Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik rakhmadi avianto
nanti aku share deh ini lg blom sempat biar komplit sekalian

2012/10/23 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 Setuju kalau keekonomiannya harus dihitung dengan baik..

 Tapi buktinya sudah ada konsorsium asing yang mau, tentunya
 keekonomiannya sudah dipertimbangkan dengan matang dan berarti menurut
 mereka ekonomik.

 Justru saat ini kita bisa tunjukin bahwa konsorsium dalam negeri dapat
 memberikan alternatif pengelolaan yang lebih menguntungkan bagi negara
 daripada konsorsium asing tersebut..

 Bagaimana menurut Pak Avi yang sudah turut serta dalam project Natuna
 ini di exxonmobil sebelumnya..mungkin bisa share ?

 On 10/23/12, aloysuna...@yahoo.com aloysuna...@yahoo.com wrote:
  Keekonomiannya Natuna perlu analysis yg baik,removal C02 tdk murah pak
 
  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
  -Original Message-
  From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
  Date: Tue, 23 Oct 2012 12:32:23
  To: iagi-net@iagi.or.id
  Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 
  Natuna yang sebesar  itu (46 tcf HC)kenapa kita tidak kelola sendiri ya ?
  Modal ada, teknologi bisa dibeli dan dipelajari, tenaga kerja bisa
  didatangkan tki yang sudah berpengalaman  di luar negeri dan banyak
  rekan yang sudah ikut dalam perencanaan block tersebut.
 
  Setuju dengan pak wamen, ayo kita kelola sendiri melalui konsorsium
  perusahaan nasional : suma sarana,  pertamina , medco, bakrie, bumd
  dsb...
 
  kalau tidak sekarang kapan lagi...tunjukkan nasionalisme kita dengan
  berani mengelola blok raksasa baru..jangan sampai nanti menyesal...
 
  On 10/23/12, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:
  On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:
 
  Vicky
  ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya
 saya
  sih tidak .
  Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau
  Kontrak Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah
  begitu
  ?
  Mhn pencerahannya ?
  si Abah
 
 
 
  Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam
 lebih
  urgen dibandingkan  soal Natuna.  Saya melihatnya Pak Wamen sedang
  memikirkan urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus
  ketimbang waktu beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis
  tahun 2017.
  Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian
 Mahakam
  menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip
  looh).
  Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan
 atau
  pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih
  memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu.
 
  Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak
 selalu
  sama dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan
 perbedaan
  itu muncul akibat perbedaan sense of urgency.
 
  Rdp
 
 
 
  --
  *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
 
 
 
 
  PP-IAGI 2011-2014:
  Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
  Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
 
 
  Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
  REGISTER NOW !
  Contact Person:
  Email : pit.iagi.2...@gmail.com
  Phone : +62 82223 222341 (lisa)
 
 
  To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
  To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
  For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
  email to: o...@iagi.or.id
  Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
  Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
  Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
  No. Rek: 123 0085005314
  Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
  Bank BCA KCP. Manara Mulia
  No. Rekening: 255-1088580
  A/n: Shinta Damayanti
  IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
  IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
  -
  DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted
  on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
  IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
 direct
  or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from
 loss
  of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of
 any
  information posted on IAGI mailing list.
  -
 
 


 
 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

 

[iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

 On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya
 diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang
 terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK
 MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
Ditanya aja Opratornya
- bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ?
Jawab
1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
bangsa kami
Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak
pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus  diberi
kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih
operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.

Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada
penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai
proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw,
grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu.
Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi.

Rdp


-- 
*Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*


Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik rakhmadi avianto
Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
lebih mumpuni.

Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna,
teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning,
teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and
deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved
Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat
di majuin ke BPMigas.

Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
jajah  hiks hiks hiks

Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
ya ngga cocok.

lam salam
Avi


2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut
 hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada
 penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai
 proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw,
 grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu.
 Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi.

 Rdp


 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*



Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Bandono Salim
Emang rela investor asing kasih kedudukan ke pribumi? 
Apalagi alih teknologi, jAngan harap. Harus berani bikin alat sendiri, kalau 
beli terus yaa macam punya pesawat tempur, grounded atau jatuh melulu, krn 
tiada suku cadang.
Selalu ditakut takuti dgn sertifikat dll, takut dan nurut lagi.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 13:38:57 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
lebih mumpuni.

Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna,
teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning,
teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and
deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved
Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat
di majuin ke BPMigas.

Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
jajah  hiks hiks hiks

Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
ya ngga cocok.

lam salam
Avi


2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut
 hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada
 penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai
 proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw,
 grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu.
 Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi.

 Rdp


 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*




Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik aluthfi143

Iya Abah YRS: Media Indonesia 23-10-2012. Hal 17:
Terkait dengan investasi Hulu, wamen esdm RR menegaskan pemerintah 
memprioritaskan Pertamina dalam mengelola blok Mahakam di Kaltim dengan 51-70% 
Pertamina yang didalamnya ada BUMD.
Pertamina tdk mempermasalahkan usulan operator Blok Mahakam dipegang Total pada 
5 th pertama kerja sama kata Ali Mudakir, Humas Pertamina.
 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
Date: Mon, 22 Oct 2012 22:10:30 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?


Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya 
diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang 
terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK 
MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.



si Abah





 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, October 23, 2012 8:26 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 

On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

Vicky 
ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya sih 
tidak .
Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau Kontrak 
Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah  begitu ?
Mhn pencerahannya ?
si Abah


Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih urgen 
dibandingkan  soal Natuna.  Saya melihatnya Pak Wamen sedang memikirkan 
urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus ketimbang waktu 
beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis tahun 2017.
Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam 
menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip looh).
Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau 
pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih 
memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu.

Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu sama 
dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan itu muncul 
akibat perbedaan sense of urgency.

Rdp

-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari


Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Franciscus B Sinartio


sorry,
minta saya di update dong tentang D-Alpha,  East Natuna.
bagaimana statusnya sekarang.
soalnya kalau tidak salah saya pernah baca di salah satu email teman, bahwa 
sudah ada konsorsium yang akan mengelola itu.

jadi sudah dibuat keputusannya,  masak mau ditarik lagi.

tetapi mungkin saja saya salah,  mungkin belum ada SK.

salam,

frank




 From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, October 23, 2012 12:48 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 
Setuju kalau keekonomiannya harus dihitung dengan baik..

Tapi buktinya sudah ada konsorsium asing yang mau, tentunya
keekonomiannya sudah dipertimbangkan dengan matang dan berarti menurut
mereka ekonomik.

Justru saat ini kita bisa tunjukin bahwa konsorsium dalam negeri dapat
memberikan alternatif pengelolaan yang lebih menguntungkan bagi negara
daripada konsorsium asing tersebut..

Bagaimana menurut Pak Avi yang sudah turut serta dalam project Natuna
ini di exxonmobil sebelumnya..mungkin bisa share ?

On 10/23/12, aloysuna...@yahoo.com aloysuna...@yahoo.com wrote:
 Keekonomiannya Natuna perlu analysis yg baik,removal C02 tdk murah pak

 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT

 -Original Message-
 From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
 Date: Tue, 23 Oct 2012 12:32:23
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

 Natuna yang sebesar  itu (46 tcf HC)kenapa kita tidak kelola sendiri ya ?
 Modal ada, teknologi bisa dibeli dan dipelajari, tenaga kerja bisa
 didatangkan tki yang sudah berpengalaman  di luar negeri dan banyak
 rekan yang sudah ikut dalam perencanaan block tersebut.

 Setuju dengan pak wamen, ayo kita kelola sendiri melalui konsorsium
 perusahaan nasional : suma sarana,  pertamina , medco, bakrie, bumd
 dsb...

 kalau tidak sekarang kapan lagi...tunjukkan nasionalisme kita dengan
 berani mengelola blok raksasa baru..jangan sampai nanti menyesal...

 On 10/23/12, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:
 On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Vicky
 ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya
 sih tidak .
 Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau
 Kontrak Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah
 begitu
 ?
 Mhn pencerahannya ?
 si Abah



 Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih
 urgen dibandingkan  soal Natuna.  Saya melihatnya Pak Wamen sedang
 memikirkan urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus
 ketimbang waktu beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis
 tahun 2017.
 Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam
 menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip
 looh).
 Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau
 pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih
 memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu.

 Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu
 sama dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan
 itu muncul akibat perbedaan sense of urgency.

 Rdp



 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*


 
 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
 
 Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
 REGISTER NOW !
 Contact Person:
 Email : pit.iagi.2...@gmail.com
 Phone : +62 82223 222341 (lisa)
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
 email to: o...@iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
 IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of 

[iagi-net-l] test

2012-10-23 Terurut Topik yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com
Test..test.. Ini YSY test alamat email baru, tk
Salam,
Yatno

:::0:9c8be5f1ca5941c51898b853ba6f4498:7d0


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa)

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] test

2012-10-23 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Bagus pak Yatno


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 10:54:58 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] test
Test..test.. Ini YSY test alamat email baru, tk
Salam,
Yatno

:::0:9c8be5f1ca5941c51898b853ba6f4498:7d0


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa)

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Akan seru lagi kalo data subsurface Mahakam bisa di release

Peace

Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 04:55:01 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
PakDhe,
 
biar lebih seru lagi provokasinya yang sekarang pegang MAHAKAM juga 
ikutan di konsorsium NATUNA jadi jangan-jangan masalah urgency ini juga 
hasil provokasi mereka yah ...:-)
 
 
 
pisss ah,
 
 
salam,

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, October 23, 2012 8:26 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?


On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

Vicky 
ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya sih 
tidak .
Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau Kontrak 
Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah  begitu ?
Mhn pencerahannya ?
si Abah


Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih urgen 
dibandingkan  soal Natuna.  Saya melihatnya Pak Wamen sedang memikirkan 
urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus ketimbang waktu 
beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis tahun 2017.
Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam 
menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip looh).
Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau 
pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih 
memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu.

Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu sama 
dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan itu muncul 
akibat perbedaan sense of urgency.

Rdp

-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari


Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Yudie Iskandar
Apa sih yang gak bisa di republik ini cak Vie..
Mau tah ta' tunjukin salesgirl nya 

‎​✗ίί::✗ίί::✗ίί::..
(‾⌣‾)♉ pis juga

Idoy
“_^

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 11:57:00 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Akan seru lagi kalo data subsurface Mahakam bisa di release

Peace

Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 04:55:01 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
PakDhe,
 
biar lebih seru lagi provokasinya yang sekarang pegang MAHAKAM juga 
ikutan di konsorsium NATUNA jadi jangan-jangan masalah urgency ini juga 
hasil provokasi mereka yah ...:-)
 
 
 
pisss ah,
 
 
salam,

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, October 23, 2012 8:26 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?


On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

Vicky 
ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya sih 
tidak .
Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau Kontrak 
Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah  begitu ?
Mhn pencerahannya ?
si Abah


Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih urgen 
dibandingkan  soal Natuna.  Saya melihatnya Pak Wamen sedang memikirkan 
urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus ketimbang waktu 
beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis tahun 2017.
Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam 
menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip looh).
Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau 
pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih 
memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu.

Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu sama 
dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan itu muncul 
akibat perbedaan sense of urgency.

Rdp

-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari


Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik noor syarifuddin
he...he..he... iya seru banget, yang release akan masuk penjara... :-)

 
 
 
salam,

From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, October 23, 2012 6:57 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?


Akan seru lagi kalo data subsurface Mahakam bisa di release

Peace

Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com 
Date: Tue, 23 Oct 2012 04:55:01 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

PakDhe,
 
biar lebih seru lagi provokasinya yang sekarang pegang MAHAKAM juga 
ikutan di konsorsium NATUNA jadi jangan-jangan masalah urgency ini juga 
hasil provokasi mereka yah ...:-)
 
 
 
pisss ah,
 
 
salam,

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, October 23, 2012 8:26 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?


On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

Vicky 
ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya sih 
tidak .
Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau Kontrak 
Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah  begitu ?
Mhn pencerahannya ?
si Abah


Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih urgen 
dibandingkan  soal Natuna.  Saya melihatnya Pak Wamen sedang memikirkan 
urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus ketimbang waktu 
beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis tahun 2017.
Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam 
menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip looh).
Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau 
pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih 
memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu.

Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu sama 
dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan itu muncul 
akibat perbedaan sense of urgency.

Rdp

-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari

Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Di japri aja kasaran biar jadi polemik kalau angka2 tanpa well dan seismik kan 
kasaran boz hiks hiks

Avi
Virus akut

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 05:33:43 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
he...he..he... iya seru banget, yang release akan masuk penjara... :-)

 
 
 
salam,

From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, October 23, 2012 6:57 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?


Akan seru lagi kalo data subsurface Mahakam bisa di release

Peace

Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com 
Date: Tue, 23 Oct 2012 04:55:01 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

PakDhe,
 
biar lebih seru lagi provokasinya yang sekarang pegang MAHAKAM juga 
ikutan di konsorsium NATUNA jadi jangan-jangan masalah urgency ini juga 
hasil provokasi mereka yah ...:-)
 
 
 
pisss ah,
 
 
salam,

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, October 23, 2012 8:26 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?


On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

Vicky 
ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya sih 
tidak .
Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau Kontrak 
Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah  begitu ?
Mhn pencerahannya ?
si Abah


Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih urgen 
dibandingkan  soal Natuna.  Saya melihatnya Pak Wamen sedang memikirkan 
urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus ketimbang waktu 
beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis tahun 2017.
Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam 
menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip looh).
Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau 
pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih 
memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu.

Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu sama 
dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan itu muncul 
akibat perbedaan sense of urgency.

Rdp

-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari


Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik kartiko samodro
Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

Terlepas dari itu  semua,

positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak
Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna,
 teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning,
 teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and
 deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved
 Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat
 di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
 ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
 ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut
 hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada
 penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai
 proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw,
 grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu.
 Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi.

 Rdp


 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*





Re: [iagi-net-l] test

2012-10-23 Terurut Topik yustinus yuwono
On 10/23/12, rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:
 Bagus pak Yatno


 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com
 yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com
 Date: Tue, 23 Oct 2012 10:54:58
 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] test
 Test..test.. Ini YSY test alamat email baru, tk
 Salam,
 Yatno

 :::0:9c8be5f1ca5941c51898b853ba6f4498:7d0

 
 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
 
 Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
 REGISTER NOW !
 Contact Person:
 Email : pit.iagi.2...@gmail.com
 Phone : +62 82223 222341 (lisa)
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
 email to: o...@iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
 IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
 information posted on IAGI mailing list.
 -




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa)

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] test

2012-10-23 Terurut Topik yustinus yuwono
Ok Vi,
Trimakasih,salam
YSY

On 10/23/12, yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com wrote:
 On 10/23/12, rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:
 Bagus pak Yatno


 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com
 yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com
 Date: Tue, 23 Oct 2012 10:54:58
 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] test
 Test..test.. Ini YSY test alamat email baru, tk
 Salam,
 Yatno

 :::0:9c8be5f1ca5941c51898b853ba6f4498:7d0

 
 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
 
 Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
 REGISTER NOW !
 Contact Person:
 Email : pit.iagi.2...@gmail.com
 Phone : +62 82223 222341 (lisa)
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
 email to: o...@iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
 posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
 IAGI or its members be liable for any, including but not limited to
 direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from
 loss
 of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of
 any
 information posted on IAGI mailing list.
 -





PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa)

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik liamsi
he he he.setelah Pinter karena dididik Penjajah sekarang
Ngusir Penjajah...
ISM
( Temenya Cak Avi kuliah tapi Beda Nasib Tidak ngalami
penjajahan apalagi sampai 24 tahun.)


 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24
 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang
 mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan
 exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa
 karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING
 yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan
 ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku
 masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi
 di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu
 tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau
 Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek
 kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin
 Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule
 semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not
 go, annual budget ... man power planning and deployment
 dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved
 Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya
 disuruh teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu
 bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan
 harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in.
 Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan
 orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di
 bawah TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu,
 udah cukup 24th di jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi
 disuruh bawa angkot ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting
 kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada
 masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi
 oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi
 preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap
 sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2
 periode PSC ini ? Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi
 penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari
 kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan
 kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga,
 kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang
 oleh orang dari bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya,
 harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal.
 Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu
  diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera
 dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil,
 Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI,
 selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg
 penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu
 dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik
 produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa
 tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja
 akan terjadi.

 Rdp


 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*



___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-

Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik yustinus yuwono
Rekans,
Ya itu tadi Bo, dijajah orang asing Avi bisa bertahan 24 th karena ada
kompensasi salary. Gimana nanti klo dijajah bangsa sendiri?
YSY

On 10/23/12, lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id wrote:
 he he he.setelah Pinter karena dididik Penjajah sekarang
 Ngusir Penjajah...
 ISM
 ( Temenya Cak Avi kuliah tapi Beda Nasib Tidak ngalami
 penjajahan apalagi sampai 24 tahun.)


 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24
 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang
 mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan
 exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa
 karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING
 yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan
 ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku
 masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi
 di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu
 tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau
 Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek
 kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin
 Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule
 semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not
 go, annual budget ... man power planning and deployment
 dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved
 Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya
 disuruh teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu
 bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan
 harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in.
 Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan
 orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di
 bawah TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu,
 udah cukup 24th di jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi
 disuruh bawa angkot ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

 On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting
 kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada
 masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi
 oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi
 preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap
 sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2
 periode PSC ini ? Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi
 penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari
 kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan
 kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga,
 kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang
 oleh orang dari bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya,
 harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal.
 Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu
  diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera
 dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil,
 Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI,
 selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg
 penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu
 dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik
 produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa
 tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja
 akan terjadi.

 Rdp


 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*



 ___
 indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



 
 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
 
 Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
 REGISTER NOW !
 Contact Person:
 Email : pit.iagi.2...@gmail.com
 Phone : +62 82223 222341 (lisa)
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 For topics not directly related to Geology, users are advised to post the
 email to: o...@iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 

[iagi-net-l] Kontrak Migas Baru, Alokasi Gas Domestik Harus di Atas 50%

2012-10-23 Terurut Topik liamsi
Kontrak Migas Baru, Alokasi Gas Domestik Harus di Atas 50%

ESDM, SELASA, 23 OKTOBER 2012 00:00 WIB
JAKARTA - Pemerintah dan DPR sependapat bahwa alokasi gas dalam
kontrak-kontrak migas baru, harus diprioritaskan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Jumlahnya  di atas 50% atau lebih besar
dibandingkan ekspor.
Jadi kalau misalnya ada  kontrak-kontrak baru, sekecil mungkin
ekspornya. Sebesar mungkin dalam negerinya, ungkap Menteri
ESDM Jero Wacik usai rapat kerja tertutup mengenai alokasi gas
dengan Komisi VII DPR, Jumat (19/10) petang.
Alokasi gas untuk domestik, lanjut Wacik, harus terus
ditingkatkan. Untuk prosentase besarannya, masih diperlukan
perhitungan lagi.  Namun yang pasti, total alokasi gas untuk
domestik harus di atas 50%.
Alokasi gas untuk domestik tersebut akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan di berbagai sektor. Antara lain pupuk,
industri dan listrik.
Ekonomi kita yang terus tumbuh, butuh gas lebih besar,
tambahnya.
Terhadap kontrak-kontrak migas lama, jika isi perjanjiannya
menguntungkan Indonesia, Pemerintah akan mempertahankannya.
Namun jika sebaliknya, maka akan dilakukan renegosiasi secara
baik-baik. (TW)



___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



[iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih
maju dari mereka.
Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan
peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

Rdp


On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote:

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 
 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com');
 

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan
 Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari
 Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power
 planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di
 approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh
 teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
 ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
 ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({},
 'cvml', 'rovi...@gmail.com');

  On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini
 ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut
 hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada
 penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai
 proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw,
 grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu.
 Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi.

 Rdp


 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*





-- 
*Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*


Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Bandono Salim
Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji 
lebih tinggi dari pns kan???
Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno?
Bolehkan berfikir beda??
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih
maju dari mereka.
Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan
peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

Rdp


On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote:

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 
 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com');
 

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan
 Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari
 Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power
 planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di
 approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh
 teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
 ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
 ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({},
 'cvml', 'rovi...@gmail.com');

  On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini
 ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut
 hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada
 penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai
 proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw,
 grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu.
 Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi.

 Rdp


 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*





-- 
*Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*



Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik koko_krunch86
Apa iya mau lihat kebelakang terus?

Ayok lihat kedepan. Kita lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan utk 
memperbaiki semuanya.

:)

Semangat Pagi dr Gatot Subroto!


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 
To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji 
lebih tinggi dari pns kan???
Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno?
Bolehkan berfikir beda??
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih
maju dari mereka.
Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan
peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

Rdp


On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote:

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 
 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com');
 

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan
 Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari
 Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power
 planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di
 approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh
 teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
 ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
 ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({},
 'cvml', 'rovi...@gmail.com');

  On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini
 ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut
 hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada
 penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai
 proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw,
 grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu.
 Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi.

 Rdp


 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*





-- 
*Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*



Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Bandono Salim
Betul, pikier kedepan, mau apa? Masa lalu hanya kenangAn, tApi kalau mengikat 
yaa harus dilepaskan ikatannya (misal perjanjian yang mengikat tAnpA batas). 
Mau dibawa kemana kekayaan sumbedaya alam kita? Ke investor asing atau ke mana?
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: koko_krunc...@yahoo.co.id
Date: Tue, 23 Oct 2012 23:18:02 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Apa iya mau lihat kebelakang terus?

Ayok lihat kedepan. Kita lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan utk 
memperbaiki semuanya.

:)

Semangat Pagi dr Gatot Subroto!


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 
To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji 
lebih tinggi dari pns kan???
Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno?
Bolehkan berfikir beda??
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih
maju dari mereka.
Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan
peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

Rdp


On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote:

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 
 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com');
 

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan
 Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari
 Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power
 planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di
 approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh
 teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
 ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
 ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({},
 'cvml', 'rovi...@gmail.com');

  On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini
 ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut
 hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada
 penurunan produksi selama transisi. Yg penging 

Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu 
dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi sering 
kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt posisi sbg 
pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh simple saat bikin 
budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke BPMigas, Migas dan Dep Naker

Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan menunjukkan 
kebolehan dlm berkarya

Salam
Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 
To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji 
lebih tinggi dari pns kan???
Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno?
Bolehkan berfikir beda??
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih
maju dari mereka.
Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan
peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

Rdp


On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote:

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 
 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com');
 

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan
 Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari
 Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power
 planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di
 approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh
 teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
 ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
 ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({},
 'cvml', 'rovi...@gmail.com');

  On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini
 ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut
 hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada
 penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai
 proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw,
 grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu.
 Jagan kaget 

Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik nyoto - ke-el
Hehehehe ... itu namanya sengsara membawa nikmat  setelah dijajah
24 tahun menjadi mumpuni 

wass,
nyoto



2012/10/23 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan
 Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari
 Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power
 planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di
 approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh
 teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
 ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
 ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


  2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

  Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini
 ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut
 hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada
 penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai
 proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw,
 grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu.
 Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi.

 Rdp


 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*






Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik ok.taufik
Geologist merdeka itu hanya ADB, kalau produk jajahan ntar njajah juga dong?:)
Powered by Geologist never died just stoned®

-Original Message-
From: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 08:00:01 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Hehehehe ... itu namanya sengsara membawa nikmat  setelah dijajah
24 tahun menjadi mumpuni 

wass,
nyoto



2012/10/23 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan
 Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari
 Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power
 planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di
 approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh
 teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
 ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
 ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


  2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

  Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini
 ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut
 hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada
 penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai
 proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw,
 grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu.
 Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi.

 Rdp


 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*







Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Bandono Salim
Utamanya kita dapat ilmu mereka untuk bikin budget pola pikir mereka sehingga 
kita juga dapat gunakan ilmu itu nanti buat digunakan di negara mereka, bila 
kita jadi besar di tahun 2020 nanti.
Hehe kata orang pakai ilmunya untuk memukul dia.
Salaam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: rakhmadi.avia...@gmail.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 23:35:32 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu 
dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi sering 
kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt posisi sbg 
pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh simple saat bikin 
budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke BPMigas, Migas dan Dep Naker

Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan menunjukkan 
kebolehan dlm berkarya

Salam
Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 
To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji 
lebih tinggi dari pns kan???
Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno?
Bolehkan berfikir beda??
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih
maju dari mereka.
Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan
peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

Rdp


On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote:

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 
 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com');
 

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan
 Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari
 Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power
 planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di
 approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh
 teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
 ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
 ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({},
 'cvml', 'rovi...@gmail.com');

  On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini
 ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut
 hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
  

Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Ismail
Hebatnya lagi meskipun dianggap Penjajah tapi setiap kegiatan seminar / PIT 
gambar gambar Penjajah yg tertera dimana mana bahkan diatas panggung utamapun
. Opo Tumon.   . . . . 


Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: ok.taufik ok.tau...@gmail.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 23:12:15 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

Geologist merdeka itu hanya ADB, kalau produk jajahan ntar njajah juga dong?:)
Powered by Geologist never died just stoned®

-Original Message-
From: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 08:00:01 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Hehehehe ... itu namanya sengsara membawa nikmat  setelah dijajah
24 tahun menjadi mumpuni 

wass,
nyoto



2012/10/23 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan
 Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari
 Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power
 planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di
 approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh
 teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya
 ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
 ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


  2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

  Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini
 ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut
 hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
  diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih
 operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.

 Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.
 Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada
 penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai
 proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw,
 grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu.
 Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi.

 Rdp


 --
 *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*







Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik aloysunarno
Cak. Vi,pak TAmsil,cak Henk dan temen2 IAGI, TKI Yunior masih idialis Geoscient 
dan masih adaptasi sambil menikmati gaji awal2,setelah senior lebih 15 th mulai 
tahu strategi busines,cost recovery,contract dll makanya mulai merasa tdk 
nyaman dan sadar sbg bangsa RI.contoh yg sya amati sewaktu di BPPKA teman kita 
Suherman T. Dialah pahlawan gas Tangguh apa yg didpt,nothing. Aulia di 
Caltex,Suta,Yuwono Unocal  sama nasibnya dst.kenapa pemerintah slalu mihak PSC 
dan sebaliknya menekan NOC jawabnya adalah Wani Piro . Mulai preseden RI ke-2 
Total sering lewat tool RI-1.btw mari temen2 meski udah tua semangat tetap spt 
Sumpah Pemuda demi generasi penerus kita. salam Aloy
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: tambis...@yahoo.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 00:05:32 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

Pak Avi yth,

Salut dan terimakasih atas sharing dan pengakuan jujur dari Tenaga Kerja 
Indonesia (TKI) yg sdh bekerja pd perusahan kapitalis asing selama 24 th. 

Sebetulnya kondisi demikian, hampir dirasakan oleh banyak TKI yg berbakti di 
perusahaan migas asing, terutama pada perusahaan besar, namun sangat sedikit yg 
mau curhat secara terbuka.

Saya pikir, berapapun gaji TKI yg diperoleh dari perusahaan minyak asing, tentu 
tetap akan membatin/sakit hati, bila kasat mata menyaksikan ketimpangan gaji 
dibanding TKA, pada hal tugas dan tanggung sama serta menjadi beban negara 
dalam bentuk cost recovery.

Khabarnya kebanggan dan kenikmatan bekerja di perusahaan migas asing hanya 
sampai th ke 12-15, lebih dari itu akan mengurut dada sendiri menyaksikan 
keaneh2an dalam berbagai aspek 

Ketika bertugas di Pertamina BKKA tahun 1990-an, sering kali didatangi oleh 
senior yg berkeluh kesah tentang kelakuan orang asing, pengembangan karir dan  
masalah gaji yg tdk berimbang dg tenaga Kerja Asing (TKA).  Ujung2nya beliau2 
nanya, bgmn cara untuk bisa pindah ke BKKA... ngga boleh balas dendam yaww 

Meskipun dalam PSC tecantum keharusan indonesiasi dan alih teknologi, namun 
biasanya dilakukan secara basa basi  realisasi rata2 utk anggaran training 
biasanya tidak sampai 80%.

Alih management memang ada, namun basa basi juga, semua keputusan dan kebijakan 
digariskan oleh kantor pusat, dan biasanya manager/VP yg indonesia tsb, akan 
dijadikan sebagai bemper bila ada TKI yg complain. 

Bahkan seperti cak Avi sampaikan, para TKI yg manager tsb dimanfaatkan oleh 
perusahaan utk berhadapan dg instansi Pemerintah.

Terkait blok mahakam yg akan expire 2017, saya pikir sudah saatnya Pemerintah 
membuat Perusahaan Minyak Nasional yg kuat, mandiri, dan dikelola oleh anak 
bangsa sendiri, sehingga akan menjadi kebanggaan utk masa mendatang. 

Rasanya kok aneh dan lucu yaa, pemerintah masih mengkonsider Total Indonesie yg 
sdh menikmati hasil migas selama 50 tahun kontrak di blok mahakam, dan tdk 
memberikan kesempatan penuh kepada perusahaan anak bangsa untuk mengais sisa 
cadangan resiko rendah tsb. 

Kalau demikian halnya, kapan negri ini bisa mencontoh malaysia, dapat menambah 
devisa dari dalam negri maupun dari luar negaranya.. Misalkan dapat meniru 
Petronas yg sdh eksis dan punya cadangan migas di luar Malaysia, dg tujuan 
menambah devisa bagi kemakmuran rakyatnya. 

Ataukah memperthankan income negara dg terus menerus membuat utang, sampai 
suatu saat dinyatakan sbg negara gagal bayar??

Demikian, Salam Sumpah Pemuda ...
(TA) 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih
maju dari mereka.
Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan
peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

Rdp


On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote:

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 
 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com');
 

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg 

Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Bandono Salim
Kesadaran akan membawa ke jalan yang benar, meskipun agAk lAmbat, beritakan 
kesadaran ini pada semua orang, bahwa  kesadaran akan membuka ilmu dan 
keterbukaan akan membawa kesejahteraan bagi semua.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: aloysuna...@yahoo.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 01:02:20 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Cak. Vi,pak TAmsil,cak Henk dan temen2 IAGI, TKI Yunior masih idialis Geoscient 
dan masih adaptasi sambil menikmati gaji awal2,setelah senior lebih 15 th mulai 
tahu strategi busines,cost recovery,contract dll makanya mulai merasa tdk 
nyaman dan sadar sbg bangsa RI.contoh yg sya amati sewaktu di BPPKA teman kita 
Suherman T. Dialah pahlawan gas Tangguh apa yg didpt,nothing. Aulia di 
Caltex,Suta,Yuwono Unocal  sama nasibnya dst.kenapa pemerintah slalu mihak PSC 
dan sebaliknya menekan NOC jawabnya adalah Wani Piro . Mulai preseden RI ke-2 
Total sering lewat tool RI-1.btw mari temen2 meski udah tua semangat tetap spt 
Sumpah Pemuda demi generasi penerus kita. salam Aloy
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: tambis...@yahoo.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 00:05:32 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

Pak Avi yth,

Salut dan terimakasih atas sharing dan pengakuan jujur dari Tenaga Kerja 
Indonesia (TKI) yg sdh bekerja pd perusahan kapitalis asing selama 24 th. 

Sebetulnya kondisi demikian, hampir dirasakan oleh banyak TKI yg berbakti di 
perusahaan migas asing, terutama pada perusahaan besar, namun sangat sedikit yg 
mau curhat secara terbuka.

Saya pikir, berapapun gaji TKI yg diperoleh dari perusahaan minyak asing, tentu 
tetap akan membatin/sakit hati, bila kasat mata menyaksikan ketimpangan gaji 
dibanding TKA, pada hal tugas dan tanggung sama serta menjadi beban negara 
dalam bentuk cost recovery.

Khabarnya kebanggan dan kenikmatan bekerja di perusahaan migas asing hanya 
sampai th ke 12-15, lebih dari itu akan mengurut dada sendiri menyaksikan 
keaneh2an dalam berbagai aspek 

Ketika bertugas di Pertamina BKKA tahun 1990-an, sering kali didatangi oleh 
senior yg berkeluh kesah tentang kelakuan orang asing, pengembangan karir dan  
masalah gaji yg tdk berimbang dg tenaga Kerja Asing (TKA).  Ujung2nya beliau2 
nanya, bgmn cara untuk bisa pindah ke BKKA... ngga boleh balas dendam yaww 

Meskipun dalam PSC tecantum keharusan indonesiasi dan alih teknologi, namun 
biasanya dilakukan secara basa basi  realisasi rata2 utk anggaran training 
biasanya tidak sampai 80%.

Alih management memang ada, namun basa basi juga, semua keputusan dan kebijakan 
digariskan oleh kantor pusat, dan biasanya manager/VP yg indonesia tsb, akan 
dijadikan sebagai bemper bila ada TKI yg complain. 

Bahkan seperti cak Avi sampaikan, para TKI yg manager tsb dimanfaatkan oleh 
perusahaan utk berhadapan dg instansi Pemerintah.

Terkait blok mahakam yg akan expire 2017, saya pikir sudah saatnya Pemerintah 
membuat Perusahaan Minyak Nasional yg kuat, mandiri, dan dikelola oleh anak 
bangsa sendiri, sehingga akan menjadi kebanggaan utk masa mendatang. 

Rasanya kok aneh dan lucu yaa, pemerintah masih mengkonsider Total Indonesie yg 
sdh menikmati hasil migas selama 50 tahun kontrak di blok mahakam, dan tdk 
memberikan kesempatan penuh kepada perusahaan anak bangsa untuk mengais sisa 
cadangan resiko rendah tsb. 

Kalau demikian halnya, kapan negri ini bisa mencontoh malaysia, dapat menambah 
devisa dari dalam negri maupun dari luar negaranya.. Misalkan dapat meniru 
Petronas yg sdh eksis dan punya cadangan migas di luar Malaysia, dg tujuan 
menambah devisa bagi kemakmuran rakyatnya. 

Ataukah memperthankan income negara dg terus menerus membuat utang, sampai 
suatu saat dinyatakan sbg negara gagal bayar??

Demikian, Salam Sumpah Pemuda ...
(TA) 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih
maju dari mereka.
Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan
peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

Rdp


On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote:

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 
 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com');
 

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa 

Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

2012-10-23 Terurut Topik ikusuma54
Saya sangat setuju sekali press release IAGI ini yg memperlihatkan jiwa 
nasionalisme dan keberpihakan IAGI kepada NOC. Semoga suara IAGI ini mendapat 
perhatian pemerintah.

Salam,

MIK  
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: iagi iagi...@cbn.net.id
Date: Wed, 24 Oct 2012 08:13:14 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: pp-iagi-2...@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang 
Habis Kontrak

PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist
Kesempatan emas buat anak bangsa berkarya itu sebenarnya bukan hanya di blok 
mahakam,
bnyak wilayah di Indonesia yang bisa kita pelajari untuk mencari cadangan2 
baru.
kita punya Pertamina,,eksplorlah sumberdaya negara ini dengan wadah 
Pertamina,buktikan kalau Pertamina juga bisa bersaing dengan oil company2 yg 
tidak berdarah Merah Putih itu.


Menurut saya Pak Wamen hanya ingin menjaga Stabilitas energi Indonesia saja 
dengan bersikap demikian. 
jadi mungkin kita tidak harus Jatuh bangun dulu untuk bisa berdiri kembali


Bersatulah demi Kedaulatan Energi yang sangat kita impikan ini.



Salam Pemuda,




Hikmatulloh



 From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, October 24, 2012 6:35 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 

Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu 
dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi sering 
kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt posisi sbg 
pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh simple saat bikin 
budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke BPMigas, Migas dan Dep Naker

Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan menunjukkan 
kebolehan dlm berkarya

Salam
Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com 
Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 +
To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji 
lebih tinggi dari pns kan???
Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno?
Bolehkan berfikir beda??
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 +0700
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju 
dari mereka.
Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri 
keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

Rdp



On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro  wrote:

Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))


Terlepas dari itu  semua, 


positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak 
Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...


2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com

Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya 
Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman 
Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku 
masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, 
pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu 
Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan 
proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih 
mumpuni.

Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, 
teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, 
teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and 
deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston 
(untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin 
ke BPMigas.

Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh 
Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga 
bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan 
orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah 
 ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah  hiks 
hiks hiks

Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya 
ngga cocok.

lam salam
Avi



2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:
Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya 
diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang 
terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK 
MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang 
bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. 
Ditanya aja Opratornya 
- bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ?
Jawab 
1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka 
sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar 
smooth. 

Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

2012-10-23 Terurut Topik ES
MANTAP!!!
 
wslkm
 
ES
 


 From: iagi iagi...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: pp-iagi-2...@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM
Subject: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang 
Habis Kontrak
  

 
  
Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak 
Kepercayaan terhadap kemampuan
dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus diperlihatkan oleh pemerintah.
Salah satunya adalah memberikan hak pengelolaan blok migas asing yang sudah 
selesai
masa kontraknya kepada perusahaan minyak nasional. 
‘’Kita memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk mengelola blok migas dimanapun,’’
kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di
Jakarta, Selasa (23/10/12). Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah,
karena semua fasilitas untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa
kontraknya, sudah terbayar. 
Dalam beberapa pekan belakangan
ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang pantas untuk mengelola Blok Mahakam
yang akan berakhir pada 31 Maret 2017 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi
ancang-ancang untuk memperebutkan pengelolaan blok tersebut sudah dimulai. 
Di satu sisi ada kelompok kritis
yang menginginkan agar pengelolaan blok yang habis masa kontraknya diberikan
sepenuhnya kepada perusanaan nasional, khususnya Pertamina. DI pihak lain,
banyak orang pemerintah yang masih berpikir untuk tetap memberikan blok
tersebut kepada asing. 
Menyikapi perdebatan tersebut,
Rovicky tetap berpendirian bahwa semestinya diberikan ke perusahaan nasional.
Bagi dia tidak alasan kontrak pengelolaan blok itu diperpanjang atau diberikan
kembali ke perusahaan asing. 
Menurut Rovicky, banyak
keuntungan yang diperoleh jika pengelolaan dipegang oleh perusahaan nasional.
Pertama dari sisi pendapatan, karena dikelola oleh perusahaan nasional, maka
hasil keuntungan tidak akan lari keluar negeri. Apalagi jika pengelolaan
diberikan kepada Pertamina, maka negara dan rakyat yang akan diuntungkan. 
Kedua dengan pengelolaan di tangan
perusahaan nasional berarti memberikan peluang kerja yang lebih luas kepada
tenaga kerja Indonesia. Ketiga yang tidak kalah penting adalah menjamin bahwa
produksi minyak dan gas itu untuk kepentingan domestic. ‘’Security of supply
akan lebih terjamin,’’ kata Rovicky. 
Dalam konteks yang lebih luas,
Rovicky memandang bahwa pengelolaan sumberdaya alam oleh persauaan domestic itu
sekaligus juga merupakan strategi untuk mencapai ketahanan energi. Masa depan
dunia salah satunya adalah ketahanhan energi, sehingga kita perlu mengamankan
penggunaan energi dalam negeri kita sendiri. 
Secara hukum, blok yang sudah
habis masa kontraknya itu dikembalikan kepada negara. Di sini pemerintah akan
menentukan apakah kontrak tersebut diperpanjang atau tidak. Dalam masa 
pemerintahan
Orde Baru, hampir semua kontrak yang habis masa kontraknya diperpanjang lagi,
termasuk Blok Mahakam yang dulu berakhir pada 31 Maret 1997 dan kemudian
diperpanjang. 
Kini, kata Rovicky, dalam masa
pemerintahan yang demokratis ini saatnya menempatkan nasionalisme digaris
terdepan sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat. ‘’Nasionalisme itu kita
buktikan dengan memberikan blok yang habis masa kontraknya ke perusahaan
nasonal,’’ katanya. 
Terkait dengan itu, IAGI akan
mengadakan diskusi panel bertajuk ‘Nasionalisasi Sumberdaya Alam’ pada 28
Oktober 2012 di Aula Mandiri Kampus UI Depok. Diskusi yang mengusik
nasionalisme di bidang migas itu sekaligus untuk memperingati hari Sumpah
Pemuda ke 84. 
(Iagi.or.id) 
  
Jakarta
, 22 Oktober 2012  
  
Ikatan Ahli Geologi Indonesia 
Presiden / Ketua Umum 
TTD 
Rovicky Dwi Putrohari 
Mobile phone : 08159120363 
  
  
    

PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id/
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard 

Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

2012-10-23 Terurut Topik Ridwan Luwia
Terima pak RDP !  Salute ! 
Read-One®

-Original Message-
From: iagi iagi...@cbn.net.id
Date: Wed, 24 Oct 2012 08:13:14 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: pp-iagi-2...@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang 
Habis Kontrak


PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Cak Cak , Bung Bung , Mas Mas

Aku baru saja tahu kalau perbandingan antara Nasional dan Expat itu benar benar 
tdak adu il ya .
Data yang baru saja saya dapat perbandingan pendapatan rata rata disalah satu 
perusahaan minyak asing adalah annually nasional /asing :kl 100.000  / 600.000.

Kok bisa ya padahal cost recovery NANTINYA.

Sampai dimana kontrol BP Migas Cak Phie ? 

si Abah 



 From: aluthfi...@gmail.com aluthfi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, October 24, 2012 9:19 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 


Mas Aloy kalau kata expat ke nama2 yg disebut tsb. Ya DL... Derita 
Loe.. Guyon mas, kan mau Iedul Qurban relax lah. 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  aloysuna...@yahoo.com 
Date: Wed, 24 Oct 2012 01:02:20 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Cak. Vi,pak TAmsil,cak Henk dan temen2 IAGI, TKI Yunior masih idialis Geoscient 
dan masih adaptasi sambil menikmati gaji awal2,setelah senior lebih 15 th mulai 
tahu strategi busines,cost recovery,contract dll makanya mulai merasa tdk 
nyaman dan sadar sbg bangsa RI.contoh yg sya amati sewaktu di BPPKA teman kita 
Suherman T. Dialah pahlawan gas Tangguh apa yg didpt,nothing. Aulia di 
Caltex,Suta,Yuwono Unocal  sama nasibnya dst.kenapa pemerintah slalu mihak PSC 
dan sebaliknya menekan NOC jawabnya adalah Wani Piro . Mulai preseden RI ke-2 
Total sering lewat tool RI-1.btw mari temen2 meski udah tua semangat tetap spt 
Sumpah Pemuda demi generasi penerus kita. salam Aloy
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  tambis...@yahoo.com 
Date: Wed, 24 Oct 2012 00:05:32 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Pak Avi yth,

Salut dan terimakasih atas sharing dan pengakuan jujur dari Tenaga Kerja 
Indonesia (TKI) yg sdh bekerja pd perusahan kapitalis asing selama 24 th. 

Sebetulnya kondisi demikian, hampir dirasakan oleh banyak TKI yg berbakti di 
perusahaan migas asing, terutama pada perusahaan besar, namun sangat sedikit yg 
mau curhat secara terbuka.

Saya pikir, berapapun gaji TKI yg diperoleh dari perusahaan minyak asing, tentu 
tetap akan membatin/sakit hati, bila kasat mata menyaksikan ketimpangan gaji 
dibanding TKA, pada hal tugas dan tanggung sama serta menjadi beban negara 
dalam bentuk cost recovery.

Khabarnya kebanggan dan kenikmatan bekerja di perusahaan migas asing hanya 
sampai th ke 12-15, lebih dari itu akan mengurut dada sendiri menyaksikan 
keaneh2an dalam berbagai aspek 

Ketika bertugas di Pertamina BKKA tahun 1990-an, sering kali didatangi oleh 
senior yg berkeluh kesah tentang kelakuan orang asing, pengembangan karir dan  
masalah gaji yg tdk berimbang dg tenaga Kerja Asing (TKA).  Ujung2nya beliau2 
nanya, bgmn cara untuk bisa pindah ke BKKA... ngga boleh balas dendam yaww 

Meskipun dalam PSC tecantum keharusan indonesiasi dan alih teknologi, namun 
biasanya dilakukan secara basa basi  realisasi rata2 utk anggaran training 
biasanya tidak sampai 80%.

Alih management memang ada, namun basa basi juga, semua keputusan dan kebijakan 
digariskan oleh kantor pusat, dan biasanya manager/VP yg indonesia tsb, akan 
dijadikan sebagai bemper bila ada TKI yg complain. 

Bahkan seperti cak Avi sampaikan, para TKI yg manager tsb dimanfaatkan oleh 
perusahaan utk berhadapan dg instansi Pemerintah.

Terkait blok mahakam yg akan expire 2017, saya pikir sudah saatnya Pemerintah 
membuat Perusahaan Minyak Nasional yg kuat, mandiri, dan dikelola oleh anak 
bangsa sendiri, sehingga akan menjadi kebanggaan utk masa mendatang. 

Rasanya kok aneh dan lucu yaa, pemerintah masih mengkonsider Total Indonesie yg 
sdh menikmati hasil migas selama 50 tahun kontrak di blok mahakam, dan tdk 
memberikan kesempatan penuh kepada perusahaan anak bangsa untuk mengais sisa 
cadangan resiko rendah tsb. 

Kalau demikian halnya, kapan negri ini bisa mencontoh malaysia, dapat menambah 
devisa dari dalam negri maupun dari luar negaranya.. Misalkan dapat meniru 
Petronas yg sdh eksis dan punya cadangan migas di luar Malaysia, dg tujuan 
menambah devisa bagi kemakmuran rakyatnya. 

Ataukah memperthankan income negara dg terus menerus membuat utang, sampai 
suatu saat dinyatakan sbg negara gagal bayar??

Demikian, Salam Sumpah Pemuda ...
(TA) 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 +0700
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju 
dari mereka.

Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Yanto R. Sumantri
Kopokso Is, podo bae karo IPA tokh ..?
Dadi ra opo opo hahahaha 

si Abah



 From: Ismail lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, October 24, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 

Hebatnya lagi meskipun dianggap Penjajah tapi setiap kegiatan seminar / PIT 
gambar gambar Penjajah yg tertera dimana mana bahkan diatas panggung utamapun
. Opo Tumon.   . . . . 


Sent by Liamsi's Mobile Phone


From:  ok.taufik ok.tau...@gmail.com 
Date: Tue, 23 Oct 2012 23:12:15 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Geologist merdeka itu hanya ADB, kalau produk jajahan ntar njajah juga dong?:)
Powered by Geologist never died just stoned®


From:  nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com 
Date: Wed, 24 Oct 2012 08:00:01 +0800
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

Hehehehe ... itu namanya sengsara membawa nikmat  setelah dijajah 24 
tahun menjadi mumpuni 
 
wass,
nyoto


 
2012/10/23 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com

Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))


Terlepas dari itu  semua, 


positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak 
Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...


2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com

Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya 
Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman 
Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku 
masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, 
pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu 
Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan 
proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih 
mumpuni.

Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, 
teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, 
teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and 
deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston 
(untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin 
ke BPMigas.

Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh 
Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga 
bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan 
orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah 
 ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah  hiks 
hiks hiks

Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya 
ngga cocok.

lam salam
Avi



2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:
Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya 
diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang 
terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK 
MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang 
bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. 
Ditanya aja Opratornya 
- bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ?
Jawab 
1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka 
sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar 
smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari 
bangsa kami
Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak 
pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus  diberi 
kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship 
secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai.


Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah.

Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada 
penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses 
yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik 
produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan 
kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi.


Rdp

-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari




[iagi-net-l] test test

2012-10-23 Terurut Topik Yanto R. Sumantri


Test , mohon info 

si Abah

Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

2012-10-23 Terurut Topik kartiko samodro
Pembicaranya siapa saja nih ?

Semoga bisa dari kedua belah pihak , sehingga memang terjadi
pengkayaan intelektual dan bukan hanya indoktrinasi sepihak seperti
zaman orde baru..

Masyarakat yang cerdas adalah masyarakat yang dengan bijak dapat
memilih yang terbaik dari berbagai pilihan yang ada(jadi inget
pilkada DKI nih)

Dan sepertinya  IAGI sebagai organisasi profesional dan intelektual
pasti bisa bersikap berimbang dan bijak.

On 10/24/12, iagi iagi...@cbn.net.id wrote:



 Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak


 Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus
 diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak
 pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada
 perusahaan minyak nasional.

 ''Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk
 mengelola blok migas dimanapun,'' kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi
 Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12).
 Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas
 untuk
 memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar.

 Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang
 pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret 2017
 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk memperebutkan
 pengelolaan blok tersebut sudah dimulai.

 Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok
 yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional,
 khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih
 berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing.

 Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa semestinya
 diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak pengelolaan
 blok itu diperpanjang atau diberikan kembali ke perusahaan asing.

 Menurut Rovicky, banyak keuntungan yang diperoleh jika pengelolaan dipegang
 oleh perusahaan nasional. Pertama dari sisi pendapatan, karena dikelola
 oleh
 perusahaan nasional, maka hasil keuntungan tidak akan lari keluar negeri.
 Apalagi jika pengelolaan diberikan kepada Pertamina, maka negara dan rakyat
 yang akan diuntungkan.

 Kedua dengan pengelolaan di tangan perusahaan nasional berarti memberikan
 peluang kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia. Ketiga yang
 tidak kalah penting adalah menjamin bahwa produksi minyak dan gas itu untuk
 kepentingan domestic. ''Security of supply akan lebih terjamin,'' kata
 Rovicky.

 Dalam konteks yang lebih luas, Rovicky memandang bahwa pengelolaan
 sumberdaya alam oleh persauaan domestic itu sekaligus juga merupakan
 strategi untuk mencapai ketahanan energi. Masa depan dunia salah satunya
 adalah ketahanhan energi, sehingga kita perlu mengamankan penggunaan energi
 dalam negeri kita sendiri.

 Secara hukum, blok yang sudah habis masa kontraknya itu dikembalikan kepada
 negara. Di sini pemerintah akan menentukan apakah kontrak tersebut
 diperpanjang atau tidak. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, hampir semua
 kontrak yang habis masa kontraknya diperpanjang lagi, termasuk Blok Mahakam
 yang dulu berakhir pada 31 Maret 1997 dan kemudian diperpanjang.

 Kini, kata Rovicky, dalam masa pemerintahan yang demokratis ini saatnya
 menempatkan nasionalisme digaris terdepan sebagai alat untuk
 mensejahterakan
 rakyat. ''Nasionalisme itu kita buktikan dengan memberikan blok yang habis
 masa kontraknya ke perusahaan nasonal,'' katanya.

 Terkait dengan itu, IAGI akan mengadakan diskusi panel bertajuk
 'Nasionalisasi Sumberdaya Alam' pada 28 Oktober 2012 di Aula Mandiri Kampus
 UI Depok. Diskusi yang mengusik nasionalisme di bidang migas itu sekaligus
 untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke 84.

 (Iagi.or.id)



 Jakarta , 22 Oktober 2012



 Ikatan Ahli Geologi Indonesia

 Presiden / Ketua Umum

 TTD

 Rovicky Dwi Putrohari

 Mobile phone : 08159120363










PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012.
REGISTER NOW !
Contact Person:
Email : pit.iagi.2...@gmail.com
Phone : +62 82223 222341 (lisa) 

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email 
to: o...@iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Bandono Salim
Akang, kalo cost recovery apa termasuk alat yang dipakai? Kalau iya berarti 
semua peralatan milik NKRI. 
Walah rugi 2X dong, sdh bayar keuntungan bayar pegawai perumahan transpor, 
memang judulnya 70 : 3O, tapi prAktis lebih dari 30 ke mereka, kan gajinya 
dibawa ke negara investor.
 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
Date: Tue, 23 Oct 2012 19:44:10 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Cak Cak , Bung Bung , Mas Mas

Aku baru saja tahu kalau perbandingan antara Nasional dan Expat itu benar benar 
tdak adu il ya .
Data yang baru saja saya dapat perbandingan pendapatan rata rata disalah satu 
perusahaan minyak asing adalah annually nasional /asing :kl 100.000  / 600.000.

Kok bisa ya padahal cost recovery NANTINYA.

Sampai dimana kontrol BP Migas Cak Phie ? 

si Abah 



 From: aluthfi...@gmail.com aluthfi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, October 24, 2012 9:19 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 


Mas Aloy kalau kata expat ke nama2 yg disebut tsb. Ya DL... Derita 
Loe.. Guyon mas, kan mau Iedul Qurban relax lah. 

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  aloysuna...@yahoo.com 
Date: Wed, 24 Oct 2012 01:02:20 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Cak. Vi,pak TAmsil,cak Henk dan temen2 IAGI, TKI Yunior masih idialis Geoscient 
dan masih adaptasi sambil menikmati gaji awal2,setelah senior lebih 15 th mulai 
tahu strategi busines,cost recovery,contract dll makanya mulai merasa tdk 
nyaman dan sadar sbg bangsa RI.contoh yg sya amati sewaktu di BPPKA teman kita 
Suherman T. Dialah pahlawan gas Tangguh apa yg didpt,nothing. Aulia di 
Caltex,Suta,Yuwono Unocal  sama nasibnya dst.kenapa pemerintah slalu mihak PSC 
dan sebaliknya menekan NOC jawabnya adalah Wani Piro . Mulai preseden RI ke-2 
Total sering lewat tool RI-1.btw mari temen2 meski udah tua semangat tetap spt 
Sumpah Pemuda demi generasi penerus kita. salam Aloy
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From:  tambis...@yahoo.com 
Date: Wed, 24 Oct 2012 00:05:32 +
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Pak Avi yth,

Salut dan terimakasih atas sharing dan pengakuan jujur dari Tenaga Kerja 
Indonesia (TKI) yg sdh bekerja pd perusahan kapitalis asing selama 24 th. 

Sebetulnya kondisi demikian, hampir dirasakan oleh banyak TKI yg berbakti di 
perusahaan migas asing, terutama pada perusahaan besar, namun sangat sedikit yg 
mau curhat secara terbuka.

Saya pikir, berapapun gaji TKI yg diperoleh dari perusahaan minyak asing, tentu 
tetap akan membatin/sakit hati, bila kasat mata menyaksikan ketimpangan gaji 
dibanding TKA, pada hal tugas dan tanggung sama serta menjadi beban negara 
dalam bentuk cost recovery.

Khabarnya kebanggan dan kenikmatan bekerja di perusahaan migas asing hanya 
sampai th ke 12-15, lebih dari itu akan mengurut dada sendiri menyaksikan 
keaneh2an dalam berbagai aspek 

Ketika bertugas di Pertamina BKKA tahun 1990-an, sering kali didatangi oleh 
senior yg berkeluh kesah tentang kelakuan orang asing, pengembangan karir dan  
masalah gaji yg tdk berimbang dg tenaga Kerja Asing (TKA).  Ujung2nya beliau2 
nanya, bgmn cara untuk bisa pindah ke BKKA... ngga boleh balas dendam yaww 

Meskipun dalam PSC tecantum keharusan indonesiasi dan alih teknologi, namun 
biasanya dilakukan secara basa basi  realisasi rata2 utk anggaran training 
biasanya tidak sampai 80%.

Alih management memang ada, namun basa basi juga, semua keputusan dan kebijakan 
digariskan oleh kantor pusat, dan biasanya manager/VP yg indonesia tsb, akan 
dijadikan sebagai bemper bila ada TKI yg complain. 

Bahkan seperti cak Avi sampaikan, para TKI yg manager tsb dimanfaatkan oleh 
perusahaan utk berhadapan dg instansi Pemerintah.

Terkait blok mahakam yg akan expire 2017, saya pikir sudah saatnya Pemerintah 
membuat Perusahaan Minyak Nasional yg kuat, mandiri, dan dikelola oleh anak 
bangsa sendiri, sehingga akan menjadi kebanggaan utk masa mendatang. 

Rasanya kok aneh dan lucu yaa, pemerintah masih mengkonsider Total Indonesie yg 
sdh menikmati hasil migas selama 50 tahun kontrak di blok mahakam, dan tdk 
memberikan kesempatan penuh kepada perusahaan anak bangsa untuk mengais sisa 
cadangan resiko rendah tsb. 

Kalau demikian halnya, kapan negri ini bisa mencontoh malaysia, dapat menambah 
devisa dari dalam negri maupun dari luar negaranya.. Misalkan dapat meniru 
Petronas yg sdh eksis dan punya cadangan migas di luar Malaysia, dg tujuan 
menambah devisa bagi kemakmuran rakyatnya. 

Ataukah memperthankan 

Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik kartiko samodro
Wah zamannya sudah lain Pak...

zaman baheula , memang pekerja kps tidak bisa pindah ke kps lain
karena peraturan BPPKA yang memang melarang hal tersebut terjadi.

Tapi seperti yang sudah Pak Avi sebutkan , situasi sekarang sudah
lain...banyak sudah generasi muda ggr kita yang baru  3/4 tahun
experience sudah  pindah pindah...tidak cuma antar kps tapi malah jadi
tki di luar negeri..

jadi kalau kata orang, senyumlah yang tulus...biar dunia turut
tersenyum bersamamu


On 10/24/12, rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:
 Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu
 dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi
 sering kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt
 posisi sbg pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh
 simple saat bikin budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke
 BPMigas, Migas dan Dep Naker

 Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan
 menunjukkan kebolehan dlm berkarya

 Salam
 Avi

 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
 Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26
 To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji
 lebih tinggi dari pns kan???
 Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno?
 Bolehkan berfikir beda??
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08
 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih
 maju dari mereka.
 Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan
 peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

 Rdp


 On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote:

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({},
 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com');
 

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena
 namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa.
 Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM
 belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh
 untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah
 ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan
 Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari
 Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power
 planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di
 approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh
 teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang
 ya
 ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa
 angkot
 ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({},
 'cvml', 'rovi...@gmail.com');

  On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth.
 Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang
 Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini
 ?
 Jawab
 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting.
 Mereka
 sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
 Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar
 smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?)
 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari
 bangsa kami
 Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus 

Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik kartiko samodro
Itulah Mas

Mangkanya seperti kata Pak Wamen, project Natuna ini sangat krusial..

Saya mengharapkan kalaupun Pertamina harus menggandeng KKS lain,
Pertamina harus bisa jadi leader (bukan hanya bos lho) bagi KKS
lainnya , sehingga 5 tahun lagi Pertamina sudah bisa menunjukkan ini
lho gue Pertamina bisa menghandle project raksasa Natuna dengan sukses
dan memberikan keuntungan negara secara optimum...
Natuna 46 TCF saja kehandle dengan baik apalagi cuma Mahakam yang 2
TCF..kecil.

Go Go Pertamina


On 10/24/12, Hikmatulloh Geologist hikmat_geolog...@yahoo.com wrote:
 Kesempatan emas buat anak bangsa berkarya itu sebenarnya bukan hanya di blok
 mahakam,
bnyak wilayah di Indonesia yang bisa kita pelajari untuk mencari cadangan2
 baru.
kita punya Pertamina,,eksplorlah sumberdaya negara ini dengan wadah
 Pertamina,buktikan kalau Pertamina juga bisa bersaing dengan oil company2
 yg tidak berdarah Merah Putih itu.


Menurut saya Pak Wamen hanya ingin menjaga Stabilitas energi Indonesia saja
 dengan bersikap demikian.
jadi mungkin kita tidak harus Jatuh bangun dulu untuk bisa berdiri
 kembali


Bersatulah demi Kedaulatan Energi yang sangat kita impikan ini.



 Salam Pemuda,




Hikmatulloh


 
  From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, October 24, 2012 6:35 AM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?


 Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu
 dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi
 sering kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt
 posisi sbg pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh
 simple saat bikin budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke
 BPMigas, Migas dan Dep Naker

 Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan
 menunjukkan kebolehan dlm berkarya

 Salam
 Avi

 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 

 From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com
 Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 +
 To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji
 lebih tinggi dari pns kan???
 Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno?
 Bolehkan berfikir beda??
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 

 From:  Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 +0700
 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih
 maju dari mereka.
 Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri
 keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

 Rdp



 On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro  wrote:

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))


Terlepas dari itu  semua,


positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak
 Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...


2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com

Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa.
 Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari
 dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi
 di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari
 pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya
 gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg
 menurut mereka lebih mumpuni.

Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna,
 teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning,
 teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning
 and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved
 Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken
 buat di majuin ke BPMigas.

Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang
 ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot
 ya ngga cocok.

lam salam
Avi



2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:
Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus 

Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik rakhmadi avianto
Pak Yanto,

Kalau yg aku ingat spt ini misal seorang BULE kerja di Indonesia dg NET
SALARY USD 15,000,-
Maka KPS bayar sbb (ini semua dala USD ya bukan rupidin):

1. Salary  15,000
2. GOI Tax 30% ..   5,000
3. Tax Point of Origin... 40%6,000
4. Housing 3,500
5. Medical .5,000
5. Insurance ..2,000
6. Bonus (THR/Cuti) ...2,500
-
  Grand Total ..39,000 / bulan  x 12 =
468,000 / budget per tahun. dibulatkan jadi USD 500 K.

Ini untuk level interpreter loh kalau orang lokal kan meskipun di bayar
IDR 60jt kan pajaknya bayar sendiri, CNB yg lain katakan 30% lah, total yg
KPS bayar buat LOKAL adalah IDR 80 jt x12 = IDR 1 Milyar + THR and Vacation
= IDR 1.2 Milyar ... atau USD 130 K.

Ini yg aku ingat on top of my head waktu oret2 budget di bulan Sept-Oct
dulu di jaman Batu.

Sekedar info, bukan bahan buat demo loh

Avi

2012/10/24 Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com

 Cak Cak , Bung Bung , Mas Mas

 Aku baru saja tahu kalau perbandingan antara Nasional dan Expat itu benar
 benar tdak adu il ya .
 Data yang baru saja saya dapat perbandingan pendapatan rata rata disalah
 satu perusahaan minyak asing adalah annually nasional /asing :kl 100.000  /
 600.000.

 Kok bisa ya padahal cost recovery NANTINYA.

 Sampai dimana kontrol BP Migas Cak Phie ?

 si Abah

   --
 *From:* aluthfi...@gmail.com aluthfi...@gmail.com
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 9:19 AM

 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?


 Mas Aloy kalau kata expat ke nama2 yg disebut tsb. Ya DL... Derita
 Loe.. Guyon mas, kan mau Iedul Qurban relax lah.
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * aloysuna...@yahoo.com
 *Date: *Wed, 24 Oct 2012 01:02:20 +
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

 Cak. Vi,pak TAmsil,cak Henk dan temen2 IAGI, TKI Yunior masih idialis
 Geoscient dan masih adaptasi sambil menikmati gaji awal2,setelah senior
 lebih 15 th mulai tahu strategi busines,cost recovery,contract dll makanya
 mulai merasa tdk nyaman dan sadar sbg bangsa RI.contoh yg sya amati sewaktu
 di BPPKA teman kita Suherman T. Dialah pahlawan gas Tangguh apa yg
 didpt,nothing. Aulia di Caltex,Suta,Yuwono Unocal sama nasibnya dst.kenapa
 pemerintah slalu mihak PSC dan sebaliknya menekan NOC jawabnya adalah Wani
 Piro . Mulai preseden RI ke-2 Total sering lewat tool RI-1.btw mari temen2
 meski udah tua semangat tetap spt Sumpah Pemuda demi generasi penerus kita.
 salam Aloy
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 --
 *From: * tambis...@yahoo.com
 *Date: *Wed, 24 Oct 2012 00:05:32 +
 *To: *iagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

 Pak Avi yth,

 Salut dan terimakasih atas sharing dan pengakuan jujur dari Tenaga Kerja
 Indonesia (TKI) yg sdh bekerja pd perusahan kapitalis asing selama 24 th.

 Sebetulnya kondisi demikian, hampir dirasakan oleh banyak TKI yg berbakti
 di perusahaan migas asing, terutama pada perusahaan besar, namun sangat
 sedikit yg mau curhat secara terbuka.

 Saya pikir, berapapun gaji TKI yg diperoleh dari perusahaan minyak asing,
 tentu tetap akan membatin/sakit hati, bila kasat mata menyaksikan
 ketimpangan gaji dibanding TKA, pada hal tugas dan tanggung sama serta
 menjadi beban negara dalam bentuk cost recovery.

 Khabarnya kebanggan dan kenikmatan bekerja di perusahaan migas asing hanya
 sampai th ke 12-15, lebih dari itu akan mengurut dada sendiri menyaksikan
 keaneh2an dalam berbagai aspek 

 Ketika bertugas di Pertamina BKKA tahun 1990-an, sering kali didatangi
 oleh senior yg berkeluh kesah tentang kelakuan orang asing, pengembangan
 karir dan masalah gaji yg tdk berimbang dg tenaga Kerja Asing (TKA).
 Ujung2nya beliau2 nanya, bgmn cara untuk bisa pindah ke BKKA... ngga boleh
 balas dendam yaww 

 Meskipun dalam PSC tecantum keharusan indonesiasi dan alih teknologi,
 namun biasanya dilakukan secara basa basi  realisasi rata2 utk anggaran
 training biasanya tidak sampai 80%.

 Alih management memang ada, namun basa basi juga, semua keputusan dan
 kebijakan digariskan oleh kantor pusat, dan biasanya manager/VP yg
 indonesia tsb, akan dijadikan sebagai bemper bila ada TKI yg complain.

 Bahkan seperti cak Avi sampaikan, para TKI yg manager tsb dimanfaatkan
 oleh perusahaan utk berhadapan dg instansi Pemerintah.

 Terkait blok mahakam yg akan expire 2017, saya pikir sudah saatnya
 Pemerintah membuat Perusahaan Minyak Nasional yg kuat, 

[iagi-net-l] FW: [economicgeology] Fwd: FGMI-IAGI-UI: Geosaintis Muda Dedikasi Untuk Negeri Nasionalisasi SDA 28 Okt 2012 @UI-Depok.

2012-10-23 Terurut Topik iagi
Selamat pagi Bapak dan Ibu IAGI Netters

Dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang akan jatuh pada 28 Oktober
2012
IAGI - FGMI - UI mempersembahkan

Geosaintis Muda Dedikasi Bagi Negeri  Nasionalisasi SDA

Utk pembicara sesi pertama Geosaintis Muda Dedikasi Bagi Negeri 

1. Rovicky Dwi Putrohari (Ketua IAGI) : Geosaintis Muda dan Ketahanan
Energi Nasional

2. Mailendra (Sekjend HAGI) : 
Geosaintis Muda, Peran dalam Pembangunan Nasional

3. Mohammad Syaiful (Direktur ETTI) : Pembangunan Karakter Geosaintis Muda
dan Tantangan ke depannya


Utk pembicara sesi kedua Nasionalisasi SDA

1.  Wakil dari DPR

2. Marwan Batubara (Direktur Indonesia Resources Studies/IRESS) serta 

3. Achmad Luthfi (ex chairman IAGI)

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada

Hari:  Minggu, 28 Oktober 2012
Jam: 08.00 - selesai
Lokasi: Aula Bank Mandiri Syariah - UI - Depok
Fasilitas: Gratis snack + makan siang utk 100 org peserta
HTM: Free utk 100 org

Diharapkan agar Bapak  Ibu dapat mendaftarkan terlebih dahulu dengan
mendaftar dengan sms ke no 

 

 

Nesya : 08561733710 

Dengan format:

28Oktober2012(spasi)nama(spasi)IAGI


Mohon dapat memberikan konfirmasi by sms.

Mengingat perlunya utk pendataan kami terkait jumlah peserta dll.


Salam,
Forum Geosaintis Muda Indonesia

Acara ini disponsori oleh

*Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
*Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI)
* http://rovicky.wordpress.com/ http://rovicky.wordpress.com dan 
 http://rovicky.com/ http://rovicky.com 



 

   

-- 
 
 
 




-- 

 

 

Gayuh ND Putranto
Exploration Geologist
PT Bumi Resources Minerals
Mobile phone : 0811 3603469
Personal web : http://gayuh.putranto.net

__._,_.___


 
http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/post;_ylc=X3oDMTJxaThkbXRqBF9
TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRtc2dJZAM3NDc1BHN
lYwNmdHIEc2xrA3JwbHkEc3RpbWUDMTM1MDk5OTU2NQ--?act=replymessageNum=7475
Reply via web post 

 
mailto:gayuh.putra...@gmail.com?subject=Re%3A%20Fwd%3A%20FGMI-IAGI-UI%3A%20
%22Geosaintis%20Muda%20Dedikasi%20Untuk%20Negeri%22%20%26%20%22Nasionalisasi
%20SDA%22%2028%20Okt%202012%20%40UI-Depok%2E Reply to sender 

 
mailto:economicgeol...@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Fwd%3A%20FGMI-IAGI-U
I%3A%20%22Geosaintis%20Muda%20Dedikasi%20Untuk%20Negeri%22%20%26%20%22Nasion
alisasi%20SDA%22%2028%20Okt%202012%20%40UI-Depok%2E Reply to group 

 
http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/post;_ylc=X3oDMTJmcnYwMHNpBF9
TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRzZWMDZnRyBHNsawN
udHBjBHN0aW1lAzEzNTA5OTk1NjU- Start a New Topic 

 
http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/message/7475;_ylc=X3oDMTM1YzF
sM2RhBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRtc2dJZAM
3NDc1BHNlYwNmdHIEc2xrA3Z0cGMEc3RpbWUDMTM1MDk5OTU2NQR0cGNJZAM3NDc1 Messages
in this topic (1) 

Recent Activity: 

.
http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/members;_ylc=X3oDMTJnbmc5czdl
BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRzZWMDdnRsBHNs
awN2bWJycwRzdGltZQMxMzUwOTk5NTY1?o=6 New Members 3 

 
http://groups.yahoo.com/group/economicgeology;_ylc=X3oDMTJmNDhocnI5BF9TAzk3
MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRzZWMDdnRsBHNsawN2Z2hw
BHN0aW1lAzEzNTA5OTk1NjU- Visit Your Group 

 
http://groups.yahoo.com/;_ylc=X3oDMTJlMmFhaGN0BF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzIwM
DEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRzZWMDZnRyBHNsawNnZnAEc3RpbWUDMTM1MDk5OTU2N
Q-- Yahoo! Groups

Switch to:
mailto:economicgeology-traditio...@yahoogroups.com?subject=Change%20Deliver
y%20Format:%20Traditional Text-Only,
mailto:economicgeology-dig...@yahoogroups.com?subject=Email%20Delivery:%20D
igest Daily Digest .
mailto:economicgeology-unsubscr...@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe
Unsubscribe .  http://docs.yahoo.com/info/terms/ Terms of Use .
mailto:ygroupsnotificati...@yahoogroups.com?subject=Feedback%20on%20the%20r
edesigned%20individual%20mail%20v1 Send us Feedback 

.

 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=20010319/grpspId=1707216977/msgI
d=7475/stime=1350999565/nc1=3848621/nc2=4507179/nc3=3848642 

__,_._,___



Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik ok.taufik
Yang muda2 saja pengalaman kurang dari 10 thn, sudah pasang tarif 
1200-1500net/day, zaman memang sudah berubah.
Powered by Geologist never died just stoned®

-Original Message-
From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 10:04:31 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Wah zamannya sudah lain Pak...

zaman baheula , memang pekerja kps tidak bisa pindah ke kps lain
karena peraturan BPPKA yang memang melarang hal tersebut terjadi.

Tapi seperti yang sudah Pak Avi sebutkan , situasi sekarang sudah
lain...banyak sudah generasi muda ggr kita yang baru  3/4 tahun
experience sudah  pindah pindah...tidak cuma antar kps tapi malah jadi
tki di luar negeri..

jadi kalau kata orang, senyumlah yang tulus...biar dunia turut
tersenyum bersamamu


On 10/24/12, rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com wrote:
 Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu
 dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi
 sering kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt
 posisi sbg pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh
 simple saat bikin budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke
 BPMigas, Migas dan Dep Naker

 Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan
 menunjukkan kebolehan dlm berkarya

 Salam
 Avi

 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
 Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26
 To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji
 lebih tinggi dari pns kan???
 Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno?
 Bolehkan berfikir beda??
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08
 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih
 maju dari mereka.
 Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan
 peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

 Rdp


 On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote:

 Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))

 Terlepas dari itu  semua,

 positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti
 Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...

 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({},
 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com');
 

 Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena
 namanya
 Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa.
 Pengalaman
 Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu
 aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM
 belum
 jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh
 untuk
 ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah
 ini
 kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka
 lebih mumpuni.

 Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan
 Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari
 Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power
 planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di
 approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh
 teken buat di majuin ke BPMigas.

 Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola
 oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang
 ya
 ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam
 kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah
 TEPI ya ogah  ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di
 jajah  hiks hiks hiks

 Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa
 angkot
 ya ngga cocok.

 lam salam
 Avi


 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({},
 'cvml', 'rovi...@gmail.com');

  On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:

 Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang
 maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth.
 Saya
 memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang
 Indonesia
 TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


 Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang
 bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan.
 Ditanya aja Opratornya
 - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini
 ?
 Jawab

Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

2012-10-23 Terurut Topik o - musakti
Agak bingungdotcom

Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum.
Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI, Rovicky 
berpendapat, menurut RDP dll. ?
Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman IAGI.

Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI menganggap..., 
saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI adalah... Dll.

Sekedar koreksi sajah.

Salam
Oki

Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

2012-10-23 Terurut Topik Ismail
Yg disampaikan ini kan umum , ini juga bisa keluar dari organisasi lain spt 
IPA, IATMI atau bahkan  LSM SDA,
Mungkin saya salah Karena saya  awam  migas kok tdk bisa melihat hal hal yg 
khusus {aspek geologinya } yg disampaikan yg membedakan dg organisasi lain ,  
karena ini  organisasi khusus profesi/ geologi



Sent by Liamsi's Mobile Phone

-Original Message-
From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Date: Tue, 23 Oct 2012 21:00:03 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC 
yang Habis Kontrak

Agak bingungdotcom

Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum.
Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI, Rovicky 
berpendapat, menurut RDP dll. ?
Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman IAGI.

Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI menganggap..., 
saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI adalah... Dll.

Sekedar koreksi sajah.

Salam
Oki


Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

2012-10-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Press releasenya yang lengkap akan dikeluarkan pada Hari Sumpah Pemuda
besok setelah Panel Diskusi.
Ini liputan awal sebagai teaser ;-)

RDP

2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au

 Agak bingungdotcom

 Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum.
 Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI,
 Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ?
 Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman
 IAGI.

 Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI
 menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI
 adalah... Dll.

 Sekedar koreksi sajah.

 Salam
 Oki

  --
 * From: * ES ec...@yahoo.com;
 * To: * iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id;
 * Subject: * Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu
 Mengelola PSC yang Habis Kontrak
 * Sent: * Wed, Oct 24, 2012 2:11:22 AM

   MANTAP!!!

 wslkm

 ES

*From:* iagi iagi...@cbn.net.id
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Cc:* pp-iagi-2...@iagi.or.id
 *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM
 *Subject:* [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola
 PSC yang Habis Kontrak


 *Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak*
 Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus
 diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak
 pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada
 perusahaan minyak nasional.
 ‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk
 mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi
 Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12).
 Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas
 untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar.
 Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang
 pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret 2017
 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk memperebutkan
 pengelolaan blok tersebut sudah dimulai.
 Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok
 yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional,
 khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih
 berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing.
 Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa semestinya
 diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak pengelolaan
 blok itu diperpanjang atau diberikan kembali ke perusahaan asing.
 Menurut Rovicky, banyak keuntungan yang diperoleh jika pengelolaan
 dipegang oleh perusahaan nasional. Pertama dari sisi pendapatan, karena
 dikelola oleh perusahaan nasional, maka hasil keuntungan tidak akan lari
 keluar negeri. Apalagi jika pengelolaan diberikan kepada Pertamina, maka
 negara dan rakyat yang akan diuntungkan.
 Kedua dengan pengelolaan di tangan perusahaan nasional berarti memberikan
 peluang kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia. Ketiga yang
 tidak kalah penting adalah menjamin bahwa produksi minyak dan gas itu untuk
 kepentingan domestic. ‘’Security of supply akan lebih terjamin,’’ kata
 Rovicky.
 Dalam konteks yang lebih luas, Rovicky memandang bahwa pengelolaan
 sumberdaya alam oleh persauaan domestic itu sekaligus juga merupakan
 strategi untuk mencapai ketahanan energi. Masa depan dunia salah satunya
 adalah ketahanhan energi, sehingga kita perlu mengamankan penggunaan energi
 dalam negeri kita sendiri.
 Secara hukum, blok yang sudah habis masa kontraknya itu dikembalikan
 kepada negara. Di sini pemerintah akan menentukan apakah kontrak tersebut
 diperpanjang atau tidak. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, hampir semua
 kontrak yang habis masa kontraknya diperpanjang lagi, termasuk Blok Mahakam
 yang dulu berakhir pada 31 Maret 1997 dan kemudian diperpanjang.
 Kini, kata Rovicky, dalam masa pemerintahan yang demokratis ini saatnya
 menempatkan nasionalisme digaris terdepan sebagai alat untuk
 mensejahterakan rakyat. ‘’Nasionalisme itu kita buktikan dengan memberikan
 blok yang habis masa kontraknya ke perusahaan nasonal,’’ katanya.
 Terkait dengan itu, IAGI akan mengadakan diskusi panel bertajuk
 ‘Nasionalisasi Sumberdaya Alam’ pada 28 Oktober 2012 di Aula Mandiri Kampus
 UI Depok. Diskusi yang mengusik nasionalisme di bidang migas itu sekaligus
 untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke 84.
 (Iagi.or.id http://iagi.or.id/)

 Jakarta , 22 Oktober 2012

 Ikatan Ahli Geologi Indonesia
 Presiden / Ketua Umum
 TTD
 *Rovicky Dwi Putrohari*
 Mobile phone : 08159120363

 *  *



 
 PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

 
 Jangan lupa PIT IAGI 2012 di 

Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

2012-10-23 Terurut Topik ivansofyan79
Informasi...

Pak kepala badan geologi akan talkshow di tv one jam 11.30 sekarang.. Mengenai 
pengembangan geopark indonesia

Terimakasih
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Wed, 24 Oct 2012 11:24:30 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC
 yang Habis Kontrak

Press releasenya yang lengkap akan dikeluarkan pada Hari Sumpah Pemuda
besok setelah Panel Diskusi.
Ini liputan awal sebagai teaser ;-)

RDP

2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au

 Agak bingungdotcom

 Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum.
 Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI,
 Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ?
 Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman
 IAGI.

 Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI
 menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI
 adalah... Dll.

 Sekedar koreksi sajah.

 Salam
 Oki

  --
 * From: * ES ec...@yahoo.com;
 * To: * iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id;
 * Subject: * Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu
 Mengelola PSC yang Habis Kontrak
 * Sent: * Wed, Oct 24, 2012 2:11:22 AM

   MANTAP!!!

 wslkm

 ES

*From:* iagi iagi...@cbn.net.id
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Cc:* pp-iagi-2...@iagi.or.id
 *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM
 *Subject:* [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola
 PSC yang Habis Kontrak


 *Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak*
 Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus
 diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak
 pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada
 perusahaan minyak nasional.
 ‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk
 mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi
 Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12).
 Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas
 untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar.
 Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang
 pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret 2017
 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk memperebutkan
 pengelolaan blok tersebut sudah dimulai.
 Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok
 yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional,
 khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih
 berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing.
 Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa semestinya
 diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak pengelolaan
 blok itu diperpanjang atau diberikan kembali ke perusahaan asing.
 Menurut Rovicky, banyak keuntungan yang diperoleh jika pengelolaan
 dipegang oleh perusahaan nasional. Pertama dari sisi pendapatan, karena
 dikelola oleh perusahaan nasional, maka hasil keuntungan tidak akan lari
 keluar negeri. Apalagi jika pengelolaan diberikan kepada Pertamina, maka
 negara dan rakyat yang akan diuntungkan.
 Kedua dengan pengelolaan di tangan perusahaan nasional berarti memberikan
 peluang kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia. Ketiga yang
 tidak kalah penting adalah menjamin bahwa produksi minyak dan gas itu untuk
 kepentingan domestic. ‘’Security of supply akan lebih terjamin,’’ kata
 Rovicky.
 Dalam konteks yang lebih luas, Rovicky memandang bahwa pengelolaan
 sumberdaya alam oleh persauaan domestic itu sekaligus juga merupakan
 strategi untuk mencapai ketahanan energi. Masa depan dunia salah satunya
 adalah ketahanhan energi, sehingga kita perlu mengamankan penggunaan energi
 dalam negeri kita sendiri.
 Secara hukum, blok yang sudah habis masa kontraknya itu dikembalikan
 kepada negara. Di sini pemerintah akan menentukan apakah kontrak tersebut
 diperpanjang atau tidak. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, hampir semua
 kontrak yang habis masa kontraknya diperpanjang lagi, termasuk Blok Mahakam
 yang dulu berakhir pada 31 Maret 1997 dan kemudian diperpanjang.
 Kini, kata Rovicky, dalam masa pemerintahan yang demokratis ini saatnya
 menempatkan nasionalisme digaris terdepan sebagai alat untuk
 mensejahterakan rakyat. ‘’Nasionalisme itu kita buktikan dengan memberikan
 blok yang habis masa kontraknya ke perusahaan nasonal,’’ katanya.
 Terkait dengan itu, IAGI akan mengadakan diskusi panel bertajuk
 ‘Nasionalisasi Sumberdaya Alam’ pada 28 Oktober 2012 di Aula Mandiri Kampus
 UI Depok. Diskusi yang mengusik nasionalisme di bidang migas itu sekaligus
 untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke 84.
 (Iagi.or.id http://iagi.or.id/)

 Jakarta , 22 Oktober 2012

 Ikatan 

Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

2012-10-23 Terurut Topik o - musakti
Lha kalau gitu judulnya jangan press release IAGI lengkap dengan tandatangan 
ketua umum dibawahnya dong dhe...he ehe he...

Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

2012-10-23 Terurut Topik Amir Al Amin
saya bingung juga dg format press release ini.
walau begitu  sangat menghargai langkah ini.

sejogjanya ada press release bersama IAGI-IATMI-HAGI
karena mengelola ladang migas bukan hanya domain IAGI.
tantangan bidang engineering (construction, drilling,production)  mungkin
malah lebih besar. karena cost-nya kan kebanyakan ke sana, bukan ke GG.

salam,



2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au

   Lha kalau gitu judulnya jangan press release IAGI lengkap dengan
 tandatangan ketua umum dibawahnya dong dhe...he ehe he...

  --
 *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com;
 *To: *iagi-net@iagi.or.id;
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu
 Mengelola PSC yang Habis Kontrak
 *Sent: *Wed, Oct 24, 2012 4:24:30 AM

   Press releasenya yang lengkap akan dikeluarkan pada Hari Sumpah Pemuda
 besok setelah Panel Diskusi.
 Ini liputan awal sebagai teaser ;-)

 RDP

 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au

   Agak bingungdotcom

 Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum.
 Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI,
 Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ?
 Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman
 IAGI.

 Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI
 menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI
 adalah... Dll.

 Sekedar koreksi sajah.

 Salam
 Oki

  --
 *From: *ES ec...@yahoo.com;
 *To: *iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id;
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu
 Mengelola PSC yang Habis Kontrak
 *Sent: *Wed, Oct 24, 2012 2:11:22 AM

MANTAP!!!

 wslkm

 ES

   *From:* iagi iagi...@cbn.net.id
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Cc:* pp-iagi-2...@iagi.or.id
 *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM
 *Subject:* [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola
 PSC yang Habis Kontrak


 *Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak*
 Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa
 harus diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak
 pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada
 perusahaan minyak nasional.
 ‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk
 mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi
 Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12).
 Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas
 untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar.
 Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa
 yang pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret
 2017 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk
 memperebutkan pengelolaan blok tersebut sudah dimulai.
 Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok
 yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional,
 khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih
 berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing.
 Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa
 semestinya diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak
 pengelolaan blok itu diperpanjang atau diberikan kembali ke perusahaan
 asing.
 Menurut Rovicky, banyak keuntungan yang diperoleh jika pengelolaan
 dipegang oleh perusahaan nasional. Pertama dari sisi pendapatan, karena
 dikelola oleh perusahaan nasional, maka hasil keuntungan tidak akan lari
 keluar negeri. Apalagi jika pengelolaan diberikan kepada Pertamina, maka
 negara dan rakyat yang akan diuntungkan.
 Kedua dengan pengelolaan di tangan perusahaan nasional berarti memberikan
 peluang kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia. Ketiga yang
 tidak kalah penting adalah menjamin bahwa produksi minyak dan gas itu untuk
 kepentingan domestic. ‘’Security of supply akan lebih terjamin,’’ kata
 Rovicky.
 Dalam konteks yang lebih luas, Rovicky memandang bahwa pengelolaan
 sumberdaya alam oleh persauaan domestic itu sekaligus juga merupakan
 strategi untuk mencapai ketahanan energi. Masa depan dunia salah satunya
 adalah ketahanhan energi, sehingga kita perlu mengamankan penggunaan energi
 dalam negeri kita sendiri.
 Secara hukum, blok yang sudah habis masa kontraknya itu dikembalikan
 kepada negara. Di sini pemerintah akan menentukan apakah kontrak tersebut
 diperpanjang atau tidak. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, hampir semua
 kontrak yang habis masa kontraknya diperpanjang lagi, termasuk Blok Mahakam
 yang dulu berakhir pada 31 Maret 1997 dan kemudian diperpanjang.
 Kini, kata Rovicky, dalam masa pemerintahan yang demokratis ini saatnya
 menempatkan nasionalisme digaris terdepan sebagai alat untuk
 mensejahterakan rakyat. ‘’Nasionalisme itu kita buktikan dengan memberikan
 blok yang habis masa kontraknya ke perusahaan 

Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

2012-10-23 Terurut Topik rakhmadi avianto
Al Amin,

Ini pendapat saya loh, press release ini perlu krn pak Wamen lately banyak
mengeluarkan statement yg aneh2, anda harus ingat dalam setiap Capturing
Asset ... baca lapangan Migas ... yg turun duluan itu team GG, untuk
memastikan besar containernya, Sw, Porosity, pressure untuk melihat
reservoir conectivity dsb, up-side potential dari yg undrill prospects and
leads, setelah tahu reservesnya baru Res-Eng dan Driller dan Facilities Eng
ikut turun, aku masih ingat waktu EM masuk ke Angola th 80an, yg turun
cuman Chef Geoscientist di bantu bbrp stratigrapher, karena neednya memang
begitu, dari hasil itu diputuskan ambil (krn waktu itu stagenya masih dalam
stage Exploration), critanya itu sukses pengaplikasian Seq.Strat oleh EM yg
di temukannya di th 1977. Hasilnya EM sekarang produksinya 1BBOD dari
Angola. Seingatku selama di New Venture yg ditargetkan dari HQ misal untuk
SEA and Aussie  hanya bagus di lanjut kalau potential recoverable
resurcesnya misal 500MMBO, kalau ada yg seperti ini (baca dg argumen GG
yg make sense) maka budgetnya akan dikeluarkan, karena kalau ada
reserves500 MMBO meskipun sunk costnya 300jt USD toh discovery costnya
cuman 300/500 = 0.6 USD/ bbl ini sudah murah sekali.

Nah berdasarkan assumsi ini maka itulah analoginya kenapa IAGI bikin
statement / press realese, yg tahu isi blok Mahakam itu GG baik yg
remaining reserves maupun yg up-side potentialnya, lah IATMI mestinya
nanti, dg begini bukan berarti IATMI tidak penting loh, ya penting tapi
lebih down the road of the process.

Begitu pak Al Amin

Salam
makan siang yuk  Avi

2012/10/24 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com

 saya bingung juga dg format press release ini.
 walau begitu  sangat menghargai langkah ini.

 sejogjanya ada press release bersama IAGI-IATMI-HAGI
 karena mengelola ladang migas bukan hanya domain IAGI.
 tantangan bidang engineering (construction, drilling,production)  mungkin
 malah lebih besar. karena cost-nya kan kebanyakan ke sana, bukan ke GG.

 salam,



 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au

   Lha kalau gitu judulnya jangan press release IAGI lengkap dengan
 tandatangan ketua umum dibawahnya dong dhe...he ehe he...

  --
 *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com;
 *To: *iagi-net@iagi.or.id;
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu
 Mengelola PSC yang Habis Kontrak
 *Sent: *Wed, Oct 24, 2012 4:24:30 AM

   Press releasenya yang lengkap akan dikeluarkan pada Hari Sumpah Pemuda
 besok setelah Panel Diskusi.
 Ini liputan awal sebagai teaser ;-)

 RDP

 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au

   Agak bingungdotcom

 Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum.
 Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI,
 Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ?
 Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman
 IAGI.

 Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI
 menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI
 adalah... Dll.

 Sekedar koreksi sajah.

 Salam
 Oki

  --
 *From: *ES ec...@yahoo.com;
 *To: *iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id;
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu
 Mengelola PSC yang Habis Kontrak
 *Sent: *Wed, Oct 24, 2012 2:11:22 AM

MANTAP!!!

 wslkm

 ES

*From:* iagi iagi...@cbn.net.id
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Cc:* pp-iagi-2...@iagi.or.id
 *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM
 *Subject:* [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola
 PSC yang Habis Kontrak


 *Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak*
 Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa
 harus diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak
 pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada
 perusahaan minyak nasional.
 ‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk
 mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi
 Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12).
 Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas
 untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar.
 Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa
 yang pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret
 2017 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk
 memperebutkan pengelolaan blok tersebut sudah dimulai.
 Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok
 yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional,
 khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih
 berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing.
 Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa
 semestinya diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak
 pengelolaan 

Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak

2012-10-23 Terurut Topik Amir Al Amin
Thanks Pak Avi,

Karena yang selalu diragukan Pak Wamen sepertinya teknis ngebor dan
produksi.
Bukan teknis ngitung reserve.

Kalau teriaknya bareng-bareng kan lebih kenceng, begitu maksud saya.

Salam,

2012/10/24 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com

 Al Amin,

 Ini pendapat saya loh, press release ini perlu krn pak Wamen lately banyak
 mengeluarkan statement yg aneh2, anda harus ingat dalam setiap Capturing
 Asset ... baca lapangan Migas ... yg turun duluan itu team GG, untuk
 memastikan besar containernya, Sw, Porosity, pressure untuk melihat
 reservoir conectivity dsb, up-side potential dari yg undrill prospects and
 leads, setelah tahu reservesnya baru Res-Eng dan Driller dan Facilities Eng
 ikut turun, aku masih ingat waktu EM masuk ke Angola th 80an, yg turun
 cuman Chef Geoscientist di bantu bbrp stratigrapher, karena neednya memang
 begitu, dari hasil itu diputuskan ambil (krn waktu itu stagenya masih dalam
 stage Exploration), critanya itu sukses pengaplikasian Seq.Strat oleh EM yg
 di temukannya di th 1977. Hasilnya EM sekarang produksinya 1BBOD dari
 Angola. Seingatku selama di New Venture yg ditargetkan dari HQ misal untuk
 SEA and Aussie  hanya bagus di lanjut kalau potential recoverable
 resurcesnya misal 500MMBO, kalau ada yg seperti ini (baca dg argumen GG
 yg make sense) maka budgetnya akan dikeluarkan, karena kalau ada
 reserves500 MMBO meskipun sunk costnya 300jt USD toh discovery costnya
 cuman 300/500 = 0.6 USD/ bbl ini sudah murah sekali.

 Nah berdasarkan assumsi ini maka itulah analoginya kenapa IAGI bikin
 statement / press realese, yg tahu isi blok Mahakam itu GG baik yg
 remaining reserves maupun yg up-side potentialnya, lah IATMI mestinya
 nanti, dg begini bukan berarti IATMI tidak penting loh, ya penting tapi
 lebih down the road of the process.

 Begitu pak Al Amin

 Salam
 makan siang yuk  Avi


 2012/10/24 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com

 saya bingung juga dg format press release ini.
 walau begitu  sangat menghargai langkah ini.

 sejogjanya ada press release bersama IAGI-IATMI-HAGI
 karena mengelola ladang migas bukan hanya domain IAGI.
 tantangan bidang engineering (construction, drilling,production)  mungkin
 malah lebih besar. karena cost-nya kan kebanyakan ke sana, bukan ke GG.

 salam,



 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au

   Lha kalau gitu judulnya jangan press release IAGI lengkap dengan
 tandatangan ketua umum dibawahnya dong dhe...he ehe he...

  --
 *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com;
 *To: *iagi-net@iagi.or.id;
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu
 Mengelola PSC yang Habis Kontrak
 *Sent: *Wed, Oct 24, 2012 4:24:30 AM

   Press releasenya yang lengkap akan dikeluarkan pada Hari Sumpah
 Pemuda besok setelah Panel Diskusi.
 Ini liputan awal sebagai teaser ;-)

 RDP

 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au

   Agak bingungdotcom

 Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum.
 Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI,
 Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ?
 Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman
 IAGI.

 Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI
 menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI
 adalah... Dll.

 Sekedar koreksi sajah.

 Salam
 Oki

  --
 *From: *ES ec...@yahoo.com;
 *To: *iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id;
 *Subject: *Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu
 Mengelola PSC yang Habis Kontrak
 *Sent: *Wed, Oct 24, 2012 2:11:22 AM

MANTAP!!!

 wslkm

 ES

   *From:* iagi iagi...@cbn.net.id
 *To:* iagi-net@iagi.or.id
 *Cc:* pp-iagi-2...@iagi.or.id
 *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM
 *Subject:* [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola
 PSC yang Habis Kontrak


 *Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak*
 Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa
 harus diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak
 pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada
 perusahaan minyak nasional.
 ‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu
 untuk mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi
 Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12).
 Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas
 untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar.
 Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa
 yang pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret
 2017 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk
 memperebutkan pengelolaan blok tersebut sudah dimulai.
 Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan
 blok yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan
 nasional,