[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-20 Terurut Topik nazar
Saya sependapat dengan bung. Tidak ada yang benar-benar sempurna di dunia ini. 
Yang ada hanya mendekati sempurna. Toh, bukankah kehidupan di dunia ini adalah 
permainan dan sandiwara? Dalam realitanya, hal-hal yang normatif itu sangat 
jarang kita jumpai. Teori dan normatif selalu lebih bagus di banding realita 
yang ada. Di dunia ini yang banyak terjadi adalah abu-abu. Bukan hitam-putih.



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, irmec ir...@... wrote:

 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, nazar nazartebo@ wrote:
 
  Bung, saya tangkap ada keraguan dalam jawaban anda ini tentang kevalidan 
  neuroscience ini. 
  
 
 Anda tahu beda valid dan non-valid dalam science? Kalau ragu, semua 
 scientist, dan org yg mau jujur dgn science selalu skeptis. Kalau mau jujur, 
 semua hal kita harus ragukan dulu, sebelum yakin. Descartes bilang cogito, 
 ergo sum. NGak ada teori yg waterprof, apalgi di bidang social science. 
 Erwin Schrödinger bilang The mistakes of the great, promulgated along with 
 the discoveries of their genius, are apt to work havoc. Ironisnya, kenapa 
 org skeptis itu malah memperkuat temuan di neuroscience tsb. 
 
 
  Setahu saya, menurut teori tingkah laku manusia. Jika wawasan seseorang 
  rendah terhadap satu objek, maka sikap dan perilakunya juga rendah terhadap 
  objek tersebut. Jika sikap dan perilakunya rendah, maka 
  pendirian/believenya juga rendah (mudah terombang ambing). Juga menurut 
  teori Memilih/choice, orang akan terlibat lebih banyak terhadap sesuatu 
  yang nilainya tinggi, dan tingkat selektif pun tinggi (lebih rasional). 
  Jika seseorang menganggap objek A tidak begitu penting, maka tingkat 
  selektif rasional juga rendah. Mengingat adanya indikator krisis 
  kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan parlemen, maka tingkat 
  selektif rasionalnya juga rendah. Dan itu berarti pilihan dijatuhkan dengan 
  asal-asalan. 
  
  O ya, sebenarnya pemilu ini kan prosesi memilih orang-orang yang 
  berkompeten. Atau the righ man on the righ place. Sehingga dewan terpilih 
  memang mampu menyerap aspirasi, permasalahan, kesusahan masyarakat untuk di 
  implementasikan dalam sebuah kebijakan publik bersama2x dengan pemerintah. 
  Juga karena ia memegang fungsi legislasi, mau di bawa kemana negeri dan 
  masyarakat ini melalui kebijakan2x publik? Bagai mana cara mengelola sdm, 
  sda dan modal bangsa ini?  Nah, jika masyarakat pemilih tidak menghubungkan 
  pilihannya dengan fungsi dan tugas2x parlemen itu, bagai mana bisa tercapai 
  the righ man on d righ place? Inilah satu alasan mengapa saya menulis bhwa 
  di daerah yang belum maju, pemilu=orang awam memilih orang yang 
  berkualifikasi. 
  
 
 Aku lagi ngak permasalahkan hal yg normatif, yg kutulis ialah apa yg terjadi 
 (mekanisme prosesing informasi di otak, sehingga membuat keputusan).





Re: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-19 Terurut Topik lubeckym
-Thx bung enda atas penjelasannya. Maaf jg, saya belum tertarik menjawab 
pertanyaannya.Krn sedari awal saya jg tdk bertanya.Saya hanya mengkomentari 
perihal emosi dan neuroscience.

-jika  neuroscience dan cognitif mencoba menjelaskan pentingnya peran 
neuron/syaraf,emosi dan hubungan dng bahasa, yah itu sah-sah Jg.Mungkin itu 
bisa menambah carapandang utk memahami dinamika ekonomi dan politik. Dan 
sayapun tdk berpretensi mengetahui bidang ini lbh dalam.

-Namun jika dikaitkan dng politik dan Ekonomi, saya pribadi, tetap msh berpikir 
bhw ekonomi dan politik itu mrp usaha manusia yg rasional [ketimbang emosi] dlm 
menjawab tantangan hidup. Setahu saya, politik sdh disekulerkan [lepas dr 
sentimen ideologi agama] sejak machiavelli menulis buku Il Principe dan ekonomi 
oleh adam smith melalui buku wealth of nation [mskpn ada jg ekonom sebelumnya 
spt Say dan Bastiat yg jg sgt menarik].

Itu saja.

Peace,
Lubeck 
Sent from my FakePlasticTrees®
powered by IDIOTEQUE ™

-Original Message-
From: irmec ir...@usa.com

Date: Fri, 17 Apr 2009 20:19:08 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.


Aku ngak ngomong lho bhw neuroscience menulis obatnya. Tapi apa yg reveal 
dari banyak studi di bidang cognitive dan neuroscience tsb memperlihatkan bhw 
kata dan ekspersi bahasa adalah salah satu obat. Dan, mungkin satu2nya, obat 
yg kita kenal ada dipasar saat ini [itu kenapa aku bilang KITA sudah tahu]. Itu 
jg kenapa aku bilang dlm posting awalku (ke bung Poltak), bhw tanpa sadar 
(intuitively), para politisi (dan jg marketer, creative writer, dlsb) sudah 
tahu.

Pertanyaannya tentu gimana menggunakan kata dan eksperisi bhs sehingga 
membangkitkan emosi positif? Nah silahkan jawab sendiri, supaya anda bisa 
memperkaya knowledge anda. 



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, lubec...@... wrote:

 Maaf bung Enda,
 Jgn menggunakan kata KITA.Krn pemahaman dan pengalaman anda tdk mewakili 
 pengalaman saya..:-)
 
 [jika neuroscience yg kata anda memiliki obat penggunaan bahasa/words, 
 hemat saya sih itu tdk memperkaya knowledge saya pribadi.Tanpa perlu tahu 
 neuroscience pun, saya sadar bhw kata-kata punya kekuatan dan hegemoni dlm 
 menggerakan emosi--spt membaca  syair puisi atau lirik lagu]
 
 Peace,
 Lubeck 
 Sent from my FakePlasticTrees�
 powered by IDIOTEQUE �





[Non-text portions of this message have been removed]





=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-19 Terurut Topik irmec
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, nazar nazart...@... wrote:

 Bung, saya tangkap ada keraguan dalam jawaban anda ini tentang kevalidan 
 neuroscience ini. 
 

Anda tahu beda valid dan non-valid dalam science? Kalau ragu, semua scientist, 
dan org yg mau jujur dgn science selalu skeptis. Kalau mau jujur, semua hal 
kita harus ragukan dulu, sebelum yakin. Descartes bilang cogito, ergo sum. 
NGak ada teori yg waterprof, apalgi di bidang social science. Erwin 
Schrödinger bilang The mistakes of the great, promulgated along with the 
discoveries of their genius, are apt to work havoc. Ironisnya, kenapa org 
skeptis itu malah memperkuat temuan di neuroscience tsb. 


 Setahu saya, menurut teori tingkah laku manusia. Jika wawasan seseorang 
 rendah terhadap satu objek, maka sikap dan perilakunya juga rendah terhadap 
 objek tersebut. Jika sikap dan perilakunya rendah, maka pendirian/believenya 
 juga rendah (mudah terombang ambing). Juga menurut teori Memilih/choice, 
 orang akan terlibat lebih banyak terhadap sesuatu yang nilainya tinggi, dan 
 tingkat selektif pun tinggi (lebih rasional). Jika seseorang menganggap objek 
 A tidak begitu penting, maka tingkat selektif rasional juga rendah. Mengingat 
 adanya indikator krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan 
 parlemen, maka tingkat selektif rasionalnya juga rendah. Dan itu berarti 
 pilihan dijatuhkan dengan asal-asalan. 
 
 O ya, sebenarnya pemilu ini kan prosesi memilih orang-orang yang berkompeten. 
 Atau the righ man on the righ place. Sehingga dewan terpilih memang mampu 
 menyerap aspirasi, permasalahan, kesusahan masyarakat untuk di 
 implementasikan dalam sebuah kebijakan publik bersama2x dengan pemerintah. 
 Juga karena ia memegang fungsi legislasi, mau di bawa kemana negeri dan 
 masyarakat ini melalui kebijakan2x publik? Bagai mana cara mengelola sdm, sda 
 dan modal bangsa ini?  Nah, jika masyarakat pemilih tidak menghubungkan 
 pilihannya dengan fungsi dan tugas2x parlemen itu, bagai mana bisa tercapai 
 the righ man on d righ place? Inilah satu alasan mengapa saya menulis bhwa di 
 daerah yang belum maju, pemilu=orang awam memilih orang yang berkualifikasi. 
 

Aku lagi ngak permasalahkan hal yg normatif, yg kutulis ialah apa yg terjadi 
(mekanisme prosesing informasi di otak, sehingga membuat keputusan). 



[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-17 Terurut Topik irmec
Bung Nazar,

Aku kurang dapat menangkap claim apa yg anda bawa. Jd, aku mainkan musik 
sendiri, yah?

Pada dasarnya, sekarang hampir semua (mungkin semua) pemilih adalah independen. 
Tidak sedikit org yg terima duit, tapi mereka independen dalam menyoblos. Ada 
hal hakiki yg para penebar duit lupa, yaitu masyarakat bukan milih melulu 
karena duitnya. Ada hal yg mendasar (berdasarkan riset2 yg dilakukan oleh para 
cognitive scientist dan neuroscientist). 

Aku ilustasikan yah..Misal dari 70 jt penduduk pemilih. Mungkin hanya 10-20 % 
pemilih yg benar2 fanatik. Sementara sisanya adalah swing voters. Apa yg 
membuat 20% jg fanatik pada partainya masing2 adalah kesusaikan identitas. 
Sekali identitas/emosional tsb terbangun, susah untuk dirubah (ini menjelaskan 
teori Anis Baswedan bhw pemilih yg memilih partai berdasarkan agama kalaupun 
pindah pasti partai agama, sementara yg nasionalis ke nasionalis). 

Apa yg dilakukan oleh stratego politik di kampanye bukan merebut konstituen 
fanatik. Contoh, betapapun fakta yg dikasih oleh partai X ttg lawannya, mereka 
yg sulit memindahkan pilihannya. Yg seharusnya digarap ialah 80% swing voters. 
Apa yg harus dilakukan simple jg, ialah membangun emosi  swing voters. Uang 
salah satu cara, tapi ada cara yg lebih ampuh (paling kurang menurut para 
cognitive scientist dan neuroscientist).

Enda 


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, nazar nazart...@... wrote:

 Ah jadi gatal juga untuk beropini.
 
 Berbicara tentang emosional,
 Bagaimana jika ada seseorang yang menghidupkan pemikiran emosional negatif 
 orang lain/ masyarakat untuk menilai sesuatu. 
 
 Contoh. Jangan mau dengan bung EKO, karena dia itu pemarah, egois, 
 keluarganya jahat, dia tidak konsisten, dsb..dsb.. Bukankah ini cara yg TIDAK 
 SANTUN?
 
 Coba bandingkan dengan  Bung EKO itu baik, dan bung EKA itu juga baik. 
 Silahkan nilai sendiri oleh anda-anda sekalian. Bukankah cara ini lebih 
 SANTUN?
 
 Dalam dunia politik, terutama didaerah-daerah yg tdk mengenal etika. Politik 
 persuasi/membujuk dilakukan dengan cara 1 dan 2. Dan alangkah naifnya jika 
 cara 1 ini lebih dominan dilakukan. Bukankah itu juga berarti masyarakat 
 tidak berpikir independen? Tergantung seberapa tinggi/intensif doktrin itu 
 dilakukan
 
 Hal-hal semacam ini bisa di terapkan dalam dunia bisnis untuk menjual barang 
 dan strategi pemasaran. Soal kemasyarakatan itu biarlah kita serahkan kepada 
 pemerintah dan dpr/dprd terpilih itu. Toh dalam bisnis, kode etik itu tidak 
 begitu mengikat. Dan begitu jelas tujuan yang ingin di capai, yaitu 
 keuntungan yang sebesar2xnya. Dan dalam berbisnis, jangan ada pikiran sosial, 
 itu akan menjebak bisnis kita.
 Dan biasanya, politisi juga terjebak oleh rasa sosial yang tinggi, sementara 
 masyarakat berpikir materialistis. Karena itu, pembisnis harus berpikiran 
 untung rugi dari setiap rupiah yang di investasikan.
 
 Salam




Re: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-17 Terurut Topik lubeckym
Maaf bung Enda,
Jgn menggunakan kata KITA.Krn pemahaman dan pengalaman anda tdk mewakili 
pengalaman saya..:-)

[jika neuroscience yg kata anda memiliki obat penggunaan bahasa/words, hemat 
saya sih itu tdk memperkaya knowledge saya pribadi.Tanpa perlu tahu 
neuroscience pun, saya sadar bhw kata-kata punya kekuatan dan hegemoni dlm 
menggerakan emosi--spt membaca  syair puisi atau lirik lagu]

Peace,
Lubeck 
Sent from my FakePlasticTrees®
powered by IDIOTEQUE ™

-Original Message-
From: irmec ir...@usa.com

Date: Fri, 17 Apr 2009 05:11:51 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.


NGak perlu spekulatif seperti itu; kita udah tahu obatnya. Language, words...

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, lubec...@... wrote:

 Hmm..Menarik jg..
 
 -Klo org sering berpikiran/ber-emosi negatif atau pesimis ttg suatu hal, 
 mungkin kita perlu suntik aja dng hormon tertentu agar bs diubah mjd pikiran 
 positif.
 
 -Kyknya politikus kita perlu disuntik semua tuh dng hormon serotonin agar dlm 
 berpolitik bs lbh fun dan santai..:-)
 
 -Ide mereduksi manusia mjd emosi Melalui syaraf2x [neuroscience]memang 
 menarik dan menjanjikan..Saya jd teringat tuh sm novel klasiknya aldous 
 huxley brave new world..:-)
 
 
 Peace,
 Lubeck





[Non-text portions of this message have been removed]





=
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-17 Terurut Topik nazar
Ini menarik.
Berdasarkan teori cognitive dan neuro itu, apakah menurut bung perilaku memilih 
partai ini juga sama dengan perilaku membeli barang2x atau saham? Dalam kata 
lain, setiap pedagang atau perusahaan hanya memiliki pelanggan tetap 10-20%? 


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, irmec ir...@... wrote:

 Bung Nazar,
 
 Aku kurang dapat menangkap claim apa yg anda bawa. Jd, aku mainkan musik 
 sendiri, yah?
 
 Pada dasarnya, sekarang hampir semua (mungkin semua) pemilih adalah 
 independen. Tidak sedikit org yg terima duit, tapi mereka independen dalam 
 menyoblos. Ada hal hakiki yg para penebar duit lupa, yaitu masyarakat bukan 
 milih melulu karena duitnya. Ada hal yg mendasar (berdasarkan riset2 yg 
 dilakukan oleh para cognitive scientist dan neuroscientist). 
 
 Aku ilustasikan yah..Misal dari 70 jt penduduk pemilih. Mungkin hanya 10-20 % 
 pemilih yg benar2 fanatik. Sementara sisanya adalah swing voters. Apa yg 
 membuat 20% jg fanatik pada partainya masing2 adalah kesusaikan identitas. 
 Sekali identitas/emosional tsb terbangun, susah untuk dirubah (ini 
 menjelaskan teori Anis Baswedan bhw pemilih yg memilih partai berdasarkan 
 agama kalaupun pindah pasti partai agama, sementara yg nasionalis ke 
 nasionalis). 
 
 Apa yg dilakukan oleh stratego politik di kampanye bukan merebut konstituen 
 fanatik. Contoh, betapapun fakta yg dikasih oleh partai X ttg lawannya, 
 mereka yg sulit memindahkan pilihannya. Yg seharusnya digarap ialah 80% swing 
 voters. Apa yg harus dilakukan simple jg, ialah membangun emosi  swing 
 voters. Uang salah satu cara, tapi ada cara yg lebih ampuh (paling kurang 
 menurut para cognitive scientist dan neuroscientist).
 
 Enda 
 
 
 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, nazar nazartebo@ wrote:
 
  Ah jadi gatal juga untuk beropini.
  
  Berbicara tentang emosional,
  Bagaimana jika ada seseorang yang menghidupkan pemikiran emosional negatif 
  orang lain/ masyarakat untuk menilai sesuatu. 
  
  Contoh. Jangan mau dengan bung EKO, karena dia itu pemarah, egois, 
  keluarganya jahat, dia tidak konsisten, dsb..dsb.. Bukankah ini cara yg 
  TIDAK SANTUN?
  
  Coba bandingkan dengan  Bung EKO itu baik, dan bung EKA itu juga baik. 
  Silahkan nilai sendiri oleh anda-anda sekalian. Bukankah cara ini lebih 
  SANTUN?
  
  Dalam dunia politik, terutama didaerah-daerah yg tdk mengenal etika. 
  Politik persuasi/membujuk dilakukan dengan cara 1 dan 2. Dan alangkah 
  naifnya jika cara 1 ini lebih dominan dilakukan. Bukankah itu juga berarti 
  masyarakat tidak berpikir independen? Tergantung seberapa tinggi/intensif 
  doktrin itu dilakukan
  
  Hal-hal semacam ini bisa di terapkan dalam dunia bisnis untuk menjual 
  barang dan strategi pemasaran. Soal kemasyarakatan itu biarlah kita 
  serahkan kepada pemerintah dan dpr/dprd terpilih itu. Toh dalam bisnis, 
  kode etik itu tidak begitu mengikat. Dan begitu jelas tujuan yang ingin di 
  capai, yaitu keuntungan yang sebesar2xnya. Dan dalam berbisnis, jangan ada 
  pikiran sosial, itu akan menjebak bisnis kita.
  Dan biasanya, politisi juga terjebak oleh rasa sosial yang tinggi, 
  sementara masyarakat berpikir materialistis. Karena itu, pembisnis harus 
  berpikiran untung rugi dari setiap rupiah yang di investasikan.
  
  Salam



[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-17 Terurut Topik irmec
Aku ngak ngomong lho bhw neuroscience menulis obatnya. Tapi apa yg reveal 
dari banyak studi di bidang cognitive dan neuroscience tsb memperlihatkan bhw 
kata dan ekspersi bahasa adalah salah satu obat. Dan, mungkin satu2nya, obat 
yg kita kenal ada dipasar saat ini [itu kenapa aku bilang KITA sudah tahu]. Itu 
jg kenapa aku bilang dlm posting awalku (ke bung Poltak), bhw tanpa sadar 
(intuitively), para politisi (dan jg marketer, creative writer, dlsb) sudah 
tahu.

Pertanyaannya tentu gimana menggunakan kata dan eksperisi bhs sehingga 
membangkitkan emosi positif? Nah silahkan jawab sendiri, supaya anda bisa 
memperkaya knowledge anda. 



--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, lubec...@... wrote:

 Maaf bung Enda,
 Jgn menggunakan kata KITA.Krn pemahaman dan pengalaman anda tdk mewakili 
 pengalaman saya..:-)
 
 [jika neuroscience yg kata anda memiliki obat penggunaan bahasa/words, 
 hemat saya sih itu tdk memperkaya knowledge saya pribadi.Tanpa perlu tahu 
 neuroscience pun, saya sadar bhw kata-kata punya kekuatan dan hegemoni dlm 
 menggerakan emosi--spt membaca  syair puisi atau lirik lagu]
 
 Peace,
 Lubeck 
 Sent from my FakePlasticTrees�
 powered by IDIOTEQUE �




[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-17 Terurut Topik irmec
Pertama, aku harus meluruskan dulu. Aku ngak pernah nulis teori cognitive dan 
neuro. Apa yg kutulis ialah hasil riset di bidang tsb. 

Selanjutnya, ada beberapa perbedaan antara pengambilan keputusan, karena 
setting pengambil keputusannya berbeda. Antara produk dan jasa saja berbeda, 
begitu jg antara produk   berbentuk, dan produk finansial. Dua faktor yg paling 
menentukan ialah kekompletan informasi dan waktu. 

Namun, mekanisme prosessingnya sama. informasi yg masuk ke dlm otak, selalu 
emosi dulu yg main, jika lolos maka masuk ke prefrontal cortex - organ yg 
menganalis secara logika. 

Menjawab pertanyaan anda, silahkan anda coba exercise sendiri dulu, apa 
informasi saya bisa lolos amygdala anda.
 

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, nazar nazart...@... wrote:

 Ini menarik.
 Berdasarkan teori cognitive dan neuro itu, apakah menurut bung perilaku 
 memilih partai ini juga sama dengan perilaku membeli barang2x atau saham? 
 Dalam kata lain, setiap pedagang atau perusahaan hanya memiliki pelanggan 
 tetap 10-20%? 




[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-16 Terurut Topik irmec
Aku lihat lagi, rupanya ada salah tulisan yg sgt mengganggu

tertulis :

...neuroscience di bidang pengambilan keputusan, memperlihqtakan bhw political 
science lebih banyak merupakan pilihan emosional,

seharusnya 

...neuroscience di bidang pengambilan keputusan, memperlihqtakan bhw POLITICAL 
DECISION lebih banyak merupakan pilihan emosional


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, irmec ir...@... wrote:

 Mungkin lebih konstruktif dan punya manfaat, jika diskusi memang diarahkan 
 dalam konteks decision making. 




[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-15 Terurut Topik irmec
Mungkin lebih konstruktif dan punya manfaat, jika diskusi memang diarahkan 
dalam konteks decision making. 

Salah riset terbaru terbaru dari neuroscience di bidang pengambilan keputusan, 
memperlihqtakan bhw political science lebih banyak merupakan pilihan emosional 
[bukan artiaan jelek lho. Emosi membuat manusia menjadi manusia]. katanya 
karena ada input masuk pertama ke otak dan ketemu dgn gumpalan berbentuk kenari 
di bagian limbic otak. Gumpalan tsb berfungsi mengatur emosi. Dan ketika 
informasi masuk yg sifatnya berlawan dgn nilai/belief yg kita percaya. 
Simplenya, informasi difilter dulu oleh emosi. Mekanisme yg terjadi banyak 
menjelaskan kenapa org sulit berubah, dan mengapa tokoh2 politik dgn jargon2 
simple lebih diminati. 

Kulihat2 neuroscience sgt menjanjikan, dan rasanya bisa merubah banyak cara 
pandang kita dalam memahami suatu fenomena. Jg di bidang ilmu ekonomi, dimana 
masing sering digunakan asumsi manusia sbg mahluk yg rasional. 

Salam,
Enda

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ignace I. Worang 
ignacewor...@... wrote:

 Politik tidak bisa dinilai secara baku apakan itu brutal, materialistis atau
 irrasional karena tergantung dengan keadaan, kultur, tingkat intelektual
 dimana politik ini akan dijalankan.  Contohnya seperti yang anda katakan
 bahwa masyarakat daerah gampang dimobilisasi dengan umpan2 politik yang
 tidak edukatif, ya mungkin kalau umpannya edukatif, masyarakatnya tidak
 termobilisasi.  Politik adalah cara pencapaian tujuan, caranya bagaimana ya
 bebas saja.
 




[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi

2009-04-13 Terurut Topik Bali da Dave
Seharusnya, multi partai itu tidak banyak pengaruhnya terhadap kebijakan 
ekonomi. Ilmu ekonomi seharusnya adalah ilmu yang mulai mendapatkan tempat 
sebagai ilmu, bukannya vodoo atau mantra yang hasilnya sangat tergantung dari 
pemimpin/orang yang membaca mantranya.

Jadi kalau kita bicara dengan pakar-pakar ekonomi yang banyak bilang, setuju 
setuju setuju, kalau ini baik untuk ekonomi negara dan itu buruk buat ekonomi 
negara, maka partai manapun yang menang harusnya menggunakan ilmu ekonomi yang 
sama juga. Dan harusnya hasilnya sama juga.

Jadi kalau menurut saya, negara atau pemerintahan itu harus berupaya 
sebaik-baiknya untuk menyediakan 'sarana prasarana dan infrastruktur' yang akan 
sangat mendukung partisipasi masyarakat yang maksimal dalam bidang ekonomi. 
Negara tidak perlu dan memang tidak seharusnya menjadi pelaku ekonomi itu 
sendiri. Ia cukup menciptakan iklim keadilan berusaha, keadilan kesempatan, 
infrastruktur listrik yang cukup, kompetisi yang sehat, dan pengaturan moneter 
yang sehat. Jalan yang lebar dan tidak bolong-bolong, perlindungan hak milik 
pribadi yang tidak cacat, dan lain sebagainya yang masih banyak lagi...

--- On Mon, 4/13/09, wkasman1 wkasm...@gmail.com wrote:

From: wkasman1 wkasm...@gmail.com
Subject: Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi. was Re: [Keuangan] 
Sekelumit tentang multipartai
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, April 13, 2009, 3:11 AM
















  
  Bung Heri Setiono:

Untuk mencari hubungan antara multi-partai dengan masalah ekonomi, memang sulit 
dan bisa-bisa akan terjerumus ke spekulasi. Tapi biarlah saya mencoba untuk 
ber-spekulasi - barangkali akan ada pakar yang dapat memberi pencerahan. Begini:



1. Kembali - flashback - ke tahun-tahun 1993'an saat negosiasi globalisasi 
diproses untuk disepakati dunia. Pada saat itu, dikenal suatu slogan bahwa 
globalisasi adalah proses re-institutionalisa si perdagangan internasional. 
Untuk itu, setiap negara perlu menata kembali tatanan perekonomian dalam 
negerinya sebelum proses negosiasi disepakati dengan pembentukan WTO tahun 
2005. Setiap negara wajib memiliki kepastian tentang 'national-interest' -nya, 
mengetahui posisinya dan memiliki kebijakan nasional. Barulah proses komitmen 
antar negara untuk liberalisasi dimulai dengan perundingan- perundingan yang 
menyertai pembentukan dan dimulainya WTO. Saya mencoba flashbach ke 1993 ini 
untuk mengangkat istilah 'institutional' ini agar terkait dengan hubungan 
antara politik / kekuasaan dan ekonomi. 



2. Bersamaan dengan proses dimulainya globalisasi ini, berkembang pemikiran 
baru (atau madzab) ekonomi yang lebih dikenal dengan institutional economic 
yang dipelopori oleh Douglas C. North yang memenangkan hadiah Nobel tahun 1993. 
Prinsip teorinya adalah bahwa kemajuan perekonomian suatu negara tidaklah 
tergantung pada besaran-besaran ekonom seperti investasi, tingkat bunga, 
anggaran belanja dan sebagainya. Tetapi lebih bergantung pada apakah ada suatu 
tatanan sosial dan hukum yang sehat atau tidak. Teori ini kemudian dikembangkan 
dengan metode analisis tentang 'cost of transaction' atau biaya transaksi. 
Semakin besar biaya untuk memperoleh informasi dan melaksanakan transaksi, maka 
suatu negara tidak akan maju.



3. Teori ekonomi institutional ini juga dikenal dengan pemikiran tentang rule 
of the game. Dalam suatu Pemerintahan memang harus ada suatu upaya untuk 
membangunan sistem regulasi yang sehat (bukan sekedar de-regulasi) dan dalam 
masyarakat harus terjadi kekuatan masyarakat (yang diorganisir bekerja mandiri) 
untuk memberikan dorongan untuk menekan pemerintah ke arah 'fair pactices' dan 
ikut menahan terjadinya penyimpangan- penyimpangan dalam pelaksanaan 
law-enforcement.



4. Kekuatan masyarakat yang dimaksud lebih dapat diistilahkan dengan 
''civil-society' dan itulah yang dalam politik dapat disebut sebagai 
infrastruktur politik. Struktur politik yang terdiri dari partai, DPR, 
Pemerintah (sering juga disebut suprastruktur) untuk dapat berkomunikasi dengan 
rakyat, memerlukan infrastruktur politik yang kuat. Kondisi yang ada saat ini, 
menunjukkan gejala bahwa infrastruktur politik masih sangat lemah. Gejala bahwa 
caleg yang tidak mampu berkomunikasi dengan klien-nya (pemilihnya) merupakan 
kemandekan komunikasi politik. Akhirnya, rakyat tidak bertindak rasional - dan 
pencontrengan lebih berorientasi ke tokoh utama (capres) dan di lain pihak juga 
bersifat promordial.



5. Dari uraian tersebut di atas, banyaknya partai menunjukkan gejala mandeknya 
proses artikulasi aspirasi politik dan karena banyak yang merasa bahwa sangat 
banyak kepentingan yang tidak tersalurkan - maka semuanya berebut 'to the top' 
melalui saluran partai politik.



6. Lalu apa dampaknya ke ekonomi? Ini ada beberapa spekulasi yang dapat 
dikembangkan, yaitu:



(a) Ekonomi kita tidak biasa dengan pemahaman 'institutional economic'. Oleh 
karenanya pekerjaan-pekerjaan 

RE: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-13 Terurut Topik Ignace I. Worang
Politik tidak bisa dinilai secara baku apakan itu brutal, materialistis atau
irrasional karena tergantung dengan keadaan, kultur, tingkat intelektual
dimana politik ini akan dijalankan.  Contohnya seperti yang anda katakan
bahwa masyarakat daerah gampang dimobilisasi dengan umpan2 politik yang
tidak edukatif, ya mungkin kalau umpannya edukatif, masyarakatnya tidak
termobilisasi.  Politik adalah cara pencapaian tujuan, caranya bagaimana ya
bebas saja.

 

 

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Poltak
Hotradero
Sent: 13 April 2009 04:24
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

 






At 07:01 AM 4/13/2009, you wrote:

Hmm, dalam dunia politik, tidak semua individu pemenang mempunyai 
kemampuan ketata negaraan, ekonomi dan etika. Politik di daerah2x 
terbelakang cenderung brutal (diktator), materialistis (kapitalis), 
rasis, irrasional (kurang berprinsif), dan ortodok. Begitu mudahnya 
masyarakat terbelakang ini di mobilisasi dengan umpan-umpan politik 
yang tidak edukatif.

Kenapa anda merasa bahwa orang lain lebih terbelakang...?
Apa yang anda jadikan ukuran bahwa orang lain lebih terbelakang 
ketimbang anda sendiri?

Atau ini hanya karena selera mereka berbeda dengan anda?
Kalau ini cuma masalah selera - lalu siapa sih yang sebenarnya diktator?

Dengan kata lain, mereka mau di bujuk dengan satu buah permen karet 
agar tidak meminta sebuah pembangunan dan kemajuan. Karena itu, 
nilai-nilai akademis dan intelektualitas dianggap tidak terlalu 
penting. Mereka tidak terbiasa memikirkan kepentingan umum. Yang 
penting apa yang didapat oleh tiap-tiap individu. Dan celah ini 
dimanfaatkan oleh mereka-mereka yang terbiasa melakukan politik yang 
tidak santun, demi kepentingan pribadi. Politik di daerah terpencil 
sangat mengerikan, karena pola pikir masyarakatnya masih primitif.

Akibatnya, prosesi pemilu hanya menjadi momentum permainan dan 
egoisme. Hubungannya dengan pelaku bisnis adalah: berhati-hatilah 
untuk terjun ke are dimana pola pikir politik masyarakatnya yang 
masih ortodok dan tidak mempunyai prinsif.

Dan anda sendiri punya prinsif (?)...?



No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - www.avg.com
Version: 8.0.238 / Virus Database: 270.11.53/2054 - Release Date: 04/11/09
10:51:00



[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-13 Terurut Topik nazar
O bgtu. Hmm, bagaimana jika ada orang yang mau mendirikan partai rampok maling 
indonesia? Apakah Anda akan menyetujui orang tersebut?


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ignace I. Worang 
ignacewor...@... wrote:

 Politik tidak bisa dinilai secara baku apakan itu brutal, materialistis atau
 irrasional karena tergantung dengan keadaan, kultur, tingkat intelektual
 dimana politik ini akan dijalankan.  Contohnya seperti yang anda katakan
 bahwa masyarakat daerah gampang dimobilisasi dengan umpan2 politik yang
 tidak edukatif, ya mungkin kalau umpannya edukatif, masyarakatnya tidak
 termobilisasi.  Politik adalah cara pencapaian tujuan, caranya bagaimana ya
 bebas saja.
 
  
 
  
 
  
 
 From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 [mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Poltak
 Hotradero
 Sent: 13 April 2009 04:24
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: Re: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.
 
  
 
 
 
 
 
 
 At 07:01 AM 4/13/2009, you wrote:
 
 Hmm, dalam dunia politik, tidak semua individu pemenang mempunyai 
 kemampuan ketata negaraan, ekonomi dan etika. Politik di daerah2x 
 terbelakang cenderung brutal (diktator), materialistis (kapitalis), 
 rasis, irrasional (kurang berprinsif), dan ortodok. Begitu mudahnya 
 masyarakat terbelakang ini di mobilisasi dengan umpan-umpan politik 
 yang tidak edukatif.
 
 Kenapa anda merasa bahwa orang lain lebih terbelakang...?
 Apa yang anda jadikan ukuran bahwa orang lain lebih terbelakang 
 ketimbang anda sendiri?
 
 Atau ini hanya karena selera mereka berbeda dengan anda?
 Kalau ini cuma masalah selera - lalu siapa sih yang sebenarnya diktator?
 
 Dengan kata lain, mereka mau di bujuk dengan satu buah permen karet 
 agar tidak meminta sebuah pembangunan dan kemajuan. Karena itu, 
 nilai-nilai akademis dan intelektualitas dianggap tidak terlalu 
 penting. Mereka tidak terbiasa memikirkan kepentingan umum. Yang 
 penting apa yang didapat oleh tiap-tiap individu. Dan celah ini 
 dimanfaatkan oleh mereka-mereka yang terbiasa melakukan politik yang 
 tidak santun, demi kepentingan pribadi. Politik di daerah terpencil 
 sangat mengerikan, karena pola pikir masyarakatnya masih primitif.
 
 Akibatnya, prosesi pemilu hanya menjadi momentum permainan dan 
 egoisme. Hubungannya dengan pelaku bisnis adalah: berhati-hatilah 
 untuk terjun ke are dimana pola pikir politik masyarakatnya yang 
 masih ortodok dan tidak mempunyai prinsif.
 
 Dan anda sendiri punya prinsif (?)...?
 
 
 
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG - www.avg.com
 Version: 8.0.238 / Virus Database: 270.11.53/2054 - Release Date: 04/11/09
 10:51:00
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-13 Terurut Topik nazar
Trims bung admin, maksud saya:

Hmm, lalu bagai mana dengan falsafah sebuah partai yang haru berlandaskan pada 
pancasila? Yang menjadi dasar ketuhanan, moralitas, persatuan, kemanusiaan dan 
keadilan? Jika cara-cara yang ditempuh justru bertentangan dengan kelima sila 
ini.


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Ignace I. Worang 
ignacewor...@... wrote:

 Politik tidak bisa dinilai secara baku apakan itu brutal, materialistis atau
 irrasional karena tergantung dengan keadaan, kultur, tingkat intelektual
 dimana politik ini akan dijalankan.  Contohnya seperti yang anda katakan
 bahwa masyarakat daerah gampang dimobilisasi dengan umpan2 politik yang
 tidak edukatif, ya mungkin kalau umpannya edukatif, masyarakatnya tidak
 termobilisasi.  Politik adalah cara pencapaian tujuan, caranya bagaimana ya
 bebas saja.
 
  
 
  
 
  
 
 From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 [mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Poltak
 Hotradero
 Sent: 13 April 2009 04:24
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: Re: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.
 
  
 
 
 
 
 
 
 At 07:01 AM 4/13/2009, you wrote:
 
 Hmm, dalam dunia politik, tidak semua individu pemenang mempunyai 
 kemampuan ketata negaraan, ekonomi dan etika. Politik di daerah2x 
 terbelakang cenderung brutal (diktator), materialistis (kapitalis), 
 rasis, irrasional (kurang berprinsif), dan ortodok. Begitu mudahnya 
 masyarakat terbelakang ini di mobilisasi dengan umpan-umpan politik 
 yang tidak edukatif.
 
 Kenapa anda merasa bahwa orang lain lebih terbelakang...?
 Apa yang anda jadikan ukuran bahwa orang lain lebih terbelakang 
 ketimbang anda sendiri?
 
 Atau ini hanya karena selera mereka berbeda dengan anda?
 Kalau ini cuma masalah selera - lalu siapa sih yang sebenarnya diktator?
 
 Dengan kata lain, mereka mau di bujuk dengan satu buah permen karet 
 agar tidak meminta sebuah pembangunan dan kemajuan. Karena itu, 
 nilai-nilai akademis dan intelektualitas dianggap tidak terlalu 
 penting. Mereka tidak terbiasa memikirkan kepentingan umum. Yang 
 penting apa yang didapat oleh tiap-tiap individu. Dan celah ini 
 dimanfaatkan oleh mereka-mereka yang terbiasa melakukan politik yang 
 tidak santun, demi kepentingan pribadi. Politik di daerah terpencil 
 sangat mengerikan, karena pola pikir masyarakatnya masih primitif.
 
 Akibatnya, prosesi pemilu hanya menjadi momentum permainan dan 
 egoisme. Hubungannya dengan pelaku bisnis adalah: berhati-hatilah 
 untuk terjun ke are dimana pola pikir politik masyarakatnya yang 
 masih ortodok dan tidak mempunyai prinsif.
 
 Dan anda sendiri punya prinsif (?)...?
 
 
 
 No virus found in this incoming message.
 Checked by AVG - www.avg.com
 Version: 8.0.238 / Virus Database: 270.11.53/2054 - Release Date: 04/11/09
 10:51:00
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-12 Terurut Topik Bali da Dave
Bagus juga pertanyaannya.  Kelihatannya semua partai bicaranya ingin indonesia 
maju perekonomiannya. Golkar ingin bekerja keras katanya  Demokrat ingin 
meneruskan katanya, entah kalau direalisasikan jadinya seperti apa? Bekerja 
keras...  7 hari kerja? Kalau memang begitu mulai percobaan dari anggota partai 
dan DPR MPR saja..  Saya sih maunya tetap 5 hari kerja saja... he..he..

--- On Mon, 4/13/09, Heri Setiono herisetiono...@yahoo.com.sg wrote:

From: Heri Setiono herisetiono...@yahoo.com.sg
Subject: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi. was Re: [Keuangan] 
Sekelumit tentang multipartai
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Monday, April 13, 2009, 12:22 AM
















  
  Barangkali ada yang bisa sharing bagaimana pengaruh multipartai terhadap 
kebijakan ekonomi dan keuangan  pemerintahan?

Sebagaimana kita ketahui, saat ini kerangka politik kita telah berubah dari 
politik tunggal orde baru dan kearah orde reformasi dimana partai partai lebih 
memiliki pengaruh terhadap kebijakan ekonomi suatu negara. Pada masa orde baru, 
partai partai nyaris tidak memiliki pengaruh yang kuat dalam kebijakan ekonomi 
orba yang menekankan pada pembangunan. Bagaimana pengaruh multi partai pasca 
orba dan bagaimana pengaruhnya pasca pemilu 2009 ini dimana Demokrat 
menginginkan pemerintahan yang didukung 70% suara.



--
 

















  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-12 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 07:01 AM 4/13/2009, you wrote:


Hmm, dalam dunia politik, tidak semua individu pemenang mempunyai 
kemampuan ketata negaraan, ekonomi dan etika. Politik di daerah2x 
terbelakang cenderung brutal (diktator), materialistis (kapitalis), 
rasis, irrasional (kurang berprinsif), dan ortodok. Begitu mudahnya 
masyarakat terbelakang ini di mobilisasi dengan umpan-umpan politik 
yang tidak edukatif.


Kenapa anda merasa bahwa orang lain lebih terbelakang...?
Apa yang anda jadikan ukuran bahwa orang lain lebih terbelakang 
ketimbang anda sendiri?

Atau ini hanya karena selera mereka berbeda dengan anda?
Kalau ini cuma masalah selera - lalu siapa sih yang sebenarnya diktator?


Dengan kata lain, mereka mau di bujuk dengan satu buah permen karet 
agar tidak meminta sebuah pembangunan dan kemajuan. Karena itu, 
nilai-nilai akademis dan intelektualitas dianggap tidak terlalu 
penting. Mereka tidak terbiasa memikirkan kepentingan umum. Yang 
penting apa yang didapat oleh tiap-tiap individu. Dan celah ini 
dimanfaatkan oleh mereka-mereka yang terbiasa melakukan politik yang 
tidak santun, demi kepentingan pribadi. Politik di daerah terpencil 
sangat mengerikan, karena pola pikir masyarakatnya masih primitif.

Akibatnya, prosesi pemilu hanya menjadi momentum permainan dan 
egoisme. Hubungannya dengan pelaku bisnis adalah: berhati-hatilah 
untuk terjun ke are dimana pola pikir politik masyarakatnya yang 
masih ortodok dan tidak mempunyai prinsif.


Dan anda sendiri punya prinsif (?)...?






[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-12 Terurut Topik nazar
Bung, tingkat melek huruf masih tinggi. Coba anda survei sendiri, seberapa luas 
pengetahuan peserta pilih pemilu yang mengerti tentang negara, dpr, dprd, dan 
politik? Ingat, Anda jangan menyamakan masyarakat awan sama pintarnya dengan 
anda. 

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero hotrad...@... 
wrote:

 At 07:01 AM 4/13/2009, you wrote:
 
 
 Hmm, dalam dunia politik, tidak semua individu pemenang mempunyai 
 kemampuan ketata negaraan, ekonomi dan etika. Politik di daerah2x 
 terbelakang cenderung brutal (diktator), materialistis (kapitalis), 
 rasis, irrasional (kurang berprinsif), dan ortodok. Begitu mudahnya 
 masyarakat terbelakang ini di mobilisasi dengan umpan-umpan politik 
 yang tidak edukatif.
 
 
 Kenapa anda merasa bahwa orang lain lebih terbelakang...?
 Apa yang anda jadikan ukuran bahwa orang lain lebih terbelakang 
 ketimbang anda sendiri?
 
 Atau ini hanya karena selera mereka berbeda dengan anda?
 Kalau ini cuma masalah selera - lalu siapa sih yang sebenarnya diktator?
 
 
 Dengan kata lain, mereka mau di bujuk dengan satu buah permen karet 
 agar tidak meminta sebuah pembangunan dan kemajuan. Karena itu, 
 nilai-nilai akademis dan intelektualitas dianggap tidak terlalu 
 penting. Mereka tidak terbiasa memikirkan kepentingan umum. Yang 
 penting apa yang didapat oleh tiap-tiap individu. Dan celah ini 
 dimanfaatkan oleh mereka-mereka yang terbiasa melakukan politik yang 
 tidak santun, demi kepentingan pribadi. Politik di daerah terpencil 
 sangat mengerikan, karena pola pikir masyarakatnya masih primitif.
 
 Akibatnya, prosesi pemilu hanya menjadi momentum permainan dan 
 egoisme. Hubungannya dengan pelaku bisnis adalah: berhati-hatilah 
 untuk terjun ke are dimana pola pikir politik masyarakatnya yang 
 masih ortodok dan tidak mempunyai prinsif.
 
 
 Dan anda sendiri punya prinsif (?)...?





[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-12 Terurut Topik nazar
Ralat: tingkat melek huruf = tingkat tidak melek huruf.


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, nazar nazart...@... wrote:

 Bung, tingkat melek huruf masih tinggi. Coba anda survei sendiri, seberapa 
 luas pengetahuan peserta pilih pemilu yang mengerti tentang negara, dpr, 
 dprd, dan politik? Ingat, Anda jangan menyamakan masyarakat awan sama 
 pintarnya dengan anda. 
 
 --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero hotradero@ 
 wrote:
 
  At 07:01 AM 4/13/2009, you wrote:
  
  
  Hmm, dalam dunia politik, tidak semua individu pemenang mempunyai 
  kemampuan ketata negaraan, ekonomi dan etika. Politik di daerah2x 
  terbelakang cenderung brutal (diktator), materialistis (kapitalis), 
  rasis, irrasional (kurang berprinsif), dan ortodok. Begitu mudahnya 
  masyarakat terbelakang ini di mobilisasi dengan umpan-umpan politik 
  yang tidak edukatif.
  
  
  Kenapa anda merasa bahwa orang lain lebih terbelakang...?
  Apa yang anda jadikan ukuran bahwa orang lain lebih terbelakang 
  ketimbang anda sendiri?
  
  Atau ini hanya karena selera mereka berbeda dengan anda?
  Kalau ini cuma masalah selera - lalu siapa sih yang sebenarnya diktator?
  
  
  Dengan kata lain, mereka mau di bujuk dengan satu buah permen karet 
  agar tidak meminta sebuah pembangunan dan kemajuan. Karena itu, 
  nilai-nilai akademis dan intelektualitas dianggap tidak terlalu 
  penting. Mereka tidak terbiasa memikirkan kepentingan umum. Yang 
  penting apa yang didapat oleh tiap-tiap individu. Dan celah ini 
  dimanfaatkan oleh mereka-mereka yang terbiasa melakukan politik yang 
  tidak santun, demi kepentingan pribadi. Politik di daerah terpencil 
  sangat mengerikan, karena pola pikir masyarakatnya masih primitif.
  
  Akibatnya, prosesi pemilu hanya menjadi momentum permainan dan 
  egoisme. Hubungannya dengan pelaku bisnis adalah: berhati-hatilah 
  untuk terjun ke are dimana pola pikir politik masyarakatnya yang 
  masih ortodok dan tidak mempunyai prinsif.
  
  
  Dan anda sendiri punya prinsif (?)...?
 





Re: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-12 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 09:57 AM 4/13/2009, you wrote:


Bung, tingkat melek huruf masih tinggi. Coba anda survei sendiri, 
seberapa luas pengetahuan peserta pilih pemilu yang mengerti tentang 
negara, dpr, dprd, dan politik? Ingat, Anda jangan menyamakan 
masyarakat awan sama pintarnya dengan anda.


Yang saya masalahkan adalah anda menganggap sedemikian banyak orang 
itu bodoh-bodoh.  Seolah-olah mereka tidak bisa berpikir 
independen.  Berpikir independen tidak ada hubungan dengan melek 
huruf atau tidak.  Toh ada banyak orang yang bisa bijak tanpa harus 
bisa membaca... dan banyak orang yang bisa membaca tetapi sangat tidak bijak.

Coba anda pikirkan sendiri: mengapa banyak kasus politik uang 
gagal...?  Mengapa banyak caleg yang stress setelah investasi 
milyaran rupiah...?  Karena ternyata banyak pemilih bersikap 
independen.  Mereka ambil uang-nya tapi mereka pilih sesuka hati 
mereka.  Menurut anda, dalam keadaan seperti ini - siapa yang 
bodoh?  (Dan soal BLT - siapa yang sebenarnya bodoh dan berkomentar 
bodoh. Masih heran juga kenapa partai itu suaranya melorot...?)

Sepanjang jalannya sejarah - orang yang independen selalu lebih 
pintar daripada orang yang tidak independen -- tidak peduli apapun 
tingkat pendidikan yang bersangkutan.

Bagaimana membuat rakyat Indonesia pintar?  Bikin mereka jadi lebih 
independen.  Bikin mereka mampu menilai dan punya pendapat sendiri-sendiri.

Coba anda renungkan:  apakah seekor lebah itu pintar?  Jelas 
tidak.  Tetapi anda perhatikan apa yang terjadi dengan struktur 
bernama sarang lebah.  Tempat itu tidak pernah terlalu panas, tidak 
pernah terlalu dingin, tidak pernah terlalu lembab, dan tidak pernah 
terlalu kering.  Secara desain tempat tinggal, sarang lebah itu 
sempurna!  Padahal sebagai individu lebah-lebah itu bodoh.

Bandingkan sarang lebah dengan negara Uni Soviet (negeri yang banyak 
diisi orang pintar tetapi tidak independen).  Mana yang bisa bertahan hidup?


NB: coba anda bawa bukunya James Surowickie tentang Wisdom of the 
Crowds dan apa yang menjadi penentu apakah sebuah crowds itu pintar 
atau bodoh...  Oh iya ada satu buku bagus lagi tentang crowds, yaitu 
Out of Control-nya Kevin Kelly.  Buku lama, tetapi menarik buat dibaca.




[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-12 Terurut Topik nazar
Hmm, 
Bung, Anda berbicara tentang teori. Tetapi dilapangan adalah fakta.

Hmm,
pemikiran indevenden anda cenderung mengarah kepada kebebasan yang 
sebebas-bebasnya. Jika begitu, ya tidak perlu lagi ada negara dan sekolah. 
Sepertinya anda menyarankan agar masyarakat itu menjadi lebah. Hmm, manusia 
sangat berbeda dengan binatang lebah.


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero hotrad...@... 
wrote:

 At 09:57 AM 4/13/2009, you wrote:
 
 
 Bung, tingkat melek huruf masih tinggi. Coba anda survei sendiri, 
 seberapa luas pengetahuan peserta pilih pemilu yang mengerti tentang 
 negara, dpr, dprd, dan politik? Ingat, Anda jangan menyamakan 
 masyarakat awan sama pintarnya dengan anda.
 
 
 Yang saya masalahkan adalah anda menganggap sedemikian banyak orang 
 itu bodoh-bodoh.  Seolah-olah mereka tidak bisa berpikir 
 independen.  Berpikir independen tidak ada hubungan dengan melek 
 huruf atau tidak.  Toh ada banyak orang yang bisa bijak tanpa harus 
 bisa membaca... dan banyak orang yang bisa membaca tetapi sangat tidak bijak.
 
 Coba anda pikirkan sendiri: mengapa banyak kasus politik uang 
 gagal...?  Mengapa banyak caleg yang stress setelah investasi 
 milyaran rupiah...?  Karena ternyata banyak pemilih bersikap 
 independen.  Mereka ambil uang-nya tapi mereka pilih sesuka hati 
 mereka.  Menurut anda, dalam keadaan seperti ini - siapa yang 
 bodoh?  (Dan soal BLT - siapa yang sebenarnya bodoh dan berkomentar 
 bodoh. Masih heran juga kenapa partai itu suaranya melorot...?)
 
 Sepanjang jalannya sejarah - orang yang independen selalu lebih 
 pintar daripada orang yang tidak independen -- tidak peduli apapun 
 tingkat pendidikan yang bersangkutan.
 
 Bagaimana membuat rakyat Indonesia pintar?  Bikin mereka jadi lebih 
 independen.  Bikin mereka mampu menilai dan punya pendapat sendiri-sendiri.
 
 Coba anda renungkan:  apakah seekor lebah itu pintar?  Jelas 
 tidak.  Tetapi anda perhatikan apa yang terjadi dengan struktur 
 bernama sarang lebah.  Tempat itu tidak pernah terlalu panas, tidak 
 pernah terlalu dingin, tidak pernah terlalu lembab, dan tidak pernah 
 terlalu kering.  Secara desain tempat tinggal, sarang lebah itu 
 sempurna!  Padahal sebagai individu lebah-lebah itu bodoh.
 
 Bandingkan sarang lebah dengan negara Uni Soviet (negeri yang banyak 
 diisi orang pintar tetapi tidak independen).  Mana yang bisa bertahan hidup?
 
 
 NB: coba anda bawa bukunya James Surowickie tentang Wisdom of the 
 Crowds dan apa yang menjadi penentu apakah sebuah crowds itu pintar 
 atau bodoh...  Oh iya ada satu buku bagus lagi tentang crowds, yaitu 
 Out of Control-nya Kevin Kelly.  Buku lama, tetapi menarik buat dibaca.





Re: [Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-12 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 10:32 AM 4/13/2009, you wrote:


Hmm,
Bung, Anda berbicara tentang teori. Tetapi dilapangan adalah fakta.


Teori disusun berdasarkan fakta yang telah disaring secara metodologis.
Kalau anda beneran sekolah melewati level SMA dan belajar tentang 
Metode Ilmiah - tentu anda tahu hal ini.



Hmm,
pemikiran indevenden anda cenderung mengarah kepada kebebasan yang 
sebebas-bebasnya. Jika begitu, ya tidak perlu lagi ada negara dan 
sekolah. Sepertinya anda menyarankan agar masyarakat itu menjadi 
lebah. Hmm, manusia sangat berbeda dengan binatang lebah.


Sesudah membaca komentar anda, saya malah semakin melihat bahwa anda 
punya bakat besar untuk jadi diktator.  Anda merasa jauh lebih tahu 
apa yang baik bagi orang lain - bahkan ketimbang orang itu sendiri...

Mungkin karena anda sendiri terlalu indevenden...




[Keuangan] Re: Pengaruh multipartai dlm kebijakan ekonomi.

2009-04-12 Terurut Topik nazar
Hm, anda berpikiran sama rata. Teori2x itu dibuat berdasarkan rerata. Dan ia 
tergantung kepada populasi yang diambil. Populasi di daerah a tidak sama di 
daerah b. Karena itulah muncul istilah keaneka ragaman. Saya diktator? Itu kan 
penilaian anda. Toh jika diperbolehkan,  saja juga bisa mengatakan anda sungguh 
amat sangat diktator. Tentunya anda akan mencak2x, marah2x, tidak terima dsb.. 
:-).

Sedikit saran saya, cobalah anda turun kebawah, lihat dan dengarlah fakta yang 
ada. Panorama itu indah jika dipandang dari jauh, dan akan terlihat dengan 
jelas jika dipandang pada jarak yang dekat. Semakin jauh jarak pandang anda 
semakin jauh pula dari kenyataan yang ada.


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero hotrad...@... 
wrote:

 At 10:32 AM 4/13/2009, you wrote:
 
 
 Hmm,
 Bung, Anda berbicara tentang teori. Tetapi dilapangan adalah fakta.
 
 
 Teori disusun berdasarkan fakta yang telah disaring secara metodologis.
 Kalau anda beneran sekolah melewati level SMA dan belajar tentang 
 Metode Ilmiah - tentu anda tahu hal ini.
 
 
 
 Hmm,
 pemikiran indevenden anda cenderung mengarah kepada kebebasan yang 
 sebebas-bebasnya. Jika begitu, ya tidak perlu lagi ada negara dan 
 sekolah. Sepertinya anda menyarankan agar masyarakat itu menjadi 
 lebah. Hmm, manusia sangat berbeda dengan binatang lebah.
 
 
 Sesudah membaca komentar anda, saya malah semakin melihat bahwa anda 
 punya bakat besar untuk jadi diktator.  Anda merasa jauh lebih tahu 
 apa yang baik bagi orang lain - bahkan ketimbang orang itu sendiri...
 
 Mungkin karena anda sendiri terlalu indevenden...