Mas Heri,

Banjir itu sudah menjadi fenomena Jakarta - jauh hari sebelum kota
tersebut menjadi ibu kota Republik Indonesia.  Banjir besar Jakarta
sudah terjadi sejak tahun 1918..!  (dan itu sebabnya mengapa Banjir
Kanal Barat dibangun).

Jadi kalau anda mengatakan banjir adalah salah satu akibat dari
banyaknya masalah yang timbul dengan menjadikan DKI sebagai Ibu kota
negara --- jelas menjadi salah secara logika.  Wong dari dulu memang
sudah daerah banjir kok..!

Kalau sistem irigasi dan manajemen lingkungan bisa diperbaiki -- maka
Jakarta tidak perlu mengalami kebanjiran - sekalipun kota tersebut
berstatus sebagai ibukota negara ataupun tidak.  Bila dibenahi secara
benar, sekalipun duit berputar 90% di Jakarta - tetap saja tidak akan
kebanjiran.  Toh dengan duit sebesar itu -- Mega Proyek antibanjir
model apapun bisa dibikin...  asal mau.

Itu baru sahih secara logis.  Duit kan nggak memutar air...

Soal masalah sosial di Jakarta -- ini juga nggak terkait dengan status
sebagai Ibukota.  Toh kota-kota besar lainnya di Indonesia (Surabaya,
Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Makassar, dll.) semuanya juga
mengalami masalah-masalah sosial.

Apa penyebabnya?  Mismanajemen Sumber Daya.

Jadi, fokus kita seharusnya BUKAN pada memindahkan masalah (ke kota
lain) -- tetapi menyelesaikan masalah...!



On 2/7/07, Heri Setiono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sebenarnya akan lebih baik kalau email saya ditelaah dengan lebih mendalam 
> sebelum merasa diri sendiri aneh :-). Banjir adalah salah satu akibat dari 
> banyaknya masalah yang timbul dengan menjadikan DKI sebagai ibu kota Negara 
> sekaligus sebagai pusat bisnis di Indonesia plus kebijakan sentralistis yang 
> dianut oleh rejim sebelumnya sejak kita merdeka.Uang yang banyak (konon 70% 
> sirkulasi uang beredar ada di Jakarta or Jabotabek) membikin nafsu membangun 
> yang membabi buta dengan tidak memperhatikan daya tampung alami yang dimiliki 
> daerah ini.
>    Jika kita membikin list akan terlihat begitu banyak masalah yang terjadi : 
> banjir, polusi (perlu diingat hanya ada beberapa hari di Jakarta dalam 
> setahun yang dikategorikan bersih), tingginya kriminalitas, makin 
> membanjirnya pengemis dan anak-anak jalanan dsb. Mempertahankan Jakarta 
> sebagai Ibu Kota Negara dalam kondisi saat ini saya rasa kita akan seperti 
> katak yang direbus secara perlahan-lahan . Saya merinding melihat kondisi 
> banjir yang makin parah tiap tahun bahkan makin meluas hingga Tangerang dan 
> Bekasi (oleh karena itulah konsep Megapolitan jangan-jangan hanya memperluas 
> areal banjir di masa depan). Bahkan saya dengar jikapun kanal selesai 
> dibangun hanya menyelesaikan masalah banjir sekitar 25%.
>    Sebenarnya ide pemindahan Ibu Kota bukan hanya terdengar sekarang ini. 
> Konsep ini  sudah pernah diimplementasikan negara lain seperti Turkey yang 
> memindahkan ibu kota dari Istanbul ke Ankara.
>
>    Memindahkan Ibu Kota. Kenapa tidak?
>

Kirim email ke