> beda lah,tukang panci mungkin gak perlu sekolah S2 sampe ke jerman dan > finlan segala. daya saing nya juga rendah. > > kalau mau terus2an jadi tukang panci juga gak papa,tapi jangan komplen > kalo tiap hari hidup makin susyaah karena kebutuhan (negeri) tidak bisa > dipenuhi lagi dari dalam.
Kenapa masalah dengan jadi 'tukang panci' ? Bukankah itu industri yang lebih 'real' ? Kenapa gak dibalik, karena disini lebih pas jadi tukang panci, dibuat jadi industri yang modern ? Disini pabrik buat bikin ember udah modern. Yang bikin kacang (garudafood) malah buka bisa buka pabrik di china. Kelebihan mereka, padat karya. Mungkin itu yang dibutuhin, bukan software developer yang cuma isinya 10-50 orang, bisa pada kaya, tapi penduduk lain miskin. :) -- Arie Reynaldi Zanahar reymanx at gmail.com http://www.reynaldi.or.id