tambahan lagi:
- yang sering tidak disadari adalah adanya bahaya "heat-front" atau hembusan 
udara bersuhu sangat tinggi yang berada di depan dan melaju jauh di depan awan 
panasnya...... dipikir wedhus gembelnya masih jauh, tapi mungkin 1-2 km di 
depannya udaranya sudah ratusan derajat celcius...dan ini yang sering memakan 
korban.

salam,


________________________________
From: Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI <fo...@hagi.or.id>; Eksplorasi BPMIGAS 
<eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>; Geo Unpad <geo_un...@yahoogroups.com>
Sent: Thu, November 4, 2010 5:14:39 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Population Bottlenecking by Volcanic Eruption

Pak Nyoto,

Ini definisi resmi awan panas dari website PVMBG:

Awan panas (nuee ardentes / aliran piroklastik), terdiri dari batuan yang pijar 
bersuhu tinggi (>600 C), awan panas ini dapat dihasilkan langsung dari letusan 
gunungapi atau akibat gugurnya lava yang masih panas mengalir melalui lembah 
sungai. Awan panas ini mengalir bergulung-gulung seperti awan padahal 
didalamnya 
batuan pijar dan material vulkanik yang padat bercampur gas yang suhunya tinggi.

------------------------------

Tambahan dari saya.

Awan panas adalah jenis PDC - pyroclastic density current. Suhu awan panas 
sangat bergantung kepada kandungan gasnya, sampai 1000 C bisa tercapai. 
Kecepatannya bergantung kepada densitas material, kemiringan lereng dan 
kecepatan keluarnya materi volkanik (volcanic output rate). Kecepatan setinggi 
700 km/jam bisa tercapai. 


Bila awan panas mengandung lebih banyak gas daripada material padat, maka 
densitasnya akan lebih ringan, juga lebih panas, dan bisa mengalir lebih cepat 
serta membentuk pembubungan yang tinggi. Bila awan panas banyak mengandung uap 
air, air dan batuan, temperaturnya bisa menurun sampai 250 C, tetapi tetap 
mematikan. Biasanya yang banyak mengandung air/uap air karena di kawahnya 
terdapat danau, jadi sering bersatu dengan lahar panas.

Awan panas bisa disebabkan banyak hal. Awan panas Merapi terkenal disebabkan 
runtuhnya sumbat lava (lava lama) atau lava baru. Penyebab lainnya adalah 
letusan materi volkanik seperti gas, abu volkanik yang bercampur membentuk arus 
turbulen menuruni lereng, atau bagian puncak yang meledak karena erupsi dahsyat 
serta mengalir menuruni lereng sebagai gravity flow.

Aliran awan panas dibedakan antara basal flow di lapisan bawah berupa semua 
batuan dan fragmennya yang punya daya merusak secara dahsyat sebagai gravity 
flow, dan ash plume di lapisan atas berupa arus turbulensi campuran gas panas, 
abu dan udara yang punya daya membakar yang mematikan. 


Awan panas bisa terjadi di gunungapi bawahlaut atau gunungapi yang muncul di 
atas permukaan laut. Efek tambahan terjadi bila hal ini terjadi: tsunami. 
Contoh 
kasus adalah erupsi Krakatau 1883. Pubikasi di Bulletin of Volcanology 65 
(2003) 
tentang Krakatau 1883 menunjukkan bahwa pyroclastic flow via media air terjadi 
secara efektif, mengalir sampai hampir 50 km menuju pantai Sumatera dan telah 
menyebabkan tsunami.

Pak Nyoto, truk-truk untuk evakuasi pengungsi tentu hilir mudik setelah awan 
panas tidak ada, meskipun saya yakin hawanya masih panas di sekitarnya...

salam,
Awang




-- Pada Kam, 4/11/10, nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com> menulis:

> Dari: nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com>
> Judul: Re: [iagi-net-l] Population Bottlenecking by Volcanic Eruption
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Tanggal: Kamis, 4 November, 2010, 4:20 PM
> Pak Awang,
> 
> Terimakasih ceritanya tentang abu volkanik dari Merapi.
> Di Jakarta apa juga sudah ada abu volkanik dari Merapi ini
> ?  Mudah2an
> nggak sampai Jakarta, karena akan menambah paniknya orang2
> Jakarta yg sudah
> cukup banyak kejadian2 yg membuat orang2 Jakarta panik
> ataupun stress karena
> hujan, banjir & macet  sampai ber-jam2 ditengah
> jalan setelah seharian
> kecapeakan bekerja.
> 
> Tadi pagi ada seorang teman yg awam terhadap kejadian2
> meletusnya gunung
> api, sampai melalui milis dia bertanya atau kurang percaya
> dengan suhu awan
> panas Merapi yg disebutkan mencapai 400-500-an degC. Kenapa
> kalau sampai
> ratusan degC, mobil2/motor2 pengangkut para pengungsi masih
> bisa berkeliaran
> utk menyelamatkan para pengungsi. Dia berlogika kalau
> suhunya sampai ratusan
> degC kan tengki bensin mobil2 /motor2 sudah terbakar atau
> bahkan meledak,
> kenapa hal tsb tidak terjadi ?  Kalau pak Awang punya
> penjelasan beserta
> data2nya (misalnya awan panas Merapi itu terdiri dari apa
> saja koq bisa
> panas sekali & berapa sebenarnya suhu awan panas tsb,
> dll), mungkin akan
> sangat menarik utk mereka2 yg awam terhadap perilaku magma
> bumi melalui
> gunung apinya. Terimakasih sebelumnya.
> 
> wass,
> nyoto
> 
> 
> 
> 



      

Kirim email ke