[Bicara] Panik Saham ?

2008-10-10 Terurut Topik Isywara Mahendratto
Mirip seperti mata uang yang pada awalnya berfungsi sebagai “alat” tukar, saham 
pada awalnya dimaksudkan sebagai “alat” bukti kepemilikan seseorang terhadap 
sebuah perusahaan.
 
Namun dikemudian hari mata uang ataupun saham yang semula hanya sebagai “alat” 
mulai berubah menjadi “tujuan”. Adanya nilai relatif antara satu mata uang 
dengan mata uang negara lain ataupun selisih dari harga beli dan harga jual 
sebuah saham berangsur angsur merubah mata uang ataupun saham menjadi komoditas 
yang di perdagangkan.
 
Sama seperti “alat” lainnya misal handphone (HP), saat dipakai sebagai alat 
komunikasi maka HP menjadi alat yang sangat berguna bagi manusia, namun saat HP 
dipakai untuk melempar orang lain, HP tiba tiba berubah menjadi alat pembunuh.
 
Itu sebabnya saat permainan saham dipakai sebagai “alat” untuk mengenal jati 
dirinya, maka pemain saham konservatif seperti Warren Buffet bisa menjadi orang 
paling kaya di dunia. Bahkan pada tahun 2006 Buffet menyumbang $30 milyar ke 
yayasan Bill dan Melinda Gates.
 
Satu pernyataan yang menarik dari beliau adalah :”Yang paling saya sukai 
dari kekayaan adalah “proses” mendapatkannya, bukan kekayaannya itu sendiri”. 
Artinya orang paling kaya di dunia seperti Buffet menjadikan kekayaan hanyalah 
sebagai “alat” untuk mengenal dirinya, bukan sebagai “tujuan” hidupnya. 
 
Saat Anda telah mengetahui rahasianya, Anda tidak lagi perlu melakukan panic 
selling saat harga harga saham berjatuhan karena Anda telah menjualnya jauh 
jauh hari di saat harganya masih tinggi atau mulai membeli saham saham unggulan 
disaat orang lain khawatir untuk mengambilnya.  
 
Tidakkah Anda ingin mengetahui “cara” berfikir seorang Warren Buffet dan 
menerapkannya dalam kehidupan Anda sehari hari ?
 
Salam,
 
Isywara Mahendratto
http://servocenter.wordpress.com/


  

[Bicara] OoT : Mekanisme Pemecahan Masalah yang Buruk ?

2008-02-04 Terurut Topik Isywara Mahendratto
Kompas, Selasa, 5 Februari 2008 di halaman pertama memperkirakan total kerugian 
maupun potensi kerugian pasca banjir di Jakarta dan sekitarnya yang terjadi 
pada Jumat 1 Februari 2008 sekitar 9,17 miliar.
   
  Ironisnya peristiwa banjir telah terjadi berulangkali di negeri tercinta, 
namun terkesan mekanisme pemecahan masalahnya semakin lama semakin buruk. Hal 
tersebut mengindikasikan semakin buruknya kualitas sistem yang kita miliki atau 
dengan kata lain sistem yang kita miliki tidak berada pada siklus tumbuh 
melainkan pada siklus uzur.
   
  Hal tersebut dapat dilihat dari pemecahan masalah yang cenderung tambal sulam 
seperti "Dephut Setuju Pelebaran Tol Bandara Memakai Lahan Hutan Lindung" 
(Kompas, 5 Februari 2008) tidak ke AKAR MASALAH karena memang lebih mudah 
menggunakan lahan hutan lindung, meninggikan permukaan jalan, menambah mesin 
pompa daripada menghijaukan kawasan puncak, menertibkan IMB, menertibkan  
illegal logging dsb.
   
  Mengabaikan kualitas sistem berarti pula membiarkan sistem berbentuk siklus 
uzur yaitu siklus yang membuat sistem semakin lama semakin negatif, semakin 
dekstruktif dan semakin rapuh. Hal tersebut berpotensi meninggalkan bom waktu 
pada periode berikutnya berupa terpuruknya pariwisata, berkurangnya (larinya ?) 
investor, meningkatnya pengangguran, serta resiko kerusuhan sosial.
   
