Nah, itu juga alasan yang selalu dikemukakan kebanyakan teman akademisi saat 
saya minta menyumbang tulisan untuk Majalah Geologi Indonesia (MGI). Saat ini 
MGI punya no. ISSN 0216-1061. "Wah, kalau hanya ISSN malas-lah, coba naikkan 
dulu ke status ISBN, baru nanti saya kontribusi tulisan" begitu kata seorang 
teman dari Perguruan Tinggi. Nilai kum jurnal ber-ISBN lebih tinggi daripada 
nilai kum jurnal ber-ISSN. Hm...ada maksud lain rupanya dengan menyumbang 
tulisan itu, tadinya saya hanya berpikir "scientist must write" Maka MGI pun 
sangat sepi dikontribusi...

Seorang kandidat doktor pernah menghubungi saya bertanya bagaimana caranya 
memasukkan paper ke jurnal internasional, bila masuk, maka predikat 
judicium-nya akan naik. Memang begitulah aturan2 di akademik kelihatannya, 
semua ada perhitungannya. Berapa paper di simposium, berapa paper di jurnal 
(jurnal mana dulu nih; jurnal internasional dengan ISBN, yang terkenal, yang 
ada peer review-nya tentu akan dinilai tinggi kreditnya); semua ada nilainya 
(untuk jadi profesor atau menduduki jenjang2 akademik).

Di dunia akademik internasional pun mungkin kelihatannya begitu. Maka Robert 
Hall yang duduk bersebelahan dengan saya saat pertemuan IPA 2007 (kami saat itu 
sebagai dua pembicara yang berurutan tentang tektonik Jawa) tercenung melihat 
kartu nama saya bukan dari afiliasi pusat riset atau perguruan tinggi, tetapi 
dari BPMIGAS. "You did your research as a hobby ?", begitu tanyanya. "Yes, I 
did", jawab saya. Sebenarnya bukan hobi, tetapi ekspresi cinta. Orang yang 
jatuh cinta tak akan pernah berhitung, "just do it" (kata Abah), walaupun 
dengan nilai kum : 0.

Siapapun bisa dan boleh melakukan riset, syaratnya hanya : cinta, tekad, tekun, 
berani. Cinta menjadi pendorong utamanya. Tekad dan tekun menjadi bahan bakar 
perjalanan risetnya. Berani menjadi pijakannya saat ia bertemu dan berdebat 
dengan periset lain. Benar atau tidak risetnya (karena ia bukan seorang doktor 
riset atau bukan doktor akademik) akan ditentukan dengan pertemuan dan 
perdebatan melalui forum-forum ilmiah.

Mari meneliti dan menulis walaupun tanpa apresiasi apa pun !

Salam,
awang

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 25, 2008 2:07 C++
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation

Saya mau sharing betapa susahnya untuk meminta akademisi untuk menulis di 
majalah Berita Sedimentologi dan aktif di Forum Sedimentologi Indonesia (FOSI). 
Saya pernah tanya kenapa tidak menyumbang tulisan, alasannya mula-mula karena 
tidak ada nomor ISSN / ISBN. Karena hal ini kami mendaftarkan majalah ini ke 
LIPI. Setelah mendapat ISSN / ISBN masih juga tidak banyak mendapat kontribusi. 
Tapi alasannya ganti: FOSI / Berita Sedimentologi ini adalah majalah atau 
organisasi LOKAL. Jadi sayang kalau papernya di publish secara domestik, lebih 
baik sekalian INTERNATIONAL.

Akhirnya kami cenderung untuk minta kawan-kawan dari industri untuk 
menyumbangkan tulisan. Mungkin karena mereka tidak cari cum / credit point dan 
mungkin mereka memang 'jatuh cinta' jadi mau menulis seperti Awang sampaikan 
sebelumnya.

Herman




-----Original Message-----
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, April 24, 2008 6:53 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Forum HAGI
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral Presentation


"Perasaan" bahwa poster kelas dua harus dihapuskan baik dari panitia konvensi 
maupun peserta konvensi, juga penulisnya. Tidak bisa dinafikan bahwa perasaan 
kelas dua itu masih ada. IPA dalam lima tahun terakhir ini boleh dikatakan tak 
menganut pembedaan itu, sekali paper lengkapnya dimuat dalam proceedings, maka 
hilanglah mana paper oral mana paper poster.

  Menyiapkan poster lebih susah daripada sekedar menyiapkan presentasi oral. 
Menyiapkan poster lebih makan waktu, tenaga, dan biaya. Dulu saat presentasi 
oral masih menggunakan slide 35 mm menyiapkan presentasi oral sama susahnya 
dengan menyiapkan poster. Sekarang, dengan menggunakan power point 
presentation, 10 menit sebelum presentasi pun kita masih bisa melakukan 
perubahan atas bahan presentasi bila diperlukan.

  Presentasi oral hanya 15-20 menit, lalu diskusi 5-10 menit; habis itu orang 
melupakannya. Pembicara hanya cukup membawa flash disk dan memberikan bahannya 
ke panitia untuk di-copy. Nah, poster : booth-nya dijagai pembuatnya bisa 
setengah hari-sehari. Lalu ia/mereka juga mesti siap sedia menjawab pertanyaan 
pengunjung selama posternya digantung. Membawanya ke tempat konvensi pun tak 
sederhana, tak hanya disakui seperti flash disk; tapi mesti dibawa menggunakan 
tabung pipa, dibawa terbang, jauh melintasi benua2 (kalau mengikuti konvensi 
internasional), merepotkan. Dan, biaya membuat poster dengan kualitas cetak 
yang prima sungguh tak murah biayanya. Maka, sungguh tak adil kalau poster 
dikelasduakan sebab dalam banyak hal menyiapkannya lebih susah daripada 
presentasi oral.

  Hanya, dalam pengamatan saya, orang2 lebih senang menonton presentasi oral 
daripada presentasi poster. Mengapa ? Sebagian karena kesalahan panitia juga 
yang menempatkan abstrak2 yang menurutnya menarik menjadi presentasi oral; 
sedangkan yang ditaruh di poster yang menurutnya biasa2 saja; atau bila tak 
tertampung di oral, maka ditaruh di poster saja. Sebagian lagi karena penonton 
umumnya pasif, mereka merasa lebih nyaman duduk di ruang yang enak, setengah 
gelap, dan mengikuti presentasi oral dengan nyaman. Coba kalau melihat poster, 
mereka mesti berdiri, berhadapan dengan penulisnya, dan merasa canggung bila 
diam saja tak bertanya. Jadi, para pengunjung poster hanya berjalan-jalan cepat 
melihat poster2 dari jauh. Unrtuk mendekatinya agak enggan, apalagi kalau di 
booth poster itu gak ada orang lain hanya penulisnya. Umumnya si pengunjung tak 
akan mampir untuk berdiskusi dengan penulisnya. Maka, begitu juga alasan 
mengapa booth poster sering juga tak dijagai penulisnya -yang
 lihat aja gak ada kok...

  Kalau booth poster bersebelahan dengan booth pameran industri, nah 
celakalah,sebab booth pameran industri selalu menjadi magnet yang paling kuat 
di setiap konvensi.

  Maka,kalau poster terasa sebagai kelas dua, ya kesalahannya ada di kita juga. 
Semuanya harus berubah sebab presentasi poster harus dihargai setinggi 
presentasi oral, penghargaannya juga harus sebanyak kategori2 penghargaan di 
oral, jangan dibedakan. Penulis poster harus menyerahkan full paper seperti 
juga oral.

  Tentang nilai cum untuk penulisan makalah, mestinya saat ini sudah direvisi. 
IPA tak mencetak prosiding-nya secara langsung, tetapi berdasarkan pesanan. 
Alasannya, biaya mencetak prosiding IPA itu semakin mahal,sehingga satu volume 
harganya bisa sekitar Rp 1 juta. Memang di penilaian cum ada kategori2 tertentu 
apakah makalahnya dimuat di jurnal nasional, internasional, di publikasi yang 
punya ISBN, atau ISSN, dll. Dalam era digital seperti sekarang mestinya aturan2 
itu ditinjau lagi.

  Menulis paper untuk mengejar nilai cum guna mencapai posisi2 tertentu di 
akademik memang pendorong semangat berkarya; hanya setelah posisi itu tercapai, 
diharapkan jangan berkurang berkaryanya. Menulis memang bisa berkorelasi dengan 
mengejar jabatan, sebab begitu memang rangsangan aturannya; tetapi menulis 
paper sejatinya adalah untuk kemajuan sains yang pada akhirnya berguna juga 
untuk kemajuan bangsa.

  Pengalaman pribadi saja, belasan tahun saya telah menulis paper dan berbagai 
publikasi lainnya, sampai saat ini ada 130 publikasi, setengahnya adalah paper2 
ilmiah di berbagai pertemuan atau jurnal2 nasional dan internasional yang ada 
makalah lengkapnya. Tidak ada nilai cum, tidak ada posisi jabatan tertentu yang 
diberikan karena karya2 tulis itu. Yang ada hanyalah perasaan cinta kepada 
geologi yang semakin mendalam. Tetapi begitulah bila orang jatuh cinta, tentu 
banyak ia menulis surat.

  salam,
  awang



Eddy Subroto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Mas Syaiful,

He he enggak, saya di Bandung saja (di kantor). Lho kan ITB mempergunakan
jasa AI3 (jangan tanya singkatannya karena saya lupa) dari Jepang. Jadi
kalau saya kirim email, maka setelah melalui servernya ITB, email saya
jalan-jalan dulu ke Jepang dan baru dikirim ke server IAGI. Mungkin di
perjalanan itu jam saya diganti dengan GMT. Jadi kalau ingin tahu saat
saya mengirim, ya GMT + 7.

Hal lain, sampai saat ini masih sulit seseorang mengklaim makalah di
prosidings yang diterbitkan dalam bentuk CD, padahal kecenderungan
sekarang organisasi besar seperti AAPG menerbitkan prosidingsnya dalam
bentuk CD yang praktis. Nah, beberapa teman yang mengajukan permohonan
kenaikan jabatan banyak yang terganggu (terhambat) karena tidak memiliki
prosidings yang dalam bentuk buku. Pak Zaim (kalau baca) akan dapat
mengomentari juga masalah ini.

Semoga saja milis ini dibaca oleh pejabat yang berwenang mengganti
kebijakan sehingga presentasi dalam bentuk oral atau poster nilainya sama.
Kalau seperti di IPA yang menerbitkan makalah baik poster maupun oral di
prosidings tidak masalah. Kita dapat saja menyebutnya sebagai makalah oral
toh tidak diminta bukti daftar acara. Yang diminta hanya prosidingsnya
saja. Jadi walau saya sudah mendapat CD dari Konvensi IPA, misalnya, kalau
saya mau menggunakan makalah di dalam CD itu untuk naik jabatan dan tidak
mau bermasalah, maka saya harus beli bukunya. Karena itu saya terus tanya
terbitnya Proceedings IPA tahun sebelumnya karena makalah saya ada di
dalamnya. Untuk IPA yang akan datang ini tampaknya saya tidak perlu beli
buku prosidingsnya, lha makalah saya tidak diterima.

Wsalam,
EAS


> Abah Yanto, pak Eddy, dkk lainnya,
>
> Terimakasih atas masukan dari pak Eddy. Sebelumnya mohon maaf, apakah
pak Eddy sedang berada di luar negeri? Catatan waktu di komputer yg pak
Eddy gunakan berbeda jauh dengan wib, sehingga ada 2 kemungkinan:
komputernya salah setting utk waktu, atau ya itu tadi, pak Eddy sedang
jalan2 ke luar negeri.
>
> Mengenai tindakan dari 'panitia' (iagi, ipa, dll), sudah dilakukan kok.
Tidak hanya sekedar abstrak, bahkan full paper atau
> extended-abstract utk makalah yg dipresentasikan sbg poster, juga sudah
dimasukkan proceedings (entah dalam format digital atau pun hardcopy).
Artinya, utk kedua jenis presentasi tsb, sudah diperlakukan hal yg sama:
penulis/presenter sama2 diminta mengirimkan makalah lengkapnya.
>
> Nah, mungkin sekarang mesti dihimbau agar yg dikemukakan oleh pak Eddy
tentang perbedaan kredit yg didapat, utk dihapuskan alias kreditnya
mesti sama.
>
> Jaman dulu, paling tidak hingga akhir abad 20, memang utk ikut
> presentasi oral atau poster sangat jauh berbeda, sbb:
>
> Makalah utk PRESENTASI ORAL (jadul):
> * setelah membuat abstrak dan diterima, harus mengirimkan makalah
lengkap;
> * harus mempersiapkan materi presentasi (yg sangat sederhana ya dengan
plastik murahan utk ditulisi spidol, atau yg agak mahal dikit dg plastik
khusus dan tulisan atau gambar dicetak: ini kalo mau
> menggunakan overhead projector alias OHP; nah, yg lebih canggih waktu
dulu, menggunakan slide projector, bisa satu projector dan satu layar,
atau dua projector dan dua layar: mesti ribet utk mempersiapkan gambar
di draftsman, terus difoto dulu dg kamera positif, dst, dst) --> yg
jelas, rumit, repot, makan banyak waktu, tenaga, dan biaya.
>
> Makalah utk PRESENTASI POSTER (jadul):
> * cukup mengirimkan abstrak saja;
> * tinggal menentukan media (kertas, karton, dll) dan tulisan serta
gambar tinggal ditempelkan saja.
>
> JAMAN KINI, semua persiapan sama (abstrak, makalah lengkap), bedanya
hanya cara presentasi.
>
> Nah, kembali kepada pak Eddy dan rekan2 di lembaga yg memberikan kredit
utk karyawan yg memberikan presentasi, apakah kedua jenis presentasi tsb
dapat dihargai sama? Sekarang, dalam beberapa kasus, membuat poster
lebih syusyahhh lho dibandingkan mempersiapkan
> presentasi oral (seperti disitir oleh pak Eddy).
>
> Bagaimana?
>
> salam,
> syaiful



--------------------------------------------------------------------------------
PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod

--------------------------------------------------------------------------------
PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------




---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.


--------------------------------------------------------------------------------
PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod

--------------------------------------------------------------------------------
PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------


This email was Anti Virus checked by Administrator.
http://www.bpmigas.com


--------------------------------------------------------------------------------
PIT IAGI KE-37 (BANDUNG)
* acara utama: 27-28 Agustus 2008
* penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008
* pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008
* batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008
* abstrak / makalah dikirimkan ke:
www.grdc.esdm.go.id/aplod
username: iagi2008
password: masukdanaplod

--------------------------------------------------------------------------------
PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011:
* pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008
* penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung
AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!!

-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke