Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-26 Terurut Topik budizutchi
assalamualaikum wr wb,

mengenai sayyidina saya kira tak perlu dibesar2besarkan, itu boleh
saja kok, kita juga shalat sekarang pakai sejadah dan Rasul saw ngga
pernah melakukannya, bila ditanya mana yg afdho shalat pakai sejadah
atau langsung ke tanah..

nah disinilah logika kita dituntut untuk tidak menyalahkan.





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-04 Terurut Topik Achmad Munif



  Pak Munif, kalau saya merasa masih awam apa itu berarti saya harus tidak mengerti apa2?  Saya juga tidak pernah menuliskan kalau anda tidak mengerti apa2 bukan...?! yang pernah tertulis adalah :  Itu dia anda sendiri masih belum yakin dengan apa yang anda pahami saat ini, makanya akan lebih baik kita arif dan bijaksana dalam menerima setiap informasi darimanapun datangnya. hakekat 'ilmu adalah milik Allah dan Allah pulalah yang tahu kebenarannya. Kita hanya bisa bermohon kepada Allah untuk diberikan 'ilmu yang benar dan bermanfaat, bila ada kebingungan mungkin contoh yang dilakukan oleh mas Dodi Indras dengan beristikhoroh meminta petunjuk-NYA akan lebih menentramkan hati kita. bUKANKAH HAL SEPERTI ITU PULA YANG DIAJARKAN aLLAH swt MELALU rOsuluLLoh SAW ...? 
 Seperti yg saya katakan, alhamdulillah saya pernah nyantri walaupun hanya di pesantren kampung. Saya pikir ketika itu ilmu agama saya sudah cukup untuk bekal saya beribadah sehari-hari. Tapi ketika saya tinggal di jkt dan mulai kenal dengan yang namanya internet, saya baru tersadar kalau saya masih sangat awam dalam memahami agama ini. Banyak sekali hal-hal yang saya tidak ketahui ketika saya bergabung dengan milis2 Islam seperti assunnah, MD, DT dan termasuk KI. Saya terkesan dengan penjelasan yang disampaikan oleh saudara-saudara kita seperti Pak Fatih, pak Wandy, dan yang lainnya mengenai suatu masalah. Mereka menjelaskan masalah2 tersebut bukan berdasarkan logika mereka, tetapi dengan mengemukakan dalil-dalil yang shahih yang disertai pemahamannya berdasarkan keterangan2 dari ulama2 terdahulu. Nah, pemahaman yang seperti itulah yang selama belum saya dapatkan dan ingin saya pelajari. Kemudian saya mencoba belajar
 lewat buku dan internet, tetapi saya rasa saya harus mencari seorang guru agar saya tidak salah dalam memahami apa yang saya baca. Itu dia  makanya kemarin saya mencoba memposting ulang kiriman mas Dodi Indras dengan judul topik "... tambahan ilmu ..." pada awal tulisanpun sudah saya sampaikan himbauan kepada para pencari 'ilmu. Dengan mengirim posting tersebut bukan berarti menafikan apa yang sudah disampaikan oleh saudara kita yang lain (mis. kiriman kang wandy atupun f4tiH). Bagi saya pribadi apa yang telah mereka sampaikan sama-sama shohih, dan saya memahminya sebagai hal yang biasa (bukan perbedaan yang prinsip). Bila ternyata anda kurang cocok dengan apa yang sudah disampaikan ya sudah diabaikan saja, itu artinya anda sudah tidak perlu dengan informasi tersebut, dan itu adalah pilihan anda sendiri.Dan dalam pencarian Ilmu ini, saya memilih untuk terus bertanya dan bertanya kepada mereka yang ahlinya daripada
 harus beristikhoroh, karena yang namanya ilmu itu harus dicari dengan belajar, bukan dengan istikhoroh.Bila anda sedang mencari 'lmu, bukankah informasi yang sudah disampaikan kemarin adalah 'ilmu juga, atau barangkali sumber tersebut anda anggap bukan ahlinya... terus istikhoroh itu diajarkan rosuluLLoh untuk apa yach?, Mengenai penilaian suatu hadits dhoif atau shahih, alhamdulillah saya juga memiliki beberapa kitab Hadits Shahih dan beberapa buku yang merangkum dan menjelaskan tentang hadits2 dho'if yang disusun oleh Para Muhadditsin.   Syukurlah kalau begitu, bila anda sudah cukup dengan buku-buku tersebut, itu adalah pilihan anda untuk memahami sesuatu.Jadi Insya Allah saya tidak memegang faham "gula di tangan sendiri dikatakan madu, sementara madu ditangan orang lain dianggap racun", tetapi semua penilaian itu berdasarkan keterangan-keterangan yang
 ada di buku-buku tersebut. Seperti kata Imam Syafi'i "Bila suatu Hadits itu Shahih, itulah madzhabku", jika ada keterangan atau dalil yang lebih shahih (menurut banyak Ulama Hadits), maka pendapat itulah yang akan saya pilih... Boleh dong saya mengikuti prinsipnya Imam Syafi'i... :)Mudah-mudahan tidak begitu.. itu hanya pengandaian saya saja, maafin saya yach dalam hal ini. Bila anda mengikuti prinsipnya Imam Syafi'i... mestinya anda tidak akan segan-segan meluangkan waktu anda untuk meneliti dan menelaah informasi tentang khadits yang sudah disodaqohkan oleh saudara kita mas Dodi Indras bukan...? apa lagi 'ilmu kita masih jauh dari Imam Syafi'i.  PS: Orang yang mengaku awam, belum tentu tidak tahu apa-apa. Orang yang mengaku pintar, belum tentu tahu apa-apa.Oh ... anda mengomentari footnote saya. anda terlalu serius kali ya, itu hanya joke saja khok dan itu nggak ada dalilnya loh... jadi tulisan tersebut
 tidak perlu ditanggapi serius.   Benar sekali bahwa Orang yang mengaku awam, belum tentu tidak tahu apa-apa, tapi kalau orang pintarminumnya tolak angin (ini kata iklan lho, bukan dalil)  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif <[EMAIL PROTECTED]>wrote: Terima kasih y4tie .. alhamdulillah sudah saya baca dan sampai postingan ini saya pribadi belum pernah menyalahkan apa yang sudah disodaqohkan oleh kang wandy. Hanya saja selain postingan tersebut ternyata ada saudara kita yang lain dalam hal ini mas Dodi 

RE: Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-04 Terurut Topik Kartika, Bambang





Terimakasih P' Ananto,..memang begitu maksud saya

Salam

Bambang Kartika

  -Original Message-From: 
  keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]On 
  Behalf Of AnantoSent: Wednesday, October 04, 2006 2:22 
  PMTo: keluarga-islam@yahoogroups.comSubject: Re: 
  Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : 
  Sayyidina==SUNNAH
  saling mengoreksi... betul...
  tapi tidak saling menyalahkan dan menganggap pendapatnya yg paling benar 
  se-dunia...
  
  salam,
  ananto
  On 10/4/06, y4tie 
  [EMAIL PROTECTED] wrote: 
  Maaf 
Pak Bambang, siapa bilang imam yang empat saling membiarkan/tidak 
mempermasalahkan amalannya masing2? Sesungguhnya mereka itu saling 
mengkoreksi dalam fatwanya/kitabnyaketika mereka menemukan hadits-hadits 
yang menurut mereka lebihshahih.Hal inilah yang membuat imam 
Syafi'i mengeluarkan 'qaul jadid' nya ketika diperlukan 
Tajdid/koreksi/pemurnian atas pendapat/fatwanyayang lama.Begitu 
pak menurut saya yang awam ini--- In keluarga-islam@yahoogroups.com 
, "Kartika, Bambang"[EMAIL PROTECTED] 
wrote: Assalamualaikum Wr.wb 
Saudaraku semuanya memang kadang kita sulit menerima yang tersiratdisini 
tidak ada yang salah ,Pak Dodi juga tidak salah, rata-rata kalau di 
milisi ini paling tidak sudah memahami dan masing-masingmemiliki dasar, 
kalau toh ada perbedaan,...coba ambil contoh dariImam empat mereka saja 
tidak pernah mempermasalahkan perbedaanbahkan mereka akur-akursaja. 
 Wassalam -Original Message- 
From: keluarga-islam@yahoogroups.com 
[mailto: 
keluarga-islam@yahoogroups.com]On Behalf Of y4tie Sent: Tuesday, 
October 03, 2006 4:55 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com 
    Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal 
: Sayyidina==SUNNAH Maksud loe??? 
:) Aduh puasa2 begini kok hatinya penuh 'curigesen'  
buruk sangka sih... ;) Maksud saya, jika pak Dodi 
bilang kita harus membiarkan amalan apa  saja yang dipilih saudara 
kita, maka kalau begitu saya katakantidak usah ada saja diskusi 
ini. Gitu lho... Semua yang ada disini saya anggap memiliki 
niat beramar ma'rufnahi mungkar, baik itu yg pake sayyidina 
maupun yg tidak, baik yang suka tahlilan ataupun tidak, mereka 
semua berusaha menjelaskan tentangapa yang diyakininya benar 
tersebut dengan tujuan ber amar ma'ruf nahi mungkar tho?? Apa ada 
yang salah dengan ucapan saya?  Di bulan puasa ini, mari 
kita sucikan hati dan pikiran kita darihal2 yang dapat merusak 
pahala puasa kita... --- In keluarga-islam@yahoogroups.com 
, "banganut" banganut@ wrote:   
 kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada   
masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja  
milis   ini dan tidak usah ada diskusi agama... :) 
 Koq hoby main brendel, masih suka gaya orde baru ya ? 
   Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai 
niat untuk  saling  ber   amar ma'ruf 
nahi munkar.  Hemm, boleh tahu sampai tingkat apa kemungkaran 
yang bagaimana  mengucapkan sayydina terhadap nabi Muhammad 
?Dan sebagai perbandingan bagaimana dengan Nabi 
yusuf memanggil tuannya  dengan kata Rabb dalam 
Qur'an?   Wassalam   
anut --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, 
"y4tie" y4tie@ wrote: Pak Dodi 
yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua terserah  
kepada   masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita 
tutup saja milis   ini dan tidak usah ada diskusi 
agama... :) Saya yakin semua member yang 
ada disini mempunyai niat untuk  saling  ber 
  amar ma'ruf nahi munkar. Jadi kalau ada diskusi 
berdasarkanilmu itu   adalah suatu yang baik dan 
jangan dianggap memaksakan kehendak atautidak 
memahami perbedaan yang ada. Nah, Mengenai kesimpulan 
akhirnya,   itu baru menjadi hak masing-masing orang. Kalau 
memang kita berniat   mencari kebenaran dalam 
diskusi ini, niscaya yang akan dipilih  adalah   
pendapat yang lebih mendekati kebenaran (pendapat yang lebih 
Shahih). Mengenai sholawat, jika ada 
satu hadits yang disepakati  ke-shahih-annya
menyebutkan penambahan kata sayyidina, mungkin masalahperbedaan 
bunyi   sholawat ini tidak akan ada. Tapi yang terjadikan 
tdk begitu. Bahkan   saya pernah membaca bahwa Ibnu 
Rajab (seperti juga yg pernah  diposting   pak 
Wandy) dan beberapa Ulama Besar terdahulu pernah membahas 
masalah   penambahan kata sayyidina ini. Jika Pak Dodi 
mempunyai hadits sholawat   yang menyebutkan kata 
Sayyidina yang telah disepakti ke-  shahihahnnya   
menurut beberapa ulama hadits, silakan dipostingkan.  
   Berikut saya postingkan bunyi teks sholawat yang 
tercantumdalam Buku-   buku Hadits yang Shahih: 
 1. "Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin 
wa 'alaa ah

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-04 Terurut Topik Ananto



jeng yati ini merasa paling benar...
dan seakan2 surga sudah dikapling buat dia saja... yg beda dengan dia nyemplung neraka...

salam,
ananto
On 10/5/06, Kartika, Bambang [EMAIL PROTECTED] wrote:


Terimakasih P' Ananto,..memang begitu maksud saya

Salam

Bambang Kartika

-Original Message-From: 
keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto:keluarga-islam@yahoogroups.com]On Behalf Of Ananto
Sent: Wednesday, October 04, 2006 2:22 PMTo: keluarga-islam@yahoogroups.com

Subject: Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

saling mengoreksi... betul...
tapi tidak saling menyalahkan dan menganggap pendapatnya yg paling benar se-dunia...

salam,
ananto
On 10/4/06, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
Maaf Pak Bambang, siapa bilang imam yang empat saling membiarkan/tidak mempermasalahkan amalannya masing2? 
Sesungguhnya mereka itu saling mengkoreksi dalam fatwanya/kitabnyaketika mereka menemukan hadits-hadits yang menurut mereka lebihshahih.Hal inilah yang membuat imam Syafi'i mengeluarkan 'qaul jadid' nya 
ketika diperlukan Tajdid/koreksi/pemurnian atas pendapat/fatwanyayang lama.Begitu pak menurut saya yang awam ini--- In 
keluarga-islam@yahoogroups.com , Kartika, Bambang[EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Wr.wb Saudaraku semuanya memang kadang kita sulit menerima yang tersirat
disini tidak ada yang salah ,Pak Dodi juga tidak salah, rata-rata kalau di milisi ini paling tidak sudah memahami dan masing-masingmemiliki dasar, kalau toh ada perbedaan,...coba ambil contoh dariImam empat mereka saja tidak pernah mempermasalahkan perbedaan
bahkan mereka akur-akursaja.  Wassalam -Original Message- From: 
keluarga-islam@yahoogroups.com [mailto: keluarga-islam@yahoogroups.com]On Behalf Of y4tie
 Sent: Tuesday, October 03, 2006 4:55 PM To: keluarga-islam@yahoogroups.com Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu 
soal : Sayyidina==SUNNAH Maksud loe??? :) Aduh puasa2 begini kok hatinya penuh 'curigesen'  buruk sangka sih... ;) Maksud saya, jika pak Dodi bilang kita harus membiarkan amalan apa 
 saja yang dipilih saudara kita, maka kalau begitu saya katakantidak usah ada saja diskusi ini. Gitu lho... Semua yang ada disini saya anggap memiliki niat beramar ma'rufnahi mungkar, baik itu yg pake sayyidina maupun yg tidak, baik yang 
suka tahlilan ataupun tidak, mereka semua berusaha menjelaskan tentangapa yang diyakininya benar tersebut dengan tujuan ber amar ma'ruf nahi mungkar tho?? Apa ada yang salah dengan ucapan saya? 
 Di bulan puasa ini, mari kita sucikan hati dan pikiran kita darihal2 yang dapat merusak pahala puasa kita... --- In 
keluarga-islam@yahoogroups.com , banganut banganut@ wrote:kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada   masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja 
 milis   ini dan tidak usah ada diskusi agama... :)  Koq hoby main brendel, masih suka gaya orde baru ya ?Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk 
 saling  ber   amar ma'ruf nahi munkar.  Hemm, boleh tahu sampai tingkat apa kemungkaran yang bagaimana  mengucapkan sayydina terhadap nabi Muhammad ?  
  Dan sebagai perbandingan bagaimana dengan Nabi yusuf memanggil tuannya  dengan kata Rabb dalam Qur'an?   Wassalam   anut   
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote:  
   Pak Dodi yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua terserah  kepada   masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja milis   ini dan tidak usah ada diskusi agama... :)
 Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk  saling  ber   amar ma'ruf nahi munkar. Jadi kalau ada diskusi berdasarkanilmu itu
   adalah suatu yang baik dan jangan dianggap memaksakan kehendak atautidak memahami perbedaan yang ada. Nah, Mengenai kesimpulan akhirnya,   itu baru menjadi hak masing-masing orang. Kalau memang kita
 berniat   mencari kebenaran dalam diskusi ini, niscaya yang akan dipilih  adalah   pendapat yang lebih mendekati kebenaran (pendapat yang lebih Shahih).  
   Mengenai sholawat, jika ada satu hadits yang disepakati  ke-shahih-annyamenyebutkan penambahan kata sayyidina, mungkin masalahperbedaan bunyi   sholawat ini tidak akan ada. Tapi yang terjadikan tdk begitu.
 Bahkan   saya pernah membaca bahwa Ibnu Rajab (seperti juga yg pernah  diposting   pak Wandy) dan beberapa Ulama Besar terdahulu pernah membahas masalah   penambahan kata sayyidina ini. Jika Pak Dodi mempunyai hadits
 sholawat   yang menyebutkan kata Sayyidina yang telah disepakti ke-  shahihahnnya   menurut beberapa ulama hadits, silakan dipostingkan. Berikut saya postingkan bunyi teks sholawat yang tercantum
dalam Buku-   buku Hadits yang Shahih:  1. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa ahli baythihi,   wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi,kamaa shollayta 'alaa
 Ibrohiim   wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Wa baarik 'ala   muhammad   wa 'alaa ahli baythihi, wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi, kamaa baa

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-04 Terurut Topik y4tie
Sepertinya bapak-bapak disini sangat mengidolakan pak Dodi Indra 
ya? :) 

Mohon maaf, bukan saya tidak mau menelaah masalah sayyidina, atau 
tahlilan dan yang sejenisnya. Masalah-masalah seperti itu sudah saya 
dapati sejak dulu semenjak saya masih di pesantren, karena memang 
saya nyatri di pesantren NU (pesantren satu2nya di kampung saya). 
Dan anda boleh percaya boleh tdk, kalau saya tanyakan masalah 
tersebut kepada guru2 saya yang dulu, jawabannya adalah tidak ada 
yang sama. Ada yang mengatakan hal itu hanyalah sekedar adab, ada 
yang mengatakan hal itu adalah sesuatu yang baik (kalau disini 
istilahnya bid'ah hasanah), ada yang mengatakan kalau itu adalah 
amalannya madzhab syafi'i. Tapi tidak ada satu pun yang dapat 
menerangkan dengan jelas dan pasti mengenai dalil yang menjadi 
perintah atau contohnya dari Rasulullah. 

Mungkin menurut saya kali ini pak Munif saja yang coba untuk 
menelaah pendapat Bapak2 yang lainnya. Jadi daripada kita ribut2 
soal dalil, lebih baik bapak coba jalan2 saja ke Toko Buku/Kitab dan 
cari Kitab2 karangan Imam Syafi'i, Imam Nawawi, Imam Suyuthi, Kitab-
kitab Hadits, dsb. Baca dan telaah isinya. Dengan begitu bapak bisa 
betul2 melihat penjelasan yang sebenarnya, dan bukan katanya-katanya 
saja. Khusus untuk sholawat, ndak usah dibeli bukunya, lihat saja 
muqoddimah-nya, ucapan sholawat di kitab tersebut pake sayyidina apa 
tidak :)

Mohon Maaf lho pak, ini cuma sekedar saran, bukan bermaksud 
menggurui... :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

   Pak Munif, kalau saya merasa masih awam apa itu berarti saya 
harus tidak mengerti apa2?
 
   Saya juga tidak pernah menuliskan kalau anda tidak mengerti apa2 
bukan...?! yang pernah tertulis adalah :
Itu dia anda sendiri masih belum yakin dengan apa yang anda 
 pahami saat ini, makanya akan lebih baik kita arif dan bijaksana 
 dalam menerima setiap informasi darimanapun datangnya. 
hakekat 'ilmu adalah milik Allah dan Allah pulalah yang tahu 
kebenarannya. Kita hanya bisa bermohon kepada Allah untuk 
diberikan 'ilmu yang benar dan bermanfaat, bila ada kebingungan 
mungkin contoh yang dilakukan oleh mas Dodi Indras dengan 
beristikhoroh meminta petunjuk-NYA akan lebih menentramkan hati 
kita. bUKANKAH HAL SEPERTI ITU PULA YANG DIAJARKAN aLLAH swt MELALU 
rOsuluLLoh SAW ...?
   
 Seperti yg saya katakan, alhamdulillah saya pernah nyantri 
walaupun 
 hanya di pesantren kampung. Saya pikir ketika itu ilmu agama saya 
 sudah cukup untuk bekal saya beribadah sehari-hari. Tapi ketika 
saya tinggal di jkt dan mulai kenal dengan yang namanya internet, 
saya 
 baru tersadar kalau saya masih sangat awam dalam memahami agama 
ini. 
 Banyak sekali hal-hal yang saya tidak ketahui ketika saya 
bergabung 
 dengan milis2 Islam seperti assunnah, MD, DT dan termasuk KI. Saya 
terkesan dengan penjelasan yang disampaikan oleh saudara-saudara 
 kita seperti Pak Fatih, pak Wandy, dan yang lainnya mengenai suatu 
 masalah. Mereka menjelaskan masalah2 tersebut bukan berdasarkan 
 logika mereka, tetapi dengan mengemukakan dalil-dalil yang shahih 
 yang disertai pemahamannya berdasarkan keterangan2 dari ulama2 
 terdahulu. Nah, pemahaman yang seperti itulah yang selama belum 
saya dapatkan dan ingin saya pelajari. Kemudian saya mencoba belajar 
lewat buku dan internet, tetapi saya rasa saya harus mencari seorang 
guru agar saya tidak salah dalam memahami apa yang saya baca. 
 Itu dia  makanya kemarin saya mencoba memposting ulang kiriman 
mas Dodi Indras dengan judul topik ... tambahan ilmu ... 
pada awal tulisanpun sudah saya sampaikan himbauan kepada para 
pencari 'ilmu. Dengan mengirim posting tersebut bukan berarti 
menafikan apa yang sudah disampaikan oleh saudara kita yang lain 
(mis. kiriman kang wandy atupun f4tiH). Bagi saya pribadi apa yang 
telah mereka sampaikan sama-sama shohih, dan saya memahminya sebagai 
hal yang biasa (bukan perbedaan yang prinsip). Bila ternyata anda 
kurang cocok dengan apa yang sudah disampaikan ya sudah diabaikan 
saja, itu artinya anda sudah tidak perlu dengan informasi tersebut, 
dan itu adalah pilihan anda sendiri.

   Dan dalam pencarian Ilmu ini, saya memilih untuk terus bertanya 
dan bertanya kepada mereka yang ahlinya daripada harus 
beristikhoroh, karena yang namanya ilmu itu harus dicari dengan 
belajar, bukan dengan istikhoroh.
 Bila anda sedang mencari 'lmu, bukankah informasi yang sudah 
disampaikan kemarin adalah 'ilmu juga, atau barangkali sumber 
tersebut anda anggap bukan ahlinya... terus istikhoroh itu diajarkan 
rosuluLLoh untuk apa yach?, 

   Mengenai penilaian suatu hadits dhoif atau shahih, alhamdulillah 
 saya juga memiliki beberapa kitab Hadits Shahih dan beberapa buku 
 yang merangkum dan menjelaskan tentang hadits2 dho'if yang disusun 
oleh Para Muhadditsin. 
   Syukurlah kalau begitu, bila anda sudah cukup dengan buku-
buku tersebut, itu adalah pilihan anda untuk memahami sesuatu.

   Jadi Insya Allah 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-04 Terurut Topik y4tie
Sekali lagi, yang suka menyalahkan siapa?

Kalau saya katakan, Pak, bacaaan Sholawat Bapak sepertinya ada yang 
salah tuh... Saya baca di kitab2 hadits Shahih ngga ada yang pake 
sayyidina deh, trus Imam Ibnu Rajab juga menerangkan demikian... 

Apa koreksi seperti itu sampeyan anggap menyalahkan? Lagi pula saya 
dan saudara-saudara lainnya kan hanya menyampaikan apa yang tertera 
dalam Hadits2 Shahih dan pendapat Ulama dahulu yang Terpercaya, jadi 
itu bukan pendapat saya pak. Saya sayang sama sampeyan, makanya saya 
koreksi... ;) Tapi kalau sampeyan ndak mau ikut pendapat itu ya 
terserah itu hak sampeyan, sebaliknya kalau sampeyan kemudian mau 
membuka-buka kitab hadits dan kitab ulama2 dahulu yg terpercaya utk 
mengecek kebenarannya, ya alhamdulillah Gitu aja kok repot :) 

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Ananto [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 saling mengoreksi... betul...
 tapi tidak saling menyalahkan dan menganggap pendapatnya yg paling 
benar
 se-dunia...
 
 salam,
 ananto
 
 
 On 10/4/06, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Maaf Pak Bambang, siapa bilang imam yang empat saling membiarkan/
  tidak mempermasalahkan amalannya masing2?
 
  Sesungguhnya mereka itu saling mengkoreksi dalam 
fatwanya/kitabnya
  ketika mereka menemukan hadits-hadits yang menurut mereka lebih
  shahih.
 
  Hal inilah yang membuat imam Syafi'i mengeluarkan 'qaul jadid' 
nya
  ketika diperlukan Tajdid/koreksi/pemurnian atas pendapat/fatwanya
  yang lama.
 
  Begitu pak menurut saya yang awam ini
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Kartika, Bambang
  KARTIKAB@ wrote:
  
  
  
   Assalamualaikum Wr.wb
  
   Saudaraku semuanya memang kadang kita sulit menerima yang 
tersirat
  disini tidak ada yang salah ,Pak Dodi juga tidak salah, rata-rata
  kalau di milisi ini paling tidak sudah memahami dan masing-masing
  memiliki dasar, kalau toh ada perbedaan,...coba ambil contoh dari
  Imam empat mereka saja tidak pernah mempermasalahkan perbedaan
  bahkan mereka akur-akursaja.
  
   Wassalam
  
   -Original Message-
   From: keluarga-islam@yahoogroups.com
   [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of y4tie
   Sent: Tuesday, October 03, 2006 4:55 PM
   To: keluarga-islam@yahoogroups.com
   Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu
  soal :
   Sayyidina==SUNNAH
  
  
   Maksud loe??? :)
  
   Aduh puasa2 begini kok hatinya penuh 'curigesen'  buruk sangka
   sih... ;)
  
   Maksud saya, jika pak Dodi bilang kita harus membiarkan amalan 
apa
   saja yang dipilih saudara kita, maka kalau begitu saya katakan
  tidak
   usah ada saja diskusi ini. Gitu lho...
  
   Semua yang ada disini saya anggap memiliki niat beramar ma'ruf
  nahi
   mungkar, baik itu yg pake sayyidina maupun yg tidak, baik yang
  suka
   tahlilan ataupun tidak, mereka semua berusaha menjelaskan 
tentang
  apa
   yang diyakininya benar tersebut dengan tujuan ber amar ma'ruf 
nahi
   mungkar tho?? Apa ada yang salah dengan ucapan saya?
  
   Di bulan puasa ini, mari kita sucikan hati dan pikiran kita 
dari
  hal2
   yang dapat merusak pahala puasa kita...
  
   --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@
   wrote:
   
 kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada
 masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup 
saja
   milis
 ini dan tidak usah ada diskusi agama... :)
Koq hoby main brendel, masih suka gaya orde baru ya ?
   
 Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat 
untuk
   saling
ber
 amar ma'ruf nahi munkar.
Hemm, boleh tahu sampai tingkat apa kemungkaran yang 
bagaimana
mengucapkan sayydina terhadap nabi Muhammad ?
   
Dan sebagai perbandingan bagaimana dengan Nabi yusuf 
memanggil
   tuannya
dengan kata Rabb dalam Qur'an?
   
Wassalam
   
anut
   
   
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ 
wrote:

 Pak Dodi yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua
  terserah
kepada
 masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup 
saja
   milis
 ini dan tidak usah ada diskusi agama... :)

 Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat 
untuk
   saling
ber
 amar ma'ruf nahi munkar. Jadi kalau ada diskusi berdasarkan
  ilmu
   itu
 adalah suatu yang baik dan jangan dianggap memaksakan 
kehendak
   atau
 tidak memahami perbedaan yang ada. Nah, Mengenai kesimpulan
   akhirnya,
 itu baru menjadi hak masing-masing orang. Kalau memang kita
   berniat
 mencari kebenaran dalam diskusi ini, niscaya yang akan 
dipilih
   adalah
 pendapat yang lebih mendekati kebenaran (pendapat yang 
lebih
   Shahih).

 Mengenai sholawat, jika ada satu hadits yang disepakati
ke-shahih-annya
 menyebutkan penambahan kata sayyidina, mungkin masalah
  perbedaan
   bunyi
 sholawat ini tidak akan ada. Tapi yang terjadikan tdk 
begitu.
   Bahkan
 saya pernah membaca bahwa Ibnu Rajab (seperti juga yg 
pernah
   diposting
 pak Wandy) dan beberapa Ulama Besar

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-03 Terurut Topik dodindra
Ass.Wr.Wb.
Ibu Yatie yang baik, semoga Alloh melimpahkan barokah dan rohmatNYA
pada kita semua, amiin.

Yang ibu sampaikan, tidaklah salah, namun, yang disampaikan oleh pak
Munif juga tidak ada kelirunya.
Faa Insya Alloh, hadits yang saya kutip juga berderajat SHAHIH.
Jadi bukan pendapat Ulama jaman sekarang lhooo.
Maka, masalah SAYYIDINA ini dalam sholawat, menurut saya, mari kita
serahkan saja kepada masing-masing untuk memilihnya.

Tidaklah perlu kita perpanjang lagi, semuanya mempunyai dasar, yang
menurut saya, sama-sama SHAHIHnya.
Pilihan adalah kecondongan hati, daripada kita memaksakan pemahaman
kita pada yang lain, alangkah indahnya jika perbedaan pemahaman tadi
kita jadikan sebagai luasnya khasanah ilmu beragama kita, sehingga
akan ada kesejukan dalam beramal ibadah.Jika ada pengetahuan, silahkan
disampaikan, walaupun mungkin kita tidak mengamalkan, namun, bisa
membantu saudara kita yang beramal yang barangkali belum tahu dasar
amalnya tersebut. Alangkah indahnyasaling memberi dan menerima
pengetahuan, tanpa saling memaksakan pemahaman, bimbinglah kami ini ya
Alloh.

Mohon dipahami, diantara Para Ulama Ahli Hadits, sering kali berbeda
dalam menghukumi derajat suatu HADITS. Silahkan ibu teliti, Kitab
Hadits Shahih yang ditulis oleh Imam Suyuthi, lalu bandingkan dengan
Kitab Hadits Shahih yang ditulis oleh Imam Nashirudin Al Bani.
Atau, kitab Shahih Imam Bukhori, ternyata oleh Imam Nashirudin Al
Bani, ada beberapa yang tidak dianggap shahih ( Padahal, Kitab Shahih
Imam Bukhori menempati urutan pertama dari Kitab-kitab Hadits yang
paling dipercaya).
Disinilah diperlukan kearifan kita dalam memilih, bagi saya, maka
istikhoroh pada Alloh adalah jalan terbaik yang saya tempuh untuk
meilih keshahihan mana yang akan saya anut terhadap hadits yang
dihukumi dengan derajat berbeda oleh para Ulama Ahli Hadits tersebut.

Demikian juga terhadap para Imam Mujtahid Fiqih/ Imam Mahdzab.
Jika ibu senang dengan Mahdzab Syafi'i, silahkan, dan jika ada saudara
kita yang memilih Mahdzab Imam Ja'far Ash-Shiddiq, atau Imam Abu
Hanifah, atau Imam Maliki, ya monggo, kita saling menghormati saja
pilihan masing-masing.

Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan, semoga Alloh mengampuni saya
dan kita semua ditetapkan dishiroothol mustaqiimNYA, amiin.
Selamat menunaikan Ibadah Shoum, udah 10 hari nih.

wassalam,
dodi

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Munif, saya juga membaca penjelasan lain di milis ini, tolong 
 dibaca juga oleh anda dengan membuka hati dan pikiran anda. Didalam 
 postingan Pak wandy saya membaca penjelasan dari IMAM IBNU HAJAR 
 dengan sangat jelas, juga IMAM NAWAWI yang menyebutkan bahwa 
 penggunaan SHOLAWAT yang benar  adalah tanpa menggunakan sayyidina. 
 Kemudian juga ditambahkan di dalam muqaddimah kitab al-Umm IMAM 
 SYAFI'I menyebutkan lafaz sholawat kepada Nabi saw TANPA Sayyidina.
 
 Pak Ari Dino juga kemudian mengulas bahwa pengucapan kata sayyidina 
 juga bertentangan dengan Hadits Shahih yang melarang pengucapan 
 tersebut, dan tidak dalil Shahih yang menunjukkan bolehnya 
 penambahan kata sayyidina di dalam sholawat.
 
 Jika didalam Hadits2 Shahih sudah disebutkan dengan JELAS bunyi 
 sholawat yang benar, ditambah lagi penjelasan para ulama terdahulu 
 di dalam kitab-kitab mereka, mengapa anda masih saja ngotot memilih 
 pendapat ulama sekarang yang bertentangan dengan apa yang tertera di 
 Hadits Shahih dan kitab ulama terkemuka terdahulu?
 
 Bukankah kita diperintahkan untuk berpegang teguh kepada Al-Quran 
 dan Hadits sesuai dengan pemahaman ulama terdahulu, yaitu para 
 sahabat, tabi'in dan para imam mujtahid? 
 
 Jika kita menyandarkan pemahaman agama kita hanya pada ulama-ulama 
 jaman sekarang saja tanpa memperhatikan Ulama2 terdahulu, maka 
 hasilnya akan ada banyak pemahaman dalam agama kita ini, seperti 
 yang terjadi sekarang...
 
 Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itu mungkin  
 disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :)
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif munif2006@ 
 wrote:
 
  Assalaamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh
  ===deleted






Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-03 Terurut Topik y4tie
Pak Dodi yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada 
masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja milis 
ini dan tidak usah ada diskusi agama... :) 

Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk saling ber 
amar ma'ruf nahi munkar. Jadi kalau ada diskusi berdasarkan ilmu itu 
adalah suatu yang baik dan jangan dianggap memaksakan kehendak atau 
tidak memahami perbedaan yang ada. Nah, Mengenai kesimpulan akhirnya, 
itu baru menjadi hak masing-masing orang. Kalau memang kita berniat 
mencari kebenaran dalam diskusi ini, niscaya yang akan dipilih adalah 
pendapat yang lebih mendekati kebenaran (pendapat yang lebih Shahih).

Mengenai sholawat, jika ada satu hadits yang disepakati ke-shahih-annya 
menyebutkan penambahan kata sayyidina, mungkin masalah perbedaan bunyi 
sholawat ini tidak akan ada. Tapi yang terjadikan tdk begitu. Bahkan 
saya pernah membaca bahwa Ibnu Rajab (seperti juga yg pernah diposting 
pak Wandy) dan beberapa Ulama Besar terdahulu pernah membahas masalah 
penambahan kata sayyidina ini. Jika Pak Dodi mempunyai hadits sholawat 
yang menyebutkan kata Sayyidina yang telah disepakti ke-shahihahnnya 
menurut beberapa ulama hadits, silakan dipostingkan.

Berikut saya postingkan bunyi teks sholawat yang tercantum dalam Buku-
buku Hadits yang Shahih:

1.  Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa ahli baythihi, 
wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi,  kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim 
wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Wa baarik 'ala muhammad 
wa 'alaa ahli baythihi, wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi, kamaa baa 
rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. 
(HR Ahmad dan Thahawi dengan SANAD SHAHIH, dan Bukhari serta Muslim 
tanpa lafadz `ahlu baythihi')

2.  Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad, 
kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum 
majid. Alloohuumma baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa 
baa rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum 
majiid. (HR Bukhari, Muslim, Nasa'I, Humaidi, Ibnu Mandah, dan dia 
menyatakan Hadits ini telah DISEPAKATI SHAHIH-nya)

3.  Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad, 
kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum 
majid. Wa baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa 
rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. (HR 
Ahmad, Nasa'I, dan Abu Ya'la dengan SANAD SHAHIH)

4.  Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa 
aali muhammad, kamaa shollayta 'alaa aali Ibrohiim. Wa baarik 'ala 
muhammadinn nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa 
rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim fil `aalamiina, Innaka hamiidum 
majiid. (HR Muslim, Abu `Awanah, Ibnu Abi Syaibah, Abu Dawud, dan 
Nasa'I, disahkan oleh Hakim)

5.  Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin `abdika wa rosuulika, kamaa 
shollayta 'alaa aali Ibrhoohim. Wa baarik 'ala muhammad `abdika wa 
rosuulika wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa 
aali Ibroohim (HR Bukhari, Nasa'I,  Thahawi, Ahmad, Isma'il al-Qadhi)

6.  Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad. Wa 
baarik 'ala muhammadin wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollayta wa 
barokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. (HR 
Nasa'I, Thahawi, Abu Sa'id Ibnul A'rabi)

Kesemua hadits (yang sebagian telah disepakati shahihnya) mengajarkan 
bacaan sholawat yang tidak satu pun menambahkan kata sayyidina. Ada 
satu yang tersebut dalam hadits Ibnu Masu'd kata-kata Sayyidil 
Mursalin, tapi itu pun menurut Ibnu Hajar sanad hadits tersebut adalah 
DHO'IF, begitu pula yang saya baca di bukunya Al-Albani. Dan jika bapak-
bapak perhatikan di kitab-kitab para ulama NGETOP terdahuhulu (Imam 
Syafi'i, Imam Nawawi, Imam Suyuthi, dll) dalam muqaddimah mereka tidak 
ada satu pun yang menambahkan kata sayyidina dalam sholawatnya.

Jadi, kalau sudah ada begitu banyak hadits shahih yang mengajarkan 
bunyi sholawat yang benar, buat apa memilih yang belum jelas? 

Tapi kembali itu semua terserah anda, saya hanya sekedar menyampaikan 
apa yang saya tahu... :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ass.Wr.Wb.
 Ibu Yatie yang baik, semoga Alloh melimpahkan barokah dan rohmatNYA
 pada kita semua, amiin.
 
 Yang ibu sampaikan, tidaklah salah, namun, yang disampaikan oleh pak
 Munif juga tidak ada kelirunya.
 Faa Insya Alloh, hadits yang saya kutip juga berderajat SHAHIH.
 Jadi bukan pendapat Ulama jaman sekarang lhooo.
 Maka, masalah SAYYIDINA ini dalam sholawat, menurut saya, mari kita
 serahkan saja kepada masing-masing untuk memilihnya.
 
---cut





Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-03 Terurut Topik banganut
 kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada
 masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja milis
 ini dan tidak usah ada diskusi agama... :)
Koq hoby main brendel, masih suka gaya orde baru ya ?

 Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk saling
ber
 amar ma'ruf nahi munkar.
Hemm, boleh tahu sampai tingkat apa kemungkaran yang bagaimana
mengucapkan sayydina terhadap nabi Muhammad ?

Dan sebagai perbandingan bagaimana dengan Nabi yusuf memanggil tuannya
dengan kata Rabb dalam Qur'an?

Wassalam

anut


--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Dodi yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua terserah
kepada
 masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja milis
 ini dan tidak usah ada diskusi agama... :)

 Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk saling
ber
 amar ma'ruf nahi munkar. Jadi kalau ada diskusi berdasarkan ilmu itu
 adalah suatu yang baik dan jangan dianggap memaksakan kehendak atau
 tidak memahami perbedaan yang ada. Nah, Mengenai kesimpulan akhirnya,
 itu baru menjadi hak masing-masing orang. Kalau memang kita berniat
 mencari kebenaran dalam diskusi ini, niscaya yang akan dipilih adalah
 pendapat yang lebih mendekati kebenaran (pendapat yang lebih Shahih).

 Mengenai sholawat, jika ada satu hadits yang disepakati
ke-shahih-annya
 menyebutkan penambahan kata sayyidina, mungkin masalah perbedaan bunyi
 sholawat ini tidak akan ada. Tapi yang terjadikan tdk begitu. Bahkan
 saya pernah membaca bahwa Ibnu Rajab (seperti juga yg pernah diposting
 pak Wandy) dan beberapa Ulama Besar terdahulu pernah membahas masalah
 penambahan kata sayyidina ini. Jika Pak Dodi mempunyai hadits sholawat
 yang menyebutkan kata Sayyidina yang telah disepakti ke-shahihahnnya
 menurut beberapa ulama hadits, silakan dipostingkan.

 Berikut saya postingkan bunyi teks sholawat yang tercantum dalam Buku-
 buku Hadits yang Shahih:

 1. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa ahli baythihi,
 wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi,  kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim
 wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Wa baarik 'ala
muhammad
 wa 'alaa ahli baythihi, wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi, kamaa baa
 rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid.
 (HR Ahmad dan Thahawi dengan SANAD SHAHIH, dan Bukhari serta Muslim
 tanpa lafadz `ahlu baythihi')

 2. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad,
 kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka
hamiidum
 majid. Alloohuumma baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa
 baa rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum
 majiid. (HR Bukhari, Muslim, Nasa'I, Humaidi, Ibnu Mandah, dan dia
 menyatakan Hadits ini telah DISEPAKATI SHAHIH-nya)

 3. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad,
 kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum
 majid. Wa baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa
 rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. (HR
 Ahmad, Nasa'I, dan Abu Ya'la dengan SANAD SHAHIH)

 4. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa
 aali muhammad, kamaa shollayta 'alaa aali Ibrohiim. Wa baarik 'ala
 muhammadinn nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa
 rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim fil `aalamiina, Innaka hamiidum
 majiid. (HR Muslim, Abu `Awanah, Ibnu Abi Syaibah, Abu Dawud, dan
 Nasa'I, disahkan oleh Hakim)

 5. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin `abdika wa rosuulika, kamaa
 shollayta 'alaa aali Ibrhoohim. Wa baarik 'ala muhammad `abdika wa
 rosuulika wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim wa
 aali Ibroohim (HR Bukhari, Nasa'I,  Thahawi, Ahmad, Isma'il al-Qadhi)

 6. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad. Wa
 baarik 'ala muhammadin wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollayta wa
 barokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. (HR
 Nasa'I, Thahawi, Abu Sa'id Ibnul A'rabi)

 Kesemua hadits (yang sebagian telah disepakati shahihnya) mengajarkan
 bacaan sholawat yang tidak satu pun menambahkan kata sayyidina. Ada
 satu yang tersebut dalam hadits Ibnu Masu'd kata-kata Sayyidil
 Mursalin, tapi itu pun menurut Ibnu Hajar sanad hadits tersebut
adalah
 DHO'IF, begitu pula yang saya baca di bukunya Al-Albani. Dan jika
bapak-
 bapak perhatikan di kitab-kitab para ulama NGETOP terdahuhulu (Imam
 Syafi'i, Imam Nawawi, Imam Suyuthi, dll) dalam muqaddimah mereka tidak
 ada satu pun yang menambahkan kata sayyidina dalam sholawatnya.

 Jadi, kalau sudah ada begitu banyak hadits shahih yang mengajarkan
 bunyi sholawat yang benar, buat apa memilih yang belum jelas?

 Tapi kembali itu semua terserah anda, saya hanya sekedar menyampaikan
 apa yang saya tahu... :)

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, dodindra dodindra@ wrote:
 
  Ass.Wr.Wb.
  Ibu Yatie yang baik, semoga Alloh melimpahkan barokah dan rohmatNYA
  pada kita semua, amiin.
 
  Yang ibu sampaikan, 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-03 Terurut Topik kang nceps
wah pendapat siapa nih
pendapat milis, pendapat sampeyan pribadi,atau pendapat para 
moderator ??
baru diskusi aja sudah hobinya maen bongkar,,,he,,,he,,
(senyum-senyum,,)

wassalam knc

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pak Dodi yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua terserah 
kepada 
 masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja milis 
 ini dan tidak usah ada diskusi agama... :) 
 








Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-03 Terurut Topik Achmad Munif



Terima kasih y4tie .. alhamdulillah sudah saya baca dan sampai postingan ini saya pribadi belum pernah menyalahkan apa yang sudah disodaqohkan oleh kang wandy. Hanya saja selain postingan tersebut ternyata ada saudara kita yang lain dalam hal ini mas Dodi Indras mengirim HR lain yang memiliki derajat kesahihan menurut para mukhadditsin juga. Makanya disebut dengan tambahan 'ilmu. Pertanyaannya kenapa ada satu pihak yang seolah-olah merasa apa yang ada di dirinya adalah yang paling benar sementara ada informasi dari saudara yang lainnya dengan derajat kesahihan yang sama dianggap tidak benar... ini kan namanya "gula di tangan sendiri dikatakan madu, sementara madu ditangan orang lain dianggap racun"... mudah-mudahan nggak begitu yach.Yang agak mengherankan saya adalah. anda sendiri di postingan lain menyatakan bahwa anda baru belajar lewat buku dan bingung
 dalam mencari guru.. lha kok saat ini sudah berani menganalisa dengan pemikiran sendiri bahwa yang benar hanyalah yang disampaikan oleh kang wandy danari dino saja yang shohih. apa anda sudah meneliti semua informasi HR yang sudah disampaikan oleh mas Dodi Indras.? jangan mudah menyimpulkan selagi informasi kita masih minim. Bisa saja apa yang kita anggap paling shohih ternyata hanyalah penafsiran kita terhadap HR saja, sementara maksud dari HR tersebut bisa saja tidak sama dengan penafsiran kita bukan..?!Sekali lagi terima kasih atas penjelasannya y4tie yach... dan perlu anda camkan saya sama sekali tidak ngotot dalam hal ini. OK  y4tie nulis :   Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itu mungkin  disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :)Itu dia anda
 sendiri masih belum yakin dengan apa yang anda pahami saat ini, makanya akan lebih baik kita arif dan bijaksana dalam menerima setiap informasi darimanapun datangnya. hakekat 'ilmu adalah milik Allah dan Allah pulalah yang tahu kebenarannya. Kita hanya bisa bermohon kepada Allah untuk diberikan 'ilmu yang benar dan bermanfaat, bila ada kebingungan mungkin contoh yang dilakukan oleh mas Dodi Indras dengan beristikhoroh meminta petunjuk-NYA akan lebih menentramkan hati kita. bUKANKAH HAL SEPERTI ITU PULA YANG DIAJARKAN aLLAH swt MELALU rOsuluLLoh SAW ...?  WaLLahu a'lam bisshowab...  kata mas Ananto : Orang awam gak bisa njawab--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, "y4tie" <[EMAIL PROTECTED]>wrote: Pak Munif, saya juga membaca penjelasan lain di milis ini, tolong  dibaca juga oleh anda
 dengan membuka hati dan pikiran anda.   Didalam  postingan Pak wandy saya membaca penjelasan dari IMAM IBNU HAJAR  dengan sangat jelas, juga IMAM NAWAWI yang menyebutkan bahwa  penggunaan SHOLAWAT yang benar adalah tanpa menggunakan sayyidina.  Kemudian juga ditambahkan di dalam muqaddimah kitab al-Umm IMAM  SYAFI'I menyebutkan lafaz sholawat kepada Nabi saw TANPA Sayyidina.  Pak Ari Dino juga kemudian mengulas bahwa pengucapan kata sayyidina  juga bertentangan dengan Hadits Shahih yang melarang pengucapan  tersebut, dan tidak dalil Shahih yang menunjukkan bolehnya  penambahan kata sayyidina di dalam sholawat.  Jika didalam Hadits2 Shahih sudah disebutkan dengan JELAS bunyi  sholawat yang benar, ditambah lagi penjelasan para ulama terdahulu  di dalam kitab-kitab mereka, mengapa anda masih saja ngotot memilih  pendapat ulama sekarang yang
 bertentangan dengan apa yang tertera di  Hadits Shahih dan kitab ulama terkemuka terdahulu?  Bukankah kita diperintahkan untuk berpegang teguh kepada Al-Quran  dan Hadits sesuai dengan pemahaman ulama terdahulu, yaitu para  sahabat, tabi'in dan para imam mujtahid?   Jika kita menyandarkan pemahaman agama kita hanya pada ulama-ulama  jaman sekarang saja tanpa memperhatikan Ulama2 terdahulu, maka  hasilnya akan ada banyak pemahaman dalam agama kita ini, seperti  yang terjadi sekarang...  Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itu mungkin  disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :)  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif  wrote:   Assalaamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh  ===deletedIlmu merupakan harta abstrak titipan
 Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas yang engkau mampu. Yahoo! Groups Links* To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/* Your email settings:Individual Email | Traditional* To change settings online go to:http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join(Yahoo! ID required)* To change settings via email:mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED]* To unsubscribe from this group, send an email
 to:[EMAIL PROTECTED]* Your use of Yahoo! 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-03 Terurut Topik y4tie
Maksud loe??? :)

Aduh puasa2 begini kok hatinya penuh 'curigesen'  buruk sangka 
sih... ;)

Maksud saya, jika pak Dodi bilang kita harus membiarkan amalan apa 
saja yang dipilih saudara kita, maka kalau begitu saya katakan tidak 
usah ada saja diskusi ini. Gitu lho... 

Semua yang ada disini saya anggap memiliki niat beramar ma'ruf nahi 
mungkar, baik itu yg pake sayyidina maupun yg tidak, baik yang suka 
tahlilan ataupun tidak, mereka semua berusaha menjelaskan tentang apa 
yang diyakininya benar tersebut dengan tujuan ber amar ma'ruf nahi 
mungkar tho?? Apa ada yang salah dengan ucapan saya?

Di bulan puasa ini, mari kita sucikan hati dan pikiran kita dari hal2 
yang dapat merusak pahala puasa kita...

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

  kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada
  masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja 
milis
  ini dan tidak usah ada diskusi agama... :)
 Koq hoby main brendel, masih suka gaya orde baru ya ?
 
  Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk 
saling
 ber
  amar ma'ruf nahi munkar.
 Hemm, boleh tahu sampai tingkat apa kemungkaran yang bagaimana
 mengucapkan sayydina terhadap nabi Muhammad ?
 
 Dan sebagai perbandingan bagaimana dengan Nabi yusuf memanggil 
tuannya
 dengan kata Rabb dalam Qur'an?
 
 Wassalam
 
 anut
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote:
 
  Pak Dodi yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua terserah
 kepada
  masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja 
milis
  ini dan tidak usah ada diskusi agama... :)
 
  Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk 
saling
 ber
  amar ma'ruf nahi munkar. Jadi kalau ada diskusi berdasarkan ilmu 
itu
  adalah suatu yang baik dan jangan dianggap memaksakan kehendak 
atau
  tidak memahami perbedaan yang ada. Nah, Mengenai kesimpulan 
akhirnya,
  itu baru menjadi hak masing-masing orang. Kalau memang kita 
berniat
  mencari kebenaran dalam diskusi ini, niscaya yang akan dipilih 
adalah
  pendapat yang lebih mendekati kebenaran (pendapat yang lebih 
Shahih).
 
  Mengenai sholawat, jika ada satu hadits yang disepakati
 ke-shahih-annya
  menyebutkan penambahan kata sayyidina, mungkin masalah perbedaan 
bunyi
  sholawat ini tidak akan ada. Tapi yang terjadikan tdk begitu. 
Bahkan
  saya pernah membaca bahwa Ibnu Rajab (seperti juga yg pernah 
diposting
  pak Wandy) dan beberapa Ulama Besar terdahulu pernah membahas 
masalah
  penambahan kata sayyidina ini. Jika Pak Dodi mempunyai hadits 
sholawat
  yang menyebutkan kata Sayyidina yang telah disepakti ke-
shahihahnnya
  menurut beberapa ulama hadits, silakan dipostingkan.
 
  Berikut saya postingkan bunyi teks sholawat yang tercantum dalam 
Buku-
  buku Hadits yang Shahih:
 
  1. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa ahli baythihi,
  wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi,  kamaa shollayta 'alaa 
Ibrohiim
  wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Wa baarik 'ala
 muhammad
  wa 'alaa ahli baythihi, wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi, 
kamaa baa
  rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum 
majiid.
  (HR Ahmad dan Thahawi dengan SANAD SHAHIH, dan Bukhari serta 
Muslim
  tanpa lafadz `ahlu baythihi')
 
  2. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad,
  kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka
 hamiidum
  majid. Alloohuumma baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, 
kamaa
  baa rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum
  majiid. (HR Bukhari, Muslim, Nasa'I, Humaidi, Ibnu Mandah, dan 
dia
  menyatakan Hadits ini telah DISEPAKATI SHAHIH-nya)
 
  3. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad,
  kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum
  majid. Wa baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa
  rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. 
(HR
  Ahmad, Nasa'I, dan Abu Ya'la dengan SANAD SHAHIH)
 
  4. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa
  aali muhammad, kamaa shollayta 'alaa aali Ibrohiim. Wa baarik 'ala
  muhammadinn nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa
  rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim fil `aalamiina, Innaka 
hamiidum
  majiid. (HR Muslim, Abu `Awanah, Ibnu Abi Syaibah, Abu Dawud, dan
  Nasa'I, disahkan oleh Hakim)
 
  5. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin `abdika wa rosuulika, kamaa
  shollayta 'alaa aali Ibrhoohim. Wa baarik 'ala muhammad `abdika wa
  rosuulika wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim 
wa
  aali Ibroohim (HR Bukhari, Nasa'I,  Thahawi, Ahmad, Isma'il al-
Qadhi)
 
  6. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad. Wa
  baarik 'ala muhammadin wa 'alaa aali muhammad, kamaa shollayta wa
  barokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. 
(HR
  Nasa'I, Thahawi, Abu Sa'id Ibnul A'rabi)
 
  Kesemua hadits (yang sebagian telah disepakati shahihnya) 
mengajarkan
  bacaan sholawat yang 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-03 Terurut Topik y4tie
Pak Munif, kalau saya merasa masih awam apa itu berarti saya harus 
tidak mengerti apa2?

Seperti yg saya katakan, alhamdulillah saya pernah nyantri walaupun 
hanya di pesantren kampung. Saya pikir ketika itu ilmu agama saya 
sudah cukup untuk bekal saya beribadah sehari-hari. Tapi ketika saya 
tinggal di jkt dan mulai kenal dengan yang namanya internet, saya 
baru tersadar kalau saya masih sangat awam dalam memahami agama ini. 
Banyak sekali hal-hal yang saya tidak ketahui ketika saya bergabung 
dengan milis2 Islam seperti assunnah, MD, DT dan termasuk KI. Saya 
terkesan dengan penjelasan yang disampaikan oleh saudara-saudara 
kita seperti Pak Fatih, pak Wandy, dan yang lainnya mengenai suatu 
masalah. Mereka menjelaskan masalah2 tersebut bukan berdasarkan 
logika mereka, tetapi dengan mengemukakan dalil-dalil yang shahih 
yang disertai pemahamannya berdasarkan keterangan2 dari ulama2 
terdahulu. Nah, pemahaman yang seperti itulah yang selama belum saya 
dapatkan dan ingin saya pelajari. Kemudian saya mencoba belajar 
lewat buku dan internet, tetapi saya rasa saya harus mencari seorang 
guru agar saya tidak salah dalam memahami apa yang saya baca. Dan 
dalam pencarian Ilmu ini, saya memilih untuk terus bertanya dan 
bertanya kepada mereka yang ahlinya daripada harus beristikhoroh, 
karena yang namanya ilmu itu harus dicari dengan belajar, bukan 
dengan istikhoroh.

Mengenai penilaian suatu hadits dhoif atau shahih, alhamdulillah 
saya juga memiliki beberapa kitab Hadits Shahih dan beberapa buku 
yang merangkum dan menjelaskan tentang hadits2 dho'if yang disusun 
oleh Para Muhadditsin. Jadi Insya Allah saya tidak memegang 
faham gula di tangan sendiri dikatakan madu, sementara madu 
ditangan orang lain dianggap racun, tetapi semua penilaian itu 
berdasarkan keterangan-keterangan yang ada di buku-buku tersebut. 
Seperti kata Imam Syafi'i Bila suatu Hadits itu Shahih, itulah 
madzhabku, jika ada keterangan atau dalil yang lebih shahih 
(menurut banyak Ulama Hadits), maka pendapat itulah yang akan saya 
pilih... Boleh dong saya mengikuti prinsipnya Imam Syafi'i... :)

PS: Orang yang mengaku awam, belum tentu tidak tahu apa-apa. Orang 
yang mengaku pintar, belum tentu tahu apa-apa.

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Terima kasih y4tie .. alhamdulillah sudah saya baca dan sampai 
postingan ini saya pribadi belum pernah menyalahkan apa yang sudah 
disodaqohkan oleh kang wandy. Hanya saja selain postingan tersebut 
ternyata ada saudara kita yang lain dalam hal ini mas Dodi Indras 
mengirim HR lain yang memiliki derajat kesahihan menurut para 
mukhadditsin juga. Makanya disebut dengan tambahan 'ilmu. 
Pertanyaannya kenapa ada satu pihak yang seolah-olah merasa apa yang 
ada di dirinya adalah yang paling benar sementara ada informasi dari 
saudara yang lainnya dengan derajat kesahihan yang sama dianggap 
tidak benar... ini kan namanya gula di tangan sendiri dikatakan 
madu, sementara madu ditangan orang lain dianggap racun... mudah-
mudahan nggak begitu yach.

   Yang agak mengherankan saya adalah. anda sendiri di 
postingan lain menyatakan bahwa anda baru belajar lewat buku dan 
bingung dalam mencari guru.. lha kok saat ini sudah berani 
menganalisa dengan pemikiran sendiri bahwa yang benar hanyalah yang 
disampaikan oleh kang wandy dan ari dino saja yang shohih. apa anda 
sudah meneliti semua informasi HR yang sudah disampaikan oleh mas 
Dodi Indras.? jangan mudah menyimpulkan selagi informasi kita masih 
minim. Bisa saja apa yang kita anggap paling shohih ternyata 
hanyalah penafsiran kita terhadap HR saja, sementara maksud dari HR 
tersebut bisa saja tidak sama dengan penafsiran kita bukan..?!

   Sekali lagi terima kasih atas penjelasannya y4tie yach... dan 
perlu anda camkan saya sama sekali tidak ngotot dalam hal ini. OK
   y4tie nulis :
Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itu 
mungkin 
  disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :)
 Itu dia anda sendiri masih belum yakin dengan apa yang anda 
pahami saat ini, makanya akan lebih baik kita arif dan bijaksana 
dalam menerima setiap informasi darimanapun datangnya. hakekat 'ilmu 
adalah milik Allah dan Allah pulalah yang tahu kebenarannya. Kita 
hanya bisa bermohon kepada Allah untuk diberikan 'ilmu yang benar 
dan bermanfaat, bila ada kebingungan mungkin contoh yang dilakukan 
oleh mas Dodi Indras dengan beristikhoroh meminta petunjuk-NYA akan 
lebih menentramkan hati kita. bUKANKAH HAL SEPERTI ITU PULA YANG 
DIAJARKAN aLLAH swt MELALU rOsuluLLoh SAW ...?
 
   WaLLahu a'lam bisshowab...
   kata mas Ananto : Orang awam gak bisa njawab
--CUT--








Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala 

Re: Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-03 Terurut Topik Ananto



...Banyak sekali hal-hal yang saya tidak ketahui ketika saya bergabungdengan milis2 Islam seperti assunnah, MD, DT dan termasuk KI

mbak yati... biar imbang, sampeyan ikut juga KMNU dan Islam Liberal... :))salam,
ananto

On 10/4/06, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:
Pak Munif, kalau saya merasa masih awam apa itu berarti saya harustidak mengerti apa2?Seperti yg saya katakan, alhamdulillah saya pernah nyantri walaupun
hanya di pesantren kampung. Saya pikir ketika itu ilmu agama sayasudah cukup untuk bekal saya beribadah sehari-hari. Tapi ketika sayatinggal di jkt dan mulai kenal dengan yang namanya internet, sayabaru tersadar kalau saya masih sangat awam dalam memahami agama ini.
Banyak sekali hal-hal yang saya tidak ketahui ketika saya bergabungdengan milis2 Islam seperti assunnah, MD, DT dan termasuk KI. Sayaterkesan dengan penjelasan yang disampaikan oleh saudara-saudarakita seperti Pak Fatih, pak Wandy, dan yang lainnya mengenai suatu
masalah. Mereka menjelaskan masalah2 tersebut bukan berdasarkanlogika mereka, tetapi dengan mengemukakan dalil-dalil yang shahihyang disertai pemahamannya berdasarkan keterangan2 dari ulama2terdahulu. Nah, pemahaman yang seperti itulah yang selama belum saya
dapatkan dan ingin saya pelajari. Kemudian saya mencoba belajarlewat buku dan internet, tetapi saya rasa saya harus mencari seorangguru agar saya tidak salah dalam memahami apa yang saya baca. Dandalam pencarian Ilmu ini, saya memilih untuk terus bertanya dan
bertanya kepada mereka yang ahlinya daripada harus beristikhoroh,karena yang namanya ilmu itu harus dicari dengan belajar, bukandengan istikhoroh.Mengenai penilaian suatu hadits dhoif atau shahih, alhamdulillah
saya juga memiliki beberapa kitab Hadits Shahih dan beberapa bukuyang merangkum dan menjelaskan tentang hadits2 dho'if yang disusunoleh Para Muhadditsin. Jadi Insya Allah saya tidak memegangfaham gula di tangan sendiri dikatakan madu, sementara madu
ditangan orang lain dianggap racun, tetapi semua penilaian ituberdasarkan keterangan-keterangan yang ada di buku-buku tersebut.Seperti kata Imam Syafi'i Bila suatu Hadits itu Shahih, itulahmadzhabku, jika ada keterangan atau dalil yang lebih shahih
(menurut banyak Ulama Hadits), maka pendapat itulah yang akan sayapilih... Boleh dong saya mengikuti prinsipnya Imam Syafi'i... :)PS: Orang yang mengaku awam, belum tentu tidak tahu apa-apa. Orangyang mengaku pintar, belum tentu tahu apa-apa.
--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif [EMAIL PROTECTED]wrote: Terima kasih y4tie .. alhamdulillah sudah saya baca dan sampai
postingan ini saya pribadi belum pernah menyalahkan apa yang sudahdisodaqohkan oleh kang wandy. Hanya saja selain postingan tersebutternyata ada saudara kita yang lain dalam hal ini mas Dodi Indrasmengirim HR lain yang memiliki derajat kesahihan menurut para
mukhadditsin juga. Makanya disebut dengan tambahan 'ilmu.Pertanyaannya kenapa ada satu pihak yang seolah-olah merasa apa yangada di dirinya adalah yang paling benar sementara ada informasi darisaudara yang lainnya dengan derajat kesahihan yang sama dianggap
tidak benar... ini kan namanya gula di tangan sendiri dikatakanmadu, sementara madu ditangan orang lain dianggap racun... mudah-mudahan nggak begitu yach. Yang agak mengherankan saya adalah. anda sendiri di
postingan lain menyatakan bahwa anda baru belajar lewat buku danbingung dalam mencari guru.. lha kok saat ini sudah beranimenganalisa dengan pemikiran sendiri bahwa yang benar hanyalah yangdisampaikan oleh kang wandy dan ari dino saja yang shohih. apa anda
sudah meneliti semua informasi HR yang sudah disampaikan oleh masDodi Indras.? jangan mudah menyimpulkan selagi informasi kita masihminim. Bisa saja apa yang kita anggap paling shohih ternyatahanyalah penafsiran kita terhadap HR saja, sementara maksud dari HR
tersebut bisa saja tidak sama dengan penafsiran kita bukan..?! Sekali lagi terima kasih atas penjelasannya y4tie yach... danperlu anda camkan saya sama sekali tidak ngotot dalam hal ini. OK y4tie nulis :
  Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itumungkin  disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :) Itu dia anda sendiri masih belum yakin dengan apa yang anda
pahami saat ini, makanya akan lebih baik kita arif dan bijaksanadalam menerima setiap informasi darimanapun datangnya. hakekat 'ilmuadalah milik Allah dan Allah pulalah yang tahu kebenarannya. Kitahanya bisa bermohon kepada Allah untuk diberikan 'ilmu yang benar
dan bermanfaat, bila ada kebingungan mungkin contoh yang dilakukanoleh mas Dodi Indras dengan beristikhoroh meminta petunjuk-NYA akanlebih menentramkan hati kita. bUKANKAH HAL SEPERTI ITU PULA YANGDIAJARKAN aLLAH swt MELALU rOsuluLLoh SAW ...?
 WaLLahu a'lam bisshowab... kata mas Ananto : Orang awam gak bisa njawab--CUT--Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-03 Terurut Topik banganut
Al-hamdulillah kalau maksudnya baik ...

Terkadang tulisan sering ngak kelihatan maksud baik atau buruk, jadi
saya hanya melihat apa yang tampak di tulisan.

harap maklum

wassalam

anut

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Maksud loe??? :)

 Aduh puasa2 begini kok hatinya penuh 'curigesen'  buruk sangka
 sih... ;)

 Maksud saya, jika pak Dodi bilang kita harus membiarkan amalan apa
 saja yang dipilih saudara kita, maka kalau begitu saya katakan tidak
 usah ada saja diskusi ini. Gitu lho...

 Semua yang ada disini saya anggap memiliki niat beramar ma'ruf nahi
 mungkar, baik itu yg pake sayyidina maupun yg tidak, baik yang suka
 tahlilan ataupun tidak, mereka semua berusaha menjelaskan tentang apa
 yang diyakininya benar tersebut dengan tujuan ber amar ma'ruf nahi
 mungkar tho?? Apa ada yang salah dengan ucapan saya?

 Di bulan puasa ini, mari kita sucikan hati dan pikiran kita dari hal2
 yang dapat merusak pahala puasa kita...

 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut banganut@
 wrote:
 
   kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada
   masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja
 milis
   ini dan tidak usah ada diskusi agama... :)
  Koq hoby main brendel, masih suka gaya orde baru ya ?
 
   Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk
 saling
  ber
   amar ma'ruf nahi munkar.
  Hemm, boleh tahu sampai tingkat apa kemungkaran yang bagaimana
  mengucapkan sayydina terhadap nabi Muhammad ?
 
  Dan sebagai perbandingan bagaimana dengan Nabi yusuf memanggil
 tuannya
  dengan kata Rabb dalam Qur'an?
 
  Wassalam
 
  anut
 
 
  --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote:
  
   Pak Dodi yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua terserah
  kepada
   masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja
 milis
   ini dan tidak usah ada diskusi agama... :)
  
   Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk
 saling
  ber
   amar ma'ruf nahi munkar. Jadi kalau ada diskusi berdasarkan ilmu
 itu
   adalah suatu yang baik dan jangan dianggap memaksakan kehendak
 atau
   tidak memahami perbedaan yang ada. Nah, Mengenai kesimpulan
 akhirnya,
   itu baru menjadi hak masing-masing orang. Kalau memang kita
 berniat
   mencari kebenaran dalam diskusi ini, niscaya yang akan dipilih
 adalah
   pendapat yang lebih mendekati kebenaran (pendapat yang lebih
 Shahih).
  
   Mengenai sholawat, jika ada satu hadits yang disepakati
  ke-shahih-annya
   menyebutkan penambahan kata sayyidina, mungkin masalah perbedaan
 bunyi
   sholawat ini tidak akan ada. Tapi yang terjadikan tdk begitu.
 Bahkan
   saya pernah membaca bahwa Ibnu Rajab (seperti juga yg pernah
 diposting
   pak Wandy) dan beberapa Ulama Besar terdahulu pernah membahas
 masalah
   penambahan kata sayyidina ini. Jika Pak Dodi mempunyai hadits
 sholawat
   yang menyebutkan kata Sayyidina yang telah disepakti ke-
 shahihahnnya
   menurut beberapa ulama hadits, silakan dipostingkan.
  
   Berikut saya postingkan bunyi teks sholawat yang tercantum dalam
 Buku-
   buku Hadits yang Shahih:
  
   1. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa ahli baythihi,
   wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi,  kamaa shollayta 'alaa
 Ibrohiim
   wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Wa baarik 'ala
  muhammad
   wa 'alaa ahli baythihi, wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi,
 kamaa baa
   rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum
 majiid.
   (HR Ahmad dan Thahawi dengan SANAD SHAHIH, dan Bukhari serta
 Muslim
   tanpa lafadz `ahlu baythihi')
  
   2. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad,
   kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka
  hamiidum
   majid. Alloohuumma baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad,
 kamaa
   baa rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum
   majiid. (HR Bukhari, Muslim, Nasa'I, Humaidi, Ibnu Mandah, dan
 dia
   menyatakan Hadits ini telah DISEPAKATI SHAHIH-nya)
  
   3. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad,
   kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum
   majid. Wa baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa
   rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid.
 (HR
   Ahmad, Nasa'I, dan Abu Ya'la dengan SANAD SHAHIH)
  
   4. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa
   aali muhammad, kamaa shollayta 'alaa aali Ibrohiim. Wa baarik 'ala
   muhammadinn nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa
   rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim fil `aalamiina, Innaka
 hamiidum
   majiid. (HR Muslim, Abu `Awanah, Ibnu Abi Syaibah, Abu Dawud, dan
   Nasa'I, disahkan oleh Hakim)
  
   5. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin `abdika wa rosuulika, kamaa
   shollayta 'alaa aali Ibrhoohim. Wa baarik 'ala muhammad `abdika wa
   rosuulika wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa rokta 'alaa ibrohiim
 wa
   aali Ibroohim (HR Bukhari, Nasa'I,  Thahawi, Ahmad, Isma'il al-
 Qadhi)
  
   6. 

RE: Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH

2006-10-03 Terurut Topik Kartika, Bambang
Assalamualaikum Wr.wb

Saudaraku semuanya memang kadang kita sulit menerima yang tersirat disini tidak 
ada yang saah ,Pak Dodi juga tidak salah, rata-rata kalau di milisi ini paling 
tidak sudah memahami dan masing-masing memiliki dasar, kalau toh ada 
perbedaan,...coba ambil contoh dari Imam empat mereka saja tidak pernah 
mempermasalahkan perbedaan bahkan mereka akur-akursaja.

Wassalam

-Original Message-
From: keluarga-islam@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of y4tie
Sent: Tuesday, October 03, 2006 4:55 PM
To: keluarga-islam@yahoogroups.com
Subject: Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal :
Sayyidina==SUNNAH


Maksud loe??? :)

Aduh puasa2 begini kok hatinya penuh 'curigesen'  buruk sangka 
sih... ;)

Maksud saya, jika pak Dodi bilang kita harus membiarkan amalan apa 
saja yang dipilih saudara kita, maka kalau begitu saya katakan tidak 
usah ada saja diskusi ini. Gitu lho... 

Semua yang ada disini saya anggap memiliki niat beramar ma'ruf nahi 
mungkar, baik itu yg pake sayyidina maupun yg tidak, baik yang suka 
tahlilan ataupun tidak, mereka semua berusaha menjelaskan tentang apa 
yang diyakininya benar tersebut dengan tujuan ber amar ma'ruf nahi 
mungkar tho?? Apa ada yang salah dengan ucapan saya?

Di bulan puasa ini, mari kita sucikan hati dan pikiran kita dari hal2 
yang dapat merusak pahala puasa kita...

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, banganut [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

  kalau kita semua berprinsip semua terserah kepada
  masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja 
milis
  ini dan tidak usah ada diskusi agama... :)
 Koq hoby main brendel, masih suka gaya orde baru ya ?
 
  Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk 
saling
 ber
  amar ma'ruf nahi munkar.
 Hemm, boleh tahu sampai tingkat apa kemungkaran yang bagaimana
 mengucapkan sayydina terhadap nabi Muhammad ?
 
 Dan sebagai perbandingan bagaimana dengan Nabi yusuf memanggil 
tuannya
 dengan kata Rabb dalam Qur'an?
 
 Wassalam
 
 anut
 
 
 --- In keluarga-islam@yahoogroups.com, y4tie y4tie@ wrote:
 
  Pak Dodi yang pintar, kalau kita semua berprinsip semua terserah
 kepada
  masing2 untuk mengamalkan amalannya, sebaiknya kita tutup saja 
milis
  ini dan tidak usah ada diskusi agama... :)
 
  Saya yakin semua member yang ada disini mempunyai niat untuk 
saling
 ber
  amar ma'ruf nahi munkar. Jadi kalau ada diskusi berdasarkan ilmu 
itu
  adalah suatu yang baik dan jangan dianggap memaksakan kehendak 
atau
  tidak memahami perbedaan yang ada. Nah, Mengenai kesimpulan 
akhirnya,
  itu baru menjadi hak masing-masing orang. Kalau memang kita 
berniat
  mencari kebenaran dalam diskusi ini, niscaya yang akan dipilih 
adalah
  pendapat yang lebih mendekati kebenaran (pendapat yang lebih 
Shahih).
 
  Mengenai sholawat, jika ada satu hadits yang disepakati
 ke-shahih-annya
  menyebutkan penambahan kata sayyidina, mungkin masalah perbedaan 
bunyi
  sholawat ini tidak akan ada. Tapi yang terjadikan tdk begitu. 
Bahkan
  saya pernah membaca bahwa Ibnu Rajab (seperti juga yg pernah 
diposting
  pak Wandy) dan beberapa Ulama Besar terdahulu pernah membahas 
masalah
  penambahan kata sayyidina ini. Jika Pak Dodi mempunyai hadits 
sholawat
  yang menyebutkan kata Sayyidina yang telah disepakti ke-
shahihahnnya
  menurut beberapa ulama hadits, silakan dipostingkan.
 
  Berikut saya postingkan bunyi teks sholawat yang tercantum dalam 
Buku-
  buku Hadits yang Shahih:
 
  1. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa ahli baythihi,
  wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi,  kamaa shollayta 'alaa 
Ibrohiim
  wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum majid. Wa baarik 'ala
 muhammad
  wa 'alaa ahli baythihi, wa'alaa azwaajihi wa dzurriyyaatihi, 
kamaa baa
  rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum 
majiid.
  (HR Ahmad dan Thahawi dengan SANAD SHAHIH, dan Bukhari serta 
Muslim
  tanpa lafadz `ahlu baythihi')
 
  2. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad,
  kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa 'alaa aali Ibrhoohim, Innaka
 hamiidum
  majid. Alloohuumma baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, 
kamaa
  baa rokta 'alaa ibrohiim wa 'alaa aali Ibroohim, Innaka hamiidum
  majiid. (HR Bukhari, Muslim, Nasa'I, Humaidi, Ibnu Mandah, dan 
dia
  menyatakan Hadits ini telah DISEPAKATI SHAHIH-nya)
 
  3. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali muhammad,
  kamaa shollayta 'alaa Ibrohiim wa aali Ibrhoohim, Innaka hamiidum
  majid. Wa baarik 'ala muhammad wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa
  rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim, Innaka hamiidum majiid. 
(HR
  Ahmad, Nasa'I, dan Abu Ya'la dengan SANAD SHAHIH)
 
  4. Alloohumma Sholli 'alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa
  aali muhammad, kamaa shollayta 'alaa aali Ibrohiim. Wa baarik 'ala
  muhammadinn nabiyyil ummiyyi, wa 'alaa aali muhammad, kamaa baa
  rokta 'alaa ibrohiim wa aali Ibroohim fil `aalamiina, Innaka 
hamiidum
  majiid. (HR Muslim, Abu `Awanah, Ibnu Abi Syaibah, Abu Dawud

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH Nabi SAW

2006-10-01 Terurut Topik y4tie
Pak Munif, saya juga membaca penjelasan lain di milis ini, tolong 
dibaca juga oleh anda dengan membuka hati dan pikiran anda. Didalam 
postingan Pak wandy saya membaca penjelasan dari IMAM IBNU HAJAR 
dengan sangat jelas, juga IMAM NAWAWI yang menyebutkan bahwa 
penggunaan SHOLAWAT yang benar  adalah tanpa menggunakan sayyidina. 
Kemudian juga ditambahkan di dalam muqaddimah kitab al-Umm IMAM 
SYAFI'I menyebutkan lafaz sholawat kepada Nabi saw TANPA Sayyidina.

Pak Ari Dino juga kemudian mengulas bahwa pengucapan kata sayyidina 
juga bertentangan dengan Hadits Shahih yang melarang pengucapan 
tersebut, dan tidak dalil Shahih yang menunjukkan bolehnya 
penambahan kata sayyidina di dalam sholawat.

Jika didalam Hadits2 Shahih sudah disebutkan dengan JELAS bunyi 
sholawat yang benar, ditambah lagi penjelasan para ulama terdahulu 
di dalam kitab-kitab mereka, mengapa anda masih saja ngotot memilih 
pendapat ulama sekarang yang bertentangan dengan apa yang tertera di 
Hadits Shahih dan kitab ulama terkemuka terdahulu?

Bukankah kita diperintahkan untuk berpegang teguh kepada Al-Quran 
dan Hadits sesuai dengan pemahaman ulama terdahulu, yaitu para 
sahabat, tabi'in dan para imam mujtahid? 

Jika kita menyandarkan pemahaman agama kita hanya pada ulama-ulama 
jaman sekarang saja tanpa memperhatikan Ulama2 terdahulu, maka 
hasilnya akan ada banyak pemahaman dalam agama kita ini, seperti 
yang terjadi sekarang...

Mohon maaf jika ada yang salah dari komentar saya, hal itu mungkin  
disebabkan kesalahan saya dalam memahami buku2 saya... :)

--- In keluarga-islam@yahoogroups.com, Achmad Munif [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Assalaamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh

   Yup daripada bingung dengan permasalahan Bu y4tie, lebih 
baik kita kembali membuka hati dan pikiran kita untuk mendiskusikan 
sesuatu sesuai dengan tema di atas. Kalaupun Bu y4tie mau konsultasi 
khusus, ada baiknya membuat tema yang baru jadi nggak bikin 
bingung member yang baru membaca tread ini. Berikut copy paste dari 
permasalahan yang telah diposting oleh saudara kita mas Dodi Indras 
beberapa waktu yang lalu mestinya bisa diambil isi dan manfaatnya. 

   Buat para pencari 'ilmu.  Janganlah melihat bungkus 
maupun siapa pembawanya, karena hakekat semua 'ilmu adalah milik 
Allah SWT yang telah dikaruniakan kepada manusia siapapun dia sesuai 
kehendak-Nya. 
   Bila ternyata kurang cocok dengan pemahaman kita silahkan 
diabaikan tidak perlu dipertentangkan dengan yang sudah lebih dahulu 
melekat dalam pikiran dan keyakinan kita sebelumnya. Kalaupun 
ternyata ada keraguan, mestinya yang kita klarifikasi adalah isi 
dari informasi tersebut bukan membahas siapa penyampainya. Untuk itu 
saya copy paste kembali sebagai tambahan informasi, mudah-mudahan 
ada manfaatnya. 

   Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan, selamat menunaikan 
Ibadah Romadhon.

   Wassalamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh
  









Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada seluruh 
manusia yang akan bertambah bila terus diamalkan, salah satu pengamalannya 
adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang membutuhkan. 
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu 
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah orang yang 
tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah ilmu itu sebatas 
yang engkau mampu. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/keluarga-islam/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina==SUNNAH Nabi SAW

2006-09-29 Terurut Topik Achmad Munif



Assalaamu'alaikum WarohmatuLlohi WabarokaatuhYup daripada bingung dengan permasalahan Bu y4tie, lebih baik kita kembali membuka hati dan pikiran kita untuk mendiskusikan sesuatu sesuai dengan tema di atas. Kalaupun Bu y4tie mau konsultasi khusus, ada baiknya membuat tema yang baru jadi nggak bikin bingung member yang baru membaca tread ini. Berikut copy paste dari permasalahan yang telah diposting oleh saudara kita mas Dodi Indras beberapa waktu yang lalu mestinya bisa diambil isi dan manfaatnya. Buat para pencari 'ilmu. Janganlah melihat bungkus maupun siapa pembawanya, karena hakekat semua 'ilmu adalah milik Allah SWT yang telah dikaruniakan kepada manusia siapapun dia sesuai kehendak-Nya.   Bilaternyata kurang cocok dengan pemahaman kita silahkan diabaikan tidak perlu
 dipertentangkan dengan yang sudah lebih dahulu melekat dalam pikiran dan keyakinan kita sebelumnya. Kalaupun ternyata ada keraguan, mestinya yang kita klarifikasi adalah isi dari informasi tersebut bukan membahas siapa penyampainya. Untuk itu saya copy paste kembali sebagai tambahan informasi, mudah-mudahan ada manfaatnya. Mohon maaf bila ada yang kurang berkenan, selamat menunaikan Ibadah Romadhon.Wassalamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh    Achmad Munif===Ass.Wr.Wb.Saudaraku, ini saya mendapat suatu tambahan yang terkait denganbahasan utama kita ini dari saudara kita Om Nashir, sebelumnya sayamohon maaf, karena sepertinya kok flashback.Jika tidak saya
 sampaikan, saya menanggung beban kurang amanah, makalebih baik saya sampaikan untuk tambahan ilmu, siapa tahu ada yangmemperoleh tambahan hidayah dan hikmah karenanya, amiin.Sekali lagi, Mohon maaf, selamat menunaikan Ibadah RomadhonWassalam,dodi=Saya beranikan diri bertanya ke HABIB,Ternyata jawabannya melebihi yg kuharapkan:http://www.majelisrasulullah.org~~Assalaamu `alaikum wr.Mohon dibantu ke Habib, karena saya tidak tau mengajukan pertanyaandi forum MajelisRasulullah, jadi mohon maaf lewat e-mail ini:Awalnya bermula dari diskusi kami mengenai boleh tidaknya seseorangmenambahkan kata "syayyidina" pada tasyahud, akhirnya merekamenentang dan memperlihatkan haditsnya dibawah,Kami Mohon penjelasan kepada Habib, dan berharapagar jawaban di kirimkan juga ke
 email-kamiterimakasih banyak atas bantuannya.Wassalaamu `alaikum.== berikut hadits dan penjelasan dari Mereka.Abdullah bin asy-Syikhkhir rodhiallaahu 'anhu berkata, "Ketika akupergi bersama delegasi bani 'Amir untuk menemui Rasulullahshallallaahu 'alaihi wa sallam , kami berkata kepada beliau, "Engkauadalah sayyid (penghulu) kami! (sayyidinaa-pen)" Spontan Nabishallallaahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Sayyid (penghulu) kitaadalah Allah Tabaaraka wa Ta 'aala!" Lalu kami berkata, "Dan engkauadalah orang yang paling utama dan paling agung kebaikannya." Sertamerta beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam mengatakan:"Katakanlah sesuai dengan apa yang biasa (wajar) kalian katakan, atauseperti sebagian ucapan kalian dan janganlah sampai kalian terseretoleh syaitan." [4]Anas bin Malik rodhiallaahu 'anhu berkata,'Sebagian orang berkatakepada beliau, "Wahai Rasulullah, wahai orang yang terbaik antara
 kamidan putera orang yang terbaik di antara kami! Wahai sayyid kami(sayyidinaa-pen) dan putera penghulu kami!" Maka seketika itu jugaNabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai manusia,ucapkanlah dengan yang biasa (wajar) kalian ucapkan! Jangan kalianterbujuk oleh syaitan, aku (tidak lebih) adalah Muhammad, hamba Allahdan Rasul-Nya. Aku tidak suka kalian mengangkat (menyanjung)ku di atas(melebihi) kedudukan yang telah Allah berikan kepadaku." [5][4] HR. Abu Dawud (no 4806), Ahmad (IV/24, 25), al-Bukhari dalam al-A dabul Mufrad (no 1/ ShahiihulAdabil Mufrad no 155), an- Nasa-idalam Amalul Yaum wal Lailah (no. 247, 249). A1-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani berkata: “Rawi-rawinya shahih. Dishahihkan oleh para ulama(ahli hadits).” (Fat-hul Baari V/179)[5] HR. Ahmad (111/153, 241, 249), an-Nasa-i dalam. ‘Amalul Yaumwal Lailab (no. 249, 250) dan al-Lalika-i dalam Syarah UshuulI’tiqaad Ahlis Sunnah wal
 Jamaa’ah (no. 2675). Sanadriyashahih dan Sahabat Anas bin Malik .==BERIKUT JAWABAN DARI HABIB=Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,Semoga curahan Rahmat Nya selalu melimpah kepada anda dan keluarga,Mengenai pengingkaran kelompok madzhab sempalan abad ke 20 inimengenai ucapan SAYYIDINA terhadap Rasulullah saw merupakan pemahamanmereka yg tak mengerti hadits, dan menerjemahkan hadits semaunya danmenggunting riwayat riwayat hadits semau mereka, bagaikan keledai ygtak dapat membedakan mana Batu dan mana Berlian.Diriwayatkan dalam Tafsir Imam Qurtubi bahwa orang orang kafir datangdan memuji muji Rasul saw dengan ucapan : âengkau adalah SAYYIDINA,pemimpin kami dan kebanggaan kami dlsb, mereka terus memuji muji Rasulsaw hingga subuh, tidak lain dengan tujuan agar Rasul saw maumenghentikan dakwahnya. (Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal 299), 

Balasan: [keluarga-islam] Re: Maafin ya, Tambahan ilmu soal : Sayyidina

2006-09-28 Terurut Topik Achmad Munif



Assalaamu'alaikum WarohmatuLlohi WabarokaatuhBuat para pencari 'ilmu. postingan mas Dodi Indras beberapa waktu yang lalu mestinya bisa diambil isi dan manfaatnya. Janganlah melihat bungkus maupun siapa pembawanya, karena hakekat semua 'ilmu adalah milik Allah SWT yang telah dikaruniakan kepada manusia siapapun dia sesuai kehendak-Nya.   Bilaternyata kurang cocok dengan pemahaman kita silahkan diabaikan tidak perlu dipertentangkan dengan yang sudah lebih dahulu melekat dalam pikiran dan keyakinan kita sebelumnya. Kalaupun ternyata ada keraguan, mestinya yang kita klarifikasi adalah isi dari informasi tersebut bukan membahas siapa penyampainya. Untuk itu saya copy paste kembali sebagai tambahan informasi, mudah-mudahan ada manfaatnya. Mohon maaf bila ada yang kurang
 berkenan, selamat menunaikan Ibadah Romadhon.Wassalamu'alaikum WarohmatuLlohi Wabarokaatuh    Achmad Munif===Ass.Wr.Wb.Saudaraku, ini saya mendapat suatu tambahan yang terkait denganbahasan utama kita ini dari saudara kita Om Nashir, sebelumnya sayamohon maaf, karena sepertinya kok flashback.Jika tidak saya sampaikan, saya menanggung beban kurang amanah, makalebih baik saya sampaikan untuk tambahan ilmu, siapa tahu ada yangmemperoleh tambahan hidayah dan hikmah karenanya, amiin.Sekali lagi, Mohon maaf, selamat menunaikan Ibadah RomadhonWassalam,dodi=Saya beranikan diri bertanya ke HABIB,Ternyata jawabannya melebihi yg kuharapkan:http://www.majelisrasulullah.org ~~ Assalaamu `alaikum wr.Mohon dibantu ke Habib, karena saya tidak tau mengajukan pertanyaandi forum MajelisRasulullah, jadi mohon maaf lewat e-mail ini:Awalnya bermula dari diskusi kami mengenai boleh tidaknya seseorangmenambahkan kata "syayyidina" pada tasyahud, akhirnya merekamenentang dan memperlihatkan haditsnya dibawah,Kami Mohon penjelasan kepada Habib, dan berharapagar jawaban di kirimkan juga ke email-kamiterimakasih banyak atas bantuannya.Wassalaamu `alaikum. == berikut hadits dan penjelasan dari Mereka. Abdullah bin asy-Syikhkhir rodhiallaahu 'anhu berkata, "Ketika akupergi bersama delegasi bani 'Amir untuk menemui Rasulullahshallallaahu 'alaihi wa sallam , kami berkata kepada beliau, "Engkauadalah sayyid (penghulu) kami! (sayyidinaa-pen)" Spontan Nabishallallaahu 'alaihi wa sallam menjawab:
 "Sayyid (penghulu) kitaadalah Allah Tabaaraka wa Ta 'aala!" Lalu kami berkata, "Dan engkauadalah orang yang paling utama dan paling agung kebaikannya." Sertamerta beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam mengatakan:"Katakanlah sesuai dengan apa yang biasa (wajar) kalian katakan, atauseperti sebagian ucapan kalian dan janganlah sampai kalian terseretoleh syaitan." [4] Anas bin Malik rodhiallaahu 'anhu berkata,'Sebagian orang berkatakepada beliau, "Wahai Rasulullah, wahai orang yang terbaik antara kamidan putera orang yang terbaik di antara kami! Wahai sayyid kami(sayyidinaa-pen) dan putera penghulu kami!" Maka seketika itu jugaNabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Wahai manusia,ucapkanlah dengan yang biasa (wajar) kalian ucapkan! Jangan kalianterbujuk oleh syaitan, aku (tidak lebih) adalah Muhammad, hamba Allahdan Rasul-Nya. Aku tidak suka kalian mengangkat (menyanjung)ku di atas(melebihi) kedudukan yang
 telah Allah berikan kepadaku." [5] [4] HR. Abu Dawud (no 4806), Ahmad (IV/24, 25), al-Bukhari dalam al-A dabul Mufrad (no 1/ ShahiihulAdabil Mufrad no 155), an- Nasa-idalam Amalul Yaum wal Lailah (no. 247, 249). A1-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani berkata: “Rawi-rawinya shahih. Dishahihkan oleh para ulama(ahli hadits).” (Fat-hul Baari V/179)[5] HR. Ahmad (111/153, 241, 249), an-Nasa-i dalam. ‘Amalul Yaumwal Lailab (no. 249, 250) dan al-Lalika-i dalam Syarah UshuulI’tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (no. 2675). Sanadriyashahih dan Sahabat Anas bin Malik . ==BERIKUT JAWABAN DARI HABIB= Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,Semoga curahan Rahmat Nya selalu melimpah kepada anda dan keluarga,Mengenai pengingkaran kelompok madzhab sempalan abad ke 20 inimengenai ucapan SAYYIDINA terhadap Rasulullah saw merupakan pemahamanmereka yg tak mengerti hadits, dan
 menerjemahkan hadits semaunya danmenggunting riwayat riwayat hadits semau mereka, bagaikan keledai ygtak dapat membedakan mana Batu dan mana Berlian.Diriwayatkan dalam Tafsir Imam Qurtubi bahwa orang orang kafir datangdan memuji muji Rasul saw dengan ucapan : “engkau adalah SAYYIDINA,pemimpin kami dan kebanggaan kami dlsb, mereka terus memuji muji Rasulsaw hingga subuh, tidak lain dengan tujuan agar Rasul saw maumenghentikan dakwahnya. (Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal 299), (TafsirImam Attabari Juz 15 hal 130)Kita bisa melihat bahwa ucapan Batil mereka itu adalah karenaKebodohan mereka, karena sebagaimana Ibn Hibban dalam shahihnyamenukil hadits yg anda sebutkan itu yaitu “Engkau adalah pempimpinkami dan putera pemimpin kami, (ANTA SAYYIDINA WA IBN SAYYIDINA) makadikatakan oleh Abu Hatim bahwa Rasul saw melarang / mengingkari pujianitu