Apa yang tersirat dari posting Herman adalah "Indonesia sudah tidak menarik untuk 
investasi" dan "high risk" kata Teguh.  Ini bahasa halusnya investor untuk "minta" 
insentif dan berbagai kemudahan untuk melanjutkan usahanya di Indonesia.  Bisa saja 
diartikan,.. beberapa kasus besar seperti Cepu (EM), Terang-Sirasun (BP) dan 
perpanjangan kontak KPS lainnya (Total),.. selesaikan dulu,.. baru kita (asing) pikir2 
untuk investasi lebih lanjut di Indonesia.

Kenyataanya setelah berbagai proses merger dan akuisisi, sekarang ini hanya ada 
beberapa gelintir perusahaan minyak raksasa yang rata2 "sedang" konsolidasi kedalam.  
Memilah-milah portfolio, memotong cost termaksud exploration cost, berkonsentrasi 
kebeberapa core assets saja, dan mungkin menjadi non risk taker dibanding sebelum 
merger/akuisisi. Lihat saja untuk menambah reserves bukan dengan jalan menemukan/ 
exploring, tapi dengan cara akusisi cadangan yang sudah terbukti. Bisa jadi untuk 
ambil konsesi baru bukan masuk dalam hitungan, kecuali termaksud dalam strategic 
positioning core asset.  Perusahaan2 inilah yang biasanya menjadi pemain di arena 
perminyakan Indonesia.  Perusahaan kecil/ sedang semakin sedikit dan para pemain baru 
"takut" untuk masuk dengan bombardir berita ngga nyaman dan ngga aman,... yaa dagangan 
konsesi ngga laku !

Dengan merger perusahaan semakin besar dan punya financial position untuk melakukan 
proyek2 besar,.. mungkin saja Indonesia tidak termaksud dalam hitungan ini.  Lihat 
saja cadangan2 besar secara global berada di mana !! dan cadangan terbukti dunia sudah 
cukup untuk memenuhi kebutuhan 50 tahun mendatang meskipun tanpa explorasi lagi.  
Cadangan Indonesia kecil tapi enak untuk cari duit karena berbagai kemudahan yang 
diberikan pemerintah oleh sistim cost recovery dan investment creditnya.  Namun 
ceritanya bisa lain kalau mereka merasa dirongrong seperti dalam kasus2 diatas.

Sekalian untuk menjawab pertanyaannya Teguh, jumlah produksi yang 1.12 juta bbl/day 
tadi, berapa yang net untuk Indonesia dan berapa yang untuk kontraktor dalam bentuk 
cost recovery ?? jawabannya ada di anda2 sekalian.  Kalau soal target area, Jossy 
sudah kasih indikasi, human resources, saya yakin rekan2 IAGI banyak yang handal untuk 
menemukan cadangan2 baru,.. hanya saja visi, peran yang di-inginkan dari oleh 
pemerintah dan empowerment terhadap kita untuk menjawab tantangan2 masa datang 
terhadap cadangan ini yang "masih kabur",.. mungkin ini bedanya dengan Malaysia.  
Makanya kita masih saja jadi "kuli" setelah 117 tahun minyak berada di 
Indonesia,...Wallahu alam.

KL yoo opo cak Guh ?

Bambang Istadi
ConocoPhillips Inc.
+1-281-293-3763


-----Original Message-----
From: Herman Darman <[EMAIL PROTECTED]>
[mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Monday, December 23, 2002 8:51 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil.


Indonesia struggling to find new oil. 
Apakah artinya kita akan kehilangan natural resources? Apakah artinya 
kita perlu siap-siap mengantisipasi kemungkinan yang lebih buruk? 
Mungkin kita harus belajar dari Jepang, yang tidak punya minyak 
dinegaranya sendiri tapi bisa cari minyak di negara orang lain. Kita 
sudah siap? 

Kalau kita punya human resources yang bagus, mungkin kita bisa go 
international. Tapi apakah human resources kita cukup bagus untuk 
dijual?

Herman
_________________

Indonesia, Asia's only OPEC member, has been struggling to find new 
oil reserves. It mostly stumbled in its efforts to lure investors' 
interest in other oil blocks this year. 

"We will open for tender eleven oil blocks mostly in offshore East 
Java in 2003 in addition to 15 areas which have been offered for 
tender this year but were not taken up," Purnomo told reporters. 

"I am optimistic the (eleven) areas will attract investors. We need 
natural gas to supply growing energy needs on Java," he added. 

The vast archipelago held tenders for 17 exploration areas at the 
beginning of 2002 but only two were taken up, an official at the 
ministry said. 

The official said the oil blocks included eight located in offshore 
East Java, two in onshore central Sumatra, and one in offshore and 
onshore East Kalimantan. 

Indonesia produced 1.12 million barrels per day of crude oil in 
November, unchanged from October. 

The country also produced 145,000 bpd of condensate in November, 
compared with 150,000 bpd in October. 

(C) Reuters Limited 2002.    




---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke