On 4/18/06, The_Eye_in_The_Sky <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Cuma mau konfirmasi aja sih dengan pertanyaannya,

> sampe sekarang saya kok gak minat kerja di Jakarta yah, waktu masih
> kerja di Indonesia saja lebih milih di offshore atau jungle operation.
>
> Temen temen saya yang dulunya high-achiever di kampus, begitu udah masuk
> ke lingkungan kerja di Jakarta, jadi gak se-potent dulu.

Setuju dengan pernyataan ini. Banyak sekali rekan2 saya yang mengalami
kasus seperti ini (termasuk saya sendiri sih rasanya...)

> 1. otaknya keracunan timbal? Saya kalo ke Jakarta biz trip 1-2 minggu
> otak jadi ngantuk terus tapi begitu weekend ke Bali, semangat lagi. Yes
> I think it is about the air pollutant and oxygen.

Ini rasanya menarik untuk dijadikan bahan riset. Saya sendiri
penderita alergi debu, pengalaman kalau di Jakarta pagi selalu pilek
berat, dulu waktu pindah awal-awal kuliah di Bandung hilang pileknya,
kembali ke jakarta pilek lagi, waktu kuliah di jerman sembuh lagi,
sekarang di jakarta... ya pilek lagi =)

> 2. stress macet dimana mana?

Saya sendiri mulai khawatir melihat rekan-rekan di Jakarta yang
menganggap 'macet' sebagai satu kewajaran =(. Saya yang tidak pernah
suka nyupir selalu mengeluh soal macet dan selalu ditanggapi "ya,
hidup di jakarta harus suka dengan macet, karena itu wajar". Duh,
macet sih tidak pernah wajar... jadi kalau macet saja sudah dianggap
wajar pantas saja kalau 'korupsi' pun jadi 'wajar' ... lah jadi bicara
korupsi deh hehehe.

> 3. gak efisiennya kerja di Indonesia? Sempet ngomel ngomel saya, untuk
> menjawab pertanyaan client yang simple aja si client suruh saya datang
> ke kantor mereka

Setuju. Meeting di jakarta is a waste of time. Sebenarnya ini ada
hubungannya dengan faktor ke 4 di bawah juga.

> 4. gak ada Internet kenceng di rumah, sementara banyak yang kudu dipelajari

Faktor ini juga berpengaruh dengan client-provider service. Tanpa
adanya koneksi internet yang reliable akan sulit sekali melakukan
komunikasi virtual.

Hal ini juga berpengaruh ke proses pembelajaran. Saya sekarang selaku
dosen merasa sulit sekali menyuruh mahasiswa untuk keep in touch with
the latest trend tetapi koneksi internet di kampus dibatasi, di rumah?
jangan berharap, tidak semua mahasiswa punya eksklusivitas berinternet
bebas.

Tapi akhirnya ya kembali ke kita lagi bagaimana mensiasati hal-hal
seperti ini. Terus terang saya pribadi masih berputar-putar dalam
ajang 'cari siasat' dan belum sampai tahap 'menjalankan siasat' =(


--
<avianto /> - http://avianto.com/

Reply via email to