Re: [FISIKA] Re: LHC tertunda hingga awal 2009
Iya pak saya juga pembaca setia millis ini bagaimana mau komentar, mau berikan ide hanya kemampuan pas pasang begini. Salam --- On Tue, 9/23/08, Ali Yunus Rohedi [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Ali Yunus Rohedi [EMAIL PROTECTED] Subject: [FISIKA] Re: LHC tertunda hingga awal 2009 To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Date: Tuesday, September 23, 2008, 10:44 PM Dengan hormat, Saya sangat tidak paham mengapa proyek ilmiah seprestius CERN itu harus terhenti hanya karena faktor tarif listrik yang melambung tinggi(paling tidak di undur sampai tarif listrik turun, disamping masalah teknis). Okeylah memang itulah faktanya. Tetapi setidaknya lewat forum ini kita sangat menunggu pencerahan ahli-ahli Fisika Teori Indonesia seperti DR. Terry Mart (UI), DR.Freddy Zain (ITB), DR. LT.Handoko(LIPI) , dan Agus Purwanto DSc (ITS) yang endingnya adalah bisakah proyek raksasa itu di skala kecilkan untuk dikembangkan di Indonesia? Dan yang takkalah pentingnya adalah penjelasan bagi kaum akademisi di luar bidang ini tentang apa manfaatnya proyek ini? Sekedar menjelaskan alam semestakah? Dua hal yang segera terpetik kalau ke-4 ahli itu angkat bicara di forum ini. Pertama, menguji validasi pernyataan Prof. Tjia May On bahwa Doktor Doktor Indonesia pada mandul sebagaimana disampaikan pada artikel rajaelang Prof Tjia On Malu. Kedua, mengukur sejauh mana atensi dari master-master fisika di forum Fisika_Indonesia ini. Karena sepemantauan saya forum ini hanya dikomentari oleh para pengelolanya. Sekian dulu sumbangan komentar saya. Terima kasih. Salam hangat, rohedi.com --- Haryo Sumowidagdo D0 Experiment, Mail Stop 352 TEL: +1 +630 840 8384 Fermi National Accelerator Laboratory FAX: +1 +630 840 8886 Kirk Road Pine Street [EMAIL PROTECTED] Batavia, IL 60510-0500 www-d0.fnal. gov/~haryo USA
[FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU
Anda lempar pisang, ya dapat monyet, gak akan dapat macan Itulah pribahasa yang tepat untuk menggambarkan kelangkaan fisikawan berkualitas di Indonesia. Adalah alasan sangat bodoh bahwa berkutat di bidang fisika, menjadi akademisi atau peneliti adalah PELAYANAN. Kalau pendeta atau ustadz mungkin iya. Tapi akademisi dan peneliti baik di bidang Fisika atau apapun adalah professional .. yang perlu mendapatkan remuneration sepantasnya dengan apa yang telah dia berikan. Masalahnya, di Indonesia: Cara pandang masyarakat Indonesia (disinyalir) kepada fisikawan masih dianggap keramat, masih dianggap sebagai mahaguru dari langit, dianggap diatas pendeta atau ustadz yang diwajibkan untuk melayani ummatnya :-) Yang kata-katanya di pegang seperti sebuah ideologi, sehingga terkadang ekspektasinya begitu besar. Padahal fisikawan hanyalah satu dari sekian profesi. Tak udahnya seperti supir bus, penggunting rambut, atau koki. Setidaknya di tempat saya tinggal sekarang di Sydney (entah di kota-kota lain di Aussie), gaji sepupu saya yang supir bus hampir sama saja dengan gaji seorang post-doc fellow .. sama-sama bisa kredit mobil Commodore terbaru, sama-sama bisa ngontrak rumah AUD 350 perminggu .. karena seorang post-doc fellow tidak lebih penting ketimbang supir bus. Kalau level professor mungkin lah lebih penting ketimbang supir bus biasa, tapi gajinya gak lebih besar dibandingkan level manager di Commonwealth Bank .. sama-sama bisa kredit rumah type townhouse di Sydney. Itu semua karena Aussie punya sistem yang baik tentang berapa banyak sebuah profesi di butuhkan untuk sampai pada keseimbangan pola hidup dimana tidak ada yang susah sehingga semua orang makmur (namanya juga Commonwealth) Berapa kita perlu supir bus? Berapa kita perlu professor fisika? Berapa kita perlu lulusan fisika? Berapa kita perlu tukang donat? Kalau semua terhitung sesuai kebutuhan, maka sistem penggajian-nya pun dengan mudah bisa di kalkulasi dan pantas. Pantas lah supir bus di gaji 30 dolar sejam, kan dia capek dan perlu konsentrasi selama jam-jam dia nyetir .. kalau nggak bisa celaka. Pantas lah seorang PhD student digaji AUD 1500 perbulan (lebih rendah di banding supir bus dalam hitungan jam), kan dia bisa kerja kapan saja gak terpaku waktu .. asal lulus tepat waktu dan publish paper sesuai harapan professornya. Di samping itu PhD student masih punya waktu luang cari duit dari tutorial (nah kalau ini lumayan 35 dolar sejam he..he..) Di Indonesia ... Kayaknya kita gak punya nih kalkulasi ini .. Berapa sih orang-orang teori murni yang melangit seperti Pak Agus Pur yang diperlukan di Indonesia? Berapa orang applied math atau math phys diperlukan seperti Mas Hadi Susanto? Berapa sih theoretical applied physicist di photonic seperti Pak Husin? Atau berapa jumlah kita perlu experimentalist di High Energy Physics seperti Mas Haryo .. Atau berapa yang seperti saya? (atau memang Indonesia gak perlu saya he..he..) Harusnya pertanyaan ini dijawab oleh kaum birokrat yang harusnya mengurusi kehidupan sosial kita. Kalau kebanyakan fisikawan juga aneh. Kalau kebanyakn tukang donat juga lucu. Karena negara tidak hanya kenyang dengan Donat dan pasti lapar kalau APBN hanya sekedar di habiskan buat bikin eksperimen High Energy Physics. Cheers! PS: Tetaplah menjadi fisikawan yang professional! --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Rasahgelo [EMAIL PROTECTED] wrote: pak liek wilardjo tidak hanya 'cukup dikenal', tapi beliau memang terkenal di indonesia. salah satunya karena tulisan-tulisan ilmiah populer beliau di media massa yang sangat membantu masyarakat umum untuk mengenal masyarakat ilmiah kita. tapi --sama sekali tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada beliau-- pak liek juga salah satu dari sekian banyak profesor selebritas yang kita miliki, profesor yang kehilangan (atau menghilangkan?) satu dari sekian aspek yang seharusnya dikerjakan oleh seseorang dengan gelar profesor. dalam hal ini adalah melakukan advanced research. ah, jadi teringat lagi dengan polemik di kompas beberapa tahun silam yang dikumpulkan pak terry mart di http://staff.fisika.ui.ac.id/tmart/komentar.html salam, h. --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, and_sty0388 and_sty0388@ wrote: Tidak salah ketika orang menjadi besar dan ingin ditepuk bahunya. Akan tetapi bila hanya itu yang dikejar apalah guna. Hidup adalah Pelayanan Mencontohkan seorang Prof. Liek Wilardjo yang senantiasa mengajar kami di UKSW(Universitas Kristen Satya Wacana) dengan sederhana. Beliau boleh dikata salah seorang Profesor yang cukup dikenal di Indonesia. Namun pakaian sederhananya tak menggambarkan keperkasaannya, Topi sedikit lusuh(bagiku)pun jadi barang bawaannya tiap kali masuk kelas. Tak lupa pula botol minum kesayangan beliau. Rambut putihnya menggambarkan usianya yang tak lagi muda. Namun semangat untuk melayani Nyata dalam pribadinya. Saatnya kita punya hati yang tulus melayani bangsa kita. Teriring salam dari kota
[FISIKA] LHC meltdown before first collision
Published online 22 September 2008 | Nature | doi:10.1038/ 455436a LHC meltdown before first collision Europe's largest particle accelerator might not produce data until 2009. Geoff Brumfiel The shutdown may be due to a welding failure.M. BRICE/CERN A mechanical failure has shut down the world's largest particle accelerator for at least two months. The Large Hadron Collider (LHC), a US$4.1-billion machine located at CERN, Europe's particle-physics laboratory near Geneva, Switzerland, will be out of commission possibly until early next year to allow repairs to be made to a section of superconducting cable that is thought to have melted during a test on 19 September, just nine days after the collider circulated its first beams. We've had better days, says James Gillies, CERN's chief spokesperson. The LHC is designed to accelerate protons to energies of 7 teraelectronvolts before smashing them together. To keep the beam focused and fast, the machine depends on around 9,600 superconducting niobium–titanium magnets. The magnets must be kept at temperatures of just 1.9 kelvin while carrying roughly 10,000 amps. The magnets carry this enormous load without generating heat, but if a section of the niobium–titanium rises above its operating temperature it can lead to a catastrophic failure known as a 'quench'. That is exactly what seems to have happened as physicists passed 8,000 amps into a sector of the LHC's 27-kilometre underground ring. A cable feeding current between two of the LHC's beam-focusing quadrupole magnets suddenly heated to above superconducting temperatures and melted. The failure seems to have happened at a joint where two sections of cable were spliced together. Tens of thousands of joints run around the LHC and many of them had already been tested without incident. The failure caused the liquid helium that was being used to cool the magnets to boil off, apparently rupturing the machine and releasing as much as a tonne of the gas into the LHC tunnels. During testing the tunnels are evacuated and no injuries were reported. Such failures are not uncommon during the early commissioning of an accelerator, Gillies says. With a normally conducting machine you could fix it in a couple of days. But the LHC's superconducting status also makes it difficult to service. To fix the broken sector, physicists must heat thousands of tonnes of magnets from near-absolute- zero to room temperature, make the necessary repairs, and then slowly cool the system back down. Just warming and cooling will take at least two months, Gillies says. The setback has dashed the hopes of thousands of researchers working on the four main detectors that will use the LHC. They had hoped to get their first data from proton–proton collisions as early as this week, but it now seems unlikely that collisions will occur this year. CERN normally shuts down during the winter months to save on electricity costs, says Tommaso Dorigo, a physicist at the CERN's Compact Muon Solenoid detector. He and others think the repairs will run into that winter shutdown. I'm not sure collisions are going to happen in 2008, Dorigo says. That doesn't mean physicists will be sitting on their hands in the coming months. Much must still be done to prepare the detectors for first collisions, according to Pauline Gagnon, a senior scientist on CERN's ATLAS detector. Physicists must still calibrate the hundreds of thousands of sub-detectors in each of the larger experiments, and that can be done with high-energy cosmic rays from outer space rather than beam from the machine. It would be easier with the beam, but we can still do it, Gagnon says. But for graduate students trying to complete their theses, there is no substitution for the real thing. Fresh data are imperative, especially for the American contingent, according to Seth Zenz, a graduate student at the University of California, Berkeley, who is currently working on ATLAS. Without new data, Zenz explains, he can't complete his thesis, and he is now planning on spending seven years in graduate school instead of six. Still, Zenz says, he's willing to put up with the delays: I can wait a few more months before getting back to affordable sushi and burritos in California, he says. Source: Nature http://www.nature. com/news/ 2008/080922/ full/455436a. html
[FISIKA] Re: LHC tertunda hingga awal 2009
--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Ali Yunus Rohedi [EMAIL PROTECTED] wrote: Dengan hormat, Saya sangat tidak paham mengapa proyek ilmiah seprestius CERN itu harus terhenti hanya karena faktor tarif listrik yang melambung tinggi(paling tidak di undur sampai tarif listrik turun, disamping masalah teknis). Okeylah memang itulah faktanya. Tetapi setidaknya lewat forum ini kita sangat menunggu pencerahan ahli-ahli Fisika Teori Soal tarif listrik naik pada bulan Desember-Februari, itu dikarenakan di Swiss/Eropa, permintaan listrik meningkat untuk pemanasan rumah di musim dingin. Jadi memang sudah siklusnya seperti itu. Analog serupa adalah kenaikan harga sembako sekitar hari raya Idul Fitri, yang siklusnya juga tahunan. CERN membutuhkan listrik besar sekali dengan jaminan 24/7, dan PLN Swiss memasang tarif mahal jika ingin jaminan 24/7. CERN memerlukan suplai listrik dengan daya 230 MW saat ini dengan adanya LHC. Satu rumah biasa di Indonesia memerlukan 1-2 kW. Indonesia seperti DR. Terry Mart (UI), DR.Freddy Zain (ITB), DR. LT.Handoko(LIPI), dan Agus Purwanto DSc (ITS) yang endingnya adalah bisakah proyek raksasa itu di skala kecilkan untuk dikembangkan di Indonesia? Dan yang takkalah pentingnya adalah penjelasan bagi kaum akademisi di luar bidang ini tentang apa manfaatnya proyek ini? Sekedar menjelaskan alam semestakah? Dua hal yang segera terpetik kalau ke-4 ahli itu angkat bicara di forum ini. Eksperimen semacam di LHC _tidak_mungkin_ (dan _tidak_perlu) diskala kecil kan untuk dikembangkan/dilakukan di Indonesia. Boro-boro Indonesia, negara yang ekonominya maju seperti Jepang, China, atau Korea Selatan saja _tidak_akan_ membuat LHC versi mereka sendiri. Biaya konstruksi LHC itu 7-8 milyar dolar, dan proyeknya dilaksanakan selama 14 tahun ! Eksperimen serupa cukup ada satu atau dua saja. Namun meskipun cuma ada 1 atau 2, mereka membolehkan fisikawan dari seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam eksperimen mereka. Tentunya yang mau berpartisipasi juga harus menyumbang sesuatu. Jika anda membaca reply saya tentang peluang kerja di CERN beberapa waktu lalu, maka anda akan tahu ada paling tidak 200-300 universitas/institusi dari beberapa puluh negara di dunia yang berpartisipasi dalam eksperimen di CERN. Oh, para fisikawan yang anda sebut tsb, mereka bidang keahliannya bukan fisika partikel eksperimen, jadi tolong jangan menuntut mereka membicarakan sesuatu yang bukan keahliannya. Pertama, menguji validasi pernyataan Prof. Tjia May On bahwa Doktor Doktor Indonesia pada mandul sebagaimana disampaikan pada artikel rajaelang Prof Tjia On Malu. Kedua, mengukur sejauh mana atensi dari master-master fisika di forum Fisika_Indonesia ini. Karena sepemantauan saya forum ini hanya dikomentari oleh para pengelolanya. === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Bls: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU
Waw... Bener juga! melempar pisang, dapetnya pasti monyet. Wihiy.. saya senang hari ini. Tapi pertanyaannya, apakah sukses jika ahli fisikanya dialirkan pada saluran logika aneh kayak gitu? Kalo dihitung - hitung fungsinya kepada masyarakat, berarti itu juga merepresentasikan seberapa jauh masyarakat itu memandang ilmu (terkait Doktor Fisika yang dikaitkan dengan supir Bus di Aussie), yang kemudian dapat terlihat seberapa tinggi daya intelektualitas mereka dalam menghadapi kehidupan, karena fisika adalah analisis mendalam yang jika siapapun dapat memahaminya, maka ia lah orang - orang yang diimpikan oleh hati nurani. - Pesan Asli Dari: saidphysics [EMAIL PROTECTED] Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com Terkirim: Rabu, 24 September, 2008 13:24:35 Topik: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU Anda lempar pisang, ya dapat monyet, gak akan dapat macan Itulah pribahasa yang tepat untuk menggambarkan kelangkaan fisikawan berkualitas di Indonesia. Adalah alasan sangat bodoh bahwa berkutat di bidang fisika, menjadi akademisi atau peneliti adalah PELAYANAN. Kalau pendeta atau ustadz mungkin iya. Tapi akademisi dan peneliti baik di bidang Fisika atau apapun adalah professional .. yang perlu mendapatkan remuneration sepantasnya dengan apa yang telah dia berikan. Masalahnya, di Indonesia: Cara pandang masyarakat Indonesia (disinyalir) kepada fisikawan masih dianggap keramat, masih dianggap sebagai mahaguru dari langit, dianggap diatas pendeta atau ustadz yang diwajibkan untuk melayani ummatnya :-) Yang kata-katanya di pegang seperti sebuah ideologi, sehingga terkadang ekspektasinya begitu besar. Padahal fisikawan hanyalah satu dari sekian profesi. Tak udahnya seperti supir bus, penggunting rambut, atau koki. Setidaknya di tempat saya tinggal sekarang di Sydney (entah di kota-kota lain di Aussie), gaji sepupu saya yang supir bus hampir sama saja dengan gaji seorang post-doc fellow .. sama-sama bisa kredit mobil Commodore terbaru, sama-sama bisa ngontrak rumah AUD 350 perminggu .. karena seorang post-doc fellow tidak lebih penting ketimbang supir bus. Kalau level professor mungkin lah lebih penting ketimbang supir bus biasa, tapi gajinya gak lebih besar dibandingkan level manager di Commonwealth Bank .. sama-sama bisa kredit rumah type townhouse di Sydney. Itu semua karena Aussie punya sistem yang baik tentang berapa banyak sebuah profesi di butuhkan untuk sampai pada keseimbangan pola hidup dimana tidak ada yang susah sehingga semua orang makmur (namanya juga Commonwealth) Berapa kita perlu supir bus? Berapa kita perlu professor fisika? Berapa kita perlu lulusan fisika? Berapa kita perlu tukang donat? Kalau semua terhitung sesuai kebutuhan, maka sistem penggajian-nya pun dengan mudah bisa di kalkulasi dan pantas. Pantas lah supir bus di gaji 30 dolar sejam, kan dia capek dan perlu konsentrasi selama jam-jam dia nyetir .. kalau nggak bisa celaka. Pantas lah seorang PhD student digaji AUD 1500 perbulan (lebih rendah di banding supir bus dalam hitungan jam), kan dia bisa kerja kapan saja gak terpaku waktu .. asal lulus tepat waktu dan publish paper sesuai harapan professornya. Di samping itu PhD student masih punya waktu luang cari duit dari tutorial (nah kalau ini lumayan 35 dolar sejam he..he..) Di Indonesia ... Kayaknya kita gak punya nih kalkulasi ini .. Berapa sih orang-orang teori murni yang melangit seperti Pak Agus Pur yang diperlukan di Indonesia? Berapa orang applied math atau math phys diperlukan seperti Mas Hadi Susanto? Berapa sih theoretical applied physicist di photonic seperti Pak Husin? Atau berapa jumlah kita perlu experimentalist di High Energy Physics seperti Mas Haryo .. Atau berapa yang seperti saya? (atau memang Indonesia gak perlu saya he..he..) Harusnya pertanyaan ini dijawab oleh kaum birokrat yang harusnya mengurusi kehidupan sosial kita. Kalau kebanyakan fisikawan juga aneh. Kalau kebanyakn tukang donat juga lucu. Karena negara tidak hanya kenyang dengan Donat dan pasti lapar kalau APBN hanya sekedar di habiskan buat bikin eksperimen High Energy Physics. Cheers! PS: Tetaplah menjadi fisikawan yang professional! --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, Rasahgelo [EMAIL PROTECTED] .. wrote: pak liek wilardjo tidak hanya 'cukup dikenal', tapi beliau memang terkenal di indonesia. salah satunya karena tulisan-tulisan ilmiah populer beliau di media massa yang sangat membantu masyarakat umum untuk mengenal masyarakat ilmiah kita. tapi --sama sekali tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada beliau-- pak liek juga salah satu dari sekian banyak profesor selebritas yang kita miliki, profesor yang kehilangan (atau menghilangkan? ) satu dari sekian aspek yang seharusnya dikerjakan oleh seseorang dengan gelar profesor. dalam hal ini adalah melakukan advanced research. ah, jadi teringat lagi dengan polemik di kompas beberapa tahun silam yang dikumpulkan pak terry mart di http://staff. fisika.ui. ac.id/tmart/ komentar. html salam, h.
[FISIKA] Re: LHC tertunda hingga awal 2009
Diskusi yang menarik pak. Terkait peryataan Hawking di http://www.physorg.com/news140161003.html khususnya pada kalimat : I think it will be much more exciting if we don't find the Higgs. That will show something is wrong, and we need to think again. I have a bet of 100 dollars that we won't find the Higgs, added Hawking, whose books including A Brief History of Time have sought to popularise study of stellar physics. mungkin ada yang bisa menjelaskan bagaimana Stephen Hawking kurang begitu yakin akan penemuan higgs? P Haryo, apabila tidak terjadi kebocoran?kira-2 akankan LHC juga akan di shutdown disaat listrik naik? Saya setuju, kalau LHC tidak perlu, dan tidak mungkin di adakan di indonesia, uraian bapak sudah cukup jelas. === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU
Cara pandang yang menarik dan patut ditiru -- KUNAIFI - Original Message From: saidphysics [EMAIL PROTECTED] To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 24, 2008 2:24:35 PM Subject: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU Anda lempar pisang, ya dapat monyet, gak akan dapat macan Itulah pribahasa yang tepat untuk menggambarkan kelangkaan fisikawan berkualitas di Indonesia. Adalah alasan sangat bodoh bahwa berkutat di bidang fisika, menjadi akademisi atau peneliti adalah PELAYANAN. Kalau pendeta atau ustadz mungkin iya. Tapi akademisi dan peneliti baik di bidang Fisika atau apapun adalah professional .. yang perlu mendapatkan remuneration sepantasnya dengan apa yang telah dia berikan. Masalahnya, di Indonesia: Cara pandang masyarakat Indonesia (disinyalir) kepada fisikawan masih dianggap keramat, masih dianggap sebagai mahaguru dari langit, dianggap diatas pendeta atau ustadz yang diwajibkan untuk melayani ummatnya :-) Yang kata-katanya di pegang seperti sebuah ideologi, sehingga terkadang ekspektasinya begitu besar. Padahal fisikawan hanyalah satu dari sekian profesi. Tak udahnya seperti supir bus, penggunting rambut, atau koki. Setidaknya di tempat saya tinggal sekarang di Sydney (entah di kota-kota lain di Aussie), gaji sepupu saya yang supir bus hampir sama saja dengan gaji seorang post-doc fellow .. sama-sama bisa kredit mobil Commodore terbaru, sama-sama bisa ngontrak rumah AUD 350 perminggu .. karena seorang post-doc fellow tidak lebih penting ketimbang supir bus. Kalau level professor mungkin lah lebih penting ketimbang supir bus biasa, tapi gajinya gak lebih besar dibandingkan level manager di Commonwealth Bank .. sama-sama bisa kredit rumah type townhouse di Sydney. Itu semua karena Aussie punya sistem yang baik tentang berapa banyak sebuah profesi di butuhkan untuk sampai pada keseimbangan pola hidup dimana tidak ada yang susah sehingga semua orang makmur (namanya juga Commonwealth) Berapa kita perlu supir bus? Berapa kita perlu professor fisika? Berapa kita perlu lulusan fisika? Berapa kita perlu tukang donat? Kalau semua terhitung sesuai kebutuhan, maka sistem penggajian-nya pun dengan mudah bisa di kalkulasi dan pantas. Pantas lah supir bus di gaji 30 dolar sejam, kan dia capek dan perlu konsentrasi selama jam-jam dia nyetir .. kalau nggak bisa celaka. Pantas lah seorang PhD student digaji AUD 1500 perbulan (lebih rendah di banding supir bus dalam hitungan jam), kan dia bisa kerja kapan saja gak terpaku waktu .. asal lulus tepat waktu dan publish paper sesuai harapan professornya. Di samping itu PhD student masih punya waktu luang cari duit dari tutorial (nah kalau ini lumayan 35 dolar sejam he..he..) Di Indonesia ... Kayaknya kita gak punya nih kalkulasi ini .. Berapa sih orang-orang teori murni yang melangit seperti Pak Agus Pur yang diperlukan di Indonesia? Berapa orang applied math atau math phys diperlukan seperti Mas Hadi Susanto? Berapa sih theoretical applied physicist di photonic seperti Pak Husin? Atau berapa jumlah kita perlu experimentalist di High Energy Physics seperti Mas Haryo .. Atau berapa yang seperti saya? (atau memang Indonesia gak perlu saya he..he..) Harusnya pertanyaan ini dijawab oleh kaum birokrat yang harusnya mengurusi kehidupan sosial kita. Kalau kebanyakan fisikawan juga aneh. Kalau kebanyakn tukang donat juga lucu. Karena negara tidak hanya kenyang dengan Donat dan pasti lapar kalau APBN hanya sekedar di habiskan buat bikin eksperimen High Energy Physics. Cheers! PS: Tetaplah menjadi fisikawan yang professional! --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, Rasahgelo [EMAIL PROTECTED] .. wrote: pak liek wilardjo tidak hanya 'cukup dikenal', tapi beliau memang terkenal di indonesia. salah satunya karena tulisan-tulisan ilmiah populer beliau di media massa yang sangat membantu masyarakat umum untuk mengenal masyarakat ilmiah kita. tapi --sama sekali tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada beliau-- pak liek juga salah satu dari sekian banyak profesor selebritas yang kita miliki, profesor yang kehilangan (atau menghilangkan? ) satu dari sekian aspek yang seharusnya dikerjakan oleh seseorang dengan gelar profesor. dalam hal ini adalah melakukan advanced research. ah, jadi teringat lagi dengan polemik di kompas beberapa tahun silam yang dikumpulkan pak terry mart di http://staff. fisika.ui. ac.id/tmart/ komentar. html salam, h. --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, and_sty0388 and_sty0388@ wrote: Tidak salah ketika orang menjadi besar dan ingin ditepuk bahunya. Akan tetapi bila hanya itu yang dikejar apalah guna. Hidup adalah Pelayanan... . Mencontohkan seorang Prof. Liek Wilardjo yang senantiasa mengajar kami di UKSW(Universitas Kristen Satya Wacana) dengan sederhana. Beliau boleh dikata salah seorang Profesor yang cukup dikenal di Indonesia. Namun pakaian sederhananya tak
[FISIKA] CP uji analisa dengan coulter-counter di LIPI
Hallo semua, Apakah ada yang bisa menginformasikan contact person untuk uji analisa droplet emulsi dengan coulter counter di Puslitbang LIPI? Saya perlu mengukur distribusi ukuran droplet (drop size distribution) untuk emulsi kental dengan rentang ukuran droplet dari 10-100 nm sampai 100 micron. Atau apa ada universitas/layanan analisa sekitaran Jakarta yang memiliki alat ini? Terima kasih sebelumnya. Dan --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Ihsan Hariadi [EMAIL PROTECTED] wrote: - From : atmo [EMAIL PROTECTED] To : [EMAIL PROTECTED] Date : Tue, 5 Sep 2000 16:58:19 +0900 Subject: Re: [HFI] blood-cell counter ... - Kalau yang dimaksud adalah pencacah blood-cell, di Puslitbang Fisika Terapan LIPI, Serpong juga ada , namanya Coulter-Caunter (buatan Ingris kalau tidak salah), disana ada buku manualnya beserta rangkaian elektro- niknya, karena saya pernah memperbaiki. Biasanya kalibrasinya pakai serbuk/butiran latex. Prinsip kerja alat tersebut adalah ada celah ukuran mikron yang meng- hubungkan dua elektroda. Kemudian dua lektroda dialiri arus, sehingga apabila ada partikel kecil yang melewati celah mikron tersebut, maka akan merubah arus yang lewat dan ini seterusnya dikonversi ke tengangan. Kemudian dari tegangan dan lebar pulsa dihitung besaran partikelnya. *** Untuk lebih detail hubungi pemakainya yaitu lab Keramik P3FT, Serpong. wassalam atmo ihsan: - Kalau membaca prinsip kerja alat pencacah sel darah di atas sebetulnya rasanya cukup sederhana. Pasangan elektroda dengan jarak sekian mikron tersebut rasanya ada dalam jangkauan kita di Indonesia untuk membuat. Misalnya menggunakan teknologi mikroelektronika. Pada prosedur di atas, agar ukuran/diameter sel darah dapat diperkirakan secara cukup teliti dengan mengukur lebar pulsa, maka kecepatan aliran v nya perlu diketahui (atau ditentukan) dengan presisi. Kalau aliran ini dibangkitkan oleh pompa, justeri teknologi pompa cairan yang presisi ini (yang banyak mengandung precision mechanics) yang saya belum begitu kebayang. Tapi kalau toh kita menggunakan pompa yang tidak begitu presisi, yang alirannya tidak begitu stabil, masih bisa ditolerir, asal pada saat yang bersamaan (dan real time) laju aliran juga diukur oleh sebuah sensor aliran yang presisi dan terkalibrasi. Jadi selalu ada pasangan data : vp, tp di mana vp = laju aliran (dalam satuan jarak/waktu ) tp = lebar pulsa (dalam satuan waktu) Untuk kasus yang sederhana, maka ukuran diameter darah adalah = Dp = vp * tp Ada rekan-rekan yang dapat menjelaskan berapa ukuran rata-rata diameter sel darah (sel darah merah?). ihsan === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Bls: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU
Ini bukan logika aneh boss! Setidaknya di negara-negara lebih maju di banding Indonesia yang pernah saya kunjungi. Tapi mungkin jadi aneh karena pandangan kayak gini gak umum dan gak biasa dijumpai di negeri kita tercinta. Fisika itu semua orang bisa kerjakan, karena hanya di perlukan dua .. kerja keras dan kesabaran. Tapi gak semua orang suka, dan sepatutnya juga gak perlu banyak orang yang suka .. Repot nanti kalau semua orang suka Fisika .. siapa yang akan jadi supir bus he he..? Nanti para fisikawan yang gak punya mobil terpaksa jalan kaki donk he.. he.. Atau kita kerepotan karena jumlah dokter jadi menurun dan siapa yang akan merawat fisikawan kalau sakit .. Nah fungsi birokrat salah satunya adalah memplanning sebarapa banyak fisikawan di butuhkan, bahkan lebih jauh dari itu tapi sebarapa banyak fisikawan yang di bidang terapan, yang murni, yang di universitas, yang di industri, yang jadi akademisi .. Yang implikasinya juga ke arah seberapa banyak jurusan fisika perlu dibuka di universitas .. bahkan sampai kurikulum sekolah .. Kalau bicara masalah daya analisis atau intelektualitas, saya menemukan masyarakat disini jauh lebih pintar dari rata-rata orang Indonesia meski pelajar-pelajar disini keok melulu kalau olimpiade fisika he..he.. kalah sama Indonesia, karena itu bukan ukuran kemajuan intelektualitas sebuah negara. Sekolah disini santai bukan karena lebih goblok di banding Indonesia (ingat Australia adalah satu dari sekian negara dengan pendidikan paling berkualitas!), namun mereka paham seberapa efesien mata pelajaran yang harus di ajar. Kalau menurut kalkulasi, hanya sekian persen dibutuhkan fisikawan, kenapa harus diajarkan fisika yang hebat-hebat waktu sekolah? cukup aja dasar-dasarnya yang sangat simple. (bahkan setahu saya fisika belum jadi pelajaran terpisah sampai setelah kelas satu sma - masih di satukan dalam Science dan diajarkan gantian tiap semester dengan Kimia - itupun di sekolah Sydney Grammar yang termasuk favorit yang biasanya lebih advance) Kalau kemudian suka, siswa bisa ambil sebagai mata ujian pilihan dan baru nanti serius di kuliah. Gak seperti di negara kita tercinta, hampir disetiap uni ada jurusan fisika, tapi berapa lulusan fisika yang masih benar-benar berkutat di fisika? Bahkan fisika sudah di ajarkan sejak kelas 1 smp .. Hebat! Meskipun bekerja sebagai almost-retired electric engineer .. flat-lord saya rajin baca Scientific American, sehingga pernah diskusi ngalor-ngidul sama saya tentang mekanika kuantum. Waktu saya tinggal seminggu di hotel kampus, tukang bersih-bersih kamar saya cuma lulusan sekolah dasar tapi karena akses informasi disini bagus, dia pernah tanya-tanya ke saya tentang bisa gak kita mengaplikasikan quantum teleportation untuk manusia :-) Anyway itu cuma pengalaman saya pribadi aja, might be wrong! Jadi tingkat intelektualitas atau analisis bukan karena mereka belajar fisika yang hebat-hebat kayak di Indo waktu sekolah, tapi karena mereka doyan baca, doyan mengakses informasi yang memang sangat mudah dan disediakan oleh pemerintah, dan nilai-nilai universal mereka udah bagus (komunikatif, jujur, gak berpikiran sempit de-el-el) Sebagai fisikawan, jangan deh sekali-kali kita over-estimate dengan jati diri kita .. Kita ini cuma satu dari sekian profesi. Yang membedakan adalah apakah kita profesional atau tidak. Apakah kita pingin jadi fisikawan yang selebritis atau yang hard-core? Apakah kita cuma ngejar titel professor atau produktif dalam riset yang bisa dilihat dari seberapa besar impact penelitian dan hasil publikasi akan penelitian kita .. Gitu aja kok repot kalo kata Gus Dur. Kata siapa lebih penting ketimbang supir bus atau pemadam kebakaran? Supir bus dan pemadam kebakaran disini stamina-nya oke-oke, dan nyetir secara profesional sehingga gak ada tuh sampe tabrakan bus gara-gara minum pil koplo .. Yah itu analisis makro saya terhadap profesi fisikawan .. Cheers! --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Wahyuadi Tri Ananto [EMAIL PROTECTED] wrote: Waw... Bener juga! melempar pisang, dapetnya pasti monyet. Wihiy.. saya senang hari ini. Tapi pertanyaannya, apakah sukses jika ahli fisikanya dialirkan pada saluran logika aneh kayak gitu? Kalo dihitung - hitung fungsinya kepada masyarakat, berarti itu juga merepresentasikan seberapa jauh masyarakat itu memandang ilmu (terkait Doktor Fisika yang dikaitkan dengan supir Bus di Aussie), yang kemudian dapat terlihat seberapa tinggi daya intelektualitas mereka dalam menghadapi kehidupan, karena fisika adalah analisis mendalam yang jika siapapun dapat memahaminya, maka ia lah orang - orang yang diimpikan oleh hati nurani. === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To
[FISIKA] Re: Brief History Of Time
Hola Tani! Salam kenal juga .. Setahu saya itu buku udah lama benget di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, saya ingat saya sudah mulai baca itu buku saat saya kelas 2 atau kelas 3 sma, berarti sekitar tahun 1995-an. Judulnya terjemahannya: Riwayat Sang Kala: Dari Dentuman Besar sampai ke Lubang Hitam .. (kalau saya gak salah ingat) Saya lupa penerbitnya apa .. tapi kayaknya mudah banget dicari di toko-toko buku di Jakarta/Bandung. Anyway kalau kamu suka dengan astrofisika/kosmologi apalagi punya background math yang cukup kuat .. coba aja daftar Asher Peres International School of Physics di Sydney, gratis untuk pendaftaran, akomodasi dan makan (kalau aplkasi kamu diterima - tapi tidak termasuk tiket pesawat). Silahkan lihat keterangannya disini: http://web.mac.com/quests/PeresSchool/Lecturers.html Good luck! Cheers, rsaid. --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Tani Indrawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebelumnya perkenalkan saya sbg peserta milis fisika-indo baru. Meski background saya bukan fisika, tapi matematika, sejak dulu saya tertarik dunia fisika khususnya astrofisika. Dalam beberapa hal saya senang melakukan eksplorasi ilmu ini dengan latar belakang matematika yg saya punyai, cukup membantu saya untuk belajar astrofisika, meski cuma dasar2 nya saja. Dalam forum ini saya minta informasi rekan2 milis mengenai bukunya Stephen Hawking: Brief History of Time, barangkali ada yg memiliki terjamahan nya atau informasi dimana saya bisa mendapatkan terjemahan indonesia buku tersebut. Sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih Wassalam === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[FISIKA] Tentang Entropi dan Entalpi
Perkenalkan, nama saya Mikhail. Saya saat ini adalah seorang mahasiswa jurusan Fisika di UPH Karawaci. Ini adalah posting saya yang pertama di milis fisika ini. Saya saat ini sedang kesulitan bagaimana menjelaskan apa itu Entropi dan Entalpi kepada orang yang baru akan belajar Termodinamika, bagaimana menyusun kata-kata yang tepat sehingga mudah dimengerti. Karena sata tahu kedua istilah ini memang sangat penting untuk digunakan di Termodinamika. Adakah yang bisa bantu saya? Jikalau harus menggunaka analogi, harus saya hubungkan terhadap apa agar sesuai dan mudah dicerna? Maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenan. Mohon kerjasamanya dan Terima Kasih.
[FISIKA] Re: Brief History Of Time
Hasil google Brief History Of Time baris kedua. http://www.nt.ntnu.no/users/lale/e_book/stephenHawking-ABriefHistoryOfTime.pdf Regards, Wahyu === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[FISIKA] Re: Brief History Of Time
Maaf yang ini kelewatan .. jd itu basa ingris mgn anda juga sudah dapat. Dalam forum ini saya minta informasi rekan2 milis mengenai bukunya Stephen Hawking: Brief History of Time, barangkali ada yg memiliki terjamahan nya atau informasi dimana saya bisa mendapatkan terjemahan indonesia buku tersebut. Sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih Wassalam === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU
Gaji sopir bus sama dengan gaji post-doc fellow inilah yg menjadi masalah di Aussie. Kalau saya bisa kursus nyopir bus beberapa bulan, bisa dapet uangnya sama gedenya dengan kalau saya harus bersusah payah studi sampai tingkat doktor, kenapa saya harus sekolah sampe doktor? Hal ini menyebabkan pendidikan tinggi di Aussie juga mengalami masalah. Orang lebih banyak berbondong2 sekolah TAFE (semacam D3) utk menjadi tukang ledeng, montir mobil, koki, tukang potong rambut, daripada susah2 kuliah di universitas. Toh dapet uangnya sama, bisa sama2 liburan ke Bali/Eropa. Gaji buruh kasar (blue collar) setahun bisa $30,000-$50,000 (setelah pajak), sedangkan beasiswa PhD setahun paling2 $20,000 (bebas pajak). Ya tentu saja banyak orang yg memilih kerja kasar yg tidak perlu repot2 mikir. Sehingga budaya utk sekolah di universitas di Aussie mungkin kalah dibandingkan di Indonesia. Ini opini saya saja lho. - Original Message - From: saidphysics To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 24, 2008 2:24 PM Subject: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU Anda lempar pisang, ya dapat monyet, gak akan dapat macan Itulah pribahasa yang tepat untuk menggambarkan kelangkaan fisikawan berkualitas di Indonesia. Adalah alasan sangat bodoh bahwa berkutat di bidang fisika, menjadi akademisi atau peneliti adalah PELAYANAN. Kalau pendeta atau ustadz mungkin iya. Tapi akademisi dan peneliti baik di bidang Fisika atau apapun adalah professional .. yang perlu mendapatkan remuneration sepantasnya dengan apa yang telah dia berikan. Masalahnya, di Indonesia: Cara pandang masyarakat Indonesia (disinyalir) kepada fisikawan masih dianggap keramat, masih dianggap sebagai mahaguru dari langit, dianggap diatas pendeta atau ustadz yang diwajibkan untuk melayani ummatnya :-) Yang kata-katanya di pegang seperti sebuah ideologi, sehingga terkadang ekspektasinya begitu besar. Padahal fisikawan hanyalah satu dari sekian profesi. Tak udahnya seperti supir bus, penggunting rambut, atau koki. Setidaknya di tempat saya tinggal sekarang di Sydney (entah di kota-kota lain di Aussie), gaji sepupu saya yang supir bus hampir sama saja dengan gaji seorang post-doc fellow .. sama-sama bisa kredit mobil Commodore terbaru, sama-sama bisa ngontrak rumah AUD 350 perminggu .. karena seorang post-doc fellow tidak lebih penting ketimbang supir bus. Kalau level professor mungkin lah lebih penting ketimbang supir bus biasa, tapi gajinya gak lebih besar dibandingkan level manager di Commonwealth Bank .. sama-sama bisa kredit rumah type townhouse di Sydney. Itu semua karena Aussie punya sistem yang baik tentang berapa banyak sebuah profesi di butuhkan untuk sampai pada keseimbangan pola hidup dimana tidak ada yang susah sehingga semua orang makmur (namanya juga Commonwealth) Berapa kita perlu supir bus? Berapa kita perlu professor fisika? Berapa kita perlu lulusan fisika? Berapa kita perlu tukang donat? Kalau semua terhitung sesuai kebutuhan, maka sistem penggajian-nya pun dengan mudah bisa di kalkulasi dan pantas. Pantas lah supir bus di gaji 30 dolar sejam, kan dia capek dan perlu konsentrasi selama jam-jam dia nyetir .. kalau nggak bisa celaka. Pantas lah seorang PhD student digaji AUD 1500 perbulan (lebih rendah di banding supir bus dalam hitungan jam), kan dia bisa kerja kapan saja gak terpaku waktu .. asal lulus tepat waktu dan publish paper sesuai harapan professornya. Di samping itu PhD student masih punya waktu luang cari duit dari tutorial (nah kalau ini lumayan 35 dolar sejam he..he..) Di Indonesia ... Kayaknya kita gak punya nih kalkulasi ini .. Berapa sih orang-orang teori murni yang melangit seperti Pak Agus Pur yang diperlukan di Indonesia? Berapa orang applied math atau math phys diperlukan seperti Mas Hadi Susanto? Berapa sih theoretical applied physicist di photonic seperti Pak Husin? Atau berapa jumlah kita perlu experimentalist di High Energy Physics seperti Mas Haryo .. Atau berapa yang seperti saya? (atau memang Indonesia gak perlu saya he..he..) Harusnya pertanyaan ini dijawab oleh kaum birokrat yang harusnya mengurusi kehidupan sosial kita. Kalau kebanyakan fisikawan juga aneh. Kalau kebanyakn tukang donat juga lucu. Karena negara tidak hanya kenyang dengan Donat dan pasti lapar kalau APBN hanya sekedar di habiskan buat bikin eksperimen High Energy Physics. Cheers! PS: Tetaplah menjadi fisikawan yang professional! === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join
[FISIKA] Re: LHC tertunda hingga awal 2009
--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, mwahyu_pratama [EMAIL PROTECTED] wrote: Diskusi yang menarik pak. Terkait peryataan Hawking di http://www.physorg.com/news140161003.html khususnya pada kalimat : I think it will be much more exciting if we don't find the Higgs. That will show something is wrong, and we need to think again. I have a bet of 100 dollars that we won't find the Higgs, added Hawking, whose books including A Brief History of Time have sought to popularise study of stellar physics. mungkin ada yang bisa menjelaskan bagaimana Stephen Hawking kurang begitu yakin akan penemuan higgs? Hawking bukan satu-satunya orang (atau fisikawan selebritis) yang percaya bahwa Higgs itu tidak ada. FYI, di kalangan fisikawan partikel (baik teori maupun eksperimen), umumnya orang suda menerima bahwa kepercayaan ada atau tidaknya partikel Higgs itu sudah mencapai level 'fanatisme' atau 'religius'. Namun (hampir) semua orang optimis bahwa pada skala energi di LHC, _akan_ditemukan_ sesuatu. Apakah sesuatu itu partikel Higgs atau sesuatu yang lain, kita tidak tahu. Latar Belakang: Pada mulanya, dalam teori fisika partikel, partikel-partikel elementer yang merupakan bahan dasar penyusun materi tidak memiliki massa (m = 0). Penyebabnya ruwet, jadi saya hanya akan bilang bahwa ada kendala (constraints) dari aspek matematika maupun aspek fisika. Awal 1960-an, beberapa orang (Higgs, Hagen, Kibble, Brout, Englert) mengajukan ide bagaimana partikel elementer bisa memiliki massa, namun harga yang harus dibayar adalah munculnya partikel baru. Entah bagaimana akhirnya nama Higgs yang nyangkut di partikel ini. Runyamnya, ternyata ide ini bisa diwujudkan/dimanifestasikan dalam berbagai bentuk: ada banyak cara bagaimana partikel baru ini bisa muncul. Namun, fisikawan sekarang sepakat bahwa HARUS ada suatu ide/mekanisme/cara untuk menghasilkan massa bagi partikel-partikel elementer penyusun materi. Dari beberapa argumen sederhana yang fundamental, kesimpulannya mengarah bahwa pada energi 1 TeV HARUS ada sesuatu. Dengan argumen inilah maka LHC dikonstruksi. Makanya kalau ada orang yang tidak percaya adanya Higgs boson, wajar saja. Berarti orang itu berharap ada sesuatu yang BARU, sesuatu yang TIDAK TERDUGA. Saya juga pribadi lebih suka dengan skenario tsb. Yep, menurut saya, mekanisme Higgs dalam bentuknya yang paling sederhana (minimal) _tidak_cukup_kompleks/dinamis untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang ada. Kita tahu dari eksperimen bahwa neutrino memiliki massa, kita tahu di alam semesta ada materi gelap (dark matter), ada energi gelap (dark energy), dan mekanisme Higgs minimal tidak menjelaskan hal itu. Kepercayaan saya adalah mekanisme Higgs yang minimal hanya merupakan manifestasi/perwujudan dari SESUATU dibelakang Higgs, SESUATU yang lebih kompleks/dinamis. Saya lebih tertarik pada SESUATU tersebut dibandingkan Higgs. Kalau ingin tahu deskripsi sederhana tentang Higgs, saya suka sekali penjelasan dari kartun ini (dalam bahasa Inggris). http://www.hep.ucl.ac.uk/~djm/higgsa.html http://www.hep.ucl.ac.uk/~djm/higgs/higgs1.gif http://www.hep.ucl.ac.uk/~djm/higgs/higgs2.gif http://www.hep.ucl.ac.uk/~djm/higgs/higgs3.gif http://www.hep.ucl.ac.uk/~djm/higgs/higgs4.gif http://www.hep.ucl.ac.uk/~djm/higgs/higgs5.gif atau http://www.coimbra.lip.pt/atlas/higgsmec.htm P Haryo, apabila tidak terjadi kebocoran?kira-2 akankan LHC juga akan di shutdown disaat listrik naik? Sekali lagi, listrik naik itu hanya pada periode Desember-Februari. Musim dingin di Eropa. Konsumsi/permintaan listrik (untuk penghangat rumah) naik dan dengan sendirinya harga naik. Ini bukan hal yang aneh. Tahun 1991-2000, CERN menjalankan akselerator bernama LEP (yang berada dalam terowongan yang sama dengan LHC sekarang), dan waktu itu mereka juga berhenti menjalankan akselerator pada bulan Desember-Februari. === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [FISIKA] LHC tertunda hingga awal 2009
Apakah dari awalnya memang LHC didesain akan selalu ditutup pada musim dingin? Saya jadi kepikiran, kenapa LHC tidak dibangun di tempat yg ongkos2nya (listrik, tenaga kerja) rendah, semacam negara berkembang, misalnya saja Indonesia. Dengan dibangun di Indonesia misalnya, dgn jumlah uang yg sama, bisa dibuat akselerator yg lebih besar dari LHC. Analoginya, dgn uang AUD350,000 (kira2 Rp 2.5 milyar) hanya bisa dibangun rumah kecil di Aussie, tapi dengan jumlah uang yg sama, bisa dibuat istana di Indonesia. Juga akan menghemat ongkos dinas ilmuwan2. Coba bandingkan ongkos hidup di Swiss dgn di Indonesia. Juga semestinya pemerintah Swiss memberikan semacam kemurahan/konsesi utk proyek LHC. - Original Message - From: Haryo Sumowidagdo To: Fisika Indonesia ; Himpunan Fisika Indonesia Sent: Wednesday, September 24, 2008 5:50 AM Subject: [FISIKA] LHC tertunda hingga awal 2009 Siaran pers dari CERN hari ini mengkonfirmasi bahwa LHC terpaksa diistirahatkan (shutdown) sampai setidak-tidaknya awal 2009. Keputusan ini diambil setelah terjadi insiden Jum'at lalu, yang menyebabkan terjadinya kerusakan dalam salah satu sektor LHC yang memerlukan waktu 2 bulan untuk perbaikan. http://press.web.cern.ch/press/PressReleases/Releases2008/PR09.08E.html http://press.web.cern.ch/press/PressReleases/Releases2008/PR10.08E.html Latar Belakang: LHC pada dasarnya menggunakan gaya magnet/Lorentz untuk 'menyetir'/'mengendalikan' berkas partikel dalam akseleratornya. Prinsip kerja yang sama juga digunakan layar sinar katoda (CRT/TV) dan osiloskop analog. Untuk menyetir berkas proton di LHC, LHC menggunakan lebih kurang (l.k.) 1200 magnet dipole yang masing-masing memberikan medan magnet sebesar 8 Tesla. Medan sebesar itu hanya bisa dihasilkan dengan arus sangat besar pula. Untuk itu, LHC menggunakan magnet superkonduktor, yang beroperasi pada temperatur sekitar 2 K (-271 derajat Celsius) dan didinginkan dengan helium cair. Jum'at minggu lalu (19 September), terjadi 'quench' dalam salah satu sektor dalam terowongan LHC. 'Quench' adalah istilah yang dipakai jika tiba-tiba sebuah magnet temperaturnya naik hingga di atas suhu kritis superkonduktor, sehingga kehilangan sifat superkonduktornya dan tidak lagi memberikan medan magnet sebesar yang diharapkan. Kemudian ternyata ditemukan kebocoran helium cair dalam terowongan. Untuk memperbaiki kerusakan ini, CERN harus terlebih dahulu memanaskan suhu dalam terowongan, menyelidiki penyebab kerusakan, melakukan perbaikan, dan mendinginkan kembali terowongan. Proses memanaskan dan mendinginkan ini memakan waktu paling lama, sehingga total waktu untuk perbaikan diperkirakan 2 bulan (Yang ahli fisika temperatur rendah di Indonesia bisa komentar). Terowongan baru diharapkan dingin kembali sekitar Desember. Namun pada bulan Desember, LHC tidak bisa dijalankan, meski perbaikan sudah selesai. Alasannya: tarif listrik pada musim dingin (Desember-Februari) di Swiss sangat mahal ! Dengan demikian CERN terpaksa menunggu sampai musim semi (Maret/April) sebelum bisa kembali menjalankan LHC, disaat tarif listrik sudah turun. Ini jelas bukan berita bagus, apalagi setelah hingar-bingar pers dua minggu lalu, dan melihat besarnya harapan bagi LHC dari masyarakat. Namun itulah realita, eksperimen tidak selalu berjalan sempurna, apalagi di awal-awalnya. Para fisikawan yang terlibat eksperimen di LHC terpaksa mengatur jadwal mereka kembali. --- Haryo Sumowidagdo D0 Experiment, Mail Stop 352 TEL: +1 +630 840 8384 Fermi National Accelerator Laboratory FAX: +1 +630 840 8886 Kirk Road Pine Street [EMAIL PROTECTED] Batavia, IL 60510-0500 www-d0.fnal.gov/~haryo USA === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [FISIKA] LHC tertunda hingga awal 2009
Mas Hartanto, soal lokasi membangun akselerator bukan cuma masalah ekonomi atau teknik. Faktor-faktor lain adalah: 1. Geologi. Tanahnya harus stabil, keras, tidak banyak gempa. Di Indonesia yang banyak gempa, banjir, bukan lokasi ideal. 2. Transportasi. CERN saat ini menjadi tuan rumah 1000-2000 fisikawan. Fisikawan tsb akan datang RUTIN selama 5-10 tahunan. Para kepala negara juga mungkin berkunjung. Terus terang saja infrastruktur kita belum siap untuk itu. Lha untuk KTT Nonblok dan APEC saja sekolah dan kampus diliburkan, jalan tol ditutup, dll. 3. Aspek komunikasi elektronik. LHC akan mengumpulkan data dalam orde 10 PetaByte per tahun. Kalau laptop/komputer anda punya hard disk 100 GB, maka kalikan dengan 1 juta. Itulah data LHC per tahun. Dan itu baru data kasar, belum data olahan. Data olahan lebih kurang sama besarnya. Kita tidak punya koneksi internet secepat di CERN. 4. Aspek kedekatan dengan lokasi. Para profesor dan fisikawan di Eropa/AS tentu lebih memilih lokasi yang dekat dengan mereka. Yang pernah terbang dari Eropa/AS ke Indonesia pasti tahu deh rasanya. 5. Aspek stabilitas energi. PLN yang byar pet tidak akan bisa menjamin listrik 24 jam untuk konsumsi sebesar LHC. Sekarang saja kita kekurangan listrik dan pabrik-pabrik perlu dirotasi jam kerjanya. 6. Aspek stabilitas politik dan keramah-tamahan pada orang asing. Jangankan Indonesia, negara-negara seperti Australia atau Jepang pun _akan_berpikir_dua_tiga_kali sebelum menerima LHC dibangun ditempatnya. Tapi saya setuju dengan point 'harga tenaga kerja rendah di Indonesia'. Jika kita bisa menjual ide ini, sebenarnya kita bisa mencoba bersaing untuk membuat komponen-komponen (custom design electronics, instrumen, sensor) yang diperlukan untuk eksperimen di LHC. FYI, eksperimen fisika partikel memerlukan piranti elektronik semacam itu dalam jumlah sangat banyak, dan itu tidak bisa dibeli di pabrik (atau kalau dipesan dari pabrik lebih mahal karena tidak dibuat massal untuk konsumsi pasar/orang biasa). Buat ilustrasi, lihat halaman ini. http://www-d0.fnal.gov/muon_electronics/ Kalau ada rekan yang aktif/kerja di industri elektronik, bisa komentar tentang hal ini. But that's another story. --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Hantarto [EMAIL PROTECTED] wrote: Apakah dari awalnya memang LHC didesain akan selalu ditutup pada musim dingin? Saya jadi kepikiran, kenapa LHC tidak dibangun di tempat yg ongkos2nya (listrik, tenaga kerja) rendah, semacam negara berkembang, misalnya saja Indonesia. Dengan dibangun di Indonesia misalnya, dgn jumlah uang yg sama, bisa dibuat akselerator yg lebih besar dari LHC. Analoginya, dgn uang AUD350,000 (kira2 Rp 2.5 milyar) hanya bisa dibangun rumah kecil di Aussie, tapi dengan jumlah uang yg sama, bisa dibuat istana di Indonesia. Juga akan menghemat ongkos dinas ilmuwan2. Coba bandingkan ongkos hidup di Swiss dgn di Indonesia. Juga semestinya pemerintah Swiss memberikan semacam kemurahan/konsesi utk proyek LHC. === ** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/ ** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke : [EMAIL PROTECTED] === Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU
Betul sekali Oom! Itu karena kebutuhan akan lulusan TAFE memang besar sekarang .. nanti kalau udah terpenuhi juga bakalan dibatasi. Pembatasannya terlihat dari menjadi kecilnya subsidi pemerintah terhadap keuangan TAFE dan juga dari point imigrasi yang mengecil bagi orang asing lulusan TAFE yang mau melamar jadi permanent resident .. Itu udah dihitung Oom sama pembuat kebijakan. Ini juga bukan masalah budaya masuk uni .. di Indonesia memang banyak orang berlomba-lomba masuk uni bahkan s1 aja gak cukup untuk survive di kota besar .. tapi mana hasilnya konkretnya? Budaya kayak gitu gak sehat karena efesiensinya rendah .. bahkan konyol .. Masak untuk jadi front-desk di hotel aja harus lulusan D-3? Masak cuma jadi tukang ngelas pipa bawah laut di perusahaan minyak harus lulusan s1 ITB, apa gak memalukan? Lalu kemana pelajaran seabrek-abrek yang dipelajari waktu kuliah, kalau cuma soft-skill aja yang kepake waktu kerja? Kalau saya lihat pandangan dibawah ini adalah pandangan yang apologetik dan tetap berusaha bilang bangsa gue is the best, meski miskin tapi terpelajar lihat noh tiap tahun nyabet medali emas olimpiade fisika .. he.. he.. Rakyat gak kenyang Oom dikasi medali emas! No flame intended, Cheers! --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Hantarto [EMAIL PROTECTED] wrote: Gaji sopir bus sama dengan gaji post-doc fellow inilah yg menjadi masalah di Aussie. Kalau saya bisa kursus nyopir bus beberapa bulan, bisa dapet uangnya sama gedenya dengan kalau saya harus bersusah payah studi sampai tingkat doktor, kenapa saya harus sekolah sampe doktor? Hal ini menyebabkan pendidikan tinggi di Aussie juga mengalami masalah. Orang lebih banyak berbondong2 sekolah TAFE (semacam D3) utk menjadi tukang ledeng, montir mobil, koki, tukang potong rambut, daripada susah2 kuliah di universitas. Toh dapet uangnya sama, bisa sama2 liburan ke Bali/Eropa. Gaji buruh kasar (blue collar) setahun bisa $30,000-$50,000 (setelah pajak), sedangkan beasiswa PhD setahun paling2 $20,000 (bebas pajak). Ya tentu saja banyak orang yg memilih kerja kasar yg tidak perlu repot2 mikir. Sehingga budaya utk sekolah di universitas di Aussie mungkin kalah dibandingkan di Indonesia. Ini opini saya saja lho. - Original Message - From: saidphysics To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 24, 2008 2:24 PM Subject: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU Anda lempar pisang, ya dapat monyet, gak akan dapat macan Itulah pribahasa yang tepat untuk menggambarkan kelangkaan fisikawan berkualitas di Indonesia. Adalah alasan sangat bodoh bahwa berkutat di bidang fisika, menjadi akademisi atau peneliti adalah PELAYANAN. Kalau pendeta atau ustadz mungkin iya. Tapi akademisi dan peneliti baik di bidang Fisika atau apapun adalah professional .. yang perlu mendapatkan remuneration sepantasnya dengan apa yang telah dia berikan. Masalahnya, di Indonesia: Cara pandang masyarakat Indonesia (disinyalir) kepada fisikawan masih dianggap keramat, masih dianggap sebagai mahaguru dari langit, dianggap diatas pendeta atau ustadz yang diwajibkan untuk melayani ummatnya :-) Yang kata-katanya di pegang seperti sebuah ideologi, sehingga terkadang ekspektasinya begitu besar. Padahal fisikawan hanyalah satu dari sekian profesi. Tak udahnya seperti supir bus, penggunting rambut, atau koki. Setidaknya di tempat saya tinggal sekarang di Sydney (entah di kota-kota lain di Aussie), gaji sepupu saya yang supir bus hampir sama saja dengan gaji seorang post-doc fellow .. sama-sama bisa kredit mobil Commodore terbaru, sama-sama bisa ngontrak rumah AUD 350 perminggu .. karena seorang post-doc fellow tidak lebih penting ketimbang supir bus. Kalau level professor mungkin lah lebih penting ketimbang supir bus biasa, tapi gajinya gak lebih besar dibandingkan level manager di Commonwealth Bank .. sama-sama bisa kredit rumah type townhouse di Sydney. Itu semua karena Aussie punya sistem yang baik tentang berapa banyak sebuah profesi di butuhkan untuk sampai pada keseimbangan pola hidup dimana tidak ada yang susah sehingga semua orang makmur (namanya juga Commonwealth) Berapa kita perlu supir bus? Berapa kita perlu professor fisika? Berapa kita perlu lulusan fisika? Berapa kita perlu tukang donat? Kalau semua terhitung sesuai kebutuhan, maka sistem penggajian-nya pun dengan mudah bisa di kalkulasi dan pantas. Pantas lah supir bus di gaji 30 dolar sejam, kan dia capek dan perlu konsentrasi selama jam-jam dia nyetir .. kalau nggak bisa celaka. Pantas lah seorang PhD student digaji AUD 1500 perbulan (lebih rendah di banding supir bus dalam hitungan jam), kan dia bisa kerja kapan saja gak terpaku waktu .. asal lulus tepat waktu dan publish paper sesuai harapan professornya. Di samping itu PhD student masih punya waktu luang cari duit dari tutorial (nah kalau ini lumayan 35 dolar sejam he..he..) Di Indonesia ... Kayaknya kita gak punya nih kalkulasi ini .. Berapa
[FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU
Kelak Indonesia Menjadi Negara Basic Science Yang Digdaya Saya angkat topi terhadap kepiawaan sdr.Wahyu Pratama menghangatkan diskusi di Forum Fisika Indonesia ini, yang mengingatkan kita bahwa ilmuan besar Hawking pun dapat ragu terhadap penemuan higgs sebagaimana tercetus melalui kalimat pernyataannya: I think it will be much more exciting if we don't find the Higgs. That will show something is wrong, and we need to think again. Terlebih lagi kalau dikaitkan dengan pengistirahatan LHC sebagaimana kutipan paparan Bapak Haryo pada komentar beliau sebelumnya: LHC pada dasarnya menggunakan gaya magnet/Lorentz untuk 'menyetir'/'mengendalikan' berkas partikel dalam akseleratornya dengan menggunakan lebih kurang 1200 magnet dipole yang masing-masing memberikan medan magnet sebesar 8 Tesla. Medan sebesar itu hanya bisa dihasilkan dengan arus yang sangat besar. Untuk itu, LHC menggunakan magnet superkonduktor, yang beroperasi pada temperatur sekitar 2K (-271 derajat Celsius) dan didinginkan dengan helium cair. Terus terang saya bukan Ahli Fisika Partikel eksperimen, sehingga tidak memiliki cukup kapabilitas untuk menjelaskan apa itu Higgs phenomenon. Jangankan saya yang awam, Empat Ahli Fisika Teori Indonesia papan ataspun (saya sitir pada komentar sebelumnya) tidak dapat diharapkan untuk mencerahkan kita tentang persoalan ini. Padahal kapabilitas mereka tentu jauh lebih dekat dibandingkan dengan saya yang berlatar belakang riset photonics. Saya jadi teringat joke kalau dokter mata tidak dapat menyembuhkan sakit gigi, padahal gigi dan mata bertetangga dekat posisinya. Tetapi Pak Haryo..., saya sekarang lebih tertarik pada kutipan bapak tentang kebutuhan magnet superkonduktor untuk operasioal LHC tersebut yang suhu kritisnya 2K sehingga tentu dibutuhkan proses pendinginan. Mengingat LHC tidak bakal mungkin dikembangkan di Indonesia, maka saya alihkan diskusi pemanfaatan superkonduktor tersebut untuk memasok berbagai keperluan komponen elektronika sehari-hari. Nah yang memungkinkan Fisikawan Indonesia bisa duduk berdiskusi bersama adalah bagaimana mendapatkan material pembentuk superkonduktor tersebut sedemikian temperatur kritisnya di sekitar temperatur kamar yakni sekitar 300K. Maaf saya sebut nama. Saya dua kali menjadi peserta pendengar pada Symposium Internasional (keduanya di tahun 2007) yang pembicaranya adalah Doktor-Doktor Fisika Indonesia. Pertama di Forum Kentingan Solo dengan pembicara DR. Pekik Nuswantara dari UGM, dan yang terakhir yang diselenggarakan Jurusan Fisika ITB dengan pembicara DR.Darminto dari ITS. Sebagai anak bangsa, saya merasa bangga terhadap kedua bapak-bapak Doktor tersebut yang dengan gamblang menjelaskan gejala superkondutvitas tersebut. Yang membuat saya terperanjat adalah bahwa ternyata sejak 1911 dimana bahan superkonduktivitas itu untuk pertama kalinya ditemukan oleh Bapak Ownes, hingga sekarang belum juga ditemukan yang bertemperatur kritis pada temperatur kamar. Bahkan menurut beliau-beliau, hingga saat ini temperatur kritis tertinggi yang dapat dicapai baru sekitar 100K. Padahal para periset kelas dunia di bidang ini sudah serta merta menggunakan software aplikasi canggih sebagai alat pensimulasinya. Lantas apa titik temu keraguan saya terhadap perburuan bahan superkonduktor bertemperatur kritis kamar tersebut dengan keraguan Pak Hawking terhadap pengungkapan gejala Higgs. Akhirnya saya mencoba meyakini jangan jangan ada yang kurang sempurna dengan teori superkonduktor itu. Ini berarti diperlukan perombakan terhadap model matematis yang diadopsi selama ini. Kalaupun model tersebut sudah diyakini benar, barangkali kita harus berani melakukan kaji ulang terhadap prosedur pemecahannya. Karena kita sadar bahwa selama ini model-model keramat tersebut selalu dipecahkan dengan metode numerik mengingat solusi eksak analitiknya belum ditemukan. Kita harus tetap waspada bahwa dengan tanpa penanganan yang tepat solusi numerik bisa salah, walaupun taburan angka dan tampilan grafik selalu dikeluarkan dari setiap persoalan yang kita selesaikan. Melihat fakta bahwa pelajar pelajar SMA kita selalu jawara dalam setiap event Olimpiade Internasional Fisika dan Matematika yang diikutinya, Prof Yohanes Surya seyogyanya mengerahkan potensi mereka-mereka yang idialis ini untuk memburu solusi-solusi eksak model berbagai permasalahan fisika yang hingga kini masih tersembunyi. Atau yang lebih ekstrim lagi materi perkuliahan Fisika Matematika di S1 lebih difokuskan pada persoalan yang menantang, dan bukan hanya pada sekedar pembuktian rumus. Kalau seruan ini dapat diimplimentasikan dalam kurikulum, maka tidak saja keprihatinan Prof Tjia May On terhadap anak-anak didik di SMA yang selama ini dilatih hanya untuk pintar menjabarkan rumus tanpa memberikan ruang nalar untuk mengungkap aspek teori dari gejala yang diamatinya bisa terhindarkan, JUGA kita dapat beroptimis bahwa KELAK Indonesia menjadi Negara yang Digdaya di bidang Basic Science. Kalau impian ini tergapai, tidak saja
Re: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU
nah kalo udah di planing lain lagi ceritanya, itulah bedanya di ostrali dengan di sini biasanya disini keputusannya grabak-grubuk, jadi sebentar2 di revisiIndonesia kan berencana membalik SMA dan SMK biat SMK nya 70% dan SMA nya 30% supaya menhasilkan tenaga siap pakai tapi problem baru muncul... guru SMK dari mana?? - Original Message - From: saidphysics To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 6:50 AM Subject: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU Betul sekali Oom! Itu karena kebutuhan akan lulusan TAFE memang besar sekarang .. nanti kalau udah terpenuhi juga bakalan dibatasi. Pembatasannya terlihat dari menjadi kecilnya subsidi pemerintah terhadap keuangan TAFE dan juga dari point imigrasi yang mengecil bagi orang asing lulusan TAFE yang mau melamar jadi permanent resident .. Itu udah dihitung Oom sama pembuat kebijakan. Ini juga bukan masalah budaya masuk uni .. di Indonesia memang banyak orang berlomba-lomba masuk uni bahkan s1 aja gak cukup untuk survive di kota besar .. tapi mana hasilnya konkretnya? Budaya kayak gitu gak sehat karena efesiensinya rendah .. bahkan konyol .. Masak untuk jadi front-desk di hotel aja harus lulusan D-3? Masak cuma jadi tukang ngelas pipa bawah laut di perusahaan minyak harus lulusan s1 ITB, apa gak memalukan? Lalu kemana pelajaran seabrek-abrek yang dipelajari waktu kuliah, kalau cuma soft-skill aja yang kepake waktu kerja? Kalau saya lihat pandangan dibawah ini adalah pandangan yang apologetik dan tetap berusaha bilang bangsa gue is the best, meski miskin tapi terpelajar lihat noh tiap tahun nyabet medali emas olimpiade fisika .. he.. he.. Rakyat gak kenyang Oom dikasi medali emas! No flame intended, Cheers! --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Hantarto [EMAIL PROTECTED] wrote: Gaji sopir bus sama dengan gaji post-doc fellow inilah yg menjadi masalah di Aussie. Kalau saya bisa kursus nyopir bus beberapa bulan, bisa dapet uangnya sama gedenya dengan kalau saya harus bersusah payah studi sampai tingkat doktor, kenapa saya harus sekolah sampe doktor? Hal ini menyebabkan pendidikan tinggi di Aussie juga mengalami masalah. Orang lebih banyak berbondong2 sekolah TAFE (semacam D3) utk menjadi tukang ledeng, montir mobil, koki, tukang potong rambut, daripada susah2 kuliah di universitas. Toh dapet uangnya sama, bisa sama2 liburan ke Bali/Eropa. Gaji buruh kasar (blue collar) setahun bisa $30,000-$50,000 (setelah pajak), sedangkan beasiswa PhD setahun paling2 $20,000 (bebas pajak). Ya tentu saja banyak orang yg memilih kerja kasar yg tidak perlu repot2 mikir. Sehingga budaya utk sekolah di universitas di Aussie mungkin kalah dibandingkan di Indonesia. Ini opini saya saja lho. - Original Message - From: saidphysics To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 24, 2008 2:24 PM Subject: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU Anda lempar pisang, ya dapat monyet, gak akan dapat macan Itulah pribahasa yang tepat untuk menggambarkan kelangkaan fisikawan berkualitas di Indonesia. Adalah alasan sangat bodoh bahwa berkutat di bidang fisika, menjadi akademisi atau peneliti adalah PELAYANAN. Kalau pendeta atau ustadz mungkin iya. Tapi akademisi dan peneliti baik di bidang Fisika atau apapun adalah professional .. yang perlu mendapatkan remuneration sepantasnya dengan apa yang telah dia berikan. Masalahnya, di Indonesia: Cara pandang masyarakat Indonesia (disinyalir) kepada fisikawan masih dianggap keramat, masih dianggap sebagai mahaguru dari langit, dianggap diatas pendeta atau ustadz yang diwajibkan untuk melayani ummatnya :-) Yang kata-katanya di pegang seperti sebuah ideologi, sehingga terkadang ekspektasinya begitu besar. Padahal fisikawan hanyalah satu dari sekian profesi. Tak udahnya seperti supir bus, penggunting rambut, atau koki. Setidaknya di tempat saya tinggal sekarang di Sydney (entah di kota-kota lain di Aussie), gaji sepupu saya yang supir bus hampir sama saja dengan gaji seorang post-doc fellow .. sama-sama bisa kredit mobil Commodore terbaru, sama-sama bisa ngontrak rumah AUD 350 perminggu .. karena seorang post-doc fellow tidak lebih penting ketimbang supir bus. Kalau level professor mungkin lah lebih penting ketimbang supir bus biasa, tapi gajinya gak lebih besar dibandingkan level manager di Commonwealth Bank .. sama-sama bisa kredit rumah type townhouse di Sydney. Itu semua karena Aussie punya sistem yang baik tentang berapa banyak sebuah profesi di butuhkan untuk sampai pada keseimbangan pola hidup dimana tidak ada yang susah sehingga semua orang makmur (namanya juga Commonwealth) Berapa kita perlu supir bus? Berapa kita perlu professor fisika? Berapa kita perlu lulusan fisika? Berapa kita perlu
Re: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU
ya biar aja pak Han, kalo kelak negara itu jadi negara kelas pekerja semua...kan jadi nggak bisa teriak2 kayak sekarang - Original Message - From: Hantarto To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Sent: Thursday, September 25, 2008 2:04 AM Subject: Re: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU Gaji sopir bus sama dengan gaji post-doc fellow inilah yg menjadi masalah di Aussie. Kalau saya bisa kursus nyopir bus beberapa bulan, bisa dapet uangnya sama gedenya dengan kalau saya harus bersusah payah studi sampai tingkat doktor, kenapa saya harus sekolah sampe doktor? Hal ini menyebabkan pendidikan tinggi di Aussie juga mengalami masalah. Orang lebih banyak berbondong2 sekolah TAFE (semacam D3) utk menjadi tukang ledeng, montir mobil, koki, tukang potong rambut, daripada susah2 kuliah di universitas. Toh dapet uangnya sama, bisa sama2 liburan ke Bali/Eropa. Gaji buruh kasar (blue collar) setahun bisa $30,000-$50,000 (setelah pajak), sedangkan beasiswa PhD setahun paling2 $20,000 (bebas pajak). Ya tentu saja banyak orang yg memilih kerja kasar yg tidak perlu repot2 mikir. Sehingga budaya utk sekolah di universitas di Aussie mungkin kalah dibandingkan di Indonesia. Ini opini saya saja lho. - Original Message - From: saidphysics To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Sent: Wednesday, September 24, 2008 2:24 PM Subject: [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU Anda lempar pisang, ya dapat monyet, gak akan dapat macan Itulah pribahasa yang tepat untuk menggambarkan kelangkaan fisikawan berkualitas di Indonesia. Adalah alasan sangat bodoh bahwa berkutat di bidang fisika, menjadi akademisi atau peneliti adalah PELAYANAN. Kalau pendeta atau ustadz mungkin iya. Tapi akademisi dan peneliti baik di bidang Fisika atau apapun adalah professional .. yang perlu mendapatkan remuneration sepantasnya dengan apa yang telah dia berikan. Masalahnya, di Indonesia: Cara pandang masyarakat Indonesia (disinyalir) kepada fisikawan masih dianggap keramat, masih dianggap sebagai mahaguru dari langit, dianggap diatas pendeta atau ustadz yang diwajibkan untuk melayani ummatnya :-) Yang kata-katanya di pegang seperti sebuah ideologi, sehingga terkadang ekspektasinya begitu besar. Padahal fisikawan hanyalah satu dari sekian profesi. Tak udahnya seperti supir bus, penggunting rambut, atau koki. Setidaknya di tempat saya tinggal sekarang di Sydney (entah di kota-kota lain di Aussie), gaji sepupu saya yang supir bus hampir sama saja dengan gaji seorang post-doc fellow .. sama-sama bisa kredit mobil Commodore terbaru, sama-sama bisa ngontrak rumah AUD 350 perminggu .. karena seorang post-doc fellow tidak lebih penting ketimbang supir bus. Kalau level professor mungkin lah lebih penting ketimbang supir bus biasa, tapi gajinya gak lebih besar dibandingkan level manager di Commonwealth Bank .. sama-sama bisa kredit rumah type townhouse di Sydney. Itu semua karena Aussie punya sistem yang baik tentang berapa banyak sebuah profesi di butuhkan untuk sampai pada keseimbangan pola hidup dimana tidak ada yang susah sehingga semua orang makmur (namanya juga Commonwealth) Berapa kita perlu supir bus? Berapa kita perlu professor fisika? Berapa kita perlu lulusan fisika? Berapa kita perlu tukang donat? Kalau semua terhitung sesuai kebutuhan, maka sistem penggajian-nya pun dengan mudah bisa di kalkulasi dan pantas. Pantas lah supir bus di gaji 30 dolar sejam, kan dia capek dan perlu konsentrasi selama jam-jam dia nyetir .. kalau nggak bisa celaka. Pantas lah seorang PhD student digaji AUD 1500 perbulan (lebih rendah di banding supir bus dalam hitungan jam), kan dia bisa kerja kapan saja gak terpaku waktu .. asal lulus tepat waktu dan publish paper sesuai harapan professornya. Di samping itu PhD student masih punya waktu luang cari duit dari tutorial (nah kalau ini lumayan 35 dolar sejam he..he..) Di Indonesia ... Kayaknya kita gak punya nih kalkulasi ini .. Berapa sih orang-orang teori murni yang melangit seperti Pak Agus Pur yang diperlukan di Indonesia? Berapa orang applied math atau math phys diperlukan seperti Mas Hadi Susanto? Berapa sih theoretical applied physicist di photonic seperti Pak Husin? Atau berapa jumlah kita perlu experimentalist di High Energy Physics seperti Mas Haryo .. Atau berapa yang seperti saya? (atau memang Indonesia gak perlu saya he..he..) Harusnya pertanyaan ini dijawab oleh kaum birokrat yang harusnya mengurusi kehidupan sosial kita. Kalau kebanyakan fisikawan juga aneh. Kalau kebanyakn tukang donat juga lucu. Karena negara tidak hanya kenyang dengan Donat dan pasti lapar kalau APBN hanya sekedar di habiskan buat bikin eksperimen High Energy Physics. Cheers! PS: Tetaplah menjadi fisikawan yang professional!
Re: [FISIKA] Re: LHC tertunda hingga awal 2009
In the beginning, everything was massless God said: Let Higgs be!, and all then are masive Kalau saya pribadi lebih tertarik dengan formalisme Stueckelberg ttg massa partikel. Formalisme ini menyatakan bahwa sejak awalnya, Lagrangian vektor boson memiliki suku massa! Jelas hal ini memang tidak gauge-invariant. Tetapi Stueckelberg menambahkan suatu medan skalar ke dalam suku massa, sehingga baik medan boson vektor (Maxwell ataupun Yang-Mills) atau medan skalar tersebut bertransformasi secara invariant terhadap grup gauge yang bersangkutan. Dengan mem-fix gauge nya, maka Lagrangian ini tereduksi menjadi Lagrangian boson vektor masif.Dengan demikian, kontras dengan mekanisme Higgs yg pada awalnya menyatakan bahwa boson vektor massless dan memperoleh massa dengan berinteraksi dengan medan Higgs, mekanisme Stueckelberg menginterpretasikan massa yg diperoleh oleh para partikel itu sebagai hasil gauge-fixing dari Lagrangian Maxwell (atau Yang-Mills), dan medan skalar yg diperkenalkan itu menjadi un-physical (tidak relevan untuk dicari keberadaannya). Sehingga tidak perlu mencari eksistensi partikel Higgs lagi. HR --- On Wed, 9/24/08, Haryo Sumowidagdo [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Haryo Sumowidagdo [EMAIL PROTECTED] Subject: [FISIKA] Re: LHC tertunda hingga awal 2009 To: fisika_indonesia@yahoogroups.com Date: Wednesday, September 24, 2008, 3:39 PM --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, mwahyu_pratama mwahyu_pratama@ ... wrote: Diskusi yang menarik pak. Terkait peryataan Hawking di http://www.physorg. com/news14016100 3.html khususnya pada kalimat : I think it will be much more exciting if we don't find the Higgs. That will show something is wrong, and we need to think again. I have a bet of 100 dollars that we won't find the Higgs, added Hawking, whose books including A Brief History of Time have sought to popularise study of stellar physics. mungkin ada yang bisa menjelaskan bagaimana Stephen Hawking kurang begitu yakin akan penemuan higgs? Hawking bukan satu-satunya orang (atau fisikawan selebritis) yang percaya bahwa Higgs itu tidak ada. FYI, di kalangan fisikawan partikel (baik teori maupun eksperimen), umumnya orang suda menerima bahwa kepercayaan ada atau tidaknya partikel Higgs itu sudah mencapai level 'fanatisme' atau 'religius'. Namun (hampir) semua orang optimis bahwa pada skala energi di LHC, _akan_ditemukan_ sesuatu. Apakah sesuatu itu partikel Higgs atau sesuatu yang lain, kita tidak tahu. Latar Belakang: Pada mulanya, dalam teori fisika partikel, partikel-partikel elementer yang merupakan bahan dasar penyusun materi tidak memiliki massa (m = 0). Penyebabnya ruwet, jadi saya hanya akan bilang bahwa ada kendala (constraints) dari aspek matematika maupun aspek fisika. Awal 1960-an, beberapa orang (Higgs, Hagen, Kibble, Brout, Englert) mengajukan ide bagaimana partikel elementer bisa memiliki massa, namun harga yang harus dibayar adalah munculnya partikel baru. Entah bagaimana akhirnya nama Higgs yang nyangkut di partikel ini. Runyamnya, ternyata ide ini bisa diwujudkan/dimanife stasikan dalam berbagai bentuk: ada banyak cara bagaimana partikel baru ini bisa muncul. Namun, fisikawan sekarang sepakat bahwa HARUS ada suatu ide/mekanisme/ cara untuk menghasilkan massa bagi partikel-partikel elementer penyusun materi. Dari beberapa argumen sederhana yang fundamental, kesimpulannya mengarah bahwa pada energi 1 TeV HARUS ada sesuatu. Dengan argumen inilah maka LHC dikonstruksi. Makanya kalau ada orang yang tidak percaya adanya Higgs boson, wajar saja. Berarti orang itu berharap ada sesuatu yang BARU, sesuatu yang TIDAK TERDUGA. Saya juga pribadi lebih suka dengan skenario tsb. Yep, menurut saya, mekanisme Higgs dalam bentuknya yang paling sederhana (minimal) _tidak_cukup_ kompleks/ dinamis untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang ada. Kita tahu dari eksperimen bahwa neutrino memiliki massa, kita tahu di alam semesta ada materi gelap (dark matter), ada energi gelap (dark energy), dan mekanisme Higgs minimal tidak menjelaskan hal itu. Kepercayaan saya adalah mekanisme Higgs yang minimal hanya merupakan manifestasi/ perwujudan dari SESUATU dibelakang Higgs, SESUATU yang lebih kompleks/dinamis. Saya lebih tertarik pada SESUATU tersebut dibandingkan Higgs. Kalau ingin tahu deskripsi sederhana tentang Higgs, saya suka sekali penjelasan dari kartun ini (dalam bahasa Inggris). http://www.hep. ucl.ac.uk/ ~djm/higgsa. html http://www.hep. ucl.ac.uk/ ~djm/higgs/ higgs1.gif http://www.hep. ucl.ac.uk/ ~djm/higgs/ higgs2.gif http://www.hep. ucl.ac.uk/ ~djm/higgs/ higgs3.gif http://www.hep. ucl.ac.uk/ ~djm/higgs/ higgs4.gif http://www.hep. ucl.ac.uk/ ~djm/higgs/ higgs5.gif atau http://www.coimbra. lip.pt/atlas/ higgsmec. htm P Haryo, apabila tidak terjadi kebocoran?kira- 2 akankan LHC juga akan di shutdown disaat listrik naik? Sekali
[FISIKA] Lowongan PhDs dan Postdocs [wasRe: Prof. Tjia May On MALU]
Aamien ya rabbal'alamiin. Menarik membaca komentar-komentar rekans dan semoga harapan kita terwujud. Kalau pak Rohedi berkenan, Bapak bisa bergabung dengan kita. Kita juga lagi giat belajar, salah satu nya adalah menguak misteri superkonduktor temperatur tinggi dengan kajian utama dari sisi 'scattering and spectroscopy , e.g. resonan soft x-ray scattering, x-ray absorption, x-ray magnetic circular dichroism, optical ellipsometry and VUV-FEL Raman spectroscopy'. Kebanyakan experimen menggunakan fasilitas synchrotron (world wide) yang kemudian akan di jelaskan dengan teori. Jadi, eksperimen dan teori di sini kita jadikan satu paket. Untuk rekan-rekan pecinta Fisika dan Sains, group kita di NUS mempunyai 5-6 lowongan untuk PhDs dan 2-3 Postdocs, eksperimen dan teori. Profile singkat riset bisa di lihat di: ( http://www.physics.nus.edu.sg/corporate/staff/andrivo.html ). Kalau ada yang berminat bergabung dengan kita dan ingin punya info lebih lanjut, silahkan kontak (via japri). Bersama-sama kita menguak misteri di alam. (It's a lot of fun, indeed). Salam, Andrivo --- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, Ali Yunus Rohedi [EMAIL PROTECTED] wrote: Kelak Indonesia Menjadi Negara Basic Science Yang Digdaya Saya angkat topi terhadap kepiawaan sdr.Wahyu Pratama menghangatkan diskusi di Forum Fisika Indonesia ini, yang mengingatkan kita bahwa ilmuan besar Hawking pun dapat ragu terhadap penemuan higgs sebagaimana tercetus melalui kalimat pernyataannya: I think it will be much more exciting if we don't find the Higgs. That will show something is wrong, and we need to think again. Terlebih lagi kalau dikaitkan dengan pengistirahatan LHC sebagaimana kutipan paparan Bapak Haryo pada komentar beliau sebelumnya: LHC pada dasarnya menggunakan gaya magnet/Lorentz untuk 'menyetir'/'mengendalikan' berkas partikel dalam akseleratornya dengan menggunakan lebih kurang 1200 magnet dipole yang masing-masing memberikan medan magnet sebesar 8 Tesla. Medan sebesar itu hanya bisa dihasilkan dengan arus yang sangat besar. Untuk itu, LHC menggunakan magnet superkonduktor, yang beroperasi pada temperatur sekitar 2K (-271 derajat Celsius) dan didinginkan dengan helium cair. Terus terang saya bukan Ahli Fisika Partikel eksperimen, sehingga tidak memiliki cukup kapabilitas untuk menjelaskan apa itu Higgs phenomenon. Jangankan saya yang awam, Empat Ahli Fisika Teori Indonesia papan ataspun (saya sitir pada komentar sebelumnya) tidak dapat diharapkan untuk mencerahkan kita tentang persoalan ini. Padahal kapabilitas mereka tentu jauh lebih dekat dibandingkan dengan saya yang berlatar belakang riset photonics. Saya jadi teringat joke kalau dokter mata tidak dapat menyembuhkan sakit gigi, padahal gigi dan mata bertetangga dekat posisinya. Tetapi Pak Haryo..., saya sekarang lebih tertarik pada kutipan bapak tentang kebutuhan magnet superkonduktor untuk operasioal LHC tersebut yang suhu kritisnya 2K sehingga tentu dibutuhkan proses pendinginan. Mengingat LHC tidak bakal mungkin dikembangkan di Indonesia, maka saya alihkan diskusi pemanfaatan superkonduktor tersebut untuk memasok berbagai keperluan komponen elektronika sehari-hari. Nah yang memungkinkan Fisikawan Indonesia bisa duduk berdiskusi bersama adalah bagaimana mendapatkan material pembentuk superkonduktor tersebut sedemikian temperatur kritisnya di sekitar temperatur kamar yakni sekitar 300K. Maaf saya sebut nama. Saya dua kali menjadi peserta pendengar pada Symposium Internasional (keduanya di tahun 2007) yang pembicaranya adalah Doktor-Doktor Fisika Indonesia. Pertama di Forum Kentingan Solo dengan pembicara DR. Pekik Nuswantara dari UGM, dan yang terakhir yang diselenggarakan Jurusan Fisika ITB dengan pembicara DR.Darminto dari ITS. Sebagai anak bangsa, saya merasa bangga terhadap kedua bapak-bapak Doktor tersebut yang dengan gamblang menjelaskan gejala superkondutvitas tersebut. Yang membuat saya terperanjat adalah bahwa ternyata sejak 1911 dimana bahan superkonduktivitas itu untuk pertama kalinya ditemukan oleh Bapak Ownes, hingga sekarang belum juga ditemukan yang bertemperatur kritis pada temperatur kamar. Bahkan menurut beliau-beliau, hingga saat ini temperatur kritis tertinggi yang dapat dicapai baru sekitar 100K. Padahal para periset kelas dunia di bidang ini sudah serta merta menggunakan software aplikasi canggih sebagai alat pensimulasinya. Lantas apa titik temu keraguan saya terhadap perburuan bahan superkonduktor bertemperatur kritis kamar tersebut dengan keraguan Pak Hawking terhadap pengungkapan gejala Higgs. Akhirnya saya mencoba meyakini jangan jangan ada yang kurang sempurna dengan teori superkonduktor itu. Ini berarti diperlukan perombakan terhadap model matematis yang diadopsi selama ini. Kalaupun model tersebut sudah diyakini benar, barangkali kita harus berani melakukan kaji ulang terhadap prosedur pemecahannya. Karena kita sadar bahwa selama ini
Re: [FISIKA] Critique of Pure Physics
Saya salut dan respek dengan semangat Handika serta empatinya terhadap kondisi riset Fisika di dunia. Tetapi, saya kurang sependapat dengan isi tulisannya. Menurut saya: Jaman sekarang ini, masalah2 yang dikaji dalam riset2 fisika jelas jauh lebih kompleks daipada di jaman Archimedes, Galileo, atau Newton. Jadi kondisi dulu dan sekarang jelas berbeda. Dunia riset fisika yang sudah merambah bercabang dan beranting-ranting tidak bisa lagi dilihat secara hitam-putih, seperti didokotomikan oleh Handika sebagai mengungkap kebenaran vs mengamankan karir. Karena kebanyakan sistem yang dikaji dalam riset Fisika saat ini sudah begitu kompleks, maka sulit bagi para teorists untuk membangun sebuah teori yang dapat menjelaskan banyak fakta eksperimen sekaligus. Sebaliknya sangat sulit pula bagi para experimentalists untuk merancang sebuah eksperimen yang dapat menguji semua aspek dari sebuah teori. Dengan kondisi seperti itu, beragam teori dapat bermunculan dan eksis pada waktu yang bersamaan, semata-mata karena sulitnya membuktikan secara eksperimen gambaran mana yang lebih benar. Di antara banyak teori itu, mungkin ada sebagian kecil yang lebih terasa indah atau fancy yang membuatnya menjadi lebih populer dari teori2 yang lain. Tak ayal, faktor ini memang dapat juga mempengaruhi arah penelitian eksperimentalis, di mana tujuan eksperimen2 menjadi lebih fokus untuk membuktikan teori yang lebih populer tsb. Atau bisa saja terjadi sebaliknya, di mana sebuah hasil eksperimen tiba2 menarik perhatian para teoris, yang kemudian berbondong-bondong berusaha memformulasikan teori yang dapat menjelaskan hasil eksperimen tsb. Memang, suatu ide yang lebih populer berarti cenderung lebih dipercayai kebenarannya (walaupun belum betul2 terbukti), dan karenanya mungkin lebih mudah untuk diusung untuk mendapatkan dana penelitian dibandingkan yang kalah populer. Saya rasa ini adalah hal yang wajar belaka, karena pihak pemberi dana mungkin merasa perlu memberi prioritas terhadap riset2 yang dianggapnya sudah lebih dekat kepada outcome yang diharapkan. Seiring dengan berjalannya waktu, kelak teori yang sudah terlanjur populer tsb kalau akhirnya terbukti bertentangan secara radikal dengan hasil2 eksperimen akan gugur juga, dan dari situ teori2 lain yang sebelumnya tidak populer akan mulai mendapat perhatian kembali. Jadi, menurut saya ini hanya masalah waktu. Melihat tulisan Handika, saya mendapat kesan seolah2 Handika mengkonfrontasikan di satu sisi arah riset yang populer yang dituding sebagai hanya mengedepankan aspek karir, dan di lain sisi arah riset yang kurang populer seolah-olah sebagai arah riset yang berupaya mengungkap kebenaran. Padahal, bagaimana mungkin kita dapat men-judge nilai kebenaran sains selama kita belum bisa melihat konsistensi antara semua aspek dari sebuah teori dengan bukti-bukti eksperimen yang ada. Lalu kalau kita mencoba ikut menjadi pemain dalam kancah riset Fisika, arah mana yang sebaiknya kita pilih, yang populer atau yang tidak populer? Menurut saya, silahkan pilih yang mana saja sesuai keyakinan intuisi anda serta rasa percaya diri anda untuk mampu melaksanakan penelitian di arah tsb dengan segala kendala2nya. Ya, pokoknya berkontribusilah semampunya. Kalau anda sudah berniat menjadi peneliti, apapun arah penelitian yang anda pilih, kalau anda serius mengerjakannya, itu jelas lebih baik daripada tidak meneliti tetapi mengaku sebagai peneliti. Salam, Aziz On Sun, Sep 21, 2008 at 10:42 AM, handhika ramadhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Temans, Beberapa hari yang lalu saya menulis note pendek di bawah ini di facebok saya; sekadar mencurahkan kekecewaan yg terpendam dan terakumulasi dalam hati tentang kesenjangan yg luar biasa yg saya temukan antara das solen - das sein dalam fisika dan risetnya. Beberapa kawan yg juga berkecimpung dalam riset sains merespon secara positif tulisan saya. Mereka semua merasakan kekecewaan yg sama dgn yg saya alami. Sebagian dari mereka bahkan percaya bahwa sistem kapitalis riset yg selama ini bekerja dan membelenggu para fisikawan/saintis akan collapse someday. Oleh karena itu saya berpikir mungkin ada baiknya jika saya sharing artikel pendek saya itu di forum ini. Semoga bisa menjadi bahan diskusi (yang hangat!). salaam, HR CRITIQUE OF PURE PHYSICS Nowadays, people do physics not in the spirit of searching for the truth, as Newton or Galileo did. Instead, they do research for mere fame, acknowledgment, and prestige (and don't forget grants!). Peer-reviewed journals and publications now become the fastest highway to achieve these ambitions. A stock market where you can make a living from it. They publish papers not for the sake of scientific truth, but for the sake of their survival in this hall of fame. Publish an exotic paper, and if you're lucky enough it'll be cited by, let say, 3000 other authors. That'll be your jackpot prize: permanent positions in prestigious universities plus unlimited grants are waiting for you. Sell one or
[FISIKA] Suplier Alat Lab
Mohon Bantuan kepada semuanya yang mengetahui suplier atau distributor alat-alat laboraturium fisika,kimia dan biologi untuk tingkat smp-smu? Sekalian nomor yang bisa dihubungi atau email atau web site? Thanks 2 All Arifianto
Re: [FISIKA] Transformator
Singkat saja yaa, Pada dasarnya* trafo biasa (engkel)* akan menghasilkan tegangan keluaran di *dua* *titik* yaitu pada ujung-ujung kumparan sekundernya. Bila salah satu titik diambil sebagai acuan, maka tegangan titik lainnya thd titik acuan tersebut berupa getaran sinusoida 1 fasa. Pada* trafo centre tap* tegangan keluaran dihasilkan pada *tiga* *titik*, yaitu *dua* ujung kumparan sekunder dan *satu* titik di tengah-tengah kumparan sekunder tersebut. Biasanya titik tengah tersebut dijadikan acuan. Tegangan kedua titik yang lain terhadap titik acuan adalah getaran sinusioda juga, akan tetapi fase keduanya saling berlawanan 180 derajat. Tegangan antara kedua titik ujung trafo adalah dua kali besarnya tegangan titik ujung terhadap titik acuan. Ilustrasinya dapat dilihat pada lampiran., semoga membantu. YangMencobaMenjelaskanDenganSesingkatSingkatnya -eka- 2008/9/23 fach_xz [EMAIL PROTECTED] Maaf semuanya, saya mau tanya tentang prinsip kerja trafo biasa sama trafo centre tap. Terus apa letak perbedaan keduanya? Terima kasih attachment: Trafo.JPG