Re: [R@ntau-Net] KALAU ADA ISLAM NUSANTARA...
Ini ranah agama, baiknya yang berlatar belakang pesantren atau Pendidikan Tinggi Islam yang ada di RN/lapau tampil ketengah. Pembahasan Islam Nusantara (IS) ini, penyuluhannya tentu merujuk ke Alqur'an dan hadis. Kalau saya ikut KH Mustafa Ya'qub Imam Besar Mesjid Istiqlal Jakarta saja, beliau mengatakan di TV beberapa hari yang lalu antaranya: ISLAM NUSANTARA ITU TIDAK ADA, YANG ADA MUSLIM NUSANTARA, ISLAM YA ISLAM. Tampillah kawan-kawan yang berlatar belakang pesantren agar enak dikunyah-kunyah untuk membahas IS yang dilewakan pak MN itu Wass, Maturidi -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] KALAU ADA ISLAM NUSANTARA...
Kalau ada Islam Nusantara,tentu juga ada Islam non-Nusantara.Dengan itu ada Islam Arab, ada Islam non-Arab.Ada Islam Asia, Islam Eropah, Amerika, Afrika, Australia, dsb.Ada Islam sekarang, Islam dulu dan Islam yang akan datang.Pada hal, bukankah Islam itu hanya satu. Yaitu Islam yang diajarkan oleh Allah kepada RasulNya,Muhammad saw, yang isi ajarannya semua dituangkan dalam Al Quranul Karim,dan yang tidak berubah serta tidak diwarnai oleh variasi budaya, etnografi dan geografinya.Apakah dengan itu kita tidak meng-ada2 namanya? Mari kita buka wacana tentang ini: Islam Nusantara!MN. mochtarn...@yahoo.com. 24/08/15 -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] KALAU ADA ISLAM NUSANTARA...
Io ka awet mudo taruih inyik mah -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] KALAU ADA ISLAM NUSANTARA...
Islam Minang: Tanyo: Aa Isilam(ang)? Jawab: Puluik! :) -- Nyit Sugut -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] Disertasi ambo, 1996.
Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera dbp Angku Syafei; pendidikan partamo perwira urang awak ; Divisi IX Banteng ; Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI: Tuanku nan Putiah di Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang; peranan Bung Hatta dlm perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando; Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng; ultimatum ka Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi 17 Agustus; PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI; Golkar dan Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat. Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand ( PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah ongkos kirim. Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para peminat. Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing Yogyakarta. Silakan. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] Fwd: Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.
Silakan. -- Pesan terusan -- Dari: saafroedin.ba...@rantaunet.org Tanggal: 24 Agt 2015 21:23 Subjek: Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau. Kepada: Rantau Net Rantau Net rantaunet@googlegroups.com Cc: Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera dbp Angku Syafei; pendidikan partamo perwira urang awak ; Divisi IX Banteng ; Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI: Tuanku nan Putiah di Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang; peranan Bung Hatta dlm perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando; Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng; ultimatum ka Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi 17 Agustus; PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI; Golkar dan Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat. Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand ( PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah ongkos kirim. Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para peminat. Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing Yogyakarta. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.
Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera dbp Angku Syafei; pendidikan partamo perwira urang awak ; Divisi IX Banteng ; Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI: Tuanku nan Putiah di Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang; peranan Bung Hatta dlm perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando; Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng; ultimatum ka Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi 17 Agustus; PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI; Golkar dan Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat. Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand ( PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah ongkos kirim. Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para peminat. Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing Yogyakarta. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] KALAU ADA ISLAM NUSANTARA...
Contoh praktek Islam Nusantara; sumabayang pakai kain saruang, kopiah (lk) dan mukenah tuk padusi. Cubo lah bajalan saketek ka barat atau timur dari Nusantara, indak kito liek praktek iko lai. Contoh Islam Minangkabau; adoh harato pusako tinggi nan dibagi jo caro adat, adoh pusako randah nan baru dibagi jo hukum hudud. Di nagari lain, indak basobok model iko doh. Wassalam fitr lk/40/albany 2015-08-24 10:15 GMT-04:00 'Mochtar Naim' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com: Kalau ada Islam Nusantara, tentu juga ada Islam non-Nusantara. Dengan itu ada Islam Arab, ada Islam non-Arab. Ada Islam Asia, Islam Eropah, Amerika, Afrika, Australia, dsb. Ada Islam sekarang, Islam dulu dan Islam yang akan datang. Pada hal, bukankah Islam itu hanya satu. Yaitu Islam yang diajarkan oleh Allah kepada RasulNya, Muhammad saw, yang isi ajarannya semua dituangkan dalam Al Quranul Karim, dan yang tidak berubah serta tidak diwarnai oleh variasi budaya, etnografi dan geografinya. Apakah dengan itu kita tidak meng-ada2 namanya? Mari kita buka wacana tentang ini: Islam Nusantara! MN. mochtarn...@yahoo.com. 24/08/15 -- . -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Bls: [R@ntau-Net] Disertasi ambo, 1996.
Wuah Prof. sangeik menarik sekali katiko pembahasan buku disertasi tersebut takaieik jo Provinsi Sumatera Tengah, karano iyolah mambueik ambo sebagai salah seorang Putera Perintis Kemerdekaan Indonesia eks Digoelist, walaupun diusia sangeik dini, tapi dalam perjalanan panjang hidup basamo rang gaek kironyo paralu ambo pabilo mungkin data dan informasi satantangan 'kiprah Ahmad Sju'eib gelar Malin Permato dalam buku dan tulisan Prof. tasabuik. Pertamo adolah maso-maso perjoangan beliau selepas jadi guru ugamo tamatan Thawalib Padang Panjang mengikuti perjoangan pergerakan Kemerdekaan di Sumatera Tengah sampai terbuang ke Penjara Cipinang Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, Amboina dan Tanah Merah-Digoel (Papua) sarato dikirimkan baliek ka Padang tetap sebagai tahanan Ulando ditahun2 1939/1940-an. Nan menarik adolah Periode Perjoangan Phisik sesudah balik di Padang dan masuknyo Balatentara Nippon .melanjuikkan perlawanan terhadap penjajahan Ulando ka Nippon dimano alah ado tercatat dalam buku Perjoangan Rakyat Sumatera Tengah sebagai Wedana Militer Tanah Datar, dst.nya sampai ditawan Balatentara Nippon di Batusangkar dst. sempat melarikan diri dst. Sebagai anggota DPRD ST fraksi Perti beliau bersama kawan2 seperjoangn baik eks Digoelist maupun lainnya turut berkiprah dalam memajukan Provinsi Sumatera Tengah.Perjoangan yang tak henti tahun 1951-1952 menjelang pergolakan menentang Pemerintahan Soekarno sampai hijrah ke Palembang di tahun 1953 dan kemudian menjadi Kepala daerah Kewedanaan Pagaralam ditahun 1956/1957 yang akhirnya atas desakan Pimpinan Dewan Banteng ( Ahmad Hussein cs.) kepada Dewan Garuda ( Barlian ) di Palembang telah menjebloskan Ortu (alm. Ahmad Sju'eib gelar Malin Permato) di Penjara Republik Indonesia kota Lahat selama hampir lima bulan sebelum kabur ke Jakarta disekitar akhir tahun 1957 yang berlabuh di Kementrian UHAD (Urusan Hubungan Antar Daerah) dan sampai pensiun dan wafat di tahun 1997 sebagai Perintis/Pahlawan Kemerdekaan Indonesia.Demikianlah Prof. sekilas lintas pengalaman pribadi ambo basamo jo rang gaek nan Insya Allah tamasuk dalam ragkaian sejarah nan Prof. tulis tersebut. Pabilo berkenan ambo ingin mandapeikkan buku Disertasi dimakasuik. Salam hormat seorang siswa Lemhannas dibawah bimbingan Prof salamo berbulan-bulan mondok di asrama Lemhannas Jalan Bonsir Jakarta Pusat nan alah ambo lalui suka dan duka sebagai wahana pendidikan tertinggi ambo diateih ESduo SUNY USA. Semoga sumbangsih buku Prof. tersebut manjadi bahan perbandingan bagi generasi demi generasi Minangkabau dimaso datang. Insya Allah.Salam takim ambo. HAASMA Depok. Pada Senin, 24 Agustus 2015 23:20, Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis: Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera dbp Angku Syafei; pendidikan partamo perwira urang awak ; Divisi IX Banteng ; Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI: Tuanku nan Putiah di Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang; peranan Bung Hatta dlm perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando; Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng; ultimatum ka Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi 17 Agustus; PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI; Golkar dan Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat. Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand ( PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah ongkos kirim. Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para peminat. Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing Yogyakarta.Silakan. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap
Re: [R@ntau-Net] KALAU ADA ISLAM NUSANTARA...
Islam Nusantara babuko Lamang jo alkohol Tapi. Islam Minang makan lomak sampai sindawo makakan Kalio Joghiang. http://www.google.com/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-8viXRgGlpRY/VRnzjj81uaI/AC0/HZXq_Qv0puQ/s1600/kalio%25252Bjariang.jpgimgrefurl=http://www.kuliner-craft-sumbar.com/2015/03/cara-membuat-kalio-jengkol.htmlh=258w=281tbnid=h-73EhEUwN6gNM:docid=CKr3NR372Y866Mei=5aOwVeuGO8KwogSZ45XIBwtbm=ischved=0CCcQMygKMApqFQoTCKuNj4fp8MYCFUKYiAodmXEFeQ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: Bls: [R@ntau-Net] Disertasi ambo, 1996.
Tarimo kasih pak Asmun. Ambo harokkan penerbitan disertasi ambo tu bisa jadi tambahan rujukan dalam wacana sejarah modern Minangkabau, baiak utk nan tuo maupun utk nan mudo. Wassalam, SB. Pada tanggal 25 Agt 2015 00:32, 'asmun sjueib' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com menulis: Wuah Prof. sangeik menarik sekali katiko pembahasan buku disertasi tersebut takaieik jo Provinsi Sumatera Tengah, karano iyolah mambueik ambo sebagai salah seorang Putera Perintis Kemerdekaan Indonesia eks Digoelist, walaupun diusia sangeik dini, tapi dalam perjalanan panjang hidup basamo rang gaek kironyo paralu ambo pabilo mungkin data dan informasi satantangan 'kiprah Ahmad Sju'eib gelar Malin Permato dalam buku dan tulisan Prof. tasabuik. Pertamo adolah maso-maso perjoangan beliau selepas jadi guru ugamo tamatan Thawalib Padang Panjang mengikuti perjoangan pergerakan Kemerdekaan di Sumatera Tengah sampai terbuang ke Penjara Cipinang Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, Amboina dan Tanah Merah-Digoel (Papua) sarato dikirimkan baliek ka Padang tetap sebagai tahanan Ulando ditahun2 1939/1940-an. Nan menarik adolah Periode Perjoangan Phisik sesudah balik di Padang dan masuknyo Balatentara Nippon .melanjuikkan perlawanan terhadap penjajahan Ulando ka Nippon dimano alah ado tercatat dalam buku Perjoangan Rakyat Sumatera Tengah sebagai Wedana Militer Tanah Datar, dst.nya sampai ditawan Balatentara Nippon di Batusangkar dst. sempat melarikan diri dst. Sebagai anggota DPRD ST fraksi Perti beliau bersama kawan2 seperjoangn baik eks Digoelist maupun lainnya turut berkiprah dalam memajukan Provinsi Sumatera Tengah.Perjoangan yang tak henti tahun 1951-1952 menjelang pergolakan menentang Pemerintahan Soekarno sampai hijrah ke Palembang di tahun 1953 dan kemudian menjadi Kepala daerah Kewedanaan Pagaralam ditahun 1956/1957 yang akhirnya atas desakan Pimpinan Dewan Banteng ( Ahmad Hussein cs.) kepada Dewan Garuda ( Barlian ) di Palembang telah menjebloskan Ortu (alm. Ahmad Sju'eib gelar Malin Permato) di Penjara Republik Indonesia kota Lahat selama hampir lima bulan sebelum kabur ke Jakarta disekitar akhir tahun 1957 yang berlabuh di Kementrian UHAD (Urusan Hubungan Antar Daerah) dan sampai pensiun dan wafat di tahun 1997 sebagai Perintis/Pahlawan Kemerdekaan Indonesia.Demikianlah Prof. sekilas lintas pengalaman pribadi ambo basamo jo rang gaek nan Insya Allah tamasuk dalam ragkaian sejarah nan Prof. tulis tersebut. Pabilo berkenan ambo ingin mandapeikkan buku Disertasi dimakasuik. Salam hormat seorang siswa Lemhannas dibawah bimbingan Prof salamo berbulan-bulan mondok di asrama Lemhannas Jalan Bonsir Jakarta Pusat nan alah ambo lalui suka dan duka sebagai wahana pendidikan tertinggi ambo diateih ESduo SUNY USA. Semoga sumbangsih buku Prof. tersebut manjadi bahan perbandingan bagi generasi demi generasi Minangkabau dimaso datang. Insya Allah. Salam takim ambo. HAASMA Depok. Pada Senin, 24 Agustus 2015 23:20, Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis: Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera dbp Angku Syafei; pendidikan partamo perwira urang awak ; Divisi IX Banteng ; Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI: Tuanku nan Putiah di Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang; peranan Bung Hatta dlm perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando; Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng; ultimatum ka Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi 17 Agustus; PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI; Golkar dan Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat. Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand ( PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah ongkos kirim. Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para peminat. Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing Yogyakarta. Silakan. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK
Re: BLS: [R@ntau-Net] Re: Buku-buku ttg Minangkabau.
Setuju sekali bung Donard. Silakan dibuat Kerangka Acuannya, termasuk siapa yg akan diundang utk menulis. Salam, SB. Pada tanggal 24 Agt 2015 14:48, dessy kurniasari donardga...@gmail.com menulis: Pak Saaf dan Bapak dan Ibu Palanta, Buku nan paralu dibuek kini buku yang mengupas fenomena masa kini dan maliek solusi dari sejarah Minangkabau. Bantuak tulisan2 Syed Alatas. Pasti ado sajo nan baminat. Karano ambo pernah manulih ttg nilai2 Minangkabau, misalnyo, lah ado professor dari Ostrali yg maminta ambo sato di book chapters yg liau buek ttg ethnic entrepreneurship. Jadi mungkin dalam waktu dekat bisa pulo kito2 yg tertarik di perbukuan ko bisa buek buku basamo2 dg topik yg menarik. SaLam Donard,35 -- Dari: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org Terkirim: 24/08/2015 0:41 Kepada: Rantau Net Rantau Net rantaunet@googlegroups.com Subjek: Re: [R@ntau-Net] Re: Buku-buku ttg Minangkabau. Tarimo kasih Inyiak Sunguik. Mungkin rancak diadokan rapek ketek dari para sanak dan bergerak dlm penerbitan buku iko, sarupo pak Firdaus Oemar di Jakarta, Asril Das di Bandung, Anggun Gunawan di Yogyakarta. Sia kolah nan aktif di Padang ambo kurang tahu. Kalau media massa rasonyo cukuik banyak. Wassalam, SB. Pada tanggal 24 Agt 2015 00:08, Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com menulis: Indah salah tu doh; para pengaktif FB tu adalah para elit nan pakai alat2 media canggih. Mereka bukanlah penyetudi sejarah. Instead, mata mereka bersinar melihat kemegahan contemporary Minang yg mereka alami. Lihatlah video tari2 baru denan lagu2 pantun baru; walaupun mereka mengapdate lagu lamo namun gaya barunyo indak taraso dahulu lai. Masalah2 Minangkabau yang akademik banyak dipancakan saroman akademisi Angku Naim, indak tamakan dan mungkin dilengahkan sajo dek Elit FB generasi baru tu. Ambo indak sato jo FB indak tahu amek aa nan lamak dipakatokan mereka di FB tu. -- Nyiak Sunguik -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat
BLS: [R@ntau-Net] Re: Buku-buku ttg Minangkabau.
Pak Saaf dan Bapak dan Ibu Palanta, Buku nan paralu dibuek kini buku yang mengupas fenomena masa kini dan maliek solusi dari sejarah Minangkabau. Bantuak tulisan2 Syed Alatas. Pasti ado sajo nan baminat. Karano ambo pernah manulih ttg nilai2 Minangkabau, misalnyo, lah ado professor dari Ostrali yg maminta ambo sato di book chapters yg liau buek ttg ethnic entrepreneurship. Jadi mungkin dalam waktu dekat bisa pulo kito2 yg tertarik di perbukuan ko bisa buek buku basamo2 dg topik yg menarik. SaLam Donard,35 -Pesan Asli- Dari: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org Terkirim: 24/08/2015 0:41 Kepada: Rantau Net Rantau Net rantaunet@googlegroups.com Subjek: Re: [R@ntau-Net] Re: Buku-buku ttg Minangkabau. Tarimo kasih Inyiak Sunguik. Mungkin rancak diadokan rapek ketek dari para sanak dan bergerak dlm penerbitan buku iko, sarupo pak Firdaus Oemar di Jakarta, Asril Das di Bandung, Anggun Gunawan di Yogyakarta. Sia kolah nan aktif di Padang ambo kurang tahu. Kalau media massa rasonyo cukuik banyak. Wassalam, SB. Pada tanggal 24 Agt 2015 00:08, Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com menulis: Indah salah tu doh; para pengaktif FB tu adalah para elit nan pakai alat2 media canggih. Mereka bukanlah penyetudi sejarah. Instead, mata mereka bersinar melihat kemegahan contemporary Minang yg mereka alami. Lihatlah video tari2 baru denan lagu2 pantun baru; walaupun mereka mengapdate lagu lamo namun gaya barunyo indak taraso dahulu lai. Masalah2 Minangkabau yang akademik banyak dipancakan saroman akademisi Angku Naim, indak tamakan dan mungkin dilengahkan sajo dek Elit FB generasi baru tu. Ambo indak sato jo FB indak tahu amek aa nan lamak dipakatokan mereka di FB tu. -- Nyiak Sunguik -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena
[R@ntau-Net] Mamacak ka Sarawa!
http://home.bt.com/news/odd-news/toilet-humour-san-francisco-puts-anti-pee-paint-on-walls-11363997615539 -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: BLS: [R@ntau-Net] Re: Buku-buku ttg Minangkabau.
Nyik Sungut, sato jo lah di FB tu, supayo tau lo awak baa lo kamauan anak mudo-mudo minang maso kini. Akun di Fb ko banyak, bisa awak maliek kulikek anak-, adiak-adiak kito disiko. Kalau tak sato didalam, mancaliak jauah sajo, ka baa lo lah tu Maturidi -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Bls: Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.
Mantap pak Saaf. Selamat atas diterbitkannyo disertasi pak Saaf jadi buku. Semoga bermanfaat utk kemajuan anak nagari di Minangkabau. Maaf pak Saaf kalau Andri salah tangkap, apokah yg dimaksud pak Saaf dg strategi memajukan atau melahirkan kembali tokoh-tokoh Minang itu yg pak Saaf usulkan dalam disertasi apak tu? Kalau memang itu, apokah sinergi ranah dan rantau yg pernah Andri usulkan dlm postingan terdahulu bisa merupakan salah satu jalan kaluanyo? Secara sederhana, sinergi ranah dan rantau adolah bagaimana tokoh-tokoh Minang/asal Sumbar yg alah berkiprah di tingkek nasional jangan ditarik baliak ka kampuang. Sacaro basamo-samo mereka diperjuangkan untuak taruih menjadi tokoh yg menguasai pentas nasional. Kemudian sacaro perlahan-lahan menarik kawan-kawan sekitarnyo yg alah pulo mulai menapakai pentas nasional utk mengikuti jejak mereka. Samantaro yg di ranah didukung dg bantuan informasi dari pusat. Seperti itu yg Andri pikirkan strategi melahirkan kembali tokoh-tokoh Minang ke pentas nasional. Saat iko, awak alah punyo tokoh Minang di pentas nasional yaitu Ketua DPD RI, pak Irman Gusman. Bahkan pak Irman sudah 2 kali jadi Ketua DPD. Utk periode selanjutnyo harus awak perjuangkan beliau menjadi RI 1. Bukan tidak mungkin bukan? Itu kalau awak lai namuah bersinergi melahirkan tokoh nasional dari Minang. Jan sampai nan taralah, iri dengki maliek prestasi pak Irman Gusman. Andri Satria Masri, SE, ME | L | 43 | Koto | Sungai Sariak Kec. VII Koto Kab. Padang Pariaman -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.
Andri, penyusunan strategi mengandung tiga unsur: 1) rumusan sasaran jangka panjang yg jelas; 2) pemahanan ttg situasi masa kini secara menyeluruh; dan 3) keputusan cara bertindak terbaik thd berbagai alternatif yg terbuka utk mencapai sasaran jangka panjang. Ketiga unsur ini belum dirumuskan. Ttg hubungan antara tokoh Ranah dan Rantau, saya melihat ada masalah kultural yg mendasar, yaitu mereka sudah hidup dalam dua subkultur yg berbeda, antara subkultur rural dgn subkultur urban. Mungkin itu yg menyebabkan nengapa banyak tokoh Rantau enggan utk pulang menetap di Ranah. Kasus Harun Zain dan Azwar Anas merupakan kasus yg sangat khusus, beliau berdua punya latar belakang militer, dan datang ke Sumatera Barat dlm era sejarah yg sama khususnya, yaitu pasca PRRI. Secara umum, saya setuju bhw biar masing-masing tokoh - Ranah dan Rantau - berkiprah dlm habitatnya sendiri. Yg perlu dibangun adalah sistem nilai dan struktur sosial yg saling harga menghargai antara Ranah dan Rantau, yg sekarang kelihatannya belum ada. Suatu contoh kecil: tradisi mamakuak para perantau yg pulang kampung, dan resistensi otomatis thd prakarsa perantau dlm pembangunan di Ranah. Kelihatannya cinta Perantau thd Ranah bagaikan bertepuk sebelah tangan. Pandangan saya ini mungkin salah, dan perlu dikaji lagi lebih lanjut. Wassalam, SB. Pada tanggal 25 Agt 2015 06:39, Andri Satria Masri andri.ma...@gmail.com menulis: Mantap pak Saaf. Selamat atas diterbitkannyo disertasi pak Saaf jadi buku. Semoga bermanfaat utk kemajuan anak nagari di Minangkabau. Maaf pak Saaf kalau Andri salah tangkap, apokah yg dimaksud pak Saaf dg strategi memajukan atau melahirkan kembali tokoh-tokoh Minang itu yg pak Saaf usulkan dalam disertasi apak tu? Kalau memang itu, apokah sinergi ranah dan rantau yg pernah Andri usulkan dlm postingan terdahulu bisa merupakan salah satu jalan kaluanyo? Secara sederhana, sinergi ranah dan rantau adolah bagaimana tokoh-tokoh Minang/asal Sumbar yg alah berkiprah di tingkek nasional jangan ditarik baliak ka kampuang. Sacaro basamo-samo mereka diperjuangkan untuak taruih menjadi tokoh yg menguasai pentas nasional. Kemudian sacaro perlahan-lahan menarik kawan-kawan sekitarnyo yg alah pulo mulai menapakai pentas nasional utk mengikuti jejak mereka. Samantaro yg di ranah didukung dg bantuan informasi dari pusat. Seperti itu yg Andri pikirkan strategi melahirkan kembali tokoh-tokoh Minang ke pentas nasional. Saat iko, awak alah punyo tokoh Minang di pentas nasional yaitu Ketua DPD RI, pak Irman Gusman. Bahkan pak Irman sudah 2 kali jadi Ketua DPD. Utk periode selanjutnyo harus awak perjuangkan beliau menjadi RI 1. Bukan tidak mungkin bukan? Itu kalau awak lai namuah bersinergi melahirkan tokoh nasional dari Minang. Jan sampai nan taralah, iri dengki maliek prestasi pak Irman Gusman. Andri Satria Masri, SE, ME | L | 43 | Koto | Sungai Sariak Kec. VII Koto Kab. Padang Pariaman -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947
Tentang etnis Cina di Pariaman, kalau ambo indak salah ingek, Christine Dobbin menyatakan mereka sudah ada sejak abad ke-16, Pak Saaf. Dan mereka beranak pinak setelah itu, termasuk lewat perkawinan campur dengan warga asli, sehingga menjadikan Pariaman salah satu wilayah dengan keturunan Cina di Sumbar. (Apalagi lokasi pantai yang mendukung mobilitas perdagangan juga tempat yang disukai oleh etnis ini). Waktu penjajahan Jepang, syahdan ada 2 orang Cina setempat yang terlihat penduduk masuk ke kantor Tentara Pendudukan Jepang. Beredar rumor, mereka adalah pengkhianat, sehingga sepulangnya mereka dari kantor Jepang, keduanya dibunuh warga, dan itu menjadi awal pindahnya sebagian (besar) warga keturunan Tionghoa dari Pariaman. Apakah kasus Pariaman itu yang Pak Saaf maksud, atau ada kasus Pariaman lain yang lebih spesifik? Wassalam, ANB Pada 22 Agustus 2015 03.23, Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis: Wah hebat bung Akmal. Saya rasa banyak yg tidak tahu. Bagaimana pula dgn kasus Pariaman ? SB. Pada tanggal 21 Agt 2015 11:21, Afda Rizki afdari...@gmail.com menulis: Luar biasa Uda Akmal, Sangat mencerahkan sekali. Baru tau ambo saroman tu carito nyo. Tarimo kasih banyak Da. Apokah Pao An Tui ko sempat ado di ranah di zaman revolusi kemerdekaan dulu? Karano -kalau ndak salah- ado beberapo daerah di Sumbar yang etnis Tionghoa nyo samo sekali ndak ado laiwalau sempat ado sebelumnyo. Maulang permintaan Uda Akmal, kok lai ado senior dan sesepuh RN yang mengalami langsuang maso-maso bergolak ...mungkin bisa berbagi carito di lapau ko. Wassalam, Afda Rizki * Pada Kamis, 20 Agustus 2015 13.44.30 UTC+3, Akmal Nasery Basral menulis: Sanak Afda Rizki, 12.000 orang Tionghoa yang turun ke jalan-jalan kota Medan itu dimotori milisi radikal Poh An Tui (disebut juga Pao An Tui), yang dikomandani seorang Cina Medan bernama Lim Seng. Poh An Tui ini milisi yang ditakuti, meski awal berdirinya cuma dengan 110 orang, tapi mereka dilatih langsung oleh Brigjen Ted Kelly (salah satu komandan Tentara Sekutu), dan pasokan senjata mereka pun dari Tentara Sekutu. Poh An Tui sendiri berarti Barisan Penjaga Lingkungan. Sebetulnya Tionghoa radikal seperti anggota Poh An Tui itu jumlahnya sedikit dibandingkan jumlah Tionghoa di Indonesia, yang secara politik terbagi ke dalam tiga kelompok: 1. Kelompok Sinpo, yang masih mengidentifikasi diri dengan leluhur mereka di China Daratan. 2. Kelompok Chung Hua Hui (CHH) yang pro-Belanda, dan 3. Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang pro-Republik. Salah seorang tokoh Tionghoa pro-Republik adalah Siaw Giok Tjhan (perannya lebih jauh dijelaskan di bawah nanti) Ketika Jepang datang, ketiga kelompok itu dipaksa melebur jadi satu kelompok yang disebut Hui Chiao Tsung Hui (HCTH) sehingga perbedaan antarkelompok tak lagi terlihat jelas. Ketika Tentara Sekutu kembali ke Indonesia, antara lain lewat Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, polarisasi HCTH kembali terlihat. Ada kelompok yang ingin Belanda kembali berkuasa, dan ada masyarakat Tionghoa yang ingin bergabung dengan republik yang baru merdeka. Malangnya, Bung Tomo dalam pidatonya yang berapi-api menyatakan bahwa masyarakat Tionghoa, terutama Tionghoa di Surabaya, lebih pro-Belanda ketimbang pro-Republik. Dengan kata lain, mereka pengkhianat. Pidato Bung Tomo memicu sentimen anti-Tionghoa dan gelombang serangan rakyat Surabaya terhadap keturunan Tionghoa. Situasi ini membuat Siaw Giok Tjhan yang selama ini pro-Republik marah dan kecewa terhadap Bung Tomo, sehingga mengirimkan orang-orangnya untuk bertemu Bung Tomo dengan menyatakan tidak semua orang Tionghoa pro-Belanda, cukup banyak juga yang pro-Republik. Dalam pertemuan itu Bung Tomo menyatakan bahwa orasinya di radio berdasarkan laporan lapangan dari Soemarsono, komandan lapangan Pemuda Republik, yang pasukannya berhadapan langsung dengan Poh An Tui (Surabaya). Meski Siaw Giok Tjhan akhirnya bisa memahami penjelasan Bung Tomo, tapi sentimen anti-Tionghoa telanjur meluas ke luar Surabaya, dan khususnya pecah di Medan. Sepanjang Desember 1945 terjadi serangan terhadap orang-orang Tionghoa oleh pribumi Medan. Keadaan ini membuat sebagian etnis Tionghoa Medan memilih angkat senjata dan mendirikan Poh An Tui (cabang) Medan, yang diketuai Lim Seng tadi, dengan anggota awal 110 orang. Mereka mengibarkan spanduk-spanduk bertuliskanRepublik Mengkhianati Kami. Sampai tahap ini posisi mereka lebih bersifat defensif. (*Note: *Ada perbedaan waktu tentang kapan persisnya demontrasi besar yang melibatkan 12.000 etnis Tionghoa itu terjadi. Jika laman yang dirujuk sanak Afda Rizki dan MakNgah menyebutkan peristiwa itu terjadi pada September 1947, sementara ambo yang menuliskan juga peristiwa ini dalam novel historis *Napoleon dari Tanah Rencong* (2013), hal. 174-177, ambo lebih memilih versi yang menyatakan demontrasi besar itu terjadi pada akhir Januari 1946. Salah satu rujukan ambo
Re: BLS: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.
Silakan pak Donard. Tarimo kasih. Salam, SB. Pada tanggal 25 Agt 2015 06:27, dessy kurniasari donardga...@gmail.com menulis: Menarik, Pak Saaf. Bia ambo baco dan bisa baraja dulu dari buku Pak Saaf. Terutama ttg taputuihnya kepemimpinan mode Harun Zain dan Azwar Anas. Segera ambo hubungi Anggun. Salam Donard -- Dari: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org Terkirim: 25/08/2015 6:18 Kepada: Rantau Net Rantau Net rantaunet@googlegroups.com Subjek: Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau. Bung Akmal, terima kasih. Saya sering membaca kembali disertasi yg saya pertahankan hampir 20 th yg lalu itu, dan merasa bersyukur bisa menyelesaikannya, walau memerlukan waktu sembilan tahun, 1987 - 1996. Saya tidak punya kesulitan dgn data, krn sudah tersedia cukup banyak, baik dari literatur, dokumen Arsip Nasional RI, wawancara dgn pelaku dan saksi sejarah, maupun pengalaman langsung saya sendiri di Sumatera Barat selama 16 tahun, 1960 - 1976. Motivasi terkuat saya utk menyelesaikan disertasi tersebut adalah kegelisahan saya melihat kecenderungan masyarakat kita utk melihat masalah secara sepotong-sepotong, sehingga sering kehilangan perspektif secara menyeluruh. Dalam kehidupan sehari-hari hal tsb mungkin dirasakan wajar saja, namun bisa berakibat fatal jika hal tsb berlangsung dlm kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan memang hal itulah yg terjadi di Sumatera Barat. Perlu kita perhatikan secara khusus bhw para tokoh Minang yg tampil di tingkat nasional antara th 1945 sampai dgn th 1956 - spt Hatta, Syahrir, Yamin, Tan Malaka, Haji Agus Salim - justru adalah pribadi-pribadi yg punya kemampuan konseptual yg luas, dari berbagai aliran ideologi, sehingga sering berkonflik sendiri satu sama lain. Di tingkat daerah, tidak bisa diabaikan besarnya peran Chatib Suleman, yg membangun sistem pertahanan semesta yg ampuh berdasar Strategi Gerpolek Tan Malaka. Saya mendapat kesan kuat bahwa kemampuan tsb merosot di kalangan etnik Minangkabau antara th 1958-1961, dengan konsekuensi yg amat fatal, yg akibat psikologisnya terasa sampai sekarang. Syukur bhw kelemahan tsb bisa diatasi secara mendasar antara th 1966 sampai 1984 dgn tampilnya tokoh kuat dari Rantau, yaitu Harun Zain dan Azwar Anas, namun kelihatannya sekarang terjadi proses involusi wawasan dengan semakin langkanya tokoh kuat spt mereka di tingkat daerah. Kesulitan saya adalah mencari rujukan teori yg bisa menyatukan keseluruhan perkembangan di tingkat daerah dan di tingkat nasional itu menjadi satu kesatuan yg bermakna. Akhirnya saya bisa menyelesaikannya, dgn menggunakan pendekatan eklektik, yaitu kombinasi dari : 1) Konvensi Montevideo 1933 dari hukum internasional; 2) pengertian etnik dari antropologi; 3) teori elite, integrasi nasional, dan hubungan antara etnik dan pemerintah pusat, dari ilmu politik. Saya berharap disertasi saya ini bisa menjadi tambahan masukan dan pertimbangan, baik bagi para sesepuh maupun bagi kaum muda Minangkabau masa kini, utk memahami kenyataan mengapa terjadi kemunduran peran etnik Minangkabau dalam dasawarsa-dasawarsa belakangan ini, dan bagaimana cara merumuskan kebijakan masa depan alternatif dari aspek teoretikal, agar etnik Minangkabau bisa kembali memainkan peran yg konstruktif, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Insya Allah. SB. Pada tanggal 25 Agt 2015 05:20, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org menulis: Alhamdulillah, selamat atas diterbitkannya disertasi Pak Saaf. Semoga menjadi bagian dari sumbangan ilmu yang bermanfaat dari Pak Saaf untuk bangsa dan ranah, dan mendapat ridha Allah Swt. Ambo alah mamasan ciek via bung Anggun Gunawan. Wassalam, ANB Pada 24 Agustus 2015 23.20, Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis: Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera dbp Angku Syafei; pendidikan partamo perwira urang awak ; Divisi IX Banteng ; Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI: Tuanku nan Putiah di Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang; peranan Bung Hatta dlm perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando; Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng; ultimatum ka Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi 17 Agustus; PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI; Golkar dan Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini.
Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947
Bung Akmal, memang itu yg saya maksud. Trims. Wassalam, SB. Pada tanggal 25 Agt 2015 07:22, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org menulis: Tentang etnis Cina di Pariaman, kalau ambo indak salah ingek, Christine Dobbin menyatakan mereka sudah ada sejak abad ke-16, Pak Saaf. Dan mereka beranak pinak setelah itu, termasuk lewat perkawinan campur dengan warga asli, sehingga menjadikan Pariaman salah satu wilayah dengan keturunan Cina di Sumbar. (Apalagi lokasi pantai yang mendukung mobilitas perdagangan juga tempat yang disukai oleh etnis ini). Waktu penjajahan Jepang, syahdan ada 2 orang Cina setempat yang terlihat penduduk masuk ke kantor Tentara Pendudukan Jepang. Beredar rumor, mereka adalah pengkhianat, sehingga sepulangnya mereka dari kantor Jepang, keduanya dibunuh warga, dan itu menjadi awal pindahnya sebagian (besar) warga keturunan Tionghoa dari Pariaman. Apakah kasus Pariaman itu yang Pak Saaf maksud, atau ada kasus Pariaman lain yang lebih spesifik? Wassalam, ANB Pada 22 Agustus 2015 03.23, Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis: Wah hebat bung Akmal. Saya rasa banyak yg tidak tahu. Bagaimana pula dgn kasus Pariaman ? SB. Pada tanggal 21 Agt 2015 11:21, Afda Rizki afdari...@gmail.com menulis: Luar biasa Uda Akmal, Sangat mencerahkan sekali. Baru tau ambo saroman tu carito nyo. Tarimo kasih banyak Da. Apokah Pao An Tui ko sempat ado di ranah di zaman revolusi kemerdekaan dulu? Karano -kalau ndak salah- ado beberapo daerah di Sumbar yang etnis Tionghoa nyo samo sekali ndak ado laiwalau sempat ado sebelumnyo. Maulang permintaan Uda Akmal, kok lai ado senior dan sesepuh RN yang mengalami langsuang maso-maso bergolak ...mungkin bisa berbagi carito di lapau ko. Wassalam, Afda Rizki * Pada Kamis, 20 Agustus 2015 13.44.30 UTC+3, Akmal Nasery Basral menulis: Sanak Afda Rizki, 12.000 orang Tionghoa yang turun ke jalan-jalan kota Medan itu dimotori milisi radikal Poh An Tui (disebut juga Pao An Tui), yang dikomandani seorang Cina Medan bernama Lim Seng. Poh An Tui ini milisi yang ditakuti, meski awal berdirinya cuma dengan 110 orang, tapi mereka dilatih langsung oleh Brigjen Ted Kelly (salah satu komandan Tentara Sekutu), dan pasokan senjata mereka pun dari Tentara Sekutu. Poh An Tui sendiri berarti Barisan Penjaga Lingkungan. Sebetulnya Tionghoa radikal seperti anggota Poh An Tui itu jumlahnya sedikit dibandingkan jumlah Tionghoa di Indonesia, yang secara politik terbagi ke dalam tiga kelompok: 1. Kelompok Sinpo, yang masih mengidentifikasi diri dengan leluhur mereka di China Daratan. 2. Kelompok Chung Hua Hui (CHH) yang pro-Belanda, dan 3. Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang pro-Republik. Salah seorang tokoh Tionghoa pro-Republik adalah Siaw Giok Tjhan (perannya lebih jauh dijelaskan di bawah nanti) Ketika Jepang datang, ketiga kelompok itu dipaksa melebur jadi satu kelompok yang disebut Hui Chiao Tsung Hui (HCTH) sehingga perbedaan antarkelompok tak lagi terlihat jelas. Ketika Tentara Sekutu kembali ke Indonesia, antara lain lewat Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, polarisasi HCTH kembali terlihat. Ada kelompok yang ingin Belanda kembali berkuasa, dan ada masyarakat Tionghoa yang ingin bergabung dengan republik yang baru merdeka. Malangnya, Bung Tomo dalam pidatonya yang berapi-api menyatakan bahwa masyarakat Tionghoa, terutama Tionghoa di Surabaya, lebih pro-Belanda ketimbang pro-Republik. Dengan kata lain, mereka pengkhianat. Pidato Bung Tomo memicu sentimen anti-Tionghoa dan gelombang serangan rakyat Surabaya terhadap keturunan Tionghoa. Situasi ini membuat Siaw Giok Tjhan yang selama ini pro-Republik marah dan kecewa terhadap Bung Tomo, sehingga mengirimkan orang-orangnya untuk bertemu Bung Tomo dengan menyatakan tidak semua orang Tionghoa pro-Belanda, cukup banyak juga yang pro-Republik. Dalam pertemuan itu Bung Tomo menyatakan bahwa orasinya di radio berdasarkan laporan lapangan dari Soemarsono, komandan lapangan Pemuda Republik, yang pasukannya berhadapan langsung dengan Poh An Tui (Surabaya). Meski Siaw Giok Tjhan akhirnya bisa memahami penjelasan Bung Tomo, tapi sentimen anti-Tionghoa telanjur meluas ke luar Surabaya, dan khususnya pecah di Medan. Sepanjang Desember 1945 terjadi serangan terhadap orang-orang Tionghoa oleh pribumi Medan. Keadaan ini membuat sebagian etnis Tionghoa Medan memilih angkat senjata dan mendirikan Poh An Tui (cabang) Medan, yang diketuai Lim Seng tadi, dengan anggota awal 110 orang. Mereka mengibarkan spanduk-spanduk bertuliskanRepublik Mengkhianati Kami. Sampai tahap ini posisi mereka lebih bersifat defensif. (*Note: *Ada perbedaan waktu tentang kapan persisnya demontrasi besar yang melibatkan 12.000 etnis Tionghoa itu terjadi. Jika laman yang dirujuk sanak Afda Rizki dan MakNgah menyebutkan peristiwa itu terjadi pada September 1947, sementara ambo yang menuliskan juga peristiwa ini dalam novel historis *Napoleon dari
Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947
Ethnic Tionghoa di Aceh: http://m.merdeka.com/peristiwa/cerita-warga-etnis-tionghoa-tinggal-di-negeri-syariah.html -- Makngah -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947
Ethnic Tionghoa di Ranah Minang: http://celotehbuku.blogspot.com/2008/06/etnis-tionghoa-di-ranah-minang.html?m=1 -- Makngah -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: Bls: [R@ntau-Net] Disertasi ambo, 1996.
Tarimo kasih Inyiak. Wassalam, SB. Pada tanggal 25 Agt 2015 09:14, Sjamsir Sjarif sjamsirsja...@gmail.com menulis: Congratulation jo penerbitan disertasi Pak Sjaf. -- Nyiak Sunguik -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Bls: [R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM: YANG SAYA KIRAKAN...
Dear MN satuju 100% pemahaman ugamo Islam bagi rahayat Indonesia khususnya rahayat Minangkabau. Sagalo sesuatunyo balik ka Al Quran dan Hadits manakala takaieik jo Ugamo (hablul minallah ). kalau takaiek jo hablul minnas iyolah Philosophy ABS SBK demikian sacaro singkeik komentar ambo. Wass. HaasmaDepok Pada Selasa, 25 Agustus 2015 5:35, 'Mochtar Naim' via RantauNet rantaunet@googlegroups.com menulis: Yang saya kirakan dengan ide Islam Nusantara itu ialah, kendati mayoritas terbesar penduduk Indonesia ini adalah muslim, dan Sila Pertama Pancasila mengatakan: Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan Poliesa (Hinduisme), Triesa (Kristen), dsb, tapi Indonesia jangan sampai menjadi Negara Islam. Indonesia adalah Negara untuk semua agama dan semua kelompok bangsa. Motifnya adalah dari budaya Kejawen yang menempatkan semua agama sebagai sama, dengan prinsip: Sadaya agami sami kemawon. Semua agama adalah sama. Dasarnya adalah sinkretisme, bukan sintetisme.Budaya Melayu dan khususnya Minangkabau, dasar kepercayaannya adalah sintetik, sehingga muncullah prinsip budaya: ABS-SBK. Semua yang sejalan dengan syarak diterima, yang tak sejalan, dibuang. Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah. Kitabullah, Al Qur'anul Karim, adalah pegangan utama suku Melayu dan Minangkabau, yang filosofinya sintetikal itu.Nah, baa manuruik kawan2 di RN ko.Salam, MN, mochtarn...@yahoo.com. 25/08/15-- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.
Bung Akmal, terima kasih. Saya sering membaca kembali disertasi yg saya pertahankan hampir 20 th yg lalu itu, dan merasa bersyukur bisa menyelesaikannya, walau memerlukan waktu sembilan tahun, 1987 - 1996. Saya tidak punya kesulitan dgn data, krn sudah tersedia cukup banyak, baik dari literatur, dokumen Arsip Nasional RI, wawancara dgn pelaku dan saksi sejarah, maupun pengalaman langsung saya sendiri di Sumatera Barat selama 16 tahun, 1960 - 1976. Motivasi terkuat saya utk menyelesaikan disertasi tersebut adalah kegelisahan saya melihat kecenderungan masyarakat kita utk melihat masalah secara sepotong-sepotong, sehingga sering kehilangan perspektif secara menyeluruh. Dalam kehidupan sehari-hari hal tsb mungkin dirasakan wajar saja, namun bisa berakibat fatal jika hal tsb berlangsung dlm kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan memang hal itulah yg terjadi di Sumatera Barat. Perlu kita perhatikan secara khusus bhw para tokoh Minang yg tampil di tingkat nasional antara th 1945 sampai dgn th 1956 - spt Hatta, Syahrir, Yamin, Tan Malaka, Haji Agus Salim - justru adalah pribadi-pribadi yg punya kemampuan konseptual yg luas, dari berbagai aliran ideologi, sehingga sering berkonflik sendiri satu sama lain. Di tingkat daerah, tidak bisa diabaikan besarnya peran Chatib Suleman, yg membangun sistem pertahanan semesta yg ampuh berdasar Strategi Gerpolek Tan Malaka. Saya mendapat kesan kuat bahwa kemampuan tsb merosot di kalangan etnik Minangkabau antara th 1958-1961, dengan konsekuensi yg amat fatal, yg akibat psikologisnya terasa sampai sekarang. Syukur bhw kelemahan tsb bisa diatasi secara mendasar antara th 1966 sampai 1984 dgn tampilnya tokoh kuat dari Rantau, yaitu Harun Zain dan Azwar Anas, namun kelihatannya sekarang terjadi proses involusi wawasan dengan semakin langkanya tokoh kuat spt mereka di tingkat daerah. Kesulitan saya adalah mencari rujukan teori yg bisa menyatukan keseluruhan perkembangan di tingkat daerah dan di tingkat nasional itu menjadi satu kesatuan yg bermakna. Akhirnya saya bisa menyelesaikannya, dgn menggunakan pendekatan eklektik, yaitu kombinasi dari : 1) Konvensi Montevideo 1933 dari hukum internasional; 2) pengertian etnik dari antropologi; 3) teori elite, integrasi nasional, dan hubungan antara etnik dan pemerintah pusat, dari ilmu politik. Saya berharap disertasi saya ini bisa menjadi tambahan masukan dan pertimbangan, baik bagi para sesepuh maupun bagi kaum muda Minangkabau masa kini, utk memahami kenyataan mengapa terjadi kemunduran peran etnik Minangkabau dalam dasawarsa-dasawarsa belakangan ini, dan bagaimana cara merumuskan kebijakan masa depan alternatif dari aspek teoretikal, agar etnik Minangkabau bisa kembali memainkan peran yg konstruktif, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Insya Allah. SB. Pada tanggal 25 Agt 2015 05:20, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org menulis: Alhamdulillah, selamat atas diterbitkannya disertasi Pak Saaf. Semoga menjadi bagian dari sumbangan ilmu yang bermanfaat dari Pak Saaf untuk bangsa dan ranah, dan mendapat ridha Allah Swt. Ambo alah mamasan ciek via bung Anggun Gunawan. Wassalam, ANB Pada 24 Agustus 2015 23.20, Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis: Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera dbp Angku Syafei; pendidikan partamo perwira urang awak ; Divisi IX Banteng ; Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI: Tuanku nan Putiah di Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang; peranan Bung Hatta dlm perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando; Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng; ultimatum ka Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi 17 Agustus; PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI; Golkar dan Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat. Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand ( PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah ongkos kirim. Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para peminat. Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing Yogyakarta. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
BLS: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.
Menarik, Pak Saaf. Bia ambo baco dan bisa baraja dulu dari buku Pak Saaf. Terutama ttg taputuihnya kepemimpinan mode Harun Zain dan Azwar Anas. Segera ambo hubungi Anggun. Salam Donard -Pesan Asli- Dari: Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org Terkirim: 25/08/2015 6:18 Kepada: Rantau Net Rantau Net rantaunet@googlegroups.com Subjek: Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau. Bung Akmal, terima kasih. Saya sering membaca kembali disertasi yg saya pertahankan hampir 20 th yg lalu itu, dan merasa bersyukur bisa menyelesaikannya, walau memerlukan waktu sembilan tahun, 1987 - 1996. Saya tidak punya kesulitan dgn data, krn sudah tersedia cukup banyak, baik dari literatur, dokumen Arsip Nasional RI, wawancara dgn pelaku dan saksi sejarah, maupun pengalaman langsung saya sendiri di Sumatera Barat selama 16 tahun, 1960 - 1976. Motivasi terkuat saya utk menyelesaikan disertasi tersebut adalah kegelisahan saya melihat kecenderungan masyarakat kita utk melihat masalah secara sepotong-sepotong, sehingga sering kehilangan perspektif secara menyeluruh. Dalam kehidupan sehari-hari hal tsb mungkin dirasakan wajar saja, namun bisa berakibat fatal jika hal tsb berlangsung dlm kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan memang hal itulah yg terjadi di Sumatera Barat. Perlu kita perhatikan secara khusus bhw para tokoh Minang yg tampil di tingkat nasional antara th 1945 sampai dgn th 1956 - spt Hatta, Syahrir, Yamin, Tan Malaka, Haji Agus Salim - justru adalah pribadi-pribadi yg punya kemampuan konseptual yg luas, dari berbagai aliran ideologi, sehingga sering berkonflik sendiri satu sama lain. Di tingkat daerah, tidak bisa diabaikan besarnya peran Chatib Suleman, yg membangun sistem pertahanan semesta yg ampuh berdasar Strategi Gerpolek Tan Malaka. Saya mendapat kesan kuat bahwa kemampuan tsb merosot di kalangan etnik Minangkabau antara th 1958-1961, dengan konsekuensi yg amat fatal, yg akibat psikologisnya terasa sampai sekarang. Syukur bhw kelemahan tsb bisa diatasi secara mendasar antara th 1966 sampai 1984 dgn tampilnya tokoh kuat dari Rantau, yaitu Harun Zain dan Azwar Anas, namun kelihatannya sekarang terjadi proses involusi wawasan dengan semakin langkanya tokoh kuat spt mereka di tingkat daerah. Kesulitan saya adalah mencari rujukan teori yg bisa menyatukan keseluruhan perkembangan di tingkat daerah dan di tingkat nasional itu menjadi satu kesatuan yg bermakna. Akhirnya saya bisa menyelesaikannya, dgn menggunakan pendekatan eklektik, yaitu kombinasi dari : 1) Konvensi Montevideo 1933 dari hukum internasional; 2) pengertian etnik dari antropologi; 3) teori elite, integrasi nasional, dan hubungan antara etnik dan pemerintah pusat, dari ilmu politik. Saya berharap disertasi saya ini bisa menjadi tambahan masukan dan pertimbangan, baik bagi para sesepuh maupun bagi kaum muda Minangkabau masa kini, utk memahami kenyataan mengapa terjadi kemunduran peran etnik Minangkabau dalam dasawarsa-dasawarsa belakangan ini, dan bagaimana cara merumuskan kebijakan masa depan alternatif dari aspek teoretikal, agar etnik Minangkabau bisa kembali memainkan peran yg konstruktif, baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Insya Allah. SB. Pada tanggal 25 Agt 2015 05:20, Akmal Nasery Basral ak...@rantaunet.org menulis: Alhamdulillah, selamat atas diterbitkannya disertasi Pak Saaf. Semoga menjadi bagian dari sumbangan ilmu yang bermanfaat dari Pak Saaf untuk bangsa dan ranah, dan mendapat ridha Allah Swt. Ambo alah mamasan ciek via bung Anggun Gunawan. Wassalam, ANB Pada 24 Agustus 2015 23.20, Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis: Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera dbp Angku Syafei; pendidikan partamo perwira urang awak ; Divisi IX Banteng ; Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI: Tuanku nan Putiah di Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang; peranan Bung Hatta dlm perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando; Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng; ultimatum ka Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi 17 Agustus; PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI; Golkar dan Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat. Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di Yogyakarta, ambo cetak buku tu
Re: Bls: [R@ntau-Net] Disertasi ambo, 1996.
