Re: [R@ntau-Net] KALAU ADA ISLAM NUSANTARA...

2015-08-24 Terurut Topik Maturidi Donsan
Ini ranah agama, baiknya yang berlatar belakang pesantren atau Pendidikan
Tinggi Islam yang ada di RN/lapau tampil ketengah.
Pembahasan Islam Nusantara  (IS) ini, penyuluhannya tentu merujuk  ke
Alqur'an dan hadis.

Kalau saya ikut KH Mustafa Ya'qub Imam Besar Mesjid Istiqlal Jakarta saja,
beliau mengatakan di TV beberapa hari yang lalu antaranya:  ISLAM
NUSANTARA ITU TIDAK ADA, YANG ADA MUSLIM NUSANTARA, ISLAM YA ISLAM.

Tampillah kawan-kawan yang berlatar belakang pesantren agar enak
dikunyah-kunyah untuk membahas IS  yang dilewakan pak MN itu

Wass,

Maturidi

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] KALAU ADA ISLAM NUSANTARA...

2015-08-24 Terurut Topik 'Mochtar Naim' via RantauNet
 Kalau ada Islam Nusantara,tentu juga ada Islam non-Nusantara.Dengan itu ada 
Islam Arab, ada Islam non-Arab.Ada Islam Asia, Islam Eropah, Amerika, Afrika, 
Australia, dsb.Ada Islam sekarang, Islam dulu dan Islam yang akan datang.Pada 
hal, bukankah Islam itu hanya satu. Yaitu Islam yang diajarkan oleh Allah 
kepada RasulNya,Muhammad saw, yang isi ajarannya semua dituangkan dalam Al 
Quranul Karim,dan yang tidak berubah serta tidak diwarnai oleh variasi budaya, 
etnografi dan geografinya.Apakah dengan itu kita tidak meng-ada2 namanya?
Mari kita buka wacana tentang ini: Islam Nusantara!MN. mochtarn...@yahoo.com. 
24/08/15 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] KALAU ADA ISLAM NUSANTARA...

2015-08-24 Terurut Topik Maturidi Donsan
Io ka awet mudo taruih inyik mah

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] KALAU ADA ISLAM NUSANTARA...

2015-08-24 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Islam Minang:

Tanyo: Aa Isilam(ang)?
Jawab: Puluik!

:)

-- Nyit Sugut

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Disertasi ambo, 1996.

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg
Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera
dbp Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi IX
Banteng ;  Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk
mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di Baso
dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm perjuangan
di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson;
peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran
Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek
Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando;  Demonstrasi Nasi
Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng;  ultimatum ka Kabinet Djuanda;
PRRI; Operasi  17 Agustus;  PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan
penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI;  Golkar dan Pemilu 1971;
peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat;
duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak
dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di
Sumatera Barat.
Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di
Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand (
PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah
ongkos kirim.
Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal
urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para
peminat.
Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing
Yogyakarta.

Silakan.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Fwd: Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Saafroedin Bahar
Silakan.
-- Pesan terusan --
Dari: saafroedin.ba...@rantaunet.org
Tanggal: 24 Agt 2015 21:23
Subjek: Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.
Kepada: Rantau Net Rantau Net rantaunet@googlegroups.com
Cc:

Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg
Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera
dbp Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi IX
Banteng ;  Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk
mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di Baso
dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm perjuangan
di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson;
peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran
Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek
Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando;  Demonstrasi Nasi
Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng;  ultimatum ka Kabinet Djuanda;
PRRI; Operasi  17 Agustus;  PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan
penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI;  Golkar dan Pemilu 1971;
peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat;
duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak
dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di
Sumatera Barat.
Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di
Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand (
PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah
ongkos kirim.
Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal
urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para
peminat.
Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing
Yogyakarta.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg
Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera
dbp Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi IX
Banteng ;  Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk
mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di Baso
dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm perjuangan
di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson;
peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran
Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek
Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando;  Demonstrasi Nasi
Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng;  ultimatum ka Kabinet Djuanda;
PRRI; Operasi  17 Agustus;  PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan
penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI;  Golkar dan Pemilu 1971;
peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat;
duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak
dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di
Sumatera Barat.
Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di
Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand (
PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah
ongkos kirim.
Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal
urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para
peminat.
Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing
Yogyakarta.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] KALAU ADA ISLAM NUSANTARA...

2015-08-24 Terurut Topik Fitrianto
Contoh praktek Islam Nusantara; sumabayang pakai kain saruang, kopiah (lk)
dan mukenah tuk padusi.
Cubo lah bajalan saketek ka barat atau timur dari Nusantara, indak kito
liek praktek iko lai.

Contoh Islam Minangkabau; adoh harato pusako tinggi nan dibagi jo caro
adat, adoh pusako randah nan baru dibagi jo hukum hudud.
Di nagari lain, indak basobok model iko doh.

Wassalam
fitr
lk/40/albany

2015-08-24 10:15 GMT-04:00 'Mochtar Naim' via RantauNet 
rantaunet@googlegroups.com:

 Kalau ada Islam Nusantara,
 tentu juga ada Islam non-Nusantara.
 Dengan itu ada Islam Arab, ada Islam non-Arab.
 Ada Islam Asia, Islam Eropah, Amerika, Afrika, Australia, dsb.
 Ada Islam sekarang, Islam dulu dan Islam yang akan datang.
 Pada hal, bukankah Islam itu hanya satu.
 Yaitu Islam yang diajarkan oleh Allah kepada RasulNya,
 Muhammad saw,
 yang isi ajarannya semua dituangkan dalam Al Quranul Karim,
 dan yang tidak berubah
 serta tidak diwarnai oleh variasi budaya,
 etnografi dan geografinya.
 Apakah dengan itu kita tidak meng-ada2 namanya?

 Mari kita buka wacana tentang ini: Islam Nusantara!
 MN. mochtarn...@yahoo.com. 24/08/15

 --
 .


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Bls: [R@ntau-Net] Disertasi ambo, 1996.

2015-08-24 Terurut Topik 'asmun sjueib' via RantauNet

Wuah Prof. sangeik menarik sekali katiko pembahasan buku disertasi tersebut 
takaieik jo Provinsi Sumatera Tengah, karano iyolah mambueik ambo sebagai salah 
seorang Putera Perintis Kemerdekaan Indonesia eks Digoelist, walaupun diusia 
sangeik dini, tapi dalam perjalanan panjang hidup basamo rang gaek kironyo 
paralu ambo pabilo mungkin data dan informasi satantangan 'kiprah Ahmad 
Sju'eib gelar Malin Permato dalam buku dan tulisan Prof. tasabuik. Pertamo 
adolah maso-maso perjoangan beliau selepas jadi guru ugamo tamatan Thawalib 
Padang Panjang mengikuti perjoangan pergerakan Kemerdekaan di Sumatera Tengah 
sampai terbuang ke Penjara Cipinang Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, Amboina 
dan Tanah Merah-Digoel (Papua) sarato dikirimkan baliek ka Padang tetap sebagai 
tahanan Ulando ditahun2 1939/1940-an. Nan menarik adolah Periode Perjoangan 
Phisik sesudah balik di Padang dan masuknyo Balatentara Nippon .melanjuikkan 
perlawanan terhadap penjajahan Ulando ka Nippon dimano alah ado tercatat dalam 
buku Perjoangan Rakyat Sumatera Tengah sebagai Wedana Militer Tanah Datar, 
dst.nya sampai ditawan Balatentara Nippon di Batusangkar dst. sempat melarikan 
diri dst. Sebagai anggota DPRD ST fraksi Perti beliau bersama kawan2 
seperjoangn baik eks Digoelist maupun lainnya turut berkiprah dalam memajukan 
Provinsi Sumatera Tengah.Perjoangan yang tak henti tahun 1951-1952 menjelang 
pergolakan menentang Pemerintahan Soekarno  sampai hijrah ke Palembang di tahun 
1953 dan kemudian menjadi Kepala daerah Kewedanaan Pagaralam ditahun 1956/1957 
yang akhirnya atas desakan Pimpinan Dewan Banteng ( Ahmad Hussein cs.) kepada 
Dewan Garuda ( Barlian ) di Palembang telah menjebloskan Ortu (alm. Ahmad 
Sju'eib gelar Malin Permato) di Penjara Republik Indonesia kota Lahat selama 
hampir lima bulan sebelum kabur ke Jakarta disekitar akhir tahun 1957 yang 
berlabuh di Kementrian UHAD (Urusan Hubungan Antar Daerah) dan sampai pensiun 
dan wafat di tahun 1997 sebagai Perintis/Pahlawan Kemerdekaan 
Indonesia.Demikianlah Prof. sekilas lintas pengalaman pribadi ambo basamo jo 
rang gaek nan Insya Allah tamasuk dalam ragkaian sejarah nan Prof. tulis 
tersebut. Pabilo berkenan ambo ingin mandapeikkan buku Disertasi dimakasuik. 
Salam hormat seorang siswa Lemhannas dibawah bimbingan Prof salamo 
berbulan-bulan mondok di asrama Lemhannas Jalan Bonsir Jakarta Pusat nan alah 
ambo lalui suka dan duka sebagai wahana pendidikan tertinggi ambo diateih ESduo 
SUNY USA. Semoga sumbangsih buku Prof. tersebut manjadi bahan perbandingan bagi 
generasi demi generasi Minangkabau dimaso datang. Insya Allah.Salam takim ambo. 
HAASMA Depok.

