Re: [iagi-net-l] Fosil Gajah
Tak mungkin umur fosil gajah (purba) itu ratusan juta tahun, paling tua pun sekitar 1,5 juta tahun. Ratusan juta tahun yang tak ada Pulau Jawa seperti sekarang, termasuk Blora. Ratusan juta tahun yang lalu mungkin hanya ada ujung utara Jawa Barat sebagai bagian dari tepi selatan Sundaland. Bagaimana bisa ada fosil gajah purba yang ratusan juta tahun umurnya ditemukan di Blora ? Gajah purba adalah fauna Plistosen yang fosilnya sudah dari tahun 1850-an ditemukan di sekitar wilayah ini oleh Junghuhn (1853) sebagai Mastodon elephantoides di wilayah Patiayam, baratlaut Blora. Penelitian-penelitian selanjutnya yang intensif seperti oleh Ralph von Koenigswald (1934-1936) makin mengukuhkan bahwa gajah dalam beberapa spesies merupakan fauna Plistosen yang dominan di Jawa, khususnya Jawa Tengah. Biostratigrafi mamalia yang disusun von Koenigswald (1935) untuk kala Pliosen akhir-Holosen di Jawa hampir seluruhnya memuat fauna gajah sebagai fauna index vertebrata saat itu. Biostratigrafi von Koenigswald yang diperbaiki oleh de Vos et al. (1982) dan Sondaar (1984) misalnya memuat unit-unit fauna dari tua ke muda sebagai Fauna Satir (1.5 Ma) -Satir adalah suatu nama daerah di Bumiayu -Jawa Tengah, Fauna Cisaat (1.2 Ma), Fauna Trinil H.K. (1.0 Ma), Fauna Kedung Brubus (0.8 Ma), Fauna Ngandong (mid-Pleistocene), Fauna Punung (late Pleistocene, last interglacial period), dan Fauna Wajak (Holosen). Di dalam setiap unit fauna itu ada index gajah purba, misalnya Sinomastodon di Satir, Stegodon trigonocephalus (Cisaat, Trinil H.K.), Elephas hysudrindicus (Kedung Brubus, Ngandong). Gajah yang kita kenal sekarang (Elephas maximus) sudah ada sejak kelompok Fauna Punung ada (late Pleistocene). Hominid seperti Homo erectus erectus atau Homo erectus soloensis, masing-masing sezaman dengan Fauna Trinil H.K. dan Fauna Ngandong. Jadi, para hominid ini tentu pernah sezaman dengan gajah-gajah purba tersebut. Maka, penemuan fosil gajah purba di Blora, untuk menentukan umurnya akan bergantung kepada spesiesnya apa, kalau ia Stegodon trigonocephalus -spesies gajah purba yang dominan yang tersebar sampai jauh ke Nusa Tenggara, maka ia merupakan gajah purba Fauna Cisaat atau Trinil H.K. yang umurnya 1.2-1 juta tahun yang lalu (maka bila media melaporkan fosil tersebut berumur ratusan juta tahun jelas berita yang sangat salah dan tak punya dasar paleontologi maupun geologi). Akan halnya hubungan dengan Sangiran, beberapa fosil gajah ditemukan di wilayah ini di lapisannya yang terkenal yaitu black clay di bawah lapisan tuff yang terkenal bernama T5. Di sini ditemukan fosil Mastodon (Fauna Satir). Di lapisan yang lebih muda, Grenzbank, ditemukan fosil Stegodon trigonocephalus. Sementara fosil gajah yang sama dengan genus gajah modern (Elephas) ditemukan di Formasi Bapang (Kabuh). Penelitian Sondaar (1984) di Sangiran atas fosil-fosil mamalia yang ditemukannya berkorelasi dengan unit-unit Fauna Satir (lower black clay), Fauna Cisaat (upper black clay), Fauna Trinil H.K. (Grenzbank), Fauna Kedung Brubus (Bapang/Kabuh). Seperti yang saya hipotesiskan dan publikasikan tahun lalu di PIT IAGI 2008 di Bandung (Satyana, 2008 : Sangiran Dome, Central Java : Mud Volcanoes Eruption, Demise of Homo erectus erectus and Migration of Later Hominids) bahwa kawasan Sangiran post 0,8 Ma merupakan wilayah yang tak layak huni oleh hominids maupun mamalia besar akibat wilayah ini menjadi tempat erupsi mud volcano beberapa kali; maka di Sangiran tak ditemukan unit Fauna yang lebih muda dari 0.8 Ma, tak ada Unit Ngandong, tak ada unit Punung, sampai kawasan Sangiran normal kembali pada kala Holosen sampai sekarang. Hominid dan mamalia ini pada Plistosen akhir mengungsi ke wilayah yang lebih rendah mengikuti aliran Bengawan Solo menuju Ngandong dan Ngawi. Temuan fosil gajah di Blora makin mengukuhkan bahwa Jawa pada kala Plistosen merupakan wilayah terestrial-marginal marine di beberapa tempat yang banyak dilintasi oleh gajah dan mamalia besar lain, juga hominids. salam, awang --- On Fri, 5/22/09, Ismail Zaini lia...@indo.net.id wrote: From: Ismail Zaini lia...@indo.net.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fosil Gajah To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, May 22, 2009, 8:47 PM Terima kasih Pak Penjelasannya , saya cuma denger di MetroTV tadi sore berita Jam 17.00 ( beritanya spt yg saya kutip tsb ) ISM - Original Message - From: DR. Hadiyanto hadia...@bdg.centrin.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 22, 2009 5:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Fosil Gajah Yang bener fosil gajah dari Blora, sekarang sebagian fosilnya sdh berada di museum geologi dan beberapa ahli vertebrata Badan Geologi saat ini sedang berada dilapangan utk mengambil bagin2 fosil lainnya, dalam waktu tidak terlalu lama fosil tsb akan dipajang di Museum Geologi Bandung, sekarang juga sudah bisa diliah bagian2 tsb untuk umum, kebetulan Museum Geologi baru ber ultah yang ke 60 jadi ada pameran sd
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
Minarwan, Alokton di Indonesia Timur hanya untuk kompleks litologi australoid (mengutip Tom, maksudnya punya ciri litologi mirip dengan pra-Tersier NW shelf of Australia) yang telah terpisah dari induknya melalui sekuen rift-drift-collision. Misalnya, sekuen pra-Tersier di Banggai dan Buton Basins yang stratigrafinya australoid dan kini terletak di wilayah benturan di bawah foreland basins Neogen. Karena dulu kompleks litologi ini tumbuh di passive margin induknya, maka sesungguhnya mereka juga bagian dari cekungan sedimen tipe passive margin, hanya berkedudukan alokton relatif terhadap tepi Sundaland. Sementara itu, sedimen-sedimen pra-Tersier di retakan-retakan Mesozoik yang menerus dari NW shelf of Australia ke perairan Indonesia di Arafura, Aru, dan Kepala Burung, juga ke selatan Papua - itu bukan sedimen alokton tetapi benar2 sedimen autokton yang menjadi cekungan sedimen passive margin. Mereka rifted tetapi tidak drifted sebagai unit-unit mikrokontinen yang terapung dan berbenturan dengan Sundaland seperti Banggai dan Buton. Barangkali referensi Peck dan Soulhol (1986 -IPA) - Pre-Tertiary tensional periods and their effects on the petroleum potential of Eastern Indonesia -bisa diacu untuk membahas masalah ini. salam, awang --- On Fri, 5/22/09, MINARWAN minarw...@gmail.com wrote: From: MINARWAN minarw...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, May 22, 2009, 6:24 PM Saya ikutan bingung...karena belum paham dengan ketiadaan cekungan Pra-Tersier di Indonesia berhubung semua batuan Pra-Tersier di Indonesia adalah alokton. Apakah ada yang bisa membantu mencerahkan? Minimal mungkin menunjukkan referensi yang bisa saya gunakan untuk membantu diri saya sendiri. Terima kasih dan salam Minarwan 2009/5/22 Zulhelmi U. Iska zulhelmi.i...@petrochina.co.id: Abah, Apa gak salah dengar atau salah tulis, ketebalan sedimen 7000 MSEC ??? Salam, Helmi |-Original Message- |From: yanto R.Sumantri [mailto:yrs...@rad.net.id] | | Tohab Simandjuntak (mantan peneliti utama |P3G) : tak ada yang namanya | cekungan pra-Tersier itu sebab semua |batuan pra-Tersier di Indonesia | adalah alokton. | |SI |ABAH ; BANG TOHAB , MEMENG KALAU DI INDONESIA TIMUR SIH |KELIHATANNYA BEGITU , TETAPI APA DI IND BARAT SAMA / SAYA |SEMPAT NGOBROL NGOBROL DENGAN SAAH SATI AHI GEOFISIKA |PERUSAHAAN YANG SEDANG MEAKUKAN SPEC SURVEY , MENURUT DIA |DIBAWAH AUT ARU SANA TERDAPAT SEDIMEN YANG MEMPUNYAI KETEBALAN |7000 MSEC . APA MUNGKIN INI SEMUA ALLOCHTOUNOUS ? | |SI ABAH | -- - when one teaches, two learn - http://www.geotutor.tk http://www.linkedin.com/in/minarwan PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe,
Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah
alatnya adalah Vening Meinisz, yang profesor Utrecth-TU Delf itu, gelogist dan geophysicist Londo itu, dengan kapalnya mengukur global gravitasi semua laut dunia, termasuk laut di Indonesia, sekitar th 1929-1930. Yang melewati Sulawesi ketika lahirnya Prof John Katili, 9 Juni 1929, kapal Program Senelius I (Satu). Iya kapal itu mas Awang? Daftar SLEMAN Stratigraphy Lexicon in Elevating Mines available Numenclature (Maryanto, 2005), telah membahas daftar cekungan beserta sedimen dan umur-umurnya seluruh Indonesia itu, aktualnya 18 cekungan. B. Indonesia akan paling banyak di explor tambang (minyaknya utamanya) 2004-2074. Kita Menyongsong berkah Indonesia paling banyak explorasi minyak th 2004-2074. - Penemuan minyak tahunan, juga penemuan ladangminyak besar (giant oil field) th 1900-2000 (data Oil and Gas Journal, 1995), mempunyai kurva sinusoidal pereode 70 th. Keduanya adalah minimum pada 1934, maximum 1969, minimum 2004, dan di prediksikan keduanya akan maximum th 2039, lalu minimum th 2074, dengan standar deviasi eror 10 %. Kurva penemuan minyak ini di sebut Kurva Berkah Broad Estimation Resources on Knowledge of the Annual Hydrocarbon discovery. - Pusat Siklun Bumi (Earth Planetary Cyclone), adalah 1a. AAN Anticline Arabian Nubian, 1b. Rahmat Ringgold-Anatom-Hebrides-Malaita-Apia-Tonga, 2a. Bob Banda Ocean Basin center, 2b. Herman Honduras-Elsavador-Ridge-Mewxico-Antiles-Nicaragua center, 3a. Hani Horisons Antartic Nodule Island, 3b. Wartono Wide Artic Region Tectono Ocean North Orogenesis. Enam pusat itu di kontrol oleh satu pusat ke 7 Zen Zonal Earth Nuclei Pusat bumi. Minyak yang telah di dapat untuk ke 6 pusat cylone global itu, dalam BBOE: 1. Aan 1500, 2. Rahmat 0, 3. Herman 500, 4. Bob 50, 5. Hani 10, Wartono 100. Kondisi tektonik Bob adalah analog dengan Rahmat. Artinya minyak yang ada di Bob, dimana Indonesia mayoritas areanya, akan mempunyai peluang di dapatkan minyak P10= 30 BBOE, P50 100 BBOE, dan P90 400 BBOE. - Explorasi kedepan, akan banyak di daerah Bob. Indonesia akan paling banyak di explorasi minyaknya, untuk th 2004-2074. Telah semakin banyak data seismik di Indonesia Timur. Ini pusat tektonik Bob (Banda Ocean Basin, dimana Laut Banda sebagai pusatnya, meluas hingga SE Asia-Australia, Papua). Daftar SLEMAN, juga untuk membahas siklus kecil 7 th, 70 th, 700 th, dst. Apakah begitu Mas Awang, dan yang lain ? Wass, Mas Mar. From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 21, 2009 11:41:10 PM Subject: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah Pak Agung, Peta cekungan hasil Badan Geologi (BG) disusun dari data gayaberat dan data geologi regional hasil pemetaan bersistem. Seluruh wilayah daratan Indonesia telah selesai dipetakan secara geologi pada tahun 1995, dan selesai dipetakan gayaberatnya pada 2008. Data besar ini kemudian dipakai sebagai dasar pemetaan cekungan BG. Jelas umur bisa ditentukan sebab ada data geologinya. Di Indonesia Timur, sedimen pra-Tersier berlanjut dengan Tersier di cekungan yang sama. Akan halnya pra-Tersier alokton, hanya terdapat di cekungan2 yang benuanya alokton juga (misalnya cekungan Banggai, Buton). Kalau di Papua, pra-Tersiernya tetap autokton sebab mereka membentuk kontinuitas sistem jalur pengendapan sedimen yang sama dengan di NW Shelf of Australia. Saya pikir, semua peta cekungan yang ada tak membedakan ini cekungan sedimen, cekungan fisiografik, atau cekungan struktural. Jadi mungkin masih tercampur. Meskipun demikian, membedakan tipe cekungan ini secara gamblang, tak mudah juga. Metodologi definisi basin yang 60 (IAGI, 1985) bisa dipelajari di publikasi IAGI (1985), prinsipnya hanya meliputi isopach sedimen. Metodologi 86 cekungan (BPMIGAS -LAPI ITB) berdasarkan kriteria faktor2 definisi cekungan, a.l.menggunakan peta geologi ermukaan, peta isopach sedimen, peta gayaberat, peta konfigurasi batuandasar. salam, awang --- On Thu, 5/21/09, Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com wrote: From: Agung Mulyo mas_gago...@yahoo.com Subject: Re: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Jumlah Cekungan Geologi RI Tambah Dobel Jadi 128 Buah To: geo_un...@yahoogroups.com Cc: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Date: Thursday, May 21, 2009, 11:19 AM Pak Awang, Kalau tidak salah tangkap jumlah 128 adalah cekungan berdasarkan data gaya berat dengaan tanpa memperhatikan umur serta asal-usulnya (aloktone). Bila dengan memperhatikan presentasinya pak Koesoema, maka bisa boleh jadi yang 128 cekungan tersebut adalah gabungan dari semua jenis (fisiografi, struktural, sedimen, dsb.). Andai tangkapan saya tersebut
[iagi-net-l] Re: Fw: [Geologi - Blognya Ahli Geologi Indonesia] Comment: Geologi Indonesia: Dinamika dan Prosesnya
Bu Isti, Berikut jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Bu Isti. 1. Cekungan sedimen = suatu depresi/cekungan di kerak Bumi tempat sedimen diendapkan dengan ketebalan yang signifikan lebih tebal daripada sekitarnya. Cekungan hidrokarbon = cekungan sedimen yang menghasilkan hidrokarbon karena syarat-syarat terbentuknya hidrokarbon dipenuhi oleh cekungan sedimen tersebut. Misalnya, dari 60 cekungan sedimen di Indonesia (pembagian cekungan sedimen berdasarkan klasifikasi IAGI-Ikatan Ahli Geologi Indonesia tahun 1985), 16 di antaranya telah terbukti sebagai cekungan yang menghasilkan hidrokarbon. Adapun syarat-syarat sebuah cekungan sedimen dapat menjadi cekungan hidrokarbon, ia harus : 1) mempunyai batuan induk sumber hidrokarbon, batuan induk itu harus matang secara termal sehingga hidrokarbon bisa digenerasikan, 2) mempunyai batuan reservoir tempat hidrokarbon tersimpan, 3) mempunyai batuan penyekat yang akan mengawetkan penyimpanan hidrokarbon di dalam batuan reservoir, 4) mempunyai perangkap -yaitu susunan geometri sedemikian rupa antara batuan reservoir dan batuan penyekat sehingga hidrokarbon dapat terakumulasi di dalam perangkap tersebut, 5) mempunyai alur migrasi, yaitu mengalirnya hidrokarbon dari tempat batuan induk matang -kitchen, menuju perangkap. No. 1-5 tersebut dikenal sebagai unsur2 dan proses2 petroleum system. Hanya cekungan sedimen yang lengkap mempunyai petroleum system yang dapat menjadi cekungan hidrokarbon. 2. Larutan hidrotermal adalah cairan sisa magma sebagai hasil akhir proses pembekuan magma yang dapat mengandung konsentrasi logam-logam tertentu. Beberapa ahli mineralisasi seperti Park dan Diarmid (1964) berpendapat bahwa tak semua larutan hidrotermal berkaitan dengan magma. Menurut mereka, semua larutan panas di alam disebut hidrotermal. Hipotermal adalah larutan hidrotermal di tempat dalam dengan temperatur 300-500 C. Mesotermal = larutan hidrotermal di kedalaman menengah dengan temperatur 150-300 C. Epitermal = larutan hidrotermal di tempat dangkal dengan temperatur 50-150 C. 3. Siklus tektonik, siklus Wilson sebenarnya (dari Tuzo Wilson, ahli tektonik dari Canada yang berperan penting dalam pembentukan teori tektonik lempeng) adalah suatu siklus perjalanan lempeng (dalam hal ini lempeng samudera) sejak dari dibentuk di pematang tengah-samudera (mid-oceanic ridge), berjalan mengikuti pemekaran dasar samudera (sea-floor spreading), menunjam di bawah lempeng benua di jalur penunjaman (subduksi) di palung tepi benua, masuk ke dalam mantel, melebur sebagai material mantel, tersirkulasi kembali ke atas dan muncul kembali di pematang tengah-samudera. Flood basalt - suatu LIPS (large igneous provonces) suatu kawasan di permukaan Bumi yang disebari oleh lava basalt yang sangat luas sebagai akibat erupsi volkanisme yang berhubungan dengan ekstensi atau tarikan/retakan pada kerak Bumi. Contoh flood basalt yang luas : Deccan di India dan Siberia. Flow cleavage - belahan atau retakan akibat aliran fluida di dalam batuan. Fluida ini bisa magmatik atau sekedar air panas. 4. Shield atau perisai atau craton (inti benua) adalah bagian masif suatu benua yang umumnya disusun oleh kerak granitik, merupakan bagian benua yang paling tua, dari mana inti benua berasal. Kemudian, oleh proses tektonik, benua itu tumbuh semakin luas ke arah luarnya melalui berbagai macam kerak batuan yang menyambung di sisi luarnya (disebut proses akresi). Cekungan sedimen umumnya terletak di tepi-tepi benua tersebut. salam, awang --- On Wed, 5/20/09, bosman batubara bosman200...@yahoo.com wrote: From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com Subject: Fw: [Geologi - Blognya Ahli Geologi Indonesia] Comment: Geologi Indonesia: Dinamika dan Prosesnya To: iagi-net@iagi.or.id Cc: isti.nr...@gmail.com, awangsaty...@yahoo.com Date: Wednesday, May 20, 2009, 3:48 PM Ada comment baru di http://geologi.iagi.or.id/ Adakah yang bisa menjawabnya? Kayaknya salah satu posting Pak Awang di milis dulu. tabikbosman batubara weblog: http://annelis.wordpress.com - Forwarded Message From: Isti Nurozimah wordpr...@geoblogi.iagi.or.id To: bosman200...@yahoo.com Sent: Wednesday, May 20, 2009 1:29:27 PM Subject: [GeoBlogi - Blognya Ahli Geologi Indonesia] Comment: Geologi Indonesia: Dinamika dan Prosesnya New comment on your post #156 Geologi Indonesia: Dinamika dan Prosesnya Author : Isti Nurozimah (IP: 202.169.229.162 , 202.169.229.162) E-mail : isti.nr...@gmail.com URL : Whois : http://ws.arin.net/cgi-bin/whois.pl?queryinput=202.169.229.162 Comment: Saya sangat tertarik dng tulisan Bapak Awang H Satyana tentang status-stastus cekungan hidrokarbon. Namun sbg mahasiswi Pendidikan Geografi FPIPS UNS, saya belum paham betul tentang istilah-istilah dlm geologi berikut ini: 1. Apa yang dimaksud dng Cekungan Hidrokarbon itu ? dan apa bedanya dng Cekungan Sedimenter ? 2. Saya memperoleh mata kuliah geografi sumberdaya. Disitu
[iagi-net-l] Re: Fw: [GeoBlogi - Blognya Ahli Geologi Indonesia] Comment: Geologi Indonesia: Dinamika dan Prosesnya
Harga buku Geologi Indonesia : Dinamika dan Produksinya (Publikasi Khusus Pusat Survei Geologi No. 33 Vol. 1 2) dapat ditanyakan ke Perpustakaan Pusat Survei Geologi, Jl. Diponegoro 57 Bandung 40122 telp. 022-7279673, e-mail : g...@melsa.net.id salam, awang --- On Wed, 5/20/09, bosman batubara bosman200...@yahoo.com wrote: From: bosman batubara bosman200...@yahoo.com Subject: Fw: [GeoBlogi - Blognya Ahli Geologi Indonesia] Comment: Geologi Indonesia: Dinamika dan Prosesnya To: iagi-net@iagi.or.id Cc: tikalak_buluah1...@yahoo.co.id, awangsaty...@yahoo.com Date: Wednesday, May 20, 2009, 3:49 PM Satu lagi, nanya harga buku geologi Indonesia, Dinamika dan Prosesnya http://geologi.iagi.or.id/ tabikbosman batubara weblog: http://annelis.wordpress.com - Forwarded Message From: trijondro wordpr...@geoblogi.iagi.or.id To: bosman200...@yahoo.com Sent: Wednesday, May 20, 2009 1:29:41 PM Subject: [GeoBlogi - Blognya Ahli Geologi Indonesia] Comment: Geologi Indonesia: Dinamika dan Prosesnya New comment on your post #156 Geologi Indonesia: Dinamika dan Prosesnya Author : trijondro (IP: 125.162.106.134 , 134.subnet125-162-106.speedy.telkom.net.id) E-mail : tikalak_buluah1...@yahoo.co.id URL : Whois : http://ws.arin.net/cgi-bin/whois.pl?queryinput=125.162.106.134 Comment: tolong kirimkan daftar harga buku yang berhubungan dengan geologi, dan geologi umum You can see all comments on this post here: http://geoblogi.iagi.or.id/2009/03/10/geologi-indonesia-dinamika-dan-prosesnya/#comments Delete it: http://geoblogi.iagi.or.id/wp-admin/comment.php?action=cdcc=301 Spam it: http://geoblogi.iagi.or.id/wp-admin/comment.php?action=cdcdt=spamc=301 PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
[iagi-net-l] Ledakan Nuklir Korea Utara Timbulkan Gempa 25 Mei 2009
9 Oktober 2006, Korea Utara menguji bom nuklirnya dengan meledakkannya di sebuah terowongan gunung di pantai timur laut wilayahnya. Ledakan ini menimbulkan gempa berkekuatan 4,2 Mb (body wave magnitude). Uji coba ini langsung diprotes banyak negara, terutama tetangga terdekatnya Korea Selatan dan Jepang. Lihat ulasan saya tentang hal ini sekitar 2,5 tahun yang lalu (dilampirkan di bawah). Rupanya Korea Utara tak mempedulikan protes-protes itu sebab yang namanya protes biasanya hanya ramai pada awal kejadian dan segera menghilang tertiup angin... Maka, Korea pun menguji kembali bom nuklirnya pada Senin kemarin, 25 Mei 2009, pukul 09.54 waktu setempat (pukul 07.54 WIB). Kali ini, bom nuklir dikubur di kedalaman 300 meter dan diledakkan. Menurut militer Rusia, uji nuklir tersebut berkekuatan sekitar 20 kilo ton (satu kilo ton setara dengan 1000 ton bahan peledak TNT -tri nitro toluena, 1000 ton TNT setara dengan kekuatan bom atom yang dijatuhkan Tentara Sekutu di Nagasaki, Jepang pada akhir Perang Dunia II Agustus 1945). Berarti, bom nuklir yang diuji Korea Utara kemarin kekuatannya sebesar 20 bom atom Nagasaki. Tentu saja getaran terjadi dan menimbulkan gempa. Gelombangnya tertangkap stasiun2 gempa dan dilaporkan USGS (United States Geological Survey). Berikut data detailnya : Earthquake Details Magnitude 4.7 Date-Time Monday, May 25, 2009 at 00:54:43 UTC Monday, May 25, 2009 at 09:54:43 AM at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones Location 41.306°N, 129.029°E Depth 0 km (~0 mile) set by location program Region NORTH KOREA Distances 70 km (45 miles) NNW of Kimchaek, North Korea 95 km (60 miles) SW of Chongjin, North Korea 180 km (115 miles) SSW of Yanji, Jilin, China 375 km (235 miles) NE of PYONGYANG, North Korea Location Uncertainty horizontal +/- 3.8 km (2.4 miles); depth fixed by location program Parameters NST= 75, Nph= 75, Dmin=371.4 km, Rmss=0.57 sec, Gp= 72°, M-type=body wave magnitude (Mb), Version=A Source USGS NEIC (WDCS-D) Masih menurut USGS, perbandingan seismogram antara gempa 9 Oktober 2006 dan 25 Mei 2009 menunjukkan kesamaan, mengartikan bahwa kedua gempa yang disebabkan ledakan nuklir ini secara spatial berdekatan dan sejenis, tetapi gempa kemarin lebih besar (4.3 Mb vs. 4.7 Mb). Apakah gempa karena ledakan nuklir ini telah memicu gempa sesungguhnya (karena gaya endogen), itu bisa dilihat di waveform-nya, melihat kemunculan P-wave pertama, P-wave kedua, dan S-wave pertama, sambil melihat kapan munculnya. Dalam waktu bersamaan, Korea Utara juga menguji peluru kendalinya yang berdaya jelajah pendek (130 km). Sebagai informasi, Korea Utara memiliki rudal antar benua (bernama Taepodong-2 / Unha-2) yang punya daya jelajah sampai 6700 km dari titik lontarnya. Itu artinya bila rudal ini ditembakkan dari Pyongyang ia bisa mencapai Australia Utara, termasuk Indonesia. Wilayah Indonesia, yang lautannya luas, dengan pulau-pulau terluar yang berpencar ke segala penjuru, mestinya dijaga dengan ketat sebelum diakui dan dirampas pihak asing. Bagaimana bisa begitu, bila untuk sarana persenjataan pun main kanibalisme, persis seperti yang suka dilakukan montir di jalanan. Manakala kanibalisme dilakukan kepada pesawat, siap-siaplah suatu hari nanti pesawat itu akan jatuh...! Banyak kasus telah terjadi, termasuk malapetaka Hercules kemarin ini. Tragedi sebuah negara bersumberdaya Bumi kaya, laut luas, tetapi minim pengamanan. salam, awang LAMPIRAN [iagi-net-l] Percobaan Nuklir Korea Utara 9 Oktober 2006 Menggetarkan Bumi Awang Harun Satyana Mon, 09 Oct 2006 20:09:29 -0700 Saat Yogyakarta digoncang gempa Mei 2006, ramai diributkan issue bahwa gempa tersebut akibat percobaan nuklir di bawah Samudra Hindia. Issu ini kita tahu tidaklah benar. Tetapi, kemarin pagi Korea Utara sukses menguji peledakan bom nuklirnya, dan ledakan ini jelas menimbulkan gempa, walau kekuatannya kecil (3,58 SR-skala Richter atau 4.2 Mb - body magnitude). USGS mencatat getaran ini. Mohon diperhatikan bahwa kedalaman pusat gempa adalah 0 km sebab percobaan bom nuklir ini dilakukan Korea Utara di sebuah terowongan horizontal di sebuah gunung berketinggian 360 meter dpl di kawasan Kilju, pantai timur laut Korea Utara. Bagaimana dampak uji coba nuklir ? Di permukaan ia akan : memusnahkan semua benda di muka tanah, mencemari dalam jangka panjang, awan radioaktif menjangkau kawasan luas. Di bawah tanah : energi ledakan akan diserap, merusak struktur tanah, kebocoran radiasi, pencemaran jangka panjang. Di bawah laut : ledakan gelombang merusak struktur dasar laut, pencemaran jangka panjang. Di atmosfer : gelombang elektromagnetik merusak sistem elektronik satelit dan ionosfer Bumi, cahaya silaunya merusak retina mata. Tetapi pejabat berwenang mengatakan uji coba nuklir telah berhasil dilakukan dalam keadaan aman. Uji coba ini adalah peristiwa bersejarah dan sangat menggembirakan rakyat dan tentara Korea (Utara) yang sudah lama menginginkan sistem pertahanan
[iagi-net-l] February 1942 : Paratroops over Sumatra
Ini kisah terakhir dari tragedi perebutan dan penghancuran lapangan-lapangan dan fasilitas-fasilitas minyak saat tentara Jepang memasuki Indonesia tahun 1941-1942. Tiga tragedi telah saya ceritakan sebelumnya : Kalimantan (Balikpapan, Tarakan, Miri), Papua (Babo), dan Jawa (Cepu). Kini tentang Sumatra, pulau di mana lapangan minyak pertama Indonesia ditemukan (Telaga Said, Langkat, Sumatra Utara, 1885). Buku lama “Oost Indies Episode” (Johan Fabricius, 1949) masih menjadi sumber cerita ini. Saat para pekerja Babo mengungsi dan sedapat mungkin mencapai Australia, tragedi yang sama tengah terjadi di Pangkalan Brandan dan Pangkalan Susu, Sumatra Utara. Lapangan dan kilang minyak di wilayah ini ditinggalkan para pekerjanya. Sumatra Selatan melakukan hal yang sama di antara Plaju dan Palembang, tetapi terlambat. Pasukan paratroops (skuadron udara) Jepang mendarat dengan sangat cepatnya di Plaju dan Palembang. “Blitzkrieg” Jepang yang menimpa Singapura, Malaya, dan Birma, juga membuat Plaju-Palembang jatuh dengan mudahnya. Plaju (BPM) akhir tahun 1930-an terletak di tepi selatan Sungai Musi di dekat muara Komering. Palembang yang terletak enam mil ke arah hulu dihubungkan dengan Plaju oleh motor-boat, ferry, dan jalan kendaraan bermotor. Lapangan-lapangan minyak telah banyak yang ditemukan dalam radius 200 mil dari Plaju sampai mendekati wilayah Jambi. Orang yang terbang dari Medan melalui Pekanbaru ke Batavia akan melihat pipa panjang melalui rawa-rawa dan hutan dan berakhir di Plaju. Saat itu, Plaju dihuni oleh 250 pekerja asing dari Eropa dan 4500 pekerja Indonesia bersama keluarganya, membentuk kota tersendiri dengan peradaban minyak yang eksklusif. Plaju punya rumah sakit, hotel, club house, bioskop, lapangan sepak bola, lapangan hockey, lapangan golf, dan kolam renang. Sungai Musi saat itu yang lebarnya setengah mil dan semua anak sungainya menjadi tempat wisata : berlayar dan berburu. Di antara jalan yang menghubungkan Plaju dan Palembang, BPM pun punya kompleks hunian tersendiri : Bagus Kuning (kawan2 saya di Pertamina Plaju tentu tahu perumahan ini –suatu saat beberapa tahun yang lalu saya pun pernah menginap di salah satu rumah di Bagus Kuning). Peradaban tenteram perminyakan yang ekslusif itu kemudian serta merta harus ditinggalkan, tak pernah terbayangkan bahwa mereka mesti berjalan kaki menyeberangi Bukit Barisan nan liar melarikan diri ke Bengkulu kemudian berkapal ke Jawa, atau tetap bertahan di Plaju namun ditahan pasukan Dai Nippon. Ketenteraman itu berubah seiring jatuhnya Pearl Harbour di Pasifik yang menandai pecahnya Perang Pasifik Desember 1941. Bahwa ketenteraman itu terganggu dimulai dengan hadirnya 100 tentara asing dari Eropa di Plaju, kemudian 40 karywan BPM dilatih militer sebagai reserve. Sebuah milisi terbentuk di BPM. Sejak itu, kondisi di Plaju dan sekitarnya tak pernah normal lagi, setiap karyawan selain melakukan pekerjaannya sehari-hari mereka pun diserahi tanggung jawab untuk mengamankan fasilitas perminyakan, termasuk merusakkannya bila diperlukan. Malam hari, lampu-lampu dipadamkan, membuat perumahan kepanasan mencekik pernapasan (saya pernah tinggal tiga tahun di perumahan Pertamina di Balikpapan tak jauh dari kilang, pintu rumah suka bergetar sendiri digoyang getaran flare kilang; suatu malam mati listrik, AC mati, dan panasnya minta ampun...). Lampu-lampu di Plaju dimatikan untuk menghindari terlihat Jepang. Seorang pekerja BPM menulis dalam laporannya (diterjemahkan), “Bioskop pada malam Minggu tetap memutar filmnya agar orang-orang tetap mendapat hiburan, tetapi rumah-rumah dan selebihnya gelap gulita. Setiap malam kami duduk-duduk di teras yang gelap sambil minum bir, membicarakan berita-berita terbaru tentang perang yang disiarkan pengeras suara yang sengaja dipasang, atau memandang Sungai Musi melihat airnya yang malas bergerak. Suatu kali, kami mendengar lapangan terbang di utara Palembang dibom Jepang yang sekaligus menghentikan pembicaraan kami sebab kaca-kaca rumah pun bergetar oleh suara ledakan dari jauh.” Evakuasi harus segera dilakukan, tentara Jepang tiba tanpa diduga-duga. Tak ada waktu lagi untuk merusakkan fasilitas perminyakan seperti dilakukan di Kalimantan atau Babo. Menyelamatkan orang lebih penting daripada melenyapkan sumber minyak bagi Jepang, itu keputusan Manajemen BPM. Kaum perempuan dan anak-anak menjadi prioritas utama evakuasi. Pengungsian akan dilakukan ke Batavia yang dipandang aman dari serangan Jepang. 28 Januari 1942, kereta pertama membawa pengungsi berangkat dari stasiun Kartapatih Palembang menuju Oosthaven (pelabuhan timur). Dari pelabuhan ini mereka bertolak menggunakan kapal ke Batavia. Para istri dan ibu berlinang air mata berpisah dengan suami, kekasih, atau anak mereka; para anak-anak cemas berpisah dengan ayahnya sambil ketakutan menghadapi episode baru dalam hidupnya. Muara Sungai Musi pun ternyata menjadi tempat berlabuhnya kapal pengungsi dari
[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera
Pak Prajuto dan rekan2, Bila struktur conical yang baru ditemukan gabungan tim riset di offshore West Sumatra itu benar sebuah gunung (sebenarnya jangan segera menafsirkan itu sebagai gunungapi), maka jelas mekanisme kejadiannya akan berbeda dengan gunung-gunungapi di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan -Jawa-Nusa Tenggara-Banda-Sulawesi Utara-Halmahera. Gunungapi2 yang kita kenal itu terjadi melalui partial melting kerak samudra-astenosfer-kerak benua. Setting tektonik gunung baru ini mestinya ada di prisma akresi atau kerak oseanik. Satu-satunya tipe gunungapi yang muncul di setting tektonik seperti itu adalah melalui mekanisme hot-spot. Kita mengenalnya misalnya di pulau-pulau Hawaii gunung-gunungapi yang muncul dari kerak Samudra Pasifik dan di Christmas Island, gunungapi beratoll di Samudra Hindia. Hot-spot muncul karena upwelling mantle plume (material mantel yang naik) menerobos kerak samudra dan menjadi gunungapi (baik submarine maupun subarial volcanoes). Sifat hot-spot volcano selalu basaltik dengan tipe letusan effusive, tak pernah eksplosif seperti gunungapi2 Sumatra-Jawa sampai Halmahera. Letusan effusive hanya melelerkan lava secara kontinyu seperti anak kecil ingusan. Misalnya Christmas Island, yang dekat dengan kita. Pulau ini berasal dari sebuah gunungapi dengan mekanisme hotspot yang menerobos kerak Samudra Hindia 60 juta tahun yang lalu, ia tumbuh besar sampai muncul ke dekat permukaan. Lalu ia ditumbuhi terumbu karbonat atoll. Sekitar 20 juta tahun yang lalu, pulau ini tenggelam, dan terumbunya membentuk cincin mengitari bekas pulau sebagai coral sank. Kemudian 10 juta tahun yang lalu pulau ini muncul lagi membuat terumbu yang mengitarinya berkembang sebagai kompleks terumbu bertingkat (teras) oleh kombinasi mekanisme fringing reefs dan sea cliff. Itu terjadi sampai sekarang. The Island is believed to be on a tectonic plate moving northwards a few centimetres a year that puts its present location some 700 km, or about 15 degrees of latitude, north of where it first emerged from the sea. Dan, semua gunungapi hotspot akan bergerak mengikuti arah majunya kerak samudera sebab ia hanya penumpang pasif di atas rakit kerak samudera yang terapung di atas astenosfer. Maka, Pulau Christmas pun bergerak ke utara beberapa cm setiap tahun. Perhitungan sederhana saja dengan menganggap kecepatan lempeng konstan, saat ini Pulau Christmas telah bergerak sejauh 700 km (sekitar 15 derajat garis lintang) dari titik semula ia muncul sebagai submarine volcano. Begitupun gunung2api di Hawaii. Keunikan di Hawaii yang tak terdapat di Christmas Island adalah bahwa akar plume materialsnya tak putus dari pulau2 itu (Oahu dkk.), sehingga mereka terus aktif, dan makin baratlaut pulau Hawaii, makin tua umurnya, karena kerak Samudra Pasifik saat ini bergerak ke baratlaut. Akan halnya gunung baru di barat Sumatra itu. Kita baru mengenal morfologinya saja dari data seismik CGG Veritas. Jangan segera mengumumkan itu sebuah gunungapi hanya gara-gara ada semacam kaldera berkembang di tengahnya. Hamparan datar semacam itu wajar ditemukan pada seamount (bukan gunungapi) yang dulu di atas muka laut lalu sekarang tenggelam karena mengikuti konvergensi lempeng. Dalam tektonik, morfologi datar di tengah yang ditunjukkan bentukan conical semacam itu terkenal sebagai Guyot (dibaca giyoo). Guyot terbentuk karena seamount (belum tentu volcano) yang ada di atas laut, puncaknya dierosi sampai rata, kemudian ia tenggelam, dan maju mengikuti konvergensi lempeng samudera yang ditumpanginya sebagai gunung2 dengan flat-topped morfologi. Pemetaan dasar laut untuk pertama kalinya pada akhir tahun 1959 oleh Mary Tharp, Bruce Heezen, Maurice Ewing, atau Harry Hess menemukan banyak guyot di semua samudera di dunia, dan itulah yang membidani lahirnya teori tektonik lempeng. Maka secara singkat, seperti biasanya, kita harus hati-hati melihat fenomena apa yang baru diamati di baratlaut offshore Bengkulu itu, jangan terburu mengumumkan itu gunungapi, apalagi mengatakan kalau meletus bisa sangat membahayakan sebab dimensinya yang besar. Tak ada hotspot yang eksplosif, meskipun memang aktif. Hawaii (yang masih aktif) atau Christmas Island (yang sudah mati) atau guyot di banyak samudera bisa menjadi referensi. Sebuah guyot akan berbahaya bila ia masuk ke palung, terjepit dan menghentikan konvergensi di wilayah itu, itu akan mengunci aktivitas tektonik sekian lama, kemudian saat release, energinya akan sangat besar. Maka daripada berspekulasi soal letusan gunung baru ini, lebih baik menghitung kapan gunung itu akan ditelan oleh Palung Sumatra, sebab ia akan mencekik palung itu saat tertelan, kemudian saat dilepaskan, akan terjadi batuk yang sangat keras. (chocking cough !). salam, awang --- On Fri, 5/29/09, Prajuto praj...@medcoenergi.com wrote: From: Prajuto praj...@medcoenergi.com Subject: Re: [Forum-HAGI] Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera To: Forum
Re: [iagi-net-l] RE: [Forum-HAGI] Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera
Pak Muharram, Memang berdasarkan terrane concept (Howell, 1982) yaitu bahwa lempeng itu tersusun dari amalgamasi (persatuan) banyak terrane (satuan geologi yang punya ciri tersendiri dan berbeda dari sebelahnya), Sumatra paling tidak disusun oleh sekitar 5-6 terrane (bergantung kepada delineasi terrane itu). Pulunggono dan Cameron (1984) merupakan para peneliti pertama yang mengajukan terrane fabric untuk Sumatra. Beberapa peneliti yang menekuni terrane seperti Hutchison (1989) dan Metcalfe (1996) merevisi peta terrane Sumatra. Terakhir adalah Barber (2005), termasuk mendetailkan rekonstruksi akresi Woyla Arc/Nappe pada tepi barat Sumatra. Sumatra pada mid-Jurassic berhadap-hadapan ke sebelah barat dengan sebuah oceanic island arc besar yang bernama Woyla Arc. Saat itu tepi barat Sumatra tentu tak seperti sekarang, batas baratnya hanya sampai sekitar Rawas (Jambi) dan melulu hanya dilandasi oleh terrane kontinen West Sumatra. Jalur gunungapi sudah terbentuk, yaitu volcanic arc berumur Middle Jurassic-Early Cretaceous. Sumatra Arc dan Woyla Arc, seperti kata Pak Muharram, memang dipisahkan oleh kerak samudera besar bernama Meso-Tethys. Karena slab pull yaitu gerak tarikan subduksi di sisi luar kedua Arc ini, maka Woyla Arc dan Sumatra Arc makin mendekat, makin menutup Meso-Tethys, sampai akhirnya mereka berbenturan pada Late Cretaceous. Woyla Arc berakresi secara nappe -overthrusting tetapi lepas dari akar thrust-nya dan berjalan sepanjang decollement (sehingga disebut Woyla Nappe) ke tepi barat Sumatra. Maka kerak di barat Sumatra semuanya punya kaitan ke Woyla oceanic terrane. Itu adalah kisah sekitar 200-70 juta tahun yang lalu. Meso-Tethys telah lenyap, lebur dalam akresi. Sekarang Ceno-Tethys yang berada di barat Sumatra, yang dilahirkan oleh lepasnya India dari Gondwana. Maka, Pak Muharram, tak mungkin bahwa gunung/guyot yang diidentifikasi Tim Riset itu adalah sisa Woyla Arc. Sebuah peristiwa akresi dengan overthrusting akan membawa semua penumpangnya ke tempat baru -yaitu ke Sumatra. Saya pikir, gunung/guyot itu hanyalah sebuah seamount yang papak puncaknya yang duduk di atas kerak samudra masa kini. Pendapat Pak Muharram bisa diuji atau diklarifikasi bila kita punya penampang seismik mega regional yang bisa meresolusi kerak setebal 50 km yang menghubungkan gunung/guyot itu ke forearc basin Sumatra. Christmas Island adalah volcanic island yang extinct sejak puluhan juta tahun yang lalu, saat pipa magmatiknya terputus tak berdaya mengikuti laju kerak Samudra Hindia ke utara. salam, awang --- On Fri, 5/29/09, Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina-ep.com wrote: From: Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina-ep.com Subject: [iagi-net-l] RE: [Forum-HAGI] Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera To: 'Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia' fo...@hagi.or.id Cc: 'Eksplorasi BPMIGAS' eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com, 'Geo Unpad' geo_un...@yahoogroups.com, 'IAGI' iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, May 29, 2009, 4:02 PM Pak Awang and all, Selain diprediksi sebagai sebuah seamount sebagaimana penjelasan dibawah, adakah kemungkinan gunung baru ini adalah bagian dari Woyla Arc yang 150 Ma (Late Jurassic) lalu nangkring di utara lempeng India-Australia? Pada Late Jurassic, Woyla Arc (juga Incertus Arc) dipisahkan dengan Sunda Land oleh Meso-Tethys yang oceanic, sekarang Woyla Arc nempel pada sisi SW Pulau Sumatra. Adakah kemungkinan gunung api temuan BPPT ini adalah gunung api yang terbentuk 150-135 juta tahun lalu sepanjang Woyla Arc dan hingga kini masih menyisakan morfologi gunung api ditempatnya yang baru, SW Sumatra? Kita menunggu publikasi lebih lanjut dari BPPT, apakah kenampakan kaldera ditengah-tengah gunung ini memang kaldera atau guyot seperti yang disampaikan Pak Awang. Tetapi sekalipun itu positif kaldera, saya kira gunung apinya sudah tidak aktif lagi. Yang patut dicatat sebagai peringatan untuk anak cucu kita kelak seperti disampaikan Pak Awang adalah bahayanya ketiga gunung ini tertelan Palung Sumatra, hampir pasti akan tersedak dan batuk-batuk besar. Salam, --mjp-- -Original Message- From: forum-boun...@hagi.or.id [mailto:forum-boun...@hagi.or.id] On Behalf Of Awang Satyana Sent: Friday, May 29, 2009 8:56 AM To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Cc: Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad; IAGI Subject: Re: [Forum-HAGI] Ditemukan Gunung Api Raksasa Bawah Laut Sumatera Pak Prajuto dan rekan2, Bila struktur conical yang baru ditemukan gabungan tim riset di offshore West Sumatra itu benar sebuah gunung (sebenarnya jangan segera menafsirkan itu sebagai gunungapi), maka jelas mekanisme kejadiannya akan berbeda dengan gunung-gunungapi di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan -Jawa-Nusa Tenggara-Banda-Sulawesi Utara-Halmahera. Gunungapi2 yang kita kenal itu terjadi melalui partial melting kerak samudra-astenosfer-kerak benua. Setting tektonik gunung baru ini
[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat
Dalam kasus sengketa Ambalat, wajar kita semakin emosi sebab tahun-tahun belakangan ini negara serumpun itu (Malaysia) seolah mengganggu kita (Indonesia) dengan berbagai pengakuan, mulai dari mengakui Reog Ponorogo, rendang Padang, batik sebagai milik mereka; mengakuisisi banyak lahan di Sumatra dan Kalimantan untuk ditanami sawit dan CPO (crude palm oil-nya) diolah mereka lalu minyak sawitnya dijual ke Indonesia dan dibeli rakyat Indonesia dengan harga mahal (lihat ulasan saya Tragis Rayuan Pulau Kelapa); memborong naskah-naskah kuno Melayu ke Riau daratan dan Riau kepulauan sampai ke Pulau Penyengat agar mereka layak disebut aslinya Melayu; sampai kasus terakhir ala sinetron Manohara; dan kini Ambalat. Kedaulatan dan hak berdaulat (secara hukum internasional ini dua terminologi berbeda) harus ditegakkan dan dibela tidak saja dengan PELURU tetapi juga dengan PENGETAHUAN. Maka, sebaiknya kita harus siapkan dua hal itu apabila kita kelak berkonfrontasi dengan negara-negara tetangga soal perbatasan. PELURU penting untuk menggebrak musuh, PENGETAHUAN penting untuk berjaya dalam meja-meja perundingan. Penyelesaian sengketa perbatasan dengan PELURU tidak dianjurkan sebagaimana diatur dalam Piagam PBB Pasal 2 Ayat 3. Negara-negara penandatangan UNCLOS 1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea) seperti Indonesia harus mematuhi ketentuan bahwa penyelesaian suatu sengketa mengenai penafsiran dan penerapan Konvensi melalui jalan damai. Bila ada sengketa, maka UNCLOS akan menugaskan empat lembaga ini : Mahkamah Internasional, Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut, Arbitrasi Umum, atau Arbitrasi Khusus. Maka, kita harus siap dengan PENGETAHUAN kita untuk duduk di perundingan2 tersebut. Akan halnya kekalahan Indonesia di Sipadan dan Ligitan (sebelah utara Ambalat) adalah karena Indonesia tidak bisa menunjukkan bukti bahwa Belanda (penjajah Indonesia) telah memiliki kedua pulau itu; sementara Malaysia bisa menunjukkan bukti bahwa Inggris (penjajah Malaysia) memiliki dan mengelola kedua pulau itu. Dalam Hukum Internasional dikenal istilah Uti Possidetis Juris yang artinya negara baru akan memiliki wilayah atau batas wilayah yang sama dengan bekas penjajahnya. Dalam sengketa Sipadan-Ligitan, Indonesia dan Malaysia bersepakat istilah warisan penjajah itu berlaku untuk wilayah-wilayah yang dikuasai sebelum tahun 1969. Jadi Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia saat itu bukan karena Malaysia pada tahun 1990-an telah membangun resort di kedua pulau itu; tetapi karena Inggris sebelum tahun 1969 telah menununjukkan penguasaan yang efektif atas kedua pulau itu berupa pungutan pajak atas pemungutan telur penyu, operasi mercu suar, dan aturan perlindngan satwa. Tentang sengketa Ambalat, yang diributkan Indonesia dan Malaysia saat ini dengan ketegangan, adalah bukan sengketa pulau, tetapi sengketa sebuah blok dasar laut yang dikenal dengan landas kontinen yang disebut Landas Kontinen Ambalat. Indonesia telah mengeluarkan UU terbaru tentang Wilayah Negara (UU RI Nomor 43 Tahun 2008). Dalam UU itu, yang mengacu kepada UNCLOS 1982, jelas daitur soal definisi dan penguasaan Landas Kontinen. Dan, dalam hal ini para ilmuwan geosains (geologi, geofisika, geodesi, oseanografi dan sejenisnya akan besar peranannya dalam membangun PENGETAHUAN untuk membela hak berdaulat Indonesia atas Landas Kontinen Ambalat). UU RI No. 43/2008 Bab I (Ketentuan Umum) Pasal 1 mendefinisikan Landas Kontinen Indonesia meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari area di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar laut teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut, hingga paling jauh 350 (tiga ratus lima puluh) mil laut sampai dengan jarak 100 (seratus) mil laut dari garis kedalaman 2500 (dua ribu lima ratus) meter. Jelas, bahwa Landas Kontinen Indonesia ke arah Sabah Malaysia bisa didefinisikan dengan berbagai kriteria : a. jarak sampai 200 mil laut jika tepian luar kontinen tidak mencapai jarak 200 mil laut tersebut; b. kelanjutan alamiah wilayah daratan di bawah laut hingga tepian luar kontinen yang lebarnya tidak boleh melebihi 350 mil laut yang diukur dari gars dasar Laut Teritorial jika di luar 200 mil laut masih terdapat daerah dasar laut yang merupakan kelanjutan alamiah dari wilayah daratan dan jika memenuhi kriteria kedalaman sedimentasi yang ditetapkan dalam UNCLOS 1982; c. tidak boleh melebihi 100 mil laut dari garis kedalaman (isobath) 2500 meter. Menjawab pertanyaan Pak Andik, apapun jenis tepi kontinen (active passive margin) akan ditentukan dengan kriteria-kriteria di atas. Maka, para geosaintis Indonesia, mari kita bangun PENGETAHUAN kita dengan ketentuan2 di atas, kita periksa Landas Kontinen Indonesia di wilayah Ambalat agar kita
Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat
Opera Bangsawan atau melodi Terang Bulan ya 'Bah ? Memang Negaraku resmi jadi lagu nasional Malaysia pada 5 Agustus 1957, sementara itu lagu dengan melodi Negaraku sudah biasa dinyanyikan banyak orang di banyak tempat di luar Malaysia sejak 1940-an. salam, Awang --- On Fri, 6/5/09, ET Paripurno paripu...@gmail.com wrote: From: ET Paripurno paripu...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Ambalat To: iagi-net@iagi.or.id Date: Friday, June 5, 2009, 12:59 PM ada yang punya lagunya? apa genjer-genjer ya? semalam di malaysia? et yanto R.Sumantri wrote: Awang dan Rekan rekan Kalau soal peluru untuk melawan Malaysia sih ada , dan dijamin bahwa mereka akan malu se- umur 2 untuk mengaku mereka sebagai bangsa Malay sia . Apa it ? Nah , kita dengar saja lagu kebangsaan mereka Negaraku. Itu persis sis denga satu lagu (namanya masih rahasia lho hahahah) , lagu yang juga telah difilm -kan dengan nama yang sama , kalau tidak salah oleh Perfini ? pada tahun 1950-an . Saya dengar arsip-nya masih ada tersimpan d Indoensia . Kalau itu dipublikasikan , bagaimana yan , anggap saja sebagai torpedo pertama . Mungkin suda TAKDDIR ya mereka suka sekali ngaku ngaku barang orang heheheh, Maaf akh , agak childish , tetapi ini memang kenyataan Kalau Reog Ponorog diaku sama mereka , si Abah jadi orang Malaysia dong , wong kakek - ku orang Ponorogo , All I write down only a joke but ..also a fact . Si Abah Dalam kasus sengketa Ambalat, wajar kita semakin emosi sebab tahun-tahun belakangan ini negara serumpun itu (Malaysia) seolah mengganggu kita (Indonesia) dengan berbagai pengakuan, mulai dari mengakui Reog Ponorogo, rendang Padang, batik sebagai milik mereka; mengakuisisi banyak lahan di Sumatra dan Kalimantan untuk ditanami sawit dan CPO (crude palm oil-nya) diolah mereka lalu minyak sawitnya dijual ke Indonesia dan dibeli rakyat Indonesia dengan harga mahal (lihat ulasan saya Tragis Rayuan Pulau Kelapa); memborong naskah-naskah kuno Melayu ke Riau daratan dan Riau kepulauan sampai ke Pulau Penyengat agar mereka layak disebut aslinya Melayu; sampai kasus terakhir ala sinetron Manohara; dan kini Ambalat. Kedaulatan dan hak berdaulat (secara hukum internasional ini dua terminologi berbeda) harus ditegakkan dan dibela tidak saja dengan PELURU tetapi juga dengan PENGETAHUAN. Maka, sebaiknya kita harus siapkan dua hal itu apabila kita kelak berkonfrontasi dengan negara-negara tetangga soal perbatasan. PELURU penting untuk menggebrak musuh, PENGETAHUAN penting untuk berjaya dalam meja-meja perundingan. Penyelesaian sengketa perbatasan dengan PELURU tidak dianjurkan sebagaimana diatur dalam Piagam PBB Pasal 2 Ayat 3. Negara-negara penandatangan UNCLOS 1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea) seperti Indonesia harus mematuhi ketentuan bahwa penyelesaian suatu sengketa mengenai penafsiran dan penerapan Konvensi melalui jalan damai. Bila ada sengketa, maka UNCLOS akan menugaskan empat lembaga ini : Mahkamah Internasional, Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut, Arbitrasi Umum, atau Arbitrasi Khusus. Maka, kita harus siap dengan PENGETAHUAN kita untuk duduk di perundingan2 tersebut. Akan halnya kekalahan Indonesia di Sipadan dan Ligitan (sebelah utara Ambalat) adalah karena Indonesia tidak bisa menunjukkan bukti bahwa Belanda (penjajah Indonesia) telah memiliki kedua pulau itu; sementara Malaysia bisa menunjukkan bukti bahwa Inggris (penjajah Malaysia) memiliki dan mengelola kedua pulau itu. Dalam Hukum Internasional dikenal istilah Uti Possidetis Juris yang artinya negara baru akan memiliki wilayah atau batas wilayah yang sama dengan bekas penjajahnya. Dalam sengketa Sipadan-Ligitan, Indonesia dan Malaysia bersepakat istilah warisan penjajah itu berlaku untuk wilayah-wilayah yang dikuasai sebelum tahun 1969. Jadi Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia saat itu bukan karena Malaysia pada tahun 1990-an telah membangun resort di kedua pulau itu; tetapi karena Inggris sebelum tahun 1969 telah menununjukkan penguasaan yang efektif atas kedua pulau itu berupa pungutan pajak atas pemungutan telur penyu, operasi mercu suar, dan aturan perlindngan satwa. Tentang sengketa Ambalat, yang diributkan Indonesia dan Malaysia saat ini dengan ketegangan, adalah bukan sengketa pulau, tetapi
Re: [iagi-net-l] OOT : van der Tuuk - Menyoal Kembali Kapan Jakarta Mulai Ada
Pak Sangam, Betul Pak Sanggam, dia orangnya yang menerjemahkan Bible ke dalam bahasa Batak, itu terjadi tahun 1851. Herman Neubronner van der Tuuk (1824-1894) orangnya nyentrik dalam hidup sehari-harinya. Di Batak, dia hidup seperti orang Batak, di Bali dia hidup seperti orang Bali (namanya bahkan jadi Gusti Dertik saat dia di Bali). Dia, seperti Douwes Dekker dan Sicco Roorda, dua Belanda nyentrik lainnya, malahan menyerang moral borjuis Belanda. Tetapi, yang terkenal dari van der Tuuk adalah bahwa ia adalah perintis penelitian-penelitian bahasa di Nusantara ini, sehingga Prof. H.Kern, ahli bahasa besar Indonesia dan Asia Tenggara, menjuluki van der Tuuk : Ahli terbesar mengenai bahasa-bahasa di Indonesia Dia menguasai dan membuat kamus banyak bahasa-bahasa suku di Indonesia. Bahwa bahasa Malagasi dan bahasa Austronesia serumpun adalah anatara lain hasil penelitian van der Tuuk. Akan halnya penerjemahan Bible (Alkitab) ke dalam bahasa Batak, sebenarnya van der Tuuk tak tertarik dengan isi Bible itu sendiri, bahkan dia cenderung atheis orangnya, dia hanya tertarik dengan bahasa suku di Indonesia kalaupun dia mau menerima menerjemahkan Bible ke dalam bahasa Batak. Berbeda dengan Lutuij Nomensen, bule pertama lain yang datang ke tanah Batak yang memang tujuannya untuk menyebarkan agama Kristen di sana. van der Tuuk sebenarnya mahasiswa hukum, tetapi ia drop out sampai sarjana muda sebab ia lebih tertarik dengan bahasa-bahasa timur. Dalam waktu luangnya ia mempelajari bahasa Arab, dan menjadi sangat mahir berbahasa Arab sebelum umurnya 20 tahun. Lalu ia masuk ke Univ Leiden dan mempelajari bahasa Ibrani, Sanskerta, dan Arab. Karena keahliannya terkenal, lalu oleh Lembaga Alkitab Belanda dia ditawari pergi ke Indonesia ke tanah Batak untuk menjadi peneliti lapangan bahasa Batak untuk keperluan penerjemahan Alkitab. Suatu tawaran yang berani sebab van der Tuuk saat itu belum memiliki gelar apa pun dalam bahasa-bahasa timur. Tahun 1851 ia tiba di Batak dan langsung hidup sefisik dan sejiwa dengan orang-orang Batak. Kawan-kawan Bataknya banyak dan dia dengan tekun mempelajari bahasa Batak dari mereka, bakatnya yang luar biasa dalam bahasa membuatnya segera menguasai bahasa setempat dengan baik dan ilmiah. van der Tuuk juga melaporkan ke Lembaga Alkitab Belanda tentang mental2 borjuis pejabat Belanda di Indonesia, ini satu laporannya (diterjemahkan dari Rob Niewenhuijs : Oost Indische Spiegel) Bila pemerintah ingin memajukan orang-orang pribumi maka para pejabat hendaklah menyapa hati mereka, dan ini tidak mungkin selama para pejabat Belanda itu masih mempergunakan bahasa Melayu pasaran... van der Tuuk juga mengamati dengan tajam kemajuan ekonomi daerah terjajah dan daerah tidak terjajah oleh Belanda dan mengungkapkannya dengan sarkastik. Menurutnya wilayah terjajah lebih miskin (tentu saja...) Tidak tahukan mereka (orang Belanda) bahwa daerah2 Batak merdeka seperti Silindung, Toba Na Sae, pedalaman Baros, dan Singkel padat sekali penduduknya, sedangkan daerah Mandailing (yang dikuasai Belanda) sangat kecil jumlah penduduknya ? Pernahkan mereka melihat perbedaan antara rumah-rumah adat orang-orang Batak Toba yang megah dengan gubug-gubug di daerah Mandailing ? Tidak tahukah mereka bahwa di daerah Toba merdeka masih dibuat buku-buku, sedangkan di daerah Mandailing tulisan-tulisan pada kulit pohon sangat sedikit ?... Setelah enam tahun hidup di tanah Batak, van der Tuuk kembali ke Belanda pada tahun 1857 untuk mengolah segala bahan yang telah dikumpulkannya. Sebelas tahun kemudian, tahun 1868, ia menerbitkan sebuah kamus, tata bahasa, buku bacaan, dan Alkitab berbahasa Batak. van der Tuuk adalah peletak dasar penelitian bahasa Batak. Selesai dengan urusan bahasa Batak, yang digelutinya selama 17 tahun, tahun 1868 van der Tuuk kembali ke Indonesia, kali ini ke Bali, sebagai utusan Lembaga Alkitab Belanda untuk urusan yang sama saat ia ditugaskan ke tanah Batak. Kali ini, van der Tuuk lebih nyentrik lagi, 25 tahun dia menggeluti bahasa Bali dan Kawi, hidup sebagai orang Bali di sebuah gubug Buleleng. Dia menjadi semacam ketua adat, tempat orang Bali bertanya soal2 adat dan bahasa. Raja Badung pernah berkata : di Bali hanya ada satu orang yang mengerti bahasa Bali : yaitu Gusti Dertik alias van der Tuuk. Tahun 1894, saat dia meninggal di Surabaya karena disentri, kamus Kawi-Bali yang disusunnya telah mendekati 4000 halaman (!) Usaha maharaksasa ini hampir membuatnya gila dan semakin membuatnya nyentrik. Itulah contoh prestasi luar biasa seseorang yang tanpa gelar tetapi menghasilkan adikarya yang sungguh menakjubkan. Sekembali dari Batak, van der Tuuk ribut dengan Prof. Dr. Taco Roorda, seorang gurubesar di Delft dan Leiden. Saat itu, Prof. Roorda dipuja-puja dan diperdewa sebagai satu-satunya ahli bahasa Jawa. Dua alasan membuat van der Tuuk menyerang Roorda : (1) Roorda pernah menjelek-jelekkan
Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo
Pak Arman, Dari seismiknya gak terlalu jelas bahwa ada lapisan pasir setebal itu. Di permukaan banyak breksi volkanik yang akan menyerap banyak energi gelombang seismik, sehingga kualitas data seismik bisa memburuk jauh ke bawah. Design casing BJP-1 disusun dengan referensi utama sumur Porong-1 yang tak ada lapisan pasirnya, sehingga terjadi perbedaan jauh antara prognosis stratigrafi dengan kenyataan stratigrafi. Saat menembus pasir di kedalaman sekitar 8500 ft (8581 ft tepatnya) di mana diprediksi top gamping Kujung akan muncul, dilakukan beberapa kali stop drilling untuk cek sampel, tetapi tetap muncul 95 % batupasir dan 5 % gamping. Bor dilanjutkan sampai kedalaman 8750 ft. Stop drilling lalu dilakukan VSP. Dari data VSP didapat tiga kemungkinan top Kujung limestone : 8800 ft, 9400 ft, atau 9600 ft. Maka diputuskan untuk bor terus sampai ketemu gamping Kujung. Kita tahu batupasir ternyata muncul terus sampai kedalaman sekitar 9283 ft, ketika cutting gamping dominan lalu di TD sumur 9297 ft total loss. Apakah gamping Kujung sudah tertembus ? Tidak tahu. Apakah itu sampel gamping Kujung I ? Tidak tahu, saya pikir bukan, lebih muda atau jauh lebih muda. Bisa Pak Arman lihat, prosedur standar sudah dijalankan, memang harus VSP atau check shot dulu bila lapisan yang diharapkan tidak muncul-muncul. Secara regional, sekarang kita bisa memahami mengapa batupasir volkanik itu muncul di lokasi BJP. BJP adalah reef paling selatan dan itu sangat dekat dengan lidah pasir volkanik dari volcanic arc Intra-Miosen. Reef-reef di utara yang sezaman dengan BJP tak akan punya lidah pasir volkanik semacam itu, terlalu jauh. Tapi, kita tak bisa memperkirakannya sebelum drilling. Kita bisa melihat ada kemungkinan impurities itu (lihat paper saya di Satyana, 2005, IPA : Tectono-volcanic setting on Oligo-Miocene carbonates of Java), tapi tak bisa memperkirakannya justru muncul di BJP. No one knows perfectly how Mother Earth operates. Tapi, sekarang kita tahu bahwa semua reef di pinggir selatan Kendeng Deep akan berpotensi ditutupi lidah pasir volkanik, semakin ke baratdaya dari BJP semakin besar risikonya. salam, awang Sunaryo Arman C. [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Ini agak melenceng sedikit dari topik utama, saya sebetulnya ingin tanya dari dulu tapi nggak sempat nulisnya. Di presentasinya Pak Rudi dulu ditunjukkan diagram prognosis vs actual dari sumur BP-1 yang saya lihat sangat berbeda, dalam arti batuan yang didapat sangat berbeda dengan yang diharapkan, Pak Awang bilang ada 3000 ft (1000 m) batupasir yang tidak diharapkan. Apakah pernah diadakan penelitian kenapa kok bisa begitu besar perbedaannya? 1000m batupasir kan mustinya mudah terlihat di seismik. Pada saat pengeboran dan diketahui ada penyimpangan dari prognosis apakah tidak dilakukan VSP atau check shot yang bisa digunakan sebagai bahan re evaluasi sebelum mengebor lebih jauh? Saya tanya ini karena dari pengalaman saya dulu kalau ada penyimpangan sampai beberapa puluh feet saja, kita akan berhenti dulu untuk run VSP atau check shot, dari situ kita mengambil keputusan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Arman - Original Message From: Awang Harun Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, June 26, 2007 9:27:59 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo BPMIGAS punya Bidang Operasi di mana di dalamnya ada Divisi Operasi Lapangan. Divisi ini memonitor semua kegiatan operasi lapangan (survai dan pemboran) yang sedang dilakukan Kontraktor. Kontraktor wajib melaporkan kemajuan pekerjaan lapangannya ke divisi ini, juga ke divisi lain yang berkaitan. Mengapa wajib ? Sebab, itu sesuai dengan amanat PP 42/2002 tentang BPMIGAS BAB IV Pasal 12 Huruf C : Dalam menjalankan tugas, Badan Pelaksana memiliki wewenang : mengawasi kegiatan utama operasional kontraktor Kontrak Kerja Sama Apakah BPMIGAS bertanggung jawab kepada pelaksanaan operasi Kontraktor ? Tidak diatur di aturan manapun. Tetapi bunyi kontrak PSC term antara BPMIGAS dengan Kontraktor Section V tentang Rights and Obligations of the Parties, Butir 5.2.4 : CONTRACTOR shall : be responsible for the preparation and execution of the Work Program, which shall be implemented in a workmanlike manner by appropriate scientific methods. Apakah bunyi ayat ini bisa dipakai untuk dasar pertanggungjawaban Kontraktor dalam keamanan drilling operation ? Saya pikir tak serta merta, biar saja pihak Legal yang menyatakannya. Kalau BPMIGAS tidak menyetujui BJP-1 dibor (tetapi Lapindo bisa saja tetap mengebor BJP-1 hanya secara sole risk), kalau Kabupaten Sidoarjo tidak memberikan izin lokasi kepada Lapindo untuk mengebor BJP-1, tentu BJP-1 tidak akan dibor. Divisi Eksplorasi BPMIGAS menyetujui BJP-1 dibor karena BJP-1 punya alasan eksplorasi yang baik dan secara teknis valid. Dalam spirit meningkatkan produksi migas Indonesia, yang menjadi tujuan Pemerintah Indonesia, BJP-1 layak disetujui. Divisi Eksploitasi BPMIGAS telah
Re: Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo
Saya setuju dengan pendapat Pak Yanto Salim, ada beberapa seismic absorbent di wilayah ini, baik di permukaan (breksi volkanik) maupun di kedalaman tertentu (batupasir tebal, low velocity zone di zone overpressure) yang bisa mengurangi kualitas seismik objektif utama berupa sembulan karbonat berumur Miosen di kedalaman paling bawah. salam, awang yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Benar sekali Mother earth is un-predictable yang bisa kita lakukan adalah prediksi dari data yang ada, walaupun VSP dilaksanakan ternyata tidaka ada satupun perkiraan VSP yang mendekati (ada 3 prediksi). Tambahan saja, dengan adanya high absorbent di dekat permukaan energy seismik sudah tidak sampai dan sebetulnya juga di perparah dengan adanya sand setebal lebih dari 3000 feet. Seperti dikatakan ini adalah sand yang diketemukan pertama kali, jadi tidak ada referensi dan tentunya tidak akan terinterpretasi (walaupun data seismiknya berkwalitas baik). Salam, Yanto - Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, photos more.
Re: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo
Pak Heri, di kedalaman tersebut, selain data VSP ada data log konvensional (seperti GR, resistivity), tetapi tak bisa dipakai untuk prediksi top Kujung LS sebab perkiraan kedalaman tersebut belum ada data log-nya. Kita hanya mengandalkan VSP atau checkshot untuk memprediksi puncak suatu formasi yang belum dibor, tetapi hasil VSP pun tidak jelas juga, mungkin karena kehadiran beberapa seismic absorbent seperti yang diduga oleh Pak Yanto Salim. Akhirnya, di BJP-1 kita tak pernah tahu apakah sudah menembus gamping Kujung atau belum. Gamping ada, tetapi apakah itu gamping suatu puncak formasi atau sekedar sisipan tipis gamping di tengah sekuen silisiklastik, kita tak tahu. salam, awang heri ferius [EMAIL PROTECTED] wrote: DIV { MARGIN: 0px }Apa pada kedalaman 8750 ft ada logging lainnya, selain VSP ?. Gimana ya, cara memprediksi Top Kujung LS pada bagian yang belum dibor, seandainya hanya pakai data VSP ?. Mohon pencerahan. Salam HF - Original Message - From: yanto salim To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, June 30, 2007 3:01 PM Subject: Hal: [iagi-net-l] Interpelasi Lapindo Pak Awang, Benar sekali Mother earth is un-predictable yang bisa kita lakukan adalah prediksi dari data yang ada, walaupun VSP dilaksanakan ternyata tidaka ada satupun perkiraan VSP yang mendekati (ada 3 prediksi). Tambahan saja, dengan adanya high absorbent di dekat permukaan energy seismik sudah tidak sampai dan sebetulnya juga di perparah dengan adanya sand setebal lebih dari 3000 feet. Seperti dikatakan ini adalah sand yang diketemukan pertama kali, jadi tidak ada referensi dan tentunya tidak akan terinterpretasi (walaupun data seismiknya berkwalitas baik). Salam, Yanto - Food fight? Enjoy some healthy debate in the Yahoo! Answers Food Drink QA.
[iagi-net-l] Fwd: Re: tsunamigenik
Diskusi saya dengan seorang penanya, barangkali ada gunanya. salam, awang Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Date: Tue, 17 Jul 2007 20:04:50 -0700 (PDT) From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: tsunamigenik -deleted Maaf baru merespon, saya tidak mengecek email yahoo setiap hari, mungkin kapan2 ada pertanyaan lagi bisa dialamatkan juga ke [EMAIL PROTECTED] Terima kasih atas apresiasinya, semoga berguna apa yang saya tulis. Tentang tsunamigenic submarine slides memang sempat menjadi perdebatan di antara para ahli yang berkaitan. Bila ada tsunami melanda suatu wilayah, lantas ada perdebatan tentang penyebabnya apa, apakah karena longsoran bawahlaut atau karena gempa. Sebenarnya, longsoran bawahlaut pun sebagian besar disebabkan gempa, jadi yang namanya submarine slides triggered - tsunami ya juga tsunamigenic earthquake (walaupun tidak langsung). Sekarang, kita bedakan saja definisinya, yaitu berdasarkan pengaruh langsung - tsunami disebabkan gempa - yaitu terganggunya keseimbangan kolom air laut akibat ada pematahan vertikal batuan di dasar laut, atau tsunami disebabkan longsoran bawah laut - yaitu terganggunya keseimbangan kolom air laut akibat pengendapan mendadak massa longsoran di dasar laut (semuanya mengganggu keseimbangan kolom air laut sesuai prinsip Archimedes). Karakteristik tsunami akibat longsoran bawahlaut akan ditentukan oleh volume longsoran, percepatan awal longsoran, dan kecepatan longsoran maksimum. Kedalaman air laut dan jarak kejadian longsoran dari pantai pun akan mempengaruhi karakteristik tsunami yang terjadi. Froude Number - yaitu angka tak berdimensi yang membandingkan gaya inersia dan gayaberat, untuk mengkuantifikasi resistans suatu objek bergerak di air - juga akan mempengaruhi tsunami yang dihasilkan, apakah ia kritikal, subkritikal, atau superkritikal relatif terhadap Froude number. Ketinggian tsunami yang terjadi berbanding lurus dengan volume longsoran dan percepatannya dan berbanding terbalik dengan akar kecepatan gelombang laut. Tidak semua energi potensial yang dipunyai longsoran akan menjadi energi tsunami. Orang pernah melakukan banyak simulasi dan angka maksimumnya sekitar 15 % energi potensial longsoran menjadi energi tsunami. Tipe material yang dilongsorkan pun akan berpengaruh kapada karakteristik tsunami yang dihasilkan. Kalau yang dilongsorkan adalah kebanyakan batuan (rockslide), maka yang berpengaruh banyaknya adalah efek2 nonlinier. Dalam hal ini, tsunami akan dipengaruhi oleh frontal area of the rockslide, impact velocity rock slide ketika longsoran dan menumbuk dasar laut, permeability rockslide dan batimetri. Froude number rockslides biasanya superkritikal, sedangkan yang landslides biasanya subkritikal. Biasanya, tsunami akibat longsoran akan punya ketinggian run up (gelombang tsunami) yang lebih besar dari tsunamigenic earthquake kalau dekat ke sumber longsorannya, tetapi efek tsunami akibat longsoran bawahlaut lokal saja, tidak regional atau global seperti tsunami akibat gempa. Tsunami di Samudra Hindia yang melanda Sumatra-Asia Tenggara-Asia Selatan-Afrika Timur pada Desember 2004 jelas akibat gempa walaupun pernah diperdebatkan akibat longsoran bawahlaut. Mengapa ? Sebab, efeknya regional dan global. Mungkin saat itu berkombinasi dengan longsoran bawahlaut juga ? Mungkin saja, tetapi akan lokal saja, misalnya hanya di sekitar pantai Aceh. Efek 3-D sumber tsunami pun perlu dipermasalahkan dalam penyebaran gaya gelombang tsunami. Sebab, biasanya, longsoran akan berpola radial (dipole) di dasar laut, sedangkan pematahan batuan akan sebagai line source. Perbedaan ini akan mempengaruhi pola penyebaran gaya (gelombang dari dipole source akan berbeda dengan gelombang dari line source). Tsunami akibat longsoran bawahlaut akan paling berbahaya bila terjadi di perairan dangkal, sebaliknya tsunami akibat gempa akan paling berbahaya bila terjadi di laut dalam. Baik Yudhi, itu beberapa penjelasan mendasar tentang tsunamigenic submarine landslides, dan perbedaan utamanya dengan tsunamigenic earthquake. salam, awang --deleted Yth. Pak Awang, Saya selalu tertarik membaca artikel yang dituliskan oleh Pak Awang. Habis bahasanya enak dibaca, dan sangat lengkap informasi yang ingin disampaikan di dalamnya. Saat ini saya sedang mengumpulkan informasi mengenai tsunami yang diakibatkan oleh submarine landslide dan atau gravity mass flow from submarine volcano yang bisa menyebabkan tsunami, serta karakteristiknya di Indonesia. Kalau memungkinkan, saya ingin sekali Pak Awang bisa cerita tentang ini. Terima kasih sebelumnya. Wassalam, deleted - Get the new Windows Live Messenger! - Don't get soaked. Take a quick peak at the forecast with theYahoo! Search weather shortcut
Re: [iagi-net-l] anomali gairah eksplorasi di Indonesia
Ulasan yang bagus Pak Hening, maka untuk soal ini kita sudah punya berbagai pandangan dari tiga kepentingan yang berbeda : pihak konsultan (pak Andang), pihak praktisi (pak Hening, bu Vita), dan pihak otoritas (saya). Bagus untuk dirangkum. Terima kasih. salam, awang Hening Sugiatno [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Andang Awang, Dua tulisan yang menarik dan sangat pas untuk menggambarkan keadaan terkini tentang upstream business di Indonesia. Tidak ada satu kosa kata yg cocok untuk mewakili gabungan kata prihatin dan senang. Mungkin harapan adalah kata yg lebih berkonotasi positif untuk menyikapinya. Sebagi geologist, pengelola dan praktisi bisnis di bidang ini, saya hanya ingin memberi sedikit ulasan tentang hal-hal yang menjadi bahasan. Tidak bisa dipungkiri bahwa harga menyak menjadi driving force terhadap meningkatnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Kita tidak bisa menolak hukum pasar yang sangat natural ini. Semua pengusaha dgn berbagai latar belakang, institusi keuangan dengan segala derivatifnya, makelar, dll terjun bebas ke dunia bisnis ini karena semata-mata melihat keuntungan. Mereka punya beribu cara, kiat, teknik dan cara pandang yang sangat berbeda dengan kita yang mengerti industri migas. Kadang2x saya bilang bahwa mereka adalah indifferent species seperti halnya julukan dukun terhadap para explorationist. Businessman akan meminta ukuran-ukuran financial, asumsi dan resiko yg akurat sedangkan geologist akan menterjemahkan ukuran teknis menjadi suatu opportunity. Klaim opportunity yg berupa prospect dalam skema finance masih dianggap mentah karena pertanyaannya adalah excellent idea!, whos gonna take the risk and and how. Essentially nobody will not accept uncertainty and risk own money. Mereka selalu dalam paradigma money-time value and the past is the key to the esent and future sedangkan geologist menggunakan the present is the key to the past. Memang nggak nyambung, makanya perlu adanya geologist yg jadi pengusaha dan pengusaha yang benar-benar tahu industri migas, sehingga ide2xnya bisa tereksekusi secara terukur dan ada risk-reward yg menyertainya. Jelas bahwa industri ini tidak bankable sehingga real entrepreneur akan terlebih dahulu menggunakan uang dingin dan siap dengan resiko, kemudian kalau berhasil baru akan masuk ke bank atau skema finance lainnya yg lebih terukur. Sedangkan pengusaha banci sejak awal sudah akan menggunakan uang orang lain lewat public company, capital venture, loan-equity kick, private equity, hedge fund, etc. Saya yakin, skema short term minded tersebut meaningless bila berhubungan dengan bisnis eksplorasi apalagi bagi perusahaan yg baru mulai. Toh pada akhirnya yang punya uang atau dalam gurauan sering disebut T-Rex berbulu kancil akan memburu mangsanya dan menagih janji dengan sederet konsekwensi. Ingat hedge fund yang jadi bahan perdebatan di G7 bisa jadi malaikat bisa juga bisa menjadi hantu dan dalam skala besar bisa merusak perekonomian negara. Lets dealing with a real player to do such risky business. Jangan deal dengan pengusaha gelap mata yg memaksa dukun untuk meramal the good things. Saya juga kaget begitu tahu bahwa hampir 140 perusahaan yang notabene unproven unknown coy mengajukan joint study, seperti kapling real estate. Saya khawatir kalau semangatnya pokoknya ditongkrongin dulu. Ini agak menyulitkan new real oil company untuk berkompetisi apalagi mereka berani dengan very speculative scenario dan komitmen yg sungguh luar biasa untuk daerah-daerah yg secara teknis masih beresiko tinggi. Semoga komitmen bisa dipenuhi dan semoga dari kumpeni2x tersebut akan lahir real newcomers yang akan jadi cikal bakal perusahan migas Indonesia. Sekarang tinggal law enforcement, kebijakan dan kebajikan dari otoritas yg berwenang untuk memajukan industri migas, karena pengusaha akan jalan tersus dengan cara pandang yg pragmatis dan praktis yang kadang-kadang liar dan tidak bernalar. Banyak sekali unnecessary-non technical risk yang harus ditanggung PSC begitu memulai kerja dan semuanya akan dihitung sebagai cost and investment. Kalau kantong cekak, lambatnya perijinan antar department untuk sesimik, drilling, dan masalah operasional lainnya akan menguras liquidity dan menggangu cash flow. Otoritas tidak hanya bisa bilang toh semuanya nanti bisa di-cost recovery. Bukan disitu substansinya, begitu kita dealing dengan bisnis, ada ukuran-ukuran financial yang harus dipenuhi sesuai dengan nature dari uang itu sendiri. Banyangkan kalau kita sendiri yang harus meresikokan uang kita!. Ada baiknya otoritas migas menyediakan red carpet untuk pengusaha dibidang ekplorasi yg serius. Semoga para ahli geologi bisa ngemong calon investor dan harapannya industri migas Indonesia maju dan bisa menjadi tuan ditanah sendiri. Hening Sugiatno On 7/24/07 2:53 PM, Awang Harun Satyana [EMAIL
Re: [iagi-net-l] BIOGRAFI J.A.KATILI : HARTA BUMI INDONESIA
Tambahan info saja, di dalam buku biografi ini bisa ditemukan juga ringkasan pendek (masing-masing satu paragraf) dari sekitar 200 publikasi Pak Katili (artikel di koran/majalah, paper di jurnal2 ilmiah, buku2, dan presentasi). Meskipun ringkas, daripadanya bisa ditelusuri bagaimana perkembangan pemikiran kegeologian Pak Katili. Buku Pak Katili yang pertama, 3.000. Tahun Sejarah Bumi (tahun 1950-an) dan bukunya yang paling tebal Geologi (disusun bersama P. Marks untuk bagian geologi sejarah dan paleontologi) (tahun 1960-an) tentu sekarang sudah sangat sulit dicari. Kedua buku itu menempati rak buku2 geologi klasik di rumah saya bersama buku2 geologi klasik lainnya dari Reinout van Bemmelen, Henry Brouwer, Umbgrove, dll. Paper2 klasik Pak Katili selama tahun 1970-an yang dimuat berbagai jurnal ilmiah bagus untuk dicermati sebab memuat penerapan konsep tektonik lempeng untuk Indonesia. Saat2 itu Pak Katili dan Warren Hamilton dari USGS bekerja sama meneliti geotektonik Indonesia berdasarkan konsep tektonik lempeng. Konsep2 tektonik yang dikemukakan Katili dan Hamilton masih bisa kita pakai walaupun ada beberapa di antaranya yang perlu ditinjau ulang berdasarkan data baru dan kemajuan konsep tektonik. Seperti yang Mang Okim tulis, buku biografi Pak Katili ini cukup komprehensif, tak sia-sia usaha keenam penyusunnya mengumpulkan berbagai info. Kalau kebetulan jalan-jalan ke Gramedia, buku ini diletakkan di bagian buku-buku terbitan baru sebab umurnya belum sampai dua minggu sejak diluncurkan. salam, awang miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan-rekan IAGI yang budiman, Buku Biografi J.A.Katili, HARTA BUMI INDONESIA, yang yang mang Okim terima dengan pesan : Untuk Sdr. Ir. Soejatmiko, disertai salam ( tanda tangan Bapak J.A.Katili ), 25 Juli 2007 benar-benar sangat membahagiakan mang Okim. Bagaimana tidak bahagia mendapatkan perhatian begitu besar dari seorang tokoh super beken seperti Prof. Katili. Padahal, kalau tidak dikirimpun insyaallah mang Okim akan membelinya juga di Gramedia karena mang Okim yakin isinya pastilah akan memberikan motivasi dan inspirasi kepada kita semua untuk doing good wherever you are and whatever you do ( meminjam prinsip Pak Untung ). Keyakinan mang Okim ternyata tidak meleset . Buku biografi setebal 421 halaman tersebut , yang dikemas dengan elok , sungguh sangat mempesona. Kisah-kisah geologi dan kehidupan disampaikan dengan untaian kata-kata yang sangat indah dan puitis seperti antara lain : Una-Una, Sorga di Tepi Bencana - - - - - Dari Kampus Mengukir Matahari - - - - - Track record kegiatan John di Blantika Geologi Tidak Bertepi dan Jauh dari Sanjungan Media Massa - - - - - Gelar Dijunjung Hingga ke Ujung - - - - -dll. Di buku inilah mang Okim baru tahu bahwa Prof. Katili yang berprinsip there is no journey's end for a fighting man lahir dari suatu lingkungan yang sangat agamis sehingga tidak heran kalau dalam setiap pembahasan selalu terselip kalimat-kalimat yang sarat dengan nilai-nilai spiritual, nilai-nilai cinta dan nilai-nilai pengabdian . Dan di buku ini pulalah mang Okim diingatkan akan para founders geologi Indonesia seperti Pak Soetarjo Sigit , Pak Yohannas, Pak Sartono almarhum, Pak Sukendar Asikin, Pak Klompe ( si jagal ! ) , dll. Selain dari itu, komentar yang diberikan oleh Pak Beni Wahju, Pak Suparka dan Pak Sukendar Asikin melengkapi kehebatan Prof. Katili khususnya dalam kaitannya dengan konsep Tectonic Indonesia dan New Global Tectonic , dan dalam membimbing dan mencetak kader-kader ahli geologi penerus. Kisah masa kecil Prof. Katili tak kalah menariknya. Selain kecerdasan intelektual yang telah dilimpahkan Tuhan kepadanya sejak kecil , keinginan kuatnya untuk dapat survive dalam kehidupan ditunjukkannya misalnya dengan belajar silat dan mandi kebal. Mungkin karena hal inilah maka dalam dua peristiwa yang nyaris merenggut jiwanya yaitu jatuh ke sumur sedalam 4 meteran dan jatuh dari bubungan atap rumah, John kecil tidak sampai cedera . Membaca pengalaman masa kecil Pak Katili ini yang diuraikan dengan sangat menarik, mengingatkan mang Okim akan pengalaman sendiri - - - - - nostalgia ! Rekan-rekan IAGI yang budiman, Suatu hari di tahun 1990 an, mang Okim dipanggil oleh Prof. Katili ke kantor beliau di Jakarta. Ketika itu Prof. Katili menjabat sebagai Penasehat Ahli Menteri Pertamben Bidang Geologi dan SDM. Beliau rupanya mendengar banyak tentang nasib dan kegiatan mang Okim di bidang batumulia khususnya yang berkaitan dengan temuan terbaru yaitu giok Jawa di daerah Banjarnegara ( di utara kawasan Karangsambung ) . Setelah Prof. Katili mendengarkan penjelasan mang Okim, spontan kesibukan beliau ditinggalkan dan mang Okim diajak ke teman pengusaha beliau yang tinggal cukup jauh dari kantor beliau di Jl. Gatot Subroto. Walaupun upaya beliau tidak membuahkan hasil karena teman pengusaha beliau kebetulan
[iagi-net-l] Gempa 7.5 Mw (7.0 SR) di Laut Jawa, 09 Agustus 2007, Pukul 00.04.58 WIB
Tengah asyik mengetik di depan komputer pukul 00.05 WIB malam ini (09 Agustus 2007), saya merasakan ruangan bergoyang. Gempa ! Pintu bergetar, permukaan air di aqua galon bergoncang seperti ombak, pintu segera saya buka, siap2 kalau mesti keluar rumah, keluarga yang saat itu sedang lelap tertidur saya bangunkan. Kekuatan gempa yang saya rasakan sekitar III-IV MMI. Tak sampai 1 menit, gempa tak dirasakan lagi. Mudah2an ini bukan foreshock. Inilah data dari USGS : Earthquake Details Magnitude 7.5 Date-Time · Wednesday, August 8, 2007 at 17:04:58 (UTC) = Coordinated Universal Time · Thursday, August 9, 2007 at 12:04:58 AM = local time at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones Location 5.968°S, 107.655°E Depth 289.2 km (179.7 miles) Region JAVA, INDONESIA Distances 100 km (65 miles) E of JAKARTA, Java, Indonesia 110 km (70 miles) N of Bandung, Java, Indonesia 135 km (80 miles) NW of Cirebon, Java, Indonesia 140 km (85 miles) NE of Sukabumi, Java, Indonesia Location Uncertainty horizontal +/- 8 km (5.0 miles); depth +/- 11.2 km (7.0 miles) Parameters Nst=170, Nph=170, Dmin=545.1 km, Rmss=1.18 sec, Gp= 36°, M-type=moment magnitude (Mw), Version=7 Bisa dilihat bahwa ini gempa yang kuat, untung berasal dari kedalaman menengah-dalam (hampir 300 km). Kalau dangkal ( 60 km), dengan kekuatan 7.0 SR, bisa dibayangkan bagaimana kerusakan yang akan terjadi di jalur pantura Jawa Barat-Jawa Tengah termasuk kota2 besar macam Jakarta-Cirebon-Pekalongan-Semarang. Gempa, menurut laporan2 yang masuk ke BMG,dilaporkan dirasakan dari Padang-Bali. Data momen tensor solution dari NEIC USGS menunjukkan bahwa pematahan akibat gempa ini berupa strike-slip faulting dengan komponen thrust berarah strike 323 deg NE dan dip 28 dip. Berdasarkan plate tectonic setting Jawa dan Indonesia Barat, pusat gempa ini terjadi jauh di bawah kerak kontinen Laut Jawa di wilayah astenosfer pada zone gempa miring Wadati-Benioff di kedalaman 290 km. Berdasarkan histori kejadian gempa, episentrum2 gempa di wilayah ini akan berasal dari kedalaman sekitar 300 km atau lebih. Berdasarkan peta kontur kedalaman zone Wadati-Benioff, pusat2 gempa di wilayah pantura Jawa sampai ke Laut Jawa akan lebih dalam daripada 250 km, untuk dapat menimbulkan kerusakan yang besar di kota2 besar di wilayah pantura, maka gempa harus sekuat seperti yang menggoncang Aceh dan sekitarnya Desember 2004 (8.9 SR). Semoga tak akan pernah terjadi. salam, awang (09 Agustus 2007, pukul 01.50 WIB) - Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links.
Re: [iagi-net-l] Gempa 7.5 Mw (7.0 SR) di Laut Jawa, 09 Agustus 2007, Pukul 00.04.58 WIB
Pak Rovicky, Kalau mengacu ke kontur zone Benioff dari Hamilton (1979) dan Hutchison (1989), kedalaman Benioff (Wadati-Benioff sebenarnya) di utara Jawa semakin dalam ke utara dari sekitar 250 km di garis pantai sampai hampir 600 km. Dari momen tensor solution yang dipublikasi NEIC-USGS, penyesarannya dominan strike-slip dengan sedikit komponen thrust pada strike 323 deg NE dan dip 28; dipnya yang kurang vertikal bisa disebabkan komponen thrust-nya. Ini gempa dalam, di astenosfer, semua sesar2 besar hanya terbatas di kerak kontinen, sehingga tak ada hubungan dengan sesar manapun. Tetapi, arah strike-slip 323 deg NE adalah arah Sesar Dextral Pamanukan-Cilacap yang bisa berhubungan dengan Lematang Fault di Sumatra Selatan. Ini sesar besar orde antitetik terhadap sesar utama Meratus-Muria-Kebumen yang tegak lurus terhadap Pamanukan Cilacap. Plotting titik episentrum gempa tengah malam tadi duduk di splay Pamanukan-Cilacap (75 km offshore baratlaut Indramayu). Tetapi karena dalam, saya tak yakin gempa ini berhubungan dengan Pamanukan-Cilacap, walaupun sejajar dan setempat penyesaran gempa-nya. tetapi, jelas tak berhubungan dengan Sesar Lembang atau Cimandiri. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Zona benioff di utara jawa kalo ga salah lebih dr 500 km ya. Jadi gerakan subduksi atau sesar ini strike slip atau thust ? Kepanjangan sesar cimandiri, lembang ? Rdp On 8/9/07, mohammad syaiful wrote: iya, baru kontak teman2 yg sedang berada di sukabumi utk lihat walat, mereka tengah malam tadi merasakan guncangan yg cukup hebat selama satu menit (holel raflesia, sukabumi). salam, syaiful On 8/9/07, mohammad syaiful wrote: pak awang, sama2 di bogor, tampaknya gempa hanya terasa di rumah pak awang ya? soalnya, saya yg tinggal di wilayah bogor utara, sekira 5 km di utara rumah pak awang, tidak merasakannya. salam, syaiful @bogor, jam 2:35 wib On 8/9/07, Awang Satyana wrote: *Tengah asyik mengetik di depan komputer pukul 00.05 WIB malam ini (09 Agustus 2007), saya merasakan ruangan bergoyang. Gempa ! Pintu bergetar, permukaan air di aqua galon bergoncang seperti ombak, pintu segera saya buka, siap2 kalau mesti keluar rumah, keluarga yang saat itu sedang lelap tertidur saya bangunkan. Kekuatan gempa yang saya rasakan sekitar III-IV MMI. Tak sampai 1 menit, gempa tak dirasakan lagi. Mudah2an ini bukan foreshock. * ** *Inilah data dari USGS :* * Earthquake Details Magnitude 7.5 Date-Time · Wednesday, August 8, 2007 at 17:04:58 (UTC) = Coordinated Universal Time · Thursday, August 9, 2007 at 12:04:58 AM = local time at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones Location 5.968°S, 107.655°E Depth 289.2 km (179.7 miles) Region JAVA, INDONESIA Distances 100 km (65 miles) E of JAKARTA, Java, Indonesia 110 km (70 miles) N of Bandung, Java, Indonesia 135 km (80 miles) NW of Cirebon, Java, Indonesia 140 km (85 miles) NE of Sukabumi, Java, Indonesia Location Uncertainty horizontal +/- 8 km (5.0 miles); depth +/- 11.2 km (7.0 miles) Parameters Nst=170, Nph=170, Dmin=545.1 km, Rmss=1.18 sec, Gp= 36°, M-type=moment magnitude (Mw), Version=7 Bisa dilihat bahwa ini gempa yang kuat, untung berasal dari kedalaman menengah-dalam (hampir 300 km). Kalau dangkal ( 60 km), dengan kekuatan 7.0 SR, bisa dibayangkan bagaimana kerusakan yang akan terjadi di jalur pantura Jawa Barat-Jawa Tengah termasuk kota2 besar macam Jakarta-Cirebon-Pekalongan-Semarang. Gempa, menurut laporan2 yang masuk ke BMG,dilaporkan dirasakan dari Padang-Bali. Data momen tensor solution dari NEIC USGS menunjukkan bahwa pematahan akibat gempa ini berupa strike-slip faulting dengan komponen thrust berarah strike 323 deg NE dan dip 28 dip. Berdasarkan plate tectonic setting Jawa dan Indonesia Barat, pusat gempa ini terjadi jauh di bawah kerak kontinen Laut Jawa di wilayah astenosfer pada zone gempa miring Wadati-Benioff di kedalaman 290 km. Berdasarkan histori kejadian gempa, episentrum2 gempa di wilayah ini akan berasal dari kedalaman sekitar 300 km atau lebih. Berdasarkan peta kontur kedalaman zone Wadati-Benioff, pusat2 gempa di wilayah pantura Jawa sampai ke Laut Jawa akan lebih dalam daripada 250 km, untuk dapat menimbulkan kerusakan yang besar di kota2 besar di wilayah pantura, maka gempa harus sekuat seperti yang menggoncang Aceh dan sekitarnya Desember 2004 ( 8.9 SR). Semoga tak akan pernah terjadi. salam, awang (09 Agustus 2007, pukul 01.50 WIB) * ** -- Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers , not web links. -- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Head Office: Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B
Re: [iagi-net-l] Gempa 7.5 Mw (7.0 SR) di Laut Jawa, 09 Agustus 2007, Pukul 00.04.58 WIB
Karena gempa dalam, pasti bisa dirasakan dalam kawasan yang luas. Dilaporkan, gempa tersebut dirasakan dari Malaysia-Sumatra-Jawa-Bali. Masih bagus Pak Syaiful bisa terbangun oleh gempa tersebut. Itu namanya tidur tetapi tetap waspada. Gempa ini sekaligus bisa membuat kita kuatir bahwa di utara Jawa, walaupun dalam, kekuatan 7.0 SR masih bisa tercapai. Bagaimana efeknya kalau kedalaman sama tetapi kekuatannya 8-9 SR, jelas akan mengancam kota2 di Pantura. Lalu, bagaimana kalau pusat gempa terjadi di utara Semenanjung Muria, tak jauh dari sesar tua yang menghubungkan Meratus-Muria-Kebumen. Ini sesar tua strike-slip sinistral (terjadi oleh oblique subduction di pinggir tenggara Sundaland pada earliest Tertiary) yang jauh sampai ke basement. Dengan kekuatan yang sama, tetapi ada konduit vertikal berupa sesar ke permukaan, maka propagasi gayanya akan bisa mengaktifkan sesar tersebut. Lalu, bagaimana bila ada PLTN dibangun di dekatnya ? Hendaknya, dengan kejadian gempa besar di utara Jawa ini, kita mesti lebih hati2 menganalisis seismotektonik di sekitar Muria, sebelum memutuskan membangun PLTN di situ. Di utara Semenanjung Muria pusat2 gempa akan berkumpul di kedalaman 400-500 km, artinya jauh di dalam slab oceanic plate yang masuk di bawah Eurasia continental plate dalam keaadaan menekuk dikelilingi astenosfer. Gempa sebesar 7-9 SR kalau terjadi di sini akan berpropagasi gayanya ke segala arah termasuk ke atas menuju kerak benua Eurasia di bawah Laut Jawa setebal sekitar 60 km. Di wilayah kerak benua ini ada sesar Meratus-Muria yang tegak masuk ke basement kontinen. Sesar ini akan digiatkan ulang sebagaimana halnya Sesar Opak dibangunkan lagi oleh gempa yang berpusat di Parang Tritis 27 Mei 2006. Goncangan di permukaan di sekitar wilayah sesar akan lebih keras. Kalau ada PLTN di situ, semoga bisa menahannya. Jangan pernah mengabaikan sesar tua, selalu ada ruang dan waktu untuk membangunkannya lagi selama ia menghadap zone konvergensi lempeng. Salam, awang mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote:ternyata saya yg salah. mungkin justru saya terbangun tengah malam tadi karena gempa tsb, tetapi pas benar2 sudah tersadar, gempa sudah berhenti. soalnya, pagi ini ketemu para tetangga, sebagian juga sempat merasakan gempa yg katanya cukup besar. salam, syaiful @jakarta, jam 6:45 wib. On 8/9/07, mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote: pak awang, sama2 di bogor, tampaknya gempa hanya terasa di rumah pak awang ya? soalnya, saya yg tinggal di wilayah bogor utara, sekira 5 km di utara rumah pak awang, tidak merasakannya. salam, syaiful @bogor, jam 2:35 wib On 8/9/07, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Tengah asyik mengetik di depan komputer pukul 00.05 WIB malam ini (09 Agustus 2007), saya merasakan ruangan bergoyang. Gempa ! Pintu bergetar, permukaan air di aqua galon bergoncang seperti ombak, pintu segera saya buka, siap2 kalau mesti keluar rumah, keluarga yang saat itu sedang lelap tertidur saya bangunkan. Kekuatan gempa yang saya rasakan sekitar III-IV MMI. Tak sampai 1 menit, gempa tak dirasakan lagi. Mudah2an ini bukan foreshock. Inilah data dari USGS : Earthquake Details Magnitude 7.5 Date-Time · Wednesday, August 8, 2007 at 17:04:58 (UTC) = Coordinated Universal Time · Thursday, August 9, 2007 at 12:04:58 AM = local time at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones Location 5.968°S, 107.655°E Depth 289.2 km (179.7 miles) Region JAVA, INDONESIA Distances 100 km (65 miles) E of JAKARTA, Java, Indonesia 110 km (70 miles) N of Bandung, Java, Indonesia 135 km (80 miles) NW of Cirebon, Java, Indonesia 140 km (85 miles) NE of Sukabumi, Java, Indonesia Location Uncertainty horizontal +/- 8 km (5.0 miles); depth +/- 11.2 km (7.0 miles) Parameters Nst=170, Nph=170, Dmin=545.1 km, Rmss=1.18 sec, Gp= 36°, M-type=moment magnitude (Mw), Version=7 Bisa dilihat bahwa ini gempa yang kuat, untung berasal dari kedalaman menengah-dalam (hampir 300 km). Kalau dangkal ( 60 km), dengan kekuatan 7.0 SR, bisa dibayangkan bagaimana kerusakan yang akan terjadi di jalur pantura Jawa Barat-Jawa Tengah termasuk kota2 besar macam Jakarta-Cirebon-Pekalongan-Semarang. Gempa, menurut laporan2 yang masuk ke BMG,dilaporkan dirasakan dari Padang-Bali. Data momen tensor solution dari NEIC USGS menunjukkan bahwa pematahan akibat gempa ini berupa strike-slip faulting dengan komponen thrust berarah strike 323 deg NE dan dip 28 dip. Berdasarkan plate tectonic setting Jawa dan Indonesia Barat, pusat gempa ini terjadi jauh di bawah kerak kontinen Laut Jawa di wilayah astenosfer pada zone gempa miring Wadati-Benioff di kedalaman 290 km. Berdasarkan histori kejadian gempa, episentrum2 gempa di wilayah ini akan berasal dari kedalaman sekitar 300 km atau lebih. Berdasarkan peta kontur kedalaman
Re: [iagi-net-l] Archaean Basement in Kalimantan ? (was Ore in sediment vs BIF in Indonesia)
Pak Ade, Terima kasih atas informasinya. Saya tak meragukan kalau fragmen kontinen Archaean ada di Sulawesi dan Jawa, dan bagian2 lain di Indonesia Tengah yang dulunya merupakan kerak akresi terhadap Sundaland yang kini sudah tercerai-berai karena dispersi. Kalau di Kalimantan (Barat) - ini Cathaysian parental- saya meragukannya sebab bagian tersebut bukan merupakan kerak akresi Sundaland. Seperti kita tahu, kerak akresi terhadap Sundaland banyak memuat fragmen2 Gondwanaland yang berumur Proterozoikum. Data dari Theo van Leeuwen (saya menyukai paper klasiknya tentang geologi Birru area, South Sulawesi, tahun 1981, apakah pak Theo masih di Rio Tinto Betlehem ?) tentang umur zirkon sampel bahan rombakan berumur 2500-3500 Ma itu saya pikir mengkonfirmasi rekonstruksi tektonik yang pada akhir tahun 1990-an diajukan oleh kelompok riset kerjasama Indonesia (LIPI) dan Jepang (barangkali Pak Ade sendiri terlibat di dalam riset itu ?). Saya pernah menggunakan banyak publikasi hasil riset ini (misalnya : Parkinson et al., 1998; Wakita et al., 1997, Wakita, 2000) saat mengevaluasi sejarah akresi dan dispersi Sundaland (ringkasan hasil evaluasi ada di Satyana, 2003, : Accretion and Dispersion of SE Sundaland - the Growing and Slivering of a Continent -Joint Convention IAGI-HAGI, 2003). Barangkali Pak Ade bisa memberikan informasi lebih detail di mana Pak Theo melakukan sampling bahan detrital Archaean tersebut ? Ini penting sebab bukti bahwa ada kontinen Proterozoic-Archaean di bawah Sulawesi selama ini hanya berdasarkan kepada karakteristik geokimia batuan magmatik berumur Late Miocene-Pliocene di west central Sulawesi (Priadi et al., 1994; Bergman, 1996; Polve et al, 1997). Data isotop dan major serta trace element batuan magmatik ini menunjukkan parental rocks-nya adalah Late Proterozoic-early Paleozoic Gondwanan continental crustal and mantle lithospheric assemblages, yang menurut Bergman (1996) sama dengan ciri batuan tua di northern margin Australian Plate. Rekonstruksi Parkinson et al (1997) menaruh jalur Mangkoka-Pompangeo continental basement (mikro-kontinen) di Sulawesi yang mengakresi eastern Sundaland pada late Early Cretaceous 120-115 Ma. Barangkali ini jalur basement Proterozoic yang detritalnya menghasilkan umur zirkon 2500-3500 Ma yang ditunjukkan Pak Theo itu ? Menggabung keberadaan fragmen batuan berumur Proterozoic-Archaean di Jawa (Tengah) (Smyth et al., 2003, 2005) dan di Sulawesi seperti yang ditunjukkan Pak Theo ini dengan segera akan menunjukkan suatu jalur kerak akresi SW-NE yang selama ini diduga para ahli petrotektonik memang ada. Peluang lain keberadaan kerak Proterozoic-Archaean di wilayah eastern margin Sundaland ini adalah juga fragmen benua Paternoster dan Mangkalihat di SE Kalimantan dan utara Kutei Basin, yang menurut rekonstruksi Metcalfe (1996) sama-sama merupakan pecahan dari Gondwanaland oleh pembukaan paleo- dan meso-Tethys. Satu per satu kelihatannya rekonstruksi2 tektonik yang ada akan mendapatkan konfirmasinya atau pengujiannya berdasarkan data geokronologi yang terus bertambah. salam dari Bogor, awang Ade Kadarusman [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, sekedar tambahan, kemungkinan adanya Archeaen Basement bukan hanya di Kalimantan dan Jawa, juga kemungkinan berada di Sulawesi. Pak Theo van Leeweun memperlihatkan ke saya beberapa data zircon age dating dengan methoda U-Pb SHRIMP (ANU) dari batuan kontinent (gneiss) menunjukkan angka 2500 Ma, salah satu-nya yang tertua sekitar 3500 Ma (lupa persisnya?) Jadi bukan suatu yang mustahil bahwa ada Achrean basement di wilayah Nusantara, sebagai bagian continental drift from Australian continent then accreted in Sundaland Margin, walaupun data-data zircon yang ditunjukkan kemungkinan sebagai detrital atau zircon warisan dari Archean Igneous rock, karena terlihat angka yang archean selalu berada di bagian inti zircon (core), sedangkan di rim-nya menunjukkan angka yang lebih muda (Permian etc). Salam dari Sorowako Ade Kadarusman Noel Pranoto wrote: Pak Awang, sedikit menambahkan. Bahwa kondisi anoxic tidak hanya terjadi pada Archaen (2500 Ma) salah satunya juga bisa ditunjukan dengan Teori Snowball Earth oleh Joseph Kirschvink (Late Proterozoic Low-Latitude Global Glaciation: the Snowball Earth, 1992). Kalau tdk salah seingat saya pernah dibahas di milis ini juga. Kirschvink mengamati adanya banded iron formation (BIF) pada umur Neoproterozoic (1000-550Ma). BIF ini dikatakan terbentuk pada kondisi anoxic akibat ice cap yg menutupi cekungan sedimen, menyebabkan kondisi stagnan dan miskin oksigen serta berujung pada proses pembentukan yg mirip dgn Archean. Salam, Noel On 31/07/07, Awang Harun Satyana wrote: Menarik bila ada kerak berumur Archaean-Proterozoic (Archaean 2500 Ma, Proterozoic 2500-542 Ma, menurut geologic time scale terbaru Gradstein et al., 2004) di Kalimantan sebab selama ini kita tahu bahwa
Re: [iagi-net-l] Archaean Basement in Kalimantan ? (was Ore in sediment vs BIF in Indonesia)
Pak Aris, Data seismik hasil speculative survey Veritas tahun 2000 dan 2002 di sekitar Laut Arafura menunjukkan sedimen yang masih tebal di bawah Mesozoik. Korelasi regional ke sekitarnya, termasuk ke Goulborn graben di timurlaut Darwin yang endapan Proterozoik-nya banyak dibahas paper2 keluaran PESA (Australia), menunjukkan bahwa di Arafura pun kemungkinan endapan Proterozoiknya besar. Sementara itu, di onshore Papua tersingkap juga formasi2 berumur pra-Kambrium/Neo-Proterozoik ini (Formasi Awitagoh dan Kariem). Indikasi hidrokarbon Proterozoic telah muncul di Amadeus Graben di tengah benua Australia juga di Goulborn Graben di selatan Arafura. Fluid inclusion yang banyak dilakukan CSIRO menunjukkan hal tersebut. Goulborn Graben ini punya deposenter yang memanjang ke utara masuk ke wilayah Indonesia di perairan Arafura. Potensinya ada, walaupun belum terbukti. Kita tunggu saja operator di sana (COPI Amborip VI) untuk mengeksplorasi sedimen yang lebih tua dari Ordovisium-Proterozoik. Formasi produktif di Indonesia yang paling tua saat ini adalah berumur Perem. Minyak/gas memang ada di reservoir dan source rocks Proterozoic. Sebuah lapangan minyak di Rusia, Markovo field di provinsi Lena-Tunguska Siberia punya reservoir2 yang semuanya dikelilingi preCambrian shales,sehingga tak mungkin source-nya dari batuan induk yang lebih muda. Yang di Oman memang terkenal dan sudah masuk ke textbook2 dan paper2 geokimia . Salah satu minyak di Oman itu diinduki oleh PreCambrian Huff Formation. Contoh lain misalnnya Nonesuch shales di Amerika yang begitu kayanya sehingga merembeskan minyak di White Pine copper mine di Michigan. Minyaknya minyak parafinik tetapi tak mengandung biomarker sterane dan triterpane. Minyak Proterozoic tertua adalah yang dilaporkan dari sedimen Pra-Kambrium berumur 1.4 Ga yang belum termetamorfosa. Minyak Proterozoik ada, tetapi minimal, dan persentasenya masih bisa diabaikan. Statistik dari Hunt (1996) mengatakan 71 % minyak di seluruh dunia berasal dan terakumulasi di sedimen yang berumur 170 juta tahun (middle Jurassic); 29 %-nya berasal dari sedimen Kambrium-Jurassic. Sebenarnya, potensi generasi sedimen Proterozoik untuk minyak cukup besar, tetapi dengan berjalannya waktu geologi, minyaknya banyak yang rusak. Lopatin (1980) menampilkan bukti2 bahwa pernah ada akumulasi besar minyak terbentuk selama Proterozoik tetapi kemudian rusak. Misalnya, ada black slates dengan lensa2 tebal lapisan karbon grafit di endapan Proterozoik Greenland, Krivoy rog Series di Perisai Benua Ukrainia, dan Upper Huronian Series di Perisai Kanada. Grafit2 ini berasal dari residu kerogen yang sudah kaya. Juga Lopatin melaporkan ada lapisan tebal Proterozoic oil shales di Onega Basin Rusia, yang sekarang terdehidrogenasi tetapi masih mengandung 2 wt % TOC. Lopatin menghitung bahwa potensi generasi batuan induk ini bisa menghasilkan 50 biliyun barrel oil (BBO), hanya kebanyakan telah rusak dalam waktu satu milyar tahun berikutnya, kini tinggal residunya saja. salam, awang aris [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Noel/Awang/Andri - Kalau di deket sini, lebih banyak ore sediment berumur Neoproterozoic (tepatnya sekitar 700-500 Ma), termasuk di CCB (Congo Copper Belt) dan ZCB (Zambia Copper Belt). Banyak peneliti di Zambia juga bilang bahwa endapan Neoproterozoic tersebut masuk dalam rift-drift system jaman tersebut. Mungkin akibat rifting dari Rodinia supercontinent (antara Congo Craton dan Kalahari Craton) yang membentuk Damara Belt. Endapan ore-sediment ini masuk dalam Katangan Supergroup (877-600 Ma) yang merupakan endapan marginal marine dan terrrestrial. Jadi BIF dan other ore-deposit tidak hanya terdapat di Archean saja. Kalau di Namibia ada Abenab Group, endapan kombinasi karbonat dan diamictite (glacial deposit) dengan cap colomite-nya dengan umur yang sama banyak diteliti Professor Hoffman (1998) dari Harvard yang mempopulerkan Snowball Earth. Ada dua glaciation yang masing-masing ditutup cap colomite di masa Neoproterozoic yang dibuktikan oleh karbon isotop-13, yaitu Sturtian (720 Ma) dan Marinoan (610 Ma). Ini juga tantangan buat FOSI karena masuk dalam wahana sedimentologi, karena ekskursi Snowball Theory-nya Hoffman justru dikoordinir oleh IAS (Indonesian Association of Sedimentologists). Ada guidebook-nya di tahun 2002. Di Angola tidak banyak diteliti, tapi peneliti jaman dahulu memasukan bebatuan ini dalam Sansikwa (pre-Sturtian) dan Haut Shiloango (antara Sturtian dan Marinoan). Tetapi deskripsi batuannya bisa dikorelasikan dengan endapan Abenab Group di Namibia, termasuk suksesi karbonat dengan selingan dua lapisan diamictite hasil glaciation tersebut yang banyak berasosiasi dengan BIF karena kondisi anoxic. Nah yang menarik untuk minyak, ada paper dari Scott et al (2006) di AESC Melbourne yang berhipotesa ada hubungan antara mobile hydrocarbon deposit (TOC 3.7% dan indikasi karbon dari petrografi) dengan ore, dengan cara
Re: [iagi-net-l] bapak bona situmorang telah bepulang, 17 agustus 2007
Turut berduka cita yang sedalamnya atas berpulangnya Bapak Dr. Bona Situmorang. Semoga Alm Pak Bona mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya dan keluarga serta kerabat yang ditinggalkan mendapatkan kerelaan dan ketabahan. Semoga juga ilmu yang pernah diberikan Almarhum baik melalui pengajaran maupun publikasi tetap berguna untuk yang pernah menjadi murid Almarhum dan yang mempelajari karya Almarhum. Berita kepulangan Almarhum cukup mengejutkan sebab dalam beberapa kesempatan dalam dua tahun terakhir ini, saya suka menghubungi Almarhum untuk berdiskusi masalah yang lama dipelajarinya - Selat Makassar. Karya2 Almarhum seputar Selat Makassar yang dijadikan disertasi Almarhum pada 1982 merupakan pemikiran yang mendahului zaman, yang pada tahun2 terakhir ini terbukti benar berdasarkan data/survey2 dan pemikiran2 terbaru. Selamat jalan Pak Bona, karya-karyaMu akan tetap lama menginspirasi para generasi ahli kebumian yang akan datang... salam duka, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun Semoga Allah menerima segala amal dan ibadah Pak Bona Situmorang. Dan segala ilmu yang beliau tinggalkan terus bermanfaat buat kita semua dan untuk amal beliau di'sana' Saya masih terngiang pesan beliau ketika IAGI mengadakan seminar khusus landas kontinen serta teritorial. Beliau sangat konsen tentang pentingnya pengetahuan kita landas kontinen Indonesia, karena itu salah satu data geopolitik terpenting untuk mempersatukan INDONESIA yang memiliki kondisi geologis dan geografis berbeda dengan negara manapun juga. Yang ikut berduka Rovicky On 8/18/07, mohammad syaiful wrote: inna lillahi wa inna ilaihi roji'un sesungguhnya semuanya berasal dari tuhan dan sesungguhnyalah semuanya akan kembali kepadanya telah berpulang ke haribaan allah yg maha hidup dan tidak pernah mati, bapak, guru, dan rekan kita, bapak bona situmorang, hari jum'at, 17 agustus 2007, jam 11:30 di jakarta. beliau telah merdeka dari segala keterikatan yg menjerat kaki di dunia yg fana ini. semoga segala amal kebaikan almarhum diterima, segala dosa almarhum diampuni, dan dijauhkan dari azab kubur oleh allah yg maha kuasa. mudah2an pula keluarga yg ditinggalkan tabah dan rela melepas kepergian almarhum ke alam kelanggengan. atas nama pribadi dan rekan2 di exploration think tank indonesia, saya sampaikan turut berbela-sungkawa. salam, syaiful -- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Head Office: Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - Be a
[iagi-net-l] Gempa Peru 16 Agustus 2007 8.0 Mw
Baru seminggu berlalu setelah Jawa-Sumatra diguncang gempa bermagnitude 7.5 Mw yang berpusat pada kedalaman 290 km di bawah Laut Jawa pada Kamis 9 Agustus 2007 pukul 00.04.58 WIB, Peru Amerika Selatan diguncang gempa yang lebih kuat bermagnitude 8.0 Mw berpusat pada kedalaman 39 km di lepas pantai Chincha Alta Peru pada Kamis 16 Agustus 2007 pukul 06.40.57 WIB atau pukul 18.40.57 Rabu 15 Agustus 2007 waktu setempat. Gempa sekuat itu dan sedangkal itu dan terjadi tak jauh dari wilayah pemukiman pasti akan menimbulkan banyak korban jiwa dan memporakporandakan banyak bangunan, sarana, dan prasarana umum. Sampai tulisan ini dibuat (18 Agustus 2007 pukul 15.00 WIB) telah berhasil dievakuasi hampir 600 korban tewas. Pasti korban tewas akan makin bertambah sebab 80 % bangunan di kota terdekat dengan pusat gempa hancur. Sementara itu, dilaporkan bahwa sekitar 700 narapidanan dari sebuah penjara di kota yang hancur berhasil melarikan diri, dan tak sampai 30 napi yang berhasil ditangkap kembali. Rupanya keinginan untuk bebas memberikan energi yang bisa membuat orang melawan rontokan puing-puing. Ratusan napi kini berkeliaran di sana. Ini detail gempa tersebut, seperti biasa dikutip dari NEIC-USGS : Earthquake Details Magnitude 8.0 Mw Date-Time Wednesday, August 15, 2007 at 23:40:57 UTC Wednesday, August 15, 2007 at 06:40:57 PM at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones Location 13.353°S, 76.510°W Depth 39 km (24.2 miles) set by location program Region NEAR THE COAST OF CENTRAL PERU Distances 40 km (25 miles) WNW of Chincha Alta, Peru 105 km (65 miles) NW of Ica, Peru 150 km (95 miles) SSE of LIMA, Peru 200 km (125 miles) SW of Huancayo, Peru Location Uncertainty horizontal +/- 5.2 km (3.2 miles); depth fixed by location program Source USGS NEIC (WDCS-D) Data moment tensor solution gempa ini menunjukkan bahwa gempa terjadi pada atau mematahkan batuan secara sesar naik dengan strike 172 deg NE dan dip 66 deg. Strike Ini persis sejajar dengan arah Palung Peru dan persis tegak lurus dengan transform faults yang tergores di Nazca Plate. Maka, bisa disimpulkan bahwa konvergensi Lempeng Nazca yang menyebabkan gempa dan pematahan batuannya ini benar2 frontal menekan Lempeng Amerika Selatan di wilayah Peru. Kedalaman gempa yang 39 km, jarak relatif terhadap Palung Peru dan plotting pada zona Benioff-nya menunjukkan bahwa gempa ini terjadi di overriding South American Plate, sesuatu yang mirip gempa di Aceh 26 Desember 2004 di Burma micro-plate dan gempa Yogya 27 Mei 2006 di kerak akresi Eurasian plate. Semua syarat tsunami sebenarnya dipenuhi (gempa di laut, magnitude lebih dari 6.2 SR, pematahan sesar naik, dan kedalaman pusat gempa dangkal). Terjadi tsunami kecil sebab sebuah kota dilaporkan digenangi air laut. Kalau saja pusat gempa sedikit bergeser ke kedalaman laut yang lebih dalam, maka tsunami besar bisa terjadi. Ini hanya masalah kesetimbangan kolom air di atas sea bed yang relatif sedikit digoyang dan dipindahkan. Secara tektonik, gempa ini terjadi di wilayah konvergensi antara lempeng samudera Nazca dan lempeng benua South American. Kedua lempeng ini saling tekan-menekan dengan kecepatan konvergensi 7,7 cm per tahun. Mengacu ke katalog gempa USGS, wilayah pantai Peru bagian tengah ini telah beberapa kali menjadi tempat gempa2 besar. Misalnya, bulan Oktober 1974 tercatat gempa bermagnitude 8.1 Mw di sebelah utara gempa sekarang. Tahun 1868 tercatat gempa paling besar di wilayah Peru, bermagnitude 9,0 MW terjadi 700 km ke sebelah tenggara dari gempa sekarang. Gempa saat itu membangkitkan tsunami besar membunuh ribuan penduduk Amerika Selatan juga merusakkan bangunan2 di Hawaii. Konvergensi lempeng Nazca terhadap lempeng Amerika Selatan ini pernah menghasilkan record gempa paling besar di dunia sampai saat ini, yaitu gempa Chili bermagnitude 9.5 Mw (9.3 SR) pada 22 Mei 1960. Berdasarkan statistik (Skinner et al., 2004), gempa bermagnitude di atas 8.0 skala Richter hanya terjadi 1 kali dalam setahun di seluruh dunia. Gempa sekuat gempa di Laut Jawa (7.0 SR) dalam setahun bisa terjadi sampai 15 x, gempa berkekuatan 7.4-7.9 SR bisa terjadi sampai 4 kali dalam setahun di seluruh dunia. Gempa Peru ini bukan berkekuatan 8.0 SR tetapi bermagnitude 8.0 Mw atau sekitar 7.5-7.7 SR artinya, gempa2 sekuat gempa Peru masih bisa terjadi 3 kali lagi di seluruh dunia dalam setahun ke depan. Ini hanya hitung-hitungan statistik, bisa ya bisa tidak; tetapi kecenderungan statistik di atas dibangun atas data puluhan-ratusan tahun. Diceritakan bahwa sebelum gempa Peru itu terjadi, sekitar 200 jemaat di sebuah gereja pada Rabu 15 Agustus 2007 petang itu sedang mengadakan misa memperingati meninggalnya seorang tokoh di wilayah itu. Siapa yang bisa menduga bahwa dalam hitungan beberapa menit kemudian, keduaratus jemaat itu ternyata segera menyusul ke alam baka tokoh yang sedang
