Dear Pak Satriyo dan Mba Flora,

Menurut anda berdua bahwa nama Allah adalah proper name, nombre propio
atau nama asli yang tidak bisa di terjemahkan.

Ok, masalah ini bisa kita diskusikan dan apakah benar bahwa nama Allah
itu proper name yang tidak bisa diterjemahkan??

Pertama) Jika saya bertemu Pak Flora dan Pak Satriyo di milis ini dan
kemudian saya katakan bahwa nama saya adalah Chairunisa Mahadewi, maka
nama tsb adalah proper name; seperti halnya nama Flora dan Satriyo
yang terlebih dulu diperkenalkan oleh yang empunya sebagai proper
name; artinya tidak bisa diterjemahkan.

Dengan demikian kita bisa mencari tahu, apakah nama Allah itu sendiri
adalah nama yang langsung diperkenalkan oleh-Nya kepada Nabi Muhammad
saw sehingga nama Allah adalah sebuah proper name yang tidak bisa
diterjemahkan??

Dalam ilmu bahasa diketahui bahwa bahasa arab termasuk serumpun dengan
bahasa ibrani dan bahasa aramik yang dikenal dengan bahasa bangsa semit.

Dalam menilai kata Allah, kita harus memahami bahwa kata tsb  serumpun
dengan kata-kata dalam bahasa yang lebih tua yaitu bahasa Ibrani dan
bahasa aramik. Kata Allah cognate dengan kata Ibrani yaitu "El",
"Eloah", "Elohim" dan dalam bahasa Aramik adalah " Elah", "Alaha"
semua itu tercantum dalam perjanjian lama yang ditulis dalam bahasa
Ibrani dan Aramik.

Contoh dalam Daniel 5:1

"Be Shum elah yisra'el ..."
"Demi Nama Allah Israel."

Sedangkan contoh dari bahasa Ibrani semisal;

"Eloah mi-Teman yavo we Qadosh me-Har Paran, Selah"

Yaitu Habakuk 3 : 3, yang bererti -

"Eloah akan datang dari negeri Teman, dan Yang Mahakudus dari
pergunungan Paran, Sela."

Umat Islam menyakini bahwa Bapa Tauhid atau yang mula-mula menjadi
proklamator untuk agama Tauhid adalah Nabi Ibrahim as, seperti
tertulis di dalam Qur'an ; Qs.2:133, Qs.2:135

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan
tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah)
dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik".
(QS. 3:67)

Dengan demikian telah dikenal dalam masyarakat Yahudi dan masyarakat
Nasrani tentang ke-Esa'an Tuhan dimana hal tersebut belumlah dikenal
dalam budaya masyarakat arab pra Islam yang menganut polytheis kecuali
masyarakat arab yang telah beralis menjadi Nasrani seperti dibuktikan
dalam  Salah satu inskripsi kuno yang ditemukan pada tahun 1881 di
kota Zabad, sebelah tenggara kota Allepo (Arab: Halab), sebuah kota di
Syria sekarang, meneguhkan dalil tersebut. Inskripsi Zabad ini telah
dibuktikan tanggalnya berasal dari azman sebelum Islam, tepatnya tahun
512. Menariknya, inskripsi ini diawali dengan perkataan Bism-al-lah,
"Dengan Nama al-lah" (bentuk singkatnya: Bismillah, "Dengan Nama
Allah"), dan kemudian diusul dengan nama-nama orang Kristen Syria.
Bunyi lengkap inskripsi Arab Kristen ini dapat direkonstruksi sebagai
berikut:

"Bism' al-lah: Serjius bar 'Amad, Manaf wa Hani bar Mar al-Qais,
Serjius bar Sa'd wa Sitr wa Sahuraih"

terjemahannya :

- Dengan Nama Allah: Sergius putra Amad, Manaf dan Hani putra Mat
al-Qais, Sergius putra Sa'ad, Sitr dan Shauraih. (8)

Menurut Yasin Hamid al-Safadi, dalam The Islamic Calligraphy,
inskripsi pra-Islam lainya yang ditemukan di Ummul Jimal dari
pertengahan abad ke-6 Masehi, membuktikan bahwa berbeda dengan yang
terjadi di Arab selatan, di sekitar Syria nama 'Allah' disembah secara
benar. Inskripsi Ummul Jimmal diawali dengan kata-kata Allah ghafran
(Allah mengampuni). (9)

Bahkan menurut Spencer Trimingham, dalam bukunya Christianity among
the Arabs in the pre-Islamic Times, membuktikan bahwa pada tahun yang
sama dengan diadakannya Majma' (Konsili) Efesus (431), di wilayah suku
Arab Hartis (Yunani: Aretas ) dipimpin seorang uskup yang bernama 'Abd
Allah (Hamba Allah). (10)

Dari bukti-bukti arkeologis ini, jelas bahwa sebutan Allah sudah
dipakai di lingkungan Kristen arab sebelum zaman Islam yang dimaknai
sebagai sebutan bagi Tuhan Yang Mahaesa, Pencipta langit dan bumi.

Dari Ulasan di atas dapat di tarik kesimpulan dari benar merah yang
diuraikan bahwa kata Allah merupakan serapan dari bahasa Ibrani dan
Aramik yang memang telah dikenal DALAM MASYARAKAT TENTANG KONSEP
KETAUHIDAN, ketika diserap dalam bahasa budaya arab maka dikenal kata
Allah dari asal kata dua perkataan Arab; (Al-) yang memberi arti
khusus dan (-ilah) memberi arti Tuhan. Sebaik-baik translasi perkataan
Allah itu ialah Tuhan yang satu yang sebenar-benarnya.

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa kata Allah bukanlah porper name
yang tidak bisa diterjemahkan karena dianggap diperkenalkan langsung
oleh-NYa tetapi kata Allah merupakan kata serapan dari bahasa yang
lebih tua dari bahasa arab yaitu bahasa Ibrani ("El", "Eloah",
"Elohim" dan dalam bahasa Aramik (" Elah", "Alaha") yang di serap
dalam bahasa Arab menjadi Allah dimana asal katanya adalah Al-Ilah
menjadi Allah.

Nah Pak Satriyo dan Mba Flora, silahkan jika ada data-data lain yang
bisa menunjukan bahwa kata Allah adalah proper name dan bukan kata
serapan dari bahasa lain selain arab;)


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Numpang nimbrung ...
> 
> Allah adalah proper name, nombre propio, nama asli.
> Berhubung nama asli, maka tidak untuk diterjemahkan.
> Nama asli ALLAH ini mengandung keunikan, uniqueness, el ùnico,
satu-satunya,
> the One and Only.
> Beda hal nya jika kita menyebut Tuhan = God
> Kata god, singular = tuhan, bisa dijamakkan, menjadi gods /dewa2,
yang ini
> maskulin/male gendernya. 
> Sedang kalau digenderkan feminin/female- menjadi goddess/dewi2, 
> Jadi kata God ini lebih bisa membiaskan kejamakan dan juga jenis
kelamin. 
> 
> Sedangkan Allah, the Creator, tidak terikat pada kejamakan, tidak laki2
> maupun perempuan. 
> Allah is shapeless, imageless, genderless.
> Untuk itulah umat Islam lebih bersikap determined untuk menyebut
Allah, Sang
> Pencipta.
> Karena Allah bersih dari pengasosiasi-an plural dan ke-jender-an itu.
> 
> Jauh sebelum turunnya Al Qur'an dan hingga kini, orang Arab Kristen,
Arab
> Yahudi juga menyebut Allah sebagai Tuhan.
> Semua agama yang berasal dari Nabi Ibrahim, sama2 menyebut Allah sebagai
> Tuhan.
> Di CNN saya pernah lihat perayaan Natal di sebuah gereja di Iraq.
> Dalam nyanyian koor di gereja, mereka menyebut-nyebut Allah dalam
nyanyian2
> mereka.
> Kepada ibu guru saya yang orang Arab Palestina, saya tanyakan kenapa
> nyanyian mereka menyebut Allah.. Allah?
> Dia jawab bahwa memang orang Arab Kristen, Arab Yahudi juga sama seperti
> kita menyebut Allah. 
> 
> BTW, soal menterjemahkan nama,
> saya pernah mengalami kebingungan waktu tinggal di Argentina.
> Dalam berbagai kesempatan, orang2 bertanya kepada saya:
> siapa namamu di Indonesia?  Saya jawab: Flora
> Mereka bilang, Lha iya, Flora itu kan nama Spanyolnya, di Indonesia apa?
> Saya bingung, wong memang ortu kasih nama itu, di akte kelahiran juga
> begitu: Floradianti.
> Maksud almarhum Bapak saya: Radiant Flower, lalu di-jawa-in jadi
Floradianti
>  disingkat Flora.
> Memang sih kalau maksa mau diterjemahin ke Indonesia, bisa saja jadi
Bunga,
> Sekar, Kusuma.
> Tapi kalau saya dipanggil dengan nama2 itu, bisa dipastikan saya
tidak akan
> menoleh atau menyahut.
> 
> Rupanya di kalangan orang yang berbahasa Spanyol, nama2 orang banyak
> diterjemahkan ke bhs spanyol.
> Seperti: Charles= Carlos, (ceweknya Carla), William= Guillermo, George=
> Jorgè, Ronald= Ronaldo, dsb.
> 
> Saya masih kurang terbiasa dengan terjemah2an nama.
> Baru2 ini teman kerja suami datang ke rumah.  Lalu
security/resepsionis di
> lantai dasar menelpon saya.
> Dia bilang: Mrs. Pamungkas, Mr. Steven wants to see you.
> Saya bingung, merasa nggak kenal, lalu telepon diserahkan ke Mr.
Steven itu.
> Hola, Flora!  Que tal? Soy Esteban, y Wahyu esta?
> Ya ampuuun... rupanya Esteban, lagi cari suami saya (Wahyu).
> Dari tadi kek .. bilang Esteban, jangan Steven gitu, bikin bingung
ajah...
> 
> Kalau nama Bambang, Endang, Tuti, Rini, dsb itu nama asli juga ya
(cmiiw)
> Seperti halnya nama Allah, nama asli yang hanya mutlak miliknya Sang
> Pencipta.
> Dulu waktu kecil, saya diajarin berdoa dalam bahasa Jawa dan
memanggil Gusti
> Allah ...
> 
> Wassalam,
> Flora
> 
> ----------------------------------------------
> Re: "My Choice, My Image, My Dress," Muslimah Australia 
> Posted by: "Chae" [EMAIL PROTECTED]   chairunisa_mahadewi 
> Mon Apr 16, 2007 10:39 pm (PST) 
> 
> ......................dst.............
> 
> Bukankah Allah, adalah nama panggilan pada sang Pencipta dalam bahasa
> arab?? apakah saya tidak boleh memanggilnya dalam bahasa yang lain??
> misalnya saya hendak memanggil-Nya lebih mesra dalam bahasa
> sunda..misalnya dengan panggilan "Gusti nu Maha Agung"
> 
> Kalau dulu Musa memanggilnya dengan sebutan "Aku" pada sang Pencipta,
> kemudian Yesus memanggilnya lebih mesra dengan sebutan Ayah...apakah
> itu sebuah kesalahan???
> 
> .................dst..............
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke