On 4/18/06, David Sudjiman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Budi Rahardjo wrote:
> Percaya atau tidak, jaman Pak Harto malah ada strategi!
> Sekarang memang kita kebablasan dalam demokrasi.
> Di satu sisi bagus karena kita pernah merasakan demokrasi yang mahal
> dan ternyata tidak langsung meningkatkan kualitas hidup.
> Nah, sekarang bagaimana kita belajar dari dua ekstrim dan mensintesa
> sebuah solusi yang khas Indonesia.

Melihat kisaran demography Indonesia, rasanya demokrasi masih kurang
berguna untuk bangsa Indonesia. Yang perlu sekarang adalah pembiasaan
diri hidup berdampingan dengan sistem yang bisa menyokong kehidupan
orang banyak.

Ini contoh saja untuk negara berkembang, demokrasi bukan solusinya
karena sementara sistem belum berjalan dengan baik, orang banyak sudah
teriak ini-itu yang lebih banyak nda nggenah-nya daripada nggenah lalu
nda tahu harus menggunakan sistem yang mana sehingga pada binun.

Sistem dulu dibenahi, mau otoriter kaya dulu juga oke, mau lebih gila
kaya China juga oke. yang penting sistem dibuat dulu dan masyarakat
dibiasakan untuk ngerti 'aturan main' melalui sistem yang ada. Nah, kalo
udah beres, atau setidaknya mencapai prosentase tertentu, baru demokrasi
dijalankan. Lha kalo nda, ya GIGO! :-)

Singkatnya, bangsa Indonesia masih perlu 'dijajah' atau lebih tepatnya
'diajarin hidup' karena memang belum mentalnya belum benar2 merdeka.

Lebih singkatnya, masih suka spoon-feed.


Saya berpendapat sebaliknya. Bagus telan pil pahit skrg, belajar dari skrg, buat sistem dari skrg.

Kayak orang mau kawin, kalo nunggu siap/mapan, kapan mau kawinnya?

Biar bersusah-susah aja bapaknya skrg, mudah-mudahan 20 tahun lagi, buat anak saya nanti, Indonesia udah lebih baik.


--enda
Visit my blog. Click here
http://enda.goblogmedia.com

Kirim email ke