[teknologia] Re: Google Romance - Borg Alert Level 1
semoga tidak bisa, kemaren lusa google baru saja beli algoritma search engine ORION milik mahasiswa s3 australia yg dia buat bekerja sama dg profesornya. kelebihan dari orion ini (dan ini mgkn yg menarik google unt. membelinya) adalah sistem pencarian yg baru, yakni, begitu kita tekan search, yg keluar adalah bukan hanya link info yg kita cari, tapi juga sekaligus abstraksinya. salam,Fatihhttp://afsyuhud.blogspot.com On 4/12/06, Ronald [EMAIL PROTECTED] wrote: Jadi kepikir, doomsday mungkin dimulai pas Google merger samaMicrosoft? :-D --
[teknologia] Windows XP Anda Adakah Telah Dikemas kini?
Windows XP Anda Adakah Telah Dikemas kini? Artikel ini di Internet http://groups.yahoo.com/group/haris/message/223 http://groups.google.com.my/group/hafnie Secanggih mana mana perisian anti-virus, sekerap mana kemas kini definasi virus dilakukan, tanpa membuat kemas kini kepada sistem operasi Windows XP, masih terbuka jalan buat trojan dan virus untuk menyerang. Ramai pengguna komputer WIndows XP tidak menyedari wujudnya Windows XP Automatic Updates. Ia adalah bertujuan untuk memudahkan muat turun kemas kini kepada ralat Windows XP oleh Microsoft melalui Internet. Dengan cara ini, pengguna Windows XP tidak perlu lagi melawat laman khusus seperti http://windowsupdate.microsoft.com/ Oleh kerana kebanyakan kemas kini daripada Microsoft adalah critical kepada keselamatan Windows XP, maka kemas kini perlu dimuat turun secepat mungkin. Sifat manusia yang mungkin terlupa atau tidak menyedari ada kemas kini terbaru maka Automatic updates ini telah menjadi satu keperluan untuk dijalankan terutama bagi Windows XP yang telah dikemas kini dengan Service Pack 2 (SP2). Kemas kini menjadi penting sekiranya Windows XP anda masih lagi dengan Service Pack (SP) 1 atau tiada langsung SP. Cara untuk memeriksanya :- Cari Ikon My Computer di atas Desktop atau pada butang Start. Dengan Klik butang kanan tetikus My Computer - Properties. Rujuk penyataan Windows XP pada System: yang akan dituruti sama ada Home atau Pro dan kemudian jenis SP. Jam masa Automatic Updates perlu diperiksa. Klik tab Automatic Updates Buatlah pilihan Automatic (Recommended) dan diikuti dengan masa yang sesuai. Dicadangkan pilih Every Day dan masa Internet dapat dicapai dan komputer biasa digunakan dalam jangka masa yang panjang. Sebagai contoh jika di pejabat pukul 10 pagi adalah masa yang sesuai manakala di rumah mungkin sekitar pukul 9 malam. Kemas kini akan dimuat turun secara automatik. Bergantung komputer pelayan Microsoft, jenis-jenis kemas kini yang diperlukan dan kelajuan Internet anda. Kemas kini akan mengambil masa tertentu untuk muat turun. Apabila kemas kini bermula, satu icon bumi berserta logo Microsoft akan kelihatan di tepi kanan bawah di bahagian jam Windows XP. Sebelum SP2, Windows update yang telah dimuat turun perlu dipasang sendiri dengan klik icon perisai kuning berlambang tanda seruan. Icon ini menggantikan icon muat turun itu tadi. Pilihlah Express Install dan kemudian butang Next dan kemudian Install. Untuk Windows XP dengan SP2, setelah update dimuat turun, kemas kini boleh dilakukan sama ada seperti diatas atau sewaktu shutdown Windows XP, ia akan dilakukan secara automatik. Jika dilakukan sewaktu shutdown, anda perlu tunggu lebih lama sedikit daripada biasa sewaktu Windows memasang update baru. Jika anda tidak mahu memasang update sewaktu shutdown tekanlah terus butang shift sebelum menekan butang shutdown. Namun begitu update masih perlu dilakukan dan ia akan ditanya pada shutdown lain nanti. Sekiranya anda sering melakukan update, jangka masa kemas kini akan menjadi semakin kurang dan adakala ia tidak disedari. Bagi anda yang tidak dapat membuat kemas kini atas sebab-sebab perlesenan, tindakan awal yang anda boleh lakukan adalah dengan melakukan beberapa perkara penting sebagai pelan tindakan sementara. (1) Pastikan Firewall bina dalam Windows XP dijalankan. (2) Pastikan Antivirus terbaru dipasang. (3) Pastikan anda tidak menggunakan Internet Explorer kerana banyak kelemahan Windows XP adalah daripada Internet Explorer. Untuk perkara pertama ia boleh dilakukan berdasarkan artikel ini. http://www.microsoft.com/windowsxp/using/networking/learnmore/icf.mspx http://www.dshield.org/clients/windows_xp_firewall_setup.html Untuk perkara kedua boleh muat turun http://free.grisoft.com/ (Free Edition) http://www.clamwin.com/ (Open Source) Untuk perkara tiga, Mozilla Firefox adalah pilihan yang terkini. Sila lawat laman http://www.wanita.us/firefox.php untuk artikel tentangnya atau muat turun di http://www.mozilla.org/ Diharapkan artikel ini dapat menyedarkan pengguna Windows XP kepentingan kemas kini Windows XP anda kerana ia mampu dalam melindungi kepentingan dan data anda. Wassalam. Harisfazillah Jamel 12APR2006 Bukan Sekadar Internet Sahaja Nantikan kehadiran buku ini dipasaran... http://www.geocities.com/lovhafnie Linux http://linuxdotmy.multiply.com/ Irank - Uji Ranking Anda http://irank.wanita.us/
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
