Saya selalu percaya, kalau ada orang yang terlalu banyak berkoar-koar, dia
sebenarnya sedang berusaha menutupi kerapuhan yang dia miliki. Sebagian
besar kasus memang berbanding lurus. Tidak tertutup kemungkinan untuk sang
Ahmadinejad kalau kita lihat fakta yang diungkapkan bang Poltak.

 

  _____  

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Poltak
Hotradero
Sent: Friday, February 02, 2007 1:58 PM
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Ekonomi Ahmadinejad(David di tengah angkara Goliat
dunia)Fwd: FW: AHMADINEJAD

 

Tulisan ini memiliki beberapa distorsi

1. Tehran lebih kecil daripada Jakarta -- baik dalam ukuran luas
maupun jumlah penduduk. Sebagai Metropolitan, Jakarta berpenduduk
sekitar 13,125 Juta sementara Tehran berpenduduk 7,314 Juta. Tehran
memiliki luas 660 km persegi, sementara Jakarta 1360 km persegi.
Jakarta berada pada posisi ke 11 Metropolitan terbesar di dunia,
sementara Tehran berada pada posisi ke 29.
(Sumber: http://en.wikipedia
<http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_metropolitan_areas_by_population>
.org/wiki/List_of_metropolitan_areas_by_population)

2. Soal penampilan fisik dan penampilan sehari-hari -- saya rasa tidak
begitu relevan dan tidak menentukan apa-apa. Toh banyak walikota di
berbagai kota besar dunia juga low profile. Memang tidak harus pake
sepatu dan mobil butut. Walikota New York City tiap hari ke kantor
naik subway (baik masa Giuliani maupun Bloomberg). Gaji Bloomberg
sebagai walikota NYC adalah SATU DOLLAR per tahun. Harus ada ukuran
pembanding yang jelas antara penampilan VERSUS prestasi kerja. Apa
gunanya punya walikota berpenampilan seperti gembel -- tapi kerjanya
juga nggak becus? Dan apa haramnya berpenampilan pantas -- tapi
kerjanya apik?

(Dan apakah kerja apik seorang walikota hanya terjadi kalau ia menyapu
jalan hanya demi popularitas dan publisitas? Jelas bukan itu job
description seorang walikota).

3. Dan kalau bicara soal prestasi, tentu harus ada pembanding. Kalau
dibandingkan dengan walikota NYC misalnya, Giulani bisa dibilang
sangat sukses - karena berhasil menurunkan tingkat kejahatan di kota
New York secara sangat signifikan semasa jabatannya (1994-2001). Yang
diperangi bukan cuma kejahatan kecil - tetapi bahkan sampai perang
terhadap Mafia. Atas hal itu, Giulani dinobatkan sebagai "Man of The
Year 2001" oleh majalah Time - dan pernah dicalonkan atas penghargaan
Nobel Perdamaian. (Giulani adalah calon kuat Presiden Amerika dari
Partai Republik untuk Pemilu Mendatang)

4. Saya tidak tahu sebesar apa perubahan yang dicapai Ahmadinejad,
tetapi saat istri saya ke Tehran (dua kali) selama beberapa minggu
tahun 2006 lalu -- lalu lintas kota Tehran memang sangat tidak normal.
Macet dan semrawut. Jarak 5 kilometer kadang ditempuh dalam 2 jam.
Jauh lebih parah daripada Jakarta. Menurut istri saya, kualitas udara
pun sangat buruk -- karena Tehran adalah kota di pegunungan.

Saya tidak tahu apa yang telah dilakukan oleh Ahmadinejad -- tetapi
akar masalah lalu lintas di Tehran bersumber pada kebijakan pemerintah
Iran sendiri yang memberlakukan subsidi cukup besar atas bahan bakar
minyak. Dengan BBM murah, maka tidak ada mekanisme efektif dalam
mendorong penduduk untuk menggunakan sarana transportasi umum, di luar
kendaraan pribadi dan taksi. Memang betul ada bus dan bahkan
metro-line (kereta bawah tanah) tapi sangat kualitas dan kuantitasnya
sangat terbatas. Sangat tidak cukup.

Akar masalah terletak pada subsidi yang sedemikian besar. Selama
mekanisme subsidi masih berlaku -- tetap saja sistem transportasi dan
jalanan Tehran kualitasnya sedemikian buruk.

Berapa harga bensin di Iran? Setara Rp. 850 per liter -- atau lima
kali lipat lebih murah daripada harga bensin di Indonesia. Maka tidak
heran pula kalau konsumsi energi Iran menjadi sangat-sangat tinggi -
yaitu setara 1860 kg minyak per kapita. Bandingkan dengan angka
Indonesia yang hanya 729 kg per kapita. Seberapa besar konsumsi
minyak ini yang diproduksi di dalam negeri Iran? Hanya sekitar
20-30%. Sisanya diperoleh lewat impor. (Iran menjual minyak mentah -
tetapi sangat tergantung pada minyak hasil sulingan)

Saya rasa Ahmadinejad tahu persis akar masalah soal transportasi ini
adalah terkait mekanisme subsidi BBM. Tetapi seperti kita lihat,
dalam posisinya sebagai Presiden Iran -- ia pun tidak mau mengikis
akar masalah transportasi. Apa istimewanya menyelesaikan masalah
hanya secara parsial?

Mengapa subsidi BBM Iran tidak dicabut? Karena pemerintahan Iran bisa
goncang. Rejim yang berkuasa saat ini sebenarnya tidak begitu populer
(calon-calon yang didukung Ahmadinejad - mengalami kekalahan pada
pemilu lokal yang lewat). Subsidi BBM yang sedemikian mahal (sekitar
15% GDP -- atau antara USD 20-30 Milyar per tahun) harus tetap
dipelihara - sekalipun mengakibatkan peningkatan inflasi (16% pada
tahun 2006).

Atas hal-hal tersebutlah maka Ahmadinejad sangat berkepentingan agar
harga minyak mentah dunia tetap tinggi (itu sebabnya ia sedemikian
rajin berkoar-koar) - agar penerimaan pemerintah Iran dari minyak bisa
dipertahankan (karena posisi produksi minyak Iran sebenarnya telah
turun drastis dibanding posisi tahun 1979 -- 3.4 Juta Barrel vs. 7
Juta Barrel per hari).

Usulan Iran dan Venezuela agar OPEC menurunkan angka produksinya --
adalah bagian dari skema agar harga minyak mentah dunia tetap tinggi -
karena kedua negara penerimaannya sangat tergantung dari minyak).
Namun sebagaimana kita tahu, Arab Saudi telah menolak usulan kedua
negara tersebut - dan itu sebabnya kita melihat harga minyak mentah
dunia turun hingga sekitar 33% dari posisi tertinggi (USD 77 per
barrel) Juli 2006.

Bila minyak turun hingga di bawah USD 50 per barrel dalam waktu lama
atau Iran mengalami embargo sistem pembayaran -- maka besar
kemungkinan pemerintahan Iran akan guncang.

Setiap kali membaca statement Ahmadinejad, saya selalu membandingkan
dengan fakta-fakta di atas. Ahmadinejad sebenarnya sangat rapuh.

On 2/2/07, herisetiono004 <herisetiono004@
<mailto:herisetiono004%40yahoo.com.sg> yahoo.com.sg> wrote:
>
>
>
>
>
>
> --- In UMBManagement@ <mailto:UMBManagement%40yahoogroups.com>
yahoogroups.com, ...wrote:
>
> AHMADINEJAD, David di Tengah Angkara Goliath Dunia" Terbitan Himah
> Teladan,
> kelompok Mizan.Di Balikpapan buku 'mungil' ini harganya Rp.44.000,-
>
> Dan kini ada Ahmadinejad, seorang tokoh in reality! Seberapa
> sederhanakah
> beliau ini? Let me tell you. Berikut ini saya kutipkan sebagian dari
> yang
> saya baca dari buku tersebut.
>
> Konon ketika beliau sudah menjabat sebagai walikota Teheran yang
> memiliki
> populasi lebih besar daripada Jakarta ia masih tampil dengan sepatu
> yang
> bolong-bolong.

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke