wah ada lagi satu ahli teknik ngomong, seru sekali ya.... saya bukan orang teknik tapi pada paragraph terachir memang itu yang menjadi agenda UNFCCC, mencari keseimbangan yang dapat mewujudkan sustainable living...., the economy growth versus social and environment cost....

Kita di Indonesia masih dalam taraf kebodohan dan kemiskinan and pembodohan dan pemiskinan... gap antara yang punya dan nggak punya sudah terjadi sejak jaman dulu sekali tapi sekarang menjadi hal yang menyeramkan... lalu siapa yang akan melimit economy growth? enak sih.... anyway suatu persoalan yang terlalu besar untuk saya....

Kita harus bisa memancing seorang profesor muda anggota milis ini yang dapat bicara banyak tentang issue global warming yang dapat membuat orang orang seperti saya bisa lebih paham....

Kenapa ya kok PLTGU Pemaron tidak di bangunkan kembali? sudah kehabisan amunisi atau memang di biarkan saja begitu? apa karena memang sudah menghasilkan listrik yang di butuhkan? Atau semua sudah cape?

Saya suka sekali dengan hebohnya acara UNFCCC membuat semua negara concern.... atau harus concern... atau memang sudah begitu adanya manusia di bumi ini... senang dengan yang heboh heboh....

Tadi saya hadir di Lokakarya Kolaborasi Bali Climate Change, tapi pengunjung pesertanya tidak begitu banyak, sebaguab dari pemerintah yang datang, nanti hasilnya juga pasti akan kita dapatkan di milis Bali Climate Change.

Everything is interesting for me just as life...... so ONE DAY.......

vieb
----- Original Message ----- From: "Pan Bima" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <bali@lp3b.or.id>
Sent: Wednesday, November 28, 2007 9:59 PM
Subject: [bali] Re: Betreff: Re: aksi greenpeace konferensi iklim


Mbak Vieb,

Dari dulu P. Sudja memang hebat lho. Dalam usia 70 (betul ya Pak ?)
masih bisa keluar angka-angka yang akurat. Orang teknik memang harus
seperti itu, harus keluar angka-angka, sehingga diskusipun bisa
langsung fokus.

Ketika penolakan terhadap PLTGU Pemaron berlangsung 5 tahun yang lalu,
P. Sudja sangat membantu kelompok masyarakat yang menolak keberadaan
PLTGU Pemaron. Argumentasi para penolak menjadi sangat kuat karena
kita mengeluarkan angka-angka yang tidak terbantahkan saat itu,
seperti misalkan berapa besar/mahal listrik yang harus diproduksi PLN
dengan penggunaan minyak di PLTGU Pemaron, dll.

Benang merah pemikiran P. Sudja adalah pada least cost energy
production, serta pada process planning (Good Corporate Governance)
yang tepat. Melalui metode least cost tsb disimpulkan bahwa PLTGU
Pemaron tidak tepat, karena bahan bakarnya adalah minyak. Sedangkan
melalui GCG, juga disimpulkan bahwa lokasi PLTGU tsb tidak layak di
Pemaron.

Nah dengan dua konsep berfikir tsb, saya melihat suatu kesimpulan yang
sama dari P. Sudja sbb:
Pertama : harus diupayakan produksi energi yang murah  untuk memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat (industri maupun rumah tangga). Nah
satu-satunya sumber energi yang murah adalah batubara.

Kedua: PLTGU Batubara yang akan dibangun di celukan bawang dengan
kapasitas  2 x 65 MW dirasa tidak tepat, sebab kapasitas hanya sebesar
itu belum menjawab pertambahan kebutuhan energi di Bali. Kapasitasnya
yang tidak layak. Sangat tanggung.

Sekarang persoalannya adalah, kesimpulan pertama diatas kini harus
berhadapan dengan isu lingkungan dan opini dunia yang menghendaki
penurunan emisi CO2 (gas rumah kaca lainnya). Kalau dipandang dari
sisi cost, maka batubara adalah sebuah pilihan yang rasional. Tetapi
jika dilihat dari sudut lingkungan dan moral yang diwacanakan oleh
global warming, maka batubara bukan pilihan yang bijaksana.

Tapi bukan P. Sudja namanya kalau tidak ada argumentasi yang kuat.
Disebutkan, bahwa PLN menggunakan 19 juta ton batubara dari produksi
Indonesia sebanyak 178 juta ton. Artinya, Indonesia masih menggunakan
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang diexport : 129,5 juta ton.
(Berarti Indonesia masih mengharapkan masih terus berlangsungnya
perdagangan batubara, ditengah tekanan dunia untuk mengurangi
pembakaran fossil fuel.)

Sementara itu, teknologi energy alternatif (matahari, angin, gelombang
laut, perbdaan panas laut, dan termasuk geothermal) masih sangat mahal
dan belum bisa dalam skala besar. Keadaan ini yang menyebabkan
hambatan penggunaaan energy alternatif untuk pemenuhan kebutuhan
energi manusia. Karena percepatan pertumbuhan kebutuhan energi lebih
cepat dibandingkan perkembangan teknologi energi yang ramah
lingkungan.

Itu sebabnya, bisa kita mengerti kegalauan Al Gore dalam filmnya An
Inconvenient Truth, yaitu pilihan manusia sekarang adalah : bumi ini
atau ekonomi. Apakah bumi yang dikorbankan atau ekonomi yang direm
pertumbuhannya.

Apakah pilihannya diserahkan kepada kita atau kepada tokoh2 dunia yang
akan berkumpul di Bali dari tgl 3-14 desember nanti ????

salam
wisnaya

On 11/28/07, Asana Viebeke Lengkong <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
ih hebat sekali P Sudja saya senang baca.....

yang jelas kita harus cepat punya listrik sendiri ya... kalau ada gempa yang cukup serius kita akan putus listrik dengan jawa dan akan cukup lama ya.....
harus di pertimbangkan juga ya....

vieb
----- Original Message -----
From: "Nengah Sudja" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <bali@lp3b.or.id>
Sent: Wednesday, November 28, 2007 6:51 PM
Subject: [bali] Re: Betreff: Re: aksi greenpeace konferensi iklim


> Yth. Para Peserta Milis LP3B,
> Pada posting saya yang lalu, saya sampaikan informasi atas  pertanyaan
> mengenai pembangunan PLTU Batubara 2x 65 MW di Celukan Bawang.
> Saya sendiri mempertanyakan mengenai kelayakan pembangunanya di tinjau
> dari lokasi, besar satuannya (65 MW) dan
> bila dibandingkan dengan alternatif pilihan lain untuk pemenuhan
> kelistrikan Bali.
>
> Saya jelaskan pembangkitan listrik dari batubara relatif murah. Pabrik
> tekstil, industri di Jawa barat dewasa ini banyak yang membangun
> pembangkit batubara satuan 6-15 MW. Kebutuhan batubara untuk 130 MW,
> diperkirakan
> 420 000 ton setiap tahun (dihitung bila tingka efisiensi termis yang
> dipakai 35%, faktor kapasitasnya 75%, nilai panas batubara yang dipakai
> 5000 kcal per kg). Sebagai perbandingan pemakaian batubara PLN tahun
> 2006 sekitar
> 19 juta ton. Produksi batubara Indonesia 2006,178 juta ton. Yang
> diekspor 129,5 juta ton.
>
> Hutan yang dikupas untuk kebutuhan batubara 420 000 ton pertahun,bisa
> dihitung bila diketahui berapa tebal lapisan
> tanah diatas lapisan batubara dan berapa tebal lapisan batubaranya, > bila > dilakukan penambangan terbuka. Kalau dilakukan penambangan dibawah > tanah
> tak perlu ada pengupasan hutan.Kerusakan hutan akibat penambangan
> batubra besar karena lemahnya pengawasan dan pengendalian tambang
> batubara.
>
> Emisi pemakaian batubara sekitar 900 kg/MWh,atau untuk 769 000 ton > untuk
> pembangkitan listrik Celukan Bawang. Di Indonesia belum ada pengenaan
> pajak emisi. Di Uni Eropa dikenakan 18 Euro/ton. Walaupun ada pajak
> emisi, batubara tetap merupakan pilihan pembangkitan tenaga listrik
> murah.
>
>
> Untuk bahan perbandingkan, alternatif pengembangan panas bumi terhadap
> pembangkit batubara, boleh kiranya diberikan penjelasan :
> - berapa besar daya panas bumi,PLTP Bedugul yang dapat dikembangkan,
> - berapa kebutuhan lahan dan hutan yang diperlukan,
> - berapa harga uap dan harga jual listriknya?
>
> Dari jawaban  atas pertanyaan alternatif pengembangan pansa bumi, atau
> alternatif  kadidat perluasan yang lain  dapat kiranya  dijadikan ajang
> mula diskusi penyediaan listrik di Bali.
>
> Maaf agak serius,fokus.
> Terima kasih.
>
> SALAM.
> Nengah Sudja.
>
>
> -----Original Message-----
> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
> Of nimade widiasari
> Sent: Tuesday, November 27, 2007 10:18 AM
> To: bali@lp3b.or.id
> Subject: [bali] Re: Betreff: Re: aksi greenpeace konferensi iklim
>
>
> Dear All,
>
> Disamping masalah emisinya, kira2 berapa juta Ha hutan
> di Kalimantan/r, dll, yang harus dikupas agar bisa
> menghasilkan sekian MW yang akan direncanakan dalam
> jangka waktu perencanaan Power Plant di Celukan Bawang tersebut???
> (He3...gue mau nonton aja ah.......sambil menimati occupancy 100% di
> Desember yang romantis...)
>
> Cheers:
>
> Widi
>
>
>
> --- Asana Viebeke Lengkong <[EMAIL PROTECTED]>
> wrote:
>
>> Yang saya sayangi P Wis, P NSudja, Mas Tjahjo, P Ng
>> Ambara dan semua anggota
>> milis.... juga Widi,
>>
>>
>>
>> apapun deh, kita perlu fokus saja dengan apa yang
>> kita lakukan, oleh sebab
>> itu kita perlu planning process, yang seperti apa
>> yang kita kita lah yang
>> bisa coba diskusikan, tapi fokus ke manfaat dan
>> kebutuhan...kalau kita hanya
>> teriak teriak saja nggak akan ada gunanya.
>>
>>
>>
>> Kita perlu melatih diri untuk melihat project dari
>> beberapa aspek, sosial,
>> ekonomi dan politik;  kalau soal listrik kan
>> sebenarnya kalau bukan karena
>> alasan tourism kan kita cukup saja untuk seluruh
>> bali, tapi karena memang
>> kita sudah pilih itu menjadi industri kita,maka kita
>> harus cerdas dan cermat
>> untuk memperjuangkan planning process yang
>> bermanfaat untuk masyarakat.
>>
>>
>>
>> Kalau soal UNFCCC kan sudah jelas kerangka
>> pemerintah
>>
>> 1. menjadi pressure bagi negara negara yang pro /
>> kontra Kyoto Protocol,
>> maka kita perlu meluluskan BALI PROTOCOL - nggak
>> usah BHISAMA lah karena
>> nggak di kenal oleh dunia
>>
>>
>>
>> 2. Jualan carbon balance supaya dapat duit
>>
>>
>>
>> 3. Promosi TOURISM SAFETY
>>
>>
>>
>> Kalau Bali mau perkenalkan NYEPI ya bisa bisa aja
>> tapi nggak akan ada impact
>> yang signifikan, soalnya kalau NYEPI di laksanakan
>> di New York ya keuangan
>> dunia mati, kalau di laksanakan di belahan dunia
>> yang ada 4 musim juga pada
>> mati.... dan maknanya kan hanya bisa untuk orang
>> Bali aja, dan kita nggak
>> bisa GR, Bali itu nggak di kenal sama dunia amat,
>> yang datang ke Bali cuma
>> berapa orang tiap harinya?  terus terang aja yang
>> buat Bali jadi terkenal
>> banget itu ya bom bali itu lo....jadi... ya pikir
>> sendiri lah siapa yang
>> buat bali jadi terkenal banget... hehehe... sorry
>> ya...
>>
>>
>>
>> Makna NYEPI di Bali juga tidak bisa digambar dengan
>> warna... na... saya buat
>> sayembara lah kalau ada yang bisa menterjemahkan
>> NYEPI dalam bahasa inggris
>> saya kasi hadiah 1 juta... dan kalau bisa dibuat
>> iklannya dalam bahasa yang
>> bisa memperkenalkan bali seperti Covarubias...
>> apalagi hadiahnya lebih besar
>> lagi....sedangkan orang bali sendiri belum tentu
>> menjalankan nyepi
>> sepenuhnya....; pendapat saya sih sederhana saja
>> ketika itu nyepi hanya
>> libur saja sambil memaknai hidup... soalnya nyepi di
>> desa desa juga berbeda
>> acara kan....
>>
>>
>>
>> Jadi nggak usah terlalu GR lah; dan yang perlu dipertimbangkan dengan
>> serius adalah selama ini tourism juga tidak sanggup
>> mengkontribusikan FAIR AND JUST
>> bagi masyarakatnya kan... masih banyak gepeng, ada
>> yang nggak ada listrik,
>> air...pendidikan masih asing; jadi bagaimana kita
>> bisa melakukan itu semua
>> pelan pelan karena nggak ada yang mikirin kita...
>> investor makin jauh
>> mikirin kita... jadi planning process itu sangat
>> penting terus ke regulatory
>> body yang independen....
>>
>>
>>
>> Sekarang banyak sekali program pemerintah yang masuk
>> di Bali, kita coba
>> manfaatkan dengan share dari individu atau kelompok
>> di Bali, dengan sinergy
>> itu saya yakin kita bisa memperbaiki kehidupan Bali,
>> sosialnya, ekonominya,
>> spiritualnya dan politiknya... coba aja kita mulai
>> dengan ngecek siapa siapa
>> saja donor donor asing yang masuk di Bali dan mereka
>> ngapain aja?  apakah
>> manfaatnya ada untuk masyarakat atau malahan
>> sebaliknya? terus kemudian kita
>> juga coba untuk mensinergikan upaya upaya itu untuk
>> mewujudkan sustainable
>> living seperti agenda utama dari UNFCCC.... maka
>> nobel perdamaian itu
>> sebenernya milik masyarakat Bali dan Bali.....
>>
>>
>>
>> jadi kita perlu cek diri kita sendiri juga....kita
>> bisa jadi apa sih selain
>> dari diri kita sendiri dan kita bisa melakukan
>> kontribusi apa yang dapat
>> membuat manusia lain merasa cukup di manusiakan?
>>
>>
>>
>> ARE WE, WITHIN OUR OWN ENVIRONMENT 'FAIR AND JUST'?
>>
>>
>>
>> PLEASE DONG AH.... KATA JARWO KUWAT....
>>
>>
>>
>> Salam sayang untuk semua... vieb
>>
>> ----- Original Message -----
>> From: "Pan Bima" <[EMAIL PROTECTED]>
>> To: <bali@lp3b.or.id>
>> Sent: Sunday, November 25, 2007 9:09 PM
>> Subject: [bali] Re: Betreff: Re: aksi greenpeace
>> konferensi iklim
>>
>>
>> > Dengan adanya konperensi Global Waring & Climate
>> Chnage di Bali, maka
>> > rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga
>> batubara di Celukan
>> > bawang tentu akan mendapatkan sorotan tajam dari
>> masyarakat.
>> >
>> > Masyarakat akan bertanya, sejauh mana Pak Gubernur
>> konsisten
>> > memperjuangkan pengurangan emisi CO2 untuk
>> mencegah pemanasan global
>> > lebih parah. Pembakaran Batubara kan menghasilkan
>> emisi CO2.
>> >
>> > salam
>> > wisnaya
>> >
>> > On 11/23/07, kubu lalang
>> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> >> Here another link untuk aksi
>> ballon...mudah-mudahan mau!
>> >>
>> >> http://www.greenpeace
>> >>
>>
> org/international/campaigns/climate-change/take_action/send-a-message-to
> -bali
>> >>
>>
> utm_source=gpi-cyberactivist-list&utm_medium=email&utm_campaign=bali
>> >>
>> >> Trims sebelumnya untuk bertanya Pak Gubernur!!!
>> Please keep us updated.
>> >>
>> >> Salam,
>> >> Silvia.
>> >>
>> >> -------Originalmeldung-------
>> >>
>> >> Von: CHPStar
>> >> Datum: 11/23/2007 8:40:51 PM
>> >> An: bali@lp3b.or.id
>> >> Betreff: [bali] Re: aksi greenpeace konferensi
>> iklim
>> >>
>> >> Mana dia koq web nya bilang "Sorry! We couldn't
>> find that page! "
>> >> bisa di ulang?
>> >>
>> >> Yang pasti saya jadi bertanya apakah Pak Gubernur
>> benar benar sedang
>> >> kesulitan memanfaatakan SDM Perencana Pemerintah
>> atau tidak percaya ?
>> >>
>> >> Tjahjo-
>> >>
>> >> kubu lalang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
> === message truncated ===
>
>
>
>
> ________________________________________________________________________
> ____________
> Be a better pen pal.
> Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.
> http://overview.mail.yahoo.com/
>
> --
> Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.
>
> Publikasi     : http://www.lp3b.or.id
> Arsip         : http://bali.lp3b.or.id
> Moderators    : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
> Berlangganan  : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
> Henti Langgan : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
>
>
> __________ NOD32 2687 (20071126) Information __________
>
> This message was checked by NOD32 antivirus system. http://www.eset.com
>
>
>
> --
> Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.
>
> Publikasi     : http://www.lp3b.or.id
> Arsip         : http://bali.lp3b.or.id
> Moderators    : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
> Berlangganan  : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
> Henti Langgan : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
>
>



--
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi     : http://www.lp3b.or.id
Arsip         : http://bali.lp3b.or.id
Moderators    : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Berlangganan  : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Henti Langgan : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>



--
Gde Wisnaya Wisna
Jl.Dewi Sartika Utara 32A
Singaraja-Bali
website : www.lp3b.com

--
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi     : http://www.lp3b.or.id
Arsip         : http://bali.lp3b.or.id
Moderators    : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Berlangganan  : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Henti Langgan : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>





-- Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi     : http://www.lp3b.or.id
Arsip         : http://bali.lp3b.or.id
Moderators    : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Berlangganan  : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Henti Langgan : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke