Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Setuju sekali dengan pak Ridwan dan Cak ADB...Lihatlah kebelakang...lanjutkan saja yg sudah ada, tidak perlu membuang2 energy utk hal2 sudah pernah berjalan,..seharusnya semakin tambah umur semakin arif dan harus semakin synergi dan yg penting mengenyampingkan EGO bagi yg muda2..wong regulasi sertifikasi sudah sejak zaman cak ADB sudah dimulai koq...?!?tinggal melanjutkan saja koq repooot...?!? Salam Kangeennn Agus Irianto --- On Fri, 11/13/09, Ridwan Djamaluddin rid...@webmail.bppt.go.id wrote: From: Ridwan Djamaluddin rid...@webmail.bppt.go.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, November 13, 2009, 6:55 AM Sangat benar Broer ADB, Sertifikasi profesi ahli Geologi di IAGI sudah berjalan. Pada waktu kepengurusan Pak Luthfi juga terus berlanjut. Komandannya Pak Deny Juanda. dalam laporan PP IAGI 2006 - 2008 tercatat 14 orang yang diproses oleh Majelis Sertifikasi IAGI. Dalam hal 'pengakuan' terhadap sertifikat ahli Geologi yang dikeluarkan IAGI, masih perlu perjuangan. Ada baiknya PP IAGI bicara dengan Badan Geologi. Wassalam, R i d w a n On Thu, 12 Nov 2009 22:47:55 +0700 (WIT) Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id wrote: Betul sekali brurr..Andang.. ini sudah sampai pada tahap yang harus bisa dilaksanakan..setuju sekali jangan balik lagi prosesnya..saya stuju ini kebiasaan yang sering kita semua lakukan... BS Sertifikasi IAGI bukan sudah dibahas dan tertahan di DIKTI, tapi sertifikasi IAGI sudah dilaksanakan sejak 2002 pada waktu kepengurusan saya, dimana persiapan-nya dimulai sejak 1998 oleh Kang Yanto Sumantri dan dikomandani oleh Uda Karsani, Suryowibowo dkk. Dokumen, tata cara, persyaratan, dsb malah sdh sejak 2002 dicantumkan dalam web iagi (iagi.or.id) yang nampaknya sekarang web tsb sudah tidak dimaintain lagi. Dan sejak 2002 pemberian sertifikat pertama untuk 8 orang petroleum geologist di Surabaya itu, setiap tahun, setiap PIT: 2003 di JKT, 2004 di Bandung, 2005 di Surabaya berturut-turut selalu dilakukan pemberian Sertikat Ahli Geologi Perminyakan (Petroleum Geologist) pada waktu pembukaan PIT. Kesemuanya itu juga diterangkan, dibukukan dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI yang diterbitkan 2006 awal. Pada pertengahan 2003 s/d 2005 akhirpun terus menerus berlangsung usaha untuk merencanakan dan mengeksekusi sertifikasi-sertifikasi yang lainnya (Geologi Teknik - sdh lengkap bahan dasar dokumen dan kepanitaannya dan sampai ke tahapan sosialisasi di 4 kota besar: JKT-Yogja-Surabaya-Balikpapan,.., Geologi Pertambangan - ini kerjasama dengan Perhapi). Usaha untuk membuat sertifikasi IAGI (untuk petroleum geology) menjadi wajib bagi semua pekerja ASING di Idnonesia sdh pula dilakukan dengan memasukkan usulan ke Direktur Teknik Diitjen Migas (karena kita dimintai pendapat ttg hal itu juga dlm rangka standarisasi profesional) pada 2004-2005. Tapi akhirnya Ditjen Migas tidak berani mengeluarkan satu aturan apapun tentang hal itu karena takut diprotes IPA (terngkap secara verbal dalam forum forum sosialisasi mereka waktu itu). Sayang sekali kita tidak terbiasa untuk menengok ke belakang dan berangkat dr modal yang sudah ada. Seringkali kita mengabaikan dan mencoba untuk :menemukan: roda kembali (re-invent the well). Kita terbiasa mencipta, tidak terbiasa memelihara. Sertifikasi? Siapa takut?!! Salam adb - Original Message - From: Taufik Manan taufik.ma...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: setiyo_pamung...@petronas.com.my Sent: Thursday, November 12, 2009 10:30 AM Subject: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Selamat pagi para rekan seprofesi dimanapun, Topik ini kami kami angkat atas saran Mas Setiyo Pamungkas (Ketua IAGI Komwil KL) sebagai informasi yang berguna (karena Beliau tidak ikut milis IAGInet. Mohon didaftarkan). Pagi ini kami baru saja menghadiri SKG09 Geoscience Annual Briefing di KL Convention Center KLCC dan saat yang bersamaan di tempat yang terpisah pada KL Convention Center ada Jamuan Makan Siang bagi SBY yang sedang berkunjung ke KL hari ini. Dari diskusi dari kawan2 yang kerja di KL di sela acara ini antara lain Mas Setiyo, Hendra, dll; saya mewakili mereka membawa topik ini sebagai trigger tentang perlukah Sertfikasi IAGI bagi Geosaintis di Indonesia. Saat ini di KL sedang digalakkan meski tidak wajib untuk menjadi anggota Institute Geology Malaysia (IGM) dimana *sertifikasi kenggotaannya* sekitar 2-3 tahun lagi menjadi *dasar legalitas profesi geosaintis (GG*) yang bekerja di Malaysia. Ini sudah diendorse oleh Parlemen (DPR) nya. Menurut Mas Setiyo (tolong koreksi bila salah), Serifikasi IAGI sudah dibahas sejak beberapa tahun yll dan statusnya masih tertahan di Dikti. Mudah-mudahan ini dapat segera mendapat legalitas sehingga eksistensi dan apresiasi tenaga
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Ikut menambahkan - seperti yang disinggung pak Sekjen - untuk bidang mineral dan batubara, upaya ini sudah sejak cukup lama coba dikembangkan. Inisiatif pengembangan sistem pelaporan pertambangan (dan Competent Person) oleh IAGI dimulai di akhir tahun 90'-an sejak jaman pak Yanto Sumatri - spt ADB bilang), baik secara independen maupun bekerja sama dengan Bursa Efek Surabaya (sebelum berubah menjadi Bursa Efek Indonesia) bersama-sama dengan asosiasi profesi yang lain. Malah yang dengan BES sudah sampai difinalkan dan menjadi peraturan pencatatan di BES dan mendapatkan persetujuan Bapepam sekitar 2001. Sayangnya belum sempat hal ini diterapkan (belum ada perusahaan yg listing dan mengacu pada peraturan ini, keburu BES merger dengan BEJ (dan berubah jadi BEI), komunikasi terakhir dengan kawan di BEI - mereka bilang pedoman ini tidak pernah dipakai - atau malah sudah terlupakan (sayang sekali...!!) Sertifikasi bidang pertambangan ini di jaman ADB juga coba dikembangkan secara independent, tetapi belum juga terwujud, sampai di awal tahun 2009, MGEI sebagai salah satu komisi di bawah IAGI menggerakkannya lagi, dimana di sisi lain kebetulan PP IAGI punya maksud yg sama pula melalui Divisi Sertifikasi (?) - kloplah sudah. Di pihak lain PERHAPI telah menjalin kerja sama dengan AusIMM dalam rangka penyusunan Kode Pelaporan Pertambangan sejak tahun 1997. Melalui komunikasi intensif, akhirnya dibentuklah Komite Bersama IAGI - PERHAPI untuk mengembangkan Kode Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral dan Cadangan Bijih (termasuk batubara) Indonesia, dan system Competent Person Indonesia. Komite Bersama ini masih bekerja terus (spt pak Nas bilang), dan. kemajuan-nya sudah dipresentasikan di Luncheon Talk PIT IAGI Semarang yg baru lalu... Semoga ini cepat terwujud - dan kita (Indonesia) punya acuan sendiri untuk hal ini. Salam - Daru (1380) -Original Message- From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Friday, November 13, 2009 11:10 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? betul, pak yoga negara. kalo utk teman2 di bidang mineral dan batubara, dg kiblat ke aussie, memang lebih dikenal dg istilah 'competent person'; sbgmana sempat diutarakan oleh cak Andang, sejak lebih setahun ini, IAGI kerja-sama dengan PERHAPI utk berusaha mengurus masalah ini. kemajuan kerjanya bahkan sudah dipresentasikan pas PIT IAGI yg lalu di Semarang berupa luncheon talk pada hari kedua. mungkin pak Sukmandaru (staf khusus PP-IAGI, ketua MGEI, anggota tim kerja-sama IAGI-PERHAPI utk CP), atau uda Nas (Chairul Nas), dapat memberikan lebih banyak info ttg hal ini. salam, syaiful 2009/11/13 Yoga Negara yneg...@caledon.com.au: Mungkin yang dimaksud Pak RDP ini adalah competent person dan authorization person (di aust yang berlaku kelihatannya kayak gitu). Sorry kalo salah Hepi gud en sef wiken... (diartikan sebagai selamat mancing di hari libur..) \yoga -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, 13 November 2009 12:15 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Hanya menambahkan dari info Pak Taufik. Berita tentang akan diberlakukannya semua Geoscientist yg bekerja di Malaysia sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Semua geoscientist termasuk TKA (tenaga kerja asing) harus disertifikasi oleh sebuah badan pemerintah Malaysia sebelum bekerja. Pemerintah Malaysia akan mensyaratkan hal ini yang menurut berita terakhir seperti yang ditulis Taufik Manan, ini akan ditangani IGM. Sertifikasi ini pengertiannya bisa berujung pada dua hal yaitu : - Pengakuan keahlian - Ijin kerja (lisence) Sertifikasi oleh organisasi AAPG, SEP, IAGI dan juga HAGI sepertinya masih merupakan pengakuan keahlian oleh organisasi profesinya. Secara legal (hukum) masih diperlukan ijin kerja seperti lisensi. Kalau tidak salah profesi driller (juru bor) memerlukan lisensi, bukan hanya sertifikasi. Kalau membawa kendaraan mungkin bisa mendapat seritifikat mengemudi dari tempat kursus, tapi kalau ingin mengemudi mobil di jalan raya perlu SIM (lisensi). Yang akan diberlakukan di Malaysia itu lisensi oleh pemerintah, bukan sekedar sertifikasi. Memang masih rencana, namun sebuah langkah untuk menuju lisensi kerja. salam RDP 2009/11/12 Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina-ep.com: Pak Taufik, Setali tiga uang dengan IAGI, HAGI juga sudah melaksanakan sertifikasi dan saat ini langsung dibawah koordinasi VP Certification. Salam, MJP -Original Message- From: taufik.ma...@gmail.com [mailto:taufik.ma...@gmail.com] Sent: Thursday, November 12, 2009 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Terima kasih atas tanggapannya. Subyek ini kami angkat ke milis
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Setiap ahli geologi yg Bekerja di Indonesia wajib disertifikasi , Mungkin ini bisa diurai lagi istilah Bekerja ini : - Bekerja di Suatu Perusahaan / Intitusi , apakah ini Perlu disertifikasi ( Karyawan Ptm atau kampeni atau Pegawai BG misal;nya ) , kalau yg ini sbg Karyawan kampeni menyangkut urusan Tenaga Kerja , regulasi masuk ke Regulasi Ketenaga Kerjaan Untuk Perusahaan dan Kalau untuk Peg Neg mungkin bisa dg Keppres - Bekerja sebagai Konsultan Bid Geologi ( Migas , tambang, panasbumi , geoteknik dll ), kalau yg ini rasanya sangat Perlu ( yah semacam Ijin Buka Parktek kalau untuk dokter / akuntan Publik , dll ) , Paling tidak kalau ikut Tender salah satu saratnya SDM nya tersertifikasi Profesi , kalau yang ini Regulasinya bisa dalam bentuk Kepres or Permen , tidak perlu sampai UU ( Regulasi untuk Pengasdaan Pekerjaan Jasa ) - Bekerja bagi Orang asing , Untuk Tenaga Kerja Asing yg bekerja di Bid Geologi Wajib punya Sertifikasi Profesi , kalau ini regulasinya di Regulasi Bidang Tenaga Kerja ( bisa lewat UU nya atau PP nya ) Analoginya mungkin spt profesi Akuntan , Kalau lulusan Ekonomi Akuntan bekerja di Bank atau di Depkeu atau perusahaan lainnya , tidak harus sebagai Akuntan yg teregister ( punya sertifikat ) , Tapi kalau sarjana Eknomi Akuntansi akan buka Kantor akuntan atau Buka kantor konsultan Pajak , atau akan menjadi Auditor harus punya Sertifikasi Keahlian ( misalnya ada tambahan pendidikan Profesi , ada jam terbang , dll ) ISM - Original Message - From: yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, November 12, 2009 3:34 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Rekan rekan (terutama yang bekerja di Malaysia).Usaha untuk menjadi tuan dinegri sendiri sering mendapat kendala , dan kendala itu bukan datang dari luar , akan tetapi diri kita atau fihak kita sendiri !!!Kita se-akan 2 tidk pernah mepercayai kemampuan kita sendiri BILA DIBANDINGKAN dengan orang lain (BACA BANGSA ASING).Khusus mengenai Sertifikasi memang dimulai pada saat kepengurusan saya ,dan diteruskan pada era ADB.Dalam menyusun konsep Sertifikasi Ahli Geologi ada dua pendapat yang berkembang yaitu :a. dengan semacam test.b. Tanpa Test.Beberapa asosiasi yang tidak mewajibkan test adalah AAPG , tapi walaupun tanpa test biasanya angota AAPG mencantumkan certified by AAPG no ..Benar yang dikatakan ADB , bahwa beberapa rekan telah mendapatkan sertifikat dari IAGI , termasuk iuntuk bidang geologi teknik.Apakah PERLU ?PERLU dan tidak perlu itu dapat dilihat dari urgensi-nya , apabila kita berhasil menetapkan bahwa setiap ahli geoloi yang belkerja di Indonesia wajib disertifikasi oleh IAGI . Maka pasti akan banyak menentang , karena di NKRI ini sertifikasi atau rekomendasi selalu berkaitan dengan biaya dan penyalah guna-an wewenang. Kecuali kalau dilakukan oleh fihak internasional atau indipenden heheheh (apa ada yan benar benar indipenden didunia ini ???) Saya sebagai salah satu penggagas , berfikiran murni bahwa kita wajib melindungi ahli geologi untuk dapat previllage bekerja di negrinya sendiri dibandingkan dengan pendatang. Sangat pasti bahwa Malaysia juga berfikiran seperti ini Persoalan-nya adalah kewenangan siapa - kah yang menetapkan ini Departemen ESDM / Tenaga Kerja / atau bahkan DPR. Saya agak kurang percaya bahwa di Malaysia hal ini diputuskan oleh DPR - Malaysia , karena hal ini sebenarnya suatu kebijakan yang sangat teknis sifatnya. Pemikiran dasarnya adalah melindungi kesempatan keja bag WNI di wilayah NKRI. Ini memang salah satu hal ang perlu dilaksanakan Nah , ada ndak ya UU yang mengatur ini ??? Kalaulah ada maka tentunya ada turunannya berupa PP , SKEP MEN atau peraturan pelaksan lainnya.Jadi Kalau IAGI mau membuat sertifikasi sebagai WAJIB bagi pekesja ASING , maka harus diruntut UU dan Peraturan tsb. Tetapi terlebih penting adalah menjawab pertanyaan atau menjadikan Komisi Serfikasi sebagai suatu komisi yang berwibawa secara profesi dan ini hanya dapat terjadi apabila IAGI menjadi Asosasi yang kuat dan didukung oleh manajemen organisasi yang sehat. Sekedar tanggapan dan saya harap PP -IAGI jangan bosan mensosialisasikan Sertifikasi ini .Karena benar apa yang dikatakan oleh ADB dilaenea terakhir . Sayang sekali kita tidak terbiasa untuk menengok ke belakang dan berangkat dr modal yang sudah ada. Seringkali kita mengabaikan dan mencoba untuk :menemukan: roda kembali (re-invent the well). Kita terbiasa mencipta, tidak terbiasa dst. Si Abah PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan makalah! Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010 Call
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Rekan rekan (terutama yang bekerja di Malaysia).Usaha untuk menjadi tuan dinegri sendiri sering mendapat kendala , dan kendala itu bukan datang dari luar , akan tetapi diri kita atau fihak kita sendiri !!!Kita se-akan 2 tidk pernah mepercayai kemampuan kita sendiri BILA DIBANDINGKAN dengan orang lain (BACA BANGSA ASING).Khusus mengenai Sertifikasi memang dimulai pada saat kepengurusan saya ,dan diteruskan pada era ADB.Dalam menyusun konsep Sertifikasi Ahli Geologi ada dua pendapat yang berkembang yaitu :a. dengan semacam test.b. Tanpa Test.Beberapa asosiasi yang tidak mewajibkan test adalah AAPG , tapi walaupun tanpa test biasanya angota AAPG mencantumkan certified by AAPG no ..Benar yang dikatakan ADB , bahwa beberapa rekan telah mendapatkan sertifikat dari IAGI , termasuk iuntuk bidang geologi teknik.Apakah PERLU ?PERLU dan tidak perlu itu dapat dilihat dari urgensi-nya , apabila kita berhasil menetapkan bahwa setiap ahli geoloi yang belkerja di Indonesia wajib disertifikasi oleh IAGI . Maka pasti akan banyak menentang , karena di NKRI ini sertifikasi atau rekomendasi selalu berkaitan dengan biaya dan penyalah guna-an wewenang. Kecuali kalau dilakukan oleh fihak internasional atau indipenden heheheh (apa ada yan benar benar indipenden didunia ini ???) Saya sebagai salah satu penggagas , berfikiran murni bahwa kita wajib melindungi ahli geologi untuk dapat previllage bekerja di negrinya sendiri dibandingkan dengan pendatang. Sangat pasti bahwa Malaysia juga berfikiran seperti ini Persoalan-nya adalah kewenangan siapa - kah yang menetapkan ini Departemen ESDM / Tenaga Kerja / atau bahkan DPR. Saya agak kurang percaya bahwa di Malaysia hal ini diputuskan oleh DPR - Malaysia , karena hal ini sebenarnya suatu kebijakan yang sangat teknis sifatnya. Pemikiran dasarnya adalah melindungi kesempatan keja bag WNI di wilayah NKRI. Ini memang salah satu hal ang perlu dilaksanakan Nah , ada ndak ya UU yang mengatur ini ??? Kalaulah ada maka tentunya ada turunannya berupa PP , SKEP MEN atau peraturan pelaksan lainnya.Jadi Kalau IAGI mau membuat sertifikasi sebagai WAJIB bagi pekesja ASING , maka harus diruntut UU dan Peraturan tsb. Tetapi terlebih penting adalah menjawab pertanyaan atau menjadikan Komisi Serfikasi sebagai suatu komisi yang berwibawa secara profesi dan ini hanya dapat terjadi apabila IAGI menjadi Asosasi yang kuat dan didukung oleh manajemen organisasi yang sehat. Sekedar tanggapan dan saya harap PP -IAGI jangan bosan mensosialisasikan Sertifikasi ini .Karena benar apa yang dikatakan oleh ADB dilaenea terakhir . Sayang sekali kita tidak terbiasa untuk menengok ke belakang dan berangkat dr modal yang sudah ada. Seringkali kita mengabaikan dan mencoba untuk :menemukan: roda kembali (re-invent the well). Kita terbiasa mencipta, tidak terbiasa dst. Si Abah PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan makalah! Untuk dipresentasikan di PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 4-6 Oktober 2010 Call for paper direncanakan Desember 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Betul sekali brurr..Andang.. ini sudah sampai pada tahap yang harus bisa dilaksanakan..setuju sekali jangan balik lagi prosesnya..saya stuju ini kebiasaan yang sering kita semua lakukan... BS Sertifikasi IAGI bukan sudah dibahas dan tertahan di DIKTI, tapi sertifikasi IAGI sudah dilaksanakan sejak 2002 pada waktu kepengurusan saya, dimana persiapan-nya dimulai sejak 1998 oleh Kang Yanto Sumantri dan dikomandani oleh Uda Karsani, Suryowibowo dkk. Dokumen, tata cara, persyaratan, dsb malah sdh sejak 2002 dicantumkan dalam web iagi (iagi.or.id) yang nampaknya sekarang web tsb sudah tidak dimaintain lagi. Dan sejak 2002 pemberian sertifikat pertama untuk 8 orang petroleum geologist di Surabaya itu, setiap tahun, setiap PIT: 2003 di JKT, 2004 di Bandung, 2005 di Surabaya berturut-turut selalu dilakukan pemberian Sertikat Ahli Geologi Perminyakan (Petroleum Geologist) pada waktu pembukaan PIT. Kesemuanya itu juga diterangkan, dibukukan dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI yang diterbitkan 2006 awal. Pada pertengahan 2003 s/d 2005 akhirpun terus menerus berlangsung usaha untuk merencanakan dan mengeksekusi sertifikasi-sertifikasi yang lainnya (Geologi Teknik - sdh lengkap bahan dasar dokumen dan kepanitaannya dan sampai ke tahapan sosialisasi di 4 kota besar: JKT-Yogja-Surabaya-Balikpapan,.., Geologi Pertambangan - ini kerjasama dengan Perhapi). Usaha untuk membuat sertifikasi IAGI (untuk petroleum geology) menjadi wajib bagi semua pekerja ASING di Idnonesia sdh pula dilakukan dengan memasukkan usulan ke Direktur Teknik Diitjen Migas (karena kita dimintai pendapat ttg hal itu juga dlm rangka standarisasi profesional) pada 2004-2005. Tapi akhirnya Ditjen Migas tidak berani mengeluarkan satu aturan apapun tentang hal itu karena takut diprotes IPA (terngkap secara verbal dalam forum forum sosialisasi mereka waktu itu). Sayang sekali kita tidak terbiasa untuk menengok ke belakang dan berangkat dr modal yang sudah ada. Seringkali kita mengabaikan dan mencoba untuk :menemukan: roda kembali (re-invent the well). Kita terbiasa mencipta, tidak terbiasa memelihara. Sertifikasi? Siapa takut?!! Salam adb - Original Message - From: Taufik Manan taufik.ma...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: setiyo_pamung...@petronas.com.my Sent: Thursday, November 12, 2009 10:30 AM Subject: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Selamat pagi para rekan seprofesi dimanapun, Topik ini kami kami angkat atas saran Mas Setiyo Pamungkas (Ketua IAGI Komwil KL) sebagai informasi yang berguna (karena Beliau tidak ikut milis IAGInet. Mohon didaftarkan). Pagi ini kami baru saja menghadiri SKG09 Geoscience Annual Briefing di KL Convention Center KLCC dan saat yang bersamaan di tempat yang terpisah pada KL Convention Center ada Jamuan Makan Siang bagi SBY yang sedang berkunjung ke KL hari ini. Dari diskusi dari kawan2 yang kerja di KL di sela acara ini antara lain Mas Setiyo, Hendra, dll; saya mewakili mereka membawa topik ini sebagai trigger tentang perlukah Sertfikasi IAGI bagi Geosaintis di Indonesia. Saat ini di KL sedang digalakkan meski tidak wajib untuk menjadi anggota Institute Geology Malaysia (IGM) dimana *sertifikasi kenggotaannya* sekitar 2-3 tahun lagi menjadi *dasar legalitas profesi geosaintis (GG*) yang bekerja di Malaysia. Ini sudah diendorse oleh Parlemen (DPR) nya. Menurut Mas Setiyo (tolong koreksi bila salah), Serifikasi IAGI sudah dibahas sejak beberapa tahun yll dan statusnya masih tertahan di Dikti. Mudah-mudahan ini dapat segera mendapat legalitas sehingga eksistensi dan apresiasi tenaga geosaintis di Indonesia bisa terwujud. Jangan sampai tertinggal dari negeri jiran yang sudah mendapat lampu hijau dari pemerintah dan parlemennya untuk sertifikasi profesi geosaintis. Sebagai catatan di Malaysia, ada Institute Geology Malaysia (IGM) dan yang lainnya adalah Geology Society of Malaysia (GSM). Petronas membuka pendaftaran massal dari para geosaintis yang kerja di sana untuk menjadi anggotanya. Saya sendiri dan beberapa rekan2 di KL masih pikir2 dulu untuk ikut jadi anggotanya. Semoga berjaya Indonesia Demikian sekilas info dan salam dari KL TAM dan Mas Setiyo PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Sangat benar Broer ADB, Sertifikasi profesi ahli Geologi di IAGI sudah berjalan. Pada waktu kepengurusan Pak Luthfi juga terus berlanjut. Komandannya Pak Deny Juanda. dalam laporan PP IAGI 2006 - 2008 tercatat 14 orang yang diproses oleh Majelis Sertifikasi IAGI. Dalam hal 'pengakuan' terhadap sertifikat ahli Geologi yang dikeluarkan IAGI, masih perlu perjuangan. Ada baiknya PP IAGI bicara dengan Badan Geologi. Wassalam, R i d w a n On Thu, 12 Nov 2009 22:47:55 +0700 (WIT) Benyamin Sapiie bsap...@bdg.centrin.net.id wrote: Betul sekali brurr..Andang.. ini sudah sampai pada tahap yang harus bisa dilaksanakan..setuju sekali jangan balik lagi prosesnya..saya stuju ini kebiasaan yang sering kita semua lakukan... BS Sertifikasi IAGI bukan sudah dibahas dan tertahan di DIKTI, tapi sertifikasi IAGI sudah dilaksanakan sejak 2002 pada waktu kepengurusan saya, dimana persiapan-nya dimulai sejak 1998 oleh Kang Yanto Sumantri dan dikomandani oleh Uda Karsani, Suryowibowo dkk. Dokumen, tata cara, persyaratan, dsb malah sdh sejak 2002 dicantumkan dalam web iagi (iagi.or.id) yang nampaknya sekarang web tsb sudah tidak dimaintain lagi. Dan sejak 2002 pemberian sertifikat pertama untuk 8 orang petroleum geologist di Surabaya itu, setiap tahun, setiap PIT: 2003 di JKT, 2004 di Bandung, 2005 di Surabaya berturut-turut selalu dilakukan pemberian Sertikat Ahli Geologi Perminyakan (Petroleum Geologist) pada waktu pembukaan PIT. Kesemuanya itu juga diterangkan, dibukukan dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI yang diterbitkan 2006 awal. Pada pertengahan 2003 s/d 2005 akhirpun terus menerus berlangsung usaha untuk merencanakan dan mengeksekusi sertifikasi-sertifikasi yang lainnya (Geologi Teknik - sdh lengkap bahan dasar dokumen dan kepanitaannya dan sampai ke tahapan sosialisasi di 4 kota besar: JKT-Yogja-Surabaya-Balikpapan,.., Geologi Pertambangan - ini kerjasama dengan Perhapi). Usaha untuk membuat sertifikasi IAGI (untuk petroleum geology) menjadi wajib bagi semua pekerja ASING di Idnonesia sdh pula dilakukan dengan memasukkan usulan ke Direktur Teknik Diitjen Migas (karena kita dimintai pendapat ttg hal itu juga dlm rangka standarisasi profesional) pada 2004-2005. Tapi akhirnya Ditjen Migas tidak berani mengeluarkan satu aturan apapun tentang hal itu karena takut diprotes IPA (terngkap secara verbal dalam forum forum sosialisasi mereka waktu itu). Sayang sekali kita tidak terbiasa untuk menengok ke belakang dan berangkat dr modal yang sudah ada. Seringkali kita mengabaikan dan mencoba untuk :menemukan: roda kembali (re-invent the well). Kita terbiasa mencipta, tidak terbiasa memelihara. Sertifikasi? Siapa takut?!! Salam adb - Original Message - From: Taufik Manan taufik.ma...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: setiyo_pamung...@petronas.com.my Sent: Thursday, November 12, 2009 10:30 AM Subject: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Selamat pagi para rekan seprofesi dimanapun, Topik ini kami kami angkat atas saran Mas Setiyo Pamungkas (Ketua IAGI Komwil KL) sebagai informasi yang berguna (karena Beliau tidak ikut milis IAGInet. Mohon didaftarkan). Pagi ini kami baru saja menghadiri SKG09 Geoscience Annual Briefing di KL Convention Center KLCC dan saat yang bersamaan di tempat yang terpisah pada KL Convention Center ada Jamuan Makan Siang bagi SBY yang sedang berkunjung ke KL hari ini. Dari diskusi dari kawan2 yang kerja di KL di sela acara ini antara lain Mas Setiyo, Hendra, dll; saya mewakili mereka membawa topik ini sebagai trigger tentang perlukah Sertfikasi IAGI bagi Geosaintis di Indonesia. Saat ini di KL sedang digalakkan meski tidak wajib untuk menjadi anggota Institute Geology Malaysia (IGM) dimana *sertifikasi kenggotaannya* sekitar 2-3 tahun lagi menjadi *dasar legalitas profesi geosaintis (GG*) yang bekerja di Malaysia. Ini sudah diendorse oleh Parlemen (DPR) nya. Menurut Mas Setiyo (tolong koreksi bila salah), Serifikasi IAGI sudah dibahas sejak beberapa tahun yll dan statusnya masih tertahan di Dikti. Mudah-mudahan ini dapat segera mendapat legalitas sehingga eksistensi dan apresiasi tenaga geosaintis di Indonesia bisa terwujud. Jangan sampai tertinggal dari negeri jiran yang sudah mendapat lampu hijau dari pemerintah dan parlemennya untuk sertifikasi profesi geosaintis. Sebagai catatan di Malaysia, ada Institute Geology Malaysia (IGM) dan yang lainnya adalah Geology Society of Malaysia (GSM). Petronas membuka pendaftaran massal dari para geosaintis yang kerja di sana untuk menjadi anggotanya. Saya sendiri dan beberapa rekan2 di KL masih pikir2 dulu untuk ikut jadi anggotanya. Semoga berjaya Indonesia Demikian sekilas info dan salam dari KL TAM dan Mas Setiyo PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Hanya menambahkan dari info Pak Taufik. Berita tentang akan diberlakukannya semua Geoscientist yg bekerja di Malaysia sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Semua geoscientist termasuk TKA (tenaga kerja asing) harus disertifikasi oleh sebuah badan pemerintah Malaysia sebelum bekerja. Pemerintah Malaysia akan mensyaratkan hal ini yang menurut berita terakhir seperti yang ditulis Taufik Manan, ini akan ditangani IGM. Sertifikasi ini pengertiannya bisa berujung pada dua hal yaitu : - Pengakuan keahlian - Ijin kerja (lisence) Sertifikasi oleh organisasi AAPG, SEP, IAGI dan juga HAGI sepertinya masih merupakan pengakuan keahlian oleh organisasi profesinya. Secara legal (hukum) masih diperlukan ijin kerja seperti lisensi. Kalau tidak salah profesi driller (juru bor) memerlukan lisensi, bukan hanya sertifikasi. Kalau membawa kendaraan mungkin bisa mendapat seritifikat mengemudi dari tempat kursus, tapi kalau ingin mengemudi mobil di jalan raya perlu SIM (lisensi). Yang akan diberlakukan di Malaysia itu lisensi oleh pemerintah, bukan sekedar sertifikasi. Memang masih rencana, namun sebuah langkah untuk menuju lisensi kerja. salam RDP 2009/11/12 Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina-ep.com: Pak Taufik, Setali tiga uang dengan IAGI, HAGI juga sudah melaksanakan sertifikasi dan saat ini langsung dibawah koordinasi VP Certification. Salam, MJP -Original Message- From: taufik.ma...@gmail.com [mailto:taufik.ma...@gmail.com] Sent: Thursday, November 12, 2009 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Terima kasih atas tanggapannya. Subyek ini kami angkat ke milis untuk perhatian kita karena tetangga kita ini tidak hanya meniru bahkan sudah beberapa langkah di depan untuk sertifikasi geosaintis yang kerja di sini dalam jangka waktu tak lama lagi. Ada legalitas dari parlemennya. IAGI dan HAGI serta organisasi profesi lainnya di Indonesia seharusnya mempunyai legalitas dan didukung pemerintah dan DPR untuk sertifikasi profesi. Mungkin nantinya sertifikasi menjadi semacam NPWP bagi pekerja di Indonesia. Catatan: Malaysia pun punya Malaysia Petroleum Association seperti halnya IPA di Indonesia namun untuk urusan sertifikasi diberikan oleh IGM secara legalitas. Mumpung belum terlambat dan supaya tenaga kerja Indonesia dapat legalitas dan apresiasi di rumahnya sendiri. Mungkin nantinya profesi geosaintis akan seperti dokter atau ahli hukum yg punya sertifikasi profesi selain ijazah dari institut / universitas. Semoga berjaya Indonesia TAM Sent from my BlackBerryR wireless device via Vodafone-Celcom Mobile. -Original Message- From: Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com Date: Thu, 12 Nov 2009 11:27:02 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? halaman depannya memang belum sempat dibereskan tapi untuk sertifikasi, bisa cek di: http://sertifikasi.iagi.or.id semoga bermanfaat. --paulus 2009/11/12 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id: Sertifikasi IAGI bukan sudah dibahas dan tertahan di DIKTI, tapi sertifikasi IAGI sudah dilaksanakan sejak 2002 pada waktu kepengurusan saya, dimana persiapan-nya dimulai sejak 1998 oleh Kang Yanto Sumantri dan dikomandani oleh Uda Karsani, Suryowibowo dkk. Dokumen, tata cara, persyaratan, dsb malah sdh sejak 2002 dicantumkan dalam web iagi (iagi.or.id) yang nampaknya sekarang web tsb sudah tidak dimaintain lagi. Dan sejak 2002 pemberian sertifikat pertama untuk 8 orang petroleum geologist di Surabaya itu, setiap tahun, setiap PIT: 2003 di JKT, 2004 di Bandung, 2005 di Surabaya berturut-turut selalu dilakukan pemberian Sertikat Ahli Geologi Perminyakan (Petroleum Geologist) pada waktu pembukaan PIT. Kesemuanya itu juga diterangkan, dibukukan dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI yang diterbitkan 2006 awal. Pada pertengahan 2003 s/d 2005 akhirpun terus menerus berlangsung usaha untuk merencanakan dan mengeksekusi sertifikasi-sertifikasi yang lainnya (Geologi Teknik - sdh lengkap bahan dasar dokumen dan kepanitaannya dan sampai ke tahapan sosialisasi di 4 kota besar: JKT-Yogja-Surabaya-Balikpapan,.., Geologi Pertambangan - ini kerjasama dengan Perhapi). Usaha untuk membuat sertifikasi IAGI (untuk petroleum geology) menjadi wajib bagi semua pekerja ASING di Idnonesia sdh pula dilakukan dengan memasukkan usulan ke Direktur Teknik Diitjen Migas (karena kita dimintai pendapat ttg hal itu juga dlm rangka standarisasi profesional) pada 2004-2005. Tapi akhirnya Ditjen Migas tidak berani mengeluarkan satu aturan apapun tentang hal itu karena takut diprotes IPA (terngkap secara verbal dalam forum forum sosialisasi mereka waktu itu). Sayang sekali kita tidak terbiasa untuk menengok ke belakang dan berangkat dr modal yang sudah ada. Seringkali kita mengabaikan dan mencoba untuk :menemukan: roda kembali (re-invent the well). Kita terbiasa mencipta, tidak terbiasa memelihara. Sertifikasi
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Mungkin yang dimaksud Pak RDP ini adalah competent person dan authorization person (di aust yang berlaku kelihatannya kayak gitu). Sorry kalo salah Hepi gud en sef wiken... (diartikan sebagai selamat mancing di hari libur..) \yoga -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, 13 November 2009 12:15 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Hanya menambahkan dari info Pak Taufik. Berita tentang akan diberlakukannya semua Geoscientist yg bekerja di Malaysia sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Semua geoscientist termasuk TKA (tenaga kerja asing) harus disertifikasi oleh sebuah badan pemerintah Malaysia sebelum bekerja. Pemerintah Malaysia akan mensyaratkan hal ini yang menurut berita terakhir seperti yang ditulis Taufik Manan, ini akan ditangani IGM. Sertifikasi ini pengertiannya bisa berujung pada dua hal yaitu : - Pengakuan keahlian - Ijin kerja (lisence) Sertifikasi oleh organisasi AAPG, SEP, IAGI dan juga HAGI sepertinya masih merupakan pengakuan keahlian oleh organisasi profesinya. Secara legal (hukum) masih diperlukan ijin kerja seperti lisensi. Kalau tidak salah profesi driller (juru bor) memerlukan lisensi, bukan hanya sertifikasi. Kalau membawa kendaraan mungkin bisa mendapat seritifikat mengemudi dari tempat kursus, tapi kalau ingin mengemudi mobil di jalan raya perlu SIM (lisensi). Yang akan diberlakukan di Malaysia itu lisensi oleh pemerintah, bukan sekedar sertifikasi. Memang masih rencana, namun sebuah langkah untuk menuju lisensi kerja. salam RDP 2009/11/12 Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina-ep.com: Pak Taufik, Setali tiga uang dengan IAGI, HAGI juga sudah melaksanakan sertifikasi dan saat ini langsung dibawah koordinasi VP Certification. Salam, MJP -Original Message- From: taufik.ma...@gmail.com [mailto:taufik.ma...@gmail.com] Sent: Thursday, November 12, 2009 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Terima kasih atas tanggapannya. Subyek ini kami angkat ke milis untuk perhatian kita karena tetangga kita ini tidak hanya meniru bahkan sudah beberapa langkah di depan untuk sertifikasi geosaintis yang kerja di sini dalam jangka waktu tak lama lagi. Ada legalitas dari parlemennya. IAGI dan HAGI serta organisasi profesi lainnya di Indonesia seharusnya mempunyai legalitas dan didukung pemerintah dan DPR untuk sertifikasi profesi. Mungkin nantinya sertifikasi menjadi semacam NPWP bagi pekerja di Indonesia. Catatan: Malaysia pun punya Malaysia Petroleum Association seperti halnya IPA di Indonesia namun untuk urusan sertifikasi diberikan oleh IGM secara legalitas. Mumpung belum terlambat dan supaya tenaga kerja Indonesia dapat legalitas dan apresiasi di rumahnya sendiri. Mungkin nantinya profesi geosaintis akan seperti dokter atau ahli hukum yg punya sertifikasi profesi selain ijazah dari institut / universitas. Semoga berjaya Indonesia TAM Sent from my BlackBerryR wireless device via Vodafone-Celcom Mobile. -Original Message- From: Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com Date: Thu, 12 Nov 2009 11:27:02 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? halaman depannya memang belum sempat dibereskan tapi untuk sertifikasi, bisa cek di: http://sertifikasi.iagi.or.id semoga bermanfaat. --paulus 2009/11/12 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id: Sertifikasi IAGI bukan sudah dibahas dan tertahan di DIKTI, tapi sertifikasi IAGI sudah dilaksanakan sejak 2002 pada waktu kepengurusan saya, dimana persiapan-nya dimulai sejak 1998 oleh Kang Yanto Sumantri dan dikomandani oleh Uda Karsani, Suryowibowo dkk. Dokumen, tata cara, persyaratan, dsb malah sdh sejak 2002 dicantumkan dalam web iagi (iagi.or.id) yang nampaknya sekarang web tsb sudah tidak dimaintain lagi. Dan sejak 2002 pemberian sertifikat pertama untuk 8 orang petroleum geologist di Surabaya itu, setiap tahun, setiap PIT: 2003 di JKT, 2004 di Bandung, 2005 di Surabaya berturut-turut selalu dilakukan pemberian Sertikat Ahli Geologi Perminyakan (Petroleum Geologist) pada waktu pembukaan PIT. Kesemuanya itu juga diterangkan, dibukukan dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI yang diterbitkan 2006 awal. Pada pertengahan 2003 s/d 2005 akhirpun terus menerus berlangsung usaha untuk merencanakan dan mengeksekusi sertifikasi-sertifikasi yang lainnya (Geologi Teknik - sdh lengkap bahan dasar dokumen dan kepanitaannya dan sampai ke tahapan sosialisasi di 4 kota besar: JKT-Yogja-Surabaya-Balikpapan,.., Geologi Pertambangan - ini kerjasama dengan Perhapi). Usaha untuk membuat sertifikasi IAGI (untuk petroleum geology) menjadi wajib bagi semua pekerja ASING di Idnonesia sdh pula dilakukan dengan memasukkan usulan ke Direktur Teknik Diitjen Migas (karena kita dimintai pendapat ttg hal itu juga dlm rangka standarisasi profesional) pada 2004-2005
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
betul, pak yoga negara. kalo utk teman2 di bidang mineral dan batubara, dg kiblat ke aussie, memang lebih dikenal dg istilah 'competent person'; sbgmana sempat diutarakan oleh cak Andang, sejak lebih setahun ini, IAGI kerja-sama dengan PERHAPI utk berusaha mengurus masalah ini. kemajuan kerjanya bahkan sudah dipresentasikan pas PIT IAGI yg lalu di Semarang berupa luncheon talk pada hari kedua. mungkin pak Sukmandaru (staf khusus PP-IAGI, ketua MGEI, anggota tim kerja-sama IAGI-PERHAPI utk CP), atau uda Nas (Chairul Nas), dapat memberikan lebih banyak info ttg hal ini. salam, syaiful 2009/11/13 Yoga Negara yneg...@caledon.com.au: Mungkin yang dimaksud Pak RDP ini adalah competent person dan authorization person (di aust yang berlaku kelihatannya kayak gitu). Sorry kalo salah Hepi gud en sef wiken... (diartikan sebagai selamat mancing di hari libur..) \yoga -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, 13 November 2009 12:15 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Hanya menambahkan dari info Pak Taufik. Berita tentang akan diberlakukannya semua Geoscientist yg bekerja di Malaysia sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Semua geoscientist termasuk TKA (tenaga kerja asing) harus disertifikasi oleh sebuah badan pemerintah Malaysia sebelum bekerja. Pemerintah Malaysia akan mensyaratkan hal ini yang menurut berita terakhir seperti yang ditulis Taufik Manan, ini akan ditangani IGM. Sertifikasi ini pengertiannya bisa berujung pada dua hal yaitu : - Pengakuan keahlian - Ijin kerja (lisence) Sertifikasi oleh organisasi AAPG, SEP, IAGI dan juga HAGI sepertinya masih merupakan pengakuan keahlian oleh organisasi profesinya. Secara legal (hukum) masih diperlukan ijin kerja seperti lisensi. Kalau tidak salah profesi driller (juru bor) memerlukan lisensi, bukan hanya sertifikasi. Kalau membawa kendaraan mungkin bisa mendapat seritifikat mengemudi dari tempat kursus, tapi kalau ingin mengemudi mobil di jalan raya perlu SIM (lisensi). Yang akan diberlakukan di Malaysia itu lisensi oleh pemerintah, bukan sekedar sertifikasi. Memang masih rencana, namun sebuah langkah untuk menuju lisensi kerja. salam RDP 2009/11/12 Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina-ep.com: Pak Taufik, Setali tiga uang dengan IAGI, HAGI juga sudah melaksanakan sertifikasi dan saat ini langsung dibawah koordinasi VP Certification. Salam, MJP -Original Message- From: taufik.ma...@gmail.com [mailto:taufik.ma...@gmail.com] Sent: Thursday, November 12, 2009 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Terima kasih atas tanggapannya. Subyek ini kami angkat ke milis untuk perhatian kita karena tetangga kita ini tidak hanya meniru bahkan sudah beberapa langkah di depan untuk sertifikasi geosaintis yang kerja di sini dalam jangka waktu tak lama lagi. Ada legalitas dari parlemennya. IAGI dan HAGI serta organisasi profesi lainnya di Indonesia seharusnya mempunyai legalitas dan didukung pemerintah dan DPR untuk sertifikasi profesi. Mungkin nantinya sertifikasi menjadi semacam NPWP bagi pekerja di Indonesia. Catatan: Malaysia pun punya Malaysia Petroleum Association seperti halnya IPA di Indonesia namun untuk urusan sertifikasi diberikan oleh IGM secara legalitas. Mumpung belum terlambat dan supaya tenaga kerja Indonesia dapat legalitas dan apresiasi di rumahnya sendiri. Mungkin nantinya profesi geosaintis akan seperti dokter atau ahli hukum yg punya sertifikasi profesi selain ijazah dari institut / universitas. Semoga berjaya Indonesia TAM Sent from my BlackBerryR wireless device via Vodafone-Celcom Mobile. -Original Message- From: Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com Date: Thu, 12 Nov 2009 11:27:02 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? halaman depannya memang belum sempat dibereskan tapi untuk sertifikasi, bisa cek di: http://sertifikasi.iagi.or.id semoga bermanfaat. --paulus 2009/11/12 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id: Sertifikasi IAGI bukan sudah dibahas dan tertahan di DIKTI, tapi sertifikasi IAGI sudah dilaksanakan sejak 2002 pada waktu kepengurusan saya, dimana persiapan-nya dimulai sejak 1998 oleh Kang Yanto Sumantri dan dikomandani oleh Uda Karsani, Suryowibowo dkk. Dokumen, tata cara, persyaratan, dsb malah sdh sejak 2002 dicantumkan dalam web iagi (iagi.or.id) yang nampaknya sekarang web tsb sudah tidak dimaintain lagi. Dan sejak 2002 pemberian sertifikat pertama untuk 8 orang petroleum geologist di Surabaya itu, setiap tahun, setiap PIT: 2003 di JKT, 2004 di Bandung, 2005 di Surabaya berturut-turut selalu dilakukan pemberian Sertikat Ahli Geologi Perminyakan (Petroleum Geologist) pada waktu pembukaan PIT. Kesemuanya itu juga diterangkan, dibukukan dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI yang
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Pak Sekjen dan kawan2 semua, Utk sementara program sertifikasi bidang geologi mineral dan batubara sedang dlm proses sbb: 1. Sesuai kesepakatan pengurus IAGI, sertifikasi ahli geologi minral dan batubara akan mengikuti program LSP Perhapi yang saat ini sudah jalan. Jadi, jika ada kawan2 yg ingin sertifikasi bisa daftar di LSP Perhapi. 2. Khusus utk Eksplorasi, Sumberdaya dan Cadangan Mineral dan batubara, sertifikasi mungkin akan mengikuti jalur Sistem Competent Person Indonesia, yg saat ini sedang dalam proses penyelesaian. Jadi, bagi geologist yg ingin jadi Competent Person Indonesia, mohon bersabar dulu, karena sistemnya sedang dalam penyelesaian. Standarnya sendiri sudah selesai, dan siap diluncurkan dalam waktu dekat. Sekian dulu Pak Sekjen dan teman2. Jika ada kawan2 yg berminat mendapatkan info lebih lanjut, nanti kita diskusikan. Wass, Chairul Nas --- Pada Jum, 13/11/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Jumat, 13 November, 2009, 11:09 AM betul, pak yoga negara. kalo utk teman2 di bidang mineral dan batubara, dg kiblat ke aussie, memang lebih dikenal dg istilah 'competent person'; sbgmana sempat diutarakan oleh cak Andang, sejak lebih setahun ini, IAGI kerja-sama dengan PERHAPI utk berusaha mengurus masalah ini. kemajuan kerja Akses email lebih cepat. Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Pak Sekjen dan kawan2 semua, Utk sementara program sertifikasi bidang geologi mineral dan batubara sedang dlm proses sbb: 1. Sesuai kesepakatan pengurus IAGI, sertifikasi ahli geologi minral dan batubara akan mengikuti program LSP Perhapi yang saat ini sudah jalan. Jadi, jika ada kawan2 yg ingin sertifikasi bisa daftar di LSP Perhapi. 2. Khusus utk Eksplorasi, Sumberdaya dan Cadangan Mineral dan batubara, sertifikasi mungkin akan mengikuti jalur Sistem Competent Person Indonesia, yg saat ini sedang dalam proses penyelesaian. Jadi, bagi geologist yg ingin jadi Competent Person Indonesia, mohon bersabar dulu, karena sistemnya sedang dalam penyelesaian. Standarnya sendiri sudah selesai, dan siap diluncurkan dalam waktu dekat. Sekian dulu Pak Sekjen dan teman2. Jika ada kawan2 yg berminat mendapatkan info lebih lanjut, nanti kita diskusikan. Wass, Chairul Nas --- Pada Jum, 13/11/09, mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammad syaiful mohammadsyai...@gmail.com Judul: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Jumat, 13 November, 2009, 11:09 AM betul, pak yoga negara. kalo utk teman2 di bidang mineral dan batubara, dg kiblat ke aussie, memang lebih dikenal dg istilah 'competent person'; sbgmana sempat diutarakan oleh cak Andang, sejak lebih setahun ini, IAGI kerja-sama dengan PERHAPI utk berusaha mengurus masalah ini. kemajuan kerjanya bahkan sudah dipresentasikan pas PIT IAGI yg lalu di Semarang berupa luncheon talk pada hari kedua. mungkin pak Sukmandaru (staf khusus PP-IAGI, ketua MGEI, anggota tim kerja-sama IAGI-PERHAPI utk CP), atau uda Nas (Chairul Nas), dapat memberikan lebih banyak info ttg hal ini. salam, syaiful 2009/11/13 Yoga Negara yneg...@caledon.com.au: Mungkin yang dimaksud Pak RDP ini adalah competent person dan authorization person (di aust yang berlaku kelihatannya kayak gitu). Sorry kalo salah Hepi gud en sef wiken... (diartikan sebagai selamat mancing di hari libur...) \yoga -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] Sent: Friday, 13 November 2009 12:15 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Hanya menambahkan dari info Pak Taufik. Berita tentang akan diberlakukannya semua Geoscientist yg bekerja di Malaysia sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Semua geoscientist termasuk TKA (tenaga kerja asing) harus disertifikasi oleh sebuah badan pemerintah Malaysia sebelum bekerja. Pemerintah Malaysia akan mensyaratkan hal ini yang menurut berita terakhir seperti yang ditulis Taufik Manan, ini akan ditangani IGM. Sertifikasi ini pengertiannya bisa berujung pada dua hal yaitu : - Pengakuan keahlian - Ijin kerja (lisence) Sertifikasi oleh organisasi AAPG, SEP, IAGI dan juga HAGI sepertinya masih merupakan pengakuan keahlian oleh organisasi profesinya. Secara legal (hukum) masih diperlukan ijin kerja seperti lisensi. Kalau tidak salah profesi driller (juru bor) memerlukan lisensi, bukan hanya sertifikasi. Kalau membawa kendaraan mungkin bisa mendapat seritifikat mengemudi dari tempat kursus, tapi kalau ingin mengemudi mobil di jalan raya perlu SIM (lisensi). Yang akan diberlakukan di Malaysia itu lisensi oleh pemerintah, bukan sekedar sertifikasi. Memang masih rencana, namun sebuah langkah untuk menuju lisensi kerja. salam RDP 2009/11/12 Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina-ep.com: Pak Taufik, Setali tiga uang dengan IAGI, HAGI juga sudah melaksanakan sertifikasi dan saat ini langsung dibawah koordinasi VP Certification. Salam, MJP -Original Message- From: taufik.ma...@gmail.com [mailto:taufik.ma...@gmail.com] Sent: Thursday, November 12, 2009 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Terima kasih atas tanggapannya. Subyek ini kami angkat ke milis untuk perhatian kita karena tetangga kita ini tidak hanya meniru bahkan sudah beberapa langkah di depan untuk sertifikasi geosaintis yang kerja di sini dalam jangka waktu tak lama lagi. Ada legalitas dari parlemennya. IAGI dan HAGI serta organisasi profesi lainnya di Indonesia seharusnya mempunyai legalitas dan didukung pemerintah dan DPR untuk sertifikasi profesi. Mungkin nantinya sertifikasi menjadi semacam NPWP bagi pekerja di Indonesia. Catatan: Malaysia pun punya Malaysia Petroleum Association seperti halnya IPA di Indonesia namun untuk urusan sertifikasi diberikan oleh IGM secara legalitas. Mumpung belum terlambat dan supaya tenaga kerja Indonesia dapat legalitas dan apresiasi di rumahnya sendiri. Mungkin nantinya profesi geosaintis akan seperti dokter atau ahli hukum yg punya sertifikasi profesi selain ijazah dari institut / universitas. Semoga berjaya Indonesia TAM Sent from my BlackBerryR wireless device via Vodafone-Celcom Mobile. -Original Message- From: Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com
[iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Selamat pagi para rekan seprofesi dimanapun, Topik ini kami kami angkat atas saran Mas Setiyo Pamungkas (Ketua IAGI Komwil KL) sebagai informasi yang berguna (karena Beliau tidak ikut milis IAGInet. Mohon didaftarkan). Pagi ini kami baru saja menghadiri SKG09 Geoscience Annual Briefing di KL Convention Center KLCC dan saat yang bersamaan di tempat yang terpisah pada KL Convention Center ada Jamuan Makan Siang bagi SBY yang sedang berkunjung ke KL hari ini. Dari diskusi dari kawan2 yang kerja di KL di sela acara ini antara lain Mas Setiyo, Hendra, dll; saya mewakili mereka membawa topik ini sebagai trigger tentang perlukah Sertfikasi IAGI bagi Geosaintis di Indonesia. Saat ini di KL sedang digalakkan meski tidak wajib untuk menjadi anggota Institute Geology Malaysia (IGM) dimana *sertifikasi kenggotaannya* sekitar 2-3 tahun lagi menjadi *dasar legalitas profesi geosaintis (GG*) yang bekerja di Malaysia. Ini sudah diendorse oleh Parlemen (DPR) nya. Menurut Mas Setiyo (tolong koreksi bila salah), Serifikasi IAGI sudah dibahas sejak beberapa tahun yll dan statusnya masih tertahan di Dikti. Mudah-mudahan ini dapat segera mendapat legalitas sehingga eksistensi dan apresiasi tenaga geosaintis di Indonesia bisa terwujud. Jangan sampai tertinggal dari negeri jiran yang sudah mendapat lampu hijau dari pemerintah dan parlemennya untuk sertifikasi profesi geosaintis. Sebagai catatan di Malaysia, ada Institute Geology Malaysia (IGM) dan yang lainnya adalah Geology Society of Malaysia (GSM). Petronas membuka pendaftaran massal dari para geosaintis yang kerja di sana untuk menjadi anggotanya. Saya sendiri dan beberapa rekan2 di KL masih pikir2 dulu untuk ikut jadi anggotanya. Semoga berjaya Indonesia Demikian sekilas info dan salam dari KL TAM dan Mas Setiyo
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Sertifikasi IAGI bukan sudah dibahas dan tertahan di DIKTI, tapi sertifikasi IAGI sudah dilaksanakan sejak 2002 pada waktu kepengurusan saya, dimana persiapan-nya dimulai sejak 1998 oleh Kang Yanto Sumantri dan dikomandani oleh Uda Karsani, Suryowibowo dkk. Dokumen, tata cara, persyaratan, dsb malah sdh sejak 2002 dicantumkan dalam web iagi (iagi.or.id) yang nampaknya sekarang web tsb sudah tidak dimaintain lagi. Dan sejak 2002 pemberian sertifikat pertama untuk 8 orang petroleum geologist di Surabaya itu, setiap tahun, setiap PIT: 2003 di JKT, 2004 di Bandung, 2005 di Surabaya berturut-turut selalu dilakukan pemberian Sertikat Ahli Geologi Perminyakan (Petroleum Geologist) pada waktu pembukaan PIT. Kesemuanya itu juga diterangkan, dibukukan dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI yang diterbitkan 2006 awal. Pada pertengahan 2003 s/d 2005 akhirpun terus menerus berlangsung usaha untuk merencanakan dan mengeksekusi sertifikasi-sertifikasi yang lainnya (Geologi Teknik - sdh lengkap bahan dasar dokumen dan kepanitaannya dan sampai ke tahapan sosialisasi di 4 kota besar: JKT-Yogja-Surabaya-Balikpapan,.., Geologi Pertambangan - ini kerjasama dengan Perhapi). Usaha untuk membuat sertifikasi IAGI (untuk petroleum geology) menjadi wajib bagi semua pekerja ASING di Idnonesia sdh pula dilakukan dengan memasukkan usulan ke Direktur Teknik Diitjen Migas (karena kita dimintai pendapat ttg hal itu juga dlm rangka standarisasi profesional) pada 2004-2005. Tapi akhirnya Ditjen Migas tidak berani mengeluarkan satu aturan apapun tentang hal itu karena takut diprotes IPA (terngkap secara verbal dalam forum forum sosialisasi mereka waktu itu). Sayang sekali kita tidak terbiasa untuk menengok ke belakang dan berangkat dr modal yang sudah ada. Seringkali kita mengabaikan dan mencoba untuk :menemukan: roda kembali (re-invent the well). Kita terbiasa mencipta, tidak terbiasa memelihara. Sertifikasi? Siapa takut?!! Salam adb - Original Message - From: Taufik Manan taufik.ma...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: setiyo_pamung...@petronas.com.my Sent: Thursday, November 12, 2009 10:30 AM Subject: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Selamat pagi para rekan seprofesi dimanapun, Topik ini kami kami angkat atas saran Mas Setiyo Pamungkas (Ketua IAGI Komwil KL) sebagai informasi yang berguna (karena Beliau tidak ikut milis IAGInet. Mohon didaftarkan). Pagi ini kami baru saja menghadiri SKG09 Geoscience Annual Briefing di KL Convention Center KLCC dan saat yang bersamaan di tempat yang terpisah pada KL Convention Center ada Jamuan Makan Siang bagi SBY yang sedang berkunjung ke KL hari ini. Dari diskusi dari kawan2 yang kerja di KL di sela acara ini antara lain Mas Setiyo, Hendra, dll; saya mewakili mereka membawa topik ini sebagai trigger tentang perlukah Sertfikasi IAGI bagi Geosaintis di Indonesia. Saat ini di KL sedang digalakkan meski tidak wajib untuk menjadi anggota Institute Geology Malaysia (IGM) dimana *sertifikasi kenggotaannya* sekitar 2-3 tahun lagi menjadi *dasar legalitas profesi geosaintis (GG*) yang bekerja di Malaysia. Ini sudah diendorse oleh Parlemen (DPR) nya. Menurut Mas Setiyo (tolong koreksi bila salah), Serifikasi IAGI sudah dibahas sejak beberapa tahun yll dan statusnya masih tertahan di Dikti. Mudah-mudahan ini dapat segera mendapat legalitas sehingga eksistensi dan apresiasi tenaga geosaintis di Indonesia bisa terwujud. Jangan sampai tertinggal dari negeri jiran yang sudah mendapat lampu hijau dari pemerintah dan parlemennya untuk sertifikasi profesi geosaintis. Sebagai catatan di Malaysia, ada Institute Geology Malaysia (IGM) dan yang lainnya adalah Geology Society of Malaysia (GSM). Petronas membuka pendaftaran massal dari para geosaintis yang kerja di sana untuk menjadi anggotanya. Saya sendiri dan beberapa rekan2 di KL masih pikir2 dulu untuk ikut jadi anggotanya. Semoga berjaya Indonesia Demikian sekilas info dan salam dari KL TAM dan Mas Setiyo PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
halaman depannya memang belum sempat dibereskan tapi untuk sertifikasi, bisa cek di: http://sertifikasi.iagi.or.id semoga bermanfaat. --paulus 2009/11/12 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id: Sertifikasi IAGI bukan sudah dibahas dan tertahan di DIKTI, tapi sertifikasi IAGI sudah dilaksanakan sejak 2002 pada waktu kepengurusan saya, dimana persiapan-nya dimulai sejak 1998 oleh Kang Yanto Sumantri dan dikomandani oleh Uda Karsani, Suryowibowo dkk. Dokumen, tata cara, persyaratan, dsb malah sdh sejak 2002 dicantumkan dalam web iagi (iagi.or.id) yang nampaknya sekarang web tsb sudah tidak dimaintain lagi. Dan sejak 2002 pemberian sertifikat pertama untuk 8 orang petroleum geologist di Surabaya itu, setiap tahun, setiap PIT: 2003 di JKT, 2004 di Bandung, 2005 di Surabaya berturut-turut selalu dilakukan pemberian Sertikat Ahli Geologi Perminyakan (Petroleum Geologist) pada waktu pembukaan PIT. Kesemuanya itu juga diterangkan, dibukukan dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI yang diterbitkan 2006 awal. Pada pertengahan 2003 s/d 2005 akhirpun terus menerus berlangsung usaha untuk merencanakan dan mengeksekusi sertifikasi-sertifikasi yang lainnya (Geologi Teknik - sdh lengkap bahan dasar dokumen dan kepanitaannya dan sampai ke tahapan sosialisasi di 4 kota besar: JKT-Yogja-Surabaya-Balikpapan,.., Geologi Pertambangan - ini kerjasama dengan Perhapi). Usaha untuk membuat sertifikasi IAGI (untuk petroleum geology) menjadi wajib bagi semua pekerja ASING di Idnonesia sdh pula dilakukan dengan memasukkan usulan ke Direktur Teknik Diitjen Migas (karena kita dimintai pendapat ttg hal itu juga dlm rangka standarisasi profesional) pada 2004-2005. Tapi akhirnya Ditjen Migas tidak berani mengeluarkan satu aturan apapun tentang hal itu karena takut diprotes IPA (terngkap secara verbal dalam forum forum sosialisasi mereka waktu itu). Sayang sekali kita tidak terbiasa untuk menengok ke belakang dan berangkat dr modal yang sudah ada. Seringkali kita mengabaikan dan mencoba untuk :menemukan: roda kembali (re-invent the well). Kita terbiasa mencipta, tidak terbiasa memelihara. Sertifikasi? Siapa takut?!! Salam adb PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Terima kasih atas tanggapannya. Subyek ini kami angkat ke milis untuk perhatian kita karena tetangga kita ini tidak hanya meniru bahkan sudah beberapa langkah di depan untuk sertifikasi geosaintis yang kerja di sini dalam jangka waktu tak lama lagi. Ada legalitas dari parlemennya. IAGI dan HAGI serta organisasi profesi lainnya di Indonesia seharusnya mempunyai legalitas dan didukung pemerintah dan DPR untuk sertifikasi profesi. Mungkin nantinya sertifikasi menjadi semacam NPWP bagi pekerja di Indonesia. Catatan: Malaysia pun punya Malaysia Petroleum Association seperti halnya IPA di Indonesia namun untuk urusan sertifikasi diberikan oleh IGM secara legalitas. Mumpung belum terlambat dan supaya tenaga kerja Indonesia dapat legalitas dan apresiasi di rumahnya sendiri. Mungkin nantinya profesi geosaintis akan seperti dokter atau ahli hukum yg punya sertifikasi profesi selain ijazah dari institut / universitas. Semoga berjaya Indonesia TAM Sent from my BlackBerry® wireless device via Vodafone-Celcom Mobile. -Original Message- From: Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com Date: Thu, 12 Nov 2009 11:27:02 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? halaman depannya memang belum sempat dibereskan tapi untuk sertifikasi, bisa cek di: http://sertifikasi.iagi.or.id semoga bermanfaat. --paulus 2009/11/12 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id: Sertifikasi IAGI bukan sudah dibahas dan tertahan di DIKTI, tapi sertifikasi IAGI sudah dilaksanakan sejak 2002 pada waktu kepengurusan saya, dimana persiapan-nya dimulai sejak 1998 oleh Kang Yanto Sumantri dan dikomandani oleh Uda Karsani, Suryowibowo dkk. Dokumen, tata cara, persyaratan, dsb malah sdh sejak 2002 dicantumkan dalam web iagi (iagi.or.id) yang nampaknya sekarang web tsb sudah tidak dimaintain lagi. Dan sejak 2002 pemberian sertifikat pertama untuk 8 orang petroleum geologist di Surabaya itu, setiap tahun, setiap PIT: 2003 di JKT, 2004 di Bandung, 2005 di Surabaya berturut-turut selalu dilakukan pemberian Sertikat Ahli Geologi Perminyakan (Petroleum Geologist) pada waktu pembukaan PIT. Kesemuanya itu juga diterangkan, dibukukan dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI yang diterbitkan 2006 awal. Pada pertengahan 2003 s/d 2005 akhirpun terus menerus berlangsung usaha untuk merencanakan dan mengeksekusi sertifikasi-sertifikasi yang lainnya (Geologi Teknik - sdh lengkap bahan dasar dokumen dan kepanitaannya dan sampai ke tahapan sosialisasi di 4 kota besar: JKT-Yogja-Surabaya-Balikpapan,.., Geologi Pertambangan - ini kerjasama dengan Perhapi). Usaha untuk membuat sertifikasi IAGI (untuk petroleum geology) menjadi wajib bagi semua pekerja ASING di Idnonesia sdh pula dilakukan dengan memasukkan usulan ke Direktur Teknik Diitjen Migas (karena kita dimintai pendapat ttg hal itu juga dlm rangka standarisasi profesional) pada 2004-2005. Tapi akhirnya Ditjen Migas tidak berani mengeluarkan satu aturan apapun tentang hal itu karena takut diprotes IPA (terngkap secara verbal dalam forum forum sosialisasi mereka waktu itu). Sayang sekali kita tidak terbiasa untuk menengok ke belakang dan berangkat dr modal yang sudah ada. Seringkali kita mengabaikan dan mencoba untuk :menemukan: roda kembali (re-invent the well). Kita terbiasa mencipta, tidak terbiasa memelihara. Sertifikasi? Siapa takut?!! Salam adb PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis?
Pak Taufik, Setali tiga uang dengan IAGI, HAGI juga sudah melaksanakan sertifikasi dan saat ini langsung dibawah koordinasi VP Certification. Salam, MJP -Original Message- From: taufik.ma...@gmail.com [mailto:taufik.ma...@gmail.com] Sent: Thursday, November 12, 2009 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? Terima kasih atas tanggapannya. Subyek ini kami angkat ke milis untuk perhatian kita karena tetangga kita ini tidak hanya meniru bahkan sudah beberapa langkah di depan untuk sertifikasi geosaintis yang kerja di sini dalam jangka waktu tak lama lagi. Ada legalitas dari parlemennya. IAGI dan HAGI serta organisasi profesi lainnya di Indonesia seharusnya mempunyai legalitas dan didukung pemerintah dan DPR untuk sertifikasi profesi. Mungkin nantinya sertifikasi menjadi semacam NPWP bagi pekerja di Indonesia. Catatan: Malaysia pun punya Malaysia Petroleum Association seperti halnya IPA di Indonesia namun untuk urusan sertifikasi diberikan oleh IGM secara legalitas. Mumpung belum terlambat dan supaya tenaga kerja Indonesia dapat legalitas dan apresiasi di rumahnya sendiri. Mungkin nantinya profesi geosaintis akan seperti dokter atau ahli hukum yg punya sertifikasi profesi selain ijazah dari institut / universitas. Semoga berjaya Indonesia TAM Sent from my BlackBerryR wireless device via Vodafone-Celcom Mobile. -Original Message- From: Paulus Tangke Allo paulu...@gmail.com Date: Thu, 12 Nov 2009 11:27:02 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI perlukah bagi Geosaintis? halaman depannya memang belum sempat dibereskan tapi untuk sertifikasi, bisa cek di: http://sertifikasi.iagi.or.id semoga bermanfaat. --paulus 2009/11/12 Andang Bachtiar abacht...@cbn.net.id: Sertifikasi IAGI bukan sudah dibahas dan tertahan di DIKTI, tapi sertifikasi IAGI sudah dilaksanakan sejak 2002 pada waktu kepengurusan saya, dimana persiapan-nya dimulai sejak 1998 oleh Kang Yanto Sumantri dan dikomandani oleh Uda Karsani, Suryowibowo dkk. Dokumen, tata cara, persyaratan, dsb malah sdh sejak 2002 dicantumkan dalam web iagi (iagi.or.id) yang nampaknya sekarang web tsb sudah tidak dimaintain lagi. Dan sejak 2002 pemberian sertifikat pertama untuk 8 orang petroleum geologist di Surabaya itu, setiap tahun, setiap PIT: 2003 di JKT, 2004 di Bandung, 2005 di Surabaya berturut-turut selalu dilakukan pemberian Sertikat Ahli Geologi Perminyakan (Petroleum Geologist) pada waktu pembukaan PIT. Kesemuanya itu juga diterangkan, dibukukan dalam buku MEMBUMIKAN GEOLOGI yang diterbitkan 2006 awal. Pada pertengahan 2003 s/d 2005 akhirpun terus menerus berlangsung usaha untuk merencanakan dan mengeksekusi sertifikasi-sertifikasi yang lainnya (Geologi Teknik - sdh lengkap bahan dasar dokumen dan kepanitaannya dan sampai ke tahapan sosialisasi di 4 kota besar: JKT-Yogja-Surabaya-Balikpapan,.., Geologi Pertambangan - ini kerjasama dengan Perhapi). Usaha untuk membuat sertifikasi IAGI (untuk petroleum geology) menjadi wajib bagi semua pekerja ASING di Idnonesia sdh pula dilakukan dengan memasukkan usulan ke Direktur Teknik Diitjen Migas (karena kita dimintai pendapat ttg hal itu juga dlm rangka standarisasi profesional) pada 2004-2005. Tapi akhirnya Ditjen Migas tidak berani mengeluarkan satu aturan apapun tentang hal itu karena takut diprotes IPA (terngkap secara verbal dalam forum forum sosialisasi mereka waktu itu). Sayang sekali kita tidak terbiasa untuk menengok ke belakang dan berangkat dr modal yang sudah ada. Seringkali kita mengabaikan dan mencoba untuk :menemukan: roda kembali (re-invent the well). Kita terbiasa mencipta, tidak terbiasa memelihara. Sertifikasi? Siapa takut?!! Salam adb PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
Re: [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
Ayo IAGI jalan terus dengan program program sertifikasinya ini . Kesalahan kesalahan pasti akan ditemukan , tentangan dan hambatan pasti ada , akan tetapi sepanjang kita merasa bahwa manfaat akan ada truus saja jalan. Perbaikan kan bisa dilakukan senbari jalan , bukan sembari mandeg. Kata pepatah Cina untuk berjalan sepanjang seribu lie maka yang penting adalah langkah pertama. Viva IAGI. Salah satu tanda kecintaan Anda sebagai anggota , daftarkan keahlian Anda melaui sertifikasi IAGI. Si Abah Pada 2004 sudah diputuskan ybahwa prograom Sertifikas IAGI i Geologi Batubara IAGI digabungkan (dititipkan) dalam progyram serupoa di LSP-GPPB (Lem baga Sertifikasi Profesi - Geologi Pertambangan dan Panas Bumi), dimana IAGI, Perhapi, dan API menjadi tiga pilar utama organisasi profesi yang mendukungnya, dituangkan dalam bentuk AD-ART dan Akte Notaris yang ditandatangani oleh perwakilan (Ketua-Ketua) dari Asosiasi Profesi tersebut ditambah dengan perwakilan dari IMA, APBI dan beberapa asosiasi perusahaan. Pak Chairul ditunjuk/diangkat sebagai salah satu Asesor tetap disitu, tadinya atas nominasi IAGI, tapi kemudian (karena sifat keanggotaannya dan keahliannya yang individual) menjadi nominasi individual murni, tanpa harus dikaitkan dengan organisasi profesi. Serifikasi Ahli Geologi Perminyakan yang di-inisiasi pada masa Kang Yanto Sumantri direalisasikan FULL GEAR sejak 2002 di Surabaya ditandai dengan pemberian sertifikat pertama untuk 8 orang anggota IAGI. Dan sejak saat itu s/d tahun 2005 selalu setiap tahun diberikan sertifikat2 ahli geologi perminyakan di acara2 PIT IAGI, tentunya juga melalui proses2 penilaian yang sudah ditetapkan dalam buku panduan sertifikasi yang juga sampai sekarang termuat di IAGI WebSite. Jika anda ingin membaca cerita sertifikasi tersebut, tolong dibaca di Buku Membumikan Geologi, terutama di Chapter ttg ulasan kegiatan yang ditulis oleh Benjamin Sembiring. Buku tersebut juga memuat semua cerita kegiatan IAGI dari 2000 s/d akhir 2005. Semacam pertanggung-jawaban, tapi ditulis secara populer. Ada juga laporan keuangannya disana. Sertifikasi Ahli Geologi Teknik mulai digagas dan disiapkan perangkatnya sejak 2003, disosialisasikan sepanjang 2005 diberbagai PengDa, dan sebenarnya tinggal melaksanakannya di 2006 and on. Mudah2an bermanfaat. Salam ADB - Original Message - From: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] ...namun Ketum (yg warku itu juga hadir) tidak memberikan pendapat. Berbulan-bulan bahkan bertahun kami diliputi rasa bimbang, menyebabkan proses perancangan program sertifikasi Ahli Geologi Batubara ini tidak mengalami kemajuan. Alhamdulillah, sekarang sudah ada beberapa anggota IAGI (khususnya Pak Yoga) yg sangat peduli akan program sertifikasi ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini saya bisa berdiskusi dengan Pak Yoga utk membicarakan program sertifikasi Ahli Geologi Batubara Indonesia. Sebagai informasi, saat ini saya ditunjuk sebagai Ketua Dewan Asesor pd Lembaga Sertifikasi Profesi - Perhapi yg sudah mendapat Lisensi dari BNSP 2 bulan yg lalu. LSP ini juga sudah mempunyai 19 orang Asesor terdiri dari para ahli senior pertambangan Indonesia (sudah menjalani pelatihan BNSP). InsyaAllah pertengahan Mei 2008 ini LSP - Perhapi akan memulai Sertifikasi perdana untuk 30 orang Ahli Perencana Tambang Jangka Panjang berasal dari perusahaan-perusahaan tambang yg sedang beroperasi di negara kita. LSP - Perhapi juga didukung penuh oleh pemerintah (ESDM), asosiasi industri (IMA dan APBI) dan perguruan tinggi. Brosur LSP - Perhapi akan kami lampirkan kemudian. Pokoknya LSP - Perhapi sudah siap beraksi . demi kemajuan pertambangan di Indonesia. Wassalam, Chairul Nas PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
[iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
Dear Pak Yoga, Trimakasih atas tanggapan yg panjang lebar. Saya senang atas keseriusan Pak Yoga untuk membantu dan berpartisipasi dlm Program Sertifikasi Ahli Geologi Batubara. Saya tentu bertambah senang karena Pak Pat Hanna juga bersedia membantu dan terlibat dlm program ini. Kalau Pak Pat saya sangat yakin, beliau adalah orang yg sangat kompeten di bidang geologi dan mining batubara. Saya pertama kali jumpa dgn beliau waktu beliau Ceramah ttg Computer Modelling for Coal Deposits di Jurusan Geologi Wollongong University - Australia th 1989. Waktu itu kalau tak salah kantornya masih dekat-dekat Wollongong. Tahun 1999 saya ketemu lagi dgn Pak Pat waktu saya kerja di Austindo bersama Mike Friederich (waktu itu beliau berkunjung ke kantor kami di Indorama, satu building dgn kantor Pak Yoga). Kemudian kami jumpa kembali waktu sama-sama presentasi pd South East Asia Coal Geology Conference th 2000 di Bandung. Setelah itu saya dengar beliau sering ke Indonesia mengerjakan proyek-proyek batubara di tanah air. Pokoknya, ada harapanlah bahwa Program Sertifikasi Ahli Geologi Batubara ini akan berjalan, tentu dengan bantuan Pak Yoga dan Pak Pat; apalagi anda berdua juga termasuk Competent Persons di bidang geologi batubara. Dan Alhamdulillah pula, bulan April 2008 yang lalu, sayapun juga sudah bergabung sebagai MAusIMM dengan kategori pendidikan geologi batubara (Wollongong) ditambah pengalaman geologi dan eksplorasi batubara lebih dari 5 tahun. Oleh sebab itu kita harus selalu menjaga komunikasi ini agar kita dapat merealisasikan Rumusan Sertifikasi Ahli Geologi Batubara. Saat ini Indonesia sangat memerlukan adanya Sertifikasi Ahli Geologi Batubara, karena belakangan ini banyak sekali muncul coal geologists dadakan, tentunya akibat dari kebutuhan yang meningkat. Setelah ditelilti, ternyata pengetahuan dan pengalaman mereka amat sangat minim, sehingga berakibat kurang baik terhadap kualitas pekerjaan lapangan dan penulisan laporan, yg pada akhirnya merugikan pemberi kerja. Ini harus segera kita selesaikan, dlm hal ini IAGI punya tanggung jawab moral mencarikan jalan keluarnya, yaitu melalui Program Sertifikasi ini. Pak Yoga, jangan segan2 menghubungi saya pd: +628129219622 atau +6281513027717 atau Rumah +62217867773. Ditunggu callingnya. Terimakasih. Wassalam, Chairul Nas Suryanegara, Yoga [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth Pak Chaerul, Pertama saya sampaikan permohonan maaf karena baru membalas email Bapak. Hampir selama dua minggu kemarin saya benar2 disibukkan oleh berbagai project yang mesti diselesaikan belum lagi beberapa site visit yang harus dilakukan. Menyampung diskusi kita mengenai program sertifikasi ini, kebetulan sekali mulai hari senin ini saya ditugaskan di Indonesia uintuk sekitar 4 hari setelah itu ada project yg mesti saya tangani di mongolia sekitar 2mingguan. Setelah itu saya balik lagi ke Indonesia untuk project lainnya selama +/- 10 hari. Apakah mungkin saya diberi kesempatan untuk dapat bertemu langsung dengan Bapak untuk mendapat pencerahan dan juga diskusi masalah program sertifikasi ini, itupun kalau tidak menyita waktu dan kesibukan Bapak. Ada info yang lain yang ingin saya sampaikan. Kebetulan sekali Bos saya di Brisbane ini adalah Pat Hanna. Beliau adalah salah satu fellow AusIMM yang juga banyak memberikan kontribusi terhadap penyempurnaan sertifikasi kompeten person coal geologist di institusi ini. Saya sudah menyampaikan diskusi kita ke beliau dan alhamdulillah tanggapannya positif sekali. Bahkan beliau bersedia untuk diajak diskusi sebagai competent nara sumber. Beliau juga bilang kenal dengan Bapak dan minta saya menyampaikan salam dari beliau ke Bapak. Oke Pak, saya tunggu kabar dari Bapak dan jika Bapak tidak keberatan apakah bisa saya mendapatkan kontak numbernya. Untuk lebih detailnya mungkin sebaiknya kita melanjutkan email ini lewat jalur pribadi saja, mungkin juga ada beberapa anggota iagi lainnya yg berminat membahas hal ini bisa sekalian kita ajak berdiskusi. Atas perhatian dan tanggapannya, saya ucapkan terima kasih banyak. Wassalam, Yoga - Original Message - From: Chairul Nas To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Mon Apr 21 04:22:05 2008 Subject: [iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Pak Yoga, Trimakasih atas balasan emailnya. Ternyata Pak Yoga masih ingat perjalanan kita ke Bojongmanik atau Sukabumi dlm rangka latihan geologi batubara di Lapangan Bojongmanik. Tahun 2001 itu adalah program NEDO terakhir untuk Pelatihan Coal Geology and Coal Exploration di Indonesia. Saya telah dilibatkan dlm pelatihan NEDO ini sejak tahun 1997, dimana sebagian besar lapangannya di Bojongmanik; hanya sekali saja yg di Sukabumi karena batubaranya tipis-tipis. Setahu saya lembaga yg pernah membahas Sertifikasi Ahli Geologi Batubara adalah Direktorat Sumberdaya Mineral (sekarang Pusat Sumberdaya Geologi) Bandung. Sayapun menjadi anggota di
Re: [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
Yth P. Chairul, Terima kasih kembali atas tanggapannya. Kebetulan sekali saat ini saya masih di Mongolia sampai tgl 24, kemudian kembali ke Ind buat project lainnya. Insya Allah saya juga sudah minta izin ke Pak Pat untuk cuti selama 2 atau 3 minggu yg rencananya mau saya pergunakan untuk urun rembuk dgn Bpk mengenai masalah sertifikasi ini. Demikian saya sampaikan atas perhatiannya saya sampaikan terima kasih banyak. Hormat Saya Yoga - Original Message - From: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Tue May 13 03:19:02 2008 Subject: [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Dear Pak Yoga, Trimakasih atas tanggapan yg panjang lebar. Saya senang atas keseriusan Pak Yoga untuk membantu dan berpartisipasi dlm Program Sertifikasi Ahli Geologi Batubara. Saya tentu bertambah senang karena Pak Pat Hanna juga bersedia membantu dan terlibat dlm program ini. Kalau Pak Pat saya sangat yakin, beliau adalah orang yg sangat kompeten di bidang geologi dan mining batubara. Saya pertama kali jumpa dgn beliau waktu beliau Ceramah ttg Computer Modelling for Coal Deposits di Jurusan Geologi Wollongong University - Australia th 1989. Waktu itu kalau tak salah kantornya masih dekat-dekat Wollongong. Tahun 1999 saya ketemu lagi dgn Pak Pat waktu saya kerja di Austindo bersama Mike Friederich (waktu itu beliau berkunjung ke kantor kami di Indorama, satu building dgn kantor Pak Yoga). Kemudian kami jumpa kembali waktu sama-sama presentasi pd South East Asia Coal Geology Conference th 2000 di Bandung. Setelah itu saya dengar beliau sering ke Indonesia mengerjakan proyek-proyek batubara di tanah air. Pokoknya, ada harapanlah bahwa Program Sertifikasi Ahli Geologi Batubara ini akan berjalan, tentu dengan bantuan Pak Yoga dan Pak Pat; apalagi anda berdua juga termasuk Competent Persons di bidang geologi batubara. Dan Alhamdulillah pula, bulan April 2008 yang lalu, sayapun juga sudah bergabung sebagai MAusIMM dengan kategori pendidikan geologi batubara (Wollongong) ditambah pengalaman geologi dan eksplorasi batubara lebih dari 5 tahun. Oleh sebab itu kita harus selalu menjaga komunikasi ini agar kita dapat merealisasikan Rumusan Sertifikasi Ahli Geologi Batubara. Saat ini Indonesia sangat memerlukan adanya Sertifikasi Ahli Geologi Batubara, karena belakangan ini banyak sekali muncul coal geologists dadakan, tentunya akibat dari kebutuhan yang meningkat. Setelah ditelilti, ternyata pengetahuan dan pengalaman mereka amat sangat minim, sehingga berakibat kurang baik terhadap kualitas pekerjaan lapangan dan penulisan laporan, yg pada akhirnya merugikan pemberi kerja. Ini harus segera kita selesaikan, dlm hal ini IAGI punya tanggung jawab moral mencarikan jalan keluarnya, yaitu melalui Program Sertifikasi ini. Pak Yoga, jangan segan2 menghubungi saya pd: +628129219622 atau +6281513027717 atau Rumah +62217867773. Ditunggu callingnya. Terimakasih. Wassalam, Chairul Nas Suryanegara, Yoga [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth Pak Chaerul, Pertama saya sampaikan permohonan maaf karena baru membalas email Bapak. Hampir selama dua minggu kemarin saya benar2 disibukkan oleh berbagai project yang mesti diselesaikan belum lagi beberapa site visit yang harus dilakukan. Menyampung diskusi kita mengenai program sertifikasi ini, kebetulan sekali mulai hari senin ini saya ditugaskan di Indonesia uintuk sekitar 4 hari setelah itu ada project yg mesti saya tangani di mongolia sekitar 2mingguan. Setelah itu saya balik lagi ke Indonesia untuk project lainnya selama +/- 10 hari. Apakah mungkin saya diberi kesempatan untuk dapat bertemu langsung dengan Bapak untuk mendapat pencerahan dan juga diskusi masalah program sertifikasi ini, itupun kalau tidak menyita waktu dan kesibukan Bapak. Ada info yang lain yang ingin saya sampaikan. Kebetulan sekali Bos saya di Brisbane ini adalah Pat Hanna. Beliau adalah salah satu fellow AusIMM yang juga banyak memberikan kontribusi terhadap penyempurnaan sertifikasi kompeten person coal geologist di institusi ini. Saya sudah menyampaikan diskusi kita ke beliau dan alhamdulillah tanggapannya positif sekali. Bahkan beliau bersedia untuk diajak diskusi sebagai competent nara sumber. Beliau juga bilang kenal dengan Bapak dan minta saya menyampaikan salam dari beliau ke Bapak. Oke Pak, saya tunggu kabar dari Bapak dan jika Bapak tidak keberatan apakah bisa saya mendapatkan kontak numbernya. Untuk lebih detailnya mungkin sebaiknya kita melanjutkan email ini lewat jalur pribadi saja, mungkin juga ada beberapa anggota iagi lainnya yg berminat membahas hal ini bisa sekalian kita ajak berdiskusi. Atas perhatian dan tanggapannya, saya ucapkan terima kasih banyak. Wassalam, Yoga - Original Message - From: Chairul Nas To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Mon Apr 21 04:22:05 2008 Subject: [iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l
Re: [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
Pada 2004 sudah diputuskan bahwa program Sertifikasi Ahli Geologi Batubara IAGI digabungkan (dititipkan) dalam program serupa di LSP-GPPB (Lembaga Sertifikasi Profesi - Geologi Pertambangan dan Panas Bumi), dimana IAGI, Perhapi, dan API menjadi tiga pilar utama organisasi profesi yang mendukungnya, dituangkan dalam bentuk AD-ART dan Akte Notaris yang ditandatangani oleh perwakilan (Ketua-Ketua) dari Asosiasi Profesi tersebut ditambah dengan perwakilan dari IMA, APBI dan beberapa asosiasi perusahaan. Pak Chairul ditunjuk/diangkat sebagai salah satu Asesor tetap disitu, tadinya atas nominasi IAGI, tapi kemudian (karena sifat keanggotaannya dan keahliannya yang individual) menjadi nominasi individual murni, tanpa harus dikaitkan dengan organisasi profesi. Serifikasi Ahli Geologi Perminyakan yang di-inisiasi pada masa Kang Yanto Sumantri direalisasikan FULL GEAR sejak 2002 di Surabaya ditandai dengan pemberian sertifikat pertama untuk 8 orang anggota IAGI. Dan sejak saat itu s/d tahun 2005 selalu setiap tahun diberikan sertifikat2 ahli geologi perminyakan di acara2 PIT IAGI, tentunya juga melalui proses2 penilaian yang sudah ditetapkan dalam buku panduan sertifikasi yang juga sampai sekarang termuat di IAGI WebSite. Jika anda ingin membaca cerita sertifikasi tersebut, tolong dibaca di Buku Membumikan Geologi, terutama di Chapter ttg ulasan kegiatan yang ditulis oleh Benjamin Sembiring. Buku tersebut juga memuat semua cerita kegiatan IAGI dari 2000 s/d akhir 2005. Semacam pertanggung-jawaban, tapi ditulis secara populer. Ada juga laporan keuangannya disana. Sertifikasi Ahli Geologi Teknik mulai digagas dan disiapkan perangkatnya sejak 2003, disosialisasikan sepanjang 2005 diberbagai PengDa, dan sebenarnya tinggal melaksanakannya di 2006 and on. Mudah2an bermanfaat. Salam ADB - Original Message - From: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] ...namun Ketum (yg warku itu juga hadir) tidak memberikan pendapat. Berbulan-bulan bahkan bertahun kami diliputi rasa bimbang, menyebabkan proses perancangan program sertifikasi Ahli Geologi Batubara ini tidak mengalami kemajuan. Alhamdulillah, sekarang sudah ada beberapa anggota IAGI (khususnya Pak Yoga) yg sangat peduli akan program sertifikasi ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini saya bisa berdiskusi dengan Pak Yoga utk membicarakan program sertifikasi Ahli Geologi Batubara Indonesia. Sebagai informasi, saat ini saya ditunjuk sebagai Ketua Dewan Asesor pd Lembaga Sertifikasi Profesi - Perhapi yg sudah mendapat Lisensi dari BNSP 2 bulan yg lalu. LSP ini juga sudah mempunyai 19 orang Asesor terdiri dari para ahli senior pertambangan Indonesia (sudah menjalani pelatihan BNSP). InsyaAllah pertengahan Mei 2008 ini LSP - Perhapi akan memulai Sertifikasi perdana untuk 30 orang Ahli Perencana Tambang Jangka Panjang berasal dari perusahaan-perusahaan tambang yg sedang beroperasi di negara kita. LSP - Perhapi juga didukung penuh oleh pemerintah (ESDM), asosiasi industri (IMA dan APBI) dan perguruan tinggi. Brosur LSP - Perhapi akan kami lampirkan kemudian. Pokoknya LSP - Perhapi sudah siap beraksi . demi kemajuan pertambangan di Indonesia. Wassalam, Chairul Nas PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list.
[iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
batubara. Hampir sebagian besar owner company menanyakan kepada saya, kenapa Bank2 dan Finansial Institution di Singapore, Hongkong, London, Australia, dlsb, kurang begitu mempercayai hasil evaluasi yang dilakukan oleh para konsultan Indonesia, sekalipun yang mengerjakannya adalah institusi pendidikan. Dari kasus2 ini saya berpikir mungkin karena dinegara kita tidak mempunyai satu institusi independent yang dapat menjamin kelayakan kompetensi seorang tenaga pertambangan di tanah air (misalnya seperti AusIMM di Australia untuk tenaga pertambangan atau seperti AAPG untuk perminyakan). Dari beberapa hal yang diutarakan dalam forum ini sebelumnya menyangkut maslah kompetensi unit tenaga pertambangan, saya menangkap kesan bahwa sertifikasi yang dilakukan oleh institusi2 di negara kita baru menyentuh pada penguasaan kemampuan tehniknya saja, sementara etika dan aspek norma dalam mengamalkan pengetahuan tersebut belum terstandardkan dengan baik. Saya bisa berikan contoh, seorang geologist yang melakukan manipulasi statement resources dinegara kita jika ketauan tidak akan mendapatkan punishment apapun, atau kalaupun ada punishmentnya tidak berat2 amat (tidak ada tuntutan hukum yang jelas dalam hal ini). Sementara bagi mereka yang hari ini sudah terdaftar sebagai kompeten person di institusi international, jika melakukan hal tersebut akan berisiko pada tuntutan hukum, serendah2nya dia akan dicabut membernya dan dikucilkan dalam dunia pertambangan and semua statementnya tidak akan berlaku di institusi finansial manapun. Etika dan norma profesi inilah yang menurut saya harusnya terintegrasi dalam syarat sertifikasi yang akan diberikan pada seorang praktisi geology kita. Bahwa apapun yang akan kita kerjakan dan kita lakukan secara hukum mempunyai resiko. Ada pengalaman lainnya selama saya bertugas sebagai konsultant, dimana saya pernah melakukan review pada hampir 100 laporan deposit geo-batubara yang masuk ke salah satu perusahaan yang saya tangani. Hampir 90% dari laporan-laporan tersebut menyatakan bahwa deposit coalnya potential secara economis, tapi begitu saya review tidak ada satupun yang benar2 ekonomis. Setelah saya selidiki ternyata kebanyakannya para geologis kita berani menyatakan ekonomis adalah agar proyek2 eksplorasinya terus berlanjut dan agar dana dari owner dapat terus turun. Bahkan tragisnya, ada beberapa geologis yang waktu itu laporan dan arealnya sedang saya review, tidak segan2 meminta kepada saya untuk dapat mem-feasible-kan areanya, agar budget explorasi turun dan tidak segan2 menawari saya untuk sharing. Tragis sekali hal ini terjadi justru dilakukan oleh para intelektual2 kita. Mungkin ini adalah salah satu sebab kenapa hasil product sebagian dari teman2 konsultan ditanah air kita tidak mendapat kepercayaan dari pihak luar. Tapi juga ada lho hasil product konsultan tanah air yang begitu mendapat apresiasi tinggi dari pihak luar, bahkan kadang mereka tidak percaya bahwa report2 tsb. di hasilkan oleh konsultan tanah air. Kembali lagi ke masalah sertifikasi, mungkin sudah saatnya kita2 profesional geologist (tambang dan minyak) untuk bisa berurun rembuk membuat suatu wadah sertifikasi untuk praktisi tambang di tanah air. Sertifikat yang akan bisa diterima baik dimata pelaku usaha tambang maupun institusi keuangan (bank dan bursa saham). .udara, tanah, air dan segala yang terkandung didalamnya adalah semata-mata milik negara dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat. Semoga potongan dalam UUD tersebut dapat menjadi starting point buat kita praktisi geologist untuk dapat bermufakat dalam pembentukan wadah sertifikasi tenaga perminyakan dan pertambangan agar kita bisa beretika dalam menjalani profesi kita. Salam, Yoga -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 18 April 2008 4:14 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Yoga Mumpung Anda nanya competent person , saya jadinya ingin dongeng. Waktu say jadi Presiden IAGI , say diundang oleh Perhapi dalam salah sau acara Raker -nya, nah pada waktu itu (kira kira thn 1998 gitu) , di Perhapi sedang hangat2 nya sertifikasi . Antara lain yang menjadi keluhan adalah kenyataan bahwa dalam memberikan data perihal tambang , diperlukan adanya pernyataan mengenai cadangan mineral yang ditanda tangani oleh competent person . Pada kenyataan-nya itu dilakukan oleh competent person asing (kebanyakan daro Ostrali) , jadi Ketua Perhapi waktuitu Herman Affif merencanakan suatu proyek sertifikasi yang sangat didukung oleh Pemerintah. Nah dibuat proyek ini , antara lain ada studi banding ke LN dan sebagainya. Jadi kemudian saya terfikir untuk melakukan hal yang ama di IAGI , jadi bergulirah kemudian sertifikasi IAGI. Nah saya sedih dan kecewa bahwa sertifikasi IAGI saat ini kemajuan-nya kaya kereta
[iagi-net-l] Re: [RadNET-BULK] [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
pertambangan agar ybs tidak menyimpang dari aturan hukum yang ada. Sementara institusi yang mengatur standard norma dan etika bidang skill keteknikannya sendiri tidak / belum ada. Hal ini menurut saya mengakibatkan pada akhirnya hampir sebagian besar lembaga keuangan (bank dan finansial institution lainnya) kurang begitu mempercayai hasil pekerjaan sebagian teman2 konsultan di tanah air. Ada pengalaman menarik yang saya pernah alami ketika saya diminta untuk melakukan due-dilligence dan review hasil pekerjaan teman2 konsultan dan institusi pendidikan di tanah air dalam bidang evaluasi tambang batubara. Hampir sebagian besar owner company menanyakan kepada saya, kenapa Bank2 dan Finansial Institution di Singapore, Hongkong, London, Australia, dlsb, kurang begitu mempercayai hasil evaluasi yang dilakukan oleh para konsultan Indonesia, sekalipun yang mengerjakannya adalah institusi pendidikan. Dari kasus2 ini saya berpikir mungkin karena dinegara kita tidak mempunyai satu institusi independent yang dapat menjamin kelayakan kompetensi seorang tenaga pertambangan di tanah air (misalnya seperti AusIMM di Australia untuk tenaga pertambangan atau seperti AAPG untuk perminyakan). Dari beberapa hal yang diutarakan dalam forum ini sebelumnya menyangkut maslah kompetensi unit tenaga pertambangan, saya menangkap kesan bahwa sertifikasi yang dilakukan oleh institusi2 di negara kita baru menyentuh pada penguasaan kemampuan tehniknya saja, sementara etika dan aspek norma dalam mengamalkan pengetahuan tersebut belum terstandardkan dengan baik. Saya bisa berikan contoh, seorang geologist yang melakukan manipulasi statement resources dinegara kita jika ketauan tidak akan mendapatkan punishment apapun, atau kalaupun ada punishmentnya tidak berat2 amat (tidak ada tuntutan hukum yang jelas dalam hal ini). Sementara bagi mereka yang hari ini sudah terdaftar sebagai kompeten person di institusi international, jika melakukan hal tersebut akan berisiko pada tuntutan hukum, serendah2nya dia akan dicabut membernya dan dikucilkan dalam dunia pertambangan and semua statementnya tidak akan berlaku di institusi finansial manapun. Etika dan norma profesi inilah yang menurut saya harusnya terintegrasi dalam syarat sertifikasi yang akan diberikan pada seorang praktisi geology kita. Bahwa apapun yang akan kita kerjakan dan kita lakukan secara hukum mempunyai resiko. Ada pengalaman lainnya selama saya bertugas sebagai konsultant, dimana saya pernah melakukan review pada hampir 100 laporan deposit geo-batubara yang masuk ke salah satu perusahaan yang saya tangani. Hampir 90% dari laporan-laporan tersebut menyatakan bahwa deposit coalnya potential secara economis, tapi begitu saya review tidak ada satupun yang benar2 ekonomis. Setelah saya selidiki ternyata kebanyakannya para geologis kita berani menyatakan ekonomis adalah agar proyek2 eksplorasinya terus berlanjut dan agar dana dari owner dapat terus turun. Bahkan tragisnya, ada beberapa geologis yang waktu itu laporan dan arealnya sedang saya review, tidak segan2 meminta kepada saya untuk dapat mem-feasible-kan areanya, agar budget explorasi turun dan tidak segan2 menawari saya untuk sharing. Tragis sekali hal ini terjadi justru dilakukan oleh para intelektual2 kita. Mungkin ini adalah salah satu sebab kenapa hasil product sebagian dari teman2 konsultan ditanah air kita tidak mendapat kepercayaan dari pihak luar. Tapi juga ada lho hasil product konsultan tanah air yang begitu mendapat apresiasi tinggi dari pihak luar, bahkan kadang mereka tidak percaya bahwa report2 tsb. di hasilkan oleh konsultan tanah air. Kembali lagi ke masalah sertifikasi, mungkin sudah saatnya kita2 profesional geologist (tambang dan minyak) untuk bisa berurun rembuk membuat suatu wadah sertifikasi untuk praktisi tambang di tanah air. Sertifikat yang akan bisa diterima baik dimata pelaku usaha tambang maupun institusi keuangan (bank dan bursa saham). .udara, tanah, air dan segala yang terkandung didalamnya adalah semata-mata milik negara dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat. Semoga potongan dalam UUD tersebut dapat menjadi starting point buat kita praktisi geologist untuk dapat bermufakat dalam pembentukan wadah sertifikasi tenaga perminyakan dan pertambangan agar kita bisa beretika dalam menjalani profesi kita. Salam, Yoga -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 18 April 2008 4:14 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Yoga Mumpung Anda nanya competent person , saya jadinya ingin dongeng. Waktu say jadi Presiden IAGI , say diundang oleh Perhapi dalam salah sau acara Raker -nya, nah pada waktu itu (kira kira thn 1998 gitu) , di Perhapi sedang hangat2 nya sertifikasi . Antara lain yang menjadi keluhan adalah kenyataan bahwa dalam memberikan data perihal tambang , diperlukan adanya
RE: [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
Yth Pak Nas, Terima kasih atas semua info-nya. Insya Allah saya siap membantu jika Pak Nas memerlukan bantuan untuk masalah sertifikasi ini. Ada sedikit saran, agar kita tidak start dari awal lagi, gimana kalo hasil rembukan bapak2 dan Ibu2 di perhapi yang waktu itu khusus membahas masalah sertifikasi coal geologist termasuk hasil kajiannya konsultant waktu itu, sebaiknya direview sesaat dan kalau dirasakan perlu ada penambahan atau koreksi ya tinggal sempurnakan saja. Saya sempat membaca hasil rumusannya konsultan sertifikasi saat itu, dan saya rasa sudah cukup detail, jadi mungkin tinggal Pak Nas (IAGI) sempurnakan saja and bisa langsung di aplikasikan. Ada dua kali saya sempat berdiskusi dengan tim sertifikasi SNI untuk bidang coal (dgn Ibu Fatimah) dan juga saya sempat membaca juk-lak-nya, saya rasa standard dan methode yang sudah ada relatif cukup lengkap. Hanya masalahnya waktu itu saya sempat agak tidak setuju bahwa sertifikasi ini bisa didapat hanya dengan mengikuti sejumlah hari untuk training dan lulus test. Hal ini yang mungkin menurut saya harus jadi pertimbangan bapak2 semua, bahwa sertifikasi kompeten person bukan hanya mempertimbangkan faktor teknis-nya saja tapi yang utama adalah harus mempertimbangkan etika profesional itu sendiri. Hasil diskusi saya dengan teman2 di sini (australia) bahwa untuk mendapatkan sertifikat kompeten person tidak hanya didasarkan pada pengetahuan teknis saja (dibuktikan dengan pengalaman kerja) akan tetapi juga harus direkomendasikan oleh paling tidak 2 orang member dan fellow organisasi ini. Hal ini menggambarkan bahwa kelayakan kompetensi seseorang benar2 harus diketahui oleh profesional lainnya. Ini menandakan bahwa adanya kepercayaan dari para profesional lainnya. Dibawah saya sertakan link sebagai bahan referensi seperti apa yang dimaksud dengan kompeten person versi JORC 2004 dari AusIMM: http://www.jorc.org/pdf/jorc2004web.pdf Mungkin akan bisa menambah wacana kita tentang masalah sertifikasi tersebut. Yth Pak Nas, semoga dengan akan segera terbentuknya wadah sertifikasi ini value coal geologist di tanah air akan semakin baik (yang tentunya akan berimbas pada benefit buat geologist itu sendiri) Salam, Yoga Suryanegara PS. Terima kasih atas semua ilmu yang telah Pak Nas sharing ketika saya mengikuti ekskursinya NEDO - 2001 di Sukabumi. -Original Message- From: Chairul Nas [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, 21 April 2008 5:33 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Gus Ipung memang sangat menghayati apa-apa yg terjadi di IAGI. Untuk itu, saya sampaikan penghargaan kpd Gus Ipung, dan sekaligus mungkin bliaulah sosok yg cocok utk memimpin IAGI ke depan. Memang betul Gus, proses perancangan program sertifikasi ahli geologi batubara (goal geologists) sudah dimulai 3 thn yng lalu - sewaktu Ketum masih dijabat oleh Andang Bachtiar. Pada PIT - IAGI Surabaya Program Sertifikasi Ahli Geologi Batubara ini pernah dipresentasikan, namun sangat minim peminat. Anggota IAGI yg hadir pada waktu itu tidak lebih dari 5 orang, sehingga kondisi ini sungguh telah menurunkan semangat kami. Pada waktu itu, sesungguhnya kami membutuhkan masukan-masukan yg konstruktif dari hadirin, namun hanya Pak Sof Roezin yg memberikan komentar. Padahal waktu itu sedang terjadi kebimbangan: Apakah kita akan menempuh sistem sertifikasi sederhana (yang hanya dirancang dan diakui oleh IAGI) atau sistem sertifikasi BNSP (yg dirancang berdasarkan pedoman BNSP dan diakui secara nasional). Pak Sof waktu itu menyarankan kita pakai sistem sederhana saja, namun Ketum (yg warku itu juga hadir) tidak memberikan pendapat. Berbulan-bulan bahkan bertahun kami diliputi rasa bimbang, menyebabkan proses perancangan program sertifikasi Ahli Geologi Batubara ini tidak mengalami kemajuan. Alhamdulillah, sekarang sudah ada beberapa anggota IAGI (khususnya Pak Yoga) yg sangat peduli akan program sertifikasi ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini saya bisa berdiskusi dengan Pak Yoga utk membicarakan program sertifikasi Ahli Geologi Batubara Indonesia. Sebagai informasi, saat ini saya ditunjuk sebagai Ketua Dewan Asesor pd Lembaga Sertifikasi Profesi - Perhapi yg sudah mendapat Lisensi dari BNSP 2 bulan yg lalu. LSP ini juga sudah mempunyai 19 orang Asesor terdiri dari para ahli senior pertambangan Indonesia (sudah menjalani pelatihan BNSP). InsyaAllah pertengahan Mei 2008 ini LSP - Perhapi akan memulai Sertifikasi perdana untuk 30 orang Ahli Perencana Tambang Jangka Panjang berasal dari perusahaan-perusahaan tambang yg sedang beroperasi di negara kita. LSP - Perhapi juga didukung penuh oleh pemerintah (ESDM), asosiasi industri (IMA dan APBI) dan perguruan tinggi. Brosur LSP - Perhapi akan kami lampirkan kemudian. Pokoknya LSP - Perhapi sudah siap beraksi . demi kemajuan pertambangan di Indonesia. Wassalam, Chairul Nas mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote: utk sertifikasi 'coal
[iagi-net-l] Balasan: RE: [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
Pak Yoga, Trimakasih atas balasan emailnya. Ternyata Pak Yoga masih ingat perjalanan kita ke Bojongmanik atau Sukabumi dlm rangka latihan geologi batubara di Lapangan Bojongmanik. Tahun 2001 itu adalah program NEDO terakhir untuk Pelatihan Coal Geology and Coal Exploration di Indonesia. Saya telah dilibatkan dlm pelatihan NEDO ini sejak tahun 1997, dimana sebagian besar lapangannya di Bojongmanik; hanya sekali saja yg di Sukabumi karena batubaranya tipis-tipis. Setahu saya lembaga yg pernah membahas Sertifikasi Ahli Geologi Batubara adalah Direktorat Sumberdaya Mineral (sekarang Pusat Sumberdaya Geologi) Bandung. Sayapun menjadi anggota di Tim Sertifikasi tsb, dan sekarang sudah rampung. Nanti akan saya minta copy laporannya kepada Pak Eko, karena bliaulah yg menjadi ketuanya saat itu. Kalau yg di Perhapi, saya belum pernah mendengar ttg adanya program Sertifikasi Ahli Geologi Batubara. Kalau benar ada, mungkin sekarang sudah masuk kedalam LSP-Perhapi yg sekarang sudah jalan ini. Pak Yoga, kapan pulang ke Indonesia Looking forward to seeing you here in Jkt. Wassalam, Chairul Nas Suryanegara, Yoga [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth Pak Nas, Terima kasih atas semua info-nya. Insya Allah saya siap membantu jika Pak Nas memerlukan bantuan untuk masalah sertifikasi ini. Ada sedikit saran, agar kita tidak start dari awal lagi, gimana kalo hasil rembukan bapak2 dan Ibu2 di perhapi yang waktu itu khusus membahas masalah sertifikasi coal geologist termasuk hasil kajiannya konsultant waktu itu, sebaiknya direview sesaat dan kalau dirasakan perlu ada penambahan atau koreksi ya tinggal sempurnakan saja. Saya sempat membaca hasil rumusannya konsultan sertifikasi saat itu, dan saya rasa sudah cukup detail, jadi mungkin tinggal Pak Nas (IAGI) sempurnakan saja and bisa langsung di aplikasikan. Ada dua kali saya sempat berdiskusi dengan tim sertifikasi SNI untuk bidang coal (dgn Ibu Fatimah) dan juga saya sempat membaca juk-lak-nya, saya rasa standard dan methode yang sudah ada relatif cukup lengkap. Hanya masalahnya waktu itu saya sempat agak tidak setuju bahwa sertifikasi ini bisa didapat hanya dengan mengikuti sejumlah hari untuk training dan lulus test. Hal ini yang mungkin menurut saya harus jadi pertimbangan bapak2 semua, bahwa sertifikasi kompeten person bukan hanya mempertimbangkan faktor teknis-nya saja tapi yang utama adalah harus mempertimbangkan etika profesional itu sendiri. Hasil diskusi saya dengan teman2 di sini (australia) bahwa untuk mendapatkan sertifikat kompeten person tidak hanya didasarkan pada pengetahuan teknis saja (dibuktikan dengan pengalaman kerja) akan tetapi juga harus direkomendasikan oleh paling tidak 2 orang member dan fellow organisasi ini. Hal ini menggambarkan bahwa kelayakan kompetensi seseorang benar2 harus diketahui oleh profesional lainnya. Ini menandakan bahwa adanya kepercayaan dari para profesional lainnya. Dibawah saya sertakan link sebagai bahan referensi seperti apa yang dimaksud dengan kompeten person versi JORC 2004 dari AusIMM: http://www.jorc.org/pdf/jorc2004web.pdf Mungkin akan bisa menambah wacana kita tentang masalah sertifikasi tersebut. Yth Pak Nas, semoga dengan akan segera terbentuknya wadah sertifikasi ini value coal geologist di tanah air akan semakin baik (yang tentunya akan berimbas pada benefit buat geologist itu sendiri) Salam, Yoga Suryanegara PS. Terima kasih atas semua ilmu yang telah Pak Nas sharing ketika saya mengikuti ekskursinya NEDO - 2001 di Sukabumi. -Original Message- From: Chairul Nas [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, 21 April 2008 5:33 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Balasan: Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Gus Ipung memang sangat menghayati apa-apa yg terjadi di IAGI. Untuk itu, saya sampaikan penghargaan kpd Gus Ipung, dan sekaligus mungkin bliaulah sosok yg cocok utk memimpin IAGI ke depan. Memang betul Gus, proses perancangan program sertifikasi ahli geologi batubara (goal geologists) sudah dimulai 3 thn yng lalu - sewaktu Ketum masih dijabat oleh Andang Bachtiar. Pada PIT - IAGI Surabaya Program Sertifikasi Ahli Geologi Batubara ini pernah dipresentasikan, namun sangat minim peminat. Anggota IAGI yg hadir pada waktu itu tidak lebih dari 5 orang, sehingga kondisi ini sungguh telah menurunkan semangat kami. Pada waktu itu, sesungguhnya kami membutuhkan masukan-masukan yg konstruktif dari hadirin, namun hanya Pak Sof Roezin yg memberikan komentar. Padahal waktu itu sedang terjadi kebimbangan: Apakah kita akan menempuh sistem sertifikasi sederhana (yang hanya dirancang dan diakui oleh IAGI) atau sistem sertifikasi BNSP (yg dirancang berdasarkan pedoman BNSP dan diakui secara nasional). Pak Sof waktu itu menyarankan kita pakai sistem sederhana saja, namun Ketum (yg warku itu juga hadir) tidak memberikan pendapat. Berbulan-bulan bahkan bertahun kami diliputi rasa bimbang, menyebabkan proses perancangan program sertifikasi Ahli Geologi
Re: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
geologis yang waktu itu laporan dan arealnya sedang saya review, tidak segan2 meminta kepada saya untuk dapat mem-feasible-kan areanya, agar budget explorasi turun dan tidak segan2 menawari saya untuk sharing. Tragis sekali hal ini terjadi justru dilakukan oleh para intelektual2 kita. Mungkin ini adalah salah satu sebab kenapa hasil product sebagian dari teman2 konsultan ditanah air kita tidak mendapat kepercayaan dari pihak luar. Tapi juga ada lho hasil product konsultan tanah air yang begitu mendapat apresiasi tinggi dari pihak luar, bahkan kadang mereka tidak percaya bahwa report2 tsb. di hasilkan oleh konsultan tanah air. Kembali lagi ke masalah sertifikasi, mungkin sudah saatnya kita2 profesional geologist (tambang dan minyak) untuk bisa berurun rembuk membuat suatu wadah sertifikasi untuk praktisi tambang di tanah air. Sertifikat yang akan bisa diterima baik dimata pelaku usaha tambang maupun institusi keuangan (bank dan bursa saham). .udara, tanah, air dan segala yang terkandung didalamnya adalah semata-mata milik negara dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat. Semoga potongan dalam UUD tersebut dapat menjadi starting point buat kita praktisi geologist untuk dapat bermufakat dalam pembentukan wadah sertifikasi tenaga perminyakan dan pertambangan agar kita bisa beretika dalam menjalani profesi kita. Salam, Yoga -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 18 April 2008 4:14 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Yoga Mumpung Anda nanya competent person , saya jadinya ingin dongeng. Waktu say jadi Presiden IAGI , say diundang oleh Perhapi dalam salah sau acara Raker -nya, nah pada waktu itu (kira kira thn 1998 gitu) , di Perhapi sedang hangat2 nya sertifikasi . Antara lain yang menjadi keluhan adalah kenyataan bahwa dalam memberikan data perihal tambang , diperlukan adanya pernyataan mengenai cadangan mineral yang ditanda tangani oleh competent person . Pada kenyataan-nya itu dilakukan oleh competent person asing (kebanyakan daro Ostrali) , jadi Ketua Perhapi waktuitu Herman Affif merencanakan suatu proyek sertifikasi yang sangat didukung oleh Pemerintah. Nah dibuat proyek ini , antara lain ada studi banding ke LN dan sebagainya. Jadi kemudian saya terfikir untuk melakukan hal yang ama di IAGI , jadi bergulirah kemudian sertifikasi IAGI. Nah saya sedih dan kecewa bahwa sertifikasi IAGI saat ini kemajuan-nya kaya kereta api jaman baheula (kereta api tuk tuk) Mengenai pertnyaan Anda , menurut si Abah , seharusnya bisa , tentunya dengan kerja sama yang baik dengan PERHAPI .Nah ini PR lagi buat PP IAGI. Si Abah Pak Abah, Sekalian lagi hangat2nya sertifikasi di IAGI, mau nanya nih kira2 apakah ada sertifikasi untuk competent person Coal Geologist? Kalo ada kira2 untuk mendapatnya seperti apa? Sekalian juga prosedur pendaftaraannya serta biayanya? Atas info yang akan disampaikan saya ucapkan banyak terima kasih Salam, Yoga -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 18 April 2008 3:40 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Rekan rekan Salah satu acara pada IAGI Nite adalah pemberian serifikat kepada anggota IAGI.yang meminta sertifikasi . Tolong dicatat MEMINTA , karena kalau kita tidak meminta maka kita tidak akan mendapatkan setifikat. Pada malam itu ada sepuluh orang (kalau tidak salah), sebagian besar untuk bidang perminyakan . dan sebagian geologi Teknik. Yang hadir .., hanya satu orang yaitu Umar Effendi Daulay untuk Sertifkat Geologi Teknik. Sdr Umar Effendi Daulay adalah Pensiunan Departemen Pekerjaan Umum , dan memang bergelut dalam bidang geologi teknik sejak selasai kuliah. Pertanyan si Abah , kok cuman sepuluh ya Kalau tidak keliru semua penerima serifikat untuk geologi minyak berasal dari Lemigas , si Abah jadi bertanya : a. Apakah ahli geologi miyak (yang se-abreg) tidak merasa perlu memilki sertifikat yang dikeluarkan oleh IAGI ? b. Apakah ahli geoloi minyak (yang se-abreg) lebih bangga mencantumkan certified AAPG ...dst dibandingkan dengan menyebutkan Ahli Utama Geologi Minyak ..dst yang dikeluarkan oleh IAGI. c. Apakah karena harus membayar Rp. 1.000.000,- merasa keberatan (padahal ini kan kecil untuk karyawan migas ). Bagaimana organisasi bisa dihargai oleh fihak lain , kalau yang menjadi anggotanya saja tidak menghargai produk organisasi - nya sendiri Saya tidak tahu jawabnya , biar saja dijawab oleh angin yang berlalu . Si Abah ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur
RE: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
Pak Abah, Sekalian lagi hangat2nya sertifikasi di IAGI, mau nanya nih kira2 apakah ada sertifikasi untuk competent person Coal Geologist? Kalo ada kira2 untuk mendapatnya seperti apa? Sekalian juga prosedur pendaftaraannya serta biayanya? Atas info yang akan disampaikan saya ucapkan banyak terima kasih Salam, Yoga -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 18 April 2008 3:40 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Rekan rekan Salah satu acara pada IAGI Nite adalah pemberian serifikat kepada anggota IAGI.yang meminta sertifikasi . Tolong dicatat MEMINTA , karena kalau kita tidak meminta maka kita tidak akan mendapatkan setifikat. Pada malam itu ada sepuluh orang (kalau tidak salah), sebagian besar untuk bidang perminyakan . dan sebagian geologi Teknik. Yang hadir .., hanya satu orang yaitu Umar Effendi Daulay untuk Sertifkat Geologi Teknik. Sdr Umar Effendi Daulay adalah Pensiunan Departemen Pekerjaan Umum , dan memang bergelut dalam bidang geologi teknik sejak selasai kuliah. Pertanyan si Abah , kok cuman sepuluh ya Kalau tidak keliru semua penerima serifikat untuk geologi minyak berasal dari Lemigas , si Abah jadi bertanya : a. Apakah ahli geologi miyak (yang se-abreg) tidak merasa perlu memilki sertifikat yang dikeluarkan oleh IAGI ? b. Apakah ahli geoloi minyak (yang se-abreg) lebih bangga mencantumkan certified AAPG ...dst dibandingkan dengan menyebutkan Ahli Utama Geologi Minyak ..dst yang dikeluarkan oleh IAGI. c. Apakah karena harus membayar Rp. 1.000.000,- merasa keberatan (padahal ini kan kecil untuk karyawan migas ). Bagaimana organisasi bisa dihargai oleh fihak lain , kalau yang menjadi anggotanya saja tidak menghargai produk organisasi - nya sendiri Saya tidak tahu jawabnya , biar saja dijawab oleh angin yang berlalu . Si Abah ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan. PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
Yoga Mumpung Anda nanya competent person , saya jadinya ingin dongeng. Waktu say jadi Presiden IAGI , say diundang oleh Perhapi dalam salah sau acara Raker -nya, nah pada waktu itu (kira kira thn 1998 gitu) , di Perhapi sedang hangat2 nya sertifikasi . Antara lain yang menjadi keluhan adalah kenyataan bahwa dalam memberikan data perihal tambang , diperlukan adanya pernyataan mengenai cadangan mineral yang ditanda tangani oleh competent person . Pada kenyataan-nya itu dilakukan oleh competent person asing (kebanyakan daro Ostrali) , jadi Ketua Perhapi waktuitu Herman Affif merencanakan suatu proyek sertifikasi yang sangat didukung oleh Pemerintah. Nah dibuat proyek ini , antara lain ada studi banding ke LN dan sebagainya. Jadi kemudian saya terfikir untuk melakukan hal yang ama di IAGI , jadi bergulirah kemudian sertifikasi IAGI. Nah saya sedih dan kecewa bahwa sertifikasi IAGI saat ini kemajuan-nya kaya kereta api jaman baheula (kereta api tuk tuk) Mengenai pertnyaan Anda , menurut si Abah , seharusnya bisa , tentunya dengan kerja sama yang baik dengan PERHAPI .Nah ini PR lagi buat PP IAGI. Si Abah Pak Abah, Sekalian lagi hangat2nya sertifikasi di IAGI, mau nanya nih kira2 apakah ada sertifikasi untuk competent person Coal Geologist? Kalo ada kira2 untuk mendapatnya seperti apa? Sekalian juga prosedur pendaftaraannya serta biayanya? Atas info yang akan disampaikan saya ucapkan banyak terima kasih Salam, Yoga -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 18 April 2008 3:40 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Rekan rekan Salah satu acara pada IAGI Nite adalah pemberian serifikat kepada anggota IAGI.yang meminta sertifikasi . Tolong dicatat MEMINTA , karena kalau kita tidak meminta maka kita tidak akan mendapatkan setifikat. Pada malam itu ada sepuluh orang (kalau tidak salah), sebagian besar untuk bidang perminyakan . dan sebagian geologi Teknik. Yang hadir .., hanya satu orang yaitu Umar Effendi Daulay untuk Sertifkat Geologi Teknik. Sdr Umar Effendi Daulay adalah Pensiunan Departemen Pekerjaan Umum , dan memang bergelut dalam bidang geologi teknik sejak selasai kuliah. Pertanyan si Abah , kok cuman sepuluh ya Kalau tidak keliru semua penerima serifikat untuk geologi minyak berasal dari Lemigas , si Abah jadi bertanya : a. Apakah ahli geologi miyak (yang se-abreg) tidak merasa perlu memilki sertifikat yang dikeluarkan oleh IAGI ? b. Apakah ahli geoloi minyak (yang se-abreg) lebih bangga mencantumkan certified AAPG ...dst dibandingkan dengan menyebutkan Ahli Utama Geologi Minyak ..dst yang dikeluarkan oleh IAGI. c. Apakah karena harus membayar Rp. 1.000.000,- merasa keberatan (padahal ini kan kecil untuk karyawan migas ). Bagaimana organisasi bisa dihargai oleh fihak lain , kalau yang menjadi anggotanya saja tidak menghargai produk organisasi - nya sendiri Saya tidak tahu jawabnya , biar saja dijawab oleh angin yang berlalu . Si Abah ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan. PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
RE: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
teman2 konsultan ditanah air kita tidak mendapat kepercayaan dari pihak luar. Tapi juga ada lho hasil product konsultan tanah air yang begitu mendapat apresiasi tinggi dari pihak luar, bahkan kadang mereka tidak percaya bahwa report2 tsb. di hasilkan oleh konsultan tanah air. Kembali lagi ke masalah sertifikasi, mungkin sudah saatnya kita2 profesional geologist (tambang dan minyak) untuk bisa berurun rembuk membuat suatu wadah sertifikasi untuk praktisi tambang di tanah air. Sertifikat yang akan bisa diterima baik dimata pelaku usaha tambang maupun institusi keuangan (bank dan bursa saham). .udara, tanah, air dan segala yang terkandung didalamnya adalah semata-mata milik negara dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat. Semoga potongan dalam UUD tersebut dapat menjadi starting point buat kita praktisi geologist untuk dapat bermufakat dalam pembentukan wadah sertifikasi tenaga perminyakan dan pertambangan agar kita bisa beretika dalam menjalani profesi kita. Salam, Yoga -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 18 April 2008 4:14 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Yoga Mumpung Anda nanya competent person , saya jadinya ingin dongeng. Waktu say jadi Presiden IAGI , say diundang oleh Perhapi dalam salah sau acara Raker -nya, nah pada waktu itu (kira kira thn 1998 gitu) , di Perhapi sedang hangat2 nya sertifikasi . Antara lain yang menjadi keluhan adalah kenyataan bahwa dalam memberikan data perihal tambang , diperlukan adanya pernyataan mengenai cadangan mineral yang ditanda tangani oleh competent person . Pada kenyataan-nya itu dilakukan oleh competent person asing (kebanyakan daro Ostrali) , jadi Ketua Perhapi waktuitu Herman Affif merencanakan suatu proyek sertifikasi yang sangat didukung oleh Pemerintah. Nah dibuat proyek ini , antara lain ada studi banding ke LN dan sebagainya. Jadi kemudian saya terfikir untuk melakukan hal yang ama di IAGI , jadi bergulirah kemudian sertifikasi IAGI. Nah saya sedih dan kecewa bahwa sertifikasi IAGI saat ini kemajuan-nya kaya kereta api jaman baheula (kereta api tuk tuk) Mengenai pertnyaan Anda , menurut si Abah , seharusnya bisa , tentunya dengan kerja sama yang baik dengan PERHAPI .Nah ini PR lagi buat PP IAGI. Si Abah Pak Abah, Sekalian lagi hangat2nya sertifikasi di IAGI, mau nanya nih kira2 apakah ada sertifikasi untuk competent person Coal Geologist? Kalo ada kira2 untuk mendapatnya seperti apa? Sekalian juga prosedur pendaftaraannya serta biayanya? Atas info yang akan disampaikan saya ucapkan banyak terima kasih Salam, Yoga -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 18 April 2008 3:40 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Rekan rekan Salah satu acara pada IAGI Nite adalah pemberian serifikat kepada anggota IAGI.yang meminta sertifikasi . Tolong dicatat MEMINTA , karena kalau kita tidak meminta maka kita tidak akan mendapatkan setifikat. Pada malam itu ada sepuluh orang (kalau tidak salah), sebagian besar untuk bidang perminyakan . dan sebagian geologi Teknik. Yang hadir .., hanya satu orang yaitu Umar Effendi Daulay untuk Sertifkat Geologi Teknik. Sdr Umar Effendi Daulay adalah Pensiunan Departemen Pekerjaan Umum , dan memang bergelut dalam bidang geologi teknik sejak selasai kuliah. Pertanyan si Abah , kok cuman sepuluh ya Kalau tidak keliru semua penerima serifikat untuk geologi minyak berasal dari Lemigas , si Abah jadi bertanya : a. Apakah ahli geologi miyak (yang se-abreg) tidak merasa perlu memilki sertifikat yang dikeluarkan oleh IAGI ? b. Apakah ahli geoloi minyak (yang se-abreg) lebih bangga mencantumkan certified AAPG ...dst dibandingkan dengan menyebutkan Ahli Utama Geologi Minyak ..dst yang dikeluarkan oleh IAGI. c. Apakah karena harus membayar Rp. 1.000.000,- merasa keberatan (padahal ini kan kecil untuk karyawan migas ). Bagaimana organisasi bisa dihargai oleh fihak lain , kalau yang menjadi anggotanya saja tidak menghargai produk organisasi - nya sendiri Saya tidak tahu jawabnya , biar saja dijawab oleh angin yang berlalu . Si Abah ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan. PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password
[iagi-net-l] Re: [RadNET-BULK] RE: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
kita lakukan secara hukum mempunyai resiko. Ada pengalaman lainnya selama saya bertugas sebagai konsultant, dimana saya pernah melakukan review pada hampir 100 laporan deposit geo-batubara yang masuk ke salah satu perusahaan yang saya tangani. Hampir 90% dari laporan-laporan tersebut menyatakan bahwa deposit coalnya potential secara economis, tapi begitu saya review tidak ada satupun yang benar2 ekonomis. Setelah saya selidiki ternyata kebanyakannya para geologis kita berani menyatakan ekonomis adalah agar proyek2 eksplorasinya terus berlanjut dan agar dana dari owner dapat terus turun. Bahkan tragisnya, ada beberapa geologis yang waktu itu laporan dan arealnya sedang saya review, tidak segan2 meminta kepada saya untuk dapat mem-feasible-kan areanya, agar budget explorasi turun dan tidak segan2 menawari saya untuk sharing. Tragis sekali hal ini terjadi justru dilakukan oleh para intelektual2 kita. Mungkin ini adalah salah satu sebab kenapa hasil product sebagian dari teman2 konsultan ditanah air kita tidak mendapat kepercayaan dari pihak luar. Tapi juga ada lho hasil product konsultan tanah air yang begitu mendapat apresiasi tinggi dari pihak luar, bahkan kadang mereka tidak percaya bahwa report2 tsb. di hasilkan oleh konsultan tanah air. Kembali lagi ke masalah sertifikasi, mungkin sudah saatnya kita2 profesional geologist (tambang dan minyak) untuk bisa berurun rembuk membuat suatu wadah sertifikasi untuk praktisi tambang di tanah air. Sertifikat yang akan bisa diterima baik dimata pelaku usaha tambang maupun institusi keuangan (bank dan bursa saham). .udara, tanah, air dan segala yang terkandung didalamnya adalah semata-mata milik negara dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat. Semoga potongan dalam UUD tersebut dapat menjadi starting point buat kita praktisi geologist untuk dapat bermufakat dalam pembentukan wadah sertifikasi tenaga perminyakan dan pertambangan agar kita bisa beretika dalam menjalani profesi kita. Salam, Yoga -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 18 April 2008 4:14 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Yoga Mumpung Anda nanya competent person , saya jadinya ingin dongeng. Waktu say jadi Presiden IAGI , say diundang oleh Perhapi dalam salah sau acara Raker -nya, nah pada waktu itu (kira kira thn 1998 gitu) , di Perhapi sedang hangat2 nya sertifikasi . Antara lain yang menjadi keluhan adalah kenyataan bahwa dalam memberikan data perihal tambang , diperlukan adanya pernyataan mengenai cadangan mineral yang ditanda tangani oleh competent person . Pada kenyataan-nya itu dilakukan oleh competent person asing (kebanyakan daro Ostrali) , jadi Ketua Perhapi waktuitu Herman Affif merencanakan suatu proyek sertifikasi yang sangat didukung oleh Pemerintah. Nah dibuat proyek ini , antara lain ada studi banding ke LN dan sebagainya. Jadi kemudian saya terfikir untuk melakukan hal yang ama di IAGI , jadi bergulirah kemudian sertifikasi IAGI. Nah saya sedih dan kecewa bahwa sertifikasi IAGI saat ini kemajuan-nya kaya kereta api jaman baheula (kereta api tuk tuk) Mengenai pertnyaan Anda , menurut si Abah , seharusnya bisa , tentunya dengan kerja sama yang baik dengan PERHAPI .Nah ini PR lagi buat PP IAGI. Si Abah Pak Abah, Sekalian lagi hangat2nya sertifikasi di IAGI, mau nanya nih kira2 apakah ada sertifikasi untuk competent person Coal Geologist? Kalo ada kira2 untuk mendapatnya seperti apa? Sekalian juga prosedur pendaftaraannya serta biayanya? Atas info yang akan disampaikan saya ucapkan banyak terima kasih Salam, Yoga -Original Message- From: yanto R.Sumantri [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, 18 April 2008 3:40 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini Rekan rekan Salah satu acara pada IAGI Nite adalah pemberian serifikat kepada anggota IAGI.yang meminta sertifikasi . Tolong dicatat MEMINTA , karena kalau kita tidak meminta maka kita tidak akan mendapatkan setifikat. Pada malam itu ada sepuluh orang (kalau tidak salah), sebagian besar untuk bidang perminyakan . dan sebagian geologi Teknik. Yang hadir .., hanya satu orang yaitu Umar Effendi Daulay untuk Sertifkat Geologi Teknik. Sdr Umar Effendi Daulay adalah Pensiunan Departemen Pekerjaan Umum , dan memang bergelut dalam bidang geologi teknik sejak selasai kuliah. Pertanyan si Abah , kok cuman sepuluh ya Kalau tidak keliru semua penerima serifikat untuk geologi minyak berasal dari Lemigas , si Abah jadi bertanya : a. Apakah ahli geologi miyak (yang se-abreg) tidak merasa perlu memilki sertifikat yang dikeluarkan oleh IAGI ? b. Apakah ahli geoloi minyak (yang se-abreg) lebih bangga mencantumkan
[iagi-net-l] sertifikasi IAGI , nasibmu kini ????????????
Rekan rekan Salah satu acara pada IAGI Nite adalah pemberian serifikat kepada anggota IAGI.yang meminta sertifikasi . Tolong dicatat MEMINTA , karena kalau kita tidak meminta maka kita tidak akan mendapatkan setifikat. Pada malam itu ada sepuluh orang (kalau tidak salah), sebagian besar untuk bidang perminyakan . dan sebagian geologi Teknik. Yang hadir .., hanya satu orang yaitu Umar Effendi Daulay untuk Sertifkat Geologi Teknik. Sdr Umar Effendi Daulay adalah Pensiunan Departemen Pekerjaan Umum , dan memang bergelut dalam bidang geologi teknik sejak selasai kuliah. Pertanyan si Abah , kok cuman sepuluh ya Kalau tidak keliru semua penerima serifikat untuk geologi minyak berasal dari Lemigas , si Abah jadi bertanya : a. Apakah ahli geologi miyak (yang se-abreg) tidak merasa perlu memilki sertifikat yang dikeluarkan oleh IAGI ? b. Apakah ahli geoloi minyak (yang se-abreg) lebih bangga mencantumkan certified AAPG ...dst dibandingkan dengan menyebutkan Ahli Utama Geologi Minyak ..dst yang dikeluarkan oleh IAGI. c. Apakah karena harus membayar Rp. 1.000.000,- merasa keberatan (padahal ini kan kecil untuk karyawan migas ). Bagaimana organisasi bisa dihargai oleh fihak lain , kalau yang menjadi anggotanya saja tidak menghargai produk organisasi - nya sendiri Saya tidak tahu jawabnya , biar saja dijawab oleh angin yang berlalu . Si Abah ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.
Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Cara Saya Bercanda (CSB) meyakinkan apa itu menyamaratakan institusi agar jaminan mutu dan legitimate? Salam HF - Original Message - From: yanto salim [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, September 25, 2007 6:41 AM Subject: Hal: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Heri, CSB itu singkatan dari apa?. - Pesan Asli Dari: heri ferius [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Sabtu, 22 September, 2007 3:30:44 Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Tanya pak, bisa dipakai buat cari kerja ngak?. ANGGAP saja, Pengalaman 13 thn di CSB sebagai wellsite geologist dan merangkap virtual office geologist dalam evaluasi (maklum pekerja kontrak-kontrak alias labour supply) dan geologist kumpeni nya pada baru-baru kemaren sore, dengan keahlian Click engineer. Pokoke serba tahu CSB, kalau ada yang ingin tahu detil dan tetek bengek nya CSB, rugi kalau ngak sempat diskusi. Trus nyari sertifikat seperti yang dimaksud, bisa diapply ke kumpani dan diterima. Jaminan ?. HF as a unemployment. - Original Message - From: benyamin sembiring [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, September 19, 2007 1:40 PM Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI sertifikasi di bidang drilling, juru tembak seismik sangat berbeda sekali dengan sertifikasi yang diberikan oleh IAGI. Itu adalah sertifikat/ijazah yang diberikan apabila seseorang ikut kursus drilling, juru tembak dan dinyatakan lulus. untuk mendapatkan sertifikasi di IAGI pelamar tidak perlu harus mengikuti kursus (belajar), test tertulis untuk menyatakan lulus atau tidak lulus dan mendapatkan sertifikat. Sertifikasi di IAGI lebih cenderung kepada pengalaman, pengakuan terhadap kemampuan seseorang di bidang tertentu sesuai dengan pengalaman. Pengalaman disini bisa diartikan tingkat pendidikan, pengalaman bekerja (mengerjakan pekerjaan sesuai sertifikasi yg diminta), adanya pengakuan dari orang lain, karya ilmiah, dll Jadi bisa dikatakan bahwa IAGI memberikan lebel kepada seseorang yang memang benar-banar ahli dibidang tertentu. Satu sisi ini sangat baik, mengapa Kita gak perlu kecolongan mempekerjakan seseorang yang tidak ahlinya, jika kita butuh ahli geologi di central sumatra basin, kita gak perlu salah mencari orang yang ahli di well site geologist, dll. Atau maukah pekerjaan kita dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. Mungkin saja orang tersebut S3 geologi sudah banyak pengalaman, tapi tidak semua dia akan tau tentang geologi. Jadi untuk itulah sertifikasi ahli diberikan salam benz (pernah kerja di sekretariat IAGI) Pada tanggal 19/09/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] menulis: Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nyadsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh graduates dari jurusan geologi, diperlukan waktu untuk menjadi ahli geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya perlu diukur (di-ases) oleh assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita mengikuti aturan BNSP). Asesor
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Seingat saya, pada awalnya sertifikasi ini adalah untuk menambah nilai tambah (added value) para ahli geologi kita. Kalau berbicara untuk lingkup dalam negeri, memang siapa yang tidak mengenal kualitas para lulusan perguruan tinggi kita. Tapi bagaimana untuk lingkup internasional? Jika para ahli kita ingin bersaing diluar negeri mereka harus berhadapan dengan para ahli dari India, Filipina dan lain-lain yang telah memiliki sertifikasi dari negaranya masing-masing. Saat ini juga untuk bidang geologi teknik di Indonesia, sertifikasi ini telah menjadi salahsatu syarat wajib dalam pemilihan pemenang pekerjaan Permasalahannya adalah memang soal legitimasi ; apakah IAGI akan mandiri dengan hanya menerbitkan `lokal` sertifikasi dan percaya bahwa para anggotanya yang bersertifikasi ini akan mampu menunjukkan kemampuannya sehingga sertifikasi IAGI akan menjadi `trusted certificate` atau bergabung dengan BNSP yang sudah memiliki kriteria dan prosedur tersendiri atau alternatif-alternatif lainnya. Salam, Fajar (1141) - Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, photos more.
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Kang Denny Kala dilihat berbagai komentar dari millis ini, kelihatannya bagi sebagian rekan masih belum jelas benar keuntungan dan pentingnya memiliki sertifikat. Enam tahun (?? ) yang lalu , PP IAGI pernah memberikan semacam informasi kepada para peserta PIT mengenai sertfikasi ini . Kalau Anda sudah siap , bagaimana apabila hal yang sama dikomunikasikan dalam PIT di Bali ? Sebagai jawaban kepada sdr. Fajar , salah satu tujuan dari sertifikat adalah MELINDUNGI anggota IAGI dalam persaingan dengan TKA yang akan membanjir dalam era globalisasi saat ini. Si-Abah __ Seingat saya, pada awalnya sertifikasi ini adalah untuk menambah nilai tambah (added value) para ahli geologi kita. Kalau berbicara untuk lingkup dalam negeri, memang siapa yang tidak mengenal kualitas para lulusan perguruan tinggi kita. Tapi bagaimana untuk lingkup internasional? Jika para ahli kita ingin bersaing diluar negeri mereka harus berhadapan dengan para ahli dari India, Filipina dan lain-lain yang telah memiliki sertifikasi dari negaranya masing-masing. Saat ini juga untuk bidang geologi teknik di Indonesia, sertifikasi ini telah menjadi salahsatu syarat wajib dalam pemilihan pemenang pekerjaan Permasalahannya adalah memang soal legitimasi ; apakah IAGI akan mandiri dengan hanya menerbitkan `lokal` sertifikasi dan percaya bahwa para anggotanya yang bersertifikasi ini akan mampu menunjukkan kemampuannya sehingga sertifikasi IAGI akan menjadi `trusted certificate` atau bergabung dengan BNSP yang sudah memiliki kriteria dan prosedur tersendiri atau alternatif-alternatif lainnya. Salam, Fajar (1141) - Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, photos more.
Hal: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Pak Heri, CSB itu singkatan dari apa?. - Pesan Asli Dari: heri ferius [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Sabtu, 22 September, 2007 3:30:44 Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Tanya pak, bisa dipakai buat cari kerja ngak?. Anggap saja, Pengalaman 13 thn di CSB sebagai wellsite geologist dan merangkap virtual office geologist dalam evaluasi (maklum pekerja kontrak-kontrak alias labour supply) dan geologist kumpeni nya pada baru-baru kemaren sore, dengan keahlian Click engineer. Pokoke serba tahu CSB, kalau ada yang ingin tahu detil dan tetek bengek nya CSB, rugi kalau ngak sempat diskusi. Trus nyari sertifikat seperti yang dimaksud, bisa diapply ke kumpani dan diterima. Jaminan ?. HF as a unemployment. - Original Message - From: benyamin sembiring [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, September 19, 2007 1:40 PM Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI sertifikasi di bidang drilling, juru tembak seismik sangat berbeda sekali dengan sertifikasi yang diberikan oleh IAGI. Itu adalah sertifikat/ijazah yang diberikan apabila seseorang ikut kursus drilling, juru tembak dan dinyatakan lulus. untuk mendapatkan sertifikasi di IAGI pelamar tidak perlu harus mengikuti kursus (belajar), test tertulis untuk menyatakan lulus atau tidak lulus dan mendapatkan sertifikat. Sertifikasi di IAGI lebih cenderung kepada pengalaman, pengakuan terhadap kemampuan seseorang di bidang tertentu sesuai dengan pengalaman. Pengalaman disini bisa diartikan tingkat pendidikan, pengalaman bekerja (mengerjakan pekerjaan sesuai sertifikasi yg diminta), adanya pengakuan dari orang lain, karya ilmiah, dll Jadi bisa dikatakan bahwa IAGI memberikan lebel kepada seseorang yang memang benar-banar ahli dibidang tertentu. Satu sisi ini sangat baik, mengapa Kita gak perlu kecolongan mempekerjakan seseorang yang tidak ahlinya, jika kita butuh ahli geologi di central sumatra basin, kita gak perlu salah mencari orang yang ahli di well site geologist, dll. Atau maukah pekerjaan kita dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. Mungkin saja orang tersebut S3 geologi sudah banyak pengalaman, tapi tidak semua dia akan tau tentang geologi. Jadi untuk itulah sertifikasi ahli diberikan salam benz (pernah kerja di sekretariat IAGI) Pada tanggal 19/09/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] menulis: Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nyadsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh graduates dari jurusan geologi, diperlukan waktu untuk menjadi ahli geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya perlu diukur (di-ases) oleh assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita mengikuti aturan BNSP). Asesor yang diakui (certified assessor) adalah jebolan penataran asesor 40 jam yang diselenggarakan oleh BNSP. Penataran asesor pada dasarnya adalah penataran tentang penggunaan metoda baku dalam melakukan assessment untuk Sertifikasi Profesi
Re: Hal: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Central Sumatra Basin ya ? Sebagian besar Field-nya Caltex ? On 9/25/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Heri, CSB itu singkatan dari apa?. - Pesan Asli Dari: heri ferius [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Sabtu, 22 September, 2007 3:30:44 Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Tanya pak, bisa dipakai buat cari kerja ngak?. Anggap saja, Pengalaman 13 thn di CSB sebagai wellsite geologist dan merangkap virtual office geologist dalam evaluasi (maklum pekerja kontrak-kontrak alias labour supply) dan geologist kumpeni nya pada baru-baru kemaren sore, dengan keahlian Click engineer. Pokoke serba tahu CSB, kalau ada yang ingin tahu detil dan tetek bengek nya CSB, rugi kalau ngak sempat diskusi. Trus nyari sertifikat seperti yang dimaksud, bisa diapply ke kumpani dan diterima. Jaminan ?. HF as a unemployment. - Original Message - From: benyamin sembiring [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, September 19, 2007 1:40 PM Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI sertifikasi di bidang drilling, juru tembak seismik sangat berbeda sekali dengan sertifikasi yang diberikan oleh IAGI. Itu adalah sertifikat/ijazah yang diberikan apabila seseorang ikut kursus drilling, juru tembak dan dinyatakan lulus. untuk mendapatkan sertifikasi di IAGI pelamar tidak perlu harus mengikuti kursus (belajar), test tertulis untuk menyatakan lulus atau tidak lulus dan mendapatkan sertifikat. Sertifikasi di IAGI lebih cenderung kepada pengalaman, pengakuan terhadap kemampuan seseorang di bidang tertentu sesuai dengan pengalaman. Pengalaman disini bisa diartikan tingkat pendidikan, pengalaman bekerja (mengerjakan pekerjaan sesuai sertifikasi yg diminta), adanya pengakuan dari orang lain, karya ilmiah, dll Jadi bisa dikatakan bahwa IAGI memberikan lebel kepada seseorang yang memang benar-banar ahli dibidang tertentu. Satu sisi ini sangat baik, mengapa Kita gak perlu kecolongan mempekerjakan seseorang yang tidak ahlinya, jika kita butuh ahli geologi di central sumatra basin, kita gak perlu salah mencari orang yang ahli di well site geologist, dll. Atau maukah pekerjaan kita dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. Mungkin saja orang tersebut S3 geologi sudah banyak pengalaman, tapi tidak semua dia akan tau tentang geologi. Jadi untuk itulah sertifikasi ahli diberikan salam benz (pernah kerja di sekretariat IAGI) Pada tanggal 19/09/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] menulis: Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nyadsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh graduates dari jurusan geologi, diperlukan waktu untuk menjadi ahli geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya perlu diukur (di-ases) oleh assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita mengikuti aturan BNSP
Hal: Hal: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
terimakasih. Salam Yanto Salim. - Pesan Asli Dari: nyoto - ke-el [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Selasa, 25 September, 2007 8:12:40 Topik: Re: Hal: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Central Sumatra Basin ya ? Sebagian besar Field-nya Caltex ? On 9/25/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Heri, CSB itu singkatan dari apa?. - Pesan Asli Dari: heri ferius [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Sabtu, 22 September, 2007 3:30:44 Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Tanya pak, bisa dipakai buat cari kerja ngak?. Anggap saja, Pengalaman 13 thn di CSB sebagai wellsite geologist dan merangkap virtual office geologist dalam evaluasi (maklum pekerja kontrak-kontrak alias labour supply) dan geologist kumpeni nya pada baru-baru kemaren sore, dengan keahlian Click engineer. Pokoke serba tahu CSB, kalau ada yang ingin tahu detil dan tetek bengek nya CSB, rugi kalau ngak sempat diskusi. Trus nyari sertifikat seperti yang dimaksud, bisa diapply ke kumpani dan diterima. Jaminan ?. HF as a unemployment. - Original Message - From: benyamin sembiring [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, September 19, 2007 1:40 PM Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI sertifikasi di bidang drilling, juru tembak seismik sangat berbeda sekali dengan sertifikasi yang diberikan oleh IAGI. Itu adalah sertifikat/ijazah yang diberikan apabila seseorang ikut kursus drilling, juru tembak dan dinyatakan lulus. untuk mendapatkan sertifikasi di IAGI pelamar tidak perlu harus mengikuti kursus (belajar), test tertulis untuk menyatakan lulus atau tidak lulus dan mendapatkan sertifikat. Sertifikasi di IAGI lebih cenderung kepada pengalaman, pengakuan terhadap kemampuan seseorang di bidang tertentu sesuai dengan pengalaman. Pengalaman disini bisa diartikan tingkat pendidikan, pengalaman bekerja (mengerjakan pekerjaan sesuai sertifikasi yg diminta), adanya pengakuan dari orang lain, karya ilmiah, dll Jadi bisa dikatakan bahwa IAGI memberikan lebel kepada seseorang yang memang benar-banar ahli dibidang tertentu. Satu sisi ini sangat baik, mengapa Kita gak perlu kecolongan mempekerjakan seseorang yang tidak ahlinya, jika kita butuh ahli geologi di central sumatra basin, kita gak perlu salah mencari orang yang ahli di well site geologist, dll. Atau maukah pekerjaan kita dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. Mungkin saja orang tersebut S3 geologi sudah banyak pengalaman, tapi tidak semua dia akan tau tentang geologi. Jadi untuk itulah sertifikasi ahli diberikan salam benz (pernah kerja di sekretariat IAGI) Pada tanggal 19/09/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] menulis: Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nyadsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana
Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Tanya pak, bisa dipakai buat cari kerja ngak?. Anggap saja, Pengalaman 13 thn di CSB sebagai wellsite geologist dan merangkap virtual office geologist dalam evaluasi (maklum pekerja kontrak-kontrak alias labour supply) dan geologist kumpeni nya pada baru-baru kemaren sore, dengan keahlian Click engineer. Pokoke serba tahu CSB, kalau ada yang ingin tahu detil dan tetek bengek nya CSB, rugi kalau ngak sempat diskusi. Trus nyari sertifikat seperti yang dimaksud, bisa diapply ke kumpani dan diterima. Jaminan ?. HF as a unemployment. - Original Message - From: benyamin sembiring [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, September 19, 2007 1:40 PM Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI sertifikasi di bidang drilling, juru tembak seismik sangat berbeda sekali dengan sertifikasi yang diberikan oleh IAGI. Itu adalah sertifikat/ijazah yang diberikan apabila seseorang ikut kursus drilling, juru tembak dan dinyatakan lulus. untuk mendapatkan sertifikasi di IAGI pelamar tidak perlu harus mengikuti kursus (belajar), test tertulis untuk menyatakan lulus atau tidak lulus dan mendapatkan sertifikat. Sertifikasi di IAGI lebih cenderung kepada pengalaman, pengakuan terhadap kemampuan seseorang di bidang tertentu sesuai dengan pengalaman. Pengalaman disini bisa diartikan tingkat pendidikan, pengalaman bekerja (mengerjakan pekerjaan sesuai sertifikasi yg diminta), adanya pengakuan dari orang lain, karya ilmiah, dll Jadi bisa dikatakan bahwa IAGI memberikan lebel kepada seseorang yang memang benar-banar ahli dibidang tertentu. Satu sisi ini sangat baik, mengapa Kita gak perlu kecolongan mempekerjakan seseorang yang tidak ahlinya, jika kita butuh ahli geologi di central sumatra basin, kita gak perlu salah mencari orang yang ahli di well site geologist, dll. Atau maukah pekerjaan kita dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. Mungkin saja orang tersebut S3 geologi sudah banyak pengalaman, tapi tidak semua dia akan tau tentang geologi. Jadi untuk itulah sertifikasi ahli diberikan salam benz (pernah kerja di sekretariat IAGI) Pada tanggal 19/09/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] menulis: Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nyadsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh graduates dari jurusan geologi, diperlukan waktu untuk menjadi ahli geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya perlu diukur (di-ases) oleh assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita mengikuti aturan BNSP). Asesor yang diakui (certified assessor) adalah jebolan penataran asesor 40 jam yang diselenggarakan oleh BNSP. Penataran asesor pada dasarnya adalah penataran tentang penggunaan metoda baku dalam melakukan assessment untuk Sertifikasi Profesi. Pertanyaan saya adalah: Jika IAGI akan mengikuti sistim Sertifikasi BNSP, apakah kita sudah punya ASSESSOR kompetensi geologi ? apakah LSP kita sudah mendapat lisensi dari BNSP ? LSP-Perhapi sudah terbentuk, dan 18 calon assessors sudah ditatar oleh BNSP. InsyaAllah, LSP ini sudah operasional bulan depan, dan tentu anggota IAGI
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Bahasa halusnya menyamaratakan institusi ?. Ketularan azas pemerataan. Salam, Heri F - Original Message - From: yanto salim [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, September 19, 2007 10:50 AM Subject: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Hanya komentar saja walaupun sudah terlambat. Sertifikasi ini memberi kesan bahwa ijazah Perguruan Tinggi kurang dihargai. Untuk mahasiswa yang baru lulus kasihan belum kerja sudah kena biaya sertifikasi, capek sekolah di PT. terkenal toh harus sertifikasi lagi, katanya supaya lebih diakui. Saran sertifikasi adalah gratis untuk menghilangkan kesan komersial. Salam, Yanto Salim __ Apakah Anda Yahoo!? Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam http://id.mail.yahoo.com JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nya dsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh graduates dari jurusan geologi, diperlukan waktu untuk menjadi ahli geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya perlu diukur (di-ases) oleh assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita mengikuti aturan BNSP). Asesor yang diakui (certified assessor) adalah jebolan penataran asesor 40 jam yang diselenggarakan oleh BNSP. Penataran asesor pada dasarnya adalah penataran tentang penggunaan metoda baku dalam melakukan assessment untuk Sertifikasi Profesi. Pertanyaan saya adalah: Jika IAGI akan mengikuti sistim Sertifikasi BNSP, apakah kita sudah punya ASSESSOR kompetensi geologi ? apakah LSP kita sudah mendapat lisensi dari BNSP ? LSP-Perhapi sudah terbentuk, dan 18 calon assessors sudah ditatar oleh BNSP. InsyaAllah, LSP ini sudah operasional bulan depan, dan tentu anggota IAGI bisa memanfaatkannya sesuai bidang masing-masing. Sekian, semoga bermanfaat. Wassalam, CN yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Hanya komentar saja walaupun sudah terlambat. Sertifikasi ini memberi kesan bahwa ijazah Perguruan Tinggi kurang dihargai. Untuk mahasiswa yang baru lulus kasihan belum kerja sudah kena biaya sertifikasi, capek sekolah di PT. terkenal toh harus sertifikasi lagi, katanya supaya lebih diakui. Saran sertifikasi adalah gratis untuk menghilangkan kesan komersial. Salam, Yanto Salim - Pesan Asli Dari: D.Erwin Irawan Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 10:41:03 Topik: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa UU no 18 tahun 1999. Lembaga ini mengkhususkan diri kepada profesi tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi. Ikatan Ahli Geologi Indonesia dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya diajukan 2 opsi jangka pendek dan jangka panjang: 1.Opsi ke-1 (jangka pendek) adalah memberikan sertifikasi lokal IAGI. a.Kelebihan: sertifikat segera dapat diberikan melalui mekanisme yang ada mengingat banyaknya permohonan dari anggota. b.Kelemahan: pengakuan terhadap
Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
sertifikasi di bidang drilling, juru tembak seismik sangat berbeda sekali dengan sertifikasi yang diberikan oleh IAGI. Itu adalah sertifikat/ijazah yang diberikan apabila seseorang ikut kursus drilling, juru tembak dan dinyatakan lulus. untuk mendapatkan sertifikasi di IAGI pelamar tidak perlu harus mengikuti kursus (belajar), test tertulis untuk menyatakan lulus atau tidak lulus dan mendapatkan sertifikat. Sertifikasi di IAGI lebih cenderung kepada pengalaman, pengakuan terhadap kemampuan seseorang di bidang tertentu sesuai dengan pengalaman. Pengalaman disini bisa diartikan tingkat pendidikan, pengalaman bekerja (mengerjakan pekerjaan sesuai sertifikasi yg diminta), adanya pengakuan dari orang lain, karya ilmiah, dll Jadi bisa dikatakan bahwa IAGI memberikan lebel kepada seseorang yang memang benar-banar ahli dibidang tertentu. Satu sisi ini sangat baik, mengapa Kita gak perlu kecolongan mempekerjakan seseorang yang tidak ahlinya, jika kita butuh ahli geologi di central sumatra basin, kita gak perlu salah mencari orang yang ahli di well site geologist, dll. Atau maukah pekerjaan kita dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. Mungkin saja orang tersebut S3 geologi sudah banyak pengalaman, tapi tidak semua dia akan tau tentang geologi. Jadi untuk itulah sertifikasi ahli diberikan salam benz (pernah kerja di sekretariat IAGI) Pada tanggal 19/09/07, yanto salim [EMAIL PROTECTED] menulis: Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nyadsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh graduates dari jurusan geologi, diperlukan waktu untuk menjadi ahli geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya perlu diukur (di-ases) oleh assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita mengikuti aturan BNSP). Asesor yang diakui (certified assessor) adalah jebolan penataran asesor 40 jam yang diselenggarakan oleh BNSP. Penataran asesor pada dasarnya adalah penataran tentang penggunaan metoda baku dalam melakukan assessment untuk Sertifikasi Profesi. Pertanyaan saya adalah: Jika IAGI akan mengikuti sistim Sertifikasi BNSP, apakah kita sudah punya ASSESSOR kompetensi geologi ? apakah LSP kita sudah mendapat lisensi dari BNSP ? LSP-Perhapi sudah terbentuk, dan 18 calon assessors sudah ditatar oleh BNSP. InsyaAllah, LSP ini sudah operasional bulan depan, dan tentu anggota IAGI bisa memanfaatkannya sesuai bidang masing-masing. Sekian, semoga bermanfaat. Wassalam, CN yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Hanya komentar saja walaupun sudah terlambat. Sertifikasi ini memberi kesan bahwa ijazah Perguruan Tinggi kurang dihargai. Untuk mahasiswa yang baru lulus kasihan belum kerja sudah kena biaya sertifikasi, capek sekolah di PT. terkenal toh harus sertifikasi lagi, katanya supaya lebih diakui. Saran sertifikasi adalah gratis untuk menghilangkan kesan komersial. Salam, Yanto Salim - Pesan Asli Dari: D.Erwin Irawan Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 10:41:03 Topik: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Sertifikasi IAGI akan mulai
Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa UU no 18 tahun 1999. Lembaga ini mengkhususkan diri kepada profesi tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi. Ikatan Ahli Geologi Indonesia dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya diajukan 2 opsi jangka pendek dan jangka panjang: 1.Opsi ke-1 (jangka pendek) adalah memberikan sertifikasi lokal IAGI. a.Kelebihan: sertifikat segera dapat diberikan melalui mekanisme yang ada mengingat banyaknya permohonan dari anggota. b.Kelemahan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI bergantung kepada jejaring yang telah dibangun oleh IAGI. 2.Opsi ke-2 (jangka panjang) adalah membuat Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) a.Kelebihan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI secara nasional maupun internasional sesuai jejaring yang telah dibina oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). b.Kelemahan: perlu waktu yang cukup untuk memenuhi persyaratan yang diberikan oleh BNSP. Sebagai informasi juga, Perhapi juga akan membentuk LSP dalam waktu dekat. Keberadaan LSP yang telah berlisensi BNSP ini juga bisa dimanfaatkan oleh anggota IAGI untuk mendapatkan sertifikat profesinya. Kepada para anggota yang berminat untuk mendapatkan sertifikasi local IAGI, dapat mengirimkan prosedur sebagai berikut: 1.Download formulir sertifikasi dari situs IAGI: www.iagi.or.id atau kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 2.Isi formulir, terdiri dari 5 lembar: 1.Form A: Formulir permohonan 2.Form B: Formulir informasi keahlian 3.Form C: Formulir hasil karya profesi 4.Form D: Formulir sponsor 5.Form E: Formulir pernyataan 3.Kirim 5 lembar formulir pada butir no 2 sebanyak 2 set (1 set asli dan 1 set kopi) ke Sekretariat Sertifikasi Ikatan Ahli Geologi Indonesia d/a KK Geologi Terapan Gedung Teknik Geologi ITB Lt 3 Jl. Ganesa No. 10, Bandung - 40132 dengan disertai pas foto terbaru (warna atau hitam putih) ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar 4.Transfer biaya. Nominal biaya sertifikasi akan ditentukan kemudian. Demikian hasil kerja Tim Sertifikasi yang ditangani oleh PP-SDM IAGI. Mohon masukan dan pendapat untuk membantu kami menyempurnakan proses sertifikasi ini. Kami tunggu permohonan sertifikasi dari para anggota. Tim sertifikasi: D. Erwin Irawan email: [EMAIL PROTECTED], SMS: 0812 204 1446 Salam D. Erwin Irawan Kelompok Keilmuan Geologi Terapan (KKGT) www.fiktm.itb.ac.id/kk-geologi_terapan derwinirawan.wordpress.com JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to:
Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nya dsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh graduates dari jurusan geologi, diperlukan waktu untuk menjadi ahli geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya perlu diukur (di-ases) oleh assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita mengikuti aturan BNSP). Asesor yang diakui (certified assessor) adalah jebolan penataran asesor 40 jam yang diselenggarakan oleh BNSP. Penataran asesor pada dasarnya adalah penataran tentang penggunaan metoda baku dalam melakukan assessment untuk Sertifikasi Profesi. Pertanyaan saya adalah: Jika IAGI akan mengikuti sistim Sertifikasi BNSP, apakah kita sudah punya ASSESSOR kompetensi geologi ? apakah LSP kita sudah mendapat lisensi dari BNSP ? LSP-Perhapi sudah terbentuk, dan 18 calon assessors sudah ditatar oleh BNSP. InsyaAllah, LSP ini sudah operasional bulan depan, dan tentu anggota IAGI bisa memanfaatkannya sesuai bidang masing-masing. Sekian, semoga bermanfaat. Wassalam, CN yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Hanya komentar saja walaupun sudah terlambat. Sertifikasi ini memberi kesan bahwa ijazah Perguruan Tinggi kurang dihargai. Untuk mahasiswa yang baru lulus kasihan belum kerja sudah kena biaya sertifikasi, capek sekolah di PT. terkenal toh harus sertifikasi lagi, katanya supaya lebih diakui. Saran sertifikasi adalah gratis untuk menghilangkan kesan komersial. Salam, Yanto Salim - Pesan Asli Dari: D.Erwin Irawan Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 10:41:03 Topik: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa UU no 18 tahun 1999. Lembaga ini mengkhususkan diri kepada profesi tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi. Ikatan Ahli Geologi Indonesia dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya diajukan 2 opsi jangka pendek dan jangka panjang: 1.Opsi ke-1 (jangka pendek) adalah memberikan sertifikasi lokal IAGI
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa UU no 18 tahun 1999. Lembaga ini mengkhususkan diri kepada profesi tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi. Ikatan Ahli Geologi Indonesia dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya diajukan 2 opsi jangka pendek dan jangka panjang: 1.Opsi ke-1 (jangka pendek) adalah memberikan sertifikasi lokal IAGI. a.Kelebihan: sertifikat segera dapat diberikan melalui mekanisme yang ada mengingat banyaknya permohonan dari anggota. b.Kelemahan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI bergantung kepada jejaring yang telah dibangun oleh IAGI. 2.Opsi ke-2 (jangka panjang) adalah membuat Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) a.Kelebihan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI secara nasional maupun internasional sesuai jejaring yang telah dibina oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). b.Kelemahan: perlu waktu yang cukup untuk memenuhi persyaratan yang diberikan oleh BNSP. Sebagai informasi juga, Perhapi juga akan membentuk LSP dalam waktu dekat. Keberadaan LSP yang telah berlisensi BNSP ini juga bisa dimanfaatkan oleh anggota IAGI untuk mendapatkan sertifikat profesinya. Kepada para anggota yang berminat untuk mendapatkan sertifikasi local IAGI, dapat mengirimkan prosedur sebagai berikut: 1.Download formulir sertifikasi dari situs IAGI: www.iagi.or.id atau kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 2.Isi formulir, terdiri dari 5 lembar: 1.Form A: Formulir permohonan 2.Form B: Formulir informasi keahlian 3.Form C: Formulir hasil karya profesi 4.Form D: Formulir sponsor 5.Form E: Formulir pernyataan 3.Kirim 5 lembar formulir pada butir no 2 sebanyak 2 set (1 set asli dan 1 set kopi) ke Sekretariat Sertifikasi Ikatan Ahli Geologi Indonesia d/a KK Geologi Terapan Gedung
Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Hahahahahah Yanto Salim , masa sebegitunya menilai sertifikat ? Harus diakui bahwa TIDAK SELALU sertifikat itu berguna , umpama surat nikah !! Buktinya kan banyak bayi lahir dilauar nikah Betul ??? Tetap harus diakui bahwa TIDAK SELALU Sertifikat itu TIDAK berguna !!! Contohnya itu tadi competent person dlm e-mail saya terdahulu dan ijasah ITB Anda coba baangkan alau Ada kuliah terus dianggap lulus tapi ndak diberi serrtifikat alias ijasah kan susah Jadi berguna atau tidak bergunanya sertifikat sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan , tingkat kesulitan pekerjaan, sifat ilmu yang ditekuni dsb Makanya pertanyaan saya apakah BNSP dapat melakukan atau berhal melakukan sertifikasi atas seseorang petrl geologist , atau engineer geologist . Mungkin perlu dipelajari PP-nya , cuman kalau Pemerintah ngatur itu biasanya ada biaya (semoga tidak ada biaya siluman ya ) Harus dingat bahwa idee sertifkasi di IAGI sudah dilahirkan tahun 1998 , jadi sebelum PP No 23 No 2004 lahir lho Saya kira agak berlebihan kalau ini dianggap Quo Vadis . Positive thinking lhah. Si-Abah ___ Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nya dsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 11:59:21 Topik: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh graduates dari jurusan geologi, diperlukan waktu untuk menjadi ahli geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya perlu diukur (di-ases) oleh assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita mengikuti aturan BNSP). Asesor yang diakui (certified assessor) adalah jebolan penataran asesor 40 jam yang diselenggarakan oleh BNSP. Penataran asesor pada dasarnya adalah penataran tentang penggunaan metoda baku dalam melakukan assessment untuk Sertifikasi Profesi. Pertanyaan saya adalah: Jika IAGI akan mengikuti sistim Sertifikasi BNSP, apakah kita sudah punya ASSESSOR kompetensi geologi ? apakah LSP kita sudah mendapat lisensi dari BNSP ? LSP-Perhapi sudah terbentuk, dan 18 calon assessors sudah ditatar oleh BNSP. InsyaAllah, LSP ini sudah operasional bulan depan, dan tentu anggota IAGI bisa memanfaatkannya sesuai bidang masing-masing. Sekian, semoga bermanfaat. Wassalam, CN yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Hanya komentar saja walaupun sudah terlambat. Sertifikasi ini memberi kesan bahwa ijazah Perguruan Tinggi kurang dihargai. Untuk mahasiswa yang baru lulus kasihan belum kerja sudah kena biaya sertifikasi, capek sekolah di PT. terkenal toh harus sertifikasi lagi, katanya supaya lebih diakui. Saran sertifikasi adalah gratis untuk menghilangkan kesan komersial. Salam, Yanto Salim - Pesan Asli Dari: D.Erwin Irawan Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 10:41:03 Topik: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa
RE: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? Sangat disayangkan P. Yanto, dalam beberapa kali due diligence di coal mine, saya sering mendapatkan beberapa pekerjaan evaluasi yang itu justru dihasilkan oleh pihak2 perguruan tinggi, justru saya temukan banyak yang tidak memenuhi standard bankable yang itu sudah berlaku secara international. Dari beberapa kasus ini, saya menyimpulkan bahwa competent person professi kita, tidak bisa hanya dibentuk oleh institusi pendidikan. Jangan lupa bahwa competensi semua profesi pekerjaan akan terakreditasi oleh banyak pihak, diantaranya: institusi pendidikan, institusi profesi, institusi industri, dan yang lebih luas lagi adalah institusi masyarakat. Menurut saya, interaksi dari mata rantai inilah yang bisa menjadikan dunia industri kita bergerak dinamis, harmonis dan jujur (pancasilais), semoga saja... Bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Tergantung dari mana kita melihatnya?, Jika ternyata geologist yang sudah berpengalaman itu hanya pengalaman jam terbang saja tanpa pernah menerapkan kaidah2 standard yang diakui, so, berarti beliau bukanlah seorang competent person donk? Nah begitu juga dengan seseorang yang cuman duduk dan mendengar selama 40jam tanpa pernah punya experience yang memadai, apa juga bisa jadi competent person? Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Semoga saja sertifikasi ini juga dilengkapi dengan beberapa perangkat norma dan etika profesinya, sehingga ada nilai yuridiksinya yang bisa dipertanggungjawabkan oleh seseorang yang sudah mempunyai sertifikasi. Artinya sertifikasi ini bisa berguna atau tidak, tergantung aturan mainnya. Semoga juga sertifikasi ini bisa dijadikan sebagai koridor hukum buat para tenaga geologist, agar tidak lagi kita temukan seorang geologist yang membuat statement bahwa projectnya feasible hanya agar uangnya para investor terus mengalir Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. Sedih rasanya ketika suatu waktu saya menemukan banyak mine project yang sudah dikatakan feasible tapi ternyata setelah dicheck jauh dari kenyataan. Usut punya usut ternyata banyak project yang seperti itu dirunning dan dievaluasi oleh orang2 yang sama sekali tidak punya background geology (secara akademisi). Mereka hanya tau dari pengalaman dan setelah itu berani banting harga untuk mengerjakan project2 tambang tersebut. Lucunya banyak investor yang akhirnya tertipu oleh mereka dan banyak investor baru tersadarkan setelah mereka berlanjut ke step proses tambang berikutnya dan menemukan bahwa ternyata project tambangnya tidak feasible So, artinya secarik kertas itu masih sangat2 diperlukan. Salam Yoga Suryanegara -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:56 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nya dsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. QUO VADIS. Yanto Salim - Pesan Asli Dari: Chairul Nas [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu
Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
yang saya tahu sertifikasi itu untuk Profesi yang membutuhkan Ketrampilan seperti , juru ledak , juru bor , juru las , dst. dan dibutuhkan pendidikan / kusus tambahan. kemudian untuk profesi yg memeberikan legitimasi spt Akuntan publik , notaris , dll inipun membutuhkan pendidikan tambahan khusus Kalau untuk yg scientis ini pembagiannya gimana ya...masuk ke ketrampilan atau masuk spt akuntan publik atau notaris tsb nanti aplikasinya.. ISM [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, September 19, 2007 1:45 AM Subject: RE: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? Sangat disayangkan P. Yanto, dalam beberapa kali due diligence di coal mine, saya sering mendapatkan beberapa pekerjaan evaluasi yang itu justru dihasilkan oleh pihak2 perguruan tinggi, justru saya temukan banyak yang tidak memenuhi standard bankable yang itu sudah berlaku secara international. Dari beberapa kasus ini, saya menyimpulkan bahwa competent person professi kita, tidak bisa hanya dibentuk oleh institusi pendidikan. Jangan lupa bahwa competensi semua profesi pekerjaan akan terakreditasi oleh banyak pihak, diantaranya: institusi pendidikan, institusi profesi, institusi industri, dan yang lebih luas lagi adalah institusi masyarakat. Menurut saya, interaksi dari mata rantai inilah yang bisa menjadikan dunia industri kita bergerak dinamis, harmonis dan jujur (pancasilais), semoga saja... Bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam dan belum berpengalaman, akan bisa menilai seorang geologist yang sudah berpengalaman dilapangan lebih banyak dari dia. Tergantung dari mana kita melihatnya?, Jika ternyata geologist yang sudah berpengalaman itu hanya pengalaman jam terbang saja tanpa pernah menerapkan kaidah2 standard yang diakui, so, berarti beliau bukanlah seorang competent person donk? Nah begitu juga dengan seseorang yang cuman duduk dan mendengar selama 40jam tanpa pernah punya experience yang memadai, apa juga bisa jadi competent person? Kalau sudah berpengalaman kerja sertifikasi kegunaanya ???. Semoga saja sertifikasi ini juga dilengkapi dengan beberapa perangkat norma dan etika profesinya, sehingga ada nilai yuridiksinya yang bisa dipertanggungjawabkan oleh seseorang yang sudah mempunyai sertifikasi. Artinya sertifikasi ini bisa berguna atau tidak, tergantung aturan mainnya. Semoga juga sertifikasi ini bisa dijadikan sebagai koridor hukum buat para tenaga geologist, agar tidak lagi kita temukan seorang geologist yang membuat statement bahwa projectnya feasible hanya agar uangnya para investor terus mengalir Sadarlah bahwa dengan sertifikasi ini kita menyuburkan lagi kebudayaan secarik kertas sebagai pengakuan kemampuan dan ini bisa berakibat negatif karena dalam proses pembuatan itu ada peluang walaupun sertifikasinya gratis. Sedih rasanya ketika suatu waktu saya menemukan banyak mine project yang sudah dikatakan feasible tapi ternyata setelah dicheck jauh dari kenyataan. Usut punya usut ternyata banyak project yang seperti itu dirunning dan dievaluasi oleh orang2 yang sama sekali tidak punya background geology (secara akademisi). Mereka hanya tau dari pengalaman dan setelah itu berani banting harga untuk mengerjakan project2 tambang tersebut. Lucunya banyak investor yang akhirnya tertipu oleh mereka dan banyak investor baru tersadarkan setelah mereka berlanjut ke step proses tambang berikutnya dan menemukan bahwa ternyata project tambangnya tidak feasible So, artinya secarik kertas itu masih sangat2 diperlukan. Salam Yoga Suryanegara -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:56 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Inilah justifikasi untuk menjalankan Sertifikasi, dan permainan kata kata yang tentunya sah sah saja, selama sertifikasi itu bukan merupakan keharusan sehingga akhirnya menjadi beban biaya baik oleh perorangan maupun perusahaan dan kalau cost recovery akan menjadi biaya negara. Hitungannya sederhana saja 1,000 geologist membayar Rp. 100.000 maka jumlah itu sudah menjadi Rp.100.000.000. Tolong di lihat bahwa sistim sertifikasi inisudah menjalar sedemikian banyaknya apapun alasannya , dibidang drilling, jurutembak seismik dsb.nya dsbnya. Bayangkan kalau sertfikasi itu hanya berlaku setahun maka harus diperpanjang lagi atau di[perbarui, berapa besar biayanya?, waktu yang hilang. Susahnya kalau hal ini sudah menjadi tujuan maka akan dicarikan alasan yang sangat bagus dan lalu dikeluarkan undang undang habislah mau tak mau harus dilaksanakan. Apakah dosen dosen yang membuat kita jadi professional tidak diakui sebagai ahli geologi? bagi kita harus jeli melihat apakah seorang yang ditatar selama 40 jam
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA , tidak semua mining c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA , tidak semua mining gelogist ahli dalam memnghiting c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa UU no 18 tahun
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA , c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa UU no 18
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA , tidak c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa UU
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA , tidak semua c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA , tidak semua mining gelogist ahli dalam c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA , tidak semua mining gelogist ahli c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA , tidak semua mining gelogist ahli dalam menghitung c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA , tidak semua mining gelogist ahli dalam menghitung cadangan c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA , tidak semua mining gelogist ahli dalam menghitung cadangan , kalau ya maka untuk competent person mungkin serifikasi menjadi lebih khusus. c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Kelihatannya Abah ini kena spam. Regards/Salam, Md. Johaness Djuharlan - 003185 PT Freeport Indonesia Tembagapura 99930 Life is tough, but keep smile while you are on it Mangan ora mangan kumpul, kumpul karo mangan-mangan. Disclaimer: This email (including any attachments to it) is confidential, used for internal FMI only. -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, September 20, 2007 1:12 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA , tidak semua mining gelogist ahli dalam menghitung cadangan c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan
RE: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sdr Surya Selamat Anda sudah memiliki itu , karena dulu saya dengar sertifikasi cadangan mineral selalu dilakukan oleh ahli asing. Apakah sertifikasi nanti akan otomatis memberikan hak kepada ybs untuk menjadi competent person sebagaimana Anda maksud ? Itu mungkin perlu diatur berdasarkan al : a. tingkat tingkat serifikat yang akan diberikan. b. keunikan keahlian . UMPAMANYA , tidak semua mining gelogist c. domain ilmu - nya (apakah lebih ke tambang , geologi , engeneering , dsb). dan mungkin mungkin faktor faktor lain-nya. Dalam tahun pertama IAGI menggulirkan program sertifikat ini memang ada dua pendapat yang berbeda yaitu yabg pertama sertifikat dikeluarkan berdasarkan data dari pemohon setelah diklarifikasi oleh suatu komisi sertifikat (tanpa suatu ujian /test ), tetapi akan diperlukan rekomendasi dari beberapa senior. Pendapat yang kedua adalah yang menganggap perlu adanya ujian /test sebelum ybs diberikan sertifikat , ya seperti ujian akuntan lah. Beberapa yang sudah mendapatkan serifikat dari IAGI diberikan berdasarkan cara yang pertama , saya tidak tahu apakah Pengurus Pusat IAGI akan melaksanakan program sertifikasi dengan konsep pertama atau kedua. Tetapi sebagai salah satunegara dengan sejarah pertambangan mineral tertua , saya kira asosiasi profesional kita harus mampu dan memang sebenarnya mampu untuk melakukn sertifikasi sendiri. Memang masih ada sebagian bangsa kita yang lebih percaya dan merasa lebih wah apabila sesuatu itu made in luar negeri. Si-Abah Dear Abah, Ada sekitar 60 orang Indonesia (mungkin sekarang sudah bertambah) yang kebetulan sudah dianggap mampu sebagai competent person dalam memberikan perkiraan sumber daya dan cadangan tambang. Sertifikasi competent personnya mereka dapatkan dari salah satu institusi di Ausie sana. So, artinya bangsa kita sebenarnya sudah mampu dan diakui. Justru yang saya bingungkan apakah nantinya sertifikasi dari tenaga profesi di Indonesia ini adalah juga secara otomatis akan menjadikan mereka yang sudah tersertifikasi menjadi seorang yang competent person? (mohon pencerahan dari bapak2 lainnya) Salam, Yoga Suryanegara, BEng, MAusIMM Coal Geology Consultant SRK Consulting Suite 7-9, Level 6, 141 Queen Street BRISBANE QLD 4000 Tel: +61 7 3832 Fax: +61 7 3832 9330 Mobile: +61 4 0077 1842 Email: [EMAIL PROTECTED] URL: www.srk.com.au -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, 19 September 2007 5:53 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Pak Denny Selamat bekerja , yang penting sertifikasi ini adalah hidup dulu , kita pun dulu memulai dengan berbagai ketakutan , dan ternyata memang meneng beberapa tahun. Saya tidak tahu apakah PP No 23 thn 2004 meliputi sertifikasi profesi yang sangat ilmiah seperti geologi dan geofisika Banyak macam sertifkasi , apakah PP yang sama dan BNSP juga mengatur sertifikasi tukang las , diver , juru ledak seismik dsb . Dimana sertifikasi ini tersebar dibeberapa departemen, Mengenai PERHAP , sebenarnya sdah sangat lama program-nya , itu diluncurkan pada masa Ketum-nya Herman Affif , dan katlau tidak salah dibantu oleh BAPENAS dengan studi banding kebeberapa negara . Salah satu concern PERHAPI pada saat adalah apa yang dinamakan competent person yang dapat memberikan perkiraan cadangan mineral sehingga bankable. Saat itu (apa sekarang masih ?) tidak ada orang Indonesia yang dianggap mampu , seingga terpaksa memakai orang asing. Saya fikir (tadinya) , Perhapi sudah jalan dengan baik , Kumaha kan Herman Sekali lagi Pak Denny selamat bekerja. Si-Abah Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar
[iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa UU no 18 tahun 1999. Lembaga ini mengkhususkan diri kepada profesi tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi. Ikatan Ahli Geologi Indonesia dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya diajukan 2 opsi jangka pendek dan jangka panjang: 1.Opsi ke-1 (jangka pendek) adalah memberikan sertifikasi lokal IAGI. a.Kelebihan: sertifikat segera dapat diberikan melalui mekanisme yang ada mengingat banyaknya permohonan dari anggota. b.Kelemahan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI bergantung kepada jejaring yang telah dibangun oleh IAGI. 2.Opsi ke-2 (jangka panjang) adalah membuat Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) a.Kelebihan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI secara nasional maupun internasional sesuai jejaring yang telah dibina oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). b.Kelemahan: perlu waktu yang cukup untuk memenuhi persyaratan yang diberikan oleh BNSP. Sebagai informasi juga, Perhapi juga akan membentuk LSP dalam waktu dekat. Keberadaan LSP yang telah berlisensi BNSP ini juga bisa dimanfaatkan oleh anggota IAGI untuk mendapatkan sertifikat profesinya. Kepada para anggota yang berminat untuk mendapatkan sertifikasi local IAGI, dapat mengirimkan prosedur sebagai berikut: 1.Download formulir sertifikasi dari situs IAGI: www.iagi.or.id atau kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 2.Isi formulir, terdiri dari 5 lembar: 1.Form A: Formulir permohonan 2.Form B: Formulir informasi keahlian 3.Form C: Formulir hasil karya profesi 4.Form D: Formulir sponsor 5.Form E: Formulir pernyataan 3.Kirim 5 lembar formulir pada butir no 2 sebanyak 2 set (1 set asli dan 1 set kopi) ke Sekretariat Sertifikasi Ikatan Ahli Geologi Indonesia d/a KK Geologi Terapan Gedung Teknik Geologi ITB Lt 3 Jl. Ganesa No. 10, Bandung - 40132 dengan disertai pas foto terbaru (warna atau hitam putih) ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar 4.Transfer biaya. Nominal biaya sertifikasi akan ditentukan kemudian. Demikian hasil kerja Tim Sertifikasi yang ditangani oleh PP-SDM IAGI. Mohon masukan dan pendapat untuk membantu kami menyempurnakan proses sertifikasi ini. Kami tunggu permohonan sertifikasi dari para anggota. Tim sertifikasi: D. Erwin Irawan email: [EMAIL PROTECTED], SMS: 0812 204 1446 Salam D. Erwin Irawan Kelompok Keilmuan Geologi Terapan (KKGT) www.fiktm.itb.ac.id/kk-geologi_terapan derwinirawan.wordpress.com JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Hanya komentar saja walaupun sudah terlambat. Sertifikasi ini memberi kesan bahwa ijazah Perguruan Tinggi kurang dihargai. Untuk mahasiswa yang baru lulus kasihan belum kerja sudah kena biaya sertifikasi, capek sekolah di PT. terkenal toh harus sertifikasi lagi, katanya supaya lebih diakui. Saran sertifikasi adalah gratis untuk menghilangkan kesan komersial. Salam, Yanto Salim - Pesan Asli Dari: D.Erwin Irawan [EMAIL PROTECTED] Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 10:41:03 Topik: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa UU no 18 tahun 1999. Lembaga ini mengkhususkan diri kepada profesi tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi. Ikatan Ahli Geologi Indonesia dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya diajukan 2 opsi jangka pendek dan jangka panjang: 1.Opsi ke-1 (jangka pendek) adalah memberikan sertifikasi lokal IAGI. a.Kelebihan: sertifikat segera dapat diberikan melalui mekanisme yang ada mengingat banyaknya permohonan dari anggota. b.Kelemahan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI bergantung kepada jejaring yang telah dibangun oleh IAGI. 2.Opsi ke-2 (jangka panjang) adalah membuat Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) a.Kelebihan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI secara nasional maupun internasional sesuai jejaring yang telah dibina oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). b.Kelemahan: perlu waktu yang cukup untuk memenuhi persyaratan yang diberikan oleh BNSP. Sebagai informasi juga, Perhapi juga akan membentuk LSP dalam waktu dekat. Keberadaan LSP yang telah berlisensi BNSP ini juga bisa dimanfaatkan oleh anggota IAGI untuk mendapatkan sertifikat profesinya. Kepada para anggota yang berminat untuk mendapatkan sertifikasi local IAGI, dapat mengirimkan prosedur sebagai berikut: 1.Download formulir sertifikasi dari situs IAGI: www.iagi.or.id atau kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 2.Isi formulir, terdiri dari 5 lembar: 1.Form A: Formulir permohonan 2.Form B: Formulir informasi keahlian 3.Form C: Formulir hasil karya profesi 4.Form D: Formulir sponsor 5.Form E: Formulir pernyataan 3.Kirim 5 lembar formulir pada butir no 2 sebanyak 2 set (1 set asli dan 1 set kopi) ke Sekretariat Sertifikasi Ikatan Ahli Geologi Indonesia d/a KK Geologi Terapan Gedung Teknik Geologi ITB Lt 3 Jl. Ganesa No. 10, Bandung - 40132 dengan disertai pas foto terbaru (warna atau hitam putih) ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar 4.Transfer biaya. Nominal biaya sertifikasi akan ditentukan kemudian. Demikian hasil kerja Tim Sertifikasi yang ditangani oleh PP-SDM IAGI. Mohon masukan dan pendapat untuk membantu kami menyempurnakan proses sertifikasi ini. Kami tunggu permohonan sertifikasi dari para anggota. Tim sertifikasi: D. Erwin Irawan email: [EMAIL PROTECTED], SMS: 0812 204 1446 Salam D. Erwin Irawan Kelompok Keilmuan Geologi Terapan (KKGT) www.fiktm.itb.ac.id/kk-geologi_terapan derwinirawan.wordpress.com JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any
[iagi-net-l] Balasan: Hal: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI
Rekans Anggota IAGI, Setelah lulus dari jurusan Geologi kita dinyatakan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Geologi, bukan Ahli Geologi (geologist). Lain soal, apabila seorang yang sudah menjadi ahli geologi lebih dulu - kuliah kembali untuk sekedar mendapat ijazah S1 sarjana geologi, sudah barang tentu merupakan sarjana yang juga ahli geologi. Untuk fresh graduates dari jurusan geologi, diperlukan waktu untuk menjadi ahli geologi. Setelah itu, tingkat keahliannya perlu diukur (di-ases) oleh assessor yang diakui oleh BNSP (jika kita mengikuti aturan BNSP). Asesor yang diakui (certified assessor) adalah jebolan penataran asesor 40 jam yang diselenggarakan oleh BNSP. Penataran asesor pada dasarnya adalah penataran tentang penggunaan metoda baku dalam melakukan assessment untuk Sertifikasi Profesi. Pertanyaan saya adalah: Jika IAGI akan mengikuti sistim Sertifikasi BNSP, apakah kita sudah punya ASSESSOR kompetensi geologi ? apakah LSP kita sudah mendapat lisensi dari BNSP ? LSP-Perhapi sudah terbentuk, dan 18 calon assessors sudah ditatar oleh BNSP. InsyaAllah, LSP ini sudah operasional bulan depan, dan tentu anggota IAGI bisa memanfaatkannya sesuai bidang masing-masing. Sekian, semoga bermanfaat. Wassalam, CN yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Hanya komentar saja walaupun sudah terlambat. Sertifikasi ini memberi kesan bahwa ijazah Perguruan Tinggi kurang dihargai. Untuk mahasiswa yang baru lulus kasihan belum kerja sudah kena biaya sertifikasi, capek sekolah di PT. terkenal toh harus sertifikasi lagi, katanya supaya lebih diakui. Saran sertifikasi adalah gratis untuk menghilangkan kesan komersial. Salam, Yanto Salim - Pesan Asli Dari: D.Erwin Irawan Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rabu, 19 September, 2007 10:41:03 Topik: [iagi-net-l] Sertifikasi IAGI Sertifikasi IAGI akan mulai diaktifkan kembali. Tim yang dibentuk oleh Departemen SDM PP-IAGI, diketuai oleh Prof. Deny Juanda telah melaksanakan beberapa hal untuk menghidupkan kembali sertifikasi IAGI meliputi: 1)menginventarisasi dokumen sertifikasi IAGI, 2)mengkaji aspek legal sertifikasi di Indonesia khususnya PP No. 23 Tahun 2004 tentang Pendirian Badan Nasional Sertifikasi Prosesi (BNSP), 3)mengkaji proses sertifikasi dari lembaga/badan sertifikasi profesi. 4)ekspos hasil kerja pada Rapim PP IAGI pada tanggal 20 Maret 2007 Secara singkat dapat dijelaskan bahwa proses sertifikasi profesi saat ini mengacu kepada PP No. 23 Tahun 2004 dengan badan regulatornya adalah Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Badan tersebut memberikan lisensi sertifikasi kepada asosiasi/lembaga profesi dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya. Selain BNSP terdapat pula lembaga sertifikasi yang relevan seperti Lembaga Penilaian Jasa Konstruksi yang memiliki dasar hukum berupa UU no 18 tahun 1999. Lembaga ini mengkhususkan diri kepada profesi tenaga ahli yang berkaitan dengan pekerjaan konstruksi. Ikatan Ahli Geologi Indonesia dalam memberikan sertifikasi kepada para anggotanya diajukan 2 opsi jangka pendek dan jangka panjang: 1.Opsi ke-1 (jangka pendek) adalah memberikan sertifikasi lokal IAGI. a.Kelebihan: sertifikat segera dapat diberikan melalui mekanisme yang ada mengingat banyaknya permohonan dari anggota. b.Kelemahan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI bergantung kepada jejaring yang telah dibangun oleh IAGI. 2.Opsi ke-2 (jangka panjang) adalah membuat Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) a.Kelebihan: pengakuan terhadap sertifikat IAGI secara nasional maupun internasional sesuai jejaring yang telah dibina oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). b.Kelemahan: perlu waktu yang cukup untuk memenuhi persyaratan yang diberikan oleh BNSP. Sebagai informasi juga, Perhapi juga akan membentuk LSP dalam waktu dekat. Keberadaan LSP yang telah berlisensi BNSP ini juga bisa dimanfaatkan oleh anggota IAGI untuk mendapatkan sertifikat profesinya. Kepada para anggota yang berminat untuk mendapatkan sertifikasi local IAGI, dapat mengirimkan prosedur sebagai berikut: 1.Download formulir sertifikasi dari situs IAGI: www.iagi.or.id atau kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 2.Isi formulir, terdiri dari 5 lembar: 1.Form A: Formulir permohonan 2.Form B: Formulir informasi keahlian 3.Form C: Formulir hasil karya profesi 4.Form D: Formulir sponsor 5.Form E: Formulir pernyataan 3.Kirim 5 lembar formulir pada butir no 2 sebanyak 2 set (1 set asli dan 1 set kopi) ke Sekretariat Sertifikasi Ikatan Ahli Geologi Indonesia d/a KK Geologi Terapan Gedung Teknik Geologi ITB Lt 3 Jl. Ganesa No. 10, Bandung - 40132 dengan disertai pas foto terbaru (warna atau hitam putih) ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar 4.Transfer biaya. Nominal biaya sertifikasi akan ditentukan kemudian. Demikian hasil kerja Tim Sertifikasi yang ditangani oleh PP-SDM IAGI. Mohon masukan dan pendapat untuk membantu kami menyempurnakan proses sertifikasi ini. Kami tunggu permohonan sertifikasi dari para anggota