Estananto wrote: Saya tertarik betul dengan pernyataan bahwa komunikasi di komputer adalah formalisasi komunikasi di dunia nyata. Nah. karena pola komunikasi di dunia nyata berbeda2 tergantung kultur, demografi, dll, mestinya ada arsitektur komunikasi berbeda antar daerah budaya dong? Lalu bagaimana bentuk antarmuka antara mereka? Pertanyaan lain: kalau tesis di atas valid, selama ini kita memakai standar Barat/US, tapi kita sesuaikan dengan kultur kita. Contohnya Friendster, kata pak Made. Tapi apa mungkin yang terjadi sebaliknya, yaitu kita membuat sistem komunikasi komputer yang spesifik untuk kultur kita seperti misalnya information-based agriculture business for small farmers? Salam, Nano Munich Atau yang terjadi malah bisa sebaliknya, bahwa pada struktur formalnya, komunikasi manusia itu sebenarnya sama saja (atau bisa di-reduksi ke beberapa set formula) - bahwa budaya/kultur/demografi itu ternyata hanya syntactic sugar ... ;-) Dari sisi bisnisnya, banyak sekali aplikasi social network ini. Bagi kita di indo.com, yang bergerak dalam bidang pariwisata melalui Internet, kita tau kalau untuk travel di dunia nyata, rekomendasi dari teman/keluarga mempunyai nilai yang sangat, sangat tinggi dalam menentukan keputusan/pilihan bagi si orang yang akan travel. Mulai dari mau travel ke mana, pake airline apa, tinggal di hotel mana, di tempat tujuan ngapain aja, dsb. Kalau rekomendasinya tercantum dalam satu web site, atau di-email sesuai dengan permintaan, saya bayangkan nilai rekomendasinya akan jauh lebih tinggi kalau si pembaca menganggap yang memberikan rekomendasi dianggap trustworthy/credible/respectable. Dan social network yang satu dengan yang lainnya juga mungkin punya perbedaan tingkat kredibilitas dalam rekomendasi (bintang lima di ebay vs bintang lima di amazon etc - mungkin ada bisnisnya juga jadi arbiter/clearing house of trustworthiness...) Kalau di Indonesia ada yang punya ide-ide menarik tentang social network, dan perlu angel investor, let me know... --Eka Ginting indo.com
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
[EMAIL PROTECTED] wrote: Estananto wrote: tujuan ngapain aja, dsb. Kalau rekomendasinya tercantum dalam satu web site, atau di-email sesuai dengan permintaan, saya bayangkan nilai rekomendasinya akan jauh lebih tinggi kalau si pembaca menganggap yang memberikan rekomendasi dianggap trustworthy/credible/respectable. Dan social network yang satu dengan yang lainnya juga mungkin punya Contoh online sosial recommendation yang terkenal: - Ebay Feedback Rating - Paypal Feedback Rating - Amazon.com Book Reviews perbedaan tingkat kredibilitas dalam rekomendasi (bintang lima di ebay vs bintang lima di amazon etc - mungkin ada bisnisnya juga jadi arbiter/clearing house of trustworthiness...) Sudah ada. Untuk di Ebay/Ecommerce , cara lain untuk meyakinkan pihak pembeli kalau penjualnya trustworthiness selain Feedback yaitu menggunakan jasa arbiter/clearing house seperti SquareTrade: http://www.squaretrade.com Kalau di Indonesia ada yang punya ide-ide menarik tentang social network, dan perlu angel investor, let me know... --Eka Ginting indo.com
[teknologia] Re: Adsense Indonesia
Arif Widianto wrote: ... Kalau menurut saya, e-Commerce Indonesia akan maju bila: 1. Tersedia payment gateway yang terbuka seperti paypal misalnya, mudah dibuat/dipakai/diutilize siapa saja, bahkan patikelir blog semacam kita. 2. Siapa yang mau memulai payment gateway di sini? Siapa yang punya bos gih ajuin proposal ke bosnya untuk memulai ginian, kerjasama dengan bank seperti BCA kan bisa juga. Sebenarnya pay.indo.com sepertinya bagus, sayang hanya ekslusif. 3. Kalau payment gateway jalan, bisnis apa pun akan jalan. 4. Kalau adsens ala Indonesia akan tumbuh. ... Salam, Arif Setuju tentang perlunya payment gateway. Kita di indo.com lumayan jungkir balik - sampe pake account di Bank of Bermuda baru bisa punya e-commerce beneran. Untuk #2: thanks untuk komentar positifnya tentang pay.indo.com. Maksudnya eksklusif bagaimana? Pay.indo.com itu layanan payment gateway untuk transaksi kartu kredit - biar bisa buka toko dan bertransaksi e-commerce beneran (bukan e-commerce ecek-ecek yang kartu kreditnya di-email dulu). Untuk bisa menerima kartu kredit secara virtual - sama dengan persyaratan untuk bisa terima kartu kredit secara fisik - harus badan hukum/perusahaan - gak bisa perorangan. Apa ini maksudnya eksklusif? Launch awalnya kita di pay.indo.com, kita tawarkan ke hotel-hotel yang sudah jadi partner kita di indo.com. Kenapa? Resiko bisnisnya jauh berkurang kalau dealing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah kita kenal - kita tau manajemen, owner, bahkan terus menerus ada hubungan transaksi/komersial. Mungkin untuk partikelir/perorangan, perlu ada semacam credit rating agencynya di Indonesia? Mungkin dimulai di teknologia/social network dalam satu mailing list? Kalau ada yang punya ide untuk ngembangin paypal versi Indonesia, let's talk... Kita siap dukung... --Eka Ginting indo.com
[teknologia] Re: Adsense Indonesia
On 4/12/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Arif Widianto wrote:... Kalau menurut saya, e-Commerce Indonesia akan maju bila: 1. Tersedia payment gateway yang terbuka seperti paypal misalnya, mudah dibuat/dipakai/diutilize siapa saja, bahkan patikelir blog semacam kita. 2. Siapa yang mau memulai payment gateway di sini? Siapa yang punya bos gih ajuin proposal ke bosnya untuk memulai ginian, kerjasama dengan bank seperti BCA kan bisa juga. Sebenarnya pay.indo.com sepertinya bagus, sayang hanya ekslusif. 3. Kalau payment gateway jalan, bisnis apa pun akan jalan. 4. Kalau adsens ala Indonesia akan tumbuh Salam, Arif Setuju tentang perlunya payment gateway. Kita di indo.com lumayanjungkir balik - sampe pake account di Bank of Bermuda baru bisa punyae-commerce beneran.Untuk #2: thanks untuk komentar positifnya tentang pay.indo.com.Maksudnya eksklusif bagaimana?Pay.indo.com itu layanan payment gateway untuk transaksi kartu kredit -biar bisa buka toko dan bertransaksi e-commerce beneran (bukan e-commerce ecek-ecek yang kartu kreditnya di-email dulu). Untuk bisamenerima kartu kredit secara virtual - sama dengan persyaratan untukbisa terima kartu kredit secara fisik - harus badan hukum/perusahaan - gak bisa perorangan. Apa ini maksudnya eksklusif?Launch awalnya kita di pay.indo.com, kita tawarkan ke hotel-hotel yangsudah jadi partner kita di indo.com . Kenapa? Resiko bisnisnya jauhberkurang kalau dealing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah kitakenal - kita tau manajemen, owner, bahkan terus menerus ada hubungantransaksi/komersial. Mungkin untuk partikelir/perorangan, perlu ada semacam credit rating agencynya di Indonesia? Mungkin dimulai diteknologia/social network dalam satu mailing list?Kalau ada yang punya ide untuk ngembangin paypal versi Indonesia, let'stalk... Kita siap dukung... Halo Bang Eka, melihat jumlah pengguna telepon selular di Indonesia akan lebih mudah menggolkan layanan payment gateway yg tidak hanya online tapi juga mencakup (atau menggabungkan) pangsa pasar pengguna telepon seluler ini. Paypal sudah meluncurkan Paypal Mobile (https://www.paypal.com/mobile), yang didului oleh TextPayMe (https://www.textpayme.com/) Saya udah pernah coba usulkan ini ke temen-temen yang bergerak di bidang mobile programming seperti BrainCode, tapi mkn perlu dukungan dari pihak telco dan financenya sekalian. --enda Visit my blog. Click herehttp://enda.goblogmedia.com
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
Maksud saya arbiter/clearing house, yang independen dari pasarnya, bukan record di pasar yang bersangkutan saja. Ibaratnya ebay itu satu pasar/ekonomi, amazon satu pasar/ekonomi. Kalo saya bintang lima di ebay, tapi belum pernah transaksi di amazon, kan idealnya saya gak mulai dari nol. Seperti kartu kredit, begitu saya punya dari satu bank, dengan rating tertentu (e.g. limit USD X), kalo saya apply kartu kredit lain, gak dianggap start dari nol. --Eka Ginting indo.com
[teknologia] Re: Adsense Indonesia
[EMAIL PROTECTED] wrote: Enda, Completele agree... Model paypal di Indonesia harus nyangkut ke mobile juga. Pay.indo.com bisa dipake untuk mobile. Lebaran lalu, kita luncurkan layanan XL Mudik yang bisa cek ada seat pesawat atau tidak (interkoneksi dengan Abacus), dan langsung bisa booking tiket pesawat dengan bayar pake kartu kredit - powered by pay.indo.com. Karena belum e-ticketing, tiket akan diissue dan diantar. Masalah utamanya, interface pake SMS untuk pembayaran melalui kartu kredit cukup repot. Saya rasa model paypal akan bisa lebih jalan... Cuma memang perlu kordinasi panjang lebar dengan telco. kenapa telco yang jadi bottlenecknya ? dari pihak telco atau penyedia jaringan kan seharusnya data apa yang dilewati diatasnya transparan transparan saja :) -mcp --Eka Ginting indo.com
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
On 4/12/06, m.c. ptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote: network yg besar. nah jika kita bisa mengerti apa yg membuat social network searchable, kita bisa aplikasikan ke jaringan p2p dan bisa juga membuat search engine yg lebih canggih daripada google sekarang. yang saya curious, bagaimana cara tahunya bahwa konsep dan algoritmayang dibikin itu benar , berhasil dan lebih canggih dari 'centralizedsearch-nya' google ?Sebetulnya Google bukan saja hebat di sisi algoritma search-nya, tetapi diimplemntasi sistem mereka yg menganut aliran reliabilitas di sisi perangkat lunak (tidak mengandalkan beberapa mesin besar utk melakukan halttersebut). Disebut centralized sebetulnya kurang tepat juga si Google itu, karena pada implementasinya mereka punya mesin index tersebar yang menanangani proses query tersebut Di IEEE MIcro pernah dibahas arsitektur sistem Google ini. Tapi dari sisi otoritas memang Google adalah model search yang sentralisasi (data dikuasai oleh 1 entiti) pada modle P2P otoritas tidak di 1 entitas.IMW
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
On 4/12/06, Estananto [EMAIL PROTECTED] wrote: --- Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] schrieb: Salah satu contoh trust model di P2P vs trust model di hierarki. Pada struktur sosial tertentu model hierarku lebih mudah diterima (dan bisaSaya tertarik betul dengan pernyataan bahwa komunikasidi komputer adalah formalisasi komunikasi di dunianyata. Nah. karena pola komunikasi di dunia nyataberbeda2 tergantung kultur, demografi, dll, mestinya ada arsitektur komunikasi berbeda antar daerah budayadong? Lalu bagaimana bentuk antarmuka antara mereka?Suka atau tidak suka memang begitu, ini terlihat pada prefernsi model komunikasi yang lebih diterima oleh berbagai budaya (menurut Hofstede kita bisa klasifikaskan budaya berdasarkan grup etnis, latar belakang kerja dsb). Sebagai contoh orang Indonesia memiliki kecenderungan mudah menerima teknologi chat ketimbang orang Jerman. Begitu juga dalam penggunaan friendster, orkut berbeda sekali antara orang indonesia dan Jerman (he he walau sama-sama ABG). Hal ini akan mempengaruhi pola komunikasi, pola otentifikasi dsb Pertanyaan lain: kalau tesis di atas valid, selama inikita memakai standar Barat/US, tapi kita sesuaikandengan kultur kita. Contohnya Friendster, kata pakMade. Tapi apa mungkin yang terjadi sebaliknya, yaitu kita membuat sistem komunikasi komputer yang spesifikuntuk kultur kita seperti misalnya information-basedagriculture business for small farmers?Mengapa tidak pendekatan ethnocomputing memulai hal ini, Melihat kebutuhakn komputasi/komunikasi berdasarkan kultur yang ada. Masalahnya kita sering menganggap dunia ini sama. IMW
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
On 4/12/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Estananto wrote: Saya tertarik betul dengan pernyataan bahwa komunikasi di komputer adalah formalisasi komunikasi di dunia nyata. Nah. karena pola komunikasi di dunia nyataAtau yang terjadi malah bisa sebaliknya, bahwa pada struktur formalnya, komunikasi manusia itu sebenarnya sama saja (atau bisa di-reduksi kebeberapa set formula) - bahwa budaya/kultur/demografi itu ternyatahanya syntactic sugar ... ;-)Kalau orang belajar Language sekitar sebelum tahun 2000 mungkin akan mengambil pendekatan seperti ini (formalisasi bahasa bisa dilakuakn utk semua bahasa sehingga bsia membentuk model kanonik). Tetapi setelah 2000 dunia bergeser lagi. Ternyata hal itu tidak memungkinkan. Social construction bermain cukup penting di dalam bahasa ini. Penelitian Hofstede (dan bukunya) merupakan salah satu tonggak yang lumayan merubah pandangan ini di dunia komputer (IT). juan ngapain aja, dsb. Kalau rekomendasinya tercantum dalam satu website, atau di-email sesuai dengan permintaan, saya bayangkan nilairekomendasinya akan jauh lebih tinggi kalau si pembaca menganggap yangmemberikan rekomendasi dianggap trustworthy/credible/respecta ble. Dansocial network yang satu dengan yang lainnya juga mungkin punyaperbedaan tingkat kredibilitas dalam rekomendasi (bintang lima di ebayvs bintang lima di amazon etc - mungkin ada bisnisnya juga jadi arbiter/clearing house of trustworthiness...)Bagaimana menganggap penting suatu rekomendasi ini sangat bergantung pada kultur setempat boleh percaya boleh tidak :-). Sayangnya sebagian besar pendekatan atau riset di dunai TI masih dikuasai pendekatan dari Western yg relatif homogen. IMW
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
Made Wiryana wrote: On 4/12/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Estananto wrote: Saya tertarik betul dengan pernyataan bahwa komunikasi di komputer adalah formalisasi komunikasi di dunia nyata. Nah. karena pola komunikasi di dunia nyata Atau yang terjadi malah bisa sebaliknya, bahwa pada struktur formalnya, komunikasi manusia itu sebenarnya sama saja (atau bisa di-reduksi ke beberapa set formula) - bahwa budaya/kultur/demografi itu ternyata hanya syntactic sugar ... ;-) Kalau orang belajar Language sekitar sebelum tahun 2000 mungkin akan mengambil pendekatan seperti ini (formalisasi bahasa bisa dilakuakn utk semua bahasa sehingga bsia membentuk model kanonik). Tetapi setelah 2000 dunia bergeser lagi. Ternyata hal itu tidak memungkinkan. Social construction bermain cukup penting di dalam bahasa ini. Penelitian Hofstede (dan bukunya) merupakan salah satu tonggak yang lumayan merubah pandangan ini di dunia komputer (IT). Made, Jadi ngerasa tua nih... Terakhir baca paper formal language awal - pertengahan tahun 90an... ;-) Btw, ada referencenya penelitian si Hofstede ini? (kalo bisa executive summary / popular versionnya - udah lama gak baca journal - ntar malah pusing). juan ngapain aja, dsb. Kalau rekomendasinya tercantum dalam satu web site, atau di-email sesuai dengan permintaan, saya bayangkan nilai rekomendasinya akan jauh lebih tinggi kalau si pembaca menganggap yang memberikan rekomendasi dianggap trustworthy/credible/respectable. Dan social network yang satu dengan yang lainnya juga mungkin punya perbedaan tingkat kredibilitas dalam rekomendasi (bintang lima di ebay vs bintang lima di amazon etc - mungkin ada bisnisnya juga jadi arbiter/clearing house of trustworthiness...) Bagaimana menganggap penting suatu rekomendasi ini sangat bergantung pada kultur setempat boleh percaya boleh tidak :-). Sayangnya sebagian besar pendekatan atau riset di dunai TI masih dikuasai pendekatan dari Western yg relatif homogen. IMW Absolutely. Pernah ngobrol dengan yang bikin auction site di indonesia tahun 2000-an yang lalu. Dia bilang: we did everything ebay did - feedback, free listing, etc, etc - but transactions did not happen. Trust? Pertanyaan praktisnya, what would work in Indonesia? Btw, thanks to this discussion - saya barusan nge-download tulisan-tulisannya Jon Kleinberg dan tulisannya Mas Roby Muhamad di Science Mag tentang Global Social Network. Kalo direplikasi via SMS menarik gak ya? Kita juga pernah lakukan viral campaign via email - meminta yang menerima mem-forward ke teman-temannya. Insentifnya berbagai macam hadiah. Email yang diforward jumlahnya juga beraneka ragam - mulai dari beberapa ribu (waktu hadiahnya buku Harry Potter) hingga 100 ribu lebih (waktu hadiahnya diamond). Kira-kira menarik untuk dianalisa lebih lanjut gak Mas Roby? We are certainly interested to learn what it might say... --Eka Ginting indo.com
[teknologia] Re: Adsense Indonesia
On 4/12/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Untuk #2: thanks untuk komentar positifnya tentang pay.indo.com.Maksudnya eksklusif bagaimana?Pay.indo.com itu layanan payment gateway untuk transaksi kartu kredit - biar bisa buka toko dan bertransaksi e-commerce beneran (bukane-commerce ecek-ecek yang kartu kreditnya di-email dulu). Untuk bisamenerima kartu kredit secara virtual - sama dengan persyaratan untukbisa terima kartu kredit secara fisik - harus badan hukum/perusahaan - gak bisa perorangan. Apa ini maksudnya eksklusif?Launch awalnya kita di pay.indo.com, kita tawarkan ke hotel-hotel yangsudah jadi partner kita di indo.com. Kenapa? Resiko bisnisnya jauhberkurang kalau dealing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah kitakenal - kita tau manajemen, owner, bahkan terus menerus ada hubungantransaksi/komersial. Mungkin untuk partikelir/perorangan, perlu ada semacam credit rating agencynya di Indonesia? Mungkin dimulai diteknologia/social network dalam satu mailing list?Nah, maksud saya ekslusif di situ, kenapa payment gatewaynya tidak bisa untuk patikelir? Bukankah seperti paypal, orang bisa setup shopping service dengan payment paypal (misalnya) dan bisa menerima CC secara instan?? (mohon koreksi bila saya salah)Oke sih, kalau ada payment gateway untuk industri yang sudah dikenal reputasinya. Tapi industri online yang besar itu mungkin tidak marak dan tumbuh kalau online patikelir tidak tumbuh, hal seperti ini mungkin dikenal dengan istilah Long Tail, revenuenya tidak kalah oleh industri mapan seperti itu. Bayangkan banyak orang bisa jual sablon kaos yang keren, stiker, desain, program kecil-kecilan, lelang, tuker-menukar barang, mereka tinggal bayar model paypal. Transaksi oke, barang diantar. Yang jadi masalah kan carding? Kalau micro-payment, saya rasa payment gateway mungkin tidak ada masalah. Misal, uang realnya ditahan dulu di bank, baru setelah jumlah tertentu akan ditransfer ke rekening si X misalnya. Bukan begitu, mohon koreksi... Seandainya pay.indo.com misalnya bisa mewujudkan micro-payment di indonesia, wooa alangkah senangnya... Kalau ada yang punya ide untuk ngembangin paypal versi Indonesia, let'stalk... Kita siap dukung...--Eka Gintingindo.com
[teknologia] Safari, awas !
KDE 4 (masih dalam pengembangan) akan tersedia juga untuk Windows dan Mac OS X. Hal ini berarti Konqueror, browser web untuk KDE, kelak juga bisa dinikmati pengguna Mac OS X. Screeenshot: http://tinyurl.com/rth7c Karena WebCore-nya Safari juga diturunkan dari KHTML-nya KDE, mestinya hal ini justru akan memberikan sinergi yang positif untuk kemajuan baik Safari maupun Konqueror. -- http://ariya.blogspot.com/2006/04/why-koffice-not-using-openofficeorgs.html
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
[EMAIL PROTECTED] wrote: Intinya, saya hanya ingin memberi gambaran perkembangan terbaru riset teknologi disini. Yaitu memberi gambaran bagaimana inovasi teknologi di Amerika melibatkan kerjasama dari ahli komputer, sosiologi, ekonomi, matematika, statistik, fisika, psikologi. Juga kerjasama antara bisnis dan akademis. Mudah2an ini bisa memberi motivasi bagi teman2 yang masih kuliah teknik/sains di Indonesia untuk tidak segan2 membuka cakrawala. Dan mungkin ide yg tdk jelek jika univ. teknik di Indonesia spt ITB, membuat divisi ilmu sosial seperti juga MIT dan Caltech disini. Karena kita sudah tidak bisa lagi terkotak2 dengan disiplin ilmu tradisional. Mas Roby, mengenai poin dalam paragraf diatas. Apakah nantinya hal ini akan berlaku juga untuk ke-pakar-an dalam bidang tertentu? Akankah slogan jack of all trade master of none menjadi usang? Titik ekstrimnya tidak ada lagi orang yang cuma jago di satu bidang. Atau bisa jadi paradigma yang Mas Roby sebutkan diatas itu sudah lekang oleh zaman. Hingga sekarang baru kita kenal metoda-metoda belajar baru yang berusaha menyeimbangkan antara otak kanan dan otak kiri. Terimakasih cheers, roby --- http://robymuhamad.com/amerika Zaki Akhmad
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
On 4/12/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Penelitian Hofstede (dan bukunya) merupakan salah satu tonggak yang lumayan merubah pandangan ini di dunia komputer (IT).Made,Jadi ngerasa tua nih... Terakhir baca paper formal language awal - pertengahan tahun 90an... ;-)Tahun 90-an, mah controlled language aja belum juga ditengok :-). Semiotic model belum masuk ke modelling language mungkin. Sekarang di language makin kacau (domain specific language, controlled language, light weight natural language) bikin kepala makin mumet. Saking kacaunya Visual Basic aja sudah masukin Functional yg bersumber dari Lambda Calculus.Itu kalau modelling utk programming language, untuk natural language orang sekarang tidak berhenti hanya di sisi semantik saja, tapi juga ke arah shared semantic artinya semantic lebih kepada kesepakatan shared knowledge. Btw, ada referencenya penelitian si Hofstede ini? (kalo bisa executivesummary / popular versionnya - udah lama gak baca journal - ntar malah pusing).http://www.geert-hofstede.com/Bukunya cultural consequence lumayan sebagia titik awal. Utk baca baca. Bagaimana menganggap penting suatu rekomendasi ini sangat bergantung pada kultur setempat boleh percaya boleh tidak :-).Sayangnya sebagian besar pendekatan atau riset di dunai TI masih dikuasai pendekatan dariWestern yg relatif homogen.Absolutely. Pernah ngobrol dengan yang bikin auction site di indonesiatahun 2000-an yang lalu. Dia bilang: we did everything ebay did -feedback, free listing, etc, etc - but transactions did not happen. Trust?Hal itu juga yg membuat kenapa eBay di Jerman begitu sukses. Sedangkan friendster ndak sukses blas :-). Model masyrakat akan mempengaruhi penerimaan. Apa yang akan berfungsi di Indonesia ? Pertanyaannya jadi Indonesia yang mana he he he beberapa ribu (waktu hadiahnya buku Harry Potter) hingga 100 ribu lebih(waktu hadiahnya diamond). Kira-kira menarik untuk dianalisa lebih lanjut gak Mas Roby? We are certainly interested to learn what it mightsay...Kalau digabung dg viral campaign mungkin bukunya Rushkoff (Coercion) menarik ukt dibaca. Social Network memang sekarang lagi seperti menjadi primadona, sayangnya asumsi yg diterapkan oleh Social Network Analysis sendiri masih tergolong sangat western oriented (contoh pembobotan dsb). Sorry saya juga baru baca baca saja, tidak dalam IMW
[teknologia] Re: Windows XP Anda Adakah Telah Dikemas kini?
On 4/12/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Cari Ikon My Computer di atas Desktop atau pada butang Start. Dengan Klik butang kanan tetikus My Computer - Properties. Rujuk penyataan Windows XP pada System: yang akan dituruti sama ada Home atau Pro dan kemudian jenis SP. Pakcik, Windows XP berbahasa Indonesia sudah tersedia di gerai-gerai negeri kami. Pengguna macam awak bukan menyebut memuat turun, melainkan mengunduh SP2. Sedangkan tentang kemas kini, lebih akrab di telinga kami disebut pemutakhiran sekalipun banyak pengguna baik di pejabat ataupun di rumah menyebut dengan update. -- amal
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
Kita juga pernah lakukan viral campaign via email - meminta yang menerima mem-forward ke teman-temannya. Insentifnya berbagai macam hadiah. Email yang diforward jumlahnya juga beraneka ragam - mulai dari beberapa ribu (waktu hadiahnya buku Harry Potter) hingga 100 ribu lebih (waktu hadiahnya diamond). Kira-kira menarik untuk dianalisa lebih lanjut gak Mas Roby? We are certainly interested to learn what it might say... bisa saja ada yang menarik, terutama jika ada data siapa memforward ke siapa. lebih bagus lagi jika ada data tentang orang2 yang terlibat. intinya kalo kita hanya tahu network nya saja: titik2 yang terhubung satu sama lain, sulit untuk mendapatkan analisis yang bagus. karena network yg ada jadinya tidak lebih seperti 'gambar'. kita perlu tahu konteks dimana network itu berada. seperti para dinas intelejen disini yang ingin kerjasama dengan akademik utk mengolah data network, tapi mereka tidak mau kasi tahu data apa itu sebenarnya. jadinya tidak banyak yang bisa dilakukan. jika memang ada struktur data yang menarik silahkan pak eka ginting email japri saya di roby at cdg dot columbia dot edu. siapa tahu ada yg bisa berguna dan menarik untuk dikerjakan. cheers, roby --- http://robymuhamad.com/amerika
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
[EMAIL PROTECTED] wrote: Maksud saya arbiter/clearing house, yang independen dari pasarnya, bukan record di pasar yang bersangkutan saja. Ibaratnya ebay itu satu pasar/ekonomi, amazon satu pasar/ekonomi. Kalo saya bintang lima di ebay, tapi belum pernah transaksi di amazon, kan idealnya saya gak mulai dari nol. Seperti kartu kredit, begitu saya punya dari satu bank, dengan rating tertentu (e.g. limit USD X), kalo saya apply kartu kredit lain, gak dianggap start dari nol. Coba dilakukan dari dua pendekatan. Masalah pertama : Untuk itukan butuh data base terpusat. Kartu Kredit bisa punya transfer seperti itu karena di tiap negara punya masing masing unique ID ( seperti SSN di AS) jadi bank gampang saja ambil data credit rating anda dari beberapa agency yang ditunjuk. Masalahnya di Internet ini kan tidak ada unique identifier yang applied untuk semua negara. Kedua, masalah ini bisa diselesaikan JIKA (dan JIKA) ada kerjasama atau partnership diantara online seller seperti Ebay,Yahoo dan Amazon. Akan tetapi, untuk punya satu exchange yang independen sulit rasanya. Pikir saja: income mereka datang dari mana ? Selain itu biasanya, online seller hanya konsentrasi di satu market saja. -mcp
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
Rekan2 spt Made, Enda telah mengajukan poin penting dan menarik bahwa social network ini bisa bergantung pada populasi tertentu sesuai konteks budaya yg ada. Memang ini perlu diteliti lebih jauh. Meskipun social networks di daerah western yg homogen pun masih banyak yg belum kita mengerti. Memang social networks sekarang menjadi trendi, akibatnya banyak janji2 yang berlebihan. Masih banyak penelitian yang harus dilakukan sebelum benar2 bisa kontribusi langsung baik dalam produk teknologi atau produk sosial. Meskipun bidang social network analysis juga bukan baru, sudah ada sejak tahun 1950an, tapi baru2 akhir 90an kita bisa melakukan studi network dinamik skala besar: terima kasih pada kemajuan teknologi komputer. Tapi sampai sekarang memang kita belum punya teori network yang memungkinkan kita melakukan interpretasi yang tepat dari observasi suatu pola di network. Di awal thread ini memang saya menjadi tukang jual obat dengan memberikan iming2. Masih banyak riset yang sedang dan masih harus dilakukan sebelum iming2 itu menjadi kenyataan. Meskipun sikap skeptis selalu perlu, tapi saya juga melihat potensi besar dari bidang interdisipliner network science ini. Tapi saya senang bisa berkenalan dengan rekan2 yang pekerjaannya bersinggungan di bidang ini. Yang jelas saya percaya apa yang sedang terjadi di internet sekarang, dari mulai blog, distributed computing, online games, wikipedia, social networking sites, online dating dll, adalah kesempatan emas buat kalangan akademis untuk melakukan penelitian. Yang selanjutnya, jika cukup beruntung, hasil penelitiannya bisa dibuat produk juga. cheers, roby --- http://robymuhamad.com/amerika
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
Mas Roby, mengenai poin dalam paragraf diatas. Apakah nantinya hal ini akan berlaku juga untuk ke-pakar-an dalam bidang tertentu? Akankah slogan jack of all trade master of none menjadi usang? Titik ekstrimnya tidak ada lagi orang yang cuma jago di satu bidang. Atau bisa jadi paradigma yang Mas Roby sebutkan diatas itu sudah lekang oleh zaman. Hingga sekarang baru kita kenal metoda-metoda belajar baru yang berusaha menyeimbangkan antara otak kanan dan otak kiri. Zaki, saya bukan futorolog jadi saya nggak tau pasti jawabannya :) Dari dulu saya pikir otak (kiri atau kanan) sama2 penting. :D Tapi menurut saya sih begini. Sekarang ini sains mulai menghadapi masalah2 kompleks yang membutuhkan berbagai pendekatan secara sekaligus secara bersama2. Untuk masalah kompleks ini tidak ada satu pendekatan yang mujarab bisa menjawab segala persoalan. Saya nggak tahu implikasi ke depannya bagaimana. Ini hanya berdasar pengalaman pribadi saja, saya merasakan sendiri batas disiplin ilmu tradisional kadang tidak lagi relevan. Saya tidak tahu apakan trend ini general, atau terbatas di dunia kecil saya saja. Cheers, Roby --- http://robymuhamad.com/amerika
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
[EMAIL PROTECTED] wrote: Zaki, saya bukan futorolog jadi saya nggak tau pasti jawabannya :) Dari dulu saya pikir otak (kiri atau kanan) sama2 penting. :D Ah Mas Roby bisa aja ;) Memang pada akhirnya sebaiknya otak kanan dan otak kiri. Tapi masih terekam kuat dalam ingatan saya, bahwasanya paradigma yang umum terjadi adalah anak-anak yang lulus SMA lebih diarahkan orang tuanya untuk masuk kuliah eksakta khususnya teknik. Setelah saya kuliah, saya justru suka minder dengan teman-teman dari Fisika yang notabene menurut saya lebih pintar. Bisa jadi saya beruntung masuk Elektro cuma karena tahu trik UMPTN;). Saya melihat beberapa teman saya dari Fisika lebih pintar daripada saya. Khususnya di sisi Matematika. Walau ada juga salah seorang teman saya dari Fisika yang memutuskan untuk menjadi sastrawan. Nah menurut saya ini menarik. Satu orang teman Fisika saya lagi, suka sekali lagi dengan dunia astronomi (sekarang sedang S3 di Inggris), tapi masih baca karya sastra. Satu teman saya lagi, juga dari Fisika, malah menang lomba penelitian LIPI dengan tema Blog. Intensitas keragaman minat multidisplin yang tinggi dari teman-teman saya di Fisika ini tidak saya temui begitu tinggi di teman sejurusan saya. Tapi menurut saya sih begini. Sekarang ini sains mulai menghadapi masalah2 kompleks yang membutuhkan berbagai pendekatan secara sekaligus secara bersama2. Untuk masalah kompleks ini tidak ada satu pendekatan yang mujarab bisa menjawab segala persoalan. Saya nggak tahu implikasi ke depannya bagaimana. Ini hanya berdasar pengalaman pribadi saja, saya merasakan sendiri batas disiplin ilmu tradisional kadang tidak lagi relevan. Saya tidak tahu apakan trend ini general, atau terbatas di dunia kecil saya saja. Saya cerita sedikit soal pengalaman kuliah. Ada satu mata kuliah yang sangat saya sukai yaitu Pemodelan dan Simulasi. Saya baru sadar, kalau kemacetan di kota besar itu tidak semerta akan langsung hilang dengan pembangunan jalan tol dan jembatan layang. Dan fenomena ini bisa dimodelkan (tentu dengan persamaan Matematika) untuk kemudian disimulasikan. Yang saya masih belum ngerti, bagaimana cara memodelkan fenomena sosial dengan persamaan Matematika. Kalau mau ditarik ke dunia teknologi, apakah dulu Sabeer Bhatia memang memodelkan hotmail-nya untuk dijual ke Microsoft? Atau gmail memang sengaja mengantisipasi jumlah pelanggan yg membludak dengan membuat sistem undangan? Cheers, Roby --- http://robymuhamad.com/amerika Zaki Akhmad
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
Zaki Akhmad wrote: [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang saya masih belum ngerti, bagaimana cara memodelkan fenomena sosial dengan persamaan Matematika. Di dalam bidang finance sudah ada simulasi perhitungan dan kalkulasi yang memadukan fenomena psikologi,social,geopolitik,currency,interest rate (misalnya Fed) dan ekonomi untuk memperkirakan berputarnya ekonomi.Contohnya kalau ada suka baca Barrons, ada yang namanya Panic/Euphoria Models,yang ini datanya saya gak tahu dapatnya darimana, tapi bisa dibuktikan antara Psikologi dan world markets ada hubunganya. Malah ada beberapa yang membuat software segala disertai neural networks dan AI untuk prediksi sebuah economy actions.Yang butuh software dan analisa tepat seperti ini contohnya Persh Asuransi untuk managing risk dan dapatkan harga premium yang tepat. -mcp
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
[EMAIL PROTECTED] wrote: Di awal thread ini memang saya menjadi tukang jual obat dengan memberikan iming2. Masih banyak riset yang sedang dan masih harus dilakukan sebelum iming2 itu menjadi kenyataan. Meskipun sikap skeptis selalu perlu, tapi saya juga melihat potensi besar dari bidang interdisipliner network science ini. pandangan skeptis umum mungkin tercermin dari feedback buku online six degree separation itu: Ok, you got the link , and now what ? what's the goal ? -mcp
[teknologia] Re: Adsense Indonesia
On 4/12/2006 at 8:57 AM m.c. ptrwn wrote: kenapa telco yang jadi bottlenecknya ? dari pihak telco atau penyedia jaringan kan seharusnya data apa yang dilewati diatasnya transparan transparan saja :) Keyword: seharusnya :-) Salam, Harry
[teknologia] Re: Adsense Indonesia
Harry Sufehmi wrote: On 4/12/2006 at 8:57 AM m.c. ptrwn wrote: kenapa telco yang jadi bottlenecknya ? dari pihak telco atau penyedia jaringan kan seharusnya data apa yang dilewati diatasnya transparan transparan saja :) Keyword: seharusnya :-) he he mas harry bisa saja, tapi serius saya masih belum mengerti secara teknis kenapa bottlenecknya di sisi telco. kalau mengenai kebijakan telco untuk mencegah voip, kan yang mereka halangi hanya di area E1 termination, tapi data apa yang lewat diatasnya,mereka tidak bisa cegah karena sudah berbentuk packet. mohon petromaksnya (fatih TM) :) ? Carlos
[teknologia] Re: Adsense Indonesia
Arif Widianto wrote: ... Oke sih, kalau ada payment gateway untuk industri yang sudah dikenal reputasinya. Tapi industri online yang besar itu mungkin tidak marak dan tumbuh kalau online patikelir tidak tumbuh, hal seperti ini mungkin dikenal dengan istilah Long Tail, revenuenya tidak kalah oleh industri mapan seperti itu. Bayangkan banyak orang bisa jual sablon kaos yang keren, stiker, desain, program kecil-kecilan, lelang, tuker-menukar barang, mereka tinggal bayar model paypal. Transaksi oke, barang diantar. Yang jadi masalah kan carding? Kalau micro-payment, saya rasa payment gateway mungkin tidak ada masalah. Misal, uang realnya ditahan dulu di bank, baru setelah jumlah tertentu akan ditransfer ke rekening si X misalnya. Bukan begitu, mohon koreksi... Seandainya pay.indo.com misalnya bisa mewujudkan micro-payment di indonesia, wooa alangkah senangnya... Sabar... sabar... ;-) Kita coba masuk satu-per-satu. Untuk yang mau jualan sablon kaos, ukiran, batik, dsb, kita tawarin dulu lewat http://shop.rajacraft.com. Biar jadi member dulu di situ, buka toko sendiri, dan pay.indo.com fasilitasi transaksinya. Model ebay lah. Untuk yang partikelir, problem utama untuk payment gateway adalah authentikasi orangnya - how do I know you are who you say you are? KTP gak unique, bank account jaringan pemalsuannya ada, etc. Kalau partikelir A mau transaksi dengan partikelir B dengan menggunakan layanan company C, siapa yang akan menanggung resiko gagal transaksinya si A/B/C? Bayangkan, kita pernah kerjasama untuk infaq saja banyak yang menyumbang pake kartu kredit fraud... Kalo liat diskusi di thread sebelah tentang social network, saya menduga mungkin ada solusi yang bisa muncul dari social network. Misalnya, dalam satu jaringan ada orang yang sudah bisa saling percaya, bahkan dengan transaksi ratusan juta rupiah tanpa bukti transaksi. Kalau Budi Rahardjo vouches for me, harusnya itu kan worth some value untuk credibility thus untuk transaksi. Dan seterusnya. Atau model si Grameen Bank yang terkenal untuk micro creditnya. Yang menerima kredit harus anggota satu komunitas, dan komunitasnya me-recommend. Juga ada social punishment-nya kalo si penerima kredit gak bayar/default. Mas Arif punya ide gak untuk problem authentikasi dan building credit rating untuk partikelir ini? Satu konsekuensi bisnis sebenarnya dari persoalan di atas adalah lebih mahal / lebih repot bikin bisnis ini di Indonesia. Dengan effort yang lebih rendah, banyak pasar lain yang lebih bisa/lebih cepat berkembang. Dan rational investor, tentu saja akan lebih memilih pasar yang bisa lebih cepat berkembanganya. Think about that... Cheers, --Eka Ginting indo.com
[teknologia] Re: Internet, sosial dan Orkut
Made, Review buku Hofstede ini di Amazon sangat mixed - dari this is garbage to this is heaven. http://www.amazon.com/gp/product/0803973241/ref=ase_help4u-20/104-4800574-5507107?s=booksv=glancen=283155tagActionCode=help4u-20 Why do you think this book is good? Looking at the sample (IBM employees worldwide), it should be quite difficult to generalize to the entire population of a country. I am surprised that there is such a large variation of work-related culture amongst these IBM employees. --Eka Ginting indo.com
[teknologia] Re: Adsense Indonesia
On 4/13/2006 at 2:06 AM m.c. ptrwn wrote: Harry Sufehmi wrote: On 4/12/2006 at 8:57 AM m.c. ptrwn wrote: kenapa telco yang jadi bottlenecknya ? dari pihak telco atau penyedia jaringan kan seharusnya data apa yang dilewati diatasnya transparan transparan saja :) Keyword: seharusnya :-) he he mas harry bisa saja, tapi serius saya masih belum mengerti secara teknis kenapa bottlenecknya di sisi telco. Mungkin masalahnya bukan masalah teknis :-) kalau mengenai kebijakan telco untuk mencegah voip, kan yang mereka halangi hanya di area E1 termination, tapi data apa yang lewat diatasnya,mereka tidak bisa cegah karena sudah berbentuk packet. mohon petromaksnya (fatih TM) :) ? Mungkin ini salah satu penjelasannya: Telkom : Perusahaan publik terbesar di Indonesia (versi Forbes) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=243377kat_id=4 Mengalahkan bahkan BCA, Bank Mandiri, Astra, dll. Perusahaan publik, tapi monopoli :-) Jadinya, ya bisa bertindak seenaknya saja. Gimana tidak mau gila-gilaan performanya, ha ha. Ada juga teman yang mengalami kasus yang mungkin sama (arogansi telco). Kalau barrier of entry direndahkan lagi, monopoli dicabut, kompetisi disuburkan -- mudah-mudahan semua masalah seperti ini bisa hilang. Salam, Harry (jadi ingat teman yang memborong saham British Telecom - lalu tidak lama kemudian monopoli BT dibabat. Dia rugi ribuan poundsterling...)