Lho kalau begitu rupanya anda tidak mengikuti dan tidak mengerti konflik kaum 
tani gunung Kendeng dengan pabrik semen!!! Padahal saya banyaaaak sekali 
mempostingkan berita perjuangan kaum tani itu. Sekarang anda menuduh saya 
"memaksa"..." mintanya terlalu banyak", seolah-olah saya tidak lihat 
konteksnya.... Ini sungguh-sungguh lucu dan aneh!!! Anda mencoba berdebat 
kusir, sampai melibatkan Tuhan segala...Padahal masalahnya sederhana... MA dulu 
sudah memenangkan tuntutan rakyat. Bukankah semua orang termasuk presiden harus 
mematuhi keputusan MA? Mengapa Jokowi tidak melaksanakan keputusan MA itu?? Nah 
di sinilah SOALNYA!! Kalau Jokowi BERANI MELAKSANAKAN KEPUTUSAN MA, BERARTI DIA 
MEMIHAK KEPADA KAUM TANI dan menentang pengusaha. Tapi penentangan terhadap 
pengusaha ini didasarkan kepada hukum. Nah, seharusnya tidak soal!! Karena 
hukum kali ini berpihak kepada rakyat. Inilah yang seharusnya dia lakukan. Di 
mana kesulitan Jokowi untuk melaksanakan keputusan MA? Dia tidak mau menentang 
pabrik semen!!! Dia lebih suka menentang rakyat dari pada menentang pabrik 
semen!! Itulah kenyataannya!! Dan di mana peran saya. Saya  mendukung dan 
berpihak kepada rakyat!! Itu saja!!! Anda tidak perlu bilang sama saya bahwa di 
NKRI ini banyak ketidak adilan. Bukan hanya di Indonesia, di SELURUH DUNIA 
BANYAK SEKALI KETIDAK ADILAN!! Saya sudah lama TAHU AKAN HAL ITU!!! Justru 
karena itu saya selalu menentang ketidak adilan dan berpihak kepada mereka yang 
menderita ketidak adilan itu di manapun mereka berada dan kapanpun itu 
terjadi!! Permintaan saya terlalu banyak????? Saya tidak punya permintaan 
personal!!! Saya mendukung permintaan massa rakyat! Apakah TERLALU BANYAK 
permintaan rakyat supaya dihormati hak-hak hidup yang layak dengan 
mempertahankan tanahnya dan mata pencahariannya??? Apakah TERLALU BANYAK 
tuntutan kaum buruh yang menuntut upah layak supaya keluarganya bisa hidup 
layak? Apakah TERLALU BANYAK tuntutan buruh migran untuk diakui haknya sebagai 
pekerja dalam legislasi Indonesia dan dilindungi supaya tidak diperlakukan 
sewenang-wenang oleh majikan, dijamin upah dan dihormati hak berorganisasi??? 
Banyak yang harus ditolong!!!??? Siapa yang harus ditolong?? apakah orang 
kaya/pengusaha konglomerat harus ditolong??? Anda lah sebetulnya yang 
kebingungan DAN KEWALAHAN karena ingin MENOLONG SEMUA ORANG, BAIK YANG KAYA, 
YANG MENGHISAP DAN MENINDAS, DAN JUGA ORANG MISKIN YANG HAKNYA DIRAMPAS, YANG 
DIHISAP DAN DITINDAS .Karena ITU TIDAK MUNGKIN!!!! Itulah yang justru ILUSI DAN 
MIMPI DITENGAH HARI BOLONG!Kalau saya salah, tolong ajukan contoh kongkrit di 
mana kepentingan orang miskin bisa dikawinkan dengan kepentingan orang 
kaya/pengusaha konglomerat!! 

   
 

    On Monday, March 13, 2017 8:34 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45]" 
<GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
 

     Aduhhh bung memaksa.Bung itu maksud saya.Kalau masalah menolong itu banyak 
yang harus ditolong. Ini inti maksud saya.Bukan hanya ibu2 yg bung tulis itu 
saja. Saya juga tidak jelas apa masalah ibu2 yang dicor itu karena tulisan bung 
itu gak jelas.Banyak ketidakadilan yang ada diNKRI, didunia ini.  Kalau bung 
hanya maunya seorang presiden itu bisa menanggulangi semua problem rakyatnya, 
itu namanya bung menginginkan Tuhan bukan presiden. Lucunya kalaupun Tuhan itu 
ada, koq masih ada problem didunia ini ya?  Bung mintanya terlalu banyak.Coba 
lihat konteksnya.Gimana seseorang itu menanggulangi masalah yang ada.Kalau bung 
mau bicara masalah social, coba dikupas dalam lingkup itu saja.Dalam contoh 
bung masalah ibu2 dicor, itu kenapa dicor, apa masalahnya. Lalu tanya kenapa 
gak ada solusinya. Bagaimana dengan keluarga, kepala desa, pemda dstnya ke 
presiden.Jangan2 presiden didakwa.  Kita ini bernegara dan penuh dengan 
masalah.Jangan hanya maunya menuntut saja. Kalau tidak dikasih lalu marah2. 
Bukan begini solusinya.  Masalah social itu bukan masalah matematika yang jelas 
solusinya.Masalah social itu luar biasa banyaknya. Orang2 yg belajar ilmu 
social terutama sosiologi itu belajarnya saja sampai pusing tapi gak ada 
solusinya yg cespleng.Ada 1 hal yg penting disebutkan bahwa kepentingan manusia 
itu salah satu pembentuk masalah social. Dalam struktur social apapun, 
kepentingan manusia baik dari level personal sampai society itu selalu bikin 
orang bentrok. Keluarga saja bisa ribut loh, apalagi keluar ke society. 
Disinilah pentingnya ada instrument social yang menjadi wasit dalam 
menanggulangi problem ini. Salah satu nya adalah pemerintah dengan peraturan2 
dan hukum2nya.Jadi jangan apriori sama kekuasaan, parpol dan lembaga2 lainnya 
dll.   Repot ya kalau ada seseorang karena minta lahannya supaya tidak dipakai 
utk bikin jalan, lalu nuntut dengan ngecor kakinya atau mogok makan. Terus 
presiden harus mengabulkan. Gimana kalau semua orang menuntut begitu termasuk 
FPI nge cor tangan dan kakinya dan aksi mogok makan sampai mati, apakah juga 
harus dituruti sama presiden? Ada kepentingan. Cobalah lihat kepentingan2 itu. 
Konteksnya apa, tuntutannya apa dll. Jangan2 presiden dicacimaki karena gak 
bisa nurutin tuntutan itu. Itu namanya mau menang sendiri, bukan mencari solusi 
bagaimana menyelesaikan masalah social itu.  Nesare    From: 
GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Monday, March 13, 2017 3:10 PM
To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com
Subject: Re: [GELORA45] Aksi cor kaki jilid 2    Mana buktinya bahwa Jokowi 
menolong para ibu-ibu itu??? Kalau sudah ditolong Presiden, ngapain mereka 
protes ngecor kakinya lagi??? Emangnya mereka bersenang-senang dengan ngecor 
kakinya itu???  On Monday, March 13, 2017 7:20 PM, "nesa...@yahoo.com 
[GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote:    Tersamarnya pandangan bung 
adalah karena bung menganggap Jokowi tidak menolong para ibu2 ini.Tetapi bung 
tidak bisa melihat kalau para pengusaha dan orang kaya juga punya masalah yang 
tidak bisa ditolong oleh Jokowi. Sudah jelas? Bung waras dalam mendukung ibu 
itu. Sangat waras karena disitulah letak posisi bung yaitu dikiri.Lebih dari 
itu, tersamarnya bung adalah bung tidak bisa melihat posisi Jokowi sebagai 
presiden itu harus memayungi semua kepentingan: kaya miskin, pengusaha buruh, 
aceh jawa, budha Kristen dst….dst… Nesare  From: GELORA45@yahoogroups.com 
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Monday, March 13, 2017 2:11 PM
To: Yahoogroups <temu_er...@yahoogroups.com>; DISKUSI FORUM HLD 
<diskusifo...@googlegroups.com>; GELORA_In <gelora45@yahoogroups.com>
Cc: Jonathan Goeij <jonathango...@yahoo.com>; Lusi.D <lus...@rantar.de>; 
Roeslan <roesla...@googlemail.com>; Daeng <menakjin...@t-online.de>; Rachmat 
Hadi-Soetjipto <nc-hadis...@netcologne.de>; Gol <gogo...@gmail.com>; Harry 
Singgih <harrysing...@gmail.com>; Mitri <scorpio200...@yahoo.de>; Lingkar 
Sitompul <lingkarsitom...@gmail.com>; Ronggo A. <ronggo...@gmail.com>; Ajeg 
<ajegil...@yahoo.com>; Farida Ishaja <farida.ish...@gmail.com>; Marsiswo 
Dirgantoro <mdirgant...@yahoo.com>; Billy Gunadi <billyguna...@rogers.com>; 
writejo...@gmail.com; in...@ozemail.com.au; Karma I Nengah [PT. Altus Logistic 
Service Indonesia] <ineng...@chevron.com>; C. Manuputty 
<c.manuput...@upcmail.nl>; octaviasyafarw...@gmail.com; Oman Romana 
<oromana0...@gmail.com>; denise_zai...@hotmail.com; N. Nugroho 
<n.nugr...@upcmail.nl>
Subject: [GELORA45] Aksi cor kaki jilid 2   Coba tanya kepada ibu-ibu dan 
bapak-bapak ini apa yang membuat mereka terus berjuang pantang tunduk melawan 
ketidak adilan dan pemerintah yang memihak kepada pengusaha??? Kalau Jokowi 
memang "orang yang baik" kok tidak mau menyelesaikan masalah ini, padahal MA 
pernah memenangkan tuntutan mereka. Dan bahkan ibu-ibu tani itu pernah ketemu 
dengan Jokowi, tapi kok terus berlarut-larut masalahnya? apa bagi Jokowi belum 
cukup besar dan panjang penderitaan mereka? Bisakah kaum tani bergandengan 
tangan dengan kaum pengusaha konglomerat???Bagaimana solusinya menurut orang 
yang sering bilang "jangan hanya mengkritik tapi harus menawarkan solusi". 
Solusi sudah lama ditawarkan, tapi tidak diterima oleh pemerintah!!! Jadi  
ormas rakyat itu bukan asal kritik dan tidak menawarkan solusi!! Sekali-sekali 
ada baiknya membaca dengan cermat dan merenungkan tuntutan berbagai ormas 
rakyat yang mengadakan aksi protes. apakah tulisan saya ini "tersamarkan", 
tidak jelas isi dan tujuannya??? Tidak jelas kepada siapa saya berpihak?  Cor 
Kaki Jilid 210 orang bapak-bapak dan ibu-ibu dari Rembang, Pati, Blora dan 
Grobogan yang dicor kakinya.1. Sudiri 51 thn (Rembang)
2. Jumikan 65 thn (Rembang)
3. Sukamdi 65 thn (Rembang)
4. Sukinah 41 thn (Rembang)
5. Suparmi 52 thn (Rembang)
6. Giyem 43 thn (Pati)
7. Darto 52 thn (Pati)
8 Sariman 57 thn (Pati)
9. Kumari 50 thn (Blora)
10. Darto 32 thn (Grobogan)      #yiv9797802197 #yiv9797802197 -- 
#yiv9797802197ygrp-mkp {border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 
0;padding:0 10px;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-mkp hr {border:1px solid 
#d8d8d8;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-mkp #yiv9797802197hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-mkp #yiv9797802197ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-mkp .yiv9797802197ad 
{padding:0 0;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-mkp .yiv9797802197ad p 
{margin:0;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-mkp .yiv9797802197ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-sponsor 
#yiv9797802197ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197ygrp-sponsor #yiv9797802197ygrp-lc #yiv9797802197hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197ygrp-sponsor #yiv9797802197ygrp-lc .yiv9797802197ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv9797802197 #yiv9797802197actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv9797802197
 #yiv9797802197activity span {font-weight:700;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv9797802197 #yiv9797802197activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv9797802197 #yiv9797802197activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv9797802197 #yiv9797802197activity span 
.yiv9797802197underline {text-decoration:underline;}#yiv9797802197 
.yiv9797802197attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv9797802197 .yiv9797802197attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv9797802197 .yiv9797802197attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv9797802197 .yiv9797802197attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv9797802197 .yiv9797802197attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv9797802197 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv9797802197 .yiv9797802197bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv9797802197 
.yiv9797802197bold a {text-decoration:none;}#yiv9797802197 dd.yiv9797802197last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv9797802197 dd.yiv9797802197last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv9797802197 
dd.yiv9797802197last p span.yiv9797802197yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv9797802197 div.yiv9797802197attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv9797802197 div.yiv9797802197attach-table 
{width:400px;}#yiv9797802197 div.yiv9797802197file-title a, #yiv9797802197 
div.yiv9797802197file-title a:active, #yiv9797802197 
div.yiv9797802197file-title a:hover, #yiv9797802197 div.yiv9797802197file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv9797802197 div.yiv9797802197photo-title a, 
#yiv9797802197 div.yiv9797802197photo-title a:active, #yiv9797802197 
div.yiv9797802197photo-title a:hover, #yiv9797802197 
div.yiv9797802197photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv9797802197 
div#yiv9797802197ygrp-mlmsg #yiv9797802197ygrp-msg p a 
span.yiv9797802197yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv9797802197 
.yiv9797802197green {color:#628c2a;}#yiv9797802197 .yiv9797802197MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv9797802197 o {font-size:0;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197photos div {float:left;width:72px;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197photos div div {border:1px solid 
#666666;height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv9797802197
 #yiv9797802197reco-category {font-size:77%;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197reco-desc {font-size:77%;}#yiv9797802197 .yiv9797802197replbq 
{margin:4px;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197ygrp-mlmsg select, #yiv9797802197 input, #yiv9797802197 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197ygrp-mlmsg pre, #yiv9797802197 code {font:115% 
monospace;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-mlmsg #yiv9797802197logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-msg 
p#yiv9797802197attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197ygrp-reco #yiv9797802197reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-sponsor 
#yiv9797802197ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197ygrp-sponsor #yiv9797802197ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197ygrp-sponsor #yiv9797802197ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv9797802197 #yiv9797802197ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv9797802197 
#yiv9797802197ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv9797802197 

   

Kirim email ke