Aku ngak ngomong lho bhw neuroscience "menulis obatnya". Tapi apa yg reveal 
dari banyak studi di bidang cognitive dan neuroscience tsb memperlihatkan bhw 
kata dan ekspersi bahasa adalah salah satu "obat". Dan, mungkin satu2nya, obat 
yg kita kenal ada dipasar saat ini [itu kenapa aku bilang KITA sudah tahu]. Itu 
jg kenapa aku bilang dlm posting awalku (ke bung Poltak), bhw tanpa sadar 
(intuitively), para politisi (dan jg marketer, creative writer, dlsb) sudah 
tahu.

Pertanyaannya tentu gimana menggunakan kata dan eksperisi bhs sehingga 
membangkitkan emosi positif? Nah silahkan jawab sendiri, supaya anda bisa 
memperkaya knowledge anda. 



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, lubec...@... wrote:
>
> Maaf bung Enda,
> Jgn menggunakan kata "KITA".Krn pemahaman dan pengalaman anda tdk mewakili 
> pengalaman saya..:-)
> 
> [jika neuroscience yg kata anda memiliki "obat" penggunaan bahasa/words, 
> hemat saya sih itu tdk memperkaya knowledge saya pribadi.Tanpa perlu tahu 
> neuroscience pun, saya sadar bhw kata-kata punya kekuatan dan hegemoni dlm 
> menggerakan emosi--spt membaca  syair puisi atau lirik lagu]
> 
> Peace,
> Lubeck 
> Sent from my FakePlasticTrees�
> powered by IDIOTEQUE �


Kirim email ke