Congratulation jo penerbitan disertasi Pak Sjaf. -- Nyiak Sunguik -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947
Sependek pengetahuan ambo, Poh An Tui dalam versi formal (dengan organisasi yang dideklarasikan) seperti di Medan, indak ado sanak Afda Rizki. Tapi sangat mungkin simpatisan (individual) dari keturunan Tionghoa di Sumbar terhadap Poh An Tui ado pulo. Mungkin bisa dicek di buku Asap Hio di Ranah Minang karya seorang dosen sejarah UNP biar lebih pasti. Atau Uwan Suryadi Sunuri di Leiden nan labiah paham sejarah saisuak di ranah. Wassalam, ANB Pada 21 Agustus 2015 11.21, Afda Rizki afdari...@gmail.com menulis: Luar biasa Uda Akmal, Sangat mencerahkan sekali. Baru tau ambo saroman tu carito nyo. Tarimo kasih banyak Da. Apokah Pao An Tui ko sempat ado di ranah di zaman revolusi kemerdekaan dulu? Karano -kalau ndak salah- ado beberapo daerah di Sumbar yang etnis Tionghoa nyo samo sekali ndak ado laiwalau sempat ado sebelumnyo. Maulang permintaan Uda Akmal, kok lai ado senior dan sesepuh RN yang mengalami langsuang maso-maso bergolak ...mungkin bisa berbagi carito di lapau ko. Wassalam, Afda Rizki * Pada Kamis, 20 Agustus 2015 13.44.30 UTC+3, Akmal Nasery Basral menulis: Sanak Afda Rizki, 12.000 orang Tionghoa yang turun ke jalan-jalan kota Medan itu dimotori milisi radikal Poh An Tui (disebut juga Pao An Tui), yang dikomandani seorang Cina Medan bernama Lim Seng. Poh An Tui ini milisi yang ditakuti, meski awal berdirinya cuma dengan 110 orang, tapi mereka dilatih langsung oleh Brigjen Ted Kelly (salah satu komandan Tentara Sekutu), dan pasokan senjata mereka pun dari Tentara Sekutu. Poh An Tui sendiri berarti Barisan Penjaga Lingkungan. Sebetulnya Tionghoa radikal seperti anggota Poh An Tui itu jumlahnya sedikit dibandingkan jumlah Tionghoa di Indonesia, yang secara politik terbagi ke dalam tiga kelompok: 1. Kelompok Sinpo, yang masih mengidentifikasi diri dengan leluhur mereka di China Daratan. 2. Kelompok Chung Hua Hui (CHH) yang pro-Belanda, dan 3. Partai Tionghoa Indonesia (PTI) yang pro-Republik. Salah seorang tokoh Tionghoa pro-Republik adalah Siaw Giok Tjhan (perannya lebih jauh dijelaskan di bawah nanti) Ketika Jepang datang, ketiga kelompok itu dipaksa melebur jadi satu kelompok yang disebut Hui Chiao Tsung Hui (HCTH) sehingga perbedaan antarkelompok tak lagi terlihat jelas. Ketika Tentara Sekutu kembali ke Indonesia, antara lain lewat Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, polarisasi HCTH kembali terlihat. Ada kelompok yang ingin Belanda kembali berkuasa, dan ada masyarakat Tionghoa yang ingin bergabung dengan republik yang baru merdeka. Malangnya, Bung Tomo dalam pidatonya yang berapi-api menyatakan bahwa masyarakat Tionghoa, terutama Tionghoa di Surabaya, lebih pro-Belanda ketimbang pro-Republik. Dengan kata lain, mereka pengkhianat. Pidato Bung Tomo memicu sentimen anti-Tionghoa dan gelombang serangan rakyat Surabaya terhadap keturunan Tionghoa. Situasi ini membuat Siaw Giok Tjhan yang selama ini pro-Republik marah dan kecewa terhadap Bung Tomo, sehingga mengirimkan orang-orangnya untuk bertemu Bung Tomo dengan menyatakan tidak semua orang Tionghoa pro-Belanda, cukup banyak juga yang pro-Republik. Dalam pertemuan itu Bung Tomo menyatakan bahwa orasinya di radio berdasarkan laporan lapangan dari Soemarsono, komandan lapangan Pemuda Republik, yang pasukannya berhadapan langsung dengan Poh An Tui (Surabaya). Meski Siaw Giok Tjhan akhirnya bisa memahami penjelasan Bung Tomo, tapi sentimen anti-Tionghoa telanjur meluas ke luar Surabaya, dan khususnya pecah di Medan. Sepanjang Desember 1945 terjadi serangan terhadap orang-orang Tionghoa oleh pribumi Medan. Keadaan ini membuat sebagian etnis Tionghoa Medan memilih angkat senjata dan mendirikan Poh An Tui (cabang) Medan, yang diketuai Lim Seng tadi, dengan anggota awal 110 orang. Mereka mengibarkan spanduk-spanduk bertuliskanRepublik Mengkhianati Kami. Sampai tahap ini posisi mereka lebih bersifat defensif. (*Note: *Ada perbedaan waktu tentang kapan persisnya demontrasi besar yang melibatkan 12.000 etnis Tionghoa itu terjadi. Jika laman yang dirujuk sanak Afda Rizki dan MakNgah menyebutkan peristiwa itu terjadi pada September 1947, sementara ambo yang menuliskan juga peristiwa ini dalam novel historis *Napoleon dari Tanah Rencong* (2013), hal. 174-177, ambo lebih memilih versi yang menyatakan demontrasi besar itu terjadi pada akhir Januari 1946. Salah satu rujukan ambo adalah karya Chalmers A. Johnson yang berjudul *Peasant Nationalism and Communist Power: The Emergence of Revolutionary China* yang banyak membahas gejala pertumbuhan Poh An Tui, yang awalnya hanyalah milisi penjaga ketertiban distrik (hsien) di daratan China, tapi kemudian berkembang menjadi kekuatan yang lebih menakutkan di Indonesia). Kembali ke posisi Poh An Tui, usai demonstrasi besar itu, pada Maret 1946 anggota Poh An Tui mendapat pelatihan dari Brigjen Ted Kelly dan dipasok berbagai jenis senjata, sehingga dengan cepat milisi ini membesar, punya nyali, dan berani unjuk gigi.
Re: [R@ntau-Net] Re: Bukittinggi 17 Agustus 1947
http://celotehbuku.blogspot.com/2008/06/etnis-tionghoa-di-ranah-minang.html?m=1 -- Makngah -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: [R@ntau-Net] Disertasi ambo (1996) ttg Minangkabau.
Alhamdulillah, selamat atas diterbitkannya disertasi Pak Saaf. Semoga menjadi bagian dari sumbangan ilmu yang bermanfaat dari Pak Saaf untuk bangsa dan ranah, dan mendapat ridha Allah Swt. Ambo alah mamasan ciek via bung Anggun Gunawan. Wassalam, ANB Pada 24 Agustus 2015 23.20, Dr. Saafroedin Bahar saafroedin.ba...@rantaunet.org menulis: Para sanak sekalian, th 1996 ambo mempertahankan disertasi ambo di UGM ttg Minangkabau antaro 1945-1984, nan mancakup materi a.l : BPUPKI utk Sumatera dbp Angku Syafei; pendidikan partamo perwira urang awak ; Divisi IX Banteng ; Strategi Gerpolek Tan Malaka; BPNK di bawah Chatib Sulaiman utk mahadoki Agresi Balando Kaduo; duo tuanku PKI: Tuanku nan Putiah di Baso dan Tuanku nan Hitam di Lubuak Basuang; peranan Bung Hatta dlm perjuangan di Sumatera; sejarah sumbangan amai-amai dlm nambali pesawat Avro Anson; peran PDRI; duo kali operasi Baret Merah Balando di Sumatera Barat; peran Letnan Kamaluddin Tambiluak; Peristiwa Situjuh; kasus kegagalan proyek Daerah Istimewa Sumatera Barat ( Disba) buatan Balando; Demonstrasi Nasi Bungkus ; pembubaran DPRST; Dewan Banteng; ultimatum ka Kabinet Djuanda; PRRI; Operasi 17 Agustus; PKI/OPR di Sumatera Barat; G30S/PKI dan penumpasannyo di Sumatera Barat; LKAAM; BKPUI; Golkar dan Pemilu 1971; peranan pak Harun Zain dan Azwar Anas dlm membangun baliak Sumatera Barat; duo kali Parasamya; balanjuik jo analisa ttg manurunnyo peran urang awak dalam bidang politik, sampai kini. Salincam ado ttg kalahnyo Jokowi-JK di Sumatera Barat. Dek ambo lai barasaki saketek, dibantu dek bung Anggun Gunawan di Yogyakarta, ambo cetak buku tu sacaro terbatas jo teknik Print on Demand ( PoD). Ukuran 15,5 x 23,5 cm, taba 535 halaman. Harago Rp. 125.000,- tambah ongkos kirim. Ado rencana utk maadokan badah buku tu di Jakarta, maundang para jenderal urang awak, tokoh masyarakat, politisi, cendekiawan, kaum mudo, dan para peminat. Para sanak nan baminat silakan dipasan langsuang ka Gre Publishing Yogyakarta. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup RantauNet di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] MOCHTAR NAIM: YANG SAYA KIRAKAN...
Yang saya kirakan dengan ide Islam Nusantara itu ialah, kendati mayoritas terbesar penduduk Indonesia ini adalah muslim, dan Sila Pertama Pancasila mengatakan: Ketuhanan Yang Maha Esa, bukan Poliesa (Hinduisme), Triesa (Kristen), dsb, tapi Indonesia jangan sampai menjadi Negara Islam. Indonesia adalah Negara untuk semua agama dan semua kelompok bangsa. Motifnya adalah dari budaya Kejawen yang menempatkan semua agama sebagai sama, dengan prinsip: Sadaya agami sami kemawon. Semua agama adalah sama. Dasarnya adalah sinkretisme, bukan sintetisme.Budaya Melayu dan khususnya Minangkabau, dasar kepercayaannya adalah sintetik, sehingga muncullah prinsip budaya: ABS-SBK. Semua yang sejalan dengan syarak diterima, yang tak sejalan, dibuang. Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabullah. Kitabullah, Al Qur'anul Karim, adalah pegangan utama suku Melayu dan Minangkabau, yang filosofinya sintetikal itu.Nah, baa manuruik kawan2 di RN ko.Salam, MN, mochtarn...@yahoo.com. 25/08/15 -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
Re: BLS: [R@ntau-Net] Re: Buku-buku ttg Minangkabau.
Oh, banyak mek pangana baserak.. Ajakan angku itu saroman pantun kami sisuak mah yo? Padang Gantiang, Tanjuang Barulak Ktigo jo Saruaso Bakato Aia dalam Luwak Kok indak ka mandi mambasuah muko... -- Nyit Sungut On Monday, August 24, 2015 at 2:15:09 AM UTC-7, Maturidi Donsan wrote: Nyik Sungut, sato jo lah di FB tu, supayo tau lo awak baa lo kamauan anak mudo-mudo minang maso kini. Akun di Fb ko banyak, bisa awak maliek kulikek anak-, adiak-adiak kito disiko. Kalau tak sato didalam, mancaliak jauah sajo, ka baa lo lah tu Maturidi -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur Lokasi disetiap posting * Hapus footer seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup RantauNet dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
[R@ntau-Net] Rebab Kelu Perjalanan Andrinof Chaniago (oleh Indra J. Piliang)
*Rebab Kelu Perjalanan Andrinof ChaniagoOlehIndra J PiliangPendiri Sang Gerilya Institute* Di angkatan senior saya di UI, tidak banyak yang saya kenal sebagai intelektual, terlebih lagi sebagai intelektual yang berasal dari ranah Minang. Di antara yang sedikit itu, nama Andrinof Chaniago paling menonjol. Saya tentu sedikit menyesal, tidak mengenali Andrinof sejak di bangku kuliah. Walau saya tahu, Andrinof aktif sebagai Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP UI. Saya lebih dekat dengan Chandra M Hamzah, putra Minang lainnya. Chandra termasuk mentor saya dalam aktivitas kemahasiswaan di UI. Hal yang paling saya ingat adalah Chandra meledek saya, setiap kali saya bicara. “Ndra, mending lu jangan ngomong deh. Apa yang lu omongin kagak jelas!” kata Chandra, sambil tersenyum yang khas dan menyundut rokoknya. Saya memang gagap, waktu semester satu hingga semester dua di UI. Mungkin juga hingga semester berikutnya. Sejak kecil saya penyendiri, jarang tinggal dengan orang tua. Saya dititipkan di banyak tempat, terutama dengan nenek-nenek dan etek-etek saya. Alasannya, saya sekolah, sementara ayah dan ibu saya pindah-pindah, mengingat ayah saya sebagai pegawai memang sering berpindah tempat pekerjaan mengintari Sumbar. Karena itulah, saya tertinggal dalam hal bicara. Saya termasuk jago di bidang matematika, bahasa Inggris, sastra, sejarah dan bahasa Indonesia. Ya, jago dalam artian pandai menulis, tidak pandai bicara. Kebetulan, saya membaca banyak buku, termasuk catatan harian kakek saya yang ditulis indah. Biasanya, kalau menulis surat kepada orangtua saya, saya menulis berlembar-lembar, menumpahkan perasaan. Tak jarang saya coret-coret atau saya ulangi menulisnya. Dalam reuni dengan Angkatan 1991 Jurusan Sejarah yang tidak disengaja pada tanggal 23 Agustus 2015 lalu di Taman Mini Indonesia Indah, Elsye, Musa, Nunung dan teman-teman saya yang lain masih mengingat kegagapan saya. “Gue heran, elu sekarang pandai bicara. Padahal, lu kan gagap,” kata Bodi dan Ewan. “Makanya gua jadi aktivis. Lu nggak tahu, setiap kali demo, gue ambil michrophone, lalu teriak-teriak sendiri di tengah hiruk pikuk massa. Orasi keras-keras, sambil megang catatan. Mana ada yang fokus dengerin orasi gue, karena suasana demo kan rame!” jawab saya. Mereka terkekeh. Benar, saya melatih diri dengan ketat, antara lain dengan ikut aksi mahasiswa, mimbar bebas, hingga masuk ke Teater Sastra UI untuk latihan vokal di dalam air dan di tempat sepi seperti Cibodas, kaki Gunung Gede Pangrango. Pelatih saya adalah I Yudhi Sunarto dan terakhir, Ramdhansyah (pernah jadi Ketua Bawaslu DKI Jakarta). Sebanyak itu saya aktif di organisasi, saya hampir tak mengenali Andrinof. Saya tahu, ada pimpinan mahasiswa dari berbagai fakultas yang berasal dari Ranah Minang. Tapi Andrinof? Jarang bertemu. Saya hanya sesekali membaca tulisannya dalam jurnal yang diterbitkan oleh mahasiswa FISIP UI. Yang paling saya kenal di FISIP UI bukan Andrinof, melainkan Eep Saefullah Fatah, almarhum Syamsul Hadi, Eko Sulistio, Andi Rahman atau Robertus Robert, dan Budi Arie Setiadi. Juga aktivis KSM UI Eka Prasetya yang berasal dari FISIP UI, seperti Sad Dian Utomo dan Sulistio. Belakangan, saya akrab dengan Subuh Prabowo yang sampai sekarang setia mendampingi Fadli Zon. Subuh jadi Sekretaris Umum saya dalam kegiatan Simposium Nasional Angkatan Muda 1990-an: Menjawab Tantangan Abad 21. Saya menjadi Ketua OC, dengan wakil Indra Kusuma dari FHUI. Namun, mayoritas aktivis mahasiswa UI mengenal mentor saya dari FISIP UI, Bagus Hendraning yang kini menjadi diplomat. Di luar itu, sejak aktif sebagai bagian dari ikhwan kampus di UI, saya mengenal ikhwan-ikhwan asal FISIP UI, seperti Komaruddin. *** Nama Andrinof saya kenal lewat tulisan di Harian Republika. Saya menjadi akrab dengannya, ketika saya masuk menjadi peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Waktu itu, Andrinof bekerja di the Habibie Center. Kisah hubungan baik kami terjadi ketika saya diminta untuk “menguliti” buku Gagalnya Pembangunan karangan Andrinof. Heran, dua lembaga yang dianggap berseberangan, yakni the Habibie Center dan CSIS, justru berakrab-akrab di depan kamera. Ya, momentum kedekatan saya dengan Andrinof adalah ketika launching buku Gagalnya Pembangunan itu di Hotel Four Seasons, Jakarta. Andrinof memanggil saya sebagai salah satu dari sedikit orang yang menerima buku di depan para undangan. Sejak itu, saya dan Andrinof menjadi kakak-adik. Buku Andrinof ternyata dibaca banyak pihak. Tak disangka, kami dihubungi oleh ex Dirut PT Timah TBK Erry Riyana Hardjapamengkas untuk menulis soal konflik tambang timah inkonvensional (illegal) di Bangka Belitung. Kami terbang kesana, melakukan penelitian. Walau tanpa dana yang cukup, kami bekerja keras menyelesaikan laporan. Sayang, sampai hari ini, buku hasil penelitian itu tak kunjung terbit. Hubungan baik dengan Erry Riyana itulah yang membawanya hadir dalam resepsi pernikahan saya di sebelah gedung Balai Kartini. Erry membaca sambutan