=========== Nahi Mungkar =========== Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya (falyughayyiru biyadihi), apabila ia tak sanggup, hendaklah diubahnya dengan lisannya (fabilisa-nihi), apabila itupun tak sanggup cukup dengan kalbunya (biqalbihi), namun yang terakhir ini pertanda yang terlemah imannya.
Falyughayyiru, dalam kata ini ada LAM al-amar, LAM yang menyatakan perintah. Jadi mengubah yang mungkar, atau nahi mungkar itu WAJIB hukumnya, berdosa kalau tidak dikerjakan. Saya fokuskan pada nahi mungkar dengan lisan / tulisan, karena saya bukan polisi dan jaksa, tidak mempunyai otoritas secara hukum untuk nahi mungkar dengan tangan / tindakan. Saya banyak mendapat kritikan karena tidak kurang dari tulisan saya yang REAKTIF. Yang mengkritik itu tidak faham, bahwa nahi mungkar itu memang perbuatan yang reaktif, sesuai dengan hukum aksi vs reaksi. Aksi mungkar itu dilawan dan perlawanan itulah reaksi. ------------------------------- Ilustrasi dalam milis ini: ------------------------------- Saya baca dari beberapa publikasi dari para orientalis dan misionaris Kristian yang menulis pernyataan sebagai berikut : "Muhammad knew all the sources: Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs before he could compile the Qur'ân." Ini tidak bisa didiamkan, karena ini prasangka yang mungkar. Lahirlah tulisan saya Seri 740. Islam Phobia yang Bersifat Proaktif => http://waii-hmna.blogspot.com/2006/08/740-islam-phobia-yang-bersifat-proaktif.html. Dalam Seri 740 tsb kemungkaran para orientalis dan misionaris Kristian saya sungkurkan dengan ayat (29:48): Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya sesuatu Kitabpun dan kamu tidak menulis suatu Kitab dengan tangan kananmu; Andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar (tetaplah) ragu orang-orang ingkar. Dalam milis ini timbul perlawanan dari Ari Condro yang menyatakan: "ada di sirah nabi, kan nabi belajar mengetahui tentang agama yahudi dan kristen juga." Pernyataan bahwa Nabi belajar Yahudi dan Kristen ini juga sebagai suatu kemungkaran karena menentang ayat (29:48). Dan berlanjut soal jawab anatara lain: "Muhammad muda pernah mendengarkan khotbah Qus ibn Sâ`idah, seorang pendeta Kristen dari Thaif. Muhammad Husain Haikal," Jadi Adi Condro semula mengatakan Nabi belajar Yahudi Kristen, lalu mundur mengatakan Muhammad muda. Lalu saya jawab: "Kejadian itu tidak bisa dijadikan reasoning, bahwa Muhaamd sebelum Nabi pernah belajar pada orang Kristen. Beliaukan bilang: "aku tidak hafal detail ungkapannya." Hingga akhirnya Ari Condro mengatakan: "saya kan gak bilang belajar teologi kristen dan yahudi secara mendalam. :)) sampai capek bilang, bahwa di makkah lah nabi ketemu orang kristen dan yahudi." Mendengar khuthbah Qus ibn Sâ`idah yang pendeta Kristen itu bukan belajar agama namanya, lagi pula Ari Condro mengatakan ketemu orang Yahudi di Makkaah(untuk belajar agama). Nabi ketemu orang Yahudi nanti setelah di Madinah. ----- Original Message ----- From: "Ary Setijadi Prihatmanto" <ary.setij...@gmail.com> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Sent: Wednesday, February 03, 2010 18:03 Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme Dengan komentar Eyang ini, nanti kalo ada yang bilang Rasulullah gak kuat ingatannya, ada lagi yang marah-marah..... wahahahahahaha duh susah.... Kenapa sih harus kebakaran jenggot jika memang Rasulullah sedikit tahu ttg Nasrani dan Yahudi? Lha namanya saja sumbernya sama dan merupakan kelanjutan... Kalo beda sama sekali kan dimana kelanjutannya? Dimana benang merahnya? Bukankah jika kita perhatikan, pengurusan Allah terhadap kita kan tidak hanya bersumber pada wahyu, tapi yang pasti setiap detik pengalaman hidup kita merupakan bentuk pengurusan Allah kepada kita. Termasuk siapa saja yang kita temui, apa saja yang kita pelajari setiap saat, apa yang TIDAK SEMPAT kita pelajari juga, merupakan bagian dari pengurusan Allah kepada kita. Sehingga tentu saja Allah mempersiapkan Rasulullah sejak kecil dengan berbagai macam cara yang tidak perlu terlihat istimewa buat kita, termasuk mempertemukan beliau dengan banyak orang-orang yang tepat. ############################################################# HMNA: Baca dahulu tulisan saya di atas baru baca ini: Tidak ada yang kebakaran jenggot. Pernyataan apapun yang mengatakan di Makkah Nabi belajar agama Yahudi dan Kristen mendalam atau tidak mendalam, itu adalah pernyataan yang mungkar, karena bertentangan dengan ayat (29:48). Termasuk yang mungkar juga yaitu beliau dipertemukan dengan banyak orang-orang yang tepat, yang dapat dijabarkan menjadi: "Muhammad knew all the sources: Christian, Jewish, Zoroastrian, Hanif and ancient Arab beliefs before he could compile the Qur'ân." ############################################################### ----- Original Message ----- From: H. M. Nur Abdurahman To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, February 03, 2010 4:07 PM Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme ----- Original Message ----- From: "Ari Condro" <masar...@gmail.com> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com> Sent: Wednesday, February 03, 2010 15:51 Subject: Re: Keutamaan Kota Suci Makkah <= Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme Muhammad muda pernah mendengarkan khotbah Qus ibn Sâ`idah, seorang pendeta Kristen dari Thaif. Muhammad Husain Haikal, sebagaimana dikutip Khalîl Abdul Karim, menjelaskan isi khotbah Qus ibn Sâ`idah itu sebagai berikut; "Wahai manusia, dengarkan dan sadarlah. Siapa yang hidup pasti mati, dan siapa yang mati pasti musnah. Semuanya pasti akan datang. Malam gelap gulita, langit yang beribntang, laut yang pasang, bintang-bintang yang bercahaya, cahaya dan kegelapan, kebaikan dan kemaksiatan, makanan dan minuman, pakaian dan kendaraan. Aku tidak melihat manusia pergi dan tidak kembali, menetap dan tinggal di sebuah tempat, atau meninggalkannya kemudian tidur. Tuhannya Qus ibn Sa'adah tidak ada di muka bumi. Agama yang paling mulia semakin dekat waktunya denganmu, semakin dekat saatnya. Maka sungguh beruntung bagi orang yang mendapati dan kemudian mengikutinya, dan celaka bagi yang mengingkarinya". Muhammad Husain Haikal melanjutkan kisah tentang Qus ibn Sâ`idah. Alkisah, utusan Bani Iyad--suku Qus ibn Sa`îdah--menemui Nabi. Nabi bertanya keberadaan Qus. Mereka menjawab, Qus ibn Sâ`idah sudah meninggal dunia. Mendengar informasi tersebut, Nabi teringat akan khotbahnya di Pasar Ukazh; ia menunggang unta yang berwarna keabuan sambil berbicara. Tapi, aku tidak hafal detail ungkapannya. ########################################################### HMNA: Kejadian itu tidak bisa dijadikan reasoning, bahwa Muhaamd sebelum Nabi pernah belajar pada orang Kristen. Beliaukan bilang: "aku tidak hafal detail ungkapannya." ########################################################### [Non-text portions of this message have been removed]