Pak Nyoto,

Ini definisi resmi awan panas dari website PVMBG:

Awan panas (nuee ardentes / aliran piroklastik), terdiri dari batuan yang pijar 
bersuhu tinggi (>600 C), awan panas ini dapat dihasilkan langsung dari letusan 
gunungapi atau akibat gugurnya lava yang masih panas mengalir melalui lembah 
sungai. Awan panas ini mengalir bergulung-gulung seperti awan padahal 
didalamnya batuan pijar dan material vulkanik yang padat bercampur gas yang 
suhunya tinggi.

------------------------------

Tambahan dari saya.

Awan panas adalah jenis PDC - pyroclastic density current. Suhu awan panas 
sangat bergantung kepada kandungan gasnya, sampai 1000 C bisa tercapai. 
Kecepatannya bergantung kepada densitas material, kemiringan lereng dan 
kecepatan keluarnya materi volkanik (volcanic output rate). Kecepatan setinggi 
700 km/jam bisa tercapai. 

Bila awan panas mengandung lebih banyak gas daripada material padat, maka 
densitasnya akan lebih ringan, juga lebih panas, dan bisa mengalir lebih cepat 
serta membentuk pembubungan yang tinggi. Bila awan panas banyak mengandung uap 
air, air dan batuan, temperaturnya bisa menurun sampai 250 C, tetapi tetap 
mematikan. Biasanya yang banyak mengandung air/uap air karena di kawahnya 
terdapat danau, jadi sering bersatu dengan lahar panas.

Awan panas bisa disebabkan banyak hal. Awan panas Merapi terkenal disebabkan 
runtuhnya sumbat lava (lava lama) atau lava baru. Penyebab lainnya adalah 
letusan materi volkanik seperti gas, abu volkanik yang bercampur membentuk arus 
turbulen menuruni lereng, atau bagian puncak yang meledak karena erupsi dahsyat 
serta mengalir menuruni lereng sebagai gravity flow.

Aliran awan panas dibedakan antara basal flow di lapisan bawah berupa semua 
batuan dan fragmennya yang punya daya merusak secara dahsyat sebagai gravity 
flow, dan ash plume di lapisan atas berupa arus turbulensi campuran gas panas, 
abu dan udara yang punya daya membakar yang mematikan. 

Awan panas bisa terjadi di gunungapi bawahlaut atau gunungapi yang muncul di 
atas permukaan laut. Efek tambahan terjadi bila hal ini terjadi: tsunami. 
Contoh kasus adalah erupsi Krakatau 1883. Pubikasi di Bulletin of Volcanology 
65 (2003) tentang Krakatau 1883 menunjukkan bahwa pyroclastic flow via media 
air terjadi secara efektif, mengalir sampai hampir 50 km menuju pantai Sumatera 
dan telah menyebabkan tsunami.

Pak Nyoto, truk-truk untuk evakuasi pengungsi tentu hilir mudik setelah awan 
panas tidak ada, meskipun saya yakin hawanya masih panas di sekitarnya...

salam,
Awang




-- Pada Kam, 4/11/10, nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com> menulis:

> Dari: nyoto - ke-el <ssoena...@gmail.com>
> Judul: Re: [iagi-net-l] Population Bottlenecking by Volcanic Eruption
> Kepada: iagi-net@iagi.or.id
> Tanggal: Kamis, 4 November, 2010, 4:20 PM
> Pak Awang,
> 
> Terimakasih ceritanya tentang abu volkanik dari Merapi.
> Di Jakarta apa juga sudah ada abu volkanik dari Merapi ini
> ?  Mudah2an
> nggak sampai Jakarta, karena akan menambah paniknya orang2
> Jakarta yg sudah
> cukup banyak kejadian2 yg membuat orang2 Jakarta panik
> ataupun stress karena
> hujan, banjir & macet  sampai ber-jam2 ditengah
> jalan setelah seharian
> kecapeakan bekerja.
> 
> Tadi pagi ada seorang teman yg awam terhadap kejadian2
> meletusnya gunung
> api, sampai melalui milis dia bertanya atau kurang percaya
> dengan suhu awan
> panas Merapi yg disebutkan mencapai 400-500-an degC. Kenapa
> kalau sampai
> ratusan degC, mobil2/motor2 pengangkut para pengungsi masih
> bisa berkeliaran
> utk menyelamatkan para pengungsi. Dia berlogika kalau
> suhunya sampai ratusan
> degC kan tengki bensin mobil2 /motor2 sudah terbakar atau
> bahkan meledak,
> kenapa hal tsb tidak terjadi ?  Kalau pak Awang punya
> penjelasan beserta
> data2nya (misalnya awan panas Merapi itu terdiri dari apa
> saja koq bisa
> panas sekali & berapa sebenarnya suhu awan panas tsb,
> dll), mungkin akan
> sangat menarik utk mereka2 yg awam terhadap perilaku magma
> bumi melalui
> gunung apinya. Terimakasih sebelumnya.
> 
> wass,
> nyoto
> 
> 
> 
> 
> 2010/11/4 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>
> 
> > Tadi pagi ada laporan dari seorang pendengar radio
> bahwa abu Merapi sudah
> > sampai ke Cibitung, Bekasi. Pak Surono, Kepala PVMBG
> (Pusat Vulkanologi dan
> > Mitigasi Bencana Geologi) yang saat itu sedang
> diwawancarai mengatakan bahwa
> > hal itu mungkin saja setelah mengetahui bahwa abunya
> sangat halus (efek
> > transportasi ratusan km dari sumbernya). Di
> Purwokerto, kemarin sore-malam
> > hujan abu, dan baru pagi tadi abu sampai di Bekasi.
> Semua abu volkanik itu
> > sebagai akibat erupsi Merapi kemarin siang yang
> ditaksir punya ketinggian
> > sekitar 5 km. Semakin tinggi kolom erupsi semakin luas
> kemungkinan
> > penyebaran abu volkanik.
> >
> > Saya tiba-tiba jadi ingat salah satu dari dua erupsi
> terbesar di dunia,
> > meskipun terjadi bukan dalam masa sejarah manusia
> modern, yaitu erupsi Toba
> > pada sekitar 74.000 tahun yang lalu (Toba supervolcano
> eruption) - yang
> > satunya lagi Yellowstone supervolcano eruption pada
> 2,1 Ma (juta tahun yang
> > lalu); 1,3 Ma dan 640 Ka (ribu tahun yang lalu). Mari
> kita lihat Toba
> > supervolcano eruption untuk mengetahui bagaimana
> besarnya erupsi saat itu,
> > meskipun disusun atas hasil rekonstruksi geologi,
> paleoantropologi dan
> > genetika.
> >
> > Para ahli merekonstruksi erupsi supervolcano Toba
> berdasarkan penyebaran
> > material letusannya berupa ignimbrit (welded tuff)
> yang saat itu terutama
> > menyebar sampai ke India. Berdasarkan itu, kaldera
> karena letusan 74.000
> > tahun yl (ini didasarkan dating umur endapan ignimbrit
> Toba)luasnya
> > diperhitungkan 3000 km2 - tentu ini sangat luas dan
> tinggi kolom letusannya
> > 50-80 km sampai mempengaruhi penyerapan sinar Matahari
> di stratosfer.
> >
> > Erupsi mega-kolosal Toba tentu telah menyebabkan suatu
> katastrofi yang
> > dahsyat. Erupsi ini telah menurunkan temperatur
> permukaan Bumi 3-3.5 derajat
> > Celsius selama beberapa tahun. Tentu lingkungan
> permukaan Bumi berubah
> > secara signifikan akibat erupsi megakolosal ini.
> >
> > Kalau sekarang Merapi meletus mengakibatkan radius 15
> km dari puncak Merapi
> > mesti dibebaskan dari penduduk, maka pada 74.000 tahun
> yang lalu diyakini
> > oleh para ahli paleoantropologi, genetika dan geologi
> bahwa supervolcano ini
> > telah memunahkan banyak manusia saat itu yang dalam
> genetika disebut sebagai
> > "population bottlenecking".
> >
> > Dengan menggunakan teknik ”average rates of genetic
> mutation”, beberapa
> > ahli genetika melihat penciutan jumlah populasi
> manusia di dunia yang sangat
> > signifikan itu terjadi pada sekitar 74.000 tahun yang
> lalu dan hanya
> > menyisakan sekitar 10.000 individu yang yang hidup
> terisolasi. Manusia
> > sekarang diperkirakan berkembang dari 10.000 individu
> ini melalui beberapa
> > adaptasi dan diferensiasi spesies.
> >
> > Kesamaan temporal antara population bottlenecking dan
> umur erupsi Toba
> > supervolcano berdasarkan umur ignimbrit membangun
> jembatan geologi dan
> > genetika bahwa penurunan jumlah spesies manusia
> terjadi karena supervolcano
> > eruption. Secara spatial jalur erupsi super Toba itu
> merupakan jalur utama
> > migrasi manusia modern dari Afrika (out of Africa) ke
> banyak tempat di
> > dunia. Karena secara temporal and spatial match, maka
> supervolcano Toba
> > eruption 74 Ka dianggap sebagai penyebab population
> bottlenecking.
> >
> > Erupsi supervolcano Toba 74.000 tahun yl itu juga ada
> yang menghubungkannya
> > dengan dengan mulainya zaman glasiasi di belahan utara
> Bumi, tentu ini
> > karena terhalangnya sinar Matahari oleh piroklastika
> Toba. Glasiasi yang
> > mungkin di luar siklus ini dapat saja berhubungan
> dengan population
> > bottlenecking. Hanya, angka ini kebetulan cocok juga
> dengan siklus
> > Milankovitch untuk decline summer solar radiation yang
> jatuh pada 75.000
> > tahun yl. Seperti biasanya, siklus uniformitarianisme
> karena planetary
> > movement bisa saja kebetulan bersamaan dengan
> terjadinya katastrofi karena
> > eruption supervolcano. Kedua efek ini tentu sangat
> signifikan bila harus
> > menyebabkan population bottlenecking.
> >
> > salam,
> > Awang
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> --------------------------------------------------------------------------------
> > PP-IAGI 2008-2011:
> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> >
> >
> --------------------------------------------------------------------------------
> > Ayo siapkan diri....!!!!!
> > Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25
> November 2010
> >
> >
> -----------------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
> to information posted
> > on its mailing lists, whether posted by IAGI or
> others. In no event shall
> > IAGI or its members be liable for any, including but
> not limited to direct
> > or indirect damages, or damages of any kind
> whatsoever, resulting from loss
> > of use, data or profits, arising out of or in
> connection with the use of any
> > information posted on IAGI mailing list.
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> >
> >
> 



--------------------------------------------------------------------------------
PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
--------------------------------------------------------------------------------
Ayo siapkan diri....!!!!!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010
-----------------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke