Salah satu penyebab yang pokok  memang benar begitu sekedar menambahi
juga, karena kurangnya pemahaman terhadap nilai sehingga sering kali
termakan isu. Sebagaimana dalam Qur'an kalau kita mendapat kabar berita
hendaklah selidiki terlebih dahulu. Terkadang karena isu kita lebih
cepat ikut memvonis, atau menghidari, atau mengecam dan lain-lain.

dan sekedar mendukung pandangan Kang gotholoco berkenaan sejarah
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/message/16478

Dan perbedaan yang tidak prinsip yang sering dibesar-besarkan sehingga
peluang antar ummat untuk saling bermusuhan selalu terbuka dan menjadi
kesenangan bagi orang yang punya kepentingan untuk memperbesar
permusuhan antar ummat. Lalu inti perjuangan ummat Islam pun jadi
melenceng mereka sibuk ngurusin peroalan iktilaf dan ribut sana-ribut
sini. Sedangkan kapan al-Qur'an itu tegak 100% minded itu tidak pernah
menjadi rencana strategis perjuangan ummat.

Belum lagi kita menghadapi kelompok munafiq yang begitu cerdasnya mereka
bisa mempolitisir ayat untuk kepentingan rezim dan begitu cantiknya
mereka menutup ayat yang sekiranya bakal menjegal rezim yang ada. Lalu
generasi selanjutnya menganggap biasa saja. Sehingga persoalan siapa
yang dimaksud orang Munafiq itu sendiri sudah tidak jelas.

Masih banyak lagi "skenario" yang intinya melumpuhkan kebangkitan Islam
dengan cara sesama ummat Islam saling membuat skenario saling jatuh
menjatuhkan satu sama yang lain. Dan anehnya hal ini sangat jarang ada
yang menyadari hal ini. Begitu terlenanya bersibuk diri dengan
perbedaan. Dan begitu teganya kita seperti lupa untuk apa para Rasul dan
Nabi itu di utus kalau bukan menjadikan Islam ini paripurna di muka bumi
bukan hanya sebatas satu sisi saja.

Wassalam

anut




--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "gotholoco" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Terima kasih atas tanggapan BangAnut sama Bung Paulus .
>
> Menurut BangAnut apakah sering "diadu domba" itu apa penyebabnya yah?
> Kalau menurut saya karena kuatnya "pengaruh" dari kelompok kepentingan
> yang dahulunya berusaha meraih kepemimpinan tertinggi dalam suatu
> kaum/bangsa/masyaratat/negara. Orientasinya akhirnya kepada
> kepentingan dunia, menurut BangAnut Bagaimana?
>
> Menarik apa yang disampaikan oleh Bung Paulus (maaf saya mo nanya dulu
> apakah anda moeslim?).
> Jika benar demikian, sepertinya saya dan banyak moeslim lainnya
> seharusnya banyak belajar dari para mualaf, karena mereka mendapatkan
> hidayah atau kebenaran yang timbul dari diri sendiri, bukan warisan
> ketururunan orang tuanya, atau hanya dasar dalil dan dalil saja yang
> ada dalam 1001 macam kitab.
>
> Soal nama, jika seorang nasrani masuk Islam, IMHO nggak perlu ganti
> nama yang ke arab-araban.
>
> Bagaimana menurut teman-teman lainnya.
>
> Salam
>
> --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "banganut" banganut@ wrote:
> >
> > Mengapa orang Islam suka dan senang di adu domba ?
> > Yang akhirnya diwarisi dari  generasi ke generasi
> >
> > wassalam
> >
> > anut
> >
> > --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, joseph khaidar
> > <paulus_hanedsabeni@> wrote:
> > >
> > > tanggapan aye :
> > >
> > > mungkin karena orang agama islam lebih banyak membaca buku
karangan si
> > ini dan si itu dibanding membaca apa yang seharusnya jadi pedoman
orang
> > ntu... kebanyakan orang - orang islam yang membuat kelemahan
kelemahan
> > itu sendiri.. kaya pergantian siang dan malam (3/190) hari ini islam
> > lagi malam merekalah yang terang. lagian kalo ada orang nasrani
nerangin
> > mengenai kitabnye kan ga masaleh orang itu kitab Alloh juga, tapi
tetep
> > sebagai islam tolok/tolak ukur pada Al-qur'an. lagian bukannya umat
> > islam sekarang emang udah melintir dari jalan lurusss...????
> > >
> > >   kalo ada yang punya tanggapan laen sok lah..
> > >
> > >   Paulus hamed sabeni
> > >
> > > gotholoco gotholoco@ wrote:
> > >           Assalamualaikum wr.wb.
> > >
> > > Kadang dalam benak saya timbul pemikiran begini, dalam masalah
sistem
> > > pengkajian kitab suci, ummat islam kalah metode dan pendekatan
dengan
> > > sistem yang dilakukan oleh umat nasrani (kristen protestan dan
> > > katolik) atau pun umat agama lainnya.
> > >
> > > Apakah di jaman sekarang ini justru umat yang lain itu
memanfaatkan
> > > "kelemahan" yang ada itu untuk "memelintirkan" umat Islam dari
jalan
> > > lurus?
> > > Sekian ribu hadits, dari kisah 100 tahun setelah Nabi Muhammad
wafat,
> > > mana yang soheh mana yang dhoif?. Peluang ini dimanfaatkan oleh
"ahlul
> > > kitab" untuk memutarbalikan kitab.
> > >
> > > Bagaimana tanggapan anda-anda?
> > >
> > > Sekian
> > > Salam
>


Kirim email ke