 


   

  Pada Senin, 24 Agustus 2015 23:20, Dr. Saafroedin Bahar 
saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis:
   

 
Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg 
Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera dbp 
Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi IX Banteng ;  
Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk mahadoki Agresi 
Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di Baso dan Tuanku nan Hitam 
di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm perjuangan di Sumatera; sejarah 
sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson; peran PDRI; duo kali 
operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran Letnan Kamaluddin 
Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera 
Barat ( Disba) buatan Balando;  Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; 
Dewan Banteng;  ultimatum ka Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi  17 Agustus;  
PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; 
BKPUI;  Golkar dan Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm 
membangun baliak Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg 
manurunnyo peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg 
kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat. 
Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di Yogyakarta, 
ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand ( PoD). Ukuran 
15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah ongkos kirim.
Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal urang 
awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para peminat. 
Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing 
Yogyakarta.Silakan.
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
 3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap 

Re: [R@ntau-Net] KALAU ADA ISLAM NUSANTARA...

2015-08-24 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Islam Nusantara babuko Lamang jo alkohol Tapi.
Islam Minang makan lomak sampai sindawo makakan Kalio Joghiang.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-8viXRgGlpRY/VRnzjj81uaI/AC0/HZXq_Qv0puQ/s1600/kalio%25252Bjariang.jpgimgrefurl=http://www.kuliner-craft-sumbar.com/2015/03/cara-membuat-kalio-jengkol.htmlh=258w=281tbnid=h-73EhEUwN6gNM:docid=CKr3NR372Y866Mei=5aOwVeuGO8KwogSZ45XIBwtbm=ischved=0CCcQMygKMApqFQoTCKuNj4fp8MYCFUKYiAodmXEFeQ

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: Bls: [R@ntau-Net] Disertasi ambo, 1996.

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Tarimo kasih pak Asmun. Ambo harokkan penerbitan disertasi ambo tu bisa
jadi tambahan rujukan dalam wacana sejarah modern Minangkabau, baiak utk
nan tuo maupun utk nan mudo.
Wassalam,
SB.
Pada tanggal 25 Agt 2015 00:32, 'asmun sjueib' via RantauNet 
rantaunet@googlegroups.com menulis:


 Wuah Prof. sangeik menarik sekali katiko pembahasan buku disertasi
 tersebut takaieik jo Provinsi Sumatera Tengah, karano iyolah mambueik ambo
 sebagai salah seorang Putera Perintis Kemerdekaan Indonesia eks Digoelist,
 walaupun diusia sangeik dini, tapi dalam perjalanan panjang hidup basamo
 rang gaek kironyo paralu ambo pabilo mungkin data dan informasi
 satantangan 'kiprah Ahmad Sju'eib gelar Malin Permato dalam buku dan
 tulisan Prof. tasabuik. Pertamo adolah maso-maso perjoangan beliau selepas
 jadi guru ugamo tamatan Thawalib Padang Panjang mengikuti perjoangan
 pergerakan Kemerdekaan di Sumatera Tengah sampai terbuang ke Penjara
 Cipinang Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, Amboina dan Tanah Merah-Digoel
 (Papua) sarato dikirimkan baliek ka Padang tetap sebagai tahanan Ulando
 ditahun2 1939/1940-an. Nan menarik adolah Periode Perjoangan Phisik sesudah
 balik di Padang dan masuknyo Balatentara Nippon .melanjuikkan perlawanan
 terhadap penjajahan Ulando ka Nippon dimano alah ado tercatat dalam buku
 Perjoangan Rakyat Sumatera Tengah sebagai Wedana Militer Tanah Datar,
 dst.nya sampai ditawan Balatentara Nippon di Batusangkar dst. sempat
 melarikan diri dst. Sebagai anggota DPRD ST fraksi Perti beliau bersama
 kawan2 seperjoangn baik eks Digoelist maupun lainnya turut berkiprah dalam
 memajukan Provinsi Sumatera Tengah.Perjoangan yang tak henti tahun
 1951-1952 menjelang pergolakan menentang Pemerintahan Soekarno  sampai
 hijrah ke Palembang di tahun 1953 dan kemudian menjadi Kepala daerah
 Kewedanaan Pagaralam ditahun 1956/1957 yang akhirnya atas desakan Pimpinan
 Dewan Banteng ( Ahmad Hussein cs.) kepada Dewan Garuda ( Barlian ) di
 Palembang telah menjebloskan Ortu (alm. Ahmad Sju'eib gelar Malin Permato)
 di Penjara Republik Indonesia kota Lahat selama hampir lima bulan sebelum
 kabur ke Jakarta disekitar akhir tahun 1957 yang berlabuh di Kementrian
 UHAD (Urusan Hubungan Antar Daerah) dan sampai pensiun dan wafat di tahun
 1997 sebagai Perintis/Pahlawan Kemerdekaan Indonesia.Demikianlah Prof.
 sekilas lintas pengalaman pribadi ambo basamo jo rang gaek nan Insya Allah
 tamasuk dalam ragkaian sejarah nan Prof. tulis tersebut. Pabilo berkenan
 ambo ingin mandapeikkan buku Disertasi dimakasuik. Salam hormat seorang
 siswa Lemhannas dibawah bimbingan Prof salamo berbulan-bulan mondok di
 asrama Lemhannas Jalan Bonsir Jakarta Pusat nan alah ambo lalui suka dan
 duka sebagai wahana pendidikan tertinggi ambo diateih ESduo SUNY USA.
 Semoga sumbangsih buku Prof. tersebut manjadi bahan perbandingan bagi
 generasi demi generasi Minangkabau dimaso datang. Insya Allah.
 Salam takim ambo. HAASMA Depok.






 Pada Senin, 24 Agustus 2015 23:20, Dr. Saafroedin Bahar 
 saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis:



 Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg
 Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera
 dbp Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi IX
 Banteng ;  Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk
 mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di Baso
 dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm perjuangan
 di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson;
 peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran
 Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek
 Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando;  Demonstrasi Nasi
 Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng;  ultimatum ka Kabinet Djuanda;
 PRRI; Operasi  17 Agustus;  PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan
 penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI;  Golkar dan Pemilu 1971;
 peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat;
 duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak
 dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di
 Sumatera Barat.
 Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di
 Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand (
 PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah
 ongkos kirim.
 Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal
 urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para
 peminat.
 Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing
 Yogyakarta.
 Silakan.
 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK 

Re: BLS: [R@ntau-Net] Re: Buku-buku ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Setuju sekali bung Donard. Silakan dibuat Kerangka Acuannya, termasuk siapa
yg akan diundang utk menulis.
Salam,
SB.
Pada tanggal 24 Agt 2015 14:48, dessy kurniasari donardga...@gmail.com
menulis:

 Pak Saaf dan Bapak dan Ibu Palanta,
 Buku nan paralu dibuek kini buku yang mengupas fenomena masa kini dan
 maliek solusi dari sejarah Minangkabau. Bantuak tulisan2 Syed Alatas. Pasti
 ado sajo nan baminat. Karano ambo pernah manulih ttg nilai2 Minangkabau,
 misalnyo, lah ado professor dari Ostrali yg  maminta ambo sato  di book
 chapters yg liau buek ttg ethnic entrepreneurship.

 Jadi mungkin dalam waktu dekat bisa pulo kito2 yg tertarik di perbukuan ko
 bisa buek buku basamo2 dg topik yg menarik.

 SaLam
 Donard,35
 --
 Dari: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org
 Terkirim: ‎24/‎08/‎2015 0:41
 Kepada: Rantau Net Rantau Net rantaunet@googlegroups.com
 Subjek: Re: [R@ntau-Net] Re: Buku-buku ttg Minangkabau.

 Tarimo kasih Inyiak Sunguik. Mungkin rancak diadokan rapek ketek dari para
 sanak dan bergerak dlm penerbitan buku iko, sarupo pak Firdaus Oemar di
 Jakarta, Asril Das di Bandung, Anggun Gunawan di Yogyakarta. Sia kolah nan
 aktif di Padang ambo kurang tahu.
 Kalau media massa rasonyo cukuik banyak.
 Wassalam,
 SB.
 Pada tanggal 24 Agt 2015 00:08, Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com
 menulis:

 Indah salah tu doh; para pengaktif FB tu adalah para elit nan pakai alat2
 media canggih. Mereka bukanlah penyetudi sejarah. Instead, mata mereka
 bersinar melihat kemegahan contemporary Minang yg mereka alami. Lihatlah
 video tari2 baru denan lagu2 pantun baru; walaupun mereka mengapdate lagu
 lamo namun gaya barunyo indak taraso dahulu lai.

 Masalah2 Minangkabau yang akademik banyak dipancakan saroman akademisi
 Angku Naim, indak tamakan dan mungkin dilengahkan sajo dek Elit FB generasi
 baru tu. Ambo indak sato jo FB indak tahu amek aa nan lamak dipakatokan
 mereka di FB tu.

 -- Nyiak Sunguik

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
 lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
   1. Email besar dari 200KB;
   2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
   3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/
 ---
 Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari
 Google Grup.
 Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
 kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
 Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
 3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/
 ---
 Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google
 Grup.
 Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
 kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
 Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
 3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat 

BLS: [R@ntau-Net] Re: Buku-buku ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik dessy kurniasari
Pak Saaf dan Bapak dan Ibu Palanta,
Buku nan paralu dibuek kini buku yang mengupas fenomena masa kini dan maliek 
solusi dari sejarah Minangkabau. Bantuak tulisan2 Syed Alatas. Pasti ado sajo 
nan baminat. Karano ambo pernah manulih ttg nilai2 Minangkabau, misalnyo, lah 
ado professor dari Ostrali yg  maminta ambo sato  di book chapters yg liau buek 
ttg ethnic entrepreneurship.

Jadi mungkin dalam waktu dekat bisa pulo kito2 yg tertarik di perbukuan ko bisa 
buek buku basamo2 dg topik yg menarik.

SaLam
Donard,35


-Pesan Asli-
Dari: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org
Terkirim: ‎24/‎08/‎2015 0:41
Kepada: Rantau Net Rantau Net rantaunet@googlegroups.com
Subjek: Re: [R@ntau-Net] Re: Buku-buku ttg Minangkabau.

Tarimo kasih Inyiak Sunguik. Mungkin rancak diadokan rapek ketek dari para 
sanak dan bergerak dlm penerbitan buku iko, sarupo pak Firdaus Oemar di 
Jakarta, Asril Das di Bandung, Anggun Gunawan di Yogyakarta. Sia kolah nan 
aktif di Padang ambo kurang tahu. 
Kalau media massa rasonyo cukuik banyak.
Wassalam,
SB.
Pada tanggal 24 Agt 2015 00:08, Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com 
menulis:

Indah salah tu doh; para pengaktif FB tu adalah para elit nan pakai alat2 media 
canggih. Mereka bukanlah penyetudi sejarah. Instead, mata mereka bersinar 
melihat kemegahan contemporary Minang yg mereka alami. Lihatlah video tari2 
baru denan lagu2 pantun baru; walaupun mereka mengapdate lagu lamo namun gaya 
barunyo indak taraso dahulu lai.

Masalah2 Minangkabau yang akademik banyak dipancakan saroman akademisi Angku 
Naim, indak tamakan dan mungkin dilengahkan sajo dek Elit FB generasi baru tu. 
Ambo indak sato jo FB indak tahu amek aa nan lamak dipakatokan mereka di FB tu.

-- Nyiak Sunguik

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena 

[R@ntau-Net] Mamacak ka Sarawa!

2015-08-24 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
http://home.bt.com/news/odd-news/toilet-humour-san-francisco-puts-anti-pee-paint-on-walls-11363997615539

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: BLS: [R@ntau-Net] Re: Buku-buku ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Maturidi Donsan
Nyik Sungut, sato jo lah di FB tu, supayo tau lo awak baa lo kamauan anak
mudo-mudo minang maso kini.
Akun  di Fb ko banyak, bisa awak maliek kulikek anak-, adiak-adiak  kito
disiko.

Kalau tak sato didalam, mancaliak jauah sajo, ka baa lo lah tu

Maturidi

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Bls: Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Andri Satria Masri
Mantap pak Saaf. Selamat atas diterbitkannyo disertasi pak Saaf jadi buku. 
Semoga bermanfaat utk kemajuan anak nagari di Minangkabau.

Maaf pak Saaf kalau Andri salah tangkap, apokah yg dimaksud pak Saaf dg 
strategi memajukan atau melahirkan kembali tokoh-tokoh Minang itu yg pak Saaf 
usulkan dalam disertasi apak tu?

Kalau memang itu, apokah sinergi ranah dan rantau yg pernah Andri usulkan dlm 
postingan terdahulu bisa merupakan salah satu jalan kaluanyo?

Secara sederhana, sinergi ranah dan rantau adolah bagaimana tokoh-tokoh 
Minang/asal Sumbar yg alah berkiprah di tingkek nasional jangan ditarik baliak 
ka kampuang. Sacaro basamo-samo mereka diperjuangkan untuak taruih menjadi 
tokoh yg menguasai pentas nasional. Kemudian sacaro perlahan-lahan menarik 
kawan-kawan sekitarnyo yg alah pulo mulai menapakai pentas nasional utk 
mengikuti jejak mereka. Samantaro yg di ranah didukung dg bantuan informasi 
dari pusat.

Seperti itu yg Andri pikirkan strategi melahirkan kembali tokoh-tokoh Minang ke 
pentas nasional.

Saat iko, awak alah punyo tokoh Minang di pentas nasional yaitu Ketua DPD RI, 
pak Irman Gusman. Bahkan pak Irman sudah 2 kali jadi Ketua DPD. Utk periode 
selanjutnyo harus awak perjuangkan beliau menjadi RI 1. Bukan tidak mungkin 
bukan?

Itu kalau awak lai namuah bersinergi melahirkan tokoh nasional dari Minang. Jan 
sampai nan taralah, iri dengki maliek prestasi pak Irman Gusman.

 
Andri Satria Masri, SE, ME | L | 43 | Koto | Sungai Sariak Kec. VII Koto Kab. 
Padang Pariaman

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Andri, penyusunan strategi mengandung tiga unsur: 1) rumusan sasaran jangka
panjang yg jelas; 2) pemahanan ttg situasi masa kini secara menyeluruh; dan
3) keputusan cara bertindak terbaik thd berbagai alternatif yg terbuka utk
mencapai sasaran jangka panjang. Ketiga unsur ini belum dirumuskan.
Ttg hubungan antara tokoh Ranah dan Rantau, saya melihat ada masalah
kultural yg mendasar, yaitu mereka sudah hidup dalam dua subkultur yg
berbeda, antara subkultur rural dgn subkultur urban. Mungkin itu yg
menyebabkan nengapa banyak tokoh Rantau enggan utk pulang menetap di Ranah.
Kasus Harun Zain dan Azwar Anas merupakan kasus yg sangat khusus, beliau
berdua punya latar belakang militer, dan datang ke Sumatera Barat dlm era
sejarah yg sama khususnya, yaitu pasca PRRI.
Secara umum,  saya setuju bhw biar masing-masing tokoh - Ranah dan Rantau -
berkiprah dlm habitatnya sendiri. Yg perlu dibangun adalah sistem nilai dan
struktur sosial yg saling harga menghargai antara Ranah dan Rantau, yg
sekarang kelihatannya belum ada. Suatu contoh kecil: tradisi  mamakuak
para perantau yg pulang kampung, dan resistensi otomatis thd prakarsa
perantau dlm pembangunan di Ranah. Kelihatannya cinta Perantau thd Ranah
bagaikan  bertepuk sebelah tangan. Pandangan saya ini mungkin salah, dan
perlu dikaji lagi lebih lanjut.
Wassalam,
SB.
Pada tanggal 25 Agt 2015 06:39, Andri Satria Masri andri.ma...@gmail.com
menulis:

 Mantap pak Saaf. Selamat atas diterbitkannyo disertasi pak Saaf jadi buku.
 Semoga bermanfaat utk kemajuan anak nagari di Minangkabau.

 Maaf pak Saaf kalau Andri salah tangkap, apokah yg dimaksud pak Saaf dg
 strategi memajukan atau melahirkan kembali tokoh-tokoh Minang itu yg pak
 Saaf usulkan dalam disertasi apak tu?

 Kalau memang itu, apokah sinergi ranah dan rantau yg pernah Andri usulkan
 dlm postingan terdahulu bisa merupakan salah satu jalan kaluanyo?

 Secara sederhana, sinergi ranah dan rantau adolah bagaimana tokoh-tokoh
 Minang/asal Sumbar yg alah berkiprah di tingkek nasional jangan ditarik
 baliak ka kampuang. Sacaro basamo-samo mereka diperjuangkan untuak taruih
 menjadi tokoh yg menguasai pentas nasional. Kemudian sacaro
 perlahan-lahan menarik kawan-kawan sekitarnyo yg alah pulo mulai menapakai
 pentas nasional utk mengikuti jejak mereka. Samantaro yg di ranah didukung
 dg bantuan informasi dari pusat.

 Seperti itu yg Andri pikirkan strategi melahirkan kembali tokoh-tokoh
 Minang ke pentas nasional.

 Saat iko, awak alah punyo tokoh Minang di pentas nasional yaitu Ketua DPD
 RI, pak Irman Gusman. Bahkan pak Irman sudah 2 kali jadi Ketua DPD. Utk
 periode selanjutnyo harus awak perjuangkan beliau menjadi RI 1. Bukan tidak
 mungkin bukan?

 Itu kalau awak lai namuah bersinergi melahirkan tokoh nasional dari
 Minang. Jan sampai nan taralah, iri dengki maliek prestasi pak Irman Gusman.


 Andri Satria Masri, SE, ME | L | 43 | Koto | Sungai Sariak Kec. VII Koto
 Kab. Padang Pariaman

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
   1. Email besar dari 200KB;
   2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
   3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/
 ---
 Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari
 Google Grup.
 Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
 kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
 Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 

Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947

2015-08-24 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Tentang etnis Cina di Pariaman, kalau ambo indak salah ingek, Christine
Dobbin menyatakan mereka sudah ada sejak abad ke-16, Pak Saaf. Dan mereka
beranak pinak setelah itu, termasuk lewat perkawinan campur dengan warga
asli, sehingga menjadikan Pariaman salah satu wilayah dengan keturunan Cina
di Sumbar. (Apalagi lokasi pantai yang mendukung mobilitas perdagangan juga
tempat yang disukai oleh etnis ini).

Waktu penjajahan Jepang, syahdan ada 2 orang Cina setempat yang terlihat
penduduk masuk ke kantor Tentara Pendudukan Jepang. Beredar rumor, mereka
adalah pengkhianat, sehingga sepulangnya mereka dari kantor Jepang,
keduanya dibunuh warga, dan itu menjadi awal pindahnya sebagian (besar)
warga keturunan Tionghoa dari Pariaman.

Apakah kasus Pariaman itu yang Pak Saaf maksud, atau ada kasus Pariaman
lain yang lebih spesifik?

Wassalam,

ANB

Pada 22 Agustus 2015 03.23, Dr. Saafroedin Bahar 
saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis:

 Wah hebat bung Akmal. Saya rasa banyak yg tidak tahu. Bagaimana pula dgn
 kasus Pariaman ?
 SB.
 Pada tanggal 21 Agt 2015 11:21, Afda Rizki afdari...@gmail.com
 menulis:

 Luar biasa Uda Akmal,

 Sangat mencerahkan sekali. Baru tau ambo saroman tu carito nyo. Tarimo
 kasih banyak Da.

 Apokah Pao An Tui ko sempat ado di ranah di zaman revolusi kemerdekaan
 dulu? Karano -kalau ndak salah- ado beberapo daerah di Sumbar yang etnis
 Tionghoa nyo samo sekali ndak ado laiwalau sempat ado sebelumnyo.

 Maulang permintaan Uda Akmal,  kok lai ado senior dan sesepuh RN yang
 mengalami langsuang maso-maso bergolak ...mungkin bisa berbagi carito di
 lapau ko.

 Wassalam,

 Afda Rizki

 *

 Pada Kamis, 20 Agustus 2015 13.44.30 UTC+3, Akmal Nasery Basral menulis:

 Sanak Afda Rizki,

 12.000 orang Tionghoa yang turun ke jalan-jalan kota Medan itu dimotori
 milisi radikal Poh An Tui (disebut juga Pao An Tui), yang dikomandani
 seorang Cina Medan bernama Lim Seng. Poh An Tui ini milisi yang ditakuti,
 meski awal berdirinya cuma dengan 110 orang, tapi mereka dilatih langsung
 oleh Brigjen Ted Kelly (salah satu komandan Tentara Sekutu), dan pasokan
 senjata mereka pun dari Tentara Sekutu. Poh An Tui sendiri berarti Barisan
 Penjaga Lingkungan.

 Sebetulnya Tionghoa radikal seperti anggota Poh An Tui itu jumlahnya
 sedikit dibandingkan jumlah Tionghoa di Indonesia, yang secara politik
 terbagi ke dalam tiga kelompok:
 1. Kelompok Sinpo, yang masih mengidentifikasi diri dengan leluhur
 mereka di China Daratan.
 2. Kelompok Chung Hua Hui (CHH) yang pro-Belanda, dan
 3. Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang pro-Republik. Salah seorang
 tokoh Tionghoa pro-Republik adalah Siaw Giok Tjhan (perannya lebih jauh
 dijelaskan di bawah nanti)

 Ketika Jepang datang, ketiga kelompok itu dipaksa melebur jadi satu
 kelompok yang disebut Hui Chiao Tsung Hui (HCTH) sehingga perbedaan
 antarkelompok tak lagi terlihat jelas. Ketika Tentara Sekutu kembali ke
 Indonesia, antara lain lewat Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya,
 polarisasi HCTH kembali terlihat. Ada kelompok yang ingin Belanda kembali
 berkuasa, dan ada masyarakat Tionghoa yang ingin bergabung dengan republik
 yang baru merdeka.

 Malangnya, Bung Tomo dalam pidatonya yang berapi-api menyatakan bahwa
 masyarakat Tionghoa, terutama Tionghoa di Surabaya, lebih pro-Belanda
 ketimbang pro-Republik. Dengan kata lain, mereka pengkhianat. Pidato Bung
 Tomo memicu sentimen anti-Tionghoa dan gelombang serangan rakyat Surabaya
 terhadap keturunan Tionghoa.

 Situasi ini membuat Siaw Giok Tjhan yang selama ini pro-Republik marah
 dan kecewa terhadap Bung Tomo, sehingga mengirimkan orang-orangnya untuk
 bertemu Bung Tomo dengan menyatakan tidak semua orang Tionghoa pro-Belanda,
 cukup banyak juga yang pro-Republik. Dalam pertemuan itu Bung Tomo
 menyatakan bahwa orasinya di radio berdasarkan laporan lapangan dari
 Soemarsono, komandan lapangan Pemuda Republik, yang pasukannya berhadapan
 langsung dengan Poh An Tui (Surabaya).

 Meski Siaw Giok Tjhan akhirnya bisa memahami penjelasan Bung Tomo, tapi
 sentimen anti-Tionghoa telanjur meluas ke luar Surabaya, dan khususnya
 pecah di Medan. Sepanjang Desember 1945 terjadi serangan terhadap
 orang-orang Tionghoa oleh pribumi Medan. Keadaan ini membuat sebagian etnis
 Tionghoa Medan memilih angkat senjata dan mendirikan Poh An Tui (cabang)
 Medan, yang diketuai Lim Seng tadi, dengan anggota awal 110 orang.
  Mereka mengibarkan spanduk-spanduk bertuliskanRepublik Mengkhianati
 Kami.

 Sampai tahap ini posisi mereka lebih bersifat defensif.

 (*Note: *Ada perbedaan waktu tentang kapan persisnya demontrasi besar
 yang melibatkan 12.000 etnis Tionghoa itu terjadi. Jika laman yang dirujuk
 sanak Afda Rizki dan MakNgah menyebutkan peristiwa itu terjadi pada
 September 1947, sementara ambo yang menuliskan juga peristiwa ini dalam
 novel historis *Napoleon dari Tanah Rencong* (2013),  hal. 174-177,
 ambo lebih memilih versi yang menyatakan demontrasi besar itu terjadi pada
 akhir Januari 1946. Salah satu rujukan ambo 

Re: BLS: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Silakan pak Donard. Tarimo kasih.
Salam,
SB.
Pada tanggal 25 Agt 2015 06:27, dessy kurniasari donardga...@gmail.com
menulis:

 Menarik, Pak Saaf.

 Bia ambo baco dan bisa baraja dulu dari buku Pak Saaf. Terutama ttg
 taputuihnya kepemimpinan mode Harun Zain dan Azwar Anas.

 Segera ambo hubungi Anggun.

 Salam
 Donard
 --
 Dari: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org
 Terkirim: ‎25/‎08/‎2015 6:18
 Kepada: Rantau Net Rantau Net rantaunet@googlegroups.com
 Subjek: Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

 Bung Akmal, terima kasih. Saya sering membaca kembali disertasi yg saya
 pertahankan hampir 20 th yg lalu itu, dan merasa bersyukur bisa
 menyelesaikannya, walau memerlukan waktu sembilan tahun, 1987 - 1996. Saya
 tidak punya kesulitan dgn data, krn sudah tersedia cukup banyak, baik dari
 literatur, dokumen Arsip Nasional RI, wawancara dgn pelaku dan saksi
 sejarah, maupun pengalaman langsung saya sendiri di Sumatera Barat selama
 16 tahun, 1960 - 1976.
 Motivasi terkuat saya utk menyelesaikan disertasi tersebut adalah
 kegelisahan saya melihat kecenderungan masyarakat kita utk melihat masalah
 secara sepotong-sepotong, sehingga sering kehilangan perspektif secara
 menyeluruh. Dalam kehidupan sehari-hari hal tsb mungkin dirasakan wajar
 saja, namun bisa berakibat fatal jika hal tsb berlangsung dlm kehidupan
 berbangsa dan bernegara. Dan memang hal itulah yg terjadi di Sumatera Barat.
 Perlu kita perhatikan secara khusus bhw para tokoh Minang yg tampil di
 tingkat nasional antara th 1945 sampai dgn th 1956 - spt Hatta, Syahrir,
 Yamin, Tan  Malaka, Haji Agus Salim - justru adalah pribadi-pribadi yg
 punya kemampuan konseptual yg luas, dari berbagai aliran ideologi, sehingga
 sering berkonflik sendiri satu sama lain. Di tingkat daerah, tidak bisa
 diabaikan besarnya peran Chatib Suleman, yg membangun sistem pertahanan
 semesta yg ampuh berdasar Strategi Gerpolek Tan Malaka.
 Saya mendapat kesan kuat bahwa kemampuan tsb merosot di kalangan  etnik
 Minangkabau antara th 1958-1961,  dengan konsekuensi yg amat fatal,  yg
 akibat psikologisnya terasa sampai sekarang.
 Syukur bhw kelemahan tsb bisa diatasi secara mendasar antara th 1966
 sampai 1984 dgn tampilnya tokoh kuat dari Rantau, yaitu Harun Zain dan
 Azwar Anas,  namun kelihatannya sekarang terjadi proses involusi wawasan
 dengan semakin langkanya tokoh kuat spt mereka di tingkat daerah.
 Kesulitan saya adalah mencari rujukan teori yg bisa menyatukan keseluruhan
 perkembangan di tingkat daerah dan di tingkat nasional itu menjadi satu
 kesatuan yg bermakna.
 Akhirnya saya bisa menyelesaikannya, dgn menggunakan pendekatan eklektik,
 yaitu  kombinasi dari : 1) Konvensi Montevideo 1933 dari hukum
 internasional; 2)  pengertian etnik dari antropologi; 3) teori elite,
 integrasi nasional, dan hubungan antara etnik dan pemerintah pusat, dari
 ilmu politik.
 Saya berharap disertasi saya ini bisa menjadi tambahan masukan dan
 pertimbangan, baik bagi para sesepuh maupun bagi kaum muda Minangkabau masa
 kini,  utk memahami kenyataan mengapa terjadi kemunduran peran etnik
 Minangkabau dalam dasawarsa-dasawarsa belakangan ini, dan bagaimana cara
 merumuskan kebijakan masa depan alternatif dari aspek teoretikal, agar
 etnik Minangkabau bisa kembali memainkan peran yg konstruktif, baik di
 tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Insya Allah.
 SB.
 Pada tanggal 25 Agt 2015 05:20, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org
 menulis:

 Alhamdulillah, selamat atas diterbitkannya disertasi Pak Saaf.
 Semoga menjadi bagian dari sumbangan ilmu yang bermanfaat dari Pak Saaf
 untuk bangsa dan ranah,
 dan mendapat ridha Allah Swt.

 Ambo alah mamasan ciek via bung Anggun Gunawan.

 Wassalam,

 ANB


 Pada 24 Agustus 2015 23.20, Dr. Saafroedin Bahar 
 saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis:

 Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM
 ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk
 Sumatera dbp Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi
 IX Banteng ;  Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman
 utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di
 Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm
 perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat
 Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera
 Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus
 kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando;
 Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng;  ultimatum ka
 Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi  17 Agustus;  PKI/OPR di Sumatera Barat;
 G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI;  Golkar dan
 Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak
 Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo
 peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. 

Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Bung Akmal, memang itu yg saya maksud. Trims.
Wassalam,
SB.
Pada tanggal 25 Agt 2015 07:22, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org
menulis:

 Tentang etnis Cina di Pariaman, kalau ambo indak salah ingek, Christine
 Dobbin menyatakan mereka sudah ada sejak abad ke-16, Pak Saaf. Dan mereka
 beranak pinak setelah itu, termasuk lewat perkawinan campur dengan warga
 asli, sehingga menjadikan Pariaman salah satu wilayah dengan keturunan Cina
 di Sumbar. (Apalagi lokasi pantai yang mendukung mobilitas perdagangan juga
 tempat yang disukai oleh etnis ini).

 Waktu penjajahan Jepang, syahdan ada 2 orang Cina setempat yang terlihat
 penduduk masuk ke kantor Tentara Pendudukan Jepang. Beredar rumor, mereka
 adalah pengkhianat, sehingga sepulangnya mereka dari kantor Jepang,
 keduanya dibunuh warga, dan itu menjadi awal pindahnya sebagian (besar)
 warga keturunan Tionghoa dari Pariaman.

 Apakah kasus Pariaman itu yang Pak Saaf maksud, atau ada kasus
 Pariaman lain yang lebih spesifik?

 Wassalam,

 ANB

 Pada 22 Agustus 2015 03.23, Dr. Saafroedin Bahar 
 saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis:

 Wah hebat bung Akmal. Saya rasa banyak yg tidak tahu. Bagaimana pula dgn
 kasus Pariaman ?
 SB.
 Pada tanggal 21 Agt 2015 11:21, Afda Rizki afdari...@gmail.com
 menulis:

 Luar biasa Uda Akmal,

 Sangat mencerahkan sekali. Baru tau ambo saroman tu carito nyo. Tarimo
 kasih banyak Da.

 Apokah Pao An Tui ko sempat ado di ranah di zaman revolusi kemerdekaan
 dulu? Karano -kalau ndak salah- ado beberapo daerah di Sumbar yang etnis
 Tionghoa nyo samo sekali ndak ado laiwalau sempat ado sebelumnyo.

 Maulang permintaan Uda Akmal,  kok lai ado senior dan sesepuh RN yang
 mengalami langsuang maso-maso bergolak ...mungkin bisa berbagi carito di
 lapau ko.

 Wassalam,

 Afda Rizki

 *

 Pada Kamis, 20 Agustus 2015 13.44.30 UTC+3, Akmal Nasery Basral menulis:

 Sanak Afda Rizki,

 12.000 orang Tionghoa yang turun ke jalan-jalan kota Medan itu dimotori
 milisi radikal Poh An Tui (disebut juga Pao An Tui), yang dikomandani
 seorang Cina Medan bernama Lim Seng. Poh An Tui ini milisi yang ditakuti,
 meski awal berdirinya cuma dengan 110 orang, tapi mereka dilatih langsung
 oleh Brigjen Ted Kelly (salah satu komandan Tentara Sekutu), dan pasokan
 senjata mereka pun dari Tentara Sekutu. Poh An Tui sendiri berarti Barisan
 Penjaga Lingkungan.

 Sebetulnya Tionghoa radikal seperti anggota Poh An Tui itu jumlahnya
 sedikit dibandingkan jumlah Tionghoa di Indonesia, yang secara politik
 terbagi ke dalam tiga kelompok:
 1. Kelompok Sinpo, yang masih mengidentifikasi diri dengan leluhur
 mereka di China Daratan.
 2. Kelompok Chung Hua Hui (CHH) yang pro-Belanda, dan
 3. Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang pro-Republik. Salah seorang
 tokoh Tionghoa pro-Republik adalah Siaw Giok Tjhan (perannya lebih jauh
 dijelaskan di bawah nanti)

 Ketika Jepang datang, ketiga kelompok itu dipaksa melebur jadi satu
 kelompok yang disebut Hui Chiao Tsung Hui (HCTH) sehingga perbedaan
 antarkelompok tak lagi terlihat jelas. Ketika Tentara Sekutu kembali ke
 Indonesia, antara lain lewat Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya,
 polarisasi HCTH kembali terlihat. Ada kelompok yang ingin Belanda kembali
 berkuasa, dan ada masyarakat Tionghoa yang ingin bergabung dengan republik
 yang baru merdeka.

 Malangnya, Bung Tomo dalam pidatonya yang berapi-api menyatakan bahwa
 masyarakat Tionghoa, terutama Tionghoa di Surabaya, lebih pro-Belanda
 ketimbang pro-Republik. Dengan kata lain, mereka pengkhianat. Pidato Bung
 Tomo memicu sentimen anti-Tionghoa dan gelombang serangan rakyat Surabaya
 terhadap keturunan Tionghoa.

 Situasi ini membuat Siaw Giok Tjhan yang selama ini pro-Republik marah
 dan kecewa terhadap Bung Tomo, sehingga mengirimkan orang-orangnya untuk
 bertemu Bung Tomo dengan menyatakan tidak semua orang Tionghoa pro-Belanda,
 cukup banyak juga yang pro-Republik. Dalam pertemuan itu Bung Tomo
 menyatakan bahwa orasinya di radio berdasarkan laporan lapangan dari
 Soemarsono, komandan lapangan Pemuda Republik, yang pasukannya berhadapan
 langsung dengan Poh An Tui (Surabaya).

 Meski Siaw Giok Tjhan akhirnya bisa memahami penjelasan Bung Tomo, tapi
 sentimen anti-Tionghoa telanjur meluas ke luar Surabaya, dan khususnya
 pecah di Medan. Sepanjang Desember 1945 terjadi serangan terhadap
 orang-orang Tionghoa oleh pribumi Medan. Keadaan ini membuat sebagian etnis
 Tionghoa Medan memilih angkat senjata dan mendirikan Poh An Tui (cabang)
 Medan, yang diketuai Lim Seng tadi, dengan anggota awal 110 orang.
  Mereka mengibarkan spanduk-spanduk bertuliskanRepublik Mengkhianati
 Kami.

 Sampai tahap ini posisi mereka lebih bersifat defensif.

 (*Note: *Ada perbedaan waktu tentang kapan persisnya demontrasi besar
 yang melibatkan 12.000 etnis Tionghoa itu terjadi. Jika laman yang dirujuk
 sanak Afda Rizki dan MakNgah menyebutkan peristiwa itu terjadi pada
 September 1947, sementara ambo yang menuliskan juga peristiwa ini dalam
 novel historis *Napoleon dari 

Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947

2015-08-24 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Ethnic Tionghoa di Aceh:

http://m.merdeka.com/peristiwa/cerita-warga-etnis-tionghoa-tinggal-di-negeri-syariah.html

-- Makngah

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947

2015-08-24 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Ethnic Tionghoa di Ranah Minang:

http://celotehbuku.blogspot.com/2008/06/etnis-tionghoa-di-ranah-minang.html?m=1
-- Makngah

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: Bls: [R@ntau-Net] Disertasi ambo, 1996.

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Tarimo kasih Inyiak.
Wassalam,
SB.
Pada tanggal 25 Agt 2015 09:14, Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com
menulis:

 Congratulation jo penerbitan disertasi Pak Sjaf.
 -- Nyiak Sunguik

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
   1. Email besar dari 200KB;
   2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
   3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/
 ---
 Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari
 Google Grup.
 Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
 kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
 Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Bls: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM: YANG SAYA KIRAKAN...

2015-08-24 Terurut Topik 'asmun sjueib' via RantauNet
Dear MN satuju 100% pemahaman ugamo Islam bagi rahayat Indonesia khususnya 
rahayat Minangkabau. Sagalo sesuatunyo balik ka Al Quran dan Hadits manakala 
takaieik jo Ugamo (hablul minallah ). kalau takaiek jo hablul minnas iyolah 
Philosophy ABS SBK demikian sacaro singkeik komentar ambo. Wass. HaasmaDepok 


 Pada Selasa, 25 Agustus 2015 5:35, 'Mochtar Naim' via RantauNet 
rantaunet@googlegroups.com menulis:
   

     Yang saya kirakan dengan ide Islam Nusantara itu ialah, kendati 
mayoritas terbesar penduduk Indonesia ini adalah muslim, dan Sila Pertama 
Pancasila mengatakan: Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan Poliesa (Hinduisme), 
Triesa (Kristen), dsb, tapi Indonesia jangan sampai menjadi Negara Islam. 
Indonesia adalah Negara untuk semua agama dan semua kelompok bangsa. Motifnya 
adalah dari budaya Kejawen yang menempatkan semua agama sebagai sama, dengan 
prinsip: Sadaya agami sami kemawon. Semua agama adalah sama. Dasarnya adalah 
sinkretisme, bukan sintetisme.Budaya Melayu dan khususnya Minangkabau, 
dasar kepercayaannya adalah sintetik, sehingga muncullah prinsip budaya: 
ABS-SBK. Semua yang sejalan dengan syarak diterima, yang tak sejalan, dibuang. 
Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah. Kitabullah, Al Qur'anul Karim, 
adalah pegangan utama suku Melayu dan Minangkabau, yang filosofinya sintetikal 
itu.Nah, baa manuruik kawan2 di RN ko.Salam, MN, mochtarn...@yahoo.com. 
25/08/15-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
 3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


  

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Dr. Saafroedin Bahar
Bung Akmal, terima kasih. Saya sering membaca kembali disertasi yg saya
pertahankan hampir 20 th yg lalu itu, dan merasa bersyukur bisa
menyelesaikannya, walau memerlukan waktu sembilan tahun, 1987 - 1996. Saya
tidak punya kesulitan dgn data, krn sudah tersedia cukup banyak, baik dari
literatur, dokumen Arsip Nasional RI, wawancara dgn pelaku dan saksi
sejarah, maupun pengalaman langsung saya sendiri di Sumatera Barat selama
16 tahun, 1960 - 1976.
Motivasi terkuat saya utk menyelesaikan disertasi tersebut adalah
kegelisahan saya melihat kecenderungan masyarakat kita utk melihat masalah
secara sepotong-sepotong, sehingga sering kehilangan perspektif secara
menyeluruh. Dalam kehidupan sehari-hari hal tsb mungkin dirasakan wajar
saja, namun bisa berakibat fatal jika hal tsb berlangsung dlm kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dan memang hal itulah yg terjadi di Sumatera Barat.
Perlu kita perhatikan secara khusus bhw para tokoh Minang yg tampil di
tingkat nasional antara th 1945 sampai dgn th 1956 - spt Hatta, Syahrir,
Yamin, Tan  Malaka, Haji Agus Salim - justru adalah pribadi-pribadi yg
punya kemampuan konseptual yg luas, dari berbagai aliran ideologi, sehingga
sering berkonflik sendiri satu sama lain. Di tingkat daerah, tidak bisa
diabaikan besarnya peran Chatib Suleman, yg membangun sistem pertahanan
semesta yg ampuh berdasar Strategi Gerpolek Tan Malaka.
Saya mendapat kesan kuat bahwa kemampuan tsb merosot di kalangan  etnik
Minangkabau antara th 1958-1961,  dengan konsekuensi yg amat fatal,  yg
akibat psikologisnya terasa sampai sekarang.
Syukur bhw kelemahan tsb bisa diatasi secara mendasar antara th 1966 sampai
1984 dgn tampilnya tokoh kuat dari Rantau, yaitu Harun Zain dan Azwar
Anas,  namun kelihatannya sekarang terjadi proses involusi wawasan dengan
semakin langkanya tokoh kuat spt mereka di tingkat daerah.
Kesulitan saya adalah mencari rujukan teori yg bisa menyatukan keseluruhan
perkembangan di tingkat daerah dan di tingkat nasional itu menjadi satu
kesatuan yg bermakna.
Akhirnya saya bisa menyelesaikannya, dgn menggunakan pendekatan eklektik,
yaitu  kombinasi dari : 1) Konvensi Montevideo 1933 dari hukum
internasional; 2)  pengertian etnik dari antropologi; 3) teori elite,
integrasi nasional, dan hubungan antara etnik dan pemerintah pusat, dari
ilmu politik.
Saya berharap disertasi saya ini bisa menjadi tambahan masukan dan
pertimbangan, baik bagi para sesepuh maupun bagi kaum muda Minangkabau masa
kini,  utk memahami kenyataan mengapa terjadi kemunduran peran etnik
Minangkabau dalam dasawarsa-dasawarsa belakangan ini, dan bagaimana cara
merumuskan kebijakan masa depan alternatif dari aspek teoretikal, agar
etnik Minangkabau bisa kembali memainkan peran yg konstruktif, baik di
tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Insya Allah.
SB.
Pada tanggal 25 Agt 2015 05:20, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org
menulis:

 Alhamdulillah, selamat atas diterbitkannya disertasi Pak Saaf.
 Semoga menjadi bagian dari sumbangan ilmu yang bermanfaat dari Pak Saaf
 untuk bangsa dan ranah,
 dan mendapat ridha Allah Swt.

 Ambo alah mamasan ciek via bung Anggun Gunawan.

 Wassalam,

 ANB


 Pada 24 Agustus 2015 23.20, Dr. Saafroedin Bahar 
 saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis:

 Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM
 ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk
 Sumatera dbp Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi
 IX Banteng ;  Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman
 utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di
 Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm
 perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat
 Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera
 Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus
 kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando;
 Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng;  ultimatum ka
 Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi  17 Agustus;  PKI/OPR di Sumatera Barat;
 G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI;  Golkar dan
 Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak
 Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo
 peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg
 kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat.
 Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di
 Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand (
 PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah
 ongkos kirim.
 Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal
 urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para
 peminat.
 Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing
 Yogyakarta.

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat
 lain 

BLS: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik dessy kurniasari
Menarik, Pak Saaf.

Bia ambo baco dan bisa baraja dulu dari buku Pak Saaf. Terutama ttg taputuihnya 
kepemimpinan mode Harun Zain dan Azwar Anas.

Segera ambo hubungi Anggun.

Salam
Donard

-Pesan Asli-
Dari: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org
Terkirim: ‎25/‎08/‎2015 6:18
Kepada: Rantau Net Rantau Net rantaunet@googlegroups.com
Subjek: Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

Bung Akmal, terima kasih. Saya sering membaca kembali disertasi yg saya 
pertahankan hampir 20 th yg lalu itu, dan merasa bersyukur bisa 
menyelesaikannya, walau memerlukan waktu sembilan tahun, 1987 - 1996. Saya 
tidak punya kesulitan dgn data, krn sudah tersedia cukup banyak, baik dari 
literatur, dokumen Arsip Nasional RI, wawancara dgn pelaku dan saksi sejarah, 
maupun pengalaman langsung saya sendiri di Sumatera Barat selama 16 tahun, 1960 
- 1976.
Motivasi terkuat saya utk menyelesaikan disertasi tersebut adalah kegelisahan 
saya melihat kecenderungan masyarakat kita utk melihat masalah secara 
sepotong-sepotong, sehingga sering kehilangan perspektif secara menyeluruh. 
Dalam kehidupan sehari-hari hal tsb mungkin dirasakan wajar saja, namun bisa 
berakibat fatal jika hal tsb berlangsung dlm kehidupan berbangsa dan bernegara. 
Dan memang hal itulah yg terjadi di Sumatera Barat.
Perlu kita perhatikan secara khusus bhw para tokoh Minang yg tampil di tingkat 
nasional antara th 1945 sampai dgn th 1956 - spt Hatta, Syahrir, Yamin, Tan  
Malaka, Haji Agus Salim - justru adalah pribadi-pribadi yg punya kemampuan 
konseptual yg luas, dari berbagai aliran ideologi, sehingga sering berkonflik 
sendiri satu sama lain. Di tingkat daerah, tidak bisa diabaikan besarnya peran 
Chatib Suleman, yg membangun sistem pertahanan semesta yg ampuh berdasar 
Strategi Gerpolek Tan Malaka. 
Saya mendapat kesan kuat bahwa kemampuan tsb merosot di kalangan  etnik 
Minangkabau antara th 1958-1961,  dengan konsekuensi yg amat fatal,  yg akibat 
psikologisnya terasa sampai sekarang.
Syukur bhw kelemahan tsb bisa diatasi secara mendasar antara th 1966 sampai 
1984 dgn tampilnya tokoh kuat dari Rantau, yaitu Harun Zain dan Azwar Anas,  
namun kelihatannya sekarang terjadi proses involusi wawasan dengan semakin 
langkanya tokoh kuat spt mereka di tingkat daerah.
Kesulitan saya adalah mencari rujukan teori yg bisa menyatukan keseluruhan 
perkembangan di tingkat daerah dan di tingkat nasional itu menjadi satu 
kesatuan yg bermakna. 
Akhirnya saya bisa menyelesaikannya, dgn menggunakan pendekatan eklektik, yaitu 
 kombinasi dari : 1) Konvensi Montevideo 1933 dari hukum internasional; 2)  
pengertian etnik dari antropologi; 3) teori elite,  integrasi nasional, dan 
hubungan antara etnik dan pemerintah pusat, dari ilmu politik. 
Saya berharap disertasi saya ini bisa menjadi tambahan masukan dan 
pertimbangan, baik bagi para sesepuh maupun bagi kaum muda Minangkabau masa 
kini,  utk memahami kenyataan mengapa terjadi kemunduran peran etnik 
Minangkabau dalam dasawarsa-dasawarsa belakangan ini, dan bagaimana cara 
merumuskan kebijakan masa depan alternatif dari aspek teoretikal, agar etnik 
Minangkabau bisa kembali memainkan peran yg konstruktif, baik di tingkat 
nasional maupun di tingkat daerah. Insya Allah. 
SB.
Pada tanggal 25 Agt 2015 05:20, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org 
menulis:

Alhamdulillah, selamat atas diterbitkannya disertasi Pak Saaf. 
Semoga menjadi bagian dari sumbangan ilmu yang bermanfaat dari Pak Saaf untuk 
bangsa dan ranah,
dan mendapat ridha Allah Swt.



Ambo alah mamasan ciek via bung Anggun Gunawan.


Wassalam,


ANB





Pada 24 Agustus 2015 23.20, Dr. Saafroedin Bahar 
saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis:

Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg 
Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera dbp 
Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi IX Banteng ;  
Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk mahadoki Agresi 
Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di Baso dan Tuanku nan Hitam 
di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm perjuangan di Sumatera; sejarah 
sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson; peran PDRI; duo kali 
operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran Letnan Kamaluddin 
Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera 
Barat ( Disba) buatan Balando;  Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; 
Dewan Banteng;  ultimatum ka Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi  17 Agustus;  
PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; 
BKPUI;  Golkar dan Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm 
membangun baliak Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg 
manurunnyo peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg 
kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat. 
Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di Yogyakarta, 
ambo cetak buku tu 

Re: Bls: [R@ntau-Net] Disertasi ambo, 1996.

2015-08-24 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Congratulation jo penerbitan disertasi Pak Sjaf. 
-- Nyiak Sunguik

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947

2015-08-24 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Sependek pengetahuan ambo, Poh An Tui dalam versi formal (dengan organisasi
yang dideklarasikan) seperti di Medan, indak ado sanak Afda Rizki. Tapi
sangat mungkin simpatisan (individual) dari keturunan Tionghoa di Sumbar
terhadap Poh An Tui ado pulo.

Mungkin bisa dicek di buku Asap Hio di Ranah Minang karya seorang dosen
sejarah UNP biar lebih pasti.
Atau Uwan Suryadi Sunuri di Leiden nan labiah paham sejarah saisuak di
ranah.

Wassalam,

ANB

Pada 21 Agustus 2015 11.21, Afda Rizki afdari...@gmail.com menulis:

 Luar biasa Uda Akmal,

 Sangat mencerahkan sekali. Baru tau ambo saroman tu carito nyo. Tarimo
 kasih banyak Da.

 Apokah Pao An Tui ko sempat ado di ranah di zaman revolusi kemerdekaan
 dulu? Karano -kalau ndak salah- ado beberapo daerah di Sumbar yang etnis
 Tionghoa nyo samo sekali ndak ado laiwalau sempat ado sebelumnyo.

 Maulang permintaan Uda Akmal,  kok lai ado senior dan sesepuh RN yang
 mengalami langsuang maso-maso bergolak ...mungkin bisa berbagi carito di
 lapau ko.

 Wassalam,

 Afda Rizki

 *

 Pada Kamis, 20 Agustus 2015 13.44.30 UTC+3, Akmal Nasery Basral menulis:

 Sanak Afda Rizki,

 12.000 orang Tionghoa yang turun ke jalan-jalan kota Medan itu dimotori
 milisi radikal Poh An Tui (disebut juga Pao An Tui), yang dikomandani
 seorang Cina Medan bernama Lim Seng. Poh An Tui ini milisi yang ditakuti,
 meski awal berdirinya cuma dengan 110 orang, tapi mereka dilatih langsung
 oleh Brigjen Ted Kelly (salah satu komandan Tentara Sekutu), dan pasokan
 senjata mereka pun dari Tentara Sekutu. Poh An Tui sendiri berarti Barisan
 Penjaga Lingkungan.

 Sebetulnya Tionghoa radikal seperti anggota Poh An Tui itu jumlahnya
 sedikit dibandingkan jumlah Tionghoa di Indonesia, yang secara politik
 terbagi ke dalam tiga kelompok:
 1. Kelompok Sinpo, yang masih mengidentifikasi diri dengan leluhur mereka
 di China Daratan.
 2. Kelompok Chung Hua Hui (CHH) yang pro-Belanda, dan
 3. Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang pro-Republik. Salah seorang tokoh
 Tionghoa pro-Republik adalah Siaw Giok Tjhan (perannya lebih jauh
 dijelaskan di bawah nanti)

 Ketika Jepang datang, ketiga kelompok itu dipaksa melebur jadi satu
 kelompok yang disebut Hui Chiao Tsung Hui (HCTH) sehingga perbedaan
 antarkelompok tak lagi terlihat jelas. Ketika Tentara Sekutu kembali ke
 Indonesia, antara lain lewat Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya,
 polarisasi HCTH kembali terlihat. Ada kelompok yang ingin Belanda kembali
 berkuasa, dan ada masyarakat Tionghoa yang ingin bergabung dengan republik
 yang baru merdeka.

 Malangnya, Bung Tomo dalam pidatonya yang berapi-api menyatakan bahwa
 masyarakat Tionghoa, terutama Tionghoa di Surabaya, lebih pro-Belanda
 ketimbang pro-Republik. Dengan kata lain, mereka pengkhianat. Pidato Bung
 Tomo memicu sentimen anti-Tionghoa dan gelombang serangan rakyat Surabaya
 terhadap keturunan Tionghoa.

 Situasi ini membuat Siaw Giok Tjhan yang selama ini pro-Republik marah
 dan kecewa terhadap Bung Tomo, sehingga mengirimkan orang-orangnya untuk
 bertemu Bung Tomo dengan menyatakan tidak semua orang Tionghoa pro-Belanda,
 cukup banyak juga yang pro-Republik. Dalam pertemuan itu Bung Tomo
 menyatakan bahwa orasinya di radio berdasarkan laporan lapangan dari
 Soemarsono, komandan lapangan Pemuda Republik, yang pasukannya berhadapan
 langsung dengan Poh An Tui (Surabaya).

 Meski Siaw Giok Tjhan akhirnya bisa memahami penjelasan Bung Tomo, tapi
 sentimen anti-Tionghoa telanjur meluas ke luar Surabaya, dan khususnya
 pecah di Medan. Sepanjang Desember 1945 terjadi serangan terhadap
 orang-orang Tionghoa oleh pribumi Medan. Keadaan ini membuat sebagian etnis
 Tionghoa Medan memilih angkat senjata dan mendirikan Poh An Tui (cabang)
 Medan, yang diketuai Lim Seng tadi, dengan anggota awal 110 orang.
  Mereka mengibarkan spanduk-spanduk bertuliskanRepublik Mengkhianati
 Kami.

 Sampai tahap ini posisi mereka lebih bersifat defensif.

 (*Note: *Ada perbedaan waktu tentang kapan persisnya demontrasi besar
 yang melibatkan 12.000 etnis Tionghoa itu terjadi. Jika laman yang dirujuk
 sanak Afda Rizki dan MakNgah menyebutkan peristiwa itu terjadi pada
 September 1947, sementara ambo yang menuliskan juga peristiwa ini dalam
 novel historis *Napoleon dari Tanah Rencong* (2013),  hal. 174-177, ambo
 lebih memilih versi yang menyatakan demontrasi besar itu terjadi pada akhir
 Januari 1946. Salah satu rujukan ambo adalah karya Chalmers A. Johnson yang
 berjudul *Peasant Nationalism and Communist Power: The Emergence of
 Revolutionary China* yang banyak membahas gejala pertumbuhan Poh An Tui,
 yang awalnya hanyalah milisi penjaga ketertiban distrik (hsien) di daratan
 China, tapi kemudian berkembang menjadi kekuatan yang lebih menakutkan di
 Indonesia).

 Kembali  ke posisi Poh An Tui, usai demonstrasi besar itu, pada Maret
 1946 anggota Poh An Tui mendapat pelatihan dari Brigjen Ted Kelly dan
 dipasok berbagai jenis senjata, sehingga dengan cepat milisi ini membesar,
 punya nyali, dan berani unjuk gigi. 

Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947

2015-08-24 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
http://celotehbuku.blogspot.com/2008/06/etnis-tionghoa-di-ranah-minang.html?m=1

-- Makngah

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
Alhamdulillah, selamat atas diterbitkannya disertasi Pak Saaf.
Semoga menjadi bagian dari sumbangan ilmu yang bermanfaat dari Pak Saaf
untuk bangsa dan ranah,
dan mendapat ridha Allah Swt.

Ambo alah mamasan ciek via bung Anggun Gunawan.

Wassalam,

ANB


Pada 24 Agustus 2015 23.20, Dr. Saafroedin Bahar 
saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis:

 Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg
 Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera
 dbp Angku Syafei;  pendidikan partamo perwira urang awak ;  Divisi IX
 Banteng ;  Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk
 mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI:  Tuanku nan Putiah di Baso
 dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang;   peranan Bung Hatta dlm perjuangan
 di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson;
 peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran
 Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek
 Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando;  Demonstrasi Nasi
 Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng;  ultimatum ka Kabinet Djuanda;
 PRRI; Operasi  17 Agustus;  PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan
 penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI;  Golkar dan Pemilu 1971;
 peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat;
 duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak
 dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di
 Sumatera Barat.
 Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di
 Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand (
 PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah
 ongkos kirim.
 Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal
 urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para
 peminat.
 Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing
 Yogyakarta.

 --
 .
 * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
 wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
 * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
 ===
 UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
 * DILARANG:
 1. Email besar dari 200KB;
 2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi;
 3. Email One Liner.
 * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
 mengirimkan biodata!
 * Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
 * Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
 * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama 
 mengganti subjeknya.
 ===
 Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
 http://groups.google.com/group/RantauNet/
 ---
 Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google
 Grup.
 Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
 kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
 Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM: YANG SAYA KIRAKAN...

2015-08-24 Terurut Topik 'Mochtar Naim' via RantauNet
    Yang saya kirakan dengan ide Islam Nusantara itu ialah, kendati mayoritas 
terbesar penduduk Indonesia ini adalah muslim, dan Sila Pertama Pancasila 
mengatakan: Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan Poliesa (Hinduisme), Triesa 
(Kristen), dsb, tapi Indonesia jangan sampai menjadi Negara Islam. Indonesia 
adalah Negara untuk semua agama dan semua kelompok bangsa. Motifnya adalah dari 
budaya Kejawen yang menempatkan semua agama sebagai sama, dengan prinsip: 
Sadaya agami sami kemawon. Semua agama adalah sama. Dasarnya adalah 
sinkretisme, bukan sintetisme.Budaya Melayu dan khususnya Minangkabau, 
dasar kepercayaannya adalah sintetik, sehingga muncullah prinsip budaya: 
ABS-SBK. Semua yang sejalan dengan syarak diterima, yang tak sejalan, dibuang. 
Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah. Kitabullah, Al Qur'anul Karim, 
adalah pegangan utama suku Melayu dan Minangkabau, yang filosofinya sintetikal 
itu.Nah, baa manuruik kawan2 di RN ko.Salam, MN, mochtarn...@yahoo.com. 
25/08/15

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


Re: BLS: [R@ntau-Net] Re: Buku-buku ttg Minangkabau.

2015-08-24 Terurut Topik Sjamsir Sjarif
Oh, banyak mek pangana baserak..
Ajakan angku itu saroman pantun kami sisuak mah yo?

Padang Gantiang, Tanjuang Barulak
Ktigo jo Saruaso
Bakato Aia dalam Luwak
Kok indak ka mandi mambasuah muko...

-- Nyit Sungut

On Monday, August 24, 2015 at 2:15:09 AM UTC-7, Maturidi Donsan wrote:

 Nyik Sungut, sato jo lah di FB tu, supayo tau lo awak baa lo kamauan anak 
 mudo-mudo minang maso kini.
 Akun  di Fb ko banyak, bisa awak maliek kulikek anak-, adiak-adiak  kito 
 disiko.

 Kalau tak sato didalam, mancaliak jauah sajo, ka baa lo lah tu

 Maturidi


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan  kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur  Lokasi disetiap posting
* Hapus footer  seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama  mengganti 
subjeknya.
===
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.


[R@ntau-Net] Rebab Kelu Perjalanan Andrinof Chaniago (oleh Indra J. Piliang)

2015-08-24 Terurut Topik Akmal Nasery Basral
*Rebab Kelu Perjalanan Andrinof ChaniagoOlehIndra J PiliangPendiri Sang
Gerilya Institute*

Di angkatan senior saya di UI, tidak banyak yang saya kenal sebagai
intelektual, terlebih lagi sebagai intelektual yang berasal dari ranah
Minang. Di antara yang sedikit itu, nama Andrinof Chaniago paling menonjol.
Saya tentu sedikit menyesal, tidak mengenali Andrinof sejak di bangku
kuliah. Walau saya tahu, Andrinof aktif sebagai Ketua Badan Perwakilan
Mahasiswa FISIP UI. Saya lebih dekat dengan Chandra M Hamzah, putra Minang
lainnya. Chandra termasuk mentor saya dalam aktivitas kemahasiswaan di UI.
Hal yang paling saya ingat adalah Chandra meledek saya, setiap kali saya
bicara.

“Ndra, mending lu jangan ngomong deh. Apa yang lu omongin kagak jelas!”
kata Chandra, sambil tersenyum yang khas dan menyundut rokoknya.

Saya memang gagap, waktu semester satu hingga semester dua di UI. Mungkin
juga hingga semester berikutnya. Sejak kecil saya penyendiri, jarang
tinggal dengan orang tua. Saya dititipkan di banyak tempat, terutama dengan
nenek-nenek dan etek-etek saya. Alasannya, saya sekolah, sementara ayah dan
ibu  saya pindah-pindah, mengingat ayah saya sebagai pegawai memang sering
berpindah tempat pekerjaan mengintari Sumbar. Karena itulah, saya
tertinggal dalam hal bicara.

Saya termasuk jago di bidang matematika, bahasa Inggris, sastra, sejarah
dan bahasa Indonesia. Ya, jago dalam artian pandai menulis, tidak pandai
bicara. Kebetulan, saya membaca banyak buku,  termasuk catatan harian kakek
saya yang ditulis indah. Biasanya, kalau menulis surat kepada orangtua
saya, saya menulis berlembar-lembar, menumpahkan perasaan. Tak jarang saya
coret-coret atau saya ulangi menulisnya.

Dalam reuni dengan Angkatan 1991 Jurusan Sejarah yang tidak disengaja pada
tanggal 23 Agustus 2015 lalu di Taman Mini Indonesia Indah, Elsye, Musa,
Nunung dan teman-teman saya yang lain masih mengingat kegagapan saya.

“Gue heran, elu sekarang pandai bicara. Padahal, lu kan gagap,” kata Bodi
dan Ewan.

“Makanya gua jadi aktivis. Lu nggak tahu, setiap kali demo, gue ambil
michrophone, lalu teriak-teriak sendiri di tengah hiruk pikuk massa. Orasi
keras-keras, sambil megang catatan. Mana ada yang fokus dengerin orasi gue,
karena suasana demo kan rame!” jawab saya.

Mereka terkekeh. Benar, saya melatih diri dengan ketat, antara lain dengan
ikut aksi mahasiswa, mimbar bebas, hingga masuk ke Teater Sastra UI untuk
latihan vokal di dalam air dan di tempat sepi seperti Cibodas, kaki Gunung
Gede Pangrango. Pelatih saya adalah I Yudhi Sunarto dan terakhir,
Ramdhansyah (pernah jadi Ketua Bawaslu DKI Jakarta).

Sebanyak itu saya aktif di organisasi, saya hampir tak mengenali Andrinof.
Saya tahu, ada pimpinan mahasiswa dari berbagai fakultas yang berasal dari
Ranah Minang. Tapi Andrinof? Jarang bertemu. Saya hanya sesekali membaca
tulisannya dalam jurnal yang diterbitkan oleh mahasiswa FISIP UI.

Yang paling saya kenal di FISIP UI bukan Andrinof, melainkan Eep Saefullah
Fatah, almarhum Syamsul Hadi, Eko Sulistio, Andi Rahman atau Robertus
Robert, dan Budi Arie Setiadi. Juga aktivis KSM UI Eka Prasetya yang
berasal dari FISIP UI, seperti Sad Dian Utomo dan Sulistio. Belakangan,
saya akrab dengan Subuh Prabowo yang sampai sekarang setia mendampingi
Fadli Zon. Subuh jadi Sekretaris Umum saya dalam kegiatan Simposium
Nasional Angkatan Muda 1990-an: Menjawab Tantangan Abad 21. Saya menjadi
Ketua OC, dengan wakil Indra Kusuma dari FHUI.

Namun, mayoritas aktivis mahasiswa UI mengenal mentor saya dari FISIP UI,
Bagus Hendraning yang kini menjadi diplomat. Di luar itu, sejak aktif
sebagai bagian dari ikhwan kampus di UI, saya mengenal ikhwan-ikhwan asal
FISIP UI, seperti Komaruddin.

***

Nama Andrinof saya kenal lewat tulisan di Harian Republika. Saya menjadi
akrab dengannya, ketika saya masuk menjadi peneliti Centre for Strategic
and International Studies (CSIS). Waktu itu, Andrinof bekerja di the
Habibie Center. Kisah hubungan baik kami terjadi ketika saya diminta untuk
“menguliti” buku Gagalnya Pembangunan karangan Andrinof. Heran, dua lembaga
yang dianggap berseberangan, yakni the Habibie Center dan CSIS, justru
berakrab-akrab di depan kamera.

Ya, momentum kedekatan saya dengan Andrinof adalah ketika launching buku
Gagalnya Pembangunan itu di Hotel Four Seasons, Jakarta. Andrinof memanggil
saya sebagai salah satu dari sedikit orang yang menerima buku di depan para
undangan. Sejak itu, saya dan Andrinof menjadi kakak-adik.

Buku Andrinof ternyata dibaca banyak pihak. Tak disangka, kami dihubungi
oleh ex Dirut PT Timah TBK Erry Riyana Hardjapamengkas untuk menulis soal
konflik tambang timah inkonvensional (illegal) di Bangka Belitung. Kami
terbang kesana, melakukan penelitian. Walau tanpa dana yang cukup, kami
bekerja keras menyelesaikan laporan. Sayang, sampai hari ini, buku hasil
penelitian itu tak kunjung terbit.

Hubungan baik dengan Erry Riyana itulah yang membawanya hadir dalam resepsi
pernikahan saya di sebelah gedung Balai Kartini. Erry membaca sambutan