Re: [iagi-net-l] Fosil Gajah

2009-05-22 Terurut Topik Awang Satyana

Tak mungkin umur fosil gajah (purba) itu ratusan juta tahun, paling tua pun 
sekitar 1,5 juta tahun. Ratusan juta tahun yang tak ada Pulau Jawa seperti 
sekarang, termasuk Blora. Ratusan juta tahun yang lalu mungkin hanya ada ujung 
utara Jawa Barat sebagai bagian dari tepi selatan Sundaland. Bagaimana bisa ada 
fosil gajah purba yang ratusan juta tahun umurnya ditemukan di Blora ?

Gajah purba adalah fauna Plistosen yang fosilnya sudah dari tahun 1850-an 
ditemukan di sekitar wilayah ini oleh Junghuhn (1853) sebagai Mastodon 
elephantoides di wilayah Patiayam, baratlaut Blora. Penelitian-penelitian 
selanjutnya yang intensif seperti oleh Ralph von Koenigswald (1934-1936) makin 
mengukuhkan bahwa gajah dalam beberapa spesies merupakan fauna Plistosen yang 
dominan di Jawa, khususnya Jawa Tengah. Biostratigrafi mamalia yang disusun von 
Koenigswald (1935) untuk kala Pliosen akhir-Holosen di Jawa hampir seluruhnya 
memuat fauna gajah sebagai fauna index vertebrata saat itu.

Biostratigrafi von Koenigswald yang diperbaiki oleh de Vos et al. (1982) dan 
Sondaar (1984) misalnya memuat unit-unit fauna dari tua ke muda sebagai Fauna 
Satir (1.5 Ma) -Satir adalah suatu nama daerah di Bumiayu -Jawa Tengah, Fauna 
Cisaat (1.2 Ma), Fauna Trinil H.K. (1.0 Ma), Fauna Kedung Brubus (0.8 Ma), 
Fauna Ngandong (mid-Pleistocene), Fauna Punung (late Pleistocene, last 
interglacial period), dan Fauna Wajak (Holosen). Di dalam setiap unit fauna itu 
ada index gajah purba, misalnya Sinomastodon di Satir, Stegodon trigonocephalus 
(Cisaat, Trinil H.K.), Elephas hysudrindicus (Kedung Brubus, Ngandong). Gajah 
yang kita kenal sekarang (Elephas maximus) sudah ada sejak kelompok Fauna 
Punung ada (late Pleistocene).

Hominid seperti Homo erectus erectus atau Homo erectus soloensis, masing-masing 
sezaman dengan Fauna Trinil H.K. dan Fauna Ngandong. Jadi, para hominid ini 
tentu pernah sezaman dengan gajah-gajah purba tersebut.

Maka, penemuan fosil gajah purba di Blora, untuk menentukan umurnya akan 
bergantung kepada spesiesnya apa, kalau ia Stegodon trigonocephalus -spesies 
gajah purba yang dominan yang tersebar sampai jauh ke Nusa Tenggara, maka ia 
merupakan gajah purba Fauna Cisaat atau Trinil H.K. yang umurnya 1.2-1 juta 
tahun yang lalu (maka bila media melaporkan fosil tersebut berumur ratusan juta 
tahun jelas berita yang sangat salah dan tak punya dasar paleontologi maupun 
geologi).

Akan halnya hubungan dengan Sangiran, beberapa fosil gajah ditemukan di wilayah 
ini di lapisannya yang terkenal yaitu black clay di bawah lapisan tuff yang 
terkenal bernama T5. Di sini ditemukan fosil Mastodon (Fauna Satir). Di lapisan 
yang lebih muda, Grenzbank, ditemukan fosil Stegodon trigonocephalus. Sementara 
fosil gajah yang sama dengan genus gajah modern (Elephas) ditemukan di Formasi 
Bapang (Kabuh). Penelitian Sondaar (1984) di Sangiran atas fosil-fosil mamalia 
yang ditemukannya berkorelasi dengan unit-unit Fauna Satir (lower black clay), 
Fauna Cisaat (upper black clay), Fauna Trinil H.K. (Grenzbank), Fauna Kedung 
Brubus (Bapang/Kabuh). 

Seperti yang saya hipotesiskan dan publikasikan tahun lalu di PIT IAGI 2008 di 
Bandung (Satyana, 2008 : Sangiran Dome, Central Java : Mud Volcanoes Eruption, 
Demise of Homo erectus erectus and Migration of Later Hominids) bahwa kawasan 
Sangiran post 0,8 Ma merupakan wilayah yang tak layak huni oleh hominids maupun 
mamalia besar akibat wilayah ini menjadi tempat erupsi mud volcano beberapa 
kali; maka di Sangiran tak ditemukan unit Fauna yang lebih muda dari 0.8 Ma, 
tak ada Unit Ngandong, tak ada unit Punung, sampai kawasan Sangiran normal 
kembali pada kala Holosen sampai sekarang. Hominid dan mamalia ini pada 
Plistosen akhir mengungsi ke wilayah yang lebih rendah mengikuti aliran 
Bengawan Solo menuju Ngandong dan Ngawi.

Temuan fosil gajah di Blora makin mengukuhkan bahwa Jawa pada kala Plistosen 
merupakan wilayah terestrial-marginal marine di beberapa tempat yang banyak 
dilintasi oleh gajah dan mamalia besar lain, juga hominids.

salam,
awang



--- On Fri, 5/22/09, Ismail Zaini lia...@indo.net.id wrote:

 From: Ismail Zaini lia...@indo.net.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Fosil Gajah
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, May 22, 2009, 8:47 PM
 Terima kasih Pak Penjelasannya , saya
 cuma denger di MetroTV tadi sore berita Jam 17.00 (
 beritanya spt yg saya kutip tsb )
 
 ISM
 
 - Original Message - From: DR. Hadiyanto 
 hadia...@bdg.centrin.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Friday, May 22, 2009 5:45 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Fosil Gajah
 
 
  Yang bener fosil gajah dari Blora, sekarang sebagian
 fosilnya sdh berada
  di museum geologi dan beberapa ahli vertebrata Badan
 Geologi saat ini
  sedang berada dilapangan utk mengambil bagin2 fosil
 lainnya, dalam waktu
  tidak terlalu lama fosil tsb akan dipajang di Museum
 Geologi Bandung,
  sekarang juga sudah bisa diliah bagian2 tsb untuk
 umum, kebetulan Museum
  Geologi baru ber ultah yang ke 60 jadi ada pameran sd
 

Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-22 Terurut Topik Awang Satyana

Minarwan,

Alokton di Indonesia Timur hanya untuk kompleks litologi australoid (mengutip 
Tom, maksudnya punya ciri litologi mirip dengan pra-Tersier NW shelf of 
Australia) yang telah terpisah dari induknya melalui sekuen 
rift-drift-collision. Misalnya, sekuen pra-Tersier di Banggai dan Buton Basins 
yang stratigrafinya australoid dan kini terletak di wilayah benturan di bawah 
foreland basins Neogen. Karena dulu kompleks litologi ini tumbuh di passive 
margin induknya, maka sesungguhnya mereka juga bagian dari cekungan sedimen 
tipe passive margin, hanya berkedudukan alokton relatif terhadap tepi Sundaland.

Sementara itu, sedimen-sedimen pra-Tersier di retakan-retakan Mesozoik yang 
menerus dari NW shelf of Australia ke perairan Indonesia di Arafura, Aru, dan 
Kepala Burung, juga ke selatan Papua - itu bukan sedimen alokton tetapi benar2 
sedimen autokton yang menjadi cekungan sedimen passive margin. Mereka rifted 
tetapi tidak drifted sebagai unit-unit mikrokontinen yang terapung dan 
berbenturan dengan Sundaland seperti Banggai dan Buton.

Barangkali referensi Peck dan Soulhol (1986 -IPA) - Pre-Tertiary tensional 
periods and their effects on the petroleum potential of Eastern Indonesia -bisa 
diacu untuk membahas masalah ini.

salam,
awang

--- On Fri, 5/22/09, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote:

 From: MINARWAN minarw...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128  
 Buah
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, May 22, 2009, 6:24 PM
 Saya ikutan bingung...karena belum
 paham dengan ketiadaan cekungan
 Pra-Tersier di Indonesia berhubung semua batuan Pra-Tersier
 di
 Indonesia adalah alokton. Apakah ada yang bisa membantu
 mencerahkan?
 Minimal mungkin menunjukkan referensi yang bisa saya
 gunakan untuk
 membantu diri saya sendiri.
 
 Terima kasih dan salam
 Minarwan
 
 2009/5/22 Zulhelmi U. Iska zulhelmi.i...@petrochina.co.id:
  Abah,
 
  Apa gak salah dengar atau salah tulis, ketebalan
 sedimen 7000 MSEC ???
 
  Salam,
  Helmi
 
  |-Original Message-
  |From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id]
  |
  | Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama
  |P3G) : tak ada yang namanya
  | cekungan pra-Tersier itu sebab semua
  |batuan pra-Tersier di Indonesia
  | adalah alokton.
  |
  |SI
  |ABAH ; BANG TOHAB , MEMENG KALAU DI INDONESIA TIMUR
 SIH
  |KELIHATANNYA BEGITU , TETAPI APA DI IND BARAT SAMA /
 SAYA
  |SEMPAT NGOBROL NGOBROL DENGAN SAAH SATI AHI
 GEOFISIKA
  |PERUSAHAAN YANG SEDANG MEAKUKAN SPEC SURVEY , MENURUT
 DIA
  |DIBAWAH AUT ARU SANA TERDAPAT SEDIMEN YANG MEMPUNYAI
 KETEBALAN
  |7000 MSEC .  APA MUNGKIN INI SEMUA ALLOCHTOUNOUS ?
  |
  |SI ABAH
  |
 
 -- 
 - when one teaches, two learn -
 http://www.geotutor.tk
 http://www.linkedin.com/in/minarwan
 
 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak
 biro...
 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009
 -
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
 information posted on its mailing lists, whether posted by
 IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be
 liable for any, including but not limited to direct or
 indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
 resulting from loss of use, data or profits, arising out of
 or in connection with the use of any information posted on
 IAGI mailing list.
 -
 
 





PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, 

Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah

2009-05-22 Terurut Topik Awang Satyana
 alatnya adalah Vening Meinisz, yang profesor
 Utrecth-TU Delf itu, gelogist dan geophysicist Londo itu,
 dengan kapalnya mengukur global gravitasi semua laut dunia,
 termasuk laut di Indonesia, sekitar th 1929-1930. Yang
 melewati Sulawesi ketika lahirnya Prof John Katili, 9 Juni
 1929,  kapal Program Senelius I (Satu). Iya kapal itu mas
 Awang? 
 
 Daftar SLEMAN Stratigraphy Lexicon in Elevating Mines
 available Numenclature (Maryanto, 2005), telah membahas
 daftar cekungan beserta sedimen dan umur-umurnya seluruh
 Indonesia itu, aktualnya 18 cekungan. 
 
 B. Indonesia akan paling banyak di explor tambang
 (minyaknya utamanya) 2004-2074.
  Kita Menyongsong berkah Indonesia paling banyak
 explorasi minyak th 2004-2074. 
     - Penemuan minyak tahunan, juga penemuan
 ladangminyak besar (giant oil field) th 1900-2000 (data Oil
 and Gas Journal, 1995),  mempunyai kurva sinusoidal pereode
 70 th. Keduanya adalah minimum pada 1934, maximum 1969,
 minimum 2004, dan di prediksikan keduanya akan maximum th
 2039, lalu minimum th 2074, dengan standar deviasi eror 10
 %. Kurva penemuan minyak ini di sebut Kurva Berkah Broad
 Estimation Resources on Knowledge of the Annual Hydrocarbon
 discovery. 
 - Pusat Siklun Bumi (Earth Planetary Cyclone), adalah 1a.
 AAN Anticline Arabian Nubian, 1b. Rahmat
 Ringgold-Anatom-Hebrides-Malaita-Apia-Tonga, 2a. Bob
 Banda Ocean Basin center, 2b. Herman
 Honduras-Elsavador-Ridge-Mewxico-Antiles-Nicaragua center,
 3a. Hani Horisons Antartic Nodule Island, 3b. Wartono
 Wide Artic Region Tectono Ocean North Orogenesis. Enam
 pusat itu di kontrol oleh satu pusat ke 7 Zen Zonal Earth
 Nuclei Pusat bumi. Minyak yang telah di dapat untuk ke 6
 pusat cylone global itu, dalam BBOE: 1. Aan 1500, 2. Rahmat
 0, 3. Herman 500, 4. Bob 50, 5. Hani 10, Wartono 100.
 Kondisi tektonik Bob adalah analog dengan Rahmat. Artinya
 minyak yang ada di Bob, dimana Indonesia mayoritas areanya,
 akan mempunyai peluang di dapatkan minyak P10= 30 BBOE, P50
 100 BBOE, dan P90 400 BBOE.  
 - Explorasi kedepan, akan banyak di daerah Bob. Indonesia
 akan paling banyak di explorasi minyaknya, untuk th
 2004-2074. Telah semakin banyak data seismik di Indonesia
 Timur. Ini pusat tektonik Bob (Banda Ocean Basin, dimana
 Laut Banda sebagai pusatnya, meluas hingga SE
 Asia-Australia, Papua). Daftar SLEMAN, juga untuk membahas
 siklus kecil 7 th, 70 th, 700 th, dst. 
 
 Apakah begitu Mas Awang, dan yang lain ?
 
 Wass,
 Mas Mar.
 
 
 From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
 To: geo_un...@yahoogroups.com
 Cc: iagi-net@iagi.or.id;
 Forum HAGI fo...@hagi.or.id;
 Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, May 21, 2009 11:41:10 PM
 Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l]
 Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
 
 
 Pak Agung,
 
 Peta cekungan hasil Badan Geologi (BG) disusun dari data
 gayaberat dan data geologi regional hasil pemetaan
 bersistem. Seluruh wilayah daratan Indonesia telah selesai
 dipetakan secara geologi pada tahun 1995, dan selesai
 dipetakan gayaberatnya pada 2008. Data besar ini kemudian
 dipakai sebagai dasar pemetaan cekungan BG. Jelas umur bisa
 ditentukan sebab ada data geologinya. 
 
 Di Indonesia Timur, sedimen pra-Tersier berlanjut dengan
 Tersier di cekungan yang sama. Akan halnya pra-Tersier
 alokton, hanya terdapat di cekungan2 yang benuanya alokton
 juga (misalnya cekungan Banggai, Buton). Kalau di Papua,
 pra-Tersiernya tetap autokton sebab mereka membentuk
 kontinuitas sistem jalur pengendapan sedimen yang sama
 dengan di NW Shelf of Australia.
 
 Saya pikir, semua peta cekungan yang ada tak membedakan ini
 cekungan sedimen, cekungan fisiografik, atau cekungan
 struktural. Jadi mungkin masih tercampur. Meskipun demikian,
 membedakan tipe cekungan ini secara gamblang, tak mudah
 juga.
 
 Metodologi definisi basin yang 60 (IAGI, 1985) bisa
 dipelajari di publikasi IAGI (1985), prinsipnya hanya
 meliputi isopach sedimen. Metodologi 86 cekungan (BPMIGAS
 -LAPI ITB) berdasarkan kriteria  faktor2 definisi cekungan,
 a.l.menggunakan  peta geologi ermukaan, peta isopach
 sedimen, peta gayaberat, peta konfigurasi batuandasar.
 
 salam,
 awang
 
 
 --- On Thu, 5/21/09, Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com
 wrote:
 
  From: Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com
  Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah
 Cekungan Geologi RI Tambah  Dobel Jadi 128 Buah
  To: geo_un...@yahoogroups.com
  Cc: iagi-net@iagi.or.id,
 Forum HAGI fo...@hagi.or.id,
 Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
  Date: Thursday, May 21, 2009, 11:19 AM
  
  
  Pak Awang,
  
  Kalau tidak salah tangkap jumlah 128 adalah cekungan
  berdasarkan data gaya berat dengaan tanpa
 memperhatikan umur
   serta asal-usulnya (aloktone). Bila dengan
 memperhatikan
  presentasinya pak Koesoema, maka bisa boleh jadi yang
 128
  cekungan tersebut adalah gabungan dari semua jenis
  (fisiografi, struktural, sedimen, dsb.). Andai
 tangkapan
  saya tersebut

[iagi-net-l] Re: Fw: [Geologi - Blognya Ahli Geologi Indonesia] Comment: Geologi Indonesia: Dinamika dan Prosesnya

2009-05-23 Terurut Topik Awang Satyana

Bu Isti,

Berikut jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Bu Isti.

1. Cekungan sedimen = suatu depresi/cekungan di kerak Bumi tempat sedimen 
diendapkan dengan ketebalan yang signifikan lebih tebal daripada sekitarnya. 
Cekungan hidrokarbon = cekungan sedimen yang menghasilkan hidrokarbon karena 
syarat-syarat terbentuknya hidrokarbon dipenuhi oleh cekungan sedimen tersebut. 
Misalnya, dari 60 cekungan sedimen di Indonesia (pembagian cekungan sedimen 
berdasarkan klasifikasi IAGI-Ikatan Ahli Geologi Indonesia tahun 1985), 16 di 
antaranya telah terbukti sebagai cekungan yang menghasilkan hidrokarbon. Adapun 
syarat-syarat sebuah cekungan sedimen dapat menjadi cekungan hidrokarbon, ia 
harus : 1) mempunyai batuan induk sumber hidrokarbon, batuan induk itu harus 
matang secara termal sehingga hidrokarbon bisa digenerasikan, 2) mempunyai 
batuan reservoir tempat hidrokarbon tersimpan, 3) mempunyai batuan penyekat 
yang akan mengawetkan penyimpanan hidrokarbon di dalam batuan reservoir, 4) 
mempunyai perangkap -yaitu susunan geometri
 sedemikian rupa antara batuan reservoir dan batuan penyekat sehingga 
hidrokarbon dapat terakumulasi di dalam perangkap tersebut, 5) mempunyai alur 
migrasi, yaitu mengalirnya hidrokarbon dari tempat batuan induk matang 
-kitchen, menuju perangkap. No. 1-5 tersebut dikenal sebagai unsur2 dan proses2 
petroleum system. Hanya cekungan sedimen yang lengkap mempunyai petroleum 
system  yang dapat menjadi cekungan hidrokarbon.

2. Larutan hidrotermal adalah cairan sisa magma sebagai hasil akhir proses 
pembekuan magma yang dapat mengandung konsentrasi logam-logam tertentu. 
Beberapa ahli mineralisasi seperti Park dan Diarmid (1964) berpendapat bahwa 
tak semua larutan hidrotermal berkaitan dengan magma. Menurut mereka, semua 
larutan panas di alam disebut hidrotermal. Hipotermal adalah larutan 
hidrotermal di tempat dalam dengan temperatur 300-500 C. Mesotermal = larutan 
hidrotermal di kedalaman menengah dengan temperatur 150-300 C. Epitermal = 
larutan hidrotermal di tempat dangkal dengan temperatur 50-150 C.

3. Siklus tektonik, siklus Wilson sebenarnya (dari Tuzo Wilson, ahli tektonik 
dari Canada yang berperan penting dalam pembentukan teori tektonik lempeng) 
adalah suatu siklus perjalanan lempeng (dalam hal ini lempeng samudera) sejak 
dari dibentuk di pematang tengah-samudera (mid-oceanic ridge), berjalan 
mengikuti pemekaran dasar samudera (sea-floor spreading), menunjam di bawah 
lempeng benua di jalur penunjaman (subduksi) di palung tepi benua, masuk ke 
dalam mantel, melebur sebagai material mantel, tersirkulasi kembali ke atas dan 
muncul kembali di pematang tengah-samudera.

Flood basalt - suatu LIPS (large igneous provonces) suatu kawasan di permukaan 
Bumi yang disebari oleh lava basalt yang sangat luas sebagai akibat erupsi 
volkanisme yang berhubungan dengan ekstensi atau tarikan/retakan pada kerak 
Bumi. Contoh flood basalt yang luas : Deccan di India dan Siberia.

Flow cleavage - belahan atau retakan akibat aliran fluida di dalam batuan. 
Fluida ini bisa magmatik atau sekedar air panas.

4. Shield atau perisai atau craton (inti benua) adalah bagian masif suatu benua 
yang umumnya disusun oleh kerak granitik, merupakan bagian benua yang paling 
tua, dari mana inti benua berasal. Kemudian, oleh proses tektonik, benua itu 
tumbuh semakin luas ke arah luarnya melalui berbagai macam kerak batuan yang 
menyambung di sisi luarnya (disebut proses akresi). Cekungan sedimen umumnya 
terletak di tepi-tepi benua tersebut.

salam,
awang


--- On Wed, 5/20/09, bosman batubara bosman200...@yahoo.com wrote:

 From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
 Subject: Fw: [Geologi - Blognya Ahli Geologi Indonesia] Comment: Geologi 
 Indonesia: Dinamika dan Prosesnya
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: isti.nr...@gmail.com, awangsaty...@yahoo.com
 Date: Wednesday, May 20, 2009, 3:48 PM
 Ada comment baru di http://geologi.iagi.or.id/
 Adakah yang bisa menjawabnya? Kayaknya salah satu posting
 Pak Awang di milis dulu. 
  
 tabikbosman batubara 
 weblog: http://annelis.wordpress.com
 
 - Forwarded Message 
 From: Isti
 Nurozimah wordpr...@geoblogi.iagi.or.id
 To:
 bosman200...@yahoo.com
 Sent:
 Wednesday, May 20, 2009 1:29:27 PM
 Subject:
 [GeoBlogi - Blognya Ahli Geologi Indonesia] Comment:
 Geologi Indonesia: Dinamika dan Prosesnya
 
 
 New comment on your post #156 Geologi Indonesia:
 Dinamika dan Prosesnya
 Author : Isti Nurozimah (IP: 202.169.229.162 ,
 202.169.229.162)
 E-mail : isti.nr...@gmail.com
 URL    : 
 Whois  : http://ws.arin.net/cgi-bin/whois.pl?queryinput=202.169.229.162
 Comment: 
 Saya sangat tertarik dng tulisan Bapak Awang H Satyana
 tentang status-stastus cekungan hidrokarbon. Namun sbg
 mahasiswi Pendidikan Geografi FPIPS UNS, saya belum paham
 betul tentang istilah-istilah dlm geologi berikut ini:
 1. Apa yang dimaksud dng Cekungan Hidrokarbon  itu ?
 dan apa bedanya dng Cekungan Sedimenter ?
 2. Saya memperoleh mata kuliah geografi sumberdaya. Disitu
 

[iagi-net-l] Re: Fw: [GeoBlogi - Blognya Ahli Geologi Indonesia] Comment: Geologi Indonesia: Dinamika dan Prosesnya

2009-05-23 Terurut Topik Awang Satyana

Harga buku Geologi Indonesia : Dinamika dan Produksinya (Publikasi Khusus 
Pusat Survei Geologi No. 33 Vol. 1  2) dapat ditanyakan ke Perpustakaan Pusat 
Survei Geologi, Jl. Diponegoro 57 Bandung 40122 telp. 022-7279673, e-mail : 
g...@melsa.net.id

salam,
awang


--- On Wed, 5/20/09, bosman batubara bosman200...@yahoo.com wrote:

 From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com
 Subject: Fw: [GeoBlogi - Blognya Ahli Geologi Indonesia] Comment: Geologi 
 Indonesia: Dinamika dan Prosesnya
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Cc: tikalak_buluah1...@yahoo.co.id, awangsaty...@yahoo.com
 Date: Wednesday, May 20, 2009, 3:49 PM
 Satu lagi, nanya harga buku
 geologi Indonesia, Dinamika dan Prosesnya
 http://geologi.iagi.or.id/
  tabikbosman batubara 
 weblog: http://annelis.wordpress.com
 
 -
  Forwarded Message 
 From:
 trijondro wordpr...@geoblogi.iagi.or.id
 To:
 bosman200...@yahoo.com
 Sent:
 Wednesday, May 20, 2009 1:29:41 PM
 Subject:
 [GeoBlogi - Blognya Ahli Geologi Indonesia] Comment:
 Geologi Indonesia: Dinamika dan Prosesnya
 
 
 New comment on your post #156 Geologi Indonesia:
 Dinamika dan Prosesnya
 Author : trijondro (IP: 125.162.106.134 , 
 134.subnet125-162-106.speedy.telkom.net.id)
 E-mail : tikalak_buluah1...@yahoo.co.id
 URL    : 
 Whois  : http://ws.arin.net/cgi-bin/whois.pl?queryinput=125.162.106.134
 Comment: 
 tolong kirimkan daftar harga buku yang berhubungan dengan
 geologi, dan geologi umum
 
 You can see all comments on this post here: 
 http://geoblogi.iagi.or.id/2009/03/10/geologi-indonesia-dinamika-dan-prosesnya/#comments
 
 Delete it: http://geoblogi.iagi.or.id/wp-admin/comment.php?action=cdcc=301
 Spam it: 
 http://geoblogi.iagi.or.id/wp-admin/comment.php?action=cdcdt=spamc=301
 
 
 
 
 
 
   





PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



[iagi-net-l] Ledakan Nuklir Korea Utara Timbulkan Gempa 25 Mei 2009

2009-05-25 Terurut Topik Awang Satyana

9 Oktober 2006, Korea Utara menguji bom nuklirnya dengan meledakkannya di 
sebuah terowongan gunung di pantai timur laut wilayahnya. Ledakan ini 
menimbulkan gempa berkekuatan 4,2 Mb (body wave magnitude). Uji coba ini 
langsung diprotes banyak negara, terutama tetangga terdekatnya Korea Selatan 
dan Jepang. Lihat ulasan saya tentang hal ini sekitar 2,5 tahun yang lalu 
(dilampirkan di bawah).

Rupanya Korea Utara tak mempedulikan protes-protes itu sebab yang namanya 
protes biasanya hanya ramai pada awal kejadian dan segera menghilang tertiup 
angin... Maka, Korea pun menguji kembali bom nuklirnya pada Senin kemarin, 25 
Mei 2009, pukul 09.54 waktu setempat (pukul 07.54 WIB). Kali ini, bom nuklir 
dikubur di kedalaman 300 meter dan diledakkan. 

Menurut militer Rusia, uji nuklir tersebut berkekuatan sekitar 20 kilo ton 
(satu kilo ton setara dengan 1000 ton bahan peledak TNT -tri nitro toluena, 
1000 ton TNT setara dengan kekuatan bom atom yang dijatuhkan Tentara Sekutu di 
Nagasaki, Jepang pada akhir Perang Dunia II Agustus 1945). Berarti, bom nuklir 
yang diuji Korea Utara kemarin kekuatannya sebesar 20 bom atom Nagasaki.

Tentu saja getaran terjadi dan menimbulkan gempa. Gelombangnya tertangkap 
stasiun2 gempa dan dilaporkan USGS (United States Geological Survey).
Berikut data detailnya : 

Earthquake Details
Magnitude 4.7 
Date-Time Monday, May 25, 2009 at 00:54:43 UTC
Monday, May 25, 2009 at 09:54:43 AM at epicenter 
Time of Earthquake in other Time Zones
 
Location 41.306°N, 129.029°E 
Depth 0 km (~0 mile) set by location program 
Region NORTH KOREA 
Distances 70 km (45 miles) NNW of Kimchaek, North Korea
95 km (60 miles) SW of Chongjin, North Korea
180 km (115 miles) SSW of Yanji, Jilin, China
375 km (235 miles) NE of PYONGYANG, North Korea
 
Location Uncertainty horizontal +/- 3.8 km (2.4 miles); depth fixed by location 
program 
Parameters NST= 75, Nph= 75, Dmin=371.4 km, Rmss=0.57 sec, Gp= 72°,
M-type=body wave magnitude (Mb), Version=A 
Source USGS NEIC (WDCS-D)

Masih menurut USGS, perbandingan seismogram antara gempa 9 Oktober 2006 dan 25 
Mei 2009 menunjukkan kesamaan, mengartikan bahwa kedua gempa yang disebabkan 
ledakan nuklir ini secara spatial berdekatan dan sejenis, tetapi gempa kemarin 
lebih besar (4.3 Mb vs. 4.7 Mb).

Apakah gempa karena ledakan nuklir ini telah memicu gempa sesungguhnya (karena 
gaya endogen), itu bisa dilihat di waveform-nya, melihat kemunculan P-wave 
pertama, P-wave kedua, dan S-wave pertama, sambil melihat kapan munculnya.

Dalam waktu bersamaan, Korea Utara juga menguji peluru kendalinya yang berdaya 
jelajah pendek (130 km). Sebagai informasi, Korea Utara memiliki rudal antar 
benua (bernama Taepodong-2 / Unha-2) yang punya daya jelajah sampai 6700 km 
dari titik lontarnya. Itu artinya bila rudal ini ditembakkan dari Pyongyang ia 
bisa mencapai Australia Utara, termasuk Indonesia.

Wilayah Indonesia, yang lautannya luas, dengan pulau-pulau terluar yang 
berpencar ke segala penjuru, mestinya dijaga dengan ketat sebelum diakui dan 
dirampas pihak asing. Bagaimana bisa begitu, bila untuk sarana persenjataan pun 
main kanibalisme, persis seperti yang suka dilakukan montir di jalanan. 
Manakala kanibalisme dilakukan kepada pesawat, siap-siaplah suatu hari nanti 
pesawat itu akan jatuh...! Banyak kasus telah terjadi, termasuk malapetaka 
Hercules kemarin ini. Tragedi sebuah negara bersumberdaya Bumi kaya, laut luas, 
tetapi minim pengamanan.

salam,
awang

LAMPIRAN

[iagi-net-l] Percobaan Nuklir Korea Utara 9 Oktober 2006 Menggetarkan Bumi
Awang Harun Satyana
Mon, 09 Oct 2006 20:09:29 -0700

Saat Yogyakarta digoncang gempa Mei 2006, ramai diributkan issue bahwa gempa 
tersebut akibat percobaan nuklir di bawah Samudra Hindia. Issu ini kita tahu 
tidaklah benar. Tetapi, kemarin pagi Korea Utara sukses menguji peledakan bom 
nuklirnya, dan ledakan ini jelas menimbulkan gempa, walau kekuatannya kecil 
(3,58 SR-skala Richter atau 4.2 Mb - body magnitude). 

USGS mencatat getaran ini. Mohon diperhatikan bahwa kedalaman pusat gempa 
adalah 0 km sebab percobaan bom nuklir ini dilakukan Korea Utara di sebuah 
terowongan horizontal di sebuah gunung berketinggian 360 meter dpl di kawasan 
Kilju, pantai timur laut Korea Utara.

Bagaimana dampak uji coba nuklir ? Di  permukaan ia akan : memusnahkan semua 
benda di muka tanah, mencemari dalam jangka panjang, awan radioaktif menjangkau 
kawasan luas. Di bawah tanah : energi ledakan akan diserap, merusak struktur 
tanah, kebocoran radiasi, pencemaran jangka panjang. Di bawah laut : ledakan 
gelombang merusak struktur dasar laut, pencemaran jangka panjang. Di atmosfer : 
gelombang elektromagnetik merusak sistem elektronik satelit dan ionosfer Bumi, 
cahaya silaunya merusak retina mata.

Tetapi pejabat berwenang mengatakan uji coba nuklir telah berhasil dilakukan 
dalam keadaan aman. Uji coba ini adalah peristiwa bersejarah dan sangat 
menggembirakan rakyat dan tentara Korea (Utara) yang sudah lama menginginkan 
sistem pertahanan 

[iagi-net-l] February 1942 : Paratroops over Sumatra

2009-05-27 Terurut Topik Awang Satyana

Ini kisah terakhir dari tragedi perebutan dan penghancuran lapangan-lapangan 
dan fasilitas-fasilitas minyak saat tentara Jepang memasuki Indonesia tahun 
1941-1942. Tiga tragedi telah saya ceritakan sebelumnya : Kalimantan 
(Balikpapan, Tarakan, Miri), Papua (Babo), dan Jawa (Cepu). Kini tentang 
Sumatra, pulau di mana lapangan minyak pertama Indonesia ditemukan (Telaga 
Said, Langkat, Sumatra Utara, 1885). Buku lama “Oost Indies Episode” (Johan 
Fabricius, 1949) masih menjadi sumber cerita ini.

Saat para pekerja Babo mengungsi dan sedapat mungkin mencapai Australia, 
tragedi yang sama tengah terjadi di Pangkalan Brandan dan Pangkalan Susu, 
Sumatra Utara. Lapangan dan kilang minyak di wilayah ini ditinggalkan para 
pekerjanya. Sumatra Selatan melakukan hal yang sama di antara Plaju dan 
Palembang, tetapi terlambat. Pasukan paratroops (skuadron udara) Jepang 
mendarat dengan sangat cepatnya di Plaju dan Palembang. “Blitzkrieg” Jepang 
yang menimpa Singapura, Malaya, dan Birma, juga membuat Plaju-Palembang jatuh 
dengan mudahnya.

Plaju (BPM) akhir tahun 1930-an terletak di tepi selatan Sungai Musi di dekat 
muara Komering. Palembang yang terletak enam mil ke arah hulu dihubungkan 
dengan Plaju oleh motor-boat, ferry, dan jalan kendaraan bermotor. 
Lapangan-lapangan minyak telah banyak yang ditemukan dalam radius 200 mil dari 
Plaju sampai mendekati wilayah Jambi. Orang yang terbang dari Medan melalui 
Pekanbaru ke Batavia akan melihat pipa panjang melalui rawa-rawa dan hutan dan 
berakhir di Plaju.

Saat itu, Plaju dihuni oleh 250 pekerja asing dari Eropa dan 4500 pekerja 
Indonesia bersama keluarganya, membentuk kota tersendiri dengan peradaban 
minyak yang eksklusif. Plaju punya rumah sakit, hotel, club house, bioskop, 
lapangan sepak bola, lapangan hockey, lapangan golf, dan kolam renang. Sungai 
Musi saat itu yang lebarnya setengah mil dan semua anak sungainya menjadi 
tempat wisata : berlayar dan berburu. Di antara jalan yang menghubungkan Plaju 
dan Palembang, BPM pun punya kompleks hunian tersendiri : Bagus Kuning (kawan2 
saya di Pertamina Plaju tentu tahu perumahan ini –suatu saat beberapa tahun 
yang lalu saya pun pernah menginap di salah satu rumah di Bagus Kuning).

Peradaban tenteram perminyakan yang ekslusif itu kemudian serta merta harus 
ditinggalkan, tak pernah terbayangkan bahwa mereka mesti berjalan kaki 
menyeberangi Bukit Barisan nan liar melarikan diri ke Bengkulu kemudian 
berkapal ke Jawa, atau tetap bertahan di Plaju namun ditahan pasukan Dai 
Nippon. Ketenteraman itu berubah seiring jatuhnya Pearl Harbour di Pasifik yang 
menandai pecahnya Perang Pasifik Desember 1941. 

Bahwa ketenteraman itu terganggu dimulai dengan hadirnya 100 tentara asing dari 
Eropa di Plaju, kemudian 40 karywan BPM dilatih militer sebagai reserve. Sebuah 
milisi terbentuk di BPM. Sejak itu, kondisi di Plaju dan sekitarnya tak pernah 
normal lagi, setiap karyawan selain melakukan pekerjaannya sehari-hari mereka 
pun diserahi tanggung jawab untuk mengamankan fasilitas perminyakan, termasuk 
merusakkannya bila diperlukan. Malam hari, lampu-lampu dipadamkan, membuat 
perumahan kepanasan mencekik pernapasan (saya pernah tinggal tiga tahun di 
perumahan Pertamina di Balikpapan tak jauh dari kilang, pintu rumah suka 
bergetar sendiri digoyang getaran flare kilang; suatu malam mati listrik, AC 
mati, dan panasnya minta ampun...). Lampu-lampu di Plaju dimatikan untuk 
menghindari terlihat Jepang.

Seorang pekerja BPM menulis dalam laporannya (diterjemahkan), 
“Bioskop pada malam Minggu tetap memutar filmnya agar orang-orang tetap 
mendapat hiburan, tetapi rumah-rumah dan selebihnya gelap gulita. Setiap malam 
kami duduk-duduk di teras yang gelap sambil minum bir, membicarakan 
berita-berita terbaru tentang perang yang disiarkan pengeras suara yang sengaja 
dipasang, atau memandang Sungai Musi melihat airnya yang malas bergerak. Suatu 
kali, kami mendengar lapangan terbang di utara Palembang dibom Jepang yang 
sekaligus menghentikan pembicaraan kami sebab kaca-kaca rumah pun bergetar oleh 
suara ledakan dari jauh.”

Evakuasi harus segera dilakukan, tentara Jepang tiba tanpa diduga-duga. Tak ada 
waktu lagi untuk merusakkan fasilitas perminyakan seperti dilakukan di 
Kalimantan atau Babo. Menyelamatkan orang lebih penting daripada melenyapkan 
sumber minyak bagi Jepang, itu keputusan Manajemen BPM. Kaum perempuan dan 
anak-anak menjadi prioritas utama evakuasi. Pengungsian akan dilakukan ke 
Batavia yang dipandang aman dari serangan Jepang. 

28 Januari 1942, kereta pertama membawa pengungsi berangkat dari stasiun 
Kartapatih Palembang menuju Oosthaven (pelabuhan timur). Dari pelabuhan ini 
mereka bertolak menggunakan kapal ke Batavia. Para istri dan ibu berlinang air 
mata berpisah dengan suami, kekasih, atau anak mereka; para anak-anak cemas 
berpisah dengan ayahnya sambil ketakutan menghadapi episode baru dalam 
hidupnya. 

Muara Sungai Musi pun ternyata menjadi tempat berlabuhnya kapal pengungsi dari 

[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera

2009-05-28 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Prajuto dan rekan2,

Bila struktur conical yang baru ditemukan gabungan tim riset di offshore West 
Sumatra itu benar sebuah gunung (sebenarnya jangan segera menafsirkan itu 
sebagai gunungapi), maka jelas mekanisme kejadiannya akan berbeda dengan 
gunung-gunungapi di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan -Jawa-Nusa 
Tenggara-Banda-Sulawesi Utara-Halmahera. Gunungapi2 yang kita kenal itu terjadi 
melalui partial melting kerak samudra-astenosfer-kerak benua.

Setting tektonik gunung baru ini mestinya ada di prisma akresi atau kerak 
oseanik. Satu-satunya tipe gunungapi yang muncul di setting tektonik seperti 
itu adalah melalui mekanisme hot-spot. Kita mengenalnya misalnya di pulau-pulau 
Hawaii gunung-gunungapi yang muncul dari kerak Samudra Pasifik dan di Christmas 
Island, gunungapi beratoll di Samudra Hindia.

Hot-spot muncul karena upwelling mantle plume (material mantel yang naik) 
menerobos kerak samudra dan menjadi gunungapi (baik submarine maupun  subarial 
volcanoes). Sifat hot-spot volcano selalu basaltik dengan tipe letusan 
effusive, tak pernah eksplosif seperti gunungapi2 Sumatra-Jawa sampai 
Halmahera. Letusan effusive hanya melelerkan lava secara kontinyu seperti anak 
kecil ingusan.

Misalnya Christmas Island, yang dekat dengan kita. Pulau ini berasal dari 
sebuah gunungapi dengan mekanisme hotspot yang menerobos kerak Samudra Hindia 
60 juta tahun yang lalu, ia tumbuh besar sampai muncul ke dekat permukaan. Lalu 
ia ditumbuhi terumbu karbonat atoll. Sekitar 20 juta tahun yang lalu, pulau ini 
tenggelam, dan terumbunya membentuk cincin mengitari bekas pulau sebagai coral 
sank. Kemudian 10 juta tahun yang lalu pulau ini muncul lagi membuat terumbu 
yang mengitarinya berkembang sebagai kompleks terumbu bertingkat (teras) oleh 
kombinasi mekanisme fringing reefs dan sea cliff. Itu terjadi sampai sekarang. 
The Island is believed to be on a tectonic plate moving northwards a few 
centimetres a year that puts its present location some 700 km, or about 15 
degrees of latitude, north of where it first emerged from the sea. 

Dan, semua gunungapi hotspot akan bergerak mengikuti arah majunya kerak 
samudera sebab ia hanya penumpang pasif di atas rakit kerak samudera yang 
terapung di atas astenosfer. Maka, Pulau Christmas pun bergerak ke utara 
beberapa cm setiap tahun. Perhitungan sederhana saja dengan menganggap 
kecepatan lempeng konstan, saat ini Pulau Christmas telah bergerak sejauh 700 
km (sekitar 15 derajat garis lintang) dari titik semula ia muncul sebagai 
submarine volcano. Begitupun gunung2api di Hawaii. Keunikan di Hawaii yang tak 
terdapat di Christmas Island adalah bahwa akar plume materialsnya tak putus 
dari pulau2 itu (Oahu dkk.), sehingga mereka terus aktif, dan makin baratlaut 
pulau Hawaii, makin tua umurnya, karena kerak Samudra Pasifik saat ini bergerak 
ke baratlaut.

Akan halnya gunung baru di barat Sumatra itu. Kita baru mengenal morfologinya 
saja dari data seismik CGG Veritas. Jangan segera mengumumkan itu sebuah 
gunungapi hanya gara-gara ada semacam kaldera berkembang di tengahnya. Hamparan 
datar semacam itu wajar ditemukan pada seamount (bukan gunungapi) yang dulu di 
atas muka laut lalu sekarang tenggelam karena mengikuti konvergensi lempeng. 
Dalam tektonik, morfologi datar di tengah yang ditunjukkan bentukan conical 
semacam itu terkenal sebagai Guyot (dibaca giyoo). Guyot terbentuk karena 
seamount (belum tentu volcano) yang ada di atas laut, puncaknya dierosi sampai 
rata, kemudian ia tenggelam, dan maju mengikuti konvergensi lempeng samudera 
yang ditumpanginya sebagai gunung2 dengan flat-topped morfologi. Pemetaan dasar 
laut untuk pertama kalinya pada akhir tahun 1959 oleh Mary Tharp, Bruce Heezen, 
Maurice Ewing, atau Harry Hess menemukan banyak guyot di semua samudera di 
dunia, dan itulah yang membidani
 lahirnya teori tektonik lempeng.

Maka secara singkat, seperti biasanya, kita harus hati-hati melihat fenomena 
apa yang baru diamati di baratlaut offshore Bengkulu itu, jangan terburu 
mengumumkan itu gunungapi, apalagi mengatakan kalau meletus bisa sangat 
membahayakan sebab dimensinya yang besar. Tak ada hotspot yang eksplosif, 
meskipun memang aktif. Hawaii (yang masih aktif) atau Christmas Island (yang 
sudah mati) atau guyot di banyak samudera bisa menjadi referensi. 

Sebuah guyot akan berbahaya bila ia masuk ke palung, terjepit dan menghentikan 
konvergensi di wilayah itu, itu akan mengunci aktivitas tektonik sekian lama, 
kemudian saat release, energinya akan sangat besar. Maka daripada berspekulasi 
soal letusan gunung baru ini, lebih baik menghitung kapan gunung itu akan 
ditelan oleh Palung Sumatra, sebab ia akan mencekik palung itu saat tertelan, 
kemudian saat dilepaskan, akan terjadi batuk yang sangat keras. (chocking cough 
!).

salam,
awang





--- On Fri, 5/29/09, Prajuto praj...@medcoenergi.com wrote:

 From: Prajuto praj...@medcoenergi.com
 Subject: Re: [Forum-HAGI] Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera
 To: Forum 

Re: [iagi-net-l] RE: [Forum-HAGI] Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera

2009-05-29 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Muharram,

Memang berdasarkan terrane concept (Howell, 1982) yaitu bahwa lempeng itu 
tersusun dari amalgamasi (persatuan) banyak terrane (satuan geologi yang punya 
ciri tersendiri dan berbeda dari sebelahnya), Sumatra paling tidak disusun oleh 
sekitar 5-6 terrane (bergantung kepada delineasi terrane itu). Pulunggono dan 
Cameron (1984) merupakan para peneliti pertama yang mengajukan terrane fabric 
untuk Sumatra. Beberapa peneliti yang menekuni terrane seperti Hutchison (1989) 
dan Metcalfe (1996) merevisi peta terrane Sumatra. Terakhir adalah Barber 
(2005), termasuk mendetailkan rekonstruksi akresi Woyla Arc/Nappe pada tepi 
barat Sumatra.

Sumatra pada mid-Jurassic berhadap-hadapan ke sebelah barat dengan sebuah 
oceanic island arc besar yang bernama Woyla Arc. Saat itu tepi barat Sumatra 
tentu tak seperti sekarang, batas baratnya hanya sampai sekitar Rawas (Jambi) 
dan melulu hanya dilandasi oleh terrane kontinen West Sumatra. Jalur gunungapi 
sudah terbentuk, yaitu volcanic arc berumur Middle Jurassic-Early Cretaceous. 
Sumatra Arc dan Woyla Arc, seperti kata Pak Muharram, memang dipisahkan oleh 
kerak samudera besar bernama Meso-Tethys.

Karena slab pull yaitu gerak tarikan subduksi di sisi luar kedua Arc ini, 
maka Woyla Arc dan Sumatra Arc makin mendekat, makin menutup Meso-Tethys, 
sampai akhirnya mereka berbenturan pada Late Cretaceous. Woyla Arc berakresi 
secara nappe -overthrusting tetapi lepas dari akar thrust-nya dan berjalan 
sepanjang decollement (sehingga disebut Woyla Nappe) ke tepi barat Sumatra. 
Maka kerak di barat Sumatra semuanya punya kaitan ke Woyla oceanic terrane. 

Itu adalah kisah sekitar 200-70 juta tahun yang lalu. Meso-Tethys telah lenyap, 
lebur dalam akresi. Sekarang Ceno-Tethys yang berada di barat Sumatra, yang 
dilahirkan oleh lepasnya India dari Gondwana. Maka, Pak Muharram, tak mungkin 
bahwa gunung/guyot yang diidentifikasi Tim Riset itu adalah sisa Woyla Arc. 
Sebuah peristiwa akresi dengan overthrusting akan membawa semua penumpangnya ke 
tempat baru -yaitu ke Sumatra.

Saya pikir, gunung/guyot itu hanyalah sebuah seamount yang papak puncaknya yang 
duduk di atas kerak samudra masa kini. Pendapat Pak Muharram bisa diuji atau 
diklarifikasi bila kita punya penampang seismik mega regional yang bisa 
meresolusi kerak setebal 50 km yang menghubungkan gunung/guyot itu ke forearc 
basin Sumatra.

Christmas Island adalah volcanic island yang extinct sejak puluhan juta tahun 
yang lalu, saat pipa magmatiknya terputus tak berdaya mengikuti laju kerak 
Samudra Hindia ke utara. 

salam,
awang

--- On Fri, 5/29/09, Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina-ep.com 
wrote:

 From: Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina-ep.com
 Subject: [iagi-net-l] RE: [Forum-HAGI] Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah 
 Laut Sumatera
 To: 'Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia' fo...@hagi.or.id
 Cc: 'Eksplorasi BPMIGAS' eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com, 'Geo 
 Unpad' geo_un...@yahoogroups.com, 'IAGI' iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, May 29, 2009, 4:02 PM
 Pak Awang and all,
 
 Selain diprediksi sebagai sebuah seamount sebagaimana
 penjelasan dibawah,
 adakah kemungkinan gunung baru ini adalah bagian dari
 Woyla Arc yang 150
 Ma (Late Jurassic) lalu nangkring di utara lempeng
 India-Australia? Pada
 Late Jurassic, Woyla Arc (juga Incertus Arc) dipisahkan
 dengan Sunda Land
 oleh Meso-Tethys yang oceanic, sekarang Woyla Arc nempel
 pada sisi SW Pulau
 Sumatra. Adakah kemungkinan gunung api temuan BPPT ini
 adalah gunung api
 yang terbentuk 150-135 juta tahun lalu sepanjang Woyla Arc
 dan hingga kini
 masih menyisakan morfologi gunung api ditempatnya yang
 baru, SW Sumatra?
 
 Kita menunggu publikasi lebih lanjut dari BPPT, apakah
 kenampakan kaldera
 ditengah-tengah gunung ini memang kaldera atau guyot
 seperti yang
 disampaikan Pak Awang. Tetapi sekalipun itu positif
 kaldera, saya kira
 gunung apinya sudah tidak aktif lagi. Yang patut dicatat
 sebagai peringatan
 untuk anak cucu kita kelak seperti disampaikan Pak Awang
 adalah bahayanya
 ketiga gunung ini tertelan Palung Sumatra, hampir pasti
 akan tersedak dan
 batuk-batuk besar.
 
 Salam,
 --mjp--
 
 
 -Original Message-
 From: forum-boun...@hagi.or.id
 [mailto:forum-boun...@hagi.or.id]
 On Behalf
 Of Awang Satyana
 Sent: Friday, May 29, 2009 8:56 AM
 To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
 Cc: Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad; IAGI
 Subject: Re: [Forum-HAGI] Ditemukan Gunung Api Raksasa
 Bawah Laut Sumatera
 
 
 Pak Prajuto dan rekan2,
 
 Bila struktur conical yang baru ditemukan gabungan tim
 riset di offshore
 West Sumatra itu benar sebuah gunung (sebenarnya jangan
 segera menafsirkan
 itu sebagai gunungapi), maka jelas mekanisme kejadiannya
 akan berbeda dengan
 gunung-gunungapi di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan
 -Jawa-Nusa
 Tenggara-Banda-Sulawesi Utara-Halmahera. Gunungapi2 yang
 kita kenal itu
 terjadi melalui partial melting kerak
 samudra-astenosfer-kerak benua.
 
 Setting tektonik gunung baru ini

[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-03 Terurut Topik Awang Satyana

Dalam kasus sengketa Ambalat, wajar kita semakin emosi sebab tahun-tahun 
belakangan ini negara serumpun itu (Malaysia) seolah mengganggu kita 
(Indonesia) dengan berbagai pengakuan, mulai dari mengakui Reog Ponorogo, 
rendang Padang, batik sebagai milik mereka; mengakuisisi banyak lahan di 
Sumatra dan Kalimantan untuk ditanami sawit dan CPO (crude palm oil-nya) diolah 
mereka lalu minyak sawitnya dijual ke Indonesia dan dibeli rakyat Indonesia 
dengan harga mahal (lihat ulasan saya Tragis Rayuan Pulau Kelapa); memborong 
naskah-naskah kuno Melayu ke Riau daratan dan Riau kepulauan sampai ke Pulau 
Penyengat agar mereka layak disebut aslinya Melayu; sampai kasus terakhir ala 
sinetron Manohara; dan kini Ambalat.

Kedaulatan dan hak berdaulat (secara hukum internasional ini dua terminologi 
berbeda) harus ditegakkan dan dibela tidak saja dengan PELURU tetapi juga 
dengan PENGETAHUAN. Maka, sebaiknya kita harus siapkan dua hal itu apabila kita 
kelak berkonfrontasi dengan negara-negara tetangga soal perbatasan. PELURU 
penting untuk menggebrak musuh, PENGETAHUAN penting untuk berjaya dalam 
meja-meja perundingan.

Penyelesaian sengketa perbatasan dengan PELURU tidak dianjurkan sebagaimana 
diatur dalam Piagam PBB Pasal 2 Ayat 3. Negara-negara penandatangan UNCLOS 1982 
(United Nations Convention on the Law of the Sea) seperti Indonesia harus 
mematuhi ketentuan bahwa penyelesaian suatu sengketa mengenai penafsiran dan 
penerapan Konvensi melalui jalan damai. Bila ada sengketa, maka UNCLOS akan 
menugaskan empat lembaga ini : Mahkamah Internasional, Pengadilan Internasional 
untuk Hukum Laut, Arbitrasi Umum, atau Arbitrasi Khusus. Maka, kita harus siap 
dengan PENGETAHUAN kita untuk duduk di perundingan2 tersebut.

Akan halnya kekalahan Indonesia di Sipadan dan Ligitan (sebelah utara Ambalat) 
adalah karena Indonesia tidak bisa menunjukkan bukti bahwa Belanda (penjajah 
Indonesia) telah memiliki kedua pulau itu; sementara Malaysia bisa menunjukkan 
bukti bahwa Inggris (penjajah Malaysia) memiliki dan mengelola kedua pulau itu. 
Dalam Hukum Internasional dikenal istilah Uti Possidetis Juris yang artinya 
negara baru akan memiliki wilayah atau batas wilayah yang sama dengan bekas 
penjajahnya. Dalam sengketa Sipadan-Ligitan, Indonesia dan Malaysia bersepakat 
istilah warisan penjajah itu berlaku untuk wilayah-wilayah yang dikuasai 
sebelum tahun 1969. Jadi Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia saat itu 
bukan karena Malaysia pada tahun 1990-an telah membangun resort di kedua pulau 
itu; tetapi karena Inggris sebelum tahun 1969 telah menununjukkan penguasaan 
yang efektif atas kedua pulau itu berupa pungutan pajak atas pemungutan telur 
penyu, operasi mercu suar, dan
 aturan perlindngan satwa.

Tentang sengketa Ambalat, yang diributkan Indonesia dan Malaysia saat ini 
dengan ketegangan, adalah bukan sengketa pulau, tetapi sengketa sebuah blok 
dasar laut yang dikenal dengan landas kontinen yang disebut Landas Kontinen 
Ambalat. 

Indonesia telah mengeluarkan UU terbaru tentang Wilayah Negara (UU RI Nomor 43 
Tahun 2008). Dalam UU itu, yang mengacu kepada UNCLOS 1982, jelas daitur soal 
definisi dan penguasaan Landas Kontinen. Dan, dalam hal ini para ilmuwan 
geosains (geologi, geofisika, geodesi, oseanografi dan sejenisnya akan besar 
peranannya dalam membangun PENGETAHUAN untuk membela hak berdaulat Indonesia 
atas Landas Kontinen Ambalat). UU RI No. 43/2008 Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 
mendefinisikan Landas Kontinen Indonesia meliputi dasar laut dan tanah di 
bawahnya dari area di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut 
teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar 
tepi kontinen, atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus) mil laut dari garis 
pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi 
kontinen tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh 350 (tiga ratus lima 
puluh) mil laut sampai dengan jarak 100
 (seratus) mil laut dari garis kedalaman 2500 (dua ribu lima ratus) meter.

Jelas, bahwa Landas Kontinen Indonesia ke arah Sabah Malaysia bisa 
didefinisikan dengan berbagai kriteria :

a. jarak sampai 200 mil laut jika tepian luar kontinen tidak mencapai jarak 200 
mil laut tersebut;

b. kelanjutan alamiah wilayah daratan di bawah laut hingga tepian luar kontinen 
yang lebarnya tidak boleh melebihi 350 mil laut yang diukur dari gars dasar 
Laut Teritorial jika di luar 200 mil laut masih terdapat daerah dasar laut yang 
merupakan kelanjutan alamiah dari wilayah daratan dan jika memenuhi kriteria 
kedalaman sedimentasi yang ditetapkan dalam UNCLOS 1982;

c. tidak boleh melebihi 100 mil laut dari garis kedalaman (isobath) 2500 meter.

Menjawab pertanyaan Pak Andik, apapun jenis tepi kontinen (active  passive 
margin) akan ditentukan dengan kriteria-kriteria di atas. Maka, para geosaintis 
Indonesia, mari kita bangun PENGETAHUAN kita dengan ketentuan2 di atas, kita 
periksa Landas Kontinen Indonesia di wilayah Ambalat agar kita 

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat

2009-06-05 Terurut Topik Awang Satyana

Opera Bangsawan atau melodi Terang Bulan ya 'Bah ? 

Memang Negaraku resmi jadi lagu nasional Malaysia pada 5 Agustus 1957, 
sementara itu lagu dengan melodi Negaraku sudah biasa dinyanyikan banyak orang 
di banyak tempat di luar Malaysia sejak 1940-an.

salam,
Awang

--- On Fri, 6/5/09, ET Paripurno paripu...@gmail.com wrote:

 From: ET Paripurno paripu...@gmail.com
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, June 5, 2009, 12:59 PM
 ada yang punya lagunya? apa
 genjer-genjer ya? semalam di malaysia?
 
 et
 
 yanto R.Sumantri wrote:
     Awang dan Rekan rekan
  
  Kalau soal peluru untuk
  melawan Malaysia sih ada , dan  dijamin bahwa
 mereka akan malu se-
  umur 2 untuk mengaku mereka sebagai bangsa Malay sia
 .
  
  Apa
  it ?
  
  Nah , kita  dengar saja lagu kebangsaan mereka
  Negaraku.
  Itu persis sis denga  satu lagu (namanya
  masih rahasia lho  hahahah) , lagu yang juga
 telah difilm -kan dengan
  nama yang sama , kalau tidak salah oleh Perfini ? pada
 tahun 1950-an .
  Saya dengar arsip-nya masih ada tersimpan d Indoensia
 .
  Kalau itu
  dipublikasikan , bagaimana yan , anggap saja sebagai
 torpedo pertama .
  Mungkin suda TAKDDIR ya mereka suka sekali ngaku ngaku
 barang orang
  heheheh,
  Maaf akh , agak  childish , tetapi ini memang
 kenyataan
  
  Kalau Reog Ponorog diaku sama mereka , si Abah jadi
 orang
  Malaysia dong , wong kakek - ku orang Ponorogo ,
  All I write down
  only a joke  but
 ..also a fact .
  
  Si Abah
    
  Dalam kasus sengketa Ambalat, wajar kita
      
  semakin emosi sebab tahun-tahun
    
  belakangan ini negara serumpun
      
  itu (Malaysia) seolah mengganggu kita
    
  (Indonesia) dengan
      
  berbagai pengakuan, mulai dari mengakui Reog
 Ponorogo,
    
  rendang
      
  Padang, batik sebagai milik mereka; mengakuisisi
 banyak lahan di
    Sumatra dan Kalimantan untuk ditanami
 sawit dan CPO (crude palm
  oil-nya)
    
  diolah mereka lalu minyak sawitnya dijual ke
 Indonesia
      
  dan dibeli rakyat
    
  Indonesia dengan harga mahal (lihat ulasan
      
  saya Tragis Rayuan Pulau
    
  Kelapa); memborong
      
  naskah-naskah kuno Melayu ke Riau daratan dan Riau
    
  kepulauan
      
  sampai ke Pulau Penyengat agar mereka layak disebut
 aslinya
    Melayu; sampai kasus terakhir ala
 sinetron Manohara; dan kini Ambalat.
    
  Kedaulatan dan hak berdaulat (secara hukum
 internasional
      
  ini dua
    
  terminologi berbeda) harus ditegakkan dan dibela
 tidak
      
  saja dengan PELURU
    
  tetapi juga dengan PENGETAHUAN. Maka,
      
  sebaiknya kita harus siapkan dua hal
    
  itu apabila kita kelak
      
  berkonfrontasi dengan negara-negara tetangga soal
    
  perbatasan.
      
  PELURU penting untuk menggebrak musuh, PENGETAHUAN
 penting
    
  untuk
      
  berjaya dalam meja-meja perundingan.
    
  Penyelesaian
      
  sengketa perbatasan dengan PELURU tidak dianjurkan
    
  sebagaimana
      
  diatur dalam Piagam PBB Pasal 2 Ayat 3. Negara-negara
    penandatangan UNCLOS 1982 (United
 Nations Convention on the Law of the
    
  Sea) seperti Indonesia harus mematuhi ketentuan
 bahwa penyelesaian
      
  suatu
    
  sengketa mengenai penafsiran dan penerapan
 Konvensi
      
  melalui jalan damai.
    
  Bila ada sengketa, maka UNCLOS akan
      
  menugaskan empat lembaga ini :
    
  Mahkamah Internasional,
      
  Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut,
    
  Arbitrasi Umum, atau
      
  Arbitrasi Khusus. Maka, kita harus siap dengan
    
  PENGETAHUAN kita
      
  untuk duduk di perundingan2 tersebut.
    
  Akan halnya
      
  kekalahan Indonesia di Sipadan dan Ligitan (sebelah
 utara
    Ambalat) adalah karena Indonesia
 tidak bisa menunjukkan bukti bahwa
    
  Belanda (penjajah Indonesia) telah memiliki kedua
 pulau itu;
      
  sementara
    
  Malaysia bisa menunjukkan bukti bahwa Inggris
      
  (penjajah Malaysia) memiliki
    
  dan mengelola kedua pulau itu.
      
  Dalam Hukum Internasional dikenal istilah
    
  Uti Possidetis
      
  Juris yang artinya negara baru akan memiliki wilayah
 atau
    batas wilayah yang sama dengan bekas
 penjajahnya. Dalam sengketa
    Sipadan-Ligitan, Indonesia dan
 Malaysia bersepakat istilah
  warisan
    
  penjajah itu berlaku untuk wilayah-wilayah
      
  yang dikuasai sebelum tahun
    
  1969. Jadi Mahkamah Internasional
      
  memenangkan Malaysia saat itu bukan
    
  karena Malaysia pada tahun
      
  1990-an telah membangun resort di kedua pulau
    
  itu; tetapi karena
      
  Inggris sebelum tahun 1969 telah menununjukkan
    
  penguasaan yang
      
  efektif atas kedua pulau itu berupa pungutan pajak
 atas
    pemungutan telur penyu, operasi mercu
 suar, dan
    
   aturan
      
  perlindngan satwa.
    
  Tentang sengketa Ambalat, yang
      
  diributkan Indonesia dan Malaysia saat ini
    
  dengan ketegangan,
      
  adalah bukan sengketa pulau, tetapi 

Re: [iagi-net-l] OOT : van der Tuuk - Menyoal Kembali Kapan Jakarta Mulai Ada

2007-06-24 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Sangam,
   
  Betul Pak Sanggam, dia orangnya yang menerjemahkan Bible ke dalam bahasa 
Batak, itu terjadi tahun 1851. Herman Neubronner van der Tuuk (1824-1894) 
orangnya nyentrik dalam hidup sehari-harinya. Di Batak, dia hidup seperti orang 
Batak, di Bali dia hidup seperti orang Bali (namanya bahkan jadi Gusti Dertik 
saat dia di Bali). Dia, seperti Douwes Dekker dan Sicco Roorda, dua Belanda 
nyentrik lainnya, malahan menyerang moral borjuis Belanda. 
   
  Tetapi, yang terkenal dari van der Tuuk adalah bahwa ia adalah perintis 
penelitian-penelitian bahasa di Nusantara ini, sehingga Prof. H.Kern, ahli 
bahasa besar Indonesia dan Asia Tenggara, menjuluki van der Tuuk : Ahli 
terbesar mengenai bahasa-bahasa di Indonesia Dia menguasai dan membuat kamus 
banyak bahasa-bahasa suku di Indonesia. Bahwa bahasa Malagasi dan bahasa 
Austronesia serumpun adalah anatara lain hasil penelitian van der Tuuk.
   
  Akan halnya penerjemahan Bible (Alkitab) ke dalam bahasa Batak, sebenarnya 
van der Tuuk tak tertarik dengan isi Bible itu sendiri, bahkan dia cenderung 
atheis orangnya, dia hanya tertarik dengan bahasa suku di Indonesia kalaupun 
dia mau menerima menerjemahkan Bible ke dalam bahasa Batak. Berbeda dengan 
Lutuij Nomensen, bule pertama lain yang datang ke tanah Batak yang memang 
tujuannya untuk menyebarkan agama Kristen di sana.
   
  van der Tuuk sebenarnya mahasiswa hukum, tetapi ia drop out sampai sarjana 
muda sebab ia lebih tertarik dengan bahasa-bahasa timur. Dalam waktu luangnya 
ia mempelajari bahasa Arab, dan menjadi sangat mahir berbahasa Arab sebelum 
umurnya 20 tahun. Lalu ia masuk ke Univ Leiden dan mempelajari bahasa Ibrani, 
Sanskerta, dan Arab. Karena keahliannya terkenal, lalu oleh Lembaga Alkitab 
Belanda dia ditawari pergi ke Indonesia ke tanah Batak untuk menjadi peneliti 
lapangan bahasa Batak untuk keperluan penerjemahan Alkitab. Suatu tawaran yang 
berani sebab van der Tuuk saat itu belum memiliki gelar apa pun dalam 
bahasa-bahasa timur. Tahun 1851 ia tiba di Batak dan langsung hidup sefisik dan 
sejiwa dengan orang-orang Batak. Kawan-kawan Bataknya banyak dan dia dengan 
tekun mempelajari bahasa Batak dari mereka, bakatnya yang luar biasa dalam 
bahasa membuatnya segera menguasai bahasa setempat dengan baik dan ilmiah. van 
der Tuuk juga melaporkan ke Lembaga Alkitab Belanda tentang
 mental2 borjuis pejabat Belanda di Indonesia, ini satu laporannya 
(diterjemahkan dari Rob Niewenhuijs : Oost Indische Spiegel)
   
  Bila pemerintah ingin memajukan orang-orang pribumi maka para pejabat 
hendaklah menyapa hati mereka, dan ini tidak mungkin selama para pejabat 
Belanda itu masih mempergunakan bahasa Melayu pasaran...
   
  van der Tuuk juga mengamati dengan tajam kemajuan ekonomi daerah terjajah dan 
daerah tidak terjajah oleh Belanda dan mengungkapkannya dengan sarkastik. 
Menurutnya wilayah terjajah lebih miskin (tentu saja...)
   
  Tidak tahukan mereka (orang Belanda) bahwa daerah2 Batak merdeka seperti 
Silindung, Toba Na Sae, pedalaman Baros, dan Singkel padat sekali penduduknya, 
sedangkan daerah Mandailing  (yang dikuasai Belanda) sangat kecil jumlah 
penduduknya ? Pernahkan mereka melihat perbedaan antara rumah-rumah adat 
orang-orang Batak Toba yang megah dengan gubug-gubug di daerah Mandailing ? 
Tidak tahukah mereka bahwa di daerah Toba merdeka masih dibuat buku-buku, 
sedangkan di daerah Mandailing tulisan-tulisan pada kulit pohon sangat sedikit 
?...
   
  Setelah enam tahun hidup di tanah Batak, van der Tuuk kembali ke Belanda pada 
tahun 1857 untuk mengolah segala bahan yang telah dikumpulkannya. Sebelas tahun 
kemudian, tahun 1868, ia menerbitkan sebuah kamus, tata bahasa, buku bacaan, 
dan Alkitab berbahasa Batak. van der Tuuk adalah peletak dasar penelitian 
bahasa Batak. Selesai dengan urusan bahasa Batak, yang digelutinya selama 17 
tahun, tahun 1868  van der Tuuk kembali ke Indonesia, kali ini ke Bali, sebagai 
utusan Lembaga Alkitab Belanda untuk urusan yang sama saat ia ditugaskan ke 
tanah Batak. Kali ini, van der Tuuk lebih nyentrik lagi, 25 tahun dia 
menggeluti bahasa Bali dan Kawi, hidup sebagai orang Bali di sebuah gubug 
Buleleng. Dia menjadi semacam ketua adat, tempat orang Bali bertanya soal2 adat 
dan bahasa. Raja Badung pernah berkata : di Bali hanya ada satu orang yang 
mengerti bahasa Bali : yaitu Gusti Dertik alias van der Tuuk. Tahun 1894, saat 
dia meninggal di Surabaya karena disentri, kamus Kawi-Bali yang
 disusunnya telah mendekati 4000 halaman (!) Usaha maharaksasa ini hampir 
membuatnya gila dan semakin membuatnya nyentrik. 
   
  Itulah contoh prestasi luar biasa seseorang yang tanpa gelar tetapi 
menghasilkan adikarya yang sungguh menakjubkan. Sekembali dari Batak, van der 
Tuuk ribut dengan Prof. Dr. Taco Roorda, seorang gurubesar di Delft dan Leiden. 
Saat itu, Prof. Roorda dipuja-puja dan diperdewa sebagai satu-satunya ahli 
bahasa Jawa. Dua alasan membuat van der Tuuk menyerang Roorda : (1) Roorda 
pernah menjelek-jelekkan 

Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo

2007-06-28 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Arman,
   
  Dari seismiknya gak terlalu jelas bahwa ada lapisan pasir setebal itu. Di 
permukaan banyak breksi volkanik yang akan menyerap banyak energi gelombang 
seismik, sehingga kualitas data seismik bisa memburuk jauh ke bawah. Design 
casing BJP-1 disusun dengan referensi utama sumur Porong-1 yang tak ada lapisan 
pasirnya, sehingga terjadi perbedaan jauh antara prognosis stratigrafi dengan 
kenyataan stratigrafi. 
   
  Saat menembus pasir di kedalaman sekitar 8500 ft (8581 ft tepatnya) di mana 
diprediksi top gamping Kujung akan muncul, dilakukan beberapa kali stop 
drilling untuk cek sampel, tetapi tetap muncul 95 % batupasir dan 5 % gamping. 
Bor dilanjutkan sampai kedalaman 8750 ft. Stop drilling lalu dilakukan VSP. 
Dari data VSP didapat tiga kemungkinan top Kujung limestone : 8800 ft, 9400 ft, 
atau 9600 ft. Maka diputuskan untuk bor terus sampai ketemu gamping Kujung. 
Kita tahu batupasir ternyata muncul terus sampai kedalaman sekitar 9283 ft, 
ketika cutting gamping dominan lalu di TD sumur 9297 ft total loss. Apakah 
gamping Kujung sudah tertembus ? Tidak tahu. Apakah itu sampel gamping Kujung I 
? Tidak tahu, saya pikir bukan, lebih muda atau jauh lebih muda. 
   
  Bisa Pak Arman lihat, prosedur standar sudah dijalankan, memang harus VSP 
atau check shot dulu bila lapisan yang diharapkan tidak muncul-muncul. Secara 
regional, sekarang kita bisa memahami mengapa batupasir volkanik itu muncul di 
lokasi BJP. BJP adalah reef paling selatan dan itu sangat dekat dengan lidah 
pasir volkanik dari volcanic arc Intra-Miosen. Reef-reef di utara yang sezaman 
dengan BJP tak akan punya lidah pasir volkanik semacam itu, terlalu jauh. Tapi, 
kita tak bisa memperkirakannya sebelum drilling. Kita bisa melihat ada 
kemungkinan impurities itu (lihat paper saya di Satyana, 2005, IPA : 
Tectono-volcanic setting on Oligo-Miocene carbonates of Java), tapi tak bisa 
memperkirakannya justru muncul di BJP. No one knows perfectly how Mother Earth 
operates. Tapi, sekarang kita tahu bahwa semua reef di pinggir selatan Kendeng 
Deep akan berpotensi ditutupi lidah pasir volkanik, semakin ke baratdaya dari 
BJP semakin besar risikonya.
   
  salam,
  awang
   
   
  Sunaryo Arman C. [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Ini agak melenceng sedikit dari topik utama, saya sebetulnya ingin tanya dari 
dulu tapi nggak sempat nulisnya. Di presentasinya Pak Rudi dulu ditunjukkan 
diagram prognosis vs actual dari sumur BP-1 yang saya lihat sangat berbeda, 
dalam arti batuan yang didapat sangat berbeda dengan yang diharapkan, Pak Awang 
bilang ada 3000 ft (1000 m) batupasir yang tidak diharapkan. Apakah pernah 
diadakan penelitian kenapa kok bisa begitu besar perbedaannya? 1000m batupasir 
kan mustinya mudah terlihat di seismik. Pada saat pengeboran dan diketahui ada 
penyimpangan dari prognosis apakah tidak dilakukan VSP atau check shot yang 
bisa digunakan sebagai bahan re evaluasi sebelum mengebor lebih jauh? Saya 
tanya ini karena dari pengalaman saya dulu kalau ada penyimpangan sampai 
beberapa puluh feet saja, kita akan berhenti dulu untuk run VSP atau check 
shot, dari situ kita mengambil keputusan apa yang akan dilakukan selanjutnya.

Arman 


- Original Message 
From: Awang Harun Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, June 26, 2007 9:27:59 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo


BPMIGAS punya Bidang Operasi di mana di dalamnya ada Divisi Operasi
Lapangan. Divisi ini memonitor semua kegiatan operasi lapangan (survai
dan pemboran) yang sedang dilakukan Kontraktor. Kontraktor wajib
melaporkan kemajuan pekerjaan lapangannya ke divisi ini, juga ke divisi
lain yang berkaitan. Mengapa wajib ? Sebab, itu sesuai dengan amanat PP
42/2002 tentang BPMIGAS BAB IV Pasal 12 Huruf C : Dalam menjalankan
tugas, Badan Pelaksana memiliki wewenang : mengawasi kegiatan utama
operasional kontraktor Kontrak Kerja Sama

Apakah BPMIGAS bertanggung jawab kepada pelaksanaan operasi Kontraktor ?
Tidak diatur di aturan manapun. Tetapi bunyi kontrak PSC term antara
BPMIGAS dengan Kontraktor Section V tentang Rights and Obligations of
the Parties, Butir 5.2.4 : CONTRACTOR shall : be responsible for the
preparation and execution of the Work Program, which shall be
implemented in a workmanlike manner by appropriate scientific methods.
Apakah bunyi ayat ini bisa dipakai untuk dasar pertanggungjawaban
Kontraktor dalam keamanan drilling operation ? Saya pikir tak serta
merta, biar saja pihak Legal yang menyatakannya.

Kalau BPMIGAS tidak menyetujui BJP-1 dibor (tetapi Lapindo bisa saja
tetap mengebor BJP-1 hanya secara sole risk), kalau Kabupaten Sidoarjo
tidak memberikan izin lokasi kepada Lapindo untuk mengebor BJP-1, tentu
BJP-1 tidak akan dibor. Divisi Eksplorasi BPMIGAS menyetujui BJP-1 dibor
karena BJP-1 punya alasan eksplorasi yang baik dan secara teknis valid.
Dalam spirit meningkatkan produksi migas Indonesia, yang menjadi tujuan
Pemerintah Indonesia, BJP-1 layak disetujui. Divisi Eksploitasi BPMIGAS
telah 

Re: Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo

2007-07-01 Terurut Topik Awang Satyana
Saya setuju dengan pendapat Pak Yanto Salim, ada beberapa seismic absorbent di 
wilayah ini, baik di permukaan (breksi volkanik) maupun di kedalaman tertentu 
(batupasir tebal, low velocity zone di zone overpressure) yang bisa mengurangi 
kualitas seismik objektif utama berupa sembulan karbonat berumur Miosen di 
kedalaman paling bawah. 
   
  salam,
  awang

yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,
  Benar sekali Mother earth is un-predictable yang bisa kita lakukan adalah 
prediksi dari data yang ada, walaupun VSP dilaksanakan ternyata tidaka ada 
satupun perkiraan VSP yang mendekati (ada 3 prediksi).
  Tambahan saja, dengan adanya high absorbent di dekat permukaan energy seismik 
sudah tidak sampai dan sebetulnya juga di perparah dengan adanya sand setebal 
lebih dari 3000 feet. Seperti dikatakan ini adalah sand yang diketemukan  
pertama kali, jadi tidak ada referensi dan tentunya tidak akan terinterpretasi 
(walaupun data seismiknya berkwalitas baik).
   
   
  Salam,
   
  Yanto




   
-
Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos  more. 

Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo

2007-07-01 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Heri, di kedalaman tersebut, selain data VSP ada data log konvensional 
(seperti GR, resistivity), tetapi tak bisa dipakai untuk prediksi top Kujung LS 
sebab perkiraan kedalaman tersebut belum ada data log-nya. Kita hanya 
mengandalkan VSP atau checkshot untuk memprediksi puncak suatu formasi yang 
belum dibor, tetapi hasil VSP pun tidak jelas juga, mungkin karena kehadiran 
beberapa seismic absorbent seperti yang diduga oleh Pak Yanto Salim.
   
  Akhirnya, di BJP-1 kita tak pernah tahu apakah sudah menembus gamping Kujung 
atau belum. Gamping ada, tetapi apakah itu gamping suatu puncak formasi atau 
sekedar sisipan tipis gamping di tengah sekuen silisiklastik, kita tak tahu.
   
  salam,
  awang

heri ferius [EMAIL PROTECTED] wrote:
DIV {   MARGIN: 0px  }Apa pada kedalaman 8750 ft ada logging 
lainnya, selain VSP ?. Gimana ya, cara memprediksi Top Kujung LS pada bagian 
yang belum dibor, seandainya hanya pakai data VSP ?. Mohon pencerahan.
   
  Salam HF
- Original Message - 
  From: yanto salim 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Saturday, June 30, 2007 3:01 PM
  Subject: Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo
  

Pak Awang,
  Benar sekali Mother earth is un-predictable yang bisa kita lakukan adalah 
prediksi dari data yang ada, walaupun VSP dilaksanakan ternyata tidaka ada 
satupun perkiraan VSP yang mendekati (ada 3 prediksi).
  Tambahan saja, dengan adanya high absorbent di dekat permukaan energy seismik 
sudah tidak sampai dan sebetulnya juga di perparah dengan adanya sand setebal 
lebih dari 3000 feet. Seperti dikatakan ini adalah sand yang diketemukan  
pertama kali, jadi tidak ada referensi dan tentunya tidak akan terinterpretasi 
(walaupun data seismiknya berkwalitas baik).
   
   
  Salam,
   
  Yanto



 
-
Food fight? Enjoy some healthy debate
in the Yahoo! Answers Food  Drink QA.

[iagi-net-l] Fwd: Re: tsunamigenik

2007-07-17 Terurut Topik Awang Satyana
Diskusi saya dengan seorang penanya, barangkali ada gunanya.
   
  salam,
  awang

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Date: Tue, 17 Jul 2007 20:04:50 -0700 (PDT)
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: tsunamigenik
   
  -deleted
   
  Maaf baru merespon, saya tidak mengecek email yahoo setiap hari, mungkin 
kapan2 ada pertanyaan lagi bisa dialamatkan juga ke [EMAIL PROTECTED] Terima 
kasih atas apresiasinya, semoga berguna apa yang saya tulis.
   
  Tentang tsunamigenic submarine slides memang sempat menjadi perdebatan di 
antara  para ahli yang berkaitan. Bila ada tsunami melanda suatu wilayah, 
lantas ada perdebatan tentang penyebabnya apa, apakah karena longsoran 
bawahlaut atau karena gempa. Sebenarnya, longsoran bawahlaut pun sebagian besar 
disebabkan gempa, jadi yang namanya submarine slides triggered - tsunami ya 
juga tsunamigenic earthquake (walaupun tidak langsung).
   
  Sekarang, kita bedakan saja definisinya, yaitu berdasarkan pengaruh langsung 
- tsunami disebabkan gempa - yaitu terganggunya keseimbangan kolom air laut 
akibat ada pematahan vertikal batuan di dasar laut, atau tsunami disebabkan 
longsoran bawah laut - yaitu terganggunya keseimbangan kolom air laut akibat 
pengendapan mendadak massa  longsoran di dasar laut (semuanya mengganggu 
keseimbangan kolom air laut sesuai prinsip Archimedes).
   
  Karakteristik tsunami akibat longsoran bawahlaut akan ditentukan oleh volume 
longsoran, percepatan awal longsoran, dan kecepatan longsoran maksimum. 
Kedalaman air laut dan jarak kejadian longsoran dari pantai pun akan 
mempengaruhi karakteristik tsunami yang terjadi. Froude Number - yaitu angka 
tak berdimensi yang membandingkan gaya inersia dan gayaberat, untuk 
mengkuantifikasi resistans suatu objek bergerak di air - juga akan mempengaruhi 
tsunami yang dihasilkan, apakah ia kritikal, subkritikal, atau superkritikal 
relatif terhadap Froude number. 
   
  Ketinggian tsunami yang terjadi berbanding lurus dengan  volume longsoran dan 
percepatannya dan berbanding terbalik dengan akar kecepatan gelombang laut. 
Tidak semua energi potensial yang dipunyai longsoran akan menjadi energi 
tsunami. Orang pernah melakukan banyak simulasi dan angka maksimumnya sekitar 
15 % energi potensial longsoran menjadi energi tsunami. 
   
  Tipe material yang dilongsorkan pun akan berpengaruh kapada karakteristik 
tsunami yang dihasilkan. Kalau yang dilongsorkan adalah kebanyakan batuan 
(rockslide), maka yang berpengaruh banyaknya adalah efek2 nonlinier. Dalam hal 
ini, tsunami akan dipengaruhi oleh frontal area of the rockslide, impact 
velocity rock slide ketika longsoran dan menumbuk dasar laut, permeability 
rockslide dan batimetri. Froude number rockslides biasanya superkritikal, 
sedangkan yang landslides biasanya subkritikal.
   
  Biasanya, tsunami akibat longsoran akan punya ketinggian run up (gelombang 
tsunami) yang lebih besar dari tsunamigenic earthquake kalau dekat ke sumber 
longsorannya, tetapi efek tsunami akibat longsoran bawahlaut lokal saja, tidak 
regional atau global seperti tsunami akibat gempa. Tsunami di Samudra Hindia 
yang melanda Sumatra-Asia Tenggara-Asia Selatan-Afrika Timur pada Desember 2004 
jelas akibat gempa walaupun pernah diperdebatkan akibat longsoran bawahlaut. 
Mengapa ? Sebab, efeknya regional dan global. Mungkin saat itu berkombinasi 
dengan longsoran bawahlaut juga ? Mungkin saja, tetapi akan lokal saja, 
misalnya hanya di sekitar pantai Aceh.
   
  Efek 3-D sumber tsunami pun perlu dipermasalahkan dalam penyebaran gaya 
gelombang tsunami. Sebab, biasanya, longsoran akan berpola radial (dipole) di 
dasar laut, sedangkan pematahan batuan akan sebagai line source. Perbedaan 
ini akan mempengaruhi pola penyebaran gaya (gelombang dari dipole source akan 
berbeda dengan gelombang dari line source). Tsunami akibat longsoran bawahlaut 
akan paling berbahaya bila terjadi di perairan dangkal, sebaliknya tsunami 
akibat gempa akan paling berbahaya bila terjadi di laut dalam.
   
  Baik Yudhi, itu beberapa penjelasan mendasar tentang tsunamigenic submarine 
landslides, dan perbedaan utamanya dengan tsunamigenic earthquake.
   
  salam,
  awang

--deleted
  Yth. Pak Awang,
  Saya selalu tertarik membaca artikel yang dituliskan oleh Pak Awang. Habis 
bahasanya enak dibaca, dan sangat lengkap informasi yang ingin disampaikan di 
dalamnya. Saat ini saya sedang mengumpulkan informasi mengenai tsunami yang 
diakibatkan oleh submarine landslide dan atau gravity mass flow from submarine 
volcano yang bisa menyebabkan tsunami, serta karakteristiknya di Indonesia. 
Kalau memungkinkan, saya ingin sekali Pak Awang bisa cerita tentang ini. Terima 
kasih sebelumnya.
  Wassalam,
   
  deleted




  
  
-
  Get the new Windows Live Messenger! 

-
  Don't get soaked. Take a quick peak at the forecast 
with theYahoo! Search weather shortcut

Re: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia

2007-07-24 Terurut Topik Awang Satyana
Ulasan yang bagus Pak Hening, maka untuk soal ini kita sudah punya berbagai 
pandangan dari tiga kepentingan yang berbeda : pihak konsultan (pak Andang), 
pihak praktisi (pak Hening, bu Vita), dan pihak otoritas (saya). Bagus untuk 
dirangkum. Terima kasih.
   
  salam,
  awang

Hening Sugiatno [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Andang  Awang,
 
Dua tulisan yang menarik dan sangat pas untuk menggambarkan keadaan terkini 
tentang “upstream business” di Indonesia.  Tidak ada satu kosa kata yg cocok 
untuk mewakili gabungan kata “prihatin” dan “senang”.  Mungkin “harapan” adalah 
kata yg lebih berkonotasi “positif” untuk menyikapinya.
 
Sebagi geologist, pengelola dan praktisi bisnis di bidang ini, saya hanya ingin 
memberi sedikit ulasan tentang hal-hal yang menjadi bahasan.
 
Tidak bisa dipungkiri bahwa harga menyak menjadi “driving force” terhadap 
meningkatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Kita tidak bisa menolak hukum 
pasar yang sangat natural ini. Semua “pengusaha dgn berbagai latar belakang, 
institusi keuangan dengan segala derivatifnya, makelar, dll” terjun bebas ke 
dunia bisnis ini karena semata-mata melihat keuntungan.  Mereka punya beribu 
cara, kiat, teknik dan cara pandang yang sangat berbeda dengan kita yang 
mengerti industri migas. Kadang2x saya bilang bahwa mereka adalah “indifferent 
species” seperti halnya julukan “dukun” terhadap para explorationist.
 
Businessman akan meminta ukuran-ukuran financial, asumsi dan resiko yg akurat 
sedangkan geologist akan menterjemahkan ukuran teknis menjadi suatu 
“opportunity”.  Klaim opportunity yg berupa prospect dalam skema finance masih 
dianggap “mentah” karena pertanyaannya adalah “excellent idea!, who’s gonna 
take the risk and and how”.  Essentially nobody will not accept uncertainty and 
risk own money. Mereka selalu dalam paradigma “money-time value and the past is 
the key to the esent and future” sedangkan geologist menggunakan “the present 
is the key to the past”. Memang nggak nyambung, makanya perlu adanya geologist 
yg jadi pengusaha dan pengusaha yang benar-benar tahu industri migas, sehingga 
ide2xnya bisa tereksekusi secara terukur dan ada “risk-reward” yg menyertainya.
 
Jelas bahwa industri ini tidak “bankable” sehingga “real entrepreneur” akan 
terlebih dahulu menggunakan “uang dingin” dan siap dengan resiko, kemudian 
kalau berhasil baru akan masuk ke bank atau skema finance lainnya yg lebih 
terukur. Sedangkan “pengusaha banci” sejak awal sudah akan menggunakan uang 
orang lain lewat public company, capital venture, loan-equity kick, private 
equity, hedge fund, etc.  Saya yakin, skema “short term minded” tersebut 
“meaningless” bila berhubungan dengan bisnis eksplorasi apalagi bagi perusahaan 
yg baru mulai. Toh pada akhirnya “yang punya uang” atau dalam gurauan sering 
disebut “T-Rex berbulu kancil” akan memburu mangsanya dan menagih janji dengan 
sederet konsekwensi. Ingat “hedge fund” yang jadi bahan perdebatan di G7 bisa 
jadi malaikat bisa juga bisa menjadi hantu dan dalam skala besar bisa merusak 
perekonomian negara.  Let’s dealing with “a real player” to do such risky 
business. Jangan deal dengan pengusaha gelap mata yg memaksa “dukun”
 untuk meramal “the good things”.
 
Saya juga kaget begitu tahu bahwa hampir 140 perusahaan yang notabene “unproven 
 unknown coy” mengajukan “joint study”, seperti kapling real estate.  Saya 
khawatir kalau semangatnya “pokoknya ditongkrongin dulu”.  Ini agak menyulitkan 
“new real oil company” untuk berkompetisi apalagi mereka berani dengan “very 
speculative scenario” dan komitmen yg sungguh “luar biasa” untuk daerah-daerah 
yg secara teknis masih beresiko tinggi.  Semoga komitmen bisa dipenuhi dan 
semoga dari kumpeni2x tersebut akan lahir “real newcomers” yang akan jadi cikal 
bakal perusahan migas Indonesia.  Sekarang tinggal “law enforcement”, kebijakan 
dan kebajikan dari otoritas yg berwenang untuk memajukan industri migas, karena 
“pengusaha” akan jalan tersus dengan cara pandang yg pragmatis dan praktis yang 
kadang-kadang liar dan tidak bernalar.
 
Banyak sekali “unnecessary-non technical risk” yang harus ditanggung PSC begitu 
memulai kerja dan semuanya akan dihitung sebagai “cost and investment”.  Kalau  
kantong cekak, lambatnya perijinan antar department untuk sesimik, drilling, 
dan masalah operasional lainnya akan menguras “liquidity” dan menggangu “cash 
flow”. Otoritas tidak hanya bisa bilang “toh semuanya nanti bisa di-cost 
recovery”. Bukan disitu substansinya, begitu kita dealing dengan bisnis, ada 
ukuran-ukuran financial yang harus dipenuhi sesuai dengan nature dari uang itu 
sendiri.  Banyangkan kalau kita sendiri yang harus meresikokan uang kita!. Ada 
baiknya otoritas migas menyediakan “red carpet” untuk pengusaha dibidang 
ekplorasi yg serius.
 
Semoga para ahli geologi bisa “ngemong” calon investor dan harapannya industri 
migas Indonesia maju dan bisa menjadi tuan ditanah sendiri.
 
Hening Sugiatno



On 7/24/07 2:53 PM, Awang Harun Satyana [EMAIL 

Re: [iagi-net-l] BIOGRAFI J.A.KATILI : HARTA BUMI INDONESIA

2007-08-05 Terurut Topik Awang Satyana
Tambahan info saja, di dalam buku biografi ini bisa ditemukan juga ringkasan 
pendek (masing-masing satu paragraf) dari sekitar 200 publikasi Pak Katili 
(artikel di koran/majalah, paper di jurnal2 ilmiah, buku2, dan presentasi). 
Meskipun ringkas, daripadanya bisa ditelusuri bagaimana perkembangan pemikiran 
kegeologian Pak Katili. 
   
  Buku Pak Katili yang pertama, 3.000. Tahun Sejarah Bumi  (tahun 
1950-an) dan bukunya yang paling tebal Geologi (disusun bersama P. Marks 
untuk bagian geologi sejarah dan paleontologi) (tahun 1960-an) tentu sekarang 
sudah sangat sulit dicari.  Kedua buku itu menempati rak buku2 geologi klasik 
di rumah saya bersama buku2 geologi klasik lainnya dari Reinout van Bemmelen, 
Henry Brouwer, Umbgrove, dll.
   
  Paper2 klasik Pak Katili selama tahun 1970-an yang dimuat berbagai jurnal 
ilmiah bagus untuk dicermati sebab memuat penerapan konsep tektonik lempeng 
untuk Indonesia. Saat2 itu Pak Katili dan Warren Hamilton dari USGS bekerja 
sama meneliti geotektonik Indonesia berdasarkan konsep tektonik lempeng. 
Konsep2 tektonik yang dikemukakan Katili dan Hamilton masih bisa kita pakai 
walaupun ada beberapa di antaranya yang perlu ditinjau ulang berdasarkan data 
baru dan kemajuan konsep tektonik. 
   
  Seperti yang Mang Okim tulis, buku biografi Pak Katili ini cukup 
komprehensif, tak sia-sia usaha keenam penyusunnya mengumpulkan berbagai info. 
Kalau kebetulan jalan-jalan ke Gramedia, buku ini diletakkan di bagian 
buku-buku terbitan baru sebab umurnya belum sampai dua minggu sejak 
diluncurkan.  
   
  salam,
  awang
  
miko [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Rekan-rekan IAGI yang budiman,
   
  Buku  Biografi J.A.Katili, HARTA BUMI INDONESIA,   yang yang mang Okim terima 
dengan pesan  : Untuk Sdr. Ir. Soejatmiko, disertai  salam ( tanda tangan Bapak 
J.A.Katili ), 25 Juli 2007 benar-benar sangat membahagiakan mang Okim. 
Bagaimana tidak bahagia mendapatkan perhatian begitu besar dari seorang tokoh  
super beken seperti  Prof. Katili. Padahal, kalau tidak dikirimpun insyaallah 
mang Okim akan membelinya juga di Gramedia karena mang Okim yakin isinya  
pastilah akan memberikan motivasi dan inspirasi kepada kita semua untuk doing 
good wherever you are and whatever you do ( meminjam prinsip Pak Untung ).
   
  Keyakinan mang Okim ternyata tidak meleset . Buku biografi setebal 421 
halaman tersebut , yang dikemas dengan elok , sungguh sangat mempesona. 
Kisah-kisah geologi  dan kehidupan disampaikan dengan untaian kata-kata yang 
sangat indah dan puitis seperti antara lain : Una-Una, Sorga di Tepi Bencana - 
- - - -  Dari Kampus Mengukir Matahari - - - - - Track record kegiatan John di 
Blantika Geologi Tidak Bertepi dan Jauh dari Sanjungan Media Massa  - - - - - 
Gelar Dijunjung Hingga ke Ujung - - - - -dll. Di buku inilah  mang Okim baru 
tahu bahwa Prof. Katili yang berprinsip there is no journey's end for a 
fighting man lahir dari suatu lingkungan yang sangat agamis sehingga tidak 
heran  kalau dalam setiap pembahasan selalu terselip kalimat-kalimat yang sarat 
dengan nilai-nilai spiritual, nilai-nilai cinta dan nilai-nilai pengabdian . 
Dan di buku ini pulalah mang Okim diingatkan akan para founders geologi 
Indonesia seperti Pak Soetarjo Sigit , Pak Yohannas, Pak Sartono almarhum,
 Pak Sukendar Asikin, Pak Klompe ( si jagal ! ) , dll. Selain dari itu, 
komentar yang diberikan oleh Pak Beni Wahju, Pak Suparka  dan Pak Sukendar 
Asikin melengkapi kehebatan  Prof. Katili khususnya  dalam kaitannya dengan 
konsep Tectonic Indonesia dan New Global Tectonic , dan dalam membimbing dan 
mencetak kader-kader ahli geologi penerus.
   
  Kisah masa kecil Prof. Katili tak kalah menariknya. Selain kecerdasan 
intelektual yang telah dilimpahkan Tuhan kepadanya sejak kecil , keinginan 
kuatnya untuk dapat survive dalam kehidupan ditunjukkannya misalnya dengan 
belajar silat dan mandi kebal. Mungkin karena hal inilah maka dalam dua 
peristiwa yang nyaris merenggut jiwanya yaitu jatuh ke sumur sedalam 4 meteran 
dan jatuh dari bubungan atap rumah, John kecil tidak sampai cedera . Membaca 
pengalaman masa kecil Pak Katili ini yang diuraikan dengan sangat menarik, 
mengingatkan mang Okim akan pengalaman sendiri - - - - - nostalgia !
   
  Rekan-rekan IAGI yang budiman,
   
  Suatu hari di tahun 1990 an, mang Okim dipanggil oleh Prof. Katili ke kantor 
beliau di Jakarta. Ketika itu Prof. Katili menjabat sebagai Penasehat Ahli 
Menteri Pertamben Bidang Geologi dan SDM. Beliau rupanya mendengar banyak 
tentang nasib dan kegiatan mang Okim di bidang batumulia khususnya yang 
berkaitan dengan temuan terbaru yaitu giok Jawa  di daerah Banjarnegara ( di 
utara kawasan Karangsambung ) . 
   
  Setelah Prof. Katili  mendengarkan penjelasan mang Okim, spontan  kesibukan 
beliau ditinggalkan  dan  mang Okim diajak ke teman pengusaha beliau yang 
tinggal cukup jauh dari kantor beliau di Jl. Gatot Subroto.  Walaupun upaya 
beliau tidak membuahkan hasil karena teman pengusaha beliau kebetulan 

[iagi-net-l] Gempa 7.5 Mw (7.0 SR) di Laut Jawa, 09 Agustus 2007, Pukul 00.04.58 WIB

2007-08-08 Terurut Topik Awang Satyana
Tengah asyik mengetik di depan komputer pukul 00.05 WIB malam ini (09 Agustus 
2007), saya merasakan ruangan bergoyang. Gempa ! Pintu bergetar, permukaan air 
di aqua galon bergoncang seperti ombak, pintu segera saya buka, siap2 kalau 
mesti keluar rumah, keluarga yang saat itu sedang lelap tertidur saya 
bangunkan. Kekuatan gempa yang saya rasakan sekitar III-IV MMI. Tak sampai 1 
menit, gempa tak dirasakan lagi. Mudah2an ini bukan foreshock.
   
  Inilah data dari USGS :
  Earthquake Details
Magnitude
7.5
  Date-Time
·  Wednesday, August 8, 2007 at 17:04:58 (UTC)
= Coordinated Universal Time 
  ·  Thursday, August 9, 2007 at 12:04:58 AM 
= local time at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones 
  Location
5.968°S, 107.655°E
  Depth
289.2 km (179.7 miles)
  Region
JAVA, INDONESIA
  Distances
100 km (65 miles) E of JAKARTA, Java, Indonesia
110 km (70 miles) N of Bandung, Java, Indonesia
135 km (80 miles) NW of Cirebon, Java, Indonesia
140 km (85 miles) NE of Sukabumi, Java, Indonesia
  Location Uncertainty
horizontal +/- 8 km (5.0 miles); depth +/- 11.2 km (7.0 miles)
  Parameters
Nst=170, Nph=170, Dmin=545.1 km, Rmss=1.18 sec, Gp= 36°,
M-type=moment magnitude (Mw), Version=7 

   
  Bisa dilihat bahwa ini gempa yang kuat, untung berasal dari kedalaman 
menengah-dalam (hampir 300 km). Kalau dangkal ( 60 km), dengan kekuatan 7.0 
SR, bisa dibayangkan bagaimana kerusakan yang akan terjadi di jalur pantura 
Jawa Barat-Jawa Tengah termasuk kota2 besar macam 
Jakarta-Cirebon-Pekalongan-Semarang. Gempa, menurut laporan2 yang masuk ke 
BMG,dilaporkan dirasakan dari Padang-Bali.
   
  Data momen tensor solution dari NEIC USGS menunjukkan bahwa pematahan akibat 
gempa ini berupa strike-slip faulting dengan komponen thrust berarah strike 323 
deg NE dan dip 28 dip.
   
  Berdasarkan plate tectonic setting Jawa  dan Indonesia Barat, pusat gempa ini 
terjadi jauh di bawah kerak kontinen Laut Jawa di wilayah astenosfer pada zone 
gempa miring Wadati-Benioff di kedalaman 290 km. Berdasarkan histori kejadian 
gempa, episentrum2 gempa di wilayah ini akan berasal dari kedalaman sekitar 300 
km atau lebih.
   
  Berdasarkan peta kontur kedalaman zone Wadati-Benioff, pusat2 gempa di 
wilayah pantura Jawa sampai ke Laut Jawa akan lebih dalam daripada 250 km, 
untuk dapat menimbulkan kerusakan yang besar di kota2 besar di wilayah pantura, 
maka gempa harus sekuat seperti yang menggoncang Aceh dan sekitarnya Desember 
2004 (8.9 SR). Semoga tak akan pernah terjadi.
   
  salam,
  awang 
  (09 Agustus 2007, pukul 01.50 WIB)
   
   

   
-
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web links. 

Re: [iagi-net-l] Gempa 7.5 Mw (7.0 SR) di Laut Jawa, 09 Agustus 2007, Pukul 00.04.58 WIB

2007-08-09 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rovicky,
   
  Kalau mengacu ke kontur zone Benioff dari Hamilton (1979) dan Hutchison 
(1989), kedalaman Benioff (Wadati-Benioff sebenarnya) di utara Jawa semakin 
dalam ke utara dari sekitar 250 km di garis pantai sampai hampir 600 km.
   
  Dari momen tensor solution yang dipublikasi NEIC-USGS, penyesarannya dominan 
strike-slip dengan sedikit komponen thrust pada strike 323 deg NE dan dip 28; 
dipnya yang kurang vertikal bisa disebabkan komponen thrust-nya.
   
  Ini gempa dalam, di astenosfer, semua sesar2 besar hanya terbatas di kerak 
kontinen, sehingga tak ada hubungan dengan sesar manapun. Tetapi, arah 
strike-slip 323 deg NE adalah arah Sesar Dextral Pamanukan-Cilacap yang bisa 
berhubungan dengan Lematang Fault di Sumatra Selatan. Ini sesar besar orde 
antitetik terhadap sesar utama Meratus-Muria-Kebumen yang tegak lurus terhadap 
Pamanukan Cilacap. Plotting titik episentrum gempa tengah malam tadi duduk di 
splay Pamanukan-Cilacap (75 km offshore baratlaut Indramayu). Tetapi karena 
dalam, saya tak yakin gempa ini berhubungan dengan Pamanukan-Cilacap, walaupun 
sejajar dan setempat penyesaran gempa-nya. tetapi, jelas tak berhubungan dengan 
Sesar Lembang atau Cimandiri.
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Zona benioff di utara jawa kalo ga salah lebih dr 500 km ya.
Jadi gerakan subduksi atau sesar ini strike slip atau thust ?
Kepanjangan sesar cimandiri, lembang ?

Rdp


On 8/9/07, mohammad syaiful wrote:
 iya, baru kontak teman2 yg sedang berada di sukabumi utk lihat walat, mereka
 tengah malam tadi merasakan guncangan yg cukup hebat selama satu menit
 (holel raflesia, sukabumi).

 salam,
 syaiful


 On 8/9/07, mohammad syaiful wrote:
 
  pak awang, sama2 di bogor, tampaknya gempa hanya terasa di rumah pak awang
  ya? soalnya, saya yg tinggal di wilayah bogor utara, sekira 5 km di utara
  rumah pak awang, tidak merasakannya.
 
  salam,
  syaiful
  @bogor, jam 2:35 wib
 
 
  On 8/9/07, Awang Satyana wrote:
  
   *Tengah asyik mengetik di depan komputer pukul 00.05 WIB malam ini (09
   Agustus 2007), saya merasakan ruangan bergoyang. Gempa ! Pintu bergetar,
   permukaan air di aqua galon bergoncang seperti ombak, pintu segera saya
   buka, siap2 kalau mesti keluar rumah, keluarga yang saat itu sedang
 lelap
   tertidur saya bangunkan. Kekuatan gempa yang saya rasakan sekitar III-IV
   MMI. Tak sampai 1 menit, gempa tak dirasakan lagi. Mudah2an ini bukan
   foreshock. *
   **
   *Inilah data dari USGS :*
   * Earthquake Details
   Magnitude
   7.5
   Date-Time 
   · Wednesday, August 8, 2007 at 17:04:58 (UTC)
   = Coordinated Universal Time
   · Thursday, August 9, 2007 at 12:04:58 AM
   = local time at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones
   Location 
   5.968°S, 107.655°E
   Depth 
   289.2 km (179.7 miles)
   Region 
   JAVA, INDONESIA
   Distances 
   100 km (65 miles) E of JAKARTA, Java, Indonesia
   110 km (70 miles) N of Bandung, Java, Indonesia
   135 km (80 miles) NW of Cirebon, Java, Indonesia
   140 km (85 miles) NE of Sukabumi, Java, Indonesia
   Location
 Uncertainty
   horizontal +/- 8 km (5.0 miles); depth +/- 11.2 km (7.0 miles)
   Parameters
   Nst=170, Nph=170, Dmin=545.1 km, Rmss=1.18 sec, Gp= 36°,
   M-type=moment magnitude (Mw), Version=7
  
   Bisa dilihat bahwa ini gempa yang kuat, untung berasal dari kedalaman
   menengah-dalam (hampir 300 km). Kalau dangkal ( 60 km), dengan kekuatan
   7.0 SR, bisa dibayangkan bagaimana kerusakan yang akan terjadi di jalur
   pantura Jawa Barat-Jawa Tengah termasuk kota2 besar macam
   Jakarta-Cirebon-Pekalongan-Semarang. Gempa, menurut laporan2 yang masuk
 ke
   BMG,dilaporkan dirasakan dari Padang-Bali.
  
   Data momen tensor solution dari NEIC USGS menunjukkan bahwa pematahan
   akibat gempa ini berupa strike-slip faulting dengan komponen thrust
 berarah
   strike 323 deg NE dan dip 28 dip.
  
   Berdasarkan plate tectonic setting Jawa dan Indonesia Barat, pusat
   gempa ini terjadi jauh di bawah kerak kontinen Laut Jawa di wilayah
   astenosfer pada zone gempa miring Wadati-Benioff di kedalaman 290 km.
   Berdasarkan histori kejadian gempa, episentrum2 gempa di wilayah ini
 akan
   berasal dari kedalaman sekitar 300 km atau lebih.
  
   Berdasarkan peta kontur kedalaman zone Wadati-Benioff, pusat2 gempa di
   wilayah pantura Jawa sampai ke Laut Jawa akan lebih dalam daripada 250
 km,
   untuk dapat menimbulkan kerusakan yang besar di kota2 besar di wilayah
   pantura, maka gempa harus sekuat seperti yang menggoncang Aceh dan
   sekitarnya Desember 2004 ( 8.9 SR). Semoga tak akan pernah terjadi.
  
   salam,
   awang
   (09 Agustus 2007, pukul 01.50 WIB)
  
   * **
  
   --
   Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers
  
 ,
   not web links.
  
  
 
 
  --
  Mohammad Syaiful - Explorationist
  Mobile: 62-812-9372808
  Email: [EMAIL PROTECTED]
 
  Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
  Head Office:
  Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B

Re: [iagi-net-l] Gempa 7.5 Mw (7.0 SR) di Laut Jawa, 09 Agustus 2007, Pukul 00.04.58 WIB

2007-08-09 Terurut Topik Awang Satyana
Karena gempa dalam, pasti bisa dirasakan dalam kawasan yang luas. Dilaporkan, 
gempa tersebut dirasakan dari Malaysia-Sumatra-Jawa-Bali. Masih bagus Pak 
Syaiful bisa terbangun oleh gempa tersebut.  Itu namanya tidur tetapi tetap 
waspada.
   
  Gempa ini sekaligus bisa membuat kita kuatir bahwa di utara Jawa, walaupun 
dalam, kekuatan 7.0 SR masih bisa tercapai. Bagaimana efeknya kalau kedalaman 
sama tetapi kekuatannya 8-9 SR, jelas akan mengancam kota2 di Pantura. Lalu, 
bagaimana kalau pusat gempa terjadi di utara Semenanjung Muria, tak jauh dari 
sesar tua yang menghubungkan Meratus-Muria-Kebumen. Ini sesar tua strike-slip 
sinistral (terjadi oleh oblique subduction di pinggir tenggara Sundaland pada 
earliest Tertiary) yang jauh sampai ke basement. Dengan kekuatan yang sama, 
tetapi ada konduit vertikal berupa sesar ke permukaan, maka propagasi gayanya 
akan bisa mengaktifkan sesar tersebut. Lalu, bagaimana bila ada PLTN dibangun 
di dekatnya ? Hendaknya, dengan kejadian gempa besar di utara Jawa ini, kita 
mesti lebih hati2 menganalisis seismotektonik di sekitar Muria, sebelum 
memutuskan membangun PLTN di situ. 
   
  Di utara Semenanjung Muria pusat2 gempa akan berkumpul di kedalaman 400-500 
km, artinya jauh di dalam slab oceanic plate yang masuk di bawah Eurasia 
continental plate dalam keaadaan menekuk dikelilingi astenosfer. Gempa sebesar 
7-9 SR kalau terjadi di sini akan berpropagasi gayanya ke segala arah termasuk 
ke atas menuju kerak benua Eurasia di bawah Laut Jawa setebal sekitar 60 km. Di 
wilayah kerak benua ini ada sesar Meratus-Muria yang tegak masuk ke basement 
kontinen. Sesar ini akan digiatkan ulang sebagaimana halnya Sesar Opak 
dibangunkan lagi oleh gempa yang berpusat di Parang Tritis 27 Mei 2006. 
Goncangan di permukaan di sekitar wilayah sesar akan lebih keras. Kalau ada 
PLTN di situ, semoga bisa menahannya. 
   
  Jangan pernah mengabaikan sesar tua, selalu ada ruang dan waktu untuk 
membangunkannya lagi selama ia menghadap zone konvergensi lempeng.
   
  Salam,
  awang


mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote:ternyata saya yg salah. mungkin 
justru saya terbangun tengah malam tadi karena gempa tsb, tetapi pas benar2 
sudah tersadar, gempa sudah berhenti. soalnya, pagi ini ketemu para tetangga, 
sebagian juga sempat merasakan gempa yg katanya cukup besar. 
   
  salam,
  syaiful
  @jakarta, jam 6:45 wib.

 
  On 8/9/07, mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote: pak awang, sama2 
di bogor, tampaknya gempa hanya terasa di rumah pak awang ya? soalnya, saya yg 
tinggal di wilayah bogor utara, sekira 5 km di utara rumah pak awang, tidak 
merasakannya.
   
  salam,
  syaiful
  @bogor, jam 2:35 wib

 
On 8/9/07, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]  wrote: Tengah asyik 
mengetik di depan komputer pukul 00.05 WIB malam ini (09 Agustus 2007), saya 
merasakan ruangan bergoyang. Gempa ! Pintu bergetar, permukaan air di aqua 
galon bergoncang seperti ombak, pintu segera saya buka, siap2 kalau mesti 
keluar rumah, keluarga yang saat itu sedang lelap tertidur saya bangunkan. 
Kekuatan gempa yang saya rasakan sekitar III-IV MMI. Tak sampai 1 menit, gempa 
tak dirasakan lagi. Mudah2an ini bukan foreshock. 
   
  Inilah data dari USGS :
  Earthquake Details
Magnitude
7.5
  Date-Time
·  Wednesday, August 8, 2007 at 17:04:58 (UTC) 
= Coordinated Universal Time 
  ·  Thursday, August 9, 2007 at 12:04:58 AM 
= local time at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones 
  Location
5.968°S, 107.655°E
  Depth
289.2 km (179.7 miles)
  Region
JAVA, INDONESIA 
  Distances
100 km (65 miles) E of JAKARTA, Java, Indonesia
110 km (70 miles) N of Bandung, Java, Indonesia
135 km (80 miles) NW of Cirebon, Java, Indonesia
140 km (85 miles) NE of Sukabumi, Java, Indonesia
  Location Uncertainty
horizontal +/- 8 km (5.0 miles); depth +/- 11.2 km (7.0 miles)
  Parameters
Nst=170, Nph=170, Dmin=545.1 km, Rmss=1.18 sec, Gp= 36°,
M-type=moment magnitude (Mw), Version=7 

   
  Bisa dilihat bahwa ini gempa yang kuat, untung berasal dari kedalaman 
menengah-dalam (hampir 300 km). Kalau dangkal ( 60 km), dengan kekuatan 7.0 
SR, bisa dibayangkan bagaimana kerusakan yang akan terjadi di jalur pantura 
Jawa Barat-Jawa Tengah termasuk kota2 besar macam 
Jakarta-Cirebon-Pekalongan-Semarang. Gempa, menurut laporan2 yang masuk ke 
BMG,dilaporkan dirasakan dari Padang-Bali. 
   
  Data momen tensor solution dari NEIC USGS menunjukkan bahwa pematahan akibat 
gempa ini berupa strike-slip faulting dengan komponen thrust berarah strike 323 
deg NE dan dip 28 dip. 
   
  Berdasarkan plate tectonic setting Jawa  dan Indonesia Barat, pusat gempa ini 
terjadi jauh di bawah kerak kontinen Laut Jawa di wilayah astenosfer pada zone 
gempa miring Wadati-Benioff di kedalaman 290 km. Berdasarkan histori kejadian 
gempa, episentrum2 gempa di wilayah ini akan berasal dari kedalaman sekitar 300 
km atau lebih. 
   
  Berdasarkan peta kontur kedalaman

Re: [iagi-net-l] Archaean Basement in Kalimantan ? (was Ore in sediment vs BIF in Indonesia)

2007-08-17 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Ade,
   
  Terima kasih atas informasinya. Saya tak meragukan kalau fragmen kontinen 
Archaean ada di Sulawesi dan Jawa, dan bagian2 lain di Indonesia Tengah yang 
dulunya merupakan kerak akresi terhadap Sundaland yang kini sudah 
tercerai-berai karena dispersi. Kalau di Kalimantan (Barat) - ini Cathaysian 
parental- saya meragukannya sebab bagian tersebut bukan merupakan kerak akresi 
Sundaland. Seperti kita tahu, kerak akresi terhadap Sundaland banyak memuat 
fragmen2 Gondwanaland yang berumur Proterozoikum.
   
  Data dari Theo van Leeuwen (saya menyukai paper klasiknya tentang geologi 
Birru area, South Sulawesi, tahun 1981, apakah pak Theo masih di Rio Tinto 
Betlehem ?) tentang umur zirkon sampel bahan rombakan berumur 2500-3500 Ma itu  
saya pikir mengkonfirmasi rekonstruksi tektonik yang pada akhir tahun 1990-an 
diajukan oleh kelompok riset kerjasama Indonesia (LIPI) dan Jepang (barangkali 
Pak Ade sendiri terlibat di dalam riset itu ?). Saya pernah menggunakan banyak 
publikasi hasil riset ini (misalnya : Parkinson et al., 1998; Wakita et al., 
1997, Wakita, 2000) saat mengevaluasi sejarah akresi dan dispersi Sundaland 
(ringkasan hasil evaluasi ada di Satyana, 2003, : Accretion and Dispersion of 
SE Sundaland - the Growing and Slivering of a Continent -Joint Convention 
IAGI-HAGI, 2003).
   
  Barangkali Pak Ade bisa memberikan informasi lebih detail di mana Pak Theo 
melakukan sampling bahan detrital Archaean tersebut ? Ini penting sebab bukti 
bahwa ada kontinen Proterozoic-Archaean di bawah Sulawesi selama ini hanya 
berdasarkan kepada karakteristik geokimia batuan magmatik berumur Late 
Miocene-Pliocene di west central Sulawesi (Priadi et al., 1994; Bergman, 1996; 
Polve et al, 1997). Data isotop dan major serta trace element batuan magmatik 
ini menunjukkan parental rocks-nya adalah Late Proterozoic-early Paleozoic 
Gondwanan continental crustal and mantle lithospheric assemblages, yang menurut 
Bergman (1996) sama dengan ciri batuan tua di northern margin Australian Plate.
   
  Rekonstruksi Parkinson et al (1997) menaruh jalur Mangkoka-Pompangeo 
continental basement (mikro-kontinen) di Sulawesi yang mengakresi eastern 
Sundaland pada  late Early Cretaceous 120-115 Ma. Barangkali ini jalur basement 
Proterozoic yang detritalnya menghasilkan umur zirkon 2500-3500 Ma yang 
ditunjukkan Pak Theo itu ?
   
  Menggabung keberadaan fragmen batuan berumur Proterozoic-Archaean di Jawa 
(Tengah) (Smyth et al., 2003, 2005) dan di Sulawesi seperti yang ditunjukkan 
Pak Theo ini dengan segera akan menunjukkan suatu jalur kerak akresi SW-NE yang 
selama ini diduga para ahli petrotektonik memang ada.
   
  Peluang lain keberadaan kerak Proterozoic-Archaean di wilayah eastern margin 
Sundaland ini adalah juga fragmen benua Paternoster dan Mangkalihat di SE 
Kalimantan dan utara Kutei Basin, yang menurut rekonstruksi Metcalfe (1996) 
sama-sama merupakan pecahan dari Gondwanaland oleh pembukaan paleo- dan 
meso-Tethys. 
   
  Satu per satu kelihatannya rekonstruksi2 tektonik yang ada akan mendapatkan 
konfirmasinya atau pengujiannya berdasarkan data geokronologi yang terus 
bertambah. 
   
  salam dari Bogor,
  awang
   
  
Ade Kadarusman [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

sekedar tambahan, kemungkinan adanya Archeaen Basement bukan hanya di 
Kalimantan dan Jawa, juga kemungkinan berada di Sulawesi.
Pak Theo van Leeweun memperlihatkan ke saya beberapa data zircon age dating 
dengan methoda U-Pb SHRIMP (ANU) dari batuan kontinent (gneiss) menunjukkan 
angka  2500 Ma, salah satu-nya yang tertua sekitar 3500 Ma (lupa persisnya?)

Jadi bukan suatu yang mustahil bahwa ada Achrean basement di wilayah Nusantara, 
sebagai bagian continental drift from Australian continent then accreted in 
Sundaland Margin, walaupun data-data zircon yang ditunjukkan kemungkinan 
sebagai detrital atau zircon warisan dari Archean Igneous rock, karena terlihat 
angka yang archean selalu berada di bagian inti zircon (core), sedangkan di 
rim-nya menunjukkan angka yang lebih muda (Permian etc).

Salam dari Sorowako

Ade Kadarusman

Noel Pranoto wrote:
Pak Awang, sedikit menambahkan.

Bahwa kondisi anoxic tidak hanya terjadi pada Archaen (2500 Ma) salah
satunya juga bisa ditunjukan dengan Teori Snowball Earth oleh Joseph
Kirschvink (Late Proterozoic Low-Latitude Global Glaciation: the
Snowball Earth, 1992). Kalau tdk salah seingat saya pernah dibahas di
milis ini juga.
Kirschvink mengamati adanya banded iron formation (BIF) pada umur
Neoproterozoic (1000-550Ma). BIF ini dikatakan terbentuk pada kondisi
anoxic akibat ice cap yg menutupi cekungan sedimen, menyebabkan
kondisi stagnan dan miskin oksigen serta berujung pada proses
pembentukan yg mirip dgn Archean.

Salam,
Noel

On 31/07/07, Awang Harun Satyana wrote:




 Menarik bila ada kerak berumur Archaean-Proterozoic (Archaean  2500 Ma,
 Proterozoic 2500-542 Ma, menurut geologic time scale terbaru – Gradstein et
 al., 2004) di Kalimantan sebab selama ini kita tahu bahwa 

Re: [iagi-net-l] Archaean Basement in Kalimantan ? (was Ore in sediment vs BIF in Indonesia)

2007-08-17 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Aris,
   
  Data seismik hasil speculative survey Veritas tahun 2000 dan 2002 di sekitar 
Laut Arafura menunjukkan sedimen yang masih tebal di bawah Mesozoik. Korelasi 
regional ke sekitarnya, termasuk ke Goulborn graben di timurlaut Darwin yang 
endapan Proterozoik-nya banyak dibahas paper2 keluaran PESA (Australia), 
menunjukkan bahwa di Arafura pun kemungkinan endapan Proterozoiknya besar. 
Sementara itu, di onshore Papua tersingkap juga formasi2 berumur 
pra-Kambrium/Neo-Proterozoik ini (Formasi Awitagoh dan Kariem).
   
  Indikasi hidrokarbon Proterozoic telah muncul di Amadeus Graben di tengah 
benua Australia juga di Goulborn Graben di selatan Arafura. Fluid inclusion 
yang banyak dilakukan CSIRO menunjukkan hal tersebut. Goulborn Graben ini punya 
deposenter yang memanjang ke utara masuk ke wilayah Indonesia di perairan 
Arafura. Potensinya ada, walaupun belum terbukti. Kita tunggu saja operator di 
sana (COPI Amborip VI) untuk mengeksplorasi sedimen yang lebih tua dari 
Ordovisium-Proterozoik. Formasi produktif di Indonesia yang paling tua saat ini 
adalah berumur Perem.
   
  Minyak/gas memang ada di reservoir dan source rocks Proterozoic. Sebuah 
lapangan minyak di Rusia, Markovo field di provinsi Lena-Tunguska Siberia punya 
reservoir2 yang semuanya dikelilingi preCambrian shales,sehingga tak mungkin 
source-nya dari batuan induk yang lebih muda. Yang di Oman memang terkenal dan 
sudah masuk ke textbook2 dan paper2 geokimia . Salah satu minyak di Oman itu 
diinduki oleh PreCambrian Huff Formation. Contoh lain misalnnya Nonesuch shales 
di Amerika yang begitu kayanya sehingga merembeskan minyak di White Pine copper 
mine di Michigan. Minyaknya minyak parafinik tetapi tak mengandung biomarker 
sterane dan triterpane. Minyak Proterozoic tertua adalah yang dilaporkan dari 
sedimen Pra-Kambrium berumur 1.4 Ga yang belum termetamorfosa. 
   
  Minyak Proterozoik ada, tetapi minimal, dan persentasenya masih bisa 
diabaikan. Statistik dari Hunt (1996) mengatakan 71 % minyak di seluruh dunia 
berasal dan terakumulasi di sedimen yang berumur  170 juta tahun (middle 
Jurassic); 29 %-nya berasal dari sedimen Kambrium-Jurassic. Sebenarnya, potensi 
generasi sedimen Proterozoik untuk minyak cukup besar, tetapi dengan 
berjalannya waktu geologi, minyaknya banyak yang rusak. Lopatin (1980)  
menampilkan bukti2 bahwa pernah ada akumulasi besar minyak terbentuk selama 
Proterozoik tetapi kemudian rusak. Misalnya, ada black slates dengan lensa2 
tebal lapisan karbon grafit di endapan Proterozoik Greenland, Krivoy rog Series 
di Perisai Benua Ukrainia, dan Upper Huronian Series di Perisai Kanada. Grafit2 
ini berasal dari residu kerogen yang sudah kaya. Juga Lopatin melaporkan ada 
lapisan tebal Proterozoic oil shales di Onega Basin Rusia, yang sekarang 
terdehidrogenasi tetapi masih mengandung 2 wt % TOC. Lopatin menghitung bahwa
 potensi generasi batuan induk ini bisa menghasilkan 50 biliyun barrel oil 
(BBO), hanya kebanyakan telah rusak dalam waktu satu milyar tahun berikutnya, 
kini tinggal residunya saja.
   
  salam,
  awang
  
aris [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Noel/Awang/Andri -

Kalau di deket sini, lebih banyak ore sediment berumur Neoproterozoic
(tepatnya sekitar 700-500 Ma), termasuk di CCB (Congo Copper Belt) dan ZCB
(Zambia Copper Belt). Banyak peneliti di Zambia juga bilang bahwa endapan
Neoproterozoic tersebut masuk dalam rift-drift system jaman tersebut.
Mungkin akibat rifting dari Rodinia supercontinent (antara Congo Craton dan
Kalahari Craton) yang membentuk Damara Belt. Endapan ore-sediment ini masuk
dalam Katangan Supergroup (877-600 Ma) yang merupakan endapan marginal
marine dan terrrestrial. Jadi BIF dan other ore-deposit tidak hanya terdapat
di Archean saja.

Kalau di Namibia ada Abenab Group, endapan kombinasi karbonat dan diamictite
(glacial deposit) dengan cap colomite-nya dengan umur yang sama banyak
diteliti Professor Hoffman (1998) dari Harvard yang mempopulerkan Snowball
Earth. Ada dua glaciation yang masing-masing ditutup cap colomite di masa
Neoproterozoic yang dibuktikan oleh karbon isotop-13, yaitu Sturtian (720
Ma) dan Marinoan (610 Ma). Ini juga tantangan buat FOSI karena masuk dalam
wahana sedimentologi, karena ekskursi Snowball Theory-nya Hoffman justru
dikoordinir oleh IAS (Indonesian Association of Sedimentologists). Ada
guidebook-nya di tahun 2002.

Di Angola tidak banyak diteliti, tapi peneliti jaman dahulu memasukan
bebatuan ini dalam Sansikwa (pre-Sturtian) dan Haut Shiloango (antara
Sturtian dan Marinoan). Tetapi deskripsi batuannya bisa dikorelasikan dengan
endapan Abenab Group di Namibia, termasuk suksesi karbonat dengan selingan
dua lapisan diamictite hasil glaciation tersebut yang banyak berasosiasi
dengan BIF karena kondisi anoxic.

Nah yang menarik untuk minyak, ada paper dari Scott et al (2006) di AESC
Melbourne yang berhipotesa ada hubungan antara mobile hydrocarbon deposit
(TOC 3.7% dan indikasi karbon dari petrografi) dengan ore, dengan cara

Re: [iagi-net-l] bapak bona situmorang telah bepulang, 17 agustus 2007

2007-08-17 Terurut Topik Awang Satyana
Turut berduka cita yang sedalamnya atas berpulangnya Bapak Dr. Bona Situmorang. 
Semoga Alm Pak Bona mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya dan keluarga 
serta kerabat yang ditinggalkan mendapatkan kerelaan dan ketabahan. Semoga juga 
ilmu yang pernah diberikan Almarhum baik melalui pengajaran maupun publikasi 
tetap berguna untuk yang pernah menjadi murid Almarhum dan yang mempelajari 
karya Almarhum.
   
  Berita kepulangan Almarhum cukup mengejutkan sebab dalam beberapa kesempatan 
dalam dua tahun terakhir ini, saya suka menghubungi Almarhum untuk berdiskusi 
masalah yang lama dipelajarinya - Selat Makassar. Karya2 Almarhum seputar Selat 
Makassar yang dijadikan disertasi Almarhum pada 1982 merupakan pemikiran yang 
mendahului zaman, yang pada tahun2 terakhir ini terbukti benar berdasarkan 
data/survey2 dan pemikiran2 terbaru.
   
  Selamat jalan Pak Bona, karya-karyaMu akan tetap lama menginspirasi para 
generasi ahli kebumian yang akan datang...
   
  salam duka,
  awang
   
   
  Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun

Semoga Allah menerima segala amal dan ibadah Pak Bona Situmorang. Dan
segala ilmu yang beliau tinggalkan terus bermanfaat buat kita semua
dan untuk amal beliau di'sana'

Saya masih terngiang pesan beliau ketika IAGI mengadakan seminar
khusus landas kontinen serta teritorial. Beliau sangat konsen tentang
pentingnya pengetahuan kita landas kontinen Indonesia, karena itu
salah satu data geopolitik terpenting untuk mempersatukan INDONESIA
yang memiliki kondisi geologis dan geografis berbeda dengan negara
manapun juga.

