kalo hanya berkaitan dengan judul solusi andal mengatasi banjir, saya
setuju.
tapi kalau berkenaan dengan pembangunan jakarta yang cenderung memusatkan
segala sesuatu (ya pertumbuhan ya peredaran uang) rasanya ide ini boleh
juga, menurut saya.

boleh, dalam arti sebagai sebuah ide, belum lagi ditandingkan
cost-benefitnya dengan ide lain untuk pemerataan pembangunan/ekonomi antara
luar jawa dan pulau jawa (kalimat ini untuk sekedar tidak terlalu menunjuk
pusat ekonomi dan kekuasaan RI hanya di dki jaya )

ari ams
bukan pelanggan republika


On 2/7/07, Poltak Hotradero <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   Saya beneran ngakak membaca tanggapan saudara Arianro di bawah ini.
>
> Mungkin memang menjadi hal yang lazim bagi kita untuk ambil jalan
> pintas - semata-mata karena berpikiran pintas. Cuma mau terima hasil
> - nggak mau melihat proses.
>
> Ibukota banjir? Pindahkan ke Bogor. Ibukota kekeringan? Pindahkan
> ke Bandung. Ibukota kena gunung meletus? Pindahkan ke Palangkaraya.
> Ibukota kena asap kebakaran hutan? Pindahkan ke Yogyakarta. Ibukota
> kena gempa? Pindahkan ke Jayapura... (atau sekalian saja pindahkan ke
> Tehran, biar bisa diurusin oleh Ahmadinejad...)
>
> Alhasil kita tetap saja punya kota-kota yang kebanjiran, kekeringan,
> kena gempa, kena gunung meletus, kena asap, dll.
>
> Saya tiba-tiba jadi merasa cukup bersyukur karena nggak buang-buang
> waktu, tenaga, dan uang untuk membaca harian Republika... (kalau
> memang typical pembaca Republika tercermin oleh orang yang ikut
> pooling -- saya cuma berprinsip "survival bias" untuk menduga orang
> seperti apa yang mau langganan Republika dan ikut pooling-nya).
>
>


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke