Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
nanti aku share deh ini lg blom sempat biar komplit sekalian 2012/10/23 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Setuju kalau keekonomiannya harus dihitung dengan baik.. Tapi buktinya sudah ada konsorsium asing yang mau, tentunya keekonomiannya sudah dipertimbangkan dengan matang dan berarti menurut mereka ekonomik. Justru saat ini kita bisa tunjukin bahwa konsorsium dalam negeri dapat memberikan alternatif pengelolaan yang lebih menguntungkan bagi negara daripada konsorsium asing tersebut.. Bagaimana menurut Pak Avi yang sudah turut serta dalam project Natuna ini di exxonmobil sebelumnya..mungkin bisa share ? On 10/23/12, aloysuna...@yahoo.com aloysuna...@yahoo.com wrote: Keekonomiannya Natuna perlu analysis yg baik,removal C02 tdk murah pak Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 12:32:23 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Natuna yang sebesar itu (46 tcf HC)kenapa kita tidak kelola sendiri ya ? Modal ada, teknologi bisa dibeli dan dipelajari, tenaga kerja bisa didatangkan tki yang sudah berpengalaman di luar negeri dan banyak rekan yang sudah ikut dalam perencanaan block tersebut. Setuju dengan pak wamen, ayo kita kelola sendiri melalui konsorsium perusahaan nasional : suma sarana, pertamina , medco, bakrie, bumd dsb... kalau tidak sekarang kapan lagi...tunjukkan nasionalisme kita dengan berani mengelola blok raksasa baru..jangan sampai nanti menyesal... On 10/23/12, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Vicky ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya sih tidak . Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau Kontrak Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah begitu ? Mhn pencerahannya ? si Abah Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih urgen dibandingkan soal Natuna. Saya melihatnya Pak Wamen sedang memikirkan urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus ketimbang waktu beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis tahun 2017. Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip looh). Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu. Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu sama dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan itu muncul akibat perbedaan sense of urgency. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari* PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
[iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Emang rela investor asing kasih kedudukan ke pribumi? Apalagi alih teknologi, jAngan harap. Harus berani bikin alat sendiri, kalau beli terus yaa macam punya pesawat tempur, grounded atau jatuh melulu, krn tiada suku cadang. Selalu ditakut takuti dgn sertifikat dll, takut dan nurut lagi. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 13:38:57 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Iya Abah YRS: Media Indonesia 23-10-2012. Hal 17: Terkait dengan investasi Hulu, wamen esdm RR menegaskan pemerintah memprioritaskan Pertamina dalam mengelola blok Mahakam di Kaltim dengan 51-70% Pertamina yang didalamnya ada BUMD. Pertamina tdk mempermasalahkan usulan operator Blok Mahakam dipegang Total pada 5 th pertama kerja sama kata Ali Mudakir, Humas Pertamina. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Mon, 22 Oct 2012 22:10:30 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. si Abah From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, October 23, 2012 8:26 AM Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Vicky ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya sih tidak . Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau Kontrak Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah begitu ? Mhn pencerahannya ? si Abah Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih urgen dibandingkan soal Natuna. Saya melihatnya Pak Wamen sedang memikirkan urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus ketimbang waktu beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis tahun 2017. Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip looh). Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu. Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu sama dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan itu muncul akibat perbedaan sense of urgency. Rdp -- Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
sorry, minta saya di update dong tentang D-Alpha, East Natuna. bagaimana statusnya sekarang. soalnya kalau tidak salah saya pernah baca di salah satu email teman, bahwa sudah ada konsorsium yang akan mengelola itu. jadi sudah dibuat keputusannya, masak mau ditarik lagi. tetapi mungkin saja saya salah, mungkin belum ada SK. salam, frank From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, October 23, 2012 12:48 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Setuju kalau keekonomiannya harus dihitung dengan baik.. Tapi buktinya sudah ada konsorsium asing yang mau, tentunya keekonomiannya sudah dipertimbangkan dengan matang dan berarti menurut mereka ekonomik. Justru saat ini kita bisa tunjukin bahwa konsorsium dalam negeri dapat memberikan alternatif pengelolaan yang lebih menguntungkan bagi negara daripada konsorsium asing tersebut.. Bagaimana menurut Pak Avi yang sudah turut serta dalam project Natuna ini di exxonmobil sebelumnya..mungkin bisa share ? On 10/23/12, aloysuna...@yahoo.com aloysuna...@yahoo.com wrote: Keekonomiannya Natuna perlu analysis yg baik,removal C02 tdk murah pak Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 12:32:23 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Natuna yang sebesar itu (46 tcf HC)kenapa kita tidak kelola sendiri ya ? Modal ada, teknologi bisa dibeli dan dipelajari, tenaga kerja bisa didatangkan tki yang sudah berpengalaman di luar negeri dan banyak rekan yang sudah ikut dalam perencanaan block tersebut. Setuju dengan pak wamen, ayo kita kelola sendiri melalui konsorsium perusahaan nasional : suma sarana, pertamina , medco, bakrie, bumd dsb... kalau tidak sekarang kapan lagi...tunjukkan nasionalisme kita dengan berani mengelola blok raksasa baru..jangan sampai nanti menyesal... On 10/23/12, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Vicky ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya sih tidak . Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau Kontrak Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah begitu ? Mhn pencerahannya ? si Abah Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih urgen dibandingkan soal Natuna. Saya melihatnya Pak Wamen sedang memikirkan urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus ketimbang waktu beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis tahun 2017. Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip looh). Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu. Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu sama dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan itu muncul akibat perbedaan sense of urgency. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari* PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of
[iagi-net-l] test
Test..test.. Ini YSY test alamat email baru, tk Salam, Yatno :::0:9c8be5f1ca5941c51898b853ba6f4498:7d0 PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] test
Bagus pak Yatno Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 10:54:58 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] test Test..test.. Ini YSY test alamat email baru, tk Salam, Yatno :::0:9c8be5f1ca5941c51898b853ba6f4498:7d0 PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Akan seru lagi kalo data subsurface Mahakam bisa di release Peace Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com Date: Tue, 23 Oct 2012 04:55:01 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? PakDhe, biar lebih seru lagi provokasinya yang sekarang pegang MAHAKAM juga ikutan di konsorsium NATUNA jadi jangan-jangan masalah urgency ini juga hasil provokasi mereka yah ...:-) pisss ah, salam, From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, October 23, 2012 8:26 AM Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Vicky ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya sih tidak . Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau Kontrak Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah begitu ? Mhn pencerahannya ? si Abah Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih urgen dibandingkan soal Natuna. Saya melihatnya Pak Wamen sedang memikirkan urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus ketimbang waktu beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis tahun 2017. Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip looh). Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu. Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu sama dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan itu muncul akibat perbedaan sense of urgency. Rdp -- Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Apa sih yang gak bisa di republik ini cak Vie.. Mau tah ta' tunjukin salesgirl nya ✗ίί::✗ίί::✗ίί::.. (‾⌣‾)♉ pis juga Idoy “_^ -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 11:57:00 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Akan seru lagi kalo data subsurface Mahakam bisa di release Peace Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com Date: Tue, 23 Oct 2012 04:55:01 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? PakDhe, biar lebih seru lagi provokasinya yang sekarang pegang MAHAKAM juga ikutan di konsorsium NATUNA jadi jangan-jangan masalah urgency ini juga hasil provokasi mereka yah ...:-) pisss ah, salam, From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, October 23, 2012 8:26 AM Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Vicky ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya sih tidak . Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau Kontrak Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah begitu ? Mhn pencerahannya ? si Abah Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih urgen dibandingkan soal Natuna. Saya melihatnya Pak Wamen sedang memikirkan urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus ketimbang waktu beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis tahun 2017. Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip looh). Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu. Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu sama dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan itu muncul akibat perbedaan sense of urgency. Rdp -- Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
he...he..he... iya seru banget, yang release akan masuk penjara... :-) salam, From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, October 23, 2012 6:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Akan seru lagi kalo data subsurface Mahakam bisa di release Peace Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com Date: Tue, 23 Oct 2012 04:55:01 -0700 (PDT) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? PakDhe, biar lebih seru lagi provokasinya yang sekarang pegang MAHAKAM juga ikutan di konsorsium NATUNA jadi jangan-jangan masalah urgency ini juga hasil provokasi mereka yah ...:-) pisss ah, salam, From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, October 23, 2012 8:26 AM Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Vicky ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya sih tidak . Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau Kontrak Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah begitu ? Mhn pencerahannya ? si Abah Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih urgen dibandingkan soal Natuna. Saya melihatnya Pak Wamen sedang memikirkan urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus ketimbang waktu beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis tahun 2017. Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip looh). Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu. Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu sama dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan itu muncul akibat perbedaan sense of urgency. Rdp -- Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Di japri aja kasaran biar jadi polemik kalau angka2 tanpa well dan seismik kan kasaran boz hiks hiks Avi Virus akut Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com Date: Tue, 23 Oct 2012 05:33:43 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? he...he..he... iya seru banget, yang release akan masuk penjara... :-) salam, From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, October 23, 2012 6:57 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Akan seru lagi kalo data subsurface Mahakam bisa di release Peace Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com Date: Tue, 23 Oct 2012 04:55:01 -0700 (PDT) To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? PakDhe, biar lebih seru lagi provokasinya yang sekarang pegang MAHAKAM juga ikutan di konsorsium NATUNA jadi jangan-jangan masalah urgency ini juga hasil provokasi mereka yah ...:-) pisss ah, salam, From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, October 23, 2012 8:26 AM Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Vicky ApaKah kita sedang mempersoalkan terminasi kontrak Mahakam, rasanya saya sih tidak . Kalau tidak salah kita sedang mendiskusikan operator nya siapa kalau Kontrak Total di Mahakam selesai thn 2017. Mestinya PTM , bukankah begitu ? Mhn pencerahannya ? si Abah Abah subject email ini merupakan sebuah pilihan apakah soal mahakam lebih urgen dibandingkan soal Natuna. Saya melihatnya Pak Wamen sedang memikirkan urgennya Natuna. Kalau natuna segera produksi itu lebih bagus ketimbang waktu beliau dipakai untuk ngurusi Mahakam yg baru akan habis tahun 2017. Kita di iagi-net ini berbusa-busa membicarakan urgennya kepastian Mahakam menurut saya ini hasil dari provokasi si operator. (Dalam tanda kutip looh). Nah pilihan itu tergantung kita, apakah kita akan mengikuti lapangan atau pertempuran ttg Mahakam atau ttg Natuna ?. Saya lihat Pak Wamen memilih memikirkan Natuna, dan saya sepakat utk itu. Bagi operator ya yang penting urusanku, tapi prioritas wamen tidak selalu sama dengan prioritas yang kita pikirkan. Disitulah diskusi dan perbedaan itu muncul akibat perbedaan sense of urgency. Rdp -- Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] test
On 10/23/12, rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com wrote: Bagus pak Yatno Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 10:54:58 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] test Test..test.. Ini YSY test alamat email baru, tk Salam, Yatno :::0:9c8be5f1ca5941c51898b853ba6f4498:7d0 PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] test
Ok Vi, Trimakasih,salam YSY On 10/23/12, yustinus yuwono yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com wrote: On 10/23/12, rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com wrote: Bagus pak Yatno Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com yustinus.suyatno.yuw...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 10:54:58 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] test Test..test.. Ini YSY test alamat email baru, tk Salam, Yatno :::0:9c8be5f1ca5941c51898b853ba6f4498:7d0 PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
he he he.setelah Pinter karena dididik Penjajah sekarang Ngusir Penjajah... ISM ( Temenya Cak Avi kuliah tapi Beda Nasib Tidak ngalami penjajahan apalagi sampai 24 tahun.) Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari* ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Rekans, Ya itu tadi Bo, dijajah orang asing Avi bisa bertahan 24 th karena ada kompensasi salary. Gimana nanti klo dijajah bangsa sendiri? YSY On 10/23/12, lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id wrote: he he he.setelah Pinter karena dididik Penjajah sekarang Ngusir Penjajah... ISM ( Temenya Cak Avi kuliah tapi Beda Nasib Tidak ngalami penjajahan apalagi sampai 24 tahun.) Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari* ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening:
[iagi-net-l] Kontrak Migas Baru, Alokasi Gas Domestik Harus di Atas 50%
Kontrak Migas Baru, Alokasi Gas Domestik Harus di Atas 50% ESDM, SELASA, 23 OKTOBER 2012 00:00 WIB JAKARTA - Pemerintah dan DPR sependapat bahwa alokasi gas dalam kontrak-kontrak migas baru, harus diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Jumlahnya di atas 50% atau lebih besar dibandingkan ekspor. Jadi kalau misalnya ada kontrak-kontrak baru, sekecil mungkin ekspornya. Sebesar mungkin dalam negerinya, ungkap Menteri ESDM Jero Wacik usai rapat kerja tertutup mengenai alokasi gas dengan Komisi VII DPR, Jumat (19/10) petang. Alokasi gas untuk domestik, lanjut Wacik, harus terus ditingkatkan. Untuk prosentase besarannya, masih diperlukan perhitungan lagi. Namun yang pasti, total alokasi gas untuk domestik harus di atas 50%. Alokasi gas untuk domestik tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di berbagai sektor. Antara lain pupuk, industri dan listrik. Ekonomi kita yang terus tumbuh, butuh gas lebih besar, tambahnya. Terhadap kontrak-kontrak migas lama, jika isi perjanjiannya menguntungkan Indonesia, Pemerintah akan mempertahankannya. Namun jika sebaliknya, maka akan dilakukan renegosiasi secara baik-baik. (TW) ___ indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
[iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka. Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. Rdp On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote: Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com'); Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({}, 'cvml', 'rovi...@gmail.com'); On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari* -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji lebih tinggi dari pns kan??? Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno? Bolehkan berfikir beda?? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka. Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. Rdp On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote: Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com'); Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({}, 'cvml', 'rovi...@gmail.com'); On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari* -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Apa iya mau lihat kebelakang terus? Ayok lihat kedepan. Kita lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan utk memperbaiki semuanya. :) Semangat Pagi dr Gatot Subroto! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 To: Iagiiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji lebih tinggi dari pns kan??? Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno? Bolehkan berfikir beda?? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka. Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. Rdp On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote: Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com'); Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({}, 'cvml', 'rovi...@gmail.com'); On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari* -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Betul, pikier kedepan, mau apa? Masa lalu hanya kenangAn, tApi kalau mengikat yaa harus dilepaskan ikatannya (misal perjanjian yang mengikat tAnpA batas). Mau dibawa kemana kekayaan sumbedaya alam kita? Ke investor asing atau ke mana? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: koko_krunc...@yahoo.co.id Date: Tue, 23 Oct 2012 23:18:02 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Apa iya mau lihat kebelakang terus? Ayok lihat kedepan. Kita lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan utk memperbaiki semuanya. :) Semangat Pagi dr Gatot Subroto! Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 To: Iagiiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji lebih tinggi dari pns kan??? Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno? Bolehkan berfikir beda?? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka. Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. Rdp On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote: Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com'); Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({}, 'cvml', 'rovi...@gmail.com'); On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi sering kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt posisi sbg pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh simple saat bikin budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke BPMigas, Migas dan Dep Naker Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan menunjukkan kebolehan dlm berkarya Salam Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 To: Iagiiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji lebih tinggi dari pns kan??? Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno? Bolehkan berfikir beda?? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka. Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. Rdp On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote: Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com'); Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({}, 'cvml', 'rovi...@gmail.com'); On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Hehehehe ... itu namanya sengsara membawa nikmat setelah dijajah 24 tahun menjadi mumpuni wass, nyoto 2012/10/23 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Geologist merdeka itu hanya ADB, kalau produk jajahan ntar njajah juga dong?:) Powered by Geologist never died just stoned® -Original Message- From: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 08:00:01 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Hehehehe ... itu namanya sengsara membawa nikmat setelah dijajah 24 tahun menjadi mumpuni wass, nyoto 2012/10/23 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Utamanya kita dapat ilmu mereka untuk bikin budget pola pikir mereka sehingga kita juga dapat gunakan ilmu itu nanti buat digunakan di negara mereka, bila kita jadi besar di tahun 2020 nanti. Hehe kata orang pakai ilmunya untuk memukul dia. Salaam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: rakhmadi.avia...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 23:35:32 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi sering kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt posisi sbg pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh simple saat bikin budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke BPMigas, Migas dan Dep Naker Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan menunjukkan kebolehan dlm berkarya Salam Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 To: Iagiiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji lebih tinggi dari pns kan??? Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno? Bolehkan berfikir beda?? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka. Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. Rdp On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote: Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com'); Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({}, 'cvml', 'rovi...@gmail.com'); On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Hebatnya lagi meskipun dianggap Penjajah tapi setiap kegiatan seminar / PIT gambar gambar Penjajah yg tertera dimana mana bahkan diatas panggung utamapun . Opo Tumon. . . . . Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: ok.taufik ok.tau...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 23:12:15 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Geologist merdeka itu hanya ADB, kalau produk jajahan ntar njajah juga dong?:) Powered by Geologist never died just stoned® -Original Message- From: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 08:00:01 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Hehehehe ... itu namanya sengsara membawa nikmat setelah dijajah 24 tahun menjadi mumpuni wass, nyoto 2012/10/23 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- *Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Cak. Vi,pak TAmsil,cak Henk dan temen2 IAGI, TKI Yunior masih idialis Geoscient dan masih adaptasi sambil menikmati gaji awal2,setelah senior lebih 15 th mulai tahu strategi busines,cost recovery,contract dll makanya mulai merasa tdk nyaman dan sadar sbg bangsa RI.contoh yg sya amati sewaktu di BPPKA teman kita Suherman T. Dialah pahlawan gas Tangguh apa yg didpt,nothing. Aulia di Caltex,Suta,Yuwono Unocal sama nasibnya dst.kenapa pemerintah slalu mihak PSC dan sebaliknya menekan NOC jawabnya adalah Wani Piro . Mulai preseden RI ke-2 Total sering lewat tool RI-1.btw mari temen2 meski udah tua semangat tetap spt Sumpah Pemuda demi generasi penerus kita. salam Aloy Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: tambis...@yahoo.com Date: Wed, 24 Oct 2012 00:05:32 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Pak Avi yth, Salut dan terimakasih atas sharing dan pengakuan jujur dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yg sdh bekerja pd perusahan kapitalis asing selama 24 th. Sebetulnya kondisi demikian, hampir dirasakan oleh banyak TKI yg berbakti di perusahaan migas asing, terutama pada perusahaan besar, namun sangat sedikit yg mau curhat secara terbuka. Saya pikir, berapapun gaji TKI yg diperoleh dari perusahaan minyak asing, tentu tetap akan membatin/sakit hati, bila kasat mata menyaksikan ketimpangan gaji dibanding TKA, pada hal tugas dan tanggung sama serta menjadi beban negara dalam bentuk cost recovery. Khabarnya kebanggan dan kenikmatan bekerja di perusahaan migas asing hanya sampai th ke 12-15, lebih dari itu akan mengurut dada sendiri menyaksikan keaneh2an dalam berbagai aspek Ketika bertugas di Pertamina BKKA tahun 1990-an, sering kali didatangi oleh senior yg berkeluh kesah tentang kelakuan orang asing, pengembangan karir dan masalah gaji yg tdk berimbang dg tenaga Kerja Asing (TKA). Ujung2nya beliau2 nanya, bgmn cara untuk bisa pindah ke BKKA... ngga boleh balas dendam yaww Meskipun dalam PSC tecantum keharusan indonesiasi dan alih teknologi, namun biasanya dilakukan secara basa basi realisasi rata2 utk anggaran training biasanya tidak sampai 80%. Alih management memang ada, namun basa basi juga, semua keputusan dan kebijakan digariskan oleh kantor pusat, dan biasanya manager/VP yg indonesia tsb, akan dijadikan sebagai bemper bila ada TKI yg complain. Bahkan seperti cak Avi sampaikan, para TKI yg manager tsb dimanfaatkan oleh perusahaan utk berhadapan dg instansi Pemerintah. Terkait blok mahakam yg akan expire 2017, saya pikir sudah saatnya Pemerintah membuat Perusahaan Minyak Nasional yg kuat, mandiri, dan dikelola oleh anak bangsa sendiri, sehingga akan menjadi kebanggaan utk masa mendatang. Rasanya kok aneh dan lucu yaa, pemerintah masih mengkonsider Total Indonesie yg sdh menikmati hasil migas selama 50 tahun kontrak di blok mahakam, dan tdk memberikan kesempatan penuh kepada perusahaan anak bangsa untuk mengais sisa cadangan resiko rendah tsb. Kalau demikian halnya, kapan negri ini bisa mencontoh malaysia, dapat menambah devisa dari dalam negri maupun dari luar negaranya.. Misalkan dapat meniru Petronas yg sdh eksis dan punya cadangan migas di luar Malaysia, dg tujuan menambah devisa bagi kemakmuran rakyatnya. Ataukah memperthankan income negara dg terus menerus membuat utang, sampai suatu saat dinyatakan sbg negara gagal bayar?? Demikian, Salam Sumpah Pemuda ... (TA) Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka. Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. Rdp On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote: Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com'); Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kesadaran akan membawa ke jalan yang benar, meskipun agAk lAmbat, beritakan kesadaran ini pada semua orang, bahwa kesadaran akan membuka ilmu dan keterbukaan akan membawa kesejahteraan bagi semua. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: aloysuna...@yahoo.com Date: Wed, 24 Oct 2012 01:02:20 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Cak. Vi,pak TAmsil,cak Henk dan temen2 IAGI, TKI Yunior masih idialis Geoscient dan masih adaptasi sambil menikmati gaji awal2,setelah senior lebih 15 th mulai tahu strategi busines,cost recovery,contract dll makanya mulai merasa tdk nyaman dan sadar sbg bangsa RI.contoh yg sya amati sewaktu di BPPKA teman kita Suherman T. Dialah pahlawan gas Tangguh apa yg didpt,nothing. Aulia di Caltex,Suta,Yuwono Unocal sama nasibnya dst.kenapa pemerintah slalu mihak PSC dan sebaliknya menekan NOC jawabnya adalah Wani Piro . Mulai preseden RI ke-2 Total sering lewat tool RI-1.btw mari temen2 meski udah tua semangat tetap spt Sumpah Pemuda demi generasi penerus kita. salam Aloy Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: tambis...@yahoo.com Date: Wed, 24 Oct 2012 00:05:32 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Pak Avi yth, Salut dan terimakasih atas sharing dan pengakuan jujur dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yg sdh bekerja pd perusahan kapitalis asing selama 24 th. Sebetulnya kondisi demikian, hampir dirasakan oleh banyak TKI yg berbakti di perusahaan migas asing, terutama pada perusahaan besar, namun sangat sedikit yg mau curhat secara terbuka. Saya pikir, berapapun gaji TKI yg diperoleh dari perusahaan minyak asing, tentu tetap akan membatin/sakit hati, bila kasat mata menyaksikan ketimpangan gaji dibanding TKA, pada hal tugas dan tanggung sama serta menjadi beban negara dalam bentuk cost recovery. Khabarnya kebanggan dan kenikmatan bekerja di perusahaan migas asing hanya sampai th ke 12-15, lebih dari itu akan mengurut dada sendiri menyaksikan keaneh2an dalam berbagai aspek Ketika bertugas di Pertamina BKKA tahun 1990-an, sering kali didatangi oleh senior yg berkeluh kesah tentang kelakuan orang asing, pengembangan karir dan masalah gaji yg tdk berimbang dg tenaga Kerja Asing (TKA). Ujung2nya beliau2 nanya, bgmn cara untuk bisa pindah ke BKKA... ngga boleh balas dendam yaww Meskipun dalam PSC tecantum keharusan indonesiasi dan alih teknologi, namun biasanya dilakukan secara basa basi realisasi rata2 utk anggaran training biasanya tidak sampai 80%. Alih management memang ada, namun basa basi juga, semua keputusan dan kebijakan digariskan oleh kantor pusat, dan biasanya manager/VP yg indonesia tsb, akan dijadikan sebagai bemper bila ada TKI yg complain. Bahkan seperti cak Avi sampaikan, para TKI yg manager tsb dimanfaatkan oleh perusahaan utk berhadapan dg instansi Pemerintah. Terkait blok mahakam yg akan expire 2017, saya pikir sudah saatnya Pemerintah membuat Perusahaan Minyak Nasional yg kuat, mandiri, dan dikelola oleh anak bangsa sendiri, sehingga akan menjadi kebanggaan utk masa mendatang. Rasanya kok aneh dan lucu yaa, pemerintah masih mengkonsider Total Indonesie yg sdh menikmati hasil migas selama 50 tahun kontrak di blok mahakam, dan tdk memberikan kesempatan penuh kepada perusahaan anak bangsa untuk mengais sisa cadangan resiko rendah tsb. Kalau demikian halnya, kapan negri ini bisa mencontoh malaysia, dapat menambah devisa dari dalam negri maupun dari luar negaranya.. Misalkan dapat meniru Petronas yg sdh eksis dan punya cadangan migas di luar Malaysia, dg tujuan menambah devisa bagi kemakmuran rakyatnya. Ataukah memperthankan income negara dg terus menerus membuat utang, sampai suatu saat dinyatakan sbg negara gagal bayar?? Demikian, Salam Sumpah Pemuda ... (TA) Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka. Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. Rdp On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote: Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com'); Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa
Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak
Saya sangat setuju sekali press release IAGI ini yg memperlihatkan jiwa nasionalisme dan keberpihakan IAGI kepada NOC. Semoga suara IAGI ini mendapat perhatian pemerintah. Salam, MIK Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: iagi iagi...@cbn.net.id Date: Wed, 24 Oct 2012 08:13:14 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Cc: pp-iagi-2...@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kesempatan emas buat anak bangsa berkarya itu sebenarnya bukan hanya di blok mahakam, bnyak wilayah di Indonesia yang bisa kita pelajari untuk mencari cadangan2 baru. kita punya Pertamina,,eksplorlah sumberdaya negara ini dengan wadah Pertamina,buktikan kalau Pertamina juga bisa bersaing dengan oil company2 yg tidak berdarah Merah Putih itu. Menurut saya Pak Wamen hanya ingin menjaga Stabilitas energi Indonesia saja dengan bersikap demikian. jadi mungkin kita tidak harus Jatuh bangun dulu untuk bisa berdiri kembali Bersatulah demi Kedaulatan Energi yang sangat kita impikan ini. Salam Pemuda, Hikmatulloh From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, October 24, 2012 6:35 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi sering kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt posisi sbg pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh simple saat bikin budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke BPMigas, Migas dan Dep Naker Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan menunjukkan kebolehan dlm berkarya Salam Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 + To: Iagiiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji lebih tinggi dari pns kan??? Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno? Bolehkan berfikir beda?? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 +0700 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka. Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. Rdp On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote: Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth.
Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak
MANTAP!!! wslkm ES From: iagi iagi...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Cc: pp-iagi-2...@iagi.or.id Sent: Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM Subject: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada perusahaan minyak nasional. ‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12). Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar. Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret 2017 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk memperebutkan pengelolaan blok tersebut sudah dimulai. Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional, khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing. Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa semestinya diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak pengelolaan blok itu diperpanjang atau diberikan kembali ke perusahaan asing. Menurut Rovicky, banyak keuntungan yang diperoleh jika pengelolaan dipegang oleh perusahaan nasional. Pertama dari sisi pendapatan, karena dikelola oleh perusahaan nasional, maka hasil keuntungan tidak akan lari keluar negeri. Apalagi jika pengelolaan diberikan kepada Pertamina, maka negara dan rakyat yang akan diuntungkan. Kedua dengan pengelolaan di tangan perusahaan nasional berarti memberikan peluang kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia. Ketiga yang tidak kalah penting adalah menjamin bahwa produksi minyak dan gas itu untuk kepentingan domestic. ‘’Security of supply akan lebih terjamin,’’ kata Rovicky. Dalam konteks yang lebih luas, Rovicky memandang bahwa pengelolaan sumberdaya alam oleh persauaan domestic itu sekaligus juga merupakan strategi untuk mencapai ketahanan energi. Masa depan dunia salah satunya adalah ketahanhan energi, sehingga kita perlu mengamankan penggunaan energi dalam negeri kita sendiri. Secara hukum, blok yang sudah habis masa kontraknya itu dikembalikan kepada negara. Di sini pemerintah akan menentukan apakah kontrak tersebut diperpanjang atau tidak. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, hampir semua kontrak yang habis masa kontraknya diperpanjang lagi, termasuk Blok Mahakam yang dulu berakhir pada 31 Maret 1997 dan kemudian diperpanjang. Kini, kata Rovicky, dalam masa pemerintahan yang demokratis ini saatnya menempatkan nasionalisme digaris terdepan sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat. ‘’Nasionalisme itu kita buktikan dengan memberikan blok yang habis masa kontraknya ke perusahaan nasonal,’’ katanya. Terkait dengan itu, IAGI akan mengadakan diskusi panel bertajuk ‘Nasionalisasi Sumberdaya Alam’ pada 28 Oktober 2012 di Aula Mandiri Kampus UI Depok. Diskusi yang mengusik nasionalisme di bidang migas itu sekaligus untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke 84. (Iagi.or.id) Jakarta , 22 Oktober 2012 Ikatan Ahli Geologi Indonesia Presiden / Ketua Umum TTD Rovicky Dwi Putrohari Mobile phone : 08159120363 PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id/ Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak
Terima pak RDP ! Salute ! Read-One® -Original Message- From: iagi iagi...@cbn.net.id Date: Wed, 24 Oct 2012 08:13:14 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Cc: pp-iagi-2...@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Cak Cak , Bung Bung , Mas Mas Aku baru saja tahu kalau perbandingan antara Nasional dan Expat itu benar benar tdak adu il ya . Data yang baru saja saya dapat perbandingan pendapatan rata rata disalah satu perusahaan minyak asing adalah annually nasional /asing :kl 100.000 / 600.000. Kok bisa ya padahal cost recovery NANTINYA. Sampai dimana kontrol BP Migas Cak Phie ? si Abah From: aluthfi...@gmail.com aluthfi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, October 24, 2012 9:19 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Mas Aloy kalau kata expat ke nama2 yg disebut tsb. Ya DL... Derita Loe.. Guyon mas, kan mau Iedul Qurban relax lah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: aloysuna...@yahoo.com Date: Wed, 24 Oct 2012 01:02:20 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Cak. Vi,pak TAmsil,cak Henk dan temen2 IAGI, TKI Yunior masih idialis Geoscient dan masih adaptasi sambil menikmati gaji awal2,setelah senior lebih 15 th mulai tahu strategi busines,cost recovery,contract dll makanya mulai merasa tdk nyaman dan sadar sbg bangsa RI.contoh yg sya amati sewaktu di BPPKA teman kita Suherman T. Dialah pahlawan gas Tangguh apa yg didpt,nothing. Aulia di Caltex,Suta,Yuwono Unocal sama nasibnya dst.kenapa pemerintah slalu mihak PSC dan sebaliknya menekan NOC jawabnya adalah Wani Piro . Mulai preseden RI ke-2 Total sering lewat tool RI-1.btw mari temen2 meski udah tua semangat tetap spt Sumpah Pemuda demi generasi penerus kita. salam Aloy Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: tambis...@yahoo.com Date: Wed, 24 Oct 2012 00:05:32 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Pak Avi yth, Salut dan terimakasih atas sharing dan pengakuan jujur dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yg sdh bekerja pd perusahan kapitalis asing selama 24 th. Sebetulnya kondisi demikian, hampir dirasakan oleh banyak TKI yg berbakti di perusahaan migas asing, terutama pada perusahaan besar, namun sangat sedikit yg mau curhat secara terbuka. Saya pikir, berapapun gaji TKI yg diperoleh dari perusahaan minyak asing, tentu tetap akan membatin/sakit hati, bila kasat mata menyaksikan ketimpangan gaji dibanding TKA, pada hal tugas dan tanggung sama serta menjadi beban negara dalam bentuk cost recovery. Khabarnya kebanggan dan kenikmatan bekerja di perusahaan migas asing hanya sampai th ke 12-15, lebih dari itu akan mengurut dada sendiri menyaksikan keaneh2an dalam berbagai aspek Ketika bertugas di Pertamina BKKA tahun 1990-an, sering kali didatangi oleh senior yg berkeluh kesah tentang kelakuan orang asing, pengembangan karir dan masalah gaji yg tdk berimbang dg tenaga Kerja Asing (TKA). Ujung2nya beliau2 nanya, bgmn cara untuk bisa pindah ke BKKA... ngga boleh balas dendam yaww Meskipun dalam PSC tecantum keharusan indonesiasi dan alih teknologi, namun biasanya dilakukan secara basa basi realisasi rata2 utk anggaran training biasanya tidak sampai 80%. Alih management memang ada, namun basa basi juga, semua keputusan dan kebijakan digariskan oleh kantor pusat, dan biasanya manager/VP yg indonesia tsb, akan dijadikan sebagai bemper bila ada TKI yg complain. Bahkan seperti cak Avi sampaikan, para TKI yg manager tsb dimanfaatkan oleh perusahaan utk berhadapan dg instansi Pemerintah. Terkait blok mahakam yg akan expire 2017, saya pikir sudah saatnya Pemerintah membuat Perusahaan Minyak Nasional yg kuat, mandiri, dan dikelola oleh anak bangsa sendiri, sehingga akan menjadi kebanggaan utk masa mendatang. Rasanya kok aneh dan lucu yaa, pemerintah masih mengkonsider Total Indonesie yg sdh menikmati hasil migas selama 50 tahun kontrak di blok mahakam, dan tdk memberikan kesempatan penuh kepada perusahaan anak bangsa untuk mengais sisa cadangan resiko rendah tsb. Kalau demikian halnya, kapan negri ini bisa mencontoh malaysia, dapat menambah devisa dari dalam negri maupun dari luar negaranya.. Misalkan dapat meniru Petronas yg sdh eksis dan punya cadangan migas di luar Malaysia, dg tujuan menambah devisa bagi kemakmuran rakyatnya. Ataukah memperthankan income negara dg terus menerus membuat utang, sampai suatu saat dinyatakan sbg negara gagal bayar?? Demikian, Salam Sumpah Pemuda ... (TA) Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 +0700 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka.
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kopokso Is, podo bae karo IPA tokh ..? Dadi ra opo opo hahahaha si Abah From: Ismail lia...@indo.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, October 24, 2012 7:54 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Hebatnya lagi meskipun dianggap Penjajah tapi setiap kegiatan seminar / PIT gambar gambar Penjajah yg tertera dimana mana bahkan diatas panggung utamapun . Opo Tumon. . . . . Sent by Liamsi's Mobile Phone From: ok.taufik ok.tau...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 23:12:15 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Geologist merdeka itu hanya ADB, kalau produk jajahan ntar njajah juga dong?:) Powered by Geologist never died just stoned® From: nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 08:00:01 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Hehehehe ... itu namanya sengsara membawa nikmat setelah dijajah 24 tahun menjadi mumpuni wass, nyoto 2012/10/23 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus dicabut hak pengelolaannya doonk, karena gagal. Pegawai yg ada sekarang harus diberi kesempatan agar sukses pembelajarannya, jadi perlu diambil alih operatorship secepatnya. Supaya pembelajaran segera dimulai. Apapun jawabnya, tetep saja operatorship harus diambil, Bah. Kalau belajar dari Malesa yg saya tulis di Berita IAGI, selalu saja ada penurunan produksi selama transisi. Yg penging Harus disikapi sebagai proses yg wajar. Yg perlu dipersiapkan jangan tpancing kepanikan. Btw, grafik produksi blok ini sudah terlihat menurun sejak beberapa tahun lalu. Jagan kaget aja. Penurunan produksi tetep saja akan terjadi. Rdp -- Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari
[iagi-net-l] test test
Test , mohon info si Abah
Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak
Pembicaranya siapa saja nih ? Semoga bisa dari kedua belah pihak , sehingga memang terjadi pengkayaan intelektual dan bukan hanya indoktrinasi sepihak seperti zaman orde baru.. Masyarakat yang cerdas adalah masyarakat yang dengan bijak dapat memilih yang terbaik dari berbagai pilihan yang ada(jadi inget pilkada DKI nih) Dan sepertinya IAGI sebagai organisasi profesional dan intelektual pasti bisa bersikap berimbang dan bijak. On 10/24/12, iagi iagi...@cbn.net.id wrote: Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada perusahaan minyak nasional. ''Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk mengelola blok migas dimanapun,'' kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12). Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar. Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret 2017 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk memperebutkan pengelolaan blok tersebut sudah dimulai. Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional, khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing. Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa semestinya diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak pengelolaan blok itu diperpanjang atau diberikan kembali ke perusahaan asing. Menurut Rovicky, banyak keuntungan yang diperoleh jika pengelolaan dipegang oleh perusahaan nasional. Pertama dari sisi pendapatan, karena dikelola oleh perusahaan nasional, maka hasil keuntungan tidak akan lari keluar negeri. Apalagi jika pengelolaan diberikan kepada Pertamina, maka negara dan rakyat yang akan diuntungkan. Kedua dengan pengelolaan di tangan perusahaan nasional berarti memberikan peluang kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia. Ketiga yang tidak kalah penting adalah menjamin bahwa produksi minyak dan gas itu untuk kepentingan domestic. ''Security of supply akan lebih terjamin,'' kata Rovicky. Dalam konteks yang lebih luas, Rovicky memandang bahwa pengelolaan sumberdaya alam oleh persauaan domestic itu sekaligus juga merupakan strategi untuk mencapai ketahanan energi. Masa depan dunia salah satunya adalah ketahanhan energi, sehingga kita perlu mengamankan penggunaan energi dalam negeri kita sendiri. Secara hukum, blok yang sudah habis masa kontraknya itu dikembalikan kepada negara. Di sini pemerintah akan menentukan apakah kontrak tersebut diperpanjang atau tidak. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, hampir semua kontrak yang habis masa kontraknya diperpanjang lagi, termasuk Blok Mahakam yang dulu berakhir pada 31 Maret 1997 dan kemudian diperpanjang. Kini, kata Rovicky, dalam masa pemerintahan yang demokratis ini saatnya menempatkan nasionalisme digaris terdepan sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat. ''Nasionalisme itu kita buktikan dengan memberikan blok yang habis masa kontraknya ke perusahaan nasonal,'' katanya. Terkait dengan itu, IAGI akan mengadakan diskusi panel bertajuk 'Nasionalisasi Sumberdaya Alam' pada 28 Oktober 2012 di Aula Mandiri Kampus UI Depok. Diskusi yang mengusik nasionalisme di bidang migas itu sekaligus untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke 84. (Iagi.or.id) Jakarta , 22 Oktober 2012 Ikatan Ahli Geologi Indonesia Presiden / Ketua Umum TTD Rovicky Dwi Putrohari Mobile phone : 08159120363 PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. REGISTER NOW ! Contact Person: Email : pit.iagi.2...@gmail.com Phone : +62 82223 222341 (lisa) To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Akang, kalo cost recovery apa termasuk alat yang dipakai? Kalau iya berarti semua peralatan milik NKRI. Walah rugi 2X dong, sdh bayar keuntungan bayar pegawai perumahan transpor, memang judulnya 70 : 3O, tapi prAktis lebih dari 30 ke mereka, kan gajinya dibawa ke negara investor. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Date: Tue, 23 Oct 2012 19:44:10 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Cak Cak , Bung Bung , Mas Mas Aku baru saja tahu kalau perbandingan antara Nasional dan Expat itu benar benar tdak adu il ya . Data yang baru saja saya dapat perbandingan pendapatan rata rata disalah satu perusahaan minyak asing adalah annually nasional /asing :kl 100.000 / 600.000. Kok bisa ya padahal cost recovery NANTINYA. Sampai dimana kontrol BP Migas Cak Phie ? si Abah From: aluthfi...@gmail.com aluthfi...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, October 24, 2012 9:19 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Mas Aloy kalau kata expat ke nama2 yg disebut tsb. Ya DL... Derita Loe.. Guyon mas, kan mau Iedul Qurban relax lah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: aloysuna...@yahoo.com Date: Wed, 24 Oct 2012 01:02:20 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Cak. Vi,pak TAmsil,cak Henk dan temen2 IAGI, TKI Yunior masih idialis Geoscient dan masih adaptasi sambil menikmati gaji awal2,setelah senior lebih 15 th mulai tahu strategi busines,cost recovery,contract dll makanya mulai merasa tdk nyaman dan sadar sbg bangsa RI.contoh yg sya amati sewaktu di BPPKA teman kita Suherman T. Dialah pahlawan gas Tangguh apa yg didpt,nothing. Aulia di Caltex,Suta,Yuwono Unocal sama nasibnya dst.kenapa pemerintah slalu mihak PSC dan sebaliknya menekan NOC jawabnya adalah Wani Piro . Mulai preseden RI ke-2 Total sering lewat tool RI-1.btw mari temen2 meski udah tua semangat tetap spt Sumpah Pemuda demi generasi penerus kita. salam Aloy Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: tambis...@yahoo.com Date: Wed, 24 Oct 2012 00:05:32 + To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Pak Avi yth, Salut dan terimakasih atas sharing dan pengakuan jujur dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yg sdh bekerja pd perusahan kapitalis asing selama 24 th. Sebetulnya kondisi demikian, hampir dirasakan oleh banyak TKI yg berbakti di perusahaan migas asing, terutama pada perusahaan besar, namun sangat sedikit yg mau curhat secara terbuka. Saya pikir, berapapun gaji TKI yg diperoleh dari perusahaan minyak asing, tentu tetap akan membatin/sakit hati, bila kasat mata menyaksikan ketimpangan gaji dibanding TKA, pada hal tugas dan tanggung sama serta menjadi beban negara dalam bentuk cost recovery. Khabarnya kebanggan dan kenikmatan bekerja di perusahaan migas asing hanya sampai th ke 12-15, lebih dari itu akan mengurut dada sendiri menyaksikan keaneh2an dalam berbagai aspek Ketika bertugas di Pertamina BKKA tahun 1990-an, sering kali didatangi oleh senior yg berkeluh kesah tentang kelakuan orang asing, pengembangan karir dan masalah gaji yg tdk berimbang dg tenaga Kerja Asing (TKA). Ujung2nya beliau2 nanya, bgmn cara untuk bisa pindah ke BKKA... ngga boleh balas dendam yaww Meskipun dalam PSC tecantum keharusan indonesiasi dan alih teknologi, namun biasanya dilakukan secara basa basi realisasi rata2 utk anggaran training biasanya tidak sampai 80%. Alih management memang ada, namun basa basi juga, semua keputusan dan kebijakan digariskan oleh kantor pusat, dan biasanya manager/VP yg indonesia tsb, akan dijadikan sebagai bemper bila ada TKI yg complain. Bahkan seperti cak Avi sampaikan, para TKI yg manager tsb dimanfaatkan oleh perusahaan utk berhadapan dg instansi Pemerintah. Terkait blok mahakam yg akan expire 2017, saya pikir sudah saatnya Pemerintah membuat Perusahaan Minyak Nasional yg kuat, mandiri, dan dikelola oleh anak bangsa sendiri, sehingga akan menjadi kebanggaan utk masa mendatang. Rasanya kok aneh dan lucu yaa, pemerintah masih mengkonsider Total Indonesie yg sdh menikmati hasil migas selama 50 tahun kontrak di blok mahakam, dan tdk memberikan kesempatan penuh kepada perusahaan anak bangsa untuk mengais sisa cadangan resiko rendah tsb. Kalau demikian halnya, kapan negri ini bisa mencontoh malaysia, dapat menambah devisa dari dalam negri maupun dari luar negaranya.. Misalkan dapat meniru Petronas yg sdh eksis dan punya cadangan migas di luar Malaysia, dg tujuan menambah devisa bagi kemakmuran rakyatnya. Ataukah memperthankan
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Wah zamannya sudah lain Pak... zaman baheula , memang pekerja kps tidak bisa pindah ke kps lain karena peraturan BPPKA yang memang melarang hal tersebut terjadi. Tapi seperti yang sudah Pak Avi sebutkan , situasi sekarang sudah lain...banyak sudah generasi muda ggr kita yang baru 3/4 tahun experience sudah pindah pindah...tidak cuma antar kps tapi malah jadi tki di luar negeri.. jadi kalau kata orang, senyumlah yang tulus...biar dunia turut tersenyum bersamamu On 10/24/12, rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com wrote: Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi sering kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt posisi sbg pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh simple saat bikin budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke BPMigas, Migas dan Dep Naker Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan menunjukkan kebolehan dlm berkarya Salam Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 To: Iagiiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji lebih tinggi dari pns kan??? Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno? Bolehkan berfikir beda?? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka. Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. Rdp On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote: Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com'); Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({}, 'cvml', 'rovi...@gmail.com'); On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab 1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka sudah mendapatkan training yg bagus dari kami Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar smooth. (Kan pegawainya nasionalis juga, kan ?) 2. Wah, maaf posisi posisi kunci masih banyak dipegang oleh orang dari bangsa kami Action ... Berarti operator gagal menjalankan programnya, harus
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Itulah Mas Mangkanya seperti kata Pak Wamen, project Natuna ini sangat krusial.. Saya mengharapkan kalaupun Pertamina harus menggandeng KKS lain, Pertamina harus bisa jadi leader (bukan hanya bos lho) bagi KKS lainnya , sehingga 5 tahun lagi Pertamina sudah bisa menunjukkan ini lho gue Pertamina bisa menghandle project raksasa Natuna dengan sukses dan memberikan keuntungan negara secara optimum... Natuna 46 TCF saja kehandle dengan baik apalagi cuma Mahakam yang 2 TCF..kecil. Go Go Pertamina On 10/24/12, Hikmatulloh Geologist hikmat_geolog...@yahoo.com wrote: Kesempatan emas buat anak bangsa berkarya itu sebenarnya bukan hanya di blok mahakam, bnyak wilayah di Indonesia yang bisa kita pelajari untuk mencari cadangan2 baru. kita punya Pertamina,,eksplorlah sumberdaya negara ini dengan wadah Pertamina,buktikan kalau Pertamina juga bisa bersaing dengan oil company2 yg tidak berdarah Merah Putih itu. Menurut saya Pak Wamen hanya ingin menjaga Stabilitas energi Indonesia saja dengan bersikap demikian. jadi mungkin kita tidak harus Jatuh bangun dulu untuk bisa berdiri kembali Bersatulah demi Kedaulatan Energi yang sangat kita impikan ini. Salam Pemuda, Hikmatulloh From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, October 24, 2012 6:35 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi sering kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt posisi sbg pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh simple saat bikin budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke BPMigas, Migas dan Dep Naker Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan menunjukkan kebolehan dlm berkarya Salam Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 + To: Iagiiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji lebih tinggi dari pns kan??? Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno? Bolehkan berfikir beda?? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 +0700 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka. Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. Rdp On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote: Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Pak Yanto, Kalau yg aku ingat spt ini misal seorang BULE kerja di Indonesia dg NET SALARY USD 15,000,- Maka KPS bayar sbb (ini semua dala USD ya bukan rupidin): 1. Salary 15,000 2. GOI Tax 30% .. 5,000 3. Tax Point of Origin... 40%6,000 4. Housing 3,500 5. Medical .5,000 5. Insurance ..2,000 6. Bonus (THR/Cuti) ...2,500 - Grand Total ..39,000 / bulan x 12 = 468,000 / budget per tahun. dibulatkan jadi USD 500 K. Ini untuk level interpreter loh kalau orang lokal kan meskipun di bayar IDR 60jt kan pajaknya bayar sendiri, CNB yg lain katakan 30% lah, total yg KPS bayar buat LOKAL adalah IDR 80 jt x12 = IDR 1 Milyar + THR and Vacation = IDR 1.2 Milyar ... atau USD 130 K. Ini yg aku ingat on top of my head waktu oret2 budget di bulan Sept-Oct dulu di jaman Batu. Sekedar info, bukan bahan buat demo loh Avi 2012/10/24 Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com Cak Cak , Bung Bung , Mas Mas Aku baru saja tahu kalau perbandingan antara Nasional dan Expat itu benar benar tdak adu il ya . Data yang baru saja saya dapat perbandingan pendapatan rata rata disalah satu perusahaan minyak asing adalah annually nasional /asing :kl 100.000 / 600.000. Kok bisa ya padahal cost recovery NANTINYA. Sampai dimana kontrol BP Migas Cak Phie ? si Abah -- *From:* aluthfi...@gmail.com aluthfi...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 9:19 AM *Subject:* Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Mas Aloy kalau kata expat ke nama2 yg disebut tsb. Ya DL... Derita Loe.. Guyon mas, kan mau Iedul Qurban relax lah. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- *From: * aloysuna...@yahoo.com *Date: *Wed, 24 Oct 2012 01:02:20 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Cak. Vi,pak TAmsil,cak Henk dan temen2 IAGI, TKI Yunior masih idialis Geoscient dan masih adaptasi sambil menikmati gaji awal2,setelah senior lebih 15 th mulai tahu strategi busines,cost recovery,contract dll makanya mulai merasa tdk nyaman dan sadar sbg bangsa RI.contoh yg sya amati sewaktu di BPPKA teman kita Suherman T. Dialah pahlawan gas Tangguh apa yg didpt,nothing. Aulia di Caltex,Suta,Yuwono Unocal sama nasibnya dst.kenapa pemerintah slalu mihak PSC dan sebaliknya menekan NOC jawabnya adalah Wani Piro . Mulai preseden RI ke-2 Total sering lewat tool RI-1.btw mari temen2 meski udah tua semangat tetap spt Sumpah Pemuda demi generasi penerus kita. salam Aloy Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- *From: * tambis...@yahoo.com *Date: *Wed, 24 Oct 2012 00:05:32 + *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Pak Avi yth, Salut dan terimakasih atas sharing dan pengakuan jujur dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yg sdh bekerja pd perusahan kapitalis asing selama 24 th. Sebetulnya kondisi demikian, hampir dirasakan oleh banyak TKI yg berbakti di perusahaan migas asing, terutama pada perusahaan besar, namun sangat sedikit yg mau curhat secara terbuka. Saya pikir, berapapun gaji TKI yg diperoleh dari perusahaan minyak asing, tentu tetap akan membatin/sakit hati, bila kasat mata menyaksikan ketimpangan gaji dibanding TKA, pada hal tugas dan tanggung sama serta menjadi beban negara dalam bentuk cost recovery. Khabarnya kebanggan dan kenikmatan bekerja di perusahaan migas asing hanya sampai th ke 12-15, lebih dari itu akan mengurut dada sendiri menyaksikan keaneh2an dalam berbagai aspek Ketika bertugas di Pertamina BKKA tahun 1990-an, sering kali didatangi oleh senior yg berkeluh kesah tentang kelakuan orang asing, pengembangan karir dan masalah gaji yg tdk berimbang dg tenaga Kerja Asing (TKA). Ujung2nya beliau2 nanya, bgmn cara untuk bisa pindah ke BKKA... ngga boleh balas dendam yaww Meskipun dalam PSC tecantum keharusan indonesiasi dan alih teknologi, namun biasanya dilakukan secara basa basi realisasi rata2 utk anggaran training biasanya tidak sampai 80%. Alih management memang ada, namun basa basi juga, semua keputusan dan kebijakan digariskan oleh kantor pusat, dan biasanya manager/VP yg indonesia tsb, akan dijadikan sebagai bemper bila ada TKI yg complain. Bahkan seperti cak Avi sampaikan, para TKI yg manager tsb dimanfaatkan oleh perusahaan utk berhadapan dg instansi Pemerintah. Terkait blok mahakam yg akan expire 2017, saya pikir sudah saatnya Pemerintah membuat Perusahaan Minyak Nasional yg kuat,
[iagi-net-l] FW: [economicgeology] Fwd: FGMI-IAGI-UI: Geosaintis Muda Dedikasi Untuk Negeri Nasionalisasi SDA 28 Okt 2012 @UI-Depok.
Selamat pagi Bapak dan Ibu IAGI Netters Dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang akan jatuh pada 28 Oktober 2012 IAGI - FGMI - UI mempersembahkan Geosaintis Muda Dedikasi Bagi Negeri Nasionalisasi SDA Utk pembicara sesi pertama Geosaintis Muda Dedikasi Bagi Negeri 1. Rovicky Dwi Putrohari (Ketua IAGI) : Geosaintis Muda dan Ketahanan Energi Nasional 2. Mailendra (Sekjend HAGI) : Geosaintis Muda, Peran dalam Pembangunan Nasional 3. Mohammad Syaiful (Direktur ETTI) : Pembangunan Karakter Geosaintis Muda dan Tantangan ke depannya Utk pembicara sesi kedua Nasionalisasi SDA 1. Wakil dari DPR 2. Marwan Batubara (Direktur Indonesia Resources Studies/IRESS) serta 3. Achmad Luthfi (ex chairman IAGI) Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Hari: Minggu, 28 Oktober 2012 Jam: 08.00 - selesai Lokasi: Aula Bank Mandiri Syariah - UI - Depok Fasilitas: Gratis snack + makan siang utk 100 org peserta HTM: Free utk 100 org Diharapkan agar Bapak Ibu dapat mendaftarkan terlebih dahulu dengan mendaftar dengan sms ke no Nesya : 08561733710 Dengan format: 28Oktober2012(spasi)nama(spasi)IAGI Mohon dapat memberikan konfirmasi by sms. Mengingat perlunya utk pendataan kami terkait jumlah peserta dll. Salam, Forum Geosaintis Muda Indonesia Acara ini disponsori oleh *Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) *Forum Geosaintis Muda Indonesia (FGMI) * http://rovicky.wordpress.com/ http://rovicky.wordpress.com dan http://rovicky.com/ http://rovicky.com -- -- Gayuh ND Putranto Exploration Geologist PT Bumi Resources Minerals Mobile phone : 0811 3603469 Personal web : http://gayuh.putranto.net __._,_.___ http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/post;_ylc=X3oDMTJxaThkbXRqBF9 TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRtc2dJZAM3NDc1BHN lYwNmdHIEc2xrA3JwbHkEc3RpbWUDMTM1MDk5OTU2NQ--?act=replymessageNum=7475 Reply via web post mailto:gayuh.putra...@gmail.com?subject=Re%3A%20Fwd%3A%20FGMI-IAGI-UI%3A%20 %22Geosaintis%20Muda%20Dedikasi%20Untuk%20Negeri%22%20%26%20%22Nasionalisasi %20SDA%22%2028%20Okt%202012%20%40UI-Depok%2E Reply to sender mailto:economicgeol...@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Fwd%3A%20FGMI-IAGI-U I%3A%20%22Geosaintis%20Muda%20Dedikasi%20Untuk%20Negeri%22%20%26%20%22Nasion alisasi%20SDA%22%2028%20Okt%202012%20%40UI-Depok%2E Reply to group http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/post;_ylc=X3oDMTJmcnYwMHNpBF9 TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRzZWMDZnRyBHNsawN udHBjBHN0aW1lAzEzNTA5OTk1NjU- Start a New Topic http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/message/7475;_ylc=X3oDMTM1YzF sM2RhBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRtc2dJZAM 3NDc1BHNlYwNmdHIEc2xrA3Z0cGMEc3RpbWUDMTM1MDk5OTU2NQR0cGNJZAM3NDc1 Messages in this topic (1) Recent Activity: . http://groups.yahoo.com/group/economicgeology/members;_ylc=X3oDMTJnbmc5czdl BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRzZWMDdnRsBHNs awN2bWJycwRzdGltZQMxMzUwOTk5NTY1?o=6 New Members 3 http://groups.yahoo.com/group/economicgeology;_ylc=X3oDMTJmNDhocnI5BF9TAzk3 MzU5NzE0BGdycElkAzIwMDEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRzZWMDdnRsBHNsawN2Z2hw BHN0aW1lAzEzNTA5OTk1NjU- Visit Your Group http://groups.yahoo.com/;_ylc=X3oDMTJlMmFhaGN0BF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzIwM DEwMzE5BGdycHNwSWQDMTcwNzIxNjk3NwRzZWMDZnRyBHNsawNnZnAEc3RpbWUDMTM1MDk5OTU2N Q-- Yahoo! Groups Switch to: mailto:economicgeology-traditio...@yahoogroups.com?subject=Change%20Deliver y%20Format:%20Traditional Text-Only, mailto:economicgeology-dig...@yahoogroups.com?subject=Email%20Delivery:%20D igest Daily Digest . mailto:economicgeology-unsubscr...@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe Unsubscribe . http://docs.yahoo.com/info/terms/ Terms of Use . mailto:ygroupsnotificati...@yahoogroups.com?subject=Feedback%20on%20the%20r edesigned%20individual%20mail%20v1 Send us Feedback . http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=20010319/grpspId=1707216977/msgI d=7475/stime=1350999565/nc1=3848621/nc2=4507179/nc3=3848642 __,_._,___
Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Yang muda2 saja pengalaman kurang dari 10 thn, sudah pasang tarif 1200-1500net/day, zaman memang sudah berubah. Powered by Geologist never died just stoned® -Original Message- From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 10:04:31 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Wah zamannya sudah lain Pak... zaman baheula , memang pekerja kps tidak bisa pindah ke kps lain karena peraturan BPPKA yang memang melarang hal tersebut terjadi. Tapi seperti yang sudah Pak Avi sebutkan , situasi sekarang sudah lain...banyak sudah generasi muda ggr kita yang baru 3/4 tahun experience sudah pindah pindah...tidak cuma antar kps tapi malah jadi tki di luar negeri.. jadi kalau kata orang, senyumlah yang tulus...biar dunia turut tersenyum bersamamu On 10/24/12, rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com wrote: Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi sering kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt posisi sbg pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh simple saat bikin budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke BPMigas, Migas dan Dep Naker Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan menunjukkan kebolehan dlm berkarya Salam Avi Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Bandono Salim bandon...@gmail.com Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 To: Iagiiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji lebih tinggi dari pns kan??? Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno? Bolehkan berfikir beda?? Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ? Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju dari mereka. Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi. Rdp On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro wrote: Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-)) Terlepas dari itu semua, positifnya kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun... 2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.comjavascript:_e({}, 'cvml', 'rakhmadi.avia...@gmail.com'); Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih mumpuni. Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston (untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin ke BPMigas. Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah hiks hiks hiks Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya ngga cocok. lam salam Avi 2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com javascript:_e({}, 'cvml', 'rovi...@gmail.com'); On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote: Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya. Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. Ditanya aja Opratornya - bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ? Jawab
Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak
Agak bingungdotcom Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum. Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI, Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ? Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman IAGI. Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI adalah... Dll. Sekedar koreksi sajah. Salam Oki
Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak
Yg disampaikan ini kan umum , ini juga bisa keluar dari organisasi lain spt IPA, IATMI atau bahkan LSM SDA, Mungkin saya salah Karena saya awam migas kok tdk bisa melihat hal hal yg khusus {aspek geologinya } yg disampaikan yg membedakan dg organisasi lain , karena ini organisasi khusus profesi/ geologi Sent by Liamsi's Mobile Phone -Original Message- From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Date: Tue, 23 Oct 2012 21:00:03 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak Agak bingungdotcom Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum. Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI, Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ? Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman IAGI. Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI adalah... Dll. Sekedar koreksi sajah. Salam Oki
Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak
Press releasenya yang lengkap akan dikeluarkan pada Hari Sumpah Pemuda besok setelah Panel Diskusi. Ini liputan awal sebagai teaser ;-) RDP 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Agak bingungdotcom Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum. Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI, Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ? Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman IAGI. Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI adalah... Dll. Sekedar koreksi sajah. Salam Oki -- * From: * ES ec...@yahoo.com; * To: * iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; * Subject: * Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak * Sent: * Wed, Oct 24, 2012 2:11:22 AM MANTAP!!! wslkm ES *From:* iagi iagi...@cbn.net.id *To:* iagi-net@iagi.or.id *Cc:* pp-iagi-2...@iagi.or.id *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM *Subject:* [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak *Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak* Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada perusahaan minyak nasional. ‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12). Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar. Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret 2017 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk memperebutkan pengelolaan blok tersebut sudah dimulai. Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional, khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing. Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa semestinya diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak pengelolaan blok itu diperpanjang atau diberikan kembali ke perusahaan asing. Menurut Rovicky, banyak keuntungan yang diperoleh jika pengelolaan dipegang oleh perusahaan nasional. Pertama dari sisi pendapatan, karena dikelola oleh perusahaan nasional, maka hasil keuntungan tidak akan lari keluar negeri. Apalagi jika pengelolaan diberikan kepada Pertamina, maka negara dan rakyat yang akan diuntungkan. Kedua dengan pengelolaan di tangan perusahaan nasional berarti memberikan peluang kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia. Ketiga yang tidak kalah penting adalah menjamin bahwa produksi minyak dan gas itu untuk kepentingan domestic. ‘’Security of supply akan lebih terjamin,’’ kata Rovicky. Dalam konteks yang lebih luas, Rovicky memandang bahwa pengelolaan sumberdaya alam oleh persauaan domestic itu sekaligus juga merupakan strategi untuk mencapai ketahanan energi. Masa depan dunia salah satunya adalah ketahanhan energi, sehingga kita perlu mengamankan penggunaan energi dalam negeri kita sendiri. Secara hukum, blok yang sudah habis masa kontraknya itu dikembalikan kepada negara. Di sini pemerintah akan menentukan apakah kontrak tersebut diperpanjang atau tidak. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, hampir semua kontrak yang habis masa kontraknya diperpanjang lagi, termasuk Blok Mahakam yang dulu berakhir pada 31 Maret 1997 dan kemudian diperpanjang. Kini, kata Rovicky, dalam masa pemerintahan yang demokratis ini saatnya menempatkan nasionalisme digaris terdepan sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat. ‘’Nasionalisme itu kita buktikan dengan memberikan blok yang habis masa kontraknya ke perusahaan nasonal,’’ katanya. Terkait dengan itu, IAGI akan mengadakan diskusi panel bertajuk ‘Nasionalisasi Sumberdaya Alam’ pada 28 Oktober 2012 di Aula Mandiri Kampus UI Depok. Diskusi yang mengusik nasionalisme di bidang migas itu sekaligus untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke 84. (Iagi.or.id http://iagi.or.id/) Jakarta , 22 Oktober 2012 Ikatan Ahli Geologi Indonesia Presiden / Ketua Umum TTD *Rovicky Dwi Putrohari* Mobile phone : 08159120363 * * PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di
Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak
Informasi... Pak kepala badan geologi akan talkshow di tv one jam 11.30 sekarang.. Mengenai pengembangan geopark indonesia Terimakasih Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Date: Wed, 24 Oct 2012 11:24:30 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak Press releasenya yang lengkap akan dikeluarkan pada Hari Sumpah Pemuda besok setelah Panel Diskusi. Ini liputan awal sebagai teaser ;-) RDP 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Agak bingungdotcom Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum. Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI, Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ? Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman IAGI. Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI adalah... Dll. Sekedar koreksi sajah. Salam Oki -- * From: * ES ec...@yahoo.com; * To: * iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; * Subject: * Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak * Sent: * Wed, Oct 24, 2012 2:11:22 AM MANTAP!!! wslkm ES *From:* iagi iagi...@cbn.net.id *To:* iagi-net@iagi.or.id *Cc:* pp-iagi-2...@iagi.or.id *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM *Subject:* [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak *Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak* Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada perusahaan minyak nasional. ‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12). Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar. Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret 2017 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk memperebutkan pengelolaan blok tersebut sudah dimulai. Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional, khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing. Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa semestinya diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak pengelolaan blok itu diperpanjang atau diberikan kembali ke perusahaan asing. Menurut Rovicky, banyak keuntungan yang diperoleh jika pengelolaan dipegang oleh perusahaan nasional. Pertama dari sisi pendapatan, karena dikelola oleh perusahaan nasional, maka hasil keuntungan tidak akan lari keluar negeri. Apalagi jika pengelolaan diberikan kepada Pertamina, maka negara dan rakyat yang akan diuntungkan. Kedua dengan pengelolaan di tangan perusahaan nasional berarti memberikan peluang kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia. Ketiga yang tidak kalah penting adalah menjamin bahwa produksi minyak dan gas itu untuk kepentingan domestic. ‘’Security of supply akan lebih terjamin,’’ kata Rovicky. Dalam konteks yang lebih luas, Rovicky memandang bahwa pengelolaan sumberdaya alam oleh persauaan domestic itu sekaligus juga merupakan strategi untuk mencapai ketahanan energi. Masa depan dunia salah satunya adalah ketahanhan energi, sehingga kita perlu mengamankan penggunaan energi dalam negeri kita sendiri. Secara hukum, blok yang sudah habis masa kontraknya itu dikembalikan kepada negara. Di sini pemerintah akan menentukan apakah kontrak tersebut diperpanjang atau tidak. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, hampir semua kontrak yang habis masa kontraknya diperpanjang lagi, termasuk Blok Mahakam yang dulu berakhir pada 31 Maret 1997 dan kemudian diperpanjang. Kini, kata Rovicky, dalam masa pemerintahan yang demokratis ini saatnya menempatkan nasionalisme digaris terdepan sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat. ‘’Nasionalisme itu kita buktikan dengan memberikan blok yang habis masa kontraknya ke perusahaan nasonal,’’ katanya. Terkait dengan itu, IAGI akan mengadakan diskusi panel bertajuk ‘Nasionalisasi Sumberdaya Alam’ pada 28 Oktober 2012 di Aula Mandiri Kampus UI Depok. Diskusi yang mengusik nasionalisme di bidang migas itu sekaligus untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke 84. (Iagi.or.id http://iagi.or.id/) Jakarta , 22 Oktober 2012 Ikatan
Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak
Lha kalau gitu judulnya jangan press release IAGI lengkap dengan tandatangan ketua umum dibawahnya dong dhe...he ehe he...
Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak
saya bingung juga dg format press release ini. walau begitu sangat menghargai langkah ini. sejogjanya ada press release bersama IAGI-IATMI-HAGI karena mengelola ladang migas bukan hanya domain IAGI. tantangan bidang engineering (construction, drilling,production) mungkin malah lebih besar. karena cost-nya kan kebanyakan ke sana, bukan ke GG. salam, 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Lha kalau gitu judulnya jangan press release IAGI lengkap dengan tandatangan ketua umum dibawahnya dong dhe...he ehe he... -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; *To: *iagi-net@iagi.or.id; *Subject: *Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak *Sent: *Wed, Oct 24, 2012 4:24:30 AM Press releasenya yang lengkap akan dikeluarkan pada Hari Sumpah Pemuda besok setelah Panel Diskusi. Ini liputan awal sebagai teaser ;-) RDP 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Agak bingungdotcom Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum. Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI, Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ? Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman IAGI. Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI adalah... Dll. Sekedar koreksi sajah. Salam Oki -- *From: *ES ec...@yahoo.com; *To: *iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; *Subject: *Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak *Sent: *Wed, Oct 24, 2012 2:11:22 AM MANTAP!!! wslkm ES *From:* iagi iagi...@cbn.net.id *To:* iagi-net@iagi.or.id *Cc:* pp-iagi-2...@iagi.or.id *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM *Subject:* [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak *Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak* Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada perusahaan minyak nasional. ‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12). Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar. Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret 2017 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk memperebutkan pengelolaan blok tersebut sudah dimulai. Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional, khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing. Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa semestinya diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak pengelolaan blok itu diperpanjang atau diberikan kembali ke perusahaan asing. Menurut Rovicky, banyak keuntungan yang diperoleh jika pengelolaan dipegang oleh perusahaan nasional. Pertama dari sisi pendapatan, karena dikelola oleh perusahaan nasional, maka hasil keuntungan tidak akan lari keluar negeri. Apalagi jika pengelolaan diberikan kepada Pertamina, maka negara dan rakyat yang akan diuntungkan. Kedua dengan pengelolaan di tangan perusahaan nasional berarti memberikan peluang kerja yang lebih luas kepada tenaga kerja Indonesia. Ketiga yang tidak kalah penting adalah menjamin bahwa produksi minyak dan gas itu untuk kepentingan domestic. ‘’Security of supply akan lebih terjamin,’’ kata Rovicky. Dalam konteks yang lebih luas, Rovicky memandang bahwa pengelolaan sumberdaya alam oleh persauaan domestic itu sekaligus juga merupakan strategi untuk mencapai ketahanan energi. Masa depan dunia salah satunya adalah ketahanhan energi, sehingga kita perlu mengamankan penggunaan energi dalam negeri kita sendiri. Secara hukum, blok yang sudah habis masa kontraknya itu dikembalikan kepada negara. Di sini pemerintah akan menentukan apakah kontrak tersebut diperpanjang atau tidak. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, hampir semua kontrak yang habis masa kontraknya diperpanjang lagi, termasuk Blok Mahakam yang dulu berakhir pada 31 Maret 1997 dan kemudian diperpanjang. Kini, kata Rovicky, dalam masa pemerintahan yang demokratis ini saatnya menempatkan nasionalisme digaris terdepan sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat. ‘’Nasionalisme itu kita buktikan dengan memberikan blok yang habis masa kontraknya ke perusahaan
Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak
Al Amin, Ini pendapat saya loh, press release ini perlu krn pak Wamen lately banyak mengeluarkan statement yg aneh2, anda harus ingat dalam setiap Capturing Asset ... baca lapangan Migas ... yg turun duluan itu team GG, untuk memastikan besar containernya, Sw, Porosity, pressure untuk melihat reservoir conectivity dsb, up-side potential dari yg undrill prospects and leads, setelah tahu reservesnya baru Res-Eng dan Driller dan Facilities Eng ikut turun, aku masih ingat waktu EM masuk ke Angola th 80an, yg turun cuman Chef Geoscientist di bantu bbrp stratigrapher, karena neednya memang begitu, dari hasil itu diputuskan ambil (krn waktu itu stagenya masih dalam stage Exploration), critanya itu sukses pengaplikasian Seq.Strat oleh EM yg di temukannya di th 1977. Hasilnya EM sekarang produksinya 1BBOD dari Angola. Seingatku selama di New Venture yg ditargetkan dari HQ misal untuk SEA and Aussie hanya bagus di lanjut kalau potential recoverable resurcesnya misal 500MMBO, kalau ada yg seperti ini (baca dg argumen GG yg make sense) maka budgetnya akan dikeluarkan, karena kalau ada reserves500 MMBO meskipun sunk costnya 300jt USD toh discovery costnya cuman 300/500 = 0.6 USD/ bbl ini sudah murah sekali. Nah berdasarkan assumsi ini maka itulah analoginya kenapa IAGI bikin statement / press realese, yg tahu isi blok Mahakam itu GG baik yg remaining reserves maupun yg up-side potentialnya, lah IATMI mestinya nanti, dg begini bukan berarti IATMI tidak penting loh, ya penting tapi lebih down the road of the process. Begitu pak Al Amin Salam makan siang yuk Avi 2012/10/24 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com saya bingung juga dg format press release ini. walau begitu sangat menghargai langkah ini. sejogjanya ada press release bersama IAGI-IATMI-HAGI karena mengelola ladang migas bukan hanya domain IAGI. tantangan bidang engineering (construction, drilling,production) mungkin malah lebih besar. karena cost-nya kan kebanyakan ke sana, bukan ke GG. salam, 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Lha kalau gitu judulnya jangan press release IAGI lengkap dengan tandatangan ketua umum dibawahnya dong dhe...he ehe he... -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; *To: *iagi-net@iagi.or.id; *Subject: *Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak *Sent: *Wed, Oct 24, 2012 4:24:30 AM Press releasenya yang lengkap akan dikeluarkan pada Hari Sumpah Pemuda besok setelah Panel Diskusi. Ini liputan awal sebagai teaser ;-) RDP 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Agak bingungdotcom Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum. Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI, Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ? Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman IAGI. Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI adalah... Dll. Sekedar koreksi sajah. Salam Oki -- *From: *ES ec...@yahoo.com; *To: *iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; *Subject: *Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak *Sent: *Wed, Oct 24, 2012 2:11:22 AM MANTAP!!! wslkm ES *From:* iagi iagi...@cbn.net.id *To:* iagi-net@iagi.or.id *Cc:* pp-iagi-2...@iagi.or.id *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM *Subject:* [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak *Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak* Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada perusahaan minyak nasional. ‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12). Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar. Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret 2017 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk memperebutkan pengelolaan blok tersebut sudah dimulai. Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional, khususnya Pertamina. DI pihak lain, banyak orang pemerintah yang masih berpikir untuk tetap memberikan blok tersebut kepada asing. Menyikapi perdebatan tersebut, Rovicky tetap berpendirian bahwa semestinya diberikan ke perusahaan nasional. Bagi dia tidak alasan kontrak pengelolaan
Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak
Thanks Pak Avi, Karena yang selalu diragukan Pak Wamen sepertinya teknis ngebor dan produksi. Bukan teknis ngitung reserve. Kalau teriaknya bareng-bareng kan lebih kenceng, begitu maksud saya. Salam, 2012/10/24 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com Al Amin, Ini pendapat saya loh, press release ini perlu krn pak Wamen lately banyak mengeluarkan statement yg aneh2, anda harus ingat dalam setiap Capturing Asset ... baca lapangan Migas ... yg turun duluan itu team GG, untuk memastikan besar containernya, Sw, Porosity, pressure untuk melihat reservoir conectivity dsb, up-side potential dari yg undrill prospects and leads, setelah tahu reservesnya baru Res-Eng dan Driller dan Facilities Eng ikut turun, aku masih ingat waktu EM masuk ke Angola th 80an, yg turun cuman Chef Geoscientist di bantu bbrp stratigrapher, karena neednya memang begitu, dari hasil itu diputuskan ambil (krn waktu itu stagenya masih dalam stage Exploration), critanya itu sukses pengaplikasian Seq.Strat oleh EM yg di temukannya di th 1977. Hasilnya EM sekarang produksinya 1BBOD dari Angola. Seingatku selama di New Venture yg ditargetkan dari HQ misal untuk SEA and Aussie hanya bagus di lanjut kalau potential recoverable resurcesnya misal 500MMBO, kalau ada yg seperti ini (baca dg argumen GG yg make sense) maka budgetnya akan dikeluarkan, karena kalau ada reserves500 MMBO meskipun sunk costnya 300jt USD toh discovery costnya cuman 300/500 = 0.6 USD/ bbl ini sudah murah sekali. Nah berdasarkan assumsi ini maka itulah analoginya kenapa IAGI bikin statement / press realese, yg tahu isi blok Mahakam itu GG baik yg remaining reserves maupun yg up-side potentialnya, lah IATMI mestinya nanti, dg begini bukan berarti IATMI tidak penting loh, ya penting tapi lebih down the road of the process. Begitu pak Al Amin Salam makan siang yuk Avi 2012/10/24 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com saya bingung juga dg format press release ini. walau begitu sangat menghargai langkah ini. sejogjanya ada press release bersama IAGI-IATMI-HAGI karena mengelola ladang migas bukan hanya domain IAGI. tantangan bidang engineering (construction, drilling,production) mungkin malah lebih besar. karena cost-nya kan kebanyakan ke sana, bukan ke GG. salam, 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Lha kalau gitu judulnya jangan press release IAGI lengkap dengan tandatangan ketua umum dibawahnya dong dhe...he ehe he... -- *From: *Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com; *To: *iagi-net@iagi.or.id; *Subject: *Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak *Sent: *Wed, Oct 24, 2012 4:24:30 AM Press releasenya yang lengkap akan dikeluarkan pada Hari Sumpah Pemuda besok setelah Panel Diskusi. Ini liputan awal sebagai teaser ;-) RDP 2012/10/24 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Agak bingungdotcom Ini Press release khan keluarnya dari IAGI yang diwakili cak Ketum. Tapi bahasa yang dipakai koq bahasa orang ketiga : Kata ketua IAGI, Rovicky berpendapat, menurut RDP dll. ? Jadi berkesan bahwa ini adalah liputan berita wartawan atas pengumuman IAGI. Mestinya yang dipakai adalah bahasa orang pertama semisal IAGI menganggap..., saya sebagai ketua IAGI berpendapat posisi IAGI adalah... Dll. Sekedar koreksi sajah. Salam Oki -- *From: *ES ec...@yahoo.com; *To: *iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id; *Subject: *Re: [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak *Sent: *Wed, Oct 24, 2012 2:11:22 AM MANTAP!!! wslkm ES *From:* iagi iagi...@cbn.net.id *To:* iagi-net@iagi.or.id *Cc:* pp-iagi-2...@iagi.or.id *Sent:* Wednesday, October 24, 2012 8:13 AM *Subject:* [iagi-net-l] Press release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak *Press Release IAGI : Indonesia Mampu Mengelola PSC yang Habis Kontrak* Kepercayaan terhadap kemampuan dan potensi yang dimiliki anak bangsa harus diperlihatkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah memberikan hak pengelolaan blok migas asing yang sudah selesai masa kontraknya kepada perusahaan minyak nasional. ‘’Kita memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, sangat mampu untuk mengelola blok migas dimanapun,’’ kata Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Selasa (23/10/12). Persoalan finansial juga tidak menjadi masalah, karena semua fasilitas untuk memproduksi minyak yang sudah habis masa kontraknya, sudah terbayar. Dalam beberapa pekan belakangan ini, muncul perdebatan mengenai siapa yang pantas untuk mengelola Blok Mahakam yang akan berakhir pada 31 Maret 2017 nanti. Meskipun masih cukup lama tetapi ancang-ancang untuk memperebutkan pengelolaan blok tersebut sudah dimulai. Di satu sisi ada kelompok kritis yang menginginkan agar pengelolaan blok yang habis masa kontraknya diberikan sepenuhnya kepada perusanaan nasional,