroups.com>; Gelora 45 <gelora45@yahoogroups.com>; Sastra Pembebasan <sastra-pembeba...@yahoogroups.com>; Yahoo! Inc. <nasional-l...@yahoogroups.com>; Yahoo! Inc. <wahana-n...@yahoogroups.com> Cc: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; Rachmat Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de>; Daeng <menakjin...@t-online.de>; Gol <gogo...@gmail.com>; Harry Singgih <harrysing...@gmail.com>; Mitri <scorpio200...@yahoo.de>; Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com>; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com>; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com>; in...@ozemail.com.au; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com>; Oman Romana <oromana0...@gmail.com> Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Siapa yang suruh Suharto bayar Belanda ganti rugi nasionalisasi yang dilakukan pemerintahan Sukarno?? Kan itu karena Suharto antek imperialis, maka dia mau saja disuruh bayar. Sama seperti perusahaan dan pemilik hotel AS di Kuba yang menuntut supaya Kuba bayar nasionalisasi yang dilakukan ketika Revolusi menang. Selama Kuba tidak mau jadi antek AS, tidak akan ada pembayaran apa-apa!! KMB dibatalkan BK, juga karena menganggap isinya sangat tidak adil dan sangat pro Belanda... Antara lain, masak Indonesia harus bertanggung jawab dan bayar hutang-hutangnya Belanda!! Seandainya BK mau jadi antek imperialis dan kaum pemodal asing seperti pemerintahan sejak Suharto sampai sekarang, tidak ada alasan kaum imperialis untuk menjatuhkan Sukarno...PMA seperti yang dijalankan Suharto dan rezim boneka tanpa Suharto sampai sekarang bukanlah PMA yang diinginkan BK PMA yang sekarang dipraktekkan adalah PMA yang diinginkan PSI dan MASYUMI!!! Itu jelas dalam perdebatan di DPR ...Dan jelas BK anti penghisapan dan menginginkan Sosialisme... Justru sekarang banyak orang yang mempreteli BK dari karakter anti nekolimnya!!! On Tuesday, September 5, 2017 6:56 AM, 'Chalik Hamid' via forumdiskusi <diskusifo...@googlegroups.com> wrote: Pada Selasa, 5 September 2017 6:19, "kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> menulis: Ini terkait dengan persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, yang memutuskan sebagai imbalan atas penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia (saat itu Republik Indonesia Serikat) pada 27 Desember 1949, Indonesia harus membayar utang kepada Belanda sebesar 4,5 milyar gulden –awalnya Belanda meminta 6,5 milyar gulden.Selain itu, untuk membangun kembali pascaperang, Belanda mendapatkan gelontoran dana, dalam bentuk hutang, dari program Marshall Plan AS antara tahun 1948-1951 sebesar US$1.128 juta. Sumbangan dari Marshall Plan dan Indonesia ini dikenal sebagai The Miracle of Holland (keajaiban Belanda).“Indie verloren, betekende niet ramspoed geboren (Hindia hilang, bukan berarti tiba bencana). Belanda masih bisa menarik keuntungan dari bekas jajahannya meski tanah jajahan itu sudah lepas,” tulis sejarawan Lambert Giebels dalam “De Indonesische Injectie” (Sumbangan Indonesia), yang dimuat di De Groene Amsterdammer, Januari 2000.Setelah membayar sekira 4 milyar gulden antara tahun 1950-1956, Indonesia secara sepihak membatalkan persetujuan KMB. Belakangan, pada awal Orde Baru, berdiri Inter Govenmental Group on Indonesia (IGGI), diketuai oleh Belanda, yang punya agenda tersembunyi berupa mencari penyelesaian utang Indonesia zaman Orde Lama, yang berkaitan dengan nasionalisasi perusahaan Belanda, sekira US$2,4 milyar.Giebels tak habis pikir, mengapa Belanda tega melakukan itu kepada
RE: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Betul setuju dengan komentar bung ini. Ini dulu. Jamannya masih perang krn RI masih dirongrong. Revolusi masih berjalan. Kalau sekarang gimana? Kalau sekarang presiden RI itu adalah bung Karno. Apakah bung berpendapat bung Karno akan menasionalisasi semua perusahaan asing yg ada termasuk freeport hasil dagangan Orba/soeharto? Pendapat saya: bung Karno tidak akan menasionalisasikan perusahaan2 asing itu. Dia tidak sebodoh itu. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Tuesday, September 5, 2017 4:22 AM To: diskusifo...@googlegroups.com; Yahoo! Inc. <perhimpunanpersaudar...@yahoogroups.com>; Jaringan Kerja Indonesia <jaringan-kerja-indone...@googlegroups.com>; Gelora 45 <gelora45@yahoogroups.com>; Sastra Pembebasan <sastra-pembeba...@yahoogroups.com>; Yahoo! Inc. <nasional-l...@yahoogroups.com>; Yahoo! Inc. <wahana-n...@yahoogroups.com> Cc: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; Rachmat Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de>; Daeng <menakjin...@t-online.de>; Gol <gogo...@gmail.com>; Harry Singgih <harrysing...@gmail.com>; Mitri <scorpio200...@yahoo.de>; Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com>; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com>; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com>; in...@ozemail.com.au; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com>; Oman Romana <oromana0...@gmail.com> Subject: Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno. Siapa yang suruh Suharto bayar Belanda ganti rugi nasionalisasi yang dilakukan pemerintahan Sukarno?? Kan itu karena Suharto antek imperialis, maka dia mau saja disuruh bayar. Sama seperti perusahaan dan pemilik hotel AS di Kuba yang menuntut supaya Kuba bayar nasionalisasi yang dilakukan ketika Revolusi menang. Selama Kuba tidak mau jadi antek AS, tidak akan ada pembayaran apa-apa!! KMB dibatalkan BK, juga karena menganggap isinya sangat tidak adil dan sangat pro Belanda... Antara lain, masak Indonesia harus bertanggung jawab dan bayar hutang-hutangnya Belanda!! Seandainya BK mau jadi antek imperialis dan kaum pemodal asing seperti pemerintahan sejak Suharto sampai sekarang, tidak ada alasan kaum imperialis untuk menjatuhkan Sukarno...PMA seperti yang dijalankan Suharto dan rezim boneka tanpa Suharto sampai sekarang bukanlah PMA yang diinginkan BK PMA yang sekarang dipraktekkan adalah PMA yang diinginkan PSI dan MASYUMI!!! Itu jelas dalam perdebatan di DPR ...Dan jelas BK anti penghisapan dan menginginkan Sosialisme... Justru sekarang banyak orang yang mempreteli BK dari karakter anti nekolimnya!!! On Tuesday, September 5, 2017 6:56 AM, 'Chalik Hamid' via forumdiskusi <diskusifo...@googlegroups.com <mailto:diskusifo...@googlegroups.com> > wrote: Pada Selasa, 5 September 2017 6:19, "kh djie dji...@gmail.com <mailto:dji...@gmail.com> [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > menulis: Ini terkait dengan persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, yang memutuskan sebagai imbalan atas penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia (saat itu Republik Indonesia Serikat) pada 27 Desember 1949, Indonesia harus membayar utang kepada Belanda sebesar 4,5 milyar gulden –awalnya Belanda meminta 6,5 milyar gulden. <https://myrepro.files.wordpress.com/2016/02/picsart_02-16-08-32-27.jpg> Selain itu, untuk membangun kembali pascaperang, Belanda mendapatkan gelontoran dana, dalam bentuk hutang, dari program Marshall Plan AS antara tahun 1948-1951 sebesar US$1.128 juta. Sumbangan dari Marshall Plan dan Indonesia ini dikenal sebagai The Miracle of Holland (keajaiban Belanda). “Indie verloren, betekende niet ramspoed geboren (Hindia hilang, bukan berarti tiba bencana). Belanda masih bisa menarik keuntungan dari bekas jajahannya meski tanah jajahan itu sudah lepas,” tulis sejarawan Lambert Giebels dalam “De Indonesische Injectie” (Sumbangan Indonesia), yang dimuat di De Groene Amsterdammer, Januari 2000. Setelah membayar sekira 4 milyar gulden antara tahun 1950-1956, Indonesia secara sepihak membatalkan persetujuan KMB. Belakangan, pada awal Orde Baru, berdiri Inter Govenmental Group on Indonesia (IGGI), diketuai oleh Belanda, yang punya agenda tersembunyi berupa mencari penyelesaian utang Indonesia zaman Orde Lama, yang berkaitan dengan nasionalisasi perusahaan Belanda, sekira US$2,4 milyar. Giebels tak habis pikir, mengapa Belanda tega melakukan itu kepada Indonesia. Padahal kepada Suriname, yang juga bekas jajahannya, Belanda membayar lunas ganti rugi atas perbudakan sebesar 1,5 milyar euro begitu Suriname merdeka pada 25 November 1975. Jumlah itu dianggap belum cukup. “Suriname berhak mendapat ganti rugi senilai 50 milyar euro,” kata ekonom Suriname Armand Zunder kepada Philip Smet dari
Re: Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Siapa yang suruh Suharto bayar Belanda ganti rugi nasionalisasi yang dilakukan pemerintahan Sukarno?? Kan itu karena Suharto antek imperialis, maka dia mau saja disuruh bayar. Sama seperti perusahaan dan pemilik hotel AS di Kuba yang menuntut supaya Kuba bayar nasionalisasi yang dilakukan ketika Revolusi menang. Selama Kuba tidak mau jadi antek AS, tidak akan ada pembayaran apa-apa!! KMB dibatalkan BK, juga karena menganggap isinya sangat tidak adil dan sangat pro Belanda... Antara lain, masak Indonesia harus bertanggung jawab dan bayar hutang-hutangnya Belanda!! Seandainya BK mau jadi antek imperialis dan kaum pemodal asing seperti pemerintahan sejak Suharto sampai sekarang, tidak ada alasan kaum imperialis untuk menjatuhkan Sukarno...PMA seperti yang dijalankan Suharto dan rezim boneka tanpa Suharto sampai sekarang bukanlah PMA yang diinginkan BK PMA yang sekarang dipraktekkan adalah PMA yang diinginkan PSI dan MASYUMI!!! Itu jelas dalam perdebatan di DPR ...Dan jelas BK anti penghisapan dan menginginkan Sosialisme... Justru sekarang banyak orang yang mempreteli BK dari karakter anti nekolimnya!!! On Tuesday, September 5, 2017 6:56 AM, 'Chalik Hamid' via forumdiskusiwrote: Pada Selasa, 5 September 2017 6:19, "kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]" menulis: Ini terkait dengan persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, yang memutuskan sebagai imbalan atas penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia (saat itu Republik Indonesia Serikat) pada 27 Desember 1949, Indonesia harus membayar utang kepada Belanda sebesar 4,5 milyar gulden –awalnya Belanda meminta 6,5 milyar gulden.Selain itu, untuk membangun kembali pascaperang, Belanda mendapatkan gelontoran dana, dalam bentuk hutang, dari program Marshall Plan AS antara tahun 1948-1951 sebesar US$1.128 juta. Sumbangan dari Marshall Plan dan Indonesia ini dikenal sebagai The Miracle of Holland (keajaiban Belanda).“Indie verloren, betekende niet ramspoed geboren (Hindia hilang, bukan berarti tiba bencana). Belanda masih bisa menarik keuntungan dari bekas jajahannya meski tanah jajahan itu sudah lepas,” tulis sejarawan Lambert Giebels dalam “De Indonesische Injectie” (Sumbangan Indonesia), yang dimuat di De Groene Amsterdammer, Januari 2000.Setelah membayar sekira 4 milyar gulden antara tahun 1950-1956, Indonesia secara sepihak membatalkan persetujuan KMB. Belakangan, pada awal Orde Baru, berdiri Inter Govenmental Group on Indonesia (IGGI), diketuai oleh Belanda, yang punya agenda tersembunyi berupa mencari penyelesaian utang Indonesia zaman Orde Lama, yang berkaitan dengan nasionalisasi perusahaan Belanda, sekira US$2,4 milyar.Giebels tak habis pikir, mengapa Belanda tega melakukan itu kepada Indonesia. Padahal kepada Suriname, yang juga bekas jajahannya, Belanda membayar lunas ganti rugi atas perbudakan sebesar 1,5 milyar euro begitu Suriname merdeka pada 25 November 1975. Jumlah itu dianggap belum cukup. “Suriname berhak mendapat ganti rugi senilai 50 milyar euro,” kata ekonom Suriname Armand Zunder kepada Philip Smet dari Radio Nederland Wereldomroep, 2 Juli 2010.Zunder membandingkan kasus Suriname dengan kasus lainnya. Belanda minta ganti rugi dari Jerman setelah Perang Dunia II. Jerman membayar lebih dari 120 milyar euro untuk warga Yahudi. Organisasi Internasional DiversCités sudah berseru kepada Parlemen Prancis, juga negara-negara Eropa termasuk Belanda, untuk membayar ganti rugi kepada bekas jajahannya atas peran mereka dalam perbudakan. Pada 1999, di Afrika terbentuk The Africa World Reparations and Repatriation Truth Commission, sebuah komisi penyelidik internasional yang menuntut ganti rugi. Menurut hukum internasional, perbudakan dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.Bagaimana dengan Belanda? Jangankan ganti rugi, permintaan maaf atas penjajahan dan aksi militer di masa lalu baru disampaikan pemerintah Belanda pada 2005. Mereka juga akhirnya mengakui 17 Agustus 1945 sebagai hari proklamasi kemerdekaan Indonesia, bukan lagi 27 Desember 1949. #yiv5305625929 -- #yiv5305625929ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv5305625929 #yiv5305625929ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv5305625929 #yiv5305625929ygrp-mkp #yiv5305625929hd {color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 0;}#yiv5305625929 #yiv5305625929ygrp-mkp #yiv5305625929ads {margin-bottom:10px;}#yiv5305625929 #yiv5305625929ygrp-mkp .yiv5305625929ad {padding:0 0;}#yiv5305625929 #yiv5305625929ygrp-mkp .yiv5305625929ad p {margin:0;}#yiv5305625929 #yiv5305625929ygrp-mkp .yiv5305625929ad a {color:#ff;text-decoration:none;}#yiv5305625929 #yiv5305625929ygrp-sponsor #yiv5305625929ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv5305625929 #yiv5305625929ygrp-sponsor #yiv5305625929ygrp-lc #yiv5305625929hd {margin:10px
Trs: [GELORA45] Indonesia (Suharto) bayar 2.4 milyar dollar ganti rugi nasionalisasi oleh bung Karno.
Pada Selasa, 5 September 2017 6:19, "kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]"menulis: Ini terkait dengan persetujuan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda, yang memutuskan sebagai imbalan atas penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia (saat itu Republik Indonesia Serikat) pada 27 Desember 1949, Indonesia harus membayar utang kepada Belanda sebesar 4,5 milyar gulden –awalnya Belanda meminta 6,5 milyar gulden.Selain itu, untuk membangun kembali pascaperang, Belanda mendapatkan gelontoran dana, dalam bentuk hutang, dari program Marshall Plan AS antara tahun 1948-1951 sebesar US$1.128 juta. Sumbangan dari Marshall Plan dan Indonesia ini dikenal sebagai The Miracle of Holland (keajaiban Belanda).“Indie verloren, betekende niet ramspoed geboren (Hindia hilang, bukan berarti tiba bencana). Belanda masih bisa menarik keuntungan dari bekas jajahannya meski tanah jajahan itu sudah lepas,” tulis sejarawan Lambert Giebels dalam “De Indonesische Injectie” (Sumbangan Indonesia), yang dimuat di De Groene Amsterdammer, Januari 2000.Setelah membayar sekira 4 milyar gulden antara tahun 1950-1956, Indonesia secara sepihak membatalkan persetujuan KMB. Belakangan, pada awal Orde Baru, berdiri Inter Govenmental Group on Indonesia (IGGI), diketuai oleh Belanda, yang punya agenda tersembunyi berupa mencari penyelesaian utang Indonesia zaman Orde Lama, yang berkaitan dengan nasionalisasi perusahaan Belanda, sekira US$2,4 milyar.Giebels tak habis pikir, mengapa Belanda tega melakukan itu kepada Indonesia. Padahal kepada Suriname, yang juga bekas jajahannya, Belanda membayar lunas ganti rugi atas perbudakan sebesar 1,5 milyar euro begitu Suriname merdeka pada 25 November 1975. Jumlah itu dianggap belum cukup. “Suriname berhak mendapat ganti rugi senilai 50 milyar euro,” kata ekonom Suriname Armand Zunder kepada Philip Smet dari Radio Nederland Wereldomroep, 2 Juli 2010.Zunder membandingkan kasus Suriname dengan kasus lainnya. Belanda minta ganti rugi dari Jerman setelah Perang Dunia II. Jerman membayar lebih dari 120 milyar euro untuk warga Yahudi. Organisasi Internasional DiversCités sudah berseru kepada Parlemen Prancis, juga negara-negara Eropa termasuk Belanda, untuk membayar ganti rugi kepada bekas jajahannya atas peran mereka dalam perbudakan. Pada 1999, di Afrika terbentuk The Africa World Reparations and Repatriation Truth Commission, sebuah komisi penyelidik internasional yang menuntut ganti rugi. Menurut hukum internasional, perbudakan dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.Bagaimana dengan Belanda? Jangankan ganti rugi, permintaan maaf atas penjajahan dan aksi militer di masa lalu baru disampaikan pemerintah Belanda pada 2005. Mereka juga akhirnya mengakui 17 Agustus 1945 sebagai hari proklamasi kemerdekaan Indonesia, bukan lagi 27 Desember 1949. #yiv6045002633 #yiv6045002633 -- #yiv6045002633ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv6045002633 #yiv6045002633ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv6045002633 #yiv6045002633ygrp-mkp #yiv6045002633hd {color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 0;}#yiv6045002633 #yiv6045002633ygrp-mkp #yiv6045002633ads {margin-bottom:10px;}#yiv6045002633 #yiv6045002633ygrp-mkp .yiv6045002633ad {padding:0 0;}#yiv6045002633 #yiv6045002633ygrp-mkp .yiv6045002633ad p {margin:0;}#yiv6045002633 #yiv6045002633ygrp-mkp .yiv6045002633ad a {color:#ff;text-decoration:none;}#yiv6045002633 #yiv6045002633ygrp-sponsor #yiv6045002633ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv6045002633 #yiv6045002633ygrp-sponsor #yiv6045002633ygrp-lc #yiv6045002633hd {margin:10px 0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv6045002633 #yiv6045002633ygrp-sponsor #yiv6045002633ygrp-lc .yiv6045002633ad {margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv6045002633 #yiv6045002633actions {font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv6045002633 #yiv6045002633activity {background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv6045002633 #yiv6045002633activity span {font-weight:700;}#yiv6045002633 #yiv6045002633activity span:first-child {text-transform:uppercase;}#yiv6045002633 #yiv6045002633activity span a {color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv6045002633 #yiv6045002633activity span span {color:#ff7900;}#yiv6045002633 #yiv6045002633activity span .yiv6045002633underline {text-decoration:underline;}#yiv6045002633 .yiv6045002633attach {clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 0;width:400px;}#yiv6045002633 .yiv6045002633attach div a {text-decoration:none;}#yiv6045002633 .yiv6045002633attach img {border:none;padding-right:5px;}#yiv6045002633 .yiv6045002633attach label {display:block;margin-bottom:5px;}#yiv6045002633 .yiv6045002633attach label a {text-decoration:none;}#yiv6045002633 blockquote {margin:0 0 0 4px;}#yiv6045002633 .yiv6045002633bold