Silahkan bung pakai kolaborasi. Bagi saya harus kerja sama. diNKRI namanya musyawarah. Saya setuju dengan nasakom. Tetapi tidak akan setuju dengan nas saja, a saja atau kom saja. inilah bangsa Indonesia. Apapun ideologi, agama, ras, tingkat social, tingkat edukasi, tingkat ekonomi, saya tidak akan bisa menerima hanya satu dari nasakom itu berlaku di NKRI. Jadi bung benar disini.
Ketika bung mengambil contoh konflik kaum vs perusahaan, ini hanya masalah ekonomi saja. kenapa tidak bisa didamaikan? Bisa. Adil atau tidak dan senang atau tidak bagi kedua pihak, ini yang perlu dicari. Tetapi yang penting bisa damai. Ini pendapat saya. Kalau sudah ngomong adil itu susah. Adil itu mahal dalam bidang apa saja, bukan hanya masalah ekonomi. Manusia itu tidak bisa disenangkan begitu saja. begitu juga manusia itu melihat keadilan itu berbeda2. Belum lagi ada kepentingan dalam mencari keadilan dan kesenangan. Tetapi ya manusia harus berusaha mencari yg terbaik kan? Perkara akan menghasilkan yang terbaik itulah tantangannya kan? Hanya saja ketika bung hanya melihat dan focus pada satu sisi, disitulah letak “tidak akan ada perdamaian, keadilan dan kesenangan” itu berpangkal. Disinilah letak radikalisme bung. Akhirnya bung akan mengumandangkan “perjuangan”. Bentuk2nya bisa dari: mogok makan, kaki tangan dicor dan sampai bunuh diri. Ini semua konsekwensi pemikiran radikal. Ada orang yg putus asa melakukan hal2 ini tetapi kan ini bukan pendapat bung? Contoh kerja sama antara pengusaha dan buruh/tani itu pasti ada. Tetapi apakah memang perlu dijabarkan disini. Andaikata ditulis disinipun apakah bung akan menerimanya? Kan tidak? Coba lihat dinegara maju, ada serikat2 buruh yang adalah kolaborasi antara buruh dan pengusaha. Tirai2 pemisah antara ekstrim kiri dan ekstrim kanan sudah tipis. Kenapa tipis? Karena kaum proleter di negara maju sudah mapan. Mereka tidak berkeinginan menghancurkan perusahaan tempat kerja mereka. Mereka menginginkan hak2 mereka lebih diperhatikan tanpa menghancurkan perusahaan. Kalau perusahaan rugi dan bangkrut yg rugi kan mereka2 juga. Demo dan tuntutan memang ada kalau ada masalah dalam kontrak antara serikat buruh dan perusahaan. Ini konteksnya. Jadi sekali lagi kolaborasi itu ada. Masalah kasus2 di Indonesia jauh lebih kompleks tentunya. Masalahnya itu bukan hanya masalah duit/ekonomi saja. Ada masalah2 lain: korupsi, hukum, perangkat polisi dan militer, agama, ras dll. Bung hanya menekankan masalah2 itu hanyalah masalah duit saja. ini salah. Kalaupun masalah social itu hanyalah masalah duit saja akan jauh lebih mudah ditanggulangi kan. Coba kita lihat masalah penggusuran ahok. Ini kan masalah social. Bukan masalah kasih duit sudah selesai kan. Kan ada unsur preman yg bermain = masalah keamanan. Ada unsur hukum dimana ahok gak boleh seenak udelnya ambil duit kas DKI utk dikasih kepada tergusur yg gak punya akte kepemilikan atas lahan. Makanya ahok menyarankan cepat2 bikin sertifikat. Kalau ada sertifikat, ahok bisa ganti rugi. Ada masalah kultural dimana tergusur sudah terbiasa hidup ditempat kumuh dan banjir. Tetapi diatas itu semua kan ada kepentingan DKI utk bikin bagus DKI dan menanggulangi banjir. Mestinya kita kalau mau fair harus bertanya memangnya harus didiamkan saja mereka2 yg hidup dalam daerah kumuh dan banjir itu. Kan tidak. masalahnya bagaimana penanganannya kan. Penanganannya itu adalah bentuk kolaborasi antara pemerintah dan rakyat. Yang terakhir bung sadar orang kaya pun punya problem. Hanya sayangnya bung sarkastis bahwa orang kaya tidak perlu demo kejalan, ngecor kaki dll. Bung tidak tahu banyak pengusaha yg bunuh diri akibat gagal bisnisnya, gagal dalam berkeluarga, frustasi, ketakutan, dipalakin, diculik, dibunuh dll. Bung harus lebih banyak mendalami kehidupan mereka ini. Focus bung hanyalah duit. Ini betul bahwa beban orang miskin lebih susah dalam masalah duit drpd orang kaya. Tetapi kalau ngomong masalah yg dihadapi oleh orang kaya dan orang miskin, saya berani ngomong orang kaya itu belum tentu lebih bahagia drpd orang miskin. Saya tidak tahu seberapa jauh keinginan bung dalam melihat kebahagian ini dibandingkan focus bung dalam masalah duit ini. Saya tidak yakin bung mampu melihat hal kebahagian ini dalam melihat masalah yg bung perjuangkan ini. Kalau bung mampu melihat kebahagiaan ini bung tidak akan bilang orang miskin itu ngecor kakinya. Tetapi jangan salah sangka bahwa saya tidak setuju dengan perjuangan kaum miskin. Bukan ini esensi saya dalam diskusi ini. saya menekankan bahwa bung tersamarkan karena hanya melihat dari 1 sisi saja yaitu sisi kiri. Kalau bung melihat dari sisi lain, bung akan melihat indahnya kaum miskin ini menjadi kaya kan. Untuk mengkayakan kaum miskin ini salah satu caranya adalah kolaborasi dengan perusahaan/pengusaha. Disinikan letak perbedaan kita dalam memandang suatu masalah kan. Ini bukan perbedaan ideologi. Sama sekali bukan. Di negara maju kan sudah terjadi dimana tidak ada lagi orang miskin seperti tidak bisa makan minum, gak ada tempat tinggal, pension ada kalau sudah tua, kesehatan terjamin. Ini semua adalah kolaborasi antara semua lapisan rakyat. Sayangnya bung hanya terpaku dari sudut pandang ideologi saja. Ini yg saya sayangkan! Tetapi jadilah dirimu sendiri. Semua suara harus dan perlu didengungkan baik kiri, tengah maupun kanan. Semua berhak bicara. Asalkan jangan bunuh2an! Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, March 13, 2017 3:47 PM To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com Subject: Re: [GELORA45] Aksi cor kaki jilid 2 Titik tolak anda adalah kolaborasi kelas, seolah-oleh kontradiksi atau konflik antara kaum tani dengan perusahaan itu DAPAT DIDAMAIKAN, artinya SAMA-SAMA SENANG DAN ADIL BAGI KEDUA PIHAK. Anda mengharapkan Jokowi melindungi SEMUA ORANG, SEMUA MANUSIA INDONESIA. Tapi dalam kenyataannya, Jokowi tidak bisa satu kaki ada di kaum tani dan rakyat dan bersamaan dengan itu satu kaki lagi di pihak konglomerat. Tidak ada kasus konflik di mana penyelesainya menyenangkan kedua pihak yang berkonflik. Atau barangkali ada, saya yang tidak tahu. Tolong anda ajukan contohnya. Dan itu sudah dibuktikan dalam praktek. Misalnya, dalam waduk Jatigede, Jokowi sama sekali tidak menghiraukan permintaan rakyat untuk berdialog. Mengapa? Coba anda jawab pertanyaan ini. Dan sekarang dalam kasus gunung Kendeng juga dibuktikan Jokowi tidak kunjung turun kebawah untuk memenuhi permintaan rakyat supaya menerapkan keputusan MA. Yang terjadi adalah semuanya berlarut-larut dan tidak adanya tindakan dari Jokowi, telah memungkinkan Ginanjar untuk berbuat semua yang dapat dia lakukan sebagai penguasa utama di provinsi itu. Di sinilah lagi pencerminan dari perbedaan ideologi kita. Saya percaya pada analisa kelas dan perjuangan kelas, sedangkan anda pada kolaborasi kelas. Manusia memang sama dari segi biologis, tapi dalam analisa masyarakat, manusia tidak sama kedudukannya dalam proses produksi dan kedudukannya juga berbeda dari segi hubungannya dengan means of production. Orang kaya , konglomerat punya problim??? Ooo, jelas mereka juga punya problem, tapi untuk menyelesaikan problemnya mereka tidak perlu turun kejalan, mogok kerja, protes, ngecor kakinya dan menghadapi kekerasan polisi dan tentara atau masuk penjara atau bhkan dibunuh!!! . Mereka tetap makan kenyang, hidup lebih dari cukup. Bagaimana anda punya moral untuk menyamakan kedudukan kaum tani yang punya konflik karena membela tanahnya dan lingkungan serta mata pencahariannya dengan kedudukan konglomerat/orang kaya yang punya problim!!! Itu betul-betul amoral!! Nah, silahkan nonton contoh bagaimana rakyat menolak pertambangan emas dengan pasang badan mereka sendiri. Dan siapa yang mereka hadapi? Kekuatan militer!! Pernahkan anda lihat orang kaya/pengusaha konmglomerat dalam kedudukan seperti rakyat itu??? Taufiq Rowman - Taufiq Rowman was live. <https://www.facebook.com/tjibriel/videos/1427434300608207/> <https://s.yimg.com/nq/storm/assets/enhancrV2/23/logos/facebook.png> Taufiq Rowman - Taufiq Rowman was live. Taufiq Rowman was live. <https://scontent-arn2-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/17202962_10210863838045752_6798071293364177373_n.jpg?oh=97a63c6b29dc3c9f7536736cc5ed6741&oe=5971E8F8> Ika Ningtyas - Semoga kuat untuk para ibu yang berjuang... <https://www.facebook.com/ika.ningtyas.14/videos/10212354283952416/> <https://s.yimg.com/nq/storm/assets/enhancrV2/23/logos/facebook.png> Ika Ningtyas - Semoga kuat untuk para ibu yang berjuang... Semoga kuat untuk para ibu yang berjuang menolak pertambangan emas di Gunung Tumpang Pitu Kondisi dimana ibu ibu diusir dengan paksa oleh aparat keamanan yang akhirnya menyebabkan beberapa ibu ibu mengalami jatuh pingsan dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit, dan anehnya dalam kondisi itu warga yang ingin mengambil video kejadian tersebut dilarang dan dihalang-halangi oleh aparat keamanan Ibu ibu memasukkan dirinya dalam lobang galian tersebut dikarenakan ibu ibu menolak adanya penanaman listrik PLN yang diperuntukkan untuk operasi pertambangan emas di gunung tumpang pitu. Ibu ibu tersebut menolak pertambangan emas karena dengan adanya pertambangan emas di gunung tumpang pitu akan berakibat mengancam keselamatan warga. Anang Soski - Kondisi dimana ibu ibu diusir dengan paksa... <https://www.facebook.com/begokk.jaill/videos/1215063968608874/> <https://s.yimg.com/nq/storm/assets/enhancrV2/23/logos/facebook.png> Anang Soski - Kondisi dimana ibu ibu diusir dengan paksa... Kondisi dimana ibu ibu diusir dengan paksa oleh aparat keamanan yang akhirnya menyebabkan beberapa ibu ibu menga... <https://scontent-arn2-1.xx.fbcdn.net/v/t10-9/17202941_10210863838365760_7758579925857046230_n.jpg?oh=d761b7117e789d8a4d1b399d66e34cde&oe=597166E7> Nah, sekarang coba anda tunjukkan kapan dan di mana dan bagaimana orang kaya/pengusaha konglomerat menyelesaikan problemnya. Apa sama kedudukan mereka dengan para petani ini? On Monday, March 13, 2017 7:20 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45] <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote: Tersamarnya pandangan bung adalah karena bung menganggap Jokowi tidak menolong para ibu2 ini. Tetapi bung tidak bisa melihat kalau para pengusaha dan orang kaya juga punya masalah yang tidak bisa ditolong oleh Jokowi. Sudah jelas? Bung waras dalam mendukung ibu itu. Sangat waras karena disitulah letak posisi bung yaitu dikiri. Lebih dari itu, tersamarnya bung adalah bung tidak bisa melihat posisi Jokowi sebagai presiden itu harus memayungi semua kepentingan: kaya miskin, pengusaha buruh, aceh jawa, budha Kristen dst….dst… Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, March 13, 2017 2:11 PM To: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com <mailto:temu_er...@yahoogroups.com> >; DISKUSI FORUM HLD <diskusifo...@googlegroups.com <mailto:diskusifo...@googlegroups.com> >; GELORA_In <gelora45@yahoogroups.com <mailto:gelora45@yahoogroups.com> > Cc: Jonathan Goeij <jonathango...@yahoo.com <mailto:jonathango...@yahoo.com> >; Lusi.D <lus...@rantar.de <mailto:lus...@rantar.de> >; Roeslan <roesla...@googlemail.com <mailto:roesla...@googlemail.com> >; Daeng <menakjin...@t-online.de <mailto:menakjin...@t-online.de> >; Rachmat Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de <mailto:nc-hadis...@netcologne.de> >; Gol <gogo...@gmail.com <mailto:gogo...@gmail.com> >; Harry Singgih <harrysing...@gmail.com <mailto:harrysing...@gmail.com> >; Mitri <scorpio200...@yahoo.de <mailto:scorpio200...@yahoo.de> >; Lingkar Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com <mailto:lingkarsitom...@gmail.com> >; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com <mailto:ronggo...@gmail.com> >; Ajeg <ajegil...@yahoo.com <mailto:ajegil...@yahoo.com> >; Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com>; Marsiswo Dirgantoro <mdirgant...@yahoo.com <mailto:mdirgant...@yahoo.com> >; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com <mailto:billyguna...@rogers.com> >; writejo...@gmail.com <mailto:writejo...@gmail.com> ; in...@ozemail.com.au <mailto:in...@ozemail.com.au> ; Karma I Nengah [PT. Altus Logistic Service Indonesia] <ineng...@chevron.com <mailto:ineng...@chevron.com> >; C. Manuputty <c.manuput...@upcmail.nl <mailto:c.manuput...@upcmail.nl> >; octaviasyafarw...@gmail.com <mailto:octaviasyafarw...@gmail.com> ; Oman Romana <oromana0...@gmail.com <mailto:oromana0...@gmail.com> >; denise_zai...@hotmail.com <mailto:denise_zai...@hotmail.com> ; N. Nugroho <n.nugr...@upcmail.nl <mailto:n.nugr...@upcmail.nl> > Subject: [GELORA45] Aksi cor kaki jilid 2 Coba tanya kepada ibu-ibu dan bapak-bapak ini apa yang membuat mereka terus berjuang pantang tunduk melawan ketidak adilan dan pemerintah yang memihak kepada pengusaha??? Kalau Jokowi memang "orang yang baik" kok tidak mau menyelesaikan masalah ini, padahal MA pernah memenangkan tuntutan mereka. Dan bahkan ibu-ibu tani itu pernah ketemu dengan Jokowi, tapi kok terus berlarut-larut masalahnya? apa bagi Jokowi belum cukup besar dan panjang penderitaan mereka? Bisakah kaum tani bergandengan tangan dengan kaum pengusaha konglomerat???Bagaimana solusinya menurut orang yang sering bilang "jangan hanya mengkritik tapi harus menawarkan solusi". Solusi sudah lama ditawarkan, tapi tidak diterima oleh pemerintah!!! Jadi ormas rakyat itu bukan asal kritik dan tidak menawarkan solusi!! Sekali-sekali ada baiknya membaca dengan cermat dan merenungkan tuntutan berbagai ormas rakyat yang mengadakan aksi protes. apakah tulisan saya ini "tersamarkan", tidak jelas isi dan tujuannya??? Tidak jelas kepada siapa saya berpihak? Cor Kaki Jilid 2 10 orang bapak-bapak dan ibu-ibu dari Rembang, Pati, Blora dan Grobogan yang dicor kakinya. 1. Sudiri 51 thn (Rembang) 2. Jumikan 65 thn (Rembang) 3. Sukamdi 65 thn (Rembang) 4. Sukinah 41 thn (Rembang) 5. Suparmi 52 thn (Rembang) 6. Giyem 43 thn (Pati) 7. Darto 52 thn (Pati) 8 Sariman 57 thn (Pati) 9. Kumari 50 thn (Blora) 10. Darto 32 thn (Grobogan) <https://scontent-arn2-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/17309014_1324627940906280_8277805299429919305_n.jpg?oh=b4e3f38b2391dcd6925c7a2a3d944112&oe=59625599> <https://scontent-arn2-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/17203146_1324628437572897_3094355523679691221_n.jpg?oh=1259ee25c8892020b71c3c10452dc32f&oe=596B3057>