  Tidak ada cara lain bagi pemerintah kecuali dengan cara memperbaiki Kualitas 
Sistem (Lihat artikel berikut : 
http://servocenter.wordpress.com/2007/04/23/sistem/) dan Kualitas SDM Indonesia 
(baca : kualitas pelaksana sistem) karena kualitas sistem, kualitas 
kepemimpinan, kualitas pembuat kebijakan, kualitas pemecah masalah, kualitas 
pemelihara sarana, kualitas pengguna sarana ditentukan oleh kualitas SDM 
Indonesia.
   
  Salam,
   
  Isywara Mahendratto 

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

[Bicara] OoT : Bagaimana sikap Anda ?

2007-08-22 Terurut Topik Isywara Mahendratto
Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh Anthony P. Carnevale dan kawan kawan 
tentang “apa yang dikehendaki pemberi kerja dari pekerja barunya”, ternyata 
kemampuan dasar untuk “belajar” mengatasi pekerjaan merupakan hal yang paling 
diinginkan.
   
  Selain itu, keterampilan lain yang diinginkan antara lain :
   
  - kemampuan mendengarkan dan komunikasi lisan
- kemampuan beradaptasi dan respon kreatif terhadap hambatan
- kemampuan manajemen pribadi, rasa percaya diri, motivasi dalam meraih 
sasaran, keinginan pengembangan karir serta kebanggaan terhadap prestasi yang 
dicapai
- kemampuan berinteraksi antar pribadi, kerjasama dalam kelompok, keterampilan 
mengatasi perbedaan pendapat
- efektifitas dalam perusahaan, keinginan memberi kontribusi serta potensi 
kepemimpinan (Anthony P. Carnevale et. al. ,”Workplace Basics: The Skills 
Employers Want,” U.S. Department of Labor Employment and Training 
Administration, 1989).
   
  Saya jadi teringat teman saya saat menjalani management trainee di sebuah 
perusahaan multinasional.
   
  Setelah lolos seleksi tahap awal, ybs. masih harus diseleksi “super ketat” 
setiap 3 bulan (dengan resiko di-DO) selama periode 1 tahun dengan job desc. 
“mendevelop” produk produk baru.
   
  Terlihat betapa tegang dan melelahkan ybs. menjalani hari hari sebagai 
management trainee dan saat akhir tahun dinyatakan “lulus” ybs. menanyakan 
alasan kelulusan.
   
  Jawaban manajemen sbb. :
   
  “Yang dinilai dari Anda bukanlah kemampuan Anda untuk menemukan produk baru, 
karena hal tsb. bukanlah tugas seorang management trainee, melainkan tentang 
bagaimana Anda menyiapkan rencana Anda, bagaimana Anda berkomunikasi, bagaimana 
Anda bekerja sama atau dengan kata lain tentang bagaimana “sikap” Anda dalam 
merespon “tantangan” pekerjaan yang diberikan.” 
   
  Isywara Mahendratto
  http://servocenter.wordpress.com/ 

   
-
Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your pocket: mail, news, 
photos & more. 

[Bicara] Paradoks ?

2007-08-07 Terurut Topik Isywara Mahendratto
Apakah Anda termasuk eksekutif yang mudah cemas dan berkata :”Saya merasa 
seperti dikejar target,” ataukah selalu optimis dan berkata :”Saya menyukai 
tantangan baru.”
   
  Penelitian Salvatore R. Maddi dan Suzanne C. Kobasa : The Hardy Executive : 
Health Under Stress (Homewood, IL, Dow Jones-Irwin, 1984) menunjukkan bahwa 
mereka yang mananggapi stress dengan kesabaran, memandang pekerjaan sebagai 
tantangan yang menyenangkan, memandang perubahan sebagai peluang bertumbuh, 
mampu menghadapi stress secara lebih baik dan berhasil melewatinya tanpa 
kesulitan yang berarti.
   
  Seolah merupakan paradoks, sebuah peristiwa (baca : pekerjaan) yang sama, 
dapat dipersepsikan berbeda tergantung dari cara seseorang men-sikapinya, 
apakah menggunakan pemahaman yang tepat atau sebaliknya. Demikian pula apakah 
peristiwa tersebut diinginkan ataupun tidak.
   
  Sebuah peristiwa yang menegangkan apakah berupa target penjualan, deadline 
projek, pengembangan produk baru dsb. jika disikapi secara tepat dapat dianggap 
sebagai sebuah tantangan yang mengasyikkan. Apalagi jika peristiwa tersebut 
diberi muatan emosi menjadi suatu sasaran yang kita inginkan.
   
  Jika stimuli dipersepsikan sebagai sebuah ancaman …. biasanya rasa tegang 
muncul dalam bentuk rasa cemas, takut, bahkan fobia. Pada situasi seperti ini 
kadar hormon Kortisol (hormon penyebab stress) dalam darah akan meningkat. 
Sebaliknya jika stimuli tersebut dipersepsikan sebagai sebuah tantangan maka 
ketegangan tersebut dirasakan sebagai hal yang menggembirakan dan menyenangkan. 
Dalam keadaan seperti ini hormon pengendali stress Dehydroepiandrosterone-S 
(DHEA-S) yang justru meningkat.
   
  Seseorang yang memahami kesuksesan sebagai sebuah proses pembelajaran dan 
bekerja dengan hati yang gembira, berpotensi tumbuh dan meraih prestasi 
terbaiknya. 
   
  Itu sebabnya “kecerdasan sikap” sebagai sebuah pengetahuan dan keterampilan 
hidup perlu dikenalkan kepada karyawan sejak dini. 
   
  Isywara Mahendratto
  http://servocenter.wordpress.com/

   
-
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 

[Bicara] Mengapa Gaji Sulit Naik ?

2007-07-24 Terurut Topik Isywara Mahendratto
Keputusan untuk menaikkan gaji ataupun tunjangan karyawan bukanlah langkah yang 
lazim diambil perusahaan sebagai sebuah strategi “bertumbuh”. 
   
  Sekali keputusan diambil, semenjak itu pula biaya tambahan menjadi “pasti” 
dan tidak mungkin “turun”, sementara jaminan peningkatan “omzet”, belum tentu 
terjadi. 
   
  Disisi lain, ketidak mampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan kenaikan gaji 
karyawan akibat pengaruh inflasi beresiko menurunkan kinerja karyawan. 
   
  Penurunan kinerja karyawan berarti pula melambatnya laju pertumbuhan usaha 
atau lebih buruk lagi menjadikan perusahaan semakin uzur dan renta (pinjam 
syair Ebiet G. Ade).
   
  Apa yang dapat perusahaan dan karyawan lakukan ? 
   
  Bersinergilah antara perusahaan dan karyawan secara sehat.
   
  Bagi perusahaan, berfokuslah hanya pada “penyempurnaan” sistem sedang bagi 
karyawan berfokuslah hanya pada “peningkatan” kompetensi. 
   
  Gunakan alat manajemen seperti ISO, Balance Score Card, Kaizen dsb. benar 
benar sebagai alat peningkatan manajemen, bukan tujuan. Dan karena yang 
menjalankan sistem adalah karyawan, berdayakan mereka dan jika perlu fasilitasi 
karyawan agar “mengerti” bahwa kompetensi dan bekerja secara team adalah 
kepentingan pribadi mereka. Dengan demikian perusahaan berpotensi terus tumbuh 
dan mampu mensejahterakan karyawannya dan yang terpenting tentunya “profit” 
perusahaan berpotensi meningkat.
   
  Demikian halnya dengan karyawan…. Jadikan perusahaan sebagai sarana 
peningkatan kompetensi. Kalaupun perusahaan diuntungkan dengan kontribusi Anda, 
itu merupakan konsekwensi logis karena Anda bekerja di perusahaan tersebut. 
Kalaupun sistem perusahaan sedemikian buruk sehingga kompetensi Anda tidak 
dihargai, maka penuhi rancangan karir Anda yaitu hanya bekerja di perusahaan 
yang menghargai kompetensi Anda.
   
  Dengan demikian “harga diri” (dan pendapatan ? ) Anda akan semakin meningkat 
dan diperhitungkan.
   
  Isywara Mahendratto
  http://servocenter.wordpress.com/

   
-
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 

[Bicara] OOT : Perusahaan juga seperti "Manusia"

2007-06-04 Terurut Topik Isywara Mahendratto
Sama seperti manusia, perusahaan juga di lahirkan.
   
  Tubuh manusia disusun oleh milyaran unsur hidup terkecil atau biasa disebut 
"sel" sedang perusahaan disusun oleh satuan hidup terkecil yang biasa disebut 
"karyawan".
   
  Sel sel tersebut berkumpul membentuk jaringan seperti jaringan otot, lemak, 
kelenjar, tulang, kulit, syaraf, pembuluh darah dan sekumpulan jaringan akan 
membentuk organ organ tubuh seperti jantung, ginjal, limpa, paru, hati dsb, 
sedang karyawan perusahaan berkumpul membentuk unit kerja dan sekumpulan unit 
kerja akan membentuk fungsi fungsi organisasi seperti marketing, pembiayaan, 
produksi, ketersediaan, mutu dsb.
   
  Walaupun masing masing organ mempunyai fungsi yang berbeda namun interaksi 
antar fungsi organ harus tetap harmonis dalam sebuah kesatuan sistem yang 
tumbuh, demikian halnya dengan fungsi fungsi dalam organisasi walaupun masing 
masing departemen memiliki peran yang sangat penting, namun harus bersinergi 
menjadi sebuah organisasi yang tumbuh.
   
  Pada manusia, peluang untuk tumbuh ataupun uzur tergantung dari sikap hidup 
(kesehatan fisik dan psikis) manusia. Sedang perusahaan, peluang untuk tumbuh 
ataupun uzur perusahaan tergantung dari "budaya kerja"  (sistem dan 
kepemimpinan karyawan) perusahaan.
   
  Jadi menjaga kesehatan perusahaan sama persis dengan menjaga kesehatan 
manusia. Jika tubuh perlu asupan bergizi maka perusahaan juga perlu input 
berkualitas. Jika tubuh perlu olah raga dan istirahat yang cukup maka 
perusahaan juga perlu olah proses dan pengendapan persoalan yang cukup. Jika 
manusia perlu memiliki kehidupan sosial, maka perusahaan juga memerlukan 
jaringan kerja dan pelanggan.  
   
  Sama seperti tubuh manusia, sel, jaringan ataupun organ dapat mengalami 
gangguan fisik akibat infeksi ataupun gangguan psikis akibat stress maka 
perusahaan juga dapat mengalami "gangguan fisik" seperti gangguan produksi, 
keuangan ataupun "gangguan psikis" seperti komunikasi, pola interaksi  dsb. 
   
  Jika tubuh perlu kesadaran akan kesehatan jasmani dan rohani maka perusahaan 
juga perlu visi misi yang jelas, kesadaran kepemimpinan karyawan yang sehat, 
pola komunikasi yang baik, interaksi antar fungsi yang sehat (baca : sistem) 
dan untuk itu perlu dilakukan pembaharuan semangat kembali.
   
  Isywara Mahendratto
  http://servocenter.wordpress.com/

   
-
Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles.
Visit the Yahoo! Auto Green Center.

[Bicara] OOT : Kepemimpinan

2007-05-25 Terurut Topik Isywara Mahendratto
Patricia Patton, seorang konsultan profesional pernah mengatakan :"It took a 
heart, soul and brains to lead a people " artinya seorang pemimpin 
haruslah memiliki kecerdasan intelektual dan emosional.
   
  Daniel Goleman membagi tipe tipe kepemimpinan menjadi 6 tipe kepemimpinan 
yaitu :
   
  1. Visionary, kepemimpinan yang memiliki Visi sehingga mampu membawa staf 
ketujuan bersama

  2. Coaching, kepemimpinan yang memberikan kesempatan pengasuhan ataupun 
pembelajaran

  3. Affiliate, kepemimpinan yang mengedepankan keharmonisan ataupun kerja sama 
antar fungsi

  4. Democratic, kepemimpinan yang menghargai pendapat ataupun sudut pandang 
orang lain, sekalipun berbeda

  5. Pacesetting, kepemimpinan yang mampu memberikan model pencapaian sehingga 
lebih membumi

  6. Commanding, kepemimpinan yang dapat bersikap tegas serta berani mengambil 
resiko, jika diperlukan
   
  Dalam penerapannya kepemimpinan yang baik justru tidak dihasilkan oleh 
satu macam tipe kepemimpinan tertentu melainkan oleh kemampuan untuk tau 
"kapan" menggunakan tipe kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi 
yang diperlukan.
   
  Semakin terbiasa seorang mengambil posisi play maker, semakin matang gaya 
kepemimpinannya. Dulu kepemimpinan seseorang terbentuk secara pasif dan alamiah 
melalui proses panjang. Namun saat ini hal tersebut dapat di konstruksi secara 
sengaja, apabila diinginkan. Lihat artikel berikut : 
http://servocenter.wordpress.com/2007/05/15/395/
   
  Kepemimpinan bersifat unik, abstrak namun dinamis tergantung dari visi dan 
misi pribadi, pola interaksi serta kepribadian ybs., itu sebabnya kepemimpinan 
tidak dapat diukur secara kuantitatif.
   
  Salam,
   
  Isywara Mahendratto

   
-
Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.

[Bicara] Corporate Culture

2007-05-13 Terurut Topik Isywara Mahendratto
Budaya Perusahaan adalah kualitas sistem sebuah perusahaan (Isywara 
Mahendratto).
   
  Budaya perusahaan bersifat unik, abstrak namun dinamis tergantung dari visi 
dan misi kepemimpinan, pola interaksi antar fungsi (sistem) di perusahaan serta 
kecerdasan sikap karyawannya.
   
  Menurut pendapat saya pribadi budaya tidak dapat di ukur secara kuantitatif 
karena merupakan spirit dari sebuah sistem. 
   
  Kejelasan visi dan misi kepemimpinan akan sangat menentukan ke arah mana 
perusahaan akan dibawa. Demikian pula kepiawaian kepemimpinan dalam menghargai 
keunikan masing masing fungsi sekaligus mengharmonisasikannya dalam sebuah 
orkestra pertumbuhan.
   
  Pola interaksi antar fungsi (sistem) akan menentukan apakah sistem mengikuti 
siklus tumbuh atau sebaliknya menjadi uzur. Model sistem yang paling mudah 
difahami adalah model sistem SERVO (lihat artikel berikut : 
http://servocenter.wordpress.com/2007/04/23/sistem/ ) dimana setiap fungsi 
memiliki sikap pengayom sekaligus pengendali fungsi lainnya namun secara 
bersamaan diasuh dan dikontrol oleh fungsi lainnya. 
   
  Standarisasi sistem manajemen ISO 9000 hanya mengatur tentang “apa” saja yang 
harus dipenuhi perusahaan sebagai sebuah sistem, itupun melalui pendekatan 
proses serta peningkatan mutu yang terus menerus. Tetapi seberapa cepat 
perusahaan akan tumbuh (atau uzur), tetap ditentukan oleh seberapa jauh visi 
dan misi perusahaan dihayati oleh seluruh karyawan (internalisasi). 
   
  Sedang kecerdasan sikap karyawannya akan menentukan kualitas sikap kerja 
karyawannya. Kecerdasan sikap tersebut meliputi kompetensi, kreatifitas, 
team-work, penuh semangat / optimis, perilaku produktif, bermental tumbuh, 
berkarya dengan hati, beremosi cerdas (EQ), berorientasi pada tujuan, bermotif 
prestasi, berpikir kualitas, bersikap positif dsb. 
   
  Menurut penelitian yang dilakukan oleh pakar Harvard Business School, yaitu 
Prof. DR. John Kottler dan Prof. DR. Janes Heskett, ternyata terdapat korelasi 
positif di antara penerapan budaya perusahaan dengan prestasi bisnis yang 
dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu yang cukup panjang.
   
  Bagaimana dengan budaya perusahaan Anda ?
   
  Isywara Mahendratto

   
-
Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story.
 Play Sims Stories at Yahoo! Games. 

[Bicara] OOT : SISTEM

2007-05-01 Terurut Topik Isywara Mahendratto
Sistem berasal dari bahasa Latin (systçma) dan bahasa Yunani (sustçma) adalah 
suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk 
memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering 
dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana 
suatu model matematika seringkali bisa dibuat (Wikipedia Indonesia).
   
  Model sistem perusahaan yang paling mudah difahami adalah model S.E.R.V.O 
dimana sistem merupakan interaksi dari beberapa elemen yang masing masing 
elemen memiliki karakter yang unik. Interaksi antar elemen tsb. bergulir 
membentuk sebuah siklus tertutup yang tumbuh. Masing masing elemen memiliki dua 
karakter aktif yaitu aktif sebagai pelindung dan pengendali serta memiliki dua 
karakter pasif yaitu diayomi dan dikendalikan.
   
  Contoh “sistem” dalam sebuah perusahaan adalah interaksi antara fungsi fungsi 
sales/marketing, pembiayaan, operasi/produksi, ketersediaan/availability serta 
quality.
   
  Fungsi sales/marketing merupakan ibu dari fungsi pembiayaan (sebagai pemasok 
pundi uang) namun sekaligus sebagai pembeban fungsi operasi (menambah volume 
pekerjaan/produksi) namun secara bersamaan juga didukung oleh fungsi quality 
(zero reject) tetapi juga dibebani oleh fungsi availability (membantu 
melepaskan stok yang berlebihan).
   
  Fungsi pembiayaan menjadi ibu bagi fungsi operasi/produksi (menyediakan 
sumber daya yang tangguh, biaya pemeliharaan, penambahan kapasitas produksi 
dsb.) namun juga mengontrol fungsi ketersediaan (agar tidak men-stok terlalu 
banyak) namun secara bersamaan di susui oleh fungsi sales/marketing dan 
dibebani oleh fungsi quality (agar mendukung penambahan sumber daya yang bagus, 
kapasitas mesin yang lebih besar dsb).
   
  Fungsi operasi/produksi menjadi ibu bagi fungsi ketersediaan (stok selalu 
tersedia) namun menambah pekerjaan quality (terutama jika volume produksi 
besar) namun secara bersamaan juga di ayomi oleh fungsi pembiayaan sekalipun 
dibebani oleh fungsi sales (karena penambahan volume order).
   
  Fungsi ketersediaan (availability) menjamin fungsi quality (tidak dikomplain 
karena kekurangan stok) namun akan mengejar ngejar sales/marketing (agar 
membantu menghabiskan stok yang berlebih) namun secara bersamaan diayomi oleh 
fungsi produksi (output yang cukup dari produksi) serta dikontrol oleh fungsi 
pembiayaan (agar tidak terjadi stok mandek).
   
  Fungsi quality menjaga image fungsi sales/marketing (dengan mensuplai produk 
yang bermutu) sekaligus mendorong fungsi pembiayaan (agar mendukung fungsi 
operasi dalam hal kapasitas, pembiayaan operasional) namun secara bersamaan 
juga didukung penuh oleh fungsi ketersediaan (stok yang cukup) dan dibebani 
tambahan pekerjaan inspeksi mutu oleh fungsi produksi (akibat volume 
produksi/operasional).
   
  Tugas seorang pemimpinlah memastikan masing masing elemen berada pada urutan 
yang tepat dan tetap konsisten sesuai jatidiri (keunikan/kompetensi) masing 
masing, sehingga sistem bergulir dengan sangat efisien hampir tanpa pemborosan 
energi (Tao Teh Ching / Lao Tse).
   
  Sistem yang bergulir dengan baik akan menimbulkan efek bola salju yang 
semakin lama semakin besar dan membentuk siklus tumbuh bagi perusahaan.
   
  Isywara Mahendratto
  http://servocenter.wordpress.com/

   
-
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Bicara] Penting mana : Nalar atau Rasa ?

2007-04-30 Terurut Topik Isywara Mahendratto
Dalam melakukan pekerjaan, kita sering dihadapkan pada berbagai tantangan yang 
memerlukan kearifan dalam menyikapinya.
   
  Kesalahan dalam menetapkan tujuan ataupun cara kita merespon persoalan, dapat 
membuat kita kehilangan orientasi atas pekerjaan dan menjadi kontraproduktif. 
   
  Energi tumbuh yang seharusnya dapat kita konversikan menjadi keahlian 
(kompetensi) dan membangun jaringan dapat berubah menjadi energi penghancur 
bagi diri sendiri.
   
  Terdapat 4 (empat) situasi yang mungkin terjadi dalam seseorang 
mempersepsikan setiap persoalan yaitu :
   
  Situasi 1. Apakah objek persoalan dipandang baik dan menyenangkan. Misal : 
anugerah kesehatan, penghasilan.
Situasi 2. Apakah objek persoalan dipandang baik dan menyusahkan. Misal : Tidak 
semua orang suka “target”, berinisiatif
Situasi 3. Apakah objek persoalan dipandang buruk tetapi menyenangkan. Misal : 
Kebiasaan menunda pekerjaan, ngerumpi
Situasi 4. Apakah objek persoalan dipandang buruk dan menyusahkan. Misal : 
Trauma gagal menjual, konflik atasan bawahan 
   
  Jika ybs. mempersepsikan situasi 1 menggunakan “pikiran” maka hidupnya 
menjadi tidak indah dan hambar, demikian pula jika ybs. mempersepsikan situasi 
2,3,4 menggunakan “perasaan” maka ybs. akan sulit berubah.
   
  Walaupun perbandingan situasi penggunaan nalar dibanding rasa adalah 3 : 1, 
namun hal tersebut tidak menjadikan nalar selalu lebih baik dari rasa.
   
  Kemampuan untuk tau kapan harus menggunakan porsi “nalar” yang lebih besar 
dibanding “rasa” (baca : Kecerdasan Sikap), ataupun sebaliknya, jauh lebih 
penting daripada pilihan itu sendiri.
   
  Isywara Mehendratto
  http://servocenter.wordpress.com/

   
-
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[Bicara] Kecerdasan Sikap

2007-04-30 Terurut Topik Isywara Mahendratto
Sikap adalah “cara” seseorang melakukan tindakan (Isywara Mahendratto). 
   
  Sikap dapat bersifat “spontan” ataupun “terencana” tergantung dari waktu yang 
tersedia untuk melakukan suatu tindakan. Semakin pendek waktu tindakan yang 
tersedia, semakin spontan sikap seseorang. 
   
  Sikap seseorang merupakan perpaduan antara “intuisi” dan “nalar” yang 
komposisi rasionya sangat tergantung oleh durasi waktu yang tersedia saat 
seseorang harus melakukan tindakan. Adapun rasio intuisi-nalar pada “sikap 
spontan” diperkirakan dapat mencapai 88% intuisi dan 12% nalar (Sandy 
MacGregor), sedang pada “sikap terencana” dapat terjadi sebaliknya.
   
  Banyak orang tidak menyadari kualitas “sikap” dirinya, karena sangat 
ditentukan oleh kualitas pengalaman bawah sadar sebelumnya (traumatis/sukses) 
serta motivasi bawah sadar dirinya terhadap sasaran (diinginkan/tidak). 
   
  Proses terbentuknya “sikap” juga dipengaruhi oleh faktor faktor lain seperti 
kualitas panca indra seseorang dalam mengidentifikasi stimuli ataupun pesan 
(peka/tidak), tingkat kesadaran seseorang dalam mempersepsikan pesan 
(subjek/objek), kematangan berfikir seseorang dalam menganalisis pesan 
(nalar/rasa).
   
  Seseorang dikatakan memiliki sikap yang cerdas jika cara ybs. mengambil 
tindakan mengikuti siklus tumbuh dan kurang cerdas jika mengikuti siklus uzur. 
   
  Bagaimana dengan kecerdasan sikap kerja karyawan Anda ?
   
  Apakah mereka :
  - penuh semangat / optimis ?
- berperilaku produktif ?
- bermental tumbuh ?
- berkarya dengan hati ?
- beremosi cerdas (EQ) ?
- berorientasi pelanggan ?
- bermotif prestasi ?
- berpikir kualitas ?
- bersikap positif ?
- dsb.
   
  Isywara Mahendratto
  http://servocenter.wordpress.com/

   
-
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.