[iagi-net-l] Gunung Karangetang,Sangihe Meletus (was [iagi-net-l] Karangetang-Soputan-Gamkonora Triangle)
Gunung Karangetang, Sangihe,Sulawesi Utara meletus hebat bak pesta kembang api tepat tanggal 17 Agustus 2007 setelah diawali letusan pertama Kamis malam 16 Agustus 2007. Berikut berita terkini tentang letusan itu dari yahoo dan Volcanological Survey Indonesia. Saat ini segitiga gunungapi di Sulawesi Utara-Halmahera, Karangetang-Soputan-Gamkonora menempati tiga posisi paling atas dari 13 gunungapi di Indonesia yang aktivitasnya sedang meningkat. Mengapa ketiga gunungapi ini aktif, di paling bawah ada ulasan saya tentang hal tersebut. salam, awang Volcano erupts in east Indonesia news.yahoo.com/s/ap/20070820/ap_on_re_as/indonesia_volcano - 8 hours ago - Mon Aug 20, 3:34 AM ET JAKARTA, Indonesia - A volcano in eastern Indonesia spewed hot lava and clouds of ash high into the air early Monday, a volcanologist said, hours after hundreds of villagers living on its rumbling slopes were evacuated. There were no reports of injuries or damage, said Yudi Satipang, a volcanologist who has been monitoring Mount Karangetang on Siau island since it was placed on high alert over the weekend. It sounds like huge thunderclaps, he said of the booming gas blasts from the crater, adding that villages, farms and trees on the 5,577-foot-tall mountain were covered in thick gray ash. Karangetang is one of Indonesia's most active mountains, and it has been rumbling for days. Nearly 600 residents living within the danger zone have fled to safety, and many were seeking shelter in government buildings, schools and mosques. Indonesia, the world's largest archipelago, is prone to seismic upheaval due to its location on the so-called Pacific Ring of Fire, an arc of volcanos and fault lines encircling the Pacific Basin. Siau, a popular diving island, is part of the Sulawesi island chain. It lies some 1,444 miles northeast of the country's capital, Jakarta. Berikut kemajuan perkembangan status Karangetang berdasarkan http://portal.vsi.esdm.go.id/joomla/index.php?option=com_contenttask=viewid=266Itemid=1 Based on visual observation and seismic activity, started from 18 August 2007 at 01.00 localtime, we upgrade the Karangetang to alert level IV, the highest level. Berdasarkan data visual dan kegempaan, maka terhitung 18 Agustus 2007 pukul 01:00 WITA status G. Karangetang dinaikkan dari SIAGA (Level III) menjadi AWAS (Level IV) Peningkatan kegiatan G. Karangetang sebagai berikut : 1. Kegempaan Tanggal 16 Agustus 2007 jam 00:00 - 24:00 WITA terekam gempa tektonik jauh sebanyak 2 kali, gempa vulkanik dangkal sebanyak 1 kali, gempa hembusan sebanyak 4 kali, gempa guguran sebanyak 13 kali, gempa tremor harmonik sebanyak 10 kali dengan amplituda 6 - 16 mm, gempa letusan sebanyak 1 kali dan gempa tremor menerus dengan amplituda 10 -.47 mm Tanggal 17 Agustus 2007; o Pukul 06:00 - 12:00 WITA terekam gempa tremor menerus dengan amplituda 10 - 46 mm o Pukul 12:00 - 18:00 WITA terekam gempa tremor menerus dengan amplituda 10 - 46 mm, 2 kali tremor harmonik dengan amplituda 46 mm dan lama gempa 53-60 detik, 1 kali gempa letusan pada pukul 16:12 WITA dengan amplituda maksimum 45 mm dan lama gempa 45 detik o Pukul 18:00 - 22:00 WITA terekam gempa tremor menerus dengan amplituda 10 - 46 mm, 10 kali gempa tremor harmonik dengan amplituda maksimum 46 mm 2. Visual. Tanggal 16 Agustus 2007, pukul 00:00 - 24:00 WITA o Pukul 00:00 - 19:15 WITA angin sedang dari selatan dan gunung tertutup kabut o Pukul 19:15 - 20:50 WITA teramati sinar api dengan ketinggian ± 150 meter dari puncak. Jarak luncuran leleran lava ke kali Keting mengecil o Pukul 20:51 WITA terjadi letusan strombolian dengan tinggi ± 500 meter, bunyi letusan cukup kuat, material letusan jatuh disekitar kawah puncak utama dengan radius ± 300 meter dan meluncur ke kali Batuawang, kali Kahetang ± 2000 meter sebagian ke kali Bangi, kali Nanitu ± 750 meter. Suara gemuruh lemah sampai sedang sering terdengar Tanggal 17 Agustus 2007, o Pukul 00:00 - 12:00 WITA gunung tertutup kabut, angin sedang dari selatan, sinar api dengan ketinggian ± 50 - 150 meter. Suara gemuruh lemah - sedang terdengar menerus dan kadang-kadang disertai semburan pijar ± 25 - 50 meter. Guguran lava pijar dari puncak kawah utama sesekali terjadi ke kali Bahembang dengan jarak luncur ± 1000 meter. o Pukul 12:00 - 22:00 WITA. Leleran lava pijar mencapai jarak ± 1750 meter menuju kali Keting sedangkan dari ujung leleran lava tersebut terjadi guguran lava yang mencapai jarak ± 2000 meter dari puncak, dan guguran lava pijar ke arah kali Bahembang sejauh ± 2000 meter. Penumpukan leleran lava di Lereng Selatan tersebut berpotensi menimbulkan awan panas guguran. 3. Kesimpulan Berdasarkan data visual dan kegempaan, maka terhitung 18 Agustus 2007 pukul 01:00 WITA status G. Karangetang
Re: [iagi-net-l] Ranhill Temukan Minyak di Blok Citarum
Kalau itu press release resmi tetap BPREC harus memintakan persetujuan ke BPMIGAS. Kemudian, press release yang disetujui itu dikirimkan ke mitranya, misalnya diterbitkan di Malaysia oleh Ranhill. Banyak perusahaan yang punya mitra di LN melakukan hal yang sama. Kalau ada indikasi HC kemudian BPREC melaporkan ke mitranya di LN dan mitranya itu mengundang wartawan sehingga berita pun tersebar, maka itu di luar kontrol BPMIGAS dan BPREC sendiri saya pikir. Tetapi, berita2 untuk kepentingan saham adalah press release resmi yang diotorisasi oleh lembaga yang berwenang. BPMIGAS hanya berhubungan dengan operator. Segala sesuatu yang menyebabkan hal negatif yang diakibatkan oleh mitra si operator, BPMIGAS akan meminta klarifikasi melalui operatornya. Dalam kasus Ranhill, detik.com mengutip berita dari koran the Star yang terbit di KL, jelas Ranhill yang mengeluarkan berita itu bukan BPREC. Tujuannya tak lain dan tak bukan untuk menaikkan sahamnya di Malaysia. Bagaimana kalau Pasundan-1 gagal menemukan hidrokarbon ? Apakah Ranhill akan mengundang wartawan the Star dan menyatakan bahwa sumurnya yang dulu diberitakan menemukan hidrokarbon di kedalaman 8500 ft itu ternyata gagal. Jelas tidaklah... Memang ada perusahaan2 yang sedikit2 minta persetujuan press release. Itu biasanya perusahaan2 yang sedang berusaha menaikkan sahamnya. Kalau KKKS2 besar saya tak pernah melihat minta persetujuan press release. salam, awang Fauzan Arif [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau seperti ini kasusnya bagaimana pak, Saat ini kan yang mempublish adalah Ranhill sebagai holder mayoritas, sedangkan KKKS di bawah kontrol BPMIGAS adalah BPREC. Terima kasih, Fauzan - Original Message - From: Deni Rahayu To: Sent: Wednesday, August 22, 2007 3:23 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Ranhill Temukan Minyak di Blok Citarum Ikut Nimbrung. yang saya tau (press release) kalau KKKS nya yang kontrak di Indonesia ya jelas kayaknya harus seijin BPMigas. tapi kalau sebagai holding mungkin ngak perlu kali ya wassalam dNr --- Rovicky Dwi Putrohari wrote: On 8/22/07, Awang Harun Satyana wrote: Mungkin pihak Ranhill terlalu menggebu memberitakan penemuan indikasi HCs (untuk menaikkan saham tentunya), atau wartawan salah tangkap berita ? Bisa diselidiki lebih jauh. Tak jarang, para KPS/JOB mengeluh ke BPMIGAS kok ada berita seperti itu. Sebuah KPS beberapa bulan lalu mengebor di wilayah perbatasan dengan Malaysia, lalu di internet timbul Pak Awang, Apakah pihak Ranhill diperbolehkan mengeluarkan statement sebelum ada pengajuan permohonan press release ? Seingatku dulu KPS harus minta ijin ke BPMIGAS utk memberikan pernyataan, apalagi ttg sumur eksplorasi. Salam RDP -- http://rovicky.wordpress.com/ Sang Murid AlamDeni Rahayu - ExplorationistMobile: 62-817-612447Email: [EMAIL PROTECTED] Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase. http://farechase.yahoo.com/ Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli
RE: [iagi-net-l] Ranhill Temukan Minyak di Blok Citarum
Abah, Dua tahun lalu BPMIGAS dan Unpad mengunjungi singkapan batupasir Gunung Walat di suatu lokasi penggalian di sekitar Cibadak-Sukabumi; memang benar ada sisipan batubara dan material karbon di dalamnya. Karena ini lokasi penggalian pasir kuarsa, maka singkapan yang kita pelajari sekarang, tahun depan belum tentu masih di situ sebab bisa saja sudah digali dan diangkut. Bisa dibayangkan bagaimana kalau ada mahasiswa yang mempelajari batupasir Walat ini lalu minta dosen pembimbingnya melakukan cek lapangan ternyata singkapannya sudah lenyap ! Wilayah Lundin tidak termasuk lokasi singkapan Nanggulan dan Kulon Progo, tetapi dekat ke situ memang. Dan Lundin pun sudah mempelajarinya bersama UPN sampai melakukan coring sebagai analogi untuk objektif klastik di wilayahnya (Banyumas). Lintasan seismik yang ditembak terbaru (2003) paling timur ada di wilayah Karang Sambung. Karang Sambung termasuk yang disurvey seismik, bisa diprediksi hasilnya : free of reflector dan chaotic, ya soalnya seluruhnya batuan dasar. Kini wilayah Karang Sambung ini sudah dikeluarkan dari blok Banyumas. Ke Nanggulan dan Kulon Progo mungkin Pertamina yang punya lintasan2 seismiknya. Seri survey berinisial PWO (Purwokerto) tahun 1980, dan KBN (Kebumen) tahun 1980, serta BMS (Banyumas) tahun 1991 ada yang lebih ke timur daripada blok Banyumas; mungkin masuk ke wilayah Nanggulan. Berdasarkan dating terbaru (2003), umur Bayah dan Gunung Walat sands adalah Late Eocene, sedangkan Pagerungan dan Nanggulan sands adalah Middle Eocene. Menarik mempelajari pasir2 Paleogen di selatan Jawa ini,walaupun petroleum system-nya masih perlu kita definisikan dengan baik. Eksplorasinya tidak sinambung, ini yang agak memperlambat pendefinisian. Perlu suntikan adrenalin tersendiri untuk mengeavaluasinya. Antara Yogyakarta dan Banyumas ini kelihatannya semakin kuat ada sliver mikrokontinen terperangkap. Bukti2nya (tidak langsung) mulai bermunculan dalam lima tahun ini. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Awang Memang batupasir kwarsa Gn Walat ini menarik sekali , singkapannya sedikit , api kalau kita telusiri bukit yang memanjang hampir barat -timur itu ke sebelah timur akan terdapat singkapan batubara.Walaupun tipis ini menunjukan zone transisi. Sepakat ini umurnya Eosen. Sebagaimana singkapan Eosen di Jawa , selalu menyebabkan kontroversi, nah apakah seismik Lundin (kalau memang sampai kedaerah Kulon Progo) memberikan pencerahan mengenai singkapan Nangulan dengan lapisan yang lebih muda ? Si-Abah __ Vita, Charge history di wilayah onshore NW Java Basin wilayah Pertamina dan bagian utara Blok Citarum (Bumi Parahyangan-Ranhill) dari kitchen Talang Akar shales di wilayah depresi (low) ke perangkap (reef Baturaja) di wilayah tinggian (high). Di wilayah ini kan banyak horst blocks yang ditumbuhi reef Baturaja, dan di sebelah2nya selalu ada graben areas yang akan menjadi kitchen. Migrasi bisa melalui sesar pembatas antara horst dan graben, vertikal, kemudian lateral menuju reef-nya, dalam beberapa kasus migrasi tersebut dibantu oleh interface antara Upper Cibulakan silisiklastik yang oleh sesar itu juxtaposed dengan Baturaja reef. Dalam kasus di sekitar sumur Pasundan ini, diharapkan terjadi charging dari wilayah2 depresi Ciputat dan Kepuh Lows yang mengelilingi Rengasdengklok High tempat Pasundan reef berlokasi di ujung selatannya. Pengisian dari lows ke highs ini sudah terbukti efektif di wilayah ini. Barangkali bisa dipelajari lebih detil dari paper gabungan Arco dan Pertamina yang dipublikasi di IPA Petroleum System symposium (Ron Noble et al. 1997), di dalamnya dibahas juga charging history di onshore dan offshore West Java Basin. Lokasi Pasundan bisa dilihat di ujung selatan peta migrasinya. Lebih ke selatan dari posisi ini sudah masuk ke slope Palung Bogor. Menarik untuk mengkaji apakah pola low dan high di West Java Basin ini masih menerus ke Palung Bogor. Pola tinggian dan rendahan itu adalah konfigurasi hasil awal Tersier, saat itu belum ada Palung Bogor sebab Palung Bogor sensu-stricto baru terjadi post-Miosen Awal seiring dengan naiknya Plato Jampang di bagian selatan Jawa Barat. Kalau ada pola low-high di Palung Bogor, ya sekarang jauh terpendam di bawah palung ini, tertutup endapan volkaniklastik yang sangat tebal. Ada yang berani mengeksplorasinya ? Sebuah singkapan di wilayah Cibadak, Sukabumi, di lereng selatan Palung Bogor menunjukkan fasies yang mirip NW java Basin; bisa saja itu relic uplifted high di Palung Bogor. Sekitar tiga tahun lalu saya diajak Peter Lunt (saat itu masih sbg. Chief Geologist di Lundin Banyumas/Blora) mengunjungi singkapan ini. Salam, awang -Original Message- From: Parvita Siregar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, August 24, 2007 7:42 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE:
Re: [iagi-net-l] Sirna Ilang Krtaning Bhumi = Guntur Pawatugunung =Akhir Majapahit oleh Bencana Geologi ?
Betul Pak Syaiful, Wali tak hanya sembilan, tetapi yang terkenal memang hanya Wali Songo itu. Yang mendatangi Syekh Siti Jenar di perguruannya adalah lima wali, yaitu : Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Pangeran Modang, dan Sunan Geseng. Dua nama terakhir adalah wali juga; tetapi jarang didengar namanya. Kelihatannya, yang bukan keturunan Cina atau Mongol hanyalah Siti Jenar. Raden Said (Sunan Kalijaga) adalah Gan Si Cang, kapten kapal Cina yang berdomisili di Semarang. Ayah Sunan Kalijaga adalah Gan Eng Cu, kapten kapal di Tuban yang pernah dijadikan bupati Wilwatikta semasa akhir Majapahit. Sunan Ampel (Bong Swi Hoo) adalah ipar Sunan Kalijaga. Dapat dibaca di buku Slamet Muljana (1968, 2005) : Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara (buku ini kini stock-nya lumayan banyak di Gramedia karena banyak yang mencarinya, sejak dipublikasi ulang tahun 2005 sudah dicetak ulang), penjelasan sangat detil tentang peranan muslim2 Cina di Jawa ini pada masa akhir Majapahit dan awal Demak. Bahkan di dalamnya ada pendapat yang meyakinkan dari Slamet Muljana bahwa Samudra Pasai di Aceh di-Islam-kan oleh muslim2 Cina dari Jawa dan bukan sebaliknya. Pedagang2 dari Gujarat tak pernah sampai ke Jawa, hanya ke ujung baratlaut Sumatra. Banyak2 hal2 yang terasa kontroversial dikemukakan Slamet Muljana, dirasakan kontroversial karena tak cocok dengan sejarah yang selama ini diajarkan seperti kasus Fatahillah dan Sunan Gunung Jati, itu adalah dua orang yang berbeda, tetapi di buku2sejarah sekolah dikatakan sama. Mana yang benar, biarlah di antara para ahli sejarah terjadi perdebatan untuk menemukan kebenaran. Yang penting, jangan suka menutut-nutupi kebenaran. sejarah itu tidak pernah selesai dan kebenaran sejarah juga tak selalu final (Mohammad Sobary) salam, awang mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] wrote: sekedar info, bahwa seringkali saya temui ternyata banyak orang (termasuk muslim) yg tidak tahu bahwa yg namanya 'wali songo' itu pernah sampai terdiri dari 6 (enam) periode, yg juga sempat overlap antara beberapa periode. hanya setiap periode atau waktu, jumlah anggota wali songo adalah sembilan sesuai dengan namanya. pada periode ke-4 (atau ke-5 kalo nggak salah), siti jenar adalah salah seorang anggota wali songo. sedangkan kalo kita jalan2 ke makam2 para wali (kudus dll) akan ditawari lukisan wali songo, yg sebenarnya hanyalah memuat 9 wali yg paling terkenal saja. dari puluhan wali yg pernah menjadi anggota wali songo, semuanya adalah keturunan mongol atau cina. hanya ada 2 (dua) yg asli pribumi (jawa?), yaitu syekh siti jenar dan satunya lagi adalah raden mas said yg lebih dikenal sbg sunan kalijogo. seorang draftsman senior yg sudah pensiun dari kumpeni mafioso dan sekarang bekerja utk kumpeni berlabel kadal, punya banyak referensi sejarah, baik tanah jawa maupun pasundan. semoga bermanfaat dan salam, syaiful On 8/31/07, Awang Harun Satyana wrote: Pak Sugeng, terima kasih atas komentar dan cerita percintaan Joko Tingkir dengan Sekar Pembayun yang romantis, saya seperti sedang membaca kisah2 percintaan roman silat Kho Ping Hoo atau S.H. Mintardja he2... Kalau ada yang punya babad Guntur Pawatugunung, saya senang untuk mengkajinya kembali dalam hal akhir Majapahit ini. Saya baru minggu lalu membaca buku2 tentang Syekh Siti Jenar (Seh Lemahbang/ Hasan Ali Ansar/Sidi Jinnar) yang kontroversial itu. Tentu saya tak akan tiba2 mengulasnya di milis IAGI ini kalau tidak ada unsur geologinya, bisa saja sih saya sebut OOT -out of topic seperti saat saya mengulas tentang Pramudya Toer (Dua minggu lalu, Lentera Dwipantara, sebuah penerbit menggelar buku2 Pramudya Ananta Toer di Bogor bersama Gramedia dan groupnya). Tetralogi buru Pramudya yang sungguh tebal itu lengkap di situ. Lentera Dwipantara adalah penerbit yang khusus menerbitkan kembali buku2 Pramudya. Kabarnya, mereka akan menerbitkan buku2 Pramudya yang selama ini belum terbit. Nah... Pertarungan Syekh Siti Jenar dan para Wali (Wali Sanga) memang erat berkaitan dengan transisi Majapahit yang Hindu dan Demak yang Islam. Keberadaan Syekh Siti Jenar apakah benar pernah ada atau hanya tokoh imajiner yang direkayasa untuk suatu kepentingan politik juga menjadi perdebatan antara yang pro dan kontra. Ajaran Syekh Siti Jenar meskipun kontroversial sangat populer di kalangan Islam Jawa. Pandangan Syekh Siti Jenar bahwa alam kehidupan manusia di dunia sebagai kematian, sedangkan setelah menemui ajal disebut sebagai kehidupan sejati, yang mana dia adalah manusia dan sekaligus Tuhan (Manunggaling Kawula-Gusti), sangat menyimpang dari pendapat Wali Songo, dalil dan hadits, sekaligus yang berpedoman pada hukum Islam yang bersendikan sebagai dasar dan pedoman kerajaan Demak dalam memerintah yang didukung oleh para Wali. Ajaran Siti Jenar dinilai sangat menyimpang, membuat orang banyak bunuh diri (agar bisa segera memulai kehidupan) - walaupun
[iagi-net-l] Mpu Bharada dan Garis Demarkasi Sesar Widas
Tentu kita masih ingat siapa Mpu Bharada. Menurut cerita, beliau adalah seorang resi ternama mahasakti pada zaman Erlangga. Tahun 1042 M, sesaat sebelum Erlangga meninggalkan Kahuripan, kerajaan mesti dibagi dua untuk kedua putranya : Lembu Amiluhur dan Lembu Amiseno agar tak terjadi perebutan tahta di antara mereka. Dipanggilnyalah resi ternama itu dan dimintai tolong untuk membagi Kahuripan menjadi dua. Garis batas demarkasi harus ditentukan sedemikian rupa sehingga di antara kedua putra Erlangga itu tidak terjadi saling rebutan wilayah. Maka, terbanglah sang resi sakti itu di atas wilayah Kahuripan sambil membawa kendi berisi air keramat. Konon, air keramat itu mengalir dari udara jatuh ke Bumi dan membuat garis demarkasi. Mpu Bharada terbang dari pusat Kahuripan di sekitar Delta Brantas ke barat, lalu berbelok ke selatan menuju Blitar sekarang. Di utara Jombang sekarang, di titik ia hendak berbelok ke selatan, mata elang Mpu Bharada tiba-tiba melihat ke barat terdapat suatu garis lurus di Bumi berarah baratdaya-timurlaut dari Nganjuk-utara Kertosono-utara Jombang sepanjang hampir 40 km. Apa garis itu ? Kita tahu sekarang itu adalah sebuah sesar mendatar besar masih di wilayah Kendeng. Maka dikucurkanlah air dari kendi, dan jatuh memenuhi sepanjang garis tersebut. Jadilah garis itu Sungai Widas, sungai lurus sepanjang 40 km berhulu di Gunung Wilis dekat Nganjuk dan bermuara di timurlaut di sekitar Ploso utara Jombang bersatu dengan Sungai Brantas. Lalu, Mpu Bharada setelah mengairi Sesar Widas, ia hendak menyelesaikan tugasnya ke selatan menuju Blitar melalui Kediri. Apa boleh buat, resi sakti yang sudah sepuh itu kelelahan dan mulai terbang rendah. Akhirnya, di sekitar Kediri, jubahnya tersangkut pohon kamal (asam), dan Mpu Bharada memutuskan turun ke Bumi dan berhenti. Kemudian, orang-orang meneruskan pembatasan Kahuripan itu dengan membangun tembok dari pohon asam tersebut lurus ke arah tenggara menuju Blitar. Tetapi, pekerjaannya tidak sempurna, di sana sini perbatasan dari Kediri ke Blitar banyak celahnya. Kelak, celah2 ini menjadi asal-muasal Kediri menganeksasi Jenggala dan Singhasari menganeksasi Kediri. Begitulah ceritanya. Cerita di atas hanyalah imajinasi saya. Tetapi ada beberapa fakta di dalamnya dan ada cerita yang dari kita sekolah dasar dan menengah sudah diajarkan. Faktanya adalah : (1) Kahuripan memang dibagi dua menjadi Jenggala dan Panjalu/Kediri/Daha tahun 1042 M; (2) Erlangga memang meminta bantuan Mpu Bharada untuk menentukan batas wilayah pembagian kerajaan; (3) Sungai Widas dari Nganjuk-Ploso memang menempati Sesar Widas, sebuah sesar besar mendatar menganan, satu generasi sejajar dan setipe dengan Sesar Watukosek tempat menyemburnya LUSI dan yang membengkokkan rel kereta api tahun lalu; (4) Sungai Widas adalah batas Jenggala dan Panjalu di bagian barat, ke utara sungai ini adalah wilayah Jenggala sampai pantai utara Jawa Timur, ke selatan sungai ini adalah wilayah Panjalu/Kediri sampai ke wilayah Blitar; bahwa sungai ini menjadi batas dua kerajaan tersebut terdapat di dalam kidung Negara Krtagama anggitan Mpu Prapanca yang diterjemahkan oleh Prof. Slamet Muljana (1979) dalam bukunya Negara Krtagama. Apa ceritanya ? Mpu Bharada terbang. Andai benar resi linuwih ini terbang, maka saya berimajinasi ia pasti melihat Sesar Widas itu dan menjadikannya garis demarkasi antara Jenggala dan Panjalu. Begitulah, boleh percaya boleh tidak. Ada faktanya, ada ceritanya, ada juga imajinasinya. Selamat bermalam minggu... salam, awang - Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase.
[iagi-net-l] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc thrusting di Bali Basin ?)
Gempa Rusak Puluhan Rumah di Situbondo Senin, 10 September 2007 | 12:20 WIB TEMPO Interaktif, Situbondo: Gempa bumi melanda Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada Senin (10/9) dini hari. Gempa terjadi dua kali yaitu pada pukul 01.30 dan 01.42 waktu setempat. Akibat gempa ini sediitnya 67 rumah di lima desa di Kecamatan Asembagus, Situbondo rusak. Selain merusak puluhan rumah, gempa juga merusak enam bangunan sekolah dasar dan satu bangunan kompleks markas latihan tempur milik TNI. Dalam peristiwa ini sembilan orang mengalami luka ringan dan berat. Seluruh korban masih dirawat di Puskesmas Kecamatan Arjasa dan Asembagus. Menurut catatan kantor Badan Meteorologi dan Geofisika perwakilan Banyuwangi, gempa itu berkekuatan 4,5 dan 4,9 skala Richter. Pusat gempa di laut utara Situbondo pada kedalaman sepuluh kilometer dan seratus kilometer, kata Mawardi, petugas BMG Banyuwangi. Mahbub Djunaidy Berikut data detail gempa Situbondo tersebut berdasarkan USGS. Earthquake Details Magnitude 4.8Date-Time Sunday, September 09, 2007 at 18:36:37 UTC Monday, September 10, 2007 at 01:36:37 AM at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones Location 7.851°S, 114.326°E Depth 35 km (21.7 miles) set by location programRegion BALI SEA Distances 70 km (45 miles) ENE of Jember, Java, Indonesia 135 km (85 miles) NW of Denpasar, Bali, Indonesia 175 km (110 miles) E of Malang, Java, Indonesia 855 km (530 miles) ESE of JAKARTA, Java, Indonesia Location Uncertainty horizontal +/- 14.3 km (8.9 miles); depth fixed by location programParameters Nst= 23, Nph= 23, Dmin=676.4 km, Rmss=1.45 sec, Gp= 58°, M-type=body magnitude (Mb), Version=7 SourceUSGS NEIC (WDCS-D) Event ID us2007hba6 Karena gempanya tidak besar, USGS tak menerbitkan focal mechanism (momen tensor solution) untuk mengetahui pematahan batuan akibat gempa ini. Tetapi dari historic momen tensor solution di sekitar wilayah ini, kita bisa melihat bahwa pematahan batuan akibat gempa di wilayah ini terutama terjadi secara kompresif. Lokasi kedalaman pusat gempa 35 km dan jaraknya cukup jauh dari batas konvergensi Iempeng Samudera Hindia dengan Eurasia. Ini tetap merupakan overriding plate-earthquake; tetapi kompresi dari konvergensi lempeng terjadi jauh ke selatan. Yang lebih penting sebagai pemicu patahan adalah backarc thrusting yang merupakan kepanjangan Flores Thrust. Posisi episentrum gempa Situbondo secara tektonik, segaris atau pada posisi perpanjangan sebelah barat dari Flores Thrust yang berarah barat-timur terletak di sebelah utara Pulau Flores. Di sebelah utara Flores Thrust, kerak samudra Laut Banda Selatan menyusup ke bawah island arc Nusa Tenggara dalam pola foredeep (mungkin bukan subduction trench). Bali Basin di wilayah ini terbentuk akibat downwarp pada kerak Paparan Sunda oleh thrusting sepanjang Flores backarc thrust zone. Arah slip untuk zone backarc thrusting berdasarkan orientasi slip vector gempa merupakan bagian dari konvergensi lempeng yang searah dengan konvergensi antara Sunda arc dan lempeng samudera Hindia. Keberadaan backarc thrusting menunjukkan coupling antara lempeng Samudera Hindia dan Sunda arc. salam, awang - Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, when.
Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc thrusting di Bali Basin ?)
Betul Pak Koesoema, getaran sering berpengaruh kepada mobilitas fluida. Saya akan menghubungi teman2 di Lapindo Brantas dan Santos Sampang, yang lapangan2-nya paling mungkin dipengaruhi oleh gempa ini. Terima kasih. salam, awang R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah juga ada pemantauan terhadap effect gempa ini terhadap produksi lapangan2 minyak dan gas bumi di Northeast Java basin? Katanya gempa bisa meningkatkan produktivitas. - Original Message - From: Awang Satyana To: Eksplorasi BPMIGAS ; Geo Unpad ; Sent: Tuesday, September 11, 2007 12:26 AM Subject: [iagi-net-l] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc thrusting di Bali Basin ?) Gempa Rusak Puluhan Rumah di Situbondo Senin, 10 September 2007 | 12:20 WIB TEMPO Interaktif, Situbondo: Gempa bumi melanda Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada Senin (10/9) dini hari. Gempa terjadi dua kali yaitu pada pukul 01.30 dan 01.42 waktu setempat. Akibat gempa ini sediitnya 67 rumah di lima desa di Kecamatan Asembagus, Situbondo rusak. Selain merusak puluhan rumah, gempa juga merusak enam bangunan sekolah dasar dan satu bangunan kompleks markas latihan tempur milik TNI. Dalam peristiwa ini sembilan orang mengalami luka ringan dan berat. Seluruh korban masih dirawat di Puskesmas Kecamatan Arjasa dan Asembagus. Menurut catatan kantor Badan Meteorologi dan Geofisika perwakilan Banyuwangi, gempa itu berkekuatan 4,5 dan 4,9 skala Richter. Pusat gempa di laut utara Situbondo pada kedalaman sepuluh kilometer dan seratus kilometer, kata Mawardi, petugas BMG Banyuwangi. Mahbub Djunaidy Berikut data detail gempa Situbondo tersebut berdasarkan USGS. Earthquake Details Magnitude 4.8 Date-Time Sunday, September 09, 2007 at 18:36:37 UTC Monday, September 10, 2007 at 01:36:37 AM at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones Location 7.851°S, 114.326°E Depth 35 km (21.7 miles) set by location program Region BALI SEA Distances 70 km (45 miles) ENE of Jember, Java, Indonesia 135 km (85 miles) NW of Denpasar, Bali, Indonesia 175 km (110 miles) E of Malang, Java, Indonesia 855 km (530 miles) ESE of JAKARTA, Java, Indonesia Location Uncertainty horizontal +/- 14.3 km (8.9 miles); depth fixed by location program Parameters Nst= 23, Nph= 23, Dmin=676.4 km, Rmss=1.45 sec, Gp= 58°, M-type=body magnitude (Mb), Version=7 Source USGS NEIC (WDCS-D) Event ID us2007hba6 Karena gempanya tidak besar, USGS tak menerbitkan focal mechanism (momen tensor solution) untuk mengetahui pematahan batuan akibat gempa ini. Tetapi dari historic momen tensor solution di sekitar wilayah ini, kita bisa melihat bahwa pematahan batuan akibat gempa di wilayah ini terutama terjadi secara kompresif. Lokasi kedalaman pusat gempa 35 km dan jaraknya cukup jauh dari batas konvergensi Iempeng Samudera Hindia dengan Eurasia. Ini tetap merupakan overriding plate-earthquake; tetapi kompresi dari konvergensi lempeng terjadi jauh ke selatan. Yang lebih penting sebagai pemicu patahan adalah backarc thrusting yang merupakan kepanjangan Flores Thrust. Posisi episentrum gempa Situbondo secara tektonik, segaris atau pada posisi perpanjangan sebelah barat dari Flores Thrust yang berarah barat-timur terletak di sebelah utara Pulau Flores. Di sebelah utara Flores Thrust, kerak samudra Laut Banda Selatan menyusup ke bawah island arc Nusa Tenggara dalam pola foredeep (mungkin bukan subduction trench). Bali Basin di wilayah ini terbentuk akibat downwarp pada kerak Paparan Sunda oleh thrusting sepanjang Flores backarc thrust zone. Arah slip untuk zone backarc thrusting berdasarkan orientasi slip vector gempa merupakan bagian dari konvergensi lempeng yang searah dengan konvergensi antara Sunda arc dan lempeng samudera Hindia. Keberadaan backarc thrusting menunjukkan coupling antara lempeng Samudera Hindia dan Sunda arc. salam, awang - Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, when. Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net
Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc thrusting di Bali Basin ?)
Pak Rovicky, Peta-peta tektonik Indonesia pasti memuat Flores Thrust, yaitu sesar naik besar (seperti subduction zone) di sebelah utara Sumbawa dan Flores, kemudian menyambung ke utara Pulau Wetar sebagai Wetar thrust. Di jalur megathrust ini, kerak samudera South Banda menyusup di bawah busur kepulauan ini. Ini wilayah aktif, bahkan dalam 15-20 tahun ini banyak episentrum gempa dangkal dan besar terjadi di wilayah thrust ini, antara lain yang menyebabkan gempa dan tsunami besar di Maumere, Flores Utara. Penunjaman kerak samudera Hindia di selatan busur kepulauan ini bahkan kalah aktif dibandingkan gerak Banda Sea di utara busur kepulauan. Khusus Wetar Thrust, genesanya agak berlainan dengan Flores Thrust sebab di wilayah Wetar, kerak benua Australia menysup di bawah Timor, kemudian kerak samudera di depan kerak benua Australia mengalami pematahan (slab break off) di mantle tepat pada sambungan kerak samudera-benua. Patahan slab ini telah menyebabkan megathrust yang antitetik terhadap arah penyusupan kerak benua di bawah Timor. Ke permukaan, ia menjadi Wetar Thrust. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang dimaksud Flores Thrust itu yang mana Pak Awang, ada di artikel atau paper dimana bisa saya lihat. Atau pak awang punya ? Thanks RDP Karena gempanya tidak besar, USGS tak menerbitkan focal mechanism (momen tensor solution) untuk mengetahui pematahan batuan akibat gempa ini. Tetapi dari historic momen tensor solution di sekitar wilayah ini, kita bisa melihat bahwa pematahan batuan akibat gempa di wilayah ini terutama terjadi secara kompresif. Lokasi kedalaman pusat gempa 35 km dan jaraknya cukup jauh dari batas konvergensi Iempeng Samudera Hindia dengan Eurasia. Ini tetap merupakan overriding plate-earthquake; tetapi kompresi dari konvergensi lempeng terjadi jauh ke selatan. Yang lebih penting sebagai pemicu patahan adalah backarc thrusting yang merupakan kepanjangan Flores Thrust. Posisi episentrum gempa Situbondo secara tektonik, segaris atau pada posisi perpanjangan sebelah barat dari Flores Thrust yang berarah barat-timur terletak di sebelah utara Pulau Flores. Di sebelah utara Flores Thrust, kerak samudra Laut Banda Selatan menyusup ke bawah island arc Nusa Tenggara dalam pola foredeep (mungkin bukan subduction trench). Bali Basin di wilayah ini terbentuk akibat downwarp pada kerak Paparan Sunda oleh thrusting sepanjang Flores backarc thrust zone. Arah slip untuk zone backarc thrusting berdasarkan orientasi slip vector gempa merupakan bagian dari konvergensi lempeng yang searah dengan konvergensi antara Sunda arc dan lempeng samudera Hindia. Keberadaan backarc thrusting menunjukkan coupling antara lempeng Samudera Hindia dan Sunda arc. salam, awang - Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, when. -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games.
Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc thrusting di Bali Basin ?)
Pak Koesoema, Saat terjadi gempa di Laut Jawa 9 Agustus 2007 saya dikabari seorang teman dari BPLS bahwa volume semburan LUSI meningkat tajam. Saya tengah minta data lengkap histori volume ini sejak semburan sampai sekarang dan akan saya korelasikan dengan saat2 terjadi gempa dalam periode yang sama untuk melihat apakah terjadi korelasi positif, negatif, atau tak berkorelasi. Tetapi, pelaporan gempa dari USGS rutin, detail, dan mudah diakses, sementara pengukuran volume semburan LUSI tidak serutin USGS menera gempa. Maka, tak akan mudah menganalisisnya secara langsung. salam, awang R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah ada pemantauan terhadap Semburan lumpur Sidoarjo akibat gempa ini? - Original Message - From: Awang Satyana To: Eksplorasi BPMIGAS ; Geo Unpad ; Sent: Tuesday, September 11, 2007 12:26 AM Subject: [iagi-net-l] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc thrusting di Bali Basin ?) Gempa Rusak Puluhan Rumah di Situbondo Senin, 10 September 2007 | 12:20 WIB TEMPO Interaktif, Situbondo: Gempa bumi melanda Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada Senin (10/9) dini hari. Gempa terjadi dua kali yaitu pada pukul 01.30 dan 01.42 waktu setempat. Akibat gempa ini sediitnya 67 rumah di lima desa di Kecamatan Asembagus, Situbondo rusak. Selain merusak puluhan rumah, gempa juga merusak enam bangunan sekolah dasar dan satu bangunan kompleks markas latihan tempur milik TNI. Dalam peristiwa ini sembilan orang mengalami luka ringan dan berat. Seluruh korban masih dirawat di Puskesmas Kecamatan Arjasa dan Asembagus. Menurut catatan kantor Badan Meteorologi dan Geofisika perwakilan Banyuwangi, gempa itu berkekuatan 4,5 dan 4,9 skala Richter. Pusat gempa di laut utara Situbondo pada kedalaman sepuluh kilometer dan seratus kilometer, kata Mawardi, petugas BMG Banyuwangi. Mahbub Djunaidy Berikut data detail gempa Situbondo tersebut berdasarkan USGS. Earthquake Details Magnitude 4.8 Date-Time Sunday, September 09, 2007 at 18:36:37 UTC Monday, September 10, 2007 at 01:36:37 AM at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones Location 7.851°S, 114.326°E Depth 35 km (21.7 miles) set by location program Region BALI SEA Distances 70 km (45 miles) ENE of Jember, Java, Indonesia 135 km (85 miles) NW of Denpasar, Bali, Indonesia 175 km (110 miles) E of Malang, Java, Indonesia 855 km (530 miles) ESE of JAKARTA, Java, Indonesia Location Uncertainty horizontal +/- 14.3 km (8.9 miles); depth fixed by location program Parameters Nst= 23, Nph= 23, Dmin=676.4 km, Rmss=1.45 sec, Gp= 58°, M-type=body magnitude (Mb), Version=7 Source USGS NEIC (WDCS-D) Event ID us2007hba6 Karena gempanya tidak besar, USGS tak menerbitkan focal mechanism (momen tensor solution) untuk mengetahui pematahan batuan akibat gempa ini. Tetapi dari historic momen tensor solution di sekitar wilayah ini, kita bisa melihat bahwa pematahan batuan akibat gempa di wilayah ini terutama terjadi secara kompresif. Lokasi kedalaman pusat gempa 35 km dan jaraknya cukup jauh dari batas konvergensi Iempeng Samudera Hindia dengan Eurasia. Ini tetap merupakan overriding plate-earthquake; tetapi kompresi dari konvergensi lempeng terjadi jauh ke selatan. Yang lebih penting sebagai pemicu patahan adalah backarc thrusting yang merupakan kepanjangan Flores Thrust. Posisi episentrum gempa Situbondo secara tektonik, segaris atau pada posisi perpanjangan sebelah barat dari Flores Thrust yang berarah barat-timur terletak di sebelah utara Pulau Flores. Di sebelah utara Flores Thrust, kerak samudra Laut Banda Selatan menyusup ke bawah island arc Nusa Tenggara dalam pola foredeep (mungkin bukan subduction trench). Bali Basin di wilayah ini terbentuk akibat downwarp pada kerak Paparan Sunda oleh thrusting sepanjang Flores backarc thrust zone. Arah slip untuk zone backarc thrusting berdasarkan orientasi slip vector gempa merupakan bagian dari konvergensi lempeng yang searah dengan konvergensi antara Sunda arc dan lempeng samudera Hindia. Keberadaan backarc thrusting menunjukkan coupling antara lempeng Samudera Hindia dan Sunda arc. salam, awang - Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, when. Hot News!!! EXTENDED ABSTRACT OR FULL PAPER SUBMISSION: 228 papers have been accepted to be presented; send the extended-abstract or full paper by 16 August 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Gempa Situbondo 4.9 Mb, 10 September 2007 (back-arc thrusting di Bali Basin ?)
Pak Eka, Catatan kedua gempa dari USGS saya pikir hanyalah cluster gempa utama dan susulannya. Yang saya kutip dari USGS adalah gempa utamanya. Menarik sebenarnya mencermati catatan gempa utama dari BMG yang sangat berbeda fokus kedalamannya dengan USGS (100 km BMG vs 35 km USGS). Mana yang benar akan berpengaruh kepada pemikiran kinematika gempa ini. Bila focus depth benar 100 km (BMG) maka ini lebih mungkin sebagai overriding plate earhquake yang berhubungan dengan penunjaman kerak samudera Hindia di selatan Jawa. Kedalaman slab Benioff di sini memang sekitar 100-150 km. Tetapi bila focus depth yang benar adalah 35 km (USGS), maka itu lebih mungkin berhubungan dengan pematahan batuan pada jalur perpanjangan Flores Thrust ke arah barat. Back-arc thrusting lebih mungkin memicu gempa2 dangkal 60 km, sementara gempa2 dangkal yang berhubungan dengan subduction tak akan terlalu jauh dari lokasi palung. salam, awang eka adi [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang YTH, saya melihat data dari BMG untuk gempa sekitar Situbondo ada dua lokasi dengan kedalaman yang berbeda pula, begitu juga data dari USGS. berikut lampiran data pusat gempa dari BMG dan USGS: USGS: 2007/09/09 23:31:54 -7.990 114.187 10.0 BALI SEA 2007/09/09 18:36:37 -7.851 114.326 35.0 BALI SEA BMG: 10-Sep-07, 06:31:55 WIB 7.88 LS - 114.20 BT 4.5 SR 10 Km 28 km Tenggara Situbondo-Jatim 10-Sep-07, 01:36:37 WIB 7.88 LS - 114.36 BT 4.9 SR 100 Km 36 km BaratLaut Banyuwangi-Jatim Gempa dalam bisa terpicu karena back-arc thrusting yang merupakan kepanjangan Flores Thrust, apakah gempa yang dangkal masih dipicu aktivitas back-arc itu atau segmen sesar lain yang teraktivasi oleh back-arc thrusting tsb? Salam, Sukahar Eka --- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Gempa Rusak Puluhan Rumah di Situbondo Senin, 10 September 2007 | 12:20 WIB TEMPO Interaktif, Situbondo: Gempa bumi melanda Kabupaten Situbondo, Jawa Timur pada Senin (10/9) dini hari. Gempa terjadi dua kali yaitu pada pukul 01.30 dan 01.42 waktu setempat. Akibat gempa ini sediitnya 67 rumah di lima desa di Kecamatan Asembagus, Situbondo rusak. Selain merusak puluhan rumah, gempa juga merusak enam bangunan sekolah dasar dan satu bangunan kompleks markas latihan tempur milik TNI. Dalam peristiwa ini sembilan orang mengalami luka ringan dan berat. Seluruh korban masih dirawat di Puskesmas Kecamatan Arjasa dan Asembagus. Menurut catatan kantor Badan Meteorologi dan Geofisika perwakilan Banyuwangi, gempa itu berkekuatan 4,5 dan 4,9 skala Richter. Pusat gempa di laut utara Situbondo pada kedalaman sepuluh kilometer dan seratus kilometer, kata Mawardi, petugas BMG Banyuwangi. Mahbub Djunaidy Berikut data detail gempa Situbondo tersebut berdasarkan USGS. Earthquake Details Magnitude 4.8 Date-Time Sunday, September 09, 2007 at 18:36:37 UTC Monday, September 10, 2007 at 01:36:37 AM at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones Location 7.851°S, 114.326°E Depth 35 km (21.7 miles) set by location program Region BALI SEA Distances 70 km (45 miles) ENE of Jember, Java, Indonesia 135 km (85 miles) NW of Denpasar, Bali, Indonesia 175 km (110 miles) E of Malang, Java, Indonesia 855 km (530 miles) ESE of JAKARTA, Java, Indonesia Location Uncertainty horizontal +/- 14.3 km (8.9 miles); depth fixed by location program Parameters Nst= 23, Nph= 23, Dmin=676.4 km, Rmss=1.45 sec, Gp= 58°, M-type=body magnitude (Mb), Version=7 Source USGS NEIC (WDCS-D) Event ID us2007hba6 Karena gempanya tidak besar, USGS tak menerbitkan focal mechanism (momen tensor solution) untuk mengetahui pematahan batuan akibat gempa ini. Tetapi dari historic momen tensor solution di sekitar wilayah ini, kita bisa melihat bahwa pematahan batuan akibat gempa di wilayah ini terutama terjadi secara kompresif. Lokasi kedalaman pusat gempa 35 km dan jaraknya cukup jauh dari batas konvergensi Iempeng Samudera Hindia dengan Eurasia. Ini tetap merupakan overriding plate-earthquake; tetapi kompresi dari konvergensi lempeng terjadi jauh ke selatan. Yang lebih penting sebagai pemicu patahan adalah backarc thrusting yang merupakan kepanjangan Flores Thrust. Posisi episentrum gempa Situbondo secara tektonik, segaris atau pada posisi perpanjangan sebelah barat dari Flores Thrust yang berarah barat-timur terletak di sebelah utara Pulau Flores. Di sebelah utara Flores Thrust, kerak samudra Laut Banda Selatan menyusup ke bawah island arc Nusa Tenggara dalam pola foredeep (mungkin bukan subduction trench). Bali Basin di wilayah ini terbentuk akibat downwarp pada kerak Paparan Sunda oleh thrusting sepanjang Flores backarc thrust zone. Arah slip untuk zone backarc thrusting berdasarkan orientasi slip vector gempa merupakan bagian dari konvergensi lempeng yang searah dengan konvergensi antara Sunda arc dan lempeng samudera Hindia. Keberadaan backarc thrusting menunjukkan coupling antara lempeng Samudera Hindia
Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Fw: [Tsunami Message - IOC] TSUNAMI WATCH INFORMATION FOR INDIAN OCEAN FROM JMA TOKYO
Gempa sebesar itu mesti banyak gempa susulannya. Itu pula yang menjadi alasan mengapa penduduk di Bengkulu dan sekitarnya tidak mau segera kembali ke rumahnya masing-masing karena masih dirasakan bumi bergoyang-goyang, lebih memilih tidur di bawah tenda di tempat agak tinggi. USGS juga telah mengoreksi datanya bahwa gempa Bengkulu in berkekuatan 8,2 Mw (ekivalen sih dengan 7.9 Mb dan 7.9 SR), dan berpusat di kedalaman 30 km. BMG telah mencabut peringatan dininya pada pukul 20.10 WIB tadi atau dua jam setelah gempa utama terjadi (18.10 WIB). Memang dilaporkan tidak terjadi tsunami di pantai2 Bengkulu-Padang. Juga tak dilaporkan ada tsunami di wilayah2 lain di Asia Tenggara, Asia Selatan, maupun Australia berdasarkan radio El Shinta,VOA, dan BBC dari pukul 20.30 sampai 23.00 WIB. Mengapa tak ada tsunami ? Kelihatannya ada satu syarat yang tidak dipenuhi, yaitu pola pematahan batuannya bukan thrusting, tetapi oblique strike-slip dan normal. Tetapi ini harus dicek lagi atas momen tensor solution (focal mechanism)-nya. Sayangnya, USGS belum menampilkan data momen tensor solution-nya, yang ada hanya historic momen tensor solution untuk gempa2 lama yang bervariasi dari thrusting, normal fault, dan strike-slip (thrust dominan). Saya coba menafsirkan first arrival P-wave-nya dari sekitar 50 seismogram yang ditampilkan USGS -kelihatannya tak menunjukkan dominasi thrusting, tetapi normal faulting. Kemudian, mengingat bahwa lokasi pusat gempa di splay Mentawai Fault yang merupakan pasangan Sumatra Fault dan sama2 dextral faulting, maka kemungkinan pematahan batuan dominan secara strike-slip faulting. Strike-slip faulting tak menyebabkan tsunami berarti. Secara tektonik, gempa Bengkulu ini terjadi di prisma akresi terangkat yang membentuk pulau2 Simeulue-Nias-Mentawai-Enggano, tepat pada splay Mentawai Fault - sesar yang memisahkan prisma akresi Sumatra dengan forearc basement Sumatra. Lokasi ini sejalur dengan lokasi gempa Aceh 26 Desember 2004. Mengapa gempa Aceh menimbukan tsunami sedangkan gempa Bengkulu ini tidak ? Jawabannya terletak pada pematahan batuan kedua gempa itu. Gempa Aceh terjadi di percabangan sesar (horse tail) Mentawai Fault yang membentuk restraining bend, sehingga wilayah ini kompresif dan saat ditekan oleh konvergensi lempeng akan cenderung thrusting. Sementara itu, gempa Bengkulu ini benar2 terjadi di strike-slip fault Mentawai yang peluang2 terbentuknya thrusting tidak terlalu besar. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Baru saja aku menuliskan di Blog ternyata gempanya masih susul menyusul, saat ini dengan kekuatan 6 M http://earthquake.usgs.gov/eqcenter/recenteqsww/Maps/10/100_-5.php RDP * TSUNAMI WATCH INFORMATION (TWI) IS PROVIDED TO THE COUNTRIES OF THE INDIAN OCEAN REGION FROM JMA IN COOPERATION WITH PTWC OF US ON AN INTERIM BASIS PRIOR TO THE ESTABLISHMENT OF THE TSUNAMI EARLY WARNING SYSTEM IN THE REGION. TWI SHOULD BE REGARDED AS A REFERENCE MATERIAL FOR THE DISASTER PREVENTION AUTHORITIES OF THE RECIPIENT COUNTRIES TO ISSUE TSUNAMI WARNINGS ON THEIR OWN INITIATIVE AND RESPONSIBILITY. * ___ Joint Convention Bali 2007 HAGI - IAGI - IATMI Secretariat : ETTI (Exploration Think Tank Indonesia) Jln. Tebet Barat Dalam III no.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone +62-21-8356276 Fax +62-21-83784140 ___ The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list. [EMAIL PROTECTED] www.hagi.or.id -- http://rovicky.wordpress.com/ -- http://rovicky.wordpress.com/ - Check out the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos.
Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Fw: [Tsunami Message - IOC] TSUNAMI WATCH INFORMATION FOR INDIAN OCEAN FROM JMA TOKYO
USGS telah mengeluarkan moment tensor solutionnya (global CMT moment tensor solution) yang menunjukkan pematahan gempa Bengkulu 12 September 2007 dominan thrusting dengan sedikit komponen strike-slip faulting pada strike 123 NE dan dip 79 degree. Strike ini sejajar dengan Mentawai Fault. Dipnya yang hampir tegak menunjukkan bahwa thrusting ini mengakar kepada strike-slip master fault Mentawai yang memang tegak (karena strike slip). Ini semacam hubungan flower structuring. Bisa dikatakan bahwa komponen thrusting gempa ini merupakan minor surface manifestation dari Mentawai Fault. Bisa diselidiki lebih lanjut apakah karena thrusting ini merupakan komplemen strike-slip, maka tsunami tak terjadi. Kalau saja tak ada kait-mengaitnya dengan strike-slip fault yang lebih besar; maka sangat meyakinkan tsunami bisa terjadi salam, awang Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Gempa sebesar itu mesti banyak gempa susulannya. Itu pula yang menjadi alasan mengapa penduduk di Bengkulu dan sekitarnya tidak mau segera kembali ke rumahnya masing-masing karena masih dirasakan bumi bergoyang-goyang, lebih memilih tidur di bawah tenda di tempat agak tinggi. USGS juga telah mengoreksi datanya bahwa gempa Bengkulu in berkekuatan 8,2 Mw (ekivalen sih dengan 7.9 Mb dan 7.9 SR), dan berpusat di kedalaman 30 km. BMG telah mencabut peringatan dininya pada pukul 20.10 WIB tadi atau dua jam setelah gempa utama terjadi (18.10 WIB). Memang dilaporkan tidak terjadi tsunami di pantai2 Bengkulu-Padang. Juga tak dilaporkan ada tsunami di wilayah2 lain di Asia Tenggara, Asia Selatan, maupun Australia berdasarkan radio El Shinta,VOA, dan BBC dari pukul 20.30 sampai 23.00 WIB. Mengapa tak ada tsunami ? Kelihatannya ada satu syarat yang tidak dipenuhi, yaitu pola pematahan batuannya bukan thrusting, tetapi oblique strike-slip dan normal. Tetapi ini harus dicek lagi atas momen tensor solution (focal mechanism)-nya. Sayangnya, USGS belum menampilkan data momen tensor solution-nya, yang ada hanya historic momen tensor solution untuk gempa2 lama yang bervariasi dari thrusting, normal fault, dan strike-slip (thrust dominan). Saya coba menafsirkan first arrival P-wave-nya dari sekitar 50 seismogram yang ditampilkan USGS -kelihatannya tak menunjukkan dominasi thrusting, tetapi normal faulting. Kemudian, mengingat bahwa lokasi pusat gempa di splay Mentawai Fault yang merupakan pasangan Sumatra Fault dan sama2 dextral faulting, maka kemungkinan pematahan batuan dominan secara strike-slip faulting. Strike-slip faulting tak menyebabkan tsunami berarti. Secara tektonik, gempa Bengkulu ini terjadi di prisma akresi terangkat yang membentuk pulau2 Simeulue-Nias-Mentawai-Enggano, tepat pada splay Mentawai Fault - sesar yang memisahkan prisma akresi Sumatra dengan forearc basement Sumatra. Lokasi ini sejalur dengan lokasi gempa Aceh 26 Desember 2004. Mengapa gempa Aceh menimbukan tsunami sedangkan gempa Bengkulu ini tidak ? Jawabannya terletak pada pematahan batuan kedua gempa itu. Gempa Aceh terjadi di percabangan sesar (horse tail) Mentawai Fault yang membentuk restraining bend, sehingga wilayah ini kompresif dan saat ditekan oleh konvergensi lempeng akan cenderung thrusting. Sementara itu, gempa Bengkulu ini benar2 terjadi di strike-slip fault Mentawai yang peluang2 terbentuknya thrusting tidak terlalu besar. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Baru saja aku menuliskan di Blog ternyata gempanya masih susul menyusul, saat ini dengan kekuatan 6 M http://earthquake.usgs.gov/eqcenter/recenteqsww/Maps/10/100_-5.php RDP * TSUNAMI WATCH INFORMATION (TWI) IS PROVIDED TO THE COUNTRIES OF THE INDIAN OCEAN REGION FROM JMA IN COOPERATION WITH PTWC OF US ON AN INTERIM BASIS PRIOR TO THE ESTABLISHMENT OF THE TSUNAMI EARLY WARNING SYSTEM IN THE REGION. TWI SHOULD BE REGARDED AS A REFERENCE MATERIAL FOR THE DISASTER PREVENTION AUTHORITIES OF THE RECIPIENT COUNTRIES TO ISSUE TSUNAMI WARNINGS ON THEIR OWN INITIATIVE AND RESPONSIBILITY. * ___ Joint Convention Bali 2007 HAGI - IAGI - IATMI Secretariat : ETTI (Exploration Think Tank Indonesia) Jln. Tebet Barat Dalam III no.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone +62-21-8356276 Fax +62-21-83784140 ___ The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list. [EMAIL PROTECTED] www.hagi.or.id -- http://rovicky.wordpress.com/ -- http://rovicky.wordpress.com/ - Check out the hottest 2008 models today at Yahoo! Autos. - Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, photos more.
Re: [iagi-net-l] Perkembangan Gempa Bengkulu-Mentawai
Sesuai dengan perkiraan, USGS menyebutkan bahwa gempa Bengkulu dan gempa Mentawai yang masing2 terjadi pada 12 September 2007 dan 13 September 2007 adalah dua gempa utama yang berbeda (walaupun karakternya sama). Dua gempa besar yang terjadi dalam waktu hampir 13 jam ini sampai sekarang telah menewaskan paling sedikit 9 orang, melukai ratusan orang, dan meruntuhkan banyak bangunan di kawasan Bengkulu dan Padang. Jumlah korban tewas bisa bertambah lagi apabila bangunan2 yang runtuh telah dibersihkan dan evakuasi selesai dilakukan. Tsunami dengan ketinggian gelombang 90 cm dilaporkan terukur di Padang. Pasokan Listrik dan saluran telefon terputus. Gempa ini juga dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di gedung-gedung tinggi di Jakarta, Malaysia,Singapura, dan Thailand. Gempa Bengkulu 8.4 Mw (12 September 2007 pukul 18:10 WIB) dan gempa Mentawai 7.8 Mw (13 September 2007 pukul 06:49 WIB) ini terjadi akibat penyesaran naik (thrust faulting) pada daerah transisi dua lempeng Indian oceanic plate dan Sunda (bagian Eurasia) continental plate. Pada lokasi kedua gempa ini, lempeng Indian bergerak ke arah timurlaut relatif terhadap lempeng Sunda dengan kecepatan 6 cm/tahun. Arah gerak relatif lempeng Indian ini miring terhadap orientasi batas lempeng. Komponen gerak lempeng yang tegak lurus terhadap batas lempeng telah menyebabkan penyesaran naik pada kedua gempa; sedangkan komponen gerak lempeng yang sejajar dengan batas lempeng diakomodasi oleh sesar mendatar Mentawai Fault. Gempa Bengkulu dengan magnitude 8.4 Mw merupakan gempa keempat dalam sepuluh tahun terakhir ini yang magnitudenya lebih besar daripada 7.9 Mw. Gempa 8.4 Mw ini terjadi tepat di sebelah utara episentrum gempa bermagnitude 7.9 Mw yang terjadi pada 4 Juni 2000. Gempa tahun 2000 ini menewaskan sekitar 100 orang di wilayah Bengkulu. Gempa Mentawai dengan magnitude 7.8 Mw terjadi sekitar 225 km ke arah utara baratlaut gempa Bengkulu. Gempa ini bukan gempa susulan gempa Bengkulu, tetapi gempa utama lain yang terpicu gempa Bengkulu. Kedua gempa utama dan semua gempa susulannya ini berlokasi di bagian selatan rupture zone (jalur pecahan kerak Bumi akibat gempa) akibat gempa besar 1833 yang memanjang dari Pulau Siberut - Pulau Enggano. Gempa Aceh bermagnitude 9.1 Mw pada 26 Desember 2004, yang mengakibatkan tsunami se-Asia selatan, tenggara, sampai ke Afrika timur dan menewaskan total sekitar 350.000 orang itu, telah memecah batas lempeng Indian dengan lempeng Burma. Gempa Nias 28 Maret 2005 memecah segmen batas lempeng Indian dan Sunda. Sejak 26 Desember 2004 itu, palung Sunda antara Kepulauan Andaman - Pulau Enggano, sepanjang 2000 km telah mengalami pemecahan berkali2 akibat gempa-gempa besar di pertemuan antar lempeng ini. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Semalam ketika aku sedang browsing internet pukul 7malam waktu KL, tiba-tiba mendapat email peringatan gempa sangat besar dari beberapa sumber. Akhirnya aku memantau perkembangannya dan hasil pemantauan itu akhirnya menelorkan beberapa tulisan dibawah ini. - AWAS TSUNAMI UTK BENGKULU - Gempa selama sepekan lalu di Indonesia Barat - Ternyata gempanya masih ada yang menyusul - Gempa sampingnya berkekuatan M7.8 - Pusat gempa itu melangkah ke utara Masih dengan himbauan SALAM WASPADA ! RDP -- http://rovicky.wordpress.com/ - Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase.
[iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung Kelud
Gempa Situbondo yang menggoncang ujung Jawa Timur dan sekitarnya pada Senin 10 September 2007 dengan kekuatan 4.5 SR ternyata tak hendak lekas-lekas lenyap. BMG mencatat sampai saat ini telah tercatat gempa susulan sebanyak 482 kali (!). Dari gempa sebanyak itu yang dirasakan hanyalah 61 kali dengan kekuatan 2-4 SR. Kapan gempa-gempa ini akan pergi dari Situbondo, tidak ada yang bisa menduganya. Dua hari setelah gempa utama Situbondo menggoncang ujung utara wilayah tapal kuda Jawa Timur itu, hari Rabu kemarin, 12 September 2007, BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) mencatat volume semburan LUSI meningkat tajam, juga semburan H2S-nya. Semula, LUSI menyembur pada 80.000 m3/hari, lalu naik menjadi sekitar 120.000 m3/hari. Sementara itu, kandungan gas H2S mencatat rekor tertingginya sejak LUSI menyembur, yaitu mencapai 35 ppm, padahal biasanya rata-rata kandungan gas H2S sekitar 20 ppm. Pertambahan volume dadakan ini membuat BPLS lebih repot daripada biasanya. Puluhan truk dikerahkan untuk mengangkut material guna memperkuat tanggul. Ratusan karung pasir ditambah untuk memperkuat tanggul utama. Pipa cadangan segera digunakan untuk membuang lumpur yang mendadak berlebih. Gunung Kelud, gunung di sebelah baratdaya Kabupaten Sidoarjo, yang terletak di ujung sesar Watukosek, sekaligus menyembunyikan atau menghentikan sesar besar ini, juga bangkit kembali sejak beberapa hari terakhir ini. Maka, status gunung ditingkatkan dari Aktif Normal menjadi Waspada. Danau kawah Kelud yang terkenal itu semakin menunjukkan kegiatannya. Kegempaan, deformasi, visual, pengukuran suhu kawah, dan data kimia air kawah menunjukkan bahwa gunung ini sedang bangkit lagi. Ketiga peristiwa geologi di atas apakah saling berhubungan ? Apakah gempa Situbondo telah memprovokasi LUSI dan Kelud ? Silakan dipikirkan. Hubungan temporal ada, hubungan spatial bisa ada bisa tidak. Tulisan di atas disarikan berdasarkan berita-berita di koran Media Indonesia dan Bisnis Indonesia Kamis 13 September 2007, dilengkapi dengan komunikasi lisan bersama beberapa personal yang berhubungan langsung dengan LUSI. salam, awang - Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out.
Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung Kelud
Pak Koesoema, Bisa dilacak Pak pengaruhnya ke produksi migas di lapangan2 sekitarnya. Operator2 melakukan monitoring produksi harian. Hanya, produksi berlebih bisa diatur dengan bukaan choke-nya, sementara kalau produksi menurun ini yang akan lebih menunjukkan pengaruhnya. salam, awang R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebaiknya BP Migas meminta para operator melaporkan apakah di lapangan2 minyak dan gas itu terjadi kenaikan atau penurunan produksi atau hal2 lain sebagai akibat gempa yang dahsyat ini. Juga perlu dipantau apakah terjadi mudvolcano yang baru (seperti halnya di Andaman waktu gempa Aceh) selain peningkatan aktivitas dari mudvolcano yang sudah ada akibat gempa besar ini. Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: IAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Thursday, September 13, 2007 11:27 PM Subject: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung Kelud Gempa Situbondo yang menggoncang ujung Jawa Timur dan sekitarnya pada Senin 10 September 2007 dengan kekuatan 4.5 SR ternyata tak hendak lekas-lekas lenyap. BMG mencatat sampai saat ini telah tercatat gempa susulan sebanyak 482 kali (!). Dari gempa sebanyak itu yang dirasakan hanyalah 61 kali dengan kekuatan 2-4 SR. Kapan gempa-gempa ini akan pergi dari Situbondo, tidak ada yang bisa menduganya. Dua hari setelah gempa utama Situbondo menggoncang ujung utara wilayah tapal kuda Jawa Timur itu, hari Rabu kemarin, 12 September 2007, BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) mencatat volume semburan LUSI meningkat tajam, juga semburan H2S-nya. Semula, LUSI menyembur pada 80.000 m3/hari, lalu naik menjadi sekitar 120.000 m3/hari. Sementara itu, kandungan gas H2S mencatat rekor tertingginya sejak LUSI menyembur, yaitu mencapai 35 ppm, padahal biasanya rata-rata kandungan gas H2S sekitar 20 ppm. Pertambahan volume dadakan ini membuat BPLS lebih repot daripada biasanya. Puluhan truk dikerahkan untuk mengangkut material guna memperkuat tanggul. Ratusan karung pasir ditambah untuk memperkuat tanggul utama. Pipa cadangan segera digunakan untuk membuang lumpur yang mendadak berlebih. Gunung Kelud, gunung di sebelah baratdaya Kabupaten Sidoarjo, yang terletak di ujung sesar Watukosek, sekaligus menyembunyikan atau menghentikan sesar besar ini, juga bangkit kembali sejak beberapa hari terakhir ini. Maka, status gunung ditingkatkan dari Aktif Normal menjadi Waspada. Danau kawah Kelud yang terkenal itu semakin menunjukkan kegiatannya. Kegempaan, deformasi, visual, pengukuran suhu kawah, dan data kimia air kawah menunjukkan bahwa gunung ini sedang bangkit lagi. Ketiga peristiwa geologi di atas apakah saling berhubungan ? Apakah gempa Situbondo telah memprovokasi LUSI dan Kelud ? Silakan dipikirkan. Hubungan temporal ada, hubungan spatial bisa ada bisa tidak. Tulisan di atas disarikan berdasarkan berita-berita di koran Media Indonesia dan Bisnis Indonesia Kamis 13 September 2007, dilengkapi dengan komunikasi lisan bersama beberapa personal yang berhubungan langsung dengan LUSI. salam, awang - Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - - Got a little couch potato? Check out fun summer activities for kids.
Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung Kelud
Pak Koesoema, Kondisi elisional di Sumatra saat ini kelihatannya hanya dipenuhi oleh Andaman Sea, itu cekungan yang dalam, bersedimentasi cepat, dan aktif mekar sejak Pleistosen lalu. Maka, gununglumpur bermunculan di tempat itu pada gempa Aceh 26 Desember 2004. Apakah gempa Bengkulu-Mentawai membuat gununglumpur lagi di Andaman, kita akan tahu nanti kalau ada submarine survey lagi ke wilayah tersebut. salam, awang R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebaiknya BP Migas meminta para operator melaporkan apakah di lapangan2 minyak dan gas itu terjadi kenaikan atau penurunan produksi atau hal2 lain sebagai akibat gempa yang dahsyat ini. Juga perlu dipantau apakah terjadi mudvolcano yang baru (seperti halnya di Andaman waktu gempa Aceh) selain peningkatan aktivitas dari mudvolcano yang sudah ada akibat gempa besar ini. Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: IAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Thursday, September 13, 2007 11:27 PM Subject: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung Kelud Gempa Situbondo yang menggoncang ujung Jawa Timur dan sekitarnya pada Senin 10 September 2007 dengan kekuatan 4.5 SR ternyata tak hendak lekas-lekas lenyap. BMG mencatat sampai saat ini telah tercatat gempa susulan sebanyak 482 kali (!). Dari gempa sebanyak itu yang dirasakan hanyalah 61 kali dengan kekuatan 2-4 SR. Kapan gempa-gempa ini akan pergi dari Situbondo, tidak ada yang bisa menduganya. Dua hari setelah gempa utama Situbondo menggoncang ujung utara wilayah tapal kuda Jawa Timur itu, hari Rabu kemarin, 12 September 2007, BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) mencatat volume semburan LUSI meningkat tajam, juga semburan H2S-nya. Semula, LUSI menyembur pada 80.000 m3/hari, lalu naik menjadi sekitar 120.000 m3/hari. Sementara itu, kandungan gas H2S mencatat rekor tertingginya sejak LUSI menyembur, yaitu mencapai 35 ppm, padahal biasanya rata-rata kandungan gas H2S sekitar 20 ppm. Pertambahan volume dadakan ini membuat BPLS lebih repot daripada biasanya. Puluhan truk dikerahkan untuk mengangkut material guna memperkuat tanggul. Ratusan karung pasir ditambah untuk memperkuat tanggul utama. Pipa cadangan segera digunakan untuk membuang lumpur yang mendadak berlebih. Gunung Kelud, gunung di sebelah baratdaya Kabupaten Sidoarjo, yang terletak di ujung sesar Watukosek, sekaligus menyembunyikan atau menghentikan sesar besar ini, juga bangkit kembali sejak beberapa hari terakhir ini. Maka, status gunung ditingkatkan dari Aktif Normal menjadi Waspada. Danau kawah Kelud yang terkenal itu semakin menunjukkan kegiatannya. Kegempaan, deformasi, visual, pengukuran suhu kawah, dan data kimia air kawah menunjukkan bahwa gunung ini sedang bangkit lagi. Ketiga peristiwa geologi di atas apakah saling berhubungan ? Apakah gempa Situbondo telah memprovokasi LUSI dan Kelud ? Silakan dipikirkan. Hubungan temporal ada, hubungan spatial bisa ada bisa tidak. Tulisan di atas disarikan berdasarkan berita-berita di koran Media Indonesia dan Bisnis Indonesia Kamis 13 September 2007, dilengkapi dengan komunikasi lisan bersama beberapa personal yang berhubungan langsung dengan LUSI. salam, awang - Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - - Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games.
Re: [iagi-net-l] RE: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Perkembangan Gempa Bengkulu-Mentawai
Pak Faizil, Belum tentu aftershocks-nya akan terhenti di Sipora walau betul itu memang ujung rupture zone Siberut-Enggano. Gempa Nias 2005 membuka rupture zone baru dari sambungan Siberut ke utaranya dan akhirnya bersatu dengan rupture zone gempa Aceh dari utara Simeulue menuju Andaman. Aftershocks juga mereaktivasi rupture zones yang ada, dan bisa berpindah dari satu segmen ke segmen yang lain, hanya di setiap junction rupture zone ia akan terhenti sementara. Gempa Siberut 1833 di perairan offshore Siberut dan betul yang menyapu dan meratakan Airbangis. salam, awang Fitris, Faizil (faizilf) [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Sepertinya epicenter aktifitas gempa Bengkulu dan Mentawai terhenti di sekitar P. Sipora. Bagaimana kelanjutannya ke utara (P. Siberut dan Kep. Batu), apakah merupakan segment yang terpisah dengan Mentawai? dan dimana persisnya posisi epicenter gempa Siberut 1833 ?? kalau tidaksalah gempa ini yang menyebabkan tsunami dan meratakan kota pantai Airbangis. Pak Rovicky, Apakah bisa di share peta Static strain change-rate untuk daerah Siberut - kep batu yang dibuat oleh pak Wahyu Triyoso? utuk memprediksi daerah yang berpotensi besar terjadinya gempa selanjutnya. Terimakasih Faizil From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Awang Satyana Sent: Thursday, September 13, 2007 10:39 AM To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Perkembangan Gempa Bengkulu-Mentawai Sesuai dengan perkiraan, USGS menyebutkan bahwa gempa Bengkulu dan gempa Mentawai yang masing2 terjadi pada 12 September 2007 dan 13 September 2007 adalah dua gempa utama yang berbeda (walaupun karakternya sama). Dua gempa besar yang terjadi dalam waktu hampir 13 jam ini sampai sekarang telah menewaskan paling sedikit 9 orang, melukai ratusan orang, dan meruntuhkan banyak bangunan di kawasan Bengkulu dan Padang. Jumlah korban tewas bisa bertambah lagi apabila bangunan2 yang runtuh telah dibersihkan dan evakuasi selesai dilakukan. Tsunami dengan ketinggian gelombang 90 cm dilaporkan terukur di Padang. Pasokan Listrik dan saluran telefon terputus. Gempa ini juga dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di gedung-gedung tinggi di Jakarta, Malaysia,Singapura, dan Thailand. Gempa Bengkulu 8.4 Mw (12 September 2007 pukul 18:10 WIB) dan gempa Mentawai 7.8 Mw (13 September 2007 pukul 06:49 WIB) ini terjadi akibat penyesaran naik (thrust faulting) pada daerah transisi dua lempeng Indian oceanic plate dan Sunda (bagian Eurasia) continental plate. Pada lokasi kedua gempa ini, lempeng Indian bergerak ke arah timurlaut relatif terhadap lempeng Sunda dengan kecepatan 6 cm/tahun. Arah gerak relatif lempeng Indian ini miring terhadap orientasi batas lempeng. Komponen gerak lempeng yang tegak lurus terhadap batas lempeng telah menyebabkan penyesaran naik pada kedua gempa; sedangkan komponen gerak lempeng yang sejajar dengan batas lempeng diakomodasi oleh sesar mendatar Mentawai Fault. Gempa Bengkulu dengan magnitude 8.4 Mw merupakan gempa keempat dalam sepuluh tahun terakhir ini yang magnitudenya lebih besar daripada 7.9 Mw. Gempa 8.4 Mw ini terjadi tepat di sebelah utara episentrum gempa bermagnitude 7.9 Mw yang terjadi pada 4 Juni 2000. Gempa tahun 2000 ini menewaskan sekitar 100 orang di wilayah Bengkulu. Gempa Mentawai dengan magnitude 7.8 Mw terjadi sekitar 225 km ke arah utara baratlaut gempa Bengkulu. Gempa ini bukan gempa susulan gempa Bengkulu, tetapi gempa utama lain yang terpicu gempa Bengkulu. Kedua gempa utama dan semua gempa susulannya ini berlokasi di bagian selatan rupture zone (jalur pecahan kerak Bumi akibat gempa) akibat gempa besar 1833 yang memanjang dari Pulau Siberut - Pulau Enggano. Gempa Aceh bermagnitude 9.1 Mw pada 26 Desember 2004, yang mengakibatkan tsunami se-Asia selatan, tenggara, sampai ke Afrika timur dan menewaskan total sekitar 350.000 orang itu, telah memecah batas lempeng Indian dengan lempeng Burma. Gempa Nias 28 Maret 2005 memecah segmen batas lempeng Indian dan Sunda. Sejak 26 Desember 2004 itu, palung Sunda antara Kepulauan Andaman - Pulau Enggano, sepanjang 2000 km telah mengalami pemecahan berkali2 akibat gempa-gempa besar di pertemuan antar lempeng ini. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Semalam ketika aku sedang browsing internet pukul 7malam waktu KL, tiba-tiba mendapat email peringatan gempa sangat besar dari beberapa sumber. Akhirnya aku memantau perkembangannya dan hasil pemantauan itu akhirnya menelorkan beberapa tulisan dibawah ini. - AWAS TSUNAMI UTK BENGKULU - Gempa selama sepekan lalu di Indonesia Barat - Ternyata gempanya masih ada yang menyusul - Gempa sampingnya berkekuatan M7.8 - Pusat gempa itu melangkah ke utara Masih dengan himbauan SALAM WASPADA ! RDP -- http://rovicky.wordpress.com/ - Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase. [Non-text portions
Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung Kelud
Pak Koesoema, Pada umumnya memang meningkat, tetapi dalam beberapa kasus justru malah menurun. Contoh langsung adalah sumur Carat-1 yang menurun drastis saat gempa menggoncang Yogya 27 Mei 2006. salam, awang R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] wrote: Aneh, seharusnya kan produksi harusnya meningkat, atau paling tidak pressure meningkat. Ini malah menurun? Makanya ada teori dengan gempa buatan untuk meningkatkan produksi seperti dicoba di Caltex dengan perusahaan Rusia. Teori-teori yang ada gempa bumi dapat menaikkan muka air tanah (ground water level) sampai jarak ribuan kilkometer, sehingga orang bisa membuat seismograph murah dengan mengamati/merekam kedalaman muka air tanah dengan pelampung dalam sumur. RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: Sent: Friday, September 14, 2007 7:31 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung Kelud Pak Koesoema, Kondisi elisional di Sumatra saat ini kelihatannya hanya dipenuhi oleh Andaman Sea, itu cekungan yang dalam, bersedimentasi cepat, dan aktif mekar sejak Pleistosen lalu. Maka, gununglumpur bermunculan di tempat itu pada gempa Aceh 26 Desember 2004. Apakah gempa Bengkulu-Mentawai membuat gununglumpur lagi di Andaman, kita akan tahu nanti kalau ada submarine survey lagi ke wilayah tersebut. salam, awang R.P. Koesoemadinata wrote: Sebaiknya BP Migas meminta para operator melaporkan apakah di lapangan2 minyak dan gas itu terjadi kenaikan atau penurunan produksi atau hal2 lain sebagai akibat gempa yang dahsyat ini. Juga perlu dipantau apakah terjadi mudvolcano yang baru (seperti halnya di Andaman waktu gempa Aceh) selain peningkatan aktivitas dari mudvolcano yang sudah ada akibat gempa besar ini. Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: IAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Thursday, September 13, 2007 11:27 PM Subject: [iagi-net-l] Gempa Situbondo, Reaktivasi LUSI dan Bangkitnya Gunung Kelud Gempa Situbondo yang menggoncang ujung Jawa Timur dan sekitarnya pada Senin 10 September 2007 dengan kekuatan 4.5 SR ternyata tak hendak lekas-lekas lenyap. BMG mencatat sampai saat ini telah tercatat gempa susulan sebanyak 482 kali (!). Dari gempa sebanyak itu yang dirasakan hanyalah 61 kali dengan kekuatan 2-4 SR. Kapan gempa-gempa ini akan pergi dari Situbondo, tidak ada yang bisa menduganya. Dua hari setelah gempa utama Situbondo menggoncang ujung utara wilayah tapal kuda Jawa Timur itu, hari Rabu kemarin, 12 September 2007, BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo) mencatat volume semburan LUSI meningkat tajam, juga semburan H2S-nya. Semula, LUSI menyembur pada 80.000 m3/hari, lalu naik menjadi sekitar 120.000 m3/hari. Sementara itu, kandungan gas H2S mencatat rekor tertingginya sejak LUSI menyembur, yaitu mencapai 35 ppm, padahal biasanya rata-rata kandungan gas H2S sekitar 20 ppm. Pertambahan volume dadakan ini membuat BPLS lebih repot daripada biasanya. Puluhan truk dikerahkan untuk mengangkut material guna memperkuat tanggul. Ratusan karung pasir ditambah untuk memperkuat tanggul utama. Pipa cadangan segera digunakan untuk membuang lumpur yang mendadak berlebih. Gunung Kelud, gunung di sebelah baratdaya Kabupaten Sidoarjo, yang terletak di ujung sesar Watukosek, sekaligus menyembunyikan atau menghentikan sesar besar ini, juga bangkit kembali sejak beberapa hari terakhir ini. Maka, status gunung ditingkatkan dari Aktif Normal menjadi Waspada. Danau kawah Kelud yang terkenal itu semakin menunjukkan kegiatannya. Kegempaan, deformasi, visual, pengukuran suhu kawah, dan data kimia air kawah menunjukkan bahwa gunung ini sedang bangkit lagi. Ketiga peristiwa geologi di atas apakah saling berhubungan ? Apakah gempa Situbondo telah memprovokasi LUSI dan Kelud ? Silakan dipikirkan. Hubungan temporal ada, hubungan spatial bisa ada bisa tidak. Tulisan di atas disarikan berdasarkan berita-berita di koran Media Indonesia dan Bisnis Indonesia Kamis 13 September 2007, dilengkapi dengan komunikasi lisan bersama beberapa personal yang berhubungan langsung dengan LUSI. salam, awang - Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia
[iagi-net-l] tsunami-genic normal faulting EQ vs. tsunami-genic thrust/reverse faulting EQ (was : Gempa Lagi 7.7 SR ...)
Pak Franc, Tsunami terjadi kalau ada kolom air laut yang terganggu oleh pematahan vertikal dasar laut. Kita mengartikan pematahan vertikal adalah dip-slip fault, yang menembus dasar laut dari rupture zone hiposentrum/pusat/fokus gempa dangkal. Semakin dangkal pusat gempa, semakin mungkin pematahannya sampai ke dasar laut. Semakin dalam pusat gempa semakin mungkin pematahannya hanya sebagai blind fault, atau sesar yang tak sampai ke permukaan. Berdasarkan statistik, gempa dangkal yang menyebabkan tsunami adalah gempa dengan pusat lebih dangkal dari 45 km dan pematahannya vertikal. Kita tahu pematahan vertikal (dip-slip) terdiri atas normal fault, reverse fault, dan thrust fault. Kalau dihubungkan dengan strike-slip fault seperti yang ditulis pak Franc, normal fault berkembang di lingkungan transtension atau releasing bend; sedangkan reverse dan thrust fault terjadi di tranpression atau restraining bend. Berdasarkan kejadian2 tsunami, baik pematahan vertikal blok dasar laut oleh normal fault dan reverse/thrust fault menyebabkan tsunami. Saya sependapat dengan pak Franc bahwa normal faulting akan menyebabkan tsunami yang lebih besar dibandingkan reverse/thrust fault. Alasan ini didasarkan kepada wilayah vakum (meminjam istilah pak Franc) yang lebih besar yang dihasilkan oleh sesar normal dibandingkan reverse/thrust fault. Reverse/thrust fault juga akan membentuk wilayah vakum, tetapi tak akan sebesar normal faulting. Wilayah vakum reverse/thrust fault akan terjadi di sayap hanging wall block akibat lapisan ini miring oleh penyesaran naik atau anjak. Sedangkan pada normal fault, wilayah vakumnya terbentuk lebih besar karena lapisan2 tiba-tiba runtuh atau seluruh hanging wall bocknya turun - jelas ini akan menciptakan wilayah vakum yang besar. Tsunami terjadi hanya sebagai usaha kolom air menuju keseimbangannya kembali. Dalam normal faulting earthquake (EQ), airlaut tiba2 akan bergerak mengisi wilayah vakum normal fault di dasar laut, maka massa air di pantai2 terdekat akan surut tiba2 sebab massa air tetap sebegitu volumenya. Lalu, sesaat setelah itu, karena efek bounce back (meminjam lagi istilah pak Franc), atau saya sebut ayunan osilasi gelombang laut, air laut yang tersedot dari pantai itu melalui proses mekanika fluida akan kembali ke pantai dengan kecepatan ratusan km/jam, dengan massa yang sama tetapi dengan efek kejut dan membawa energi yang luar biasa besarnya (megajoules). Karena menuju pantai semakin mendangkal sementara massa air laut adalah tetap, akibatnya terjadi gelombang tsunami (run up) yang bisa beberapa meter lebih tinggi daripada biasanya. Ketinggian gelombang tsunami juga akan ditentukan oleh morfologi pantai, puluhan sentimeter sampai puluhan meter pernah tercatat sebagai run up tsunami. Pada thrusting fault EQ, airlaut di pantai bisa surut bisa tidak, bergantung kepada posisi vakum area limb thrust (sayap thrust) itu relatif terhadap pantai. Dalam kasus air menyurut, berarti vakum area dan vergency (arah) dari thrust/reverse frontal terhadap pantai. Hanya, seperti ditulis di atas, vakum area thrusting EQ lebih kecil dibandingkan vakum area normal faulting EQ, sehingga massa air yang dipindahkan pun lebih kecil; tetapi hunjaman thrusting perlu diperhitungkan juga sebagai efek pemindah massa air. Dan bila vergency hunjaman thrusting menuju pantai, maka ke situ pula kolom air akan dipindahkan, setelah sedikit melalui bounce back atau ayunan osilasi gelombang laut yang dipindahkan ke vakum area thrusting EQ (bila ada). Maka pak Franc, kedua dip-slip fault itu bisa menyebabkan tsunami; hanya yang normal fault EQ bisa lebih besar daripada yang thrusting EQ. Gempa2 di sepanjang palung Sumatra dan Jawa umumnya thrusting EQ karena batas lempengnya konvergen. Kasus ledakan pra-tsunami di Pangandaran, menurut pak Franc akibat efek airgun (seperti saat marine seismicsurvey) kolom air laut yang berlomba2 masuk ke wilayah vakum normal faulting EQ Pangandaran 17 Juli 2006. Saya kiranya kurang sependapat dengan pemikiran pak Franc sehingga suara ledakan itu tetap misteri yang harus dicari pemecahannya. Masalahnya, pematahan gempa Pangandaran bukan normal faulting, tetapi thrust faulting berdasarkan focal mechanism solution dan finite fault model-nya dengan strike N40 W dip 11 deg. Tsunami menyerbu pantai Pangandaran dengan ketinggian run up 2 meter, menyapu pantai Pangandaran, membunuh sekitar 350 orang. Thrust faulting EQ rata-rata memang menyebabkan run up tsunami 0-5 meter; tetapi dalam beberapa kasus run up-nya bisa sangat tinggi, seperti thrust faulting gempa Banyuwangi 2 Juni 1994, bermagnitude 7.8 yang membuat tsunami menyerbu pantai2 Banyuwangi dan Blambangan dengan run up setinggi 13 meter dan menewaskan 200 orang. Bandingkan dengan tsunami-genic normal faulting EQ yang biasanya membuat run up tsunami tinggi. Suatu normal faulting EQ pernah terjadi di perairan Australia pada 20
[iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic normal faulting EQ ...)
sama team disini. he.. he..he... dari gempa dibalikin lagi ke HC exploration. contoh di Bengal Delta: mari kita tunggu ulasan Pak Awang. (sekalian delta yang di utara dan selatan Mahakam delta, banyak yang menamakan paleo Mahakam, saya rasa tidak cocok karena delta ini berbeda dengan mahakam delta. dan pada suatu saat pernah ketiga delta ini ada secara bersamaan.) happy hunting HC fbs - Original Message From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Saturday, September 15, 2007 3:47:10 PM Subject: [iagi-net-l] tsunami-genic normal faulting EQ vs. tsunami-genic thrust/reverse faulting EQ (was : Gempa Lagi 7.7 SR ...) Pak Franc, Tsunami terjadi kalau ada kolom air laut yang terganggu oleh pematahan vertikal dasar laut. Kita mengartikan pematahan vertikal adalah dip-slip fault, yang menembus dasar laut dari rupture zone hiposentrum/pusat/fokus gempa dangkal. Semakin dangkal pusat gempa, semakin mungkin pematahannya sampai ke dasar laut. Semakin dalam pusat gempa semakin mungkin pematahannya hanya sebagai blind fault, atau sesar yang tak sampai ke permukaan. Berdasarkan statistik, gempa dangkal yang menyebabkan tsunami adalah gempa dengan pusat lebih dangkal dari 45 km dan pematahannya vertikal. Kita tahu pematahan vertikal (dip-slip) terdiri atas normal fault, reverse fault, dan thrust fault. Kalau dihubungkan dengan strike-slip fault seperti yang ditulis pak Franc, normal fault berkembang di lingkungan transtension atau releasing bend; sedangkan reverse dan thrust fault terjadi di tranpression atau restraining bend. Berdasarkan kejadian2 tsunami, baik pematahan vertikal blok dasar laut oleh normal fault dan reverse/thrust fault menyebabkan tsunami. Saya sependapat dengan pak Franc bahwa normal faulting akan menyebabkan tsunami yang lebih besar dibandingkan reverse/thrust fault. Alasan ini didasarkan kepada wilayah vakum (meminjam istilah pak Franc) yang lebih besar yang dihasilkan oleh sesar normal dibandingkan reverse/thrust fault. Reverse/thrust fault juga akan membentuk wilayah vakum, tetapi tak akan sebesar normal faulting. Wilayah vakum reverse/thrust fault akan terjadi di sayap hanging wall block akibat lapisan ini miring oleh penyesaran naik atau anjak. Sedangkan pada normal fault, wilayah vakumnya terbentuk lebih besar karena lapisan2 tiba-tiba runtuh atau seluruh hanging wall bocknya turun - jelas ini akan menciptakan wilayah vakum yang besar. Tsunami terjadi hanya sebagai usaha kolom air menuju keseimbangannya kembali. Dalam normal faulting earthquake (EQ), airlaut tiba2 akan bergerak mengisi wilayah vakum normal fault di dasar laut, maka massa air di pantai2 terdekat akan surut tiba2 sebab massa air tetap sebegitu volumenya. Lalu, sesaat setelah itu, karena efek bounce back (meminjam lagi istilah pak Franc), atau saya sebut ayunan osilasi gelombang laut, air laut yang tersedot dari pantai itu melalui proses mekanika fluida akan kembali ke pantai dengan kecepatan ratusan km/jam, dengan massa yang sama tetapi dengan efek kejut dan membawa energi yang luar biasa besarnya (megajoules). Karena menuju pantai semakin mendangkal sementara massa air laut adalah tetap, akibatnya terjadi gelombang tsunami (run up) yang bisa beberapa meter lebih tinggi daripada biasanya. Ketinggian gelombang tsunami juga akan ditentukan oleh morfologi pantai, puluhan sentimeter sampai puluhan meter pernah tercatat sebagai run up tsunami. Pada thrusting fault EQ, airlaut di pantai bisa surut bisa tidak, bergantung kepada posisi vakum area limb thrust (sayap thrust) itu relatif terhadap pantai. Dalam kasus air menyurut, berarti vakum area dan vergency (arah) dari thrust/reverse frontal terhadap pantai. Hanya, seperti ditulis di atas, vakum area thrusting EQ lebih kecil dibandingkan vakum area normal faulting EQ, sehingga massa air yang dipindahkan pun lebih kecil; tetapi hunjaman thrusting perlu diperhitungkan juga sebagai efek pemindah massa air. Dan bila vergency hunjaman thrusting menuju pantai, maka ke situ pula kolom air akan dipindahkan, setelah sedikit melalui bounce back atau ayunan osilasi gelombang laut yang dipindahkan ke vakum area thrusting EQ (bila ada). Maka pak Franc, kedua dip-slip fault itu bisa menyebabkan tsunami; hanya yang normal fault EQ bisa lebih besar daripada yang thrusting EQ. Gempa2 di sepanjang palung Sumatra dan Jawa umumnya thrusting EQ karena batas lempengnya konvergen. Kasus ledakan pra-tsunami di Pangandaran, menurut pak Franc akibat efek airgun (seperti saat marine seismicsurvey) kolom air laut yang berlomba2 masuk ke wilayah vakum normal faulting EQ Pangandaran 17 Juli 2006. Saya kiranya kurang sependapat dengan pemikiran pak Franc sehingga suara ledakan itu tetap misteri yang harus dicari pemecahannya. Masalahnya, pematahan gempa Pangandaran bukan normal faulting, tetapi thrust faulting berdasarkan focal mechanism solution dan finite fault model-nya dengan strike N40 W
RE: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic normal faulting EQ ...)
Pak Koesoema, Paper2 Steve Moss dan groupnya (SE Asia Research Group, mis Ian Cloke, Carter, Jason Ali, Moyra Wilson) tak pernah mencantumkan Weimer (1975) di dalam referensinya. Hal itu bisa dicek di Moss et al. (1997) - new observations on the sedimentary and tectonic evolution of the Tertiary Kutei Basin; Moss et al (1998) - late Oligocene uplift and volcanism on the northern margins of the Kutei Basin; Moss and Chambers (1999) - Tertiary facies architecture in the Kutei Basin. R.J. Weimer menerbitkan analisisnya tentang Kutei-Mahakam sebagai aulacogen di majalah Geologi Indonesia vol 2 no. 2 (1975). Ini publikasi yang tak gampang dicari, saat ini pun kita akan susah mencarinya. Bisa saja saat Steve Moss et al rajin meneliti Kutei dari 1994-1999, mereka tak tahu publikasi Weimer (1975) ini. Banyak peneliti asing yang apriori dengan paper2 di proceedings IAGI atau di Majalah Geologi Indonesia. Publikasi yang ditulis terutama dalam bahasa Indonesia, membuat mereka tak meliriknya (padahal yang ditulis dalam bahasa Inggris pun banyak). Tetapi kalau kita ikuti uraian evolusi Kutei Basin berdasarkan Moss et al (1997) dan Moss dan Chambers (1999), maka mereka menyatakan bahwa evolusi Kutei Basin erat berkaitan dengan rifting Makassar Strait -sesuatu yang mendekati teori aulacogen Weimer (1975), hanya mereka tak menyebutnya sebagai aulacogen. Lagipula, penelitian Moss dkk lebih terkonsentrasi di failed rift system-nya di Kutei onshore; sedangkan Weimer (1975) lebih banyak membahas dua lengan lain yang mekar yang menjadi tempat delta Mahakam berkembang. Jago Kutei Basin kita, Andang Bachtiar, yang disertasi S-3-nya (ITB, 2004) tentang stratigrafi sekuen dan geokimia batuan induk Miosen Awal lower Kutei Basin menyatakan bahwa Kutei Basin mengalami deformasi polifase. Cekungan berawal sebagai forearc basin pada pre-Tertiary, lalu jadi intra-arc sampai backarc pada Paleosen,dan akhirnya menjadi back-arc basin pada Miosen Tengah melalui fase singkat aulacogen. Tentu saja Pak Andang mengenal analisis Weimer (1975) itu, maka memasukkan dalam evaluasinya. Bukan begitu Pak Andang ? Hanya analisis Pak Andang berbeda dengan analisis Steve Moss dkk. baik dalam evolusi maupun timing-nya. Wajar berbeda interpretasi. Tahun 2000, Steve Moss dari group Robert Hall mempresentasikan paper tentang evolusi north Makassar Strait di AAPG Bali. Dikatakan, kerak samudera melandasi north Makassar Strait berdasarkan banyak metode. Tahun 2005, Sinchia Dewi Puspita, murid Robert Hall mempresentasikan di IPA hal yang sama, tetapi menyatakan bahwa north Makassar Strait dilandasi oleh kerak kontinen yang menipis (attenuated continental basement) karena rifting. Saya menanyakan ke Sinchia, mana nih yang benar, kok sama2 dari group Robert Hall tetapi interpretasinya bertolak belakang. Pertanyaan saya langsung dijawab Robert Hall : data bertambah interpretasi bisa berubah Betul Robert Hall, betul Sinchia; data gravity dan magnetik, juga seismik dalam lima tahun terakhir menunjukkan bahwa tak ada kerak samudera di bawah North Makassar Basin. Benang merahnya adalah bahwa wajar interpretasi berbeda, saya akan mengikuti yang mana yang didukung data. salam, awang Koesoemadinata wrote : Anehnya jago2 Kutei Basin seperti Steve Moss dll, tidak pernah menyinggung-nyinggung Kutei Basin sebagai aulocogene. Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Koesoema, Setahu saya, Weimer (1975 - Majalah Geologi Indonesia) adalah orang yang pertama kali menyebut bahwa Kutei dan Delta Mahakam berkembang sebagai sistem aulacogen. Saat itu, Weimer tengah menjadi tamu di ITB dan sempat menganalisis Kutei Basin dan menuliskannya di MGI. Pak Koesoema pasti lebih tahu dari saya soal Weimer ke ITB ini. Setahu saya belum ada artikel detail yang meneliti analisis Weimer ini. Paper-paper tentang Kutei yang menyebutkan sistem aulacogen untuk Kutei ada beberapa, misalnya Hutchison (1989 - dalam buku terkenalnya, Geological Evolution of SE Asia, hal. 55). Charles Hutchison menulis bahwa Makassar fracture system terbentuk dalam mekanisme yang sama yang membentuk Kutei, yaitu aulacogen atau failed arm of the Makassar rift. Juga paper2 Burollet dan Salle (1981 -the geology and tectonics of Eastern Indonesia, GRDC Spec. Publ 2), Rose dan Hartono (1978 - IPA), dan Katili (1978 - Tectonophysics 45) mengindikasi aulacogen Kutei. Salam, awang -Original Message- From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, September 17, 2007 12:08 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] delta dan strike-slip faulting (was : tsunami-genic normal faulting EQ ...) Sdr. Awang: Selain Weimer (1975) apakah ada artikel lain yang menyatakan Kutei Basin sebagai aulocogene? RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Sunday, September 16, 2007 9:40 PM Subject: [iagi-net-l] delta
[iagi-net-l] Pak M. Untung masuk Rumah Sakit
Semoga Pak Untung, rekan IAGI-netter senior kita, yang masih jernih memantau perkembangan kegeologian dan kegeofisikaan, segera diberikan kesembuhan. salam, awang Agus Irianto [EMAIL PROTECTED] wrote: Date: Tue, 25 Sep 2007 21:55:42 -0700 (PDT) From: Agus Irianto [EMAIL PROTECTED] To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [Forum-HAGI] Pak M. Untung masuk Rumah Sakit Kami Berdoa semoga Pak Untung cepat sembuh diberi kesehatan dan bisa berkumpul kembali berada ditengah kita, mengkritisi, menyarankan, mengayomi, menengahi, membimbing kami2 yg muda ini ..Ya ALLAH Ya Sifa...Ya Salam.Ya RachmanYa Rochim.. Salam, Agus Irianto --- Maryanto (Maryant) wrote: Pak Mohamad Untung, Semoga cepat sembuh, dan segera kembali berada di lingkungan kita. Amin. Salam, Maryanto. From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of kirbani sri Sent: Wednesday, September 26, 2007 6:43 AM To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Subject: Re: [Forum-HAGI] Pak M. Untung masuk Rumah Sakit InsyaALLOH SWT, Pak Untung segera pulih sehat dan berada diantara kita kembali. amiin Kirbani SB dan keluarga. roy baroes wrote: Semoga Pak Untung segera mendapat kesembuhan dan kesehatan seperti sediakala dan dapat bergabung kembali didalam forum ini. salam, roy - Original Message - From: wawan gunawan To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia Sent: Tuesday, September 25, 2007 10:44 AM Subject: [Forum-HAGI] Pak M. Untung masuk Rumah Sakit Yth Rekan2 Anggota HAGI : Via Email ini saya menginformasikan bahwa Salah satu Pendiri dan Senior HAGI Bapak M. Untung sudah 2 - 3 hari ini masuk Rumah Sakit (RS Hasan Sadikin, Paviliun Anggrek, Bandung). Kita semua mendo'akan semoga beliau segera sehat kembali. Salam, Wawan GA Kadir Melok ) at Yahoo! Games. ___ Joint Convention Bali 2007 HAGI - IAGI - IATMI Secretariat : ETTI (Exploration Think Tank Indonesia) Jln. Tebet Barat Dalam III no.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone +62-21-8356276 Fax +62-21-83784140 ___ The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list. [EMAIL PROTECTED] www.hagi.or.id Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. http://travel.yahoo.com/ ___ Joint Convention Bali 2007 HAGI - IAGI - IATMI Secretariat : ETTI (Exploration Think Tank Indonesia) Jln. Tebet Barat Dalam III no.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone +62-21-8356276 Fax +62-21-83784140 ___ The Indonesian Assosiation Of Geophysicists mailing list. [EMAIL PROTECTED] www.hagi.or.id - Shape Yahoo! in your own image. Join our Network Research Panel today!
[iagi-net-l] OOT : Renungan 30 September
Hari ini Minggu 30 September 2007. Kalau sepuluh tahun yang lalu dan selebihnya, bendera Merah Putih mesti dipasang setengah tiang di depan rumah dan besok dipasang setiang penuh. Kalau sepuluh tahun yang lalu dan selebihnya, nanti malam pasti ada pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI, film yang sudah berkali-kali saya tonton, film panjang yang menegangkan, film panjang yang bagus sekali, film panjang yang sarat dengan kejahatan PKI dan heroisme Soeharto, Kostrad, dan RPKAD. Era Reformasi terjadi setelah Pak Harto mengundurkan diri. Bendera Merah Putih setengah tiang dan setiang penuh tak lagi wajib dipasang di depan rumah pada setiap 30 September dan 1 Oktober. Tak ada lagi pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI. Dan, terjadilah kontroversi dalam sejarah seputar G30S (Gerakan Tiga Puluh September itu). Siapa dalang sesungguhnya ? Kontroversi terjadi karena buku-buku yang membahasnya mulai bermunculan pada era Reformasi ini. Buku2 seperti ini tak mungkin bisa saya baca pada era Soeharto jadi presiden RI sebab pasti akan dilarang sebelum dicetak diperbanyak. Semua kontroversi ini menyimpulkan beberapa hal buat saya : ada sesuatu yang ditutup-tutupi dalam sejarah, ada sesuatu yang dibelokkan dalam sejarah, ada sesuatu yang direkayasa dalam sejarah. Film Pengkhianatan G30S/PKI mungkin juga hasil rekayasa sejarah, atau pembelokan sejarah, atau penutupan sejarah, diputar untuk semacam sarana indoktrinasi masyarakat. Saya belajar sejarah di SMP-SMA (1977-1983) dengan kurikulum 1975. Saya diajarkan bahwa PKI adalah dalang G30S yang membunuh tujuh pahlawan revolusi pada malam 30 September 1965 dan dini hari 1 Oktober 1965 lalu segera berhasil ditumpas dengan sangat cepat oleh Soeharto dan RPKAD. Maka gerakan ini disebut G30S/PKI. Tetapi, tak pernah diajarkan dan tak pernah ada di buku pelajaran sejarah bahwa akibat tujuh pahlawan revolusi yang dibunuh PKI itu telah terjadi pembantaian massal atas orang2 yang diduga anggota atau simpatisan PKI di mana-mana. Paling sedikit setengah juta orang Indonesia dibantai mati oleh bangsanya sendiri, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Siapa yang membantainya ? Angkatan darat dan ormas2 anti PKI. Benarkah PKI adalah dalang G30S ? Di situlah kontroversinya. Di bawah ada kutipan wawancara Suara Merdeka dengan Dr. Asvi Warman Adam, ahli sejarah dari LIPI yang banyak meneliti kontroversi ini. Yang membingungkan, Kurikulum 2004 mencopot PKI dari G30S berdasarkan masukan dari para ahli sejarah sebab makin banyak bukti dan hasil penelitian bahwa dalang G30S bukan PKI atau bukan PKI sebagai partai tetapi oknum2 PKI, atau bisa Soeharto, atau CIA/Inggris/Australia, dll. Multi tafsir, maka tak benar langsung menuduh PKI sebagai dalangnya. Ini memang kenyataan sejarah, bahwa ada rekayasa politik dan pertarungan/persaingan politik/kekuasaan menjelang G30S. Jadi, jangan membodohi anak didik dengan versi yang belum tentu benar. Jadi, namakan saja G30S sampai nanti ada kejelasannya. Sejarah kan terus berkembang. Begitulah kira2 masukan para sejarawan yang diterima oleh Tim Kurikulum 2004 sehingga mencopot PKI dari G30S menjadi G30S saja. Buku2 sejarah untuk SMP dan SMA pun dicetak dengan mencantumkan G30S. Tetapi, kemudian Kurikulum TSP (tingkat satuan pendidikan) 2006 mencantumkan kembali PKI pada G30S menjadi G30S/PKI. Nah, membingungkan ! Berbekal Kurikulum 2006 dan SK Menteri Pendidikan Nasional tentang itu, maka aparat Kejaksaan memburu buku2 sejarah SMP/MTs dan SMA/MA/SMK yang hanya menyebut G30S dalam tragedi 30 September 1965 itu lalu membakarnya. Dalam dua tahun ini telah puluhan ribu buku dari banyak penerbit dibakar. Guru, anak didik, penerbit, dan orang tua kebingungan. Berapa besar kerugian karena ini ? Minggu lalu, 25 September 2007, aparat Kejaksaan Negeri Bekasi memusnahkan 1468 buku sejarah untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dari berbagai penerbit yang menurut mereka mengajarkan sejarah yang tak sesuai fakta, yaitu hanya mencantumkan G30S dan bukan G30S/PKI (berita di Bisnis Jakarta 26 September 2007 hal. 3). Gayung bersambut. Para ahli sejarah dan para penerbit akan memperkarakan Kejaksaan dan Depdiknas ke pengadilan atas kasus pembakaran buku2 ini. Para penerbit beralasan bahwa buku2 itu ditulis sesuai Kurikulum 2004 dari Depdiknas sendiri yang hanya mencantumkan G30S; sedangkan para ahli sejarah beralasan bahwa dalang G30S belum tentu PKI. Begitulah cerita carut-marut di negeri tercinta ini. Ada yang berusaha menegakkan fakta, ada yang berusaha tetap mempertahankan kekaburan fakta. Kasus G30S, siapa pun dalangnya tak boleh terulang lagi di negeri tercinta ini. Apakah kita ingin lagi melihat saudara-saudara kita sendiri terkapar mandi darah dibantai tetangganya, apakah kita ingin lagi melihat sungai menjadi merah oleh darah puluhan mayat yang dibantai ? Kesalahpahaman, pemahaman buta, dendam, dan pemutarbalikan fakta telah mendorong sesama bangsa kita telah saling
RE: [iagi-net-l] Lagi : Hipotesis Kebencanaan Geologi Masa Jenggala-Majapahit
Pak Zaim, Tahun 1042 M Airlangga membagi Kahuripan untuk kedua putranya : (1) Jenggala dan (2) Panjalu. Kemudian, Panjalu lebih dikenal sebagai Kediri dengan beribukota Daha. Memang Panjalu Kediri, bukan Panjalu Ciamis. Kebetulan namanya persis sama. Menarik memang namanya persis sama antara Panjalu di Kediri dan Panjalu di Ciamis. Tetapi, Panjalu Kediri tahun 1000-1100-an dan beragama Hindu, sementara Panjalu di Ciamis mulai populer sebagai turunan Kerajaan Galuh tahun 1700-an dan beragama Islam, rajanya Sanghyang Borosngora sekaligus menjadi penyiar agama Islam pertama di wilayah Ciamis dan sekitarnya. Panjalu Ciamis lebih terkenal karena sampai sekarang jadi tempat orang berziarah ke makam Sanghyang itu di Situ Lengkong. Sementara Panjalu di Jawa Timur segera hilang setelah namanya digantikan Kediri. Kerajaan Galuh tidak berperang dengan Majapahit pada peristiwa Bubat 1357 M. Yang berperang di pesanggrahan Bubat itu adalah Raja Linggabuana dan para menak (bangsawan) Sunda dari Kerajaan Sunda melawan pasukan Gajah Mada. Memang Sunda dan Galuh adalah kerajaan kembar di Jawa Barat turunan Tarumanegara. Wilayah Sunda di sebelah barat Citarum, sedangkan wilayah Galuh di sebelah timur Citarum sampai Sungai Pemali di Jawa Tengah. Kedua kerajaan terpisah secara tegas sebelum tahun 1000 M, tetapi sesudahnya sampai sekitar 1600 M biasa disebut Sunda-Galuh, terjadi beberapa percampuran. Hanya yang berperang di Bubat adalah raja dan menak2 Sunda. Cerita Babad Tanah Jawi memunculkan suatu kisah yang kontradiktif, yaitu bahwa Raden Wijaya pendiri Majapahit sebenarnya adalah turunan Sunda. Di babad itu Wijaya disebut Jaka Susur dari Pajajaran yang kemudian menjadi Raja Majapahit yang pertama. Raja Pajajaran sebelumnya adalah Jayadarma (Dharmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu), mestinya penggantinya adalah Jaka Susur alian Wijaya, tetapi karena Wijaya pindah ke Jawa Timur kemudian mendirikan Majapahit maka terjadi kekosongan raja Pajajaran pada akhir 1290an itu. Itu pula mungkin sebabnya mengapa Sunda merupakan satu-satunya wilayah di Nusantara yang tak mau dijamah oleh Hayam Wuruk sebab Sunda adalah wilayah leluhur nenek moyangnya; dan Hayam Wuruk pun masih merana karena kematian Dyah Pitaloka, puteri Sunda yang dirindukannya yang turut tewas dalam peristiwa Bubat. Saat Perang Bubat terjadi, nama Panjalu telah menghilang sekitar 200 tahun-an, jadi kalau namanya dibawa tentara Sunda yang selamat dari Bubat kemudian dibawa untuk nama kerajaan Panjalu di Ciamis yang mulai muncul pada tahun 1700-an berarti ada selang waktu sekitar 350-400 tahun lebih sebelum nama Panjalu muncul di Ciamis. Terlalu lama Pak Zaim untuk sebuah nama bertahan. Harus dicari analisis lain mengapa Panjalu Kediri dipakai sebagai nama di Ciamis (kalau memang ada hubungannya). Menarik untuk diselusuri lebih jauh. Terima kasih banyak atas artikel pengaruh alam kepada kebudayaan yang telah Pak Zaim kirimkan, pasti akan bermanfaat untuk saya. Juga, apabila Pak Zaim masih menyimpan papernnya, saya ingin mempelajari paper tulisan Pak Zaim dengan Frank Huffman tentang paleogeografi sekitar Mojokerto untuk analisis keberadaan hominid di wilayah itu. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang Yth., Dalam paper Pak Awang tentang Jenggala majapahit mud volcanoes Pak Awang nyatakan di Kediri ada Kerajaan : Panjalu/Daha. Untuk Daha, saya mahfum karena Daha memang kerajaan di Kediri, yang sekarang nama Daha ini dijadikan sebagai nama salah satu jalan raya utama di kota Kediri. Tetapi untuk Panjalu, apakah bukan bagian dari Kerajaan Galuh di Jawa Barat, mengingat sekarang ini di Ciamis ada kota Panjalu? Atau kata Panjalu di Ciamis memang berasal kumpulan orang/pasukan Panjalu dari Jawa Timur ketika terjadi peperangan antara Majapahit dan Galuh ? Mohon Pencerahan. Pak Awang, saya juga kirim ke Pak Awang via pos tulisan saya di koran Pikiran Rakyat sepuluh tahun lalu (Jumat, 24 Oktober 1997) dengan judul: Pentingnya Data Pengaruh alam untuk Perkembangan Budaya, yang akan sampai ke Pak Awang dalam beberapa hari mendatang,mudah2an bermanfaat. Wassalam, Yahdi Zaim, KK Geologi dan Paleontologi, Prodi Teknik Geologi FITB-ITB Pak Zaim, Terima kasih banyak atas kiriman buku tersebut. Saya juga sangat tertarik dengan disertasi Ibu Sri Mulyaningsih itu dan pernah berdiskusi dengan Ibu Sri untuk kemungkinan menjadi field guide dalam rencana fieldtrip geologi-sejarah BPMIGAS ke wilayah sekitar Merapi dan semua candi yang pernah dikuburnya. Fieldtrip ini tadinya akan digabung dengan fieldtrip geomigas ke wilayah Nanggulan-Gunung Kidul. Hanya, BPMIGAS telah mempunyai beberapa wilayah fieldtrip geologi yang masih belum terlaksana, jadi yang geo-arkeologi Merapi itu masih menunggu giliran. Makalah saya tentang kebencanaan geologi zaman Jenggala-Majapahit sudah saya kirimkan via ja-pri (3 MB, pdf.), juga buat Pak Munji Syarif. Semoga berguna Salam,
[iagi-net-l] Fwd: RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Lima Puluh Tahun Eksplorasi Angkasa Luar
Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: To: [EMAIL PROTECTED] From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 4 Oct 2007 20:25:29 -0700 (PDT) Subject: RE: [eksplorasi_BPMIGAS] Lima Puluh Tahun Eksplorasi Angkasa Luar Surya, SETI - search for extra terrestrial intelligence, adalah program resmi Pemerintah AS yang melelahkan dan telah banyak dana, pikiran, tenaga, dan waktu yang dicurahkan untuk mencari atau mengadakan kontak dengan bentuk2 hidup di Alam Semesta ini di luar Bumi (extra terrestrial - ET). Pemerintah AS turun naik dalam mendukung program SETI ini, bergantung kepada siapa presidennya. Scientology, yang dianut Tom Cruise, sebuah bidah/aliran keagamaan yang tak diakui dalam agama Kristen, memang mempercayai keberadaan makhluk lain di Alam Semesta di luar Bumi. Penganut aliran ini begitu mempercayai penculikan2 manusia oleh makhluk2 ET yang turun dari UFO (unindentified flying object - betebedi = benda terbang belum dikenal), juga percaya bahwa kelak akan terjadi perang antara ET dan manusia, bahkan percaya bahwa beberapa pemimpin dunia juga sebenarnya telah dirasuki ET ini. Apakah ada kehidupan di luar Bumi ? Sampai sejauh ini exosbiology (biologi yang mengkhususkan penyelidikannya kepada kehidupan di luar Bumi) belum menunjukkan hal positif. Di gurun Maracaibo, New Mexico, dipasang puluhan radiotelescope berbentuk piringan parabola raksasa yang mengarah ke langit. Telah belasan tahun para ahli SETI secara bergantian menunggu denyut kecil saja pada gelombang radio yang bisa menunjukkan adanya kontak dengan ET, tetapi tak kunjung ada. Pada suatu hari yang panas, pernah terdengar suara brbb yang segera disambut sorakan oleh para ahli SETI, ternyata itu suara leher anak2 muda yang tiduran di atas piringan parabola itu sehabis minum coca-cola (he2..ini iklan coca cola !). Carl Sagan (alm.) adalah ahli astronomi yang disegani yang mempelopori SETI dan exosbiology. Dia pernah merancang pelat logam dan menggambarkan di atasnya bentuk manusia laki-laki dan perempuan, ukurannya dan lokasi Bumi di Alam Semesta. Pelat logam itu sekitar dua puluh tahun lalu dibawa oleh suatu wahana angkasa luar. Kini wahana itu tentu sudah keluar jauh dari Tata Surya, beredar di sistem bintang lain, masih di Bima Sakti. Apa maksud pelat itu ? Itu adalah surat berkenalan dari penduduk Bumi buat para ET (kalau ada), silakan berkunjung ke Bumi. Nah...undangan sudah dilayangkan dua puluh tahun yang lalu, tetapi sang tamu tak kunjung tiba. Saya tengah membaca sebuah buku berjudul Nirbiru. Nirbiru adalah nama sebuah bintang ganda Matahari di dekat Tata Surya yang dulu pernah ada tetapi sekarang sudah hancur. Dulu tokoh2 Nirbiru katanya pernah membantu orang2 Bumi membangun piramid di Mesir, Zigurath di Irak (Mesopotamia), dan kuil dewa Matahari di Amerika Selatan, serta Stonehange di Brittany Inggris. Kelak tokoh2 itu katanya akan datang lagi dan akan memberikan tanda2 zaman. Dari mana kita tahu cerita ini ? Dari tablet2 tanah liat yang pada akhir tahun 1990-an baru terbuka oleh penggalian arkeologi. Sejak itu berkembanglah cabang ilmu baru : arkeo-astronomi. Andai Bumi hanya satu2nya planet dengan kehidupan, sungguh mulialah Bumi dan sungguh mulialah manusia yang diciptakan-Nya itu. Bayangkan, sebelum manusia ada, ada rentang waktu 18 milyar tahun sejak Big-Bang sampai manusia hadir di Bumi, dan Bumi di Alam Semesta hanyalah satu titik pasir teramat kecil di pusaran pasir yang begitu luasnya. Kalau manusia menghancurkan Bumi, maka ia sungguh tak memahami kemuliaannya di Alam Semesta. Hanya Tuhan Mahabesar yang mengetahui apakah Alam Semesta diciptakan hanya untuk manusia atau bukan. salam, awang Surya Widyantoro [EMAIL PROTECTED] wrote: Terima kasih Pak Awang atas pencerahan tentang Eksplorasi luar angkasa, menarik dan mungkin bisa membuat penasaran mengetahui ending dari misteri Alam Semesta yang belum terungkap. Bebarapa waktu lalu saya membaca artikel di internet mengenai berita bahwa aktor Tom Cruise sedang membangun banker di bawah rumahnya seharga jutaan dollar, hal ini didasari keyakinan beliau sebagai penganut aliran Scientist bahwa Alien atau makhluk lain di luar bumi nantinya akan menyerang bumi. Tidak menutup kemungkinan hal ini memang pasti terjadi, seperti kutipan dari tulisan Kang Awang : Matahari hanyalah sebuah bintang biasa saja, terdapat milyaran bintang seperti Matahari di galaksi kita sendiri saja (Bima Sakti), dan kita tahu terdapat jutaan galaksi di Alam Semesta ini. Dengan asumsi bahwa planet2 lain terbentuk dengan cara yang sama seperti Tata Surya kita, maka sangat mungkin terdapat planet yang seperti Bumi. Mungkin tindakan si Tom akan terdengar terlalu berlebihan oleh kita pada saat ini, sama halnya seperti film Startrack pada saat pertama kali ditayangkan walaupun mendapat respon positif dari penontonnya namun tidak sedikit pula yang menganggap apa
Re: [iagi-net-l] Pameran Internasional First Islanders di ITB
Terima kasih Pak Zaim atas infonya, semoga pameran ini membekas cukup lama di antara para pengunjung. Kelak mungkin kita akan memetik hasilnya berupa kepedulian yang meningkat dan minat yang serius kepada paleontologi dan warisan budaya paleo-antropologi dan arkeologi Indonesia. Selamat kepada Pak Zaim dan tim yang telah sukses menjadi tuan rumah mengorganisasi pameran yang multi-institusi ini. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan2 IAGI Yth., Tidak terasa ternyata hari ini, 5 Oktober adalah hari terakhir Pameran Internasional:First Islanders yang diselenggarakan di Campus Center ITB selama satu bulan: 5 September - 5 Oktober 2007, seperti yang pernah saya info-kan lewat milis IAGI ini.Pameran dibuka oleh Rektor ITB Rabu, 5 September 2007, diselenggarakan oleh Kelompok Riset yang terdiri dari Prodi Teknik Geologi FITB-ITB bekerjasama dengan Dept. of Paleobiology, Univ.of Frankfurt, Germany; Dept. of Archaeology Univ. of Philippine at Diliman; Institut de Paleontologie Humaine, Paris-France didukung oleh Museum Naturalist, Leiden - the Netherlands; Museum Senckenberg, Franfurt -Germany; Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, dalam Group yang bertema: Human Origins Patrimony in Souteast Asia - HOPSEA.Pameran yang melibatkan negara2 yang saya sebutkan tadi, menyajikan materi/koleksi fosil vertebrata dan manusia serta artefak dari Indonesia yang sebagian masih tersimpan di Museum di Senckenberg - Jerman dan Leiden - Belanda, juga koleksi hasil penelitian Paleontologi ITB dan Puslit Arkeologi Nasional terutama yang berasal dari Jawa, Flores, Timor dan Sulawesi, disamping tentunya koleksi dari Filipina. Pengunjung terdiri dari para mahasiswa, umum/masyarakat dan siswa SLTA.Jumlah pengunjung sampai penutupan sore nanti akan mencapai lebih dari 2000 orang, karena ketika sebenarnya pagi ini akan ditutup dan display akan dibongkar, ada telepon dari SMA Santa Angela Bandung yang akan berkunjung pukul 14.00 hari ini, dengan sekitar 200-an siswa. Pertengahan September lalu pameran juga telah dikunjungi oleh sebuah SMA di Bandung yang terdiri atas 16 Guru dan 270 Siswanya. Usai pameran di ITB, barang2 akan dikemas dan diterbangkan ke Manila - Filipina untuk dipamerkan di Manila. Setelah itu ke Belanda, Jerman dan terakhir di Paris. Yang menarik juga adalah, saya sebagai pengajar Program Magister Museologi UNPAD untuk mata kuliah Geo Arkeologi dan Arkeologi Terapan dengan jumlah 26 mahasiswa telah memberi tugas kepada para mahasiswa untuk memberi kajian pada pameran First Islanders. Menarik karena kajiannya sangat akademis dengan menggunakan konsep dan teori tentang display museum, menyangkut tata letak, lighting, alur dan makna materi, luas ruang vs jumlah materi yang dipamerkan (kepadatan materi) dll, telah menghasilkan kritik yang sangat akademik dan membangun, sambil memberikan alternatif solusinya.Ya itulah, sebuah pameran ternyata dapat juga kami kaitkan dengan suatu kegiatan akademis. Itulah rekan2, bagian dari diseminasi paleontologi, paleoantropologi dan arkeologi, mudah2an membawa dampak yang berarti bagi para pengunjung. Wasalam, Yahdi Zaim, KK Geologi dan paleontologi, Prodi Teknik Geologi, FITB - ITB JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - - Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out.
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Extra-Terrestrial Impact for Mass Extinction 13,000 Ya
Pak Dody, Teori evolusi tidak terganggu dengan adanya kepunahan masal yang rutin terjadi sepanjang sejarah Bumi. Kalau hanya mengacu kepada prinsip evolusi gradualisme yang dikemukakan Darwin pada 1859 memang kita susah menerima kepunahan massa sebagai paralel dengan gradualisme ala evolusi. Dalam geologi, evolusi gradual adalah uniformitarianisme, sedangkan kepunahan masal adalah katastrofisme. Dua-duanya terjadi dalam sejarah Bumi, dua-duanya aktual (aktualisme). Maka, evolusi pun sebenarnya terjadi melalui gradualisme, tetapi pada beberapa zaman diselingi katastrofisme. Kebanyakan ahli biologi memang masih memegang pandangan gradualitas versi Darwin yang menyatakan bahwa spesies berevolusi dalam serangkaian langkah-langkah yang tak kelihatan. Menurut gagasan ini, perubahan-perubahan besar yang terjadi selama spesiasi merupakan akibat dari perubahan-perubahan kecil yang tercipta selama rentang waktu yang panjang. Dengan memakai istilah yang lebih formal, makroevolusi merupakan hasil akumulasi mikroevolusi. Pada awal tahun 1970-an, dua ahli paleontologi asal amerika, Niels Eldredge dan Stephen Jay Gould, menantang keyakinan ini. Dengan menarik kesimpulan berdasarkan urutan-urutan fosil, mereka mengajukan bahwa evolusi berjalan melalui serangkaian lompatan, bukan merupakan perubahan yang tetap. Usulan ini dikenal sebagai teori lompatan dalam evolusi (saltation) atau kesetimbangan yang terselingi (punctuated equilibrium). Dalam pandangan ini, makroevolusi adalah proses-proses yang terpisah dari penyesuaian rutin yang dihasilkan oleh seleksi alam. Pada tahun 1981, sebuah kajian yang dilakukan di Afrika tampaknya mendukung teori evolusi dengan selingan lompatan ini. Kajian ini menunjukkan adanya lompatan-lompatan mendadak dalam evolusi moluska air tawar. Rekaman fosil memperlihatkan setidaknya dua titik yang pada masing-masing kisaran keseluruhan spesies mendadak tergantikan oleh bentuk-bentuk baru. Kemudian terlihat bahwa awal dan ujung zaman-zaman dalam geologi ternyata merekam suatu lompatan dalam diferensiasi spesies; misalnya pada Cambrian explosion, kepunahan massa pada ujung Perem, dan pada ujung Kapur. Pendapat seperti yang dikemukakan Pak Dody disebut gap theory dalam mengartikan muatan sains di dalam saat-saat penciptaan di Kitab Kejadian (Genesis). Terdapat jurang yang mahalebar antara Kejadian 1:1 (Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi) dengan Kejadian 1:2 (Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya...). Penganut gap theory mengatakan bahwa ada sekian waktu yang sangat lama antara Kejadian 1:1 dengan Kejadian 1:2 tersebut. Ada malapetaka sebelum masuk Kejadian 1:2. Sesudah itu, baru penciptaan dimulai, diciptakan lagi seluruhnya sampai akhirnya manusia. Tetapi, Kitab Kejadian bukanlah buku sains; sehingga di antara keduanya (Alkitab dan Sains) tak mesti saling cocok-mencocokkan, atau saling salah-menyalahkan. Dalam teori evolusi, kepunahan massa pada 13.000 tahun yang lalu adalah mekanisme selingan gradualitas evolusi yang akan menyebabkan lompatan diversifikasi spesies sesudahnya. Kepunahan massa 13.000 tahun yang lalu hanya memunahkan hewan2 besar dan sebagian manusia di Eropa Utara dan Amerika Utara; buaian peradaban di Afrika dan Asia tak terganggu. Tak ada penciptaan baru. Gajah yang kita kenal sekarang bukan berasal dari mammoth, ia cabang yang berbeda dalam pohon evolusi. salam, awang dody darmawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Jika memang periodical kepunahan massal itu terjadi berarti teori evolusi yang menyebabkan diversifikasi kehidupan fauna di bumi ini menjadi diragukan. Bila dilihat dari segi teori evolusi manusia makanya terdapat missing link antara manusia modern dengan manusia purba karena dengan adanya kepunahan massal 13000 tahun yang lalu itu juga kemungkinan memusnahkan manusia-manusia purba, sehingga ketika Nabi Adam a.s turun ke bumi kehidupan sudah pulih dan Tuhan memang sudah menciptakan kembali fauna-fauna baru di bumi yang sudah pulih dari kehancuran tersebut. Sebelumnya saya pikir mungkin manusia purba ini punah karena mereka kalah oleh bersaing (dibunuh) oleh keturunan adam. Tapi setelah adanya teori kepunahan tersebut berarti memang manusia modern tidak pernah berasal atau bertemu dengan manusia purba. Salam, Dody D D1F88109 --- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Penyebab kepunahan mammoth, binatang besar lainnya dan manusia zaman batu pada 13.000 tahun yang lalu (Ya years ago) merupakan salah satu perdebatan seru dalam sains. Tiga penyebab kepunahan mammoth yang selama ini sering didiskusikan meliputi : perburuan yang berlebihan, perubahan iklim, dan munculnya virus yang mematikan. Hasil penelitian tim riset internasional (Amerika, Belanda, Hongaria) yang baru-baru ini dipublikasi dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (Agustus, 2007), Discover Magazine (Agustus, 2007), Jurnal Inside
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Extra-Terrestrial Impact for Mass Extinction 13,000 Ya
Walaupun bukunya diberi judul Asal-Muasal Spesies (The Origin of Species), Darwin relatif tidak banyak menyinggung tentang bagaimana spesies baru itu muncul. Ketika ia melakukannya, ia memfokuskan diri terutama kepada apa yang disebut sebagai 'evolusi vertikal'. Kini, kita mengetahui lebih baik daripada Darwin soal spesiasi. Spesies baru dapat berevolusi dengan dua cara yang berbeda. Pada evolusi vertikal, atau 'anagenesis', suatu spesies secara bertahap menjadi begitu berbeda dari bentukan awalnya sehingga pada akhirnya suatu spesies baru tercipta. Bentuk kedua yang lebih umum terjadi adalah 'kladogenesis'. Proses ini terjadi ketika suatu spesies awal mulai mengalami percabanyan menjadi sejumlah galur genetik yang berbeda, yang pada akhirnya setiap galur akan menghasilkan spesies yang berbeda. Agar suatu spesies asli mengalami pemisahan, galur-galur yang terpisah haruslah terisolasi dalam cara yang dapat mencegah mereka saling kawin. Mekanisme isolasi yang paling jelas adalah penghalang fisik seperti pegunungan tinggi atau lautan luas yang akan mencegah aliran genetik di antara galur-galur yang ada. Ini yang kita sebut sebagai 'spesiasi alopatrik' - yaitu spesiasi melalui barier geografi. Bisa terjadi juga isolasi reproduktif ketika masing2 spesies berkembang secara lain sehingga tak saling mengawini, ini kita sebut 'spesiasi simpatrik' Spesiai simpatrik masih merupakan suatu hal yang kontroversial. Percobaan2 dengan lalat buah (pasti ingat Drosophyla melanogaster ini) menunjukkan bahwa preferensi kawin dapat memicu terjadinya seleksi yang mengacaukan pada populasi2 simpatrik. Pada fauna2 yang sederhana macam protozoa memang mekanisme evolusinya lain, tak semudah melihat spesiasi pada fauna2 yang lebih tinggi tingkatannya. Laju spesiasi pada hewan2 sederhana ini juga sangat lambat sehingga spesiasi seolah tak terjadi. Protozoa zaman Kambrium kelihatannya masih sama dengan protozoa zaman sekarang. Tetapi semakin tinggi tingkat fauna, semakin terlihat spesiasinya, juga dalam tinggalan2 fosilnya. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Kepunahan massal yang sering dipahami adalah kejadian dalam satu periode lama untuk keseluruhan permukaan bumi alam satu waktu mak BREG. Namun yang saya pahami sekarang setelah melihat teori evolusi dan belajar sequence stratigrafi adalah kepunahan massal seluruh bumi tetapi tidak mak BREG, sekali gus. Kepunahan ini seperti 'arak-arakan awan' yang mengelilingi bumi memunahkan banyak sekali sepesies tetapi masih memebrikan ruang untuk berlari atau bersembunyi dari kejaran kepunahan. Hmmm main petak umpet dengan kepunahan. Kalau dalam rekaman geologi sebenarnya hal ini mudah diikuti, karena kalau kita tahu proses sedimentasi dan erosi saja, maka ketika melihat erosi regional bukan berarti tidak ada sedimentasi sama sekali. Proses sedminetasi itu tetap saja terjadi ketika hampir semua permukaan dibumi ini sedang mengalami proses erosi. Namun dalam rekaman geologi nantinya kita akan melihat sebuah GAP yang besar. seolah-olah pada periode itu tidak ada sedimentasi sama sekali. Demikian juga dengan mahluk hidup. Pada saat terjadi proses mass extinction ini akan ada ruang untuk organisme tetap survive. Memang yang sulit ketika menghubungkan dengan rekaman batu dan fosil atau preserved rock and fossil, seringkali menjumpai sesuatu yg hilang GAP (tak terekam). Karena tak terekam ini ini sering dipakai sebagai Loncatan. Spesiasi sendiri merupakan salah satu mekanisme evolusi yang tidak unique. Bermacam-macam mekanisme dapat membentuk spesiasi. Dahulu waktu kecil aku masih ingat guru menjelaskan bahwa menarik pasangan untuk kawin merupakan salah satu mekanisme evolusi. Kumbang yang jelek tidak akan menarik pasangannya dengan menyebar-bau-bauan, sehingga si jelek dan apek ini menjadi sulit berkembang. Tetapi ternyata dilain pihak daya tarik kumbang ini juga menarik predatornya juga. Artinya sesuatu yang bagus untuk seleksi alam, juga ada ancaman untuk kepunahan. Dan mekanisme ini hanya ada untuk binatang yang moderen/kompleks yang sudah memiliki genital, binatang yang sederhana tentunya tidak memiliki mekanisme evolusi yang ini, kan ? just my 2 rupiah :) RDP On 10/11/07, Awang Satyana wrote: Pak Dody, Teori evolusi tidak terganggu dengan adanya kepunahan masal yang rutin terjadi sepanjang sejarah Bumi. Kalau hanya mengacu kepada prinsip evolusi gradualisme yang dikemukakan Darwin pada 1859 memang kita susah menerima kepunahan massa sebagai paralel dengan gradualisme ala evolusi. Dalam geologi, evolusi gradual adalah uniformitarianisme, sedangkan kepunahan masal adalah katastrofisme. Dua-duanya terjadi dalam sejarah Bumi, dua-duanya aktual (aktualisme). Maka, evolusi pun sebenarnya terjadi melalui gradualisme, tetapi pada beberapa zaman diselingi katastrofisme. Kebanyakan ahli biologi memang masih memegang pandangan gradualitas versi Darwin yang menyatakan bahwa spesies berevolusi
[iagi-net-l] Extra-Terrestrial Plate Tectonics (was : Darimana asalnya air ?)
Bumi memang unik di Tata Surya. Selain ia membawa kehidupan, planet ini kaya air, dan sangat aktif secara tektonik. Kapan2 kita bisa mendiskusikan bahwa tripartit ini : tektonik aktif-air-kehidupan saling berhubungan erat. Ingat saja bahwa kehidupan awal sering bermula dari wilayah yang secara tektonik aktif. Bentuk-bentuk mirip manusia (hominid) ditemukan di sepanjang Lembah Retakan Besar di Afrika Timur. Lembah ini merupakan wilayah aktif pemisahan lempeng di tengah benua. Atau, kita ingat saja bentuk2 organisme primitif termofil (suka akan panas) yang ditemukan di pematang tengah lautan (mid-oceanic ridge) di mana magma menyembur yang merupakan wilayah aktif pemisahan lempeng di tengah lautan. Prima causa semua ini adalah air (dalam segala bentuknya). Di mana ada air, di situ tektonik akan aktif, di situ pula kehidupan subur berkembang. Sirkulasi konveksi di mantel Bumi terjadi karena banyak air di situ. Sekali ada sirkulasi di mantel, tektonik dijamin aktif, kehidupan pun berkembang. Dari Mars kita belajar, ketika air menghilang, sirkulasi mantel berhenti, tektonik non-aktif, kehidupan pun sirna. Apakah ada plate tectonics di planet-planet luar Bumi (extra-terrestrial plate tectonics) ? Itu adalah pertanyaan yang telah tiga puluh tahun lebih mengganggu para ilmuwan. Karena kemajuan teknologi angkasa luar, untuk mencari jawaban atas pertanyaan ini telah banyak wahana angkasa luar ditugaskan mengamati dari jauh bahkan mendarat di planet2 dan satelit2 mirip Bumi. Pengamatan difokuskan ke benda-benda langit ini : Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Io, dan Ganymede. Dua nama terakhir adalah dua bulan Yupiter (dari 16 lebih) sang raksasa di Tata Surya. Kecurigaan keberadaan plate tectonics akan bermula dari aktivitas volkanik yang membentuk busur gunungapi (di Bumi kita telah memahaminya dengan baik). Aktivitas volkanik memerlukan sumber panas dari dalam (internal heat). Aliran sirkulasi panas inilah yang merupakan bahan bakar plate tectonics. Volkanisme telah memainkan peranan penting dalam sejarah Bulan, Mars, dan mungkin Merkurius; tetapi ukuran mereka yang lebih kecil daripada Bumi mengakibatkan lepasnya panas pada laju yang lebih cepat. Ini mengakibatkan mantel mereka yang mungkin semula cair liat telah benar2 membatu, sehingga secara tektonik Bulan, Merkurius, dan Mars telah non-aktif satu milyar tahun terakhir atau lebih. Pengamatan intensif ditujukan kepada Venus yang dicurigai tektoniknya mungkin masih aktif. Pada tahun 1979, wahana Pioneer mengukur belerang dalam kadar tinggi di lapisan atmosfer bagian atas planet ini. Belerang ini kemudian menurun kadarnya pada beberapa tahun berikutnya. Pengamatan ini menunjukkan bahwa belerang berkadar tinggi pada tahun 1979 mungkin dihasilkan oleh peristiwa katastrofik semacam letusan volkanik. Pada tahun 1990, citra radar yang dibuat dan dikirimkan wahana Magellan menunjukkan keberadaan semacam busur volkanik yang sejajar dengan semacam busur lain yang mirip busur palung di Bumi. Semacam pasangan busur volkanik-palung ini mirip busur volkanik-palung Aleut di antara Siberia dan Alaska. Saya ada gambarnya, tetapi kita bisa juga menafsirkan itu impact crater yang besar karena pola sebenarnya bukan hanya membusur tetapi melingkar. Venus sebenarnya beralasan kalau punya gejala plate tectonics sebab di Tata Surya ukurannya dan komposisinya mirip Bumi (diameter Venus : 12.000 km, Bumi : 12.756 km; densitas Venus : 5,2 g/cc, Bumi 5,5 g/cc). Panasnya tidak akan hilang secepat Bulan, Merkurius, dan Mars. Berdasarkan citra2 Magellan, topografi Venus menunjukkan aktivitas tektonik yang bisa ditafsirkan sebagai hasil gerak (lempeng ?) divergensi atau konvergensi. Beberapa wilayah terangkat bahkan menunjukkan kemungkinan adanya mantle plume yang naik. Tetapi, Venusian tectonics bukanlah plate tectonics. Topografi seluruh permukaan Venus tak menunjukkan bahwa litosfernya terpecah2 menjadi sejumlah lempeng, tak ada pola2 membusur gunungapi dan palung yang ada di tepi2 lempeng, juga tak ada rangkaian pegunungan mirip mid-oceniac ridge (MOR) di Bumi. Memang Venus punya polatopografi dataran tinggi seperti benua di Bumi yang terbuat dari batuan berdensitas rendah. Tetapi, Venus tak punya lautan karena temperatur permukaannya yang ekstrim (450-500 C, ini cukup panas untuk meleburkan timah hitam di Bumi). Dan, Venus tak punya kerak samudera. Di Bumi, kerak samudera luas mendominasi kerak di Bumi. Di Venus, topografi semacam kerak samudera di Bumi (topografi rendah) hanya setempat-setempat pasti walapun ia kerak samudera punya asal yang berbeda seperti asal kerak samudera di Bumi yang dihasilkan dari MOR. Topografi tinggi (anggap benua) di Venus tidak dibatasi dengan tegas dalam peralihannya ke topografi rendah (anggap kerak samudera) sangat berbeda dengan di Bumi di mana benua2 umumnya tegas ketika beralih ke kerak samudera (batas pinggir benua palung). Ketidakberadaan garis
Re: [iagi-net-l] Selamat Iedul Fitri
Bagi teman2 netter Muslim, selamat merayakan Iedul Fitri 1 Syawal 1428 H, semoga membawa kebahagiaan dan tekad yang baru. Mohon maaf lahir dan batin bila ada kata2/tulisan2 saya yang menyinggung teman2 semua, tentu itu bukan suatu kesengajaan. salam, awang yanto salim [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan rekan semua SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, 1 SYAWAL 1428 H. MOHON MAAF LAHIR BATHIN. yanto salim dan kel. Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! http://id.yahoo.com/ - Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links.
Re: [iagi-net-l] letusan merapi
Secara ringkas, iya memang endapan Merapi lebih banyak terbuang ke sisi barat-baratdaya sepanjang sejarah, seperti uraian di bawah ini. Sedangkan letusan Merapi 2006, lebih banyak terbuang ke sisi selatan baratdaya. Merapi kalau dilihat dari atas udara lebih terbuka lerengnya ke arah barat dan baratdaya menuju Magelang dan Muntilan (Borobudur). Ini di disebabkan di sisi ini tak ada produk endapan volkanik tua. Sementara di sisi selatan, tenggara, timur, timurlaut, utara dan baratlaut, endapan volkanik tuanya masih ada. Ke mana hilangnya endapan volkanik tua ini di sisi ini ? Ada sebenarnya, hanya tertutupi endapan volkanik muda. Mengapa endapan volkanik muda berkonsentrasi di sisi baratdaya dan barat ? Karena inilah wilayah runtuhan lereng Merapi. Bagian yang lebih depresi tentu akan menjadi tempat mengendapnya sedimen yang lebih muda. Runtuhan lereng bagian barat dan baratdaya Merapi ini telah diselidiki lama oleh para ahli geologi sejak zaman Belanda, dan dibahas juga di dalam buku van Bemmelen (1949, cetak ulang 1972). Runtuhan ini disebutnya sebagai tectonic-gravity collapse of Merapi. Van Bemmelen, kalau diamati banyak menggunakan mekanisme tectonic-gravity collapse untuk menerangkan gejala2 geologi di Indonesia sebagai kompensasi isostatik atas suatu pengangkatan tektonik atau volkanik. van Bemmelen pada tahun 1943 bahkan mengajukan sebuah argumen bahwa runtuhnya lereng barat-baratdaya Merapi ini terjadi pada zaman sejarah, yaitu pada 1006 AD, bersamaan dengan terjadinya letusan katastrofik Merapi. Endapan letusan hebat ini telah mengubur Borobudur dan candi2 lainnya di Mataram dan telah membuat kerajaan Hindu/Budha Mataram mundur lalu penerusnya pindah ke Jawa Timur. Tahun 2006 yang lalu, diadakan Volcano International Gathering di Yogyakarta dengan mengundang pakar2 gunungapi dan yang berhubungan di seluruh dunia untuk berseminar sekaligus memperingati 1000 tahun letusan Merapi katastrofik 1006 AD. Benarkah Merapi meletus hebat sekali pada 1006 AD dan meruntuhkan lereng barat-baratdayanya, mengubur candi2 Budha dan Hindu di sekitarnya dan menghabisi Kerajaan Mataram ? Menarik mengkaji disertasi doktor Sri Mulyaningsih (UPN-ITB) tentang hal ini yang mendasarkan penelitiannya kepada pentarikhan karbon-14 pada banyak endapan volkanik Merapi terutama di sisi selatan Merapi. Juga, menarik mempelajari makalah dari Andreastuti et al. (2000) di Journal Volcanology and Geothermal Reserach, vol. 100, p. 51-67 yang mempelajari endapan2 Merapi berdasarkan studi tephrologi (tephra = endapan piroklastik), atau dari Newhall et al (2000) di jurnal yang sama. Andreastuti et al.(2000) menafsirkan bahwa suatu letusan besar Merapi terjadi pada 1112 +/- 73 tahun BP (before present) (870-1003 AD). Newhall et al.(2000) menemukan tiga letusan besar Merapi terjadi pada 940 AD, 1080 AD, dan 1180 AD. Berdasarkan korelasi dan pentarikhan karbon-14, Sri Mulyaningsih (2005) menemukan sembilan letusan (besar) Merapi pernah terjadi di antara tahun 1006 AD, tahun yang dimunculkan van Bemmelen (1949), yaitu pada : 878-880 AD, 940 AD, 960 AD, 990 AD, 1020 AD, dan 1080 AD. Kalau dipelajari, ada tiga faktor keberatan Sri Mulyaningsih (2005) atas argumen van Bemmelen (1943, 1949) : (1) tak terjadi letusan besar pada 1006 AD (ini sesuai dengan hasil pentarikhan absolut tefra Merapi dari peneliti2 lain), (2) suatu letusan besar mestinya akan meninggalkan mayat orang, bangkai binatang, atau produk kebudayaan lain di dalam endapannya (saya pikir ini seperti yang ditemukan dalam endapan letusan katastrofik Vesuvius 79 AD yang mengubur kebudayaan di Pompeii dan Herculaneum), (3) Kerajaan Mataram tak pindah ke Jawa Timur sesudah 1006 AD, tetapi pada 928 AD berdasarkan prasasti Sangguran (benar, sebab Mpu Sindok telah memerintah di Jawa Timur - Delta Brantas sejak 929 AD dan saat itu Mataram di Jawa Tengah sudah tak terdengar lagi). Salam, awang Secara ringkas, iya memang endapan Merapi lebih banyak terbuang ke sisi barat-baratdaya sepanjang sejarah, seperti uraian di bawah ini. Sedangkan letusan Merapi 2006, lebih banyak terbuang ke sisi selatan baratdaya. Merapi kalau dilihat dari atas udara lebih terbuka lerengnya ke arah barat dan baratdaya menuju Magelang dan Muntilan (Borobudur). Ini di disebabkan di sisi ini tak ada produk endapan volkanik tua. Sementara di sisi selatan, tenggara, timur, timurlaut, utara dan baratlaut, endapan volkanik tuanya masih ada. Ke mana hilangnya endapan volkanik tua ini di sisi ini ? Ada sebenarnya, hanya tertutupi endapan volkanik muda. Mengapa endapan volkanik muda berkonsentrasi di sisi baratdaya dan barat ? Karena inilah wilayah runtuhan lereng Merapi. Bagian yang lebih depresi tentu akan menjadi tempat mengendapnya sedimen yang lebih muda. Runtuhan lereng bagian barat dan baratdaya Merapi ini telah diselidiki lama oleh para ahli geologi sejak zaman Belanda, dan dibahas juga
Re: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali
Pak Soffian Hadi (ahli geologi anggota BPLS) kemarin kirim sms sbb.: Perilaku Lusi makin jelas seperti geyser, dalam 2 hari terakhir ini kejadian quiet selama 20 menit-150 menit dengan interval 5-8 jam, meskipun (seperti geyser) diawali semburan yang cukup kuat 3-5 meter mud kick Pak Soffian pun membagi info bahwa terdapat kehadiran deuterium yang signifikan, dan berdasarkan rekaman GPR (ground penetrating radar) terbaru terdapat sesar2 baru yang memotong sampai kedalaman 8000-an meter. Sumber air pembawa deuterium diperkirakan berasal dari kedalaman 8000-an meter itu yang terpanasi oleh magma yang statik. Kalau air formasinya habis, maka Lusi akan seperti bledug Kuwu. Info2 di atas menunjukkan perkembangan baru Lusi yang tak pernah menjadi diskusi selama ini. Pendapat sumber air dari 8 km itu masih menjadi diskusi kami. Harus dilakukan analisis air selama ini yang keluar saat diperkirakan berasal dari kedalaman 2 km, dan yang sekarang diperkirakan dari kedalaman 8 km. Kedalaman 8 km di wilayah ini mestinya sudah masuk ke basement; bagaimana ia bisa mengandung air - diferensiasi magmatik ? salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Senin, 15 Okt 2007 * BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali * SIDOARJO - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mencatat aktivitas semburan lumpur panas di Porong berhenti beberapa kali. Fenomena itu masih diselidiki sebagai tanda-tanda atau gejala apa, mengingat terjadi empat kali dalam tiga hari. Menurut Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Achmad Zulkarnain, sejak Kamis (11/10), semburan lumpur berhenti empat kali. Kali pertama terjadi pada Kamis pukul 16.25 WIB sampai 17.50 atau sekitar 85 menit. Semburan berhenti untuk kali kedua pada hari yang sama pukul 22.30 hingga 23.30 atau sekitar 60 menit. Keesokan hari, Jumat (12/10), kata Zulkarnain, semburan juga sempat berhenti pada pukul 10.30 hingga pukul 11.00. Semburan berhenti sampai menjelang salat Jumat. Setelah itu, lumpur menyembur lagi, ujarnya. Kejadian keempat berlangsung pada Sabtu (13/10). Semburan berhenti sekitar pukul 11.05 WIB dan menyembur lagi pukul 11.20 atau sekitar 15 menit. Dia menambahkan, berhentinya aktivitas semburan lumpur panas tersebut diikuti kenaikan kadar gas hydrogen sulfide (H2S) yang mencapai 22 PPM dari batas normal 20 PPM. Selain itu, 71 gelembung (bubble) yang ditemui di berbagai tempat menunjukkan penurunan aktivitas. Mungkin, ada kaitan dengan berhentinya semburan sebanyak beberapa kali itu, ucapnya. Berhentinya aktivitas semburan juga ditandai ritme semburan lumpur yang berbeda. Di pusat semburan, sempat tidak tampak asap yang tinggi maupun gelembung air. Zulkarnain mengatakan, BPLS berencana mendatangkan ahli untuk meneliti lebih lanjut fenomena tersebut. Berhentinya aktivitas semburan itu juga pernah terjadi pada masa Tim Nasional Penanggulangan Lumpur sekitar Februari 2007. Namun, kali ini kejadiannya berulang. Waktu terjadinya pun berdekatan, paparnya. (riq) -- http://rovicky.wordpress.com/ - Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV. Watch previews, get listings, and more!
Re: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali
Ferdi, Pertanyaan bagus, itu juga yang menjadi keraguan saya. GPR punya resolusi kedalaman beberapa meter sampai beberapa ratus meter. Dalam banyak kasus, ia dipakai untuk kedalaman tak lebih dari 200 meter. Resolusi kedalamannya (depth limit) terutama lebih ditentukan oleh materi bawah permukaan yang akan dilalui gelombang elektromagnetiknya. Kalau semuanya granit, depth limit bisa sampai 200 meter. Materi lain punya depth limit yang lebih dangkal. Depth limit bisa diatur dengan pemakaian frekuensinya : lower frequency = greater depth = low resolution, higher frequency = less penetration = high resolution. Frekuensi yang dipakai biasanya 10-1000 MHz. Rule of thumb mengukur kedalaman penetrasi GPR biasanya menggunakan rumus RRE (radar range equation) : Depth = 35/sigma (meter) ; sigma adalah konduktivitas materi di subsurface dalam mS/m. Dengan rumus ini, paling akan didapat kedalaman penetrasi puluhan-ratusan meter. Saya punya hasil rekaman2 GPR untuk beberapa puluh meter di bawah semburan LUSI, memang bagus untuk melihat pola2 retakan dekat permukaan tanah, baik sesar lama maupun baru. Tetapi, saya belum melihat rekaman2 GPR yang dibilang Pak Soffian BPLS dari kedalaman 8000 meter (dalam sekali penetrasinya ?). APa ada jenis GPR baru yang bisa merekam sampai ribuan meter ? Silakan rekan2 geophysicist barangkali punya info. GPR jelas lebih murah dan praktis dibandingkan seismik. Untuk menggantikan seismik ? Saya pikir tidak. Untuk high-res seismik dangkal boleh juga bisa dipikirkan GPR sebagai alternatif. salam, awang kartiko samodro [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Apakah dengan GPR memang bisa memetakan struktur sampai kedalaman 8000 m, dan apakah biayanya lebih murah untuk bisa menggantikan seismic ? On 10/15/07, Awang Satyana wrote: Pak Soffian Hadi (ahli geologi anggota BPLS) kemarin kirim sms sbb.: Perilaku Lusi makin jelas seperti geyser, dalam 2 hari terakhir ini kejadian quiet selama 20 menit-150 menit dengan interval 5-8 jam, meskipun (seperti geyser) diawali semburan yang cukup kuat 3-5 meter mud kick Pak Soffian pun membagi info bahwa terdapat kehadiran deuterium yang signifikan, dan berdasarkan rekaman GPR (ground penetrating radar) terbaru terdapat sesar2 baru yang memotong sampai kedalaman 8000-an meter. Sumber air pembawa deuterium diperkirakan berasal dari kedalaman 8000-an meter itu yang terpanasi oleh magma yang statik. Kalau air formasinya habis, maka Lusi akan seperti bledug Kuwu. Info2 di atas menunjukkan perkembangan baru Lusi yang tak pernah menjadi diskusi selama ini. Pendapat sumber air dari 8 km itu masih menjadi diskusi kami. Harus dilakukan analisis air selama ini yang keluar saat diperkirakan berasal dari kedalaman 2 km, dan yang sekarang diperkirakan dari kedalaman 8 km. Kedalaman 8 km di wilayah ini mestinya sudah masuk ke basement; bagaimana ia bisa mengandung air - diferensiasi magmatik ? salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Senin, 15 Okt 2007 * BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali * SIDOARJO - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mencatat aktivitas semburan lumpur panas di Porong berhenti beberapa kali. Fenomena itu masih diselidiki sebagai tanda-tanda atau gejala apa, mengingat terjadi empat kali dalam tiga hari. Menurut Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Achmad Zulkarnain, sejak Kamis (11/10), semburan lumpur berhenti empat kali. Kali pertama terjadi pada Kamis pukul 16.25 WIB sampai 17.50 atau sekitar 85 menit. Semburan berhenti untuk kali kedua pada hari yang sama pukul 22.30 hingga 23.30 atau sekitar 60 menit. Keesokan hari, Jumat (12/10), kata Zulkarnain, semburan juga sempat berhenti pada pukul 10.30 hingga pukul 11.00. Semburan berhenti sampai menjelang salat Jumat. Setelah itu, lumpur menyembur lagi, ujarnya. Kejadian keempat berlangsung pada Sabtu (13/10). Semburan berhenti sekitar pukul 11.05 WIB dan menyembur lagi pukul 11.20 atau sekitar 15 menit. Dia menambahkan, berhentinya aktivitas semburan lumpur panas tersebut diikuti kenaikan kadar gas hydrogen sulfide (H2S) yang mencapai 22 PPM dari batas normal 20 PPM. Selain itu, 71 gelembung (bubble) yang ditemui di berbagai tempat menunjukkan penurunan aktivitas. Mungkin, ada kaitan dengan berhentinya semburan sebanyak beberapa kali itu, ucapnya. Berhentinya aktivitas semburan juga ditandai ritme semburan lumpur yang berbeda. Di pusat semburan, sempat tidak tampak asap yang tinggi maupun gelembung air. Zulkarnain mengatakan, BPLS berencana mendatangkan ahli untuk meneliti lebih lanjut fenomena tersebut. Berhentinya aktivitas semburan itu juga pernah terjadi pada masa Tim Nasional Penanggulangan Lumpur sekitar Februari 2007. Namun, kali ini kejadiannya berulang. Waktu terjadinya pun berdekatan, paparnya. (riq) -- http://rovicky.wordpress.com/ - Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV. Watch previews, get listings
Re: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali
yang akan menyebabkan banjir limpahan pada bagian tanggul yang turun. Salam RDP On 10/15/07, kartiko samodro wrote: Pak Awang, Apakah dengan GPR memang bisa memetakan struktur sampai kedalaman 8000 m, dan apakah biayanya lebih murah untuk bisa menggantikan seismic ? On 10/15/07, Awang Satyana wrote: Pak Soffian Hadi (ahli geologi anggota BPLS) kemarin kirim sms sbb.: Perilaku Lusi makin jelas seperti geyser, dalam 2 hari terakhir ini kejadian quiet selama 20 menit-150 menit dengan interval 5-8 jam, meskipun (seperti geyser) diawali semburan yang cukup kuat 3-5 meter mud kick Pak Soffian pun membagi info bahwa terdapat kehadiran deuterium yang signifikan, dan berdasarkan rekaman GPR (ground penetrating radar) terbaru terdapat sesar2 baru yang memotong sampai kedalaman 8000-an meter. Sumber air pembawa deuterium diperkirakan berasal dari kedalaman 8000-an meter itu yang terpanasi oleh magma yang statik. Kalau air formasinya habis, maka Lusi akan seperti bledug Kuwu. Info2 di atas menunjukkan perkembangan baru Lusi yang tak pernah menjadi diskusi selama ini. Pendapat sumber air dari 8 km itu masih menjadi diskusi kami. Harus dilakukan analisis air selama ini yang keluar saat diperkirakan berasal dari kedalaman 2 km, dan yang sekarang diperkirakan dari kedalaman 8 km. Kedalaman 8 km di wilayah ini mestinya sudah masuk ke basement; bagaimana ia bisa mengandung air - diferensiasi magmatik ? salam, awang Rovicky Dwi Putrohari wrote: Senin, 15 Okt 2007 * BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali * SIDOARJO - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mencatat aktivitas semburan lumpur panas di Porong berhenti beberapa kali. Fenomena itu masih diselidiki sebagai tanda-tanda atau gejala apa, mengingat terjadi empat kali dalam tiga hari. Menurut Humas Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) Achmad Zulkarnain, sejak Kamis (11/10), semburan lumpur berhenti empat kali. Kali pertama terjadi pada Kamis pukul 16.25 WIB sampai 17.50 atau sekitar 85 menit. Semburan berhenti untuk kali kedua pada hari yang sama pukul 22.30 hingga 23.30 atau sekitar 60 menit. Keesokan hari, Jumat (12/10), kata Zulkarnain, semburan juga sempat berhenti pada pukul 10.30 hingga pukul 11.00. Semburan berhenti sampai menjelang salat Jumat. Setelah itu, lumpur menyembur lagi, ujarnya. Kejadian keempat berlangsung pada Sabtu (13/10). Semburan berhenti sekitar pukul 11.05 WIB dan menyembur lagi pukul 11.20 atau sekitar 15 menit. Dia menambahkan, berhentinya aktivitas semburan lumpur panas tersebut diikuti kenaikan kadar gas hydrogen sulfide (H2S) yang mencapai 22 PPM dari batas normal 20 PPM. Selain itu, 71 gelembung (bubble) yang ditemui di berbagai tempat menunjukkan penurunan aktivitas. Mungkin, ada kaitan dengan berhentinya semburan sebanyak beberapa kali itu, ucapnya. Berhentinya aktivitas semburan juga ditandai ritme semburan lumpur yang berbeda. Di pusat semburan, sempat tidak tampak asap yang tinggi maupun gelembung air. Zulkarnain mengatakan, BPLS berencana mendatangkan ahli untuk meneliti lebih lanjut fenomena tersebut. Berhentinya aktivitas semburan itu juga pernah terjadi pada masa Tim Nasional Penanggulangan Lumpur sekitar Februari 2007. Namun, kali ini kejadiannya berulang. Waktu terjadinya pun berdekatan, paparnya. (riq) -- http://rovicky.wordpress.com/ - Catch up on fall's hot new shows on Yahoo! TV. Watch previews, get listings, and more! -- http://rovicky.wordpress.com/ JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list
Re: [iagi-net-l] Re: BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali
Pengukuran kadar deuterium mestinya merupakan pengukuran rutin sehingga BPLS tahu kalau ada penambahan signifikan unsur ini di air LUSI dalam seminggu terakhir. Sumur Porong menembus puncak batugamping yang menjadi targetnya di kedalaman 8482 feet, sampai ke TD-nya di 8659 feet masih di batugamping tersebut. Dari isotop strontium yang dilakukan di puncak batugamping kita tahu bahwa batugamping itu bukan Kujung I tetapi lebih muda, yaitu batugamping bagian atas Miosen Bawah (sekitar 16 Ma; kira2 ekivalen dengan batugamping Tuban/Mudi di area JOB PetroChina East Java atau bahkan Rancak di wilayah Kodeco West Madura. Isotop Sr juga dilakukan di sedimen klastik tepat di atas batugamping (ekivalen dengan batupasir tebal di Banjar Panji-1), dan umurnya loncat ke sekitar 5 Ma. Berarti tinggian Porong lama tak mendapatkan sedimentasi setelah batugamping itu diendapkan di atasnya. Rumpang umurnya 11 juta tahun - bukan main2. Isotop Sr tak dilakukan di TD Porong-1 sehingga kita tak tahu apakah sudah masuk ke batugamping Kujung I atau belum. Batugamping yang ditembus Porong-1 tak sampai 200 feet. Kalau TD Porong-1 8659 feet masih di batugamping dan ini adalah old high, mengacu ke model2 pertumbuhan batugamping reef di tinggian2 terisolasi di Jawa Timur (saya pernah berikan gambar2nya ke Pak Rovicky) maka di bawah batugamping ini akan CD limestone lalu langsung basement. Tak ada Ngimbang. Dari data seismik, mungkin top Basement di Porong akan tercapai sebelum 10.000 feet, atau sebelum 3500 meter maksimum. Nah, berdasarkan hal ini maka saya berpendapat bahwa kedalaman 8000 meter (26.000 feet Lebih) seperti kita diskusikan itu jelas sudah masuk jauh ke dalam basement. Posisi LUSI masih di trend BD-Porong High, jadi ia masih di jalur tinggian. Ke utaranya jelas ada low area, bagian dari Ngimbang Deep. Di sini bisa ada synrift sediments Ngimbang klastik yang absen di wilayah tinggian; tetapi saya pikir basement di sini tetap tak akan sampai sedalam 26.000 ft. Jadi, tak ada synrift sediments di bawah LUSI yang akan terpengaruh sistem hidrotermal Penanggungan atau kompleks AWA (Anjasmoro, Welirang, Arjuno) sebab ini tinggian; synrift sediments berkembang ke utaranya, tetapi ini berarti akan semakin menjauhi jalur volkanik yang akan mengkontribusi sistem hidrotermal. Kita tunggu saja analisis deuterium lengkap untuk mengetahui asalnya, kata Pak Soffian, butuh dua bulan untuk mendapatkan analisis lengkap. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah deutrium analysis ini hasil monitor sejak dahulu atau baru dulakukan saat ini ? Kalau memang dulu diketahui dari yg dangkal kmudian skrg dr yang dalam dengan metode yg sama saya mungkin bisa ngikuti pemikiran itu. Tapi kalau baru dilakukan saat ini saja barangkali percampuran sumber dangkal (+mud) saat ini sudah berkurang. Memang sulit kalau data sepotong2 dipakai utk analisa kontinyu. Hasilnya kurang mateb. Di sumur porong-1 kedalaman Top Kujung sekitar 8000-an, ya ? Brarti basement dibawah itu lagi ? Kalau karbonate (reef) pada satu tinggian apakah tidak mungkin ada low area sekitarnya ? Rdp On 10/16/07, Awang Satyana wrote: Pak Rovicky, Regional setting LUSI ini ada di tinggian basement Porong-BD di tepi selatan Kendeng Deep. Kedalaman 8000 meter (26.240 ft) di sebuah tinggian di Jawa Timur pasti sudah masuk ke basement. Kecuali kalau LUSI ini terjadi di tengah2 Kendeng Deep, kedalaman 26.000 ft lebih masih belum tentu masuk ke basement, walaupun sumur Jeruk-1 (Santos), sumur terdalam di Jawa Timur di Selat Madura (terusan Kendeng Deep) pada kedalaman 15.000 ft menembus Kujung (tapi sumur Jeruk masih di lereng utara Porong-BD ridge). Berapa kedalaman basement di tepi selatan Kendeng Deep atau tinggian Porong-BD dan berapa kedalamannya di tengah Kendeng Deep bisa kita modelkan sebab data gayaberatnya lengkap. Kedalaman 8000 meter di sekitar LUSI mestinya sudah jauh masuk ke basement. Kandungan deuterium yang naik signifikan di air LUSI dan perkiraan sumber air dari kedalaman 8000 meter (berdasarkan GPR) itu adalah data baru. Air yang selama ini keluar tak dilaporkan mengandung deuterium secara signifikan dan sumber airnya dari sekitar kedalaman 2000 meter. Ini yang volumenye banyak. Jadi,akhir2 ini kelihatannya ada penggantian pasokan air yang baru. Air dari sedimen dangkal (batupasir) atau air hasil perubahan diagenesis ilitisasi mineral lempung mungkin sudah mau habis, lalu digantikan air dari kedalaman 8000 meter yang banyak mengandung deuterium. Infonya baru sepotong2 jadi sulit menafsirkannya. Mestinya temperatur air baru ini lebih panas sebab dari sumber lebih dalam. Kalau volumenya sedikit ya wajar saja sebab dalam pandangan ini air tersebut bisa dari hasil diferensiasi magmatik (kalau benar dari kedalaman 8000 meter). Kalau ia masih menyemburkan lempung dan lumpur ya wajar juga sebab ini semacam caving di retakan konduit yang dibawa air saat melaluinya untuk
Re: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali
Air yang selama ini keluar di LUSI kita pikirkan dikontribusi oleh (1) lapisan batupasir tebal yang di BJP-1 ditembus dari kedalaman 6100 ft sampai mendekati TD sumur di sekitar 9200 ft, (2) lapisan lempung di kedalaman yang lebih dangkal dari 6000 ft melalui proses dehidrasi pada saat terjadi perubahan diagenesis dari smektit ke ilit (ilitisasi). Alternatif ke-2 kalau LUSI merupakan sistem elisional (seperti semua sistem rapid sedimentation, diapir, mud volcano, yang terkompresi, dan punya gradien geotermal yang lumayan) bisa lebih tepat. Sebab air dehidrasi dari clayey series merupakan penggerak utama sistem elisional. Di lapisan shale yang smektitnya berubah menjadi illite akan ada interlayer water hasil dehidrasi perubahan diagenetik ini. Lalu air ini akan ke luar menuju ke tekanan yang rendah (misalnya permukaan) kalau top seal yang ada di dalam lapisan shale ini dihilangkan oleh proses transformasi ini, atau retak oleh proses tektonik. Berdasarkan anlisis XRD pada mineral lempung di BJP-1 mineralogi lempung/shale di wilayah ini pada kedalaman 2000-6000 ft didominasi oleh kaolinit-smektit-ilit. Di kedalaman 3600-5300 feet illit secara sistematik bertambah banyak, bisa ditafsirkan telah terjadi ilitisasi yang menghasilkan dehydrated water. Dalam proses ini 1m3 lempung bisa menghasilkan 0.35 m3 air. Nah, dengan data seismik bisa dihitung berapa banyak volume air yang dihasilkan oleh proses transformasi lempung ini di bawah LUSI. salam, awang Franciscus B Sinartio [EMAIL PROTECTED] wrote: Vick, Gimana kalau air nya dari shale yang ter press itu? fbs - Original Message From: Rovicky Dwi Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, October 15, 2007 10:14:32 PM Subject: Re: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali Penemuan deutrium yang sangat menarik Pak Awang. Indikasi sumber air dari kedalaman 8000m ini bukannya tidak pernah didiskusikan. Tetapi sebenarnya sudah saya modelkan dalam Detak-detak kelahiran Lusi http://rovicky.wordpress.com/2007/04/03/detak-detak/ . Dan waktu demi waktu akhirnya aku semakin yakin bahwa detak-detak kelahiran Lusi ini dapat dipakai sebagai hipotesa untuk memperkirakan 'what next ?'. Hubungan sekuensial ketika terjadi intermitten flow (semburan terbatuk-batuk), dan amblesan setempat/differential subsidence (banjir), semakin membuat aku yakin bahwa kejadian ini memang semestinya harus ditangani secara scientific dengan baik. Bukan sekedar dengan penelitian seadanya. Saya setuju dengan pendapat ADB dahulu bahwa yang paling pantes menangani segi penelitian ilmiahnya adalah BPPT. Sehingga dengan misi saintific ini data akan dapat terbuka kepada siapa saja yang berminat meneliti. Dan akan mempermudah scientist-saintis memperoleh data untuk diteliti dengan lebih intensif. Air dari kedalaman 8000 m. Aku sendiri tidak berpikir bawa di kedalaman 8000 ini sudah masuk ke basement. Saya memperkirakan adanya sedimen dibawah Kujung, atau paling tidak ada sub cekungan (syn-rift) yang menjadi wadah penampung air. Dalam model Detak-detak kelahiran Lusi aku sebut di dalam model itu sebagai potential hydrothermal reservoir. Menurut pendapatku, jumlah air yang sangat banyak ini sangat sulit kalau disebabkan oleh diffesential magmatik. Mungkin saja akan ada fraksi-fraksi differential magmatik sebagai pembentuk air (wah ini menjadi info baru tentang dari mana asalnya air ya ?), namun fraksi terbesarnya kemungkina adanya wadah (reservoir) tempat penyimpanan air dibawah sana. Kalau gejalanya akhirnya menjunjukkan geyser saja (hanya uap air yang keluar), yang perlu diperhatikan adalah debit. BIsa saja kalau geyser ini merupakan siklus tertutup dari Gunung Penanggungan, maka proses ini menjadi lebih mudah dikontrol. (seperti dugaan Detak-detak kelahiran Lusi. Namun kalau material yang keluar masih bercampur lempung dan material padat lainnya, maka kondisi batuk-batuk ini perlu dicermati karena kemungkinan akan terjadi amblesan lagi yang akan menyebabkan banjir limpahan pada bagian tanggul yang turun. Salam RDP On 10/15/07, kartiko samodro wrote: Pak Awang, Apakah dengan GPR memang bisa memetakan struktur sampai kedalaman 8000 m, dan apakah biayanya lebih murah untuk bisa menggantikan seismic ? On 10/15/07, Awang Satyana wrote: Pak Soffian Hadi (ahli geologi anggota BPLS) kemarin kirim sms sbb.: Perilaku Lusi makin jelas seperti geyser, dalam 2 hari terakhir ini kejadian quiet selama 20 menit-150 menit dengan interval 5-8 jam, meskipun (seperti geyser) diawali semburan yang cukup kuat 3-5 meter mud kick Pak Soffian pun membagi info bahwa terdapat kehadiran deuterium yang signifikan, dan berdasarkan rekaman GPR (ground penetrating radar) terbaru terdapat sesar2 baru yang memotong sampai kedalaman 8000-an meter. Sumber air pembawa deuterium diperkirakan berasal dari kedalaman 8000-an meter itu yang terpanasi oleh magma yang statik. Kalau air formasinya habis, maka Lusi akan seperti bledug
Re: [iagi-net-l] Re: BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali
Pak Rovicky, Iya 8000 meter alias 26.240 feet, saya sampai kirim sms balik ke Pak Soffian BPLS apa benar 8000 meter dan bukan 8000 feet ? Ini sms saya : mas Soffian, 8000 m atau 8000 ft ? TD sumur BJP-1 gak sampai 3000 m, dan dari seismik tak kelihatan ada retakan sesar sedalam 8 km; bagaimana air dr kedalaman 8 km bisa ke permukaan kalau tak ada konduitnya ? Dijawab dengan tegas oleh Pak Soffian sbb. : 8000 METER !!!, di sini menariknya, conduitnya terbentuk barusan, di surface reaktivasi sesar, pembentukan lipatan baru jelas terlihat dari data GPR, dan masih bergerak Saya minta data digitalnya kalau ada, kebetulan belum ada, masih hard copy di Badan Geologi. Saya tak yakin deuterium bisa menunjukkan dengan langsung berasal dari kedalaman berapa. BPLS hanya menemukan deuterium naik, terus ada data GPR yang menunjukkan ada konduit baru sampai kedalaman 8000 meter; maka ditafsirkan bahwa air LUSI mengandung deuterium itu dari 8000 meter. Seperti e-mail saya buat Ferdi, saya meragukan kalau GPR bisa meresolusi sampai 8 km. Dalam hidrogeologi, untuk melacak asal air, pengukuran variasi keberlimpahan deuterium harus dibersamakan dengan analisis stable heavy oxygen isotopes oksigen 17 dan oksigen 18. Air hujan (meteoric water) kaya akan semua isotop ini sebagai fungsi temperatur lingkungan di mana air hujan turun (jadi pengayaan ini berhubungan dengan mean latitude). Pengayaan relatif isotop2 ini (dibandingkan dengan mean ocean water), ketika diplot terhadap temperatur, berkurang pengayaannya mengikuti trend line GMWL (global meteoric water line). Plotting ini bisa membantu kita menentukan asal sampel air (dari latitude berapa). Maka, kelihatannya analisis2 yang ada lebih menunjukkan ke sebaran lateral (latitude) bukan depth. Deuterium juga mengaya dalam sistem hidrotermal magmatik. Ini yang mungkin untuk kasus LUSI sebab siklus hidrotermal bisa terjadi antara Penanggungan LUSI dan kompleks Arjuno. Tetapi dari kedalaman 8000 meter saya pikir tak terhubung langsung. Mungkin saja itu diturunkan dari plot temperatur air tersebut di permukaan, dihubungkan dengan gradien geotermal, setelah memperhitungkan penurunan temperatur dalam perjalanan ke permukaan. Tak ada data temperatur air deuterium tersebut, tetapi bisa ditanyakan lagi. Mestinya air dari kedalaman 8000 meter (kalau benar) bisa minimal 4x lebih panas dari air LUSI selama ini yang diperkirakan dari kedalaman 2000 meter. Tetapi, apa mungkin ? Tinggian2 basement terisolasi berarah BD-TL di Jawa Timur itu sebenarnya menunjukkan rifted basement saat terjadi rifting di depan jalur volkanik earliest Tertiary-Eocene (kalau ada - meragukan arc ini ada) akibat roll back. Jadi, memang ini wilayah kerak akresi (prisma akresi). Pada umur itu terjadi perlambatan konvergensi di mana2 di Indonesia Barat. Perlambatan konvergensi akan membuat kerak oseanik yang menunjam di bawah Sumatra dan Jawa menunjam lebih curam atau rolll-back. Akibat roll back, kerak akresi di depannya akan rifting menuju wilayah konvergensi - membuka. Bisa saja ada air laut umur tua (Eocene paling muda) yang terjebak di wilayah ini. Air ini juga yang mungkin memberikan fluiditas magma pada periode2 berikutnya saat tinggian2 basement ini overlapping dengan jalur volkanik Oligo-Miosen, Mio-Pliosen, dan Kuarter. Saya barusan mengecek data analisis air LUSI hasil semburan 2006, deuterium dan isotop oksigen 17 dan oksigen 18-nya masih depleted; saat ini dilaporkan enriched, berarti memang ada sumber baru. Hanya harus ditafsirkan dengan hati2 dari mana sumbernya dan menggunakan data yang valid. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Wupsst sorry aku pikir 8000 ft, ternyata 8000 meter ya ? Wah ini bener-bener penemuan baru donk. Btw, Pak Awang bisa crita bagaimana dengan deutrium dapat memperkirakan bahwa air berasal dari kedalaman itu ? Apakah deutrium terbentuk pada kedalaman tertentu ? Pak Awang, apakah mungkin basement core dari Jawa Timur ini tersusun oleh prism accretion dimana mungkin saja ada air yang terjebak disitu ? RDP On 10/16/07, Awang Satyana wrote: Pengukuran kadar deuterium mestinya merupakan pengukuran rutin sehingga BPLS tahu kalau ada penambahan signifikan unsur ini di air LUSI dalam seminggu terakhir. Sumur Porong menembus puncak batugamping yang menjadi targetnya di kedalaman 8482 feet, sampai ke TD-nya di 8659 feet masih di batugamping tersebut. Dari isotop strontium yang dilakukan di puncak batugamping kita tahu bahwa batugamping itu bukan Kujung I tetapi lebih muda, yaitu batugamping bagian atas Miosen Bawah (sekitar 16 Ma; kira2 ekivalen dengan batugamping Tuban/Mudi di area JOB PetroChina East Java atau bahkan Rancak di wilayah Kodeco West Madura. Isotop Sr juga dilakukan di sedimen klastik tepat di atas batugamping (ekivalen dengan batupasir tebal di Banjar Panji-1), dan umurnya loncat ke sekitar 5 Ma. Berarti
[iagi-net-l] Gunung Kelud Berstatus AWAS (mulai Selasa 16 Oktober 2007 pukul 17.24 WIB)
Di bawah ada kutipan berita tentang status Gunung Kelud dari Kompas dan Antara. Berita2 di TV sore ini melaporkan sehari setelah Gunung Kelud dinaikkan statusnya menjadi awas, malah gunung ini menunjukkan penurunan aktivitas. Melihat aktivitasnya menurun, beberapa pengungsi kembali ke tempat tinggalnya. PVMBG tak hendak segera mengembalikan status Kelud ke siaga. Akan dilihat beberapa hari ini dulu, kata Pak Surono, kepala PVMBG (pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi). Menjelang letusan tahun 1990, temperatur kawah 40C (saat ini 37,8 C) dan buih putih memenuhi kawah (saat ini masih setempat2). Kelihatannya Kelud tak gampang diprediksi mau ke mana ulahnya. Seperti biasanya, tak semua masyarakat mau menuruti pengaturan dari Satkorlak Bencana Alam, mereka memilih menggelar tikar di jalan depan rumahnya dengan mobil siap dilarikan andai letusan terjadi; padahal lingkaran 10 km dari puncak harusnya dikosongkan. Yang menurut mengungsi hanya orang2 yang sudah sepuh dan anak2. salam, awang Status Gunung Kelud, Awas BANDUNG, KOMPAS - Status Gunung Kelud dinaikkan dari siaga menjadi awas. Status awas adalah yang tertinggi dan paling berbahaya. Meningkatnya gempa vulkanik dalam di Gunung Kelud menjadi salah satu penyebabnya. Demikian dikatakan Kepala Pusat Mitigasi dan Bencana Geologi Departemen Sumber Daya Energi dan Mineral, Surono di Bandung, Selasa (16/10) sore. Menurut Surono, hal ini dilakukan sehubungan meningkatnya aktivitas vulkanik yang tercatat pukul 11.00 17.00 pada tanggal 16 Oktober 2007. Berdasarkan pengamatan, terjadi 67 gempa vulkanik dangkal. Hal ini menujukan keadaan di Kelud semakin kritis dan selanjutnya berpotensi disusul letusan. Oleh karena itu, ia mengatakan sejak pukul 17.24 WIB, pihaknya menaikan status Kelud dari siaga menjadi awas. Dengan status ini, pihaknya lantas merekomendasikan agar masyarakat yang berada dalam radius 10 Kilometer mengungsi. Selain itu, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas di dalam atau sekitar bantaran sungai yang berhulu di atau dari puncak Kelud. (CHE) Gunung Kelud Makin Kritis KEDIRI, SELASA--Kondisi Gunung Kelud di Jatim yang berada di ketinggian 1.731 meter dari permukaan laut semakin kritis, setelah diguncang 70 kali kegempaan selama enam jam terakhir, Selasa (16/10) siang disertai peningkatan temperatur danau kawah. Kondisinya memang terus menunjukkan adanya aktivitas, tapi kami masih belum bisa mengambil keputusan untuk menaikkan status Gunung Kelud dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV), kata penyelidik aktivitas Gunung Kelud, Ugan Saing, di Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jatim, Selasa sore. Ia menyebutkan, selama pukul 06.00 hingga 12.00 WIB telah terjadi 70 kegempaan yang terdiri dari 67 kali gempa dangkal, dua kali gempa tremor, dan satu kali gempa tektonik jauh. Hal itu memicu naiknya suhu air danau kawah Gunung Kelud yang berada di ketinggian 1.114 meter dari permukaan laut itu selama enam jam tersebut, yakni 37,8 derajat celsius pada kedalaman 15 meter, 37 di kedalaman 10 meter, dan 36 pada bagian permukaan. Sedangkan warna air danau yang terpantau dari kamera sirkuit (CCTV) PPGA Margomulyo menunjukkan, dominasi warna hijau meski ada gelembung-gelembung putih. Dibandingkan sehari sebelumnya, aktivitas gunung api yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Jatim itu, mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pemantauan dari PPGA Margomulyo, Senin (15/10), hanya terjadi satu kali gempa vulkanik dan satu kali gempa tektonik. Sedang gempa tremor dan gempa dangkal yang merupakan bagian dari pertanda adanya kenaikan aktivitas gunungapi secara signifikan, justru tidak terjadi pada hari itu. Sementara saat itu, suhu air danau kawah terpantau 37,5 derajat Celsius (kedalaman 15 meter), 36,7 derajat Celsius (kedalaman 10 meter), dan 35,1 derajat Celsius (permukaan). Selama enam
RE: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali
Pak Doddy, GG BJP-1 42 C/km. Temperatur 100 C tercapai kira2 di 5700 ft. Bedasarkan kurva smectite dehydration dari Burst (1969) dan Pery Hower (1972), dehidrasi bisa terjadi melalui tiga interlayer water dehydration stage. Yang terjadi di BJP, kebanyakan dehidrasi berasal dari tahap kedua pada temperratur 80-110 C. Di situ, rasio smectite-ilit kira2 masing2 setengahnya. salam, awang Doddy Suryanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Sependek yang saya tahu, proses illitisasi ini umumnya terjadi secara bertahap. Pada daerah yang mempunyai tekanan sangat tinggi umumnya pada kedalaman 1000 m pertama, smektit bisa berubah menjadi illite dan umumnya terjadi di temperatur sekitar 60 derajat C dimana lapisan air pertama dikeluarkan dari struktur smektit. Selanjutnya proses illitisasi semakin meningkat pada suhu sekitar 80 derajat C. Pada suhu diatas 150 derajat Celcius umumnya smektit bisa sepenuhnya menjadi illite. Secara rata-rata proses dehidrasi terjadi pada suhu sekitar 105 derajat C. Yang saya ingin tanyakan, kira-kira berapa gradient geothermal di sumur BJP-1 ? Mungkin kehadiran illite yang berlimpah di kedalaman 3600-5300 ft bisa lebih dijelaskan dgn data tambahan gradient geothermal yang ada. -doddy- -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, October 16, 2007 1:20 PM To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad Subject: Re: [iagi-net-l] BPLS: Semburan Berhenti Empat Kali Air yang selama ini keluar di LUSI kita pikirkan dikontribusi oleh (1) lapisan batupasir tebal yang di BJP-1 ditembus dari kedalaman 6100 ft sampai mendekati TD sumur di sekitar 9200 ft, (2) lapisan lempung di kedalaman yang lebih dangkal dari 6000 ft melalui proses dehidrasi pada saat terjadi perubahan diagenesis dari smektit ke ilit (ilitisasi). Alternatif ke-2 kalau LUSI merupakan sistem elisional (seperti semua sistem rapid sedimentation, diapir, mud volcano, yang terkompresi, dan punya gradien geotermal yang lumayan) bisa lebih tepat. Sebab air dehidrasi dari clayey series merupakan penggerak utama sistem elisional. Di lapisan shale yang smektitnya berubah menjadi illite akan ada interlayer water hasil dehidrasi perubahan diagenetik ini. Lalu air ini akan ke luar menuju ke tekanan yang rendah (misalnya permukaan) kalau top seal yang ada di dalam lapisan shale ini dihilangkan oleh proses transformasi ini, atau retak oleh proses tektonik. Berdasarkan anlisis XRD pada mineral lempung di BJP-1 mineralogi lempung/shale di wilayah ini pada kedalaman 2000-6000 ft didominasi oleh kaolinit-smektit-ilit. Di kedalaman 3600-5300 feet illit secara sistematik bertambah banyak, bisa ditafsirkan telah terjadi ilitisasi yang menghasilkan dehydrated water. Dalam proses ini 1m3 lempung bisa menghasilkan 0.35 m3 air. Nah, dengan data seismik bisa dihitung berapa banyak volume air yang dihasilkan oleh proses transformasi lempung ini di bawah LUSI. salam, awang - Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase.
Re: [iagi-net-l] Antrtopolog Prof DR Teuku Jacob Meninggal Dunia
Turut berduka cita dengan berpulangnya Prof Dr. Teuku Jacob. Ralph von Koenigswald, ahli vertebrata dan paleo-antropologi terkenal semasa zaman Belanda di Indonesia, punya dua murid orang Indonesia yang kemudian meneruskan pekerjaannya. Dua orang Indonesia ini kemudian terkenal sebagai ahli2 paleo-antropologi pertama di Indonesia. Mereka adalah Sartono Sastrohamidjojo dan Teuku Jacob. Pak Sartono berpulang pada 1995, Pak Teuku Jacob berpulang baru kemarin (17 Oktober 2007). Kini kedua ahli paleo-antropologi Indonesia pertama itu telah tiada. Saya yakin, para penerus Pak Sartono di ITB dan Pak Teuku Jacob di UGM akan tetap mengembangkan paleo-antropologi di Indonesia - sebuah negeri hot-spot dalam dunia paleo-antropologi. Pak Teuku Jacob terkenal sebagai orang yang keras akan koleksi2 fosilnya. Tidak sembarang orang bisa melihat dan menelitinya, termasuk para peneliti bule yang datang ke Indonesia. Sering ditulis bahwa Pak Teuku Jacob sangat hati2 dengan koleksi fosilnya itu, sampai ia selalu membawanya ke mana-mana menggunakan kopor. Pak Teuku Jacob (lahir 1929) sebaya dengan Pak Sartono (lahir 1928), hanya berbeda setahun usianya. Tentu saja mereka berdua mempunyai beberapa penelitian paleo-antropologi bersama, terutama di Jawa. Pak Jacob memperoleh gelar doktornya di Utrecht Belanda dibimbing langsung oleh Prof. Dr. Koenigswald. Pak Sartono memperoleh gelar doktornya 12 tahun sebelumnya (1958) di Universitas Indonesia dengan disertasinya tentang Pegunungan Sewu. Dan, ternyata penyakit liver sama-sama mengakhiri hidup Pak Sartono dan Pak Teuku Jacob. Seperti Pak Sartono, Pak Teuku Jacob pun beberapa kali mengeluarkan gagasan2 yang kontroversial. Misalnya, Pak Teuku pernah mengeluarkan gagasan agar boleh menerima anak SMA lulusan IPS di Faklutas Kedokteran, juga pernah mengeluarkan gagasan agar sarjana teknik (insinyur) pun diberi kewajiban praktek di desa dan daerah terpencil, WKS (wajib kerja sarjana) itu jangan hanya jadi kewajiban para lulusan kedokteran. Dalam dunianya (paleo-antropologi) juga ada beberapa gagasan kontroversialnya. Gagasan kontroversialnya yang terakhir adalah tentang Homo floresiensis. Temuannya tentang manusia Flores sampai saat ini masih mengundang perdebatan. Sebagian ahli menilai manusia Flores adalah spesies tersendiri dari manusia yang disebut Homo floresiensis. Namun Prof Jacob bersikukuh pada pendapatnya manusia flores adalah manusia biasa seperti kita (Homo sapien) namun memiliki gangguan sehingga tubuhnya kerdil atau mengalami penyakit micro sevali (pengecilan tempurung kepala). Untuk membahas masalah temuan fosil Liang Bua Flores itu, Pak Jacob hampir tiga bulan lalu menggelar pertemuan International Seminar on Southeast Asian Paleoanthropology (ISSP) pada tanggal Senin 23 Juli hingga 25 Juli 2007 di Hotel Hyatt Regency Yogyakarta. Pak Teuku Jacob menyatakan bahwa volume otak yang kecil ini mungkin merupakan suatu tanda kelainan mental daripada sekedar bukti yang menyatakannya sebagai satu spesies terpisah. (Pak Teuku Jacob juga seorang pakar di bidang patologi.) Selain itu, proses dwarfisme yang diperkirakan menjadi penyebab ukuran otak yang kecil pada Manusia Flores ini juga ditemukan pada ras-ras manusia lain. Teuku Jacob menekankan bahwa dwarfisme semacam itu tidak hanya dapat ditemukan di Flores, tapi juga di Central Mountain, Papua dan Andaman, Aceh. Fakta bahwa dwarfisme dikenal pada ras-ras manusia lainnya memberikan petunjuk baru tentang kekeliruan menetapkan H. floresiensis sebagai suatu spesies terpisah berdasarkan dwarfisme tersebut. Begitulah Pak Teuku Jacob. Selamat jalan Pak Teuku. Semoga penerus2mu akan membuat Indonesia semakin berdaulat dan terpandang dalam dunia paleo-antropologi. salam duka, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: *17/10/07 21:51* Antrtopolog Prof DR Teuku Jacob Meninggal DuniaYogyakarta (ANTARA News) - Guru Besar Emeritus (pensiun) Ilmu Kedokteran dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof DR Teuku Jacob, yang juga antropolog ragawi, meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Sardjito, Yogyakarta, pada Rabu sekira pukul 18.00 WIB. Prof Jacob meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat intensif di RS Sardjito karena penyakit liver kronis, kata Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) dan Protokol UGM, Suryo Baskoro, di Yogyakarta. Prof Jacob adalah seorang antropolog ragawi UGM yang dikenal dengan penemuannya tentang keberadaan manusia Flores yang kontroversial dan sering menghebohkan kalangan antropolog di seluruh dunia. Ia juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang menghasilkan banyak karya tulis, penelitian, buku, artikel, makalah di berbagai jurnal dan surat kabar, katanya. Pada tahun 2002, Rektor UGM ke-7 periode 1981-1986 itu juga menerima penghargaan Bintang Mahaputra Nararya dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Sebelum meninggal dunia, ia ditangani secara intensif oleh sepuluh dokter spesialis, antara
Re: [iagi-net-l] Gunung Kelud Meletus !!!
Gunung Kelud belum meletus seperti berita di Detik.com yang dikutip di bawah. Wawancara dengan penyiar Elshinta dengan Dr. Surono (kepala PVMBG) malam ini (Sabtu 3 Nov. 2007 pukul 21.00 WIB) mengkonfirmasi ini. Walaupun semua gejala gunungapi ini sudah jauh melebihi kondisi letusan 1990, sehingga disebut overscale (misalnya gempa tremor terjadi 22 jam, suhu air kawah mendekati 50 C), tetap saja gunung ini belum meletus. Secara teori, gunung ini harusnya sudah meletus. Dr. Surono mengaku tidak tahu mengapa begitu dan tidak bisa meramalkan kapan gunung ini akan meletus. Sebanyak 22 orang pengamat gunungapi dan volcanologist sedang bekerja keras memantau gunung yang sangat sulit ditebak ini. Tak pernah sebegitu banyak ahli gunungapi diterjunkan untuk mengamati gunungapi, hanya di Kelud pada saat ini. Pak Surono pun mengeluhkan dan memprotes secara keras media massa yang menambah kerunyaman pemberitaan seputar Kelud. salam, awang Sabtu, 03/11/2007 19:41 WIB Satlak: Gunung Kelud Belum Meletus Rita Zoelkarnaen - DetikSurabaya --Blitar - Meski kondisi Gunung Kelud ibaratnya sudah hamil tua dan tinggal menunggu detik-detik melahirkan, namun sampai pukul 19.00 WIB, Sabtu (3/11/2007) belum terjadi letusan dari puncak Kelud. Kondisi tersebut seperti yang dikonfirmasikan Humas Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Kabupaten Blitar Sukamtono kepada petugas Pos Pantau Margomulyo yang sudah turun ke Ngancar Kediri, Umar Rosadi. Khusus untuk apakah Kelud benar-benar sudah meletus atau belum, warga Blitar jangan percaya informasi dari manapun dan siapapun selain dari Satlak. Dan begitu Kelud benar-benar meletus, Satlak pasti akan memberikan informasi resmi saat itu juga melalui berbagai cara, tegas Sukamtono saat dikonfirmasi detiksurabaya.com sekitar pukul 19.00 WIB. Pantauan detiksurabaya.com di lapangan, sekitar pukul 17.00 WIB tadi sore terjadi kepanikan luar biasa di wilayah Kabupaten Blitar. Penyebabnya, munculnya berita di televisi swasta nasional bahwa Gunung Kelud sudah meletus. Akibat pemberitaan tersebut, bahkan warga yang panik mengungsi ada yang mengalami kecelakaan. Seperti yang terjadi di Desa Kedawung Kecamatan Nglegok, terjadi kecelakaan antara dua pengendara sepeda motor. Lebih lanjut Sukamtono menjelaskan, informasi letusan Kelud akan disampaikan dengan berbagai cara. Antara lain dengan langsung menyiarkan melalui radio-radio yang ada di Blitar, membunyikan seluruh sirine dan titir (memukul kentongan bambu maupun besi - red). (gik/gik) Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Gunung Kelud Meletus !!! Akhirnya Gunung Kelud dinyatakan meletus pada jam 16.00 WIB Kediri (ANTARA News) - Gunung Kelud (1.751 m) dinyatakan telah meletus setelah terjadi gempa tremor over schale Sabtu sore sejak pukul 16.00 WIB. Ketua Tim Tanggap Darurat Umar Rosadi menyatakan, sampai sekarang letusan besar belum terjadi, tapi letusan kecil sudah. :( Wah yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga ya Pakdhe ? Tetapi sepertinya letusannya kecil saja ya Pakdhe ? :D Pernyataan gunung meletus ini memang dipicu dengan mulai munculnya getaran-getaran (tremor) yang sudah diluar kebiasaan. Tetapi letusan belum memuncak thole Letusan gunung api saat ini secara ilmiah sudah dapat dikategorikan sebagai individual dan unik. demikian juga dengan Gunung Kelud yang memang memiliki karakteristik tersendiri. Dibawah ini digambarkan sederhana saja bagaimana kemungkinan terjadinya proses letusan di Gunung Kelud. Continue reading Gunung Kelud Meletus !!! http://rovicky.wordpress.com/2007/11/03/gunung-kelud-meletus/ -- http://rovicky.wordpress.com/ None one right solution ! No one can monopolize the truth ! JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted
[iagi-net-l] Stromatolit Satonda, Sumbawa : Time Tunnel to Pra-Cambrium Seas
Seorang rekan geologist bertanya tentang stromatolit di pulau kecil Satonda utara Sumbawa. Pulau sekecil Satonda yang belum tentu muncul pulaunya atau namanya di atlas2 anak sekolah, memiliki arti yang begitu besar sebab langka sekali tempat seperti Satonda di Bumi ini - yaitu memiliki stromatolit, terumbu paling tua yang telah muncul sejak Archean. Kurang apalagi keistimewaan geologi Indonesia ? Semoga berguna. salam, awang Ribuan-ratusan juta tahun sebelum binatang2 bersel banyak (metazoans) pembangun kompleks terumbu muncul, sekelompok organisme marin prokariotik (golongan bakteri dan alga biru-hijau dengan sel yang intinya belum jelas terpisah di dalam sitoplasma) diketahui telah mampu membangun struktur2 batugamping terumbu yang masif. Struktur2 masif ini ternyata dapat melewati ribuan-ratusan juta tahun masa pelapukan/perusakan , sehingga struktur2 ini kini masih dapat ditemui membangun beberapa unsur bentang alam di Amerika Utara, Afrika, Asia, dan Australia. Struktur2 terumbu awal ini dikenal sebagai Stromatolit, terbentuk dalam suatu lingkungan oseanografik yang memerlukan kondisi tertentu. Stromatolit adalah struktur organo-sedimen (simbiose antara ganggang-sedimen gampingan) yang dihasilkan oleh setumpuk besar lembaran2 coccoid cyanobacteria (dikenal juga sebagai ganggang biru-hijau, bakteri biru-hijau, myxophyceae atau chyanophyta) , melalui pemerangkapan sedimen gampingan, pengikatan, dan/atau pengendapan. Proses pembentukan stromatolit ini banyak dibahas di dalam Walter (1976 Stromatolites, Elsevier, Amsterdam; buku sangat tebal hampir 800 halaman membahas A sampai Z tentang stromatolit) ; Walter (1983 Archean stromatolites : evidence of the Earths earliest benthos, dalam buku Earths Earliest Biosphere, Princeton Univ. Press). Menurut Bates dan Jackson (1987, eds. Glossary of Geology, American Geological Institute), istilah stromatolit diusulkan oleh Kalkowsky pada 1908 sebagai stromatolith (kemudian menjadi stromatolite/ algal stromatolite; sedangkan stromatolith dipakai Foye 1916 untuk tubuh intrusi magma retas lempeng sill yang menjemari dengan batuan sedimen) Stromatolit muncul untuk pertama kalinya pada suatu waktu antara Archean tengah-Archean akhir (sekitar 3000 juta tahun yang lalu -Ma atau 3 Ga giga years ago/milyar tahun yang lalu). Menjelang awal Proterozoikum (2,5 Ga) mereka berkembang dalam lingkungan yang luas. Fosil stromatolit paling tua ditemukan di Zimbabwe baratdaya (2800-3100 Ma menurut Stokes et al., 1978 Introduction to Geology, Prentice Hall). Tulisan Pellant dan Phillips (1990 - Rocks, Minerals, and Fossils of the World Little, Brown and Co. ) menyebutkan bahwa stromatolit dapat berkembang seawal 3800 Ma. Stromatolit merupakan organisme pembangun terumbu yang dominan selama Pra-Kambrium (meliputi Archean dan Proterozoikum) dan berlanjut sampai sekitar 600 Ma (memasuki Kambrium pada 570 Ma). Sejak itu, terjadi penurunan kelimpahan stromatolit. (Fagerstorm, 1987 The evolution of reef communities, John Willey and Sons). Stromatolit masih ditemukan sepanjang Paleozoik, Mesozoik, dan Tersier, dengan kelimpahan yang semakin menurun (Fagerstrom, 1987). Di samping sebagai pembangun terumbu tingkat awal, stromatolit juga telah memainkan peranan penting dalam membentuk komposisi kimiawi atmosfer. Cyanobacteria pembentuk stromatolit adalah makhluk yang berfotosintesis. Seperti kita tahu, produk fotosintesis adalah oksigen. Maka, pembentukan stromatolit dengan sendirinya telah mengoksigenasi atmosfer awal Bumi yang miskin oksigen pada Archean dan Proterozoikum menjadi mempunyai oksigen yang cukup. Dengan hadirnya oksigen, maka mulailah berkembang fauna2 bersel tunggal yang membutuhkan oksigen, diperkirakan itu terjadi pada pertengahan Proterozoikum (1500 Ma). Pada ujung Proterozoikum atau memasuki Kambrium, tingkat oksigen sudah 10 % daripada tingkatnya sekarang, maka mulailah metazoa marin berkembang (Gross, 1990 Oceanography : a view of the Earth, Prentice Hall). Pada awal Kambrium, dalam evolusi makhluk hidup terjadi apa yang disebut dengan Ledakan Kambrium (Cambrian Explosion). Ini adalah ledakan kelimpahan fauna metazoan. Kelimpahan metazoan ini menciptakan persaingan, dan fauna prokariotik pembangun stromatolit di pihak yang kalah, sehingga telah menurunkan perkembangan stromatolit secara signifikan. Namun, Stromatolit adalah bentuk yang tahan banting, ia telah ditemukan dapat berkembang sampai sekarang (Resen) di beberapa bagian dunia di tempat yang sangat spesifik, yang terkenal adalah yang berkembang di Shark Bay (Teluk Hiu) di Australia barat, di utara Perth. Karena Indonesia sebagian besar disusun oleh formasi batuan berumur muda, stromatolit hampir tidak pernah ditemukan dalam catatan fosil Indonesia. Stromatolit dapat melewati masa kepunahan besar (masal) pada ujung Perem dan ujung Kapur, tetapi kalau mereka dapat berkembang sampai Resen, maka mereka akan
[iagi-net-l] Re: biggest meteor impact on earth
Saya percaya dengan teori antipodal benturan meteorit/komet. Saya pernah menganalisis posisi antipodal beberapa benturan meteorit/komet besar dalam sejarah Bumi. Di bawah ini adalah satu di antaranya yang berhubungan dengan pertanyaan Sdr. Vicki Amir. Analisis ini pernah saya posting sekitar 4-5 tahun yang lalu; belum berubah. Mohon maaf buat yang pernah menerima ulasan ini; kebetulan saja ini ada rekan netter yang bertanya. salam, awang Kepunahan Massa oleh Antipodal Deccan Traps-Chicxulub Impact Crater Bukan hal baru yang saya tulis ini, tetapi mencoba memahaminya dengan mengingat plume tectonics dan melakukan revisi rekonstruksi paleo-tektonik, rasanya ada nafas baru dalam memandang problema lama. Maaf, agak panjang tulisannya tetapi semoga ada gunanya. Menarik mengkaji ulang peristiwa katastrofik di ujung Kapur dan awal Tersier (65 Ma) atau K-T (K=Kreide/Cretaceous T=Tersier) Boundary. Fakta paleontologi menunjukkan 75 % spesies faunatiba-tiba punah. Teori-teori dikemukakan. Perdebatan pasti terjadi. Tulisan ini menghimpun semua perdebatan yang ada, memberi interpretasi baru-mencoba mengulas kaitan keberadaan antipode, plume tectonics, dan kepunahan massa. Plume tectonics mungkin tidak main-main. Kait-mengkaitnya unik dengan awal dan akhir kehidupan. Tidak banyak buku geologi, astronomi, natural history membahas masalah antipode secara detail. Padahal, di solar system antipode, yang memenuhi hukum aksi-reaksi Newton, benar2 terjadi di beberapa planet dan satelit. Misalnya, largest impact basin planet Mars Hellas Plenitia menyebabkan antipode Alba Patera, gunungapi Mars yang sekaligus merupakan gunungapi terbesar di Tata Surya. Atau, Caloris Basin, impact crater terbesar di sebuah sisi planet Merkurius menyebabkan antipode crater di sisi planet yang lain. Beberapa buku dari Dixon et al (2001) : Atlas of Life on Earth Barnes Noble; Desonie (1996) : Cosmic Collisions Henry Holt Co.; Marshal (2000) : Space Marshal Publishing; dan Luhr et al. (2003) : Earth Dorling Kindersley Ltd. lumayan bagus memberikan beberapa keterangan tentang impact crater dan antipode-nya di Bumi pada saat K-T Boundary (Cretaceous-Tertiary Boundary) dan hubungannya dengan mass faunal extinction di 65 Ma itu sebuah kepunahan massa paling terkenal di Bumi meskipun bukan yang paling besar. Antipode adalah sebuah istilah umum/geografi/astronomi dari bahasa Latin dan Yunani untuk menunjukkan posisi sebuah tempat di sisi sebaliknya (180 deg.) dari sebuah bola planet relatif terhadap posisi acuan. Misalnya, sisi antipodal dari wilayah Indonesia adalah Columbia. Artinya, Columbia tepat di bawah Indonesia di sisi planet yang lain dan sebaliknya. Di sebuah globe, tariklah garis bujur dari tempat itu ke arah kutub, melaluinya dan teruskan sampai sejauh 180 deg, itulah antipodenya. Kepunahan fauna secara masal (75 %) di Bumi di perbatasan Kapur-Tersier telah menjadi topik menarik sejak puluhan tahun. Banyak teori dikemukakan. Kalau dikumpul2kan, bisa digolongkan jadi tiga : (1) katastrofik karena benturan komet/meteor, (2) katastrofik karena volkanisme, dan (3) gradualis karena perubahan iklim akibat massa lautan yang menyurut. Mana yang benar ? Saya pikir, semuanya benar, tetapi ada yang paling dominan dan bisa jadi semuanya berkaitan. Berkat penelitian oil companies di sekitar GOM (Gulf of Mexico) tahun 1980an, maka ditemukanlah sebuah kawah sangat besar dengan diameter 180 km di utara Tanjung Yucatan Mexico terkubur dalam sedimen setebal 2000 meter. Disebutlah kawah itu Chicxulub. Data image gravity dan magnetik dari Luhr et al. (2003) sangat spektakular menunjukkan keberadaan kawah itu. Di sekelilingnya sampai ke Kuba, Haiti, San Luis, dan Dallas sekarang ditemukan impact wave deposits berupa boulder2 dan data petrografik menunjukkan ciri khas shocked quartz (coesite Shoemaker) pada deposit itu, suatu indikasi meteorite impact. Bahkan di Haiti ditemukan lapisan tektit deposit hasil meteorite impact setebal ½ meter. Semua dating absolut menunjukkan umur 65 Ma untuk deposit2 ini. Dan, di banyak tempat di dunia ditemukanlah lapisan tipis kaya mineral iridium menyisip di antara lapisan2 K-T Boundary, juga lapisan hitam yang mengindikasi sisa jelaga kebakaran skala global. Tidak banyak sumber platina iridium di Bumi, sumbernya hanya banyak di meteorit. Bagaimana mengartikan semua ini ? Sebuah meteorit yang diyakini berdiameter 10 km telah menghantam Bumi pada 65 Ma di sekitar Teluk Meksiko sekarang, mengangakan kawah selebar 180 km, menyebabkan kebakaran global, dan akhirnya memunahkan 75 % spesies fauna saat itu yang sedang didominasi kaum dinosaurus. Penganut teori kepunahan K-T Boundary akibat meteorite-impact yang dipelopori ayah-anak Luis Alvarez Walter Alvarez (Luis adalah ahli fisika dan Walter adalah geologist) mendapatkan buktinya dan inilah teori yang paling banyak dianut saat ini. Di sisi
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Carbonate through time
dari umur2 yang lain?...Atau mungkin akang2 dan Teteh2 punya referensi literatur yang bisa dibaca. Terima Kasih atas waktunya untuk membaca email ini. Best Regards, Rizky.P.Sekti '02 (D1H02022) --- Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf, Pak Heryadi, baru saya jawab pertanyaannya; kebetulan lagi banyak surat dan laporan yang harus saya jawab dan evaluasi serta banyak rapat yang mesti saya hadiri (biasa kalau ditinggal dinas ke luar kota beberapa hari saja, surat2/laporan2 yang dikirim dari KPS2 langsung bertumpuk di meja saya, dan di BPMIGAS rapat merupakan 60 % bagian pekerjaan). Yang ditanyakan memang stromatolit kan bukan stromatoloit atau stromatoporoids ? Sebab, Satonda memang terkenal karena stromatolitnya, bukan stromatoproids atau stromatoloit. Saya tak mengenal istilah stromatoloit, dicek di buku2 biologi marin pun tak ada. Sedangkan, stromatoporoids adalah organisme marin pembangun terumbu Paleozoik pada Silur-Devon yang juga bersaudara dengan organisme pembangun stromatolit. (untuk mudahnya, stromatolit adalah struktur terumbu Pra-Kambrium, sedangkan stromatoporoids adalah pembangun terumbu Paleozoikum) Terima kasih kepada Pak Ukat atas ulasan stomatolit-nya, tentu Pak Ukat pas menjawabnya sebab Pak Ukat ahli stratigrafi dan kebetulan dulu sekolahnya di Australia, tempat terkenal di mana stromatolit Resen banyak dipelajari oleh para ahli paleontologi dan stratigrafi (khususnya stratigrafi Archean/Pra-Kambrium dan Paleozoikum Awal). Kalau ada info tambahan tentang stromatolit dari rekan2 Geo-Unpad lain silakan dituliskan saja di milis kita ini agar kita bisa saling belajar. Pak Heryadi, saya ulas stromatolit secara agak umum dulu ya biar rekan2 lain yang tak terbiasa dengan stromatolit dapat info umum, sehingga mudah memahami stromatolit Satonda, Sumbawa. Ribuan-ratusan juta tahun sebelum binatang2 bersel banyak (metazoans) pembangun kompleks terumbu muncul, sekelompok organisme marin prokariotik (golongan bakteri dan alga biru-hijau dengan sel yang intinya belum jelas terpisah di dalam sitoplasma) diketahui telah mampu membangun struktur2 batugamping terumbu yang masif. Struktur2 masif ini ternyata dapat melewati ribuan-ratusan juta tahun masa pelapukan/perusakan, sehingga struktur2 ini kini masih dapat ditemui membangun beberapa unsur bentang alam di Amerika Utara, Afrika, Asia, dan Australia. Struktur2 terumbu awal ini dikenal sebagai Stromatolit, terbentuk dalam suatu lingkungan oseanografik yang memerlukan kondisi tertentu. Stromatolit adalah struktur organo-sedimen (simbiose antara ganggang-sedimen gampingan) yang dihasilkan oleh setumpuk besar lembaran2 coccoid cyanobacteria (dikenal juga sebagai ganggang biru-hijau, bakteri biru-hijau, myxophyceae atau chyanophyta), melalui pemerangkapan sedimen gampingan, pengikatan, dan/atau pengendapan. Proses pembentukan stromatolit ini banyak dibahas di dalam Walter (1976 Stromatolites, Elsevier, Amsterdam; buku sangat tebal hampir 800 halaman membahas A sampai Z tentang stromatolit); Walter (1983 Archean stromatolites : evidence of the Earths earliest benthos, dalam buku Earths Earliest Biosphere, Princeton Univ. Press). Menurut Bates dan Jackson (1987, eds. Glossary of Geology, American Geological Institute), istilah stromatolit diusulkan oleh Kalkowsky pada 1908 sebagai stromatolith (kemudian menjadi stromatolite/ algal stromatolite; sedangkan stromatolith dipakai Foye 1916 untuk tubuh intrusi magma retas lempeng sill yang menjemari dengan batuan sedimen) Stromatolit muncul untuk pertama kalinya pada suatu waktu antara Archean tengah-Archean akhir (sekitar 3000 juta tahun yang lalu -Ma atau 3 Ga giga years ago/milyar tahun yang lalu). Menjelang awal Proterozoikum (2,5 Ga) mereka berkembang dalam lingkungan yang luas. Fosil stromatolit paling tua ditemukan di Zimbabwe baratdaya (2800-3100 Ma menurut Stokes et al., 1978 Introduction to Geology, Prentice Hall). Tulisan Pellant dan Phillips (1990 - Rocks, Minerals, and Fossils of the World Little, Brown and Co. ) menyebutkan bahwa stromatolit dapat berkembang seawal 3800 Ma. Stromatolit merupakan organisme pembangun terumbu yang dominan selama Pra-Kambrium (meliputi Archean dan Proterozoikum) dan berlanjut sampai sekitar 600 Ma (memasuki Kambrium pada 570 Ma). Sejak itu, terjadi penurunan kelimpahan stromatolit.(Fagerstorm, 1987 The evolution of reef communities, John Willey and Sons). Stromatolit masih ditemukan sepanjang Paleozoik, Mesozoik, dan Tersier, dengan kelimpahan yang semakin menurun (Fagerstrom, 1987). Di samping sebagai pembangun terumbu tingkat awal, stromatolit juga telah memainkan peranan penting dalam membentuk komposisi kimiawi atmosfer. Cyanobacteria pembentuk stromatolit adalah makhluk yang berfotosintesis. Seperti kita tahu, produk fotosintesis adalah oksigen. Maka, pembentukan stromatolit dengan sendirinya telah mengoksigenasi atmosfer
[iagi-net-l] Re: biggest meteor impact on earth
dalam menginterpretasi hal tersebut... Regards Vicki R. Amir - Original Message From: Awang Satyana To: vicki amir ; IAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Sunday, 4 November, 2007 12:17:33 PM Subject: Re: biggest meteor impact on earth Saya percaya dengan teori antipodal benturan meteorit/komet. Saya pernah menganalisis posisi antipodal beberapa benturan meteorit/komet besar dalam sejarah Bumi. Di bawah ini adalah satu di antaranya yang berhubungan dengan pertanyaan Sdr. Vicki Amir. Analisis ini pernah saya posting sekitar 4-5 tahun yang lalu; belum berubah. Mohon maaf buat yang pernah menerima ulasan ini; kebetulan saja ini ada rekan netter yang bertanya. salam, awang Kepunahan Massa oleh Antipodal Deccan Traps-Chicxulub Impact Crater Bukan hal baru yang saya tulis ini, tetapi mencoba memahaminya dengan mengingat plume tectonics dan melakukan revisi rekonstruksi paleo-tektonik, rasanya ada nafas baru dalam memandang problema lama. Maaf, agak panjang tulisannya tetapi semoga ada gunanya. Menarik mengkaji ulang peristiwa katastrofik di ujung Kapur dan awal Tersier (65 Ma) atau K-T (K=Kreide/Cretaceous T=Tersier) Boundary. Fakta paleontologi menunjukkan 75 % spesies faunaââtiba-tibaâ punah. Teori-teori dikemukakan. Perdebatan pasti terjadi. Tulisan ini menghimpun semua perdebatan yang ada, memberi interpretasi baru-mencoba mengulas kaitan keberadaan antipode, plume tectonics, dan kepunahan massa. Plume tectonics mungkin tidak main-main. Kait-mengkaitnya unik dengan awal dan akhir kehidupan. Tidak banyak buku geologi, astronomi, natural history membahas masalah antipode secara detail. Padahal, di solar system antipode, yang memenuhi hukum aksi-reaksi Newton , benar2 terjadi di beberapa planet dan satelit. Misalnya, largest impact basin planet Mars Hellas Plenitia menyebabkan antipode Alba Patera, gunungapi Mars yang sekaligus merupakan gunungapi terbesar di Tata Surya. Atau, Caloris Basin , impact crater terbesar di sebuah sisi planet Merkurius menyebabkan antipode crater di sisi planet yang lain. Beberapa buku dari Dixon et al (2001) : Atlas of Life on Earth â Barnes Noble; Desonie (1996) : Cosmic Collisions â Henry Holt Co.; Marshal (2000) : Space â Marshal Publishing; dan Luhr et al. (2003) : Earth â Dorling Kindersley Ltd. lumayan bagus memberikan beberapa keterangan tentang impact crater dan antipode-nya di Bumi pada saat K-T Boundary (Cretaceous-Tertiary Boundary) dan hubungannya dengan mass faunal extinction di 65 Ma itu â sebuah kepunahan massa paling terkenal di Bumi meskipun bukan yang paling besar. Antipode adalah sebuah istilah umum/geografi/astronomi dari bahasa Latin dan Yunani untuk menunjukkan posisi sebuah tempat di sisi sebaliknya (180 deg.) dari sebuah bola planet relatif terhadap posisi acuan. Misalnya, sisi antipodal dari wilayah Indonesia adalah Columbia . Artinya, Columbia tepat di bawah Indonesia di sisi planet yang lain dan sebaliknya. Di sebuah globe, tariklah garis bujur dari tempat itu ke arah kutub, melaluinya dan teruskan sampai sejauh 180 deg, itulah antipodenya. Kepunahan fauna secara masal (75 %) di Bumi di perbatasan Kapur-Tersier telah menjadi topik menarik sejak puluhan tahun. Banyak teori dikemukakan. Kalau dikumpul2kan, bisa digolongkan jadi tiga : (1) katastrofik karena benturan komet/meteor, (2) katastrofik karena volkanisme, dan (3) gradualis karena perubahan iklim akibat massa lautan yang menyurut. Mana yang benar ? Saya pikir, semuanya benar, tetapi ada yang paling dominan dan bisa jadi semuanya berkaitan. Berkat penelitian oil companies di sekitar GOM (Gulf of Mexico) tahun 1980an, maka ditemukanlah sebuah kawah sangat besar dengan diameter 180 km di utara Tanjung Yucatan Mexico terkubur dalam sedimen setebal 2000 meter. Disebutlah kawah itu Chicxulub. Data image gravity dan magnetik dari Luhr et al. (2003) sangat spektakular menunjukkan keberadaan kawah itu. Di sekelilingnya sampai ke Kuba, Haiti, San Luis, dan Dallas sekarang ditemukan impact wave deposits berupa boulder2 dan data petrografik menunjukkan ciri khas shocked quartz (coesite Shoemaker) pada deposit itu, suatu indikasi meteorite impact. Bahkan di Haiti ditemukan lapisan tektit â deposit hasil meteorite impact setebal ½ meter. Semua dating absolut menunjukkan umur 65 Ma untuk deposit2 ini. Dan, di banyak tempat di dunia ditemukanlah lapisan tipis kaya mineral iridium menyisip di antara lapisan2 K-T Boundary, juga lapisan hitam yang mengindikasi sisa jelaga kebakaran skala global. Tidak banyak sumber platina iridium di Bumi, sumbernya hanya banyak di meteorit. Bagaimana mengartikan semua ini ? Sebuah meteorit yang diyakini berdiameter 10 km telah menghantam Bumi pada 65 Ma di sekitar Teluk Meksiko sekarang, mengangakan kawah selebar 180 km, menyebabkan kebakaran global, dan akhirnya memunahkan 75 % spesies fauna saat itu yang sedang didominasi kaum dinosaurus. Penganut teori kepunahan K-T
[iagi-net-l] Kepunahan Massa (was : Fwd: Re: Kump Arthur)
Barangkali ada manfaatnya juga buat rekan2 yang lain. salam, awang Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Date: Mon, 5 Nov 2007 05:57:19 -0800 (PST) From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: Kump Arthur To: Vicky Amir [EMAIL PROTECTED] Vicky Amir [EMAIL PROTECTED] wrote: Maaf pak Awang, tambahan pertanyaan, bapak sempat menjelaskan mengenai stages of mass extinction by (Kump Arthur) di milist geounpad...(benar pak?)...bisa minta detail tahun maupun publishernya? Ini literaturnya : Kump, L.R., Pavlov, A., and Arthur, M.A. (2005). Massive release of hydrogen sulfide to the surface ocean and atmosphere during intervals of oceanic anoxia. Geology v. 33, p.397400. Abstraknya : Massive release of hydrogen sulfide to the surface ocean and atmosphere during intervals of oceanic anoxia Lee R. Kump*,1, Alexander Pavlov*,2 and Michael A. Arthur*,3 1 Department of Geosciences, Pennsylvania State University, 535 Deike Building, University Park, Pennsylvania 16802, USA 2 Center for Astrobiology, Laboratory for Atmospheric and Space Physics, University of Colorado, C.B. 392, Boulder, Colorado 80309-0392, USA 3 Department of Geosciences, Pennsylvania State University, 538 Deike Building, University Park, Pennsylvania 16802, USA Simple calculations show that if deep-water H2S concentrations increased beyond a critical threshold during oceanic anoxic intervals of Earth history, the chemocline separating sulfidic deep waters from oxygenated surface waters could have risen abruptly to the ocean surface (a chemocline upward excursion). Atmospheric photochemical modeling indicates that resulting fluxes of H2S to the atmosphere (2000 times the small modern flux from volcanoes) would likely have led to toxic levels of H2S in the atmosphere. Moreover, the ozone shield would have been destroyed, and methane levels would have risen to 100 ppm. We thus propose (1) chemocline upward excursion as a kill mechanism during the end-Permian, Late Devonian, and CenomanianTuronian extinctions, and (2) persistently high atmospheric H2S levels as a factor that impeded evolution of eukaryotic life on land during the Proterozoic. -- salam, awang lampiran : beberapa tulisan saya soal kepunahan massa yang pernah di-posting 1-2 tahun yang lalu Kepunahan Massa dan Evolusi Kepunahan massa makhluk hidup skala global memang ada dalam sejarah ½ miliar tahun Bumi sejak Kambrium. Plotting sumbu Y sebagai extinction rate (dalam genus per juta tahun) dan sumbu X sebagai skala waktu geologi (dalam Ma) (yang terbaik bisa ditemukan di Sepkoski-1986 : Phanerozoic overview of mass extinction dalam Patterns and Processes in the History of Life, Raup Jablonski-eds.-Springer Verlag) menunjukkan bahwa telah terjadi big five global mass extinction selama Fanerozoikum : end of Ordovician, end of Devonian, end of Permian, end of Triassic, dan end of Cretaceous. Setiap juta tahun memang terjadi kepunahan 20-30 genus fauna (ini background rate of genera extinction) , tetapi di big five itu kepunahan bisa sampai 100-160 genus. Fakta kepunahan massa global ada, yang tersisa dan terus menjadi debate of centuries adalah mekanisme bagaimana kepunahan itu terjadi. Hallam (1989) Catastrophism in Geology, yang dipresentasikan memperingati 10 tahun teori impact Alvarez dkk (1980) oleh BAAS (British Association for the Advancement of Science) mengemukakan 5 kemungkinan penyebab global mass extinction : (1) bolide impact seperti teori Alvarez dkk, (2) climate change, (3) volcanism, (4) sea-level changes, (5) magnetic field reversal. Virus ? Memang akan sangat susah membuktikannya, bukan hard data, tapi biologi molekuler untuk kepentingan evolusi akan bisa menganalisisnya yang seperti ini pernah diujicobakan ke fosil2 hominid untuk mengadili mana yang benar dari dua teori : out of Africa atau multiregional ? IMPACT FROM THE DEEP : GLOBAL WARMING EXTINCTION Deep Impact kita tahu adalah judul sebuah film terkenal yang menceritakan bagaimana sebuah komet/asteroid bisa memunahkan kehidupan di Bumi. Tetapi, Impact from the Deep adalah judul sebuah teori baru yang pada intinya menyatakan bahwa kepunahan masal justru datang dari Bumi sendiri. Kepunahan masal (mass extinction) selalu menarik untuk dikaji. Telah cukup banyak buku dan artikel ilmiah ditulis untuk menampung argumen-argumen yang ada. Simposium khusus pun telah beberapa kali diadakan, terutama setelah teori Alvarez dikemukakan pada tahun 1980. Walter dan Luis Alvarez, pasangan anak-bapak (anaknya ahli geologi, bapaknya ahli fisika) mengemukakan teori bahwa dinosaurus punah pada Kapur Akhir 65 Ma (million years ago) akibat Bumi dihantam sebuah komet (deep impact). Teori ini kemudian terbukti benar karena banyak bukti fisik di lapangan ditemukan akibat benturan itu : a.l. (1) lapisan iridium ditemukan di mana-mana di seluruh dunia pada
[iagi-net-l] Paranormal : 29 November 2007 Kelud Meletus
Barangkali hanya terjadi di Indonesia di mana perhitungan ilmiah geologi berdampingan dengan penerawangan dan tetirah paranormal. Puluhan paranormal tahun lalu pernah berkumpul hendak mengikuti perlombaan menghentikan semburan LUSI berhadiah rumah. Diseleksi terlebih dahulu dengan menghentikan kucuran air dari keran, ternyata tak satu pun yang lulus seleksi. Dua puluh paranormal kini berkumpul kembali mengadakan ritual di lereng Kelud agar gunung ini segera meletus sebab bisul yang ditunggu pecah membuat merana katanya. Lalu bisikan gaib segera diterima, Kelud akan meletus pada 29 November 2007. Sementara itu, Pak Surono (Kepala PVMBG) menolak memberikan prediksi kapan Kelud meletus, apalagi saat semua parameter hasil pengukuran menjadi sulit ditafsirkan. Ahli geologi geofisika menggunakan berbagai asumsi menghitung LUSI akan berhenti menyembur setelah 32 tahun. Sementara paranormal Mama Loren berdasarkan penerawangannya, vision-nya, melihat LUSI akan menyembur paling lama 4 tahun, sampai pertengahan 2010 paling lama. Fakta di lapangan menunjukkan semburan LUSI fluktuatif, pernah berhenti beberapa saat malahan. Tadi sore saya mengunjungi LUSI. Lama tidak ke sini, wilayah genangannya semakin luas, sudah seperti sebuah danau, tanggul terus ditinggikan, kini volume semburannya diperkirakan 100.000 m3/hari, temperatur air panasnya sekitar 70 celsius. Pipa pembuangan ke Sungai Porong hanya berfungsi satu. Empat lainnya sementara tidak difungsikan karena sedimentasi buangan terjadi di pinggir Porong. Beberapa alat berat tengah mengaduk sedimen agar kapal keruk bisa masuk. Kapal keruk akan menyedot sedimen, mencairkannya, dan melemparkannya ke alur sungai yang mengalir kencang. Menurut sebuah studi, lumpur LUSI butuh 2 tahun untuk sampai ke muara Porong. Pendek kata, susah mengurus LUSI ini... Sementara itu, sebuah penggalan dari buku Pramudya Toer Arok Dedes (1999) menceritakan sejarah Sungai Porong, bahwa ia bukan sungai alam, tetapi sungai hasil sodetan pada masa Kahuripan dan Jenggala abad ke sebelas untuk mengurangi banjir dan mengairi wilayah selatan delta Brantas. Lalu buku Pramudya yang lain Jalan Pos Raya Daendels (2003), bahkan menceritakan keberadaan beberapa gununglumpur di sekitar Sungai Porong. Jangan2 Sungai Porong pun sodetan untuk membuang lumpur hasil erupsi gununglumpur ? Bisa ditelusuri lebih jauh. Buku2 roman sejarah tulisan Pramudya sering memuat data sejarah yang lebih detail daripada buku sejarah. Berikut kutipan upacara ritual paranormal untuk meminta agar Kelud segera meletus. salam, awang Senin, 05/11/2007 20:47 WIB Ramalan Paranormal, 29 November Kelud Akan Meletus Samsul Hadi - DetikSurabaya Kediri - Gunung Kelud yang aktivitasnya tidak menentu, membuat 20 paranormal dari Kediri dan Blitar menggelar ritual memohon agar Gunung Kelud segera meletus. Yang menarik seusai menggelar ritual, mereka mengaku mendapatkan jawaban, kapan waktu terjadinya letusan. Ritual tersebut digelar di Punden Sumber Banteng, Desa Sempu, Kecamatan Ngancar. Ritual yang digelar, Senin (5/11/2007) pukul 15.30 WIB dibawah guyuran hujan lebat. Dalam ritual ini, mereka mempersembahkan sesaji berupa nasi tumpeng lengkap dengan lauk-pauk berupa pitik ingkung (ayam panggang yang dibiarkan utuh), dan kembang setaman (kembang warna warni). Ki Joko, salah seorang paranormal asal Blitar yang menjadi pimpinan jalannya ritual sambil membakar dupa dan menyebarkan kembang setaman, membacakan mantra dan doa agar Gunung Kelud segera meletus. Ya Tuhan segeralah letuskan Gunung Kelud, karena kami sangat sengsara dengan penantian ini, katanya sambil mulutnya berkomat-kamit. Ki Joko menjelaskan, jika letusan Gunung Kelud tidak segera terjadi, maka warga yang tinggal di lereng Gunung Kelud akan mengalami kesengsaraan yang berkepanjangan, karena tidak dapat bekerja, dan harus hidup di pengungsian. Ketika ditanya mengenai dipilihnya lokasi Punden Sumber Banteng untuk menggelar ritual, Ki Joko menjelaskan jika di tempat yang keseharianya dijadikan tempat mencari air warga itu adalah yang paling tepat. Di sini ada patung Mbah Banteng yang dianggap sakral oleh warga. Makanya kami memohon kepada Mbah Banteng agar memintakan kepada Yang Maha Kuasa untuk segera meletuskan Gunung Kelud, terangnya. Yang menarik, seusai menggelar ritual, Ki Joko dan kawan-kawannya mengaku mendapatkan jawaban, kapan waktu terjadinya letusan Gunung Kelud. Menurutnya, letusan akan terjadi pada Kamis Kliwon, tanggal 29 Nopember mendatang, dan itu adalah waktu yang patut ditunggu mengenai apa yang akan terjadi pada Gunung Kelud. Kami tidak tahu meletus atau tidak, tapi tunggu saja jawabanya pada Kamis Kliwon nanti, kata paranormal yang mengaku tersohor di wilayah Blitar tersebut. (bdh/bdh) __ Do You Yahoo!? Tired of spam?
Re: [iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Carbonate through time
Pak Ibnu. Dolomitisasi terjadi apabila MgCO3 fluids menggantikan CaCO3 pada karbonat. Lingkungan MgCO3 fluids biasanya pada kondisi reduksi yang tak punya sirkulasi air yang terbuka, di situ evaporit berkembang. MgCO3 fluids biasanya masuk ke endapan karbonat melalui konduit sesar yang membawa MgCO3 fluids dari tempat pembentukannya ke wilayah karbonat yang tersesarkan. Bila fluids ini dilepaskan di faulted carbonates, maka karbonat akan terdolomitisasi. MgCO3 juga bisa berasal dari dewatering clay di atas karbonat, dan bila expelled fluids-nya masuk ke karbonat di bawahnya, maka akan terjadi juga dolomitisasi. Kadar MgCO3 5-20 % sebenarnya masih rendah, kalau di perminyakan, efeknya belum akan negatif terhadap porositas reservoir. Tetapi di pertambangan mungkin lain ya. Untuk menghindari wilayah2 yang mungkin terdolomitisasi ya dihindari saja daerah2 yang paling mungkin terjadi dolomitisasi seperti dijelaskan di atas; yaitu bila posisi karbonat ada di antara clay kemudian ada sesar yang menghubungkannya. Yang Paciran, kelihatannya tidak punya posisi begitu. Gamping Paciran sebagian jadi gamping Karren sampai ke permukaan dan tak ditutupi clay. Lagipula kalau kedalamannya dangkal, dewatering semakin berkurang. Tapi waspadai bila Paciran duduk di atas Wonocolo clays dan ada sesar penghubung keduanya. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth P Awang, Cukup menarik topik tentang karbonat-nya. Di bagian bawah sempat disinggung bahwa jika pada proses pengendapannya banyak berasosiasi dengan evaporit maka akan banyak terdolomitisasi. Apakah ini berarti bahan2 evaporit ini dalam bentuk MgCO3? Saya melakukan penambangan di carbonate Plio-Pleistosen (Formasi Paciran, Tuban Jatim) pada daerah semi karstic. Ada beberapa blok dolomitan (Mgo = 5-20%) yg harus dihindari pemakaiannya yg berlebihan. Dalam karbonat pada umur dan formasi tsb, apakah ada ciri2 khususnya terutama yg berhubungan dengan dolomit? dan dalam hal ini kontrol geologi apa yg bisa dijadikan acuan untuk men-trace batas2 dolomit ini mengingat data bor yg sangat minim. Terima kasih sebelumnya. src=http://us.f570.mail.yahoo.com/ym/Upload?Data=upl670573618; width=16 __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
[iagi-net-l] Papua and South Pacific island Arc Collision ( was : biggest meteor impact on earth)
island arc subsequently uplifted as the result of the collision with the Australia (presently southern Papua) forming the Central Ranges of Papua. Hall (2002) and van Ufford and Cloos (2005) concluded that tectonic models of New Guinea range from one discrete collisional event to prolonged accretion. Many models show a single arc-continent collision. The likely complexity of this region is conveyed on many published cross-sectional sketches of plate interactions, which include postulated collisions, subduction polarity reversal, and quite varied subduction polarities. Almost all advocate northward subduction of oceanic crust north of Australia before collision of the Australia margin with a south-facing arc. Few authors have proposed that the northern Australian margin was an active margin and there was southward-subduction beneath this margin before the active margin of north Australian continent collided with an arc (e.g. Hill and Hegarty, 1987; Hill et al., 1993; Monnier et al., 1999). dody darmawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Kalau boleh saya sedikit komentar dan bertanya mengenai statement Pak Awang bahwa Papua tak terkait dengan subduction dan collision di utara Australia. Kalau saya lihat di peta tektonik, kalau tidak salah kontinen Australia ini berbenturan (collision) dengan Pasific Plate. Benturan ini menyebabkan terangkatnya sebagian sediment Mesozoikum menjadi rangkaian pegunungan tinggi diantaranya puncak Jaya Wijaya yang merupakan pegunungan tertinggi di Indonesia. Benturan itu pula menjadikan world class porphyry intrusion berumur muda (Miocene) bisa terekspose ke permukaan. Puncak dari intrusi porphyry biasanya terbentuk 2 - 5km below the surface. Berarti proses pengangkatan akibat collision ini menyebabkan setidaknya 2000 - 5000m terangkatnya kerak ke permukaan. Mungkin kalau boleh saya bilang kita tidak mungkin punya tambang tembaga-emas Freeport kalau bagian utara Austrlia tidak berbenturan dengan Pasific Plate ini. Kira-kira apakah pertanyaan saya ini benar? salam, Dody Darmawan Angkatan '88 Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: .. Collision Australia-Timor Tanimbar terjadi di Early Pliocene, saat itu PNG dan Papua sudah jauh maju ke utara di kontinen Australia, dan PNG serta Papua bukan di sektor yang berbenturan dengan Timor-Tanimbar; jadi saya pikir keberadaan PNG/Papua tak terkait dengan subduction dan collision di utara Australia. salam, awang Vicky Amir [EMAIL PROTECTED] wrote: ... maaf pak awang ada pertanyaan lagi nih.. mengenai north subduction di utara India maupun Australia, apakah benar exist?dari paper storey tdk menyebutkan secara signifikan mengenai indikasi keberadaan north subduction selain sbduction di proto-Pacific margin..saya sampaikan saja di presentasi klo subduksi utara ini benar2ada maka indonesia tdk akan mempunyai papua nugini seperti sekarang ini...(all laugh) he2..mohon koreksinya pak awang jika saya salah dalam menginterpretasi hal tersebut... Regards Vicki R. Amir __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com __._,_.___ Messages in this topic (0) Reply (via web post) | Start a new topic Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar Moderators: Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED] Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED] Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED] Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED] Satya '2000 [EMAIL PROTECTED] Andri'2004 [EMAIL PROTECTED] Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity 3 New Members Visit Your Group Yahoo! Kickstart Sign up today! Reconnect with college alumni. Y! Messenger Group get-together Host a free online conference on IM. Official Samsung Yahoo! Group for supporting your HDTVs and devices. . __,_._,___ __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] The Geology of Indonesia
Pak Herman, Bagus sekali, terima kasih atas kepedulian yang besar kepada Geologi Indonesia. Semoga kelak pekerjaan embrionik ini menjadi besar dengan kontribusi yang besar dari banyak rekan-rekan ahli geologi Indonesia. Dan, pada akhirnya semua orang di seluruh dunia akan dapat mengakses pengetahuan ini dengan mudah. Misi Wikipedia adalah misi mulia penyebaran ilmu pengetahuan, dan bila kita dapat menjadi bagian dari misi ini sungguh baik dan terpuji. salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekan-rekan, Buku The Geology of Indonesia di Wikibooks sudah saya isi dengan text yang berasal dari buku An Outline of the Geology of Indonesia. Sekarang saya mulai merapihkan dan melengkapi text-nya, juga memuat gambar-gambarnya. Bagi rekan-rekan yang punya masukan atau mau berbagi informasi, silahkan melengkapinya. Boleh kirim lewat saya atau langsung edit di Wiki books dengan alamat sebagai berikut: http://en.wikibooks.org/wiki/The_Geology_of_Indonesia Salam, Herman Darman Regional Geologist - Caspian Team Shell International Exploration and Production B.V., The Hague, The Netherlands - Trade Register no. 27002688 * e-mail: [EMAIL PROTECTED] * Mobile: +31(0) 61097 2827 * Office: +31(0) 70447 5340 * Postal: SIEP B.V, Kessler Park 1, S-2100, 2288 GS Rijswijk, The Netherlands * Internet: http://www.shell.com/eandp-en This message, any attachment and response string are confidential and may be legally privileged. It is intended only for the use of the parties to whom it is addressed. If you are not the addressee indicated in this message please notify the sender immediately by reply email and destroy this message. All information and attachments remain the property of Shell. __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] Gunung Kelud Meletus !!!
Selamat bergabung kembali di milis IAGI Pak Untung, semoga Pak Untung selalu sehat. Kemarin ini saat di JCB07 Bali, Pak Surono diundang panitia untuk membagikan pengetahuan dan informasi terkini tentang Gunung Kelud dalam acara makan siang (Kamis 15 November 2007). Pak Surono mempresentasikan secara komprehensif peningkatan status Gunung Kelud dari normal aktif sampai awas. Tidak ada keterangan tentang pengukuran medan magnetik sekitar gunung. Barangkali, metode tersebut memang tidak dilakukan. Dalam kegiatan Kelud tahun ini, semua parameter acuan letusan 1990 ternyata tak bisa digunakan sebagai acuan. Telah terjadi suatu hal yang sama sekali tidak diprediksikan, yaitu hampir hilangnya seluruh permukaan danau Kelud sebab termakan oleh tumbuhnya kubah lava yang semakin besar dan tinggi. Apa yang akan terjadi berikutnya, masih membuat was-was meskipun sejak 8 November 2007 status gunung sudah diturunkan dari alert level IV (awas) ke alert level III (siaga). Saya akan coba sampaikan pemikiran Pak Untung kepada Pak Surono. salam, awang untungm [EMAIL PROTECTED] wrote: Gunung Kelut sampai hari ini belum meletus. Padahal data telah menunjukkan gejala-2 akan meletusnya gunung tersebut. Mumpung ada peristiwa yang langsung kita amati dari suatu gejala alam yang jarang kita jumpai ini. apa sudah dicoba dengan pengukuran magnet? Kalau temperatur naik medan magnet di gunung tersebut akan naik juga. Keadaan ini gunung belum menunjukkan hahwa akan meletus. Bila temperatur naik terus sampai mencapai titik Curie, intensitas magnet akan turun atau tetap seperti semula. Sampai dengan titik ini kita harus waspada karena gunung akan meletus. Maaf, ini bukan suatu anjuran, tetapi teori mengatakan demikian. Seperti saya katakan di atas, mumpung ada gejala yang dapat menunjang terbuktinya cara ini. mengapa tidak dicoba. CATATAN: Pengukuran magnet harus continue (continuous recording) Pilih tempat yang tidak jauh dari gunung dan sepi magnet). M. Untung - Original Message - From: Awang Satyana To: ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Saturday, November 03, 2007 11:06 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Gunung Kelud Meletus !!! Gunung Kelud belum meletus seperti berita di Detik.com yang dikutip di bawah. Wawancara dengan penyiar Elshinta dengan Dr. Surono (kepala PVMBG) malam ini (Sabtu 3 Nov. 2007 pukul 21.00 WIB) mengkonfirmasi ini. Walaupun semua gejala gunungapi ini sudah jauh melebihi kondisi letusan 1990, sehingga disebut overscale (misalnya gempa tremor terjadi 22 jam, suhu air kawah mendekati 50 C), tetap saja gunung ini belum meletus. Secara teori, gunung ini harusnya sudah meletus. Dr. Surono mengaku tidak tahu mengapa begitu dan tidak bisa meramalkan kapan gunung ini akan meletus. Sebanyak 22 orang pengamat gunungapi dan volcanologist sedang bekerja keras memantau gunung yang sangat sulit ditebak ini. Tak pernah sebegitu banyak ahli gunungapi diterjunkan untuk mengamati gunungapi, hanya di Kelud pada saat ini. Pak Surono pun mengeluhkan dan memprotes secara keras media massa yang menambah kerunyaman pemberitaan seputar Kelud. salam, awang Sabtu, 03/11/2007 19:41 WIB Satlak: Gunung Kelud Belum Meletus Rita Zoelkarnaen - DetikSurabaya --Blitar - Meski kondisi Gunung Kelud ibaratnya sudah hamil tua dan tinggal menunggu detik-detik melahirkan, namun sampai pukul 19.00 WIB, Sabtu (3/11/2007) belum terjadi letusan dari puncak Kelud. Kondisi tersebut seperti yang dikonfirmasikan Humas Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Kabupaten Blitar Sukamtono kepada petugas Pos Pantau Margomulyo yang sudah turun ke Ngancar Kediri, Umar Rosadi. Khusus untuk apakah Kelud benar-benar sudah meletus atau belum, warga Blitar jangan percaya informasi dari manapun dan siapapun selain dari Satlak. Dan begitu Kelud benar-benar meletus, Satlak pasti akan memberikan informasi resmi saat itu juga melalui berbagai cara, tegas Sukamtono saat dikonfirmasi detiksurabaya.com sekitar pukul 19.00 WIB. Pantauan detiksurabaya.com di lapangan, sekitar pukul 17.00 WIB tadi sore terjadi kepanikan luar biasa di wilayah Kabupaten Blitar. Penyebabnya, munculnya berita di televisi swasta nasional bahwa Gunung Kelud sudah meletus. Akibat pemberitaan tersebut, bahkan warga yang panik mengungsi ada yang mengalami kecelakaan. Seperti yang terjadi di Desa Kedawung Kecamatan Nglegok, terjadi kecelakaan antara dua pengendara sepeda motor. Lebih lanjut Sukamtono menjelaskan, informasi letusan Kelud akan disampaikan dengan berbagai cara. Antara lain dengan langsung menyiarkan melalui radio-radio yang ada di Blitar, membunyikan seluruh sirine dan titir (memukul kentongan bambu maupun besi - red). (gik/gik) Rovicky Dwi Putrohari wrote: Gunung Kelud Meletus !!! Akhirnya Gunung Kelud dinyatakan meletus pada jam 16.00 WIB Kediri (ANTARA News) - Gunung Kelud (1.751 m) dinyatakan telah meletus setelah terjadi gempa tremor over
[iagi-net-l] Flora Pegunungan Jawa (van Steenis, 1972, 2006)
Buat rekan-rekan yang gemar mendaki gunung-gunung di Jawa dan suka mengamati flora pegunungan, buku klasik van Steenis ini merupakan panduan yang baik. Buku ini kini mudah didapatkan di toko-toko buku besar. Saya melihatnya mulai dipajang sekitar dua bulan yang lalu. Buku ini diterbitkan pertama kali dalam bahasa Inggris (The Mountain Flora of Java) oleh E.J. Brill, Leiden, Belanda 35 tahun yang lalu (1972). Sampai diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, penyebaran buku ini tentu terbatas, kebanyakan di kalangan ilmuwan yang menekuni biologi dan botani saja. Penerbitannya di luar negeri membuat buku ini sulit ditemukan. Suatu hal yang cukup menyedihkan, isi buku membahas flora pegunungan Jawa, tetapi masyarakat yang tinggal di Jawa sendiri susah mengaksesnya. Maka, inisiatif dan usaha menerjemahkan buku tersebut dan menjualnya di took-toko buku umum patut diacungi jempol. Adalah Pusat Penelitian Biologi LIPI yang berinisiatif menerjemahkan dan menerbitan buku ini ke dalam bahasa Indonesia. Mereka bekerja sama dengan World Bank, John D CatherineT. MacArthur Foundation, Penerbit EJ Brill Leiden, dan Unesco Jakarta office. Buku terjemahannya setebal 259 halaman, lebar, kira-kira seukuran kertas A4, dicetak pada kertas yang bagus, memuat 57 halaman penuh warna 456 spesies tumbuhan berbunga asli pegunungan Jawa. Karena dicetak deluxe dan banyak warnanya, maka harganya jauh di atas rata-rata kebanyakan buku (rata2 harga buku sekarang Rp 40.000, buku van Steenis ini Rp 200.000), tetapi dijamin tak akan rugi memilikinya buat penggemar flora pegunungan Jawa. Gambar-gambar 456 spesies tumbuhan di dalam buku ini dilukis oleh dua orang Indonesia : Amir Hamzah dan Moehamad Toha, dua pelukis botani Herbarium Bogoriense Kebun Raya Bogor masa lalu. Lukisannya breathtaking, penuh dengan detail, simetri, dan kecermatan yang mengagumkan, dilukis dari contoh hidup dalam ukuran sebenarnya. Flora Pegunungan Jawa ditulis oleh CGGJ (Cornelis Gijsbert Gerrit Jan) van Steenis (1901-1986). Bagi penggemar botani, nama van Steenis tentu tak asing lagi sebab van Steenis adalah pakar flora Indonesia dan Asia Tenggara. Buku-bukunya yang terdahulu pernah terbit pada masa Belanda dan awal-awal Indonesia merdeka, beberapa di antaranya dipakai sebagai buku ajar di sekolah-sekolah menengah, misalnya De Nuttige Planten van Indonesie (tumbuhan-tumbuhan bermanfaat di Indonesia), juga yang sudah diterjemahkan oleh Pradnya Paramita (ex penerbit J.B Wolters zaman Belandanya): Flora untuk Sekolah di Indonesia (1947), diterjemahkan oleh Moeso Surjowinoto dkk.. CGGJ van Steenis adalah pakar botani yang pada tahun 1927-1949 bertugas di Kebun Raya Bogor dan Herbarium Bogoriense. Sumbangannya sangat besar dalam bidang taksonomi, biogeografi, dan ekologi tropika. Van Steenis adalah pendiri jurnal Flora Malesiana, sebuah jurnal terkenal pada zamannya tentang tumbuhan berbiji dan paku-pakuan di kawasan Asia Tenggara. Kiprah terakhir van Steenis dalam profesinya adalah gurubesar sistematika tumbuhan pada tahun 1962-1972 di Rijksherbarium Universitas Leiden. Dikabarkan bahwa van Steenis selama hidupnya telah mengumpulkan lebih dari 24.000 nomor koleksi herbarium dan namanya diabadikan di dalam lebih daripada 39 spesies tumbuhan. Istrinya, Rietje van Steenis-Kruseman adalah asisten abadi van Steenis, yang setia menemaninya meneliti tumbuhan. Terjemahan Mountain Flora of Java (van Steenis, 1972) dikerjakan oleh Jenny A Kartawinata, mantan redaktur Femina Group. Jenny bukan pakar botani, tetapi jangan kuatir terjemahannya keliru sebab hasil terjemahannya diperiksa secara cermat oleh tiga orang pakar botani : Dr. Kuswata Kartawinata (pakar ekologi dan taksonomi tumbuhan, mantan kepala Herbarium Bogoriense, penasihat ekologi Unesco Jakarta), Prof. Dr. Elizabeth Widjaja (pakar taksonomi tumbuhan dan etnobotani, Herbarium Bogoriense), dan Dr. Tukirin Partomihardjo (pakar ekologi tumbuhan, Herbarium Bogoriense). Maka, dijamin terjemahannya berbobot sebagaimana aslinya. Buku ini dirancang agar bermanfaat ganda : (1) sebagai buku panduan botani bagi para penggemar alam di Jawa dan sebagian Sumatera ketika menjelajah gunung2, hutan, padang rumput terbuka di tengah hutan, rawa, kawah, sekitar solfatara dan fumarol, punggung2 gunung dan lereng2 tinggi; dan (2) menambah nilai pendidikan bagi para guru dan siswa di Indonesia. Alam harus dikaji dan dihargai di lapangan, dilengkapi dengan percobaan dan pengujian pre-asumsi di laboratorium. Flora Jawa meliputi kawasan tropika seluas lebih dari 130.000 km2, termasuk yang paling baik dikaji di dunia sejak karya Junghuhn. Tumbuhannya dari Asia tropik sampai Australia tropik. Buku ini diharapkan penulisnya menyadarkan masyarakat Jawa akan kekayaan flora di pulau mereka, khususnya di pegunungan, dan merangsang kesadaran mereka untuk menghormati dan melestarikan warisan ini. Hutan dan vegetasi alami harus
[iagi-net-l] Re: [Geo_unpad] Geologi Ransiki
Rana, Keterangan geologi detail bisa ditemukan di peta geologi Lembar Ransiki, skala 1 : 250.000 dan laporannya yang setebal 81 halaman Geology of the Ransiki Sheet Area, Irian Jaya (Pieters, P.E.; Hakim, A. Sufni; dan Atmawinata, S. - Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung 1990). Peta dan buku laporan itu dapat dilihat2 di perpusatakaan P3G (sekarang PSG - Pusat Survey Geologi) di samping kiri museum geologi Jl. Diponegoro Bandung. Pak Dr. Ukat Sukanta, yang juga suka menulis di milis Geo-Unpad, mantan seksi pemetaan Irian Jaya P3G, pasti punya keterangan detail tentang bagian timur Kepala Burung ini. Wilayah Ransiki terkenal akan Sesar Ransiki yang merupakan bagian panjang dari Sesar Sorong di utara Papua. Di wilayah Ransiki, sesar besar ini benar2 membatasi Kemum Block yang disusun batuan benua Australia di sebelah barat sesar dan batuan busur kepulauan samudera Arfak Block di sebelah timur sesar. Ini sesar aktif dengan gerak sinistral yang masih suka menyebabkan gempa seperti gempa terbaru pada 7 September 2007 dengan kekuatan 5,3 Mw. Sesar Ransiki, meskipun suka digambarkan menyeberang ke Sesar Yapen di Pulau Yapen, ia sebenarnya juga menerus terus ke selatan menuju sesar besar lainnya yang masih satu arah, yaitu Sesar Wandamen-Wondiwoi, yang sekaligus merupakan tinggian batuan dasar metamorfik membatasi leher burung Lengguru di sebelah timur. Blok Kemum di wilayah Ransiki disusun oleh batuan2 sedimen, metamorfik, dan beku berumur Silur-Kuarter yang membentuk Pegunungan Lina. Di kompleks karbonat Tersier Pegunungan Lina ini pada tahun 2004 oleh tim speleologi Prancis ditemukan gua terdalam di dunia (2000 meter), tentu ini penemuan yang sangat penting. Record sebelumnya dipegang oleh gua St Jean di Prancis (1.610 m). Wilayah transisi Ransiki Fault disusun oleh kompleks batuan Tersier bawah Prafi Formation, Lembai Diorite, dan Wai Limestone. Blok Pegunungan Arfak disusun oleh batuan oceanic volcanics Arfak, Miocene Maruni limestone, Pliocene Befoor Formation, dan Plio-Pleistocene Manokwari Limestone. Karena didominasi gamping, maka di Pegunungan Arfak ini pun banyak terbentuk gua. Antara lain, sebuah gua sepanjang 900 meter yang ditemukan WWF mengandung puluhan jenis kelelawar. Di kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak hidup bebas dengan tingkat populasi tinggi enam jenis kupu-kupu sayap burung (Ornithoptera rohchildi) yang ditangkap masyarakat suku Arfak di kawasan penyangga cagar alam tersebut. Cagar Pegunungan Arfak dengan areal seluas 65.300 hektar merupakan tempat koleksi biologi pertama di Tanah Papua oleh peneliti Eropa Lesson, Beccari dan Albertis pada tahun 1824-1827 dan 1872-1875. Kawasan ini juga merupakan tempat asal (type locallity) sejumlah besar mamalia, burung, tumbuh-tumbuhan dan berbagai spesimen tanaman lainnya yang hingga kini masih menjadi sasaran penelitian para ilmuwan dalam dan luar negeri karena spesies-spesies tersebut hanya bisa dijumpai pada kawasan cagar alam Pegunungan Arfak. Secara ringkas, geologi dan biologi wilayah Ransiki sangat menarik, juga buat para ahli etno-linguistik sebab di wilayah yang tak terlalu luas bisa ditemukan puluhan jenis bahasa suku. salam, awang R. Wiratama'96 [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all, Kepada rekan-rekan Geounpad ada yang pernah melakukan kajian geologi di khususnya di daerah Ransiki Papua Barat... saya mohon gambarannya.. Terimakasih Rana - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. [Non-text portions of this message have been removed] __._,_.___ Messages in this topic (0) Reply (via web post) | Start a new topic Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar Moderators: Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED] Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED] Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED] Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED] Satya '2000 [EMAIL PROTECTED] Andri'2004 [EMAIL PROTECTED] Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity 3 New Members Visit Your Group Yahoo! Kickstart Sign up today! Reconnect with college alumni. Y! Messenger Want a quick chat? Chat over IM with group members. Yahoo! Groups Real Food Group Share recipes and favorite meals. . __,_._,___ - Be a better sports nut! Let your teams follow you with Yahoo Mobile. Try it now.
RE: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Pak Jossy, Saya tidak punya blog pribadi, pasti tidak akan sempat untuk merawatnya dari waktu ke waktu. Tetapi, beberapa tulisan saya yang mungkin dipertimbangkan menarik untuk konsumsi khalayak ramai, suka muncul di beberapa blog. Tulisan2 itu asalnya dari tulisan2 saya di milis2 yang saya jadi anggotanya, beredar secara berantai, akhirnya muncul di blog ini dan blog itu. Biasa terjadi hal seperti itu. Kelak mungkin kalau punya waktu lumayan lowong saya akan coba membuat blog pribadi. Untuk itu, saya pasti akan banyak bertanya kepada Pak Rovicky atau Pak Wahyu Budi, rekan2 di milis ini yang punya blog pribadi. Sekarang ini, hampir tidak mungkin buat saya membuat blog dan terutama merawatnya. Baca buku saja biasanya saya lakukan di perjalanan ke/dari kantor (maka saya naik angkutan umum saja ke kantor biar bisa baca, lumayan bisa 2-3 jam membaca ), atau setelah lewat pukul 23, bersaing dengan rasa kantuk. Ulasan2 tentang buku2 memang dimaksudkan untuk berbagi kesukaan sesudah membacanya, sekaligus menginformasikan bahwa ada buku2 bagus yang enak dibaca dan perlu. Membaca buku masih tetap memperkaya imajinasi (kalau nonton TV tentu imajinasi kita dimatikan), menantang pikiran, melatih sel2 otak agar bekerja, dan tentu aksioma lama tetap berlaku : menambah pengetahuan. Maka, baca saja bukunya daripada sekedar ulasannya he2... salam, awang Inaray, Jossy [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Sudah waktunya nih utk membuat blog yang berisi ulasan2 semua buku yang Pak Awang pernah baca, for sure saya adalah visitor pertama utk blog nya Pak Awang, atau sudah adakah? Salam, JOSSY -Original Message- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 20, 2007 5:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Original Message - From: Awang Harun Satyana To: Sent: Tuesday, November 20, 2007 3:09 PM Subject: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007) Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya. Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya. Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat itu. Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll. Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya
RE: [iagi-net-l] Gagal Visa !!
Pak Eddy dan Pak Dardji, Terima kasih banyak telah memasangkan poster saya bahkan menjagainya dan menjawab pertanyaan2 pengunjung dan session chair-nya, untung booth poster kita bersebelahan ya. Untung juga bahwa Pak Eddy dan Pak Dardji berangkat lebih awal sehingga acara tidak terduga mesti menginap di Dubai tak mengganggu jadwal presentasi poster di Konferensi AAPG. Selamat menikmati acara2 di pertemuan AAPG Athena Pak, terutama berburu buku2 dan CD2 textbook terbitaan AAPG yang pastinya semua harganya dipotong. Selamat menikmati Athena juga dan have a safe back. salam, awang Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Awang, Benar poster Anda terpasang seharian di hari Senin kemarin. Saya dan Pak Dardji yang jaga dan memang kami tidak maksimal jaganya karena kami punya problem urusan barang. Karena masalah kabut maka kami terpaksa bermalam sehari di Dubai. Waktu tiba di Atena bagasi kami belum ada, sehingga waktu makan siang kami kami gunakan untuk belanja keperluan darurat. Meski demikian saya sempat menjamu Jim yang session chair. Dia banyak tanya ttg poster Anda dan di akhir sesi dia memberi salam ucapan terima kasih kepada kami di booth 4 dan 5. Sementara itu dulu berita dari AAPG Atena. Wasalam, EAS - Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage.
Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Mang Okim, Terima kasih banyak atas apresiasinya, semoga selalu berguna apa yang saya tulis. Terima kasih juga atas saran Mang Okim untuk mengirimkan ulasan2 itu ke media massa, akan saya coba. Saya juga mengikuti semua ulasan Mang Okim tentang batu mulia, saya banyak belajar dari tulisan2 Mang Okim tersebut. Kiat2 praktis mengenal dan membedakan batu mulia (terutama agar tidak tertipu) sangat bermanfaat, dan suka saya ceritakan kepada teman2 saya penggemar batu mulia di luar milis IAGI . salam, awang miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Ulasan Pak Awang benar-benar sangat menghipnotis , sangat menarik , dan sangat asyik dibaca. Seandainya penulis novelnya, Daniel Kehlmann , atau penterjemah / penerbitnya membaca ulasan Pak Awang, pastilah apresiasi tinggi akan diberikan ke Pak Awang. Dan alangkah bermanfaatnya kalau ulasan Pak Awang ini dapat dimuat di media cetak nasional, agar dapat dibaca oleh khalayak ramai . Kita sangat memerlukan ulasan semacam yang ditulis oleh Pak Awang ini, agar semangat untuk mengeksplorasi alam dan lingkungannya terus membara di jiwa kita. Selamat ya Pak Awang, MGBU mang Okim - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.
[iagi-net-l] Gempa Sumbawa 6,7 SR (6.4 Mw) 26 November 2007
Dari tengah malam tadi sampai pagi ini, saudara-saudara kita di Sumbawa tengah berhadapan dengan gempa. Belasan rumah rusak dan runtuh, belasan luka2, dan seorang tewas menurut berita MetroTV pukul 05.00 tadi. Gempa dilaporkan terjadi sekali hampir setiap jam dengan magnitude di atas 6 SR. Gempa utama dilaporkan BMG terjadi pada pukul 00.02.17 26 November 2007 dengan magnitude 6,7 SR (6.4 Mw menurut USGS). Pusat gempa pada 8.299 degS dan 118.385 deg E berasal dari kedalaman 30 km. Secara geografis, pusat gempa ini terjadi di pantai utara Sumbawa di Teluk Sanggar, sekitar 30 km sebelah timur tenggara Gunung Tambora, atau 40 km sebelah barat baratlaut Bima. Data USGS prototype centroid moment tensor solution menunjukkan pematahan batuan pada pusat gempa berupa sesar naik-mendatar dengan jurus 61 NE dan kemiringan 33 deg. Dilaporkan tidak terjadi tsunami ke arah Sumbawa mungkin karena magnitudenya berada di ambang batas minimal tsunami-genic earthquake, pematahan batuannya tidak murni dip-slip, dan lokasinya di pantai. Secara regional, gempa ini diakibatkan oleh subduksi kerak samudera Flores di bawah Sumbawa yang terkenal sebagai jalur Flores (mega) Thrust. Dalam 15 tahun terakhir, gempa2 besar di utara Sumbawa dan Flores ini menyebabkan tsunami yang besar, seperti pernah dialami Maumere pada tahun 1990-an. Sumbawa dan Flores, serta ujung timur Lombok, terangkat oleh double subduction dari utara dan selatan. Dari utara adalah oleh Flores (mega) Thrust dan dari selatan oleh subduksi kerak samudera Hindia. Sebaran kedalaman episentrum di sekitar pulau2 ini pun menjadi rumit, terutama di sebelah utara, tempat berkumpulnya episentrum gempa2 dalam asal subduksi kerak Hindia sampai kedalaman 500 km, bersatu tempat dengan gempa2 dangkal 70 km asal Flores (mega) Thrust. Flores Thrust sendiri mengalami evolusi. Peta lama Warren Hamilton menaruh batas baratnya di sebelah utara bagian tengah Sumbawa. Kini, ia juh lebih ke barat sampai di sebelah utara timur Lombok. Tetapi, jejaknya sesungguhnya masih terus sampai ke ujung utara Jawa Timur. Gempa Situbondo beberapa bulan yang lalu terjadi di jejak sesar besar ini. Semoga gempa yang datang ketika rakyat Sumbawa utara tengah tidur lelap ini tak banyak memakan korban. Sebagian besar dari kita memang tidur bersama gempa (sleeping with earthquake !). salam, awang - Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.
[iagi-net-l] Fred Meissner (1932-2007) : Think Like Oil
Untuk rekan-rekan yang menekuni petroleum system dan petroleum geochemistry, nama Fred Meissner tentu tidak asing lagi. Dia adalah salah satu tokohnya, seperti Tod Harding dan James Lowell dalam struktur geologi, Qing Sun dan Mateu Esteban dalam carbonate sedimentology, atau John van Wagoner dan Henry Posamentier dalam sequence stratigraphy. Di dalam mengembangkan petroleum system, Fred Meissner sebanding dengan Leslie Magoon atau Wallace Dow. 18 September lalu, Fred Meissner menghembuskan nafasnya yang terakhir setelah sekian lama berjuang melawan kanker kerongkongan. AAPG Explorer edisi terbaru (November 2007) memuat berita meninggalnya tokoh penemu hydrocarbon machine ini. Keahlian Meissner adalah terutama dalam bidang hydrocarbon generation, migration, dan accumulation. Hydrocarbon machine yang ditemukannya adalah sebuah gambar sederhana, tepat, dan praktis yang melukiskan hubungan antara ketiga proses ini bersama elemen-elemen petroleum system, yaitu ada elemen-elemen batuan : source rocks, carrier beds, reservoir rocks, sealing rocks, burial rocks; digambarkan bersatu dengan proses-proses : generasi hidrokarbon, ekspulsi, migrasi, dan akumulasi di perangkap struktur, stratigrafi, maupun kombinasi keduanya. Kita barangkali sering menggunakan gambar ini, Fred Meissner-lah yang memperkenalkannya untuk pertama kalinya. Gambar ini praktis, dan hubungan hydrocarbon machine itulah yang sebenarnya dicari2 para eksplorasionis di suatu daerah. Fred Meissner lahir di Denver dan menamatkan sekolahnya di Colorado School of Mines (master degree) tahun 1954. Setelah menjalankan dinas militer dalam Perang Korea, Meissner bekerja selama 17 tahun untuk Shell. Di sini dia bertemu dengan M. King Hubbert, tokoh terkenal dalam petroleum geology yang menerapkan prinsip2 mekanika fluida dalam proses migrasi dan akumulasi hidrokarbon. Meissner menyebut Hubbert sebagai gurunya. Setelah Shell, Meissner bergabung dengan Trend Exploration pada awal 1970-an, dan bersama tokoh2 legendaris penemu minyak di perusahaan itu, Tom Jordan dan Norm Foster, Fred Meissner menemukan lapangan-lapangan minyak besar dalam reservoir karbonat di Cekungan Salawati, Kepala Burung, Irian Jaya (lapangan2 Kasim, Walio, Jaya). Tahun 1986-2004, Meissner mengajar di almamaternya sambil bekerja sebagai seorang konsultan. Tahun 2004, dia resmi pensiun, tetapi sekali-sekali masih suka diminta mengajar dan memimpin field trip di seputar Rocky Mountains. Tiga minggu sebelum kematiannya, dalam usia 75 tahun Meissner masih memimpin sebuah fieldtrip yang diikuti 30 peserta. Tahun 1997, ketika IPA mengadakan simposium internasional petroleum system SE Asia-Australasia di Jakarta, Fred Meissner diundang IPA bersama tokoh2 petroleum system lainnya (Leslie Magoon dan Dietrich Welte). Meissner memberikan keynote lecture berjudul, The Role of Depositional Sequences in Creating and Controlling Petroleum Systems Basic Principles and Examples. Di situ Meissner memunculkan hydrocarbon machine-nya yang terkenal, elemen2 petroleum system-nya dimodifikasi dengan menerapkan sequence stratigraphy. Fred Meissner pun dalam simposium ini mengajar short course dua hari berjudul Subsurface Pressures and Petroleum Systems : Pressure Relationships to the Generation,Migration, and Accumulation of Hydrocarbons. Barangkali ada rekan2 yang kebetulan ikut kursusnya ? Meissner adalah seorang guru yang baik, jauh lebih baik daripada gurunya sendiri, King Hubbert yang terkenal garang dalam mengajar. Selain hydrocarbon machine, Fred Meissner juga terkenal sebagai orang pertama yang menemukan bahwa source rocks juga dapat merupakan reservoir rocks, khususnya bahwa produksi gas bisa berasal dari coal beds dan carbonaceous shales. Meissner mempublikasikan hal ini dalam paper-papernya tahun 1977-1978. Kita sekarang mengenalnya sebagai CBM (coal bed methane). Meissner juga menemukan bahwa perubahan fase dari solid organic matter menjadi liquid selama generasi hidrokarbon telah menyebabkan abnormally high pressure dalam batuan induk, dan kemudian menyebabkan fracturing di batuan induk maupun reservoir di dekatnya. Pemikiran ini merupakan salah satu mekanisme kejadian overpressure dan ekspulsi hidrokarbon dari batuan induk melalui micro-fracturing. Mekanisme inilah yang sampai sekarang banyak diterima orang, dan Meissner-lah yang menemukannya. Ketika ditanya orang bagaimana menjadi sukses menemukan hidrokarbon, inilah jawaban Fred Meissner. To be successful at finding oil and gas you have to think like a bubble of oil and gas. Where and how was it matured, how did it travel through the rocks and why and where was the logical place for it to end up Bayangkanlah bahwa kau sendiri adalah butir minyak dan gas itu, begitu kira-kira. Begitulah Fred Meissner, selain ahli menemukan lapangan minyak, ia juga peneliti, pengajar, dan penulis yang baik. Para penekun petroleum geology, lebih
Re: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi
Pak Rovicky, Masa eksplorasi yang dibatasi hanya tiga tahun, tanpa bor, juga relinquishment semacam GHA sudah menjadi issue dalam rapat2 badan/departemen Pemerintah terkait beberapa bulan terakhir ini. Bila dipandang baik dan disepakati semua pihak, issue itu bisa menjadi sistem kontrak baru yang akan berbeda jauh dari sistem KPS standar. Untuk blok2 baru yang akan segera ditender akhir bulan ini atau Desember besok (rencana terakhirnya begitu), semua termin kontraknya masih menggunakan sistem KPS standar yang sudah kita kenal. Semacam GHA belum bisa dilakukan pada kontrak2 lama yang memang masih menyisakan 20 % di status final relinquishment. Tetapi, untuk perpanjangan kontrak setelah 30 tahun atau lebih, hal2 semacam GHA dapat dilakukan, yaitu bila KPS bersangkutan tak lagi punya peluang eksplorasi tertinggal, maka semua wilayah di luar lapangan harus dikeluarkan (carved out). salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah final relinguisment masih menyisakan 20% dari original ? Di beberapa negara sekarang ini mulai dengan istilah GHA (Gas holding area) yaitu kontrak-kontrak baru untuk daerah hanya seluas lapangan thok (GWC) saja. Sepertinya mirip dengan TAC dahulu, tetapi tidak ada exploration activities. Apakah di Indonesia masih ada ? Aku rasa banyak lapangan-lapangan gas yang 'idle' yang dapat ditenderkan dengan cara seperti ini, sehingga hanya perusahaan2 kecil saja yang akan memungkinkan mengembangkan small field ini. Jadi memang jualannya bukan untuk eksplorasi. RDP On Nov 27, 2007 5:58 PM, Awang Harun Satyana wrote: Pak Rovicky, Itu baru usulan saja. Tender yang akan dilakukan atas 26 blok (21 reguler, 5 penawaran langsung) yang akan segera datang masih menggunakan program kerja eksplorasi standar (3+3+4). Tiga tahun pertama firm commitment dengan pekerjaan studi GG, survey seismik, bor. Tiga tahun kedua masih juga seperti itu. Dan, perpanjangan empat tahun terakhir (maksimal) bila diperlukan, sebelum komersialitas, juga bisa memuat pekerjaan2 studi GG, survey seismik, bor. Hanya bor yang membuktikan bahwa minyak ada atau tidak ada, data seismik bisa mengindikasi, tetapi tak pernah membuktikan. Dengan komitmen standar termasuk bor pun pada saat ini banyak sekali (hampir 200) proposal penawaran langsung menumpuk di meja Pemerintah. Artinya, investor dengan komitmen bor pun tetap menggebu. Hanya, benar bahwa realisasinya tak semenggebu usulannya.. (!) No drilling no discovery. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 27, 2007 4:25 C++ To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi Pak Awang atau yang lain di BPMIGAS ini maksudnya gimana ya ? Ada juga salah satu term di negara lain yang komitmennya hanya seismic. Tentunya waktunya diperpendek (hanya 2 tahun utk shoot seismic dan interpretasi). Kalau bagus baru ditambah lagi dengan perpanjangan tetapi dengan ngebor. Thanks RDP BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi, sehinga masa explorasi bisa di perpendek dari 10 tahun ke 3 tahun untuk lengkapnya silahkan buka di detikcom. http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/11/tgl/27/time/145744/idnews/858253/idkanal/4 __._,_.___ -- http://tempe.wordpress.com/ None one right solution ! No one can monopolize the truth ! JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - This email was Anti Virus checked by Administrator.
Re: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi
Pak Bambang, Cukup lama tak muncul di IAGI-net, semoga Pak Bambang selalu sehat dan sukses. Ya memang apa yang diusulkan Pak Kardaya itu bermula dari pengejaran komitmen yang mengecewakan. Realisasi komitmen eksplorasi hanya 50-75 %. Ini menjadi biang keladi mengapa penemuan eksplorasi tak bisa menggantikan produksi minyak setahun. Banyak KPS memundurkan komitmennya dengan berbagai alasan, dari alasan serius sampai sekedar alasan. Ada beberapa blok yang ditandatangani 1995-1997 baru melakukan komitmen bornya di tahun ke-10, yaitu mereka baru membor sumurnya tahun 2007, padahal itu merupakan komitmen pasti (firm commitment) tiga tahun pertama. Saya heran bagaimana blok2 ini masih bisa hidup sampai tahun ke-10 (bahkan ada yang sampai tahun ke-13 dengan tambahan grace period) tanpa melakukan komitmen pastinya ? Pemerintah kita mungkin terlalu akomodatif dengan membiarkan saja blok eksplorasi tertidur selama 9 tahun atau lebih. Tak boleh terjadi lagi hal2 semacam itu. Beberapa blok eksplorasi terkendala dengan tumpang tindih kehutanan yang telah bertahun-tahun tak menemukan jalan keluar. Untuk kasus ini, Pemerintah memang harus memberikan tambahan waktu tanpa pelaksanaan komitmen sebab tumpang tindih itu bukan kesalahan Kontraktor. Melihat itu semua, maka muncul ide komitmen seismik tanpa bor pada tiga tahun pertama (firm commitment). Kontrak2 baru sudah menuju ke situ kelihatannya sebab setiap Kontraktor harus menyerahkan jaminan bahwa mereka bisa melakukan seismik sejumlah komitmen tiga tahun pertama. Hanya, periodenya masih standar, yaitu 3 + 3 tahun. Penerapan ide ini kelihatannya tak bisa untuk semua blok, tetapi harus dipilih blok-blok mana saja (selektif). Ide ini terutama bagus untuk blok2 frontier. salam, awang Bambang Satya Murti [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang rekan-rekan lainnya, Saya setuju, no drilling - no discovery, tetapi kita perlu memberikan insentif khusus kan? Hemat saya, kalau model ini diterapkan, ini akan merupakan quantum leap untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi, terutama di daerah virgin basin, deep water, frontier...etc..etc... Rasanya, kalau seismik sudah mengindikasikan sweet spots, tanpa disuruh pun operator pasti akan mengusulkan untuk mengebor..lebih baik begitu dibanding komitmen semu ya? Lha kalau ini yang terjadi, kan malah ditanya, quo vadis explorasi di Indonesia? Viva explorationist.. Salam, Bambang (selamat mengejar komitmen ya pak) - Original Message From: Awang Harun Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, November 27, 2007 4:58:53 PM Subject: RE: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi Pak Rovicky, Itu baru usulan saja. Tender yang akan dilakukan atas 26 blok (21 reguler, 5 penawaran langsung) yang akan segera datang masih menggunakan program kerja eksplorasi standar (3+3+4). Tiga tahun pertama firm commitment dengan pekerjaan studi GG, survey seismik, bor. Tiga tahun kedua masih juga seperti itu. Dan, perpanjangan empat tahun terakhir (maksimal) bila diperlukan, sebelum komersialitas, juga bisa memuat pekerjaan2 studi GG, survey seismik, bor. Hanya bor yang membuktikan bahwa minyak ada atau tidak ada, data seismik bisa mengindikasi, tetapi tak pernah membuktikan. Dengan komitmen standar termasuk bor pun pada saat ini banyak sekali (hampir 200) proposal penawaran langsung menumpuk di meja Pemerintah. Artinya, investor dengan komitmen bor pun tetap menggebu. Hanya, benar bahwa realisasinya tak semenggebu usulannya.. (!) No drilling no discovery. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 27, 2007 4:25 C++ To: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi Pak Awang atau yang lain di BPMIGAS ini maksudnya gimana ya ? Ada juga salah satu term di negara lain yang komitmennya hanya seismic. Tentunya waktunya diperpendek (hanya 2 tahun utk shoot seismic dan interpretasi). Kalau bagus baru ditambah lagi dengan perpanjangan tetapi dengan ngebor. Thanks RDP BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi, sehinga masa explorasi bisa di perpendek dari 10 tahun ke 3 tahun untuk lengkapnya silahkan buka di detikcom. http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/11/tgl/27/time/145744/idnews/858253/idkanal/4 __._,_.___ -- http://tempe.wordpress.com/ None one right solution ! No one can monopolize the truth ! JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to:
Re: [iagi-net-l] Joint Study in open area.
terang adalah suatu kesalahan, dan tak akan ada lagi diberikan semacam itu, sebab jelas ini menghalangi perusahaan2 lain yang ingin melakukan joint study di tempat yang sama. Mengapa dulu MIGAS memberikan izin itu ? Karena perusahaan ini mengusulkan areanya di wilayah2 yang luar biasa ekstrim di Indonesia. Kelihatannya perusahaan2 biasa tak mungkin ke situ, begitu katanya. Go to extreme. Mereka melakukan survey yang datanya akan menjadi milik Indonesia. Mereka nanti harus memilih hanya 4000 km2 satu blok dari wilayah joint study-nya yang sahohah tadi. Banyak perusahaan2 besar yang juga bisa ekstrim eksplorasinya mengritik pemberian izin joint study semacam ini. Ya, itu memang kesalahan. Bagaimana mengatasinya karena izin sudah diterbitkan ? Yah, itu biar top level saja yang menyelesaikannya. Ok, itu dulu pak Rovicky. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 27, 2007 10:43 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi Pak Awang diskusinya makin menarik saja, walaupun sudah tengah malam nih :) Saya melihat ada juga istilah Joint Study yang dikelola atau diatur oleh Dirjen MIGAS. Dalam operasition-nya, perusahaan migas (kontraktor) melakukan studi pada daerah yang masih terbuka (open area) selama setahun (cmiiw) juga boleh melakukan shooting seismic tetapi bukan pengeboran. Ketika joint studi ini tentusaja MIGAS tidak akan menawarkan ke kontraktor lain. seolah-olah di HOLD. Kalau nantinya hasilnya positip dan perusahaan ini tertarik melanjutkan, maka daerah itu akan ditawarkan sebagai direct application (istilah nya). Jadi ditawarkan (open for bid) hanya dibuka selama 30-40 hari saja. Sedang normalnya utk PSC biasa ditawarkan dalam 4 bulan. Nah apa bedanya dengan yang diusulkan Pak Kardaya ini ? Dan siapakan yang mengawasinya ? BPMIGAS atau MIGAS ? Btw, saya rada kaget ketika ada sebuah perusahaan yang melakukan joint study ini untuk daerah yang suangat luaas di Eastern Indonesia. Padahal aku yakin perusahaan ini bener-bener perusahaan baru yang belum pernah memiliki produksi, walaupun konon-nya terdiri dari orang-orang pinter yang pernah bekerja di Indonesia. Saya agak curiga perusahaan ini hanya broker (wah suudzon deh). Nah hal-hal seperti ini juga sebenernya yang menghambat resource replacement di Indonesia. Salam On Nov 27, 2007 11:27 PM, Awang Satyana wrote: Pak Bambang, Cukup lama tak muncul di IAGI-net, semoga Pak Bambang selalu sehat dan sukses. Ya memang apa yang diusulkan Pak Kardaya itu bermula dari pengejaran komitmen yang mengecewakan. Realisasi komitmen eksplorasi hanya 50-75 %. Ini menjadi biang keladi mengapa penemuan eksplorasi tak bisa menggantikan produksi minyak setahun. Banyak KPS memundurkan komitmennya dengan berbagai alasan, dari alasan serius sampai sekedar alasan. Ada beberapa blok yang ditandatangani 1995-1997 baru melakukan komitmen bornya di tahun ke-10, yaitu mereka baru membor sumurnya tahun 2007, padahal itu merupakan komitmen pasti (firm commitment) tiga tahun pertama. Saya heran bagaimana blok2 ini masih bisa hidup sampai tahun ke-10 (bahkan ada yang sampai tahun ke-13 dengan tambahan grace period) tanpa melakukan komitmen pastinya ? Pemerintah kita mungkin terlalu akomodatif dengan membiarkan saja blok eksplorasi tertidur selama 9 tahun atau lebih. Tak boleh terjadi lagi hal2 semacam itu. Beberapa blok eksplorasi terkendala dengan tumpang tindih kehutanan yang telah bertahun-tahun tak menemukan jalan keluar. Untuk kasus ini, Pemerintah memang harus memberikan tambahan waktu tanpa pelaksanaan komitmen sebab tumpang tindih itu bukan kesalahan Kontraktor. Melihat itu semua, maka muncul ide komitmen seismik tanpa bor pada tiga tahun pertama (firm commitment). Kontrak2 baru sudah menuju ke situ kelihatannya sebab setiap Kontraktor harus menyerahkan jaminan bahwa mereka bisa melakukan seismik sejumlah komitmen tiga tahun pertama. Hanya, periodenya masih standar, yaitu 3 + 3 tahun. Penerapan ide ini kelihatannya tak bisa untuk semua blok, tetapi harus dipilih blok-blok mana saja (selektif). Ide ini terutama bagus untuk blok2 frontier. salam, awang Bambang Satya Murti wrote: Pak Awang rekan-rekan lainnya, Saya setuju, no drilling - no discovery, tetapi kita perlu memberikan insentif khusus kan? Hemat saya, kalau model ini diterapkan, ini akan merupakan quantum leap untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi, terutama di daerah virgin basin, deep water, frontier...etc..etc... Rasanya, kalau seismik sudah mengindikasikan sweet spots, tanpa disuruh pun operator pasti akan mengusulkan untuk mengebor..lebih baik begitu dibanding komitmen semu ya? Lha kalau ini yang terjadi, kan malah ditanya, quo vadis explorasi di Indonesia? Viva explorationist.. Salam, Bambang (selamat mengejar komitmen ya pak) - Original Message From: Awang Harun Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, November 27, 2007 4
Re: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi
replacement di Indonesia. Salam On Nov 27, 2007 11:27 PM, Awang Satyana wrote: Pak Bambang, Cukup lama tak muncul di IAGI-net, semoga Pak Bambang selalu sehat dan sukses. Ya memang apa yang diusulkan Pak Kardaya itu bermula dari pengejaran komitmen yang mengecewakan. Realisasi komitmen eksplorasi hanya 50-75 %. Ini menjadi biang keladi mengapa penemuan eksplorasi tak bisa menggantikan produksi minyak setahun. Banyak KPS memundurkan komitmennya dengan berbagai alasan, dari alasan serius sampai sekedar alasan. Ada beberapa blok yang ditandatangani 1995-1997 baru melakukan komitmen bornya di tahun ke-10, yaitu mereka baru membor sumurnya tahun 2007, padahal itu merupakan komitmen pasti (firm commitment) tiga tahun pertama. Saya heran bagaimana blok2 ini masih bisa hidup sampai tahun ke-10 (bahkan ada yang sampai tahun ke-13 dengan tambahan grace period) tanpa melakukan komitmen pastinya ? Pemerintah kita mungkin terlalu akomodatif dengan membiarkan saja blok eksplorasi tertidur selama 9 tahun atau lebih. Tak boleh terjadi lagi hal2 semacam itu. Beberapa blok eksplorasi terkendala dengan tumpang tindih kehutanan yang telah bertahun-tahun tak menemukan jalan keluar. Untuk kasus ini, Pemerintah memang harus memberikan tambahan waktu tanpa pelaksanaan komitmen sebab tumpang tindih itu bukan kesalahan Kontraktor. Melihat itu semua, maka muncul ide komitmen seismik tanpa bor pada tiga tahun pertama (firm commitment). Kontrak2 baru sudah menuju ke situ kelihatannya sebab setiap Kontraktor harus menyerahkan jaminan bahwa mereka bisa melakukan seismik sejumlah komitmen tiga tahun pertama. Hanya, periodenya masih standar, yaitu 3 + 3 tahun. Penerapan ide ini kelihatannya tak bisa untuk semua blok, tetapi harus dipilih blok-blok mana saja (selektif). Ide ini terutama bagus untuk blok2 frontier. salam, awang Bambang Satya Murti wrote: Pak Awang rekan-rekan lainnya, Saya setuju, no drilling - no discovery, tetapi kita perlu memberikan insentif khusus kan? Hemat saya, kalau model ini diterapkan, ini akan merupakan quantum leap untuk meningkatkan kegiatan eksplorasi, terutama di daerah virgin basin, deep water, frontier...etc..etc... Rasanya, kalau seismik sudah mengindikasikan sweet spots, tanpa disuruh pun operator pasti akan mengusulkan untuk mengebor..lebih baik begitu dibanding komitmen semu ya? Lha kalau ini yang terjadi, kan malah ditanya, quo vadis explorasi di Indonesia? === message truncated === Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. http://overview.mail.yahoo.com/ JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - - Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage.
Re: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi
Pak Asep, Sejak 2006, luas area joint study akan digiring tim penilai ke sekitar 4000 km2. Kewajiban survey seismik adalah sebesar komitmennya 3 tahun pertama. Kontraktor harus menyerahkan jaminan pelaksanaan survey seismik 3 tahun pertamanya ke Pemerintah (sebesar jumlahnya 3 tahun pertama), tak melihat luas blok. Bila gagal memenuhi komitmen itu, berdasarkan rekomendasi BPMIGAS, Pemerintah berhak mencairkan jaminan itu. salam, awang Asep Saripudin [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Tentang luasnya daerah joint study apakah sudah final, bahwa luasnya maksimal 4000 km persegi ? karena hingga direct offer tender tahun 2005 yang pemenangnya diumumkan tahun 2006 lalu, dari 21 wilayah, 9 wilayah diantaranya luas daerah WKP nya lebih dari 4000 km persegi. kemudian tentang kewajiban survey seismik, untuk onshore sebesar 2 juta USD...cmiw hal ini berlaku untuk semua blok, baik blok besar maupun blok dengan luas area kecil apakah kewajiban komitmen survey seismik ini masih berlaku untuk semua blok tanpa melihat luasnya daerah WKP ? mohon pencerahannnya... Salam, Asep Awang Harun Satyana wrote: Pak Rovicky, Sehabis membalas e-mail Pak Bambang, saya pun pergi tidur, pukul 24.00 tepat sebab besoknya mesti bangun subuh, seperti biasa, mengejar pergi ke Jakarta.. Lamanya joint study umumnya sekitar 6 bulan, jarang yang setahun. Luas arealnya mestinya maksimal 4000 km2 (sebelum sistem grid diberlakukan nanti). Sekarang si pelaku joint study harus melakukan tambahan data seismik (survey seismik) bila arealnya 4000 km2, bila 4000 km2 maka ia harus meningkatkan kualitas data seismik melalui reprocessing. Semua kegiatan ini baik joint study, survey, repro semuanya bukan operating cost kalau kelak ia menjadi blok, maka tentu tak bisa di-cost recovery. Joint study dilakukan bersama lima perguruan tinggi sebagai wakil Ditjen Migas, yaitu bisa ITB, Unpad, UPN, UGM, Trisakti. Yang diusulkan Pak Kardaya adalah nanti kalau wilayah joint study itu menjadi blok. Bila ada survey seismik yang telah dilakukan pada saat joint study, maka itu akan mempengaruhi komitmen di tiga tahunnya, tim penilai Ditjen Migas-BPMIGAS dan biders yang nanti akan mendiskusikannya. Yang mengawasi pelaksanaan komitmen adalah BPMIGAS. Yang menentukan komitmen adalah MIGAS dengan masukan2 dari BPMIGAS. Perusahaan kecil yang mempunyai wilayah2 joint study sahohah itu (mengikuti istilah Pak Rovicky he2..) itu terus terang adalah suatu kesalahan, dan tak akan ada lagi diberikan semacam itu, sebab jelas ini menghalangi perusahaan2 lain yang ingin melakukan joint study di tempat yang sama. Mengapa dulu MIGAS memberikan izin itu ? Karena perusahaan ini mengusulkan areanya di wilayah2 yang luar biasa ekstrim di Indonesia. Kelihatannya perusahaan2 biasa tak mungkin ke situ, begitu katanya. Go to extreme. Mereka melakukan survey yang datanya akan menjadi milik Indonesia. Mereka nanti harus memilih hanya 4000 km2 satu blok dari wilayah joint study-nya yang sahohah tadi. Banyak perusahaan2 besar yang juga bisa ekstrim eksplorasinya mengritik pemberian izin joint study semacam ini. Ya, itu memang kesalahan. Bagaimana mengatasinya karena izin sudah diterbitkan ? Yah, itu biar top level saja yang menyelesaikannya. Ok, itu dulu pak Rovicky. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, November 27, 2007 10:43 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] BP MIgas usulkan Pengeboran tak masuk komitmen explorasi Pak Awang diskusinya makin menarik saja, walaupun sudah tengah malam nih :) Saya melihat ada juga istilah Joint Study yang dikelola atau diatur oleh Dirjen MIGAS. Dalam operasition-nya, perusahaan migas (kontraktor) melakukan studi pada daerah yang masih terbuka (open area) selama setahun (cmiiw) juga boleh melakukan shooting seismic tetapi bukan pengeboran. Ketika joint studi ini tentusaja MIGAS tidak akan menawarkan ke kontraktor lain. seolah-olah di HOLD. Kalau nantinya hasilnya positip dan perusahaan ini tertarik melanjutkan, maka daerah itu akan ditawarkan sebagai direct application (istilah nya). Jadi ditawarkan (open for bid) hanya dibuka selama 30-40 hari saja. Sedang normalnya utk PSC biasa ditawarkan dalam 4 bulan. Nah apa bedanya dengan yang diusulkan Pak Kardaya ini ? Dan siapakan yang mengawasinya ? BPMIGAS atau MIGAS ? Btw, saya rada kaget ketika ada sebuah perusahaan yang melakukan joint study ini untuk daerah yang suangat luaas di Eastern Indonesia. Padahal aku yakin perusahaan ini bener-bener perusahaan baru yang belum pernah memiliki produksi, walaupun konon-nya terdiri dari orang-orang pinter yang pernah bekerja di Indonesia. Saya agak curiga perusahaan ini hanya broker (wah suudzon deh). Nah hal-hal seperti ini juga sebenernya yang menghambat resource replacement di Indonesia. Salam On Nov 27, 2007 11:27 PM, Awang Satyana wrote: Pak Bambang
Re: [iagi-net-l] Laporan studi cekungan BEICIP/Robertson??
Pak Min, Laporan2 studi regional cekungan sedimen Indonesia yang pernah dilakukan adalah : PERTAMINA/BEICIP 1982. Petroleum Potential of Eastern Indonesia. Unpublished. PERTAMINA/BEICIP 1985. Hydrocarbon Potential of Western Indonesia. Unpublished. PERTAMINA/ROBERTSON 1992. Eastern Indonesia : Biostratigraphy, Geochemistry and Petroleum Geology.Unpublished. PERTAMINA/CORELAB 1997. Eastern Indonesia : Petroleum Geology. Unpublished. Walaupun unpublished, dalam jumlah terbatas, laporan2 ini bisa dibeli juga. Dulu, saat studi2 itu baru selesai, yang memerlukannya menghubungi Pertamina atau PT Robertson Utama Indonesia (kini tak ada lagi), atau Corelab (atas seizin Pertamina). Sekarang, pasti sudah out of print sebab laporan2 itu 10-25 tahun yang lalu. Beberapa konsultan melakukan juga studi2 regional cekungan2 di Indonesia, misalnya Petro-Consultant dan IHS di Singapura. Umumnya mereka melakukan studi regional per cekungan (produktif). Yang ini mungkin lebih gampang dicari. salam, awang Minarwan (Min) [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekans, Tahun 1997/1998 saya pernah membaca laporan hasil studi regional cekungan-cekungan di Indonesia yang dilakukan oleh BEICIP-bekerja sama dengan Robertson Research kalau saya tidak salah ingat-bukunya lebar dan berwarna biru. Apakah buku laporan seperti ini masih di jual/dicetak yah? Ada yang punya informasikah? Salam Minarwan -- Minarwan -When one teaches, two learn- GeoTUTOR: http://www.geotutor.tk Blog: http://desaguadero.blogspot.com JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - - Get easy, one-click access to your favorites. Make Yahoo! your homepage.
[iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera
Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: To: bagus priyanto [EMAIL PROTECTED], Geo Unpad [EMAIL PROTECTED] From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 6 Dec 2007 06:33:21 -0800 (PST) Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera Bagus, Seperti yang saya tulis, pulau2 Talaud dan Mayu adalah pulau2 terbuat dari melange dan ofiolit yang merupakan bagian prisma akresi sistem busur Sangihe dan Halmahera dan merupakan sebagian kerak oseanik Molucca Sea plate. Terangkat menjadi pulau karena kedua sistem prisma akresi dari kedua busur tersebut berbenturan. Tektoniknya terus aktif sampai sekarang, nanti pada akhirnya busur Halmahera dan busur Sangihe-lah yang akan berbenturan. Penyebab utama kedua busur ini saling terus mendekat adalah slab pull, yaitu gerak sel konveksi di bawah lempeng samudera yang menarik kerak tersebut ke mantel di wilayah subduction. Tentang Filipina, kepulauan ini di sebelah barat sebagian merupakan fragmen kerak Eurasia yang pecah dari induknya dan terapung ke timur oleh pemekaran South China Sea dan Sulu Sea. Bagian timur disusun oleh batuan2 busur kepulauan hasil subduksi kerak samudera Philippine Sea Plate dan bagian kerak samudera di Eurasia Plate (marginal basin South China Sea dan Sulu Sea). Konvergensi dari lempeng Filipina ke arah barat besifat oblique relatif ke baratlaut sehingga menghasilkan sinistral Philippine Sea Fault. Sesar besar ini memang satu jalur dengan Sangihe subduction, tetapi asalnya lain. Sangihe trench akibat frontal subduction Molucca Sea Plate di bawah Sangihe, sedangkan Philippine Fault hasil oblique subduction Philippine Sea Plate ke arah baratlaut sistem busur Filipina. Ada pula yang menafsirkan (misal Pubellier et al. 1996 : docking and post-docking escape tectonics in the southern Philippines) bahwa Philippine Fault merupakan manifestasi post-collision escape tectonics. Collision/benturannya sendiri yaitu antara fragmen2 tepi Eurasia dengan busur kepulauan Filipina yang dibentuk oleh subduksi Philippine Sea Plate. Benturan ini terjadi pada Neogen akhir dan berbeda periodenya dari utara ke selatan. Setelah benturan selesai, terjadilah kompensasi post-collision berupa strike-slip faults dan thrust tectonics, a.l. Philippine Fault tadi. Mana yang benar, apakah Philippine Fault itu manifestasi oblique subduction (seperti Sesar Sumatra) atau merupakan manifestasi post-collision escape tectonics (seperti sesar2 mendatar besar di Sulawesi) akan ditentukan oleh umur strike-slip itu sendiri; hanya kalau umur periode deformasinya maju dari utara ke selatan, tak akan mudah menentukannya. salam, awang bagus priyanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear, Pak Awang.. Wah ternyata menarik sekali tektonik yang berlangsung di Halmahera. Dimana ada empat rigid plate yang mengontrol, yaitu Lempeng Australia, Pasifik, Eurasia, dan Filipina. Pak kalau Molucca Plate menunjam Halmahera di sebelah timur yang membentuk Halmahera Arc dan Sangihe di barat membentuk Sangihe Arc, apakah juga akan terbentuk island baru seperti Talaud Island akibat collision antara Halmahera dan Sangihe mengingat tektonik masih aktif hingga saat ini. Apakah juga ada hubungan konvergen antara Lempeng Filipina dan Eurasia yang terjadi karena subduksi pada Sangihe Trench dan pergerakan mendatar sinistral pada Sesar Filipina??? - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage. [Non-text portions of this message have been removed] __._,_.___ Messages in this topic (0) Reply (via web post) | Start a new topic Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar Moderators: Budhi Setiawan '91 [EMAIL PROTECTED] Edi Suwandi Utoro '92 [EMAIL PROTECTED] Sandiaji '94 [EMAIL PROTECTED] Wanasherpa '97 [EMAIL PROTECTED] Satya '2000 [EMAIL PROTECTED] Andri'2004 [EMAIL PROTECTED] Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity 4 New Members Visit Your Group Yahoo! Kickstart Sign up today! Reconnect with college alumni. Y! Messenger All together now Host a free online conference on IM. Official Samsung Yahoo! Group for supporting your HDTVs and devices. . __,_._,___ - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.
[iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera
Barangkali ada gunanya. salam, awang Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: To: bagus priyanto [EMAIL PROTECTED], Geo Unpad [EMAIL PROTECTED] From: Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 4 Dec 2007 22:29:23 -0800 (PST) Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera Bagus dan Handito, Makalah saya dan kawan2 (Satyana et al., 2007) yang baru dipublikasi di pertemuan gabungan HAGI-IAGI-IATMI di Bali (14 Nov. 2007) atau wawancara wartawan Tempo dengan saya seputar gempa dan volkanisme di Halmahera (Majalah tempo edisi September 2007) memuat hal-hal yang ditanyakan. Busur magmatik Halmahera tetap dikontrol oleh penunjaman kerak samudera Laut Maluku yang menunjam ke timur di bawah Halmahera dan menghasilkan busur gunungapi hasil penunjaman kerak samudera (subduction related-island arc volcanism), misalnya gunungapi2 Gamalama dan Gamkonora. Uniknya, kerak samudera Laut Maluku pun menunjam ke barat ke bawah busur Sangihe dan Sulawesi Utara, di sini melahirkan gunungapi2 seperti Soputan dan Lokon. Keunikan lain adalah bahwa penunjaman ke dua arah ini telah mendekatkan prisma akresi dan cekungan depan busur di sistem busur Halmahera dan Sangihe. Lalu, pada Pliosen kedua sistem prisma akresi dan cekungan depan busur ini berbenturan mengangkat suatu tinggian di tengah2 Laut Maluku yang kita kenal sebagai Punggungan Talaud dan Mayu. Pulau2 Talaud dan Mayu dibentuk oleh melange atau prisma akresi tersebut. Keunikan lain adalah bahwa model benturan sistem Halmahera dan Sangihe ini adalah menutup di utara dan membuka di selatan, seperti sistem ritsleting di jaket, maka kita sebut saja zipper-shaped collision. Obduksi di timur Sulawesi tak langsung berhubungan dengan busur magmatik Halmahera, yang terobduksi di sini adalah kerak tua Banda yang umurnya lebih tua dari kerak samudera Laut Maluku. Di bawah ada salinan dari makalah tersebut, silakan dipelajari dulu nanti kita diskusikan lagi. salam, awang The Molluca Sea Collisional Orogen The Molucca Sea collision zone lies in the area of complex junction between the Eurasian, Australian, Pacific, and Philippine Sea plates. Both the Sangihe volcanic arc on the west and the Halmahera arc on the east are active, and both face inwards towards the Molucca Sea. The present day geology of the Molucca Sea region contains a record of the stages in the collision between these two arcs (Hall, 2000). The Molucca Sea Plate has an inverted U-shaped configuration and is dipping east under Halmahera and west under the Sangihe Arc. Regional seismicity suggests that approximately 200-300 km of lithosphere has been subducted beneath Halmahera. On the opposite side of the Molucca Sea, the Benioff Zone associated with the west-dipping slab can be identified at least to a depth of 600 km beneath the Celebes Sea. In the Molucca Sea the two arcs of Sangihe and Halmahera are in active collision. The appropriate trenches would be expected to outcrop beneath the Molucca Sea, but instead there is a broad topographic high, the Talaud-Mayu Ridge, which apparently marks the site of the collision of the two arc-trench systems, composed of their collided accretionary wedges and fore-arc basins. Origin Westward subduction of the Molucca Sea beneath the Sangihe Arc probably began in the early Miocene. Eastward subduction of the Molucca Sea Plate beneath Halmahera began in the middle Miocene. The double subduction zone was initiated at this time forming a new plate, the Molucca Sea Plate, separate from the Philippine Sea Plate. The oldest volcanic rocks dated from the Halmahera Arc are 11 Ma in Obi at its southern end and are younger to the north (Baker and Malaihollo, 1996). The earliest indications of arc-arc collision are of Pliocene age. The wide Molucca Sea collisional complex is composed of the accretionary wedges of both arcs. The development of the collision complex may be elaborated as follows (Hutchison, 1989; Hall, 2000 ) : each of the Sangihe and Halmahera systems was previously active and farther apart than now. They constituted each of an active volcanic arc, subduction complex, and fore-arc basin. Westwards subduction beneath Sangihe was probably active longer than eastwards subduction beneath Halmahera because of the deeper Benioff Zone of the former. Hamilton (1979) envisioned that subducting lithosphere falls under its own weight into the asthenosphere. As it is pulled down, the arc-trench system migrates forwards; the two opposed systems migrate forwards and eventually collide. The first contact between the two arcs probably occurred in the late Pliocene (Hall and Wilson, 2000). The accretion of the subduction complexes must have ceased when the two complexes began to collide. Further convergence resulted in upbuilding the combined accretionary wedges. Silver and Moore (1981) inferred that the uplift occurred by thickening of the collision complex through folding and movement along reverse faults
[iagi-net-l] Re: flysch ?
Yoal, Flysch pada mulanya merupakan suatu istilah Jerman yang digunakan di Swis untuk menamakan sekelompok batuan yang berserpih2 (crumbly) dan berbelah2 (fissile) dan merupakan produk longsoran (slides) atau aliran (flow). Di Swiss, bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman biasa digunakan. (fliessen - bahasa Jerman = mengalir) Arti sebenarnya ada tiga : (1) fasies batuan sedimen asal marin yang dicirikan oleh sekelompok batuan berlapis tipis, miskin fosil, merupakan endapan bersusun (graded bedding), terutama terdiri atas napal, serpih dan batulempung pasiran dan gampingan, dan secara teratur berselingan dengan konglomerat, batupasir kasar, dan grauwacke. (2) sedimen yang diendapkan di suatu cekungan dalam dan sempit ala foredeep atau geosinklin di depan suatu tinggian orogen - istilah ini lahir untuk Pegunungan Alpen, endapan flysch di wilayah itu dipakai untuk sekelompok batuan berumur Kapur-Oligosen yang diendapkan di depan kompleks nappe. Penting di sini adalah bahwa flysch tersebut tidak terlibat dalam orogenesa akhir di tempat itu; bila sedimen yang diendapkan setelah orogenesa akhir, maka disebut molasse, maka dalam artian ini flysch selalu terdapat di bawah molasse (3) semua sedimen yang memiliki sifat seperti flysch, sehingga disebut endapan flysch - misalnya semua endapan turbidit (wajar saja sebab turbidit adalah produk aliran juga). Pengertian yang paling banyak dipakai tentu adalah pengertian nomor 1 dan definisi ini pas untuk menandai karakter suatu formasi. Formasi Cinambo di Majalengka adalah ciri ideal flysch, kebetulan ia juga merupakan endapan turbidit di sebelah timur Palung Bogor. Pemakaian istilah flysch sekarang semakin jarang dipakai, bisa dilihat di publikasi2 setelah tahun 1990 istilah ini jarang dipakai. salam, awang Thierry Henry [EMAIL PROTECTED] wrote: Yth. Pak Awang, Saya Yoal Dianto, mahasiswa geologi Universitas Padjadjaran, saya ingin menanyakan apa sebetulnya definisi dari Flysch, dan apakah pas untuk menandai karakter suatu formasi. Terimakasih. Yoal Dianto - Sent from Yahoo! - the World's favourite mail. - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.
Re: [iagi-net-l] Stop global warming !
Perubahan iklim telah terjadi sepanjang sejarah Bumi. Catatan2 geologi yang tersimpan dalam fosil dan batuan menunjukkan bahwa pada masa lalu Bumi pernah lebih hangat (hothouse) atau lebih dingin (icehouse) daripada sekarang. Hal tersebut disebabkan peristiwa2 katastrofik atau siklus2 alam. Saat ini, temperatur global rata-rata sedang meningkat, tetapi peningkatan ini tak tersebar secara merata ke seluruh permukaan Bumi, beberapa wilayah malahan menjadi lebih dingin. Beberapa faktor berkontribusi terhadap penghangatan saat ini. Sebagian besar ahli iklim sepakat bahwa sebagian fenomena ini disebabkan enhanced greenhouse effect, yang disebabkan lepasnya gas-gas tertentu ketika bahan bakar fosil batubara, minyak, dan gas alam dibakar. Saya percaya bahwa global warming saat ini disebabkan baik oleh alam (natural) maupun manusia (man made). Fluktuasi dalam orbit Bumi mengelilingi Matahari dan rotasi pada porosnya dicerminkan oleh perubahan-perubahan iklim di Bumi yang bersifat siklik. Milutin Milankovich, ahli matematika dan iklim berkebangsaan Serbia (1879-1958) menemukan kaitan tersebut. Ketika fluktuasi2 ini terjadi bersamaan, temperatur Bumi turun cukup signifikan sampai mampu mendatangkan zaman es. Jalur orbit Bumi bervariasi dari mulai hampir berbentuk lingkaran sampai sedikit elips dalam siklus sekitar 100.000 tahun, menyebabkan variasi dalam jarak Bumi-Matahari. Poros Bumi pun bervariasi kemiringannya dalam siklus sekitar 42.000 tahun, menyebabkan variasi luas permukaan Bumi yang terpapar kepada Matahari. Lalu, poros rotasi Bumi pun bergoyang dalam siklus 25.800 tahun, menyebabkan tibanya tanggal-tanggal solstices dan equinoxes bergerak terus. Periode2 variasi orbit dan gerak poros Bumi itu telah mempengaruhi perubahan iklim sepanjang zaman. Ini adalah penyebab alam perubahan iklim. Penyebab alam lain adalah sebagai kompensasi setelah Bumi berada dalam Little Ice Age pada abad ke-15 sampai pertengahan abad ke-19. Osilasi alam juga penyebab yang lain, North Atlantic Oscillation (NAO) misalnya, yaitu perubahan iklim karena variasi siklik dalam distribusi tekanan udara selama periode tertentu. NAO disebabkan perbedaan tekanan antara wilayah Azores yang tinggi dan Iceland yang rendah, para ahli iklim menyebutnya index NAO positif ketika tekanan di Azores jauh lebih tinggi daripada di Iceland. Kondisi ini akan menyebakan gerak massa udara yang cepat (jet stream) mengalir dengan kuat di atas Atlantik, menyebabkan musim dingin yang basah di Eropa dan musim dingin yang kering dan lebih hangat di Mediterania. NAO juga membawa aliran air hangat ke Arctic Basin, meleburkan es di beberapa tempat. NAO tak dapat diprediksikan, tetapi selalu terjadi setiap beberapa tahun. Osilasi alam lain penyebab perubahan iklim adalah El Nino yaitu pembalikan aliran normal Arus Ekuator Selatan di Pasifik yang menyebabkan perubahan drastis cuaca di sekitarnya dalam periode waktu dua-tujuh tahun. Tahun paling panas akhir2 ini, yaitu yang terjadi pada 1998, adalah akibat peristiwa El Nino yang kuat. Perubahan dalam solar output juga dapat mempengaruhi perubahan iklim. Sepanjang sejarah, periode aktivitas noda Matahari minimum biasanya terjadi bersamaan dengan periode dingin di Bumi. Periode paling dingin Little Ice Age abad ke-15 sampai pertengahan abad ke-19 terjadi bersamaan dengan periode low sunspot activity yang terkenal dengan istilah Maunder Minimum. Sebaliknya, ketika solar output meningkat, seperti pada tahun 1990-an, solar wind, semburan jet partikel2 Matahari meningkat. Solar wind ini akan membelokkan radiasi kosmik yang partikel2-nya bereaksi dengan molekul2 atmosfer memicu pembentukan awan. Meningkatnya solar output karena itu, akan mengurangi banyaknya awan. Dalam kondisi seperti ini sedikit saja sinar Matahari yang akan dipantulkan puncak-puncak awan kembali ke luar angkasa, kebanyakan mereka akan sampai ke permukaan Bumi dan memanaskan temperatur udara. Pemanasan pada tahun 1990-an menurut beberapa ilmuwan terjadi dengan cara tersebut. Pemanasan global juga jelas dipercepat datangnya oleh aktivitas manusia. Sejak awal 1800-an, tingkat CO2 di atmosfer telah meningkat hampir setengah asalnya, ini terutama disebabkan meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil. Peningkatan CO2 di atmosfer akan meningkatkan efek rumah kaca (greenhouse), membuat Bumi lebih cepat menghangat. Belakangan ini para ilmuwan cenderung lebih percaya bahwa global warming adalah man-made phenomenon daripada sebagai akibat natural climate change. Mungkin ini benar, terutama untuk peningkatan emisi karbon secara tajam yang terjadi sejak 1950-an. Bukan hanya karbon yang berupa gas2 rumah kaca, tetapi juga metana dan CFC. Meskipun pemicunya mungkin dominan man-made untuk kasus percepatan pemanasan global belakangan ini, efek globalnya sebenarnya sukar diprediksi sebab banyak sekali variabel yang terlibat. Juga, sistem dinamika Bumi, seperti
Re: [iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera
Pak Ade, Terima kasih atas komentarnya. Section tomography dari Jan Spaakman dan Pak Sri Widyantoro kelihatannya menunjukkan bahwa yang terjadi adalah thrusting ke arah timur, forearc dari Sangihe menganjak forearc dari Halmahera. Mungkin benar juga bahwa gerak Philippine Sea Plate ke barat yang menyebabkan penganjakan ini, terutama di bagian utara, tetapi tidak berjalan untuk sepanjang collision zone sampai ke selatan sebab di selatan tetap terbuka (zipper-type collision). Yang selatan mungkin tetap sebagai akibat slab-pull dari sisi Sangihe dan Halmahera. Melihat dimensinya, saya pikir oceanic thrusting ini ini tak akan terjadi pengembangan ke oceanic magmatism sebab yang terlibat dalam thrusting sekarang adalah forearc accreted crust-nya, bukan oceanic crust hasil spreading dari tengah Laut Maluku. Arc magmatism oceanic crust yang masuk ke kedalaman lebih dari 100 km telah terjadi di dua sisi, baik di busur Sangihe maupun di busur Halmahera. Dalam paper saya itu, khusus collision sekitar Banda Sea termasuk Timor-Tanimbar dan Seram, saya membahas sejarah tektonik Banda Sea yang kompleks, dan agar penilaiannya berimbang saya menggunakan publikasi2 dari semua schools of thought yang ada yang pernah membahas sejarah Banda Sea : Jepang (Kaneko et al. 2007 - termasuk yang Pak Ade tulis di bawah), Prancis (Honthaas, Rehault, Maury, Belllon, Malod, Villeneuve, dkk.), dan Amerika (Ron Harris). Karena setiap pandangan mereka berbeda, sulit mengkompilasinya. Papernya nanti saya kirimkan via ja-pri. salam, awang Ade Kadarusman [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, Pulau di tengah2 Maluku Sea plate (pulau Mayu?), adalah bukti dari intra oceanic thrusting, dulunya adalah MOR Maluku Sea plate yang membentuk double subduction, kemudian MOR tsb terhenti memproduksi oceanic crust ke arah timur dan barat, karena oceanic crust di arah timur berbalik arah gayanya karena gaya dari Philiphine Sea plate. Bukti dari MOR tsb bisa dilihat dari seismic tomography Pak Sri Widiantoro. Intra oceanic thrusting ini cikal bakal dari island arc kalau salah satu oceanic slab terus menunjam kebawah terhadap oceanic chust yang lainnya, dan jika mencapai kedalaman sekitar 100km slab tsb akan melting menciptakan arc magmatism. Boleh saya dikirimi paper Pak Awang tsb, walaupun beberapa statement yang disampaikan oleh paper tsb tidak sependapat dengan apa yang saya ketahui berdasarkan data-data yang saya punya yang berbeda dengan pendapat paper sebelumnya. just FYI, tahun ini tiga paper saya terbit di jurnal internasional, dua old study as co-author dan yang di Karang sambung is a new fresh data. Yang berminat silahkan kontak ke Japri. Masih ada dua lagi yang belum kelar, satu paper masih tertahan di Editor Jurnal karena dianggap tidak mengikuti saran dari reviewer (Ron Harris dan Robert Hall) untuk revisi. Dan satu lagi masih diselesaikan, sudah dikejar-kejar oleh Theo van Leeuwen, lanjutan dari paper yg publish di Jurnal asian Earth Sciences thn 2006 (malino met complex N Sulawesi), Judul paper tsb: Multiple generations of forearc mafic.ultramafic rocks in theTimor.Tanimbar ophiolite, eastern Indonesia. Akira Ishikawa, Yoshiyuki Kaneko, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, Gondwana Research 11 (2007) 200-217. On-going orogeny in the outer-arc of the TimorTanimbar region, eastern Indonesia. Yoshiyuki Kaneko, Shigenori Maruyama, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, et al, Gondwana Research 11 (2007) 218233 P-T Evolution of Eclogites and Blueschists from the Luk Ulo Complex of Central Java, Indonesia, Ade Kadarusman et al, International Geology Review, Volume 49, Number 4, April 2007, pp. 329-356. Salam dari Sorowako Ade Kadarusman just jumping to the other side of coin Awang Satyana wrote: Barangkali ada gunanya. salam, awang Awang Satyana wrote: To: bagus priyanto , Geo Unpad From: Awang Satyana Date: Tue, 4 Dec 2007 22:29:23 -0800 (PST) Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera Bagus dan Handito, Makalah saya dan kawan2 (Satyana et al., 2007) yang baru dipublikasi di pertemuan gabungan HAGI-IAGI-IATMI di Bali (14 Nov. 2007) atau wawancara wartawan Tempo dengan saya seputar gempa dan volkanisme di Halmahera (Majalah tempo edisi September 2007) memuat hal-hal yang ditanyakan. Busur magmatik Halmahera tetap dikontrol oleh penunjaman kerak samudera Laut Maluku yang menunjam ke timur di bawah Halmahera dan menghasilkan busur gunungapi hasil penunjaman kerak samudera (subduction related-island arc volcanism), misalnya gunungapi2 Gamalama dan Gamkonora. Uniknya, kerak samudera Laut Maluku pun menunjam ke barat ke bawah busur Sangihe dan Sulawesi Utara, di sini melahirkan gunungapi2 seperti Soputan dan Lokon. Keunikan lain adalah bahwa penunjaman ke dua arah ini telah mendekatkan prisma akresi dan cekungan depan busur di sistem busur Halmahera dan Sangihe. Lalu, pada Pliosen kedua sistem prisma akresi dan cekungan depan busur ini berbenturan
Re: [iagi-net-l] Global Warming : Man-Made or Natural ?
Pak Rovicky, Nanti saya cari lebih jauh, atau dari rekan2 lain silakan bila ada. salam, awang Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang punya angkanya nggak ? Berapa jumlah CO2 yg dihasilkan alam dan brapa yg dihasilkan pembakaran. Mungkin siklus carbon dapat menghitung severapa persen jumlah yg dihasilkan pembakaran minyak serta batubara Setahu saya gas methan menyababkan dampak greenhouse hingga empat kali dibanding co2. Rdp On 12/17/07, Awang Harun Satyana wrote: Perubahan iklim telah terjadi sepanjang sejarah Bumi. Catatan2 geologi yang tersimpan dalam fosil dan batuan menunjukkan bahwa pada masa lalu Bumi pernah lebih hangat (hothouse) atau lebih dingin (icehouse) daripada sekarang. Hal tersebut disebabkan peristiwa2 katastrofik atau siklus2 alam. Saat ini, temperatur global rata-rata sedang meningkat, tetapi peningkatan ini tak tersebar secara merata ke seluruh permukaan Bumi, beberapa wilayah malahan menjadi lebih dingin. Beberapa faktor berkontribusi terhadap penghangatan saat ini. Sebagian besar ahli iklim sepakat bahwa sebagian fenomena ini disebabkan enhanced greenhouse effect, yang disebabkan lepasnya gas-gas tertentu ketika bahan bakar fosil -batubara, minyak, dan gas alam - dibakar. Saya percaya bahwa global warming saat ini disebabkan baik oleh alam (natural) maupun manusia (man made). Fluktuasi dalam orbit Bumi mengelilingi Matahari dan rotasi pada porosnya dicerminkan oleh perubahan-perubahan iklim di Bumi yang bersifat siklik. Milutin Milankovich, ahli matematika dan iklim berkebangsaan Serbia (1879-1958) menemukan kaitan tersebut. Ketika fluktuasi2 ini terjadi bersamaan, temperatur Bumi turun cukup signifikan sampai mampu mendatangkan zaman es. Jalur orbit Bumi bervariasi dari mulai hampir berbentuk lingkaran sampai sedikit elips dalam siklus sekitar 100.000 tahun, menyebabkan variasi dalam jarak Bumi-Matahari. Poros Bumi pun bervariasi kemiringannya dalam siklus sekitar 42.000 tahun, menyebabkan variasi luas permukaan Bumi yang terpapar kepada Matahari. Lalu, poros rotasi Bumi pun bergoyang dalam siklus 25.800 tahun, menyebabkan tibanya tanggal-tanggal solstices dan equinoxes bergerak terus. Periode2 variasi orbit dan gerak poros Bumi itu telah mempengaruhi perubahan iklim sepanjang zaman. Ini adalah penyebab alam perubahan iklim. Penyebab alam lain adalah sebagai kompensasi setelah Bumi berada dalam Little Ice Age pada abad ke-15 sampai pertengahan abad ke-19. Osilasi alam juga penyebab yang lain, North Atlantic Oscillation (NAO) misalnya, yaitu perubahan iklim karena variasi siklik dalam distribusi tekanan udara selama periode tertentu. NAO disebabkan perbedaan tekanan antara wilayah Azores yang tinggi dan Iceland yang rendah, para ahli iklim menyebutnya index NAO positif ketika tekanan di Azores jauh lebih tinggi daripada di Iceland. Kondisi ini akan menyebakan gerak massa udara yang cepat (jet stream) mengalir dengan kuat di atas Atlantik, menyebabkan musim dingin yang basah di Eropa dan musim dingin yang kering dan lebih hangat di Mediterania. NAO juga membawa aliran air hangat ke Arctic Basin, meleburkan es di beberapa tempat. NAO tak dapat diprediksikan, tetapi selalu terjadi setiap beberapa tahun. Osilasi alam lain penyebab perubahan iklim adalah El Nino yaitu pembalikan aliran normal Arus Ekuator Selatan di Pasifik yang menyebabkan perubahan drastis cuaca di sekitarnya dalam periode waktu dua-tujuh tahun. Tahun paling panas akhir2 ini, yaitu yang terjadi pada 1998, adalah akibat peristiwa El Nino yang kuat. Perubahan dalam solar output juga dapat mempengaruhi perubahan iklim. Sepanjang sejarah, periode aktivitas noda Matahari minimum biasanya terjadi bersamaan dengan periode dingin di Bumi. Periode paling dingin Little Ice Age abad ke-15 sampai pertengahan abad ke-19 terjadi bersamaan dengan periode low sunspot activity yang terkenal dengan istilah Maunder Minimum. Sebaliknya, ketika solar output meningkat, seperti pada tahun 1990-an, solar wind, semburan jet partikel2 Matahari meningkat. Solar wind ini akan membelokkan radiasi kosmik yang partikel2-nya bereaksi dengan molekul2 atmosfer memicu pembentukan awan. Meningkatnya solar output karena itu, akan mengurangi banyaknya awan. Dalam kondisi seperti ini sedikit saja sinar Matahari yang akan dipantulkan puncak-puncak awan kembali ke luar angkasa, kebanyakan mereka akan sampai ke permukaan Bumi dan memanaskan temperatur udara. Pemanasan pada tahun 1990-an menurut beberapa ilmuwan terjadi dengan cara tersebut. Pemanasan global juga jelas dipercepat datangnya oleh aktivitas manusia. Sejak awal 1800-an, tingkat CO2 di atmosfer telah meningkat hampir setengah asalnya, ini terutama disebabkan meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil. Peningkatan CO2 di atmosfer akan meningkatkan efek rumah kaca (greenhouse), membuat Bumi lebih cepat menghangat. Belakangan ini para ilmuwan cenderung lebih percaya bahwa global warming adalah
[iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890)
Aspects of the Earth (Shaler, 1890) Saya menemukan buku tua berjudul seperti subyek di atas di sebuah toko buku-buku antik di Adelaide, South Australia minggu lalu. Tahun penerbitannya cukup tua, tahun 1890, 117 tahun yang lalu, setahun lebih tua dari buku paling tua yang saya miliki selama ini (Bible berbahasa Sunda, 1891). Penemuan ini, buat saya, sangat menggembirakan. Bersama buku tua geologi itu, saya juga menemukan buku berjudul Physiography : an Introduction to the Study of Nature oleh Thomas Huxley (1904), naturalist terkenal rekan Charles Darwin yang isinya banyak bercerita tentang geologi, dan buku klasik geologi terkenal Arthur Holmes Principles of Physical Geology (1944), ada juga buku terkenal The Kon-Tiki Expedition (Thor Heyerdahl, 1950 diterjemahkan dari bahasa aslinya dalam bahasa Norwegia Kon-Tiki Ekspedisjonen 1948). Kali ini saya ingin sedikit mengulas buku Aspects of the Earth : A Popular Account of Some Familiar Geological Phenomena (Shaler, 1890). Barangkali, menarik untuk membacanya mengikuti perkembangan pemahaman geologi akhir abad ke-19. Buku ini ditulis oleh N.S. Shaler, professor geologi Harvard University. Penerbit Buku adalah Smith,Elder, and Co., Waterloo Place, London. Tebal buku 344 halaman,dihiasi dengan gambar2 dan foto2 pada masa itu. Kertas2 halamannya tebal seperti karton. Aspek-aspek yang dibahas dalam buku ini terbagi ke dalam tujuh bab : The Stability of the Earth, Volcanoes, Caverns and Cavern Life, River and Valleys, The Instability of the Atmosphere, Forests of North America, dan The Origin and Nature of Soils. Bab The Stability of the Earth membahas : kesalahan pandangan masa lalu tentang stabilitas Bumi, pertumbuhan benua dan penyebabnya, klasifikasi tentang gerakan-gerakan Bumi (swayings, pulsations, tremors), gerakan volkanik, sifat goncangan gempa, bagaimana pergerakan gempa melalui batuan, efek gempa kepada masyarakat, klasifikasi gempa berdasarkan energi perusaknya, metode bagaimana membuat bangunan agar aman dari gempa, dan gelombang laut akibat gempa (belum menyebutnya sebagai tsunami). Bab Volcanoes membahas letusan-letusan gunungapi terkenal seperti Vesuvius, Etna, Tambora, dan Krakatau, produk-produk letusan gunungapi, dan perbandingan antara letusan gunungapi di Bumi dan di Bulan. Bab Caverns and Cavern Life membahas klasifikasi gua dan metode pembentukannya, gua batugamping dan gua volkanik, kehidupan manusia primitif di gua, peninggalan2 fosil di gua, dan deposit mineral di gua. Bab Rivers and Valleys membahas bagaimana singkapan2 batuan di sungai membantu studi geologi, jenis2 sungai, erosi di sungai, endapan2 sungai, air terjun, penyebaran sungai terhadap formasi geologi, delta, deposit glacial, dan pembahasan sungai-sungai terkenal seperti Mississippi dan Amazon. Bab Instability of the Atmosphere membahas semua unsur dan efek cuaca di daratan dan lautan seperti curah hujan, temperatur, angin, dll, bencana2 cuaca seperti badai, angin topan dan bagaimana mengenal serta menghindarinya. Bab Forests of North America membahas tentang hutan2 di belahan Bumi sebelah utara secara umum, suksesi geologi tanamannya, evolusi kehidupan di dalamnya, varietas hutan di Amerika Utara dan perbandingannya dengan di Eropa, penanaman hutan kembali, padang rumput, kebakaran hutan, hujan asam di hutan, aspek penggundulan hutan, dan nilai ekonomi hutan. Bab The Origin and Nature of Soils membahas asal tanah oleh berbagai proses, klasifikasi tanah, efek2 proses Bumi dan udara terhadap tanah, kerusakan tanah, dan penggunaannya. Berikut sedikit isi buku tersebut, bisa dilihat bagaimana pemikiran yang berkembang pada zaman itu. Sebuah konsep yang menarik yang dikemukakan adalah bahwa diameter Bumi bergantung kepada jumlah panas yang dikandungnya. Panas ini secara tetap menghilang ke ruang angkasa dengan makin mendinginnya Bumi. Letusan volkanik pun menghilangkan panas Bumi. Maka, Bumi secara konstan semakin menciut ukurannya. Penghilangan panas dan penciutan ini semakin cepat menuju pusat Bumi, karenanya semakin ke pusat Bumi semakin tak ada kerak batuan yang keras. Penciutan Bumi juga menjadi penyebab mengapa kerak Bumi mengerut2 terdeformasi menjadi punggungan, kontinen, dan samudera. Perbedaan penciutan antara inti Bumi dan kulitnya menjadi penyebab deformasi ini. Bagaimana menerangkan asalnya gunungapi ? Deposit sedimen di dasar laut mengandung 5-25 % air terperangkap di antara butir2 batuannya. Suatu ketika lapisan sedimen ini terpendam sangat dalam sekitar 20.000 kaki atau lebih sehingga terpapar kepada panas interior Bumi. Air yang terperangkap di dalamnya akan meningkat temperaturnya melebihi titik didihnya. Panas ini datang bukan dengan cara konduksi tetapi juga melalui intrusi magma seperti dike. Air mendidih ini ingin selalu berubah menjadi keadaan gas, bila menemukan garis lemah di
[iagi-net-l] Penemuan-Penemuan Sains Geologi Terpilih 2007
Tahun 2007 hampir berlalu. Penemuan sains geologi tahun 2007 apa yang penting dicatat yang akan mempengaruhi manusia berpikir tentang dunianya ? Berikut sepuluh catatan ringkas penemuan2 geologi terpilih (versi saya saja), dikumpulkan dari beberapa jurnal ilmiah. Semoga berguna. T. rex Time Machine - Para ahli paleontologi dari North Carolina State University, Mary Schweitzer dan rekan2nya, melaporkan dalam jurnal Discover (April 2007) bahwa mereka telah mengurutkan kode2 protein yang terawetkan dalam sisa2 jaringan lunak tulang kaki seekor Tyrannosaurus rex berumur 68 juta tahun. Ketika urutan kode protein dinaosaurus buas ini dibandingkan dengan database urutan kode protein yang ada, ternyata kode protein T. rex paling mirip dengan urutan kode protein ayam masa kini. Ini merupakan bukti kaitan molekuler pertama makhluk purba dan masa kini, sekaligus menguatkan pendapat bahwa burung masa kini berasal dari dinosaurus. Temuan ini sekaligus membuka cakrawala baru dalam paleontologi molekuler. Diamonds from Outer Space - Sejenis intan berwarna hitam, exotic, bernama carbonado bukan berasal dari tempat dalam di Bumi, tetapi berasal dari bintang yang meledak kemudian dibawa ke Bumi melalui asteroid milyaran tahun yang lalu. Laporan intan carbonado ini dimuat di The Astrophysical Journal Letters (Desember 2006). Intan yang kita kenal selama ini berasal dari tempat bertemperatur dan bertekanan tinggi di dalam Bumi dan di bawa ke permukaan Bumi melalui letusan gunungapi. Intan carbonado hanya ditemukan di Brazil dan Afrika Tengah dan penampilannya lain sekali dengan intan biasa. Intan ini penuh gelembung seperti batuapung sehingga sulit dipotong dan dipoles untuk jadi batumulia. Uji spectrometer menggunakan inframerah menunjukkan bahwa ciri2 spektrum hydrogen dan nitrogen-nya bukan ciri2 unsur dari Bumi, tetapi mirip ciri2 interstellar space. Umur intan carbonado ini 2,6-3,8 milyar tahun. Itu adalah periode saat2 Amerika Selatan dan Afrika masih bersatu. Maka, walaupun tak bisa dijadikan batumulia, intan carbonado telah membuktikan keberadaan Gondwanaland. Frozen Baby Mammoth Unearthed - Jurnal Discover (May 2007) menurunkan artikel dan foto spektakuler bayi mammoth utuh yang merupakan fosil mammoth paling lengkap sampai saat ini. Fosil ini ditemukan oleh seorang gembala di Siberia berasal dari hasil erosi endapan sungai. Mammoth ini sekarang berada di museum sejarah alam di Salekhard, Rusia. Bayi mammoth beku berbulu wol ini pernah hidup pada 40.000-30.000 tahun yang lalu dan mati pada umur 4 bulan. Mammoth ini rencananya akan di CT-scan di Jepang lalu akan dibawa ke St.Petersburg untuk diautopsi. Para ahli paleontologi akan memfoskuskan penelitiannya kepada gading mammoth ini sebab komposisi kimia dan isotop gading gajah menyimpan berbagai catatan tentang lingkungan saat mammoth ini hidup. Isotop akan memberi tahu tentang kelembaban dan temperatur lingkungan serta kesehatandan jenis makanan mammoth ini. Data ini penting untuk memahami faktor kepunahan mammoth. Crust Formed Early in Earths History Greenland adalah daerah tua yang banyak dipelajari para ahli geologi untuk memahami evolusi kerak Bumi. Jurnal Science (Maret 2007) memuat artikel menarik tentang bukti plate tectonics telah berjalan awal sekali dalam sejarah Bumi. Sebelum penelitian ini, para ahli geologi berpikir bahwa kontinen mulai terbentuk di Bumi sekitar 2,5 milyar tahun yang lalu. Penemuan baru di SW Greenland menunjukkan bahwa peristiwa solidifikasi kontinen itu telah terjadi jauh lebih awal, tak lama setelah planet Bumi terbentuk. Isua Supra-crustal Belt di Greenland yang berupa singkapan batuan berumur 3,8 milyar tahun yang terpanggang dan terlipat memberikan kunci baru ke masa silam. Sekelompok peneliti dari University of Bergen, Norwegia menemukan di kompleks tersebut amfibolit dan lava bantal, menunjukkan bahwa ada fragmen kerak samudera juga di sini. Para peneliti menyimpulkan bahwa di tempat ini kerak samudera terbentuk dan plate tectonics aktif 1,3 milyar tahun lebih awal daripada dipikirkan sebelumnya. Stone-Age Asteroid May Have Wiped Out Life in America Sekitar 13.000 tahun yang lalu di Amerika Utara berkeliaran manusia berkebudayaan Clovis bersama semua makhluk besar pada saat itu (mammoth, giant slooths,dsb.). Tetapi, tiba2 baik manusia maupun hewan buruannya sebanyak 35 genus lenyap setelah 13.000 tahun yang lalu itu. Apa yang terjadi ? Bertahun2 para ahli berpikir bahwa penyebabnya adalah karena terjadi perbahan iklim, atau karena datang pesaing2 dari Asia. Tetapi, kematian terjadi secara mendadak. Jurnal Discover edisi Mei 2007 menurunkan artikel menarik tentang kepunahan ini. Penyebab kepunahan itu adalah sebuah komet berdiameter satu mil yang hendak menabrak Bumi dan meledak di sebelah utara the Great Lakes di perbatasan Kanada dan Amerika Utara dan telah menyebabkan musim dingin 1000 tahun yang kemudian membunuh manusia
Re: [iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890)
Principles of Geology yg diterbitkan tahun 1830-33, sampai sekarang masih di cetak ulang oleh University of Chicago Press. Yang saya punya adalah cetakan 1990. Buku paling tua yang saya miliki dalam bidang geologi adalah Erdgeschicthe oleh Dr. Melchior Neumahr 2 jilid, yang terbit th 1886-1887. Buku ini masih dicetak dengan huruf Gothic atau tulisan Jerman Kuno. Penuh dengan gambar fossil dan banyak gambar pemandangan yang berwarna! Bayangkan buku dicetak pada abad ke 19 sudah memuat gambar yang berwarna! Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: IAGI ; Eksplorasi BPMIGAS ; Geo Unpad Sent: Tuesday, December 18, 2007 3:45 PM Subject: [iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890) Aspects of the Earth (Shaler, 1890) Saya menemukan buku tua berjudul seperti subyek di atas di sebuah toko buku-buku antik di Adelaide, South Australia minggu lalu. Tahun penerbitannya cukup tua, tahun 1890, 117 tahun yang lalu, setahun lebih tua dari buku paling tua yang saya miliki selama ini (Bible berbahasa Sunda, 1891). Penemuan ini, buat saya, sangat menggembirakan. Bersama buku tua geologi itu, saya juga menemukan buku berjudul Physiography : an Introduction to the Study of Nature oleh Thomas Huxley (1904), naturalist terkenal rekan Charles Darwin yang isinya banyak bercerita tentang geologi, dan buku klasik geologi terkenal Arthur Holmes Principles of Physical Geology (1944), ada juga buku terkenal The Kon-Tiki Expedition (Thor Heyerdahl, 1950 - diterjemahkan dari bahasa aslinya dalam bahasa Norwegia Kon-Tiki Ekspedisjonen - 1948). Kali ini saya ingin sedikit mengulas buku Aspects of the Earth : A Popular Account of Some Familiar Geological Phenomena (Shaler, 1890). Barangkali, menarik untuk membacanya mengikuti perkembangan pemahaman geologi akhir abad ke-19. Buku ini ditulis oleh N.S. Shaler, professor geologi Harvard University. Penerbit Buku adalah Smith,Elder, and Co., Waterloo Place, London. Tebal buku 344 halaman,dihiasi dengan gambar2 dan foto2 pada masa itu. Kertas2 halamannya tebal seperti karton. Aspek-aspek yang dibahas dalam buku ini terbagi ke dalam tujuh bab : The Stability of the Earth, Volcanoes, Caverns and Cavern Life, River and Valleys, The Instability of the Atmosphere, Forests of North America, dan The Origin and Nature of Soils. Bab The Stability of the Earth membahas : kesalahan pandangan masa lalu tentang stabilitas Bumi, pertumbuhan benua dan penyebabnya, klasifikasi tentang gerakan-gerakan Bumi (swayings, pulsations, tremors), gerakan volkanik, sifat goncangan gempa, bagaimana pergerakan gempa melalui batuan, efek gempa kepada masyarakat, klasifikasi gempa berdasarkan energi perusaknya, metode bagaimana membuat bangunan agar aman dari gempa, dan gelombang laut akibat gempa (belum menyebutnya sebagai tsunami). Bab Volcanoes membahas letusan-letusan gunungapi terkenal seperti Vesuvius, Etna, Tambora, dan Krakatau, produk-produk letusan gunungapi, dan perbandingan antara letusan gunungapi di Bumi dan di Bulan. Bab Caverns and Cavern Life membahas klasifikasi gua dan metode pembentukannya, gua batugamping dan gua volkanik, kehidupan manusia primitif di gua, peninggalan2 fosil di gua, dan deposit mineral di gua. Bab Rivers and Valleys membahas bagaimana singkapan2 batuan di sungai membantu studi geologi, jenis2 sungai, erosi di sungai, endapan2 sungai, air terjun, penyebaran sungai terhadap formasi geologi, delta, deposit glacial, dan pembahasan sungai-sungai terkenal seperti Mississippi dan Amazon. Bab Instability of the Atmosphere membahas semua unsur dan efek cuaca di daratan dan lautan seperti curah hujan, temperatur, angin, dll, bencana2 cuaca seperti badai, angin topan dan bagaimana mengenal serta menghindarinya. Bab Forests of North America membahas tentang hutan2 di belahan Bumi sebelah utara secara umum, suksesi geologi tanamannya, evolusi kehidupan di dalamnya, varietas hutan di Amerika Utara dan perbandingannya dengan di Eropa, penanaman hutan kembali, padang rumput, kebakaran hutan, hujan asam di hutan, aspek penggundulan hutan, dan nilai ekonomi hutan. Bab The Origin and Nature of Soils membahas asal tanah oleh berbagai proses, klasifikasi tanah, efek2 proses Bumi dan udara terhadap tanah, kerusakan tanah, dan penggunaannya. Berikut sedikit isi buku tersebut, bisa dilihat bagaimana pemikiran yang berkembang pada zaman itu. Sebuah konsep yang menarik yang dikemukakan adalah bahwa diameter Bumi bergantung kepada jumlah panas yang dikandungnya. Panas ini secara tetap menghilang ke ruang angkasa dengan makin mendinginnya Bumi. Letusan volkanik pun menghilangkan panas Bumi. Maka, Bumi secara konstan semakin menciut ukurannya. Penghilangan panas dan penciutan ini semakin cepat menuju pusat Bumi, karenanya semakin ke pusat Bumi semakin tak ada kerak
Re: [iagi-net-l] Rutten was:Re: [iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890)
Pak Noor, M.G. Rutten yang pertama kali menemukan batuan Lower Devonian itu pada ekspedisi tahun 1925, tetapi bukan satu2nya Rutten yang menyebutkan keberadaan batuan dengan fosil paling tua di Indonesia Barat itu. van Bemmelen (1949) menyebutnya juga, juga tim pemetaan bersistem skala 1 : 250.000 seksi Kalimantan P3G (lembar Muara Wahau). Rutten melaporkan keberadaan batuan Devon tersebut dalam dua laporan berbahasa Inggris dan Belanda : Rutten, 1940 - On devonian limestones from Eastern Borneo, Proceedings Koninklijke Akad. van Wetenscap, Amsterdam 43, no. 8, hal 1061-1064; dan Rutten (1947) - De gesteenten der Midden-Oost Borneo Expeditie 1925, Geogr Geol Med. Univ Utrecth. Batuan itu mengandung fosil paling tua di Sundaland berumur Lower Devonian, yaitu fosil Clathrodiction cf. spatiosum BOEHNKE dan Heliolites porous GOLDFUSS dalam Danau Formation di Kalimantan Tengah-Timur (daerah Telen). Status stratigrafi dan tektonik Danau Formation ini menarik sekaligus problematik, kapan2 kita diskusikan lagi. salam, awang noor syarifuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: Rutten...? Rasanya nama ini pernah menjadi sangat akrab pada saat teman-teman GEA merencanakan dan melakukan expedisi memburu batuan tertua di hulu sungai Wahau kaltim (Ekspedisi Devon). Dari studi literatur hanya beliau yang pernah menyitir tentang batuan tertua ini dan sejak itu belum pernah ada yang mengkonfirmasinya. Akhirnya ekspedisi itulah yang berhasil mengkonfimasi kembali keberadaan batuan berumur Devon tsb (tahun 1990 yang berarti 63 tahun kemudian)... Mungkin teman-teman yang terlibat langsung (Franky, Ludi dkk) bisa bercerita lebih rinci tentang hal ini. salam, - Original Message From: R.P. Koesoemadinata To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, December 21, 2007 8:07:05 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890) Saya sendiri tidak sadar bahwa di Abad ke-19 sudah ada teknologi cetak berwarna. Memang gambar-gambar ini adalah aselinya gambar cat air (aquarel) yang dicopy dari 'Washington Vorlagen' Selain itu ada juga peta dan penampang berwarna yg kelihatannya seperti cetak. Buku geologi kuno lainnya yang saya punyai adalah Lehrbuch der Geologie oleh Dr. Emanuel Kayser, terbitan 1921, 2 jilid, masing2 lebih dari 700 halaman, namun tidak ada gambar berwarna. Buku lain yang termasuk langka adalah dari Dr. L.M.R.Rutten, 1927, Voordrachten over de Geologie van Nederlandsch Oost-Indie dalam bahasa Belanda, setebal 840 halaman, yang merupakan buku pertama yang mencakup geologi seluruh Indonesia, mendahului Van Bemmelen, 1949. Buku ini jarang2 disebut dalam references. Buku ini terdiri dari ceramah-ceramah atau pidato2 (voordrachten) yang tertulis lengkap, pada alinea2 tertentu didahului dengan Dames and Heren: (Tuan2 dan nyonya2), sebagaimana lazimnya pada zaman itu seorang professor memanggil mahasiswa (kebiasaan ini juga masih berlaku waktu zaman Klompe di ITB). Mungkin sekali buku ini adalah hasil penulisan kuliah yang diberikan Prof. Rutten pada para mahasiswanya di Rijksuniversiteit Utrecht di Negeri Belanda. Buku2 ini saya beli pada waktu saya mahasiswa tahun 50-han dari loak, dan terus terang nyaris tidak pernah dibuka-buka selama 50 tahun Siapa saja yang berminat melihat buku2 kuno ini saya persilahkan datang di rumah kami pada ackhir pekan di Jl. Ciburial no. 17, Dago Pakar Bandung. Barangkali Pak Awang? R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: Nataniel Mangiwa To: Sent: Friday, December 21, 2007 9:23 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890) Pak Koesoema, Hebat sekali ada gambar berwarna di tahun tersebut. Jadi penasaran, kira2 itu bagaimana proses pembuatannya? Mesin cetak tahun 'baheula' itu apa sudah mampu mencetak buku berwarna? Dan apa aslinya diwarnai dengan tangan seperti melukis/menggambar gitu ya, baru setelah itu diperbanyak? Hatur nuhun.. On 12/21/07, R.P. Koesoemadinata wrote: Untuk diketahui bahwa Lyell's Principles of Geology yg diterbitkan tahun 1830-33, sampai sekarang masih di cetak ulang oleh University of Chicago Press. Yang saya punya adalah cetakan 1990. Buku paling tua yang saya miliki dalam bidang geologi adalah Erdgeschicthe oleh Dr. Melchior Neumahr 2 jilid, yang terbit th 1886-1887. Buku ini masih dicetak dengan huruf Gothic atau tulisan Jerman Kuno. Penuh dengan gambar fossil dan banyak gambar pemandangan yang berwarna! Bayangkan buku dicetak pada abad ke 19 sudah memuat gambar yang berwarna! Wassalam RPK - Original Message - From: Awang Satyana To: IAGI ; Eksplorasi BPMIGAS ; Geo Unpad Sent: Tuesday, December 18, 2007 3:45 PM Subject: [iagi-net-l] Aspects of the Earth (Shaler, 1890) Aspects of the Earth (Shaler, 1890) Saya menemukan buku tua berjudul seperti subyek di atas di sebuah toko buku
[iagi-net-l] OOT : On the Shoulders of Giants (Hawking, 2002)
On the Shoulders of Giants : The Great Works of Physics and Astronomy adalah judul sebuah buku setebal bantal (1266 halaman) yang memuat karya-karya asli tokoh2 sains masa lalu : Nicolaus Copernicus, Galileo Galilei, Johannes Kepler, Isaac Newton, dan Albert Einstein. Karya2 utama kelima tokoh ini dikumpulkan menjadi satu buku dan dilengkapi dengan biografi masing2 tokoh oleh Stephen Hawking, ahli fisika teoretis terkenal. Maka, buat peminat matematika, fisika, dan astronomi buku ini sangat penting sebab di dalam buku ini dapat dipelajari langsung bagaimana pemikiran2 asli Copernicus sampai Einstein. Kalau tidak dikumpulkan dalam satu buku, pasti akan sangat sulit menemukan karya2 asli tokoh2 tersebut. Keuntungan lain buku ini adalah bahwa adikarya2 itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris karena semula karya2 tersebut tertulis dalam bahasa Latin, Jerman, dan Italia. Buku ini diterbitkan oleh Running Press, Philadelphia dan London. Saat saya membelinya dua tahun yang lalu (Desember 2005) harganya 22 US$, tidak mahal bila melihat isinya yang luar biasa. Saya dulu membelinya di sebuah toko buku di Sugarland , dekat Houston, Texas. Kalau berminat, barangkali buku ini bisa dicari di situs www.amazon.com atau situs penerbitnya www.runningpress.com. Bila dijual di Indonesia, tentu harganya paling tidak akan sekitar dua kali harganya di luar negeri. Buku ini berat, baik bobotnya maupun isinya. Maka, buku ini lebih baik sebagai referensi saja, bukan untuk ditekuni lembar demi lembar sebab akan banyak sekali memakan waktu, kecuali, kalau kita mau menghabiskan sisa waktu kita mempelajari seluruh pemikiran tentang Alam Semesta dari zaman Copernicus sampai Einstein; seperti salah satu kata-kata sambutan yang ditulis di bagian depan buku, On the Shoulders of Giants is a massive, well-bounded tome. If you could take only one book to a desert island, this would be enough to keep you thinking for the rest of your life (Hugh McCarroll dalam the Sunday Star Times). Setelah bab tentang Pendahuluan, dimulailah biografi dan karya Nicolaus Copernicus (1473-1543). Karya Copernicus On the Revolution of Heavenly Spheres (aslinya dalam bahasa Latin De revolutionibus orbium colestium 1543, ditampilkan utuh dalam 384 halaman. Berikutnya, adalah biografi dan karya Galileo Galilei (1564-1642), Dialogues Concerning Two New Sciences (aslinya dalam bahasa Italia Discorsi e Dimostrazioni Matematiche, intorno a due nuoue scienze 1638, setebal 228 halaman. Kemudian, adalah biografi dan karya Johannes Kepler (1571-1630), Harmony of the World (aslinya Harmonices Mundi -1618). Dalam kumpulan ini, karya Kepler yang dipilih adalah Harmony of the World buku ke lima. Kepler menulis buku tersebut sebanyak lima volume, buku ke limanya ditampilkan setebal 90 halaman. Menyusul Kepler, adalah biografi dan karya Isaac Newton (1643-1727), Principia setebal 428 halaman, diterjemahkan dari bahasa aslinya dalam bahasa Latin Philosophiae naturalis principia mathematica -1687. Yang terakhir adalah karya Albert Einstein (1879-1955), The Principle of Relativity berupa enam artikelnya tentang relativitas, dikumpulkan dan diterjemahkan dari buku aslinya yang berbahasa Jerman Des Relativitatsprinzip 1922. Judul buku ini sebenarnya diambil dari sebuah surat Isaac Newton kepada Robert Hooke pada tahun 1676. Newton menulis, If I have seen farther, it is by standing on the shoulder of giants. Newton saat itu sedang dielu-elukan karena penemuannya di bidang optika, dan ia merendah dengan menulisnya bahwa penemuannya hanya didasarkan kepada penemuan2 lain sebelumnya yang ditemukan para raksasa sains. Buku ini menarik karena merangkai pemikiran2 dari tokoh2 pada zamannya dalam kurun waktu sekitar 450 tahun dari Copernicus sampai Einstein, dari Copernicus yang menyatakan bahwa Bumilah yang mengorbit Matahari sampai ke Einstein yang menyatakan bahwa ruang dan waktu melengkung dan dibungkus oleh massa dan energinya. Berkut ringkasan isi setiap karya kelima tokoh sains tersebut. Dalam karyanya, Copernicus dengan tepat mengatakan bahwa Bumi berputar pada porosnya, bahwa Bulan berputar mengelilingi Matahari dan Bumi, dan semua planet mengelilingi Matahari. Walaupun teori heliosentris telah dikemukakan Aristarchus 700 tahun sebelum Copernicus, Copernicuslah yang pertama kali mengemukakan teori heliosentris secara terperinci dan disertai perhitungan2 matematika (terutama geometri). Karyanya terdiri atas enam buku, banyak hukum dan teorema dikemukakan, perhitungan2 geometri terutama lingkaran dan banyak sekali tabel posisi benda2 langit. Copernicus memulai dengan teori bahwa dunia itu bulat, Bumi juga bulat, dan bagaimana daratan dan lautan membentuk sebuah bola Bumi. Kemudian bahwa gerakan semua benda langit itu teratur, berbentuk lingkaran, dan abadi. Copernicus juga membahas pemikiran mengapa Bumi dianggap sebagai pusat