Yang ikut berduka

Rovicky

On 8/18/07, mohammad syaiful wrote:
 inna lillahi wa inna ilaihi roji'un
 sesungguhnya semuanya berasal dari tuhan dan sesungguhnyalah semuanya
 akan kembali kepadanya

 telah berpulang ke haribaan allah yg maha hidup dan tidak pernah mati,
 bapak, guru, dan rekan kita, bapak bona situmorang, hari jum'at, 17
 agustus 2007, jam 11:30 di jakarta. beliau telah merdeka dari segala
 keterikatan yg menjerat kaki di dunia yg fana ini.

 semoga segala amal kebaikan almarhum diterima, segala dosa almarhum
 diampuni, dan dijauhkan dari azab kubur oleh allah yg maha kuasa.
 mudah2an pula keluarga yg ditinggalkan tabah dan rela melepas
 kepergian almarhum ke alam kelanggengan.

 atas nama pribadi dan rekan2 di exploration think tank indonesia, saya
 sampaikan turut berbela-sungkawa.

 salam,
 syaiful

 --
 Mohammad Syaiful - Explorationist
 Mobile: 62-812-9372808
 Email: [EMAIL PROTECTED]

 Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
 Head Office:
 Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
 Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]

 
 Hot News!!!
 EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
 228 papers have been accepted to be presented;
 send the extended-abstract or full paper
 by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
 Joint Convention Bali 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
 Exhibition,
 Bali Convention Center, 13-16 November 2007
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -




-- 
http://rovicky.wordpress.com/


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



   
-
Be a 

[iagi-net-l] Gempa Peru 16 Agustus 2007 8.0 Mw

2007-08-18 Terurut Topik Awang Satyana
Baru seminggu berlalu setelah Jawa-Sumatra diguncang gempa bermagnitude 7.5 Mw 
yang berpusat pada kedalaman 290 km di bawah Laut Jawa pada Kamis 9 Agustus 
2007 pukul 00.04.58 WIB, Peru Amerika Selatan diguncang gempa yang lebih kuat 
bermagnitude 8.0 Mw berpusat pada kedalaman 39 km di lepas pantai Chincha Alta 
Peru pada Kamis 16 Agustus 2007 pukul 06.40.57 WIB atau pukul 18.40.57 Rabu 15 
Agustus 2007 waktu setempat.
   
  Gempa sekuat itu dan sedangkal itu dan terjadi tak jauh dari wilayah 
pemukiman pasti akan menimbulkan banyak korban jiwa dan memporakporandakan 
banyak bangunan, sarana, dan prasarana umum. Sampai tulisan ini dibuat (18 
Agustus 2007 pukul 15.00 WIB) telah berhasil dievakuasi hampir 600 korban 
tewas. Pasti korban  tewas akan makin bertambah sebab 80 % bangunan di kota 
terdekat dengan pusat gempa hancur. Sementara itu, dilaporkan bahwa sekitar 700 
narapidanan dari sebuah penjara di kota yang hancur berhasil melarikan diri, 
dan tak sampai 30 napi yang berhasil ditangkap kembali. Rupanya keinginan untuk 
bebas memberikan energi yang bisa membuat orang melawan rontokan puing-puing. 
Ratusan napi kini berkeliaran di sana. 
   
  Ini detail gempa tersebut, seperti biasa dikutip dari NEIC-USGS :  
   
  Earthquake Details
  Magnitude 8.0 Mw
  Date-Time Wednesday, August 15, 2007 at 23:40:57 UTC
  Wednesday, August 15, 2007 at 06:40:57 PM at epicenter 
  Time of Earthquake in other Time Zones  
  Location 13.353°S, 76.510°W 
  Depth 39 km (24.2 miles) set by location program 
  Region NEAR THE COAST OF CENTRAL PERU 
  Distances 40 km (25 miles) WNW of Chincha Alta, Peru
  105 km (65 miles) NW of Ica, Peru
  150 km (95 miles) SSE of LIMA, Peru
  200 km (125 miles) SW of Huancayo, Peru
   
  Location Uncertainty horizontal +/- 5.2 km (3.2 miles); depth fixed by 
location program 
  Source USGS NEIC (WDCS-D)
   
  Data moment tensor solution gempa ini menunjukkan bahwa gempa terjadi pada 
atau mematahkan batuan secara sesar naik dengan strike 172 deg NE dan dip 66 
deg. Strike Ini persis sejajar dengan arah Palung Peru dan persis tegak lurus 
dengan transform faults yang tergores di Nazca Plate. Maka, bisa disimpulkan 
bahwa konvergensi Lempeng Nazca yang menyebabkan gempa dan pematahan batuannya 
ini benar2 frontal menekan Lempeng Amerika Selatan di wilayah Peru. Kedalaman 
gempa yang 39 km, jarak relatif terhadap Palung Peru dan plotting pada zona 
Benioff-nya menunjukkan bahwa gempa ini terjadi di overriding South American 
Plate, sesuatu yang mirip gempa di Aceh 26 Desember 2004 di Burma micro-plate 
dan gempa Yogya 27 Mei 2006 di kerak akresi Eurasian plate.
   
  Semua syarat tsunami sebenarnya dipenuhi (gempa di laut, magnitude lebih dari 
6.2 SR, pematahan sesar naik, dan kedalaman pusat gempa dangkal). Terjadi  
tsunami kecil sebab sebuah kota dilaporkan digenangi air laut. Kalau saja pusat 
gempa sedikit bergeser ke kedalaman laut yang lebih dalam, maka tsunami besar 
bisa terjadi. Ini hanya masalah kesetimbangan kolom air di atas sea bed yang 
relatif sedikit digoyang dan dipindahkan.
   
  Secara tektonik, gempa ini terjadi di wilayah konvergensi antara lempeng 
samudera Nazca dan lempeng benua South American. Kedua lempeng ini saling 
tekan-menekan dengan kecepatan konvergensi 7,7 cm per tahun. Mengacu ke katalog 
gempa USGS, wilayah pantai Peru bagian tengah ini telah beberapa kali menjadi 
tempat gempa2 besar. Misalnya, bulan Oktober 1974 tercatat gempa bermagnitude 
8.1 Mw di sebelah utara gempa sekarang. Tahun 1868 tercatat gempa paling besar 
di wilayah Peru, bermagnitude 9,0 MW terjadi 700 km ke sebelah tenggara dari 
gempa sekarang. Gempa saat itu membangkitkan tsunami besar membunuh ribuan 
penduduk Amerika Selatan juga merusakkan bangunan2 di Hawaii. Konvergensi 
lempeng Nazca terhadap lempeng Amerika Selatan ini pernah menghasilkan record 
gempa paling besar di dunia sampai saat ini, yaitu gempa Chili bermagnitude 9.5 
Mw (9.3 SR) pada 22 Mei 1960.
 
  Berdasarkan statistik (Skinner et al., 2004), gempa bermagnitude di atas 8.0 
skala Richter hanya terjadi 1 kali dalam setahun di seluruh dunia. Gempa sekuat 
gempa di Laut Jawa (7.0 SR) dalam setahun bisa terjadi sampai 15 x, gempa 
berkekuatan 7.4-7.9 SR bisa terjadi sampai 4 kali dalam setahun di seluruh 
dunia. Gempa Peru ini bukan berkekuatan 8.0 SR tetapi bermagnitude 8.0 Mw atau 
sekitar 7.5-7.7 SR artinya, gempa2 sekuat gempa Peru masih bisa terjadi 3 kali 
lagi di seluruh dunia dalam setahun ke depan. Ini hanya hitung-hitungan 
statistik, bisa ya bisa tidak; tetapi kecenderungan statistik di atas dibangun 
atas data puluhan-ratusan tahun.
   

  Diceritakan bahwa sebelum gempa Peru itu terjadi, sekitar 200 jemaat di 
sebuah gereja pada Rabu 15 Agustus 2007 petang itu sedang mengadakan misa 
memperingati meninggalnya seorang tokoh di wilayah itu. Siapa yang bisa menduga 
bahwa dalam hitungan beberapa menit kemudian, keduaratus jemaat itu ternyata 
segera menyusul ke alam baka tokoh yang sedang 

[iagi-net-l] Gunung Karangetang,Sangihe Meletus (was [iagi-net-l] Karangetang-Soputan-Gamkonora Triangle)

2007-08-20 Terurut Topik Awang Satyana
Gunung Karangetang, Sangihe,Sulawesi Utara  meletus hebat bak pesta kembang api 
tepat tanggal 17 Agustus 2007 setelah diawali letusan pertama Kamis malam 16 
Agustus 2007. Berikut berita terkini tentang letusan itu dari yahoo dan 
Volcanological Survey Indonesia. Saat ini segitiga gunungapi di Sulawesi 
Utara-Halmahera, Karangetang-Soputan-Gamkonora menempati tiga posisi paling 
atas dari 13 gunungapi di Indonesia yang aktivitasnya sedang meningkat. Mengapa 
ketiga gunungapi ini aktif, di paling bawah ada ulasan saya tentang hal 
tersebut.
   
  salam,
  awang
   
Volcano erupts in east Indonesia 
  news.yahoo.com/s/ap/20070820/ap_on_re_as/indonesia_volcano - 8 hours ago - 

  Mon Aug 20, 3:34 AM ET 
  JAKARTA, Indonesia - A volcano in eastern Indonesia spewed hot lava and 
clouds of ash high into the air early Monday, a volcanologist said, hours after 
hundreds of villagers living on its rumbling slopes were evacuated.  
  There were no reports of injuries or damage, said Yudi Satipang, a 
volcanologist who has been monitoring Mount Karangetang on Siau island since it 
was placed on high alert over the weekend.
  It sounds like huge thunderclaps, he said of the booming gas blasts from 
the crater, adding that villages, farms and trees on the 5,577-foot-tall 
mountain were covered in thick gray ash.
  Karangetang is one of Indonesia's most active mountains, and it has been 
rumbling for days.
  Nearly 600 residents living within the danger zone have fled to safety, and 
many were seeking shelter in government buildings, schools and mosques.
  Indonesia, the world's largest archipelago, is prone to seismic upheaval due 
to its location on the so-called Pacific Ring of Fire, an arc of volcanos and 
fault lines encircling the Pacific Basin.
  Siau, a popular diving island, is part of the Sulawesi island chain. It lies 
some 1,444 miles northeast of the country's capital, Jakarta.
  Berikut kemajuan perkembangan status Karangetang berdasarkan 
http://portal.vsi.esdm.go.id/joomla/index.php?option=com_contenttask=viewid=266Itemid=1
Based on visual observation and seismic activity, started from 18 
August 2007 at 01.00 localtime, we upgrade the Karangetang to alert level IV, 
the highest level. 

  Berdasarkan data visual dan kegempaan,  maka terhitung 18 Agustus 2007 pukul 
01:00 WITA status G. Karangetang dinaikkan dari  SIAGA (Level III) menjadi AWAS 
(Level IV) 
  

  Peningkatan  kegiatan G. Karangetang sebagai berikut :  
   
  1. Kegempaan 

   Tanggal  16 Agustus 2007  jam 00:00 - 24:00 WITA terekam gempa tektonik jauh 
sebanyak 2 kali, gempa vulkanik dangkal sebanyak  1 kali, gempa hembusan  
sebanyak 4 kali, gempa guguran sebanyak 13 kali, gempa tremor harmonik  
sebanyak 10 kali dengan amplituda 6 - 16 mm, gempa letusan sebanyak 1 kali dan 
gempa tremor  menerus dengan amplituda 10 -.47 mm
   Tanggal 17 Agustus 2007; 
  o   Pukul 06:00 - 12:00 WITA terekam gempa tremor menerus dengan 
amplituda 10 - 46 mm 
  o   Pukul 12:00  - 18:00 WITA terekam gempa tremor menerus dengan 
amplituda 10 - 46 mm, 2 kali tremor harmonik dengan amplituda 46 mm dan lama 
gempa 53-60 detik, 1 kali gempa letusan pada pukul 16:12 WITA dengan amplituda 
maksimum 45 mm dan lama gempa 45 detik 
  o   Pukul 18:00 - 22:00 WITA terekam gempa tremor menerus dengan 
amplituda 10 - 46 mm, 10 kali gempa tremor harmonik dengan  amplituda maksimum 
46 mm 
   
  2. Visual. 

   Tanggal 16 Agustus 2007, pukul 00:00 - 24:00 WITA 
  o   Pukul 00:00 - 19:15 WITA  angin sedang dari selatan dan gunung tertutup 
kabut 
  o   Pukul 19:15 - 20:50 WITA teramati  sinar api dengan ketinggian ± 150 
meter dari puncak. Jarak luncuran leleran  lava ke kali Keting mengecil 
  o   Pukul 20:51 WITA terjadi letusan strombolian dengan tinggi ± 500 meter, 
bunyi letusan cukup kuat, material letusan jatuh disekitar kawah puncak utama 
dengan radius ± 300 meter dan meluncur ke kali Batuawang, kali Kahetang ± 2000 
meter sebagian ke kali Bangi, kali Nanitu ± 750 meter. Suara gemuruh lemah 
sampai sedang  sering terdengar 

   Tanggal 17 Agustus 2007, 
  o   Pukul 00:00 - 12:00 WITA  gunung tertutup kabut, angin sedang dari 
selatan, sinar api dengan ketinggian  ± 50 - 150 meter. Suara gemuruh lemah - 
sedang  terdengar menerus dan kadang-kadang disertai semburan pijar ± 25 - 50 
meter. Guguran lava pijar dari puncak kawah utama sesekali terjadi ke kali 
Bahembang dengan jarak luncur ± 1000 meter. 
  o   Pukul 12:00 - 22:00 WITA. Leleran lava pijar  mencapai jarak ± 1750 meter 
menuju kali Keting sedangkan dari ujung leleran  lava tersebut   terjadi  
guguran lava  yang mencapai  jarak ± 2000 meter dari puncak, dan guguran lava 
pijar  ke arah kali Bahembang sejauh ± 2000 meter. Penumpukan leleran lava di 
Lereng Selatan tersebut  berpotensi menimbulkan awan panas guguran.  
   
  3. Kesimpulan 

   Berdasarkan data visual dan kegempaan, maka terhitung 18 Agustus 2007 pukul 
01:00 WITA status G. Karangetang 

Re: [iagi-net-l] Ranhill Temukan Minyak di Blok Citarum

2007-08-22 Terurut Topik Awang Satyana
Kalau itu press release resmi tetap BPREC harus memintakan persetujuan ke 
BPMIGAS. Kemudian, press release yang disetujui itu dikirimkan ke mitranya, 
misalnya diterbitkan di Malaysia oleh Ranhill. Banyak perusahaan yang punya 
mitra di LN melakukan hal yang sama. 
   
  Kalau ada indikasi HC kemudian BPREC  melaporkan ke mitranya di LN dan 
mitranya itu mengundang wartawan sehingga berita pun tersebar, maka itu di luar 
kontrol BPMIGAS dan BPREC sendiri saya pikir. Tetapi, berita2 untuk kepentingan 
saham adalah press release resmi yang diotorisasi oleh lembaga yang berwenang.
   
  BPMIGAS hanya berhubungan dengan operator. Segala sesuatu yang menyebabkan 
hal negatif yang diakibatkan oleh mitra si operator, BPMIGAS akan meminta 
klarifikasi melalui operatornya.
   
  Dalam kasus Ranhill, detik.com mengutip berita dari koran the Star yang 
terbit di KL, jelas Ranhill yang mengeluarkan berita itu bukan BPREC. Tujuannya 
tak lain dan tak bukan untuk menaikkan sahamnya di Malaysia. Bagaimana kalau 
Pasundan-1 gagal menemukan hidrokarbon ? Apakah Ranhill akan mengundang 
wartawan the Star dan menyatakan bahwa sumurnya yang dulu diberitakan menemukan 
hidrokarbon di kedalaman 8500 ft itu ternyata gagal. Jelas tidaklah...
   
  Memang ada perusahaan2 yang sedikit2 minta persetujuan press release. Itu 
biasanya perusahaan2 yang sedang berusaha menaikkan sahamnya. Kalau KKKS2 besar 
saya tak pernah melihat minta persetujuan press release.
   
  salam,
  awang

  Fauzan Arif [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kalau seperti ini kasusnya bagaimana pak,

Saat ini kan yang mempublish adalah Ranhill sebagai holder mayoritas, 
sedangkan KKKS di bawah kontrol BPMIGAS adalah BPREC.

Terima kasih,
Fauzan

- Original Message - 
From: Deni Rahayu 
To: 
Sent: Wednesday, August 22, 2007 3:23 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Ranhill Temukan Minyak di Blok Citarum


 Ikut Nimbrung.

 yang saya tau (press release) kalau KKKS nya yang
 kontrak di Indonesia ya jelas kayaknya harus seijin
 BPMigas.
 tapi kalau sebagai holding mungkin ngak perlu kali ya


 wassalam
 dNr

 --- Rovicky Dwi Putrohari wrote:

 On 8/22/07, Awang Harun Satyana 
 wrote:
 
  Mungkin pihak Ranhill terlalu menggebu
 memberitakan penemuan indikasi
  HCs (untuk menaikkan saham tentunya), atau
 wartawan salah tangkap berita
  ? Bisa diselidiki lebih jauh. Tak jarang, para
 KPS/JOB mengeluh ke
  BPMIGAS kok ada berita seperti itu. Sebuah KPS
 beberapa bulan lalu
  mengebor di wilayah perbatasan dengan Malaysia,
 lalu di internet timbul
 

 Pak Awang,
 Apakah pihak Ranhill diperbolehkan mengeluarkan
 statement sebelum ada
 pengajuan permohonan press release ?
 Seingatku dulu KPS harus minta ijin ke BPMIGAS utk
 memberikan pernyataan,
 apalagi ttg sumur eksplorasi.

 Salam
 RDP
 -- 
 http://rovicky.wordpress.com/



 Sang Murid AlamDeni Rahayu - ExplorationistMobile: 62-817-612447Email: 
 [EMAIL PROTECTED]



 
 Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
 FareChase.
 http://farechase.yahoo.com/

 
 Hot News!!!
 EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
 228 papers have been accepted to be presented;
 send the extended-abstract or full paper
 by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
 Joint Convention Bali 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
 Exhibition,
 Bali Convention Center, 13-16 November 2007
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -


 




Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli 

RE: [iagi-net-l] Ranhill Temukan Minyak di Blok Citarum

2007-08-27 Terurut Topik Awang Satyana
Abah,
   
  Dua tahun lalu BPMIGAS dan Unpad mengunjungi singkapan batupasir Gunung Walat 
di suatu lokasi penggalian di sekitar Cibadak-Sukabumi; memang benar ada 
sisipan batubara dan material karbon di dalamnya. Karena ini lokasi penggalian 
pasir kuarsa, maka singkapan yang kita pelajari sekarang, tahun depan belum 
tentu masih di situ sebab bisa saja sudah digali dan diangkut. Bisa dibayangkan 
bagaimana kalau ada mahasiswa yang mempelajari batupasir Walat ini lalu minta 
dosen pembimbingnya melakukan cek lapangan ternyata singkapannya sudah lenyap !
   
  Wilayah Lundin tidak termasuk lokasi singkapan Nanggulan dan Kulon Progo, 
tetapi dekat ke situ memang. Dan Lundin pun sudah mempelajarinya bersama UPN 
sampai melakukan coring sebagai analogi untuk objektif klastik di wilayahnya 
(Banyumas). Lintasan seismik yang ditembak terbaru (2003) paling timur ada di 
wilayah Karang Sambung. Karang Sambung termasuk yang disurvey seismik, bisa 
diprediksi hasilnya : free of reflector dan chaotic, ya soalnya seluruhnya 
batuan dasar. Kini wilayah Karang Sambung ini sudah dikeluarkan dari blok 
Banyumas.
   
  Ke Nanggulan dan Kulon Progo mungkin Pertamina yang punya lintasan2 
seismiknya. Seri survey berinisial PWO (Purwokerto) tahun 1980, dan KBN 
(Kebumen) tahun 1980, serta BMS (Banyumas) tahun 1991 ada yang lebih ke timur 
daripada blok Banyumas; mungkin masuk ke wilayah Nanggulan.
   
  Berdasarkan dating terbaru (2003), umur Bayah dan Gunung Walat sands adalah 
Late Eocene, sedangkan Pagerungan dan Nanggulan sands adalah Middle Eocene. 
Menarik mempelajari pasir2 Paleogen di selatan Jawa ini,walaupun petroleum 
system-nya masih perlu kita definisikan dengan baik. Eksplorasinya tidak 
sinambung, ini yang agak memperlambat pendefinisian. Perlu suntikan adrenalin 
tersendiri untuk mengeavaluasinya. 
   
  Antara Yogyakarta dan Banyumas ini kelihatannya semakin kuat ada sliver 
mikrokontinen terperangkap. Bukti2nya (tidak langsung) mulai bermunculan dalam 
lima tahun ini.
   
  salam,
  awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  

 
Awang

Memang batupasir kwarsa Gn Walat ini
menarik sekali , singkapannya sedikit , api kalau kita telusiri bukit yang
memanjang hampir barat -timur itu ke sebelah timur akan terdapat singkapan
batubara.Walaupun tipis ini menunjukan zone transisi.
Sepakat ini
umurnya Eosen.
Sebagaimana singkapan Eosen di Jawa , selalu
menyebabkan kontroversi, nah apakah seismik Lundin (kalau memang sampai
kedaerah Kulon Progo) memberikan pencerahan mengenai singkapan
Nangulan dengan lapisan yang lebih muda ?

Si-Abah

__

Vita, 
 
 Charge history di wilayah onshore NW
Java Basin wilayah Pertamina dan 
 bagian utara Blok Citarum
(Bumi Parahyangan-Ranhill) dari kitchen Talang 
 Akar shales di
wilayah depresi (low) ke perangkap (reef Baturaja) di 
 wilayah
tinggian (high). 
 
 Di wilayah ini kan banyak horst
blocks yang ditumbuhi reef Baturaja, dan 
 di sebelah2nya selalu
ada graben areas yang akan menjadi kitchen. 
 Migrasi bisa
melalui sesar pembatas antara horst dan graben, vertikal, 

kemudian lateral menuju reef-nya, dalam beberapa kasus migrasi tersebut

 dibantu oleh interface antara Upper Cibulakan silisiklastik
yang oleh 
 sesar itu juxtaposed dengan Baturaja reef. 


 Dalam kasus di sekitar sumur Pasundan ini, diharapkan terjadi
charging 
 dari wilayah2 depresi Ciputat dan Kepuh Lows yang
mengelilingi 
 Rengasdengklok High tempat Pasundan reef berlokasi
di ujung selatannya. 
 Pengisian dari lows ke highs ini sudah
terbukti efektif di wilayah ini. 
 
 Barangkali bisa
dipelajari lebih detil dari paper gabungan Arco dan 
 Pertamina
yang dipublikasi di IPA Petroleum System symposium (Ron Noble 

et al. 1997), di dalamnya dibahas juga charging history di onshore dan 
 offshore West Java Basin. Lokasi Pasundan bisa dilihat di ujung
selatan 
 peta migrasinya. Lebih ke selatan dari posisi ini sudah
masuk ke slope 
 Palung Bogor. 
 
 Menarik
untuk mengkaji apakah pola low dan high di West Java Basin ini 

masih menerus ke Palung Bogor. Pola tinggian dan rendahan itu adalah 
 konfigurasi hasil awal Tersier, saat itu belum ada Palung Bogor
sebab 
 Palung Bogor sensu-stricto baru terjadi post-Miosen Awal
seiring dengan 
 naiknya Plato Jampang di bagian selatan Jawa
Barat. Kalau ada pola 
 low-high di Palung Bogor, ya sekarang
jauh terpendam di bawah palung 
 ini, tertutup endapan
volkaniklastik yang sangat tebal. Ada yang berani 

mengeksplorasinya ? Sebuah singkapan di wilayah Cibadak, Sukabumi, di 
 lereng selatan Palung Bogor menunjukkan fasies yang mirip NW java
Basin; 
 bisa saja itu relic uplifted high di Palung Bogor.
Sekitar tiga tahun 
 lalu saya diajak Peter Lunt (saat itu masih
sbg. Chief Geologist di 
 Lundin Banyumas/Blora) mengunjungi
singkapan ini. 
 
 Salam, 
 awang 


 -Original Message- 
 
From: Parvita
Siregar [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
 Sent:
Friday, August 24, 2007 7:42 C++ 
 To: iagi-net@iagi.or.id 
 Subject: RE: 

Re: [iagi-net-l] Sirna Ilang Krtaning Bhumi = Guntur Pawatugunung =Akhir Majapahit oleh Bencana Geologi ?

2007-08-31 Terurut Topik Awang Satyana
Betul Pak Syaiful, Wali tak hanya sembilan, tetapi yang terkenal memang hanya 
Wali Songo itu. Yang mendatangi Syekh Siti Jenar di perguruannya adalah lima 
wali, yaitu : Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Pangeran Modang, dan 
Sunan Geseng. Dua nama terakhir adalah wali juga; tetapi jarang didengar 
namanya. 
   
  Kelihatannya, yang bukan keturunan Cina atau Mongol hanyalah Siti Jenar. 
Raden Said (Sunan Kalijaga) adalah Gan Si Cang, kapten kapal Cina yang 
berdomisili di Semarang. Ayah Sunan Kalijaga adalah Gan Eng Cu, kapten kapal di 
Tuban yang pernah dijadikan bupati Wilwatikta semasa akhir Majapahit. Sunan 
Ampel (Bong Swi Hoo) adalah ipar Sunan Kalijaga. 
   
  Dapat dibaca di buku Slamet Muljana (1968, 2005) : Runtuhnya Kerajaan 
Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara (buku ini kini 
stock-nya lumayan banyak di Gramedia karena banyak yang mencarinya, sejak 
dipublikasi ulang tahun 2005 sudah dicetak ulang), penjelasan sangat detil 
tentang peranan muslim2 Cina di Jawa ini pada masa akhir Majapahit dan awal 
Demak. Bahkan di dalamnya ada pendapat yang meyakinkan dari Slamet Muljana 
bahwa Samudra Pasai di Aceh di-Islam-kan oleh muslim2 Cina dari Jawa dan bukan 
sebaliknya. Pedagang2 dari Gujarat tak pernah sampai ke Jawa, hanya ke ujung 
baratlaut Sumatra.
   
  Banyak2 hal2 yang terasa kontroversial dikemukakan Slamet Muljana, dirasakan 
kontroversial karena tak cocok dengan sejarah yang selama ini diajarkan seperti 
kasus Fatahillah dan Sunan Gunung Jati, itu adalah dua orang yang berbeda, 
tetapi di buku2sejarah sekolah dikatakan sama. Mana yang benar, biarlah di 
antara para ahli sejarah terjadi perdebatan untuk menemukan kebenaran. Yang 
penting, jangan suka menutut-nutupi kebenaran.
   
  sejarah itu tidak pernah selesai dan kebenaran sejarah juga tak selalu 
final (Mohammad Sobary)
   
  salam,
  awang
  
mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote:
  sekedar info, bahwa seringkali saya temui ternyata banyak orang
(termasuk muslim) yg tidak tahu bahwa yg namanya 'wali songo' itu
pernah sampai terdiri dari 6 (enam) periode, yg juga sempat overlap
antara beberapa periode. hanya setiap periode atau waktu, jumlah
anggota wali songo adalah sembilan sesuai dengan namanya.

pada periode ke-4 (atau ke-5 kalo nggak salah), siti jenar adalah
salah seorang anggota wali songo. sedangkan kalo kita jalan2 ke makam2
para wali (kudus dll) akan ditawari lukisan wali songo, yg sebenarnya
hanyalah memuat 9 wali yg paling terkenal saja. dari puluhan wali yg
pernah menjadi anggota wali songo, semuanya adalah keturunan mongol
atau cina. hanya ada 2 (dua) yg asli pribumi (jawa?), yaitu syekh siti
jenar dan satunya lagi adalah raden mas said yg lebih dikenal sbg
sunan kalijogo.

seorang draftsman senior yg sudah pensiun dari kumpeni mafioso dan
sekarang bekerja utk kumpeni berlabel kadal, punya banyak referensi
sejarah, baik tanah jawa maupun pasundan.

semoga bermanfaat dan salam,
syaiful

On 8/31/07, Awang Harun Satyana wrote:
 Pak Sugeng, terima kasih atas komentar dan cerita percintaan Joko
 Tingkir dengan Sekar Pembayun yang romantis, saya seperti sedang membaca
 kisah2 percintaan roman silat Kho Ping Hoo atau S.H. Mintardja he2...
 Kalau ada yang punya babad Guntur Pawatugunung, saya senang untuk
 mengkajinya kembali dalam hal akhir Majapahit ini.

 Saya baru minggu lalu membaca buku2 tentang Syekh Siti Jenar (Seh
 Lemahbang/ Hasan Ali Ansar/Sidi Jinnar) yang kontroversial itu. Tentu
 saya tak akan tiba2 mengulasnya di milis IAGI ini kalau tidak ada unsur
 geologinya, bisa saja sih saya sebut OOT -out of topic seperti saat saya
 mengulas tentang Pramudya Toer (Dua minggu lalu, Lentera Dwipantara,
 sebuah penerbit menggelar buku2 Pramudya Ananta Toer di Bogor bersama
 Gramedia dan groupnya). Tetralogi buru Pramudya yang sungguh tebal itu
 lengkap di situ. Lentera Dwipantara adalah penerbit yang khusus
 menerbitkan kembali buku2 Pramudya. Kabarnya, mereka akan menerbitkan
 buku2 Pramudya yang selama ini belum terbit. Nah...

 Pertarungan Syekh Siti Jenar dan para Wali (Wali Sanga) memang erat
 berkaitan dengan transisi Majapahit yang Hindu dan Demak yang Islam.
 Keberadaan Syekh Siti Jenar apakah benar pernah ada atau hanya tokoh
 imajiner yang direkayasa untuk suatu kepentingan politik juga menjadi
 perdebatan antara yang pro dan kontra.

 Ajaran Syekh Siti Jenar meskipun kontroversial sangat populer di
 kalangan Islam Jawa. Pandangan Syekh Siti Jenar bahwa alam kehidupan
 manusia di dunia sebagai kematian, sedangkan setelah menemui ajal
 disebut sebagai kehidupan sejati, yang mana dia adalah manusia dan
 sekaligus Tuhan (Manunggaling Kawula-Gusti), sangat menyimpang dari
 pendapat Wali Songo, dalil dan hadits, sekaligus yang berpedoman pada
 hukum Islam yang bersendikan sebagai dasar dan pedoman kerajaan Demak
 dalam memerintah yang didukung oleh para Wali. Ajaran Siti Jenar dinilai
 sangat menyimpang, membuat orang banyak bunuh diri (agar bisa segera
 memulai kehidupan) - walaupun 

[iagi-net-l] Mpu Bharada dan Garis Demarkasi Sesar Widas

2007-09-01 Terurut Topik Awang Satyana
Tentu kita masih ingat siapa Mpu Bharada. Menurut cerita, beliau adalah seorang 
resi ternama mahasakti pada zaman Erlangga. Tahun 1042 M, sesaat sebelum 
Erlangga meninggalkan Kahuripan, kerajaan mesti dibagi dua untuk kedua putranya 
: Lembu Amiluhur dan Lembu Amiseno agar tak terjadi perebutan tahta di antara 
mereka. Dipanggilnyalah resi ternama itu dan dimintai tolong untuk membagi 
Kahuripan menjadi dua.
   
  Garis batas demarkasi harus ditentukan sedemikian rupa sehingga di antara 
kedua putra Erlangga itu tidak terjadi saling rebutan wilayah. Maka, terbanglah 
sang resi sakti itu di atas wilayah Kahuripan sambil membawa kendi berisi air 
keramat. Konon, air keramat itu mengalir dari udara jatuh ke Bumi dan membuat 
garis demarkasi. Mpu Bharada terbang dari pusat Kahuripan di sekitar Delta 
Brantas ke barat, lalu berbelok ke selatan menuju Blitar sekarang.
   
  Di utara Jombang sekarang, di titik ia hendak berbelok ke selatan, mata elang 
Mpu Bharada tiba-tiba melihat ke barat terdapat suatu garis  lurus di Bumi 
berarah baratdaya-timurlaut dari Nganjuk-utara Kertosono-utara Jombang 
sepanjang hampir 40 km. Apa garis itu ? Kita tahu sekarang itu adalah sebuah 
sesar mendatar besar masih di wilayah Kendeng. Maka dikucurkanlah air dari 
kendi, dan jatuh memenuhi sepanjang garis tersebut. Jadilah garis itu Sungai 
Widas, sungai lurus sepanjang 40 km berhulu di Gunung Wilis dekat Nganjuk dan 
bermuara di timurlaut di sekitar Ploso utara Jombang bersatu dengan Sungai 
Brantas.
   
  Lalu, Mpu Bharada setelah mengairi Sesar Widas, ia hendak menyelesaikan 
tugasnya ke selatan menuju Blitar melalui Kediri. Apa boleh buat, resi sakti 
yang sudah sepuh itu kelelahan dan mulai terbang rendah. Akhirnya, di sekitar 
Kediri, jubahnya tersangkut pohon kamal (asam), dan Mpu Bharada memutuskan 
turun ke Bumi dan berhenti. Kemudian, orang-orang meneruskan pembatasan 
Kahuripan itu dengan membangun tembok dari pohon asam tersebut lurus ke arah 
tenggara menuju Blitar. Tetapi, pekerjaannya tidak sempurna, di sana sini 
perbatasan dari Kediri ke Blitar banyak celahnya. Kelak, celah2 ini menjadi 
asal-muasal Kediri menganeksasi Jenggala dan Singhasari menganeksasi Kediri. 
   
  Begitulah ceritanya. Cerita di atas hanyalah imajinasi saya. Tetapi ada 
beberapa fakta di dalamnya dan ada cerita yang dari kita sekolah dasar dan 
menengah sudah diajarkan. Faktanya adalah : (1) Kahuripan memang dibagi dua 
menjadi Jenggala dan Panjalu/Kediri/Daha tahun 1042 M; (2) Erlangga memang 
meminta bantuan Mpu Bharada untuk menentukan batas wilayah pembagian kerajaan; 
(3) Sungai Widas dari Nganjuk-Ploso memang menempati Sesar Widas, sebuah sesar 
besar mendatar menganan, satu generasi sejajar dan setipe dengan Sesar 
Watukosek tempat menyemburnya LUSI dan yang membengkokkan rel kereta api tahun 
lalu; (4) Sungai Widas adalah batas Jenggala dan Panjalu di bagian barat, ke 
utara sungai ini adalah wilayah Jenggala sampai pantai utara Jawa Timur, ke 
selatan sungai ini adalah wilayah Panjalu/Kediri sampai ke wilayah Blitar; 
bahwa sungai ini menjadi batas dua kerajaan tersebut terdapat di dalam kidung 
Negara Krtagama anggitan Mpu Prapanca yang diterjemahkan oleh Prof. Slamet
 Muljana (1979) dalam bukunya  Negara Krtagama. Apa ceritanya ? Mpu Bharada 
terbang. Andai benar resi linuwih ini terbang, maka saya berimajinasi ia pasti 
melihat Sesar Widas itu dan menjadikannya garis demarkasi antara Jenggala dan 
Panjalu. 
   
  Begitulah, boleh percaya boleh tidak. Ada faktanya, ada ceritanya, ada juga 
imajinasinya. Selamat bermalam minggu...
   
  salam,
  awang
   
   

   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

[iagi-net-l] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc thrusting di Bali Basin ?)

2007-09-10 Terurut Topik Awang Satyana
Gempa Rusak Puluhan Rumah di Situbondo
Senin, 10 September 2007 | 12:20 WIB 
   
  TEMPO Interaktif, Situbondo: Gempa bumi melanda Kabupaten Situbondo, Jawa 
Timur pada Senin (10/9) dini hari. Gempa terjadi dua kali yaitu pada pukul 
01.30 dan 01.42 waktu setempat. Akibat gempa ini sediitnya 67 rumah di lima 
desa di Kecamatan Asembagus, Situbondo rusak. 

Selain merusak puluhan rumah, gempa juga merusak enam bangunan sekolah dasar 
dan satu bangunan kompleks markas latihan tempur milik TNI. Dalam peristiwa ini 
sembilan orang mengalami luka ringan dan berat. Seluruh korban masih dirawat di 
Puskesmas Kecamatan Arjasa dan Asembagus.

Menurut catatan kantor Badan Meteorologi dan Geofisika perwakilan Banyuwangi, 
gempa itu berkekuatan 4,5 dan 4,9 skala Richter. Pusat gempa di laut utara 
Situbondo pada kedalaman sepuluh kilometer dan seratus kilometer, kata 
Mawardi, petugas BMG Banyuwangi. Mahbub Djunaidy
   
  Berikut data detail gempa Situbondo tersebut berdasarkan USGS.
   
  Earthquake Details  Magnitude  4.8Date-Time  
   Sunday, September 09, 2007 at 18:36:37 UTC   
   Monday, September 10, 2007 at 01:36:37 AM at epicenter 
Time of Earthquake in other Time Zones Location  7.851°S, 114.326°E
Depth  35 km (21.7 miles) set by location programRegion  BALI SEA
Distances  70 km (45 miles) ENE of Jember, Java, Indonesia
135 km (85 miles) NW of Denpasar, Bali, Indonesia
175 km (110 miles) E of Malang, Java, Indonesia
855 km (530 miles) ESE of JAKARTA, Java, Indonesia
Location Uncertainty  horizontal +/- 14.3 km (8.9 miles); depth fixed by 
location programParameters  Nst= 23, Nph= 23, Dmin=676.4 km, Rmss=1.45 sec, 
Gp= 58°,
M-type=body magnitude (Mb), Version=7 SourceUSGS NEIC (WDCS-D)

Event ID  us2007hba6
   
  Karena gempanya tidak besar, USGS tak menerbitkan focal mechanism (momen 
tensor solution) untuk mengetahui pematahan batuan akibat gempa ini. Tetapi 
dari historic momen tensor solution di sekitar wilayah ini, kita bisa melihat 
bahwa pematahan batuan akibat gempa di wilayah ini terutama terjadi secara 
kompresif. 
   
  Lokasi kedalaman pusat gempa 35 km dan jaraknya cukup jauh dari batas 
konvergensi Iempeng Samudera Hindia dengan Eurasia. Ini tetap merupakan 
overriding plate-earthquake; tetapi kompresi dari konvergensi lempeng terjadi 
jauh ke selatan.  Yang lebih penting sebagai pemicu patahan adalah backarc 
thrusting yang merupakan kepanjangan Flores Thrust. 
   
  Posisi episentrum gempa Situbondo secara tektonik, segaris atau pada posisi 
perpanjangan sebelah barat dari Flores Thrust yang berarah barat-timur terletak 
di sebelah utara Pulau Flores. Di sebelah utara Flores Thrust, kerak samudra 
Laut Banda Selatan menyusup ke bawah island arc Nusa Tenggara dalam pola 
foredeep (mungkin bukan subduction trench). 
   
  Bali Basin di wilayah ini terbentuk akibat downwarp pada kerak Paparan Sunda 
oleh thrusting sepanjang Flores backarc thrust zone. Arah slip untuk zone 
backarc thrusting berdasarkan orientasi slip vector gempa merupakan bagian dari 
konvergensi lempeng yang searah dengan konvergensi antara Sunda arc dan lempeng 
samudera Hindia. Keberadaan backarc thrusting menunjukkan coupling antara 
lempeng Samudera Hindia dan Sunda arc.
   
  salam,
  awang
   

   
-
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when. 

Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc thrusting di Bali Basin ?)

2007-09-10 Terurut Topik Awang Satyana
Betul Pak Koesoema, getaran sering berpengaruh kepada mobilitas fluida. Saya 
akan menghubungi teman2 di Lapindo Brantas dan Santos Sampang, yang 
lapangan2-nya paling mungkin dipengaruhi oleh gempa ini. Terima kasih.
   
  salam,
  awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Apakah juga ada pemantauan terhadap effect gempa ini terhadap produksi 
lapangan2 minyak dan gas bumi di Northeast Java basin? Katanya gempa bisa 
meningkatkan produktivitas.

- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: Eksplorasi BPMIGAS ; Geo Unpad 
; 
Sent: Tuesday, September 11, 2007 12:26 AM
Subject: [iagi-net-l] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc 
thrusting di Bali Basin ?)


 Gempa Rusak Puluhan Rumah di Situbondo
 Senin, 10 September 2007 | 12:20 WIB

 TEMPO Interaktif, Situbondo: Gempa bumi melanda Kabupaten Situbondo, Jawa 
 Timur pada Senin (10/9) dini hari. Gempa terjadi dua kali yaitu pada pukul 
 01.30 dan 01.42 waktu setempat. Akibat gempa ini sediitnya 67 rumah di 
 lima desa di Kecamatan Asembagus, Situbondo rusak.

 Selain merusak puluhan rumah, gempa juga merusak enam bangunan sekolah 
 dasar dan satu bangunan kompleks markas latihan tempur milik TNI. Dalam 
 peristiwa ini sembilan orang mengalami luka ringan dan berat. Seluruh 
 korban masih dirawat di Puskesmas Kecamatan Arjasa dan Asembagus.

 Menurut catatan kantor Badan Meteorologi dan Geofisika perwakilan 
 Banyuwangi, gempa itu berkekuatan 4,5 dan 4,9 skala Richter. Pusat gempa 
 di laut utara Situbondo pada kedalaman sepuluh kilometer dan seratus 
 kilometer, kata Mawardi, petugas BMG Banyuwangi. Mahbub Djunaidy

 Berikut data detail gempa Situbondo tersebut berdasarkan USGS.

 Earthquake Details Magnitude 4.8 Date-Time
 Sunday, September 09, 2007 at 18:36:37 UTC
 Monday, September 10, 2007 at 01:36:37 AM at epicenter
 Time of Earthquake in other Time Zones Location 7.851°S, 114.326°E 
 Depth 35 km (21.7 miles) set by location program Region BALI SEA 
 Distances 70 km (45 miles) ENE of Jember, Java, Indonesia
 135 km (85 miles) NW of Denpasar, Bali, Indonesia
 175 km (110 miles) E of Malang, Java, Indonesia
 855 km (530 miles) ESE of JAKARTA, Java, Indonesia
 Location Uncertainty horizontal +/- 14.3 km (8.9 miles); depth fixed 
 by location program Parameters Nst= 23, Nph= 23, Dmin=676.4 km, 
 Rmss=1.45 sec, Gp= 58°,
 M-type=body magnitude (Mb), Version=7 Source USGS NEIC (WDCS-D)

 Event ID us2007hba6

 Karena gempanya tidak besar, USGS tak menerbitkan focal mechanism (momen 
 tensor solution) untuk mengetahui pematahan batuan akibat gempa ini. 
 Tetapi dari historic momen tensor solution di sekitar wilayah ini, kita 
 bisa melihat bahwa pematahan batuan akibat gempa di wilayah ini terutama 
 terjadi secara kompresif.

 Lokasi kedalaman pusat gempa 35 km dan jaraknya cukup jauh dari batas 
 konvergensi Iempeng Samudera Hindia dengan Eurasia. Ini tetap merupakan 
 overriding plate-earthquake; tetapi kompresi dari konvergensi lempeng 
 terjadi jauh ke selatan. Yang lebih penting sebagai pemicu patahan adalah 
 backarc thrusting yang merupakan kepanjangan Flores Thrust.

 Posisi episentrum gempa Situbondo secara tektonik, segaris atau pada 
 posisi perpanjangan sebelah barat dari Flores Thrust yang berarah 
 barat-timur terletak di sebelah utara Pulau Flores. Di sebelah utara 
 Flores Thrust, kerak samudra Laut Banda Selatan menyusup ke bawah island 
 arc Nusa Tenggara dalam pola foredeep (mungkin bukan subduction trench).

 Bali Basin di wilayah ini terbentuk akibat downwarp pada kerak Paparan 
 Sunda oleh thrusting sepanjang Flores backarc thrust zone. Arah slip untuk 
 zone backarc thrusting berdasarkan orientasi slip vector gempa merupakan 
 bagian dari konvergensi lempeng yang searah dengan konvergensi antara 
 Sunda arc dan lempeng samudera Hindia. Keberadaan backarc thrusting 
 menunjukkan coupling antara lempeng Samudera Hindia dan Sunda arc.

 salam,
 awang



 -
 Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's 
 on, when. 



Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net

Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc thrusting di Bali Basin ?)

2007-09-10 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rovicky,
   
  Peta-peta tektonik Indonesia pasti memuat Flores Thrust, yaitu sesar naik 
besar (seperti subduction zone) di sebelah utara Sumbawa dan Flores, kemudian 
menyambung ke utara Pulau Wetar sebagai Wetar thrust. Di jalur megathrust ini, 
kerak samudera South Banda menyusup di bawah busur kepulauan ini. Ini wilayah 
aktif, bahkan dalam 15-20 tahun ini banyak episentrum gempa dangkal dan besar 
terjadi di wilayah thrust ini, antara lain yang menyebabkan gempa dan tsunami 
besar di Maumere, Flores Utara. 
   
  Penunjaman kerak samudera Hindia di selatan busur kepulauan ini bahkan kalah 
aktif dibandingkan gerak Banda Sea di utara busur kepulauan. Khusus Wetar 
Thrust, genesanya agak berlainan dengan Flores Thrust sebab di wilayah Wetar, 
kerak benua Australia menysup di bawah Timor, kemudian kerak samudera di depan 
kerak benua Australia mengalami pematahan (slab break off) di mantle tepat pada 
sambungan kerak samudera-benua. Patahan slab ini telah menyebabkan megathrust 
yang antitetik terhadap arah penyusupan kerak benua di bawah Timor. Ke 
permukaan, ia menjadi Wetar Thrust.
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Yang dimaksud Flores Thrust itu yang mana Pak Awang, ada di artikel
atau paper dimana bisa saya lihat. Atau pak awang punya ?
Thanks

RDP


 Karena gempanya tidak besar, USGS tak menerbitkan focal mechanism (momen 
 tensor solution) untuk mengetahui pematahan batuan akibat gempa ini. Tetapi 
 dari historic momen tensor solution di sekitar wilayah ini, kita bisa melihat 
 bahwa pematahan batuan akibat gempa di wilayah ini terutama terjadi secara 
 kompresif.

 Lokasi kedalaman pusat gempa 35 km dan jaraknya cukup jauh dari batas 
 konvergensi Iempeng Samudera Hindia dengan Eurasia. Ini tetap merupakan 
 overriding plate-earthquake; tetapi kompresi dari konvergensi lempeng terjadi 
 jauh ke selatan. Yang lebih penting sebagai pemicu patahan adalah backarc 
 thrusting yang merupakan kepanjangan Flores Thrust.

 Posisi episentrum gempa Situbondo secara tektonik, segaris atau pada posisi 
 perpanjangan sebelah barat dari Flores Thrust yang berarah barat-timur 
 terletak di sebelah utara Pulau Flores. Di sebelah utara Flores Thrust, kerak 
 samudra Laut Banda Selatan menyusup ke bawah island arc Nusa Tenggara dalam 
 pola foredeep (mungkin bukan subduction trench).

 Bali Basin di wilayah ini terbentuk akibat downwarp pada kerak Paparan Sunda 
 oleh thrusting sepanjang Flores backarc thrust zone. Arah slip untuk zone 
 backarc thrusting berdasarkan orientasi slip vector gempa merupakan bagian 
 dari konvergensi lempeng yang searah dengan konvergensi antara Sunda arc dan 
 lempeng samudera Hindia. Keberadaan backarc thrusting menunjukkan coupling 
 antara lempeng Samudera Hindia dan Sunda arc.

 salam,
 awang



 -
 Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
 when.


-- 
http://rovicky.wordpress.com/


Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



   
-
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 

Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc thrusting di Bali Basin ?)

2007-09-10 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
   
  Saat terjadi gempa di Laut Jawa 9 Agustus 2007 saya dikabari seorang teman 
dari BPLS bahwa volume semburan LUSI meningkat tajam. Saya tengah minta data 
lengkap histori volume ini sejak semburan sampai sekarang dan akan saya 
korelasikan dengan saat2 terjadi gempa dalam periode yang sama untuk melihat 
apakah terjadi korelasi positif, negatif, atau tak berkorelasi. Tetapi, 
pelaporan gempa dari USGS rutin, detail, dan mudah diakses, sementara 
pengukuran volume semburan LUSI tidak serutin USGS menera gempa. Maka, tak akan 
mudah menganalisisnya secara langsung.
   
  salam,
  awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Apakah ada pemantauan terhadap Semburan lumpur Sidoarjo akibat gempa ini?

- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: Eksplorasi BPMIGAS ; Geo Unpad 
; 
Sent: Tuesday, September 11, 2007 12:26 AM
Subject: [iagi-net-l] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc 
thrusting di Bali Basin ?)


 Gempa Rusak Puluhan Rumah di Situbondo
 Senin, 10 September 2007 | 12:20 WIB

 TEMPO Interaktif, Situbondo: Gempa bumi melanda Kabupaten Situbondo, Jawa 
 Timur pada Senin (10/9) dini hari. Gempa terjadi dua kali yaitu pada pukul 
 01.30 dan 01.42 waktu setempat. Akibat gempa ini sediitnya 67 rumah di 
 lima desa di Kecamatan Asembagus, Situbondo rusak.

 Selain merusak puluhan rumah, gempa juga merusak enam bangunan sekolah 
 dasar dan satu bangunan kompleks markas latihan tempur milik TNI. Dalam 
 peristiwa ini sembilan orang mengalami luka ringan dan berat. Seluruh 
 korban masih dirawat di Puskesmas Kecamatan Arjasa dan Asembagus.

 Menurut catatan kantor Badan Meteorologi dan Geofisika perwakilan 
 Banyuwangi, gempa itu berkekuatan 4,5 dan 4,9 skala Richter. Pusat gempa 
 di laut utara Situbondo pada kedalaman sepuluh kilometer dan seratus 
 kilometer, kata Mawardi, petugas BMG Banyuwangi. Mahbub Djunaidy

 Berikut data detail gempa Situbondo tersebut berdasarkan USGS.

 Earthquake Details Magnitude 4.8 Date-Time
 Sunday, September 09, 2007 at 18:36:37 UTC
 Monday, September 10, 2007 at 01:36:37 AM at epicenter
 Time of Earthquake in other Time Zones Location 7.851°S, 114.326°E 
 Depth 35 km (21.7 miles) set by location program Region BALI SEA 
 Distances 70 km (45 miles) ENE of Jember, Java, Indonesia
 135 km (85 miles) NW of Denpasar, Bali, Indonesia
 175 km (110 miles) E of Malang, Java, Indonesia
 855 km (530 miles) ESE of JAKARTA, Java, Indonesia
 Location Uncertainty horizontal +/- 14.3 km (8.9 miles); depth fixed 
 by location program Parameters Nst= 23, Nph= 23, Dmin=676.4 km, 
 Rmss=1.45 sec, Gp= 58°,
 M-type=body magnitude (Mb), Version=7 Source USGS NEIC (WDCS-D)

 Event ID us2007hba6

 Karena gempanya tidak besar, USGS tak menerbitkan focal mechanism (momen 
 tensor solution) untuk mengetahui pematahan batuan akibat gempa ini. 
 Tetapi dari historic momen tensor solution di sekitar wilayah ini, kita 
 bisa melihat bahwa pematahan batuan akibat gempa di wilayah ini terutama 
 terjadi secara kompresif.

 Lokasi kedalaman pusat gempa 35 km dan jaraknya cukup jauh dari batas 
 konvergensi Iempeng Samudera Hindia dengan Eurasia. Ini tetap merupakan 
 overriding plate-earthquake; tetapi kompresi dari konvergensi lempeng 
 terjadi jauh ke selatan. Yang lebih penting sebagai pemicu patahan adalah 
 backarc thrusting yang merupakan kepanjangan Flores Thrust.

 Posisi episentrum gempa Situbondo secara tektonik, segaris atau pada 
 posisi perpanjangan sebelah barat dari Flores Thrust yang berarah 
 barat-timur terletak di sebelah utara Pulau Flores. Di sebelah utara 
 Flores Thrust, kerak samudra Laut Banda Selatan menyusup ke bawah island 
 arc Nusa Tenggara dalam pola foredeep (mungkin bukan subduction trench).

 Bali Basin di wilayah ini terbentuk akibat downwarp pada kerak Paparan 
 Sunda oleh thrusting sepanjang Flores backarc thrust zone. Arah slip untuk 
 zone backarc thrusting berdasarkan orientasi slip vector gempa merupakan 
 bagian dari konvergensi lempeng yang searah dengan konvergensi antara 
 Sunda arc dan lempeng samudera Hindia. Keberadaan backarc thrusting 
 menunjukkan coupling antara lempeng Samudera Hindia dan Sunda arc.

 salam,
 awang



 -
 Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's 
 on, when. 



Hot News!!!
EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION:
228 papers have been accepted to be presented;
send the extended-abstract or full paper
by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc thrusting di Bali Basin ?)

2007-09-10 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Eka,
   
  Catatan kedua gempa dari USGS saya pikir hanyalah cluster gempa utama dan 
susulannya. Yang saya kutip dari USGS adalah gempa utamanya. Menarik sebenarnya 
mencermati catatan gempa utama dari BMG yang sangat berbeda fokus kedalamannya 
dengan USGS (100 km BMG vs 35 km USGS). Mana yang benar akan berpengaruh kepada 
pemikiran kinematika gempa ini. Bila focus depth benar 100 km (BMG) maka ini 
lebih mungkin sebagai overriding plate earhquake yang berhubungan dengan 
penunjaman kerak samudera Hindia di selatan Jawa. Kedalaman slab Benioff di 
sini memang sekitar 100-150 km. Tetapi bila focus depth yang benar adalah 35 km 
(USGS), maka itu lebih mungkin berhubungan dengan pematahan batuan pada jalur 
perpanjangan Flores Thrust ke arah barat.
   
  Back-arc thrusting lebih mungkin memicu gempa2 dangkal  60 km, sementara 
gempa2 dangkal yang berhubungan dengan subduction tak akan terlalu jauh dari 
lokasi palung.
   
  salam,
  awang

eka adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang YTH,

saya melihat data dari BMG untuk gempa sekitar
Situbondo ada dua lokasi dengan kedalaman yang berbeda
pula, begitu juga data dari USGS. berikut lampiran
data pusat gempa dari BMG dan USGS:

USGS:
2007/09/09 23:31:54 -7.990 114.187 10.0 
BALI SEA

2007/09/09 18:36:37 -7.851 114.326 35.0 BALI
SEA

BMG:
10-Sep-07,
06:31:55 WIB 7.88 LS - 114.20 BT 4.5 SR 10 Km 
28 km Tenggara Situbondo-Jatim 

10-Sep-07,
01:36:37 WIB 7.88 LS - 114.36 BT 4.9 SR 100 Km 
36 km BaratLaut Banyuwangi-Jatim 

Gempa dalam bisa terpicu karena back-arc thrusting
yang merupakan kepanjangan Flores Thrust, apakah gempa
yang dangkal masih dipicu aktivitas back-arc itu atau
segmen sesar lain yang teraktivasi oleh back-arc
thrusting tsb? 

Salam,
Sukahar Eka 

--- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Gempa Rusak Puluhan Rumah di Situbondo
 Senin, 10 September 2007 | 12:20 WIB 
 
 TEMPO Interaktif, Situbondo: Gempa bumi melanda
 Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada Senin (10/9)
 dini hari. Gempa terjadi dua kali yaitu pada pukul
 01.30 dan 01.42 waktu setempat. Akibat gempa ini
 sediitnya 67 rumah di lima desa di Kecamatan
 Asembagus, Situbondo rusak. 
 
 Selain merusak puluhan rumah, gempa juga merusak
 enam bangunan sekolah dasar dan satu bangunan
 kompleks markas latihan tempur milik TNI. Dalam
 peristiwa ini sembilan orang mengalami luka ringan
 dan berat. Seluruh korban masih dirawat di Puskesmas
 Kecamatan Arjasa dan Asembagus.
 
 Menurut catatan kantor Badan Meteorologi dan
 Geofisika perwakilan Banyuwangi, gempa itu
 berkekuatan 4,5 dan 4,9 skala Richter. Pusat gempa
 di laut utara Situbondo pada kedalaman sepuluh
 kilometer dan seratus kilometer, kata Mawardi,
 petugas BMG Banyuwangi. Mahbub Djunaidy
 
 Berikut data detail gempa Situbondo tersebut
 berdasarkan USGS.
 
 Earthquake Details Magnitude 4.8 
 Date-Time 
 Sunday, September 09, 2007 at 18:36:37 UTC 
 Monday, September 10, 2007 at 01:36:37 AM at
 epicenter 
 Time of Earthquake in other Time Zones Location 
 7.851°S, 114.326°E Depth 35 km (21.7 miles) set
 by location program Region BALI SEA Distances
 70 km (45 miles) ENE of Jember, Java, Indonesia
 135 km (85 miles) NW of Denpasar, Bali, Indonesia
 175 km (110 miles) E of Malang, Java, Indonesia
 855 km (530 miles) ESE of JAKARTA, Java, Indonesia
 Location Uncertainty horizontal +/- 14.3 km
 (8.9 miles); depth fixed by location program 
 Parameters Nst= 23, Nph= 23, Dmin=676.4 km,
 Rmss=1.45 sec, Gp= 58°,
 M-type=body magnitude (Mb), Version=7 Source 
 USGS NEIC (WDCS-D)
 
 Event ID us2007hba6
 
 Karena gempanya tidak besar, USGS tak menerbitkan
 focal mechanism (momen tensor solution) untuk
 mengetahui pematahan batuan akibat gempa ini. Tetapi
 dari historic momen tensor solution di sekitar
 wilayah ini, kita bisa melihat bahwa pematahan
 batuan akibat gempa di wilayah ini terutama terjadi
 secara kompresif. 
 
 Lokasi kedalaman pusat gempa 35 km dan jaraknya
 cukup jauh dari batas konvergensi Iempeng Samudera
 Hindia dengan Eurasia. Ini tetap merupakan
 overriding plate-earthquake; tetapi kompresi dari
 konvergensi lempeng terjadi jauh ke selatan. Yang
 lebih penting sebagai pemicu patahan adalah backarc
 thrusting yang merupakan kepanjangan Flores Thrust. 
 
 Posisi episentrum gempa Situbondo secara tektonik,
 segaris atau pada posisi perpanjangan sebelah barat
 dari Flores Thrust yang berarah barat-timur terletak
 di sebelah utara Pulau Flores. Di sebelah utara
 Flores Thrust, kerak samudra Laut Banda Selatan
 menyusup ke bawah island arc Nusa Tenggara dalam
 pola foredeep (mungkin bukan subduction trench). 
 
 Bali Basin di wilayah ini terbentuk akibat
 downwarp pada kerak Paparan Sunda oleh thrusting
 sepanjang Flores backarc thrust zone. Arah slip
 untuk zone backarc thrusting berdasarkan orientasi
 slip vector gempa merupakan bagian dari konvergensi
 lempeng yang searah dengan konvergensi antara Sunda
 arc dan lempeng samudera Hindia. Keberadaan backarc
 thrusting menunjukkan coupling antara lempeng
 Samudera Hindia

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Fw: [Tsunami Message - IOC] TSUNAMI WATCH INFORMATION FOR INDIAN OCEAN FROM JMA TOKYO

2007-09-12 Terurut Topik Awang Satyana
Gempa sebesar itu mesti banyak gempa susulannya. Itu pula yang menjadi alasan 
mengapa penduduk di Bengkulu dan sekitarnya tidak mau segera kembali ke 
rumahnya masing-masing karena masih dirasakan bumi bergoyang-goyang, lebih 
memilih tidur di bawah tenda di tempat agak tinggi.
   
  USGS juga telah mengoreksi datanya bahwa gempa Bengkulu in berkekuatan 8,2 Mw 
(ekivalen sih dengan 7.9 Mb dan 7.9 SR), dan berpusat di kedalaman 30 km. 
   
  BMG telah mencabut peringatan dininya pada pukul 20.10 WIB tadi atau dua jam 
setelah gempa utama terjadi (18.10 WIB). Memang dilaporkan tidak terjadi 
tsunami di pantai2 Bengkulu-Padang. Juga tak dilaporkan ada tsunami di wilayah2 
lain di Asia Tenggara, Asia Selatan, maupun Australia berdasarkan radio El 
Shinta,VOA, dan BBC dari pukul 20.30 sampai 23.00 WIB.
   
  Mengapa tak ada tsunami ? Kelihatannya ada satu syarat yang tidak dipenuhi, 
yaitu pola pematahan batuannya bukan thrusting, tetapi oblique strike-slip dan 
normal. Tetapi ini harus dicek lagi atas momen tensor solution (focal 
mechanism)-nya. Sayangnya, USGS belum menampilkan data momen tensor 
solution-nya, yang ada hanya historic momen tensor solution untuk gempa2 lama 
yang bervariasi dari thrusting, normal fault, dan strike-slip (thrust dominan).
   
  Saya coba menafsirkan first arrival P-wave-nya dari sekitar 50 seismogram 
yang ditampilkan USGS -kelihatannya tak menunjukkan dominasi thrusting, tetapi 
normal faulting. Kemudian, mengingat bahwa lokasi pusat gempa di splay Mentawai 
Fault yang merupakan pasangan Sumatra Fault dan sama2 dextral faulting, maka 
kemungkinan pematahan batuan dominan secara strike-slip faulting. Strike-slip 
faulting tak menyebabkan tsunami berarti.
   
   
  Secara tektonik, gempa Bengkulu ini terjadi di prisma akresi terangkat yang 
membentuk pulau2 Simeulue-Nias-Mentawai-Enggano, tepat pada splay Mentawai 
Fault - sesar yang memisahkan prisma akresi Sumatra dengan forearc basement 
Sumatra. Lokasi ini sejalur dengan lokasi gempa Aceh 26 Desember 2004. Mengapa 
gempa Aceh menimbukan tsunami sedangkan gempa Bengkulu ini tidak ? Jawabannya 
terletak pada pematahan batuan kedua gempa itu. Gempa Aceh terjadi di 
percabangan sesar  (horse tail) Mentawai Fault yang membentuk restraining bend, 
sehingga wilayah ini kompresif dan saat ditekan oleh konvergensi lempeng akan 
cenderung thrusting. Sementara itu, gempa Bengkulu ini benar2 terjadi di 
strike-slip fault Mentawai yang peluang2 terbentuknya thrusting tidak terlalu 
besar.
   
  salam,
  awang
   
  
Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Baru saja aku menuliskan di Blog ternyata gempanya masih susul menyusul,
saat ini dengan kekuatan 6 M
http://earthquake.usgs.gov/eqcenter/recenteqsww/Maps/10/100_-5.php

RDP

   *
   TSUNAMI WATCH INFORMATION (TWI) IS PROVIDED TO THE COUNTRIES OF
   THE INDIAN OCEAN REGION FROM JMA IN COOPERATION WITH PTWC OF US
   ON AN INTERIM BASIS PRIOR TO THE ESTABLISHMENT OF THE TSUNAMI
   EARLY WARNING SYSTEM IN THE REGION. TWI SHOULD BE REGARDED AS A
   REFERENCE MATERIAL FOR THE DISASTER PREVENTION AUTHORITIES OF THE
   RECIPIENT COUNTRIES TO ISSUE TSUNAMI WARNINGS ON THEIR OWN
   INITIATIVE AND RESPONSIBILITY.
   *
  
 
 
  ___
  Joint Convention Bali 2007
  HAGI - IAGI - IATMI
 
  Secretariat :
  ETTI (Exploration Think Tank Indonesia)
  Jln. Tebet Barat Dalam III no.2-B
  Jakarta 12810 Indonesia
  Phone +62-21-8356276
  Fax +62-21-83784140
  ___
  The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
  [EMAIL PROTECTED]
  www.hagi.or.id
 



 --
 http://rovicky.wordpress.com/




-- 
http://rovicky.wordpress.com/


   
-
 Check out  the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos.

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Fw: [Tsunami Message - IOC] TSUNAMI WATCH INFORMATION FOR INDIAN OCEAN FROM JMA TOKYO

2007-09-12 Terurut Topik Awang Satyana
USGS telah mengeluarkan moment tensor solutionnya (global CMT moment tensor 
solution) yang menunjukkan pematahan gempa Bengkulu 12 September 2007 dominan 
thrusting dengan sedikit komponen strike-slip faulting pada strike 123 NE dan 
dip 79 degree. 
   
  Strike ini sejajar dengan Mentawai Fault. Dipnya yang hampir tegak 
menunjukkan bahwa thrusting ini mengakar kepada strike-slip master fault 
Mentawai yang memang tegak (karena strike slip). Ini semacam hubungan flower 
structuring. Bisa dikatakan bahwa komponen thrusting gempa ini merupakan minor 
surface manifestation dari Mentawai Fault. 
   
  Bisa diselidiki lebih lanjut apakah karena thrusting ini  merupakan komplemen 
strike-slip, maka tsunami tak terjadi. Kalau saja tak ada kait-mengaitnya 
dengan strike-slip fault yang lebih besar; maka sangat meyakinkan tsunami bisa 
terjadi
   
  salam,
  awang

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Gempa sebesar itu mesti banyak gempa susulannya. Itu pula yang menjadi alasan 
mengapa penduduk di Bengkulu dan sekitarnya tidak mau segera kembali ke 
rumahnya masing-masing karena masih dirasakan bumi bergoyang-goyang, lebih 
memilih tidur di bawah tenda di tempat agak tinggi.

USGS juga telah mengoreksi datanya bahwa gempa Bengkulu in berkekuatan 8,2 Mw 
(ekivalen sih dengan 7.9 Mb dan 7.9 SR), dan berpusat di kedalaman 30 km. 

BMG telah mencabut peringatan dininya pada pukul 20.10 WIB tadi atau dua jam 
setelah gempa utama terjadi (18.10 WIB). Memang dilaporkan tidak terjadi 
tsunami di pantai2 Bengkulu-Padang. Juga tak dilaporkan ada tsunami di wilayah2 
lain di Asia Tenggara, Asia Selatan, maupun Australia berdasarkan radio El 
Shinta,VOA, dan BBC dari pukul 20.30 sampai 23.00 WIB.

Mengapa tak ada tsunami ? Kelihatannya ada satu syarat yang tidak dipenuhi, 
yaitu pola pematahan batuannya bukan thrusting, tetapi oblique strike-slip dan 
normal. Tetapi ini harus dicek lagi atas momen tensor solution (focal 
mechanism)-nya. Sayangnya, USGS belum menampilkan data momen tensor 
solution-nya, yang ada hanya historic momen tensor solution untuk gempa2 lama 
yang bervariasi dari thrusting, normal fault, dan strike-slip (thrust dominan).

Saya coba menafsirkan first arrival P-wave-nya dari sekitar 50 seismogram yang 
ditampilkan USGS -kelihatannya tak menunjukkan dominasi thrusting, tetapi 
normal faulting. Kemudian, mengingat bahwa lokasi pusat gempa di splay Mentawai 
Fault yang merupakan pasangan Sumatra Fault dan sama2 dextral faulting, maka 
kemungkinan pematahan batuan dominan secara strike-slip faulting. Strike-slip 
faulting tak menyebabkan tsunami berarti.


Secara tektonik, gempa Bengkulu ini terjadi di prisma akresi terangkat yang 
membentuk pulau2 Simeulue-Nias-Mentawai-Enggano, tepat pada splay Mentawai 
Fault - sesar yang memisahkan prisma akresi Sumatra dengan forearc basement 
Sumatra. Lokasi ini sejalur dengan lokasi gempa Aceh 26 Desember 2004. Mengapa 
gempa Aceh menimbukan tsunami sedangkan gempa Bengkulu ini tidak ? Jawabannya 
terletak pada pematahan batuan kedua gempa itu. Gempa Aceh terjadi di 
percabangan sesar (horse tail) Mentawai Fault yang membentuk restraining bend, 
sehingga wilayah ini kompresif dan saat ditekan oleh konvergensi lempeng akan 
cenderung thrusting. Sementara itu, gempa Bengkulu ini benar2 terjadi di 
strike-slip fault Mentawai yang peluang2 terbentuknya thrusting tidak terlalu 
besar.

salam,
awang


Rovicky Dwi Putrohari wrote:
Baru saja aku menuliskan di Blog ternyata gempanya masih susul menyusul,
saat ini dengan kekuatan 6 M
http://earthquake.usgs.gov/eqcenter/recenteqsww/Maps/10/100_-5.php

RDP

   *
   TSUNAMI WATCH INFORMATION (TWI) IS PROVIDED TO THE COUNTRIES OF
   THE INDIAN OCEAN REGION FROM JMA IN COOPERATION WITH PTWC OF US
   ON AN INTERIM BASIS PRIOR TO THE ESTABLISHMENT OF THE TSUNAMI
   EARLY WARNING SYSTEM IN THE REGION. TWI SHOULD BE REGARDED AS A
   REFERENCE MATERIAL FOR THE DISASTER PREVENTION AUTHORITIES OF THE
   RECIPIENT COUNTRIES TO ISSUE TSUNAMI WARNINGS ON THEIR OWN
   INITIATIVE AND RESPONSIBILITY.
   *
  
 
 
  ___
  Joint Convention Bali 2007
  HAGI - IAGI - IATMI
 
  Secretariat :
  ETTI (Exploration Think Tank Indonesia)
  Jln. Tebet Barat Dalam III no.2-B
  Jakarta 12810 Indonesia
  Phone +62-21-8356276
  Fax +62-21-83784140
  ___
  The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
  [EMAIL PROTECTED]
  www.hagi.or.id
 



 --
 http://rovicky.wordpress.com/




-- 
http://rovicky.wordpress.com/



-
Check out the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos.

   
-
Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos  more. 

Re: [iagi-net-l] Perkembangan Gempa Bengkulu-Mentawai

2007-09-13 Terurut Topik Awang Satyana
Sesuai dengan perkiraan, USGS menyebutkan bahwa gempa Bengkulu dan gempa 
Mentawai yang masing2 terjadi pada 12 September 2007 dan 13 September 2007 
adalah dua gempa utama yang berbeda (walaupun karakternya sama).
   
  Dua gempa besar yang terjadi  dalam waktu hampir 13 jam ini sampai sekarang 
telah menewaskan paling sedikit 9 orang, melukai ratusan orang, dan meruntuhkan 
banyak bangunan di kawasan Bengkulu dan Padang. Jumlah korban tewas bisa 
bertambah lagi apabila bangunan2 yang runtuh telah dibersihkan dan evakuasi 
selesai dilakukan.  Tsunami dengan ketinggian gelombang 90 cm dilaporkan 
terukur di Padang. Pasokan Listrik dan saluran telefon terputus. Gempa ini juga 
dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di gedung-gedung tinggi di Jakarta, 
Malaysia,Singapura, dan  Thailand. 
  
 
  Gempa Bengkulu 8.4 Mw (12 September 2007 pukul 18:10 WIB) dan gempa Mentawai 
7.8 Mw (13 September 2007 pukul 06:49 WIB) ini terjadi akibat penyesaran naik  
(thrust faulting) pada daerah transisi dua lempeng Indian oceanic plate dan 
Sunda (bagian Eurasia) continental plate.  Pada lokasi kedua gempa ini, lempeng 
Indian bergerak ke arah timurlaut relatif terhadap lempeng Sunda dengan 
kecepatan 6 cm/tahun. Arah gerak relatif lempeng Indian ini miring terhadap 
orientasi batas lempeng. Komponen gerak lempeng yang  tegak lurus terhadap 
batas lempeng telah menyebabkan penyesaran naik pada kedua gempa; sedangkan 
komponen gerak lempeng yang sejajar dengan batas lempeng diakomodasi oleh sesar 
mendatar Mentawai Fault.
   
  Gempa Bengkulu dengan magnitude 8.4 Mw merupakan gempa keempat dalam sepuluh 
tahun terakhir ini yang magnitudenya lebih besar daripada 7.9 Mw. Gempa 8.4 Mw 
ini terjadi tepat di sebelah utara episentrum gempa bermagnitude 7.9 Mw yang 
terjadi pada 4 Juni 2000. Gempa tahun 2000 ini menewaskan sekitar 100 orang di 
wilayah Bengkulu. Gempa Mentawai dengan magnitude 7.8 Mw terjadi sekitar 225 km 
ke arah utara baratlaut gempa Bengkulu. Gempa ini bukan gempa susulan gempa 
Bengkulu, tetapi gempa utama lain yang terpicu gempa Bengkulu.
   
  Kedua gempa utama dan semua gempa susulannya ini berlokasi di bagian selatan 
rupture zone (jalur pecahan kerak Bumi akibat gempa) akibat gempa besar 1833 
yang memanjang dari Pulau Siberut - Pulau Enggano.  Gempa Aceh bermagnitude 9.1 
Mw pada 26 Desember 2004, yang mengakibatkan tsunami se-Asia selatan, tenggara, 
sampai ke Afrika timur dan menewaskan total sekitar 350.000 orang itu, telah 
memecah batas lempeng Indian dengan lempeng Burma. Gempa Nias 28 Maret 2005 
memecah segmen batas lempeng Indian dan Sunda. 
   
  Sejak 26 Desember 2004 itu, palung Sunda antara Kepulauan Andaman - Pulau 
Enggano, sepanjang 2000 km telah mengalami pemecahan berkali2 akibat 
gempa-gempa besar di pertemuan antar lempeng ini. 
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Semalam ketika aku sedang browsing internet pukul 7malam waktu KL, tiba-tiba
mendapat email peringatan gempa sangat besar dari beberapa sumber. Akhirnya
aku memantau perkembangannya dan hasil pemantauan itu akhirnya menelorkan
beberapa tulisan dibawah ini.

- AWAS TSUNAMI UTK BENGKULU

- Gempa selama sepekan lalu di Indonesia
Barat
- Ternyata gempanya masih ada yang
menyusul
- Gempa sampingnya berkekuatan M7.8

- Pusat
gempa itu melangkah ke utara


Masih dengan himbauan SALAM WASPADA !
RDP

-- 
http://rovicky.wordpress.com/


   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

[iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung Kelud

2007-09-13 Terurut Topik Awang Satyana
Gempa Situbondo yang menggoncang ujung Jawa Timur dan sekitarnya pada Senin 10 
September 2007 dengan kekuatan 4.5 SR ternyata tak hendak lekas-lekas lenyap. 
BMG mencatat sampai saat ini telah tercatat gempa susulan sebanyak 482 kali 
(!). Dari gempa sebanyak itu yang dirasakan hanyalah 61 kali dengan kekuatan 
2-4 SR. Kapan gempa-gempa ini akan pergi dari Situbondo, tidak ada yang bisa 
menduganya.
   
  Dua hari setelah gempa utama Situbondo menggoncang ujung utara wilayah tapal 
kuda Jawa Timur itu, hari Rabu kemarin, 12 September 2007, BPLS (Badan 
Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) mencatat volume semburan LUSI meningkat tajam, 
juga semburan H2S-nya. Semula, LUSI menyembur pada 80.000 m3/hari, lalu naik 
menjadi sekitar 120.000 m3/hari. Sementara itu, kandungan gas H2S mencatat 
rekor tertingginya sejak LUSI menyembur, yaitu mencapai 35 ppm, padahal 
biasanya rata-rata kandungan gas H2S sekitar 20 ppm. Pertambahan volume dadakan 
ini membuat BPLS lebih repot daripada biasanya. Puluhan truk dikerahkan untuk 
mengangkut material guna memperkuat tanggul. Ratusan karung pasir ditambah 
untuk memperkuat tanggul utama. Pipa cadangan segera digunakan untuk membuang 
lumpur yang mendadak berlebih. 
   
  Gunung Kelud, gunung di sebelah baratdaya Kabupaten Sidoarjo, yang terletak 
di ujung sesar Watukosek, sekaligus menyembunyikan atau menghentikan sesar 
besar ini, juga bangkit kembali sejak beberapa hari terakhir ini. Maka, status 
gunung ditingkatkan dari Aktif Normal menjadi Waspada. Danau kawah Kelud yang 
terkenal itu semakin menunjukkan kegiatannya. Kegempaan, deformasi, visual, 
pengukuran suhu kawah, dan data kimia air kawah menunjukkan bahwa gunung ini 
sedang bangkit lagi.
   
  Ketiga peristiwa geologi di atas apakah saling berhubungan ? Apakah gempa 
Situbondo telah memprovokasi LUSI dan Kelud ? Silakan dipikirkan. Hubungan 
temporal ada, hubungan spatial bisa ada bisa tidak. 
   
  Tulisan di atas disarikan berdasarkan berita-berita di koran Media Indonesia 
dan Bisnis Indonesia Kamis 13 September 2007, dilengkapi dengan komunikasi 
lisan bersama beberapa personal yang berhubungan langsung dengan LUSI.
   
  salam,
  awang

   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung Kelud

2007-09-13 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
   
  Bisa dilacak Pak pengaruhnya ke produksi migas di lapangan2 sekitarnya. 
Operator2 melakukan monitoring produksi harian. Hanya, produksi berlebih bisa 
diatur dengan bukaan choke-nya, sementara kalau produksi menurun ini yang akan 
lebih menunjukkan pengaruhnya.
   
  salam,
  awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sebaiknya BP Migas meminta para operator melaporkan apakah di lapangan2 
minyak dan gas itu terjadi kenaikan atau penurunan produksi atau hal2 lain 
sebagai akibat gempa yang dahsyat ini.
Juga perlu dipantau apakah terjadi mudvolcano yang baru (seperti halnya di 
Andaman waktu gempa Aceh) selain peningkatan aktivitas dari mudvolcano yang 
sudah ada akibat gempa besar ini.
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: IAGI ; Geo Unpad ; 
Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Thursday, September 13, 2007 11:27 PM
Subject: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung 
Kelud


 Gempa Situbondo yang menggoncang ujung Jawa Timur dan sekitarnya pada 
 Senin 10 September 2007 dengan kekuatan 4.5 SR ternyata tak hendak 
 lekas-lekas lenyap. BMG mencatat sampai saat ini telah tercatat gempa 
 susulan sebanyak 482 kali (!). Dari gempa sebanyak itu yang dirasakan 
 hanyalah 61 kali dengan kekuatan 2-4 SR. Kapan gempa-gempa ini akan pergi 
 dari Situbondo, tidak ada yang bisa menduganya.

 Dua hari setelah gempa utama Situbondo menggoncang ujung utara wilayah 
 tapal kuda Jawa Timur itu, hari Rabu kemarin, 12 September 2007, BPLS 
 (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) mencatat volume semburan LUSI 
 meningkat tajam, juga semburan H2S-nya. Semula, LUSI menyembur pada 80.000 
 m3/hari, lalu naik menjadi sekitar 120.000 m3/hari. Sementara itu, 
 kandungan gas H2S mencatat rekor tertingginya sejak LUSI menyembur, yaitu 
 mencapai 35 ppm, padahal biasanya rata-rata kandungan gas H2S sekitar 20 
 ppm. Pertambahan volume dadakan ini membuat BPLS lebih repot daripada 
 biasanya. Puluhan truk dikerahkan untuk mengangkut material guna 
 memperkuat tanggul. Ratusan karung pasir ditambah untuk memperkuat tanggul 
 utama. Pipa cadangan segera digunakan untuk membuang lumpur yang mendadak 
 berlebih.

 Gunung Kelud, gunung di sebelah baratdaya Kabupaten Sidoarjo, yang 
 terletak di ujung sesar Watukosek, sekaligus menyembunyikan atau 
 menghentikan sesar besar ini, juga bangkit kembali sejak beberapa hari 
 terakhir ini. Maka, status gunung ditingkatkan dari Aktif Normal menjadi 
 Waspada. Danau kawah Kelud yang terkenal itu semakin menunjukkan 
 kegiatannya. Kegempaan, deformasi, visual, pengukuran suhu kawah, dan data 
 kimia air kawah menunjukkan bahwa gunung ini sedang bangkit lagi.

 Ketiga peristiwa geologi di atas apakah saling berhubungan ? Apakah gempa 
 Situbondo telah memprovokasi LUSI dan Kelud ? Silakan dipikirkan. Hubungan 
 temporal ada, hubungan spatial bisa ada bisa tidak.

 Tulisan di atas disarikan berdasarkan berita-berita di koran Media 
 Indonesia dan Bisnis Indonesia Kamis 13 September 2007, dilengkapi dengan 
 komunikasi lisan bersama beberapa personal yang berhubungan langsung 
 dengan LUSI.

 salam,
 awang


 -
 Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who 
 knows.
 Yahoo! Answers - Check it out. 



JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



   
-
Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.

Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung Kelud

2007-09-13 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
   
  Kondisi elisional di Sumatra saat ini kelihatannya hanya dipenuhi oleh 
Andaman Sea, itu cekungan yang dalam, bersedimentasi cepat, dan aktif mekar 
sejak Pleistosen lalu. Maka, gununglumpur bermunculan di tempat itu pada gempa 
Aceh 26 Desember 2004. Apakah gempa Bengkulu-Mentawai membuat gununglumpur lagi 
di Andaman, kita akan tahu nanti kalau ada submarine survey lagi ke wilayah 
tersebut.
   
  salam,
  awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Sebaiknya BP Migas meminta para operator melaporkan apakah di lapangan2 
minyak dan gas itu terjadi kenaikan atau penurunan produksi atau hal2 lain 
sebagai akibat gempa yang dahsyat ini.
Juga perlu dipantau apakah terjadi mudvolcano yang baru (seperti halnya di 
Andaman waktu gempa Aceh) selain peningkatan aktivitas dari mudvolcano yang 
sudah ada akibat gempa besar ini.
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: IAGI ; Geo Unpad ; 
Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Thursday, September 13, 2007 11:27 PM
Subject: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung 
Kelud


 Gempa Situbondo yang menggoncang ujung Jawa Timur dan sekitarnya pada 
 Senin 10 September 2007 dengan kekuatan 4.5 SR ternyata tak hendak 
 lekas-lekas lenyap. BMG mencatat sampai saat ini telah tercatat gempa 
 susulan sebanyak 482 kali (!). Dari gempa sebanyak itu yang dirasakan 
 hanyalah 61 kali dengan kekuatan 2-4 SR. Kapan gempa-gempa ini akan pergi 
 dari Situbondo, tidak ada yang bisa menduganya.

 Dua hari setelah gempa utama Situbondo menggoncang ujung utara wilayah 
 tapal kuda Jawa Timur itu, hari Rabu kemarin, 12 September 2007, BPLS 
 (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) mencatat volume semburan LUSI 
 meningkat tajam, juga semburan H2S-nya. Semula, LUSI menyembur pada 80.000 
 m3/hari, lalu naik menjadi sekitar 120.000 m3/hari. Sementara itu, 
 kandungan gas H2S mencatat rekor tertingginya sejak LUSI menyembur, yaitu 
 mencapai 35 ppm, padahal biasanya rata-rata kandungan gas H2S sekitar 20 
 ppm. Pertambahan volume dadakan ini membuat BPLS lebih repot daripada 
 biasanya. Puluhan truk dikerahkan untuk mengangkut material guna 
 memperkuat tanggul. Ratusan karung pasir ditambah untuk memperkuat tanggul 
 utama. Pipa cadangan segera digunakan untuk membuang lumpur yang mendadak 
 berlebih.

 Gunung Kelud, gunung di sebelah baratdaya Kabupaten Sidoarjo, yang 
 terletak di ujung sesar Watukosek, sekaligus menyembunyikan atau 
 menghentikan sesar besar ini, juga bangkit kembali sejak beberapa hari 
 terakhir ini. Maka, status gunung ditingkatkan dari Aktif Normal menjadi 
 Waspada. Danau kawah Kelud yang terkenal itu semakin menunjukkan 
 kegiatannya. Kegempaan, deformasi, visual, pengukuran suhu kawah, dan data 
 kimia air kawah menunjukkan bahwa gunung ini sedang bangkit lagi.

 Ketiga peristiwa geologi di atas apakah saling berhubungan ? Apakah gempa 
 Situbondo telah memprovokasi LUSI dan Kelud ? Silakan dipikirkan. Hubungan 
 temporal ada, hubungan spatial bisa ada bisa tidak.

 Tulisan di atas disarikan berdasarkan berita-berita di koran Media 
 Indonesia dan Bisnis Indonesia Kamis 13 September 2007, dilengkapi dengan 
 komunikasi lisan bersama beberapa personal yang berhubungan langsung 
 dengan LUSI.

 salam,
 awang


 -
 Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who 
 knows.
 Yahoo! Answers - Check it out. 



JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



   
-
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 

Re: [iagi-net-l] RE: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Perkembangan Gempa Bengkulu-Mentawai

2007-09-13 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Faizil,
   
  Belum tentu aftershocks-nya akan terhenti di Sipora walau betul itu memang 
ujung rupture zone Siberut-Enggano. Gempa Nias 2005 membuka rupture zone baru 
dari sambungan Siberut ke utaranya dan akhirnya bersatu dengan rupture zone 
gempa Aceh dari utara Simeulue menuju Andaman. Aftershocks juga mereaktivasi 
rupture zones yang ada, dan bisa berpindah dari satu segmen ke segmen yang 
lain, hanya di setiap junction rupture zone ia akan terhenti sementara.
   
  Gempa Siberut 1833 di perairan offshore Siberut dan betul yang menyapu dan 
meratakan Airbangis.
   
  salam,
  awang

Fitris, Faizil (faizilf) [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,
Sepertinya epicenter aktifitas gempa Bengkulu dan Mentawai terhenti di
sekitar P. Sipora. Bagaimana kelanjutannya ke utara (P. Siberut dan Kep.
Batu), apakah merupakan segment yang terpisah dengan Mentawai? dan
dimana persisnya posisi epicenter gempa Siberut 1833 ?? kalau tidaksalah
gempa ini yang menyebabkan tsunami dan meratakan kota pantai Airbangis.

Pak Rovicky,
Apakah bisa di share peta Static strain change-rate untuk daerah Siberut
- kep batu yang dibuat oleh pak Wahyu Triyoso? utuk memprediksi daerah
yang berpotensi besar terjadinya gempa selanjutnya.

Terimakasih
Faizil



From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of Awang Satyana
Sent: Thursday, September 13, 2007 10:39 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Perkembangan Gempa
Bengkulu-Mentawai



Sesuai dengan perkiraan, USGS menyebutkan bahwa gempa Bengkulu dan gempa
Mentawai yang masing2 terjadi pada 12 September 2007 dan 13 September
2007 adalah dua gempa utama yang berbeda (walaupun karakternya sama).

Dua gempa besar yang terjadi dalam waktu hampir 13 jam ini sampai
sekarang telah menewaskan paling sedikit 9 orang, melukai ratusan orang,
dan meruntuhkan banyak bangunan di kawasan Bengkulu dan Padang. Jumlah
korban tewas bisa bertambah lagi apabila bangunan2 yang runtuh telah
dibersihkan dan evakuasi selesai dilakukan. Tsunami dengan ketinggian
gelombang 90 cm dilaporkan terukur di Padang. Pasokan Listrik dan
saluran telefon terputus. Gempa ini juga dirasakan oleh orang-orang yang
tinggal di gedung-gedung tinggi di Jakarta, Malaysia,Singapura, dan
Thailand. 


Gempa Bengkulu 8.4 Mw (12 September 2007 pukul 18:10 WIB) dan gempa
Mentawai 7.8 Mw (13 September 2007 pukul 06:49 WIB) ini terjadi akibat
penyesaran naik (thrust faulting) pada daerah transisi dua lempeng
Indian oceanic plate dan Sunda (bagian Eurasia) continental plate. Pada
lokasi kedua gempa ini, lempeng Indian bergerak ke arah timurlaut
relatif terhadap lempeng Sunda dengan kecepatan 6 cm/tahun. Arah gerak
relatif lempeng Indian ini miring terhadap orientasi batas lempeng.
Komponen gerak lempeng yang tegak lurus terhadap batas lempeng telah
menyebabkan penyesaran naik pada kedua gempa; sedangkan komponen gerak
lempeng yang sejajar dengan batas lempeng diakomodasi oleh sesar
mendatar Mentawai Fault.

Gempa Bengkulu dengan magnitude 8.4 Mw merupakan gempa keempat dalam
sepuluh tahun terakhir ini yang magnitudenya lebih besar daripada 7.9
Mw. Gempa 8.4 Mw ini terjadi tepat di sebelah utara episentrum gempa
bermagnitude 7.9 Mw yang terjadi pada 4 Juni 2000. Gempa tahun 2000 ini
menewaskan sekitar 100 orang di wilayah Bengkulu. Gempa Mentawai dengan
magnitude 7.8 Mw terjadi sekitar 225 km ke arah utara baratlaut gempa
Bengkulu. Gempa ini bukan gempa susulan gempa Bengkulu, tetapi gempa
utama lain yang terpicu gempa Bengkulu.

Kedua gempa utama dan semua gempa susulannya ini berlokasi di bagian
selatan rupture zone (jalur pecahan kerak Bumi akibat gempa) akibat
gempa besar 1833 yang memanjang dari Pulau Siberut - Pulau Enggano.
Gempa Aceh bermagnitude 9.1 Mw pada 26 Desember 2004, yang mengakibatkan
tsunami se-Asia selatan, tenggara, sampai ke Afrika timur dan menewaskan
total sekitar 350.000 orang itu, telah memecah batas lempeng Indian
dengan lempeng Burma. Gempa Nias 28 Maret 2005 memecah segmen batas
lempeng Indian dan Sunda. 

Sejak 26 Desember 2004 itu, palung Sunda antara Kepulauan Andaman -
Pulau Enggano, sepanjang 2000 km telah mengalami pemecahan berkali2
akibat gempa-gempa besar di pertemuan antar lempeng ini. 

salam,
awang

Rovicky Dwi Putrohari 
wrote:
Semalam ketika aku sedang browsing internet pukul 7malam waktu KL,
tiba-tiba
mendapat email peringatan gempa sangat besar dari beberapa sumber.
Akhirnya
aku memantau perkembangannya dan hasil pemantauan itu akhirnya
menelorkan
beberapa tulisan dibawah ini.

- AWAS TSUNAMI UTK BENGKULU

- Gempa selama sepekan lalu di Indonesia
Barat
- Ternyata gempanya masih ada yang
menyusul
- Gempa sampingnya berkekuatan M7.8

- Pusat
gempa itu melangkah ke utara

Masih dengan himbauan SALAM WASPADA !
RDP

-- 
http://rovicky.wordpress.com/ 

-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo!
FareChase.

[Non-text portions

Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung Kelud

2007-09-13 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
   
  Pada umumnya memang meningkat, tetapi dalam beberapa kasus justru malah 
menurun. Contoh langsung adalah sumur Carat-1 yang menurun drastis saat gempa 
menggoncang Yogya 27 Mei 2006.
   
  salam,
  awang

R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Aneh, seharusnya kan produksi harusnya meningkat, atau paling tidak pressure 
meningkat. Ini malah menurun?
Makanya ada teori dengan gempa buatan untuk meningkatkan produksi seperti 
dicoba di Caltex dengan perusahaan Rusia.
Teori-teori yang ada gempa bumi dapat menaikkan muka air tanah (ground water 
level) sampai jarak ribuan kilkometer, sehingga orang bisa membuat 
seismograph murah dengan mengamati/merekam kedalaman muka air tanah dengan 
pelampung dalam sumur.
RPK

- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: 
Sent: Friday, September 14, 2007 7:31 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya 
Gunung Kelud


 Pak Koesoema,

 Kondisi elisional di Sumatra saat ini kelihatannya hanya dipenuhi oleh 
 Andaman Sea, itu cekungan yang dalam, bersedimentasi cepat, dan aktif 
 mekar sejak Pleistosen lalu. Maka, gununglumpur bermunculan di tempat itu 
 pada gempa Aceh 26 Desember 2004. Apakah gempa Bengkulu-Mentawai membuat 
 gununglumpur lagi di Andaman, kita akan tahu nanti kalau ada submarine 
 survey lagi ke wilayah tersebut.

 salam,
 awang

 R.P. Koesoemadinata wrote:
 Sebaiknya BP Migas meminta para operator melaporkan apakah di lapangan2
 minyak dan gas itu terjadi kenaikan atau penurunan produksi atau hal2 lain
 sebagai akibat gempa yang dahsyat ini.
 Juga perlu dipantau apakah terjadi mudvolcano yang baru (seperti halnya di
 Andaman waktu gempa Aceh) selain peningkatan aktivitas dari mudvolcano 
 yang
 sudah ada akibat gempa besar ini.
 Wassalam
 RPK
 - Original Message - 
 From: Awang Satyana
 To: IAGI ; Geo Unpad ;
 Eksplorasi BPMIGAS
 Sent: Thursday, September 13, 2007 11:27 PM
 Subject: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya 
 Gunung
 Kelud


 Gempa Situbondo yang menggoncang ujung Jawa Timur dan sekitarnya pada
 Senin 10 September 2007 dengan kekuatan 4.5 SR ternyata tak hendak
 lekas-lekas lenyap. BMG mencatat sampai saat ini telah tercatat gempa
 susulan sebanyak 482 kali (!). Dari gempa sebanyak itu yang dirasakan
 hanyalah 61 kali dengan kekuatan 2-4 SR. Kapan gempa-gempa ini akan pergi
 dari Situbondo, tidak ada yang bisa menduganya.

 Dua hari setelah gempa utama Situbondo menggoncang ujung utara wilayah
 tapal kuda Jawa Timur itu, hari Rabu kemarin, 12 September 2007, BPLS
 (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) mencatat volume semburan LUSI
 meningkat tajam, juga semburan H2S-nya. Semula, LUSI menyembur pada 
 80.000
 m3/hari, lalu naik menjadi sekitar 120.000 m3/hari. Sementara itu,
 kandungan gas H2S mencatat rekor tertingginya sejak LUSI menyembur, yaitu
 mencapai 35 ppm, padahal biasanya rata-rata kandungan gas H2S sekitar 20
 ppm. Pertambahan volume dadakan ini membuat BPLS lebih repot daripada
 biasanya. Puluhan truk dikerahkan untuk mengangkut material guna
 memperkuat tanggul. Ratusan karung pasir ditambah untuk memperkuat 
 tanggul
 utama. Pipa cadangan segera digunakan untuk membuang lumpur yang mendadak
 berlebih.

 Gunung Kelud, gunung di sebelah baratdaya Kabupaten Sidoarjo, yang
 terletak di ujung sesar Watukosek, sekaligus menyembunyikan atau
 menghentikan sesar besar ini, juga bangkit kembali sejak beberapa hari
 terakhir ini. Maka, status gunung ditingkatkan dari Aktif Normal menjadi
 Waspada. Danau kawah Kelud yang terkenal itu semakin menunjukkan
 kegiatannya. Kegempaan, deformasi, visual, pengukuran suhu kawah, dan 
 data
 kimia air kawah menunjukkan bahwa gunung ini sedang bangkit lagi.

 Ketiga peristiwa geologi di atas apakah saling berhubungan ? Apakah gempa
 Situbondo telah memprovokasi LUSI dan Kelud ? Silakan dipikirkan. 
 Hubungan
 temporal ada, hubungan spatial bisa ada bisa tidak.

 Tulisan di atas disarikan berdasarkan berita-berita di koran Media
 Indonesia dan Bisnis Indonesia Kamis 13 September 2007, dilengkapi dengan
 komunikasi lisan bersama beberapa personal yang berhubungan langsung
 dengan LUSI.

 salam,
 awang


 -
 Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who
 knows.
 Yahoo! Answers - Check it out.


 
 JOINT CONVENTION BALI 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
 Exhibition,
 Bali Convention Center, 13-16 November 2007
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia

[iagi-net-l] tsunami-genic normal faulting EQ vs. tsunami-genic thrust/reverse faulting EQ (was : Gempa Lagi 7.7 SR ...)

2007-09-15 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Franc,
   
  Tsunami terjadi kalau ada kolom air laut yang terganggu oleh pematahan 
vertikal dasar laut. Kita mengartikan pematahan vertikal adalah dip-slip fault, 
yang menembus dasar laut dari rupture zone hiposentrum/pusat/fokus gempa 
dangkal. Semakin dangkal pusat gempa, semakin mungkin pematahannya sampai ke 
dasar laut. Semakin dalam pusat gempa semakin mungkin pematahannya hanya 
sebagai blind fault, atau sesar yang tak sampai ke permukaan. Berdasarkan 
statistik, gempa dangkal yang menyebabkan tsunami adalah gempa dengan pusat 
lebih dangkal dari 45 km dan pematahannya vertikal.
   
  Kita tahu pematahan vertikal (dip-slip) terdiri atas normal fault, reverse 
fault, dan thrust fault. Kalau dihubungkan dengan strike-slip fault seperti 
yang ditulis pak Franc, normal fault berkembang di lingkungan transtension atau 
releasing bend; sedangkan reverse dan thrust fault terjadi di tranpression atau 
restraining bend.
   
  Berdasarkan kejadian2 tsunami, baik pematahan vertikal blok dasar laut oleh 
normal fault dan reverse/thrust fault menyebabkan tsunami. Saya sependapat 
dengan pak Franc bahwa normal faulting akan menyebabkan tsunami yang lebih 
besar dibandingkan reverse/thrust fault. Alasan ini didasarkan kepada wilayah 
vakum (meminjam istilah pak Franc) yang lebih besar yang dihasilkan oleh 
sesar normal dibandingkan reverse/thrust fault. Reverse/thrust fault juga akan 
membentuk wilayah vakum, tetapi tak akan sebesar normal faulting. Wilayah vakum 
reverse/thrust fault akan terjadi di sayap hanging wall block akibat lapisan 
ini miring oleh penyesaran naik atau anjak.  Sedangkan pada normal fault, 
wilayah vakumnya terbentuk lebih besar karena lapisan2 tiba-tiba runtuh atau 
seluruh hanging wall bocknya turun - jelas ini akan menciptakan wilayah vakum 
yang besar.
   
  Tsunami terjadi hanya sebagai usaha kolom air menuju keseimbangannya kembali. 
Dalam normal faulting earthquake (EQ), airlaut tiba2 akan bergerak mengisi 
wilayah vakum normal fault di dasar laut, maka massa air di pantai2 terdekat 
akan surut tiba2 sebab massa air tetap sebegitu volumenya. Lalu, sesaat setelah 
itu, karena efek bounce back (meminjam lagi istilah pak Franc), atau saya 
sebut ayunan osilasi gelombang laut, air laut yang tersedot dari pantai itu 
melalui proses mekanika fluida akan kembali ke pantai dengan kecepatan ratusan 
km/jam, dengan massa yang sama tetapi dengan efek kejut dan membawa energi yang 
luar biasa besarnya (megajoules). Karena menuju pantai semakin mendangkal 
sementara massa air laut adalah tetap, akibatnya terjadi gelombang tsunami (run 
up) yang bisa beberapa meter lebih tinggi daripada biasanya. Ketinggian 
gelombang tsunami juga akan ditentukan oleh morfologi pantai, puluhan 
sentimeter sampai puluhan meter pernah tercatat sebagai run up
 tsunami.
   
  Pada thrusting fault EQ, airlaut di pantai bisa surut bisa tidak, bergantung 
kepada posisi vakum area limb thrust (sayap thrust) itu relatif terhadap 
pantai. Dalam kasus air menyurut, berarti vakum area dan vergency (arah) dari 
thrust/reverse frontal terhadap pantai. Hanya, seperti ditulis di atas, vakum 
area thrusting EQ lebih kecil dibandingkan vakum area normal faulting EQ, 
sehingga massa air yang dipindahkan pun lebih kecil; tetapi hunjaman thrusting 
perlu diperhitungkan juga sebagai efek pemindah massa air. Dan bila vergency 
hunjaman thrusting menuju pantai, maka ke situ pula kolom air akan dipindahkan, 
setelah sedikit melalui bounce back atau ayunan osilasi gelombang laut yang 
dipindahkan ke vakum area thrusting EQ (bila ada).
   
  Maka pak Franc, kedua dip-slip fault itu bisa menyebabkan tsunami; hanya yang 
normal fault EQ bisa lebih besar daripada yang thrusting EQ. Gempa2 di 
sepanjang palung Sumatra dan Jawa umumnya thrusting EQ karena batas lempengnya 
konvergen.
   
  Kasus ledakan pra-tsunami di Pangandaran, menurut pak Franc akibat efek 
airgun (seperti saat marine seismicsurvey) kolom air laut yang berlomba2 masuk 
ke wilayah vakum normal faulting EQ Pangandaran 17 Juli 2006. Saya kiranya 
kurang sependapat dengan pemikiran pak Franc sehingga suara ledakan itu tetap 
misteri yang harus dicari pemecahannya. Masalahnya, pematahan gempa Pangandaran 
bukan normal faulting, tetapi thrust faulting berdasarkan focal mechanism 
solution dan finite fault model-nya dengan strike N40 W dip 11 deg. Tsunami 
menyerbu pantai Pangandaran dengan ketinggian run up 2 meter, menyapu pantai 
Pangandaran, membunuh sekitar 350 orang. Thrust faulting EQ rata-rata memang 
menyebabkan run up tsunami 0-5 meter; tetapi dalam beberapa kasus run up-nya 
bisa sangat tinggi, seperti thrust faulting gempa Banyuwangi 2 Juni 1994, 
bermagnitude 7.8 yang membuat tsunami menyerbu pantai2 Banyuwangi dan 
Blambangan dengan run up setinggi 13 meter dan menewaskan 200 orang.
   
  Bandingkan dengan tsunami-genic normal faulting EQ yang biasanya membuat run 
up tsunami tinggi. Suatu normal faulting EQ pernah terjadi di perairan 
Australia pada 20 

[iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic normal faulting EQ ...)

2007-09-16 Terurut Topik Awang Satyana
 sama team 
disini.

he.. he..he... dari gempa dibalikin lagi ke HC exploration.


contoh di Bengal Delta:
mari kita tunggu ulasan Pak Awang. (sekalian delta yang di utara dan selatan 
Mahakam delta, banyak yang menamakan paleo Mahakam, saya rasa tidak cocok 
karena delta ini berbeda dengan mahakam delta. dan pada suatu saat pernah 
ketiga delta ini ada secara bersamaan.)


happy hunting HC 

fbs






- Original Message 
From: Awang Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Saturday, September 15, 2007 3:47:10 PM
Subject: [iagi-net-l] tsunami-genic normal faulting EQ vs. tsunami-genic 
thrust/reverse faulting EQ (was : Gempa Lagi 7.7 SR ...)

Pak Franc,

Tsunami terjadi kalau ada kolom air laut yang terganggu oleh pematahan vertikal 
dasar laut. Kita mengartikan pematahan vertikal adalah dip-slip fault, yang 
menembus dasar laut dari rupture zone hiposentrum/pusat/fokus gempa dangkal. 
Semakin dangkal pusat gempa, semakin mungkin pematahannya sampai ke dasar laut. 
Semakin dalam pusat gempa semakin mungkin pematahannya hanya sebagai blind 
fault, atau sesar yang tak sampai ke permukaan. Berdasarkan statistik, gempa 
dangkal yang menyebabkan tsunami adalah gempa dengan pusat lebih dangkal dari 
45 km dan pematahannya vertikal.

Kita tahu pematahan vertikal (dip-slip) terdiri atas normal fault, reverse 
fault, dan thrust fault. Kalau dihubungkan dengan strike-slip fault seperti 
yang ditulis pak Franc, normal fault berkembang di lingkungan transtension atau 
releasing bend; sedangkan reverse dan thrust fault terjadi di tranpression atau 
restraining bend.

Berdasarkan kejadian2 tsunami, baik pematahan vertikal blok dasar laut oleh 
normal fault dan reverse/thrust fault menyebabkan tsunami. Saya sependapat 
dengan pak Franc bahwa normal faulting akan menyebabkan tsunami yang lebih 
besar dibandingkan reverse/thrust fault. Alasan ini didasarkan kepada wilayah 
vakum (meminjam istilah pak Franc) yang lebih besar yang dihasilkan oleh 
sesar normal dibandingkan reverse/thrust fault. Reverse/thrust fault juga akan 
membentuk wilayah vakum, tetapi tak akan sebesar normal faulting. Wilayah vakum 
reverse/thrust fault akan terjadi di sayap hanging wall block akibat lapisan 
ini miring oleh penyesaran naik atau anjak. Sedangkan pada normal fault, 
wilayah vakumnya terbentuk lebih besar karena lapisan2 tiba-tiba runtuh atau 
seluruh hanging wall bocknya turun - jelas ini akan menciptakan wilayah vakum 
yang besar.

Tsunami terjadi hanya sebagai usaha kolom air menuju keseimbangannya kembali. 
Dalam normal faulting earthquake (EQ), airlaut tiba2 akan bergerak mengisi 
wilayah vakum normal fault di dasar laut, maka massa air di pantai2 terdekat 
akan surut tiba2 sebab massa air tetap sebegitu volumenya. Lalu, sesaat setelah 
itu, karena efek bounce back (meminjam lagi istilah pak Franc), atau saya 
sebut ayunan osilasi gelombang laut, air laut yang tersedot dari pantai itu 
melalui proses mekanika fluida akan kembali ke pantai dengan kecepatan ratusan 
km/jam, dengan massa yang sama tetapi dengan efek kejut dan membawa energi yang 
luar biasa besarnya (megajoules). Karena menuju pantai semakin mendangkal 
sementara massa air laut adalah tetap, akibatnya terjadi gelombang tsunami (run 
up) yang bisa beberapa meter lebih tinggi daripada biasanya. Ketinggian 
gelombang tsunami juga akan ditentukan oleh morfologi pantai, puluhan 
sentimeter sampai puluhan meter pernah tercatat
sebagai run up
tsunami.

Pada thrusting fault EQ, airlaut di pantai bisa surut bisa tidak, bergantung 
kepada posisi vakum area limb thrust (sayap thrust) itu relatif terhadap 
pantai. Dalam kasus air menyurut, berarti vakum area dan vergency (arah) dari 
thrust/reverse frontal terhadap pantai. Hanya, seperti ditulis di atas, vakum 
area thrusting EQ lebih kecil dibandingkan vakum area normal faulting EQ, 
sehingga massa air yang dipindahkan pun lebih kecil; tetapi hunjaman thrusting 
perlu diperhitungkan juga sebagai efek pemindah massa air. Dan bila vergency 
hunjaman thrusting menuju pantai, maka ke situ pula kolom air akan dipindahkan, 
setelah sedikit melalui bounce back atau ayunan osilasi gelombang laut yang 
dipindahkan ke vakum area thrusting EQ (bila ada).

Maka pak Franc, kedua dip-slip fault itu bisa menyebabkan tsunami; hanya yang 
normal fault EQ bisa lebih besar daripada yang thrusting EQ. Gempa2 di 
sepanjang palung Sumatra dan Jawa umumnya thrusting EQ karena batas lempengnya 
konvergen.

Kasus ledakan pra-tsunami di Pangandaran, menurut pak Franc akibat efek 
airgun (seperti saat marine seismicsurvey) kolom air laut yang berlomba2 masuk 
ke wilayah vakum normal faulting EQ Pangandaran 17 Juli 2006. Saya kiranya 
kurang sependapat dengan pemikiran pak Franc sehingga suara ledakan itu tetap 
misteri yang harus dicari pemecahannya. Masalahnya, pematahan gempa Pangandaran 
bukan normal faulting, tetapi thrust faulting berdasarkan focal mechanism 
solution dan finite fault model-nya dengan strike N40 W

RE: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic normal faulting EQ ...)

2007-09-17 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
   
  Paper2 Steve Moss dan groupnya (SE Asia Research Group, mis Ian Cloke, 
Carter, Jason Ali, Moyra Wilson) tak pernah mencantumkan Weimer (1975) di dalam 
referensinya. Hal itu bisa dicek di Moss et al. (1997) - new observations on 
the sedimentary and tectonic evolution of the Tertiary Kutei Basin; Moss et al 
(1998) - late Oligocene uplift and volcanism on the northern margins of the 
Kutei Basin; Moss and Chambers (1999) - Tertiary facies architecture in the 
Kutei Basin.
   
  R.J. Weimer menerbitkan analisisnya tentang Kutei-Mahakam sebagai aulacogen 
di majalah Geologi Indonesia vol 2 no. 2 (1975). Ini publikasi yang tak gampang 
dicari, saat ini pun kita akan susah mencarinya. Bisa saja saat Steve Moss et 
al rajin meneliti Kutei dari 1994-1999, mereka tak tahu publikasi Weimer (1975) 
ini. Banyak peneliti asing yang apriori dengan paper2 di proceedings IAGI atau 
di Majalah Geologi Indonesia. Publikasi yang ditulis terutama dalam bahasa 
Indonesia, membuat mereka tak meliriknya (padahal yang ditulis dalam bahasa 
Inggris pun banyak).
   
  Tetapi kalau kita ikuti uraian evolusi Kutei Basin berdasarkan Moss et al 
(1997) dan Moss dan Chambers (1999), maka mereka menyatakan bahwa evolusi Kutei 
Basin erat berkaitan dengan rifting Makassar Strait -sesuatu yang mendekati 
teori aulacogen Weimer (1975), hanya mereka tak menyebutnya sebagai aulacogen. 
Lagipula, penelitian Moss dkk lebih terkonsentrasi di failed rift system-nya di 
Kutei onshore; sedangkan  Weimer (1975) lebih banyak membahas dua lengan lain 
yang mekar yang menjadi tempat delta Mahakam berkembang. 
   
  Jago Kutei Basin kita, Andang Bachtiar, yang disertasi S-3-nya (ITB, 2004) 
tentang stratigrafi sekuen dan geokimia batuan induk Miosen Awal lower Kutei 
Basin menyatakan bahwa Kutei Basin mengalami deformasi polifase. Cekungan 
berawal sebagai forearc basin pada pre-Tertiary, lalu jadi intra-arc sampai 
backarc pada Paleosen,dan akhirnya menjadi back-arc basin pada Miosen Tengah 
melalui fase singkat aulacogen. Tentu saja Pak Andang mengenal analisis Weimer 
(1975) itu, maka memasukkan dalam evaluasinya. Bukan begitu Pak Andang ? Hanya 
analisis Pak Andang berbeda dengan analisis Steve Moss dkk. baik dalam evolusi 
maupun timing-nya. Wajar berbeda interpretasi.
   
  Tahun 2000, Steve Moss dari group Robert Hall mempresentasikan paper tentang 
evolusi north Makassar Strait di AAPG Bali. Dikatakan, kerak samudera melandasi 
north Makassar Strait berdasarkan banyak metode. Tahun 2005, Sinchia Dewi 
Puspita, murid Robert Hall mempresentasikan di IPA hal yang sama, tetapi 
menyatakan bahwa north Makassar Strait dilandasi oleh kerak kontinen yang 
menipis (attenuated continental basement) karena rifting. Saya menanyakan ke 
Sinchia, mana nih yang benar, kok sama2 dari group Robert Hall tetapi 
interpretasinya bertolak belakang. Pertanyaan saya langsung dijawab Robert Hall 
: data bertambah interpretasi bisa berubah Betul Robert Hall, betul Sinchia; 
data gravity dan magnetik, juga seismik dalam lima tahun terakhir menunjukkan 
bahwa tak ada kerak samudera di bawah North Makassar Basin.
   
  Benang merahnya adalah bahwa wajar interpretasi berbeda, saya akan mengikuti 
yang mana yang didukung data. 
   
  salam,
  awang
   
   
   
  Koesoemadinata wrote : 
   
  Anehnya jago2 Kutei Basin seperti Steve Moss dll, tidak pernah 
menyinggung-nyinggung Kutei Basin sebagai aulocogene.


Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Koesoema,

Setahu saya, Weimer (1975 - Majalah Geologi Indonesia) adalah orang yang 
pertama kali menyebut bahwa Kutei dan Delta Mahakam berkembang sebagai sistem 
aulacogen. Saat itu, Weimer tengah menjadi tamu di ITB dan sempat menganalisis 
Kutei Basin dan menuliskannya di MGI. Pak Koesoema pasti lebih tahu dari saya 
soal Weimer ke ITB ini. 

Setahu saya belum ada artikel detail yang meneliti analisis Weimer ini. 
Paper-paper tentang Kutei yang menyebutkan sistem aulacogen untuk Kutei ada 
beberapa, misalnya Hutchison (1989 - dalam buku terkenalnya, Geological 
Evolution of SE Asia, hal. 55). Charles Hutchison menulis bahwa Makassar 
fracture system terbentuk dalam mekanisme yang sama yang membentuk Kutei, yaitu 
aulacogen atau failed arm of the Makassar rift.

Juga paper2 Burollet dan Salle (1981 -the geology and tectonics of Eastern 
Indonesia, GRDC Spec. Publ 2), Rose dan Hartono (1978 - IPA), dan Katili (1978 
- Tectonophysics 45) mengindikasi aulacogen Kutei. 

Salam,
awang

-Original Message-
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, September 17, 2007 12:08 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic 
normal faulting EQ ...)

Sdr. Awang: Selain Weimer (1975) apakah ada artikel lain yang menyatakan 
Kutei Basin sebagai aulocogene?
RPK
- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: ; Geo Unpad ; 
Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Sunday, September 16, 2007 9:40 PM
Subject: [iagi-net-l] delta

[iagi-net-l] Pak M. Untung masuk Rumah Sakit

2007-09-26 Terurut Topik Awang Satyana
Semoga Pak Untung, rekan IAGI-netter senior kita, yang masih jernih memantau 
perkembangan kegeologian dan kegeofisikaan, segera diberikan kesembuhan.
   
  salam,
  awang

Agus Irianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Date: Tue, 25 Sep 2007 21:55:42 -0700 (PDT)
From: Agus Irianto [EMAIL PROTECTED]
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum-HAGI] Pak M. Untung masuk Rumah Sakit

Kami Berdoa semoga Pak Untung cepat sembuh diberi
kesehatan dan bisa berkumpul kembali berada ditengah
kita, mengkritisi, menyarankan, mengayomi, menengahi,
membimbing kami2 yg muda ini ..Ya ALLAH Ya
Sifa...Ya Salam.Ya RachmanYa Rochim..

Salam,
Agus Irianto 

--- Maryanto (Maryant) wrote:

 
 Pak Mohamad Untung,
 Semoga cepat sembuh, dan segera kembali berada di
 lingkungan kita. Amin.
 
 Salam, Maryanto.
 
 
 
 From: [EMAIL PROTECTED]
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
 Behalf Of kirbani sri
 Sent: Wednesday, September 26, 2007 6:43 AM
 To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
 Subject: Re: [Forum-HAGI] Pak M. Untung masuk Rumah
 Sakit
 
 
 InsyaALLOH SWT, Pak Untung segera pulih sehat dan
 berada diantara kita
 kembali. amiin
 Kirbani SB dan keluarga.
 
 roy baroes wrote: 
 
 Semoga Pak Untung segera mendapat kesembuhan dan
 kesehatan
 seperti sediakala
 dan dapat bergabung kembali didalam forum ini.
 
 salam,
 roy
 
 - Original Message - 
 From: wawan gunawan 
 To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia 
 Sent: Tuesday, September 25, 2007 10:44 AM
 Subject: [Forum-HAGI] Pak M. Untung masuk Rumah
 Sakit
 
 
  Yth Rekan2 Anggota HAGI :
 
  Via Email ini saya menginformasikan bahwa Salah
 satu Pendiri
 dan
  Senior HAGI Bapak M. Untung sudah 2 - 3 hari ini
 masuk Rumah
 Sakit
  (RS Hasan Sadikin, Paviliun Anggrek, Bandung).
 Kita semua
 mendo'akan
  semoga beliau segera sehat kembali.
 
  Salam,
  Wawan GA Kadir  Melok
 
 ) at Yahoo! Games.
 
  ___
 Joint Convention Bali 2007
 HAGI - IAGI - IATMI
 
 Secretariat : 
 ETTI (Exploration Think Tank Indonesia)
 Jln. Tebet Barat Dalam III no.2-B
 Jakarta 12810 Indonesia
 Phone +62-21-8356276
 Fax +62-21-83784140
 ___
 The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing
 list.
 [EMAIL PROTECTED]
 www.hagi.or.id





Need a vacation? Get great deals
to amazing places on Yahoo! Travel.
http://travel.yahoo.com/

___
Joint Convention Bali 2007
HAGI - IAGI - IATMI

Secretariat : 
ETTI (Exploration Think Tank Indonesia)
Jln. Tebet Barat Dalam III no.2-B
Jakarta 12810 Indonesia
Phone +62-21-8356276
Fax +62-21-83784140
___
The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list.
[EMAIL PROTECTED]
www.hagi.or.id


   
-
Shape Yahoo! in your own image.  Join our Network Research Panel today!

[iagi-net-l] OOT : Renungan 30 September

2007-09-30 Terurut Topik Awang Satyana
Hari ini Minggu 30 September 2007. Kalau sepuluh tahun yang lalu dan 
selebihnya, bendera Merah Putih mesti dipasang setengah tiang di depan rumah 
dan besok dipasang setiang penuh. Kalau sepuluh tahun yang lalu dan selebihnya, 
nanti malam pasti ada pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI, film yang sudah 
berkali-kali saya tonton, film panjang yang menegangkan, film panjang yang 
bagus sekali, film panjang yang sarat dengan kejahatan PKI dan heroisme 
Soeharto, Kostrad, dan RPKAD.
   
  Era Reformasi terjadi setelah Pak Harto mengundurkan diri. Bendera Merah 
Putih setengah tiang dan setiang penuh tak lagi wajib dipasang di depan rumah 
pada setiap 30 September dan 1 Oktober. Tak ada lagi pemutaran film 
Pengkhianatan G30S/PKI. Dan, terjadilah kontroversi dalam sejarah seputar G30S 
(Gerakan Tiga Puluh September itu). Siapa dalang sesungguhnya ? Kontroversi 
terjadi karena buku-buku yang membahasnya mulai bermunculan pada era Reformasi 
ini. Buku2 seperti ini tak mungkin bisa saya baca pada era Soeharto jadi 
presiden RI sebab pasti akan dilarang sebelum dicetak diperbanyak. Semua 
kontroversi ini menyimpulkan beberapa hal buat saya : ada sesuatu yang 
ditutup-tutupi dalam sejarah, ada sesuatu yang dibelokkan dalam sejarah, ada 
sesuatu yang direkayasa dalam sejarah. Film Pengkhianatan G30S/PKI mungkin 
juga hasil rekayasa sejarah, atau pembelokan sejarah, atau penutupan sejarah, 
diputar untuk semacam sarana indoktrinasi masyarakat.
   
  Saya belajar sejarah di SMP-SMA (1977-1983) dengan kurikulum 1975. Saya 
diajarkan bahwa PKI adalah dalang G30S yang membunuh tujuh pahlawan revolusi 
pada malam 30 September 1965 dan dini hari 1 Oktober 1965 lalu segera berhasil 
ditumpas dengan sangat cepat oleh Soeharto dan RPKAD. Maka gerakan ini disebut 
G30S/PKI. Tetapi,  tak pernah diajarkan dan tak pernah ada di buku pelajaran 
sejarah  bahwa akibat tujuh pahlawan revolusi yang dibunuh PKI itu telah 
terjadi pembantaian massal atas orang2 yang diduga anggota atau simpatisan PKI 
di mana-mana. Paling sedikit setengah juta orang Indonesia dibantai mati oleh 
bangsanya sendiri, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Siapa yang 
membantainya ? Angkatan darat dan ormas2 anti PKI.
   
  Benarkah PKI adalah dalang G30S ? Di situlah kontroversinya. Di bawah ada 
kutipan wawancara Suara Merdeka dengan Dr. Asvi Warman Adam, ahli sejarah dari 
LIPI yang banyak meneliti kontroversi ini.
   
  Yang membingungkan, Kurikulum 2004 mencopot PKI dari G30S berdasarkan masukan 
dari para ahli sejarah sebab makin banyak bukti dan hasil penelitian bahwa 
dalang G30S bukan PKI atau bukan PKI sebagai partai tetapi oknum2 PKI, atau 
bisa Soeharto, atau CIA/Inggris/Australia, dll. Multi tafsir, maka tak benar 
langsung menuduh PKI sebagai dalangnya. Ini memang kenyataan sejarah, bahwa ada 
rekayasa politik dan pertarungan/persaingan politik/kekuasaan menjelang G30S. 
Jadi, jangan membodohi anak didik dengan versi yang belum tentu benar. Jadi, 
namakan saja G30S sampai nanti ada kejelasannya. Sejarah kan terus berkembang. 
Begitulah kira2 masukan para sejarawan yang diterima oleh Tim Kurikulum 2004 
sehingga mencopot PKI dari G30S menjadi G30S saja. Buku2 sejarah untuk SMP dan 
SMA pun dicetak dengan mencantumkan G30S. Tetapi, kemudian Kurikulum TSP 
(tingkat satuan pendidikan) 2006 mencantumkan kembali PKI pada G30S menjadi 
G30S/PKI. Nah, membingungkan ! 
   
  Berbekal Kurikulum 2006 dan SK Menteri Pendidikan Nasional tentang itu, maka 
aparat Kejaksaan memburu buku2 sejarah SMP/MTs dan SMA/MA/SMK yang hanya 
menyebut G30S dalam tragedi 30 September 1965 itu lalu membakarnya. Dalam dua 
tahun ini telah puluhan ribu buku dari banyak penerbit dibakar. Guru, anak 
didik, penerbit, dan orang tua kebingungan. Berapa besar kerugian karena ini ? 
   
  Minggu lalu, 25 September 2007, aparat Kejaksaan Negeri Bekasi memusnahkan 
1468 buku sejarah untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dari berbagai penerbit yang 
menurut mereka mengajarkan sejarah yang tak sesuai fakta, yaitu hanya 
mencantumkan G30S dan bukan G30S/PKI (berita di Bisnis Jakarta 26 September 
2007 hal. 3). 
   
  Gayung bersambut. Para ahli sejarah dan para penerbit akan memperkarakan 
Kejaksaan dan Depdiknas ke pengadilan atas kasus pembakaran buku2 ini. Para 
penerbit beralasan bahwa buku2 itu ditulis sesuai Kurikulum 2004 dari Depdiknas 
sendiri yang hanya mencantumkan G30S; sedangkan para ahli sejarah beralasan 
bahwa dalang G30S belum tentu PKI.
   
  Begitulah cerita carut-marut di negeri tercinta ini. Ada yang berusaha 
menegakkan fakta, ada yang berusaha tetap mempertahankan kekaburan fakta. Kasus 
G30S, siapa pun dalangnya tak boleh terulang lagi di negeri tercinta ini. 
Apakah kita ingin lagi melihat saudara-saudara kita sendiri terkapar mandi 
darah dibantai tetangganya, apakah kita ingin lagi melihat sungai menjadi merah 
oleh darah puluhan mayat yang dibantai ? Kesalahpahaman, pemahaman buta, 
dendam, dan pemutarbalikan fakta telah mendorong sesama bangsa kita telah 
saling 

RE: [iagi-net-l] Lagi : Hipotesis Kebencanaan Geologi Masa Jenggala-Majapahit

2007-10-02 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Zaim,
   
  Tahun 1042 M Airlangga membagi Kahuripan untuk kedua putranya : (1) Jenggala 
dan (2) Panjalu. Kemudian, Panjalu lebih dikenal sebagai Kediri dengan 
beribukota Daha. Memang Panjalu Kediri, bukan Panjalu Ciamis. Kebetulan namanya 
persis sama.
   
  Menarik memang  namanya persis sama antara Panjalu di Kediri dan Panjalu di 
Ciamis. Tetapi, Panjalu Kediri tahun 1000-1100-an dan beragama Hindu, sementara 
Panjalu di Ciamis mulai populer sebagai turunan Kerajaan Galuh tahun 1700-an 
dan beragama Islam, rajanya Sanghyang Borosngora sekaligus menjadi penyiar 
agama Islam pertama di wilayah Ciamis dan sekitarnya. 
   
  Panjalu Ciamis lebih terkenal karena sampai sekarang jadi tempat orang 
berziarah ke makam Sanghyang itu di Situ Lengkong. Sementara Panjalu di Jawa 
Timur segera hilang setelah namanya digantikan Kediri.
   
  Kerajaan Galuh tidak berperang dengan Majapahit pada peristiwa Bubat 1357 M. 
Yang berperang di pesanggrahan Bubat itu adalah Raja Linggabuana dan para menak 
(bangsawan) Sunda dari Kerajaan Sunda melawan pasukan Gajah Mada. Memang Sunda 
dan Galuh adalah kerajaan kembar di Jawa Barat turunan Tarumanegara. Wilayah 
Sunda di sebelah barat Citarum, sedangkan wilayah Galuh di sebelah timur 
Citarum sampai Sungai Pemali di Jawa Tengah. Kedua kerajaan terpisah secara 
tegas sebelum tahun 1000 M, tetapi sesudahnya sampai sekitar 1600 M biasa 
disebut Sunda-Galuh, terjadi beberapa percampuran. Hanya yang berperang di 
Bubat adalah raja dan menak2 Sunda.
   
  Cerita Babad Tanah Jawi memunculkan suatu kisah yang kontradiktif, yaitu 
bahwa Raden Wijaya pendiri Majapahit sebenarnya adalah turunan Sunda. Di babad 
itu Wijaya disebut Jaka Susur dari Pajajaran yang kemudian menjadi Raja 
Majapahit yang pertama. Raja Pajajaran sebelumnya adalah Jayadarma (Dharmasiksa 
Prabu Sanghyang Wisnu), mestinya penggantinya adalah Jaka Susur alian Wijaya, 
tetapi karena Wijaya pindah ke Jawa Timur kemudian mendirikan Majapahit maka 
terjadi kekosongan raja Pajajaran pada akhir 1290an itu. 
   
  Itu pula mungkin sebabnya mengapa Sunda merupakan satu-satunya wilayah di 
Nusantara yang tak mau dijamah oleh Hayam Wuruk sebab Sunda adalah wilayah 
leluhur nenek moyangnya; dan Hayam Wuruk pun masih merana karena kematian Dyah 
Pitaloka, puteri Sunda yang dirindukannya yang turut tewas dalam peristiwa 
Bubat.
   
  Saat Perang Bubat terjadi, nama Panjalu telah menghilang sekitar 200 
tahun-an, jadi kalau namanya dibawa tentara Sunda yang selamat dari Bubat 
kemudian dibawa untuk nama kerajaan Panjalu di Ciamis yang mulai muncul pada 
tahun 1700-an berarti ada selang waktu sekitar 350-400 tahun lebih sebelum nama 
Panjalu muncul di Ciamis. Terlalu lama Pak Zaim untuk sebuah nama bertahan.
   
  Harus dicari analisis lain mengapa Panjalu Kediri dipakai sebagai nama di 
Ciamis (kalau memang ada hubungannya). Menarik untuk diselusuri lebih jauh.
   
  Terima kasih banyak atas artikel pengaruh alam kepada kebudayaan yang telah 
Pak Zaim kirimkan, pasti akan bermanfaat untuk saya. Juga, apabila Pak Zaim 
masih menyimpan papernnya, saya ingin mempelajari paper tulisan Pak Zaim dengan 
Frank Huffman tentang paleogeografi sekitar Mojokerto untuk analisis keberadaan 
hominid di wilayah itu.  
   
  salam,
  awang
   
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang Yth.,
Dalam paper Pak Awang tentang Jenggala  majapahit mud volcanoes Pak
Awang nyatakan di Kediri ada Kerajaan : Panjalu/Daha. Untuk Daha, saya
mahfum karena Daha memang kerajaan di Kediri, yang sekarang nama Daha ini
dijadikan sebagai nama salah satu jalan raya utama di kota Kediri. Tetapi
untuk Panjalu, apakah bukan bagian dari Kerajaan Galuh di Jawa Barat,
mengingat sekarang ini di Ciamis ada kota Panjalu? Atau kata Panjalu di
Ciamis memang berasal kumpulan orang/pasukan Panjalu dari Jawa Timur
ketika terjadi peperangan antara Majapahit dan Galuh ? Mohon Pencerahan.
Pak Awang, saya juga kirim ke Pak Awang via pos tulisan saya di koran
Pikiran Rakyat sepuluh tahun lalu (Jumat, 24 Oktober 1997) dengan judul:
Pentingnya Data Pengaruh alam untuk Perkembangan Budaya, yang akan
sampai ke Pak Awang dalam beberapa hari mendatang,mudah2an bermanfaat.

Wassalam,

Yahdi Zaim,
KK Geologi dan Paleontologi,
Prodi Teknik Geologi FITB-ITB



 Pak Zaim,

 Terima kasih banyak atas kiriman buku tersebut. Saya juga sangat
 tertarik dengan disertasi Ibu Sri Mulyaningsih itu dan pernah berdiskusi
 dengan Ibu Sri untuk kemungkinan menjadi field guide dalam rencana
 fieldtrip geologi-sejarah BPMIGAS ke wilayah sekitar Merapi dan semua
 candi yang pernah dikuburnya. Fieldtrip ini tadinya akan digabung dengan
 fieldtrip geomigas ke wilayah Nanggulan-Gunung Kidul. Hanya, BPMIGAS
 telah mempunyai beberapa wilayah fieldtrip geologi yang masih belum
 terlaksana, jadi yang geo-arkeologi Merapi itu masih menunggu giliran.

 Makalah saya tentang kebencanaan geologi zaman Jenggala-Majapahit sudah
 saya kirimkan via ja-pri (3 MB, pdf.), juga buat Pak Munji Syarif.
 Semoga berguna

 Salam,
 

[iagi-net-l] Fwd: RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Lima Puluh Tahun Eksplorasi Angkasa Luar

2007-10-04 Terurut Topik Awang Satyana
Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:  To: [EMAIL PROTECTED]
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Date: Thu, 4 Oct 2007 20:25:29 -0700 (PDT)
Subject: RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Lima Puluh Tahun Eksplorasi Angkasa Luar

  Surya,
   
  SETI - search for extra terrestrial intelligence, adalah program resmi 
Pemerintah AS yang melelahkan dan telah banyak dana, pikiran, tenaga, dan waktu 
yang dicurahkan untuk mencari atau mengadakan kontak dengan bentuk2 hidup di 
Alam Semesta ini di luar Bumi (extra terrestrial - ET). Pemerintah AS turun 
naik dalam mendukung program SETI ini, bergantung kepada siapa presidennya.
   
  Scientology, yang dianut Tom Cruise, sebuah bidah/aliran keagamaan yang tak 
diakui dalam agama Kristen, memang mempercayai keberadaan makhluk lain di Alam 
Semesta di luar Bumi. Penganut aliran ini begitu mempercayai penculikan2 
manusia oleh makhluk2 ET yang turun dari UFO (unindentified flying object - 
betebedi = benda terbang belum dikenal), juga percaya bahwa kelak akan terjadi 
perang antara ET dan manusia, bahkan percaya bahwa beberapa pemimpin dunia juga 
sebenarnya telah dirasuki ET ini.
   
  Apakah ada kehidupan di luar Bumi ? Sampai sejauh ini exosbiology (biologi 
yang mengkhususkan penyelidikannya kepada kehidupan di luar Bumi) belum 
menunjukkan hal positif. Di gurun Maracaibo, New Mexico, dipasang puluhan 
radiotelescope berbentuk piringan parabola raksasa yang mengarah ke langit. 
Telah belasan tahun para ahli SETI secara bergantian menunggu denyut kecil saja 
pada gelombang radio yang bisa menunjukkan adanya kontak dengan ET, tetapi tak 
kunjung ada. 
   
  Pada suatu hari yang panas, pernah terdengar suara brbb yang segera 
disambut sorakan oleh para ahli SETI, ternyata itu suara leher anak2 muda yang 
tiduran di atas piringan parabola itu sehabis minum coca-cola (he2..ini iklan 
coca cola !). 
   
  Carl Sagan (alm.) adalah ahli astronomi yang disegani yang mempelopori SETI 
dan exosbiology. Dia pernah merancang pelat logam dan menggambarkan di atasnya 
bentuk manusia laki-laki dan perempuan, ukurannya dan lokasi Bumi di Alam 
Semesta. Pelat logam itu sekitar dua puluh tahun lalu dibawa oleh suatu wahana 
angkasa luar. Kini wahana itu tentu sudah keluar jauh dari Tata Surya, beredar 
di sistem bintang lain, masih di Bima Sakti. Apa maksud pelat itu ? Itu adalah 
surat berkenalan dari penduduk Bumi buat para ET (kalau ada), silakan 
berkunjung ke Bumi. Nah...undangan sudah dilayangkan dua puluh tahun yang lalu, 
tetapi sang tamu tak kunjung tiba. 
   
  Saya tengah membaca sebuah buku berjudul Nirbiru. Nirbiru adalah nama 
sebuah bintang ganda Matahari di dekat Tata Surya yang dulu pernah ada tetapi 
sekarang sudah hancur. Dulu tokoh2 Nirbiru katanya pernah membantu orang2 Bumi 
membangun piramid di Mesir, Zigurath di Irak (Mesopotamia), dan kuil dewa 
Matahari di Amerika Selatan, serta Stonehange di Brittany Inggris. Kelak tokoh2 
itu katanya akan datang lagi dan akan memberikan tanda2 zaman. Dari mana kita 
tahu cerita ini ? Dari tablet2 tanah liat yang pada akhir tahun 1990-an baru 
terbuka oleh penggalian arkeologi. Sejak itu berkembanglah cabang ilmu baru : 
arkeo-astronomi.
   
  Andai Bumi hanya satu2nya planet dengan kehidupan, sungguh mulialah Bumi dan 
sungguh mulialah manusia yang diciptakan-Nya itu. Bayangkan, sebelum manusia 
ada, ada rentang waktu 18 milyar tahun sejak Big-Bang sampai  manusia hadir di 
Bumi, dan Bumi di Alam Semesta hanyalah satu titik pasir teramat kecil di 
pusaran pasir yang begitu luasnya. Kalau manusia menghancurkan Bumi, maka ia 
sungguh tak memahami kemuliaannya di Alam Semesta.
   
  Hanya Tuhan Mahabesar yang mengetahui apakah Alam Semesta diciptakan hanya 
untuk manusia atau bukan.
   
  salam,
  awang
   
  
Surya Widyantoro [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Terima kasih Pak Awang atas pencerahan tentang Eksplorasi luar 
angkasa, menarik dan mungkin bisa membuat penasaran mengetahui ending dari 
misteri Alam Semesta yang belum terungkap.
  Bebarapa waktu lalu saya membaca artikel di internet mengenai berita bahwa 
aktor Tom Cruise sedang membangun banker di bawah rumahnya seharga jutaan 
dollar, hal ini didasari keyakinan beliau sebagai penganut aliran Scientist 
bahwa Alien atau makhluk lain di luar bumi nantinya akan menyerang bumi. Tidak 
menutup kemungkinan hal ini memang pasti terjadi, seperti kutipan dari tulisan 
Kang Awang : Matahari hanyalah sebuah bintang biasa saja, terdapat milyaran 
bintang seperti Matahari di galaksi kita sendiri saja (Bima Sakti), dan kita 
tahu terdapat jutaan galaksi di Alam Semesta ini. Dengan asumsi bahwa planet2 
lain terbentuk dengan cara yang sama seperti Tata Surya kita, maka sangat 
mungkin terdapat planet yang seperti Bumi. Mungkin tindakan si Tom akan 
terdengar terlalu berlebihan oleh kita pada saat ini, sama halnya seperti film 
Startrack pada saat pertama kali ditayangkan walaupun mendapat respon positif 
dari penontonnya namun tidak sedikit pula yang menganggap apa

Re: [iagi-net-l] Pameran Internasional First Islanders di ITB

2007-10-05 Terurut Topik Awang Satyana
Terima kasih Pak Zaim atas infonya, semoga pameran ini membekas cukup lama di 
antara para pengunjung. Kelak mungkin kita akan memetik hasilnya berupa 
kepedulian yang meningkat dan minat yang serius kepada paleontologi dan warisan 
budaya paleo-antropologi dan arkeologi Indonesia. 
   
  Selamat kepada Pak Zaim dan tim yang telah sukses menjadi tuan rumah 
mengorganisasi pameran yang multi-institusi ini.
   
  salam,
  awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Rekan2 IAGI Yth.,
Tidak terasa ternyata hari ini, 5 Oktober adalah hari terakhir Pameran
Internasional:First Islanders yang diselenggarakan di Campus Center ITB
selama satu bulan: 5 September - 5 Oktober 2007, seperti yang pernah saya
info-kan lewat milis IAGI ini.Pameran dibuka oleh Rektor ITB Rabu, 5
September 2007, diselenggarakan oleh Kelompok Riset yang terdiri dari
Prodi Teknik Geologi FITB-ITB bekerjasama dengan Dept. of Paleobiology,
Univ.of Frankfurt, Germany; Dept. of Archaeology Univ. of Philippine at
Diliman; Institut de Paleontologie Humaine, Paris-France didukung oleh
Museum Naturalist, Leiden - the Netherlands; Museum Senckenberg, Franfurt
-Germany; Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, dalam Group yang bertema:
Human Origins Patrimony in Souteast Asia - HOPSEA.Pameran yang
melibatkan negara2 yang saya sebutkan tadi, menyajikan materi/koleksi
fosil vertebrata dan manusia serta artefak dari Indonesia yang sebagian
masih tersimpan di Museum di Senckenberg - Jerman dan Leiden - Belanda,
juga koleksi hasil penelitian Paleontologi ITB dan Puslit Arkeologi
Nasional terutama yang berasal dari Jawa, Flores, Timor dan Sulawesi,
disamping tentunya koleksi dari Filipina.
Pengunjung terdiri dari para mahasiswa, umum/masyarakat dan siswa
SLTA.Jumlah pengunjung sampai penutupan sore nanti akan mencapai lebih
dari 2000 orang, karena ketika sebenarnya pagi ini akan ditutup dan
display akan dibongkar, ada telepon dari SMA Santa Angela Bandung yang
akan berkunjung pukul 14.00 hari ini, dengan sekitar 200-an siswa.
Pertengahan September lalu pameran juga telah dikunjungi oleh sebuah SMA
di Bandung yang terdiri atas 16 Guru dan 270 Siswanya.
Usai pameran di ITB, barang2 akan dikemas dan diterbangkan ke Manila -
Filipina untuk dipamerkan di Manila. Setelah itu ke Belanda, Jerman dan
terakhir di Paris.
Yang menarik juga adalah, saya sebagai pengajar Program Magister Museologi
UNPAD untuk mata kuliah Geo Arkeologi dan Arkeologi Terapan dengan jumlah
26 mahasiswa telah memberi tugas kepada para mahasiswa untuk memberi
kajian pada pameran First Islanders. Menarik karena kajiannya sangat
akademis dengan menggunakan konsep dan teori tentang display museum,
menyangkut tata letak, lighting, alur dan makna materi, luas ruang vs
jumlah materi yang dipamerkan (kepadatan materi) dll, telah menghasilkan
kritik yang sangat akademik dan membangun, sambil memberikan alternatif
solusinya.Ya itulah, sebuah pameran ternyata dapat juga kami kaitkan
dengan suatu kegiatan akademis.
Itulah rekan2, bagian dari diseminasi paleontologi, paleoantropologi dan
arkeologi, mudah2an membawa dampak yang berarti bagi para pengunjung.

Wasalam,

Yahdi Zaim,
KK Geologi dan paleontologi,
Prodi Teknik Geologi,
FITB - ITB




JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Extra-Terrestrial Impact for Mass Extinction 13,000 Ya

2007-10-11 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Dody,
   
  Teori evolusi tidak terganggu dengan adanya kepunahan masal yang rutin 
terjadi sepanjang sejarah Bumi. Kalau hanya mengacu kepada prinsip evolusi 
gradualisme yang dikemukakan Darwin pada 1859 memang kita susah menerima 
kepunahan massa sebagai paralel dengan gradualisme ala evolusi. Dalam geologi, 
evolusi gradual adalah uniformitarianisme, sedangkan kepunahan masal adalah 
katastrofisme. Dua-duanya terjadi dalam sejarah Bumi, dua-duanya aktual 
(aktualisme). Maka, evolusi pun sebenarnya terjadi melalui gradualisme, tetapi 
pada beberapa zaman diselingi katastrofisme.
   
  Kebanyakan ahli biologi  memang masih memegang pandangan gradualitas versi 
Darwin yang menyatakan bahwa spesies berevolusi dalam serangkaian 
langkah-langkah yang tak kelihatan. Menurut gagasan ini, perubahan-perubahan 
besar yang terjadi selama spesiasi merupakan akibat dari perubahan-perubahan 
kecil yang tercipta selama rentang waktu yang panjang. Dengan memakai istilah 
yang lebih formal, makroevolusi merupakan hasil akumulasi mikroevolusi.
   
  Pada awal tahun 1970-an, dua ahli paleontologi asal amerika, Niels Eldredge 
dan Stephen Jay Gould, menantang keyakinan ini. Dengan menarik kesimpulan 
berdasarkan urutan-urutan fosil, mereka mengajukan bahwa evolusi berjalan 
melalui serangkaian lompatan, bukan merupakan perubahan yang tetap. Usulan ini 
dikenal sebagai teori lompatan dalam evolusi (saltation) atau kesetimbangan 
yang terselingi (punctuated equilibrium). Dalam pandangan ini, makroevolusi 
adalah proses-proses yang terpisah dari penyesuaian rutin yang dihasilkan oleh 
seleksi alam.
   
  Pada tahun 1981, sebuah kajian yang dilakukan di Afrika tampaknya mendukung 
teori evolusi dengan selingan lompatan ini. Kajian ini menunjukkan adanya 
lompatan-lompatan mendadak dalam evolusi moluska air tawar. Rekaman fosil 
memperlihatkan setidaknya dua titik yang pada masing-masing kisaran keseluruhan 
spesies mendadak tergantikan oleh bentuk-bentuk baru.
   
  Kemudian terlihat bahwa awal dan ujung zaman-zaman dalam geologi ternyata 
merekam suatu lompatan dalam diferensiasi spesies; misalnya pada Cambrian 
explosion, kepunahan massa pada ujung Perem, dan pada ujung Kapur. 
   
  Pendapat seperti yang dikemukakan Pak Dody disebut gap theory dalam 
mengartikan muatan sains di dalam saat-saat penciptaan di Kitab Kejadian 
(Genesis). Terdapat jurang yang mahalebar antara Kejadian 1:1 (Pada mulanya 
Allah menciptakan langit dan bumi) dengan Kejadian 1:2 (Bumi belum berbentuk 
dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya...). Penganut gap theory 
mengatakan bahwa ada sekian waktu yang sangat lama antara Kejadian 1:1 dengan 
Kejadian 1:2 tersebut. Ada malapetaka sebelum masuk Kejadian 1:2. Sesudah itu, 
baru penciptaan dimulai, diciptakan lagi seluruhnya sampai akhirnya manusia.
   
  Tetapi, Kitab Kejadian bukanlah buku sains; sehingga di antara keduanya 
(Alkitab dan Sains) tak mesti saling cocok-mencocokkan, atau saling 
salah-menyalahkan. Dalam teori evolusi, kepunahan massa pada 13.000 tahun yang 
lalu adalah mekanisme selingan gradualitas evolusi yang akan menyebabkan 
lompatan diversifikasi spesies sesudahnya. Kepunahan massa 13.000 tahun yang 
lalu hanya memunahkan hewan2 besar dan sebagian manusia di Eropa Utara dan 
Amerika Utara; buaian peradaban di Afrika dan Asia tak terganggu. Tak ada 
penciptaan baru. Gajah yang kita kenal sekarang bukan berasal dari mammoth, ia 
cabang yang berbeda dalam pohon evolusi.
   
  salam,
  awang


dody darmawan [EMAIL PROTECTED] wrote:  Pak Awang,
Jika memang periodical kepunahan massal itu terjadi
berarti teori evolusi yang menyebabkan diversifikasi
kehidupan fauna di bumi ini menjadi diragukan. Bila
dilihat dari segi teori evolusi manusia makanya
terdapat missing link antara manusia modern dengan
manusia purba karena dengan adanya kepunahan massal
13000 tahun yang lalu itu juga kemungkinan memusnahkan
manusia-manusia purba, sehingga ketika Nabi Adam a.s
turun ke bumi kehidupan sudah pulih dan Tuhan memang
sudah menciptakan kembali fauna-fauna baru di bumi
yang sudah pulih dari kehancuran tersebut. Sebelumnya
saya pikir mungkin manusia purba ini punah karena
mereka kalah oleh bersaing (dibunuh) oleh keturunan
adam. Tapi setelah adanya teori kepunahan tersebut
berarti memang manusia modern tidak pernah berasal
atau bertemu dengan manusia purba. 

Salam,
Dody D
D1F88109

--- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Penyebab kepunahan mammoth, binatang besar lainnya
 dan manusia zaman batu pada 13.000 tahun yang lalu
 (Ya –years ago) merupakan salah satu perdebatan seru
 dalam sains. Tiga penyebab kepunahan mammoth yang
 selama ini sering didiskusikan meliputi : perburuan
 yang berlebihan, perubahan iklim, dan munculnya
 virus yang mematikan. 
 
 Hasil penelitian tim riset internasional (Amerika,
 Belanda, Hongaria) yang baru-baru ini dipublikasi
 dalam Proceedings of the National Academy of
 Sciences (Agustus, 2007), Discover Magazine
 (Agustus, 2007), Jurnal Inside

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Extra-Terrestrial Impact for Mass Extinction 13,000 Ya

2007-10-11 Terurut Topik Awang Satyana
Walaupun bukunya diberi judul Asal-Muasal Spesies (The Origin of Species), 
Darwin relatif tidak banyak menyinggung tentang bagaimana spesies baru itu 
muncul. Ketika ia melakukannya, ia memfokuskan diri terutama kepada apa yang 
disebut sebagai 'evolusi vertikal'. Kini, kita mengetahui lebih baik daripada 
Darwin soal spesiasi.
   
  Spesies baru dapat berevolusi dengan dua cara yang berbeda. Pada evolusi 
vertikal, atau 'anagenesis', suatu spesies secara bertahap menjadi begitu 
berbeda dari bentukan awalnya sehingga pada akhirnya suatu spesies baru 
tercipta. Bentuk kedua yang lebih umum terjadi adalah 'kladogenesis'. Proses 
ini terjadi ketika suatu spesies awal mulai mengalami percabanyan menjadi 
sejumlah galur genetik yang berbeda, yang pada akhirnya setiap galur akan 
menghasilkan spesies yang berbeda.
   
  Agar suatu spesies asli mengalami pemisahan, galur-galur yang terpisah 
haruslah terisolasi dalam cara yang dapat mencegah mereka saling kawin. 
Mekanisme isolasi yang paling jelas adalah penghalang fisik seperti pegunungan 
tinggi atau lautan luas yang akan mencegah aliran genetik di antara galur-galur 
yang ada. Ini yang kita sebut sebagai 'spesiasi alopatrik' - yaitu spesiasi 
melalui barier geografi. Bisa terjadi juga isolasi reproduktif ketika masing2 
spesies berkembang secara lain sehingga tak saling mengawini, ini kita sebut 
'spesiasi simpatrik'
   
  Spesiai simpatrik masih merupakan suatu hal yang kontroversial. Percobaan2 
dengan lalat buah (pasti ingat Drosophyla melanogaster ini) menunjukkan bahwa 
preferensi kawin dapat memicu terjadinya seleksi yang mengacaukan pada 
populasi2 simpatrik.
   
  Pada fauna2 yang sederhana macam protozoa memang mekanisme evolusinya lain, 
tak semudah melihat spesiasi pada fauna2 yang lebih tinggi tingkatannya. Laju 
spesiasi pada hewan2 sederhana ini juga sangat lambat sehingga spesiasi seolah 
tak terjadi. Protozoa zaman Kambrium kelihatannya masih sama dengan protozoa 
zaman sekarang. Tetapi semakin tinggi tingkat fauna, semakin terlihat 
spesiasinya, juga dalam tinggalan2 fosilnya.
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kepunahan massal yang sering dipahami adalah kejadian dalam satu
periode lama untuk keseluruhan permukaan bumi alam satu waktu mak
BREG. Namun yang saya pahami sekarang setelah melihat teori evolusi
dan belajar sequence stratigrafi adalah kepunahan massal seluruh bumi
tetapi tidak mak BREG, sekali gus. Kepunahan ini seperti 'arak-arakan
awan' yang mengelilingi bumi memunahkan banyak sekali sepesies tetapi
masih memebrikan ruang untuk berlari atau bersembunyi dari kejaran
kepunahan. Hmmm main petak umpet dengan kepunahan.

Kalau dalam rekaman geologi sebenarnya hal ini mudah diikuti, karena
kalau kita tahu proses sedimentasi dan erosi saja, maka ketika melihat
erosi regional bukan berarti tidak ada sedimentasi sama sekali. Proses
sedminetasi itu tetap saja terjadi ketika hampir semua permukaan
dibumi ini sedang mengalami proses erosi.
Namun dalam rekaman geologi nantinya kita akan melihat sebuah GAP yang
besar. seolah-olah pada periode itu tidak ada sedimentasi sama
sekali.

Demikian juga dengan mahluk hidup. Pada saat terjadi proses mass
extinction ini akan ada ruang untuk organisme tetap survive.
Memang yang sulit ketika menghubungkan dengan rekaman batu dan fosil
atau preserved rock and fossil, seringkali menjumpai sesuatu yg
hilang GAP (tak terekam). Karena tak terekam ini ini sering dipakai
sebagai Loncatan.

Spesiasi sendiri merupakan salah satu mekanisme evolusi yang tidak
unique. Bermacam-macam mekanisme dapat membentuk spesiasi. Dahulu
waktu kecil aku masih ingat guru menjelaskan bahwa menarik pasangan
untuk kawin merupakan salah satu mekanisme evolusi. Kumbang yang
jelek tidak akan menarik pasangannya dengan menyebar-bau-bauan,
sehingga si jelek dan apek ini menjadi sulit berkembang. Tetapi
ternyata dilain pihak daya tarik kumbang ini juga menarik predatornya
juga. Artinya sesuatu yang bagus untuk seleksi alam, juga ada
ancaman untuk kepunahan. Dan mekanisme ini hanya ada untuk binatang
yang moderen/kompleks yang sudah memiliki genital, binatang yang
sederhana tentunya tidak memiliki mekanisme evolusi yang ini, kan ?

just my 2 rupiah :)

RDP


On 10/11/07, Awang Satyana wrote:
 Pak Dody,

 Teori evolusi tidak terganggu dengan adanya kepunahan masal yang rutin 
 terjadi sepanjang sejarah Bumi. Kalau hanya mengacu kepada prinsip evolusi 
 gradualisme yang dikemukakan Darwin pada 1859 memang kita susah menerima 
 kepunahan massa sebagai paralel dengan gradualisme ala evolusi. Dalam 
 geologi, evolusi gradual adalah uniformitarianisme, sedangkan kepunahan masal 
 adalah katastrofisme. Dua-duanya terjadi dalam sejarah Bumi, dua-duanya 
 aktual (aktualisme). Maka, evolusi pun sebenarnya terjadi melalui 
 gradualisme, tetapi pada beberapa zaman diselingi katastrofisme.

 Kebanyakan ahli biologi memang masih memegang pandangan gradualitas versi 
 Darwin yang menyatakan bahwa spesies berevolusi

[iagi-net-l] Extra-Terrestrial Plate Tectonics (was : Darimana asalnya air ?)

2007-10-12 Terurut Topik Awang Satyana
Bumi memang unik di Tata Surya. Selain ia membawa kehidupan, planet ini kaya 
air, dan sangat aktif secara tektonik. Kapan2 kita bisa mendiskusikan bahwa 
tripartit ini : tektonik aktif-air-kehidupan saling berhubungan erat. Ingat 
saja bahwa kehidupan awal sering bermula dari wilayah yang secara tektonik 
aktif. Bentuk-bentuk mirip manusia (hominid) ditemukan di sepanjang Lembah 
Retakan Besar di Afrika Timur. Lembah ini merupakan wilayah aktif pemisahan 
lempeng di tengah benua. Atau, kita ingat saja bentuk2 organisme primitif 
termofil (suka akan panas) yang ditemukan di pematang tengah lautan 
(mid-oceanic ridge) di mana magma menyembur yang merupakan wilayah aktif 
pemisahan lempeng di tengah lautan. 
   
  Prima causa semua ini adalah air (dalam segala bentuknya). Di mana ada air, 
di situ tektonik akan aktif, di situ pula kehidupan subur berkembang. Sirkulasi 
konveksi di mantel Bumi terjadi karena banyak air di situ. Sekali ada sirkulasi 
di mantel, tektonik dijamin aktif, kehidupan pun berkembang. Dari Mars kita 
belajar, ketika air menghilang, sirkulasi mantel berhenti,  tektonik non-aktif, 
kehidupan pun sirna.
   
  Apakah ada plate tectonics di planet-planet luar Bumi (extra-terrestrial 
plate tectonics) ? Itu adalah pertanyaan yang telah tiga puluh tahun lebih 
mengganggu para ilmuwan. Karena kemajuan teknologi angkasa luar, untuk mencari 
jawaban atas pertanyaan ini telah banyak wahana angkasa luar ditugaskan 
mengamati dari jauh bahkan mendarat di planet2 dan satelit2 mirip Bumi. 
Pengamatan difokuskan ke benda-benda langit ini : Bulan, Merkurius, Venus, 
Mars, Io, dan Ganymede. Dua nama terakhir adalah dua bulan Yupiter (dari 16 
lebih) – sang raksasa di Tata Surya. 
   
  Kecurigaan keberadaan plate tectonics akan bermula dari aktivitas volkanik 
yang membentuk busur gunungapi (di Bumi kita telah memahaminya dengan baik). 
Aktivitas volkanik memerlukan sumber panas dari dalam (internal heat). Aliran 
sirkulasi panas inilah yang merupakan bahan bakar plate tectonics. Volkanisme 
telah memainkan peranan penting dalam sejarah Bulan, Mars, dan mungkin 
Merkurius; tetapi ukuran mereka yang lebih kecil daripada Bumi mengakibatkan 
lepasnya panas pada laju yang lebih cepat. Ini mengakibatkan mantel mereka yang 
mungkin semula cair liat telah benar2 membatu, sehingga secara tektonik Bulan, 
Merkurius, dan Mars telah non-aktif satu milyar tahun terakhir atau lebih.
   
  Pengamatan intensif ditujukan kepada Venus yang dicurigai tektoniknya mungkin 
masih aktif. Pada tahun 1979, wahana Pioneer mengukur belerang dalam kadar 
tinggi di lapisan atmosfer bagian atas planet ini. Belerang ini kemudian 
menurun kadarnya pada beberapa tahun berikutnya. Pengamatan ini menunjukkan 
bahwa belerang berkadar tinggi pada tahun 1979 mungkin dihasilkan oleh 
peristiwa katastrofik semacam letusan volkanik. Pada tahun 1990, citra radar 
yang dibuat dan dikirimkan wahana Magellan menunjukkan keberadaan semacam busur 
volkanik yang sejajar dengan semacam busur lain yang mirip busur palung di 
Bumi. Semacam pasangan busur volkanik-palung ini mirip busur volkanik-palung 
Aleut di antara Siberia dan Alaska. Saya ada gambarnya, tetapi kita bisa juga 
menafsirkan itu impact crater yang besar karena pola sebenarnya bukan hanya 
membusur tetapi melingkar.
   
  Venus sebenarnya beralasan kalau punya gejala plate tectonics sebab di Tata 
Surya ukurannya dan komposisinya mirip Bumi (diameter Venus : 12.000 km, Bumi : 
12.756 km; densitas Venus : 5,2 g/cc, Bumi 5,5 g/cc). Panasnya tidak akan 
hilang secepat Bulan, Merkurius, dan Mars. Berdasarkan citra2 Magellan, 
topografi Venus menunjukkan  aktivitas tektonik yang bisa ditafsirkan sebagai 
hasil gerak (lempeng ?) divergensi atau konvergensi. Beberapa wilayah terangkat 
bahkan menunjukkan kemungkinan adanya mantle plume yang naik.
   
  Tetapi, Venusian tectonics bukanlah plate tectonics. Topografi seluruh 
permukaan Venus tak menunjukkan bahwa litosfernya terpecah2 menjadi sejumlah 
lempeng, tak ada pola2 membusur gunungapi dan palung yang ada di tepi2 lempeng, 
juga tak ada rangkaian pegunungan mirip mid-oceniac ridge (MOR) di Bumi. Memang 
Venus punya polatopografi dataran tinggi seperti benua di Bumi yang terbuat 
dari batuan berdensitas rendah. Tetapi, Venus tak punya lautan karena 
temperatur permukaannya yang ekstrim (450-500 C, ini cukup panas untuk 
meleburkan timah hitam di Bumi). Dan, Venus tak punya kerak samudera. Di Bumi, 
kerak samudera luas mendominasi kerak di Bumi. Di Venus, topografi semacam 
kerak samudera di Bumi (topografi rendah) hanya setempat-setempat – pasti 
walapun ia kerak samudera punya asal yang berbeda seperti asal kerak samudera 
di Bumi yang dihasilkan dari MOR. Topografi tinggi (anggap benua) di Venus 
tidak dibatasi dengan tegas dalam peralihannya ke topografi rendah (anggap kerak
 samudera) sangat berbeda dengan di Bumi di mana benua2 umumnya tegas ketika 
beralih ke kerak samudera (batas pinggir benua –palung). Ketidakberadaan garis 

Re: [iagi-net-l] Selamat Iedul Fitri

2007-10-13 Terurut Topik Awang Satyana
Bagi teman2 netter Muslim, selamat merayakan Iedul Fitri 1 Syawal 1428 H, 
semoga membawa kebahagiaan dan tekad yang baru. Mohon maaf lahir dan batin bila 
ada kata2/tulisan2 saya yang menyinggung teman2 semua, tentu itu bukan suatu 
kesengajaan.
   
  salam,
  awang

yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Rekan rekan semua 

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, 1 SYAWAL 1428 H.
MOHON MAAF LAHIR BATHIN.

yanto salim dan kel.



 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

   
-
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web links. 

Re: [iagi-net-l] letusan merapi

2007-10-14 Terurut Topik Awang Satyana
Secara ringkas, iya memang endapan Merapi lebih banyak terbuang ke sisi 
barat-baratdaya sepanjang sejarah, seperti uraian di bawah ini. Sedangkan 
letusan Merapi 2006, lebih banyak terbuang ke sisi selatan baratdaya.
   
  Merapi kalau dilihat dari atas udara lebih ”terbuka” lerengnya ke arah barat 
dan baratdaya menuju Magelang dan Muntilan (Borobudur). Ini di disebabkan di 
sisi ini tak ada produk endapan volkanik tua. Sementara di sisi selatan, 
tenggara, timur, timurlaut, utara dan baratlaut, endapan volkanik tuanya masih 
ada. 
   
  Ke mana hilangnya endapan volkanik tua ini di sisi ini ? Ada sebenarnya, 
hanya tertutupi endapan volkanik muda. Mengapa endapan volkanik muda 
berkonsentrasi di sisi baratdaya dan barat ? Karena inilah wilayah runtuhan 
lereng Merapi. Bagian yang lebih depresi tentu akan menjadi tempat mengendapnya 
sedimen yang lebih muda. Runtuhan lereng bagian barat dan baratdaya Merapi ini 
telah diselidiki lama oleh para ahli geologi sejak zaman Belanda, dan dibahas 
juga di dalam buku van Bemmelen (1949, cetak ulang 1972). Runtuhan ini 
disebutnya sebagai tectonic-gravity collapse of Merapi. Van Bemmelen, kalau 
diamati banyak menggunakan mekanisme tectonic-gravity collapse untuk 
menerangkan gejala2 geologi di Indonesia sebagai kompensasi isostatik atas 
suatu pengangkatan tektonik atau volkanik. 
   
  van Bemmelen pada tahun 1943 bahkan mengajukan sebuah argumen bahwa runtuhnya 
lereng barat-baratdaya Merapi ini terjadi pada zaman sejarah, yaitu pada 1006 
AD, bersamaan dengan terjadinya letusan katastrofik Merapi. Endapan letusan 
hebat ini telah mengubur Borobudur dan candi2 lainnya di Mataram dan telah 
membuat kerajaan Hindu/Budha Mataram mundur lalu penerusnya pindah ke Jawa 
Timur. Tahun 2006 yang lalu, diadakan “Volcano International Gathering” di 
Yogyakarta dengan mengundang pakar2 gunungapi dan yang berhubungan di seluruh 
dunia untuk berseminar sekaligus memperingati 1000 tahun letusan Merapi 
katastrofik 1006 AD.
   
  Benarkah Merapi meletus hebat sekali pada 1006 AD dan meruntuhkan lereng 
barat-baratdayanya, mengubur candi2 Budha dan Hindu di sekitarnya dan 
menghabisi Kerajaan Mataram ? Menarik mengkaji disertasi doktor Sri 
Mulyaningsih (UPN-ITB) tentang hal ini yang mendasarkan penelitiannya kepada 
pentarikhan karbon-14 pada banyak endapan volkanik Merapi terutama di sisi 
selatan Merapi. Juga, menarik mempelajari makalah dari Andreastuti et al. 
(2000) di Journal Volcanology and Geothermal Reserach, vol. 100, p. 51-67 yang 
mempelajari endapan2 Merapi berdasarkan studi tephrologi (tephra = endapan 
piroklastik),  atau dari Newhall et al (2000) di jurnal yang sama.
   
  Andreastuti et al.(2000) menafsirkan bahwa suatu letusan besar Merapi terjadi 
pada 1112 +/- 73 tahun BP (before present) (870-1003 AD). Newhall et al.(2000) 
menemukan tiga letusan besar Merapi terjadi pada 940 AD, 1080 AD, dan 1180 AD. 
Berdasarkan korelasi dan pentarikhan karbon-14, Sri Mulyaningsih (2005) 
menemukan sembilan letusan (besar) Merapi pernah terjadi di antara tahun 1006 
AD, tahun yang dimunculkan van Bemmelen (1949), yaitu pada : 878-880 AD, 940 
AD, 960 AD, 990 AD, 1020 AD, dan 1080 AD. 
   
  Kalau dipelajari, ada tiga faktor keberatan Sri Mulyaningsih (2005) atas 
argumen van Bemmelen (1943, 1949) : (1) tak terjadi letusan besar pada 1006 AD 
(ini sesuai dengan hasil pentarikhan absolut tefra Merapi dari peneliti2 lain), 
(2) suatu letusan besar mestinya akan meninggalkan mayat orang, bangkai 
binatang, atau produk kebudayaan lain di dalam endapannya (saya pikir ini 
seperti yang ditemukan dalam endapan letusan katastrofik Vesuvius 79 AD yang 
mengubur kebudayaan di Pompeii dan Herculaneum), (3) Kerajaan Mataram tak 
pindah ke Jawa Timur sesudah 1006 AD, tetapi pada 928 AD berdasarkan prasasti 
Sangguran (benar, sebab Mpu Sindok telah memerintah di Jawa Timur - Delta 
Brantas sejak 929 AD dan saat itu Mataram di Jawa Tengah sudah tak terdengar 
lagi).
   
   
  Salam,
  awang
  Secara ringkas, iya memang endapan Merapi lebih banyak terbuang ke sisi 
barat-baratdaya sepanjang sejarah, seperti uraian di bawah ini. Sedangkan 
letusan Merapi 2006, lebih banyak terbuang ke sisi selatan baratdaya.
   
  Merapi kalau dilihat dari atas udara lebih ”terbuka” lerengnya ke arah barat 
dan baratdaya menuju Magelang dan Muntilan (Borobudur). Ini di disebabkan di 
sisi ini tak ada produk endapan volkanik tua. Sementara di sisi selatan, 
tenggara, timur, timurlaut, utara dan baratlaut, endapan volkanik tuanya masih 
ada. 
   
  Ke mana hilangnya endapan volkanik tua ini di sisi ini ? Ada sebenarnya, 
hanya tertutupi endapan volkanik muda. Mengapa endapan volkanik muda 
berkonsentrasi di sisi baratdaya dan barat ? Karena inilah wilayah runtuhan 
lereng Merapi. Bagian yang lebih depresi tentu akan menjadi tempat mengendapnya 
sedimen yang lebih muda. Runtuhan lereng bagian barat dan baratdaya Merapi ini 
telah diselidiki lama oleh para ahli geologi sejak zaman Belanda, dan dibahas 
juga 

Re: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali

2007-10-15 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Soffian Hadi (ahli geologi anggota BPLS) kemarin kirim sms sbb.: Perilaku 
Lusi makin jelas seperti geyser, dalam 2 hari terakhir ini kejadian quiet 
selama 20 menit-150 menit dengan interval 5-8 jam, meskipun (seperti geyser) 
diawali semburan yang cukup kuat 3-5 meter mud kick
   
  Pak Soffian pun membagi info bahwa terdapat kehadiran deuterium yang 
signifikan, dan berdasarkan rekaman GPR (ground penetrating radar) terbaru 
terdapat sesar2 baru yang memotong sampai kedalaman 8000-an meter. Sumber air 
pembawa deuterium diperkirakan berasal dari kedalaman 8000-an meter itu yang 
terpanasi oleh magma yang statik. Kalau air formasinya habis, maka Lusi akan 
seperti bledug Kuwu.
   
  Info2 di atas menunjukkan perkembangan baru Lusi yang tak pernah menjadi 
diskusi selama ini. Pendapat sumber air dari 8 km itu masih menjadi diskusi 
kami. Harus dilakukan analisis air selama ini yang keluar saat diperkirakan 
berasal dari kedalaman 2 km, dan yang sekarang diperkirakan dari kedalaman 8 
km. Kedalaman 8 km di wilayah ini mestinya sudah masuk ke basement; bagaimana 
ia bisa mengandung air - diferensiasi magmatik ?
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Senin, 15 Okt 2007
* BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali
*
SIDOARJO - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mencatat aktivitas
semburan lumpur panas di Porong berhenti beberapa kali. Fenomena itu masih
diselidiki sebagai tanda-tanda atau gejala apa, mengingat terjadi empat kali
dalam tiga hari.

Menurut Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Achmad Zulkarnain,
sejak Kamis (11/10), semburan lumpur berhenti empat kali. Kali pertama
terjadi pada Kamis pukul 16.25 WIB sampai 17.50 atau sekitar 85 menit.
Semburan berhenti untuk kali kedua pada hari yang sama pukul 22.30 hingga
23.30 atau sekitar 60 menit.

Keesokan hari, Jumat (12/10), kata Zulkarnain, semburan juga sempat berhenti
pada pukul 10.30 hingga pukul 11.00. Semburan berhenti sampai menjelang
salat Jumat. Setelah itu, lumpur menyembur lagi, ujarnya. Kejadian keempat
berlangsung pada Sabtu (13/10). Semburan berhenti sekitar pukul 11.05 WIB
dan menyembur lagi pukul 11.20 atau sekitar 15 menit.

Dia menambahkan, berhentinya aktivitas semburan lumpur panas tersebut
diikuti kenaikan kadar gas hydrogen sulfide (H2S) yang mencapai 22 PPM dari
batas normal 20 PPM. Selain itu, 71 gelembung (bubble) yang ditemui di
berbagai tempat menunjukkan penurunan aktivitas. Mungkin, ada kaitan dengan
berhentinya semburan sebanyak beberapa kali itu, ucapnya.

Berhentinya aktivitas semburan juga ditandai ritme semburan lumpur yang
berbeda. Di pusat semburan, sempat tidak tampak asap yang tinggi maupun
gelembung air.

Zulkarnain mengatakan, BPLS berencana mendatangkan ahli untuk meneliti lebih
lanjut fenomena tersebut. Berhentinya aktivitas semburan itu juga pernah
terjadi pada masa Tim Nasional Penanggulangan Lumpur sekitar Februari 2007.
Namun, kali ini kejadiannya berulang. Waktu terjadinya pun berdekatan,
paparnya. (riq)


-- 
http://rovicky.wordpress.com/


   
-
Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV.  Watch previews, get listings, 
and more!

Re: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali

2007-10-15 Terurut Topik Awang Satyana
Ferdi,
   
  Pertanyaan bagus, itu juga yang menjadi keraguan saya. GPR punya resolusi  
kedalaman beberapa meter sampai beberapa ratus meter. Dalam banyak kasus, ia 
dipakai untuk kedalaman tak lebih dari 200 meter. Resolusi kedalamannya (depth 
limit) terutama lebih ditentukan oleh materi bawah permukaan yang akan dilalui 
gelombang elektromagnetiknya. Kalau semuanya granit, depth limit bisa sampai 
200 meter. Materi lain punya depth limit yang lebih dangkal. Depth limit bisa 
diatur dengan pemakaian frekuensinya : lower frequency = greater depth = low 
resolution, higher frequency = less penetration = high resolution. Frekuensi 
yang dipakai biasanya 10-1000 MHz.
   
  Rule of thumb mengukur kedalaman penetrasi GPR biasanya menggunakan rumus RRE 
(radar range equation) : Depth = 35/sigma (meter) ; sigma adalah konduktivitas 
materi di subsurface dalam mS/m. Dengan rumus ini, paling akan didapat 
kedalaman penetrasi puluhan-ratusan meter. 
   
  Saya punya hasil rekaman2 GPR untuk beberapa puluh meter di bawah semburan 
LUSI, memang bagus untuk melihat pola2 retakan dekat permukaan tanah, baik 
sesar lama maupun baru. Tetapi, saya belum melihat rekaman2 GPR yang dibilang 
Pak Soffian BPLS dari kedalaman 8000 meter (dalam sekali penetrasinya ?). APa 
ada jenis GPR baru yang bisa merekam sampai ribuan meter ? Silakan rekan2 
geophysicist barangkali punya info.
   
  GPR jelas lebih murah dan praktis dibandingkan seismik. Untuk menggantikan 
seismik ? Saya pikir tidak. Untuk high-res seismik dangkal boleh juga bisa 
dipikirkan GPR sebagai alternatif.
   
  salam,
  awang

kartiko samodro [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,
Apakah dengan GPR memang bisa memetakan struktur sampai kedalaman 8000 m,
dan apakah biayanya lebih murah untuk bisa menggantikan seismic ?


On 10/15/07, Awang Satyana wrote:

 Pak Soffian Hadi (ahli geologi anggota BPLS) kemarin kirim sms sbb.:
 Perilaku Lusi makin jelas seperti geyser, dalam 2 hari terakhir ini
 kejadian quiet selama 20 menit-150 menit dengan interval 5-8 jam, meskipun
 (seperti geyser) diawali semburan yang cukup kuat 3-5 meter mud kick

 Pak Soffian pun membagi info bahwa terdapat kehadiran deuterium yang
 signifikan, dan berdasarkan rekaman GPR (ground penetrating radar) terbaru
 terdapat sesar2 baru yang memotong sampai kedalaman 8000-an meter. Sumber
 air pembawa deuterium diperkirakan berasal dari kedalaman 8000-an meter itu
 yang terpanasi oleh magma yang statik. Kalau air formasinya habis, maka Lusi
 akan seperti bledug Kuwu.

 Info2 di atas menunjukkan perkembangan baru Lusi yang tak pernah menjadi
 diskusi selama ini. Pendapat sumber air dari 8 km itu masih menjadi diskusi
 kami. Harus dilakukan analisis air selama ini yang keluar saat diperkirakan
 berasal dari kedalaman 2 km, dan yang sekarang diperkirakan dari kedalaman 8
 km. Kedalaman 8 km di wilayah ini mestinya sudah masuk ke basement;
 bagaimana ia bisa mengandung air - diferensiasi magmatik ?

 salam,
 awang

 Rovicky Dwi Putrohari wrote:
 Senin, 15 Okt 2007
 * BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali
 *
 SIDOARJO - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mencatat aktivitas
 semburan lumpur panas di Porong berhenti beberapa kali. Fenomena itu masih
 diselidiki sebagai tanda-tanda atau gejala apa, mengingat terjadi empat
 kali
 dalam tiga hari.

 Menurut Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Achmad
 Zulkarnain,
 sejak Kamis (11/10), semburan lumpur berhenti empat kali. Kali pertama
 terjadi pada Kamis pukul 16.25 WIB sampai 17.50 atau sekitar 85 menit.
 Semburan berhenti untuk kali kedua pada hari yang sama pukul 22.30 hingga
 23.30 atau sekitar 60 menit.

 Keesokan hari, Jumat (12/10), kata Zulkarnain, semburan juga sempat
 berhenti
 pada pukul 10.30 hingga pukul 11.00. Semburan berhenti sampai menjelang
 salat Jumat. Setelah itu, lumpur menyembur lagi, ujarnya. Kejadian
 keempat
 berlangsung pada Sabtu (13/10). Semburan berhenti sekitar pukul 11.05 WIB
 dan menyembur lagi pukul 11.20 atau sekitar 15 menit.

 Dia menambahkan, berhentinya aktivitas semburan lumpur panas tersebut
 diikuti kenaikan kadar gas hydrogen sulfide (H2S) yang mencapai 22 PPM
 dari
 batas normal 20 PPM. Selain itu, 71 gelembung (bubble) yang ditemui di
 berbagai tempat menunjukkan penurunan aktivitas. Mungkin, ada kaitan
 dengan
 berhentinya semburan sebanyak beberapa kali itu, ucapnya.

 Berhentinya aktivitas semburan juga ditandai ritme semburan lumpur yang
 berbeda. Di pusat semburan, sempat tidak tampak asap yang tinggi maupun
 gelembung air.

 Zulkarnain mengatakan, BPLS berencana mendatangkan ahli untuk meneliti
 lebih
 lanjut fenomena tersebut. Berhentinya aktivitas semburan itu juga pernah
 terjadi pada masa Tim Nasional Penanggulangan Lumpur sekitar Februari
 2007.
 Namun, kali ini kejadiannya berulang. Waktu terjadinya pun berdekatan,
 paparnya. (riq)


 --
 http://rovicky.wordpress.com/



 -
 Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV. Watch previews, get
 listings

Re: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali

2007-10-15 Terurut Topik Awang Satyana
 yang
akan menyebabkan banjir limpahan pada bagian tanggul yang turun.

Salam

RDP

On 10/15/07, kartiko samodro wrote:
 Pak Awang,
 Apakah dengan GPR memang bisa memetakan struktur sampai kedalaman 8000 m,
 dan apakah biayanya lebih murah untuk bisa menggantikan seismic ?


 On 10/15/07, Awang Satyana wrote:
 
  Pak Soffian Hadi (ahli geologi anggota BPLS) kemarin kirim sms sbb.:
  Perilaku Lusi makin jelas seperti geyser, dalam 2 hari terakhir ini
  kejadian quiet selama 20 menit-150 menit dengan interval 5-8 jam, meskipun
  (seperti geyser) diawali semburan yang cukup kuat 3-5 meter mud kick
 
  Pak Soffian pun membagi info bahwa terdapat kehadiran deuterium yang
  signifikan, dan berdasarkan rekaman GPR (ground penetrating radar) terbaru
  terdapat sesar2 baru yang memotong sampai kedalaman 8000-an meter. Sumber
  air pembawa deuterium diperkirakan berasal dari kedalaman 8000-an meter itu
  yang terpanasi oleh magma yang statik. Kalau air formasinya habis, maka Lusi
  akan seperti bledug Kuwu.
 
  Info2 di atas menunjukkan perkembangan baru Lusi yang tak pernah menjadi
  diskusi selama ini. Pendapat sumber air dari 8 km itu masih menjadi diskusi
  kami. Harus dilakukan analisis air selama ini yang keluar saat diperkirakan
  berasal dari kedalaman 2 km, dan yang sekarang diperkirakan dari kedalaman 8
  km. Kedalaman 8 km di wilayah ini mestinya sudah masuk ke basement;
  bagaimana ia bisa mengandung air - diferensiasi magmatik ?
 
  salam,
  awang
 
  Rovicky Dwi Putrohari wrote:
  Senin, 15 Okt 2007
  * BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali
  *
  SIDOARJO - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mencatat aktivitas
  semburan lumpur panas di Porong berhenti beberapa kali. Fenomena itu masih
  diselidiki sebagai tanda-tanda atau gejala apa, mengingat terjadi empat
  kali
  dalam tiga hari.
 
  Menurut Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Achmad
  Zulkarnain,
  sejak Kamis (11/10), semburan lumpur berhenti empat kali. Kali pertama
  terjadi pada Kamis pukul 16.25 WIB sampai 17.50 atau sekitar 85 menit.
  Semburan berhenti untuk kali kedua pada hari yang sama pukul 22.30 hingga
  23.30 atau sekitar 60 menit.
 
  Keesokan hari, Jumat (12/10), kata Zulkarnain, semburan juga sempat
  berhenti
  pada pukul 10.30 hingga pukul 11.00. Semburan berhenti sampai menjelang
  salat Jumat. Setelah itu, lumpur menyembur lagi, ujarnya. Kejadian
  keempat
  berlangsung pada Sabtu (13/10). Semburan berhenti sekitar pukul 11.05 WIB
  dan menyembur lagi pukul 11.20 atau sekitar 15 menit.
 
  Dia menambahkan, berhentinya aktivitas semburan lumpur panas tersebut
  diikuti kenaikan kadar gas hydrogen sulfide (H2S) yang mencapai 22 PPM
  dari
  batas normal 20 PPM. Selain itu, 71 gelembung (bubble) yang ditemui di
  berbagai tempat menunjukkan penurunan aktivitas. Mungkin, ada kaitan
  dengan
  berhentinya semburan sebanyak beberapa kali itu, ucapnya.
 
  Berhentinya aktivitas semburan juga ditandai ritme semburan lumpur yang
  berbeda. Di pusat semburan, sempat tidak tampak asap yang tinggi maupun
  gelembung air.
 
  Zulkarnain mengatakan, BPLS berencana mendatangkan ahli untuk meneliti
  lebih
  lanjut fenomena tersebut. Berhentinya aktivitas semburan itu juga pernah
  terjadi pada masa Tim Nasional Penanggulangan Lumpur sekitar Februari
  2007.
  Namun, kali ini kejadiannya berulang. Waktu terjadinya pun berdekatan,
  paparnya. (riq)
 
 
  --
  http://rovicky.wordpress.com/
 
 
 
  -
  Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV. Watch previews, get
  listings, and more!



-- 
http://rovicky.wordpress.com/


JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list

Re: [iagi-net-l] Re: BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali

2007-10-15 Terurut Topik Awang Satyana
Pengukuran kadar deuterium mestinya merupakan pengukuran rutin sehingga BPLS 
tahu kalau ada penambahan signifikan unsur ini di air LUSI dalam seminggu 
terakhir.
   
  Sumur Porong menembus puncak batugamping yang menjadi targetnya di kedalaman 
8482 feet, sampai ke TD-nya di 8659 feet masih di batugamping tersebut. Dari 
isotop strontium yang dilakukan di puncak batugamping kita tahu bahwa 
batugamping itu bukan Kujung I tetapi lebih muda, yaitu batugamping bagian atas 
Miosen Bawah (sekitar 16 Ma; kira2 ekivalen dengan batugamping Tuban/Mudi di 
area JOB PetroChina East Java atau bahkan Rancak di wilayah Kodeco West Madura. 
Isotop Sr juga dilakukan di sedimen klastik tepat di atas batugamping (ekivalen 
dengan batupasir tebal di Banjar Panji-1), dan umurnya loncat ke sekitar 5 Ma. 
Berarti tinggian Porong lama tak mendapatkan sedimentasi setelah batugamping 
itu diendapkan di atasnya. Rumpang umurnya 11 juta tahun - bukan main2. Isotop 
Sr tak dilakukan di TD Porong-1 sehingga kita tak tahu apakah sudah masuk ke 
batugamping Kujung I atau belum. Batugamping yang ditembus Porong-1 tak sampai 
200 feet.
   
  Kalau TD Porong-1 8659 feet masih di batugamping dan ini adalah old high, 
mengacu ke model2 pertumbuhan batugamping reef di tinggian2 terisolasi di Jawa 
Timur (saya pernah berikan gambar2nya ke Pak Rovicky) maka di bawah batugamping 
ini akan CD limestone lalu langsung basement. Tak ada Ngimbang. Dari data 
seismik, mungkin top Basement di Porong akan tercapai sebelum 10.000 feet, atau 
sebelum 3500 meter maksimum. Nah, berdasarkan hal ini maka saya berpendapat 
bahwa kedalaman 8000 meter (26.000 feet Lebih) seperti kita diskusikan itu 
jelas sudah masuk jauh ke dalam basement.
   
  Posisi LUSI masih di trend BD-Porong High, jadi ia masih di jalur tinggian. 
Ke utaranya jelas ada low area, bagian dari Ngimbang Deep. Di sini bisa ada 
synrift sediments Ngimbang klastik yang absen di wilayah tinggian; tetapi saya 
pikir basement di sini tetap tak akan sampai sedalam 26.000 ft. Jadi, tak ada 
synrift sediments di bawah LUSI yang akan terpengaruh sistem hidrotermal 
Penanggungan atau kompleks AWA (Anjasmoro, Welirang, Arjuno) sebab ini 
tinggian; synrift sediments berkembang ke utaranya, tetapi ini berarti akan 
semakin menjauhi jalur volkanik yang akan mengkontribusi sistem hidrotermal. 
Kita tunggu saja analisis deuterium lengkap untuk mengetahui asalnya, kata Pak 
Soffian, butuh dua bulan untuk mendapatkan analisis lengkap.
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Apakah deutrium analysis ini hasil monitor sejak dahulu atau baru
dulakukan saat ini ?
Kalau memang dulu diketahui dari yg dangkal kmudian skrg dr yang dalam
dengan metode yg sama saya mungkin bisa ngikuti pemikiran itu. Tapi
kalau baru dilakukan saat ini saja barangkali percampuran sumber
dangkal (+mud) saat ini sudah berkurang.
Memang sulit kalau data sepotong2 dipakai utk analisa kontinyu.
Hasilnya kurang mateb.

Di sumur porong-1 kedalaman Top Kujung sekitar 8000-an, ya ?
Brarti basement dibawah itu lagi ?
Kalau karbonate (reef) pada satu tinggian apakah tidak mungkin ada low
area sekitarnya ?

Rdp

On 10/16/07, Awang Satyana wrote:
 Pak Rovicky,

 Regional setting LUSI ini ada di tinggian basement Porong-BD di tepi
 selatan Kendeng Deep. Kedalaman 8000 meter (26.240 ft) di sebuah tinggian di
 Jawa Timur pasti sudah masuk ke basement. Kecuali kalau LUSI ini terjadi di
 tengah2 Kendeng Deep, kedalaman 26.000 ft lebih masih belum tentu masuk ke
 basement, walaupun sumur Jeruk-1 (Santos), sumur terdalam di Jawa Timur di
 Selat Madura (terusan Kendeng Deep) pada kedalaman 15.000 ft menembus Kujung
 (tapi sumur Jeruk masih di lereng utara Porong-BD ridge). Berapa kedalaman
 basement di tepi selatan Kendeng Deep atau tinggian Porong-BD dan berapa
 kedalamannya di tengah Kendeng Deep bisa kita modelkan sebab data
 gayaberatnya lengkap. Kedalaman 8000 meter di sekitar LUSI mestinya sudah
 jauh masuk ke basement.

 Kandungan deuterium yang naik signifikan di air LUSI dan perkiraan sumber
 air dari kedalaman 8000 meter (berdasarkan GPR) itu adalah data baru. Air
 yang selama ini keluar tak dilaporkan mengandung deuterium secara signifikan
 dan sumber airnya dari sekitar kedalaman 2000 meter. Ini yang volumenye
 banyak. Jadi,akhir2 ini kelihatannya ada penggantian pasokan air yang baru.
 Air dari sedimen dangkal (batupasir) atau air hasil perubahan diagenesis
 ilitisasi mineral lempung mungkin sudah mau habis, lalu digantikan air dari
 kedalaman 8000 meter yang banyak mengandung deuterium.

 Infonya baru sepotong2 jadi sulit menafsirkannya. Mestinya temperatur air
 baru ini lebih panas sebab dari sumber lebih dalam. Kalau volumenya sedikit
 ya wajar saja sebab dalam pandangan ini air tersebut bisa dari hasil
 diferensiasi magmatik (kalau benar dari kedalaman 8000 meter). Kalau ia
 masih menyemburkan lempung dan lumpur ya wajar juga sebab ini semacam caving
 di retakan konduit yang dibawa air saat melaluinya untuk

Re: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali

2007-10-16 Terurut Topik Awang Satyana
   Air yang selama ini keluar di LUSI kita pikirkan dikontribusi oleh (1) 
lapisan batupasir tebal yang di BJP-1 ditembus dari kedalaman 6100 ft sampai 
mendekati TD sumur di sekitar 9200 ft, (2) lapisan lempung di kedalaman yang 
lebih dangkal dari 6000 ft melalui proses dehidrasi pada saat terjadi perubahan 
diagenesis dari smektit ke ilit (ilitisasi). 
   
  Alternatif ke-2 kalau LUSI merupakan sistem elisional (seperti semua sistem 
rapid sedimentation, diapir, mud volcano, yang terkompresi, dan punya gradien 
geotermal yang lumayan) bisa lebih tepat. Sebab air dehidrasi dari clayey 
series merupakan penggerak utama sistem elisional. 
   
  Di lapisan shale yang smektitnya berubah menjadi illite akan ada interlayer 
water hasil dehidrasi perubahan diagenetik ini. Lalu air ini akan ke luar 
menuju ke tekanan yang rendah (misalnya permukaan) kalau top seal yang ada di 
dalam lapisan shale ini dihilangkan oleh proses transformasi ini, atau retak 
oleh proses tektonik.
   
  Berdasarkan anlisis XRD pada mineral lempung di BJP-1 mineralogi 
lempung/shale di wilayah ini pada kedalaman 2000-6000 ft didominasi oleh 
kaolinit-smektit-ilit. Di kedalaman 3600-5300 feet illit secara sistematik 
bertambah banyak, bisa ditafsirkan telah terjadi ilitisasi yang menghasilkan 
dehydrated water. Dalam proses ini 1m3 lempung bisa menghasilkan 0.35 m3 air. 
Nah, dengan data seismik bisa dihitung berapa banyak volume air yang dihasilkan 
oleh proses transformasi lempung ini di bawah LUSI.
   
  salam,
  awang
  


Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] wrote:  Vick,
Gimana kalau air nya dari shale yang ter  press itu?

fbs

- Original Message 
From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, October 15, 2007 10:14:32 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali


Penemuan deutrium yang sangat menarik Pak Awang. Indikasi sumber air
dari kedalaman 8000m ini bukannya tidak pernah didiskusikan. Tetapi
sebenarnya sudah saya modelkan dalam Detak-detak kelahiran Lusi
http://rovicky.wordpress.com/2007/04/03/detak-detak/ . Dan waktu demi
waktu akhirnya aku semakin yakin bahwa detak-detak kelahiran Lusi
ini dapat dipakai sebagai hipotesa untuk memperkirakan 'what next ?'.

Hubungan sekuensial ketika terjadi intermitten flow (semburan
terbatuk-batuk), dan amblesan setempat/differential subsidence
(banjir), semakin membuat aku yakin bahwa kejadian ini memang
semestinya harus ditangani secara scientific dengan baik. Bukan
sekedar dengan penelitian seadanya. Saya setuju dengan pendapat ADB
dahulu bahwa yang paling pantes menangani segi penelitian ilmiahnya
adalah BPPT. Sehingga dengan misi saintific ini data akan dapat
terbuka kepada siapa saja yang berminat meneliti. Dan akan mempermudah
scientist-saintis memperoleh data untuk diteliti dengan lebih
intensif.

Air dari kedalaman 8000 m.
Aku sendiri tidak berpikir bawa di kedalaman 8000 ini sudah masuk ke
basement. Saya memperkirakan adanya sedimen dibawah Kujung, atau
paling tidak ada sub cekungan (syn-rift) yang menjadi wadah penampung
air. Dalam model Detak-detak kelahiran Lusi aku sebut di dalam model
itu sebagai potential hydrothermal reservoir.

Menurut pendapatku, jumlah air yang sangat banyak ini sangat sulit
kalau disebabkan oleh diffesential magmatik. Mungkin saja akan ada
fraksi-fraksi differential magmatik sebagai pembentuk air (wah ini
menjadi info baru tentang dari mana asalnya air ya ?), namun fraksi
terbesarnya kemungkina adanya wadah (reservoir) tempat penyimpanan air
dibawah sana.

Kalau gejalanya akhirnya menjunjukkan geyser saja (hanya uap air
yang keluar), yang perlu diperhatikan adalah debit. BIsa saja kalau
geyser ini merupakan siklus tertutup dari Gunung Penanggungan, maka
proses ini menjadi lebih mudah dikontrol. (seperti dugaan Detak-detak
kelahiran Lusi. Namun kalau material yang keluar masih bercampur
lempung dan material padat lainnya, maka kondisi batuk-batuk ini
perlu dicermati karena kemungkinan akan terjadi amblesan lagi yang
akan menyebabkan banjir limpahan pada bagian tanggul yang turun.

Salam

RDP

On 10/15/07, kartiko samodro wrote:
 Pak Awang,
 Apakah dengan GPR memang bisa memetakan struktur sampai kedalaman
8000 m,
 dan apakah biayanya lebih murah untuk bisa menggantikan seismic ?


 On 10/15/07, Awang Satyana wrote:
 
  Pak Soffian Hadi (ahli geologi anggota BPLS) kemarin kirim sms
sbb.:
  Perilaku Lusi makin jelas seperti geyser, dalam 2 hari terakhir
ini
  kejadian quiet selama 20 menit-150 menit dengan interval 5-8 jam,
meskipun
  (seperti geyser) diawali semburan yang cukup kuat 3-5 meter mud
kick
 
  Pak Soffian pun membagi info bahwa terdapat kehadiran deuterium
yang
  signifikan, dan berdasarkan rekaman GPR (ground penetrating radar)
terbaru
  terdapat sesar2 baru yang memotong sampai kedalaman 8000-an meter.
Sumber
  air pembawa deuterium diperkirakan berasal dari kedalaman 8000-an
meter itu
  yang terpanasi oleh magma yang statik. Kalau air formasinya habis,
maka Lusi
  akan seperti bledug

Re: [iagi-net-l] Re: BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali

2007-10-16 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rovicky,
   
  Iya 8000 meter alias 26.240 feet, saya sampai kirim sms balik ke Pak Soffian 
BPLS apa benar 8000 meter dan bukan 8000 feet ? Ini sms saya : 
   
  mas Soffian, 8000 m atau 8000 ft ? TD sumur BJP-1 gak sampai 3000 m, dan 
dari seismik tak kelihatan ada retakan sesar sedalam 8 km; bagaimana air dr 
kedalaman 8 km bisa ke permukaan kalau tak ada konduitnya ?
   
  Dijawab dengan tegas oleh Pak Soffian sbb. : 
   
  8000 METER !!!, di sini menariknya, conduitnya terbentuk barusan, di surface 
reaktivasi sesar, pembentukan lipatan baru jelas terlihat dari data GPR, dan 
masih bergerak
   
  Saya minta data digitalnya kalau ada, kebetulan belum ada, masih hard copy di 
Badan Geologi. 
   
  Saya tak yakin deuterium bisa menunjukkan dengan langsung berasal dari 
kedalaman berapa. BPLS hanya menemukan deuterium naik, terus ada data GPR yang 
menunjukkan ada konduit baru sampai kedalaman 8000 meter; maka ditafsirkan 
bahwa air LUSI mengandung deuterium itu dari 8000 meter. Seperti e-mail saya 
buat Ferdi, saya meragukan kalau GPR bisa meresolusi sampai 8 km.
   
  Dalam hidrogeologi, untuk melacak asal air, pengukuran variasi keberlimpahan 
deuterium harus dibersamakan dengan analisis stable heavy oxygen isotopes 
oksigen 17 dan oksigen 18. Air hujan (meteoric water) kaya akan semua isotop 
ini sebagai fungsi temperatur lingkungan di mana air hujan turun (jadi 
pengayaan ini berhubungan dengan mean latitude). Pengayaan relatif isotop2 ini 
(dibandingkan dengan mean ocean water), ketika diplot terhadap temperatur, 
berkurang pengayaannya mengikuti trend line GMWL (global meteoric water line). 
Plotting ini bisa membantu kita menentukan asal sampel air (dari latitude 
berapa). Maka, kelihatannya analisis2 yang ada lebih menunjukkan ke sebaran 
lateral (latitude) bukan depth.
   
  Deuterium juga mengaya dalam sistem hidrotermal magmatik. Ini yang mungkin 
untuk kasus LUSI sebab siklus hidrotermal bisa terjadi antara Penanggungan LUSI 
dan kompleks Arjuno. Tetapi dari kedalaman 8000 meter saya pikir tak terhubung 
langsung. Mungkin saja itu diturunkan dari plot temperatur air tersebut di 
permukaan, dihubungkan dengan gradien geotermal, setelah memperhitungkan 
penurunan temperatur dalam perjalanan ke permukaan. Tak ada data temperatur air 
deuterium tersebut, tetapi bisa ditanyakan lagi. Mestinya air dari kedalaman 
8000 meter (kalau benar) bisa minimal 4x lebih panas dari air LUSI selama ini 
yang diperkirakan dari kedalaman 2000 meter. Tetapi, apa mungkin ?
   
  Tinggian2 basement terisolasi berarah BD-TL di Jawa Timur itu sebenarnya 
menunjukkan rifted basement saat terjadi rifting di depan jalur volkanik 
earliest Tertiary-Eocene (kalau ada - meragukan arc ini ada) akibat roll back. 
Jadi, memang ini wilayah kerak akresi (prisma akresi). Pada umur itu terjadi 
perlambatan konvergensi di mana2 di Indonesia Barat. Perlambatan konvergensi 
akan membuat kerak oseanik yang menunjam di bawah Sumatra dan Jawa menunjam 
lebih curam atau rolll-back. Akibat roll back, kerak akresi di depannya akan 
rifting menuju wilayah konvergensi - membuka. Bisa saja ada air laut umur tua 
(Eocene paling muda) yang terjebak di wilayah ini. Air ini juga yang mungkin 
memberikan fluiditas magma pada periode2 berikutnya saat tinggian2 basement ini 
overlapping dengan jalur volkanik Oligo-Miosen, Mio-Pliosen, dan Kuarter.
   
  Saya barusan mengecek data analisis air LUSI hasil semburan 2006, deuterium 
dan isotop oksigen 17 dan oksigen 18-nya masih depleted; saat ini dilaporkan 
enriched, berarti memang ada sumber baru. Hanya harus ditafsirkan dengan hati2  
dari mana sumbernya dan menggunakan data yang valid.
   
  salam,
  awang
  

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Wupsst sorry aku pikir 8000 ft, ternyata 8000 meter ya ? Wah ini
bener-bener penemuan baru donk.
Btw, Pak Awang bisa crita bagaimana dengan deutrium dapat
memperkirakan bahwa air berasal dari kedalaman itu ? Apakah deutrium
terbentuk pada kedalaman tertentu ?

Pak Awang, apakah mungkin basement core dari Jawa Timur ini tersusun
oleh prism accretion dimana mungkin saja ada air yang terjebak
disitu ?

RDP

On 10/16/07, Awang Satyana wrote:
 Pengukuran kadar deuterium mestinya merupakan pengukuran rutin sehingga BPLS 
 tahu kalau ada penambahan signifikan unsur ini di air LUSI dalam seminggu 
 terakhir.

 Sumur Porong menembus puncak batugamping yang menjadi targetnya di kedalaman 
 8482 feet, sampai ke TD-nya di 8659 feet masih di batugamping tersebut. Dari 
 isotop strontium yang dilakukan di puncak batugamping kita tahu bahwa 
 batugamping itu bukan Kujung I tetapi lebih muda, yaitu batugamping bagian 
 atas Miosen Bawah (sekitar 16 Ma; kira2 ekivalen dengan batugamping 
 Tuban/Mudi di area JOB PetroChina East Java atau bahkan Rancak di wilayah 
 Kodeco West Madura. Isotop Sr juga dilakukan di sedimen klastik tepat di atas 
 batugamping (ekivalen dengan batupasir tebal di Banjar Panji-1), dan umurnya 
 loncat ke sekitar 5 Ma. Berarti

[iagi-net-l] Gunung Kelud Berstatus AWAS (mulai Selasa 16 Oktober 2007 pukul 17.24 WIB)

2007-10-17 Terurut Topik Awang Satyana
Di bawah ada kutipan berita tentang status Gunung Kelud dari Kompas dan Antara. 
Berita2 di TV sore ini melaporkan sehari setelah Gunung Kelud dinaikkan 
statusnya menjadi awas, malah gunung ini menunjukkan penurunan aktivitas. 
Melihat aktivitasnya menurun, beberapa pengungsi kembali ke tempat tinggalnya. 
PVMBG tak hendak segera mengembalikan status Kelud ke siaga. Akan dilihat 
beberapa hari ini dulu, kata Pak Surono, kepala PVMBG (pusat vulkanologi dan 
mitigasi bencana geologi).
   
  Menjelang letusan tahun 1990, temperatur kawah 40C (saat ini 37,8 C) dan buih 
putih memenuhi kawah (saat ini masih setempat2). Kelihatannya Kelud tak gampang 
diprediksi mau ke mana ulahnya. 
   
  Seperti biasanya, tak semua masyarakat mau menuruti pengaturan dari Satkorlak 
Bencana Alam, mereka memilih menggelar tikar di jalan depan rumahnya dengan 
mobil siap dilarikan andai letusan terjadi; padahal lingkaran 10 km dari puncak 
harusnya dikosongkan. Yang menurut mengungsi hanya orang2 yang sudah sepuh dan 
anak2.
   
  salam,
  awang
   
   
  Status Gunung Kelud, Awas 
   
  BANDUNG, KOMPAS - Status Gunung Kelud dinaikkan dari siaga 
  menjadi awas. Status awas adalah yang tertinggi dan paling 
  berbahaya. Meningkatnya gempa vulkanik dalam di Gunung Kelud 
  menjadi salah satu penyebabnya. 
  Demikian dikatakan Kepala Pusat Mitigasi dan Bencana Geologi 
  Departemen Sumber Daya Energi dan Mineral, Surono di Bandung, 
  Selasa (16/10) sore. 
  Menurut Surono, hal ini dilakukan sehubungan meningkatnya 
  aktivitas vulkanik yang tercatat pukul 11.00 – 17.00 pada 
  tanggal 16 Oktober 2007. Berdasarkan pengamatan, terjadi 67 
  gempa vulkanik dangkal. Hal ini menujukan keadaan di Kelud 
  semakin kritis dan selanjutnya berpotensi disusul letusan. 
  Oleh karena itu, ia mengatakan sejak pukul 17.24 WIB, 
pihaknya 
  menaikan status Kelud dari siaga menjadi awas. Dengan status 
  ini, pihaknya lantas merekomendasikan agar masyarakat yang 
  berada dalam radius 10 Kilometer mengungsi. Selain itu, 
  masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas di dalam atau 
  sekitar bantaran sungai yang berhulu di atau dari puncak 
  Kelud. (CHE)
   
  Gunung Kelud Makin Kritis 
   
KEDIRI, SELASA--Kondisi Gunung Kelud di Jatim yang berada 
di 
  ketinggian 1.731 meter dari permukaan laut semakin kritis, 
  setelah diguncang 70 kali kegempaan selama enam jam terakhir, 
  Selasa (16/10) siang disertai peningkatan temperatur danau 
  kawah.
  Kondisinya memang terus menunjukkan adanya aktivitas, tapi 
  kami masih belum bisa mengambil keputusan untuk menaikkan 
  status Gunung Kelud dari Siaga (Level III) menjadi Awas 
(Level 
  IV), kata penyelidik aktivitas Gunung Kelud, Ugan Saing, di 
  Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Kelud di Dusun Margomulyo, 
  Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jatim, 
  Selasa sore.
  Ia menyebutkan, selama pukul 06.00 hingga 12.00 WIB telah 
  terjadi 70 kegempaan yang terdiri dari 67 kali gempa dangkal, 
  dua kali gempa tremor, dan satu kali gempa tektonik jauh.
  Hal itu memicu naiknya suhu air danau kawah Gunung Kelud yang 
  berada di ketinggian 1.114 meter dari permukaan laut itu 
  selama enam jam tersebut, yakni 37,8 derajat celsius pada 
  kedalaman 15 meter, 37 di kedalaman 10 meter, dan 36 pada 
  bagian permukaan.
  Sedangkan warna air danau yang terpantau dari kamera sirkuit 
  (CCTV) PPGA Margomulyo menunjukkan, dominasi warna hijau 
meski 
  ada gelembung-gelembung putih.
  Dibandingkan sehari sebelumnya, aktivitas gunung api yang 
  berada di wilayah perbatasan Kabupaten Kediri, Blitar dan 
  Malang, Jatim itu, mengalami peningkatan yang cukup 
signifikan.
  Pemantauan dari PPGA Margomulyo, Senin (15/10), hanya terjadi 
  satu kali gempa vulkanik dan satu kali gempa tektonik. Sedang 
  gempa tremor dan gempa dangkal yang merupakan bagian dari 
  pertanda adanya kenaikan aktivitas gunungapi secara 
  signifikan, justru tidak terjadi pada hari itu.
  Sementara saat itu, suhu air danau kawah terpantau 37,5 
  derajat Celsius (kedalaman 15 meter), 36,7 derajat Celsius 
  (kedalaman 10 meter), dan 35,1 derajat Celsius (permukaan).
  Selama enam 

RE: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali

2007-10-18 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Doddy,
   
  GG BJP-1 42 C/km. Temperatur 100 C tercapai kira2 di 5700 ft. Bedasarkan 
kurva smectite dehydration dari  Burst (1969) dan Pery  Hower (1972), 
dehidrasi bisa terjadi melalui tiga interlayer water dehydration stage. Yang 
terjadi di BJP, kebanyakan dehidrasi berasal dari tahap kedua pada temperratur 
80-110 C. Di situ, rasio smectite-ilit kira2 masing2 setengahnya.
   
  salam,
  awang

Doddy Suryanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Sependek yang saya tahu, proses illitisasi ini umumnya terjadi secara
bertahap. Pada daerah yang mempunyai tekanan sangat tinggi umumnya pada
kedalaman 1000 m pertama, smektit bisa berubah menjadi illite dan
umumnya terjadi di temperatur sekitar 60 derajat C dimana lapisan air
pertama dikeluarkan dari struktur smektit. Selanjutnya proses illitisasi
semakin meningkat pada suhu sekitar 80 derajat C. Pada suhu diatas 150
derajat Celcius umumnya smektit bisa sepenuhnya menjadi illite. Secara
rata-rata proses dehidrasi terjadi pada suhu sekitar 105 derajat C. Yang
saya ingin tanyakan, kira-kira berapa gradient geothermal di sumur BJP-1
? Mungkin kehadiran illite yang berlimpah di kedalaman 3600-5300 ft bisa
lebih dijelaskan dgn data tambahan gradient geothermal yang ada.



-doddy- 



-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, October 16, 2007 1:20 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad
Subject: Re: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali



Air yang selama ini keluar di LUSI kita pikirkan dikontribusi oleh
(1) lapisan batupasir tebal yang di BJP-1 ditembus dari kedalaman 6100
ft sampai mendekati TD sumur di sekitar 9200 ft, (2) lapisan lempung di
kedalaman yang lebih dangkal dari 6000 ft melalui proses dehidrasi pada
saat terjadi perubahan diagenesis dari smektit ke ilit (ilitisasi). 



Alternatif ke-2 kalau LUSI merupakan sistem elisional (seperti semua
sistem rapid sedimentation, diapir, mud volcano, yang terkompresi, dan
punya gradien geotermal yang lumayan) bisa lebih tepat. Sebab air
dehidrasi dari clayey series merupakan penggerak utama sistem elisional.




Di lapisan shale yang smektitnya berubah menjadi illite akan ada
interlayer water hasil dehidrasi perubahan diagenetik ini. Lalu air ini
akan ke luar menuju ke tekanan yang rendah (misalnya permukaan) kalau
top seal yang ada di dalam lapisan shale ini dihilangkan oleh proses
transformasi ini, atau retak oleh proses tektonik.



Berdasarkan anlisis XRD pada mineral lempung di BJP-1 mineralogi
lempung/shale di wilayah ini pada kedalaman 2000-6000 ft didominasi oleh
kaolinit-smektit-ilit. Di kedalaman 3600-5300 feet illit secara
sistematik bertambah banyak, bisa ditafsirkan telah terjadi ilitisasi
yang menghasilkan dehydrated water. Dalam proses ini 1m3 lempung bisa
menghasilkan 0.35 m3 air. Nah, dengan data seismik bisa dihitung berapa
banyak volume air yang dihasilkan oleh proses transformasi lempung ini
di bawah LUSI.



salam,

awang









   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

Re: [iagi-net-l] Antrtopolog Prof DR Teuku Jacob Meninggal Dunia

2007-10-18 Terurut Topik Awang Satyana
Turut berduka cita dengan berpulangnya Prof Dr. Teuku Jacob. 
   
  Ralph von Koenigswald, ahli vertebrata dan paleo-antropologi terkenal semasa 
zaman Belanda di Indonesia, punya dua murid orang Indonesia yang kemudian 
meneruskan pekerjaannya. Dua orang Indonesia ini kemudian terkenal sebagai 
ahli2 paleo-antropologi pertama di Indonesia. Mereka adalah Sartono 
Sastrohamidjojo dan Teuku Jacob. Pak Sartono berpulang pada 1995, Pak Teuku 
Jacob berpulang baru kemarin (17 Oktober 2007). Kini kedua ahli  
paleo-antropologi Indonesia pertama itu telah tiada.
   
  Saya yakin, para penerus Pak Sartono di ITB dan Pak Teuku Jacob di UGM akan 
tetap mengembangkan paleo-antropologi di Indonesia - sebuah negeri hot-spot 
dalam dunia paleo-antropologi.
   
  Pak Teuku Jacob terkenal sebagai orang yang keras akan koleksi2 fosilnya. 
Tidak sembarang orang bisa melihat dan menelitinya, termasuk para peneliti bule 
yang datang ke Indonesia. Sering ditulis bahwa Pak Teuku Jacob sangat hati2 
dengan koleksi fosilnya itu, sampai ia selalu membawanya ke mana-mana 
menggunakan kopor. 
   
  Pak Teuku Jacob (lahir 1929) sebaya dengan Pak Sartono (lahir 1928), hanya 
berbeda setahun usianya. Tentu saja mereka berdua mempunyai beberapa penelitian 
paleo-antropologi bersama, terutama di Jawa. Pak Jacob memperoleh gelar 
doktornya di Utrecht Belanda dibimbing langsung oleh Prof. Dr. Koenigswald. Pak 
Sartono memperoleh gelar doktornya 12 tahun sebelumnya (1958) di Universitas 
Indonesia dengan disertasinya tentang Pegunungan Sewu.
   
  Dan, ternyata penyakit liver sama-sama mengakhiri hidup Pak Sartono dan Pak 
Teuku Jacob.
   
  Seperti Pak Sartono, Pak Teuku Jacob pun beberapa kali mengeluarkan gagasan2 
yang kontroversial. Misalnya, Pak Teuku pernah mengeluarkan gagasan agar boleh 
menerima anak SMA lulusan IPS di Faklutas Kedokteran, juga pernah mengeluarkan 
gagasan agar sarjana teknik (insinyur) pun diberi kewajiban praktek di desa dan 
daerah terpencil, WKS (wajib kerja sarjana) itu jangan hanya jadi kewajiban 
para lulusan kedokteran. Dalam dunianya (paleo-antropologi) juga ada beberapa 
gagasan kontroversialnya. Gagasan kontroversialnya yang terakhir adalah tentang 
Homo floresiensis. 
   
  Temuannya tentang  manusia Flores sampai saat ini masih mengundang 
perdebatan. Sebagian ahli menilai manusia Flores adalah spesies tersendiri dari 
manusia yang disebut 
 Homo floresiensis.   Namun Prof Jacob bersikukuh pada pendapatnya manusia 
flores adalah manusia  biasa seperti kita (Homo sapien)  namun memiliki 
gangguan sehingga tubuhnya kerdil atau mengalami penyakit micro sevali 
(pengecilan tempurung kepala). Untuk membahas masalah temuan fosil Liang Bua 
Flores itu, Pak Jacob hampir tiga bulan lalu menggelar pertemuan  International 
Seminar on Southeast Asian Paleoanthropology (ISSP) pada tanggal Senin 23 Juli 
hingga 25 Juli 2007 di Hotel Hyatt Regency Yogyakarta.
   
  Pak Teuku Jacob menyatakan bahwa volume otak yang kecil ini mungkin merupakan 
suatu tanda kelainan mental daripada sekedar bukti yang menyatakannya sebagai 
satu spesies terpisah. (Pak Teuku Jacob juga seorang pakar di bidang patologi.) 
Selain itu, proses dwarfisme yang diperkirakan menjadi penyebab ukuran otak 
yang kecil pada Manusia Flores ini juga ditemukan pada ras-ras manusia lain. 
Teuku Jacob menekankan bahwa dwarfisme semacam itu tidak hanya dapat ditemukan 
di Flores, tapi juga di Central Mountain, Papua dan Andaman, Aceh. Fakta bahwa 
dwarfisme dikenal pada ras-ras manusia lainnya memberikan petunjuk baru tentang 
kekeliruan menetapkan H. floresiensis sebagai suatu spesies terpisah 
berdasarkan dwarfisme tersebut. 
   
  Begitulah Pak Teuku Jacob. Selamat jalan Pak Teuku. Semoga penerus2mu akan 
membuat Indonesia semakin berdaulat dan terpandang dalam dunia 
paleo-antropologi.
   
  salam duka,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  *17/10/07 21:51*
Antrtopolog Prof DR Teuku Jacob Meninggal DuniaYogyakarta (ANTARA News) -
Guru Besar Emeritus (pensiun) Ilmu Kedokteran dari Universitas Gadjah Mada
(UGM), Prof DR Teuku Jacob, yang juga antropolog ragawi, meninggal dunia di
Rumah Sakit (RS) Sardjito, Yogyakarta, pada Rabu sekira pukul 18.00 WIB.

Prof Jacob meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat intensif di RS
Sardjito karena penyakit liver kronis, kata Kepala Hubungan Masyarakat
(Humas) dan Protokol UGM, Suryo Baskoro, di Yogyakarta.

Prof Jacob adalah seorang antropolog ragawi UGM yang dikenal dengan
penemuannya tentang keberadaan manusia Flores yang kontroversial dan sering
menghebohkan kalangan antropolog di seluruh dunia.

Ia juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang menghasilkan banyak karya
tulis, penelitian, buku, artikel, makalah di berbagai jurnal dan surat
kabar, katanya.

Pada tahun 2002, Rektor UGM ke-7 periode 1981-1986 itu juga menerima
penghargaan Bintang Mahaputra Nararya dari Presiden Megawati Soekarnoputri.

Sebelum meninggal dunia, ia ditangani secara intensif oleh sepuluh dokter
spesialis, antara 

Re: [iagi-net-l] Gunung Kelud Meletus !!!

2007-11-03 Terurut Topik Awang Satyana
Gunung Kelud belum meletus seperti berita di Detik.com yang dikutip di bawah. 
Wawancara dengan penyiar Elshinta dengan Dr. Surono (kepala PVMBG) malam ini 
(Sabtu 3 Nov. 2007 pukul 21.00 WIB) mengkonfirmasi ini. Walaupun semua gejala 
gunungapi ini sudah jauh melebihi kondisi letusan 1990, sehingga disebut 
overscale (misalnya gempa tremor terjadi 22 jam, suhu air kawah mendekati 50 
C), tetap saja gunung ini belum meletus. Secara teori, gunung ini harusnya 
sudah meletus. Dr. Surono mengaku tidak tahu mengapa begitu dan tidak bisa 
meramalkan kapan gunung ini akan meletus. Sebanyak 22 orang pengamat gunungapi 
dan volcanologist sedang bekerja keras memantau gunung yang sangat sulit 
ditebak ini. Tak pernah sebegitu banyak ahli gunungapi diterjunkan untuk 
mengamati gunungapi, hanya di Kelud pada saat ini. Pak Surono pun mengeluhkan 
dan memprotes secara keras media massa yang menambah kerunyaman pemberitaan 
seputar Kelud.
   
  salam,
  awang
   
   
  Sabtu, 03/11/2007 19:41 WIB
Satlak: Gunung Kelud Belum Meletus

  
Rita Zoelkarnaen - DetikSurabaya

 --Blitar - Meski kondisi Gunung Kelud ibaratnya sudah hamil tua dan tinggal 
menunggu detik-detik melahirkan, namun sampai pukul 19.00 WIB, Sabtu 
(3/11/2007) belum terjadi letusan dari puncak Kelud. 

Kondisi tersebut seperti yang dikonfirmasikan Humas Satlak Penanggulangan 
Bencana dan Pengungsi (PBP) Kabupaten Blitar Sukamtono kepada petugas Pos 
Pantau Margomulyo yang sudah turun ke Ngancar Kediri, Umar Rosadi.

Khusus untuk apakah Kelud benar-benar sudah meletus atau belum, warga Blitar 
jangan percaya informasi dari manapun dan siapapun selain dari Satlak. Dan 
begitu Kelud benar-benar meletus, Satlak pasti akan memberikan informasi resmi 
saat itu juga melalui berbagai cara, tegas Sukamtono saat dikonfirmasi 
detiksurabaya.com sekitar pukul 19.00 WIB.

Pantauan detiksurabaya.com di lapangan, sekitar pukul 17.00 WIB tadi sore 
terjadi kepanikan luar biasa di wilayah Kabupaten Blitar. Penyebabnya, 
munculnya berita di televisi swasta nasional bahwa Gunung Kelud sudah meletus. 

Akibat pemberitaan tersebut, bahkan warga yang panik mengungsi ada yang 
mengalami kecelakaan. Seperti yang terjadi di Desa Kedawung Kecamatan Nglegok, 
terjadi kecelakaan antara dua pengendara sepeda motor.

Lebih lanjut Sukamtono menjelaskan, informasi letusan Kelud akan disampaikan 
dengan berbagai cara. Antara lain dengan langsung menyiarkan melalui 
radio-radio yang ada di Blitar, membunyikan seluruh sirine dan titir (memukul 
kentongan bambu maupun besi - red). (gik/gik)


Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:  Gunung Kelud Meletus !!!

Akhirnya Gunung Kelud dinyatakan meletus pada jam 16.00 WIB

Kediri (ANTARA News) - Gunung Kelud (1.751 m) dinyatakan telah
meletus setelah terjadi gempa tremor over schale Sabtu sore sejak
pukul 16.00 WIB.
Ketua Tim Tanggap Darurat Umar Rosadi menyatakan, sampai sekarang
letusan besar belum terjadi, tapi letusan kecil sudah.

:( Wah yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga ya Pakdhe ?
Tetapi sepertinya letusannya kecil saja ya Pakdhe ?
:D Pernyataan gunung meletus ini memang dipicu dengan mulai
munculnya getaran-getaran (tremor) yang sudah diluar kebiasaan. Tetapi
letusan belum memuncak thole

Letusan gunung api saat ini secara ilmiah sudah dapat dikategorikan
sebagai individual dan unik. demikian juga dengan Gunung Kelud yang
memang memiliki karakteristik tersendiri. Dibawah ini digambarkan
sederhana saja bagaimana kemungkinan terjadinya proses letusan di
Gunung Kelud.

Continue reading Gunung Kelud Meletus !!!…
http://rovicky.wordpress.com/2007/11/03/gunung-kelud-meletus/



-- 
http://rovicky.wordpress.com/
None one right solution !
No one can monopolize the truth !


JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted 

[iagi-net-l] Stromatolit Satonda, Sumbawa : Time Tunnel to Pra-Cambrium Seas

2007-11-03 Terurut Topik Awang Satyana
Seorang rekan geologist bertanya tentang stromatolit di pulau kecil Satonda 
utara Sumbawa. Pulau sekecil Satonda yang belum tentu muncul pulaunya atau 
namanya di atlas2 anak sekolah, memiliki arti yang begitu besar sebab langka 
sekali tempat seperti Satonda di Bumi ini - yaitu memiliki stromatolit, terumbu 
paling tua yang telah muncul sejak Archean. Kurang apalagi keistimewaan geologi 
Indonesia ? Semoga berguna.
   
  salam,
  awang
   
  Ribuan-ratusan juta tahun sebelum binatang2 bersel banyak (metazoans) 
pembangun kompleks terumbu muncul, sekelompok organisme marin prokariotik 
(golongan bakteri dan alga biru-hijau dengan sel yang intinya belum jelas 
terpisah di dalam sitoplasma) diketahui telah mampu membangun struktur2 
batugamping terumbu yang masif. Struktur2 masif ini ternyata dapat melewati 
ribuan-ratusan juta tahun masa pelapukan/perusakan , sehingga struktur2 ini 
kini masih dapat ditemui membangun beberapa unsur bentang alam di Amerika 
Utara, Afrika, Asia, dan Australia. Struktur2 terumbu awal ini dikenal sebagai 
Stromatolit, terbentuk dalam suatu lingkungan oseanografik yang memerlukan 
kondisi tertentu.

Stromatolit adalah struktur organo-sedimen (simbiose antara ganggang-sedimen 
gampingan) yang dihasilkan oleh setumpuk besar lembaran2 coccoid cyanobacteria 
(dikenal juga sebagai ganggang biru-hijau, bakteri biru-hijau, myxophyceae atau 
chyanophyta) , melalui pemerangkapan sedimen gampingan, pengikatan, dan/atau 
pengendapan. Proses pembentukan stromatolit ini banyak dibahas di dalam Walter 
(1976 – Stromatolites, Elsevier, Amsterdam; buku sangat tebal hampir 800 
halaman membahas A sampai Z tentang stromatolit) ; Walter (1983 – Archean 
stromatolites : evidence of the Earth’s earliest benthos, dalam buku Earth’s 
Earliest Biosphere, Princeton Univ. Press). Menurut Bates dan Jackson (1987, 
eds. – Glossary of Geology, American Geological Institute), istilah stromatolit 
diusulkan oleh Kalkowsky pada 1908 sebagai stromatolith (kemudian menjadi 
stromatolite/ algal stromatolite; sedangkan stromatolith dipakai Foye 1916 
untuk tubuh intrusi magma retas lempeng –sill yang menjemari
 dengan batuan sedimen)

Stromatolit muncul untuk pertama kalinya pada suatu waktu antara Archean 
tengah-Archean akhir (sekitar 3000 juta tahun yang lalu -Ma atau 3 Ga – giga 
years ago/milyar tahun yang lalu). Menjelang awal Proterozoikum (2,5 Ga) mereka 
berkembang dalam lingkungan yang luas. Fosil stromatolit paling tua ditemukan 
di Zimbabwe baratdaya (2800-3100 Ma –menurut Stokes et al., 1978 – Introduction 
to Geology, Prentice Hall). Tulisan Pellant dan Phillips (1990 - Rocks, 
Minerals, and Fossils of the World – Little, Brown and Co. ) menyebutkan bahwa 
stromatolit dapat berkembang seawal 3800 Ma.

Stromatolit merupakan organisme pembangun terumbu yang dominan selama 
Pra-Kambrium (meliputi Archean dan Proterozoikum) dan berlanjut sampai sekitar 
600 Ma (memasuki Kambrium pada 570 Ma). Sejak itu, terjadi penurunan kelimpahan 
stromatolit. (Fagerstorm, 1987 – The evolution of reef communities, John Willey 
and Sons). Stromatolit masih ditemukan sepanjang Paleozoik, Mesozoik, dan 
Tersier, dengan kelimpahan yang semakin menurun (Fagerstrom, 1987). 

Di samping sebagai pembangun terumbu tingkat awal, stromatolit juga telah 
memainkan peranan penting dalam membentuk komposisi kimiawi atmosfer. 
Cyanobacteria pembentuk stromatolit adalah makhluk yang berfotosintesis. 
Seperti kita tahu, produk fotosintesis adalah oksigen. Maka, pembentukan 
stromatolit dengan sendirinya telah mengoksigenasi atmosfer awal Bumi yang 
miskin oksigen pada Archean dan Proterozoikum menjadi mempunyai oksigen yang 
cukup. Dengan hadirnya oksigen, maka mulailah berkembang fauna2 bersel tunggal 
yang membutuhkan oksigen, diperkirakan itu terjadi pada pertengahan 
Proterozoikum (1500 Ma). Pada ujung Proterozoikum atau memasuki Kambrium, 
tingkat oksigen sudah 10 % daripada tingkatnya sekarang, maka mulailah metazoa 
marin berkembang (Gross, 1990 – Oceanography : a view of the Earth, Prentice 
Hall).

Pada awal Kambrium, dalam evolusi makhluk hidup terjadi apa yang disebut dengan 
Ledakan Kambrium (Cambrian Explosion). Ini adalah ledakan kelimpahan fauna 
metazoan. Kelimpahan metazoan ini menciptakan persaingan, dan fauna prokariotik 
pembangun stromatolit di pihak yang kalah, sehingga telah menurunkan 
perkembangan stromatolit secara signifikan. Namun, Stromatolit adalah bentuk 
yang tahan banting, ia telah ditemukan dapat berkembang sampai sekarang (Resen) 
di beberapa bagian dunia di tempat yang sangat spesifik, yang terkenal adalah 
yang berkembang di Shark Bay (Teluk Hiu) di Australia barat, di utara Perth. 

Karena Indonesia sebagian besar disusun oleh formasi batuan berumur muda, 
stromatolit hampir tidak pernah ditemukan dalam catatan fosil Indonesia. 
Stromatolit dapat melewati masa kepunahan besar (masal) pada ujung Perem dan 
ujung Kapur, tetapi kalau mereka dapat berkembang sampai Resen, maka mereka 
akan 

[iagi-net-l] Re: biggest meteor impact on earth

2007-11-04 Terurut Topik Awang Satyana
Saya percaya dengan teori antipodal benturan meteorit/komet. Saya pernah 
menganalisis posisi antipodal beberapa benturan meteorit/komet besar dalam 
sejarah Bumi. Di bawah ini adalah satu di antaranya yang berhubungan dengan 
pertanyaan Sdr. Vicki Amir. Analisis ini pernah saya posting sekitar 4-5 tahun 
yang lalu; belum berubah. Mohon maaf buat yang pernah menerima ulasan ini; 
kebetulan saja ini ada rekan netter yang bertanya.
   
  salam,
  awang
   
  Kepunahan Massa oleh Antipodal Deccan Traps-Chicxulub Impact Crater 
   
  Bukan hal baru yang saya tulis ini, tetapi mencoba memahaminya dengan 
mengingat plume tectonics dan melakukan  revisi rekonstruksi paleo-tektonik, 
rasanya ada nafas baru dalam memandang problema lama. Maaf, agak panjang 
tulisannya tetapi semoga ada gunanya.
   
  Menarik mengkaji ulang peristiwa katastrofik di ujung Kapur dan awal Tersier 
(65 Ma) atau K-T (K=Kreide/Cretaceous  T=Tersier) Boundary. Fakta paleontologi 
menunjukkan 75 % spesies fauna‚“tiba-tiba“ punah. Teori-teori dikemukakan. 
Perdebatan pasti terjadi. Tulisan ini menghimpun semua perdebatan yang ada, 
memberi interpretasi baru-mencoba mengulas kaitan keberadaan antipode, plume 
tectonics, dan kepunahan massa. Plume tectonics mungkin tidak main-main. 
Kait-mengkaitnya unik dengan awal dan akhir kehidupan. 
   
  Tidak banyak buku geologi, astronomi, natural history membahas masalah 
antipode secara detail. Padahal, di solar system  antipode, yang memenuhi hukum 
aksi-reaksi Newton, benar2  terjadi di beberapa planet dan satelit. Misalnya, 
largest impact basin planet Mars Hellas Plenitia menyebabkan antipode Alba 
Patera, gunungapi Mars yang sekaligus merupakan gunungapi terbesar di Tata 
Surya. Atau, Caloris Basin, impact crater terbesar di sebuah sisi planet 
Merkurius menyebabkan antipode crater di sisi planet yang lain.
   
  Beberapa buku dari Dixon et al (2001) : Atlas of Life on Earth – Barnes  
Noble; Desonie (1996) : Cosmic Collisions – Henry Holt  Co.; Marshal (2000) : 
Space – Marshal Publishing; dan Luhr et al. (2003) : Earth – Dorling Kindersley 
Ltd. lumayan bagus memberikan beberapa keterangan tentang impact crater dan 
antipode-nya di Bumi pada saat K-T Boundary (Cretaceous-Tertiary Boundary) dan 
hubungannya dengan mass faunal extinction di 65 Ma itu – sebuah kepunahan massa 
paling terkenal di Bumi meskipun bukan yang paling besar. 
   
  Antipode adalah sebuah istilah umum/geografi/astronomi dari bahasa Latin dan 
Yunani untuk menunjukkan posisi sebuah tempat di sisi sebaliknya (180 deg.) 
dari sebuah bola planet relatif terhadap posisi acuan. Misalnya, sisi antipodal 
dari wilayah Indonesia adalah Columbia. Artinya, Columbia tepat di bawah 
Indonesia di sisi planet yang lain dan sebaliknya. Di sebuah globe, tariklah 
garis bujur dari tempat itu ke arah kutub, melaluinya dan teruskan sampai 
sejauh 180 deg, itulah antipodenya. 
   
  Kepunahan fauna secara masal (75 %) di Bumi di perbatasan Kapur-Tersier telah 
menjadi topik menarik sejak puluhan tahun. Banyak teori dikemukakan. Kalau 
dikumpul2kan, bisa digolongkan jadi tiga : (1) katastrofik karena benturan 
komet/meteor, (2) katastrofik karena volkanisme, dan (3) gradualis karena 
perubahan iklim akibat massa lautan yang menyurut. Mana yang benar ? Saya 
pikir, semuanya benar, tetapi ada yang paling dominan dan bisa jadi semuanya 
berkaitan.
   
  Berkat penelitian oil companies di sekitar GOM (Gulf of Mexico) tahun 1980an, 
maka ditemukanlah sebuah kawah sangat besar dengan diameter 180 km di utara 
Tanjung Yucatan Mexico terkubur dalam sedimen setebal 2000 meter. Disebutlah 
kawah itu Chicxulub. Data image gravity dan magnetik dari Luhr et al. (2003) 
sangat spektakular menunjukkan keberadaan kawah itu. Di sekelilingnya sampai ke 
Kuba, Haiti, San Luis, dan Dallas sekarang ditemukan impact wave deposits 
berupa boulder2 dan data petrografik menunjukkan ciri khas shocked quartz 
(coesite Shoemaker) pada deposit itu, suatu indikasi meteorite impact. Bahkan 
di Haiti ditemukan lapisan tektit – deposit hasil meteorite impact setebal ½ 
meter. Semua dating absolut menunjukkan umur 65 Ma untuk deposit2 ini. Dan, di 
banyak tempat di dunia ditemukanlah lapisan tipis kaya mineral iridium menyisip 
di antara lapisan2 K-T Boundary, juga lapisan hitam yang mengindikasi sisa 
jelaga kebakaran skala global. Tidak banyak sumber platina
 iridium di Bumi, sumbernya hanya banyak di meteorit. Bagaimana mengartikan 
semua ini ? Sebuah meteorit yang diyakini berdiameter 10 km telah menghantam 
Bumi pada 65 Ma di sekitar Teluk Meksiko sekarang, mengangakan kawah selebar 
180 km, menyebabkan kebakaran global, dan akhirnya memunahkan 75 % spesies 
fauna saat itu yang sedang didominasi kaum dinosaurus. Penganut teori kepunahan 
K-T Boundary akibat meteorite-impact yang dipelopori ayah-anak Luis Alvarez  
Walter Alvarez (Luis adalah ahli fisika dan Walter adalah geologist) 
mendapatkan buktinya dan inilah teori yang paling banyak dianut saat ini.
   
  Di sisi 

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Carbonate through time

2007-11-05 Terurut Topik Awang Satyana
 dari umur2 yang lain?...Atau
mungkin akang2 dan Teteh2 punya referensi literatur
yang bisa dibaca. 

Terima Kasih atas waktunya untuk membaca email ini.

Best Regards,
Rizky.P.Sekti '02
(D1H02022)

--- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Maaf, Pak Heryadi, baru saya jawab pertanyaannya;
 kebetulan lagi banyak surat dan laporan yang harus
 saya jawab dan evaluasi serta banyak rapat yang
 mesti saya hadiri (biasa kalau ditinggal dinas ke
 luar kota beberapa hari saja, surat2/laporan2 yang
 dikirim dari KPS2 langsung bertumpuk di meja saya,
 dan di BPMIGAS rapat merupakan 60 % bagian
 pekerjaan). 
 
 Yang ditanyakan memang stromatolit kan bukan
 stromatoloit atau stromatoporoids ? Sebab, Satonda
 memang terkenal karena stromatolitnya, bukan
 stromatoproids atau stromatoloit. Saya tak mengenal
 istilah stromatoloit, dicek di buku2 biologi marin
 pun tak ada. Sedangkan, stromatoporoids adalah
 organisme marin pembangun terumbu Paleozoik pada
 Silur-Devon yang juga “bersaudara” dengan organisme
 pembangun stromatolit. (untuk mudahnya, stromatolit
 adalah struktur terumbu Pra-Kambrium, sedangkan
 stromatoporoids adalah pembangun terumbu
 Paleozoikum)
 
 Terima kasih kepada Pak Ukat atas ulasan
 stomatolit-nya, tentu Pak Ukat pas menjawabnya sebab
 Pak Ukat ahli stratigrafi dan kebetulan dulu
 sekolahnya di Australia, tempat terkenal di mana
 stromatolit Resen banyak dipelajari oleh para ahli
 paleontologi dan stratigrafi (khususnya stratigrafi
 Archean/Pra-Kambrium dan Paleozoikum Awal). Kalau
 ada info tambahan tentang stromatolit dari rekan2
 Geo-Unpad lain silakan dituliskan saja di milis kita
 ini agar kita bisa saling belajar.
 
 Pak Heryadi, saya ulas stromatolit secara agak
 umum dulu ya biar rekan2 lain yang tak terbiasa
 dengan stromatolit dapat info umum, sehingga mudah
 memahami stromatolit Satonda, Sumbawa.
 
 Ribuan-ratusan juta tahun sebelum binatang2 bersel
 banyak (metazoans) pembangun kompleks terumbu
 muncul, sekelompok organisme marin prokariotik
 (golongan bakteri dan alga biru-hijau dengan sel
 yang intinya belum jelas terpisah di dalam
 sitoplasma) diketahui telah mampu membangun
 struktur2 batugamping terumbu yang masif. Struktur2
 masif ini ternyata dapat melewati ribuan-ratusan
 juta tahun masa pelapukan/perusakan, sehingga
 struktur2 ini kini masih dapat ditemui membangun
 beberapa unsur bentang alam di Amerika Utara,
 Afrika, Asia, dan Australia. Struktur2 terumbu awal
 ini dikenal sebagai Stromatolit, terbentuk dalam
 suatu lingkungan oseanografik yang memerlukan
 kondisi tertentu.
 
 Stromatolit adalah struktur organo-sedimen
 (simbiose antara ganggang-sedimen gampingan) yang
 dihasilkan oleh setumpuk besar lembaran2 coccoid
 cyanobacteria (dikenal juga sebagai ganggang
 biru-hijau, bakteri biru-hijau, myxophyceae atau
 chyanophyta), melalui pemerangkapan sedimen
 gampingan, pengikatan, dan/atau pengendapan. Proses
 pembentukan stromatolit ini banyak dibahas di dalam
 Walter (1976 – Stromatolites, Elsevier, Amsterdam;
 buku sangat tebal hampir 800 halaman membahas A
 sampai Z tentang stromatolit); Walter (1983 –
 Archean stromatolites : evidence of the Earth’s
 earliest benthos, dalam buku Earth’s Earliest
 Biosphere, Princeton Univ. Press). Menurut Bates dan
 Jackson (1987, eds. – Glossary of Geology, American
 Geological Institute), istilah stromatolit diusulkan
 oleh Kalkowsky pada 1908 sebagai stromatolith
 (kemudian menjadi stromatolite/ algal stromatolite;
 sedangkan stromatolith dipakai Foye 1916 untuk tubuh
 intrusi magma retas lempeng –sill yang menjemari
 dengan batuan sedimen)
 
 Stromatolit muncul untuk pertama kalinya pada
 suatu waktu antara Archean tengah-Archean akhir
 (sekitar 3000 juta tahun yang lalu -Ma atau 3 Ga –
 giga years ago/milyar tahun yang lalu). Menjelang
 awal Proterozoikum (2,5 Ga) mereka berkembang dalam
 lingkungan yang luas. Fosil stromatolit paling tua
 ditemukan di Zimbabwe baratdaya (2800-3100 Ma
 –menurut Stokes et al., 1978 – Introduction to
 Geology, Prentice Hall). Tulisan Pellant dan
 Phillips (1990 - Rocks, Minerals, and Fossils of
 the World – Little, Brown and Co. ) menyebutkan
 bahwa stromatolit dapat berkembang seawal 3800 Ma.
 
 Stromatolit merupakan organisme pembangun terumbu
 yang dominan selama Pra-Kambrium (meliputi Archean
 dan Proterozoikum) dan berlanjut sampai sekitar 600
 Ma (memasuki Kambrium pada 570 Ma). Sejak itu,
 terjadi penurunan kelimpahan
 stromatolit.(Fagerstorm, 1987 – The evolution of
 reef communities, John Willey and Sons). Stromatolit
 masih ditemukan sepanjang Paleozoik, Mesozoik, dan
 Tersier, dengan kelimpahan yang semakin menurun
 (Fagerstrom, 1987). 
 
 Di samping sebagai pembangun terumbu tingkat awal,
 stromatolit juga telah memainkan peranan penting
 dalam membentuk komposisi kimiawi atmosfer.
 Cyanobacteria pembentuk stromatolit adalah makhluk
 yang berfotosintesis. Seperti kita tahu, produk
 fotosintesis adalah oksigen. Maka, pembentukan
 stromatolit dengan sendirinya telah mengoksigenasi
 atmosfer

[iagi-net-l] Re: biggest meteor impact on earth

2007-11-05 Terurut Topik Awang Satyana
 dalam menginterpretasi hal tersebut...

Regards
Vicki R. Amir


- Original Message 
From: Awang Satyana 
To: vicki amir ; IAGI ; 
Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS 

Sent: Sunday, 4 November, 2007 12:17:33 PM
Subject: Re: biggest meteor impact on earth

Saya percaya dengan teori antipodal benturan meteorit/komet. Saya 
pernah menganalisis posisi antipodal beberapa benturan meteorit/komet 
besar dalam sejarah Bumi. Di bawah ini adalah satu di antaranya yang 
berhubungan dengan pertanyaan Sdr. Vicki Amir. Analisis ini pernah saya 
posting sekitar 4-5 tahun yang lalu; belum berubah. Mohon maaf buat 
yang pernah menerima ulasan ini; kebetulan saja ini ada rekan netter 
yang bertanya.

salam,
awang

Kepunahan Massa oleh Antipodal Deccan Traps-Chicxulub Impact Crater

Bukan hal baru yang saya tulis ini, tetapi mencoba memahaminya dengan 
mengingat plume tectonics dan melakukan revisi rekonstruksi 
paleo-tektonik, rasanya ada nafas baru dalam memandang problema lama. 
Maaf, agak panjang tulisannya tetapi semoga ada gunanya.

Menarik mengkaji ulang peristiwa katastrofik di ujung Kapur dan awal 
Tersier (65 Ma) atau K-T (K=Kreide/Cretaceous  T=Tersier) Boundary. 
Fakta paleontologi menunjukkan 75 % spesies fauna‚“tiba-tiba“ punah. 
Teori-teori dikemukakan. Perdebatan pasti terjadi. Tulisan ini 
menghimpun semua perdebatan yang ada, memberi interpretasi baru-mencoba 
mengulas kaitan keberadaan antipode, plume tectonics, dan kepunahan 
massa. Plume tectonics mungkin tidak main-main. Kait-mengkaitnya unik 
dengan awal dan akhir kehidupan.

Tidak banyak buku geologi, astronomi, natural history membahas masalah 
antipode secara detail. Padahal, di solar system antipode, yang 
memenuhi hukum aksi-reaksi Newton , benar2 terjadi di beberapa planet 
dan satelit. Misalnya, largest impact basin planet Mars Hellas Plenitia 
menyebabkan antipode Alba Patera, gunungapi Mars yang sekaligus 
merupakan gunungapi terbesar di Tata Surya. Atau, Caloris Basin , 
impact crater terbesar di sebuah sisi planet Merkurius menyebabkan 
antipode crater di sisi planet yang lain.

Beberapa buku dari Dixon et al (2001) : Atlas of Life on Earth – Barnes 
 Noble; Desonie (1996) : Cosmic Collisions – Henry Holt  Co.; Marshal 
(2000) : Space – Marshal Publishing; dan Luhr et al. (2003) : Earth – 
Dorling Kindersley Ltd. lumayan bagus memberikan beberapa keterangan 
tentang impact crater dan antipode-nya di Bumi pada saat K-T Boundary 
(Cretaceous-Tertiary Boundary) dan hubungannya dengan mass faunal 
extinction di 65 Ma itu – sebuah kepunahan massa paling terkenal di 
Bumi meskipun bukan yang paling besar.

Antipode adalah sebuah istilah umum/geografi/astronomi dari bahasa 
Latin dan Yunani untuk menunjukkan posisi sebuah tempat di sisi 
sebaliknya (180 deg.) dari sebuah bola planet relatif terhadap posisi 
acuan. Misalnya, sisi antipodal dari wilayah Indonesia adalah Columbia 
. Artinya, Columbia tepat di bawah Indonesia di sisi planet yang lain 
dan sebaliknya. Di sebuah globe, tariklah garis bujur dari tempat itu 
ke arah kutub, melaluinya dan teruskan sampai sejauh 180 deg, itulah 
antipodenya.

Kepunahan fauna secara masal (75 %) di Bumi di perbatasan Kapur-Tersier 
telah menjadi topik menarik sejak puluhan tahun. Banyak teori 
dikemukakan. Kalau dikumpul2kan, bisa digolongkan jadi tiga : (1) 
katastrofik karena benturan komet/meteor, (2) katastrofik karena 
volkanisme, dan (3) gradualis karena perubahan iklim akibat massa 
lautan yang menyurut. Mana yang benar ? Saya pikir, semuanya benar, 
tetapi ada yang paling dominan dan bisa jadi semuanya berkaitan.

Berkat penelitian oil companies di sekitar GOM (Gulf of Mexico) tahun 
1980an, maka ditemukanlah sebuah kawah sangat besar dengan diameter 180 
km di utara Tanjung Yucatan Mexico terkubur dalam sedimen setebal 2000 
meter. Disebutlah kawah itu Chicxulub. Data image gravity dan magnetik 
dari Luhr et al. (2003) sangat spektakular menunjukkan keberadaan kawah 
itu. Di sekelilingnya sampai ke Kuba, Haiti, San Luis, dan Dallas 
sekarang ditemukan impact wave deposits berupa boulder2 dan data 
petrografik menunjukkan ciri khas shocked quartz (coesite Shoemaker) 
pada deposit itu, suatu indikasi meteorite impact. Bahkan di Haiti 
ditemukan lapisan tektit – deposit hasil meteorite impact setebal ½ 
meter. Semua dating absolut menunjukkan umur 65 Ma untuk deposit2 ini. 
Dan, di banyak tempat di dunia ditemukanlah lapisan tipis kaya mineral 
iridium menyisip di antara lapisan2 K-T Boundary, juga lapisan hitam 
yang mengindikasi sisa jelaga kebakaran skala global. Tidak banyak 
sumber platina iridium di Bumi, sumbernya hanya banyak di meteorit. 
Bagaimana mengartikan semua ini ? Sebuah meteorit yang diyakini 
berdiameter 10 km telah menghantam Bumi pada 65 Ma di sekitar Teluk 
Meksiko sekarang, mengangakan kawah selebar 180 km, menyebabkan 
kebakaran global, dan akhirnya memunahkan 75 % spesies fauna saat itu 
yang sedang didominasi kaum dinosaurus. Penganut teori kepunahan K-T

[iagi-net-l] Kepunahan Massa (was : Fwd: Re: Kump Arthur)

2007-11-05 Terurut Topik Awang Satyana
Barangkali ada manfaatnya juga buat rekan2 yang lain.
   
  salam,
  awang

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Date: Mon, 5 Nov 2007 05:57:19 -0800 (PST)
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Kump  Arthur
To: Vicky Amir [EMAIL PROTECTED]
   
  Vicky Amir [EMAIL PROTECTED] wrote: 
  Maaf pak Awang, tambahan pertanyaan, bapak sempat menjelaskan mengenai 
stages of mass extinction by (Kump  Arthur) di milist 
geounpad...(benar pak?)...bisa minta detail tahun maupun publishernya?


  Ini literaturnya : Kump, L.R., Pavlov, A., and Arthur, M.A. (2005). Massive 
release of hydrogen sulfide to the surface ocean and atmosphere during 
intervals of oceanic anoxia. Geology v. 33, p.397–400. Abstraknya : 
  Massive release of hydrogen sulfide to the surface ocean and atmosphere 
during intervals of oceanic anoxia   Lee R. Kump*,1, Alexander Pavlov*,2 and 
Michael A. Arthur*,3 
  1 Department of Geosciences, Pennsylvania State University, 535 Deike 
Building, University Park, Pennsylvania 16802, USA
2 Center for Astrobiology, Laboratory for Atmospheric and Space Physics, 
University of Colorado, C.B. 392, Boulder, Colorado 80309-0392, USA
3 Department of Geosciences, Pennsylvania State University, 538 Deike Building, 
University Park, Pennsylvania 16802, USA   
  Simple calculations show that if deep-water H2S concentrations increased 
beyond a critical threshold during oceanic anoxic intervals of Earth history, 
the chemocline separating sulfidic deep waters from oxygenated surface waters 
could have risen abruptly to the ocean surface (a chemocline upward excursion). 
Atmospheric photochemical modeling indicates that resulting fluxes of H2S to 
the atmosphere (2000 times the small modern flux from volcanoes) would likely 
have led to toxic levels of H2S in the atmosphere. Moreover, the ozone shield 
would have been destroyed, and methane levels would have risen to 100 ppm. We 
thus propose (1) chemocline upward excursion as a kill mechanism during the 
end-Permian, Late Devonian, and Cenomanian–Turonian extinctions, and (2) 
persistently high atmospheric H2S levels as a factor that impeded evolution of 
eukaryotic life on land during the Proterozoic. 
   
  --
   
  salam,
  awang 
   
  lampiran : beberapa tulisan saya soal kepunahan massa yang pernah di-posting 
1-2 tahun yang lalu
   
  Kepunahan Massa dan Evolusi
   
  Kepunahan massa makhluk hidup skala global memang ada dalam sejarah ½ miliar 
tahun Bumi sejak Kambrium. Plotting sumbu Y sebagai extinction rate (dalam 
genus per juta tahun) dan sumbu X sebagai skala waktu geologi (dalam Ma) (yang 
terbaik bisa ditemukan di Sepkoski-1986 : Phanerozoic overview of mass 
extinction – dalam Patterns and Processes in the History of Life, Raup  
Jablonski-eds.-Springer Verlag) menunjukkan bahwa telah terjadi big five global 
mass extinction selama Fanerozoikum : end of Ordovician, end of Devonian, end 
of Permian, end of Triassic, dan end of Cretaceous. Setiap juta tahun memang 
terjadi kepunahan 20-30 genus fauna (ini background rate of genera extinction) 
, tetapi di big five itu kepunahan bisa sampai 100-160 genus. 
   
  Fakta kepunahan massa global ada, yang tersisa dan terus menjadi debate of 
centuries adalah mekanisme bagaimana kepunahan itu terjadi. Hallam (1989) – 
Catastrophism in Geology, yang dipresentasikan memperingati 10 tahun teori 
impact Alvarez dkk (1980) oleh  BAAS (British Association for the Advancement 
of Science) mengemukakan 5 kemungkinan penyebab global mass extinction : (1) 
bolide impact – seperti teori Alvarez dkk, (2) climate change, (3) volcanism, 
(4) sea-level changes, (5) magnetic field reversal. Virus ? Memang akan sangat 
susah membuktikannya, bukan hard data, tapi biologi molekuler untuk kepentingan 
evolusi akan bisa menganalisisnya – yang seperti ini pernah diujicobakan ke 
fosil2 hominid untuk mengadili mana yang benar dari dua teori : out of Africa 
atau multiregional ?
   
  IMPACT FROM THE DEEP : GLOBAL WARMING EXTINCTION
   
  “Deep Impact” kita tahu adalah judul sebuah film terkenal yang menceritakan 
bagaimana sebuah komet/asteroid bisa memunahkan kehidupan di Bumi. Tetapi, 
“Impact from the Deep” adalah judul sebuah teori baru yang pada intinya 
menyatakan bahwa kepunahan masal justru datang dari Bumi sendiri. 
   
  Kepunahan masal (mass extinction) selalu menarik untuk dikaji. Telah cukup 
banyak buku dan artikel ilmiah ditulis untuk menampung argumen-argumen yang 
ada. Simposium khusus pun telah beberapa kali diadakan, terutama setelah teori 
Alvarez dikemukakan pada tahun 1980. Walter dan Luis Alvarez, pasangan 
anak-bapak (anaknya ahli geologi, bapaknya ahli fisika) mengemukakan teori 
bahwa dinosaurus punah pada Kapur Akhir 65 Ma (million years ago) akibat Bumi 
dihantam sebuah komet (deep impact). Teori ini kemudian terbukti benar karena 
banyak bukti fisik di lapangan ditemukan akibat benturan itu : a.l. (1) lapisan 
iridium ditemukan di mana-mana di seluruh dunia pada

[iagi-net-l] Paranormal : 29 November 2007 Kelud Meletus

2007-11-05 Terurut Topik Awang Satyana
Barangkali hanya terjadi di Indonesia di mana perhitungan ilmiah geologi 
berdampingan dengan penerawangan dan tetirah paranormal. 
   
  Puluhan paranormal tahun lalu pernah berkumpul hendak mengikuti perlombaan 
menghentikan semburan LUSI berhadiah rumah. Diseleksi terlebih dahulu dengan 
menghentikan kucuran air dari keran, ternyata tak satu pun yang lulus seleksi.
   
  Dua puluh paranormal kini berkumpul kembali mengadakan ritual di lereng Kelud 
agar gunung ini segera meletus sebab bisul yang ditunggu pecah membuat merana 
katanya. Lalu bisikan gaib segera diterima, Kelud akan meletus pada 29 
November 2007. Sementara itu, Pak Surono (Kepala PVMBG) menolak memberikan 
prediksi kapan Kelud meletus, apalagi saat semua parameter hasil pengukuran 
menjadi sulit ditafsirkan.
   
  Ahli geologi  geofisika menggunakan berbagai asumsi menghitung LUSI akan 
berhenti menyembur setelah 32 tahun. Sementara paranormal Mama Loren 
berdasarkan penerawangannya, vision-nya, melihat LUSI akan menyembur paling 
lama 4 tahun, sampai pertengahan 2010 paling lama.
   
  Fakta di lapangan menunjukkan semburan LUSI fluktuatif, pernah berhenti 
beberapa saat malahan. Tadi sore saya mengunjungi LUSI. Lama tidak ke sini, 
wilayah genangannya semakin luas, sudah seperti sebuah danau, tanggul terus 
ditinggikan, kini volume semburannya diperkirakan 100.000 m3/hari, temperatur 
air panasnya sekitar 70 celsius. Pipa pembuangan ke Sungai Porong hanya 
berfungsi satu. Empat lainnya sementara tidak difungsikan karena sedimentasi 
buangan terjadi di pinggir Porong. Beberapa alat berat tengah mengaduk sedimen 
agar kapal keruk bisa masuk. Kapal keruk akan menyedot sedimen, mencairkannya, 
dan melemparkannya ke alur sungai yang mengalir kencang. Menurut sebuah studi, 
lumpur LUSI butuh 2 tahun untuk sampai ke muara Porong.
   
  Pendek kata, susah mengurus LUSI ini...
   
  Sementara itu, sebuah penggalan dari buku Pramudya Toer Arok Dedes (1999) 
menceritakan sejarah Sungai Porong, bahwa ia bukan sungai alam, tetapi sungai 
hasil sodetan pada masa Kahuripan dan Jenggala abad ke sebelas untuk mengurangi 
banjir dan mengairi wilayah selatan delta Brantas. Lalu buku Pramudya yang lain 
Jalan Pos Raya Daendels (2003), bahkan menceritakan keberadaan beberapa 
gununglumpur  di sekitar Sungai Porong. Jangan2 Sungai Porong pun sodetan untuk 
membuang lumpur hasil erupsi gununglumpur ? Bisa ditelusuri lebih jauh. Buku2 
roman sejarah tulisan Pramudya sering memuat data sejarah yang lebih detail 
daripada buku sejarah.
   
  Berikut kutipan upacara ritual paranormal untuk meminta agar Kelud segera 
meletus.
   
  salam,
  awang
   
  Senin, 05/11/2007 20:47 WIB
  Ramalan Paranormal, 29 November Kelud Akan Meletus
   
  Samsul Hadi - DetikSurabaya
   
   Kediri - Gunung Kelud yang aktivitasnya tidak menentu, membuat 20 paranormal 
dari Kediri dan Blitar menggelar ritual memohon agar Gunung Kelud segera 
meletus. Yang menarik seusai menggelar ritual, mereka mengaku mendapatkan 
jawaban, kapan waktu terjadinya letusan.
   
  Ritual tersebut digelar di Punden Sumber Banteng, Desa Sempu, Kecamatan 
Ngancar. Ritual yang digelar, Senin (5/11/2007) pukul 15.30 WIB dibawah guyuran 
hujan lebat. Dalam ritual ini, mereka mempersembahkan sesaji berupa nasi 
tumpeng lengkap dengan lauk-pauk berupa pitik ingkung (ayam panggang yang 
dibiarkan utuh), dan kembang setaman (kembang warna warni). 
   
  Ki Joko, salah seorang paranormal asal Blitar yang menjadi pimpinan jalannya 
ritual sambil membakar dupa dan menyebarkan kembang setaman, membacakan mantra 
dan doa agar Gunung Kelud segera meletus. 
   
  Ya Tuhan segeralah letuskan Gunung Kelud, karena kami sangat sengsara dengan 
penantian ini, katanya sambil mulutnya berkomat-kamit. 
   
  Ki Joko menjelaskan, jika letusan Gunung Kelud tidak segera terjadi, maka 
warga yang tinggal di lereng Gunung Kelud akan mengalami kesengsaraan yang 
berkepanjangan, karena tidak dapat bekerja, dan harus hidup di pengungsian. 
   
  Ketika ditanya mengenai dipilihnya lokasi Punden Sumber Banteng untuk 
menggelar ritual, Ki Joko menjelaskan jika di tempat yang keseharianya 
dijadikan tempat mencari air warga itu adalah yang paling tepat. 
   
  Di sini ada patung Mbah Banteng yang dianggap sakral oleh warga. Makanya 
kami memohon kepada Mbah Banteng agar memintakan kepada Yang Maha Kuasa untuk 
segera meletuskan Gunung Kelud, terangnya. 
   
  Yang menarik, seusai menggelar ritual, Ki Joko dan kawan-kawannya mengaku 
mendapatkan jawaban, kapan waktu terjadinya letusan Gunung Kelud. 
   
  Menurutnya, letusan akan terjadi pada Kamis Kliwon, tanggal 29 Nopember 
mendatang, dan itu adalah waktu yang
  patut ditunggu mengenai apa yang akan terjadi pada Gunung Kelud. 
   
  Kami tidak tahu meletus atau tidak, tapi tunggu saja jawabanya pada Kamis 
Kliwon nanti, kata paranormal yang mengaku tersohor di wilayah Blitar 
tersebut. (bdh/bdh)
   

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  

Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Carbonate through time

2007-11-06 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Ibnu.
   
  Dolomitisasi terjadi apabila MgCO3 fluids menggantikan CaCO3 pada karbonat. 
Lingkungan MgCO3 fluids biasanya pada kondisi reduksi yang tak punya sirkulasi 
air yang terbuka, di situ evaporit berkembang. MgCO3 fluids biasanya masuk ke 
endapan karbonat melalui konduit sesar yang membawa MgCO3 fluids dari tempat 
pembentukannya ke wilayah karbonat yang tersesarkan. Bila fluids ini dilepaskan 
di faulted carbonates, maka karbonat akan terdolomitisasi. MgCO3 juga bisa 
berasal dari dewatering clay di atas karbonat, dan bila expelled fluids-nya 
masuk ke karbonat di bawahnya, maka akan terjadi juga dolomitisasi. Kadar MgCO3 
5-20 % sebenarnya masih rendah, kalau di perminyakan, efeknya belum akan 
negatif terhadap porositas reservoir. Tetapi di pertambangan mungkin lain ya. 
   
  Untuk menghindari wilayah2 yang mungkin terdolomitisasi ya dihindari saja 
daerah2 yang paling mungkin terjadi dolomitisasi seperti dijelaskan di atas; 
yaitu bila posisi karbonat ada di antara clay kemudian ada sesar yang 
menghubungkannya. Yang Paciran, kelihatannya tidak punya posisi begitu. Gamping 
Paciran sebagian jadi gamping Karren sampai ke permukaan dan tak ditutupi clay. 
Lagipula kalau kedalamannya dangkal, dewatering semakin berkurang. Tapi 
waspadai bila Paciran duduk di atas Wonocolo clays dan ada sesar penghubung 
keduanya.
   
  salam,
  awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Yth P Awang,
Cukup menarik topik tentang karbonat-nya. Di bagian bawah sempat disinggung 
bahwa jika pada proses pengendapannya banyak berasosiasi dengan evaporit maka 
akan banyak terdolomitisasi. Apakah ini berarti bahan2 evaporit ini dalam 
bentuk MgCO3? Saya melakukan penambangan di carbonate Plio-Pleistosen (Formasi 
Paciran, Tuban Jatim) pada daerah semi karstic. Ada beberapa blok dolomitan 
(Mgo = 5-20%) yg harus dihindari pemakaiannya yg berlebihan. Dalam karbonat 
pada umur dan formasi tsb, apakah ada ciri2 khususnya terutama yg berhubungan 
dengan dolomit? dan dalam hal ini kontrol geologi apa yg bisa dijadikan acuan 
untuk men-trace batas2 dolomit ini mengingat data bor yg sangat minim. Terima 
kasih sebelumnya. 



 src=http://us.f570.mail.yahoo.com/ym/Upload?Data=upl670573618; width=16

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[iagi-net-l] Papua and South Pacific island Arc Collision ( was : biggest meteor impact on earth)

2007-11-06 Terurut Topik Awang Satyana
 island arc 
subsequently uplifted as the result of the collision with the Australia 
(presently southern Papua) forming the Central Ranges of Papua.
   
  Hall (2002) and van Ufford and Cloos (2005) concluded that tectonic models of 
New Guinea range from one discrete collisional event to prolonged accretion. 
Many models show a single arc-continent collision. The likely complexity of 
this region is conveyed on many published cross-sectional sketches of plate 
interactions, which include postulated collisions, subduction polarity 
reversal, and quite varied subduction polarities. Almost all advocate northward 
subduction of oceanic crust north of Australia before collision of the 
Australia margin with a south-facing arc. Few authors have proposed that the 
northern Australian margin was an active margin and there was 
southward-subduction beneath this margin before the active margin of north 
Australian continent collided with an arc (e.g. Hill and Hegarty, 1987; Hill et 
al., 1993; Monnier et al., 1999).
   
  dody darmawan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,
Kalau boleh saya sedikit komentar dan bertanya
mengenai statement Pak Awang bahwa Papua tak terkait
dengan subduction dan collision di utara Australia.
Kalau saya lihat di peta tektonik, kalau tidak salah
kontinen Australia ini berbenturan (collision) dengan
Pasific Plate. Benturan ini menyebabkan terangkatnya
sebagian sediment Mesozoikum menjadi rangkaian
pegunungan tinggi diantaranya puncak Jaya Wijaya yang
merupakan pegunungan tertinggi di Indonesia. Benturan
itu pula menjadikan world class porphyry intrusion
berumur muda (Miocene) bisa terekspose ke permukaan.
Puncak dari intrusi porphyry biasanya terbentuk 2 -
5km below the surface. Berarti proses pengangkatan
akibat collision ini menyebabkan setidaknya 2000 -
5000m terangkatnya kerak ke permukaan. Mungkin kalau
boleh saya bilang kita tidak mungkin punya tambang
tembaga-emas Freeport kalau bagian utara Austrlia
tidak berbenturan dengan Pasific Plate ini. Kira-kira
apakah pertanyaan saya ini benar?

salam,
Dody Darmawan
Angkatan '88

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
..
Collision Australia-Timor Tanimbar terjadi di Early
Pliocene, saat itu PNG dan Papua sudah jauh maju ke
utara di kontinen Australia, dan PNG serta Papua bukan
di sektor yang berbenturan dengan Timor-Tanimbar; jadi
saya pikir keberadaan PNG/Papua tak terkait dengan
subduction dan collision di utara Australia.

salam,
awang

Vicky Amir [EMAIL PROTECTED] wrote:
...
maaf pak awang ada pertanyaan lagi nih..
mengenai north subduction di utara India maupun
Australia, apakah benar 
exist?dari paper storey tdk menyebutkan secara
signifikan mengenai 
indikasi keberadaan north subduction selain sbduction
di proto-Pacific 
margin..saya sampaikan saja di presentasi klo subduksi
utara ini 
benar2ada maka indonesia tdk akan mempunyai papua
nugini seperti 
sekarang ini...(all laugh) he2..mohon koreksinya pak
awang jika saya 
salah dalam menginterpretasi hal tersebut...

Regards
Vicki R. Amir

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


__._,_.___   Messages in this topic (0) Reply (via web post) | Start a new 
topic 
  Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar 
  Moderators:
Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED]
Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED]
Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED]
Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED]
Satya '2000 [EMAIL PROTECTED]
Andri'2004 [EMAIL PROTECTED] 
   
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to 
Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe 

  Recent Activity

  3
  New Members

Visit Your Group 
  Yahoo! Kickstart
  Sign up today!
  Reconnect with
  college alumni.

Y! Messenger
  Group get-together
  Host a free online
  conference on IM.

Official Samsung
  Yahoo! Group for
  supporting your
  HDTVs and devices.



  .

 
__,_._,___ 

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] The Geology of Indonesia

2007-11-12 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Herman,
   
  Bagus sekali, terima kasih atas kepedulian yang besar kepada Geologi 
Indonesia. Semoga kelak pekerjaan embrionik ini menjadi besar dengan kontribusi 
yang besar dari banyak rekan-rekan ahli geologi Indonesia. Dan, pada akhirnya 
semua orang di seluruh dunia akan dapat mengakses pengetahuan ini dengan mudah. 
Misi Wikipedia adalah misi mulia penyebaran ilmu pengetahuan, dan bila kita 
dapat menjadi bagian dari misi ini sungguh baik dan terpuji.
   
  salam,
  awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Rekan-rekan,

Buku The Geology of Indonesia di Wikibooks sudah saya isi dengan text yang 
berasal dari buku An Outline of the Geology of Indonesia. 
Sekarang saya mulai merapihkan dan melengkapi text-nya, juga memuat 
gambar-gambarnya. Bagi rekan-rekan yang punya masukan atau mau berbagi 
informasi, silahkan melengkapinya. Boleh kirim lewat saya atau langsung edit di 
Wiki books dengan alamat sebagai berikut:

http://en.wikibooks.org/wiki/The_Geology_of_Indonesia

Salam,

 Herman Darman
 Regional Geologist - Caspian Team
 Shell International Exploration and Production B.V., The Hague, The 
 Netherlands - Trade Register no. 27002688
 * e-mail: [EMAIL PROTECTED]
 * Mobile: +31(0) 61097 2827
 * Office: +31(0) 70447 5340
 * Postal: SIEP B.V, Kessler Park 1, S-2100, 2288 GS Rijswijk, The Netherlands
* Internet: http://www.shell.com/eandp-en

This message, any attachment and response string are confidential and may be 
legally privileged. It is intended only for the use of the parties to whom it 
is addressed. If you are not the addressee indicated in this message please 
notify the sender immediately by reply email and destroy this message. All 
information and attachments remain the property of Shell.




 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Re: [iagi-net-l] Gunung Kelud Meletus !!!

2007-11-16 Terurut Topik Awang Satyana
Selamat bergabung kembali di milis IAGI Pak Untung, semoga Pak Untung selalu 
sehat.
   
  Kemarin ini saat di JCB07 Bali, Pak Surono diundang panitia untuk membagikan 
pengetahuan dan informasi terkini tentang Gunung Kelud dalam acara makan siang 
(Kamis 15 November 2007). Pak Surono mempresentasikan secara komprehensif 
peningkatan status Gunung Kelud dari normal aktif sampai awas. Tidak ada 
keterangan tentang pengukuran medan magnetik sekitar gunung. Barangkali, metode 
tersebut memang tidak dilakukan. Dalam kegiatan Kelud tahun ini, semua 
parameter acuan letusan 1990 ternyata tak bisa digunakan sebagai acuan. Telah 
terjadi suatu hal yang sama sekali tidak diprediksikan, yaitu hampir hilangnya 
seluruh permukaan danau Kelud sebab termakan oleh tumbuhnya kubah lava yang 
semakin besar dan tinggi. Apa yang akan terjadi berikutnya, masih membuat 
was-was meskipun sejak 8 November 2007 status gunung sudah diturunkan dari 
alert level IV (awas) ke alert level III (siaga).
   
  Saya akan coba sampaikan pemikiran Pak Untung kepada Pak Surono.
   
  salam,
  awang

untungm [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Gunung Kelut sampai hari ini belum meletus. Padahal data telah menunjukkan 
gejala-2 akan meletusnya gunung tersebut. Mumpung ada peristiwa yang 
langsung kita amati dari suatu gejala alam yang jarang kita jumpai ini. apa 
sudah dicoba dengan pengukuran magnet? Kalau temperatur naik medan magnet di 
gunung tersebut akan naik juga. Keadaan ini gunung belum menunjukkan hahwa 
akan meletus. Bila temperatur naik terus sampai mencapai titik Curie, 
intensitas magnet akan turun atau tetap seperti semula. Sampai dengan titik 
ini kita harus waspada karena gunung akan meletus.
Maaf, ini bukan suatu anjuran, tetapi teori mengatakan demikian. Seperti 
saya katakan di atas, mumpung ada gejala yang dapat menunjang terbuktinya 
cara ini. mengapa tidak dicoba.
CATATAN: Pengukuran magnet harus continue (continuous recording) Pilih 
tempat yang tidak jauh dari gunung dan sepi magnet).
M. Untung
- Original Message - 
From: Awang Satyana 
To: ; Geo Unpad ; 
Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Saturday, November 03, 2007 11:06 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Kelud Meletus !!!


 Gunung Kelud belum meletus seperti berita di Detik.com yang dikutip di 
 bawah. Wawancara dengan penyiar Elshinta dengan Dr. Surono (kepala PVMBG) 
 malam ini (Sabtu 3 Nov. 2007 pukul 21.00 WIB) mengkonfirmasi ini. Walaupun 
 semua gejala gunungapi ini sudah jauh melebihi kondisi letusan 1990, 
 sehingga disebut overscale (misalnya gempa tremor terjadi 22 jam, suhu air 
 kawah mendekati 50 C), tetap saja gunung ini belum meletus. Secara teori, 
 gunung ini harusnya sudah meletus. Dr. Surono mengaku tidak tahu mengapa 
 begitu dan tidak bisa meramalkan kapan gunung ini akan meletus. Sebanyak 
 22 orang pengamat gunungapi dan volcanologist sedang bekerja keras 
 memantau gunung yang sangat sulit ditebak ini. Tak pernah sebegitu banyak 
 ahli gunungapi diterjunkan untuk mengamati gunungapi, hanya di Kelud pada 
 saat ini. Pak Surono pun mengeluhkan dan memprotes secara keras media 
 massa yang menambah kerunyaman pemberitaan seputar Kelud.

 salam,
 awang


 Sabtu, 03/11/2007 19:41 WIB
 Satlak: Gunung Kelud Belum Meletus


 Rita Zoelkarnaen - DetikSurabaya

 --Blitar - Meski kondisi Gunung Kelud ibaratnya sudah hamil tua dan 
 tinggal menunggu detik-detik melahirkan, namun sampai pukul 19.00 WIB, 
 Sabtu (3/11/2007) belum terjadi letusan dari puncak Kelud.

 Kondisi tersebut seperti yang dikonfirmasikan Humas Satlak Penanggulangan 
 Bencana dan Pengungsi (PBP) Kabupaten Blitar Sukamtono kepada petugas Pos 
 Pantau Margomulyo yang sudah turun ke Ngancar Kediri, Umar Rosadi.

 Khusus untuk apakah Kelud benar-benar sudah meletus atau belum, warga 
 Blitar jangan percaya informasi dari manapun dan siapapun selain dari 
 Satlak. Dan begitu Kelud benar-benar meletus, Satlak pasti akan memberikan 
 informasi resmi saat itu juga melalui berbagai cara, tegas Sukamtono saat 
 dikonfirmasi detiksurabaya.com sekitar pukul 19.00 WIB.

 Pantauan detiksurabaya.com di lapangan, sekitar pukul 17.00 WIB tadi sore 
 terjadi kepanikan luar biasa di wilayah Kabupaten Blitar. Penyebabnya, 
 munculnya berita di televisi swasta nasional bahwa Gunung Kelud sudah 
 meletus.

 Akibat pemberitaan tersebut, bahkan warga yang panik mengungsi ada yang 
 mengalami kecelakaan. Seperti yang terjadi di Desa Kedawung Kecamatan 
 Nglegok, terjadi kecelakaan antara dua pengendara sepeda motor.

 Lebih lanjut Sukamtono menjelaskan, informasi letusan Kelud akan 
 disampaikan dengan berbagai cara. Antara lain dengan langsung menyiarkan 
 melalui radio-radio yang ada di Blitar, membunyikan seluruh sirine dan 
 titir (memukul kentongan bambu maupun besi - red). (gik/gik)


 Rovicky Dwi Putrohari wrote: Gunung Kelud Meletus !!!

 Akhirnya Gunung Kelud dinyatakan meletus pada jam 16.00 WIB

 Kediri (ANTARA News) - Gunung Kelud (1.751 m) dinyatakan telah
 meletus setelah terjadi gempa tremor over

[iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006)

2007-11-16 Terurut Topik Awang Satyana
Buat rekan-rekan yang gemar mendaki gunung-gunung di Jawa dan suka mengamati 
flora pegunungan, buku klasik van Steenis ini merupakan panduan yang baik. Buku 
ini kini mudah didapatkan di toko-toko buku besar. Saya melihatnya mulai 
dipajang sekitar dua bulan yang lalu. 
   
  Buku ini diterbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris (The Mountain Flora of 
Java) oleh E.J. Brill, Leiden, Belanda 35 tahun yang lalu (1972). Sampai 
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, penyebaran buku ini tentu terbatas, 
kebanyakan di kalangan ilmuwan yang menekuni biologi dan botani saja.  
Penerbitannya di luar negeri membuat buku ini sulit ditemukan. Suatu hal yang 
cukup menyedihkan, isi buku membahas flora pegunungan Jawa, tetapi masyarakat 
yang tinggal di Jawa sendiri susah mengaksesnya. Maka, inisiatif dan usaha 
menerjemahkan buku tersebut dan menjualnya di took-toko buku umum patut 
diacungi jempol. 
   
  Adalah Pusat Penelitian Biologi LIPI yang berinisiatif menerjemahkan dan 
menerbitan buku ini ke dalam bahasa Indonesia. Mereka bekerja sama dengan World 
Bank, John D  CatherineT. MacArthur Foundation, Penerbit EJ Brill Leiden, dan 
Unesco Jakarta office. Buku terjemahannya setebal 259 halaman, lebar, kira-kira 
seukuran kertas A4, dicetak pada kertas yang bagus, memuat 57 halaman penuh 
warna 456 spesies tumbuhan berbunga asli pegunungan Jawa.  Karena dicetak 
deluxe dan banyak warnanya, maka harganya jauh di atas rata-rata kebanyakan 
buku (rata2 harga buku sekarang Rp 40.000, buku van Steenis ini Rp 200.000), 
tetapi dijamin tak akan rugi memilikinya buat penggemar flora pegunungan Jawa.
   
  Gambar-gambar 456 spesies tumbuhan di dalam buku ini dilukis oleh dua orang 
Indonesia : Amir Hamzah dan Moehamad Toha, dua pelukis botani Herbarium 
Bogoriense Kebun Raya Bogor masa lalu. Lukisannya “breathtaking”, penuh dengan 
detail, simetri,  dan kecermatan yang mengagumkan, dilukis dari contoh hidup 
dalam ukuran sebenarnya.
   
  Flora Pegunungan Jawa ditulis oleh CGGJ (Cornelis Gijsbert Gerrit Jan) van 
Steenis (1901-1986). Bagi penggemar botani, nama van Steenis tentu tak asing 
lagi sebab van Steenis adalah pakar flora Indonesia dan Asia Tenggara. 
Buku-bukunya yang terdahulu pernah terbit pada masa Belanda dan awal-awal 
Indonesia merdeka, beberapa di antaranya dipakai sebagai buku ajar di 
sekolah-sekolah menengah, misalnya ”De Nuttige Planten van Indonesie” 
(tumbuhan-tumbuhan bermanfaat di Indonesia), juga yang sudah diterjemahkan oleh 
Pradnya Paramita (ex penerbit J.B Wolters zaman Belandanya): ”Flora untuk 
Sekolah di Indonesia” (1947), diterjemahkan oleh Moeso Surjowinoto dkk.. 
   
  CGGJ van Steenis adalah pakar botani yang pada tahun 1927-1949 bertugas di 
Kebun Raya Bogor dan Herbarium Bogoriense. Sumbangannya sangat besar dalam 
bidang taksonomi, biogeografi, dan ekologi tropika. Van Steenis adalah pendiri 
jurnal Flora Malesiana, sebuah jurnal terkenal pada zamannya tentang tumbuhan 
berbiji dan paku-pakuan di  kawasan Asia Tenggara. Kiprah terakhir van Steenis 
dalam profesinya adalah gurubesar sistematika tumbuhan pada tahun 1962-1972 di 
Rijksherbarium Universitas Leiden. Dikabarkan bahwa van Steenis selama hidupnya 
telah mengumpulkan lebih dari 24.000 nomor koleksi herbarium dan namanya 
diabadikan di dalam lebih daripada 39 spesies tumbuhan. Istrinya, Rietje van 
Steenis-Kruseman adalah asisten abadi van Steenis, yang setia menemaninya 
meneliti tumbuhan.
   
  Terjemahan Mountain Flora of Java (van Steenis, 1972) dikerjakan oleh Jenny A 
Kartawinata, mantan redaktur Femina Group. Jenny bukan pakar botani, tetapi 
jangan kuatir terjemahannya keliru sebab hasil terjemahannya diperiksa secara 
cermat oleh tiga orang pakar botani :  Dr. Kuswata Kartawinata (pakar ekologi 
dan taksonomi tumbuhan, mantan kepala Herbarium Bogoriense, penasihat ekologi 
Unesco Jakarta), Prof. Dr. Elizabeth Widjaja (pakar taksonomi tumbuhan dan 
etnobotani, Herbarium Bogoriense), dan Dr. Tukirin Partomihardjo (pakar ekologi 
tumbuhan, Herbarium Bogoriense). Maka, dijamin terjemahannya berbobot 
sebagaimana aslinya.
   
  Buku ini dirancang agar bermanfaat ganda : (1) sebagai buku panduan botani 
bagi para penggemar alam di Jawa dan sebagian Sumatera ketika menjelajah 
gunung2, hutan, padang rumput terbuka di tengah hutan, rawa, kawah, sekitar 
solfatara dan fumarol, punggung2 gunung dan lereng2 tinggi; dan (2) menambah 
nilai pendidikan bagi para guru dan siswa di Indonesia. Alam harus dikaji dan 
dihargai di lapangan, dilengkapi dengan percobaan dan pengujian pre-asumsi di 
laboratorium. Flora Jawa meliputi kawasan tropika seluas lebih dari 130.000 
km2, termasuk yang paling baik dikaji di dunia sejak karya Junghuhn. 
Tumbuhannya dari Asia tropik sampai Australia tropik. Buku ini diharapkan 
penulisnya menyadarkan masyarakat Jawa akan kekayaan flora di pulau mereka, 
khususnya di pegunungan, dan merangsang kesadaran mereka untuk menghormati dan 
melestarikan warisan ini. Hutan dan vegetasi alami harus 

[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Geologi Ransiki

2007-11-17 Terurut Topik Awang Satyana
Rana, 
   
  Keterangan geologi detail bisa ditemukan di peta geologi Lembar Ransiki, 
skala 1 : 250.000 dan laporannya yang setebal 81 halaman Geology of the 
Ransiki Sheet Area, Irian Jaya (Pieters, P.E.; Hakim, A. Sufni; dan 
Atmawinata, S. - Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung 1990).  
   
  Peta dan buku laporan itu dapat dilihat2 di perpusatakaan P3G (sekarang PSG - 
Pusat Survey Geologi) di samping kiri museum geologi Jl. Diponegoro Bandung.
   
  Pak Dr. Ukat Sukanta, yang juga suka menulis di milis Geo-Unpad, mantan seksi 
pemetaan Irian Jaya P3G, pasti punya keterangan detail tentang bagian timur 
Kepala Burung ini. 
   
  Wilayah Ransiki terkenal akan Sesar Ransiki  yang merupakan bagian panjang 
dari Sesar Sorong di utara Papua. Di wilayah Ransiki, sesar besar ini benar2 
membatasi Kemum Block yang disusun batuan benua Australia di sebelah barat 
sesar dan batuan busur kepulauan samudera Arfak Block di sebelah timur sesar. 
Ini sesar aktif dengan gerak sinistral yang masih suka menyebabkan gempa 
seperti gempa terbaru pada 7 September 2007 dengan kekuatan 5,3 Mw. Sesar 
Ransiki, meskipun suka digambarkan menyeberang ke Sesar Yapen di Pulau Yapen, 
ia sebenarnya juga menerus terus ke selatan menuju sesar besar lainnya yang 
masih satu arah, yaitu Sesar Wandamen-Wondiwoi, yang sekaligus merupakan 
tinggian batuan dasar metamorfik membatasi leher burung Lengguru di sebelah 
timur.
   
  Blok Kemum di wilayah Ransiki disusun oleh batuan2 sedimen, metamorfik, dan 
beku berumur Silur-Kuarter yang membentuk Pegunungan Lina. Di kompleks karbonat 
Tersier Pegunungan Lina ini pada tahun 2004 oleh tim speleologi Prancis 
ditemukan gua terdalam di dunia (2000 meter), tentu ini penemuan yang sangat 
penting. Record sebelumnya dipegang oleh gua St Jean di Prancis (1.610 m). 
   
  Wilayah transisi Ransiki Fault disusun oleh kompleks batuan Tersier bawah 
Prafi Formation, Lembai Diorite, dan Wai Limestone. 
   
  Blok Pegunungan Arfak disusun oleh batuan oceanic volcanics Arfak, Miocene 
Maruni limestone, Pliocene Befoor Formation, dan Plio-Pleistocene Manokwari 
Limestone. Karena didominasi gamping, maka di Pegunungan Arfak ini pun banyak 
terbentuk gua. Antara lain, sebuah gua sepanjang 900 meter yang ditemukan WWF 
mengandung puluhan jenis kelelawar. Di kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak 
hidup bebas dengan tingkat populasi tinggi enam jenis kupu-kupu sayap burung 
(Ornithoptera rohchildi) yang ditangkap masyarakat suku Arfak di kawasan 
penyangga cagar alam tersebut.

Cagar Pegunungan Arfak dengan areal seluas 65.300 hektar merupakan tempat 
koleksi biologi pertama di Tanah Papua oleh peneliti Eropa Lesson, Beccari dan 
Albertis pada tahun 1824-1827 dan 1872-1875. Kawasan ini juga merupakan tempat 
asal (type locallity) sejumlah besar mamalia, burung, tumbuh-tumbuhan dan 
berbagai spesimen tanaman lainnya yang hingga kini masih menjadi sasaran 
penelitian para ilmuwan dalam dan luar negeri karena spesies-spesies tersebut 
hanya bisa dijumpai pada kawasan cagar alam Pegunungan Arfak. 
   
  Secara ringkas, geologi dan biologi wilayah Ransiki sangat menarik, juga buat 
para ahli etno-linguistik sebab di wilayah yang tak terlalu luas bisa ditemukan 
puluhan jenis bahasa suku.
   
  salam,
  awang
  
R. Wiratama'96 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dear all,

Kepada rekan-rekan Geounpad ada yang pernah melakukan kajian geologi di 
khususnya di daerah Ransiki Papua Barat... saya mohon gambarannya..

Terimakasih

Rana


-
Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.

[Non-text portions of this message have been removed]



__._,_.___   Messages in this topic (0) Reply (via web post) | Start a new 
topic 
  Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar 
  Moderators:
Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED]
Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED]
Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED]
Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED]
Satya '2000 [EMAIL PROTECTED]
Andri'2004 [EMAIL PROTECTED] 
   
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to 
Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe 

  Recent Activity

  3
  New Members

Visit Your Group 
  Yahoo! Kickstart
  Sign up today!
  Reconnect with
  college alumni.

Y! Messenger
  Want a quick chat?
  Chat over IM with
  group members.

Yahoo! Groups
  Real Food Group
  Share recipes
  and favorite meals.



  .

 
__,_._,___ 

   
-
Be a better sports nut! Let your teams follow you with Yahoo Mobile. Try it now.

RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Jossy,
   
  Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya dari 
waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin dipertimbangkan 
menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di beberapa blog. Tulisan2 
itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya jadi anggotanya, beredar 
secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan blog itu. Biasa terjadi hal 
seperti itu. 
   
  Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat blog 
pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak Rovicky atau Pak 
Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang ini, hampir 
tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya. Baca buku saja 
biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka saya naik angkutan 
umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3 jam membaca ), atau 
setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk.
   
  Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah 
membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak dibaca 
dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau nonton TV tentu 
imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2 otak agar bekerja, 
dan tentu aksioma lama tetap berlaku :  menambah pengetahuan. Maka, baca saja 
bukunya daripada sekedar ulasannya he2...
   
  salam,
  awang

Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak 
Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, 
atau sudah adakah?

Salam,

JOSSY

-Original Message-
From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 
2005, 2007)

Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan
sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau
penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim


- Original Message -
From: Awang Harun Satyana 
To: 
Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM
Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann,
2005, 2007)


Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit
TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku
ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya
satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali
memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif,
tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada
zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat
terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si
raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah
kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu
pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap
pemerintahan saat itu.



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan
Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda
Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia.
Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan
belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun
yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri,
mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa
barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya
di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati
serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan
pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di
ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin
badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti
kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll.



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika,
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya 

RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!

2007-11-20 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Eddy dan Pak Dardji,
   
  Terima kasih banyak telah memasangkan poster saya bahkan menjagainya dan 
menjawab pertanyaan2 pengunjung dan session chair-nya, untung booth poster kita 
bersebelahan ya. Untung juga bahwa Pak Eddy dan Pak Dardji berangkat lebih awal 
 sehingga acara tidak terduga mesti menginap di Dubai tak mengganggu jadwal 
presentasi poster di Konferensi AAPG. Selamat menikmati acara2 di pertemuan 
AAPG Athena Pak, terutama berburu buku2  dan CD2 textbook terbitaan AAPG  yang 
pastinya semua harganya dipotong. Selamat menikmati Athena juga dan have a safe 
back.
   
  salam,
  awang 
   
  
Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Mas Awang,

Benar poster Anda terpasang seharian di hari Senin kemarin. Saya dan Pak
Dardji yang jaga dan memang kami tidak maksimal jaganya karena kami punya
problem urusan barang. Karena masalah kabut maka kami terpaksa bermalam
sehari di Dubai. Waktu tiba di Atena bagasi kami belum ada, sehingga waktu
makan siang kami kami gunakan untuk belanja keperluan darurat.

Meski demikian saya sempat menjamu Jim yang session chair. Dia banyak
tanya ttg poster Anda dan di akhir sesi dia memberi salam ucapan terima
kasih kepada kami di booth 4 dan 5.

Sementara itu dulu berita dari AAPG Atena.

Wasalam,
EAS




   
-
Get easy, one-click access to your favorites.  Make Yahoo! your homepage.

Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-20 Terurut Topik Awang Satyana
Mang Okim,
   
  Terima kasih banyak atas apresiasinya, semoga selalu berguna apa yang saya 
tulis. Terima kasih juga atas saran Mang Okim untuk mengirimkan ulasan2 itu ke 
media massa, akan saya coba. Saya juga mengikuti semua ulasan Mang Okim tentang 
batu mulia, saya banyak belajar dari tulisan2 Mang Okim tersebut. Kiat2 praktis 
mengenal dan membedakan batu mulia (terutama agar tidak tertipu) sangat 
bermanfaat, dan suka saya ceritakan kepada teman2 saya penggemar batu mulia di 
luar milis IAGI .
   
  salam,
  awang

miko [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan
sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau
penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi
tinggi akan diberikan ke Pak Awang.

Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media
cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat
memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat
untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita.

Selamat ya Pak Awang,

MGBU
mang Okim





   
-
Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.

[iagi-net-l] Gempa Sumbawa 6,7 SR (6.4 Mw) 26 November 2007

2007-11-25 Terurut Topik Awang Satyana
Dari tengah malam tadi sampai pagi ini, saudara-saudara kita di Sumbawa tengah 
berhadapan dengan gempa. Belasan rumah rusak dan runtuh, belasan luka2, dan 
seorang tewas menurut berita MetroTV pukul 05.00 tadi. Gempa dilaporkan terjadi 
sekali hampir setiap jam dengan magnitude di atas 6 SR.
   
  Gempa utama dilaporkan BMG terjadi pada pukul 00.02.17 26 November 2007 
dengan magnitude 6,7 SR (6.4 Mw menurut USGS). Pusat gempa pada 8.299 degS dan 
118.385 deg E berasal dari kedalaman 30 km. Secara geografis, pusat gempa ini 
terjadi di pantai utara Sumbawa di Teluk Sanggar, sekitar 30 km sebelah timur 
tenggara Gunung Tambora, atau 40 km sebelah barat baratlaut Bima.
   
  Data USGS prototype centroid moment tensor solution menunjukkan pematahan 
batuan pada pusat gempa berupa sesar naik-mendatar dengan jurus 61 NE dan 
kemiringan 33 deg. Dilaporkan tidak terjadi tsunami ke arah Sumbawa mungkin 
karena magnitudenya berada di ambang batas minimal tsunami-genic earthquake, 
pematahan batuannya tidak murni dip-slip, dan lokasinya di pantai.
   
  Secara regional, gempa ini diakibatkan oleh subduksi kerak samudera Flores di 
bawah Sumbawa yang terkenal sebagai jalur Flores (mega) Thrust. Dalam 15 tahun 
terakhir, gempa2 besar di utara Sumbawa dan Flores ini menyebabkan tsunami yang 
besar, seperti pernah dialami Maumere pada tahun 1990-an. Sumbawa dan Flores, 
serta ujung timur Lombok, terangkat oleh double subduction dari utara dan 
selatan. Dari utara adalah oleh Flores (mega) Thrust dan dari selatan oleh 
subduksi kerak samudera Hindia. Sebaran kedalaman episentrum di sekitar pulau2 
ini pun menjadi rumit, terutama di sebelah utara, tempat berkumpulnya 
episentrum gempa2 dalam asal subduksi kerak Hindia sampai kedalaman  500 km, 
bersatu tempat dengan gempa2 dangkal  70 km asal Flores (mega) Thrust.
   
  Flores Thrust sendiri mengalami evolusi. Peta lama Warren Hamilton menaruh 
batas baratnya di sebelah utara bagian tengah Sumbawa. Kini, ia juh lebih ke 
barat sampai di sebelah utara timur Lombok. Tetapi, jejaknya sesungguhnya masih 
terus sampai ke ujung utara Jawa Timur. Gempa Situbondo beberapa bulan yang 
lalu terjadi di jejak sesar besar ini.
   
  Semoga gempa yang datang ketika rakyat Sumbawa utara tengah tidur lelap ini 
tak banyak memakan korban. Sebagian besar dari kita memang tidur bersama gempa 
(sleeping with earthquake !).
   
  salam,
  awang

   
-
Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.

[iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil

2007-11-25 Terurut Topik Awang Satyana
  Untuk rekan-rekan yang menekuni petroleum system dan petroleum geochemistry, 
nama Fred Meissner tentu tidak asing lagi. Dia adalah salah satu tokohnya, 
seperti Tod Harding dan James Lowell dalam struktur geologi, Qing Sun dan Mateu 
Esteban dalam carbonate sedimentology, atau John van Wagoner dan Henry 
Posamentier dalam sequence stratigraphy. Di dalam mengembangkan petroleum 
system, Fred Meissner sebanding dengan Leslie Magoon atau Wallace Dow. 
   
  18 September lalu, Fred Meissner menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah 
sekian lama berjuang melawan kanker kerongkongan. AAPG Explorer edisi terbaru 
(November 2007) memuat berita meninggalnya tokoh penemu “hydrocarbon machine” 
ini.
   
  Keahlian Meissner adalah terutama dalam bidang hydrocarbon generation, 
migration, dan accumulation. “Hydrocarbon machine” yang ditemukannya adalah 
sebuah gambar sederhana, tepat, dan praktis yang melukiskan hubungan antara 
ketiga proses ini bersama elemen-elemen petroleum system, yaitu ada 
elemen-elemen batuan : source rocks, carrier beds, reservoir rocks, sealing 
rocks, burial rocks; digambarkan bersatu dengan proses-proses : generasi 
hidrokarbon, ekspulsi, migrasi, dan akumulasi di perangkap struktur, 
stratigrafi, maupun kombinasi keduanya. Kita barangkali sering menggunakan 
gambar ini, Fred Meissner-lah yang memperkenalkannya untuk pertama kalinya. 
Gambar ini praktis, dan hubungan “hydrocarbon machine” itulah yang sebenarnya 
dicari2 para eksplorasionis di suatu daerah.
   
  Fred Meissner lahir di Denver dan menamatkan sekolahnya di Colorado School of 
Mines (master degree) tahun 1954. Setelah menjalankan dinas militer dalam 
Perang Korea, Meissner bekerja selama 17 tahun untuk Shell. Di sini dia bertemu 
dengan M. King Hubbert, tokoh terkenal dalam petroleum geology yang menerapkan 
prinsip2 mekanika fluida dalam proses migrasi dan akumulasi hidrokarbon. 
Meissner menyebut Hubbert sebagai gurunya. Setelah Shell, Meissner bergabung 
dengan Trend Exploration pada awal 1970-an, dan bersama tokoh2 legendaris 
penemu minyak di perusahaan itu, Tom Jordan dan Norm Foster, Fred Meissner 
menemukan lapangan-lapangan minyak besar dalam reservoir karbonat di Cekungan 
Salawati, Kepala Burung, Irian Jaya (lapangan2 Kasim, Walio, Jaya). Tahun 
1986-2004, Meissner mengajar di almamaternya sambil bekerja sebagai seorang 
konsultan. Tahun 2004, dia resmi pensiun, tetapi sekali-sekali masih suka 
diminta mengajar dan memimpin field trip di seputar Rocky Mountains.  Tiga
 minggu sebelum kematiannya, dalam usia 75 tahun Meissner masih memimpin sebuah 
fieldtrip yang diikuti 30 peserta.
   
  Tahun 1997, ketika IPA mengadakan simposium internasional petroleum system SE 
Asia-Australasia di Jakarta, Fred Meissner diundang IPA bersama tokoh2 
petroleum system lainnya (Leslie Magoon dan Dietrich Welte). Meissner 
memberikan keynote lecture berjudul, “The Role of Depositional Sequences in 
Creating and Controlling Petroleum Systems – Basic Principles and Examples”. Di 
situ Meissner memunculkan hydrocarbon machine-nya yang terkenal, elemen2 
petroleum system-nya dimodifikasi dengan menerapkan sequence stratigraphy. Fred 
Meissner pun dalam simposium ini mengajar short course dua hari berjudul 
“Subsurface Pressures and Petroleum Systems : Pressure Relationships to the 
Generation,Migration, and Accumulation of Hydrocarbons”. Barangkali ada rekan2 
yang kebetulan ikut kursusnya ? Meissner adalah seorang guru yang baik, jauh 
lebih baik daripada gurunya sendiri, King Hubbert yang terkenal garang dalam 
mengajar.
   
  Selain hydrocarbon machine, Fred Meissner juga terkenal sebagai orang pertama 
yang menemukan bahwa source rocks juga dapat merupakan reservoir rocks, 
khususnya bahwa produksi gas bisa berasal dari coal beds dan carbonaceous 
shales. Meissner mempublikasikan hal ini dalam paper-papernya tahun 1977-1978. 
Kita sekarang mengenalnya sebagai CBM (coal bed methane). Meissner juga 
menemukan bahwa perubahan fase dari solid organic matter menjadi liquid selama 
generasi hidrokarbon telah menyebabkan abnormally high pressure dalam batuan 
induk, dan kemudian menyebabkan fracturing di batuan induk maupun reservoir di 
dekatnya. Pemikiran ini merupakan salah satu mekanisme kejadian overpressure 
dan ekspulsi hidrokarbon dari batuan induk melalui micro-fracturing. Mekanisme 
inilah yang sampai sekarang banyak diterima orang, dan Meissner-lah yang 
menemukannya.
   
  Ketika ditanya orang bagaimana menjadi sukses menemukan hidrokarbon, inilah 
jawaban Fred Meissner. ”To be successful at finding oil and gas you have to 
think like a bubble of oil and gas. Where and how was it matured, how did it 
travel through the rocks and why and where was the logical place for it to end 
up” Bayangkanlah bahwa kau sendiri adalah butir minyak dan gas itu, begitu 
kira-kira.
   
  Begitulah Fred Meissner, selain ahli menemukan lapangan minyak, ia juga 
peneliti, pengajar, dan penulis yang baik. Para penekun petroleum geology, 
lebih 

Re: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi

2007-11-27 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rovicky,
   
  Masa eksplorasi yang dibatasi hanya tiga tahun, tanpa bor, juga 
relinquishment semacam GHA sudah menjadi issue dalam rapat2 badan/departemen 
Pemerintah terkait beberapa bulan terakhir ini. Bila dipandang baik dan 
disepakati semua pihak, issue itu bisa menjadi sistem kontrak baru yang akan 
berbeda jauh dari sistem KPS standar. Untuk blok2 baru yang akan segera 
ditender akhir bulan ini atau Desember besok (rencana terakhirnya begitu), 
semua termin kontraknya masih menggunakan sistem KPS standar yang sudah kita 
kenal.
   
  Semacam GHA belum bisa dilakukan pada kontrak2 lama yang memang masih 
menyisakan 20 % di status final relinquishment. Tetapi, untuk perpanjangan 
kontrak setelah 30 tahun atau lebih, hal2 semacam GHA dapat dilakukan, yaitu 
bila KPS bersangkutan tak lagi punya peluang eksplorasi tertinggal, maka semua 
wilayah di luar lapangan harus dikeluarkan (carved out).
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Apakah final relinguisment masih menyisakan 20% dari original ?
Di beberapa negara sekarang ini mulai dengan istilah GHA (Gas holding
area) yaitu kontrak-kontrak baru untuk daerah hanya seluas lapangan
thok (GWC) saja. Sepertinya mirip dengan TAC dahulu, tetapi tidak ada
exploration activities. Apakah di Indonesia masih ada ?
Aku rasa banyak lapangan-lapangan gas yang 'idle' yang dapat
ditenderkan dengan cara seperti ini, sehingga hanya perusahaan2 kecil
saja yang akan memungkinkan mengembangkan small field ini.
Jadi memang jualannya bukan untuk eksplorasi.

RDP

On Nov 27, 2007 5:58 PM, Awang Harun Satyana wrote:
 Pak Rovicky,

 Itu baru usulan saja. Tender yang akan dilakukan atas 26 blok (21 reguler, 5 
 penawaran langsung) yang akan segera datang masih menggunakan program kerja 
 eksplorasi standar (3+3+4). Tiga tahun pertama firm commitment dengan 
 pekerjaan studi GG, survey seismik, bor. Tiga tahun kedua masih juga seperti 
 itu. Dan, perpanjangan empat tahun terakhir (maksimal) bila diperlukan, 
 sebelum komersialitas, juga bisa memuat pekerjaan2 studi GG, survey seismik, 
 bor.

 Hanya bor yang membuktikan bahwa minyak ada atau tidak ada, data seismik bisa 
 mengindikasi, tetapi tak pernah membuktikan. Dengan komitmen standar termasuk 
 bor pun pada saat ini banyak sekali (hampir 200) proposal penawaran langsung 
 menumpuk di meja Pemerintah. Artinya, investor dengan komitmen bor pun tetap 
 menggebu. Hanya, benar bahwa realisasinya tak semenggebu usulannya.. (!)

 No drilling no discovery.

 Salam,
 awang


 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, November 27, 2007 4:25 C++
 To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi

 Pak Awang atau yang lain di BPMIGAS ini maksudnya gimana ya ?
 Ada juga salah satu term di negara lain yang komitmennya hanya
 seismic. Tentunya waktunya diperpendek (hanya 2 tahun utk shoot
 seismic dan interpretasi). Kalau bagus baru ditambah lagi dengan
 perpanjangan tetapi dengan ngebor.

 Thanks

 RDP
 
 BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi, sehinga masa
 explorasi bisa di perpendek dari 10 tahun ke 3 tahun

 untuk lengkapnya silahkan buka di detikcom.
 http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/11/tgl/27/time/145744/idnews/858253/idkanal/4
 __._,_.___

 --
 http://tempe.wordpress.com/
 None one right solution !
 No one can monopolize the truth !

 
 JOINT CONVENTION BALI 2007
 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
 Exhibition,
 Bali Convention Center, 13-16 November 2007
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
 IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
 damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data 
 or profits, arising out of or in connection with the use of any information 
 posted on IAGI mailing list.
 -


 This email was Anti Virus checked by Administrator.
 

Re: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi

2007-11-27 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Bambang,
   
  Cukup lama tak muncul di IAGI-net, semoga Pak Bambang selalu sehat dan 
sukses. 
   
  Ya memang apa yang diusulkan Pak Kardaya itu bermula dari pengejaran komitmen 
yang mengecewakan. Realisasi komitmen eksplorasi hanya 50-75 %. Ini menjadi 
biang keladi mengapa penemuan eksplorasi  tak bisa menggantikan produksi minyak 
setahun. Banyak KPS memundurkan komitmennya dengan berbagai alasan, dari alasan 
serius sampai sekedar alasan. 
   
  Ada beberapa blok yang ditandatangani 1995-1997 baru melakukan komitmen 
bornya di tahun ke-10, yaitu mereka baru membor sumurnya tahun 2007, padahal 
itu merupakan komitmen pasti (firm commitment) tiga tahun pertama. Saya heran 
bagaimana blok2 ini masih bisa hidup sampai tahun ke-10 (bahkan ada yang sampai 
tahun ke-13 dengan tambahan grace period)  tanpa melakukan komitmen pastinya ? 
Pemerintah kita mungkin terlalu akomodatif dengan membiarkan saja blok 
eksplorasi tertidur selama 9 tahun atau lebih. Tak boleh terjadi lagi hal2 
semacam itu.
   
  Beberapa blok eksplorasi terkendala dengan tumpang tindih kehutanan yang 
telah bertahun-tahun tak menemukan jalan keluar. Untuk kasus ini, Pemerintah 
memang harus memberikan tambahan waktu tanpa pelaksanaan komitmen sebab tumpang 
tindih itu bukan kesalahan Kontraktor.
   
  Melihat itu semua, maka muncul ide komitmen seismik tanpa bor pada  tiga 
tahun pertama (firm commitment). Kontrak2 baru sudah menuju ke situ 
kelihatannya sebab setiap Kontraktor harus menyerahkan jaminan bahwa mereka 
bisa melakukan seismik sejumlah komitmen tiga tahun pertama. Hanya, periodenya 
masih standar, yaitu 3 + 3 tahun.
   
  Penerapan ide ini kelihatannya tak bisa untuk semua blok, tetapi harus 
dipilih blok-blok mana saja (selektif). Ide ini terutama bagus untuk blok2 
frontier.
   
  salam,
  awang
   
  
Bambang Satya Murti [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang  rekan-rekan lainnya,
Saya setuju, no drilling - no discovery, tetapi kita perlu memberikan insentif 
khusus kan?
Hemat saya, kalau model ini diterapkan, ini akan merupakan quantum leap untuk 
meningkatkan kegiatan eksplorasi, terutama di daerah virgin basin, deep water, 
frontier...etc..etc...
Rasanya, kalau seismik sudah mengindikasikan sweet spots, tanpa disuruh pun 
operator pasti akan mengusulkan untuk mengebor..lebih baik begitu dibanding 
komitmen semu ya? Lha kalau ini yang terjadi, kan malah ditanya, quo vadis 
explorasi di Indonesia?
Viva explorationist..
Salam,
Bambang
(selamat mengejar komitmen ya pak)

- Original Message 
From: Awang Harun Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, November 27, 2007 4:58:53 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen 
explorasi


Pak Rovicky,

Itu baru usulan saja. Tender yang akan dilakukan atas 26 blok (21
reguler, 5 penawaran langsung) yang akan segera datang masih menggunakan
program kerja eksplorasi standar (3+3+4). Tiga tahun pertama firm
commitment dengan pekerjaan studi GG, survey seismik, bor. Tiga tahun kedua
masih juga seperti itu. Dan, perpanjangan empat tahun terakhir (maksimal)
bila diperlukan, sebelum komersialitas, juga bisa memuat pekerjaan2
studi GG, survey seismik, bor.

Hanya bor yang membuktikan bahwa minyak ada atau tidak ada, data
seismik bisa mengindikasi, tetapi tak pernah membuktikan. Dengan komitmen
standar termasuk bor pun pada saat ini banyak sekali (hampir 200) proposal
penawaran langsung menumpuk di meja Pemerintah. Artinya, investor
dengan komitmen bor pun tetap menggebu. Hanya, benar bahwa realisasinya tak
semenggebu usulannya.. (!)

No drilling no discovery.

Salam,
awang

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, November 27, 2007 4:25 C++
To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen
explorasi

Pak Awang atau yang lain di BPMIGAS ini maksudnya gimana ya ?
Ada juga salah satu term di negara lain yang komitmennya hanya
seismic. Tentunya waktunya diperpendek (hanya 2 tahun utk shoot
seismic dan interpretasi). Kalau bagus baru ditambah lagi dengan
perpanjangan tetapi dengan ngebor.

Thanks

RDP

BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi, sehinga masa
explorasi bisa di perpendek dari 10 tahun ke 3 tahun

untuk lengkapnya silahkan buka di detikcom.
http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/11/tgl/27/time/145744/idnews/858253/idkanal/4
__._,_.___

--
http://tempe.wordpress.com/
None one right solution !
No one can monopolize the truth !


JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: 

Re: [iagi-net-l] Joint Study in open area.

2007-11-28 Terurut Topik Awang Satyana
 terang adalah suatu
kesalahan, dan tak akan ada lagi diberikan semacam itu, sebab jelas ini
menghalangi perusahaan2 lain yang ingin melakukan joint study di tempat
yang sama. Mengapa dulu MIGAS memberikan izin itu ? Karena perusahaan
ini mengusulkan areanya di wilayah2 yang luar biasa ekstrim di
Indonesia. Kelihatannya perusahaan2 biasa tak mungkin ke situ, begitu
katanya. Go to extreme. Mereka melakukan survey yang datanya akan
menjadi milik Indonesia. Mereka nanti harus memilih hanya 4000 km2 satu
blok dari wilayah joint study-nya yang sahohah tadi. Banyak
perusahaan2 besar yang juga bisa ekstrim eksplorasinya mengritik
pemberian izin joint study semacam ini. Ya, itu memang kesalahan.
Bagaimana mengatasinya karena izin sudah diterbitkan ? Yah, itu biar top
level saja yang menyelesaikannya.

Ok, itu dulu pak Rovicky.

Salam,
awang


-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, November 27, 2007 10:43 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen
explorasi

Pak Awang diskusinya makin menarik saja, walaupun sudah tengah malam nih
:)

Saya melihat ada juga istilah Joint Study yang dikelola atau diatur
oleh Dirjen MIGAS. Dalam operasition-nya, perusahaan migas
(kontraktor) melakukan studi pada daerah yang masih terbuka (open
area) selama setahun (cmiiw) juga boleh melakukan shooting seismic
tetapi bukan pengeboran. Ketika joint studi ini tentusaja MIGAS tidak
akan menawarkan ke kontraktor lain. seolah-olah di HOLD. Kalau
nantinya hasilnya positip dan perusahaan ini tertarik melanjutkan,
maka daerah itu akan ditawarkan sebagai direct application (istilah
nya). Jadi ditawarkan (open for bid) hanya dibuka selama 30-40 hari
saja. Sedang normalnya utk PSC biasa ditawarkan dalam 4 bulan.
Nah apa bedanya dengan yang diusulkan Pak Kardaya ini ? Dan siapakan
yang mengawasinya ? BPMIGAS atau MIGAS ?

Btw, saya rada kaget ketika ada sebuah perusahaan yang melakukan
joint study ini untuk daerah yang suangat luaas di Eastern
Indonesia. Padahal aku yakin perusahaan ini bener-bener perusahaan
baru yang belum pernah memiliki produksi, walaupun konon-nya terdiri
dari orang-orang pinter yang pernah bekerja di Indonesia. Saya agak
curiga perusahaan ini hanya broker (wah suudzon deh). Nah hal-hal
seperti ini juga sebenernya yang menghambat resource replacement  di
Indonesia.

Salam

On Nov 27, 2007 11:27 PM, Awang Satyana wrote:
 Pak Bambang,

 Cukup lama tak muncul di IAGI-net, semoga Pak Bambang selalu sehat
dan sukses.

 Ya memang apa yang diusulkan Pak Kardaya itu bermula dari pengejaran
komitmen yang mengecewakan. Realisasi komitmen eksplorasi hanya 50-75 %.
Ini menjadi biang keladi mengapa penemuan eksplorasi tak bisa
menggantikan produksi minyak setahun. Banyak KPS memundurkan komitmennya
dengan berbagai alasan, dari alasan serius sampai sekedar alasan.

 Ada beberapa blok yang ditandatangani 1995-1997 baru melakukan
komitmen bornya di tahun ke-10, yaitu mereka baru membor sumurnya tahun
2007, padahal itu merupakan komitmen pasti (firm commitment) tiga tahun
pertama. Saya heran bagaimana blok2 ini masih bisa hidup sampai tahun
ke-10 (bahkan ada yang sampai tahun ke-13 dengan tambahan grace period)
tanpa melakukan komitmen pastinya ? Pemerintah kita mungkin terlalu
akomodatif dengan membiarkan saja blok eksplorasi tertidur selama 9
tahun atau lebih. Tak boleh terjadi lagi hal2 semacam itu.

 Beberapa blok eksplorasi terkendala dengan tumpang tindih kehutanan
yang telah bertahun-tahun tak menemukan jalan keluar. Untuk kasus ini,
Pemerintah memang harus memberikan tambahan waktu tanpa pelaksanaan
komitmen sebab tumpang tindih itu bukan kesalahan Kontraktor.

 Melihat itu semua, maka muncul ide komitmen seismik tanpa bor pada
tiga tahun pertama (firm commitment). Kontrak2 baru sudah menuju ke situ
kelihatannya sebab setiap Kontraktor harus menyerahkan jaminan bahwa
mereka bisa melakukan seismik sejumlah komitmen tiga tahun pertama.
Hanya, periodenya masih standar, yaitu 3 + 3 tahun.

 Penerapan ide ini kelihatannya tak bisa untuk semua blok, tetapi
harus dipilih blok-blok mana saja (selektif). Ide ini terutama bagus
untuk blok2 frontier.

 salam,
 awang


 Bambang Satya Murti wrote:
 Pak Awang  rekan-rekan lainnya,
 Saya setuju, no drilling - no discovery, tetapi kita perlu memberikan
insentif khusus kan?
 Hemat saya, kalau model ini diterapkan, ini akan merupakan quantum
leap untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi, terutama di daerah virgin
basin, deep water, frontier...etc..etc...
 Rasanya, kalau seismik sudah mengindikasikan sweet spots, tanpa
disuruh pun operator pasti akan mengusulkan untuk mengebor..lebih baik
begitu dibanding komitmen semu ya? Lha kalau ini yang terjadi, kan malah
ditanya, quo vadis explorasi di Indonesia?
 Viva explorationist..
 Salam,
 Bambang
 (selamat mengejar komitmen ya pak)


 - Original Message 
 From: Awang Harun Satyana
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Tuesday, November 27, 2007 4

Re: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi

2007-11-28 Terurut Topik Awang Satyana
 replacement  di
  Indonesia.
 
  Salam
 
  On Nov 27, 2007 11:27 PM, Awang Satyana
 wrote:
  
  Pak Bambang,
 
  Cukup lama tak muncul di IAGI-net, semoga Pak
 Bambang selalu sehat dan sukses.
 
  Ya memang apa yang diusulkan Pak Kardaya itu
 bermula dari pengejaran komitmen yang mengecewakan.
 Realisasi komitmen eksplorasi hanya 50-75 %. Ini
 menjadi biang keladi mengapa penemuan eksplorasi 
 tak bisa menggantikan produksi minyak setahun.
 Banyak KPS memundurkan komitmennya dengan berbagai
 alasan, dari alasan serius sampai sekedar alasan.
 
  Ada beberapa blok yang ditandatangani 1995-1997
 baru melakukan komitmen bornya di tahun ke-10, yaitu
 mereka baru membor sumurnya tahun 2007, padahal itu
 merupakan komitmen pasti (firm commitment) tiga
 tahun pertama. Saya heran bagaimana blok2 ini masih
 bisa hidup sampai tahun ke-10 (bahkan ada yang
 sampai tahun ke-13 dengan tambahan grace period) 
 tanpa melakukan komitmen pastinya ? Pemerintah kita
 mungkin terlalu akomodatif dengan membiarkan saja
 blok eksplorasi tertidur selama 9 tahun atau lebih.
 Tak boleh terjadi lagi hal2 semacam itu.
 
  Beberapa blok eksplorasi terkendala dengan
 tumpang tindih kehutanan yang telah bertahun-tahun
 tak menemukan jalan keluar. Untuk kasus ini,
 Pemerintah memang harus memberikan tambahan waktu
 tanpa pelaksanaan komitmen sebab tumpang tindih itu
 bukan kesalahan Kontraktor.
 
  Melihat itu semua, maka muncul ide komitmen
 seismik tanpa bor pada tiga tahun pertama (firm
 commitment). Kontrak2 baru sudah menuju ke situ
 kelihatannya sebab setiap Kontraktor harus
 menyerahkan jaminan bahwa mereka bisa melakukan
 seismik sejumlah komitmen tiga tahun pertama. Hanya,
 periodenya masih standar, yaitu 3 + 3 tahun.
 
  Penerapan ide ini kelihatannya tak bisa untuk
 semua blok, tetapi harus dipilih blok-blok mana saja
 (selektif). Ide ini terutama bagus untuk blok2
 frontier.
 
  salam,
  awang
 
 
  Bambang Satya Murti wrote:
  Pak Awang  rekan-rekan lainnya,
  Saya setuju, no drilling - no discovery, tetapi
 kita perlu memberikan insentif khusus kan?
  Hemat saya, kalau model ini diterapkan, ini akan
 merupakan quantum leap untuk meningkatkan kegiatan
 eksplorasi, terutama di daerah virgin basin, deep
 water, frontier...etc..etc...
  Rasanya, kalau seismik sudah mengindikasikan
 sweet spots, tanpa disuruh pun operator pasti akan
 mengusulkan untuk mengebor..lebih baik begitu
 dibanding komitmen semu ya? Lha kalau ini yang
 terjadi, kan malah ditanya, quo vadis explorasi di
 Indonesia?
 
=== message truncated ===




Be a better pen pal. 
Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. 
http://overview.mail.yahoo.com/


JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



   
-
Get easy, one-click access to your favorites.  Make Yahoo! your homepage.

Re: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi

2007-11-28 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Asep,
   
  Sejak 2006, luas area joint study akan digiring tim penilai ke sekitar 4000 
km2. Kewajiban survey seismik adalah sebesar komitmennya 3 tahun pertama. 
Kontraktor harus menyerahkan jaminan pelaksanaan survey seismik 3 tahun 
pertamanya ke Pemerintah (sebesar jumlahnya 3 tahun pertama), tak melihat luas 
blok. Bila gagal memenuhi komitmen itu, berdasarkan rekomendasi BPMIGAS, 
Pemerintah berhak mencairkan jaminan itu.
   
  salam,
  awang

Asep Saripudin [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,
Tentang luasnya daerah joint study apakah sudah final, bahwa luasnya 
maksimal 4000 km persegi ?
karena hingga direct offer tender tahun 2005 yang pemenangnya diumumkan 
tahun 2006 lalu, dari 21 wilayah, 9 wilayah diantaranya luas daerah WKP 
nya lebih dari 4000 km persegi.

kemudian tentang kewajiban survey seismik, untuk onshore sebesar 2 juta 
USD...cmiw
hal ini berlaku untuk semua blok, baik blok besar maupun blok dengan 
luas area kecil
apakah kewajiban komitmen survey seismik ini masih berlaku untuk semua 
blok tanpa melihat luasnya daerah WKP ?
mohon pencerahannnya...

Salam,
Asep

Awang Harun Satyana wrote:
 Pak Rovicky,

 Sehabis membalas e-mail Pak Bambang, saya pun pergi tidur, pukul 24.00 tepat 
 sebab besoknya mesti bangun subuh, seperti biasa, mengejar pergi ke Jakarta..

 Lamanya joint study umumnya sekitar 6 bulan, jarang yang setahun. Luas 
 arealnya mestinya maksimal 4000 km2 (sebelum sistem grid diberlakukan nanti). 
 Sekarang si pelaku joint study harus melakukan tambahan data seismik (survey 
 seismik) bila arealnya 4000 km2, bila 4000 km2 maka ia harus meningkatkan 
 kualitas data seismik melalui reprocessing. Semua kegiatan ini baik joint 
 study, survey, repro semuanya bukan operating cost kalau kelak ia menjadi 
 blok, maka tentu tak bisa di-cost recovery. Joint study dilakukan bersama 
 lima perguruan tinggi sebagai wakil Ditjen Migas, yaitu bisa ITB, Unpad, UPN, 
 UGM, Trisakti.

 Yang diusulkan Pak Kardaya adalah nanti kalau wilayah joint study itu menjadi 
 blok. Bila ada survey seismik yang telah dilakukan pada saat joint study, 
 maka itu akan mempengaruhi komitmen di tiga tahunnya, tim penilai Ditjen 
 Migas-BPMIGAS dan biders yang nanti akan mendiskusikannya. Yang mengawasi 
 pelaksanaan komitmen adalah BPMIGAS. Yang menentukan komitmen adalah MIGAS 
 dengan masukan2 dari BPMIGAS.

 Perusahaan kecil yang mempunyai wilayah2 joint study sahohah itu (mengikuti 
 istilah Pak Rovicky he2..) itu terus terang adalah suatu kesalahan, dan tak 
 akan ada lagi diberikan semacam itu, sebab jelas ini menghalangi perusahaan2 
 lain yang ingin melakukan joint study di tempat yang sama. Mengapa dulu MIGAS 
 memberikan izin itu ? Karena perusahaan ini mengusulkan areanya di wilayah2 
 yang luar biasa ekstrim di Indonesia. Kelihatannya perusahaan2 biasa tak 
 mungkin ke situ, begitu katanya. Go to extreme. Mereka melakukan survey 
 yang datanya akan menjadi milik Indonesia. Mereka nanti harus memilih hanya 
 4000 km2 satu blok dari wilayah joint study-nya yang sahohah tadi. Banyak 
 perusahaan2 besar yang juga bisa ekstrim eksplorasinya mengritik pemberian 
 izin joint study semacam ini. Ya, itu memang kesalahan. Bagaimana 
 mengatasinya karena izin sudah diterbitkan ? Yah, itu biar top level saja 
 yang menyelesaikannya.

 Ok, itu dulu pak Rovicky.

 Salam,
 awang


 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, November 27, 2007 10:43 C++
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen 
 explorasi

 Pak Awang diskusinya makin menarik saja, walaupun sudah tengah malam nih :)

 Saya melihat ada juga istilah Joint Study yang dikelola atau diatur
 oleh Dirjen MIGAS. Dalam operasition-nya, perusahaan migas
 (kontraktor) melakukan studi pada daerah yang masih terbuka (open
 area) selama setahun (cmiiw) juga boleh melakukan shooting seismic
 tetapi bukan pengeboran. Ketika joint studi ini tentusaja MIGAS tidak
 akan menawarkan ke kontraktor lain. seolah-olah di HOLD. Kalau
 nantinya hasilnya positip dan perusahaan ini tertarik melanjutkan,
 maka daerah itu akan ditawarkan sebagai direct application (istilah
 nya). Jadi ditawarkan (open for bid) hanya dibuka selama 30-40 hari
 saja. Sedang normalnya utk PSC biasa ditawarkan dalam 4 bulan.
 Nah apa bedanya dengan yang diusulkan Pak Kardaya ini ? Dan siapakan
 yang mengawasinya ? BPMIGAS atau MIGAS ?

 Btw, saya rada kaget ketika ada sebuah perusahaan yang melakukan
 joint study ini untuk daerah yang suangat luaas di Eastern
 Indonesia. Padahal aku yakin perusahaan ini bener-bener perusahaan
 baru yang belum pernah memiliki produksi, walaupun konon-nya terdiri
 dari orang-orang pinter yang pernah bekerja di Indonesia. Saya agak
 curiga perusahaan ini hanya broker (wah suudzon deh). Nah hal-hal
 seperti ini juga sebenernya yang menghambat resource replacement  di
 Indonesia.

 Salam

 On Nov 27, 2007 11:27 PM, Awang Satyana wrote:
 
 Pak Bambang

Re: [iagi-net-l] Laporan studi cekungan BEICIP/Robertson??

2007-11-29 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Min, Laporan2 studi regional cekungan sedimen Indonesia yang pernah 
dilakukan adalah :  PERTAMINA/BEICIP 1982. Petroleum Potential of Eastern 
Indonesia. Unpublished.   PERTAMINA/BEICIP 1985. Hydrocarbon Potential of 
Western Indonesia. Unpublished.
  PERTAMINA/ROBERTSON 1992. Eastern Indonesia : Biostratigraphy, Geochemistry 
and Petroleum Geology.Unpublished.
  PERTAMINA/CORELAB 1997. Eastern Indonesia : Petroleum Geology. Unpublished.
   
  Walaupun unpublished, dalam jumlah terbatas, laporan2 ini bisa dibeli juga. 
Dulu, saat studi2 itu baru selesai, yang memerlukannya menghubungi Pertamina 
atau PT Robertson Utama Indonesia (kini tak ada lagi), atau Corelab (atas 
seizin Pertamina). Sekarang, pasti sudah out of print sebab laporan2 itu 10-25 
tahun yang lalu.
   
  Beberapa konsultan melakukan juga studi2 regional cekungan2 di Indonesia, 
misalnya Petro-Consultant dan IHS di Singapura. Umumnya mereka melakukan studi 
regional per cekungan (produktif). Yang ini mungkin lebih gampang dicari.
   
  salam,
  awang


Minarwan (Min) [EMAIL PROTECTED] wrote:  Rekans,

Tahun 1997/1998 saya pernah membaca laporan hasil studi regional
cekungan-cekungan di Indonesia yang dilakukan oleh BEICIP-bekerja sama
dengan Robertson Research kalau saya tidak salah ingat-bukunya lebar
dan berwarna biru.
Apakah buku laporan seperti ini masih di jual/dicetak yah? Ada yang
punya informasikah?

Salam
Minarwan

-- 
Minarwan
-When one teaches, two learn-
GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk
Blog: http://desaguadero.blogspot.com


JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



   
-
Get easy, one-click access to your favorites.  Make Yahoo! your homepage.

[iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

2007-12-06 Terurut Topik Awang Satyana
Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:  To: bagus priyanto [EMAIL 
PROTECTED],
Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Date: Thu, 6 Dec 2007 06:33:21 -0800 (PST)
Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

Bagus,

Seperti yang saya tulis, pulau2 Talaud dan Mayu adalah pulau2 terbuat dari 
melange dan ofiolit yang merupakan bagian prisma akresi sistem busur Sangihe 
dan Halmahera dan merupakan sebagian kerak oseanik Molucca Sea plate. Terangkat 
menjadi pulau karena kedua sistem prisma akresi dari kedua busur tersebut 
berbenturan. Tektoniknya terus aktif sampai sekarang, nanti pada akhirnya busur 
Halmahera dan busur Sangihe-lah yang akan berbenturan. Penyebab utama kedua 
busur ini saling terus mendekat adalah slab pull, yaitu gerak sel konveksi di 
bawah lempeng samudera yang menarik kerak tersebut ke mantel di wilayah 
subduction.

Tentang Filipina, kepulauan ini di sebelah barat sebagian merupakan fragmen 
kerak Eurasia yang pecah dari induknya dan terapung ke timur oleh pemekaran 
South China Sea dan Sulu Sea. Bagian timur disusun oleh batuan2 busur kepulauan 
hasil subduksi kerak samudera Philippine Sea Plate dan bagian kerak samudera di 
Eurasia Plate (marginal basin South China Sea dan Sulu Sea). Konvergensi dari 
lempeng Filipina ke arah barat besifat oblique relatif ke baratlaut sehingga 
menghasilkan sinistral Philippine Sea Fault. Sesar besar ini memang satu jalur 
dengan Sangihe subduction, tetapi asalnya lain. Sangihe trench akibat frontal 
subduction Molucca Sea Plate di bawah Sangihe, sedangkan Philippine Fault hasil 
oblique subduction Philippine Sea Plate ke arah baratlaut sistem busur Filipina.

Ada pula yang menafsirkan (misal Pubellier et al. 1996 : docking and 
post-docking escape tectonics in the southern Philippines) bahwa Philippine 
Fault merupakan manifestasi post-collision escape tectonics. 
Collision/benturannya sendiri yaitu antara fragmen2 tepi Eurasia dengan busur 
kepulauan Filipina yang dibentuk oleh subduksi Philippine Sea Plate. Benturan 
ini terjadi pada Neogen akhir dan berbeda periodenya dari utara ke selatan. 
Setelah benturan selesai, terjadilah kompensasi post-collision berupa 
strike-slip faults dan thrust tectonics, a.l. Philippine Fault tadi.

Mana yang benar, apakah Philippine Fault itu manifestasi oblique subduction 
(seperti Sesar Sumatra) atau merupakan manifestasi post-collision escape 
tectonics (seperti sesar2 mendatar besar di Sulawesi) akan ditentukan oleh umur 
strike-slip itu sendiri; hanya kalau umur periode deformasinya maju dari utara 
ke selatan, tak akan mudah menentukannya.

salam,
awang



bagus priyanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear, Pak Awang..

Wah ternyata menarik sekali tektonik yang berlangsung di Halmahera. Dimana ada 
empat rigid plate yang mengontrol, yaitu Lempeng Australia, Pasifik, Eurasia, 
dan Filipina. Pak kalau Molucca Plate menunjam Halmahera di sebelah timur yang 
membentuk Halmahera Arc dan Sangihe di barat membentuk Sangihe Arc, apakah juga 
akan terbentuk island baru seperti Talaud Island akibat collision antara 
Halmahera dan Sangihe mengingat tektonik masih aktif hingga saat ini.

Apakah juga ada hubungan konvergen antara Lempeng Filipina dan Eurasia yang 
terjadi karena subduksi pada Sangihe Trench dan pergerakan mendatar sinistral 
pada Sesar Filipina??? 

-
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

-
Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]



__._,_.___   Messages in this topic (0) Reply (via web post) | Start a new 
topic 
  Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar 
  Moderators:
Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED]
Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED]
Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED]
Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED]
Satya '2000 [EMAIL PROTECTED]
Andri'2004 [EMAIL PROTECTED] 
   
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to 
Traditional 
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe 

  Recent Activity

  4
  New Members

Visit Your Group 
  Yahoo! Kickstart
  Sign up today!
  Reconnect with
  college alumni.

Y! Messenger
  All together now
  Host a free online
  conference on IM.

Official Samsung
  Yahoo! Group for
  supporting your
  HDTVs and devices.



  .

 
__,_._,___ 

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

2007-12-06 Terurut Topik Awang Satyana
Barangkali ada gunanya.
   
  salam,
  awang

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  To: bagus priyanto [EMAIL PROTECTED],
Geo Unpad [EMAIL PROTECTED]
From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 4 Dec 2007 22:29:23 -0800 (PST)
Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

Bagus dan Handito,

Makalah saya dan kawan2 (Satyana et al., 2007) yang baru dipublikasi di 
pertemuan gabungan HAGI-IAGI-IATMI di Bali (14 Nov. 2007) atau wawancara 
wartawan Tempo dengan saya seputar gempa dan volkanisme di Halmahera (Majalah 
tempo edisi September 2007) memuat hal-hal yang ditanyakan.

Busur magmatik Halmahera tetap dikontrol oleh penunjaman kerak samudera Laut 
Maluku yang menunjam ke timur di bawah Halmahera dan menghasilkan busur 
gunungapi hasil penunjaman kerak samudera (subduction related-island arc 
volcanism), misalnya gunungapi2 Gamalama dan Gamkonora. Uniknya, kerak samudera 
Laut Maluku pun menunjam ke barat ke bawah busur Sangihe dan Sulawesi Utara, di 
sini melahirkan gunungapi2 seperti Soputan dan Lokon. Keunikan lain adalah 
bahwa penunjaman ke dua arah ini telah mendekatkan prisma akresi dan cekungan 
depan busur di sistem busur Halmahera dan Sangihe. Lalu, pada Pliosen kedua 
sistem prisma akresi dan cekungan depan busur ini berbenturan mengangkat suatu 
tinggian di tengah2 Laut Maluku yang kita kenal sebagai Punggungan Talaud dan 
Mayu. Pulau2 Talaud dan Mayu dibentuk oleh melange atau prisma akresi tersebut. 
Keunikan lain adalah bahwa model benturan sistem Halmahera dan Sangihe ini 
adalah menutup di utara dan membuka di selatan, seperti sistem
ritsleting di jaket, maka kita sebut saja zipper-shaped collision.

Obduksi di timur Sulawesi tak langsung berhubungan dengan busur magmatik 
Halmahera, yang terobduksi di sini adalah kerak tua Banda yang umurnya lebih 
tua dari kerak samudera Laut Maluku.

Di bawah ada salinan dari makalah tersebut, silakan dipelajari dulu nanti kita 
diskusikan lagi.

salam,
awang

The Molluca Sea Collisional Orogen

The Molucca Sea collision zone lies in the area of complex junction between the 
Eurasian, Australian, Pacific, and Philippine Sea plates. Both the Sangihe 
volcanic arc on the west and the Halmahera arc on the east are active, and both 
face inwards towards the Molucca Sea. The present day geology of the Molucca 
Sea region contains a record of the stages in the collision between these two 
arcs (Hall, 2000). The Molucca Sea Plate has an inverted U-shaped configuration 
and is dipping east under Halmahera and west under the Sangihe Arc. Regional 
seismicity suggests that approximately 200-300 km of lithosphere has been 
subducted beneath Halmahera. On the opposite side of the Molucca Sea, the 
Benioff Zone associated with the west-dipping slab can be identified at least 
to a depth of 600 km beneath the Celebes Sea. In the Molucca Sea the two arcs 
of Sangihe and Halmahera are in active collision. The appropriate trenches 
would be expected to outcrop beneath the Molucca Sea, but
instead there is a broad topographic high, the Talaud-Mayu Ridge, which 
apparently marks the site of the collision of the two arc-trench systems, 
composed of their collided accretionary wedges and fore-arc basins.

Origin 

Westward subduction of the Molucca Sea beneath the Sangihe Arc probably began 
in the early Miocene. Eastward subduction of the Molucca Sea Plate beneath 
Halmahera began in the middle Miocene. The double subduction zone was initiated 
at this time forming a new plate, the Molucca Sea Plate, separate from the 
Philippine Sea Plate. The oldest volcanic rocks dated from the Halmahera Arc 
are 11 Ma in Obi at its southern end and are younger to the north (Baker and 
Malaihollo, 1996). The earliest indications of arc-arc collision are of 
Pliocene age. The wide Molucca Sea collisional complex is composed of the 
accretionary wedges of both arcs. 

The development of the collision complex may be elaborated as follows 
(Hutchison, 1989; Hall, 2000 ) : each of the Sangihe and Halmahera systems was 
previously active and farther apart than now. They constituted each of an 
active volcanic arc, subduction complex, and fore-arc basin. Westwards 
subduction beneath Sangihe was probably active longer than eastwards subduction 
beneath Halmahera because of the deeper Benioff Zone of the former. Hamilton 
(1979) envisioned that subducting lithosphere falls under its own weight into 
the asthenosphere. As it is pulled down, the arc-trench system migrates 
forwards; the two opposed systems migrate forwards and eventually collide. The 
first contact between the two arcs probably occurred in the late Pliocene (Hall 
and Wilson, 2000). The accretion of the subduction complexes must have ceased 
when the two complexes began to collide. Further convergence resulted in 
upbuilding the combined accretionary wedges. Silver and Moore (1981)
inferred that the uplift occurred by thickening of the collision complex 
through folding and movement along reverse faults

[iagi-net-l] Re: flysch ?

2007-12-06 Terurut Topik Awang Satyana
Yoal,
   
  Flysch pada mulanya merupakan suatu istilah Jerman yang digunakan di Swis 
untuk menamakan sekelompok batuan yang berserpih2 (crumbly) dan berbelah2 
(fissile) dan merupakan produk longsoran (slides) atau aliran (flow). Di Swiss, 
bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman biasa digunakan. (fliessen - bahasa 
Jerman = mengalir)
   
  Arti sebenarnya ada tiga : (1) fasies batuan sedimen asal marin yang 
dicirikan oleh sekelompok batuan berlapis tipis, miskin fosil, merupakan 
endapan bersusun (graded bedding), terutama terdiri atas napal, serpih dan 
batulempung pasiran dan gampingan, dan secara teratur berselingan dengan 
konglomerat, batupasir kasar, dan grauwacke. (2) sedimen yang diendapkan di 
suatu cekungan dalam dan sempit ala foredeep atau geosinklin di depan suatu 
tinggian orogen - istilah ini lahir untuk Pegunungan Alpen, endapan flysch di 
wilayah itu dipakai untuk sekelompok batuan berumur Kapur-Oligosen yang 
diendapkan di depan kompleks nappe. Penting di sini adalah bahwa flysch 
tersebut tidak terlibat dalam orogenesa akhir di tempat itu; bila sedimen yang 
diendapkan setelah orogenesa akhir, maka disebut molasse, maka dalam artian ini 
flysch selalu terdapat di bawah molasse (3) semua sedimen yang memiliki sifat 
seperti flysch, sehingga disebut endapan flysch - misalnya semua endapan 
turbidit
 (wajar saja sebab turbidit adalah produk aliran juga).
   
  Pengertian yang paling banyak dipakai tentu adalah pengertian nomor 1 dan 
definisi ini pas untuk menandai karakter suatu formasi. Formasi Cinambo di 
Majalengka adalah ciri ideal flysch, kebetulan ia juga merupakan endapan 
turbidit di sebelah timur Palung Bogor. Pemakaian istilah flysch sekarang 
semakin jarang dipakai, bisa dilihat di publikasi2 setelah tahun 1990 istilah 
ini jarang dipakai.
   
  salam,
  awang

Thierry Henry [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Yth. Pak Awang, 
   
  Saya Yoal Dianto, mahasiswa geologi Universitas Padjadjaran, saya ingin 
menanyakan apa sebetulnya definisi dari Flysch, dan apakah pas untuk menandai 
karakter suatu formasi.
   
  Terimakasih.
  Yoal Dianto 


  
-
  Sent from Yahoo! - the World's favourite mail.

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

Re: [iagi-net-l] Stop global warming !

2007-12-16 Terurut Topik Awang Satyana
Perubahan iklim telah terjadi sepanjang sejarah Bumi. Catatan2 geologi yang 
tersimpan dalam fosil dan batuan menunjukkan bahwa pada masa lalu Bumi pernah 
lebih hangat (hothouse) atau lebih dingin (icehouse) daripada sekarang. Hal 
tersebut disebabkan peristiwa2 katastrofik atau siklus2 alam.
   
  Saat ini, temperatur global rata-rata sedang meningkat, tetapi peningkatan 
ini tak tersebar secara merata ke seluruh permukaan Bumi, beberapa wilayah 
malahan menjadi lebih dingin. Beberapa faktor berkontribusi terhadap 
penghangatan saat ini. Sebagian besar ahli iklim sepakat bahwa sebagian 
fenomena ini disebabkan enhanced greenhouse effect, yang disebabkan lepasnya 
gas-gas tertentu ketika bahan bakar fosil –batubara, minyak, dan gas alam – 
dibakar.
   
  Saya percaya bahwa global warming saat ini disebabkan baik oleh alam 
(natural) maupun manusia (man made).
   
  Fluktuasi dalam orbit Bumi mengelilingi Matahari dan rotasi pada porosnya 
dicerminkan oleh perubahan-perubahan iklim di Bumi yang bersifat siklik. 
Milutin Milankovich, ahli matematika dan iklim berkebangsaan Serbia (1879-1958) 
menemukan kaitan tersebut.  Ketika fluktuasi2 ini terjadi bersamaan, temperatur 
Bumi turun cukup signifikan sampai mampu mendatangkan zaman es. Jalur orbit 
Bumi bervariasi dari mulai hampir berbentuk lingkaran sampai sedikit elips 
dalam siklus sekitar 100.000 tahun, menyebabkan variasi dalam jarak 
Bumi-Matahari. Poros Bumi pun bervariasi kemiringannya dalam siklus sekitar 
42.000 tahun, menyebabkan variasi luas permukaan Bumi yang terpapar kepada 
Matahari. Lalu, poros rotasi Bumi pun bergoyang dalam siklus 25.800 tahun, 
menyebabkan tibanya tanggal-tanggal solstices dan equinoxes bergerak terus. 
Periode2 variasi orbit dan gerak poros Bumi itu telah mempengaruhi perubahan 
iklim sepanjang zaman. Ini adalah penyebab alam perubahan iklim.
   
  Penyebab alam lain adalah sebagai kompensasi setelah Bumi berada dalam Little 
Ice Age pada abad ke-15 sampai pertengahan abad ke-19. Osilasi alam juga 
penyebab yang lain, North Atlantic Oscillation (NAO) misalnya, yaitu perubahan 
iklim karena variasi siklik dalam distribusi tekanan udara  selama periode 
tertentu. NAO disebabkan perbedaan tekanan antara wilayah Azores yang tinggi 
dan Iceland yang rendah, para ahli iklim menyebutnya index NAO positif ketika 
tekanan di Azores jauh lebih tinggi daripada di Iceland.  Kondisi ini akan 
menyebakan gerak massa udara yang cepat (jet stream) mengalir dengan kuat di 
atas Atlantik, menyebabkan musim dingin yang basah di Eropa dan musim dingin 
yang kering dan lebih hangat di Mediterania. NAO juga membawa aliran air hangat 
ke Arctic Basin, meleburkan es di beberapa tempat. NAO tak dapat diprediksikan, 
tetapi selalu terjadi setiap beberapa tahun. Osilasi alam lain penyebab 
perubahan iklim adalah El Nino yaitu pembalikan aliran normal
 Arus Ekuator Selatan di Pasifik yang menyebabkan perubahan drastis cuaca di 
sekitarnya dalam periode waktu dua-tujuh tahun. Tahun paling panas akhir2 ini, 
yaitu yang terjadi pada 1998, adalah akibat peristiwa El Nino yang kuat.  
   
  Perubahan dalam solar output juga dapat mempengaruhi perubahan iklim. 
Sepanjang sejarah, periode aktivitas noda Matahari minimum biasanya terjadi 
bersamaan dengan periode dingin di Bumi. Periode paling dingin Little Ice Age 
abad ke-15 sampai pertengahan abad ke-19  terjadi bersamaan dengan periode low 
sunspot activity yang terkenal dengan istilah Maunder Minimum. Sebaliknya, 
ketika solar output meningkat, seperti pada tahun 1990-an, solar wind, semburan 
jet partikel2 Matahari meningkat. Solar wind ini akan membelokkan radiasi 
kosmik yang partikel2-nya bereaksi dengan molekul2 atmosfer memicu pembentukan 
awan. Meningkatnya solar output karena itu, akan mengurangi banyaknya awan. 
Dalam kondisi seperti ini sedikit saja sinar Matahari yang akan dipantulkan 
puncak-puncak awan kembali ke luar angkasa, kebanyakan mereka akan sampai ke 
permukaan Bumi dan memanaskan temperatur udara. Pemanasan pada tahun 1990-an 
menurut beberapa ilmuwan terjadi dengan cara tersebut.
   
  Pemanasan global juga jelas dipercepat datangnya oleh aktivitas manusia. 
Sejak awal 1800-an, tingkat CO2 di atmosfer telah meningkat hampir setengah 
asalnya, ini terutama disebabkan meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil. 
Peningkatan CO2 di atmosfer akan meningkatkan efek rumah kaca (greenhouse), 
membuat Bumi lebih cepat menghangat. Belakangan ini para ilmuwan cenderung 
lebih percaya bahwa global warming adalah man-made phenomenon daripada sebagai 
akibat natural climate change. Mungkin ini benar, terutama untuk peningkatan 
emisi karbon secara tajam yang terjadi sejak 1950-an. Bukan hanya karbon yang 
berupa gas2 rumah kaca, tetapi juga metana dan CFC.
   
  Meskipun pemicunya mungkin dominan man-made untuk kasus percepatan pemanasan 
global belakangan ini, efek globalnya sebenarnya sukar diprediksi sebab banyak 
sekali variabel yang terlibat. Juga, sistem dinamika Bumi, seperti 

Re: [iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

2007-12-16 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Ade,
   
  Terima kasih atas komentarnya. Section tomography dari Jan Spaakman dan Pak 
Sri Widyantoro kelihatannya menunjukkan bahwa yang terjadi adalah thrusting ke 
arah timur, forearc dari Sangihe menganjak forearc dari Halmahera. Mungkin 
benar juga bahwa gerak Philippine Sea Plate ke barat yang menyebabkan 
penganjakan ini, terutama di bagian utara, tetapi tidak berjalan untuk 
sepanjang collision zone sampai ke selatan sebab di selatan tetap terbuka 
(zipper-type collision). Yang selatan mungkin tetap sebagai akibat slab-pull 
dari sisi Sangihe dan Halmahera.
   
  Melihat dimensinya, saya pikir oceanic thrusting ini ini tak akan terjadi 
pengembangan ke oceanic magmatism sebab yang terlibat dalam thrusting sekarang 
adalah forearc accreted crust-nya, bukan oceanic crust hasil spreading dari 
tengah Laut Maluku. Arc magmatism oceanic crust yang masuk ke kedalaman lebih 
dari 100 km telah terjadi di dua sisi, baik di busur Sangihe maupun di busur 
Halmahera.
   
  Dalam paper saya itu, khusus collision sekitar Banda Sea termasuk 
Timor-Tanimbar dan Seram, saya membahas sejarah tektonik Banda Sea yang 
kompleks, dan agar penilaiannya berimbang saya menggunakan publikasi2 dari 
semua schools of thought yang ada yang pernah membahas sejarah Banda Sea : 
Jepang (Kaneko et al. 2007 - termasuk yang Pak Ade tulis di bawah), Prancis 
(Honthaas, Rehault, Maury, Belllon, Malod, Villeneuve, dkk.), dan Amerika (Ron 
Harris). Karena setiap pandangan mereka berbeda, sulit mengkompilasinya. 
   
  Papernya nanti saya kirimkan via ja-pri.
   
  salam,
  awang
  
Ade Kadarusman [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang,

Pulau di tengah2 Maluku Sea plate (pulau Mayu?), adalah bukti dari intra 
oceanic thrusting, dulunya adalah MOR Maluku Sea plate yang membentuk double 
subduction, kemudian MOR tsb terhenti memproduksi oceanic crust ke arah timur 
dan barat, karena oceanic crust di arah timur berbalik arah gayanya karena gaya 
dari Philiphine Sea plate. Bukti dari MOR tsb bisa dilihat dari seismic 
tomography Pak Sri Widiantoro.

Intra oceanic thrusting ini cikal bakal dari island arc kalau salah satu 
oceanic slab terus menunjam kebawah terhadap oceanic chust yang lainnya, dan 
jika mencapai kedalaman sekitar 100km slab tsb akan melting menciptakan arc 
magmatism.

Boleh saya dikirimi paper Pak Awang tsb, walaupun beberapa statement yang 
disampaikan oleh paper tsb tidak sependapat dengan apa yang saya ketahui 
berdasarkan data-data yang saya punya yang berbeda dengan pendapat paper 
sebelumnya.

just FYI, tahun ini tiga paper saya terbit di jurnal internasional, dua old 
study as co-author dan yang di Karang sambung is a new fresh data. Yang 
berminat silahkan kontak ke Japri.

Masih ada dua lagi yang belum kelar, satu paper masih tertahan di Editor Jurnal 
karena dianggap tidak mengikuti saran dari reviewer (Ron Harris dan Robert 
Hall) untuk revisi.
Dan satu lagi masih diselesaikan, sudah dikejar-kejar oleh Theo van Leeuwen, 
lanjutan dari paper yg publish di Jurnal asian Earth Sciences thn 2006 (malino 
met complex N Sulawesi),

Judul paper tsb:

Multiple generations of forearc mafic.ultramafic rocks in theTimor.Tanimbar 
ophiolite, eastern Indonesia. Akira Ishikawa, Yoshiyuki Kaneko, Ade Kadarusman 
, Tsutomu Ota, Gondwana Research 11 (2007) 200-217.

On-going orogeny in the outer-arc of the Timor–Tanimbar region, eastern 
Indonesia. Yoshiyuki Kaneko, Shigenori Maruyama, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, 
et al, Gondwana Research 11 (2007) 218–233

P-T Evolution of Eclogites and Blueschists from the Luk Ulo Complex of Central 
Java, Indonesia, Ade Kadarusman et al, International Geology Review, Volume 49, 
Number 4, April 2007, pp. 329-356. 

Salam dari Sorowako
Ade Kadarusman
just jumping to the other side of coin

Awang Satyana wrote:
Barangkali ada gunanya.

salam,
awang

Awang Satyana wrote:
To: bagus priyanto 
,
Geo Unpad 
From: Awang Satyana 
Date: Tue, 4 Dec 2007 22:29:23 -0800 (PST)
Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

Bagus dan Handito,

Makalah saya dan kawan2 (Satyana et al., 2007) yang baru dipublikasi di 
pertemuan gabungan HAGI-IAGI-IATMI di Bali (14 Nov. 2007) atau wawancara 
wartawan Tempo dengan saya seputar gempa dan volkanisme di Halmahera (Majalah 
tempo edisi September 2007) memuat hal-hal yang ditanyakan.

Busur magmatik Halmahera tetap dikontrol oleh penunjaman kerak samudera Laut 
Maluku yang menunjam ke timur di bawah Halmahera dan menghasilkan busur 
gunungapi hasil penunjaman kerak samudera (subduction related-island arc 
volcanism), misalnya gunungapi2 Gamalama dan Gamkonora. Uniknya, kerak samudera 
Laut Maluku pun menunjam ke barat ke bawah busur Sangihe dan Sulawesi Utara, di 
sini melahirkan gunungapi2 seperti Soputan dan Lokon. Keunikan lain adalah 
bahwa penunjaman ke dua arah ini telah mendekatkan prisma akresi dan cekungan 
depan busur di sistem busur Halmahera dan Sangihe. Lalu, pada Pliosen kedua 
sistem prisma akresi dan cekungan depan busur ini berbenturan

Re: [iagi-net-l] Global Warming : Man-Made or Natural ?

2007-12-16 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Rovicky,
   
  Nanti saya cari lebih jauh, atau dari rekan2 lain silakan bila ada.
   
  salam,
  awang

Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang punya angkanya nggak ?
Berapa jumlah CO2 yg dihasilkan alam dan brapa yg dihasilkan pembakaran.
Mungkin siklus carbon dapat menghitung severapa persen jumlah yg
dihasilkan pembakaran minyak serta batubara

Setahu saya gas methan menyababkan dampak greenhouse hingga empat kali
dibanding co2.

Rdp

On 12/17/07, Awang Harun Satyana wrote:
 Perubahan iklim telah terjadi sepanjang sejarah Bumi. Catatan2 geologi yang
 tersimpan dalam fosil dan batuan menunjukkan bahwa pada masa lalu Bumi
 pernah lebih hangat (hothouse) atau lebih dingin (icehouse) daripada
 sekarang. Hal tersebut disebabkan peristiwa2 katastrofik atau siklus2 alam.

 Saat ini, temperatur global rata-rata sedang meningkat, tetapi peningkatan
 ini tak tersebar secara merata ke seluruh permukaan Bumi, beberapa wilayah
 malahan menjadi lebih dingin. Beberapa faktor berkontribusi terhadap
 penghangatan saat ini. Sebagian besar ahli iklim sepakat bahwa sebagian
 fenomena ini disebabkan enhanced greenhouse effect, yang disebabkan lepasnya
 gas-gas tertentu ketika bahan bakar fosil -batubara, minyak, dan gas alam -
 dibakar.

 Saya percaya bahwa global warming saat ini disebabkan baik oleh alam
 (natural) maupun manusia (man made).

 Fluktuasi dalam orbit Bumi mengelilingi Matahari dan rotasi pada porosnya
 dicerminkan oleh perubahan-perubahan iklim di Bumi yang bersifat siklik.
 Milutin Milankovich, ahli matematika dan iklim berkebangsaan Serbia
 (1879-1958) menemukan kaitan tersebut. Ketika fluktuasi2 ini terjadi
 bersamaan, temperatur Bumi turun cukup signifikan sampai mampu mendatangkan
 zaman es. Jalur orbit Bumi bervariasi dari mulai hampir berbentuk lingkaran
 sampai sedikit elips dalam siklus sekitar 100.000 tahun, menyebabkan variasi
 dalam jarak Bumi-Matahari. Poros Bumi pun bervariasi kemiringannya dalam
 siklus sekitar 42.000 tahun, menyebabkan variasi luas permukaan Bumi yang
 terpapar kepada Matahari. Lalu, poros rotasi Bumi pun bergoyang dalam siklus
 25.800 tahun, menyebabkan tibanya tanggal-tanggal solstices dan equinoxes
 bergerak terus. Periode2 variasi orbit dan gerak poros Bumi itu telah
 mempengaruhi perubahan iklim sepanjang zaman. Ini adalah penyebab alam
 perubahan iklim.

 Penyebab alam lain adalah sebagai kompensasi setelah Bumi berada dalam
 Little Ice Age pada abad ke-15 sampai pertengahan abad ke-19. Osilasi alam
 juga penyebab yang lain, North Atlantic Oscillation (NAO) misalnya, yaitu
 perubahan iklim karena variasi siklik dalam distribusi tekanan udara selama
 periode tertentu. NAO disebabkan perbedaan tekanan antara wilayah Azores
 yang tinggi dan Iceland yang rendah, para ahli iklim menyebutnya index NAO
 positif ketika tekanan di Azores jauh lebih tinggi daripada di Iceland.
 Kondisi ini akan menyebakan gerak massa udara yang cepat (jet stream)
 mengalir dengan kuat di atas Atlantik, menyebabkan musim dingin yang basah
 di Eropa dan musim dingin yang kering dan lebih hangat di Mediterania. NAO
 juga membawa aliran air hangat ke Arctic Basin, meleburkan es di beberapa
 tempat. NAO tak dapat diprediksikan, tetapi selalu terjadi setiap beberapa
 tahun. Osilasi alam lain penyebab perubahan iklim adalah El Nino yaitu
 pembalikan aliran normal Arus Ekuator Selatan di Pasifik yang menyebabkan
 perubahan drastis cuaca di sekitarnya dalam periode waktu dua-tujuh tahun.
 Tahun paling panas akhir2 ini, yaitu yang terjadi pada 1998, adalah akibat
 peristiwa El Nino yang kuat.

 Perubahan dalam solar output juga dapat mempengaruhi perubahan iklim.
 Sepanjang sejarah, periode aktivitas noda Matahari minimum biasanya terjadi
 bersamaan dengan periode dingin di Bumi. Periode paling dingin Little Ice
 Age abad ke-15 sampai pertengahan abad ke-19 terjadi bersamaan dengan
 periode low sunspot activity yang terkenal dengan istilah Maunder Minimum.
 Sebaliknya, ketika solar output meningkat, seperti pada tahun 1990-an, solar
 wind, semburan jet partikel2 Matahari meningkat. Solar wind ini akan
 membelokkan radiasi kosmik yang partikel2-nya bereaksi dengan molekul2
 atmosfer memicu pembentukan awan. Meningkatnya solar output karena itu, akan
 mengurangi banyaknya awan. Dalam kondisi seperti ini sedikit saja sinar
 Matahari yang akan dipantulkan puncak-puncak awan kembali ke luar angkasa,
 kebanyakan mereka akan sampai ke permukaan Bumi dan memanaskan temperatur
 udara. Pemanasan pada tahun 1990-an menurut beberapa ilmuwan terjadi dengan
 cara tersebut.

 Pemanasan global juga jelas dipercepat datangnya oleh aktivitas manusia.
 Sejak awal 1800-an, tingkat CO2 di atmosfer telah meningkat hampir setengah
 asalnya, ini terutama disebabkan meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil.
 Peningkatan CO2 di atmosfer akan meningkatkan efek rumah kaca (greenhouse),
 membuat Bumi lebih cepat menghangat. Belakangan ini para ilmuwan cenderung
 lebih percaya bahwa global warming adalah 

[iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890)

2007-12-18 Terurut Topik Awang Satyana
Aspects of the Earth (Shaler, 1890)
   
  Saya menemukan buku tua berjudul seperti subyek di atas di sebuah toko 
buku-buku antik di Adelaide, South Australia minggu lalu. Tahun penerbitannya 
cukup tua, tahun 1890, 117 tahun yang lalu, setahun lebih tua dari buku paling 
tua yang saya miliki selama ini (Bible berbahasa Sunda, 1891). Penemuan ini, 
buat saya, sangat menggembirakan.
   
  Bersama buku tua geologi itu, saya juga menemukan buku berjudul “Physiography 
: an Introduction to the Study of Nature” oleh Thomas Huxley (1904), naturalist 
terkenal rekan Charles Darwin yang isinya banyak bercerita tentang geologi, dan 
buku klasik geologi terkenal Arthur Holmes “Principles of Physical Geology” 
(1944), ada juga buku terkenal “The Kon-Tiki Expedition” (Thor Heyerdahl, 1950 
– diterjemahkan dari bahasa aslinya dalam bahasa Norwegia “Kon-Tiki 
Ekspedisjonen” – 1948). 
   
  Kali ini saya ingin sedikit mengulas buku “Aspects of the Earth : A Popular 
Account of Some Familiar Geological Phenomena” (Shaler, 1890). Barangkali, 
menarik untuk membacanya mengikuti perkembangan pemahaman geologi akhir abad 
ke-19. Buku ini ditulis oleh N.S. Shaler, professor geologi Harvard University. 
Penerbit Buku adalah Smith,Elder, and Co., Waterloo Place, London. Tebal buku 
344 halaman,dihiasi dengan gambar2 dan foto2 pada masa itu. Kertas2 halamannya 
tebal seperti karton.
   
  Aspek-aspek yang dibahas dalam buku ini terbagi ke dalam  tujuh bab : The 
Stability of the Earth, Volcanoes, Caverns and Cavern Life, River and Valleys, 
The Instability of the Atmosphere, Forests of North America, dan The Origin and 
Nature of Soils.
   
  Bab “The Stability of the Earth” membahas :  kesalahan pandangan masa lalu 
tentang stabilitas Bumi, pertumbuhan benua dan penyebabnya, klasifikasi tentang 
gerakan-gerakan Bumi (swayings, pulsations, tremors), gerakan volkanik, sifat 
goncangan gempa, bagaimana pergerakan gempa melalui batuan, efek gempa kepada 
masyarakat, klasifikasi gempa berdasarkan energi perusaknya, metode bagaimana 
membuat bangunan agar aman dari gempa, dan gelombang laut akibat gempa (belum 
menyebutnya sebagai tsunami). 
   
  Bab “Volcanoes” membahas letusan-letusan gunungapi terkenal seperti Vesuvius, 
Etna, Tambora, dan Krakatau, produk-produk letusan gunungapi, dan perbandingan 
antara letusan gunungapi di Bumi dan di Bulan. 
   
  Bab “Caverns and Cavern Life” membahas klasifikasi gua dan metode 
pembentukannya, gua batugamping dan gua volkanik, kehidupan manusia primitif di 
gua, peninggalan2 fosil di gua, dan deposit mineral di gua.
   
  Bab “Rivers and Valleys” membahas bagaimana singkapan2 batuan di sungai 
membantu studi geologi, jenis2 sungai, erosi di sungai, endapan2 sungai, air 
terjun, penyebaran sungai terhadap formasi geologi, delta, deposit glacial, dan 
pembahasan sungai-sungai terkenal seperti Mississippi dan Amazon. 
   
  Bab “Instability of the Atmosphere” membahas semua unsur dan efek cuaca di 
daratan dan lautan seperti curah hujan, temperatur, angin, dll,  bencana2 cuaca 
seperti badai, angin topan dan bagaimana mengenal serta menghindarinya.
   
  Bab “Forests of North America” membahas tentang hutan2 di belahan Bumi 
sebelah utara secara umum, suksesi geologi tanamannya, evolusi kehidupan di 
dalamnya, varietas hutan di Amerika Utara dan perbandingannya dengan di Eropa, 
penanaman hutan kembali, padang rumput, kebakaran hutan, hujan asam di hutan, 
aspek penggundulan hutan, dan nilai ekonomi hutan.
   
  Bab “The Origin and Nature of Soils” membahas asal tanah oleh berbagai 
proses, klasifikasi tanah, efek2 proses Bumi dan udara terhadap tanah, 
kerusakan tanah, dan penggunaannya.
   
  Berikut sedikit isi buku tersebut, bisa dilihat bagaimana pemikiran yang 
berkembang pada zaman itu.
   
  Sebuah konsep yang menarik yang dikemukakan adalah bahwa diameter Bumi 
bergantung kepada jumlah panas yang dikandungnya. Panas ini secara tetap 
menghilang ke ruang angkasa dengan makin mendinginnya Bumi. Letusan volkanik 
pun menghilangkan panas Bumi. Maka, Bumi secara konstan semakin menciut 
ukurannya. Penghilangan panas dan penciutan ini semakin cepat menuju pusat 
Bumi, karenanya semakin ke pusat Bumi semakin tak ada kerak batuan yang keras. 
Penciutan Bumi juga menjadi penyebab mengapa kerak Bumi mengerut2 terdeformasi 
menjadi punggungan, kontinen, dan samudera. Perbedaan penciutan antara inti 
Bumi dan kulitnya menjadi penyebab deformasi ini.
   
  Bagaimana menerangkan asalnya gunungapi ? Deposit sedimen di dasar laut 
mengandung 5-25 % air terperangkap di antara butir2 batuannya. Suatu ketika 
lapisan sedimen ini terpendam sangat dalam  sekitar 20.000 kaki atau lebih 
sehingga terpapar kepada panas interior Bumi. Air yang terperangkap di dalamnya 
akan meningkat temperaturnya melebihi titik didihnya. Panas ini datang bukan 
dengan cara konduksi tetapi juga melalui intrusi magma seperti dike. Air 
mendidih ini ingin selalu berubah menjadi keadaan gas, bila menemukan garis 
lemah di 

[iagi-net-l] Penemuan-Penemuan Sains Geologi Terpilih 2007

2007-12-18 Terurut Topik Awang Satyana
  
Tahun 2007 hampir berlalu. Penemuan sains geologi tahun 2007 apa yang penting 
dicatat yang akan mempengaruhi manusia berpikir tentang dunianya ? Berikut 
sepuluh catatan ringkas penemuan2 geologi terpilih (versi saya saja), 
dikumpulkan dari beberapa jurnal ilmiah. Semoga berguna.
   
  T. rex Time Machine -  Para ahli paleontologi dari North Carolina State 
University, Mary Schweitzer dan rekan2nya, melaporkan dalam jurnal Discover 
(April 2007) bahwa mereka telah mengurutkan kode2 protein yang terawetkan dalam 
sisa2 jaringan lunak tulang kaki seekor Tyrannosaurus rex berumur 68 juta 
tahun. Ketika urutan kode protein dinaosaurus buas ini dibandingkan dengan 
database urutan kode protein yang ada, ternyata kode protein T. rex paling 
mirip dengan urutan kode protein ayam masa kini. Ini merupakan bukti kaitan 
molekuler pertama makhluk purba dan masa kini, sekaligus menguatkan pendapat 
bahwa burung masa kini berasal dari dinosaurus. Temuan ini sekaligus membuka 
cakrawala baru dalam paleontologi molekuler.
   
  Diamonds from Outer Space - Sejenis intan berwarna hitam, exotic, bernama 
carbonado bukan berasal dari tempat dalam di Bumi, tetapi berasal dari bintang 
yang meledak kemudian dibawa ke Bumi melalui asteroid milyaran tahun yang lalu. 
Laporan intan carbonado ini dimuat di The Astrophysical Journal Letters 
(Desember 2006). Intan yang kita kenal selama ini berasal dari tempat 
bertemperatur dan bertekanan tinggi di dalam Bumi dan di bawa ke permukaan Bumi 
melalui letusan gunungapi. Intan carbonado hanya ditemukan di Brazil dan Afrika 
Tengah dan penampilannya lain sekali dengan intan biasa. Intan ini penuh 
gelembung seperti batuapung sehingga sulit dipotong dan dipoles untuk jadi 
batumulia. Uji spectrometer menggunakan inframerah menunjukkan bahwa ciri2 
spektrum hydrogen dan nitrogen-nya bukan ciri2 unsur dari Bumi, tetapi mirip 
ciri2 interstellar space. Umur intan carbonado ini 2,6-3,8 milyar tahun. Itu 
adalah periode saat2 Amerika Selatan dan Afrika masih bersatu. Maka,
 walaupun tak bisa dijadikan batumulia, intan carbonado telah membuktikan 
keberadaan Gondwanaland.
   
  Frozen Baby Mammoth Unearthed - Jurnal Discover (May 2007) menurunkan artikel 
dan foto spektakuler bayi mammoth utuh yang merupakan fosil mammoth paling 
lengkap sampai saat ini. Fosil ini ditemukan oleh seorang gembala di Siberia 
berasal dari hasil erosi endapan sungai. Mammoth ini sekarang berada di museum 
sejarah alam di Salekhard, Rusia. Bayi mammoth beku berbulu wol ini pernah 
hidup pada 40.000-30.000 tahun yang lalu dan mati pada umur 4 bulan. Mammoth 
ini rencananya akan di CT-scan di Jepang lalu akan dibawa ke St.Petersburg 
untuk diautopsi. Para ahli paleontologi akan memfoskuskan penelitiannya kepada 
gading mammoth ini sebab komposisi kimia dan isotop gading gajah menyimpan 
berbagai catatan tentang lingkungan saat mammoth ini hidup. Isotop akan memberi 
tahu tentang kelembaban dan temperatur lingkungan serta  kesehatandan jenis 
makanan mammoth ini. Data ini penting untuk memahami faktor kepunahan mammoth.
   
  Crust Formed Early in Earth’s History – Greenland adalah daerah tua yang 
banyak dipelajari para ahli geologi untuk memahami evolusi kerak Bumi. Jurnal 
Science (Maret 2007) memuat artikel menarik tentang bukti plate tectonics telah 
berjalan awal sekali dalam sejarah Bumi. Sebelum penelitian ini, para ahli 
geologi berpikir bahwa kontinen mulai terbentuk di Bumi sekitar 2,5 milyar 
tahun yang lalu.  Penemuan baru di SW Greenland menunjukkan bahwa peristiwa 
solidifikasi kontinen itu telah terjadi jauh lebih awal, tak lama setelah 
planet Bumi terbentuk. Isua Supra-crustal Belt di Greenland yang berupa 
singkapan batuan berumur 3,8 milyar tahun yang terpanggang dan terlipat 
memberikan kunci baru ke masa silam. Sekelompok peneliti dari University of 
Bergen, Norwegia menemukan di kompleks tersebut amfibolit dan lava bantal, 
menunjukkan bahwa ada fragmen kerak samudera juga di sini. Para peneliti 
menyimpulkan bahwa di tempat ini kerak samudera terbentuk dan plate tectonics 
aktif 1,3
 milyar tahun lebih awal daripada dipikirkan sebelumnya. 
   
  Stone-Age Asteroid May Have Wiped Out Life in America – Sekitar 13.000 tahun 
yang lalu di Amerika Utara berkeliaran manusia berkebudayaan “Clovis” bersama 
semua makhluk besar pada saat itu (mammoth, giant slooths,dsb.). Tetapi, tiba2 
baik manusia maupun hewan buruannya sebanyak 35 genus lenyap setelah 13.000 
tahun yang lalu itu. Apa yang terjadi ?  Bertahun2 para ahli berpikir bahwa 
penyebabnya adalah karena terjadi perbahan iklim, atau karena datang pesaing2 
dari Asia. Tetapi, kematian terjadi secara mendadak. Jurnal Discover edisi Mei 
2007 menurunkan artikel menarik tentang kepunahan ini. Penyebab kepunahan itu 
adalah sebuah komet berdiameter satu mil yang hendak menabrak Bumi dan meledak 
di sebelah utara the Great Lakes di perbatasan Kanada dan Amerika Utara dan 
telah menyebabkan musim dingin 1000 tahun yang kemudian membunuh manusia 

Re: [iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890)

2007-12-21 Terurut Topik Awang Satyana
 Principles of Geology yg diterbitkan tahun
 1830-33, sampai sekarang masih di cetak ulang oleh University of Chicago
 Press. Yang saya punya adalah cetakan 1990.
 Buku paling tua yang saya miliki dalam bidang geologi adalah
 Erdgeschicthe oleh Dr. Melchior Neumahr 2 jilid, yang terbit th 
 1886-1887.
 Buku ini masih dicetak dengan huruf Gothic atau tulisan Jerman Kuno. 
 Penuh
 dengan gambar fossil dan banyak gambar pemandangan yang berwarna!
 Bayangkan buku dicetak pada abad ke 19 sudah memuat gambar yang berwarna!
 Wassalam
 RPK
 - Original Message -
 From: Awang Satyana 
 To: IAGI ; Eksplorasi BPMIGAS
 ; Geo Unpad
 
 Sent: Tuesday, December 18, 2007 3:45 PM
 Subject: [iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890)


  Aspects of the Earth (Shaler, 1890)
 
  Saya menemukan buku tua berjudul seperti subyek di atas di sebuah toko
  buku-buku antik di Adelaide, South Australia minggu lalu. Tahun
  penerbitannya cukup tua, tahun 1890, 117 tahun yang lalu, setahun lebih
  tua dari buku paling tua yang saya miliki selama ini (Bible berbahasa
  Sunda, 1891). Penemuan ini, buat saya, sangat menggembirakan.
 
  Bersama buku tua geologi itu, saya juga menemukan buku berjudul
  Physiography : an Introduction to the Study of Nature oleh Thomas 
  Huxley
  (1904), naturalist terkenal rekan Charles Darwin yang isinya banyak
  bercerita tentang geologi, dan buku klasik geologi terkenal Arthur 
  Holmes
  Principles of Physical Geology (1944), ada juga buku terkenal The
  Kon-Tiki Expedition (Thor Heyerdahl, 1950 - diterjemahkan dari bahasa
  aslinya dalam bahasa Norwegia Kon-Tiki Ekspedisjonen - 1948).
 
  Kali ini saya ingin sedikit mengulas buku Aspects of the Earth : A
  Popular Account of Some Familiar Geological Phenomena (Shaler, 1890).
  Barangkali, menarik untuk membacanya mengikuti perkembangan pemahaman
  geologi akhir abad ke-19. Buku ini ditulis oleh N.S. Shaler, professor
  geologi Harvard University. Penerbit Buku adalah Smith,Elder, and Co.,
  Waterloo Place, London. Tebal buku 344 halaman,dihiasi dengan gambar2 
  dan
  foto2 pada masa itu. Kertas2 halamannya tebal seperti karton.
 
  Aspek-aspek yang dibahas dalam buku ini terbagi ke dalam tujuh bab : 
  The
  Stability of the Earth, Volcanoes, Caverns and Cavern Life, River and
  Valleys, The Instability of the Atmosphere, Forests of North America, 
  dan
  The Origin and Nature of Soils.
 
  Bab The Stability of the Earth membahas : kesalahan pandangan masa
  lalu tentang stabilitas Bumi, pertumbuhan benua dan penyebabnya,
  klasifikasi tentang gerakan-gerakan Bumi (swayings, pulsations, 
  tremors),
  gerakan volkanik, sifat goncangan gempa, bagaimana pergerakan gempa
  melalui batuan, efek gempa kepada masyarakat, klasifikasi gempa
  berdasarkan energi perusaknya, metode bagaimana membuat bangunan agar 
  aman
  dari gempa, dan gelombang laut akibat gempa (belum menyebutnya sebagai
  tsunami).
 
  Bab Volcanoes membahas letusan-letusan gunungapi terkenal seperti
  Vesuvius, Etna, Tambora, dan Krakatau, produk-produk letusan gunungapi,
  dan perbandingan antara letusan gunungapi di Bumi dan di Bulan.
 
  Bab Caverns and Cavern Life membahas klasifikasi gua dan metode
  pembentukannya, gua batugamping dan gua volkanik, kehidupan manusia
  primitif di gua, peninggalan2 fosil di gua, dan deposit mineral di gua.
 
  Bab Rivers and Valleys membahas bagaimana singkapan2 batuan di 
  sungai
  membantu studi geologi, jenis2 sungai, erosi di sungai, endapan2 
  sungai,
  air terjun, penyebaran sungai terhadap formasi geologi, delta, deposit
  glacial, dan pembahasan sungai-sungai terkenal seperti Mississippi dan
  Amazon.
 
  Bab Instability of the Atmosphere membahas semua unsur dan efek 
  cuaca
  di daratan dan lautan seperti curah hujan, temperatur, angin, dll,
  bencana2 cuaca seperti badai, angin topan dan bagaimana mengenal serta
  menghindarinya.
 
  Bab Forests of North America membahas tentang hutan2 di belahan Bumi
  sebelah utara secara umum, suksesi geologi tanamannya, evolusi 
  kehidupan
  di dalamnya, varietas hutan di Amerika Utara dan perbandingannya dengan 
  di
  Eropa, penanaman hutan kembali, padang rumput, kebakaran hutan, hujan 
  asam
  di hutan, aspek penggundulan hutan, dan nilai ekonomi hutan.
 
  Bab The Origin and Nature of Soils membahas asal tanah oleh berbagai
  proses, klasifikasi tanah, efek2 proses Bumi dan udara terhadap tanah,
  kerusakan tanah, dan penggunaannya.
 
  Berikut sedikit isi buku tersebut, bisa dilihat bagaimana pemikiran 
  yang
  berkembang pada zaman itu.
 
  Sebuah konsep yang menarik yang dikemukakan adalah bahwa diameter Bumi
  bergantung kepada jumlah panas yang dikandungnya. Panas ini secara 
  tetap
  menghilang ke ruang angkasa dengan makin mendinginnya Bumi. Letusan
  volkanik pun menghilangkan panas Bumi. Maka, Bumi secara konstan 
  semakin
  menciut ukurannya. Penghilangan panas dan penciutan ini semakin cepat
  menuju pusat Bumi, karenanya semakin ke pusat Bumi semakin tak ada 
  kerak

Re: [iagi-net-l] Rutten was:Re: [iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890)

2007-12-22 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Noor,
   
  M.G. Rutten yang pertama kali menemukan batuan Lower Devonian itu pada 
ekspedisi tahun 1925, tetapi bukan satu2nya Rutten yang menyebutkan keberadaan 
batuan dengan fosil paling tua di Indonesia Barat itu. van Bemmelen (1949) 
menyebutnya juga, juga tim pemetaan bersistem skala 1 : 250.000 seksi 
Kalimantan P3G (lembar Muara Wahau).
   
  Rutten melaporkan keberadaan batuan Devon tersebut dalam dua laporan 
berbahasa Inggris dan Belanda : Rutten, 1940 - On devonian limestones from 
Eastern Borneo, Proceedings Koninklijke Akad. van Wetenscap, Amsterdam 43, no. 
8, hal 1061-1064; dan Rutten (1947) - De gesteenten der Midden-Oost Borneo 
Expeditie 1925, Geogr  Geol Med. Univ Utrecth. 
   
  Batuan itu mengandung fosil paling tua di Sundaland berumur Lower Devonian, 
yaitu fosil Clathrodiction cf. spatiosum BOEHNKE dan Heliolites porous GOLDFUSS 
dalam Danau Formation di Kalimantan Tengah-Timur (daerah Telen). Status 
stratigrafi dan tektonik Danau Formation ini menarik sekaligus problematik, 
kapan2 kita diskusikan lagi.
   
  salam,
  awang

noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Rutten...? 
Rasanya nama ini pernah menjadi sangat akrab pada saat teman-teman GEA 
merencanakan dan melakukan expedisi memburu batuan tertua di hulu sungai Wahau 
kaltim (Ekspedisi Devon).
Dari studi literatur hanya beliau yang pernah menyitir tentang batuan tertua 
ini dan sejak itu belum pernah ada yang mengkonfirmasinya. Akhirnya ekspedisi 
itulah yang berhasil mengkonfimasi kembali keberadaan batuan berumur Devon tsb 
(tahun 1990 yang berarti 63 tahun kemudian)...

Mungkin teman-teman yang terlibat langsung (Franky, Ludi dkk) bisa bercerita 
lebih rinci tentang hal ini.

salam,

- Original Message 
From: R.P. Koesoemadinata 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, December 21, 2007 8:07:05 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890)

Saya sendiri tidak sadar bahwa di Abad ke-19 sudah ada teknologi cetak 
berwarna. Memang gambar-gambar ini adalah aselinya gambar cat air (aquarel) 
yang dicopy dari 'Washington Vorlagen' Selain itu ada juga peta dan 
penampang berwarna yg kelihatannya seperti cetak.
Buku geologi kuno lainnya yang saya punyai adalah Lehrbuch der Geologie oleh 
Dr. Emanuel Kayser, terbitan 1921, 2 jilid, masing2 lebih dari 700 halaman, 
namun tidak ada gambar berwarna.
Buku lain yang termasuk langka adalah dari Dr. L.M.R.Rutten, 1927, 
Voordrachten over de Geologie van Nederlandsch Oost-Indie dalam bahasa 
Belanda, setebal 840 halaman, yang merupakan buku pertama yang mencakup 
geologi seluruh Indonesia, mendahului Van Bemmelen, 1949. Buku ini jarang2 
disebut dalam references. Buku ini terdiri dari ceramah-ceramah atau pidato2 
(voordrachten) yang tertulis lengkap, pada alinea2 tertentu didahului dengan 
Dames and Heren: (Tuan2 dan nyonya2), sebagaimana lazimnya pada zaman itu 
seorang professor memanggil mahasiswa (kebiasaan ini juga masih berlaku 
waktu zaman Klompe di ITB). Mungkin sekali buku ini adalah hasil penulisan 
kuliah yang diberikan Prof. Rutten pada para mahasiswanya di 
Rijksuniversiteit Utrecht di Negeri Belanda.
Buku2 ini saya beli pada waktu saya mahasiswa tahun 50-han dari loak, dan 
terus terang nyaris tidak pernah dibuka-buka selama 50 tahun
Siapa saja yang berminat melihat buku2 kuno ini saya persilahkan datang di 
rumah kami pada ackhir pekan di Jl. Ciburial no. 17, Dago Pakar Bandung. 
Barangkali Pak Awang?

R.P.Koesoemadinata
Jl. Sangkuriang G-1
Bandung 40135
Telp: 022-250-3995
Fax: 022-250-3995 (Please call before sending)
e-mail: [EMAIL PROTECTED]

- Original Message - 
From: Nataniel Mangiwa 
To: 
Sent: Friday, December 21, 2007 9:23 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890)


 Pak Koesoema,
 Hebat sekali ada gambar berwarna di tahun tersebut. Jadi penasaran,
 kira2 itu bagaimana proses pembuatannya? Mesin cetak tahun 'baheula'
 itu apa sudah mampu mencetak buku berwarna? Dan apa aslinya diwarnai
 dengan tangan seperti melukis/menggambar gitu ya, baru setelah itu
 diperbanyak?

 Hatur nuhun..

 On 12/21/07, R.P. Koesoemadinata wrote:
 Untuk diketahui bahwa Lyell's Principles of Geology yg diterbitkan tahun
 1830-33, sampai sekarang masih di cetak ulang oleh University of Chicago
 Press. Yang saya punya adalah cetakan 1990.
 Buku paling tua yang saya miliki dalam bidang geologi adalah
 Erdgeschicthe oleh Dr. Melchior Neumahr 2 jilid, yang terbit th 
 1886-1887.
 Buku ini masih dicetak dengan huruf Gothic atau tulisan Jerman Kuno. 
 Penuh
 dengan gambar fossil dan banyak gambar pemandangan yang berwarna!
 Bayangkan buku dicetak pada abad ke 19 sudah memuat gambar yang berwarna!
 Wassalam
 RPK
 - Original Message -
 From: Awang Satyana 
 To: IAGI ; Eksplorasi BPMIGAS
 ; Geo Unpad
 
 Sent: Tuesday, December 18, 2007 3:45 PM
 Subject: [iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890)


  Aspects of the Earth (Shaler, 1890)
 
  Saya menemukan buku tua berjudul seperti subyek di atas di sebuah toko
  buku

[iagi-net-l] OOT : On the Shoulders of Giants (Hawking, 2002)

2007-12-22 Terurut Topik Awang Satyana
“On the Shoulders of Giants : The Great Works of Physics and Astronomy” adalah 
judul sebuah buku setebal bantal (1266 halaman) yang memuat karya-karya asli 
tokoh2 sains masa lalu : Nicolaus Copernicus, Galileo Galilei, Johannes Kepler, 
Isaac Newton, dan Albert Einstein. Karya2 utama kelima tokoh ini dikumpulkan 
menjadi satu buku dan dilengkapi dengan biografi masing2 tokoh oleh Stephen 
Hawking, ahli fisika teoretis terkenal. Maka, buat peminat matematika, fisika, 
dan astronomi buku ini sangat penting sebab di dalam buku ini dapat dipelajari 
langsung bagaimana pemikiran2 asli Copernicus sampai Einstein. Kalau tidak 
dikumpulkan dalam satu buku, pasti akan sangat sulit menemukan karya2 asli 
tokoh2 tersebut. Keuntungan lain buku ini adalah bahwa adikarya2 itu telah 
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris karena semula karya2 tersebut tertulis 
dalam bahasa Latin, Jerman, dan Italia.
   
  Buku ini diterbitkan oleh Running Press, Philadelphia dan London. Saat saya 
membelinya dua tahun yang lalu (Desember 2005) harganya 22 US$, tidak mahal 
bila melihat isinya yang luar biasa. Saya dulu membelinya di sebuah toko buku 
di Sugarland , dekat Houston, Texas. Kalau berminat, barangkali buku ini bisa 
dicari di situs www.amazon.com atau situs penerbitnya www.runningpress.com. 
Bila dijual di Indonesia, tentu harganya paling tidak akan sekitar dua kali 
harganya di luar negeri. 
   
  Buku ini berat, baik bobotnya maupun isinya. Maka, buku ini lebih baik 
sebagai referensi saja, bukan untuk ditekuni lembar demi lembar sebab akan 
banyak sekali memakan waktu, kecuali, kalau kita mau menghabiskan sisa waktu 
kita mempelajari seluruh pemikiran tentang Alam Semesta dari zaman Copernicus 
sampai Einstein; seperti salah satu kata-kata sambutan yang ditulis di bagian 
depan buku, 
   
  “On the Shoulders of Giants” is a massive, well-bounded tome. If you could 
take only one book to a desert island, this would be enough to keep you 
thinking for the rest of your life” (Hugh McCarroll dalam “the Sunday Star 
Times”).
   
  Setelah bab tentang Pendahuluan, dimulailah biografi dan karya Nicolaus 
Copernicus (1473-1543). Karya Copernicus “On the Revolution of Heavenly 
Spheres” (aslinya dalam bahasa Latin “De revolutionibus orbium colestium” – 
1543, ditampilkan utuh dalam 384 halaman. Berikutnya, adalah biografi dan karya 
Galileo Galilei (1564-1642), “Dialogues Concerning Two New Sciences” (aslinya 
dalam bahasa Italia “Discorsi e Dimostrazioni Matematiche, intorno a due nuoue 
scienze” – 1638, setebal 228 halaman. Kemudian, adalah biografi  dan karya 
Johannes Kepler (1571-1630), “Harmony of the World” (aslinya “Harmonices Mundi” 
-1618). Dalam kumpulan ini, karya Kepler yang dipilih adalah Harmony of the 
World buku ke lima. Kepler menulis buku tersebut sebanyak lima volume, buku ke 
limanya ditampilkan setebal 90 halaman. Menyusul Kepler, adalah biografi  dan 
karya Isaac Newton (1643-1727), “Principia” setebal 428 halaman, diterjemahkan 
dari bahasa aslinya dalam bahasa Latin “Philosophiae naturalis
 principia mathematica” -1687. Yang terakhir adalah karya Albert Einstein 
(1879-1955), “The Principle of Relativity” berupa enam artikelnya tentang 
relativitas, dikumpulkan dan diterjemahkan dari buku aslinya yang berbahasa 
Jerman “Des Relativitatsprinzip” – 1922.
   
  Judul buku ini sebenarnya diambil dari sebuah surat Isaac Newton kepada 
Robert Hooke pada tahun 1676. Newton menulis, “If I have seen farther, it is by 
standing on the shoulder of giants”. Newton saat itu sedang dielu-elukan karena 
penemuannya di bidang optika, dan ia merendah dengan menulisnya bahwa 
penemuannya hanya didasarkan kepada penemuan2 lain sebelumnya yang ditemukan 
para ”raksasa” sains.
   
  Buku ini menarik karena merangkai pemikiran2 dari tokoh2 pada zamannya dalam 
kurun waktu sekitar 450 tahun dari Copernicus sampai Einstein, dari Copernicus 
yang menyatakan bahwa Bumilah yang mengorbit Matahari sampai ke Einstein yang 
menyatakan bahwa ruang dan waktu melengkung dan dibungkus oleh massa dan 
energinya.
   
  Berkut ringkasan isi setiap karya kelima tokoh sains tersebut.
   
  Dalam karyanya, Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa Bumi berputar pada 
porosnya, bahwa Bulan berputar mengelilingi Matahari dan Bumi, dan semua planet 
mengelilingi Matahari. Walaupun teori heliosentris telah dikemukakan 
Aristarchus 700 tahun sebelum Copernicus, Copernicuslah yang pertama kali 
mengemukakan teori heliosentris secara terperinci dan disertai perhitungan2 
matematika (terutama geometri). Karyanya terdiri atas enam buku, banyak hukum 
dan teorema dikemukakan, perhitungan2 geometri terutama lingkaran dan banyak 
sekali tabel posisi benda2 langit. Copernicus memulai dengan teori bahwa dunia 
itu bulat, Bumi juga bulat, dan bagaimana daratan dan lautan membentuk sebuah 
bola Bumi. Kemudian bahwa gerakan semua benda langit itu teratur, berbentuk 
lingkaran, dan abadi. Copernicus juga membahas pemikiran mengapa Bumi dianggap 
sebagai pusat 

<    4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   >